SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 15
SISTEM HUKUM INTERNASIONAL




              Di susun oleh :



      Nama          : Nur azizah

      Kelas         : 2EA21

      NPM           : 15210155

      TUGAS        : MAKALAH



        Universitas Gunadarma


                   2012
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah Sistem Hukum Internasional.

Makalah ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas pendidikan kewarganegaraan,sesuai
dengan ketentuan yang telah diberikan oleh bapak Sri waluyo sebagai dosen pengajar.dengan
adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat menjadi warga Negara yang bertanggung jawab
dalam kehidupan bernegara.serta memahami mengenai sistem hukum internasional. dan
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi saya dan para pembaca nya,mohon maaf apabila
terdapat kekurangan penyusunan makalah ini.




                                                                Jakarta, Mei 2012

                                                                   Hormat saya




                                              II
DAFTAR ISI

JUDUL ………………………………………………………………………………… I
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………. II
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………… III
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………1

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH………………………………………………...1

BAB II PEMBAHASAN……………………………...………………………………...2

2.1 MAKNA HUKUM INTERNASIONAL…………………………………………....2

2.2 ASAS HUKUM INTERNASIONAL…………………………………………….....4

2.3 SUMBER HUKUM INTERNASIONAL…………………………………………...5

2.4 PROSES RATIFIKASI HUKUM INTERNASIONAL MENJADI HUKUM
  NASIONAL………………………………………………………………………....6
2.5 SEBAB - SEBAB TIMBULNYA SENGKETA INTERNASIONAL……………...7


2.6 PERANAN MAHKAMAH INTERNASIONAL DALAM MENYELESAIKAN
  SENGKETA INTERNASIONAL…………………………………………………..8
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...11
III




                                             BAB I

                                       PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dapat hidup berdampingan secara damai dengan bangsa – bangsa lain merupakan dambaan bagi
setiap bangsa yang beradab di dunia. Secara fisik maupun psikis, hati nurani manusia sangat
merindukan rasa damai, aman, tertib, dan tenteram dalam suasana perikeadilan dan
perikemanusiaan.

Hal terpenting dari keinginan luhur untuk dapat hidup berdampingan secara damai dalam
pergaulan dunia adalah pengalaman sejarah, terutama banyaknya Negara yang terlibat Perang
Dunia II yang menimbulkan kerugian besar di berbagai bidang kehidupan. Oleh karena itu, guna
membangun dasar – dasar hubungan antarbangsa yang bebas dan demokratis serta dapat
menentukan nasibnya sendiri, dibentuklah PBB.

PBB yang berdiri pada tanggal 24 Oktober 1945, diharapkan mampu menjadi wadah upaya
penyelesaian sengketa – sengketa bilateral, regional, maupun multilateral secara adil, bijaksana,
dan proposional. Tujuan berdirinya PBB adalah

“Untuk menjamin perdamaian dan keamanan setia anggota, sehingga para anggota dapat
terjamin kelangsungan hidupnya dan tidak ada tekanan dari Negara lain.”
1




                                             BAB II

                                        PEMBAHASAN



2.1 Makna Hukum Internasional

Istilah hukum internasional dikenal dalam berbagai istilah dan bahasa. Menurut bahasa
Indonesia, hukum internasional adalah hukum bangsa – bangsa, hukum antarbangsa dan hukum
antarnegara.

Menurut bahasa asing hukum internasional adalah internasional law, common law, law of
mankind, law of nations, transnational law (Inggris), droit gens (Perancis), volkenreet (Jerman),
volkenrecht (Belanda), ius gentium/ius intergentes (Romawi).

       Pengertian hukum internasionalmenurut para ahli, sebagai berikut.




   -   Hugo De Groot

    Hugo de groot (Grotius) dalam bukunya de jure belli ac pacis (perihal perang dan damai)
   mengemukakan, bahwa hukum dan hubungan internasional didasarkan pada kemauan bebas
   atau hukum alam dan persetujuan beberapa atau semua Negara. Ini ditujukan demi
   kepentingan bersama dari mereka yang menyatakan diri di dalamnya.

   -                     Prof. Dr. J.G. Starke

    Hukum internasional adalah sekumpulan hukum (body of law) yang sebagian besar terdiri
   dari asas-asas dan karena itu biasanya ditaati dalam hubungan antarnegara.
2




   -                    Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmaja, S.H

Hukum internasional adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan
atau persoalan yang melintasi batas-batas Negara dengan subjek hukum internasional lainnya
yang bukan Negara satu sama lain.

   -                    Wirjono Prodjodikoro

Hukum internasional adalah hukum yang menagtur perhubungan hukum antar berbagai bangsa
di berbagai Negara.




Berdasarkan makna atau pengertian dari para ahli hukum internasional dalam penerapannya
dapat dibedakan menjadi hukum perdata internasional dan hukum public internasional.

       a.               Hukum perdata internasional

Adalah hukum internasional yang mengatur hubungan hukum antara warga Negara di suatu
Negara dengan warga Negara dari Negara lain (hukum antarbangsa).

       b.               Hukum publik internasional

Adalah hukum internasional yang mengatur Negara yang sau denagn Negara yang lain dalam
hubungan internasional (hukum antarnegara).
3




   2.2                  Asas Hukum Internasional

Berlakunya hukum internasional dalam rangka menjalin hubungan antarbangsa, terlebih dahulu
harus memperhatikan asas-asas berikut.

         a.             Asas Teritorial

Asas ini didasarkan pada kekuasaan Negara atas daerahnya. Menurut asas ini, Negara
melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang atau orang yang berada di luar
wilayah tersebut, berlaku hukum asing (internasional) sepenuhnya.

         b.             Asas Kebangsaan

Asas ini didasarkan pada kekuasaan Negara untuk warga negaranya. Menurut asas ini, setiap
warga Negara dimana pun berada, tetap mendapat perlakuan hukum dari negaranya. Asas ini
mempunyai kekuatan dari extraterritorial. Artinya, hukum dari Negara tersebut tetap berlaku
juga bagi warga Negara, walaupun berada di Negara asing.

         c.             Asas Kepentingan Umum

Asas ini didasarkan pada kewenangan Negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan
dalm kehidupan bermasyarkat. Dalam hal ini, Negara dapat menyesuaikan diri denagan semua
keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut denagn kepntingan umum. Jadi, hukum tidak terkait
pada bataas-batas wilayah suatu Negara.




