SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 25
BAB I
                                      PENDAHULUAN


       Pemahaman akan fungsi-fungsi non linear dalam mempelajari ilmu ekonomi tidak
kalah pentingnya dengan pemahaman akan fungsi linear. Meskipun banyak hubungan antar
variabel ekonomi cukup dapat diterangkan dengan model linear, namun tidak sedikit pula
yang lebih realistik dan rasional ditelaah dengan model non-linear . Bahkan sebagian dari
model ekonomi linear yang ada sesungguhnya merupakan penyederhanaan dari hubungan-
hububungan yang non-linear, merupakan linearisasi dari model non-linear.
       Bab ini menguraikan karakteristik-karakteristik penting dari fungsi non-liear. Empat
macam bentuk fungsi non-linear yang paling sering dijumpai dalam analisis ekonomi
merupakan titik perhatian. Keempatnya adalah fungsi kuadratparabolik, fungsi kubik,fungsi
eksponensial dan fungsi logaritmik.




                                                                                         1
BAB II
                                    PEMBAHASAN
A. FUNGSI KUADRAT
     Fungsi kuadrat atau fungsi berderajat dua adalah fungsi yang pangkat tertinggi dari
  variabelnya adalah pangkat dua.
     Bentuk umum: y = ax2 + bx + c, a ≠ 0
     Gambar dari suatu fungsi kuadrat dapat berupa salah satu dari empat kemungkinan
  bentuk potongan kerucut: lingkaran, elips, hiperbola, atau parabola. Perhatikan gambar.1
  berikut:




                                      Gambar.1
     Apabila bidang kerucut dipotong dengan posisi mendatar, akan diperoleh potongan
  berpenampang lingkaran. Pemotongan dengan posisi menyerong menghasilkan potongan
  berpenampang elips. Pemotongan dengan posisi tegaklurus, tapi bukan pada pertengahan
  kerucut, menghasilkan penampang hiperbola. Sedangkan jika dipotong menyerong pada
  separoh bidang kerucut, akan dipperoleh potongan berpenampang parabola. Dengan
  demikian kurva dari sebuah persamaan kuadrat akan berbentuk salah sau dari empat
  kemungkinan tersebut.
     Untuk lingkaran, elips, dan hiperbola tidak akan dibahas secara panjang lebar disini,
  mengingat penerapan langsungnya dalam model-model ekonomi relatif langka. Perhatian
  lebih ditekankan pada persamaan kuadrat yang berbentuk parabola, karena lebih sering
  muncul dalam berbagai model ekonomi.
  1. Identifikasi Persamaan Kuadrat
             Mengingat pangkat dua dalam suatu persamaan kuadrat sesungguhnya dapat
      terletak pada baik variabel x maupun variabel y, bahkan pada suku xy (jika ada),
      maka bentuk yang lebih umum untuk suatu persamaan kuadrat ialah:

                                                                                        2
ax2 + pxy + by2 + cx + dy + e = 0, setidak-tidaknya salah satu a ≠ 0 atau b ≠ 0
      Dari bentuk yang lebih umum ini, dapat diidentifikasi gambar atau kurva dari
  persamaannya yakni sebagai berikut:
  Jika p = 0 dan a = b ≠ 0, kurvanya sebuah lingkaran
  Jika p2 – 4ab < 0, kurva elips
  Jika p2 – 4ab > 0, kurva hiperbola
  Jika p2 – 4ab = 0, kurva sebuah parabola


  Apabila p = 0 maka bentuk umum menjadi:
                               ax2 + by2 + cx + dy + e = 0


      Berdasarkan bentuk dengan kasus khusus ini, identifikasinya menjadi sebagai
  berikut:
  Jika a = b ≠ 0, kurvanya sebuah lingkaran
  Jika d ≠ b, tetapi bertanda sama, kurvanya sebuah elips
  Jika a dan b berlawanan tanda, kurvanya sebuah hiperbola
  Jika a = 0 atau b = 0, tetapi tidak keduanya, kurvanya sebuah parabola


2. Lingkaran
  Secara geometri, lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak tetap
  terhadap sebuah titik tertentu yang disebut pusat. Jarak titik-titik tersebut terhadap
  pusat disebut jari-jari lingkaran.
  Bentuk umum persamaan lingkaran:
                            ax2 + by2 + cx + dy + e = 0, a = b ≠ 0
  Pusat dan jari-jari lingkaran dapat dicari dengan cara memanipulasi persamaan
  umumnya sedemikian rupa, sehingga pada akhirnya diperoleh bentuk baku rumus
  lingkaran yaitu:
                                    (x - i)2 + (y - j)2 = r2
  dimana :
  i = jarak pusat lingkaran terhadap sumbu vertikal-y
  j = jarak pusat lingkaran terhadap sumbu horizontal-x
  r = jari-jari lingkaran




                                                                                       3
Pusat P (i,j) dengan jari-jari r
Jika r2 > 0 menghasilkan lingkaran berjari-jari r.
Jika r2 = 0 menghasilkan lingkaran berupa titik.
Jika r2 < 0 menghasilkan lingkaran berjari-jari khayal, sehingga lingkarannya tidak
dapat disajikan secara grafik.


    Titik pusat dan jari-jari lingkaran dapat dengan mudah dicari. Perhatikan
penguraian persamaan umum lingkaran dan rumus baku lingkaran masing-masing
berikut ini.
    Rumus baku lingkaran:
 (x - i)2 + (y - j)2 = r2
 x2 -2ix + i2 + y2 -2jy + j2 = r2
 x2 + y2 - 2ix - 2jy + i2 + j2 - r2 = 0……………………………………………..(1)
    Persamaan umum lingkaran:
 ax2 + by2 + cx + dy + e = 0
 ax2 + ay2 + cx + dy + e = 0 (sebab a=b)

 x2 + y2 + x + y + = 0………………………………………………………(2)

    Berdasarkan (1) dan (2):
  = -2i  i = -

  = -2j  j = -

  = i2 + j2 – r2  r2 = i2 + j2 –

                    r=


                r=


Pusat P (-     ,-    ) dan jari-jari r =

    Dengan memanfaatkan penemuan ini, pusat dan jari-jari lingkaran akan lebih
mudah dan cepat diketahui.
    Titik potong lingkaran dengan sumbu-sumbu koordinat dapat dicari dengan
memisalkan x=0, sehingga perpotongannya dengan sumbu-y dapat dihitung;
kemudian memisalkan y = 0, sehingga perpotogannya dengan sumu-x dapat pula
dihitung. Tidak setiap lingkaran mempunyai perpotongan dengan sumbu-sumbu

                                                                                 4
koordinat. Hal ini tergantung pada besar kecilnya nilai-nilai i dan j dibandingkan
terhadap nilai r. Jika i > r, lingkarannya tidak memotong sumbu vertikal-y. Jika j > r,
lingkarannya tidak memotong sumbu horizontal-x.
Contoh:
1) Tentukan pusat dan jari-jari lingkaran 3x2 + 3y2 - 24x -18y – 33 = 0. Tentukan
    juga perpotongannya pada masing-masing sumbu koordinat.
    3x2 + 3y2 - 24x -18y – 33 = 0
    x2 + y2 - 8x - 6y – 11 = 0
    (x2 - 8x + k1) + (y2 - 6y + k2) = 11 + k1 + k2
    (x2 - 8x + 16) + (y2 - 6y + 9) = 11 + 16 + 9
    (x - 4)2 + (y – 3)2 = 62
          i              j r
    Pusat lingkarannya adalah titik P (4,3), jari-jari = 6


    cara lain:
    3x2 + 3y2 - 24x -18y – 33 = 0

    P(           ,      ) = P (4,3)


    Perpotongan dengan sumbu-x: y =0
    3x2 – 24x - 33 = 0
    x2 – 8x - 11 = 0
    dengan rumus abc diperoleh x1 = 9,19 dan x2 = -1,19


    Perpotongan dengan sumbu –y: x=0
    3y2 - 18y - 33 =0
    y2 - 6y - 11 =0


    dengan rumus abc diperoleh y1 = 7,47 dan y2= -1,47
    Jadi, lingkaran tersebut memotong sumbu-x pada posisi x = 9,19 dan x = -1,19
    serta memotong sumbu-y pada posisi y = 7,47 dan y = -1,47




                                                                                     5
2) Gambarkan lingkaran x2 + y2 – 6x + 4y + 13 = 0
       x2 – 6x + y2 + 4y = -13
       (x2 – 6x + 9) + ( y2 + 4y + 4) = -13 + 9 + 4
       (x - 3)2 + (y + 2)2 = 0
       i = 3, j = -2, r = 0




                          x2 + y2 – 6x + 4y + 13 = 0
3. Elips
           Dalam matematika, sebuah elips adalah gambar yang menyerupai lingkaran
  yang telah dipanjangkan ke satu arah. Elips adalah salah satu contoh dari irisan
  kerucut dan dapat didefinisikan sebagai lokus dari semua titik, dalam satu bidang,
  yang memiliki jumlah jarak yang sama dari dua titik tetap yang telah ditentukan
  sebelumnya (disebut fokus).
                                                               Y

                                                               C(0,     P(x,
                                                                                  b          y

                                                                                  )          )
                                    A(a,    F1 ( - c , 0       O                            B(a,0       X
                                                                               F1 ( c , 0
                                                           0       )                                )           )

