SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 10
BAB II
                              TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Definisi Anak
       Usia secara jelas mendefinisikan karakteristik yang memisahkan anak-
anak dari orang dewasa. Namun, mendefinisikan anak-anak dari segi usia dapat
menjadi permasalahan besar karena penggunaan definisi yang berbeda oleh
beragam negara dan lembaga internasional Department of Child and Adolescent
Health and Development mendefinisikan anak-anak sebagai orang yang berusia
di bawah 20 tahun. Sedangkan The Convention on the Rights of the Child
mendefinisikan anak- anak sebagai orang yang berusia di bawah 18 tahun. WHO
(2003), mendefinisikan anak-anak antara usia 0–14 tahun karena di usia inilah
risiko cenderung menjadi besar.
       Menurut Badan Pusat Statistik, komposisi penduduk Indonesia menurut
kelompok umur terdiri dari penduduk berusia muda (0-14 tahun), usia produktif
(15-64 tahun) dan usia tua (≥65 tahun).
       Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak, disebutkan bahwa pengertian anak sebagai berikut : “Anak adalah
seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan


2.2 Defenisi Pekerjaan Sosial Den Pekerja Anak
2.2.1 Defenisi Pekerja sosial
       Pekerjaan sosial merupakan suatu sistem kegiatan yang terorganisir
dalam menjabarkan konsep-konsep kesejahteraan sosial dengan menggunakan
kerangka tertantu yang terdiri dari ilmu pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill) dan nilai(value)/ kode etik. Ada beberapa
definisi pekerjaan sosial menurut para ahli antara lain :
       Friedlander (1984;4) mendefinisikan “Pekerjaan sosial adalah sebuah
pelayanan profesional yang didasarkan pada pengetahuan ilmiah dan
keterampilan dalam relasi antar manusia, yang menolong individu, kelompok
atau komunitas untuk mencapai kepuasan individual atau sosial dan kebebasan”.
Allen Pincus dan Anne Minahan (1973:9) mendefinisikan Pekerja Sosial sebagai
berikut : “Pekerja sosial memiliki kepentingan dengan interaksi antara orang dan
lingkungan sosialnya yang mempengaruhi kemampuannya untuk menyelesaikan
tugas-tugas kehidupannya, mengurangi ketegangan dan mewujudkan aspirasi
serta nilai-nilainya”.
        The National Association of Social Work (NASW) dalam Zastrow
(1982:12, 1999:5), Sheaford dan Horesjsi (2003:5) mendefinisikan Pekerjaan
Sosial sebagai berikut “Pekerjaan sosial adalah aktivitas profesional dalam
menolong individu, kelompok atau komunitas untuk meningkatkan atau
memperbaiki keberfungsian sosialnya serta menciptakan kondisi masyarakat
yang memungkinkan mereka mencapai tujuannya”.
        Siporin (1975:3) mendefinisikan Pekerjaan Sosial sebagai berikut
“Pekerjaan sosial merupakan suatu metode institusi sosial untuk menolong orang
mencegah dan memecahkan masalah mereka serta untuk memperbaiki dan
meningkatkan keberfungsian sosial mereka”.
        De Gusman (1983:3) mendefinisikan Pekerjaan Sosial sebagai berikut:
“Pekerjaan sosial adalah profesi yang perhatian utamanya pada aktifitas
pelayanan sosial secara terorganisir untuk memfasilitasi dan memperkuat relasi
antara individu dan lingkungan sosialnya untuk kebaikan”.
        Definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Pekerjaan Sosial pada
dasarnya merupakan suatu profesi pertolongan yang dilakukan secara
terorganisir, untuk menolong individu, kelompok atau komunitas agar dapat
berfungsi sosial secara memuaskan melalui penguatan relasi dengan lingkungan
sosialnya. Dengan demikian fokus utama profesi pekerjaan sosial adalah pada
keberfungsian sosial individu, kelompok atau komunitas. Fokus utama ini
sekaligus menjadi pembeda antara profesi pekerjaan sosial dengan profesi
pertolongan lainnya.


