SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 195
Downloaden Sie, um offline zu lesen
| S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
STUDI ISLAM III
Wawasan Islam
Menyaring Pemikiran Menyimpang Dari Agama Islam
Dr. Akhmad Alim
Dr. Adian Husaini
Pusat Kajian Islam
Universitas Ibn Khladun Bogor
| S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
ALIM, Akhmad
STUDI ISLAM III: Wawasan Islam, Penulis, Dr. Akhmad Alim & Dr. Adian Husaini;
Penyunting, Bahrum Subagia, --Cet. 1-Bogor: Pusat Kajian Islam Universitas Ibn
Khaldun, 2012. 187 hlm.; 25,7 cm.
ISBN: 978-979-1324-15-1
STUDI ISLAM III: Wawasan Islam
Penulis:
Dr. Akhmad Alim, M.A
Penyunting :
Bahrum Subagia
Penata Letak:
Irfan Habibie
Desain Sampul:
Fathurrohman Saifuddin
Penerbit:
Pusat Kajian Islam Universitas Ibn Khaldun
Jl. K.H. Sholeh Iskandar Km. 2 Kedung Badak Bogor
Telp./Fax. (0251) 8356884
Cetakan Pertama, Shafar 1435 H- Januari 2014 M
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Ketentuan Pidana
(1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal
49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling
sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
(2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau
barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
palling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Pasal 72 UU No.19 Tahun 2002
i | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
KATA PENGANTAR
Islam adalah agama yang sudah sempurna sejak awal, tidak berkembang
dalam sejarah. Konsep tajdid (pembaharuan) dalam Islam, bukanlah membuat-
buat hal yang baru dalam Islam, melainkan upaya untuk mengembalikan
kemurnian Islam. Ibarat cat mobil, warna Islam adalah abadi. Jika sudah mulai
tertutup debu, maka tugas tajdid adalah mengkilapkan cat itu kembali, sehingga
bersinar cerah seperti asal-mulanya. Bukan mengganti dengan warna baru yang
berbeda dengan warna sebelumnya.
Buku Studi Islam 3 ini berbicara tentang wawasan Islam yang mendasar,
yang formulasinya disesuaikan dengan tantangan zaman yang sedang dihadapi
oleh kaum Muslimin. Karena saat ini yang sedang menghegemoni umat
manusia—termasuk umat Islam—adalah pemikiran Barat yang sekuler-liberal,
maka konsep wawasan Islam ini pun dirumuskan agar kaum Muslim tidak
terjebak atau terperosok ke dalam pemikiran-pemikiran yang dapat merusak
keimanannya.
Setiap Muslim pasti akan diuji keimanannya. Iman tidak akan dibiarkan
begitu saja, tanpa ada ujian (QS. 29:2-3). Maka, setiap zaman dan setiap waktu
akan selalu ada ujian iman. Ada yang lulus, ada yang gagal dalam ujian iman.
Oleh karena itulah, setiap Muslim diwajibkan agar selalu menuntut ilmu setiap
waktu agar dapat mengetahui mana yang salah dan mana yang benar, mana
yang Tauhid dan mana yang syirik.
Dalam kitab Sullamut-Tawfîq karya Syaikh Abdullah bin Husain bin Thahir
bin Muhammad bin Hisyam—yang biasa dikaji di madrasah-madrasah diniyah
dan pondok-pondok pesantren—disebutkan bahwa merupakan kewajiban setiap
Muslim untuk menjaga Islamnya dari hal-hal yang membatalkannya, yakni
murtad (riddah). Dijelaskan juga dalam kitab ini bahwa riddah ada tiga jenis, yaitu
murtad dengan keyakinan (i„tiqâd), murtad dengan lisan, dan murtad dengan
perbuatan. Contoh murtad dari segi i„tiqâd, misalnya, ragu-ragu terhadap wujud
Allah, atau ragu terhadap kenabian Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam, atau
ragu terhadap Al-Qur‘an, atau ragu terhadap Hari Akhir, surga, neraka, pahala,
siksa, dan sejenisnya.
Ulama India Syaikh Abu Hasan Ali An-Nadwi pernah menyebutkan
bahwa tantangan terbesar yang dihadapi umat Islam saat ini, sepeninggal
ii | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam adalah tantangan yang diakibatkan oleh
serangan-serangan pemikiran yang datang dari peradaban Barat. Sebab,
tantangan ini sudah menyangkut aspek yang sangat mendasar dalam pandangan
Islam, yaitu masalah iman dan kemurtadan. Menurut An-Nadwi, serangan
modernisme peradaban Barat ke dunia Islam merupakan ancaman terbesar
dalam bidang pemikiran dan keimanan. Dia mengungkapkan: “Di saat sekarang
ini selama beberapa waktu dunia Islam telah dihadapkan pada ancaman kemurtadan yang
menyelimuti bayang-bayang di atasnya dari ujung ke ujung. Inilah kemurtadan yang telah
melanda Muslim Timur pada masa dominasi politik Barat, dan telah menimbulkan
tantangan yang paling serius terhadap Islam sejak masa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa
Sallam.”
Saat ini, di era globalisasi, harusnya kaum Muslim sadar, bahwa setiap saat
keimanan mereka sedang dalam kondisi diperangi habis-habisan oleh nilai-nilai
sekular-liberal yang dapat mengikis dan menghancurkan pemikiran Islam dan
keimanan mereka. Globalisasi, misalnya, bukan hanya melahirkan penjajahan
ekonomi tetapi juga penjajahan pemikiran dan budaya.
Akhirnya, materi buku ini memang dirancang untuk memberikan
wawasan yang mendasar tentang wawasan Islam. Diharapkan umat Islam akan
memiliki kerangka (framework) pemikiran Islam yang kokoh, sehingga mampu
menilai dan menyaring berbagai bentuk pemikiran yang dinilai menyimpang dari
ajaran Islam. Dengan kata lain, diharapkan, setelah menerima materi buku ini,
seseorang tidak lagi terombang-ambing dalam pemikiran keagamaan, melainkan
makin bersemangat dalam mendalami keilmuwan Islam lebih jauh lagi,dan lebih
penting lagi ia semakin terdorong untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah
Subhanahu wa Ta'ala.
Bogor, 13 Oktober 2012
Dr. Akhmad Alim & Dr. Adian Husaini
iii | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
DAFTAR ISI
Daftar Isi......................................................................................................... iii
Bab I Hakikat Islam Dan Karakteristiknya ....................................................1
Bab II Konsep Wahyu Dan Nabi Dalam Islam............................................34
Bab III Islam Dan Peradaban ........................................................................58
Bab IV Tantangan Peradaban Barat.............................................................73
Bab V Masalah Orientalisme ........................................................................80
Bab VI Pluralisme Agama.............................................................................87
Bab VII Masalah Kristenisasi .......................................................................96
Bab VIII The Clash Of Cilvization..............................................................106
Bab IX Pengaruh Ateisme Terhadap Pikiran Umatislam............................124
Bab X Liberalisasi Islam.............................................................................136
Bab XI Paham Kesetaraan Gender..............................................................147
Bab XII Kritik Terhadap Hermeneutika.....................................................155
Bab XIII Neoliberalisme Dan Kapitalisme .................................................168
Daftar Pustaka ..............................................................................................176
Riwayat Hidup Penulis.................................................................................184
1 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
BAB I
HAKIKAT ISLAM DAN
KARAKTERISTIKNYA
A. Hakikat Islam
Hakikat Islam adalah bertauhid, yakni tunduk patuh kepada Allah dan
menjauhkan diri dari segala bentuk kesyirikan. Hal itu sebagaimana digambarkan
dalam ayat berikut ini,
ًِِِٔ‫ض‬ٜ‫أ‬ ُ٘ٗ‫ب‬َ‫ز‬ ُٜ٘‫ي‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ِ‫ذ‬٢‫إ‬َۖ‫ني‬ُٜٔ‫ي‬‫ا‬َ‫ع‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٓٔ‫ب‬َ‫س‬ٔ‫ي‬ ُ‫ت‬ًُِِٜ‫ض‬ٜ‫أ‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬
“(Ingatlah) ketika Rabb-nya berfirman kepadanya (Ibrahim), „Berserahdirilah!‟ Dia
menjawab: „Aku berserah diri kepada Rabb seluruh alam.‟” (QS. Al-Baqarah: 131)
Hakikat Islam tersebut dapat dijabarkan dalam lima pilar yang terdapat
dalam hadist berikut ini,
ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٍَُِٛ‫ض‬َ‫ز‬ ُ‫ت‬ِ‫ع‬َُٔ‫ض‬ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ‫َا‬َُُِٗٓ‫ع‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬ َٞٔ‫ض‬َ‫ز‬ ٔ‫ب‬‫٤ا‬َٛ‫د‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٢ِٔ‫ب‬ َ‫س‬َُُ‫ع‬ ٢ِٔ‫ب‬ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٔ‫د‬ِ‫ب‬َ‫ع‬ ٢َُِٔ‫ذ‬ٖ‫س‬‫ي‬‫ا‬ ٔ‫د‬ِ‫ب‬َ‫ع‬ ٞٔ‫ب‬ٜ‫أ‬ َِٔ‫ع‬٢ً‫ص‬
َُِ‫خ‬ ٢ًَٜ‫ع‬ ُّٜ‫ال‬ِ‫ض‬٢‫إل‬ٞ‫ا‬ َُٞٔٓ‫ب‬ :ٍُِٛٝ‫ك‬َٜ ًِ‫ٚض‬ ‫اهلل‬ُّ‫ٜا‬‫ق‬٢‫إ‬َٚ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٍُُِٛ‫ض‬َ‫ز‬ ٟ‫ا‬‫ٖد‬َُ‫ر‬َُ ٖٕٜ‫أ‬َٚ ٝ‫هلل‬‫ا‬ ٤‫ال‬٢‫إ‬ َٜ٘‫ي‬٢‫إ‬ ٜ‫ال‬ ِٕٜ‫أ‬ ٝ٠َ‫د‬‫َا‬َٗ‫غ‬ :٣‫ظ‬
.َٕ‫َا‬‫ط‬َََ‫ز‬ َُِّٛ‫ص‬َٚ ٔ‫ت‬َِٝ‫ب‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٗ‫خ‬َ‫ذ‬َٚ ٔ٠‫ٜا‬‫ن‬ٖ‫ص‬‫ي‬‫ا‬ ُ٤‫َا‬‫ت‬ِٜ٢‫إ‬َٚ ٔ٠ٜ‫ال‬ٖ‫ص‬‫ي‬‫ا‬
―Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Khattab Radhiyallahu
'anhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam
bersabda: Islam dibangun di atas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang
berhak disembah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah,
menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa
Ramadhan.‖ (HR.Tirmidzi dan Muslim)
Adapun tingkatan Islam, sebagaimana dijelaskan secara tuntas dalam
hadist yag diriwayatkan oleh Umar bin Khattab berikut ini,
2 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
َِ٤ًَ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬ ٢٤ًَ‫ص‬ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٢ٍُِٛ‫ض‬َ‫ز‬ َ‫د‬ِٓٔ‫ع‬ ْ‫ع‬ًُِٛٝ‫ج‬ ُِٔ‫ر‬َْ ‫َا‬ََُِٓٝ‫ب‬ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ٟ‫ا‬‫ِط‬ٜٜ‫أ‬ َُِ٘ٓ‫ع‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬ َٞٔ‫ض‬َ‫ز‬ َ‫س‬َُُ‫ع‬ َِٔ‫ع‬ََ ‫َا‬‫ذ‬
ٖ‫ط‬‫ي‬‫ا‬ ُ‫س‬َ‫ث‬ٜ‫أ‬ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ٣َ‫س‬ُٜ ٜ‫ال‬ ،٢‫س‬ِ‫ع‬ٖ‫ػ‬‫ي‬‫ا‬ ٔ‫د‬‫َا‬َٛ‫ض‬ ُ‫د‬ِٜٔ‫د‬َ‫غ‬ ٔ‫ب‬‫َا‬ٝٚ‫ث‬‫ي‬‫ا‬ ٢‫ض‬‫َا‬َٝ‫ب‬ ُ‫د‬ِٜٔ‫د‬َ‫غ‬ ٌُْ‫ج‬َ‫ز‬ ‫َا‬ًَِٜٓٝ‫ع‬ َ‫ع‬ًٜٜ‫ط‬ ِ‫ذ‬٢‫إ‬ ٣َُِّٜٛ٘ٝ‫ؾ‬٢‫س‬ِ‫ع‬َٜ ٜ‫ال‬َٚ ،٢‫س‬ٜ‫ؿ‬
ِٔ٘ٝ٤‫ؿ‬ٜ‫ن‬ َ‫ع‬َ‫ض‬ََٚٚ َِٔ٘ٝ‫ت‬َ‫ب‬ٞ‫ن‬ُ‫ز‬ ٢ٜ‫ي‬٢‫إ‬ َِٔ٘ٝ‫ت‬َ‫ب‬ٞ‫ن‬ُ‫ز‬ َ‫د‬َِٓ‫ض‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ ًِ‫ٚض‬ ً٘ٝ‫ع‬ ‫اهلل‬ ٢ً‫ص‬ ٚٞٔ‫ب‬ٖٓ‫ي‬‫ا‬ ٢ٜ‫ي‬٢‫إ‬ َ‫ظ‬ًَٜ‫ج‬ ٢ٖ‫ت‬َ‫ذ‬ ،ْ‫د‬َ‫ذ‬ٜ‫أ‬ ‫ٖا‬َٓٔ٢ًَٜ‫ع‬
ً٘ٝ‫ع‬ ‫اهلل‬ ٢ً‫ص‬ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٍُُِٛ‫ض‬َ‫ز‬ ٍَ‫ٜا‬‫ك‬ٜ‫ؾ‬ ،٢ّٜ‫ال‬ِ‫ض‬٢‫إل‬ٞ‫ا‬ ٢َٔ‫ع‬ ِْٞٔ‫س‬ٔ‫ب‬ِ‫خ‬ٜ‫أ‬ ‫ٖد‬َُ‫ر‬َُ ‫َا‬ٜ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬َٚ َِٜٔ٘‫ر‬ٔ‫د‬ٜ‫ؾ‬ِٕٜ‫أ‬ ُّٜ‫ال‬ٔ‫ض‬٢‫إل‬ٞ‫ا‬ :ًِ‫ٚض‬
َُِّٛ‫ص‬َ‫ت‬َٚ ٜ٠ٜ‫ا‬‫ٖن‬‫ص‬‫ي‬‫ا‬ َٞٔ‫ت‬ِ‫ؤ‬ُ‫ت‬َٚ ٜ٠ٜ‫ال‬ٖ‫ص‬‫ي‬‫ا‬ َِِٝٔ‫ك‬ُ‫ت‬َٚ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٍُُِٛ‫ض‬َ‫ز‬ ‫ّا‬‫د‬َُٖ‫ر‬َُ ٖٕٜ‫أ‬َٚ ٝ‫هلل‬‫ا‬ ٤‫ال‬٢‫إ‬ َٜ٘‫ي‬٢‫إ‬ ٜ‫ال‬ ِٕٜ‫أ‬ َ‫د‬َِٗ‫ػ‬َ‫ت‬ٖ‫خ‬ُ‫ر‬َ‫ت‬َٚ َٕ‫َا‬‫ط‬َََ‫ز‬
ِ‫ط‬َٜ ُٜ٘‫ي‬ ‫َا‬ِٓ‫ب‬ٔ‫ح‬َ‫ع‬ٜ‫ؾ‬ ،َ‫ت‬ٞ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ٟ‫ال‬ِٝٔ‫ب‬َ‫ض‬ ِٜٔ٘ٝ‫ي‬٢‫إ‬ َ‫ت‬ِ‫ع‬َٜٛ‫ت‬ِ‫ض‬‫ا‬ ٢ٕ٢‫إ‬ َ‫ت‬َِٝ‫ب‬ٞ‫ي‬‫ا‬٢ٕ‫َا‬ُِٜ٢‫إل‬ٞ‫ا‬ ٢َٔ‫ع‬ ِْٞٔ‫س‬ٔ‫ب‬ِ‫خ‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ،ُ٘ٝ‫ق‬ٚ‫د‬َ‫ص‬َُٜٚ ُ٘ٝ‫ي‬ٜ‫أ‬
ٚ‫س‬َ‫غ‬َٚ ٔٙ٢‫س‬َِٝ‫خ‬ ٢‫ز‬َ‫د‬ٜ‫ك‬ٞ‫ي‬‫ا‬ٔ‫ب‬ ََِٔٔ‫ؤ‬ُ‫ت‬َٚ ٢‫س‬ٔ‫خ‬‫اآل‬ ٢َِّٛٝٞ‫ي‬‫ا‬َٚ ًُٔ٘ٔ‫ض‬ُ‫ز‬َٚ ٔ٘ٔ‫ب‬ُ‫ت‬ٝ‫ن‬َٚ ٔ٘ٔ‫ت‬ٜ‫ه‬ٔ٥ٜ‫ال‬َََٚ ٔ‫هلل‬‫ٔا‬‫ب‬ ََِٔٔ‫ؤ‬ُ‫ت‬ ِٕٜ‫أ‬ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬،َ‫ت‬ٞ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ .ٔٙ
ِٕٜ‫أ‬ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ،٢ٕ‫َا‬‫ط‬ِ‫ذ‬٢‫إل‬ٞ‫ا‬ ٢َٔ‫ع‬ ِْٞٔ‫س‬ٔ‫ب‬ِ‫خ‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ِْٞٔ‫س‬ٔ‫ب‬ِ‫خ‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ .ٜ‫ى‬‫َا‬‫س‬َٜ ُْٖ٘٢‫إ‬ٜ‫ؾ‬ ُٙ‫َا‬‫س‬َ‫ت‬ ِٔٝ‫ه‬َ‫ت‬ ِِٜ‫ي‬ ِٕ٢‫إ‬ٜ‫ؾ‬ ُٙ‫َا‬‫س‬َ‫ت‬ ٜ‫و‬ْٖٜ‫أ‬ٜ‫ن‬ ٜ‫هلل‬‫ا‬ َ‫د‬ُ‫ب‬ِ‫ع‬َ‫ت‬
ٜ‫أ‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ،‫َا‬ٗٔ‫ت‬‫َا‬‫ز‬‫َا‬َٜ‫أ‬ َِٔ‫ع‬ ِْٞٔ‫س‬ٔ‫ب‬ِ‫خ‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ .٢ٌٔ٥‫ا‬ٖ‫ط‬‫ي‬‫ا‬ ََٔٔ ًَِِٜ‫ع‬ٜ‫أ‬ٔ‫ب‬ ‫َا‬َِٗٓ‫ع‬ ٍُُِٚ‫ؤ‬ِ‫ط‬َُٞ‫ي‬‫ا‬ ‫َا‬َ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ،ٔ١َ‫ع‬‫ٖا‬‫ط‬‫ي‬‫ا‬ ٢َٔ‫ع‬ٝ١ََٜ‫َأ‬ٞ‫ا‬ َ‫د‬ًَٔ‫ت‬ ِٕ
ََٗ‫ت‬ٖ‫ب‬َ‫ز‬ُ‫ت‬ِ‫ث‬ٔ‫ب‬ًٜٜ‫ؾ‬ َ‫ل‬ًِْٜٜٛ‫ا‬ ُِٖ‫ث‬ ،٢ٕ‫َا‬ُِٝٓ‫ب‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ َِٕٛٝ‫ي‬َٚ‫ٜا‬َٛ‫ت‬َٜ ٔ٤‫ٖا‬‫ػ‬‫ي‬‫ا‬ َ٤‫َا‬‫ع‬٢‫ز‬ ٜ١ٜ‫ي‬‫ا‬َ‫ع‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٜ٠‫َا‬‫س‬ُ‫ع‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٜ٠‫ٜا‬‫ؿ‬ُ‫ر‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٣َ‫س‬َ‫ت‬ ِٕٜ‫أ‬َٚ ‫ا‬:ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ُِٖ‫ث‬ ،‫٘ا‬ًََٝٔ
‫ٜت‬‫أ‬ ٌُِٜ٢‫س‬ِ‫ب‬ٔ‫ج‬ ُْٖ٘٢‫إ‬ٜ‫ؾ‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ .ًَِِٜ‫ع‬ٜ‫أ‬ ُ٘ٝ‫ي‬ُِٛ‫ض‬َ‫ز‬َٚ ٝ‫هلل‬‫ا‬ :ُ‫ت‬ًٞٝ‫ق‬ ‫؟‬ ٢ٌٔ٥‫ا‬ٖ‫ط‬‫ي‬‫ا‬ ٢ََٔ ٟ٢‫ز‬ِ‫د‬َ‫ت‬ٜ‫أ‬ َ‫س‬َُُ‫ع‬ ‫َا‬ٜ.ِِٝ‫ه‬َِٜٓٔ‫د‬ ِِٝ‫ه‬ًَُُِّ‫ع‬ُٜ ِِٝ‫ن‬‫َا‬‫ـ‬
―Dari Umar Radhiyallahu 'anhu juga dia berkata: Ketika kami duduk-duduk
disisi Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam suatu hari tiba-tiba datanglah
seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat
hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada
seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk
dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya
(Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam) seraya berkata: ―Ya Muhammad,
beritahukan aku tentang Islam?‖, maka bersabdalah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi
wa Sallam: ―Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang
disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah,
engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji
jika mampu‖, kemudian dia berkata: ―anda benar‖. Kami semua heran, dia yang
bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: ―Beritahukan
aku tentang Iman‖. Lalu beliau bersabda: ―Engkau beriman kepada Allah,
3 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan
engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk‖, kemudian dia
berkata: ―anda benar―. Kemudian dia berkata lagi: ―Beritahukan aku tentang
ihsan‖. Lalu beliau bersabda: ―Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah
seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat
engkau‖. Kemudian dia berkata: ―Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan
kejadiannya)‖. Beliau bersabda: ―Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang
bertanya‖. Dia berkata:―Beritahukan aku tentang tanda-tandanya‖, beliau
bersabda:―Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat
seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba,
(kemudian)berlomba-lomba meninggikan bangunannya‖, kemudian orang itu
berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya:
―Tahukah engkau siapa yang bertanya?‖. aku berkata: ―Allah dan Rasul-Nya
lebih mengetahui.‖ Beliau bersabda: ―Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian
(bermaksud) mengajarkan agama kalian.‖ (HR. Muslim)
Hadist di atas secara rinci menjelaskan tentang tingkatan-tingkatan
keIslaman seseorang yang terdiridari dari tiga tingkatan, sebagaimana berikut ini,
 Tingkatan Pertama: Islam, yang memiliki lima rukun, yaitu: 1) Bersaksi
bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah,
dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam adalah utusan
Allah. 2) Menegakkan shalat. 3)Membayar zakat. 4) Puasa di bulan Ramadhan. 5)
Menunaikan haji ke Baitullah bagi yang mampu.
 Tingkatan Kedua: Iman yang memiliki enam tigkatan, yaitu: 1) Iman
kepada Allah. 2) Iman kepada Malaikat-Malaikat-Nya. 3) Iman kepada Kitab-
Kitab-Nya. 4) Iman kepada Rasul-Rasul-Nya. 5) Iman kepada hari Akhir. 6)
Iman kepada takdir yang baik dan buruk.
 Tingkatan Ketiga: Ihsan yangmemiliki satu rukun yaitu engkau beribadah
kepada Allah Azza wa Jalla seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak
melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.
Berkaitan dengan rincian hadits di atas imam Bukhari mentatakan: fa‟jaala
dzalika kullahu dinan; beliu (nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam) menjadikan semua
itu menjadi agama. Maksudnya, agama itu adalah iman(aqidah), islam(syari‘ah),
dan ihsan(akhlaq).1
1
Buhari,Shahih Al-Buhari, Kitab Al-Iman, no.50
4 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
Secara lebih sederhana, bisa ditegaskan bahwa iman orientasinya
keyakinan atau aqidah, Islam orientasinya pengalaman ibadahatau syari‘at,
sedangkan ihsan orientasinya manajemen diri atau akhlak. Oleh karenanya, jika
hanya percaya adanya Allah (iman) tapi tidak mau mengikuti syari‘at Nabi
(Islam) sebagimana halnya musyrikin jahiliyah, maka itu tidak bisa disebut
beragama Islam. Atau, dengan hanya mengikuti syari‘at Nabi (Islam) tanpa
menyakininya (iman) seperti halnya orang munafiq, itupun tidak beragama
Islam. Demikian juga, jika hanya percaya dan beribadah(iman dan Islam),tetapi
tidak berakhlak mulia (ihsan) tidak dapat dikatagorikan beragama Islam yang
benar. Yang dua pertama (tidak iman-Islam) dikatagorikan kafir, sementara yang
terakhir (tidak ihsan) dikatagorikan fasiq, tidak sampai kafir. Islam sebagai agama
dengan demikain harus mencakup iman ,Islam, dan ihsan.2
B. Keutamaan Islam dan Karakteristiknya
1. Keutamaan Islam
Islam adalah agama yang memiliki banyak keutamaan yang agung yang
telah disebutkan dalam Al-Qur‘an dan Sunah. Di antara keutamaan itu adalah
sebagaimana berikut ini:3
 Islam menghapus seluruh dosa dan kesalahan bagi orang kafir yang
masuk Islam. Dalilnya adalah firman Allah Azza wa Jalla:
‫ُٛا‬َٗ‫ت‬َٜٓ ٕ٢‫إ‬ ‫ُٚا‬‫س‬ٜ‫ؿ‬ٜ‫ن‬ َٜٔٔ‫ر‬٤ًٓٔ‫ي‬ ٌٝ‫ق‬َ‫ني‬ٔ‫ي‬ٖٜٚ‫أ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ُ‫ت‬ُٖٓ‫ض‬ ِ‫ت‬َ‫ط‬ََ ِ‫د‬ٜ‫ك‬ٜ‫ؾ‬ ‫ُٚا‬‫د‬ُٛ‫ع‬َٜ ٕ٢‫إ‬َٚ َ‫ـ‬ًَٜ‫ض‬ ِ‫د‬ٜ‫ق‬ ‫ٖا‬َ ُِٜٗ‫ي‬ ِ‫س‬ٜ‫ؿ‬ِ‫ػ‬ُٜ
“Katakanlah kepada orang-orang kafir itu, (Abu Sufyan dan kawan-kawannya)
„Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa
mereka yang telah lalu; dan jika mereka kembali lagi (memerangi Nabi), sungguh akan
berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang terdahulu (dibinasakan).”
(QS. Al-Anfaal: 38)
‗Amr bin al-‗Ash Radhiyallahu 'anhu yang menceritakan kisahnya ketika
masuk Islam, Ia berkata,
2
Nashruddin Syarif, Menangkal Virus Islam Liberal, Bandung: Persispers,2011, hlm.121
3
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Prinsip Dasar Islam Menutut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang Shahih,Bogor:
Pustaka At-Taqwa.
5 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
َُِٜٝٔ ٞ‫ط‬ُ‫ط‬ِ‫ب‬‫ا‬ :ُ‫ت‬ًٞٝ‫ك‬ٜ‫ؾ‬ ًََِٜٓ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ًُٜ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜٓ‫ص‬ ٖٞٔ‫ب‬ٖٓ‫ي‬‫ا‬ ُ‫ت‬َِٝ‫ت‬ٜ‫أ‬ ٞٔ‫ب‬ًٜٞ‫ق‬ ٢ٔ‫ؾ‬ َّٜ‫ال‬ِ‫ض‬٢‫إل‬ٞ‫ا‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬ ٌََ‫ع‬َ‫ج‬ ‫ٖا‬ًُٜٜ‫ؾ‬.ٜ‫و‬ِ‫ع‬ٜٔ‫ا‬َ‫ب‬ٝ‫أل‬ِ‫ـ‬ٜ‫ؾ‬ ٜ‫و‬َٓ
ِ‫غ‬ٜ‫أ‬ ِٕٜ‫أ‬ َُ ِ‫د‬َ‫ز‬ٜ‫أ‬ :ُ‫ت‬ًٞٝ‫ق‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ))‫؟‬ ُٚ‫س‬َُِ‫ع‬ ‫َا‬ٜ ٜ‫و‬ٜ‫ي‬ ‫َا‬َ(( ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ٣ٔ‫د‬َٜ ُ‫ت‬ِ‫ط‬َ‫ب‬ٜ‫ك‬ٜ‫ؾ‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ .ََُُِٜ٘ٓٝٔ ٜ‫ط‬َ‫ط‬َ‫ب‬ٜ‫ؾ‬ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ٜ‫ط‬٢‫س‬َ‫ت‬
َٚ ‫ُ؟‬ًِٜ٘‫ب‬ٜ‫ق‬ َٕ‫ٜا‬‫ن‬ ‫َا‬َ ُّٔ‫د‬َِٜٗ َّٜ‫ال‬ِ‫ض‬٢‫إل‬ٞ‫ا‬ ٖٕٜ‫أ‬ َ‫ت‬ًَُِٔ‫ع‬ ‫َا‬َٜ‫أ‬(( ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ .٢ٔ‫ي‬َ‫س‬ٜ‫ؿ‬ِ‫ػ‬ُٜ ِٕٜ‫أ‬ :ُ‫ت‬ًٞٝ‫ق‬ ))‫؟‬ ‫َا‬‫ذ‬‫َا‬ُٔ‫ب‬ ٝ‫ط‬٢‫س‬َ‫ت‬ِ‫ػ‬َ‫ت‬((ٜ٠َ‫س‬ِ‫ح‬٢ٗٞ‫ي‬‫ا‬ ٖٕٜ‫أ‬
‫ُ؟‬ًِٜ٘‫ب‬ٜ‫ق‬ َٕ‫ٜا‬‫ن‬ ‫َا‬َ ُّٔ‫د‬َِٜٗ ٖ‫خ‬َ‫ر‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٖٕٜ‫أ‬َٚ ‫َا؟‬ًِٜٗ‫ب‬ٜ‫ق‬ َٕ‫ٜا‬‫ن‬‫َا‬َ ُّٔ‫د‬َِٗ‫ت‬
―Ketika Allah menjadikan Islam dalam hatiku, aku mendatangi Nabi
Shalallahu 'Alaihi wa Sallam, dan aku berkata, ‗Bentangkanlah tanganmu, aku akan
berbai‘at kepadamu.‘ Maka Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam membentangkan
tangan kanannya. Dia (‗Amr bin al-‗Ash Radhiyallahu 'anhu) berkata, ‗Maka aku
tahan tanganku (tidak menjabat tangan Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam).‘ Maka
Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bertanya, ‗Ada apa wahai ‗Amr?‘ Dia berkata,
‗Aku ingin meminta syarat!‘ Maka, Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bertanya,
‗Apakah syaratmu?‘ Maka aku berkata, ‗Agar aku diampuni.‘ Maka Nabi
Shalallahu 'Alaihi wa Sallam berkata, ‗Apakah engkau belum tahu bahwa
sesungguhnya Islam itu menghapus dosa-dosa yang dilakukan sebelumnya,
hijrah itu menghapus dosa-dosa sebelumnya, dan haji itu menghapus dosa-dosa
sebelumnya?‘‖ (HR.Muslim)
 Apabila seseorang masuk Islam kemudian baik keIslamannya, maka ia
tidak disiksa atas perbuatannya pada waktu dia masih kafir, bahkan Allah Azza
wa Jalla akan melipatgandakan pahala amal-amal kebaikan yang pernah
dilakukannya. Dalam sebuah hadits dinyatakan:
٢‫إ‬ ِِٝ‫ن‬ُ‫د‬َ‫ذ‬ٜ‫أ‬ ََٔ‫ط‬ِ‫ذ‬ٜ‫أ‬ ‫َا‬‫ذ‬٢‫إ‬ :ًََِٜٓ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ًُٜ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜٓ‫ص‬ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٍُُِٛ‫ض‬َ‫ز‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ َُِ٘ٓ‫ع‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬ َٞٔ‫ض‬َ‫ز‬ ٜ٠َ‫س‬َِٜ‫س‬ُٖ ٞٔ‫ب‬ٜ‫أ‬ َِٔ‫ع‬ََُٜ٘‫ال‬ِ‫ض‬
٢ٜ‫ي‬٢‫إ‬ ‫َا‬ٗٔ‫ي‬‫ا‬َ‫ث‬َِٜ‫أ‬ ٢‫س‬ِ‫ػ‬َ‫ع‬ٔ‫ب‬ ُ‫ب‬َ‫ت‬ٞ‫ه‬ُ‫ت‬ ‫َا‬ًَُِٗٝ‫ع‬َٜ ٕ١ََٓ‫ط‬َ‫ذ‬ ٌٗٝ‫ه‬ٜ‫ؾ‬٢ٖ‫ت‬َ‫ذ‬ ‫َا‬ًِٗٔ‫ث‬ُٔٔ‫ب‬ ُ‫ب‬َ‫ت‬ٞ‫ه‬ُ‫ت‬ ‫َا‬ًَُِٗٝ‫ع‬َٜ ٕ١َ٦َٓٔٝ‫ض‬ ٌٗٝ‫ن‬َٚ .ٕ‫ـ‬ِ‫ع‬ٔ‫ض‬ ٔ١َ٥‫ا‬ُٔٔ‫ع‬ِ‫ب‬َ‫ض‬
ٜ‫هلل‬‫ا‬ ٢ٜ‫ك‬ًَٜٞ.
―Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam
bersabda: ―Jika baik keIslaman seseorang di antara kalian, maka setiap kebaikan
yang dilakukannya akan ditulis sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat.
Adapun keburukan yang dilakukannya akan ditulis satu kali sampai ia bertemu
Allah.‖ (HR.Muslim)
6 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
 Islam tetap menghimpun amal kebaikan yang pernah dilakukan
seseorang baik ketika masih kafir maupun ketika sudah Islam.
‫َا‬ٗٔ‫ب‬ ُ‫ث‬َٖٓ‫ر‬َ‫ت‬ٜ‫أ‬ ُ‫ت‬ِٓٝ‫ن‬ َ٤‫َا‬ِٝ‫غ‬ٜ‫أ‬ َ‫ت‬ِٜٜ‫أ‬َ‫ز‬ٜ‫أ‬ ،ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٍَُٛ‫ض‬َ‫ز‬ ‫َا‬ٜ :ُ‫ت‬ًٞٝ‫ق‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ َُِ٘ٓ‫ع‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬ َٞٔ‫ض‬َ‫ز‬ ٣ّ‫َا‬‫ص‬ٔ‫ذ‬ ٢ِٔ‫ب‬ ٢ِِٝٔ‫ه‬َ‫ذ‬ َِٔ‫ع‬ٞٔ‫ؾ‬
ًُٜ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜٓ‫ص‬ ٗٞٔ‫ب‬ٖٓ‫ي‬‫ا‬ ٍَ‫ٜا‬‫ك‬ٜ‫ؾ‬ ‫٣؟‬‫س‬ِ‫ج‬ٜ‫أ‬ َِٔٔ ‫َا‬ِٗٝٔ‫ؾ‬ ٌَِٜٗ‫ؾ‬ ، ٣ِٔ‫ذ‬َ‫ز‬ ٔ١ًٜٔ‫ص‬ ٜٚ‫أ‬ ٕ١ٜ‫ق‬‫َا‬‫ت‬َ‫ع‬ ِٜٚ‫أ‬ ٕ١ٜ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ َِٔٔ ٔ١ًٖٖٝٔٔ‫َا‬‫ح‬ٞ‫ي‬‫ا‬:ًََِٜٓ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬
٣‫س‬َِٝ‫خ‬ َِٔٔ َ‫ـ‬ًَٜ‫ض‬ ‫َا‬َ ٢ًَٜ‫ع‬ َ‫ت‬ًُِِٜ‫ض‬ٜ‫أ‬.
―Dari Hakim bin Hizam Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, ―Wahai Rasulullah,
apakah engkau memandang perbuatan-perbuatan baik yang aku lakukan sewaktu
masa Jahiliyyah seperti shadaqah, membebaskan budak atau silaturahmi tetap
mendapat pahala?‖ Maka Nabi Saw halallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, ―Engkau
telah masuk Islam beserta semua kebaikanmu yang dahulu.‖ (HR.Buhari)
 Islam sebagai sebab terhindarnya seseorang dari siksa Neraka.
َٞٔ‫ض‬َ‫ز‬ ٣‫ظ‬َْٜ‫أ‬ َِٔ‫ع‬ٗٞٔ‫ب‬ٖٓ‫ي‬‫ا‬ ُٙ‫َا‬‫ت‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ َ‫ض‬٢‫س‬َُٜ‫ؾ‬ ًََِٜٓ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ًُٜ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜٓ‫ص‬ ٖٞٔ‫ب‬ٖٓ‫ي‬‫ا‬ ُُّ‫د‬ِ‫د‬َٜ ٟٙٔ‫د‬َُٜٛٗ ّْٜ‫ال‬ٝ‫غ‬ َٕ‫ٜا‬‫ن‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ َُِ٘ٓ‫ع‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬
َُٖٚ ِٔ٘ٝٔ‫ب‬ٜ‫أ‬ ٢ٜ‫ي‬٢‫إ‬ َ‫س‬ٜ‫ع‬َٜٓ‫ؾ‬ ))ًِِِٔ‫ض‬ٜ‫أ‬(( :ُٜ٘‫ي‬ ٍَ‫ٜا‬‫ك‬ٜ‫ؾ‬ ٔ٘ٔ‫ض‬ٞ‫أ‬َ‫ز‬ َ‫د‬ِٓٔ‫ع‬ َ‫د‬َ‫ع‬ٜ‫ك‬ٜ‫ؾ‬ ،ُُٙ‫د‬ُٛ‫ع‬َٜ ًََِٜٓ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ًُٜ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜٓ‫ص‬َٛ:ُٜ٘‫ي‬ ٍَ‫ٜا‬‫ك‬ٜ‫ؾ‬ َُٙ‫د‬ِٓٔ‫ع‬
َٚ ًََِٜٓ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ًُٜ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜٓ‫ص‬ ٗٞٔ‫ب‬ٖٓ‫ي‬‫ا‬ َ‫د‬َ‫س‬َ‫د‬ٜ‫ؾ‬ ًَِِٜ‫ض‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ ًََِٜٓ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ًُٜ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜٓ‫ص‬ ٢ِٔ‫ض‬‫ٜا‬‫ك‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ‫َا‬‫ب‬ٜ‫أ‬ ِ‫ع‬ٔ‫ط‬ٜ‫أ‬ٔ‫هلل‬ ُ‫د‬َُِ‫ر‬ٞ‫ي‬‫ا‬ :ٍُِٛٝ‫ك‬َٜ َُٖٛ
٢‫ز‬‫ٖا‬ٓ‫ي‬‫ا‬ ََٔٔ َُٙ‫ر‬ٜ‫ك‬ِْٜ‫أ‬ ٟٔ‫ر‬٤‫ي‬‫ا‬
―Dari Anas Radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, ―Ada seorang anak Yahudi
yang selalu membantu Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam, kemudian ia sakit. Maka,
Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam datang menengoknya, lalu duduk di dekat
kepalanya, seraya mengatakan, ‗Masuk Islam-lah!‘ Maka anak Yahudi itu melihat
ke arah ayahnya yang berada di sampingnya, maka ayahnya berkata, ‗Taatilah
Abul Qasim (Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam).‘ Maka anak itu akhirnya masuk
Islam. Kemudian Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam keluar seraya mengatakan,
‗Segala puji hanya milik Allah yang telah menyelamatkannya dari siksa Neraka.‘‖
(HR.Buhari)
Dalam hadits lain yang berasal dari Shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu
'anhu, Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
7 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
‫ا‬ ٖٕ٢‫إ‬َٚ ٠١ًَُِٔ‫ط‬َُ ْ‫ظ‬ٞ‫ؿ‬َْ ٤‫ال‬٢‫إ‬ ٜ١َٖٓ‫ح‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٌُُ‫خ‬ِ‫د‬َٜٜ‫ال‬ ُْٖ٘٢‫إ‬٢‫س‬ٔ‫ج‬‫ٜا‬‫ؿ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٢ٌُ‫ج‬ٖ‫س‬‫ي‬‫ا‬ٔ‫ب‬ َِٜٔٚ‫د‬‫ي‬‫ا‬ ‫َا‬‫ر‬َٖ ُ‫د‬َٜٓٔ‫ؤ‬ُٜٝ‫ي‬ ٜ‫هلل‬.
