SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 7
Downloaden Sie, um offline zu lesen
APLIKASI PENGGABUNGAN KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI
    MENGGUNAKAN OPERASI ARITMATIKA PADA MATRIKS DALAM
                                   PROSES CODING


                                          Oleh :

                                      Maya Saftari
                           STMIK Atma Luhur Pangkalpinang
                               E-mail : saftari80@gmail.com




                                            Abstrak
      Perkembangan teknologi yang semakin pesat memungkinkan pihak lain untuk
mencuri atau mengubah data pesan yang dikirim. Untuk itu, Kriptografi dan
Steganografi dapat digunakan untuk mengamankan data sehingga dapat mengatasi hal
tersebut. Kriptografi adalah seni untuk mempelajari teknik coding dari data pesan
rahasia yang dikirim. Steganografi adalah seni menyembunyikan pesan di dalam media
digital sehingga orang lain tidak menyadari ada sesuatu pesan di dalam media tersebut.
Proses coding menggunakan sistem Poligrafi yang memanfaatkan operasi matriks baik
perkalian maupun invers matriks. Pada proses coding, data dibagi menjadi himpunan n-
huruf dan menggantinya dengan n-angka. Proses encoding, mengubah n-huruf menjadi
n-angka dengan proses perkalian matriks. Dilanjutkan dengan menyisipkan n-angka
tersebut pada matriks stego yang harus ditentukan kunci posisi untuk proses decoding.
Pada proses decoding, mengubah n-angka menjadi n-huruf dengan memanfaatkan
invers matriks. Dari pembahasan, disimpulkan bahwa dengan menggunakan 2 tehnik
tersebut pesan yang dikirim akan lebih terjamin kerahasiaanya.

Kata Kunci : Kriptografi, Steganografi, Encoding, Decoding, Kunci Posisi



1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
      Perkembangan teknologi yang semakin pesat memungkinkan pihak lain untuk
mengubah data pesan yang akan dikirim dari pihak satu ke pihak lain.            Keamanan
dalam proses pemindahan data pesan yang akan disampaikan amat sangat diperlukan.
Kriptografi dan Steganografi merupakan tehnik yang bisa digunakan untuk mengatasi
masalah tersebut. Kriptografi adalah ilmu atau seni Kriptografi adalah ilmu atau seni
untuk menjaga keamanan pesan. Steganografi adalah ilmu atau seni menyembunyikan


SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
”Peran Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)Dalam Meningkatkan Mutu Tenaga
Kependidikan Indonesia” ALPTKSI-UPGRI PALEMBANG 2012
Palembang, 15 Desember 2012
pesan. Ketika suatu pesan dikirim dari suatu tempat ke tempat lain, ada kemungkinan
bahwa data tersebut dapat dicuri atau bahkan diubah oleh pihak pihak yang tidak
diinginkan. Dalam hal tersebut, kriptografi dan Steganografi sangatlah berperan dalam
menjadikan pesan tersebut tidak dapat dipahami dan dimengerti oleh pihak lain.


1.2. Rumusan Masalah
       -    Penggunaan Kriptografi dan Steganografi dalam proses coding.
       -    Proses coding dengan operasi aritmatika pada matriks.


1.3. Tujuan dan Manfaat
   -       Memanfaatkan Kriptografi dan Steganografi dalam proses coding sehingga
           keamanan pesan yang akan disampaikan dari pengirim ke penerima menjadi
           terjamin keamanan.
   -       Dalam prosesnya menggunakan operasi aritmatika matriks.


2. Pembahasan
2.1. Kriptografi
       Kriptografi berasal dari Bahasa Yunani: “cryptós”artinya rahasia, sedangkan
“gráphein” artinya tulisan. Jadi, secara morfologi kriptografi berarti tulisan rahasia.
Kriptografi merupakan seni untuk mempelajari teknik-teknik encoding dan decoding
dari pesan rahasia. Pesan – pesan yang belum dikodekan disebut plainteks dan pesan-
pesan yang telah dikodekan disebut chiperteks. Proses konversi dari plainteks menjadi
chiperteks disebut encoding dan sebaliknya. Ada 2 cara coding dalam kriptografi yaitu
cara substitusi dan cara poligrafi.     Pada makalah ini yang digunakan adalah cara
poligrafi, karena hasilnya lebih baik dibandingkan cara subtitusi. (Dikutip
Bambang,2010 : 1-2).


2.2. Steganografi
       Steganografi adalah teknik menyisipkan pesan tersembunyi dengan tidak
menimbulkan kecurigaan bagi orang selain pengirim dan penerima. Steganografi berasal
dari bahasa Yunani, yaitu steganos (στεγανός) yang berarti tertutupi atau terlindungi,
dan graphein (γράσειν) yang berarti menulis. Bila disatukan, menjadi tulisan
tersembunyi. Kelebihan dari steganografi adalah tidak mengundang kecurigaan dari

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
”Peran Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)Dalam Meningkatkan Mutu Tenaga
Kependidikan Indonesia” ALPTKSI-UPGRI PALEMBANG 2012
Palembang, 15 Desember 2012
orang lain. Steganografi sering menggunakan berkas-berkas yang ukurannya besar
seperti gambar, suara, lagu, dan sebagainya. Steganografi membutuhkan dua properti,
yaitu wadah penampung dan data rahasia yang akan disembunyikan. Terlihat pada
gambar 1.



