1. 1
Daftar Isi
Daftar Isi.................................................................................................................................................. 1
Kata Pengantar........................................................................................................................................ 2
Bab I ....................................................................................................................................................... 3
A. LatarBelakangMasalah........................................................................................................................ 3
B. PerumumusanMasalah....................................................................................................................... 5
C. TujuanPenulisan.................................................................................................................................. 5
D. SistematikaPenulisan.......................................................................................................................... 5
Bab II ....................................................................................................................................................... 6
Mewujudkankeadilan social dankeadilanekonomisecarabersamaandancarauntukmewujudkannya... 6
1. EsensiajaranislamtentangKeadilanSosial........................................................................................... 6
a. Hubungandalamumatberagama ......................................................................................... 6
b. Hubunganantarumatberagama........................................................................................... 6
2. Esensiajaranislamtentangkeadilanekonomi ...................................................................................... 7
Bab III ....................................................................................................................................................11
Penutup.................................................................................................................................................11
A. Kesimpulan.......................................................................................................................................11
B. Saran ................................................................................................................................................12
DaftarPustaka........................................................................................................................................13
2. 2
Kata Pengantar
Assmualaikum Wr. Wb.
Salam Hijau Hitam..!!
Teriring salam dan do’a semoga Allah SWT
senantiasa selalu memberikan Taufik dan Hidayah-
Nya kepada kita semua dalam menjalankan setiap
aktifitas sehari-hari. Amin.
Seiring langkah perjuangan pertama penulis
panjatkan do’a kepada Sang pemilik semesta alam,
Dia yang maha melihat tapi tak terlihat, Dia maha
mengetahui tapi tidak diketahui keberadaan-Nya, Dia
yang maha segala-Nya tapi terkadang kita sering
lupa akan segala tentang-Nya. Dialah, Allah SWT
yang telah membrika kita secercah cahaya harapan
baru bagi genrasi baru. Dan juga penulis juga
sampaikan kepada sang politisi muda dan
revolusioner peradaban putra mahkota dunia
utusan Allah SWT. Muhammad SAW, yang telah
membentuk jiwa-jiwa para pemuda pemberani dalam
mengakan keadilan dan kebenaran. Serta tak lupa
saya sampaikan kepada para ahlul bait (sahabat
nabi) dan para sahabat yang syahid dijalan-Nya.
Salam dan hormat tak lupa penulis sampaikan
kepada ketua umum cabang beeserta jajarannya
dan Master of Training yang telah memberikan
waktu dan ruangnya kepada kader-kader insan cita
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dalam mengikuti
pentrainingan LK II.
Berangkat dari makalah yang bertemakan “Esensi
Ajaran Islam Tenttang Kadilan osial dan Keeadilan
Ekonomi”, merupakan suatu tema yang patut
diperluas maknanya mengingat bahwasannya
keadilan berperan penting didalam kehidupan kita
sehari-hari.
3. 3
Tema makalah ini perlu dikaji secara
komperhenssif guna memahami makna dari keadilan
soosial dan keadilan ekonomi guna mencerdaskan
umat manusia dalam esensi ajaran islam.
BAB 1
Pendahuluan
Esensi Ajaran Islam Tentang Keadilan
Sosial
Dan Keadilan Eknomi
A. Latar Belakang Masalah
Sejak awal manusia diciptakan sudah mengenal
keadilan. Tidak heran manusia sepanjang sejarah
mendambakan tegaknya keadilan ditengah
masyarakat. Semua pemikir para tokoh agama Ilahi
khususnya Islam menekankan soal keadilan yang
mesti ditegakan. Nabi Muhammad suatu contoh
dalam islam bahwasannya beliau tidak memihak
kepada umat muslim saja, begitu pula Plato dan
Aristoteles adalah sebagian contoh pemikir besar
dalam sejarah yang menyinggung soal keadilan
dalam karya–karya pemikir mereka. Dalam ajaran
agama Ilahi, keadilan merupakan tujuan utama yang
tidak bisa dipandang dengan sebelah mata. Kata
keadilan sangat erat hubungannya dengan hak
manusia dan seleruh makhluk dialam semesta.
