SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
TEKNOLOGITEKNOLOGI
BUDIDAYA KARETBUDIDAYA KARET
OlehOleh
Heri MulyadiHeri Mulyadi
A.0910401A.0910401
PENDAHULUANPENDAHULUAN
Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi diKaret merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di
dalam upaya peningkatan devisa Indonesia.dalam upaya peningkatan devisa Indonesia.
Ekspor Karet Indonesia selama 20 tahun terakhir terus menunjukkan adanyaEkspor Karet Indonesia selama 20 tahun terakhir terus menunjukkan adanya
peningkatanpeningkatan
1.0 juta ton 19851.0 juta ton 1985
1.3 juta ton 19951.3 juta ton 1995
1.9 juta ton 20041.9 juta ton 2004
2.1 juta ton 20092.1 juta ton 2009
Pendapatan devisa 2004 mencapai US$ 2.25 milyar, yang merupakan 5% dariPendapatan devisa 2004 mencapai US$ 2.25 milyar, yang merupakan 5% dari
pendapatan devisa non-migas.pendapatan devisa non-migas.
Penyerapan tenaga kerja lebih dari 2 juta tenaga kerjaPenyerapan tenaga kerja lebih dari 2 juta tenaga kerja
lokasi Sumatera dan Kalimantanlokasi Sumatera dan Kalimantan
•Luas area 3.2 juta ha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.Luas area 3.2 juta ha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
85% merupakan perkebunan karet milik rakyat,85% merupakan perkebunan karet milik rakyat,
7% perkebunan besar negara7% perkebunan besar negara
8% perkebunan besar milik swasta.8% perkebunan besar milik swasta.
Data ProduksiData Produksi
• Produksi karet secara nasional pada tahun 2005 mencapai angkaProduksi karet secara nasional pada tahun 2005 mencapai angka
sekitar 2.2 juta ton. Jumlah ini masih akan bisa ditingkatkan lagisekitar 2.2 juta ton. Jumlah ini masih akan bisa ditingkatkan lagi
dengan memberdayakan lahan-lahan pertanian milik petani dandengan memberdayakan lahan-lahan pertanian milik petani dan
lahan kosong/tidak produktif yang sesuai untuk perkebunan karet.lahan kosong/tidak produktif yang sesuai untuk perkebunan karet.
Sumber : Badan Pusat Statistik 2012Sumber : Badan Pusat Statistik 2012
Tahun Karet Kering
2001 397,720
2002 403,712
2003 396,104
2004 403,800
2005 432,221
2006 554,634
2007 578,486
2008 586,081
2009 522,312
2010 585,427
Perkiraan International Rubber Study Group (IRSG),Perkiraan International Rubber Study Group (IRSG), TaskTask
Force Rubber Eco Project (REP)Force Rubber Eco Project (REP) untuk melakukan studi tentanguntuk melakukan studi tentang
permintaan dan penawaran karet sampai dengan tahun 2035permintaan dan penawaran karet sampai dengan tahun 2035
Permintaan karet alam dan sintetik dunia pada tahun 2035Permintaan karet alam dan sintetik dunia pada tahun 2035
adalah sebesar 31.3 juta ton untuk industri ban dan non ban, dan 15adalah sebesar 31.3 juta ton untuk industri ban dan non ban, dan 15
juta ton diantaranya adalah karet alam. Produksi karet alam padajuta ton diantaranya adalah karet alam. Produksi karet alam pada
tahun 2005 diperkirakan 8.5 juta ton. Dari studi ini diproyeksikantahun 2005 diperkirakan 8.5 juta ton. Dari studi ini diproyeksikan
pertumbuhan produksi Indonesia akan mencapai 3% per tahun,pertumbuhan produksi Indonesia akan mencapai 3% per tahun,
sedangkan Thailand hanya 1% dan Malaysia -2%. Perkiraan produksisedangkan Thailand hanya 1% dan Malaysia -2%. Perkiraan produksi
pada tahun 2020 sebesar 3.5 juta ton dan tahun 2035 sebesar 5.1pada tahun 2020 sebesar 3.5 juta ton dan tahun 2035 sebesar 5.1
juta ton.juta ton.
Tahun 2002 harga karet US$ 1.00/kg, dan US$ 1.90kg untukTahun 2002 harga karet US$ 1.00/kg, dan US$ 1.90kg untuk
harga SIR 20 di SICOM Singapura.harga SIR 20 di SICOM Singapura. Diperkirakan mencapai US$ 2.00Diperkirakan mencapai US$ 2.00
pada tahun 2007 dan pada 2020 akan tetap stabil, dikarenakanpada tahun 2007 dan pada 2020 akan tetap stabil, dikarenakan
permintaan yang terus meningkat terutama dari China, India, Brazilpermintaan yang terus meningkat terutama dari China, India, Brazil
dan negara-negara di Asia-Pasifik.dan negara-negara di Asia-Pasifik.
PROSPEK & PELUANG PASARPROSPEK & PELUANG PASAR
TEKNOLOGI BUDIDAYA KARETTEKNOLOGI BUDIDAYA KARET
Untuk membangun kebun karet diperlukanUntuk membangun kebun karet diperlukan
manajemen dan teknologi budidaya tanamanmanajemen dan teknologi budidaya tanaman
karet yang mencakup, kegiatan sbb :karet yang mencakup, kegiatan sbb :
 Syarat tumbuh tanaman karetSyarat tumbuh tanaman karet
 Klon-klon karet rekomendasiKlon-klon karet rekomendasi
 Bahan tanam/bibitBahan tanam/bibit
 Persiapan tanam dan penanamanPersiapan tanam dan penanaman
 Pemeliharaan tanaman: pengendalian gulma,Pemeliharaan tanaman: pengendalian gulma,
pemupukan dan pengendalian penyakitpemupukan dan pengendalian penyakit
 Penyadapan/panenPenyadapan/panen
SYARAT TUMBUH TANAMAN KARETSYARAT TUMBUH TANAMAN KARET
Pada dasarnya tanaman karet memerlukan persyaratan terhadap
kondisi iklim untuk menunjang pertumbuhan dan keadaan tanah sebagai
media tumbuhnya.
Iklim
Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 150
LS dan 150 LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat
sehingga memulai produksinya juga terlambat.
Curah hujan
Tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.500 mm
sampai 4.000 mm/tahun,dengan hari hujan berkisar antara 100 sd. 150
HH/tahun. Namun demikian, jika sering hujan pada pagi hari, produksi
akan berkurang.
Tinggi tempat
Pada dasarnya tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah
dengan ketinggian 200 m dari permukaan laut. Ketinggian > 600 m dari
permukaan laut tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet. Suhu optimal
diperlukan berkisar antara 25ºC sampai 35ºC.
AnginAngin
Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurangKecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang
baik untuk penanaman karetbaik untuk penanaman karet
TanahTanah
Lahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnyaLahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya
lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan denganlebih mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan
sifat kimianya.sifat kimianya.
Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuhBerbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh
tanaman karet baik tanah vulkanis, bahkan pada tanah gambut <tanaman karet baik tanah vulkanis, bahkan pada tanah gambut <
2 m.2 m.
Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanyaTanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya
terutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi tanahterutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi tanah
berkisar antara pH 3,0 - pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0berkisar antara pH 3,0 - pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0
dan > pH 8,0.dan > pH 8,0.
Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karetSifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet
pada umumnya antara lain :pada umumnya antara lain :
• Sulum tanah sampai 100 cm, tidak terdapatSulum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat
batu-batuan dan lapisan cadasbatu-batuan dan lapisan cadas
• Aerase dan drainase cukupAerase dan drainase cukup
• Tekstur tanah remah, poreus dan dapatTekstur tanah remah, poreus dan dapat
menahan airmenahan air
• Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasirStruktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir
• Tanah bergambut tidak lebih dari 20 cmTanah bergambut tidak lebih dari 20 cm
• Kandungan hara NPK cukup dan tidakKandungan hara NPK cukup dan tidak
kekurangan unsur hara mikrokekurangan unsur hara mikro
• Reaksi tanah dengan pH 4,5 - pH 6,5Reaksi tanah dengan pH 4,5 - pH 6,5
• Kemiringan tanah < 16% danKemiringan tanah < 16% dan
• Permukaan air tanah < 100 cm.Permukaan air tanah < 100 cm.
KLON-KLON KARET REKOMENDASIKLON-KLON KARET REKOMENDASI
Pemerintah telah menetapkan sasaran pengembanganPemerintah telah menetapkan sasaran pengembangan
produksi karet alam Indonesia sebesar 3 - 4 juta ton/tahunproduksi karet alam Indonesia sebesar 3 - 4 juta ton/tahun
pada tahun 2025. Sasaran produksi tersebut hanya dapatpada tahun 2025. Sasaran produksi tersebut hanya dapat
dicapai apabila minimal 85% areal kebun karet (rakyat) yangdicapai apabila minimal 85% areal kebun karet (rakyat) yang
saat ini kurang produktif berhasil diremajakan dengansaat ini kurang produktif berhasil diremajakan dengan
menggunakan klon karet unggul.menggunakan klon karet unggul.
Lokakarya Nasional Pemuliaan Tanaman Karet 2005,Lokakarya Nasional Pemuliaan Tanaman Karet 2005,
telah direkomendasikan klon-klon unggul baru generasi-4 untuktelah direkomendasikan klon-klon unggul baru generasi-4 untuk
periode tahun 2006 – 2010, yaitu klon:periode tahun 2006 – 2010, yaitu klon: IRR 5, IRRIRR 5, IRR 32, IRR32, IRR
39, IRR 42, IRR 104, IRR 112, dan IRR 11839, IRR 42, IRR 104, IRR 112, dan IRR 118. Klon IRR 42. Klon IRR 42
dan IRR 112 akan diajukan pelepasannya sedangkan klon IRRdan IRR 112 akan diajukan pelepasannya sedangkan klon IRR
lainnya sudah dilepas secara resmi. Klon-klon tersebutlainnya sudah dilepas secara resmi. Klon-klon tersebut
menunjukkan produktivitas dan kinerja yang baik pada berbagaimenunjukkan produktivitas dan kinerja yang baik pada berbagai
lokasi, tetapi memiliki variasi karakter agronomi dan sifat-sifatlokasi, tetapi memiliki variasi karakter agronomi dan sifat-sifat
sekunder lainnya.sekunder lainnya.
Gambar 1.Gambar 1.
Produksi Lateks Beberapa Klon Anjuran (***, ** dan * adalahProduksi Lateks Beberapa Klon Anjuran (***, ** dan * adalah
rata-rata produksi 15, 10 dan 5 tahun sadap)rata-rata produksi 15, 10 dan 5 tahun sadap)
Persiapan LahanPersiapan Lahan
 Pengolahan LahanPengolahan Lahan
Penebangan PohonPenebangan Pohon
PenyacaranPenyacaran
PembajakanPembajakan
o Pencegahan ErosiPencegahan Erosi
Pembuatan ParitPembuatan Parit
Pembuatan Lubang TanamPembuatan Lubang Tanam
PengajiranPengajiran
Gambar 2.
Cara Pengajiran pada Lahan Datar
Gambar 3.
Cara Pengajiran Menurut Kontur
Pembuatan Lubang TanamPembuatan Lubang Tanam
Ukuran lubang untuk tanaman dibuat 60 cm x 60 cm bagianUkuran lubang untuk tanaman dibuat 60 cm x 60 cm bagian
atas , dan 40 cm x 40 cm bagian dasar dengan kedalaman 60atas , dan 40 cm x 40 cm bagian dasar dengan kedalaman 60
cm. Pada waktu melubang, tanah bagian atas (cm. Pada waktu melubang, tanah bagian atas (top soiltop soil))
diletakkan di sebelah kiri dan tanah bagian bawah (diletakkan di sebelah kiri dan tanah bagian bawah (subsoilsubsoil))
diletakkan di sebelah kanan (Gambar 4).diletakkan di sebelah kanan (Gambar 4). Lubang tanamanLubang tanaman
dibiarkan selama 1 bulan sebelum bibit karet ditanam.dibiarkan selama 1 bulan sebelum bibit karet ditanam.
Gambar 4.
Pembuatan Lubang Tanam
ESTIMASI PRODUKSIESTIMASI PRODUKSI
Produksi lateks per satuan luas dalam kurun waktuProduksi lateks per satuan luas dalam kurun waktu
tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain klontertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain klon
karet yang digunakan, kesesuaian lahan agroklimatologi,karet yang digunakan, kesesuaian lahan agroklimatologi,
pemeliharaan tanaman belum menghasilkan, sistem danpemeliharaan tanaman belum menghasilkan, sistem dan
manajemen sadap, dan lainnya. Dengan asumsi bahwamanajemen sadap, dan lainnya. Dengan asumsi bahwa
pengelolaan kebun plasma dapat memenuhi seluruh kriteriapengelolaan kebun plasma dapat memenuhi seluruh kriteria
dengan dikemukakan dalam kultur tehnis karet diatas, makadengan dikemukakan dalam kultur tehnis karet diatas, maka
estimasi produksi dapat dilakukan dengan mengacu padaestimasi produksi dapat dilakukan dengan mengacu pada
standar produksi yang dikeluarkan oleh Dinas Perkebunanstandar produksi yang dikeluarkan oleh Dinas Perkebunan
setempat atau Balai Penelitian Perkebunan yangsetempat atau Balai Penelitian Perkebunan yang
bersangkutan.bersangkutan.
Karena produksi kebun karet adalah lateks, makaKarena produksi kebun karet adalah lateks, maka
estimasi produksi per hektar per tahun dikonversikan keestimasi produksi per hektar per tahun dikonversikan ke
dalam satuan getah karet basah seperti pada Tabeldalam satuan getah karet basah seperti pada Tabel
berikut :berikut :
Tabel 1. Proyeksi Produksi Karet Kering dan Estimasi Produksi LateksTabel 1. Proyeksi Produksi Karet Kering dan Estimasi Produksi Lateks
TahunTahun Estimasi produksi KKKEstimasi produksi KKK
(ton/ha)(ton/ha)
Estimasi ProduksiEstimasi Produksi
Lateks (Liter/ha)Lateks (Liter/ha)
Umur (Th)Umur (Th) SadapSadap
66
77
88
99
1010
1111
1212
1313
1414
1515
1616
1717
1818
1919
2020
2121
2222
2323
2424
2525
2626
2727
11
22
33
44
55
66
77
88
99
1010
1111
1212
1313
1414
1515
1616
1717
1818
1919
2020
2121
2222
500500
1.1501.150
1.4001.400
1.6001.600
1.7501.750
1.8501.850
2.2002.200
2.3002.300
2.3502.350
2.3002.300
2.1502.150
2.1002.100
2.0002.000
1.9001.900
1.8001.800
1.6501.650
1.5501.550
1.4501.450
1.4001.400
1.3501.350
1.2001.200
10001000
2.0002.000
4.6004.600
5.6005.600
6.4006.400
7.0007.000
7.4007.400
8.8008.800
9.2009.200
9.4009.400
9.2009.200
8.6008.600
8.4008.400
8.0008.000
7.6007.600
7.2007.200
6.6006.600
6.2006.200
5.8005.800
5.6005.600
5.4005.400
4.8004.800
4.6004.600
KEBUTUHAN BIAYA INVESTASI &KEBUTUHAN BIAYA INVESTASI &
ANALISIS FINANSIALANALISIS FINANSIAL
Tanaman karet memerlukan waktu 5-6 tahunTanaman karet memerlukan waktu 5-6 tahun
untuk dapat disadap, oleh karena ituuntuk dapat disadap, oleh karena itu
pembangunan perkebunan karet memerlukanpembangunan perkebunan karet memerlukan
investasi jangka panjang dengan masa tengganginvestasi jangka panjang dengan masa tenggang
5-6 tahun. Biaya investasi dan pemeliharaan TBM5-6 tahun. Biaya investasi dan pemeliharaan TBM