                                                     4




   2.3                     Sumber Hukum Internasional

Sumber hukum internasional, dapat dibedakan antara sumber hukum material dan sumber hukum
dalam arti formal. Sumber hukum material adalah seumber hukum yang membahas dasar
berlakunya hukum suatu Negara, sedangkan sumber hukum formal adalah sumber dari mana kita
mendapatkan atau manemukan ketentuan-ketentuan hukum internasional.

Menurut Brierly, sumber hukum internasional dalam hukum formal merupakan sumber hukum
paling utama dan memiliki otoritas tertinggi dan otentik yang dapat digunakan oleh di dalam
mahkamah internasional dalam memutuskan suatu sengketa internasional adalah pasal 38
Piagam mahkamah Internasional pasal 38, adalah sebagai berikut:

         a.                Perjanjian internasional (traktat = treaty).

         b.                Kebiasaan-kebiasaan internasional yang terbukti dalam praktek umum
              dan diterima sebagai hukum.

         c.                Asas-asas umum hukum yang diakui oleh bangsa-bangsa beradab.

         d.                Keputusan-keputusan hakim dan ajaran-ajaran para ahli hukum
              internasional dari berbagai Negara sebagai alat tambahan ntuk menentukan hukum.
e.             Pendapat-pendapat para ahli yang terkemuka.




                                                    5




   2.4                  Proses Ratifikasi Hukum Internasional Menjadi Hukum Nasional



         a.             Pengertian Ratifikasi

Dalam konvensi Wina tahun 1969 tentang hukum internasional, disebutkan bahwa dalam
pembuatan hukum baik ilateral maupun multimateral dapat dilakukan melalui tahap-tahap
perundungan (negotiation), penandatanganan (signature) dan pengesahan (ratification).

Ratifikasi merupakan suatu cara yang sudah melembaga dalam kegiatan hukum internasional.
Hal ini menumbuhkan keyakinan pada lembaga-lembaga perwakilan rakyat bahwa wakil rakyat
yang menandatangani suatu perjanjian tidak melakukan hal-hal yang bertentangan denagn
kepentingan umum. Sistem ratifikasi dapat di bedakan menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut:

   -                     Ratifikasi oleh badan eksekutif. Sistem ini biasanya dilakukan oleh
       raja-raja absolute dan pemerintahan otoriter.

   -                     Ratifikasi oleh badan legislative. Sistem ini jarang digunakan.

   -                     Ratifikasi campuran. Sistem ini paling bnayak digunakan karena
       peranan legislative dan eksekuti sama-sama menentukan dalam proses ratifikasi suatu
       perjanjian.



       b.                Proses Ratifikasi

Suatu Negara mengikatkan diri pada suatu oerjanjian dengna syarat telah disahkan oleh badan
yang berwenang dinegaranya.penandatanganan atas perjanjian hanya bersifat sementara dan
masih harus dikuatkan dengan pengesahan atau penguatan.

Persetujuan untuk meratifikasi (mengikatkan diri) tersebut, dapat diberikan dengan berbagai
cara, tergantung pada persetujuan mereka. Misalnya, dengan penandatanganan, ratifikasi,
pernyataan turut sert (accession), ataupun pertanyaan menerima (acceptance) dan dapat juga
dengan cara pertukaran naskah yang sudah ditandatangani. Berikut ini ada beberapa contoh
proses ratifikasi dari hukum internasional menjadi hukum nasional.

                                                6




       -                 Persetujuan Indonesia-belanda mengenai penyerahan irian barat (papua)
            yang ditandatangani di New York (15 januari 1962), disebut agreement. Akan tetapi,
            karena pentingnya materi yang diatur di dalam agreement tersebut maka dianggap
            sama dengan treaty. Sebagai konsekuensinya, presiden memerlukan persetujuan DPR
            dalam bentuk pernyataan pendapat.
-                 Perjanjian antara Indonesia – Australia mengenai garis batas wilayah
              Indonesia dengan Papua New Guinea yang ditandatangani di Jakarta, 12 Februari
              1973 dalam bentuk Agreement.




   2.5                     Sebab - Sebab Timbulnya Sengketa Internasional



Dalam data pergaulan dunia, hubungan antarnegara meskipun telah diatur dalam hukum atau
perjanjian internasional, ternyata masih terdapat sengketa internasional. Peran PBB dalam
mencari dan menemukan serta menyelesaikan sengketa internasional, belum banyak memuaskan
seluruh anggotanya. Hal itu dikarenakan bahwa lembaga PBB sering tidak mampu berbuat
banyak jika ada anggotanya (terutama pemegang hak veto) yang melakukan pelanggaran.

Berbagai pelanggaran terhadap hukum atau perjanjian internasional, dapat menyebabkan
timbulnya sengketa internasional. Beberapa contoh timbulnya sengketa internasional, antara lain
sebagai berikut:

         a.                Segi politis (adanya pakta pertahanan atau pakta perdamaian)

Pasca perang dunia kedua muncul 2 blok kekuatan besar, barat (liberal membentuk pakta
pertahanan NATO) dibawah pimpinan amerika dan timur (komunis membentuk pakta
pertahanan Warsawa) dipimpin uni soviet. Kedua blok tersebut saling berebut pengaruh di
bidang ideology dan ekonomi serta saling berlomba memperkuat senjata. Akibatnya sering
terjadi konflik di berbagai Negara. Misalnya; krisis kuba, korea yang terbagi 2 dan sebagainya.

