SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 10
PLANNING & PROGRAMME FOR DISASTER PREPAREDNESS PLAN




                 TUGAS MATA KULIAH
               LIBRARY PRESERVATION




                    Disusun Oleh:


                 Anggi Hafiz Al Hakam


                     K1D040016




        PROGRAM STUDI ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN
        FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
        UNIVERSITAS PADJADJARAN
        2006
Planning & Programme for Disaster Preparedness Plan
      (Perencanaan dan Program untuk Rencana Kesiapan Bencana)


Pendahuluan


      Preservasi sering disamakan dengan kegiatan pelestarian. Karena itu,
kegiatan ini merupakan kegiatan yang mencakup unsur-unsur pengelolaan
bahan pustaka dan keuangan, termasuk cara-cara penyimpanan dan alat-alat
bantunya, taraf tenaga kerja yang dibutuhkan, kebijaksanaan teknik dan metode
yang diterapkan untuk melestarkan pustaka dan arsip serta informasi yang
digunakan.
      Pada hakikatnya, kegiatan preservasi adalah untuk memperpanjang usia
pendayagunaan informasi. Informasi yang terkandung didalam koleksi bahan
pustaka yang ada di perpustakaan akan sia-sia dan tidak termanfaatkan dengan
baik bila tidak ada usaha untuk melestarikannya.
      Sedangkan, tujuan dari preservasi sendiri adalah untuk melestarikan
kandungan informasi ilmiah dan melestarikan kondisi fisik isi asli dari koleksi
perpustakaan dan arsip.
      Kegiatan preservasi timbul dikarenakan banyaknya faktor penyebab
terjadinya kerusakan pada koleksi bahan pustaka. Secara umum, ada dua faktor
penyebab kerusakan bahan pustaka. Pertama, faktor internal yang meliputi
material penyusun bahan pustaka, seperti kertas, tinta, perekat, dll. Yang kedua,
faktor eksternal yang meliputi kondisi lingkungan diluar bahan pustaka, seperti
suhu dan kelembaban udara, cahaya matahari, polusi, debu, dll.
      Selain faktor-faktor tersebut ada faktor lainnya yang bisa menyebabkan
kerusakan yang sangat fatal terhadap bahan pustaka yaitu faktor bencana baik
yang disebabkan oleh bencana alam maupun bencana yang disebabkan
kesalahan manusia (human error).
      Bencana apapun bentuknya bisa terjadi sewaktu-waktu tanpa peringatan
terlebih dahulu. Berhubungan dengan hal tersebut bencana memiliki empat
faktor utama, yaitu tiba-tiba, tidak diharapkan, bersifat merusak, dan kurang
perencanaan.
      Bencana terjadi dengan frekuensi yang tidak menentu dan akibat yang
ditimbulkannya meningkat bagi mereka yang tidak mempersiapkan diri terhdap
kemungkinan timbulnya bencana. Rencana persiapan, pencegahan, dan
perbaikan/pemulihan dapat membantu melindungi semua aset organisasi,
termasuk sumber daya manusia, pekerjaan, data-data dan dokumen penting,
serta fasilitas organisasi.
       Karena kecenderungan untuk terjadinya bencana sangat tinggi maka
perpustakaan memerlukan sebuah konsep perencanaan untuk program
persiapan bencana.
       Perencanaan program kesiapan bencana yang baik dan berkelanjutan
akan sangat berguna bagi perpustakaan untuk melindungi dan memberikan
jaminan bagi kelestarian koleksi bahan pustaka maupun kandungan informasi
yang ada didalamnya.


Perencanaan Program Kesiapan Bencana


       Untuk    merencanakan      sebuah    program      persiapan     bencana     bagi
perpustakaan diperlukan proses manajemen dan perencanaan yang baik untuk
membantu        menyediakan       infrastruktur   bagi      perpustakaan          dalam
mengimplementasikan misinya.
       Landasan bagi setiap program preservasi melibatkan kegiatan harian dari
perpustakaan tentang bagaimana koleksi dipegang, dimasukkan ke dalam rak,
keadaan lingkungan penyimpanan koleksi, dan perhitungan preventatif yang
harus diambil untuk menjamin proteksi dan ketahan bahan pustaka.
       Dalam merencanakan sebuah program persiapan bencana ada beberapa
hal yang harus diperhatikan. Pertama, indentifikasi resiko melalui audit resiko
dan fasilitas. Kedua, tindakan preventif yang akan diambil dan kesiapan untuk
memperkecil dampak dari bencana. Dan yang terakhir, respon penyelamatan
untuk meyelamatkan koleksi dan memulihkan fasilitas yang rusak.
       Ketiga hal ini harus dilakukan secara sistematis dan kooperatif dengan
lembaga      penaung    perpustakaan    maupun     pihak    terkait    lainnya    diluar
perpustakaan.
       Disaster Preparedness Plan merupakan program yang tertulis dan telah
disetujui,   diimplementasikan,    serta    dievaluasi     secara     periodik,    yang
memfokuskan pada semua tindakan yang dianggap perlu dilakukan sbelum,
ketika, dan sesudah terjadi bencana.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun disaster preparedness
plan, antara lain:


