Dokumen tersebut membahas tentang penilaian kelas dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Dibahas mengenai pengertian penilaian dan evaluasi, prinsip-prinsip penilaian, cara pemberian nilai, serta karakteristik penilaian dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang meliputi kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.
7. EVALUASI -apriek7@gmail.com
Pembangunan nasional di Indonesia
khususnya dalam pendidikan oleh
pemerintah telah difasilitasi dengan
upaya-upaya yang bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan
meningkatkan kualitas manusia
Indonesia.
8. Pemerintah sesuai dengan tujuan pendidikan
secara nasional ingin membentuk manusia
yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia
serta menguasai ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni dalam mewujudkan
masyarakat yang maju, adil, makmur, dan
beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
EVALUASI -apriek7@gmail.com
9. Oleh sebab itu, pemerintah secara
sistematik mengelola sedemikian rupa
agar insan-insan yang bergerak dalam
pendidikan mampu untuk mewujudkan
tujuan tersebut.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
10. Guru sebagai ujung tombaknya mempunyai
fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat
strategis dalam bidang pendidikan terutama
pembelajaran.
Oleh sebab itu, guru harus mampu
mengemban amanat itu. Hal ini sesuai
dengan pasal satu pada Undang-undang
Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen
EVALUASI -apriek7@gmail.com
11. EVALUASI -apriek7@gmail.com
"Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah."
12. Oleh sebab itu, sebagai seorang guru perlu
mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
penilaian atau evaluasi. Selain itu, guru dapat
memggunakan evaluasi yang sesuai bagi
peserta didiknya, dengan harapan hasil
pencapaian Kriterian Ketuntasan Minimal
(KKM) dapat tercapai dan atau terlampaui.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
13. Bagaimana penilaian dalam pembelajaran
bahasa Indonesia? Di sini akan dikaji secara
telaah kepustakaan. Dengan kajian telaah ini,
diharapkan bermanfaat secara praktis
sehingga penggunaan penilaian atau
evaluasi dalam pembelajaran bahasa
Indonesia memiliki kebermaknaan.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
16. Penilaian atau Evaluasi
Dalam Kamus Bahasa Indonesia evaluasi adalah
penilaian (2008:403). Dari istilah tersebut dapat
diketahui bahwa secara sederhana seorang guru
harus melakukan kegiatan menilai. Kegiatan tersebut
merupakan tugas yang melekat dengan kegiatan
mengajar.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
17. Dari pengertian atau definisi yang termaktub
dalam Kamus Bahasa Indonesia tersebut,
penilaian dan evaluasi itu sama artinya. Hal
ini lebih memudahkan jika istilah yang dipakai
di sini dalam uraian tulisan ini digunakan
istilah penilaian.
Bagaimana dengan pendapat ahli mengenai
pengertian penilaian? Di sini disajikan
beberapa pendapat ahli tentang penilaian.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
18. Guba dan Lincoln
dalam (Wina Sanjaya, 181:2005)
Evaluasi merupakan proses memberikan
pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang
dipertimbangkan (evaluand). Sesuatu yang
dipertimbangkan itu bisa berupa orang, benda,
kegiatan, keadaan, atau sesuatu kesatuan tertentu.”
http://wyw1d.wordpress.com (9Desember 2009)
EVALUASI -apriek7@gmail.com
19. Berdasarkan pendapat Guba dan Linclon dapat
diketahui bahwa evaluasi adalah berupa proses
atau pekerjaan yang bertahap, pekerjaan yang
memberi pertimbangan-pertimbangan sehingga
nantinya mengerucut ke dalam suatu angka-angka
atau nilai. Penilaian di sini mengenai nilai dan arti
sesuatu yang ditpertimbangkan maksudnya
memberi nilai bisa terhadap orang, benda,
kegiatan, keadaan, atau sesuatu kesatuan
tertentu.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
20. Muchtar Abdul Karim
”Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh menganalisis dan menafsirkan data
tentang proses dan hasil belajar siswa yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,
sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.Pengambilan keputusan
yang baik, biasanya didasari dengan data-data yang
akurat hasil penilaian.sedangkan evaluasi diartikan
sebagai suatu serangkaian untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan dan efisiensi pelaksanaan suatu
program (pembelajaran) (1999:1).
EVALUASI -apriek7@gmail.com
21. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
diketahui bahwa penilaian di sini tentu berupa
rangkaian kegiatan yang bertujuan
menganalis atau mengupas atau membedah
serta menafsirkan suatu perolehan data atau
hasil belajar siswa peserta didik. Kegiatan
tersebut tentu melibatkan siswa peserta didik
yang dinilai, sedangkan guru sebagai
fasilitator karena gurulah yang memfasilitasi
proses tersebut.EVALUASI -apriek7@gmail.com
22. Analisis dan penafsiran data tentu
menggunakan aturan atau kaidah yang tepat.
Kegiatan tersebut terjadi dalam suatu sistem,
kegiatan ini tentu saja melibatkan siswa
peserta didik, guru, sekolah sebagai lembaga
pemerintahan yang menaungi dan orang tua.
