SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

                         Taubat nashuha




           Dosen Pengampu : Muh. Syamsudin, M. Ag.

                         Disusun oleh :

Nama        : Muhammad Amin

NIM         : 10004011

Semester    :1



             PENDIDIKAN MATEMATIKA KELAS 1A

      FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

       UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

                    YOGYAKARTA 2010/2011


                                                     1
BAB I

                              PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
 1. Arti Taubat Nashuha

           Makna Taubat menurut pengertian bahasa ialah kembali. Maksudnya
ialah kembali pulang mengikuti jalan yang benar dengan meninggalkan jalan yang
sesat. Allah SWT, berfirman yang artinya :

           “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan
Taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus
kesalahan-kesalahanmu dan memasukan kamu kedalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai”.(QS. At-Tahrim : 8)

           Ayat diatas merupakan seruan kepada orang-orang yang beriman agar
kembali kepada Allah dari perbuatan-perbuatan dosa dengan Taubat yang benar-
benar murni dan tulus, yaitu dengan niat sungguh-sungguh tidak mengulangi
perbuatan maksiat itu kembali, sesudah menyesalatas perbuatan yang terlanjur
dilakukan. Sebab Taubat yang Nashuha akan menghapus dosa dan memasukannya
kedalam surga.

           Ubay bin Ka’ab Ra. Mengatakan, “Kami telah diberitahu bahwa akan
terjadi pada umat ini saat mendekati hari kiamat yaitu :

 1. Orang yang berhubungan badan dengan istri atau budaknya pada dubur,
 2. Pelacuran sesama wanita. Haram hukumnya dimurka oleh Allah dan Rasul-
     Nya.
 3. Pelacuran sesama laki-laki. Inipun haram hukumnya dimurka oleh Allah dan
     Rasul-Nya.

           Mereka ini tidak diterima shalatnya terkecuali dengan bertaubat yang
nashuha.

                                                                             2
Zir bertanya kepada Ubay bin Ka’ab, “Apakah taubat nashuha itu?”

         Jawab Ubay, “Saya telah bertanya kepada Nabi SAW, dan beliau
bersabda, ‘menyesal atas dosa yang diperbuat, lalu meminta ampun kepada-Nya
dan tidak akan mengulangi perbuatan itu untuk selama-lamanya’.”

         Ditanya Umar tentang taubat nashuha. Ia menjawab “Taubat Nashuha itu
adalah tidak kembali kepada perbuatan dosa sebagaimana tidak kembalinya air
susu pada payudara ibu yang menyusui anaknya”.

         Para Ulama bersepakat, yang dimaksud Taubat Nashuha itu terdiri dari
tiga syarat, yaitu :

    1. Menghentikan Maksiat.
    2. Menyesal atas perbuatan yang terlanjur dilakukan.
    3. Niat sungguh-sungguh tidak mengulangi perbuatan itu kembali. Dan
        apabila dosa yang dilakukan berhubungan dengan manusia, maka
        taubatnya ditambah dengan syarat keempat, yaitu :
    4. Menyelesaikan urusan dengan orang yang berhak.

         Salah satu nama surat dalam Al-Qur’an ialah At-Taubah (Pengampunan).
Surat kesembilan ini dikenal pula dengan nama Bara’ah, yang artinya berlepas
diri. Maksudnya, sebagian besar pokok pembicaraan surat ini tentang pernyataan
berlepas dirinya orang-orang yang beriman terhahadap orang-orang musyrik yang
diwujudkan dengan jihad melawan mereka sebagai bukti taubat yang nashuha.
Dan, disinilah tampak jelas bahwa hakikat taubat yang sebenarnya senantiasa
menuntut pelakunya berlepas diri secara totalitas terhadap segala sesuatu yang
mempersekutukan Allah SWT, sebagai akidah orang yang bertaubat.




                                                                            3
2. Taubat Itu Hijrah

        Keterkaitan Taubat dengan Hijrah adalah laksana ruh di dalam jasad.
Tiada arti ruh tanpa jasad dan tiada arti jasad tanpa ruh. Keberadaan keduanya
itulah hidup dan perpisahannya adalah maut.

        Arti Hijrah berasal dari bahasa Arab, yang artinya meninggalkan suatu
perbuatan, ataubberpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain. Adapun arti
Hijrah menurut syari’at ada tiga macam, yaitu :

    Pertama : Hijrah dari semua perbuatan yang dilarang oleh Allah ke
perbuatan yang tidak dilarang oleh Allah. Hijrah ini adalah diharuskan dikerjakan
oleh tiap-tiap orang yang telah mengaku beragama islam. Nabi SAW telah
bersabda yang artinya : “Orang-orang yang berhijrah itu ialah orang yang
meninggalkan segala yang Allah telah melarang daripadanya.”(diriwayatkan Al-
Bukhary dan lainnya dari shahabat Abdullah bin Umar Ra.).

        Jadi, siapa saja dari orang-orang Islam, telah meninggalkan semua
perbuatan yang dilarang oleh Allah, maka ia termasuk daripada orang yang
mengerjakan hijrah yang pertama.

    Kedua : Hijrah (mengasingkan) diri dari pergaulan orang-orang musyrik atau
orang-orang kafir yang memfitnah orang-orang yang telah memeluk agama islam.
Maka hijrah ini adalah diharuskan juga dikerjakan tiap-tiap orang islam karena
untuk menjauhi fitnah-fitnah dari orang-orang musyrik dan kafir yang memusuhi
islam. Yang pada prinsipnya dapat dipergunakan untuk mengerjakan perintah-
perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya. Dizaman Nabi SAW hijrah ini
pernah dikerjakan oleh kaum muslimin, yakni hijrah sebagian kaum Muslimin
diwaktu itu ke Negeri Habsyi sampai terjadi dua kali.

    Ketiga : Hijrah (berpindah) dari negeri atau daerah orang-orang kafir atau
musyrik ke negeri atau daerah orang-orang muslimin. Seperti hijrah Nabi SAW
dan kaum Muslimin dari Makkah ke Madinah.

                                                                               4
B. Rumusan Masalah

        Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

  1. Apa saja syarat-syarat Taubat Nashuha ?
  2. Apa saja macam-macam Taubat ?




                                                                                5
BAB II

                                PEMBAHASAN

                        Empat Syarat Taubat Nashuha

1. Syarat Pertama : Menghentikan Maksiat

            Untuk memenuhi syarat yang pertama ini sangat diperlukan sikap bara’ah
(sikap tegas yang disertai tindakan berlepas diri atau pemutusan hubungan dari
segala perkara yang dapat menimbulkan perbuatan maksiat). Karena mana
mungkin seseorang dikatakan telah bertaubat dengan sebenar-benarnya bila masih
bertoleransi dan berhubungan baik dengan kemaksiatan. Perbuatan semacam ini
merupakan pernyataan berloyalitas pada jalan-jalan syaitan dan syiar-syiarnya.
Bukan saja tertolak taubatnya, bahkan lambat laun menyeret pelakunya kepada
kekufuran. Diantara ciri-ciri orang yang menghentikan maksiat, ialah sebagai
berikut :

   1. Mencampakan Sifat Sombong

            Segala kemegahan dan kenikmatan dunia seringkali membuat orang lupa
dan sombong, hingga tercatatlah ia dalam golongan orang-orang yang sombong.
Allah SWT berfirman yang artinya :

    “Dan apabila dikatakan kepadanya : ‘bertaqwalah kepada Allah’, bangkitlah
kesombongannya        yang   menyebabkannya     berbuat   dosa.   Maka   cukuplah
(balasannya) neraka Jahanam. Dan sesungguhnya neraka Jahanam itu tempat
tinggal yang seburuk-buruknya”. (QS. Al-Baqarah : 206)

    “Tiga orang yang pada hari kiamat tidak akan diampuni dan tidak akan
dilihat dengan pandangan rahmat Allah dan untuk mereka tetap disediakan siksa
yang pedih. Pertama, orang tua renta yang berzina; kedua, raja pendusta; dan
ketiga, orang melarat yang sombong”. (Diriwayatkan Muslim)



                                                                                6
Untuk itu hendaklah setiap orang yang ingin bertaubat dengan sebenar-
benarnya mencampakan jauh-jauh sifat sombong. Tiada satu kemaksiatan pun
dapat dihentikan bila sifat ini masih ada di hati seorang muslim.