       -   Keamanan staf dan pengunjung perpustakaan ketika terjadi bencana
       -   Penyelamatan koleksi-koleksi yang penting
       -   Memastikan keamanan fasilitas perpustakaan
       -   Memastikan ketersediaan perlengkapan dan peralatan pencegah
           bencana
       -   Kegiatan pemulihan (recovery) fasilitas perpustakaan maupun koleksi-
           koleksi yang terkena dampak bencana


       Sedangkan,     informasi   yang   harus   terkandung      dalam   disaster
preparedness plan, yaitu:


       -   Mengidentifikasi dan memberi proteksi yang cukup terhadap data,
           informasi, dan arsip yang penting bagi perpustakaan
       -   Pengurangan resiko bencana dengan mengadakan program pelatihan,
           pemeliharaan, dan pengamanan
       -   Memastikan kemampuan perpustakaan untuk merekonstruksi kembali
           informasi dan rekord-rekord (data, arsip) yang rusak dengan cepat
       -   Memastikan perpustakaan untuk beroperasi kembali secara efektif
           setelah terjadinya bencana dengan penerapan kebijakan manajemen,
           prosedur, dan sumber daya.


       Proses perencanaan untuk disaster preparedness programme memiliki
elemen-elemen sebagai berikut:


       -   One Person


           One person adalah seseorang yang pertama kali dihubungi ketika
           terjadi bencana sehingga bisa mengkoordinasikan penyelamatan
           koleksi dan arsip berharga yang ada di perpustakaan. Salah satu cara
           untuk mengembangkan hal ini adalah dengan menggunakan disaster
telephone tree (pohon telepon bencana) atau yang biasa kita sebut
    sebagai jarkom (jaringan komunikasi)
    Jaringan komunikasi ini meliputi otoritas/badan penanggung jawab
    perpustakaan, direktur/kepala perpustakaan, manager/pustakawan,
    staf, dan koordinator keadaan gawat darurat, dan pihak lain yang biasa
    menangani keadaan bencana, seperti Pemadam Kebakaran, Polisi, dll


-   Educated Comitee/Trained Staffs


    Educated comitee/trained staff adalah semacam komite/kumpulan
    orang di dalam perpustakaan yang telah dilatih untuk menangani
    bencana minor maupun bencana mayor. Dengan adanya kelompok ini
    maka keahlian mereka akan sangat berguna ketika terjadi bencana
    sehingga tindakan penyelamatan akan lebih mudah dan leluasa.
    Setelah adanya hal-hal tersebut maka disaster action team members
    harus dibentuk agar bisa bekerja dengan efektif dan efisien sebagi
    sebuah tim khusus.


-   Defined Scope


    Pembatasan masalah bencana yang biasa terjadi di sekitar lingkungan
    perpustakaan    harus   dipertimbangkan   juga   mengingat   tindakan
    pertama apakah yang harus diambil untuk menyelamatkan koleksi dan
    arsip. Dengan adanya pembatasan masalah tadi ruang lingkup dari
    tindakan disaster preparedness akan lebih spesifik.


-   Goal Establishing


    Penetapan tujuan dari dibuatnya disaster preparedness programme
    akan   memudahkan       pengelola/manajemen      perpustakaan   untuk
    melakukan recovery (pemulihan) serta evaluasi program.
    Tanpa adanya tujuan yang jelas dari sebuah program disaster
    preparedness, pengelola perpustakaan tidak akan memiliki panduan
arah kebijakan yang jelas berkaitan dengan hal pencegahan dan
           penanggulangan bencana.


       -   Set Priorities


           Selain penetapan tujuan, penetapan prioritas tindakan penyelamatan
           juga memiliki peran yang tidak kalah pentingnya. Dengan adanya
           prioritas yang jelas akan mempermudah dan memperlancar kerja dari
           tim khusus kesiapan bencana.
           Prioritas ini berlaku tidak hanya bagi prioritas tindakan saja tetapi juga
           meliputi koleksi mana yang harus diselamatkan terlebih dahulu ketika
           terjadi bencana.


       -   Report


           Pelaporan     dari    proses     apa     saja   yang    telah       ditempuh   oleh
           perpustakaan         dalam     mengembangkan           disaster      preparedness
           programme sangat berguna untuk tujuan evaluasi. Hal-hal yang
           dilaporkan    biasanya       meliputi,   perawatan      fasilitas    perpustakaan
           (gedung, rak buku, ruangan, komputer, dll) serta progress (kemajuan)
           keahlian staf dalam kesiapannya menghadapi bencana.
           Laporan juga bisa berisi mengenai pembaruan program. Seiring
           berjalannya      waktu       yang    selalu     menuntut     perubahan         maka
           perpustakaan diharapkan             selalu    siap sedia dalam          menangani
           bencana.