dan TM dapat dilihat pada Tabel berikut:dan TM dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 2. Biaya Investasi Karet dan Pemeliharaan TBM danTabel 2. Biaya Investasi Karet dan Pemeliharaan TBM dan
TM (1 ha)TM (1 ha)
NONO URAIANURAIAN BIAYA (Rp/ha)BIAYA (Rp/ha)
1.1.
2.2.
3.3.
Sertifikasi lahanSertifikasi lahan
Pembukaan lahan dan penanaman (dgPembukaan lahan dan penanaman (dg
intercrops)intercrops)
Pemeliharaan TBM (th 1-5)Pemeliharaan TBM (th 1-5)
400.000400.000
7.449.8887.449.888
12.664.12512.664.125
TOTAL BIAYA INVESTASI (TBM)TOTAL BIAYA INVESTASI (TBM) 20.514.01320.514.013
4.4. Biaya Pemeliharaan TM : per tahunBiaya Pemeliharaan TM : per tahun
Umur 6 – 15 tahunUmur 6 – 15 tahun
Umur 16 – 25 tahunUmur 16 – 25 tahun
Umur 26 – 28 tahunUmur 26 – 28 tahun
Umur 29 – 30 tahunUmur 29 – 30 tahun
4.347.5004.347.500
3.774.5003.774.500
3.349.0003.349.000
2.305.7502.305.750
TBM = Tanaman Belum MenghasilkanTBM = Tanaman Belum Menghasilkan
TM = Tanaman MenghasilkanTM = Tanaman Menghasilkan
Dengan asumsi tingkat produksi rata-rata 1.576 kg karetDengan asumsi tingkat produksi rata-rata 1.576 kg karet
kering/ha/tahun, harga FOB SIR 20 : US $ 1,50/kg dan kurs: Rpkering/ha/tahun, harga FOB SIR 20 : US $ 1,50/kg dan kurs: Rp
10.000/US $ (pada bulan Desember 2005) dan harga di tingkat10.000/US $ (pada bulan Desember 2005) dan harga di tingkat
petani 80% FOB, dilakukan perhitungan kelayakan finansial usahapetani 80% FOB, dilakukan perhitungan kelayakan finansial usaha
perkebunan karet diukur dengan tingkat Internal Rate of Returnperkebunan karet diukur dengan tingkat Internal Rate of Return
(IRR), Net Present Value (NPV) dan B/C ratio. Bila IRR lebih besar(IRR), Net Present Value (NPV) dan B/C ratio. Bila IRR lebih besar
dari tingkat suku bunga yang diberlakukan yaitu 18%, maka usahadari tingkat suku bunga yang diberlakukan yaitu 18%, maka usaha
perkebunan karet layak secara finansial. Bila NPV lebih besar dariperkebunan karet layak secara finansial. Bila NPV lebih besar dari
nol (positif) maka usaha adalah layak, padanol (positif) maka usaha adalah layak, pada discount ratediscount rate yangyang
ditentukan yaitu sebesar 18%.ditentukan yaitu sebesar 18%.
Perhitungan nilai IRR dan NPV berdasarkan pada arus kas selama 30Perhitungan nilai IRR dan NPV berdasarkan pada arus kas selama 30
tahun dengan asumsi biaya tetap, namun harga jual menggunakan 3tahun dengan asumsi biaya tetap, namun harga jual menggunakan 3
skenario yaitu: harga naik 20%, harga saat ini dan harga turun 10%,skenario yaitu: harga naik 20%, harga saat ini dan harga turun 10%,
adalah seperti yang terteraadalah seperti yang tertera di Tabel 3.di Tabel 3.
SELEKSI & PENANAMAN BIBITSELEKSI & PENANAMAN BIBIT
SELEKSI BIBITSELEKSI BIBIT
Beberapa syarat yang harus dipenuhi bibit siapBeberapa syarat yang harus dipenuhi bibit siap
tanam adalah :tanam adalah :
 Bibit karet di polybag yang sudah berpayung dua.Bibit karet di polybag yang sudah berpayung dua.
 Mata okulasi benar-benar baik dan telah mulaiMata okulasi benar-benar baik dan telah mulai
bertunasbertunas
 Akar tunggang tumbuh baik dan mempunyai akarAkar tunggang tumbuh baik dan mempunyai akar
laterallateral
 Bebas dari penyakit jamur akar (Jamur AkarBebas dari penyakit jamur akar (Jamur Akar
Putih).Putih).
KEBUTUHAN BIBITKEBUTUHAN BIBIT
Dengan jarak tanam 7m x 3m (untuk tanah landai), diperlukanDengan jarak tanam 7m x 3m (untuk tanah landai), diperlukan
bibit tanaman karet untuk penanaman sebanyak 476 bibit, danbibit tanaman karet untuk penanaman sebanyak 476 bibit, dan
cadangan untuk penyulaman sebanyak 47 (10%) untuk setiapcadangan untuk penyulaman sebanyak 47 (10%) untuk setiap
hektar kebun diperlukan sebanyak 523 batang bibit karet.hektar kebun diperlukan sebanyak 523 batang bibit karet.
PENANAMANPENANAMAN
Pada umumnya penanaman karet di lapangan dilaksanakan padaPada umumnya penanaman karet di lapangan dilaksanakan pada
musim penghujan yakni antara bulan September sampaimusim penghujan yakni antara bulan September sampai
Desember dimana curah hujan sudah cukup banyak, dan hariDesember dimana curah hujan sudah cukup banyak, dan hari
hujan telah lebih dari 100 hari.hujan telah lebih dari 100 hari.
Pada saat penanaman, tanah penutup lubang dipergunakanPada saat penanaman, tanah penutup lubang dipergunakan toptop
soilsoil yang telah dicampur dengan pupuk RP 100 gram per lubang,yang telah dicampur dengan pupuk RP 100 gram per lubang,
disamping pemupukan dengan urea 50 gram dan SP - 36 sebesardisamping pemupukan dengan urea 50 gram dan SP - 36 sebesar
100 gram sebagai pupuk dasar (RP = Rock Phospate)100 gram sebagai pupuk dasar (RP = Rock Phospate)
PEMELIHARAAN TANAMAN
Pemeliharaan dilakukan pada perkebunan tanaman
karet meliputi pengendalian gulma, pemupukan dan
pemberantasan penyakit tanaman.
PENGENDALIAN GULMA
Areal pertanaman karet, baik tanaman belum
menghasilkan (TBM) dan tanaman sudah
menghasilkan (TM) harus bebas dari gulma seperti
alang-alang, Mekania, Eupatorium, dll sehingga
tanaman dapat tumbuh dengan baik. Untuk mencapai
hal tersebut, penyiangan pada tahun pertama
dilakukan berdasarkan umur tanaman seperti berikut:
Tabel 4. Frekuensi Pengendalian Gulma dengan Herbisida
Berdasarkan Umur Tanaman
Umur Tanaman
(tahun)
Kondisi tajuk Aplikasi herbisida Lebar piringan
/jalurFrekuens
i
Waktu
Tanaman belum
menghasilkan
2 – 3 tahun
4 – 5 tahun
Belum menutup
Mulai menutup
3 – 4 kali
2 – 3 kali
Mar, Jun,
Sept, Des
Mar. Sept,
Jun
1.5 – 2.0 m
1.5 – 2.0 m
Tanaman
menghasilkan
6 – 8 tahun
9 – 15 tahun
Sudah menutup
Sudah menutup
2-3 kali
2 kali
Mar, Sept,
Jun
Mar, Sept
2.0 – 3.0 m
2.0 – 3.0 m
Umur
Tanaman
Urea
(g/ph/th)
SP 36
(g/ph/th)
KCl
(g/ph/th)
Frekuensi
Pemupukan
Pupuk Dasar - 125 - -
1
2
3
4
5
250
250
250
300
300
150
250
250
250
250
100
200
200
250
250
2 kali/th
2 kali/th
2 kali/th
2 kali/th
2 kali/th
Tabel 5. Rekomendasi Umum Pemupukan Tanaman
Belum Menghasilkan
Umur
Tanaman
Urea
(g/ph/th)
SP 36
(g/ph/th)
KCl
(g/ph/th)
Frekuensi
Pemupukan
6 – 15
16 – 25
> 25 s/d 2
thn sblm
peremajaan
350
300
200
260
190
-
300
250
150
2 kali/th
2 kali/th
2 kali/th
Tabel 6. Rekomendasi Umum Pemupukan Tanaman
Menghasilkan
Tabel 7. Bagan Penyadapan Tanaman KaretTabel 7. Bagan Penyadapan Tanaman Karet
Tanaman Umur Sistem Sadap Jangka Waktu
(tahun)
Bidang
Sadap
Remaja 0 – 5 - - -
Teruna 6 – 7
8 – 10
s/2 d/2 67%
s/2 d/2 100%
2
3
A
A
Dewasa 11 – 15
16 – 20
s/2 d/2 100%
s/2 d/2 100%
4
4
B
A
Setengah Tua 21 – 28 2 s/2 d/3 133% 8 B’ + AH
Tua 29 – 30 2 s/2 d/3 133% 4 A” + BH
Cat : Tanaman Karet diremajakan pd umur 31 tahun
Keterangan :
A = Kulit Murni Bidang A
B = Kulit Murni Bidang B
A = Kulit Pulihan Pertama
A
A’ = Kulit Pulihan Kedua A
B’ = Kulit Pulihan Pertama B
AH = Kulit Murni atas A
BH = Kulit Murni atas B
TERIMAKASIHTERIMAKASIH
Sumber:Sumber:
deptan.go.iddeptan.go.id
bps.go.idbps.go.id
slideshare.netslideshare.net

