SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 42
TUTOR HEMATOLOGI  PEMERIKSAAN SEL LUPUS ERITEMATOSUSNUZULUL QURIYAH / PAULUS BUDIONO N. 1
PENDAHULUAN (1) SLE . SLE SLE Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) adalahpenyakit yang penyebabnyatidakdiketahui Terjadikerusakanjaringandanselolehotoantibodidankompleks-imunpatogenik Merupakan penyakit otoimun yang melibatkan banyak organ dan memberikan gejala-gejala klinik yang beragam 2
. SLE SLE Etiopatogenesisdanpenatalaksanaanmasihdiperdebatkandanberbagaipenelitiandarisegalaaspektelahdilakukan, namunbelummenjawabsejumlahpertanyaan Sel Lupus Eritematosus (sel LE) merupakansalahsatutemuan yang memberikankeyakinanbahwa SLE merupakanpenyakitotoimun PENDAHULUAN (2) 3
PERMASALAHAN Manifestasi klinis SLE sangat bervariasi, gambaran klinis terutama keluhan penderita  juga beragam Kelambatan diagnosis SLE Pemeriksaan sel LE masih digunakan atau dipertimbangkandi daerah Pemeriksaan serologis awal yang sering  digunakan untuk menegakkan  diagnosis SLE adalah  pemeriksaan ANA (Antinuclear Antibody) cukup mahal www.themegallery.com 4
Pembentukan Sel LE 1 2 3 Depolimerisasi DNA inti sel lekosit yang rusak, diikuti pelepasan bagian-bagian dari inti sel, sehingga terbentuk masa globular yang homogen, kemudiandifagositoleh sel netrofil        sel LE Tubuh akan membentuk antibodi (otoantibodi)   faktorLE  Kerusakan pada jaringan penyambung menyebabkan pelepasan protein ke dalam aliran darah(antigen) www.themegallery.com 5
1 2 Metode Pemeriksaan Sel LE Defibrinated Blood (Metode Zinkham dan Conley) Dipakai di RSU dr. Soetomo 6 MereaksikanSerum  Pasien dengan  Lekositnya Sendiri Metode 5 Darah Heparin 3 4 Mereaksikan Serum Pasien  denganLekosit Orang Normal Clotted Blood (Metode Zimmer dan Hargraves) www.themegallery.com 6
Metode Menggunakan Defibrinated Blood 1 3 2 Darah vena10 ml dimasukkan  dalamErlenmeyer yang  berisi glass beads. Digoyang  dengangerakan memutar  selama 5 menit atausampai tidakterdengar suara gelas lagi,  untukmendapatkan defribinated blood. Kemudian dimasukkan  dalam inkubator pada suhu 37ºC selama 3 - 4 jam Lapisan buffy coat diambil dengan pipet Pasteur dan dibuat sediaan hapus, dipulas dengan pewarnaan Romanowsky Darah dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe, disentrifus pada kecepatan 3000 rpm selama 10 menit www.themegallery.com 7
Metode Menggunakan Darah Heparin Darah vena 10 ml dimasukkandalamtabungberisi heparin  60 unit danglass beads 3 mm sebanyak 10 buah.  Tabungdibolak-balikkansupayadarahdan heparin tercampur Darah diinkubasi pada suhu kamar 30 menit dan  diletakkan pada rotator selama 30 menit Metode  Menggunakan  Darah Heparin Dibiarkan lagi selama 30 menit.Kemudian disentrifus  pada kecepatan 1500 rpm selama 5 menit Plasmanya dibuang dan lapisan buffy coat diambil dengan  menggunakan pipet Pasteur,  dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe Disentrifus pada kecepatan 1500 rpm selama 5 menit Lapisan buffy coat diambil dan dibuat sediaan hapus dan dipulas www.themegallery.com 8
Metode Menggunakan Clotted Blood Darah vena 10 ml dibiarkan beku pada suhu kamar  kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 2 jam Bekuan darah diambil dan ditempatkan di atas saringan  yang terbuat dari kawat. Serum dan sel yang keluar  dari saringan dimasukkan dalam tabung Metode  Menggunakan  Clotted Blood Disentrifus pada kecepatan 2000 rpm selama 5 menit Diambil 1 ml lapisan yang teratas dari sel,  dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe  dan disentrifus lagi pada kecepatan 2000 rpm selama 5 menit  untuk mendapatkan lapisan buffy coat Dibuat sediaan hapus dari buffy coat dan dipulas  dengan pewarnaan Romanowsky www.themegallery.com 9
Metode Mereaksikan Serum Pasien dengan Lekosit Orang Normal (1) Serum : darah vena10 ml dibiarkan beku pada suhu kamar, kemudian disimpan pada suhu  -20°C sampai digunakan. 1 2 Normal Leucocyte Suspension : darah golongan O, jumlah 5 ml  dimasukkan dalam tabung yana berisi heparin 1 ml.Disentrifus  pada kecepatan 1500 rpm selama 15 menit. Setengah bagian  bawah dari sel dibuang dengan memakai pipet Pasteur,sisanya dicampur dan dibiarkan mengendap pada suhu 37°C sampai didapat 1 – 2 ml plasma.Supernatan plasma ini disentrifus pada kecepatan 1000 rpm dan dicuci 3 kali dengan normal salin. Kemudian salin dibuang dan suspensi lekosit ditampung (0,5 ml) www.themegallery.com 10
Metode Mereaksikan Serum Pasien dengan Lekosit Orang Normal (2) Campur 1 volume serum dan 1 volume suspensi dan diinkubasi 37°C selama 3 – 4 jam 3 Disentrifus pada 1000 rpm selama 5 menit, lapisan buffy coat dibuat sediaan hapus dan dipulas dengan pewarnaan Romanowsky  4 www.themegallery.com 11