2.2.2 Defenisi Pekerja Anak
        Menurut Soetarso (1996) mengungkapkan pengertian pekerja anak yang
lebih luas. Ia berpendapat bahwa pekerja anak adalah :
1. Anak yang dipaksa atau terpaksa bekerja mencari nafkah untuk dirinya sendiri
dan/atau untuk keluarganya di sektor ketenagakerjaan formal yang melanggar
peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga anak terhenti
sekolahnya dan mengalami permasalahan fisik, mental, maupun sosial. Dalam
profesi pekerjaan sosial, anak ini disebut mengalami perlakuan salah (abuse),
dieksploitasi (exploited), dan di telantarkan (neglected).
2. Anak yang dipaksa, terpaksa atau dengan kesadaran sendiri mencari nafkah
untuk dirinya sendiri dan/atau keluarganya di sektor ketenagakerjaan informal, di
jalanan atau di tempat-tempat lain, baik yang melanggar peraturan peraturan
perundang-undangan (khususnya di bidang ketertiban), atau yang tidak, baik
yang masih sekolah maupun yang tidak lagi bersekolah. Anak ini ada yang
mengalami perlakuan salah dan/atau dieksploitasi, ada pula yang tidak.
Lebih lanjut, Soetarso (1996) menegaskan bahwa tidak dikategorikan sebagai
pekerja anak adalah anak yang dibimbing oleh orang tua atau sanak keluarganya
atau atas kesadaran sendiri membantu pekerjaan orang tua atau orang lain yang
tidak diarahkan untuk mencari atau membantu mencari nafkah, tetapi untuk
menanamkan atau memperoleh pengetahuan, keterlampilan, dan/atau sikap
kewirausahaan sejak dini, anak tersebut masih bersekolah dan kegiatan tersebut
tidak mengganggu prosos belajar di sekolahnya.
       Pekerja anak merupakan suatu istilah yang seringkali menimbulkan
perdebatan, meskipun sama-sama digunakan untuk menggantikan istilah buruh
anak. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi menggunakan istilah anak-
anak yang terpaksa bekerja. Biro Pusat Statistik menggunakan istilah anak-anak
yang aktif secara ekonomi. Definisi Pekerja Anak menurut ILO/ IPEC adalah
anak yang bekerja pada semua jenis pekerjaan yang membahayakan atau
mengganggu fisik, mental, intelektual dan moral. Konsep pekerja anak
didasarkan pada Konvensi ILO no 138 mengenai usia minimum untuk
diperbolehkan bekerja yang menggambarkan definisi internasional yang paling
komprehensif tentang usia minimum untuk diperbolehkan bekerja, mengacu
secara tidak langsung pada “kegiatan ekonomi”. Konvensi ILO menetapkan
kisaran usia minimum dibawah ini dimana anak-anak tidak boleh bekerja. Usia
minimum menurut Konvensi ILO no 138 untuk negara-negara dimana
perekonomian dan fasilitas pendidikan kurang berkembang adalah semua anak
berusia 5 – 11 tahun yang melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi adalah pekerja
anak sehingga perlu dihapuskan. Anak-anak usia 12 – 14 tahun yang bekerja
dianggap sebagai pekerja anak, kecuali jika mereka melakukan tugas ringan.
Sedangkan usia sampai dengan 18 tahun tidak diperkenankan bekerja pada
pekerjaan yang termasuk berbahaya.
Pekerjaan ringan dalam konvensi no 138 Pasal 7, menyatakan bahwa pekerjaan
ringan tidak boleh menggangu kesehatan dan pertumbuhan anak atau
menggangu sekolahnya serta berpartisipasinya dalam pelatihan kejuruan atau
“kapasitas untuk memperoleh manfaat dari instruksi yang diterimanya. Tugas
yang dilaksanakan dalam pekerjaan ringan tidak boleh merupakan pekerjaan
yang berbahaya dan tidak boleh lebih dari 14 jam per minggu. Ambang batas ini
didukung oleh Konvensi ILO no 33 tahun 1932 mengenai usia minimum (Pekerja
dibidang Non Industri) dan temuan tentang dampak anak bekerja terhadap
tingkat kehadiran prestasi di sekolah dan terhadap kesehatan anak.
        Pekerja anak melakukan pekerjaan tertentu sebagai aktifitas rutin harian,
jam kerjanya relatif panjang. Ini menyebabkan mereka tidak dapat bersekolah,
tidak memiliki waktu yang cukup untuk bermain dan beristirahat, dan secara tidak
langsung aktifitas tersebut berbahaya bagi kesehatan anak. Sedangkan anak
bekerja, mereka melakukan aktifitas pekerjaan hanya sebagai latihan. Kegiatan
tersebut tidak dilakukan setiap hari, jam kerja yang digunakan juga sangat
pendek, dan aktifitasnya tidak membahayakan bagi kesehatan anak serta
mendapatkan pengawasan dari orang yang lebih dewasa atau ahlinya. Dalam
hal ini anak masih melakukan aktifitas rutinnya seperti sekolah, bermain dan
beristirahat.


2.3 Faktor Penyebab Anak Bekerja
        Keterlibatan anak dalam dunia kerja tidaklah terjadi dengan sendirinya,
melainkan disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor penyebab tersebut
ada yang berasal dari dalam diri anak maupun karena pengaruh lingkungan
terdekat dengan anak. Secara garis besar faktor penyebab ini dapat
dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu faktor pendorong dan faktor penarik.
        Faktor pendorong merupakan faktor yang berasal dari dalam diri si anak,
yang mendorong anak untuk melakukan aktifitas tertentu yang menghasilkan
uang. Dengan hasil yang diperoleh anak akan menjadi senang dan dorongan
tersebut akan terpuaskan. Faktor pendorong yang menyebabkan anak memilih
menjadi pekerja anak antara lain : kemiskinan yang dialami orangtua, adanya
budaya dan tardisi yang memandang anak wajib melakukan pekerjaan sebagai
bentuk pengabdian kepada orangtua, relatif sulitnya akses ke pendidikan,
tersedianya pekerjaan yangmudah diakses tanpa membutuhkan persyaratan
tertentu, dan tidak tersedianya fasilitas penitipan anak pada saat orangtua
bekerja.
       Faktor penarik adalah faktor yang berasal dari luar diri anak. Faktor inilah
yang menjadi alasan bagi dunia kerja untuk menerima anak bekerja. Anak
dipandang sebagai tenaga kerja yang murah dan cenderung tidak banyak
menuntut. Pekerja anak dipandang tidak memiliki kemampuan yang memadai,
baik secara fisik maupun kemampuan. Dengan demikian para pengusaha akan
cenderung memilih anak karena upah yang diberikan akan cenderung lebih
murah dari pada orang dewasa. Disamping itu anak lebih patuh dan penurut
terhadap instruksi yang diberikan oleh orang dewasa.
       Selain beberapa faktor diatas, penyebab anak memasuki dunia kerja
dapat dilihat dari beberapa faktor antara lain : ekonomi, sosial, budaya dan
faktor-faktor lain. Dari faktor ekonomi, kemiskinan keluarga menyebabkan ketidak
mampuannya dalam memenuhi kebutuhan pokok. Kondisi ini menyebabkan anak
dengan kesadaran sendiri atau dipaksa oleh keluarga untuk bekerja, sehingga
kebutuhan pokoknya dapat terpenuhi dan membantu keluarga dalam mencari
nafkah. Secara sosial ketidak harmonisan hubungan antar anggota keluarga dan
pengaruh pergaulan dengan teman, merupakan faktor yang menyebabkan anak
bekerja. Bagi anak, bekerja bukan sekedar kegiatan mencari nafkah untuk
memenuhi kebutuhan pokoknya. Tetapi juga sebagai pelampiasan atas ketidak
harmonisan hubungan diantara anggota keluarga. Disamping itu pekerjaan dan
teman-teman di tempat bekerja merupakan tempat yang dapat dijadikan tempat
bergantung bagi anak.
       Faktor budaya yang menyebabkan anak bekerja adalah adanya
pandangan dari sebagian masyarakat yang lebih menghargai anak yang bekerja.
Mereka menganggap bahwa anak yang bekerja merupakan bentuk pengabdian
kepada orangtua. Faktor-faktor lain yang turut menjadi penyebab anak memasuki
dunia kerja adalah tersedianya sumber lokal yang dapat menjadi lahan pekerjaan
bagi anak, pola rekriutmen yang mudah dan anak merupakan tenaga kerja yang
murah dan mudah diatur.
       Dampak dari pekerja anak yang secara tidak langsung akan ditanggung
oleh masyarakat dan negara antara lain : pertama, anak tidak memiliki bekal
pendidikan dan keterampilan yang memadai, sehingga akan memperpanjang
siklus kemiskinan yang selama ini sudah dialami keluarga anak. Kedua, Anak
yang bekerja pada usia dini akan cenderung memilliki fisik yang lebih rapuh,
merasa takut dan tidak memiliki rasa percaya diri ketika berinteraksi dengan
orang lain yang baru dikenalnya.
Memperhatikan pada dampak negatif terhadap perkembangan anak tersebut,
maka dapat dikatakan bahwa pekerja anak merupakan suatu masalah yang perlu
mendapat perhatian berbagai pihak. Masalah pekerja anak bukanlah masalah
yang memiliki faktor penyebab tunggal, sehingga penanganannya pun perlu
melibatkan beberapa pihak yang berhubungan dengan anak. Pandangan yang
mempermasalahkan pekerja anak juga dapat dilihat dari perspektif hak anak.
Perspektif hak anak memandang bahwa hak anak merupakan bagian dari hak
asasi manusia yang mendapatkan pengakuan dan perlindungan secara
Internasional. Setiap anak tanpa terkecuali memiliki 4 hak dasar yang meliputi :
hak atas kelangsungan hidup, hak untuk tumbuh kembang, hak untuk
mendapatkan perlindungan dan hak untuk berpartisipasi. Hak untuk tumbuh
kembang merupakan hak anak untuk memperoleh pendidikan, informasi, waktu
luang, kegiatan seni dan budaya, kebebasan berfikir, berkeyakinan dan
beragama serta hak anak cacat atas pelayanan, perlakuan dan perlindungan
khusus.
       Membiarkan anak untuk menjadi pekerja anak merupakan bentuk
pelanggaran terhadap hak anak, terutama hak untuk berkembang. Pekerja anak
menghabiskan sebagian waktunya untuk bekerja. Ini menyebabkan mereka tidak
memiliki kesempatan lagi untuk memperoleh pendidikan, melakukan aktfitas
yang berkaitan dengan seni dan budaya, tidak memiliki waktu luang yang
memungkinkannya untuk bersosialisasi dengan teman sebaya dan cenderung
berada pada situasi yang berbahaya bagi kelangsungan hidupnya.