More Related Content

What's hot

Pedoman budidaya merica atau lada
Pedoman budidaya merica atau ladaPedoman budidaya merica atau lada
Pedoman budidaya merica atau ladabobby denil
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANRepository Ipb
 
Pengantar sistem pertanaman dody
Pengantar sistem pertanaman dodyPengantar sistem pertanaman dody
Pengantar sistem pertanaman dodyAndrew Hutabarat
 
Sorgum (sorghum bicolor L)
Sorgum (sorghum bicolor L)Sorgum (sorghum bicolor L)
Sorgum (sorghum bicolor L)Sanda Ratna Sari
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMANovia Dwi
 
Prospek tanaman kakao di Indonesia
Prospek tanaman kakao di IndonesiaProspek tanaman kakao di Indonesia
Prospek tanaman kakao di IndonesiaEmma Femi
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihTidar University
 
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanahFaktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanahUniversity of Lampung
 
Budidaya tanaman kelapa 1
Budidaya tanaman kelapa 1Budidaya tanaman kelapa 1
Budidaya tanaman kelapa 1Indri Eljawiiy
 
Makalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutanMakalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutanagronomy
 
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman HortiktulturaPengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman HortiktulturaRozi Aziz
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANdyahpuspita73
 
25. Sistem tanam tumpang sari oleh monika andini
25. Sistem tanam tumpang sari oleh monika andini25. Sistem tanam tumpang sari oleh monika andini
25. Sistem tanam tumpang sari oleh monika andinitani57
 
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEMAcara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEMAlfian Nopara Saifudin
 
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benihbadunkartvomit
 
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanPurwandaru Widyasunu
 

What's hot (20)

Pedoman budidaya merica atau lada
Pedoman budidaya merica atau ladaPedoman budidaya merica atau lada
Pedoman budidaya merica atau lada
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
Perkebunan budidaya kopi
Perkebunan budidaya kopiPerkebunan budidaya kopi
Perkebunan budidaya kopi
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
 
Pengantar sistem pertanaman dody
Pengantar sistem pertanaman dodyPengantar sistem pertanaman dody
Pengantar sistem pertanaman dody
 
Sorgum (sorghum bicolor L)
Sorgum (sorghum bicolor L)Sorgum (sorghum bicolor L)
Sorgum (sorghum bicolor L)
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMA
 
Prospek tanaman kakao di Indonesia
Prospek tanaman kakao di IndonesiaProspek tanaman kakao di Indonesia
Prospek tanaman kakao di Indonesia
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanahFaktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
 
Budidaya tanaman kelapa 1
Budidaya tanaman kelapa 1Budidaya tanaman kelapa 1
Budidaya tanaman kelapa 1
 
Ilmu Usahatani
Ilmu UsahataniIlmu Usahatani
Ilmu Usahatani
 
Makalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutanMakalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutan
 
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman HortiktulturaPengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
 
Bunga sawit
Bunga sawitBunga sawit
Bunga sawit
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
25. Sistem tanam tumpang sari oleh monika andini
25. Sistem tanam tumpang sari oleh monika andini25. Sistem tanam tumpang sari oleh monika andini
25. Sistem tanam tumpang sari oleh monika andini
 
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEMAcara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
 
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
 
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
 

Viewers also liked

Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyudaPpt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyudafirmanahyuda
 
Manajemen dan teknologi_budidaya_karet
Manajemen dan teknologi_budidaya_karetManajemen dan teknologi_budidaya_karet
Manajemen dan teknologi_budidaya_karetKrisanto Krisanto
 
Hama dan penyakit tanaman karet
Hama dan penyakit tanaman karetHama dan penyakit tanaman karet
Hama dan penyakit tanaman karetfebrianiwijaya7
 
Cara tumbuhan berkembang biak microteaching
Cara tumbuhan berkembang biak microteachingCara tumbuhan berkembang biak microteaching
Cara tumbuhan berkembang biak microteachingFattia Rakhmalianni
 
penanaman bibit kelapa sawit
penanaman bibit kelapa sawitpenanaman bibit kelapa sawit
penanaman bibit kelapa sawitjonberlinson
 
Presentasi Karet
Presentasi KaretPresentasi Karet
Presentasi KaretAgam Real
 
Presentasi Vegetatif Buatan
Presentasi Vegetatif BuatanPresentasi Vegetatif Buatan
Presentasi Vegetatif BuatanMutia Hanifah
 
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karetPengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karethome
 
Perkembangbiakan vegetatif tumbuhan.ppt
Perkembangbiakan vegetatif tumbuhan.pptPerkembangbiakan vegetatif tumbuhan.ppt
Perkembangbiakan vegetatif tumbuhan.pptEVI PAULINA SIMAREMARE
 
1. sop lobang tanam
1. sop lobang tanam1. sop lobang tanam
1. sop lobang tanamNiko Utomo
 
Desain perkebunan Kelapa Sawit
Desain perkebunan Kelapa SawitDesain perkebunan Kelapa Sawit
Desain perkebunan Kelapa Sawitandrewahyu04
 
Cara cara menanam kelapa sawit powerpoint presentation
Cara cara menanam kelapa sawit powerpoint presentationCara cara menanam kelapa sawit powerpoint presentation
Cara cara menanam kelapa sawit powerpoint presentationFaizul Taufiq
 
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawitPersiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawitIlham Johari
 
Minyak (Kelapa Sawit dan Kelapa) _Biokimia pangan
Minyak (Kelapa Sawit dan Kelapa) _Biokimia panganMinyak (Kelapa Sawit dan Kelapa) _Biokimia pangan
Minyak (Kelapa Sawit dan Kelapa) _Biokimia panganasriachemis
 

Viewers also liked (20)

Presentasi karet ^ ^
Presentasi karet ^ ^Presentasi karet ^ ^
Presentasi karet ^ ^
 
Proses pengolahan karet
Proses pengolahan karetProses pengolahan karet
Proses pengolahan karet
 
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyudaPpt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
 
Manajemen dan teknologi_budidaya_karet
Manajemen dan teknologi_budidaya_karetManajemen dan teknologi_budidaya_karet
Manajemen dan teknologi_budidaya_karet
 
Hama dan penyakit tanaman karet
Hama dan penyakit tanaman karetHama dan penyakit tanaman karet
Hama dan penyakit tanaman karet
 
8. karet
8. karet8. karet
8. karet
 
Cara tumbuhan berkembang biak microteaching
Cara tumbuhan berkembang biak microteachingCara tumbuhan berkembang biak microteaching
Cara tumbuhan berkembang biak microteaching
 
Slide perkembangbiakan tumbuhan
Slide perkembangbiakan tumbuhanSlide perkembangbiakan tumbuhan
Slide perkembangbiakan tumbuhan
 
Laporan Budidaya KARET
Laporan Budidaya KARETLaporan Budidaya KARET
Laporan Budidaya KARET
 
penanaman bibit kelapa sawit
penanaman bibit kelapa sawitpenanaman bibit kelapa sawit
penanaman bibit kelapa sawit
 
Presentasi Karet
Presentasi KaretPresentasi Karet
Presentasi Karet
 
Ppt selekta
Ppt selektaPpt selekta
Ppt selekta
 
Presentasi Vegetatif Buatan
Presentasi Vegetatif BuatanPresentasi Vegetatif Buatan
Presentasi Vegetatif Buatan
 
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karetPengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
 
Perkembangbiakan vegetatif tumbuhan.ppt
Perkembangbiakan vegetatif tumbuhan.pptPerkembangbiakan vegetatif tumbuhan.ppt
Perkembangbiakan vegetatif tumbuhan.ppt
 
1. sop lobang tanam
1. sop lobang tanam1. sop lobang tanam
1. sop lobang tanam
 
Desain perkebunan Kelapa Sawit
Desain perkebunan Kelapa SawitDesain perkebunan Kelapa Sawit
Desain perkebunan Kelapa Sawit
 
Cara cara menanam kelapa sawit powerpoint presentation
Cara cara menanam kelapa sawit powerpoint presentationCara cara menanam kelapa sawit powerpoint presentation
Cara cara menanam kelapa sawit powerpoint presentation
 
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawitPersiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
 
Minyak (Kelapa Sawit dan Kelapa) _Biokimia pangan
Minyak (Kelapa Sawit dan Kelapa) _Biokimia panganMinyak (Kelapa Sawit dan Kelapa) _Biokimia pangan
Minyak (Kelapa Sawit dan Kelapa) _Biokimia pangan
 