  2. Hijrah

         Taubat yang dapat menghentikan maksiat harus disertai dengan hijrah.
Simaklah berita dari Abu Said Al-Khudry Ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda
yang artinya :

     “Dahulu pada umat-umat yang terdahulu, terjadi seseorang telah
membunuh sembilan puluh sembilan jiwa, kemudian ia ingin bertaubat, maka
mencari seorang alim, dan ditunjukan pada sorang pendeta, maka ia bertanya,
‘saya telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa, apakah ada jalan untuk
bertaubat ?’ Jawab pendeta,’ maka segera dibunuh pendeta itu, sehingga genap
seratus orang yang telah dibunuhnya. Kemudian mencari orang alim lainnya, dan
ketika telah ditunjukan maka ia menerangkan bahwa ia telah membunuh seratus
orang, apakah ada jalan untuk bertaubat ?Jawab si Alim, ya ada, dan siapakah
yang dapat menghalanginya untuk bertaubat ? pergilah ke dusun itu karena
disana banyak orang yang taat kepada Allah, maka berbuatlah sebagaimana
perbuatan mereka, dan jangan kembali ke negerimu ini, karena tempat penjahat’.
Maka pergilah orang itu. Tatkala dalam perjalanan ia meninggal dunia. Maka
bertengkarlah Malaikat Rahmat, ‘ia telah berjalan untuk bertaubat kepada Allah
dengan sepenuh hatinya’. Berkata Malaikat Siksa, ‘ia belum penah berbuat
kebaikan sama sekali’. Maka datanglah seorang malaikat berupa manusia dan
dijadikannya sebagai juri (hakim) diantara mereka. Maka ia berkata’. Ukur saja
antara dua dusun yang yang ditinggalkan dan yang dituju, maka ke mana ia lebih
dekat masukkanlah ia kepada golongan orang sana.’ Kemudian diukur, dan
didapatkan lebih dekat kepada dusun baik yang ditujunya, kira-kira sejengkal,
maka dipegang ruhnya oleh Malaikat Rahmat.” (Diriwayatkan Al-Bukhary dan
Muslim).



                                                                            7
Dari hadits di atas, jelas bahwa hijrahnya si Pembunuh dari negerinya
yang penuh kemaksiatan dan orang-orangnya yang jahat ke dusun yang banyak
orang-orang baik, menjadi jawaban diterima taubatnya si pembunuh tadi..
Sekalipun ia belum pernah berbuat kebaikan. Dan disini terlihat pula peran niat
ikhlas karena Allah sebagai Aqidah orang-orang yang bertaubat sekalipun
hijrahnya belum sampai kedusun yang dituju,- maka telah tetap pahalanya disisi
Allah.

  3. Tidak Berputus Asa dari Rahmat Allah

         Orang yang bertaubat tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah.
Semestinya orang yang bertaubat dan bertekad menghentikan kemaksiatannya
memiliki sikap optimis terhadap Allah SWT. Allah SWT, berfirman yang artinya :

    “katakanlah : ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampui batas terhadap diri
mereka sendiri, jangan lah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Pengampun Lagi Maha Penyayang”. (QS. Az-Zumar : 53).

          Dari Anas Ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya :

     “Telah berfirman Allah Ta’ala, ‘wahai Anak Adam ! Selagi engkau
meminta dan berharap daripada-Ku, maka Aku akan ampunkan apa-apa dosa
yang telah terlanjur dan tidak Aku perdulikan lagi. Wahai Anak Adam ! walaupun
sampai dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampun kepada-Ku,
niscaya Aku beri ampunan kepadamu. Wahai Anak Adam ! Jika engkau datang
kepada-Ku dengan dosa sepenuh isi bumi, tetapi engkau tiada menyekutukan
yang lain dengan Aku, niscaya Aku datang padamu dengan ampunan sepenuh
bumi pula’.” (Diriwayatkan At-Tirmidzy dan ia berkata ini hadits hasan shahih).

         Tapi banyak orang berkeyakinan bahwa dosanya tidak akan diampuni
oleh Allah dan dirinya hanya layak menjadi bahan bakar api neraka. Yang pada



                                                                                  8
akhirnya dia berputus asa untuk bertaubat dan melakukan perbuatan-perbuatan
maksiat.

   4. Tidak berprasangka buruk kepada Allah

           Tidak mungkin dapat menghentikan kemaksiatan seseorang yang
berprasangka buruk kepada Allah. Karena sebagian prasangka adalah dosa yang
menjerumuskan kepada fitnah. Allah SWT berfirman yang artinya :

      “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian dari kamu
menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan
daging saudaranya yang sudah mati ? maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat : 12).

           Bagaimana   pula   kiranya   seseorang   yang   ingin   bertaubat   dan
menghentikan kemaksiatanya berprasangka buruk kepada Allah. Bukankah akan
tertolak taubatnya.

           Dari jabir bin Abdillah Ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda yang
artinya : “janganlah mati salah satu dari kamu, melainkan dalam keadaan baik
sangka kepada Allah azza wa jalla.”

           Sudah semestinya orang yang mau bertaubat dan menghentikan
kemaksiatannya berbaik sangka kepada Allah. Karena pada dasarnya sangka
Allah mengikuti sangka hamba-Nya.

           Dari Abu Hurairah Ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya :

      “Allah telah berfirman, ‘Aku selalu mengikuti sangka hamba-Ku......’.”
(Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim).


                                                                                 9
2. Syarat Kedua : Menyesal Atas Perbuatan Yang Terlanjur Dilakukan

            Ini adalah syarat taubat nashuha yang kedua. Bukan dinamakan taubat
bila rasa penyesalan atas suatu perbuatan dosa yang dilakukan saja tidak ada. Dan,
bagaimana pula akan menghentikan kemaksiatan dan sadar untuk bertaubat ?
karena itu rasa penyesalan termasuk syarat taubat yang nashuha.

            Adapun ciri-ciri orang yang menyesal atas kemaksiatan yang terlanjur
dilakukannya ialah sebagai berikut :

   1. Melafadzkan Taubat dan Berdo’a

            Penyesalan selain terletak di hati juga harus dilafadzkan dengan lisan.
Pelafadzan akan menguatkan hati dan memeliharanya dengan janji yang telah
diikrarkan dihadapan Allah. Dan Istighfar adalah lafadz bagi orang-orang
bertaubat yang berisikan do’a-do’a memohon ampunan kepada Allah Ta’ala.
Sedemikian pentingnya kedudukan pelafadzan istighfar sampai-sampai Rasulullah
setiap hari melakukan sebanyak tujuh puluh hingga seratus kali.

            Dari Abu Hurairah Ra. Bahwa Rasulullah bersabda yang artinya :

      “Demi Allah, sesungguhnya saya membaca istighfar dan bertaubat kepada
Allah tiap hari lebih dari tujuh puluh kali.” (Diriwayatkan Al-Bukhary).

   2. Tidak Menangguhkan Taubat

            Ciri lain orang yang menyesal atas kemaksiatan yang dilakukan ialah
tidak menangguhkan taubat, tapi menyegerakannya. Bila taubat ditangguhkan
terlihattiada kesungguhan. Penangguhan disebabkan oleh keraguan sedang
penyegeraan dikarenakan takut dan penyesalan. Allah SWT berfirman yang
artinya :




                                                                                10
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga
yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertaqwa.” (Ali Imran : 133).