Program Jangka Panjang dari Disaster Preparedness Programme


       Program jangka panjang dibuat sebagai persiapan antisipasi dan
kesiagaan untuk sekitar 5 tahun ke depan dengan mengutamakan aspek-aspek
konseptual dalam penyusunannya namun harus tetap relevan dengan kenyataan
yang terjadi.
       Program jangka panjang ini bisa berupa:
-   Pelatihan staf yang berkesinambungan yang disesuaikan dengan
           perkembangan di lapangan
       -   Pengadaan fasilitas peringatan dini (early warning system) untuk
           menangkal bencana terlebih dahulu
       -   Analisis komprehensif mengenai kemungkinan bencana yang akan
           terjadi disekitar lingkungan perpustakaan berada
       -   Menyusun media penyimpanan koleksi khusus, dokumen-dokumen,
           dan arsip-arsip penting agar mudah diselamatkan
       -   Penataan ruangan perpustakaan
       -   Penetapan prosedur penyelamatan koleksi
       -   Evaluasi kinerja kesiapan bencana secara menyeluruh mulai dari audit
           fasilitas (gedung) hingga pencegahan bencana., dll


Program Jangka Menengah dari Disaster Preparedness Programme


       Program untuk jangka menengah biasanya disusun untuk persiapan
sekitar 2 tahun ke depan. Dalam program ini sudah mulai melibatkan aspek
praktis.
       Programnya bisa berupa:
       -   Memberikan pemahaman bagi pengguna tentang bagaimana tindakan
           yang harus diambil ketika terjadi bencana
       -   Pengorganisasian dokumen dan koleksi perpustakaan yang lebih rapih
       -   Meningkatkan pemahaman staf tentang bagaimana untuk bertindak
           pada saat terjadi bencana.


Program Jangka Pendek dari Disaster Preparedness Programme


       Program jangka pendek biasanya disusun hanya untuk satu tahun dan
dievaluasi setiap akhir tahun. Karena waktunya singkat, program ini berisi
tentang aspek praktis yang bisa diterapkan oleh pengguna maupun pengelola
perpustakaan.
       Programnya bisa berupa simulasi bencana yang tidak terkondisi
(unconditioned simulation) sehingga pengelola bisa mengevaluasi kekurangan
secara menyeluruh.
Selain itu juga, perpustakaan bisa melakukan audit program tahunan
untuk menganalisa keefektifan dan efisiensi program sehingga diharapkan terjadi
perubahan berkesinambungan dalam hal kesiapan bencana


Disaster Recovery Plan


        Setelah bencana terjadi dengan dampaknya yang buruk terhadap kondisi
perpustakaan       dibutuhkan     suatu    perencanaan      untuk   mengembalikan
perpustakaan kepada kondisi normal semula.
        Dalam hal ini, waktu memegang peranan yang begitu penting karena bila
proses recovery tidak bisa dilakukan secara cepat maka dikhawatirkan fasilitas
fisik baik gedung, koleksi, invenstori, dokumen, dan arisp akan mengalami
kerusakan yang lebih parah dan tidak bisa diselamatkan lagi.
        Seperti halnya disaster preparedness programme, proses recovery pun
harus dirancang dengan komprehensif. Analisis berantai merupakan teknik yang
berguna untuk proses pemulihan aset fisik perpustakaan.
        Hal-hal yang perlu dipertimbangkan mengenai proses pembuatan disaster
recovery plan, antara lain:


        -   Kerusakan fasilitas fisik (gedung, inventori)
        -   Akses ke fasilitas perpustakaan lainnya
        -   Informasi (Koleksi, dokumen dan arsip)


        Disaster recovery plan seringkali mengalami perubahan karena bencana
yang dihadapi tidak selalu sama dan membutuhkan cara penanggulangan yang
berbeda. Oleh karena itu, audit terhadap kebijakan yang telah dibuat pun harus
dilaksanakan     agar   perpustakaan      mengetahui    kelemahan-kelemahan   dari
kebijakan sebelumnya.
        Dengan adanya audit tersebut maka perpustakaan tinggal melakukan
pembaruan terhadap kebijakannya atau dengan kata lain membuat kebijakan
baru.
        Setelah perpustakaan memiliki panduan yang lengkap untuk menghadapi
bencana maka perpustakaan tinggal menjalankan semua prosedur tanggap
bencana yang telah dibuat seperti disaster preparedness programme dan
disaster recovery plan.


Kesimpulan


      Disaster peparedness programme dan disaster recovery plan adalah dua
hal yang saling berkaitan. Dalam perencanaannya pun hampir memiliki
kesamaan.
      Disaster preparedness programme lebih menekankan pada aspek
konseptual dan praktis yang harus dipertimbangkan untuk mengantisipasi segala
kemungkinan yang disebabkan oleh bencana.
      Sedangkan, disaster recovery plan lebih fokus pada usaha atau tindakan
yang diambil setelah bencana terjadi dengan mengutamakan aspek waktu.
Daftar Pustaka


-   Catatan kuliah Library Preservation
-   Disaster Preparedness and Business Continuity Planning. MTI UI
-   www.librarypreservation.org

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Planning and Programme For Disaster Preparedness

Disaster recovery palan dianvs.blogspot.com
Disaster recovery palan dianvs.blogspot.comDisaster recovery palan dianvs.blogspot.com
Disaster recovery palan dianvs.blogspot.comsuleman ganteng
 
Disaster recovery palan dianvs.blogspot.com
Disaster recovery palan dianvs.blogspot.comDisaster recovery palan dianvs.blogspot.com
Disaster recovery palan dianvs.blogspot.comsuleman ganteng
 