                                                           )   D(0,-b
                                                                                  )


                                    Gambar.2

                                                                                                            6
a. Unsur-Unsur Elips
   Dari gambar diatas, titik F1 dan F2 dan adalah titik focus elips dan A, B, C, D
   adalah titik puncak elips. Elips mempunyai dua sumbu simetri, yaitu :

  1. Garis yang memuat fokus dinamakan sumbu mayor. Pada gambar, sumbu
      mayor elips adalah AB.

  2. Garis yang tegak lurus sumbu mayor di titik tengah disebut sumbu minor. Pada
      gambar , sumbu minor elips adalah CD.
  Sedangkan titik potong kedua sumbu elips itu disebut pusat elips.
  Elips juga didefinisikan sebagaitempat kedudukan titik-titik yang perbandingan
  jaraknya terhadap suatu titik dan suatu garis yang diketahui besarnya tetap. (e<1).
  Titik itu disebut fokus dan garis tertentu itu disebut direktriks.
  Gambar diatas menunjukkan sebuah elips dengan :

  - Pusat elips O(0,0) ;

  - Sumbu simetri adalah sumbu x dan sumbu y ;

  - Fokus F1 (-c,0) dan F2 (c,0) ;

  - Sumbu mayor pada sumbu x, puncak A(-a,0) dan B(a,0) , panjang sumbu mayor
     = 2a

  - Sumbu minor pada sumbu y, puncak C(0,b) dan D(0,-b) , panjang sumbu minor
     = 2b

                               c
  - Eksentrisitas :    e
                               a
                         a              a2
  - Direktriks :   x         atau   x
                         e              c
                                    2 b2
  - Panjang lactus rectum
                                     a
b. Persamaan Elips
   Berikut ini akan diberikan persamaan elips berdasarkan letak titik pusat elips.
   1. Persamaan elips yang berpusat di O(0,0)
  Selain diketahui pusat elipsnya, persamaan elips juga ditentukan dari titik
  fokusnya.
  a. Untuk elips yang berfokus pada sumbu x, persamaan elipsnya adalah


                                                                                     7
2   2          2       2     2    2         x2              y2
      b x          a y              a b        atau 2                  1, a b
                                                    a               b2
   Dengan : - Pusat (0,0)
                - Fokus F1 (-c,0) dan F2 (c,0)


b. Untuk elips yang berfokus pada sumbu y, persamaan elipsnya adalah


       2    2         2        2     2    2         x2              y2
     a x          b y               a b        atau 2                  1, a b
                                                    b               a2

   Dengan : - Pusat (0,0)
                - Fokus F1 (0,-c) dan F2 (0,c)

Catatan : c           a2       b2
Contoh 1
Tentukan persamaan elips yang berpusat di O(0,0), fokus (-4,0) dan (4,0) dengan
sumbu mayor 10 satuan.
Jawab : Fokus di F1 (-4,0) dan F2 (4,0) maka c = 4 ( fokus pada sumbu x )
        Panjang sumbu mayor = 10, maka 2a = 10. Sehingga a = 5

        b        a2       c2        25 16          9 3

                            x2                 y2              x2   y2         x2    y2
        Persamaan elipsnya : 2                    1                    1                1
                            a                  b2              52   32         25    9
                                     x2                      y2
       Jadi persamaan elipnya adalah                            1
                                     25                      9
Contoh 2

                          x2                  y2
Diketahui persamaan elips                               1 , tentukan koordinat titik puncak,
                          16                  9
koordinat titik fokus, panjang sumbu mayor, sumbu minor, eksentrisitas,
persamaan direktriks dan panjang lactus rectum !

                             x2                    y2
Jawab : Dari persamaan elips                              1 , diperoleh a2 = 16, maka a = 4; b2 =9,
                             16                    9
        maka b = 3.

                                                                                                  8
c2 = a2 - b2 , sehingga c2 = 16 – 9 =7, maka c =              7.
      Dari data diatas diperoleh :

     -       Titik puncak (a,0) = (4,0) dan (-a,0)=(-4,0)

     -       Titik focus ( -c,0) = (- 7 ,0 ) dan ( c,0)=(       7 ,0 )

     -       Panjang sumbu mayor = 2a = 2. 4 = 8

     -       Panjang sumbu minor = 2b = 2. 3 = 6
                                        c    7
     -       Eksentrisitas: e             =
                                        a   4
                                                a          4        16      16
     - Persamaan direktriks : x                 e                            7
                                                                                    7
                                                            7        7
                                                           4
                                         2 b2       2 .9   18       1
     -       Panjang lactus rectum =                            4
                                          a          4      4       2


2. Persamaan elips yang berpusat di P(α,β)
a. Untuk elips yang berfokus pada sumbu utama yang terletak pada / sejajar
   sumbu x, persamaan elipsnya adalah
                  2            2       Dengan : - Pusat (α,β)
         x            y
                                   1            -     Titik fokus di F1 (α-c, β) & F2(α+c, β)
             a2           b2
                                                -     Titik puncak (α-a, β) & (α+a, β)
                                                -    Panjang sumbu mayor=2a
                                                -    Panjang sumbu minor=2b
                                                                                    a2
                                                -    Persamaan direktriks x
                                                                                    c
b. Untuk elips yang berfokus pada sumbu utama yang terletak pada / sejajar
   sumbu y, persamaan elipsnya adalah
                  2            2       Dengan : - Pusat (α,β)
         x            y
                                   1            -    Titik fokus di F1 (α,β-c) & F2(α,β+c)
             b2           a2
                                                -    Titik puncak (α,β-a) & (α,β+a)
                                                -    Panjang sumbu mayor=2a
                                                -    Panjang sumbu minor=2b
                                                                                    a2
                                                -    Persamaan direktriks y
                                                                                    c

                                                                                             9
Contoh 1
        Tentukan titik pusat, titik fokus, titik puncak, panjang sumbu mayor dan
        sumbu minor dari persamaan elips 4 x 2 9 y 2 16 x 18 y 11 0
        Jawab :
        Nyatakan terlebih dahulu persamaan elips tersebut ke dalam bentuk baku
                                             2                 2
                                x                     y
                                                                           1
                                    a2                    b2
                          4 x 2 9 y 2 16 x 18 y 11 0

                            4 x 2 16 x 9 y 2 18 y 11

                          4 x2 4 x                9 y2 2 y                     11
                                2                                      2
                        4 x 2           22        9       y 1                  12   11

                                    2                              2
                        4 x 2            4        9       y 1              1        11

                                    2                              2
                         4 x 2           16 9 y 1                          9 11
                                    2                     2
                         4 x 2           9 y 1                 11 16 9
                                         2                     2
                            4 x 2                 9 y 1                    36
                                             2                 2
                                x 2                   y 1
                                                                           1
                                 9                     4
        Dari persamaan diatas diperoleh : α=2, β=1, a2=9 maka a=3, b2=4 maka a=2,

          c    a 2 b2     32 22                  9 4           5
        - Pusat ( α,β )= ( 2,1 )

        - Titik fokus di F1 ( α-c, β )= ( 2 - 5 ,1 ) & F2 ( α+c, β )=( 2+ 5 ,1 )
        - Titik puncak ( α-a, β )=( 2-3,1 ) =( -1,1 ) & ( α+a, β )= ( 2+3,1 )=( 5,1 )
        - Panjang sumbu mayor=2a=2.3=6
        - Panjang sumbu minor=2b=2.2=4
4. Hiperbola
         Hiperbola adalah tempat kedudukan titik-titik yang selisih jaraknya terhadap
   dua titik tertentu adalah tetap. Kedua titik tertentu itu disebut titik focus. Sebuah
   hiperbola mempunyai dua sumbu simetri yang saling tegak lurus dan sepasang
   asimtot.


                                                                                         10
a. Unsur-Unsur Hiperbola

                                      Y
                      b                                                            b
              y         x                                                  y         x
                      a                                                            a

                                                                    T (x,y)
                                           ( 0,b )


                                (- a,0 )
                        .                            ( a,0 )
                                                               .                                              X
                                      O
                        F2 ( -c,0)                             F1 ( c,0)
                                            ( 0, -b )




                                             Gambar.3
   Dari gambar diatas, titik O merupakan pusat hiperbola, titik F1 & F2 adalah focus
   hiperbola, titik puncak ( -a,0) & (a,0), panjang sumbu mayor = 2a dan panjang
   sumbu minor = 2b.
b. Persamaan Hiperbola
  1. Persamaan Hiperbola yang berpusat di ( 0,0 )
   a. Untuk hiperbola yang berfokus pada sumbu x, persamaan hiperbolanya
      adalah :

                                                               x2    y2
                        b2 x2 a 2 y 2       a 2b 2 atau                        1
                                                               a2    b2

      Dengan :
    - Pusat ( 0,0 )                                                                                 a2
                                                         - Persamaan direktriks : x
    - Titik fokus F1(-c,0) & F2 (c,0)                                                               c
    - Titik puncak ( -a,0 ) &( a,0 )                                                     c
                                                         - Eksentrisitas: e
    - Panjang sumbu mayor = 2a                                                           a

    - Panjang sumbu minor = 2b                                                               2b 2
                                                         - Panjang lactus rectum
                                                                                              a
    - Persamaan asimptot :
            b                                            - c2       a 2 b2
       y      x
            a