   3. Mengganti Keburukan Dengan Kebaikan

         Penyesalan baru terlihat nyata setelah si Pelakunya mengadakan
perbaikan. Sesal atas kemaksiata yang melekat di hati dan dikuatkan dengan
lafadz taubat, baru terbukti dengan praktek amal shaleh sebagai langkah
mengadakan perbaikan. Allah SWT berfirman yang Artinya :

      “Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal
shaleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqan : 70).

3. Syarat Ketiga : Niat Sungguh-sungguh Tidak Mengulangi Perbuatan Itu
   Kembali

         Syarat ketiga taubat nashuha ini pun memiliki ciri-ciri yang menunjukan
bahwa seseorang berniat bersungguh-sungguh tidak mengulangi kemaksiatannya
setelah bertaubat. Diantara ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut :

   1. Wara’ (berhati-hati)

         Sikap berhati-hati termasuk perkara yang dapat membentengi taubat dari
kerusakan akibat mengulangi perbuatan maksiatnya kembali. Keberadaan wara’
bagi orang yang bertaubat menjadi pemelihara dan motor penggerak aktivitas-
aktivitas ibadah sebagai manifestasi taubat yang nashuha menuju tingkat
muttaqin. Dari Athiyah bin Urwah Assa’dy Ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda
yang artinya : “seorang hamba tidak dapat mencapai tingkat muttaqin, hingga
meninggalkan apa-apa yang tidak berdosa, karena khawatir terjerumus pada apa
yang berdosa.” (Diriwayatkan At-Tirmidzy).



                                                                             11
2. Menganjurkan Kebaikan dan Mencegah Kemungkaran

         Niat sungguh-sungguh tidak mengulangi perbuatan dosa, juga terlihat dari
adanya kemauan yang kuat dari orang yang bertaubat menganjurkan kebaikan dan
mencegah kemungkaran kepada orang lain. Ini adalah wujud pernyataan dirinya perang
secara terbuka terhadap segala kemungkaran yang ia penah terjerumus kedalamnya dan
telah merasakan langsung kemudharatannya. Kembalinya orang yang bertaubat ialah
dengan mengikuti jalan Allah.


   3. Menyadari Ujian Sebagai Peringatan Agar Bertaubat

         Banyak orang-orang yang bertaubat cepat merasa puas dan menganggap
dirinya telah bersih. Mereka lupa bahwa syaitan tidak pernah berputus asa
menjerumuskan manusia ke lembah dosa hanya dengan menggunakan satu
umpan. Boleh jadi taubat seseorang atas suatu perbuatan dosa mencapai tingkat
nashuha dan tidak dilakukannya lagi; tetapi itu bukan berarti ia telah bebas
sepenuhnya dan lolos begitu saja dengan umpan-umpan syaitan lainnya dengan
tingkat godaan yang lebih berat. Taubat terakhir dari keimanan, sedang keimanan
tidak diakui sebelum mengalami ujian.

4. Syarat Keempat : Menyelesaikan Urusan dengan Orang Yang Berhak

         Syarat taubat keempat ini harus ditunaikan apabila perbuatan dosa yang
dilakukan melanggar hak manusia. Seperti mencuri barang milik orang lain,
berhutang yang tidak dilunasi, ghibah, mencaci maki, mengolok-olok, sumpah
palsu, ingkar janji, merusak nama baik orang, menyakiti badan, dan segala
perkara dosa yang terkait dengan hak manusia. Selain harus melakukan tiga syarat
taubat sebelumnya, maka orang yang melakukan perbuatan dosa yang
berhubungan dengan hak manusia harus melengkapi taubatnya dengan syarat
keempat ini. Ada-pun cara menyelesaikan urusan dengan orang yang dilanggar
haknya adalah :




                                                                               12
1. Mengembalikan Apa Yang Harus Dikembalikan
  2. Meminta Ma’af Atau Halalnya Kepada Orang Yang Dilanggar Haknya

        Allah berfirman yang artinya :

     “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubatlah
kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan
memberikan kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada
waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang
mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka
sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.” (QS. Huud : 3)

        Dari Abu Hurairah Ra, bahwa Rasulullah bersabda yang artinya :

      “Siapa yang merusak nama baik atau harta benda orang lain, maka minta
ma’aflah kepadanya sekarang ini, sebelum datang hari dimana mata uang tidak
berlaku lagi. Kalau ia mempunyai amal baik, sebagian dari amal baiknya itu
akan diambil sesuai dengan kadar aniaya yang telah dilakukannya. Kalau ia tidak
mempunyai amal baik, maka dosa orang lain itu diambil dan ditambahkan kepada
dosanya.”*(Diriwayatkan Al-Bukhary) *(dosa orang yang dilanggar haknya akan
ditimpakan kepada orang yang melanggarnya).

        Selain menunjukan pentingnya minta ma’af, hadits diatas berisikan pula
ancaman atas mereka yang enggan meminta ma’af atau halalnya orang yang telah
dilanggar haknya.




                                                                              13
Macam-macam Taubat

        Dalam hal ini Imam Ghazali membagi taubat menjadi tiga tingkatan yaitu
:

    1. Taubat Orang Awam, taubat ini dilakukan atas dosa-dosa yang nyata
       atau kelihatan seperti dosa berzina, mencuri, korupsi, membunuh, minum-
       minuman keras, dan lainnya.
    2. Taubat Khusus, taubat ini dilakukan atas dosa-dosa batin atau tidak
       kelihatan mata seperti dengki, riya’, ujub, takabur, dan lainnya. Sikap-
       sikap ini secara langsung tidak diketahui oleh orang lain. Namun
       demikian, akibat sikap ini bisa dirasakan oleh pihak lain.
    3. Taubat Lebih Khusus, taubat ini dilakukan atas dosa/kasalahan lalai
       mengingat Allah. Taubat inilah yang dimaksudkan dalam Sabda Nabi
       Muhammad SAW yang menyatakan : “Aku beristighfar dan bertaubat
       lebih dari 70 kali dalam sehari”. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari).




                                                                            14
BAB III

                                PENUTUP

A. Kesimpulan

    Dari pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Taubat merupakan ruh dan jasadnya adalah hijrah. Karena hijrah
   manifestasi dari taubat.
2. Orang yang mengembalikan secara totalitas fitrah dirinya selaku insan
   kepada Allah selaku pencipta, Al-Khalik. Dengan kata lain, tidak
   mempersekutukan        Allah        dengan         segala    sesuatunya.       Maka
   konsekwensinya, ia akan menjadi hamba yang rela, puas, dan taat diatur
   dengan aturan Allah dan Rasul-Nya. Sudah barang tentu ia pula yang
   menjadipemelihara      dan    pembela       bagi     agama     Allah   yang    setia
   darigangguan    apapun       yang    akan    merusak        fitrah   manusia    dari
   penghambaan kepada Khaliknya.
3. Hijrah adalah manifestasi taubat nashuha. Dengan hijrah hidup fitrah
   dimulai, praktek-praktek amal shaleh didukung dan para pelanggarnya
   ditindak dengan hukum Allah yang universal ditegakkan.
4. Niat ikhlas adalah syarat pokok semua ibadah yang diterima disisi Allah
   SWT. tidak dikatakan seseorangf melakukan taubat yang nashuha bila
   telah rusak niatnya.
5. Berniat yang bersungguh-sungguh tidak akan mengulangi maksiat yang
   pernah dia lakukan.
6. Macam-macam Taubat menurut Imam Ghazali dibagi menjadi tiga
   tingkatan yaitu, Pertama : Taubat Orang Awam, Kedua : Taubat Khusus,
   Ketiga : Taubat Lebih Khusus.




                                                                                    15
Alhamdulillah, dengan pertolongan-Nya akhirnya penulisan makalah
yang berjudul “Taubat Nashuha” ini bisa selesai. Karena itu, diharapkan kita bisa
merealisasi diri dan bersegera bertaubat kepada allah Ta’ala sebelum terlambat.
Wassalam.




