SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 87
2
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga kami dapat meyusun
laporan tutorial ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Laporan ini merupakan tugas hasil kegiatan tutorial kedua dalam blok 6
Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya tahun 2013. Di sini
kami membahas sebuah kasus kemudian dipecahkan secara kelompok berdasarkan
sistematikanya mulai dari klarifikasi istilah, identifikasi masalah, menganalisis masalah,
meninjau ulang dan menyusun keterkaitan antarmasalah, serta mengidentifikasi topik
pembelajaran.
Bahan laporan ini kami dapatkan dari hasil diskusi antaranggota kelompok dan
bahan ajar dari dosen-dosen pembimbing.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Allah
SWT, orangtua, tutor Drs. Sadakata sinulingga, Apt., M.Kes, dan para anggota kelompok
yang telah mendukung baik moril maupun materil dalam penyelesaian kasus dan
pembuatan laporan ini. Kami mengakui dalam penulisan laporan ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca demi
kesempurnaan laporan kami di kesempatan mendatang. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.
Palembang, April 2013
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
PETUGAS KELOMPOK 4
SKENARIO C : Ny. Pregnita 5
I. Klarifikasi Istilah 5
II. Identifikasi Masalah 6
III. Analisis Masalah 7
IV. Keterkaitan Antar Masalah 8
V. Topik Pembelajaran 9
VI. Kerangka Konsep 9
VII. Merumuskan Keterbatasan dan Learning Issues 10
VIII. Sintesis 11
IX. Kesimpulan 87
DAFTAR PUSTAKA 88
4
PETUGAS KELOMPOK L8
Tutor : Drs. Sadakata Sinulingga, Apt., M.Kes
Moderator : Fauzan Ditiaharman (04121001128)
Sekretaris : Amanda Putri Utami (04121001051)
Anggota : Risma Arnis Putri (04121001030)
Ismel Tria Pratiwi (04121001031)
Lidya Puspitasari (04121001052)
Nurfitria Rahman (04121001059)
S. Ali Ar Ridha M (04121001066)
M. Nafil Fauzan (04121001067)
Nisa Auliya (04121001071)
Retno Widyastuti (04121001085)
Siti Nurul Badriyah (04111001086)
M. Arief R.H (04111001090)
Giovianto Ryelcius (04111001097)
Alvin Halim Senabu (04111001133)
5
SKENARIO C (BLOK 6) Tahun 2013
Ny. Pregnita berusia 37 tahun dating ke klinik keluarga menyatakan sudah 2 bulan tidak
dating haid. Tiba-tiba, pagi ini, keluar flek darah di celana dalam disertai kram perut.
Menurut Ny. Pregnita, ia mengira dirinya hamil karena adanya keluhan sering mual dan
pusing, kadang muntah, sering kali buang air kecil dan dada terasa kencang.
Ia sudah 3 tahun menikah tetapi belum jugadapat keturunan, takut infertile, tidak merokok,
tidak minum alcohol, tidak sedang makan obat, tidak pernah sakit menahun. Riwayat haid
teratur menarche usia 13 tahun, siklus menstruasi rata-rata 28 hari teratur. Semua
saudaranya mempunyai keturunan dan suaminya berusia 40 tahun, jarang pulang karena
bekerja sebagai ABK antarbenua.
Hasil pemeriksaan fisik: TD 130/85 mmHg, RR 18/mnt, BB 55 kg, TB 155 cm, ukuran
panggul normal, perut datar, hyperpigmentasi areola dan niple.
Pemeriksaan labor: tes urine β HCG (+)
Menurut dokter keluarga, Ny. Pregnita hamil 8 minggu dengan ancaman abortus.
I. KLARIFIKASI ISTILAH
Haid : Sekret fisiologi darah dan jaringan mukosa serta bersiklus
yang melalui vagina dari uterus tidak hamil (Dorland: 662)
Kram : Kejang otot (KBBI), Kontraksi muscular spasmodic yang
nyeri (Dorland: 264)
Flek darah : Bercak-bercak darah (Dorland: 447)
Infertile : Kurang atau hilangnya kemampuan menghasilkan
keturunan (Dorland: 565)
Menarche : Pembentukan/permulaan fungsi mentruasi (Dorland: 664)
Hyperpigmentasi areola : Peningkatan pigmentasi yang abnormal pada daerah
sirkuler yang memiliki warna berbeda pada suatu titik pusat
seperti yang mengelilingi puting susu (Dorland: 538, 86)
6
Hyperpigmentasi niple : Peningkatan abnormal terhadap pengendapan zat warna di
tonjolan anterior payudara (Dorland: 538, 760)
Tes urine β HCG (+) : Tes kehamilan yang bersifat biologis
Abortus : Janin dengan berat kurang dari 500gr atau memiliki usia
gestasional kurang dari 20 minggu pada waktu dikeluarkan
dari uterus sehingga tidak memiliki harapan hidup
(Dorland: 04)
II. IDENTIFIKASI MASALAH
Kalimat Kesesuaian Concern
Ny. Pregnita (37 tahun)
menyatakan sudah 2 bulan
tidak datang haid
- **
Keluar flek darah di celana
dalam disertai kram perut
- ***
Ny. Pregnita mempunyai
keluhan sering mual dan
pusing, kadang muntah,
sering kali buang air kecil,
dan dada terasa kencang
- **
Ia sudah 3 tahun menikah
tetapi belum juga dapat
keturunan dan suaminya (40
tahun) jarang pulang karena
bekerja sebagai ABK
antarbenua
- **
Hasil pemeriksaan fisik:
TD 130/85 mmHg, RR
18/mnt, BB 55 kg, TB 155
cm, ukuran panggul normal,
perut datar, hyperpigmentasi
+ *
7
areola dan niple
Pemeriksaan labor:
Tes urine β HCG (+)
+ *
Menurut dokter keluarga,
Ny. Pregnita hamil 8 minggu
dengan ancaman abortus
- **
III. ANALISIS MASALAH
A. Ny. Pregnita (37 tahun) menyatakan sudah 2 bulan tidak datang haid.
1. Bagaimana siklus haid normal?
2. Apa yang menyebabkan keterlambatan haid?
3. Apasaja yang mempengaruhi kelancaran siklus haid?
4. Bagaimana struktur anatomi organ yang terkait dengan siklus haid?
5. Bagaimana struktur histofisiologi organ yang terkait dengan siklus haid? (ovulasi,
infertile)
6. Mengapa tidak terjadi haid pada ibu hamil?
B. Keluar flek darah di celana dalam disertai kram perut.
7. Apasaja yang dapat menyebabkan keluarnya flek darah?
8. Apa yang menyebabkan kram perut?
9. Bagaimana hubungan keluarnya flek darah & kram perut dengan tidak datangnya
haid?
10. Bagaimana sistem vaskularisasi sistem genitalia feminina?
C. Ny. Pregnita mempunyai keluhan sering mual dan pusing, kadang muntah,
sering kali buang air kecil, dan dada terasa kencang.
11. Apasaja tanda-tanda kehamilan yang dapat dirasakan oleh pasien?
12. Bagaimana mekanisme hubungan munculnya tanda-tanda itu pada saat telat haid
selama 2 bulan?
D. Ia sudah 3 tahun menikah tetapi belum juga dapat keturunan, suaminya (40
tahun) jarang pulang karena bekerja sebagai ABK antarbenua.
13. Apa batasan infertile? (male & female)
8
14. Apasaja yang menyebabkan infertile? (male & female)
15. Apa hubungan usia dengan tidak mendapatkan keturunan?
16. Adakah hubungan genetik dengan tidak mendapatkan keturunan?
E. Hasil pemeriksaan fisik: TD 130/85 mmHg, RR 18/mnt, BB 55 kg, TB 155 cm,
ukuran panggul normal, perut datar, hyperpigmentasi areola dan niple.
17. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik? (hyperpigmentasi areola dan niple)
18. Mengapa terjadi hyperpigmentasi areola dan niple?
19. Bagaimana struktur anatomi glandula mamae dan panggul?
20. Bagaimana struktur histologi glandula mamae?
F. Pemeriksaan labor: tes urine β HCG (+).
21. Bagaimana interpretasi tes urine β HCG (+)?
22. Apa kandungan urine yang bisa menyebabkan β HCG menjadi (+)?
G. Menurut dokter keluarga, Ny. Pregnita hamil 8 minggu dengan ancaman
abortus.
23. Apasaja penyebab abortus?
24. Mengapa kandungan Ny. Pregnita terancam abortus?
25. Bagaimana histofisiologi kehamilan? (dari fertilisasi sampai minggu ke-8)
IV. KETERKAITAN ANTARMASALAH
Ny. Pregnita ( 37 tahun)
3 tahun menikah belum
dapat keturunan
2 bulan tidak haid Faktor usia Faktor psikologis
Takut infertile
hamil Kandungan lemah Terjadi fluktuasi
hormon
Suami
jarang
pulang
Pemeriksaan fisik Keluhan:
Sering mual & pusing
Kadang muntah
Sering kencing
Dada terasa kencang
Keluar flek
darah &
kram perut
Frekuensi
kopulasi
kecil/kurang
Hamil anak
pertama
Terancam abortus
β HCG (+)
Hiperpigmentasi
areola dan niple
9
V. TOPIK PEMBELAJARAN
1. Anatomi organ genita feminina dan aksesorius
2. Histofisiologi organ genita feminina dan aksesorius
3. Anatomi organ genita maskulina
4. Histofisiologi organ genita maskulina
5. Anatomi pelvis wanita
6. Kehamilan
7. Menstruasi
VI. KERANGKA KONSEP
10
VII. MERUMUSKAN KETERBATASAN DAN LEARNING ISSUE
No Topik What I know What I don’t know What I have to prove How I learn
1 Anatomi organ genita
feminina dan aksesorius
Organ-organ yang
termasuk genita
feminina dan
aksesorius,
struktur
makroskopisnya
secara umum
Kondisi organ saat
proses kehamilan
Text Book,
Jurnal, artikel
ilmiah,
internet.
2 Histofisiologi organ genita
feminina dan aksesorius
Struktur
mikroskopis
genitalia interna
secara umum
Struktur penyusun
plasenta,struktur
mikroskopis organ
secara mendetil
3 Anatomi organ genita
maskulina
Organ-organ yang
termasuk genita
maskulina,
struktur
makroskopisnya
secara umum
Posisi dari tiap organ
dan duktus-duktus
pada genitalia
maskulina
4 Histofisiologi organ genita
maskulina
Struktur
mikroskopis
organ secara
umum
Struktur mikroskopis
pembentukan
spermatozoa
5 Anatomi pelvis wanita Tulang penyusun
panggul
Ukuran panggul
wanita
Bentuk panggul
wanita
6 Pregnancy Abortus,tanda-
tanda kehamilan,
tahap-tahap
perkembangan
embrio, batasan
infertile, kopulasi,
tes urine β HCG,
Hormon yang
berkaitan dengan
kehamilan, hubungan
antara usia ibu
dengan kehamilan
7 Menstruasi Pengertian Flek darah,
terjadinya kram,
Siklus menstruasi
11
VIII. SINTESIS
1. ANATOMI ORGAN GENITALIA FEMININA DAN AKSESORIS
Genitalia feminina terdiri atas dua, yaitu bagian eksterna dan interna. Organ-organ
pada genitalia eksterna adalah vulva, perineum, dan glandula mamae. Sedangkan pada
genitalia interna adalah ovarium, tuba uterina, uterus, dan vagina.