Similar to Teknologi budidaya karet

Pengembangan Pemasaran Bahan Olah Karet di Provinsi Sumatera Selatan
Pengembangan Pemasaran Bahan Olah Karet di Provinsi Sumatera SelatanPengembangan Pemasaran Bahan Olah Karet di Provinsi Sumatera Selatan
Pengembangan Pemasaran Bahan Olah Karet di Provinsi Sumatera SelatanAprizal Alamsyah
 
Pertanian karet bagi masyakat rimbo bujang
Pertanian karet bagi masyakat rimbo bujangPertanian karet bagi masyakat rimbo bujang
Pertanian karet bagi masyakat rimbo bujangkartika purwandari
 
Pengaruh karet terhadap kesejahteraan masyarakat
Pengaruh karet terhadap kesejahteraan masyarakatPengaruh karet terhadap kesejahteraan masyarakat
Pengaruh karet terhadap kesejahteraan masyarakatkartika purwandari
 
3 draft proposal
3 draft proposal3 draft proposal
3 draft proposalSeno Waluyo
 
Perkebunan budidaya tebu
Perkebunan budidaya tebuPerkebunan budidaya tebu
Perkebunan budidaya teburizkiiramadhani
 
Praktek lapang sembawa rifa sotia
Praktek lapang sembawa   rifa sotia Praktek lapang sembawa   rifa sotia
Praktek lapang sembawa rifa sotia Rifa Rifa
 
Input pertanian baja
Input pertanian bajaInput pertanian baja
Input pertanian bajaZaini Ithnin
 
Inovasi produksi.kedelai
Inovasi produksi.kedelaiInovasi produksi.kedelai
Inovasi produksi.kedelaiCuils Tea
 
Presentasi no 4 0_perkembangan penawaran dan permintaan komoditas karet
Presentasi no 4 0_perkembangan penawaran dan permintaan komoditas karetPresentasi no 4 0_perkembangan penawaran dan permintaan komoditas karet
Presentasi no 4 0_perkembangan penawaran dan permintaan komoditas karetBondan the Planter of Palm Oil
 
Persentasi padi6(Lahan kering)
Persentasi padi6(Lahan kering)Persentasi padi6(Lahan kering)
Persentasi padi6(Lahan kering)nuelsitohang
 
laporan sawit
laporan sawitlaporan sawit
laporan sawitfandi72
 
Peluang rumput laut
Peluang rumput lautPeluang rumput laut
Peluang rumput lautMes Ry
 
Peningkatan kesejahteraan industri garam
Peningkatan kesejahteraan industri garamPeningkatan kesejahteraan industri garam
Peningkatan kesejahteraan industri garamTeguh Andoria
 

Similar to Teknologi budidaya karet (19)

Makalah seminar msdm
Makalah seminar msdmMakalah seminar msdm
Makalah seminar msdm
 
Presentasi karet ^ ^
Presentasi karet ^ ^Presentasi karet ^ ^
Presentasi karet ^ ^
 
Pengembangan Pemasaran Bahan Olah Karet di Provinsi Sumatera Selatan
Pengembangan Pemasaran Bahan Olah Karet di Provinsi Sumatera SelatanPengembangan Pemasaran Bahan Olah Karet di Provinsi Sumatera Selatan
Pengembangan Pemasaran Bahan Olah Karet di Provinsi Sumatera Selatan
 
Pertanian karet bagi masyakat rimbo bujang
Pertanian karet bagi masyakat rimbo bujangPertanian karet bagi masyakat rimbo bujang
Pertanian karet bagi masyakat rimbo bujang
 
Pengaruh karet terhadap kesejahteraan masyarakat
Pengaruh karet terhadap kesejahteraan masyarakatPengaruh karet terhadap kesejahteraan masyarakat
Pengaruh karet terhadap kesejahteraan masyarakat
 
3 draft proposal
3 draft proposal3 draft proposal
3 draft proposal
 
Perkebunan budidaya tebu
Perkebunan budidaya tebuPerkebunan budidaya tebu
Perkebunan budidaya tebu
 
Praktek lapang sembawa rifa sotia
Praktek lapang sembawa   rifa sotia Praktek lapang sembawa   rifa sotia
Praktek lapang sembawa rifa sotia
 
Baja tani
Baja taniBaja tani
Baja tani
 
Input pertanian baja
Input pertanian bajaInput pertanian baja
Input pertanian baja
 
Baja tani
Baja taniBaja tani
Baja tani
 
Makalah_18 Laporan makalah 4 kel 4
Makalah_18 Laporan makalah 4 kel 4Makalah_18 Laporan makalah 4 kel 4
Makalah_18 Laporan makalah 4 kel 4
 
Inovasi produksi.kedelai
Inovasi produksi.kedelaiInovasi produksi.kedelai
Inovasi produksi.kedelai
 
Presentasi no 4 0_perkembangan penawaran dan permintaan komoditas karet
Presentasi no 4 0_perkembangan penawaran dan permintaan komoditas karetPresentasi no 4 0_perkembangan penawaran dan permintaan komoditas karet
Presentasi no 4 0_perkembangan penawaran dan permintaan komoditas karet
 
Persentasi padi6(Lahan kering)
Persentasi padi6(Lahan kering)Persentasi padi6(Lahan kering)
Persentasi padi6(Lahan kering)
 
laporan sawit
laporan sawitlaporan sawit
laporan sawit
 
Peluang rumput laut
Peluang rumput lautPeluang rumput laut
Peluang rumput laut
 
Peningkatan kesejahteraan industri garam
Peningkatan kesejahteraan industri garamPeningkatan kesejahteraan industri garam
Peningkatan kesejahteraan industri garam
 
Indonesiaku(A)
Indonesiaku(A)Indonesiaku(A)
Indonesiaku(A)
 

More from Herry Mulyadie

Auto cad20042d tutorial
Auto cad20042d tutorialAuto cad20042d tutorial
Auto cad20042d tutorialHerry Mulyadie
 
Siklus hidup ikan salmon
Siklus hidup ikan salmonSiklus hidup ikan salmon
Siklus hidup ikan salmonHerry Mulyadie
 
Persentasi tanaman karet
Persentasi tanaman karetPersentasi tanaman karet
Persentasi tanaman karetHerry Mulyadie
 
Kebijakan pangan dan ketahanan pangan nasional
Kebijakan pangan dan ketahanan pangan nasionalKebijakan pangan dan ketahanan pangan nasional
Kebijakan pangan dan ketahanan pangan nasionalHerry Mulyadie
 
Materi penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianMateri penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianHerry Mulyadie
 
Konsep belajar petani dalam penuluhan
Konsep belajar petani dalam penuluhanKonsep belajar petani dalam penuluhan
Konsep belajar petani dalam penuluhanHerry Mulyadie
 
Kontrak kuliah penyuluhan pertanian
Kontrak kuliah penyuluhan pertanianKontrak kuliah penyuluhan pertanian
Kontrak kuliah penyuluhan pertanianHerry Mulyadie
 
Pertemuan 1 pendahuluan (penyuluhan pertanian)
Pertemuan 1 pendahuluan (penyuluhan pertanian)Pertemuan 1 pendahuluan (penyuluhan pertanian)
Pertemuan 1 pendahuluan (penyuluhan pertanian)Herry Mulyadie
 
Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan
Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan panganPeranan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan
Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan panganHerry Mulyadie
 
Arti dan tujuan penyuluhan Pertanian & Peternakan
Arti dan tujuan penyuluhan Pertanian & PeternakanArti dan tujuan penyuluhan Pertanian & Peternakan
Arti dan tujuan penyuluhan Pertanian & PeternakanHerry Mulyadie
 

More from Herry Mulyadie (12)

Auto cad20042d tutorial
Auto cad20042d tutorialAuto cad20042d tutorial
Auto cad20042d tutorial
 
Siklus hidup ikan salmon
Siklus hidup ikan salmonSiklus hidup ikan salmon
Siklus hidup ikan salmon
 
Persentasi tanaman karet
Persentasi tanaman karetPersentasi tanaman karet
Persentasi tanaman karet
 
Kebijakan pangan dan ketahanan pangan nasional
Kebijakan pangan dan ketahanan pangan nasionalKebijakan pangan dan ketahanan pangan nasional
Kebijakan pangan dan ketahanan pangan nasional
 
Materi penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianMateri penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanian
 
Konsep belajar petani dalam penuluhan
Konsep belajar petani dalam penuluhanKonsep belajar petani dalam penuluhan
Konsep belajar petani dalam penuluhan
 