Metode Mereaksikan Serum Pasien dengan Lekositnya Sendiri(1) 1 Persiapan spesimen  dan merusak  dinding lekosit a. Darah vena 10 ml diletakkan pada waterbath dengan suhu 37°C selama 1 – 2 jam sampai terjadi bekuan. Kemudian bekuan dengan kawat saringan diletakkan pada mortir dan dihaluskan dengan alat penumbuk b. Darah heparin 5 ml dalam tabung 15 ml yang berisi glass bead, disentrifus pada kecepatan 50 rpm selama 30 menit pada suhu 37°C. Kemudian diletakkan pada suhu 37°C selama 15 menit www.themegallery.com 12
Metode Mereaksikan Serum Pasien dengan Lekositnya Sendiri (Lanjutan...) Spesimen darah dipindahkan ke beberapa tabung Wintrobe dengan pipet Pasteur, disentrifus pada kecepatan 2500 rpm selama 20 menit. Serum yang hemolisis dipindahkan,  buffy coat disimpan 2 3 4 Diperiksa dengan mikroskop pada pembesaran 1000x Bagian buffy coat dipindahkan dengan pipet Pasteur yang bersih, diteteskan ke 3 slide mikroskop, dibuat hapusan dan dipulas dengan pengecatan Leishman atau Wright www.themegallery.com 13
Metode di RSU Dr. Soetomo(1) Darah vena 5 ml dibiarkanbekupadasuhuruangan 1 – 2 jam Serum dibuang dan bekuannya dihaluskan dalam mortir.  Setelah halus, diambil dengan pipet kapiler Metode  di  RSU Dr. Soetomo Dibiarkanselama 10 – 15 menit agar terjadifagositosis Kemudian disentrifus pada kecepatan 2000 rpm selama 5 menit Lapisanbuffy coatdiambildandibuathapusan Pewarnaan dengan giemsa selama 3 – 4 menit. Dibilas air  dan dilihat dengan mikroskop dengan pembesaran 1000x www.themegallery.com 14
Metode di RSU Dr. Soetomo(2) Syarat pembacaan : 1 Dibuat 3 buah hapusan buffy coat Diperiksa dengan mikroskop pembesaran 1000x selama minimal 10 menit 2 www.themegallery.com 15
INTERPRETASI Positif Negatif False negatif False positif  rheumatoid arthritis,    anemia      hemolitik, interaksi obat (penisilin, hidralazin, obat antikonvulsi, metildopa) didapatkan kurang dari  2 sel LE didapatkan minimal  2 sel LE pemakaian adenokortiko-steroid, severe leucopenia,  remisi spontan www.themegallery.com 16
Membedakan Sel LE dengan Sel Tart (1) Perbedaan Sel LE : -sel netrofil yang memfagosit inti sel lekosit lain yang sudah rusak dan membentuk masa globular yang homogen - masa inti nampak homogen Sel Tart : ,[object Object], sel monosit yang lain/ sel     yang lain - inti masih nampak benang-benang kromatin www.themegallery.com 17
Membedakan Sel LE dengan Sel Tart (2) Sel LE Sel Tart 18
PENUTUP Di daerah penggunaan pemeriksaan sel LE masih dipertimbangkan, meski dari penderita SLE yang diperiksa hanya 75% yang ditemukan sel LE-nya, karena relatif  lebih murah dibanding pemeriksaan ANA  www.themegallery.com 19
Atas Perhatiannya Terima Kasih 20
KEPUSTAKAAN Brown, Barbara A. Hematology : Principles and Procedures. 3rd ed. Philadelphia : Lea & Febiger,  1980, pp. 184 - 187  Dacie, S.J.V. et al. Practical Haematology. 7th ed. Singapore : Churchill-Livingstone, Medical Division  of Longman Group UK Ltd, 1991, pp. 530 – 532 Dacie, S.J.V. et al. Practical Haematology. 8th ed. Singapore : Churchill-Livingstone, Medical Division  of Longman Group UK Ltd,1998, pp. 569 – 571 Harrison. Prinsip-PrinsipIlmuPenyakitDalam. 13th ed. Volume 4. Jakarta : EGC, 2000, pp. 1834  – 1839 Mukherjee, Kanai L. Medical Laboratory Technology. 1st ed. Volume I,New Delhi : Tata Mc. Graw Hill  Publishing Company Limited, 1988, pp. 337 – 341 Seiverd, Charles E. Hematology for  Medical Technology. 5th ed. Philadelphia : Lea & Febiger, 1983,  pp. 522 – 527 Simmons, Arthur. Technical Hematology. 3rd ed. Philadelphia : J.B. Lippincott Company, 1980,  pp. 126 – 129, 145 SimposiumNasional I Systemic Lupus ErythematosusdanPembentukanPerhimpunan SLE  Indonesia. Jakarta, 1995 21
Buffy Coat 22
Buffy Coat
Pewarnaan Giemsa Komposisi : Bubuk warna Giemsa	0,75 g Methanol				65 ml Glycerol				35 ml Buffer :        KH2PO4			6,63 g        Na2HPO4			3,20 g        Aquades ad			1000 ml Panaskan 50° /15 menit lalu saring Sebagai stok cat Giemsa Larutan cat Giemsa kerja: Encerkan dengan buffer dengan perbandingan 1 : 4-5 24
Tehnik Pengecatan Giemsa Fiksasimetanol 1 – 2 menit Tuangihapusandenganlarutankerja cat giemsa 20 – 30 menit Cucidengan buffer  Keringkandanlihatdibawahmikroskopdenganpembesaran 1000 x 25
Pewarnaan Wright Komposisi : Eosin & Methylene blue dg pelarut methanol Buffer :        KH2PO4			6,63 g        Na2HPO4			3,20 g        Aquades ad			1000 ml 26
Tehnik Pengecatan Wright Hapusandarahkeringdifiksasidenganmeneteskan cat wrightmenutupi rata hapusandarah, selama 2 menit Meneteskanlarutan buffer samaatau 1,5 kalinya. Tiupsampaitimbulwarnametalikdantunggusampai 20 menit Cucihapusandengan air, sampaiseluruhlapisan cat tercuci Keringkandanlihatdenganpembesaran 1000 x 27
Pewarnaan Leishman Komposisi : Bubuk warna Leishman	                  0,2 g Methanol    			               100 ml Buffer :          Disodium hydrogen phosphate     3,76 g         (Na2HPO4-2H2O)         Potassium dihydrogen phosphate anhydrous         (KH2PO4)                                     2,10 g         Aquades  ad                              1000 ml Bilas botol bersih dengan metanol tambah beberapa glass beads, tambahkan bubuk warna dan metanol ,kocok agar larut. 28
