SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 15
BAB I
                                    PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang
       Al-Qur‟an adalah kitab suci kaum muslimin dan menjadi sumber ajaran Islam yang
pertama dan utama yang harus mereka imani dan aplikasikan dalam kehidupan mereka agar
mereka memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Karena itu, tidaklah berlebihan jika selama
ini kaum muslimin tidak hanya mempelajari isi dan pesan-pesannya. Tetapi juga telah berupaya
semaksimal mungkin untuk menjaga otentitasnya. Upaya itu telah mereka laksanakan sejak Nabi
Muhammad SAW. masih berada di Mekkah dan belum berhijrah ke Madinah hingga saat ini.
Dengan kata lain upaya tersebut telah mereka laksanakan sejak al-Qur‟an diturunkan hingga saat
ini. Mengenai mengerti asbabun nuzul sangat banyak manfaatnya. Karena itu tidak benar orang-
orang mengatakan, bahwa mempelajari dan memahami sebab-sebab turun Al-Qur‟an itu tidak
berguna, dengan alasan bahwa hal-hal yang berkaitan dengan ayat-ayat al-Qur‟an itu telah masuk
dalam ruang lingkup sejarah. Di antara manfaatnya yang praktis ialah menghilangkan kesulitan
dalam memberikan arti ayat-ayat al-Qur‟an.
      Imam al-Wahidi menyatakan; tidak mungkin orang mengerti tafsir suatu ayat, kalau tidak
mengetahui ceritera yang berhubungan dengan ayat-ayat itu, tegasnya untuk mengetahui tafsir
yang terkandung dalam ayat itu harus mengetahui sebab-sebab ayat itu diturunkan.
      Ulama salaf tatkala terbentur kesulitan dalam memahami ayat, mereka segera kembali
berpegang pedoman asbabun nuzulnya. Dengan cara ini hilanglah semua kesulitan yang mereka
hadapi dalam mempelajari al-Qur‟an tentang “Asbabun Nuzul”.
      Dalam hal ini penulis mencoba menuangkan dalam bentuk makalah yang berjudul
“ASBABUN NUZUL” dengan harapan semoga makalah ini dapat menambah keimanan dan
keilmuan kita baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amin.


B.     Pembatasan Masalah
       Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis memberikan batasan
       masalah agar tujuan makalah lebih terfokus dan tidak terlalu luas, yaitu mengenai :
       1. Pengertian Asbabun Nuzul
       2. Pentingnya Ilmu Asbabun Nuzul

1|Page
3. Latar Belakang Turunnya Ayat
     4. Perbedaan Pendapat Ulama tentang Riwayat Asbabun Nuzul


C.   Perumusan Masalah
     Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan
     di bahas, yaitu :
     1. Apa Pengertian Asbabun Nuzul ?
     2. Bagaimana Pentingnya Ilmu Asbabun Nuzul ?
     3. Bagaimana Latar Belakang Turunnya Ayat ?
     4. Perbedaan Pendapat Ulama tentang Riwayat Asbabun Nuzul ?


D.   Tujuan dan Kegunaan Makalah
     Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas kelompok yang
     diberikan oleh Dosen AIKA (pengantar Studi Al-Quran), Bapak Dosen Zulpiqor, M.Ag.
     Sedangkan kegunaan makalah ini adalah sebagai bahan referensi belajar bagi para
     mahasiswa khususnya, dan para pembaca pada umumnya.




2|Page
BAB II
                                      PEMBAHASAN
A. Pengertian Asbabun Nuzul
   Asbabun Nuzul, dalam pengertian literal bahasa verbal adalah sebab-sebab turunnya Al-
Qur‟an. Secara historis, Al-Qur‟an bukanlah wahyu yang turun dalam ruang hampa, tetapi ia
mempunyai latar belakang, argumentasi dan faktor-faktor tertentu yang menjadikan dia “turun”
ke bumi. Hal ini karena, Al-Qur‟an “diturunkan” sebagai alat untuk menjawab problematika
kehidupan di muka bumi. Oleh karena itu, kehadirannya di alam material sangat terkait ruang
dan waktu tertentu yang menjadi faktor-faktor di balik turunnya Al-Qur‟an.
   Ungkapan Asbab An-Nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata “asbab” dan nuzul Secara
etimologis, asbabun nuzul ayat itu berarti sebab-sebab yang melatar belakangi terjadinya sesuatu
atau dalam hal ini adalah sebab-sebab turun ayat. dalam pengertian sederhana turunnya suatu
ayat disebabkan oleh suatu peristiwa, sehingga tanpa adanya peristiwa itu, ayat tersebut itu tidak
turun.


Banyak pengertian terminologi yang dirumuskan oleh para ulama, diantaranya :
1. Az Zarqani :
    “Asbab An-Nuzul” adalah “khusus atau sesuatu yang terjadi, serta ada hubungannya
    dengan turunnya Al Qur’an sebagai penjelas hukum pada saat peristiwa itu terjadi.”


2. Ash Shabuni :
    “Asbab An-Nuzul” adalah “peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau
    beberapa ayat yang mulia yang berhubungan dengan kejadian tersebut baik berupa
    pertanyaan yang diajukan kepada nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan
    agama.”


3. Subhi Shalih :
    “Asbab An-Nuzul” adalah “Sesuatu yang dengan sebabnyalah turun sesuatu ayat atau
    beberapa ayat yang mengandung sebab itu, atau memberi jawaban tentang sebab itu, atau
    menerangkan hukumnya; pada masa terjadinya peristiwa itu.”



3|Page
4. Mana Al Qathan :
    “Asbab An-Nuzul” adalah “Peristiwa yang menyebabkan turunnya Al Qur’an berkenaan
    dengan waktu peristiwa itu terjadi baik berupa suatu kejadian atau pertanyaan yang
    diajukan kepada Nabi.”


        Kendatipun redaksinya pendefinisian diatas berbeda, namun hal itu menyimpulkan
    bahwa, Asbab An-Nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang melatar belakangi turunnya Al
    Qur‟an itu sangat beragam, diantaranya berupa konflik sosial seperti :
      a) Ketegangan antara suku aus dan suku khazraj,
      b) Kesalahan besar seperti, kasus seorang sahabat yang mengimani shalat dalam keadaan
         mabuk, dan
      c) pertanyaan – pertanyaan yang diajukan para sahabat kepada Nabi, baik berkaitan
         dengan sesuatu yang telah lewat, sedang atau yang akan terjadi.
    Persoalan apakah semua ayat Al Qur‟an diturunkan berdasarkan Asbab An-Nuzul, ternyata
telah menjadi bahan kontroversi dikalangan para ulama. Sebagian ulama berpendapat bahwa
tidak semua ayat Al Qur‟an diturunkan dengan asbabun nuzul, sehingga diturunkan tanpa ada
yang melatar belakanginya (ibtida‟) dan ada pula Al Qur‟an yang diturunkan dengan
dilatarbelakangi oleh suatu peristiwa (ghairu ibtida‟). Pendapat tersebut hampir merupakan
konsensus para ulama ada yang mengatakan bahwa kesejarahan Arabi para Al Qur‟an pada masa
turunnya Al Qur‟an adalah latar belakanng turunnya Al Qur‟an secara makro sementara riwayat
– riwayat asbabun nuzul merupakan latar belakang mikronya. Pendapat ini berarti menganggap
bahwa semua ayat Al Qur‟an memiliki sebab - sebab yang melatar belakanginya.


B. Latar Belakang Turunnya Ayat
   Perlunya mengetahui asbabun nuzul, al-wahidi berkata: “Tidak mungkin kita mengetahui
penafsiran ayat Al-Qur’an tanpa mangetahui kisahnya dan sebab turunnya ayat adalah jalan
yang kuat dalam memahami makna Al-Qur’an”. Sedangkan Ibnu taimiyah berkata: “mengetahui
sebab turun ayat membantu untuk memahami ayat Al-Qur’an. Sebab pengetahuan tentang
“sebab” akan membawa kepada pengetahuan tentang yang disebabkan (akibat)”.
   Namum sebagaimana telah diterangkan sebelumnya tidak semua Al-Qur‟an harus
mempunyai sebab turun, ayat - ayat yang mempunyai sebab turun juga tidak semuanya harus

