SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
I.

ACARA V

: Pembuatan Kompos

II. TANGGAL

: 26 Juli 2013

III. TUJUAN

: Mampu membuat kompos dengan bahan
dasar kotoran kandang

IV. TINJAUAN PUSTAKA
Kompos

merupakan

hasil

perombakan

bahan

organic

oleh

mikroorganisme dengan hasil akhir berupa bahan yang memiliki nisbah
jumlah C/N yang rendah (< 20). Bahan yang ideal untuk dikomposkan
sebaiknya bahan yang memiliki nisbah akhir sekitar 30. Kondisi ini dapat
dicapai dengan cara mencampur berbagai bahan yang tersedia.
Bahan organic yang memiliki jumlah nisbah yang lebih tinggi di atas 30
yaitu bahan berkayu dan berserat dengan kandungan lignin dan selulosa yang
tinggi akan terdekomposisi dalam waktu yan lebih lama. Sebaliknya jika
bahan organic yang akan dikomposkan sudah memiliki C/N yang terlalu
rendah yaitu bahan yang lunak atau berair akan mudah terjadi kehilangan N
selama proses dekomposisi berlangsung.
Kompos

yang

dihasilkan

melalui

proses

fermentasi

dengan

memanfaatkan teknologi mikrobia efektif sudah dikenal secara umum dengan
nama bokashi. Dengan cara ini proses pembuatan kompos dapat berlangsung
lebih cepat dibandingkan dengan cara konvensional.
Dosis pupuk adalah berat pupuk yang diberikan per satuan luas lahan
(ton/ha, kg/m2) atau persatuan berat media (g/kg) atau per tanaman
(g/tanaman). Konsentrasi adalah banyaknya larutan yang diencerkan dalam
pelarutan dikalikan dengan 100 % (ml/l x 100 %) dengan satuan %. Takaran
atau dosis penggunaan kompos segar di lahan secara umum adalah 2 kg/m2.
Begitu sampai di lahan kompos harus segera dicampur merata dengan tanah.
Kompos yang tidak segera digunakan dapat disimpan selama beberapa bulan.
Sebelum disimpan, kompos dikeringanginkan terlebih dahulu, baru kemudian
dimasukkan ke dalam karung plastic kedap air berwarna gelap. Karung
kompos di simpan di tempat kering terlindung dari hujan dan cahaya matahari
langsung.
Oleh karena itu, dalam pembuatan kompos lokasinya diusahakan pada
bangunan atau tanah yang datar, bebas dari genangan air serta ada tapa
sebagai pelindung dari hujan dan sinar matahari langsung. Selain itu, juga
harus dekat dengan sumber bahan organic, sumber air sehingga
pengelolaannya mudah.
V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Cangkul
2. Centong
3. Karung
4. Ember
5. Parang
B. Bahan
1. Kotoran kandang sapi
2. Arang sekam
3. Daun-daunan legume
4. Dedak
5. Dolomite
6. Urea
7. Decomposer
8. Air
VI. CARA KERJA
1. Buat gundukan bahan kompos setinggi 60 cm yang terdiri dari 6 lapisan.
Masing-masing lapisan setebal 10 cm, berselang-seling antara kotoran
kandang dan bahan pengkaya.
2. Pada tiap lapisan taburkan decomposer dengan takaran sesuai yang telah
ditentukan.
3. Tambahkan air secukupnya sehingga kadar lengas tumpukan mencapai
sekitar 50%.
4. Kompos akan matang sekitar 4-6 minggu. Kompos setelah itu diayak
dengan ayakan. Bahan yang tidak lolos mata saringan dikomposkan
kembali.
VII. HASIL PENGAMATAN

Keterangan

: berasal dari campuran pupuk kandang, sekam, potongan
daun legume dan dengan pengurai “Superdegra”.

Tekstur kompos

: Mengumpal

Warna kompos

: Hitam kecoklatan

Suhunya
Bau

: Lembab
: Tidak berbau
VIII. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini adalah mengenai cara pembuatan kompos
berbahan

organik.