Keadilan dalam makna yang benar adalah
memberikan kepada sesuatu apa yang sesuai
dengannya.
Imam Ali (as) dalam menafsirkan makna keadilan
mengatakan “Keadilan adalah menempatkan sesuatu
4. 4
pada tempatnya”1
. Dari penjelasan itu dapatt
difahami bahwa keadilan dapat terwujud setiap
yang memiliki hak memperoleh haknya. Sejatinya,
alam semesta diciptakan diatas landasan keadilan,
dan kelestarian juga dapat bergantung pada
tegaknya keadilan. Karenanya, penistaan terhadap
keadilan dengan segala bentuknya berarti
penistaan terhadap aturan alam semesta yang
tentunya akan menimbulkan dampak yang sangat
buruk.
Al-qur’an dan sunnah Rasulullah sebagai
penuntun memiliki daya jangkau dan universal.
Artinya, meliputi segenap aspek umat manusia
selalu ideal untuk masa lalu, kini, dan yang akan
datang.
Salah satu bukti bahwa Al-qur’an dan sunnah
mempunyai daya jangkau yang luas dan daya atur
yang universal dapat dilihat dari teksnya yang
selalu dapat diimplitasikan dalam kehidupan aktual.
Misalnya, daya jangkau dan daya aturnya mengenai
kadilan ssosial dan kadilan ekonomi umat manusia
dalam kehidupan.
Keadilan dalam pandangan Islam merupakan
keharusan dalam kehidupan muslim. Disamping itu
juga merupakan memiliki dimeensi sebagai ibadah.
Hal itu dapat dibuktikan dalam QS. Al-Araf : 10
Artinya :
“Sesungguhnya kami telah menempatkan kamu
sekalian dimuka bumi dan kami adakan bagimu dimuka
bumi itu (sumber) ppenghidupan. Amat sedikilah kamu
yang bersyukur”.
1
Nahjul Balaghah Hikmah Hal. 437
5. 5
Ada pula ungkapan yang menarik “Jika kita mencari
padanan2
kata yang praktis, ringkas dan
konprehensif dalam suatu kata dari segala yang
dikandung syariah, kita tidak akan meneemukan
padanan selain KEADILAN”3
. Jika tauhid merupakan
penyangga aqidah maka keadilan merupakan
penyangga syariah.
Keeadilan merupakan perintah Allah kepada para
nabi dan keajiban bagi kaum muslim, bahkan
berbuat adil merupakan nilai yang absolut yang
harus ditegakan dalam segala sesuatu hal bahkan
dalam menghadapi musuh, seperti yang telah Allah
firmankan QS. Al-maidah : 8
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi
orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran)
karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap
sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak
adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.
Komitmen Nabi Muhammad SAW dalam menegakan
tampak nyata sejak Beliau mendakwahkan Islam di
Mekah. Perjuangan mendasar yang Beliau lakukan
meliputi dua hal. Pertama Beliau membebaskan
ummat dari aqidah yang sesat dan yang kedua
membebaskan ummat dari belenggu kedzaliman dan
kekuasaan ekonomi politik yang menindas. Ditangan
Raulullah, islam merupakan kekuatan yang merubah
2
Padanan dalam KBBI berarti seimbang , sebanding, senilai, seharga, dan sederajat.
3
Fahmi Huwaydi (ulama terkemuka Mesir) dalam kitab Al-Qur’an wa Al-Sulthan.
6. 6
pemahaman tentang Tuhan (teologi), pandangan
tentang dunia dunia (world view) dan struktur
sosial sekaligus. Maka tidak heran Islam mampu
melahirkan peradaban besar yang menandingi
peradaban romawi dan persia yang telah mapan
sebelumnya.