                                                                                                         11
b. Untuk hiperbola yang berfokus pada sumbu y, persamaan hiperbolanya
   adalah :
                                                             y2   x2
                       b2 y 2 a 2 x2      a 2b 2 atau                1
                                                             a2   b2
   Dengan :
  - Pusat ( 0,0 )
  - Titik fokus F1(0,-c) & F2 (0,c)
  - Titik puncak ( 0,-a ) & ( 0,a)
  - Panjang sumbu mayor = 2a
  - Panjang sumbu minor = 2b
                                       a
  - Persamaan asimptot : y               x
                                       b
                                        a2
  - Persamaan direktriks : y
                                        c
  Contoh 1 :
                                          x2     y2
  Diketahui persamaan hiperbola                     1 , tentukan :
                                          36     25
  a) Koordinat titik puncak                       d) Persamaan direktriks
  b) Koordinat titik fokus                        e) Eksentrisitas
  c) Persamaan asimptot                           f) Panjang lactus rectum

                                   x2                   y2
  Jawab : Dari persamaan hiperbola                            1 , diperoleh a2=16, maka a=4
                                   16                   9
           dan a2=9, maka a=3, c               a 2 b2        42 32            16 9   25 5
   a. koordinat titik puncak : ( - a,0 )=( - 4,0) & ( a,0 )=(4,0)
   b. koordinat titik fokus : ( - c, 0 )=( -5,0 ) & ( c,0 )=( 5,0 )
                                        b          3
   c. persamaan asimptot : y              x          x
                                        a          4
                                          a2       42        16           1
   d. persamaan direktriks : x                                        3
                                          c        5          5           5
                          c    5
   e. eksentrisitas : e
                          a    4
                                   2b 2        2.32      9        1
   f. panjang lactus rectum                                   4
                                    a           4        2        2

                                                                                            12
Contoh 2 :
  Tentukan persamaan hiperbola yang puncaknya (0,3) & (0,-3) serta fokusnya
  (0,5) & (0,-5).
  Jawab : Dari puncak (0,3) & (0,-3) diperoleh a=3, dari fokus (0,5) & (0,-5)
            diperoleh c=5.

            b            c2 a2              52 32              25 9          16       4
            Jadi persamaan hiperbolanya adalah
                y2       x2                y2       x2              y2   x2
                                  1                        1                      1
                a2       b2                32       42              9    16


2. Persamaan hiperbola yang berpusat di P( α,β )
a. Untuk hiperbola yang berfokus pada sumbu utama dan sejajar sumbu x,
   persamaan hiperbolanya adalah :
                                                    2               2
                                       x                   y
                                                                         1
                                           a2                  b2

   Dengan :
  - Pusat ( α,β )                                                             -       Persamaan asimptot :
  - Titik fokus F1( α - c, β ) &                                                                b
                                                                                          y       x
     F2 ( α + c, β )                                                                            a
  - Titik puncak ( α - a, β ) &                                               -       Persamaan direktriks :

     (α + a, β )                                                                              a2
                                                                                          x
  - Panjang sumbu mayor = 2a                                                                  c

  - Panjang sumbu minor = 2b


b. Untuk hiperbola yang berfokus pada sumbu utama dan sejajar sumbu y,
   persamaan hiperbolanya adalah :
                     2                 2                 Dengan : - Pusat ( α,β )
       y                      x
                                                1                   -    Titik fokus F1( α , β - c ) & F2 ( α,
           a2                     b2
                                                                         β+c)
                                                                    -    Titik puncak ( α , β - a ) & ( α, β +
                                                                         a)


                                                                                                               13
-        Panjang sumbu mayor = 2a
   -    Panjang sumbu minor = 2b
                                                          a
    -     Persamaan asimptot : y                            x
                                                          b
                                                      a2
    -     Persamaan direktriks : y
                                                      c
Contoh 3 :
Diketahui persamaan hiperbola 4 x 2 3 y 2 24 x 18 y 27 0 . Tentukan:
a. koordinat titik pusat
b. koordinat titik puncak
c. koordinat titik fokus
d. persamaan asimptot
e. persamaan direktriks
Jawab :
Nyatakan terlebih dahulu persamaannya ke dalam bentuk baku
                                        2                 2
                       x                     y
                                                                   1
                            a2                   b2
                   4 x 2 3 y 2 24 x 18 y 27 0

                    4 x 2 24 x 3 y 2 18 y                          27

                   4 x2 6 x                 3 y2 6 y                   27

                        2                                 2
               4 x 3               32       3 y 3                 32         27

                               2                              2
                4 x 3               9       3 y 3                  9        27

                           2                          2
                4 x 3              36 3 y 3                       27        27
                           2                     2
                4 x 3              3 y 3              27 27 36
                                        2             2
                     4 x 3                  3 y 3                  36
                                        2             2
                     4 x 3                  3 y 3                 36
                                        2             2
                       x 3                   y 3
                                                                  1
                        9                     12



                                                                                              14
Dari persamaan diatas, diperoleh               3 dan        3 , a2=9, maka a=3 dan

          b2=12, maka b= 2 3 , c       a 2 b2           9 12     21
          a. Koordinat titik pusat ( α,β )=(-3,3)
          b. Koordinat titik puncak (α - a, β)=( -3-3, -3 )=( -6,-3 ) & ( α + a, β )=( -3+3,-
              3 ) = (0,-3)
          c. Koordinat titik fokus : F1( α - c, β )=( -3- 21 ,3 ) & F2 ( α + c, β ) =
              (-3+ 21 , 3 )

                                                b                            2 3
          d. Persamaan asimptot : y               x              y 3             x 3
                                                a                             3
          e. Persamaan direktriks :
                       a2               32                      9                 3
              x               x    3                x     3              x    3     21
                       c                 21                     21                7

5. Parabola
      Parabola adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap sebuah
  titik focus dan sebuah garis lurus yang disebut direktris. Setiap parabola mempunyai
  sebuah sumbu simetri dan sebuah titik ekstrim.
      Letak titik ekstrim parabola mengandung empatkemungkinan, tergantung pada
  bentuk parabolanya. Apabila sumbu simetri parabola sejajar dengan sumbu vertical,
  letak titik ekstrimnya akan di atas jika parabolanya terbuka ke bawah, atau di bawah
  jika parabolanya terbuka ke atas. Sedangkan bila sumbu simetri parabola sejajar
  dengan sumbu horizontal, titik ekstrimnya akan terletak di kiri jika parabilanya
  terbuka ke kanan jika parabolanya terbuka ke kiri. Perhatikan Gambar.4 di bawah ini
  :




                                                                                              15
Gambar.4
Secara umum persamaan parabola sbb :
                                  , dimana salah satu    atau      (tetapi tidak keduanya)
                                sama dengan nol.
                               sumbu simetri // sumbu vertical
                               sumbu simetri // sumbu horizontal
Dimana
Untuk parabola dengan sumbu simetri // sumbu vertical atau                               ,
parabolanya terbuka ke bawah jika            dan terbuka ke atas jika          . Sedangkan
untuk parabola dengan sumbu simetri //sumbu horizontal untuk                             ,
parabolanya terbuka ke kanan jika           dan terbuka ke kiri jika       .
Titik ekstrim (i,j) adalah :



Dimana          adalah jarak titik ekstrim dari sumbu-sumbu vertical –y, sedangkan

           adalah jarak titik ekstrim dari sumbu horizontal –x.

Contoh :
Tentukan titik ekstrim parabola                       da perpotongannya dengan sumbu-
sumbu koordinatnya.
Jawab :
                      ; parabolanya terbuka ke atas sebab               , titik ekstrimnya
terletak di bawah,. Koordinat titik ekstrimnya :




                                                                                       16
Untuk              (perpotongan dengan sumbu vertical)
    Untuk


B. FUNGSI KUBIK
    Fungsi kubik atau fungsi berderajat tiga ialah fungsi yan pangkat tertinggi dari
  variabelnya adalah pangkat tiga. Bentuk umum persamaan kubik adalah :
                                                     ,
    Setiap fungsi kubik setidak-tidaknya mempunyai sebuah titik belok (inflexion point),
  yaitu titik peralihan bentuk kurva dari cekung menjadi cembung atu dari cambung
  menjadi cekung. Fungsi kubik mungkin pula mempunyai satu titik ekstrim (maksimum
  atau minimum) atau dua titik ekstrim (maksimum dan minimum). Ada tidaknya titik
  ekstrim pada fungsi kubik tergantung pada besarnya nilai b, c dan d di dalam
  persamaannya.




