Dokumen tersebut membahas tentang Deutro Melayu dan kebudayaan logamnya. Bangsa Deutro Melayu mulai masuk Indonesia sejak 500 SM melalui Semenanjung Malaya dan menyebar ke seluruh wilayah, meninggalkan jejak kebudayaan Dongson seperti kapak, nekara, dan perhiasan perunggu. Mereka telah maju dalam pertanian sawah, pelayaran, dan membentuk pemukiman.
3. Pengertian Deutro Melayu
• Deutro melayu adalah suku bangsa
melayu yang datang setelah suku proto
melayu.
4. • Bangsa Deutro Melayu memasuki wilayah
Indonesia secara bergelombang sejak tahun
500 SM. Mereka masuk ke wilayah Indonesia
melalui jalan barat, yaitu melalui daerah
Semenanjung Malaya, terus ke Sumatera dan
selanjutnya tersebar ke seluruh wilayah
Indonesia. Keturunan bangsa Deutro Melayu
misalnya suku bangsa
Jawa, Melayu, Bugis, Minang, dan sebagainya
5. Ciri – Ciri Deutro Melayu
•
•
•
•
•
Kulit sawo matang,
rambut lurus,
badan tinggi ramping,
bentuk mulut dan hidung sedang, dan
tulang rahang lebih kecil dari Proto
Melayu.
6. Kebudayaan Deutro Melayu
• Kebudayaan Deutro Melayu lebih tinggi dari
kebudayaan bangsa Proto Melayu. Benda-benda hasil
kebudayaan mereka telah terbuat dari logam, yakni
terbuat dari perunggu. Beberapa ratus tahun kemudian
benda-benda hasil kebudayaan mereka terbuat dari
besi. Kebudayaan mereka ini sering disebut dengan
kebudayaan Dongson (sesuai dengan nama daerah
yang banyak ditemukan benda-benda dari logam di
daerah Teluk Tonkin). Daerah tersebut diperkirakan
menjadi tempat tinggal mereka sebelum akhirnya
memasuki dan menyebar di wilayah Indonesia.
7. Hasil-hasil kebudayaan perunggu Indonesia
yang terpenting seperti : Kapak corong atau
kapak sepatu, nekara, bejana perunggu dan
lain sebagainya.
Kapak corong
Nekara Moko
8. Benda-benda yang berasal dari logam
perunggu pada umumnya terbuat
dengan
a. Cara bivalve, dilakukan dengan menggunakan
cetakan batu yang terdiri atas dua buah
bagian, kemudian diikat menjadi satu, lelehan
logam dituangkan, dan tunggu hingga beku.
Setelah beku, cetakan dapat dibuka. Alat ini
dapat digunakan beberapa kali.
9. • b. Cara a cire perdue atau cara tuangan
lilin, yaitu dengan membuat model benda dari
lilin, kemudian dibungkus dengan tanah liat
dan bagian atasnya diberi lubang, kemudian
dibakar sehingga lapisan lilin meleleh dan
keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu
juga dituangkan lelehan logam hingga penuh.
Setelah logam lelehan membeku, model dari
tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari
logam tinggal dirapikan.
10. • Di bidang pengolahan tanah, mereka telah
sampai pada usaha irigasi atas tanah-tanah
pertanian yang berhasil mereka
wujudkan, yakni dengan membabad hutan
terlebih dahulu. Sudah selayaknya mereka
mencari daerah-daerah seperti di Jawa dan
pantai-pantai Sumatra untuk digarap seperti di
negeri asal mereka. Mereka juga telah
mengenal perikanan laut dan
pelayaran, sehingga rute perpindahan ke
Nusantara juga memanfaatkan jalan laut.
11. Ciri – Ciri Kehidupan Bangsa Melayu
Muda
• 1. Memiliki kepandaian bercocok tanam di
sawah dengan menanam padi.
• 2. Membawa kebudayaan perunggu dan besi.
• 3. Mengembangkan kebudayaan pantai
dengan menggunakan perhu bercadik.
• 4. Hidupnya sudah teratur dengan
membentuk perkampungan, desa, dan
perkotaan.
