2. PEMBAGIAN AUDIT BERDASARKAN PENDEKATAN SIKLUS
Cara yang lazim dilakukan para auditor dalam pengaudit modern ini adalah membagi audit berdasarkan
kesamaan atau keeratan hubungan jenis (atau kelompok) transaksi dan saldo rekening. Hal ini berarti bahwa
jenis atau kelompok transaksi dan saldo rekening yang berkaitan erat akan ditempatkan pada segmen yang
sama disebut pendekatan siklus, contoh:
Penjualan.
Retur Penjualan
Penerimaan kas
Penghapusan piutang
Logika penggunaan pendekatan siklus dapat dilihat dengan membayangkan bagaimana transaksi dicatat dalam
jurnal dan diringkas dibuku besar dan laporan keuangan.
Penentuan siklus-siklus transaksi bias dilakukan oleh auditor sesuai dengan perusahaan yang diaudit dan
pertimbangan auditor sendiri dan menggunakan empat siklus berikut:
Siklus pendapatan
Siklus pengeluaran.
Siklus produksi dan personalia.
Siklus investassi dan pembelanjaan.
3. HUBUNGAN ANTAR SIKLUS
Siklus transaksi merupakan hal yang sangat penting
dalam pelaksanaan suatu audit. Dalam banyak hal,
auditor memperlakukan setiap siklus secara terpisah
selama audit berlangung. Meskipun auditor perlu secara
cermat mengaitkan siklus-siklus berbeda pada waktu
yang berbeda-beda,namun auditor harus memperlakukan
siklus-siklus sedikit agak independen untuk dapat
melaksanakan audit yang kompleks secara efektif.
4. PENGAUDITAN SIKLUS PENDAPATAN
Siklus pendapatan yaitu suatu perusahaan terdiri atas kegiatan-giatan
yang berhubungan dengan pertukaran barang dan jasa
dengan pelanggaran, dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
penerimaan pendapatan dalam bentuk kas.
Kelompok-kelompok transaksi dalam siklus pendapatan suatu
perusahaan dagang meliputi:
Penjualan Kredit.
Penerimaan Kas (penerimaan piutang atau penjualan tunai).
Penyesuaian penjualan (potongan penjualan, retur dan potongan
penjualan lainnya, serta penghapusan piutang).
5. TUJUAN AUDIT
Tujuan audit untuk siklus pendapatan berkaitan dengan
perolehan bukti kompoten yang mencukupi tentang setiap
asersi laporan keuangan yang signifikan menyangkut
saldo dan transaksi siklus pendapatan.
6. PENGGUNAAN PEMAHAMAN ATAS BISNIS DAN BIDANG
USAHA UNTUK MENENTUKAN STRATEGI
Pemahaman Bisnis dan bidang Usaha Klien
Auditor mengembang strategi audit berdasarkan risiko salah saji
material. Langkah pertama dalam menetapkan risiko adalah
mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien
karena hal itu akan membantu auditor dalam:
Mengembangkan ekspektasi tentang total pendapatan dengan
memahami kapasitas klien, pasar, dan pelanggan klien.
Mengembangkan ekspektasi tentang marjin kotor dengan
memahami pangsa pasar (market share) dan keuntungan
kompetitif (competitive advantage) klien di pasar.
Mengembangkan ekspektasi tentang piutang bersih berdasarkan
periode penagihan rata-rata untuk klien dan industri.
7. LANJUTAN
Materialitas
Pendapatan merupakan ukuran volume aktivitas
sebenarnya bagi setiap perusahaan. Pendapatan
biasanya melibatkan volume transaksi yang tinggi, dan
total pendapatan merupakan hal yang sangat penting
pada laporan keuangan yang seringkali sebagai ukuran
materialitas serta keseluruhan untuk penugasan ini.
Pendapatan juga dapat menimbulkan piutang usaha
dan kas dari operasi. Piutang usaha yang disebabkan
oleh transaksi penjualan kredit hamper selalu bersifat
material terhadap neraca.