Teknik Pengecatan Leishman Fiksasidenganmetanol 2-3 menit PengenceranLeishmanstainningdenganlarutan buffer ( 1: 2 ). Biarkanselama 7 – 10 menit Bilasdenganlarutan buffer. Biarkan 2 - 3 menit Buangsisalarutan buffer dankeringkan Lihatdenganmikroskoppembesaran 1000X 29
Kriteria ARA (American Rheumatology Association) 1982 Ruamkupu-kupu Lupus diskoid Fotosensitivitas Ulkusronggamulut Artritis Serositis a. Pleuritis : terdengar “gesekan” olehdokteratauefusipleura atau b. Perikarditis : tampakpada EKG atau “gesekan” atauadanyaefusi pericardial KelainanGinjal a. Proteinuriapersisten > 0,5 g/dl per hari 30
Kriteria ARA (2) 7.    b. Silinderselular; mungkinseldarahmerah,  hemoglobin, granular tubular ataucampuran Kelainanneurologis a.	Seizures (serangantiba-tiba); tanparangsanganobatataukekacauanmetaboliktertentu b. Psikosistanparangsanganobat Kelainanhematologis a. Anemiahemolitik; denganretikulosis, atau b. Lekopenia : 4.000 sel/µL padaduaataulebihpemeriksaan, atau c. Limfopenia : 1.500 sel/µL padaduaataulebihpemeriksaan, atau d.Trombositopenia : 100.000 /µL tanpaadanyagangguanobat 31
Kriteria ARA (3) Kelainanimunologis a. Sel LE positifpadasediaan, atau b. Anti DNA  : adanyaantiboditerhadap DNA asli dengantiter abnormal, atau c.Anti-SM      : adanyaantiboditerhadap antigen- nuklear-SM (Smooth Muscle) d.STS (Serologis test for syphilis) positifpalsu paling sedikit  6 bulantesTPI (TreponemaPallidumImmobilization) atau FTA (Fluorescence TreponemalAntibody). 11. Antibodi-antinuklear : suatutiterabnormal antibodi-  antinukleardengancaraimunofluoresen 32
PEMERIKSAAN ANA(ANTINUCLEAR ANTIBODY) POSITIF PADA BEBERAPA PENYAKIT AUTOIMUN:      - SLE, SJOGRENS SYNDROMES 33
DETEKSI ANA Beberapa otoantibodi dapat merupakan suatu petanda (marker) pada penyakit tertentu, seperti anti ds-DNA, anti-SM, anti PCNA untuk SLE Anti Sc 170 dan anti centromer (ACA) untuk Sklerosis Sistemik 34
Substrat antigen : sel kultur HEp2(human carcinoma larynx) Bahan   : serum, pengenceran 1:25 / 1:40 Tehnik  : IMUNOFLUORESEN yang memberi fluoresensi khas (memakai mikroskop fluoresen) 1. Fluoresensi Nuklear :        5 pola Cenderung pada penyakit : (tidak  spesifik)          1.1 Homogen 	    SLE          1.2 Speckled	    UCTD, PSS, SLE 35
     1.3 Rim	 	                SLE      1.4 Nucleolar	                PSS, SLE      1.5 Centromere  	       CREST 2. Fluoresensi Cytoplasmic : dijumpai pada penyakit :       2.1 Fine Speckled (JO-1)      SLE       2.2 Ribosomal-p	  	 UCTD, PSS,   SLE 36
Spektrum penyakit autoimun Organ spesifik Hashimotos thyroiditis Thyrotoxicosis Insulin dependent diabetes mellitus Autoimun  haemolytic anaemia Idiopathic thrombocytopenic purpura Primary billiary cirrhosis Ulcerative colitis 37
Spektrum penyakit autoimun Non organ spesifik Sjogrens syndrome Rheumatoid arthritis Dermatomyositis Scleroderma Mixed connective tissue disease Discoid lupus erythematosus Systemic lupus erythematosus (SLE) 38
Pembentukan sel LE menurut Dacie (1993) Lekosit ——> Diberikan trauma : -mekanis - kimiawi Kerusakan membran sel lekosit                                           Inkubasi : inti sel lekosit kontak dengan             faktor LE yang ada dalam serum (gama globulin) Depolimerisasi inti, struktur kromatis hilang, massa homogen                                  komplemen Difagosit netrofil yang aktif Sel LE 39
Prinsip Pemeriksaan Serum pasien ---->gamma globulin yang secara langsung menuju ke inti lekosit.  Inti sesudah bereaksi dengan faktor LE---->badan LE dengan ciri-ciri : bulat, homogen, inti yang terbentuk yang menarik netrofil dan ditelan oleh satu netrofil disebut sel LE. Sel LE mengambil pewarnaan dan dapat dikenali di bawah mikroskop ketika membuat hapusan buffy coat Memerlukan lekosit yang mengalami trauma. Sel LE sering hampir sama dengan Tart Cell ---->monosit memfagosit sel lain biasanya lekosit atau sel nukleus yang lain.  40
Sensitivitas Diagnostik =     TP       x100%                                             TP+FN Jumlah penderita yang memberikan hasil positif dari semua penderita yang diperiksa dengan dugaan menderita penyakit tsb Spesifisitas Diagnostik =     TN    x   100%                                             TN+FP  Jumlah penderita yang memberikan hasil negatif dari semua penderita yang diperiksa dengan dugaan tidak menderita penyakit tsb 41
Nilai Ramal Positif =     TP      x   100%    (~ Sp)                                       TP+FP  Jumlah penderita dengan hasil benar2 positif dari semua penderita yang memberi hasil positif  Nilai Ramal Negatif =    TN      x   100%    (~ Sn)                                       TN+FN         Jumlah penderita dengan hasil yang benar2 negatif dari semua penderita yang memberi hasil negatif 42