2.4 Hak – Hak Anak
       Anak merupakan modal dasar bagi pembangunan nasional dan penerus
cita-cita perjuangan bangsa yang kelak diharapkan mampu menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya demi kelestarian bangsa dan negara. Membuat
perencanaan masa depan tanpa memperhitungkan variabel anak adalah sebuah
pikiran amoral dan historis, karena tidak meletakkan manusia sebagai faktor
determinan dalam perubahan masyarakat. Bila itu terjadi, maka dalam prosesnya
akan dengan mudah melupakan faktor-faktor kepentingan anak dan lebih untuk
menuruti egoisme manusia dewasa yang berfikir hanya untuk kepentingan
sesaat. Anak-anak karena ketidakmampuan ketergantungaan dan
ketidakmatangan, baik fisik, mental maupun intelektual, perlu mendapat
perlindungan, perawatan dan bimbingan dari orang tua (dewasa). Perawatan,
pengasuhan dan pendidikan anak adalah kewajiban agama dan kemanusiaan
yang harus dilaksanakan mulai dari keluarga, masyarakat dan negara.
       Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak, disebutkan bahwa pengertian anak sebagai berikut : “Anak adalah
seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan.” Pengertian tersebut berbeda dengan pengertian yang terdapat pada
UU Nomor 4 tahun 1979 dimana menyebutkan bahwa anak adalah seseorang
yang belum mencapi usia 21 tahun dan belum kawin. Sedangkan Elizabeth D.
Hurlock (1982:108), menyatakan bahwa : “anak adalah masa yang dimulai
setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, kira-kira usia 2 tahun
sampai saat anak matang secara seksual, kira-kira 13 tahun untuk wanita dan 14
tahun untuk pria.”
Terkandung dalam pengertian di atas bahwa dalam sebuah keluarga terdapat
anak-anak yang menjadi tanggung jawab orang tua, baik yang masih dalam
kandungan, masa bayi hingga anak mencapai usia dewasa dan mandiri.
Sebagai bagian dari masyarakat bangsa, anak juga memiliki hak yang berguna
dalam menjamin pertumbuhan dan perkembangannya. Pengakuan terhadap hak
anak secara Internasional dilakukan oleh PBB melalui suatu konvensi yaitu pada
tahun 1989. Prinsip-prinsip yang dianut dalam Konvensi Hak Anak adalah :
Non Diskriminasi (Pasal 2). Semua hak anak yang diakui dan terkandung dalam
KHA harus diberlakukan kepada setiap anak tanpa perbedaan apapun.
Kepentingan terbaik untuk anak (Pasal 3). Semua tindakan yang menyangkut
anak, pertimbangannya adalah apa yang terbaik untuk anak.
Kelangsungan hidup dan perkembangan anak (Pasal 6). Hak hidup yang melekat
pada diri setiap anak harus diakui atas perkembangan hidup dan
perkembangannya harus dijamin.
       Penghargaan terhadap pendapat anak (Pasal 12). Pendapat anak
terutama yang menyangkut hal-hal yang dapat mempengaruhi kehidupannya
perlu diperhatikan dalam setiap pengambilan keputusan.
Konvensi hak anak tersebut diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia dalam
Keppres No. 36 tahun 1990. Dalam Keppres tersebut dinyatakan bahwa anak
memiliki hak-hak antara lain : hak untuk hidup layak, hak untuk berkembang, hak
untuk dilindungi, hak untuk berperan serta, hak untuk menolak menjadi pekerja
anak, dan hak untuk memperoleh pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA


http://www.ilo.org/jakarta/info/public/pr/WCMS_122351/lang--en/index.htm


http://rumahkita2010.wordpress.com/2010/03/08/pekerja-anak/


http://id.wikipedia.org/wiki/Pekerja_anak
Tugas individu
            Tinjauan Pustaka
             “Pekerja Anak”

                  Dosen
       Dra. Lina Favourita S., M.Si




                  Oleh
           Andi Sri Hermawan
                10.04.152


Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial
               Bandung
                 2012

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus AborsiMakalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus AborsiWarung Bidan
 