                                                 7




         b.                Segi batas wilayah (laut teritorial dan alam daratan)

Adanya ketidakjelasan batas laut teritorial antara Malaysia tentang Pulau Sipadan dan Ligitan
(Kalimantan). Sengketa tersebut diserahkan ke mahkamah internasional, hingga akhirnya pada
tahun 2003 sengketa tersebut dimenangkan oleh Malaysia. Demikian juga maslah perbatasan di
Kasmir yang hingga kini masih diperdebatkan antara India dan Pakistan.

Sengketa-sengketa yang ditimbulkan baik antara karena faktor politis atau batas wilayah,
merupakan faktor potensial timbulnya ketegangan dan sengketa internasional yang dapat memicu
terjadi perang terbuka. Hal itu sudah terjadi di beberapa belahan dunia, antara lain di Korea,
Kamboja, Vietnam, serta antara India dan Pakistan itu sendiri.

Era baru runtuhnya Uni Soviet, kekuatan dunia terpusat pada Amerika yang dipercaya PBB
menjadi polisi dunia. Namun, Amerika yang sering menerapkan standar ganda untuk beberapa
Negara sekutunya (Inggris, Israel, Arab Saudi, Kuwait, atau Australia) justru kerap tidak adil
dalam menyelesaikan sengketa-sengketa internasional.




   2.6                   Peranan Mahkamah Internasional dalam Menyelesaikan Sengketa
         Internasional



            a.           Perihal mahkamah internasional

Mahkamah internasional adalah salah satu badan perlengkapan PBB yang berkedudukan di Den
Haag (Belanda). Para anggotanya terdiri atas ahli hukum yang terkemuka, yakni 15 hakim yang
dipilih dari 15 negara berdasarkan kecakapannya dalam hukum. Masa jabatannya 9 tahun,
sedangkan tugasnya antara lain member nasihat tentang persoalan hukum kepada Majelis Umum
dan Dewan Keamanan, juga memeriksa perselisihan atau sengketa antara Negara – Negara
anggota PBB yang diserahkan kepada Mahkamah Internasional.




                                                 8
Mahkamah internasional merupakan mahkamah pengadilan tertinggi di seluruh dunia.
Pengadilan internasional dapat mengadili semua perselisihan yang terjadi antara Negara bukan
anggota PBB.dalam penyelesaian ini, jalan damai yang selaras dengan asa – asas keadilan dan
hukum internasional yang digunakan. Mahkamah internasiona mengadili perselisihan
kepentingan dan perselisihan hukum.

Mahkamah internasional dalam mengadili suatu perkara berpedoman pada perjanjian –
perjanjian internasional (traktat – traktat dan kebiasaan – kebiasaan internasional) sebagai
sumber – sumber hukum. Keputusan mahkamah internasional merupakan keputusan terakhir
walaupun dapat diminta banding. Selain pengadilan mahkamah internasional, terdapat juga
pengadilan arbitrasi internasional. Arbitrasi internasional hanya untuk perselisihan hukum, dan
keputusan para arbitet tidak perlu berdasarkan peraturan – peraturan hukum.

           b.            Peran mahkamah internasional

Mahkamah internasional dalam tugasnya untuk memeriksa perselisihan atau sengketa antara
Negara – Negara anggota PBB yang diserahkan kepadanya, dapat melakukan perannya untuk
menyelesaikan sengketa – sengketa internasional. Berikut contoh – contoh sengketa:

   -                     Runtuhnya Federasi Yugoslavia (1992), melahirkan perang saudara di
       antara bekas Negara anggotanya (Kroasia, Slovenia, Serbia, dan Bosnia Herzegovina).
       Campur tangan PBB menghasilkan keputusan Mahkamah Internasional yang didukung
       oleh pasukan NATO, memaksa Serbia menghentikan langkah – langkah pembersihan
       etnik yang kemudian mengadili para penjahat perang.

   -                     Masalah perbatasan territorial di Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan
       (Kalimantan) antara Indonesia dan Malaysia yang tidak kunjung ada titik temu,
       disepakati untuk dibawa ke Mahkamah Internasional. Setelah melalui perdebatan dn
       perjuangan panjang, pada awal tahun 2003 Mahkamah Internasional memutuskan untuk
       memenangkan Malaysia sebagai pemilik sah pulau tersebut.

                                                   9
BAB III

                                          PENUTUP




Perkembangan dunia global yang sudah melintasi batas – batas wilayah teritorial Negara lain,
sangat membutuhkan aturan yang jelas dan tegas agar terciptanya suasana kerukunan dan
kerjasama yang saling menguntungkan.

Hukum internasional dapat terjadi pada bagian dunia tertentu berdasarkan kondisi lingkungan
hukum atau berlakunya hukum yang terbatas, seperti hukum internasional regional. Bahkan
suatu konsep hukum internasional regional dapat pula diterima sebagai bagian dari hukum
internasional secara umum. Karena sesungguhnya prinsip hidup berdampingan merupakan
dambaan semua bangsa – bangsa beradab dimuka bumi ini.




                                              10
DAFTAR PUSTAKA



Effendi, H.A. Masykur. HAM dalam Hukum Nasional dan Internasional.

Lemhanas. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Starke.J.G. 2003. Pengantar Hukum Internasional1. Jakarta: Sinar Grafika.