Seperti

kita

ketahui

kompos

memperbaiki

struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah.
Dalam praktikum pembuatan kompos ini kami menggunakan skitar 3
ember besar kotoran kandang sapi yang sudah berumur kurang lebih 2
minggu, menggunakan dedak, dolomite, urea, decomposer, air dan daundaun tanaman legume.
Daun-daun tanaman jenis legume digunakan karena tanaman ini
mengandung hara yang relatif tinggi, terutama nitrogen dibandingkan
dengan jenis tanaman lainnya. Tanaman legume juga relatif mudah
terdekomposisi sehingga penyediaan haranya menjadi lebih cepat.
Sedangkan digunakan kotaran kandang sapi berumur kira-kira 2 minggu
digunakan karena jika menggunakan kotaran kandang yang baru keluar
dari hewan selain jijik bagi yang mengambilnya juga jika langsung
dicampur dengan tanah akan membuat suhu panas yang nantinya tidak
sesuai dengan suhu yang dibutuhkan mikroorganisme untuk proses
decomposer.
Langkah pertama, kita membuat sepetak tanah yang kemudian pada
bagian pinggirnya dibuat pembatas tanah dengan mencangkul sedalam
mata cangkul. Ini juga berfungsi sebagai parit agar kompos tidak
tergenang air. Kemudian pupuk kandang yang berumur 2 minggu
diletakkan pada petakan tersebut kemudian ditabur sekam, sementara daun
legume dicacah sehalus mungkin. Daun legume yang telah halus tersebut
dicampurkan pada pupuk kandang tersebut dan diratakan dengan cara
diaduk-aduk menggunakan cangkul. Sementara diaduk-aduk pupuk diberi
pengurai Superdegra. Hal ini agar mempercepat proses dekomposisi
bahan-bahan tersebut.
Setelah semua bahan tercampur, pupuk ditutup dengan karung dan
ditancapkan pasak agar pupuk tidak jatuh kemana-mana. Pupuk tersebut
didiamkan selama 2 minggu agar proses dekomposisi lebih maksimal.
Setelah 2 minggu hasilnya kompos tersebut menjadi gumpalan –gumpalan
kecil yang remah. Warnanya hitam kecoklatan, kondisinya lembab dan
tidak berbau.
Berkenaan degan tanaman dan tanah kompos akan meningkatkan
kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas
mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan
penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk
menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui
dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit.
IX. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan yaitu:
1. Kompos merupakan hasil perombakan bahan organic oleh mikroorganisme
dengan hasil akhir berupa bahan yang memiliki nisbah jumlah C/N yang
rendah (< 20).
2. Pembuatan kompos organic menggunakan kotoran kandang sapi, daun
legume, dedak, urea, air dan decomposer.
3. Daun-daun tanaman jenis legume digunakan karena tanaman ini
mengandung hara yang relatif tinggi, terutama nitrogen dibandingkan
dengan jenis tanaman lainnya.
4. Hasil pengamatan setelah 2 minggu yaitu kompos menjadi gumpalan –
gumpalan kecil yang remah. Warnanya hitam kecoklatan, kondisinya
lembab dan tidak berbau.
5. Fungsi kompos diantaranya akan meningkatkan kemampuan tanah untuk
mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang
bermanfaat bagi tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Diktat Kuliah Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Institut
Pertanian STIPER. Yogyakarta.
Anonim. 2010. Petunjuk Praktikum Kesuburan dan Kesehatan Tanah. Institu
Pertanian STIPER. Yogyakarta.
Lingga, P.P. 1989. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.
Notohadiprawiro,T., Soekodarmodjo,S. dan E.Sukana. 1987. Pengelolaan
Kesuburan Tanah dan Peningkatan Efisiensi Pemupukan. Bull. Fak.
Pertanian UGM : Yogyakarta.
Pahan I. 2007. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penerbit Swadaya. Jakarta.
Rinsema,W.T. 1983. Pupuk dan Cara pemupukan. Bhratara Karya Aksara.
Jakarta.
Sutejo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

Mengetahui

Yogyakarta,26 Juli 2013

Co Ass

Praktikan

(M. Aang Fahmi)

(Niko Utomo)
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN

Disusun Oleh:
Nama

: Niko Utomo

NIM

: 12/14678/BP_SPKS

Kelas

: SPKS I

Jurusan

: Budidaya pertanian

Kelompok

: III (Tiga)

Acara V

: Pembuatan kompos

Co.Ass

: M. Aang Fahmi

FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2013

More Related Content

What's hot

1. sop lobang tanam
1. sop lobang tanam1. sop lobang tanam
1. sop lobang tanamNiko Utomo
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatYosep Setiawan
 