A. GENITALIA EKSTERNA
1. Vulva
Vulva mengacu pada bagian-bagian yang secara lahiriah terlihat. Yang
termasuk vulva adalah mons pubis, labia majora, labia minora, klitoris,
pembukaan uretra (urethral opening), dan pembukaan vagina (vaginal
opening).
MONS PUBIS
Mons pubis adalah jaringan lemak di bawah kulit yang berbentuk seperti gunung
segitiga yang melindungi symphisis pubis. Di bagian inilah yang akan ditumbuhi rambut
yang disebabkan oleh pengaruh hormone saat pubertas. Bervariasi dalam jumlah, warna,
ketebalan, dan konsistensi (kasar/halus).
LABIA MAJORA
12
Labia majora sama dengan skrotum pada pria. Berupa jaringan kulit yang terdiri
dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (penghasil minyak) dan rambut. Setelah
pubertas, labium mayor akan ditumbuhi rambut. Labia majora juga disebut sebagai bibir
luar (outer lips). Struktur ini berfungsi untuk melindungi introitus vagina dan meatus
urethrae. Struktur ini juga cenderung melunak seiring dengan semakin bertambahnya usia.
LABIA MINORA
Labia minora dikenal sebagai bibir dalam (inner lips). Struktur ini terdiri dari
jaringan erektil, jaringan ikat yang akan berubah warna dan menebal saat rangsangan
seksual. Bagian ini terletak di sebelah dalam labia majora. Labia minora lebih sensitif dan
responsif saat disentuh jika dibandingkan dengan labia majora. Labia minora mengencang
selama berhubungan seksual. Karena kaya akan pembuluh darah, maka labium minora dan
vagina tambak berwarna merah muda.
KLITORIS
Labium minora kiri dan kanan bertemu di depan dan membentuk klitoris, yang
merupakan penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada pria). Klitoris
dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit depan
pada ujung penis pria). Klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa mengalami
ereksi. Klitoris terdiri dari banyak jaringan syaraf, pembuluh darah, dan jaringan erektil.
Pembukaan urethra terletak tepat di bawah klitoris.
INTROITUS VAGINAE
Vagina adalah saluran pada wanita yang berfungsi sebagai tempat masuknya penis
pada saat kopulasi. Lubang masuk vagina dilapisi oleh lapisan tipis yang disebut hymen.
Hymen biasanya digunakan untuk menentukan virginity. Namun, beberapa wanita ada
yang lahir tanpa mempunyai hymen. Hymen dapat robek oleh beberapa sebab selain
aktivitas seksual, contohnya karena adanya trauma saat bersepeda, dll. Kekuatan hymen
pada setiap wanita bervariasi, karena itu pada saat pertama kali melakukan hubungan
seksual, hymen bisa robek atau bisa juga tidak.
2. Perineum
Perineum adalah jaringan fibromuskuler diantara vagina dan anus. Kulit yang
membungkus perineum dan labium major sama dengan kulit di bagian tubuh lainnya.
13
Perineum berfungsi untuk melindungi bagian bawah dari organ urinarius dan traktus
digestivus. Perineum terdiri dari banyak jaringan syaraf tepi sehingga sensitif bila
disentuh. Perineum juga sebagai lokasi episiotomy saat proses pelahirkan guna
memperlebar jalan lahir.
3. Glandula mamae
Glandula mammae merupakan kelenjar aksesoris kulit yang berfungsi untuk
menghasilkan susu. Kelenjar ini terdapat pada laki-laki dan perempuan. Bentuk mammae
sama pada laki-laki dan perempuan yang belum dewasa. Papilla mamaria kecil dan
dikelilingi oleh daerah kulit yang berwarna lebih gelap, disebut areola mamma. Jaringan
tersusun atas sekelompok kecil sistem saluran yang terdapat didalam jaringan penyambung
dan bermuara di daerah areola.
Pada masa pubertas, glandula mamaria perempuan lambat laun membesar dan akan
berbentuk setengah lingkaran. Pembesaran ini diduga disebabkan oleh pengaruh hormon-
hormon ovarium. Salurannya memanjang meskipun demikian pembesaran kelenjar
terutama disebabkan karena penimbunan lemak. Dasar mamma terbentang dari iga ke-2
sampai ke-6 dan dari pinggir lateral sternum sampai linea axillaries media. Sebagian besar
glandula mamaria terletak didalam fascia superficialis. Sebagian kecil yang disebut
processus axilaris meluas ke atas dan lateral, menembus fascia profunda pada pinggir
caudal musculus pectoralis major dan sampai ke axilla.
Setiap payudara terdiri dari 15-20 lobus yang tersusun radier dan berpusat pada
papilla mamaria. Saluran utama dari setiap lobus bermuara di papilla mamaria, dan
mempunyai ampulla yang melebar tepat sebelum ujungnya. Dasar papilla mamaria
dikelilingi oleh areola. Tonjolan-tonjolan halus pada areola disebabkan oleh kelenjar
areola dibawahnya.
Lobus-lobus kelenjar dipisahkan oleh septa fibrosa. Septa dibagian atas kelenjar
berkembang dengan baik dan terbentang dari kulit sampai ke fascia profunda dan
berfungsi sebagai ligamentum suspensorium. Glandula mamaria dipisahkan dari fascia
profunda yang membungkus otot-otot dibawahnya oleh spatium retromamariayang berisi
jaringan ikat yang jarang.
Pada perempuan muda, payudara cenderung menonjol kedepan dari dasar yang
sirkular; pada perempuan yang lebih tua payudara cenderung menggantung. Payudara
mencapai ukuran maksimal selama masa laktasi.
14
VASKULARISASI
Arteriae
Mamma mendapatkan darah dari rami perforans arteriae thoracicae internae
dan arteriae intercostales. Arteria axillaris juga mengalirkan darah ke glandula
mammaria, yaitu melalui cabang-cabangnya, arteria thoracica lateralis dan arteria
thoracoacromialis.
Venae
Venae mengikuti arteriae.
B. GENITALIA INTERNA
15
Genitalia interna terdiri dari vagina, cerviks, uterus, tuba uterine, dan ovarium.
VAGINA
Vagina adalah tabung berdinding tipis yang menghubungkan leher rahim ke alat
kelamin eksternal. Vagina terletak antara kandung kemih dan rectum.
Vagina berfungsi sebagai jalan untuk aliran keluar darah menstruasi selama sekresi rahim
ke introitus vagina, sebagai jalan lahir selama persalinan, dan sebagai organ kopulasi
(dengan bantuan dari dua kelenjar Bartholin menjadi terlumasi selama berhubungan
seksual).
Dinding vagina terdiri dari tiga lapisan, yaitu fibroelastik adventitia, serat otot
polos, dan mukosa squamous berlapis. Mukosa dekat lubang vagina membentuk partisi
lengkap yang disebut hymen. Forniks vagina - ujung atas vagina sekitar serviks.
16
CERVIX
Cervix menghubungkan vagina dan uterus. Pembukaan serviks ke vagina
berukuran kecil (ini bertindak sebagai tindakan pencegahan keamanan terhadap benda
asing memasuki rahim). Selama persalinan, leher rahim berdilatasi untuk mengakomodasi
bagian dari janin. Pelebaran ini adalah tanda bahwa persalinan telah dimulai.
17
UTERUS
Uterus sering disebut sebagai rahim. Uterus adalah sebuah organ berbentuk buah
pir seukuran kepalan tinju. Dindng uterus ini terdiri dari endometrium, miometrium, dan
perimetrium. Uterus terdiri dari darah diperkaya jaringan yang meluruh setiap bulan
selama siklus menstruasi. Otot-otot yang kuat dari rahim memperluas untuk
mengakomodasi pertumbuhan janin dan mendorong janin keluar melalui jalan kelahiran.
Uterus terletak di pelvis anterior ke rektum dan posterosuperior ke vesika urinaria.
Bagian-bagian dari uterus adalah korpus, fundus, dan isthmus. Korpus adalah
bagian utama dari uterus. Fundus adalah daerah bulat superior ke pintu masuk dari tabung
uterus. Isthmus adalah daerah menyempit antara korpus dan cervix.
Pendukung uterus:
 Mesometrium - bagian dari ligamentum yang luas yang mendukung uterus di
bagian lateral.
18
 Ligamen serviks lateral - memperpanjang dari bagian serviks dan unggul dari
vagina pada dinding lateral panggul
 Ligamen uterosakral (kardinal) – sepasang ligamen yang menahan rahim ke
sakrum
 Round ligaments - mengikat dinding anterior ke labia majora
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan, yaitu perimetrium, miometrium, dan
endometrium. Perimetrium adalah lapisan serosa terluar; peritoneum visceral. Miometrium
adalah lapisan tengah yang terdiri dari otot polos. Endometrium adalah lapisan mukosa
dari cavitas uterina.
A. Endometrium
Endometrium memiliki banyak kelenjar rahim yang berubah sepanjang
perubahan ketebalan endometrium. Bagian dari endometrium adalah stratum
fungsional dan stratum basalis.
Stratum fungsional:
 Mengalami perubahan siklik dalam menanggapi hormon ovarium
 Stratum fungsional adalah gudang saat menstruasi.
Stratum basalis:
 Membentuk bagian fungsional baru setelah menstruasi berakhir
 Tidak merespon hormon ovarium
VASKULARISASI
 Arteri uterina - timbul dari iliacs internal, naik sisi rahim dan mengirim cabang-
cabang ke dalam dinding rahim.
 Arteri arcuata - cabang arteri uterus pada miometrium yang menimbulkan cabang
radial.
 Cabang radial - turun ke endometrium dan memberikan:
1. Arteri spiral ke stratum fungsional.
2. Straight arteries ke stratum basalis.
 Degenerasi dan regenerasi dari arteri spiral menyebabkan stratum fungsional
meluruh saat menstruasi.
 Vena endometrium yang berdinding tipis dengan pembesaran sinusoidal sesekali.
19
TUBA UTERINA
Tuba uterina mempunyai 4 bagian, yaitu infundibulum, ampulla, isthmus, dan pars
uterina. Tuba uterina tidak memiliki kontak dengan ovarium dan oosit berovulasi
dilemparkan ke dalam rongga peritoneal. Mengalahkan silia pada fimbriae menciptakan
arus untuk membawa oosit ke dalam tuba uterina. Oosit dibawa ke arah uterus oleh
peristaltik dan tindakan ciliary. Sel tidak bersilia menjaga oosit dan sperma yang bernutrisi
dan lembab. Mesosalpinx - peritoneum visceral yang mendukung tuba uterina.
OVARIUM
Ovarium adalah kelenjar gonad pada wanita atau kelenjar seks. Ovarium
mengembangkan dan melepas ovum setiap bulannya. Seorang wanita dilahirkan dengan
sekitar 400.000 telur yang belum matang disebut folikel. Selama hidup seorang wanita,
ovarium melepaskan 400–500 folikel matur untuk fertilisasi. Folikel di ovarium
menghasilkan hormone seks wanita, yaitu progesterone dan estrogen. Hormon-hormon
tersebut berfungsi untuk menyiapkan uterus untuk implantasi zigot.
