SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 48
Downloaden Sie, um offline zu lesen
KETUA PENGARAH
Sekretaris Perseroan
WAKIL KETUA PENGARAH/
PENANGGUNG JAWAB
Vice President Komunikasi
PIMPINAN REDAKSI
Wisnuntoro
WAKIL PIMPINAN REDAKSI
Adiatma Sardjito
REDAKTUR PELAKSANA
Arya Dwi Paramita
TIM REDAKSI
Zainal Abidin,
Nandang Suherlan,
Urip Herdiman K.,
Nilawati Dj.
DESAIN GRAFIS
Rianti Octavia
FOTOGRAFER
Dadang Rachmat Pudja,
Kuntoro,
Burniat Fitrantau
SIRKULASI
Ichwanusyafa,
Herlambang
ALAMAT REDAKSI
Jl. Perwira 2-4 Jakarta,
Ruang 301 Kode Pos 10110
Telp. 3815946, 3815966
Fax. 3815852, 3815936
HOME PAGE
http://www.pertamina.com
EMAIL
bulletin@pertamina.com
PENERBIT
Divisi Komunikasi
Sekretaris Perseroan
PT PERTAMINA (PERSERO)
IZIN CETAK
Deppen No. 247/SK/DPHM/SIT/
1966, tanggal 12 April 1966
Pepelrada No. Kep. 21/P/VI/
1966 tanggal 14 April 1966
Redaksi menerima sumbangan
naskah dari dalam maupun
dari luar Pertamina. Naskah
ditulis dengan bahasa yang
populer dan mudah
dimengerti, satu setengah
spasi, point huruf 12, panjang
tiga setengah halaman.
Sertakan pula foto atau
ilustrasi, baik gambar ataupun
grafik yang diperlukan dan
biodata lengkap penulis
beserta no. rekening bank
atas nama penulis.
Untuk naskah yang dimuat,
kami menyediakan honor
sebesar Rp 250.000
(dipotong pajak 5%). Naskah
yang masuk menjadi milik
redaksi dan keputusan
pemuatan sepenuhnya
menjadi wewenang redaksi.
lakon22• Wahyudi Satoto
• Peggy Melati Sukma
hulu30EOR, Upaya untuk
Meningkatkan Produksi Migas
hilir32Sticker untuk Branding
dan Kualitasnya
tekno35Aplikasi Teknologi Neural Network
untuk Sistem Deteksi Nyala Api
ragam37• Conflict of Interest
• Antara Aroma dan Khasiat
• Membuat Teka-Tekni Silang
esai43Dalam Negosiasi, Orang Jepang tidak
Pernah Mengatakan”Tidak”!
resensi44• The Secret
• Biarkan Pasar Membajak Merek Anda
patrasiana46• Komikstrip : Pak Lurah & Ina
• TTS Agustus 2007
6-21
Daftar isi
warta utama
24kata mereka
Erna Witoelar
Pertamina sedang
membenahi
kilang-kilangnya.
Tujuannya,
efisiensi dan daya
saing. Faktor
keekonomian mau
tidak mau harus
menjadi bahan
pertimbangan
dalam
merekonfigurasi
kilang-kilang yang
ada. Juga
bagaimana
meningkatkan
nilai tambah untuk
produk-produk
BBM dan non
BBM yang
dihasilkannya.
4
SURAT PEMBACA
Saya bekerja di sebuah perusahaan yang banyak
berhubungan dengan Pertamina. Karena itu saya sering harus
melakukan kontak ke fungsi-fungsi tertentu di Pertamina, baik
melalui email mapun telepon.
Ada beberapa kali saya menelepon, saya menangkap
suatu kesan yang kurang baik dari para sekretaris atau
siapapun yang mengangkat telepon. Saat mereka mengangkat
telepon, saya rasa mereka sedang makan sesuatu dan tetap
melanjutkan mengunyahnya sehingga saya merasa terganggu
saat menerima jawaban dari mereka.
Kalau hal itu terjadi di jam makan siang, saya masih
maklum mungkin saja mereka memang sedang makan siang
dan tidak sempat istirahat keluar ruangan karena banyaknya
pekerjaan yang harus diselesaikan. Tetapi, saya mengalami
kejadian seperti di atas di luar jam istirahat karena biasanya
saya merasa tidak efektif menelepon pada waktu istirahat
siang.
Menurut saya, alangkah baiknya kalau memang sedang
makan, entah makan besar atau camilan, dan ada panggilan
Etika
Menerima
Telepon
telepon yang masuk, segeralah untuk
menelan makanan tersebut lebih dahulu.
Atau tunggu sampai selesai
mengunyahnya, baru kemudian
menerima telepon masuk tersebut. Ini
demi menunjukkan bahwa karyawan
Pertamina, yang katanya sudah berubah
ini, memahami dan menghayati etika
menerima telepon.
Sekali lagi, masukan saya ini tidak
ada maksud lain kecuali demi
perbaikan pelayanan Pertamina kepada
stakeholders-nya.
Rima Indriyani
Konsultan - Kebon Jeruk
Redaksi : Terima kasih atas kritik
dan saran Anda.•
Warta Pertamina, Agustus 2007
5
Warta Redaksi
Mukadimah
ASIA PASIFIK
Warta Pertamina, Agustus 2007
Ada cita-cita besar dari Kilang Unit Pengolahan
(UP) V Balikpapan. Menjadi kilang terpercaya
dan unggul di Asia Pasifik. Ketika WePeWePeWePeWePeWePe menghitung
sekilas — melalui website— potensi kekuatan nege-
ri-negeri sekitar Laut Caspia, lalu Singapura di Asia
Tenggara, maka pertanyaan itu muncul Kilang UP
V mau bermain di mana? Di titik keunggulan apa?
Potensi pasar memang luas. Kebutuhan energi
negeri seperti AS, China, Jepang, sungguh tidak
terkira. Tetapi sekali lagi, daya saing, keunggulan
komparatif dalam pasar bebas tidak boleh di-
abaikan.
Visi Kilang UP V Balikpapan tidak boleh
berhenti pada jargon. Rekonfigurasi yang sedang
dirancang saat ini menjadi hal strategis. Harus
mampu menambah keunggulan komparatif UP V.
Secara historis Balikpapan menyimpan se-
mangat untuk menjadi besar. Potensi sumber daya
alam dan akses ke kawasan Lautan Pasifik adalah
harapan yang bisa diwujudkan.
Sebutlah Balikpapan pada1897, yang dite-
mukan adalah wajah kampung nelayan. Keseha-
rian ratusan nelayan di daerah ini adalah mencari
ikan di perairan Teluk Balikpapan.
Adalah pemerintah Hindia Belanda yang men-
cium adanya kandungan sumber daya alam minyak
di Balikpapan. Maka mereka pun meminjam tanah
dari Kerajaan Kutai pada tahun 1863.
Selanjutnya Belanda mendapatkan konsesi per-
tambangan Mathilda dan kewenangan melakukan
usaha pertambangan di daerah Balikpapan. Di-
lakukanlah pemboran pada 10 Februari 1897.
Menggelontorlah minyak bumi dari sumur Ma-
thilda B-1. Lalu pemboran hingga B-40, di mana 9
sumur menghasilkan minyak yang cukup untuk
diusahakan.
Pada waktu hampir bersamaan di dekat Balik-
papan, yaitu Semboja dan Sanga-sanga ditemukan
minyak dan disalurkan melalui pipa ke Balikpapan.
Penemuan ini mendorong dibangunnya kilang pe-
ngolahan minyak di Balikpapan pada tahun 1899
oleh Shell Transport & Trading Ltd. Beralihlah
perkembangan Balikpapan dari industri agraris ke
industri dan perdagangan.
Sekarang kota ini dikenal sebagai minyak. Ko-
tanya bersih, tidak mengenal kemacetan. Pertamina
ada di sana, ikut menumbuhkan kota ini.
Ada multiplier effect dari perkembangan in-
dustri migas di sana. Industri jasa, seperti perda-
gangan, transportasi, perbankan, perhotelan, dan
sebagainya, tumbuh dengan pesat.
Kota ini memasang tagline kota berimanberimanberimanberimanberiman,
dengan semboyan kubela, kubangun, dan kujaga.
Barangkali yang agak berbeda adalah keberadaan
kendaraan. Ketika WePeWePeWePeWePeWePe datang tahun 1997, kota
ini begitu lengang. Boro-boro ada kemacetan. Tapi
10 tahun kemudian, ketika WePeWePeWePeWePeWePe kembali ke sana,
jumlah kendaraan di jalanan sudah tidak jauh
berbeda dengan kondisi pinggiran Jakarta.
“Malam Minggu sering macet, Pak,” kata sopir bis
yang mengantarkan rombongan wartawan migas
dari Jakarta keliling kota itu, akhir Juni 2007 lalu.
Hujan mengguyur kota pantai di Kalimantan
Timur ini sepanjang hari pada ujung Juni lalu. Ada
harapan besar di sana. Wassalam.•NS
A
sia Pasifik bukanlah sebuah benua.
Ia sebuah wilayah yang meliputi
wilayah negara-negara di benua
Asia, ditambah negara-negara yang bersen-
tuhan dengan Samudera Pasifik, samudera
terbesar dan terdalam di dunia.
Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia
dijelaskan, Samudera Pasifik membentang
dari daerah Antartika di Kutub Selatan
hingga ke Arktika di Kutub Utara. Luasnya
1/3 luas bumi. Persisnya 166 juta kilometer
persegi. Sehingga, kalau semua benua
dimasukkan ke samudera ini, semuanya bisa
masuk. Malah masih longgar. Masih ada sisa
ruang, yang konon luasnya seluas Asia.
Samudera Pasifik berbatasan dengan
Amerika Utara dan Amerika Selatan di ti-
mur, dan dengan Asia dan Australia di barat.
Jadi, kalau disebut-sebut wilayah Asia
Pasifik, ya tinggal sebut saja negara-negara
di benua Asia dan beberapa negara yang
tersentuh Samudera Pasifik.
Kita jadi teringat pada APEC (Asia
Pacific Economic Cooperation) alias kerja sama
ekonomi Asia Pasifik yang didirikan tahun
1989. Dalam catatan eksiklopedi di website,
di Wikipedia, dijelaskan, bahwa kerja sama
ekonomi ini bertujuan untuk mengukuhkan
pertumbuhan ekonomi dan mempererat
komunitas negara-negara Asia Pasifik.
Anggota APEC kini berjumlah 21 ne-
gara. Pada tahun 1989 hanya Amerika Se-
rikat, Australia, Brunei, Filipina, India,
Jepang, Kanada, Korea Selatan, Malaysia,
Selandia Baru, Singapura, Thailand. Tahun
1991 bertambah Hongkong, Republik Chi-
na (Taiwan), dan Republik Rakyat China.
Tahun 1993 masuk menjadi anggota Mek-
siko dan Papua Nugini; tahun 1994 ada
Chili; lalu tahun 1998 muncul Peru, Rusia,
dan Vietnam.
Itulah wajah Asia Pasifik!
Ketika UP V Balikpapan menetapkan
Visinya menjadi kilang terpercaya & unggul di
Asia Pasifik, dijelaskan pada Misi-nya, yaitu
memasok kebutuhan daerah Indonesia ti-
mur dan Asia Pasifik secara selektif.
Hiruk-pikuk bisnis di wilayah Asia Pa-
sifik sungguh sibuk. Pertumbuhan ekonomi
China dan India, menyusul Jepang, Korea
Selatan, Taiwan, dan negar-negara Asia
Tenggara, berhadapan dengan kekuatan
ekonomi AS, Kanada, Australia, Selandia
Baru, dan negeri-negeri non Asia lain.
Tetapi kondisi itu juga berarti ada de-
mand . Kebutuhan energi AS dan China
sangat tinggi. Malah kalau menurut sumber
dari website keduanya pemakaian energi ter-
tinggi di dunia di bawah AS, yaitu Jepang,
China, Rusia, Jerman, Korea Selatan, Italia,
Perancis, dan Inggris. Ada juga yang me-
nyebutkan China merupakan negara terbe-
sar kedua konsumen minyak bumi di dunia
setelah AS.
Sisi yang bisa dimanfaatkan oleh Perta-
mina (baca: Pemerintah) adalah peluang
bisnis minyak bumi dalam kerangka kerja
sama ekonomi regional. Bisa melalui kerang-
ka kerja sama APEC atau juga AFTA.
Ini barangkali “PR” bagi Pertamina,
khususnya UP V Balikpapan, untuk mem-
persiapkan diri agar bisa masuk ke dalam
pergaulan dunia. Apa mungkin?
Ketika dunia tertawa melecehkan, pe-
patah biarkan anjing menggonggong kafilah
berlalu boleh kita pakai. Sungguh. JJJJJohanohanohanohanohan
WWWWWolfgang van Goetheolfgang van Goetheolfgang van Goetheolfgang van Goetheolfgang van Goethe bilang, Knowing is
not enough, we must apply.Willing is not enough,
we must do.
Just do it, begitu kata pabrik sepatu Nike.
Setidaknya dalam waktu dekat Pertamina
sedang mempersiapkan membangun unit
RCC di Balikpapan. Pertamina telah menyi-
apkan roadmap kilang Pertamina 2006 -
2012, bahkan sampai 2020.
Menghitung kekuatan lawan untuk se-
terusnya membangun kekuatan sendiri,
pantas dilakukan.
Singapura dengan tidak memiliki sum-
ber daya alam migas, menutup kelemahan-
nya itu dengan menguatkan pada posisi se-
bagai trader memang ditunjang oleh posisi
Singapura sebagai pusat perdagangan ka-
wasan Asia yang menonjol.
Di kawasan lain Asia, Iran punya geo-
strategi energi yang juga kuat. Negeri para
mullah ini memiliki posisi geografis sangat
menguntungkan karena memiliki akses ke
Laut Caspia, kawasan yang mengandung
potensi kekayaan minyak dan gas signifikan.
Dan kini perusahaan minyak Rusia Lukoil
dan perusahaan minyak Kazakh Kasmu-
naigas menawarkan kerja sama dengan Ira-
nian Northern Drilling Company (NDC)
untuk pengembangan kilang minyak di Laut
Caspia.
Lalu untuk sisi distribusi migas, Iran
dan Afganistan — menurut cerita dari web-
site — adalah dua negara tempat lalu lintas
ekspor migas dari Laut Caspia. Peta sema-
cam ini yang akan menyemarakkan “seli-
weran” bisnis migas di Asia Pasifik. Suatu
peta yang harus dihadapi oleh Kilang UP V
Balikpapan yang punya niat menjadi pemain
terpercaya dan unggu di wilayah ini.
Hanya ada dua kemungkinan di dunia
bisnis: bersaing atau bekerja sama. Syarat
untuk keduanya, power! • NS
6
EFIENSI & D
Warta
Utama
Warta Pertamina, Agustus 2007
Pertamina sedang membenahi kilang-
kilangnya. Tujuannya, efisiensi dan daya
saing. Faktor keekonomian mau tidak mau
harus menjadi bahan pertimbangan dalam
merekonfigurasi kilang-kilang yang ada.
Juga bagaimana meningkatkan nilai
tambah untuk produk-produk BBM dan non
BBM yang dihasilkannya.
7
Foto:Kun/Dok.Pertamina
Warta Pertamina, Agustus 2007
DAYA SAING
8 Warta Pertamina, Juli 2007
Warta
Utama
S
atu dasawarsa yang lalu (1997) WWWWWePePePePePeeeee
menuliskan kalimat menggugat kebera-
daan Unit Pengolahan (UP) Pangkalan
Berandan. Kalimatnya begini:
Apa kabar Pangkalan Berandan hari ini —
yang merupakan Unit Pengolahan (UP)-I? Cu-
kupkah hanya menjadi UP yang “terkecil” dengan
kapasitas hanya 5.000 barrel per hari? Haruskah
UP-I dipertahankan dan puas hanya karena nilai
kesejarahan yang dimilikinya saja?
Kini status UP I sudah idle. Operasional
kilang ini tidak dijalankan lagi. Karena pasokan
minyak mentah sangat minim sehingga tidak
ekonomis lagi. Sisi keekonomian sebuah kilang
menjadi hal penting. Berapa duit yang dipakai
biaya operasional, berapa duit yang diperoleh
kemudian, tak bisa lagi dilihat seperti beberapa
dasarawarsa sebe-lumnya.
Apakah Kilang UP VII Kasim juga akan
di-idle-kan juga oleh Pertamina?
Tidak segampang itu. Karena posisi Kilang
UP VII Kasim adalah untuk security of supply
BBM di timur Indonesia. Ketika Pertamina
sekarang masih memegang PSO (Public Service
Obligation) keamanan suplai di seluruh wilayah
tak bisa dinafikan.
Walaupun BBM untuk wilayah timur Indo-
nesia sebagian juga disuplai dari Kilang UP V
Balikpapan, tetapi untuk wilayah darat Papua,
misalnya, tentu masih memerlukan pasokan
dengan tingkat biaya distribusi yang tidak
semahal kalau dikirim dari Balikpapan.
Yang menjadi pertanyaan kemudian, ketika
Pertamina sedang menggenjot efisiensi, apakah
keberadaan UP VII Kasim masih harus dide-
kati hanya dari faktor kepentingan security of
supply BBM di kawasan itu?
Ada kepentingan keekonomian di satu sisi,
dan kepentingan keamanan suplai di sisi lain.
Tak bisa dikalahkan satu sama lain. Pasti harus
ada solusi saling menguntungkan untuk dua sisi
kepentingan itu.
Untuk memperbesar efisiensi dalam sebuah
proses operasional di kilang migas dilakukan
dari banyak sisi.
Ada yang di luar kontrol perusahaan, yaitu
harga crude, karena harga crude mengikuti
hukum pasar. Ketika harga minyak mentah
dunia tinggi satu-dua tahun terakhir, biaya
pengolahan menjadi besar. Kenapa?
Dilihat dari cost structure pengolahan mi-
nyak, modal untuk penyediaan minyak mentah
(crude) merupakan komponen biaya terbesar.
Antara 90 - 95 persen dari keseluruhan biaya
produksi BBM.
Selebihnya, kebutuhan energi pengilangan
(4-6 persen), chemical catalyst (2-3 persen), dan
lain-lain (1-2 persen).
TTTTTANTANTANTANTANTANGAN KETANGAN KETANGAN KETANGAN KETANGAN KETAAAAATTTTT
Seperti dijelaskan oleh Direktur Pengo-
lahan SSSSSurururururooooosososososo AAAAAtmomartmomartmomartmomartmomartttttoyoyoyoyoyooooo, tantangan ke
depan kilang Pertamina adalah masalah sumber
pasokan minyak mentah (crude).
Saat ini pasokan crude paling besar dari
wilayah yang jauh seperti Timur Tengah,
Afrika, Rusia.
Tantangan kedua, kata Suroso, adalah harga
crude yang tinggi. Padahal seperti diketahui,
minyak mentah sebagai bahan baku pengolah-
an merupakan komponen terbesar dari suatu
proses pengolahan di kilang.
Faktor harga crude memang di luar kendali
perusahaan, karena merupakan bagian dari
dinamika pasar energi minyak dunia. Harga
crude menyentuh pada kisaran 70-an dolar AS
per barel.
Ketika menghadapi kenyataan harga mi-
nyak mentah dunia yang tinggi, tingkat pro-
duksi minyak mentah dalam negeri cenderung
menurun.
Saat ini produksi minyak mentah Indonesia
dalam kisaran 850 MBCD sampai 900 MBCD.
Posisi ini dipastikan akan memicu tingkat
impor crude dan produk BBM lebih tinggi lagi,
jika tingkat konsumsi BBM dalam negeri terus
meningkat.
KILANG PERKILANG PERKILANG PERKILANG PERKILANG PERTTTTTAMINAMINAMINAMINAMINAAAAA HARI INIHARI INIHARI INIHARI INIHARI INI
Menghadapi situasi eksternal terakhir ini,
kondisi kilang Pertamina tak bisa dibiarkan apa
adanya. Setidaknya desain kilang yang
ditetapkan zaman dulu tidak didasarkan atas
keekonomian.
Dulu, kilang-kilang Pertamina dibikin
dengan desain tidak komersial, karena semata-
mata untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam
negeri.
Suroso mencontohkan, kilang Pertamina
tidak diarahkan untuk memproduksi produk-
produk yang berharga tinggi seperti petro-
kimia.
Kini Pertamina dilengkapi oleh Kilang UP
II Dumai-Sei Pakning, Provinsi Riau; Kilang
UP III Plaju dan Sei Gerong, Sumatera Selatan;
Kilang UP IV Cilacap, Jawa Tengah; Kilang UP
V Balikpapan, Kalimantan Timur; Kilang UP
VI Balongan, Jawa Barat; dan Kilang UP VII
Kasim, Papua.
Kapasitas terpasang seluruh kilang saat ini
sehari sekitar 1.050 MBCD. Sedangkan rata-
rata kapasitas operasi kilang dalam seharinya
berkisar antar 950 MBCD dan 1.000 MBCD.
Produksi kilang Pertamina saat ini meme-
nuhi 72 persen dari seluruh kebutuhan BBM
domestik sebanyak 1.010 MBCD - 1.030 MB-
CD. Atau sekitar 685 MBCD sampai 720
MBCD.
Pertamina pun menutup kekurangan itu
dengan mengimpor minyak mentah dan pro-
duk BBM sekitar 310 MBCD sampai 325
MBCD.
BBBBBANGUN KANGUN KANGUN KANGUN KANGUN KOMPLEKSITOMPLEKSITOMPLEKSITOMPLEKSITOMPLEKSITASASASASAS
Salah satu hal yang bisa dilihat sejauhmana
daya saing kilang-kilang Pertamina dibanding-
kan dengan kilang-kilang asing adalah dari sisi
kompleksitas kilang.
Kompleksitas kilang (Positioning Refinery
Complexity) untuk menunjukkan jumlah crack-
ing dari kilang. Semakin tinggi kompleksitas
suatu kilang semakin bagus.
Contoh Kilang UP VI Balongan meskipun
minyak mentah yang masuk meskipun minyak
berat, yaitu minyak mentah dari Duri yang 85
persen residu. Tapi karena banyak cracking-nya
maka minyak mentah berat itu bisa menghasil-
kan produk-produk. Hampir semua di-crack
jadi LPG, Premium, Propylene, dan sebagainya.
Kompleksitas kilang Balongan itu menca-
pai 9.3. Sebagai perbandingan rata-rata kom-
pleksitas kilang-kilang di Amerika Serikat (AS)
yang mencapai 10.7. Nilai 10.7 ini menandakan
hampir semua minyak mentah yang diolah
menjadi BBM.
Kilang Pertamina yang juga cukup tinggi
kompleksitasnya adalah Kilang Dumai (5.7).
“Yang lain-lain itu kompleksitasnya rendah
karena masih banyak menghasilkan LSWR (re-
sidu, rrrrrededededed),” jelas Direktur Pengolahan Suroso
Atmomartoyo.
Meng-crack produk-produk bernilai rendah
tampaknya menjadi PR saat ini. Suroso bilang,
Pertamina sedang merencanakan untuk me-
ningkatkan cracking di Kilang UP IV Cilacap
dan UP V Balikpapan yang kompleksitasnya
masih rendah.
Konkretnya, di Kilang UP V Balikpapan
siap dibangun RCCU dalam rangka mengolah
lebih lanjut produk LSWR di Kilang Balik-
papan yang mencapai 23,9 persen dari seluruh
produk yang dihasilkan.
Keluarnya produk LSWR (Low Suphur
Waxy Residue) seakan-akan menjadi momok
untuk kondisi kilang saat ini. Karena harga
LSWR sekitar 50 dolar AS per barel, lebih
rendah dari bahan mentahnya sendiri (crude)
sebesar 70 dolar AS per barel. “Sehingga boleh
dikatakan tidak memberikan nilai kepada kita,”
ungkap Suroso.
Harga LSWR rendah karena demand-nya
memang rendah. Jepang saja yang suka membeli
LSWR hanya pada saat tertentu sebagai energi
pemanas.
BERALIH KEBERALIH KEBERALIH KEBERALIH KEBERALIH KE SOSOSOSOSOUR CRUR CRUR CRUR CRUR CRUDEUDEUDEUDEUDE
Masih dalam rangka meningkatkan daya
9Warta Pertamina, Juli 2007
saing, Pertamina mau mengalihkan dari
mengolah minyak mentah jenis sweet crude ke
sour crude. Itu yang akan dilakukan di UP V
Balikpapan.
Sweet crude itu semakin lama semakin ma-
hal saja harganya. Beda harga sweet crude dengan
sour crude sekitar 8-14 dolar AS per barel.
Jenis sour crude antara lain dari Middle East.
Ketika kilang-kilang Singapura memakai
minyak mentah dari Timur Tengah ini maka
dari sisi feedstock saja mereka sudah unggul 14
dolar AS per barel lebih murah. Itu kalau
dibandingkan dengan kilang kita yang masih
memakai sweet crude.
“Kita harus bisa bersaing sama mereka.
Inilah salah satu pertimbangan kenapa kita mau
menggunakan sour crude. Kita saat ini memakai
sweet crude. Tapi sweet crude ini mahal karena
banyak peminat,” tegas Suroso.
PRPRPRPRPROOOOOYEKYEKYEKYEKYEK TERTERTERTERTEROBOSOBOSOBOSOBOSOBOSANANANANAN
Ketika Pertamina menggelar proyek tero-
bosan (Breakthrough Projects/BTP) I, yang di-
gelar Agustus/September — November/De-
sember 2006. BTP melibatkan seluruh direk-
torat. Dan Direktorat Pengolahan sendiri me-
lakukan proyek pengolahan LSWR eks UP IV
Cilacap di UP VI Balongan.
Dari LSWR yang semula hanya mengha-
silkan produk minyak bakar (IFO) yang berhar-
ga murah, menjadi LSWR yang diolah lagi
sehingga menghasilkan Gasoline, LPG, dan
Propylene.
Juga peningkatan penggunaan Plaju FCC
Plant dengan memanfaatkan LSWR dari UP
II Dumai.
Foto:Kun/Dok.Pertamina
KKKKKompleks Kiompleks Kiompleks Kiompleks Kiompleks Kilalalalalang UPng UPng UPng UPng UP VIVIVIVIVI
BalongaBalongaBalongaBalongaBalongannnnn ::::: Konfigurasi
kilang UP VI telah dibuat
dengan mempertimbang-
kan sisi keekonomiannya.
Asumsi pembangunan
kilang ini sudah tidak
berdasarkan cost and fee
seperti kilang lain.
Pertamina sedang
merekonfigurasi Kilang UP
IV Cilacap dan UP V
Balikpapan agar memiliki
kemampuan mengolah
produk bernilai tinggi.
10
Warta
Utama
Warta Pertamina, Agustus 2007
Masih dalam rangka peningkatan nilai
tambah, tapi di luar BTP, dilakukan Kilang UP
II Dumai, yaitu mengolah Kerosene menjadi
Avtur.
Seperti diketahui, di UP II Dumai diolah
salah satu jenis crude yang cocok untuk Avtur,
yaitu Sumatera Light Crude (SLC). SLC memi-
liki kandungan Aromatic yang sangat rendah,
suatu hal yang diperlukan oleh Avtur.
Yang menarik, pembuatan Avtur ini tidak
memerlukan unit khusus. Seperti pernah dije-
laskan SSSSSuparlanuparlanuparlanuparlanuparlan dari Penelitian dan Labora-
torium Direktorat Pengolahan, pemanfaatan
crudeSLC di Kilang Sungai Pakning merupakan
peluang bagi peningkatan nilai tambah produk.
Menurutnya, SLC lebih bagus dibikin
Avtur karena bahan bakar pesawat ini lebih
mahal harganya, ketimbang kalau crude
tersebut sekadara dibuat Kerosene.
Sedangkan dalam BTP II (Februari - Okto-
ber 2007) Direktorat Pengolahan menyodor-
kan proyek besar, yaitu Overall Refinery Im-
provement and Development Strategy. Tujuan pro-
yek ini adalah untuk memperbaiki dan
mengembangkan kilang agar bisa bersaing.
Proyek pertama adalah Refinery Strategic
Operation to Meet Gasoline & Gas Oil Spec. Proyek
keduanya berupa Improve of BBS Plant to 100
percent Capacity. Proyek ketiga, Cilacap Reconfi-
guration, dan proyek keempat adalah Balikpapan
Reconfiguration.
UTILISUTILISUTILISUTILISUTILISASI KILANGASI KILANGASI KILANGASI KILANGASI KILANG
Sepertinya Direktorat Pengolahan ingin
menyapu semua persoalan yang masih menjadi
ganjalan. Satu hal lagi yang ditekankan Direk-
tur Pengolahan Suroso Atmomartoyo adalah
utilisasi kilang-kilang Pertamina.
Dalam bagian pengarahannya pada acara
Rapat Evaluasi Kinerja Unit Process, Direktur
Pengolahan, Suroso Atmomartoyo mengin-
struksikan agar operasi kilang berjalan dengan
utilisasi penuh. “Di mana permasalahannya
akan kita selesaikan,” katanya memberikan ja-
KiKiKiKiKilang UPlang UPlang UPlang UPlang UP IVIVIVIVIV CiCiCiCiCilacap:lacap:lacap:lacap:lacap: Kilang dengan kapasitas produksi terbesar, 348 MB
per hari. Posisi kilang ini dalam sistem pengolahan Pertamina sungguh strategis
dan oleh karenanya Pertamina memprioritaskan kilang UP IV Cilacap selain
UP V Balikpapan untuk direkonfigurasi.
minan. Jaminan yang dimaksud adalah jika ada
permasalahan menyangkut kendala peralatan,
maka bisa langsung ditangani.
“Kalaupun terpaksa (tanpa perbaikan, rrrrrededededed),
bagaimana kita bisa memaksimalkan dengan
kondisi yang ada sekarang. Targetnya tetap ha-
rus maksimum,” katanya menambahkan.
Direktur Pengolahan cepat mengingatkan,
bahwa bukan berarti pihaknya mendorong
menaikkan utilisasi operasi kilang tanpa perhi-
tungan risiko. Justru proses enjiniring inilah,
kata Suroso, yang harus mengelola risiko ope-
rasi. Tetapi masalah safety tidak boleh dikor-
bankan, “Dan masalah ekonomik yang menjadi
target kita, termasuk mempertimbangkan
faktor sustainability” tegasnya.