Karena penilaian tidak bisa dipisahkan dengan
pembelajaran maka hasil penilaian tersebut
merupakan satu kesatuan dengan proses
pembelajaran. EVALUASI -apriek7@gmail.com
23. Rusijono
“Penilaian adalah proses penginterpretasian skor tes
dan pengambilan keputusannya. Penginterpretasian
skor adalah pemberian makna terhadap skor tes agar
bisa dipahami dan dimanfaatkan hasilnya. Hasil suatu
tes perlu diinterpretasikan karena hasilnya baru
berupa skor mentah (raw skor). Skor mentah hanya
berupa angka yang maknanya bisa diperoleh melalui
penginterpretasian (2011:4) .
EVALUASI -apriek7@gmail.com
24. Berdasarkan pendapat tersebut, di sini penilaian
adalah proses penginterpretasian skor tes dan
pengambilan keputusannya maka penilaian
tersebut adalah suatu kegiatan yang memiliki
tahap demi tahap untuk memberi makna
terhadap penilaian dengan diwujudnyatakan
dalam angka-angka. Angka di sini masih
memerlukan interpretasi berdasarkan patokan
criteria yang digunakan untuk pendeskripsian
kompetensi yang dicapai siswa peserta didik.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
26. Muchtar Abdul Karim (1999:3)
“Ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam kegiatan
penilaian sehubungan dengan fungsinya sebagai alat
perbaikan kegiatan belajar mengajar, penentuan kenaikan
kelas dan kelulusan,penempatan,seleksi,maupun motivasi yang
meliputi prinsip berikut:
1.menyeluruh,
2.berkesinambungan,
3.berorientasi pada tujuan,
4.objektif,
5.terbuka,
6.kebermaknaan,
7.penyesuaian,
8.mendidik.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
27. Muchtar Abdul Karim (1999:3)
Fungsi penilaian sebagai bagian dari proses belajar
mengajar, hasil kegiatan penilaian dan evaluasi dapat
difungsikan sebagai: 1.acuan guna perbaikan kegiatan
belajar mengajar, 2.acuan guna penentuan kenaikan
kelas dan kelulusan, 3.alat seleksi, 4.alat penempatan,
5.alat motivasi
EVALUASI -apriek7@gmail.com
28. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui
bahwa penilaian mempunyai fungsi-fungsi yang
cukup signifikan. Fungsi penilaian sebagai acuan
perbaikan dalam kegiatan belajar dan mengajar
tentu saja menuntut guru agar memberi
kesempatan peserta didik melakukan kegiatan
memperbaiki proses atau tahapan kegiatan
belajar yang dilalui peserta didik. Bahwa di sini
dianggap peserta didik belum mencapai
kompetensi yang dilalui. Sedang fungsi penilaian
sebagai acuan penentuan kenaikan kelas dan
kelulusan, ini berkaitan sebagai penilaian hasil.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
29. Bahwa dengan penilaian hasil maka peserta
didik bila telah mencapai dan melampaui
kompetensi yang diujikan maka peserta didik
mendapatkan laporan kemajuan pencapaian
kompetensi tersebut. Selain itu, penilaian juga
berfungsi untuk menyeleksi,misal pada saat
proses seleksi. Contoh konkrit pada penerimaan
peserta didik baru, seleksi siswa berprestasi dan
banyak lagi ajang lomba yang lainnya.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
30. Demikian pula penilaian juga mempunyai fungsi
sebagai alat penempatan dan alat motivasi.
Bahwa dengan penilaian dapat diketahui tingkat
kompetensi peserta didik. Dan penilaian akan
membentuk motivasi bagi peserta didik untuk lebih
berprestasi. Penilaian diharapkan mampu
mendorong motivasi belajar siswa. Kegiatan yang
berupa latihan dan tugas serta ulangan yang
diberikan guru harus memungkinkan siswa
peserta didik terus berupaya sedemikian rupa
sehingga siswa peserta didik menjdikan belajar itu
adalah kebutuhan yang menyenankan bukan
dianggap sebagai sebuah kewajiban.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
31. Muchtar Abdul Karim (1999:4)
Cara pemberian nilai ada dua cara yaitu :
1.cara kuantitatif yaitu penyajian hasil penilaian
dengan menggunakan angka dengan berpegang pada
rentangan angka tertentu/misalnya dalam rentangan
angka 0 (nol) sampai dengan 10 (sepuluh). Nilai yang
diperoleh adalah 5, 6, 7, dan sebagainya, atau pada
rentangan angka 0 (nol) sampai 100 (seratus) nilai
yang diperoleh adalah 50, 65, 80, dan sebagainya.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
32. EVALUASI -apriek7@gmail.com
2.Cara kualitatif, yaitu penyajian hasil penilaian
dengan menggunakan bentuk pernyataan verbal,
misalnya baik sekali, baik, cukup, kurang sekali. Cara
yang sering dipergunakan dalam kegiatan penilaian
dan penyajian di rapor dengan cara kuantitatif
menggunakan bilangan bulat. Penyajian nilai di rapor
dengan cara kuantitatif menggunakan bilangan
bulat. Mengingat tujuan pendidikan nasional, perlu
diberikan perhatian yang cukup pada penilaian
aspek-aspek berlaku dan keterampilan yang
penilainnya menggunakan cara kualitatif, hendaknya
guru dibiasakan menggunakan cara ini (tes skala
sikap, tes pengamatan dan sebagainya) melalui
berbagai latihan mandiri.
