SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 11
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Jendela 
Keluarga 
celah 
Ayah dan Kokohnya Jiwa Anak 
dialog antara ibu dan anaknya, 1 dialog an­tara 
kedua orang­tua 
tanpa nama dengan anak­nya. 
Kehidupan keluarga saat ini banyak yang 
keliru da­lam 
merancang pendidikan anaknya. 
Agar dapat mem­be­rikan 
pendidikan yang 
terbaik, ayah bekerja ke­ras 
mencari naf­­kah, 
karena sekolah yang bagus identik de­ngan 
mahal. Walhasil, banyak ayah yang tidak 
terlibat da­lam 
mengasuh dan mendidik 
anak-anaknya. 
Namun apa yang terjadi, begitu banyak 
ma­salah 
sosial yang terjadi. Gay, lesbi, dan 
trans­gender 
sebagaimana ilus­trasi 
kisah di 
awal ternyata banyak disebabkan karena pe­ran­ayah 
yang hi­lang 
dan tidak memberi identitas yang je­las 
Oleh Ida S. Widayanti* 
pada anak. Sehingga anak menyimpang dari fitrah­nya. 
Menarik kisah bagaimana Nabi Yusuf saat digoda 
oleh Zulaikha. Dalam surat Yusuf ayat 24 dijelaskan, se­­­sung­guhnya 
Yusuf pun mempunyai keinginan yang sa­ma 
andai kata dia tidak melihat tanda dari Rabbnya. 
Dalam Tafsir Jalalain disebutkan, menurut Ibnu Abbas 
RA bahwa pada saat yang kritis itu tiba-tiba Nabi Yakub, 
sang ayah, tampak di hadapannya. Itulah yang membuat 
nafsu syahwat Yusuf yang telah membara surut. Bagi 
Yusuf yang sangat dekat dan merasa begitu dicintai 
ayah­nya, 
maka sekelebat saja wajah sang ayah, mampu 
mem­­buatnya 
tersadar dari kekhilafannya. 
Kisah ini menjadi ibrah bahwa kedekatan ayah de­ngan 
anak yang dibangun sejak kecil melalui dialog 
in­tens 
dan kebersamaan itu penting. Cara demikian 
mam­­­pu 
menjaga seorang anak untuk senantiasa berada 
da­­lam 
fitrah kesuciannya. 
Momen Ramadhan dan Idul Fitri Allah hadirkan un­tuk 
menjaga kefitrahan manusia. Semoga dengan men­jaga 
hubungan dan kedekatan selama sebulan penuh 
akan membuat anak terjaga dari berbagai pe­nyim­pa­ngan. 
Penulis Serial Catatan Parenting 
AGUSTUS 2014/SYAWAL 1435 67 
foto: DADANG KUSMAYADI/suara hidayatullah 
Pertengahan Juni 2014 seorang anak 
pe­rempuan 
berusia 14 tahun me­ngu­­mumkan 
dalam akun media 
sosial­nya. 
Ia menyatakan, dirinya 
te­­lah 
menjadi seorang transgender 
ber­ganti 
kelamin men­jadi 
laki-laki. Dalam se­buah 
wawancara ia me­ngatakan 
bahwa ke­pu­tusan 
itu didukung oleh ibunya. “Aku sa­ngat 
mencintai ibuku, tapi ayah tak pernah 
meng­­hu­bungiku,” 
ujarnya. 
Ungkapan tersebut menyiratkan keke­ce­waan 
dirinya yang tidak dipedulikan oleh 
sang ayah. Siapakah ayah anak tersebut? Dia­lah 
penyanyi legendaris R Kelly yang ter­­kenal 
de­ngan 
lagunya “I Believe I Can Fly”. Lagu yang di­tulisnya 
ini sangat populer karena menginspirasi ba­nyak 
orang 
un­tuk 
percaya bahwa apapun dapat kita la­ku­kan 
jika 
kita yakin bisa. 
Selain suara dan lagu-lagunya yang mendunia, dia 
juga terkenal sangat kontroversial. Sederet catatan hitam 
me­ngiringi 
perjalanan hidupnya. 
Lalu apa komentar R Kelly saat mengetahui keputusan 
anaknya? “Sangat berat bagiku untuk menyebut ‘Putriku’ 
se­karang 
berubah menjadi ‘Putraku’, tapi memang begitu 
kenyataannya,” ujar Kelly yang merasa shock menerima 
ke­nyataan 
ini. 
Yang membuat Jay Kelly, sang anak, mengambil ke­pu­­tusan 
demikian boleh jadi karena protes dan men­cari 
perhatian sang ayah yang tidak dekat dengan anak-anak­nya, 
bahkan tak pernah menelepon menanyakan kabar 
mereka. 
Kisah di atas semakin membuktikan betapa pen­ting­nya 
dialog ayah dengan anak dalam mengkokohkan jiwa 
anak. Al-Qur`an sudah memberi contoh. Terdapat 17 
dialog tematik antara orangtua dengan anak dalam al- 
Qur’an yang tersebar dalam 9 Surat. Adapun rinciannya 
se­­bagai 
berikut: 14 dialog antara ayah dengan anaknya, 2
tarbiyah 
Nasihat Ibu 
untuk Putrinya 
Jelang Nikah 
Oleh Sri Lestari* 
Dengan selalu belajar, kita 
mengharapkan ia faham bagaimana 
bersikap sebagai seorang Muslimah sejati. 
Bagaimana ia membentengi dirinya dengan 
akhlak karimah, cara berpakian islami, 
pergaulan islami, dan apa saja yang harus ia 
persiapkan untuk menjadi istri yang salehah 
dengan segala aturan dan pernak perniknya. 
Begitupun tentang ilmu menjadi ibu yang 
baik bagi anak-anaknya kelak, serta seluk 
beluk tentang kerumahtanggaan. 
Ilmu yang benar akan memahamkan 
ia bagaimana Islam mengatur kehidupan 
dalam berumahtangga, supaya masing-masing 
tahu hak dan kewajibannya. Suami 
sebagai pemimpin atau imam keluarga 
berkewajiban menafkahi dan mendidik 
keluarganya agar selamat di dunia dan 
akhirat. Demikian juga sang istri harus 
paham bahwa ia menjadi mitra suami 
dalam rumah tangganya, menjadi ibu dan 
pendidik bagi anak-anaknya. 
Nasihat Ibu 
Kedekatkan ibu dengan anak-anak ti­dak­lah 
diragukan lagi, apalagi bagi seorang 
anak gadis. Menjelang saat-saat bersejarah 
ba­gi 
kehidupannya tentu dukungan moril 
Menjelang saat-saat 
bersejarah bagi 
kehidupannya. Dukungan 
moril dari sang ibu sangat ia 
nantikan. 
Melihat fenomena 
pernikahan sekarang 
membuat hati kita 
‘kebat-kebit.’ Begitu 
mudahnya mereka 
menikah, begitu mudah juga mereka 
berpisah. Kesakralan pernikahan seakan 
telah memudar. 
Zamankah yang berubah atau perilaku 
kita sekarang yang berubah? Bukankah baik 
buruknya suatu periode masa bergantung 
bagaimana orang-orang yang hidup di 
masa itu dalam mengisinya? Hendaklah 
ini menjadi bahan perenungan kita 
sebagai orangtua dalam menyikapi dan 
melaksanakan nilai-nilai agama yang akan 
diterapkan dalam kehidupan keluarga. 
Pernikahan adalah peristiwa sakral. 
Apalagi bagi anak perempuan yang hendak 
memasuki babak baru kehidupannya. 
Se­telah 
menikah, ia akan menjadi tang­gung­­jawab 
suami dan berlepas diri dari 
tanggungan orangtuanya. 
Juga, ketaatannya bukan lagi pada 
orangtua, tapi sudah pada suaminya. Ber­un­tunglah 
bila suaminya seorang yang saleh. 
Untuk itu, tugas orangtua adalah me­mi­lih­kan 
jodoh anak-anak kita, tentunya dengan 
persetujuan mereka. 
“Manakala ada orang yang kalian 
ridhai agama dan akhlaknya datang kepada 
kalian (untuk melamar putri kalian). Maka 
hendaklah nikahlah ia (dengan putrimu). 
Jika tidak niscaya terjadi fitnah di muka 
bumi dan kerusakan besar.” (Riwayat 
Tirmidzi). 
Bekal Ilmu 
Untuk kebahagiaannya, usaha kita 
tidak hanya berhenti dalam mencarikan 
jodoh. Bekal ilmu yang memadai sangat 
dibutuhkan putri kita dalam menapaki jalan 
hidupnya nanti. 
Ilmu yang dimaksud adalah ilmu 
agama yang dengannya kita tahu apa yang 
diperintah-Nya dan apa yang dilarang-Nya. 
Apa yang disunnahkan oleh Rasulullah 
dan mana yang bukan sunnahnya. 
SUARA HIDAYATULLAH 68 | www.hidayatullah.com
Jendela keluarga 
Jadilah kamu orang yang sangat menghor­ma­tinya, 
tentu ia akan sangat memuliakanmu. 
Jadilah kamu orang yang selalu sepakat dalam 
kebaikan dengannya, tentu ia akan sangat belas 
kasihan dan sayang kepadamu. 
menghormatinya, tentu ia akan sangat 
memuliakanmu. Jadilah kamu orang yang 
selalu sepakat dalam kebaikan dengannya, 
tentu ia akan sangat belas kasihan dan 
sayang kepadamu. 
Ketahuilah, sesungguhnya kamu 
tidak akan sampai pada yang diinginkan, 
hingga kamu mendahulukan keridhaannya 
dari keridhaanmu, dan mendahulukan 
kesenangannya dari kesenanganmu. Baik 
itu dalam hal yang kamu sukai atau kamu 
benci dan Allah akan memberkahi dirimu...” 
Al-Abas bin Khaalid As-Sahmi berkata, 
“Maka kemudian Ummu Iyaas pun 
melahirkan ’Amr bin Hajr. Dan ’Amr bin 
Hajr punya anak Al-Haarits bin ’Amr. Yang 
disebut terakhir adalah kakek dari Umrul 
Qois, penyair dan pujangga yang tersohor.” 
Sungguh, ini merupakan nasihat yang 
menyimpan nilai-nilai mulia. Sekarang, 
saya persembahkan nasihat ini kepada para 
ibu semoga kebahagiaan dan kedamaian 
tercurah kepada putri-putri kita yang akan 
menikah. Amiiin. Ibu rumah tangga 
lapar itu membakar dan kurangnya tidur 
menimbulkan kemarahan. 
Perkara ketujuh dan kedelapan, 
menjaga hartanya dan perhatian terhadap 
kerabatnya dan anak-anaknya. Dan kunci 
pengurusan harta adalah penempatan 
harta sesuai ukurannya dan kunci perhatian 
anak-anak adalah bagusnya pengaturan. 
Sedangkan perkara yang kesembilan 
dan kesepuluh adalah jangan sekali-kali 
engkau membantah perintahnya dan 
jangan sekali-kali engkau menyebarkan 
rahasianya. Karena jika engkau menyelisihi 
perintahnya, maka engkau akan 
memanaskan dadanya, dan jika engkau 
menyebarkan rahasianya, engkau tidak akan 
aman dari pengkhianatannya. 
Kemudian jauhilah olehmu bergembira 
di hadapannya saat ia bersedih, dan 
bersedih di hadapannya saat ia sedang 
bergembira. Sebab sikap yang pertama 
merupakan kelengahan terhadap 
kewajiban, sedang sikap kedua termasuk 
pengacau. Jadilah kamu orang yang sangat 
foto: muh abdus syakur/suara hidayatullah 
dari sang ibu begitu ia nantikan. Bagi se­orang 
ibu kebahagiaan sang anak adalah 
se­galanya, 
apapun akan kita usahakan agar 
ia bahagia. 
Memberi nasihat semisal pengalaman 
kita sebagai istri yang selama ini 
mendampingi suami, menjadikan putri kita 
lebih mantap dalam mengarungi bahtera 
rumah tangganya. Sebagaimana ibu dari 
Ummu Ilyaas yang memberikan nasihat 
pada putrinya, ketika putrinya memasuki 
mahligai rumah tangga. 
Mari kita simak nasihatnya. Tatkala 
‘Amar, sang suami, akan membawa Ummu 
Ilyaas, maka datanglah sang ibu seraya 
berkata: 
”Wahai putriku…, andaikan 
nasihat sudah tidak dibutuhkan karena 
kemajuan sastra, tentu ibu tidak akan 
memberikan nasihat ini. Akan tetapi, 
nasihat itu dapat mengingatkan orang yang 
lalai dan membantu orang yang sedang 
sadar. Andaikata wanita tidak butuh 
suami karena merasa cukup dengan kedua 
orangtuanya, tentu ibumu adalah orang 
yang merasa cukup tanpa suami. Namun, 
kaum wanita dicipta untuk kaum laki-laki 
dan kaum laki-laki dicipta untuk wanita. 
Wahai putriku, sesungguhnya engkau 
telah meninggalkan rumahmu—yang di 
situlah engkau dilahirkan dan tumbuh— 
kepada seorang lelaki asing yang engkau 
tidak mengenalnya dan teman (hidup baru) 
yang engkau tidak terbiasa dengannya. 
Maka jadilah engkau seorang budak wanita 
baginya, maka niscaya ia akan menjadi 
budak lelakimu. Hendaknya engkau 
memperhatikan dan menjaga 10 perkara 
untuknya, maka niscaya akan menjadi 
modal dan simpananmu kelak. 
Adapun perkara yang pertama dan ke­dua 
adalah tunduk kepadanya dengan sifat 
qonaah, serta mendengar dan taat de­ngan 
baik kepadanya. Perkara yang ketiga dan 
keempat yaitu engkau memperhatikan pan­dangan 
dan ciumannya, maka jangan sam­pai 
matanya melihat sesuatu yang buruk 
dari dirimu dan jangan sampai ia mencium 
darimu kecuali bau yang terharum. 
Adapun perkara yang kelima dan 
keenam adalah memperhatikan waktu 
tidurnya dan makannya, karena panasnya 
AGUSTUS 2014/SYAWAL 1435 69
usrah 
Indahnya 
Silaturahim 
Terjalin Kembali 
Apalah arti puasa yang kita 
jalani, jika ternyata kita 
masih enggan atau bahkan 
tidak mau menyambung tali 
Ssilaturahim. ekalipun hidup sengsara karena 
ulah saudara-saudaranya yang 
iri, Nabi Yusuf tak pernah 
sedikit pun terbetik niat untuk 
membalas dendam. 
Nabi yang rupawan lagi tangkas itu 
justru menerima saudara-saudaranya 
dengan penuh pemaafan. Ia juga 
kembali menyambung silaturahim 
dengan mereka yang pernah sangat 
membencinya. 
Nabi Yusuf menyadari dengan 
segenap pemahaman bahwa yang 
menjadikan saudaranya itu benci tiada 
lain hanyalah karena pekerjaan setan. 
Hal ini diungkap oleh Nabi Yusuf 
kepada ayahnya, Nabi Ya’kub, yang 
kemudian Allah abadikan di dalam 
al-Qur`an. 
“Setelah setan merusakkan 
(hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. 
Sesungguhnya Tuhanku 
Maha Lembut terhadap apa yang Dia 
kehendaki” (Yusuf [12]: 100). 
Kisah yang lengkap dan terpapar 
Oleh Imam Nawawi* 