ORIENTORIENTORIENTORIENTORIENTASIASIASIASIASI TTTTTARARARARARGETGETGETGETGET
Dalam beberapa kesempatan, Direktur
Pengolahan Suroso selalu mengingatkan Per-
tamina sekarang berorientasi target. Memper-
tajam target.
Foto:DRP/Dok.Pertamina
11
Warta Pertamina, Agustus 2007
“Karena Pertamina secara korporat sudah
diberi target oleh para pemegang saham,” ka-
tanya menjelaskan alasannya.
Khusus pengolahan, dijelaskan oleh Suro-
so, pada masa lalu kalau terjadi pencapaian
produksi pengolahan di bahwa target tidak
masalah, karena langsung ditutup oleh BBM
impor. Yang terpenting saat itu, jumlah BBM
terpenuhi, dan Pemerintah menanggung semua
kekurangannya.
Sekarang, bukan hanya jumlah BBM yang
harus dipenuhi. Juga aspek finansial, sejauh-
mana pengolahan Pertamina menghasilkan
duit.
Hanya yang menjadi masalah, tidak semua
aspek dalam proses pengolahan di bawah kon-
trol perusahaan. Harga minyak mentah dan
perubahan kurs, itu tidak di bawah kontrol,
karena ditentukan oleh pasar dunia.
“Yang berada di bawah kontrol kita adalah
bagaimana kita memperoleh added value dari-
pada crude melalui operasional,” tegasDirektur
Pengolahan Suroso.
“Untuk mencapai ini diperlukan upaya yang
sangat besar, sejauhmana peralatan dan SDM
kita mampu mendukung untuk mendapatkan
revenue,” jelas Suroso.
Oleh karena itu kebijakan pengolahan Per-
tamina sekarang yang berorientasi target jum-
lah produksi dan revenue yang dihasilkan. Un-
tuk itu Pertamina melakukan upaya melakukan
optimalisasi kilang, yang pada Semester I Ta-
hun 2007 ini ada beberapa kilang yang masih
di bawah kapasitasnya.
Direktur Pengolahan menekankan agar
setiap unit mengoptimalkan produksi sesuai
kapasitas yang ada. “Terlebih untuk unit yang
menghasilkan duit, seperti HCU, RCC, yang
menghasilkan mogas,” tegasnya.
Upaya lain mencapai target finansial adalah
melakukan upaya penambahan nilai produk.
Terutama produk LSWR yang berharga rendah
disulap menjadi produk-produk bernilai tinggi
dan harga lumayan. Rekonfigurasi pun dila-
kukan, yang sementara ini untuk Kilang UP IV
Cilacap dan UP V Balikpapan.• NS
B
alikpapan dikenal sebagai kota minyak.
Luas wilayah, 946 km dengan jumlah
penduduk per 20 April 2005 sebanyak
535.829 jiwa.
Motto kota Balikpapan menurut situs
resmi: http://www.balikpapan.go.id/ adalah
GGGGGawi Mawi Mawi Mawi Mawi MaaaaanunununununtuntuntuntuntungngngngngWWWWWaja Saja Saja Saja Saja Saaaaampai Kaputingmpai Kaputingmpai Kaputingmpai Kaputingmpai Kaputing
(bahasa Banjar) yang artinya apabila memulai
suatu pekerjaan harus sampai selesai pelak-
sanaannya.
Tetapi terakhir ini (akhir Juni 2007 lalu)
di sudut-sudut kota Balikpapan terpampang
semboyan: Balikpapan Kota Beriman, Kubangun,
Kujaga, Kubela.
Kota ini harus diakui dibangun dan dibe-
sarkan oleh keberadaan industri migas (baca:
Pertamina). “Kota ini tumbuh dan berkembang
bersamaan dengan keberadaan industri minyak
dan gas bumi,” ungkap General Manager UP
V Balikpapan MMMMMasriasriasriasriasril Ml Ml Ml Ml Moeisoeisoeisoeisoeis kepada 57 orang
wartawan migas dari Jakarta yang berkunjung
ke Kilang UP V Balikpapan, 27 - 28 Juni 2007
lalu.
Atas peristiwa penemuan sumur Mathilda,
Panitia Khusus yang dibentuk Pemda 1 De-
sember 1984 memutuskan bahwa hari jadi kota
Balikpapan pada 10 Februari 2007, mengambil
dri tanggal, bulan, dan tahun ditemukannya
sumur minyak di Mathilda.
Dalam waktu hampir bersamaan di sekitar
Balikpapan, yaitu di daerah Semboja dan Sa-
nga-sanga ditemukan minyak yang disalurkan
melalui pipa ke Balikpapan.
“Penemuan mendorong dibangunnya ki-
lang minyak di Balikapapan pada tahun 1899
oleh Shell Transport and Trading Ltd.,” jelas
GM Masril Moeis.
Kilang itu berkapasitas 5.000 barel per
hari. Lalu 1922 kilang Balikpapan dibangun
kembali dengan meningkatkan kapasitasnya
menjadi sekitar 30.000 barel per hari.
Pada tahun 1948 Kilang Balikpapan I ini
lalu ditingkatkan lagi kapasitasnya menjadi
50.000 barel per hari. Saat itu sekaligus mem-
perbaiki kerusakan akibat Perang Dunia II dan
beroperasi kembali pada tahun 1950.
Ketika terjadi pembelian aset Shell oleh
Pertamina, pada tahun 1966 Kilang Balikpapan
pun masuk ke dalam aset PN Permina.
Permintaan BBM terus meningkat. Maka
tahun 1980 dibangunlah Kilang Balikpapan II
dengan kapasitas 200.000 barel per hari. Ki-
lang ini resmi beroperasi mulai 1 November
1983.
Sementara Kilang Balikpapan I yang pada
tahun 1995 sudah berumur sekitar setengah
abad, di-up grade dengan dibangunnya kilang
baru berkapasitas 60.000 barel per hari. Up
grading dapat diselesaikan dua tahun kemudian,
1997.
HARAPAN DARI
BALIKPAPAN “Sejak saat itu Kilang UP V Balikpapan
mengolah 260.000 barel minyak mentah setiap
harinya, guna memasok 25 persen kebutuhan
BBM dalam negeri,” beber GM UP V.
Pada tahun 2005 dibangun fasilitas Flare
Gas Recovery dan Hydrogen Recovery System.
Proyek ini merupakan hasil kerja sama Peme-
rintah Indonesia dan Jepang.
HARAPHARAPHARAPHARAPHARAPAN UNTUK BAN UNTUK BAN UNTUK BAN UNTUK BAN UNTUK BALIKPALIKPALIKPALIKPALIKPAPAPAPAPAPANANANANAN
Dijelaskan, dengan adanya kegiatan indus-
tri migas di Balikpapan yang diikuti dengan
pembangunan sarana kilang dan sarana penun-
jang seperti perkantoran, perumahan, jalan, dan
sebagainya.
Masril Moeis mengungkapkan, adanya
industri migas (Pertamina) diikuti pula adanya
tenaga kerja di daerah sekitarnya maupun dae-
rah lain. Begitu juga kegiatan industri jasa se-
perti perdagangan, transportasi, perbankan,
perhotelan, dan industri-industri lain yang ber-
kembang dengan pesat.
Perkembangan ini jelas memberikan dasar
yang baik terhadap pertumbuhan kota Balikpa-
pan yang semula bertumpu pada ekonomi ag-
raris beralih ke ekonomi industri dan perda-
gangan.
Kini Balikpapan tidak hanya sebagai kota
industri, namun sebagai kota dagang, pariwi-
sata, dan tempat pertemuan berskala nasional
12
Warta
Utama
Warta Pertamina, Agustus 2007
dan internasional.
Dan hal ini didukung oleh letak kota Ba-
likpapan di Teluk Balikpapan yang dekat de-
ngan Selat Makassar, serta berfungsi sebagai
pintu gerbang menuju Kalimantan Timur.
HARAPHARAPHARAPHARAPHARAPAN BEAN BEAN BEAN BEAN BESSSSSARARARARAR ITUITUITUITUITU WWWWWAJAJAJAJAJARARARARAR
Itulah kota Balikpapan, kota yang penuh
warna pantai dan perbukitan dengan peman-
dangan hutan yang asri. Kota ini selama enam
tahun berturut-turut ditetapkan sebagai kota
terbersih.
Dari sumber website Pemda Balikpapan,
wilayah kota ini 85 persen berbukit-bukit. Se-
kitar 12 persen berupa daerah datar yang sem-
pit, terutama di daerah aliran sungai dan sungai
kecil, serta pesisir pantai.
Entah karena sedang berhujan-hujan, ke-
tika WWWWWePePePePePeeeee bersama sejumlah wartawan migas
dari Jakarta menelusuri kota Balikpapan di
siang hari, akhir Juni 2007 lalu, tidak terasa
panas. Iklim tropis yang seharusnya rada-rada
panas dan tak layak berjaket tebal di siang hari.
Laut di sekitar Pelabuhan Balikpapan terli-
hat indah. Terlebih hanya terhalang jalan ber-
aspal, hutan nan hijau mewarnai panorama.
Kompleks pelabuhan pun masih relatif terjaga
kebersihannya.
Apalagi ketika masuk ke kompleks Per-
tamina. “Ini bagus buat syuting,” cetus seorang
teman wartawan saat kami menikmati hijau
hutan di kiri-kanan dalam laju bis yang tidak
terlalu cepat.
“Kami bertekad menjadikan Pertamina di
Balikpapan berkembang bersama kota Balikpa-
pan, ikut mewarnai kehidupan masyarakat
yang lebih baik,” tegas Masril Moeis.
Tak hanya pihak Pertamina yang mengakui
kontribusi keberadaan kegiatan migas BUMN
ini di Balikpapan. Dalam website Pemda Balik-
papan ditulis, bahwa perekonomian kota ini
bertumpu pada sektor industri yang didominasi
oleh industri minyak dan gas, perdagangan, dan
jasa.
Kota ini pun memiliki bandar udara ber-
skala internasional, yakni Bandara Sepinggan,
serta Pelabuhan Semayang, selain pelabuhan
minyak yang dimiliki Pertamina.
Ada gula ada semut. Barangkali dari per-
Suasana kota Balikpapan sekarang.
kembangan industri di kota seperti ini, pendu-
duk asli dan pendatang yang menetap lama.
Mereka berasal dari etnis Jawa Timur, Banjar,
Bugis, Makassar. Juga pendatang baru dari Ma-
dura, Manado, Gorontalo, Jawa, Sunda, dll.
Tak kurang perusahaan-perusahaan asing
dan lokal membenamkan investasi di Balik-
papan. Hal ini membuat kota Balikpapan
sebagai kota paling maju di Kalimantan, khu-
susnya Kalimantan Timur.
Bagi Pertamina, Balikpapan adalah harapan
besar bagi gerak perusahaan di luar Jawa. Khu-
susnya wilayah timur Indonesia. Di kota ini ada
pusat kegiatan Unit Pengolahan (UP V), Unit
Pemasaran (UPms VI), dan Region Kawasan
Timur Indonesia (KTI) untuk kegiatan hulu.•NS
Kilang UP V Balikpapan
13
Warta Pertamina, Agustus 2007
T
otal luas area Kilang UP V Balikpapan
adalah 889 hektar. Terdiri atas 339,2
hektar luas area kilang dan 549,8 hek-
tar luas area sarana umum. Kilang ini terdiri
atas KiKiKiKiKilang Ballang Ballang Ballang Ballang Baliiiiikpapan Ikpapan Ikpapan Ikpapan Ikpapan I (dibangun 1922, di-
di-upgrade pada tahun 1950 dan dibangun ki-
lang baru pada 1995) dan KiKiKiKiKilang Ballang Ballang Ballang Ballang Baliiiiikpapankpapankpapankpapankpapan
IIIIIIIIII (dibangun 1980).
Kalau orang awam menyimak diagram pro-
ses kilang mungkin saja pusing, karena muncul-
nya “seliweran” aliran proses ke sana ke mari.
Tapi yang jelas, sebuah kilang itu akan ter-
diri atas beberapa fasilitas atau unit. Fasilitas-
fasilitas ini — katakanlah sebagai dapur — ter-
diri atas beberapa “tempat masak.”
Minyak mentah (crude) sebagai bahan men-
tah dialirkan ke kompleks kilang melalui pipa.
WAJAH KILANG
HARI INI
Dari sini diteruskan ke unit-unit tempat masak
tadi.
Asal tahu saja, untuk menghasilkan satu
jenis masakan (baca: produk), itu si minyak
mentah itu ada yang melalui proses pendek di
satu tempat masak langsung menjadi produk
akhir.
Tetapi ada juga si minyak mentah ini yang
karena karakteristiknya agak berbeda, maka
harus melalui beberapa tempat masak, sebelum
akhirnya dihasilkan jenis masakan yang sebe-
narnya itu-itu juga.
Dari satu aliran minyak mentah di ujung
akhir proses “masaknya” itu bisa menghasilkan
beberapa jenis produk.
Makanya tak aneh, di sebuah kompleks ki-
lang minyak itu terdapat beberapa unit dengan
istilahnya sendiri-sendiri.
“Untuk menjadi produk ini ada yang bisa
langsung melalui satu proses, tetapi ada juga
yang melalui beberapa rangkaian proses, baru
jadi produk yang sama,” jelas Direktur Pengo-
lahan SSSSSurururururooooosososososo AAAAAtmomartmomartmomartmomartmomartttttoyoyoyoyoyooooo kepada 57 war-
tawan migas yang berkunjung ke Kilang UP V
Balikpapan, 27-28 Juni 2007.
Suroso menyontohkan untuk menjadi ba-
han bakar jenis diesel itu ada yang melalui pro-
ses dari minyak mentah (crude) dalam satu pro-
ses langsung menjadi bahan bakar diesel.
“Tetapi ada juga untuk menjadi diesel itu harus
melalui beberapa tahapan,” jelasnya.
Lalu seperti apa diagram aliran proses di
Kilang UP V Balikpapan?
DIAGRAM INTEGRASI KILANG UP V BALIKPAPAN
14
Warta
Utama
Warta Pertamina, Agustus 2007
CDUCDUCDUCDUCDU
Di kompleks Kilang Balikpapan terdapat
beberapa “tempat masak.” Yang paling terlihat
penting adalah”Crude Distilling Unit (CDU). Di
CDU ini minyak mentah diolah melalui proses
distilasi berdasarkan titik didih. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia distilasi merupa-
kan proses memanaskan benda cair atau padat
hingga berubah menjadi uap, yang (kemudian)
disalurkan ke dalam bejana yang terpisah.
Di dua kompleks kilangnya, UP V Balik-
papan memiliki dua CDU, yaitu CDU-V di Ki-
lang Balikpapan I yang memiliki kapasitas 60
MBSD; dan CDU-IV di Kilang Balikpapan II
dengan kapasitas 200 MBSD. Dari dua CDU
inilah mengalir berbagai jenis produk.
HVUHVUHVUHVUHVU
High Vacuum Unit (HVU) merupakan unit
yang mengolah Long Residue dari proses distilasi
dan mengubahnya menjadi LVGO, HVGO,
dan Short Residue.
Ada dua HVU, yaitu HVU-III yang ada di
Kilang Balikpapan I berkapasitas 25 MBSD,
dan HVU-II di Kilang Balikpapan II dengan
kapasitas 81 MBSD.
WWWWWax Plantax Plantax Plantax Plantax Plant
Ini merupakan pabrik lilin yang meleng-
kapi Kilang Balikpapan I. Dari pabrik dihasil-
kan lilin dengan tipe HSR, HHP, BW, MW,
dan FRW, semuanya diekspor ke Jepang.
LPG RLPG RLPG RLPG RLPG Recececececoveroveroveroveroveryyyyy
Dengan kapasitas 6.800 barel per hari, unit
pengolah Gas/LPG menjadi produk LPG mixed
sebagai bahan bakar rumah tangga. LPG Reco-
very berada di lingkungan Balikpapan I.
NHTNHTNHTNHTNHT
Naphtha Hydro Treater (NHT) berfungsi
memurnikan Naphtha sebelum diolah di Plat-
former. NHT dengan kapasitas produksi 20
MBSD terletak di komplek Kilang Balikpapan
II.
PlatfomerPlatfomerPlatfomerPlatfomerPlatfomer
Unit ini menghasilkan reformate (kom-
ponen premium) dengan angka oktan tinggi.
Kapasitas Platformer yang ada di Kilang
Balikpapan II ini adalah 20 MBSD.
HCUHCUHCUHCUHCU
Hydro Cracking Unibon (HCU) berfungsi
memproses Hydrocarbon berat menjadi
Hydrocarbon ringan melalui proses perengkahan
secara katalis dengan injeksi gas H2.
HCU ada di kompleks Kilang Balikpapan
II, yaitu HCU-A dengan kapasitas 27,5 MBSD
dan HCU-B dengan kapasitas sama, 27,5
MBSD.
HHHHH22222 PlantPlantPlantPlantPlant
Ini adalah Hydrogen Plant. Fungsinya meng-
hasilkan gas H2 dengan tingkat kemurnian 97
persen. Gas H2 ini digunakan untuk menunjang
proses di HCU.
Ada dua H2 Plant, dan keduanya ada di
Kilang Balikpapan II, yaitu H2 Plant-A dan H2
Plant-B.
PRPRPRPRPRODUKODUKODUKODUKODUK-PR-PR-PR-PR-PRODUK ITU PODUK ITU PODUK ITU PODUK ITU PODUK ITU PUN DIHAUN DIHAUN DIHAUN DIHAUN DIHA-----
SILKANSILKANSILKANSILKANSILKAN
CDU-V di Kilang Balikpapan I menghasil-
kan produk Gas/LPG, Light Naphtha, Heavy
Naptha, Kerosene, Gas Oil, dan Wax. Tapi Wax ini
diproses terlebih dulu di HVU-III dan Wax
Plant.
Sedangkan CDU-IV yang ada di Kilang
Balikpapan II mengeluarkan produk Gas/LPG,
Light Naphtha, Heavy Naphtha, Kerosene, Gas Oil,
dan Avtur.
Dari produk-produk tersebut, sebagian ada
yang tidak mengalami proses lagi, yaitu
Heavy Naphtha, Kerosene, dan Gas Oil. Tapi
sebagian besar dari produk-produk yang meng-
alami proses pengolahan lagi.
Yang mengalami proses lain adalah Gas/
LPG yang diolah lagi di LPG Recovery untuk
menjadi produk LPG siap pakai.
Lalu untuk bikin lilin (Wax) juga harus
melalui HVU III dan Wax Plant.
Begitupun untuk sampai menjadi Mogas,
maka Heavy Naphtha dari Kilang Balikpapan II
harus masuk ke NHT dan Platformer terlebih
dulu.
Di luar itu ada Long Residue dari proses
pengolahan di CDU-IV diolah lagi di HVU-
II (menghasilkan HVGO). Dari situ HVGO,
seterusnya masuk HCU-A dan HCU-B.
Yang keluar dari HCU-A berupa Light
Naphtha dan Heavy Naphtha yang dimasukkan
ke Platformer. Dari Platformer ini maka
keluarlah produk jadi, Mogas.
Sementara itu produk yang keluar dari
HCU-B berupa Kerosene/Avtur tetap sebagai
Avtur, dan Gas Oil menjadi Smouth Fluid.
Sementara itu dari unit H2 Plant-A dan H2
Plant-B yang mengolah Natural Gas keluar
produk HVGO yang diolah lebih lanjut,
sebagian di HVU-II, menghasilkan LVGO.
Sebagian lagi keluar produk HVGO yang lantas
diolah berikutnya di HCU-A dan HCU-B
menghasilkan sejumlah produk, yaitu Light
Naphtha, Heavy Naphtha, Kerosene, dan Gas Oil.
Namun demikian, dari H2 Plant-A dan H2
Plant-B ini mengeluarkan residue atau
komponen LSWR sebesar 23,9 persen. Jumlah
residue ini lumayan besar.
KELENGKAPKELENGKAPKELENGKAPKELENGKAPKELENGKAPAN KILANGAN KILANGAN KILANGAN KILANGAN KILANG
Selain unit-unit inti, layaknya sebuah kilang
minyak, Kilang UP V Balikpapan dilengkapi
sejumlah kelengkapan sesuai standar baku yang
ada.
FlarFlarFlarFlarFlare Ge Ge Ge Ge Gas Ras Ras Ras Ras Recececececoveroveroveroveroveryyyyy
Flare Gas Recovery System di UP V Balik-
papan merupakan proyek antara Pemerintah
Republik Indonesia yang diwakili Ditjen Migas
Departemen ESDM dengan NEDO mewakili
Pemerintah Jepang.
Tujuan proyek ini adalah untuk membe-
rikan kontribusi penggunaan energi yang lebih
efisien dan mencegah polusi lingkungan atau
lindungan lingkungan di Indonesia, khususnya
di Balikpapan.
Manfaatnya?
(1) Mengurangi emisi CO2 sekitar 221.881 ton
per tahun.
(2) Penghematan energi, yaitu Fuel Gas yang
berhasil di-recovery sebesar 1.256 Nm3 per
jam yang menghasilkan energi pembakaran
sebesar 29,4 x 106 kkal per jam atau setara
dengan pengurangan konsumsi Natural Gas
sebesar + 2,52 MMSCFD.
(3) Recovered Hydrocarbon Luquid (LPG Com-
ponent) sebanyak 7.092 kg per jam yang
diolah lebih lanjut di Stabilizer CDU IV
eksisting.
Energi yang dikandung LPG Component
tersebut sebesar + 80,4 x 106 kkal per jam.
Dengan demikian, apabila LPG Component
digunakan pula sebagai bahan bakar, maka
pengurangan konsumsi bahan bakar yang
dihasilkan dari penggunaan Fuel Gas dan LPG
Component adalah 11,9 kl - foe per jam atau
setara dengan 86,9 x 103 toe setiap tahunnya.
PPPPPowowowowower Planter Planter Planter Planter Plant
Untuk keperluan tenaga listrik, UP V
Balikpapan memiliki power plant yang didukung
oleh 17 unit boiler berkapasitas 1.122 ton per
jam yang menggerakkan 8 unit turbin
generator. Tenaga listrik yang dihasilkan
sebesar 80 mega watt yang mampu
menggerakkan operasional kilang serta
memenuhi suplai listrik kompleks perumahan.
TTTTTangkiangkiangkiangkiangki
Pasti, tangki bagi sebuah kilang menjadi
kebutuhan yang niscaya. Pasti. UP V Balikpa-
pan memiliki fasilitas tangki penyimpanan
minyak mentah sebanyak 35 buah berkapasitas
7.326 MB.
UP V Balikpapan juga mempunyai tujuh
15
Warta Pertamina, Agustus 2007
tanki raksasa di Terminal Lawe-lawe dengan
kapasitas masing-masing 800.000 barel.
Selain itu ada juga 74 buah tangki produksi
dengan kapasitas 5.502 MB
JJJJJetty & SBMetty & SBMetty & SBMetty & SBMetty & SBM
Kilang UP V memiliki delapan buah Jetty
dengan kapasitas 1.000 - 35.000 DWT dan
Single Buoy Mooring (SBM), yang digunakan
sebagai fasilitas unloading crude oil dengan
kapasitas 150.000 DWT.
WWWWWatatatatatererererer TTTTTrrrrreatment Planteatment Planteatment Planteatment Planteatment Plant
Ini adalah fasiltias untuk kebutuhan air
dalam proses operasional kilang. Water
treatment plant adalah fasilitas pengolahan air
bersih. Kapasitasnya lumayan gede, 900 m3 per
jam. Sumber airnya adalah air baku dari Sei
Wain dan Deep Well.
LaborLaborLaborLaborLaboratatatatatoriumoriumoriumoriumorium
Mutu produk adalah hal utama dalam
proses pengolahan minyak mentah menjadi
produk BBM dan Non BBM. Pengawasan baku
mutu produk ini dimonitoring oleh Labora-
torium UP V Balikpapan melalui analisa kri-
tikal pada stream unit operasi. Akurasi Labora-
torium UP V dijamin oleh Sertifikasi ISO
17025.
HHHHHydrydrydrydrydrogen Rogen Rogen Rogen Rogen Recececececoveroveroveroverovery Uy Uy Uy Uy Unitnitnitnitnit
Hydrogen Plant merupakan salah satu
proyek kerjasama Pemerintah Indonesia dan
Jepang. Hydrogen Recovery Unit Kilang UP
V berkapasits 14000 m3.
Tujuan proyek Hydrogen Recovery adalah
untuk mengefisienkan penggunaan energi di
kilang UP V. Sebelum dilakukan Proyek
Hydrogen Recovery Plant ini sisa off gas yang
berasal dari low pressure separator hydrocracker
hanya dijadikan fuel gas. Padahal off gas yang
tersisa ini masih mengandung 65% hydrogen
yang bisa digunakan kembali di kilang.
Off gas yang berasal dari low pressure se-
parator Hydrocracker tersebut banyak me-
ngandung impurities H2S dan NH3. Impurities
ini berbahaya bagi pekerja dan berpotensi
bahaya pada material kilang. Oleh karena itu
dibangunlah fasilitas Sweetening Gas. Melalui
proses ini hasil hydrogen dan fuel gas sudah
bersih dari gas pengotor dan berbahaya. Di unit
ini dilakukan pemisahan gas dari partikel
impuritas dengan menggunakan teknologi
membran.
Teknologi membran ini merupakan tekno-
logi ramah lingkungan karena dalam prosesnya
tidak menggunakan bahan kimia.
NNNNNitritritritritrogen Plantogen Plantogen Plantogen Plantogen Plant
Unit ini menghasilkan nitrogen yang digu-
nakan untuk purging tanki, sistem perpipaan,
dan reaktor. Purging dimaksudkan untuk
menghilangkan gas hydrocarbon bila akan
dilakukan cleaning dan menghilangkan gas
impuritas atau oksigen bila akan dilakukan
pengoperasian kembali. Ini untuk mengurangi
bahaya kebakaran.
Nitrogen juga untuk keseimbangan pada
sistem dry gas seal untuk mengoperasikan
kompresor.
Nitrogen Plant ini menghasilkan 170 nm3
nitrogen cair dan 350 nm3 gas nitrogen.
Pada kondisi operasi kilang normal, produk
nitrogen yang digunakan hanya 250 nm3.
Namun pada saat emergency atau Turn Around
kilang, diperlukan nitrogen hingga 500 nm3.
Dengan kebutuhan seperti itu, UP V Balik-
papan pun memiliki fasilitas tanki penyim-
panan nitrogen.
DEMI LINGKDEMI LINGKDEMI LINGKDEMI LINGKDEMI LINGKUNGANUNGANUNGANUNGANUNGAN
Ini penting! Demi lingkungan! Karena
operasi perminyakan itu sarat dengan potensi
risiko kerusakan dan pencemaran lingkungan.
Tetapi sejak awal, sejak mendesain kilang,
fasilitas untuk proses yang ramah lingkungan
sudah disiapkan.
Tentu saja kegiatan pemantauan lingkung-
an dilakukan secara integral dengan operasional
Kilang Balikpapan. Yang diperhatikan dari
mulai potensi pencemaran air, tanah dan udara.
PPPPPengelolaan lengelolaan lengelolaan lengelolaan lengelolaan limbah cairimbah cairimbah cairimbah cairimbah cair
Limbah cair hasil proses pengolahan
minyak mentah dapat berupa sludge atau air
limbah buangan.
Sludge masih memiliki nilai ekonomis ka-
renanya limbah ini dikumpulkan dan ditam-
pung kembali memakai Oil Catcher dan dipisah-
kan kandungan airnya dengan menggunakan
Oil Sparator.
Sedangkan air limbah buangan diolah ke-
mudian dilepas ke perairan jika kandungannya
sesuai dengan ketentuan lingkungan.
(1) Effluent Water Treatment Plant (EWTP) ber-
fungsi untuk mengolah limbah cair sebelum
dialirkan ke laut bebas. Kapasitas unit ini
sekitar 100 m3 per jam.
(2) Sour Water Stripper Unit (SWSU) yang digu-
nakan untuk memisahkan gas-gas beracun
dari proses pengolahan minyak.
PPPPPemberemberemberemberembersisisisisihan penchan penchan penchan penchan pencemaremaremaremaremaran tanahan tanahan tanahan tanahan tanah
Upaya pembersihan pencemaran tanah de-
ngan menggunakan mikroorganisme (jamur,
bakteri). Itulah yang disebut bioremediasi.
Tujuan bioremediasi adalah untuk meme-
cah atau mendegradasi zat pencemar menjadi
bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbondioksida dan air).
Tak hanya dijaga agar tanah tak tercemar.
Tapi juga menghijaukan lingkungan, dengan
penanaman tumbuhan di area kilang dan seki-
tarnya.
MMMMMengontrengontrengontrengontrengontrol emisi udarol emisi udarol emisi udarol emisi udarol emisi udaraaaaa
Sampling emisi udara dilakukan secara
rutin dengan menggunakan peralatan Continue
Emition Monitoring System (CEMS).
Pemantauan buangan udara dilakukan di
area HSC, Flare, dan di setiap stack buangan
udara. Selain itu juga di setiap incenerator yang
berfungsi untuk membakar gas-gas beracun
hasil dari proses pengolahan.
Pemantauan limbah cair dilakukan di se-
mua area buangan yang menuju ke perairan
bebas. Pemantauan ditandai dengan pemasang-
an bendera indikasi yang dilakukan setiap hari.
Sampling air buangan juga dilaksanakan
secara rutin dimulai dari outlet pengelola
limbah hingga ke perairan Teluk Balikpapan.
Kondisi air tanah juga dipantau melalui
sumur melalui sumur pantau di dalam dan
sekitar Kilang Balikpapan.• NS
Sampling emisi udara
dilakukan secara rutin
dengan menggunakan
peralatan Continue Emition
Monitoring System (CEMS).
Pemantauan buangan udara
dilakukan di area HSC,
Flare, dan di setiap stack
buangan udara. Selain itu
juga di setiap incenerator
yang berfungsi untuk
membakar gas-gas beracun
hasil dari proses
pengolahan. Pemantauan
limbah cair dilakukan di
semua area buangan yang
menuju ke perairan bebas.
Pemantauan ditandai
dengan pemasangan
bendera indikasi yang
dilakukan setiap hari.
16
Warta
Utama
Warta Pertamina, Agustus 2007
MENUJU KILANG
BERDAYA SAING
S
ekarang mari kita berbicara bagaimana
peta daya saing kilang-kilang Pertamina,
termasuk Kilang UP V Balikpapan,
dibandingkan kilang-kilang dunia. Atau dilihat
dari sejauhmana peta pasar sekarang, atau
setidaknya hingga 2012 nanti.
