SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 15
Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 
Ngujang 
BAB IV 
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 
4.1 Pengertian Dan Pandangan Seks Bebas 
4.1.1 Pengertian Seks Menurut Ahli 
Seks dalam pengertian sesungguhnya sangat berbeda jauh dengan yang 
dipahami remaja. Secara teoritis, Sigmun Freud (Kartono, 2007:221), menyatakan 
bahwa seks merupakan “libido sexualis”, yaitu energi psikis yang ikut mendorong 
manusia untuk aktif bertingkah laku. Tidak hanya berbuat di bidang seks saja, yaitu 
melakukan relasi seksual atau bersenggama/berhubungan badan, akan tetapi juga 
melakukan kegiatan-kegiatan nonseksual seperti berprestasi di berbagai bidang ilmu 
pengetahuan. Tetapi akibat kesalahpahaman terhadap seks berikut dimensi-dimensinya, 
seks secara negatif berkembangan pada remaja, para remaja tidak segan atau takut 
memanfaatkan ruang dan waktu untuk menjalin relasi seksual dengan pasangannya 
masing-masing. 
Pengertian seks bebas menurut Kartono (1977) merupakan perilaku yang 
didorong oleh hasrat seksual, dimana kebutuhan tersebut menjadi lebih bebas jika 
dibandingkan dengan sistem regulasi tradisional dan bertentangan dengan sistem 
norma yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan menurut Desmita (2005) pengertian 
seks bebas adalah segala cara mengekspresikan dan melepaskan dorongan seksual yang 
berasal dari kematangan organ seksual, seperti berkencan intim, bercumbu, sampai 
melakukan kontak seksual, tetapi perilaku tersebut dinilai tidak sesuai dengan norma 
karena remaja belum memiliki pengalaman tentang seksual. 
Nevid (1995) mengungkapkan bahwa perilaku seks pranikah adalah hubungan 
seks antara pria dan wanita meskipun tanpa adanya ikatan selama ada ketertarikan 
secara fisik. Maslow (dalam Hall & Lindzey, 1993) bahwa terdapat kebutuhan-kebutuhan 
yang harus dipenuhi manusia, salah satunya adalah kebutuhan fisiologis 
mencakup kebutuhan dasar manusia dalam bertahan hidup, yaitu kebutuhan yang 
bersifat instinktif ini biasanya akan sukar untuk dikendalikan atau ditahan oleh 
individu, terutama dorongan seks.
Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 
Ngujang 
4.1.2 Pandangan Seks Bebas Menurut Ahli 
Dalam peta keilmuan, seks bebas dapat digolongkan dalam paradigma atau 
hipotesis fakta sosial karena menyangkut nilai dan norma, sebagaimana dikemukakan 
Durkheim (Ritzer, 2010:14). Maka sebagai fakta sosial, seks yang dilakukan atas dasar 
keinginan untuk memperoleh kesenangan/kenikmatan, dan bukan untuk dipertukarkan 
dengan sesuatu yang lain, misalnya melayani untuk menyenangkan orang lain sehingga 
memperoleh upah dari hal tersebut. Dalam perspektif ini, seks bebas merupakan salah 
satu bentuk pelanggaran nilai dan norma kebudayaan masyarakat. Nilai berarti kualitas 
sistem sosial masyarakat, sedangkan norma adalah tata tertib atau aturan-aturan standar 
yang menjadi pegangan masyarakat dalam bertingkahlaku agar terwujud keteraturan 
sosial (normatif). Namun demikian, seks bebas sebagai bentuk penyimpangan perilaku, 
tentu saja perlu ditinjau dari paradigma atau hipotesis perilaku sosial. 
Ketidakpedulian atau ketidakberfungsian struktur (pemerintah dan masyarakat) 
selaku social control menyebabkan seseorang merasa bebas berbuat apa saja yang 
mereka senangi dengan anggapan sepanjang tidak merugikan orang lain. Hal tersebut 
sangat dimungkinkan akibat industrialisasi, menyebabkan masyarakat cenderung 
bersikap individualistik, tidak peduli dengan situasi dan kondisi perkembangan 
lingkungan sosial, darinya menyebabkan perubahan tingkahlaku pada periode 
berikutnya, sehingga tatanan kehidupan masyarakat dapat dipengaruhi oleh perilaku 
seks bebas. Dengan demikian, seks yeng terjadi di masyarakat merupakan masalah 
sosial yang perlu dicarikan pemecahan masalah dan penanggulangannya, sehingga 
tidak terseret jauh terhadap pelanggaran-pelanggaran normatif tersebut. Menurut Phelp 
(Abdusyani, 2007:183) penyebab timbulnya masalah sosial antara lain karena faktor 
ekonomi, yaitu kemiskinan dan pengangguran, disamping itu juga faktor biologis, 
faktor psikologis, dan faktor kebudayaan. 
Diasumsikan bahwa, seks bebas pada dasarnya merupakan masalah sosial 
(patologis). Tiga alasan utama mengapa hal tersebut dinyatakan sebagai masalah sosial, 
yaitu: (1) seks bebas merupakan penyimpangan perilaku yang bersifat normatif, 
(2) penanggulangan seks bebas memerlukan perhatian, keseriusan, kepedulian, 
dan kerjasama dari berbagai pihak (pemerintah dan masyarakat), dan (3) adanya 
keprihatinan masyarakat terhadap perkembangan seks bebas, sehingga perlu adanya 
upaya-upaya dan langkah nyata dalam penanggulangannya.
Manusia sebagai subkultur dalam masyarakat tidak terlepas dari suatu perilaku 
(Atribusi) yang dibentuk dari berbagai faktor, baik dari dalam diri seperti sikap, 
ataupun sifat-sifat tertentu, maupun dari luar diri (ekstern), yaitu situasi. Perilaku yang 
dalam pandangan sosiologis disebut sebagai atribusi, oleh Fritz Heider (Walgito, 
2003:59) menyebutkan bahwa, perilaku dapat disebabkan oleh faktor internal (atribusi 
internal) dan faktor eksternal (atribusi eksternal). 
Menurut Walgito (2003:59), dalam perspektif teori atribusi menekankan 
pengetahuan tentang orang-orang yang ada di sekitar kita melalui beberapa cara, yaitu 
(1) dengan melihat apa yang ditampakkan oleh yang bersangkutan secara fisik, 
misalnya cara berpakaian, atau cara penampilan diri (2) langsung menanyakan kepada 
yang bersangkutan, misalnya tentang pemikirannya, motifnya, dan (3) dari perilaku 
orang yang bersangkutan, over action, sekaligus menjadi sumber terpenting dari yang 
bersangkutan. 
Perkembangan seks bebas pada saat ini paling tidak dipengaruhi oleh tiga 
proses, yaitu: a) sekulerisasi, b) globalisasi dan modernisasi, serta c) westernisasi 
(Sahaka, 2007:21). Dapat di interpretasikan bahwa, proses sekulerisasi yang 
menempatkan agama sebagai pemasung nilai-nilai intelektual dan kebebasan manusia 
menyebabkan terjadinya pertentangan antara pemenuhan kepentingan duniawi manusia 
dan nilai-nilai ajaran agama yang seharusnya menjadi acuan normatif dalam 
berkehidupan. Proses globalisasi dan westernisasi. Perkembangan yang terjadi di 
berbagai aspek dan sektor kehidupan manusia membawa suatu perubahan kehidupan. 
Manusia melakukan kegiatan ekonomi hingga tingkat global, melahirkan kegiatan 
pariwisata yang menyebabkan orang melakukan perjalanan ke berbagai belahan dunia. 
Dalam perkembangannya, mereka yang melakukan perjalanan pariwisata tanpa 
disadari membawa kebiasaan atau kebudayaannya ke negara atau daerah tujuan wisata. 
Pada akhirnya, masyarakat yang ada di daerah tujuan wisata tersebut menganggap apa 
yang dibawa wisatawan merupakan hal-hal positif, hingga membanggakannya. Cara 
hidup dan kebudayaan Barat ditiru mentah-mentah dengan mengenyampingkan 
kebudayaan lokal. Dengan kata lain, masyarakat menerimanya tanpa menggunakan 
kebudayaan lokal sebagai filternya, dampaknya melahirkan gaya hidup kebarat-baratan. 
Kedudukan remaja dalam hal ini sebagai pihak yang paling rentan terhadap 
perubahan akibat adanya kegiatan perjalanan dan kegiatan pariwisata, menjadi sangat 
penting untuk dberikan pemahaman akan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, 
sehingga tidak tercemari oleh gaya hidup kebarat-baratan tersebut. 
Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 
Ngujang
4.2 Keadaan Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Sebelum Penggusuran 
Lokalisasi Ngujang 
Seks bebas di Tulungagung sebelum penggusuran Lokalisasi Ngujang, 
aktifitasnya terpusat dan hanya di daerah Lokalisasi Ngujang dan sekitarnya. Jadi 
dalam penyebarannya tidak sulit ditemukan dan pengendaliannya lebih mudah. Dalam 
perkembanganya PSK termasuk predikat sumpah masyarakat yang perlu dipahami 
bahwa penyandang predikat itu adalah manusia, bukan penyakit, bukan sampah. 
Tabel 1. Data Jumlah PSK Di Sejumlah Lokalisasi Di Tulungaung Berdasarkan 
Domisili Tinggal 
Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 
Ngujang 
Lokalisasi 
Domisili 
No. 
Tulungagung Luar T.Agung Jumlah Total 
Ʃ % Ʃ % Ʃ % 
1. 
2. 
3. 
Kaliwungu 
Ngujang 
Lain-lain 
13 
21 
16 
17 
26,6 
20,5 
5 
13 
10 
6 
17 
12,9 
18 
34 
26 
23 
43,6 
33,4 
Ʃ Total 50 64,1 28 35,9 78 100 
Sumber: Penelitian tanggal 22 Maret 2014 
Beradasarkan Tabel. 1 dapat diketahui dan dideskripsikan bahwa Lokalisasi Kaliwungu 
memiliki jumlah PSK sebesar 18 jiwa dengan prosentase 23%, yang terdiri dari 
domisili di Tulungagung sebesar 13 jiwa dengan prosentase 17%, dan domisili di luar 
Tulungagung sebesar 5 jiwa dengan prosentase 6%, lalu Lokalisasi Ngujang memiliki 
jumlah PSK sebesar 34 jiwa dengan prosentase 43,6%, yang terdiri dari domisili di 
Tulungagung sebesar 21 jiwa dengan prosentase 26,6%, dan domisili di luar 
Tulungagung sebesar 13 jiwa dengan prosentase 17%, dan Lain-lain (Warung remang-remang 
semi permanen) di Bago, Rel Kereta Api, dan lain lain memiliki jumlah PSK 
sebesar 26 jiwa dengan prosentase 33,4%, yang terdiri dari domisili di Tulungagung 
sebesar 16 jiwa dengan prosentase 20,5%, dan domisili di luar Tulungagung sebesar 10 
jiwa dengan prosentase 12,9%. Total jumlah PSK di Tulungagung yang terdata sebesar 
78 jiwa dengan prosentase 100%. Dari sini dapat dismpulkan bahwa PSK dilokalisasi 
Kaliwungu berjumlah ¼ jumlah PSK di Tulungagung. Dan yang terbesar ada di 
Lokalisasi Ngujang yang memiliki jumlah terbanyak dengan jumlah total hampir 
separuh dari jumlah keseluruhan PSK yang tercatat berdasarkan sumber yang diolah 
dan dicari kebenarannya.
Tabel 2. Data PSK Tahun 2014 Berdasarkan Tingkat Pendidikan 
No. Pendidikan Frekuensi Prosentase (%) 
1. 
2. 
3. 
4. 
Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 
Ngujang 
Tidak Tamat SD/Sederajat 
Tamat SD/Sederajat 
Tamat SLTP/Sederajat 
Taman SLTA/Sederajat 
11 
23 
37 
7 
14 
29,5 
47,5 
9 
Ʃ Total 78 100 
Sumber: Tulungagung dalam angka 2014 
Berdasarkan Tabel 2. Dapat diketahui dan dideskripsikan tingkat pendidikan PSK di 
Tulungagung yaitu sebagai berikut: Jumlah PSK tidak tamat SD/sederajat sebesar 11 
jiwa dengan posentase 14 %, Tamat SD/sederajat sebesar 23 jiwa dengan prosentase 
29,5%, Tamat SLTP/sederajat sebesar 37 jiwa dengan prosentase 47,5%, Tamat 
SLTA/sederajat sebesar 7 jiwa dengn prosentase 9%. Dari pernyataan diatas dapat 
disimpulkan 50% dari jumlah PSK di Tulungagung tergolong Produktif berdasarkan 
tingkat pendidikan dan memiliki kemampuan untuk membuka usaha lain dan 
melanjutkan studi ke tingkat yang lebih tinggi. Karena tingakt SLTP/Sederajat sudah 
dapat memiliki pekerjaan yang layak. 
Mayoritas dari PSK di Tulungagung tingkat pendidikan terbesarnya adalah 
tamat SLTP/Sederajat. Banyak faktor pula para PSK yang tidak tamat SD/sederajat 