11.sop pemeliharaan sarana dan prasarana
11.sop pemeliharaan sarana dan prasarana11.sop pemeliharaan sarana dan prasarana
11.sop pemeliharaan sarana dan prasaranaAylla123
 
SIM-1, Nada Alfiani - 43117010142, Hapzi, Prof. Dr.MM, Pemetaan Sistem Inform...
SIM-1, Nada Alfiani - 43117010142, Hapzi, Prof. Dr.MM, Pemetaan Sistem Inform...SIM-1, Nada Alfiani - 43117010142, Hapzi, Prof. Dr.MM, Pemetaan Sistem Inform...
SIM-1, Nada Alfiani - 43117010142, Hapzi, Prof. Dr.MM, Pemetaan Sistem Inform...nadaalfiani
 
Pengertian_Manajemen_Bencana.pptx
Pengertian_Manajemen_Bencana.pptxPengertian_Manajemen_Bencana.pptx
Pengertian_Manajemen_Bencana.pptxhipgabisulteng
 
Emergency response plan latest april 2014
Emergency response plan latest april 2014Emergency response plan latest april 2014
Emergency response plan latest april 2014Yoga Firmansyah
 
Penyusunan Roadmap Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Penyusunan Roadmap  Badan Penanggulangan Bencana DaerahPenyusunan Roadmap  Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Penyusunan Roadmap Badan Penanggulangan Bencana DaerahDadang Solihin
 
1. Penyusunan Program K3 di Puskesmas (1).pptx
1. Penyusunan Program K3 di Puskesmas (1).pptx1. Penyusunan Program K3 di Puskesmas (1).pptx
1. Penyusunan Program K3 di Puskesmas (1).pptxDidikSuprapto1
 
Manajemen Sarana dan Prasana Pendidikan
Manajemen Sarana dan Prasana PendidikanManajemen Sarana dan Prasana Pendidikan
Manajemen Sarana dan Prasana Pendidikanreni_hapsari
 
Pert 9 PERSIAPAN DAN MITIGASI BENCANA.pdf
Pert 9  PERSIAPAN DAN MITIGASI BENCANA.pdfPert 9  PERSIAPAN DAN MITIGASI BENCANA.pdf
Pert 9 PERSIAPAN DAN MITIGASI BENCANA.pdfEsterMeinelsa
 
Bahan ajar keperawatan bencana
Bahan ajar keperawatan bencanaBahan ajar keperawatan bencana
Bahan ajar keperawatan bencanaPipinYunus
 
Tugas Manajemen Arsip Elektronik
Tugas Manajemen Arsip ElektronikTugas Manajemen Arsip Elektronik
Tugas Manajemen Arsip ElektronikNindi Dewi Syativa
 
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptxprogram K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptxNIKEN70
 
Hal-hal Penting Dari Perencanaan Bencana
Hal-hal Penting Dari Perencanaan BencanaHal-hal Penting Dari Perencanaan Bencana
Hal-hal Penting Dari Perencanaan BencanaJumatil Fajar
 
Penilaian risiko bencana
Penilaian risiko bencanaPenilaian risiko bencana
Penilaian risiko bencanaJoni Iswanto
 

Ähnlich wie Planning and Programme For Disaster Preparedness (20)

Disaster recovery palan dianvs.blogspot.com
Disaster recovery palan dianvs.blogspot.comDisaster recovery palan dianvs.blogspot.com
Disaster recovery palan dianvs.blogspot.com
 
Disaster recovery palan dianvs.blogspot.com
Disaster recovery palan dianvs.blogspot.comDisaster recovery palan dianvs.blogspot.com
Disaster recovery palan dianvs.blogspot.com
 
11.sop pemeliharaan sarana dan prasarana
11.sop pemeliharaan sarana dan prasarana11.sop pemeliharaan sarana dan prasarana
11.sop pemeliharaan sarana dan prasarana
 
SIM-1, Nada Alfiani - 43117010142, Hapzi, Prof. Dr.MM, Pemetaan Sistem Inform...
SIM-1, Nada Alfiani - 43117010142, Hapzi, Prof. Dr.MM, Pemetaan Sistem Inform...SIM-1, Nada Alfiani - 43117010142, Hapzi, Prof. Dr.MM, Pemetaan Sistem Inform...
SIM-1, Nada Alfiani - 43117010142, Hapzi, Prof. Dr.MM, Pemetaan Sistem Inform...
 