33. Perlu benar-benar disadari bahwa nilai 10 (sempurna)
yang diberikan kepada siswa bukanlah cerminan
kemampuan maksimal dari peserta didik, akan tetapi
baru merupakan skor/nilai maksimal yang diraih siswa
peserta didik dengan menggunakan alat ukur
bersangkutan. Tidak tertutup kemungkinan siswa
tersebut mampu menjawab tes/soal dengan tingkat
kesukaran yang lebih tinggi dibanding tes/soal yang
pernah diberikan. Oleh karena itu, nilai 10 dalam rapor
bukanlah sesuatu tabu dan mustahil untuk diberikan
kepada siswa.
Selama kemampuannya memang menunjukkan
kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
34. Dari pendapat tersebut, tentu saja harus
diperhatikan bahwa dalam kegiatan penilaian
perlu disesuaikan dengan karakteristik mata
pelajaran bahasa Indonesia. Dalam mata
pelajaran bahasa Indonesia memiliki aspek
mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis. Keempat keterampilan ini mempunyai
tujuan membentuk peserta didik memiliki keempat
keterampilan tersebut dengan baik.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
36. Aspek-aspek yang ada dalam mata pelajaran
bahasa Indonesia dalah aspek-aspek
mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis. Keempat aspek keterampilan ini
mempunyai tujuan membentuk peserta didik
memiliki keempat keterampilan tersebut
dengan baik. Dan keempat keterampilan
tersebut tidak bisa berdiri sendiri, keempatnya
mempunyai hubungan yang saling terkait satu
sama lain.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
37. Berdasarkan karakteristik mata pelajaran
bahasa Indonesia tersebut maka kegiatan
penilaian atau evaluasi bahasa Indonesia
dengan teknik penilaian berbasis penilaian
kelas mampu menjembatani kondisional
tersebut. Penilaian berbasis kelas memiliki
berbagai jenis evaluasi, baik evaluasi yang
berkaitan dengan pengujian dan pengukuran
tingkat kognitif menggunakan tes, maupun
evaluasi terhadap perkembangan mental
melalui penilaian tentang sikap, produk atau
karya
EVALUASI -apriek7@gmail.com
38. Dengan karakteristik mata pelajaran bahasa
Indonesia yang menonjolkan keterampilan
tersebut acuan cara pemberian nilai baik
kuantitatif dan kuatitatif sangat signifikan.
Karakteristik mata pelajaran bahasa
Indonesia beserta penilaian mengandung
pengertian bahwa penilaian tersebut adalah
sebuah proses dan berhubungan dengan
pemberian nilai atau arti
EVALUASI -apriek7@gmail.com
39. Sebagai suatu proses, pelaksanaan penilaian
seharusnya berupa tindakan yang harus
dilakukan. Dengan demikian, penilaian
bukan sekadar produk atau hasil, melainkan
rangkaian kegiatan. Sebagai pemberian nilai
atau arti, penilaian harus menunjukkan
kualitas yang dinilai.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
40. Depdiknas ( 2006:4)
Penilaian kelas merupakan suatu proses yang
dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan,
penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi
melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian
hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan
penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta
didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai
teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja
(performance), penilaian sikap, penilaian tertulis
(paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian
produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya
peserta didik (portofolio), dan penilaian diri ().
EVALUASI -apriek7@gmail.com
41. Berdasarkan pendapat tersebut bahwa penilaian
berbasis kelas adalah proses penilaian yang
dilakukan secara terus-menerus. Penilaian
dilakukan pada saat siswa melaksanakan proses
pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas,
seperti di laboratorium atau lapangan. Dengan
demikian kegiatan evaluasi atau penilaian bukan
merupakan kegiatan yang terpisah dari proses
pembelajaran.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
42. Antara penilaian dan pembelajaran melekat
secara penuh. Pembelajaran yang bertujuan
membentuk peserta didik terampil sesuai
kompetensi yang perlu dicapai oleh siswa peserta
didik. Hal ini tentu saja perlu disusun oleh guru
secara sistematis dan berencana serta
diharapkan penilaian kelas ini mampu
mengemban fungsi-fungsi sebuah penilaian.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
43. Abdul Majid
Penilaian berbasis kelas menggunakan
pengertian penilaian sebagai “assessment”
yaitu kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh dan mengefektifkan informasi
tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas
selama dan setelah kegiatan belajar mengajar.