enggan untuk melanjutkan pendidikan. Salah satunta adalah faktor ekonomi, pengaruh 
seks, dan selai itu juga dikarenakan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya 
pendidikan masih amat sangat rendah. Hal itu terutama banyak dijumpai pada PSK 
yang berumur dewasa 30-40 tahun. Sedangkan PSK dengan tingkat pendidikan 
SLTP/sederajat cukup besar, sedangkan pendidikan di SLTA/sederajat masih rendah. 
Tabel 3. PSK Lokalisasi Ngujang Tahun 2014 Berdasarkan Usia 
No. Usia Frekuensi Prosentase (%) 
1. 
11 - 20 tahun 
8 
23,5 
2. 
21 - 30 tahun 
14 
41 
3. 
31 - 40 tahun 
5 
14,5 
4. 
41 - 50 tahun 
7 
21 
Ʃ Total 34 100 
Sumber: Rehabilitasi Tulungagung Tahun 2014
Berdasarkan Tabel 3. Dapat diketahui dan dideskripsikan sebagai berikut: Jumlah PSK 
usia 11 - 20 tahun sebesar 8 jiwa dengan prosentase 23,5%, usia 21 – 30 tahun sebesar 
14 jiwa dengan prosentase 41%, usia 31 - 40 tahun sebesar 5 jiwa dengan prosentase 
14,5%, usia 41 – 50 tahun sebesar 7 jiwa dengan prosentasi 21%. Total jumlah PSK 
yang terdapat di Lokalisasi Ngujang sebesar 34 jiwa dengan prosentasi 100%Dari sini 
dapat dilihat terdapat banyak PSK yang memiliki usia yang masih produktif dari usia 
20 – 40 tahun yang bisa mendapatkan lapangan kerja. 
4.3 Keadaan Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 
Ngujang 
Berdasarkan surat edaran nomor 260/15612/031/2011 tertanggal 20 Desember 
2011 menginstruksikan agar seluruh kabupaten/kotamadya untuk menutup lokalisasi 
pelacuran. Penutupan lokalisasi pelacuran ini harus dilakukan secara bertahap, mulai 
dari pembinaan mental spiritual, pelatihan ketrampilan hingga pemberian modal 
stimulan kepada wanita pekerja seks (WPS) di lokalisasi. Dalam surat edaran, 
Gubernur juga mengatakan, penanganan lokalisasi pelacuran harus secara konkret dan 
terukur. Artinya, harus ada langkah-langkah konkret mulai pencegahan, pengentasan, 
pengurangan, sampai penutupan dilakukan secara bertahap. Disamping itu pembubaran 
lokalisasi itu harus melibatkan elemen masyarakat yang peduli terhadap penanganan 
lokalisasi WPS. 
Sementara itu, Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA Nasional) menolak 
tempat pelacuran atau prostitusi ditutup atau dibubarkan. Pembubaran lokalisasi dinilai 
tidak akan menyelesaikan masalah HIV dan AIDS tapi justru mempersulit 
pengendalian penyebaran penyakit tersebut. Namun, Pemerintah juga mencanangkan 
program kerja yaitu pemberdayaan eks-PSK untuk membuka lapangan pekerjaan baru. 
Alih profesi para PSK dapat dilakukan dengan cara memberikan bekal keterampilan 
kepada para PSK tersebut pasca penutupan atau pembubaran, bukan saat para PSK 
tersebut aktif menjadi PSK, hal ini disebabkan jika pemberian bekal keterampilan 
dilakukan pasca penutupan atau pembubaran, para bekas PSK akan lebih fokus dan 
lebih bersungguh-sungguh untuk menekuni profesi baru yang lebih bermartabat, begitu 
juga dengan para germo/mucikari dan orang orang yang menggantungkan hidupnya 
dari bisnis tersebut. 
Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 
Ngujang
Tabel 3. Data Pekerjaan Baru PSK Tahun 2014 
No. Mata Pencaharian Baru Frekuensi Prosentase (%) 
1. 
2. 
3. 
4. 
5. 
Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 
Ngujang 
Salon 
Pedagang 
Pengagguran 
Profesi Lain 
Tidak Terdata 
14 
27 
8 
11 
18 
18 
34,75 
10,25 
14 
23 
Ʃ Total 78 100 
Sumber: Rehabilitasi Tulungagung Tahun 2014 
Berdasarkan tabel 3. Dapat diketahui dan dideskripsikan bahwa pekerjaan baru yang 
dilaksanakan dengan sejumlah pekerjaan lain yaitu sebagai berikut: Jumlah PSK 
dengan pekerjaan Salon sebesar 14 jiwa dengan prosentase 18%, Pedagang sebesar 27 
jiwa denga prosentase 34,75%, Pengagguran sebesar 8 jiwa dengan prosentase 10,25%, 
Profesi Lain sebesar 11 jiwa dengan prosentase 14% dan tidak terdata 23%. Dapat 
disimpulkan dari perbyataan diatas adalah mayoritas PSK di Tulungagung beralih 
profesi sebagai pedagang. Dan hampir 1/5 jumlah PSK di Tulungagung beralih profesi 
dengan membuka salon kecantikan. Namun juga ada yang pengagguran karena telah 
keluar dari Lokalisasi masih belum memiliki pekerjaan. Sedangkan hampri ¼ dari PSK 
di Tulungagung tidak terdata alih profesi. Diprediksi bahwa PSK yang tidak terdata 
melakukan kegiatan yang sama yaitu sebagai Pekerja Seks Komersial. 
Sebenarnya pemerintah Tulungagung telah melakukan penggusuran di dua 
lokalisasi besar di Tulungagung yaitu lokalisasi Ngujang dan lokalisasi Kali Wungu. 
Namun masih banyak PSK yang tidak mau pindah dari tempat tersebut dan kembali 
membangun lokalisasi kecil meskipun lokalisasi tersebut telah dibangun kios-kios oleh 
pemerintah. Kurangnya peran sosialisasi dan tidak adanya pekerjaan lain bagi para 
PSK membuat mereka bertahan. Maka dari itu pemerintah harus benar-benar serius 
untuk menanganinya agar lokalisasi dapat benar-benar ditutup. Dan dengan ditutupnya 
lokalisasi maka akan dapat meminimalisir aktivitas seks bebas di Tulungagung. 
Pencegahan penyebaran HIV dan IMS (Infeksi menular seksual) bukan sekedar 
mendata jumlah PSK yang ada dilokalisasi, mendata tempat tinggal dan aktifitas pasca 
pembubaran lokalisasi, namun seharusnya juga laki-laki yang telah menikmati PSK 
tersebut juga harus didata, seharusnya dilokalisasi juga disediakan 
semacam resepsionis untuk mendata semua tamu yang berkunjung.
4.4 Dampak Sosiologis Yang Dirasakan Masyarakat Sekitar Tempat Lokalisasi 
Ngujang 
Lokalisasi Ngujang sebagai tempat prostitusi tentunya membuat tempat yang 
ada di pelosok tersebut ramai dikunjungi orang, sehingga beberapa penduduk setempat 
dapat menjajakan dagangan kepada para pengunjung disana, yang dijajakan para 
PSK yang tentunya membutuhkan beberapa keperluan hidup selama di lokalisasi, 
membutuhkan beberapa makanan dan minuman yang tidak dijual secara bebas diluar 
lokalisasi, dan juga membuat beberapa warga sekitar malu karena lahir dan bertempat 
tinggal disekitar lokalisasi yang dianggap bermoral bejat sama dengan para PSK di 
lokalisasi, kerana membuat beberapa penyakit menular seperti HIV (Human 
Immunodefficiency Virus) sebagai penyebab AIDS (Acquired Immune Deviciency 
Synndrome) menyebar kepada masyarakat tak bedosa, karena suami, atau bapaknya 
sering wisata di lokalisasi. 
4.4.1 Dampak Positif Yang Dirasakan Masyarakat 
Walaupun sebagai tempat dilakukanya perilaku seks bebas, Lokalisasi Ngujang 
sebenarnya memberi dampak positif yang dirasakan bagi masyarakat yang tinggal di 
daerah sekitar Lokalisasi Ngujang. Mereka tidak perlu turun tangan dengan adanya 
Lokalisasi di daerahnya tersebut karena beralasan bahwa mereka juga dapat 
memanfaatkan dalam berbagai bidang. Dampak positif yang dirasakan masyarakat di 
daerah sekitar Lokalisasi Ngujang antara lain: 
Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 
Ngujang 
a. Dimanfaatkan Sebagai Lahan Pertokoan 
Ramainya Lokalisasi Ngujang akan pengunjung membuat warga yang tinggal 
disekitar Lokalisasi Ngujang membuka toko untuk menjual bahan makanan 
untuk dijual kepada para pengunjung di Lokalisasi Ngujang dan para PSK yang 
tinggal di Lokalisasi Ngujang. Mereka menjual beberapa keperluan hidup 
seperti: Mie, deterjen, jajanan, rokok, air mineral, beras, dan lain-lain. Mereka 
juga merasakan dampak positifnya karena dagangan di toko mereka selalu laris 
dibeli oleh para PSK yang tinggal si Lokaliasasi Ngujang dan para pengunjung 
di Lokalisasi Ngujang yang sengaja membeli rokok ataupun air mineral. Beras, 
mie, dan derejen juga sering dibeli oleh para PSK untuk keperluan makan, 
menuci pakaian.
Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 
Ngujang 
b. Membuka warung makan 
Seperti yang dibahas di poin c, ramainya Lokalisasi Ngujang akan pengunjung 
membuat warga yang tinggal disekitar Lokalisasi Ngujang membuka toko 
untuk menjual makanan jadi seperti soto ayam, nasi pecel, nasi goreng dan lain-lain. 
Warga yang tinggal di sekitar daerah Lokalisasi Ngujang juga meraup 
untung banyak dengan menjual makanan. 
c. Sebagai lahan parkir 
Dengan adanya Lokalisasi Ngujang, mereka masyarakat sekitar Lokalisasi 
Ngujang yang memeiliki lahan rumah yang cukup luas sebagai lahan parkir 
bagi para pengunjung di Lokalisasi Ngujang. Bagi masyarakat sekitar, para 
pengunjung mereka tarik biaya berupa biaya parkir. Mereka mematok harga 
tinggi apabila ada pengunjung yang juga bermalam dan menikmati pelayanan di 
Lokalisasi Ngujang, mereka menarik harga sebesar Rp. 20.000/malam untuk 
sebuah kendaraan motor, dan Rp. 45.000/malam untuk sebuah kenaraan mobil. 
Kendaraan diparkir di rumah-rumah warga sekitar Lokalisasi Ngujang. 
Kelebihannya yaitu harga parkir yang tinggi dan bukan termasuk pendapatan 
daerah sehingga mereka bisa meraup untung yang tinggi walaupun hanya 
bermodal lahan rumah yang luas. 
4.4.2 Dampak Negatif Yang Dirasakan Masyarakat 
Dalam keadaannya, Lokalisasi Ngujang memang merupakan suatu tempat yang 
memiliki pandangan buruk bagi masyarakat sekitar dan daerah wilayah lain. Karena, 
Lokalisasi Ngujang merupakan wilayah dimana seks bebas benar-benar dibebaskan 
tanpa adanya undang-undang. Akibat tidak diaturnya pada Undang-Undang tentang 
hukuman seks bebas, warga atau masyarakat di daerah sekitar Lokalisasi Ngujang 
merasakan dampak negatif atas permasalahan Lokalaisasi Ngujang tersebut. Dampak 
Negatif yang dirasakan warga atau masyarakat disekitar Lokalisasi Ngujang mengenai 
aktivitas di daerah itu antara lain sebagai berikut: 
a. Mempengaruhi Sifat dan Kebiasaan Anak-anak disekitar Lokalisasi 
Dengan adanya pengaruh aktivitas seks bebas, warga yang tinggal di sekitar 
Lokalisasi Ngujang yang memiliki anak dibawah umur juga khawatir apabila 
anak mereka terpengaruhi oleh pengaruh dari para PSK. Mereka khawatir
apabila anak-anak mereka bermain disekitar Lokalisasi menjadi anak yan nakal 
dalam arti dewasa sebelum waktunya. 
Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 
Ngujang 
b. Warga medapat Labeling dari masyarakat luar Lokalisasi 
Dengan adanya aktivitas seks bebas di Lokalisasi Ngujang, warga masyarakat 
yang tinggal di daerah sekitar Lokalisasi Ngujang juga mendapat julukan warga 
tak bermartabat, karena menurut pendapat warga luar wilayah tersebut warga 
yang tinggal di daerah sekitar Lokalisasi mendukung adanya Lokalisasi 
Ngujang dengan bukti bahwa tidak adanya pencegahan dan pressing dari warga 
sekitar Lokalisasi Ngujang untuk menekan maupun mengurangi aktivitas seks 
bebas diwilayah Lokalisasi Ngujang. Padahal dalam kenyataannya mereka telah 
melakukan berbagai hal dalam memberantas seks bebas di wilayahnya, namun 
mereka sebagai warga sekitar Lokalisasi Ngujang juga tidak bisa secara 
sewenang-wenangdan dengan separatis memberantas seks bebas di wilayah 
Lokalisasi Ngujang dengan paksa. Mereka hanya bisa mengikuti instruksi dari 