2. HISTOFISIOLOGI ORGAN GENITALIA FEMININA DAN AKSESORIS
2.1. GENITALIA EKSTERNA
Genitalia eksterna wanita atau vulva, terdiri atas klitoris, labia minor, labia major,
dan beberapa kelenjar yang bermuara ke dalam vestibulum, yakni suatu ruang yang di
kelilingi oleh labia minor.
20
Urethra dan duktus kelenjar vestibularis bermuara ke dalam vestibulum. Kedua
glandula vestibularis major, atau kelenjar Bartholini, terletak di kedua sisi vestibulum.
Kelenjar ini homolog dengan kelenjar bulbouretra pada pria. Wanita sering mengalami
peradangan pada kelenjar ini dan pembentukan krista yang sangat nyeri. Terdapat sebaran
glandula vestibularis minor yang lebih banyak, yang lebih sering ditemukan di sekitar
urethra dan klitoris. Semua glandula vestibularis menyekresikan mukus.
Asal klitoris dan penis homolog secara embriologis dan struktur histology. Klitoris
dibentuk oleh 2 badan erektil yang berakhir pada glans klitoris rudimenter dan sebuah
prepusium. Klitoris dilapisi epitel gepeng berlapis.
Labia minor merupakan lipatan kulit dengan jaringan ikat mirip spons di bagian
pusat, dengan serat-serat elastin. Epitel gepeng berlapis yang membungkusnya memiliki
lapisan tipis sel berlapis tanduk pada permukaannya. Kelenjar sebasea dan kelenjar
sudorifera terdapat pada permukaan dalam dan luar labia minor.
Labia major merupakan lipatan kulit yang mengandung banyak jaringan lemak dan
lapisan tipis otot polos. Permukaan dalamnya memiliki struktur histologi yang serupa
dengan struktur labia minor. Permukaan luarnya ditutupi kulit dengan rambut kasar dan
keriting. Kelenjar sebasea dan kelenjar keringat banyak terdapat pada kedua
permukaannya.
Genitalia eksterna disuplai banyak ujung syaraf sensorik taktil, termasuk badan
Meissner dan badan Paccini, yang berperan pada fisiologi rangsangan seksual.
2.2. OVARIUM
Ovarium merupakan struktur berbentuk buah kenari dengan panjang sekitar 3 cm,
lebar 1,5 cm, dan tebal 1 cm. Permukaannya ditutupi epitel selapis gepeng atau selapis
kuboid, yaitu epitel germinativum. Di bawah epitel germinativum terdapat selapis jaringan
ikaat padat, yakni tunika albugenia, yang menyebabkan warna ovarium menjadi keputihan.
Di bawah tunika albugenia terdapat daerah korteks, yang terutama ditempati folikel
ovarium dengan oositnya. Folikel ini terbenam dalam jaringan ikat (stroma) di daerah
korteks. Stroma ini terdiri atas fibroblast berbentuk kumparan khas yang merespon dengan
berbagai cara terhadap rangsangan hormone dari fibroblast organ lain. Bagian terdalam
21
ovarium adalah daerah medulla, dengan anyaman vaskular luas di dalam jaringan ikat
longgar. Tidak ada batas tegas antara daerah korteks dengan medulla.
1. CORTEX OVARII
Stroma (interstitial compartment):
 Jaringan ikat collagenous
 Sel interstitial (sel stroma seperti fibroblast)
 Folikel ovarii
1. Folikel primordial
2. Folikel primer
3. Folikel sekunder
4. Folikel D’graafian
FOLIKEL OVARIUM
Cortex
Medulla
22
Sebuah folikel ovarium terdiri atas sebuah oosit yang dikelilingi oleh satu atau
lebih sel folikel, atau sel granulosa. Folikel yang terbentuk selama kehidupan janin-folikel
primordial-terdiri atas sebuah oosit primer yang dibungkus selapis sel folikel gepeng.
Folikel ini terdapat di lapisan superficial di daerah korteks. Oosit dalam folikel primordial
adalah suatu sel bulat berdiameter sekitar 25 μm. Intinya besar dengan anak inti besar. Sel
ini berada dalam tahap profase pertama dari meiosis. Kromosomnya kebanyakan terurai
dan tidak terpulas nyata. Organel dalam sitoplasmanya cenderung berkelompok di dekat
inti. Terdapat banyak mitokondria, beberapa kompleks Golgi, dan sisterna reticulum
endoplasma. Di bawah sel folikel terdapat lamina basalis dan menjadi batas di antara
folikel dan stroma sekitarnya.
Sejak pubertas, sekelompok kecil folikel primordial memulai proses harian yang
disebut pertumbuhan folikel. Proses ini meliputi modifikasi oosit, sel granulosa, dan
fibroblast stroma yang mengelilingi folikel ini. Tidak diketahui mengenai cara pemilihan
folikel khusus dari populasi besar folikel primordial yang ada untuk memasuki tahap
pertumbuhan.
PERKEMBANGAN FOLIKEL
1. Folikel primordial
 Oosit primer (istirahat pada stadium prophase meiosis I)
 Selapis sel folikuler pipih
2. Folikel primer unilaminar multilaminar
 Oosit  activin  proliferatie sel Follicular (unilaminar 
multilaminar)
 Oosit  Zona pellucida: glycoproteins ZP1, ZP2, ZP3,
 Gap junction Filopodia sel follikel & plasmalemma oosit
 Sel stroma membentuk theca
Theca interna, lapisan selular vascular
- Reseptor LH
- Androstenedione dalam sel granulosa  estrogen estradiol (enzym
aromatase)
Theca externa, jaringan ikat fibrosa
3. Folikel sekunder
 Oosit primer
23
 Sel Granulosa (sel follikel), berlapis banyak
- Proliferasi bergantung FSH.  cairan follikel (Antrum)
- Sintese glycosaminoglycans, proteoglycans, steroid-binding proteins
- progesterone , estradiol , inhibin, folliostatin (folliculostatin), dan
activin,  mengatur release LH and FSH.
- Corona radiata : selapis sel granulosa cells kontak plasmalemma oosit.
- Membrana basalis antara sel granulosa dan theca interna .
4. Folikel graafian (matur)
 Diameter 2.5 cm (ovulasi).
 Sel Granulosa membentuk Cumulus oophorus (Oosit primary, corona
radiata) yang terapung dalam cairan folikel.
24
2. MEDULLA OVARII
 Jaringan ikat fibroelastik kaya vascular (vasa darah besar, vasa lymphatic, syaraf)
 Sel interstitial, klaster-klaster kecil sel epitheloid mensekresi estrogen.
 Sel hilus, kelompok sel epitheloid (konfigurasi dan substansi dalam sitoplasma =
sel leydik) mensekresi androgen.
OVULASI
Proses ovulasi meliputi pecahnya sebagian dinding folikel matang dan pelepasan
oosit, yang ditangkap oleh bagian tuba uterina yang melebar. Proses ini berlangsung kira-
kira di pertengahan siklus menstruasi, yakni sekitar hari ke-14 dari satu siklus 28 hari.
Pada manusia, biasanya hanya satu oosit yang dibebaskan ovarium selama satu siklus,
namun kadang-kadang tidak ada oosit yang dibebaskan sama sekali (siklus amovulatori).
Kadang-kadang 2 atau lebih oosit dilepaskan secara serentak, dan bila oosit-oosit tersebut
dibuahi, akan terbentuk 2 atau lebih fetus.
25
Ovulasi: Ovum yang dilepaskan (tanda panah)
Stimulus untuk ovulasi adalah lonjakan kadar LH yang disekresi hipofisis anterior
sebagai respons terhadap tingginya kadar estrogen dalam sirkulasi, yang dihasilkan folikel
yang tumbuh. Dalam beberapa menit setelah peningkatan kadar LH darah, aliran darah
melalui ovarium meningkat dan protein plasma merembes keluar dari kapiler dan venula
pascakapiler, yang menimbulkan edema. Terjadi pelepasan prostaglandin, histamine,
vasopressin, dan kolagenase setempat. Sel-sel granulosa menghasilkan lebih banyak asam
hialuronat dan menjadi longgar. Sebagian kecil daerah dinding folikel menjadi lemah
akibat degradasi kolagen tunika albugenia, iskemia, dan kematian sejumlah sel.
Kelemahan tersebut, ditambah peningkatan tekanan cairan folikel dan mungkin kontraksi
sel-sel otot polos, berakibat pecahnya dinding bagian luar folikel dan terjadinya ovulasi.
Indikasi akan terjadinya ovulasi adalah munculnya stigma pada permukaan folikel, yaitu
daerah pucat dan translusens pada dinding folikel akibat terhentinya aliran darah setempat.
KORPUS LUTEUM
Setelah ovulasi, sel-sel granulosa dan sel-sel teka interna folikel menyusun diri
membentuk suatu kelenjar endokrin sementara yang disebut korpus luteum, yang terbenam
di daerah korteks.
Keluarnya cairan folikel berakibat kolapsnya dinding folikel sehingga dinding
menjadi terlipat. Sejumlah darah mengalir masuk ke rongga folikel dan membeku di
dalamnya, yang kemudian disusupi oleh jaringan ikat. Jaringan ikat ini, dengan sisa
bekuan darah yang berangsur-angur menghilang, tetap menempati bagian pusat korpus
luteum.
26
Korpus luteum
Meskipun sel-sel granulosa tidak membelah setelah ovulasi, sel-sel ini bertambah
besar (diameter20-35 μm). Sel granulosa menempati sekitar 80% dari parenkim korpus
luteum dan kini disebut sel lutein granulosa, dengan cirri-ciri sel penghasil-steroid.Hal ini
berbeda dengan struktur sel tersebut dalam folikel praovulasi, saat sel granulose tampak
sebagai sel penghasil-protein.
Sel-sel teka interna juga ikut membentuk korpus luteum dengan menghasilkan sel
lutein teka. Sel-sel ini memiliki struktur mirip sel lutein granulosa namun lebih kecil (kira-
kira berdiameter 15μm) dan terpulas lebih kuat. Sel lutein teka menempati lipatan dinding
korpus luteum.
Kapiler darah dan limfe yang terdapat di teka interna kini tumbuh ke dalam korpus
luteum dan membentuk jalinan vaskular luas di struktur ini. Reorganisasi folikel setelah
ovulasi dan perkembangan korpus luteum terjadi akibat rangsangan LH yang dilepaskan
sebelum ovulasi. Masih dalam pengaruh LH, sel-sel koprus luteum mengubah enzimnya
dan mulai menyekresikan progesterone dan estrogen.
Nasib korpus luteum ditentukan oleh ada tidaknya kehamilan. Setelah dirangsang
LH, korpus luteum terprogram untuk bersekresi selama 10-12 hari. Jika tidak ada
rangsangan hormone lain dan tidak ada kehamilan, sel-sel korpus luteum akan
berdegenerasi melalui apoptosis. Setelah korpus luteum berdegenerasi, konsentrasi steroid
darah menurun dan hormone perangsang-folikel dibebaskan, yang akan merangsang
pertumbuhan sekelompok folikel lain, dan memulai siklus menstruasi berikutnya. Korpus
27
luteum yang hanya bertahan sebagian dari siklus menstruasi disebut korpus luteum
menstruasi. Sisa selnya akan difagositosis oleh makrofag. Fibroblas di dekatnya memasuki
daerah ini dan membentuk parut jaringan ikat padat yang disebut korpus albikans (“badan
putih”, karena banyaknya kolagen).