                                       Gambar.5
  Gambar.4 menunjukkan fungsi kubik yang mempunyai titik ekstrim :




                                       Gambar.6




                                                                                     17
C. FUNGSI EKSPONENSIAL
     Fungsi eksponensial ialah fungsi dari suatu konstanta berpangkat variabel bebas.
  Bentuk fungsi eksponensial yang paling sederhana adalah:


     Kurvanya terletak di kuadran-kuadran atas (kuadran I dan kuadran II) pada sistem
  koordinat. Dalam hal             , kurva dari        bergerak menurun dari kiri ke kanan
  (monotonically decreasing), serta asimtotik terhadap sumbu x dan memotong sumbu y
  pada (0,1). Dalam hal         , kurva dari          bergerak menaik dari kiri ke kanan
  (monotonically increasing), juga asimtotik terhadap sumbu x dan memotong sumbu y
  pada (0,1). Jika n = 1, kurvanya akan berupa garis lurus sejajar sumbu x.
                              Kurva eksponensial




                                       Gambar.7
  Bentuk fungsi eksponensial yang lebih umum adalah:


  Kurva asimtotik terhadap garis         . Mengingat bentuk ini mengandung bilangan e
  maka pengetahuan tentang konsep logaritma, khususnya logaritma Napier yang berbasis
  e, sangat diperlukan untuk menyelesaikan persamaan eksponensial semacam ini. Kurva
  dari               untuk nilai-nilai n, k dan c tertentu dapat dilihat pada Gambar.8 dan
  Gambar.9. Kurva eksponensial




                                                                                       18
Gambar.8


Kurva eksponensial




                            19
Gambar.9

Titik potong kurva eksponensial                 pada sumbu –x ialah

sedangkan pada sumbu y ialah (0, n + c). hal ini berlaku umum untuk ke-12 panel pada
gambar 7-23 dan gambar 7-24.
Contoh:
Tentukan titik potong kurva eksponensial                pada masing-masing sumbu
dan hitunglah f(3).
Jawab:
Pada sumbu x: y = 0




Titik potongnya : (1,39 ; 0)
Pada sumbu y: x = 0




                                                                                 20
Titik potongnya : (0 ; -2)
  Untuk




D. FUNGSI LOGARITMIK
     Fungsi logaritmik merupakan kebalikan dari fungsi eksponensial, variabel bebasnya
  merupakan bilangan logaritma. Bentuk fungsi logaritma yang paling sederhana adalah:


  Kurvanya terletak pada kuadran I dan kudran IV pada sistem koordinat. Kurvanya
  bergerak menurun dari kiri ke kanan, asimtot terhadap sumbu y dan memotong sumbu x
  pada (1,0). Besar kecilnya nilai n menentukan kelengkungan kurvanya seperti
  Gambar.10




                    0<n<1                                             n>1
                                        Gambar.10
  Bentuk fungsi logaritmik yang lebih umum adalah :
                                                       x > -1
  kurvanya terletak di sebelah kanan dan asimtotik terhadap garis x = -1. Untuk nilai-nilai
  a dan b tertentu, kurva dari fungsi logaritmik dapat dilihat pada Gambar.11.
  Perpotongannya dengan masing-masing sumbu dapat dicari sebagai berikut.
     Perpotongan dengan sumbu x ; y = 0




                                                                                         21
Perpotongan dengan sumbu y ; x = 0




                     Gambar. 11



                                     22
Contoh
Tentukan titik potong kurva logaritmik y = 2 ln(1+ x) + 6 pada masing-masing sumbu
dan hitunglah f (4)!
Jawab:
   Untuk y = 0  2 ln(1+ x) + 6 = 0
   2 ln(1+ x) = -6
     ln(1+ x) = -3




   Titik potong dengan sumbu x ; (-0,9502 , 0)
   Untuk x = 0  y = 2 ln (1) + 6 = 6
   Titik potong dengan sumbu y ; (0 , 6)
   f (4) = 2 ln (1+ 4) + 6 = 9,2189




                                                                               23
BAB III
                                               KESIMPULAN


a. Fungsi kuadrat atau fungsi berderajat dua adalah fungsi yang pangkat tertinggi dari
   variabelnya adalah pangkat dua. Bentuk umum: y = ax2 + bx + c, a ≠ 0


b. Bentuk yang lebih umum untuk suatu persamaan kuadrat ialah:
   ax2 + pxy + by2 + cx + dy + e = 0, setidak-tidaknya salah satu a ≠ 0 atau b ≠ 0
   Gambar atau kurva dari persamaannya yakni :
  Jika p = 0 dan a = b ≠ 0, kurvanya sebuah lingkaran
  Jika p2 – 4ab < 0, kurva elips
  Jika p2 – 4ab > 0, kurva hiperbola
  Jika p2 – 4ab = 0, kurva sebuah parabola
  Apabila p = 0 maka bentuk umum menjadi: ax2 + by2 + cx + dy + e = 0
  identifikasinya menjadi:
  Jika a = b ≠ 0, kurvanya sebuah lingkaran
   Jika d ≠ b, tetapi bertanda sama, kurvanya sebuah elips
   Jika a dan b berlawanan tanda, kurvanya sebuah hiperbola
   Jika a = 0 atau b = 0, tetapi tidak keduanya, kurvanya sebuah parabola


c. Bentuk umum persamaan lingkaran: ax2 + by2 + cx + dy + e = 0, a = b ≠ 0
   Bentuk baku rumus lingkaran yaitu: (x - i)2 + (y - j)2 = r2
  Jika r2 > 0 menghasilkan lingkaran berjari-jari r.
  Jika r2 = 0 menghasilkan lingkaran berupa titik.
  Jika r2 < 0 menghasilkan lingkaran berjari-jari khayal

   Pusat P (-    ,-        ) dan jari-jari r =

d. Persamaan elips yang berpusat di O(0,0)
   1. Untuk elips yang berfokus pada sumbu x, persamaan elipsnya adalah

        2    2    2    2      2    2          x2     y2
       b x       a y         a b         atau 2         1, a b
                                              a      b2
   2. Untuk elips yang berfokus pada sumbu y, persamaan elipsnya adalah
                                              x2   y2
       a 2 x2 b2 y 2 a 2 b2            atau           1, a b
                                              b2   a2

                                                                                     24
e. Persamaan elips yang berpusat di P(α,β)
   1. Untuk elips yang berfokus pada sumbu utama yang terletak pada / sejajar sumbu x,
                                                      2                 2
                                            x                  y
       persamaan elipsnya adalah                                            1
                                                a2                 b2
   2. Untuk elips yang berfokus pada sumbu utama yang terletak pada / sejajar sumbu y,
                                                      2                 2
                                            x                  y
       persamaan elipsnya adalah                                            1
                                                b2                 a2
f. Persamaan Hiperbola yang berpusat di ( 0,0 )
  1. Untuk hiperbola yang berfokus pada sumbu x, persamaan hiperbolanya adalah :

        2 2     2   2      2 2        x2         y2
      bx      a y       ab       atau 2                   1
                                      a          b2
  2. Untuk hiperbola yang berfokus pada sumbu y, persamaan hiperbolanya adalah :

                                            y2        x2
           b2 y 2 a 2 x2     a 2b 2 atau                 1
                                            a2        b2
g. Persamaan hiperbola yang berpusat di P( α,β )
  1. Untuk hiperbola yang berfokus pada sumbu utama dan sejajar sumbu x, persamaan
                                            2                      2
                                   x                  y
      hiperbolanya adalah :                                             1
                                       a2                 b2
  2. Untuk hiperbola yang berfokus pada sumbu utama dan sejajar sumbu y, persamaan
                                            2                      2
                                   y                  x
      hiperbolanya adalah :                                             1
                                       a2                 b2
h. Bentuk fungsi eksponensial yang paling sederhana adalah
i. Bentuk fungsi eksponensial yang lebih umum adalah


j. Bentuk fungsi logaritma yang paling sederhana adalah
k. Bentuk fungsi logaritma yang lebih umum adalah                               , x > -1




                                                                                           25

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Matematika ekonomi - non linier terfinalyty
Matematika ekonomi - non linier terfinalytyMatematika ekonomi - non linier terfinalyty
Matematika ekonomi - non linier terfinalyty
DevinSetiawan1
 
Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news
Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news
Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news
Haidar Bashofi
 
Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8
Haidar Bashofi
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode Simpleks
Reza Mahendra
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Aditya Panim
 
Kuliah 5 diferensial fungsi majemuk
Kuliah 5 diferensial fungsi majemukKuliah 5 diferensial fungsi majemuk
Kuliah 5 diferensial fungsi majemuk
Mukhrizal Effendi
 
Ukuran statistik bag 2
Ukuran statistik bag 2Ukuran statistik bag 2
Ukuran statistik bag 2
intanbuhatii
 

Was ist angesagt? (20)

Obligasi (Matematika Keuangan)
Obligasi (Matematika Keuangan)Obligasi (Matematika Keuangan)
Obligasi (Matematika Keuangan)
 
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
 
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
 
Matematika ekonomi - non linier terfinalyty
Matematika ekonomi - non linier terfinalytyMatematika ekonomi - non linier terfinalyty
Matematika ekonomi - non linier terfinalyty
 
29689173 bab-4-bunga-majemuk
29689173 bab-4-bunga-majemuk29689173 bab-4-bunga-majemuk
29689173 bab-4-bunga-majemuk
 
Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news
Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news
Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news
 
Matematika ekonomi - pajak dan subsidi
Matematika ekonomi - pajak dan subsidiMatematika ekonomi - pajak dan subsidi
Matematika ekonomi - pajak dan subsidi
 
Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8
 
Materi P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi NormalMateri P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi Normal
 
Kuliah 3 hitung diferensial
Kuliah 3 hitung diferensialKuliah 3 hitung diferensial
Kuliah 3 hitung diferensial
 
contoh soal program linear
contoh soal program linearcontoh soal program linear
contoh soal program linear
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode Simpleks
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
 
Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)
Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)
Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)
 
Penerapan non linier pada bidang ekonomi
Penerapan non linier pada bidang ekonomiPenerapan non linier pada bidang ekonomi
Penerapan non linier pada bidang ekonomi
 
