Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
1.
2. Jendela
Keluarga
Jujur Membuat Nyaman
MHALADI/suara hidayatullah
S
eorang ayah sedang berusaha
membuka buah durian. Agar ta
ngannya terlindung dari goresan
duri, ia menggunakan kaos kaki
pada kedua belah tangannya.
Me
lihat hal itu anak lelakinya berkata,
“Ayah itu kaos kaki aku. Itu bukan untuk
memuka durian!” Mendengar ungkapan
b
protes anaknya, sang ayah berkata, “Wah,
ayah kira ini lap.” Anak itu kemudian pergi
dan membawa lap. “Ayah ini lap, itu kaos
kaki aku!”
Seorang ayah sedang berada di hadapan
komputer berama anaknya. Tak lama ke
s
mu ian telepon selu nya berdering, lalu bercakapd
ler
cakap. Temannya itu meayakan apa yang sedang
n n
dia ukannya. Ayah anak itu berkata bahwa ia sedang
l k
membuat program kom uer. Tak lama kemudian te
p t
le onnya ditutup. Anak laki-laki yang memperhatikan
p
ayahnya berkata, “Ayah se
harusnya mengatakan bahwa
ayah sedang main game bukan sedang membuat pro
gram.” Lalu anak itu meminta ayahnya untuk menelepon
lagi temannya dan me ga a an yang sebenarnya.
n t k
Dua kisah nyata di atas, kerap terjadi dalam kehi u
d
pan sehari-hari. Anak-anak usia dini di manapun secara
firah cenderung mengatakan apa adanya. Sedangkan
t
orang dewasa dengan berbagai alasan kadang tidak ber
ka a sesuai fakta. Dalam beberapa kasus, orang de asa
t
w
melakukan hal tersebut karena pembelaan diri se a ai
b g
mana yang terjadi pada kisah pertama.
Lalu apa akibat yang terjadi pada si anak. Tentu saja
anak akan belajar dari peristiwa dan pengalaman se a
h
ri-hari. Pada kisah kedua, sang ayah bersedia meralat ja
waban pada temannya. Si anak akan belajar bahwa ma
nuia kadang melakukan kesalahan dan bisa meminta
s
maaf. Namun jika si ayah merasa berat hati untuk me
neepon temannya atau dia tidak mau mengatakan yang
l
sebenarnya, maka anak akan belajar, bahwa kita bisa
menjawab tidak sesuai fakta. Itu adalah awal pelajaran
tentang ketidakjujuran, dan jika sering terjadi maka
NOPEMBER 2013/DZULQA’DAH 1434
akan membentuk karakter anak menjadi
pembohong.
Sebagai orangtua memang kita perlu
menjaga wi wa, namun kewibawaan
ba
justru harus dilandasi nilai kebenaran.
Howard Gardner sang penemu kecer
dasan jamak, atau yang dikenal dengan
Multiple Intelligent mengatakan bahwa
kenyamanan itu ada pada ke e aran. Jadi
b n
apapun yang benar, akan menyebabkan
kenyamanan. Atau dengan kata lain, jika
kita ingin merasa nyaman, maka la u an
k k
lah kebenaran.
Umar bin Abdul Azis, meski menjabat
sebagai khaiah, dikenal sebagai ayah yang senantiasa
lf
menerima kritik anaknya. Dikisahkan suatu kali, usai
memberikan pidato pemakaman khalifah sebelumnya,
Umar langsung menuju rumahnya untuk beristirahat
tidur karena ia merasakan kelelahan yang luar biasa.
Melihat hal itu, sang anak, Abdul Malik, mengingatkan
bahwa masih ada tugas yang harus dikerjakan. “Apakah
ayah masih sempat tidur-tiduran, ayah belum berusaha
mengembalikan hak-hak orang yang terzalimi?” ujar
anak laki-lakinya itu.
Umar bin Abdul Aziz berkata bahwa ia sebelumnya
begadang menjaga Khalifah Sulaiman. Ia berjanji bahwa
setelah shalat Zuhur di masjid, ia akan menunaikan
tugasnya itu.
Namun anak laki-lakinya kembali bertanya, “Wahai
ayahku Amirul Mukminin, siapa yang menjamin ayah
akan tetap hidup sampai waktu zuhur?”
Pertanyaan tersebut begitu menghentak nurani
Umar bin Abdul Aziz, rasa kantuknya menguap, dan
tubuh lelahnya kembali bertenaga.
Apa yang dilakukan Umar? Ia memeluk dan men
cium anaknya seraya berkata, “Alhamdulillah, Allah
memberiku seorang anak yang membantuku dalam uru
san agamaku.”
Semoga kita mampu mengambil hikmah. Penulis
Buku Mendidik Karakter dengan Karakter
celah
Oleh Ida S. Widayanti*
67
3. usrah
Bila Salah
Memilih
Pasangan
Oleh kartika ummu arina*
K
ebahagiaan bukanlah ter
le ak pada seseorang atau
t
kondisi. Namun, pada
si ap dan kemauan kita
k
untuk tetap bahagia dan
bersyukur.
Apakah Anda pernah merasa me
nyesal menikahi orang yang se a ang
k r
menjadi pasangan Anda? Atau bahkan
menyesal mengapa memutuskan untuk
menikah?
Seorang kenalan yang su ah
d
menikah dengan terus te ang me ga
r
n
takan bahwa yang menyenangkan
dalam pernikahan itu cuma se i
d
kit, nggak enaknya yang ba yak. Dan
n
ceakanya, yang sedikit itulah yang
l
seringkali diekspos.
Meski ini cuma sebagian dari
cur at-nya, kenalan yang ketika itu
h
belum genap setahun menikah, tetapi
pernyataan ini ternyata mewakili
ba yak pernyataan-pernyataan lain
n
yang masih tersembunyi di dasar hati.