4|Page
diketahui sehingga, tanpa mengetahuinya ayat tersebut bisa dipahami, Ahmad adil kamal
menjelaskan bahwa turunnya ayat - ayat Al-Qur‟an melalui tiga cara:
       1) Ayat - ayat turun sebagai reaksi terhadap pertanyaan yang dikemukakan kepada nabi.
       2) Ayat - ayat turun sebagai permulaan tanpa didahului oleh peristiwa atau pertanyaan.
       3) Ayat - ayat yang mempunyai sebab turun itu terbagi menjadi dua kelompok :
              Ayat – ayat yang sebab turunnya harus diketahui ( hukum ), karena Asbabun
              Nuzulnya harus diketahui agar penetapan hukumnya tidak menjadi keliru.
              Ayat – ayatyang sebab turunnya tidak harus diketahui, ( ayat yang menyangkut
              kisah dalam Al-Qur‟an ).
   Kebanyakan ayat - ayat kisah turun tanpa sebab yang khusus, namun ini tidak benar bahwa
semua ayat - ayat kisah tidak perlu mengetahui sebab turunnya, bagaimanpun sebagian kisah Al-
Qur‟an tidak dapat dipahami tanpa pengetahuan tentang sebab turunnya.
   Sedangkan peristiwa yang melatar belakangi turunnya ayat terkadang justru muncul dari
pribadi Rasulullah Shallallâhu „alaihi wasallam sendiri sebagai penerima wahyu, seperti yang
melatari turunnya surat As-Sabâ‟. Ketika itu, Ibnu Ummi Maktum bermaksud menemui Nabi
Muhammad Shallallâhu „alaihi wasallam. Sementara Nabi Shallallâhu „alaihi wasallam sedang
sibuk berbincang-bincang dengan pemuka Quraisy dan mengajak mereka untuk masuk Islam.
   Di sela-sela kesibukan itu Ibnu Ummi Maktum menghaturkan diri seraya memohon “Ya
Rasulullah ajarilah aku apa yang telah diajarkan oleh Allah kepadamu”. Dia pun tidak henti-
hentinya memohon meskipun saat itu Rasulullah Shallallâhu „alaihi wasallam sedang sibuk
menyambut kelompok Quraisy, sehingga Rasulullah Shallallâhu „alaihi wasallam kurang begitu
memperhatikan kehadiran Ibnu Ummi Maktum karena kesibukannya itu. Kemudian turunlah
surat As-Sabâ‟ sebagai teguran terhadap Beliau Shallallâhu „alaihi wasallam. Sejak saat itulah
jika Rasulullah melihat Ummi Maktum Beliau Shallallâhu „alaihi wasallam berkata “Selamat
datang wahai orang yang membuat Allah menegurku”.
    Dan terkadang peristiwa yang melatar belakangi turunnya ayat itu berkenaan dengan
aktifitas sekelompok sahabat dan adakalanya juga muncul dari permasalahan orang - orang
munafik atau orang musyrik.
Pertanyaannya adalah, “apakah sebab yang melatarbelakangi turunnya ayat memberi batasan
tertentu pada makna umum ayat tersebut?”



5|Page
Ulama Ushul Fikih menetapkan bahwa sebuah ungkapan itu diarahkan pada makna umum
yang terkandung sebuah lafal dan tidak dibatasi oleh faktor yang melatarbelakanginya.
Maksudnya ialah, faktor yang melatar belakangi turunnya ayat tidak sampai membelenggu dan
membatasi pada keumuman makna yang dikandungnya, akan tetapi hanya sekedar
mempengaruhi turunnya wahyu. Walaupun ada beberapa ayat yang menurut mayoritas ulama
tertentu pada sebabnya saja, seperti ayat ke-17 dari surat al-Lail yang tertentu kepada Abu Bakar
Shallallâhu „alaihi wasallam.


C. Pentingnya Ilmu Asbabun Nuzul
   Allah menjadikan segala sesuatu melalui sebab-musabbab dan menurut suatu ukuran. Tidak
seorang pun manusia lahir dan melihat cahaya kehidupan tanpa melalui sebab-musabbab dan
berbagai tahap perkembangan. Tidak sesautu pun terjadi di dalam wujud ini kecuali setelah
melewati pendahuluan dan perencanaan. Begitu juga perubahan pada cakrawala pemikiran
manusia terjadi setelah melalui persiapan dan pengarahan. Itulah sunnatullah (hukum Allah)
yang berlaku bagi semua ciptaan-Nya, “dan engkau tidak akan menemukan perubahan pada
sunnatullah” (al-Ahzab, 62).
   Tidak ada bukti yang menyingkap kebenaran sunnatullah itu selain sejarah, demikian pula
penerapannya dalam kehidupan. Seorang sejarahwan yang berpandangan tajam dan cermat
mengambil kesimpulan, dia tidak akan sampai kepada fakta sejarah jika tidak mengetahui sebab-
musabab yang mendorong terjadinya peristiwa.
   Tapi tidak hanya sejarah yang menarik kesimpulan dari rentetan peristiwa yang
mendahuluinya, tapi juga ilmu alam, ilmu sosial dan kesusastraan pun dalam pemahamannya
memerlukan sebab - musabab yang melahirkannya, disamping tentu saja pengetahuan tentang
prinsip - prinsip serta maksud tujuan.
   Pentingnya ilmu asbabun nuzul dalam ilmu Al-Qur'an guna mempertegas dan
mempermudah dalam memahami ayat - ayatnya. Ilmu Asbabun Nuzul mempunyai pengaruh
yang penting dalam memahami ayat, karenanya kebanyakan ulama begitu memperhatikan ilmu
tentang Asbabun Nuzul bahkan ada yang menyusunnya secara khusus. Diantara tokoh
(penyusunnya) antara lain Ali Ibnu al-Madiny guru Imam al-Bukhari r.a. Kitab yang terkenal
dalam hal ini adalah kitab Asbabun Nuzul karangan al-Wahidy sebagaimana halnya judul yang
telah dikarang oleh Syaikhul Islam Ibnu Hajar. Sedangkan as-Sayuthy juga telah menyusun

6|Page
sebuah kitab yang lengkap lagi pula sangat bernilai dengan judul Lubabun Nuqul Fi Asbabin
Nuzul.
    Oleh karena pentingnya ilmu asbabun nuzul dalam ilmu Al-Qur'an guna mempertegas dan
mempermudah dalam memahami ayat-ayatnya, dapatlah kami katakan bahwa diantara ayat Al-
Qur'an ada yang tidak mungkin dapat dipahami atau tidak mungkin diketahui ketentuannya atau
hukumnya tanpa ilmu Asbabun Nuzul.
    Sebagian orang ada yang beranggapan, bahwa ilmu Asbabun Nuzul tidak ada gunanya dan
tidak ada pengaruhnya karena pembahasannya hanyalah berkisar pada lapangan sejarah dan
ceritera. Menurut anggapan mereka ilmu Asbabun Nuzul tidaklah akan mempermudah bagi
orang yang mau berkecimpung dalam menafsirkan ayat - ayat Al-Qur'an. Anggapan tersebut
adalah salah dan tidaklah patut didengar karena tidak berdasarkan pendapat para ahli Al-Qur'an
yang dikenal dengan ahli tafsir.
    Di sini akan diungkap secara sekilas pendapat sebagian ulama dan kemudian akan disertakan
beberapa faedah tentang ilmu Asbabun Nuzul.
    Al-Wahidy berpendapat: “menafsirkan ayat tanpa bertitik tolak dari sejarah dan penjelasan
turunnya tidaklah mungkin.”
    Ibnu Daqiqil 'Ied berpendapat: “Keterangan tentang Asbabun Nuzul adalah merupakan
salahsatu jalan yang tepat dalam memahami Al-Qur'an.”
    Ibnu Taimiyah berpendapat: “Ilmu Asbabun Nuzul akan membantu dalam memahami ayat,
karena ilmu tentang sebab akan menimbulkan ilmu tentang akibat.”
Dengan demikian akan jelaslah pentingnya ilmu Asbabun Nuzul sebagai bagian dari ilmu Al-
Qur'an.
Adapun faedah dari ilmu Asbabun Nuzul dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Mengetahui bentuk hikmah rahasia yang terkandung dalam hukum.
2. Menentukan hukum (takhshish) dengan sebab menurut orang yang berpendapat bahwa suatu
   ibarat itu dinyatakan berdasarkan khususnya sebab.
3. Menghindarkan prasangka yang mengatakan arti hashr dalam suatu ayat yang zhahirnya
   hashr.
4. Mengetahui siapa orangnya yang menjadi kasus turunnya ayat serta memberikan ketegasan
   bila terdapat keragu-raguan.
5. Dan lain-lain yang ada hubungannya dengan faedah ilmu Asbaun Nuzul.

7|Page
Beberapa contoh tentang faedah ilmu Asbabun Nuzul.
Pertama:
Marwan ibnul Hakam sulit dalam memahami ayat:




           “Janganlah sekali-kali kamu menyangka, bahwa orang-orang yang
           bergembira dengan apa yang mereka telah kerjakan dan mereka suka
           supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan,
           janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksaan”. (Ali
           Imrân: 188).
    Beliau memerintahkan kepada pembantunya: "Pergilah menemui Ibnu Abbas dan katakan
kepadanya, bila semua orang telah merasa puas dengan apa yang telah ada dan ingin dipuji
terhadap perbuatan yang belum terbukti hasilnya pasti ia akan disiksa dan kamipun akan terkena
siksa". Ibnu Abbas menjelaskan kepadanya (pembantu), bahwa ia (Marwan) merasa kesulitan
dalam memahami ayat tersebut dan kemudian Ibnu Abbas menjelaskannya: "Ayat tersebut turun
sehubungan dengan persoalan Ahli Kitab (Yahudi) tatkala ditanya oleh Nabi SAW, tentang
sesuatu persoalan dimana mereka tidak menjawab pertanyaan yang sebenarnya ditanyakan,
mereka mengalihkan kepada persoalan yang lain serta menganggap bahwa persoalan yang
ditanyakan oleh Nabi kepadanya telah terjawab. Setelah itu mereka meminta pujian kepada Nabi,
maka turunlah ayat tersebut di atas. (HR. Bukhari Muslim).
Kedua:
Urwah Ibnu Jubair juga mengalami kesulitan dalam memahami makna firman Allah SWT:




           Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah.
           Barangsiapa yang beribadah Haji ke Baitullah atau berumrah, maka