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukanLaporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukanfahmiganteng
 
Teknis perbanyakan agens hayati
Teknis perbanyakan  agens hayatiTeknis perbanyakan  agens hayati
Teknis perbanyakan agens hayatipandirambo900
 
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistemLaporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistemfahmiganteng
 
2. Pemetaan Partisipatif Lahan Petani.pptx
2. Pemetaan Partisipatif Lahan Petani.pptx2. Pemetaan Partisipatif Lahan Petani.pptx
2. Pemetaan Partisipatif Lahan Petani.pptxDefisaKitri
 
BUDIDAYA TANAMAN SAYURan.ppt
BUDIDAYA TANAMAN SAYURan.pptBUDIDAYA TANAMAN SAYURan.ppt
BUDIDAYA TANAMAN SAYURan.pptMigusnawatiTiti1
 
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk BokashiPraktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk BokashiHariyatunnisa Ahmad
 
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUKPENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUKPuan Habibah
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanahedhie noegroho
 
Laporan praktikum tekben deoooo
Laporan praktikum tekben deooooLaporan praktikum tekben deoooo
Laporan praktikum tekben deooooadeobian
 
MATERI KELAPA SAIT 1 POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA
MATERI KELAPA SAIT 1 POLITEKNIK LPP YOGYAKARTAMATERI KELAPA SAIT 1 POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA
MATERI KELAPA SAIT 1 POLITEKNIK LPP YOGYAKARTAghaziplanters
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahTidar University
 
Sorgum (sorghum bicolor L)
Sorgum (sorghum bicolor L)Sorgum (sorghum bicolor L)
Sorgum (sorghum bicolor L)Sanda Ratna Sari
 
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptx
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptxPPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptx
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptxanamansyah
 

What's hot (20)

1. sop lobang tanam
1. sop lobang tanam1. sop lobang tanam
1. sop lobang tanam
 
Bubur pestisida
Bubur pestisidaBubur pestisida
Bubur pestisida
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomat
 
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukanLaporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
 
Teknis perbanyakan agens hayati
Teknis perbanyakan  agens hayatiTeknis perbanyakan  agens hayati
Teknis perbanyakan agens hayati
 
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistemLaporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
 
2. Pemetaan Partisipatif Lahan Petani.pptx
2. Pemetaan Partisipatif Lahan Petani.pptx2. Pemetaan Partisipatif Lahan Petani.pptx
2. Pemetaan Partisipatif Lahan Petani.pptx
 
BUDIDAYA TANAMAN SAYURan.ppt
BUDIDAYA TANAMAN SAYURan.pptBUDIDAYA TANAMAN SAYURan.ppt
BUDIDAYA TANAMAN SAYURan.ppt
 
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk BokashiPraktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
 
Budidaya Kelapa 1.ppt
Budidaya Kelapa 1.pptBudidaya Kelapa 1.ppt
Budidaya Kelapa 1.ppt
 
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUKPENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JERUK
 
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan TanahLaporan Praktikum Kesuburan Tanah
Laporan Praktikum Kesuburan Tanah
 
Budidaya padi lebak
Budidaya padi lebakBudidaya padi lebak
Budidaya padi lebak
 
Budidaya kacang merah
Budidaya kacang merahBudidaya kacang merah
Budidaya kacang merah
 
Laporan praktikum tekben deoooo
Laporan praktikum tekben deooooLaporan praktikum tekben deoooo
Laporan praktikum tekben deoooo
 
MATERI KELAPA SAIT 1 POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA
MATERI KELAPA SAIT 1 POLITEKNIK LPP YOGYAKARTAMATERI KELAPA SAIT 1 POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA
MATERI KELAPA SAIT 1 POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
 
Sorgum (sorghum bicolor L)
Sorgum (sorghum bicolor L)Sorgum (sorghum bicolor L)
Sorgum (sorghum bicolor L)
 
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptx
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptxPPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptx
PPT_PUPUK_ORGANIK_pptx.pptx
 
Kompos jerami
Kompos jeramiKompos jerami
Kompos jerami
 

Similar to Pembuatan Kompos Organik dari Kotoran Kandang Sapi

komposting dan keranjang tatakura
komposting dan keranjang tatakurakomposting dan keranjang tatakura
komposting dan keranjang tatakuraWila Dantika
 
Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".
Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".
Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".Manado State University
 
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.pptAnggun929650
 
CARA PENGOLAHAN-SAMPAH SEHINGGA MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN-3R.ppt
CARA PENGOLAHAN-SAMPAH SEHINGGA MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN-3R.pptCARA PENGOLAHAN-SAMPAH SEHINGGA MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN-3R.ppt
CARA PENGOLAHAN-SAMPAH SEHINGGA MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN-3R.pptkamaludin57
 
Slide presentasi kompos takakura
Slide presentasi kompos takakuraSlide presentasi kompos takakura
Slide presentasi kompos takakuraSyamsul Asinar
 
Teknologi kompos untuk mengurangi sampah
Teknologi kompos untuk mengurangi sampahTeknologi kompos untuk mengurangi sampah
Teknologi kompos untuk mengurangi sampahhelmirizkullah
 
8 budidaya tanaman zukini
8 budidaya tanaman zukini8 budidaya tanaman zukini
8 budidaya tanaman zukinidian nurdianah
 
pembuatan pupuk kompos
pembuatan pupuk kompospembuatan pupuk kompos
pembuatan pupuk komposErma Yafi
 
1 7 pengolahan kompos
1 7 pengolahan kompos1 7 pengolahan kompos
1 7 pengolahan komposdhanitriono
 
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposLaporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposRizka Pratiwi
 
Slide presentasi kompos takakura
Slide presentasi kompos takakuraSlide presentasi kompos takakura
Slide presentasi kompos takakuraSyamsul Asinar
 
MATERI KOMPOS.ppt
MATERI KOMPOS.pptMATERI KOMPOS.ppt
MATERI KOMPOS.pptJumitaRoza1
 
Aplikasi mol (mikro organisme lokal) sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
Aplikasi mol (mikro organisme lokal)  sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...Aplikasi mol (mikro organisme lokal)  sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
Aplikasi mol (mikro organisme lokal) sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...Jidun Cool
 
Makalah kondas ipa kompos
Makalah kondas ipa kompos Makalah kondas ipa kompos
Makalah kondas ipa kompos Wila Dantika
 

Similar to Pembuatan Kompos Organik dari Kotoran Kandang Sapi (20)

Hafiz tugas tps
Hafiz tugas tpsHafiz tugas tps
Hafiz tugas tps
 
komposting dan keranjang tatakura
komposting dan keranjang tatakurakomposting dan keranjang tatakura
komposting dan keranjang tatakura
 
Komposting
KompostingKomposting
Komposting
 
Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".
Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".
Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".
 
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt
 
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R.ppt
 
CARA PENGOLAHAN-SAMPAH SEHINGGA MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN-3R.ppt
CARA PENGOLAHAN-SAMPAH SEHINGGA MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN-3R.pptCARA PENGOLAHAN-SAMPAH SEHINGGA MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN-3R.ppt
CARA PENGOLAHAN-SAMPAH SEHINGGA MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN-3R.ppt
 
Slide presentasi kompos takakura
Slide presentasi kompos takakuraSlide presentasi kompos takakura
Slide presentasi kompos takakura
 
Teknologi kompos untuk mengurangi sampah
Teknologi kompos untuk mengurangi sampahTeknologi kompos untuk mengurangi sampah
Teknologi kompos untuk mengurangi sampah
 
8 budidaya tanaman zukini
8 budidaya tanaman zukini8 budidaya tanaman zukini
8 budidaya tanaman zukini
 
pembuatan pupuk kompos
pembuatan pupuk kompospembuatan pupuk kompos
pembuatan pupuk kompos
 
1 7 pengolahan kompos
1 7 pengolahan kompos1 7 pengolahan kompos
1 7 pengolahan kompos
 
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposLaporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
 
Slide presentasi kompos takakura
Slide presentasi kompos takakuraSlide presentasi kompos takakura
Slide presentasi kompos takakura
 
MATERI KOMPOS.ppt
MATERI KOMPOS.pptMATERI KOMPOS.ppt
MATERI KOMPOS.ppt
 
Aplikasi mol (mikro organisme lokal) sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
Aplikasi mol (mikro organisme lokal)  sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...Aplikasi mol (mikro organisme lokal)  sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
Aplikasi mol (mikro organisme lokal) sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
 