PPT Teori Kebidanan
PPT Teori KebidananPPT Teori Kebidanan
PPT Teori KebidananChiyapuri
 
Konsep korupsi
Konsep korupsiKonsep korupsi
Konsep korupsilaogi-1972
 
Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)
Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)
Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)ECPAT Indonesia
 
Tokoh Anti Korupsi Hoegeng Imam Santoso
Tokoh Anti Korupsi Hoegeng Imam SantosoTokoh Anti Korupsi Hoegeng Imam Santoso
Tokoh Anti Korupsi Hoegeng Imam SantosoKhrisna Ariyudha
 
Perlindungan Saksi & Korban Sebagai Whistleblower
Perlindungan Saksi & Korban Sebagai WhistleblowerPerlindungan Saksi & Korban Sebagai Whistleblower
Perlindungan Saksi & Korban Sebagai WhistleblowerAbdillah Mt
 
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...pjj_kemenkes
 
Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi
Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi
Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi Fenti Anita Sari
 
Askeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksiaAskeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksiaChiyapuri
 
Makalah asfiksia
Makalah asfiksiaMakalah asfiksia
Makalah asfiksiaWarnet Raha
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Modul Pelatihan Pencegahan Eksploitasi Seksual Anak Online Untuk Organisasi P...
Modul Pelatihan Pencegahan Eksploitasi Seksual Anak Online Untuk Organisasi P...Modul Pelatihan Pencegahan Eksploitasi Seksual Anak Online Untuk Organisasi P...
Modul Pelatihan Pencegahan Eksploitasi Seksual Anak Online Untuk Organisasi P...ECPAT Indonesia
 
Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
Kebutuhan Dasar Ibu HamilKebutuhan Dasar Ibu Hamil
Kebutuhan Dasar Ibu HamilBayu Fijrie
 
Tindak pidana terorisme bwt ngajar
Tindak pidana terorisme bwt ngajarTindak pidana terorisme bwt ngajar
Tindak pidana terorisme bwt ngajaryulisthg
 

Was ist angesagt? (20)

Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
 
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus AborsiMakalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
 
PPT Teori Kebidanan
PPT Teori KebidananPPT Teori Kebidanan
PPT Teori Kebidanan
 
Konsep korupsi
Konsep korupsiKonsep korupsi
Konsep korupsi
 
Komplikasi persalinan
Komplikasi persalinanKomplikasi persalinan
Komplikasi persalinan
 
Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)
Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)
Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)
 
Inseminasi
InseminasiInseminasi
Inseminasi
 
Tokoh Anti Korupsi Hoegeng Imam Santoso
Tokoh Anti Korupsi Hoegeng Imam SantosoTokoh Anti Korupsi Hoegeng Imam Santoso
Tokoh Anti Korupsi Hoegeng Imam Santoso
 
Ruang lingkup asuhan kebidanan
Ruang lingkup asuhan kebidananRuang lingkup asuhan kebidanan
Ruang lingkup asuhan kebidanan
 
Perlindungan Saksi & Korban Sebagai Whistleblower
Perlindungan Saksi & Korban Sebagai WhistleblowerPerlindungan Saksi & Korban Sebagai Whistleblower
Perlindungan Saksi & Korban Sebagai Whistleblower
 
Makalah kb
Makalah kbMakalah kb
Makalah kb
 
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...
Modul 2 kb 1 peningkatan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh ten...
 
Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi
Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi
Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi
 
Askeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksiaAskeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksia
 
Makalah asfiksia
Makalah asfiksiaMakalah asfiksia
Makalah asfiksia
 
6. Resensi Buku Administrasi Negara Kontemporer (2021).pdf
6. Resensi Buku Administrasi Negara Kontemporer (2021).pdf6. Resensi Buku Administrasi Negara Kontemporer (2021).pdf
6. Resensi Buku Administrasi Negara Kontemporer (2021).pdf
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Modul Pelatihan Pencegahan Eksploitasi Seksual Anak Online Untuk Organisasi P...
Modul Pelatihan Pencegahan Eksploitasi Seksual Anak Online Untuk Organisasi P...Modul Pelatihan Pencegahan Eksploitasi Seksual Anak Online Untuk Organisasi P...
Modul Pelatihan Pencegahan Eksploitasi Seksual Anak Online Untuk Organisasi P...
 
Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
Kebutuhan Dasar Ibu HamilKebutuhan Dasar Ibu Hamil
Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
 
Tindak pidana terorisme bwt ngajar
Tindak pidana terorisme bwt ngajarTindak pidana terorisme bwt ngajar
Tindak pidana terorisme bwt ngajar
 

Andere mochten auch

Penulisan Proposal & Tinjauan Pustaka
Penulisan Proposal & Tinjauan PustakaPenulisan Proposal & Tinjauan Pustaka
Penulisan Proposal & Tinjauan PustakaMimaNasution
 
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)Nika Meiliana
 
Makalah Pekerja Anak
Makalah Pekerja AnakMakalah Pekerja Anak
Makalah Pekerja AnakSyaifOer
 
Teknik pemeriksaan colecystografy intra vena
Teknik pemeriksaan colecystografy intra venaTeknik pemeriksaan colecystografy intra vena
Teknik pemeriksaan colecystografy intra venaIch Bin Fandy
 
Teknik pemeriksaan radiografi oral colecystography
Teknik pemeriksaan radiografi oral colecystographyTeknik pemeriksaan radiografi oral colecystography
Teknik pemeriksaan radiografi oral colecystographyIch Bin Fandy
 
Kebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaKebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaBogazius08
 
Makalah Manajemen Aset - Pengaruh Teknologi informasi terhadap manajemenaset
Makalah Manajemen Aset - Pengaruh Teknologi informasi terhadap manajemenasetMakalah Manajemen Aset - Pengaruh Teknologi informasi terhadap manajemenaset
Makalah Manajemen Aset - Pengaruh Teknologi informasi terhadap manajemenasetFox Broadcasting
 
Kti lia akmaliah
Kti lia akmaliahKti lia akmaliah
Kti lia akmaliahYondy Arion
 
Makalah perlindungan anak (traficing child)
Makalah perlindungan anak (traficing child)Makalah perlindungan anak (traficing child)
Makalah perlindungan anak (traficing child)Andy Susanto
 