Disisi yang lain, sebagai pemikir ekonomi Islam
menggali ide-ide ekonomi islam dari sudut pandang
empirik dengan mengamati gejala-gejala aktifitas
manusia secara langsung. Bahkan ada juga yang
melakukan studi perbandingan antara beberapa
pemikir ekonomi Islam kontenporer.
Dari sekian banyak pemikir ekonomi Islam
kontenporer muncul satu nama yang cukup
populer ssaat ini, yaitu Muhammad Umer Chapra4
(selanjtnya disebutt Chapra). Chapra dipandang
sebagai salah satu pemikir sekaligus praktisi
ekonomi Islam kontenporer. Chapta dipandang
sebgai pakar yang memahami secara mendalam
tentang ekonomi konvensional dan eekonomi
Isslam ssekaligus.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada peertimbangan diatas, maka
pokok permasalah yang hendak dicari jawabnnya
dalam makalah ini meliputi 2 (dua) hal.
1. Apakah keadilan sosial dan keadilan ekonomi
dapat diwujudkan secara bersamaan?
2. Bagaimana caranya untuk mewujudkan keadilan
sosial dan keadilan ekonomi dimasyarakat?
Pertanyaan diatas dipilih karena belum
terwujudnya kesejahtraan masyarakat mengenai
keadilan sosial dan ekonomi. Dengan menjawab
pertanyaan diatas diharapkan dan bertujuan
mewujudkan keadilan sosial dan keadilan ekonomi
sesuai Ajaran Islam.
4
M Umar Chapra atau lebih dikenal Chapra (1 feb 1933 Bombai, India) adalah salah satu ekonom kontemporer
yang terkenal pada zaman modern di timur dan di barat.
7. 7
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yang bertemakan
“Esensi Ajaran Islam Tentang Keadilan
Sosial dan Keadilan Ekonomi” adapun
tujuannya dri penulisan ini antara lain :
1. Agar menambah wawasan.
2. Dapat mengetahui arti dari keadilan sosial dan
keadilan ekonomi.
3. Untuk bahan acuan pembelajaran.
4. Untuk mengetahui rumusan masalah.
5. Makalah ini dalah salah satu syarat kelulusan
untuk meengikuti Intermediate training LK II.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari 3 (Tiga) bab :
Bab I (Pertama), Latar Belakang Keadilan
sosial dan keadilan ekonomi.
Bab II (Dua), Pembahasan Keadilan sosial dan
kadilan ekonomi.
Bab III (Tiga), Penutup kesimpulan dan saran.
BAB II
Pembahasan
Esensi Ajaran Islam Tentang Keadilan
Sosial
Dan Keadilan Ekonomi
Mewujudkan Keadilan sosial dan ekonomi
secara bersamaan dan cara
untuk mewujudkannya.
1. Esensi ajaran Islam Keadilan Sosial
Pada shalat jum’at pertama pada tahun 1363 H
(1984 M) ini, yang bertepatan dengan pekan
peringatan perjuangan universal menentang
diskriminasi rasial, mulai pembahasan masalah
keadilan sosial5
.
5
Keadilan Sosial Pengarang Rafsanjani Hal. 13
8. 8
Keadilan Sosial adalah Kerukunan istilah yang
dipenuhi oleh muatan makna “baik” dan “damai”.
Intinya hidup bersama dalam masyarakat dengan
“kestuan hati” untuk tidak menciptakan
perselissihan dan pertengkaran. Bila pemaknaa
ttersebut ddijadikan peegangan, maka “kerukunan”
adalah suatu yang ideal dan didambakan oleh
masyarakat manusia. Manusia ditakdirkan Allah
sebagai makhluk sosial yang membutuhkan
hubungan dan interaksi sosial dengan sesama
manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia
memerlukan kerja sama dengan orang lain dalam
memenuhi kebuttuhan hidupnya, baik kebutuhan
material maupun spritual. Ada 2 (dua) hal yang
dapat memenuhi keeadilan sosial dalam ajaran
Islam
a.Kerja sama dalam umat beragama.