8. LANJUTAN
Risiko Bawaan
Dalam menilai risiko inheren pada asersi sikius pendapatan, auditor harus mempertimbangkan faktor
pervasif (pervasive) yang dapat mempengaruhi asersi dalam beberapa siklus, termasuk siklus
pendapatan, serta factor- faktor yang hanya berkaitan dengan asersi tertentu dalam sikius
pendapatan. Faktor-faktor ini dapat mendorong manajemen untuk mensalah sajikan asersi siklus
pendapatan, seperti:
Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi pendapatan dalam rangka melaporkan pencapaian
target pendapatan atau profitabilitas yang ditetapkan atau norma industri yang sebetulnya tidak
terpenuhi karena faktor-faktor seperti kondisi ekonomi global, nasional, atau regional, dampak
perkembangan teknologi terhadap kemampuan bersaing perusahaan, atau buruknya manajemen.
Cara yang digunakan untuk menyatakan terlalu tinggi pendapatan mencakup pencatatan penjualan
fiktif, penyelenggaraan pembukuan terbuka untuk mencatat penjualan periode berikutnya dalam
periode berjalan (pisah batas yang tidak tepat), dan pengiriman barang yang tidak dipesan ke
pelanggan mendekati akhir tahun serta mencatat semua itu sebagai penjualan tahun berjalan dan
kemudian mengembalikannya lagi ke periode berikutnya.
Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi kas dan piutang kotor atau menyatakan terlalu rendah
penyisihan piutang tak tertagih (doubtful accounts) dalam rangka melaporkan tingkat modal kerja yang
lebth tinggi untuk kebutuhan memenuhi akad (covenants) hutang.
9. LANJUTAN
Faktor-faktor lainnya yang dapat menimbulkan salah saji dalam asersi siklus pendapatan termasuk
hal-hal berikut:
Volume penjualan, penerimaan kas, dan transaksi penyesuaian penjualan seringkali tinggi, sehingga
mengakibatkan sejumlah kesalahan terjadi.
Penentuan waktu dan jumláh pendapatan yang akan diakui bertentangan dengan faktor-faktor seperti
standar akuntansi yang mendua, kebutuhan untuk membuat estimasi, kompleksitas perhitungan yang
tercakup, dan hak pembeli untuk mengembalikan barang.
Pada saat piutang difactorkan dengan tanggung renteng (recourse), klasifikasi yang benar atas
transaksi tersebut sebagai penjualan atau pinjaman akan menjadi rancu.
Piutang mungkin salah dikiasifikasikan sebagai hutang lancar atau tidak lancar akibat kesulitan dalam
mengestimasi kemungkinan penagihannya di tahun mendatang atau sumber periatiwa dimana
penagihan bersifit kontijen.
Transaksi penerimaan kas menghasilkan aktiva likuid yang rentan terhadap misapropriasi.
Transaksi penyesuaian penjualan memungkinkan digunakan untuk menyembunyikan pencurian kas
yang diterima dari pelanggan dengan menetapkan terlalu tinggi diskon, mencatat retur penjualan fiktif,
atau menghapus saldo pelanggan sebagai tak tertagih.
10. LANJUTAN
Risiko Prosedur Analisis
Risiko prosedur analisis merupakan unsur risiko
deteksi bahwa prosedur analisis akan gagal
mendeteksi salah saji yang material. Prosedur analisis
merupakan cara yang efektif dari segi biaya dan
mengandalkan pada pengetahuan auditor tentang
bisnis dan industri klien. Prosedur ini tidak hanya efektif
dalam mengidentifikasi salah saji yang potensial atas
laporan keuangan, tetapi juga efektif dalam
mengidentifikasi masalah yang timbul ketika
memberikan jasa bernilai tambah (value-added
service) disamping laporan audit.
11. Prosedur Analisis lainnya yang dapat dinilai auditor dalam siklus
pendapatan mencakup:
Perputaran penjulan, rasio penjualan terhadap rata-rata total
aktiva.
Kecendrungan dalam marjin kotor dibandingkan dengan
kecendrungan dalam pangsa pasar.
Estimasi piutang usaha yang memberikan pengetahuan tentang
volume penjualan perusahaan, harga, dan periode penagihan
histories.