                                             11

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalslempack c
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalNuelnuel11
 
Pengertian hukum internasionalmenurut para ahli
Pengertian hukum internasionalmenurut para ahliPengertian hukum internasionalmenurut para ahli
Pengertian hukum internasionalmenurut para ahliSyifa Fauziyah
 
Makalah pkn sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah pkn sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah pkn sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah pkn sistem hukum dan peradilan internasionalSri Rahayu
 
Tugas Hukum Internasional Fenti Anita Sari
Tugas  Hukum Internasional Fenti Anita SariTugas  Hukum Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Hukum Internasional Fenti Anita SariFenti Anita Sari
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalrradityaaa
 
Sistem Hukum Internasional
Sistem Hukum InternasionalSistem Hukum Internasional
Sistem Hukum InternasionalJesica Grace
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalMeita Purnamasari
 
Kelas xi bab v sistem hk & perad int
Kelas xi bab v sistem hk & perad intKelas xi bab v sistem hk & perad int
Kelas xi bab v sistem hk & perad intdixon8888
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalOperator Warnet Vast Raha
 
Sistem hukum dan perdilan internasional
Sistem hukum dan perdilan internasionalSistem hukum dan perdilan internasional
Sistem hukum dan perdilan internasionalAsmadi Asmadi
 
Pkn sistem hukum internasional
Pkn   sistem hukum internasionalPkn   sistem hukum internasional
Pkn sistem hukum internasionalSharas Charlotha
 
PKN - Sistem Hukum dan Peradilan Internasional
PKN - Sistem Hukum dan Peradilan InternasionalPKN - Sistem Hukum dan Peradilan Internasional
PKN - Sistem Hukum dan Peradilan InternasionalKiki Evi Wahyuliana
 
Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4 Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4 yesiferamefranda
 

Was ist angesagt? (20)

Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasional
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 
Pengertian hukum internasionalmenurut para ahli
Pengertian hukum internasionalmenurut para ahliPengertian hukum internasionalmenurut para ahli
Pengertian hukum internasionalmenurut para ahli
 
Tugas elearning tik
Tugas elearning tikTugas elearning tik
Tugas elearning tik
 
Makalah pkn sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah pkn sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah pkn sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah pkn sistem hukum dan peradilan internasional
 
Tugas Hukum Internasional Fenti Anita Sari
Tugas  Hukum Internasional Fenti Anita SariTugas  Hukum Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Hukum Internasional Fenti Anita Sari
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasional
 
Sistem Hukum Internasional
Sistem Hukum InternasionalSistem Hukum Internasional
Sistem Hukum Internasional
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
Sistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasionalSistem hukum dan peradilan internasional
Sistem hukum dan peradilan internasional
 
Sejarah hi
Sejarah hiSejarah hi
Sejarah hi
 
Kelas xi bab v sistem hk & perad int
Kelas xi bab v sistem hk & perad intKelas xi bab v sistem hk & perad int
Kelas xi bab v sistem hk & perad int
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Sistem hukum dan perdilan internasional
Sistem hukum dan perdilan internasionalSistem hukum dan perdilan internasional
Sistem hukum dan perdilan internasional
 
Pkn sistem hukum internasional
Pkn   sistem hukum internasionalPkn   sistem hukum internasional
Pkn sistem hukum internasional
 
PKN - Sistem Hukum dan Peradilan Internasional
PKN - Sistem Hukum dan Peradilan InternasionalPKN - Sistem Hukum dan Peradilan Internasional
PKN - Sistem Hukum dan Peradilan Internasional
 
Hukum Internasional
Hukum InternasionalHukum Internasional
Hukum Internasional
 
Tugas 4
Tugas 4Tugas 4
Tugas 4
 
Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4 Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4
 

Andere mochten auch

Tugas makalah (sistem politik)
Tugas makalah (sistem politik)Tugas makalah (sistem politik)
Tugas makalah (sistem politik)Aziza Zea
 
Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)
Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)
Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)Aziza Zea
 
Tugas rangkuman sap aziza
Tugas rangkuman sap azizaTugas rangkuman sap aziza
Tugas rangkuman sap azizaAziza Zea
 
Tugas etika bisnis azizah
Tugas etika bisnis azizahTugas etika bisnis azizah
Tugas etika bisnis azizahAziza Zea
 
Tugas softskill aziza materi
Tugas softskill aziza materiTugas softskill aziza materi
Tugas softskill aziza materiAziza Zea
 
Tulisan kelompok
Tulisan kelompokTulisan kelompok
Tulisan kelompokAziza Zea
 
Karangan bhs indo( azizah)
Karangan bhs indo( azizah)Karangan bhs indo( azizah)
Karangan bhs indo( azizah)Aziza Zea
 
Etika Bisnis ( Nur Azizah )
Etika Bisnis ( Nur Azizah )Etika Bisnis ( Nur Azizah )
Etika Bisnis ( Nur Azizah )Aziza Zea
 
Etika bisnis ( Nur Azizah )
Etika bisnis ( Nur Azizah )Etika bisnis ( Nur Azizah )
Etika bisnis ( Nur Azizah )Aziza Zea
 
Keindahan pantai pasir putih pulau pari
Keindahan pantai pasir putih pulau pariKeindahan pantai pasir putih pulau pari
Keindahan pantai pasir putih pulau pariAziza Zea
 
pembagian SHU KOPERASI JASA MARGA
pembagian SHU KOPERASI JASA MARGApembagian SHU KOPERASI JASA MARGA
pembagian SHU KOPERASI JASA MARGAAziza Zea
 
Karya ilmiah koperasi azizah
Karya ilmiah koperasi azizahKarya ilmiah koperasi azizah
Karya ilmiah koperasi azizahAziza Zea
 

Andere mochten auch (20)

Tugas makalah (sistem politik)
Tugas makalah (sistem politik)Tugas makalah (sistem politik)
Tugas makalah (sistem politik)
 
Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)
Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)
Tugas makalah ( hakikat bangsa dan negara)
 