Persaudaraan ukhuwah, merupakan salah
satu ajaran yang dapat perhatian penting
dalam Islam. Esenssi dari persaudaraan
terletak pada kasih sayang yang ditampilkan
dalam bentuk perhatian dan keperdulian
hubungan yang akrab dan merasa senasib
sepenanggungan.
Nabi menggambarkan persaudaraan dalam
hadistnya, “Seorang muslim dengan muslim yang
lainnya seperti satu tubuh, apabila salah satu
anggota tubuh terluka maka seluruh tubuh akan
merasa demamnya.
Persatuan dan kesatuan sebagai implementasi
ajaran Islam dalam keadilan sosial
merupakan salah satu prinsif ajran Islam.
Salah satu masalah yang dihadapi umat Islam
sendiri adalah rendahnya rasa kesatuan dan
persatuan sehingga kekuatan mereka menjadi
lemah. Salah satu sebab rendahnya kesatuan
dan peratuan umat Islam adalah rendahnya
penghayatan terhadap nilai-nilai ke-Islaman.
Persatuan dikalangan golongan sosial
seringkali menjadi sebab perpecahan umat.
Perpecahan itu biasanya diawali dengan adanya
perbedaan pandangan dikalang muslim
9. 9
terhadap suatu fenomna. Dalam hal agama,
dikalangan umat islam misalnya seringkali
terjadi pendapat atau penafsiran mengnai
suatu hukum sosial yang kmudian melahirkan
berbagai pandangan atau mahzab.
b. Kerja sama antar umat beragama.
Memahami dan mengaplikasin ajaran Islam
dalam kehidupan bermasyarakat tidak selalu
hanya dapat diharapkan dalam kalangan
masyarakat muslim. Islam dapat diaplikasikan
dalam masyarakat manapun, sebab secara
esensial keadilan sosial merupakan nilai-
nilaiyang bersifat universal. Kendatipun dapat
dipahami bahwa Islam yang hakiki hanya
dirujukan kpada konsep Al-qur’an dan As-
sunah tetapi dampak sosial yang lahir dari
pelaksanaan ajaran islam secara konsekwen
dapat dirasakan oleh manusia secara
keseluruhan.
Demikian pula pada tatanan yang lebih luas,
yaitu kehidupan berbangsa, nila-nilai ajaran
islam menjadi sangat relvan untuk
dilaksanakan guna menyatukan umat manusia
dalam ssatu kesatuan dan keadilan sosial
maupun ekonomi.
Melihat universalisme Islam tampak bahwa
esensi ajaran islam terletak pada
penghargaan kepada kemanusiaan secara
universal yang berpihak kepada kebenaran,
kebaikan dan keadilan dengan meengedepankan
kedamaian. Menghargai pertentangan dan
perselisihan, baik kedalam intern umat Islam
maupun diluar. Dengan demikian tampak bahwa
nilai-nilai ajaran Islam menjadi dasar
hubungan antar umat manusia secara universal
dengan tidak mengenal suku, bangsa dan
agama.
Hubungan antara muslim dengan penganut
agama lain tidak dilarang oleh syariat Islam,
kecuali bekerja sama dalam persoalan aqidah
dan ibadah. Kedua pesoalan tersebut
10. 10
merupakan hak intern umat Islam yang tidak
boleh dicampuri oleh pihak lain, tetapi aspek
sosial kemasyarakatan dapat bersatu dalam
kerja sama yang baik.
Kerja sama antar umat agama merupakan
bagian dari hubungan sosial antara manusia
yang tidak dilarang dalam ajaran Islam.
Hubungan kerja sama dalam bidang ekonomi,
politik maupun budaya.