                                                            (Muhamad Amin)




                                                                              16
DAFTAR PUSTAKA




Amin, Mubin Ahmad.2002. “Empat Syarat Taubat Nashuha”.Jakarta :
Darul Falah.
Rahardjo, M. Dawan.2002. “Ensiklopedi Al-Qur’an”. Yogyakarta :
Paramadina.
Chalil, KH. Moenawar.1993. “Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam”. Jakarta : PT. Bulan Bintang.
Al-Afifi, Thoha Abdullah.1994. “Tobat”. Surabaya : Risalah Gusti.
www.google.com




                                                                    17

More Related Content

What's hot

Thaharah.ppt
Thaharah.pptThaharah.ppt
Thaharah.pptimuska
 
Pengurusan jenazah powerpoint
Pengurusan jenazah powerpointPengurusan jenazah powerpoint
Pengurusan jenazah powerpointNenk Ajalah
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul haditsMoh Yakub
 
Sholat - Pendidikan Agama Islam
Sholat - Pendidikan Agama IslamSholat - Pendidikan Agama Islam
Sholat - Pendidikan Agama Islam@aditnjr
 
Ppt kelas 5 pel 7 iman kepada rasul allah
Ppt kelas 5 pel 7 iman kepada rasul allahPpt kelas 5 pel 7 iman kepada rasul allah
Ppt kelas 5 pel 7 iman kepada rasul allahImam Taufiq HA
 
Jenis jenis air dan najis
Jenis jenis air dan najisJenis jenis air dan najis
Jenis jenis air dan najisRyan Imutz
 
Ppt taubat dan raja
Ppt taubat dan rajaPpt taubat dan raja
Ppt taubat dan rajakhusnulvivi
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaRiana Arum
 
Aliran Khawarij
Aliran KhawarijAliran Khawarij
Aliran KhawarijRatih Aini
 
Menghindari zina dan pergaulan bebas by ali majid
Menghindari zina dan pergaulan bebas by ali majidMenghindari zina dan pergaulan bebas by ali majid
Menghindari zina dan pergaulan bebas by ali majidAli Must Can
 
Ppt materi tentang wudhu (ahmad maftukhin 093111011)
Ppt materi tentang wudhu (ahmad maftukhin 093111011)Ppt materi tentang wudhu (ahmad maftukhin 093111011)
Ppt materi tentang wudhu (ahmad maftukhin 093111011)Ukie Hard Core
 
ppt hadits tentang menuntut ilmu
ppt hadits tentang menuntut ilmuppt hadits tentang menuntut ilmu
ppt hadits tentang menuntut ilmuUsmawatidewi
 

What's hot (20)

Thaharah
ThaharahThaharah
Thaharah
 
Thaharah.ppt
Thaharah.pptThaharah.ppt
Thaharah.ppt
 
Pengurusan jenazah powerpoint
Pengurusan jenazah powerpointPengurusan jenazah powerpoint
Pengurusan jenazah powerpoint
 
Ppt tasawuf
Ppt tasawufPpt tasawuf
Ppt tasawuf
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
Sholat - Pendidikan Agama Islam
Sholat - Pendidikan Agama IslamSholat - Pendidikan Agama Islam
Sholat - Pendidikan Agama Islam
 
Ppt kelas 5 pel 7 iman kepada rasul allah
Ppt kelas 5 pel 7 iman kepada rasul allahPpt kelas 5 pel 7 iman kepada rasul allah
Ppt kelas 5 pel 7 iman kepada rasul allah
 
Ppt dosa besar
Ppt dosa besarPpt dosa besar
Ppt dosa besar
 
PERKEMBANGAN HADITS
PERKEMBANGAN HADITSPERKEMBANGAN HADITS
PERKEMBANGAN HADITS
 
Jenis jenis air dan najis
Jenis jenis air dan najisJenis jenis air dan najis
Jenis jenis air dan najis
 
Ppt taubat dan raja
Ppt taubat dan rajaPpt taubat dan raja
Ppt taubat dan raja
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
 
Aliran Khawarij
Aliran KhawarijAliran Khawarij
Aliran Khawarij
 
PPT puasa
PPT puasaPPT puasa
PPT puasa
 
PPT Puasa Ramadhan
PPT Puasa RamadhanPPT Puasa Ramadhan
PPT Puasa Ramadhan
 
Ghibah
GhibahGhibah
Ghibah
 
Menghindari zina dan pergaulan bebas by ali majid
Menghindari zina dan pergaulan bebas by ali majidMenghindari zina dan pergaulan bebas by ali majid
Menghindari zina dan pergaulan bebas by ali majid
 
Ppt materi rukun islam
Ppt materi rukun islamPpt materi rukun islam
Ppt materi rukun islam
 
Ppt materi tentang wudhu (ahmad maftukhin 093111011)
Ppt materi tentang wudhu (ahmad maftukhin 093111011)Ppt materi tentang wudhu (ahmad maftukhin 093111011)
Ppt materi tentang wudhu (ahmad maftukhin 093111011)
 
ppt hadits tentang menuntut ilmu
ppt hadits tentang menuntut ilmuppt hadits tentang menuntut ilmu
ppt hadits tentang menuntut ilmu
 

Viewers also liked

Makalah taubat dan raja
Makalah taubat dan rajaMakalah taubat dan raja
Makalah taubat dan rajaAhmad Setiawan
 
08. Akhlak Terhadap Tetangga
08. Akhlak Terhadap Tetangga08. Akhlak Terhadap Tetangga
08. Akhlak Terhadap Tetanggayasin5582
 
ASPEK NEUROLOGIK GANGGUAN BERJALAN
ASPEK NEUROLOGIK GANGGUAN BERJALANASPEK NEUROLOGIK GANGGUAN BERJALAN
ASPEK NEUROLOGIK GANGGUAN BERJALANGemarawan Abadi
 
Konsep pendidikan syed nuqaib al attas
Konsep pendidikan syed nuqaib al attasKonsep pendidikan syed nuqaib al attas
Konsep pendidikan syed nuqaib al attasBun Faris
 
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-mi
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-miKompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-mi
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-miLaila Nur Salim
 
Analisis SD, MI, MTs Mapel FIQIH
Analisis SD, MI, MTs Mapel FIQIHAnalisis SD, MI, MTs Mapel FIQIH
Analisis SD, MI, MTs Mapel FIQIHHayyul Qoyyumuslima
 
Jawaban s oal metodologi studi keislaman
Jawaban  s oal metodologi studi keislamanJawaban  s oal metodologi studi keislaman
Jawaban s oal metodologi studi keislamanHamba La'eh
 
01. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk sd kelas i vi 19 desember 2012
01. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk sd kelas i vi 19 desember 201201. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk sd kelas i vi 19 desember 2012
01. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk sd kelas i vi 19 desember 2012Platinum Indonesia
 
03. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk sma smk kelas x xii 19 desembe...
03. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk sma smk kelas x xii 19 desembe...03. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk sma smk kelas x xii 19 desembe...
03. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk sma smk kelas x xii 19 desembe...infitah
 
02. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk smp kelas vii ix 19 desember ...
02. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk  smp kelas vii ix 19 desember ...02. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk  smp kelas vii ix 19 desember ...
02. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk smp kelas vii ix 19 desember ...infitah
 
Studi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisStudi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisatjehh
 
Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)
Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)
Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)Novia Senja
 
Analisis kurikulum pai 2013
Analisis kurikulum pai 2013Analisis kurikulum pai 2013
Analisis kurikulum pai 2013Junaidi Rembang
 
Materi SMK Kelas X Semester 2 tentang Iman kepada Malaikat
Materi SMK Kelas X Semester 2 tentang Iman kepada MalaikatMateri SMK Kelas X Semester 2 tentang Iman kepada Malaikat
Materi SMK Kelas X Semester 2 tentang Iman kepada MalaikatHapipudin
 
Makalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islam
Makalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islamMakalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islam
Makalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islamShinta Ari Herdiana
 