Data atau informasi dari penilaian berbasis
kelas merupakan salah satu bukti yang dapat
digunakan untuk mengukur suatu keberhasilan
program pendidikan (2008:185).
EVALUASI -apriek7@gmail.com
44. Dalam hal ini kegiatan penilaian oleh guru
tentu sangat diharapkan membentuk
keterampilan berbahasa dan bersastra
peserta didik. Penilaian di sini tidak hanya
untuk memenuhi syarat administratif saja,
tetapi juga diarahkan untuk memperoleh
ketercapaian kompetensi seperti yang
dirumuskan pada Standar Kompetensi (SK)
dan Kompetensi Dasar (KD).
EVALUASI -apriek7@gmail.com
45. Penilaian tidak boleh menyimpang dari
kompetensi yang ingin dicapai. Dengan kata
lain, penilaian harus menjamin validitas.
Dengan demikian, setiap kompetensi
menuntut jenis atau alat penilaian yang
berbeda.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
46. Rusijono
“ Teknik mengumpulkan informasi tersebut pada
prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar
peserta didik terhadap pencapaian standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Penilaian suatu
kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-
indikator pencapaian hasil belajar, baik berupa
domain kognitif, afektif, maupun psikomotor. Ada tujuh
teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian unjuk
kerja , penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian
proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan
penilaian diri (2011:7).
EVALUASI -apriek7@gmail.com
47. EVALUASI -apriek7@gmail.com
Dari pendapat tersebut, bahwa penilaian
mempunyai prinsip menilai prestasi siswa.
Apa yang telah dicapai siswa. pencapaian itu
tetap berdasarkan indikator-indikator. Tentu
saja berkaitan erat dengan kompetensi yang
diinginkan. Dalam mata pelajaran bahasa
Indonesia, kompetensi tersebut sangat
mendukung siswa untuk diperlakukan dengan
penilaian berbasis kelas.
48. Dalam kajian telaah kepustakaan ini,bahwa
penilaian kelas antara lain penilaian unjuk
kerja/kinerja (performance), penilaian sikap,
penilaian tertulis (paper and pencil test),
penilaian proyek, penilaian produk, penilaian
melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta
didik (portofolio), dan penilaian diri sesuai
dasar acuan yang diambil dari sumber-
sumber kepustakaan tersebut di atas.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
49. Namun, tidak semuanya diulas di sini karena
penulis hanya ingin mencermati kesesuaian
penilaian kelas tertentu saja yang dikaitkan
dengan karakteristik mata pelajaran bahasa
Indonesia. Penulis membatasi dengan tiga
jenis penilaian kelas yaitu penilaian unjuk
kerja/kinerja (performance), penilaian sikap,
penilaian tertulis (paper and pencil test).
EVALUASI -apriek7@gmail.com
50. Dalam hal ini dapat diambil contoh pada
Standar Kompetensi (SK) bahasa dan sastra
Indonesia SMP kelas VII terdapat rumusan
materi yang pembelajarannya dapat disiasati
dilakukan di luar kelas. Pada Kompetensi
Dasar 9.2 Menuliskan dengan singkat hal-hal
penting yang dikemukakan narasumber
dalam wawancara. Mengapa bisa
dilaksanakan di luar kelas?
EVALUASI -apriek7@gmail.com
51. Karena pada kegiatan berwawancara tentu
saja melibatkan orang lain sebagai
narasumber
misalnya pedagang,petani,pegawai atau
karyawan. Oleh sebab itu, penilaian yang
dilaksanakan diupayakan berpijak dan
mempertimbangkan semua aspek penilaian.
Di sini tidak hanya didasarkan pada hasil
akhir atau produk yang dihasilkan siswa saja.
Keterlibatan dan keaktifan siswa harus
dipertimbangkan selain sebuah produk
sebagai hasil akhir.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
52. Teknik penilaian yang dipakai pun perlu
disesuaikan dengan karakteristik indikator,
tandar kompetensi dasar dan kompetensi
dasar yang ingin dicapai . oleh sebab itu,
tidak menutup kemungkinan jika satu
indikator dapat diukur dengan beberapa
teknik penilaian. Hal ini dapat terjadi karena
memuat ranah (domain) kognitif, psikomotor
dan afektif.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
53. Penilaian yang digunakan harus
mampu mengukur dan menentukan
tingkat ketercapaian kompetensi dan
sekaligus untuk menilai efektivitas
proses pembelajaran. Oleh sebab itu
penilaian dilakukan secara efektif. Agar
tujuan penilaian tercapai, guru
berupaya menggunakan berbagai
metode dan teknik penilaian yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran
dan karakteristik pengalaman belajar
yang akan ditempuh siswa peserta
didik. EVALUASI -apriek7@gmail.com
54. Dapat pula disajikan contoh kompetensi
dasar (KD) yang lain yang termaktub di
dalam kurikulum pada kelas VII jenjang SMP
misalnya pada aspek mendengarkan,
kompetensi dasarnya 1.1Menyimpulkan isi
berita yang dibacakan dalam beberapa
kalimat, tentu saja alat penilaiannya
disesuaikan dengan keterampilan yang ingin
dibentuk.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
55. Penilaian berbasis kelas yang diperlakukan
adalah kegiatan secara individu dan
menggunakan media audio atau audiovisual
dengan sintak pembelajaran metode
pemodelan,inkuiri,tanya jawab atau penugasan.