Perbandingan piutang usaha dengan piutang yang diestimasi
dalam anggaran kas perusahaan.
Beban piutang tak tertagih terhadap penjualan kredit bersih.
Beban piutang tak tertagih terhadap piutang tak tertagih akrual.
12. AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI
PENJUALAN KREDIT
Dokumen dan Catatan Yang Umum
Sejumlah dokumen dan catatan yang digunakan oleh perusahaan besar dalam pemrosesan transaksj penjualan kredit seringkali mencakup hal- hal berikut:
Pesanan Pelanggan. Permintaan barang dagang oleh pelanggan yang diterima langsung dari pelanggan atau melalui wiraniaga (salesperson). Pesanan ini dapat
berupa formulir yang disiapkan oleh penjual atau formulir pesanan pembelian yang dibuat oleh pembeli.
Pesanan Penjualan. Formulir yang menunjukkan deskripsi, kuantitas, dan data lainnya yang berkaitan dengan pesanan pelanggan. Pesanan ini berfungsi sebagai
dasar dimulainya transaksj dan pemrosesan internal atas pesanan pelanggan oleh penjual.
Dokumen pengiriman. Formulir yang digunakan untuk menunjukkan rincian dan tanggal setiap pengiriman. Dokumen ini dapat berupa bill of lading, yang berfungsi
sebagai pemberitahuan formal atas penerimaan barang yang dikirimkan oleb kurir. Dokumen pengiriman lainnya termasuk slip pengepakan yang merinci item-item
yang dikirimkan.
Faktur penjualan. Formulir yang menyatakan penjualan tertentu, termasuk jumlah yang terutang, syarat, dan tanggal penjualan. Formulir inii digunakan untuk
menagih pelanggan dan memberikan dasar untuk mencatat penjualan.
Daftar harga yang diotorisasj. Daftar atau file induk komputer yang berisi harga barang-barang yang diotorisasi yang ditawarkan untuk dijual.
File transaksi penjualan. File komputer yang berisi transaksi penjualan yang telah diselesaikan. File ini digunakan untuk mencetak faktur penjualan serta jurnal
penjualan, dan memperbahurui file induk piutang usaha, persediaan, serta buku besar.
Jurnal penjualan. Daftar jurnal dari transaksi penjualan yang telah diselesaikan.
File induk pelanggan. File yang berisi informasi tentang pengiriman dan penagihan pelanggan serta batas kredit pelanggan.
File induk piutang usaha. File yang berisi informasi tentang transaksi dan saldo dari setiap pelanggan. File ini berfungsi sebagai dasar untuk menyusun buku
pembantu piutang usaha.
Laporan bulanan pelanggan. Laporan yang dikirimkan ke setiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal, transaksj selama bulan berjalan, dan saldo akhir.
13. Fungsi-Fungsi
Pemprosesan transaksi pendapatan mencakup fungsi-fungsi pendapatan
sebagai berikut :
Memprakarsai penjualan. Permintaan oleh sebuah perusahaan untuk
melakukan transaksi penjualan dengan perusahaan lain, meliputi :
Penerimaan pesanan pelanggan.
Persetujuan kredit.
Pengiriman barang dan jasa. Pengiriman fisik atau penyerahan barang dan
jasa, meliputi:
pemenuhan pesanan penjualan.
Pengiriman pesanan penjualan.
Pencatatan penjualan. Pengakuan formal atas pendapatan oleh perusahaan, meliputi:
penagihan pelanggan.
Pencatatan penjualan.
14. AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI
PENERIMAAN KAS
DOKUMEN DAN CATATAN UMUM
Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan penerimaan kas adalah sebagai berikut:
• Bukti penerimaan uang (remittance advice). Dokumen yang dikirim ke pelanggan bersama dengan faktur penjualan, yang kemudian
akan dikembalikan bersama pembayaran yang menunjukkan nama pelanggan serta nomor akun, nomor faktur, dan jumlah yang
dibayarkan (misalnya, bagian tagihan telepon yang dikembalikan bersama dengan pembayaran).
• Pradaftar. Daftar penerimaan kas yang diterima melalui pos.