Kuliah 5 diferensial fungsi majemuk
Kuliah 5 diferensial fungsi majemukKuliah 5 diferensial fungsi majemuk
Kuliah 5 diferensial fungsi majemuk
 
matematika keuangan tingkat diskon dan diskon tunai
matematika keuangan tingkat diskon dan diskon tunaimatematika keuangan tingkat diskon dan diskon tunai
matematika keuangan tingkat diskon dan diskon tunai
 
4 penerimaan total dan fungsi produksi
4 penerimaan total dan fungsi produksi4 penerimaan total dan fungsi produksi
4 penerimaan total dan fungsi produksi
 
Ukuran statistik bag 2
Ukuran statistik bag 2Ukuran statistik bag 2
Ukuran statistik bag 2
 
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
 

Ähnlich wie Persamaan non linear dalam ekonomi

Bab 5. sistem_persamaan_kuadrat_parabola_atau_garis_lengkung
Bab 5. sistem_persamaan_kuadrat_parabola_atau_garis_lengkungBab 5. sistem_persamaan_kuadrat_parabola_atau_garis_lengkung
Bab 5. sistem_persamaan_kuadrat_parabola_atau_garis_lengkung
A Gustang
 
Geometri analitik bidang lingkaran
Geometri analitik bidang  lingkaran Geometri analitik bidang  lingkaran
Geometri analitik bidang lingkaran
barian11
 
persamaan lingkaran dan garis singgung
persamaan lingkaran dan garis singgungpersamaan lingkaran dan garis singgung
persamaan lingkaran dan garis singgung
mfebri26
 
Pertemuan 4-Fungsi Linier.pptx
Pertemuan 4-Fungsi Linier.pptxPertemuan 4-Fungsi Linier.pptx
Pertemuan 4-Fungsi Linier.pptx
FauziahNurHutauruk
 

Ähnlich wie Persamaan non linear dalam ekonomi (20)

Bab 5. sistem_persamaan_kuadrat_parabola_atau_garis_lengkung
Bab 5. sistem_persamaan_kuadrat_parabola_atau_garis_lengkungBab 5. sistem_persamaan_kuadrat_parabola_atau_garis_lengkung
Bab 5. sistem_persamaan_kuadrat_parabola_atau_garis_lengkung
 
5._FUNGSI_NON_LINIER.ppt
5._FUNGSI_NON_LINIER.ppt5._FUNGSI_NON_LINIER.ppt
5._FUNGSI_NON_LINIER.ppt
 
FUNGSI NON LINIER.pptx
FUNGSI NON LINIER.pptxFUNGSI NON LINIER.pptx
FUNGSI NON LINIER.pptx
 
Makalah irisan kerucut
Makalah irisan kerucutMakalah irisan kerucut
Makalah irisan kerucut
 
Chapter 5-irisan-kerucut1
Chapter 5-irisan-kerucut1Chapter 5-irisan-kerucut1
Chapter 5-irisan-kerucut1
 
Chapter 5-irisan-kerucut1
Chapter 5-irisan-kerucut1Chapter 5-irisan-kerucut1
Chapter 5-irisan-kerucut1
 
Pertemuan 05 persamaan non linear
Pertemuan 05 persamaan non linearPertemuan 05 persamaan non linear
Pertemuan 05 persamaan non linear
 
Irisan kerucut
Irisan kerucutIrisan kerucut
Irisan kerucut
 
Geometri analitik bidang lingkaran
Geometri analitik bidang  lingkaran Geometri analitik bidang  lingkaran
Geometri analitik bidang lingkaran
 
KEL 2 LINGKARAN 2.pptx
KEL 2 LINGKARAN 2.pptxKEL 2 LINGKARAN 2.pptx
KEL 2 LINGKARAN 2.pptx
 
PPT Irisan-Kerucut.pptx
PPT Irisan-Kerucut.pptxPPT Irisan-Kerucut.pptx
PPT Irisan-Kerucut.pptx
 
Trigonometri ppt bab6
Trigonometri ppt bab6Trigonometri ppt bab6
Trigonometri ppt bab6
 
Irisan kerucut
Irisan kerucutIrisan kerucut
Irisan kerucut
 
persamaan lingkaran dan garis singgung
persamaan lingkaran dan garis singgungpersamaan lingkaran dan garis singgung
persamaan lingkaran dan garis singgung
 
Irisan kerucut
Irisan kerucutIrisan kerucut
Irisan kerucut
 
Pertemuan 4-Fungsi Linier.pptx
Pertemuan 4-Fungsi Linier.pptxPertemuan 4-Fungsi Linier.pptx
Pertemuan 4-Fungsi Linier.pptx
 
ppt fungsi kuadrat 2.pptx
ppt fungsi kuadrat 2.pptxppt fungsi kuadrat 2.pptx
ppt fungsi kuadrat 2.pptx
 
Elsa Yuliangraini (Irisan Kerucut)
Elsa Yuliangraini (Irisan Kerucut)Elsa Yuliangraini (Irisan Kerucut)
Elsa Yuliangraini (Irisan Kerucut)
 
Makalah hiperbola
Makalah hiperbolaMakalah hiperbola
Makalah hiperbola
 
Irisan kerucut
Irisan kerucutIrisan kerucut
Irisan kerucut
 

Mehr von Nurmalianis Anis (9)

Pembagian dasar
Pembagian dasarPembagian dasar
Pembagian dasar
 
Strategi pembelajaran aktif tipe jigsaw dengan pendekatan pemecahan masalah, ...
Strategi pembelajaran aktif tipe jigsaw dengan pendekatan pemecahan masalah, ...Strategi pembelajaran aktif tipe jigsaw dengan pendekatan pemecahan masalah, ...
Strategi pembelajaran aktif tipe jigsaw dengan pendekatan pemecahan masalah, ...
 
Jurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaJurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematika
 
1 cover
1 cover1 cover
1 cover
 
Dualitas
DualitasDualitas
Dualitas
 
Audio semi gerak
Audio semi gerakAudio semi gerak
Audio semi gerak
 
Program smester kls 7 semester 1
Program smester kls 7 semester 1Program smester kls 7 semester 1
Program smester kls 7 semester 1
 
contoh RPP berkarakter
contoh RPP berkarakter contoh RPP berkarakter
contoh RPP berkarakter
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 