Jika kehamilan terjadi, mukosa uterus tidak boleh terlepas. Jika hal ini terjadi,
embrio yang tertanam akan mati dan kehamilan berakhir dengan aborsi. Suatu sinyal
disampaikan oleh embrio yang berimplantasi ke korpus luteum dengan sel-sel trofoblas
yang menyekresikan hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin). Kerja HCG serupa
dengan LH. Jadi, HCG melindungi korpus luteum dari degenerasi, dan menyebabkan
pertumbuhan selanjutnya dari kelenjar endokrin, serta merangsang sekresi progesterone
(yang akan mempertahankan mukosa uterus selama kehamilan). Selain mempertahankan
mukosa uterus, progesterone juga merangsang sekresi kelenjar uterus, yang diduga penting
untuk nutrisi embrio sebelum berfungsinya plasenta. Korpus inilah yang terkenal sebagai
korpus luteum kehamilan (gravididatis). Korpus tersebut bertahan 4-5 bulan dan kemudian
berdegenerasi dan digantikan oleh korpus albikans yang jauh lebih besar daripada korpus
albikans menstruasi.
SEL INTERSTISIAL
Meskipun sel-sel granulosa dan oosit mengalami degenerasi selama atresia folikel
(atresia yaitu sel-sel folikel dan oositnya mati dan dihancurkan oleh sel-sel fagositik), sel-
sel teka interna seringkali bertahan dalam kelompok kecil atau terisolasi di stroma korteks
dan disebut sel-sel interstitial. Sel interstitial ini ada sejak masa kanak-kanak sampai
menopause, dan aktif menyekresikan steroid, yang dirngsang oleh LH.
2.3. TUBA UTERINA
Tuba uterina adalah 2 tabung berotot dengan mobilitas tinggi, dan masing-masing
sepanjang lebih kurang 12 cm. Salah satu ujungnya, yaitu infundibulum, terbuka kea rah
rongga peritoneum di samping ovarium dan memiliki tepi dengan juluran mirip jari-jari
yang disebut fimbriae; ujung yang lain, yakni bagian intramural, menembus dinding uterus
dan bermuara ke bagian dalam organ ini.
28
Dinding tuba uterina terdiri atas tiga lapisan: (1) mukosa, (2) lapisan otot tebal
yang terdiri atas otot polos sebagai lapisan sirkular atau spiral di dalam dan lapisan
longitudinal diluar, (3) dan serosa yang terdiri atas peritoneum viseral.
Mukosa tuba memiliki lipatan panjang yang paling banyak dijumpai di bagian
ampula. Pada potongan melintang, lumen bagian ampula menyerupai labirin. Lipatan ini
makin mengecil pada egmen tuba yang berada lebih dekat ke uterus. Di bagian intramural,
lipatan tersebut hanya berupa tonjolan kecil didalam lumen sehingga permukaan dalamnya
hampir rata.
Mukosa tuba terdiri atas epitel selapis silindris dan lamina propria yang terdiri atas
jeringan ikat longgar. Epitelnya mengandung 2 jenis sel: satu dengan silia, yang lain
bersifat sekretoris. Silia melecut ke arah uterus, dan menggerakan lapisan tipis cairan
kental yang menutupi permukaanya. Cairan ini terutama terdiri atas produk sel sekretoris
yang tersebar di antara sel-sel bersilia.
Saat terjadi ovulasi, oviduk menimbulkan pergerakan aktif. Ujung tuba yang mirip
corong (dengan banyak fimbriae) sangat mendekati permukaan ovarium. Hal ini
mempermudah transpor oosit yang diovulasi ke dalam tuba uterina. Dengan bantuan gerak
peristaltic otot dan lecutan silia, oosit memasuki infundibulum tuba uterina. Sekret epitel
tuba memiliki zat nutrisi dan bersifat protektif bagi oosit. Jika tidak dibuahi, oosit akan
bertahan hidup maksimum 24 jam. Sekret juga memudahkan aktivasi (kapasitas)
spermatozoa.
29
Fertilisasi biasanya terjadi di ampula dan menghasilkan jumlah diploid kromosom
yang khas bagi spesies manusia. Fertilisasi juga berguna sebagai stimulus bagi oosit untuk
menyelesaikan pembelahan meiosis keduanya. Hanya pada saat inilah, oosit primer
bertansformasi menjadi oosit sekunder. Korona radiata biasanya tetap ada ketika
spermatozoa membuahi oosit; lapisan ini bertahan untuk beberapa waktu sewaktu oosit
melalui tuba uterina. Bila pembuahan tidak terjadi, oosit akan mengalami autolysis di
dalam tuba uterine tanpa menyelesaikan pembelahan meiosis keduanya.
Begitu dibuahi, oosti tumbuh, yang kini dinamai zigot, mulai membelah dan
diangkut ke uterus, suatu proses yang berlangsung sekitar 5 hari. Gerakan lapisan tipis
penutup mukosa tuba, bersama kontraksi lapisan ototnya, membantu mengangkut oosit
atau hasil konsepsi ke arah uterus. Gerakan ini juga menghalangi perpindahan
mikroorganisme dari uterus ke rongga peritoneum. Akan tetapi, transpor oosit atau hasil
konsepsi ke uterus pada wanita dengan sindrom silia immotile dapat berjalan normal, yang
menunjukan bahwa aktivitas silia tidak esensial untuk proses transpor.
2.4. UTERUS
Uterus adalah organ berbentuk pir yang terdiri atas suatu badan (korpus), yang
terletak di atas penyempitan rongga uterus (orifisium internum uteri), dan suatu struktur
silindris di bawah, yakni serviks, yang terletak di bawah orifisium internum uteri. Bagian
mirip kubah di korpus uteri disebut fundus.
Dinding uterus relative tebal dan terdiri atas tiga lapisan. Bergantung pada bagian
uterus, lapisan serosa (jaringan ikat dan mesotel) atau adventisia (jaringan ikat) dapat
dijumpai di bagian luarnya. Lapisan uterus yang lainnya adalah miometrium, yakni suatu
lapisan otot polos tebal, dan endometrium, atau mukosa uterus.
Miometrium
Ukuran sel dalam miometrium tergantung esterogen yang disekresi ovarium.
Panjang sel otot polos bervariasi dari 40-90 mikrometer pada fase siklus menstruasi yang
berbeda, dengan serat yang memendek segera setelah menstruasi. Pada keadaan tidak
adanya esterogen, otot polos uterus mengalami atrofi. Kadar tinggi hormon yang disekresi
selama kehamilan menyebabkan panjang serat meningkat 10 kali lipat dan volume uterus
keseluruhan meningkat 24 kali lipat.
30
Pada uterus yang tidak dalam keadaan hamil terdapat kontraksi dangkal intermiten
yang disertai oleh semua sensasi subjektif. Kontraksi yang lebih kuat terjadi selama
stimulasi seksual dan selama menstruasi, menyebabkan nyeri abdominal menyerupai
keram.
Aktivitas kontraktil miometrium spontan berkurang selama kehamilan. Hal tersebut
dihambat oleh progesteron yang disekresi korpus luteum pada kehamilan dan bahwa
kontraksi uterus pada saat melahirkan dimulai dengan mengurangi inhibisi ini.
Produksi esterogen yang meningkat oleh plasenta dan aktivitas kelenjar adrenal
fetal untuk melepaskan hormon kortikopik tampaknya terlibat dan menyebabkan produksi
prostaglandin pada membran fetal dan miometrium yg memulai kontraksi uterus.
Gambar: miometrium dan endometrium
Endometrium
Endometrium adalah istilah deskriptif untuk mukosa yang melapisi rongga uterus.
Tebalnya sekitar 4-5 mm, pada puncak perkembangannya, dan terdiri dari epitel kolumnar
selapis. Fungsi utama endometrium adalah mempersiapkan resepsi blastokista, untuk
berperan dalam implantasi dan nutrisinnya dan untuk membentuk bagian dari maternal
plasenta. Dari pubertas sampai menopause, endometrium melalui perubahan siklus
bulanan pada strukturnya, pada respon terhadap kadar hormon ovarium melalui darah
yang berfluktuasi. Pada akhir setiap siklus, tidak ada ovum yang di buahi , bagian
31
ketebalan endometrium mengelupas, disertai ekstravassasi darah dari pembuluh darah pada
stromanya. Produk perubahan degeneratif ini tampak sebagai aliran menstrual, yang
berlangsung selama 3-5 hari.
Terdapat 2 zona dalam endometrium yaitu lapisan fungsional yang dipengaruhi
oleh hormon progesteron dan esterogen, tebal dan terletak pada permukaan , bagian ini
yang akan terkelupas saat terjadi menstruasi . bagian ini terdiri atas lapisan kompactum
dan lapisan spongiosum. Lapisan ke dua yakni lapisan basale . lapisan basal ini tipis dan
bersifat regeneratif . lapisan ini memiliki pasokan arteri sendiri.
Plasenta
Plasenta adalah organ sementara dan merupakan tempat berlangsungnya pertukaran
fisiologis antara ibu dan fetus. Organ ini terdiri atas bagian fetus (korion) dan bagian
maternal (desidua basalis). Jadi, plasenta terdiri atas sel-sel yang berasal dari dua individu
yang berbeda secara genetik.
Desidua basalis menyuplai darah arteri maternal ke, dan menerima darah vena dari,
celah-celah yang berada di dalam plasenta. Plasenta juga merupakan organ endokrin, yang
menghasilkan hormone seperti HCG, tirotropin korionik, kortikotropin korionik, estrogen,
dan progesterone. Organ tersebut juga menyekresi suatu hormone protein yang disebut
somatomamotropin korionik manusia, yang mempunyai aktivitas laktogenik dan
merangsang pertumbuhan.
Serviks Uteri
Serviks adalah bagian bawah uterus yang silindris dan struktur histologinya
berbeda dari bagian lain uterus. Lapisannya terdiri atas epitel selapis silindris penghasil-
mukus. Serviks memiliki sedikit serabut otot polos dan terutama (85%) terdiri atas jaringan
ikat padat. Bagian luar serviks yang menonjol ke dalam lumen vagina dilapisi epitel
gepeng berlapis.
Mukosa serviks mengandung kelenjar serviks berisi mucus, yang banyak
bercabang. Mukosanya tidak banyak berubah selama siklus menstruasi dan tidak terlepas
selama menstruasi. Selama kehamilan, kelenjar mucus serviks berproliferasi dan
menyekresi lebih banyak mucus yang lebih kental.
32
Sekret serviks berperan penting pada pembuahan oosit. Saat ovulasi terjadi, secret
mukosanya menjadi encer dan memungkinkan masuknya soerma ke dalam uterus. Pada
fase luteal atau selama kehamilan, kadar progesterone mengubah sekret mukosa sehingga
menjadi lebih kental dan mencegah masuknya sperma berserta mikroorganisme ke dalam
korpus uterus. Pelebaran serviks yang mendahului kelahiran disebabkan oleh kolagenolisis
hebat, yang memudahkan perlunakannya.
2.5. VAGINA
Dinding vagina tidak memiliki kelenjar dan terdiri atas tiga lapisan: mukosa,
lapisan muskularis, dan adventitia. Mukus yang terdapat di dalam lumen vagina berasal
dari kelenjar serviks uterus.