Efisiensi kilang tahun 2007 ini misalnya,
tak bisa sebatas jargon. Pencapaian target
kinerja Semester I 2007 ini untuk kilang-kilang
Pertamina belum semua ok. Mau tidak mau
Semester II 2007 semua harus tercapai.
Tapi tampak sekali bagaimana gregetannya
Direktur Pengolahan SSSSSurururururooooosososososoAAAAAtmomartmomartmomartmomartmomartttttoyoyoyoyoyooooo
pada setiap pemaparan soal konsep penanganan
bisnis kilang Pertamina saat ini dan ke depan.
Dan maunya, Pertamina sekarang ini mela-
kukan hal yang konkret-konkret saja. Misalnya
pada Rabu, 13 Juni 2007 lalu, di Jakarta Di-
rektorat Pengolahan menggulirkan Management
Refinery Fuel and Refinery Losses sebagai skala
prioritas tema aksi proyek terobosan di unit-
unit pengolahan untuk tahap kedua.
Jadi begini, pada hari itu seluruh GM UP
dikumpulkan di Lt. Ground Gedung Utama,
Kantor Pusat Pertamina, Jakarta. Acaranya
Challange Session Direktorat Pengolahan. Di
acara itu dibahas kira-kira tema apa yang akan
menjadi prioritas kerja dalam Breakthrough
Projects (BTP) Unit Pengolahan untuk fase
kedua.
Ternyata variabel yang mempunyai penga-
ruh besar di kilang adalah refinery fuel dan losses.
Pemakaian bahan bakar (refinery fuel) akan
mempengaruhi akuntansi.
Memang pemakaian besaran target efisien-
si pemakaian bahan bakar (refinery fuel) —
meminjam penjelasan dari Koordinator Pelak-
sana Transformasi Pertamina Agus HAgus HAgus HAgus HAgus Harararararyyyyyantantantantantooooo
— tergantung bagaimana karakteristik konfi-
gurasi unit process; sistem dan konfigurasi dari
heat management system; sistem manajemen yang
digunakan; serta kondisi peralatan dari masing-
masing unit operasi atau kilang.
Dalam manajemen refinery fuel, program-
nya adalah bagaimana meningkatkan efisiensi
refinery fuel.
Losses BBM pada proses di kilang pasti
terjadi. Batas toleransinya adalah 0,5 persen.
Tetapi batas toleransi ini pun masih terus
diperjuangkan untuk terus dikurangi.
“Kalau losses terlalu banyak, berarti ada satu
bagian produk yang kita anggap hilang dan
dalam akuntansi tidak terhitung sebagai pen-
dapatan,” papar Agus Haryanto.
STRASTRASTRASTRASTRATEGI STEGI STEGI STEGI STEGI SAMPAMPAMPAMPAMPAI 2020AI 2020AI 2020AI 2020AI 2020
Urusan manajemen refinery fuel dan refinery
losses adalah salah satu hal konkret yang menjadi
gawean seluruh UP. Muaranya adalah efisiensi.
Efisiensi, seperti ditegaskan Direktur Pe-
ngolahan Suroso Atmomartoyo, menjadi priori-
tas road map Pengolahan Pertamina antara 2006
sampai 2008. “Kita menggenjot efisiensi dan
keandalan, serta mengikuti spec untuk kebutuh-
an BBM dalam negeri,” beber Suroso di Balik-
papan menjawab pertanyaan WWWWWaaaaarta Prta Prta Prta Prta Peeeeerta-rta-rta-rta-rta-
minaminaminaminamina, Kamis (28/6).
Pertamina memiliki peta perjalanan pro-
gram (roadmap) 2006 - 2012, bahkan sampai
2020. Menurut Suroso kita akan melihat ling-
kungan usaha kita.
Lingkungan usaha?
Betul, lingkungan usaha kilang di dunia ber-
ubah-ubah karena berbagai faktor yang mem-
pengaruhinya. Permintaan pasar, harga crude,
dan kebijakan setiap perusahaan dalam me-
ngembangkan kilangnya.
Misalnya, sekarang ketika banyak orang
memakai sweet crude untuk diolah di kilangnya,
permintaan jenis minyak mentah yang cukup
baik ini melonjak terakhir ini. Pasti kondisi ini
mendongkrak biaya pengilangan.
Ketika harga jual produk-produk BBM ke
konsumen menjadi hal yang menjadi perhi-
tungan, efisiensi ditetapkan sebagai isu utama.
“Dalam lingkungan usaha itu pesaing-
pesaing kita menggunakan sour crude, sehingga
konfigurasi kita juga harus kita ubah, supaya
kita bisa bersaing. Untuk itu proses cracking
kita ditingkatkan,” katanya.
“Apakah kita akan menambah kilang lagi?
Kita lihat deman-supply regional ini, bagaima-
na?” tanya Suroso.
Menurut beberapa analis, produk kilang
dunia akan berlebih pada tahun 2012. Sehingga
2012 margin akan tertekan.
Tapi entah berhubungan analisis itu atau
tidak, beberapa perusahaan meng-cancel proyek
kilang yang memang untuk situasi sekarang
tidak ekonomis.
Contoh Kuwait membatalkan satu proyek
kilangnya. Saudi Aramco juga membatalkan
beberapa proyeknya.
Ketika margin kilang tertekan, lalu langkah
membatalkan menjadi keputusan beberapa
perusahaan, justru dibilang Suroso margin jadi
membaik lagi.
Pertamina memiliki strategi 2006 - 2012,
bahkan menyambung hingga 2020. Lalu stra-
tegi itu dipotong-potong menjadi tiga tahunan.
“Sampai 2012 ada beberapa proyek yang harus
kita selesaikan. Terus sampai 2020,” ungkap
Suroso.
Ini adalah roadmap Kilang Pertamina.
Intinya dari semua ini adalah kita melihat si-
tuasi lingkungan, Euro. Tahun 2012 adalah Euro
III, target kita. “Tetapi tergantung dari ling-
kungan,” Suroso Atmomartoyo mengulang
penegasannya.
MENGOLAHMENGOLAHMENGOLAHMENGOLAHMENGOLAH SOSOSOSOSOUR CRUR CRUR CRUR CRUR CRUDEUDEUDEUDEUDE
Tingkat persaingan di kilang pengolahan
tampak ada di banyak sisi. Pemilihan jenis crude
sekarang menjadi salah satu sisi pertimbangan,
mengapa Pertamina melakukan rekonfigurasi
dengan UP IV Cilacap dan UP V Balikapan.
Ketika sour crude lebih murah sekitar 14
dolar AS per barel dibandingkan dengan jenis
minyak mentah sweet crude, daya saing kilang
Singapura menjadi berdaya saing.
“Kita harus bisa bersaing. Inilah salah satu
pertimbangan kenapa kita mau menggunakan
sour crude. Kita sekarang ini memakai sweet
crude. Tapi sweet crude ini mahal karena banyak
peminat,” beber Direktur Pengolahan Suroso
Atmomartoyo.
Itulah salah satu program yang diusung UP
V Balikpapan.
Memang seperti pragmatis. Tetapi kondisi
persaingan kilang itu memang berombak-
ombak. Tidak bisa ditetapkan secara fixed. Ma-
kanya seperti dibilang Suroso, Pertamina dalam
menentukan strateginya melihat situasi yang
ada.
Ngomong-ngomong jenis crude yang di-
pakai, harganya pun sungguh berbeda. Sweet
crude itu semakin lama semakin mahal.
17
Warta Pertamina, Agustus 2007
Direktur Pengolahan menyontohkan, se-
karang harga. Perbedaan sweet crude dan sour
crude itu mencapai 14 dolar AS per barel.
Kilang-kilang Singapura itu menggunakan
crude dari middle east atau campuran. Sehingga
ongkos feedstock-nya jauh lebih murah. Dan
kilang Singapura itu sudah didesain untuk
mengolah sour crude. Sehingga kalau dikatakan
kilang Singapura lebih kompetitif ya, karena
memang feedstock-nya sudah menang 14 dolar
AS. Sementara kita menggunakan patokan
MOPS untuk transaksi kita.
Kita harus bisa bersaing sama mereka. Ini-
lah salah satu pertimbangan kenapa kita mau
menggunakan sour crude. Kita memakai sweet
crude. Tapi sweet crude ini mahal karena banyak
peminat.
Bagaimana persediaan dunia?
Jangan khawatir, di Indonesia Pertamina
bersama Medco memiliki kerja sama mengha-
silkan sour crude, yaitu di Tiaka, produksi Med-
co dan Pertamina. Dari Tiaka, Sulawesi, kita
kirim ke Plaju.
Jadi, kita punya gagasan untuk mengubah
kilang Balikpapan ini mengolah dari sweet crude
menjadi sour crude. Karena deltanya yang bisa
men-drive proyek tersebut. Selain itu, availa-
bility dari sour crude ini di dunia lebih banyak.
Reserve to production ratio-nya paling tinggi ada-
lah middle east, 50 tahun lebih. Suplainya relatif
lebih aman. Tapi sekarang mulai ketat, sehingga
kita sedang mencari sumber sour crude untuk
dipakai di Balikpapan. Kalau kita mengandal-
kan sweet crude terus margin kita tidak terlalu
menarik.
Perubahan pemakaian jenis crude ini me-
mang berdampak pada komponen-komponen
kilang. Termasuk bahan baku yang dipakai oleh
kilang itu nantinya.
Seperti dijelaskan oleh Direktur Pengolah-
an, kilang yang bisa mengolah sour crude dan
sweet crude itu sama-sama CDU-nya, tetapi ma-
terial yang dipakai untuk membangun kilang
itu beda. Untuk sour crude besinya, kata Suroso,
digunakan jenis besi yang tahan korosi, tahan
sulphur. Jadi harganya akan lebih mahal.
Sedangkan untuk kilang yang mengolah
sweet crude memakai carbon steel saja bisa. Kalau
untuk sour crude, grade materialnya harus lebih
tinggi. Kalau kilang yang biasa mengolah sweet
crude digunakan untuk mengolah sour crude,
mungkin umurnya dua bulan besinya sudah
keropos.
Masih dijelaskan oleh Suroso, nanti ada lagi
crude yang mengandung TAN (total acid num-
ber). Istilahnya mengandung carbosilat acid atau
asam-asam organik yang tinggi, selain sulfur.
Ini juga memakan metal. Metal yang harus di-
pakai harus lebih tinggi lagi grade-nya, sehingga
biaya pembuatan kilang menjadi lebih mahal,
tapi crude-nya menjadi lebih murah ka-rena
tidak sembarang kilang bisa mengolah itu.
Sebenarnya kalau kita menukik dalam pem-
bahasan daya saing, yang namanya UP I Pang-
kalan Berandan yang menghasilkan produksi
pengolahan 5 MBSD tak ekonomis. Makanya
Pertamina meng-idle-kan UP tertua ini.
Kemudian Kilang Kasim yang mempro-
duksi sekitar 10 MBSD. Kilang ini pun didesain
dengan dasar cost plus fee. Kalau secara keeko-
nomian, kapasitas 10 MBSD ini tidak masuk,
tapi dulu dibangun untuk security of supply BBM
di wilayah timur Indonesia.
PRPRPRPRPROFIL UPOFIL UPOFIL UPOFIL UPOFIL UP BERDBERDBERDBERDBERDAAAAAYYYYYAAAAA SSSSSAINGAINGAINGAINGAING
UP VI Balongan termasuk yang berdaya
saing tinggi. Complexity-nya cukup tinggi, men-
capai 9.3. Bandingkan dengan com-plexity rata-
rata kilang di Amerika Serikat yang mencapai
10.7.
Pengertian awamnya, semakin tinggi kom-
pleksitas sebuah kilang maka semakin tinggi
kemungkinan menghasikan produk-produk
yang bernilai tambah tinggi.
Kompleksitas kilang banyak diidentikkan
dengan sejauhmana kecanggihan dan kemam-
puan kilang yang bersangkutan dalam meng-
olah minyak mentah menjadi produk berharga
mahal.
Lihat saja produk-produknya! Ada Premi-
um, Pertamax, Pertamax Plus, Propylene, LPG,
dan sebagainya. Harganya lumayan ciamik.
Minyak mentah yang diolah di situ adalah
crude dari Duri dan Minas. Memang sih, crude
dari dua tempat ini berat. Minas itu residunya
saja 60%. Sedangkan dari Duri mencapai 85%.
Tapi di UP VI, RCCU yang bisa meng-crack
lagi residunya. Di situ ada ARHDM untuk
menghilangkan metal dan carbon, sehingga
waktu di-crack itu RCCU-nya bisa bekerja de-
ngan baik.
UP yang didesain berdasarkan keekonomi-
an ini punya Platformer dan Isomerisasi. Ke-
duanya menghasilkan mogas, yaitu premium.
UP lain yang memiliki complexity lumayan
yang lainnya adalah Kilang UP II Dumai. Di
situ ada hydrocracker. Di situ mood-nya atau
produk yang paling banyak diproduksi adalah
diesel dan kerosene.
UP lain yang hendak dinaikkan daya saing-
nya adalah UP IV Cilacap dan UP V Balik-
papan. Setidaknya ini yang menjadi prioritas
pada tahun 2007 ini.• NS
18
Warta
Utama
Warta Pertamina, Agustus 2007
YANG PALING MUNGKIN
DI ASIA PASIFIK
P
asti ada perhitungan tasti ada perhitungan tasti ada perhitungan tasti ada perhitungan tasti ada perhitungan tererererertttttentu me-entu me-entu me-entu me-entu me-
ngapa Kingapa Kingapa Kingapa Kingapa Kilang UPlang UPlang UPlang UPlang UP VVVVV BalBalBalBalBaliiiiikpapankpapankpapankpapankpapan
hanyhanyhanyhanyhanya ingin menjadi kia ingin menjadi kia ingin menjadi kia ingin menjadi kia ingin menjadi kilang tlang tlang tlang tlang terpererpererpererpererper-----
caycaycaycaycaya dan unggul dia dan unggul dia dan unggul dia dan unggul dia dan unggul di AsiAsiAsiAsiAsia Pa Pa Pa Pa Pasifiasifiasifiasifiasifik. Bisak. Bisak. Bisak. Bisak. Bisa
dijelaskan?dijelaskan?dijelaskan?dijelaskan?dijelaskan? Pertama, kalau dilihat dari pasar
kita dari sisi distribusi memungkinkan kita di
daerah sekitar Asia Pasifik. Kalau keluar dari
kawasan itu, maka dari sisi pasar, biaya dis-
tribusi saja sudah lebih tinggi.
Itu juga sebenarnya sasaran antara. Dengan
kondisi-kondisi kita sekarang, seperti disam-
paikan oleh Direksi, Pertamina ingin masuk ke
dalam Fortune 500 Regional dalam lima tahun
dari tahun kita memulai transformasi. Pada
tahun 2012 diharapkan sudah masuk ke situ.
Kenapa ke situ? Karena pesaing-pesaing
kita itu kan sebenarnya yang regional itu.
Apa yApa yApa yApa yApa yang mau diang mau diang mau diang mau diang mau diandalkan?andalkan?andalkan?andalkan?andalkan? Kalau de-
ngan kondisi sekarang, competence factor dan
efisiensi kilang kita masih rendah. Tapi kita
punya target-target sampai 2012, itu akan kita
capai. Termasuk penambahan fasilitas di kilang
kita yang bisa meningkatkan competence factor
kita. Target utamanya di Kilang UP IV Cilacap
dan Kilang UP V Balikpapan.
Angan-angannya bisa dimulai tahun 2008,
dan tahun 2010 sudah berproduksi. Itu kita
akan lebih yakin bahwa kita akan bisa bersaing
karena konfigurasi kita sudah tinggi dan me-
nambah. Paling tidak 95 persen dari crude bisa
kita olah menjadi produk-produk yang harga
jualnya lebih tinggi daripada harga crude-nya.
KKKKKalaupun haralaupun haralaupun haralaupun haralaupun harus ada rus ada rus ada rus ada rus ada redesain atau redesain atau redesain atau redesain atau redesain atau re-e-e-e-e-
kkkkkonfiguronfiguronfiguronfiguronfigurasi dari sisi apa yasi dari sisi apa yasi dari sisi apa yasi dari sisi apa yasi dari sisi apa yang harang harang harang harang harususususus
dididididilakukan?lakukan?lakukan?lakukan?lakukan? Pertama, secondary process kita
kurang. Di situ, ada LSWR yang masih kita
produksi sekarang ini, sekitar 23,9 persen dari
total feed kita. LSWR harganya di bawah harga
crude.
LSWR ini harus kita olah dalam proses
yang disebut cracking, sehingga bisa menjadi
valueable product, seperti bisa menjadi kerosene
lagi, premium, solar. Penambahan unit cracking
itu yang akan kita lakukan.
Itu cracker. Ada beberapa opsi yang kita
lihat, yaitu proses yang merengkah LSWR yang
rantainya panjang menjadi rantai-rantai yang
lebih pendek.
Di antarDi antarDi antarDi antarDi antara opsi ya opsi ya opsi ya opsi ya opsi yang ada apa saja?ang ada apa saja?ang ada apa saja?ang ada apa saja?ang ada apa saja? Ada
RCC seperti di Balongan. Itu salah satu. Bisa
juga berupa Cracking seperti dilakukan di UP
II Dumai. Itu opsi-opsi yang ada. Itu yang kita
pelajari sekarang.
KKKKKecececececenderenderenderenderenderungannyungannyungannyungannyungannya ka ka ka ka ke mana?e mana?e mana?e mana?e mana? Kelihat-
annya lebih cenderung ke RCC.
PPPPPerhitungannyerhitungannyerhitungannyerhitungannyerhitungannya bagaimana? Ka bagaimana? Ka bagaimana? Ka bagaimana? Ka bagaimana? Karararararakakakakak-----
ttttteristieristieristieristieristik masingk masingk masingk masingk masing-masing UP-masing UP-masing UP-masing UP-masing UP itu berbeda-itu berbeda-itu berbeda-itu berbeda-itu berbeda-
beda?beda?beda?beda?beda? Sebetulnya kombinasi, tergantung jenis
crude yang akan kita pakai. Kemudian juga
faktor lingkungan. Ada pilihan yang mungkin
bisa kita lakukan tapi mengeluarkan sesuatu
tidak bagus untuk lingkungan. Seperti di Du-
mai.
Itu salah satu pilihan yang bagus, biayanya
lebih murah daripada RCC, walaupun gain-nya
juga lebih rendah dibandingkan RCC. Hanya
ada pengaruh ke lingkungan.
Jadi, banyak pilihan-pilihan teknologi yang
pertimbangan-pertimbangannya sekarang se-
dang digarap di Kantor Pusat.
KKKKKalau kita lalau kita lalau kita lalau kita lalau kita liiiiihat adahat adahat adahat adahat ada RRRRRoaoaoaoaoadmapdmapdmapdmapdmap PPPPPengo-engo-engo-engo-engo-
lahan sampai 2012.lahan sampai 2012.lahan sampai 2012.lahan sampai 2012.lahan sampai 2012. Apa prApa prApa prApa prApa progrogrogrogrogram untukam untukam untukam untukam untuk
UPUPUPUPUPVVVVVdalam prdalam prdalam prdalam prdalam progrogrogrogrogram itu?am itu?am itu?am itu?am itu? Untuk UP V pada
awal tahun ini, pertama adalah optimalisasi
kilang. Pilihan-pilihan optimilasasi kilang su-
dah clear. Hanya untuk melakukan itu diperlu-
kan terobosan-terobosan dari sistem manaje-
men, dari aturan-aturan main yang ada seka-
rang.
Kalau kita mengadakan barang dengan
cara-cara seperti sekarang, yang prosesnya
panjang harus tender dan macam-macam, kita
akan kalah bersaing. Prosesnya panjang, se-
mentara orang lain untuk memerlukan barang,
tinggal telepon barang pun datang.
Kadang-kadang memakai prosedur ini
seolah-olah akan menghemat biaya, tetapi
sebenarnya hal itu lebih banyak karena kecuri-
gaan-kecurigaan kita bahwa orang lain akan
“bermain.” Seharusnya tidak usah banyak pro-
sedur, tetapi integritasnya yang kita tingkatkan.
SK 036 semangatnySK 036 semangatnySK 036 semangatnySK 036 semangatnySK 036 semangatnya ka ka ka ka kehati-hatiehati-hatiehati-hatiehati-hatiehati-hatiananananan
karkarkarkarkarena banyena banyena banyena banyena banyak prak prak prak prak praktaktaktaktaktek kek kek kek kek korororororupsi, tupsi, tupsi, tupsi, tupsi, tetapi dietapi dietapi dietapi dietapi di
lain sisi kita juga perlu klain sisi kita juga perlu klain sisi kita juga perlu klain sisi kita juga perlu klain sisi kita juga perlu kecececececepatan prepatan prepatan prepatan prepatan proooooses.ses.ses.ses.ses.
MMMMMenurenurenurenurenurututututut Anda bagaimana jalan tAnda bagaimana jalan tAnda bagaimana jalan tAnda bagaimana jalan tAnda bagaimana jalan tengah-engah-engah-engah-engah-
nynynynynya?a?a?a?a? Artinya, pertama ada kebijakan dari Di-
reksi yang di-up grade. Kedua, bagaimana de-
ngan cara itu akuntabilitas perorangan tetap
bisa kita jaga.
Pak Suroso memberi contoh kepada kita,
ada perusahaan kalau beli barang dia telepon
Pengantar Redaksi
Tantangan buat kilang-kilang Pertamina semakin berat. Persaingan antarkilang di kawasan
regional maupun internasional memperhitungkan keandalan kilang, optimalisasi kilang, efisiensi
kilang, dan nilai tambah produk. Ketika Kilang UP V Balikpapan menetapkan Visi menjadi kilang
terpercaya dan unggul di Asia Pasifik, tantangan buat kilang yang memiliki kapasitas terbesar kedua
setelah Kilang UP IV Cilacap ini sungguh berat. General Manager (GM) Kilang UP V Balikpapan
MMMMMasriasriasriasriasril Ml Ml Ml Ml Moeisoeisoeisoeisoeis justru menekankan prosedur operasional yang harus dibenahi agar proses perubahan
berjalan lebih cepat. “Harus ada perubahan sistem manajemen, mindset, kepemimpinan. Tiga hal ini
yang secara bersamaan harus kita lakukan,” jelasnya kepada WWWWWaaaaarta Prta Prta Prta Prta Peeeeertartartartartaminaminaminaminamina di tengah jamuan
makan malam untuk para wartawan migas dari Jakarta, yang mengikuti program Orientasi
Wartawan Migas (OWM), di UP V Balikpapan, Jumat malam (29/6).
19Warta Pertamina, Agustus 2007
ke Singapura, barangnya datang. Tetapi koman-
dannya, yang memang memegang aset, dia bisa
melakukan sampling. Begitu ada anak buahnya
membeli dengan harga lebih tinggi dengan
orang lain membeli di tempat yang sama, ada
risiko langsung untuk anak buahnya itu.
Jadi, hal-hal itu yang harus dilakukan. Kalau
saya beli barang di Matahari, harganya kan fix,
mengapa harus tender? Tetapi sistem kita se-
karang tidak membolehkan belanja begitu, ka-
rena nanti belanja saya akan dibandingkan de-
ngan belanja di Tanah Abang.
Tidak bisa apple to apple, karena di Matahari
ada atribut-atribut yang tidak ada di barang di
Tanah Abang. Saya bisa belanja aman dan lebih
cepat.
Kita menginap di satu hotel, meminum
Coca Cola, harganya Rp 12 ribu. Atau saya tu-
run ke bawah membeli Coca Cola dengan harga
Rp 4 ribu. Memang lebih murah, tapi untuk
membeli barang ke bawah itu, ada proses yang
panjang.
Itulah contoh. Yang penting kalau saya beli
barang ke satu tempat, tidak lebih mahal di-
bandingkan dengan orang lain membeli barang
di tempat yang sama. Tapi jangan dibandingkan
dengan toko lain yang lebih rendah kualifi-
kasinya.
Perusahaan kelas dunia yang akan bersaing
dengan kita menggunakan cara-cara seperti itu.
Kalau kita masih melakukan seperti sekarang,
biaya bukannya tambah murah. Karena biaya
untuk tender itu memerlukan biaya dan waktu.
PPPPPadahal pengadaan hanyadahal pengadaan hanyadahal pengadaan hanyadahal pengadaan hanyadahal pengadaan hanya salah satua salah satua salah satua salah satua salah satu
prprprprproooooses dari sebuahses dari sebuahses dari sebuahses dari sebuahses dari sebuah aaaaactionctionctionctionction????? Betul. Terobos-
an-terobosan seperti itu yang diperlukan, tetapi
kita di Indonesia masih serba susah. Kalau
melakukan itu urusannya ada polisi masuk,
kejaksaan, auditor, BPKP.
Kalau jalan itu sebagai sistem, kemudian
ada yang ngebut, sekarang ini bukan yang
ngebutnya yang kita tangkap, tetapi kita pasang
banyak polisi tidur, sehingga pada akhirnya
ambulan pun lewat ke sana harus terganggu.
Itu soal prosedur. Itu yang harus kita per-
baiki. Teknis saja tidak cukup. Kemudian mind-
set. Artinya harus memilih orang-orang yang
betul-betul integritasnya tinggi, sehingga pro-
ses yang kita sederhanakan bisa berjalan tanpa
harus terjadi pelanggaran.
IIIIIni masalahni masalahni masalahni masalahni masalah trtrtrtrtrustustustustust. Bagaimana mendo-. Bagaimana mendo-. Bagaimana mendo-. Bagaimana mendo-. Bagaimana mendo-
brbrbrbrbrak kak kak kak kak keburebureburebureburaman seperaman seperaman seperaman seperaman seperti ini?ti ini?ti ini?ti ini?ti ini? Pada dasarnya
manusia itu makhluk ekonomi. Dia akan me-
lakukan tindakan-tindakan yang paling meng-
untungkan dirinya secara ekonomi.
Kalau kita menetapkan aturan sementara
orangnya tanpa risiko, orang itu tetap akan me-
lakukan hal-hal yang menguntungkan diri dia.
Jadi, risiko dalam aturan main itu harus
berjalan. Itu yang disebut accountability. Kalau
accountability berjalan, aturan main akan lebih
sederhana.
Tidak bisa juga, aturan main kita sederha-
nakan, tetapi integritas kita abaikan. Tidak bisa
begitu.
MMMMMemiemiemiemiemillllliiiiih orh orh orh orh orang yang yang yang yang yang berintang berintang berintang berintang berinteeeeegritasgritasgritasgritasgritas
tinggi, juga berkaitan dengantinggi, juga berkaitan dengantinggi, juga berkaitan dengantinggi, juga berkaitan dengantinggi, juga berkaitan dengan trtrtrtrtrustustustustust. K. K. K. K. Ko-o-o-o-o-
mentarmentarmentarmentarmentarAnda?Anda?Anda?Anda?Anda? Kalau bicara transisi, masalah
trust pasti berat. Pada awalnya kita harus
memperpendek aturan main, proses, kemudian
meningkatkan pertanggunjawaban untuk orang
yang bersangkutan. Dan tentu saja kita harus
punya cara-cara mengukurnya.
Atasan itu bisa memberikan wewenang
kepada bagian pengadaan untuk pembelian
langsung, tetapi dia punya konsultan yang akan
memberikan second opinion.
Kalau ada orang bajingan, langsung dipecat!
Jangan dipindahkan saja. Itu risiko tertinggi
kalau dia melakukan penyelewengan. Ini se-
buah proses yang harus dijalankan.
Filosofinya, seperti hukum Tuhan, ada
surga dan neraka. Kalau kamu mengikuti atur-
an masuk surga dan melanggar masuk neraka.
Itu aturan main. Tetapi bagaimana keyakinan
adanya aturan itu muncul pada orang kita.
Bukti-bukti itu harus kita perlihatkan pada
saat proses.
Bagaimana untuk membangun kBagaimana untuk membangun kBagaimana untuk membangun kBagaimana untuk membangun kBagaimana untuk membangun ke-e-e-e-e-
perperperperpercaycaycaycaycayaan?aan?aan?aan?aan? Kita harus mempercayai anak bu-
ah. Tapi bukan melepaskan begitu saja. Perca-
yakan saja, tetapi sekali dia melanggar habis dia.
Ini yang harus berjalan. Harus ada perubah-
an sistem manajemen, mindset, kepemimpinan.
Tiga hal ini yang secara bersamaan harus kita
lakukan.
Bagaimana dengan BTP?Bagaimana dengan BTP?Bagaimana dengan BTP?Bagaimana dengan BTP?Bagaimana dengan BTP? Ada BTP
yang dilakukan oleh Kantor Pusat yang lebih
ke hal-hal strategis, dan unit yang sifatnya
operasional.
Bagaimana di UPBagaimana di UPBagaimana di UPBagaimana di UPBagaimana di UP VVVVV sendiri?sendiri?sendiri?sendiri?sendiri? Kita me-
lihat structure cost kita. Apa yang bisa kita ken-
dalikan di unit? Di luar crude, biaya produksi
kita itu yang paling tinggi adalah refinery fuel,
itu hampir 70 persen dari total biaya di luar
crude. Artinya kita harus meningkatkan biaya
dapur kita.
(Untuk BTP II di unit-unit Direktorat
Pengolahan, 13 Juni 2007 lalu, menggulirkan
Management Refinery Fuel and Refinery Losses
sebagai skala prioritas tema aksi).
UUUUUntuk UPntuk UPntuk UPntuk UPntuk UP VVVVV berberberberberapa tarapa tarapa tarapa tarapa target tget tget tget tget toleroleroleroleroleransiansiansiansiansi
rrrrrefineefineefineefineefinerrrrry lossey lossey lossey lossey lossesssss dan pengurdan pengurdan pengurdan pengurdan pengurangananganangananganangan rrrrrefineefineefineefineefinerrrrryyyyy
fuelfuelfuelfuelfuel????? Pada tahun 2007 ini kita targetkan tole-
ransi refinery losses 0,03 persen. Itu kelihatannya
kecil. Tapi dari situ kita bisa menghemat sekitar
1 juta dolar AS setahun. Tolerable itu kan 0,5
persen. Semula kita 0,2 persen.
Sedangkan untuk pemakaian refinery fuel
semula 4,6 persen sekarang (2007) ditargetkan
pemakaian 4,57 persen dari seluruh cost struc-
ture.