Kürzlich hochgeladen

mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 

Persamaan non linear dalam ekonomi

  • 1. BAB I PENDAHULUAN Pemahaman akan fungsi-fungsi non linear dalam mempelajari ilmu ekonomi tidak kalah pentingnya dengan pemahaman akan fungsi linear. Meskipun banyak hubungan antar variabel ekonomi cukup dapat diterangkan dengan model linear, namun tidak sedikit pula yang lebih realistik dan rasional ditelaah dengan model non-linear . Bahkan sebagian dari model ekonomi linear yang ada sesungguhnya merupakan penyederhanaan dari hubungan- hububungan yang non-linear, merupakan linearisasi dari model non-linear. Bab ini menguraikan karakteristik-karakteristik penting dari fungsi non-liear. Empat macam bentuk fungsi non-linear yang paling sering dijumpai dalam analisis ekonomi merupakan titik perhatian. Keempatnya adalah fungsi kuadratparabolik, fungsi kubik,fungsi eksponensial dan fungsi logaritmik. 1
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. FUNGSI KUADRAT Fungsi kuadrat atau fungsi berderajat dua adalah fungsi yang pangkat tertinggi dari variabelnya adalah pangkat dua. Bentuk umum: y = ax2 + bx + c, a ≠ 0 Gambar dari suatu fungsi kuadrat dapat berupa salah satu dari empat kemungkinan bentuk potongan kerucut: lingkaran, elips, hiperbola, atau parabola. Perhatikan gambar.1 berikut: Gambar.1 Apabila bidang kerucut dipotong dengan posisi mendatar, akan diperoleh potongan berpenampang lingkaran. Pemotongan dengan posisi menyerong menghasilkan potongan berpenampang elips. Pemotongan dengan posisi tegaklurus, tapi bukan pada pertengahan kerucut, menghasilkan penampang hiperbola. Sedangkan jika dipotong menyerong pada separoh bidang kerucut, akan dipperoleh potongan berpenampang parabola. Dengan demikian kurva dari sebuah persamaan kuadrat akan berbentuk salah sau dari empat kemungkinan tersebut. Untuk lingkaran, elips, dan hiperbola tidak akan dibahas secara panjang lebar disini, mengingat penerapan langsungnya dalam model-model ekonomi relatif langka. Perhatian lebih ditekankan pada persamaan kuadrat yang berbentuk parabola, karena lebih sering muncul dalam berbagai model ekonomi. 1. Identifikasi Persamaan Kuadrat Mengingat pangkat dua dalam suatu persamaan kuadrat sesungguhnya dapat terletak pada baik variabel x maupun variabel y, bahkan pada suku xy (jika ada), maka bentuk yang lebih umum untuk suatu persamaan kuadrat ialah: 2
  • 3. ax2 + pxy + by2 + cx + dy + e = 0, setidak-tidaknya salah satu a ≠ 0 atau b ≠ 0 Dari bentuk yang lebih umum ini, dapat diidentifikasi gambar atau kurva dari persamaannya yakni sebagai berikut: Jika p = 0 dan a = b ≠ 0, kurvanya sebuah lingkaran Jika p2 – 4ab < 0, kurva elips Jika p2 – 4ab > 0, kurva hiperbola Jika p2 – 4ab = 0, kurva sebuah parabola Apabila p = 0 maka bentuk umum menjadi: ax2 + by2 + cx + dy + e = 0 Berdasarkan bentuk dengan kasus khusus ini, identifikasinya menjadi sebagai berikut: Jika a = b ≠ 0, kurvanya sebuah lingkaran Jika d ≠ b, tetapi bertanda sama, kurvanya sebuah elips Jika a dan b berlawanan tanda, kurvanya sebuah hiperbola Jika a = 0 atau b = 0, tetapi tidak keduanya, kurvanya sebuah parabola 2. Lingkaran Secara geometri, lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak tetap terhadap sebuah titik tertentu yang disebut pusat. Jarak titik-titik tersebut terhadap pusat disebut jari-jari lingkaran. Bentuk umum persamaan lingkaran: ax2 + by2 + cx + dy + e = 0, a = b ≠ 0 Pusat dan jari-jari lingkaran dapat dicari dengan cara memanipulasi persamaan umumnya sedemikian rupa, sehingga pada akhirnya diperoleh bentuk baku rumus lingkaran yaitu: (x - i)2 + (y - j)2 = r2 dimana : i = jarak pusat lingkaran terhadap sumbu vertikal-y j = jarak pusat lingkaran terhadap sumbu horizontal-x r = jari-jari lingkaran 3
  • 4. Pusat P (i,j) dengan jari-jari r Jika r2 > 0 menghasilkan lingkaran berjari-jari r. Jika r2 = 0 menghasilkan lingkaran berupa titik. Jika r2 < 0 menghasilkan lingkaran berjari-jari khayal, sehingga lingkarannya tidak dapat disajikan secara grafik. Titik pusat dan jari-jari lingkaran dapat dengan mudah dicari. Perhatikan penguraian persamaan umum lingkaran dan rumus baku lingkaran masing-masing berikut ini. Rumus baku lingkaran:  (x - i)2 + (y - j)2 = r2  x2 -2ix + i2 + y2 -2jy + j2 = r2  x2 + y2 - 2ix - 2jy + i2 + j2 - r2 = 0……………………………………………..(1) Persamaan umum lingkaran:  ax2 + by2 + cx + dy + e = 0  ax2 + ay2 + cx + dy + e = 0 (sebab a=b)  x2 + y2 + x + y + = 0………………………………………………………(2) Berdasarkan (1) dan (2): = -2i  i = - = -2j  j = - = i2 + j2 – r2  r2 = i2 + j2 – r= r= Pusat P (- ,- ) dan jari-jari r = Dengan memanfaatkan penemuan ini, pusat dan jari-jari lingkaran akan lebih mudah dan cepat diketahui. Titik potong lingkaran dengan sumbu-sumbu koordinat dapat dicari dengan memisalkan x=0, sehingga perpotongannya dengan sumbu-y dapat dihitung; kemudian memisalkan y = 0, sehingga perpotogannya dengan sumu-x dapat pula dihitung. Tidak setiap lingkaran mempunyai perpotongan dengan sumbu-sumbu 4
  • 5. koordinat. Hal ini tergantung pada besar kecilnya nilai-nilai i dan j dibandingkan terhadap nilai r. Jika i > r, lingkarannya tidak memotong sumbu vertikal-y. Jika j > r, lingkarannya tidak memotong sumbu horizontal-x. Contoh: 1) Tentukan pusat dan jari-jari lingkaran 3x2 + 3y2 - 24x -18y – 33 = 0. Tentukan juga perpotongannya pada masing-masing sumbu koordinat. 3x2 + 3y2 - 24x -18y – 33 = 0 x2 + y2 - 8x - 6y – 11 = 0 (x2 - 8x + k1) + (y2 - 6y + k2) = 11 + k1 + k2 (x2 - 8x + 16) + (y2 - 6y + 9) = 11 + 16 + 9 (x - 4)2 + (y – 3)2 = 62 i j r Pusat lingkarannya adalah titik P (4,3), jari-jari = 6 cara lain: 3x2 + 3y2 - 24x -18y – 33 = 0 P( , ) = P (4,3) Perpotongan dengan sumbu-x: y =0 3x2 – 24x - 33 = 0 x2 – 8x - 11 = 0 dengan rumus abc diperoleh x1 = 9,19 dan x2 = -1,19 Perpotongan dengan sumbu –y: x=0 3y2 - 18y - 33 =0 y2 - 6y - 11 =0 dengan rumus abc diperoleh y1 = 7,47 dan y2= -1,47 Jadi, lingkaran tersebut memotong sumbu-x pada posisi x = 9,19 dan x = -1,19 serta memotong sumbu-y pada posisi y = 7,47 dan y = -1,47 5
  • 6. 2) Gambarkan lingkaran x2 + y2 – 6x + 4y + 13 = 0 x2 – 6x + y2 + 4y = -13 (x2 – 6x + 9) + ( y2 + 4y + 4) = -13 + 9 + 4 (x - 3)2 + (y + 2)2 = 0 i = 3, j = -2, r = 0 x2 + y2 – 6x + 4y + 13 = 0 3. Elips Dalam matematika, sebuah elips adalah gambar yang menyerupai lingkaran yang telah dipanjangkan ke satu arah. Elips adalah salah satu contoh dari irisan kerucut dan dapat didefinisikan sebagai lokus dari semua titik, dalam satu bidang, yang memiliki jumlah jarak yang sama dari dua titik tetap yang telah ditentukan sebelumnya (disebut fokus). Y C(0, P(x, b y ) ) A(a, F1 ( - c , 0 O B(a,0 X F1 ( c , 0 0 ) ) ) ) D(0,-b ) Gambar.2 6
  • 7. a. Unsur-Unsur Elips Dari gambar diatas, titik F1 dan F2 dan adalah titik focus elips dan A, B, C, D adalah titik puncak elips. Elips mempunyai dua sumbu simetri, yaitu : 1. Garis yang memuat fokus dinamakan sumbu mayor. Pada gambar, sumbu mayor elips adalah AB. 2. Garis yang tegak lurus sumbu mayor di titik tengah disebut sumbu minor. Pada gambar , sumbu minor elips adalah CD. Sedangkan titik potong kedua sumbu elips itu disebut pusat elips. Elips juga didefinisikan sebagaitempat kedudukan titik-titik yang perbandingan jaraknya terhadap suatu titik dan suatu garis yang diketahui besarnya tetap. (e<1). Titik itu disebut fokus dan garis tertentu itu disebut direktriks. Gambar diatas menunjukkan sebuah elips dengan : - Pusat elips O(0,0) ; - Sumbu simetri adalah sumbu x dan sumbu y ; - Fokus F1 (-c,0) dan F2 (c,0) ; - Sumbu mayor pada sumbu x, puncak A(-a,0) dan B(a,0) , panjang sumbu mayor = 2a - Sumbu minor pada sumbu y, puncak C(0,b) dan D(0,-b) , panjang sumbu minor = 2b c - Eksentrisitas : e a a a2 - Direktriks : x atau x e c 2 b2 - Panjang lactus rectum a b. Persamaan Elips Berikut ini akan diberikan persamaan elips berdasarkan letak titik pusat elips. 1. Persamaan elips yang berpusat di O(0,0) Selain diketahui pusat elipsnya, persamaan elips juga ditentukan dari titik fokusnya. a. Untuk elips yang berfokus pada sumbu x, persamaan elipsnya adalah 7