―Sesungguhnya tidak akan masuk Surga melainkan jiwa muslim dan
sesungguhnya Allah menolong agama ini dengan orang-orang fajir.‖ (HR.
Bukhari)
 Kemenangan, kesuksesan dan kemuliaan terdapat dalam Islam.
ٜ‫أ‬ ََِٔ َ‫ح‬ًٜٞ‫ؾ‬ٜ‫أ‬ ِ‫د‬ٜ‫ق‬ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ًََِٜٓ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ًُٜ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜٓ‫ص‬ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٍَُٛ‫ض‬َ‫ز‬ ٖٕٜ‫أ‬ٔ‫ص‬‫َا‬‫ع‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ِٔ‫ب‬ ٚ٢‫س‬َُِ‫ع‬ ٢ِٔ‫ب‬ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٔ‫د‬ِ‫ب‬َ‫ع‬ َِٔ‫ع‬َ‫م‬٢‫ش‬ُ‫ز‬َٚ ،ًَِِٜ‫ض‬
ُٙ‫َا‬‫ت‬‫آ‬ ‫َا‬ُٔ‫ب‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬ َُ٘‫ع‬ٖٜٓ‫ق‬َٚ ،‫ٟا‬‫ؾ‬‫ٜا‬‫ؿ‬ٜ‫ن‬.
Dari Shahabat ‗Abdullah bin ‗Amr bin al-‗Ash Radhiyallahu 'anhu,
bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, ―Sungguh telah
beruntung orang yang masuk Islam, dan diberi rizki yang cukup dan Allah
memberikan sifat qana‘ah (merasa cukup) atas rizki yang ia terima.‖
(HR.Muslim)
Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu berkata,
‫اهلل‬ ‫يٓا‬‫ذ‬‫أ‬ ٠‫غري‬ ‫يف‬ ٠‫يعص‬‫ا‬ ‫إبتػٝٓا‬ ٕ‫ؾإ‬ ّ‫باإلضال‬ ‫اهلل‬ ‫ْا‬‫ص‬‫أع‬ ّٛ‫ق‬ ٔ‫حن‬
―Kami adalah suatu kaum yang telah dimuliakan oleh Allah Azza wa Jalla
dengan Islam, maka bila kami mencari kemuliaan dengan selain cara-cara Islam
maka Allah akan menghinakan kami.‖ 4
 Kebaikan seluruhnya terdapat dalam Islam. Tidak ada kebaikan baik di
kalangan orang Arab maupun non Arab, melainkan dengan Islam. Rasulullah
Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
ٜ‫أ‬ ،‫ّا‬‫س‬َِٝ‫خ‬ ِِ٢ٗٔ‫ب‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬ َ‫د‬‫َا‬‫ز‬ٜ‫أ‬ ٢َِ‫ح‬َ‫ع‬ٞ‫ي‬‫ا‬َٚ ٔ‫ب‬َ‫س‬َ‫ع‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ََٔٔ ٕ‫ت‬َِٝ‫ب‬ ٢ٌِٖٜ‫أ‬ ‫َا‬ُٜٜٗ‫أ‬َُٔ‫ت‬ٔ‫ؿ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ُ‫ع‬ٜ‫ك‬َ‫ت‬ ُِٖ‫ث‬ ،َّٜ‫ال‬ِ‫ض‬٢‫إل‬ٞ‫ا‬ ُِ٢ًَِٜٗٝ‫ع‬ ٌََ‫خ‬ِ‫د‬‫َا‬ْٖٜٗ‫أ‬ٜ‫ن‬
ًٌُٜ٥‫ع‬‫ي‬‫ا‬.
―Setiap penghuni rumah baik dari kalangan orang Arab atau orang Ajam
(non Arab), jika Allah menghendaki kepada mereka kebaikan, maka Allah
4
Riwayat al-Hakim dalam al-Mustadrak, ia berkata shahih dan disetujui oleh adz-Dzahabi dari Thariq bin
Syihab rahimahullah.
8 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
berikan hidayah kepada mereka untuk masuk ke dalam Islam, kemudian akan
terjadi fitnah-fitnah seolah-olah seperti naungan awan.‖ (HR. Ahmad)
 Islam membuahkan berbagai macam kebaikan dan keberkahan di dunia
dan akhirat. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
َُ ًُِٔٞ‫ع‬َٜ ٜ‫ال‬ ٜ‫هلل‬‫ا‬ ٖٕ٢‫إ‬َُِ‫ع‬ُٜٞٛٝ‫ؾ‬ ُ‫س‬ٔ‫ؾ‬‫ٜا‬‫ه‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ‫ٖا‬َٜ‫أ‬َٚ .ٔ٠َ‫س‬ٔ‫خ‬‫ٞآل‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ ‫َا‬ٗٔ‫ب‬ ٣َ‫ص‬ِ‫ح‬َُٜٚ ‫َا‬ِْٝٗ‫د‬‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ ‫َا‬ٗٔ‫ب‬ ٢ِٜٛ‫ع‬ُٜ ،ٟ١ََٓ‫ط‬َ‫ذ‬ ‫ّا‬َِٓٔ‫ؤ‬
٣َ‫ص‬ِ‫ح‬ُٜ ٠١ََٓ‫ط‬َ‫ذ‬ ُٜ٘‫ي‬ ِٔٝ‫ه‬َٜ ِِٜ‫ي‬ ٔ٠َ‫س‬ٔ‫خ‬‫ٞآل‬‫ا‬ ٢ٜ‫ي‬٢‫إ‬ ٢َ‫ط‬ٞ‫ؾ‬ٜ‫أ‬ ‫َا‬‫ذ‬٢‫إ‬ ٢ٖ‫ت‬َ‫ذ‬ ،‫َا‬ِْٝٗ‫د‬‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ ٔ٘٤ًٔ‫ي‬ ‫َا‬ٗٔ‫ب‬ ٌََُٔ‫ع‬ ‫َا‬َ َٔ ‫َا‬َٓ‫ط‬َ‫ر‬ٔ‫ب‬‫َا‬ٗٔ‫ب‬.
―Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak menzhalimi satu kebaikan pun
dari seorang mukmin, diberi dengannya di dunia dan dibalas dengannya di
akhirat. Adapun orang kafir diberi makan dengan kebaikan yang dilakukannya
karena Allah di dunia sehingga jika tiba akhirat, kebaikannya tersebut tidak akan
dibalas.‖ (HR. Muslim)
 Suatu amal shalih yang sedikit dapat menjadi amal shalih yang banyak
dengan sebab Islam yang shahih, yaitu tauhid dan ikhlas. Beramal sedikit saja
namun diberikan ganjaran dengan pahala yang melimpah. Dalam sebuah hadits
dinyatakan:
ٔ‫د‬ِٜٔ‫د‬َ‫ر‬ٞ‫ي‬‫ا‬ٔ‫ب‬ ْ‫ع‬ٖٜٓ‫ك‬َُ ٌُْ‫ج‬َ‫ز‬ ًََِٜٓ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ًُٜ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜٓ‫ص‬ َٞٔ‫ب‬ٖٓ‫ي‬‫ا‬ ٢َ‫ت‬ٜ‫أ‬ :ٍُٛٝ‫ك‬َٜ َُِ٘ٓ‫ع‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬ َٞٔ‫ض‬َ‫ز‬ َ٤‫َا‬‫س‬َ‫ب‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٢َٔ‫ع‬:ٍَ‫ٜا‬‫ك‬ٜ‫ؾ‬
ٜ‫ق‬ ُِٖ‫ث‬ ًَِِٜ‫ض‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ ،ٌِٔ‫ت‬‫ٜا‬‫ق‬ ُِٖ‫ث‬ ًِِِٔ‫ض‬ٜ‫أ‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ‫ُ؟‬ًِِٔ‫ض‬ٝ‫أ‬ ِٜٚ‫أ‬ ٌُٔ‫ت‬‫ٜا‬‫ق‬ٝ‫أ‬ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٍَُِٛ‫ض‬َ‫ز‬ ‫َا‬ٜ٢ًَٜٓ‫ص‬ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٍُُِٛ‫ض‬َ‫ز‬ ٍَ‫ٜا‬‫ك‬ٜ‫ؾ‬ ،ٌَٔ‫ت‬ٝ‫ك‬ٜ‫ؾ‬ ٌََ‫ت‬‫ا‬
‫ّا‬‫س‬ِٝٔ‫ث‬ٜ‫ن‬ َ‫س‬ٔ‫ج‬ٝ‫أ‬َٚ ٟ‫ال‬ًِٜٝٔ‫ق‬ ٌََُٔ‫ع‬ :ًََِٜٓ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ًُٜ٘ٓ‫ي‬‫ا‬.
Dari al-Bara‘ Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, ―Seorang laki-laki yang
memakai pakaian besi mendatangi Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam kemudian ia
bertanya, ‗Wahai Rasulullah, apakah aku boleh ikut perang ataukah aku masuk
Islam terlebih dahulu?‘ Maka, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab,
‗Masuk Islamlah terlebih dahulu, baru kemudian ikut berperang.‘ Maka, laki-laki
tersebut masuk Islam lalu ikut berperang dan akhirnya terbunuh (dalam
peperangan). Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam pun bersabda: ‗Laki-laki
tersebut beramal sedikit namun diganjar sangat banyak.‘‖ (HR. Bukhari)
9 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
 Islam mendatangkan cahaya bagi penganutnya di dunia dan akhirat.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
٢ًَٜ‫ع‬ َُٜٛٗ‫ؾ‬ ٢ّ‫ٜا‬ًِ‫ض‬٢‫إ‬ًٞٔ‫ي‬ َُٙ‫ز‬ِ‫د‬َ‫ص‬ ُ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ َ‫ح‬َ‫س‬َ‫غ‬ َُٜٔ‫ؾ‬ٜ‫أ‬َۖٔٓٔ٣‫ز‬ُْٛٔ٘ٓٔ‫ب‬ٖ‫ز‬ٌَِْٜٜٛ‫ؾ‬ٔ١َٝٔ‫ض‬‫ٜا‬‫ك‬ًٞٓٔ‫ي‬ُُِٗ‫ب‬ًٛٝٝ‫ق‬َٔٓٔٔ٘٤ً‫ي‬‫ا‬٢‫س‬ٞ‫ن‬ٔ‫ذ‬
ٍَٚٝ‫أ‬ٜۖ‫و‬ٔ٥ٞٔ‫ؾ‬٣ٍ‫ٜا‬ًَ‫ض‬٣‫ني‬ٔ‫ب‬َٗ
“Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk (menerima)
agama Islam lalu dia mendapat cahaya dari Rabb-nya (sama dengan orang yang membatu
hatinya)? Maka, celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah.
Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Az-Zumar: 22)
 Islam menyuruh kepada setiap kebaikan dan melarang dari setiap
keburukan. Tiada satu pun kebaikan, baik yang kecil maupun yang besar,
melainkan Islam telah membimbingnya dan menunjukinya, sebaliknya tidak ada
satu pun keburukan melainkan Islam telah memperingatkan dan melarangnya.
ٕ٤َِٞ‫غ‬ ٌٚٝ‫ه‬ٔ‫ي‬ ‫ّا‬ْ‫ا‬َِٝ‫ب‬ٔ‫ت‬ َ‫ب‬‫َا‬‫ت‬ٔ‫ه‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٜ‫و‬ًَِٜٝ‫ع‬ ‫َا‬ٓٞ‫ي‬ٖ‫ص‬ََْٚ
“Dan Kami turunkan kepadamu al-kitab untk menjelaskan segala sesuatu.”
(QS.Al-Nahl: 89)
ٜ‫أ‬ ََِْٝ‫أ‬ ‫٤ا‬‫ي‬٢‫إ‬ َِٔ٘ٝ‫ذ‬‫َا‬َٓ‫ح‬ٔ‫ب‬ ُ‫ري‬َٜٔٛ ٣‫س‬ٔ٥‫ا‬ٜ‫ط‬ ‫ٜا‬‫ي‬َٚ ٢‫ض‬ِ‫ز‬ٜ‫أ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ ٕ١ٖ‫ب‬‫َا‬‫د‬ َِٔٔ ‫َا‬َََِٚٔٔ ٔ‫ب‬‫َا‬‫ت‬ٔ‫ه‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ ‫َا‬ٓٞ‫ط‬ٖ‫س‬ٜ‫ؾ‬ ‫َا‬ُُِٝ‫ه‬ٝ‫ي‬‫ا‬َ‫ث‬َِ
٢ٜ‫ي‬٢‫إ‬ ُِٖ‫ث‬ٕ٤َِٞ‫غ‬َُٕۖٚ‫س‬َ‫ػ‬ِ‫ر‬ُُِٝ٢ٗٚ‫ب‬َ‫ز‬
“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang
dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan
sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (QS. Al-
An'am: 38)
2. Karakteristik Islam
Islam memiliki banyak karakteristik yang mendasar, yang menjadi pilar
keagungan Islam sebagai agama samawi yang diridhai. Karakteristik tersebut,
diantaranya sebagaimana dijelaskan oleh Dr. Yusuf Qardhawi ada tujuh yaitu
rabbaniyah (ketuhanan), insaniah (kemanusiaan), syumuliyah (universal), wasatiyyah
(keseimbangan), waqi‟iyyah (realistik), wudhuh (jelas), menyatukan antara tathawwur
10 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
(transformatif) dan tsabat (konsisten).5
Sementara menurut Dr. Abdul Aziz Ibn
Muhammad Ibn Ibrahim Al-Awid ada tiga belas karakteristik Islam, yaitu al-din
ar-rabbani (agama yang berketuhanan), al-din al-haq (agama yng benar), al-din al-
wadhih (agama yang jelas), dinul fitrah (agama yang sesuai fitrah), din al-aql (agama
yang sesuai akal sehat), al-din al-ma‟shum (agama yang terjaga), din al-rahmah
(agama kasih sayang), al-din al-wasath (agama yang seimbang), din al-mashalih
(agama untuk kemaslahatan), din al-yusr wa al-samahah (agama yang memberikan
kemudahan-kemudahan), din al-adl (agama keadilan), din al-akhlak (agama
akhlak).6
Dari karakteristik tersebut, hanya akan dijelaskan sebagian saja
sebagaimana dalam uraian berikut ini.
1. Islam sebagai agama yang benar (din al-haq)
Islam adalah agama yang sempurna, yang diturunkan di muka bumi ini.
Dengannya Allah memerintahkan kepada manusia agar menjadikannya sebagai
pedoman hidup (way of life), supaya terwujud kebahagian di dunia dan akhirat.7
‫ٱ‬ََّٛٝ‫ي‬ُ‫ت‬ًَُ‫ٜن‬‫أ‬ِٝ‫ه‬ٜ‫ي‬ِٝ‫ه‬َٜٓٔ‫د‬ُ‫ت‬ُٜ‫مت‬ٜ‫أ‬َِٚٝ‫ه‬ًَٜٝ‫ع‬ٞٔ‫ت‬َُ‫ٔع‬ُْ‫ت‬ٝٔ‫ض‬َ‫ز‬َُِٚٝ‫ه‬ٜ‫ي‬‫ٱ‬ٌَ‫٢ض‬‫إل‬َّۖ‫ٜٓا‬ٔ‫د‬
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat Ku, dan telah Ku-ridhai islam itu jadi agama bagimu.‖ (QS.
Al-Ma'idah: 3)
Kesempurnaan Islam tersebut sebagai bukti bahwa Islam adalah agama
wahyu yangbenar dan telah diridhai oleh Allah Jalla wa 'alaa, sebagaimana yang
Allah Ta'ala firmankan dalam kitab-Nya:
ٖٕ٢‫إ‬‫ٱ‬َٜٔٚ‫د‬‫ي‬َ‫د‬ٓٔ‫ع‬‫ٱ‬ٜ‫ال‬ِ‫ض‬ِ‫إل‬‫ا‬ ٔ٘٤ً‫ي‬ُّۖۖ
―Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.” ( QS. al-
Imran: 19)
Sebagai agama yang diridhai, Islam mendakwahkan kepada seluruh alam
agar berserah diri kepada Allah dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya dengan
taat dan berlepas diri dari segala perbuatan syirik.
5
Lihat Yusuf al-Qardhawi, Karakteristik Islam: Kajian Analitik (terjemahan), Surabaya: Risalah Gusti,
1995.
6
Lihat Abdul Aziz Ibn Muhammad Al-Awid, Al-Islam Al-Din Al-Adzim, Riyadh: Al-Maktab Al-Taawuni Li
Adda’wah wa All-Irsyad,1432
7
Abdul Aziz Ibn Muhammad Al-Awid, Al-Islam Al-Din Al-Adzim, Riyadh: Al-Maktab Al-Taawuni Li
Adda’wah wa All-Irsyad,1432,hlm.11
11 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
ٜٔ٢‫س‬ٔ‫ض‬‫َا‬‫د‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ََٔٔ ٔ٠َ‫س‬ٔ‫خ‬ٞ‫آل‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ ََُٖٛٚ َُِ٘ٓٔ ٌََ‫ب‬ٞ‫ك‬ُٜ ًِٜٜٔ‫ؾ‬ ‫ّا‬ٜٓٔ‫د‬ ٢ّٜ‫ال‬ِ‫ض‬ِ‫إل‬‫ا‬ َ‫س‬ِٜٝ‫غ‬ ٢‫ؼ‬َ‫ت‬ِ‫ب‬َٜ َََِٔٚ
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akherat termasuk orang-orang yang rugi.”
(QS. Ali Imron: 85)
Dari Abu Hurairahdari Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam, bahwasanya
beliau bersabda:
َُُِٜٛ ُِٖ‫ث‬ ْٙٞٔ‫ا‬َ‫س‬ِ‫ص‬َْ ٜ‫ال‬َٚ ٟٙٔ‫د‬َُِٜٛٗ ٔ١َٖٝ‫َأ‬ٞ‫ا‬ ٔٙٔ‫ر‬ٖ َِٔٔ ْ‫د‬َ‫ذ‬ٜ‫أ‬ ٞٔ‫ب‬ ُ‫ع‬َُِ‫ط‬َٜ ٜ‫ال‬ ٔٙٔ‫د‬َٝٔ‫ب‬ ٕ‫د‬َُٖ‫ر‬َُ ُ‫ظ‬ٞ‫ؿ‬َْ ٟٔ‫ر‬٤‫ي‬‫ا‬ََٚٚ َُ ِِٜ‫ي‬
٢‫ز‬‫ٖا‬ٓ‫ي‬‫ا‬ ٔ‫ب‬‫َا‬‫ر‬ِ‫ص‬ٜ‫أ‬ ََِٕٔٔ‫ٜا‬‫ن‬ ٤‫ال‬٢‫إ‬ ٔ٘ٔ‫ب‬ ُ‫ت‬ًٞٔ‫ض‬ِ‫ز‬ٝ‫أ‬ ٟٔ‫ر‬٤‫ي‬‫ا‬ٔ‫ب‬ َِِٔٔ‫ؤ‬ُٜ
―Demi yang jiwa Muhammad ada di Tangan Nya, tidaklah seseorang dari
umat ini baik Yahudi atau Nashroni yang mendengar tentang aku, kemudian ia
mati sementara dirinya tidak beriman dengan risalah yang aku bawa, maka ia
termasuk penghuni neraka.‖ (HR. Muslim)
2. Islam sebagai agama rabbaniyah
Rabbaniyah berasal dari kata Rabb (Allah Subhanahu wa Ta'ala Maha
Pencipta dan Pemelihara). Kata ini terulang sebanyak 3 kali dalam Al-Qur`ān,
yaitu QS. al-Maidah ayat 44 & 63, QS. Ali `Imran ayat 79. Rabbaniyah dalam
tiga ayat tersebut dimaksudkan untuk penisbatan sesuatu yang bersumber dari
Allah yang berupawahyu. Islam sebagai agama rabbaniyah berarti Islam selalu
berorientasi kepada wahyu Allah dalam segala hal, baik duniawi maupun
ukhrawi.
٢َِّٛٝٞ‫ي‬‫ا‬َٚ ٔ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ٔ‫ب‬ ََُِٕٛٓٔ‫ؤ‬ُ‫ت‬ ُِِ‫ت‬ِٓٝ‫ن‬ ِٕ٢‫إ‬ ٢ٍُٛ‫ض‬ٖ‫س‬‫ي‬‫ا‬َٚ ٔ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ ٢ٜ‫ي‬٢‫إ‬ ُٙٚٗ‫د‬ُ‫س‬ٜ‫ؾ‬ ٕ٤َِٞ‫غ‬ ٞٔ‫ؾ‬ ُِِ‫ت‬ِ‫ع‬َ‫ش‬‫َا‬َٓ‫ت‬ ِٕ٢‫إ‬ٜ‫ؾ‬
٢‫س‬ٔ‫خ‬‫ٞآ‬‫ي‬‫ا‬َۖ‫ذ‬ۖ‫ٟا‬ًٜ٢ٚٞ‫أ‬َ‫ت‬َُٓ‫ط‬ِ‫ذ‬ٜ‫أ‬َْٚ‫س‬َِٝ‫د‬ٜ‫ه‬ٔ‫ي‬
“Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Alquran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya” (QS. Al-Nisâ: 59)
12 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
َُِٓٔ‫ؤ‬ُٜ ‫ٜا‬‫ي‬ ٜ‫و‬ٓٔ‫ب‬َ‫ز‬َٚ ‫ٜا‬ًٜ‫ؾ‬‫ٓا‬ََُٔ ٟ‫ا‬‫َج‬‫س‬َ‫ذ‬ ِِ٢ٗٔ‫ط‬ٝ‫ؿ‬ِْٜ‫أ‬ ٞٔ‫ؾ‬ ‫ُٚا‬‫د‬ٔ‫ح‬َٜ ‫ٜا‬‫ي‬ َُِٓ‫ث‬ ََُِِِٗٓٝ‫ب‬ َ‫س‬َ‫ح‬َ‫غ‬ ‫َا‬ُٝٔ‫ؾ‬ ٜ‫ى‬ُُٛٓٔ‫ه‬َ‫ر‬ُٜ ٢َٓ‫ت‬َ‫ذ‬ َٕٛ
ٟ‫ا‬ًُِٝٔ‫ط‬َ‫ت‬ ‫ُٛا‬ًَُٓٔ‫ط‬َُٜٚ َ‫ت‬َِٝ‫ط‬ٜ‫ق‬
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan engkau hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka
tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang engkau berikan,
dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. Al-Nisaa’: 65)
Dua ayat di atas secara tegas memerintahkan kepada kita agar senantiasa
kembali kepada Al-Qur‘an dan As-Sunah dalam menangani segala urusan, baik
yang sifatnya duniawi maupun ukhrawi. Hal itu menunjukkan bahwa Islam
selalu berorientasi kepada wahyu dan inilah yang dimaksud karakter rabbaniyah
yang melekat pada agama Islam.
Rabbaniyah meliputi dua hal, yaitu Rabbaniyah Al-Masdar dan Rabbaniyah Al-
Ghayah.
 Rabbaniyah Al-Masdar: (Rabbaniyah dalam sumber ajaran). Maksudnya
adalah sumber teologi Islam adalah wahyu, bukan produk budaya, bukan pula
rekayasa manusia, Ia tidak bersumber dari ilmu-ilmu dari Timur dan
pengetahuan dari Barat. Tapi sesungguhnya ia adalah mukjizat yang bersumber
langsung dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah berfirman,
‫ّا‬ٓٝٔ‫ب‬َُ ‫ّا‬‫ز‬ُْٛ ِِٝ‫ه‬ِٜٝ‫ي‬٢‫إ‬ ‫َا‬ٓٞ‫ي‬َ‫ص‬ِْٜ‫أ‬َٚ ِِٝ‫ه‬ٓٔ‫ب‬َ‫ز‬ َِٔٔ ْٕ‫َا‬ِٖ‫س‬ُ‫ب‬ ِِٝ‫ن‬َ٤‫َا‬‫ج‬ ِ‫د‬ٜ‫ق‬ ُ‫ع‬‫ٓا‬َٓ‫ي‬‫ا‬ ‫َا‬ُٜٜٗٓ‫أ‬ ‫َا‬ٜ
―Wahai manusia,sunguh telah dating kepada kalian wahyu dri Rabb kalian, dan
kami telah menurunkan pada kalian cahaya yang terang.‖ (QS. An-Nisa: 174)
َْٓ٢‫إ‬َٕٛٝ‫ع‬ٔ‫ؾ‬‫َا‬‫ر‬ٜ‫ي‬ ُٜ٘‫ي‬ ‫ٓا‬َْ٢‫إ‬َٚ َ‫س‬ٞ‫ن‬ٓٔ‫ر‬‫ي‬‫ا‬ ‫َا‬ٓٞ‫ي‬َٓ‫ص‬َْ ُِٔ‫ر‬َْ ‫ا‬
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Qur‟an dan pasti Kami (pula) yang
memeliharanya.” (QS. Al-Hijr: 9)
٢َ‫ذ‬ُٜٛ ِْٞ‫ذ‬َٚ ٜٓ‫ال‬٢‫إ‬ َُٖٛ ِٕ٢‫إ‬ ٣ََٛٗٞ‫ي‬‫ا‬ ٢َٔ‫ع‬ ُ‫ل‬َِٜٔٛٓ ‫َا‬ََٚ
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya
itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan.” (QS.An-Najm: 04)
13 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,
َٚ ٔ‫هلل‬‫ا‬ َ‫ب‬‫َا‬‫ت‬ٔ‫ن‬ :‫َا‬ُ٢ٗٔ‫ب‬ ُِِ‫ت‬ٞ‫ه‬ٖ‫ط‬ََُ‫ت‬ ‫َا‬َ ‫ِا‬ٛ٥ًٔ‫ط‬َ‫ت‬ ِٜٔ‫ي‬ ٢َِٜٔ‫س‬َِٜ‫أ‬ ِِٝ‫ه‬ِٝٔ‫ؾ‬ ُ‫ت‬ٞ‫ن‬َ‫س‬َ‫ت‬ٔ٘ٔ‫ي‬ُِٛ‫ض‬َ‫ز‬ ٜ١ُٖٓ‫ض‬
―Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat
selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.‖
(HR. Baihaqi)
 Rabbaniyah Al-Ghayah: (Rabbaniyah dalam tujuan). Maksudnya, tujuan
semua ibadah dalam Islam hanya untuk mencari ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala,
bukan karena kepentingan selain Allah Subhanahu wa Ta'ala. Hal itu sebagaimana
dijelaskan dalam Al-Qur‘an dan As-Sunah sebagai berikut:
َ‫ع‬ ٌَُِِ‫ع‬ًَٜٝٞ‫ؾ‬ ٔ٘ٚ‫ب‬َ‫ز‬ َ٤‫ٜآ‬‫ك‬ٔ‫ي‬ ‫ُٛا‬‫ج‬ِ‫س‬َٜ َٕ‫ٜا‬‫ن‬ َُِٜٔ‫ؾ‬‫ّا‬‫د‬َ‫ذ‬ٜ‫أ‬ ٔ٘ٚ‫ب‬َ‫ز‬ ٔ٠َ‫د‬‫َا‬‫ب‬ٔ‫ع‬ٔ‫ب‬ ٝ‫ى‬٢‫س‬ِ‫ػ‬ُٜٜ‫ال‬َٚ ‫ّا‬‫ر‬ٔ‫ي‬‫ا‬َ‫ص‬ ٟ‫ال‬َُ
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya, maka hendaklah dia
mengerjakan amal shalih dan janganlah dia mempersekutukan seorangpun dengan Rabb-
nya.” (QS. Al Kahfi: 110)
٤‫ي‬٢‫إ‬ ‫ُٚا‬‫س‬َٔٝ‫أ‬ ‫َا‬ََُٜٚٔٔ‫د‬ ٜ‫و‬ٔ‫ي‬َ‫ذ‬َٚ ٜ٠‫ٜا‬‫ن‬ٖ‫ص‬‫ي‬‫ا‬ ‫ُٛا‬‫ت‬ِ‫ؤ‬َُٜٚ ٜ٠‫ٜا‬ًٖ‫ص‬‫ي‬‫ا‬ ‫ُٛا‬ُٝٔ‫ك‬َُٜٚ ٤‫ٜا‬‫ؿ‬َُٓ‫ذ‬ َٜٔٚ‫د‬‫ي‬‫ا‬ ُٜ٘‫ي‬ َ‫ني‬ٔ‫ص‬ًِٔ‫د‬َُ َ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ ‫ُٚا‬‫د‬ُ‫ب‬ِ‫ع‬َٝٔ‫ي‬ ‫ا‬
ٔ١َُٜٚٝ‫ك‬ٞ‫ي‬‫ا‬
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya.” (QS. Al-Bayyinah: 5)
ٝ‫ق‬َٜٔٓٔ‫د‬‫ي‬‫ا‬ ُٜ٘ٓ‫ي‬ ‫ّا‬‫ص‬ًِٔ‫د‬َُ ًَٜ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ َ‫د‬ُ‫ب‬ِ‫ع‬ٜ‫أ‬ ِٕٜ‫أ‬ َُ ِ‫س‬َٔٝ‫أ‬ ْٞٓٔ٢‫إ‬ ٌِ
“Katakanlah: “Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.” (QS. Al-Zumar: 11)
ٕ١َُِ‫ع‬ْٚ َٔٔ َُٙ‫د‬ٓٔ‫ع‬ ٕ‫د‬َ‫ذ‬ٜ‫أ‬ٔ‫ي‬ ‫َا‬ََٚ٢ًِٜ‫ع‬ٜ‫أ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٔ٘ٚ‫ب‬َ‫ز‬ ِٔ٘‫ج‬َٚ ٤‫َا‬‫ػ‬ٔ‫ت‬ِ‫ب‬‫ا‬ ‫٤ا‬‫ي‬‫إ‬ ٣َ‫ص‬ِ‫ح‬ُ‫ت‬
14 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
“Padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus
dibalasnya, Tetapi (Dia memberikan itu semata-mata) Karena mencari keridhaan Tuhannya
yang Maha Tinggi.” (QS. Al-Lail: 19–20)
ْٖ‫إ‬‫ّا‬‫ز‬ٛٝ‫ه‬ُ‫غ‬ ‫ٜا‬‫ي‬َٚ ٤‫َا‬‫ص‬َ‫ج‬ ِِٝ‫ه‬َٓٔ ُ‫د‬ٜ٢‫س‬ُْ ‫ٜا‬‫ي‬ ٔ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ ِٔ٘‫ج‬َٛٔ‫ي‬ ِِٝ‫ه‬ُُٔ‫ع‬ُْٞٛ ‫َا‬ُ
“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan
keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan)
terima kasih.” (QS. Al-Insan: 9)
ُٜ٘‫ي‬ ‫َا‬ََٚ ‫َا‬َِٗٓٔ ٔ٘ٔ‫ت‬‫ُؤ‬ْ ‫َا‬ِْٝٗ‫د‬‫ي‬‫ا‬ َ‫ث‬ِ‫س‬َ‫ذ‬ ُ‫د‬ٜ٢‫س‬ُٜ َٕ‫ٜا‬‫ن‬ َََٔٚ ٔ٘ٔ‫ث‬ِ‫س‬َ‫ذ‬ ٞٔ‫ؾ‬ ُٜ٘‫ي‬ ِ‫د‬٢‫ص‬َْ ٔ٠َ‫س‬ٔ‫خ‬‫ٞآ‬‫ي‬‫ا‬ َ‫ث‬ِ‫س‬َ‫ذ‬ ُ‫د‬ٜ٢‫س‬ُٜ َٕ‫ٜا‬‫ن‬ ََٔٞٔ‫ؾ‬
‫ٔٝب‬‫ص‬ْٖ َٔٔ ٔ٠َ‫س‬ٔ‫خ‬‫ٞآ‬‫ي‬‫ا‬
“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambah
keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia kami
berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu
bahagianpun di akhirat.” (QS. Asy-Syuuraa: 20)
ٜ‫أ‬ ِِ٢ِٜٗٝ‫ي‬٢‫إ‬ ٓٔ‫ف‬َُْٛ ‫َا‬َٗ‫ت‬َٜٓ٢‫ش‬َٚ ‫َا‬ِْٝٗ‫د‬‫ي‬‫ا‬ ٜ٠‫َا‬َٝ‫ر‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ُ‫د‬ٜ٢‫س‬ُٜ َٕ‫ٜا‬‫ن‬ َََِٜٔٔٔ‫ر‬٤‫ي‬‫ا‬ ٜ‫و‬ٔ٦ٜ‫ي‬ٚٝ‫أ‬ َُٕٛ‫ط‬َ‫د‬ِ‫ب‬ُٜ ‫ال‬ ‫َا‬ٗٝٔ‫ؾ‬ َُِِٖٚ ‫َا‬ٗٝٔ‫ؾ‬ ُِِٜٗ‫ي‬‫ا‬َُِ‫ع‬
ًََُِٕٛٝ‫ع‬َٜ ‫ُٛا‬ْ‫ا‬ٜ‫ن‬ ‫َا‬َ ٌْٔ‫ط‬‫َا‬‫ب‬َٚ ‫َا‬ٗٝٔ‫ؾ‬ ‫ُٛا‬‫ع‬ََٓ‫ص‬ ‫َا‬َ ٜ‫ط‬ٔ‫ب‬َ‫ذ‬َٚ ُ‫ز‬‫ٖا‬ٓ‫ي‬‫ا‬ ‫٢ال‬‫إ‬ ٔ٠َ‫س‬ٔ‫خ‬‫اآل‬ ٞٔ‫ؾ‬ ُِِٜٗ‫ي‬ َ‫ظ‬ِٜٝ‫ي‬
“Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami
berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di
dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat,
kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu.” (QS. Hud: 15-16)
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
ُُِ٘ٗ‫ج‬َٚ ٔ٘ٔ‫ب‬ َٞٔ‫ػ‬ُ‫ت‬ِ‫ب‬‫ا‬ َٚ ٟ‫ا‬‫ٔص‬‫ي‬‫ا‬َ‫خ‬ ُٜ٘‫ي‬ َٕ‫ٜا‬‫ن‬ ‫َا‬َ ٤‫ال‬٢‫إ‬ ٢ٌََُ‫ع‬‫ي‬‫ا‬ ََٔٔ ٌَُ‫ب‬ٞ‫ك‬َٜ ٜ‫ال‬ ٜ‫هلل‬‫ا‬ ٖٕ٢‫إ‬
“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak menerima amal perbuatan, kecuali yang
ikhlas dan dimaksudkan (dengan amal perbuatan itu) mencari wajah Allah.” (HR.
Nasa’i)
15 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
Dari Amirul Mu‘minin, Abi Hafs Umar Khattab, dia berkata: Saya
mendengar Rasulullah bersabda:
ٔ٘ٔ‫ي‬ُِٛ‫ض‬َ‫ز‬َٚ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٢ٜ‫ي‬٢‫إ‬ ُُ٘‫ت‬َ‫س‬ِ‫ح‬ٖٔ ِ‫ت‬َْ‫ا‬ٜ‫ن‬ َُِٜٔ‫ؾ‬ .٣ََْٛ ‫َا‬َ ٣‫ئ‬٢‫س‬َِ‫ا‬ ٌٚٝ‫ه‬ٔ‫ي‬ ‫َا‬ُْٖ٢‫إ‬َٚ َٔ ‫ٖا‬ٝٚٓ‫ي‬‫ا‬ٔ‫ب‬ ٍُ‫َا‬ُِ‫ع‬ٜ‫َأ‬ٞ‫ا‬ ‫َا‬ُْٖ٢‫إ‬ُُ٘‫ت‬َ‫س‬ِ‫ح‬٢ٜٗ‫ؾ‬
ُِٛ‫ض‬َ‫ز‬َٚ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٢ٜ‫ي‬٢‫إ‬ِٜٔ٘ٝ‫ي‬٢‫إ‬ َ‫س‬َ‫ج‬‫َا‬ٖ ‫َا‬َ ٢ٜ‫ي‬٢‫إ‬ ُُ٘‫ت‬َ‫س‬ِ‫ح‬٢ٜٗ‫ؾ‬ ‫َا‬ُٗ‫ر‬ٔ‫ه‬َِٜٓ ٕ٠ٜ‫أ‬َ‫س‬َِ‫ا‬ ِٜٚ‫أ‬ ‫َا‬ُٗ‫ب‬ِٝٔ‫ص‬ُٜ ‫َا‬ُِْٝ‫د‬ٔ‫ي‬ ُُ٘‫ت‬َ‫س‬ِ‫ح‬ٖٔ ِ‫ت‬َْ‫ا‬ٜ‫ن‬ َََِٔٚ ،ٔ٘ٔ‫ي‬
―Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya
setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang
hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka
hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya
karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya
maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.‖ (HR.Muslim)
Di dalam Shahih Muslim dari hadits Abu Hurairah, sesungguhnya
Rasulallah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, Allah berfirman (hadits qudsi):
ُٜ٘‫ن‬ِ‫س‬ٔ‫غ‬َٚ ُُ٘‫ت‬ٞ‫ن‬َ‫س‬َ‫ت‬ ٟ٢‫س‬ِٜٝ‫غ‬ ٞٔ‫ع‬ََ ِٔ٘ٝٔ‫ؾ‬ ٜ‫ى‬َ‫س‬ِ‫غ‬ٜ‫أ‬ ٟ‫ال‬ََُ‫ع‬ ٌََُٔ‫ع‬ ََٔ ,ٔ‫ى‬ِ‫س‬ٚ‫ػ‬‫ي‬‫ا‬ ٢َٔ‫ع‬ ٔ٤‫ٜا‬‫ن‬َ‫س‬ٗ‫ػ‬‫ي‬‫ا‬ ٢َٓٞ‫غ‬ٜ‫أ‬ ‫َا‬ْٜ‫أ‬
―Aku tidak membutuhkan sekutu, barangsiapa yang melakukan suatu amal
ibadah yang ia menyekutukan selain-ku bersama-Ku, niscaya Aku
meninggalkannya dan sekutunya.‖ (HR.Muslim)
3. Islam sebagai agama yang berimbang (wasatiyah)
Islam merupakan agama yang memiliki konsep wasatiyah, yakni selalu
berada pada jalan tengah diantaradua jalan ekstrim, tidak tasaddud (memperberat
diri) dan tidak pula tasahhul (meringankan diri),tidak berlebih-lebihan (israf),
tidak pula melampaui batas (ghuluw), sehingga tercapaisikap adil dan lurus, yang
akan menjadi saksi atas seluruh manusia.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
‫ّا‬‫د‬ٝ٢َٗ‫غ‬ ِِٝ‫ه‬ًَِٜٝ‫ع‬ ٍُُٛ‫ض‬ٖ‫س‬‫ي‬‫ا‬ َٕٛٝ‫ه‬ََٜٚ ٢‫ع‬‫ٖا‬ٓ‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜ‫ع‬ َ٤‫َا‬‫د‬َُٗ‫غ‬ ٞ‫ا‬ُْٛٛٝ‫ه‬َ‫ت‬ِّ‫ي‬ ‫ٟا‬َٛ‫ض‬َٚ ٟ١َٖٝ‫أ‬ ِِٝ‫ن‬‫َا‬ًَٓٞ‫ع‬َ‫ج‬ ٜ‫و‬ٔ‫ي‬َ‫ر‬ٜ‫ن‬َٚ
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil
dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul
(Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.” (QS. Al-Baqarah: 143)
16 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
Dalam menafsiri ayat ini, Ibn Katsir berkata bahwayang dimaksud dengan
“ummatan wasatha” pada ayat tersebut adalah umat pilihan (akhyar) dan umat
terbaik (ajwad), karena karakter wasatiyah yang melekat pada umat ini.8
Wasatiyah dalam Islam dapat dilihat dari konsep beribadah di dalamnya.
Islam mengajarkan umatnya agar senantiasa berada pada sikap pertengahan,
yakni tidak ghuluw (berlebih-lebihan), tidak pula tasahhul (meringankan diri).
Karena sikap ghuluw akan menjadikan pelakunya pada kerusakan, sementara
sikap tasahhul akan membawa pelakunya pada kemalasan.
Adapun hadits-hadits yang menjelaskan dalam masalah ini, diantaranya
adalah hadits dari Abdullah bin Mas‘ud, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam
bersabda:
َُٕٛ‫ع‬ََٓٔٛٓ‫ت‬ُُٞ‫ي‬‫ا‬ ٜ‫و‬ًَٜٖ-‫ّا‬‫ث‬ٜ‫ال‬َ‫ث‬ ‫َا‬ٜٗ‫ي‬‫ا‬ٜ‫ق‬
“Benar-benar binasa orang-orang yang bersikap tanaththu‟.” Beliau mengulangi
pernyataan ini sebanyak tiga kali.” (HR. Muslim)
Yang dimaksud orang-orang yang bersikap tanaththu‟ dalam hadist tersebut
adalah mereka yang berlebih-lebihan, bersikap ghuluw, dan melampaui batas dari
yang telah ditentukan. Baik di dalam ucapan ataupun perbuatan. Rasulullah
Shalallahu 'Alaihi wa Sallam pernah meluruskan tiga orang laki-laki yang berlebih-
lebihan dalam masalah ibadah, orang pertama berkata:―Aku akan puasa terus
menerus dan tidak akan berbuka.‖ Yang kedua berkata: ―Aku akan shalat
malam, tidak akan tidur.‖ Dan orang ketiga berkata: ―Aku tak akan menikah
dengan wanita.‖ Ketiganya menyangka bahwa berpuasa terus menerus, tidak
menikah dan tidak tidur di malam hari untuk mengerjakan shalat akan
mendatangkan maslahat bagi mereka, namun hal ini ditolak oleh Rasulullah
Shalallahu 'Alaihi wa Sallam melalui hadits beliau:
ْٞٓٔ٢‫إ‬ ٔ‫هلل‬‫َا‬ٚ ‫َا‬َٜ‫أ‬ ،‫َا‬‫ر‬ٜ‫ن‬َٚ ‫َا‬‫ر‬ٜ‫ن‬ ُِِ‫ت‬ًٞٝ‫ق‬ َٜٔٔ‫ر‬ٜٓ‫ي‬‫ا‬ ُِِ‫ت‬ِْٜ‫أ‬ًَٞٓٔ‫ص‬ٝ‫أ‬َٚ ُ‫س‬ٔٛٞ‫ؾ‬ٝ‫أ‬َٚ ُُّٛ‫ص‬ٜ‫أ‬ ٞٓٔٓٔ‫ه‬ٜ‫ي‬ ُٜ٘‫ي‬ ِِٝ‫ن‬‫ٜا‬‫ك‬ِ‫ت‬ٜ‫أ‬َٚ ًٔ٘ٔ‫ي‬ ِِٝ‫ن‬‫َا‬‫ػ‬ِ‫خ‬ٜ‫أ‬ٜ‫ي‬
َٞٓٔٓٔ َ‫ظ‬ًِٜٜٝ‫ؾ‬ ٞٔ‫ت‬َُٓٓ‫ض‬ َِٔ‫ع‬ َ‫ب‬ٔ‫غ‬َ‫ز‬ َُِٜٔ‫ؾ‬ ،َ٤‫َا‬‫ط‬ٓٔٓ‫ي‬‫ا‬ ُ‫د‬ََٓٚ‫ص‬َ‫ت‬ٜ‫أ‬َٚ ُ‫د‬ٝ‫ق‬ِ‫ز‬ٜ‫أ‬َٚ
8
Ibn Katsir,Tafsir Ibn Katsir, Vol.1,hlm.455
17 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
―Kalian yang berkata demikian dan demikian, ketahuilah aku adalah orang
yang paling takut di antara kalian kepada Allah dan paling bertakwa. Akan tetapi
aku shalat malam dan tidur, aku berpuasa serta berbuka, dan aku menikahi
wanita. Barangsiapa yang membenci sunnahku maka, maka ia tidak termasuk
golonganku.‖ (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
َُ٘‫ب‬ًٜٜ‫غ‬ ٜٓ‫ال‬٢‫إ‬ ْ‫د‬َ‫ذ‬ٜ‫أ‬ َٜٔٓٔ‫د‬‫ي‬‫ا‬ َٓ‫د‬‫َا‬‫ػ‬ُٜ ِٜٔ‫ي‬َٚ ْ‫س‬ِ‫ط‬ُٜ َِٜٔٓٔ‫د‬‫ي‬‫ا‬ َٕٓ٢‫إ‬
―Sesungguhnya agama Islam ini mudah. Tidak ada seorang pun yang
memberat-beratkan dirinya dalam beragama melainkan dia tidak mampu
menjalankannya.‖ (HR. Al-Bukhari)
Hadist tersebut secara tegas menerangkan bahwa sikap berlebih-lebihan
dalam Ibadahakan mengantarkan pelakunya kepada kejenuhan. Tidak hanya
itu,berlebih-lebihan (ghuluw) juga merupakan penyebab rusaknya umat
terdahulu. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,
‫ٓا‬َٜ٢‫إ‬٢ِٜٔٓٔ‫د‬‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ ٓ٢ًُٛٝ‫ػ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ٔ‫ب‬ ِِٝ‫ه‬ًِٜ‫ب‬ٜ‫ق‬ َٕ‫ٜا‬‫ن‬ ََِٔ ٜ‫و‬ًَٜٖ ‫َا‬َُْٓ٢‫إ‬ٜ‫ؾ‬ ٢ٜٔٓٔ‫د‬‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ ًَُٓٛٝ‫ػ‬ٞ‫ي‬‫ا‬َٚ ِِٝ‫ن‬
―Waspadalah dan berhati-hatilah kalian dari sikap ghuluw dalam
beragama. Karena sesungguhnya kehancuran umat-umat sebelum kalian
disebabkan ghuluw yang mereka perbuat di dalam beragama.‖ (HR. Ibnu
Hibban)
َٜ‫ا‬ٜ‫ك‬َ‫ب‬ َُٕٚ‫د‬ٔ‫ح‬َ‫ت‬َ‫ض‬َٚ ِِ٢ٗٔ‫ط‬ٝ‫ؿ‬ِْٜ‫أ‬ ٢ًَٜ‫ع‬ ِِٖٔٔ‫د‬ٜٔ‫د‬ِ‫ػ‬َ‫ت‬ٔ‫ب‬ ِِٝ‫ه‬ًِٜ‫ب‬ٜ‫ق‬ ََِٔ ٜ‫و‬ًَٜٖ ‫َا‬َُْٓ٢‫إ‬ٜ‫ؾ‬ ِِٝ‫ه‬ٔ‫ط‬ٝ‫ؿ‬ِْٜ‫أ‬ ٢ًَٜ‫ع‬ ‫ُٚا‬‫د‬ٓٔ‫د‬َ‫ػ‬ُ‫ت‬ ٜ‫ال‬ُِِٖ‫ا‬
َٔ ‫َا‬‫ز‬‫َا‬ٜٓٔ‫د‬‫ي‬‫ا‬َٚ ٢‫ع‬َٔ‫َا‬َٛٓ‫ص‬‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬
―Janganlah kalian memberat-beratkan diri kalian. Karena sesungguhnya
kehancuran orang-orang sebelum kalian hanyalah disebabkan mereka memberat-
beratkan diri. Dan kalian akan menemukan sisa-sisa mereka di dalam pertapaan
dan biara.‖ (HR. Bukhari)
Selain wasatiyah dalam beribadah,Islam juga menyerukan wasatiyah dalam
segala hal, termasuk semua aspek penunjang ibadah, seperti mengkonsumsi
makanan, minuman, pakaian, dan lain sebagainya, seperti yang terdapat dalam
nash berikut ini,
18 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
َ‫ني‬ٔ‫ؾ‬٢‫س‬ِ‫ط‬ُُٞ‫ي‬‫ا‬ ُٓ‫ب‬ٔ‫ر‬ُٜ ‫ٜا‬‫ي‬ َُْ٘ٓ٢‫إ‬ ‫ٝٛا‬‫ؾ‬٢‫س‬ِ‫ط‬ُ‫ت‬ ‫ٜا‬‫ي‬َٚ ‫ُٛا‬‫ب‬َ‫س‬ِ‫غ‬‫َا‬ٚ ‫ٝٛا‬ًٝ‫ن‬َٚ
―Makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan‖ (QS. Al-A’raf: 31)
ًٝ‫خم‬ ‫غري‬ ‫يف‬ ، ‫ٚتصدقٛا‬ ‫يبطٛا‬‫ا‬ٚ ‫ٚاغسبٛا‬ ‫نًٛا‬‫ضسف‬ ‫ٚال‬ ١
―Makanlah, minumlah, berpakaianlah, bersedekahlah, tanpa berlebih-
lebihan.‖ (HR. Ahmad)
Nash di atas secara jelas menggambarkan konsep wasatiyah dalam Islam,
yang mana Islam melarang sikap hidup yang berlebih-lebihan dalam segala hal,
termasuk dalam masalah makan, minum, dan berpakaian. Kaidah ini menurut
Ibn Katsir mencakup seluruh kebaikan dalam Islam.9