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt? (20)

Laporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urineLaporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urine
 
Eritrosit
EritrositEritrosit
Eritrosit
 
Pemeriksaan hb a1c secara ion exchange hplc 2
Pemeriksaan hb a1c secara ion exchange hplc 2Pemeriksaan hb a1c secara ion exchange hplc 2
Pemeriksaan hb a1c secara ion exchange hplc 2
 
Th7
Th7Th7
Th7
 
Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2
 
Tutor 2
Tutor 2Tutor 2
Tutor 2
 
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
Pemeriksaan hematologi (darah rutin)
 
Kimia klinik tutor 1
Kimia klinik tutor 1Kimia klinik tutor 1
Kimia klinik tutor 1
 
PEMERIKSAAN URINE (Urinalisis)
PEMERIKSAAN URINE (Urinalisis)PEMERIKSAAN URINE (Urinalisis)
PEMERIKSAAN URINE (Urinalisis)
 
Leukosit 2
Leukosit 2Leukosit 2
Leukosit 2
 
Pemeriksaan faeses
Pemeriksaan faesesPemeriksaan faeses
Pemeriksaan faeses
 
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urin
 
Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan KehamilanPemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan Kehamilan
 
Sitohistoteknologi
SitohistoteknologiSitohistoteknologi
Sitohistoteknologi
 
Penetapan kadar hemoglobin
Penetapan kadar hemoglobinPenetapan kadar hemoglobin
Penetapan kadar hemoglobin
 
Penanganan sputum
Penanganan sputumPenanganan sputum
Penanganan sputum
 
Janti pemantapan mutu intra-laboratorium
Janti pemantapan mutu intra-laboratoriumJanti pemantapan mutu intra-laboratorium
Janti pemantapan mutu intra-laboratorium
 
Blood gas analyzer
Blood gas analyzerBlood gas analyzer
Blood gas analyzer
 
Eritropoiesis
EritropoiesisEritropoiesis
Eritropoiesis
 
PPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting TimePPT Hematologi - Clotting Time
PPT Hematologi - Clotting Time
 

Ähnlich wie Th6

Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAnalisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaVeghaNedya1
 
Pewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaPewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaIrwin Septian
 
Laporan Praktikum Difusi Osmosis Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis PlasmolisisLaporan Praktikum Difusi Osmosis Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis PlasmolisisTri Hapsari Meilani
 
Transfusi Darah 2. pencucian eritrosit pekat
Transfusi Darah 2. pencucian eritrosit pekatTransfusi Darah 2. pencucian eritrosit pekat
Transfusi Darah 2. pencucian eritrosit pekatDewi Fitriani
 
Henny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleuraHenny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleurapdspatklinsby
 
Lembar Kerja Siswa Selama 1 Semester Kelas XI
Lembar Kerja Siswa Selama 1 Semester Kelas XI Lembar Kerja Siswa Selama 1 Semester Kelas XI
Lembar Kerja Siswa Selama 1 Semester Kelas XI Muhammad Apuadi
 