Epitel mukosa vagina seorang wanita dewasa merupakan epitel berlapis gepeng
dengan ketebalan 150-200 μm. Sel-selnya dapat mengandung sedikit keratohialin. Akan
tetapi, keratinisasi hebat yang mengubah sel-sel menjadi lempeng-lempeng keratin seperti
pada epitel berlapis tanduk, tidak terjadi di vagina. Dalam pengaruh estrogen, epitel vagina
menyintesis dan mengumpulkan banyak glikogen, yang ditimbun di lumen vagina bila sel-
sel vagina terlepas. Bakteri dalam vagina memetabolisme glikogen dan membentuk asam
laktat, yang menyebabkan rendahnya pH dalam vagina. Lingkungan asam vagina ini
menciptakan lingkungan yang protektif terhadap beberapa mikroorganisme pathogen.
Lamina propria mukosa vagina terdiri atas jaringan ikat longgar dengan banyak
serat elastin. Di antara sel-sel yang ada, terdapat cukup banyak limfosit dan neutrofil.
Selama fase tertentu dari siklus menstuasi, kedua jenis sel leukosit ini menerobos epitel
dan masuk ke dalam lumen vagina. Mukosa vagina sebenarnya tidak memiliki ujung
syaraf bebas yang ada agaknya merupakan serabut nyeri.
Lapisan otot di vagina terutama terdiri atas berkas otot polos memanjang. Terdapat
beberapa berkas otot sirkular, khususnya di lapisan terdalam (yang bersebelahan dengan
mukosa).
Di luar lapisan otot, selapis jaringan ikat padat, yaitu adventisia, yang kaya akan
serat elastin tebal, menyatukan vagina dengan jaringan sekitar. Vagina yang sangat lentur
itu disebabkan banyaknya serat elastin di jaringan ikat dindingnya. Di jaringan ikat ini
terdapat sejumlah besar pleksus vena, berkas syaraf, dan kelompok sel saraf.
33
2.6. GLANDULA MAMMAE
Kelenjar Mammae yang tidak aktif ditandai oleh banyaknya jaringan ikat dan
sedikit unsur kelenjar. Lobulus kelenjar terdiri dari tubulus kecil atau duktus intralobularis
yang dilapisi oleh epitel kuboid atau kolumnar rendah. Di dasar epitel adalah sel mioepitel
kontraktil. Duktus interlobularis yang besar mengelilingi lobules dan duktus intralobularis.
Duktus intralobularis dikelilingi oleh jaringan ikat longgar intralobularis yang
mengandung fibroblast, limfosit, sel plasma, dan eosinofil. Lobulus dikelilingi oleh
jaringan ikat padat interlobularis yang mengandung pembuluh darah, venula, dan arteriol.
Kelenjar mammae terdiri dari 15-20 lobus, yang masing-masing adalah kelenjar campuran
tubuloalveolar. Setiap lobus dipisahkan oleh jaringan ikat padat interlobaris. Duktus
laktiferus muncul dari setiap lobus di permukaan papilla mamma.
Kelenjar mammae selama proliferasi dan kehamilan awal mengalami banyak
perubahan structural. Selama paruh pertama kehamilan, duktus intralobularis mengalami
proliferasi yang cepat dan membentuk terminal bud yang berdiferensiasi menjadi alveoli.
Pada tahap ini, kebanyakan alveoli kosong dan sulit dibedakan antara duktus ekskretorius
intralobularis kecil dan alveoli. Duktus ekskretorius intralobularis tampak lebih teratur
dengan lapisan epitel yang lebih jelas. Duktus ekskretorius intralobularis dan alveoli
dilapisi oleh dua lapisan sel, epitel luminal dan lapisan basal sel mioepitel gepeng.
Jaringan ikat longgar intralobularis mengelilingi alveoli dan duktus. Jaringan ikat yang
lebih padat dengan sel adipose mengelilingi masing-masing lobules dan membentuk
septum jaringan ikat interlobularis. Duktus ekskretorius interlobularis, dilapisi oleh sel
kolumnar tinggi, berjalan di septum jaringan ikat interlobularis untuk menyatu dengan
34
duktus laktiferus lebih besar yang biasanya dilapisi oleh epitel bertingkat semu silindris
pendek. Setiap duktus laktiferus mengumpulkan produk sekretorik dari lobus dan
mengangkutnya ke papilla mamma.
3. ANATOMI ORGAN GENITALIA MASKULINA
Organa genitalia masculina selain berfungsi memproduksi spermatozoa dan
hormon juga dipakai untuk mengalirkan urine keluar melalui urethra. Dibagi menjadi
organa genitalis masculina interna dan organa genitalia masculina externa. Organa
genitalia masculina interna terdiri dari :
1. Testis
2. Epididymis
3. Ductus deferens
4. Vesicula seminalis
5. Funiculus spermaticus
6. Prostata
7. Glandula bulbourethralis.
Organa genitalia masculina externa terdiri atas :
1. Penis
2. Urethra masculina
3. Scrotum
TESTIS
35
Testis terletak di scrotum. Ukuran testis pada orang dewasa adalah panjang 4 cm,
anterior-posterior 3 cm dan lebar 2,5 cm, berbentuk ovoid dengan volume 15-25 ml dan
berat 10-14 gram. Setiap testis mempunyai facies medialis dan facies lateralis yang
berbentuk konveks, bertemu di bagian anterior dan posterior membentuk margo anterior
dan margo posterior yang juga berbentuk konveks bulat. Ujung-ujungnya berbentuk bulat
dan disebut extremitas superior dan extremitas inferior.
Testis mempunyai capsula yang terdiri atas tiga lembar lapisan, dan superficial ke
profunda, yakni :
1. Tunica vaginalis, merupakan bagian dari peritoneum, terdiri dari lamina parietalis
dan lamina visceralis.
2. Tunica albuginea, dibentuk oleh jaringan ikat, berwarna putih. Dibungkus oleh
tunica vaginalis, kecuali permukaan testis yang ditempati oleh epididymis. Di
bagian dorsal tunica albuginea menebal, membentuk mediatinum testis (corpus
Highmori ).
3. Tunica vasculosa, dibentuk oleh anyaman pembuluh darah dan jaringan Ikat.
Gambar 1 . Struktur testis dan sekitarnya.
Dari mediatinum testis terdapat beberapa septula testis ke arah tunica albuginea,
membagi testis kedalam 250 buah rongga-rongga kecil (lobuli testis). Di dalam setiap
36
rongga tersebut terdapat dua buah tubuli seminiferi contorti atau lebih. Setiap tubuli tadi
mempunyai ukuran dua feet (60 cm). Ke arah mediatinum testis tubuli tadi saling
berhubungan dan berbentuk lurus, disebut tubuli seminiferi recti. Di dalam mediatinum
testis tubuli seminiferi recti mengadakan anastomose membentuk rete testis. Dari rete
testis terdapat 6 – 12 buah ductuli efferentes testis yang mengadakan hubungan dengan
epididymis.
Di dalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel spermatogonia dan sel sertoli,
sedangkan di antara tubuli seminiferi terdapat sel-sel Leydig. Sel-sel spermatogonium dan
proses spermatogenesis menjadi spermatozoa. Sel-sel sertoli berfungsi memberi makan
dan bakal sperma, sedangkan sel-sel Leydig atau disebut sel-sel interstisial testis berfungsi
dalam menghasilkan hormone testosteron. Sel-sel spermatozoa yang diproduksi di tubuli
seminiferi testis disimpan dan mengalami pematangan/maturasi di epididimis dan vas
deferens disalurkan menuju ke ampula vas deferens. Sel-sel setelah bercampur dengan
cairan-cairan dari epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, serta cairan prostate
membentuk cairan semen (mani).
Vaskularisasi
Testis mendapat darah dari beberapa cabang arteri, yaitu :
1. Arteri spermatika interna, yang merupakan cabang dari aorta.
2. Arteri deferensialis cabang dari arteri vesikalis inferior, dan
3. Arteri kremasterika yang merupakan cabang dari epigastrica.
Arteria testicularis memberi beberapa percabangan, menuju ke margo posterior,
menembusi tunica albuginea, berjalan mengikuti septula testis menuju ke mediastinum
testis. Arteria testicularis mengadakan anastomose dengan arteria deferentialis dan arteria
spermatica externa, dan bersumber pada aorta abdominalis. Pembuluh-pembuluh vena
berjalan ke posterior menuju ke margo posterior, menembusi tunica albuginea dan
bergabung dengan plexus pampiniformis. Selanjutnya plexus pampiniformis menjadi vena
testicularis di dekat anulus inguinalis internus. Vena testicularis dextra bermuara kedalam
vena cava inferior, dan vena testicularis sinistra bermuara kedalam vena renalis sinistra.
Innervasi
Testis dipersarafi oleh serabut-serabut saraf dari plexus nervosus testicularis.
Plexus ini dibentuk oleh nervus spinalis thoracalis 6 - 9 dan nervus thoracalis 10 - 12,
yang turut mempersarafi dinding abdomen di sekitar umbilicus. Plexus nervosus
37
testicularis juga menerima serabut-serabut saraf yang dipercabangkan oleh nervus
genitofemoralis dan nervus scrotalis posterior. Serabut-serabut saraf sympathies
membawa komponen vasomotoris. Referred pain (rasa nyeri) pada testis menyebar ke
daerah inguinalis dan daerah bagian caudal dinding abdomen.
EPIDIDIMIS
Epididimis adalah organ yang berupa saluran berkelok-kelok dengan panjang kira-
kira 5-6 meter, terdiri atas caput, corpus, dan cauda epididimis. Caput epididymis berada di
bagian cranial, corpus epididymis berada di bagian medial dan cauda epididymis berada di
bagian caudal. Cauda epididymis melanjutkan diri menjadi ductus deferens, berjalan
ascendens pada sisi medial epididymis. Caput epididymis dihubungkan oleh ductus
efferentes testis dengan testis. Setiap ductuli efferentes testis membentuk lobuli epdidymis.
Lobuli ini bersatu membentuk caput epididymis, dan selanjutnya bermuara kedalam ductus
epididymidis.
Ductus epididymidis membentuk corpus dan cauda epididymidis. Cauda
epididymidis berakhir pada ductus deferens. Sel-sel spermatozoa setelah diproduksi di
dalam testis dialirkan ke epididimis. Di sini spermatozoa mengalami maturasi menjadi
motil (dapat bergerak) dan disimpan di dalam cauda epididimis sebelum dialirkan ke vas
deferens.
Vaskularisasi
Epididymis mendapat suplai darah dari cabang-cabang arteria testicularis dan arteri
deferensialis. Pembuluh vena bermuara kedalam plexus pampiniformis.
Innervasi
Diperoleh dari cabang-cabang plexus hypogastricus inferior.
VAS DEFEREN / DUKTUS DEFEREN
Organ berbentuk tabung kecil dengan panjang 30 – 35 cm, bermula dari cauda
epididimis dan berakhir pada duktus ejakulatorius di uretra posterior. Berfungsi sebagai
saluran tempat mengalirkan spermatozoa dari epididimis sampai ke uretra. Berisi fructose
yang memebri nutrisi kepada spermatozoa. Ujung terminal ductus deferens membesar dan
berkelok-kelok, disebut ampulla ductus deferentis.
38
Dalam perjalanannya menuju duktus ejakulatorius, duktus deferens dibagi dalam beberapa
bagian, yaitu :
1. Pars tunika vaginalis,
2. Pars skrotalis
3. Pars iguinalis
4. Pars pelvikum, dan
5. Pars ampularis.
Vaskularisasi
Arteria deferentialis merupakan salah satu cabang dari arteria vesicalis superior
yang memberi suplai darah kepada epididymis dan ductus deferens (vas deferens). Arteria
deferentialis mengadakan anastomose dengan arteria testicularis. Ada sebagian dari vena
bermuara kedalam vena testicularis dan ada sebagian lagi yang menuju ke plexus
pampiniformis.