Tetapi kalau berbicara tahun 2012 kita
targetkan pemakaian refinery fuel menjadi 4,40
persen. Kira-kira kita turunkan 13 point.
Kalau sampai tahun 2012 kita berpotensi
menghemat 9 juta dolar untuk setahun dari
pengurangan refinery losses dan pengurangan
refinery fuel.
Apakah prApakah prApakah prApakah prApakah progrogrogrogrogramnyamnyamnyamnyamnya sudah jalan?a sudah jalan?a sudah jalan?a sudah jalan?a sudah jalan? Mu-
lai bulan Juni 2007 ini kita sudah proses. Hasil-
nya belum terlihat, tapi prosesnya sudah di-
mulai.•NS
“Kadang-kadang memakai
prosedur ini seolah-olah akan
menghemat biaya, tetapi
sebenarnya hal itu lebih banyak
karena kecurigaan-kecurigaan kita
bahwa orang lain akan “bermain.”
Seharusnya tidak usah banyak
prosedur, tetapi integritasnya yang
kita tingkatkan.”
20
Warta
Utama
Warta Pertamina, Agustus 2007
MEMBANGUN
KEEKONOMIAN
KILANGPengantar Redaksi
Baru Kilang UP VI Balongan yang sudah didesain dengan konfigurasi
sesuai keekonomian. Komersial. Yang lain? Kilang Pertamina yang lain
masih dengan konfigurasi cost and fee untuk sekedar memenuhi
kebutuhan BBM dalam negeri. Kompleksitasnya masih rendah, belum
secanggih Kilang UP VI Balongan atau mungkin Kilang UP II Dumai.
Direktur Pengolahan SSSSSurururururooooosososososo AAAAAtmomartmomartmomartmomartmomartttttoyoyoyoyoyooooo menjelaskan secara
gamblang kepada 57 wartawan media cetak, cyber, dan televisi dari 40
media, di Ruang Solar, Kompleks Kilang UP V Balikpapan, Kamis (28/
6). Berikut petikannya.
21Warta Pertamina, Agustus 2007
T
olong jelaskan bagaimana ka-olong jelaskan bagaimana ka-olong jelaskan bagaimana ka-olong jelaskan bagaimana ka-olong jelaskan bagaimana ka-
rrrrraktaktaktaktakteristieristieristieristieristik kik kik kik kik kilang?lang?lang?lang?lang? Operasi ki-
lang boleh dikatakan berbeda dengan
operasi industri di tempat lain. Di kilang mi-
nyak mentah (crude) diolah akan keluar be-
berapa produk. Ada yang langsung melalui satu
proses, dan ada juga untuk menjadi produk
yang sama harus melalui beberapa rangkaian
proses. Tergantung jenis crude yang diolah.
Untuk jadi diesel dari crude ada yang lang-
sung satu kali proses langsung jadi diesel, tapi
ada yang harus lewat beberapa tahapan, lewat
unit ini, di-crack, diproses lagi, baru jadi diesel.
Jadi boleh dikatakan single feed, multi product,
multi process.
Bagaimana pendekatan membuat kiBagaimana pendekatan membuat kiBagaimana pendekatan membuat kiBagaimana pendekatan membuat kiBagaimana pendekatan membuat kilang?lang?lang?lang?lang?
Membangun kilang itu ada dua pende-
katan. Pertama, dekat dengan sumber
crude. Ini memudahkan transportasi crude.
Kedua, mendekati pasar. Seperti Singa-
pura itu tidak punya crude, tapi mengan-
dalkan dari impor dipakai untuk dijual ke
pasar di sekitar situ.
Kilang minyak Pertamina awalnya
dirancang untuk mengolah crude dalam
negeri dan untuk kebutuhan BBM dalam
negeri. Kilang kita tidak didesain atas
dasar keekonomian, karena didesain un-
tuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Pada saat merancang dihitung bera-
pa banyak orang Indonesia membutuh-
kan diesel? Tahun 1980-an kebutuhan
diesel meningkat tajam diperkirakan hingga 16
persen per tahun. Makanya saat itu didesain
kilang hydrocracker. Karena hydrocracker ini
menghasilkan diesel.
Terakhir baru Kilang UP VI Balongan di-
desain atas dasar keekonomian karena (ketika
mendesain Kilang UP VI Balongan, rrrrrededededed) kita
memperkirakan ke depan itu Olefin, Gasoline
akan menjadi pasar yang bagus. Maka di Balo-
ngan itu didesain kilang RCC. Kilang Balongan
sudah dihitung dengan MOPS. Sementara
kilang yang lain dihitung dengan cost and fee.
KKKKKapasitas kiapasitas kiapasitas kiapasitas kiapasitas kilanglanglanglanglang-ki-ki-ki-ki-kilang Plang Plang Plang Plang Pererererertamina…tamina…tamina…tamina…tamina…
Produksi minyak mentah Indonesia seka-
rang tidak sampai 1 juta barel per hari. Produksi
kita sekarang antara 850 ribu – 900 ribu barel
per hari. Kapasitas kilang kita tetap. Kemudian
operasi kilang kita antara 950 ribu sampai 1 juta
barel per hari. Tergantung dari kondisi margin
dan keandalan kilang kita.
Kebutuhan domestik masih sekitar 1 juta
barel per hari. Produksi Pertamina sendiri
kurang lebih 72 persen dari seluruh kebutuhan
dalam negeri. Sisanya adalah impor.
Kilang kita mengolah hingga 60 persen
minyak mentah dalam negeri. Impornya ada
yang term import dan ada yang spot import.
Spot kita kurang lebih 20 persen. Ini diten-
derkan setiap tiga bulan. Sedangkan untuk term
import dilakukan ke NOC seperti Saudi Aram-
co (100 ribu barel), Tapis, Malaysia (20 ribu
barel), juga membeli ke anak perusahaan se-
perti Petral.
Pembelian minyak mentah Saudi Aramco
dan minyak mentah Tapis menggunakan OSP
(Official Selling Price) yang ditetapkan oleh
mereka. Kita membeli ini dengan sistem CIF
(Cost Insurance and Freight). Hanya Saudi Aram-
co yang dibeli secara FoB (Free on Board), kita
yang mengambil sendiri ke sana. Yang kita
membeli secara CIF.
Kita membeli minyak itu memakai harga
dasar. Harga dasar untuk minyak mentah In-
donesia adalah ICP (Indonesian Crude Price)
yang ditentukan oleh Departemen ESDM. Ka-
lau minyak dari Arab memakai OSP.
Minyak-minyak yang lain ada yang mema-
kai OSP seperti Bach Ho (Vietnam) atau ada
juga minyak impor basis harganya ICP seperti
Nile Blend (Sudan) untuk di Balongan.
Ada juga yang memakai basis harga brent
yaitu minyak yang ada di pasar. Yang mengatur
harga brent itu pasar.
Minyak mentah kita 60-70% dibeli lang-
sung ke Pemerintah, dengan harga ICP. Kita
membeli dua bulan sebelum waktu pengiriman.
Minyak term kita juga dibeli secara lang-
sung kepada produser (swasta). Tetapi ada juga
yang harus melalui trader milik produser.
Seperti Caltex di Dumai tidak jual langsung.
Yang menjual minyak mentah dari Caltex
Dumai adalah trading-nya.
Yang terakhir dilakukan dengan tender.
Siapapun silakan ikut tender. Kita evaluasi.
Terbuka saja, siapa yang mau ikut silakan, asal
sesuai yang kita butuhkan, harganya bersaing,
ya silakan.
Transaksi minyak itu sangat transparan.
Tidak disembunyikan. Kalau misalnya Perta-
mina membeli minyak, selalu ada di Reuter,
CNBC, dan sebagainya. Di pasar Singapura ada
catatan transaksi minyak. Pertamina membeli
berapa kargo, jumlahnya berapa, harganya
berapa, semua tercatat secara transparan.
Jadi hitung-hitungan kita memakai harga
pasar semua. Transaksi dengan MOPS. Kalau
kompleksitas kilang rendah hasilnya seperti itu.
KKKKKeekeekeekeekeekonomionomionomionomionomian kian kian kian kian kilang..lang..lang..lang..lang..
Sekarang kita harus berpikir mengenai ke-
ekonomian kilang. Karena kalau distribusi
BBM ke pelosok-pelosok itu tidak masuk kalau
dihitung secara keekonomian. Nah, itulah yang
dihitung oleh Pertamina pada alpha 14 persen
itu, MOPS plus Alpha 14 persen, yang katanya
malah Alphanya mau dikurangi lagi oleh Peme-
rintah.
Arus minyak mulai dari pengolahan, pema-
saran, distribusi. Dari pengolahan ini ada impor
HOMC, impor crude, juga domestic crude masuk
ke pengolahan. Dari pengolahan ke pemasaran
kita hitung memakai MOPS. Tidak
memakai istilah biaya pokok, karena
kita memakai market base. Transaksi dari
pengolahan ke pemasaran memakai
MOPS.
Pemasaran ini yang mendistribusi-
kan. Kalau BBM Pemerintah — dengan
format PSO — dengan formula MOPS
plus Alpha. Alphanya dulu 15%, seka-
rang 14,1%, dan katanya mau dipotong
lagi.
Sedangkan BBM non PSO kita ber-
saing dengan pemain lokal, yaitu AKR.
Di situ for-mulanya tidak sama, ada
MOPS plus 9% dan yang lain. Alphanya
tergantung tender. Gross margin seka-
rang sedang bagus, meskipun kompleksiti
rendah karena harganya bagus.
Tapi kalau kilang-kilang di dunia itu jadi,
margin-nya akan tertekan lagi. Akan turun lagi.
OptimalOptimalOptimalOptimalOptimalisasiisasiisasiisasiisasi mamamamamarginrginrginrginrgin...............
Jadi, ada margin-nya pemasaran dan ada
margin pengolahan. Optimalisasi kita adalah
jumlah penjualan, harga jual yang kompetitif,
jenis produk, operasi kilang, jenis minyak men-
tah yang kita olah, harga minyak, dan harga
produk. Ini semua kita olah, untuk menentu-
kan berapa pengolahan yang paling optimal.
Optimalisasi dari total ini dilakukan untuk
mendapatkan delta yang paling optimal. Pengo-
lahan berapa, impor berapa, minyak apa yang
saya beli, karena masing-masing minyak itu
komponennya lain-lain. Minyak dan harganya
lain-lain.
Kita menghitung gross margin ini secara me-
nyeluruh. Bahkan kalau kilangnya global se-
perti BP, Shell, mereka menghitung secara glo-
bal, karena dia harus menghitung untuk di se-
mua tempat.
Shell itu memiliki navigator yang mempu-
nyai program. Kalau BP itu namanya ISD
(Integrated Supply and Trading). Jadi dia sudah
mengintegrasikan programnya itu. Dioptimali-
sasikan di seluruh dunia.• NS
22 Warta Pertamina, Agustus 2007
Lakon
Foto:BFR/Dok.Pertamina
M
enilai perusahaan minyak dan gas
bumi, tidak salah jika kita juga me-
lihat tulang punggungnya, yaitu di
sektor eksplorasi dan produksi. Untuk itu kami
berbincang-bincang dengan Wahyudi SatotoWahyudi SatotoWahyudi SatotoWahyudi SatotoWahyudi Satoto,
Vice President Usaha Baru Pertamina EP yang
baru.
Untuk berbicara tentang tugas pokoknya
yang baru, Wahyudi merasa siap, karena se-
belumnya ia menjabat sebagai Manajer Peren-
canaan Strategis Pertamina EP, salah satu fungsi
di bawah Usaha Baru, sedikit banyak ia mem-
berikan gambaran seperti apa kerjanya nanti.
“Di jabatan lama, saya adalah salah satu ma-
najer dari fungsi Usaha Baru. Jadi sebenarnya
pekerjaan masih sama. Tetapi selanjutnya saya
harus mengkoordinir dan mengintegrasikan
pekerjaan dari fungsi-fungsi yang ada di Usaha
Baru lainnya agar sejalan dengan visi dari
Usaha Baru dalam menunjang usaha Perta-
mina EP, yaitu mengoptimalkan pengembangan
usaha dan pertumbuhan perusahaan dengan
meminimalkan resiko,” kata lulusan dari Teknik
Geologi UPN Yogyakarta yang masuk Perta-
mina melalui BPST EP Angkatan I tahun 1989.
Wahyudi menjelaskan bahwa di bawah
Usaha Baru, ada Manajer Perencanaan Stra-
tegis, Manajer Pengembangan Akselerasi La-
han, Manajer Evaluasi Usaha dan Manajer Pe-
masaran Minyak dan Gas Bumi.
Menurut Wahyudi, Pertamina EP mengelola
Wilayah Kerja (WK) migas yang sangat luas
sekitar 140.000 km2
melalui Kontrak Kerja
Sama (KKS) dengan BP Migas untuk jangka
waktu 30 tahun, dan saat ini telah menca-
nangkan program rencana strategis melalui
RJPP 2006-2014 dimana pada tahun 2014
target produksi minyak sebesar 225.000 BOPD
(saat ini produksi minyak sekitar 110.000 BO-
PD). Untuk mengoptimalkan operasional
pengelolaan seluruh WK dalam mencapai tar-
get tersebut akan kesulitan apabila pengelo-
laannya dilakukan semuanya dengan SDM dan
biaya sendiri. Karena itu untuk mendukung pro-
gram percepatan produksi sesuai target yang
sudah dicanangkan perlu disusun strategi por-
tofolio pengusahaan WK dengan mengelom-
pokkan area-area yang menjadi prioritas untuk
dikerjakan sendiri (dana dan SDM sendiri) dan
area-area yang pegelolaannya perlu kerjasama
dengan pihak lain. “Di dalam pengelolaan
operasional WK kita perlu bantuan mitra un-
tuk risk and reward sharing sesuai dengan
strategi portofolio yang telah ditetapkan, kare-
na kita harus mempertimbangkan risiko yang
akan terjadi ,” tutur alumnus Program Magister
Manajemen UGM, ini.
Untuk itulah, maka Pertamina EP saat ini
telah menyusun strategi portofolio pengelolaan
WK menjadi lima kelompok. Kelompok perta-
Wahjudi Satoto Kendalanya
23Warta Pertamina, Agustus 2007
pada Waktu
ma, fokus untuk dikerjakan sendiri. Kedua,
fokus untuk dikerjakan sendiri, namun karena
keterbatasan dana, memerlukan external fi-
nancing. Yang ketiga, area untuk kerjasama
operasi berupa area eksplorasi yang perlu da-
na besar dan risikonya pun cukup besar atau
lapangan produksi yang memerlukan teknologi
lanjut yang memerlukan dana besar seperti pro-
gram EOR. Kelompok keempat, area untuk kerja
sama operasi berupa marginal field atau brown
field, yaitu lapangan yang di dalam program kerja
dan anggaran selalu menempati ranking bawah
karena target produksinya kecil dan perlu pena-
nganan khusus. Dan yang terakhir, suatu area yang
sangat berisiko dan memerlukan biaya yang sangat
besar, dapat dialokasi untuk carved out (dipisahkan
dari WK Pertamina EP) selanjutnya dikerjasamakan
dengan membuat KKS tersendiri dengan BP Migas
an-tara Pertamina dan mitra. “Yang kelima itu alternatif
terakhir yang belum kita pikirkan, “ tukas Wahyudi.
Saat ini, demikian Wahyudi mengatakan, Pertamina
lebih berkonsentrasi pada kelompok ketiga dan keempat.
Ke depan, tugas Wahyudi akan semakin berat lagi.
Ini terkait dengan keinginan pimpinan Pertamina dan Per-
tamina EP sendiri. Dirut Pertamina Ari H. Soemarno dalam
satu kesempatan meminta Pertamina EP untuk memikirkan
konsep kerja sama untuk suatu area yang lebih luas, dan
Pertamina bisa melakukan kerja sama dengan major oil
company, yang di dalam penawaran kerja sama itu Perta-
mina juga akan memperoleh opportunity atau aset di tem-
pat lain.
Dengan kata lain, semacam swap atau tukar guling.
“Kita menawarkan area kita, dan kita akan mendapatkan
opportunity di tempat lain, apakah di Indonesia ini atau
di luar negeri,” lanjut pekerja yang memulai karirnya di
bagian Eksplorasi Unit EP IV Daerah Kalimantan tahun
1989. Namun Wahyudi mengakui bahwa semua itu harus
dalam koridor atau kerangka aturan yang sudah ditetap-
kan oleh BP Migas.
Soal kendala, Wahyudi mengakui ada kendala walau
persoalannya tidak sepenuhnya di Pertamina. “Kalau dulu
Pertamina sekaligus sebagai regulator, jadi apapun yang
kita kerjakan adalah sesuai dengan aturan yang kita ge-
nerated sendiri. Sekarang semua harus compliant pada
BP Migas,” tukas Wahyudi.
Kendala lain adalah masalah waktu. Setelah suatu
konsep kerjasama dimatangkan maka Pertamina harus
berbicara dengan BP Migas. “Kendalanya di sini adalah
perlu waktu yang tersendiri untuk melakukan meeting de-
ngan BP Migas, disesuaikan dengan jadwal yang terse-
dia dari pajabat-pejabat yang terkait, sebab mereka juga
menangani Kontraktor KKS yang lain dengan total area
yang sangat luas,” kilahnya.
Wahyudi memberikan contoh untuk penyelesaian
perjanjian kontrak KSO yang diselesaikan tahun 2006,
membutuhkan waktu hampir satu tahun. “Konsep sudah
kita siapkan, sudah matanglah, kita diskusikan, dengan
jadual pertemuan cukup tiga kali hingga ke finalisasi.
Tetapi untuk mencari waktu meeting itu yang jadi kendala,”
papar Wahyudi mengakhiri wawancara.•UHK/NDJ
PPPPP
eggy Melati Sukmaeggy Melati Sukmaeggy Melati Sukmaeggy Melati Sukmaeggy Melati Sukma - presenter
acara program talkshow Dimensi
di TVRI Stasiun Pusat Jakarta (ber-
sama pelawak Derry) merasa lega
dan bersyukur dapat dipercaya
pimpinan stasiun televisi plat me-
rah milik Pemerintah itu, yang se-
jak beberapa bulan lalu meng-
ubah logo dan kinerjanya. Diha-
rapkan dengan tampilnya Peggy
bersama Derry dapat menjadi mag-nit baru untuk
meraih kembali kepercayaan pemirsa TVRI yang sudah beberapa
waktu ditinggalkan. Pemilik nama lengkap Raden Peggy Melati Purnama-
dewi Sukma yang lahir di Cirebon, 13 Juni 1976 ini juga dikenal se-
orang presenter beberapa program TV swasta.
Sebagai aktris sinetron Peggy namanya melambung lewat perannya
dalam sinetron Gerhana yang populer denan jargon kata Pusiiiiiiing,
dan kemudian di-patenkan-nya. Ia juga seorang aktivis sosial sebagai
Duta Pendidikan Kesetaraan Depdiknas RI dan pernah menjadi juru bi-
cara perlindungan perempuan Indonesia di Persidangan Tahunan Per-
serikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Louzanne, Swiss.
Peggy didampingi suaminya, Wisnu Chandra, dengan serius dan
intens memperhatikan materi pameran yang ditampilkan stand Pertamina
Korporat yang diisi oleh PKBL Korporat, PKBL Unit-unit Operasi Pertamina
yang menampilkan produk-produk unggulan mitra binaan, termasuk mitra
binaan UP VI Balongan.
Ditemui We Pe seusai melihat stand Pertamina pada Pameran Pekan
CSR 2007, Peggy mengawali ceritanya diseputar roman percintaannya
dengan Wisnu Chandra. Menurut Peggy, ’Mulanya hanya sekedar relasi,
karena kebetulan kami mempunyai pandangan yang sama tentang aksi
sosial melalui program peduli perusahaan (CSR) untuk membantu masya-
rakat yang sedang membutuhkan.’Pertemuan berlalu seiring dengan
kesibukan masing-masing. Witing Tresno Jalaran Suko Kulino yang artinya
awalnya suka & cinta berawal dari seringnya bertemu. Mungkin pepatah
Jawa di atas pas buat kami berdua. Tahun-tahun terakhir, kami sering
bertemu untuk membicarakan aksi sosial yang akan dilaksanakan pada
program selanjutnya, sementara Mas Wisnu bertindak sebagai donatur
kegiatan’ katanya dengan sumringah.
Jodoh semakin mendekati mereka, saat Wisnu serius mempelajari
keyakinan yang dianut Peggy. Akhirnya bankir papan atas tersebut mem-
beranikan diri untuk melamar artis yang pernah menelurkan dua buah
album lagu populer tersebut. “Masa lalu biar menjadi bagian cerita
lampau, aku tidak tertarik untuk melihat ke belakang,” kenangnya.
Ketika ditanyakan kapan berbulan madu, Peggy menjawab dengan
selorohnya yang khas. ”Jangankan berbulan madu, malah pada musim
penghujan kemarin kami sibuk berkeliling Jakarta untuk memberikan
bantuan kepada korban banjir mendistribusikan bantuan. Bersama kawan-
kawan, kami berkeliling ke kawasan Cilincing, Bukit Duri, Kampung
Melayu, Marunda, dan beberapa wilayah lain yang sebagian besar
rumah warganya dilanda banjir. Biarlah kami menikmati suasana seperti
ini. Kami berbahagia karena tenaga dan pikiran kami masih dapat di-
rasakan manfaatnya bagi orang-orang yang kurang beruntung nasibnya,”
ujar Peggy merendah.•(Achmad Bachrun, Hupmas UP VI Balongan )(Achmad Bachrun, Hupmas UP VI Balongan )(Achmad Bachrun, Hupmas UP VI Balongan )(Achmad Bachrun, Hupmas UP VI Balongan )(Achmad Bachrun, Hupmas UP VI Balongan )
Peggy Melati Sukma
Ketemu Jodoh
di Kegiatan CSR
W
ajahnya sering kelihatan di layar televisi untuk mengkampanyekan Millennium
Development Goals (MDGs). Tidak salah, karena ia adalah Duta Besar Khusus
PBB untuk MDGs di kawasan Asia Pasifik ini. Dialah Andi ErAndi ErAndi ErAndi ErAndi Ernanananana AnastasjiAnastasjiAnastasjiAnastasjiAnastasjiaaaaa
WWWWWalalalalalinonoinonoinonoinonoinono atau biasa dikenal dengan nama IIIIIrrrrr. Er. Er. Er. Er. Ernanananana WWWWWitititititoelar MSioelar MSioelar MSioelar MSioelar MSi, kelahiran Sengkang, di tepi
Danau Tempe, Sulawesi Selatan, 6 Februari 1947. Erna meraih gelar sarjana dari Jurusan Teknik
Kimia ITB tahun 1974 dan pasca sarjana Ilmu Lingkungan dari UI tahun 1997. Setelah itu ia
berkibar sebagai aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM). Dimulai dari Wahana Lingkungan
hidup (WALHI), Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Yayasan Keanekaragaman Hayati
(KEHATIi), Dana Mitra Lingkungan,WWF Indonesia, dan masih banyak lagi. Seumur hidup, Erna
mengaku, ia tidak pernah membuat lamaran kerja. “Orang-orang selalu datang pada saya untuk
memberi kesempatan saya melakukan sesuatu,” kilahnya.
Kiprahnya tidak hanya di dalam negeri saja. Di tingkat internasional pun, Erna pernah menjabat
Presiden Organisasi Konsumen Sedunia (1991 – 1997), Selain itu, Erna juga sempat menjadi anggota
MPR-RI periode terakhir (1998 – 1999) sebagai anggota Fraksi Utusan Golongan. Dari sini Erna lalu
masuk ke dalam pemerintahan sebagai Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah pada Kabinet
Persatuan Nasionaldi bawah Presiden Abdurrahman Wahid. Setelah itu, Erna kembali ke habitatnya
sebagai orang LSM. Dan sejak tahun 2003, Erna diminta mejadi Duta Besar PBB untuk MDGs di
Asia Pasifik.
Di tengah kesibukannya menjelang berangkat ke New York, istri dari Rachmat Witoelar dan ibu
dari tiga putra-putri, ini masih sempat menerima kami untuk perbincangan sekitar 1 jam di
kantornya di kawasan Thamrin, pada minggu kedua bulan Juli 2007. Berikut petikannya.
26 Warta Pertamina, Agustus 2007
MMMMMengapa PBB memiengapa PBB memiengapa PBB memiengapa PBB memiengapa PBB memillllliiiiihhhhh Anda untukAnda untukAnda untukAnda untukAnda untuk
tugas kampanytugas kampanytugas kampanytugas kampanytugas kampanye MDGs di kawasane MDGs di kawasane MDGs di kawasane MDGs di kawasane MDGs di kawasan
AsiAsiAsiAsiAsia Pa Pa Pa Pa Pasifiasifiasifiasifiasifik ini?k ini?k ini?k ini?k ini? Ya, tahun 2003, saya ber-
temu dengan Direktur Millenium Cam-
paign, badan yang bertanggung jawab lang-
sung kepada Kofi Annan (Sekjen PBB saat
itu – Red), yang menangani kampanye untuk
menumbuhkan kesadaran masyarakat dunia
akan komitmennya pada MDGs yang sudah
ditandatangani September 2000 dalam Mil-
lennium Declaration. Saya waktu itu sangat
kritis terhadap PBB. Saya katakan pada-
nya,”PBB jangan memberi kesan di negara-
negara kami bahwa MDGs itu adalah goals-
nya PBB. Itu tidak benar, karena itu adalah
goals kami sendiri, negara-negara anggota
PBB. Kami sudah lama menangani semua
bidang itu, sementara PBB hanyalah wadah
di mana komitmen bersama itu dicetuskan
dalam Millennium Summit tahun 2000.”
Besoknya, beliau lalu minta bertemu
dengan saya dan bertanya,”Okay, how can you
help us?”
Ya, ampun, ini karena mulut besar saya
sendiri hahaha… Jadi saya ketiban tugaslah.
Saya ditawarin apa mau jadi konsultan atau
duta besar (ambassador) PBB. Pokoknya,
membantu mereka.
Oh, jadi sebenarOh, jadi sebenarOh, jadi sebenarOh, jadi sebenarOh, jadi sebenarnynynynynya saat itua saat itua saat itua saat itua saat itu AndaAndaAndaAndaAnda
punypunypunypunypunya dua pia dua pia dua pia dua pia dua pillllliiiiihan?han?han?han?han? Ya.
Ibu ErIbu ErIbu ErIbu ErIbu Erna memina memina memina memina memillllliiiiih atau dipih atau dipih atau dipih atau dipih atau dipillllliiiiih?h?h?h?h? Saya
memilih untuk jadi duta besar. Sebagai kon-
sultan, waktu itu billing rate saya 550 dollar
sehari. Kalau sebagai duta besar, saya hanya
dibayar 1 dollar setahun. Kontraknya demi-
kian.
KKKKKenapa Ibu Erenapa Ibu Erenapa Ibu Erenapa Ibu Erenapa Ibu Erna pina pina pina pina pillllliiiiih itu?h itu?h itu?h itu?h itu? Heran,
ya? Saya tidak dapat apa-apa dari segi finan-
sial, malah rugi donk. Tetapi saya melihat,
kalau saya mau mempengaruhi pimpinan-
pimpinan pemerintahan, badan-badan PBB
yang bergerak di sana, saya perlu leverage
(posisi yang menguntungkan – Red). Saya
rundingkan dengan keluarga, suami dan
anak-anak. Mereka bilang pada saya untuk
mengambil peran duta besar saja. Anak-anak
sudah besar, kami tinggal berdua. Tokh, tidak
terlalu perlu lagi mencari duit.
Saya selalu kombinasikan dua hal itu. Di
LSM saya tidak mendapat duit, tetapi otak
saya dihargai di luar negeri . Dan billing rate
saya kalau bersedia menjadi konsultan ketika
itu sudah tinggi.
Jadi, waktu itu, saya pertimbangkan bah-
wa akan lebih efektif kalau saya menjadi
ambassador daripada sebagai konsultan.
Bahasa muluknyBahasa muluknyBahasa muluknyBahasa muluknyBahasa muluknya, ini ‘pengabdia, ini ‘pengabdia, ini ‘pengabdia, ini ‘pengabdia, ini ‘pengabdiananananan’’’’’
yyyyya?a?a?a?a? Yaaa…pengabdian. Tetapi sebagai kon-
sultan, belum tentu perdana menteri atau
presiden Negara-negara Asia Pasifik mau ke-
temu saya. Dan saya juga tidak bisa influence
atau mempengaruhi. Jadi niat saya itu sebagai
leverage. Pilihannya itu. Sebagai ambassador saya
bisa bicara apa saja, dengan siapa saja. Back-
ground saya yang dari LSM menyebabkan saya
bisa ketemu LSM mana pun, siapa pun kapan
pun, leverage saya sebagai dubes bisa memang-
gil badan-badan PBB itu. Bukan hanya UNDP,
tetapi juga yang lain seperti WHO, UNICEF,
UNESCO, dan lain-lain. Semua itu untuk men-
dengarkan dari mereka, apa yang sudah mereka
lakukan, untuk mendukung pencapaian MDGs
di negara ini. Apa yang dilakukan negara ini?
Sudah sampai mana? Siapa orang-orangnya? Sa-
ya minta datanya, kemudian mereka, ke kantor
PBB di negara itu mengatur untuk saya berte-
mu dengan orang-orang itu, juga pertemuan
saya dengan civil society LSM-LSM di negara
itu, tampil di televisi, diwawancarai media
lainnya, dan sebagainya.
Itu yang saya lakukan sebagai duta besar.
Tugas saya adalah meng-MDGs-kan mereka.
Bagaimana Ibu ErBagaimana Ibu ErBagaimana Ibu ErBagaimana Ibu ErBagaimana Ibu Erna melakukan pen-na melakukan pen-na melakukan pen-na melakukan pen-na melakukan pen-
dekatan kdekatan kdekatan kdekatan kdekatan kepada pemerintahan-pemerin-epada pemerintahan-pemerin-epada pemerintahan-pemerin-epada pemerintahan-pemerin-epada pemerintahan-pemerin-
tahan di kawasantahan di kawasantahan di kawasantahan di kawasantahan di kawasan AsiAsiAsiAsiAsia Pa Pa Pa Pa Pasifiasifiasifiasifiasifik ini, yk ini, yk ini, yk ini, yk ini, yangangangangang
karkarkarkarkaraktaktaktaktakteristieristieristieristieristiknyknyknyknyknya berbeda-beda?a berbeda-beda?a berbeda-beda?a berbeda-beda?a berbeda-beda? Jadi saya
melakukan…bukan hanya kunjungan-kun-
jungan negara, tetapi saya juga bicara di forum-
forum regional. Setiap kali ESCAPE membikin
pertemuan mengenai MDGs, atau UNDP
Regional bikin sesuatu yang ada kaitannya de-
ngan MDGs, saya diundang. Jadi saya biasa
bicara di depan forum-forum regional. Dan di
sana juga saya sering bicara mengenai penting-
nya diperhatikan keanekaragaman, diversity
negara dan masyarakat di Asia Pasifik dan itu
harus ditangani berbeda-beda.