Contoh KARYA ILMIAH Bahasa Indonesia mengenai "Usaha Kuliner Bakso"
Contoh KARYA ILMIAH Bahasa Indonesia mengenai "Usaha Kuliner Bakso"Contoh KARYA ILMIAH Bahasa Indonesia mengenai "Usaha Kuliner Bakso"
Contoh KARYA ILMIAH Bahasa Indonesia mengenai "Usaha Kuliner Bakso"Ke Ditha
 
Skripsi analisis laporan keuangan pada
Skripsi analisis laporan keuangan padaSkripsi analisis laporan keuangan pada
Skripsi analisis laporan keuangan padayogieardhensa
 
Contoh Proposal Penelitian
Contoh Proposal PenelitianContoh Proposal Penelitian
Contoh Proposal PenelitianYuca Siahaan
 
Materi perlindungan anak
Materi perlindungan anakMateri perlindungan anak
Materi perlindungan anakAzka Sudrajat
 
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIANTINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIANAditya Setyawan
 
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsiPedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsiMelwin Syafrizal
 

Andere mochten auch (20)

Penulisan Proposal & Tinjauan Pustaka
Penulisan Proposal & Tinjauan PustakaPenulisan Proposal & Tinjauan Pustaka
Penulisan Proposal & Tinjauan Pustaka
 
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
 
Makalah Pekerja Anak
Makalah Pekerja AnakMakalah Pekerja Anak
Makalah Pekerja Anak
 
Test fungsi hati
Test fungsi hatiTest fungsi hati
Test fungsi hati
 
Tinjauan Pustaka
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
 
Teknik pemeriksaan colecystografy intra vena
Teknik pemeriksaan colecystografy intra venaTeknik pemeriksaan colecystografy intra vena
Teknik pemeriksaan colecystografy intra vena
 
Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustaka
 
Teknik pemeriksaan radiografi oral colecystography
Teknik pemeriksaan radiografi oral colecystographyTeknik pemeriksaan radiografi oral colecystography
Teknik pemeriksaan radiografi oral colecystography
 
Makalah_47 Makalah iii kko
Makalah_47 Makalah iii kkoMakalah_47 Makalah iii kko
Makalah_47 Makalah iii kko
 
Kebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaKebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remaja
 
Layout Media cetak
Layout Media cetakLayout Media cetak
Layout Media cetak
 
Makalah Manajemen Aset - Pengaruh Teknologi informasi terhadap manajemenaset
Makalah Manajemen Aset - Pengaruh Teknologi informasi terhadap manajemenasetMakalah Manajemen Aset - Pengaruh Teknologi informasi terhadap manajemenaset
Makalah Manajemen Aset - Pengaruh Teknologi informasi terhadap manajemenaset
 
Kti lia akmaliah
Kti lia akmaliahKti lia akmaliah
Kti lia akmaliah
 
Makalah perlindungan anak (traficing child)
Makalah perlindungan anak (traficing child)Makalah perlindungan anak (traficing child)
Makalah perlindungan anak (traficing child)
 
Contoh KARYA ILMIAH Bahasa Indonesia mengenai "Usaha Kuliner Bakso"
Contoh KARYA ILMIAH Bahasa Indonesia mengenai "Usaha Kuliner Bakso"Contoh KARYA ILMIAH Bahasa Indonesia mengenai "Usaha Kuliner Bakso"
Contoh KARYA ILMIAH Bahasa Indonesia mengenai "Usaha Kuliner Bakso"
 
Skripsi analisis laporan keuangan pada
Skripsi analisis laporan keuangan padaSkripsi analisis laporan keuangan pada
Skripsi analisis laporan keuangan pada
 
Contoh Proposal Penelitian
Contoh Proposal PenelitianContoh Proposal Penelitian
Contoh Proposal Penelitian
 
Materi perlindungan anak
Materi perlindungan anakMateri perlindungan anak
Materi perlindungan anak
 
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIANTINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI & KERANGKA KONSEP PENELITIAN
 
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsiPedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
 

Ähnlich wie Tinjauan pustaka tentang pekerja anak

13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas
13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas
13. pekerja anak, perempuan dan disabilitasGindha Wayka
 
Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532
Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532
Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532STISIPWIDURI
 
Tugas Presentasi Makalah Perkembangan Masa Anak
Tugas Presentasi Makalah Perkembangan Masa AnakTugas Presentasi Makalah Perkembangan Masa Anak
Tugas Presentasi Makalah Perkembangan Masa AnakIvarizkyArifah
 
Sistem perilndungana anak
Sistem perilndungana anakSistem perilndungana anak
Sistem perilndungana anakRizal Fahmi
 
Sesi 1. Pengantar Dasar Pendidikan
Sesi 1. Pengantar Dasar PendidikanSesi 1. Pengantar Dasar Pendidikan
Sesi 1. Pengantar Dasar PendidikanDaniel Saroengoe
 
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yemPerkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yemmasriyah91
 
2 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-12 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-1Chiee Arviant
 
Naskah akademik
Naskah akademikNaskah akademik
Naskah akademikasmadibeny
 
Bahan plpg tk_konsep_dasar_paud
Bahan plpg tk_konsep_dasar_paudBahan plpg tk_konsep_dasar_paud
Bahan plpg tk_konsep_dasar_paudSiMbah Dayoen
 
Makalah character building(ank jlanan)
Makalah character building(ank jlanan)Makalah character building(ank jlanan)
Makalah character building(ank jlanan)Susyapriyani
 
Tugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remajaTugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remajaMiftah Ridho
 

Ähnlich wie Tinjauan pustaka tentang pekerja anak (20)

13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas
13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas
13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas
 
Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532
Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532
Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532
 
Tugas Presentasi Makalah Perkembangan Masa Anak
Tugas Presentasi Makalah Perkembangan Masa AnakTugas Presentasi Makalah Perkembangan Masa Anak
Tugas Presentasi Makalah Perkembangan Masa Anak
 
Makala
MakalaMakala
Makala
 
Sistem perilndungana anak
Sistem perilndungana anakSistem perilndungana anak
Sistem perilndungana anak
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Sesi 1. Pengantar Dasar Pendidikan
Sesi 1. Pengantar Dasar PendidikanSesi 1. Pengantar Dasar Pendidikan
Sesi 1. Pengantar Dasar Pendidikan
 
Kaunseling oku
Kaunseling okuKaunseling oku
Kaunseling oku
 
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yemPerkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
 