dalam surah Yusuf itu sungguh 
memberikan banyak pelajaran hampir 
dalam setiap bidang kehidupan, 
utamanya hubungan kekeluargaan. 
Seolah-olah dengan surah Yusuf 
tersebut Allah ingin berkata, 
“Betapapun hidupmu sulit disebabkan 
oleh keluarga atau saudaramu 
sendiri, jangan sekali-kali memutus 
tali silaturahim, sebab terputusnya 
silaturahim itu adalah gerbang lurus 
menuju pintu neraka. Teladanilah 
hamba-Ku ini, Nabi Yusuf.” 
Bukti Keimanan 
Apa yang dilakukan Nabi Yusuf 
sungguh sangat patut untuk diteladani 
oleh kita sebagai umat Islam. Hal 
ini tidak lain karena menyambung 
silaturahim adalah bukti nyata 
keimanan seorang Muslim. Hal ini 
ditegaskan dalam Hadits Rasulullah . 
“Barangsiapa beriman kepada 
Allah dan hari akhir maka hendaklah 
memuliakan tamunya. Barangsiapa 
beriman kepada Allah dan hari Akhir 
maka hendaklah menyambung tali 
rahimnya. Dan barangsiapa beriman 
kepada Allah dan hari Akhir maka 
hendaklah berkata baik atau diam.” 
(Riwayat Bukhari). 
Dengan kata lain, orang Islam 
yang tidak benar-benar menjaga tali 
silaturahim dengan keluarga atau 
saudaranya, maka keimanan dalam 
dadanya masih patut disempurnakan. 
Dan, jika sikap tidak tepat itu 
dipertahankan, sama saja dengan 
membiarkan setan memutus yang 
mesti kita sambung. 
Padahal, Allah memerintahkan 
kita untuk menyambung apa-apa 
yang mestinya disambungkan. “Dan 
orang-orang yang menghubungkan 
apa-apa yang Allah perintahkan supaya 
dihubungkan.” (Al-Ra’d [13]: 21). 
Dalam tafsir Ibn Katsir dijelaskan, 
maksud ayat tersebut adalah agar 
umat Islam menghubungkan tali 
persaudaraan (silaturahim), lalu 
berbuat baik kepada saudaranya dan 
senantiasa mengusahakan kebaikan 
bagi saudaranya. 
Demikianlah semestinya seorang 
Muslim mengambil sikap dalam hal 
silaturahim, yakni berani menjadi 
washil. 
Apa itu washil? Rasulullah 
pun menjelaskan, “Bukanlah washil 
itu orang yang membalas (hu­bungan), 
tetapi washil (yang sejati) 
itu adalah orang yang apabila 
kerabatnya memutus dia, dia berusaha 
menyambungnya.” (Riwayat Bukhari). 
Apabila hal itu bisa dilakukan 
dengan penuh kesungguhan di 
SUARA HIDAYATULLAH 70 | www.hidayatullah.com
kolom parenting 
Oleh Mohammad fauzil adhim 
Ketika Saya Kecil 
Saya dibesarkan dalam lingkungan 
Muslim tradisional yang di usia 7-8 
tahun berkenalan dengan kitab-kitab 
fiqih dasar semacam Sulam 
Safinah dan yang serupa dengan itu. 
Semua itu merupakan kitab-kitab fiqih 
dasar madzhab Syafi’i yang mencakup 
berbagai masalah secara umum, 
termasuk soal menstruasi, bersuci dari 
hadas besar dan berbagai sebabnya 
(jima’/sexual intercourse salah satunya). 
Pengenalan awal tentang hukum 
Islam dalam kerangka taat kepada 
Allah SWT menjadikan anak-anak 
usia sekolah dasar kelas bawah telah 
mengenal berbagai hal yang hari ini 
dianggap sebagai porsi orang dewasa. 
Salah satu alasan untuk membekali 
anak-anak dengan pengetahuan dasar 
hukum Islam adalah karena orangtua 
berkewajiban menegakkan disiplin 
ibadah di usia 10 tahun. Salah satu 
sanksinya adalah memukul. Tapi tidak 
dibolehkan memukul, kecuali anak 
sudah mengerti hal-hal dasar tentang 
hukum Islam. Itu sebabnya, mereka 
harus memahami aturan-aturan 
dasar agama ini sebelum berusia 10 
tahun. Orangtua mengenalkan sendiri 
atau melalui guru agama di mushalla 
melalui pembelajaran kitab-kitab fiqih 
dasar. 
Menakar Ulang 
Pendidikan Seks 
Walhasil, anak-anak mengerti 
hal-hal pokok terkait kewajiban yang 
berkaitan dengan seksualitasnya, tetapi 
tidak memperolehnya dalam konteks 
pendidikan seks menurut anggapan 
sekarang. Anak memahaminya sebagai 
bekalan penting sebagai hamba 
Allah Ta’ala. Anak mengetahui apa 
itu menstruasi, apa itu ihtilam (wet 
dream), pun anak paham apa bedanya 
mani (sperma) dan madzi saat ia 
berusia sekitar 9 tahunan. Ini semua 
hasil ikutan dari pendidikan tentang 
syariat Islam. Maksudnya, tidak 
diajarkan sebagai pengetahuan pokok, 
tetapi anak akan memahami dengan 
sendirinya karena untuk menguasai 
fiqih, harus memahami berbagai hal 
terkait istilah-istilah tersebut. 
Sepintas anak tak memperoleh 
pendidikan seks –dan senyatanya 
memang tidak dimaksudkan sebagai 
pendidikan seks—tetapi dengan 
sendirinya memperoleh pengetahuan 
yang diperlukan dengan cara yang 
lebih baik, manfaat yang lebih mulia 
dan tujuan yang lebih terarah. Anak 
memahami tanpa perlu secara khusus 
mempelajari alat reproduksi. 
Beberapa Tahun Silam 
Begitu saya dibesarkan. Tetapi 
ketika saya mengenyam pendidikan 
di fakultas psikologi dan membaca 
berbagai literatur mengenai seksualitas 
manusia dan khususnya tentang 
pendidikan seks, terlebih ketika 
dihadapkan pada sejumlah pertanyaan 
dari orangtua, saya sempat mengalami 
perubahan cara pandang. Anak-anak 
harus memperoleh informasi 
“memadai” (sebuah istilah yang 
sebenarnya sangat ambigu) tentang 
seksualitas serta organ reproduksi 
mereka. Ini sangat penting agar mereka 
dapat mengendalikan diri karena 
memahami bahayanya melakukan 
hubungan seks pra-nikah. 
Jika anak meminta bertanya 
tentang hal-hal yang berkait dengan 
seksualitas, maka orangtua dan 
pendidik berkewajiban untuk 
memberikan informasi yang sesuai. 
Berikanlah jawaban yang lugas, fair, 
dan disertai dengan bimbingan agar 
anak tidak memperbuatnya. Tunjukkan 
kepada mereka bahayanya seks bebas 
sesudah menerangkan tentang alat-alat 
reproduksi dan fungsi-fungsinya secara 
gamblang. Meski saya tak sepenuhnya 
setuju, tetapi saya tak cukup alasan 
untuk menolak. 
Menurut konsep ini, penjelasan 
secara yang tuntas dan memadai justru 
memahamkan anak akan bahayanya, 
sehingga dapat mengambil keputusan 
SUARA HIDAYATULLAH 72 | www.hidayatullah.com
dengan baik. Tidak menjadi penasaran. 
Melalui pemahaman yang lengkap, 
anak akan dapat menghindari sampai 
tiba waktunya nanti. 
Beberapa Waktu Terakhir 
Belakangan saya membaca 
dan merenungi beberapa 
hal. Pertama, pergeseran paradigma 
pendidikan seks di Amerika dari seks 
bertanggung-jawab yang berorientasi 
kelonggaran melakukan hubungan seks 
pra-nikah asalkan siap dan mampu 
bertanggung-jawab, lalu bergeser 
menjadi safe sex (seks yang aman) 
sebagai reaksi terhadap merebaknya 
STD alias penyakit menular akibat 
hubungan seks bebas. Pada tahun 
1980-an, wacana yang menguat 
adalah kampanye pro-abstinence 
alias mencegah hubungan seks pra 
dan di luar nikah. Tetapi ini justru 
memperoleh penentangan dari warga 
negaranya sendiri, termasuk industri 
terkait seks semisal kondom yang 
kemudian melebarkan sayapnya ke 
negara-negara berkembang, termasuk 
Indonesia melalui berbagai LSM. Saat 
di negerinya sendiri ada ancaman 
pendidikan seks yang berorientasi 
pro-abstinence (tak ada hubungan seks 
di luar nikah), justru industri melalui 
berbagai LSM gencar melakukan 
kampanye yang dikemas dengan nama 
pendidikan seks, tetapi arahnya untuk 
membentuk pola pikir safe sex (seks 
aman) yang menguntungkan industri 
kondom dan sejenisnya. 
Kedua, ada realitas menarik di 
berbagai negara kawasan Timur 
Tengah bahwa remaja umumnya 
tidak mengalami krisis identitas 
sebagaimana yang diyakini dalam 
psikologi perkembangan. Mereka tidak 
mengalami keguncangan (storm and 
stress) yang selama ini diyakini mutlak 
terjadi pada remaja. Lalu, apa sebabnya 
mereka tidak mengalami krisis identitas 
maupun keguncangan? 
Ada dua hal. Pertama, apa yang 
disebut sebagai identity foreclosure. 
Mereka memiliki kejelasan identitas 
sebelum mereka memasuki masa 
remaja. Mereka memiliki arah dan 
Jendela keluarga 
idealisme yang kuat. Kedua, jelas dan 
kuatnya orientasi mereka terkait 
hubungan dengan lawan jenis, 
sementara terpaan media yang 
memberi rangsang seksual relatif 
rendah. 
Ketiga, saya meyakini sebaik-baik 
masa adalah para salafush-shalih. 
Dan tidak ada satu pun perkara 
yang terabaikan dalam agama ini. 
Inna ashdaqal hadiitsi kitabuLlah. 
Sesungguhnya sebaik-baik perkataan 
adalah kitabuLlah, yakni Al-Qur’anul 
Kariim. Dan sebaik-baik petunjuk 
adalah petunjuk dari Rasulullah 
Muhammad SAW. Kita dapati bahwa 
agama ini mengajarkan agar para 
pemuda memiliki orientasi menikah 
yang kuat. Bekal awalnya ditanamkan 
semenjak kanak-kanak dengan 
mengenali taklif (bebanan syariat) 
dalam segala hal, termasuk ketika 
seseorang telah ihtilam (polutio). 
Mari kita pikirkan sejenak. 
Jika terhadap lawan jenis saja kita 
diperintahkan untuk menundukkan 
pandangan, tidak pula diperkenankan 
melihat aurat dari yang sesama 
jenis, maka bagaimana mungkin kita 
memberi pendidikan dengan cara 
justru menyeksamai aurat paling 
rahasia bernama organ reproduksi? 
Bagaimana mungkin cara itu justru 
meredakan gejolak seksual. Belakangan 
kita mendapati banyak data riset 
yang menunjukkan bahwa semakin 
dini pendidikan seks diberikan, 
justru meningkatkan aborsi di usia 
lebih dini. Data terkini misalnya 
sebagaimana ditunjukkan oleh HCM 
City Development Research Institute 
di Vietnam. Pendidikan seks yang 
berorientasi kesehatan reproduksi di 
negeri itu yang diberikan semenjak SD, 
menyebabkan anak-anak usia 10 tahun 
pun banyak yang melakukan aborsi. 
Dan tidak mungkin terjadi aborsi 
jika tidak melakukan hubungan seks 
sebelumnya. Ini juga diperkuat oleh 
data dari WHO. 
Semoga catatan sederhana ini 
bermanfaat dan berkah. Wallahu’alam 
bishawab. 
MUH. ABDUS SYAKUR/SUARA HIDAYATULLAH 
AGUSTUS 2014/SYAWAL 1435 73
Jendela keluarga 
diri dalam ketaatan, namun juga 
menanggalkan ego pribadi demi 
kuatnya tali persaudaraan. Apakah 
kita rela, kesempurnaan iman yang 
sudah di depan mata lenyap begitu 
saja hanya karena kita gagal menguasai 
ego pribadi dengan tetap memilih 
memutus tali silaturahim? 
Apabila hal itu terjadi, sungguh 
apa yang kita jalani selama puasa 
Ramadhan tidak mengantarkan kita 
pada kemenangan yang sesungguhnya. 
Berbuat yang Terbaik 
Sebagaimana disinggung di 
awal, kita mesti berupaya menjadi 
washil alias orang yang senantiasa 
menyambung silaturahim. Apabila kita 
mampu melakukannya, maka sungguh 
kita telah berbuat yang terbaik (ahsan). 
Katakanlah bukan kita yang jahat 
terhadap keluarga atau saudara, tetapi 
tetap saja Allah memerintahkan 
kita berbuat yang terbaik dan tidak 
membalas keburukan atau kejahatan 
dengan kejahatan pula. 
“Dan tidaklah sama kebaikan dan 
kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) 
dengan cara yang lebih baik, maka 
tiba-tiba orang yang antaramu dan 
antara dia ada permusuhan seolah-olah 
telah menjadi teman yang sangat setia.” 
(Fushshilat [41]: 34). 
Ibn Katsir menjelaskan, apabila 
ada orang (katakanlah keluarga atau 
saudara sendiri) berbuat buruk kepada 
kita, maka tolak (balaslah) dengan 
cara yang lebih baik. Sebab hanya 
dengan membalas dengan kebaikanlah 
hubungan yang meregang akan 
merapat kembali. 
Kebaikan yang kita lakukan, masih 
kata Ibn Katsir, akan mengundang 
sikap tulus, rasa cinta dan rindu dari 
hati orang yang berbuat jahat kepada 
kita. Jadi tunggu apalagi, di momentum 
bulan Syawal ini mari segera rasakan 
keindahannya dengan bergegas-gegas 
menyambung silaturahim kembali. 
Wallahu a’lam. Pemimpin redaksi 
majalah Mulia 
bulan Syawal. Ini mendorong seluruh 
umat Islam untuk meleburkan diri 
dalam semangat kekeluargaan dan 
persaudaraan. 
Sebuah momentum yang jika 
diresapi dengan segenap pemikiran 
yang mendalam akan mengantarkan 
kita pada satu kesimpulan bahwa 
Allah dan Rasul-Nya tidak sekadar 
mewajibkan puasa. Tetapi juga 
memberikan ruang untuk kita 
merasakan apa yang sebenarnya 
dimaksud dengan kemenangan, 
kekeluargaan dan persaudaraan. 
Syawal inilah momentum terbaik 
untuk tidak sekedar mampu menempa 
foto: muh abdus syakur/suara hidayatullah 
momen bulan Syawal, maka sungguh 
kesempurnaan iman itu akan segera 