8|Page
tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. (Al-
           Baqarah: 158).
    Menurut zhahir ayat dinyatakan bahwa sa'i antara Shafa dan Marwah adalah tidak wajib,
bahkan sampai Urwah ibnu Zubair mengatakan kepada bibinya Aisyah r.a.: "Hai bibiku!
sesungguhnya Allah telah berfirman: "tidak mengapa baginya untuk melakukan sa'i antara
keduanya", karena itu saya berpendapat bahwa "tidak apa-apa bagi orang yang melakukan Haji
Umrah sekalipun tidak melakukan sa'i antara keduanya". Aisyah seraya menjawab: "Hai
keponakanku! kata-katamu itu tidak benar. Andaikata maksudnya sebagaimana yang kau katakan
niscaya Allah berfirman "tidak mengapa kalau tidak melakukan sa'i antara keduanya".
Setelah itu Aisyah menjelaskan: bahwasanya orang-orang Jahiliyah dahulu melakukan sa'i antara
Shafa dan Marwah sedang mereka dalam sa'inya mengunjungi dua patung yang
bernama Isaar yang berada di bukit Shafa dan Na'ilah yang berada di bukit Marwah. Tatkala
orang-orang masuk Islam diantara kalangan sahabat ada yang merasa berkeberatan untuk
melakukan sa'i antara keduanya karena khawatir campur-baur antara ibadah Islam dengan ibadah
Jahiliyah. Dari itu turunlah ayat sebagai bantahan terhadap keberatan mereka (yang mengatakan)
kalau-kalau tercela atau berdosa dan menyatakan wajib bagi mereka untuk melakukan sa'i karena
Allah semata bukan karena berhala. Itulah sebabnya Aisyah membantah pendapat Urwah
berdasarkan sebab turun ayat.
Ketiga:

Sebagian Imam mengalami kesulitan dalam memahami makna syarat                   dalam firman
Allah SWT:




             “Dan perempuan-perempuan yang terhenti dari haid diantara
             perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang) iddahnya
             maka iddah mereka adalah 3 bulan. (Ath- Thalaq: 4).
    Golongan zhahiriah berpendapat bahwa Ayisah (wanita yang tidak lagi haid karena sudah
lanjut usia) mereka tidak perlu masa iddah bila keayisahannya tidak diragukan lagi.
Kesalahpahaman mereka nampak dengan berdasarkan Asbabun Nuzul, dimana ayat tersebut

9|Page
adalah merupakan khitab (ketentuan) bagi orang yang tidak mengetahui bagaimana seharusnya
dalam masa iddah, serta mereka ragu apakah mereka perlu iddah atau tidak. Dari itu maka

makna "               " (bila anda bingung tentang bagaimana mereka dan tidak mengerti tentang
iddah mereka, maka inilah undang-undangnya). Ayat turun setelah ada sebagian shahabat yang
mengatakan bahwa diantara iddah kaum wanita tidak terdapat dalam Al-Qur'an; yaitu wanita
yang masih kecil dan wanita yang Ayisah. Setelah itu turunlah ayat yang menjelaskan ketentuan
tentang mereka. Wallâhu a'lam.
Keempat:
Diantara contoh tentang ilmu Asbabun Nuzul sebagai sanggahan terhadap dugaan hashr (batasan
tertentu) sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Syafi'i tentang firman Allah SWT:




               Katakanlah! tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan
               kepadaku sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak
               memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang
               mengalir atau daging babi karena sesungguhnya semua itu kotor atau
               binatang yang disembelih atas nama selain Allah. (Al-An'âm: 145).


    Dalam hal ini beliau mengungkapkan yang maksudnya: bahwa orang kafir ketika
mengharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah dan menghala1kan apa yang diharamkan Allah
serta mereka terlalu berlebihan, maka turunlah ayat sebagai bantahan terhadap mereka. Dengan
demikian seolah-olah Allah berfirman "Yang halal hanya yang kamu anggap haram dan yang
haram itu yang kamu anggap halal".
    Dalam hal ini Allah tidak bermaksud menetapkan kebalikan dari ketentuan di atas melainkan
sekedar menjelaskan ketentuan yang haram samasekali tidak menyinggung-nyinggung yang
halal.




10 | P a g e
Imam Al-Haramain berkata "uslub ayat tersebut sangat indah”. Kalau saja Imam Syafi'i
tidak mengatakan pendapat yang demikian niscaya kami tidak dapat menarik kesimpulan
perbedaan imam Malik dalam hal hashr/batasan hal yang diharamkan sebagaimana disebutkan
dalam ayat di atas".
Penjelasan dari makna ayat.
    Sekedar penjelasan dari uraian di atas saya berpendapat bahwa zhahir ayat menunjukkan
batasan yang haram, dimana yang haram adalah hanya yang tersebut dalam ayat di atas, padahal
persoalannya tidak demikian, karena di samping yang tersebut pada ayat di atas masih ada lagi
yang lain, hanya saja mengungkapannya yang berbentuk hash sedang maknanya tidak demikian,
yaitu sebagai bantahan terhadap orang-orang musyrik yang mengharamkan sesuatu yang
sebenarnya dihalalkan Allah dan menghalalkan yang sebenamya diharamkan Allah.
Kelima:
Diantara faedah Asbabun Nuzul adalah untuk mengetahui nama orang yang menjadi kasus
turunnya ayat agar keraguan dan kekaburan menjadi hilang, sebagaimana Marwan menduga
bahwa firman Allah SWT:




Ialah diturunkan sehubungan dengan kasus Abdurrahman ibnu Abi Bakar. Aisyah membantah
bahwa anggapan tersebut adalah salah, ia menjelaskan kepada Marwan tentang sebab turunnya.
Adapun secara lengkap kisah tersebut sebagaimana diriwayatkan Bukhari sebagai berikut:
"Marwan adalah seorang amil (Gubernur) wilayah Madinah. Muawiyah menginginkan agar
Yazid menjadi khalifah setelah kemangkatannya. Ia menulis surat kepada Marwan tentang
persoalannya. Karenanya Marwan mengumpulkan rakyat dan berpidato di hadapan mereka.
Dalam pidatonya ia menyebutkan nama Yazid (memfigurkan). Dalil ia menyeru untuk
membaiatnya sambil berkata: "Sesungguhnya Amirul Mukminin telah diperlihatkan oleh Allah
tentang pendapat yang baik dalam diri Yazid. Bila Amirul Mu'minin mengangkatnya sebagai
khalifah, sungguh Abu Bakar dan Umar pun telah menjadi khalifah".
Abdurrahman menjawab: "Bukankah sistem yang demikian itu merupakan Herakliusisme?"
(Maksudnya itu adalah kediktatoran seorang raja sebagaimana tindakan raja-raja Romawi).
Marwan menjawab: “Itu sama dengan sunah Abu Bakar dan Umar”. Abdurrahman menjawab
lagi "Herakliusisme". Abu Bakar dan Umar tidak mengangkat keturunan atau familinya


11 | P a g e
sedangkan Muawiyah bertindak semata-mata untuk kehormatan anaknya seraya Marwan berkata
"Tangkaplah ia Abdurrahman". Abdurrahman masuk ke rumah Aisyah, karena itu pengejar-
pengejarnya tidak dapat menangkapnya. Setelah itu Marwan mengatakan "Dialah orang yang
menjadi kasus sehingga Allah menurunkan ayat:




               Dan orang yang berkata kepada kedua ibu bapaknya cis bagi kamu
               keduanya, apakah kamu keduanya memperingatkan kepadaku bahwa aku
               akan dibangkitkan padahal sungguh telah berlalu beberapa umat
               sebelumku? (Al-Ahgat ayat 17).


    Dari balik tabir Aisyah menjawab "Allah tidak pernah menurunkan ayat Al-Qur'an tentang
kasus seseorang tertentu di antara kita kecuali ayat yang melepaskan aku dari tuduhan berbuat
jahat, andaikata aku mau menjelaskan orang yang menjadi kasus turunya ayat tesebut niscaya
akan kujelaskan”.


D. Perbedaan Pendapat Para Ulama Tentang Riwayat Asbabun Nuzul
        Terkadang terdapat banyak riwayat mengenai sebab nuzul suatu ayat. Dalam keadaan
    demikian, sikap seorang mufasir kepadanya sebagai berikut: Apabila bentuk-bentuk redaksi
    riwayat itu tidak tegas, seperti: Ayat ini turun mengenai urusan ini, atau Aku mengira ayat ini
    turun mengenai urusan ini, maka dalam hal ini tidak ada kontradiksi di antara riwayat-
    riwayat itu. Sebab maksud riwayat-riwayat tersebut adalah penafsiran dan penjelasan bahwa
    hal itu termasuk ke dalam makna ayat dan disimpulkan darinya, bukan menyebutkan sebab
    nuzul, kecuali bila ada karinah atau indikasi pada salah satu riwayat bahwa maksudnya
    adalah penjelasan sebab nuzulnya. Apabila salah satu bentuk redaksi riwayat itu tidak tegas,
    misalnya Ayat ini turun mengenai urusan ini.
        Sedang riwayat yang lain menyebutkan sebab nuzul dengan tegas yang berbeda dengan
    riwayat pertama, maka yang menjadi pegangan adalah riwayat yang menyebutkan sebab
    nuzul secara tegas; dan riwayat yang lain dipandang termasuk di dalam hukum ayat.
    Contohnya ialah riwayat tentang asbabun nuzul. Dari nafi disebutkan Pada suatu hari aku

12 | P a g e
membaca (istri-istri adalah ibarat tempat kamu bercocok tanam), maka kata Ibnu Umar:
    “Tahukah engkau mengenai apa ayat ini diturunkan?”, Aku menjawab: “Tidak”, ia berkata
    ayat ini turun mengenai persoalan mendatangi istri dari belakang. Bentuk redaksi riwayat
    dari       Ibnu   Umar   ini   tidak   dengan     tegas   menunjukkan      sebab     nuzul.
    Di sisi lain sebagian para ulama menjelaskan bahwa ada yang beranggapan bahwa disiplin ini
    tidak mempunyai kegunaan ia hanya berfungsi sebagai sejarah. Dalam hal ini ia salah, justru
    disiplin ini mempunyai kegunaan. Sementara itu terdapat riwayat yang sangat tegas
    menyebutkan sebab nuzul yang bertentangan dengan riwayat tersebut. Melalui Jabir
    dikatakan orang-orang Yahudi berkata: “Apabila seorang laki-laki mendatangi istrinya dari
    arah belakang maka anaknya nanti akan bermata juling”, maka turunlah ayat tersebut. Maka
    Jabir inilah yang dijadikan pegangan, karena ucapannya merupakan pernyataan tegas tentang
    asbabun nuzul. Sedangkan ucapan Ibnu Umar, tidaklah demikian. Karena itulah ia dipandang
    sebagai kesimpulan atau penafsiran.