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.9 penyelenggaraan janazah
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.9 penyelenggaraan janazahRPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.9 penyelenggaraan janazah
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.9 penyelenggaraan janazahyasirmaster web.id
 
Israf, tabzir, gibah dan fitnah
Israf, tabzir, gibah dan fitnahIsraf, tabzir, gibah dan fitnah
Israf, tabzir, gibah dan fitnahtatik1994
 
Hukum waris dalam islam
Hukum waris dalam islamHukum waris dalam islam
Hukum waris dalam islamtatik1994
 

Viewers also liked (20)

Makalah taubat dan raja
Makalah taubat dan rajaMakalah taubat dan raja
Makalah taubat dan raja
 
Taubat dan raja'
Taubat dan raja'Taubat dan raja'
Taubat dan raja'
 
08. Akhlak Terhadap Tetangga
08. Akhlak Terhadap Tetangga08. Akhlak Terhadap Tetangga
08. Akhlak Terhadap Tetangga
 
ASPEK NEUROLOGIK GANGGUAN BERJALAN
ASPEK NEUROLOGIK GANGGUAN BERJALANASPEK NEUROLOGIK GANGGUAN BERJALAN
ASPEK NEUROLOGIK GANGGUAN BERJALAN
 
Konsep pendidikan syed nuqaib al attas
Konsep pendidikan syed nuqaib al attasKonsep pendidikan syed nuqaib al attas
Konsep pendidikan syed nuqaib al attas
 
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-mi
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-miKompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-mi
Kompetensi inti-dan-kompetensi-dasar-sd-mi
 
Analisis SD, MI, MTs Mapel FIQIH
Analisis SD, MI, MTs Mapel FIQIHAnalisis SD, MI, MTs Mapel FIQIH
Analisis SD, MI, MTs Mapel FIQIH
 
Dosa-dosa besar dan taubat
Dosa-dosa besar dan taubatDosa-dosa besar dan taubat
Dosa-dosa besar dan taubat
 
Jawaban s oal metodologi studi keislaman
Jawaban  s oal metodologi studi keislamanJawaban  s oal metodologi studi keislaman
Jawaban s oal metodologi studi keislaman
 
01. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk sd kelas i vi 19 desember 2012
01. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk sd kelas i vi 19 desember 201201. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk sd kelas i vi 19 desember 2012
01. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk sd kelas i vi 19 desember 2012
 
03. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk sma smk kelas x xii 19 desembe...
03. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk sma smk kelas x xii 19 desembe...03. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk sma smk kelas x xii 19 desembe...
03. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk sma smk kelas x xii 19 desembe...
 
02. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk smp kelas vii ix 19 desember ...
02. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk  smp kelas vii ix 19 desember ...02. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk  smp kelas vii ix 19 desember ...
02. rumusan kompetensi dasar agama islam untuk smp kelas vii ix 19 desember ...
 
Studi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisStudi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historis
 
Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)
Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)
Makalah (pentingnya pendidikan dalam perspektif islam)
 
Analisis kurikulum pai 2013
Analisis kurikulum pai 2013Analisis kurikulum pai 2013
Analisis kurikulum pai 2013
 
Materi SMK Kelas X Semester 2 tentang Iman kepada Malaikat
Materi SMK Kelas X Semester 2 tentang Iman kepada MalaikatMateri SMK Kelas X Semester 2 tentang Iman kepada Malaikat
Materi SMK Kelas X Semester 2 tentang Iman kepada Malaikat
 
Makalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islam
Makalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islamMakalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islam
Makalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islam
 
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.9 penyelenggaraan janazah
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.9 penyelenggaraan janazahRPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.9 penyelenggaraan janazah
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.9 penyelenggaraan janazah
 
Israf, tabzir, gibah dan fitnah
Israf, tabzir, gibah dan fitnahIsraf, tabzir, gibah dan fitnah
Israf, tabzir, gibah dan fitnah
 
Hukum waris dalam islam
Hukum waris dalam islamHukum waris dalam islam
Hukum waris dalam islam
 

Similar to TAUBAT NASHUHA

Makalah pai kelas 1 a
Makalah pai kelas 1 aMakalah pai kelas 1 a
Makalah pai kelas 1 aMOH. SHOFI'I
 
Makalah pai kelas 1 a
Makalah pai kelas 1 aMakalah pai kelas 1 a
Makalah pai kelas 1 arizal92
 
Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat
Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholatAncaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat
Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholatNila Fauziah
 
Bagaimana kita tahu taubat kita diterima Allah?
Bagaimana kita tahu taubat kita diterima Allah?Bagaimana kita tahu taubat kita diterima Allah?
Bagaimana kita tahu taubat kita diterima Allah?HildaMahfud
 
Taubat, Mata kuliah Akhlak Tasawuf
Taubat, Mata kuliah Akhlak TasawufTaubat, Mata kuliah Akhlak Tasawuf
Taubat, Mata kuliah Akhlak Tasawufannisa berliana
 
syarat agar Taubat kita diterima allah.ppt
syarat agar Taubat kita diterima allah.pptsyarat agar Taubat kita diterima allah.ppt
syarat agar Taubat kita diterima allah.pptMuhammadALFarisiSutr
 
Kajian Ahad, 24 Juli 2022- Prof. Sofyan Sauri, M.Pd..pptx
Kajian Ahad, 24 Juli 2022- Prof. Sofyan Sauri, M.Pd..pptxKajian Ahad, 24 Juli 2022- Prof. Sofyan Sauri, M.Pd..pptx
Kajian Ahad, 24 Juli 2022- Prof. Sofyan Sauri, M.Pd..pptxAgungWahyudi66
 
Hadits arbain ke 27
Hadits arbain ke 27Hadits arbain ke 27
Hadits arbain ke 27lilissofiani
 
Soal jawab taubat nashuha dari dosa
Soal jawab  taubat nashuha dari dosaSoal jawab  taubat nashuha dari dosa
Soal jawab taubat nashuha dari dosaRizky Faisal
 
7 cara mengatasi penyakit hasad
7 cara mengatasi penyakit hasad7 cara mengatasi penyakit hasad
7 cara mengatasi penyakit hasadHelmon Chan
 
Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)
Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)
Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)Tolak Ahmad Anwar
 

Similar to TAUBAT NASHUHA (20)

Makalah pai kelas 1 a
Makalah pai kelas 1 aMakalah pai kelas 1 a
Makalah pai kelas 1 a
 
Makalah pai kelas 1 a
Makalah pai kelas 1 aMakalah pai kelas 1 a
Makalah pai kelas 1 a
 
Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat
Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholatAncaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat
Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat
 
Bagaimana kita tahu taubat kita diterima Allah?
Bagaimana kita tahu taubat kita diterima Allah?Bagaimana kita tahu taubat kita diterima Allah?
Bagaimana kita tahu taubat kita diterima Allah?
 