Makalah pupuk kompos dari
Makalah pupuk kompos dariMakalah pupuk kompos dari
Makalah pupuk kompos dari
 
Makalah pupuk kompos dari
Makalah pupuk kompos dariMakalah pupuk kompos dari
Makalah pupuk kompos dari
 
Pupuk Organik
Pupuk OrganikPupuk Organik
Pupuk Organik
 
Makalah kondas ipa kompos
Makalah kondas ipa kompos Makalah kondas ipa kompos
Makalah kondas ipa kompos
 

Pembuatan Kompos Organik dari Kotoran Kandang Sapi

  • 1. I. ACARA V : Pembuatan Kompos II. TANGGAL : 26 Juli 2013 III. TUJUAN : Mampu membuat kompos dengan bahan dasar kotoran kandang IV. TINJAUAN PUSTAKA Kompos merupakan hasil perombakan bahan organic oleh mikroorganisme dengan hasil akhir berupa bahan yang memiliki nisbah jumlah C/N yang rendah (< 20). Bahan yang ideal untuk dikomposkan sebaiknya bahan yang memiliki nisbah akhir sekitar 30. Kondisi ini dapat dicapai dengan cara mencampur berbagai bahan yang tersedia. Bahan organic yang memiliki jumlah nisbah yang lebih tinggi di atas 30 yaitu bahan berkayu dan berserat dengan kandungan lignin dan selulosa yang tinggi akan terdekomposisi dalam waktu yan lebih lama. Sebaliknya jika bahan organic yang akan dikomposkan sudah memiliki C/N yang terlalu rendah yaitu bahan yang lunak atau berair akan mudah terjadi kehilangan N selama proses dekomposisi berlangsung. Kompos yang dihasilkan melalui proses fermentasi dengan memanfaatkan teknologi mikrobia efektif sudah dikenal secara umum dengan nama bokashi. Dengan cara ini proses pembuatan kompos dapat berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan cara konvensional. Dosis pupuk adalah berat pupuk yang diberikan per satuan luas lahan (ton/ha, kg/m2) atau persatuan berat media (g/kg) atau per tanaman (g/tanaman). Konsentrasi adalah banyaknya larutan yang diencerkan dalam pelarutan dikalikan dengan 100 % (ml/l x 100 %) dengan satuan %. Takaran atau dosis penggunaan kompos segar di lahan secara umum adalah 2 kg/m2. Begitu sampai di lahan kompos harus segera dicampur merata dengan tanah. Kompos yang tidak segera digunakan dapat disimpan selama beberapa bulan. Sebelum disimpan, kompos dikeringanginkan terlebih dahulu, baru kemudian dimasukkan ke dalam karung plastic kedap air berwarna gelap. Karung
  • 2. kompos di simpan di tempat kering terlindung dari hujan dan cahaya matahari langsung. Oleh karena itu, dalam pembuatan kompos lokasinya diusahakan pada bangunan atau tanah yang datar, bebas dari genangan air serta ada tapa sebagai pelindung dari hujan dan sinar matahari langsung. Selain itu, juga harus dekat dengan sumber bahan organic, sumber air sehingga pengelolaannya mudah.
  • 3. V. ALAT DAN BAHAN A. Alat 1. Cangkul 2. Centong 3. Karung 4. Ember 5. Parang B. Bahan 1. Kotoran kandang sapi 2. Arang sekam 3. Daun-daunan legume 4. Dedak 5. Dolomite 6. Urea 7. Decomposer 8. Air
  • 4. VI. CARA KERJA 1. Buat gundukan bahan kompos setinggi 60 cm yang terdiri dari 6 lapisan. Masing-masing lapisan setebal 10 cm, berselang-seling antara kotoran kandang dan bahan pengkaya. 2. Pada tiap lapisan taburkan decomposer dengan takaran sesuai yang telah ditentukan. 3. Tambahkan air secukupnya sehingga kadar lengas tumpukan mencapai sekitar 50%. 4. Kompos akan matang sekitar 4-6 minggu. Kompos setelah itu diayak dengan ayakan. Bahan yang tidak lolos mata saringan dikomposkan kembali.
  • 5. VII. HASIL PENGAMATAN Keterangan : berasal dari campuran pupuk kandang, sekam, potongan daun legume dan dengan pengurai “Superdegra”. Tekstur kompos : Mengumpal Warna kompos : Hitam kecoklatan Suhunya Bau : Lembab : Tidak berbau