Walau memang tidak semua pasangan
yang sudah menikah merasakan hal
ini, tetapi sebuah jajak pendapat yang
sangat sederhana di sebuah keluarga
besar, mengabarkan bahwa hanya
satu anak dari seluruh anak yang
telah menikah, menyatakan tidak
per ah berpikir untuk bercerai dari
n
pasangannya.
Jika Anda pun pernah berpikir hal
68
serupa, maka jangan merasa bah
wa Anda adalah orang terkonyol.
Se ab, untuk bersyukur atas sesuatu
b
kadang kita memang perlu merasakan
kepahitan terlebih dahulu.
Banyak faktor yang menyebabkan
seseorang merasa menyesal menikah
dengan pasangannya. Di antaranya
adaah “dia tak seperti yang saya ha
l
rap
kan.” Dia tak cukup saleh karena
me gingatkannya untuk shalat malam
n
ketika pertandingan live sepakbola
di televisi, membutuhkan berkali-kali
te uran dengan kombinasi nada. Dia
g
ternyata tak pernah ber-muraa
j
’ah bersama karena alasan sibuk. Dia
sa gat tidak peka (bahasa halus untuk
n
kata malas) pada kerepotan pekerjaan
ru ah, dia tidak cantik saat berada di
m
rumah, dia suka mengatur, baunya tak
sedap.... Dia...dia...dia dan semua ber o
f
kus pada kata “dia”.
Jangan Marah
Baiklah, jika memang itu keluhan
yang kita lontarkan atau bahkan
le ih banyak lagi keluhan. Namun,
b
ada satu hal yang sangat buruk jika
di ampurkan dengan keluhan. Hal itu
c
adalah kemarahan. Kemarahan akan
membuat penyesalan menjadi dendam,
ketidakpedulian atau hal yang lebih
fatal seperti yang terjadi di Montana,
AS awal September 2013.
Jordan Lee Graham yang baru saja
menikah dengan Cody Johnson selama
satu pekan, tega membunuh suaminya.
Ia melakukannya dengan cara men o
d
rong punggung Johnson hingga jatuh
terjerembab ke dalam jurang dengan
posisi wajah yang pertama menyentuh
tanah. Peristiwa ini terjadi di area Loop
Trail, Glacier National Park, Montana,
AS. Graham mengaku melakukan
se ua itu karena menyesal menikah
m
dengan Johson.
Insiden ini berawal ketika Gra
ham bertengkar dengan Johnson.
Dia berusaha meninggalkan sua i
m
nya,tetapi lengannya dipegangi oleh
Johnson. Graham pun membalikkan
badannya dan berusaha melepaskan
cengkeraman tangan Johnson. Karena
kemarahannya, perempuan cantik ini
pun mendorong punggung Johnson
hingga jatuh ke jurang dan tewas.
Kemarahannya pula yang men
do ong Graham berbohong pada
r
pihak kepolisian dan bersikap tanpa
penyesalan atas pembunuhan yang
dilakukannya pada sang suami. Mes
ki un, kerabat keluarga Johnson,
p
Tracey Maness, justru menuturkan
bah a Johnson sangat sayang kepada
w
Graham dan sangat senang dengan
pernikahannya.
Jadi, sebesar apapun kekecewaan
Anda pada pasangan, sekuat tenaga,
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
4. foto: muh abdus syakur/suara hidayatullah
Jendela keluarga
kendalikanlah kemarahan.Pasalnya, itu
hanya akan membuat kita melupakan
fakta yang positif tentang rumah tang
ga kita bina. Juga lupa menengok pada
seberapa besar yang telah diupayakan
oleh diri sendiri. Lalu, bagaimana agar
kita tetap bersyukur dan tak merasa
salah telah memilihnya?
Walaupun pernikahan tidak seperti
dalam dongeng Cinderella “live happily
ever after,”akan tetapi kebahagiaan
itu akan tetap ada setiap hari, meski
mungkin tidak setiap hari dipenuhi
kebahagiaan.
Mensyukuri Hal Kecil
Cobalah untuk menjernihkan hati
dan tengok sejenak, kebahagiaan apa
yang dia hadirkan hari ini. Walaupun
hanya sekadar mengucapkan terima
kasih untuk secangkir teh hangat
yang kita sediakan atau sekadar be
kal makanan sederhana yang telah
di iapkannya di tengah kesibukannya
s
mengasuh si kecil. Dia yang tak pernah
pelit saat kita ingin membeli camilan di
akhir bulan. Atau, sekadar kebahagiaan
bahwa ia mau tetap bersama dan tidak
pernah berlaku kasar.
Ingatlah juga kebahagiaan yang dia
berikan,walaupun hanya berupa per
ha ian-perhatian kecil yang selintas tak
t
berarti. Seorang istri pernah mengeluh
bahwa suaminya selalu berada di ru
NOPEMBER 2013/DZULQA’DAH 1434
mah ketika libur,tetapi menyebalkan
ka ena tidak pernah membantu
r
pe erjaan rumah. Namun, ternyata
k
te an dekatnya justru bercerita bahwa
m
suaminya tak pernah ada di rumah
meski hari libur dengan dalih tadabur,
tafakur, rihlah, de-el-el. Jadi, mana yang
harus disyukuri dan dipilih sebagai
kebahagiaan? Yang harus disyukuri
adalah kemauan kita untuk merasa
bahagia dalam situasi seperti apapun
yang kita hadapi.