        Wadah                          Data Rahasia                    STEGO
      Penampung


                                    Gambar 1. Properti Steganografi
      Steganografi menggunakan media digital sebagai wadah penampung, misalnya
citra, audio, teks dan video. Pada makalah ini, wadah penampung yang digunakan
adalah matriks.    Data rahasia tersebut disisipkan pada matriks tersebut. (Dikutip
Satriatman, 2010 : 1-2).


2.3. Matriks
      Matriks didefinisikan sebagai susunan persegi panjang dari bilangan-bilangan
yang diatur dalam baris dan kolom. Matriks ditulis sebagai berikut :
                            a 11   a 12    a 1n 
                                             
                                                 
                           a m1
                                   a m2    a mn 
                                                                                    (1.1)
      Pada matriks (1.1) di atas, dikatakan matriks bujur sangkar jika m = n atau jumlah
baris (i) = jumlah kolom (j). Pada makalah ini matriks yang digunakan adalah matriks
bujur sangkar atau matriks yang mempunyai ordo nxn. (Dikutip Gazali, 2005).
      Beberapa operasi aritmatika pada matriks, yaitu penjumlahan, pengurangan,
perkalian dengan skalar dan perkalian antar matriks. Misalkan dua buah matriks adalah
A dan B, maka :
a. Penjumlahan matriks A dan B; dua buah matriks bisa dijumlahkan jika memiliki
   ordo (ukuran) yang sama. Penjumlahan dilakukan antar elemen dengan letak yang
   sama. A + B = aij + bij.
b. Pengurangan matriks A dan B; proses pengurangan elemen matriks adalah
   penjumlahan dengan lawan dari salah satu matriks. A – B = A + (-B) = aij + (-bij).




SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
”Peran Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)Dalam Meningkatkan Mutu Tenaga
Kependidikan Indonesia” ALPTKSI-UPGRI PALEMBANG 2012
Palembang, 15 Desember 2012
c. Perkalian matriks dengan skalar (); semua elemen matriks dikalikan dengan skalar
   (). (A) = (aij).
d. Perkalian matriks A dan B; dua buah matriks bisa dikalikan jika memenuhi syarat
   jumlah kolom matriks pertama sama dengan jumlah baris matriks kedua. Sebagai

   contoh                                                           .     (Dikutip   Gazali,

   2005).
      Selain operasi aritmatika di atas, matriks juga mempunyai operasi aritmatika lain
yang dikenal dengan istilah invers matriks. Matriks A(nxn) dikatakan mempunyai invers
matriks B jika berlaku AB = BA = In. Matriks B merupakan invers dari matriks A atau
ditulis dengan B = A-1. Invers matriks ada jika berlaku determinan dari A tidak sama
dengan nol ( det(A) ≠ 0). (Dikutip Mursita, 2010).


2.4. Kriptografi dan Steganografi dengan Matriks
      Pada proses Kriptografi, pesan dikemas dan ditulis dalam bentuk n- bilangan atau
n-huruf tidak beraturan. Pesan sandi yang dikirim merupakan hasil pengolahan dan
pemrosesan dengan satu atau lebih operasi matriks. Tingkat keamanan suatu pesan
tergantung pada kompleksitas pemrosesan operasi matriks yang digunakan. Pada proses
pengiriman pesan, sender (pengirim) menyertakan juga perangkat yang digunakan
untuk mengolah/merubah pesan. Perangkat yang dimaksud adalah aturan konversi dan
matriks pemrosesnya (matriks kunci). Berdasarkan ketiga perangkat inilah receiver
(penerima) dapat membongkar/membaca makna pesan yang dikirim. Pada proses
Steganografi,     matriks   yang     sudah     di    olah   pada        proses   Kriptografi
dimasukkan/disisipkan pada matriks stego dengan kunci posisi yang sudah ditentukan.
Dalam Kriptografi, pengolahan dan pemrosesan pesan dilakukan dengan 2 cara yaitu
proses encoding dan proses decoding. Pada proses encoding, pesan akan dikirimkan
oleh pengirim dalam bentuk barisan n-angka. Pengolahan pesan dalam bentuk n-huruf
menjadi n-angka dengan menggunakan perkalian matriks.               Hasil n-angka yang
didapatkan dari perkalian matriks tersebut selanjutnya disisipkan pada matriks stego
yang dikirimkan kepada penerima dengan menyertakan kunci posisi, aturan konversi,
dan matriks kunci. Pada proses decoding, pesan yang diterima dalam bentuk matriks




SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
”Peran Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)Dalam Meningkatkan Mutu Tenaga
Kependidikan Indonesia” ALPTKSI-UPGRI PALEMBANG 2012
Palembang, 15 Desember 2012
stego akan diolah menjadi bentuk barisan n-huruf de8ngan menggunakan invers
matriks.


2.5. Langkah – Langkah Encoding Kriptografi dan Steganografi dengan Matriks
      Dalam proses encoding, pengirim pesan bisa mengikuti langkah-langkah
prosesnya sebagai berikut :
1. Tulis pesan dalam n-huruf.
2. Tentukan aturan konversi yang digunakan.


   Misal :   A       B        C     D       ...     Z       ,      !       -         ?