2. Esensi ajaran Islam tentang Keadilan
Ekonomi
Sebagai tuntunan utama dalam kehidupan
manusian, keadilan dipandang sangat penting dalam
ajaran Islam. Dalam sistem ekonomi Islam,
masalah keadilan menjdi acuan penyusunan aturan
undang-undang dan kebajikan. Berdasarkan
definissi keadilan yang dijelaskan oleh Imam Ali
bahwa keadilan adalah meletakan sesuatu pada
tempatnya, dapat dikatakan bahwa keadilan
ekonomi adalah mengantarkan semua anggota
masyarakat kepada hak-hak mereka masing-masing.
Keadilan ekonomi dalam ajaran Islam dapat
dipaparkan dalam beberpa hal. Pertama, seluruh
anggota masyarakat messti memperoleh
kesejahtraan yang memadai. Kedua, perbedaan
dalam hal pendapatan hendaknya bukan terjadinya
akibat praktik diskriminasi dalam undang-undang
dan keesempatan memperoleh fasiltas dan
kesempatan. Selain itu, kalangan kaya menunaikan
tugas dan kewajibannya terkait dengan hak kaum
miskin dan hak peemerintah Islam. Dalam sisiteem
ekonomi Islam, keemajuan jangan sasmpai
berakibat buruk pada pendistribusian kekayaan
secara adil. Sebab kemajuan dan pertumbuhan tak
lain adalah sarana untuk mewujudkan
kesseimbangan dan keadilan eekonomi. “Tak ada
sesuatu yang berkesan dalam memakmurkan neegrri
11. 11
lebih dari keadilan”6
. Ungkapan ini menjelaskan
bahwa dalam Islam keeadilan adalah syarat yang
mesti dipenuhi kekayaan dan kemakmuran.
Salah satu keistimewaan penting dalam sistem
ekonomi Islam adalah pengaturan perilaku rakyat
dan pemerintah yang melipui sekaligus. Ssebab
dalam Islam, tujuan utama adalah mengantarkan
manusia kepada kesempurnaan ruhani dan spiritual.
Karena itu dalam sistem ekonomi Islam mekanisme
yang dijalankan adalah untuk mendukung
terwujudnya tujuan itu. Dua dimensi “materi” dan
“spiritual” itu nampak jelas dalam ajaran islam
yang melarang penimbunan harta. Dalam pandangan
Islam, orang yang bahagia adalah orang yang
meelangkah ddijalan kessempurnaan maknawi dan
berusaha mendeekatkan diri keepada Allah SWT.
Kesejahtraan materi dipandang sebagai wassilah
atau ssarana untuk meengantarkannya keepada
kessempurnaan itu. Karena itu keadilan eekonomi
menjadi bernilai jika membuka keeseempatan bagi
manusia untuk mencapai kessempatan ruhani dan
maknawi. Pelaksanaan keadilan juga didassari
oleh keeyakinan dan keimanan. Deeengan niat
mendekatkan diri kepada Allah, jaminan
pelaksanaannya akan semakin bisa diharapkan.
Pperbedaaan dalam memperoleh peendapatan
kembali kepada prbedaan dalam kemampuan, potnsi,
bakat, dan ffasilittas yang ada. Dan terkadang
pula peerbedan itu muncul akibat dari prakik
diskriminassi dan keetidakadilan hukum dan
kebijakan pmrinytah dalam mmberi peluang keppada
anggita masyarakat.
6
Imam Ali (As) – Al-hayat juz : 6 hal : 407
12. 12
Islam menentang perbedaan pendapat yang
terjadi karena diskriminasi dan ketidakadilan.
Namun Islam menerima perbedaan pendapat yang
disebabkan oleh potenssi, bakat dan kemampuan
masing-massing anggota masyarakat. Dalam
perspektif Islam, keadilan tidak berarti kesamaan
dalam pendapat.
Surah Al-Zukhruf : ayat 32
Artinya :
“Kami telah menentukan kehidupan mereka dalam
kehidupan dunia dan Kami telah meninggikan sebagian
dari mereka atas sebagian yang lain beberapa
deerajat supaya sebagian mereka dapat
menggunakan sebagian yang lain. Dan Rahmat
Tuhanmu lebih baik dari apa yang lebih baik dari apa
yang mereka kumpulkan”.