Taubat, Mata kuliah Akhlak Tasawuf
Taubat, Mata kuliah Akhlak TasawufTaubat, Mata kuliah Akhlak Tasawuf
Taubat, Mata kuliah Akhlak Tasawuf
 
syarat agar Taubat kita diterima allah.ppt
syarat agar Taubat kita diterima allah.pptsyarat agar Taubat kita diterima allah.ppt
syarat agar Taubat kita diterima allah.ppt
 
128129370 agama-islam-taubat
128129370 agama-islam-taubat128129370 agama-islam-taubat
128129370 agama-islam-taubat
 
Kajian Ahad, 24 Juli 2022- Prof. Sofyan Sauri, M.Pd..pptx
Kajian Ahad, 24 Juli 2022- Prof. Sofyan Sauri, M.Pd..pptxKajian Ahad, 24 Juli 2022- Prof. Sofyan Sauri, M.Pd..pptx
Kajian Ahad, 24 Juli 2022- Prof. Sofyan Sauri, M.Pd..pptx
 
Kajian Fiqh Janaiz by WIFI
Kajian Fiqh Janaiz by WIFIKajian Fiqh Janaiz by WIFI
Kajian Fiqh Janaiz by WIFI
 
Hadits arbain ke 27
Hadits arbain ke 27Hadits arbain ke 27
Hadits arbain ke 27
 
Taubat
TaubatTaubat
Taubat
 
Soal jawab taubat nashuha dari dosa
Soal jawab  taubat nashuha dari dosaSoal jawab  taubat nashuha dari dosa
Soal jawab taubat nashuha dari dosa
 
Bab 2 taubat
Bab 2 taubatBab 2 taubat
Bab 2 taubat
 
Aqidah
AqidahAqidah
Aqidah
 
Syirik ppt
Syirik pptSyirik ppt
Syirik ppt
 
Assalamu
AssalamuAssalamu
Assalamu
 
7 cara mengatasi penyakit hasad
7 cara mengatasi penyakit hasad7 cara mengatasi penyakit hasad
7 cara mengatasi penyakit hasad
 
Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)
Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)
Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)
 
Pilar pilar muhasabah
Pilar pilar muhasabahPilar pilar muhasabah
Pilar pilar muhasabah
 
Pilar pilar muhasabah
Pilar pilar muhasabahPilar pilar muhasabah
Pilar pilar muhasabah
 