Hal ini akan berbeda perlakuan untuk
kompetensi dasar yang lain, semisal aspek
membaca dengan kompetensi dasar 3.3
Membacakan berbagai teks perangkat upacara
dengan intonasi yang tepat.EVALUASI -apriek7@gmail.com
56. Penilaian berbasis kelas di sini
mencermati keterampilan membaca,
dengan penilaian kinerja.
Penilaian unjuk kerja atau penilaian
kinerja (performance assesment)
menitikberatkan bahwa siswa peserta
didik diharapkan mampu
mendemonstrasikan dan mengaplikasikan
pengetahuan yang telah diperoleh
dengan konteks yang diinginkan.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
57. Berkaitan dengan contoh tersebut guru dapat
menyusun langkah-langkah penilaian unjuk
kera atau kinerja. Penilaian kinerja
(performance assessment) seperti yang
diuraikan dalam
EVALUASI -apriek7@gmail.com
58. Abdul Majid
Performance assessment adalah suatu
penilaian yang meminta peserta tes untuk
mendemonstrasikan dan mengaplikasikan
pengetahuan ke dalam berbagai macam
konteks sesuai dengan kriteria yang
diinginkan (2008:200).
EVALUASI -apriek7@gmail.com
59. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
diketahui bahwa dalam penilaian kinerja
(performance assessment) siswa peserta
didik melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan melakukan tindakan olah laku secara
nyata. Siswa peserta didik bertindak sesuai
langkah-langkah yang dituntut dalam
kompetensi yang ingin dicapai.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
60. Dalam penilaian kinerja ini tentu saja
yang diharapkan adalah tahap demi
tahap tindakan siswa peserta didik
dalam mengaplikasikan apa dan
bagaimana yang ingin dinyatakan
dalam proses pembelajaran sampai
kepada hasil proses.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
61. Dengan demikian guru perlu merumuskan
dan melakukan kegiatan yang harus dilalui
siswa peserta didik melalui tahapan langkah-
langkah penilaian kinerja (performance
assessment) ini meliputi kegiata-kegiatan
yaitu yang pertama guru mengidentifikasi
terhadap langkah-langkah penting yang
diperlukan atau yang akan mempengaruhi
hasil akhir (output) yang terbaik.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
62. Kemudian dapat dilanjutkan dengan tahapan
merumuskan perilaku kemampuan-kemampuan
spesifik yang penting dan diperlukan untuk
menyeesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir
(output) yang terbaik. Tindakan selanjutnya yang
dapat dilakukan guru adalah merumuskan kriteria-
kriteria kemampuan yang akan diukur. Kemampuan
ini tidak perlu terlalu banyak dan luas karena
kemampuan-kemampuan tersebut dapat
diobeservasi selama proses tersebut.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
63. Setelah itu, guru dapat mengurutkan kriteria
yang telah dirumuskan berdasarkan urutan
yang dapat diamati.Jika perlu, guru dapat
membandingkan dengan kriteria-riteria
kemampuan yang dibuat sebelumnya oleh
guru atau orang lain. Hal ini digunakan
sebagai bandingan dan bahan yang
diperlukan guru untuk menyusun penilaiaan
yang valid dan akuntabel.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
64. Selain penilaian kinerja (performance assessment),
dapat pula digunakan adalah penilaian sikap dalam
proses pembelajaran bahasa Indonesia atau bisa
pula dengan penilaian kelas yang lain misalnya
penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian
proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan
hasil kerja/karya peserta didik (portofolio), dan
penilaian diri,tinggal bagaimana guru merancangnya
disesuaikan dengan aspek keterampilan yang ingin
dibentuk serta dengan memperhatikan karakteristik
kompetensi dasarnya.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
65. Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas
VII terdapat kompetensi dasar misalnya 3.3
membacakan berbagai teks perangkat upacara
dengan intonasi yang tepat,atau 15.1 membaca
indah puisi dengan menggunakan irama,
volume suara,mimik,kinestik yang sesuai
dengan isi puisi, tentu akan berbeda dengan
kompetensi dasar yang lainnya misalnya dapat
dicermati kompetensi dasar pada kelas IX,
semisal 10.1 berpidato/berceramah/berkhotbah
dengan intonasi yang tepat dan artikulasi serta
volume suara yang jelas.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
66. Dalam hal ini aspek keterampilan yang ingin
dituju serta kompetensi dasarnya perlu dicermati
dengan saksama. Oleh sebab itu, penilaian kelas
yang ingin digunakan perlu dianalisis apakah
sudah sesuai atau tidak.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
67. EVALUASI -apriek7@gmail.com
Kompetensi dasar-kompetensi dasar yang
mengacu kepada pembentukan nilai-nilai
sikap seyogyanya dapat dilaksanakan
dengan menggunakan penilaian sikap. Dan
tidak menutup kemungkinan dapat digunakan
dengan penilaian kelas yang lain karena
kompetensi dasar tersebut saling berkaitan
dalam membentuk keempat keterampilan
berbahasa.