Pengertian_Manajemen_Bencana.pptx
Pengertian_Manajemen_Bencana.pptxPengertian_Manajemen_Bencana.pptx
Pengertian_Manajemen_Bencana.pptx
 
Emergency response plan latest april 2014
Emergency response plan latest april 2014Emergency response plan latest april 2014
Emergency response plan latest april 2014
 
Penyusunan Roadmap Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Penyusunan Roadmap  Badan Penanggulangan Bencana DaerahPenyusunan Roadmap  Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Penyusunan Roadmap Badan Penanggulangan Bencana Daerah
 
M2 kb3 peralatan kearsipan
M2 kb3 peralatan kearsipanM2 kb3 peralatan kearsipan
M2 kb3 peralatan kearsipan
 
1. Penyusunan Program K3 di Puskesmas (1).pptx
1. Penyusunan Program K3 di Puskesmas (1).pptx1. Penyusunan Program K3 di Puskesmas (1).pptx
1. Penyusunan Program K3 di Puskesmas (1).pptx
 
Loog book 2
Loog book 2Loog book 2
Loog book 2
 
Manajemen Sarana dan Prasana Pendidikan
Manajemen Sarana dan Prasana PendidikanManajemen Sarana dan Prasana Pendidikan
Manajemen Sarana dan Prasana Pendidikan
 
Pert 9 PERSIAPAN DAN MITIGASI BENCANA.pdf
Pert 9  PERSIAPAN DAN MITIGASI BENCANA.pdfPert 9  PERSIAPAN DAN MITIGASI BENCANA.pdf
Pert 9 PERSIAPAN DAN MITIGASI BENCANA.pdf
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Bahan ajar keperawatan bencana
Bahan ajar keperawatan bencanaBahan ajar keperawatan bencana
Bahan ajar keperawatan bencana
 
Analisa hva rs 2
Analisa hva rs 2Analisa hva rs 2
Analisa hva rs 2
 
MFK.pptx
MFK.pptxMFK.pptx
MFK.pptx
 
Tugas Manajemen Arsip Elektronik
Tugas Manajemen Arsip ElektronikTugas Manajemen Arsip Elektronik
Tugas Manajemen Arsip Elektronik
 
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptxprogram K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
 
Hal-hal Penting Dari Perencanaan Bencana
Hal-hal Penting Dari Perencanaan BencanaHal-hal Penting Dari Perencanaan Bencana
Hal-hal Penting Dari Perencanaan Bencana
 
Penilaian risiko bencana
Penilaian risiko bencanaPenilaian risiko bencana
Penilaian risiko bencana
 

Mehr von Anggi Hafiz

9 Productive Habits
9 Productive Habits9 Productive Habits
9 Productive HabitsAnggi Hafiz
 
Presentasi Penelitian
Presentasi PenelitianPresentasi Penelitian
Presentasi PenelitianAnggi Hafiz
 
Athenaeum Light 6.0 untuk Perpustakaan Komunitas
Athenaeum Light 6.0 untuk Perpustakaan KomunitasAthenaeum Light 6.0 untuk Perpustakaan Komunitas
Athenaeum Light 6.0 untuk Perpustakaan KomunitasAnggi Hafiz
 
faktor-faktor pendorong dalam pemilihan bacaan komik
faktor-faktor pendorong dalam pemilihan bacaan komikfaktor-faktor pendorong dalam pemilihan bacaan komik
faktor-faktor pendorong dalam pemilihan bacaan komikAnggi Hafiz
 
Faktor-faktor Pendorong dalam Pemilihan Bacaan Komik
Faktor-faktor Pendorong dalam Pemilihan Bacaan KomikFaktor-faktor Pendorong dalam Pemilihan Bacaan Komik
Faktor-faktor Pendorong dalam Pemilihan Bacaan KomikAnggi Hafiz
 
Basics of Classification
Basics of ClassificationBasics of Classification
Basics of ClassificationAnggi Hafiz
 
Yukiguni dan ingatan yang tidak seragam
Yukiguni dan ingatan yang tidak seragamYukiguni dan ingatan yang tidak seragam
Yukiguni dan ingatan yang tidak seragamAnggi Hafiz
 
Masyarakat Informasi Dan Hasrat Ekonomi Kapitalis
Masyarakat Informasi Dan Hasrat Ekonomi KapitalisMasyarakat Informasi Dan Hasrat Ekonomi Kapitalis
Masyarakat Informasi Dan Hasrat Ekonomi KapitalisAnggi Hafiz
 
Alam Sebagai Media Belajar dan Pembentukan Karakter
Alam Sebagai Media Belajar dan Pembentukan KarakterAlam Sebagai Media Belajar dan Pembentukan Karakter
Alam Sebagai Media Belajar dan Pembentukan KarakterAnggi Hafiz
 
Klasifikasi untuk Perpustakaan Sekolah
Klasifikasi untuk Perpustakaan SekolahKlasifikasi untuk Perpustakaan Sekolah
Klasifikasi untuk Perpustakaan SekolahAnggi Hafiz
 
Document Control
Document ControlDocument Control
Document ControlAnggi Hafiz
 

Mehr von Anggi Hafiz (13)

9 Productive Habits
9 Productive Habits9 Productive Habits
9 Productive Habits
 
Presentasi Penelitian
Presentasi PenelitianPresentasi Penelitian
Presentasi Penelitian
 
Athenaeum Light 6.0 untuk Perpustakaan Komunitas
Athenaeum Light 6.0 untuk Perpustakaan KomunitasAthenaeum Light 6.0 untuk Perpustakaan Komunitas
Athenaeum Light 6.0 untuk Perpustakaan Komunitas
 
faktor-faktor pendorong dalam pemilihan bacaan komik
faktor-faktor pendorong dalam pemilihan bacaan komikfaktor-faktor pendorong dalam pemilihan bacaan komik
faktor-faktor pendorong dalam pemilihan bacaan komik
 