    Pedoman Mengetahui Asbabun Nuzul
    Pedoman dasar para ulama dalam mengetahui asbabun nuzul ialah riwayat shahih yang
    berasal dari Rasulullah Saw atau dari sahabat. Itu disebutkan pemberitahuan seorang sahabat
    mengenai hal seperti ini, bila jelas, maka hal itu bukan sekedar pendapat, tetapi ia
    mempunyai hukum marfu‟ (disandarkan pada Rasulullah. Al-Wahidie mengatakan, “Tidak
    halal berpendapat mengenai asbabun Nuzul kitab kecuali dengan berdasarkan pada riwayat
    atau mendengar langsung dari orang-orang yang menyaksikan turunnya, mengetahui sebab-
    sebabnya dan membahasnya tentang pengertiannya serta bersungguh-sungguh dalam
    mencarinya”. Al-Wahidie telah menentang ulama-ulama zamannya atas kecerobohan mereka
    terhadap riwayat asbabun nuzul. Bahkan ia menuduh mereka pendusta dan mengingatkan
    mereka akan ancaman berat, dengan mengatakan “Sekarang setiap orang suka mengada-
    ngada dan berbuat dusta: ia menempatkan kedudukannya dalam kebodohan, tanpa
    memikirkan acaman berat bagi orang yang tidak mengetahui sebab turunnya ayat”.




13 | P a g e
BAB III
                                             PENUTUP


A. Kesimpulan
     1. Al-Qur‟an merupakan mu‟jizat terbesar yang diturunkan Allah Swt kepada Nabi
        Muhammad Saw dengan perantaraan Malikat Jibril As. disampaikan secara mutawatir
        dan bernilai ibadah bagi yang membacanya baik di dalam shalat maupun di luar shalat.
        Al-Qur‟an yang memiliki cita-cita para Nabi, dan menguraikan masalah hukum-hukum
        dan lain-lain ternyata ayat tersebut memiliki kekhasan tersendiri, di antaranya:
        a. Masalah asbabun nuzul ayat yaitu sebab-sebab ayat-ayat al-Qur‟an diturunkan.
        b. Adapun asbabun nuzul mempunyai ruang lingkup pembahasan yang berkaitan
               langsung dengan peristiwa diturunkannya ayat al-Qur‟an terutama dalam hubungan
               peristiwa dan ungkapan kata, baik teks ayat, maupun redaksi ayat.
     2. Asbabun nuzul juga mengungkapkan ilmu tentang turunnya ayat - ayat al-Qur‟an dimana
        para ulama berpedoman langsung kepada riwayat yang shahih yang berasal dari Nabi
        Saw atau dari shabat sejak zaman tarikh Islam klasik yang berisikan kisah-kisah nuzulnya
        ayat mengenai asbabun nuzulnya suatu ayat terkadang para ulama telah terjadi perbedaan
        pendapat, misalnya:
        a. Apabila salah satu bentuk redaksi riwayat itu tidak tegas, seperti “Ayat ini turun
        mengenai urusan ini”, sedang riwayat lain menyebutkan sebab nuzul dengan tegas yang
        berbeda dengan riwayat pertama, maka yang menjadi pegangan adalah riwayat yang
        menyebutkan sebab nuzul secara tegas, dan riwayat yang lain dipandang termasuk di
        dalam hukum ayat.
        b. Para perawi dan kita sekarang dapat membaca dan meneliti keabsahan berita tentang
        turunnya ayat-ayat al-Qur‟an itu, dan dengan demikian dapat memahami al-Qur‟an
        dengan baik. Itulah urgensinya mengetahui asbabun nuzul.
B.      Saran
        Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sebab
        kesempurnaan hanya milik Allah, dan kesalahan datangnya dari kita. Oleh karena itu,
        saran dan kritik yang membangun sangaqt kami harapkan demi perbaikan makalah ini.


14 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA


http://santrikuliah.blogspot.com

http://foswannu.blogspot.com/2011/12/latar-belakang-turunnya-ayat-al-quran.html

http://pustaka.abatasa.com/pustaka/detail/ulumul-quran/allsub/72/beberapa-faedah-mengetahui-
asbabun-nuzul.html

Zulfiqor, M.Ag, H.Zulkifli, M.Pd, dan Yusrizal, S.Ag, M.E.Sy. Pengantar Studi Al-Quran dan
Al-Hadist. 2012. Tangerang : UMT PRESS.




15 | P a g e

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyahPPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyahtriutaribismillah
 
MAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’ANMAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’ANAmalia Damayanti
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaRobet Saputra
 
Ppt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamPpt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamkhumairoh
 
Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)Ibnu Ahmad
 
Quran Sebagai sumber Ajaran Islam
Quran Sebagai sumber Ajaran IslamQuran Sebagai sumber Ajaran Islam
Quran Sebagai sumber Ajaran IslamMarhamah Saleh
 
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaMakalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaSchool
 
Sejarah peradaban islam 1
Sejarah peradaban islam 1Sejarah peradaban islam 1
Sejarah peradaban islam 1Chaerul Uman
 
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuPPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuIbanez Sofadella
 
penghimpun dan pembukuan al quraan
penghimpun dan pembukuan al quraanpenghimpun dan pembukuan al quraan
penghimpun dan pembukuan al quraanKeonk Hawk
 
Bukti kebenaran al quran
Bukti kebenaran al quranBukti kebenaran al quran
Bukti kebenaran al quranHelmon Chan
 
Ppt peradaban islam di dunia
Ppt peradaban islam di duniaPpt peradaban islam di dunia
Ppt peradaban islam di duniaMaverick60
 
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anKedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anRobet Saputra
 
Kedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsKedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsFakhri Cool
 
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabatSejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabatKhairul Muttaqin
 

Was ist angesagt? (20)

PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyahPPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
 
MAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’ANMAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
 
Ppt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamPpt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islam
 
Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)
 
Quran Sebagai sumber Ajaran Islam
Quran Sebagai sumber Ajaran IslamQuran Sebagai sumber Ajaran Islam
Quran Sebagai sumber Ajaran Islam
 
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaMakalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
 
Sejarah peradaban islam 1
Sejarah peradaban islam 1Sejarah peradaban islam 1
Sejarah peradaban islam 1
 
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuPPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
 
Makalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuMakalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmu
 
penghimpun dan pembukuan al quraan
penghimpun dan pembukuan al quraanpenghimpun dan pembukuan al quraan
penghimpun dan pembukuan al quraan
 
Bukti kebenaran al quran
Bukti kebenaran al quranBukti kebenaran al quran
Bukti kebenaran al quran
 
Ppt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'anPpt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'an
 
POWER POINT STUDI ISLAM
POWER POINT STUDI ISLAMPOWER POINT STUDI ISLAM
POWER POINT STUDI ISLAM
 
Ppt peradaban islam di dunia
Ppt peradaban islam di duniaPpt peradaban islam di dunia
Ppt peradaban islam di dunia
 
Bank, rente dan fee
Bank, rente dan feeBank, rente dan fee
Bank, rente dan fee
 
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anKedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
 
Kedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi HaditsKedudukan dan Fungsi Hadits
Kedudukan dan Fungsi Hadits
 
Asbababun nuzul powerpoint
Asbababun nuzul powerpointAsbababun nuzul powerpoint
Asbababun nuzul powerpoint
 
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabatSejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
 

Andere mochten auch

Tafsir, terjemah, dan asbab an-Nuzul A al araf pendahuluan
Tafsir, terjemah, dan asbab an-Nuzul A al araf   pendahuluanTafsir, terjemah, dan asbab an-Nuzul A al araf   pendahuluan
Tafsir, terjemah, dan asbab an-Nuzul A al araf pendahuluanalimudi
 
99] surah Az zalzalah (the earthquake
99] surah Az zalzalah (the earthquake99] surah Az zalzalah (the earthquake
99] surah Az zalzalah (the earthquakeXenia Y
 
asbabun nuzuldan asbabul wurud
asbabun nuzuldan asbabul wurudasbabun nuzuldan asbabul wurud
asbabun nuzuldan asbabul wurudamoyrenyrosida
 
ASBABUN NUZUL
ASBABUN NUZULASBABUN NUZUL
ASBABUN NUZUL51yadi
 
Makalah ulumul quran terjemah
Makalah ulumul quran  terjemahMakalah ulumul quran  terjemah
Makalah ulumul quran terjemahjuniska efendi
 
asbab an-nuzul
asbab an-nuzulasbab an-nuzul
asbab an-nuzulReza Rizki
 
Bahan kuliah ulumul qur'an
Bahan kuliah ulumul qur'anBahan kuliah ulumul qur'an
Bahan kuliah ulumul qur'anMohamad Athar
 
Makalah ulumul qur'an
Makalah ulumul qur'anMakalah ulumul qur'an
Makalah ulumul qur'anYulan Afriani
 
(4) Ulumul quran
(4) Ulumul quran(4) Ulumul quran
(4) Ulumul quranIbnu Ahmad
 
Ulumul Qur'an (3)
Ulumul Qur'an (3)Ulumul Qur'an (3)
Ulumul Qur'an (3)Ibnu Ahmad
 
Ilmu – ilmu al qur’an
Ilmu – ilmu al qur’anIlmu – ilmu al qur’an
Ilmu – ilmu al qur’anmuliajayaabadi
 