kita miliki dan pasti akan datang 
kebahagiaan demi kebahagiaan dalam 
kehidupan kita. Sebab, apalagi yang 
akan diterima oleh Muslim yang 
sempurna imannya selain kebahagiaan 
dari sisi-Nya? 
Memudahkan Rezeki 
Selain akan mendatangkan 
ketentraman dan kebahagiaan hati, 
menyambung tali silaturahim ternyata 
juga mendatangkan manfaat yang luar 
biasa dalam kehidupan dunia ini. 
Rasulullah bersabda, “Siapa 
yang ingin dilapangkan untuknya 
rezekinya dan diakhirkan untuknya 
ajalnya, maka hendaklah menyambung 
tali silaturahim.” (Riwayat Bukhari 
Muslim). 
Jadi, pertimbangan apalagi yang 
mencegah kita untuk menyegerakan 
diri menyambung tali silaturahmi 
dengan keluarga dan saudara sendiri. 
Buah Kemenangan Puasa 
Sungguh sangat luar biasa umat 
Nabi Muhammad. Hampir semua 
sisi kehidupannya diatur oleh syariat, 
tidak terkecuali perihal silaturahim. 
Subhanallah, usai berpuasa sebulan 
penuh selama Ramadhan, umat Islam 
dipertemukan dengan yang namanya 
Silaturahim 
akan me­ngundang 
sikap 
tulus, rasa cinta 
dan rindu dari 
hati orang yang 
berbuat jahat 
kepada kita 
AGUSTUS 2014/SYAWAL 1435 71
kolom parenting 
Oleh Mohammad fauzil adhim 
Ketika Saya Kecil 
Saya dibesarkan dalam lingkungan 
Muslim tradisional yang di usia 7-8 
tahun berkenalan dengan kitab-kitab 
fiqih dasar semacam Sulam 
Safinah dan yang serupa dengan itu. 
Semua itu merupakan kitab-kitab fiqih 
dasar madzhab Syafi’i yang mencakup 
berbagai masalah secara umum, 
termasuk soal menstruasi, bersuci dari 
hadas besar dan berbagai sebabnya 
(jima’/sexual intercourse salah satunya). 
Pengenalan awal tentang hukum 
Islam dalam kerangka taat kepada 
Allah SWT menjadikan anak-anak 
usia sekolah dasar kelas bawah telah 
mengenal berbagai hal yang hari ini 
dianggap sebagai porsi orang dewasa. 
Salah satu alasan untuk membekali 
anak-anak dengan pengetahuan dasar 
hukum Islam adalah karena orangtua 
berkewajiban menegakkan disiplin 
ibadah di usia 10 tahun. Salah satu 
sanksinya adalah memukul. Tapi tidak 
dibolehkan memukul, kecuali anak 
sudah mengerti hal-hal dasar tentang 
hukum Islam. Itu sebabnya, mereka 
harus memahami aturan-aturan 
dasar agama ini sebelum berusia 10 
tahun. Orangtua mengenalkan sendiri 
atau melalui guru agama di mushalla 
melalui pembelajaran kitab-kitab fiqih 
dasar. 
Menakar Ulang 
Pendidikan Seks 
Walhasil, anak-anak mengerti 
hal-hal pokok terkait kewajiban yang 
berkaitan dengan seksualitasnya, tetapi 
tidak memperolehnya dalam konteks 
pendidikan seks menurut anggapan 
sekarang. Anak memahaminya sebagai 
bekalan penting sebagai hamba 
Allah Ta’ala. Anak mengetahui apa 
itu menstruasi, apa itu ihtilam (wet 
dream), pun anak paham apa bedanya 
mani (sperma) dan madzi saat ia 
berusia sekitar 9 tahunan. Ini semua 
hasil ikutan dari pendidikan tentang 
syariat Islam. Maksudnya, tidak 
diajarkan sebagai pengetahuan pokok, 
tetapi anak akan memahami dengan 
sendirinya karena untuk menguasai 
fiqih, harus memahami berbagai hal 
terkait istilah-istilah tersebut. 
Sepintas anak tak memperoleh 
pendidikan seks –dan senyatanya 
memang tidak dimaksudkan sebagai 
pendidikan seks—tetapi dengan 
sendirinya memperoleh pengetahuan 
yang diperlukan dengan cara yang 
lebih baik, manfaat yang lebih mulia 
dan tujuan yang lebih terarah. Anak 
memahami tanpa perlu secara khusus 
mempelajari alat reproduksi. 
Beberapa Tahun Silam 
Begitu saya dibesarkan. Tetapi 
ketika saya mengenyam pendidikan 
di fakultas psikologi dan membaca 
berbagai literatur mengenai seksualitas 
manusia dan khususnya tentang 
pendidikan seks, terlebih ketika 
dihadapkan pada sejumlah pertanyaan 
dari orangtua, saya sempat mengalami 
perubahan cara pandang. Anak-anak 
harus memperoleh informasi 
“memadai” (sebuah istilah yang 
sebenarnya sangat ambigu) tentang 
seksualitas serta organ reproduksi 
mereka. Ini sangat penting agar mereka 
dapat mengendalikan diri karena 
memahami bahayanya melakukan 
hubungan seks pra-nikah. 
Jika anak meminta bertanya 
tentang hal-hal yang berkait dengan 
seksualitas, maka orangtua dan 
pendidik berkewajiban untuk 
memberikan informasi yang sesuai. 
Berikanlah jawaban yang lugas, fair, 
dan disertai dengan bimbingan agar 
anak tidak memperbuatnya. Tunjukkan 
kepada mereka bahayanya seks bebas 
sesudah menerangkan tentang alat-alat 
reproduksi dan fungsi-fungsinya secara 
gamblang. Meski saya tak sepenuhnya 
setuju, tetapi saya tak cukup alasan 
untuk menolak. 
Menurut konsep ini, penjelasan 
secara yang tuntas dan memadai justru 
memahamkan anak akan bahayanya, 
sehingga dapat mengambil keputusan 
SUARA HIDAYATULLAH 72 | www.hidayatullah.com
dengan baik. Tidak menjadi penasaran. 
Melalui pemahaman yang lengkap, 
anak akan dapat menghindari sampai 
tiba waktunya nanti. 
Beberapa Waktu Terakhir 
Belakangan saya membaca 
dan merenungi beberapa 
hal. Pertama, pergeseran paradigma 
pendidikan seks di Amerika dari seks 
bertanggung-jawab yang berorientasi 
kelonggaran melakukan hubungan seks 
pra-nikah asalkan siap dan mampu 
bertanggung-jawab, lalu bergeser 
menjadi safe sex (seks yang aman) 
sebagai reaksi terhadap merebaknya 
STD alias penyakit menular akibat 
hubungan seks bebas. Pada tahun 
1980-an, wacana yang menguat 
adalah kampanye pro-abstinence 
alias mencegah hubungan seks pra 
dan di luar nikah. Tetapi ini justru 
memperoleh penentangan dari warga 
negaranya sendiri, termasuk industri 
terkait seks semisal kondom yang 
kemudian melebarkan sayapnya ke 
negara-negara berkembang, termasuk 
Indonesia melalui berbagai LSM. Saat 
di negerinya sendiri ada ancaman 
pendidikan seks yang berorientasi 
pro-abstinence (tak ada hubungan seks 
di luar nikah), justru industri melalui 
berbagai LSM gencar melakukan 
kampanye yang dikemas dengan nama 
pendidikan seks, tetapi arahnya untuk 
membentuk pola pikir safe sex (seks 
aman) yang menguntungkan industri 
kondom dan sejenisnya. 
Kedua, ada realitas menarik di 
berbagai negara kawasan Timur 
Tengah bahwa remaja umumnya 
tidak mengalami krisis identitas 
sebagaimana yang diyakini dalam 
psikologi perkembangan. Mereka tidak 
mengalami keguncangan (storm and 
stress) yang selama ini diyakini mutlak 
terjadi pada remaja. Lalu, apa sebabnya 
mereka tidak mengalami krisis identitas 
maupun keguncangan? 
Ada dua hal. Pertama, apa yang 
disebut sebagai identity foreclosure. 
Mereka memiliki kejelasan identitas 
sebelum mereka memasuki masa 
remaja. Mereka memiliki arah dan 
Jendela keluarga 
idealisme yang kuat. Kedua, jelas dan 
kuatnya orientasi mereka terkait 
hubungan dengan lawan jenis, 
sementara terpaan media yang 
memberi rangsang seksual relatif 
rendah. 
Ketiga, saya meyakini sebaik-baik 
masa adalah para salafush-shalih. 
Dan tidak ada satu pun perkara 
yang terabaikan dalam agama ini. 
Inna ashdaqal hadiitsi kitabuLlah. 
Sesungguhnya sebaik-baik perkataan 
adalah kitabuLlah, yakni Al-Qur’anul 
Kariim. Dan sebaik-baik petunjuk 
adalah petunjuk dari Rasulullah 
Muhammad SAW. Kita dapati bahwa 
agama ini mengajarkan agar para 
pemuda memiliki orientasi menikah 
yang kuat. Bekal awalnya ditanamkan 
semenjak kanak-kanak dengan 
mengenali taklif (bebanan syariat) 
dalam segala hal, termasuk ketika 
seseorang telah ihtilam (polutio). 
Mari kita pikirkan sejenak. 
Jika terhadap lawan jenis saja kita 
diperintahkan untuk menundukkan 
pandangan, tidak pula diperkenankan 
melihat aurat dari yang sesama 
jenis, maka bagaimana mungkin kita 
memberi pendidikan dengan cara 
justru menyeksamai aurat paling 
rahasia bernama organ reproduksi? 
Bagaimana mungkin cara itu justru 
meredakan gejolak seksual. Belakangan 
kita mendapati banyak data riset 
yang menunjukkan bahwa semakin 
dini pendidikan seks diberikan, 
justru meningkatkan aborsi di usia 
lebih dini. Data terkini misalnya 
sebagaimana ditunjukkan oleh HCM 
City Development Research Institute 
di Vietnam. Pendidikan seks yang 
berorientasi kesehatan reproduksi di 
negeri itu yang diberikan semenjak SD, 
menyebabkan anak-anak usia 10 tahun 
pun banyak yang melakukan aborsi. 
Dan tidak mungkin terjadi aborsi 
jika tidak melakukan hubungan seks 
sebelumnya. Ini juga diperkuat oleh 
data dari WHO. 
Semoga catatan sederhana ini 
bermanfaat dan berkah. Wallahu’alam 
bishawab. 
MUH. ABDUS SYAKUR/SUARA HIDAYATULLAH 
AGUSTUS 2014/SYAWAL 1435 73
konsultasi keluarga 
Diasuh oleh : Ustadz Hamim Thohari 
Istimewanya Meninggal 
di Hari Jumat 
74 SUARA HIDAYATULLAH || | www.www..hidayatullah.hiidaayyaattullllaah..ccom 
com 
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 
Beberapa hari yang lalu keluarga saya ada yang 
me­ninggal 
dunia. Sebelum meninggal istrinya se­la­lu 
berdoa, “Ya Allah, saya rela engkau cabut nya­­wa 
sua­mi 
saya besok hari Jumat.” Benar, sekitar pukul 
03.00 pada hari Jumat suaminya meninggal. 
Ustadz, tolong dijelaskan apakah benar me­ning­­gal 
di hari Jumat memiliki keistimewaan? 
RD 
Bekasi 
Jawab: 
Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. 
Sampai sekarang tidak ada seorang pun yang 
bi­sa 
merencanakan di mana dan kapan kema­tia­an­­nya. 
Jika ajal telah tiba, tak seorang pun da­pat 
me­­nun­danya, 
juga mempercepatnya. Allah me­ne­gas­­kan: 
“Dan setiap umat mempunyai ajal (batas wak­tu). 
Apabila ajalnya tiba, mereka tidak bisa me­min­­ta 
penundaan atau percepatan sesaat pun.” 
(Al-A’raf [7]: 34). 
Banyak cara orang meninggal dunia. Ada yang 
me­ninggal 
karena sakit, ada yang karena ke­ce­la­kaan, 
ada yang dibunuh orang lain, dan ada juga 
yang sengaja bunuh diri. Ada yang mati di atas ran­jang, 
ada yang mati di jalan raya, ada juga yang mati 
di medan perang. 
Penyebab kematian bisa bermacam-macam, ta­pi 
pada hakikatnya kematiannya cuma satu, yaitu 
ber­pi­sah­nya 
ruh dengan jasad. 
Karena yang menentukan kematian itu Allah 
, maka kematian kapan pun dan di mana pun harus 
di­terima 
dengan ikhlas. Yang penting mati dalam 
keadaan husnul khatimah, mati dalam keadaan 
beriman kepada Allah . 
Meskipun demikian, Allah memberi ke­isti­me­waan 
kepada orang yang mati di Madinah dan 
dikuburkan di sana. Beberapa Hadits menjelaskan 
tentang mereka yang bakal dibangkitkan pertama 
kali bersama Rasulullah sebelum yang lain-lain 
dibangkitkan. 
Dalam kaitan dengan hal itu, sebagian ulama 
mem­bolehkan 
kepada kita bercita-cita me­ning­gal 
di Madinah dan dikuburkan di sana. 
Selain itu, Allah memberi keistimewaan ke­pa­da 
mereka secara khusus yang mati di hari 
Jumat. 
“Setiap Muslim yang wafat pada siang hari 
Jumat atau malamnya, niscaya Allah akan me­nye­la­matkannya 
dari fitnah kubur.” (Riwayat 
Ahmad dan Tirmidzi). 
Dalam Hadits tersebut jelas dinyatakan ten­tang 
keistimewaan wafat di hari Jumat. Meskipun 
demikian bukan berarti orang yang wafat selain 
ha­ri 
Jumat tidak mendapatkan keistimewaan 
apa­pun. 
Kehadiran jamaah shalat jenazah, doa 
pa­ra 
pelayat, juga para pengiring hingga ke ku­bu­­ran 
dapat memberi nilai tambah bagi orang 
yang wafat. 
Tentang keistimewaan hari Jumat ini, Ra­su­lullah 
bersabda, “Sesungguhnya di an­­tara 
hari-harimu ada hari yang paling utama adalah 
hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, 
pa­da 
hari itu pula beliau wafat, pada hari itu 
pula (sangkakala) ditiup, pada hari itu pula 
me­reka 
ping­san. 
Maka perbanyaklah sha­la­wat 
kepadaku ka­rena 
shalawat kalian akan di­sam­paikan 
ke­pa­daku.’ 
Aus bin Aus berkata, 
pa­ra 
sahabat ber­­­tanya, 
‘Wahai Rasulullah 
, ba­­gai­­mana 
mung­­kin 
shalawat kami bisa di­sam­paikan 
ke­pa­­da­mu 
sementara engkau telah 
tiada?’ Beliau ber­sab­da, 
‘Sesungguhnya Allah 
Azza wa Jalla meng­haram­kan 
bumi untuk me­ma­kan 
jasad para nabi’.” (Riwayat Abu Dawud). 
Wallahu a’lam.*