Faktor-faktor Pendorong dalam Pemilihan Bacaan Komik
Faktor-faktor Pendorong dalam Pemilihan Bacaan KomikFaktor-faktor Pendorong dalam Pemilihan Bacaan Komik
Faktor-faktor Pendorong dalam Pemilihan Bacaan Komik
 
Basics of Classification
Basics of ClassificationBasics of Classification
Basics of Classification
 
David Foster
David FosterDavid Foster
David Foster
 
Botchan
BotchanBotchan
Botchan
 
Yukiguni dan ingatan yang tidak seragam
Yukiguni dan ingatan yang tidak seragamYukiguni dan ingatan yang tidak seragam
Yukiguni dan ingatan yang tidak seragam
 
Masyarakat Informasi Dan Hasrat Ekonomi Kapitalis
Masyarakat Informasi Dan Hasrat Ekonomi KapitalisMasyarakat Informasi Dan Hasrat Ekonomi Kapitalis
Masyarakat Informasi Dan Hasrat Ekonomi Kapitalis
 
Alam Sebagai Media Belajar dan Pembentukan Karakter
Alam Sebagai Media Belajar dan Pembentukan KarakterAlam Sebagai Media Belajar dan Pembentukan Karakter
Alam Sebagai Media Belajar dan Pembentukan Karakter
 
Klasifikasi untuk Perpustakaan Sekolah
Klasifikasi untuk Perpustakaan SekolahKlasifikasi untuk Perpustakaan Sekolah
Klasifikasi untuk Perpustakaan Sekolah
 