Kebahagiaan memang bukanlah
bi ara tentang situasi apa yang kita
c
hadapi, tetapi tentang pikiran dan
sikap kita sendiri. Bisa jadi se se rang
o
dalam kondisi yang sangat me yeng
n
sa akan, namun dia mampu tetap
r
berbahagia dengan keadaannya.
Se erti Nabi Ayyub Alaihis a
p
s
lam yang mendapat cobaan luar
biasa berupasakit dan kesendirian
nya, tetapi tetap memilih bersyukur
dan bersikap positif.
Berdoalah
Karena yang saat ini kita hadapi
adalah ketentuan dari Allah
, maka
berdoalah kepada-Nya, memohon
kemudahan dari apa yang membebani.
Sebagaimana Allah berfirman, “Maka
Kami telah memperkenankan doanya
dan menyelamatkannya dari kedukaan.
Dan demikianlah Kami selamatkan
orang-orang yang beriman.” (AlAnbiyaa [21] : 88)
Berdoalah dan hitunglah karunia
yang dilimpahkan-Nya dengan adanya
pasangan. Bahkan bila pasangan itu
benar-benar menguji keimanan dan ke
sabaran, maka bersyukurlah atas karuniaNya yang membuat kita harus selalu
mendekat pada-Nya untuk men a atkan
dp
petunjuk atas masalah yang menimpa.
Kemudian, berfokuslah pada kele
bi annya ketika kekecewaan sedang
h
memuncak. Tanamkanlah pada hati
kita bahwa bila kemudian memang
benar ada hal-hal yang buruk bukan
berarti pasangan kita orang yang buruk
dan itu bukan berarti musibah untuk
hidup kita. Bahkan, seharusnya itu
mengajari kita untuk mencintai apa
yang baik saat ini.
Jangan pernah menunggu hal
be ar terjadi untuk membuat kita
s
le ih mensyukuri kehadirannya.Se
b
baliknya, kita harus berjuang untuk
meraih hal-hal kecil yang me g em
n g
bi akan dengan adanya dia di sisi.
r
Itulah pentingnya mengabaikan
hal-hal kecil yang mengganggu bila
kita menginginkan kebahagiaan yang
besar dalam rumah tangga yaitu ru
mah tangga yangsakinah wamaddah
wa ah ah di dunia dan dapat bereuni
r m
di surga kelak. Penulis buku ‘Jadilah
Suami Istri Bijak’
69
5. tarbiyah
Jangan Cubit
Pipi Anakku!
Oleh SRI RAHAYU*
Bermula dari gemas, lalu
berbuah trauma
D
engan penuh semangat,
Hani memasangkan jilbab
pink di kepala Nasywa.
Balita montok yang tepat berusia
3 tahun itu semakin terlihat
menggemaskan. Hani pun mencium
pipi buah hatinya, “Subhanallah,
Adik semakin cantik kalau pakai
jilbab,” katanya memuji. Nasywa pun
terkekeh geli akibat ciuman lembut
ibunya.
Sore ini, ba’da asar sampai
menjelang maghrib ada halaqah.
Hani sengaja membawa Nasywa
karena dianggapnya sudah mampu
berinteraksi sosial, mengingat
Nasywa sudah masuk di Kelompok
Bermain. Ketika berangkat pun,
Nasywa tidak menunjukkan
kerewelan yang berarti. Malahan
Nasywa ingin membantu ibunya
membawa tas kecil berisi al-Qur’an,
buku agenda, baju ganti dan
makanan kecil untuk persiapan jika
Nasywa bajunya kotor atau lapar.
Halaqah rutin diadakan
setiap Rabu secara anjangsana
di lingkungan perumahan. Berisi
tadarus al-Qur`an, muraja’ah Juz
Amma dan Hadits serta kultum.
Selain itu, ditambah infaq halaqah.
Hani diantar suami sampai
di depan rumah yang mendapat
70
giliran sebagai tuan rumah. Nasywa
diturunkan dari motor, namun
tidak mau berjalan. Pandangannya
menatap tajam ibu-ibu yang lalu
lalang masuk ke rumah tuan rumah.
“Ayo Dik, ikut Ibu mengaji, tuh
teman-temannya banyak,” kata Hani
Nasywa tidak bergerak. Kakinya
seolah terpaku di tempat. Wajahnya
kelihatan ketakutan.
“Aku tidak mau!“
“Lho enggak apa-apa, teman Ibu
baik kok.”
Nasywa mulai merajuk. Sebentar
kemudian menangis meraungraung.
“Aku tidak mau, aku takut,”
teriaknya disela tangisnya.
Setelah lama tidak bisa
membujuk Nasywa, akhirnya untuk
kesekian kalinya Hani mengikuti
halaqah sendirian. Sebenarnya
Hani ingin melatih Nasywa agar
Tak ada yang menyalah
kan mentowel pipi ba
ti a yang kemudian
t
berubah menjadi cu
bi an. Siapapun akan
t
memahami, perasaan
gemas akan meliputi
semua orang yang
melihat batita yang
sedang imut-imutnya.
tidak takut pada ibu-ibu. Tidak
takut pada orang asing di luar
keluarga terdekat. Juga agar
Nasywa mendengar suara ibu-ibu
melantunkan ayat-ayat al-Qur’an
bersama-sama secara nyata. Tidak
melalui CD ataupun rekaman
lainnya.
Namun, ternyata Nasywa
lebih suka bersama ayahnya yang
berkumpul dengan bapak-bapak
lainnya. Tak ada raut ketakutan atau
kecemasan di wajah Naswya. Enjoy
sekali. Mungkin karena bapak-bapak
bukanlah “tukang gemas” seperti
ibu-ibu.