68. Sikap yang bagaimana yang dianggap mampu
mencerminkan kompetensi dasar tersebut tentu
juga perlu pengkajian yang mendalam.
Ketercapaian kompetensi tersebut tentu saja
akan berkaitan erat dengan keterampilan
membaca siswa. Kompetensi ini tidak hanya
sekadar membaca tetapi juga dinilai sikap siswa
peserta didik dalam keterampilan membacanya
atau mngkin keterampilan berbicaranya.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
69. Klausmeier (1985)
dalam Abdul Majid
Ada tiga model belajar dalam rangka
pembentukan sikap. Model-model ini sesuai
dengan kepentingan penerapan dalam dunia
pendidikan. Tiga model tersebut.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
70. Mengamati dan meniru, pembelajaran model ini berlangsung
pengamatan dan peniruan melalui model (learning through
modeling). Tingkah laku manusia dipelajari dengan
mengamati dan meniru tingkah laku atau perbuatan orang ain
terutama orang-orang yang berpengaruh.
Menerima penguatan, penguatan dapat berupa ganjaran
(penguatan positif) dan dapat berupa penguatan hukuman
(penguatan negatif). Dalam proses pendidikan, guru atau
orang tua dapat memberikan ganjaran berupa pujian atau
hadiah kepada anak yang berbuat sesuai dengan nilai-nilai
tertentu. Dari waktu ke waktu respon yang diberi ganjaran
tersebut akan bertambah kuat.
Menerima informasi verbal, informasi tentang berbagai hal
dapat diperoleh melalui lisan atau tulisan. Informasi tentang
objek tertentu yang diperoleh oleh seseorang akan
mempengaruhi pembentukan sikapnya terhadap objek yang
bersangkutan (2008:213).
EVALUASI -apriek7@gmail.com
71. Berdasarkan pendapat tersebut perlu
digarisbawahi bahwa pembentukan sikap
siswa peserta didik ada tiga point yang
sangat penting yaitu yang pertama adalah
mengaati dan meniru, yang kedua adalah
menerima penguatan dan yang ketiga adalah
menerima informasi verbal.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
72. Untuk point yang pertama bahwa model belajar
dalam rangka pembentukan sikap dapat dari
mengamati dan meniru. Bila dalam konteks
mengamati dan meniru guru dapat menyiasati
dengan metode pemodelan, maka harapannya
seorang guru mampu menyusun rancangan
penilaian kelas dengan memperhatikan model
pembelajaran yang bisa mengerucut mendapatkan
kepada keterampilan siswa dengan memperhatikan
nilai-nilai sikap yang dikembangkan.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
73. Sedangkan untuk point yang kedua yaitu model
belajar dalam rangka pembentukan sikap dapat
dari menerima penguatan baik penguatan secara
positif dan negatif. Hal ini memang bisa berterima
karena adanya penguatan akan memotivasi
siswa peserta didik untuk melakukan eksplorasi
nilai-nilai sikap yang ingin dicapai. Tentu saja
peranan guru sebagai fasilitator dan motivator
sangat membantu.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
74. Mukhtar dan Rusmini
Dalam proses pembelajaran, perilaku siswa
juga sangat dipengaruhi oleh penguatan
(reinforcement) yang diberikan oleh seorang
guru kepada mereka(2008:69).
EVALUASI -apriek7@gmail.com
75. Berdasarkan pendapat tersebut nyatalah
sekali bahwa seorang guru sangat penting
dalam membentuk nilai-nilai sikap siswa
peserta didiknya. Guru dianggap sebagi
ujung tombak sebagai pendongkrak perilaku
siswa.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
76. Weber dan Cooper(1990)
dalam Muthar dan Rusmini
Berkaitan dengan penguatan (reinforcement) menurut
pendapat yaitu:
Positive reinforcement is the introduction of a reward
or a reward following desirable behavior:its effect is to
increase the frecuency of a desired behavior.
Negative reinforcement (avoidance) is the removal of
a punishment or another means of increasing the
frecuency of desiredbehavior.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
77. Extinction is the removal of a reward or decrease
the frecuencyof undesired behavior,especially
behavior that was previously rewarded.
Punisment is the introduction of a punishment or
the presentation of unpleasantor
oversice,consequences as a result of undesirable
behavior(2008:69).
EVALUASI -apriek7@gmail.com
78. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui
bahwa penguatan (reinforcement) antara lain
berupa penguatan positif,penguatan
negative,pemadaman (extinction),hukuman
(punisment).