2 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-12 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-1
 
Power point ikm 8.pptx
Power point  ikm 8.pptxPower point  ikm 8.pptx
Power point ikm 8.pptx
 
Naskah akademik
Naskah akademikNaskah akademik
Naskah akademik
 
BAB II
BAB IIBAB II
BAB II
 
Kespro
KesproKespro
Kespro
 
Kespro
KesproKespro
Kespro
 
Kespro
KesproKespro
Kespro
 
Bahan plpg tk_konsep_dasar_paud
Bahan plpg tk_konsep_dasar_paudBahan plpg tk_konsep_dasar_paud
Bahan plpg tk_konsep_dasar_paud
 
Makalah character building(ank jlanan)
Makalah character building(ank jlanan)Makalah character building(ank jlanan)
Makalah character building(ank jlanan)
 
Tugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remajaTugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remaja
 
Paud
PaudPaud
Paud
 

Kürzlich hochgeladen

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10maulitaYuliaS
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptimamshadiqin2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 

Kürzlich hochgeladen (20)

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 

Tinjauan pustaka tentang pekerja anak

  • 1. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Anak Usia secara jelas mendefinisikan karakteristik yang memisahkan anak- anak dari orang dewasa. Namun, mendefinisikan anak-anak dari segi usia dapat menjadi permasalahan besar karena penggunaan definisi yang berbeda oleh beragam negara dan lembaga internasional Department of Child and Adolescent Health and Development mendefinisikan anak-anak sebagai orang yang berusia di bawah 20 tahun. Sedangkan The Convention on the Rights of the Child mendefinisikan anak- anak sebagai orang yang berusia di bawah 18 tahun. WHO (2003), mendefinisikan anak-anak antara usia 0–14 tahun karena di usia inilah risiko cenderung menjadi besar. Menurut Badan Pusat Statistik, komposisi penduduk Indonesia menurut kelompok umur terdiri dari penduduk berusia muda (0-14 tahun), usia produktif (15-64 tahun) dan usia tua (≥65 tahun). Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, disebutkan bahwa pengertian anak sebagai berikut : “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan 2.2 Defenisi Pekerjaan Sosial Den Pekerja Anak 2.2.1 Defenisi Pekerja sosial Pekerjaan sosial merupakan suatu sistem kegiatan yang terorganisir dalam menjabarkan konsep-konsep kesejahteraan sosial dengan menggunakan kerangka tertantu yang terdiri dari ilmu pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan nilai(value)/ kode etik. Ada beberapa definisi pekerjaan sosial menurut para ahli antara lain : Friedlander (1984;4) mendefinisikan “Pekerjaan sosial adalah sebuah pelayanan profesional yang didasarkan pada pengetahuan ilmiah dan keterampilan dalam relasi antar manusia, yang menolong individu, kelompok atau komunitas untuk mencapai kepuasan individual atau sosial dan kebebasan”. Allen Pincus dan Anne Minahan (1973:9) mendefinisikan Pekerja Sosial sebagai berikut : “Pekerja sosial memiliki kepentingan dengan interaksi antara orang dan
  • 2. lingkungan sosialnya yang mempengaruhi kemampuannya untuk menyelesaikan tugas-tugas kehidupannya, mengurangi ketegangan dan mewujudkan aspirasi serta nilai-nilainya”. The National Association of Social Work (NASW) dalam Zastrow (1982:12, 1999:5), Sheaford dan Horesjsi (2003:5) mendefinisikan Pekerjaan Sosial sebagai berikut “Pekerjaan sosial adalah aktivitas profesional dalam menolong individu, kelompok atau komunitas untuk meningkatkan atau memperbaiki keberfungsian sosialnya serta menciptakan kondisi masyarakat yang memungkinkan mereka mencapai tujuannya”. Siporin (1975:3) mendefinisikan Pekerjaan Sosial sebagai berikut “Pekerjaan sosial merupakan suatu metode institusi sosial untuk menolong orang mencegah dan memecahkan masalah mereka serta untuk memperbaiki dan meningkatkan keberfungsian sosial mereka”. De Gusman (1983:3) mendefinisikan Pekerjaan Sosial sebagai berikut: “Pekerjaan sosial adalah profesi yang perhatian utamanya pada aktifitas pelayanan sosial secara terorganisir untuk memfasilitasi dan memperkuat relasi antara individu dan lingkungan sosialnya untuk kebaikan”. Definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Pekerjaan Sosial pada dasarnya merupakan suatu profesi pertolongan yang dilakukan secara terorganisir, untuk menolong individu, kelompok atau komunitas agar dapat berfungsi sosial secara memuaskan melalui penguatan relasi dengan lingkungan sosialnya. Dengan demikian fokus utama profesi pekerjaan sosial adalah pada keberfungsian sosial individu, kelompok atau komunitas. Fokus utama ini sekaligus menjadi pembeda antara profesi pekerjaan sosial dengan profesi pertolongan lainnya. 2.2.2 Defenisi Pekerja Anak Menurut Soetarso (1996) mengungkapkan pengertian pekerja anak yang lebih luas. Ia berpendapat bahwa pekerja anak adalah : 1. Anak yang dipaksa atau terpaksa bekerja mencari nafkah untuk dirinya sendiri dan/atau untuk keluarganya di sektor ketenagakerjaan formal yang melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga anak terhenti sekolahnya dan mengalami permasalahan fisik, mental, maupun sosial. Dalam