             1       2        3     4       ...     26      27     28      29        30

3. Tulis pesan (1) dalam n-angka.
4. Tulis pesan (3) dalam matriks, misalkan matriks M. Matriks M bergantung pada
   ordo matriks kunci. Ukuran matriks M adalah (2x...) disesuaikan dengan matriks
   kuncinya, agar proses perkalian matriks A dengan M bisa dilakukan.
5. Tentukan matriks kunci A, dengan kriteria semua unsur dari matriks A dan A-1
   adalah bilangan bulat. Hal ini dapat dilakukan (salah satunya) dengan membuat
   det(A) = 1. Matriks A merupakan matriks bujur sangkar nxn dengan ordo 2x2.
6. Lakukan proses perkalian matriks A dengan matriks M yang menghasilkan matriks P
   atau P = A*M.
7. Tulis n-angka matriks P menjadi barisan n-angka.
8. Buat matriks baru yang nantinya akan disisipi barisan n-angka tersebut dengan
   ukuran nxn. Dimana n adalah jumlah karakter.
9. Letakan barisan n-angka yang disisipkan dengan kunci posisi [(n-2),n], artinya data
   diletakkan pada hitungan ke (n-2) dengan panjang karakter n. Isi matriks selain
   posisi yang ditentukan bebas.
10. Dalam hal ini, sudah terdapat matriks stego dimana isinya sudah disisipi dengan
    data rahasia.




SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
”Peran Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)Dalam Meningkatkan Mutu Tenaga
Kependidikan Indonesia” ALPTKSI-UPGRI PALEMBANG 2012
Palembang, 15 Desember 2012
2.6. Langkah – Langkah Decoding Kriptografi dan Steganografi dengan Matriks
      Dalam proses decoding, penerima akan mengetahui pesan rahasia yang
disampaikan melalui matriks stego dengan kunci posisi, aturan konversi dan matriks
kunci yang disertakan pada saat pengiriman pesan. Penerima bisa melakukan langkah-
langkah encoding tetapi dengan urutan terbalik dari langkah terakhir sampai dengan
langkah awal. Yang membedakan pada langkah ke-6, matriks yang harus ditentukan
adalah matriks M, sehingga prosesnya dengan menggunakan invers matriks. Sesuai
dengan aturan perkaliannya bahwa P = A*M, maka untuk mendapatkan matriks M
dilakukan perkalian dengan invers matriks kunci sehingga hasilnya menjadi M = A-1*P.
(Dikutip Sutojo, 2010).


3. Simpulan dan Saran
3.1. Simpulan
      Dari hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan
penggabungan 2 tehnik yaitu Kriptografi dan Steganografi dalam pengiriman pesan
rahasia, maka semakin sulit pihak lain untuk memahami isi pesan yang disampaikan
apalagi mengubahnya. Dengan demikian, pesan yang dikirim lebih terjamin
kerahasiaanya.


3.2. Saran
     Dari penjelasan di atas, pembahasan masih berupa teori. Kedepannya diharapkan
bisa diterapkan dalam aplikasi komputer.



4. Daftar Pustaka

Bambang, R. J. 2010. Steganografi pada Berkas Gambar dengan Sudoku sebagai Kunci
   Stego. Makalah IF2091 Struktur Diskrit, 2(1), 1-2.

Gazali, W. 2005. Matriks dan Transformasi Linier. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Mursita,D. 2010. Aljabar Linier. Rekayasa Sains. Bandung.

Satriatama, C., Izbat, U. N., dan Miftahul, H. 2010. Implementrasi dan Analisa Teknik
     Steganografi Multi-Carrier pada File Multimedia, 2(1), 1-2.




SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
”Peran Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)Dalam Meningkatkan Mutu Tenaga
Kependidikan Indonesia” ALPTKSI-UPGRI PALEMBANG 2012
Palembang, 15 Desember 2012
Sofwan, A.,Agung,B.P., dan Toni,S. 2006. Aplikasi Kriptografi dengan Algoritma
    Message Diggest 5 (MD5). Transmisi, 11(1), 22-27.

Sutojo, T., dkk, 2010. Teori dan Aplikasi Aljabar Linier dan Matriks. Andi Offset.
    Yogyakarta.




SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
”Peran Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)Dalam Meningkatkan Mutu Tenaga
Kependidikan Indonesia” ALPTKSI-UPGRI PALEMBANG 2012
Palembang, 15 Desember 2012

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

1. artificial intelligence
1. artificial intelligence1. artificial intelligence
1. artificial intelligence
Dony Riyanto
 

Was ist angesagt? (12)

Tugass 1
Tugass 1Tugass 1
Tugass 1
 
Tugas penulisan karya ilmiah
Tugas penulisan karya ilmiahTugas penulisan karya ilmiah
Tugas penulisan karya ilmiah
 
1. artificial intelligence
1. artificial intelligence1. artificial intelligence
1. artificial intelligence
 
Kriptografi
KriptografiKriptografi
Kriptografi
 
Kriptografi Affine dengan Pseudoinvers
Kriptografi Affine dengan PseudoinversKriptografi Affine dengan Pseudoinvers
Kriptografi Affine dengan Pseudoinvers
 
MAKALAH TENTANG ALGORITMA GENETIKA
MAKALAH TENTANG ALGORITMA GENETIKAMAKALAH TENTANG ALGORITMA GENETIKA
MAKALAH TENTANG ALGORITMA GENETIKA
 
Jaringan syaraf tiruan uas docs
Jaringan syaraf tiruan uas docsJaringan syaraf tiruan uas docs
Jaringan syaraf tiruan uas docs
 
CRPTOGRAFY
CRPTOGRAFYCRPTOGRAFY
CRPTOGRAFY
 
Aplikasi encripsi dan dekripsi berbasis desktop
Aplikasi encripsi dan dekripsi berbasis desktopAplikasi encripsi dan dekripsi berbasis desktop
Aplikasi encripsi dan dekripsi berbasis desktop
 
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM YANG MENERAPKAN ALGORITMA TRIANGLE CHAIN CIPH...
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM YANG MENERAPKAN ALGORITMA TRIANGLE CHAIN CIPH...ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM YANG MENERAPKAN ALGORITMA TRIANGLE CHAIN CIPH...
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM YANG MENERAPKAN ALGORITMA TRIANGLE CHAIN CIPH...
 