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Bab 9 menuai keberkahan dengan rasa hormat dan taat kepada orang tua dan guru
Bab 9 menuai keberkahan dengan rasa hormat dan taat kepada orang tua dan guruBab 9 menuai keberkahan dengan rasa hormat dan taat kepada orang tua dan guru
Bab 9 menuai keberkahan dengan rasa hormat dan taat kepada orang tua dan guruWied Jo
 
Modul Mata Pelajaran PAI SMP Kelas IX
Modul Mata Pelajaran PAI SMP Kelas IXModul Mata Pelajaran PAI SMP Kelas IX
Modul Mata Pelajaran PAI SMP Kelas IXruangkuliahpai6f
 
Esaiment adab mei 2014
Esaiment adab mei 2014Esaiment adab mei 2014
Esaiment adab mei 2014Mohd Rizal
 
Jurus jitu mendidik anak
Jurus jitu mendidik anakJurus jitu mendidik anak
Jurus jitu mendidik anakIlham Ismail
 
Kelas 09 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Bab 9
Kelas 09 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Bab 9Kelas 09 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Bab 9
Kelas 09 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Bab 9sitisarahrahmania
 
Adab Berbakti Kepada Orang Tua
Adab Berbakti Kepada Orang TuaAdab Berbakti Kepada Orang Tua
Adab Berbakti Kepada Orang TuaGiffari Muslih
 
Pengaruh lingkungan terhadap pendidikan anak
Pengaruh lingkungan terhadap pendidikan anakPengaruh lingkungan terhadap pendidikan anak
Pengaruh lingkungan terhadap pendidikan anakHanumPH
 
BIDANG PRIBADI SOSIAL (Berbakti Kepada Orangtua
BIDANG PRIBADI SOSIAL (Berbakti Kepada OrangtuaBIDANG PRIBADI SOSIAL (Berbakti Kepada Orangtua
BIDANG PRIBADI SOSIAL (Berbakti Kepada OrangtuaAne Si Sulung
 
Adab terhadap Guru dan Orang Tua
Adab terhadap Guru dan Orang TuaAdab terhadap Guru dan Orang Tua
Adab terhadap Guru dan Orang TuaAnna Fawzie
 
Berbakti kepada orang tua
Berbakti kepada orang tuaBerbakti kepada orang tua
Berbakti kepada orang tuaHelmon Chan
 
Ceramah agama tentang jasa seorang ibu
Ceramah agama tentang jasa seorang ibuCeramah agama tentang jasa seorang ibu
Ceramah agama tentang jasa seorang ibuSonin Saputra
 
Menghormati dan menyayangi orang tua dan guru
Menghormati dan menyayangi orang tua dan guruMenghormati dan menyayangi orang tua dan guru
Menghormati dan menyayangi orang tua dan guruMustofa Hidayat
 
Sayang, Patuh dan Hormat kepada Orang Tua dan Guru
Sayang, Patuh dan Hormatkepada Orang Tua dan GuruSayang, Patuh dan Hormatkepada Orang Tua dan Guru
Sayang, Patuh dan Hormat kepada Orang Tua dan GuruDea Aulia
 
Pedang roh edisi_77: Pelayanan Wanita Yang Menyenangkan Allah
Pedang roh edisi_77: Pelayanan Wanita Yang Menyenangkan AllahPedang roh edisi_77: Pelayanan Wanita Yang Menyenangkan Allah
Pedang roh edisi_77: Pelayanan Wanita Yang Menyenangkan Allahalkitabiah
 
Rubrik Parenting - Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting - Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Parenting - Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting - Jendela Keluarga Majalah HidayatullahMAJALAH HIDAYATULLAH
 
Tips tips menjadi anak sholeh
Tips tips menjadi anak sholehTips tips menjadi anak sholeh
Tips tips menjadi anak sholehMuthia Mädchen
 
Video Motivasi Islami : Mendidik anak secara islami "Wajib Tau"
Video Motivasi Islami : Mendidik anak secara islami "Wajib Tau" Video Motivasi Islami : Mendidik anak secara islami "Wajib Tau"
Video Motivasi Islami : Mendidik anak secara islami "Wajib Tau" Bilik Kehidupan
 

Was ist angesagt? (20)