pemerintah dan membantu penanganannya. 
c. Banyaknya Kejadian Mabuk 
Warga yang tinggal di daerah sekitar Lokalisasi Ngujang juga merasa tidak 
nyaman keitak seringkali beberapa pengunjung yang mabuk disekitar wilayah 
daerahnya. Karena setiap kali ada kejadian tersebut selalu ada keributan yang 
terjadi mulai dari perkelahian, pertengkaran, dan suara motor yang sangat 
kencang. Mereka warga yang tinggal di daerah sekitar Lokalisasi Ngujang yang 
memiliki anak juga sangat tidak nyaman, karena setiap kali ada kejadian 
tersebut anak mereka selalu menangis dan tidak bisa tidur semalaman. 
d. Menyebarnya penyakit seksual diwilayah Lokalisasi 
Warga yang tinggal di daerah sekitar Lokalisasi Ngujang juga dikhawatirkan 
dengan menyebarnya penyakit seksual yang pastinya disebarkan oleh para PSK 
yang melakukan aktifitas seks secara bebas dan tidak terkendali yang nantinya 
juga akan menyebar ke warga masyarakat yang tinggal di daerah sekitar 
Lokalisasi Ngujang. 
e. Khawatir akan berlakunya Differential association 
Masyarakat sekitar Lokalisasi Ngujang sekarang dihadapkan dengan metode 
ini, karena seorang anak yang tinggal di kalangan yang buruk memiliki 
kecenderungan tinggi utnuk mempelajarinya lewat orang dewasa lainnya di 
lingkungannya dan pada akhirnya akan menjadi PSK juga.
Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 
Ngujang 
4.5 Peran Pemerintah Dalam Mengatasi Aktifias Seks Bebas 
Akibat maraknya aktifitas seks bebas di Tulungagung, dibentuklah lembaga-lembaga 
sosial, dan instansi pemerintah yang dibentuk dengan tujuan mengendalikan 
dan menekan angka aktifitas seks bebas. Dalam mengatasi masalah aktifitas seks 
bebas, pemerintah juga memiliki peran atau tugas dalam mennangani aktifitas seks 
bebas diantaranya yaitu: 
a. Pemerintah Kabupaten Tulungagung bertugas membuat suatu kebijakan tentang 
larangan aktifitas seks bebas. Kebijakan seks bebas tersebut berisi norma-norma 
yang diberlakukan, antara lain: 
- Norma Agama 
- Norma Kesusilaan 
- Norma Kesopanan 
Norma-norma tersebut tentu saja dengan tegas melarang adanya seks bebas 
yang merusak moral siapapun. Selain norma tersebut, ada pula suatu norma 
hukum di Indonesia yang telah mengatur tentang pelarangan seks bebas, yaitu 
UU Nomor 44 tahun 2008. 
b. Pemerintah Kabupaten Tulungagung memiliki tugas untuk membentuk 
lembaga-lembaga sosial yang bertugas untuk menangani masalah aktifitas seks 
bebas terutama di Lokalisasi Ngujang. 
c. Pemerintah Kabupaten Tulungagung memiliki suatu upaya untuk mencegah 
aktifitas seks bebas dengan cara: Pemerintah membuat aturan yang tegas untuk 
tempat-tempat hiburan malam agar tidak digunakan sebagai tempat 
dilakukannya seks bebas. 
d. Pemerintah Kabupaten Tulungagung menyelenggarakan banyak kegiatan 
positif. Misalnya: Membentuk organisasi masyarakat dalam menanggulangi 
masalah seks bebas. 
e. Pemerintah Kabupaten Tulungagung wajib mengawal peraturan dalam 
menertibkan, menekan, dan menyikapi pergaulan bebas, agar dapat menekan 
pertumbuhan penyakit HIV/AIDS
f. Pemerintah Kabupaten Tulungagung memberikan fasilitas, layanan, dalam 
sosialisasi bahaya seks bebas, agar jauh lebih paham tentang bahaya masalah 
aktifitas seks bebas. 
g. Pemerintah Kabupaten Tulungagung mengadakan suatu kegiatan pemahaman 
agama yang baik kepada masyarakat di daerah Lokalisasi Ngujang dalam 
menekan dan menangani aktifitas dan dampak negatif yang ditimbulkan dari 
aktifitas seks bebas. 
h. Dalam aspek sosial, pemerintah Kabupaten Tulungagung wajib menerapkan 
aturan-aturan sosial yang menjauhkan dominasi rangsangan seksual (libido 
sexualis) dalam interaksi antara laki laki dengan perempuan di lingkungan 
masyarakat. 
i. Peran pemerintah Kabupaten Tulungagung dalam aspek ekonomi, pemerintah 
Kabupaten Tulungagung wajib memberikan akses yang semudah mungkin bagi 
rakyat atas lapangan kerja yang layak dan halal. Sehingga dengan cara ini, 
peluang munculnya pekerjaan-pekerjaan yang rusak, dan merusak industri seks 
yang beraktifitas bebas dalam aktifitas seks. 
j. Pemerintah Kabupaten Tulungagung harus bekerjasama dengan parao tokoh 
pemuka agama dalam meberikan ajaran/paham agama yang benar dan lurus 
sebagai pengendali di dalam masyarakat. 
k. Pemerintah Kabupaten Tulungagung mengadakan sex education di kalangan 
pelajar atau kalangan remaja untuk mencegah dan menekan pertumbuhan tunas 
bangsa yang buruk akibat terjadinya pergaulan seks bebas. 
l. Pemerintah Kabupaten Tulungagung berhak merazia, memindahkan, menutup, 
atau menggusur paksa tempat Lokalisasi, daerah remang-remang, diskotik, pub, 
casino, dan tempat-tempat yang lain yang cenderung banyak peluang terjadinya 
aktifitas seks bebas. 
m. Pemerintah Kabupaten Tulungagung memberlakukan sistem pengaturan 
kehidupan yang tegak dan tidak mengarah pada kemaksiatan karena dapat 
menimbulkan aktifitas seks bebas. 
n. Pemerintah Kabupaten Tulungagung wajib menyediakan tenaga-tenaga 
pendidik yang handal. Tenaga pendidik yang handal ini nantinya akan bertugas 
dalam pemberdayaan eks-PSK di Lokalisasi Ngujang agar dapat menata 
kehidupan yang lebih baik lagi. 
Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 
Ngujang
o. Pemerintah Kabupaten Tulungagung wajib mengontrol dan menindak tegas hal-hal 
yang bisa merusak pekerjaan-pekerjaan seperti pelacuran dan aktifitas seks 
Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 
Ngujang 
bebas lainnya. 
p. Pemerintah wajib melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, baik dari 
dalam maupun dari luar negeri dalam penekanan danpencegahan aktifitas seks 
bebas. 
q. Pemerintah Kabupaten Tulungagung melakukan kerjasama dengan pihak lain 
untuk melakukan sosialisasi/pembinaan kepada masyarakat tentang dampajk 
dari seks bebas. 
r. Pemerintah Kabupaten Tulungagung berkewajiban melakukan penanaman 
ketakwaan atau paham agama terhadap masyarakat guna pencegahan aktifitas 
seks bebas. 
4.6 Solusi Pemerintah Dan Masyarakat Dalam Meminimalisir Seks Bebas. 
Seks bebas memiliki dampak yang buruk terhadap masyarakat. 
Meminimalisir seks bebas sangat diperlukan untuk mencegah semakin 
maraknya aktivitas seks bebas di Tulungagung. Berikut adalah solusi yang 
dapat dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk meminimalisir maraknya 
aktivitas seks bebas di Tulungagung: 
4.6.1 Solusi Pemerintah dalam Meminimalisir Seks Bebas 
a. Melakukan penggusuran lokalisasi secara keseluruhan. 
Penggusuran lokalisasi saat ini sudah dicanangkan pemerintah untuk 
meminimalisir seks bebas. Penggusuran dilakukan agar masyarakat tidak 
melakukan seks bebas dengan menyewa jasa PSK. Selain itu penggusuran 
lokalisasi juga dapat meminimalisir jumlah PSK di kabupaten Tulungagung. 
Penggusuran tersebut tentu harus dilakukan dengan menyeluruh agar tidak 
ada lagi PSK yang kembali ke lokalisasi . Dan akan lebih baik jika merubah 
tempat yang awalnya dijadikan lokalisasi menjadi sarana yang lebih 
bermanfaat bagi masyarakat. Seperti merubah lokalisasi menjadi kios-kios 
agar para warga sekitar maupun para PSK dapat menggunakannya sebagai 
tempat berjualan. 
b. Memasang lampu di setiap jalan.
Daerah yang berpenerangan minim sering digunakan untuk melakukan 
aktivitas seks bebas. Maka dari itu memasang lampu di setiap jalan dapat 
meminimalisir aktivitas seks bebas di Tulungagung. 
Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 
Ngujang 
c. Mengadakan sosialisasi kepada masyarakat. 
Sosialisasi dapat menjadi salah satu cara untuk meminimalisir seks bebas di 
Tulungagung. Mensosialisasikan tentang dampak dan bahaya seks bebas 
kepada masyarakat khususnya pelajar akan mencegah maraknya aktivitas 
seks bebas. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah dapat 
meningkatkan aktivitas seks bebas, karena ketidaktahuan dapat memicu 
seseorang melakukan sesuatu agar ia dapat menjadi tahu. Dan jika 
masyarakat khususnya pelajar mengetahui dampak dan bahaya seks bebas 
maka mereka akan menjauhi seks bebas karena sudah mengetahui dampak 
dan bahayanya. 
d. Membatasi hal-hal yang berbau pornografi di media massa maupun 
media cetak. 
Aktivitas seks bebas yang marak di Tulungagung juga disebabkan oleh 
banyaknya hal-hal berbau pornografi di media massa maupun media cetak. 
Para pelajar dapat dengan mudah mengakses video asusila dengan 
menggunakan internet. Dengan membatasi penyebaran video asusila maka 
akan dapat mencegah para pelajar untuk mengakses video tersebut sehingga 
seks bebas dapat diminimalisir. 
4.6.2 Solusi Masyarakat dalam Meminimalisir Seks Bebas 
Selain solusi yang dilakukan pemerintah untuk meminimalisir maraknya seks 
bebas di Tulungagung, peran masyarakat juga penting dalam meminimalisir maraknya 
seks bebas di Tulungagung. Masyarakat berperan dalam penanaman moral sekaligus 
pengendali atas perilaku-perilaku menyimpang yang berkaitan deng aktifias-aktifitas 
yang dilakukan oleh individu mapun sejumlah masyarakat yang ada didalam
lingkungan masyarakat itu sendiri. Berikut solusi yang dapat dilakukan masyarakat 
untuk meminimalisir maraknya seks bebas di Tulungagung : 
Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 
Ngujang 
a. Menanamkan pengajaran agama dan moral 
Keluarga berperan penting untuk membentuk karakter seseorang. Maka dari 
itu pengajaran agama dan moral yang baik oleh keluarga dapat mencegah 
anggota keluarganya salah pergaulan dan akhirnya terjerumus ke dalam 
seks bebas. Keluarga juga termasuk dalam lembaga pengendalian sosial dan 
edukasi dalam pengetahuan tentang masalah seks bebas yang ada di 
lingkungan masyarakat. 
b. Sikap Dalam Mengatasi Maraknya Konten Pronografi 
Konten pornografi sekarang ini semakin marak. Dengan membatasi diri 
untuk tidak melihat maupun membaca hal-hal yang berbau pornografi yang 
memicu terjadinya seks bebas, maka seks bebas dapat diminimalisir. Kerana 
konten pornografi sekarang telah menyebar mulai dari media cetak, 
teknologi, internet, dan media yanglain. 
c. Membatasi Diri Agar Tidak Terjerumus ke dalam Seks Bebas. 
Dengan membatasi diri dengan ilmu agama yang kuat akan mencegah 
seseorang untuk melakukan seks bebas karena paham akan konsekuensinya. 
Jika setiap orang dapat membatasi dirinya masing-masing maka seks bebas 
akan dapat diminimalisir. 
d. Mengadakan Kegiatan Keagamaan di Lingkungan Masyarakat 
Dengan diadakannya kegiatan keagamaan, akan memupuk paham agama 
sehingga dalam pergaulan sehari-hari tidak mudah terjerumus didalam 
kesalahan pergaulan yang dipilih. Selain itu, kegiatan keagamaan akan 
mempererat tali silaturahmi antar warga di lingkungan masyarakat itu sediri.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Ayo lawan belengu budaya patriarki!
Ayo lawan belengu budaya patriarki!Ayo lawan belengu budaya patriarki!
Ayo lawan belengu budaya patriarki!rey41291
 