Hal itu sebagaimana
firman Allah,
ٟ‫ا‬َ‫َا‬ٜٛ‫ق‬ ٜ‫و‬ٔ‫ي‬َ‫ذ‬ ََِٔٝ‫ب‬ َٕ‫ٜا‬‫ن‬َٚ ‫ُٚا‬‫س‬ُ‫ت‬ٞ‫ك‬َٜ ِِٜ‫ي‬َٚ ‫ٝٛا‬‫ؾ‬٢‫س‬ِ‫ط‬ُٜ ِِٜ‫ي‬ ‫ٝٛا‬‫ك‬ٜ‫ؿ‬ْٜ‫أ‬ ‫َا‬‫ذ‬٢‫إ‬ َٜٔٔ‫ر‬ٜٓ‫ي‬‫ا‬َٚ
“Dan orang-orang yang jika membelanjakan harta mereka tidak berlebih-lebihan
dan tidak pula kikir dan pembelanjaan itu di tengah-tengah antara yang demikian” (QS.
Al-Furqon:67)
4. Islam sebagai agama yang komprehensip (Syumuliyah)
Islam merupakan agama yang komprehensip (syumuliyah) yang mencakup
seluruh aspek kehidupan umat manusia, mulai dari urusan individu, keluarga,
sosial kemasyarakatan sampai pada persoalan-persoalan berbangsa dan
bernegara, baik yang sifatnya duniawi, maupun ukhrawi.
ٕ٤َِٞ‫غ‬ ٌٚٝ‫ه‬ٔ‫ي‬ ‫ّا‬ْ‫ا‬َِٝ‫ب‬ٔ‫ت‬ َ‫ب‬‫َا‬‫ت‬ٔ‫ه‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٜ‫و‬ًَِٜٝ‫ع‬ ‫َا‬ٓٞ‫ي‬ٖ‫ص‬ََْٚ
“Dan Kami turunkan kepadamu al-kitab untuk menjelaskan segala sesuatu.”
(QS.Al-Nahl: 89)
ِِٝ‫ه‬ٝ‫ي‬‫ا‬َ‫ث‬َِٜ‫أ‬ ََِْٝ‫أ‬ ‫٤ا‬‫ي‬٢‫إ‬ َِٔ٘ٝ‫ذ‬‫َا‬َٓ‫ح‬ٔ‫ب‬ ُ‫ري‬َٜٔٛ ٣‫س‬ٔ٥‫ا‬ٜ‫ط‬ ‫ٜا‬‫ي‬َٚ ٢‫ض‬ِ‫ز‬ٜ‫أ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ ٕ١ٖ‫ب‬‫َا‬‫د‬ َِٔٔ ‫َا‬ََٚۖٞ‫ط‬ٖ‫س‬ٜ‫ؾ‬‫َا‬ََِٔٔ ٔ‫ب‬‫َا‬‫ت‬ٔ‫ه‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ ‫َا‬ٓ
ٕ٤َِٞ‫غ‬ۖ٢ٜ‫ي‬٢‫إ‬ُُٖ‫ث‬َُٕۖٚ‫س‬َ‫ػ‬ِ‫ر‬ُُِٝ٢ٗٚ‫ب‬َ‫ز‬
9
Ibn Katsir,Tafsir Ibn Katsir, Vol.III,hlm.407
19 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang
dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan
sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (QS. Al-
An'am: 38)
Kesempurnaan Islam ini ditandai dengan hal-hal berikut ini,
a) Syumuliyah li As-Tsaqalain (mencakup untuk jin dan manusia), artinya
risalah Islam ditujukan kepada bangsa jin dan manusia.
ًَٜ‫خ‬ ‫َا‬ََُٕٚٚ‫د‬ُ‫ب‬ِ‫ع‬َٝٔ‫ي‬ ‫٤ا‬‫ي‬٢‫إ‬ َ‫ظ‬ِْٔ‫أ‬ٞ‫ي‬‫ا‬َٚ ٖٔٔ‫ح‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ُ‫ت‬ٞ‫ك‬
“Tidak Aku ciptakan jin dan Manusia melainkan hanya untuk beribadah
kepada-Ku.” (QS. Adz –Dzariyat: 56 )
b) Syumuliyah az-zaman (sepanjang masa), yaitu Islam berlaku sepanjang
masa hingga hari kiamat.
٢‫س‬ٔ‫ب‬‫َا‬‫ج‬ َِٔ‫ع‬٢ٌَ‫ث‬َُٜ‫ن‬ ٔ٤‫َا‬ٝٔ‫ب‬ِْٜ‫أ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٌَُ‫ث‬َََٚ ًَٞٔ‫ث‬ََ " :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ َِ٤ًَ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ُ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ ٢٤ًَ‫ص‬ ٚٞٔ‫ب‬ٖٓ‫ي‬‫ا‬ ٢َٔ‫ع‬ ، ٔ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ ٔ‫د‬ِ‫ب‬َ‫ع‬ ٢ِٔ‫ب‬
َِٓٔ َُٕٛ‫ب‬ٖ‫ح‬َ‫ع‬َ‫ت‬ََٜٚ ‫َا‬ًَُْٗٛٝ‫خ‬ِ‫د‬َٜ ُ‫ع‬‫ٖا‬ٓ‫ي‬‫ا‬ ٌََ‫ع‬َ‫ح‬ٜ‫ؾ‬ ٕ١َٓٔ‫ب‬ٜ‫ي‬ َ‫ع‬ٔ‫ض‬ََِٛ ‫٤ا‬‫ي‬‫إ‬ ‫َا‬ًَُٜٗٞ‫ن‬ٜ‫أ‬َٚ ‫َا‬َُٖٗ‫ت‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ ‫ّا‬‫ز‬‫َا‬‫د‬ ٢ََٓ‫ب‬ ٣ٌُ‫ج‬َ‫ز‬ََٜٚ ‫َا‬ٗ:َٕٛٝ‫ي‬ٛٝ‫ك‬
ٜ‫ؾ‬ ُ‫ت‬ِ٦ٔ‫ج‬ ٔ١َٓٔ‫ب‬٤ً‫ي‬‫ا‬ ُ‫ع‬ٔ‫ض‬ََِٛ ‫َا‬ْٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ :َِ٤ًَ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ُ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ ٢٤ًَ‫ص‬ ٔ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ ٍُُٛ‫ض‬َ‫ز‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ، ٔ١َٓٔ‫ب‬٤ً‫ي‬‫ا‬ ُ‫ع‬ٔ‫ض‬ََِٛ ‫ٜا‬‫ي‬ِٜٛ‫ي‬ُ‫ت‬َُِ‫ت‬َ‫د‬
َ٤‫َا‬ٝٔ‫ب‬ِْٜ‫أ‬ٞ‫ي‬‫ا‬.
Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu 'anhu dia berkata Rasulullah
Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, perumparnaan diriku dan para
nabi seperti seorang yang membangun sebuah rumah. Dia
menyelesaikannya dan memperindahnya kecuali tersisa pemasangan
sebuah bata. Lalu orang yang masuk ke dalamnya dan melihatnya
berkata, 'Alangkah bagusnya rumah ini. Sayang bata ini belum
dipasang.' Akulah pemasang bata tersebut. Aku dijadikan penutup
bagi seluruh nabi.‖ (HR. Ahmad)
c) Syumuliyah al‑makan (semua tempat), yaitu risalah Islam tidak hanya
untuk masyarakat lokal seperti bahasa Arab saja, tetapi mencakup
seluruh alam.
20 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
َ‫ني‬ُٜٔ‫ي‬‫ا‬‫ٞع‬ًٔ‫ي‬ ٟ١َُِ‫ذ‬َ‫ز‬ ٤‫ال‬٢‫إ‬ ٜ‫ى‬‫ٞٓا‬ًَ‫ض‬ِ‫ز‬ٜ‫أ‬ ‫ََا‬ٚ
“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai
rahmat bagi alam semesta.” (QS. Al Anbiya: 107)
d) Syumuliyah al‑manhaj (pedoman hidup)
ٜ‫ي‬ ٖٕٜ‫أ‬ َٔ ‫َا‬‫ر‬ٔ‫ي‬‫ا‬ٖ‫ص‬‫ي‬‫ا‬ ًََُِٕٛٝ‫ع‬َٜ َٜٔٔ‫ر‬٤‫ي‬‫ا‬ َ‫ني‬َِٔٓٔ‫ؤ‬ُُٞ‫ي‬‫ا‬ ُ‫س‬ٚ‫ػ‬َ‫ب‬َُٜٚ َُّٛٞ‫ق‬ٜ‫أ‬ َٖٞٔ ٞٔ‫ت‬٤ًٔ‫ي‬ ٟٔ‫د‬َِٜٗ َٕ‫ِآ‬‫س‬ٝ‫ك‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ‫َا‬‫ر‬َٖ ٖٕ٢‫إ‬‫ّا‬‫ري‬ٔ‫ب‬ٜ‫ن‬ ‫ّا‬‫س‬ِ‫ج‬ٜ‫أ‬ ُِِٗ
“Sesungguhnya Al Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih
lurus, dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yag beriman, yang
mengerjakan amal shaleh, bahwa bai mereka pahala yang besar.” (QS.Al-
Isra’: 9)
e) Syumuliyah al-Daraini (mencakup dunia dan akhirat)
‫َا‬ُٝٔ‫ؾ‬ ٢‫ؼ‬َ‫ت‬ِ‫ب‬‫َا‬ٜٚ‫و‬ِٜٝ‫ي‬٢‫إ‬ ُ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ ََٔ‫ط‬ِ‫ذ‬ٜ‫أ‬ ‫َا‬ُٜ‫ن‬ ِٔٔ‫ط‬ِ‫ذ‬ٜ‫أ‬َٚ ‫َا‬ِْٝٗ‫د‬‫ي‬‫ا‬ ََٔٔ ٜ‫و‬َ‫ب‬ٝٔ‫ص‬َْ َ‫ظ‬َِٓ‫ت‬ ٜ‫ال‬َٚ ٜ٠َ‫س‬ٔ‫خ‬ٞ‫آل‬‫ا‬ َ‫ز‬‫ٖا‬‫د‬‫ي‬‫ا‬ ُ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ ٜ‫ى‬‫َا‬‫ت‬‫آ‬
َٜٔٔ‫د‬ٔ‫ط‬ٞ‫ؿ‬ُُٞ‫ي‬‫ا‬ ٗ‫ب‬ٔ‫ر‬ُٜ ٜ‫ال‬ َ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ ٖٕ٢‫إ‬ ٢‫ض‬ِ‫ز‬َٞ‫َأ‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ َ‫د‬‫َا‬‫ط‬ٜ‫ؿ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٢‫ؼ‬ِ‫ب‬َ‫ت‬ ٜ‫ال‬َٚ
“Dan carilah pada apa yg telah dianugerahkan Allah kepadamu negeri
akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu di dunia dan berbuat
baikklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di muka bumi ini. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yg berbuat kerusakan.‖ (QS. Al-Qashas: 77)
5. Islam sebagai agama fitrah
Islam adalah agama fitrah, karena Islam datang untuk menjaga dan
melindungi fitrahmanusia. Hal itu tampak jelas dari tujuan ditetapkannya syari‘at
Islam (maqasid al-syari‟ah) yaitu untuk mewujudkan kebaikan sekaligus
menghindarkan keburukan, atau menarik manfaat dan menolak mudharat, atau
dengan kata lain adalah untuk mencapai kemaslahatan, karena tujuan penetapan
hukum dalam Islam adalah untuk menciptakan kemaslahatan dalam rangka
memelihara tujuan-tujuan syara. Fitrah Islam tersebut sebagaimana dijelaskan
oleh Allah Azza wa Jalla dalam firman-Nya:
21 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
ٜ‫و‬ٔ‫ي‬َ‫ذ‬ ًٜٔ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ ٢‫ل‬ًَٞ‫د‬ٔ‫ي‬ ٌَٜٔ‫د‬ِ‫ب‬َ‫ت‬ ‫ال‬ ‫َا‬ًَِٜٗٝ‫ع‬ َ‫ع‬‫ٓا‬َٓ‫ي‬‫ا‬ َ‫س‬ٜٜٛ‫ؾ‬ ٞٔ‫ت‬ٜٓ‫ي‬‫ا‬ ًٜٔ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ ٜ٠َ‫س‬ٞٛٔ‫ؾ‬ ‫ٟا‬‫ؿ‬َٝٔٓ‫ذ‬ ٢ٜٔٓٔ‫د‬ًٔ‫ي‬ ٜ‫و‬َِٗ‫ج‬َٚ ِِٔ‫ق‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ُِٜٓٔٝ‫ك‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ُٜٔٓٔ‫د‬‫ي‬‫ا‬
ًَُُِٕٜٛ‫ع‬َٜ ‫ال‬ ٢‫ع‬‫ٓا‬َٓ‫ي‬‫ا‬ َ‫س‬َ‫ث‬ٞ‫ن‬ٜ‫أ‬ َٓٔٔ‫ه‬ٜ‫ي‬َٚ
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah
Allah disebabkan. Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.” (Ar-Ruum: 30)
Ayat di atas secara tegas menyandingkan antara fitrah dengan Islam. Itu
artinya fitrah merupakan salah satu karakter Islam yang asasi yang tak
terpisahkan antara keduanya. Karena fitrah pada asalnya diletakkan untuk makna
tauhid, yang mana tauhid ini merupakan inti ajaran Islam. Ibn Katsir berkata:
ِٝ‫املطتك‬ ِٜٛ‫يك‬‫ا‬ ٜٔ‫د‬‫ي‬‫ا‬ ٖٛ ١ًُٝ‫يط‬‫ا‬ ٠‫يؿٛس‬‫ا‬ٚ ١‫ٜع‬‫س‬‫يػ‬‫ا‬‫ب‬ ‫يتُطو‬‫ا‬
Berpegang teguh atas syariah dan fitrah yang selamat merupakan inti
agama yang lurus.10
Islam sebagai agama fitrah ini sesuai dengan fitrah bawaan lahir manusia.
Manusia pada fitrahnya adalah suci dan bertauhid, tidak membawa warisan dosa
dari ayah ibunya dan tidak pula bercampur dengan kesyirikan. Ibn Katsir
berkata,
Sesugguhnya Allah telah menjadikan fitrah manusia atas makrifat dan
tauhid, dan keaksian bahwa tiada tuhan selain Allah.11
Pendapat Ibn Katsir tersebut didasarkan atas firman Allah daam (QS. Al-
A`raf: 172), bahwa dalam azali Allah telah mengambil sumpah terhadap manusia
yang berbunyi “Bukankah Aku ini Tuhan kamu”; maka mereka menjawab: “Betul
(Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.”
10
Ibn Katsir, Tafsir Ibn Katsir, Dar Al-Thaibah,2002.
11
Ibid
22 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
ِِٝ‫ه‬ٓٔ‫ب‬َ‫س‬ٔ‫ب‬ ُ‫ت‬ِ‫ط‬ٜ‫ي‬ٜ‫أ‬ ِِ٢ٗٔ‫ط‬ٝ‫ؿ‬ْٜ‫أ‬ ٢ًَٜ‫ع‬ َُِِٖ‫د‬َِٗ‫غ‬ٜ‫أ‬َٚ َُِِٗ‫ت‬َٜٓٓ٢‫ز‬ُ‫ذ‬ ِِٖٔ٢‫ز‬ُٛٗٝ‫ظ‬ َِٔٔ ََّ‫د‬‫آ‬ َٞٔٓ‫ب‬ َِٔٔ ٜ‫و‬ُٓ‫ب‬َ‫ز‬ َ‫ر‬َ‫خ‬ٜ‫أ‬ ِ‫ذ‬٢‫إ‬َٚ‫ٝٛا‬‫ي‬‫ا‬ٜ‫ق‬
َ‫ني‬ًٔٔ‫ؾ‬‫ٜا‬‫غ‬ ‫َا‬‫ر‬َٖ َِٔ‫ع‬ ‫ٓا‬َٓٝ‫ن‬ ‫ٓا‬َْ٢‫إ‬ ٔ١ََ‫َا‬ٝٔ‫ك‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ََِّٜٛ ‫ٝٛا‬‫ي‬ٛٝ‫ك‬َ‫ت‬ ِٕٜ‫أ‬ ‫َا‬ِْ‫د‬٢َٗ‫غ‬ ٢ًَٜ‫ب‬
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
“Bukankah Akui ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami),
kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
ini (keesaan Tuhan)” (QS. Al-A`raf: 172)
Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah dengan
membawa baiat fitrah keagamaan yang hanif, yang benar, dan lurus di atas sirath
al-mustaqim. Keadaan ini diakui oleh manusia atau tidak, yang pasti ayat ini
menghubungkan makna fitrah dengan agama Allah (din) yang saling melengkapi
diantara keduanya.
َ‫س‬ٜٜٛ‫ؾ‬ ٟٔ‫ر‬ًٜٓٔ‫ي‬ َٞ٢ِٗ‫ج‬َٚ ُ‫ت‬َِٗٓ‫ج‬َٚ ْٞٓٔ٢‫إ‬َ‫ني‬ٔ‫ن‬٢‫س‬ِ‫ػ‬ُُٞ‫ي‬‫ا‬ ََٔٔ ٞ‫ا‬َْٜ‫أ‬ ‫َا‬ََٚ ‫ٟا‬‫ؿ‬َٝٔٓ‫ذ‬ َ‫ض‬ِ‫ز‬ٜ‫َأ‬‫َا‬ٚ َٔ ‫َا‬ٚ‫َا‬َُٓ‫ط‬‫ي‬‫ا‬
“Sesungguhnya aku menghadapkan diriku dengan lurus (hanif), kepada Dzat yang
menciptakan (fithara) langit dan bumi, dan aku bukanlah orang-orang yang menyekutukan
(Tuhan).‖ (QS. Al-An’am: 79)
Kata fitrah dalam konteks ayat ini (fathara) dikaitkan dengan pengertian
hanif, yang memiliki pengertian kecenderungan kepada agama yang benar.
Istilah ini dipakai Al-Qur‘an untuk menggambarkan sikap tauhid Nabi Ibrahim
Alahisallam yang menolak menyembah berhala, binatang, bulan atau matahari,
karena semua itu tidak patut untuk disembah. Yang patut disembah hanyalah
Dzat pencipta langit dan bumi. Inilah agama yang benar.
Dalam kajian hadist, fitrah yang hanif disandang oleh setiap manusia yang
dilahirkan di muka bumi ini. Adapun penyimpangan-penyimpangan yang terjadi,
diakibatkan pengaruh syahwat dan syubhat yang mendominasi pada diri
manusia. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
َُٜٗ ُٙ‫َا‬َٛ‫ب‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ ٔ٠َ‫س‬ٞٛٔ‫ؿ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜ‫ع‬ ُ‫د‬ٜ‫ي‬ِٛ‫ُـ‬ٜ ٕ‫د‬ِٛٝ‫ي‬ََِٛ َِٔٔ‫َا‬ََُْ٘‫ا‬َ‫ط‬ٓٔ‫ح‬َُُِٜٜٚ‫أ‬ َُْ٘‫ا‬َ‫س‬ٓٔ‫ص‬َُِٜٜٓٚ‫أ‬ َُْ٘‫ا‬َ‫د‬ٓ٢ٛ.
23 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
―Tidaklah dilahirkan seorang anak melainkan dalam keadaan fitrah. Maka
kedua ibu bapanyalah yang meyahudikannya atau menasranikan-nya atau
memajusikannya.‖ (HR.Muslim)
ٔ‫ؿ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜ‫ع‬ ُ‫د‬ٜ‫ي‬ِٛ‫َـ‬ٜ ٕ‫د‬ِٛٝ‫ي‬ََِٛ ٌُٓٝ‫ن‬ٔ٠َ‫س‬ٞٛ-ٔ١ًُٜٓٔٞ‫ي‬‫ا‬ ٔٙٔ‫ر‬َٖ ٢ًَٜ‫ع‬ :ٕ١َٜ‫ا‬َٚ٢‫ز‬ ٢ٔ‫ؾ‬َٚ-َُْ٘‫ا‬َ‫س‬ٓٔ‫ص‬َُِٜٜٓٚ‫أ‬ َُْ٘‫ا‬َ‫د‬ٓ٢َُٜٛٗ ُٙ‫َا‬َٛ‫ب‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬
‫َ؟‬٤‫َا‬‫ع‬ِ‫د‬َ‫ج‬ َِٔٔ ‫َا‬ِٗٝٔ‫ؾ‬ َُِٕٛٓ‫ط‬ٔ‫ر‬ُ‫ت‬ ٌَِٖ ،َ٤‫َا‬‫ع‬َُِ‫ج‬ ٠١َُِٝ٢َٗ‫ب‬ ُ‫د‬ٜ‫ي‬ُِٛ‫ت‬ ‫َا‬ُٜ‫ن‬ ،َُْ٘‫ا‬َ‫ط‬ٓٔ‫ح‬َُُِٜٜٚ‫أ‬
―Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah‖—dalam riwayat lain
disebutkan: ―Dalam keadaan memeluk agama ini—Maka kedua orang tuanyalah
yang menjadikan Yahudi, Nasrani atau Majusi sebagaimana seekor binatang
dilahirkan dalam keadaan utuh (sempurna), apakah kalian mendapatinya dalam
keadaan terpotong (cacat)‖ (HR. Bukhari dan Muslim)
Sebuah riwayat yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, yang ia
terima dari Ismail, dan Ismail menerimanya dari Yunus bin Al-Hasan dan ia
menerimanya dari Al-Aswad bin Sarii`, ia berkata:
ٓ‫ت‬َ‫ذ‬ ُ‫ع‬‫ٓا‬َٓ‫ي‬‫ا‬ ٌََ‫ت‬‫ٜا‬‫ك‬ٜ‫ؾ‬ ،‫ّا‬‫س‬ٜ‫ؿ‬ٜ‫ظ‬ ُ‫ت‬ِ‫ب‬َ‫ص‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ َُ٘‫ع‬ََ َُ َِٚ‫ص‬ٜ‫غ‬َٚ ًََِٜٓ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬ ٢ًَٜٓ‫ص‬ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٍَُِٛ‫ض‬َ‫ز‬ ُ‫ت‬َِٝ‫ت‬ٜ‫أ‬ۖ٣
‫ٝٛا‬ًَ‫ت‬ٜ‫ق‬،٢ٕ‫َا‬‫د‬ٞ‫ي‬٢ٛٞ‫ي‬‫ا‬َ‫ؼ‬ًَٜ‫ب‬ٜ‫ؾ‬‫ذ‬ٜۖ‫و‬ٔ‫ي‬ٍَُِٛ‫ض‬َ‫ز‬ٔ‫هلل‬‫ا‬٢ًَٜٓ‫ص‬ٝ‫هلل‬‫ا‬ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ًََِٜٓ‫ض‬ٍَُٚ‫َا‬‫ب‬‫َا‬َ :ٍَ‫ٜا‬‫ك‬ٜ‫ؾ‬٣ّ‫َا‬ٛٞ‫ق‬ٜ‫أ‬َُُِٖ‫ش‬َٚ‫َا‬‫ج‬ٌُِ‫ت‬ٜ‫ك‬‫ي‬ٞ‫ا‬
ٓ‫ت‬َ‫ذ‬ ََِّٛٝ‫ي‬ٞ‫ا‬ۖ٣‫ٝٛا‬ًَ‫ت‬ٜ‫ق‬‫ٜ؟‬١َٜٓ٢‫ز‬ُٓ‫ر‬‫ي‬‫ا‬ٍَ‫ٜا‬‫ك‬ٜ‫ؾ‬ٍَُِٛ‫ض‬َ‫ز‬‫َا‬ٜ :ٌُْ‫ج‬َ‫ز‬ٔ‫هلل‬‫ا‬ُِِٖ‫َا‬َٜ‫أ‬َُِٓ‫ث‬،َِٔٝٔ‫ن‬٢‫س‬ِ‫ػ‬ٝ‫مل‬ٞ‫ا‬ُ٤‫َا‬ٓ‫ِـ‬‫ب‬ٜ‫أ‬‫ِا‬ًُٛٝ‫ت‬ٞ‫ك‬َ‫ت‬ٜ‫ال‬ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬
‫ِا‬ًُٛٝ‫ت‬ٞ‫ك‬َ‫ت‬ٜ‫ال‬،ٟ١َٜٓٓ٢‫ز‬ُ‫ذ‬ٌُٓٝ‫ن‬ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬َٚ،ٟ١َٜٓٓ٢‫ز‬ُ‫ذ‬٢ًَٜ‫ع‬ُ‫د‬ٜ‫ي‬ِٛ‫ُـ‬‫ت‬ٕ١َُِ‫ط‬َْٓ‫ت‬َ‫ذ‬ٔ٠َ‫س‬ٞٛٔ‫ؿ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ۖ٣َ‫ب‬َ‫س‬ِ‫ع‬َُُْٜٗ‫ا‬َ‫ط‬ٔ‫ي‬ ‫َا‬َِٗٓ‫ع‬‫َا‬ْٗٔ‫ا‬َ‫د‬ٓ٢َُٜٛٗ ُٙ‫َا‬َٛ‫ب‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ ،‫ا‬
‫َا‬ْٗٔ‫ا‬َ‫س‬ٓٔ‫ص‬َُٜٓ ِٜٚ‫أ‬.
Aku datang kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam, lalu aku pergi
berperang bersama beliau, maka aku pun mendapat kemenangan. Orang-orang
pun hebat berperang di hari itu, sampai ada yang membunuh anak-anak. Maka
sampailah berita itu kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam. Lalu beliau
bersabda: ―Apa namanya perbuatan kaum itu. Mereka telah melampaui batas
dalam hal membunuh di hari ini, sampai keturunan mereka (anak-anak) pun
dibunuhi.‖ Seorang laki-laki berkata: ―Ya Rasulullah, bukankah anak-anak yang
dibunuh itu adalah anak-anak musyrikin?‖ Rasulullah bersabda: ―Jangan begitu!
24 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
Ingatlah bahwa yang terkemuka di antara kamu sekarang ini adalah anak-anak
dari orang-orang musyrikin. Jangan dibunuh keturunan, jangan dibunuh
keturunan. Ingatlah bahwa tiap-tiap orang dilahirkan dalam keadaan fitrah,
sampai lidahnya bisa berucap. Ayah bundayalah yang meyahudikan atau
menasranikan.‖ (HR. An-Nasa’i).
Dalam Shahih Muslim diriwayatkan dari `Iyadh bin Himar, ia berkata,
Rasulullah Saw bersabda:
َََٓ‫س‬َ‫ذ‬َٚ ِِ٢ِٜٗٔٓٔ‫د‬ َِٔ‫ع‬ ُِِِٗ‫ت‬ٜ‫ي‬‫ا‬َ‫ت‬ِ‫ج‬‫ٜا‬‫ؾ‬ ُِٔٝٔ‫ط‬‫َا‬ٝ‫ٓـ‬َ‫ػ‬‫ي‬‫ا‬ ُُِِٗ‫ت‬َ٤‫َا‬‫ح‬‫ٜـ‬‫ؾ‬ َ٤‫ٜا‬‫ؿ‬َُٓ‫ذ‬ ِٟٔ‫د‬‫َا‬‫ب‬ٔ‫ع‬ ُ‫ت‬ٞ‫ك‬ًَٜ‫خ‬ ٢ْٓٔ٢‫إ‬ :ٝ‫هلل‬‫ا‬ ٍُِٛٝ‫ك‬َِِٜ٢ًَِٜٗٝ‫ع‬ ِ‫ت‬
ُِِٜٗ‫ي‬ ُ‫ت‬ًًِٜٞ‫ذ‬ٜ‫أ‬‫َا‬َ
Allah berfirman: ―Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hamba-
Ku dalam keadaan hanif (lurus). Maka datanglah setan-setan kepada mereka, lalu
menyimpangkan mereka dari agamanya dan mengharamkan bagi mereka apa
yang telah Aku halalkan bagi mereka.‖
Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu, dari
Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam, beliau bersabda:
ِٓٝ‫ن‬ٜ‫أ‬ ٕ٤َِٞ‫غ‬ َِٔٔ ٢‫ض‬ِ‫ز‬ٜ‫َأ‬ٞ‫ا‬ ٢ًَٜ‫ع‬‫َا‬َ ٜ‫و‬ٜ‫ي‬ َٕ‫ٜا‬‫ن‬ ِٜٛ‫ي‬ َ‫ت‬ِٜٜ‫أ‬َ‫ز‬ٜ‫أ‬ :ٔ١ََ‫َا‬ٝٔ‫ك‬ٞ‫ي‬‫ا‬ َِّٛ‫َـ‬ٜ ٢‫ز‬‫ٓا‬َٓ‫ي‬‫ا‬ ٢ٌِٖٜ‫أ‬ َِٔٔ ٢ٌُ‫ج‬َٓ‫س‬ًٔ‫ي‬ ٍُ‫ٜا‬‫ك‬ُٜ‫ٔ؟‬٘ٔ‫ب‬‫ّا‬ٜٔ‫د‬َ‫ت‬ٞ‫ؿ‬َُ َ‫ت‬
‫ذ‬ َِٔٔ ََِٕٖٜٛ‫أ‬ ٜ‫و‬َِٓٔ َُ ِ‫د‬َ‫ز‬ٜ‫أ‬ ِ‫د‬ٜ‫ق‬ :ٍُِٛٝ‫ك‬َٜٝ‫ؾ‬ ،َِِ‫ع‬َْ :ٍُِٛٝ‫ك‬َٜٝ‫ؾ‬ ،ٍَ‫ٜا‬‫ق‬َُۖ ِ‫ر‬َ‫خ‬ٜ‫أ‬ِ‫د‬ٜ‫ق‬،ٜ‫و‬ٔ‫ي‬ٜ‫و‬ًَِٜٝ‫ع‬٢ٔ‫ؾ‬ِٜٗ‫ظ‬ٔٙ٢‫س‬ََّ‫د‬‫آ‬ٜ‫ال‬ِْٜ‫أ‬
ٜ‫ى‬٢‫س‬ِ‫ػ‬ُ‫ت‬ِٞٔ‫ب‬ِٞٔ‫ب‬ ٜ‫ى‬٢‫س‬ِ‫ػ‬ُ‫ت‬ ِٕٜ‫أ‬ ٜٓ‫ال‬٢‫إ‬ َ‫ت‬َِٝ‫ب‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ ،‫ّا‬٦َِٝ‫غ‬
―Ditanyakan kepada salah seorang penghuni neraka pada hari Kiamat
kelak: ‗Bagaimana pendapatmu jika engkau mempunyai sesuatu di atas bumi,
apakah engkau bersedia untuk menjadikannya sebagai tebusan?‘ Maka ia
menjawab: ‗Ya, bersedia.‘ Kemudian Allah berfirman: ‗Sesungguhnya Aku telah
menghendaki darimu sesuatu yang lebih ringan dari itu. Aku telah mengambil
perjanjian darimu ketika masih berada di punggung Adam, yaitu agar engkau
tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu pun, tetapi engkau menolak, dan tetap
mempersekutukan Aku.‘‖ (HR. Bukhari dan Muslim)
Ada hadist lain, diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Muslim bin Yasar
Al-Juhani, bahwa Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu pernah ditanya
25 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
mengenai ayat ini, „Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-
anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman): “Bukankah Akui ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi‟(QS. Al-A`raf: 172). Maka, Umar pun menjawab,
aku mendengar Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam ditanya mengenai ayat
tersebut, kemudian beliau menjawab:
ًَٜ‫خ‬ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ،ٟ١َٜٓٓ٢‫ز‬ُ‫ذ‬ َُِ٘ٓٔ َ‫د‬َ‫س‬ِ‫د‬َ‫ت‬ِ‫ض‬‫ٜا‬‫ؾ‬ ،َُِٔ٘ٔٓٝٔٝٔ‫ب‬ َُٙ‫س‬ِٜٗ‫ظ‬ َ‫ح‬َ‫ط‬ََ َُِٓ‫ث‬ ُّٜ‫ال‬َٓ‫ط‬‫ي‬‫ا‬ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ََّ‫د‬‫آ‬ َ‫ل‬ًَٜ‫خ‬ ٜ‫هلل‬‫ا‬ َٕٓ٢‫إ‬ٔ١ََٓٓ‫ح‬ًٞٔ‫ي‬ ٔ٤ٜ‫ال‬ُ‫ؤ‬َٖ ُ‫ت‬ٞ‫ك‬
:ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ،ٟ١َٜٓٓ٢‫ز‬ُ‫ذ‬ َُِ٘ٓٔ َ‫د‬َ‫س‬ِ‫د‬َ‫ت‬ِ‫ض‬‫ٜا‬‫ؾ‬ َُٙ‫س‬ِٜٗ‫ظ‬ َ‫ح‬َ‫ط‬ََ َُِٓ‫ث‬ ،ًََُِِٕٛٝ‫ع‬َٜ ٔ١ََٓٓ‫ح‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٢ٌِٖٜ‫أ‬ ٢ٌََُ‫ع‬ٔ‫ب‬َٚ٢ٌِٖٜ‫أ‬ ٢ٌََُ‫ع‬ٔ‫ب‬َٚ ٢‫ز‬‫ٓا‬ًَٓٔ‫ي‬ ٔ٤ٜ‫ال‬ُ‫ؤ‬َٖ ُ‫ت‬ٞ‫ك‬ًَٜ‫خ‬
َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬ ٢ًَٜٓ‫ص‬ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٍُُِٛ‫ض‬َ‫ز‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ‫ُ؟‬ٌََُ‫ع‬ٞ‫ي‬‫ا‬ َِِٝٔ‫ؿ‬ٜ‫ؾ‬ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٍَُِٛ‫ض‬َ‫ز‬‫َا‬ٜ :ٌُُ‫ج‬َٓ‫س‬‫ي‬‫ا‬ ٍَ‫ٜا‬‫ك‬‫ٜـ‬‫ؾ‬ .ًََُِِٕٛٝ‫ع‬َٜ ٢‫ز‬‫ٓا‬َٓ‫ي‬‫ا‬‫َا‬‫ذ‬٢‫إ‬ :ًََِٜٓ‫ض‬
ِٖٜ‫أ‬ ٢ٍ‫َا‬ُِ‫ع‬ٜ‫أ‬ٔ‫ب‬ ًَُُِٜ٘‫ع‬َ‫ت‬ِ‫ض‬ٔ‫ا‬ ،ٔ١ََٓٓ‫ح‬ًٞٔ‫ي‬ َ‫د‬ِ‫ب‬َ‫ع‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬ َ‫ل‬ًَٜ‫خ‬ٓ‫ت‬َ‫ذ‬ ،ٔ١ََٓٓ‫ح‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٢ٌۖ٣ََ َُُِٜٛ٢ًَٜ‫ع‬٣ٌََُ‫ع‬َِٔٔ٢ٍ‫َا‬ُِ‫ع‬ٜ‫أ‬٢ٌِٖٜ‫أ‬
،ٔ١ََٓٓ‫ح‬ٞ‫ي‬‫ا‬ًُ٘ٝٔ‫خ‬ِ‫د‬ُٜٝ‫ؾ‬ٔ٘ٔ‫ب‬‫َا‬‫ذ‬٢‫إ‬َٚ .ٜ١ََٓٓ‫ح‬ٞ‫ي‬‫ا‬َ‫ل‬ًَٜ‫خ‬َ‫د‬ِ‫ب‬َ‫ع‬ٞ‫ي‬‫ا‬،٢‫ز‬‫ٓا‬ًَٓٔ‫ي‬ًَُُِٜ٘‫ع‬َ‫ت‬ِ‫ض‬ٔ‫ا‬٢ٍ‫َا‬ُِ‫ع‬ٜ‫أ‬ٔ‫ب‬٢ٌِٖٜ‫أ‬،٢‫ز‬‫ٓا‬َٓ‫ي‬‫ا‬ٓ‫ت‬َ‫ذ‬ۖ٣ََ َُُِٜٛ٢ًَٜ‫ع‬
٣ٌََُ‫ع‬َٔٔ٢ٍ‫َا‬ُِ‫ع‬ٜ‫أ‬٢ٌِٖٜ‫أ‬،٢‫ز‬‫ٓا‬َٓ‫ي‬‫ا‬ٔ‫خ‬ِ‫د‬ُٜٝ‫ؾ‬َ‫ز‬‫ٓا‬َٓ‫ي‬‫ا‬ ٔ٘ٔ‫ب‬ ًُ٘ٝ
―Sesungguhnya Allah menciptakan Adam Alaihisallam, lalu Allah
mengusap punggungnya dengan tangan kanan-Nya, maka keluarlah darinya
keturunannya dan Allah berfirman, ‗Aku telah menciptakan mereka sebagai ahli
surga dan dengan amalan ahli surga mereka beramal.‘ Lalu mengusap lagi
punggungnya dan mengeluarkan darinya keturunan yang lain, Allah pun
berfirman, ‗Aku telah menciptakan mereka ahli neraka dan dengan amalan ahli
neraka mereka beramal.‘ Kemudian ada seseorang yang bertanya, ‗Ya Rasulullah,
lalu untuk apa kita beramal?‘ Beliau menjawab, ‗Sesungguhnya, jika Allah
menciptakan seorang hamba sebagai penghuni surga, maka Allah menjadikannya
berbuat dengan amalan penghuni surga sehingga ia meninggal dunia di atas
amalan-amalan penghuni surga lalu ia dimasukkan ke dalam surga karenanya.
Dan jika Allah menciptakan seorang hamba sebagai penghuni neraka, maka Dia
akan menjadikannya berbuat dengan amalan penghuni neraka sehingga ia
meninggal dunia di atas amalan dari amalan-amalan penghuni neraka lalu ia
dimasukkan ke dalam neraka karenanya.‘‖(HR. Abu Dawud, An-Nasa’i, At-
Turmidzi, dan Ibnu Hibban).
6. Islam untuk kemaslahatan umat (din al-mashalih)
26 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
Islam tidak bisa lepas dari konsep tentang maqasid al-syariah yaitu tujuan
dan maksud dari adanya sebuah syariah. Konsep ini berfungsi untuk menjaga
kemaslahatan bagi manusia, baik duniawi maupun ukhrawi. Maqasid al-syari‟ah
terebut diwujudkan dalam lima pilar agung, yaitu menjaga agama (hifdz al-din),
jiwa (hifdz al-nafs), akal (hifdz al-aql), keturunan (hifdz al-nasl), dan harta (hifdz al-
mal).
a) Menjaga agama (hifdz al-din),
Menjaga agama merupakan pilar tertinggi dalam Islam. Hal itu
sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta‟ala:
٢ُٕٚ‫د‬ُ‫ب‬ِ‫ع‬َٝٔ‫ي‬ ‫٤ا‬‫ي‬٢‫إ‬ َ‫ظ‬ِْ٢‫إ‬ٞ‫ي‬‫ا‬َٚ ٖٔٔ‫ح‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ُ‫ت‬ٞ‫ك‬ًَٜ‫خ‬ ‫َا‬ََٚ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka
menyembah-Ku.‖ (QS. Adz-Dzâriyat: 56)
Ayat ini secara tegas menjelaskan, bahwa hakikat inti penciptaan makhluk
adalah untuk beribadah kepada Allah.Untuk mencapai tujuan ini, maka Allah
mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab-Nya, agar kegiatan beribadah
terjaga dan sesuai dengan prosedur syariat. Sebagaimana firman-Nya,
ًٖٓٔ‫ي‬ َٕٛٝ‫ه‬َٜ ‫٤ا‬ًَ٦ٔ‫ي‬ َٜٔ٢‫ز‬ٔ‫ر‬ََُِٓٚ َٜٔ٢‫س‬ٚ‫ػ‬َ‫ب‬َُ ‫ٟا‬ًُ‫ض‬ُ‫ز‬٢ٌُ‫ض‬ٗ‫س‬‫ي‬‫ا‬ َ‫د‬ِ‫ع‬َ‫ب‬ ٠١ٖ‫ح‬ُ‫ذ‬ ٔ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜ‫ع‬ ٢‫ع‬‫ا‬
“(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan agar supaya tidak alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya
rasul-rasul itu.” (QS.An-Nisa: 165)
ٔ‫ؾ‬ ‫َا‬ِٓ‫ث‬َ‫ع‬َ‫ب‬ ِ‫د‬ٜ‫ك‬ٜ‫ي‬َََٚ ٛٝ‫غ‬‫٤ا‬ٛ‫ي‬‫ا‬ ‫ُٛا‬‫ب‬َٔٓ‫ت‬ِ‫ج‬‫َا‬ٚ َ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ ‫ُٚا‬‫د‬ُ‫ب‬ِ‫ع‬‫ا‬ ٢ٕٜ‫أ‬ ‫ٟا‬‫ي‬ُٛ‫ض‬َ‫ز‬ ٕ١َٖٝ‫أ‬ ٌٚٝ‫ن‬ ٞ
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu.” (QS. An-Nahl: 36)
Selain itu, Agar din (agama) terjaga dari kerusakan, maka syari‘at juga
mengharamkan perbuatan riddah (murtad), dan memberikan hukuman kepada
pelakunya. Hal itu, karena riddah merupakan perbuatan yang amat bahaya yang
dapat merobohkan agama. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa
Sallam:
27 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
ًُُٙٛٝ‫ت‬ٞ‫ق‬‫ٜا‬‫ؾ‬ َُٜ٘ٓٔ‫د‬ ٍَٖ‫د‬َ‫ب‬ ََِٔ
―Barangsiapa yang mengganti agamanya, maka bunuhlah dia‖ (HR
Bukhari)
ٜٔ‫د‬ٔ‫ي‬ ُ‫م‬٢‫ز‬‫ٜا‬‫ؿ‬ُُٞ‫ي‬‫ا‬ َٚ ْٞٔ‫ا‬ٖ‫ص‬‫ي‬‫ا‬ ُ‫ب‬ٖٚٝ‫ث‬‫ي‬‫ا‬َٚ ٢‫ظ‬ٞ‫ؿ‬ٖٓ‫ي‬‫ا‬ٔ‫ب‬ ُ‫ظ‬ٞ‫ؿ‬ٖٓ‫ي‬‫ا‬ ٕ‫ث‬‫ٜا‬ًَ‫ث‬ ٣َ‫د‬ِ‫ذ‬٢‫إ‬ٔ‫ب‬ ‫٤ا‬‫ي‬٢‫إ‬ ٣ًِِٔ‫ط‬َُ ٣‫ئ‬٢‫س‬َِ‫ا‬ َُّ‫د‬ ٌٗٔ‫ر‬َٜ ‫ٜا‬‫ي‬ٝ‫ى‬٢‫ز‬‫ٖا‬‫ت‬‫ي‬‫ا‬ ٔ٘ٔٓ
َ‫ع‬‫َا‬َُ‫ح‬ًٞٔ‫ي‬ٔ١
―Tidak halal darah seorang muslim (tidak boleh dibunuh), kecuali dengan
salah satu di antara tiga sebab yaitu jiwa dengan jiwa, orang tua yang berzina,
orang yang murtad meninggalkan agamanya dan jama‘ahnya.‖ (HR. Bukhari)
b) Menjaga jiwa (hifdz al-nafs)
Islam memerintahkan umatnya agar senantiasa menjaga jiwanya, dan
mengharamkan segala hal yang dapat menghilangkan jiwa, seperti membunuh
orang lain tanpa jalan yang haq, atau membunuh dirinya sendiri (bunuh diri). Hal
itu sebagaimana dijelaskan dalam nash berikut ini,
َُِْٕٛ‫ص‬َٜ ‫ٜا‬‫ي‬َٚ ٚ‫ل‬َ‫ر‬ٞ‫ي‬‫ا‬ٔ‫ب‬ ‫٤ا‬‫ي‬٢‫إ‬ ُ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ َّٖ‫س‬َ‫ذ‬ ٞٔ‫ت‬٤‫ي‬‫ا‬ َ‫ظ‬ٞ‫ؿ‬ٖٓ‫ي‬‫ا‬ ًَُٕٛٝ‫ت‬ٞ‫ك‬َٜ ‫ٜا‬‫ي‬َٚ
“(Di antara sifat hamba-hamba Allah Yang Maha Penyayang yaitu) tidak
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan (alasan) yang
benar, dan tidak berzina.” (QS. Al-Furqan: 68)
‫ّا‬‫د‬َ‫ب‬ٜ‫أ‬ ‫َا‬ٗٝٔ‫ؾ‬ ‫ّا‬‫د‬٤ًَ‫د‬َُ ‫ّا‬‫د‬ٔ‫ي‬‫ا‬َ‫خ‬ ٣ٖ‫د‬َ‫س‬َ‫ت‬َٜ َََِٖٓٗ‫ج‬ ٢‫ز‬‫َا‬ْ ٞٔ‫ؾ‬ َُٜٛٗ‫ؾ‬ َُ٘‫ط‬ٞ‫ؿ‬َْ ٌََ‫ت‬ٜ‫ك‬ٜ‫ؾ‬ ٣ٌَ‫ب‬َ‫ج‬ َِٔٔ ٣ٖ‫د‬َ‫س‬َ‫ت‬ ََِٔ
―Barangsiapa yang menjatuhkan dirinya dari gunung lalu dia membunuh
dirinya (mati), maka dia akan berada dalam Neraka Jahannam dalam keadaan
melemparkan diri selama-lamanya.‖ (HR. Bukhari)
Kedua nash di atas tampak jelas bahwa Islam senantiasa melindugi
kelestarian jiwa umatnya, yaitu dengan menjaganya dan menjauhkannya dari
segala hal yang dapat merusaknya.Untuk merealisasikan itu semua, maka Islam
membuat suatu aturan yang disebut dengan “qishas”, agar kelestarian jiwa tetap
terjaga dan lestari. Allah Azza wa Jalla berfirman:
28 | S T U D I I S L A M I I I
W a w a s a n I s l a m
َٕٛٝ‫ك‬ٖ‫ت‬َ‫ت‬ ِِٝ‫ه‬٤ًَ‫ع‬ٜ‫ي‬ ٔ‫ب‬‫َا‬‫ب‬ٞ‫ي‬ٜ‫أ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ي‬ٚٝ‫أ‬ ‫َا‬ٜ ٠٠‫َا‬َٝ‫ذ‬ ٢‫ص‬‫َا‬‫ص‬ٔ‫ك‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ ِِٝ‫ه‬ٜ‫ي‬َٚ
“Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang
yang berakal, supaya kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah:179)
Dalam ayat ini Allah Azza wa Jalla menjadikan qishash sebagai salah satu
sebab kelestarian kehidupan, padahal qishash itu merupakan bentuk hukuman
mati. Mengapa bisa demikian? Karena, dengan keberadaan hukum qishash, maka
bagi para pelaku kriminal menjadi jera, kehidupan pun menjadi aman. Jadi,
qishash merupakan salah satu aturan yang dapat menghentikan segala tindakan
kriminal yang akan merenggut nyawa manusia, sehingga terwujud kehidupan
yangaman, damai, tenang, dan dalam naungan hukum Allah.
c) Menjaga akal (hifdz al-aql)
Akal merupakan karunia Allah yang diberikan kepada manusia agar dapat
berfikir, memahami perintah dan larangan Allah. Oleh karenanya akal harus
dijaga, agar tidak rusak. Maka dari itu, Islam memberikan aturan hukum tentang
keharaman khamr, karena khamr merupakan faktor utama yang dapat
menghilangkan, dan merusak akal serta dapat menjatuhkan pelakunya kedalam
perbuatan haram dan keji serta terhalang dari jalan Allah.
٢ٕ‫ٜا‬َِٛٝٓ‫ػ‬‫ي‬‫ا‬ ٢ٌََُ‫ع‬ َِٔٔ ْ‫ظ‬ِ‫ج‬٢‫ز‬ ُّ‫ٜا‬‫ي‬ِ‫ش‬ٜ‫أ‬ٞ‫ي‬‫ا‬َٚ ُ‫ب‬‫َا‬‫ص‬ِْٜ‫أ‬ٞ‫ي‬‫ا‬َٚ ُ‫س‬ٔ‫ط‬َُِٝٞ‫ي‬‫ا‬َٚ ُ‫س‬َُِ‫د‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ‫َا‬َُْٓ٢‫إ‬ ‫ُٛا‬ََٜٓ‫آ‬ َٜٔٔ‫ر‬ٜٓ‫ي‬‫ا‬ ‫َا‬ُٜٜٗٓ‫أ‬ ‫َا‬ُُٜٙٛ‫ب‬َٔٓ‫ت‬ِ‫ج‬‫ٜا‬‫ؾ‬
َ‫د‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ َ٤‫َا‬‫ط‬ِ‫ػ‬َ‫ب‬ٞ‫ي‬‫ا‬َٚ ٜ٠َٚ‫َا‬‫د‬َ‫ع‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ُِٝ‫ه‬ََِٓٝ‫ب‬ َ‫ع‬ٔ‫ق‬ُٜٛ ِٕٜ‫أ‬ ُٕ‫ٜا‬َِٛٝٓ‫ػ‬‫ي‬‫ا‬ ُ‫د‬ٜ٢‫س‬ُٜ ‫َا‬َُْٓ٢‫إ‬ َُٕٛ‫ر‬ًٔٞ‫ؿ‬ُ‫ت‬ ِِٝ‫ه‬ًَٜٓ‫ع‬ٜ‫ي‬٢‫س‬ٔ‫ط‬َُِٝٞ‫ي‬‫ا‬َٚ ٢‫س‬ُِ
ََُٕٛٗ‫ت‬َُِٓ ُِِ‫ت‬ِْٜ‫أ‬ ٌَِٜٗ‫ؾ‬ ٔ٠‫ٜا‬ًَٓ‫ص‬‫ي‬‫ا‬ ٢َٔ‫ع‬َٚ ًٜٔ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ ٢‫س‬ٞ‫ن‬ٔ‫ذ‬ َِٔ‫ع‬ ِِٝ‫ن‬َٓ‫د‬ُ‫ص‬ََٜٚ
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi
kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan
pekerjaan itu)." (QS. Al-Maaidah: 90-91)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Dakwah Nabi Melalui Surat
Dakwah Nabi Melalui SuratDakwah Nabi Melalui Surat
Dakwah Nabi Melalui SuratRatih Aini
 