UTS JST 2014/2015
UTS JST 2014/2015UTS JST 2014/2015
UTS JST 2014/2015
 
MAKALAH - IMPLEMENTASI ALGORITMA BLOWFISH DAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT IN...
MAKALAH - IMPLEMENTASI ALGORITMA BLOWFISH DAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT IN...MAKALAH - IMPLEMENTASI ALGORITMA BLOWFISH DAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT IN...
MAKALAH - IMPLEMENTASI ALGORITMA BLOWFISH DAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT IN...
 

Andere mochten auch

Makalah seminar jurdik matematika marsigit (1)
Makalah seminar jurdik matematika marsigit (1)Makalah seminar jurdik matematika marsigit (1)
Makalah seminar jurdik matematika marsigit (1)
freddy_silaban
 
Makalah seminar matematika djuwita trisnawati
Makalah seminar matematika djuwita trisnawatiMakalah seminar matematika djuwita trisnawati
Makalah seminar matematika djuwita trisnawati
trisnawatidjuwita
 
5.1.5 elemen asas dlm pengaturcaraan
5.1.5  elemen asas  dlm pengaturcaraan5.1.5  elemen asas  dlm pengaturcaraan
5.1.5 elemen asas dlm pengaturcaraan
dean36
 
pengantar dasar matematika (logika matematika)
pengantar dasar matematika (logika matematika)pengantar dasar matematika (logika matematika)
pengantar dasar matematika (logika matematika)
dwi sekti
 
La5 ict-topic-5-programming
La5 ict-topic-5-programmingLa5 ict-topic-5-programming
La5 ict-topic-5-programming
Kak Yong
 
Bidang pembelajaran 5.2 Tingkatan 5
Bidang pembelajaran 5.2 Tingkatan 5Bidang pembelajaran 5.2 Tingkatan 5
Bidang pembelajaran 5.2 Tingkatan 5
MOE
 
Bidang pembelajaran 5.3 Tingkatan 5
Bidang pembelajaran 5.3 Tingkatan 5Bidang pembelajaran 5.3 Tingkatan 5
Bidang pembelajaran 5.3 Tingkatan 5
MOE
 
Bidang pembelajaran 4.3 Tingkatan 5
Bidang pembelajaran  4.3 Tingkatan 5Bidang pembelajaran  4.3 Tingkatan 5
Bidang pembelajaran 4.3 Tingkatan 5
MOE
 
Bidang pembelajaran 4.1 Tingkatan 5
Bidang pembelajaran 4.1 Tingkatan 5Bidang pembelajaran 4.1 Tingkatan 5
Bidang pembelajaran 4.1 Tingkatan 5
MOE
 
Bidang pembelajaran 4.2 Tingkatan 5
Bidang pembelajaran 4.2 Tingkatan 5Bidang pembelajaran 4.2 Tingkatan 5
Bidang pembelajaran 4.2 Tingkatan 5
MOE
 
Bidang pembelajaran 5.1 Tingkatan 5
Bidang pembelajaran 5.1 Tingkatan 5Bidang pembelajaran 5.1 Tingkatan 5
Bidang pembelajaran 5.1 Tingkatan 5
MOE
 

Andere mochten auch (20)

Makalah seminar jurdik matematika marsigit (1)
Makalah seminar jurdik matematika marsigit (1)Makalah seminar jurdik matematika marsigit (1)
Makalah seminar jurdik matematika marsigit (1)
 
Makalah seminar matematika djuwita trisnawati
Makalah seminar matematika djuwita trisnawatiMakalah seminar matematika djuwita trisnawati
Makalah seminar matematika djuwita trisnawati
 
Ciri ciri seminar
Ciri ciri seminarCiri ciri seminar
Ciri ciri seminar
 
Makalah seminar
Makalah seminarMakalah seminar
Makalah seminar
 
5.1.5 elemen asas dlm pengaturcaraan
5.1.5  elemen asas  dlm pengaturcaraan5.1.5  elemen asas  dlm pengaturcaraan
5.1.5 elemen asas dlm pengaturcaraan
 
Bidang pembelajaran-5-1
Bidang pembelajaran-5-1Bidang pembelajaran-5-1
Bidang pembelajaran-5-1
 
ICT, Importance of programming and programming languages
ICT, Importance of programming and programming languagesICT, Importance of programming and programming languages
ICT, Importance of programming and programming languages
 
Pertemuan 1 - Algoritma dan Struktur Data 1
Pertemuan 1 - Algoritma dan Struktur Data 1Pertemuan 1 - Algoritma dan Struktur Data 1
Pertemuan 1 - Algoritma dan Struktur Data 1
 