Tugas rangkuman sap aziza
Tugas rangkuman sap azizaTugas rangkuman sap aziza
Tugas rangkuman sap aziza
 
Tugas etika bisnis azizah
Tugas etika bisnis azizahTugas etika bisnis azizah
Tugas etika bisnis azizah
 
Tugas softskill aziza materi
Tugas softskill aziza materiTugas softskill aziza materi
Tugas softskill aziza materi
 
Tulisan kelompok
Tulisan kelompokTulisan kelompok
Tulisan kelompok
 
Surat
SuratSurat
Surat
 
Karangan bhs indo( azizah)
Karangan bhs indo( azizah)Karangan bhs indo( azizah)
Karangan bhs indo( azizah)
 
Etika Bisnis ( Nur Azizah )
Etika Bisnis ( Nur Azizah )Etika Bisnis ( Nur Azizah )
Etika Bisnis ( Nur Azizah )
 
Etika bisnis ( Nur Azizah )
Etika bisnis ( Nur Azizah )Etika bisnis ( Nur Azizah )
Etika bisnis ( Nur Azizah )
 
Keindahan pantai pasir putih pulau pari
Keindahan pantai pasir putih pulau pariKeindahan pantai pasir putih pulau pari
Keindahan pantai pasir putih pulau pari
 
Etika
Etika Etika
Etika
 
pembagian SHU KOPERASI JASA MARGA
pembagian SHU KOPERASI JASA MARGApembagian SHU KOPERASI JASA MARGA
pembagian SHU KOPERASI JASA MARGA
 
Karya ilmiah koperasi azizah
Karya ilmiah koperasi azizahKarya ilmiah koperasi azizah
Karya ilmiah koperasi azizah
 
Eco Aldea Lamaradu
Eco Aldea LamaraduEco Aldea Lamaradu
Eco Aldea Lamaradu
 
Contabilidad
ContabilidadContabilidad
Contabilidad
 
The cleaner tomorrow
The cleaner tomorrowThe cleaner tomorrow
The cleaner tomorrow
 
Derechos sexuales y reproductivos
Derechos sexuales y reproductivosDerechos sexuales y reproductivos
Derechos sexuales y reproductivos
 
Treponema
TreponemaTreponema
Treponema
 
Instructivo sepyme
Instructivo sepymeInstructivo sepyme
Instructivo sepyme
 

Ähnlich wie Tugas makalah (sistem hukum internasional )

Bab v sistem hukum & peradilan internasional
Bab v sistem hukum & peradilan internasionalBab v sistem hukum & peradilan internasional
Bab v sistem hukum & peradilan internasionalAnnisa Khoerunnisya
 
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptxSistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptxlalalaksana
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalSeptian Muna Barakati
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalOperator Warnet Vast Raha
 
Sistem Hukum dan Perdilan Internasional
Sistem Hukum dan Perdilan InternasionalSistem Hukum dan Perdilan Internasional
Sistem Hukum dan Perdilan InternasionalFanny Yunitasari
 
MAKALAH HUKUM INTERNASIONAL.pdf
MAKALAH HUKUM INTERNASIONAL.pdfMAKALAH HUKUM INTERNASIONAL.pdf
MAKALAH HUKUM INTERNASIONAL.pdfSaidiNet
 
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'lBab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'lHendrastuti Retno
 
Bab iv hukum internasional dan pengadilan internasional
Bab iv hukum internasional dan pengadilan internasionalBab iv hukum internasional dan pengadilan internasional
Bab iv hukum internasional dan pengadilan internasionalArini Nurmala Sari
 
Tugas Teknologi Informasi dan Komunikasi
Tugas Teknologi Informasi dan KomunikasiTugas Teknologi Informasi dan Komunikasi
Tugas Teknologi Informasi dan Komunikasinurfadillah122
 
Hubungan Internasional
Hubungan InternasionalHubungan Internasional
Hubungan InternasionalTria Monica
 
Asas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasionalAsas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasionalAdam Hecc
 
Hukum Internasional (Dhea Qanita Adhani - X MIA 3)
Hukum Internasional (Dhea Qanita Adhani - X MIA 3)Hukum Internasional (Dhea Qanita Adhani - X MIA 3)
Hukum Internasional (Dhea Qanita Adhani - X MIA 3)hnnsyu
 
KULIAH-V (1).pptx
KULIAH-V (1).pptxKULIAH-V (1).pptx
KULIAH-V (1).pptxtrblAGr
 

Ähnlich wie Tugas makalah (sistem hukum internasional ) (19)

Bab v sistem hukum & peradilan internasional
Bab v sistem hukum & peradilan internasionalBab v sistem hukum & peradilan internasional
Bab v sistem hukum & peradilan internasional
 
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptxSistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Sistem Hukum dan Perdilan Internasional
Sistem Hukum dan Perdilan InternasionalSistem Hukum dan Perdilan Internasional
Sistem Hukum dan Perdilan Internasional
 
MAKALAH HUKUM INTERNASIONAL.pdf
MAKALAH HUKUM INTERNASIONAL.pdfMAKALAH HUKUM INTERNASIONAL.pdf
MAKALAH HUKUM INTERNASIONAL.pdf
 
Kels xi bab5
Kels xi bab5Kels xi bab5
Kels xi bab5
 
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'lBab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
Bab iv kls xi perjanjian & hub inter'l
 
Bab iv hukum internasional dan pengadilan internasional
Bab iv hukum internasional dan pengadilan internasionalBab iv hukum internasional dan pengadilan internasional
Bab iv hukum internasional dan pengadilan internasional
 
HUKUM INTERNASIONAL
HUKUM INTERNASIONALHUKUM INTERNASIONAL
HUKUM INTERNASIONAL
 
Tugas Teknologi Informasi dan Komunikasi
Tugas Teknologi Informasi dan KomunikasiTugas Teknologi Informasi dan Komunikasi
Tugas Teknologi Informasi dan Komunikasi
 