Pendapat imam-malik-tentang-tauhid
Pendapat imam-malik-tentang-tauhidPendapat imam-malik-tentang-tauhid
Pendapat imam-malik-tentang-tauhidRa Hardianto
 
Memahami hadits dhaif & maudhu
Memahami hadits dhaif & maudhuMemahami hadits dhaif & maudhu
Memahami hadits dhaif & maudhuMabsus Abu Fatih
 
Aqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNA
Aqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNAAqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNA
Aqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNAMulia Fathan
 
Makalah PAI 'Kepemimpinan Islam'
Makalah PAI 'Kepemimpinan Islam'Makalah PAI 'Kepemimpinan Islam'
Makalah PAI 'Kepemimpinan Islam'Ana Zuliyanti
 
Ghazwul fikri by Creativity Fosma
Ghazwul fikri by Creativity FosmaGhazwul fikri by Creativity Fosma
Ghazwul fikri by Creativity FosmaFitrah Nurfadhilah
 
Propaganda kepada-teori-penyatuan-agama-setelah-berakhirnya-tiga-kurun-yang-u...
Propaganda kepada-teori-penyatuan-agama-setelah-berakhirnya-tiga-kurun-yang-u...Propaganda kepada-teori-penyatuan-agama-setelah-berakhirnya-tiga-kurun-yang-u...
Propaganda kepada-teori-penyatuan-agama-setelah-berakhirnya-tiga-kurun-yang-u...Ra Hardianto
 
Ikhwanul muslimin
Ikhwanul musliminIkhwanul muslimin
Ikhwanul musliminAbu Jakaria
 
Aliran wahabi
Aliran wahabiAliran wahabi
Aliran wahabiaswajanu
 
Imam Mahadi Tanda Qiamat
Imam Mahadi Tanda QiamatImam Mahadi Tanda Qiamat
Imam Mahadi Tanda Qiamatdr2200s
 
Power point hadist tarbawi bhsa indonesia
Power point hadist tarbawi bhsa indonesiaPower point hadist tarbawi bhsa indonesia
Power point hadist tarbawi bhsa indonesiaBowo Aquhh
 
Ghazwul fikr
Ghazwul fikrGhazwul fikr
Ghazwul fikrm4-0n3
 

Was ist angesagt? (19)

Islam dihujat
Islam dihujatIslam dihujat
Islam dihujat
 
quransite.com
quransite.comquransite.com
quransite.com
 
Dakwah Nabi Melalui Surat
Dakwah Nabi Melalui SuratDakwah Nabi Melalui Surat
Dakwah Nabi Melalui Surat
 
Pendapat imam-malik-tentang-tauhid
Pendapat imam-malik-tentang-tauhidPendapat imam-malik-tentang-tauhid
Pendapat imam-malik-tentang-tauhid
 
Memahami hadits dhaif & maudhu
Memahami hadits dhaif & maudhuMemahami hadits dhaif & maudhu
Memahami hadits dhaif & maudhu
 
Aqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNA
Aqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNAAqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNA
Aqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNA
 
Makalah PAI 'Kepemimpinan Islam'
Makalah PAI 'Kepemimpinan Islam'Makalah PAI 'Kepemimpinan Islam'
Makalah PAI 'Kepemimpinan Islam'
 
Dakwah wahabi
Dakwah wahabiDakwah wahabi
Dakwah wahabi
 
Ghazwul fikri by Creativity Fosma
Ghazwul fikri by Creativity FosmaGhazwul fikri by Creativity Fosma
Ghazwul fikri by Creativity Fosma
 
Wahabi
WahabiWahabi
Wahabi
 
Propaganda kepada-teori-penyatuan-agama-setelah-berakhirnya-tiga-kurun-yang-u...
Propaganda kepada-teori-penyatuan-agama-setelah-berakhirnya-tiga-kurun-yang-u...Propaganda kepada-teori-penyatuan-agama-setelah-berakhirnya-tiga-kurun-yang-u...
Propaganda kepada-teori-penyatuan-agama-setelah-berakhirnya-tiga-kurun-yang-u...
 
Ikhwanul muslimin
Ikhwanul musliminIkhwanul muslimin
Ikhwanul muslimin
 
Aliran wahabi
Aliran wahabiAliran wahabi
Aliran wahabi
 
Imam Mahadi Tanda Qiamat
Imam Mahadi Tanda QiamatImam Mahadi Tanda Qiamat
Imam Mahadi Tanda Qiamat
 
Power point hadist tarbawi bhsa indonesia
Power point hadist tarbawi bhsa indonesiaPower point hadist tarbawi bhsa indonesia
Power point hadist tarbawi bhsa indonesia
 
Ghazwul fikri
Ghazwul fikriGhazwul fikri
Ghazwul fikri
 
Ghazwul fikr
Ghazwul fikrGhazwul fikr
Ghazwul fikr
 
Pergerakan Wahabi Dan Kesannya Di Malaysia
Pergerakan Wahabi Dan Kesannya Di MalaysiaPergerakan Wahabi Dan Kesannya Di Malaysia
Pergerakan Wahabi Dan Kesannya Di Malaysia
 
Ukuwah islamiyyah
Ukuwah islamiyyahUkuwah islamiyyah
Ukuwah islamiyyah
 

Andere mochten auch

Wawasan Al-Qur'an dan Al-Hadits bagi PAH 2017
Wawasan Al-Qur'an dan Al-Hadits bagi PAH 2017Wawasan Al-Qur'an dan Al-Hadits bagi PAH 2017
Wawasan Al-Qur'an dan Al-Hadits bagi PAH 2017Mushoddik Indisav
 
Aqidah akhlak (Perguruan Tinggi )
Aqidah akhlak (Perguruan Tinggi )Aqidah akhlak (Perguruan Tinggi )
Aqidah akhlak (Perguruan Tinggi )YULIA LIA
 
Makalah Aqidah akhlak - ruang lingkup pembahasan aqidah
Makalah Aqidah akhlak - ruang lingkup pembahasan aqidahMakalah Aqidah akhlak - ruang lingkup pembahasan aqidah
Makalah Aqidah akhlak - ruang lingkup pembahasan aqidahMulia Fathan
 
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)kipanji
 
Proses pengembangan kurikulum
Proses pengembangan kurikulumProses pengembangan kurikulum
Proses pengembangan kurikulumancibuhari
 
Blogger dan bloger, Apa Bedanya?
Blogger dan bloger, Apa Bedanya?Blogger dan bloger, Apa Bedanya?
Blogger dan bloger, Apa Bedanya?Dot Semarang
 
Tugas i rekayasa web arie firmandani
Tugas i rekayasa web arie firmandaniTugas i rekayasa web arie firmandani
Tugas i rekayasa web arie firmandaniArie Firmandani
 
Review of "Tastes, ties, and time: A new social network dataset using Faceboo...
Review of "Tastes, ties, and time: A new social network dataset using Faceboo...Review of "Tastes, ties, and time: A new social network dataset using Faceboo...
Review of "Tastes, ties, and time: A new social network dataset using Faceboo...Marco Frassoni
 
Normatividad issste 2014 v6 2
Normatividad issste 2014 v6 2Normatividad issste 2014 v6 2
Normatividad issste 2014 v6 2Juan Dzul
 
Florida Blogger & Social Media Conference Keynote Presentation Pam Moore 2013
Florida Blogger & Social Media Conference Keynote Presentation Pam Moore 2013 Florida Blogger & Social Media Conference Keynote Presentation Pam Moore 2013
Florida Blogger & Social Media Conference Keynote Presentation Pam Moore 2013 Pam Moore
 
Tutorial Blogger parte 1
Tutorial Blogger parte 1Tutorial Blogger parte 1
Tutorial Blogger parte 1Gabriela158
 
Online Business (startup) Know-how
Online Business (startup) Know-howOnline Business (startup) Know-how
Online Business (startup) Know-howAmal Agung Cahyadi
 
Materi workshop keuangan kopdar akbar 2016 bukalapak
Materi workshop keuangan kopdar akbar 2016 bukalapakMateri workshop keuangan kopdar akbar 2016 bukalapak
Materi workshop keuangan kopdar akbar 2016 bukalapakmelly lydea
 
Instagram Social Spotlight
Instagram Social SpotlightInstagram Social Spotlight
Instagram Social SpotlightNick Westergaard
 

Andere mochten auch (20)

Wawasan Al-Qur'an dan Al-Hadits bagi PAH 2017
Wawasan Al-Qur'an dan Al-Hadits bagi PAH 2017Wawasan Al-Qur'an dan Al-Hadits bagi PAH 2017
Wawasan Al-Qur'an dan Al-Hadits bagi PAH 2017
 
تخريج الحديث
تخريج الحديثتخريج الحديث
تخريج الحديث
 
Aqidah akhlak (Perguruan Tinggi )
Aqidah akhlak (Perguruan Tinggi )Aqidah akhlak (Perguruan Tinggi )
Aqidah akhlak (Perguruan Tinggi )
 
Makalah Aqidah akhlak - ruang lingkup pembahasan aqidah
Makalah Aqidah akhlak - ruang lingkup pembahasan aqidahMakalah Aqidah akhlak - ruang lingkup pembahasan aqidah
Makalah Aqidah akhlak - ruang lingkup pembahasan aqidah
 
Jadwal Piala Dunia 2014
Jadwal Piala Dunia 2014Jadwal Piala Dunia 2014
Jadwal Piala Dunia 2014
 
Proses Pengembangan kurikulum
Proses Pengembangan kurikulumProses Pengembangan kurikulum
Proses Pengembangan kurikulum
 
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
Buku Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam (Kumpulan Makalah Perkuliahan)
 
Proses pengembangan kurikulum
Proses pengembangan kurikulumProses pengembangan kurikulum
Proses pengembangan kurikulum
 
Blogger dan bloger, Apa Bedanya?
Blogger dan bloger, Apa Bedanya?Blogger dan bloger, Apa Bedanya?
Blogger dan bloger, Apa Bedanya?
 
Tugas i rekayasa web arie firmandani
Tugas i rekayasa web arie firmandaniTugas i rekayasa web arie firmandani
Tugas i rekayasa web arie firmandani
 
Review of "Tastes, ties, and time: A new social network dataset using Faceboo...
Review of "Tastes, ties, and time: A new social network dataset using Faceboo...Review of "Tastes, ties, and time: A new social network dataset using Faceboo...
Review of "Tastes, ties, and time: A new social network dataset using Faceboo...
 