Pelatihan pcr 1 eijkman
Pelatihan pcr 1 eijkmanPelatihan pcr 1 eijkman
Pelatihan pcr 1 eijkmanMulkan Fadhli
 
Tutor hema sutul
Tutor hema sutulTutor hema sutul
Tutor hema sutulandreei
 
Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...
Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...
Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...marketingIndogen
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHMas Mahardika
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHMas Mahardika
 

Ähnlich wie Th6 (20)

Dna & pcr
Dna & pcrDna & pcr
Dna & pcr
 
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAnalisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Analisa cairan pleuraaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Isolasi kloroplas
Isolasi kloroplasIsolasi kloroplas
Isolasi kloroplas
 
Pewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaPewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimia
 
Laporan Praktikum Difusi Osmosis Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis PlasmolisisLaporan Praktikum Difusi Osmosis Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis Plasmolisis
 
Tugas hematologi
Tugas hematologiTugas hematologi
Tugas hematologi
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Transfusi Darah 2. pencucian eritrosit pekat
Transfusi Darah 2. pencucian eritrosit pekatTransfusi Darah 2. pencucian eritrosit pekat
Transfusi Darah 2. pencucian eritrosit pekat
 
Henny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleuraHenny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleura
 
Sabun
SabunSabun
Sabun
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Lembar Kerja Siswa Selama 1 Semester Kelas XI
Lembar Kerja Siswa Selama 1 Semester Kelas XI Lembar Kerja Siswa Selama 1 Semester Kelas XI
Lembar Kerja Siswa Selama 1 Semester Kelas XI
 
Th3
Th3Th3
Th3
 
Pelatihan pcr 1 eijkman
Pelatihan pcr 1 eijkmanPelatihan pcr 1 eijkman
Pelatihan pcr 1 eijkman
 
Tutor hema sutul
Tutor hema sutulTutor hema sutul
Tutor hema sutul
 
Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...
Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...
Prosedur Isolasi Plasmid Bakteri dengan Kit Ekstraksi Plasmid - PT Indogen In...
 
I
II
I
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
 
Resume
Resume Resume
Resume
 

Mehr von andreei

Mehr von andreei (20)

Tibaru18
Tibaru18Tibaru18
Tibaru18
 
Tibaru17
Tibaru17Tibaru17
Tibaru17
 
Tibaru16
Tibaru16Tibaru16
Tibaru16
 
Tibaru15
Tibaru15Tibaru15
Tibaru15
 
Tibaru14
Tibaru14Tibaru14
Tibaru14
 
Tibaru13
Tibaru13Tibaru13
Tibaru13
 
Tibaru12
Tibaru12Tibaru12
Tibaru12
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru9
Tibaru9Tibaru9
Tibaru9
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru10
Tibaru10Tibaru10
Tibaru10
 