Peran penyuluh
Peran penyuluhPeran penyuluh
Peran penyuluh
 
Kontrak kuliah penyuluhan pertanian
Kontrak kuliah penyuluhan pertanianKontrak kuliah penyuluhan pertanian
Kontrak kuliah penyuluhan pertanian
 
Konsep belajar petani
Konsep belajar petaniKonsep belajar petani
Konsep belajar petani
 
Pertemuan 1 pendahuluan (penyuluhan pertanian)
Pertemuan 1 pendahuluan (penyuluhan pertanian)Pertemuan 1 pendahuluan (penyuluhan pertanian)
Pertemuan 1 pendahuluan (penyuluhan pertanian)
 
Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan
Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan panganPeranan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan
Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan
 
Arti dan tujuan penyuluhan Pertanian & Peternakan
Arti dan tujuan penyuluhan Pertanian & PeternakanArti dan tujuan penyuluhan Pertanian & Peternakan
Arti dan tujuan penyuluhan Pertanian & Peternakan
 

Teknologi budidaya karet

  • 1. TEKNOLOGITEKNOLOGI BUDIDAYA KARETBUDIDAYA KARET OlehOleh Heri MulyadiHeri Mulyadi A.0910401A.0910401
  • 2. PENDAHULUANPENDAHULUAN Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi diKaret merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia.dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor Karet Indonesia selama 20 tahun terakhir terus menunjukkan adanyaEkspor Karet Indonesia selama 20 tahun terakhir terus menunjukkan adanya peningkatanpeningkatan 1.0 juta ton 19851.0 juta ton 1985 1.3 juta ton 19951.3 juta ton 1995 1.9 juta ton 20041.9 juta ton 2004 2.1 juta ton 20092.1 juta ton 2009 Pendapatan devisa 2004 mencapai US$ 2.25 milyar, yang merupakan 5% dariPendapatan devisa 2004 mencapai US$ 2.25 milyar, yang merupakan 5% dari pendapatan devisa non-migas.pendapatan devisa non-migas. Penyerapan tenaga kerja lebih dari 2 juta tenaga kerjaPenyerapan tenaga kerja lebih dari 2 juta tenaga kerja lokasi Sumatera dan Kalimantanlokasi Sumatera dan Kalimantan •Luas area 3.2 juta ha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.Luas area 3.2 juta ha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. 85% merupakan perkebunan karet milik rakyat,85% merupakan perkebunan karet milik rakyat, 7% perkebunan besar negara7% perkebunan besar negara 8% perkebunan besar milik swasta.8% perkebunan besar milik swasta.
  • 3. Data ProduksiData Produksi • Produksi karet secara nasional pada tahun 2005 mencapai angkaProduksi karet secara nasional pada tahun 2005 mencapai angka sekitar 2.2 juta ton. Jumlah ini masih akan bisa ditingkatkan lagisekitar 2.2 juta ton. Jumlah ini masih akan bisa ditingkatkan lagi dengan memberdayakan lahan-lahan pertanian milik petani dandengan memberdayakan lahan-lahan pertanian milik petani dan lahan kosong/tidak produktif yang sesuai untuk perkebunan karet.lahan kosong/tidak produktif yang sesuai untuk perkebunan karet. Sumber : Badan Pusat Statistik 2012Sumber : Badan Pusat Statistik 2012 Tahun Karet Kering 2001 397,720 2002 403,712 2003 396,104 2004 403,800 2005 432,221 2006 554,634 2007 578,486 2008 586,081 2009 522,312 2010 585,427
  • 4. Perkiraan International Rubber Study Group (IRSG),Perkiraan International Rubber Study Group (IRSG), TaskTask Force Rubber Eco Project (REP)Force Rubber Eco Project (REP) untuk melakukan studi tentanguntuk melakukan studi tentang permintaan dan penawaran karet sampai dengan tahun 2035permintaan dan penawaran karet sampai dengan tahun 2035 Permintaan karet alam dan sintetik dunia pada tahun 2035Permintaan karet alam dan sintetik dunia pada tahun 2035 adalah sebesar 31.3 juta ton untuk industri ban dan non ban, dan 15adalah sebesar 31.3 juta ton untuk industri ban dan non ban, dan 15 juta ton diantaranya adalah karet alam. Produksi karet alam padajuta ton diantaranya adalah karet alam. Produksi karet alam pada tahun 2005 diperkirakan 8.5 juta ton. Dari studi ini diproyeksikantahun 2005 diperkirakan 8.5 juta ton. Dari studi ini diproyeksikan pertumbuhan produksi Indonesia akan mencapai 3% per tahun,pertumbuhan produksi Indonesia akan mencapai 3% per tahun, sedangkan Thailand hanya 1% dan Malaysia -2%. Perkiraan produksisedangkan Thailand hanya 1% dan Malaysia -2%. Perkiraan produksi pada tahun 2020 sebesar 3.5 juta ton dan tahun 2035 sebesar 5.1pada tahun 2020 sebesar 3.5 juta ton dan tahun 2035 sebesar 5.1 juta ton.juta ton. Tahun 2002 harga karet US$ 1.00/kg, dan US$ 1.90kg untukTahun 2002 harga karet US$ 1.00/kg, dan US$ 1.90kg untuk harga SIR 20 di SICOM Singapura.harga SIR 20 di SICOM Singapura. Diperkirakan mencapai US$ 2.00Diperkirakan mencapai US$ 2.00 pada tahun 2007 dan pada 2020 akan tetap stabil, dikarenakanpada tahun 2007 dan pada 2020 akan tetap stabil, dikarenakan permintaan yang terus meningkat terutama dari China, India, Brazilpermintaan yang terus meningkat terutama dari China, India, Brazil dan negara-negara di Asia-Pasifik.dan negara-negara di Asia-Pasifik. PROSPEK & PELUANG PASARPROSPEK & PELUANG PASAR
  • 5. TEKNOLOGI BUDIDAYA KARETTEKNOLOGI BUDIDAYA KARET Untuk membangun kebun karet diperlukanUntuk membangun kebun karet diperlukan manajemen dan teknologi budidaya tanamanmanajemen dan teknologi budidaya tanaman karet yang mencakup, kegiatan sbb :karet yang mencakup, kegiatan sbb :  Syarat tumbuh tanaman karetSyarat tumbuh tanaman karet  Klon-klon karet rekomendasiKlon-klon karet rekomendasi  Bahan tanam/bibitBahan tanam/bibit  Persiapan tanam dan penanamanPersiapan tanam dan penanaman  Pemeliharaan tanaman: pengendalian gulma,Pemeliharaan tanaman: pengendalian gulma, pemupukan dan pengendalian penyakitpemupukan dan pengendalian penyakit  Penyadapan/panenPenyadapan/panen
  • 6. SYARAT TUMBUH TANAMAN KARETSYARAT TUMBUH TANAMAN KARET Pada dasarnya tanaman karet memerlukan persyaratan terhadap kondisi iklim untuk menunjang pertumbuhan dan keadaan tanah sebagai media tumbuhnya. Iklim Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 150 LS dan 150 LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai produksinya juga terlambat. Curah hujan Tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.500 mm sampai 4.000 mm/tahun,dengan hari hujan berkisar antara 100 sd. 150 HH/tahun. Namun demikian, jika sering hujan pada pagi hari, produksi akan berkurang. Tinggi tempat Pada dasarnya tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200 m dari permukaan laut. Ketinggian > 600 m dari permukaan laut tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet. Suhu optimal diperlukan berkisar antara 25ºC sampai 35ºC.
  • 7. AnginAngin Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurangKecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk penanaman karetbaik untuk penanaman karet TanahTanah Lahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnyaLahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan denganlebih mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya.sifat kimianya. Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuhBerbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis, bahkan pada tanah gambut <tanaman karet baik tanah vulkanis, bahkan pada tanah gambut < 2 m.2 m. Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanyaTanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi tanahterutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3,0 - pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0berkisar antara pH 3,0 - pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0 dan > pH 8,0.dan > pH 8,0.