Bab 9 menuai keberkahan dengan rasa hormat dan taat kepada orang tua dan guru
Bab 9 menuai keberkahan dengan rasa hormat dan taat kepada orang tua dan guruBab 9 menuai keberkahan dengan rasa hormat dan taat kepada orang tua dan guru
Bab 9 menuai keberkahan dengan rasa hormat dan taat kepada orang tua dan guru
 
Modul Mata Pelajaran PAI SMP Kelas IX
Modul Mata Pelajaran PAI SMP Kelas IXModul Mata Pelajaran PAI SMP Kelas IX
Modul Mata Pelajaran PAI SMP Kelas IX
 
Esaiment adab mei 2014
Esaiment adab mei 2014Esaiment adab mei 2014
Esaiment adab mei 2014
 
Jurus jitu mendidik anak
Jurus jitu mendidik anakJurus jitu mendidik anak
Jurus jitu mendidik anak
 
Kelas 09 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Bab 9
Kelas 09 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Bab 9Kelas 09 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Bab 9
Kelas 09 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Bab 9
 
Adab Berbakti Kepada Orang Tua
Adab Berbakti Kepada Orang TuaAdab Berbakti Kepada Orang Tua
Adab Berbakti Kepada Orang Tua
 
Pengaruh lingkungan terhadap pendidikan anak
Pengaruh lingkungan terhadap pendidikan anakPengaruh lingkungan terhadap pendidikan anak
Pengaruh lingkungan terhadap pendidikan anak
 
BIDANG PRIBADI SOSIAL (Berbakti Kepada Orangtua
BIDANG PRIBADI SOSIAL (Berbakti Kepada OrangtuaBIDANG PRIBADI SOSIAL (Berbakti Kepada Orangtua
BIDANG PRIBADI SOSIAL (Berbakti Kepada Orangtua
 
Adab terhadap Guru dan Orang Tua
Adab terhadap Guru dan Orang TuaAdab terhadap Guru dan Orang Tua
Adab terhadap Guru dan Orang Tua
 
Buletin Santri Februari 2011 Edisi 33 Vol. V
Buletin Santri Februari 2011 Edisi 33 Vol. VBuletin Santri Februari 2011 Edisi 33 Vol. V
Buletin Santri Februari 2011 Edisi 33 Vol. V
 
Anak sholeh
Anak sholehAnak sholeh
Anak sholeh
 
Berbakti kepada orang tua
Berbakti kepada orang tuaBerbakti kepada orang tua
Berbakti kepada orang tua
 
Ceramah agama tentang jasa seorang ibu
Ceramah agama tentang jasa seorang ibuCeramah agama tentang jasa seorang ibu
Ceramah agama tentang jasa seorang ibu
 
Menghormati dan menyayangi orang tua dan guru
Menghormati dan menyayangi orang tua dan guruMenghormati dan menyayangi orang tua dan guru
Menghormati dan menyayangi orang tua dan guru
 
Berbakti pada orang Tua
Berbakti pada orang TuaBerbakti pada orang Tua
Berbakti pada orang Tua
 
Sayang, Patuh dan Hormat kepada Orang Tua dan Guru
Sayang, Patuh dan Hormatkepada Orang Tua dan GuruSayang, Patuh dan Hormatkepada Orang Tua dan Guru
Sayang, Patuh dan Hormat kepada Orang Tua dan Guru
 
Pedang roh edisi_77: Pelayanan Wanita Yang Menyenangkan Allah
Pedang roh edisi_77: Pelayanan Wanita Yang Menyenangkan AllahPedang roh edisi_77: Pelayanan Wanita Yang Menyenangkan Allah
Pedang roh edisi_77: Pelayanan Wanita Yang Menyenangkan Allah
 
Rubrik Parenting - Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting - Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Parenting - Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting - Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
 
Tips tips menjadi anak sholeh
Tips tips menjadi anak sholehTips tips menjadi anak sholeh
Tips tips menjadi anak sholeh
 
Video Motivasi Islami : Mendidik anak secara islami "Wajib Tau"
Video Motivasi Islami : Mendidik anak secara islami "Wajib Tau" Video Motivasi Islami : Mendidik anak secara islami "Wajib Tau"
Video Motivasi Islami : Mendidik anak secara islami "Wajib Tau"
 

Ähnlich wie MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Parenting

Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting  Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah Rubrik Parenting  Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah MAJALAH HIDAYATULLAH
 
Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Bab 8
Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Bab 8Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Bab 8
Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Bab 8sitisarahrahmania
 
Isu Perkahwinan 09
Isu Perkahwinan 09Isu Perkahwinan 09
Isu Perkahwinan 09arizal
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAHRUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAHMAJALAH HIDAYATULLAH
 
E book Panduan MENYAMBUT CAHAYA MATA
E book Panduan MENYAMBUT CAHAYA MATAE book Panduan MENYAMBUT CAHAYA MATA
E book Panduan MENYAMBUT CAHAYA MATAkriptonium
 
Babviii 161207045219 2
Babviii 161207045219 2Babviii 161207045219 2
Babviii 161207045219 2NoviShinta
 
Peranan Wanita Sebagai Isteri, Ibu dan Anak
Peranan Wanita Sebagai Isteri, Ibu dan AnakPeranan Wanita Sebagai Isteri, Ibu dan Anak
Peranan Wanita Sebagai Isteri, Ibu dan AnakNia Rynne
 
Bagaimana memperlakukan orangtua dengan baik
Bagaimana memperlakukan orangtua dengan baikBagaimana memperlakukan orangtua dengan baik
Bagaimana memperlakukan orangtua dengan baikHelmon Chan
 
Kamu sentiasa layak diuji
Kamu sentiasa layak diujiKamu sentiasa layak diuji
Kamu sentiasa layak diujimohdamirudin
 
Pembentukan keluarga dalam islam dan memilih jodoh
Pembentukan keluarga dalam islam dan memilih jodohPembentukan keluarga dalam islam dan memilih jodoh
Pembentukan keluarga dalam islam dan memilih jodohildahayati ilias
 
Nikmatul khoeriyah-16
Nikmatul khoeriyah-16Nikmatul khoeriyah-16
Nikmatul khoeriyah-16Express.com4
 

Ähnlich wie MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Parenting (20)

Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting  Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah Rubrik Parenting  Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
 
Modul 13 kb 2
Modul 13 kb 2Modul 13 kb 2
Modul 13 kb 2
 
Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Bab 8
Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Bab 8Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Bab 8
Kelas 07 SMP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Bab 8
 
Isu Perkahwinan 09
Isu Perkahwinan 09Isu Perkahwinan 09
Isu Perkahwinan 09
 
Tugas agama kelompok 9
Tugas agama kelompok 9Tugas agama kelompok 9
Tugas agama kelompok 9
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAHRUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
 
E book Panduan MENYAMBUT CAHAYA MATA
E book Panduan MENYAMBUT CAHAYA MATAE book Panduan MENYAMBUT CAHAYA MATA
E book Panduan MENYAMBUT CAHAYA MATA
 
Babviii 161207045219 2
Babviii 161207045219 2Babviii 161207045219 2
Babviii 161207045219 2
 
Bab viii
Bab viiiBab viii
Bab viii
 
Anak sholeh
Anak sholehAnak sholeh
Anak sholeh
 
Berbakti kepada kedua orang tua
Berbakti kepada kedua orang tuaBerbakti kepada kedua orang tua
Berbakti kepada kedua orang tua
 
Berbakti kepada kedua orang tua
Berbakti kepada kedua orang tuaBerbakti kepada kedua orang tua
Berbakti kepada kedua orang tua
 
Peranan Wanita Sebagai Isteri, Ibu dan Anak
Peranan Wanita Sebagai Isteri, Ibu dan AnakPeranan Wanita Sebagai Isteri, Ibu dan Anak
Peranan Wanita Sebagai Isteri, Ibu dan Anak
 
Bagaimana memperlakukan orangtua dengan baik
Bagaimana memperlakukan orangtua dengan baikBagaimana memperlakukan orangtua dengan baik
Bagaimana memperlakukan orangtua dengan baik
 
Ibu (Tugas Pak Marlianes)
Ibu (Tugas Pak Marlianes)Ibu (Tugas Pak Marlianes)
Ibu (Tugas Pak Marlianes)
 
Kado Terindah
Kado TerindahKado Terindah
Kado Terindah
 
Kamu sentiasa layak diuji
Kamu sentiasa layak diujiKamu sentiasa layak diuji
Kamu sentiasa layak diuji
 
Rumah tangga islam
Rumah tangga islamRumah tangga islam
Rumah tangga islam
 
Pembentukan keluarga dalam islam dan memilih jodoh
Pembentukan keluarga dalam islam dan memilih jodohPembentukan keluarga dalam islam dan memilih jodoh
Pembentukan keluarga dalam islam dan memilih jodoh
 
Nikmatul khoeriyah-16
Nikmatul khoeriyah-16Nikmatul khoeriyah-16
Nikmatul khoeriyah-16
 

Mehr von MAJALAH HIDAYATULLAH

Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH MAJALAH HIDAYATULLAH
 
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH MAJALAH HIDAYATULLAH
 
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016MAJALAH HIDAYATULLAH
 
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016 MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016 MAJALAH HIDAYATULLAH
 
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016MAJALAH HIDAYATULLAH
 
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH MAJALAH HIDAYATULLAH
 
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement MAJALAH HIDAYATULLAH
 
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016MAJALAH HIDAYATULLAH
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015MAJALAH HIDAYATULLAH
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAH
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAHMAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAH
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAHMAJALAH HIDAYATULLAH
 

Mehr von MAJALAH HIDAYATULLAH (20)

Generari muslimah MILENIAL
Generari muslimah MILENIALGenerari muslimah MILENIAL
Generari muslimah MILENIAL
 
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
 
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAHRUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAHRUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
 
PRICE LIST MAJALAH MULIA
PRICE LIST MAJALAH MULIA PRICE LIST MAJALAH MULIA
PRICE LIST MAJALAH MULIA
 
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
 
MAJALAH HIDAYATULLAH SURABAYA
MAJALAH HIDAYATULLAH SURABAYA MAJALAH HIDAYATULLAH SURABAYA
MAJALAH HIDAYATULLAH SURABAYA
 
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
 
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
 
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016 MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
 
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
 
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
 
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
 
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAH
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAHMAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAH
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAH
 

Kürzlich hochgeladen

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Kürzlich hochgeladen (20)