Tibaru8
Tibaru8Tibaru8
Tibaru8
 
Tibaru7
Tibaru7Tibaru7
Tibaru7
 
Refhemabaru8
Refhemabaru8Refhemabaru8
Refhemabaru8
 
Refhemabaru7
Refhemabaru7Refhemabaru7
Refhemabaru7
 
Refhemabaru6
Refhemabaru6Refhemabaru6
Refhemabaru6
 
Refhemabaru5
Refhemabaru5Refhemabaru5
Refhemabaru5
 
12
1212
12
 
12
1212
12
 
11
1111
11
 

Th6

  • 1. TUTOR HEMATOLOGI PEMERIKSAAN SEL LUPUS ERITEMATOSUSNUZULUL QURIYAH / PAULUS BUDIONO N. 1
  • 2. PENDAHULUAN (1) SLE . SLE SLE Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) adalahpenyakit yang penyebabnyatidakdiketahui Terjadikerusakanjaringandanselolehotoantibodidankompleks-imunpatogenik Merupakan penyakit otoimun yang melibatkan banyak organ dan memberikan gejala-gejala klinik yang beragam 2
  • 3. . SLE SLE Etiopatogenesisdanpenatalaksanaanmasihdiperdebatkandanberbagaipenelitiandarisegalaaspektelahdilakukan, namunbelummenjawabsejumlahpertanyaan Sel Lupus Eritematosus (sel LE) merupakansalahsatutemuan yang memberikankeyakinanbahwa SLE merupakanpenyakitotoimun PENDAHULUAN (2) 3
  • 4. PERMASALAHAN Manifestasi klinis SLE sangat bervariasi, gambaran klinis terutama keluhan penderita juga beragam Kelambatan diagnosis SLE Pemeriksaan sel LE masih digunakan atau dipertimbangkandi daerah Pemeriksaan serologis awal yang sering digunakan untuk menegakkan diagnosis SLE adalah pemeriksaan ANA (Antinuclear Antibody) cukup mahal www.themegallery.com 4
  • 5. Pembentukan Sel LE 1 2 3 Depolimerisasi DNA inti sel lekosit yang rusak, diikuti pelepasan bagian-bagian dari inti sel, sehingga terbentuk masa globular yang homogen, kemudiandifagositoleh sel netrofil sel LE Tubuh akan membentuk antibodi (otoantibodi) faktorLE Kerusakan pada jaringan penyambung menyebabkan pelepasan protein ke dalam aliran darah(antigen) www.themegallery.com 5
  • 6. 1 2 Metode Pemeriksaan Sel LE Defibrinated Blood (Metode Zinkham dan Conley) Dipakai di RSU dr. Soetomo 6 MereaksikanSerum Pasien dengan Lekositnya Sendiri Metode 5 Darah Heparin 3 4 Mereaksikan Serum Pasien denganLekosit Orang Normal Clotted Blood (Metode Zimmer dan Hargraves) www.themegallery.com 6
  • 7. Metode Menggunakan Defibrinated Blood 1 3 2 Darah vena10 ml dimasukkan dalamErlenmeyer yang berisi glass beads. Digoyang dengangerakan memutar selama 5 menit atausampai tidakterdengar suara gelas lagi, untukmendapatkan defribinated blood. Kemudian dimasukkan dalam inkubator pada suhu 37ºC selama 3 - 4 jam Lapisan buffy coat diambil dengan pipet Pasteur dan dibuat sediaan hapus, dipulas dengan pewarnaan Romanowsky Darah dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe, disentrifus pada kecepatan 3000 rpm selama 10 menit www.themegallery.com 7
  • 8. Metode Menggunakan Darah Heparin Darah vena 10 ml dimasukkandalamtabungberisi heparin 60 unit danglass beads 3 mm sebanyak 10 buah. Tabungdibolak-balikkansupayadarahdan heparin tercampur Darah diinkubasi pada suhu kamar 30 menit dan diletakkan pada rotator selama 30 menit Metode Menggunakan Darah Heparin Dibiarkan lagi selama 30 menit.Kemudian disentrifus pada kecepatan 1500 rpm selama 5 menit Plasmanya dibuang dan lapisan buffy coat diambil dengan menggunakan pipet Pasteur, dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe Disentrifus pada kecepatan 1500 rpm selama 5 menit Lapisan buffy coat diambil dan dibuat sediaan hapus dan dipulas www.themegallery.com 8
  • 9. Metode Menggunakan Clotted Blood Darah vena 10 ml dibiarkan beku pada suhu kamar kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 2 jam Bekuan darah diambil dan ditempatkan di atas saringan yang terbuat dari kawat. Serum dan sel yang keluar dari saringan dimasukkan dalam tabung Metode Menggunakan Clotted Blood Disentrifus pada kecepatan 2000 rpm selama 5 menit Diambil 1 ml lapisan yang teratas dari sel, dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe dan disentrifus lagi pada kecepatan 2000 rpm selama 5 menit untuk mendapatkan lapisan buffy coat Dibuat sediaan hapus dari buffy coat dan dipulas dengan pewarnaan Romanowsky www.themegallery.com 9
  • 10. Metode Mereaksikan Serum Pasien dengan Lekosit Orang Normal (1) Serum : darah vena10 ml dibiarkan beku pada suhu kamar, kemudian disimpan pada suhu -20°C sampai digunakan. 1 2 Normal Leucocyte Suspension : darah golongan O, jumlah 5 ml dimasukkan dalam tabung yana berisi heparin 1 ml.Disentrifus pada kecepatan 1500 rpm selama 15 menit. Setengah bagian bawah dari sel dibuang dengan memakai pipet Pasteur,sisanya dicampur dan dibiarkan mengendap pada suhu 37°C sampai didapat 1 – 2 ml plasma.Supernatan plasma ini disentrifus pada kecepatan 1000 rpm dan dicuci 3 kali dengan normal salin. Kemudian salin dibuang dan suspensi lekosit ditampung (0,5 ml) www.themegallery.com 10