Innervasi
Kontraksi ductus deferens berada di bawah pengaruh serabut-serabut saraf
sympathis. Serabut-serabut parasympathis dibawa oleh nervi erigentes, yang berasal dari
medulla spinalis sacralis.
Vesicula Seminalis
Terletak di dasar vesika urinaria dan di
sebelah cranial dari kelenjar prostat. Ada dua
buah yang terletak simetris, berada diantara
vesica urinaria dan rectum. Berupa kantong
dengan ukuran 5-6 cm. Ujung cranial berbentuk
bulat, buntu, dan ujung caudal kecil, membentuk
ductus excretorius. Volume dari vesicula kira-
kira 1,5 – 5 cc.
Gambar 12. Struktur vesicula seminalis
Di antara kedua vesicula seminalis terdapat kedua ampulla dari ductus deferens
yang letaknya saling berdekatan pada linea mediana. Ampulla ductus deferentis bergabung
39
dengan ductus ejaculatorius. Di antara pars caudalis vesicula seminalis dan prostata di satu
pihak dan rectum di pihak lainnya terdapat penebalan jaringan ikat yang dinamakan fascia
Denonvilliers. Fascia ini adalah modifikasi dari peritoneum. Vesikula seminalis
menghasilkan cairan alkaline yang mengandung fruktosa dan choline, yang merupakan
bagian dari semen (mani), dan berfungsi memberi nutrisi pada sperma.
Vaskularisasi
Suplai darah diperoleh dari cabang-cabang arteria vesicalis inferior dan arteria vesicalis
media. Pembuluh vena bermuara kedalam plexus venosus vesicoprostaticus.
Innervasi
Vesicula seminalis dipersarafi oleh serabut-serabut sympathis dan para sympathis.
Pengosongna vesicula seminalis dipengaruhi oleh persarafan sympathis.
FENICULUS SPERMATICUS
Dibentuk oleh :
1. Ductus deferens, bersama-sama dengan vasa deferentialis dan serabut-serabut saraf
yang menuju ke epididymis; ductus deferens terletak di bagian posterior didalam
funiculus spermaticus, dan di dalam canalis inguinalis berada di baian caudal ;
2. Arteria testicularis, terletak di sebelah ventral ductus deferens, bersama-sama
dengan serabut-serabut saraf yang menuju ke testis;
3. Plexus pampiniformis, suatu anyaman pembuluh-pembuluh vena yang berasal dari
testis, epididymis dan ductus deferens;
4. Pembuluh-pembuluh lymphe;
5. Arteria cremasterica;
6. Ramus genitalis, suatu cabang dari nervus genitofemoralis;
7. Processus vaginalis peritonei.
Funiculus spermaticus dibungkus dari superficial ke profunda oleh :
1. Fascia spermatica externa berbentuk tipis, melekat pada crus inferius (anulus
inguinalis externus), merupakan lanjutan dari fascia yang menutupi m.obliquus
externus abdominis;
2. Fascia cremasterica bersama-sama dengan m.cremaster ;
40
3. Fascia spermatica interna, tipis, berasal dari fascia transversalis abdominis, berada
bersama-sama dengan jaringan extra peritoneal.
M.cremaster merupakan myofibril dari m.obliquus internus abdominis. Mendapat
vascularisasi dari arteria cremasterica, dan innervasi dari ramus genitalis genitofemoralis.
Stimulus di bagian cranial facies medialis region femoris dapat menimbulkan kontraksi
m.cremaster sehingga testis terangkat, ini yang dinamakan reflex cremaster. Arteria
cremasterica (a.spermatica externa) adalah salah satu cabang dari arteria epigastrica
inferior. Mengadakan anastomose dengan arteria spermatica interna.
PROSTAT
Terdiri atas kelenjar (50 %) dan jaringan ikat fibromuscular (25 % myofibril otot
polos dan 25 % jaringan ikat), membungkus urethra pars prostatica, dan terbagi atas 5
lobus:
1. Lobus anterior, di depan uretra dan tidak mempunyai jaringan kelenjar
2. Lobus medius atau lobus medianus, dianatara urethra dan ductus ejaculatorius dan
mengandung kelenjar
3. Lobus posterior, dibelakang urethra dan dibawah ductus ejaculatorius, mengandung
kelenjar
4. Lobus prostatae dexter et sinister, mengandung banayk kelennjar.
Mempunyai bentuk seperti piramid terbalik dengan basis (basis prostatae)
menghadap ke arah collum vesicae dan apex (apex prostatae) yang menghadap ke arah
diaphragma urogenitale. Ukuran prostata adalah tinggi 3 cm, lebar 4 cm dan lebar anterior-
posterior sebesar 2,5 cm, dan beratnya sekitar 20 gram.
Prostat menghasilkan suatu cairan yang merupakan salah satu komponen dari
cairan ejakulat (semen). Volume cairan prostate merupakan ± 25% dari seluruh volume
ejakulat. Hypertrophi lobus medius dapat menghalangi pengeluaran urine.
Vaskularisasi
Cabang arteria vesicalis inferior, arteria rectalis superior. Ramus prostaticus
memasuki prostata pada celah antara prostata dengan vesica urinaria. Pembuluh vena
berjalan memasuki plexus venosus prostaticus, yang selanjutnya bergabung dengan plexus
venosus vesicalis, kemudian bermuara ke dalam vena iliaca interna.
41
Innervasi
Menerima serabut-serabut saraf sympathies dan parasympathis dari plexus
nervosus prostaticus. Serabut-serabut parasympathis berasal dari medulla spinalis
segmental sacralis. Plexus prostaticus (plexus pelvikus) menerima masukan serabut
parasipatis dari korda spinalis S2-4 dan simpatis dari nervus hipogastricus (T10-L2).
Stimulasi parasimpatis meningkatkan sekresi kelenjar pada epitel prostate, sedangkan
rangsangan simpatis menyebabkan pengeluaran cairan prostate ke dalam uretra posterior,
seperti pada saat ejakulasi.
GLANDULA BULBOURETHRALIS
Kelenjar ini disebut juga glandula Cowperi. Ada 2 buah yang terletak disebelah
kiri dan kanan linea mediana, berada didalam spatium perineum profundus, di antara pars
caudalis prostata dan bulbus penis. Terletak di sebelah dorsal urethra pars membranacea.
Mempunyai diameter 0,5 - 1,5 cm. Dibungkus oleh m.sphincter urethrae membranaceae.
Saluran keluar dari kelenjar ini berjalan menembusi fascia inferior diaphragmatis
urogenitalis, masuk di bagian caudal urethra pars spongiosa pada dinding posterior.
Berfungsi mengeluarkan secret yang belum jelas fungsinya. Mendapat suplai darah dari
cabang-cabang arteria bulbi penis.
PENIS
42
Gambar . potongan melintang penis
Radix Penis
Radix penis dibentuk oleh tiga
massa jaringan erektil yang
dinamakan bubus penis dan crus penis
dextra dan sinistra. Bulbus penis
terletak di garis tengah dan melekat
pada permukaan bawah diaphragma
urogenitale. Bulbus penis ditembus
oleh urethra dan perukaan luarnya
ditutupi oleh musculus spongiosus.
Masing – masing crus penis melekat pada pinggir arcus pubicus dan permukaan
luarnya ditutupi oleh musculus ischiocavernosus. Bulbus melanjutkan diri ke depan
sebagai corpus penis dan membentuk corpus spongiosum penis, Di anterior kedua crus
penis saling mendekati di bagian dorsal corpus penis terletak berdampingan membentuk
corpus cavernosum penis.
Corpus Penis
Corpus penis terdiri dari tiga jaringan erektil
yang diliputi sarung fascia tubular (fascia buck).
Jaringan erektil dibentuk dari dua corpora
cavernosa penis yang terletak di dorsal (saling
berhubungan satu dengan yang lain) dan satu corpus
spongiosum penis yang terletak pada permukaan
ventralnya.
Pada bagian distal corpus spongiosum penis
melebar membentuk glans penis yang meliputi
ujung distal corpora cavernosa penis. Pada ujung
glans penis terdapat celah muara urethra disebut
ostium urethrae externum.
43
Preputium penis merupakan lipatan kulit seperti kerudung yang menutupi glans
penis. Preputium dihubungkan dengan glans penis oleh frenulum preputii. Corpus penis
disokong oleh dua buah kondensasi fascia profunda yang berjalan ke bawah dari linea alba
dan symphysis pubica untuk melekat pada fascia penis.
Vaskularisasi
Arteriae:
 Corpora cavernosa : A.
Profunda penis
 Corpus spongiosum penis: A.
Bulbi penis
Vena:
 Bermuara ke vena pudenda
interna
Aliran Limfa
Cairan kulit penis dialirkan ke nodi superomedialis dari nodi inguinales
superficiales. Struktur profunda penis mengalirkan cairan limfanya ke nodi iliaci interni.
Innervasi
Persarafan berasal dari nervus pudendus dan plexus pelvicus. Penis dipersarafi
oleh :
1. Nervus dorsalis penis
2. Ramus profundus nervi perinealis,
3. Nervus ilioinguinalis,
4. Nervus cavernosus penis (major et minor)
Saraf-saraf tersebut di atas berfungsi membawa stimulus sensibel, termasuk rasa
nyeri dari kulit dan urethra, dan mengontrol circulasi darah penis.
44
SKROTUM
Scrotum adalah sebuah kantong yang terbagi menjadi dua bagian oleh septum
scroti, ditempati oleh testis, epididymis dan bagian caudal funiculus sparmaticus beserta
pembungkusnya. Terletak di sebelah caudal dari radix penis dan symphysis osseum pubis.
Scrotum dibentuk oleh lapisan-lapisan dari superficial ke profunda, sebagai berikut :
1. Kulit, tipis, mengandung banyak pigmen, sedikit rambut, banyak kelenjar sebacea
dan kelenjar keringat. Pada linea mediana terdapat raphe scroti, yang ke arah
anterior menjadi raphe penis dan ke arah posterior menjadi raphe perinealis.
2. Tunica dartos, mengandung serabut-serabut otot polos, yang dinamakan m.dartos.
lapisan ini melekat pada kulit, tidak mengandung jaringan lemak dan banyak
mengadung pembuluh darah. Lapisan ini membentuk septum scroti.
3. Tunica vaginalis, yang merupakan bagian dari peritoneum, turut bersama-sama
dengan testis masuk kedalam scrotum.
4. Fascia spermatica externa, suatu lembaran tipis yang membungkus funiculus
spermaticus dan testis. Pada anulus inguinalis externus lapisan ini melanjutkan diri
dengan fascia yang membungkus m.obliquus externus abdominis.
5. Lamina cremasterica yang terdiri atas fascia cremasterica dan serabut-serabut
m.cremaster, mempunyai hubungan dengan m.obliquus internus abdominis
bersama dengan fascianya.
45
6. Fascia spermatica interna, suatu lembaran yang tipis, sukar dipisahkan dari lamina
cremasterica, tetapi mudah dilepaskan dan funiculus spermaticus dan testis yang
dibungkusnya.