Normatividad issste 2014 v6 2
Normatividad issste 2014 v6 2Normatividad issste 2014 v6 2
Normatividad issste 2014 v6 2
 
Florida Blogger & Social Media Conference Keynote Presentation Pam Moore 2013
Florida Blogger & Social Media Conference Keynote Presentation Pam Moore 2013 Florida Blogger & Social Media Conference Keynote Presentation Pam Moore 2013
Florida Blogger & Social Media Conference Keynote Presentation Pam Moore 2013
 
Lirik Lagu
Lirik LaguLirik Lagu
Lirik Lagu
 
Maher zain
Maher zainMaher zain
Maher zain
 
Clash of Clans
Clash of ClansClash of Clans
Clash of Clans
 
Tutorial Blogger parte 1
Tutorial Blogger parte 1Tutorial Blogger parte 1
Tutorial Blogger parte 1
 
Online Business (startup) Know-how
Online Business (startup) Know-howOnline Business (startup) Know-how
Online Business (startup) Know-how
 
Materi workshop keuangan kopdar akbar 2016 bukalapak
Materi workshop keuangan kopdar akbar 2016 bukalapakMateri workshop keuangan kopdar akbar 2016 bukalapak
Materi workshop keuangan kopdar akbar 2016 bukalapak
 
Instagram Social Spotlight
Instagram Social SpotlightInstagram Social Spotlight
Instagram Social Spotlight
 

Ähnlich wie Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)

AKHLAK_PELAJAR_MUSLIM.pptx
AKHLAK_PELAJAR_MUSLIM.pptxAKHLAK_PELAJAR_MUSLIM.pptx
AKHLAK_PELAJAR_MUSLIM.pptxIkhsanFuadi
 
PPT SEJARAH INTELEKTUAL.pptx
PPT SEJARAH INTELEKTUAL.pptxPPT SEJARAH INTELEKTUAL.pptx
PPT SEJARAH INTELEKTUAL.pptxDzuanTiraFazari2
 
AKHLAK_PELAJAR_MUSLIM MABIT.pptx
AKHLAK_PELAJAR_MUSLIM MABIT.pptxAKHLAK_PELAJAR_MUSLIM MABIT.pptx
AKHLAK_PELAJAR_MUSLIM MABIT.pptxSitiZukhaeriyah1
 
Antologi islam nusantara book
Antologi islam nusantara bookAntologi islam nusantara book
Antologi islam nusantara bookAgus Setiawan
 
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Abduh, Muhamm...
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Abduh, Muhamm...Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Abduh, Muhamm...
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Abduh, Muhamm...Zukét Printing
 
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Abduh, Muhamm...
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Abduh, Muhamm...Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Abduh, Muhamm...
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Abduh, Muhamm...Zukét Printing
 
Isu isu sentral dalam pemikiran islam liberal; kes indonesia dan malaysia
Isu isu sentral dalam pemikiran islam liberal; kes indonesia dan malaysiaIsu isu sentral dalam pemikiran islam liberal; kes indonesia dan malaysia
Isu isu sentral dalam pemikiran islam liberal; kes indonesia dan malaysiaR&R Darulkautsar
 
Kritik Terhadap Pemikiran Ulil Abshar Abdallah
Kritik Terhadap Pemikiran Ulil Abshar AbdallahKritik Terhadap Pemikiran Ulil Abshar Abdallah
Kritik Terhadap Pemikiran Ulil Abshar AbdallahMohammad Luqman Firmansyah
 
ISLAM IMAN IHSAN, Kelas XII SMA Kurikulum 13
ISLAM IMAN IHSAN, Kelas XII SMA Kurikulum 13ISLAM IMAN IHSAN, Kelas XII SMA Kurikulum 13
ISLAM IMAN IHSAN, Kelas XII SMA Kurikulum 13MuhammadLatifFauzi1
 
JURNAL SONIA SEMBIRING_ISLAMIC WORLDVIEW.docx
JURNAL SONIA SEMBIRING_ISLAMIC WORLDVIEW.docxJURNAL SONIA SEMBIRING_ISLAMIC WORLDVIEW.docx
JURNAL SONIA SEMBIRING_ISLAMIC WORLDVIEW.docxSoniaSembiring
 
Kebudayaan islam
Kebudayaan islamKebudayaan islam
Kebudayaan islammuhfachrul3
 
ulasan sunnah vs bid'ah
ulasan sunnah vs bid'ahulasan sunnah vs bid'ah
ulasan sunnah vs bid'ahWan Syafawati
 
Materi ajar agama islam ui
Materi ajar agama islam uiMateri ajar agama islam ui
Materi ajar agama islam uiCIkumparan
 
14. Buku Studi Islam Interdisipliner - Editor 2015.pdf
14. Buku Studi Islam Interdisipliner - Editor 2015.pdf14. Buku Studi Islam Interdisipliner - Editor 2015.pdf
14. Buku Studi Islam Interdisipliner - Editor 2015.pdfAhmadIlhamRiwaldi
 
kesempurnaan ajaran islam
kesempurnaan ajaran islamkesempurnaan ajaran islam
kesempurnaan ajaran islamArib Herzi
 

Ähnlich wie Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.) (20)

Liberalisme
LiberalismeLiberalisme
Liberalisme
 
Liberalisme
LiberalismeLiberalisme
Liberalisme
 
I) Takrif&Konsep Ilmu Kalam
I) Takrif&Konsep Ilmu KalamI) Takrif&Konsep Ilmu Kalam
I) Takrif&Konsep Ilmu Kalam
 
AKHLAK_PELAJAR_MUSLIM.pptx
AKHLAK_PELAJAR_MUSLIM.pptxAKHLAK_PELAJAR_MUSLIM.pptx
AKHLAK_PELAJAR_MUSLIM.pptx
 
PPT SEJARAH INTELEKTUAL.pptx
PPT SEJARAH INTELEKTUAL.pptxPPT SEJARAH INTELEKTUAL.pptx
PPT SEJARAH INTELEKTUAL.pptx
 
AKHLAK_PELAJAR_MUSLIM MABIT.pptx
AKHLAK_PELAJAR_MUSLIM MABIT.pptxAKHLAK_PELAJAR_MUSLIM MABIT.pptx
AKHLAK_PELAJAR_MUSLIM MABIT.pptx
 
Antologi islam nusantara book
Antologi islam nusantara bookAntologi islam nusantara book
Antologi islam nusantara book
 
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Abduh, Muhamm...
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Abduh, Muhamm...Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Abduh, Muhamm...
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Abduh, Muhamm...
 
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Abduh, Muhamm...
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Abduh, Muhamm...Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Abduh, Muhamm...
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Abduh, Muhamm...
 
Isu isu sentral dalam pemikiran islam liberal; kes indonesia dan malaysia
Isu isu sentral dalam pemikiran islam liberal; kes indonesia dan malaysiaIsu isu sentral dalam pemikiran islam liberal; kes indonesia dan malaysia
Isu isu sentral dalam pemikiran islam liberal; kes indonesia dan malaysia
 
Kritik Terhadap Pemikiran Ulil Abshar Abdallah
Kritik Terhadap Pemikiran Ulil Abshar AbdallahKritik Terhadap Pemikiran Ulil Abshar Abdallah
Kritik Terhadap Pemikiran Ulil Abshar Abdallah
 
ISLAM IMAN IHSAN, Kelas XII SMA Kurikulum 13
ISLAM IMAN IHSAN, Kelas XII SMA Kurikulum 13ISLAM IMAN IHSAN, Kelas XII SMA Kurikulum 13
ISLAM IMAN IHSAN, Kelas XII SMA Kurikulum 13
 
ISLAM LIBERAL
ISLAM LIBERALISLAM LIBERAL
ISLAM LIBERAL
 
JURNAL SONIA SEMBIRING_ISLAMIC WORLDVIEW.docx
JURNAL SONIA SEMBIRING_ISLAMIC WORLDVIEW.docxJURNAL SONIA SEMBIRING_ISLAMIC WORLDVIEW.docx
JURNAL SONIA SEMBIRING_ISLAMIC WORLDVIEW.docx
 
Kebudayaan islam
Kebudayaan islamKebudayaan islam
Kebudayaan islam
 
ulasan sunnah vs bid'ah
ulasan sunnah vs bid'ahulasan sunnah vs bid'ah
ulasan sunnah vs bid'ah
 
Pengertian islam
Pengertian islamPengertian islam
Pengertian islam
 
Materi ajar agama islam ui
Materi ajar agama islam uiMateri ajar agama islam ui
Materi ajar agama islam ui
 
14. Buku Studi Islam Interdisipliner - Editor 2015.pdf
14. Buku Studi Islam Interdisipliner - Editor 2015.pdf14. Buku Studi Islam Interdisipliner - Editor 2015.pdf
14. Buku Studi Islam Interdisipliner - Editor 2015.pdf
 
kesempurnaan ajaran islam
kesempurnaan ajaran islamkesempurnaan ajaran islam
kesempurnaan ajaran islam
 

Mehr von Nurdin Al-Azies

Daftar riwayat hidup Jusuf Kalla
Daftar riwayat hidup Jusuf KallaDaftar riwayat hidup Jusuf Kalla
Daftar riwayat hidup Jusuf KallaNurdin Al-Azies
 
Daftar riwayat hidup Joko Widodo
Daftar riwayat hidup Joko WidodoDaftar riwayat hidup Joko Widodo
Daftar riwayat hidup Joko WidodoNurdin Al-Azies
 
Panduan Tour Taman Safari Indonesia
Panduan Tour Taman Safari Indonesia Panduan Tour Taman Safari Indonesia
Panduan Tour Taman Safari Indonesia Nurdin Al-Azies
 
Jadwal imsyakiyah Ramadhan 1435 H (Terbaru)
Jadwal imsyakiyah Ramadhan 1435 H (Terbaru)Jadwal imsyakiyah Ramadhan 1435 H (Terbaru)
Jadwal imsyakiyah Ramadhan 1435 H (Terbaru)Nurdin Al-Azies
 
Interpersonal skill and creativity (nurdin al azies)
Interpersonal skill and creativity (nurdin al azies)Interpersonal skill and creativity (nurdin al azies)
Interpersonal skill and creativity (nurdin al azies)Nurdin Al-Azies
 
Desain grafis ver1 2-pdf
Desain grafis ver1 2-pdfDesain grafis ver1 2-pdf
Desain grafis ver1 2-pdfNurdin Al-Azies
 
Biar ngampus tak sekedar status
Biar ngampus tak sekedar statusBiar ngampus tak sekedar status
Biar ngampus tak sekedar statusNurdin Al-Azies
 
Kreatif entreupreneur workshop
Kreatif entreupreneur workshopKreatif entreupreneur workshop
Kreatif entreupreneur workshopNurdin Al-Azies
 
Strategi Penyambutan Mahasiswa Baru UNTUK LDK
Strategi Penyambutan Mahasiswa Baru UNTUK LDKStrategi Penyambutan Mahasiswa Baru UNTUK LDK
Strategi Penyambutan Mahasiswa Baru UNTUK LDKNurdin Al-Azies
 
7 international linkages
7 international linkages7 international linkages
7 international linkagesNurdin Al-Azies
 
04 ekonomi mikro rancang bangun ekonomi islam
04 ekonomi mikro     rancang bangun ekonomi islam04 ekonomi mikro     rancang bangun ekonomi islam
04 ekonomi mikro rancang bangun ekonomi islamNurdin Al-Azies
 
03 ekonomi mikro permintaan dan penawaran
03 ekonomi mikro     permintaan dan penawaran03 ekonomi mikro     permintaan dan penawaran
03 ekonomi mikro permintaan dan penawaranNurdin Al-Azies
 
02 ekonomi mikro pendahulan tentang ekonomi mikro
02 ekonomi mikro    pendahulan tentang ekonomi mikro02 ekonomi mikro    pendahulan tentang ekonomi mikro
02 ekonomi mikro pendahulan tentang ekonomi mikroNurdin Al-Azies
 
(KULIAH S2 UIKA) 01 ekonomi mikro (DR. H. IRWAN CH, SE,MM )
(KULIAH S2 UIKA) 01 ekonomi mikro (DR. H. IRWAN CH, SE,MM )(KULIAH S2 UIKA) 01 ekonomi mikro (DR. H. IRWAN CH, SE,MM )
(KULIAH S2 UIKA) 01 ekonomi mikro (DR. H. IRWAN CH, SE,MM )Nurdin Al-Azies
 

Mehr von Nurdin Al-Azies (20)

Visi misi prabowo-hatta
Visi misi prabowo-hattaVisi misi prabowo-hatta
Visi misi prabowo-hatta
 
Daftar riwayat hidup Jusuf Kalla
Daftar riwayat hidup Jusuf KallaDaftar riwayat hidup Jusuf Kalla
Daftar riwayat hidup Jusuf Kalla
 
Daftar riwayat hidup Joko Widodo
Daftar riwayat hidup Joko WidodoDaftar riwayat hidup Joko Widodo
Daftar riwayat hidup Joko Widodo
 
Panduan Tour Taman Safari Indonesia
Panduan Tour Taman Safari Indonesia Panduan Tour Taman Safari Indonesia
Panduan Tour Taman Safari Indonesia
 
Jadwal imsyakiyah Ramadhan 1435 H (Terbaru)
Jadwal imsyakiyah Ramadhan 1435 H (Terbaru)Jadwal imsyakiyah Ramadhan 1435 H (Terbaru)
Jadwal imsyakiyah Ramadhan 1435 H (Terbaru)
 
Brosur dan biaya
Brosur dan biayaBrosur dan biaya
Brosur dan biaya
 
Interpersonal skill and creativity (nurdin al azies)
Interpersonal skill and creativity (nurdin al azies)Interpersonal skill and creativity (nurdin al azies)
Interpersonal skill and creativity (nurdin al azies)
 
Desain grafis ver1 2-pdf
Desain grafis ver1 2-pdfDesain grafis ver1 2-pdf
Desain grafis ver1 2-pdf
 
Biar ngampus tak sekedar status
Biar ngampus tak sekedar statusBiar ngampus tak sekedar status
Biar ngampus tak sekedar status
 
Kreatif entreupreneur workshop
Kreatif entreupreneur workshopKreatif entreupreneur workshop
Kreatif entreupreneur workshop
 
Strategi Penyambutan Mahasiswa Baru UNTUK LDK
Strategi Penyambutan Mahasiswa Baru UNTUK LDKStrategi Penyambutan Mahasiswa Baru UNTUK LDK
Strategi Penyambutan Mahasiswa Baru UNTUK LDK
 
Dakwah Kreatif
Dakwah KreatifDakwah Kreatif
Dakwah Kreatif
 
Adobe Flash:
Adobe Flash: Adobe Flash:
Adobe Flash:
 
7 international linkages
7 international linkages7 international linkages
7 international linkages
 
04 ekonomi mikro rancang bangun ekonomi islam
04 ekonomi mikro     rancang bangun ekonomi islam04 ekonomi mikro     rancang bangun ekonomi islam
04 ekonomi mikro rancang bangun ekonomi islam
 
03 ekonomi mikro permintaan dan penawaran
03 ekonomi mikro     permintaan dan penawaran03 ekonomi mikro     permintaan dan penawaran
03 ekonomi mikro permintaan dan penawaran
 
02 ekonomi mikro pendahulan tentang ekonomi mikro
02 ekonomi mikro    pendahulan tentang ekonomi mikro02 ekonomi mikro    pendahulan tentang ekonomi mikro
02 ekonomi mikro pendahulan tentang ekonomi mikro
 
(KULIAH S2 UIKA) 01 ekonomi mikro (DR. H. IRWAN CH, SE,MM )
(KULIAH S2 UIKA) 01 ekonomi mikro (DR. H. IRWAN CH, SE,MM )(KULIAH S2 UIKA) 01 ekonomi mikro (DR. H. IRWAN CH, SE,MM )
(KULIAH S2 UIKA) 01 ekonomi mikro (DR. H. IRWAN CH, SE,MM )
 
Sony (northwind)
Sony (northwind)Sony (northwind)
Sony (northwind)
 
Sony (dbname)
Sony (dbname)Sony (dbname)
Sony (dbname)
 

Kürzlich hochgeladen

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 

Kürzlich hochgeladen (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 

Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)