Kalau saya ke negara-negara kawasan ini,
itu ada yang lebih terbuka, ada yang tidak. Ka-
dang-kadang saya masuk ke suatu negara, ka-
rena diundang oleh NGO-nya untuk pertemu-
an NGO regional. Kadang-kadang diundang
juga ke perguruan tinggi. Jadi tidak selalu ke
pemerintahnya. Seperti kalau di India dan
China itu, malahan lebih sering dengan pe-
merintah lokal, karena mereka terlalu besar
untuk menangiani pencapaian MDGs secara
sentralistik. Tetapi banyak pemerintah kota
dan lokal yang sangat progresif dalam pen-
capaian MDG.
Dalam tugas ini apa juga tDalam tugas ini apa juga tDalam tugas ini apa juga tDalam tugas ini apa juga tDalam tugas ini apa juga termasukermasukermasukermasukermasuk
nenenenenegargargargargara-nea-nea-nea-nea-negargargargargaraaaaa TTTTTimurimurimurimurimur TTTTTengah?engah?engah?engah?engah? Tidak. Ba-
tasnya itu di Afghanistan.
Sebagai ambassador saya
bisa bicara apa saja,
dengan siapa saja.
Background saya yang dari
LSM menyebabkan saya
bisa ketemu LSM mana pun,
siapa pun kapan pun,
leverage saya sebagai
dubes bisa memanggil
badan-badan PBB itu. Bukan
hanya UNDP, tetapi juga
yang lain seperti WHO,
UNICEF, UNESCO, dan
lain-lain. Semua itu untuk
mendengarkan dari mereka,
apa yang sudah mereka
lakukan, untuk mendukung
pencapaian MDGs di
negaranya. Tugas saya
adalah meng-MDGs-kan
mereka.
ASEAN PASIFIK
ASEAN PASIFIK
ASEAN PASIFIK
ASEAN PASIFIK
ASEAN PASIFIK
ASEAN PASIFIK
ASEAN PASIFIK
ASEAN PASIFIK
ASEAN PASIFIK
ASEAN PASIFIK
ASEAN PASIFIK
ASEAN PASIFIK
ASEAN PASIFIK
ASEAN PASIFIK
ASEAN PASIFIK
ASEAN PASIFIK
ASEAN PASIFIK
ASEAN PASIFIK
ASEAN PASIFIK
ASEAN PASIFIK
ASEAN PASIFIK
ASEAN PASIFIK

Weitere ähnliche Inhalte

Empfohlen

Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsPixeldarts
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthThinkNow
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfmarketingartwork
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024Neil Kimberley
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)contently
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsKurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summarySpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentLily Ray
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best PracticesVit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementMindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...RachelPearson36
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Applitools
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at WorkGetSmarter
 

Empfohlen (20)

Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work
 

ASEAN PASIFIK

  • 1.
  • 2.
  • 3. KETUA PENGARAH Sekretaris Perseroan WAKIL KETUA PENGARAH/ PENANGGUNG JAWAB Vice President Komunikasi PIMPINAN REDAKSI Wisnuntoro WAKIL PIMPINAN REDAKSI Adiatma Sardjito REDAKTUR PELAKSANA Arya Dwi Paramita TIM REDAKSI Zainal Abidin, Nandang Suherlan, Urip Herdiman K., Nilawati Dj. DESAIN GRAFIS Rianti Octavia FOTOGRAFER Dadang Rachmat Pudja, Kuntoro, Burniat Fitrantau SIRKULASI Ichwanusyafa, Herlambang ALAMAT REDAKSI Jl. Perwira 2-4 Jakarta, Ruang 301 Kode Pos 10110 Telp. 3815946, 3815966 Fax. 3815852, 3815936 HOME PAGE http://www.pertamina.com EMAIL bulletin@pertamina.com PENERBIT Divisi Komunikasi Sekretaris Perseroan PT PERTAMINA (PERSERO) IZIN CETAK Deppen No. 247/SK/DPHM/SIT/ 1966, tanggal 12 April 1966 Pepelrada No. Kep. 21/P/VI/ 1966 tanggal 14 April 1966 Redaksi menerima sumbangan naskah dari dalam maupun dari luar Pertamina. Naskah ditulis dengan bahasa yang populer dan mudah dimengerti, satu setengah spasi, point huruf 12, panjang tiga setengah halaman. Sertakan pula foto atau ilustrasi, baik gambar ataupun grafik yang diperlukan dan biodata lengkap penulis beserta no. rekening bank atas nama penulis. Untuk naskah yang dimuat, kami menyediakan honor sebesar Rp 250.000 (dipotong pajak 5%). Naskah yang masuk menjadi milik redaksi dan keputusan pemuatan sepenuhnya menjadi wewenang redaksi. lakon22• Wahyudi Satoto • Peggy Melati Sukma hulu30EOR, Upaya untuk Meningkatkan Produksi Migas hilir32Sticker untuk Branding dan Kualitasnya tekno35Aplikasi Teknologi Neural Network untuk Sistem Deteksi Nyala Api ragam37• Conflict of Interest • Antara Aroma dan Khasiat • Membuat Teka-Tekni Silang esai43Dalam Negosiasi, Orang Jepang tidak Pernah Mengatakan”Tidak”! resensi44• The Secret • Biarkan Pasar Membajak Merek Anda patrasiana46• Komikstrip : Pak Lurah & Ina • TTS Agustus 2007 6-21 Daftar isi warta utama 24kata mereka Erna Witoelar Pertamina sedang membenahi kilang-kilangnya. Tujuannya, efisiensi dan daya saing. Faktor keekonomian mau tidak mau harus menjadi bahan pertimbangan dalam merekonfigurasi kilang-kilang yang ada. Juga bagaimana meningkatkan nilai tambah untuk produk-produk BBM dan non BBM yang dihasilkannya.
  • 4. 4 SURAT PEMBACA Saya bekerja di sebuah perusahaan yang banyak berhubungan dengan Pertamina. Karena itu saya sering harus melakukan kontak ke fungsi-fungsi tertentu di Pertamina, baik melalui email mapun telepon. Ada beberapa kali saya menelepon, saya menangkap suatu kesan yang kurang baik dari para sekretaris atau siapapun yang mengangkat telepon. Saat mereka mengangkat telepon, saya rasa mereka sedang makan sesuatu dan tetap melanjutkan mengunyahnya sehingga saya merasa terganggu saat menerima jawaban dari mereka. Kalau hal itu terjadi di jam makan siang, saya masih maklum mungkin saja mereka memang sedang makan siang dan tidak sempat istirahat keluar ruangan karena banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan. Tetapi, saya mengalami kejadian seperti di atas di luar jam istirahat karena biasanya saya merasa tidak efektif menelepon pada waktu istirahat siang. Menurut saya, alangkah baiknya kalau memang sedang makan, entah makan besar atau camilan, dan ada panggilan Etika Menerima Telepon telepon yang masuk, segeralah untuk menelan makanan tersebut lebih dahulu. Atau tunggu sampai selesai mengunyahnya, baru kemudian menerima telepon masuk tersebut. Ini demi menunjukkan bahwa karyawan Pertamina, yang katanya sudah berubah ini, memahami dan menghayati etika menerima telepon. Sekali lagi, masukan saya ini tidak ada maksud lain kecuali demi perbaikan pelayanan Pertamina kepada stakeholders-nya. Rima Indriyani Konsultan - Kebon Jeruk Redaksi : Terima kasih atas kritik dan saran Anda.• Warta Pertamina, Agustus 2007
  • 5. 5 Warta Redaksi Mukadimah ASIA PASIFIK Warta Pertamina, Agustus 2007 Ada cita-cita besar dari Kilang Unit Pengolahan (UP) V Balikpapan. Menjadi kilang terpercaya dan unggul di Asia Pasifik. Ketika WePeWePeWePeWePeWePe menghitung sekilas — melalui website— potensi kekuatan nege- ri-negeri sekitar Laut Caspia, lalu Singapura di Asia Tenggara, maka pertanyaan itu muncul Kilang UP V mau bermain di mana? Di titik keunggulan apa? Potensi pasar memang luas. Kebutuhan energi negeri seperti AS, China, Jepang, sungguh tidak terkira. Tetapi sekali lagi, daya saing, keunggulan komparatif dalam pasar bebas tidak boleh di- abaikan. Visi Kilang UP V Balikpapan tidak boleh berhenti pada jargon. Rekonfigurasi yang sedang dirancang saat ini menjadi hal strategis. Harus mampu menambah keunggulan komparatif UP V. Secara historis Balikpapan menyimpan se- mangat untuk menjadi besar. Potensi sumber daya alam dan akses ke kawasan Lautan Pasifik adalah harapan yang bisa diwujudkan. Sebutlah Balikpapan pada1897, yang dite- mukan adalah wajah kampung nelayan. Keseha- rian ratusan nelayan di daerah ini adalah mencari ikan di perairan Teluk Balikpapan. Adalah pemerintah Hindia Belanda yang men- cium adanya kandungan sumber daya alam minyak di Balikpapan. Maka mereka pun meminjam tanah dari Kerajaan Kutai pada tahun 1863. Selanjutnya Belanda mendapatkan konsesi per- tambangan Mathilda dan kewenangan melakukan usaha pertambangan di daerah Balikpapan. Di- lakukanlah pemboran pada 10 Februari 1897. Menggelontorlah minyak bumi dari sumur Ma- thilda B-1. Lalu pemboran hingga B-40, di mana 9 sumur menghasilkan minyak yang cukup untuk diusahakan. Pada waktu hampir bersamaan di dekat Balik- papan, yaitu Semboja dan Sanga-sanga ditemukan minyak dan disalurkan melalui pipa ke Balikpapan. Penemuan ini mendorong dibangunnya kilang pe- ngolahan minyak di Balikpapan pada tahun 1899 oleh Shell Transport & Trading Ltd. Beralihlah perkembangan Balikpapan dari industri agraris ke industri dan perdagangan. Sekarang kota ini dikenal sebagai minyak. Ko- tanya bersih, tidak mengenal kemacetan. Pertamina ada di sana, ikut menumbuhkan kota ini. Ada multiplier effect dari perkembangan in- dustri migas di sana. Industri jasa, seperti perda- gangan, transportasi, perbankan, perhotelan, dan sebagainya, tumbuh dengan pesat. Kota ini memasang tagline kota berimanberimanberimanberimanberiman, dengan semboyan kubela, kubangun, dan kujaga. Barangkali yang agak berbeda adalah keberadaan kendaraan. Ketika WePeWePeWePeWePeWePe datang tahun 1997, kota ini begitu lengang. Boro-boro ada kemacetan. Tapi 10 tahun kemudian, ketika WePeWePeWePeWePeWePe kembali ke sana, jumlah kendaraan di jalanan sudah tidak jauh berbeda dengan kondisi pinggiran Jakarta. “Malam Minggu sering macet, Pak,” kata sopir bis yang mengantarkan rombongan wartawan migas dari Jakarta keliling kota itu, akhir Juni 2007 lalu. Hujan mengguyur kota pantai di Kalimantan Timur ini sepanjang hari pada ujung Juni lalu. Ada harapan besar di sana. Wassalam.•NS A sia Pasifik bukanlah sebuah benua. Ia sebuah wilayah yang meliputi wilayah negara-negara di benua Asia, ditambah negara-negara yang bersen- tuhan dengan Samudera Pasifik, samudera terbesar dan terdalam di dunia. Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia dijelaskan, Samudera Pasifik membentang dari daerah Antartika di Kutub Selatan hingga ke Arktika di Kutub Utara. Luasnya 1/3 luas bumi. Persisnya 166 juta kilometer persegi. Sehingga, kalau semua benua dimasukkan ke samudera ini, semuanya bisa masuk. Malah masih longgar. Masih ada sisa ruang, yang konon luasnya seluas Asia. Samudera Pasifik berbatasan dengan Amerika Utara dan Amerika Selatan di ti- mur, dan dengan Asia dan Australia di barat. Jadi, kalau disebut-sebut wilayah Asia Pasifik, ya tinggal sebut saja negara-negara di benua Asia dan beberapa negara yang tersentuh Samudera Pasifik. Kita jadi teringat pada APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) alias kerja sama ekonomi Asia Pasifik yang didirikan tahun 1989. Dalam catatan eksiklopedi di website, di Wikipedia, dijelaskan, bahwa kerja sama ekonomi ini bertujuan untuk mengukuhkan pertumbuhan ekonomi dan mempererat komunitas negara-negara Asia Pasifik. Anggota APEC kini berjumlah 21 ne- gara. Pada tahun 1989 hanya Amerika Se- rikat, Australia, Brunei, Filipina, India, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Singapura, Thailand. Tahun 1991 bertambah Hongkong, Republik Chi- na (Taiwan), dan Republik Rakyat China. Tahun 1993 masuk menjadi anggota Mek- siko dan Papua Nugini; tahun 1994 ada Chili; lalu tahun 1998 muncul Peru, Rusia, dan Vietnam. Itulah wajah Asia Pasifik! Ketika UP V Balikpapan menetapkan Visinya menjadi kilang terpercaya & unggul di Asia Pasifik, dijelaskan pada Misi-nya, yaitu memasok kebutuhan daerah Indonesia ti- mur dan Asia Pasifik secara selektif. Hiruk-pikuk bisnis di wilayah Asia Pa- sifik sungguh sibuk. Pertumbuhan ekonomi China dan India, menyusul Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan negar-negara Asia Tenggara, berhadapan dengan kekuatan ekonomi AS, Kanada, Australia, Selandia Baru, dan negeri-negeri non Asia lain. Tetapi kondisi itu juga berarti ada de- mand . Kebutuhan energi AS dan China sangat tinggi. Malah kalau menurut sumber dari website keduanya pemakaian energi ter- tinggi di dunia di bawah AS, yaitu Jepang, China, Rusia, Jerman, Korea Selatan, Italia, Perancis, dan Inggris. Ada juga yang me- nyebutkan China merupakan negara terbe- sar kedua konsumen minyak bumi di dunia setelah AS. Sisi yang bisa dimanfaatkan oleh Perta- mina (baca: Pemerintah) adalah peluang bisnis minyak bumi dalam kerangka kerja sama ekonomi regional. Bisa melalui kerang- ka kerja sama APEC atau juga AFTA. Ini barangkali “PR” bagi Pertamina, khususnya UP V Balikpapan, untuk mem- persiapkan diri agar bisa masuk ke dalam pergaulan dunia. Apa mungkin? Ketika dunia tertawa melecehkan, pe- patah biarkan anjing menggonggong kafilah berlalu boleh kita pakai. Sungguh. JJJJJohanohanohanohanohan WWWWWolfgang van Goetheolfgang van Goetheolfgang van Goetheolfgang van Goetheolfgang van Goethe bilang, Knowing is not enough, we must apply.Willing is not enough, we must do. Just do it, begitu kata pabrik sepatu Nike. Setidaknya dalam waktu dekat Pertamina sedang mempersiapkan membangun unit RCC di Balikpapan. Pertamina telah menyi- apkan roadmap kilang Pertamina 2006 - 2012, bahkan sampai 2020. Menghitung kekuatan lawan untuk se- terusnya membangun kekuatan sendiri, pantas dilakukan. Singapura dengan tidak memiliki sum- ber daya alam migas, menutup kelemahan- nya itu dengan menguatkan pada posisi se- bagai trader memang ditunjang oleh posisi Singapura sebagai pusat perdagangan ka- wasan Asia yang menonjol. Di kawasan lain Asia, Iran punya geo- strategi energi yang juga kuat. Negeri para mullah ini memiliki posisi geografis sangat menguntungkan karena memiliki akses ke Laut Caspia, kawasan yang mengandung potensi kekayaan minyak dan gas signifikan. Dan kini perusahaan minyak Rusia Lukoil dan perusahaan minyak Kazakh Kasmu- naigas menawarkan kerja sama dengan Ira- nian Northern Drilling Company (NDC) untuk pengembangan kilang minyak di Laut Caspia. Lalu untuk sisi distribusi migas, Iran dan Afganistan — menurut cerita dari web- site — adalah dua negara tempat lalu lintas ekspor migas dari Laut Caspia. Peta sema- cam ini yang akan menyemarakkan “seli- weran” bisnis migas di Asia Pasifik. Suatu peta yang harus dihadapi oleh Kilang UP V Balikpapan yang punya niat menjadi pemain terpercaya dan unggu di wilayah ini. Hanya ada dua kemungkinan di dunia bisnis: bersaing atau bekerja sama. Syarat untuk keduanya, power! • NS
  • 6. 6 EFIENSI & D Warta Utama Warta Pertamina, Agustus 2007 Pertamina sedang membenahi kilang- kilangnya. Tujuannya, efisiensi dan daya saing. Faktor keekonomian mau tidak mau harus menjadi bahan pertimbangan dalam merekonfigurasi kilang-kilang yang ada. Juga bagaimana meningkatkan nilai tambah untuk produk-produk BBM dan non BBM yang dihasilkannya.
  • 8. 8 Warta Pertamina, Juli 2007 Warta Utama S atu dasawarsa yang lalu (1997) WWWWWePePePePePeeeee menuliskan kalimat menggugat kebera- daan Unit Pengolahan (UP) Pangkalan Berandan. Kalimatnya begini: Apa kabar Pangkalan Berandan hari ini — yang merupakan Unit Pengolahan (UP)-I? Cu- kupkah hanya menjadi UP yang “terkecil” dengan kapasitas hanya 5.000 barrel per hari? Haruskah UP-I dipertahankan dan puas hanya karena nilai kesejarahan yang dimilikinya saja? Kini status UP I sudah idle. Operasional kilang ini tidak dijalankan lagi. Karena pasokan minyak mentah sangat minim sehingga tidak ekonomis lagi. Sisi keekonomian sebuah kilang menjadi hal penting. Berapa duit yang dipakai biaya operasional, berapa duit yang diperoleh kemudian, tak bisa lagi dilihat seperti beberapa dasarawarsa sebe-lumnya. Apakah Kilang UP VII Kasim juga akan di-idle-kan juga oleh Pertamina? Tidak segampang itu. Karena posisi Kilang UP VII Kasim adalah untuk security of supply BBM di timur Indonesia. Ketika Pertamina sekarang masih memegang PSO (Public Service Obligation) keamanan suplai di seluruh wilayah tak bisa dinafikan. Walaupun BBM untuk wilayah timur Indo- nesia sebagian juga disuplai dari Kilang UP V Balikpapan, tetapi untuk wilayah darat Papua, misalnya, tentu masih memerlukan pasokan dengan tingkat biaya distribusi yang tidak semahal kalau dikirim dari Balikpapan. Yang menjadi pertanyaan kemudian, ketika Pertamina sedang menggenjot efisiensi, apakah keberadaan UP VII Kasim masih harus dide- kati hanya dari faktor kepentingan security of supply BBM di kawasan itu? Ada kepentingan keekonomian di satu sisi, dan kepentingan keamanan suplai di sisi lain. Tak bisa dikalahkan satu sama lain. Pasti harus ada solusi saling menguntungkan untuk dua sisi kepentingan itu. Untuk memperbesar efisiensi dalam sebuah proses operasional di kilang migas dilakukan dari banyak sisi. Ada yang di luar kontrol perusahaan, yaitu harga crude, karena harga crude mengikuti hukum pasar. Ketika harga minyak mentah dunia tinggi satu-dua tahun terakhir, biaya pengolahan menjadi besar. Kenapa? Dilihat dari cost structure pengolahan mi- nyak, modal untuk penyediaan minyak mentah (crude) merupakan komponen biaya terbesar. Antara 90 - 95 persen dari keseluruhan biaya produksi BBM. Selebihnya, kebutuhan energi pengilangan (4-6 persen), chemical catalyst (2-3 persen), dan lain-lain (1-2 persen). TTTTTANTANTANTANTANTANGAN KETANGAN KETANGAN KETANGAN KETANGAN KETAAAAATTTTT Seperti dijelaskan oleh Direktur Pengo- lahan SSSSSurururururooooosososososo AAAAAtmomartmomartmomartmomartmomartttttoyoyoyoyoyooooo, tantangan ke depan kilang Pertamina adalah masalah sumber pasokan minyak mentah (crude). Saat ini pasokan crude paling besar dari wilayah yang jauh seperti Timur Tengah, Afrika, Rusia. Tantangan kedua, kata Suroso, adalah harga crude yang tinggi. Padahal seperti diketahui, minyak mentah sebagai bahan baku pengolah- an merupakan komponen terbesar dari suatu proses pengolahan di kilang. Faktor harga crude memang di luar kendali perusahaan, karena merupakan bagian dari dinamika pasar energi minyak dunia. Harga crude menyentuh pada kisaran 70-an dolar AS per barel. Ketika menghadapi kenyataan harga mi- nyak mentah dunia yang tinggi, tingkat pro- duksi minyak mentah dalam negeri cenderung menurun. Saat ini produksi minyak mentah Indonesia dalam kisaran 850 MBCD sampai 900 MBCD. Posisi ini dipastikan akan memicu tingkat impor crude dan produk BBM lebih tinggi lagi, jika tingkat konsumsi BBM dalam negeri terus meningkat. KILANG PERKILANG PERKILANG PERKILANG PERKILANG PERTTTTTAMINAMINAMINAMINAMINAAAAA HARI INIHARI INIHARI INIHARI INIHARI INI Menghadapi situasi eksternal terakhir ini, kondisi kilang Pertamina tak bisa dibiarkan apa adanya. Setidaknya desain kilang yang ditetapkan zaman dulu tidak didasarkan atas keekonomian. Dulu, kilang-kilang Pertamina dibikin dengan desain tidak komersial, karena semata- mata untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri. Suroso mencontohkan, kilang Pertamina tidak diarahkan untuk memproduksi produk- produk yang berharga tinggi seperti petro- kimia. Kini Pertamina dilengkapi oleh Kilang UP II Dumai-Sei Pakning, Provinsi Riau; Kilang UP III Plaju dan Sei Gerong, Sumatera Selatan; Kilang UP IV Cilacap, Jawa Tengah; Kilang UP V Balikpapan, Kalimantan Timur; Kilang UP VI Balongan, Jawa Barat; dan Kilang UP VII Kasim, Papua. Kapasitas terpasang seluruh kilang saat ini sehari sekitar 1.050 MBCD. Sedangkan rata- rata kapasitas operasi kilang dalam seharinya berkisar antar 950 MBCD dan 1.000 MBCD. Produksi kilang Pertamina saat ini meme- nuhi 72 persen dari seluruh kebutuhan BBM domestik sebanyak 1.010 MBCD - 1.030 MB- CD. Atau sekitar 685 MBCD sampai 720 MBCD. Pertamina pun menutup kekurangan itu dengan mengimpor minyak mentah dan pro- duk BBM sekitar 310 MBCD sampai 325 MBCD. BBBBBANGUN KANGUN KANGUN KANGUN KANGUN KOMPLEKSITOMPLEKSITOMPLEKSITOMPLEKSITOMPLEKSITASASASASAS Salah satu hal yang bisa dilihat sejauhmana daya saing kilang-kilang Pertamina dibanding- kan dengan kilang-kilang asing adalah dari sisi kompleksitas kilang. Kompleksitas kilang (Positioning Refinery Complexity) untuk menunjukkan jumlah crack- ing dari kilang. Semakin tinggi kompleksitas suatu kilang semakin bagus. Contoh Kilang UP VI Balongan meskipun minyak mentah yang masuk meskipun minyak berat, yaitu minyak mentah dari Duri yang 85 persen residu. Tapi karena banyak cracking-nya maka minyak mentah berat itu bisa menghasil- kan produk-produk. Hampir semua di-crack jadi LPG, Premium, Propylene, dan sebagainya. Kompleksitas kilang Balongan itu menca- pai 9.3. Sebagai perbandingan rata-rata kom- pleksitas kilang-kilang di Amerika Serikat (AS) yang mencapai 10.7. Nilai 10.7 ini menandakan hampir semua minyak mentah yang diolah menjadi BBM. Kilang Pertamina yang juga cukup tinggi kompleksitasnya adalah Kilang Dumai (5.7). “Yang lain-lain itu kompleksitasnya rendah karena masih banyak menghasilkan LSWR (re- sidu, rrrrrededededed),” jelas Direktur Pengolahan Suroso Atmomartoyo. Meng-crack produk-produk bernilai rendah tampaknya menjadi PR saat ini. Suroso bilang, Pertamina sedang merencanakan untuk me- ningkatkan cracking di Kilang UP IV Cilacap dan UP V Balikpapan yang kompleksitasnya masih rendah. Konkretnya, di Kilang UP V Balikpapan siap dibangun RCCU dalam rangka mengolah lebih lanjut produk LSWR di Kilang Balik- papan yang mencapai 23,9 persen dari seluruh produk yang dihasilkan. Keluarnya produk LSWR (Low Suphur Waxy Residue) seakan-akan menjadi momok untuk kondisi kilang saat ini. Karena harga LSWR sekitar 50 dolar AS per barel, lebih rendah dari bahan mentahnya sendiri (crude) sebesar 70 dolar AS per barel. “Sehingga boleh dikatakan tidak memberikan nilai kepada kita,” ungkap Suroso. Harga LSWR rendah karena demand-nya memang rendah. Jepang saja yang suka membeli LSWR hanya pada saat tertentu sebagai energi pemanas. BERALIH KEBERALIH KEBERALIH KEBERALIH KEBERALIH KE SOSOSOSOSOUR CRUR CRUR CRUR CRUR CRUDEUDEUDEUDEUDE Masih dalam rangka meningkatkan daya
  • 9. 9Warta Pertamina, Juli 2007 saing, Pertamina mau mengalihkan dari mengolah minyak mentah jenis sweet crude ke sour crude. Itu yang akan dilakukan di UP V Balikpapan. Sweet crude itu semakin lama semakin ma- hal saja harganya. Beda harga sweet crude dengan sour crude sekitar 8-14 dolar AS per barel. Jenis sour crude antara lain dari Middle East. Ketika kilang-kilang Singapura memakai minyak mentah dari Timur Tengah ini maka dari sisi feedstock saja mereka sudah unggul 14 dolar AS per barel lebih murah. Itu kalau dibandingkan dengan kilang kita yang masih memakai sweet crude. “Kita harus bisa bersaing sama mereka. Inilah salah satu pertimbangan kenapa kita mau menggunakan sour crude. Kita saat ini memakai sweet crude. Tapi sweet crude ini mahal karena banyak peminat,” tegas Suroso. PRPRPRPRPROOOOOYEKYEKYEKYEKYEK TERTERTERTERTEROBOSOBOSOBOSOBOSOBOSANANANANAN Ketika Pertamina menggelar proyek tero- bosan (Breakthrough Projects/BTP) I, yang di- gelar Agustus/September — November/De- sember 2006. BTP melibatkan seluruh direk- torat. Dan Direktorat Pengolahan sendiri me- lakukan proyek pengolahan LSWR eks UP IV Cilacap di UP VI Balongan. Dari LSWR yang semula hanya mengha- silkan produk minyak bakar (IFO) yang berhar- ga murah, menjadi LSWR yang diolah lagi sehingga menghasilkan Gasoline, LPG, dan Propylene. Juga peningkatan penggunaan Plaju FCC Plant dengan memanfaatkan LSWR dari UP II Dumai. Foto:Kun/Dok.Pertamina KKKKKompleks Kiompleks Kiompleks Kiompleks Kiompleks Kilalalalalang UPng UPng UPng UPng UP VIVIVIVIVI BalongaBalongaBalongaBalongaBalongannnnn ::::: Konfigurasi kilang UP VI telah dibuat dengan mempertimbang- kan sisi keekonomiannya. Asumsi pembangunan kilang ini sudah tidak berdasarkan cost and fee seperti kilang lain. Pertamina sedang merekonfigurasi Kilang UP IV Cilacap dan UP V Balikpapan agar memiliki kemampuan mengolah produk bernilai tinggi.