Poin penting yang perlu disinggung di sini adalah
bahwa meski mengakui adanya perbedaan ini di
tengah masyarakat, namun Islam tetap
menggariskan untuk tidak membiarkan terjadinya
kesenjangan sosial yang ekstrim dalam
memperoleh kesejahteraan materi. Karena itulah
Islam mementingkan satu asas yaitu keseimbangan
di tengah masyarakat dan pemerataan kekayaan.
Sebab, terkumpulnya kekayaan di tangan
sekelompok orang akan menciptakan kecongkakan
pada diri mereka dan membuat kaum fakir tenggelam
dalam pekerjaan yang hina dan tidak semestinya.
Salah satu masalah penting yang berhubungan
dengan penafian monopoli kekayaan oleh
13. 13
sekelompok orang tertentu adalah masalah
kepemilikan pribadi. Kepemilikan pribadi menurut
kacamata Islam berbeda dengan definisi yang
dikenal luas dalam sistem ekonomi dunia yang lain.
Dalam sistem ekonomi Islam, tidak ada penafian
mutlak kepemilikan pribadi seperti yang ada dalam
ideologi sosialisme dan tidak pula sejalan dengan
ideologi kapitalisme yang mengakui kepemilikan
tanpa batas. Islam mengambil jalan tengah yang
netral dan logis. Di satu sisi Islam mengakui
kepemilikan pribadi namun di sisi lain, sistem ini
menetapkan batasan-batasan tertentu untuk
mencegah terjadinya penimbunan harta di tangan
kalangan tertentu. Islam menghormati kepemilikan
pribadi sebagai hak insani dan setiap orang berhak
memiliki apa yang didapatkannya lewat kerja keras
dan usahanya. Hak memiliki ini berdasarkan pada
fitrah, akal dan aturan kehidupan sosial.
Meski demikian, dasar fitrah dan logika tidak
selalunya menjadi pijakan bagi kebebasan
kepemilikan pribadi. Sebab, dalam banyak kasus
sering terjadi hak-hak umum dan keadilan sosial
dan ekonomi justeru dikorbankan demi
kepentingan dan kecenderungan pribadi. Salah satu
contoh pembatasan yang diterapkan Islam terkait
kepemilikan pribadi adalah larangan israf,
menghambur-hamburkan harta, atau penimbunan
kekayaan. Selain itu, Islam juga menetapkan aturan
untuk memperoleh kekayaan. Agama Ilahi ini
melarang orang mencari kekayaan lewat cara-cara
yang ilegal dan haram. Artinya, dalam Islam tidak
semua cara diperbolehkan untuk mencari kekayaan.
Dalam menggunakan kekayaan kita juga diingatkan
pada satu hal, yaitu bahwa kita bertanggung jawab
di hadapan Allah dalam membelanjakan harta.
Sebab, kekayaan yang ada di tangan kita
sebenarnya adalah milik Allah. Kekayaan itu
diberikan kepada kita sebagai amanat supaya kita
menggunakannya sesuai aturan yang telah Allah
tentukan. Jika pemikiran ini menjadi keyakinan dan
memasyarakat, perilaku ekonomi akan terkendali
dan setiap orang yang memiliki harta akan
14. 14
bertindak sesuai dengan apa yang digariskan oleh
Allah.
Dengan penjelasan tadi dapat difahami bahwa
kepemilikan individu dalam Islam diatur sedemikian
rupa sehingga keadilan ekonomi bisa terwujud.
BAB III
Penutup
Esensi Ajaran Islam Tentang Keadilan
Sosial
Dan Keadilan Ekonomi
A. Kesimpulan
15. 15
Artinya :
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda:
"Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allahakan
melepaskan kesusahannya pada hari kiamat; barangsiapa memudahkan seorang yang
mendapat kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat; dan
barangsiapa menurutpi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan
Akhirat; dan Allah selalu akan menolong hambanya selama ia menolong saudaranya."