• Lembar perhitungan kas. Daftar kas dan cek dalam register kas. Daftar ini digunakan dalam merekonsiliasi total penerimaan dengan
total yang dicetak oleh register kas.
• Ikhtisar kas harian. Laporan yang menunjukkan total penerimaan melalui kasir (over-the-counter) atau pos yang diterima oleh kasir
sebagai setoran.
• Slip deposit yang disahkan. Daftar yang dibuat oleh penyetor dan distempel oleh bank yang menunjukkan tanggal serta total setoran
yang diterima bank dan rincian penerimaan dalam setoran tersebut.
• File transaksi penerimaan kas. File komputer atas transaksi penerimaan kas yang telah disahkan yang diterima untuk pemrosesan;
file ini digunakan untuk memperbarui file induk piutang usaha.
• Jurnal penerimaan kas. Jurnal yang birisi daftar penerimaan kas dan penjualan tunai dari penagihan piutang usaha.
15. FUNGSI-FUNGSI
Fungsi penerimaan kas, yang meliputi pemrosesan
penerimaan dari penjualan tunai dan kredit, termasuk
subfungsi berikut:
• Menerima penerimaan kas
• Menyetorkan kas ke bank.
• Mencatat penerimaan kas.
16. AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI
PENYESUAIAN PENJUALAN
Transaksi Penyesuain penjualan meliputi :
• Pemberian potongan tunai
• Pemberian retur penjualan dan pengurangan harga
• Penentuan piutang tak tertagih
Aktivitas pengendalian bermanfaat dalam mengurangi risiko penyelewengan semacam itu yang berfokus pada
penetapan validitas, atau eksistensi atau kejadian, transaksi itu (E03) dan mencakup hal-hal berikut:
• Otorisasi yang tepat atas seluruh transaksi penyesuaian penjualan. Sebagai contoh, retur penjualan harus
diotorisasi oleh manajemen penjualan dan seluruh penghapusan piutang tak tertagih harus diotorisasi oleh
bendahara kantor (E03).
• Perhitungan independen atas barang-barang yang diretur (E03).
• Penggunaan dokumen dan catatan yang tepat, terutama penggunaan memo kredit yang telah disetujui untuk
pemberian kredit atas barang-barang yang dikembaljkan atau rusak, serta memo otorisasi penghapusan (write off
authorization memo) untuk menghapus piutang tak tertagih pelanggan (E03). Di samping itu, manajemen juga harus
bertanggung jawab atas jumlah seluruh kredit seperti itu dan dampaknya terhadap pendapatan serta marjin kotor.
• Pemisahan tugas untuk mengotorisasi transaksi penyesuaian penjualan dan penanganan serta pencatatan
penerimaan kas. Biasanya manajemenlah yang bertanggung jawab atas hasil keuangan dalam suatu departemen
yang memiliki tanggung jawab mengotorisasi transaksi penyesuaian penjualan.
17. Pengujian Substantif atas Piutang Usaha
Piutang meliputi jumlah yang harus dibayar pelanggan,
karyawan, dan afiliasi atas akun terbuka, wesel, serta
pinjaman, dan bunga akrual atas saldo semacam itu.
Pertimbangan ditujukan pada piutang kotor dari para
pelanggan atas transaksi penjualari kredit dan yang
berhubungan dengan akun kontra, yaitu penyisihan untuk
piutang tak tertagih. Merupakan hal yang penting untuk
mengingat kembali bahwa dengan mengaudit piutang usaha,
auditor dapat mengaudit penjualan yang berkaitan. Penjualan
yang paling mungkin menghadirkan potensi salah saji
merupakan penjualan yang tidak dapat ditagih. Untuk
merancang pengujian substantif atas akun-akun mi, auditor
pertama-tama harus menentukan tingkat risiko pengujian
rincian yang dapat diterima untuk setiap asersi signifikan yang
berkaitan.
18. DAFTAR PUSTAKA
Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens, Amir
Abadi Jusuf, Jasa Audit da Assuranca (Pendekatan
Terpadu Aplikasi Indonesia) Salemba Empat buku 2, 2011
.