Bahwa dalam penguatan positif ( positive
reinforcement) tentu terdapat konsekuensi yang
menyenangkan sehingga inilah yang mendorong
terjadinya pengulangan perilaku yang diiginkan itu.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
79. Sedangkan bila penguatan negatif (negative
reinforcement) yaitu apabila perilaku siswa
disertai dengan peniadaan konsekuensi yang
tidak meyenangkan, pemadaman (extinction)
terjadi apabila tidak ada konsekuensi yang
berarti bagi suatu perilaku, hukuman
(punisment) terjadi apabila konsekuensi yang
tidak menyenangkan menyertai perilaku
tertentu.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
80. Sekadar contoh untuk melengkapi uraian tersebut, di sini
diberikan contoh-contoh untuk keempat penguatan
tersebut. Misalnya untuk penguatan positif ( positive
reinforcement) contohnya siswa peserta didik berhasil
memperoleh prestasi belajar yang tinggi, maka siwa
peserta didik tersebut akan memperoleh penghargaan
dari gurunya. Hal ini akan mengakibatkan bahwa siswa
peserta didik merasa dihargai dan perilaku ini akan
berkecenderungan siswa peserta didik tersebut ingin
memperoleh lebih tinggi dan lebih baik lagi prestasi
belajarnya.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
81. Sedangkan untuk penguatan negatif (negative
reinforcement) contohnya bahwa siswa peserta
didik mengetahui jika tidak mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik, maka siswa peserta
didik tersebut akan memperoleh pestasi belajar
yang rendah. Hal ini dapat menjadi dorongan
agar siswa peserta didik dapat belajar dengan
lebih baik.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
82. Sedangkan untuk contoh pemadaman (extinction)
misalnya saat siswa peserta didik mengajukan saran pada
saat proses pembelajaran, tetapi guru tidak menolak atau
menerima saran tersebut atau tidak pula melakukan
sesuatu yang lain, maka siswa peserta didik tersebut akan
tidak bergairah lagi untuk mengajukan sarannya.
Sedangkan untuk hukuman (punisment) misalnya siswa
peserta didik yang tidak dapat megerjakan tugas yang
diberikan guru, maka guru memberikan hukuman.
Hukuman ini hanya sebagai konsekuensi tidak
diselesaikannya tugas tersebut.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
83. Hal-hal tersebut diharapkan membngun
kondisional yang ingin dituju dalam
membentuk dan memberikan nilai-nilai
sikap kepada siswa peserta didik.
Selain itu, siswa peserta didik juga bisa
mendapatkan informasi baik secara lisan
dan tulisan. Hal ini dengan harapan
bahwa informasi verbal secara lisan dan
tulisan dapat menjadikan siswa tertanam
nilai-nilai sikapnya melalui pembelajaran.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
84. Pembelajaran akan dianggap dapat berhasil
dengan memperoleh nilai-nilai sikap. Nilai-nilai
sikap terebut dapat diambil oleh siswa peserta
didik dengan cara mengamati atau
meniru,menerima penguatan, dan menerima
informasi verbal yang kesemuanya itu masih
berkaitan dengan koridor nilai atau norma yang
berhubungan dengan suatu materi pelajaran.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
85. Setelah diulas mengenai penilaian kinerja
(performance assessment) dan penilain
sikap, di sini juga ingin diulas dan disajikan
sedikit informasi mengenai tes tertulis (paper
pencil)
EVALUASI -apriek7@gmail.com
86. Rusijono
Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban
yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk
tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak
selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi
juga dalam bentuk yang lain seperti member
tanda,mewarnai,menggambar,dan lain sebagainya
(2011:11)
EVALUASI -apriek7@gmail.com
87. Dari pendapat tersebut dapat diketahui
bahwa ternyata tes tertulis tersebut tidak
sekadar yang biasa dikenal secara umum
yaitu hanya berupa tes tertulis berbentuk
pilihan ganda dan uraian. Bahwa dari
pendapat tersebut tes tertulis (paper and
pencil test ) tersebut melibatkan sesuatu hasil
ide yang tertuang di kertas.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
88. Bahwa keterlibatan semua komponen dalam
diri siswa peserta didik dapat dijembatai
dengan tes tertulis yang kelihatannya
sederhana tetapi sebenarnya juga memuat
kompleksitas. Hal ini dapat ditengarai bahwa
dalam rambu-rambu tes tertulis juga memiliki
kaidah-kaidah yang harus dianut.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
89. Abdul Majid
Tes tertulis merupakan tes dalam bentuk bahan
tulisan (baik soal maupun jawabannya). Dalam
menjawab soal siswa tidak selalu harus merespon
dalam bentuk menulis kalimat jawaban tetapi dapat
juga dalam bentuk mewarnai,memberi tanda,
menggambar grafik,diagram dan sebagainya
(2008:195).