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Parenting

  • 1.
  • 2. Jendela Keluarga celah Ayah dan Kokohnya Jiwa Anak dialog antara ibu dan anaknya, 1 dialog an­tara kedua orang­tua tanpa nama dengan anak­nya. Kehidupan keluarga saat ini banyak yang keliru da­lam merancang pendidikan anaknya. Agar dapat mem­be­rikan pendidikan yang terbaik, ayah bekerja ke­ras mencari naf­­kah, karena sekolah yang bagus identik de­ngan mahal. Walhasil, banyak ayah yang tidak terlibat da­lam mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Namun apa yang terjadi, begitu banyak ma­salah sosial yang terjadi. Gay, lesbi, dan trans­gender sebagaimana ilus­trasi kisah di awal ternyata banyak disebabkan karena pe­ran­ayah yang hi­lang dan tidak memberi identitas yang je­las Oleh Ida S. Widayanti* pada anak. Sehingga anak menyimpang dari fitrah­nya. Menarik kisah bagaimana Nabi Yusuf saat digoda oleh Zulaikha. Dalam surat Yusuf ayat 24 dijelaskan, se­­­sung­guhnya Yusuf pun mempunyai keinginan yang sa­ma andai kata dia tidak melihat tanda dari Rabbnya. Dalam Tafsir Jalalain disebutkan, menurut Ibnu Abbas RA bahwa pada saat yang kritis itu tiba-tiba Nabi Yakub, sang ayah, tampak di hadapannya. Itulah yang membuat nafsu syahwat Yusuf yang telah membara surut. Bagi Yusuf yang sangat dekat dan merasa begitu dicintai ayah­nya, maka sekelebat saja wajah sang ayah, mampu mem­­buatnya tersadar dari kekhilafannya. Kisah ini menjadi ibrah bahwa kedekatan ayah de­ngan anak yang dibangun sejak kecil melalui dialog in­tens dan kebersamaan itu penting. Cara demikian mam­­­pu menjaga seorang anak untuk senantiasa berada da­­lam fitrah kesuciannya. Momen Ramadhan dan Idul Fitri Allah hadirkan un­tuk menjaga kefitrahan manusia. Semoga dengan men­jaga hubungan dan kedekatan selama sebulan penuh akan membuat anak terjaga dari berbagai pe­nyim­pa­ngan. Penulis Serial Catatan Parenting AGUSTUS 2014/SYAWAL 1435 67 foto: DADANG KUSMAYADI/suara hidayatullah Pertengahan Juni 2014 seorang anak pe­rempuan berusia 14 tahun me­ngu­­mumkan dalam akun media sosial­nya. Ia menyatakan, dirinya te­­lah menjadi seorang transgender ber­ganti kelamin men­jadi laki-laki. Dalam se­buah wawancara ia me­ngatakan bahwa ke­pu­tusan itu didukung oleh ibunya. “Aku sa­ngat mencintai ibuku, tapi ayah tak pernah meng­­hu­bungiku,” ujarnya. Ungkapan tersebut menyiratkan keke­ce­waan dirinya yang tidak dipedulikan oleh sang ayah. Siapakah ayah anak tersebut? Dia­lah penyanyi legendaris R Kelly yang ter­­kenal de­ngan lagunya “I Believe I Can Fly”. Lagu yang di­tulisnya ini sangat populer karena menginspirasi ba­nyak orang un­tuk percaya bahwa apapun dapat kita la­ku­kan jika kita yakin bisa. Selain suara dan lagu-lagunya yang mendunia, dia juga terkenal sangat kontroversial. Sederet catatan hitam me­ngiringi perjalanan hidupnya. Lalu apa komentar R Kelly saat mengetahui keputusan anaknya? “Sangat berat bagiku untuk menyebut ‘Putriku’ se­karang berubah menjadi ‘Putraku’, tapi memang begitu kenyataannya,” ujar Kelly yang merasa shock menerima ke­nyataan ini. Yang membuat Jay Kelly, sang anak, mengambil ke­pu­­tusan demikian boleh jadi karena protes dan men­cari perhatian sang ayah yang tidak dekat dengan anak-anak­nya, bahkan tak pernah menelepon menanyakan kabar mereka. Kisah di atas semakin membuktikan betapa pen­ting­nya dialog ayah dengan anak dalam mengkokohkan jiwa anak. Al-Qur`an sudah memberi contoh. Terdapat 17 dialog tematik antara orangtua dengan anak dalam al- Qur’an yang tersebar dalam 9 Surat. Adapun rinciannya se­­bagai berikut: 14 dialog antara ayah dengan anaknya, 2
  • 3. tarbiyah Nasihat Ibu untuk Putrinya Jelang Nikah Oleh Sri Lestari* Dengan selalu belajar, kita mengharapkan ia faham bagaimana bersikap sebagai seorang Muslimah sejati. Bagaimana ia membentengi dirinya dengan akhlak karimah, cara berpakian islami, pergaulan islami, dan apa saja yang harus ia persiapkan untuk menjadi istri yang salehah dengan segala aturan dan pernak perniknya. Begitupun tentang ilmu menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya kelak, serta seluk beluk tentang kerumahtanggaan. Ilmu yang benar akan memahamkan ia bagaimana Islam mengatur kehidupan dalam berumahtangga, supaya masing-masing tahu hak dan kewajibannya. Suami sebagai pemimpin atau imam keluarga berkewajiban menafkahi dan mendidik keluarganya agar selamat di dunia dan akhirat. Demikian juga sang istri harus paham bahwa ia menjadi mitra suami dalam rumah tangganya, menjadi ibu dan pendidik bagi anak-anaknya. Nasihat Ibu Kedekatkan ibu dengan anak-anak ti­dak­lah diragukan lagi, apalagi bagi seorang anak gadis. Menjelang saat-saat bersejarah ba­gi kehidupannya tentu dukungan moril Menjelang saat-saat bersejarah bagi kehidupannya. Dukungan moril dari sang ibu sangat ia nantikan. Melihat fenomena pernikahan sekarang membuat hati kita ‘kebat-kebit.’ Begitu mudahnya mereka menikah, begitu mudah juga mereka berpisah. Kesakralan pernikahan seakan telah memudar. Zamankah yang berubah atau perilaku kita sekarang yang berubah? Bukankah baik buruknya suatu periode masa bergantung bagaimana orang-orang yang hidup di masa itu dalam mengisinya? Hendaklah ini menjadi bahan perenungan kita sebagai orangtua dalam menyikapi dan melaksanakan nilai-nilai agama yang akan diterapkan dalam kehidupan keluarga. Pernikahan adalah peristiwa sakral. Apalagi bagi anak perempuan yang hendak memasuki babak baru kehidupannya. Se­telah menikah, ia akan menjadi tang­gung­­jawab suami dan berlepas diri dari tanggungan orangtuanya. Juga, ketaatannya bukan lagi pada orangtua, tapi sudah pada suaminya. Ber­un­tunglah bila suaminya seorang yang saleh. Untuk itu, tugas orangtua adalah me­mi­lih­kan jodoh anak-anak kita, tentunya dengan persetujuan mereka. “Manakala ada orang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya datang kepada kalian (untuk melamar putri kalian). Maka hendaklah nikahlah ia (dengan putrimu). Jika tidak niscaya terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan besar.” (Riwayat Tirmidzi). Bekal Ilmu Untuk kebahagiaannya, usaha kita tidak hanya berhenti dalam mencarikan jodoh. Bekal ilmu yang memadai sangat dibutuhkan putri kita dalam menapaki jalan hidupnya nanti. Ilmu yang dimaksud adalah ilmu agama yang dengannya kita tahu apa yang diperintah-Nya dan apa yang dilarang-Nya. Apa yang disunnahkan oleh Rasulullah dan mana yang bukan sunnahnya. SUARA HIDAYATULLAH 68 | www.hidayatullah.com
  • 4. Jendela keluarga Jadilah kamu orang yang sangat menghor­ma­tinya, tentu ia akan sangat memuliakanmu. Jadilah kamu orang yang selalu sepakat dalam kebaikan dengannya, tentu ia akan sangat belas kasihan dan sayang kepadamu. menghormatinya, tentu ia akan sangat memuliakanmu. Jadilah kamu orang yang selalu sepakat dalam kebaikan dengannya, tentu ia akan sangat belas kasihan dan sayang kepadamu. Ketahuilah, sesungguhnya kamu tidak akan sampai pada yang diinginkan, hingga kamu mendahulukan keridhaannya dari keridhaanmu, dan mendahulukan kesenangannya dari kesenanganmu. Baik itu dalam hal yang kamu sukai atau kamu benci dan Allah akan memberkahi dirimu...” Al-Abas bin Khaalid As-Sahmi berkata, “Maka kemudian Ummu Iyaas pun melahirkan ’Amr bin Hajr. Dan ’Amr bin Hajr punya anak Al-Haarits bin ’Amr. Yang disebut terakhir adalah kakek dari Umrul Qois, penyair dan pujangga yang tersohor.” Sungguh, ini merupakan nasihat yang menyimpan nilai-nilai mulia. Sekarang, saya persembahkan nasihat ini kepada para ibu semoga kebahagiaan dan kedamaian tercurah kepada putri-putri kita yang akan menikah. Amiiin. Ibu rumah tangga lapar itu membakar dan kurangnya tidur menimbulkan kemarahan. Perkara ketujuh dan kedelapan, menjaga hartanya dan perhatian terhadap kerabatnya dan anak-anaknya. Dan kunci pengurusan harta adalah penempatan harta sesuai ukurannya dan kunci perhatian anak-anak adalah bagusnya pengaturan. Sedangkan perkara yang kesembilan dan kesepuluh adalah jangan sekali-kali engkau membantah perintahnya dan jangan sekali-kali engkau menyebarkan rahasianya. Karena jika engkau menyelisihi perintahnya, maka engkau akan memanaskan dadanya, dan jika engkau menyebarkan rahasianya, engkau tidak akan aman dari pengkhianatannya. Kemudian jauhilah olehmu bergembira di hadapannya saat ia bersedih, dan bersedih di hadapannya saat ia sedang bergembira. Sebab sikap yang pertama merupakan kelengahan terhadap kewajiban, sedang sikap kedua termasuk pengacau. Jadilah kamu orang yang sangat foto: muh abdus syakur/suara hidayatullah dari sang ibu begitu ia nantikan. Bagi se­orang ibu kebahagiaan sang anak adalah se­galanya, apapun akan kita usahakan agar ia bahagia. Memberi nasihat semisal pengalaman kita sebagai istri yang selama ini mendampingi suami, menjadikan putri kita lebih mantap dalam mengarungi bahtera rumah tangganya. Sebagaimana ibu dari Ummu Ilyaas yang memberikan nasihat pada putrinya, ketika putrinya memasuki mahligai rumah tangga. Mari kita simak nasihatnya. Tatkala ‘Amar, sang suami, akan membawa Ummu Ilyaas, maka datanglah sang ibu seraya berkata: ”Wahai putriku…, andaikan nasihat sudah tidak dibutuhkan karena kemajuan sastra, tentu ibu tidak akan memberikan nasihat ini. Akan tetapi, nasihat itu dapat mengingatkan orang yang lalai dan membantu orang yang sedang sadar. Andaikata wanita tidak butuh suami karena merasa cukup dengan kedua orangtuanya, tentu ibumu adalah orang yang merasa cukup tanpa suami. Namun, kaum wanita dicipta untuk kaum laki-laki dan kaum laki-laki dicipta untuk wanita. Wahai putriku, sesungguhnya engkau telah meninggalkan rumahmu—yang di situlah engkau dilahirkan dan tumbuh— kepada seorang lelaki asing yang engkau tidak mengenalnya dan teman (hidup baru) yang engkau tidak terbiasa dengannya. Maka jadilah engkau seorang budak wanita baginya, maka niscaya ia akan menjadi budak lelakimu. Hendaknya engkau memperhatikan dan menjaga 10 perkara untuknya, maka niscaya akan menjadi modal dan simpananmu kelak. Adapun perkara yang pertama dan ke­dua adalah tunduk kepadanya dengan sifat qonaah, serta mendengar dan taat de­ngan baik kepadanya. Perkara yang ketiga dan keempat yaitu engkau memperhatikan pan­dangan dan ciumannya, maka jangan sam­pai matanya melihat sesuatu yang buruk dari dirimu dan jangan sampai ia mencium darimu kecuali bau yang terharum. Adapun perkara yang kelima dan keenam adalah memperhatikan waktu tidurnya dan makannya, karena panasnya AGUSTUS 2014/SYAWAL 1435 69