  • 3. profesi pekerjaan sosial, anak ini disebut mengalami perlakuan salah (abuse), dieksploitasi (exploited), dan di telantarkan (neglected). 2. Anak yang dipaksa, terpaksa atau dengan kesadaran sendiri mencari nafkah untuk dirinya sendiri dan/atau keluarganya di sektor ketenagakerjaan informal, di jalanan atau di tempat-tempat lain, baik yang melanggar peraturan peraturan perundang-undangan (khususnya di bidang ketertiban), atau yang tidak, baik yang masih sekolah maupun yang tidak lagi bersekolah. Anak ini ada yang mengalami perlakuan salah dan/atau dieksploitasi, ada pula yang tidak. Lebih lanjut, Soetarso (1996) menegaskan bahwa tidak dikategorikan sebagai pekerja anak adalah anak yang dibimbing oleh orang tua atau sanak keluarganya atau atas kesadaran sendiri membantu pekerjaan orang tua atau orang lain yang tidak diarahkan untuk mencari atau membantu mencari nafkah, tetapi untuk menanamkan atau memperoleh pengetahuan, keterlampilan, dan/atau sikap kewirausahaan sejak dini, anak tersebut masih bersekolah dan kegiatan tersebut tidak mengganggu prosos belajar di sekolahnya. Pekerja anak merupakan suatu istilah yang seringkali menimbulkan perdebatan, meskipun sama-sama digunakan untuk menggantikan istilah buruh anak. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi menggunakan istilah anak- anak yang terpaksa bekerja. Biro Pusat Statistik menggunakan istilah anak-anak yang aktif secara ekonomi. Definisi Pekerja Anak menurut ILO/ IPEC adalah anak yang bekerja pada semua jenis pekerjaan yang membahayakan atau mengganggu fisik, mental, intelektual dan moral. Konsep pekerja anak didasarkan pada Konvensi ILO no 138 mengenai usia minimum untuk diperbolehkan bekerja yang menggambarkan definisi internasional yang paling komprehensif tentang usia minimum untuk diperbolehkan bekerja, mengacu secara tidak langsung pada “kegiatan ekonomi”. Konvensi ILO menetapkan kisaran usia minimum dibawah ini dimana anak-anak tidak boleh bekerja. Usia minimum menurut Konvensi ILO no 138 untuk negara-negara dimana perekonomian dan fasilitas pendidikan kurang berkembang adalah semua anak berusia 5 – 11 tahun yang melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi adalah pekerja anak sehingga perlu dihapuskan. Anak-anak usia 12 – 14 tahun yang bekerja dianggap sebagai pekerja anak, kecuali jika mereka melakukan tugas ringan. Sedangkan usia sampai dengan 18 tahun tidak diperkenankan bekerja pada pekerjaan yang termasuk berbahaya.
  • 4. Pekerjaan ringan dalam konvensi no 138 Pasal 7, menyatakan bahwa pekerjaan ringan tidak boleh menggangu kesehatan dan pertumbuhan anak atau menggangu sekolahnya serta berpartisipasinya dalam pelatihan kejuruan atau “kapasitas untuk memperoleh manfaat dari instruksi yang diterimanya. Tugas yang dilaksanakan dalam pekerjaan ringan tidak boleh merupakan pekerjaan yang berbahaya dan tidak boleh lebih dari 14 jam per minggu. Ambang batas ini didukung oleh Konvensi ILO no 33 tahun 1932 mengenai usia minimum (Pekerja dibidang Non Industri) dan temuan tentang dampak anak bekerja terhadap tingkat kehadiran prestasi di sekolah dan terhadap kesehatan anak. Pekerja anak melakukan pekerjaan tertentu sebagai aktifitas rutin harian, jam kerjanya relatif panjang. Ini menyebabkan mereka tidak dapat bersekolah, tidak memiliki waktu yang cukup untuk bermain dan beristirahat, dan secara tidak langsung aktifitas tersebut berbahaya bagi kesehatan anak. Sedangkan anak bekerja, mereka melakukan aktifitas pekerjaan hanya sebagai latihan. Kegiatan tersebut tidak dilakukan setiap hari, jam kerja yang digunakan juga sangat pendek, dan aktifitasnya tidak membahayakan bagi kesehatan anak serta mendapatkan pengawasan dari orang yang lebih dewasa atau ahlinya. Dalam hal ini anak masih melakukan aktifitas rutinnya seperti sekolah, bermain dan beristirahat. 2.3 Faktor Penyebab Anak Bekerja Keterlibatan anak dalam dunia kerja tidaklah terjadi dengan sendirinya, melainkan disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor penyebab tersebut ada yang berasal dari dalam diri anak maupun karena pengaruh lingkungan terdekat dengan anak. Secara garis besar faktor penyebab ini dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu faktor pendorong dan faktor penarik. Faktor pendorong merupakan faktor yang berasal dari dalam diri si anak, yang mendorong anak untuk melakukan aktifitas tertentu yang menghasilkan uang. Dengan hasil yang diperoleh anak akan menjadi senang dan dorongan tersebut akan terpuaskan. Faktor pendorong yang menyebabkan anak memilih menjadi pekerja anak antara lain : kemiskinan yang dialami orangtua, adanya budaya dan tardisi yang memandang anak wajib melakukan pekerjaan sebagai bentuk pengabdian kepada orangtua, relatif sulitnya akses ke pendidikan, tersedianya pekerjaan yangmudah diakses tanpa membutuhkan persyaratan
  • 5. tertentu, dan tidak tersedianya fasilitas penitipan anak pada saat orangtua bekerja. Faktor penarik adalah faktor yang berasal dari luar diri anak. Faktor inilah yang menjadi alasan bagi dunia kerja untuk menerima anak bekerja. Anak dipandang sebagai tenaga kerja yang murah dan cenderung tidak banyak menuntut. Pekerja anak dipandang tidak memiliki kemampuan yang memadai, baik secara fisik maupun kemampuan. Dengan demikian para pengusaha akan cenderung memilih anak karena upah yang diberikan akan cenderung lebih murah dari pada orang dewasa. Disamping itu anak lebih patuh dan penurut terhadap instruksi yang diberikan oleh orang dewasa. Selain beberapa faktor diatas, penyebab anak memasuki dunia kerja dapat dilihat dari beberapa faktor antara lain : ekonomi, sosial, budaya dan faktor-faktor lain. Dari faktor ekonomi, kemiskinan keluarga menyebabkan ketidak mampuannya dalam memenuhi kebutuhan pokok. Kondisi ini menyebabkan anak dengan kesadaran sendiri atau dipaksa oleh keluarga untuk bekerja, sehingga kebutuhan pokoknya dapat terpenuhi dan membantu keluarga dalam mencari nafkah. Secara sosial ketidak harmonisan hubungan antar anggota keluarga dan pengaruh pergaulan dengan teman, merupakan faktor yang menyebabkan anak bekerja. Bagi anak, bekerja bukan sekedar kegiatan mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Tetapi juga sebagai pelampiasan atas ketidak harmonisan hubungan diantara anggota keluarga. Disamping itu pekerjaan dan teman-teman di tempat bekerja merupakan tempat yang dapat dijadikan tempat bergantung bagi anak. Faktor budaya yang menyebabkan anak bekerja adalah adanya pandangan dari sebagian masyarakat yang lebih menghargai anak yang bekerja. Mereka menganggap bahwa anak yang bekerja merupakan bentuk pengabdian kepada orangtua. Faktor-faktor lain yang turut menjadi penyebab anak memasuki dunia kerja adalah tersedianya sumber lokal yang dapat menjadi lahan pekerjaan bagi anak, pola rekriutmen yang mudah dan anak merupakan tenaga kerja yang murah dan mudah diatur. Dampak dari pekerja anak yang secara tidak langsung akan ditanggung oleh masyarakat dan negara antara lain : pertama, anak tidak memiliki bekal pendidikan dan keterampilan yang memadai, sehingga akan memperpanjang siklus kemiskinan yang selama ini sudah dialami keluarga anak. Kedua, Anak