Asgmnt pendidikan akhlak islam dapat menyelesaikan kemelut gejala sosial dala...
Asgmnt pendidikan akhlak islam dapat menyelesaikan kemelut gejala sosial dala...Asgmnt pendidikan akhlak islam dapat menyelesaikan kemelut gejala sosial dala...
Asgmnt pendidikan akhlak islam dapat menyelesaikan kemelut gejala sosial dala...Mohd Shuhaimi Padzil
 
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaKarya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaOperator Warnet Vast Raha
 
Mslh sosial klngn remaja dan cara mengatasinya
Mslh sosial klngn remaja dan cara mengatasinyaMslh sosial klngn remaja dan cara mengatasinya
Mslh sosial klngn remaja dan cara mengatasinyaAL Imtiyaz
 
Gejala sosial kpkm (2)
Gejala sosial kpkm (2)Gejala sosial kpkm (2)
Gejala sosial kpkm (2)Jamal Ahmad
 
Assgnmnt individu plg517
Assgnmnt individu plg517Assgnmnt individu plg517
Assgnmnt individu plg517Iella Zakaria
 
Isi isi penting masalah pembuangan bayi
Isi isi penting masalah pembuangan bayiIsi isi penting masalah pembuangan bayi
Isi isi penting masalah pembuangan bayiHafiziGhazali
 
Makalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaMakalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaavsai
 
Elm3104 edisi-kemaskini
Elm3104 edisi-kemaskiniElm3104 edisi-kemaskini
Elm3104 edisi-kemaskiniRizal Abdullah
 
Pembuangan bayi
Pembuangan bayiPembuangan bayi
Pembuangan bayiArra Asri
 
Diskusi UI kesetaraan gender
Diskusi UI kesetaraan genderDiskusi UI kesetaraan gender
Diskusi UI kesetaraan genderMifta Muzaki
 
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif 2
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif  2Kekerasan pada anak dan aspek kuratif  2
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif 2Rita Pranawati
 

Was ist angesagt? (20)

Makalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaMakalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remaja
 
Ayo lawan belengu budaya patriarki!
Ayo lawan belengu budaya patriarki!Ayo lawan belengu budaya patriarki!
Ayo lawan belengu budaya patriarki!
 
Asgmnt pendidikan akhlak islam dapat menyelesaikan kemelut gejala sosial dala...
Asgmnt pendidikan akhlak islam dapat menyelesaikan kemelut gejala sosial dala...Asgmnt pendidikan akhlak islam dapat menyelesaikan kemelut gejala sosial dala...
Asgmnt pendidikan akhlak islam dapat menyelesaikan kemelut gejala sosial dala...
 
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaKarya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
 
Mslh sosial klngn remaja dan cara mengatasinya
Mslh sosial klngn remaja dan cara mengatasinyaMslh sosial klngn remaja dan cara mengatasinya
Mslh sosial klngn remaja dan cara mengatasinya
 
Gejala sosial kpkm (2)
Gejala sosial kpkm (2)Gejala sosial kpkm (2)
Gejala sosial kpkm (2)
 
10178 27513-1-sm
10178 27513-1-sm10178 27513-1-sm
10178 27513-1-sm
 
Isu pembuangan bayi
Isu pembuangan bayiIsu pembuangan bayi
Isu pembuangan bayi
 
Karangan Isu Remaja
Karangan Isu RemajaKarangan Isu Remaja
Karangan Isu Remaja
 
Assgnmnt individu plg517
Assgnmnt individu plg517Assgnmnt individu plg517
Assgnmnt individu plg517
 
Seks bebas pada remaja
Seks bebas pada remajaSeks bebas pada remaja
Seks bebas pada remaja
 
Isi isi penting masalah pembuangan bayi
Isi isi penting masalah pembuangan bayiIsi isi penting masalah pembuangan bayi
Isi isi penting masalah pembuangan bayi
 
Makalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaMakalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remaja
 
Elm3104 edisi-kemaskini
Elm3104 edisi-kemaskiniElm3104 edisi-kemaskini
Elm3104 edisi-kemaskini
 
Dampak Globalisasi(1)
Dampak Globalisasi(1)Dampak Globalisasi(1)
Dampak Globalisasi(1)
 
Makalah "Kesetaraan Gender"
Makalah "Kesetaraan Gender"Makalah "Kesetaraan Gender"
Makalah "Kesetaraan Gender"
 
Pembuangan bayi
Pembuangan bayiPembuangan bayi
Pembuangan bayi
 
Diskusi UI kesetaraan gender
Diskusi UI kesetaraan genderDiskusi UI kesetaraan gender
Diskusi UI kesetaraan gender
 
Makalah kenalakan remaja 3
Makalah kenalakan remaja 3Makalah kenalakan remaja 3
Makalah kenalakan remaja 3
 
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif 2
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif  2Kekerasan pada anak dan aspek kuratif  2
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif 2
 

Andere mochten auch

Barisan dan deret
Barisan dan deretBarisan dan deret
Barisan dan deretkusnadiyoan
 
KARYA TULIS ILMIAH TENTANG NARKOBA
KARYA TULIS ILMIAH TENTANG NARKOBAKARYA TULIS ILMIAH TENTANG NARKOBA
KARYA TULIS ILMIAH TENTANG NARKOBAliza_virgianti
 
Karya ilmiah bahaya merokok
Karya ilmiah bahaya merokokKarya ilmiah bahaya merokok
Karya ilmiah bahaya merokokYadhi Muqsith
 
พันธะเคมี
พันธะเคมีพันธะเคมี
พันธะเคมีSnt'Sunita Ningz
 
2016 01-25 いいとも発表スライド Atomパッケージ
2016 01-25 いいとも発表スライド Atomパッケージ2016 01-25 いいとも発表スライド Atomパッケージ
2016 01-25 いいとも発表スライド AtomパッケージTatsuaki Watanabe
 
QAD draft
QAD draftQAD draft
QAD draftmofaipm
 
Wild food - Food and Photography
Wild food - Food and PhotographyWild food - Food and Photography
Wild food - Food and PhotographyValentina Prato
 
เรื่องโครงสร้างอะตอม
เรื่องโครงสร้างอะตอมเรื่องโครงสร้างอะตอม
เรื่องโครงสร้างอะตอมSnt'Sunita Ningz
 