Document Control
Document ControlDocument Control
Document Control
 

Planning and Programme For Disaster Preparedness

  • 1. PLANNING & PROGRAMME FOR DISASTER PREPAREDNESS PLAN TUGAS MATA KULIAH LIBRARY PRESERVATION Disusun Oleh: Anggi Hafiz Al Hakam K1D040016 PROGRAM STUDI ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS PADJADJARAN 2006
  • 2. Planning & Programme for Disaster Preparedness Plan (Perencanaan dan Program untuk Rencana Kesiapan Bencana) Pendahuluan Preservasi sering disamakan dengan kegiatan pelestarian. Karena itu, kegiatan ini merupakan kegiatan yang mencakup unsur-unsur pengelolaan bahan pustaka dan keuangan, termasuk cara-cara penyimpanan dan alat-alat bantunya, taraf tenaga kerja yang dibutuhkan, kebijaksanaan teknik dan metode yang diterapkan untuk melestarkan pustaka dan arsip serta informasi yang digunakan. Pada hakikatnya, kegiatan preservasi adalah untuk memperpanjang usia pendayagunaan informasi. Informasi yang terkandung didalam koleksi bahan pustaka yang ada di perpustakaan akan sia-sia dan tidak termanfaatkan dengan baik bila tidak ada usaha untuk melestarikannya. Sedangkan, tujuan dari preservasi sendiri adalah untuk melestarikan kandungan informasi ilmiah dan melestarikan kondisi fisik isi asli dari koleksi perpustakaan dan arsip. Kegiatan preservasi timbul dikarenakan banyaknya faktor penyebab terjadinya kerusakan pada koleksi bahan pustaka. Secara umum, ada dua faktor penyebab kerusakan bahan pustaka. Pertama, faktor internal yang meliputi material penyusun bahan pustaka, seperti kertas, tinta, perekat, dll. Yang kedua, faktor eksternal yang meliputi kondisi lingkungan diluar bahan pustaka, seperti suhu dan kelembaban udara, cahaya matahari, polusi, debu, dll. Selain faktor-faktor tersebut ada faktor lainnya yang bisa menyebabkan kerusakan yang sangat fatal terhadap bahan pustaka yaitu faktor bencana baik yang disebabkan oleh bencana alam maupun bencana yang disebabkan kesalahan manusia (human error). Bencana apapun bentuknya bisa terjadi sewaktu-waktu tanpa peringatan terlebih dahulu. Berhubungan dengan hal tersebut bencana memiliki empat faktor utama, yaitu tiba-tiba, tidak diharapkan, bersifat merusak, dan kurang perencanaan. Bencana terjadi dengan frekuensi yang tidak menentu dan akibat yang ditimbulkannya meningkat bagi mereka yang tidak mempersiapkan diri terhdap
  • 3. kemungkinan timbulnya bencana. Rencana persiapan, pencegahan, dan perbaikan/pemulihan dapat membantu melindungi semua aset organisasi, termasuk sumber daya manusia, pekerjaan, data-data dan dokumen penting, serta fasilitas organisasi. Karena kecenderungan untuk terjadinya bencana sangat tinggi maka perpustakaan memerlukan sebuah konsep perencanaan untuk program persiapan bencana. Perencanaan program kesiapan bencana yang baik dan berkelanjutan akan sangat berguna bagi perpustakaan untuk melindungi dan memberikan jaminan bagi kelestarian koleksi bahan pustaka maupun kandungan informasi yang ada didalamnya. Perencanaan Program Kesiapan Bencana Untuk merencanakan sebuah program persiapan bencana bagi perpustakaan diperlukan proses manajemen dan perencanaan yang baik untuk membantu menyediakan infrastruktur bagi perpustakaan dalam mengimplementasikan misinya. Landasan bagi setiap program preservasi melibatkan kegiatan harian dari perpustakaan tentang bagaimana koleksi dipegang, dimasukkan ke dalam rak, keadaan lingkungan penyimpanan koleksi, dan perhitungan preventatif yang harus diambil untuk menjamin proteksi dan ketahan bahan pustaka. Dalam merencanakan sebuah program persiapan bencana ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, indentifikasi resiko melalui audit resiko dan fasilitas. Kedua, tindakan preventif yang akan diambil dan kesiapan untuk memperkecil dampak dari bencana. Dan yang terakhir, respon penyelamatan untuk meyelamatkan koleksi dan memulihkan fasilitas yang rusak. Ketiga hal ini harus dilakukan secara sistematis dan kooperatif dengan lembaga penaung perpustakaan maupun pihak terkait lainnya diluar perpustakaan. Disaster Preparedness Plan merupakan program yang tertulis dan telah disetujui, diimplementasikan, serta dievaluasi secara periodik, yang memfokuskan pada semua tindakan yang dianggap perlu dilakukan sbelum, ketika, dan sesudah terjadi bencana.
  • 4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun disaster preparedness plan, antara lain: - Keamanan staf dan pengunjung perpustakaan ketika terjadi bencana - Penyelamatan koleksi-koleksi yang penting - Memastikan keamanan fasilitas perpustakaan - Memastikan ketersediaan perlengkapan dan peralatan pencegah bencana - Kegiatan pemulihan (recovery) fasilitas perpustakaan maupun koleksi- koleksi yang terkena dampak bencana Sedangkan, informasi yang harus terkandung dalam disaster preparedness plan, yaitu: - Mengidentifikasi dan memberi proteksi yang cukup terhadap data, informasi, dan arsip yang penting bagi perpustakaan - Pengurangan resiko bencana dengan mengadakan program pelatihan, pemeliharaan, dan pengamanan - Memastikan kemampuan perpustakaan untuk merekonstruksi kembali informasi dan rekord-rekord (data, arsip) yang rusak dengan cepat - Memastikan perpustakaan untuk beroperasi kembali secara efektif setelah terjadinya bencana dengan penerapan kebijakan manajemen, prosedur, dan sumber daya. Proses perencanaan untuk disaster preparedness programme memiliki elemen-elemen sebagai berikut: - One Person One person adalah seseorang yang pertama kali dihubungi ketika terjadi bencana sehingga bisa mengkoordinasikan penyelamatan koleksi dan arsip berharga yang ada di perpustakaan. Salah satu cara untuk mengembangkan hal ini adalah dengan menggunakan disaster