  • 10. 10 Warta Utama Warta Pertamina, Agustus 2007 Masih dalam rangka peningkatan nilai tambah, tapi di luar BTP, dilakukan Kilang UP II Dumai, yaitu mengolah Kerosene menjadi Avtur. Seperti diketahui, di UP II Dumai diolah salah satu jenis crude yang cocok untuk Avtur, yaitu Sumatera Light Crude (SLC). SLC memi- liki kandungan Aromatic yang sangat rendah, suatu hal yang diperlukan oleh Avtur. Yang menarik, pembuatan Avtur ini tidak memerlukan unit khusus. Seperti pernah dije- laskan SSSSSuparlanuparlanuparlanuparlanuparlan dari Penelitian dan Labora- torium Direktorat Pengolahan, pemanfaatan crudeSLC di Kilang Sungai Pakning merupakan peluang bagi peningkatan nilai tambah produk. Menurutnya, SLC lebih bagus dibikin Avtur karena bahan bakar pesawat ini lebih mahal harganya, ketimbang kalau crude tersebut sekadara dibuat Kerosene. Sedangkan dalam BTP II (Februari - Okto- ber 2007) Direktorat Pengolahan menyodor- kan proyek besar, yaitu Overall Refinery Im- provement and Development Strategy. Tujuan pro- yek ini adalah untuk memperbaiki dan mengembangkan kilang agar bisa bersaing. Proyek pertama adalah Refinery Strategic Operation to Meet Gasoline & Gas Oil Spec. Proyek keduanya berupa Improve of BBS Plant to 100 percent Capacity. Proyek ketiga, Cilacap Reconfi- guration, dan proyek keempat adalah Balikpapan Reconfiguration. UTILISUTILISUTILISUTILISUTILISASI KILANGASI KILANGASI KILANGASI KILANGASI KILANG Sepertinya Direktorat Pengolahan ingin menyapu semua persoalan yang masih menjadi ganjalan. Satu hal lagi yang ditekankan Direk- tur Pengolahan Suroso Atmomartoyo adalah utilisasi kilang-kilang Pertamina. Dalam bagian pengarahannya pada acara Rapat Evaluasi Kinerja Unit Process, Direktur Pengolahan, Suroso Atmomartoyo mengin- struksikan agar operasi kilang berjalan dengan utilisasi penuh. “Di mana permasalahannya akan kita selesaikan,” katanya memberikan ja- KiKiKiKiKilang UPlang UPlang UPlang UPlang UP IVIVIVIVIV CiCiCiCiCilacap:lacap:lacap:lacap:lacap: Kilang dengan kapasitas produksi terbesar, 348 MB per hari. Posisi kilang ini dalam sistem pengolahan Pertamina sungguh strategis dan oleh karenanya Pertamina memprioritaskan kilang UP IV Cilacap selain UP V Balikpapan untuk direkonfigurasi. minan. Jaminan yang dimaksud adalah jika ada permasalahan menyangkut kendala peralatan, maka bisa langsung ditangani. “Kalaupun terpaksa (tanpa perbaikan, rrrrrededededed), bagaimana kita bisa memaksimalkan dengan kondisi yang ada sekarang. Targetnya tetap ha- rus maksimum,” katanya menambahkan. Direktur Pengolahan cepat mengingatkan, bahwa bukan berarti pihaknya mendorong menaikkan utilisasi operasi kilang tanpa perhi- tungan risiko. Justru proses enjiniring inilah, kata Suroso, yang harus mengelola risiko ope- rasi. Tetapi masalah safety tidak boleh dikor- bankan, “Dan masalah ekonomik yang menjadi target kita, termasuk mempertimbangkan faktor sustainability” tegasnya. ORIENTORIENTORIENTORIENTORIENTASIASIASIASIASI TTTTTARARARARARGETGETGETGETGET Dalam beberapa kesempatan, Direktur Pengolahan Suroso selalu mengingatkan Per- tamina sekarang berorientasi target. Memper- tajam target. Foto:DRP/Dok.Pertamina
  • 11. 11 Warta Pertamina, Agustus 2007 “Karena Pertamina secara korporat sudah diberi target oleh para pemegang saham,” ka- tanya menjelaskan alasannya. Khusus pengolahan, dijelaskan oleh Suro- so, pada masa lalu kalau terjadi pencapaian produksi pengolahan di bahwa target tidak masalah, karena langsung ditutup oleh BBM impor. Yang terpenting saat itu, jumlah BBM terpenuhi, dan Pemerintah menanggung semua kekurangannya. Sekarang, bukan hanya jumlah BBM yang harus dipenuhi. Juga aspek finansial, sejauh- mana pengolahan Pertamina menghasilkan duit. Hanya yang menjadi masalah, tidak semua aspek dalam proses pengolahan di bawah kon- trol perusahaan. Harga minyak mentah dan perubahan kurs, itu tidak di bawah kontrol, karena ditentukan oleh pasar dunia. “Yang berada di bawah kontrol kita adalah bagaimana kita memperoleh added value dari- pada crude melalui operasional,” tegasDirektur Pengolahan Suroso. “Untuk mencapai ini diperlukan upaya yang sangat besar, sejauhmana peralatan dan SDM kita mampu mendukung untuk mendapatkan revenue,” jelas Suroso. Oleh karena itu kebijakan pengolahan Per- tamina sekarang yang berorientasi target jum- lah produksi dan revenue yang dihasilkan. Un- tuk itu Pertamina melakukan upaya melakukan optimalisasi kilang, yang pada Semester I Ta- hun 2007 ini ada beberapa kilang yang masih di bawah kapasitasnya. Direktur Pengolahan menekankan agar setiap unit mengoptimalkan produksi sesuai kapasitas yang ada. “Terlebih untuk unit yang menghasilkan duit, seperti HCU, RCC, yang menghasilkan mogas,” tegasnya. Upaya lain mencapai target finansial adalah melakukan upaya penambahan nilai produk. Terutama produk LSWR yang berharga rendah disulap menjadi produk-produk bernilai tinggi dan harga lumayan. Rekonfigurasi pun dila- kukan, yang sementara ini untuk Kilang UP IV Cilacap dan UP V Balikpapan.• NS B alikpapan dikenal sebagai kota minyak. Luas wilayah, 946 km dengan jumlah penduduk per 20 April 2005 sebanyak 535.829 jiwa. Motto kota Balikpapan menurut situs resmi: http://www.balikpapan.go.id/ adalah GGGGGawi Mawi Mawi Mawi Mawi MaaaaanunununununtuntuntuntuntungngngngngWWWWWaja Saja Saja Saja Saja Saaaaampai Kaputingmpai Kaputingmpai Kaputingmpai Kaputingmpai Kaputing (bahasa Banjar) yang artinya apabila memulai suatu pekerjaan harus sampai selesai pelak- sanaannya. Tetapi terakhir ini (akhir Juni 2007 lalu) di sudut-sudut kota Balikpapan terpampang semboyan: Balikpapan Kota Beriman, Kubangun, Kujaga, Kubela. Kota ini harus diakui dibangun dan dibe- sarkan oleh keberadaan industri migas (baca: Pertamina). “Kota ini tumbuh dan berkembang bersamaan dengan keberadaan industri minyak dan gas bumi,” ungkap General Manager UP V Balikpapan MMMMMasriasriasriasriasril Ml Ml Ml Ml Moeisoeisoeisoeisoeis kepada 57 orang wartawan migas dari Jakarta yang berkunjung ke Kilang UP V Balikpapan, 27 - 28 Juni 2007 lalu. Atas peristiwa penemuan sumur Mathilda, Panitia Khusus yang dibentuk Pemda 1 De- sember 1984 memutuskan bahwa hari jadi kota Balikpapan pada 10 Februari 2007, mengambil dri tanggal, bulan, dan tahun ditemukannya sumur minyak di Mathilda. Dalam waktu hampir bersamaan di sekitar Balikpapan, yaitu di daerah Semboja dan Sa- nga-sanga ditemukan minyak yang disalurkan melalui pipa ke Balikpapan. “Penemuan mendorong dibangunnya ki- lang minyak di Balikapapan pada tahun 1899 oleh Shell Transport and Trading Ltd.,” jelas GM Masril Moeis. Kilang itu berkapasitas 5.000 barel per hari. Lalu 1922 kilang Balikpapan dibangun kembali dengan meningkatkan kapasitasnya menjadi sekitar 30.000 barel per hari. Pada tahun 1948 Kilang Balikpapan I ini lalu ditingkatkan lagi kapasitasnya menjadi 50.000 barel per hari. Saat itu sekaligus mem- perbaiki kerusakan akibat Perang Dunia II dan beroperasi kembali pada tahun 1950. Ketika terjadi pembelian aset Shell oleh Pertamina, pada tahun 1966 Kilang Balikpapan pun masuk ke dalam aset PN Permina. Permintaan BBM terus meningkat. Maka tahun 1980 dibangunlah Kilang Balikpapan II dengan kapasitas 200.000 barel per hari. Ki- lang ini resmi beroperasi mulai 1 November 1983. Sementara Kilang Balikpapan I yang pada tahun 1995 sudah berumur sekitar setengah abad, di-up grade dengan dibangunnya kilang baru berkapasitas 60.000 barel per hari. Up grading dapat diselesaikan dua tahun kemudian, 1997. HARAPAN DARI BALIKPAPAN “Sejak saat itu Kilang UP V Balikpapan mengolah 260.000 barel minyak mentah setiap harinya, guna memasok 25 persen kebutuhan BBM dalam negeri,” beber GM UP V. Pada tahun 2005 dibangun fasilitas Flare Gas Recovery dan Hydrogen Recovery System. Proyek ini merupakan hasil kerja sama Peme- rintah Indonesia dan Jepang. HARAPHARAPHARAPHARAPHARAPAN UNTUK BAN UNTUK BAN UNTUK BAN UNTUK BAN UNTUK BALIKPALIKPALIKPALIKPALIKPAPAPAPAPAPANANANANAN Dijelaskan, dengan adanya kegiatan indus- tri migas di Balikpapan yang diikuti dengan pembangunan sarana kilang dan sarana penun- jang seperti perkantoran, perumahan, jalan, dan sebagainya. Masril Moeis mengungkapkan, adanya industri migas (Pertamina) diikuti pula adanya tenaga kerja di daerah sekitarnya maupun dae- rah lain. Begitu juga kegiatan industri jasa se- perti perdagangan, transportasi, perbankan, perhotelan, dan industri-industri lain yang ber- kembang dengan pesat. Perkembangan ini jelas memberikan dasar yang baik terhadap pertumbuhan kota Balikpa- pan yang semula bertumpu pada ekonomi ag- raris beralih ke ekonomi industri dan perda- gangan. Kini Balikpapan tidak hanya sebagai kota industri, namun sebagai kota dagang, pariwi- sata, dan tempat pertemuan berskala nasional
  • 12. 12 Warta Utama Warta Pertamina, Agustus 2007 dan internasional. Dan hal ini didukung oleh letak kota Ba- likpapan di Teluk Balikpapan yang dekat de- ngan Selat Makassar, serta berfungsi sebagai pintu gerbang menuju Kalimantan Timur. HARAPHARAPHARAPHARAPHARAPAN BEAN BEAN BEAN BEAN BESSSSSARARARARAR ITUITUITUITUITU WWWWWAJAJAJAJAJARARARARAR Itulah kota Balikpapan, kota yang penuh warna pantai dan perbukitan dengan peman- dangan hutan yang asri. Kota ini selama enam tahun berturut-turut ditetapkan sebagai kota terbersih. Dari sumber website Pemda Balikpapan, wilayah kota ini 85 persen berbukit-bukit. Se- kitar 12 persen berupa daerah datar yang sem- pit, terutama di daerah aliran sungai dan sungai kecil, serta pesisir pantai. Entah karena sedang berhujan-hujan, ke- tika WWWWWePePePePePeeeee bersama sejumlah wartawan migas dari Jakarta menelusuri kota Balikpapan di siang hari, akhir Juni 2007 lalu, tidak terasa panas. Iklim tropis yang seharusnya rada-rada panas dan tak layak berjaket tebal di siang hari. Laut di sekitar Pelabuhan Balikpapan terli- hat indah. Terlebih hanya terhalang jalan ber- aspal, hutan nan hijau mewarnai panorama. Kompleks pelabuhan pun masih relatif terjaga kebersihannya. Apalagi ketika masuk ke kompleks Per- tamina. “Ini bagus buat syuting,” cetus seorang teman wartawan saat kami menikmati hijau hutan di kiri-kanan dalam laju bis yang tidak terlalu cepat. “Kami bertekad menjadikan Pertamina di Balikpapan berkembang bersama kota Balikpa- pan, ikut mewarnai kehidupan masyarakat yang lebih baik,” tegas Masril Moeis. Tak hanya pihak Pertamina yang mengakui kontribusi keberadaan kegiatan migas BUMN ini di Balikpapan. Dalam website Pemda Balik- papan ditulis, bahwa perekonomian kota ini bertumpu pada sektor industri yang didominasi oleh industri minyak dan gas, perdagangan, dan jasa. Kota ini pun memiliki bandar udara ber- skala internasional, yakni Bandara Sepinggan, serta Pelabuhan Semayang, selain pelabuhan minyak yang dimiliki Pertamina. Ada gula ada semut. Barangkali dari per- Suasana kota Balikpapan sekarang. kembangan industri di kota seperti ini, pendu- duk asli dan pendatang yang menetap lama. Mereka berasal dari etnis Jawa Timur, Banjar, Bugis, Makassar. Juga pendatang baru dari Ma- dura, Manado, Gorontalo, Jawa, Sunda, dll. Tak kurang perusahaan-perusahaan asing dan lokal membenamkan investasi di Balik- papan. Hal ini membuat kota Balikpapan sebagai kota paling maju di Kalimantan, khu- susnya Kalimantan Timur. Bagi Pertamina, Balikpapan adalah harapan besar bagi gerak perusahaan di luar Jawa. Khu- susnya wilayah timur Indonesia. Di kota ini ada pusat kegiatan Unit Pengolahan (UP V), Unit Pemasaran (UPms VI), dan Region Kawasan Timur Indonesia (KTI) untuk kegiatan hulu.•NS Kilang UP V Balikpapan
  • 13. 13 Warta Pertamina, Agustus 2007 T otal luas area Kilang UP V Balikpapan adalah 889 hektar. Terdiri atas 339,2 hektar luas area kilang dan 549,8 hek- tar luas area sarana umum. Kilang ini terdiri atas KiKiKiKiKilang Ballang Ballang Ballang Ballang Baliiiiikpapan Ikpapan Ikpapan Ikpapan Ikpapan I (dibangun 1922, di- di-upgrade pada tahun 1950 dan dibangun ki- lang baru pada 1995) dan KiKiKiKiKilang Ballang Ballang Ballang Ballang Baliiiiikpapankpapankpapankpapankpapan IIIIIIIIII (dibangun 1980). Kalau orang awam menyimak diagram pro- ses kilang mungkin saja pusing, karena muncul- nya “seliweran” aliran proses ke sana ke mari. Tapi yang jelas, sebuah kilang itu akan ter- diri atas beberapa fasilitas atau unit. Fasilitas- fasilitas ini — katakanlah sebagai dapur — ter- diri atas beberapa “tempat masak.” Minyak mentah (crude) sebagai bahan men- tah dialirkan ke kompleks kilang melalui pipa. WAJAH KILANG HARI INI Dari sini diteruskan ke unit-unit tempat masak tadi. Asal tahu saja, untuk menghasilkan satu jenis masakan (baca: produk), itu si minyak mentah itu ada yang melalui proses pendek di satu tempat masak langsung menjadi produk akhir. Tetapi ada juga si minyak mentah ini yang karena karakteristiknya agak berbeda, maka harus melalui beberapa tempat masak, sebelum akhirnya dihasilkan jenis masakan yang sebe- narnya itu-itu juga. Dari satu aliran minyak mentah di ujung akhir proses “masaknya” itu bisa menghasilkan beberapa jenis produk. Makanya tak aneh, di sebuah kompleks ki- lang minyak itu terdapat beberapa unit dengan istilahnya sendiri-sendiri. “Untuk menjadi produk ini ada yang bisa langsung melalui satu proses, tetapi ada juga yang melalui beberapa rangkaian proses, baru jadi produk yang sama,” jelas Direktur Pengo- lahan SSSSSurururururooooosososososo AAAAAtmomartmomartmomartmomartmomartttttoyoyoyoyoyooooo kepada 57 war- tawan migas yang berkunjung ke Kilang UP V Balikpapan, 27-28 Juni 2007. Suroso menyontohkan untuk menjadi ba- han bakar jenis diesel itu ada yang melalui pro- ses dari minyak mentah (crude) dalam satu pro- ses langsung menjadi bahan bakar diesel. “Tetapi ada juga untuk menjadi diesel itu harus melalui beberapa tahapan,” jelasnya. Lalu seperti apa diagram aliran proses di Kilang UP V Balikpapan? DIAGRAM INTEGRASI KILANG UP V BALIKPAPAN
  • 14. 14 Warta Utama Warta Pertamina, Agustus 2007 CDUCDUCDUCDUCDU Di kompleks Kilang Balikpapan terdapat beberapa “tempat masak.” Yang paling terlihat penting adalah”Crude Distilling Unit (CDU). Di CDU ini minyak mentah diolah melalui proses distilasi berdasarkan titik didih. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia distilasi merupa- kan proses memanaskan benda cair atau padat hingga berubah menjadi uap, yang (kemudian) disalurkan ke dalam bejana yang terpisah. Di dua kompleks kilangnya, UP V Balik- papan memiliki dua CDU, yaitu CDU-V di Ki- lang Balikpapan I yang memiliki kapasitas 60 MBSD; dan CDU-IV di Kilang Balikpapan II dengan kapasitas 200 MBSD. Dari dua CDU inilah mengalir berbagai jenis produk. HVUHVUHVUHVUHVU High Vacuum Unit (HVU) merupakan unit yang mengolah Long Residue dari proses distilasi dan mengubahnya menjadi LVGO, HVGO, dan Short Residue. Ada dua HVU, yaitu HVU-III yang ada di Kilang Balikpapan I berkapasitas 25 MBSD, dan HVU-II di Kilang Balikpapan II dengan kapasitas 81 MBSD. WWWWWax Plantax Plantax Plantax Plantax Plant Ini merupakan pabrik lilin yang meleng- kapi Kilang Balikpapan I. Dari pabrik dihasil- kan lilin dengan tipe HSR, HHP, BW, MW, dan FRW, semuanya diekspor ke Jepang. LPG RLPG RLPG RLPG RLPG Recececececoveroveroveroveroveryyyyy Dengan kapasitas 6.800 barel per hari, unit pengolah Gas/LPG menjadi produk LPG mixed sebagai bahan bakar rumah tangga. LPG Reco- very berada di lingkungan Balikpapan I. NHTNHTNHTNHTNHT Naphtha Hydro Treater (NHT) berfungsi memurnikan Naphtha sebelum diolah di Plat- former. NHT dengan kapasitas produksi 20 MBSD terletak di komplek Kilang Balikpapan II. PlatfomerPlatfomerPlatfomerPlatfomerPlatfomer Unit ini menghasilkan reformate (kom- ponen premium) dengan angka oktan tinggi. Kapasitas Platformer yang ada di Kilang Balikpapan II ini adalah 20 MBSD. HCUHCUHCUHCUHCU Hydro Cracking Unibon (HCU) berfungsi memproses Hydrocarbon berat menjadi Hydrocarbon ringan melalui proses perengkahan secara katalis dengan injeksi gas H2. HCU ada di kompleks Kilang Balikpapan II, yaitu HCU-A dengan kapasitas 27,5 MBSD dan HCU-B dengan kapasitas sama, 27,5 MBSD. HHHHH22222 PlantPlantPlantPlantPlant Ini adalah Hydrogen Plant. Fungsinya meng- hasilkan gas H2 dengan tingkat kemurnian 97 persen. Gas H2 ini digunakan untuk menunjang proses di HCU. Ada dua H2 Plant, dan keduanya ada di Kilang Balikpapan II, yaitu H2 Plant-A dan H2 Plant-B. PRPRPRPRPRODUKODUKODUKODUKODUK-PR-PR-PR-PR-PRODUK ITU PODUK ITU PODUK ITU PODUK ITU PODUK ITU PUN DIHAUN DIHAUN DIHAUN DIHAUN DIHA----- SILKANSILKANSILKANSILKANSILKAN CDU-V di Kilang Balikpapan I menghasil- kan produk Gas/LPG, Light Naphtha, Heavy Naptha, Kerosene, Gas Oil, dan Wax. Tapi Wax ini diproses terlebih dulu di HVU-III dan Wax Plant. Sedangkan CDU-IV yang ada di Kilang Balikpapan II mengeluarkan produk Gas/LPG, Light Naphtha, Heavy Naphtha, Kerosene, Gas Oil, dan Avtur. Dari produk-produk tersebut, sebagian ada yang tidak mengalami proses lagi, yaitu Heavy Naphtha, Kerosene, dan Gas Oil. Tapi sebagian besar dari produk-produk yang meng- alami proses pengolahan lagi. Yang mengalami proses lain adalah Gas/ LPG yang diolah lagi di LPG Recovery untuk menjadi produk LPG siap pakai. Lalu untuk bikin lilin (Wax) juga harus melalui HVU III dan Wax Plant. Begitupun untuk sampai menjadi Mogas, maka Heavy Naphtha dari Kilang Balikpapan II harus masuk ke NHT dan Platformer terlebih dulu. Di luar itu ada Long Residue dari proses pengolahan di CDU-IV diolah lagi di HVU- II (menghasilkan HVGO). Dari situ HVGO, seterusnya masuk HCU-A dan HCU-B. Yang keluar dari HCU-A berupa Light Naphtha dan Heavy Naphtha yang dimasukkan ke Platformer. Dari Platformer ini maka keluarlah produk jadi, Mogas. Sementara itu produk yang keluar dari HCU-B berupa Kerosene/Avtur tetap sebagai Avtur, dan Gas Oil menjadi Smouth Fluid. Sementara itu dari unit H2 Plant-A dan H2 Plant-B yang mengolah Natural Gas keluar produk HVGO yang diolah lebih lanjut, sebagian di HVU-II, menghasilkan LVGO. Sebagian lagi keluar produk HVGO yang lantas diolah berikutnya di HCU-A dan HCU-B menghasilkan sejumlah produk, yaitu Light Naphtha, Heavy Naphtha, Kerosene, dan Gas Oil. Namun demikian, dari H2 Plant-A dan H2 Plant-B ini mengeluarkan residue atau komponen LSWR sebesar 23,9 persen. Jumlah residue ini lumayan besar. KELENGKAPKELENGKAPKELENGKAPKELENGKAPKELENGKAPAN KILANGAN KILANGAN KILANGAN KILANGAN KILANG Selain unit-unit inti, layaknya sebuah kilang minyak, Kilang UP V Balikpapan dilengkapi sejumlah kelengkapan sesuai standar baku yang ada. FlarFlarFlarFlarFlare Ge Ge Ge Ge Gas Ras Ras Ras Ras Recececececoveroveroveroveroveryyyyy Flare Gas Recovery System di UP V Balik- papan merupakan proyek antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili Ditjen Migas Departemen ESDM dengan NEDO mewakili Pemerintah Jepang. Tujuan proyek ini adalah untuk membe- rikan kontribusi penggunaan energi yang lebih efisien dan mencegah polusi lingkungan atau lindungan lingkungan di Indonesia, khususnya di Balikpapan. Manfaatnya? (1) Mengurangi emisi CO2 sekitar 221.881 ton per tahun. (2) Penghematan energi, yaitu Fuel Gas yang berhasil di-recovery sebesar 1.256 Nm3 per jam yang menghasilkan energi pembakaran sebesar 29,4 x 106 kkal per jam atau setara dengan pengurangan konsumsi Natural Gas sebesar + 2,52 MMSCFD. (3) Recovered Hydrocarbon Luquid (LPG Com- ponent) sebanyak 7.092 kg per jam yang diolah lebih lanjut di Stabilizer CDU IV eksisting. Energi yang dikandung LPG Component tersebut sebesar + 80,4 x 106 kkal per jam. Dengan demikian, apabila LPG Component digunakan pula sebagai bahan bakar, maka pengurangan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan dari penggunaan Fuel Gas dan LPG Component adalah 11,9 kl - foe per jam atau setara dengan 86,9 x 103 toe setiap tahunnya. PPPPPowowowowower Planter Planter Planter Planter Plant Untuk keperluan tenaga listrik, UP V Balikpapan memiliki power plant yang didukung oleh 17 unit boiler berkapasitas 1.122 ton per jam yang menggerakkan 8 unit turbin generator. Tenaga listrik yang dihasilkan sebesar 80 mega watt yang mampu menggerakkan operasional kilang serta memenuhi suplai listrik kompleks perumahan. TTTTTangkiangkiangkiangkiangki Pasti, tangki bagi sebuah kilang menjadi kebutuhan yang niscaya. Pasti. UP V Balikpa- pan memiliki fasilitas tangki penyimpanan minyak mentah sebanyak 35 buah berkapasitas 7.326 MB. UP V Balikpapan juga mempunyai tujuh
  • 15. 15 Warta Pertamina, Agustus 2007 tanki raksasa di Terminal Lawe-lawe dengan kapasitas masing-masing 800.000 barel. Selain itu ada juga 74 buah tangki produksi dengan kapasitas 5.502 MB JJJJJetty & SBMetty & SBMetty & SBMetty & SBMetty & SBM Kilang UP V memiliki delapan buah Jetty dengan kapasitas 1.000 - 35.000 DWT dan Single Buoy Mooring (SBM), yang digunakan sebagai fasilitas unloading crude oil dengan kapasitas 150.000 DWT. WWWWWatatatatatererererer TTTTTrrrrreatment Planteatment Planteatment Planteatment Planteatment Plant Ini adalah fasiltias untuk kebutuhan air dalam proses operasional kilang. Water treatment plant adalah fasilitas pengolahan air bersih. Kapasitasnya lumayan gede, 900 m3 per jam. Sumber airnya adalah air baku dari Sei Wain dan Deep Well. LaborLaborLaborLaborLaboratatatatatoriumoriumoriumoriumorium Mutu produk adalah hal utama dalam proses pengolahan minyak mentah menjadi produk BBM dan Non BBM. Pengawasan baku mutu produk ini dimonitoring oleh Labora- torium UP V Balikpapan melalui analisa kri- tikal pada stream unit operasi. Akurasi Labora- torium UP V dijamin oleh Sertifikasi ISO 17025. HHHHHydrydrydrydrydrogen Rogen Rogen Rogen Rogen Recececececoveroveroveroverovery Uy Uy Uy Uy Unitnitnitnitnit Hydrogen Plant merupakan salah satu proyek kerjasama Pemerintah Indonesia dan Jepang. Hydrogen Recovery Unit Kilang UP V berkapasits 14000 m3. Tujuan proyek Hydrogen Recovery adalah untuk mengefisienkan penggunaan energi di kilang UP V. Sebelum dilakukan Proyek Hydrogen Recovery Plant ini sisa off gas yang berasal dari low pressure separator hydrocracker hanya dijadikan fuel gas. Padahal off gas yang tersisa ini masih mengandung 65% hydrogen yang bisa digunakan kembali di kilang. Off gas yang berasal dari low pressure se- parator Hydrocracker tersebut banyak me- ngandung impurities H2S dan NH3. Impurities ini berbahaya bagi pekerja dan berpotensi bahaya pada material kilang. Oleh karena itu dibangunlah fasilitas Sweetening Gas. Melalui proses ini hasil hydrogen dan fuel gas sudah bersih dari gas pengotor dan berbahaya. Di unit ini dilakukan pemisahan gas dari partikel impuritas dengan menggunakan teknologi membran. Teknologi membran ini merupakan tekno- logi ramah lingkungan karena dalam prosesnya tidak menggunakan bahan kimia. NNNNNitritritritritrogen Plantogen Plantogen Plantogen Plantogen Plant Unit ini menghasilkan nitrogen yang digu- nakan untuk purging tanki, sistem perpipaan, dan reaktor. Purging dimaksudkan untuk menghilangkan gas hydrocarbon bila akan dilakukan cleaning dan menghilangkan gas impuritas atau oksigen bila akan dilakukan pengoperasian kembali. Ini untuk mengurangi bahaya kebakaran. Nitrogen juga untuk keseimbangan pada sistem dry gas seal untuk mengoperasikan kompresor. Nitrogen Plant ini menghasilkan 170 nm3 nitrogen cair dan 350 nm3 gas nitrogen. Pada kondisi operasi kilang normal, produk nitrogen yang digunakan hanya 250 nm3. Namun pada saat emergency atau Turn Around kilang, diperlukan nitrogen hingga 500 nm3. Dengan kebutuhan seperti itu, UP V Balik- papan pun memiliki fasilitas tanki penyim- panan nitrogen. DEMI LINGKDEMI LINGKDEMI LINGKDEMI LINGKDEMI LINGKUNGANUNGANUNGANUNGANUNGAN Ini penting! Demi lingkungan! Karena operasi perminyakan itu sarat dengan potensi risiko kerusakan dan pencemaran lingkungan. Tetapi sejak awal, sejak mendesain kilang, fasilitas untuk proses yang ramah lingkungan sudah disiapkan. Tentu saja kegiatan pemantauan lingkung- an dilakukan secara integral dengan operasional Kilang Balikpapan. Yang diperhatikan dari mulai potensi pencemaran air, tanah dan udara. PPPPPengelolaan lengelolaan lengelolaan lengelolaan lengelolaan limbah cairimbah cairimbah cairimbah cairimbah cair Limbah cair hasil proses pengolahan minyak mentah dapat berupa sludge atau air limbah buangan. Sludge masih memiliki nilai ekonomis ka- renanya limbah ini dikumpulkan dan ditam- pung kembali memakai Oil Catcher dan dipisah- kan kandungan airnya dengan menggunakan Oil Sparator. Sedangkan air limbah buangan diolah ke- mudian dilepas ke perairan jika kandungannya sesuai dengan ketentuan lingkungan. (1) Effluent Water Treatment Plant (EWTP) ber- fungsi untuk mengolah limbah cair sebelum dialirkan ke laut bebas. Kapasitas unit ini sekitar 100 m3 per jam. (2) Sour Water Stripper Unit (SWSU) yang digu- nakan untuk memisahkan gas-gas beracun dari proses pengolahan minyak. PPPPPemberemberemberemberembersisisisisihan penchan penchan penchan penchan pencemaremaremaremaremaran tanahan tanahan tanahan tanahan tanah Upaya pembersihan pencemaran tanah de- ngan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Itulah yang disebut bioremediasi. Tujuan bioremediasi adalah untuk meme- cah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbondioksida dan air). Tak hanya dijaga agar tanah tak tercemar. Tapi juga menghijaukan lingkungan, dengan penanaman tumbuhan di area kilang dan seki- tarnya. MMMMMengontrengontrengontrengontrengontrol emisi udarol emisi udarol emisi udarol emisi udarol emisi udaraaaaa Sampling emisi udara dilakukan secara rutin dengan menggunakan peralatan Continue Emition Monitoring System (CEMS). Pemantauan buangan udara dilakukan di area HSC, Flare, dan di setiap stack buangan udara. Selain itu juga di setiap incenerator yang berfungsi untuk membakar gas-gas beracun hasil dari proses pengolahan. Pemantauan limbah cair dilakukan di se- mua area buangan yang menuju ke perairan bebas. Pemantauan ditandai dengan pemasang- an bendera indikasi yang dilakukan setiap hari. Sampling air buangan juga dilaksanakan secara rutin dimulai dari outlet pengelola limbah hingga ke perairan Teluk Balikpapan. Kondisi air tanah juga dipantau melalui sumur melalui sumur pantau di dalam dan sekitar Kilang Balikpapan.• NS Sampling emisi udara dilakukan secara rutin dengan menggunakan peralatan Continue Emition Monitoring System (CEMS). Pemantauan buangan udara dilakukan di area HSC, Flare, dan di setiap stack buangan udara. Selain itu juga di setiap incenerator yang berfungsi untuk membakar gas-gas beracun hasil dari proses pengolahan. Pemantauan limbah cair dilakukan di semua area buangan yang menuju ke perairan bebas. Pemantauan ditandai dengan pemasangan bendera indikasi yang dilakukan setiap hari.