EVALUASI -apriek7@gmail.com
90. Oleh sebab itu,layaklah bila penilaian kelas yang
berupa tes tulis digunakan dalam penilaian mata
pelajaran bahasa Indonesia. Sekadar contoh
bahwa dalam kompetensi dasar yang terdapat
dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IX
misalnya kompetensi dasar nomor 11.2 yaitu
mengubah sajian grafik , tabel, atau bagan menjadi
uraian melalui kegiatan membaca intensif,
kompetensi ini bisa dengan menggunakan tes
tertulis sebagai penilaian kelasnya.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
91. Rusijono
Ada dua bentuk tes tertulis,yaitu:
Soal dengan memilih jawaban,mencakup:
pilihan ganda, dua pilihan (benar-salah),dan
menjodohkan.
Soal dengan mensuplai jawaban,
mncakup:isian atau melengkapi,uraian
terbatas, dan uraian.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
92. Penyusunan instrument penilaian tertulis perlu
dipertimbangkan hal-hal berikut:
Materi, misalnya kesesuaian soal dengan kompetensi
dasar dan indicator pencapaian pada kurikulum
tingkat satuan pendidikan,
Kontruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan
harus jelas dan tegas.
Bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan
kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.
Kaidah penulisan, harus berpedoman pada kaidah
penulisan soal yang baku dari berbagai bentuk soal
penilaian(2011:14)
EVALUASI -apriek7@gmail.com
93. Dari uraian tersebut maka dapat diketahui
bahwa tes tertulis tersebut cukup kompleks
memuat kaidah-kaidah atau aturan
penyusunannya. Perlu dicermati bahwa di sini
yang disoroti adalah teknik penyusunan dan
instrument, tentu saja ada beberapa hal lain
yang mungkin dan tidak menutup kemungkinan
hal-hal lain tersebut yang bisa ditambahkan oleh
guru sebagai penyusun tes tertulis.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
95. SIMPULAN DAN SARAN
Penilaian atau evaluasi dalam pembelajaran
khususnya dalam mata pelajaran bahasa
Indonesia yang dapat menjembatani pada
pengembangan keterampilan berbahasa dan
bersastra adalah penilaian berbasis kelas.
Dalam penilaian berbasis kelas , pengambilan
nilai ini pada umumnya bertumpu pada kegiatan
proses yang membentuk keterampilan
berbahasa dan bersastra. Kegiatan ini dapat
berlangsung baik di dalam maupun di luar kelas.
Penilaian dilakukan secara terus-menerus dan
berkesinambungan
EVALUASI -apriek7@gmail.com
96. Dari uraian dalam pembahasan dapat diambil
simpulan bahwa penilaian kelas yang meliputi
penilaian unjuk kerja (performance), penilaian
sikap, penilaian tertulis (paper and pencil
test), penilaian proyek, penilaian produk,
penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya
peserta didik (portofolio), dan penilaian diri
tersebut pada umumnya dapat digunkan
untuk mata pelajaran bahasa Indonesia.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
97. Namun demikian,penulis mengambil sikap
bahwa yang paling signifikann dan urgen yang
dianggap mampu menjembatani sesuai
karakteristik mata pelajaran bahasa Indonesia
maka penulis pada umumnya menggunakan
penilaian unjuk kerja/kinerja (performance
assessment), penilaian sikap, penilaian tertulis
(paper and pencil test).
EVALUASI -apriek7@gmail.com
98. Kiranya bila ada telaah kepustakaan yang
lain atau berikutnya tentang penilaian kelas
diharapkan telaah tersebut dapat ditelaah
atau diambil dari sudut atau dari aspek yang
lain serta jenis penilaian kelas selain
penilaian unjuk kerja (performance), penilaian
sikap, penilaian tertulis (paper and pencil
test).
EVALUASI -apriek7@gmail.com
99. DAFTAR PUSTAKA
Abdul Karim,|Muchtar dkk.1999.Evaluasi
Pembelajaran.(Materi Pelatihan Manajemen
Kepala SLTP Negeri/SwastaJawa
Timur).Surabaya:Kantor Wilayah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Depdiknas. 2006. Model Penilaian Kelas.
Jakarta: Depdiknas.
Majid,Abdul.2008.Perencanaan
Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
EVALUASI -apriek7@gmail.com
100. Mukthar dan Rusmini.2008.Pengajaran
Remedial Teori dan Penerapannya dalam
Pembelajaran.Jakarta:PT Nimas Multima
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar
Penilaian Pendidikan
Rusijono dkk.2011. Materi Pendidikan dan
Pelatihan Profesi Guru –Materi 5 Asesmen.
Surabaya: Kementerian Pendidikan Nasional
Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat
Kurikulum dan Perbukuan.
EVALUASI -apriek7@gmail.com
101. Sugono,Dendy dkk. 2008.Kamus Bahasa
Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa, Tim
Penyusun Kamus Pusat Bahasa.
Undang-undang Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen
Widodo,Rahmat.2009. Penilaian Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Kelas
[Tersedia] http://wyw1d.wordpress.com
(9Desember 2009)
EVALUASI -apriek7@gmail.com