  • 8. 2 2 2 2 2 2 x2 y2 b x a y a b atau 2 1, a b a b2 Dengan : - Pusat (0,0) - Fokus F1 (-c,0) dan F2 (c,0) b. Untuk elips yang berfokus pada sumbu y, persamaan elipsnya adalah 2 2 2 2 2 2 x2 y2 a x b y a b atau 2 1, a b b a2 Dengan : - Pusat (0,0) - Fokus F1 (0,-c) dan F2 (0,c) Catatan : c a2 b2 Contoh 1 Tentukan persamaan elips yang berpusat di O(0,0), fokus (-4,0) dan (4,0) dengan sumbu mayor 10 satuan. Jawab : Fokus di F1 (-4,0) dan F2 (4,0) maka c = 4 ( fokus pada sumbu x ) Panjang sumbu mayor = 10, maka 2a = 10. Sehingga a = 5 b a2 c2 25 16 9 3 x2 y2 x2 y2 x2 y2 Persamaan elipsnya : 2 1 1 1 a b2 52 32 25 9 x2 y2 Jadi persamaan elipnya adalah 1 25 9 Contoh 2 x2 y2 Diketahui persamaan elips 1 , tentukan koordinat titik puncak, 16 9 koordinat titik fokus, panjang sumbu mayor, sumbu minor, eksentrisitas, persamaan direktriks dan panjang lactus rectum ! x2 y2 Jawab : Dari persamaan elips 1 , diperoleh a2 = 16, maka a = 4; b2 =9, 16 9 maka b = 3. 8
  • 9. c2 = a2 - b2 , sehingga c2 = 16 – 9 =7, maka c = 7. Dari data diatas diperoleh : - Titik puncak (a,0) = (4,0) dan (-a,0)=(-4,0) - Titik focus ( -c,0) = (- 7 ,0 ) dan ( c,0)=( 7 ,0 ) - Panjang sumbu mayor = 2a = 2. 4 = 8 - Panjang sumbu minor = 2b = 2. 3 = 6 c 7 - Eksentrisitas: e = a 4 a 4 16 16 - Persamaan direktriks : x e 7 7 7 7 4 2 b2 2 .9 18 1 - Panjang lactus rectum = 4 a 4 4 2 2. Persamaan elips yang berpusat di P(α,β) a. Untuk elips yang berfokus pada sumbu utama yang terletak pada / sejajar sumbu x, persamaan elipsnya adalah 2 2 Dengan : - Pusat (α,β) x y 1 - Titik fokus di F1 (α-c, β) & F2(α+c, β) a2 b2 - Titik puncak (α-a, β) & (α+a, β) - Panjang sumbu mayor=2a - Panjang sumbu minor=2b a2 - Persamaan direktriks x c b. Untuk elips yang berfokus pada sumbu utama yang terletak pada / sejajar sumbu y, persamaan elipsnya adalah 2 2 Dengan : - Pusat (α,β) x y 1 - Titik fokus di F1 (α,β-c) & F2(α,β+c) b2 a2 - Titik puncak (α,β-a) & (α,β+a) - Panjang sumbu mayor=2a - Panjang sumbu minor=2b a2 - Persamaan direktriks y c 9
  • 10. Contoh 1 Tentukan titik pusat, titik fokus, titik puncak, panjang sumbu mayor dan sumbu minor dari persamaan elips 4 x 2 9 y 2 16 x 18 y 11 0 Jawab : Nyatakan terlebih dahulu persamaan elips tersebut ke dalam bentuk baku 2 2 x y 1 a2 b2 4 x 2 9 y 2 16 x 18 y 11 0 4 x 2 16 x 9 y 2 18 y 11 4 x2 4 x 9 y2 2 y 11 2 2 4 x 2 22 9 y 1 12 11 2 2 4 x 2 4 9 y 1 1 11 2 2 4 x 2 16 9 y 1 9 11 2 2 4 x 2 9 y 1 11 16 9 2 2 4 x 2 9 y 1 36 2 2 x 2 y 1 1 9 4 Dari persamaan diatas diperoleh : α=2, β=1, a2=9 maka a=3, b2=4 maka a=2, c a 2 b2 32 22 9 4 5 - Pusat ( α,β )= ( 2,1 ) - Titik fokus di F1 ( α-c, β )= ( 2 - 5 ,1 ) & F2 ( α+c, β )=( 2+ 5 ,1 ) - Titik puncak ( α-a, β )=( 2-3,1 ) =( -1,1 ) & ( α+a, β )= ( 2+3,1 )=( 5,1 ) - Panjang sumbu mayor=2a=2.3=6 - Panjang sumbu minor=2b=2.2=4 4. Hiperbola Hiperbola adalah tempat kedudukan titik-titik yang selisih jaraknya terhadap dua titik tertentu adalah tetap. Kedua titik tertentu itu disebut titik focus. Sebuah hiperbola mempunyai dua sumbu simetri yang saling tegak lurus dan sepasang asimtot. 10
  • 11. a. Unsur-Unsur Hiperbola Y b b y x y x a a T (x,y) ( 0,b ) (- a,0 ) . ( a,0 ) . X O F2 ( -c,0) F1 ( c,0) ( 0, -b ) Gambar.3 Dari gambar diatas, titik O merupakan pusat hiperbola, titik F1 & F2 adalah focus hiperbola, titik puncak ( -a,0) & (a,0), panjang sumbu mayor = 2a dan panjang sumbu minor = 2b. b. Persamaan Hiperbola 1. Persamaan Hiperbola yang berpusat di ( 0,0 ) a. Untuk hiperbola yang berfokus pada sumbu x, persamaan hiperbolanya adalah : x2 y2 b2 x2 a 2 y 2 a 2b 2 atau 1 a2 b2 Dengan : - Pusat ( 0,0 ) a2 - Persamaan direktriks : x - Titik fokus F1(-c,0) & F2 (c,0) c - Titik puncak ( -a,0 ) &( a,0 ) c - Eksentrisitas: e - Panjang sumbu mayor = 2a a - Panjang sumbu minor = 2b 2b 2 - Panjang lactus rectum a - Persamaan asimptot : b - c2 a 2 b2 y x a 11
  • 12. b. Untuk hiperbola yang berfokus pada sumbu y, persamaan hiperbolanya adalah : y2 x2 b2 y 2 a 2 x2 a 2b 2 atau 1 a2 b2 Dengan : - Pusat ( 0,0 ) - Titik fokus F1(0,-c) & F2 (0,c) - Titik puncak ( 0,-a ) & ( 0,a) - Panjang sumbu mayor = 2a - Panjang sumbu minor = 2b a - Persamaan asimptot : y x b a2 - Persamaan direktriks : y c Contoh 1 : x2 y2 Diketahui persamaan hiperbola 1 , tentukan : 36 25 a) Koordinat titik puncak d) Persamaan direktriks b) Koordinat titik fokus e) Eksentrisitas c) Persamaan asimptot f) Panjang lactus rectum x2 y2 Jawab : Dari persamaan hiperbola 1 , diperoleh a2=16, maka a=4 16 9 dan a2=9, maka a=3, c a 2 b2 42 32 16 9 25 5 a. koordinat titik puncak : ( - a,0 )=( - 4,0) & ( a,0 )=(4,0) b. koordinat titik fokus : ( - c, 0 )=( -5,0 ) & ( c,0 )=( 5,0 ) b 3 c. persamaan asimptot : y x x a 4 a2 42 16 1 d. persamaan direktriks : x 3 c 5 5 5 c 5 e. eksentrisitas : e a 4 2b 2 2.32 9 1 f. panjang lactus rectum 4 a 4 2 2 12
  • 13. Contoh 2 : Tentukan persamaan hiperbola yang puncaknya (0,3) & (0,-3) serta fokusnya (0,5) & (0,-5). Jawab : Dari puncak (0,3) & (0,-3) diperoleh a=3, dari fokus (0,5) & (0,-5) diperoleh c=5. b c2 a2 52 32 25 9 16 4 Jadi persamaan hiperbolanya adalah y2 x2 y2 x2 y2 x2 1 1 1 a2 b2 32 42 9 16 2. Persamaan hiperbola yang berpusat di P( α,β ) a. Untuk hiperbola yang berfokus pada sumbu utama dan sejajar sumbu x, persamaan hiperbolanya adalah : 2 2 x y 1 a2 b2 Dengan : - Pusat ( α,β ) - Persamaan asimptot : - Titik fokus F1( α - c, β ) & b y x F2 ( α + c, β ) a - Titik puncak ( α - a, β ) & - Persamaan direktriks : (α + a, β ) a2 x - Panjang sumbu mayor = 2a c - Panjang sumbu minor = 2b b. Untuk hiperbola yang berfokus pada sumbu utama dan sejajar sumbu y, persamaan hiperbolanya adalah : 2 2 Dengan : - Pusat ( α,β ) y x 1 - Titik fokus F1( α , β - c ) & F2 ( α, a2 b2 β+c) - Titik puncak ( α , β - a ) & ( α, β + a) 13
  • 14. - Panjang sumbu mayor = 2a - Panjang sumbu minor = 2b a - Persamaan asimptot : y x b a2 - Persamaan direktriks : y c Contoh 3 : Diketahui persamaan hiperbola 4 x 2 3 y 2 24 x 18 y 27 0 . Tentukan: a. koordinat titik pusat b. koordinat titik puncak c. koordinat titik fokus d. persamaan asimptot e. persamaan direktriks Jawab : Nyatakan terlebih dahulu persamaannya ke dalam bentuk baku 2 2 x y 1 a2 b2 4 x 2 3 y 2 24 x 18 y 27 0 4 x 2 24 x 3 y 2 18 y 27 4 x2 6 x 3 y2 6 y 27 2 2 4 x 3 32 3 y 3 32 27 2 2 4 x 3 9 3 y 3 9 27 2 2 4 x 3 36 3 y 3 27 27 2 2 4 x 3 3 y 3 27 27 36 2 2 4 x 3 3 y 3 36 2 2 4 x 3 3 y 3 36 2 2 x 3 y 3 1 9 12 14