Hubungan Internasional
Hubungan InternasionalHubungan Internasional
Hubungan Internasional
 
Sistem hukum internasional
Sistem hukum internasionalSistem hukum internasional
Sistem hukum internasional
 
Asas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasionalAsas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasional
 
HUKUM INTERNASIONAL
HUKUM INTERNASIONALHUKUM INTERNASIONAL
HUKUM INTERNASIONAL
 
Hukum Internasional (Dhea Qanita Adhani - X MIA 3)
Hukum Internasional (Dhea Qanita Adhani - X MIA 3)Hukum Internasional (Dhea Qanita Adhani - X MIA 3)
Hukum Internasional (Dhea Qanita Adhani - X MIA 3)
 
KULIAH-V (1).pptx
KULIAH-V (1).pptxKULIAH-V (1).pptx
KULIAH-V (1).pptx
 

Tugas makalah (sistem hukum internasional )

  • 1. SISTEM HUKUM INTERNASIONAL Di susun oleh : Nama : Nur azizah Kelas : 2EA21 NPM : 15210155 TUGAS : MAKALAH Universitas Gunadarma 2012
  • 2. Kata Pengantar Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Sistem Hukum Internasional. Makalah ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas pendidikan kewarganegaraan,sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan oleh bapak Sri waluyo sebagai dosen pengajar.dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat menjadi warga Negara yang bertanggung jawab dalam kehidupan bernegara.serta memahami mengenai sistem hukum internasional. dan Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi saya dan para pembaca nya,mohon maaf apabila terdapat kekurangan penyusunan makalah ini. Jakarta, Mei 2012 Hormat saya II
  • 3. DAFTAR ISI JUDUL ………………………………………………………………………………… I KATA PENGANTAR …………………………………………………………………. II DAFTAR ISI …………………………………………………………………………… III BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………1 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH………………………………………………...1 BAB II PEMBAHASAN……………………………...………………………………...2 2.1 MAKNA HUKUM INTERNASIONAL…………………………………………....2 2.2 ASAS HUKUM INTERNASIONAL…………………………………………….....4 2.3 SUMBER HUKUM INTERNASIONAL…………………………………………...5 2.4 PROSES RATIFIKASI HUKUM INTERNASIONAL MENJADI HUKUM NASIONAL………………………………………………………………………....6 2.5 SEBAB - SEBAB TIMBULNYA SENGKETA INTERNASIONAL……………...7 2.6 PERANAN MAHKAMAH INTERNASIONAL DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA INTERNASIONAL…………………………………………………..8 BAB III PENUTUP……………………………………………………………………..10 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...11
  • 4. III BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dapat hidup berdampingan secara damai dengan bangsa – bangsa lain merupakan dambaan bagi setiap bangsa yang beradab di dunia. Secara fisik maupun psikis, hati nurani manusia sangat merindukan rasa damai, aman, tertib, dan tenteram dalam suasana perikeadilan dan perikemanusiaan. Hal terpenting dari keinginan luhur untuk dapat hidup berdampingan secara damai dalam pergaulan dunia adalah pengalaman sejarah, terutama banyaknya Negara yang terlibat Perang Dunia II yang menimbulkan kerugian besar di berbagai bidang kehidupan. Oleh karena itu, guna membangun dasar – dasar hubungan antarbangsa yang bebas dan demokratis serta dapat menentukan nasibnya sendiri, dibentuklah PBB. PBB yang berdiri pada tanggal 24 Oktober 1945, diharapkan mampu menjadi wadah upaya penyelesaian sengketa – sengketa bilateral, regional, maupun multilateral secara adil, bijaksana, dan proposional. Tujuan berdirinya PBB adalah “Untuk menjamin perdamaian dan keamanan setia anggota, sehingga para anggota dapat terjamin kelangsungan hidupnya dan tidak ada tekanan dari Negara lain.”
  • 5. 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Makna Hukum Internasional Istilah hukum internasional dikenal dalam berbagai istilah dan bahasa. Menurut bahasa Indonesia, hukum internasional adalah hukum bangsa – bangsa, hukum antarbangsa dan hukum antarnegara. Menurut bahasa asing hukum internasional adalah internasional law, common law, law of mankind, law of nations, transnational law (Inggris), droit gens (Perancis), volkenreet (Jerman), volkenrecht (Belanda), ius gentium/ius intergentes (Romawi). Pengertian hukum internasionalmenurut para ahli, sebagai berikut. - Hugo De Groot Hugo de groot (Grotius) dalam bukunya de jure belli ac pacis (perihal perang dan damai) mengemukakan, bahwa hukum dan hubungan internasional didasarkan pada kemauan bebas atau hukum alam dan persetujuan beberapa atau semua Negara. Ini ditujukan demi kepentingan bersama dari mereka yang menyatakan diri di dalamnya. - Prof. Dr. J.G. Starke Hukum internasional adalah sekumpulan hukum (body of law) yang sebagian besar terdiri dari asas-asas dan karena itu biasanya ditaati dalam hubungan antarnegara.
  • 6. 2 - Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmaja, S.H Hukum internasional adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas Negara dengan subjek hukum internasional lainnya yang bukan Negara satu sama lain. - Wirjono Prodjodikoro Hukum internasional adalah hukum yang menagtur perhubungan hukum antar berbagai bangsa di berbagai Negara. Berdasarkan makna atau pengertian dari para ahli hukum internasional dalam penerapannya dapat dibedakan menjadi hukum perdata internasional dan hukum public internasional. a. Hukum perdata internasional Adalah hukum internasional yang mengatur hubungan hukum antara warga Negara di suatu Negara dengan warga Negara dari Negara lain (hukum antarbangsa). b. Hukum publik internasional Adalah hukum internasional yang mengatur Negara yang sau denagn Negara yang lain dalam hubungan internasional (hukum antarnegara).