Mengenalkan sains pada anak pra sekolah
Mengenalkan sains pada anak pra sekolahMengenalkan sains pada anak pra sekolah
Mengenalkan sains pada anak pra sekolah
 
pengantar dasar matematika (logika matematika)
pengantar dasar matematika (logika matematika)pengantar dasar matematika (logika matematika)
pengantar dasar matematika (logika matematika)
 
La5 ict-topic-5-programming
La5 ict-topic-5-programmingLa5 ict-topic-5-programming
La5 ict-topic-5-programming
 
Nota Padat ICT SPM
Nota Padat ICT SPMNota Padat ICT SPM
Nota Padat ICT SPM
 
Bidang pembelajaran 5.2 Tingkatan 5
Bidang pembelajaran 5.2 Tingkatan 5Bidang pembelajaran 5.2 Tingkatan 5
Bidang pembelajaran 5.2 Tingkatan 5
 
Bidang pembelajaran 3.1 tingkatan 4
Bidang pembelajaran 3.1 tingkatan 4Bidang pembelajaran 3.1 tingkatan 4
Bidang pembelajaran 3.1 tingkatan 4
 
Bidang pembelajaran 5.3 Tingkatan 5
Bidang pembelajaran 5.3 Tingkatan 5Bidang pembelajaran 5.3 Tingkatan 5
Bidang pembelajaran 5.3 Tingkatan 5
 
Bidang pembelajaran 4.3 Tingkatan 5
Bidang pembelajaran  4.3 Tingkatan 5Bidang pembelajaran  4.3 Tingkatan 5
Bidang pembelajaran 4.3 Tingkatan 5
 
Bidang pembelajaran 3.3 tingkatan 4
Bidang pembelajaran 3.3 tingkatan 4Bidang pembelajaran 3.3 tingkatan 4
Bidang pembelajaran 3.3 tingkatan 4
 
Bidang pembelajaran 4.1 Tingkatan 5
Bidang pembelajaran 4.1 Tingkatan 5Bidang pembelajaran 4.1 Tingkatan 5
Bidang pembelajaran 4.1 Tingkatan 5
 
Bidang pembelajaran 4.2 Tingkatan 5
Bidang pembelajaran 4.2 Tingkatan 5Bidang pembelajaran 4.2 Tingkatan 5
Bidang pembelajaran 4.2 Tingkatan 5
 
Bidang pembelajaran 5.1 Tingkatan 5
Bidang pembelajaran 5.1 Tingkatan 5Bidang pembelajaran 5.1 Tingkatan 5
Bidang pembelajaran 5.1 Tingkatan 5
 

Ähnlich wie Makalah seminar nasional matematika 2012 pgri

Perancangan algoritma sistem keamanan data menggunakan metode kriptografi asi...
Perancangan algoritma sistem keamanan data menggunakan metode kriptografi asi...Perancangan algoritma sistem keamanan data menggunakan metode kriptografi asi...
Perancangan algoritma sistem keamanan data menggunakan metode kriptografi asi...
-
 
Determinan hasil dekomposisi dengan cara crout pada matriks bujur sangkar
Determinan  hasil dekomposisi dengan cara crout pada matriks bujur sangkarDeterminan  hasil dekomposisi dengan cara crout pada matriks bujur sangkar
Determinan hasil dekomposisi dengan cara crout pada matriks bujur sangkar
BAIDILAH Baidilah
 
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses Belajar
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses BelajarSoftware Matematika Sebagai Penunjang Proses Belajar
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses Belajar
Prandita Sega
 
05 cryptography
05 cryptography05 cryptography
05 cryptography
King Gruff
 
1 artificialintelligence-120804005130-phpapp01
1 artificialintelligence-120804005130-phpapp011 artificialintelligence-120804005130-phpapp01
1 artificialintelligence-120804005130-phpapp01
Bambang Gastomo
 

Ähnlich wie Makalah seminar nasional matematika 2012 pgri (20)

Desain autentikasi kunci publik menggunakan teori matriks
Desain autentikasi kunci publik menggunakan teori matriksDesain autentikasi kunci publik menggunakan teori matriks
Desain autentikasi kunci publik menggunakan teori matriks
 
Perancangan algoritma sistem keamanan data menggunakan metode kriptografi asi...
Perancangan algoritma sistem keamanan data menggunakan metode kriptografi asi...Perancangan algoritma sistem keamanan data menggunakan metode kriptografi asi...
Perancangan algoritma sistem keamanan data menggunakan metode kriptografi asi...
 
Tugas 3
Tugas 3Tugas 3
Tugas 3
 
Jurnal cathrine0806083206
Jurnal cathrine0806083206Jurnal cathrine0806083206
Jurnal cathrine0806083206
 
Tugas2
Tugas2Tugas2
Tugas2
 
Determinan hasil dekomposisi dengan cara crout pada matriks bujur sangkar
Determinan  hasil dekomposisi dengan cara crout pada matriks bujur sangkarDeterminan  hasil dekomposisi dengan cara crout pada matriks bujur sangkar
Determinan hasil dekomposisi dengan cara crout pada matriks bujur sangkar
 
Penerapan teori bilangan pada kriptografi rsa
Penerapan teori bilangan pada kriptografi rsaPenerapan teori bilangan pada kriptografi rsa
Penerapan teori bilangan pada kriptografi rsa
 
Algoritma rsa
Algoritma rsaAlgoritma rsa
Algoritma rsa
 
Judul usulan outline
Judul usulan outlineJudul usulan outline
Judul usulan outline
 