  • 8. Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karetSifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet pada umumnya antara lain :pada umumnya antara lain : • Sulum tanah sampai 100 cm, tidak terdapatSulum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadasbatu-batuan dan lapisan cadas • Aerase dan drainase cukupAerase dan drainase cukup • Tekstur tanah remah, poreus dan dapatTekstur tanah remah, poreus dan dapat menahan airmenahan air • Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasirStruktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir • Tanah bergambut tidak lebih dari 20 cmTanah bergambut tidak lebih dari 20 cm • Kandungan hara NPK cukup dan tidakKandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikrokekurangan unsur hara mikro • Reaksi tanah dengan pH 4,5 - pH 6,5Reaksi tanah dengan pH 4,5 - pH 6,5 • Kemiringan tanah < 16% danKemiringan tanah < 16% dan • Permukaan air tanah < 100 cm.Permukaan air tanah < 100 cm.
  • 9. KLON-KLON KARET REKOMENDASIKLON-KLON KARET REKOMENDASI Pemerintah telah menetapkan sasaran pengembanganPemerintah telah menetapkan sasaran pengembangan produksi karet alam Indonesia sebesar 3 - 4 juta ton/tahunproduksi karet alam Indonesia sebesar 3 - 4 juta ton/tahun pada tahun 2025. Sasaran produksi tersebut hanya dapatpada tahun 2025. Sasaran produksi tersebut hanya dapat dicapai apabila minimal 85% areal kebun karet (rakyat) yangdicapai apabila minimal 85% areal kebun karet (rakyat) yang saat ini kurang produktif berhasil diremajakan dengansaat ini kurang produktif berhasil diremajakan dengan menggunakan klon karet unggul.menggunakan klon karet unggul. Lokakarya Nasional Pemuliaan Tanaman Karet 2005,Lokakarya Nasional Pemuliaan Tanaman Karet 2005, telah direkomendasikan klon-klon unggul baru generasi-4 untuktelah direkomendasikan klon-klon unggul baru generasi-4 untuk periode tahun 2006 – 2010, yaitu klon:periode tahun 2006 – 2010, yaitu klon: IRR 5, IRRIRR 5, IRR 32, IRR32, IRR 39, IRR 42, IRR 104, IRR 112, dan IRR 11839, IRR 42, IRR 104, IRR 112, dan IRR 118. Klon IRR 42. Klon IRR 42 dan IRR 112 akan diajukan pelepasannya sedangkan klon IRRdan IRR 112 akan diajukan pelepasannya sedangkan klon IRR lainnya sudah dilepas secara resmi. Klon-klon tersebutlainnya sudah dilepas secara resmi. Klon-klon tersebut menunjukkan produktivitas dan kinerja yang baik pada berbagaimenunjukkan produktivitas dan kinerja yang baik pada berbagai lokasi, tetapi memiliki variasi karakter agronomi dan sifat-sifatlokasi, tetapi memiliki variasi karakter agronomi dan sifat-sifat sekunder lainnya.sekunder lainnya.
  • 10. Gambar 1.Gambar 1. Produksi Lateks Beberapa Klon Anjuran (***, ** dan * adalahProduksi Lateks Beberapa Klon Anjuran (***, ** dan * adalah rata-rata produksi 15, 10 dan 5 tahun sadap)rata-rata produksi 15, 10 dan 5 tahun sadap)
  • 11. Persiapan LahanPersiapan Lahan  Pengolahan LahanPengolahan Lahan Penebangan PohonPenebangan Pohon PenyacaranPenyacaran PembajakanPembajakan o Pencegahan ErosiPencegahan Erosi Pembuatan ParitPembuatan Parit Pembuatan Lubang TanamPembuatan Lubang Tanam PengajiranPengajiran
  • 12. Gambar 2. Cara Pengajiran pada Lahan Datar
  • 13. Gambar 3. Cara Pengajiran Menurut Kontur
  • 14. Pembuatan Lubang TanamPembuatan Lubang Tanam Ukuran lubang untuk tanaman dibuat 60 cm x 60 cm bagianUkuran lubang untuk tanaman dibuat 60 cm x 60 cm bagian atas , dan 40 cm x 40 cm bagian dasar dengan kedalaman 60atas , dan 40 cm x 40 cm bagian dasar dengan kedalaman 60 cm. Pada waktu melubang, tanah bagian atas (cm. Pada waktu melubang, tanah bagian atas (top soiltop soil)) diletakkan di sebelah kiri dan tanah bagian bawah (diletakkan di sebelah kiri dan tanah bagian bawah (subsoilsubsoil)) diletakkan di sebelah kanan (Gambar 4).diletakkan di sebelah kanan (Gambar 4). Lubang tanamanLubang tanaman dibiarkan selama 1 bulan sebelum bibit karet ditanam.dibiarkan selama 1 bulan sebelum bibit karet ditanam.
  • 16. ESTIMASI PRODUKSIESTIMASI PRODUKSI Produksi lateks per satuan luas dalam kurun waktuProduksi lateks per satuan luas dalam kurun waktu tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain klontertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain klon karet yang digunakan, kesesuaian lahan agroklimatologi,karet yang digunakan, kesesuaian lahan agroklimatologi, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan, sistem danpemeliharaan tanaman belum menghasilkan, sistem dan manajemen sadap, dan lainnya. Dengan asumsi bahwamanajemen sadap, dan lainnya. Dengan asumsi bahwa pengelolaan kebun plasma dapat memenuhi seluruh kriteriapengelolaan kebun plasma dapat memenuhi seluruh kriteria dengan dikemukakan dalam kultur tehnis karet diatas, makadengan dikemukakan dalam kultur tehnis karet diatas, maka estimasi produksi dapat dilakukan dengan mengacu padaestimasi produksi dapat dilakukan dengan mengacu pada standar produksi yang dikeluarkan oleh Dinas Perkebunanstandar produksi yang dikeluarkan oleh Dinas Perkebunan setempat atau Balai Penelitian Perkebunan yangsetempat atau Balai Penelitian Perkebunan yang bersangkutan.bersangkutan. Karena produksi kebun karet adalah lateks, makaKarena produksi kebun karet adalah lateks, maka estimasi produksi per hektar per tahun dikonversikan keestimasi produksi per hektar per tahun dikonversikan ke dalam satuan getah karet basah seperti pada Tabeldalam satuan getah karet basah seperti pada Tabel berikut :berikut :
  • 17. Tabel 1. Proyeksi Produksi Karet Kering dan Estimasi Produksi LateksTabel 1. Proyeksi Produksi Karet Kering dan Estimasi Produksi Lateks TahunTahun Estimasi produksi KKKEstimasi produksi KKK (ton/ha)(ton/ha) Estimasi ProduksiEstimasi Produksi Lateks (Liter/ha)Lateks (Liter/ha) Umur (Th)Umur (Th) SadapSadap 66 77 88 99 1010 1111 1212 1313 1414 1515 1616 1717 1818 1919 2020 2121 2222 2323 2424 2525 2626 2727 11 22 33 44 55 66 77 88 99 1010 1111 1212 1313 1414 1515 1616 1717 1818 1919 2020 2121 2222 500500 1.1501.150 1.4001.400 1.6001.600 1.7501.750 1.8501.850 2.2002.200 2.3002.300 2.3502.350 2.3002.300 2.1502.150 2.1002.100 2.0002.000 1.9001.900 1.8001.800 1.6501.650 1.5501.550 1.4501.450 1.4001.400 1.3501.350 1.2001.200 10001000 2.0002.000 4.6004.600 5.6005.600 6.4006.400 7.0007.000 7.4007.400 8.8008.800 9.2009.200 9.4009.400 9.2009.200 8.6008.600 8.4008.400 8.0008.000 7.6007.600 7.2007.200 6.6006.600 6.2006.200 5.8005.800 5.6005.600 5.4005.400 4.8004.800 4.6004.600