  • 7. 3 2.2 Asas Hukum Internasional Berlakunya hukum internasional dalam rangka menjalin hubungan antarbangsa, terlebih dahulu harus memperhatikan asas-asas berikut. a. Asas Teritorial Asas ini didasarkan pada kekuasaan Negara atas daerahnya. Menurut asas ini, Negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang atau orang yang berada di luar wilayah tersebut, berlaku hukum asing (internasional) sepenuhnya. b. Asas Kebangsaan Asas ini didasarkan pada kekuasaan Negara untuk warga negaranya. Menurut asas ini, setiap warga Negara dimana pun berada, tetap mendapat perlakuan hukum dari negaranya. Asas ini mempunyai kekuatan dari extraterritorial. Artinya, hukum dari Negara tersebut tetap berlaku juga bagi warga Negara, walaupun berada di Negara asing. c. Asas Kepentingan Umum Asas ini didasarkan pada kewenangan Negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalm kehidupan bermasyarkat. Dalam hal ini, Negara dapat menyesuaikan diri denagan semua
  • 8. keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut denagn kepntingan umum. Jadi, hukum tidak terkait pada bataas-batas wilayah suatu Negara. 4 2.3 Sumber Hukum Internasional Sumber hukum internasional, dapat dibedakan antara sumber hukum material dan sumber hukum dalam arti formal. Sumber hukum material adalah seumber hukum yang membahas dasar berlakunya hukum suatu Negara, sedangkan sumber hukum formal adalah sumber dari mana kita mendapatkan atau manemukan ketentuan-ketentuan hukum internasional. Menurut Brierly, sumber hukum internasional dalam hukum formal merupakan sumber hukum paling utama dan memiliki otoritas tertinggi dan otentik yang dapat digunakan oleh di dalam mahkamah internasional dalam memutuskan suatu sengketa internasional adalah pasal 38 Piagam mahkamah Internasional pasal 38, adalah sebagai berikut: a. Perjanjian internasional (traktat = treaty). b. Kebiasaan-kebiasaan internasional yang terbukti dalam praktek umum dan diterima sebagai hukum. c. Asas-asas umum hukum yang diakui oleh bangsa-bangsa beradab. d. Keputusan-keputusan hakim dan ajaran-ajaran para ahli hukum internasional dari berbagai Negara sebagai alat tambahan ntuk menentukan hukum.
  • 9. e. Pendapat-pendapat para ahli yang terkemuka. 5 2.4 Proses Ratifikasi Hukum Internasional Menjadi Hukum Nasional a. Pengertian Ratifikasi Dalam konvensi Wina tahun 1969 tentang hukum internasional, disebutkan bahwa dalam pembuatan hukum baik ilateral maupun multimateral dapat dilakukan melalui tahap-tahap perundungan (negotiation), penandatanganan (signature) dan pengesahan (ratification). Ratifikasi merupakan suatu cara yang sudah melembaga dalam kegiatan hukum internasional. Hal ini menumbuhkan keyakinan pada lembaga-lembaga perwakilan rakyat bahwa wakil rakyat
  • 10. yang menandatangani suatu perjanjian tidak melakukan hal-hal yang bertentangan denagn kepentingan umum. Sistem ratifikasi dapat di bedakan menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut: - Ratifikasi oleh badan eksekutif. Sistem ini biasanya dilakukan oleh raja-raja absolute dan pemerintahan otoriter. - Ratifikasi oleh badan legislative. Sistem ini jarang digunakan. - Ratifikasi campuran. Sistem ini paling bnayak digunakan karena peranan legislative dan eksekuti sama-sama menentukan dalam proses ratifikasi suatu perjanjian. b. Proses Ratifikasi Suatu Negara mengikatkan diri pada suatu oerjanjian dengna syarat telah disahkan oleh badan yang berwenang dinegaranya.penandatanganan atas perjanjian hanya bersifat sementara dan masih harus dikuatkan dengan pengesahan atau penguatan. Persetujuan untuk meratifikasi (mengikatkan diri) tersebut, dapat diberikan dengan berbagai cara, tergantung pada persetujuan mereka. Misalnya, dengan penandatanganan, ratifikasi, pernyataan turut sert (accession), ataupun pertanyaan menerima (acceptance) dan dapat juga dengan cara pertukaran naskah yang sudah ditandatangani. Berikut ini ada beberapa contoh proses ratifikasi dari hukum internasional menjadi hukum nasional. 6 - Persetujuan Indonesia-belanda mengenai penyerahan irian barat (papua) yang ditandatangani di New York (15 januari 1962), disebut agreement. Akan tetapi, karena pentingnya materi yang diatur di dalam agreement tersebut maka dianggap sama dengan treaty. Sebagai konsekuensinya, presiden memerlukan persetujuan DPR dalam bentuk pernyataan pendapat.