  • 16. 16 Warta Utama Warta Pertamina, Agustus 2007 MENUJU KILANG BERDAYA SAING S ekarang mari kita berbicara bagaimana peta daya saing kilang-kilang Pertamina, termasuk Kilang UP V Balikpapan, dibandingkan kilang-kilang dunia. Atau dilihat dari sejauhmana peta pasar sekarang, atau setidaknya hingga 2012 nanti. Efisiensi kilang tahun 2007 ini misalnya, tak bisa sebatas jargon. Pencapaian target kinerja Semester I 2007 ini untuk kilang-kilang Pertamina belum semua ok. Mau tidak mau Semester II 2007 semua harus tercapai. Tapi tampak sekali bagaimana gregetannya Direktur Pengolahan SSSSSurururururooooosososososoAAAAAtmomartmomartmomartmomartmomartttttoyoyoyoyoyooooo pada setiap pemaparan soal konsep penanganan bisnis kilang Pertamina saat ini dan ke depan. Dan maunya, Pertamina sekarang ini mela- kukan hal yang konkret-konkret saja. Misalnya pada Rabu, 13 Juni 2007 lalu, di Jakarta Di- rektorat Pengolahan menggulirkan Management Refinery Fuel and Refinery Losses sebagai skala prioritas tema aksi proyek terobosan di unit- unit pengolahan untuk tahap kedua. Jadi begini, pada hari itu seluruh GM UP dikumpulkan di Lt. Ground Gedung Utama, Kantor Pusat Pertamina, Jakarta. Acaranya Challange Session Direktorat Pengolahan. Di acara itu dibahas kira-kira tema apa yang akan menjadi prioritas kerja dalam Breakthrough Projects (BTP) Unit Pengolahan untuk fase kedua. Ternyata variabel yang mempunyai penga- ruh besar di kilang adalah refinery fuel dan losses. Pemakaian bahan bakar (refinery fuel) akan mempengaruhi akuntansi. Memang pemakaian besaran target efisien- si pemakaian bahan bakar (refinery fuel) — meminjam penjelasan dari Koordinator Pelak- sana Transformasi Pertamina Agus HAgus HAgus HAgus HAgus Harararararyyyyyantantantantantooooo — tergantung bagaimana karakteristik konfi- gurasi unit process; sistem dan konfigurasi dari heat management system; sistem manajemen yang digunakan; serta kondisi peralatan dari masing- masing unit operasi atau kilang. Dalam manajemen refinery fuel, program- nya adalah bagaimana meningkatkan efisiensi refinery fuel. Losses BBM pada proses di kilang pasti terjadi. Batas toleransinya adalah 0,5 persen. Tetapi batas toleransi ini pun masih terus diperjuangkan untuk terus dikurangi. “Kalau losses terlalu banyak, berarti ada satu bagian produk yang kita anggap hilang dan dalam akuntansi tidak terhitung sebagai pen- dapatan,” papar Agus Haryanto. STRASTRASTRASTRASTRATEGI STEGI STEGI STEGI STEGI SAMPAMPAMPAMPAMPAI 2020AI 2020AI 2020AI 2020AI 2020 Urusan manajemen refinery fuel dan refinery losses adalah salah satu hal konkret yang menjadi gawean seluruh UP. Muaranya adalah efisiensi. Efisiensi, seperti ditegaskan Direktur Pe- ngolahan Suroso Atmomartoyo, menjadi priori- tas road map Pengolahan Pertamina antara 2006 sampai 2008. “Kita menggenjot efisiensi dan keandalan, serta mengikuti spec untuk kebutuh- an BBM dalam negeri,” beber Suroso di Balik- papan menjawab pertanyaan WWWWWaaaaarta Prta Prta Prta Prta Peeeeerta-rta-rta-rta-rta- minaminaminaminamina, Kamis (28/6). Pertamina memiliki peta perjalanan pro- gram (roadmap) 2006 - 2012, bahkan sampai 2020. Menurut Suroso kita akan melihat ling- kungan usaha kita. Lingkungan usaha? Betul, lingkungan usaha kilang di dunia ber- ubah-ubah karena berbagai faktor yang mem- pengaruhinya. Permintaan pasar, harga crude, dan kebijakan setiap perusahaan dalam me- ngembangkan kilangnya. Misalnya, sekarang ketika banyak orang memakai sweet crude untuk diolah di kilangnya, permintaan jenis minyak mentah yang cukup baik ini melonjak terakhir ini. Pasti kondisi ini mendongkrak biaya pengilangan. Ketika harga jual produk-produk BBM ke konsumen menjadi hal yang menjadi perhi- tungan, efisiensi ditetapkan sebagai isu utama. “Dalam lingkungan usaha itu pesaing- pesaing kita menggunakan sour crude, sehingga konfigurasi kita juga harus kita ubah, supaya kita bisa bersaing. Untuk itu proses cracking kita ditingkatkan,” katanya. “Apakah kita akan menambah kilang lagi? Kita lihat deman-supply regional ini, bagaima- na?” tanya Suroso. Menurut beberapa analis, produk kilang dunia akan berlebih pada tahun 2012. Sehingga 2012 margin akan tertekan. Tapi entah berhubungan analisis itu atau tidak, beberapa perusahaan meng-cancel proyek kilang yang memang untuk situasi sekarang tidak ekonomis. Contoh Kuwait membatalkan satu proyek kilangnya. Saudi Aramco juga membatalkan beberapa proyeknya. Ketika margin kilang tertekan, lalu langkah membatalkan menjadi keputusan beberapa perusahaan, justru dibilang Suroso margin jadi membaik lagi. Pertamina memiliki strategi 2006 - 2012, bahkan menyambung hingga 2020. Lalu stra- tegi itu dipotong-potong menjadi tiga tahunan. “Sampai 2012 ada beberapa proyek yang harus kita selesaikan. Terus sampai 2020,” ungkap Suroso. Ini adalah roadmap Kilang Pertamina. Intinya dari semua ini adalah kita melihat si- tuasi lingkungan, Euro. Tahun 2012 adalah Euro III, target kita. “Tetapi tergantung dari ling- kungan,” Suroso Atmomartoyo mengulang penegasannya. MENGOLAHMENGOLAHMENGOLAHMENGOLAHMENGOLAH SOSOSOSOSOUR CRUR CRUR CRUR CRUR CRUDEUDEUDEUDEUDE Tingkat persaingan di kilang pengolahan tampak ada di banyak sisi. Pemilihan jenis crude sekarang menjadi salah satu sisi pertimbangan, mengapa Pertamina melakukan rekonfigurasi dengan UP IV Cilacap dan UP V Balikapan. Ketika sour crude lebih murah sekitar 14 dolar AS per barel dibandingkan dengan jenis minyak mentah sweet crude, daya saing kilang Singapura menjadi berdaya saing. “Kita harus bisa bersaing. Inilah salah satu pertimbangan kenapa kita mau menggunakan sour crude. Kita sekarang ini memakai sweet crude. Tapi sweet crude ini mahal karena banyak peminat,” beber Direktur Pengolahan Suroso Atmomartoyo. Itulah salah satu program yang diusung UP V Balikpapan. Memang seperti pragmatis. Tetapi kondisi persaingan kilang itu memang berombak- ombak. Tidak bisa ditetapkan secara fixed. Ma- kanya seperti dibilang Suroso, Pertamina dalam menentukan strateginya melihat situasi yang ada. Ngomong-ngomong jenis crude yang di- pakai, harganya pun sungguh berbeda. Sweet crude itu semakin lama semakin mahal.
  • 17. 17 Warta Pertamina, Agustus 2007 Direktur Pengolahan menyontohkan, se- karang harga. Perbedaan sweet crude dan sour crude itu mencapai 14 dolar AS per barel. Kilang-kilang Singapura itu menggunakan crude dari middle east atau campuran. Sehingga ongkos feedstock-nya jauh lebih murah. Dan kilang Singapura itu sudah didesain untuk mengolah sour crude. Sehingga kalau dikatakan kilang Singapura lebih kompetitif ya, karena memang feedstock-nya sudah menang 14 dolar AS. Sementara kita menggunakan patokan MOPS untuk transaksi kita. Kita harus bisa bersaing sama mereka. Ini- lah salah satu pertimbangan kenapa kita mau menggunakan sour crude. Kita memakai sweet crude. Tapi sweet crude ini mahal karena banyak peminat. Bagaimana persediaan dunia? Jangan khawatir, di Indonesia Pertamina bersama Medco memiliki kerja sama mengha- silkan sour crude, yaitu di Tiaka, produksi Med- co dan Pertamina. Dari Tiaka, Sulawesi, kita kirim ke Plaju. Jadi, kita punya gagasan untuk mengubah kilang Balikpapan ini mengolah dari sweet crude menjadi sour crude. Karena deltanya yang bisa men-drive proyek tersebut. Selain itu, availa- bility dari sour crude ini di dunia lebih banyak. Reserve to production ratio-nya paling tinggi ada- lah middle east, 50 tahun lebih. Suplainya relatif lebih aman. Tapi sekarang mulai ketat, sehingga kita sedang mencari sumber sour crude untuk dipakai di Balikpapan. Kalau kita mengandal- kan sweet crude terus margin kita tidak terlalu menarik. Perubahan pemakaian jenis crude ini me- mang berdampak pada komponen-komponen kilang. Termasuk bahan baku yang dipakai oleh kilang itu nantinya. Seperti dijelaskan oleh Direktur Pengolah- an, kilang yang bisa mengolah sour crude dan sweet crude itu sama-sama CDU-nya, tetapi ma- terial yang dipakai untuk membangun kilang itu beda. Untuk sour crude besinya, kata Suroso, digunakan jenis besi yang tahan korosi, tahan sulphur. Jadi harganya akan lebih mahal. Sedangkan untuk kilang yang mengolah sweet crude memakai carbon steel saja bisa. Kalau untuk sour crude, grade materialnya harus lebih tinggi. Kalau kilang yang biasa mengolah sweet crude digunakan untuk mengolah sour crude, mungkin umurnya dua bulan besinya sudah keropos. Masih dijelaskan oleh Suroso, nanti ada lagi crude yang mengandung TAN (total acid num- ber). Istilahnya mengandung carbosilat acid atau asam-asam organik yang tinggi, selain sulfur. Ini juga memakan metal. Metal yang harus di- pakai harus lebih tinggi lagi grade-nya, sehingga biaya pembuatan kilang menjadi lebih mahal, tapi crude-nya menjadi lebih murah ka-rena tidak sembarang kilang bisa mengolah itu. Sebenarnya kalau kita menukik dalam pem- bahasan daya saing, yang namanya UP I Pang- kalan Berandan yang menghasilkan produksi pengolahan 5 MBSD tak ekonomis. Makanya Pertamina meng-idle-kan UP tertua ini. Kemudian Kilang Kasim yang mempro- duksi sekitar 10 MBSD. Kilang ini pun didesain dengan dasar cost plus fee. Kalau secara keeko- nomian, kapasitas 10 MBSD ini tidak masuk, tapi dulu dibangun untuk security of supply BBM di wilayah timur Indonesia. PRPRPRPRPROFIL UPOFIL UPOFIL UPOFIL UPOFIL UP BERDBERDBERDBERDBERDAAAAAYYYYYAAAAA SSSSSAINGAINGAINGAINGAING UP VI Balongan termasuk yang berdaya saing tinggi. Complexity-nya cukup tinggi, men- capai 9.3. Bandingkan dengan com-plexity rata- rata kilang di Amerika Serikat yang mencapai 10.7. Pengertian awamnya, semakin tinggi kom- pleksitas sebuah kilang maka semakin tinggi kemungkinan menghasikan produk-produk yang bernilai tambah tinggi. Kompleksitas kilang banyak diidentikkan dengan sejauhmana kecanggihan dan kemam- puan kilang yang bersangkutan dalam meng- olah minyak mentah menjadi produk berharga mahal. Lihat saja produk-produknya! Ada Premi- um, Pertamax, Pertamax Plus, Propylene, LPG, dan sebagainya. Harganya lumayan ciamik. Minyak mentah yang diolah di situ adalah crude dari Duri dan Minas. Memang sih, crude dari dua tempat ini berat. Minas itu residunya saja 60%. Sedangkan dari Duri mencapai 85%. Tapi di UP VI, RCCU yang bisa meng-crack lagi residunya. Di situ ada ARHDM untuk menghilangkan metal dan carbon, sehingga waktu di-crack itu RCCU-nya bisa bekerja de- ngan baik. UP yang didesain berdasarkan keekonomi- an ini punya Platformer dan Isomerisasi. Ke- duanya menghasilkan mogas, yaitu premium. UP lain yang memiliki complexity lumayan yang lainnya adalah Kilang UP II Dumai. Di situ ada hydrocracker. Di situ mood-nya atau produk yang paling banyak diproduksi adalah diesel dan kerosene. UP lain yang hendak dinaikkan daya saing- nya adalah UP IV Cilacap dan UP V Balik- papan. Setidaknya ini yang menjadi prioritas pada tahun 2007 ini.• NS
  • 18. 18 Warta Utama Warta Pertamina, Agustus 2007 YANG PALING MUNGKIN DI ASIA PASIFIK P asti ada perhitungan tasti ada perhitungan tasti ada perhitungan tasti ada perhitungan tasti ada perhitungan tererererertttttentu me-entu me-entu me-entu me-entu me- ngapa Kingapa Kingapa Kingapa Kingapa Kilang UPlang UPlang UPlang UPlang UP VVVVV BalBalBalBalBaliiiiikpapankpapankpapankpapankpapan hanyhanyhanyhanyhanya ingin menjadi kia ingin menjadi kia ingin menjadi kia ingin menjadi kia ingin menjadi kilang tlang tlang tlang tlang terpererpererpererpererper----- caycaycaycaycaya dan unggul dia dan unggul dia dan unggul dia dan unggul dia dan unggul di AsiAsiAsiAsiAsia Pa Pa Pa Pa Pasifiasifiasifiasifiasifik. Bisak. Bisak. Bisak. Bisak. Bisa dijelaskan?dijelaskan?dijelaskan?dijelaskan?dijelaskan? Pertama, kalau dilihat dari pasar kita dari sisi distribusi memungkinkan kita di daerah sekitar Asia Pasifik. Kalau keluar dari kawasan itu, maka dari sisi pasar, biaya dis- tribusi saja sudah lebih tinggi. Itu juga sebenarnya sasaran antara. Dengan kondisi-kondisi kita sekarang, seperti disam- paikan oleh Direksi, Pertamina ingin masuk ke dalam Fortune 500 Regional dalam lima tahun dari tahun kita memulai transformasi. Pada tahun 2012 diharapkan sudah masuk ke situ. Kenapa ke situ? Karena pesaing-pesaing kita itu kan sebenarnya yang regional itu. Apa yApa yApa yApa yApa yang mau diang mau diang mau diang mau diang mau diandalkan?andalkan?andalkan?andalkan?andalkan? Kalau de- ngan kondisi sekarang, competence factor dan efisiensi kilang kita masih rendah. Tapi kita punya target-target sampai 2012, itu akan kita capai. Termasuk penambahan fasilitas di kilang kita yang bisa meningkatkan competence factor kita. Target utamanya di Kilang UP IV Cilacap dan Kilang UP V Balikpapan. Angan-angannya bisa dimulai tahun 2008, dan tahun 2010 sudah berproduksi. Itu kita akan lebih yakin bahwa kita akan bisa bersaing karena konfigurasi kita sudah tinggi dan me- nambah. Paling tidak 95 persen dari crude bisa kita olah menjadi produk-produk yang harga jualnya lebih tinggi daripada harga crude-nya. KKKKKalaupun haralaupun haralaupun haralaupun haralaupun harus ada rus ada rus ada rus ada rus ada redesain atau redesain atau redesain atau redesain atau redesain atau re-e-e-e-e- kkkkkonfiguronfiguronfiguronfiguronfigurasi dari sisi apa yasi dari sisi apa yasi dari sisi apa yasi dari sisi apa yasi dari sisi apa yang harang harang harang harang harususususus dididididilakukan?lakukan?lakukan?lakukan?lakukan? Pertama, secondary process kita kurang. Di situ, ada LSWR yang masih kita produksi sekarang ini, sekitar 23,9 persen dari total feed kita. LSWR harganya di bawah harga crude. LSWR ini harus kita olah dalam proses yang disebut cracking, sehingga bisa menjadi valueable product, seperti bisa menjadi kerosene lagi, premium, solar. Penambahan unit cracking itu yang akan kita lakukan. Itu cracker. Ada beberapa opsi yang kita lihat, yaitu proses yang merengkah LSWR yang rantainya panjang menjadi rantai-rantai yang lebih pendek. Di antarDi antarDi antarDi antarDi antara opsi ya opsi ya opsi ya opsi ya opsi yang ada apa saja?ang ada apa saja?ang ada apa saja?ang ada apa saja?ang ada apa saja? Ada RCC seperti di Balongan. Itu salah satu. Bisa juga berupa Cracking seperti dilakukan di UP II Dumai. Itu opsi-opsi yang ada. Itu yang kita pelajari sekarang. KKKKKecececececenderenderenderenderenderungannyungannyungannyungannyungannya ka ka ka ka ke mana?e mana?e mana?e mana?e mana? Kelihat- annya lebih cenderung ke RCC. PPPPPerhitungannyerhitungannyerhitungannyerhitungannyerhitungannya bagaimana? Ka bagaimana? Ka bagaimana? Ka bagaimana? Ka bagaimana? Karararararakakakakak----- ttttteristieristieristieristieristik masingk masingk masingk masingk masing-masing UP-masing UP-masing UP-masing UP-masing UP itu berbeda-itu berbeda-itu berbeda-itu berbeda-itu berbeda- beda?beda?beda?beda?beda? Sebetulnya kombinasi, tergantung jenis crude yang akan kita pakai. Kemudian juga faktor lingkungan. Ada pilihan yang mungkin bisa kita lakukan tapi mengeluarkan sesuatu tidak bagus untuk lingkungan. Seperti di Du- mai. Itu salah satu pilihan yang bagus, biayanya lebih murah daripada RCC, walaupun gain-nya juga lebih rendah dibandingkan RCC. Hanya ada pengaruh ke lingkungan. Jadi, banyak pilihan-pilihan teknologi yang pertimbangan-pertimbangannya sekarang se- dang digarap di Kantor Pusat. KKKKKalau kita lalau kita lalau kita lalau kita lalau kita liiiiihat adahat adahat adahat adahat ada RRRRRoaoaoaoaoadmapdmapdmapdmapdmap PPPPPengo-engo-engo-engo-engo- lahan sampai 2012.lahan sampai 2012.lahan sampai 2012.lahan sampai 2012.lahan sampai 2012. Apa prApa prApa prApa prApa progrogrogrogrogram untukam untukam untukam untukam untuk UPUPUPUPUPVVVVVdalam prdalam prdalam prdalam prdalam progrogrogrogrogram itu?am itu?am itu?am itu?am itu? Untuk UP V pada awal tahun ini, pertama adalah optimalisasi kilang. Pilihan-pilihan optimilasasi kilang su- dah clear. Hanya untuk melakukan itu diperlu- kan terobosan-terobosan dari sistem manaje- men, dari aturan-aturan main yang ada seka- rang. Kalau kita mengadakan barang dengan cara-cara seperti sekarang, yang prosesnya panjang harus tender dan macam-macam, kita akan kalah bersaing. Prosesnya panjang, se- mentara orang lain untuk memerlukan barang, tinggal telepon barang pun datang. Kadang-kadang memakai prosedur ini seolah-olah akan menghemat biaya, tetapi sebenarnya hal itu lebih banyak karena kecuri- gaan-kecurigaan kita bahwa orang lain akan “bermain.” Seharusnya tidak usah banyak pro- sedur, tetapi integritasnya yang kita tingkatkan. SK 036 semangatnySK 036 semangatnySK 036 semangatnySK 036 semangatnySK 036 semangatnya ka ka ka ka kehati-hatiehati-hatiehati-hatiehati-hatiehati-hatiananananan karkarkarkarkarena banyena banyena banyena banyena banyak prak prak prak prak praktaktaktaktaktek kek kek kek kek korororororupsi, tupsi, tupsi, tupsi, tupsi, tetapi dietapi dietapi dietapi dietapi di lain sisi kita juga perlu klain sisi kita juga perlu klain sisi kita juga perlu klain sisi kita juga perlu klain sisi kita juga perlu kecececececepatan prepatan prepatan prepatan prepatan proooooses.ses.ses.ses.ses. MMMMMenurenurenurenurenurututututut Anda bagaimana jalan tAnda bagaimana jalan tAnda bagaimana jalan tAnda bagaimana jalan tAnda bagaimana jalan tengah-engah-engah-engah-engah- nynynynynya?a?a?a?a? Artinya, pertama ada kebijakan dari Di- reksi yang di-up grade. Kedua, bagaimana de- ngan cara itu akuntabilitas perorangan tetap bisa kita jaga. Pak Suroso memberi contoh kepada kita, ada perusahaan kalau beli barang dia telepon Pengantar Redaksi Tantangan buat kilang-kilang Pertamina semakin berat. Persaingan antarkilang di kawasan regional maupun internasional memperhitungkan keandalan kilang, optimalisasi kilang, efisiensi kilang, dan nilai tambah produk. Ketika Kilang UP V Balikpapan menetapkan Visi menjadi kilang terpercaya dan unggul di Asia Pasifik, tantangan buat kilang yang memiliki kapasitas terbesar kedua setelah Kilang UP IV Cilacap ini sungguh berat. General Manager (GM) Kilang UP V Balikpapan MMMMMasriasriasriasriasril Ml Ml Ml Ml Moeisoeisoeisoeisoeis justru menekankan prosedur operasional yang harus dibenahi agar proses perubahan berjalan lebih cepat. “Harus ada perubahan sistem manajemen, mindset, kepemimpinan. Tiga hal ini yang secara bersamaan harus kita lakukan,” jelasnya kepada WWWWWaaaaarta Prta Prta Prta Prta Peeeeertartartartartaminaminaminaminamina di tengah jamuan makan malam untuk para wartawan migas dari Jakarta, yang mengikuti program Orientasi Wartawan Migas (OWM), di UP V Balikpapan, Jumat malam (29/6).
  • 19. 19Warta Pertamina, Agustus 2007 ke Singapura, barangnya datang. Tetapi koman- dannya, yang memang memegang aset, dia bisa melakukan sampling. Begitu ada anak buahnya membeli dengan harga lebih tinggi dengan orang lain membeli di tempat yang sama, ada risiko langsung untuk anak buahnya itu. Jadi, hal-hal itu yang harus dilakukan. Kalau saya beli barang di Matahari, harganya kan fix, mengapa harus tender? Tetapi sistem kita se- karang tidak membolehkan belanja begitu, ka- rena nanti belanja saya akan dibandingkan de- ngan belanja di Tanah Abang. Tidak bisa apple to apple, karena di Matahari ada atribut-atribut yang tidak ada di barang di Tanah Abang. Saya bisa belanja aman dan lebih cepat. Kita menginap di satu hotel, meminum Coca Cola, harganya Rp 12 ribu. Atau saya tu- run ke bawah membeli Coca Cola dengan harga Rp 4 ribu. Memang lebih murah, tapi untuk membeli barang ke bawah itu, ada proses yang panjang. Itulah contoh. Yang penting kalau saya beli barang ke satu tempat, tidak lebih mahal di- bandingkan dengan orang lain membeli barang di tempat yang sama. Tapi jangan dibandingkan dengan toko lain yang lebih rendah kualifi- kasinya. Perusahaan kelas dunia yang akan bersaing dengan kita menggunakan cara-cara seperti itu. Kalau kita masih melakukan seperti sekarang, biaya bukannya tambah murah. Karena biaya untuk tender itu memerlukan biaya dan waktu. PPPPPadahal pengadaan hanyadahal pengadaan hanyadahal pengadaan hanyadahal pengadaan hanyadahal pengadaan hanya salah satua salah satua salah satua salah satua salah satu prprprprproooooses dari sebuahses dari sebuahses dari sebuahses dari sebuahses dari sebuah aaaaactionctionctionctionction????? Betul. Terobos- an-terobosan seperti itu yang diperlukan, tetapi kita di Indonesia masih serba susah. Kalau melakukan itu urusannya ada polisi masuk, kejaksaan, auditor, BPKP. Kalau jalan itu sebagai sistem, kemudian ada yang ngebut, sekarang ini bukan yang ngebutnya yang kita tangkap, tetapi kita pasang banyak polisi tidur, sehingga pada akhirnya ambulan pun lewat ke sana harus terganggu. Itu soal prosedur. Itu yang harus kita per- baiki. Teknis saja tidak cukup. Kemudian mind- set. Artinya harus memilih orang-orang yang betul-betul integritasnya tinggi, sehingga pro- ses yang kita sederhanakan bisa berjalan tanpa harus terjadi pelanggaran. IIIIIni masalahni masalahni masalahni masalahni masalah trtrtrtrtrustustustustust. Bagaimana mendo-. Bagaimana mendo-. Bagaimana mendo-. Bagaimana mendo-. Bagaimana mendo- brbrbrbrbrak kak kak kak kak keburebureburebureburaman seperaman seperaman seperaman seperaman seperti ini?ti ini?ti ini?ti ini?ti ini? Pada dasarnya manusia itu makhluk ekonomi. Dia akan me- lakukan tindakan-tindakan yang paling meng- untungkan dirinya secara ekonomi. Kalau kita menetapkan aturan sementara orangnya tanpa risiko, orang itu tetap akan me- lakukan hal-hal yang menguntungkan diri dia. Jadi, risiko dalam aturan main itu harus berjalan. Itu yang disebut accountability. Kalau accountability berjalan, aturan main akan lebih sederhana. Tidak bisa juga, aturan main kita sederha- nakan, tetapi integritas kita abaikan. Tidak bisa begitu. MMMMMemiemiemiemiemillllliiiiih orh orh orh orh orang yang yang yang yang yang berintang berintang berintang berintang berinteeeeegritasgritasgritasgritasgritas tinggi, juga berkaitan dengantinggi, juga berkaitan dengantinggi, juga berkaitan dengantinggi, juga berkaitan dengantinggi, juga berkaitan dengan trtrtrtrtrustustustustust. K. K. K. K. Ko-o-o-o-o- mentarmentarmentarmentarmentarAnda?Anda?Anda?Anda?Anda? Kalau bicara transisi, masalah trust pasti berat. Pada awalnya kita harus memperpendek aturan main, proses, kemudian meningkatkan pertanggunjawaban untuk orang yang bersangkutan. Dan tentu saja kita harus punya cara-cara mengukurnya. Atasan itu bisa memberikan wewenang kepada bagian pengadaan untuk pembelian langsung, tetapi dia punya konsultan yang akan memberikan second opinion. Kalau ada orang bajingan, langsung dipecat! Jangan dipindahkan saja. Itu risiko tertinggi kalau dia melakukan penyelewengan. Ini se- buah proses yang harus dijalankan. Filosofinya, seperti hukum Tuhan, ada surga dan neraka. Kalau kamu mengikuti atur- an masuk surga dan melanggar masuk neraka. Itu aturan main. Tetapi bagaimana keyakinan adanya aturan itu muncul pada orang kita. Bukti-bukti itu harus kita perlihatkan pada saat proses. Bagaimana untuk membangun kBagaimana untuk membangun kBagaimana untuk membangun kBagaimana untuk membangun kBagaimana untuk membangun ke-e-e-e-e- perperperperpercaycaycaycaycayaan?aan?aan?aan?aan? Kita harus mempercayai anak bu- ah. Tapi bukan melepaskan begitu saja. Perca- yakan saja, tetapi sekali dia melanggar habis dia. Ini yang harus berjalan. Harus ada perubah- an sistem manajemen, mindset, kepemimpinan. Tiga hal ini yang secara bersamaan harus kita lakukan. Bagaimana dengan BTP?Bagaimana dengan BTP?Bagaimana dengan BTP?Bagaimana dengan BTP?Bagaimana dengan BTP? Ada BTP yang dilakukan oleh Kantor Pusat yang lebih ke hal-hal strategis, dan unit yang sifatnya operasional. Bagaimana di UPBagaimana di UPBagaimana di UPBagaimana di UPBagaimana di UP VVVVV sendiri?sendiri?sendiri?sendiri?sendiri? Kita me- lihat structure cost kita. Apa yang bisa kita ken- dalikan di unit? Di luar crude, biaya produksi kita itu yang paling tinggi adalah refinery fuel, itu hampir 70 persen dari total biaya di luar crude. Artinya kita harus meningkatkan biaya dapur kita. (Untuk BTP II di unit-unit Direktorat Pengolahan, 13 Juni 2007 lalu, menggulirkan Management Refinery Fuel and Refinery Losses sebagai skala prioritas tema aksi). UUUUUntuk UPntuk UPntuk UPntuk UPntuk UP VVVVV berberberberberapa tarapa tarapa tarapa tarapa target tget tget tget tget toleroleroleroleroleransiansiansiansiansi rrrrrefineefineefineefineefinerrrrry lossey lossey lossey lossey lossesssss dan pengurdan pengurdan pengurdan pengurdan pengurangananganangananganangan rrrrrefineefineefineefineefinerrrrryyyyy fuelfuelfuelfuelfuel????? Pada tahun 2007 ini kita targetkan tole- ransi refinery losses 0,03 persen. Itu kelihatannya kecil. Tapi dari situ kita bisa menghemat sekitar 1 juta dolar AS setahun. Tolerable itu kan 0,5 persen. Semula kita 0,2 persen. Sedangkan untuk pemakaian refinery fuel semula 4,6 persen sekarang (2007) ditargetkan pemakaian 4,57 persen dari seluruh cost struc- ture. Tetapi kalau berbicara tahun 2012 kita targetkan pemakaian refinery fuel menjadi 4,40 persen. Kira-kira kita turunkan 13 point. Kalau sampai tahun 2012 kita berpotensi menghemat 9 juta dolar untuk setahun dari pengurangan refinery losses dan pengurangan refinery fuel. Apakah prApakah prApakah prApakah prApakah progrogrogrogrogramnyamnyamnyamnyamnya sudah jalan?a sudah jalan?a sudah jalan?a sudah jalan?a sudah jalan? Mu- lai bulan Juni 2007 ini kita sudah proses. Hasil- nya belum terlihat, tapi prosesnya sudah di- mulai.•NS “Kadang-kadang memakai prosedur ini seolah-olah akan menghemat biaya, tetapi sebenarnya hal itu lebih banyak karena kecurigaan-kecurigaan kita bahwa orang lain akan “bermain.” Seharusnya tidak usah banyak prosedur, tetapi integritasnya yang kita tingkatkan.”