Praktiktum pvd matlab
Praktiktum pvd   matlabPraktiktum pvd   matlab
Praktiktum pvd matlab
 
Ppt matriks ke 1
Ppt matriks ke 1Ppt matriks ke 1
Ppt matriks ke 1
 
Bahan Ajar Inovasi Matriks Lusi Irawati, S.Pd.pdf
Bahan Ajar Inovasi Matriks Lusi Irawati, S.Pd.pdfBahan Ajar Inovasi Matriks Lusi Irawati, S.Pd.pdf
Bahan Ajar Inovasi Matriks Lusi Irawati, S.Pd.pdf
 
Bahan Ajar Inovasi Matriks Lusi Irawati, S.Pd.pdf
Bahan Ajar Inovasi Matriks Lusi Irawati, S.Pd.pdfBahan Ajar Inovasi Matriks Lusi Irawati, S.Pd.pdf
Bahan Ajar Inovasi Matriks Lusi Irawati, S.Pd.pdf
 
Materi ke-3 Aljabar Linier
Materi ke-3 Aljabar LinierMateri ke-3 Aljabar Linier
Materi ke-3 Aljabar Linier
 
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses Belajar
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses BelajarSoftware Matematika Sebagai Penunjang Proses Belajar
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses Belajar
 
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik InformatikaMakalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
Makalah Kegunaan Matematika Diskrit pada Teknik Informatika
 
05 cryptography
05 cryptography05 cryptography
05 cryptography
 
1 artificialintelligence-120804005130-phpapp01
1 artificialintelligence-120804005130-phpapp011 artificialintelligence-120804005130-phpapp01
1 artificialintelligence-120804005130-phpapp01
 
Makalah allin
Makalah allinMakalah allin
Makalah allin
 
Dasar - Dasar Keamanan Sistem.ppt
Dasar - Dasar Keamanan Sistem.pptDasar - Dasar Keamanan Sistem.ppt
Dasar - Dasar Keamanan Sistem.ppt
 