  • 6. VIII. PEMBAHASAN Praktikum kali ini adalah mengenai cara pembuatan kompos berbahan organik. Seperti kita ketahui kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah. Dalam praktikum pembuatan kompos ini kami menggunakan skitar 3 ember besar kotoran kandang sapi yang sudah berumur kurang lebih 2 minggu, menggunakan dedak, dolomite, urea, decomposer, air dan daundaun tanaman legume. Daun-daun tanaman jenis legume digunakan karena tanaman ini mengandung hara yang relatif tinggi, terutama nitrogen dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya. Tanaman legume juga relatif mudah terdekomposisi sehingga penyediaan haranya menjadi lebih cepat. Sedangkan digunakan kotaran kandang sapi berumur kira-kira 2 minggu digunakan karena jika menggunakan kotaran kandang yang baru keluar dari hewan selain jijik bagi yang mengambilnya juga jika langsung dicampur dengan tanah akan membuat suhu panas yang nantinya tidak sesuai dengan suhu yang dibutuhkan mikroorganisme untuk proses decomposer. Langkah pertama, kita membuat sepetak tanah yang kemudian pada bagian pinggirnya dibuat pembatas tanah dengan mencangkul sedalam mata cangkul. Ini juga berfungsi sebagai parit agar kompos tidak tergenang air. Kemudian pupuk kandang yang berumur 2 minggu diletakkan pada petakan tersebut kemudian ditabur sekam, sementara daun legume dicacah sehalus mungkin. Daun legume yang telah halus tersebut dicampurkan pada pupuk kandang tersebut dan diratakan dengan cara diaduk-aduk menggunakan cangkul. Sementara diaduk-aduk pupuk diberi pengurai Superdegra. Hal ini agar mempercepat proses dekomposisi bahan-bahan tersebut. Setelah semua bahan tercampur, pupuk ditutup dengan karung dan ditancapkan pasak agar pupuk tidak jatuh kemana-mana. Pupuk tersebut didiamkan selama 2 minggu agar proses dekomposisi lebih maksimal.
  • 7. Setelah 2 minggu hasilnya kompos tersebut menjadi gumpalan –gumpalan kecil yang remah. Warnanya hitam kecoklatan, kondisinya lembab dan tidak berbau. Berkenaan degan tanaman dan tanah kompos akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit.
  • 8. IX. KESIMPULAN Dari praktikum yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan yaitu: 1. Kompos merupakan hasil perombakan bahan organic oleh mikroorganisme dengan hasil akhir berupa bahan yang memiliki nisbah jumlah C/N yang rendah (< 20). 2. Pembuatan kompos organic menggunakan kotoran kandang sapi, daun legume, dedak, urea, air dan decomposer. 3. Daun-daun tanaman jenis legume digunakan karena tanaman ini mengandung hara yang relatif tinggi, terutama nitrogen dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya. 4. Hasil pengamatan setelah 2 minggu yaitu kompos menjadi gumpalan – gumpalan kecil yang remah. Warnanya hitam kecoklatan, kondisinya lembab dan tidak berbau. 5. Fungsi kompos diantaranya akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman.
  • 9. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Diktat Kuliah Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Institut Pertanian STIPER. Yogyakarta. Anonim. 2010. Petunjuk Praktikum Kesuburan dan Kesehatan Tanah. Institu Pertanian STIPER. Yogyakarta. Lingga, P.P. 1989. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Notohadiprawiro,T., Soekodarmodjo,S. dan E.Sukana. 1987. Pengelolaan Kesuburan Tanah dan Peningkatan Efisiensi Pemupukan. Bull. Fak. Pertanian UGM : Yogyakarta. Pahan I. 2007. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penerbit Swadaya. Jakarta. Rinsema,W.T. 1983. Pupuk dan Cara pemupukan. Bhratara Karya Aksara. Jakarta. Sutejo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. Mengetahui Yogyakarta,26 Juli 2013 Co Ass Praktikan (M. Aang Fahmi) (Niko Utomo)
  • 10. LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN Disusun Oleh: Nama : Niko Utomo NIM : 12/14678/BP_SPKS Kelas : SPKS I Jurusan : Budidaya pertanian Kelompok : III (Tiga) Acara V : Pembuatan kompos Co.Ass : M. Aang Fahmi FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA 2013