  • 5. usrah Indahnya Silaturahim Terjalin Kembali Apalah arti puasa yang kita jalani, jika ternyata kita masih enggan atau bahkan tidak mau menyambung tali Ssilaturahim. ekalipun hidup sengsara karena ulah saudara-saudaranya yang iri, Nabi Yusuf tak pernah sedikit pun terbetik niat untuk membalas dendam. Nabi yang rupawan lagi tangkas itu justru menerima saudara-saudaranya dengan penuh pemaafan. Ia juga kembali menyambung silaturahim dengan mereka yang pernah sangat membencinya. Nabi Yusuf menyadari dengan segenap pemahaman bahwa yang menjadikan saudaranya itu benci tiada lain hanyalah karena pekerjaan setan. Hal ini diungkap oleh Nabi Yusuf kepada ayahnya, Nabi Ya’kub, yang kemudian Allah abadikan di dalam al-Qur`an. “Setelah setan merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki” (Yusuf [12]: 100). Kisah yang lengkap dan terpapar Oleh Imam Nawawi* dalam surah Yusuf itu sungguh memberikan banyak pelajaran hampir dalam setiap bidang kehidupan, utamanya hubungan kekeluargaan. Seolah-olah dengan surah Yusuf tersebut Allah ingin berkata, “Betapapun hidupmu sulit disebabkan oleh keluarga atau saudaramu sendiri, jangan sekali-kali memutus tali silaturahim, sebab terputusnya silaturahim itu adalah gerbang lurus menuju pintu neraka. Teladanilah hamba-Ku ini, Nabi Yusuf.” Bukti Keimanan Apa yang dilakukan Nabi Yusuf sungguh sangat patut untuk diteladani oleh kita sebagai umat Islam. Hal ini tidak lain karena menyambung silaturahim adalah bukti nyata keimanan seorang Muslim. Hal ini ditegaskan dalam Hadits Rasulullah . “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah memuliakan tamunya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaklah menyambung tali rahimnya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaklah berkata baik atau diam.” (Riwayat Bukhari). Dengan kata lain, orang Islam yang tidak benar-benar menjaga tali silaturahim dengan keluarga atau saudaranya, maka keimanan dalam dadanya masih patut disempurnakan. Dan, jika sikap tidak tepat itu dipertahankan, sama saja dengan membiarkan setan memutus yang mesti kita sambung. Padahal, Allah memerintahkan kita untuk menyambung apa-apa yang mestinya disambungkan. “Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan.” (Al-Ra’d [13]: 21). Dalam tafsir Ibn Katsir dijelaskan, maksud ayat tersebut adalah agar umat Islam menghubungkan tali persaudaraan (silaturahim), lalu berbuat baik kepada saudaranya dan senantiasa mengusahakan kebaikan bagi saudaranya. Demikianlah semestinya seorang Muslim mengambil sikap dalam hal silaturahim, yakni berani menjadi washil. Apa itu washil? Rasulullah pun menjelaskan, “Bukanlah washil itu orang yang membalas (hu­bungan), tetapi washil (yang sejati) itu adalah orang yang apabila kerabatnya memutus dia, dia berusaha menyambungnya.” (Riwayat Bukhari). Apabila hal itu bisa dilakukan dengan penuh kesungguhan di SUARA HIDAYATULLAH 70 | www.hidayatullah.com
  • 6. kolom parenting Oleh Mohammad fauzil adhim Ketika Saya Kecil Saya dibesarkan dalam lingkungan Muslim tradisional yang di usia 7-8 tahun berkenalan dengan kitab-kitab fiqih dasar semacam Sulam Safinah dan yang serupa dengan itu. Semua itu merupakan kitab-kitab fiqih dasar madzhab Syafi’i yang mencakup berbagai masalah secara umum, termasuk soal menstruasi, bersuci dari hadas besar dan berbagai sebabnya (jima’/sexual intercourse salah satunya). Pengenalan awal tentang hukum Islam dalam kerangka taat kepada Allah SWT menjadikan anak-anak usia sekolah dasar kelas bawah telah mengenal berbagai hal yang hari ini dianggap sebagai porsi orang dewasa. Salah satu alasan untuk membekali anak-anak dengan pengetahuan dasar hukum Islam adalah karena orangtua berkewajiban menegakkan disiplin ibadah di usia 10 tahun. Salah satu sanksinya adalah memukul. Tapi tidak dibolehkan memukul, kecuali anak sudah mengerti hal-hal dasar tentang hukum Islam. Itu sebabnya, mereka harus memahami aturan-aturan dasar agama ini sebelum berusia 10 tahun. Orangtua mengenalkan sendiri atau melalui guru agama di mushalla melalui pembelajaran kitab-kitab fiqih dasar. Menakar Ulang Pendidikan Seks Walhasil, anak-anak mengerti hal-hal pokok terkait kewajiban yang berkaitan dengan seksualitasnya, tetapi tidak memperolehnya dalam konteks pendidikan seks menurut anggapan sekarang. Anak memahaminya sebagai bekalan penting sebagai hamba Allah Ta’ala. Anak mengetahui apa itu menstruasi, apa itu ihtilam (wet dream), pun anak paham apa bedanya mani (sperma) dan madzi saat ia berusia sekitar 9 tahunan. Ini semua hasil ikutan dari pendidikan tentang syariat Islam. Maksudnya, tidak diajarkan sebagai pengetahuan pokok, tetapi anak akan memahami dengan sendirinya karena untuk menguasai fiqih, harus memahami berbagai hal terkait istilah-istilah tersebut. Sepintas anak tak memperoleh pendidikan seks –dan senyatanya memang tidak dimaksudkan sebagai pendidikan seks—tetapi dengan sendirinya memperoleh pengetahuan yang diperlukan dengan cara yang lebih baik, manfaat yang lebih mulia dan tujuan yang lebih terarah. Anak memahami tanpa perlu secara khusus mempelajari alat reproduksi. Beberapa Tahun Silam Begitu saya dibesarkan. Tetapi ketika saya mengenyam pendidikan di fakultas psikologi dan membaca berbagai literatur mengenai seksualitas manusia dan khususnya tentang pendidikan seks, terlebih ketika dihadapkan pada sejumlah pertanyaan dari orangtua, saya sempat mengalami perubahan cara pandang. Anak-anak harus memperoleh informasi “memadai” (sebuah istilah yang sebenarnya sangat ambigu) tentang seksualitas serta organ reproduksi mereka. Ini sangat penting agar mereka dapat mengendalikan diri karena memahami bahayanya melakukan hubungan seks pra-nikah. Jika anak meminta bertanya tentang hal-hal yang berkait dengan seksualitas, maka orangtua dan pendidik berkewajiban untuk memberikan informasi yang sesuai. Berikanlah jawaban yang lugas, fair, dan disertai dengan bimbingan agar anak tidak memperbuatnya. Tunjukkan kepada mereka bahayanya seks bebas sesudah menerangkan tentang alat-alat reproduksi dan fungsi-fungsinya secara gamblang. Meski saya tak sepenuhnya setuju, tetapi saya tak cukup alasan untuk menolak. Menurut konsep ini, penjelasan secara yang tuntas dan memadai justru memahamkan anak akan bahayanya, sehingga dapat mengambil keputusan SUARA HIDAYATULLAH 72 | www.hidayatullah.com
  • 7. dengan baik. Tidak menjadi penasaran. Melalui pemahaman yang lengkap, anak akan dapat menghindari sampai tiba waktunya nanti. Beberapa Waktu Terakhir Belakangan saya membaca dan merenungi beberapa hal. Pertama, pergeseran paradigma pendidikan seks di Amerika dari seks bertanggung-jawab yang berorientasi kelonggaran melakukan hubungan seks pra-nikah asalkan siap dan mampu bertanggung-jawab, lalu bergeser menjadi safe sex (seks yang aman) sebagai reaksi terhadap merebaknya STD alias penyakit menular akibat hubungan seks bebas. Pada tahun 1980-an, wacana yang menguat adalah kampanye pro-abstinence alias mencegah hubungan seks pra dan di luar nikah. Tetapi ini justru memperoleh penentangan dari warga negaranya sendiri, termasuk industri terkait seks semisal kondom yang kemudian melebarkan sayapnya ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia melalui berbagai LSM. Saat di negerinya sendiri ada ancaman pendidikan seks yang berorientasi pro-abstinence (tak ada hubungan seks di luar nikah), justru industri melalui berbagai LSM gencar melakukan kampanye yang dikemas dengan nama pendidikan seks, tetapi arahnya untuk membentuk pola pikir safe sex (seks aman) yang menguntungkan industri kondom dan sejenisnya. Kedua, ada realitas menarik di berbagai negara kawasan Timur Tengah bahwa remaja umumnya tidak mengalami krisis identitas sebagaimana yang diyakini dalam psikologi perkembangan. Mereka tidak mengalami keguncangan (storm and stress) yang selama ini diyakini mutlak terjadi pada remaja. Lalu, apa sebabnya mereka tidak mengalami krisis identitas maupun keguncangan? Ada dua hal. Pertama, apa yang disebut sebagai identity foreclosure. Mereka memiliki kejelasan identitas sebelum mereka memasuki masa remaja. Mereka memiliki arah dan Jendela keluarga idealisme yang kuat. Kedua, jelas dan kuatnya orientasi mereka terkait hubungan dengan lawan jenis, sementara terpaan media yang memberi rangsang seksual relatif rendah. Ketiga, saya meyakini sebaik-baik masa adalah para salafush-shalih. Dan tidak ada satu pun perkara yang terabaikan dalam agama ini. Inna ashdaqal hadiitsi kitabuLlah. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabuLlah, yakni Al-Qur’anul Kariim. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk dari Rasulullah Muhammad SAW. Kita dapati bahwa agama ini mengajarkan agar para pemuda memiliki orientasi menikah yang kuat. Bekal awalnya ditanamkan semenjak kanak-kanak dengan mengenali taklif (bebanan syariat) dalam segala hal, termasuk ketika seseorang telah ihtilam (polutio). Mari kita pikirkan sejenak. Jika terhadap lawan jenis saja kita diperintahkan untuk menundukkan pandangan, tidak pula diperkenankan melihat aurat dari yang sesama jenis, maka bagaimana mungkin kita memberi pendidikan dengan cara justru menyeksamai aurat paling rahasia bernama organ reproduksi? Bagaimana mungkin cara itu justru meredakan gejolak seksual. Belakangan kita mendapati banyak data riset yang menunjukkan bahwa semakin dini pendidikan seks diberikan, justru meningkatkan aborsi di usia lebih dini. Data terkini misalnya sebagaimana ditunjukkan oleh HCM City Development Research Institute di Vietnam. Pendidikan seks yang berorientasi kesehatan reproduksi di negeri itu yang diberikan semenjak SD, menyebabkan anak-anak usia 10 tahun pun banyak yang melakukan aborsi. Dan tidak mungkin terjadi aborsi jika tidak melakukan hubungan seks sebelumnya. Ini juga diperkuat oleh data dari WHO. Semoga catatan sederhana ini bermanfaat dan berkah. Wallahu’alam bishawab. MUH. ABDUS SYAKUR/SUARA HIDAYATULLAH AGUSTUS 2014/SYAWAL 1435 73
  • 8. Jendela keluarga diri dalam ketaatan, namun juga menanggalkan ego pribadi demi kuatnya tali persaudaraan. Apakah kita rela, kesempurnaan iman yang sudah di depan mata lenyap begitu saja hanya karena kita gagal menguasai ego pribadi dengan tetap memilih memutus tali silaturahim? Apabila hal itu terjadi, sungguh apa yang kita jalani selama puasa Ramadhan tidak mengantarkan kita pada kemenangan yang sesungguhnya. Berbuat yang Terbaik Sebagaimana disinggung di awal, kita mesti berupaya menjadi washil alias orang yang senantiasa menyambung silaturahim. Apabila kita mampu melakukannya, maka sungguh kita telah berbuat yang terbaik (ahsan). Katakanlah bukan kita yang jahat terhadap keluarga atau saudara, tetapi tetap saja Allah memerintahkan kita berbuat yang terbaik dan tidak membalas keburukan atau kejahatan dengan kejahatan pula. “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (Fushshilat [41]: 34). Ibn Katsir menjelaskan, apabila ada orang (katakanlah keluarga atau saudara sendiri) berbuat buruk kepada kita, maka tolak (balaslah) dengan cara yang lebih baik. Sebab hanya dengan membalas dengan kebaikanlah hubungan yang meregang akan merapat kembali. Kebaikan yang kita lakukan, masih kata Ibn Katsir, akan mengundang sikap tulus, rasa cinta dan rindu dari hati orang yang berbuat jahat kepada kita. Jadi tunggu apalagi, di momentum bulan Syawal ini mari segera rasakan keindahannya dengan bergegas-gegas menyambung silaturahim kembali. Wallahu a’lam. Pemimpin redaksi majalah Mulia bulan Syawal. Ini mendorong seluruh umat Islam untuk meleburkan diri dalam semangat kekeluargaan dan persaudaraan. Sebuah momentum yang jika diresapi dengan segenap pemikiran yang mendalam akan mengantarkan kita pada satu kesimpulan bahwa Allah dan Rasul-Nya tidak sekadar mewajibkan puasa. Tetapi juga memberikan ruang untuk kita merasakan apa yang sebenarnya dimaksud dengan kemenangan, kekeluargaan dan persaudaraan. Syawal inilah momentum terbaik untuk tidak sekedar mampu menempa foto: muh abdus syakur/suara hidayatullah momen bulan Syawal, maka sungguh kesempurnaan iman itu akan segera kita miliki dan pasti akan datang kebahagiaan demi kebahagiaan dalam kehidupan kita. Sebab, apalagi yang akan diterima oleh Muslim yang sempurna imannya selain kebahagiaan dari sisi-Nya? Memudahkan Rezeki Selain akan mendatangkan ketentraman dan kebahagiaan hati, menyambung tali silaturahim ternyata juga mendatangkan manfaat yang luar biasa dalam kehidupan dunia ini. Rasulullah bersabda, “Siapa yang ingin dilapangkan untuknya rezekinya dan diakhirkan untuknya ajalnya, maka hendaklah menyambung tali silaturahim.” (Riwayat Bukhari Muslim). Jadi, pertimbangan apalagi yang mencegah kita untuk menyegerakan diri menyambung tali silaturahmi dengan keluarga dan saudara sendiri. Buah Kemenangan Puasa Sungguh sangat luar biasa umat Nabi Muhammad. Hampir semua sisi kehidupannya diatur oleh syariat, tidak terkecuali perihal silaturahim. Subhanallah, usai berpuasa sebulan penuh selama Ramadhan, umat Islam dipertemukan dengan yang namanya Silaturahim akan me­ngundang sikap tulus, rasa cinta dan rindu dari hati orang yang berbuat jahat kepada kita AGUSTUS 2014/SYAWAL 1435 71