Riwayat Muslim.
Secara konseptual doktrinal telah diketahui
bahwa Islam adalah agama yang membawa ajaran
yang menyeluruh dan paripurna bagi kelangsungan
hidup manusia di dunia. Dari sekian macam ajaran
Islam, esensi ajaran Islam terletak pada
penghargaan kepada kemanusiaan secara univarsal
yang berpihak kepada kebenaran, kebaikan, dan
keadilan dengan mengedepankan kedamaian.
Menghindari pertentangan dan perselisian, baik ke
dalam intern umat Islam maupun ke luar. Dengan
demikian tampak bahwa nilai-nilai ajaran Islam
menjadi dasar bagi hubungan antar umat manusia
secara universal dengan tidak mengenal
suku,bangsa dan agama.
Hubungan antara muslim dengan penganut agama
lain tidak dilarang oleh syariat Islam, kecuali
bekerja sama dalam persoalan aqidah dan ibadah.
Kedua persoalan tersebut merupakan hak intern
umat Islam yang tidak boleh dicampuri pihak lain,
tetapi aspek sosial kemasyarakatan dapat bersatu
dalam kerja sama yang baik. Selanjutnya mengenai
keadilan ekonomi adalah aturan main (rules of the
game) dalam ajaran Islam dapat dipaparkan dalam
beberapa hal. Pertama,seluruh anggota
masyarakat mesti memperoleh kesejahteraan yang
memadai. Kedua, perbedaan dalam hal pendapatan
16. 16
hendaknya bukan terjadi akibat praktik diskriminasi
dalam undang-undang dan kesempatan memperoleh
fasilitas dan kesempatan. Selain itu, kalangan kaya
hendaknya menunaikan tugas dan kewajibannya
terkait hak kaum miskin dan hak pemerintahan
Islam. Dalam sistem ekonomi Islam, kemajuan
jangan sampai berakibat buruk pada
pendistribusian kekayaan secara adil. Sebab
kemajuan dan pertumbuhan ekonomi tak lain
adalah sarana untuk mewujudkan keseimbangan
dan keadilan ekonomi.
Kesimpulannya seharusnya kaum Mus-lim menjadi
pelopor militan untuk mencipta suatu karya
kemanusiaan keadilan sosial dan ekonomi dalam
kehidupan sebagai tugas kekhalifahannya yang
akan menjadi rahmat bagi sekitarnya. Kita harus
berusaha agar setiap orang dapat bekerja
maksimal sesuai kemampuannya sehingga terpenuhi
semua kebutuhan dasarnya. Cita-cita ini harus
dibarengi ketentuan halal dan haram dalam
memperoleh Keadilan ekonomi dan kerukunan hidup
, sehingga tidak ada kezaliman manusia atas
manusia, serta tidak dibenarkan struktur atas baik
sistem pemerintahan maupun undang-undang
melakukan praktek kezaliman yang mengakibatkan
kerusakan.
B. Saran
Pandangan menurut saya keadilan sosial dan
keadilan ekonomi belum
dapattercapaidenganbaikhanyasebagiankecil yang
dapatmerasakannya. Jadi,
bagisayaesensiajaranislamtentangkeadilansosial
dankeadilanekonomiharusdapatdipahamiolehsetiapi
ndividu. TerutamaolehkaderHimpuanMahasiswa
Islam (HMI)
sehinggadapatdiimplementasikankepadamasyarakat.
17. 17
DaftarPustaka
1. KeadilanSosial (Pandangan Islam tentang HAM,
Hegemonibaratdansolusidunia modern.
Cetakanpertama, April tahun 2001,
DiterbitkanolehPenerbitNuansa,
YayasanNuansaCendikia.
2. http://agussinarta.blogspot.com
esensiajaranislamtentangkeadilandiuploadpada
Mei 2012
3. http://indonesian.irib.ir/equilibrium/-
/asset_publisher/yB7o/content
systemekonomiislamdankeadilan.
Diuploadpadadesember 2013