  • 20. 20 Warta Utama Warta Pertamina, Agustus 2007 MEMBANGUN KEEKONOMIAN KILANGPengantar Redaksi Baru Kilang UP VI Balongan yang sudah didesain dengan konfigurasi sesuai keekonomian. Komersial. Yang lain? Kilang Pertamina yang lain masih dengan konfigurasi cost and fee untuk sekedar memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri. Kompleksitasnya masih rendah, belum secanggih Kilang UP VI Balongan atau mungkin Kilang UP II Dumai. Direktur Pengolahan SSSSSurururururooooosososososo AAAAAtmomartmomartmomartmomartmomartttttoyoyoyoyoyooooo menjelaskan secara gamblang kepada 57 wartawan media cetak, cyber, dan televisi dari 40 media, di Ruang Solar, Kompleks Kilang UP V Balikpapan, Kamis (28/ 6). Berikut petikannya.
  • 21. 21Warta Pertamina, Agustus 2007 T olong jelaskan bagaimana ka-olong jelaskan bagaimana ka-olong jelaskan bagaimana ka-olong jelaskan bagaimana ka-olong jelaskan bagaimana ka- rrrrraktaktaktaktakteristieristieristieristieristik kik kik kik kik kilang?lang?lang?lang?lang? Operasi ki- lang boleh dikatakan berbeda dengan operasi industri di tempat lain. Di kilang mi- nyak mentah (crude) diolah akan keluar be- berapa produk. Ada yang langsung melalui satu proses, dan ada juga untuk menjadi produk yang sama harus melalui beberapa rangkaian proses. Tergantung jenis crude yang diolah. Untuk jadi diesel dari crude ada yang lang- sung satu kali proses langsung jadi diesel, tapi ada yang harus lewat beberapa tahapan, lewat unit ini, di-crack, diproses lagi, baru jadi diesel. Jadi boleh dikatakan single feed, multi product, multi process. Bagaimana pendekatan membuat kiBagaimana pendekatan membuat kiBagaimana pendekatan membuat kiBagaimana pendekatan membuat kiBagaimana pendekatan membuat kilang?lang?lang?lang?lang? Membangun kilang itu ada dua pende- katan. Pertama, dekat dengan sumber crude. Ini memudahkan transportasi crude. Kedua, mendekati pasar. Seperti Singa- pura itu tidak punya crude, tapi mengan- dalkan dari impor dipakai untuk dijual ke pasar di sekitar situ. Kilang minyak Pertamina awalnya dirancang untuk mengolah crude dalam negeri dan untuk kebutuhan BBM dalam negeri. Kilang kita tidak didesain atas dasar keekonomian, karena didesain un- tuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pada saat merancang dihitung bera- pa banyak orang Indonesia membutuh- kan diesel? Tahun 1980-an kebutuhan diesel meningkat tajam diperkirakan hingga 16 persen per tahun. Makanya saat itu didesain kilang hydrocracker. Karena hydrocracker ini menghasilkan diesel. Terakhir baru Kilang UP VI Balongan di- desain atas dasar keekonomian karena (ketika mendesain Kilang UP VI Balongan, rrrrrededededed) kita memperkirakan ke depan itu Olefin, Gasoline akan menjadi pasar yang bagus. Maka di Balo- ngan itu didesain kilang RCC. Kilang Balongan sudah dihitung dengan MOPS. Sementara kilang yang lain dihitung dengan cost and fee. KKKKKapasitas kiapasitas kiapasitas kiapasitas kiapasitas kilanglanglanglanglang-ki-ki-ki-ki-kilang Plang Plang Plang Plang Pererererertamina…tamina…tamina…tamina…tamina… Produksi minyak mentah Indonesia seka- rang tidak sampai 1 juta barel per hari. Produksi kita sekarang antara 850 ribu – 900 ribu barel per hari. Kapasitas kilang kita tetap. Kemudian operasi kilang kita antara 950 ribu sampai 1 juta barel per hari. Tergantung dari kondisi margin dan keandalan kilang kita. Kebutuhan domestik masih sekitar 1 juta barel per hari. Produksi Pertamina sendiri kurang lebih 72 persen dari seluruh kebutuhan dalam negeri. Sisanya adalah impor. Kilang kita mengolah hingga 60 persen minyak mentah dalam negeri. Impornya ada yang term import dan ada yang spot import. Spot kita kurang lebih 20 persen. Ini diten- derkan setiap tiga bulan. Sedangkan untuk term import dilakukan ke NOC seperti Saudi Aram- co (100 ribu barel), Tapis, Malaysia (20 ribu barel), juga membeli ke anak perusahaan se- perti Petral. Pembelian minyak mentah Saudi Aramco dan minyak mentah Tapis menggunakan OSP (Official Selling Price) yang ditetapkan oleh mereka. Kita membeli ini dengan sistem CIF (Cost Insurance and Freight). Hanya Saudi Aram- co yang dibeli secara FoB (Free on Board), kita yang mengambil sendiri ke sana. Yang kita membeli secara CIF. Kita membeli minyak itu memakai harga dasar. Harga dasar untuk minyak mentah In- donesia adalah ICP (Indonesian Crude Price) yang ditentukan oleh Departemen ESDM. Ka- lau minyak dari Arab memakai OSP. Minyak-minyak yang lain ada yang mema- kai OSP seperti Bach Ho (Vietnam) atau ada juga minyak impor basis harganya ICP seperti Nile Blend (Sudan) untuk di Balongan. Ada juga yang memakai basis harga brent yaitu minyak yang ada di pasar. Yang mengatur harga brent itu pasar. Minyak mentah kita 60-70% dibeli lang- sung ke Pemerintah, dengan harga ICP. Kita membeli dua bulan sebelum waktu pengiriman. Minyak term kita juga dibeli secara lang- sung kepada produser (swasta). Tetapi ada juga yang harus melalui trader milik produser. Seperti Caltex di Dumai tidak jual langsung. Yang menjual minyak mentah dari Caltex Dumai adalah trading-nya. Yang terakhir dilakukan dengan tender. Siapapun silakan ikut tender. Kita evaluasi. Terbuka saja, siapa yang mau ikut silakan, asal sesuai yang kita butuhkan, harganya bersaing, ya silakan. Transaksi minyak itu sangat transparan. Tidak disembunyikan. Kalau misalnya Perta- mina membeli minyak, selalu ada di Reuter, CNBC, dan sebagainya. Di pasar Singapura ada catatan transaksi minyak. Pertamina membeli berapa kargo, jumlahnya berapa, harganya berapa, semua tercatat secara transparan. Jadi hitung-hitungan kita memakai harga pasar semua. Transaksi dengan MOPS. Kalau kompleksitas kilang rendah hasilnya seperti itu. KKKKKeekeekeekeekeekonomionomionomionomionomian kian kian kian kian kilang..lang..lang..lang..lang.. Sekarang kita harus berpikir mengenai ke- ekonomian kilang. Karena kalau distribusi BBM ke pelosok-pelosok itu tidak masuk kalau dihitung secara keekonomian. Nah, itulah yang dihitung oleh Pertamina pada alpha 14 persen itu, MOPS plus Alpha 14 persen, yang katanya malah Alphanya mau dikurangi lagi oleh Peme- rintah. Arus minyak mulai dari pengolahan, pema- saran, distribusi. Dari pengolahan ini ada impor HOMC, impor crude, juga domestic crude masuk ke pengolahan. Dari pengolahan ke pemasaran kita hitung memakai MOPS. Tidak memakai istilah biaya pokok, karena kita memakai market base. Transaksi dari pengolahan ke pemasaran memakai MOPS. Pemasaran ini yang mendistribusi- kan. Kalau BBM Pemerintah — dengan format PSO — dengan formula MOPS plus Alpha. Alphanya dulu 15%, seka- rang 14,1%, dan katanya mau dipotong lagi. Sedangkan BBM non PSO kita ber- saing dengan pemain lokal, yaitu AKR. Di situ for-mulanya tidak sama, ada MOPS plus 9% dan yang lain. Alphanya tergantung tender. Gross margin seka- rang sedang bagus, meskipun kompleksiti rendah karena harganya bagus. Tapi kalau kilang-kilang di dunia itu jadi, margin-nya akan tertekan lagi. Akan turun lagi. OptimalOptimalOptimalOptimalOptimalisasiisasiisasiisasiisasi mamamamamarginrginrginrginrgin............... Jadi, ada margin-nya pemasaran dan ada margin pengolahan. Optimalisasi kita adalah jumlah penjualan, harga jual yang kompetitif, jenis produk, operasi kilang, jenis minyak men- tah yang kita olah, harga minyak, dan harga produk. Ini semua kita olah, untuk menentu- kan berapa pengolahan yang paling optimal. Optimalisasi dari total ini dilakukan untuk mendapatkan delta yang paling optimal. Pengo- lahan berapa, impor berapa, minyak apa yang saya beli, karena masing-masing minyak itu komponennya lain-lain. Minyak dan harganya lain-lain. Kita menghitung gross margin ini secara me- nyeluruh. Bahkan kalau kilangnya global se- perti BP, Shell, mereka menghitung secara glo- bal, karena dia harus menghitung untuk di se- mua tempat. Shell itu memiliki navigator yang mempu- nyai program. Kalau BP itu namanya ISD (Integrated Supply and Trading). Jadi dia sudah mengintegrasikan programnya itu. Dioptimali- sasikan di seluruh dunia.• NS
  • 22. 22 Warta Pertamina, Agustus 2007 Lakon Foto:BFR/Dok.Pertamina M enilai perusahaan minyak dan gas bumi, tidak salah jika kita juga me- lihat tulang punggungnya, yaitu di sektor eksplorasi dan produksi. Untuk itu kami berbincang-bincang dengan Wahyudi SatotoWahyudi SatotoWahyudi SatotoWahyudi SatotoWahyudi Satoto, Vice President Usaha Baru Pertamina EP yang baru. Untuk berbicara tentang tugas pokoknya yang baru, Wahyudi merasa siap, karena se- belumnya ia menjabat sebagai Manajer Peren- canaan Strategis Pertamina EP, salah satu fungsi di bawah Usaha Baru, sedikit banyak ia mem- berikan gambaran seperti apa kerjanya nanti. “Di jabatan lama, saya adalah salah satu ma- najer dari fungsi Usaha Baru. Jadi sebenarnya pekerjaan masih sama. Tetapi selanjutnya saya harus mengkoordinir dan mengintegrasikan pekerjaan dari fungsi-fungsi yang ada di Usaha Baru lainnya agar sejalan dengan visi dari Usaha Baru dalam menunjang usaha Perta- mina EP, yaitu mengoptimalkan pengembangan usaha dan pertumbuhan perusahaan dengan meminimalkan resiko,” kata lulusan dari Teknik Geologi UPN Yogyakarta yang masuk Perta- mina melalui BPST EP Angkatan I tahun 1989. Wahyudi menjelaskan bahwa di bawah Usaha Baru, ada Manajer Perencanaan Stra- tegis, Manajer Pengembangan Akselerasi La- han, Manajer Evaluasi Usaha dan Manajer Pe- masaran Minyak dan Gas Bumi. Menurut Wahyudi, Pertamina EP mengelola Wilayah Kerja (WK) migas yang sangat luas sekitar 140.000 km2 melalui Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan BP Migas untuk jangka waktu 30 tahun, dan saat ini telah menca- nangkan program rencana strategis melalui RJPP 2006-2014 dimana pada tahun 2014 target produksi minyak sebesar 225.000 BOPD (saat ini produksi minyak sekitar 110.000 BO- PD). Untuk mengoptimalkan operasional pengelolaan seluruh WK dalam mencapai tar- get tersebut akan kesulitan apabila pengelo- laannya dilakukan semuanya dengan SDM dan biaya sendiri. Karena itu untuk mendukung pro- gram percepatan produksi sesuai target yang sudah dicanangkan perlu disusun strategi por- tofolio pengusahaan WK dengan mengelom- pokkan area-area yang menjadi prioritas untuk dikerjakan sendiri (dana dan SDM sendiri) dan area-area yang pegelolaannya perlu kerjasama dengan pihak lain. “Di dalam pengelolaan operasional WK kita perlu bantuan mitra un- tuk risk and reward sharing sesuai dengan strategi portofolio yang telah ditetapkan, kare- na kita harus mempertimbangkan risiko yang akan terjadi ,” tutur alumnus Program Magister Manajemen UGM, ini. Untuk itulah, maka Pertamina EP saat ini telah menyusun strategi portofolio pengelolaan WK menjadi lima kelompok. Kelompok perta- Wahjudi Satoto Kendalanya
  • 23. 23Warta Pertamina, Agustus 2007 pada Waktu ma, fokus untuk dikerjakan sendiri. Kedua, fokus untuk dikerjakan sendiri, namun karena keterbatasan dana, memerlukan external fi- nancing. Yang ketiga, area untuk kerjasama operasi berupa area eksplorasi yang perlu da- na besar dan risikonya pun cukup besar atau lapangan produksi yang memerlukan teknologi lanjut yang memerlukan dana besar seperti pro- gram EOR. Kelompok keempat, area untuk kerja sama operasi berupa marginal field atau brown field, yaitu lapangan yang di dalam program kerja dan anggaran selalu menempati ranking bawah karena target produksinya kecil dan perlu pena- nganan khusus. Dan yang terakhir, suatu area yang sangat berisiko dan memerlukan biaya yang sangat besar, dapat dialokasi untuk carved out (dipisahkan dari WK Pertamina EP) selanjutnya dikerjasamakan dengan membuat KKS tersendiri dengan BP Migas an-tara Pertamina dan mitra. “Yang kelima itu alternatif terakhir yang belum kita pikirkan, “ tukas Wahyudi. Saat ini, demikian Wahyudi mengatakan, Pertamina lebih berkonsentrasi pada kelompok ketiga dan keempat. Ke depan, tugas Wahyudi akan semakin berat lagi. Ini terkait dengan keinginan pimpinan Pertamina dan Per- tamina EP sendiri. Dirut Pertamina Ari H. Soemarno dalam satu kesempatan meminta Pertamina EP untuk memikirkan konsep kerja sama untuk suatu area yang lebih luas, dan Pertamina bisa melakukan kerja sama dengan major oil company, yang di dalam penawaran kerja sama itu Perta- mina juga akan memperoleh opportunity atau aset di tem- pat lain. Dengan kata lain, semacam swap atau tukar guling. “Kita menawarkan area kita, dan kita akan mendapatkan opportunity di tempat lain, apakah di Indonesia ini atau di luar negeri,” lanjut pekerja yang memulai karirnya di bagian Eksplorasi Unit EP IV Daerah Kalimantan tahun 1989. Namun Wahyudi mengakui bahwa semua itu harus dalam koridor atau kerangka aturan yang sudah ditetap- kan oleh BP Migas. Soal kendala, Wahyudi mengakui ada kendala walau persoalannya tidak sepenuhnya di Pertamina. “Kalau dulu Pertamina sekaligus sebagai regulator, jadi apapun yang kita kerjakan adalah sesuai dengan aturan yang kita ge- nerated sendiri. Sekarang semua harus compliant pada BP Migas,” tukas Wahyudi. Kendala lain adalah masalah waktu. Setelah suatu konsep kerjasama dimatangkan maka Pertamina harus berbicara dengan BP Migas. “Kendalanya di sini adalah perlu waktu yang tersendiri untuk melakukan meeting de- ngan BP Migas, disesuaikan dengan jadwal yang terse- dia dari pajabat-pejabat yang terkait, sebab mereka juga menangani Kontraktor KKS yang lain dengan total area yang sangat luas,” kilahnya. Wahyudi memberikan contoh untuk penyelesaian perjanjian kontrak KSO yang diselesaikan tahun 2006, membutuhkan waktu hampir satu tahun. “Konsep sudah kita siapkan, sudah matanglah, kita diskusikan, dengan jadual pertemuan cukup tiga kali hingga ke finalisasi. Tetapi untuk mencari waktu meeting itu yang jadi kendala,” papar Wahyudi mengakhiri wawancara.•UHK/NDJ PPPPP eggy Melati Sukmaeggy Melati Sukmaeggy Melati Sukmaeggy Melati Sukmaeggy Melati Sukma - presenter acara program talkshow Dimensi di TVRI Stasiun Pusat Jakarta (ber- sama pelawak Derry) merasa lega dan bersyukur dapat dipercaya pimpinan stasiun televisi plat me- rah milik Pemerintah itu, yang se- jak beberapa bulan lalu meng- ubah logo dan kinerjanya. Diha- rapkan dengan tampilnya Peggy bersama Derry dapat menjadi mag-nit baru untuk meraih kembali kepercayaan pemirsa TVRI yang sudah beberapa waktu ditinggalkan. Pemilik nama lengkap Raden Peggy Melati Purnama- dewi Sukma yang lahir di Cirebon, 13 Juni 1976 ini juga dikenal se- orang presenter beberapa program TV swasta. Sebagai aktris sinetron Peggy namanya melambung lewat perannya dalam sinetron Gerhana yang populer denan jargon kata Pusiiiiiiing, dan kemudian di-patenkan-nya. Ia juga seorang aktivis sosial sebagai Duta Pendidikan Kesetaraan Depdiknas RI dan pernah menjadi juru bi- cara perlindungan perempuan Indonesia di Persidangan Tahunan Per- serikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Louzanne, Swiss. Peggy didampingi suaminya, Wisnu Chandra, dengan serius dan intens memperhatikan materi pameran yang ditampilkan stand Pertamina Korporat yang diisi oleh PKBL Korporat, PKBL Unit-unit Operasi Pertamina yang menampilkan produk-produk unggulan mitra binaan, termasuk mitra binaan UP VI Balongan. Ditemui We Pe seusai melihat stand Pertamina pada Pameran Pekan CSR 2007, Peggy mengawali ceritanya diseputar roman percintaannya dengan Wisnu Chandra. Menurut Peggy, ’Mulanya hanya sekedar relasi, karena kebetulan kami mempunyai pandangan yang sama tentang aksi sosial melalui program peduli perusahaan (CSR) untuk membantu masya- rakat yang sedang membutuhkan.’Pertemuan berlalu seiring dengan kesibukan masing-masing. Witing Tresno Jalaran Suko Kulino yang artinya awalnya suka & cinta berawal dari seringnya bertemu. Mungkin pepatah Jawa di atas pas buat kami berdua. Tahun-tahun terakhir, kami sering bertemu untuk membicarakan aksi sosial yang akan dilaksanakan pada program selanjutnya, sementara Mas Wisnu bertindak sebagai donatur kegiatan’ katanya dengan sumringah. Jodoh semakin mendekati mereka, saat Wisnu serius mempelajari keyakinan yang dianut Peggy. Akhirnya bankir papan atas tersebut mem- beranikan diri untuk melamar artis yang pernah menelurkan dua buah album lagu populer tersebut. “Masa lalu biar menjadi bagian cerita lampau, aku tidak tertarik untuk melihat ke belakang,” kenangnya. Ketika ditanyakan kapan berbulan madu, Peggy menjawab dengan selorohnya yang khas. ”Jangankan berbulan madu, malah pada musim penghujan kemarin kami sibuk berkeliling Jakarta untuk memberikan bantuan kepada korban banjir mendistribusikan bantuan. Bersama kawan- kawan, kami berkeliling ke kawasan Cilincing, Bukit Duri, Kampung Melayu, Marunda, dan beberapa wilayah lain yang sebagian besar rumah warganya dilanda banjir. Biarlah kami menikmati suasana seperti ini. Kami berbahagia karena tenaga dan pikiran kami masih dapat di- rasakan manfaatnya bagi orang-orang yang kurang beruntung nasibnya,” ujar Peggy merendah.•(Achmad Bachrun, Hupmas UP VI Balongan )(Achmad Bachrun, Hupmas UP VI Balongan )(Achmad Bachrun, Hupmas UP VI Balongan )(Achmad Bachrun, Hupmas UP VI Balongan )(Achmad Bachrun, Hupmas UP VI Balongan ) Peggy Melati Sukma Ketemu Jodoh di Kegiatan CSR
  • 24.
  • 25. W ajahnya sering kelihatan di layar televisi untuk mengkampanyekan Millennium Development Goals (MDGs). Tidak salah, karena ia adalah Duta Besar Khusus PBB untuk MDGs di kawasan Asia Pasifik ini. Dialah Andi ErAndi ErAndi ErAndi ErAndi Ernanananana AnastasjiAnastasjiAnastasjiAnastasjiAnastasjiaaaaa WWWWWalalalalalinonoinonoinonoinonoinono atau biasa dikenal dengan nama IIIIIrrrrr. Er. Er. Er. Er. Ernanananana WWWWWitititititoelar MSioelar MSioelar MSioelar MSioelar MSi, kelahiran Sengkang, di tepi Danau Tempe, Sulawesi Selatan, 6 Februari 1947. Erna meraih gelar sarjana dari Jurusan Teknik Kimia ITB tahun 1974 dan pasca sarjana Ilmu Lingkungan dari UI tahun 1997. Setelah itu ia berkibar sebagai aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM). Dimulai dari Wahana Lingkungan hidup (WALHI), Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATIi), Dana Mitra Lingkungan,WWF Indonesia, dan masih banyak lagi. Seumur hidup, Erna mengaku, ia tidak pernah membuat lamaran kerja. “Orang-orang selalu datang pada saya untuk memberi kesempatan saya melakukan sesuatu,” kilahnya. Kiprahnya tidak hanya di dalam negeri saja. Di tingkat internasional pun, Erna pernah menjabat Presiden Organisasi Konsumen Sedunia (1991 – 1997), Selain itu, Erna juga sempat menjadi anggota MPR-RI periode terakhir (1998 – 1999) sebagai anggota Fraksi Utusan Golongan. Dari sini Erna lalu masuk ke dalam pemerintahan sebagai Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah pada Kabinet Persatuan Nasionaldi bawah Presiden Abdurrahman Wahid. Setelah itu, Erna kembali ke habitatnya sebagai orang LSM. Dan sejak tahun 2003, Erna diminta mejadi Duta Besar PBB untuk MDGs di Asia Pasifik. Di tengah kesibukannya menjelang berangkat ke New York, istri dari Rachmat Witoelar dan ibu dari tiga putra-putri, ini masih sempat menerima kami untuk perbincangan sekitar 1 jam di kantornya di kawasan Thamrin, pada minggu kedua bulan Juli 2007. Berikut petikannya.
  • 26. 26 Warta Pertamina, Agustus 2007 MMMMMengapa PBB memiengapa PBB memiengapa PBB memiengapa PBB memiengapa PBB memillllliiiiihhhhh Anda untukAnda untukAnda untukAnda untukAnda untuk tugas kampanytugas kampanytugas kampanytugas kampanytugas kampanye MDGs di kawasane MDGs di kawasane MDGs di kawasane MDGs di kawasane MDGs di kawasan AsiAsiAsiAsiAsia Pa Pa Pa Pa Pasifiasifiasifiasifiasifik ini?k ini?k ini?k ini?k ini? Ya, tahun 2003, saya ber- temu dengan Direktur Millenium Cam- paign, badan yang bertanggung jawab lang- sung kepada Kofi Annan (Sekjen PBB saat itu – Red), yang menangani kampanye untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dunia akan komitmennya pada MDGs yang sudah ditandatangani September 2000 dalam Mil- lennium Declaration. Saya waktu itu sangat kritis terhadap PBB. Saya katakan pada- nya,”PBB jangan memberi kesan di negara- negara kami bahwa MDGs itu adalah goals- nya PBB. Itu tidak benar, karena itu adalah goals kami sendiri, negara-negara anggota PBB. Kami sudah lama menangani semua bidang itu, sementara PBB hanyalah wadah di mana komitmen bersama itu dicetuskan dalam Millennium Summit tahun 2000.” Besoknya, beliau lalu minta bertemu dengan saya dan bertanya,”Okay, how can you help us?” Ya, ampun, ini karena mulut besar saya sendiri hahaha… Jadi saya ketiban tugaslah. Saya ditawarin apa mau jadi konsultan atau duta besar (ambassador) PBB. Pokoknya, membantu mereka. Oh, jadi sebenarOh, jadi sebenarOh, jadi sebenarOh, jadi sebenarOh, jadi sebenarnynynynynya saat itua saat itua saat itua saat itua saat itu AndaAndaAndaAndaAnda punypunypunypunypunya dua pia dua pia dua pia dua pia dua pillllliiiiihan?han?han?han?han? Ya. Ibu ErIbu ErIbu ErIbu ErIbu Erna memina memina memina memina memillllliiiiih atau dipih atau dipih atau dipih atau dipih atau dipillllliiiiih?h?h?h?h? Saya memilih untuk jadi duta besar. Sebagai kon- sultan, waktu itu billing rate saya 550 dollar sehari. Kalau sebagai duta besar, saya hanya dibayar 1 dollar setahun. Kontraknya demi- kian. KKKKKenapa Ibu Erenapa Ibu Erenapa Ibu Erenapa Ibu Erenapa Ibu Erna pina pina pina pina pillllliiiiih itu?h itu?h itu?h itu?h itu? Heran, ya? Saya tidak dapat apa-apa dari segi finan- sial, malah rugi donk. Tetapi saya melihat, kalau saya mau mempengaruhi pimpinan- pimpinan pemerintahan, badan-badan PBB yang bergerak di sana, saya perlu leverage (posisi yang menguntungkan – Red). Saya rundingkan dengan keluarga, suami dan anak-anak. Mereka bilang pada saya untuk mengambil peran duta besar saja. Anak-anak sudah besar, kami tinggal berdua. Tokh, tidak terlalu perlu lagi mencari duit. Saya selalu kombinasikan dua hal itu. Di LSM saya tidak mendapat duit, tetapi otak saya dihargai di luar negeri . Dan billing rate saya kalau bersedia menjadi konsultan ketika itu sudah tinggi. Jadi, waktu itu, saya pertimbangkan bah- wa akan lebih efektif kalau saya menjadi ambassador daripada sebagai konsultan. Bahasa muluknyBahasa muluknyBahasa muluknyBahasa muluknyBahasa muluknya, ini ‘pengabdia, ini ‘pengabdia, ini ‘pengabdia, ini ‘pengabdia, ini ‘pengabdiananananan’’’’’ yyyyya?a?a?a?a? Yaaa…pengabdian. Tetapi sebagai kon- sultan, belum tentu perdana menteri atau presiden Negara-negara Asia Pasifik mau ke- temu saya. Dan saya juga tidak bisa influence atau mempengaruhi. Jadi niat saya itu sebagai leverage. Pilihannya itu. Sebagai ambassador saya bisa bicara apa saja, dengan siapa saja. Back- ground saya yang dari LSM menyebabkan saya bisa ketemu LSM mana pun, siapa pun kapan pun, leverage saya sebagai dubes bisa memang- gil badan-badan PBB itu. Bukan hanya UNDP, tetapi juga yang lain seperti WHO, UNICEF, UNESCO, dan lain-lain. Semua itu untuk men- dengarkan dari mereka, apa yang sudah mereka lakukan, untuk mendukung pencapaian MDGs di negara ini. Apa yang dilakukan negara ini? Sudah sampai mana? Siapa orang-orangnya? Sa- ya minta datanya, kemudian mereka, ke kantor PBB di negara itu mengatur untuk saya berte- mu dengan orang-orang itu, juga pertemuan saya dengan civil society LSM-LSM di negara itu, tampil di televisi, diwawancarai media lainnya, dan sebagainya. Itu yang saya lakukan sebagai duta besar. Tugas saya adalah meng-MDGs-kan mereka. Bagaimana Ibu ErBagaimana Ibu ErBagaimana Ibu ErBagaimana Ibu ErBagaimana Ibu Erna melakukan pen-na melakukan pen-na melakukan pen-na melakukan pen-na melakukan pen- dekatan kdekatan kdekatan kdekatan kdekatan kepada pemerintahan-pemerin-epada pemerintahan-pemerin-epada pemerintahan-pemerin-epada pemerintahan-pemerin-epada pemerintahan-pemerin- tahan di kawasantahan di kawasantahan di kawasantahan di kawasantahan di kawasan AsiAsiAsiAsiAsia Pa Pa Pa Pa Pasifiasifiasifiasifiasifik ini, yk ini, yk ini, yk ini, yk ini, yangangangangang karkarkarkarkaraktaktaktaktakteristieristieristieristieristiknyknyknyknyknya berbeda-beda?a berbeda-beda?a berbeda-beda?a berbeda-beda?a berbeda-beda? Jadi saya melakukan…bukan hanya kunjungan-kun- jungan negara, tetapi saya juga bicara di forum- forum regional. Setiap kali ESCAPE membikin pertemuan mengenai MDGs, atau UNDP Regional bikin sesuatu yang ada kaitannya de- ngan MDGs, saya diundang. Jadi saya biasa bicara di depan forum-forum regional. Dan di sana juga saya sering bicara mengenai penting- nya diperhatikan keanekaragaman, diversity negara dan masyarakat di Asia Pasifik dan itu harus ditangani berbeda-beda. Kalau saya ke negara-negara kawasan ini, itu ada yang lebih terbuka, ada yang tidak. Ka- dang-kadang saya masuk ke suatu negara, ka- rena diundang oleh NGO-nya untuk pertemu- an NGO regional. Kadang-kadang diundang juga ke perguruan tinggi. Jadi tidak selalu ke pemerintahnya. Seperti kalau di India dan China itu, malahan lebih sering dengan pe- merintah lokal, karena mereka terlalu besar untuk menangiani pencapaian MDGs secara sentralistik. Tetapi banyak pemerintah kota dan lokal yang sangat progresif dalam pen- capaian MDG. Dalam tugas ini apa juga tDalam tugas ini apa juga tDalam tugas ini apa juga tDalam tugas ini apa juga tDalam tugas ini apa juga termasukermasukermasukermasukermasuk nenenenenegargargargargara-nea-nea-nea-nea-negargargargargaraaaaa TTTTTimurimurimurimurimur TTTTTengah?engah?engah?engah?engah? Tidak. Ba- tasnya itu di Afghanistan. Sebagai ambassador saya bisa bicara apa saja, dengan siapa saja. Background saya yang dari LSM menyebabkan saya bisa ketemu LSM mana pun, siapa pun kapan pun, leverage saya sebagai dubes bisa memanggil badan-badan PBB itu. Bukan hanya UNDP, tetapi juga yang lain seperti WHO, UNICEF, UNESCO, dan lain-lain. Semua itu untuk mendengarkan dari mereka, apa yang sudah mereka lakukan, untuk mendukung pencapaian MDGs di negaranya. Tugas saya adalah meng-MDGs-kan mereka.