Andere mochten auch (20)

Tafsir, terjemah, dan asbab an-Nuzul A al araf pendahuluan
Tafsir, terjemah, dan asbab an-Nuzul A al araf   pendahuluanTafsir, terjemah, dan asbab an-Nuzul A al araf   pendahuluan
Tafsir, terjemah, dan asbab an-Nuzul A al araf pendahuluan
 
Al araf 56-58
Al  araf 56-58Al  araf 56-58
Al araf 56-58
 
99] surah Az zalzalah (the earthquake
99] surah Az zalzalah (the earthquake99] surah Az zalzalah (the earthquake
99] surah Az zalzalah (the earthquake
 
asbabun nuzuldan asbabul wurud
asbabun nuzuldan asbabul wurudasbabun nuzuldan asbabul wurud
asbabun nuzuldan asbabul wurud
 
Asbabun nuzul
Asbabun nuzulAsbabun nuzul
Asbabun nuzul
 
Asbabun nuzul
Asbabun nuzulAsbabun nuzul
Asbabun nuzul
 
Makalah ulumul
Makalah ulumulMakalah ulumul
Makalah ulumul
 
ASBABUN NUZUL
ASBABUN NUZULASBABUN NUZUL
ASBABUN NUZUL
 
Tafsir 2 Antasari
Tafsir 2 Antasari Tafsir 2 Antasari
Tafsir 2 Antasari
 
Jam' ul quran
Jam' ul quranJam' ul quran
Jam' ul quran
 
Makalah Ulumul Qur'an
Makalah Ulumul Qur'anMakalah Ulumul Qur'an
Makalah Ulumul Qur'an
 
Makalah ulumul quran terjemah
Makalah ulumul quran  terjemahMakalah ulumul quran  terjemah
Makalah ulumul quran terjemah
 
asbab an-nuzul
asbab an-nuzulasbab an-nuzul
asbab an-nuzul
 
5. sunnah sbg sumber
5. sunnah sbg sumber5. sunnah sbg sumber
5. sunnah sbg sumber
 
Bahan kuliah ulumul qur'an
Bahan kuliah ulumul qur'anBahan kuliah ulumul qur'an
Bahan kuliah ulumul qur'an
 
Makalah ulumul qur'an
Makalah ulumul qur'anMakalah ulumul qur'an
Makalah ulumul qur'an
 
(4) Ulumul quran
(4) Ulumul quran(4) Ulumul quran
(4) Ulumul quran
 
Ulumul Qur'an (3)
Ulumul Qur'an (3)Ulumul Qur'an (3)
Ulumul Qur'an (3)
 
Asbabbun nuzul
Asbabbun nuzulAsbabbun nuzul
Asbabbun nuzul
 
Ilmu – ilmu al qur’an
Ilmu – ilmu al qur’anIlmu – ilmu al qur’an
Ilmu – ilmu al qur’an
 

Ähnlich wie ASBABUN NUZUL

Ähnlich wie ASBABUN NUZUL (20)

Pertemuan 5- Asbabun Nuzul.pptx
Pertemuan 5- Asbabun Nuzul.pptxPertemuan 5- Asbabun Nuzul.pptx
Pertemuan 5- Asbabun Nuzul.pptx
 
P e n g e r t i a n A s b a b A L - N u z u
P e n g e r t i a n A s b a b A L - N u z u P e n g e r t i a n A s b a b A L - N u z u
P e n g e r t i a n A s b a b A L - N u z u
 
ASBAB AN-NUZUL
ASBAB AN-NUZULASBAB AN-NUZUL
ASBAB AN-NUZUL
 
Asbab al nuzul
Asbab al nuzulAsbab al nuzul
Asbab al nuzul
 
Sebab nuzul
Sebab nuzulSebab nuzul
Sebab nuzul
 
Makalah nuzulul quran
Makalah nuzulul quranMakalah nuzulul quran
Makalah nuzulul quran
 
Presentasi studi al qur'an
Presentasi studi al qur'anPresentasi studi al qur'an
Presentasi studi al qur'an
 
PPT asbabun-nuzul.pptx
PPT asbabun-nuzul.pptxPPT asbabun-nuzul.pptx
PPT asbabun-nuzul.pptx
 
Ulumul Quran
Ulumul QuranUlumul Quran
Ulumul Quran
 
Ilmu asbabun nuzul
Ilmu asbabun nuzulIlmu asbabun nuzul
Ilmu asbabun nuzul
 
Asbabun Nuzul dalam Alquran
Asbabun Nuzul dalam AlquranAsbabun Nuzul dalam Alquran
Asbabun Nuzul dalam Alquran
 
makalah Asbabun nuzul erda.docx
makalah Asbabun nuzul erda.docxmakalah Asbabun nuzul erda.docx
makalah Asbabun nuzul erda.docx
 
Asbabul wurud
Asbabul wurudAsbabul wurud
Asbabul wurud
 
Ulum Al-Qur'an dan Perkembangannya.pdf
Ulum Al-Qur'an dan Perkembangannya.pdfUlum Al-Qur'an dan Perkembangannya.pdf
Ulum Al-Qur'an dan Perkembangannya.pdf
 
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’anRuang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
 
Hikmah turunnya al qur’an secara berangsur-angsur dan faedahnya dalam Pendidi...
Hikmah turunnya al qur’an secara berangsur-angsur dan faedahnya dalam Pendidi...Hikmah turunnya al qur’an secara berangsur-angsur dan faedahnya dalam Pendidi...
Hikmah turunnya al qur’an secara berangsur-angsur dan faedahnya dalam Pendidi...
 
ulumul Quran .pptx
ulumul Quran .pptxulumul Quran .pptx
ulumul Quran .pptx
 
Makalah AIK I
Makalah AIK IMakalah AIK I
Makalah AIK I
 
Makalah Nuzulul Qur'an
Makalah Nuzulul Qur'anMakalah Nuzulul Qur'an
Makalah Nuzulul Qur'an
 
Ulum Al-Qur'an dan Perkembangannya.docx
Ulum Al-Qur'an dan Perkembangannya.docxUlum Al-Qur'an dan Perkembangannya.docx
Ulum Al-Qur'an dan Perkembangannya.docx
 

Kürzlich hochgeladen

KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHANKHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHANGilbertFibriyantAdan
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Adam Hiola
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4Adam Hiola
 
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptxMateri akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptxWahyuSolehudin1
 
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...RobertusLolok1
 
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptxSosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptxMarto Marbun
 

Kürzlich hochgeladen (6)

KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHANKHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
KHOTBAH MINGGU 7 APRIL MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 4
 
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptxMateri akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
Materi akhlak jamaah haji dan Budaya Arab.pptx
 
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
MATERI PPT NILAI-NILAI KRISTIANI.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh...
 
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptxSosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
Sosok Ester Yang Bijaksana di Tengah Pergumulan.pptx
 