Bentuk dan ukuran scrotum bervariasi antar individu, dan berubah menurut
kondisi. Pada waktu udara dingin, m.dartos berkontraksi membuat kulit scrotum
berkeriput. Sebaliknya pada suhu udara panas kulit scrotum menjadi longgar. Keadaan ini
berkaitan dengan fungsi scrotum untuk mempertahankan suhu yang optimal sehingga
proses spermatogenesis dapat berlangsung dengan baik dan sempurna.
Vaskularisasi
Ada beberapa arteri yang memberi suplai darah kepada scrotum, sebagai berikut :
1. Arteria pudenda externa, memberi vascularisasi ke bagian anterior scrotum.
2. Ramus scrotalis arteriae pudendae internae, mensuplai scrotum bagian posterior.
3. Cabang-cabang arteria testicularis.
4. Cabang-cabang arteria cremasterica.
Innervasi
Scrotum dipersarafi oleh :
1. Nervus ilioinguinalis, mempersarafi scrotum bagian ventral.
2. Ramus genitalis nervi genitofemoralis, juga mempersarafi bagian anterior scrotum.
3. Ramus scrotales mediales et laterales sebagai cabang dari nervus perinealis,
mempersarafi scrotum bagian posterior.
4. Ramus perinealis n.cutaneus femoris posterior.
4. HISTOFISIOLOGI ORGAN GENITALIA MASKULINA
Sistem reprouksi pria terdiri atas testis, saluran kelamin, kelenjar tambahan,
dan penis. Fungsi ganda testis adalah menghasilkan hormon dan spermatozoa.
A. Testis
46
Setiap lobulus dihuni oleh 1-4 tubulus seminiferus. Yang terpendam
dalam dasar jaringan ikat longgar yang banyak mengandung pembuluh darah
dan limfe, saraf, dan sel intestinal (Leydig). Tubulus seminiferus menghasilkan
sel kelamin pria yaitu spermatozoa, sedangkan sel interstisial menyekresikan
47
androgen testis. Androgen adalah keseluruhan hormon pria yang meliputi
testosteron, dihidrotestosteron, dan androstenedion
Testis terletak di dalam skrotum. Fungsi skrotum adalah memelihara
testis pada suhu di bawah suhu intraabdomen.
Epitel tubulus seminiferus terdiri atas dua jenis sel: sel Sertoli (sel
penyokong) dan sel-sel yang membentuk garis keturunan spermatogenik
(kaitannya dengan spermatogenesis). Ser sertoli memiliki beberapa fungsi dan
yang paling utama adalah menunjang, meilindungi, dan mengatur nutrtisi
spermatozoa yang sedang berkembang. Fungsi lainnya adalah fagositosit,
menyekresikan cairan yang berguna untuk mengangut sperma, produksi
hormon anti-mullerian, dan sawar testis darah.
Fungsi testis :
1. Spermatogenesis
2. Produksi androgen
Spermatogenesis terjadi dalam tubulus seminiferus. Produksi
androgen berlangsung di dalam kantung dari sel khusus yang terdapat di
daerah interstitsial antara tubulus. Tubulus seminiferus di kelilingi oleh
membrana basalis. Disisi medial membrana basalis terdapat sel progenitor
48
untuk memproduksi sperma. Epitel yang mengandung spermatozoa yang
sedang berkembang di sepanjang tubulus disebut sebagai epitel
seminiferus atau epitel germinal. Pada potongan melintang testis,
spermatozoit dalam tubulus berada dalam berbagai tahapan pematangan.
Diantara spermatozoit terdapat sel sertoli. Sel ini berperan secara metabolik
dan struktural untuk melindungi serta member nutrisi kepada spermatozoa
yang sedang berkembang. Terdapat juga sel Leydig yang memiliki fungsi
utama lain yakni memproduksi androgen testis. Sel Leydig homolog
dengan sel teka ovarium. Sel yang paling mudah rusak pada testis adalah
spermatogonium. Perubahan degeneratif yang cepat pada spermatogonium
dapat disebabkan oleh radiasi, alkohol,defisiensi makanan, radang lokal
serta suhu panas. Spermatogenesis dapat dibagi menjadi 3 fase :
1. Proliferasi mitosis untuk menghasilkan banyak sel
2. Pembelahan meiosis untuk menghasilkan perbedaan genetik
3. Pematangan
Fase yang terakhir diatas meliputi remodeling morfologi seluler
yang luas dengan tujuan untuk memfasilitasi perpindahan dan penetrasi
sperma ke oosit didalam saluran reproduksi wanita.
Sel stem spermatogonium primitif tetap dorman dalam testis sampai
saat pubertas. Saat pubertas, sel tersebut diaktivasi dan dipelihara dalam
lingkaran mitosis pada membrana basalis tubulus seminuferus
49
Mekanisme pembentukkan spermatozoa:
1. Pada saat pubertas spermatogonia membelah secara mitosis menjadi
spermatogonia yang lebih banyak.
2. Sebagian spermatogonia (2n) kembali mengalami mitosis sebagian yanglain
berkembang menjadi spermatosit primer.
3. Spermatosit primer(2n) mengalami meiosis I menjadi dua buah spermatosit
sekunder(n)
4. Tiap-tiap spermatosit sekunder mengalami meiosis II menghasilkan dua
buah spermatid (n). sehingga didapatkan empat buah spermatid
5. Tiap-tiap spermatid berkembang menjadi spermatozoa dengan mengalami
remodeling sitoplasma yang luar biasa dimana terjadi perkembangan ekor,
bagian tengah mitochondria dan akrosom.
Proses spermatogenesis berlangsung selama 74 hari, setiap harinya
dihasilkan sekitar 300 sel sperma baru.
B. Duktus Genitalia Intratestis
Duktus genitalia intratestis adalah tubulus rektus, rete testis, dan duktuli
eferentes. Duktus-duktus tersebut membawa spermatozoa dan cairan dari
50
tubulus seminiferus ke duktus epididimis. Duktuli eferentes memiliki epitel
yang terdiri atas kelompok sel kuboid tak bersilia yang diselingi sel bersilia
yang melecut ke arah epididimis. Sel tak berselia mengabsorpsi banyak cairan
yang disekresikan oleh tubulus seminiferus. Duktus eferentes berangsur-angsur
bergabung membentuk duktus epididimis di epididimis.
C. Saluran Keluar Genitalia
Saluran keluar genitalia yang mengangkut spermatozoa yang dihasilkan
di testis sampai ke meatus penis adalah duktus epididimis, duktus deferens (vas
deferens), dan uretra.
Duktus epididimis adalah saluran tunggal yang sangat berkelok dengan
panjang sekitar 4-6 cm. Bersama dengan jaringan ikat dan pembuluh darah di
sekitarnya membentuk bagian badan dan ekor epididimis. Duktus ini dilapisi
epitel bertingkat silindris bersilia yang terdiri atas sel-sel basal berbentuk bulat
dan sel silindris. Gambar halaman 426. Sel-sel ini ditunjang oleh lamina
basalis yang dikelilingi oleh sel otot polos dengan kontraksi peristaltik yang
membantu mendorong sperma di sepanjang saluran, dan dikelilingi oleh
jaringan ikat longgar dengan banyak kapiler darah.
Dari epididimis keluar duktus vas deferens yaitu suatu saluran
berdinding otot tebal yang berlanjut dan mencurahkan isinya ke dalam uretra
pars prostatika.
Kelenjar-kelenjar prostat menghasilkan cairan prostat dan
menyimpannya untuk dikeluarkan saat ejakulasi.
51
D. Penis
Di sepanjang uretra penis terdapat kelenjar Littre untuk menyekresi
lendir.
Ereksi penis adalah peristiwa hemodinamik yang dikendalikan input
saraf otot arteri dan otot polos pada dinding rongga vaskular dalam penis;
dalam keadaan lemas terdapat sangat sedikit aliran darah dalam penis.
Keadaan nonereksi dipertahankan oleh tonus intrinsik otot polos penis
dan tonus yang diinduksi oleh input simpatis yang terus menerus. Ereksi terjadi
bila ransangan vasodilator dari sistem parasimpatis menimbulkan relaksasi
pembuluh-pembuluh penis dan otot polos kavernosa. Vasodilatasi juga
melibatkan hambatan impuls vasokonstriksi simpatis di jaringan penis.
Pembukaan arteri penis dan ruang kavernosa menyebabkan peningkatan aliran
darah, pengisian ruang-ruang kavernosa, dan kekakuan penis.
Setelah ejakulasi dan orgasme tercapai, aktivitas parasimpatis akan
menurun dan penis kembali menjadi lemas.
5. ANATOMI PELVIS WANITA
Anatomi Panggul Wanita
52
Tulang – tulang panggul terdiri dari Os Coxae, Os Saccrum, dan Os
Coccyx. Os Coxae dapat dibagi menjadi Os Ilium, Os Ischium, dan Os Pubis.
Tulang – tulang ini satu dengan lainnya berhubungan. Di depan terdapat hubungan
antara kedua os pubis kanan dan kiri, disebut symphisis pubis. Dibelakang terdapat
artikulasio sacro-iliaca yang menghubungkan os sacrum dengan os ilium. Dibawah
terdapat artikulasio sacro-coccyx yang menghubungkan os sacrum dan os coccyx.
Pada wanita, di luar kehamilan articulatio ini hanya memungkinkan
pergeseran sedikit, tetapi pada kehamilan dan waktu persalinan dapat bergeser lebih
jauh dan lebih longgar,
Setiap wanita memiliki anatomi panggul yang unik dan berbeda satu sama
lain. Panggul terdiri atas bagian keras panggul (dibentuk oleh tulang) dan bagian
lunak panggul (dibentuk otot, jaringan dan ligamen). Fungsi bagian keras panggul
wanita adalah sebagai berikut mempunyai:
 Pelvis mayor untuk menyangga isi abdomen
 Pelvis minor untuk membentuk jalan lahir dan tempat alat genetalia
Sedangkan fungsi bagian lunak panggul wanita adalah sebagai berikut:
 Membentuk lapisan dalan jalan lahir
 Menyangga alat genetalia agar tetap dalam posisi normal saat hamil
maupun nifas
 Saat persalinan, berperan dalam proses kelahiran
Secara fungsional, panggul terdiri dari dua bagian yaitu pelvis mayor dan
pelvis minor. Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak diatas linea
53
terminalis, disebut juga dengan false pelvis. Bagian yang terletak dibawah linea
terminalis disebut pelvis minor atau true pelvis. Pada ruang yang dibentuk oleh
pelvis mayor terdapat organ –organ abdominal, selain itu pelvis mayor merupakan
tempat perlekatan otot – otot dan ligamen ke dinding tubuh. Sedangkan pada ruang
yang dibentuk oleh pelvis minor terdapat bagian dari kolon, rectum, kandung
kemih, dan pada wanita terdapat uterus dan ovarium. Pada ruang pelvis juga kita
temui diafragma pelvis yang dibentuk oleh M. Levator Ani dan M. Coccyx.
Panggul wanita dan pria juga memiliki perbedaan, seperti:
Wanita Pria
Ruangnya luas , dangkal
Inlet pelvis oval, outlet bulat
Tulang lebih ringan dan tipis
Sudut pubis lebih besar
Coccygeus lebih fleksibel
Tuberositas ischium lebih pendek
Ruangnya sempit, dalam
Inlet lebih kecil
Tulang lebih berat dan tebal
Sudut pubis lebih besar
Coccygeus kurang fleksibel
Tuberositas ischium lebih panjang
SENDI PELVIS
Terdapat 4 sendi pelvis yaitu :
- 2 Articulatio Sacroiliaca
- Symphisis Pubis
- Articulatio Sacrococygea
Dalam kehamilan dan persalinan, articulatio ini dapat bergeser sedikit dan
lebih longgar..