12. Kebudayaan Dongson
• Kebudayaan Dongson diambil dari salah satu
nama daerah di Tonkin. Kebudayaan perunggu
di Asia Tenggara biasa dinamakan kebudayaan
Dongson. Di daerah ini ditemukan bermacammacam alat yang dibuat dari perunggu. Di
samping itu juga ditemukan nekara dan
kuburan.
13. • Budaya Dongson sangat besar pengaruhnya
terhadap perkembangan budaya perunggu di
Nusantara. Nekara perunggu yang telah dibuat
di Kepulauan Indonesia seperti
Sumatra, Jawa, dan Maluku Selatan sebagai
salah satu bukti pengaruh yang kuat dari
budaya Dongson. Beberapa nekara yang
ditemukan di Indonesia mempunyai nilai yang
penting, misalnya, di Makalaman dekat Sumba
(berisi hiasan gambar menyerupai pakaian
Cina dari dinasti Han) dan nekara dari
Kepulauan Kei, Maluku (berisi hiasan lajur
mendatar bergambar kijang).
14. Ada beberapa daerah penting dalam
perkembangan logam di Nusantara
• a. Budaya logam awal di Jawa Di Pulau Jawa
terdapat peninggalan logam pada tahap
awal, berada di dalam peti kubur batu
(sarkofagus) di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta.
Diperkirakan sebagai bekal kubur yang berupa
peralatan dari besi.
• b. Budaya logam awal di Sumatra Di
Pasemah, Sumatra Barat, terdapat kubur batu
yang dibekali manik-manik kaca dan sejumlah
benda logam berupa tombak besi dan peniti
emas.
15. Hasil-hasil kebudayaan zaman logam
• a. Nekara
• Adalah tambur besar yang berbentuk seperti
dandang yang terbalik. Benda ini banyak
ditemukan di
Bali, Nusatenggara, Maluku, Selayar, dan Irian.
• b. Nekara Moko
• Yang berukuran lebih kecil, ditemukan di Pulau
Alor, Nusatenggara Timur. Nekara dan Moko
dianggap sebagai benda keramat dan suci.
16. • c. Kapak Perunggu
Terdiri beberapa macam, ada yang berbentuk
pahat, jantung, dan tembilang. Kapak
perunggu juga disebut sebagai kapak sepatu
atau kapak corong. Daerah penemuannya
Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi
Tengah, dan Irian. Kapak perunggu
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari.
17. • d. Candrasa
• Sejenis kapak namun bentuknya indah dan
satu sisinya panjang, ditemukan di Yogyakarta.
Candrasa dipergunakan untuk kepentingan
upacara keagamaan dan sebagai tanda
kebesaran.
18. • e. Perhiasan Perunggu
Benda-benda perhiasan perunggu seperti
gelang tangan, gelang
kaki, cincin, kalung, bandul kalung pada masa
perundagian, banyak ditemukan di daerah
Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan Sumatera.
19. • f. Manik-manik
Adalah benda perhiasan terdiri berbagai
ukuran dan bentuk. Manik-manik
dipergunakan sebagai perhiasan dan bekal
hidup setelah seseorang meninggal dunia.
Bentuknya ada silider, segi enam, bulat, dan
oval. Daerah penemuannya di
Sangiran, Pasemah, Gilimanuk, Bogor, Besuki,
dan Buni.
20. • g. Bejana Perunggu
Adalah benda yang terbuat dari perunggu
berfungsi sebagai wadah atau tempat
menyimpan makanan. Bentuknya bulat
panjang dan menyerupai gitar tanpa tangkai.
Benda ini ditemukan di Sumatera dan Madura.
21. • h . Arca Perunggu
Benda bentuk patung yang terbuat dari
perunggu menggambar orang yang
sedang menari, berdiri, naik kuda, dan
memegang panah. Tempat-tempat
penemuan di Bangkinang
(Riau), Lumajang, Bogor, dan Palembang.
22. Terima kasih atas perhatiannya
Mohon maaf apabila ada
kekurangan..
WASSALAMU’ALAIKUM WR. WB.