TAUBAT NASHUHA

  • 1. MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Taubat nashuha Dosen Pengampu : Muh. Syamsudin, M. Ag. Disusun oleh : Nama : Muhammad Amin NIM : 10004011 Semester :1 PENDIDIKAN MATEMATIKA KELAS 1A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA 2010/2011 1
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Arti Taubat Nashuha Makna Taubat menurut pengertian bahasa ialah kembali. Maksudnya ialah kembali pulang mengikuti jalan yang benar dengan meninggalkan jalan yang sesat. Allah SWT, berfirman yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan Taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukan kamu kedalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai”.(QS. At-Tahrim : 8) Ayat diatas merupakan seruan kepada orang-orang yang beriman agar kembali kepada Allah dari perbuatan-perbuatan dosa dengan Taubat yang benar- benar murni dan tulus, yaitu dengan niat sungguh-sungguh tidak mengulangi perbuatan maksiat itu kembali, sesudah menyesalatas perbuatan yang terlanjur dilakukan. Sebab Taubat yang Nashuha akan menghapus dosa dan memasukannya kedalam surga. Ubay bin Ka’ab Ra. Mengatakan, “Kami telah diberitahu bahwa akan terjadi pada umat ini saat mendekati hari kiamat yaitu : 1. Orang yang berhubungan badan dengan istri atau budaknya pada dubur, 2. Pelacuran sesama wanita. Haram hukumnya dimurka oleh Allah dan Rasul- Nya. 3. Pelacuran sesama laki-laki. Inipun haram hukumnya dimurka oleh Allah dan Rasul-Nya. Mereka ini tidak diterima shalatnya terkecuali dengan bertaubat yang nashuha. 2
  • 3. Zir bertanya kepada Ubay bin Ka’ab, “Apakah taubat nashuha itu?” Jawab Ubay, “Saya telah bertanya kepada Nabi SAW, dan beliau bersabda, ‘menyesal atas dosa yang diperbuat, lalu meminta ampun kepada-Nya dan tidak akan mengulangi perbuatan itu untuk selama-lamanya’.” Ditanya Umar tentang taubat nashuha. Ia menjawab “Taubat Nashuha itu adalah tidak kembali kepada perbuatan dosa sebagaimana tidak kembalinya air susu pada payudara ibu yang menyusui anaknya”. Para Ulama bersepakat, yang dimaksud Taubat Nashuha itu terdiri dari tiga syarat, yaitu : 1. Menghentikan Maksiat. 2. Menyesal atas perbuatan yang terlanjur dilakukan. 3. Niat sungguh-sungguh tidak mengulangi perbuatan itu kembali. Dan apabila dosa yang dilakukan berhubungan dengan manusia, maka taubatnya ditambah dengan syarat keempat, yaitu : 4. Menyelesaikan urusan dengan orang yang berhak. Salah satu nama surat dalam Al-Qur’an ialah At-Taubah (Pengampunan). Surat kesembilan ini dikenal pula dengan nama Bara’ah, yang artinya berlepas diri. Maksudnya, sebagian besar pokok pembicaraan surat ini tentang pernyataan berlepas dirinya orang-orang yang beriman terhahadap orang-orang musyrik yang diwujudkan dengan jihad melawan mereka sebagai bukti taubat yang nashuha. Dan, disinilah tampak jelas bahwa hakikat taubat yang sebenarnya senantiasa menuntut pelakunya berlepas diri secara totalitas terhadap segala sesuatu yang mempersekutukan Allah SWT, sebagai akidah orang yang bertaubat. 3
  • 4. 2. Taubat Itu Hijrah Keterkaitan Taubat dengan Hijrah adalah laksana ruh di dalam jasad. Tiada arti ruh tanpa jasad dan tiada arti jasad tanpa ruh. Keberadaan keduanya itulah hidup dan perpisahannya adalah maut. Arti Hijrah berasal dari bahasa Arab, yang artinya meninggalkan suatu perbuatan, ataubberpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain. Adapun arti Hijrah menurut syari’at ada tiga macam, yaitu : Pertama : Hijrah dari semua perbuatan yang dilarang oleh Allah ke perbuatan yang tidak dilarang oleh Allah. Hijrah ini adalah diharuskan dikerjakan oleh tiap-tiap orang yang telah mengaku beragama islam. Nabi SAW telah bersabda yang artinya : “Orang-orang yang berhijrah itu ialah orang yang meninggalkan segala yang Allah telah melarang daripadanya.”(diriwayatkan Al- Bukhary dan lainnya dari shahabat Abdullah bin Umar Ra.). Jadi, siapa saja dari orang-orang Islam, telah meninggalkan semua perbuatan yang dilarang oleh Allah, maka ia termasuk daripada orang yang mengerjakan hijrah yang pertama. Kedua : Hijrah (mengasingkan) diri dari pergaulan orang-orang musyrik atau orang-orang kafir yang memfitnah orang-orang yang telah memeluk agama islam. Maka hijrah ini adalah diharuskan juga dikerjakan tiap-tiap orang islam karena untuk menjauhi fitnah-fitnah dari orang-orang musyrik dan kafir yang memusuhi islam. Yang pada prinsipnya dapat dipergunakan untuk mengerjakan perintah- perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya. Dizaman Nabi SAW hijrah ini pernah dikerjakan oleh kaum muslimin, yakni hijrah sebagian kaum Muslimin diwaktu itu ke Negeri Habsyi sampai terjadi dua kali. Ketiga : Hijrah (berpindah) dari negeri atau daerah orang-orang kafir atau musyrik ke negeri atau daerah orang-orang muslimin. Seperti hijrah Nabi SAW dan kaum Muslimin dari Makkah ke Madinah. 4
  • 5. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apa saja syarat-syarat Taubat Nashuha ? 2. Apa saja macam-macam Taubat ? 5
  • 6. BAB II PEMBAHASAN Empat Syarat Taubat Nashuha 1. Syarat Pertama : Menghentikan Maksiat Untuk memenuhi syarat yang pertama ini sangat diperlukan sikap bara’ah (sikap tegas yang disertai tindakan berlepas diri atau pemutusan hubungan dari segala perkara yang dapat menimbulkan perbuatan maksiat). Karena mana mungkin seseorang dikatakan telah bertaubat dengan sebenar-benarnya bila masih bertoleransi dan berhubungan baik dengan kemaksiatan. Perbuatan semacam ini merupakan pernyataan berloyalitas pada jalan-jalan syaitan dan syiar-syiarnya. Bukan saja tertolak taubatnya, bahkan lambat laun menyeret pelakunya kepada kekufuran. Diantara ciri-ciri orang yang menghentikan maksiat, ialah sebagai berikut : 1. Mencampakan Sifat Sombong Segala kemegahan dan kenikmatan dunia seringkali membuat orang lupa dan sombong, hingga tercatatlah ia dalam golongan orang-orang yang sombong. Allah SWT berfirman yang artinya : “Dan apabila dikatakan kepadanya : ‘bertaqwalah kepada Allah’, bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahanam. Dan sesungguhnya neraka Jahanam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya”. (QS. Al-Baqarah : 206) “Tiga orang yang pada hari kiamat tidak akan diampuni dan tidak akan dilihat dengan pandangan rahmat Allah dan untuk mereka tetap disediakan siksa yang pedih. Pertama, orang tua renta yang berzina; kedua, raja pendusta; dan ketiga, orang melarat yang sombong”. (Diriwayatkan Muslim) 6
  • 7. Untuk itu hendaklah setiap orang yang ingin bertaubat dengan sebenar- benarnya mencampakan jauh-jauh sifat sombong. Tiada satu kemaksiatan pun dapat dihentikan bila sifat ini masih ada di hati seorang muslim. 2. Hijrah Taubat yang dapat menghentikan maksiat harus disertai dengan hijrah. Simaklah berita dari Abu Said Al-Khudry Ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Dahulu pada umat-umat yang terdahulu, terjadi seseorang telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa, kemudian ia ingin bertaubat, maka mencari seorang alim, dan ditunjukan pada sorang pendeta, maka ia bertanya, ‘saya telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa, apakah ada jalan untuk bertaubat ?’ Jawab pendeta,’ maka segera dibunuh pendeta itu, sehingga genap seratus orang yang telah dibunuhnya. Kemudian mencari orang alim lainnya, dan ketika telah ditunjukan maka ia menerangkan bahwa ia telah membunuh seratus orang, apakah ada jalan untuk bertaubat ?Jawab si Alim, ya ada, dan siapakah yang dapat menghalanginya untuk bertaubat ? pergilah ke dusun itu karena disana banyak orang yang taat kepada Allah, maka berbuatlah sebagaimana perbuatan mereka, dan jangan kembali ke negerimu ini, karena tempat penjahat’. Maka pergilah orang itu. Tatkala dalam perjalanan ia meninggal dunia. Maka bertengkarlah Malaikat Rahmat, ‘ia telah berjalan untuk bertaubat kepada Allah dengan sepenuh hatinya’. Berkata Malaikat Siksa, ‘ia belum penah berbuat kebaikan sama sekali’. Maka datanglah seorang malaikat berupa manusia dan dijadikannya sebagai juri (hakim) diantara mereka. Maka ia berkata’. Ukur saja antara dua dusun yang yang ditinggalkan dan yang dituju, maka ke mana ia lebih dekat masukkanlah ia kepada golongan orang sana.’ Kemudian diukur, dan didapatkan lebih dekat kepada dusun baik yang ditujunya, kira-kira sejengkal, maka dipegang ruhnya oleh Malaikat Rahmat.” (Diriwayatkan Al-Bukhary dan Muslim). 7
  • 8. Dari hadits di atas, jelas bahwa hijrahnya si Pembunuh dari negerinya yang penuh kemaksiatan dan orang-orangnya yang jahat ke dusun yang banyak orang-orang baik, menjadi jawaban diterima taubatnya si pembunuh tadi.. Sekalipun ia belum pernah berbuat kebaikan. Dan disini terlihat pula peran niat ikhlas karena Allah sebagai Aqidah orang-orang yang bertaubat sekalipun hijrahnya belum sampai kedusun yang dituju,- maka telah tetap pahalanya disisi Allah. 3. Tidak Berputus Asa dari Rahmat Allah Orang yang bertaubat tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah. Semestinya orang yang bertaubat dan bertekad menghentikan kemaksiatannya memiliki sikap optimis terhadap Allah SWT. Allah SWT, berfirman yang artinya : “katakanlah : ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampui batas terhadap diri mereka sendiri, jangan lah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang”. (QS. Az-Zumar : 53). Dari Anas Ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Telah berfirman Allah Ta’ala, ‘wahai Anak Adam ! Selagi engkau meminta dan berharap daripada-Ku, maka Aku akan ampunkan apa-apa dosa yang telah terlanjur dan tidak Aku perdulikan lagi. Wahai Anak Adam ! walaupun sampai dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampun kepada-Ku, niscaya Aku beri ampunan kepadamu. Wahai Anak Adam ! Jika engkau datang kepada-Ku dengan dosa sepenuh isi bumi, tetapi engkau tiada menyekutukan yang lain dengan Aku, niscaya Aku datang padamu dengan ampunan sepenuh bumi pula’.” (Diriwayatkan At-Tirmidzy dan ia berkata ini hadits hasan shahih). Tapi banyak orang berkeyakinan bahwa dosanya tidak akan diampuni oleh Allah dan dirinya hanya layak menjadi bahan bakar api neraka. Yang pada 8
  • 9. akhirnya dia berputus asa untuk bertaubat dan melakukan perbuatan-perbuatan maksiat. 4. Tidak berprasangka buruk kepada Allah Tidak mungkin dapat menghentikan kemaksiatan seseorang yang berprasangka buruk kepada Allah. Karena sebagian prasangka adalah dosa yang menjerumuskan kepada fitnah. Allah SWT berfirman yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian dari kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat : 12). Bagaimana pula kiranya seseorang yang ingin bertaubat dan menghentikan kemaksiatanya berprasangka buruk kepada Allah. Bukankah akan tertolak taubatnya. Dari jabir bin Abdillah Ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “janganlah mati salah satu dari kamu, melainkan dalam keadaan baik sangka kepada Allah azza wa jalla.” Sudah semestinya orang yang mau bertaubat dan menghentikan kemaksiatannya berbaik sangka kepada Allah. Karena pada dasarnya sangka Allah mengikuti sangka hamba-Nya. Dari Abu Hurairah Ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Allah telah berfirman, ‘Aku selalu mengikuti sangka hamba-Ku......’.” (Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim). 9
  • 10. 2. Syarat Kedua : Menyesal Atas Perbuatan Yang Terlanjur Dilakukan Ini adalah syarat taubat nashuha yang kedua. Bukan dinamakan taubat bila rasa penyesalan atas suatu perbuatan dosa yang dilakukan saja tidak ada. Dan, bagaimana pula akan menghentikan kemaksiatan dan sadar untuk bertaubat ? karena itu rasa penyesalan termasuk syarat taubat yang nashuha. Adapun ciri-ciri orang yang menyesal atas kemaksiatan yang terlanjur dilakukannya ialah sebagai berikut : 1. Melafadzkan Taubat dan Berdo’a Penyesalan selain terletak di hati juga harus dilafadzkan dengan lisan. Pelafadzan akan menguatkan hati dan memeliharanya dengan janji yang telah diikrarkan dihadapan Allah. Dan Istighfar adalah lafadz bagi orang-orang bertaubat yang berisikan do’a-do’a memohon ampunan kepada Allah Ta’ala. Sedemikian pentingnya kedudukan pelafadzan istighfar sampai-sampai Rasulullah setiap hari melakukan sebanyak tujuh puluh hingga seratus kali. Dari Abu Hurairah Ra. Bahwa Rasulullah bersabda yang artinya : “Demi Allah, sesungguhnya saya membaca istighfar dan bertaubat kepada Allah tiap hari lebih dari tujuh puluh kali.” (Diriwayatkan Al-Bukhary). 2. Tidak Menangguhkan Taubat Ciri lain orang yang menyesal atas kemaksiatan yang dilakukan ialah tidak menangguhkan taubat, tapi menyegerakannya. Bila taubat ditangguhkan terlihattiada kesungguhan. Penangguhan disebabkan oleh keraguan sedang penyegeraan dikarenakan takut dan penyesalan. Allah SWT berfirman yang artinya : 10
  • 11. “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.” (Ali Imran : 133). 3. Mengganti Keburukan Dengan Kebaikan Penyesalan baru terlihat nyata setelah si Pelakunya mengadakan perbaikan. Sesal atas kemaksiata yang melekat di hati dan dikuatkan dengan lafadz taubat, baru terbukti dengan praktek amal shaleh sebagai langkah mengadakan perbaikan. Allah SWT berfirman yang Artinya : “Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shaleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqan : 70). 3. Syarat Ketiga : Niat Sungguh-sungguh Tidak Mengulangi Perbuatan Itu Kembali Syarat ketiga taubat nashuha ini pun memiliki ciri-ciri yang menunjukan bahwa seseorang berniat bersungguh-sungguh tidak mengulangi kemaksiatannya setelah bertaubat. Diantara ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut : 1. Wara’ (berhati-hati) Sikap berhati-hati termasuk perkara yang dapat membentengi taubat dari kerusakan akibat mengulangi perbuatan maksiatnya kembali. Keberadaan wara’ bagi orang yang bertaubat menjadi pemelihara dan motor penggerak aktivitas- aktivitas ibadah sebagai manifestasi taubat yang nashuha menuju tingkat muttaqin. Dari Athiyah bin Urwah Assa’dy Ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “seorang hamba tidak dapat mencapai tingkat muttaqin, hingga meninggalkan apa-apa yang tidak berdosa, karena khawatir terjerumus pada apa yang berdosa.” (Diriwayatkan At-Tirmidzy). 11
  • 12. 2. Menganjurkan Kebaikan dan Mencegah Kemungkaran Niat sungguh-sungguh tidak mengulangi perbuatan dosa, juga terlihat dari adanya kemauan yang kuat dari orang yang bertaubat menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran kepada orang lain. Ini adalah wujud pernyataan dirinya perang secara terbuka terhadap segala kemungkaran yang ia penah terjerumus kedalamnya dan telah merasakan langsung kemudharatannya. Kembalinya orang yang bertaubat ialah dengan mengikuti jalan Allah. 3. Menyadari Ujian Sebagai Peringatan Agar Bertaubat Banyak orang-orang yang bertaubat cepat merasa puas dan menganggap dirinya telah bersih. Mereka lupa bahwa syaitan tidak pernah berputus asa menjerumuskan manusia ke lembah dosa hanya dengan menggunakan satu umpan. Boleh jadi taubat seseorang atas suatu perbuatan dosa mencapai tingkat nashuha dan tidak dilakukannya lagi; tetapi itu bukan berarti ia telah bebas sepenuhnya dan lolos begitu saja dengan umpan-umpan syaitan lainnya dengan tingkat godaan yang lebih berat. Taubat terakhir dari keimanan, sedang keimanan tidak diakui sebelum mengalami ujian. 4. Syarat Keempat : Menyelesaikan Urusan dengan Orang Yang Berhak Syarat taubat keempat ini harus ditunaikan apabila perbuatan dosa yang dilakukan melanggar hak manusia. Seperti mencuri barang milik orang lain, berhutang yang tidak dilunasi, ghibah, mencaci maki, mengolok-olok, sumpah palsu, ingkar janji, merusak nama baik orang, menyakiti badan, dan segala perkara dosa yang terkait dengan hak manusia. Selain harus melakukan tiga syarat taubat sebelumnya, maka orang yang melakukan perbuatan dosa yang berhubungan dengan hak manusia harus melengkapi taubatnya dengan syarat keempat ini. Ada-pun cara menyelesaikan urusan dengan orang yang dilanggar haknya adalah : 12
  • 13. 1. Mengembalikan Apa Yang Harus Dikembalikan 2. Meminta Ma’af Atau Halalnya Kepada Orang Yang Dilanggar Haknya Allah berfirman yang artinya : “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubatlah kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberikan kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.” (QS. Huud : 3) Dari Abu Hurairah Ra, bahwa Rasulullah bersabda yang artinya : “Siapa yang merusak nama baik atau harta benda orang lain, maka minta ma’aflah kepadanya sekarang ini, sebelum datang hari dimana mata uang tidak berlaku lagi. Kalau ia mempunyai amal baik, sebagian dari amal baiknya itu akan diambil sesuai dengan kadar aniaya yang telah dilakukannya. Kalau ia tidak mempunyai amal baik, maka dosa orang lain itu diambil dan ditambahkan kepada dosanya.”*(Diriwayatkan Al-Bukhary) *(dosa orang yang dilanggar haknya akan ditimpakan kepada orang yang melanggarnya). Selain menunjukan pentingnya minta ma’af, hadits diatas berisikan pula ancaman atas mereka yang enggan meminta ma’af atau halalnya orang yang telah dilanggar haknya. 13
  • 14. Macam-macam Taubat Dalam hal ini Imam Ghazali membagi taubat menjadi tiga tingkatan yaitu : 1. Taubat Orang Awam, taubat ini dilakukan atas dosa-dosa yang nyata atau kelihatan seperti dosa berzina, mencuri, korupsi, membunuh, minum- minuman keras, dan lainnya. 2. Taubat Khusus, taubat ini dilakukan atas dosa-dosa batin atau tidak kelihatan mata seperti dengki, riya’, ujub, takabur, dan lainnya. Sikap- sikap ini secara langsung tidak diketahui oleh orang lain. Namun demikian, akibat sikap ini bisa dirasakan oleh pihak lain. 3. Taubat Lebih Khusus, taubat ini dilakukan atas dosa/kasalahan lalai mengingat Allah. Taubat inilah yang dimaksudkan dalam Sabda Nabi Muhammad SAW yang menyatakan : “Aku beristighfar dan bertaubat lebih dari 70 kali dalam sehari”. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari). 14
  • 15. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Taubat merupakan ruh dan jasadnya adalah hijrah. Karena hijrah manifestasi dari taubat. 2. Orang yang mengembalikan secara totalitas fitrah dirinya selaku insan kepada Allah selaku pencipta, Al-Khalik. Dengan kata lain, tidak mempersekutukan Allah dengan segala sesuatunya. Maka konsekwensinya, ia akan menjadi hamba yang rela, puas, dan taat diatur dengan aturan Allah dan Rasul-Nya. Sudah barang tentu ia pula yang menjadipemelihara dan pembela bagi agama Allah yang setia darigangguan apapun yang akan merusak fitrah manusia dari penghambaan kepada Khaliknya. 3. Hijrah adalah manifestasi taubat nashuha. Dengan hijrah hidup fitrah dimulai, praktek-praktek amal shaleh didukung dan para pelanggarnya ditindak dengan hukum Allah yang universal ditegakkan. 4. Niat ikhlas adalah syarat pokok semua ibadah yang diterima disisi Allah SWT. tidak dikatakan seseorangf melakukan taubat yang nashuha bila telah rusak niatnya. 5. Berniat yang bersungguh-sungguh tidak akan mengulangi maksiat yang pernah dia lakukan. 6. Macam-macam Taubat menurut Imam Ghazali dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu, Pertama : Taubat Orang Awam, Kedua : Taubat Khusus, Ketiga : Taubat Lebih Khusus. 15
  • 16. Alhamdulillah, dengan pertolongan-Nya akhirnya penulisan makalah yang berjudul “Taubat Nashuha” ini bisa selesai. Karena itu, diharapkan kita bisa merealisasi diri dan bersegera bertaubat kepada allah Ta’ala sebelum terlambat. Wassalam. (Muhamad Amin) 16
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Amin, Mubin Ahmad.2002. “Empat Syarat Taubat Nashuha”.Jakarta : Darul Falah. Rahardjo, M. Dawan.2002. “Ensiklopedi Al-Qur’an”. Yogyakarta : Paramadina. Chalil, KH. Moenawar.1993. “Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam”. Jakarta : PT. Bulan Bintang. Al-Afifi, Thoha Abdullah.1994. “Tobat”. Surabaya : Risalah Gusti. www.google.com 17