ASBABUN NUZUL

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur‟an adalah kitab suci kaum muslimin dan menjadi sumber ajaran Islam yang pertama dan utama yang harus mereka imani dan aplikasikan dalam kehidupan mereka agar mereka memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Karena itu, tidaklah berlebihan jika selama ini kaum muslimin tidak hanya mempelajari isi dan pesan-pesannya. Tetapi juga telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga otentitasnya. Upaya itu telah mereka laksanakan sejak Nabi Muhammad SAW. masih berada di Mekkah dan belum berhijrah ke Madinah hingga saat ini. Dengan kata lain upaya tersebut telah mereka laksanakan sejak al-Qur‟an diturunkan hingga saat ini. Mengenai mengerti asbabun nuzul sangat banyak manfaatnya. Karena itu tidak benar orang- orang mengatakan, bahwa mempelajari dan memahami sebab-sebab turun Al-Qur‟an itu tidak berguna, dengan alasan bahwa hal-hal yang berkaitan dengan ayat-ayat al-Qur‟an itu telah masuk dalam ruang lingkup sejarah. Di antara manfaatnya yang praktis ialah menghilangkan kesulitan dalam memberikan arti ayat-ayat al-Qur‟an. Imam al-Wahidi menyatakan; tidak mungkin orang mengerti tafsir suatu ayat, kalau tidak mengetahui ceritera yang berhubungan dengan ayat-ayat itu, tegasnya untuk mengetahui tafsir yang terkandung dalam ayat itu harus mengetahui sebab-sebab ayat itu diturunkan. Ulama salaf tatkala terbentur kesulitan dalam memahami ayat, mereka segera kembali berpegang pedoman asbabun nuzulnya. Dengan cara ini hilanglah semua kesulitan yang mereka hadapi dalam mempelajari al-Qur‟an tentang “Asbabun Nuzul”. Dalam hal ini penulis mencoba menuangkan dalam bentuk makalah yang berjudul “ASBABUN NUZUL” dengan harapan semoga makalah ini dapat menambah keimanan dan keilmuan kita baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amin. B. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis memberikan batasan masalah agar tujuan makalah lebih terfokus dan tidak terlalu luas, yaitu mengenai : 1. Pengertian Asbabun Nuzul 2. Pentingnya Ilmu Asbabun Nuzul 1|Page
  • 2. 3. Latar Belakang Turunnya Ayat 4. Perbedaan Pendapat Ulama tentang Riwayat Asbabun Nuzul C. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan di bahas, yaitu : 1. Apa Pengertian Asbabun Nuzul ? 2. Bagaimana Pentingnya Ilmu Asbabun Nuzul ? 3. Bagaimana Latar Belakang Turunnya Ayat ? 4. Perbedaan Pendapat Ulama tentang Riwayat Asbabun Nuzul ? D. Tujuan dan Kegunaan Makalah Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas kelompok yang diberikan oleh Dosen AIKA (pengantar Studi Al-Quran), Bapak Dosen Zulpiqor, M.Ag. Sedangkan kegunaan makalah ini adalah sebagai bahan referensi belajar bagi para mahasiswa khususnya, dan para pembaca pada umumnya. 2|Page
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Asbabun Nuzul Asbabun Nuzul, dalam pengertian literal bahasa verbal adalah sebab-sebab turunnya Al- Qur‟an. Secara historis, Al-Qur‟an bukanlah wahyu yang turun dalam ruang hampa, tetapi ia mempunyai latar belakang, argumentasi dan faktor-faktor tertentu yang menjadikan dia “turun” ke bumi. Hal ini karena, Al-Qur‟an “diturunkan” sebagai alat untuk menjawab problematika kehidupan di muka bumi. Oleh karena itu, kehadirannya di alam material sangat terkait ruang dan waktu tertentu yang menjadi faktor-faktor di balik turunnya Al-Qur‟an. Ungkapan Asbab An-Nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata “asbab” dan nuzul Secara etimologis, asbabun nuzul ayat itu berarti sebab-sebab yang melatar belakangi terjadinya sesuatu atau dalam hal ini adalah sebab-sebab turun ayat. dalam pengertian sederhana turunnya suatu ayat disebabkan oleh suatu peristiwa, sehingga tanpa adanya peristiwa itu, ayat tersebut itu tidak turun. Banyak pengertian terminologi yang dirumuskan oleh para ulama, diantaranya : 1. Az Zarqani : “Asbab An-Nuzul” adalah “khusus atau sesuatu yang terjadi, serta ada hubungannya dengan turunnya Al Qur’an sebagai penjelas hukum pada saat peristiwa itu terjadi.” 2. Ash Shabuni : “Asbab An-Nuzul” adalah “peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat yang mulia yang berhubungan dengan kejadian tersebut baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama.” 3. Subhi Shalih : “Asbab An-Nuzul” adalah “Sesuatu yang dengan sebabnyalah turun sesuatu ayat atau beberapa ayat yang mengandung sebab itu, atau memberi jawaban tentang sebab itu, atau menerangkan hukumnya; pada masa terjadinya peristiwa itu.” 3|Page
  • 4. 4. Mana Al Qathan : “Asbab An-Nuzul” adalah “Peristiwa yang menyebabkan turunnya Al Qur’an berkenaan dengan waktu peristiwa itu terjadi baik berupa suatu kejadian atau pertanyaan yang diajukan kepada Nabi.” Kendatipun redaksinya pendefinisian diatas berbeda, namun hal itu menyimpulkan bahwa, Asbab An-Nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang melatar belakangi turunnya Al Qur‟an itu sangat beragam, diantaranya berupa konflik sosial seperti : a) Ketegangan antara suku aus dan suku khazraj, b) Kesalahan besar seperti, kasus seorang sahabat yang mengimani shalat dalam keadaan mabuk, dan c) pertanyaan – pertanyaan yang diajukan para sahabat kepada Nabi, baik berkaitan dengan sesuatu yang telah lewat, sedang atau yang akan terjadi. Persoalan apakah semua ayat Al Qur‟an diturunkan berdasarkan Asbab An-Nuzul, ternyata telah menjadi bahan kontroversi dikalangan para ulama. Sebagian ulama berpendapat bahwa tidak semua ayat Al Qur‟an diturunkan dengan asbabun nuzul, sehingga diturunkan tanpa ada yang melatar belakanginya (ibtida‟) dan ada pula Al Qur‟an yang diturunkan dengan dilatarbelakangi oleh suatu peristiwa (ghairu ibtida‟). Pendapat tersebut hampir merupakan konsensus para ulama ada yang mengatakan bahwa kesejarahan Arabi para Al Qur‟an pada masa turunnya Al Qur‟an adalah latar belakanng turunnya Al Qur‟an secara makro sementara riwayat – riwayat asbabun nuzul merupakan latar belakang mikronya. Pendapat ini berarti menganggap bahwa semua ayat Al Qur‟an memiliki sebab - sebab yang melatar belakanginya. B. Latar Belakang Turunnya Ayat Perlunya mengetahui asbabun nuzul, al-wahidi berkata: “Tidak mungkin kita mengetahui penafsiran ayat Al-Qur’an tanpa mangetahui kisahnya dan sebab turunnya ayat adalah jalan yang kuat dalam memahami makna Al-Qur’an”. Sedangkan Ibnu taimiyah berkata: “mengetahui sebab turun ayat membantu untuk memahami ayat Al-Qur’an. Sebab pengetahuan tentang “sebab” akan membawa kepada pengetahuan tentang yang disebabkan (akibat)”. Namum sebagaimana telah diterangkan sebelumnya tidak semua Al-Qur‟an harus mempunyai sebab turun, ayat - ayat yang mempunyai sebab turun juga tidak semuanya harus 4|Page
  • 5. diketahui sehingga, tanpa mengetahuinya ayat tersebut bisa dipahami, Ahmad adil kamal menjelaskan bahwa turunnya ayat - ayat Al-Qur‟an melalui tiga cara: 1) Ayat - ayat turun sebagai reaksi terhadap pertanyaan yang dikemukakan kepada nabi. 2) Ayat - ayat turun sebagai permulaan tanpa didahului oleh peristiwa atau pertanyaan. 3) Ayat - ayat yang mempunyai sebab turun itu terbagi menjadi dua kelompok : Ayat – ayat yang sebab turunnya harus diketahui ( hukum ), karena Asbabun Nuzulnya harus diketahui agar penetapan hukumnya tidak menjadi keliru. Ayat – ayatyang sebab turunnya tidak harus diketahui, ( ayat yang menyangkut kisah dalam Al-Qur‟an ). Kebanyakan ayat - ayat kisah turun tanpa sebab yang khusus, namun ini tidak benar bahwa semua ayat - ayat kisah tidak perlu mengetahui sebab turunnya, bagaimanpun sebagian kisah Al- Qur‟an tidak dapat dipahami tanpa pengetahuan tentang sebab turunnya. Sedangkan peristiwa yang melatar belakangi turunnya ayat terkadang justru muncul dari pribadi Rasulullah Shallallâhu „alaihi wasallam sendiri sebagai penerima wahyu, seperti yang melatari turunnya surat As-Sabâ‟. Ketika itu, Ibnu Ummi Maktum bermaksud menemui Nabi Muhammad Shallallâhu „alaihi wasallam. Sementara Nabi Shallallâhu „alaihi wasallam sedang sibuk berbincang-bincang dengan pemuka Quraisy dan mengajak mereka untuk masuk Islam. Di sela-sela kesibukan itu Ibnu Ummi Maktum menghaturkan diri seraya memohon “Ya Rasulullah ajarilah aku apa yang telah diajarkan oleh Allah kepadamu”. Dia pun tidak henti- hentinya memohon meskipun saat itu Rasulullah Shallallâhu „alaihi wasallam sedang sibuk menyambut kelompok Quraisy, sehingga Rasulullah Shallallâhu „alaihi wasallam kurang begitu memperhatikan kehadiran Ibnu Ummi Maktum karena kesibukannya itu. Kemudian turunlah surat As-Sabâ‟ sebagai teguran terhadap Beliau Shallallâhu „alaihi wasallam. Sejak saat itulah jika Rasulullah melihat Ummi Maktum Beliau Shallallâhu „alaihi wasallam berkata “Selamat datang wahai orang yang membuat Allah menegurku”. Dan terkadang peristiwa yang melatar belakangi turunnya ayat itu berkenaan dengan aktifitas sekelompok sahabat dan adakalanya juga muncul dari permasalahan orang - orang munafik atau orang musyrik. Pertanyaannya adalah, “apakah sebab yang melatarbelakangi turunnya ayat memberi batasan tertentu pada makna umum ayat tersebut?” 5|Page