  • 1.
  • 2. | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m STUDI ISLAM III Wawasan Islam Menyaring Pemikiran Menyimpang Dari Agama Islam Dr. Akhmad Alim Dr. Adian Husaini Pusat Kajian Islam Universitas Ibn Khladun Bogor
  • 3. | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) ALIM, Akhmad STUDI ISLAM III: Wawasan Islam, Penulis, Dr. Akhmad Alim & Dr. Adian Husaini; Penyunting, Bahrum Subagia, --Cet. 1-Bogor: Pusat Kajian Islam Universitas Ibn Khaldun, 2012. 187 hlm.; 25,7 cm. ISBN: 978-979-1324-15-1 STUDI ISLAM III: Wawasan Islam Penulis: Dr. Akhmad Alim, M.A Penyunting : Bahrum Subagia Penata Letak: Irfan Habibie Desain Sampul: Fathurrohman Saifuddin Penerbit: Pusat Kajian Islam Universitas Ibn Khaldun Jl. K.H. Sholeh Iskandar Km. 2 Kedung Badak Bogor Telp./Fax. (0251) 8356884 Cetakan Pertama, Shafar 1435 H- Januari 2014 M Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Ketentuan Pidana (1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). (2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara palling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Pasal 72 UU No.19 Tahun 2002
  • 4. i | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m KATA PENGANTAR Islam adalah agama yang sudah sempurna sejak awal, tidak berkembang dalam sejarah. Konsep tajdid (pembaharuan) dalam Islam, bukanlah membuat- buat hal yang baru dalam Islam, melainkan upaya untuk mengembalikan kemurnian Islam. Ibarat cat mobil, warna Islam adalah abadi. Jika sudah mulai tertutup debu, maka tugas tajdid adalah mengkilapkan cat itu kembali, sehingga bersinar cerah seperti asal-mulanya. Bukan mengganti dengan warna baru yang berbeda dengan warna sebelumnya. Buku Studi Islam 3 ini berbicara tentang wawasan Islam yang mendasar, yang formulasinya disesuaikan dengan tantangan zaman yang sedang dihadapi oleh kaum Muslimin. Karena saat ini yang sedang menghegemoni umat manusia—termasuk umat Islam—adalah pemikiran Barat yang sekuler-liberal, maka konsep wawasan Islam ini pun dirumuskan agar kaum Muslim tidak terjebak atau terperosok ke dalam pemikiran-pemikiran yang dapat merusak keimanannya. Setiap Muslim pasti akan diuji keimanannya. Iman tidak akan dibiarkan begitu saja, tanpa ada ujian (QS. 29:2-3). Maka, setiap zaman dan setiap waktu akan selalu ada ujian iman. Ada yang lulus, ada yang gagal dalam ujian iman. Oleh karena itulah, setiap Muslim diwajibkan agar selalu menuntut ilmu setiap waktu agar dapat mengetahui mana yang salah dan mana yang benar, mana yang Tauhid dan mana yang syirik. Dalam kitab Sullamut-Tawfîq karya Syaikh Abdullah bin Husain bin Thahir bin Muhammad bin Hisyam—yang biasa dikaji di madrasah-madrasah diniyah dan pondok-pondok pesantren—disebutkan bahwa merupakan kewajiban setiap Muslim untuk menjaga Islamnya dari hal-hal yang membatalkannya, yakni murtad (riddah). Dijelaskan juga dalam kitab ini bahwa riddah ada tiga jenis, yaitu murtad dengan keyakinan (i„tiqâd), murtad dengan lisan, dan murtad dengan perbuatan. Contoh murtad dari segi i„tiqâd, misalnya, ragu-ragu terhadap wujud Allah, atau ragu terhadap kenabian Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam, atau ragu terhadap Al-Qur‘an, atau ragu terhadap Hari Akhir, surga, neraka, pahala, siksa, dan sejenisnya. Ulama India Syaikh Abu Hasan Ali An-Nadwi pernah menyebutkan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi umat Islam saat ini, sepeninggal
  • 5. ii | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam adalah tantangan yang diakibatkan oleh serangan-serangan pemikiran yang datang dari peradaban Barat. Sebab, tantangan ini sudah menyangkut aspek yang sangat mendasar dalam pandangan Islam, yaitu masalah iman dan kemurtadan. Menurut An-Nadwi, serangan modernisme peradaban Barat ke dunia Islam merupakan ancaman terbesar dalam bidang pemikiran dan keimanan. Dia mengungkapkan: “Di saat sekarang ini selama beberapa waktu dunia Islam telah dihadapkan pada ancaman kemurtadan yang menyelimuti bayang-bayang di atasnya dari ujung ke ujung. Inilah kemurtadan yang telah melanda Muslim Timur pada masa dominasi politik Barat, dan telah menimbulkan tantangan yang paling serius terhadap Islam sejak masa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam.” Saat ini, di era globalisasi, harusnya kaum Muslim sadar, bahwa setiap saat keimanan mereka sedang dalam kondisi diperangi habis-habisan oleh nilai-nilai sekular-liberal yang dapat mengikis dan menghancurkan pemikiran Islam dan keimanan mereka. Globalisasi, misalnya, bukan hanya melahirkan penjajahan ekonomi tetapi juga penjajahan pemikiran dan budaya. Akhirnya, materi buku ini memang dirancang untuk memberikan wawasan yang mendasar tentang wawasan Islam. Diharapkan umat Islam akan memiliki kerangka (framework) pemikiran Islam yang kokoh, sehingga mampu menilai dan menyaring berbagai bentuk pemikiran yang dinilai menyimpang dari ajaran Islam. Dengan kata lain, diharapkan, setelah menerima materi buku ini, seseorang tidak lagi terombang-ambing dalam pemikiran keagamaan, melainkan makin bersemangat dalam mendalami keilmuwan Islam lebih jauh lagi,dan lebih penting lagi ia semakin terdorong untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bogor, 13 Oktober 2012 Dr. Akhmad Alim & Dr. Adian Husaini
  • 6. iii | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m DAFTAR ISI Daftar Isi......................................................................................................... iii Bab I Hakikat Islam Dan Karakteristiknya ....................................................1 Bab II Konsep Wahyu Dan Nabi Dalam Islam............................................34 Bab III Islam Dan Peradaban ........................................................................58 Bab IV Tantangan Peradaban Barat.............................................................73 Bab V Masalah Orientalisme ........................................................................80 Bab VI Pluralisme Agama.............................................................................87 Bab VII Masalah Kristenisasi .......................................................................96 Bab VIII The Clash Of Cilvization..............................................................106 Bab IX Pengaruh Ateisme Terhadap Pikiran Umatislam............................124 Bab X Liberalisasi Islam.............................................................................136 Bab XI Paham Kesetaraan Gender..............................................................147 Bab XII Kritik Terhadap Hermeneutika.....................................................155 Bab XIII Neoliberalisme Dan Kapitalisme .................................................168 Daftar Pustaka ..............................................................................................176 Riwayat Hidup Penulis.................................................................................184
  • 7. 1 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m BAB I HAKIKAT ISLAM DAN KARAKTERISTIKNYA A. Hakikat Islam Hakikat Islam adalah bertauhid, yakni tunduk patuh kepada Allah dan menjauhkan diri dari segala bentuk kesyirikan. Hal itu sebagaimana digambarkan dalam ayat berikut ini, ًِِِٔ‫ض‬ٜ‫أ‬ ُ٘ٗ‫ب‬َ‫ز‬ ُٜ٘‫ي‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ِ‫ذ‬٢‫إ‬َۖ‫ني‬ُٜٔ‫ي‬‫ا‬َ‫ع‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٓٔ‫ب‬َ‫س‬ٔ‫ي‬ ُ‫ت‬ًُِِٜ‫ض‬ٜ‫أ‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ “(Ingatlah) ketika Rabb-nya berfirman kepadanya (Ibrahim), „Berserahdirilah!‟ Dia menjawab: „Aku berserah diri kepada Rabb seluruh alam.‟” (QS. Al-Baqarah: 131) Hakikat Islam tersebut dapat dijabarkan dalam lima pilar yang terdapat dalam hadist berikut ini, ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٍَُِٛ‫ض‬َ‫ز‬ ُ‫ت‬ِ‫ع‬َُٔ‫ض‬ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ‫َا‬َُُِٗٓ‫ع‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬ َٞٔ‫ض‬َ‫ز‬ ٔ‫ب‬‫٤ا‬َٛ‫د‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٢ِٔ‫ب‬ َ‫س‬َُُ‫ع‬ ٢ِٔ‫ب‬ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٔ‫د‬ِ‫ب‬َ‫ع‬ ٢َُِٔ‫ذ‬ٖ‫س‬‫ي‬‫ا‬ ٔ‫د‬ِ‫ب‬َ‫ع‬ ٞٔ‫ب‬ٜ‫أ‬ َِٔ‫ع‬٢ً‫ص‬ َُِ‫خ‬ ٢ًَٜ‫ع‬ ُّٜ‫ال‬ِ‫ض‬٢‫إل‬ٞ‫ا‬ َُٞٔٓ‫ب‬ :ٍُِٛٝ‫ك‬َٜ ًِ‫ٚض‬ ‫اهلل‬ُّ‫ٜا‬‫ق‬٢‫إ‬َٚ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٍُُِٛ‫ض‬َ‫ز‬ ٟ‫ا‬‫ٖد‬َُ‫ر‬َُ ٖٕٜ‫أ‬َٚ ٝ‫هلل‬‫ا‬ ٤‫ال‬٢‫إ‬ َٜ٘‫ي‬٢‫إ‬ ٜ‫ال‬ ِٕٜ‫أ‬ ٝ٠َ‫د‬‫َا‬َٗ‫غ‬ :٣‫ظ‬ .َٕ‫َا‬‫ط‬َََ‫ز‬ َُِّٛ‫ص‬َٚ ٔ‫ت‬َِٝ‫ب‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٗ‫خ‬َ‫ذ‬َٚ ٔ٠‫ٜا‬‫ن‬ٖ‫ص‬‫ي‬‫ا‬ ُ٤‫َا‬‫ت‬ِٜ٢‫إ‬َٚ ٔ٠ٜ‫ال‬ٖ‫ص‬‫ي‬‫ا‬ ―Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Khattab Radhiyallahu 'anhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: Islam dibangun di atas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan.‖ (HR.Tirmidzi dan Muslim) Adapun tingkatan Islam, sebagaimana dijelaskan secara tuntas dalam hadist yag diriwayatkan oleh Umar bin Khattab berikut ini,
  • 8. 2 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m َِ٤ًَ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬ ٢٤ًَ‫ص‬ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٢ٍُِٛ‫ض‬َ‫ز‬ َ‫د‬ِٓٔ‫ع‬ ْ‫ع‬ًُِٛٝ‫ج‬ ُِٔ‫ر‬َْ ‫َا‬ََُِٓٝ‫ب‬ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ٟ‫ا‬‫ِط‬ٜٜ‫أ‬ َُِ٘ٓ‫ع‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬ َٞٔ‫ض‬َ‫ز‬ َ‫س‬َُُ‫ع‬ َِٔ‫ع‬ََ ‫َا‬‫ذ‬ ٖ‫ط‬‫ي‬‫ا‬ ُ‫س‬َ‫ث‬ٜ‫أ‬ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ٣َ‫س‬ُٜ ٜ‫ال‬ ،٢‫س‬ِ‫ع‬ٖ‫ػ‬‫ي‬‫ا‬ ٔ‫د‬‫َا‬َٛ‫ض‬ ُ‫د‬ِٜٔ‫د‬َ‫غ‬ ٔ‫ب‬‫َا‬ٝٚ‫ث‬‫ي‬‫ا‬ ٢‫ض‬‫َا‬َٝ‫ب‬ ُ‫د‬ِٜٔ‫د‬َ‫غ‬ ٌُْ‫ج‬َ‫ز‬ ‫َا‬ًَِٜٓٝ‫ع‬ َ‫ع‬ًٜٜ‫ط‬ ِ‫ذ‬٢‫إ‬ ٣َُِّٜٛ٘ٝ‫ؾ‬٢‫س‬ِ‫ع‬َٜ ٜ‫ال‬َٚ ،٢‫س‬ٜ‫ؿ‬ ِٔ٘ٝ٤‫ؿ‬ٜ‫ن‬ َ‫ع‬َ‫ض‬ََٚٚ َِٔ٘ٝ‫ت‬َ‫ب‬ٞ‫ن‬ُ‫ز‬ ٢ٜ‫ي‬٢‫إ‬ َِٔ٘ٝ‫ت‬َ‫ب‬ٞ‫ن‬ُ‫ز‬ َ‫د‬َِٓ‫ض‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ ًِ‫ٚض‬ ً٘ٝ‫ع‬ ‫اهلل‬ ٢ً‫ص‬ ٚٞٔ‫ب‬ٖٓ‫ي‬‫ا‬ ٢ٜ‫ي‬٢‫إ‬ َ‫ظ‬ًَٜ‫ج‬ ٢ٖ‫ت‬َ‫ذ‬ ،ْ‫د‬َ‫ذ‬ٜ‫أ‬ ‫ٖا‬َٓٔ٢ًَٜ‫ع‬ ً٘ٝ‫ع‬ ‫اهلل‬ ٢ً‫ص‬ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٍُُِٛ‫ض‬َ‫ز‬ ٍَ‫ٜا‬‫ك‬ٜ‫ؾ‬ ،٢ّٜ‫ال‬ِ‫ض‬٢‫إل‬ٞ‫ا‬ ٢َٔ‫ع‬ ِْٞٔ‫س‬ٔ‫ب‬ِ‫خ‬ٜ‫أ‬ ‫ٖد‬َُ‫ر‬َُ ‫َا‬ٜ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬َٚ َِٜٔ٘‫ر‬ٔ‫د‬ٜ‫ؾ‬ِٕٜ‫أ‬ ُّٜ‫ال‬ٔ‫ض‬٢‫إل‬ٞ‫ا‬ :ًِ‫ٚض‬ َُِّٛ‫ص‬َ‫ت‬َٚ ٜ٠ٜ‫ا‬‫ٖن‬‫ص‬‫ي‬‫ا‬ َٞٔ‫ت‬ِ‫ؤ‬ُ‫ت‬َٚ ٜ٠ٜ‫ال‬ٖ‫ص‬‫ي‬‫ا‬ َِِٝٔ‫ك‬ُ‫ت‬َٚ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٍُُِٛ‫ض‬َ‫ز‬ ‫ّا‬‫د‬َُٖ‫ر‬َُ ٖٕٜ‫أ‬َٚ ٝ‫هلل‬‫ا‬ ٤‫ال‬٢‫إ‬ َٜ٘‫ي‬٢‫إ‬ ٜ‫ال‬ ِٕٜ‫أ‬ َ‫د‬َِٗ‫ػ‬َ‫ت‬ٖ‫خ‬ُ‫ر‬َ‫ت‬َٚ َٕ‫َا‬‫ط‬َََ‫ز‬ ِ‫ط‬َٜ ُٜ٘‫ي‬ ‫َا‬ِٓ‫ب‬ٔ‫ح‬َ‫ع‬ٜ‫ؾ‬ ،َ‫ت‬ٞ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ٟ‫ال‬ِٝٔ‫ب‬َ‫ض‬ ِٜٔ٘ٝ‫ي‬٢‫إ‬ َ‫ت‬ِ‫ع‬َٜٛ‫ت‬ِ‫ض‬‫ا‬ ٢ٕ٢‫إ‬ َ‫ت‬َِٝ‫ب‬ٞ‫ي‬‫ا‬٢ٕ‫َا‬ُِٜ٢‫إل‬ٞ‫ا‬ ٢َٔ‫ع‬ ِْٞٔ‫س‬ٔ‫ب‬ِ‫خ‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ،ُ٘ٝ‫ق‬ٚ‫د‬َ‫ص‬َُٜٚ ُ٘ٝ‫ي‬ٜ‫أ‬ ٚ‫س‬َ‫غ‬َٚ ٔٙ٢‫س‬َِٝ‫خ‬ ٢‫ز‬َ‫د‬ٜ‫ك‬ٞ‫ي‬‫ا‬ٔ‫ب‬ ََِٔٔ‫ؤ‬ُ‫ت‬َٚ ٢‫س‬ٔ‫خ‬‫اآل‬ ٢َِّٛٝٞ‫ي‬‫ا‬َٚ ًُٔ٘ٔ‫ض‬ُ‫ز‬َٚ ٔ٘ٔ‫ب‬ُ‫ت‬ٝ‫ن‬َٚ ٔ٘ٔ‫ت‬ٜ‫ه‬ٔ٥ٜ‫ال‬َََٚ ٔ‫هلل‬‫ٔا‬‫ب‬ ََِٔٔ‫ؤ‬ُ‫ت‬ ِٕٜ‫أ‬ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬،َ‫ت‬ٞ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ .ٔٙ ِٕٜ‫أ‬ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ،٢ٕ‫َا‬‫ط‬ِ‫ذ‬٢‫إل‬ٞ‫ا‬ ٢َٔ‫ع‬ ِْٞٔ‫س‬ٔ‫ب‬ِ‫خ‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ِْٞٔ‫س‬ٔ‫ب‬ِ‫خ‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ .ٜ‫ى‬‫َا‬‫س‬َٜ ُْٖ٘٢‫إ‬ٜ‫ؾ‬ ُٙ‫َا‬‫س‬َ‫ت‬ ِٔٝ‫ه‬َ‫ت‬ ِِٜ‫ي‬ ِٕ٢‫إ‬ٜ‫ؾ‬ ُٙ‫َا‬‫س‬َ‫ت‬ ٜ‫و‬ْٖٜ‫أ‬ٜ‫ن‬ ٜ‫هلل‬‫ا‬ َ‫د‬ُ‫ب‬ِ‫ع‬َ‫ت‬ ٜ‫أ‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ،‫َا‬ٗٔ‫ت‬‫َا‬‫ز‬‫َا‬َٜ‫أ‬ َِٔ‫ع‬ ِْٞٔ‫س‬ٔ‫ب‬ِ‫خ‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ .٢ٌٔ٥‫ا‬ٖ‫ط‬‫ي‬‫ا‬ ََٔٔ ًَِِٜ‫ع‬ٜ‫أ‬ٔ‫ب‬ ‫َا‬َِٗٓ‫ع‬ ٍُُِٚ‫ؤ‬ِ‫ط‬َُٞ‫ي‬‫ا‬ ‫َا‬َ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ،ٔ١َ‫ع‬‫ٖا‬‫ط‬‫ي‬‫ا‬ ٢َٔ‫ع‬ٝ١ََٜ‫َأ‬ٞ‫ا‬ َ‫د‬ًَٔ‫ت‬ ِٕ ََٗ‫ت‬ٖ‫ب‬َ‫ز‬ُ‫ت‬ِ‫ث‬ٔ‫ب‬ًٜٜ‫ؾ‬ َ‫ل‬ًِْٜٜٛ‫ا‬ ُِٖ‫ث‬ ،٢ٕ‫َا‬ُِٝٓ‫ب‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ َِٕٛٝ‫ي‬َٚ‫ٜا‬َٛ‫ت‬َٜ ٔ٤‫ٖا‬‫ػ‬‫ي‬‫ا‬ َ٤‫َا‬‫ع‬٢‫ز‬ ٜ١ٜ‫ي‬‫ا‬َ‫ع‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٜ٠‫َا‬‫س‬ُ‫ع‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٜ٠‫ٜا‬‫ؿ‬ُ‫ر‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٣َ‫س‬َ‫ت‬ ِٕٜ‫أ‬َٚ ‫ا‬:ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ُِٖ‫ث‬ ،‫٘ا‬ًََٝٔ ‫ٜت‬‫أ‬ ٌُِٜ٢‫س‬ِ‫ب‬ٔ‫ج‬ ُْٖ٘٢‫إ‬ٜ‫ؾ‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ .ًَِِٜ‫ع‬ٜ‫أ‬ ُ٘ٝ‫ي‬ُِٛ‫ض‬َ‫ز‬َٚ ٝ‫هلل‬‫ا‬ :ُ‫ت‬ًٞٝ‫ق‬ ‫؟‬ ٢ٌٔ٥‫ا‬ٖ‫ط‬‫ي‬‫ا‬ ٢ََٔ ٟ٢‫ز‬ِ‫د‬َ‫ت‬ٜ‫أ‬ َ‫س‬َُُ‫ع‬ ‫َا‬ٜ.ِِٝ‫ه‬َِٜٓٔ‫د‬ ِِٝ‫ه‬ًَُُِّ‫ع‬ُٜ ِِٝ‫ن‬‫َا‬‫ـ‬ ―Dari Umar Radhiyallahu 'anhu juga dia berkata: Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam) seraya berkata: ―Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam?‖, maka bersabdalah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam: ―Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu‖, kemudian dia berkata: ―anda benar‖. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: ―Beritahukan aku tentang Iman‖. Lalu beliau bersabda: ―Engkau beriman kepada Allah,
  • 9. 3 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk‖, kemudian dia berkata: ―anda benar―. Kemudian dia berkata lagi: ―Beritahukan aku tentang ihsan‖. Lalu beliau bersabda: ―Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau‖. Kemudian dia berkata: ―Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)‖. Beliau bersabda: ―Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya‖. Dia berkata:―Beritahukan aku tentang tanda-tandanya‖, beliau bersabda:―Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian)berlomba-lomba meninggikan bangunannya‖, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: ―Tahukah engkau siapa yang bertanya?‖. aku berkata: ―Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.‖ Beliau bersabda: ―Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian.‖ (HR. Muslim) Hadist di atas secara rinci menjelaskan tentang tingkatan-tingkatan keIslaman seseorang yang terdiridari dari tiga tingkatan, sebagaimana berikut ini,  Tingkatan Pertama: Islam, yang memiliki lima rukun, yaitu: 1) Bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam adalah utusan Allah. 2) Menegakkan shalat. 3)Membayar zakat. 4) Puasa di bulan Ramadhan. 5) Menunaikan haji ke Baitullah bagi yang mampu.  Tingkatan Kedua: Iman yang memiliki enam tigkatan, yaitu: 1) Iman kepada Allah. 2) Iman kepada Malaikat-Malaikat-Nya. 3) Iman kepada Kitab- Kitab-Nya. 4) Iman kepada Rasul-Rasul-Nya. 5) Iman kepada hari Akhir. 6) Iman kepada takdir yang baik dan buruk.  Tingkatan Ketiga: Ihsan yangmemiliki satu rukun yaitu engkau beribadah kepada Allah Azza wa Jalla seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu. Berkaitan dengan rincian hadits di atas imam Bukhari mentatakan: fa‟jaala dzalika kullahu dinan; beliu (nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam) menjadikan semua itu menjadi agama. Maksudnya, agama itu adalah iman(aqidah), islam(syari‘ah), dan ihsan(akhlaq).1 1 Buhari,Shahih Al-Buhari, Kitab Al-Iman, no.50
  • 10. 4 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m Secara lebih sederhana, bisa ditegaskan bahwa iman orientasinya keyakinan atau aqidah, Islam orientasinya pengalaman ibadahatau syari‘at, sedangkan ihsan orientasinya manajemen diri atau akhlak. Oleh karenanya, jika hanya percaya adanya Allah (iman) tapi tidak mau mengikuti syari‘at Nabi (Islam) sebagimana halnya musyrikin jahiliyah, maka itu tidak bisa disebut beragama Islam. Atau, dengan hanya mengikuti syari‘at Nabi (Islam) tanpa menyakininya (iman) seperti halnya orang munafiq, itupun tidak beragama Islam. Demikian juga, jika hanya percaya dan beribadah(iman dan Islam),tetapi tidak berakhlak mulia (ihsan) tidak dapat dikatagorikan beragama Islam yang benar. Yang dua pertama (tidak iman-Islam) dikatagorikan kafir, sementara yang terakhir (tidak ihsan) dikatagorikan fasiq, tidak sampai kafir. Islam sebagai agama dengan demikain harus mencakup iman ,Islam, dan ihsan.2 B. Keutamaan Islam dan Karakteristiknya 1. Keutamaan Islam Islam adalah agama yang memiliki banyak keutamaan yang agung yang telah disebutkan dalam Al-Qur‘an dan Sunah. Di antara keutamaan itu adalah sebagaimana berikut ini:3  Islam menghapus seluruh dosa dan kesalahan bagi orang kafir yang masuk Islam. Dalilnya adalah firman Allah Azza wa Jalla: ‫ُٛا‬َٗ‫ت‬َٜٓ ٕ٢‫إ‬ ‫ُٚا‬‫س‬ٜ‫ؿ‬ٜ‫ن‬ َٜٔٔ‫ر‬٤ًٓٔ‫ي‬ ٌٝ‫ق‬َ‫ني‬ٔ‫ي‬ٖٜٚ‫أ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ُ‫ت‬ُٖٓ‫ض‬ ِ‫ت‬َ‫ط‬ََ ِ‫د‬ٜ‫ك‬ٜ‫ؾ‬ ‫ُٚا‬‫د‬ُٛ‫ع‬َٜ ٕ٢‫إ‬َٚ َ‫ـ‬ًَٜ‫ض‬ ِ‫د‬ٜ‫ق‬ ‫ٖا‬َ ُِٜٗ‫ي‬ ِ‫س‬ٜ‫ؿ‬ِ‫ػ‬ُٜ “Katakanlah kepada orang-orang kafir itu, (Abu Sufyan dan kawan-kawannya) „Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu; dan jika mereka kembali lagi (memerangi Nabi), sungguh akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang terdahulu (dibinasakan).” (QS. Al-Anfaal: 38) ‗Amr bin al-‗Ash Radhiyallahu 'anhu yang menceritakan kisahnya ketika masuk Islam, Ia berkata, 2 Nashruddin Syarif, Menangkal Virus Islam Liberal, Bandung: Persispers,2011, hlm.121 3 Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Prinsip Dasar Islam Menutut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang Shahih,Bogor: Pustaka At-Taqwa.
  • 11. 5 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m َُِٜٝٔ ٞ‫ط‬ُ‫ط‬ِ‫ب‬‫ا‬ :ُ‫ت‬ًٞٝ‫ك‬ٜ‫ؾ‬ ًََِٜٓ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ًُٜ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜٓ‫ص‬ ٖٞٔ‫ب‬ٖٓ‫ي‬‫ا‬ ُ‫ت‬َِٝ‫ت‬ٜ‫أ‬ ٞٔ‫ب‬ًٜٞ‫ق‬ ٢ٔ‫ؾ‬ َّٜ‫ال‬ِ‫ض‬٢‫إل‬ٞ‫ا‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬ ٌََ‫ع‬َ‫ج‬ ‫ٖا‬ًُٜٜ‫ؾ‬.ٜ‫و‬ِ‫ع‬ٜٔ‫ا‬َ‫ب‬ٝ‫أل‬ِ‫ـ‬ٜ‫ؾ‬ ٜ‫و‬َٓ ِ‫غ‬ٜ‫أ‬ ِٕٜ‫أ‬ َُ ِ‫د‬َ‫ز‬ٜ‫أ‬ :ُ‫ت‬ًٞٝ‫ق‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ))‫؟‬ ُٚ‫س‬َُِ‫ع‬ ‫َا‬ٜ ٜ‫و‬ٜ‫ي‬ ‫َا‬َ(( ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ٣ٔ‫د‬َٜ ُ‫ت‬ِ‫ط‬َ‫ب‬ٜ‫ك‬ٜ‫ؾ‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ .ََُُِٜ٘ٓٝٔ ٜ‫ط‬َ‫ط‬َ‫ب‬ٜ‫ؾ‬ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ٜ‫ط‬٢‫س‬َ‫ت‬ َٚ ‫ُ؟‬ًِٜ٘‫ب‬ٜ‫ق‬ َٕ‫ٜا‬‫ن‬ ‫َا‬َ ُّٔ‫د‬َِٜٗ َّٜ‫ال‬ِ‫ض‬٢‫إل‬ٞ‫ا‬ ٖٕٜ‫أ‬ َ‫ت‬ًَُِٔ‫ع‬ ‫َا‬َٜ‫أ‬(( ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ .٢ٔ‫ي‬َ‫س‬ٜ‫ؿ‬ِ‫ػ‬ُٜ ِٕٜ‫أ‬ :ُ‫ت‬ًٞٝ‫ق‬ ))‫؟‬ ‫َا‬‫ذ‬‫َا‬ُٔ‫ب‬ ٝ‫ط‬٢‫س‬َ‫ت‬ِ‫ػ‬َ‫ت‬((ٜ٠َ‫س‬ِ‫ح‬٢ٗٞ‫ي‬‫ا‬ ٖٕٜ‫أ‬ ‫ُ؟‬ًِٜ٘‫ب‬ٜ‫ق‬ َٕ‫ٜا‬‫ن‬ ‫َا‬َ ُّٔ‫د‬َِٜٗ ٖ‫خ‬َ‫ر‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٖٕٜ‫أ‬َٚ ‫َا؟‬ًِٜٗ‫ب‬ٜ‫ق‬ َٕ‫ٜا‬‫ن‬‫َا‬َ ُّٔ‫د‬َِٗ‫ت‬ ―Ketika Allah menjadikan Islam dalam hatiku, aku mendatangi Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam, dan aku berkata, ‗Bentangkanlah tanganmu, aku akan berbai‘at kepadamu.‘ Maka Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam membentangkan tangan kanannya. Dia (‗Amr bin al-‗Ash Radhiyallahu 'anhu) berkata, ‗Maka aku tahan tanganku (tidak menjabat tangan Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam).‘ Maka Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bertanya, ‗Ada apa wahai ‗Amr?‘ Dia berkata, ‗Aku ingin meminta syarat!‘ Maka, Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bertanya, ‗Apakah syaratmu?‘ Maka aku berkata, ‗Agar aku diampuni.‘ Maka Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam berkata, ‗Apakah engkau belum tahu bahwa sesungguhnya Islam itu menghapus dosa-dosa yang dilakukan sebelumnya, hijrah itu menghapus dosa-dosa sebelumnya, dan haji itu menghapus dosa-dosa sebelumnya?‘‖ (HR.Muslim)  Apabila seseorang masuk Islam kemudian baik keIslamannya, maka ia tidak disiksa atas perbuatannya pada waktu dia masih kafir, bahkan Allah Azza wa Jalla akan melipatgandakan pahala amal-amal kebaikan yang pernah dilakukannya. Dalam sebuah hadits dinyatakan: ٢‫إ‬ ِِٝ‫ن‬ُ‫د‬َ‫ذ‬ٜ‫أ‬ ََٔ‫ط‬ِ‫ذ‬ٜ‫أ‬ ‫َا‬‫ذ‬٢‫إ‬ :ًََِٜٓ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ًُٜ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜٓ‫ص‬ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٍُُِٛ‫ض‬َ‫ز‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ َُِ٘ٓ‫ع‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬ َٞٔ‫ض‬َ‫ز‬ ٜ٠َ‫س‬َِٜ‫س‬ُٖ ٞٔ‫ب‬ٜ‫أ‬ َِٔ‫ع‬ََُٜ٘‫ال‬ِ‫ض‬ ٢ٜ‫ي‬٢‫إ‬ ‫َا‬ٗٔ‫ي‬‫ا‬َ‫ث‬َِٜ‫أ‬ ٢‫س‬ِ‫ػ‬َ‫ع‬ٔ‫ب‬ ُ‫ب‬َ‫ت‬ٞ‫ه‬ُ‫ت‬ ‫َا‬ًَُِٗٝ‫ع‬َٜ ٕ١ََٓ‫ط‬َ‫ذ‬ ٌٗٝ‫ه‬ٜ‫ؾ‬٢ٖ‫ت‬َ‫ذ‬ ‫َا‬ًِٗٔ‫ث‬ُٔٔ‫ب‬ ُ‫ب‬َ‫ت‬ٞ‫ه‬ُ‫ت‬ ‫َا‬ًَُِٗٝ‫ع‬َٜ ٕ١َ٦َٓٔٝ‫ض‬ ٌٗٝ‫ن‬َٚ .ٕ‫ـ‬ِ‫ع‬ٔ‫ض‬ ٔ١َ٥‫ا‬ُٔٔ‫ع‬ِ‫ب‬َ‫ض‬ ٜ‫هلل‬‫ا‬ ٢ٜ‫ك‬ًَٜٞ. ―Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: ―Jika baik keIslaman seseorang di antara kalian, maka setiap kebaikan yang dilakukannya akan ditulis sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. Adapun keburukan yang dilakukannya akan ditulis satu kali sampai ia bertemu Allah.‖ (HR.Muslim)
  • 12. 6 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m  Islam tetap menghimpun amal kebaikan yang pernah dilakukan seseorang baik ketika masih kafir maupun ketika sudah Islam. ‫َا‬ٗٔ‫ب‬ ُ‫ث‬َٖٓ‫ر‬َ‫ت‬ٜ‫أ‬ ُ‫ت‬ِٓٝ‫ن‬ َ٤‫َا‬ِٝ‫غ‬ٜ‫أ‬ َ‫ت‬ِٜٜ‫أ‬َ‫ز‬ٜ‫أ‬ ،ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٍَُٛ‫ض‬َ‫ز‬ ‫َا‬ٜ :ُ‫ت‬ًٞٝ‫ق‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ َُِ٘ٓ‫ع‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬ َٞٔ‫ض‬َ‫ز‬ ٣ّ‫َا‬‫ص‬ٔ‫ذ‬ ٢ِٔ‫ب‬ ٢ِِٝٔ‫ه‬َ‫ذ‬ َِٔ‫ع‬ٞٔ‫ؾ‬ ًُٜ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜٓ‫ص‬ ٗٞٔ‫ب‬ٖٓ‫ي‬‫ا‬ ٍَ‫ٜا‬‫ك‬ٜ‫ؾ‬ ‫٣؟‬‫س‬ِ‫ج‬ٜ‫أ‬ َِٔٔ ‫َا‬ِٗٝٔ‫ؾ‬ ٌَِٜٗ‫ؾ‬ ، ٣ِٔ‫ذ‬َ‫ز‬ ٔ١ًٜٔ‫ص‬ ٜٚ‫أ‬ ٕ١ٜ‫ق‬‫َا‬‫ت‬َ‫ع‬ ِٜٚ‫أ‬ ٕ١ٜ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ َِٔٔ ٔ١ًٖٖٝٔٔ‫َا‬‫ح‬ٞ‫ي‬‫ا‬:ًََِٜٓ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ٣‫س‬َِٝ‫خ‬ َِٔٔ َ‫ـ‬ًَٜ‫ض‬ ‫َا‬َ ٢ًَٜ‫ع‬ َ‫ت‬ًُِِٜ‫ض‬ٜ‫أ‬. ―Dari Hakim bin Hizam Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, ―Wahai Rasulullah, apakah engkau memandang perbuatan-perbuatan baik yang aku lakukan sewaktu masa Jahiliyyah seperti shadaqah, membebaskan budak atau silaturahmi tetap mendapat pahala?‖ Maka Nabi Saw halallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, ―Engkau telah masuk Islam beserta semua kebaikanmu yang dahulu.‖ (HR.Buhari)  Islam sebagai sebab terhindarnya seseorang dari siksa Neraka. َٞٔ‫ض‬َ‫ز‬ ٣‫ظ‬َْٜ‫أ‬ َِٔ‫ع‬ٗٞٔ‫ب‬ٖٓ‫ي‬‫ا‬ ُٙ‫َا‬‫ت‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ َ‫ض‬٢‫س‬َُٜ‫ؾ‬ ًََِٜٓ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ًُٜ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜٓ‫ص‬ ٖٞٔ‫ب‬ٖٓ‫ي‬‫ا‬ ُُّ‫د‬ِ‫د‬َٜ ٟٙٔ‫د‬َُٜٛٗ ّْٜ‫ال‬ٝ‫غ‬ َٕ‫ٜا‬‫ن‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ َُِ٘ٓ‫ع‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬ َُٖٚ ِٔ٘ٝٔ‫ب‬ٜ‫أ‬ ٢ٜ‫ي‬٢‫إ‬ َ‫س‬ٜ‫ع‬َٜٓ‫ؾ‬ ))ًِِِٔ‫ض‬ٜ‫أ‬(( :ُٜ٘‫ي‬ ٍَ‫ٜا‬‫ك‬ٜ‫ؾ‬ ٔ٘ٔ‫ض‬ٞ‫أ‬َ‫ز‬ َ‫د‬ِٓٔ‫ع‬ َ‫د‬َ‫ع‬ٜ‫ك‬ٜ‫ؾ‬ ،ُُٙ‫د‬ُٛ‫ع‬َٜ ًََِٜٓ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ًُٜ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜٓ‫ص‬َٛ:ُٜ٘‫ي‬ ٍَ‫ٜا‬‫ك‬ٜ‫ؾ‬ َُٙ‫د‬ِٓٔ‫ع‬ َٚ ًََِٜٓ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ًُٜ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜٓ‫ص‬ ٗٞٔ‫ب‬ٖٓ‫ي‬‫ا‬ َ‫د‬َ‫س‬َ‫د‬ٜ‫ؾ‬ ًَِِٜ‫ض‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ ًََِٜٓ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ًُٜ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜٓ‫ص‬ ٢ِٔ‫ض‬‫ٜا‬‫ك‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ‫َا‬‫ب‬ٜ‫أ‬ ِ‫ع‬ٔ‫ط‬ٜ‫أ‬ٔ‫هلل‬ ُ‫د‬َُِ‫ر‬ٞ‫ي‬‫ا‬ :ٍُِٛٝ‫ك‬َٜ َُٖٛ ٢‫ز‬‫ٖا‬ٓ‫ي‬‫ا‬ ََٔٔ َُٙ‫ر‬ٜ‫ك‬ِْٜ‫أ‬ ٟٔ‫ر‬٤‫ي‬‫ا‬ ―Dari Anas Radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, ―Ada seorang anak Yahudi yang selalu membantu Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam, kemudian ia sakit. Maka, Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam datang menengoknya, lalu duduk di dekat kepalanya, seraya mengatakan, ‗Masuk Islam-lah!‘ Maka anak Yahudi itu melihat ke arah ayahnya yang berada di sampingnya, maka ayahnya berkata, ‗Taatilah Abul Qasim (Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam).‘ Maka anak itu akhirnya masuk Islam. Kemudian Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam keluar seraya mengatakan, ‗Segala puji hanya milik Allah yang telah menyelamatkannya dari siksa Neraka.‘‖ (HR.Buhari) Dalam hadits lain yang berasal dari Shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