Makalah seminar nasional matematika 2012 pgri

  • 1. APLIKASI PENGGABUNGAN KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI MENGGUNAKAN OPERASI ARITMATIKA PADA MATRIKS DALAM PROSES CODING Oleh : Maya Saftari STMIK Atma Luhur Pangkalpinang E-mail : saftari80@gmail.com Abstrak Perkembangan teknologi yang semakin pesat memungkinkan pihak lain untuk mencuri atau mengubah data pesan yang dikirim. Untuk itu, Kriptografi dan Steganografi dapat digunakan untuk mengamankan data sehingga dapat mengatasi hal tersebut. Kriptografi adalah seni untuk mempelajari teknik coding dari data pesan rahasia yang dikirim. Steganografi adalah seni menyembunyikan pesan di dalam media digital sehingga orang lain tidak menyadari ada sesuatu pesan di dalam media tersebut. Proses coding menggunakan sistem Poligrafi yang memanfaatkan operasi matriks baik perkalian maupun invers matriks. Pada proses coding, data dibagi menjadi himpunan n- huruf dan menggantinya dengan n-angka. Proses encoding, mengubah n-huruf menjadi n-angka dengan proses perkalian matriks. Dilanjutkan dengan menyisipkan n-angka tersebut pada matriks stego yang harus ditentukan kunci posisi untuk proses decoding. Pada proses decoding, mengubah n-angka menjadi n-huruf dengan memanfaatkan invers matriks. Dari pembahasan, disimpulkan bahwa dengan menggunakan 2 tehnik tersebut pesan yang dikirim akan lebih terjamin kerahasiaanya. Kata Kunci : Kriptografi, Steganografi, Encoding, Decoding, Kunci Posisi 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat memungkinkan pihak lain untuk mengubah data pesan yang akan dikirim dari pihak satu ke pihak lain. Keamanan dalam proses pemindahan data pesan yang akan disampaikan amat sangat diperlukan. Kriptografi dan Steganografi merupakan tehnik yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Kriptografi adalah ilmu atau seni Kriptografi adalah ilmu atau seni untuk menjaga keamanan pesan. Steganografi adalah ilmu atau seni menyembunyikan SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN ”Peran Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)Dalam Meningkatkan Mutu Tenaga Kependidikan Indonesia” ALPTKSI-UPGRI PALEMBANG 2012 Palembang, 15 Desember 2012
  • 2. pesan. Ketika suatu pesan dikirim dari suatu tempat ke tempat lain, ada kemungkinan bahwa data tersebut dapat dicuri atau bahkan diubah oleh pihak pihak yang tidak diinginkan. Dalam hal tersebut, kriptografi dan Steganografi sangatlah berperan dalam menjadikan pesan tersebut tidak dapat dipahami dan dimengerti oleh pihak lain. 1.2. Rumusan Masalah - Penggunaan Kriptografi dan Steganografi dalam proses coding. - Proses coding dengan operasi aritmatika pada matriks. 1.3. Tujuan dan Manfaat - Memanfaatkan Kriptografi dan Steganografi dalam proses coding sehingga keamanan pesan yang akan disampaikan dari pengirim ke penerima menjadi terjamin keamanan. - Dalam prosesnya menggunakan operasi aritmatika matriks. 2. Pembahasan 2.1. Kriptografi Kriptografi berasal dari Bahasa Yunani: “cryptós”artinya rahasia, sedangkan “gráphein” artinya tulisan. Jadi, secara morfologi kriptografi berarti tulisan rahasia. Kriptografi merupakan seni untuk mempelajari teknik-teknik encoding dan decoding dari pesan rahasia. Pesan – pesan yang belum dikodekan disebut plainteks dan pesan- pesan yang telah dikodekan disebut chiperteks. Proses konversi dari plainteks menjadi chiperteks disebut encoding dan sebaliknya. Ada 2 cara coding dalam kriptografi yaitu cara substitusi dan cara poligrafi. Pada makalah ini yang digunakan adalah cara poligrafi, karena hasilnya lebih baik dibandingkan cara subtitusi. (Dikutip Bambang,2010 : 1-2). 2.2. Steganografi Steganografi adalah teknik menyisipkan pesan tersembunyi dengan tidak menimbulkan kecurigaan bagi orang selain pengirim dan penerima. Steganografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu steganos (στεγανός) yang berarti tertutupi atau terlindungi, dan graphein (γράσειν) yang berarti menulis. Bila disatukan, menjadi tulisan tersembunyi. Kelebihan dari steganografi adalah tidak mengundang kecurigaan dari SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN ”Peran Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)Dalam Meningkatkan Mutu Tenaga Kependidikan Indonesia” ALPTKSI-UPGRI PALEMBANG 2012 Palembang, 15 Desember 2012
  • 3. orang lain. Steganografi sering menggunakan berkas-berkas yang ukurannya besar seperti gambar, suara, lagu, dan sebagainya. Steganografi membutuhkan dua properti, yaitu wadah penampung dan data rahasia yang akan disembunyikan. Terlihat pada gambar 1. Wadah Data Rahasia STEGO Penampung Gambar 1. Properti Steganografi Steganografi menggunakan media digital sebagai wadah penampung, misalnya citra, audio, teks dan video. Pada makalah ini, wadah penampung yang digunakan adalah matriks. Data rahasia tersebut disisipkan pada matriks tersebut. (Dikutip Satriatman, 2010 : 1-2). 2.3. Matriks Matriks didefinisikan sebagai susunan persegi panjang dari bilangan-bilangan yang diatur dalam baris dan kolom. Matriks ditulis sebagai berikut :  a 11 a 12  a 1n         a m1  a m2  a mn   (1.1) Pada matriks (1.1) di atas, dikatakan matriks bujur sangkar jika m = n atau jumlah baris (i) = jumlah kolom (j). Pada makalah ini matriks yang digunakan adalah matriks bujur sangkar atau matriks yang mempunyai ordo nxn. (Dikutip Gazali, 2005). Beberapa operasi aritmatika pada matriks, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian dengan skalar dan perkalian antar matriks. Misalkan dua buah matriks adalah A dan B, maka : a. Penjumlahan matriks A dan B; dua buah matriks bisa dijumlahkan jika memiliki ordo (ukuran) yang sama. Penjumlahan dilakukan antar elemen dengan letak yang sama. A + B = aij + bij. b. Pengurangan matriks A dan B; proses pengurangan elemen matriks adalah penjumlahan dengan lawan dari salah satu matriks. A – B = A + (-B) = aij + (-bij). SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN ”Peran Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)Dalam Meningkatkan Mutu Tenaga Kependidikan Indonesia” ALPTKSI-UPGRI PALEMBANG 2012 Palembang, 15 Desember 2012