  • 11. - Perjanjian antara Indonesia – Australia mengenai garis batas wilayah Indonesia dengan Papua New Guinea yang ditandatangani di Jakarta, 12 Februari 1973 dalam bentuk Agreement. 2.5 Sebab - Sebab Timbulnya Sengketa Internasional Dalam data pergaulan dunia, hubungan antarnegara meskipun telah diatur dalam hukum atau perjanjian internasional, ternyata masih terdapat sengketa internasional. Peran PBB dalam mencari dan menemukan serta menyelesaikan sengketa internasional, belum banyak memuaskan seluruh anggotanya. Hal itu dikarenakan bahwa lembaga PBB sering tidak mampu berbuat banyak jika ada anggotanya (terutama pemegang hak veto) yang melakukan pelanggaran. Berbagai pelanggaran terhadap hukum atau perjanjian internasional, dapat menyebabkan timbulnya sengketa internasional. Beberapa contoh timbulnya sengketa internasional, antara lain sebagai berikut: a. Segi politis (adanya pakta pertahanan atau pakta perdamaian) Pasca perang dunia kedua muncul 2 blok kekuatan besar, barat (liberal membentuk pakta pertahanan NATO) dibawah pimpinan amerika dan timur (komunis membentuk pakta pertahanan Warsawa) dipimpin uni soviet. Kedua blok tersebut saling berebut pengaruh di bidang ideology dan ekonomi serta saling berlomba memperkuat senjata. Akibatnya sering terjadi konflik di berbagai Negara. Misalnya; krisis kuba, korea yang terbagi 2 dan sebagainya. 7 b. Segi batas wilayah (laut teritorial dan alam daratan) Adanya ketidakjelasan batas laut teritorial antara Malaysia tentang Pulau Sipadan dan Ligitan (Kalimantan). Sengketa tersebut diserahkan ke mahkamah internasional, hingga akhirnya pada
  • 12. tahun 2003 sengketa tersebut dimenangkan oleh Malaysia. Demikian juga maslah perbatasan di Kasmir yang hingga kini masih diperdebatkan antara India dan Pakistan. Sengketa-sengketa yang ditimbulkan baik antara karena faktor politis atau batas wilayah, merupakan faktor potensial timbulnya ketegangan dan sengketa internasional yang dapat memicu terjadi perang terbuka. Hal itu sudah terjadi di beberapa belahan dunia, antara lain di Korea, Kamboja, Vietnam, serta antara India dan Pakistan itu sendiri. Era baru runtuhnya Uni Soviet, kekuatan dunia terpusat pada Amerika yang dipercaya PBB menjadi polisi dunia. Namun, Amerika yang sering menerapkan standar ganda untuk beberapa Negara sekutunya (Inggris, Israel, Arab Saudi, Kuwait, atau Australia) justru kerap tidak adil dalam menyelesaikan sengketa-sengketa internasional. 2.6 Peranan Mahkamah Internasional dalam Menyelesaikan Sengketa Internasional a. Perihal mahkamah internasional Mahkamah internasional adalah salah satu badan perlengkapan PBB yang berkedudukan di Den Haag (Belanda). Para anggotanya terdiri atas ahli hukum yang terkemuka, yakni 15 hakim yang dipilih dari 15 negara berdasarkan kecakapannya dalam hukum. Masa jabatannya 9 tahun, sedangkan tugasnya antara lain member nasihat tentang persoalan hukum kepada Majelis Umum dan Dewan Keamanan, juga memeriksa perselisihan atau sengketa antara Negara – Negara anggota PBB yang diserahkan kepada Mahkamah Internasional. 8
  • 13. Mahkamah internasional merupakan mahkamah pengadilan tertinggi di seluruh dunia. Pengadilan internasional dapat mengadili semua perselisihan yang terjadi antara Negara bukan anggota PBB.dalam penyelesaian ini, jalan damai yang selaras dengan asa – asas keadilan dan hukum internasional yang digunakan. Mahkamah internasiona mengadili perselisihan kepentingan dan perselisihan hukum. Mahkamah internasional dalam mengadili suatu perkara berpedoman pada perjanjian – perjanjian internasional (traktat – traktat dan kebiasaan – kebiasaan internasional) sebagai sumber – sumber hukum. Keputusan mahkamah internasional merupakan keputusan terakhir walaupun dapat diminta banding. Selain pengadilan mahkamah internasional, terdapat juga pengadilan arbitrasi internasional. Arbitrasi internasional hanya untuk perselisihan hukum, dan keputusan para arbitet tidak perlu berdasarkan peraturan – peraturan hukum. b. Peran mahkamah internasional Mahkamah internasional dalam tugasnya untuk memeriksa perselisihan atau sengketa antara Negara – Negara anggota PBB yang diserahkan kepadanya, dapat melakukan perannya untuk menyelesaikan sengketa – sengketa internasional. Berikut contoh – contoh sengketa: - Runtuhnya Federasi Yugoslavia (1992), melahirkan perang saudara di antara bekas Negara anggotanya (Kroasia, Slovenia, Serbia, dan Bosnia Herzegovina). Campur tangan PBB menghasilkan keputusan Mahkamah Internasional yang didukung oleh pasukan NATO, memaksa Serbia menghentikan langkah – langkah pembersihan etnik yang kemudian mengadili para penjahat perang. - Masalah perbatasan territorial di Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan (Kalimantan) antara Indonesia dan Malaysia yang tidak kunjung ada titik temu, disepakati untuk dibawa ke Mahkamah Internasional. Setelah melalui perdebatan dn perjuangan panjang, pada awal tahun 2003 Mahkamah Internasional memutuskan untuk memenangkan Malaysia sebagai pemilik sah pulau tersebut. 9
  • 14. BAB III PENUTUP Perkembangan dunia global yang sudah melintasi batas – batas wilayah teritorial Negara lain, sangat membutuhkan aturan yang jelas dan tegas agar terciptanya suasana kerukunan dan kerjasama yang saling menguntungkan. Hukum internasional dapat terjadi pada bagian dunia tertentu berdasarkan kondisi lingkungan hukum atau berlakunya hukum yang terbatas, seperti hukum internasional regional. Bahkan suatu konsep hukum internasional regional dapat pula diterima sebagai bagian dari hukum internasional secara umum. Karena sesungguhnya prinsip hidup berdampingan merupakan dambaan semua bangsa – bangsa beradab dimuka bumi ini. 10
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Effendi, H.A. Masykur. HAM dalam Hukum Nasional dan Internasional. Lemhanas. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Starke.J.G. 2003. Pengantar Hukum Internasional1. Jakarta: Sinar Grafika. 11