  • 15. Dari persamaan diatas, diperoleh 3 dan 3 , a2=9, maka a=3 dan b2=12, maka b= 2 3 , c a 2 b2 9 12 21 a. Koordinat titik pusat ( α,β )=(-3,3) b. Koordinat titik puncak (α - a, β)=( -3-3, -3 )=( -6,-3 ) & ( α + a, β )=( -3+3,- 3 ) = (0,-3) c. Koordinat titik fokus : F1( α - c, β )=( -3- 21 ,3 ) & F2 ( α + c, β ) = (-3+ 21 , 3 ) b 2 3 d. Persamaan asimptot : y x y 3 x 3 a 3 e. Persamaan direktriks : a2 32 9 3 x x 3 x 3 x 3 21 c 21 21 7 5. Parabola Parabola adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap sebuah titik focus dan sebuah garis lurus yang disebut direktris. Setiap parabola mempunyai sebuah sumbu simetri dan sebuah titik ekstrim. Letak titik ekstrim parabola mengandung empatkemungkinan, tergantung pada bentuk parabolanya. Apabila sumbu simetri parabola sejajar dengan sumbu vertical, letak titik ekstrimnya akan di atas jika parabolanya terbuka ke bawah, atau di bawah jika parabolanya terbuka ke atas. Sedangkan bila sumbu simetri parabola sejajar dengan sumbu horizontal, titik ekstrimnya akan terletak di kiri jika parabilanya terbuka ke kanan jika parabolanya terbuka ke kiri. Perhatikan Gambar.4 di bawah ini : 15
  • 16. Gambar.4 Secara umum persamaan parabola sbb : , dimana salah satu atau (tetapi tidak keduanya) sama dengan nol. sumbu simetri // sumbu vertical sumbu simetri // sumbu horizontal Dimana Untuk parabola dengan sumbu simetri // sumbu vertical atau , parabolanya terbuka ke bawah jika dan terbuka ke atas jika . Sedangkan untuk parabola dengan sumbu simetri //sumbu horizontal untuk , parabolanya terbuka ke kanan jika dan terbuka ke kiri jika . Titik ekstrim (i,j) adalah : Dimana adalah jarak titik ekstrim dari sumbu-sumbu vertical –y, sedangkan adalah jarak titik ekstrim dari sumbu horizontal –x. Contoh : Tentukan titik ekstrim parabola da perpotongannya dengan sumbu- sumbu koordinatnya. Jawab : ; parabolanya terbuka ke atas sebab , titik ekstrimnya terletak di bawah,. Koordinat titik ekstrimnya : 16
  • 17. Untuk (perpotongan dengan sumbu vertical) Untuk B. FUNGSI KUBIK Fungsi kubik atau fungsi berderajat tiga ialah fungsi yan pangkat tertinggi dari variabelnya adalah pangkat tiga. Bentuk umum persamaan kubik adalah : , Setiap fungsi kubik setidak-tidaknya mempunyai sebuah titik belok (inflexion point), yaitu titik peralihan bentuk kurva dari cekung menjadi cembung atu dari cambung menjadi cekung. Fungsi kubik mungkin pula mempunyai satu titik ekstrim (maksimum atau minimum) atau dua titik ekstrim (maksimum dan minimum). Ada tidaknya titik ekstrim pada fungsi kubik tergantung pada besarnya nilai b, c dan d di dalam persamaannya. Gambar.5 Gambar.4 menunjukkan fungsi kubik yang mempunyai titik ekstrim : Gambar.6 17
  • 18. C. FUNGSI EKSPONENSIAL Fungsi eksponensial ialah fungsi dari suatu konstanta berpangkat variabel bebas. Bentuk fungsi eksponensial yang paling sederhana adalah: Kurvanya terletak di kuadran-kuadran atas (kuadran I dan kuadran II) pada sistem koordinat. Dalam hal , kurva dari bergerak menurun dari kiri ke kanan (monotonically decreasing), serta asimtotik terhadap sumbu x dan memotong sumbu y pada (0,1). Dalam hal , kurva dari bergerak menaik dari kiri ke kanan (monotonically increasing), juga asimtotik terhadap sumbu x dan memotong sumbu y pada (0,1). Jika n = 1, kurvanya akan berupa garis lurus sejajar sumbu x. Kurva eksponensial Gambar.7 Bentuk fungsi eksponensial yang lebih umum adalah: Kurva asimtotik terhadap garis . Mengingat bentuk ini mengandung bilangan e maka pengetahuan tentang konsep logaritma, khususnya logaritma Napier yang berbasis e, sangat diperlukan untuk menyelesaikan persamaan eksponensial semacam ini. Kurva dari untuk nilai-nilai n, k dan c tertentu dapat dilihat pada Gambar.8 dan Gambar.9. Kurva eksponensial 18
  • 20. Gambar.9 Titik potong kurva eksponensial pada sumbu –x ialah sedangkan pada sumbu y ialah (0, n + c). hal ini berlaku umum untuk ke-12 panel pada gambar 7-23 dan gambar 7-24. Contoh: Tentukan titik potong kurva eksponensial pada masing-masing sumbu dan hitunglah f(3). Jawab: Pada sumbu x: y = 0 Titik potongnya : (1,39 ; 0) Pada sumbu y: x = 0 20
  • 21. Titik potongnya : (0 ; -2) Untuk D. FUNGSI LOGARITMIK Fungsi logaritmik merupakan kebalikan dari fungsi eksponensial, variabel bebasnya merupakan bilangan logaritma. Bentuk fungsi logaritma yang paling sederhana adalah: Kurvanya terletak pada kuadran I dan kudran IV pada sistem koordinat. Kurvanya bergerak menurun dari kiri ke kanan, asimtot terhadap sumbu y dan memotong sumbu x pada (1,0). Besar kecilnya nilai n menentukan kelengkungan kurvanya seperti Gambar.10 0<n<1 n>1 Gambar.10 Bentuk fungsi logaritmik yang lebih umum adalah : x > -1 kurvanya terletak di sebelah kanan dan asimtotik terhadap garis x = -1. Untuk nilai-nilai a dan b tertentu, kurva dari fungsi logaritmik dapat dilihat pada Gambar.11. Perpotongannya dengan masing-masing sumbu dapat dicari sebagai berikut. Perpotongan dengan sumbu x ; y = 0 21
  • 22. Perpotongan dengan sumbu y ; x = 0 Gambar. 11 22
  • 23. Contoh Tentukan titik potong kurva logaritmik y = 2 ln(1+ x) + 6 pada masing-masing sumbu dan hitunglah f (4)! Jawab: Untuk y = 0  2 ln(1+ x) + 6 = 0 2 ln(1+ x) = -6 ln(1+ x) = -3 Titik potong dengan sumbu x ; (-0,9502 , 0) Untuk x = 0  y = 2 ln (1) + 6 = 6 Titik potong dengan sumbu y ; (0 , 6) f (4) = 2 ln (1+ 4) + 6 = 9,2189 23
  • 24. BAB III KESIMPULAN a. Fungsi kuadrat atau fungsi berderajat dua adalah fungsi yang pangkat tertinggi dari variabelnya adalah pangkat dua. Bentuk umum: y = ax2 + bx + c, a ≠ 0 b. Bentuk yang lebih umum untuk suatu persamaan kuadrat ialah: ax2 + pxy + by2 + cx + dy + e = 0, setidak-tidaknya salah satu a ≠ 0 atau b ≠ 0 Gambar atau kurva dari persamaannya yakni : Jika p = 0 dan a = b ≠ 0, kurvanya sebuah lingkaran Jika p2 – 4ab < 0, kurva elips Jika p2 – 4ab > 0, kurva hiperbola Jika p2 – 4ab = 0, kurva sebuah parabola Apabila p = 0 maka bentuk umum menjadi: ax2 + by2 + cx + dy + e = 0 identifikasinya menjadi: Jika a = b ≠ 0, kurvanya sebuah lingkaran Jika d ≠ b, tetapi bertanda sama, kurvanya sebuah elips Jika a dan b berlawanan tanda, kurvanya sebuah hiperbola Jika a = 0 atau b = 0, tetapi tidak keduanya, kurvanya sebuah parabola c. Bentuk umum persamaan lingkaran: ax2 + by2 + cx + dy + e = 0, a = b ≠ 0 Bentuk baku rumus lingkaran yaitu: (x - i)2 + (y - j)2 = r2 Jika r2 > 0 menghasilkan lingkaran berjari-jari r. Jika r2 = 0 menghasilkan lingkaran berupa titik. Jika r2 < 0 menghasilkan lingkaran berjari-jari khayal Pusat P (- ,- ) dan jari-jari r = d. Persamaan elips yang berpusat di O(0,0) 1. Untuk elips yang berfokus pada sumbu x, persamaan elipsnya adalah 2 2 2 2 2 2 x2 y2 b x a y a b atau 2 1, a b a b2 2. Untuk elips yang berfokus pada sumbu y, persamaan elipsnya adalah x2 y2 a 2 x2 b2 y 2 a 2 b2 atau 1, a b b2 a2 24
  • 25. e. Persamaan elips yang berpusat di P(α,β) 1. Untuk elips yang berfokus pada sumbu utama yang terletak pada / sejajar sumbu x, 2 2 x y persamaan elipsnya adalah 1 a2 b2 2. Untuk elips yang berfokus pada sumbu utama yang terletak pada / sejajar sumbu y, 2 2 x y persamaan elipsnya adalah 1 b2 a2 f. Persamaan Hiperbola yang berpusat di ( 0,0 ) 1. Untuk hiperbola yang berfokus pada sumbu x, persamaan hiperbolanya adalah : 2 2 2 2 2 2 x2 y2 bx a y ab atau 2 1 a b2 2. Untuk hiperbola yang berfokus pada sumbu y, persamaan hiperbolanya adalah : y2 x2 b2 y 2 a 2 x2 a 2b 2 atau 1 a2 b2 g. Persamaan hiperbola yang berpusat di P( α,β ) 1. Untuk hiperbola yang berfokus pada sumbu utama dan sejajar sumbu x, persamaan 2 2 x y hiperbolanya adalah : 1 a2 b2 2. Untuk hiperbola yang berfokus pada sumbu utama dan sejajar sumbu y, persamaan 2 2 y x hiperbolanya adalah : 1 a2 b2 h. Bentuk fungsi eksponensial yang paling sederhana adalah i. Bentuk fungsi eksponensial yang lebih umum adalah j. Bentuk fungsi logaritma yang paling sederhana adalah k. Bentuk fungsi logaritma yang lebih umum adalah , x > -1 25