Trauma Masa Batita
Bermula Nasywa berusia
4 bulan, saat mulai dapat
menegakkan kepalanya dan
merespon aksi orang-orang yang
berada di sekelilingnya. Pipinya
yang montok, membuat orangorang menarik pipinya. Ditambah
lagi Nasywa yang anaknya mudah
tersenyum dan terkekeh, membuat
orang-orang semakin gemas,
sehingga tanpa sadar mendaratkan
cubitannya di pipi Nasywa yang
empuk. Sesungguhnya cubitan
lembut penuh kasih sayang
berbalut gemas. Namun kalau yang
melakukan lebih dari satu orang,
tentunya membuat Nasywa tidak
nyaman. Apalagi kelembutan tangan
seseorang berbeda-beda. Bisa
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
6. Jendela keluarga
datang dan duduk agak menjauh.
Untuk memberikan kepercayaan
pada Nasywa bahwa ia aman.
foto: muh abdus syakur/suara hidayatullah
FOTo: MUH ABDUS SYAKUR/SUARA HIDAYATULLAH
Elus, Jangan Dicubit
dibayangkan, bagaimana perasaan
Nasywa merasakan “cubitan”
yang berulang-ulang. Akhiranya
menangislah Nasywa. Dengan
menangis bukan berarti “serangan”
cubitan itu berhenti sendiri.
“Lho, kok nangis, jadi jelek deh,”
tanpa perasaan sang penggemas
malah meledek bayi yang belum
tahu arti sebuah ledekan.
“Afwan ya, pipi Nasywa dielus
saja, jangan dicubit!” buru-buru
Hani bersuara agar sang penggemas
tak lagi melancarkan “serangannya,”
baik verbal maupun non verbal pada
batitanya (bayi tiga tahun).
“Gemes sih, kalau enggak
dicubit, kurang puas deh,” sahut
penggemas. Nah lho.
Akibat Salah Perlakuan
Sepertinya terlihat sepele
“mencubit” batita dengan segemasgemasnya. Padahal apa yang
dialami batita, menjadikan trauma
yang cukup serius. Setiap bertemu
dengan wanita siapa pun, Nasywa
selalu berteriak dan menangis
ketakutan. Berlari sembunyi
sambil memegang pipinya, meski
itu di rumahnya sendiri. Hani
NOPEMBER 2013/DZULQA’DAH 1434
telah berusaha menenangkan
Nasywa dengan memeluk dan
memangkunya.
Akibat sering dicubit pipinya,
akhirnya Nasywa takut dengan
setiap orang. Terutama ibu-ibu,
remaja putri atau anak-anak
perempuan lainnya. Karena
mereka adalah kelompok makhluk
“penggemas” segemas-gemasnya.
Sehingga tercipta persepsi yang
salah dalam memori Nasywa. Bahwa
mereka adalah makhluk yang akan
“mencubit” dan menyakiti dirinya.
Sebagai bentuk ekspresi penolakan
mereka, Nasywa pun menjerit dan
menangis sekeras-kerasnya.
Berbeda sekali kalau Nasywa
berkumpul dengan ayahnya, teman
kakak laki-lakinya ataupun temanteman ayahnya. Dia merasa enjoy
dan nyaman-nyaman saja. Malah
terkadang minta gendong dan minta
pangku. Mungkin karena ia aman
dan nyaman, lantaran tidak ada yang
”gemas” mencubit pipinya.
Selama 2 tahun Hani berusaha
untuk “menerapi” Nasywa agar tidak
takut dengan orang lain. Setiap ada
pertemuan halaqah, arisan ataupun
forum kelas, Hani dan Nasywa
Tak ada yang menyalahkan
mentowel pipi batita yang kemudian
berubah menjadi cubitan. Siapa
pun akan memahami, perasaan
gemas akan meliputi semua
orang yang melihat batita yang
sedang imut-imutnya. Kebesaran
Allah
sajalah sehingga orangorang merasa senang dengan
hadirnya makhluk mungil pelanjut
kehidupan.
Namun apakah tidak boleh ada
perubahan mencubit pipi berganti
dengan elusan dan sapaan yang
lebih hangat? Tak lain agar anak
tidak kaget dengan kontak tubuh
yang mendadak dari orang yang
tidak dikenalnya.
Dari kasus Nasywa sendiri,
dia mulai berani lepas dari ibunya
setelah belajar di kelompok
bermain. Ustadzahnya yang paham
dengan tahap perkembangan anak,
tidak serta merta mentowel atau
mencubit pipi Nasywa. Melainkan
menyapanya dengan lembut.
Mengulurkan tangan dan memuji
penampilannya, serta tak lupa
memanggil namanya. Tak lupa
hadiah berupa kartu bergambar
strobery bertuliskan nama Nasywa
diberikan sebagai hadiah. Sikap
hangat dan ramah membuat
suasana jadi akrab. Nasywa pun
mulai percaya bahwa ustadzahnya
tidak akan menyakitinya.
Sebuah pelajaran yang berharga.
Ketakutan dan ketidaknyamanan
anak memang bukanlah penyakit,
namun tetap harus diupayakan
untuk diobati. Bagaimanapun juga,
anak membutuhkan lingkungan
yang aman, nyaman dan ramah
bagi tumbuh kembangnya. Mulai
sekarang, tidak perlu sungkan
untuk mengatakan jangan cubit pipi
anakku! Pengajar TK Ya Bunaya,
Tuban, Jatim.
71
7. kolom parenting
Sebaik-baik
Nasehat
Oleh fauzil adhim | FOTO MUH. ABDUS SYAKUR
S
ebaik-baik doa adalah
doa orang-orang saleh
yang Allah Ta’ala abadikan
dalam al-Qur’an. Tidaklah
Allah Subhanahu wa Ta’ala
memasukkannya ke dalam al-Qur’an
kecuali karena doa itu Allah
ridhai
dan perkenankan. Begitu pun terkait
perkara-perkara lainnya, termasuk
nasehat orangtua. Sebaik-baik nasehat
orangtua adalah apa yang Allah jadikan
sebagai bagian dari ayat-ayat-Nya.