  • 6. Ulama Ushul Fikih menetapkan bahwa sebuah ungkapan itu diarahkan pada makna umum yang terkandung sebuah lafal dan tidak dibatasi oleh faktor yang melatarbelakanginya. Maksudnya ialah, faktor yang melatar belakangi turunnya ayat tidak sampai membelenggu dan membatasi pada keumuman makna yang dikandungnya, akan tetapi hanya sekedar mempengaruhi turunnya wahyu. Walaupun ada beberapa ayat yang menurut mayoritas ulama tertentu pada sebabnya saja, seperti ayat ke-17 dari surat al-Lail yang tertentu kepada Abu Bakar Shallallâhu „alaihi wasallam. C. Pentingnya Ilmu Asbabun Nuzul Allah menjadikan segala sesuatu melalui sebab-musabbab dan menurut suatu ukuran. Tidak seorang pun manusia lahir dan melihat cahaya kehidupan tanpa melalui sebab-musabbab dan berbagai tahap perkembangan. Tidak sesautu pun terjadi di dalam wujud ini kecuali setelah melewati pendahuluan dan perencanaan. Begitu juga perubahan pada cakrawala pemikiran manusia terjadi setelah melalui persiapan dan pengarahan. Itulah sunnatullah (hukum Allah) yang berlaku bagi semua ciptaan-Nya, “dan engkau tidak akan menemukan perubahan pada sunnatullah” (al-Ahzab, 62). Tidak ada bukti yang menyingkap kebenaran sunnatullah itu selain sejarah, demikian pula penerapannya dalam kehidupan. Seorang sejarahwan yang berpandangan tajam dan cermat mengambil kesimpulan, dia tidak akan sampai kepada fakta sejarah jika tidak mengetahui sebab- musabab yang mendorong terjadinya peristiwa. Tapi tidak hanya sejarah yang menarik kesimpulan dari rentetan peristiwa yang mendahuluinya, tapi juga ilmu alam, ilmu sosial dan kesusastraan pun dalam pemahamannya memerlukan sebab - musabab yang melahirkannya, disamping tentu saja pengetahuan tentang prinsip - prinsip serta maksud tujuan. Pentingnya ilmu asbabun nuzul dalam ilmu Al-Qur'an guna mempertegas dan mempermudah dalam memahami ayat - ayatnya. Ilmu Asbabun Nuzul mempunyai pengaruh yang penting dalam memahami ayat, karenanya kebanyakan ulama begitu memperhatikan ilmu tentang Asbabun Nuzul bahkan ada yang menyusunnya secara khusus. Diantara tokoh (penyusunnya) antara lain Ali Ibnu al-Madiny guru Imam al-Bukhari r.a. Kitab yang terkenal dalam hal ini adalah kitab Asbabun Nuzul karangan al-Wahidy sebagaimana halnya judul yang telah dikarang oleh Syaikhul Islam Ibnu Hajar. Sedangkan as-Sayuthy juga telah menyusun 6|Page
  • 7. sebuah kitab yang lengkap lagi pula sangat bernilai dengan judul Lubabun Nuqul Fi Asbabin Nuzul. Oleh karena pentingnya ilmu asbabun nuzul dalam ilmu Al-Qur'an guna mempertegas dan mempermudah dalam memahami ayat-ayatnya, dapatlah kami katakan bahwa diantara ayat Al- Qur'an ada yang tidak mungkin dapat dipahami atau tidak mungkin diketahui ketentuannya atau hukumnya tanpa ilmu Asbabun Nuzul. Sebagian orang ada yang beranggapan, bahwa ilmu Asbabun Nuzul tidak ada gunanya dan tidak ada pengaruhnya karena pembahasannya hanyalah berkisar pada lapangan sejarah dan ceritera. Menurut anggapan mereka ilmu Asbabun Nuzul tidaklah akan mempermudah bagi orang yang mau berkecimpung dalam menafsirkan ayat - ayat Al-Qur'an. Anggapan tersebut adalah salah dan tidaklah patut didengar karena tidak berdasarkan pendapat para ahli Al-Qur'an yang dikenal dengan ahli tafsir. Di sini akan diungkap secara sekilas pendapat sebagian ulama dan kemudian akan disertakan beberapa faedah tentang ilmu Asbabun Nuzul. Al-Wahidy berpendapat: “menafsirkan ayat tanpa bertitik tolak dari sejarah dan penjelasan turunnya tidaklah mungkin.” Ibnu Daqiqil 'Ied berpendapat: “Keterangan tentang Asbabun Nuzul adalah merupakan salahsatu jalan yang tepat dalam memahami Al-Qur'an.” Ibnu Taimiyah berpendapat: “Ilmu Asbabun Nuzul akan membantu dalam memahami ayat, karena ilmu tentang sebab akan menimbulkan ilmu tentang akibat.” Dengan demikian akan jelaslah pentingnya ilmu Asbabun Nuzul sebagai bagian dari ilmu Al- Qur'an. Adapun faedah dari ilmu Asbabun Nuzul dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Mengetahui bentuk hikmah rahasia yang terkandung dalam hukum. 2. Menentukan hukum (takhshish) dengan sebab menurut orang yang berpendapat bahwa suatu ibarat itu dinyatakan berdasarkan khususnya sebab. 3. Menghindarkan prasangka yang mengatakan arti hashr dalam suatu ayat yang zhahirnya hashr. 4. Mengetahui siapa orangnya yang menjadi kasus turunnya ayat serta memberikan ketegasan bila terdapat keragu-raguan. 5. Dan lain-lain yang ada hubungannya dengan faedah ilmu Asbaun Nuzul. 7|Page
  • 8. Beberapa contoh tentang faedah ilmu Asbabun Nuzul. Pertama: Marwan ibnul Hakam sulit dalam memahami ayat: “Janganlah sekali-kali kamu menyangka, bahwa orang-orang yang bergembira dengan apa yang mereka telah kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan, janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksaan”. (Ali Imrân: 188). Beliau memerintahkan kepada pembantunya: "Pergilah menemui Ibnu Abbas dan katakan kepadanya, bila semua orang telah merasa puas dengan apa yang telah ada dan ingin dipuji terhadap perbuatan yang belum terbukti hasilnya pasti ia akan disiksa dan kamipun akan terkena siksa". Ibnu Abbas menjelaskan kepadanya (pembantu), bahwa ia (Marwan) merasa kesulitan dalam memahami ayat tersebut dan kemudian Ibnu Abbas menjelaskannya: "Ayat tersebut turun sehubungan dengan persoalan Ahli Kitab (Yahudi) tatkala ditanya oleh Nabi SAW, tentang sesuatu persoalan dimana mereka tidak menjawab pertanyaan yang sebenarnya ditanyakan, mereka mengalihkan kepada persoalan yang lain serta menganggap bahwa persoalan yang ditanyakan oleh Nabi kepadanya telah terjawab. Setelah itu mereka meminta pujian kepada Nabi, maka turunlah ayat tersebut di atas. (HR. Bukhari Muslim). Kedua: Urwah Ibnu Jubair juga mengalami kesulitan dalam memahami makna firman Allah SWT: Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah. Barangsiapa yang beribadah Haji ke Baitullah atau berumrah, maka 8|Page
  • 9. tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. (Al- Baqarah: 158). Menurut zhahir ayat dinyatakan bahwa sa'i antara Shafa dan Marwah adalah tidak wajib, bahkan sampai Urwah ibnu Zubair mengatakan kepada bibinya Aisyah r.a.: "Hai bibiku! sesungguhnya Allah telah berfirman: "tidak mengapa baginya untuk melakukan sa'i antara keduanya", karena itu saya berpendapat bahwa "tidak apa-apa bagi orang yang melakukan Haji Umrah sekalipun tidak melakukan sa'i antara keduanya". Aisyah seraya menjawab: "Hai keponakanku! kata-katamu itu tidak benar. Andaikata maksudnya sebagaimana yang kau katakan niscaya Allah berfirman "tidak mengapa kalau tidak melakukan sa'i antara keduanya". Setelah itu Aisyah menjelaskan: bahwasanya orang-orang Jahiliyah dahulu melakukan sa'i antara Shafa dan Marwah sedang mereka dalam sa'inya mengunjungi dua patung yang bernama Isaar yang berada di bukit Shafa dan Na'ilah yang berada di bukit Marwah. Tatkala orang-orang masuk Islam diantara kalangan sahabat ada yang merasa berkeberatan untuk melakukan sa'i antara keduanya karena khawatir campur-baur antara ibadah Islam dengan ibadah Jahiliyah. Dari itu turunlah ayat sebagai bantahan terhadap keberatan mereka (yang mengatakan) kalau-kalau tercela atau berdosa dan menyatakan wajib bagi mereka untuk melakukan sa'i karena Allah semata bukan karena berhala. Itulah sebabnya Aisyah membantah pendapat Urwah berdasarkan sebab turun ayat. Ketiga: Sebagian Imam mengalami kesulitan dalam memahami makna syarat dalam firman Allah SWT: “Dan perempuan-perempuan yang terhenti dari haid diantara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang) iddahnya maka iddah mereka adalah 3 bulan. (Ath- Thalaq: 4). Golongan zhahiriah berpendapat bahwa Ayisah (wanita yang tidak lagi haid karena sudah lanjut usia) mereka tidak perlu masa iddah bila keayisahannya tidak diragukan lagi. Kesalahpahaman mereka nampak dengan berdasarkan Asbabun Nuzul, dimana ayat tersebut 9|Page
  • 10. adalah merupakan khitab (ketentuan) bagi orang yang tidak mengetahui bagaimana seharusnya dalam masa iddah, serta mereka ragu apakah mereka perlu iddah atau tidak. Dari itu maka makna " " (bila anda bingung tentang bagaimana mereka dan tidak mengerti tentang iddah mereka, maka inilah undang-undangnya). Ayat turun setelah ada sebagian shahabat yang mengatakan bahwa diantara iddah kaum wanita tidak terdapat dalam Al-Qur'an; yaitu wanita yang masih kecil dan wanita yang Ayisah. Setelah itu turunlah ayat yang menjelaskan ketentuan tentang mereka. Wallâhu a'lam. Keempat: Diantara contoh tentang ilmu Asbabun Nuzul sebagai sanggahan terhadap dugaan hashr (batasan tertentu) sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Syafi'i tentang firman Allah SWT: Katakanlah! tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi karena sesungguhnya semua itu kotor atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. (Al-An'âm: 145). Dalam hal ini beliau mengungkapkan yang maksudnya: bahwa orang kafir ketika mengharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah dan menghala1kan apa yang diharamkan Allah serta mereka terlalu berlebihan, maka turunlah ayat sebagai bantahan terhadap mereka. Dengan demikian seolah-olah Allah berfirman "Yang halal hanya yang kamu anggap haram dan yang haram itu yang kamu anggap halal". Dalam hal ini Allah tidak bermaksud menetapkan kebalikan dari ketentuan di atas melainkan sekedar menjelaskan ketentuan yang haram samasekali tidak menyinggung-nyinggung yang halal. 10 | P a g e