  • 18. KEBUTUHAN BIAYA INVESTASI &KEBUTUHAN BIAYA INVESTASI & ANALISIS FINANSIALANALISIS FINANSIAL Tanaman karet memerlukan waktu 5-6 tahunTanaman karet memerlukan waktu 5-6 tahun untuk dapat disadap, oleh karena ituuntuk dapat disadap, oleh karena itu pembangunan perkebunan karet memerlukanpembangunan perkebunan karet memerlukan investasi jangka panjang dengan masa tengganginvestasi jangka panjang dengan masa tenggang 5-6 tahun. Biaya investasi dan pemeliharaan TBM5-6 tahun. Biaya investasi dan pemeliharaan TBM dan TM dapat dilihat pada Tabel berikut:dan TM dapat dilihat pada Tabel berikut:
  • 19. Tabel 2. Biaya Investasi Karet dan Pemeliharaan TBM danTabel 2. Biaya Investasi Karet dan Pemeliharaan TBM dan TM (1 ha)TM (1 ha) NONO URAIANURAIAN BIAYA (Rp/ha)BIAYA (Rp/ha) 1.1. 2.2. 3.3. Sertifikasi lahanSertifikasi lahan Pembukaan lahan dan penanaman (dgPembukaan lahan dan penanaman (dg intercrops)intercrops) Pemeliharaan TBM (th 1-5)Pemeliharaan TBM (th 1-5) 400.000400.000 7.449.8887.449.888 12.664.12512.664.125 TOTAL BIAYA INVESTASI (TBM)TOTAL BIAYA INVESTASI (TBM) 20.514.01320.514.013 4.4. Biaya Pemeliharaan TM : per tahunBiaya Pemeliharaan TM : per tahun Umur 6 – 15 tahunUmur 6 – 15 tahun Umur 16 – 25 tahunUmur 16 – 25 tahun Umur 26 – 28 tahunUmur 26 – 28 tahun Umur 29 – 30 tahunUmur 29 – 30 tahun 4.347.5004.347.500 3.774.5003.774.500 3.349.0003.349.000 2.305.7502.305.750 TBM = Tanaman Belum MenghasilkanTBM = Tanaman Belum Menghasilkan TM = Tanaman MenghasilkanTM = Tanaman Menghasilkan
  • 20. Dengan asumsi tingkat produksi rata-rata 1.576 kg karetDengan asumsi tingkat produksi rata-rata 1.576 kg karet kering/ha/tahun, harga FOB SIR 20 : US $ 1,50/kg dan kurs: Rpkering/ha/tahun, harga FOB SIR 20 : US $ 1,50/kg dan kurs: Rp 10.000/US $ (pada bulan Desember 2005) dan harga di tingkat10.000/US $ (pada bulan Desember 2005) dan harga di tingkat petani 80% FOB, dilakukan perhitungan kelayakan finansial usahapetani 80% FOB, dilakukan perhitungan kelayakan finansial usaha perkebunan karet diukur dengan tingkat Internal Rate of Returnperkebunan karet diukur dengan tingkat Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV) dan B/C ratio. Bila IRR lebih besar(IRR), Net Present Value (NPV) dan B/C ratio. Bila IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang diberlakukan yaitu 18%, maka usahadari tingkat suku bunga yang diberlakukan yaitu 18%, maka usaha perkebunan karet layak secara finansial. Bila NPV lebih besar dariperkebunan karet layak secara finansial. Bila NPV lebih besar dari nol (positif) maka usaha adalah layak, padanol (positif) maka usaha adalah layak, pada discount ratediscount rate yangyang ditentukan yaitu sebesar 18%.ditentukan yaitu sebesar 18%. Perhitungan nilai IRR dan NPV berdasarkan pada arus kas selama 30Perhitungan nilai IRR dan NPV berdasarkan pada arus kas selama 30 tahun dengan asumsi biaya tetap, namun harga jual menggunakan 3tahun dengan asumsi biaya tetap, namun harga jual menggunakan 3 skenario yaitu: harga naik 20%, harga saat ini dan harga turun 10%,skenario yaitu: harga naik 20%, harga saat ini dan harga turun 10%, adalah seperti yang terteraadalah seperti yang tertera di Tabel 3.di Tabel 3.
  • 21. SELEKSI & PENANAMAN BIBITSELEKSI & PENANAMAN BIBIT SELEKSI BIBITSELEKSI BIBIT Beberapa syarat yang harus dipenuhi bibit siapBeberapa syarat yang harus dipenuhi bibit siap tanam adalah :tanam adalah :  Bibit karet di polybag yang sudah berpayung dua.Bibit karet di polybag yang sudah berpayung dua.  Mata okulasi benar-benar baik dan telah mulaiMata okulasi benar-benar baik dan telah mulai bertunasbertunas  Akar tunggang tumbuh baik dan mempunyai akarAkar tunggang tumbuh baik dan mempunyai akar laterallateral  Bebas dari penyakit jamur akar (Jamur AkarBebas dari penyakit jamur akar (Jamur Akar Putih).Putih).
  • 22. KEBUTUHAN BIBITKEBUTUHAN BIBIT Dengan jarak tanam 7m x 3m (untuk tanah landai), diperlukanDengan jarak tanam 7m x 3m (untuk tanah landai), diperlukan bibit tanaman karet untuk penanaman sebanyak 476 bibit, danbibit tanaman karet untuk penanaman sebanyak 476 bibit, dan cadangan untuk penyulaman sebanyak 47 (10%) untuk setiapcadangan untuk penyulaman sebanyak 47 (10%) untuk setiap hektar kebun diperlukan sebanyak 523 batang bibit karet.hektar kebun diperlukan sebanyak 523 batang bibit karet. PENANAMANPENANAMAN Pada umumnya penanaman karet di lapangan dilaksanakan padaPada umumnya penanaman karet di lapangan dilaksanakan pada musim penghujan yakni antara bulan September sampaimusim penghujan yakni antara bulan September sampai Desember dimana curah hujan sudah cukup banyak, dan hariDesember dimana curah hujan sudah cukup banyak, dan hari hujan telah lebih dari 100 hari.hujan telah lebih dari 100 hari. Pada saat penanaman, tanah penutup lubang dipergunakanPada saat penanaman, tanah penutup lubang dipergunakan toptop soilsoil yang telah dicampur dengan pupuk RP 100 gram per lubang,yang telah dicampur dengan pupuk RP 100 gram per lubang, disamping pemupukan dengan urea 50 gram dan SP - 36 sebesardisamping pemupukan dengan urea 50 gram dan SP - 36 sebesar 100 gram sebagai pupuk dasar (RP = Rock Phospate)100 gram sebagai pupuk dasar (RP = Rock Phospate)
  • 23. PEMELIHARAAN TANAMAN Pemeliharaan dilakukan pada perkebunan tanaman karet meliputi pengendalian gulma, pemupukan dan pemberantasan penyakit tanaman. PENGENDALIAN GULMA Areal pertanaman karet, baik tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman sudah menghasilkan (TM) harus bebas dari gulma seperti alang-alang, Mekania, Eupatorium, dll sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Untuk mencapai hal tersebut, penyiangan pada tahun pertama dilakukan berdasarkan umur tanaman seperti berikut:
  • 24. Tabel 4. Frekuensi Pengendalian Gulma dengan Herbisida Berdasarkan Umur Tanaman Umur Tanaman (tahun) Kondisi tajuk Aplikasi herbisida Lebar piringan /jalurFrekuens i Waktu Tanaman belum menghasilkan 2 – 3 tahun 4 – 5 tahun Belum menutup Mulai menutup 3 – 4 kali 2 – 3 kali Mar, Jun, Sept, Des Mar. Sept, Jun 1.5 – 2.0 m 1.5 – 2.0 m Tanaman menghasilkan 6 – 8 tahun 9 – 15 tahun Sudah menutup Sudah menutup 2-3 kali 2 kali Mar, Sept, Jun Mar, Sept 2.0 – 3.0 m 2.0 – 3.0 m
  • 25. Umur Tanaman Urea (g/ph/th) SP 36 (g/ph/th) KCl (g/ph/th) Frekuensi Pemupukan Pupuk Dasar - 125 - - 1 2 3 4 5 250 250 250 300 300 150 250 250 250 250 100 200 200 250 250 2 kali/th 2 kali/th 2 kali/th 2 kali/th 2 kali/th Tabel 5. Rekomendasi Umum Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan
  • 26. Umur Tanaman Urea (g/ph/th) SP 36 (g/ph/th) KCl (g/ph/th) Frekuensi Pemupukan 6 – 15 16 – 25 > 25 s/d 2 thn sblm peremajaan 350 300 200 260 190 - 300 250 150 2 kali/th 2 kali/th 2 kali/th Tabel 6. Rekomendasi Umum Pemupukan Tanaman Menghasilkan
  • 27. Tabel 7. Bagan Penyadapan Tanaman KaretTabel 7. Bagan Penyadapan Tanaman Karet Tanaman Umur Sistem Sadap Jangka Waktu (tahun) Bidang Sadap Remaja 0 – 5 - - - Teruna 6 – 7 8 – 10 s/2 d/2 67% s/2 d/2 100% 2 3 A A Dewasa 11 – 15 16 – 20 s/2 d/2 100% s/2 d/2 100% 4 4 B A Setengah Tua 21 – 28 2 s/2 d/3 133% 8 B’ + AH Tua 29 – 30 2 s/2 d/3 133% 4 A” + BH Cat : Tanaman Karet diremajakan pd umur 31 tahun Keterangan : A = Kulit Murni Bidang A B = Kulit Murni Bidang B A = Kulit Pulihan Pertama A A’ = Kulit Pulihan Kedua A B’ = Kulit Pulihan Pertama B AH = Kulit Murni atas A BH = Kulit Murni atas B