Dan nasehat terbaik yang diberikan
orangtua kepada anak itu adalah
nasehat Luqman Al-Hakim kepada
putranya.
Inilah nasehat yang Allah
menyukai dan memuliakan. Inilah
nasehat yang menjadikan Allah
ridha dan memberikan berkah
berlimpah kepadanya. Maka jika kita
menginginkan kebaikan bagi anakanak kita, sungguh, di antara nasehatnasehat yang ingin kita sampaikan,
amat penting bagi kita untuk
menasehatkan kepada anak-anak kita
apa yang Allah Ta’ala telah abadikan
dalam al-Qur’an.
Sesungguhnya sebaik-baik
perkataan adalah kalamullah, yakni
al-Qur’anul Karim. Dan sebaik-baik
petunjuk adalah petunjuk Nabi
Muhammad ShallaLlahu ‘alaihi wa
sallam. Inilah panduan bagi kita dalam
mendidik anak, utamanya dalam
meletakkan dasar-dasar keimanan,
akhlak dan adab. Semoga Allah
72
mengampuni saya, istri saya serta para
orangtua yang lalai menanamkan ini
kepada anak karena tak menyadari
keutamaannya.
Mari kita telusuri nasehat Luqman
Al-Hakim di dalam al-Qur’an surat
Luqman. Semoga Allah Ta’ala berikan
hidayah dan taufiq untuk mampu
menasehatkan dengan baik kepada
anak-anak kita. Semoga pula kita dapat
memetik keutamaan-keutamaan yang
ada di dalam nasehat tersebut.
Mari kita baca dengan pelan seraya
memohon petunjuk dari Allah Ta’ala:
Landasan Kepribadian Itu
Bernama Syukur
Ada pelajaran besar dari rangkaian
nasehat Luqman kepada putranya.
Yang pertama ditanamkan kepada
anak adalah nasehat untuk bersyukur
kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Sungguh,
amat banyak nikmat yang Allah
berikan kepada kita. Dan sesungguhnya
bersyukur kepada Allah ‘Azza wa Jalla
itu pada dasarnya bersyukur kepada
diri sendiri. Ini merupakan landasan
yang sangat utama untuk terbentuknya
pribadi yang matang.
Perhatikan firman Allah berikut
ini, “Dan sesungguhnya telah Kami
berikan hikmah kepada Luqman,
yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah.
Dan barangsiapa yang bersyukur
(kepada Allah), maka sesungguhnya
ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan
barangsiapa yang tidak bersyukur,
maka sesungguhnya Allah Maha Kaya
lagi Maha Terpuji”. (Luqman [31]: 12)
Inilah hikmah yang Allah berikan
kepada Luqman. Di antara hikmah
itu adalah menyadari dan meyakini
bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji. Andai manusia tidak bersyukur
kepada-Nya, sungguh itu tidak sedikit
pun mengurangi kemuliaan dan
keterpujian-Nya. Maka, jika manusia
bersyukur kepada Allah Ta’ala, semua
itu manfaatnya kembali kepada dirinya
sendiri.
Di antara fadhilah menanamkan
ini kepada anak-anak kita –semoga
Allah Ta’ala barakahi nasehat kita—
maka anak akan memiliki landasan
kepribadian yang kokoh. Ia tidak
mudah minder karena melihat orang
lain yang melebihi dirinya dalam
sebagian perkara. Sesungguhnya, di
antara hal yang sangat berharga bagi
pertumbuhan pribadi anak adalah
penerimaan diri apa adanya. Dan
tidaklah seseorang mampu bersyukur
dengan sebenar-benar syukur kecuali
jika ia memiliki penerimaan diri yang
baik. Bahkan lebih dari itu.
Sebaik-baik Larangan: Jangan
Persekutukan Allah!
Sesudah syukur kepada Allah
Ta’ala, nasehat Luqman berikutnya
adalah larangan mempersekutukan
Allah dengan selainnya. Ini prinsip
dasar tauhid yang melandasi apapun
pelajaran agama yang diberikan
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
8. Jendela keluarga
berikutnya. Tidak bermanfaat apapun
amal yang dikerjakan oleh seseorang
jika ia mempersekutukan Allah,
meskipun ia merasa benar-benar
mencintai Allah. Bukankah di antara
orang-orang musyrik pun mencintai
Allah? Hanya saja mereka mencintai
Allah sebesar kecintaan mereka kepada
sesembahan selain Allah. Ini yang dapat
kita ambil sebagai pelajaran dari alQur’an surat Al-Baqarah ayat 165.
Mari kita perhatikan ayat ini, “Dan
(ingatlah) ketika Luqman berkata
kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya: ‘Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan
(Allah) sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar’.”
(Luqman [31]: 13)
Apa yang dapat kita petik dari
ayat ini? Tidak ada landasan yang lebih
penting bagi keimanan anak-anak kita
melebihi kemurnian tauhid dengan
tidak mempersekutukan Allah ‘Azza wa
Jalla. Sesungguhnya, syirik merupakan
kezaliman yang sangat besar. Inilah
yang perlu kita perhatikan agar
segenggam iman anak kita tidak rapuh
dan lemah.