  • 11. Imam Al-Haramain berkata "uslub ayat tersebut sangat indah”. Kalau saja Imam Syafi'i tidak mengatakan pendapat yang demikian niscaya kami tidak dapat menarik kesimpulan perbedaan imam Malik dalam hal hashr/batasan hal yang diharamkan sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas". Penjelasan dari makna ayat. Sekedar penjelasan dari uraian di atas saya berpendapat bahwa zhahir ayat menunjukkan batasan yang haram, dimana yang haram adalah hanya yang tersebut dalam ayat di atas, padahal persoalannya tidak demikian, karena di samping yang tersebut pada ayat di atas masih ada lagi yang lain, hanya saja mengungkapannya yang berbentuk hash sedang maknanya tidak demikian, yaitu sebagai bantahan terhadap orang-orang musyrik yang mengharamkan sesuatu yang sebenarnya dihalalkan Allah dan menghalalkan yang sebenamya diharamkan Allah. Kelima: Diantara faedah Asbabun Nuzul adalah untuk mengetahui nama orang yang menjadi kasus turunnya ayat agar keraguan dan kekaburan menjadi hilang, sebagaimana Marwan menduga bahwa firman Allah SWT: Ialah diturunkan sehubungan dengan kasus Abdurrahman ibnu Abi Bakar. Aisyah membantah bahwa anggapan tersebut adalah salah, ia menjelaskan kepada Marwan tentang sebab turunnya. Adapun secara lengkap kisah tersebut sebagaimana diriwayatkan Bukhari sebagai berikut: "Marwan adalah seorang amil (Gubernur) wilayah Madinah. Muawiyah menginginkan agar Yazid menjadi khalifah setelah kemangkatannya. Ia menulis surat kepada Marwan tentang persoalannya. Karenanya Marwan mengumpulkan rakyat dan berpidato di hadapan mereka. Dalam pidatonya ia menyebutkan nama Yazid (memfigurkan). Dalil ia menyeru untuk membaiatnya sambil berkata: "Sesungguhnya Amirul Mukminin telah diperlihatkan oleh Allah tentang pendapat yang baik dalam diri Yazid. Bila Amirul Mu'minin mengangkatnya sebagai khalifah, sungguh Abu Bakar dan Umar pun telah menjadi khalifah". Abdurrahman menjawab: "Bukankah sistem yang demikian itu merupakan Herakliusisme?" (Maksudnya itu adalah kediktatoran seorang raja sebagaimana tindakan raja-raja Romawi). Marwan menjawab: “Itu sama dengan sunah Abu Bakar dan Umar”. Abdurrahman menjawab lagi "Herakliusisme". Abu Bakar dan Umar tidak mengangkat keturunan atau familinya 11 | P a g e
  • 12. sedangkan Muawiyah bertindak semata-mata untuk kehormatan anaknya seraya Marwan berkata "Tangkaplah ia Abdurrahman". Abdurrahman masuk ke rumah Aisyah, karena itu pengejar- pengejarnya tidak dapat menangkapnya. Setelah itu Marwan mengatakan "Dialah orang yang menjadi kasus sehingga Allah menurunkan ayat: Dan orang yang berkata kepada kedua ibu bapaknya cis bagi kamu keduanya, apakah kamu keduanya memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku? (Al-Ahgat ayat 17). Dari balik tabir Aisyah menjawab "Allah tidak pernah menurunkan ayat Al-Qur'an tentang kasus seseorang tertentu di antara kita kecuali ayat yang melepaskan aku dari tuduhan berbuat jahat, andaikata aku mau menjelaskan orang yang menjadi kasus turunya ayat tesebut niscaya akan kujelaskan”. D. Perbedaan Pendapat Para Ulama Tentang Riwayat Asbabun Nuzul Terkadang terdapat banyak riwayat mengenai sebab nuzul suatu ayat. Dalam keadaan demikian, sikap seorang mufasir kepadanya sebagai berikut: Apabila bentuk-bentuk redaksi riwayat itu tidak tegas, seperti: Ayat ini turun mengenai urusan ini, atau Aku mengira ayat ini turun mengenai urusan ini, maka dalam hal ini tidak ada kontradiksi di antara riwayat- riwayat itu. Sebab maksud riwayat-riwayat tersebut adalah penafsiran dan penjelasan bahwa hal itu termasuk ke dalam makna ayat dan disimpulkan darinya, bukan menyebutkan sebab nuzul, kecuali bila ada karinah atau indikasi pada salah satu riwayat bahwa maksudnya adalah penjelasan sebab nuzulnya. Apabila salah satu bentuk redaksi riwayat itu tidak tegas, misalnya Ayat ini turun mengenai urusan ini. Sedang riwayat yang lain menyebutkan sebab nuzul dengan tegas yang berbeda dengan riwayat pertama, maka yang menjadi pegangan adalah riwayat yang menyebutkan sebab nuzul secara tegas; dan riwayat yang lain dipandang termasuk di dalam hukum ayat. Contohnya ialah riwayat tentang asbabun nuzul. Dari nafi disebutkan Pada suatu hari aku 12 | P a g e
  • 13. membaca (istri-istri adalah ibarat tempat kamu bercocok tanam), maka kata Ibnu Umar: “Tahukah engkau mengenai apa ayat ini diturunkan?”, Aku menjawab: “Tidak”, ia berkata ayat ini turun mengenai persoalan mendatangi istri dari belakang. Bentuk redaksi riwayat dari Ibnu Umar ini tidak dengan tegas menunjukkan sebab nuzul. Di sisi lain sebagian para ulama menjelaskan bahwa ada yang beranggapan bahwa disiplin ini tidak mempunyai kegunaan ia hanya berfungsi sebagai sejarah. Dalam hal ini ia salah, justru disiplin ini mempunyai kegunaan. Sementara itu terdapat riwayat yang sangat tegas menyebutkan sebab nuzul yang bertentangan dengan riwayat tersebut. Melalui Jabir dikatakan orang-orang Yahudi berkata: “Apabila seorang laki-laki mendatangi istrinya dari arah belakang maka anaknya nanti akan bermata juling”, maka turunlah ayat tersebut. Maka Jabir inilah yang dijadikan pegangan, karena ucapannya merupakan pernyataan tegas tentang asbabun nuzul. Sedangkan ucapan Ibnu Umar, tidaklah demikian. Karena itulah ia dipandang sebagai kesimpulan atau penafsiran. Pedoman Mengetahui Asbabun Nuzul Pedoman dasar para ulama dalam mengetahui asbabun nuzul ialah riwayat shahih yang berasal dari Rasulullah Saw atau dari sahabat. Itu disebutkan pemberitahuan seorang sahabat mengenai hal seperti ini, bila jelas, maka hal itu bukan sekedar pendapat, tetapi ia mempunyai hukum marfu‟ (disandarkan pada Rasulullah. Al-Wahidie mengatakan, “Tidak halal berpendapat mengenai asbabun Nuzul kitab kecuali dengan berdasarkan pada riwayat atau mendengar langsung dari orang-orang yang menyaksikan turunnya, mengetahui sebab- sebabnya dan membahasnya tentang pengertiannya serta bersungguh-sungguh dalam mencarinya”. Al-Wahidie telah menentang ulama-ulama zamannya atas kecerobohan mereka terhadap riwayat asbabun nuzul. Bahkan ia menuduh mereka pendusta dan mengingatkan mereka akan ancaman berat, dengan mengatakan “Sekarang setiap orang suka mengada- ngada dan berbuat dusta: ia menempatkan kedudukannya dalam kebodohan, tanpa memikirkan acaman berat bagi orang yang tidak mengetahui sebab turunnya ayat”. 13 | P a g e
  • 14. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Al-Qur‟an merupakan mu‟jizat terbesar yang diturunkan Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw dengan perantaraan Malikat Jibril As. disampaikan secara mutawatir dan bernilai ibadah bagi yang membacanya baik di dalam shalat maupun di luar shalat. Al-Qur‟an yang memiliki cita-cita para Nabi, dan menguraikan masalah hukum-hukum dan lain-lain ternyata ayat tersebut memiliki kekhasan tersendiri, di antaranya: a. Masalah asbabun nuzul ayat yaitu sebab-sebab ayat-ayat al-Qur‟an diturunkan. b. Adapun asbabun nuzul mempunyai ruang lingkup pembahasan yang berkaitan langsung dengan peristiwa diturunkannya ayat al-Qur‟an terutama dalam hubungan peristiwa dan ungkapan kata, baik teks ayat, maupun redaksi ayat. 2. Asbabun nuzul juga mengungkapkan ilmu tentang turunnya ayat - ayat al-Qur‟an dimana para ulama berpedoman langsung kepada riwayat yang shahih yang berasal dari Nabi Saw atau dari shabat sejak zaman tarikh Islam klasik yang berisikan kisah-kisah nuzulnya ayat mengenai asbabun nuzulnya suatu ayat terkadang para ulama telah terjadi perbedaan pendapat, misalnya: a. Apabila salah satu bentuk redaksi riwayat itu tidak tegas, seperti “Ayat ini turun mengenai urusan ini”, sedang riwayat lain menyebutkan sebab nuzul dengan tegas yang berbeda dengan riwayat pertama, maka yang menjadi pegangan adalah riwayat yang menyebutkan sebab nuzul secara tegas, dan riwayat yang lain dipandang termasuk di dalam hukum ayat. b. Para perawi dan kita sekarang dapat membaca dan meneliti keabsahan berita tentang turunnya ayat-ayat al-Qur‟an itu, dan dengan demikian dapat memahami al-Qur‟an dengan baik. Itulah urgensinya mengetahui asbabun nuzul. B. Saran Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sebab kesempurnaan hanya milik Allah, dan kesalahan datangnya dari kita. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangaqt kami harapkan demi perbaikan makalah ini. 14 | P a g e