  • 5. telephone tree (pohon telepon bencana) atau yang biasa kita sebut sebagai jarkom (jaringan komunikasi) Jaringan komunikasi ini meliputi otoritas/badan penanggung jawab perpustakaan, direktur/kepala perpustakaan, manager/pustakawan, staf, dan koordinator keadaan gawat darurat, dan pihak lain yang biasa menangani keadaan bencana, seperti Pemadam Kebakaran, Polisi, dll - Educated Comitee/Trained Staffs Educated comitee/trained staff adalah semacam komite/kumpulan orang di dalam perpustakaan yang telah dilatih untuk menangani bencana minor maupun bencana mayor. Dengan adanya kelompok ini maka keahlian mereka akan sangat berguna ketika terjadi bencana sehingga tindakan penyelamatan akan lebih mudah dan leluasa. Setelah adanya hal-hal tersebut maka disaster action team members harus dibentuk agar bisa bekerja dengan efektif dan efisien sebagi sebuah tim khusus. - Defined Scope Pembatasan masalah bencana yang biasa terjadi di sekitar lingkungan perpustakaan harus dipertimbangkan juga mengingat tindakan pertama apakah yang harus diambil untuk menyelamatkan koleksi dan arsip. Dengan adanya pembatasan masalah tadi ruang lingkup dari tindakan disaster preparedness akan lebih spesifik. - Goal Establishing Penetapan tujuan dari dibuatnya disaster preparedness programme akan memudahkan pengelola/manajemen perpustakaan untuk melakukan recovery (pemulihan) serta evaluasi program. Tanpa adanya tujuan yang jelas dari sebuah program disaster preparedness, pengelola perpustakaan tidak akan memiliki panduan
  • 6. arah kebijakan yang jelas berkaitan dengan hal pencegahan dan penanggulangan bencana. - Set Priorities Selain penetapan tujuan, penetapan prioritas tindakan penyelamatan juga memiliki peran yang tidak kalah pentingnya. Dengan adanya prioritas yang jelas akan mempermudah dan memperlancar kerja dari tim khusus kesiapan bencana. Prioritas ini berlaku tidak hanya bagi prioritas tindakan saja tetapi juga meliputi koleksi mana yang harus diselamatkan terlebih dahulu ketika terjadi bencana. - Report Pelaporan dari proses apa saja yang telah ditempuh oleh perpustakaan dalam mengembangkan disaster preparedness programme sangat berguna untuk tujuan evaluasi. Hal-hal yang dilaporkan biasanya meliputi, perawatan fasilitas perpustakaan (gedung, rak buku, ruangan, komputer, dll) serta progress (kemajuan) keahlian staf dalam kesiapannya menghadapi bencana. Laporan juga bisa berisi mengenai pembaruan program. Seiring berjalannya waktu yang selalu menuntut perubahan maka perpustakaan diharapkan selalu siap sedia dalam menangani bencana. Program Jangka Panjang dari Disaster Preparedness Programme Program jangka panjang dibuat sebagai persiapan antisipasi dan kesiagaan untuk sekitar 5 tahun ke depan dengan mengutamakan aspek-aspek konseptual dalam penyusunannya namun harus tetap relevan dengan kenyataan yang terjadi. Program jangka panjang ini bisa berupa:
  • 7. - Pelatihan staf yang berkesinambungan yang disesuaikan dengan perkembangan di lapangan - Pengadaan fasilitas peringatan dini (early warning system) untuk menangkal bencana terlebih dahulu - Analisis komprehensif mengenai kemungkinan bencana yang akan terjadi disekitar lingkungan perpustakaan berada - Menyusun media penyimpanan koleksi khusus, dokumen-dokumen, dan arsip-arsip penting agar mudah diselamatkan - Penataan ruangan perpustakaan - Penetapan prosedur penyelamatan koleksi - Evaluasi kinerja kesiapan bencana secara menyeluruh mulai dari audit fasilitas (gedung) hingga pencegahan bencana., dll Program Jangka Menengah dari Disaster Preparedness Programme Program untuk jangka menengah biasanya disusun untuk persiapan sekitar 2 tahun ke depan. Dalam program ini sudah mulai melibatkan aspek praktis. Programnya bisa berupa: - Memberikan pemahaman bagi pengguna tentang bagaimana tindakan yang harus diambil ketika terjadi bencana - Pengorganisasian dokumen dan koleksi perpustakaan yang lebih rapih - Meningkatkan pemahaman staf tentang bagaimana untuk bertindak pada saat terjadi bencana. Program Jangka Pendek dari Disaster Preparedness Programme Program jangka pendek biasanya disusun hanya untuk satu tahun dan dievaluasi setiap akhir tahun. Karena waktunya singkat, program ini berisi tentang aspek praktis yang bisa diterapkan oleh pengguna maupun pengelola perpustakaan. Programnya bisa berupa simulasi bencana yang tidak terkondisi (unconditioned simulation) sehingga pengelola bisa mengevaluasi kekurangan secara menyeluruh.
  • 8. Selain itu juga, perpustakaan bisa melakukan audit program tahunan untuk menganalisa keefektifan dan efisiensi program sehingga diharapkan terjadi perubahan berkesinambungan dalam hal kesiapan bencana Disaster Recovery Plan Setelah bencana terjadi dengan dampaknya yang buruk terhadap kondisi perpustakaan dibutuhkan suatu perencanaan untuk mengembalikan perpustakaan kepada kondisi normal semula. Dalam hal ini, waktu memegang peranan yang begitu penting karena bila proses recovery tidak bisa dilakukan secara cepat maka dikhawatirkan fasilitas fisik baik gedung, koleksi, invenstori, dokumen, dan arisp akan mengalami kerusakan yang lebih parah dan tidak bisa diselamatkan lagi. Seperti halnya disaster preparedness programme, proses recovery pun harus dirancang dengan komprehensif. Analisis berantai merupakan teknik yang berguna untuk proses pemulihan aset fisik perpustakaan. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan mengenai proses pembuatan disaster recovery plan, antara lain: - Kerusakan fasilitas fisik (gedung, inventori) - Akses ke fasilitas perpustakaan lainnya - Informasi (Koleksi, dokumen dan arsip) Disaster recovery plan seringkali mengalami perubahan karena bencana yang dihadapi tidak selalu sama dan membutuhkan cara penanggulangan yang berbeda. Oleh karena itu, audit terhadap kebijakan yang telah dibuat pun harus dilaksanakan agar perpustakaan mengetahui kelemahan-kelemahan dari kebijakan sebelumnya. Dengan adanya audit tersebut maka perpustakaan tinggal melakukan pembaruan terhadap kebijakannya atau dengan kata lain membuat kebijakan baru. Setelah perpustakaan memiliki panduan yang lengkap untuk menghadapi bencana maka perpustakaan tinggal menjalankan semua prosedur tanggap
  • 9. bencana yang telah dibuat seperti disaster preparedness programme dan disaster recovery plan. Kesimpulan Disaster peparedness programme dan disaster recovery plan adalah dua hal yang saling berkaitan. Dalam perencanaannya pun hampir memiliki kesamaan. Disaster preparedness programme lebih menekankan pada aspek konseptual dan praktis yang harus dipertimbangkan untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang disebabkan oleh bencana. Sedangkan, disaster recovery plan lebih fokus pada usaha atau tindakan yang diambil setelah bencana terjadi dengan mengutamakan aspek waktu.
  • 10. Daftar Pustaka - Catatan kuliah Library Preservation - Disaster Preparedness and Business Continuity Planning. MTI UI - www.librarypreservation.org