Pelajaran lain yang penting adalah
Sebesar apapun keinginan
kita untuk mengawasi anak,
pada akhirnya tubuh ki a akan
t
melemah dan kemampuan
kita akan mengendur
mengawal anak dengan menyampaikan
larangan-larangan tegas. Ini bukanlah
kesalahan komunikasi. Apapun yang
ingin kita lakukan, perlu ilmu untuk
melaksanakannya dengan benar, baik
itu berupa anjuran, perintah maupun
larangan. Sebagian orang menghindari
larangan karena munculnya beberapa
asumsi yang dianggap ilmiah, meskipun
sesungguhnya masih bersifat hipotetik
(zhanniy; praduga).
Sesudah Tauhid, Ada
Muraqabah
Sesudah memberi landasan tauhid,
Allah Ta’ala tunjukkan hal penting
yang tak boleh kita lalaikan, yakni
memerintahkan kepada anak untuk
berbakti kepada kedua orangtua (birrul
walidain). Kebaikan terbesar sesudah
tauhid adalah bersyukur kepada Allah
dan kepada kedua orangtua serta
memperlakukan ibu-bapak dengan
sebaik-baik perlakuan.
Sesudahnya, hal penting yang
harus kita tanamkan adalah perasaan
senantiasa diawasi oleh Allah. Dan ini
dikuatkan dengan mengimani bahwa
amal apapun, baik maupun buruk,
besar maupun kecil, pasti akan dibalas
oleh Allah Yang Maha Adil lagi Maha
Halus.
Sebesar apapun keinginan kita
untuk mengawasi anak, pada akhirnya
tubuh kita akan melemah dan
kemampuan kita akan mengendur.
Sekuat apapun tekad kita untuk
senantiasa memantau mereka,
keterbatasan kita akan semakin besar.
Maka, tidak ada penjagaan yang lebih
baik melebihi perasaan senantiasa
diawasi (muraqabah) oleh Allah ‘Azza
wa Jalla dalam diri anak-anak kita.
Mari kita perhatikan, (Lukman
berkata): “Hai anakku, sesungguhnya
jika ada (sesuatu perbuatan) seberat
biji sawi, dan berada dalam batu
atau di langit atau di dalam bumi,
niscaya Allah akan mendatangkannya
(membalasinya). Sesungguhnya Allah
Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”
(Luqman [31]: 16)
Inilah landasan penting sebelum kita
menanamkan kepada mereka adab yang
baik. Wallahu a’lam bish-shawab.
IKLAN
NOPEMBER 2013/DZULQA’DAH 1434
73
9. konsultasi keluarga
Diasuh oleh : Ustadz Hamim Thohari
Hibah
untuk
Anak
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ayah saya sudah tua dan sakit-sakitan. Saya sen
di i tinggal jauh dari ayah, sedang kedua adik saya
r
tinggal berdekatan, bahkan salah satunya tinggal
serumah dengan ayah.
Pada Idul Fitri yang lalu, Ayah mengumpulkan
anak-anaknya. Dengan disaksikan aparat desa dan
tokoh agama setempat, Ayah berniat menghibahkan
seluruh harta kekayaannya, baik yang berupa ru
mah tinggal maupun kebun.
Atas inisiatif Ayah sendiri, pembagian harta itu
hendak diformalkan melalui notaris. Satu hal saja
yang beliau minta agar diberi kesempatan me ge
n
lola kebunnya sampai beliau meninggal. Sebelum
diformalkan saya ingin mendapat kepastian tentang
pembagian tersebut, apakah sesuai dengan syariat?
Jika tidak benar, bagaimana solusinya?
AB
Kalimantan
Jawab:
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Banyak orangtua yang khawatir bahwa pem a
b
gian harta benda setelah mati justru menjadi fitnah
di kemudian hari. Mereka takut jika ketenangannya
di alam kubur justru terusik karena anak-anaknya
berebut soal pembagian warisan.
Atas dasar kekhawatiran itu banyak orangtua
yang kemudian menempuh jalan diluar ketentuan
waris. Memang hukum waris sudah menjadi salah
satu bagian dari sistem hukum nasional di bawah
peradilan agama, akan tetapi keputusan pengadilan
agama tentang waris itu bisa diperkarakan bila sa
lah satu pihak dari ahli waris tidak atau kurang me
74
nyeuui putusan tersebut dan membawanya ke
t j
pengadilan negeri. Ini salah satu kelemahan hu
kum kita.
Kedua, banyak kaum Muslimin yang masih
tidak rela terhadap keputusan syariat tentang
pembagian warisan tersebut. Bahwa lelaki
mendapat dua bagian dari perempuan, misalnya,
masih sering dipersoalkan.
Ketiga, pemahaman umat Islam sendiri
terhadap masalah warisan masih sangat kurang.
Banyak orang Islam yang belum tahu tentang hal
tersebut. Mereka tidak memahami ilmu faraidh,
juga tak mengerti fiqih mawarits.
Persoalan di atas perlu diselesaikan melalui
so
sialisasi syariat secara lebih intensif. Para
ulama, guru agama, para dai, dan pemerintah
pa a umumnya wajib mendidik umat dalam per
d
soa warisan. Wajib dilakukan penyebaran pe
lan
ma aman, penyadaran, dan peragaan yang bisa
h
dijadikan contoh panutan.
Kembali pada masalah utama, apa yang dia
l
ku
kan oleh ayah Anda itu boleh dan dibenarkan
syariat. Setiap orang boleh memberikan (atau
da
lam bahasa fiqih, menghibahkan) sebagian
atau seluruh hartanya kepada orang lain, ter
ma kepada anaknya. Setelah pemberian ter
suk
se ut, maka orang tersebut (dalam hal ini ayah
b
Anda) tak punya kuasa apapun terhadap hara
t
tersebut. Mau dijual, digadaikan, atau di eoa
k l l
sendiri atau dikelolakan kepada orang lain ada
lah hak yang diberi. Kalau semua anak telah se
pa at memberikan hak lagi kepada ayah Anda
k
unuk mengelola sampai akhir hayatnya, ma a
t
k
per eujuan itu menjadi sah dan berlaku. Per e
s t
s
tuuan itu bisa dicatatkan di notaris atau tidak,
j
itu persoalan teknis.
