Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Politik apartheid di Afrika Selatan berlangsung selama 40 tahun sebelum akhirnya dihapuskan pada tahun 1991 melalui referendum yang menyetujui penghapusan undang-undang rasial diskriminatif, diikuti pemilu demokratis pertama pada 1994 yang mengakhiri sistem rasial di negara tersebut.
2. Annisa Aulia Berliana
Muthmainnah
Noer Kholifah Moti Fani
Nurul Khoiriyyah
Rofiqi Alwafi
Kelas XII IIS 1
Nama kelompok :
3. Afrika Selatan telah menjalankan
politik Rasialisme atau politik
Apartheid selama 40 tahun
Politik ini dilaksanakan sejak masa
pemerintahan Daniel Francois
Malan (1948-1954).
Presiden Afrika Selatan De Klerk
pada bulan Februari 1991 didepan
parlemen mengusulkan tiga
undang-undang yang diskriminatif
dan rasial dihapus
Daniel Francois Malan
4. Ketiga Undang-undang itu adalah :
a. Land Act (1913), yaitu undang-undang yang melarang warga kulit hitam
memiliki tanah di wilayah yang sudah ditentukan
b. Urban Areas Act (1923), yaitu undang-undang yang mengatur pemisahan
tempat tinggal warga kulit hitam dan kulit putih
c. Registration Act (1950), yaitu undang undang yang mengharuskan setiap
warga Afrika Selatan memiliki surat keterangan pengelompokan,
penggolongan ini atas dasar ciri-ciri fisik
5. Rencana penghapusan undang-undang Rasial oleh De Klerk dilatarbelakangi
oleh kondisi ekonomi Afrika Selatan yang kian memburuk akibat embargo
ekonomi yang dilancarkan oleh Amerika Serikat
Wujud
Embargo
Pembatalan penanaman modal
di Afrika Selatan.
Pembatalan kerja sama
Pembatasan Pemasaran
Ekspor
6. Upaya De Klerk untuk
menghapus undang-
undang yang diskriminatif
mendapat tantangan dari
kelompok sayap kanan
(partai konservatif) yang
dipimpin oleh Andries
Treunicht.
Alasan kelompok sayap
kanan menolak usulan De
Klerk adalah tanpa politik
perbedaan warna kulit,
warga kulit putih akan
tergusur dan akan banyak
sekali keuntungan yang
diperoleh warga kulit
hitam.
De Klerk
Andries
Treunicht.
7. Alasan yang mendasari rasa pesimis
Nelson Mandela (ketua partai kongres
Nasional Afrika Selatan) atau yang
disebut ANC adalah lembaga-lembaga
pemerintahan masih dikuasai warga
kulit putih dan perjuangan warga kulit
hitam untuk mendapat hak ikut pemilu
belum diakui
Nelson Mandela
8. Pada Maret 1992, diadakan referendum.
Hasilnya adalah lebih dari setengah pemberi suara menyetujui
penghapusan politik Apartheid.
Golongan kulit putih menyadari bahwa tanpa menghapus politik apartheid,
pertumbuhan negeri mereka akan statis dan perekonomian pun akan
hancur.
Sebagian besar dari golongan kulit putih adalah kelompok pengusaha yang
bercita-cita dapat melakukan perdagangan luar negeri dengan bebas.
9. Penghapusan apartheid
didukung oleh Uskup Desmond
Tutu, pejuang kulit hitam
antirasialisme.
Uskup berpendapat apabila
Afrika Selatan masih saja
mempertahankan sistem politik
apartheid, Afrika Selatan
semakin tersisih dari peradaban
dunia yang berubah.
Uskup Desmond Tutu
10. Hasil referendum mengakhiri politik apartheid.
Pelaksanaannya untuk mengakhiri politik apartheid baru
terwujud dua tahun kemudian setelah diadakan pemilu di
seluruh wilayah Afrika Selatan yang berlangsung pada tanggal
27 April-2 Mei 1994.
Pemilu ini adalah pemilu pertama yang mengikutsertakan
warga kulit hitam memberikan suara dan hak politiknya.
Presiden pemilu dipilih dari golongan kulit hitam yakni Nelson
Mandela untuk pertama kalinya
11. PEMBANTAIAN SHARPEVILLE
Pembantaian Sharpeville adalah tragedi yang
terjadi pada tanggal 21 Maret 1960 di kantor polisi
Sharpeville, Provinsi Transvaal Afrika Selatan .
Setelah seharian berdemonstrasi, sebanyak 5.000
sampai 7.000 pengunjuk rasa berkulit hitam
bergerak ke kantor polisi. Polisi melepaskan
tembakan dan menewaskan 69 orang.
Sejumlah sumber memberi keterangan yang tidak
tetap seputar perilaku pengunjuk rasa, ada yang
mengatakan mereka datang dengan damai, ada
yang mengatakan bahwa mereka melempar batu
ke arah polisi dan penembakan terjadi ketika
kerumunan bergerak ke pagar kantor polisi.
Pembantaian Sharpeville pada 21 Maret diperingati
sebagai. Hari Penghapusan Diskriminasi Rasial.
Protes dari seluruh dunia terus berdatangan pasca-
penembakan Sharpeville, termasuk demonstrasi
simpati di berbagai negara dan pernyataan kutukan
dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
SekilasInfo