  • 13. 7 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m ‫ا‬ ٖٕ٢‫إ‬َٚ ٠١ًَُِٔ‫ط‬َُ ْ‫ظ‬ٞ‫ؿ‬َْ ٤‫ال‬٢‫إ‬ ٜ١َٖٓ‫ح‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٌُُ‫خ‬ِ‫د‬َٜٜ‫ال‬ ُْٖ٘٢‫إ‬٢‫س‬ٔ‫ج‬‫ٜا‬‫ؿ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٢ٌُ‫ج‬ٖ‫س‬‫ي‬‫ا‬ٔ‫ب‬ َِٜٔٚ‫د‬‫ي‬‫ا‬ ‫َا‬‫ر‬َٖ ُ‫د‬َٜٓٔ‫ؤ‬ُٜٝ‫ي‬ ٜ‫هلل‬. ―Sesungguhnya tidak akan masuk Surga melainkan jiwa muslim dan sesungguhnya Allah menolong agama ini dengan orang-orang fajir.‖ (HR. Bukhari)  Kemenangan, kesuksesan dan kemuliaan terdapat dalam Islam. ٜ‫أ‬ ََِٔ َ‫ح‬ًٜٞ‫ؾ‬ٜ‫أ‬ ِ‫د‬ٜ‫ق‬ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ًََِٜٓ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ًُٜ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜٓ‫ص‬ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٍَُٛ‫ض‬َ‫ز‬ ٖٕٜ‫أ‬ٔ‫ص‬‫َا‬‫ع‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ِٔ‫ب‬ ٚ٢‫س‬َُِ‫ع‬ ٢ِٔ‫ب‬ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٔ‫د‬ِ‫ب‬َ‫ع‬ َِٔ‫ع‬َ‫م‬٢‫ش‬ُ‫ز‬َٚ ،ًَِِٜ‫ض‬ ُٙ‫َا‬‫ت‬‫آ‬ ‫َا‬ُٔ‫ب‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬ َُ٘‫ع‬ٖٜٓ‫ق‬َٚ ،‫ٟا‬‫ؾ‬‫ٜا‬‫ؿ‬ٜ‫ن‬. Dari Shahabat ‗Abdullah bin ‗Amr bin al-‗Ash Radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, ―Sungguh telah beruntung orang yang masuk Islam, dan diberi rizki yang cukup dan Allah memberikan sifat qana‘ah (merasa cukup) atas rizki yang ia terima.‖ (HR.Muslim) Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu berkata, ‫اهلل‬ ‫يٓا‬‫ذ‬‫أ‬ ٠‫غري‬ ‫يف‬ ٠‫يعص‬‫ا‬ ‫إبتػٝٓا‬ ٕ‫ؾإ‬ ّ‫باإلضال‬ ‫اهلل‬ ‫ْا‬‫ص‬‫أع‬ ّٛ‫ق‬ ٔ‫حن‬ ―Kami adalah suatu kaum yang telah dimuliakan oleh Allah Azza wa Jalla dengan Islam, maka bila kami mencari kemuliaan dengan selain cara-cara Islam maka Allah akan menghinakan kami.‖ 4  Kebaikan seluruhnya terdapat dalam Islam. Tidak ada kebaikan baik di kalangan orang Arab maupun non Arab, melainkan dengan Islam. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: ٜ‫أ‬ ،‫ّا‬‫س‬َِٝ‫خ‬ ِِ٢ٗٔ‫ب‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬ َ‫د‬‫َا‬‫ز‬ٜ‫أ‬ ٢َِ‫ح‬َ‫ع‬ٞ‫ي‬‫ا‬َٚ ٔ‫ب‬َ‫س‬َ‫ع‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ََٔٔ ٕ‫ت‬َِٝ‫ب‬ ٢ٌِٖٜ‫أ‬ ‫َا‬ُٜٜٗ‫أ‬َُٔ‫ت‬ٔ‫ؿ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ُ‫ع‬ٜ‫ك‬َ‫ت‬ ُِٖ‫ث‬ ،َّٜ‫ال‬ِ‫ض‬٢‫إل‬ٞ‫ا‬ ُِ٢ًَِٜٗٝ‫ع‬ ٌََ‫خ‬ِ‫د‬‫َا‬ْٖٜٗ‫أ‬ٜ‫ن‬ ًٌُٜ٥‫ع‬‫ي‬‫ا‬. ―Setiap penghuni rumah baik dari kalangan orang Arab atau orang Ajam (non Arab), jika Allah menghendaki kepada mereka kebaikan, maka Allah 4 Riwayat al-Hakim dalam al-Mustadrak, ia berkata shahih dan disetujui oleh adz-Dzahabi dari Thariq bin Syihab rahimahullah.
  • 14. 8 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m berikan hidayah kepada mereka untuk masuk ke dalam Islam, kemudian akan terjadi fitnah-fitnah seolah-olah seperti naungan awan.‖ (HR. Ahmad)  Islam membuahkan berbagai macam kebaikan dan keberkahan di dunia dan akhirat. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: َُ ًُِٔٞ‫ع‬َٜ ٜ‫ال‬ ٜ‫هلل‬‫ا‬ ٖٕ٢‫إ‬َُِ‫ع‬ُٜٞٛٝ‫ؾ‬ ُ‫س‬ٔ‫ؾ‬‫ٜا‬‫ه‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ‫ٖا‬َٜ‫أ‬َٚ .ٔ٠َ‫س‬ٔ‫خ‬‫ٞآل‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ ‫َا‬ٗٔ‫ب‬ ٣َ‫ص‬ِ‫ح‬َُٜٚ ‫َا‬ِْٝٗ‫د‬‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ ‫َا‬ٗٔ‫ب‬ ٢ِٜٛ‫ع‬ُٜ ،ٟ١ََٓ‫ط‬َ‫ذ‬ ‫ّا‬َِٓٔ‫ؤ‬ ٣َ‫ص‬ِ‫ح‬ُٜ ٠١ََٓ‫ط‬َ‫ذ‬ ُٜ٘‫ي‬ ِٔٝ‫ه‬َٜ ِِٜ‫ي‬ ٔ٠َ‫س‬ٔ‫خ‬‫ٞآل‬‫ا‬ ٢ٜ‫ي‬٢‫إ‬ ٢َ‫ط‬ٞ‫ؾ‬ٜ‫أ‬ ‫َا‬‫ذ‬٢‫إ‬ ٢ٖ‫ت‬َ‫ذ‬ ،‫َا‬ِْٝٗ‫د‬‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ ٔ٘٤ًٔ‫ي‬ ‫َا‬ٗٔ‫ب‬ ٌََُٔ‫ع‬ ‫َا‬َ َٔ ‫َا‬َٓ‫ط‬َ‫ر‬ٔ‫ب‬‫َا‬ٗٔ‫ب‬. ―Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak menzhalimi satu kebaikan pun dari seorang mukmin, diberi dengannya di dunia dan dibalas dengannya di akhirat. Adapun orang kafir diberi makan dengan kebaikan yang dilakukannya karena Allah di dunia sehingga jika tiba akhirat, kebaikannya tersebut tidak akan dibalas.‖ (HR. Muslim)  Suatu amal shalih yang sedikit dapat menjadi amal shalih yang banyak dengan sebab Islam yang shahih, yaitu tauhid dan ikhlas. Beramal sedikit saja namun diberikan ganjaran dengan pahala yang melimpah. Dalam sebuah hadits dinyatakan: ٔ‫د‬ِٜٔ‫د‬َ‫ر‬ٞ‫ي‬‫ا‬ٔ‫ب‬ ْ‫ع‬ٖٜٓ‫ك‬َُ ٌُْ‫ج‬َ‫ز‬ ًََِٜٓ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ًُٜ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜٓ‫ص‬ َٞٔ‫ب‬ٖٓ‫ي‬‫ا‬ ٢َ‫ت‬ٜ‫أ‬ :ٍُٛٝ‫ك‬َٜ َُِ٘ٓ‫ع‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬ َٞٔ‫ض‬َ‫ز‬ َ٤‫َا‬‫س‬َ‫ب‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٢َٔ‫ع‬:ٍَ‫ٜا‬‫ك‬ٜ‫ؾ‬ ٜ‫ق‬ ُِٖ‫ث‬ ًَِِٜ‫ض‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ ،ٌِٔ‫ت‬‫ٜا‬‫ق‬ ُِٖ‫ث‬ ًِِِٔ‫ض‬ٜ‫أ‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ‫ُ؟‬ًِِٔ‫ض‬ٝ‫أ‬ ِٜٚ‫أ‬ ٌُٔ‫ت‬‫ٜا‬‫ق‬ٝ‫أ‬ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٍَُِٛ‫ض‬َ‫ز‬ ‫َا‬ٜ٢ًَٜٓ‫ص‬ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٍُُِٛ‫ض‬َ‫ز‬ ٍَ‫ٜا‬‫ك‬ٜ‫ؾ‬ ،ٌَٔ‫ت‬ٝ‫ك‬ٜ‫ؾ‬ ٌََ‫ت‬‫ا‬ ‫ّا‬‫س‬ِٝٔ‫ث‬ٜ‫ن‬ َ‫س‬ٔ‫ج‬ٝ‫أ‬َٚ ٟ‫ال‬ًِٜٝٔ‫ق‬ ٌََُٔ‫ع‬ :ًََِٜٓ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ًُٜ٘ٓ‫ي‬‫ا‬. Dari al-Bara‘ Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, ―Seorang laki-laki yang memakai pakaian besi mendatangi Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam kemudian ia bertanya, ‗Wahai Rasulullah, apakah aku boleh ikut perang ataukah aku masuk Islam terlebih dahulu?‘ Maka, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab, ‗Masuk Islamlah terlebih dahulu, baru kemudian ikut berperang.‘ Maka, laki-laki tersebut masuk Islam lalu ikut berperang dan akhirnya terbunuh (dalam peperangan). Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam pun bersabda: ‗Laki-laki tersebut beramal sedikit namun diganjar sangat banyak.‘‖ (HR. Bukhari)
  • 15. 9 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m  Islam mendatangkan cahaya bagi penganutnya di dunia dan akhirat. Allah Azza wa Jalla berfirman: ٢ًَٜ‫ع‬ َُٜٛٗ‫ؾ‬ ٢ّ‫ٜا‬ًِ‫ض‬٢‫إ‬ًٞٔ‫ي‬ َُٙ‫ز‬ِ‫د‬َ‫ص‬ ُ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ َ‫ح‬َ‫س‬َ‫غ‬ َُٜٔ‫ؾ‬ٜ‫أ‬َۖٔٓٔ٣‫ز‬ُْٛٔ٘ٓٔ‫ب‬ٖ‫ز‬ٌَِْٜٜٛ‫ؾ‬ٔ١َٝٔ‫ض‬‫ٜا‬‫ك‬ًٞٓٔ‫ي‬ُُِٗ‫ب‬ًٛٝٝ‫ق‬َٔٓٔٔ٘٤ً‫ي‬‫ا‬٢‫س‬ٞ‫ن‬ٔ‫ذ‬ ٍَٚٝ‫أ‬ٜۖ‫و‬ٔ٥ٞٔ‫ؾ‬٣ٍ‫ٜا‬ًَ‫ض‬٣‫ني‬ٔ‫ب‬َٗ “Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu dia mendapat cahaya dari Rabb-nya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka, celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Az-Zumar: 22)  Islam menyuruh kepada setiap kebaikan dan melarang dari setiap keburukan. Tiada satu pun kebaikan, baik yang kecil maupun yang besar, melainkan Islam telah membimbingnya dan menunjukinya, sebaliknya tidak ada satu pun keburukan melainkan Islam telah memperingatkan dan melarangnya. ٕ٤َِٞ‫غ‬ ٌٚٝ‫ه‬ٔ‫ي‬ ‫ّا‬ْ‫ا‬َِٝ‫ب‬ٔ‫ت‬ َ‫ب‬‫َا‬‫ت‬ٔ‫ه‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٜ‫و‬ًَِٜٝ‫ع‬ ‫َا‬ٓٞ‫ي‬ٖ‫ص‬ََْٚ “Dan Kami turunkan kepadamu al-kitab untk menjelaskan segala sesuatu.” (QS.Al-Nahl: 89) ٜ‫أ‬ ََِْٝ‫أ‬ ‫٤ا‬‫ي‬٢‫إ‬ َِٔ٘ٝ‫ذ‬‫َا‬َٓ‫ح‬ٔ‫ب‬ ُ‫ري‬َٜٔٛ ٣‫س‬ٔ٥‫ا‬ٜ‫ط‬ ‫ٜا‬‫ي‬َٚ ٢‫ض‬ِ‫ز‬ٜ‫أ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ ٕ١ٖ‫ب‬‫َا‬‫د‬ َِٔٔ ‫َا‬َََِٚٔٔ ٔ‫ب‬‫َا‬‫ت‬ٔ‫ه‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ ‫َا‬ٓٞ‫ط‬ٖ‫س‬ٜ‫ؾ‬ ‫َا‬ُُِٝ‫ه‬ٝ‫ي‬‫ا‬َ‫ث‬َِ ٢ٜ‫ي‬٢‫إ‬ ُِٖ‫ث‬ٕ٤َِٞ‫غ‬َُٕۖٚ‫س‬َ‫ػ‬ِ‫ر‬ُُِٝ٢ٗٚ‫ب‬َ‫ز‬ “Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (QS. Al- An'am: 38) 2. Karakteristik Islam Islam memiliki banyak karakteristik yang mendasar, yang menjadi pilar keagungan Islam sebagai agama samawi yang diridhai. Karakteristik tersebut, diantaranya sebagaimana dijelaskan oleh Dr. Yusuf Qardhawi ada tujuh yaitu rabbaniyah (ketuhanan), insaniah (kemanusiaan), syumuliyah (universal), wasatiyyah (keseimbangan), waqi‟iyyah (realistik), wudhuh (jelas), menyatukan antara tathawwur
  • 16. 10 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m (transformatif) dan tsabat (konsisten).5 Sementara menurut Dr. Abdul Aziz Ibn Muhammad Ibn Ibrahim Al-Awid ada tiga belas karakteristik Islam, yaitu al-din ar-rabbani (agama yang berketuhanan), al-din al-haq (agama yng benar), al-din al- wadhih (agama yang jelas), dinul fitrah (agama yang sesuai fitrah), din al-aql (agama yang sesuai akal sehat), al-din al-ma‟shum (agama yang terjaga), din al-rahmah (agama kasih sayang), al-din al-wasath (agama yang seimbang), din al-mashalih (agama untuk kemaslahatan), din al-yusr wa al-samahah (agama yang memberikan kemudahan-kemudahan), din al-adl (agama keadilan), din al-akhlak (agama akhlak).6 Dari karakteristik tersebut, hanya akan dijelaskan sebagian saja sebagaimana dalam uraian berikut ini. 1. Islam sebagai agama yang benar (din al-haq) Islam adalah agama yang sempurna, yang diturunkan di muka bumi ini. Dengannya Allah memerintahkan kepada manusia agar menjadikannya sebagai pedoman hidup (way of life), supaya terwujud kebahagian di dunia dan akhirat.7 ‫ٱ‬ََّٛٝ‫ي‬ُ‫ت‬ًَُ‫ٜن‬‫أ‬ِٝ‫ه‬ٜ‫ي‬ِٝ‫ه‬َٜٓٔ‫د‬ُ‫ت‬ُٜ‫مت‬ٜ‫أ‬َِٚٝ‫ه‬ًَٜٝ‫ع‬ٞٔ‫ت‬َُ‫ٔع‬ُْ‫ت‬ٝٔ‫ض‬َ‫ز‬َُِٚٝ‫ه‬ٜ‫ي‬‫ٱ‬ٌَ‫٢ض‬‫إل‬َّۖ‫ٜٓا‬ٔ‫د‬ “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku- cukupkan kepadamu nikmat Ku, dan telah Ku-ridhai islam itu jadi agama bagimu.‖ (QS. Al-Ma'idah: 3) Kesempurnaan Islam tersebut sebagai bukti bahwa Islam adalah agama wahyu yangbenar dan telah diridhai oleh Allah Jalla wa 'alaa, sebagaimana yang Allah Ta'ala firmankan dalam kitab-Nya: ٖٕ٢‫إ‬‫ٱ‬َٜٔٚ‫د‬‫ي‬َ‫د‬ٓٔ‫ع‬‫ٱ‬ٜ‫ال‬ِ‫ض‬ِ‫إل‬‫ا‬ ٔ٘٤ً‫ي‬ُّۖۖ ―Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.” ( QS. al- Imran: 19) Sebagai agama yang diridhai, Islam mendakwahkan kepada seluruh alam agar berserah diri kepada Allah dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya dengan taat dan berlepas diri dari segala perbuatan syirik. 5 Lihat Yusuf al-Qardhawi, Karakteristik Islam: Kajian Analitik (terjemahan), Surabaya: Risalah Gusti, 1995. 6 Lihat Abdul Aziz Ibn Muhammad Al-Awid, Al-Islam Al-Din Al-Adzim, Riyadh: Al-Maktab Al-Taawuni Li Adda’wah wa All-Irsyad,1432 7 Abdul Aziz Ibn Muhammad Al-Awid, Al-Islam Al-Din Al-Adzim, Riyadh: Al-Maktab Al-Taawuni Li Adda’wah wa All-Irsyad,1432,hlm.11
  • 17. 11 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m ٜٔ٢‫س‬ٔ‫ض‬‫َا‬‫د‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ََٔٔ ٔ٠َ‫س‬ٔ‫خ‬ٞ‫آل‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ ََُٖٛٚ َُِ٘ٓٔ ٌََ‫ب‬ٞ‫ك‬ُٜ ًِٜٜٔ‫ؾ‬ ‫ّا‬ٜٓٔ‫د‬ ٢ّٜ‫ال‬ِ‫ض‬ِ‫إل‬‫ا‬ َ‫س‬ِٜٝ‫غ‬ ٢‫ؼ‬َ‫ت‬ِ‫ب‬َٜ َََِٔٚ “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akherat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imron: 85) Dari Abu Hurairahdari Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam, bahwasanya beliau bersabda: َُُِٜٛ ُِٖ‫ث‬ ْٙٞٔ‫ا‬َ‫س‬ِ‫ص‬َْ ٜ‫ال‬َٚ ٟٙٔ‫د‬َُِٜٛٗ ٔ١َٖٝ‫َأ‬ٞ‫ا‬ ٔٙٔ‫ر‬ٖ َِٔٔ ْ‫د‬َ‫ذ‬ٜ‫أ‬ ٞٔ‫ب‬ ُ‫ع‬َُِ‫ط‬َٜ ٜ‫ال‬ ٔٙٔ‫د‬َٝٔ‫ب‬ ٕ‫د‬َُٖ‫ر‬َُ ُ‫ظ‬ٞ‫ؿ‬َْ ٟٔ‫ر‬٤‫ي‬‫ا‬ََٚٚ َُ ِِٜ‫ي‬ ٢‫ز‬‫ٖا‬ٓ‫ي‬‫ا‬ ٔ‫ب‬‫َا‬‫ر‬ِ‫ص‬ٜ‫أ‬ ََِٕٔٔ‫ٜا‬‫ن‬ ٤‫ال‬٢‫إ‬ ٔ٘ٔ‫ب‬ ُ‫ت‬ًٞٔ‫ض‬ِ‫ز‬ٝ‫أ‬ ٟٔ‫ر‬٤‫ي‬‫ا‬ٔ‫ب‬ َِِٔٔ‫ؤ‬ُٜ ―Demi yang jiwa Muhammad ada di Tangan Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi atau Nashroni yang mendengar tentang aku, kemudian ia mati sementara dirinya tidak beriman dengan risalah yang aku bawa, maka ia termasuk penghuni neraka.‖ (HR. Muslim) 2. Islam sebagai agama rabbaniyah Rabbaniyah berasal dari kata Rabb (Allah Subhanahu wa Ta'ala Maha Pencipta dan Pemelihara). Kata ini terulang sebanyak 3 kali dalam Al-Qur`ān, yaitu QS. al-Maidah ayat 44 & 63, QS. Ali `Imran ayat 79. Rabbaniyah dalam tiga ayat tersebut dimaksudkan untuk penisbatan sesuatu yang bersumber dari Allah yang berupawahyu. Islam sebagai agama rabbaniyah berarti Islam selalu berorientasi kepada wahyu Allah dalam segala hal, baik duniawi maupun ukhrawi. ٢َِّٛٝٞ‫ي‬‫ا‬َٚ ٔ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ٔ‫ب‬ ََُِٕٛٓٔ‫ؤ‬ُ‫ت‬ ُِِ‫ت‬ِٓٝ‫ن‬ ِٕ٢‫إ‬ ٢ٍُٛ‫ض‬ٖ‫س‬‫ي‬‫ا‬َٚ ٔ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ ٢ٜ‫ي‬٢‫إ‬ ُٙٚٗ‫د‬ُ‫س‬ٜ‫ؾ‬ ٕ٤َِٞ‫غ‬ ٞٔ‫ؾ‬ ُِِ‫ت‬ِ‫ع‬َ‫ش‬‫َا‬َٓ‫ت‬ ِٕ٢‫إ‬ٜ‫ؾ‬ ٢‫س‬ٔ‫خ‬‫ٞآ‬‫ي‬‫ا‬َۖ‫ذ‬ۖ‫ٟا‬ًٜ٢ٚٞ‫أ‬َ‫ت‬َُٓ‫ط‬ِ‫ذ‬ٜ‫أ‬َْٚ‫س‬َِٝ‫د‬ٜ‫ه‬ٔ‫ي‬ “Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Alquran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. Al-Nisâ: 59)
  • 18. 12 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m َُِٓٔ‫ؤ‬ُٜ ‫ٜا‬‫ي‬ ٜ‫و‬ٓٔ‫ب‬َ‫ز‬َٚ ‫ٜا‬ًٜ‫ؾ‬‫ٓا‬ََُٔ ٟ‫ا‬‫َج‬‫س‬َ‫ذ‬ ِِ٢ٗٔ‫ط‬ٝ‫ؿ‬ِْٜ‫أ‬ ٞٔ‫ؾ‬ ‫ُٚا‬‫د‬ٔ‫ح‬َٜ ‫ٜا‬‫ي‬ َُِٓ‫ث‬ ََُِِِٗٓٝ‫ب‬ َ‫س‬َ‫ح‬َ‫غ‬ ‫َا‬ُٝٔ‫ؾ‬ ٜ‫ى‬ُُٛٓٔ‫ه‬َ‫ر‬ُٜ ٢َٓ‫ت‬َ‫ذ‬ َٕٛ ٟ‫ا‬ًُِٝٔ‫ط‬َ‫ت‬ ‫ُٛا‬ًَُٓٔ‫ط‬َُٜٚ َ‫ت‬َِٝ‫ط‬ٜ‫ق‬ “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan engkau hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. Al-Nisaa’: 65) Dua ayat di atas secara tegas memerintahkan kepada kita agar senantiasa kembali kepada Al-Qur‘an dan As-Sunah dalam menangani segala urusan, baik yang sifatnya duniawi maupun ukhrawi. Hal itu menunjukkan bahwa Islam selalu berorientasi kepada wahyu dan inilah yang dimaksud karakter rabbaniyah yang melekat pada agama Islam. Rabbaniyah meliputi dua hal, yaitu Rabbaniyah Al-Masdar dan Rabbaniyah Al- Ghayah.  Rabbaniyah Al-Masdar: (Rabbaniyah dalam sumber ajaran). Maksudnya adalah sumber teologi Islam adalah wahyu, bukan produk budaya, bukan pula rekayasa manusia, Ia tidak bersumber dari ilmu-ilmu dari Timur dan pengetahuan dari Barat. Tapi sesungguhnya ia adalah mukjizat yang bersumber langsung dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah berfirman, ‫ّا‬ٓٝٔ‫ب‬َُ ‫ّا‬‫ز‬ُْٛ ِِٝ‫ه‬ِٜٝ‫ي‬٢‫إ‬ ‫َا‬ٓٞ‫ي‬َ‫ص‬ِْٜ‫أ‬َٚ ِِٝ‫ه‬ٓٔ‫ب‬َ‫ز‬ َِٔٔ ْٕ‫َا‬ِٖ‫س‬ُ‫ب‬ ِِٝ‫ن‬َ٤‫َا‬‫ج‬ ِ‫د‬ٜ‫ق‬ ُ‫ع‬‫ٓا‬َٓ‫ي‬‫ا‬ ‫َا‬ُٜٜٗٓ‫أ‬ ‫َا‬ٜ ―Wahai manusia,sunguh telah dating kepada kalian wahyu dri Rabb kalian, dan kami telah menurunkan pada kalian cahaya yang terang.‖ (QS. An-Nisa: 174) َْٓ٢‫إ‬َٕٛٝ‫ع‬ٔ‫ؾ‬‫َا‬‫ر‬ٜ‫ي‬ ُٜ٘‫ي‬ ‫ٓا‬َْ٢‫إ‬َٚ َ‫س‬ٞ‫ن‬ٓٔ‫ر‬‫ي‬‫ا‬ ‫َا‬ٓٞ‫ي‬َٓ‫ص‬َْ ُِٔ‫ر‬َْ ‫ا‬ “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Qur‟an dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.” (QS. Al-Hijr: 9) ٢َ‫ذ‬ُٜٛ ِْٞ‫ذ‬َٚ ٜٓ‫ال‬٢‫إ‬ َُٖٛ ِٕ٢‫إ‬ ٣ََٛٗٞ‫ي‬‫ا‬ ٢َٔ‫ع‬ ُ‫ل‬َِٜٔٛٓ ‫َا‬ََٚ “Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan.” (QS.An-Najm: 04)
  • 19. 13 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, َٚ ٔ‫هلل‬‫ا‬ َ‫ب‬‫َا‬‫ت‬ٔ‫ن‬ :‫َا‬ُ٢ٗٔ‫ب‬ ُِِ‫ت‬ٞ‫ه‬ٖ‫ط‬ََُ‫ت‬ ‫َا‬َ ‫ِا‬ٛ٥ًٔ‫ط‬َ‫ت‬ ِٜٔ‫ي‬ ٢َِٜٔ‫س‬َِٜ‫أ‬ ِِٝ‫ه‬ِٝٔ‫ؾ‬ ُ‫ت‬ٞ‫ن‬َ‫س‬َ‫ت‬ٔ٘ٔ‫ي‬ُِٛ‫ض‬َ‫ز‬ ٜ١ُٖٓ‫ض‬ ―Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.‖ (HR. Baihaqi)  Rabbaniyah Al-Ghayah: (Rabbaniyah dalam tujuan). Maksudnya, tujuan semua ibadah dalam Islam hanya untuk mencari ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala, bukan karena kepentingan selain Allah Subhanahu wa Ta'ala. Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur‘an dan As-Sunah sebagai berikut: َ‫ع‬ ٌَُِِ‫ع‬ًَٜٝٞ‫ؾ‬ ٔ٘ٚ‫ب‬َ‫ز‬ َ٤‫ٜآ‬‫ك‬ٔ‫ي‬ ‫ُٛا‬‫ج‬ِ‫س‬َٜ َٕ‫ٜا‬‫ن‬ َُِٜٔ‫ؾ‬‫ّا‬‫د‬َ‫ذ‬ٜ‫أ‬ ٔ٘ٚ‫ب‬َ‫ز‬ ٔ٠َ‫د‬‫َا‬‫ب‬ٔ‫ع‬ٔ‫ب‬ ٝ‫ى‬٢‫س‬ِ‫ػ‬ُٜٜ‫ال‬َٚ ‫ّا‬‫ر‬ٔ‫ي‬‫ا‬َ‫ص‬ ٟ‫ال‬َُ “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya, maka hendaklah dia mengerjakan amal shalih dan janganlah dia mempersekutukan seorangpun dengan Rabb- nya.” (QS. Al Kahfi: 110) ٤‫ي‬٢‫إ‬ ‫ُٚا‬‫س‬َٔٝ‫أ‬ ‫َا‬ََُٜٚٔٔ‫د‬ ٜ‫و‬ٔ‫ي‬َ‫ذ‬َٚ ٜ٠‫ٜا‬‫ن‬ٖ‫ص‬‫ي‬‫ا‬ ‫ُٛا‬‫ت‬ِ‫ؤ‬َُٜٚ ٜ٠‫ٜا‬ًٖ‫ص‬‫ي‬‫ا‬ ‫ُٛا‬ُٝٔ‫ك‬َُٜٚ ٤‫ٜا‬‫ؿ‬َُٓ‫ذ‬ َٜٔٚ‫د‬‫ي‬‫ا‬ ُٜ٘‫ي‬ َ‫ني‬ٔ‫ص‬ًِٔ‫د‬َُ َ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ ‫ُٚا‬‫د‬ُ‫ب‬ِ‫ع‬َٝٔ‫ي‬ ‫ا‬ ٔ١َُٜٚٝ‫ك‬ٞ‫ي‬‫ا‬ “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.” (QS. Al-Bayyinah: 5) ٝ‫ق‬َٜٔٓٔ‫د‬‫ي‬‫ا‬ ُٜ٘ٓ‫ي‬ ‫ّا‬‫ص‬ًِٔ‫د‬َُ ًَٜ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ َ‫د‬ُ‫ب‬ِ‫ع‬ٜ‫أ‬ ِٕٜ‫أ‬ َُ ِ‫س‬َٔٝ‫أ‬ ْٞٓٔ٢‫إ‬ ٌِ “Katakanlah: “Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.” (QS. Al-Zumar: 11) ٕ١َُِ‫ع‬ْٚ َٔٔ َُٙ‫د‬ٓٔ‫ع‬ ٕ‫د‬َ‫ذ‬ٜ‫أ‬ٔ‫ي‬ ‫َا‬ََٚ٢ًِٜ‫ع‬ٜ‫أ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٔ٘ٚ‫ب‬َ‫ز‬ ِٔ٘‫ج‬َٚ ٤‫َا‬‫ػ‬ٔ‫ت‬ِ‫ب‬‫ا‬ ‫٤ا‬‫ي‬‫إ‬ ٣َ‫ص‬ِ‫ح‬ُ‫ت‬
  • 20. 14 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m “Padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, Tetapi (Dia memberikan itu semata-mata) Karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi.” (QS. Al-Lail: 19–20) ْٖ‫إ‬‫ّا‬‫ز‬ٛٝ‫ه‬ُ‫غ‬ ‫ٜا‬‫ي‬َٚ ٤‫َا‬‫ص‬َ‫ج‬ ِِٝ‫ه‬َٓٔ ُ‫د‬ٜ٢‫س‬ُْ ‫ٜا‬‫ي‬ ٔ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ ِٔ٘‫ج‬َٛٔ‫ي‬ ِِٝ‫ه‬ُُٔ‫ع‬ُْٞٛ ‫َا‬ُ “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (QS. Al-Insan: 9) ُٜ٘‫ي‬ ‫َا‬ََٚ ‫َا‬َِٗٓٔ ٔ٘ٔ‫ت‬‫ُؤ‬ْ ‫َا‬ِْٝٗ‫د‬‫ي‬‫ا‬ َ‫ث‬ِ‫س‬َ‫ذ‬ ُ‫د‬ٜ٢‫س‬ُٜ َٕ‫ٜا‬‫ن‬ َََٔٚ ٔ٘ٔ‫ث‬ِ‫س‬َ‫ذ‬ ٞٔ‫ؾ‬ ُٜ٘‫ي‬ ِ‫د‬٢‫ص‬َْ ٔ٠َ‫س‬ٔ‫خ‬‫ٞآ‬‫ي‬‫ا‬ َ‫ث‬ِ‫س‬َ‫ذ‬ ُ‫د‬ٜ٢‫س‬ُٜ َٕ‫ٜا‬‫ن‬ ََٔٞٔ‫ؾ‬ ‫ٔٝب‬‫ص‬ْٖ َٔٔ ٔ٠َ‫س‬ٔ‫خ‬‫ٞآ‬‫ي‬‫ا‬ “Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (QS. Asy-Syuuraa: 20) ٜ‫أ‬ ِِ٢ِٜٗٝ‫ي‬٢‫إ‬ ٓٔ‫ف‬َُْٛ ‫َا‬َٗ‫ت‬َٜٓ٢‫ش‬َٚ ‫َا‬ِْٝٗ‫د‬‫ي‬‫ا‬ ٜ٠‫َا‬َٝ‫ر‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ُ‫د‬ٜ٢‫س‬ُٜ َٕ‫ٜا‬‫ن‬ َََِٜٔٔٔ‫ر‬٤‫ي‬‫ا‬ ٜ‫و‬ٔ٦ٜ‫ي‬ٚٝ‫أ‬ َُٕٛ‫ط‬َ‫د‬ِ‫ب‬ُٜ ‫ال‬ ‫َا‬ٗٝٔ‫ؾ‬ َُِِٖٚ ‫َا‬ٗٝٔ‫ؾ‬ ُِِٜٗ‫ي‬‫ا‬َُِ‫ع‬ ًََُِٕٛٝ‫ع‬َٜ ‫ُٛا‬ْ‫ا‬ٜ‫ن‬ ‫َا‬َ ٌْٔ‫ط‬‫َا‬‫ب‬َٚ ‫َا‬ٗٝٔ‫ؾ‬ ‫ُٛا‬‫ع‬ََٓ‫ص‬ ‫َا‬َ ٜ‫ط‬ٔ‫ب‬َ‫ذ‬َٚ ُ‫ز‬‫ٖا‬ٓ‫ي‬‫ا‬ ‫٢ال‬‫إ‬ ٔ٠َ‫س‬ٔ‫خ‬‫اآل‬ ٞٔ‫ؾ‬ ُِِٜٗ‫ي‬ َ‫ظ‬ِٜٝ‫ي‬ “Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu.” (QS. Hud: 15-16) Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: ُُِ٘ٗ‫ج‬َٚ ٔ٘ٔ‫ب‬ َٞٔ‫ػ‬ُ‫ت‬ِ‫ب‬‫ا‬ َٚ ٟ‫ا‬‫ٔص‬‫ي‬‫ا‬َ‫خ‬ ُٜ٘‫ي‬ َٕ‫ٜا‬‫ن‬ ‫َا‬َ ٤‫ال‬٢‫إ‬ ٢ٌََُ‫ع‬‫ي‬‫ا‬ ََٔٔ ٌَُ‫ب‬ٞ‫ك‬َٜ ٜ‫ال‬ ٜ‫هلل‬‫ا‬ ٖٕ٢‫إ‬ “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak menerima amal perbuatan, kecuali yang ikhlas dan dimaksudkan (dengan amal perbuatan itu) mencari wajah Allah.” (HR. Nasa’i)
  • 21. 15 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m Dari Amirul Mu‘minin, Abi Hafs Umar Khattab, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah bersabda: ٔ٘ٔ‫ي‬ُِٛ‫ض‬َ‫ز‬َٚ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٢ٜ‫ي‬٢‫إ‬ ُُ٘‫ت‬َ‫س‬ِ‫ح‬ٖٔ ِ‫ت‬َْ‫ا‬ٜ‫ن‬ َُِٜٔ‫ؾ‬ .٣ََْٛ ‫َا‬َ ٣‫ئ‬٢‫س‬َِ‫ا‬ ٌٚٝ‫ه‬ٔ‫ي‬ ‫َا‬ُْٖ٢‫إ‬َٚ َٔ ‫ٖا‬ٝٚٓ‫ي‬‫ا‬ٔ‫ب‬ ٍُ‫َا‬ُِ‫ع‬ٜ‫َأ‬ٞ‫ا‬ ‫َا‬ُْٖ٢‫إ‬ُُ٘‫ت‬َ‫س‬ِ‫ح‬٢ٜٗ‫ؾ‬ ُِٛ‫ض‬َ‫ز‬َٚ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٢ٜ‫ي‬٢‫إ‬ِٜٔ٘ٝ‫ي‬٢‫إ‬ َ‫س‬َ‫ج‬‫َا‬ٖ ‫َا‬َ ٢ٜ‫ي‬٢‫إ‬ ُُ٘‫ت‬َ‫س‬ِ‫ح‬٢ٜٗ‫ؾ‬ ‫َا‬ُٗ‫ر‬ٔ‫ه‬َِٜٓ ٕ٠ٜ‫أ‬َ‫س‬َِ‫ا‬ ِٜٚ‫أ‬ ‫َا‬ُٗ‫ب‬ِٝٔ‫ص‬ُٜ ‫َا‬ُِْٝ‫د‬ٔ‫ي‬ ُُ٘‫ت‬َ‫س‬ِ‫ح‬ٖٔ ِ‫ت‬َْ‫ا‬ٜ‫ن‬ َََِٔٚ ،ٔ٘ٔ‫ي‬ ―Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.‖ (HR.Muslim) Di dalam Shahih Muslim dari hadits Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulallah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, Allah berfirman (hadits qudsi): ُٜ٘‫ن‬ِ‫س‬ٔ‫غ‬َٚ ُُ٘‫ت‬ٞ‫ن‬َ‫س‬َ‫ت‬ ٟ٢‫س‬ِٜٝ‫غ‬ ٞٔ‫ع‬ََ ِٔ٘ٝٔ‫ؾ‬ ٜ‫ى‬َ‫س‬ِ‫غ‬ٜ‫أ‬ ٟ‫ال‬ََُ‫ع‬ ٌََُٔ‫ع‬ ََٔ ,ٔ‫ى‬ِ‫س‬ٚ‫ػ‬‫ي‬‫ا‬ ٢َٔ‫ع‬ ٔ٤‫ٜا‬‫ن‬َ‫س‬ٗ‫ػ‬‫ي‬‫ا‬ ٢َٓٞ‫غ‬ٜ‫أ‬ ‫َا‬ْٜ‫أ‬ ―Aku tidak membutuhkan sekutu, barangsiapa yang melakukan suatu amal ibadah yang ia menyekutukan selain-ku bersama-Ku, niscaya Aku meninggalkannya dan sekutunya.‖ (HR.Muslim) 3. Islam sebagai agama yang berimbang (wasatiyah) Islam merupakan agama yang memiliki konsep wasatiyah, yakni selalu berada pada jalan tengah diantaradua jalan ekstrim, tidak tasaddud (memperberat diri) dan tidak pula tasahhul (meringankan diri),tidak berlebih-lebihan (israf), tidak pula melampaui batas (ghuluw), sehingga tercapaisikap adil dan lurus, yang akan menjadi saksi atas seluruh manusia. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: ‫ّا‬‫د‬ٝ٢َٗ‫غ‬ ِِٝ‫ه‬ًَِٜٝ‫ع‬ ٍُُٛ‫ض‬ٖ‫س‬‫ي‬‫ا‬ َٕٛٝ‫ه‬ََٜٚ ٢‫ع‬‫ٖا‬ٓ‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜ‫ع‬ َ٤‫َا‬‫د‬َُٗ‫غ‬ ٞ‫ا‬ُْٛٛٝ‫ه‬َ‫ت‬ِّ‫ي‬ ‫ٟا‬َٛ‫ض‬َٚ ٟ١َٖٝ‫أ‬ ِِٝ‫ن‬‫َا‬ًَٓٞ‫ع‬َ‫ج‬ ٜ‫و‬ٔ‫ي‬َ‫ر‬ٜ‫ن‬َٚ “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.” (QS. Al-Baqarah: 143)
  • 22. 16 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m Dalam menafsiri ayat ini, Ibn Katsir berkata bahwayang dimaksud dengan “ummatan wasatha” pada ayat tersebut adalah umat pilihan (akhyar) dan umat terbaik (ajwad), karena karakter wasatiyah yang melekat pada umat ini.8 Wasatiyah dalam Islam dapat dilihat dari konsep beribadah di dalamnya. Islam mengajarkan umatnya agar senantiasa berada pada sikap pertengahan, yakni tidak ghuluw (berlebih-lebihan), tidak pula tasahhul (meringankan diri). Karena sikap ghuluw akan menjadikan pelakunya pada kerusakan, sementara sikap tasahhul akan membawa pelakunya pada kemalasan. Adapun hadits-hadits yang menjelaskan dalam masalah ini, diantaranya adalah hadits dari Abdullah bin Mas‘ud, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: َُٕٛ‫ع‬ََٓٔٛٓ‫ت‬ُُٞ‫ي‬‫ا‬ ٜ‫و‬ًَٜٖ-‫ّا‬‫ث‬ٜ‫ال‬َ‫ث‬ ‫َا‬ٜٗ‫ي‬‫ا‬ٜ‫ق‬ “Benar-benar binasa orang-orang yang bersikap tanaththu‟.” Beliau mengulangi pernyataan ini sebanyak tiga kali.” (HR. Muslim) Yang dimaksud orang-orang yang bersikap tanaththu‟ dalam hadist tersebut adalah mereka yang berlebih-lebihan, bersikap ghuluw, dan melampaui batas dari yang telah ditentukan. Baik di dalam ucapan ataupun perbuatan. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam pernah meluruskan tiga orang laki-laki yang berlebih- lebihan dalam masalah ibadah, orang pertama berkata:―Aku akan puasa terus menerus dan tidak akan berbuka.‖ Yang kedua berkata: ―Aku akan shalat malam, tidak akan tidur.‖ Dan orang ketiga berkata: ―Aku tak akan menikah dengan wanita.‖ Ketiganya menyangka bahwa berpuasa terus menerus, tidak menikah dan tidak tidur di malam hari untuk mengerjakan shalat akan mendatangkan maslahat bagi mereka, namun hal ini ditolak oleh Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam melalui hadits beliau: ْٞٓٔ٢‫إ‬ ٔ‫هلل‬‫َا‬ٚ ‫َا‬َٜ‫أ‬ ،‫َا‬‫ر‬ٜ‫ن‬َٚ ‫َا‬‫ر‬ٜ‫ن‬ ُِِ‫ت‬ًٞٝ‫ق‬ َٜٔٔ‫ر‬ٜٓ‫ي‬‫ا‬ ُِِ‫ت‬ِْٜ‫أ‬ًَٞٓٔ‫ص‬ٝ‫أ‬َٚ ُ‫س‬ٔٛٞ‫ؾ‬ٝ‫أ‬َٚ ُُّٛ‫ص‬ٜ‫أ‬ ٞٓٔٓٔ‫ه‬ٜ‫ي‬ ُٜ٘‫ي‬ ِِٝ‫ن‬‫ٜا‬‫ك‬ِ‫ت‬ٜ‫أ‬َٚ ًٔ٘ٔ‫ي‬ ِِٝ‫ن‬‫َا‬‫ػ‬ِ‫خ‬ٜ‫أ‬ٜ‫ي‬ َٞٓٔٓٔ َ‫ظ‬ًِٜٜٝ‫ؾ‬ ٞٔ‫ت‬َُٓٓ‫ض‬ َِٔ‫ع‬ َ‫ب‬ٔ‫غ‬َ‫ز‬ َُِٜٔ‫ؾ‬ ،َ٤‫َا‬‫ط‬ٓٔٓ‫ي‬‫ا‬ ُ‫د‬ََٓٚ‫ص‬َ‫ت‬ٜ‫أ‬َٚ ُ‫د‬ٝ‫ق‬ِ‫ز‬ٜ‫أ‬َٚ 8 Ibn Katsir,Tafsir Ibn Katsir, Vol.1,hlm.455
  • 23. 17 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m ―Kalian yang berkata demikian dan demikian, ketahuilah aku adalah orang yang paling takut di antara kalian kepada Allah dan paling bertakwa. Akan tetapi aku shalat malam dan tidur, aku berpuasa serta berbuka, dan aku menikahi wanita. Barangsiapa yang membenci sunnahku maka, maka ia tidak termasuk golonganku.‖ (HR. Bukhari dan Muslim) Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: َُ٘‫ب‬ًٜٜ‫غ‬ ٜٓ‫ال‬٢‫إ‬ ْ‫د‬َ‫ذ‬ٜ‫أ‬ َٜٔٓٔ‫د‬‫ي‬‫ا‬ َٓ‫د‬‫َا‬‫ػ‬ُٜ ِٜٔ‫ي‬َٚ ْ‫س‬ِ‫ط‬ُٜ َِٜٔٓٔ‫د‬‫ي‬‫ا‬ َٕٓ٢‫إ‬ ―Sesungguhnya agama Islam ini mudah. Tidak ada seorang pun yang memberat-beratkan dirinya dalam beragama melainkan dia tidak mampu menjalankannya.‖ (HR. Al-Bukhari) Hadist tersebut secara tegas menerangkan bahwa sikap berlebih-lebihan dalam Ibadahakan mengantarkan pelakunya kepada kejenuhan. Tidak hanya itu,berlebih-lebihan (ghuluw) juga merupakan penyebab rusaknya umat terdahulu. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, ‫ٓا‬َٜ٢‫إ‬٢ِٜٔٓٔ‫د‬‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ ٓ٢ًُٛٝ‫ػ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ٔ‫ب‬ ِِٝ‫ه‬ًِٜ‫ب‬ٜ‫ق‬ َٕ‫ٜا‬‫ن‬ ََِٔ ٜ‫و‬ًَٜٖ ‫َا‬َُْٓ٢‫إ‬ٜ‫ؾ‬ ٢ٜٔٓٔ‫د‬‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ ًَُٓٛٝ‫ػ‬ٞ‫ي‬‫ا‬َٚ ِِٝ‫ن‬ ―Waspadalah dan berhati-hatilah kalian dari sikap ghuluw dalam beragama. Karena sesungguhnya kehancuran umat-umat sebelum kalian disebabkan ghuluw yang mereka perbuat di dalam beragama.‖ (HR. Ibnu Hibban) َٜ‫ا‬ٜ‫ك‬َ‫ب‬ َُٕٚ‫د‬ٔ‫ح‬َ‫ت‬َ‫ض‬َٚ ِِ٢ٗٔ‫ط‬ٝ‫ؿ‬ِْٜ‫أ‬ ٢ًَٜ‫ع‬ ِِٖٔٔ‫د‬ٜٔ‫د‬ِ‫ػ‬َ‫ت‬ٔ‫ب‬ ِِٝ‫ه‬ًِٜ‫ب‬ٜ‫ق‬ ََِٔ ٜ‫و‬ًَٜٖ ‫َا‬َُْٓ٢‫إ‬ٜ‫ؾ‬ ِِٝ‫ه‬ٔ‫ط‬ٝ‫ؿ‬ِْٜ‫أ‬ ٢ًَٜ‫ع‬ ‫ُٚا‬‫د‬ٓٔ‫د‬َ‫ػ‬ُ‫ت‬ ٜ‫ال‬ُِِٖ‫ا‬ َٔ ‫َا‬‫ز‬‫َا‬ٜٓٔ‫د‬‫ي‬‫ا‬َٚ ٢‫ع‬َٔ‫َا‬َٛٓ‫ص‬‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ ―Janganlah kalian memberat-beratkan diri kalian. Karena sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum kalian hanyalah disebabkan mereka memberat- beratkan diri. Dan kalian akan menemukan sisa-sisa mereka di dalam pertapaan dan biara.‖ (HR. Bukhari) Selain wasatiyah dalam beribadah,Islam juga menyerukan wasatiyah dalam segala hal, termasuk semua aspek penunjang ibadah, seperti mengkonsumsi makanan, minuman, pakaian, dan lain sebagainya, seperti yang terdapat dalam nash berikut ini,