Hibah ini sah jika dilakukan sebelum se
serang menghembuskan nafas yang terakhir.
o
Seelah seseorang mati, maka seluruh harta ke
t
ka aannya menjadi harta waris. Harta tere ut
y
s b
harus dibagikan kepada ahli waris yang die ap
t t
kan syariat Islam setelah dikurangi biaya pe gu
n
ru an jenazah dan pelunasan utang, bila ada.
s
Jika ada wasiat, maka wasiat itu tidak boleh
melebihi 1/3 dari nilai harta warisan. Satu lagi,
wasiat itu tidak berlaku bagi ahli waris. Untuk
ahli waris akan diberlakukan ketentuan yang
telah ditetapkan syariat. Wallahu a’lam bishshawab.
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
10. SYIFA
Cegah Penyakit
Kanker dengan
Herbal
Penyebab kematian ketujuh.
Mayoritas penyebab kanker
karena pola makan.
Setiap diri
memiliki potensi
yang sama untuk
terkena kanker,
namun yang bisa
dicegah adalah
bagaimana kita
menjauhi faktorfaktor pemicu
kanker itu sendiri
60
K
anker, satu kata yang
sangat ditakuti banyak
orang. Ia menjadi salah
satu penyebab kematian
ketujuh di Indoneisa,
karena saking ganasnya penyakit
tersebut. Ia mampu melawan selsel normal sehingga menjadi sel
abnormal yang terus menggerogoti
si pasien.
Yang lebih memprihatinkan,
angka penderita kanker terus
meningkat seiring perubahan gaya
hidup di negara-negara berkembang,
termasuk Indonesia. Oleh karena
itu, di sini ingin kita bincangkan
bagaimana cara meminimalisir
faktor risiko terjadinya kanker
pada tubuh kita. Karena mayoritas
penyebab kanker adalah pola makan
yang buruk, maka perlu kita atur
bagaimana pola makan yang baik
untuk mencegah penyakit kanker.
Setiap diri memiliki potensi yang
sama untuk terkena kanker, namun
yang bisa dicegah adalah bagaimana
kita menjauhi faktor-faktor pemicu
kanker itu sendiri. Berikut beberapa
pemicu kanker: makanan hasil
rekayasa genetik (genetically
modifield organism/GMO), daging
olahan, minuman bersoda, makanan
yang mengandung bahan pengawet,
pemanis buatan (aspartam, siklamat,
asesulfam, dan lain-lain), penyedap
rasa/MSG. Selain itu, juga makanan
hasil pemurnian, rokok, radiasi UV,
alkohol, merkuri, buah dan sayur
yang tercemar pestisida dan juga
faktor genetik.
Jika hal-hal tersebut sudah kita
upayakan untuk menjauhinya,
jangan lupa memperbanyak
mengonsusmsi makanan yang
mencegah timbulnya kanker,
seperti makanan yang mengandung
antioksidan. Antioksidan yang ada
di alam biasanya berupa vitamin,
polipenol, flavonoid, karotin dan
mineral. Secara alami, zat ini sangat
besar peranannya pada manusia
untuk mencegah terjadinya penyakit.
Antioksidan melakukan semua itu
dengan cara menekan kerusakan sel
yang terjadi akibat proses oksidasi
radikal bebas.
Awas Radikal Bebas
Radikal bebas sebenarnya
berasal dari molekul oksigen yang
secara kimia strukturnya berubah
akibat dari aktivitas lingkungan.
Aktivitas lingkungan yang dapat
memunculkan radikal bebas antara
lain radiasi, polusi, merokok dan
lain sebagainya. Radikal bebas yang
beredar dalam tubuh berusaha
untuk mencuri elektron yang ada
pada molekul lain seperti DNA dan
sel. Pencurian ini jika berhasil akan
merusak sel dan DNA tersebut.
Dapat dibayangkan jika radikal
bebas banyak beredar, maka akan
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
11. banyak pula sel yang rusak. Maka,
kerusakan yang ditimbulkan
dapat menyebabkan sel tersebut
menjadi tidak stabil dan berpotensi
menyebabkan proses penuaan dan
kanker.
Gejala penyakit kanker bedabeda, tergantung jenis kankernya.
Misalnya:
Kanker payudara: adanya
benjolan yang menetap, payudara
terasa kencang, timbul nyeri di
sekitar payudara, permukaan
payudara berubah seperti kulit jeruk,
timbulnya luka, dan lain-lain.
Kanker rahim: keputihan yang
terus menerus, adanya pendarahan,
adanya benjolan/seperti wanita
hamil, timbul nyeri yang hebat di
sekitar rahim.
Kanker hati: area rusuk bagian
kanan terasa keras dan timbul nyeri,
badan lemas, kurang nafsu makan,
adanya riwayat hepatitis kronis,
adanya riwayat perokok, pecandu
alkohol, atau obat-obatan tertentu.
Kanker prostat: susah buang air
kecil, BAK tidak tuntas, timbul rasa
nyeri di kandung kemih.
Kanker paru: adanya riwayat
TBC, batuk berdarah, terkadang
disertai nyeri di sekitar ketiak dan
punggung, badan lemas, tidak nafsu
makan, dan ada riwayat pecandu
narkotika.