  • 6. yang bekerja pada usia dini akan cenderung memilliki fisik yang lebih rapuh, merasa takut dan tidak memiliki rasa percaya diri ketika berinteraksi dengan orang lain yang baru dikenalnya. Memperhatikan pada dampak negatif terhadap perkembangan anak tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pekerja anak merupakan suatu masalah yang perlu mendapat perhatian berbagai pihak. Masalah pekerja anak bukanlah masalah yang memiliki faktor penyebab tunggal, sehingga penanganannya pun perlu melibatkan beberapa pihak yang berhubungan dengan anak. Pandangan yang mempermasalahkan pekerja anak juga dapat dilihat dari perspektif hak anak. Perspektif hak anak memandang bahwa hak anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang mendapatkan pengakuan dan perlindungan secara Internasional. Setiap anak tanpa terkecuali memiliki 4 hak dasar yang meliputi : hak atas kelangsungan hidup, hak untuk tumbuh kembang, hak untuk mendapatkan perlindungan dan hak untuk berpartisipasi. Hak untuk tumbuh kembang merupakan hak anak untuk memperoleh pendidikan, informasi, waktu luang, kegiatan seni dan budaya, kebebasan berfikir, berkeyakinan dan beragama serta hak anak cacat atas pelayanan, perlakuan dan perlindungan khusus. Membiarkan anak untuk menjadi pekerja anak merupakan bentuk pelanggaran terhadap hak anak, terutama hak untuk berkembang. Pekerja anak menghabiskan sebagian waktunya untuk bekerja. Ini menyebabkan mereka tidak memiliki kesempatan lagi untuk memperoleh pendidikan, melakukan aktfitas yang berkaitan dengan seni dan budaya, tidak memiliki waktu luang yang memungkinkannya untuk bersosialisasi dengan teman sebaya dan cenderung berada pada situasi yang berbahaya bagi kelangsungan hidupnya. 2.4 Hak – Hak Anak Anak merupakan modal dasar bagi pembangunan nasional dan penerus cita-cita perjuangan bangsa yang kelak diharapkan mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya demi kelestarian bangsa dan negara. Membuat perencanaan masa depan tanpa memperhitungkan variabel anak adalah sebuah pikiran amoral dan historis, karena tidak meletakkan manusia sebagai faktor determinan dalam perubahan masyarakat. Bila itu terjadi, maka dalam prosesnya akan dengan mudah melupakan faktor-faktor kepentingan anak dan lebih untuk
  • 7. menuruti egoisme manusia dewasa yang berfikir hanya untuk kepentingan sesaat. Anak-anak karena ketidakmampuan ketergantungaan dan ketidakmatangan, baik fisik, mental maupun intelektual, perlu mendapat perlindungan, perawatan dan bimbingan dari orang tua (dewasa). Perawatan, pengasuhan dan pendidikan anak adalah kewajiban agama dan kemanusiaan yang harus dilaksanakan mulai dari keluarga, masyarakat dan negara. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, disebutkan bahwa pengertian anak sebagai berikut : “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.” Pengertian tersebut berbeda dengan pengertian yang terdapat pada UU Nomor 4 tahun 1979 dimana menyebutkan bahwa anak adalah seseorang yang belum mencapi usia 21 tahun dan belum kawin. Sedangkan Elizabeth D. Hurlock (1982:108), menyatakan bahwa : “anak adalah masa yang dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, kira-kira usia 2 tahun sampai saat anak matang secara seksual, kira-kira 13 tahun untuk wanita dan 14 tahun untuk pria.” Terkandung dalam pengertian di atas bahwa dalam sebuah keluarga terdapat anak-anak yang menjadi tanggung jawab orang tua, baik yang masih dalam kandungan, masa bayi hingga anak mencapai usia dewasa dan mandiri. Sebagai bagian dari masyarakat bangsa, anak juga memiliki hak yang berguna dalam menjamin pertumbuhan dan perkembangannya. Pengakuan terhadap hak anak secara Internasional dilakukan oleh PBB melalui suatu konvensi yaitu pada tahun 1989. Prinsip-prinsip yang dianut dalam Konvensi Hak Anak adalah : Non Diskriminasi (Pasal 2). Semua hak anak yang diakui dan terkandung dalam KHA harus diberlakukan kepada setiap anak tanpa perbedaan apapun. Kepentingan terbaik untuk anak (Pasal 3). Semua tindakan yang menyangkut anak, pertimbangannya adalah apa yang terbaik untuk anak. Kelangsungan hidup dan perkembangan anak (Pasal 6). Hak hidup yang melekat pada diri setiap anak harus diakui atas perkembangan hidup dan perkembangannya harus dijamin. Penghargaan terhadap pendapat anak (Pasal 12). Pendapat anak terutama yang menyangkut hal-hal yang dapat mempengaruhi kehidupannya perlu diperhatikan dalam setiap pengambilan keputusan.
  • 8. Konvensi hak anak tersebut diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia dalam Keppres No. 36 tahun 1990. Dalam Keppres tersebut dinyatakan bahwa anak memiliki hak-hak antara lain : hak untuk hidup layak, hak untuk berkembang, hak untuk dilindungi, hak untuk berperan serta, hak untuk menolak menjadi pekerja anak, dan hak untuk memperoleh pendidikan.
  • 10. Tugas individu Tinjauan Pustaka “Pekerja Anak” Dosen Dra. Lina Favourita S., M.Si Oleh Andi Sri Hermawan 10.04.152 Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung 2012