  • 24. 18 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m َ‫ني‬ٔ‫ؾ‬٢‫س‬ِ‫ط‬ُُٞ‫ي‬‫ا‬ ُٓ‫ب‬ٔ‫ر‬ُٜ ‫ٜا‬‫ي‬ َُْ٘ٓ٢‫إ‬ ‫ٝٛا‬‫ؾ‬٢‫س‬ِ‫ط‬ُ‫ت‬ ‫ٜا‬‫ي‬َٚ ‫ُٛا‬‫ب‬َ‫س‬ِ‫غ‬‫َا‬ٚ ‫ٝٛا‬ًٝ‫ن‬َٚ ―Makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan‖ (QS. Al-A’raf: 31) ًٝ‫خم‬ ‫غري‬ ‫يف‬ ، ‫ٚتصدقٛا‬ ‫يبطٛا‬‫ا‬ٚ ‫ٚاغسبٛا‬ ‫نًٛا‬‫ضسف‬ ‫ٚال‬ ١ ―Makanlah, minumlah, berpakaianlah, bersedekahlah, tanpa berlebih- lebihan.‖ (HR. Ahmad) Nash di atas secara jelas menggambarkan konsep wasatiyah dalam Islam, yang mana Islam melarang sikap hidup yang berlebih-lebihan dalam segala hal, termasuk dalam masalah makan, minum, dan berpakaian. Kaidah ini menurut Ibn Katsir mencakup seluruh kebaikan dalam Islam.9 Hal itu sebagaimana firman Allah, ٟ‫ا‬َ‫َا‬ٜٛ‫ق‬ ٜ‫و‬ٔ‫ي‬َ‫ذ‬ ََِٔٝ‫ب‬ َٕ‫ٜا‬‫ن‬َٚ ‫ُٚا‬‫س‬ُ‫ت‬ٞ‫ك‬َٜ ِِٜ‫ي‬َٚ ‫ٝٛا‬‫ؾ‬٢‫س‬ِ‫ط‬ُٜ ِِٜ‫ي‬ ‫ٝٛا‬‫ك‬ٜ‫ؿ‬ْٜ‫أ‬ ‫َا‬‫ذ‬٢‫إ‬ َٜٔٔ‫ر‬ٜٓ‫ي‬‫ا‬َٚ “Dan orang-orang yang jika membelanjakan harta mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir dan pembelanjaan itu di tengah-tengah antara yang demikian” (QS. Al-Furqon:67) 4. Islam sebagai agama yang komprehensip (Syumuliyah) Islam merupakan agama yang komprehensip (syumuliyah) yang mencakup seluruh aspek kehidupan umat manusia, mulai dari urusan individu, keluarga, sosial kemasyarakatan sampai pada persoalan-persoalan berbangsa dan bernegara, baik yang sifatnya duniawi, maupun ukhrawi. ٕ٤َِٞ‫غ‬ ٌٚٝ‫ه‬ٔ‫ي‬ ‫ّا‬ْ‫ا‬َِٝ‫ب‬ٔ‫ت‬ َ‫ب‬‫َا‬‫ت‬ٔ‫ه‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٜ‫و‬ًَِٜٝ‫ع‬ ‫َا‬ٓٞ‫ي‬ٖ‫ص‬ََْٚ “Dan Kami turunkan kepadamu al-kitab untuk menjelaskan segala sesuatu.” (QS.Al-Nahl: 89) ِِٝ‫ه‬ٝ‫ي‬‫ا‬َ‫ث‬َِٜ‫أ‬ ََِْٝ‫أ‬ ‫٤ا‬‫ي‬٢‫إ‬ َِٔ٘ٝ‫ذ‬‫َا‬َٓ‫ح‬ٔ‫ب‬ ُ‫ري‬َٜٔٛ ٣‫س‬ٔ٥‫ا‬ٜ‫ط‬ ‫ٜا‬‫ي‬َٚ ٢‫ض‬ِ‫ز‬ٜ‫أ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ ٕ١ٖ‫ب‬‫َا‬‫د‬ َِٔٔ ‫َا‬ََٚۖٞ‫ط‬ٖ‫س‬ٜ‫ؾ‬‫َا‬ََِٔٔ ٔ‫ب‬‫َا‬‫ت‬ٔ‫ه‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ ‫َا‬ٓ ٕ٤َِٞ‫غ‬ۖ٢ٜ‫ي‬٢‫إ‬ُُٖ‫ث‬َُٕۖٚ‫س‬َ‫ػ‬ِ‫ر‬ُُِٝ٢ٗٚ‫ب‬َ‫ز‬ 9 Ibn Katsir,Tafsir Ibn Katsir, Vol.III,hlm.407
  • 25. 19 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m “Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (QS. Al- An'am: 38) Kesempurnaan Islam ini ditandai dengan hal-hal berikut ini, a) Syumuliyah li As-Tsaqalain (mencakup untuk jin dan manusia), artinya risalah Islam ditujukan kepada bangsa jin dan manusia. ًَٜ‫خ‬ ‫َا‬ََُٕٚٚ‫د‬ُ‫ب‬ِ‫ع‬َٝٔ‫ي‬ ‫٤ا‬‫ي‬٢‫إ‬ َ‫ظ‬ِْٔ‫أ‬ٞ‫ي‬‫ا‬َٚ ٖٔٔ‫ح‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ُ‫ت‬ٞ‫ك‬ “Tidak Aku ciptakan jin dan Manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz –Dzariyat: 56 ) b) Syumuliyah az-zaman (sepanjang masa), yaitu Islam berlaku sepanjang masa hingga hari kiamat. ٢‫س‬ٔ‫ب‬‫َا‬‫ج‬ َِٔ‫ع‬٢ٌَ‫ث‬َُٜ‫ن‬ ٔ٤‫َا‬ٝٔ‫ب‬ِْٜ‫أ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٌَُ‫ث‬َََٚ ًَٞٔ‫ث‬ََ " :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ َِ٤ًَ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ُ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ ٢٤ًَ‫ص‬ ٚٞٔ‫ب‬ٖٓ‫ي‬‫ا‬ ٢َٔ‫ع‬ ، ٔ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ ٔ‫د‬ِ‫ب‬َ‫ع‬ ٢ِٔ‫ب‬ َِٓٔ َُٕٛ‫ب‬ٖ‫ح‬َ‫ع‬َ‫ت‬ََٜٚ ‫َا‬ًَُْٗٛٝ‫خ‬ِ‫د‬َٜ ُ‫ع‬‫ٖا‬ٓ‫ي‬‫ا‬ ٌََ‫ع‬َ‫ح‬ٜ‫ؾ‬ ٕ١َٓٔ‫ب‬ٜ‫ي‬ َ‫ع‬ٔ‫ض‬ََِٛ ‫٤ا‬‫ي‬‫إ‬ ‫َا‬ًَُٜٗٞ‫ن‬ٜ‫أ‬َٚ ‫َا‬َُٖٗ‫ت‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ ‫ّا‬‫ز‬‫َا‬‫د‬ ٢ََٓ‫ب‬ ٣ٌُ‫ج‬َ‫ز‬ََٜٚ ‫َا‬ٗ:َٕٛٝ‫ي‬ٛٝ‫ك‬ ٜ‫ؾ‬ ُ‫ت‬ِ٦ٔ‫ج‬ ٔ١َٓٔ‫ب‬٤ً‫ي‬‫ا‬ ُ‫ع‬ٔ‫ض‬ََِٛ ‫َا‬ْٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ :َِ٤ًَ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ُ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ ٢٤ًَ‫ص‬ ٔ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ ٍُُٛ‫ض‬َ‫ز‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ، ٔ١َٓٔ‫ب‬٤ً‫ي‬‫ا‬ ُ‫ع‬ٔ‫ض‬ََِٛ ‫ٜا‬‫ي‬ِٜٛ‫ي‬ُ‫ت‬َُِ‫ت‬َ‫د‬ َ٤‫َا‬ٝٔ‫ب‬ِْٜ‫أ‬ٞ‫ي‬‫ا‬. Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu 'anhu dia berkata Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, perumparnaan diriku dan para nabi seperti seorang yang membangun sebuah rumah. Dia menyelesaikannya dan memperindahnya kecuali tersisa pemasangan sebuah bata. Lalu orang yang masuk ke dalamnya dan melihatnya berkata, 'Alangkah bagusnya rumah ini. Sayang bata ini belum dipasang.' Akulah pemasang bata tersebut. Aku dijadikan penutup bagi seluruh nabi.‖ (HR. Ahmad) c) Syumuliyah al‑makan (semua tempat), yaitu risalah Islam tidak hanya untuk masyarakat lokal seperti bahasa Arab saja, tetapi mencakup seluruh alam.
  • 26. 20 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m َ‫ني‬ُٜٔ‫ي‬‫ا‬‫ٞع‬ًٔ‫ي‬ ٟ١َُِ‫ذ‬َ‫ز‬ ٤‫ال‬٢‫إ‬ ٜ‫ى‬‫ٞٓا‬ًَ‫ض‬ِ‫ز‬ٜ‫أ‬ ‫ََا‬ٚ “Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi alam semesta.” (QS. Al Anbiya: 107) d) Syumuliyah al‑manhaj (pedoman hidup) ٜ‫ي‬ ٖٕٜ‫أ‬ َٔ ‫َا‬‫ر‬ٔ‫ي‬‫ا‬ٖ‫ص‬‫ي‬‫ا‬ ًََُِٕٛٝ‫ع‬َٜ َٜٔٔ‫ر‬٤‫ي‬‫ا‬ َ‫ني‬َِٔٓٔ‫ؤ‬ُُٞ‫ي‬‫ا‬ ُ‫س‬ٚ‫ػ‬َ‫ب‬َُٜٚ َُّٛٞ‫ق‬ٜ‫أ‬ َٖٞٔ ٞٔ‫ت‬٤ًٔ‫ي‬ ٟٔ‫د‬َِٜٗ َٕ‫ِآ‬‫س‬ٝ‫ك‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ‫َا‬‫ر‬َٖ ٖٕ٢‫إ‬‫ّا‬‫ري‬ٔ‫ب‬ٜ‫ن‬ ‫ّا‬‫س‬ِ‫ج‬ٜ‫أ‬ ُِِٗ “Sesungguhnya Al Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus, dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yag beriman, yang mengerjakan amal shaleh, bahwa bai mereka pahala yang besar.” (QS.Al- Isra’: 9) e) Syumuliyah al-Daraini (mencakup dunia dan akhirat) ‫َا‬ُٝٔ‫ؾ‬ ٢‫ؼ‬َ‫ت‬ِ‫ب‬‫َا‬ٜٚ‫و‬ِٜٝ‫ي‬٢‫إ‬ ُ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ ََٔ‫ط‬ِ‫ذ‬ٜ‫أ‬ ‫َا‬ُٜ‫ن‬ ِٔٔ‫ط‬ِ‫ذ‬ٜ‫أ‬َٚ ‫َا‬ِْٝٗ‫د‬‫ي‬‫ا‬ ََٔٔ ٜ‫و‬َ‫ب‬ٝٔ‫ص‬َْ َ‫ظ‬َِٓ‫ت‬ ٜ‫ال‬َٚ ٜ٠َ‫س‬ٔ‫خ‬ٞ‫آل‬‫ا‬ َ‫ز‬‫ٖا‬‫د‬‫ي‬‫ا‬ ُ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ ٜ‫ى‬‫َا‬‫ت‬‫آ‬ َٜٔٔ‫د‬ٔ‫ط‬ٞ‫ؿ‬ُُٞ‫ي‬‫ا‬ ٗ‫ب‬ٔ‫ر‬ُٜ ٜ‫ال‬ َ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ ٖٕ٢‫إ‬ ٢‫ض‬ِ‫ز‬َٞ‫َأ‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ َ‫د‬‫َا‬‫ط‬ٜ‫ؿ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٢‫ؼ‬ِ‫ب‬َ‫ت‬ ٜ‫ال‬َٚ “Dan carilah pada apa yg telah dianugerahkan Allah kepadamu negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu di dunia dan berbuat baikklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi ini. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yg berbuat kerusakan.‖ (QS. Al-Qashas: 77) 5. Islam sebagai agama fitrah Islam adalah agama fitrah, karena Islam datang untuk menjaga dan melindungi fitrahmanusia. Hal itu tampak jelas dari tujuan ditetapkannya syari‘at Islam (maqasid al-syari‟ah) yaitu untuk mewujudkan kebaikan sekaligus menghindarkan keburukan, atau menarik manfaat dan menolak mudharat, atau dengan kata lain adalah untuk mencapai kemaslahatan, karena tujuan penetapan hukum dalam Islam adalah untuk menciptakan kemaslahatan dalam rangka memelihara tujuan-tujuan syara. Fitrah Islam tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Allah Azza wa Jalla dalam firman-Nya:
  • 27. 21 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m ٜ‫و‬ٔ‫ي‬َ‫ذ‬ ًٜٔ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ ٢‫ل‬ًَٞ‫د‬ٔ‫ي‬ ٌَٜٔ‫د‬ِ‫ب‬َ‫ت‬ ‫ال‬ ‫َا‬ًَِٜٗٝ‫ع‬ َ‫ع‬‫ٓا‬َٓ‫ي‬‫ا‬ َ‫س‬ٜٜٛ‫ؾ‬ ٞٔ‫ت‬ٜٓ‫ي‬‫ا‬ ًٜٔ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ ٜ٠َ‫س‬ٞٛٔ‫ؾ‬ ‫ٟا‬‫ؿ‬َٝٔٓ‫ذ‬ ٢ٜٔٓٔ‫د‬ًٔ‫ي‬ ٜ‫و‬َِٗ‫ج‬َٚ ِِٔ‫ق‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ُِٜٓٔٝ‫ك‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ُٜٔٓٔ‫د‬‫ي‬‫ا‬ ًَُُِٕٜٛ‫ع‬َٜ ‫ال‬ ٢‫ع‬‫ٓا‬َٓ‫ي‬‫ا‬ َ‫س‬َ‫ث‬ٞ‫ن‬ٜ‫أ‬ َٓٔٔ‫ه‬ٜ‫ي‬َٚ “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan. Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Ar-Ruum: 30) Ayat di atas secara tegas menyandingkan antara fitrah dengan Islam. Itu artinya fitrah merupakan salah satu karakter Islam yang asasi yang tak terpisahkan antara keduanya. Karena fitrah pada asalnya diletakkan untuk makna tauhid, yang mana tauhid ini merupakan inti ajaran Islam. Ibn Katsir berkata: ِٝ‫املطتك‬ ِٜٛ‫يك‬‫ا‬ ٜٔ‫د‬‫ي‬‫ا‬ ٖٛ ١ًُٝ‫يط‬‫ا‬ ٠‫يؿٛس‬‫ا‬ٚ ١‫ٜع‬‫س‬‫يػ‬‫ا‬‫ب‬ ‫يتُطو‬‫ا‬ Berpegang teguh atas syariah dan fitrah yang selamat merupakan inti agama yang lurus.10 Islam sebagai agama fitrah ini sesuai dengan fitrah bawaan lahir manusia. Manusia pada fitrahnya adalah suci dan bertauhid, tidak membawa warisan dosa dari ayah ibunya dan tidak pula bercampur dengan kesyirikan. Ibn Katsir berkata, Sesugguhnya Allah telah menjadikan fitrah manusia atas makrifat dan tauhid, dan keaksian bahwa tiada tuhan selain Allah.11 Pendapat Ibn Katsir tersebut didasarkan atas firman Allah daam (QS. Al- A`raf: 172), bahwa dalam azali Allah telah mengambil sumpah terhadap manusia yang berbunyi “Bukankah Aku ini Tuhan kamu”; maka mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” 10 Ibn Katsir, Tafsir Ibn Katsir, Dar Al-Thaibah,2002. 11 Ibid
  • 28. 22 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m ِِٝ‫ه‬ٓٔ‫ب‬َ‫س‬ٔ‫ب‬ ُ‫ت‬ِ‫ط‬ٜ‫ي‬ٜ‫أ‬ ِِ٢ٗٔ‫ط‬ٝ‫ؿ‬ْٜ‫أ‬ ٢ًَٜ‫ع‬ َُِِٖ‫د‬َِٗ‫غ‬ٜ‫أ‬َٚ َُِِٗ‫ت‬َٜٓٓ٢‫ز‬ُ‫ذ‬ ِِٖٔ٢‫ز‬ُٛٗٝ‫ظ‬ َِٔٔ ََّ‫د‬‫آ‬ َٞٔٓ‫ب‬ َِٔٔ ٜ‫و‬ُٓ‫ب‬َ‫ز‬ َ‫ر‬َ‫خ‬ٜ‫أ‬ ِ‫ذ‬٢‫إ‬َٚ‫ٝٛا‬‫ي‬‫ا‬ٜ‫ق‬ َ‫ني‬ًٔٔ‫ؾ‬‫ٜا‬‫غ‬ ‫َا‬‫ر‬َٖ َِٔ‫ع‬ ‫ٓا‬َٓٝ‫ن‬ ‫ٓا‬َْ٢‫إ‬ ٔ١ََ‫َا‬ٝٔ‫ك‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ََِّٜٛ ‫ٝٛا‬‫ي‬ٛٝ‫ك‬َ‫ت‬ ِٕٜ‫أ‬ ‫َا‬ِْ‫د‬٢َٗ‫غ‬ ٢ًَٜ‫ب‬ “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Akui ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)” (QS. Al-A`raf: 172) Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah dengan membawa baiat fitrah keagamaan yang hanif, yang benar, dan lurus di atas sirath al-mustaqim. Keadaan ini diakui oleh manusia atau tidak, yang pasti ayat ini menghubungkan makna fitrah dengan agama Allah (din) yang saling melengkapi diantara keduanya. َ‫س‬ٜٜٛ‫ؾ‬ ٟٔ‫ر‬ًٜٓٔ‫ي‬ َٞ٢ِٗ‫ج‬َٚ ُ‫ت‬َِٗٓ‫ج‬َٚ ْٞٓٔ٢‫إ‬َ‫ني‬ٔ‫ن‬٢‫س‬ِ‫ػ‬ُُٞ‫ي‬‫ا‬ ََٔٔ ٞ‫ا‬َْٜ‫أ‬ ‫َا‬ََٚ ‫ٟا‬‫ؿ‬َٝٔٓ‫ذ‬ َ‫ض‬ِ‫ز‬ٜ‫َأ‬‫َا‬ٚ َٔ ‫َا‬ٚ‫َا‬َُٓ‫ط‬‫ي‬‫ا‬ “Sesungguhnya aku menghadapkan diriku dengan lurus (hanif), kepada Dzat yang menciptakan (fithara) langit dan bumi, dan aku bukanlah orang-orang yang menyekutukan (Tuhan).‖ (QS. Al-An’am: 79) Kata fitrah dalam konteks ayat ini (fathara) dikaitkan dengan pengertian hanif, yang memiliki pengertian kecenderungan kepada agama yang benar. Istilah ini dipakai Al-Qur‘an untuk menggambarkan sikap tauhid Nabi Ibrahim Alahisallam yang menolak menyembah berhala, binatang, bulan atau matahari, karena semua itu tidak patut untuk disembah. Yang patut disembah hanyalah Dzat pencipta langit dan bumi. Inilah agama yang benar. Dalam kajian hadist, fitrah yang hanif disandang oleh setiap manusia yang dilahirkan di muka bumi ini. Adapun penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, diakibatkan pengaruh syahwat dan syubhat yang mendominasi pada diri manusia. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: َُٜٗ ُٙ‫َا‬َٛ‫ب‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ ٔ٠َ‫س‬ٞٛٔ‫ؿ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜ‫ع‬ ُ‫د‬ٜ‫ي‬ِٛ‫ُـ‬ٜ ٕ‫د‬ِٛٝ‫ي‬ََِٛ َِٔٔ‫َا‬ََُْ٘‫ا‬َ‫ط‬ٓٔ‫ح‬َُُِٜٜٚ‫أ‬ َُْ٘‫ا‬َ‫س‬ٓٔ‫ص‬َُِٜٜٓٚ‫أ‬ َُْ٘‫ا‬َ‫د‬ٓ٢ٛ.
  • 29. 23 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m ―Tidaklah dilahirkan seorang anak melainkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua ibu bapanyalah yang meyahudikannya atau menasranikan-nya atau memajusikannya.‖ (HR.Muslim) ٔ‫ؿ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜ‫ع‬ ُ‫د‬ٜ‫ي‬ِٛ‫َـ‬ٜ ٕ‫د‬ِٛٝ‫ي‬ََِٛ ٌُٓٝ‫ن‬ٔ٠َ‫س‬ٞٛ-ٔ١ًُٜٓٔٞ‫ي‬‫ا‬ ٔٙٔ‫ر‬َٖ ٢ًَٜ‫ع‬ :ٕ١َٜ‫ا‬َٚ٢‫ز‬ ٢ٔ‫ؾ‬َٚ-َُْ٘‫ا‬َ‫س‬ٓٔ‫ص‬َُِٜٜٓٚ‫أ‬ َُْ٘‫ا‬َ‫د‬ٓ٢َُٜٛٗ ُٙ‫َا‬َٛ‫ب‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ ‫َ؟‬٤‫َا‬‫ع‬ِ‫د‬َ‫ج‬ َِٔٔ ‫َا‬ِٗٝٔ‫ؾ‬ َُِٕٛٓ‫ط‬ٔ‫ر‬ُ‫ت‬ ٌَِٖ ،َ٤‫َا‬‫ع‬َُِ‫ج‬ ٠١َُِٝ٢َٗ‫ب‬ ُ‫د‬ٜ‫ي‬ُِٛ‫ت‬ ‫َا‬ُٜ‫ن‬ ،َُْ٘‫ا‬َ‫ط‬ٓٔ‫ح‬َُُِٜٜٚ‫أ‬ ―Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah‖—dalam riwayat lain disebutkan: ―Dalam keadaan memeluk agama ini—Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani atau Majusi sebagaimana seekor binatang dilahirkan dalam keadaan utuh (sempurna), apakah kalian mendapatinya dalam keadaan terpotong (cacat)‖ (HR. Bukhari dan Muslim) Sebuah riwayat yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, yang ia terima dari Ismail, dan Ismail menerimanya dari Yunus bin Al-Hasan dan ia menerimanya dari Al-Aswad bin Sarii`, ia berkata: ٓ‫ت‬َ‫ذ‬ ُ‫ع‬‫ٓا‬َٓ‫ي‬‫ا‬ ٌََ‫ت‬‫ٜا‬‫ك‬ٜ‫ؾ‬ ،‫ّا‬‫س‬ٜ‫ؿ‬ٜ‫ظ‬ ُ‫ت‬ِ‫ب‬َ‫ص‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ َُ٘‫ع‬ََ َُ َِٚ‫ص‬ٜ‫غ‬َٚ ًََِٜٓ‫ض‬َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬ ٢ًَٜٓ‫ص‬ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٍَُِٛ‫ض‬َ‫ز‬ ُ‫ت‬َِٝ‫ت‬ٜ‫أ‬ۖ٣ ‫ٝٛا‬ًَ‫ت‬ٜ‫ق‬،٢ٕ‫َا‬‫د‬ٞ‫ي‬٢ٛٞ‫ي‬‫ا‬َ‫ؼ‬ًَٜ‫ب‬ٜ‫ؾ‬‫ذ‬ٜۖ‫و‬ٔ‫ي‬ٍَُِٛ‫ض‬َ‫ز‬ٔ‫هلل‬‫ا‬٢ًَٜٓ‫ص‬ٝ‫هلل‬‫ا‬ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ًََِٜٓ‫ض‬ٍَُٚ‫َا‬‫ب‬‫َا‬َ :ٍَ‫ٜا‬‫ك‬ٜ‫ؾ‬٣ّ‫َا‬ٛٞ‫ق‬ٜ‫أ‬َُُِٖ‫ش‬َٚ‫َا‬‫ج‬ٌُِ‫ت‬ٜ‫ك‬‫ي‬ٞ‫ا‬ ٓ‫ت‬َ‫ذ‬ ََِّٛٝ‫ي‬ٞ‫ا‬ۖ٣‫ٝٛا‬ًَ‫ت‬ٜ‫ق‬‫ٜ؟‬١َٜٓ٢‫ز‬ُٓ‫ر‬‫ي‬‫ا‬ٍَ‫ٜا‬‫ك‬ٜ‫ؾ‬ٍَُِٛ‫ض‬َ‫ز‬‫َا‬ٜ :ٌُْ‫ج‬َ‫ز‬ٔ‫هلل‬‫ا‬ُِِٖ‫َا‬َٜ‫أ‬َُِٓ‫ث‬،َِٔٝٔ‫ن‬٢‫س‬ِ‫ػ‬ٝ‫مل‬ٞ‫ا‬ُ٤‫َا‬ٓ‫ِـ‬‫ب‬ٜ‫أ‬‫ِا‬ًُٛٝ‫ت‬ٞ‫ك‬َ‫ت‬ٜ‫ال‬ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ‫ِا‬ًُٛٝ‫ت‬ٞ‫ك‬َ‫ت‬ٜ‫ال‬،ٟ١َٜٓٓ٢‫ز‬ُ‫ذ‬ٌُٓٝ‫ن‬ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬َٚ،ٟ١َٜٓٓ٢‫ز‬ُ‫ذ‬٢ًَٜ‫ع‬ُ‫د‬ٜ‫ي‬ِٛ‫ُـ‬‫ت‬ٕ١َُِ‫ط‬َْٓ‫ت‬َ‫ذ‬ٔ٠َ‫س‬ٞٛٔ‫ؿ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ۖ٣َ‫ب‬َ‫س‬ِ‫ع‬َُُْٜٗ‫ا‬َ‫ط‬ٔ‫ي‬ ‫َا‬َِٗٓ‫ع‬‫َا‬ْٗٔ‫ا‬َ‫د‬ٓ٢َُٜٛٗ ُٙ‫َا‬َٛ‫ب‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ ،‫ا‬ ‫َا‬ْٗٔ‫ا‬َ‫س‬ٓٔ‫ص‬َُٜٓ ِٜٚ‫أ‬. Aku datang kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam, lalu aku pergi berperang bersama beliau, maka aku pun mendapat kemenangan. Orang-orang pun hebat berperang di hari itu, sampai ada yang membunuh anak-anak. Maka sampailah berita itu kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam. Lalu beliau bersabda: ―Apa namanya perbuatan kaum itu. Mereka telah melampaui batas dalam hal membunuh di hari ini, sampai keturunan mereka (anak-anak) pun dibunuhi.‖ Seorang laki-laki berkata: ―Ya Rasulullah, bukankah anak-anak yang dibunuh itu adalah anak-anak musyrikin?‖ Rasulullah bersabda: ―Jangan begitu!
  • 30. 24 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m Ingatlah bahwa yang terkemuka di antara kamu sekarang ini adalah anak-anak dari orang-orang musyrikin. Jangan dibunuh keturunan, jangan dibunuh keturunan. Ingatlah bahwa tiap-tiap orang dilahirkan dalam keadaan fitrah, sampai lidahnya bisa berucap. Ayah bundayalah yang meyahudikan atau menasranikan.‖ (HR. An-Nasa’i). Dalam Shahih Muslim diriwayatkan dari `Iyadh bin Himar, ia berkata, Rasulullah Saw bersabda: َََٓ‫س‬َ‫ذ‬َٚ ِِ٢ِٜٗٔٓٔ‫د‬ َِٔ‫ع‬ ُِِِٗ‫ت‬ٜ‫ي‬‫ا‬َ‫ت‬ِ‫ج‬‫ٜا‬‫ؾ‬ ُِٔٝٔ‫ط‬‫َا‬ٝ‫ٓـ‬َ‫ػ‬‫ي‬‫ا‬ ُُِِٗ‫ت‬َ٤‫َا‬‫ح‬‫ٜـ‬‫ؾ‬ َ٤‫ٜا‬‫ؿ‬َُٓ‫ذ‬ ِٟٔ‫د‬‫َا‬‫ب‬ٔ‫ع‬ ُ‫ت‬ٞ‫ك‬ًَٜ‫خ‬ ٢ْٓٔ٢‫إ‬ :ٝ‫هلل‬‫ا‬ ٍُِٛٝ‫ك‬َِِٜ٢ًَِٜٗٝ‫ع‬ ِ‫ت‬ ُِِٜٗ‫ي‬ ُ‫ت‬ًًِٜٞ‫ذ‬ٜ‫أ‬‫َا‬َ Allah berfirman: ―Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hamba- Ku dalam keadaan hanif (lurus). Maka datanglah setan-setan kepada mereka, lalu menyimpangkan mereka dari agamanya dan mengharamkan bagi mereka apa yang telah Aku halalkan bagi mereka.‖ Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam, beliau bersabda: ِٓٝ‫ن‬ٜ‫أ‬ ٕ٤َِٞ‫غ‬ َِٔٔ ٢‫ض‬ِ‫ز‬ٜ‫َأ‬ٞ‫ا‬ ٢ًَٜ‫ع‬‫َا‬َ ٜ‫و‬ٜ‫ي‬ َٕ‫ٜا‬‫ن‬ ِٜٛ‫ي‬ َ‫ت‬ِٜٜ‫أ‬َ‫ز‬ٜ‫أ‬ :ٔ١ََ‫َا‬ٝٔ‫ك‬ٞ‫ي‬‫ا‬ َِّٛ‫َـ‬ٜ ٢‫ز‬‫ٓا‬َٓ‫ي‬‫ا‬ ٢ٌِٖٜ‫أ‬ َِٔٔ ٢ٌُ‫ج‬َٓ‫س‬ًٔ‫ي‬ ٍُ‫ٜا‬‫ك‬ُٜ‫ٔ؟‬٘ٔ‫ب‬‫ّا‬ٜٔ‫د‬َ‫ت‬ٞ‫ؿ‬َُ َ‫ت‬ ‫ذ‬ َِٔٔ ََِٕٖٜٛ‫أ‬ ٜ‫و‬َِٓٔ َُ ِ‫د‬َ‫ز‬ٜ‫أ‬ ِ‫د‬ٜ‫ق‬ :ٍُِٛٝ‫ك‬َٜٝ‫ؾ‬ ،َِِ‫ع‬َْ :ٍُِٛٝ‫ك‬َٜٝ‫ؾ‬ ،ٍَ‫ٜا‬‫ق‬َُۖ ِ‫ر‬َ‫خ‬ٜ‫أ‬ِ‫د‬ٜ‫ق‬،ٜ‫و‬ٔ‫ي‬ٜ‫و‬ًَِٜٝ‫ع‬٢ٔ‫ؾ‬ِٜٗ‫ظ‬ٔٙ٢‫س‬ََّ‫د‬‫آ‬ٜ‫ال‬ِْٜ‫أ‬ ٜ‫ى‬٢‫س‬ِ‫ػ‬ُ‫ت‬ِٞٔ‫ب‬ِٞٔ‫ب‬ ٜ‫ى‬٢‫س‬ِ‫ػ‬ُ‫ت‬ ِٕٜ‫أ‬ ٜٓ‫ال‬٢‫إ‬ َ‫ت‬َِٝ‫ب‬ٜ‫أ‬ٜ‫ؾ‬ ،‫ّا‬٦َِٝ‫غ‬ ―Ditanyakan kepada salah seorang penghuni neraka pada hari Kiamat kelak: ‗Bagaimana pendapatmu jika engkau mempunyai sesuatu di atas bumi, apakah engkau bersedia untuk menjadikannya sebagai tebusan?‘ Maka ia menjawab: ‗Ya, bersedia.‘ Kemudian Allah berfirman: ‗Sesungguhnya Aku telah menghendaki darimu sesuatu yang lebih ringan dari itu. Aku telah mengambil perjanjian darimu ketika masih berada di punggung Adam, yaitu agar engkau tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu pun, tetapi engkau menolak, dan tetap mempersekutukan Aku.‘‖ (HR. Bukhari dan Muslim) Ada hadist lain, diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Muslim bin Yasar Al-Juhani, bahwa Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu pernah ditanya
  • 31. 25 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m mengenai ayat ini, „Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak- anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Akui ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi‟(QS. Al-A`raf: 172). Maka, Umar pun menjawab, aku mendengar Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam ditanya mengenai ayat tersebut, kemudian beliau menjawab: ًَٜ‫خ‬ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ،ٟ١َٜٓٓ٢‫ز‬ُ‫ذ‬ َُِ٘ٓٔ َ‫د‬َ‫س‬ِ‫د‬َ‫ت‬ِ‫ض‬‫ٜا‬‫ؾ‬ ،َُِٔ٘ٔٓٝٔٝٔ‫ب‬ َُٙ‫س‬ِٜٗ‫ظ‬ َ‫ح‬َ‫ط‬ََ َُِٓ‫ث‬ ُّٜ‫ال‬َٓ‫ط‬‫ي‬‫ا‬ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ََّ‫د‬‫آ‬ َ‫ل‬ًَٜ‫خ‬ ٜ‫هلل‬‫ا‬ َٕٓ٢‫إ‬ٔ١ََٓٓ‫ح‬ًٞٔ‫ي‬ ٔ٤ٜ‫ال‬ُ‫ؤ‬َٖ ُ‫ت‬ٞ‫ك‬ :ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ،ٟ١َٜٓٓ٢‫ز‬ُ‫ذ‬ َُِ٘ٓٔ َ‫د‬َ‫س‬ِ‫د‬َ‫ت‬ِ‫ض‬‫ٜا‬‫ؾ‬ َُٙ‫س‬ِٜٗ‫ظ‬ َ‫ح‬َ‫ط‬ََ َُِٓ‫ث‬ ،ًََُِِٕٛٝ‫ع‬َٜ ٔ١ََٓٓ‫ح‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٢ٌِٖٜ‫أ‬ ٢ٌََُ‫ع‬ٔ‫ب‬َٚ٢ٌِٖٜ‫أ‬ ٢ٌََُ‫ع‬ٔ‫ب‬َٚ ٢‫ز‬‫ٓا‬ًَٓٔ‫ي‬ ٔ٤ٜ‫ال‬ُ‫ؤ‬َٖ ُ‫ت‬ٞ‫ك‬ًَٜ‫خ‬ َٚ ًَِٜٔ٘ٝ‫ع‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬ ٢ًَٜٓ‫ص‬ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٍُُِٛ‫ض‬َ‫ز‬ ٍَ‫ٜا‬‫ق‬ ‫ُ؟‬ٌََُ‫ع‬ٞ‫ي‬‫ا‬ َِِٝٔ‫ؿ‬ٜ‫ؾ‬ ٔ‫هلل‬‫ا‬ ٍَُِٛ‫ض‬َ‫ز‬‫َا‬ٜ :ٌُُ‫ج‬َٓ‫س‬‫ي‬‫ا‬ ٍَ‫ٜا‬‫ك‬‫ٜـ‬‫ؾ‬ .ًََُِِٕٛٝ‫ع‬َٜ ٢‫ز‬‫ٓا‬َٓ‫ي‬‫ا‬‫َا‬‫ذ‬٢‫إ‬ :ًََِٜٓ‫ض‬ ِٖٜ‫أ‬ ٢ٍ‫َا‬ُِ‫ع‬ٜ‫أ‬ٔ‫ب‬ ًَُُِٜ٘‫ع‬َ‫ت‬ِ‫ض‬ٔ‫ا‬ ،ٔ١ََٓٓ‫ح‬ًٞٔ‫ي‬ َ‫د‬ِ‫ب‬َ‫ع‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٝ‫هلل‬‫ا‬ َ‫ل‬ًَٜ‫خ‬ٓ‫ت‬َ‫ذ‬ ،ٔ١ََٓٓ‫ح‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٢ٌۖ٣ََ َُُِٜٛ٢ًَٜ‫ع‬٣ٌََُ‫ع‬َِٔٔ٢ٍ‫َا‬ُِ‫ع‬ٜ‫أ‬٢ٌِٖٜ‫أ‬ ،ٔ١ََٓٓ‫ح‬ٞ‫ي‬‫ا‬ًُ٘ٝٔ‫خ‬ِ‫د‬ُٜٝ‫ؾ‬ٔ٘ٔ‫ب‬‫َا‬‫ذ‬٢‫إ‬َٚ .ٜ١ََٓٓ‫ح‬ٞ‫ي‬‫ا‬َ‫ل‬ًَٜ‫خ‬َ‫د‬ِ‫ب‬َ‫ع‬ٞ‫ي‬‫ا‬،٢‫ز‬‫ٓا‬ًَٓٔ‫ي‬ًَُُِٜ٘‫ع‬َ‫ت‬ِ‫ض‬ٔ‫ا‬٢ٍ‫َا‬ُِ‫ع‬ٜ‫أ‬ٔ‫ب‬٢ٌِٖٜ‫أ‬،٢‫ز‬‫ٓا‬َٓ‫ي‬‫ا‬ٓ‫ت‬َ‫ذ‬ۖ٣ََ َُُِٜٛ٢ًَٜ‫ع‬ ٣ٌََُ‫ع‬َٔٔ٢ٍ‫َا‬ُِ‫ع‬ٜ‫أ‬٢ٌِٖٜ‫أ‬،٢‫ز‬‫ٓا‬َٓ‫ي‬‫ا‬ٔ‫خ‬ِ‫د‬ُٜٝ‫ؾ‬َ‫ز‬‫ٓا‬َٓ‫ي‬‫ا‬ ٔ٘ٔ‫ب‬ ًُ٘ٝ ―Sesungguhnya Allah menciptakan Adam Alaihisallam, lalu Allah mengusap punggungnya dengan tangan kanan-Nya, maka keluarlah darinya keturunannya dan Allah berfirman, ‗Aku telah menciptakan mereka sebagai ahli surga dan dengan amalan ahli surga mereka beramal.‘ Lalu mengusap lagi punggungnya dan mengeluarkan darinya keturunan yang lain, Allah pun berfirman, ‗Aku telah menciptakan mereka ahli neraka dan dengan amalan ahli neraka mereka beramal.‘ Kemudian ada seseorang yang bertanya, ‗Ya Rasulullah, lalu untuk apa kita beramal?‘ Beliau menjawab, ‗Sesungguhnya, jika Allah menciptakan seorang hamba sebagai penghuni surga, maka Allah menjadikannya berbuat dengan amalan penghuni surga sehingga ia meninggal dunia di atas amalan-amalan penghuni surga lalu ia dimasukkan ke dalam surga karenanya. Dan jika Allah menciptakan seorang hamba sebagai penghuni neraka, maka Dia akan menjadikannya berbuat dengan amalan penghuni neraka sehingga ia meninggal dunia di atas amalan dari amalan-amalan penghuni neraka lalu ia dimasukkan ke dalam neraka karenanya.‘‖(HR. Abu Dawud, An-Nasa’i, At- Turmidzi, dan Ibnu Hibban). 6. Islam untuk kemaslahatan umat (din al-mashalih)
  • 32. 26 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m Islam tidak bisa lepas dari konsep tentang maqasid al-syariah yaitu tujuan dan maksud dari adanya sebuah syariah. Konsep ini berfungsi untuk menjaga kemaslahatan bagi manusia, baik duniawi maupun ukhrawi. Maqasid al-syari‟ah terebut diwujudkan dalam lima pilar agung, yaitu menjaga agama (hifdz al-din), jiwa (hifdz al-nafs), akal (hifdz al-aql), keturunan (hifdz al-nasl), dan harta (hifdz al- mal). a) Menjaga agama (hifdz al-din), Menjaga agama merupakan pilar tertinggi dalam Islam. Hal itu sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta‟ala: ٢ُٕٚ‫د‬ُ‫ب‬ِ‫ع‬َٝٔ‫ي‬ ‫٤ا‬‫ي‬٢‫إ‬ َ‫ظ‬ِْ٢‫إ‬ٞ‫ي‬‫ا‬َٚ ٖٔٔ‫ح‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ُ‫ت‬ٞ‫ك‬ًَٜ‫خ‬ ‫َا‬ََٚ “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku.‖ (QS. Adz-Dzâriyat: 56) Ayat ini secara tegas menjelaskan, bahwa hakikat inti penciptaan makhluk adalah untuk beribadah kepada Allah.Untuk mencapai tujuan ini, maka Allah mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab-Nya, agar kegiatan beribadah terjaga dan sesuai dengan prosedur syariat. Sebagaimana firman-Nya, ًٖٓٔ‫ي‬ َٕٛٝ‫ه‬َٜ ‫٤ا‬ًَ٦ٔ‫ي‬ َٜٔ٢‫ز‬ٔ‫ر‬ََُِٓٚ َٜٔ٢‫س‬ٚ‫ػ‬َ‫ب‬َُ ‫ٟا‬ًُ‫ض‬ُ‫ز‬٢ٌُ‫ض‬ٗ‫س‬‫ي‬‫ا‬ َ‫د‬ِ‫ع‬َ‫ب‬ ٠١ٖ‫ح‬ُ‫ذ‬ ٔ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ ٢ًَٜ‫ع‬ ٢‫ع‬‫ا‬ “(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu.” (QS.An-Nisa: 165) ٔ‫ؾ‬ ‫َا‬ِٓ‫ث‬َ‫ع‬َ‫ب‬ ِ‫د‬ٜ‫ك‬ٜ‫ي‬َََٚ ٛٝ‫غ‬‫٤ا‬ٛ‫ي‬‫ا‬ ‫ُٛا‬‫ب‬َٔٓ‫ت‬ِ‫ج‬‫َا‬ٚ َ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ ‫ُٚا‬‫د‬ُ‫ب‬ِ‫ع‬‫ا‬ ٢ٕٜ‫أ‬ ‫ٟا‬‫ي‬ُٛ‫ض‬َ‫ز‬ ٕ١َٖٝ‫أ‬ ٌٚٝ‫ن‬ ٞ “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu.” (QS. An-Nahl: 36) Selain itu, Agar din (agama) terjaga dari kerusakan, maka syari‘at juga mengharamkan perbuatan riddah (murtad), dan memberikan hukuman kepada pelakunya. Hal itu, karena riddah merupakan perbuatan yang amat bahaya yang dapat merobohkan agama. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam:
  • 33. 27 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m ًُُٙٛٝ‫ت‬ٞ‫ق‬‫ٜا‬‫ؾ‬ َُٜ٘ٓٔ‫د‬ ٍَٖ‫د‬َ‫ب‬ ََِٔ ―Barangsiapa yang mengganti agamanya, maka bunuhlah dia‖ (HR Bukhari) ٜٔ‫د‬ٔ‫ي‬ ُ‫م‬٢‫ز‬‫ٜا‬‫ؿ‬ُُٞ‫ي‬‫ا‬ َٚ ْٞٔ‫ا‬ٖ‫ص‬‫ي‬‫ا‬ ُ‫ب‬ٖٚٝ‫ث‬‫ي‬‫ا‬َٚ ٢‫ظ‬ٞ‫ؿ‬ٖٓ‫ي‬‫ا‬ٔ‫ب‬ ُ‫ظ‬ٞ‫ؿ‬ٖٓ‫ي‬‫ا‬ ٕ‫ث‬‫ٜا‬ًَ‫ث‬ ٣َ‫د‬ِ‫ذ‬٢‫إ‬ٔ‫ب‬ ‫٤ا‬‫ي‬٢‫إ‬ ٣ًِِٔ‫ط‬َُ ٣‫ئ‬٢‫س‬َِ‫ا‬ َُّ‫د‬ ٌٗٔ‫ر‬َٜ ‫ٜا‬‫ي‬ٝ‫ى‬٢‫ز‬‫ٖا‬‫ت‬‫ي‬‫ا‬ ٔ٘ٔٓ َ‫ع‬‫َا‬َُ‫ح‬ًٞٔ‫ي‬ٔ١ ―Tidak halal darah seorang muslim (tidak boleh dibunuh), kecuali dengan salah satu di antara tiga sebab yaitu jiwa dengan jiwa, orang tua yang berzina, orang yang murtad meninggalkan agamanya dan jama‘ahnya.‖ (HR. Bukhari) b) Menjaga jiwa (hifdz al-nafs) Islam memerintahkan umatnya agar senantiasa menjaga jiwanya, dan mengharamkan segala hal yang dapat menghilangkan jiwa, seperti membunuh orang lain tanpa jalan yang haq, atau membunuh dirinya sendiri (bunuh diri). Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam nash berikut ini, َُِْٕٛ‫ص‬َٜ ‫ٜا‬‫ي‬َٚ ٚ‫ل‬َ‫ر‬ٞ‫ي‬‫ا‬ٔ‫ب‬ ‫٤ا‬‫ي‬٢‫إ‬ ُ٘٤ً‫ي‬‫ا‬ َّٖ‫س‬َ‫ذ‬ ٞٔ‫ت‬٤‫ي‬‫ا‬ َ‫ظ‬ٞ‫ؿ‬ٖٓ‫ي‬‫ا‬ ًَُٕٛٝ‫ت‬ٞ‫ك‬َٜ ‫ٜا‬‫ي‬َٚ “(Di antara sifat hamba-hamba Allah Yang Maha Penyayang yaitu) tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina.” (QS. Al-Furqan: 68) ‫ّا‬‫د‬َ‫ب‬ٜ‫أ‬ ‫َا‬ٗٝٔ‫ؾ‬ ‫ّا‬‫د‬٤ًَ‫د‬َُ ‫ّا‬‫د‬ٔ‫ي‬‫ا‬َ‫خ‬ ٣ٖ‫د‬َ‫س‬َ‫ت‬َٜ َََِٖٓٗ‫ج‬ ٢‫ز‬‫َا‬ْ ٞٔ‫ؾ‬ َُٜٛٗ‫ؾ‬ َُ٘‫ط‬ٞ‫ؿ‬َْ ٌََ‫ت‬ٜ‫ك‬ٜ‫ؾ‬ ٣ٌَ‫ب‬َ‫ج‬ َِٔٔ ٣ٖ‫د‬َ‫س‬َ‫ت‬ ََِٔ ―Barangsiapa yang menjatuhkan dirinya dari gunung lalu dia membunuh dirinya (mati), maka dia akan berada dalam Neraka Jahannam dalam keadaan melemparkan diri selama-lamanya.‖ (HR. Bukhari) Kedua nash di atas tampak jelas bahwa Islam senantiasa melindugi kelestarian jiwa umatnya, yaitu dengan menjaganya dan menjauhkannya dari segala hal yang dapat merusaknya.Untuk merealisasikan itu semua, maka Islam membuat suatu aturan yang disebut dengan “qishas”, agar kelestarian jiwa tetap terjaga dan lestari. Allah Azza wa Jalla berfirman:
  • 34. 28 | S T U D I I S L A M I I I W a w a s a n I s l a m َٕٛٝ‫ك‬ٖ‫ت‬َ‫ت‬ ِِٝ‫ه‬٤ًَ‫ع‬ٜ‫ي‬ ٔ‫ب‬‫َا‬‫ب‬ٞ‫ي‬ٜ‫أ‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ي‬ٚٝ‫أ‬ ‫َا‬ٜ ٠٠‫َا‬َٝ‫ذ‬ ٢‫ص‬‫َا‬‫ص‬ٔ‫ك‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ ِِٝ‫ه‬ٜ‫ي‬َٚ “Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah:179) Dalam ayat ini Allah Azza wa Jalla menjadikan qishash sebagai salah satu sebab kelestarian kehidupan, padahal qishash itu merupakan bentuk hukuman mati. Mengapa bisa demikian? Karena, dengan keberadaan hukum qishash, maka bagi para pelaku kriminal menjadi jera, kehidupan pun menjadi aman. Jadi, qishash merupakan salah satu aturan yang dapat menghentikan segala tindakan kriminal yang akan merenggut nyawa manusia, sehingga terwujud kehidupan yangaman, damai, tenang, dan dalam naungan hukum Allah. c) Menjaga akal (hifdz al-aql) Akal merupakan karunia Allah yang diberikan kepada manusia agar dapat berfikir, memahami perintah dan larangan Allah. Oleh karenanya akal harus dijaga, agar tidak rusak. Maka dari itu, Islam memberikan aturan hukum tentang keharaman khamr, karena khamr merupakan faktor utama yang dapat menghilangkan, dan merusak akal serta dapat menjatuhkan pelakunya kedalam perbuatan haram dan keji serta terhalang dari jalan Allah. ٢ٕ‫ٜا‬َِٛٝٓ‫ػ‬‫ي‬‫ا‬ ٢ٌََُ‫ع‬ َِٔٔ ْ‫ظ‬ِ‫ج‬٢‫ز‬ ُّ‫ٜا‬‫ي‬ِ‫ش‬ٜ‫أ‬ٞ‫ي‬‫ا‬َٚ ُ‫ب‬‫َا‬‫ص‬ِْٜ‫أ‬ٞ‫ي‬‫ا‬َٚ ُ‫س‬ٔ‫ط‬َُِٝٞ‫ي‬‫ا‬َٚ ُ‫س‬َُِ‫د‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ‫َا‬َُْٓ٢‫إ‬ ‫ُٛا‬ََٜٓ‫آ‬ َٜٔٔ‫ر‬ٜٓ‫ي‬‫ا‬ ‫َا‬ُٜٜٗٓ‫أ‬ ‫َا‬ُُٜٙٛ‫ب‬َٔٓ‫ت‬ِ‫ج‬‫ٜا‬‫ؾ‬ َ‫د‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ٞٔ‫ؾ‬ َ٤‫َا‬‫ط‬ِ‫ػ‬َ‫ب‬ٞ‫ي‬‫ا‬َٚ ٜ٠َٚ‫َا‬‫د‬َ‫ع‬ٞ‫ي‬‫ا‬ ُِٝ‫ه‬ََِٓٝ‫ب‬ َ‫ع‬ٔ‫ق‬ُٜٛ ِٕٜ‫أ‬ ُٕ‫ٜا‬َِٛٝٓ‫ػ‬‫ي‬‫ا‬ ُ‫د‬ٜ٢‫س‬ُٜ ‫َا‬َُْٓ٢‫إ‬ َُٕٛ‫ر‬ًٔٞ‫ؿ‬ُ‫ت‬ ِِٝ‫ه‬ًَٜٓ‫ع‬ٜ‫ي‬٢‫س‬ٔ‫ط‬َُِٝٞ‫ي‬‫ا‬َٚ ٢‫س‬ُِ ََُٕٛٗ‫ت‬َُِٓ ُِِ‫ت‬ِْٜ‫أ‬ ٌَِٜٗ‫ؾ‬ ٔ٠‫ٜا‬ًَٓ‫ص‬‫ي‬‫ا‬ ٢َٔ‫ع‬َٚ ًٜٔ٘ٓ‫ي‬‫ا‬ ٢‫س‬ٞ‫ن‬ٔ‫ذ‬ َِٔ‫ع‬ ِِٝ‫ن‬َٓ‫د‬ُ‫ص‬ََٜٚ "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)." (QS. Al-Maaidah: 90-91)