Apabila salah satu tanda
tersebut sudah ada, janganlah
dibiarkan, lakukan segera tindakan
pengobatan dan jauhi semua
faktor pemicu kanker. Perbanyak
konsumsi makanan sumber
antioksidan, konsumsi herba anti
kanker, perbanyak olahraga, lebih
mendekatkan diri kepada Allah SWT
melalui amalan ibadah baik sunnah
maupun wajib, dan menghindari
pantangan pemicu kanker.
Berikut ini adalah contoh herbaherba anti kanker: sambiloto, keladi
tikus, kunir putih, daun dewa, tapak
dara, rumput mutiara, habatusauda,
buah makassar, dan mahkota dewa.
Semoga dengan mengenali
tanda-tanda dan faktor pemicu
terjadinya kanker, kita bisa lebih
hati-hati dalam menjaga diri kita dari
kebiasaan-kebiasaan buruk dan pola
makan yang tidak sehat agar dapat
terhindar dari penyakit tersebut.* Ika
Oktariyani, apoteker dan pengajar
Thibun Nabawi/Suara Hidayatullah
Berikut ini adalah makanan yang
mengadung antioksidan:
•• Beta karoten & karotenoid: bayam, ubi jalar, tomat, buah bit, brokoli, melon,
wortel, jagung, mangga, persik, jeruk, labu,
•• Vitamin C: paprika (merah, hijau atau kuning), strowberi, tomat, brokoli, melon,
kembang kol, jeruk, melon, pepaya, nanas.
•• Vitamin E: brokoli, wortel, lobak, paprika merah, bayam, sawi, dan lobak hijau,
kacang-kacangan, biji bunga matahari.
•• Zink: tiram, daging merah, unggas, kacang-kacangan, makanan laut, biji-bijian,
sereal, produk olahan susu.
•• Selenium: ikan tuna, daging sapi, unggas dan produk biji-bijian.
•• Polifenol: apel, brokoli, teh hijau, delima, manggis.
•• Antocyanin: blubery, cheri, raspberry, anggur merah, strowberi.
•• Sayur dan buah-buahan tersebut bisa menjadi salah satu menu makanan seharihari kita. Namun apabila gejala kanker itu sudah ada, segera ambil tindakan.
NOPEMBER 2013/DZULQA’DAH 1434
61
12. Luka Lambung
Diasuh oleh :
dr Zaidul Akbar
Praktisi dan Konsultan Thibbun Nabawi dan Herba
Assalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh.
Jawab
Dokter, saya terkena penyakit maag sejak 6
ta un yang lalu, tepatnya sejak saya kelas 2 SMA
h
hingga sekarang. Sejak SMP, saya memang jarang
makan saat berangkat sekolah, tetapi sering ber
olahraga. Kebiasaan itu berlanjut hingga di kelas
2 SMA. Saya belum makan apapun sampai siang,
dan sore harinya saya langsung main bola. Se e
t
lah usai, saya hanya makan kue saja. Esok pagi
nya, perut saya terasa sangat sakit tepatnya di ulu
hati, rasanya seperti teriris dan terbakar.
Setelah diendoskopi, ketahuan kalau ada luka.
Saya menjalani perawatan di rumah sakit, tetapi
ka ena alasan biaya saya akhirnya keluar. Hingga
r
ki i, 6 tahun sudah saya menahan rasa sakit tiap
n
kali beraktivitas, bahkan saya sudah tidak bisa
olahaga, sebab rasa sakit di ulu hati. Beberapa
r
pe go atan sudah saya lakukan, seperti minum
n b
jamu. Bahkan astaghfirullahal ‘azhim, hingga
yang bernuansa syirik.
Sekarang rasa sakitnya agak berkurang, apa
la i setelah saya paksa melaksanakan puasa Ra
g
ma han. Mohon saran dari Dokter, bagaimana
d
pe batan herbal yang harus saya lakukan?
ngo
Jazakallahu khairan katsiran.
Wa’alaikumussalam wa Rahmatullahi wa Barakatuh.
Ryan
Samarinda
Semoga penyakit yang Ryan derita saat ini
diangkat dan diberi kesembuhan oleh Allah SWT.
Yakinlah bahwa tiada penyakit dari Allah SWT, ke
cuali pasti ada obatnya. Tetap bersabar dan ber kh iar
i t
sebagaimana yang dituntun oleh Ra uulah SAW.
s l l
Maag merupkan salah satu penykit yang sering
dan banyak didapatkan pada masa kini. Hal ini di
aki atkan dari berbagai bahan makanan dan juga
b
pro uk lainnya yang membuat keseimbangan pe
d
rut atau pencernaan terganggu.
Selain karena faktor infeksi di daerah lambug
akibat mikroba, penyakit seperti ini juga bisa di ki
a
batkan oleh faktor kekurangan atau gangguan en
zim pada perut atau pencernan tubuh kita.
Untuk membantu mengatasinya beberapa hal
berikut ini bisa Ryan konsumsi untuk membantu
penyembuhannya:
1. Madu + air hangat 5 sdm (sendok makan) sehari
2. Minyak zaitun 3 sdm sehari
3. Bawang putih kapsul, 3 x 2 kapsul sehari
4. Jahe + kayu manis dibuat wedang/minuman de
ngan takaran 2 ruas jahe dan 2 ruas kayu manis.
Selain itu, menjelang tidur minumlah madu 1
sdm + air hangat. Semoga Allah SWT memberi
kesembuhan. Wallahu a’lam.*
Rubrik ini berisi tanya-jawab seputar pengobatan ala Nabi (thibun
nabawi) yang diasuh oleh dr Zaidul Akbar, konsultan dan praktisi
thibun nabawi dan herba Institut Thibbun Nabawi Indonesia (INTI).
Kirimkan pertanyaan Anda melalui surat ke alamat redaksi atau
email: konsultasi.syifa@hidayatullah.com
62
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com