1. Articulatio Sacroiliaca
· Sebagai penghubung antara Os Sacrum dengan Os Ilium, memungkinkan
gerakan terbatas ke depan dan ke belakang.
· Pergeseran yang terlalu lebar pada articulatio ini sering menimbulkan rasa
nyeri dibagian persendian.
2. Symphisis Pubis
· Terbentuk dari hubungan 2 os pubis.
54
· Merupakan articulatio cartilagenia dan sendi amphiarthrosis yang pergerakan
sendinya lebih sedikit.
· Longgarnya hubungan symphisis pubis ini dapat menimbulkan simfisiolisis
yang terasa sangat nyeri.
3. Articulatio Sacroocygea
· Memiliki hubungan dengan os sacrum dan os coccygeus.
· Adanya sendi ini memungkinkan os coccygeus tertekan ke belakang pada
waktu kepala janin lahir.
LIGAMEN-LIGAMEN PELVIS
Ligamen yang menghubungkan os sacrum dengan os ilium pada
articulatio sacroiliaca merupakan yang terkuat di seluruh tubuh. Ligamen
Sacrotuberosum mengikat sacrum dengan tuber ischii, sedang ligamen
sacrospinosum menghubungkan sacrum dengan spina ischiadika. Kedua ligamen
ini membentuk dinding posterior dari pintu bawah panggul.
BAGIAN-BAGIAN PELVIS
Secara fungsional panggul terdiri atas 2 bagian yang disebut pelvis
mayor dan pelvis minor.
1. Pelvis Mayor : Bagian pelvis di atas linea
terminalis, yang tidak banyak kepentingannya
dalam obsetri.
2. Pelvis Minor
- Dibatasi oleh pintu atas panggul (inlet) dan
pintu bawah panggul (outlet).
- Pelvis minor berbentuk saluran yang
mempunyai sumbu lengkung ke depan
Pintu atas pelvis (inlet)
Merupakan satu bidang yang dibatasi sebelah posterior oleh promontrium, di lateral
oleh linea terminalis dan anterior oleh pinggir atas symphisis pubis.
Ukuran pintu atas pelvis, yaitu :
a. Diameter anteroposterior atau Conjugata Vera yaitu jarak pinggir atas
symphisis dengan promontorium diperoleh dengan mengurangi conjugata
55
diagonalis dengan 1,5 cm. tidak dapat diukur secara klinik melalui
pemeriksaan fisik. normalnya sekitar 11 cm
b. Conjugata diagonalis yaitu jarak bagian bawah symphisis sampai ke
promontorium, yang dapat diukur dengan memasukkan jari tengah dan
telunjuk ke dalam vagina dan mencoba meraba promontorium. Pada
panggul normal promontorium tidak teraba dengan jari yang panjangya
sekitar 11-12 cm.
c. Diameter tranversa adalah jarak terjauh garis lintang (kiri ke kanan) pintu
atas panggul, biasanya sekitar 12,5 - 13 cm.
d. Diameter Oblikua, yaitu garis yang dibuat antara persilangan conjugata vera
dengan diameter tranversa ke articulatio sacroiliaca yang panjangnya sekitar
13 cm. atau dari sakroilliaca sampai ke tonjolan pektineal sisi
kontralateralnya
Ruang Pelvis
 Merupakan saluran di antara pintu atas panggul dan pintu bawah panggul.
56
 Dinding anteriornya sekitar 4 cm terdiri atas os pubis dengan symphisisnya
 Dinding posteriornya dibentuk oleh os sacrum dan os coccygeus, sepanjang kurang
lebih 12 cm, Karena itu ruang panggul berbentuk saluran denagn sumbu
melengkung ke depan.
Pintu bawah pelvis (outlet)
 Batas atas pintu bawah panngul adalah segitiga spina ischiadika. Jarak antara kedua
spina ini disebut diameter bispinosum adalah sekitar 9.5 – 10 cm.
 Batas bawah pintu bawah panggul berbentuk diamond, di sebelah anterior dibatasi
oleh arkus pubis, di lateral oleh tuber ischii, dan di posterior oleh os coccygeus dan
ligamen sacrotuberosum.
 Diameter anteroposterior pintu bawah panggul diukur dari aspeks arkus pubis ke
ujung os coccygeus.
Ibu bertubuh pendek < 150 cm yang biasanya berkaitan dengan
malnutrisi dan terjadinya deformitas panggul merupakan risiko tinggi dalam
persalinan, tinggi badan <150 cm berkaitan dengan kemungkinan panggul sempit.
57
Tinggi badan Ibu <145 cm terjadi ketidakseimbangan antara luas panggul dan besar
kepala janin. Sebagian besar kasus partus tidak maju disebabkan oleh tulang
panggul ibu terlalu sempit sehingga tidak mudah dilintasi kepala bayi waktu
bersalin. Proporsi wanita dengan rongga panggul yang sempit menurun dengan
meningkatnya tinggi badan, persalinan dapat terhambat yang disebabkan panggul
sempit jarang terjadi pada wanita bertubuh tinggi.
Kesempitan panggul dibagi sebagai berikut :
1. Kesempitan pintu atas panggul
Pintu atas panggul dianggap sempit bila conjugata vera kurang dari 10 cm
atau bila diameter transversa kurang dari 12 cm.
Pembagian tingkatan panggul sempit
1) tingkat I : CV = 9 – 10 cm = borderline
2) tingkat II : CV = 8 – 9 cm = relatif
3) tingkat III : CV = 6 – 8 cm = ekstrim
4) tingkat IV : CV = 6 cm = mutlak (absolut)
2. Kesempitan bidang tengah panggul
Bidang tengah panggul terbentang antara pinggir bawah symphysis dan
spinae ossis ischii dan memotong sacrum kira-kira pada pertemuan ruas sacral
ke 4 dan ke 5. Terjadi bila diameter interspinorum 9 cm. Kesempitan midpelvis
hanya dapat dipastikan dengan rontgen pelvinometri.
3. Kesempitan pintu bawah panggul
Pintu bawah panggul dikatakan sempit bila diameter tranversal dan
diameter sagitalis posterior kurang dari 15 cm, maka besar sudut arcus pubis
meruncing, besarnya arcus pubis dapat dipergunakan untuk menentukan
kesempitan pintu bawah panggul.
Pemeriksaan ukuran panggul
a. Pelvimetri Klinis
58
pada pemeriksaan klinis pada panggul dapat dilakaku dengan vaginal
toucher. hal hal yang perlu diperiksa adalah:
a. promontorium
b. linea spina ischiadica
c. linea innominata
d. deiding lateral pelvis dan vagina
e. kurva sacrum
f. ujung coccygis
g. arcus pubis
Dari pemeriksaan klinis tersebut akan didapatkan conjugate diagonalis yaitu
dengan memasukkan dua jarinya (jari telunjuk dan tengah) menyusuri keatas
sampai seluruh permukaan anterior sacrum. dengan menekan pergelangan tangan
dengan kuat, promontorium teraba sebagai penonjolan tepi tulang. bagian tangan
yang berada pada vagina diangkat sampai menempel pada arcus pubis; titik yang
paling dekat dengan dengan jari telunjuk ditandai dan jari ditarik keluar. jarak
antara ujung jari tengah dengan titk yang ditandai diukur sebagai conjugate
diagonalis
Panggul tengah di ukur dengan cara memeriksa spina ischiadika atau tonjolan
tulang panggul yang teraba menonjol atau tidak. dinilai sempit jika spina sichiadica
menonjol, dinding samping terasa melengkung dan bidang sacrum tidak terlalu konkaf.
Dinilai normal jika sudut tulang kemaluan lebih dari 90 derajat dan intertuberosum lebih
dari 8 cm
59
b. Pemeriksaan Radiologi/ rontgen.
Dilakukan dengan cara memotret panggul ibu, menggunakan alat rontgen. Hasil
foto kemudian dianalisa untuk mengetahui ukuran panggul. Mulai dari pintu atas panggul,
pintu tengah panggul, dan pintu bawah panggul.
Bentuk-bentuk Panggul Wanita
Menurut Caldwell-Moloy ada 4 bentuk panggul :
a. Panggul Gynecoid : bentuk panggul ideal, bulat dan merupakan jenis panggul
tipikal wanita
b. Panggul Android : bentuk PAP seperti segitiga, merupakan jenis jenis panggul
tipikal pria
c. Panggul Antropoid : bentuk PAP seperti elips, agak lonjong seperti telur
d. Panggul Platipeloid : bentuk PAP seperti kacang atau ginjal, picak, menyempit
arah muka belakang.
60
6. KEHAMILAN (PREGNANCY)
1. Kopulasi
Kopulasi, yang bisa disebut dengan sanggama atau Making Love bagi orang
awam, merupakan suatu proses yang dilakukan oleh dua makhluk hidup yang sejenis
dengan menggabungkan atau menyentuhkan alat kelamin satu organisme dengan alat
kelamin pasangannya. Kopulasi merupakan proses penting dalam fertilisasi agar
memungkinkan terjadinya proses pembuahan dalam tubuh (betina).
Siklus respon seks pria dibagi dalam 4 fase:
1. Fase eksitasi, yang mencakup ereksi dan ransangan seksual
2. Fase plato, ditandai oleh intensifikasi renpons yang lebih menyeluruh, seperti
meningkatkan denyut jantung, pernapasan, dan kontraksi otot
3. Fase orgasme, ditandai dengan terjadinya ejakulasi dan kenikmatan fisik
61
4. Fase resolusi, ditandai dengan kembalinya kondisi genitalia ke keadaan
semula sebelum terjadinya ransangan.
Tindakan seks pria ditandai dengan terjadinya ereksi dan ejakulasi. Ereksi pada
pria terjadi karena adanya pembengkakan pembuluh darah pada penis yang diakibatan
adanya ransangan seksual pada penis, khususnya pada glans penis. Ketika penis
mendapatkan ransangan, pusat pembentuk ereksi pada medulla spinalis memberikan
stimulus yang memicu peningkatan vasodilatasi pada penis yang arteriolnya dipersarafi
oleh saraf parasimpatetis. Pada saat yang sama, impuls saraf parasimpatetis mendorong
sekresi mukus pelumas dari kelenjar bulbouretra dan kelenjar uretra sebagai persiapan
koitus. Penis dapat menjaga kondisi ereksinya dikarenakan aliran darah pada vena
terhambat karena terjadi vasodilatasi pada penis.
Ejakulasi juga merupakan suatu refleks spinal. Ejakulasi terjadi ketika tingkat
eksitasi meningkat mencapai puncaknya. Respon ejakulasi dibagi menjadi 4:
1. Emisi, impuls simpatis yang menyebabkan rangkaian kontraksi otot polos di
prostat, saluran reproduksi, dan vesikula seminalis. Hal ini menyebabkan
keluarnya cairan prostat, reproduksi, dan vesikula seminalis (cairan semen) ke
dalam uretra. Selama waktu ini, sfingter pada kandung kemih akan tertutup
rapat, sehingga tidak ada urin yang bercampur dengan kumpulan cairan di
atas.
2. