SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 12
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Jendela
Keluarga
Jujur Membuat Nyaman

MHALADI/suara hidayatullah

S

eorang ayah sedang berusaha
membuka buah durian. Agar ta­
ngannya terlindung dari goresan
duri, ia menggunakan kaos kaki
pada kedua belah tangannya.
Me­
lihat hal itu anak lelakinya berkata,
“Ayah itu kaos kaki aku. Itu bukan untuk
mem­uka durian!” Mendengar ungkapan
b
protes anaknya, sang ayah berkata, “Wah,
ayah kira ini lap.” Anak itu kemudian pergi
dan membawa lap. “Ayah ini lap, itu kaos
kaki aku!”		
Seorang ayah sedang berada di hadapan
komputer ber­ama anaknya. Tak lama ke­
s
mu­ ian telepon selu­ nya berdering, lalu bercakapd
ler­
cakap. Temannya itu me­a­yakan apa yang sedang
n n
di­a­ ukannya. Ayah anak itu berkata bahwa ia sedang
l k
membuat program kom­ u­er. Tak lama kemudian te­
p t
le­ onnya ditutup. Anak laki-laki yang memperhatikan
p
ayahnya berkata, “Ayah se­­
harusnya mengatakan bahwa
ayah sedang main game bukan sedang membuat pro­
gram.” Lalu anak itu me­min­ta ayahnya untuk menelepon
lagi temannya dan me­ ga­ a­ an yang sebenarnya.
n t k
Dua kisah nyata di atas, kerap terjadi dalam kehi­ u­
d
pan sehari-hari. Anak-anak usia dini di manapun secara
fi­rah cenderung mengatakan apa adanya. Sedangkan
t
orang dewasa dengan berbagai alasan kadang tidak ber­
ka­ a sesuai fakta. Dalam beberapa kasus, orang de­ asa
t
w
melakukan hal tersebut karena pembelaan diri se­ a­ ai­
b g
mana yang terjadi pada kisah pertama.
Lalu apa akibat yang terjadi pada si anak. Tentu saja
anak akan belajar dari peristiwa dan pengalaman se­ a­
h
ri-hari. Pada kisah kedua, sang ayah bersedia meralat ja­
waban pada temannya. Si anak akan belajar bahwa ma­
nu­ia kadang melakukan kesalahan dan bisa meminta
s
maaf. Namun jika si ayah merasa berat hati untuk me­
ne­epon temannya atau dia tidak mau mengatakan yang
l
sebenarnya, maka anak akan belajar, bahwa kita bisa
menjawab tidak sesuai fakta. Itu adalah awal pelajaran
tentang ketidakjujuran, dan jika sering terjadi maka

NOPEMBER 2013/DZULQA’DAH 1434

akan membentuk karakter anak menjadi
pembohong.
Sebagai orangtua memang kita perlu
menjaga wi­ wa, namun kewibawaan
ba­
justru harus dilandasi nilai kebenaran.
Howard Gardner sang penemu kecer­
dasan jamak, atau yang dikenal dengan
Multiple Intelligent me­nga­takan bahwa
kenyamanan itu ada pada ke­ e­ aran. Jadi
b n
apapun yang benar, akan menyebabkan
kenyamanan. Atau dengan kata lain, jika
kita ingin merasa nyaman, maka la­ u­ an­
k k
lah kebenaran.
Umar bin Abdul Azis, meski menjabat
sebagai kha­i­ah, dikenal sebagai ayah yang senantiasa
lf
menerima kritik anaknya. Dikisahkan suatu kali, usai
memberikan pidato pemakaman khalifah sebelumnya,
Umar langsung menuju rumahnya untuk beristirahat
tidur karena ia merasakan kelelahan yang luar biasa.
Melihat hal itu, sang anak, Abdul Malik, mengingatkan
bahwa masih ada tugas yang harus dikerjakan. “Apakah
ayah masih sempat tidur-tiduran, ayah belum berusaha
mengembalikan hak-hak orang yang terzalimi?” ujar
anak laki-lakinya itu.
Umar bin Abdul Aziz berkata bahwa ia sebelumnya
begadang menjaga Khalifah Sulaiman. Ia berjanji bahwa
setelah shalat Zuhur di masjid, ia akan menunaikan
tugasnya itu.
Namun anak laki-lakinya kembali bertanya, “Wahai
ayahku Amirul Mukminin, siapa yang menjamin ayah
akan tetap hidup sampai waktu zuhur?”
Pertanyaan tersebut begitu menghentak nurani
Umar bin Abdul Aziz, rasa kantuknya menguap, dan
tubuh lelahnya kembali bertenaga.
Apa yang dilakukan Umar? Ia memeluk dan men­
cium anaknya seraya berkata, “Alhamdulillah, Allah
mem­be­­ri­ku seorang anak yang membantuku dalam uru­
san agamaku.”
Semoga kita mampu mengambil hikmah. Penulis
Buku Mendidik Karakter dengan Karakter

celah

Oleh Ida S. Widayanti*

67
usrah

Bila Salah
Memilih
Pasangan

Oleh kartika ummu arina*

K

ebahagiaan bukanlah ter­
le­ ak pada seseorang atau
t
kondisi. Namun, pada
si­ ap dan kemauan kita
k
untuk tetap bahagia dan

bersyukur.  
 Apakah Anda pernah merasa me­
nyesal menikahi orang yang se­ a­ ang
k r
menjadi pasangan Anda? Atau bahkan
menyesal mengapa memutuskan untuk
menikah?
Seorang kenalan yang su­ ah
d
menikah dengan terus te­ ang me­ ga­
r
n
takan bahwa yang me­nye­nang­kan
dalam pernikahan itu cuma se­ i­
d
kit, nggak enaknya yang ba­ yak. Dan
n
ce­akanya, yang sedikit itulah yang
l
se­ringkali diekspos.
Meski ini cuma sebagian dari
cur­ at-nya, kenalan yang ketika itu
h
belum genap setahun menikah, tetapi
pernyataan ini ternyata mewakili
ba­ yak pernyataan-pernyataan lain
n
yang masih tersembunyi di dasar hati.
Walau memang tidak semua pasangan
yang sudah menikah merasakan hal
ini, tetapi sebuah jajak pendapat yang
sangat sederhana di sebuah keluarga
besar, mengabarkan bahwa hanya
satu anak dari seluruh anak yang
telah menikah, menyatakan tidak
per­ ah berpikir untuk bercerai dari
n
pa­sangannya.
Jika Anda pun pernah berpikir hal

68

serupa, maka jangan merasa bah­
wa Anda adalah orang terkonyol.
Se­ ab, untuk bersyukur atas sesuatu
b
kadang kita memang perlu merasakan
kepahitan terlebih dahulu.
Banyak faktor yang menyebabkan
seseorang merasa menyesal menikah
dengan pasangannya. Di antaranya
ada­ah “dia tak seperti yang saya ha­
l
rap­­
kan.” Dia tak cukup saleh karena
me­ gingatkannya untuk shalat malam
n
ketika pertandingan live sepakbola
di televisi, membutuhkan berkali-kali
te­ uran dengan kombinasi nada. Dia
g
ternyata tak pernah ber-mura­a­
j
’ah bersama karena alasan sibuk. Dia
sa­ gat tidak peka (bahasa halus untuk
n
kata malas) pada kerepotan pekerjaan
ru­ ah, dia tidak cantik saat berada di
m
rumah, dia suka mengatur, baunya tak
sedap.... Dia...dia...dia dan semua ber­ o­
f
kus pada kata “dia”.
 
Jangan Marah
Baiklah, jika memang itu keluhan
yang kita lontarkan atau bahkan
le­ ih banyak lagi keluhan. Namun,
b
ada satu hal yang sangat buruk jika
di­ ampurkan dengan keluhan. Hal itu
c
adalah kemarahan. Kemarahan akan
membuat penyesalan menjadi dendam,
ketidakpedulian atau hal yang lebih
fatal seperti yang terjadi di Montana,
AS awal September 2013.

Jordan Lee Graham yang baru saja
menikah dengan Cody Johnson selama
satu pekan, tega membunuh suaminya.
Ia melakukannya dengan cara men­ o­
d
rong punggung Johnson hingga jatuh
terjerembab ke dalam jurang dengan
posisi wajah yang pertama menyentuh
tanah. Peristiwa ini terjadi di area Loop
Trail, Glacier National Park, Montana,
AS. Graham mengaku melakukan
se­ ua itu karena menyesal menikah
m
dengan Johson.
Insiden ini berawal ketika Gra­
ham bertengkar dengan Johnson.
Dia berusaha meninggalkan sua­ i­
m
nya,tetapi lengannya dipegangi oleh
Johnson. Graham pun membalikkan
badannya dan berusaha melepaskan
cengkeraman tangan Johnson. Karena
kemarahannya, perempuan cantik ini
pun mendorong punggung Johnson
hingga jatuh ke jurang dan tewas.
Kemarahannya pula yang men­
do­ ong Graham berbohong pada
r
pihak kepolisian dan bersikap tanpa
penyesalan atas pembunuhan yang
dilakukannya pada sang suami. Mes­
ki­ un, kerabat keluarga Johnson,
p
Tracey Maness, justru menuturkan
bah­ a Johnson sangat sayang kepada
w
Graham dan sangat senang dengan
pernikahannya.
Jadi, sebesar apapun  kekecewaan
Anda pada pasangan, sekuat tenaga,

SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
foto: muh abdus syakur/suara hidayatullah

Jendela keluarga

kendalikanlah kemarahan.Pasalnya, itu
hanya akan membuat kita melupakan
fakta yang positif tentang rumah tang­
ga kita bina. Juga lupa menengok pada
seberapa besar yang telah diupayakan
oleh diri sendiri. Lalu, bagaimana agar
kita tetap bersyukur dan tak merasa
salah telah memilihnya?
Walaupun pernikahan tidak seperti
dalam dongeng Cinderella “live happily
ever after,”akan tetapi kebahagiaan
itu akan tetap ada setiap hari, meski
mungkin tidak setiap hari dipenuhi
kebahagiaan. 
 
Mensyukuri Hal Kecil
Cobalah untuk menjernihkan hati
dan tengok sejenak, kebahagiaan apa
yang dia hadirkan hari ini. Walaupun
hanya sekadar mengucapkan terima
kasih untuk secangkir teh hangat
yang kita sediakan atau sekadar be­
kal makanan sederhana yang telah
di­ iapkannya di tengah kesibukannya
s
mengasuh si kecil. Dia yang tak pernah
pelit saat kita ingin membeli camilan di
akhir bulan. Atau, sekadar kebahagiaan
bahwa ia mau tetap bersama dan tidak
pernah berlaku kasar.
Ingatlah juga kebahagiaan yang dia
berikan,walaupun hanya berupa per­
ha­ ian-perhatian kecil yang selintas tak
t
berarti. Seorang istri pernah mengeluh
bahwa suaminya selalu berada di ru­

NOPEMBER 2013/DZULQA’DAH 1434

mah ketika libur,tetapi menyebalkan
ka­ ena tidak pernah membantu
r
pe­ erjaan rumah. Namun, ternyata
k
te­ an dekatnya justru bercerita bahwa
m
suaminya tak pernah ada di rumah
meski hari libur dengan dalih tadabur,
tafakur, rihlah, de-el-el. Jadi, mana yang
harus disyukuri dan dipilih sebagai
kebahagiaan? Yang harus disyukuri
adalah kemauan kita untuk merasa
bahagia dalam situasi seperti apapun
yang kita hadapi.
Kebahagiaan memang bukanlah
bi­ ara tentang situasi apa yang kita
c
hadapi, tetapi tentang pikiran dan
sikap kita sendiri. Bisa jadi se se­ rang
o
dalam kondisi yang sangat me­ yeng­
n
sa­ akan, namun dia mampu tetap
r
berbahagia dengan keadaannya.
Se­ erti Nabi Ayyub Alaihis­ a­
p
s
lam yang mendapat cobaan  luar
biasa berupasakit dan ke­sen­di­rian­
nya, tetapi  tetap memilih bersyukur
dan bersikap positif.
 
Berdoalah
Karena yang saat ini kita hadapi
adalah ketentuan dari Allah
, maka
berdoalah kepada-Nya, memohon
kemudahan dari apa yang membebani.
Sebagaimana Allah berfirman, “Maka
Kami telah memperkenankan doanya
dan menyelamatkannya dari kedukaan.
Dan demikianlah Kami selamatkan

orang-orang yang beriman.” (AlAnbiyaa [21] : 88)
 Berdoalah dan hitunglah karunia
yang dilimpahkan-Nya dengan adanya
pasangan. Bahkan bila pasangan itu
benar-benar menguji keimanan dan ke­
sabaran, maka bersyukurlah atas karuniaNya yang membuat kita harus selalu
mendekat pada-Nya untuk men­ a­ atkan
dp
petunjuk atas masalah yang menimpa.  
Kemudian, berfokuslah pada kele­
bi­ annya ketika kekecewaan sedang
h
memuncak. Tanamkanlah pada hati
kita bahwa bila kemudian memang
benar ada hal-hal yang buruk bukan
berarti pasangan kita orang yang buruk
dan itu bukan berarti musibah untuk
hidup kita. Bahkan, seharusnya itu
mengajari kita untuk mencintai apa
yang baik saat ini.
Jangan pernah menunggu hal
be­ ar terjadi untuk membuat kita
s
le­ ih mensyukuri kehadirannya.Se­
b
baliknya, kita harus berjuang untuk
meraih hal-hal kecil yang me­ g­ em­
n g
bi­ akan dengan adanya dia di sisi.
r
Itulah pentingnya mengabaikan
hal-hal kecil yang mengganggu bila
kita menginginkan kebahagiaan yang
besar dalam rumah tangga yaitu ru­
mah tangga yangsakinah wamaddah
wa­ ah­ ah di dunia dan dapat bereuni
r m
di surga kelak. Penulis buku ‘Jadilah
Suami Istri Bijak’

69
tarbiyah

Jangan Cubit
Pipi Anakku!

Oleh SRI RAHAYU*

Bermula dari gemas, lalu
berbuah trauma

D

engan penuh semangat,
Hani memasangkan jilbab
pink di kepala Nasywa.
Balita montok yang tepat berusia
3 tahun itu semakin terlihat
menggemaskan. Hani pun mencium
pipi buah hatinya, “Subhanallah,
Adik semakin cantik kalau pakai
jilbab,” katanya memuji. Nasywa pun
terkekeh geli akibat ciuman lembut
ibunya.
Sore ini, ba’da asar sampai
menjelang maghrib ada halaqah.
Hani sengaja membawa Nasywa
karena dianggapnya sudah mampu
berinteraksi sosial, mengingat
Nasywa sudah masuk di Kelompok
Bermain. Ketika berangkat pun,
Nasywa tidak menunjukkan
kerewelan yang berarti. Malahan
Nasywa ingin membantu ibunya
membawa tas kecil berisi al-Qur’an,
buku agenda, baju ganti dan
makanan kecil untuk persiapan jika
Nasywa bajunya kotor atau lapar.
Halaqah rutin diadakan
setiap Rabu secara anjangsana
di lingkungan perumahan. Berisi
tadarus al-Qur`an, muraja’ah Juz
Amma dan Hadits serta kultum.
Selain itu, ditambah infaq halaqah.
Hani diantar suami sampai
di depan rumah yang mendapat

70

giliran sebagai tuan rumah. Nasywa
diturunkan dari motor, namun
tidak mau berjalan. Pandangannya
menatap tajam ibu-ibu yang lalu
lalang masuk ke rumah tuan rumah.
“Ayo Dik, ikut Ibu mengaji, tuh
teman-temannya banyak,” kata Hani
Nasywa tidak bergerak. Kakinya
seolah terpaku di tempat. Wajahnya
kelihatan ketakutan.
“Aku tidak mau!“
“Lho enggak apa-apa, teman Ibu
baik kok.”
Nasywa mulai merajuk. Sebentar
kemudian menangis meraungraung.
“Aku tidak mau, aku takut,”
teriaknya disela tangisnya.
Setelah lama tidak bisa
membujuk Nasywa, akhirnya untuk
kesekian kalinya Hani mengikuti
halaqah sendirian. Sebenarnya
Hani ingin melatih Nasywa agar

Tak ada yang menyalah­
kan mentowel pipi ba­
ti­ a yang kemudian
t
berubah menjadi cu­
bi­ an. Siapapun akan
t
memahami, perasaan
gemas akan meliputi
semua orang yang
melihat batita yang
sedang imut-imutnya.

tidak takut pada ibu-ibu. Tidak
takut pada orang asing di luar
keluarga terdekat. Juga agar
Nasywa mendengar suara ibu-ibu
melantunkan ayat-ayat al-Qur’an
bersama-sama secara nyata. Tidak
melalui CD ataupun rekaman
lainnya.
Namun, ternyata Nasywa
lebih suka bersama ayahnya yang
berkumpul dengan bapak-bapak
lainnya. Tak ada raut ketakutan atau
kecemasan di wajah Naswya. Enjoy
sekali. Mungkin karena bapak-bapak
bukanlah “tukang gemas” seperti
ibu-ibu.

Trauma Masa Batita

Bermula Nasywa berusia
4 bulan, saat mulai dapat
menegakkan kepalanya dan
merespon aksi orang-orang yang
berada di sekelilingnya. Pipinya
yang montok, membuat orangorang menarik pipinya. Ditambah
lagi Nasywa yang anaknya mudah
tersenyum dan terkekeh, membuat
orang-orang semakin gemas,
sehingga tanpa sadar mendaratkan
cubitannya di pipi Nasywa yang
empuk. Sesungguhnya cubitan
lembut penuh kasih sayang
berbalut gemas. Namun kalau yang
melakukan lebih dari satu orang,
tentunya membuat Nasywa tidak
nyaman. Apalagi kelembutan tangan
seseorang berbeda-beda. Bisa
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
Jendela keluarga
datang dan duduk agak menjauh.
Untuk memberikan kepercayaan
pada Nasywa bahwa ia aman.

foto: muh abdus syakur/suara hidayatullah

FOTo: MUH ABDUS SYAKUR/SUARA HIDAYATULLAH

Elus, Jangan Dicubit

dibayangkan, bagaimana perasaan
Nasywa merasakan “cubitan”
yang berulang-ulang. Akhiranya
menangislah Nasywa. Dengan
menangis bukan berarti “serangan”
cubitan itu berhenti sendiri.
“Lho, kok nangis, jadi jelek deh,”
tanpa perasaan sang penggemas
malah meledek bayi yang belum
tahu arti sebuah ledekan.
“Afwan ya, pipi Nasywa dielus
saja, jangan dicubit!” buru-buru
Hani bersuara agar sang penggemas
tak lagi melancarkan “serangannya,”
baik verbal maupun non verbal pada
batitanya (bayi tiga tahun).
“Gemes sih, kalau enggak
dicubit, kurang puas deh,” sahut
penggemas. Nah lho.

Akibat Salah Perlakuan

Sepertinya terlihat sepele
“mencubit” batita dengan segemasgemasnya. Padahal apa yang
dialami batita, menjadikan trauma
yang cukup serius. Setiap bertemu
dengan wanita siapa pun, Nasywa
selalu berteriak dan menangis
ketakutan. Berlari sembunyi
sambil memegang pipinya, meski
itu di rumahnya sendiri. Hani
NOPEMBER 2013/DZULQA’DAH 1434

telah berusaha menenangkan
Nasywa dengan memeluk dan
memangkunya.
Akibat sering dicubit pipinya,
akhirnya Nasywa takut dengan
setiap orang. Terutama ibu-ibu,
remaja putri atau anak-anak
perempuan lainnya. Karena
mereka adalah kelompok makhluk
“penggemas” segemas-gemasnya.
Sehingga tercipta persepsi yang
salah dalam memori Nasywa. Bahwa
mereka adalah makhluk yang akan
“mencubit” dan menyakiti dirinya.
Sebagai bentuk ekspresi penolakan
mereka, Nasywa pun menjerit dan
menangis sekeras-kerasnya.
Berbeda sekali kalau Nasywa
berkumpul dengan ayahnya, teman
kakak laki-lakinya ataupun temanteman ayahnya. Dia merasa enjoy
dan nyaman-nyaman saja. Malah
terkadang minta gendong dan minta
pangku. Mungkin karena ia aman
dan nyaman, lantaran tidak ada yang
”gemas” mencubit pipinya.
Selama 2 tahun Hani berusaha
untuk “menerapi” Nasywa agar tidak
takut dengan orang lain. Setiap ada
pertemuan halaqah, arisan ataupun
forum kelas, Hani dan Nasywa

Tak ada yang menyalahkan
mentowel pipi batita yang kemudian
berubah menjadi cubitan. Siapa
pun akan memahami, perasaan
gemas akan meliputi semua
orang yang melihat batita yang
sedang imut-imutnya. Kebesaran
Allah
sajalah sehingga orangorang merasa senang dengan
hadirnya makhluk mungil pelanjut
kehidupan.
Namun apakah tidak boleh ada
perubahan mencubit pipi berganti
dengan elusan dan sapaan yang
lebih hangat? Tak lain agar anak
tidak kaget dengan kontak tubuh
yang mendadak dari orang yang
tidak dikenalnya.
Dari kasus Nasywa sendiri,
dia mulai berani lepas dari ibunya
setelah belajar di kelompok
bermain. Ustadzahnya yang paham
dengan tahap perkembangan anak,
tidak serta merta mentowel atau
mencubit pipi Nasywa. Melainkan
menyapanya dengan lembut.
Mengulurkan tangan dan memuji
penampilannya, serta tak lupa
memanggil namanya. Tak lupa
hadiah berupa kartu bergambar
strobery bertuliskan nama Nasywa
diberikan sebagai hadiah. Sikap
hangat dan ramah membuat
suasana jadi akrab. Nasywa pun
mulai percaya bahwa ustadzahnya
tidak akan menyakitinya.
Sebuah pelajaran yang berharga.
Ketakutan dan ketidaknyamanan
anak memang bukanlah penyakit,
namun tetap harus diupayakan
untuk diobati. Bagaimanapun juga,
anak membutuhkan lingkungan
yang aman, nyaman dan ramah
bagi tumbuh kembangnya. Mulai
sekarang, tidak perlu sungkan
untuk mengatakan jangan cubit pipi
anakku! Pengajar TK Ya Bunaya,
Tuban, Jatim.

71
kolom parenting

Sebaik-baik

Nasehat
Oleh fauzil adhim | FOTO MUH. ABDUS SYAKUR

S

ebaik-baik doa adalah
doa orang-orang saleh
yang Allah Ta’ala abadikan
dalam al-Qur’an. Tidaklah
Allah Subhanahu wa Ta’ala
memasukkannya ke dalam al-Qur’an
kecuali karena doa itu Allah
ridhai
dan perkenankan. Begitu pun terkait
perkara-perkara lainnya, termasuk
nasehat orangtua. Sebaik-baik nasehat
orangtua adalah apa yang Allah jadikan
sebagai bagian dari ayat-ayat-Nya.
Dan nasehat terbaik yang diberikan
orangtua kepada anak itu adalah
nasehat Luqman Al-Hakim kepada
putranya.
Inilah nasehat yang Allah
menyukai dan memuliakan. Inilah
nasehat yang menjadikan Allah
ridha dan memberikan berkah
berlimpah kepadanya. Maka jika kita
menginginkan kebaikan bagi anakanak kita, sungguh, di antara nasehatnasehat yang ingin kita sampaikan,
amat penting bagi kita untuk
menasehatkan kepada anak-anak kita
apa yang Allah Ta’ala telah abadikan
dalam al-Qur’an.
Sesungguhnya sebaik-baik
perkataan adalah kalamullah, yakni
al-Qur’anul Karim. Dan sebaik-baik
petunjuk adalah petunjuk Nabi
Muhammad ShallaLlahu ‘alaihi wa
sallam. Inilah panduan bagi kita dalam
mendidik anak, utamanya dalam
meletakkan dasar-dasar keimanan,
akhlak dan adab. Semoga Allah

72

mengampuni saya, istri saya serta para
orangtua yang lalai menanamkan ini
kepada anak karena tak menyadari
keutamaannya.
Mari kita telusuri nasehat Luqman
Al-Hakim di dalam al-Qur’an surat
Luqman. Semoga Allah Ta’ala berikan
hidayah dan taufiq untuk mampu
menasehatkan dengan baik kepada
anak-anak kita. Semoga pula kita dapat
memetik keutamaan-keutamaan yang
ada di dalam nasehat tersebut.
Mari kita baca dengan pelan seraya
memohon petunjuk dari Allah Ta’ala:
Landasan Kepribadian Itu
Bernama Syukur
Ada pelajaran besar dari rangkaian
nasehat Luqman kepada putranya.
Yang pertama ditanamkan kepada
anak adalah nasehat untuk bersyukur
kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Sungguh,
amat banyak nikmat yang Allah
berikan kepada kita. Dan sesungguhnya
bersyukur kepada Allah ‘Azza wa Jalla
itu pada dasarnya bersyukur kepada
diri sendiri. Ini merupakan landasan
yang sangat utama untuk terbentuknya
pribadi yang matang.
Perhatikan firman Allah berikut
ini, “Dan sesungguhnya telah Kami
berikan hikmah kepada Luqman,
yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah.
Dan barangsiapa yang bersyukur
(kepada Allah), maka sesungguhnya
ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan
barangsiapa yang tidak bersyukur,

maka sesungguhnya Allah Maha Kaya
lagi Maha Terpuji”.  (Luqman [31]: 12)
Inilah hikmah yang Allah berikan
kepada Luqman. Di antara hikmah
itu adalah menyadari dan meyakini
bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji. Andai manusia tidak bersyukur
kepada-Nya, sungguh itu tidak sedikit
pun mengurangi kemuliaan dan
keterpujian-Nya. Maka, jika manusia
bersyukur kepada Allah Ta’ala, semua
itu manfaatnya kembali kepada dirinya
sendiri.
Di antara fadhilah menanamkan
ini kepada anak-anak kita –semoga
Allah Ta’ala barakahi nasehat kita—
maka anak akan memiliki landasan
kepribadian yang kokoh. Ia tidak
mudah minder karena melihat orang
lain yang melebihi dirinya dalam
sebagian perkara. Sesungguhnya, di
antara hal yang sangat berharga bagi
pertumbuhan pribadi anak adalah
penerimaan diri apa adanya. Dan
tidaklah seseorang mampu bersyukur
dengan sebenar-benar syukur kecuali
jika ia memiliki penerimaan diri yang
baik. Bahkan lebih dari itu.
Sebaik-baik Larangan: Jangan
Persekutukan Allah!
Sesudah syukur kepada Allah
Ta’ala, nasehat Luqman berikutnya
adalah larangan mempersekutukan
Allah dengan selainnya. Ini prinsip
dasar tauhid yang melandasi apapun
pelajaran agama yang diberikan

SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
Jendela keluarga
berikutnya. Tidak bermanfaat apapun
amal yang dikerjakan oleh seseorang
jika ia mempersekutukan Allah,
meskipun ia merasa benar-benar
mencintai Allah. Bukankah di antara
orang-orang musyrik pun mencintai
Allah? Hanya saja mereka mencintai
Allah sebesar kecintaan mereka kepada
sesembahan selain Allah. Ini yang dapat
kita ambil sebagai pelajaran dari alQur’an surat Al-Baqarah ayat 165.
Mari kita perhatikan ayat ini, “Dan
(ingatlah) ketika Luqman berkata
kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya: ‘Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan
(Allah) sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar’.”
(Luqman [31]: 13)
Apa yang dapat kita petik dari
ayat ini? Tidak ada landasan yang lebih
penting bagi keimanan anak-anak kita
melebihi kemurnian tauhid dengan
tidak mempersekutukan Allah ‘Azza wa
Jalla. Sesungguhnya, syirik merupakan
kezaliman yang sangat besar. Inilah
yang perlu kita perhatikan agar
segenggam iman anak kita tidak rapuh
dan lemah.
Pelajaran lain yang penting adalah

Sebesar apapun keinginan
kita untuk mengawasi anak,
pada akhirnya tubuh ki­ a akan
t
melemah dan ke­­­mampuan
kita akan mengendur
mengawal anak dengan menyampaikan
larangan-larangan tegas. Ini bukanlah
kesalahan komunikasi. Apapun yang
ingin kita lakukan, perlu ilmu untuk
melaksanakannya dengan benar, baik
itu berupa anjuran, perintah maupun
larangan. Sebagian orang menghindari
larangan karena munculnya beberapa
asumsi yang dianggap ilmiah, meskipun
sesungguhnya masih bersifat hipotetik
(zhanniy; praduga).
Sesudah Tauhid, Ada
Muraqabah
Sesudah memberi landasan tauhid,
Allah Ta’ala tunjukkan hal penting
yang tak boleh kita lalaikan, yakni
memerintahkan kepada anak untuk
berbakti kepada kedua orangtua (birrul
walidain). Kebaikan terbesar sesudah
tauhid adalah bersyukur kepada Allah
dan kepada kedua orangtua serta
memperlakukan ibu-bapak dengan
sebaik-baik perlakuan.

Sesudahnya, hal penting yang
harus kita tanamkan adalah perasaan
senantiasa diawasi oleh Allah. Dan ini
dikuatkan dengan mengimani bahwa
amal apapun, baik maupun buruk,
besar maupun kecil, pasti akan dibalas
oleh Allah Yang Maha Adil lagi Maha
Halus.
Sebesar apapun keinginan kita
untuk mengawasi anak, pada akhirnya
tubuh kita akan melemah dan
kemampuan kita akan mengendur.
Sekuat apapun tekad kita untuk
senantiasa memantau mereka,
keterbatasan kita akan semakin besar.
Maka, tidak ada penjagaan yang lebih
baik melebihi perasaan senantiasa
diawasi (muraqabah) oleh Allah ‘Azza
wa Jalla dalam diri anak-anak kita.
Mari kita perhatikan, (Lukman
berkata): “Hai anakku, sesungguhnya
jika ada (sesuatu perbuatan) seberat
biji sawi, dan berada dalam batu
atau di langit atau di dalam bumi,
niscaya Allah akan mendatangkannya
(membalasinya). Sesungguhnya Allah
Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”
(Luqman [31]: 16)
Inilah landasan penting sebelum kita
menanamkan kepada mereka adab yang
baik. Wallahu a’lam bish-shawab.
IKLAN

NOPEMBER 2013/DZULQA’DAH 1434

73
konsultasi keluarga
Diasuh oleh : Ustadz Hamim Thohari

Hibah
untuk
Anak
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ayah saya sudah tua dan sakit-sakitan. Saya sen­
di­ i tinggal jauh dari ayah, sedang kedua adik saya
r
tinggal berdekatan, bahkan salah satunya tinggal
serumah dengan ayah.
Pada Idul Fitri yang lalu, Ayah mengumpulkan
anak-anaknya. Dengan disaksikan aparat desa dan
tokoh agama setempat, Ayah berniat menghibahkan
seluruh harta kekayaannya, baik yang berupa ru­
mah tinggal maupun kebun.
Atas inisiatif Ayah sendiri, pembagian harta itu
hendak diformalkan melalui notaris. Satu hal saja
yang beliau minta agar diberi kesempatan me­ ge­
n
lola kebunnya sampai beliau meninggal. Sebelum
diformalkan saya ingin mendapat kepastian tentang
pembagian tersebut, apakah sesuai dengan syariat?
Jika tidak benar, bagaimana solusinya?
AB
Kalimantan
Jawab:
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Banyak orangtua yang khawatir bahwa pem­ a­
b
gian harta benda setelah mati justru menjadi fitnah
di kemudian hari. Mereka takut jika ketenangannya
di alam kubur justru terusik karena anak-anaknya
berebut soal pembagian warisan.
Atas dasar kekhawatiran itu banyak orangtua
yang kemudian menempuh jalan diluar ketentuan
waris. Memang hukum waris sudah menjadi salah
satu bagian dari sistem hukum nasional di bawah
peradilan agama, akan tetapi keputusan pengadilan
agama tentang waris itu bisa diperkarakan bila sa­
lah satu pihak dari ahli waris tidak atau kurang me­

74

nye­u­ui putusan tersebut dan membawanya ke
t j
pengadilan negeri. Ini salah satu kelemahan hu­
kum kita.
Kedua, banyak kaum Muslimin yang masih
tidak rela terhadap keputusan syariat tentang
pembagian warisan tersebut. Bahwa lelaki
mendapat dua bagian dari perempuan, misalnya,
masih sering dipersoalkan.
Ketiga, pemahaman umat Islam sendiri
terhadap masalah warisan masih sangat kurang.
Banyak orang Islam yang belum tahu tentang hal
tersebut. Mereka tidak memahami ilmu faraidh,
juga tak mengerti fiqih mawarits.
Persoalan di atas perlu diselesaikan melalui
so­­
sialisasi syariat secara lebih intensif. Para
ulama, guru agama, para dai, dan pemerintah
pa­ a umumnya wajib mendidik umat dalam per­
d
soa­­ warisan. Wajib dilakukan penyebaran pe­
lan
ma­ aman, penyadaran, dan peragaan yang bisa
h
dijadikan contoh panutan.
Kembali pada masalah utama, apa yang di­a­
l
ku­­
kan oleh ayah Anda itu boleh dan dibenarkan
syariat. Setiap orang boleh memberikan (atau
da­
lam bahasa fiqih, menghibahkan) sebagian
atau seluruh hartanya kepada orang lain, ter­
ma­­ kepada anaknya. Setelah pemberian ter­
suk
se­ ut, maka orang tersebut (dalam hal ini ayah
b
Anda) tak punya kuasa apapun terhadap har­a
t
tersebut. Mau dijual, digadaikan, atau di­ e­o­a
k l l
sendiri atau dikelolakan kepada orang lain ada­
lah hak yang diberi. Kalau semua anak telah se­
pa­ at memberikan hak lagi kepada ayah Anda
k
un­uk mengelola sampai akhir hayatnya, ma­ a
t
k
per­ e­ujuan itu menjadi sah dan berlaku. Per­ e­
s t
s
tu­uan itu bisa dicatatkan di notaris atau tidak,
j
itu persoalan teknis.
Hibah ini sah jika dilakukan sebelum se­
se­rang menghembuskan nafas yang terakhir.
o
Se­elah seseorang mati, maka seluruh harta ke­
t
ka­ aannya menjadi harta waris. Harta ter­e­ ut
y
s b
harus dibagikan kepada ahli waris yang di­e­ ap­
t t
kan syariat Islam setelah dikurangi biaya pe­ gu­
n
ru­ an jenazah dan pelunasan utang, bila ada.
s
Jika ada wasiat, maka wasiat itu tidak boleh
melebihi 1/3 dari nilai harta warisan. Satu lagi,
wasiat itu tidak berlaku bagi ahli waris. Untuk
ahli waris akan diberlakukan ketentuan yang
telah ditetapkan syariat. Wallahu a’lam bishshawab.

SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
SYIFA

Cegah Penyakit
Kanker dengan
Herbal
Penyebab kematian ketujuh.
Mayoritas penyebab kanker
karena pola makan.

Setiap diri
memiliki potensi
yang sama untuk
terkena kanker,
namun yang bisa
dicegah adalah
bagaimana kita
menjauhi faktorfaktor pemicu
kanker itu sendiri

60

K

anker, satu kata yang
sangat ditakuti banyak
orang. Ia menjadi salah
satu penyebab kematian
ketujuh di Indoneisa,
karena saking ganasnya penyakit
tersebut. Ia mampu melawan selsel normal sehingga menjadi sel
abnormal yang terus menggerogoti
si pasien.
Yang lebih memprihatinkan,
angka penderita kanker terus
meningkat seiring perubahan gaya
hidup di negara-negara berkembang,
termasuk Indonesia. Oleh karena
itu, di sini ingin kita bincangkan
bagaimana cara meminimalisir
faktor risiko terjadinya kanker
pada tubuh kita. Karena mayoritas
penyebab kanker adalah pola makan
yang buruk, maka perlu kita atur
bagaimana pola makan yang baik
untuk mencegah penyakit kanker.
Setiap diri memiliki potensi yang
sama untuk terkena kanker, namun
yang bisa dicegah adalah bagaimana
kita menjauhi faktor-faktor pemicu
kanker itu sendiri. Berikut beberapa
pemicu kanker: makanan hasil
rekayasa genetik (genetically
modifield organism/GMO), daging
olahan, minuman bersoda, makanan
yang mengandung bahan pengawet,
pemanis buatan (aspartam, siklamat,

asesulfam, dan lain-lain), penyedap
rasa/MSG. Selain itu, juga makanan
hasil pemurnian, rokok, radiasi UV,
alkohol, merkuri, buah dan sayur
yang tercemar pestisida dan juga
faktor genetik.
Jika hal-hal tersebut sudah kita
upayakan untuk menjauhinya,
jangan lupa memperbanyak
mengonsusmsi makanan yang
mencegah timbulnya kanker,
seperti makanan yang mengandung
antioksidan. Antioksidan yang ada
di alam biasanya berupa vitamin,
polipenol, flavonoid, karotin dan
mineral. Secara alami, zat ini sangat
besar peranannya pada manusia
untuk mencegah terjadinya penyakit.
Antioksidan melakukan semua itu
dengan cara menekan kerusakan sel
yang terjadi akibat proses oksidasi
radikal bebas.

Awas Radikal Bebas

Radikal bebas sebenarnya
berasal dari molekul oksigen yang
secara kimia strukturnya berubah
akibat dari aktivitas lingkungan.
Aktivitas lingkungan yang dapat
memunculkan radikal bebas antara
lain radiasi, polusi, merokok dan
lain sebagainya. Radikal bebas yang
beredar dalam tubuh berusaha
untuk mencuri elektron yang ada
pada molekul lain seperti DNA dan
sel. Pencurian ini jika berhasil akan
merusak sel dan DNA tersebut.
Dapat dibayangkan jika radikal
bebas banyak beredar, maka akan

SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
banyak pula sel yang rusak. Maka,
kerusakan yang ditimbulkan
dapat menyebabkan sel tersebut
menjadi tidak stabil dan berpotensi
menyebabkan proses penuaan dan
kanker.
Gejala penyakit kanker bedabeda, tergantung jenis kankernya.
Misalnya:
Kanker payudara: adanya
benjolan yang menetap, payudara
terasa kencang, timbul nyeri di
sekitar payudara, permukaan
payudara berubah seperti kulit jeruk,
timbulnya luka, dan lain-lain.
Kanker rahim: keputihan yang
terus menerus, adanya pendarahan,
adanya benjolan/seperti wanita
hamil, timbul nyeri yang hebat di
sekitar rahim.
Kanker hati: area rusuk bagian
kanan terasa keras dan timbul nyeri,
badan lemas, kurang nafsu makan,
adanya riwayat hepatitis kronis,
adanya riwayat perokok, pecandu
alkohol, atau obat-obatan tertentu.
Kanker prostat: susah buang air
kecil, BAK tidak tuntas, timbul rasa
nyeri di kandung kemih.
Kanker paru: adanya riwayat

TBC, batuk berdarah, terkadang
disertai nyeri di sekitar ketiak dan
punggung, badan lemas, tidak nafsu
makan, dan ada riwayat pecandu
narkotika.
Apabila salah satu tanda
tersebut sudah ada, janganlah
dibiarkan, lakukan segera tindakan
pengobatan dan jauhi semua
faktor pemicu kanker. Perbanyak
konsumsi makanan sumber
antioksidan, konsumsi herba anti
kanker, perbanyak olahraga, lebih
mendekatkan diri kepada Allah SWT
melalui amalan ibadah baik sunnah
maupun wajib, dan menghindari
pantangan pemicu kanker.
Berikut ini adalah contoh herbaherba anti kanker: sambiloto, keladi
tikus, kunir putih, daun dewa, tapak
dara, rumput mutiara, habatusauda,
buah makassar, dan mahkota dewa.
Semoga dengan mengenali
tanda-tanda dan faktor pemicu
terjadinya kanker, kita bisa lebih
hati-hati dalam menjaga diri kita dari
kebiasaan-kebiasaan buruk dan pola
makan yang tidak sehat agar dapat
terhindar dari penyakit tersebut.* Ika
Oktariyani, apoteker dan pengajar
Thibun Nabawi/Suara Hidayatullah

Berikut ini adalah makanan yang
mengadung antioksidan:
•• Beta karoten & karotenoid: bayam, ubi jalar, tomat, buah bit, brokoli, melon,
wortel, jagung, mangga, persik, jeruk, labu,
•• Vitamin C: paprika (merah, hijau atau kuning), strowberi, tomat, brokoli, melon,
kembang kol, jeruk, melon, pepaya, nanas.
•• Vitamin E: brokoli, wortel, lobak, paprika merah, bayam, sawi, dan lobak hijau,
kacang-kacangan, biji bunga matahari.
•• Zink: tiram, daging merah, unggas, kacang-kacangan, makanan laut, biji-bijian,
sereal, produk olahan susu.
•• Selenium: ikan tuna, daging sapi, unggas dan produk biji-bijian.
•• Polifenol: apel, brokoli, teh hijau, delima, manggis.
•• Antocyanin: blubery, cheri, raspberry, anggur merah, strowberi.
•• Sayur dan buah-buahan tersebut bisa menjadi salah satu menu makanan seharihari kita. Namun apabila gejala kanker itu sudah ada, segera ambil tindakan.

NOPEMBER 2013/DZULQA’DAH 1434

61
Luka Lambung
Diasuh oleh :

dr Zaidul Akbar
Praktisi dan Konsultan Thibbun Nabawi dan Herba

Assalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh.

Jawab

Dokter, saya terkena penyakit maag sejak 6
ta­ un yang lalu, tepatnya sejak saya kelas 2 SMA
h
hingga sekarang. Sejak SMP, saya memang jarang
makan saat berangkat sekolah, tetapi sering ber­
olahraga. Kebiasaan itu berlanjut hingga di kelas
2 SMA. Saya belum makan apapun sampai siang,
dan sore harinya saya langsung main bola. Se­ e­
t
lah usai, saya hanya makan kue saja. Esok pagi­
nya, perut saya terasa sangat sakit tepatnya di ulu
hati, rasanya seperti teriris dan terbakar.
Setelah diendoskopi, ketahuan kalau ada luka.
Saya menjalani perawatan di rumah sakit, tetapi
ka­ ena alasan biaya saya akhirnya keluar. Hingga
r
ki­ i, 6 tahun sudah saya menahan rasa sakit tiap
n
kali beraktivitas, bahkan saya sudah tidak bisa
olah­aga, sebab rasa sakit di ulu hati. Beberapa
r
pe­ go­ atan sudah saya lakukan, seperti minum
n b
ja­mu. Bahkan astaghfirullahal ‘azhim, hingga
yang bernuansa syirik.
Sekarang rasa sakitnya agak berkurang, apa­
la­ i setelah saya paksa melaksanakan puasa Ra­
g
ma­ han. Mohon saran dari Dokter, bagaimana
d
pe­­ batan herbal yang harus saya lakukan?
ngo­­
Jazakallahu khairan katsiran.

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullahi wa Barakatuh.

Ryan
Samarinda

Semoga penyakit yang Ryan derita saat ini
diangkat dan diberi kesembuhan oleh Allah SWT.
Yakinlah bahwa tiada penyakit dari Allah SWT, ke­
cuali pasti ada obatnya. Tetap bersabar dan ber­ kh­ iar
i t
sebagaimana yang dituntun oleh Ra­ u­ul­ah SAW.
s l l
Maag merupkan salah satu penykit yang sering
dan banyak didapatkan pada masa kini. Hal ini di­
aki­ atkan dari berbagai bahan makanan dan juga
b
pro­ uk lainnya yang membuat keseimbangan pe­
d
rut atau pencernaan terganggu.
Selain karena faktor infeksi di daerah lambug
akibat mikroba, penyakit seperti ini juga bisa di­ ki­
a
batkan oleh faktor kekurangan atau gangguan en­
zim pada perut atau pencernan tubuh kita.
Untuk membantu mengatasinya beberapa hal
berikut ini bisa Ryan konsumsi untuk membantu
penyembuhannya:
1. 	 Madu + air hangat 5 sdm (sendok makan) sehari
2. 	 Minyak zaitun 3 sdm sehari
3. 	 Bawang putih kapsul, 3 x 2 kapsul sehari
4.	 Jahe + kayu manis dibuat wedang/minuman de­
ngan takaran 2 ruas jahe dan 2 ruas kayu manis.
Selain itu, menjelang tidur minumlah madu 1
sdm + air hangat. Semoga Allah SWT memberi
kesembuhan. Wallahu a’lam.*

Rubrik ini berisi tanya-jawab seputar pengobatan ala Nabi (thibun
nabawi) yang diasuh oleh dr Zaidul Akbar, konsultan dan praktisi
thibun nabawi dan herba Institut Thibbun Nabawi Indonesia (INTI).
Kirimkan pertanyaan Anda melalui surat ke alamat redaksi atau
email: konsultasi.syifa@hidayatullah.com

62

SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah

Rubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah HidayatullahMAJALAH HIDAYATULLAH
 
Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting  Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah Rubrik Parenting  Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah MAJALAH HIDAYATULLAH
 
Rubrik jendela keluarga majalah hidayatullah
Rubrik jendela keluarga majalah hidayatullahRubrik jendela keluarga majalah hidayatullah
Rubrik jendela keluarga majalah hidayatullahMAJALAH HIDAYATULLAH
 
Jodoh adalah perkara yang sudah ditetapkan oleh allah yang maha esa
Jodoh adalah perkara yang sudah ditetapkan oleh allah yang maha esaJodoh adalah perkara yang sudah ditetapkan oleh allah yang maha esa
Jodoh adalah perkara yang sudah ditetapkan oleh allah yang maha esavieeira88
 
Berpikir positif
Berpikir positifBerpikir positif
Berpikir positifPT. SASA
 
Rubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah HidayatullahMAJALAH HIDAYATULLAH
 
Rubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah HidayatullahMAJALAH HIDAYATULLAH
 
Rubrik Parenting - Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting -  Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Parenting -  Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting - Jendela Keluarga Majalah HidayatullahMAJALAH HIDAYATULLAH
 
10 HAL BARU YANG BISA KITA MENGERTI SAAT DEWASA (20 TAHUN)
10 HAL BARU YANG BISA KITA MENGERTI SAAT DEWASA (20 TAHUN)10 HAL BARU YANG BISA KITA MENGERTI SAAT DEWASA (20 TAHUN)
10 HAL BARU YANG BISA KITA MENGERTI SAAT DEWASA (20 TAHUN)Juliman Manik
 
Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home
Pengaruh kejiwaan anak akibat broken homePengaruh kejiwaan anak akibat broken home
Pengaruh kejiwaan anak akibat broken homeArvin Saptyan
 
Slide tik siti untari
Slide tik siti untariSlide tik siti untari
Slide tik siti untarisitiuntari04
 
Analisis kasus broken home
Analisis kasus broken homeAnalisis kasus broken home
Analisis kasus broken homeNurul Wathaniyah
 
Sekedar Tulisan
Sekedar TulisanSekedar Tulisan
Sekedar TulisanDavid Tan
 
Sekedar Tulisan
Sekedar TulisanSekedar Tulisan
Sekedar TulisanDavid Tan
 

Ähnlich wie Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah (20)

Rubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
 
Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting  Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah Rubrik Parenting  Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
 
Rubrik jendela keluarga majalah hidayatullah
Rubrik jendela keluarga majalah hidayatullahRubrik jendela keluarga majalah hidayatullah
Rubrik jendela keluarga majalah hidayatullah
 
Jodoh adalah perkara yang sudah ditetapkan oleh allah yang maha esa
Jodoh adalah perkara yang sudah ditetapkan oleh allah yang maha esaJodoh adalah perkara yang sudah ditetapkan oleh allah yang maha esa
Jodoh adalah perkara yang sudah ditetapkan oleh allah yang maha esa
 
Bila Orangtua Meninggal
Bila Orangtua MeninggalBila Orangtua Meninggal
Bila Orangtua Meninggal
 
Berpikir positif
Berpikir positifBerpikir positif
Berpikir positif
 
Rubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
 
Rubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
 
Rasa yang tertinggal
Rasa yang tertinggalRasa yang tertinggal
Rasa yang tertinggal
 
PPT Pernikahan
PPT PernikahanPPT Pernikahan
PPT Pernikahan
 
Rubrik Parenting - Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting -  Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Parenting -  Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting - Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
 
Tugas TIK Galau
Tugas TIK GalauTugas TIK Galau
Tugas TIK Galau
 
Pakaian bagi wanita
Pakaian bagi wanitaPakaian bagi wanita
Pakaian bagi wanita
 
Berpacaran Secara Islami
Berpacaran Secara IslamiBerpacaran Secara Islami
Berpacaran Secara Islami
 
10 HAL BARU YANG BISA KITA MENGERTI SAAT DEWASA (20 TAHUN)
10 HAL BARU YANG BISA KITA MENGERTI SAAT DEWASA (20 TAHUN)10 HAL BARU YANG BISA KITA MENGERTI SAAT DEWASA (20 TAHUN)
10 HAL BARU YANG BISA KITA MENGERTI SAAT DEWASA (20 TAHUN)
 
Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home
Pengaruh kejiwaan anak akibat broken homePengaruh kejiwaan anak akibat broken home
Pengaruh kejiwaan anak akibat broken home
 
Slide tik siti untari
Slide tik siti untariSlide tik siti untari
Slide tik siti untari
 
Analisis kasus broken home
Analisis kasus broken homeAnalisis kasus broken home
Analisis kasus broken home
 
Sekedar Tulisan
Sekedar TulisanSekedar Tulisan
Sekedar Tulisan
 
Sekedar Tulisan
Sekedar TulisanSekedar Tulisan
Sekedar Tulisan
 

Mehr von MAJALAH HIDAYATULLAH

Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH MAJALAH HIDAYATULLAH
 
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH MAJALAH HIDAYATULLAH
 
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016MAJALAH HIDAYATULLAH
 
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016 MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016 MAJALAH HIDAYATULLAH
 
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016MAJALAH HIDAYATULLAH
 
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH MAJALAH HIDAYATULLAH
 
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement MAJALAH HIDAYATULLAH
 
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016MAJALAH HIDAYATULLAH
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015MAJALAH HIDAYATULLAH
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAH
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAHMAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAH
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAHMAJALAH HIDAYATULLAH
 

Mehr von MAJALAH HIDAYATULLAH (20)

Generari muslimah MILENIAL
Generari muslimah MILENIALGenerari muslimah MILENIAL
Generari muslimah MILENIAL
 
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
 
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAHRUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAHRUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
 
PRICE LIST MAJALAH MULIA
PRICE LIST MAJALAH MULIA PRICE LIST MAJALAH MULIA
PRICE LIST MAJALAH MULIA
 
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
 
MAJALAH HIDAYATULLAH SURABAYA
MAJALAH HIDAYATULLAH SURABAYA MAJALAH HIDAYATULLAH SURABAYA
MAJALAH HIDAYATULLAH SURABAYA
 
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
 
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
 
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016 MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
 
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
 
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
 
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
 
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAH
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAHMAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAH
MAJALAH HIDAYATULLAH - RUBRIK FIGUR SEORANG AYAH
 

Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah

  • 1.
  • 2. Jendela Keluarga Jujur Membuat Nyaman MHALADI/suara hidayatullah S eorang ayah sedang berusaha membuka buah durian. Agar ta­ ngannya terlindung dari goresan duri, ia menggunakan kaos kaki pada kedua belah tangannya. Me­ lihat hal itu anak lelakinya berkata, “Ayah itu kaos kaki aku. Itu bukan untuk mem­uka durian!” Mendengar ungkapan b protes anaknya, sang ayah berkata, “Wah, ayah kira ini lap.” Anak itu kemudian pergi dan membawa lap. “Ayah ini lap, itu kaos kaki aku!” Seorang ayah sedang berada di hadapan komputer ber­ama anaknya. Tak lama ke­ s mu­ ian telepon selu­ nya berdering, lalu bercakapd ler­ cakap. Temannya itu me­a­yakan apa yang sedang n n di­a­ ukannya. Ayah anak itu berkata bahwa ia sedang l k membuat program kom­ u­er. Tak lama kemudian te­ p t le­ onnya ditutup. Anak laki-laki yang memperhatikan p ayahnya berkata, “Ayah se­­ harusnya mengatakan bahwa ayah sedang main game bukan sedang membuat pro­ gram.” Lalu anak itu me­min­ta ayahnya untuk menelepon lagi temannya dan me­ ga­ a­ an yang sebenarnya. n t k Dua kisah nyata di atas, kerap terjadi dalam kehi­ u­ d pan sehari-hari. Anak-anak usia dini di manapun secara fi­rah cenderung mengatakan apa adanya. Sedangkan t orang dewasa dengan berbagai alasan kadang tidak ber­ ka­ a sesuai fakta. Dalam beberapa kasus, orang de­ asa t w melakukan hal tersebut karena pembelaan diri se­ a­ ai­ b g mana yang terjadi pada kisah pertama. Lalu apa akibat yang terjadi pada si anak. Tentu saja anak akan belajar dari peristiwa dan pengalaman se­ a­ h ri-hari. Pada kisah kedua, sang ayah bersedia meralat ja­ waban pada temannya. Si anak akan belajar bahwa ma­ nu­ia kadang melakukan kesalahan dan bisa meminta s maaf. Namun jika si ayah merasa berat hati untuk me­ ne­epon temannya atau dia tidak mau mengatakan yang l sebenarnya, maka anak akan belajar, bahwa kita bisa menjawab tidak sesuai fakta. Itu adalah awal pelajaran tentang ketidakjujuran, dan jika sering terjadi maka NOPEMBER 2013/DZULQA’DAH 1434 akan membentuk karakter anak menjadi pembohong. Sebagai orangtua memang kita perlu menjaga wi­ wa, namun kewibawaan ba­ justru harus dilandasi nilai kebenaran. Howard Gardner sang penemu kecer­ dasan jamak, atau yang dikenal dengan Multiple Intelligent me­nga­takan bahwa kenyamanan itu ada pada ke­ e­ aran. Jadi b n apapun yang benar, akan menyebabkan kenyamanan. Atau dengan kata lain, jika kita ingin merasa nyaman, maka la­ u­ an­ k k lah kebenaran. Umar bin Abdul Azis, meski menjabat sebagai kha­i­ah, dikenal sebagai ayah yang senantiasa lf menerima kritik anaknya. Dikisahkan suatu kali, usai memberikan pidato pemakaman khalifah sebelumnya, Umar langsung menuju rumahnya untuk beristirahat tidur karena ia merasakan kelelahan yang luar biasa. Melihat hal itu, sang anak, Abdul Malik, mengingatkan bahwa masih ada tugas yang harus dikerjakan. “Apakah ayah masih sempat tidur-tiduran, ayah belum berusaha mengembalikan hak-hak orang yang terzalimi?” ujar anak laki-lakinya itu. Umar bin Abdul Aziz berkata bahwa ia sebelumnya begadang menjaga Khalifah Sulaiman. Ia berjanji bahwa setelah shalat Zuhur di masjid, ia akan menunaikan tugasnya itu. Namun anak laki-lakinya kembali bertanya, “Wahai ayahku Amirul Mukminin, siapa yang menjamin ayah akan tetap hidup sampai waktu zuhur?” Pertanyaan tersebut begitu menghentak nurani Umar bin Abdul Aziz, rasa kantuknya menguap, dan tubuh lelahnya kembali bertenaga. Apa yang dilakukan Umar? Ia memeluk dan men­ cium anaknya seraya berkata, “Alhamdulillah, Allah mem­be­­ri­ku seorang anak yang membantuku dalam uru­ san agamaku.” Semoga kita mampu mengambil hikmah. Penulis Buku Mendidik Karakter dengan Karakter celah Oleh Ida S. Widayanti* 67
  • 3. usrah Bila Salah Memilih Pasangan Oleh kartika ummu arina* K ebahagiaan bukanlah ter­ le­ ak pada seseorang atau t kondisi. Namun, pada si­ ap dan kemauan kita k untuk tetap bahagia dan bersyukur.    Apakah Anda pernah merasa me­ nyesal menikahi orang yang se­ a­ ang k r menjadi pasangan Anda? Atau bahkan menyesal mengapa memutuskan untuk menikah? Seorang kenalan yang su­ ah d menikah dengan terus te­ ang me­ ga­ r n takan bahwa yang me­nye­nang­kan dalam pernikahan itu cuma se­ i­ d kit, nggak enaknya yang ba­ yak. Dan n ce­akanya, yang sedikit itulah yang l se­ringkali diekspos. Meski ini cuma sebagian dari cur­ at-nya, kenalan yang ketika itu h belum genap setahun menikah, tetapi pernyataan ini ternyata mewakili ba­ yak pernyataan-pernyataan lain n yang masih tersembunyi di dasar hati. Walau memang tidak semua pasangan yang sudah menikah merasakan hal ini, tetapi sebuah jajak pendapat yang sangat sederhana di sebuah keluarga besar, mengabarkan bahwa hanya satu anak dari seluruh anak yang telah menikah, menyatakan tidak per­ ah berpikir untuk bercerai dari n pa­sangannya. Jika Anda pun pernah berpikir hal 68 serupa, maka jangan merasa bah­ wa Anda adalah orang terkonyol. Se­ ab, untuk bersyukur atas sesuatu b kadang kita memang perlu merasakan kepahitan terlebih dahulu. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang merasa menyesal menikah dengan pasangannya. Di antaranya ada­ah “dia tak seperti yang saya ha­ l rap­­ kan.” Dia tak cukup saleh karena me­ gingatkannya untuk shalat malam n ketika pertandingan live sepakbola di televisi, membutuhkan berkali-kali te­ uran dengan kombinasi nada. Dia g ternyata tak pernah ber-mura­a­ j ’ah bersama karena alasan sibuk. Dia sa­ gat tidak peka (bahasa halus untuk n kata malas) pada kerepotan pekerjaan ru­ ah, dia tidak cantik saat berada di m rumah, dia suka mengatur, baunya tak sedap.... Dia...dia...dia dan semua ber­ o­ f kus pada kata “dia”.   Jangan Marah Baiklah, jika memang itu keluhan yang kita lontarkan atau bahkan le­ ih banyak lagi keluhan. Namun, b ada satu hal yang sangat buruk jika di­ ampurkan dengan keluhan. Hal itu c adalah kemarahan. Kemarahan akan membuat penyesalan menjadi dendam, ketidakpedulian atau hal yang lebih fatal seperti yang terjadi di Montana, AS awal September 2013. Jordan Lee Graham yang baru saja menikah dengan Cody Johnson selama satu pekan, tega membunuh suaminya. Ia melakukannya dengan cara men­ o­ d rong punggung Johnson hingga jatuh terjerembab ke dalam jurang dengan posisi wajah yang pertama menyentuh tanah. Peristiwa ini terjadi di area Loop Trail, Glacier National Park, Montana, AS. Graham mengaku melakukan se­ ua itu karena menyesal menikah m dengan Johson. Insiden ini berawal ketika Gra­ ham bertengkar dengan Johnson. Dia berusaha meninggalkan sua­ i­ m nya,tetapi lengannya dipegangi oleh Johnson. Graham pun membalikkan badannya dan berusaha melepaskan cengkeraman tangan Johnson. Karena kemarahannya, perempuan cantik ini pun mendorong punggung Johnson hingga jatuh ke jurang dan tewas. Kemarahannya pula yang men­ do­ ong Graham berbohong pada r pihak kepolisian dan bersikap tanpa penyesalan atas pembunuhan yang dilakukannya pada sang suami. Mes­ ki­ un, kerabat keluarga Johnson, p Tracey Maness, justru menuturkan bah­ a Johnson sangat sayang kepada w Graham dan sangat senang dengan pernikahannya. Jadi, sebesar apapun  kekecewaan Anda pada pasangan, sekuat tenaga, SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
  • 4. foto: muh abdus syakur/suara hidayatullah Jendela keluarga kendalikanlah kemarahan.Pasalnya, itu hanya akan membuat kita melupakan fakta yang positif tentang rumah tang­ ga kita bina. Juga lupa menengok pada seberapa besar yang telah diupayakan oleh diri sendiri. Lalu, bagaimana agar kita tetap bersyukur dan tak merasa salah telah memilihnya? Walaupun pernikahan tidak seperti dalam dongeng Cinderella “live happily ever after,”akan tetapi kebahagiaan itu akan tetap ada setiap hari, meski mungkin tidak setiap hari dipenuhi kebahagiaan.    Mensyukuri Hal Kecil Cobalah untuk menjernihkan hati dan tengok sejenak, kebahagiaan apa yang dia hadirkan hari ini. Walaupun hanya sekadar mengucapkan terima kasih untuk secangkir teh hangat yang kita sediakan atau sekadar be­ kal makanan sederhana yang telah di­ iapkannya di tengah kesibukannya s mengasuh si kecil. Dia yang tak pernah pelit saat kita ingin membeli camilan di akhir bulan. Atau, sekadar kebahagiaan bahwa ia mau tetap bersama dan tidak pernah berlaku kasar. Ingatlah juga kebahagiaan yang dia berikan,walaupun hanya berupa per­ ha­ ian-perhatian kecil yang selintas tak t berarti. Seorang istri pernah mengeluh bahwa suaminya selalu berada di ru­ NOPEMBER 2013/DZULQA’DAH 1434 mah ketika libur,tetapi menyebalkan ka­ ena tidak pernah membantu r pe­ erjaan rumah. Namun, ternyata k te­ an dekatnya justru bercerita bahwa m suaminya tak pernah ada di rumah meski hari libur dengan dalih tadabur, tafakur, rihlah, de-el-el. Jadi, mana yang harus disyukuri dan dipilih sebagai kebahagiaan? Yang harus disyukuri adalah kemauan kita untuk merasa bahagia dalam situasi seperti apapun yang kita hadapi. Kebahagiaan memang bukanlah bi­ ara tentang situasi apa yang kita c hadapi, tetapi tentang pikiran dan sikap kita sendiri. Bisa jadi se se­ rang o dalam kondisi yang sangat me­ yeng­ n sa­ akan, namun dia mampu tetap r berbahagia dengan keadaannya. Se­ erti Nabi Ayyub Alaihis­ a­ p s lam yang mendapat cobaan  luar biasa berupasakit dan ke­sen­di­rian­ nya, tetapi  tetap memilih bersyukur dan bersikap positif.   Berdoalah Karena yang saat ini kita hadapi adalah ketentuan dari Allah , maka berdoalah kepada-Nya, memohon kemudahan dari apa yang membebani. Sebagaimana Allah berfirman, “Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (AlAnbiyaa [21] : 88)  Berdoalah dan hitunglah karunia yang dilimpahkan-Nya dengan adanya pasangan. Bahkan bila pasangan itu benar-benar menguji keimanan dan ke­ sabaran, maka bersyukurlah atas karuniaNya yang membuat kita harus selalu mendekat pada-Nya untuk men­ a­ atkan dp petunjuk atas masalah yang menimpa.   Kemudian, berfokuslah pada kele­ bi­ annya ketika kekecewaan sedang h memuncak. Tanamkanlah pada hati kita bahwa bila kemudian memang benar ada hal-hal yang buruk bukan berarti pasangan kita orang yang buruk dan itu bukan berarti musibah untuk hidup kita. Bahkan, seharusnya itu mengajari kita untuk mencintai apa yang baik saat ini. Jangan pernah menunggu hal be­ ar terjadi untuk membuat kita s le­ ih mensyukuri kehadirannya.Se­ b baliknya, kita harus berjuang untuk meraih hal-hal kecil yang me­ g­ em­ n g bi­ akan dengan adanya dia di sisi. r Itulah pentingnya mengabaikan hal-hal kecil yang mengganggu bila kita menginginkan kebahagiaan yang besar dalam rumah tangga yaitu ru­ mah tangga yangsakinah wamaddah wa­ ah­ ah di dunia dan dapat bereuni r m di surga kelak. Penulis buku ‘Jadilah Suami Istri Bijak’ 69
  • 5. tarbiyah Jangan Cubit Pipi Anakku! Oleh SRI RAHAYU* Bermula dari gemas, lalu berbuah trauma D engan penuh semangat, Hani memasangkan jilbab pink di kepala Nasywa. Balita montok yang tepat berusia 3 tahun itu semakin terlihat menggemaskan. Hani pun mencium pipi buah hatinya, “Subhanallah, Adik semakin cantik kalau pakai jilbab,” katanya memuji. Nasywa pun terkekeh geli akibat ciuman lembut ibunya. Sore ini, ba’da asar sampai menjelang maghrib ada halaqah. Hani sengaja membawa Nasywa karena dianggapnya sudah mampu berinteraksi sosial, mengingat Nasywa sudah masuk di Kelompok Bermain. Ketika berangkat pun, Nasywa tidak menunjukkan kerewelan yang berarti. Malahan Nasywa ingin membantu ibunya membawa tas kecil berisi al-Qur’an, buku agenda, baju ganti dan makanan kecil untuk persiapan jika Nasywa bajunya kotor atau lapar. Halaqah rutin diadakan setiap Rabu secara anjangsana di lingkungan perumahan. Berisi tadarus al-Qur`an, muraja’ah Juz Amma dan Hadits serta kultum. Selain itu, ditambah infaq halaqah. Hani diantar suami sampai di depan rumah yang mendapat 70 giliran sebagai tuan rumah. Nasywa diturunkan dari motor, namun tidak mau berjalan. Pandangannya menatap tajam ibu-ibu yang lalu lalang masuk ke rumah tuan rumah. “Ayo Dik, ikut Ibu mengaji, tuh teman-temannya banyak,” kata Hani Nasywa tidak bergerak. Kakinya seolah terpaku di tempat. Wajahnya kelihatan ketakutan. “Aku tidak mau!“ “Lho enggak apa-apa, teman Ibu baik kok.” Nasywa mulai merajuk. Sebentar kemudian menangis meraungraung. “Aku tidak mau, aku takut,” teriaknya disela tangisnya. Setelah lama tidak bisa membujuk Nasywa, akhirnya untuk kesekian kalinya Hani mengikuti halaqah sendirian. Sebenarnya Hani ingin melatih Nasywa agar Tak ada yang menyalah­ kan mentowel pipi ba­ ti­ a yang kemudian t berubah menjadi cu­ bi­ an. Siapapun akan t memahami, perasaan gemas akan meliputi semua orang yang melihat batita yang sedang imut-imutnya. tidak takut pada ibu-ibu. Tidak takut pada orang asing di luar keluarga terdekat. Juga agar Nasywa mendengar suara ibu-ibu melantunkan ayat-ayat al-Qur’an bersama-sama secara nyata. Tidak melalui CD ataupun rekaman lainnya. Namun, ternyata Nasywa lebih suka bersama ayahnya yang berkumpul dengan bapak-bapak lainnya. Tak ada raut ketakutan atau kecemasan di wajah Naswya. Enjoy sekali. Mungkin karena bapak-bapak bukanlah “tukang gemas” seperti ibu-ibu. Trauma Masa Batita Bermula Nasywa berusia 4 bulan, saat mulai dapat menegakkan kepalanya dan merespon aksi orang-orang yang berada di sekelilingnya. Pipinya yang montok, membuat orangorang menarik pipinya. Ditambah lagi Nasywa yang anaknya mudah tersenyum dan terkekeh, membuat orang-orang semakin gemas, sehingga tanpa sadar mendaratkan cubitannya di pipi Nasywa yang empuk. Sesungguhnya cubitan lembut penuh kasih sayang berbalut gemas. Namun kalau yang melakukan lebih dari satu orang, tentunya membuat Nasywa tidak nyaman. Apalagi kelembutan tangan seseorang berbeda-beda. Bisa SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
  • 6. Jendela keluarga datang dan duduk agak menjauh. Untuk memberikan kepercayaan pada Nasywa bahwa ia aman. foto: muh abdus syakur/suara hidayatullah FOTo: MUH ABDUS SYAKUR/SUARA HIDAYATULLAH Elus, Jangan Dicubit dibayangkan, bagaimana perasaan Nasywa merasakan “cubitan” yang berulang-ulang. Akhiranya menangislah Nasywa. Dengan menangis bukan berarti “serangan” cubitan itu berhenti sendiri. “Lho, kok nangis, jadi jelek deh,” tanpa perasaan sang penggemas malah meledek bayi yang belum tahu arti sebuah ledekan. “Afwan ya, pipi Nasywa dielus saja, jangan dicubit!” buru-buru Hani bersuara agar sang penggemas tak lagi melancarkan “serangannya,” baik verbal maupun non verbal pada batitanya (bayi tiga tahun). “Gemes sih, kalau enggak dicubit, kurang puas deh,” sahut penggemas. Nah lho. Akibat Salah Perlakuan Sepertinya terlihat sepele “mencubit” batita dengan segemasgemasnya. Padahal apa yang dialami batita, menjadikan trauma yang cukup serius. Setiap bertemu dengan wanita siapa pun, Nasywa selalu berteriak dan menangis ketakutan. Berlari sembunyi sambil memegang pipinya, meski itu di rumahnya sendiri. Hani NOPEMBER 2013/DZULQA’DAH 1434 telah berusaha menenangkan Nasywa dengan memeluk dan memangkunya. Akibat sering dicubit pipinya, akhirnya Nasywa takut dengan setiap orang. Terutama ibu-ibu, remaja putri atau anak-anak perempuan lainnya. Karena mereka adalah kelompok makhluk “penggemas” segemas-gemasnya. Sehingga tercipta persepsi yang salah dalam memori Nasywa. Bahwa mereka adalah makhluk yang akan “mencubit” dan menyakiti dirinya. Sebagai bentuk ekspresi penolakan mereka, Nasywa pun menjerit dan menangis sekeras-kerasnya. Berbeda sekali kalau Nasywa berkumpul dengan ayahnya, teman kakak laki-lakinya ataupun temanteman ayahnya. Dia merasa enjoy dan nyaman-nyaman saja. Malah terkadang minta gendong dan minta pangku. Mungkin karena ia aman dan nyaman, lantaran tidak ada yang ”gemas” mencubit pipinya. Selama 2 tahun Hani berusaha untuk “menerapi” Nasywa agar tidak takut dengan orang lain. Setiap ada pertemuan halaqah, arisan ataupun forum kelas, Hani dan Nasywa Tak ada yang menyalahkan mentowel pipi batita yang kemudian berubah menjadi cubitan. Siapa pun akan memahami, perasaan gemas akan meliputi semua orang yang melihat batita yang sedang imut-imutnya. Kebesaran Allah sajalah sehingga orangorang merasa senang dengan hadirnya makhluk mungil pelanjut kehidupan. Namun apakah tidak boleh ada perubahan mencubit pipi berganti dengan elusan dan sapaan yang lebih hangat? Tak lain agar anak tidak kaget dengan kontak tubuh yang mendadak dari orang yang tidak dikenalnya. Dari kasus Nasywa sendiri, dia mulai berani lepas dari ibunya setelah belajar di kelompok bermain. Ustadzahnya yang paham dengan tahap perkembangan anak, tidak serta merta mentowel atau mencubit pipi Nasywa. Melainkan menyapanya dengan lembut. Mengulurkan tangan dan memuji penampilannya, serta tak lupa memanggil namanya. Tak lupa hadiah berupa kartu bergambar strobery bertuliskan nama Nasywa diberikan sebagai hadiah. Sikap hangat dan ramah membuat suasana jadi akrab. Nasywa pun mulai percaya bahwa ustadzahnya tidak akan menyakitinya. Sebuah pelajaran yang berharga. Ketakutan dan ketidaknyamanan anak memang bukanlah penyakit, namun tetap harus diupayakan untuk diobati. Bagaimanapun juga, anak membutuhkan lingkungan yang aman, nyaman dan ramah bagi tumbuh kembangnya. Mulai sekarang, tidak perlu sungkan untuk mengatakan jangan cubit pipi anakku! Pengajar TK Ya Bunaya, Tuban, Jatim. 71
  • 7. kolom parenting Sebaik-baik Nasehat Oleh fauzil adhim | FOTO MUH. ABDUS SYAKUR S ebaik-baik doa adalah doa orang-orang saleh yang Allah Ta’ala abadikan dalam al-Qur’an. Tidaklah Allah Subhanahu wa Ta’ala memasukkannya ke dalam al-Qur’an kecuali karena doa itu Allah ridhai dan perkenankan. Begitu pun terkait perkara-perkara lainnya, termasuk nasehat orangtua. Sebaik-baik nasehat orangtua adalah apa yang Allah jadikan sebagai bagian dari ayat-ayat-Nya. Dan nasehat terbaik yang diberikan orangtua kepada anak itu adalah nasehat Luqman Al-Hakim kepada putranya. Inilah nasehat yang Allah menyukai dan memuliakan. Inilah nasehat yang menjadikan Allah ridha dan memberikan berkah berlimpah kepadanya. Maka jika kita menginginkan kebaikan bagi anakanak kita, sungguh, di antara nasehatnasehat yang ingin kita sampaikan, amat penting bagi kita untuk menasehatkan kepada anak-anak kita apa yang Allah Ta’ala telah abadikan dalam al-Qur’an. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kalamullah, yakni al-Qur’anul Karim. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad ShallaLlahu ‘alaihi wa sallam. Inilah panduan bagi kita dalam mendidik anak, utamanya dalam meletakkan dasar-dasar keimanan, akhlak dan adab. Semoga Allah 72 mengampuni saya, istri saya serta para orangtua yang lalai menanamkan ini kepada anak karena tak menyadari keutamaannya. Mari kita telusuri nasehat Luqman Al-Hakim di dalam al-Qur’an surat Luqman. Semoga Allah Ta’ala berikan hidayah dan taufiq untuk mampu menasehatkan dengan baik kepada anak-anak kita. Semoga pula kita dapat memetik keutamaan-keutamaan yang ada di dalam nasehat tersebut. Mari kita baca dengan pelan seraya memohon petunjuk dari Allah Ta’ala: Landasan Kepribadian Itu Bernama Syukur Ada pelajaran besar dari rangkaian nasehat Luqman kepada putranya. Yang pertama ditanamkan kepada anak adalah nasehat untuk bersyukur kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Sungguh, amat banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita. Dan sesungguhnya bersyukur kepada Allah ‘Azza wa Jalla itu pada dasarnya bersyukur kepada diri sendiri. Ini merupakan landasan yang sangat utama untuk terbentuknya pribadi yang matang. Perhatikan firman Allah berikut ini, “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.  (Luqman [31]: 12) Inilah hikmah yang Allah berikan kepada Luqman. Di antara hikmah itu adalah menyadari dan meyakini bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Andai manusia tidak bersyukur kepada-Nya, sungguh itu tidak sedikit pun mengurangi kemuliaan dan keterpujian-Nya. Maka, jika manusia bersyukur kepada Allah Ta’ala, semua itu manfaatnya kembali kepada dirinya sendiri. Di antara fadhilah menanamkan ini kepada anak-anak kita –semoga Allah Ta’ala barakahi nasehat kita— maka anak akan memiliki landasan kepribadian yang kokoh. Ia tidak mudah minder karena melihat orang lain yang melebihi dirinya dalam sebagian perkara. Sesungguhnya, di antara hal yang sangat berharga bagi pertumbuhan pribadi anak adalah penerimaan diri apa adanya. Dan tidaklah seseorang mampu bersyukur dengan sebenar-benar syukur kecuali jika ia memiliki penerimaan diri yang baik. Bahkan lebih dari itu. Sebaik-baik Larangan: Jangan Persekutukan Allah! Sesudah syukur kepada Allah Ta’ala, nasehat Luqman berikutnya adalah larangan mempersekutukan Allah dengan selainnya. Ini prinsip dasar tauhid yang melandasi apapun pelajaran agama yang diberikan SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
  • 8. Jendela keluarga berikutnya. Tidak bermanfaat apapun amal yang dikerjakan oleh seseorang jika ia mempersekutukan Allah, meskipun ia merasa benar-benar mencintai Allah. Bukankah di antara orang-orang musyrik pun mencintai Allah? Hanya saja mereka mencintai Allah sebesar kecintaan mereka kepada sesembahan selain Allah. Ini yang dapat kita ambil sebagai pelajaran dari alQur’an surat Al-Baqarah ayat 165. Mari kita perhatikan ayat ini, “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar’.” (Luqman [31]: 13) Apa yang dapat kita petik dari ayat ini? Tidak ada landasan yang lebih penting bagi keimanan anak-anak kita melebihi kemurnian tauhid dengan tidak mempersekutukan Allah ‘Azza wa Jalla. Sesungguhnya, syirik merupakan kezaliman yang sangat besar. Inilah yang perlu kita perhatikan agar segenggam iman anak kita tidak rapuh dan lemah. Pelajaran lain yang penting adalah Sebesar apapun keinginan kita untuk mengawasi anak, pada akhirnya tubuh ki­ a akan t melemah dan ke­­­mampuan kita akan mengendur mengawal anak dengan menyampaikan larangan-larangan tegas. Ini bukanlah kesalahan komunikasi. Apapun yang ingin kita lakukan, perlu ilmu untuk melaksanakannya dengan benar, baik itu berupa anjuran, perintah maupun larangan. Sebagian orang menghindari larangan karena munculnya beberapa asumsi yang dianggap ilmiah, meskipun sesungguhnya masih bersifat hipotetik (zhanniy; praduga). Sesudah Tauhid, Ada Muraqabah Sesudah memberi landasan tauhid, Allah Ta’ala tunjukkan hal penting yang tak boleh kita lalaikan, yakni memerintahkan kepada anak untuk berbakti kepada kedua orangtua (birrul walidain). Kebaikan terbesar sesudah tauhid adalah bersyukur kepada Allah dan kepada kedua orangtua serta memperlakukan ibu-bapak dengan sebaik-baik perlakuan. Sesudahnya, hal penting yang harus kita tanamkan adalah perasaan senantiasa diawasi oleh Allah. Dan ini dikuatkan dengan mengimani bahwa amal apapun, baik maupun buruk, besar maupun kecil, pasti akan dibalas oleh Allah Yang Maha Adil lagi Maha Halus. Sebesar apapun keinginan kita untuk mengawasi anak, pada akhirnya tubuh kita akan melemah dan kemampuan kita akan mengendur. Sekuat apapun tekad kita untuk senantiasa memantau mereka, keterbatasan kita akan semakin besar. Maka, tidak ada penjagaan yang lebih baik melebihi perasaan senantiasa diawasi (muraqabah) oleh Allah ‘Azza wa Jalla dalam diri anak-anak kita. Mari kita perhatikan, (Lukman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (Luqman [31]: 16) Inilah landasan penting sebelum kita menanamkan kepada mereka adab yang baik. Wallahu a’lam bish-shawab. IKLAN NOPEMBER 2013/DZULQA’DAH 1434 73
  • 9. konsultasi keluarga Diasuh oleh : Ustadz Hamim Thohari Hibah untuk Anak Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ayah saya sudah tua dan sakit-sakitan. Saya sen­ di­ i tinggal jauh dari ayah, sedang kedua adik saya r tinggal berdekatan, bahkan salah satunya tinggal serumah dengan ayah. Pada Idul Fitri yang lalu, Ayah mengumpulkan anak-anaknya. Dengan disaksikan aparat desa dan tokoh agama setempat, Ayah berniat menghibahkan seluruh harta kekayaannya, baik yang berupa ru­ mah tinggal maupun kebun. Atas inisiatif Ayah sendiri, pembagian harta itu hendak diformalkan melalui notaris. Satu hal saja yang beliau minta agar diberi kesempatan me­ ge­ n lola kebunnya sampai beliau meninggal. Sebelum diformalkan saya ingin mendapat kepastian tentang pembagian tersebut, apakah sesuai dengan syariat? Jika tidak benar, bagaimana solusinya? AB Kalimantan Jawab: Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Banyak orangtua yang khawatir bahwa pem­ a­ b gian harta benda setelah mati justru menjadi fitnah di kemudian hari. Mereka takut jika ketenangannya di alam kubur justru terusik karena anak-anaknya berebut soal pembagian warisan. Atas dasar kekhawatiran itu banyak orangtua yang kemudian menempuh jalan diluar ketentuan waris. Memang hukum waris sudah menjadi salah satu bagian dari sistem hukum nasional di bawah peradilan agama, akan tetapi keputusan pengadilan agama tentang waris itu bisa diperkarakan bila sa­ lah satu pihak dari ahli waris tidak atau kurang me­ 74 nye­u­ui putusan tersebut dan membawanya ke t j pengadilan negeri. Ini salah satu kelemahan hu­ kum kita. Kedua, banyak kaum Muslimin yang masih tidak rela terhadap keputusan syariat tentang pembagian warisan tersebut. Bahwa lelaki mendapat dua bagian dari perempuan, misalnya, masih sering dipersoalkan. Ketiga, pemahaman umat Islam sendiri terhadap masalah warisan masih sangat kurang. Banyak orang Islam yang belum tahu tentang hal tersebut. Mereka tidak memahami ilmu faraidh, juga tak mengerti fiqih mawarits. Persoalan di atas perlu diselesaikan melalui so­­ sialisasi syariat secara lebih intensif. Para ulama, guru agama, para dai, dan pemerintah pa­ a umumnya wajib mendidik umat dalam per­ d soa­­ warisan. Wajib dilakukan penyebaran pe­ lan ma­ aman, penyadaran, dan peragaan yang bisa h dijadikan contoh panutan. Kembali pada masalah utama, apa yang di­a­ l ku­­ kan oleh ayah Anda itu boleh dan dibenarkan syariat. Setiap orang boleh memberikan (atau da­ lam bahasa fiqih, menghibahkan) sebagian atau seluruh hartanya kepada orang lain, ter­ ma­­ kepada anaknya. Setelah pemberian ter­ suk se­ ut, maka orang tersebut (dalam hal ini ayah b Anda) tak punya kuasa apapun terhadap har­a t tersebut. Mau dijual, digadaikan, atau di­ e­o­a k l l sendiri atau dikelolakan kepada orang lain ada­ lah hak yang diberi. Kalau semua anak telah se­ pa­ at memberikan hak lagi kepada ayah Anda k un­uk mengelola sampai akhir hayatnya, ma­ a t k per­ e­ujuan itu menjadi sah dan berlaku. Per­ e­ s t s tu­uan itu bisa dicatatkan di notaris atau tidak, j itu persoalan teknis. Hibah ini sah jika dilakukan sebelum se­ se­rang menghembuskan nafas yang terakhir. o Se­elah seseorang mati, maka seluruh harta ke­ t ka­ aannya menjadi harta waris. Harta ter­e­ ut y s b harus dibagikan kepada ahli waris yang di­e­ ap­ t t kan syariat Islam setelah dikurangi biaya pe­ gu­ n ru­ an jenazah dan pelunasan utang, bila ada. s Jika ada wasiat, maka wasiat itu tidak boleh melebihi 1/3 dari nilai harta warisan. Satu lagi, wasiat itu tidak berlaku bagi ahli waris. Untuk ahli waris akan diberlakukan ketentuan yang telah ditetapkan syariat. Wallahu a’lam bishshawab. SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
  • 10. SYIFA Cegah Penyakit Kanker dengan Herbal Penyebab kematian ketujuh. Mayoritas penyebab kanker karena pola makan. Setiap diri memiliki potensi yang sama untuk terkena kanker, namun yang bisa dicegah adalah bagaimana kita menjauhi faktorfaktor pemicu kanker itu sendiri 60 K anker, satu kata yang sangat ditakuti banyak orang. Ia menjadi salah satu penyebab kematian ketujuh di Indoneisa, karena saking ganasnya penyakit tersebut. Ia mampu melawan selsel normal sehingga menjadi sel abnormal yang terus menggerogoti si pasien. Yang lebih memprihatinkan, angka penderita kanker terus meningkat seiring perubahan gaya hidup di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, di sini ingin kita bincangkan bagaimana cara meminimalisir faktor risiko terjadinya kanker pada tubuh kita. Karena mayoritas penyebab kanker adalah pola makan yang buruk, maka perlu kita atur bagaimana pola makan yang baik untuk mencegah penyakit kanker. Setiap diri memiliki potensi yang sama untuk terkena kanker, namun yang bisa dicegah adalah bagaimana kita menjauhi faktor-faktor pemicu kanker itu sendiri. Berikut beberapa pemicu kanker: makanan hasil rekayasa genetik (genetically modifield organism/GMO), daging olahan, minuman bersoda, makanan yang mengandung bahan pengawet, pemanis buatan (aspartam, siklamat, asesulfam, dan lain-lain), penyedap rasa/MSG. Selain itu, juga makanan hasil pemurnian, rokok, radiasi UV, alkohol, merkuri, buah dan sayur yang tercemar pestisida dan juga faktor genetik. Jika hal-hal tersebut sudah kita upayakan untuk menjauhinya, jangan lupa memperbanyak mengonsusmsi makanan yang mencegah timbulnya kanker, seperti makanan yang mengandung antioksidan. Antioksidan yang ada di alam biasanya berupa vitamin, polipenol, flavonoid, karotin dan mineral. Secara alami, zat ini sangat besar peranannya pada manusia untuk mencegah terjadinya penyakit. Antioksidan melakukan semua itu dengan cara menekan kerusakan sel yang terjadi akibat proses oksidasi radikal bebas. Awas Radikal Bebas Radikal bebas sebenarnya berasal dari molekul oksigen yang secara kimia strukturnya berubah akibat dari aktivitas lingkungan. Aktivitas lingkungan yang dapat memunculkan radikal bebas antara lain radiasi, polusi, merokok dan lain sebagainya. Radikal bebas yang beredar dalam tubuh berusaha untuk mencuri elektron yang ada pada molekul lain seperti DNA dan sel. Pencurian ini jika berhasil akan merusak sel dan DNA tersebut. Dapat dibayangkan jika radikal bebas banyak beredar, maka akan SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com
  • 11. banyak pula sel yang rusak. Maka, kerusakan yang ditimbulkan dapat menyebabkan sel tersebut menjadi tidak stabil dan berpotensi menyebabkan proses penuaan dan kanker. Gejala penyakit kanker bedabeda, tergantung jenis kankernya. Misalnya: Kanker payudara: adanya benjolan yang menetap, payudara terasa kencang, timbul nyeri di sekitar payudara, permukaan payudara berubah seperti kulit jeruk, timbulnya luka, dan lain-lain. Kanker rahim: keputihan yang terus menerus, adanya pendarahan, adanya benjolan/seperti wanita hamil, timbul nyeri yang hebat di sekitar rahim. Kanker hati: area rusuk bagian kanan terasa keras dan timbul nyeri, badan lemas, kurang nafsu makan, adanya riwayat hepatitis kronis, adanya riwayat perokok, pecandu alkohol, atau obat-obatan tertentu. Kanker prostat: susah buang air kecil, BAK tidak tuntas, timbul rasa nyeri di kandung kemih. Kanker paru: adanya riwayat TBC, batuk berdarah, terkadang disertai nyeri di sekitar ketiak dan punggung, badan lemas, tidak nafsu makan, dan ada riwayat pecandu narkotika. Apabila salah satu tanda tersebut sudah ada, janganlah dibiarkan, lakukan segera tindakan pengobatan dan jauhi semua faktor pemicu kanker. Perbanyak konsumsi makanan sumber antioksidan, konsumsi herba anti kanker, perbanyak olahraga, lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui amalan ibadah baik sunnah maupun wajib, dan menghindari pantangan pemicu kanker. Berikut ini adalah contoh herbaherba anti kanker: sambiloto, keladi tikus, kunir putih, daun dewa, tapak dara, rumput mutiara, habatusauda, buah makassar, dan mahkota dewa. Semoga dengan mengenali tanda-tanda dan faktor pemicu terjadinya kanker, kita bisa lebih hati-hati dalam menjaga diri kita dari kebiasaan-kebiasaan buruk dan pola makan yang tidak sehat agar dapat terhindar dari penyakit tersebut.* Ika Oktariyani, apoteker dan pengajar Thibun Nabawi/Suara Hidayatullah Berikut ini adalah makanan yang mengadung antioksidan: •• Beta karoten & karotenoid: bayam, ubi jalar, tomat, buah bit, brokoli, melon, wortel, jagung, mangga, persik, jeruk, labu, •• Vitamin C: paprika (merah, hijau atau kuning), strowberi, tomat, brokoli, melon, kembang kol, jeruk, melon, pepaya, nanas. •• Vitamin E: brokoli, wortel, lobak, paprika merah, bayam, sawi, dan lobak hijau, kacang-kacangan, biji bunga matahari. •• Zink: tiram, daging merah, unggas, kacang-kacangan, makanan laut, biji-bijian, sereal, produk olahan susu. •• Selenium: ikan tuna, daging sapi, unggas dan produk biji-bijian. •• Polifenol: apel, brokoli, teh hijau, delima, manggis. •• Antocyanin: blubery, cheri, raspberry, anggur merah, strowberi. •• Sayur dan buah-buahan tersebut bisa menjadi salah satu menu makanan seharihari kita. Namun apabila gejala kanker itu sudah ada, segera ambil tindakan. NOPEMBER 2013/DZULQA’DAH 1434 61
  • 12. Luka Lambung Diasuh oleh : dr Zaidul Akbar Praktisi dan Konsultan Thibbun Nabawi dan Herba Assalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh. Jawab Dokter, saya terkena penyakit maag sejak 6 ta­ un yang lalu, tepatnya sejak saya kelas 2 SMA h hingga sekarang. Sejak SMP, saya memang jarang makan saat berangkat sekolah, tetapi sering ber­ olahraga. Kebiasaan itu berlanjut hingga di kelas 2 SMA. Saya belum makan apapun sampai siang, dan sore harinya saya langsung main bola. Se­ e­ t lah usai, saya hanya makan kue saja. Esok pagi­ nya, perut saya terasa sangat sakit tepatnya di ulu hati, rasanya seperti teriris dan terbakar. Setelah diendoskopi, ketahuan kalau ada luka. Saya menjalani perawatan di rumah sakit, tetapi ka­ ena alasan biaya saya akhirnya keluar. Hingga r ki­ i, 6 tahun sudah saya menahan rasa sakit tiap n kali beraktivitas, bahkan saya sudah tidak bisa olah­aga, sebab rasa sakit di ulu hati. Beberapa r pe­ go­ atan sudah saya lakukan, seperti minum n b ja­mu. Bahkan astaghfirullahal ‘azhim, hingga yang bernuansa syirik. Sekarang rasa sakitnya agak berkurang, apa­ la­ i setelah saya paksa melaksanakan puasa Ra­ g ma­ han. Mohon saran dari Dokter, bagaimana d pe­­ batan herbal yang harus saya lakukan? ngo­­ Jazakallahu khairan katsiran. Wa’alaikumussalam wa Rahmatullahi wa Barakatuh. Ryan Samarinda Semoga penyakit yang Ryan derita saat ini diangkat dan diberi kesembuhan oleh Allah SWT. Yakinlah bahwa tiada penyakit dari Allah SWT, ke­ cuali pasti ada obatnya. Tetap bersabar dan ber­ kh­ iar i t sebagaimana yang dituntun oleh Ra­ u­ul­ah SAW. s l l Maag merupkan salah satu penykit yang sering dan banyak didapatkan pada masa kini. Hal ini di­ aki­ atkan dari berbagai bahan makanan dan juga b pro­ uk lainnya yang membuat keseimbangan pe­ d rut atau pencernaan terganggu. Selain karena faktor infeksi di daerah lambug akibat mikroba, penyakit seperti ini juga bisa di­ ki­ a batkan oleh faktor kekurangan atau gangguan en­ zim pada perut atau pencernan tubuh kita. Untuk membantu mengatasinya beberapa hal berikut ini bisa Ryan konsumsi untuk membantu penyembuhannya: 1. Madu + air hangat 5 sdm (sendok makan) sehari 2. Minyak zaitun 3 sdm sehari 3. Bawang putih kapsul, 3 x 2 kapsul sehari 4. Jahe + kayu manis dibuat wedang/minuman de­ ngan takaran 2 ruas jahe dan 2 ruas kayu manis. Selain itu, menjelang tidur minumlah madu 1 sdm + air hangat. Semoga Allah SWT memberi kesembuhan. Wallahu a’lam.* Rubrik ini berisi tanya-jawab seputar pengobatan ala Nabi (thibun nabawi) yang diasuh oleh dr Zaidul Akbar, konsultan dan praktisi thibun nabawi dan herba Institut Thibbun Nabawi Indonesia (INTI). Kirimkan pertanyaan Anda melalui surat ke alamat redaksi atau email: konsultasi.syifa@hidayatullah.com 62 SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com