Questions to consider when you enjoy media
Questions to consider when you enjoy mediaQuestions to consider when you enjoy media
Questions to consider when you enjoy mediaSarah Liddemore
 
ڕاپۆرتێك ده‌رباره‌ی ئه‌نتی ڤایرۆس
ڕاپۆرتێك ده‌رباره‌ی ئه‌نتی ڤایرۆس ڕاپۆرتێك ده‌رباره‌ی ئه‌نتی ڤایرۆس
ڕاپۆرتێك ده‌رباره‌ی ئه‌نتی ڤایرۆس Shwana M
 
Implementing Mobile Application on your retail Store
Implementing Mobile Application on your retail StoreImplementing Mobile Application on your retail Store
Implementing Mobile Application on your retail StoreKoombea
 
CSR_SAB Miller India
CSR_SAB Miller IndiaCSR_SAB Miller India
CSR_SAB Miller IndiaGautam Mahesh
 
Кейс SugarTalk для автоматизации интернет-магазина с укр номером
Кейс SugarTalk для автоматизации интернет-магазина с укр номеромКейс SugarTalk для автоматизации интернет-магазина с укр номером
Кейс SugarTalk для автоматизации интернет-магазина с укр номеромDarya Gureeva
 
Silence of the lambs
Silence of the lambsSilence of the lambs
Silence of the lambsjoecunnell
 

Andere mochten auch (20)

Barisan dan deret
Barisan dan deretBarisan dan deret
Barisan dan deret
 
KARYA TULIS ILMIAH TENTANG NARKOBA
KARYA TULIS ILMIAH TENTANG NARKOBAKARYA TULIS ILMIAH TENTANG NARKOBA
KARYA TULIS ILMIAH TENTANG NARKOBA
 
Karya ilmiah bahaya merokok
Karya ilmiah bahaya merokokKarya ilmiah bahaya merokok
Karya ilmiah bahaya merokok
 
พันธะเคมี
พันธะเคมีพันธะเคมี
พันธะเคมี
 
2016 01-25 いいとも発表スライド Atomパッケージ
2016 01-25 いいとも発表スライド Atomパッケージ2016 01-25 いいとも発表スライド Atomパッケージ
2016 01-25 いいとも発表スライド Atomパッケージ
 
QAD draft
QAD draftQAD draft
QAD draft
 
2 24いいとも発表
2 24いいとも発表2 24いいとも発表
2 24いいとも発表
 
Seni Musik
Seni MusikSeni Musik
Seni Musik
 
Wild food - Food and Photography
Wild food - Food and PhotographyWild food - Food and Photography
Wild food - Food and Photography
 
เรื่องโครงสร้างอะตอม
เรื่องโครงสร้างอะตอมเรื่องโครงสร้างอะตอม
เรื่องโครงสร้างอะตอม
 
The mortifer
The mortiferThe mortifer
The mortifer
 
數字教學
數字教學數字教學
數字教學
 
Questions to consider when you enjoy media
Questions to consider when you enjoy mediaQuestions to consider when you enjoy media
Questions to consider when you enjoy media
 
ڕاپۆرتێك ده‌رباره‌ی ئه‌نتی ڤایرۆس
ڕاپۆرتێك ده‌رباره‌ی ئه‌نتی ڤایرۆس ڕاپۆرتێك ده‌رباره‌ی ئه‌نتی ڤایرۆس
ڕاپۆرتێك ده‌رباره‌ی ئه‌نتی ڤایرۆس
 
Implementing Mobile Application on your retail Store
Implementing Mobile Application on your retail StoreImplementing Mobile Application on your retail Store
Implementing Mobile Application on your retail Store
 
Bigby Financial Planning, LLC
Bigby Financial Planning, LLCBigby Financial Planning, LLC
Bigby Financial Planning, LLC
 
CSR_SAB Miller India
CSR_SAB Miller IndiaCSR_SAB Miller India
CSR_SAB Miller India
 
Кейс SugarTalk для автоматизации интернет-магазина с укр номером
Кейс SugarTalk для автоматизации интернет-магазина с укр номеромКейс SugarTalk для автоматизации интернет-магазина с укр номером
Кейс SugarTalk для автоматизации интернет-магазина с укр номером
 
icon
iconicon
icon
 
Silence of the lambs
Silence of the lambsSilence of the lambs
Silence of the lambs
 

Ähnlich wie Karya Tulis Ilmiah Seks Bebas dan Penutupan Lokalisasi Ngujang

Laporan sosiologi pedesaan
Laporan sosiologi pedesaanLaporan sosiologi pedesaan
Laporan sosiologi pedesaanHafshah Zuhairoh
 
Pendidikan Seks Anak Usia Dini
Pendidikan Seks Anak Usia DiniPendidikan Seks Anak Usia Dini
Pendidikan Seks Anak Usia DiniAliem Masykur
 
PKM Penelitian Sosial Humaniora
PKM Penelitian Sosial HumanioraPKM Penelitian Sosial Humaniora
PKM Penelitian Sosial HumanioraYulia Fauzi
 
Kejahatan dalam kriminologi.pptx
Kejahatan dalam kriminologi.pptxKejahatan dalam kriminologi.pptx
Kejahatan dalam kriminologi.pptxBeladwiandriani
 
Filsafat ilmu aturan dan hukum berperilaku
Filsafat ilmu aturan dan hukum berperilakuFilsafat ilmu aturan dan hukum berperilaku
Filsafat ilmu aturan dan hukum berperilakuDonnyHari
 
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar PernikahanPermasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahanajengseptiana
 
Manusia dan Kebudayaan
Manusia dan KebudayaanManusia dan Kebudayaan
Manusia dan KebudayaanValentinusAdr
 
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 15 februari 2016 25 maret 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 15 februari 2016 25 maret 2016(Sindonews.com) Opini sosial budaya 15 februari 2016 25 maret 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 15 februari 2016 25 maret 2016ekho109
 
Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial (2)
Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial (2)Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial (2)
Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial (2)Jeybie Moeth Thiea
 

Ähnlich wie Karya Tulis Ilmiah Seks Bebas dan Penutupan Lokalisasi Ngujang (20)

Modul gangguan seksualitas
Modul gangguan seksualitasModul gangguan seksualitas
Modul gangguan seksualitas
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Laporan sosiologi pedesaan
Laporan sosiologi pedesaanLaporan sosiologi pedesaan
Laporan sosiologi pedesaan
 
Pendidikan Seks Anak Usia Dini
Pendidikan Seks Anak Usia DiniPendidikan Seks Anak Usia Dini
Pendidikan Seks Anak Usia Dini
 
Artikel keberagaman gender
Artikel keberagaman genderArtikel keberagaman gender
Artikel keberagaman gender
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah kontrol sosial
Makalah kontrol sosialMakalah kontrol sosial
Makalah kontrol sosial
 
PKM Penelitian Sosial Humaniora
PKM Penelitian Sosial HumanioraPKM Penelitian Sosial Humaniora
PKM Penelitian Sosial Humaniora
 
Kejahatan dalam kriminologi.pptx
Kejahatan dalam kriminologi.pptxKejahatan dalam kriminologi.pptx
Kejahatan dalam kriminologi.pptx
 
Filsafat ilmu aturan dan hukum berperilaku
Filsafat ilmu aturan dan hukum berperilakuFilsafat ilmu aturan dan hukum berperilaku
Filsafat ilmu aturan dan hukum berperilaku
 
Tata TIK
Tata TIKTata TIK
Tata TIK
 
kelompok 8 pengsos ! .pdf
kelompok 8 pengsos ! .pdfkelompok 8 pengsos ! .pdf
kelompok 8 pengsos ! .pdf
 
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar PernikahanPermasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
 
Makalah institusi sosial
Makalah institusi sosialMakalah institusi sosial
Makalah institusi sosial
 
Ips sosiologi
Ips sosiologiIps sosiologi
Ips sosiologi
 
Fenomena dan penyimpangan sosial
Fenomena dan penyimpangan sosialFenomena dan penyimpangan sosial
Fenomena dan penyimpangan sosial
 
SLIDE 1 SOSIOLOGIo.pptx
SLIDE 1 SOSIOLOGIo.pptxSLIDE 1 SOSIOLOGIo.pptx
SLIDE 1 SOSIOLOGIo.pptx
 
Manusia dan Kebudayaan
Manusia dan KebudayaanManusia dan Kebudayaan
Manusia dan Kebudayaan
 
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 15 februari 2016 25 maret 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 15 februari 2016 25 maret 2016(Sindonews.com) Opini sosial budaya 15 februari 2016 25 maret 2016
(Sindonews.com) Opini sosial budaya 15 februari 2016 25 maret 2016
 
Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial (2)
Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial (2)Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial (2)
Perilaku menyimpang dan pengendalian sosial (2)
 

Karya Tulis Ilmiah Seks Bebas dan Penutupan Lokalisasi Ngujang

  • 1. Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 Ngujang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengertian Dan Pandangan Seks Bebas 4.1.1 Pengertian Seks Menurut Ahli Seks dalam pengertian sesungguhnya sangat berbeda jauh dengan yang dipahami remaja. Secara teoritis, Sigmun Freud (Kartono, 2007:221), menyatakan bahwa seks merupakan “libido sexualis”, yaitu energi psikis yang ikut mendorong manusia untuk aktif bertingkah laku. Tidak hanya berbuat di bidang seks saja, yaitu melakukan relasi seksual atau bersenggama/berhubungan badan, akan tetapi juga melakukan kegiatan-kegiatan nonseksual seperti berprestasi di berbagai bidang ilmu pengetahuan. Tetapi akibat kesalahpahaman terhadap seks berikut dimensi-dimensinya, seks secara negatif berkembangan pada remaja, para remaja tidak segan atau takut memanfaatkan ruang dan waktu untuk menjalin relasi seksual dengan pasangannya masing-masing. Pengertian seks bebas menurut Kartono (1977) merupakan perilaku yang didorong oleh hasrat seksual, dimana kebutuhan tersebut menjadi lebih bebas jika dibandingkan dengan sistem regulasi tradisional dan bertentangan dengan sistem norma yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan menurut Desmita (2005) pengertian seks bebas adalah segala cara mengekspresikan dan melepaskan dorongan seksual yang berasal dari kematangan organ seksual, seperti berkencan intim, bercumbu, sampai melakukan kontak seksual, tetapi perilaku tersebut dinilai tidak sesuai dengan norma karena remaja belum memiliki pengalaman tentang seksual. Nevid (1995) mengungkapkan bahwa perilaku seks pranikah adalah hubungan seks antara pria dan wanita meskipun tanpa adanya ikatan selama ada ketertarikan secara fisik. Maslow (dalam Hall & Lindzey, 1993) bahwa terdapat kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi manusia, salah satunya adalah kebutuhan fisiologis mencakup kebutuhan dasar manusia dalam bertahan hidup, yaitu kebutuhan yang bersifat instinktif ini biasanya akan sukar untuk dikendalikan atau ditahan oleh individu, terutama dorongan seks.
  • 2. Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 Ngujang 4.1.2 Pandangan Seks Bebas Menurut Ahli Dalam peta keilmuan, seks bebas dapat digolongkan dalam paradigma atau hipotesis fakta sosial karena menyangkut nilai dan norma, sebagaimana dikemukakan Durkheim (Ritzer, 2010:14). Maka sebagai fakta sosial, seks yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperoleh kesenangan/kenikmatan, dan bukan untuk dipertukarkan dengan sesuatu yang lain, misalnya melayani untuk menyenangkan orang lain sehingga memperoleh upah dari hal tersebut. Dalam perspektif ini, seks bebas merupakan salah satu bentuk pelanggaran nilai dan norma kebudayaan masyarakat. Nilai berarti kualitas sistem sosial masyarakat, sedangkan norma adalah tata tertib atau aturan-aturan standar yang menjadi pegangan masyarakat dalam bertingkahlaku agar terwujud keteraturan sosial (normatif). Namun demikian, seks bebas sebagai bentuk penyimpangan perilaku, tentu saja perlu ditinjau dari paradigma atau hipotesis perilaku sosial. Ketidakpedulian atau ketidakberfungsian struktur (pemerintah dan masyarakat) selaku social control menyebabkan seseorang merasa bebas berbuat apa saja yang mereka senangi dengan anggapan sepanjang tidak merugikan orang lain. Hal tersebut sangat dimungkinkan akibat industrialisasi, menyebabkan masyarakat cenderung bersikap individualistik, tidak peduli dengan situasi dan kondisi perkembangan lingkungan sosial, darinya menyebabkan perubahan tingkahlaku pada periode berikutnya, sehingga tatanan kehidupan masyarakat dapat dipengaruhi oleh perilaku seks bebas. Dengan demikian, seks yeng terjadi di masyarakat merupakan masalah sosial yang perlu dicarikan pemecahan masalah dan penanggulangannya, sehingga tidak terseret jauh terhadap pelanggaran-pelanggaran normatif tersebut. Menurut Phelp (Abdusyani, 2007:183) penyebab timbulnya masalah sosial antara lain karena faktor ekonomi, yaitu kemiskinan dan pengangguran, disamping itu juga faktor biologis, faktor psikologis, dan faktor kebudayaan. Diasumsikan bahwa, seks bebas pada dasarnya merupakan masalah sosial (patologis). Tiga alasan utama mengapa hal tersebut dinyatakan sebagai masalah sosial, yaitu: (1) seks bebas merupakan penyimpangan perilaku yang bersifat normatif, (2) penanggulangan seks bebas memerlukan perhatian, keseriusan, kepedulian, dan kerjasama dari berbagai pihak (pemerintah dan masyarakat), dan (3) adanya keprihatinan masyarakat terhadap perkembangan seks bebas, sehingga perlu adanya upaya-upaya dan langkah nyata dalam penanggulangannya.
  • 3. Manusia sebagai subkultur dalam masyarakat tidak terlepas dari suatu perilaku (Atribusi) yang dibentuk dari berbagai faktor, baik dari dalam diri seperti sikap, ataupun sifat-sifat tertentu, maupun dari luar diri (ekstern), yaitu situasi. Perilaku yang dalam pandangan sosiologis disebut sebagai atribusi, oleh Fritz Heider (Walgito, 2003:59) menyebutkan bahwa, perilaku dapat disebabkan oleh faktor internal (atribusi internal) dan faktor eksternal (atribusi eksternal). Menurut Walgito (2003:59), dalam perspektif teori atribusi menekankan pengetahuan tentang orang-orang yang ada di sekitar kita melalui beberapa cara, yaitu (1) dengan melihat apa yang ditampakkan oleh yang bersangkutan secara fisik, misalnya cara berpakaian, atau cara penampilan diri (2) langsung menanyakan kepada yang bersangkutan, misalnya tentang pemikirannya, motifnya, dan (3) dari perilaku orang yang bersangkutan, over action, sekaligus menjadi sumber terpenting dari yang bersangkutan. Perkembangan seks bebas pada saat ini paling tidak dipengaruhi oleh tiga proses, yaitu: a) sekulerisasi, b) globalisasi dan modernisasi, serta c) westernisasi (Sahaka, 2007:21). Dapat di interpretasikan bahwa, proses sekulerisasi yang menempatkan agama sebagai pemasung nilai-nilai intelektual dan kebebasan manusia menyebabkan terjadinya pertentangan antara pemenuhan kepentingan duniawi manusia dan nilai-nilai ajaran agama yang seharusnya menjadi acuan normatif dalam berkehidupan. Proses globalisasi dan westernisasi. Perkembangan yang terjadi di berbagai aspek dan sektor kehidupan manusia membawa suatu perubahan kehidupan. Manusia melakukan kegiatan ekonomi hingga tingkat global, melahirkan kegiatan pariwisata yang menyebabkan orang melakukan perjalanan ke berbagai belahan dunia. Dalam perkembangannya, mereka yang melakukan perjalanan pariwisata tanpa disadari membawa kebiasaan atau kebudayaannya ke negara atau daerah tujuan wisata. Pada akhirnya, masyarakat yang ada di daerah tujuan wisata tersebut menganggap apa yang dibawa wisatawan merupakan hal-hal positif, hingga membanggakannya. Cara hidup dan kebudayaan Barat ditiru mentah-mentah dengan mengenyampingkan kebudayaan lokal. Dengan kata lain, masyarakat menerimanya tanpa menggunakan kebudayaan lokal sebagai filternya, dampaknya melahirkan gaya hidup kebarat-baratan. Kedudukan remaja dalam hal ini sebagai pihak yang paling rentan terhadap perubahan akibat adanya kegiatan perjalanan dan kegiatan pariwisata, menjadi sangat penting untuk dberikan pemahaman akan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, sehingga tidak tercemari oleh gaya hidup kebarat-baratan tersebut. Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 Ngujang
  • 4. 4.2 Keadaan Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Sebelum Penggusuran Lokalisasi Ngujang Seks bebas di Tulungagung sebelum penggusuran Lokalisasi Ngujang, aktifitasnya terpusat dan hanya di daerah Lokalisasi Ngujang dan sekitarnya. Jadi dalam penyebarannya tidak sulit ditemukan dan pengendaliannya lebih mudah. Dalam perkembanganya PSK termasuk predikat sumpah masyarakat yang perlu dipahami bahwa penyandang predikat itu adalah manusia, bukan penyakit, bukan sampah. Tabel 1. Data Jumlah PSK Di Sejumlah Lokalisasi Di Tulungaung Berdasarkan Domisili Tinggal Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 Ngujang Lokalisasi Domisili No. Tulungagung Luar T.Agung Jumlah Total Ʃ % Ʃ % Ʃ % 1. 2. 3. Kaliwungu Ngujang Lain-lain 13 21 16 17 26,6 20,5 5 13 10 6 17 12,9 18 34 26 23 43,6 33,4 Ʃ Total 50 64,1 28 35,9 78 100 Sumber: Penelitian tanggal 22 Maret 2014 Beradasarkan Tabel. 1 dapat diketahui dan dideskripsikan bahwa Lokalisasi Kaliwungu memiliki jumlah PSK sebesar 18 jiwa dengan prosentase 23%, yang terdiri dari domisili di Tulungagung sebesar 13 jiwa dengan prosentase 17%, dan domisili di luar Tulungagung sebesar 5 jiwa dengan prosentase 6%, lalu Lokalisasi Ngujang memiliki jumlah PSK sebesar 34 jiwa dengan prosentase 43,6%, yang terdiri dari domisili di Tulungagung sebesar 21 jiwa dengan prosentase 26,6%, dan domisili di luar Tulungagung sebesar 13 jiwa dengan prosentase 17%, dan Lain-lain (Warung remang-remang semi permanen) di Bago, Rel Kereta Api, dan lain lain memiliki jumlah PSK sebesar 26 jiwa dengan prosentase 33,4%, yang terdiri dari domisili di Tulungagung sebesar 16 jiwa dengan prosentase 20,5%, dan domisili di luar Tulungagung sebesar 10 jiwa dengan prosentase 12,9%. Total jumlah PSK di Tulungagung yang terdata sebesar 78 jiwa dengan prosentase 100%. Dari sini dapat dismpulkan bahwa PSK dilokalisasi Kaliwungu berjumlah ¼ jumlah PSK di Tulungagung. Dan yang terbesar ada di Lokalisasi Ngujang yang memiliki jumlah terbanyak dengan jumlah total hampir separuh dari jumlah keseluruhan PSK yang tercatat berdasarkan sumber yang diolah dan dicari kebenarannya.
  • 5. Tabel 2. Data PSK Tahun 2014 Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Pendidikan Frekuensi Prosentase (%) 1. 2. 3. 4. Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 Ngujang Tidak Tamat SD/Sederajat Tamat SD/Sederajat Tamat SLTP/Sederajat Taman SLTA/Sederajat 11 23 37 7 14 29,5 47,5 9 Ʃ Total 78 100 Sumber: Tulungagung dalam angka 2014 Berdasarkan Tabel 2. Dapat diketahui dan dideskripsikan tingkat pendidikan PSK di Tulungagung yaitu sebagai berikut: Jumlah PSK tidak tamat SD/sederajat sebesar 11 jiwa dengan posentase 14 %, Tamat SD/sederajat sebesar 23 jiwa dengan prosentase 29,5%, Tamat SLTP/sederajat sebesar 37 jiwa dengan prosentase 47,5%, Tamat SLTA/sederajat sebesar 7 jiwa dengn prosentase 9%. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan 50% dari jumlah PSK di Tulungagung tergolong Produktif berdasarkan tingkat pendidikan dan memiliki kemampuan untuk membuka usaha lain dan melanjutkan studi ke tingkat yang lebih tinggi. Karena tingakt SLTP/Sederajat sudah dapat memiliki pekerjaan yang layak. Mayoritas dari PSK di Tulungagung tingkat pendidikan terbesarnya adalah tamat SLTP/Sederajat. Banyak faktor pula para PSK yang tidak tamat SD/sederajat enggan untuk melanjutkan pendidikan. Salah satunta adalah faktor ekonomi, pengaruh seks, dan selai itu juga dikarenakan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya pendidikan masih amat sangat rendah. Hal itu terutama banyak dijumpai pada PSK yang berumur dewasa 30-40 tahun. Sedangkan PSK dengan tingkat pendidikan SLTP/sederajat cukup besar, sedangkan pendidikan di SLTA/sederajat masih rendah. Tabel 3. PSK Lokalisasi Ngujang Tahun 2014 Berdasarkan Usia No. Usia Frekuensi Prosentase (%) 1. 11 - 20 tahun 8 23,5 2. 21 - 30 tahun 14 41 3. 31 - 40 tahun 5 14,5 4. 41 - 50 tahun 7 21 Ʃ Total 34 100 Sumber: Rehabilitasi Tulungagung Tahun 2014
  • 6. Berdasarkan Tabel 3. Dapat diketahui dan dideskripsikan sebagai berikut: Jumlah PSK usia 11 - 20 tahun sebesar 8 jiwa dengan prosentase 23,5%, usia 21 – 30 tahun sebesar 14 jiwa dengan prosentase 41%, usia 31 - 40 tahun sebesar 5 jiwa dengan prosentase 14,5%, usia 41 – 50 tahun sebesar 7 jiwa dengan prosentasi 21%. Total jumlah PSK yang terdapat di Lokalisasi Ngujang sebesar 34 jiwa dengan prosentasi 100%Dari sini dapat dilihat terdapat banyak PSK yang memiliki usia yang masih produktif dari usia 20 – 40 tahun yang bisa mendapatkan lapangan kerja. 4.3 Keadaan Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi Ngujang Berdasarkan surat edaran nomor 260/15612/031/2011 tertanggal 20 Desember 2011 menginstruksikan agar seluruh kabupaten/kotamadya untuk menutup lokalisasi pelacuran. Penutupan lokalisasi pelacuran ini harus dilakukan secara bertahap, mulai dari pembinaan mental spiritual, pelatihan ketrampilan hingga pemberian modal stimulan kepada wanita pekerja seks (WPS) di lokalisasi. Dalam surat edaran, Gubernur juga mengatakan, penanganan lokalisasi pelacuran harus secara konkret dan terukur. Artinya, harus ada langkah-langkah konkret mulai pencegahan, pengentasan, pengurangan, sampai penutupan dilakukan secara bertahap. Disamping itu pembubaran lokalisasi itu harus melibatkan elemen masyarakat yang peduli terhadap penanganan lokalisasi WPS. Sementara itu, Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA Nasional) menolak tempat pelacuran atau prostitusi ditutup atau dibubarkan. Pembubaran lokalisasi dinilai tidak akan menyelesaikan masalah HIV dan AIDS tapi justru mempersulit pengendalian penyebaran penyakit tersebut. Namun, Pemerintah juga mencanangkan program kerja yaitu pemberdayaan eks-PSK untuk membuka lapangan pekerjaan baru. Alih profesi para PSK dapat dilakukan dengan cara memberikan bekal keterampilan kepada para PSK tersebut pasca penutupan atau pembubaran, bukan saat para PSK tersebut aktif menjadi PSK, hal ini disebabkan jika pemberian bekal keterampilan dilakukan pasca penutupan atau pembubaran, para bekas PSK akan lebih fokus dan lebih bersungguh-sungguh untuk menekuni profesi baru yang lebih bermartabat, begitu juga dengan para germo/mucikari dan orang orang yang menggantungkan hidupnya dari bisnis tersebut. Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 Ngujang
  • 7. Tabel 3. Data Pekerjaan Baru PSK Tahun 2014 No. Mata Pencaharian Baru Frekuensi Prosentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 Ngujang Salon Pedagang Pengagguran Profesi Lain Tidak Terdata 14 27 8 11 18 18 34,75 10,25 14 23 Ʃ Total 78 100 Sumber: Rehabilitasi Tulungagung Tahun 2014 Berdasarkan tabel 3. Dapat diketahui dan dideskripsikan bahwa pekerjaan baru yang dilaksanakan dengan sejumlah pekerjaan lain yaitu sebagai berikut: Jumlah PSK dengan pekerjaan Salon sebesar 14 jiwa dengan prosentase 18%, Pedagang sebesar 27 jiwa denga prosentase 34,75%, Pengagguran sebesar 8 jiwa dengan prosentase 10,25%, Profesi Lain sebesar 11 jiwa dengan prosentase 14% dan tidak terdata 23%. Dapat disimpulkan dari perbyataan diatas adalah mayoritas PSK di Tulungagung beralih profesi sebagai pedagang. Dan hampir 1/5 jumlah PSK di Tulungagung beralih profesi dengan membuka salon kecantikan. Namun juga ada yang pengagguran karena telah keluar dari Lokalisasi masih belum memiliki pekerjaan. Sedangkan hampri ¼ dari PSK di Tulungagung tidak terdata alih profesi. Diprediksi bahwa PSK yang tidak terdata melakukan kegiatan yang sama yaitu sebagai Pekerja Seks Komersial. Sebenarnya pemerintah Tulungagung telah melakukan penggusuran di dua lokalisasi besar di Tulungagung yaitu lokalisasi Ngujang dan lokalisasi Kali Wungu. Namun masih banyak PSK yang tidak mau pindah dari tempat tersebut dan kembali membangun lokalisasi kecil meskipun lokalisasi tersebut telah dibangun kios-kios oleh pemerintah. Kurangnya peran sosialisasi dan tidak adanya pekerjaan lain bagi para PSK membuat mereka bertahan. Maka dari itu pemerintah harus benar-benar serius untuk menanganinya agar lokalisasi dapat benar-benar ditutup. Dan dengan ditutupnya lokalisasi maka akan dapat meminimalisir aktivitas seks bebas di Tulungagung. Pencegahan penyebaran HIV dan IMS (Infeksi menular seksual) bukan sekedar mendata jumlah PSK yang ada dilokalisasi, mendata tempat tinggal dan aktifitas pasca pembubaran lokalisasi, namun seharusnya juga laki-laki yang telah menikmati PSK tersebut juga harus didata, seharusnya dilokalisasi juga disediakan semacam resepsionis untuk mendata semua tamu yang berkunjung.
  • 8. 4.4 Dampak Sosiologis Yang Dirasakan Masyarakat Sekitar Tempat Lokalisasi Ngujang Lokalisasi Ngujang sebagai tempat prostitusi tentunya membuat tempat yang ada di pelosok tersebut ramai dikunjungi orang, sehingga beberapa penduduk setempat dapat menjajakan dagangan kepada para pengunjung disana, yang dijajakan para PSK yang tentunya membutuhkan beberapa keperluan hidup selama di lokalisasi, membutuhkan beberapa makanan dan minuman yang tidak dijual secara bebas diluar lokalisasi, dan juga membuat beberapa warga sekitar malu karena lahir dan bertempat tinggal disekitar lokalisasi yang dianggap bermoral bejat sama dengan para PSK di lokalisasi, kerana membuat beberapa penyakit menular seperti HIV (Human Immunodefficiency Virus) sebagai penyebab AIDS (Acquired Immune Deviciency Synndrome) menyebar kepada masyarakat tak bedosa, karena suami, atau bapaknya sering wisata di lokalisasi. 4.4.1 Dampak Positif Yang Dirasakan Masyarakat Walaupun sebagai tempat dilakukanya perilaku seks bebas, Lokalisasi Ngujang sebenarnya memberi dampak positif yang dirasakan bagi masyarakat yang tinggal di daerah sekitar Lokalisasi Ngujang. Mereka tidak perlu turun tangan dengan adanya Lokalisasi di daerahnya tersebut karena beralasan bahwa mereka juga dapat memanfaatkan dalam berbagai bidang. Dampak positif yang dirasakan masyarakat di daerah sekitar Lokalisasi Ngujang antara lain: Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 Ngujang a. Dimanfaatkan Sebagai Lahan Pertokoan Ramainya Lokalisasi Ngujang akan pengunjung membuat warga yang tinggal disekitar Lokalisasi Ngujang membuka toko untuk menjual bahan makanan untuk dijual kepada para pengunjung di Lokalisasi Ngujang dan para PSK yang tinggal di Lokalisasi Ngujang. Mereka menjual beberapa keperluan hidup seperti: Mie, deterjen, jajanan, rokok, air mineral, beras, dan lain-lain. Mereka juga merasakan dampak positifnya karena dagangan di toko mereka selalu laris dibeli oleh para PSK yang tinggal si Lokaliasasi Ngujang dan para pengunjung di Lokalisasi Ngujang yang sengaja membeli rokok ataupun air mineral. Beras, mie, dan derejen juga sering dibeli oleh para PSK untuk keperluan makan, menuci pakaian.
  • 9. Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 Ngujang b. Membuka warung makan Seperti yang dibahas di poin c, ramainya Lokalisasi Ngujang akan pengunjung membuat warga yang tinggal disekitar Lokalisasi Ngujang membuka toko untuk menjual makanan jadi seperti soto ayam, nasi pecel, nasi goreng dan lain-lain. Warga yang tinggal di sekitar daerah Lokalisasi Ngujang juga meraup untung banyak dengan menjual makanan. c. Sebagai lahan parkir Dengan adanya Lokalisasi Ngujang, mereka masyarakat sekitar Lokalisasi Ngujang yang memeiliki lahan rumah yang cukup luas sebagai lahan parkir bagi para pengunjung di Lokalisasi Ngujang. Bagi masyarakat sekitar, para pengunjung mereka tarik biaya berupa biaya parkir. Mereka mematok harga tinggi apabila ada pengunjung yang juga bermalam dan menikmati pelayanan di Lokalisasi Ngujang, mereka menarik harga sebesar Rp. 20.000/malam untuk sebuah kendaraan motor, dan Rp. 45.000/malam untuk sebuah kenaraan mobil. Kendaraan diparkir di rumah-rumah warga sekitar Lokalisasi Ngujang. Kelebihannya yaitu harga parkir yang tinggi dan bukan termasuk pendapatan daerah sehingga mereka bisa meraup untung yang tinggi walaupun hanya bermodal lahan rumah yang luas. 4.4.2 Dampak Negatif Yang Dirasakan Masyarakat Dalam keadaannya, Lokalisasi Ngujang memang merupakan suatu tempat yang memiliki pandangan buruk bagi masyarakat sekitar dan daerah wilayah lain. Karena, Lokalisasi Ngujang merupakan wilayah dimana seks bebas benar-benar dibebaskan tanpa adanya undang-undang. Akibat tidak diaturnya pada Undang-Undang tentang hukuman seks bebas, warga atau masyarakat di daerah sekitar Lokalisasi Ngujang merasakan dampak negatif atas permasalahan Lokalaisasi Ngujang tersebut. Dampak Negatif yang dirasakan warga atau masyarakat disekitar Lokalisasi Ngujang mengenai aktivitas di daerah itu antara lain sebagai berikut: a. Mempengaruhi Sifat dan Kebiasaan Anak-anak disekitar Lokalisasi Dengan adanya pengaruh aktivitas seks bebas, warga yang tinggal di sekitar Lokalisasi Ngujang yang memiliki anak dibawah umur juga khawatir apabila anak mereka terpengaruhi oleh pengaruh dari para PSK. Mereka khawatir