  • 11. Metode Mereaksikan Serum Pasien dengan Lekosit Orang Normal (2) Campur 1 volume serum dan 1 volume suspensi dan diinkubasi 37°C selama 3 – 4 jam 3 Disentrifus pada 1000 rpm selama 5 menit, lapisan buffy coat dibuat sediaan hapus dan dipulas dengan pewarnaan Romanowsky 4 www.themegallery.com 11
  • 12. Metode Mereaksikan Serum Pasien dengan Lekositnya Sendiri(1) 1 Persiapan spesimen dan merusak dinding lekosit a. Darah vena 10 ml diletakkan pada waterbath dengan suhu 37°C selama 1 – 2 jam sampai terjadi bekuan. Kemudian bekuan dengan kawat saringan diletakkan pada mortir dan dihaluskan dengan alat penumbuk b. Darah heparin 5 ml dalam tabung 15 ml yang berisi glass bead, disentrifus pada kecepatan 50 rpm selama 30 menit pada suhu 37°C. Kemudian diletakkan pada suhu 37°C selama 15 menit www.themegallery.com 12
  • 13. Metode Mereaksikan Serum Pasien dengan Lekositnya Sendiri (Lanjutan...) Spesimen darah dipindahkan ke beberapa tabung Wintrobe dengan pipet Pasteur, disentrifus pada kecepatan 2500 rpm selama 20 menit. Serum yang hemolisis dipindahkan, buffy coat disimpan 2 3 4 Diperiksa dengan mikroskop pada pembesaran 1000x Bagian buffy coat dipindahkan dengan pipet Pasteur yang bersih, diteteskan ke 3 slide mikroskop, dibuat hapusan dan dipulas dengan pengecatan Leishman atau Wright www.themegallery.com 13
  • 14. Metode di RSU Dr. Soetomo(1) Darah vena 5 ml dibiarkanbekupadasuhuruangan 1 – 2 jam Serum dibuang dan bekuannya dihaluskan dalam mortir. Setelah halus, diambil dengan pipet kapiler Metode di RSU Dr. Soetomo Dibiarkanselama 10 – 15 menit agar terjadifagositosis Kemudian disentrifus pada kecepatan 2000 rpm selama 5 menit Lapisanbuffy coatdiambildandibuathapusan Pewarnaan dengan giemsa selama 3 – 4 menit. Dibilas air dan dilihat dengan mikroskop dengan pembesaran 1000x www.themegallery.com 14
  • 15. Metode di RSU Dr. Soetomo(2) Syarat pembacaan : 1 Dibuat 3 buah hapusan buffy coat Diperiksa dengan mikroskop pembesaran 1000x selama minimal 10 menit 2 www.themegallery.com 15
  • 16. INTERPRETASI Positif Negatif False negatif False positif rheumatoid arthritis, anemia hemolitik, interaksi obat (penisilin, hidralazin, obat antikonvulsi, metildopa) didapatkan kurang dari 2 sel LE didapatkan minimal 2 sel LE pemakaian adenokortiko-steroid, severe leucopenia, remisi spontan www.themegallery.com 16
  • 17.
  • 18. Membedakan Sel LE dengan Sel Tart (2) Sel LE Sel Tart 18
  • 19. PENUTUP Di daerah penggunaan pemeriksaan sel LE masih dipertimbangkan, meski dari penderita SLE yang diperiksa hanya 75% yang ditemukan sel LE-nya, karena relatif lebih murah dibanding pemeriksaan ANA www.themegallery.com 19
  • 21. KEPUSTAKAAN Brown, Barbara A. Hematology : Principles and Procedures. 3rd ed. Philadelphia : Lea & Febiger, 1980, pp. 184 - 187 Dacie, S.J.V. et al. Practical Haematology. 7th ed. Singapore : Churchill-Livingstone, Medical Division of Longman Group UK Ltd, 1991, pp. 530 – 532 Dacie, S.J.V. et al. Practical Haematology. 8th ed. Singapore : Churchill-Livingstone, Medical Division of Longman Group UK Ltd,1998, pp. 569 – 571 Harrison. Prinsip-PrinsipIlmuPenyakitDalam. 13th ed. Volume 4. Jakarta : EGC, 2000, pp. 1834 – 1839 Mukherjee, Kanai L. Medical Laboratory Technology. 1st ed. Volume I,New Delhi : Tata Mc. Graw Hill Publishing Company Limited, 1988, pp. 337 – 341 Seiverd, Charles E. Hematology for Medical Technology. 5th ed. Philadelphia : Lea & Febiger, 1983, pp. 522 – 527 Simmons, Arthur. Technical Hematology. 3rd ed. Philadelphia : J.B. Lippincott Company, 1980, pp. 126 – 129, 145 SimposiumNasional I Systemic Lupus ErythematosusdanPembentukanPerhimpunan SLE Indonesia. Jakarta, 1995 21
  • 24. Pewarnaan Giemsa Komposisi : Bubuk warna Giemsa 0,75 g Methanol 65 ml Glycerol 35 ml Buffer : KH2PO4 6,63 g Na2HPO4 3,20 g Aquades ad 1000 ml Panaskan 50° /15 menit lalu saring Sebagai stok cat Giemsa Larutan cat Giemsa kerja: Encerkan dengan buffer dengan perbandingan 1 : 4-5 24
  • 25. Tehnik Pengecatan Giemsa Fiksasimetanol 1 – 2 menit Tuangihapusandenganlarutankerja cat giemsa 20 – 30 menit Cucidengan buffer Keringkandanlihatdibawahmikroskopdenganpembesaran 1000 x 25
  • 26. Pewarnaan Wright Komposisi : Eosin & Methylene blue dg pelarut methanol Buffer : KH2PO4 6,63 g Na2HPO4 3,20 g Aquades ad 1000 ml 26
  • 27. Tehnik Pengecatan Wright Hapusandarahkeringdifiksasidenganmeneteskan cat wrightmenutupi rata hapusandarah, selama 2 menit Meneteskanlarutan buffer samaatau 1,5 kalinya. Tiupsampaitimbulwarnametalikdantunggusampai 20 menit Cucihapusandengan air, sampaiseluruhlapisan cat tercuci Keringkandanlihatdenganpembesaran 1000 x 27
