2. Dari sekian banyak kerajaan islam, kerajaan Islam yang
pertama di Indonesia adalah Kerajaan Perlak yang
berlokasi di Aceh Timur, daerah Perlak di Aceh
sekarang.
Di beberapa sumber disebutkan kerajaan Islam pertama
di Indonesia adalah Kerajaan Samudera Pasai. Namun,
fakta menyebutkan Perlak lebih dulu ada daripada
Samudera Pasai.
Kerajaan Perlak muncul mulai tahu 840 M sampai tahun
1292 M. Sedangkan kerajaan Samudera Pasai yang
sama-sama mengambil lokasi di Aceh. Berdiri tahun
1267, Kerajaan ini akhirnya lenyap tahun 1521.
3.
4. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Azis Shah (840 – 864)
Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Rahim Shah (864 – 888)
Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah (888 – 913)
Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughat Shah (915 – 918)
Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Kadir Shah Johan
Berdaulat (928 – 932)
Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah Johan
Berdaulat (932 – 956)
5. Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan Berdaulat
(956 – 983)
Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan
Berdaulat (986 – 1023)
Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan
Berdaulat (1023 – 1059)
Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mansur Shah Johan Berdaulat
(1059 – 1078)
Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdullah Shah Johan Berdaulat
(1078 – 1109)
Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ahmad Shah Johan Berdaulat
(1109 – 1135)
6. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan
Berdaulat (1135 – 1160)
Sultan Makhdum Alaiddin Malik Usman Shah Johan Berdaulat
(1160 – 1173)
Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Shah Johan
Berdaulat (1173 – 1200)
Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Jalil Shah Johan Berdaulat
(1200 – 1230)
Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II
Johan Berdaulat (1230 – 1267)
Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat
(1267 – 1292)
7. Kerajaan ini mengalami masa jaya pada masa pemerintahan
Sultan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah II Johan
Berdaulat (622-662 H/1225-1263 M).
Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Perlak mengalami
kemajuan pesat terutama dalam bidang pendidikan Islam dan
perluasan dakwah Islamiah. Sultan mengawinkan dua putrinya:
Putri Ganggang Sari (Putri Raihani) dengan Sultan Malikul Saleh
dari Samudra Pasai serta Putri Ratna Kumala dengan Raja
Tumasik (Singapura sekarang).
8. Sultan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah II Johan
Berdaulat kemudian digantikan oleh Sultan Makhdum Alaidin
Malik Abdul Aziz Syah Johan Berdaulat (662-692 H/1263-1292
M). Inilah sultan terakhir Perlak. Setelah beliau wafat, Perlak
disatukan dengan Kerajaan Samudra Pasai dengan raja
Muhammad Malikul Dhahir yang adalah Putra Sultan Malikul
Saleh dengan Putri Ganggang Sari.
9.
10. Perlak dikenal dengan kekayaan hasil alamnya yang didukung
dengan letaknya yang sangat strategis. Apalagi, Perlak sangat
dikenal sebagai penghasil kayu perlak, yaitu jenis kayu yang
sangat bagus untuk membuat kapal.Kondisi semacam inilah
yang membuat para pedagang dari Gujarat, Arab, dan Persia
tertarik untuk datang ke daerah ini.
Masuknya para pedagang tersebut juga sekaligus
menyebarkan ajaran Islam di kawasan ini.Kedatangan mereka
berpengaruh terhadap kehidupan sosio-budaya masyarakat
Perlak pada saat itu.Sebab, ketika itu masyarakat Perlak mulai
diperkenalkan tentang bagaimana caranya berdagang.Pada
awal abad ke-8, Perlak dikenal sebagai pelabuhan niaga yang
sangat maju.
11. Perlak merupakan kerajaan yang sudah maju. Hal ini
terlihat dari adanya mata uang sendiri. Mata uang
Perlak yang ditemukan terbuat dari emas (dirham),
dari perak (kupang), dan dari tembaga atau
kuningan.
12.
13. Naskah-naskah tua yang dijadikan sebagai rujukan mengenai
keberadaan Kerajaan Perlak paling tidak ada tiga yakni :
Idharatul Haq fi Mamlakatil Ferlah wal Fasi, karangan buku
Abu Ishak Makarani Al Fasy.
Kitab Tazkirah Thabakat Jumu Sultan As Salathin, karangan
Syekh Syamsul Bahri Abdullah As Asyi.
Silsilah Raja-raja perlak dan Pasai, catatan Saiyid Abdullah
Ibn Saiyid Habib Saifuddin.
14. Ketika naskah tua tersebut mencatat bahwa kerajaan islam
pertama Nusantara adalah Kerajaan Islam Perlak. Hanya di
sana-sini terdapat perbedaan tahun dan tempat, karena
mungkin terjadi karena kekurangan telitian para penyalinnya.
15. 1. Mata Uang Perlak
Mata uang dari emas (dirham)
Pada sebuah sisi uang tersebut tertulis ”al A’la” sedang pada
sisi yang lain tertulis ”Sulthan”. Dimungkinkan yang
dimaksud dalam tulisan dari kedua sisi mata uang itu adalah
Putri Nurul A’la yang menjadi Perdana Menteri pada masa
Sulthan Makhdum Alaidin Ahmad Syah Jauhan Berdaulat
yang memerintah Perlak tahun 501-527 H (1108 – 1134 M).
16. Mata uang perak (kupang)
Pada satu sisi mata uang Perak ini tertulis ”Dhuribat
Mursyidam”, dan pada sisi yang tertuliskan ”Syah Alam
Barinsyah”. Kemungkinan yang dimaksud dalam tulisan
kedua sisi mata uang itu adalah Puteri Mahkota Sultan
Makhdum Alaidin Abdul Jalil Syah Jouhan Berdaulat, yang
memerintah tahun 592 – 622 H (199 – 1225 M). Puteri
mahkota ini memerintah Perlak karena ayahnya sakit. Ia
memerintah dibantu adiknya yang bernama Abdul Aziz
Syah.
Mata uang tembaga (kuningan)
Bertuliskan huruf Arab tetapi belum dapat dibaca. Adanya
mata uang yang ditemukan ini menunjukkan bahwa Kerajaan
Perlak merupakan sebuah kerajaan yang telah maju.
17. 2. Stempel Kerajaan
Stempel kerajaan ini bertuliskan huruf Arab, model tulisan
tenggelam yang membentuk kalimat ”Al Wasiq Billah
Kerajaan Negeri Bendahara Sanah 512”. Kerajaan Negeri
Bendahara adalah menjadi bagian dari Kerajaan Perlak.
3. Makan Raja Benoa
Bukti lain yang memperkuat keberadaan Kerajaan Perlak
adalah makam dari salah raja Benoa di tepi Sungai
Trenggulon. Batu nisan makan tersebut bertuliskan huruf
Arab. Berdasarkan penelitian Dr. Hassan Ambari, nisan
makam tersebut dibuat pada sekitar abad ke-4 H atau abad
ke-11 M. Berdasarkan catatan Idharul Haq fi Mamlakatil
Ferlah wal Fasi, benoa adalah negara bagian dari Kerajaan
Perlak.