  • 10. apabila anak-anak mereka bermain disekitar Lokalisasi menjadi anak yan nakal dalam arti dewasa sebelum waktunya. Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 Ngujang b. Warga medapat Labeling dari masyarakat luar Lokalisasi Dengan adanya aktivitas seks bebas di Lokalisasi Ngujang, warga masyarakat yang tinggal di daerah sekitar Lokalisasi Ngujang juga mendapat julukan warga tak bermartabat, karena menurut pendapat warga luar wilayah tersebut warga yang tinggal di daerah sekitar Lokalisasi mendukung adanya Lokalisasi Ngujang dengan bukti bahwa tidak adanya pencegahan dan pressing dari warga sekitar Lokalisasi Ngujang untuk menekan maupun mengurangi aktivitas seks bebas diwilayah Lokalisasi Ngujang. Padahal dalam kenyataannya mereka telah melakukan berbagai hal dalam memberantas seks bebas di wilayahnya, namun mereka sebagai warga sekitar Lokalisasi Ngujang juga tidak bisa secara sewenang-wenangdan dengan separatis memberantas seks bebas di wilayah Lokalisasi Ngujang dengan paksa. Mereka hanya bisa mengikuti instruksi dari pemerintah dan membantu penanganannya. c. Banyaknya Kejadian Mabuk Warga yang tinggal di daerah sekitar Lokalisasi Ngujang juga merasa tidak nyaman keitak seringkali beberapa pengunjung yang mabuk disekitar wilayah daerahnya. Karena setiap kali ada kejadian tersebut selalu ada keributan yang terjadi mulai dari perkelahian, pertengkaran, dan suara motor yang sangat kencang. Mereka warga yang tinggal di daerah sekitar Lokalisasi Ngujang yang memiliki anak juga sangat tidak nyaman, karena setiap kali ada kejadian tersebut anak mereka selalu menangis dan tidak bisa tidur semalaman. d. Menyebarnya penyakit seksual diwilayah Lokalisasi Warga yang tinggal di daerah sekitar Lokalisasi Ngujang juga dikhawatirkan dengan menyebarnya penyakit seksual yang pastinya disebarkan oleh para PSK yang melakukan aktifitas seks secara bebas dan tidak terkendali yang nantinya juga akan menyebar ke warga masyarakat yang tinggal di daerah sekitar Lokalisasi Ngujang. e. Khawatir akan berlakunya Differential association Masyarakat sekitar Lokalisasi Ngujang sekarang dihadapkan dengan metode ini, karena seorang anak yang tinggal di kalangan yang buruk memiliki kecenderungan tinggi utnuk mempelajarinya lewat orang dewasa lainnya di lingkungannya dan pada akhirnya akan menjadi PSK juga.
  • 11. Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 Ngujang 4.5 Peran Pemerintah Dalam Mengatasi Aktifias Seks Bebas Akibat maraknya aktifitas seks bebas di Tulungagung, dibentuklah lembaga-lembaga sosial, dan instansi pemerintah yang dibentuk dengan tujuan mengendalikan dan menekan angka aktifitas seks bebas. Dalam mengatasi masalah aktifitas seks bebas, pemerintah juga memiliki peran atau tugas dalam mennangani aktifitas seks bebas diantaranya yaitu: a. Pemerintah Kabupaten Tulungagung bertugas membuat suatu kebijakan tentang larangan aktifitas seks bebas. Kebijakan seks bebas tersebut berisi norma-norma yang diberlakukan, antara lain: - Norma Agama - Norma Kesusilaan - Norma Kesopanan Norma-norma tersebut tentu saja dengan tegas melarang adanya seks bebas yang merusak moral siapapun. Selain norma tersebut, ada pula suatu norma hukum di Indonesia yang telah mengatur tentang pelarangan seks bebas, yaitu UU Nomor 44 tahun 2008. b. Pemerintah Kabupaten Tulungagung memiliki tugas untuk membentuk lembaga-lembaga sosial yang bertugas untuk menangani masalah aktifitas seks bebas terutama di Lokalisasi Ngujang. c. Pemerintah Kabupaten Tulungagung memiliki suatu upaya untuk mencegah aktifitas seks bebas dengan cara: Pemerintah membuat aturan yang tegas untuk tempat-tempat hiburan malam agar tidak digunakan sebagai tempat dilakukannya seks bebas. d. Pemerintah Kabupaten Tulungagung menyelenggarakan banyak kegiatan positif. Misalnya: Membentuk organisasi masyarakat dalam menanggulangi masalah seks bebas. e. Pemerintah Kabupaten Tulungagung wajib mengawal peraturan dalam menertibkan, menekan, dan menyikapi pergaulan bebas, agar dapat menekan pertumbuhan penyakit HIV/AIDS
  • 12. f. Pemerintah Kabupaten Tulungagung memberikan fasilitas, layanan, dalam sosialisasi bahaya seks bebas, agar jauh lebih paham tentang bahaya masalah aktifitas seks bebas. g. Pemerintah Kabupaten Tulungagung mengadakan suatu kegiatan pemahaman agama yang baik kepada masyarakat di daerah Lokalisasi Ngujang dalam menekan dan menangani aktifitas dan dampak negatif yang ditimbulkan dari aktifitas seks bebas. h. Dalam aspek sosial, pemerintah Kabupaten Tulungagung wajib menerapkan aturan-aturan sosial yang menjauhkan dominasi rangsangan seksual (libido sexualis) dalam interaksi antara laki laki dengan perempuan di lingkungan masyarakat. i. Peran pemerintah Kabupaten Tulungagung dalam aspek ekonomi, pemerintah Kabupaten Tulungagung wajib memberikan akses yang semudah mungkin bagi rakyat atas lapangan kerja yang layak dan halal. Sehingga dengan cara ini, peluang munculnya pekerjaan-pekerjaan yang rusak, dan merusak industri seks yang beraktifitas bebas dalam aktifitas seks. j. Pemerintah Kabupaten Tulungagung harus bekerjasama dengan parao tokoh pemuka agama dalam meberikan ajaran/paham agama yang benar dan lurus sebagai pengendali di dalam masyarakat. k. Pemerintah Kabupaten Tulungagung mengadakan sex education di kalangan pelajar atau kalangan remaja untuk mencegah dan menekan pertumbuhan tunas bangsa yang buruk akibat terjadinya pergaulan seks bebas. l. Pemerintah Kabupaten Tulungagung berhak merazia, memindahkan, menutup, atau menggusur paksa tempat Lokalisasi, daerah remang-remang, diskotik, pub, casino, dan tempat-tempat yang lain yang cenderung banyak peluang terjadinya aktifitas seks bebas. m. Pemerintah Kabupaten Tulungagung memberlakukan sistem pengaturan kehidupan yang tegak dan tidak mengarah pada kemaksiatan karena dapat menimbulkan aktifitas seks bebas. n. Pemerintah Kabupaten Tulungagung wajib menyediakan tenaga-tenaga pendidik yang handal. Tenaga pendidik yang handal ini nantinya akan bertugas dalam pemberdayaan eks-PSK di Lokalisasi Ngujang agar dapat menata kehidupan yang lebih baik lagi. Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 Ngujang
  • 13. o. Pemerintah Kabupaten Tulungagung wajib mengontrol dan menindak tegas hal-hal yang bisa merusak pekerjaan-pekerjaan seperti pelacuran dan aktifitas seks Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 Ngujang bebas lainnya. p. Pemerintah wajib melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, baik dari dalam maupun dari luar negeri dalam penekanan danpencegahan aktifitas seks bebas. q. Pemerintah Kabupaten Tulungagung melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk melakukan sosialisasi/pembinaan kepada masyarakat tentang dampajk dari seks bebas. r. Pemerintah Kabupaten Tulungagung berkewajiban melakukan penanaman ketakwaan atau paham agama terhadap masyarakat guna pencegahan aktifitas seks bebas. 4.6 Solusi Pemerintah Dan Masyarakat Dalam Meminimalisir Seks Bebas. Seks bebas memiliki dampak yang buruk terhadap masyarakat. Meminimalisir seks bebas sangat diperlukan untuk mencegah semakin maraknya aktivitas seks bebas di Tulungagung. Berikut adalah solusi yang dapat dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk meminimalisir maraknya aktivitas seks bebas di Tulungagung: 4.6.1 Solusi Pemerintah dalam Meminimalisir Seks Bebas a. Melakukan penggusuran lokalisasi secara keseluruhan. Penggusuran lokalisasi saat ini sudah dicanangkan pemerintah untuk meminimalisir seks bebas. Penggusuran dilakukan agar masyarakat tidak melakukan seks bebas dengan menyewa jasa PSK. Selain itu penggusuran lokalisasi juga dapat meminimalisir jumlah PSK di kabupaten Tulungagung. Penggusuran tersebut tentu harus dilakukan dengan menyeluruh agar tidak ada lagi PSK yang kembali ke lokalisasi . Dan akan lebih baik jika merubah tempat yang awalnya dijadikan lokalisasi menjadi sarana yang lebih bermanfaat bagi masyarakat. Seperti merubah lokalisasi menjadi kios-kios agar para warga sekitar maupun para PSK dapat menggunakannya sebagai tempat berjualan. b. Memasang lampu di setiap jalan.
  • 14. Daerah yang berpenerangan minim sering digunakan untuk melakukan aktivitas seks bebas. Maka dari itu memasang lampu di setiap jalan dapat meminimalisir aktivitas seks bebas di Tulungagung. Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 Ngujang c. Mengadakan sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi dapat menjadi salah satu cara untuk meminimalisir seks bebas di Tulungagung. Mensosialisasikan tentang dampak dan bahaya seks bebas kepada masyarakat khususnya pelajar akan mencegah maraknya aktivitas seks bebas. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah dapat meningkatkan aktivitas seks bebas, karena ketidaktahuan dapat memicu seseorang melakukan sesuatu agar ia dapat menjadi tahu. Dan jika masyarakat khususnya pelajar mengetahui dampak dan bahaya seks bebas maka mereka akan menjauhi seks bebas karena sudah mengetahui dampak dan bahayanya. d. Membatasi hal-hal yang berbau pornografi di media massa maupun media cetak. Aktivitas seks bebas yang marak di Tulungagung juga disebabkan oleh banyaknya hal-hal berbau pornografi di media massa maupun media cetak. Para pelajar dapat dengan mudah mengakses video asusila dengan menggunakan internet. Dengan membatasi penyebaran video asusila maka akan dapat mencegah para pelajar untuk mengakses video tersebut sehingga seks bebas dapat diminimalisir. 4.6.2 Solusi Masyarakat dalam Meminimalisir Seks Bebas Selain solusi yang dilakukan pemerintah untuk meminimalisir maraknya seks bebas di Tulungagung, peran masyarakat juga penting dalam meminimalisir maraknya seks bebas di Tulungagung. Masyarakat berperan dalam penanaman moral sekaligus pengendali atas perilaku-perilaku menyimpang yang berkaitan deng aktifias-aktifitas yang dilakukan oleh individu mapun sejumlah masyarakat yang ada didalam
  • 15. lingkungan masyarakat itu sendiri. Berikut solusi yang dapat dilakukan masyarakat untuk meminimalisir maraknya seks bebas di Tulungagung : Aktivitas Seks Bebas Di Tulungagung Pasca Penggusuran Lokalisasi 30 Ngujang a. Menanamkan pengajaran agama dan moral Keluarga berperan penting untuk membentuk karakter seseorang. Maka dari itu pengajaran agama dan moral yang baik oleh keluarga dapat mencegah anggota keluarganya salah pergaulan dan akhirnya terjerumus ke dalam seks bebas. Keluarga juga termasuk dalam lembaga pengendalian sosial dan edukasi dalam pengetahuan tentang masalah seks bebas yang ada di lingkungan masyarakat. b. Sikap Dalam Mengatasi Maraknya Konten Pronografi Konten pornografi sekarang ini semakin marak. Dengan membatasi diri untuk tidak melihat maupun membaca hal-hal yang berbau pornografi yang memicu terjadinya seks bebas, maka seks bebas dapat diminimalisir. Kerana konten pornografi sekarang telah menyebar mulai dari media cetak, teknologi, internet, dan media yanglain. c. Membatasi Diri Agar Tidak Terjerumus ke dalam Seks Bebas. Dengan membatasi diri dengan ilmu agama yang kuat akan mencegah seseorang untuk melakukan seks bebas karena paham akan konsekuensinya. Jika setiap orang dapat membatasi dirinya masing-masing maka seks bebas akan dapat diminimalisir. d. Mengadakan Kegiatan Keagamaan di Lingkungan Masyarakat Dengan diadakannya kegiatan keagamaan, akan memupuk paham agama sehingga dalam pergaulan sehari-hari tidak mudah terjerumus didalam kesalahan pergaulan yang dipilih. Selain itu, kegiatan keagamaan akan mempererat tali silaturahmi antar warga di lingkungan masyarakat itu sediri.