  • 28. Pewarnaan Leishman Komposisi : Bubuk warna Leishman 0,2 g Methanol 100 ml Buffer : Disodium hydrogen phosphate 3,76 g (Na2HPO4-2H2O) Potassium dihydrogen phosphate anhydrous (KH2PO4) 2,10 g Aquades ad 1000 ml Bilas botol bersih dengan metanol tambah beberapa glass beads, tambahkan bubuk warna dan metanol ,kocok agar larut. 28
  • 29. Teknik Pengecatan Leishman Fiksasidenganmetanol 2-3 menit PengenceranLeishmanstainningdenganlarutan buffer ( 1: 2 ). Biarkanselama 7 – 10 menit Bilasdenganlarutan buffer. Biarkan 2 - 3 menit Buangsisalarutan buffer dankeringkan Lihatdenganmikroskoppembesaran 1000X 29
  • 30. Kriteria ARA (American Rheumatology Association) 1982 Ruamkupu-kupu Lupus diskoid Fotosensitivitas Ulkusronggamulut Artritis Serositis a. Pleuritis : terdengar “gesekan” olehdokteratauefusipleura atau b. Perikarditis : tampakpada EKG atau “gesekan” atauadanyaefusi pericardial KelainanGinjal a. Proteinuriapersisten > 0,5 g/dl per hari 30
  • 31. Kriteria ARA (2) 7. b. Silinderselular; mungkinseldarahmerah, hemoglobin, granular tubular ataucampuran Kelainanneurologis a. Seizures (serangantiba-tiba); tanparangsanganobatataukekacauanmetaboliktertentu b. Psikosistanparangsanganobat Kelainanhematologis a. Anemiahemolitik; denganretikulosis, atau b. Lekopenia : 4.000 sel/µL padaduaataulebihpemeriksaan, atau c. Limfopenia : 1.500 sel/µL padaduaataulebihpemeriksaan, atau d.Trombositopenia : 100.000 /µL tanpaadanyagangguanobat 31
  • 32. Kriteria ARA (3) Kelainanimunologis a. Sel LE positifpadasediaan, atau b. Anti DNA : adanyaantiboditerhadap DNA asli dengantiter abnormal, atau c.Anti-SM : adanyaantiboditerhadap antigen- nuklear-SM (Smooth Muscle) d.STS (Serologis test for syphilis) positifpalsu paling sedikit 6 bulantesTPI (TreponemaPallidumImmobilization) atau FTA (Fluorescence TreponemalAntibody). 11. Antibodi-antinuklear : suatutiterabnormal antibodi- antinukleardengancaraimunofluoresen 32
  • 33. PEMERIKSAAN ANA(ANTINUCLEAR ANTIBODY) POSITIF PADA BEBERAPA PENYAKIT AUTOIMUN: - SLE, SJOGRENS SYNDROMES 33
  • 34. DETEKSI ANA Beberapa otoantibodi dapat merupakan suatu petanda (marker) pada penyakit tertentu, seperti anti ds-DNA, anti-SM, anti PCNA untuk SLE Anti Sc 170 dan anti centromer (ACA) untuk Sklerosis Sistemik 34
  • 35. Substrat antigen : sel kultur HEp2(human carcinoma larynx) Bahan : serum, pengenceran 1:25 / 1:40 Tehnik : IMUNOFLUORESEN yang memberi fluoresensi khas (memakai mikroskop fluoresen) 1. Fluoresensi Nuklear : 5 pola Cenderung pada penyakit : (tidak spesifik) 1.1 Homogen SLE 1.2 Speckled UCTD, PSS, SLE 35
  • 36. 1.3 Rim SLE 1.4 Nucleolar PSS, SLE 1.5 Centromere CREST 2. Fluoresensi Cytoplasmic : dijumpai pada penyakit : 2.1 Fine Speckled (JO-1) SLE 2.2 Ribosomal-p UCTD, PSS, SLE 36
  • 37. Spektrum penyakit autoimun Organ spesifik Hashimotos thyroiditis Thyrotoxicosis Insulin dependent diabetes mellitus Autoimun haemolytic anaemia Idiopathic thrombocytopenic purpura Primary billiary cirrhosis Ulcerative colitis 37
  • 38. Spektrum penyakit autoimun Non organ spesifik Sjogrens syndrome Rheumatoid arthritis Dermatomyositis Scleroderma Mixed connective tissue disease Discoid lupus erythematosus Systemic lupus erythematosus (SLE) 38
  • 39. Pembentukan sel LE menurut Dacie (1993) Lekosit ——> Diberikan trauma : -mekanis - kimiawi Kerusakan membran sel lekosit   Inkubasi : inti sel lekosit kontak dengan faktor LE yang ada dalam serum (gama globulin) Depolimerisasi inti, struktur kromatis hilang, massa homogen komplemen Difagosit netrofil yang aktif Sel LE 39
  • 40. Prinsip Pemeriksaan Serum pasien ---->gamma globulin yang secara langsung menuju ke inti lekosit. Inti sesudah bereaksi dengan faktor LE---->badan LE dengan ciri-ciri : bulat, homogen, inti yang terbentuk yang menarik netrofil dan ditelan oleh satu netrofil disebut sel LE. Sel LE mengambil pewarnaan dan dapat dikenali di bawah mikroskop ketika membuat hapusan buffy coat Memerlukan lekosit yang mengalami trauma. Sel LE sering hampir sama dengan Tart Cell ---->monosit memfagosit sel lain biasanya lekosit atau sel nukleus yang lain. 40
  • 41. Sensitivitas Diagnostik = TP x100% TP+FN Jumlah penderita yang memberikan hasil positif dari semua penderita yang diperiksa dengan dugaan menderita penyakit tsb Spesifisitas Diagnostik = TN x 100% TN+FP Jumlah penderita yang memberikan hasil negatif dari semua penderita yang diperiksa dengan dugaan tidak menderita penyakit tsb 41
  • 42. Nilai Ramal Positif = TP x 100% (~ Sp) TP+FP Jumlah penderita dengan hasil benar2 positif dari semua penderita yang memberi hasil positif Nilai Ramal Negatif = TN x 100% (~ Sn) TN+FN Jumlah penderita dengan hasil yang benar2 negatif dari semua penderita yang memberi hasil negatif 42