  • 9. kolom parenting Oleh Mohammad fauzil adhim Ketika Saya Kecil Saya dibesarkan dalam lingkungan Muslim tradisional yang di usia 7-8 tahun berkenalan dengan kitab-kitab fiqih dasar semacam Sulam Safinah dan yang serupa dengan itu. Semua itu merupakan kitab-kitab fiqih dasar madzhab Syafi’i yang mencakup berbagai masalah secara umum, termasuk soal menstruasi, bersuci dari hadas besar dan berbagai sebabnya (jima’/sexual intercourse salah satunya). Pengenalan awal tentang hukum Islam dalam kerangka taat kepada Allah SWT menjadikan anak-anak usia sekolah dasar kelas bawah telah mengenal berbagai hal yang hari ini dianggap sebagai porsi orang dewasa. Salah satu alasan untuk membekali anak-anak dengan pengetahuan dasar hukum Islam adalah karena orangtua berkewajiban menegakkan disiplin ibadah di usia 10 tahun. Salah satu sanksinya adalah memukul. Tapi tidak dibolehkan memukul, kecuali anak sudah mengerti hal-hal dasar tentang hukum Islam. Itu sebabnya, mereka harus memahami aturan-aturan dasar agama ini sebelum berusia 10 tahun. Orangtua mengenalkan sendiri atau melalui guru agama di mushalla melalui pembelajaran kitab-kitab fiqih dasar. Menakar Ulang Pendidikan Seks Walhasil, anak-anak mengerti hal-hal pokok terkait kewajiban yang berkaitan dengan seksualitasnya, tetapi tidak memperolehnya dalam konteks pendidikan seks menurut anggapan sekarang. Anak memahaminya sebagai bekalan penting sebagai hamba Allah Ta’ala. Anak mengetahui apa itu menstruasi, apa itu ihtilam (wet dream), pun anak paham apa bedanya mani (sperma) dan madzi saat ia berusia sekitar 9 tahunan. Ini semua hasil ikutan dari pendidikan tentang syariat Islam. Maksudnya, tidak diajarkan sebagai pengetahuan pokok, tetapi anak akan memahami dengan sendirinya karena untuk menguasai fiqih, harus memahami berbagai hal terkait istilah-istilah tersebut. Sepintas anak tak memperoleh pendidikan seks –dan senyatanya memang tidak dimaksudkan sebagai pendidikan seks—tetapi dengan sendirinya memperoleh pengetahuan yang diperlukan dengan cara yang lebih baik, manfaat yang lebih mulia dan tujuan yang lebih terarah. Anak memahami tanpa perlu secara khusus mempelajari alat reproduksi. Beberapa Tahun Silam Begitu saya dibesarkan. Tetapi ketika saya mengenyam pendidikan di fakultas psikologi dan membaca berbagai literatur mengenai seksualitas manusia dan khususnya tentang pendidikan seks, terlebih ketika dihadapkan pada sejumlah pertanyaan dari orangtua, saya sempat mengalami perubahan cara pandang. Anak-anak harus memperoleh informasi “memadai” (sebuah istilah yang sebenarnya sangat ambigu) tentang seksualitas serta organ reproduksi mereka. Ini sangat penting agar mereka dapat mengendalikan diri karena memahami bahayanya melakukan hubungan seks pra-nikah. Jika anak meminta bertanya tentang hal-hal yang berkait dengan seksualitas, maka orangtua dan pendidik berkewajiban untuk memberikan informasi yang sesuai. Berikanlah jawaban yang lugas, fair, dan disertai dengan bimbingan agar anak tidak memperbuatnya. Tunjukkan kepada mereka bahayanya seks bebas sesudah menerangkan tentang alat-alat reproduksi dan fungsi-fungsinya secara gamblang. Meski saya tak sepenuhnya setuju, tetapi saya tak cukup alasan untuk menolak. Menurut konsep ini, penjelasan secara yang tuntas dan memadai justru memahamkan anak akan bahayanya, sehingga dapat mengambil keputusan SUARA HIDAYATULLAH 72 | www.hidayatullah.com
  • 10. dengan baik. Tidak menjadi penasaran. Melalui pemahaman yang lengkap, anak akan dapat menghindari sampai tiba waktunya nanti. Beberapa Waktu Terakhir Belakangan saya membaca dan merenungi beberapa hal. Pertama, pergeseran paradigma pendidikan seks di Amerika dari seks bertanggung-jawab yang berorientasi kelonggaran melakukan hubungan seks pra-nikah asalkan siap dan mampu bertanggung-jawab, lalu bergeser menjadi safe sex (seks yang aman) sebagai reaksi terhadap merebaknya STD alias penyakit menular akibat hubungan seks bebas. Pada tahun 1980-an, wacana yang menguat adalah kampanye pro-abstinence alias mencegah hubungan seks pra dan di luar nikah. Tetapi ini justru memperoleh penentangan dari warga negaranya sendiri, termasuk industri terkait seks semisal kondom yang kemudian melebarkan sayapnya ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia melalui berbagai LSM. Saat di negerinya sendiri ada ancaman pendidikan seks yang berorientasi pro-abstinence (tak ada hubungan seks di luar nikah), justru industri melalui berbagai LSM gencar melakukan kampanye yang dikemas dengan nama pendidikan seks, tetapi arahnya untuk membentuk pola pikir safe sex (seks aman) yang menguntungkan industri kondom dan sejenisnya. Kedua, ada realitas menarik di berbagai negara kawasan Timur Tengah bahwa remaja umumnya tidak mengalami krisis identitas sebagaimana yang diyakini dalam psikologi perkembangan. Mereka tidak mengalami keguncangan (storm and stress) yang selama ini diyakini mutlak terjadi pada remaja. Lalu, apa sebabnya mereka tidak mengalami krisis identitas maupun keguncangan? Ada dua hal. Pertama, apa yang disebut sebagai identity foreclosure. Mereka memiliki kejelasan identitas sebelum mereka memasuki masa remaja. Mereka memiliki arah dan Jendela keluarga idealisme yang kuat. Kedua, jelas dan kuatnya orientasi mereka terkait hubungan dengan lawan jenis, sementara terpaan media yang memberi rangsang seksual relatif rendah. Ketiga, saya meyakini sebaik-baik masa adalah para salafush-shalih. Dan tidak ada satu pun perkara yang terabaikan dalam agama ini. Inna ashdaqal hadiitsi kitabuLlah. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabuLlah, yakni Al-Qur’anul Kariim. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk dari Rasulullah Muhammad SAW. Kita dapati bahwa agama ini mengajarkan agar para pemuda memiliki orientasi menikah yang kuat. Bekal awalnya ditanamkan semenjak kanak-kanak dengan mengenali taklif (bebanan syariat) dalam segala hal, termasuk ketika seseorang telah ihtilam (polutio). Mari kita pikirkan sejenak. Jika terhadap lawan jenis saja kita diperintahkan untuk menundukkan pandangan, tidak pula diperkenankan melihat aurat dari yang sesama jenis, maka bagaimana mungkin kita memberi pendidikan dengan cara justru menyeksamai aurat paling rahasia bernama organ reproduksi? Bagaimana mungkin cara itu justru meredakan gejolak seksual. Belakangan kita mendapati banyak data riset yang menunjukkan bahwa semakin dini pendidikan seks diberikan, justru meningkatkan aborsi di usia lebih dini. Data terkini misalnya sebagaimana ditunjukkan oleh HCM City Development Research Institute di Vietnam. Pendidikan seks yang berorientasi kesehatan reproduksi di negeri itu yang diberikan semenjak SD, menyebabkan anak-anak usia 10 tahun pun banyak yang melakukan aborsi. Dan tidak mungkin terjadi aborsi jika tidak melakukan hubungan seks sebelumnya. Ini juga diperkuat oleh data dari WHO. Semoga catatan sederhana ini bermanfaat dan berkah. Wallahu’alam bishawab. MUH. ABDUS SYAKUR/SUARA HIDAYATULLAH AGUSTUS 2014/SYAWAL 1435 73
  • 11. konsultasi keluarga Diasuh oleh : Ustadz Hamim Thohari Istimewanya Meninggal di Hari Jumat 74 SUARA HIDAYATULLAH || | www.www..hidayatullah.hiidaayyaattullllaah..ccom com Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Beberapa hari yang lalu keluarga saya ada yang me­ninggal dunia. Sebelum meninggal istrinya se­la­lu berdoa, “Ya Allah, saya rela engkau cabut nya­­wa sua­mi saya besok hari Jumat.” Benar, sekitar pukul 03.00 pada hari Jumat suaminya meninggal. Ustadz, tolong dijelaskan apakah benar me­ning­­gal di hari Jumat memiliki keistimewaan? RD Bekasi Jawab: Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Sampai sekarang tidak ada seorang pun yang bi­sa merencanakan di mana dan kapan kema­tia­an­­nya. Jika ajal telah tiba, tak seorang pun da­pat me­­nun­danya, juga mempercepatnya. Allah me­ne­gas­­kan: “Dan setiap umat mempunyai ajal (batas wak­tu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak bisa me­min­­ta penundaan atau percepatan sesaat pun.” (Al-A’raf [7]: 34). Banyak cara orang meninggal dunia. Ada yang me­ninggal karena sakit, ada yang karena ke­ce­la­kaan, ada yang dibunuh orang lain, dan ada juga yang sengaja bunuh diri. Ada yang mati di atas ran­jang, ada yang mati di jalan raya, ada juga yang mati di medan perang. Penyebab kematian bisa bermacam-macam, ta­pi pada hakikatnya kematiannya cuma satu, yaitu ber­pi­sah­nya ruh dengan jasad. Karena yang menentukan kematian itu Allah , maka kematian kapan pun dan di mana pun harus di­terima dengan ikhlas. Yang penting mati dalam keadaan husnul khatimah, mati dalam keadaan beriman kepada Allah . Meskipun demikian, Allah memberi ke­isti­me­waan kepada orang yang mati di Madinah dan dikuburkan di sana. Beberapa Hadits menjelaskan tentang mereka yang bakal dibangkitkan pertama kali bersama Rasulullah sebelum yang lain-lain dibangkitkan. Dalam kaitan dengan hal itu, sebagian ulama mem­bolehkan kepada kita bercita-cita me­ning­gal di Madinah dan dikuburkan di sana. Selain itu, Allah memberi keistimewaan ke­pa­da mereka secara khusus yang mati di hari Jumat. “Setiap Muslim yang wafat pada siang hari Jumat atau malamnya, niscaya Allah akan me­nye­la­matkannya dari fitnah kubur.” (Riwayat Ahmad dan Tirmidzi). Dalam Hadits tersebut jelas dinyatakan ten­tang keistimewaan wafat di hari Jumat. Meskipun demikian bukan berarti orang yang wafat selain ha­ri Jumat tidak mendapatkan keistimewaan apa­pun. Kehadiran jamaah shalat jenazah, doa pa­ra pelayat, juga para pengiring hingga ke ku­bu­­ran dapat memberi nilai tambah bagi orang yang wafat. Tentang keistimewaan hari Jumat ini, Ra­su­lullah bersabda, “Sesungguhnya di an­­tara hari-harimu ada hari yang paling utama adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, pa­da hari itu pula beliau wafat, pada hari itu pula (sangkakala) ditiup, pada hari itu pula me­reka ping­san. Maka perbanyaklah sha­la­wat kepadaku ka­rena shalawat kalian akan di­sam­paikan ke­pa­daku.’ Aus bin Aus berkata, pa­ra sahabat ber­­­tanya, ‘Wahai Rasulullah , ba­­gai­­mana mung­­kin shalawat kami bisa di­sam­paikan ke­pa­­da­mu sementara engkau telah tiada?’ Beliau ber­sab­da, ‘Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla meng­haram­kan bumi untuk me­ma­kan jasad para nabi’.” (Riwayat Abu Dawud). Wallahu a’lam.*