  • 4. c. Perkalian matriks dengan skalar (); semua elemen matriks dikalikan dengan skalar (). (A) = (aij). d. Perkalian matriks A dan B; dua buah matriks bisa dikalikan jika memenuhi syarat jumlah kolom matriks pertama sama dengan jumlah baris matriks kedua. Sebagai contoh . (Dikutip Gazali, 2005). Selain operasi aritmatika di atas, matriks juga mempunyai operasi aritmatika lain yang dikenal dengan istilah invers matriks. Matriks A(nxn) dikatakan mempunyai invers matriks B jika berlaku AB = BA = In. Matriks B merupakan invers dari matriks A atau ditulis dengan B = A-1. Invers matriks ada jika berlaku determinan dari A tidak sama dengan nol ( det(A) ≠ 0). (Dikutip Mursita, 2010). 2.4. Kriptografi dan Steganografi dengan Matriks Pada proses Kriptografi, pesan dikemas dan ditulis dalam bentuk n- bilangan atau n-huruf tidak beraturan. Pesan sandi yang dikirim merupakan hasil pengolahan dan pemrosesan dengan satu atau lebih operasi matriks. Tingkat keamanan suatu pesan tergantung pada kompleksitas pemrosesan operasi matriks yang digunakan. Pada proses pengiriman pesan, sender (pengirim) menyertakan juga perangkat yang digunakan untuk mengolah/merubah pesan. Perangkat yang dimaksud adalah aturan konversi dan matriks pemrosesnya (matriks kunci). Berdasarkan ketiga perangkat inilah receiver (penerima) dapat membongkar/membaca makna pesan yang dikirim. Pada proses Steganografi, matriks yang sudah di olah pada proses Kriptografi dimasukkan/disisipkan pada matriks stego dengan kunci posisi yang sudah ditentukan. Dalam Kriptografi, pengolahan dan pemrosesan pesan dilakukan dengan 2 cara yaitu proses encoding dan proses decoding. Pada proses encoding, pesan akan dikirimkan oleh pengirim dalam bentuk barisan n-angka. Pengolahan pesan dalam bentuk n-huruf menjadi n-angka dengan menggunakan perkalian matriks. Hasil n-angka yang didapatkan dari perkalian matriks tersebut selanjutnya disisipkan pada matriks stego yang dikirimkan kepada penerima dengan menyertakan kunci posisi, aturan konversi, dan matriks kunci. Pada proses decoding, pesan yang diterima dalam bentuk matriks SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN ”Peran Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)Dalam Meningkatkan Mutu Tenaga Kependidikan Indonesia” ALPTKSI-UPGRI PALEMBANG 2012 Palembang, 15 Desember 2012
  • 5. stego akan diolah menjadi bentuk barisan n-huruf de8ngan menggunakan invers matriks. 2.5. Langkah – Langkah Encoding Kriptografi dan Steganografi dengan Matriks Dalam proses encoding, pengirim pesan bisa mengikuti langkah-langkah prosesnya sebagai berikut : 1. Tulis pesan dalam n-huruf. 2. Tentukan aturan konversi yang digunakan. Misal : A B C D ... Z , ! - ? 1 2 3 4 ... 26 27 28 29 30 3. Tulis pesan (1) dalam n-angka. 4. Tulis pesan (3) dalam matriks, misalkan matriks M. Matriks M bergantung pada ordo matriks kunci. Ukuran matriks M adalah (2x...) disesuaikan dengan matriks kuncinya, agar proses perkalian matriks A dengan M bisa dilakukan. 5. Tentukan matriks kunci A, dengan kriteria semua unsur dari matriks A dan A-1 adalah bilangan bulat. Hal ini dapat dilakukan (salah satunya) dengan membuat det(A) = 1. Matriks A merupakan matriks bujur sangkar nxn dengan ordo 2x2. 6. Lakukan proses perkalian matriks A dengan matriks M yang menghasilkan matriks P atau P = A*M. 7. Tulis n-angka matriks P menjadi barisan n-angka. 8. Buat matriks baru yang nantinya akan disisipi barisan n-angka tersebut dengan ukuran nxn. Dimana n adalah jumlah karakter. 9. Letakan barisan n-angka yang disisipkan dengan kunci posisi [(n-2),n], artinya data diletakkan pada hitungan ke (n-2) dengan panjang karakter n. Isi matriks selain posisi yang ditentukan bebas. 10. Dalam hal ini, sudah terdapat matriks stego dimana isinya sudah disisipi dengan data rahasia. SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN ”Peran Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)Dalam Meningkatkan Mutu Tenaga Kependidikan Indonesia” ALPTKSI-UPGRI PALEMBANG 2012 Palembang, 15 Desember 2012
  • 6. 2.6. Langkah – Langkah Decoding Kriptografi dan Steganografi dengan Matriks Dalam proses decoding, penerima akan mengetahui pesan rahasia yang disampaikan melalui matriks stego dengan kunci posisi, aturan konversi dan matriks kunci yang disertakan pada saat pengiriman pesan. Penerima bisa melakukan langkah- langkah encoding tetapi dengan urutan terbalik dari langkah terakhir sampai dengan langkah awal. Yang membedakan pada langkah ke-6, matriks yang harus ditentukan adalah matriks M, sehingga prosesnya dengan menggunakan invers matriks. Sesuai dengan aturan perkaliannya bahwa P = A*M, maka untuk mendapatkan matriks M dilakukan perkalian dengan invers matriks kunci sehingga hasilnya menjadi M = A-1*P. (Dikutip Sutojo, 2010). 3. Simpulan dan Saran 3.1. Simpulan Dari hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan penggabungan 2 tehnik yaitu Kriptografi dan Steganografi dalam pengiriman pesan rahasia, maka semakin sulit pihak lain untuk memahami isi pesan yang disampaikan apalagi mengubahnya. Dengan demikian, pesan yang dikirim lebih terjamin kerahasiaanya. 3.2. Saran Dari penjelasan di atas, pembahasan masih berupa teori. Kedepannya diharapkan bisa diterapkan dalam aplikasi komputer. 4. Daftar Pustaka Bambang, R. J. 2010. Steganografi pada Berkas Gambar dengan Sudoku sebagai Kunci Stego. Makalah IF2091 Struktur Diskrit, 2(1), 1-2. Gazali, W. 2005. Matriks dan Transformasi Linier. Graha Ilmu. Yogyakarta. Mursita,D. 2010. Aljabar Linier. Rekayasa Sains. Bandung. Satriatama, C., Izbat, U. N., dan Miftahul, H. 2010. Implementrasi dan Analisa Teknik Steganografi Multi-Carrier pada File Multimedia, 2(1), 1-2. SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN ”Peran Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)Dalam Meningkatkan Mutu Tenaga Kependidikan Indonesia” ALPTKSI-UPGRI PALEMBANG 2012 Palembang, 15 Desember 2012
  • 7. Sofwan, A.,Agung,B.P., dan Toni,S. 2006. Aplikasi Kriptografi dengan Algoritma Message Diggest 5 (MD5). Transmisi, 11(1), 22-27. Sutojo, T., dkk, 2010. Teori dan Aplikasi Aljabar Linier dan Matriks. Andi Offset. Yogyakarta. SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN ”Peran Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)Dalam Meningkatkan Mutu Tenaga Kependidikan Indonesia” ALPTKSI-UPGRI PALEMBANG 2012 Palembang, 15 Desember 2012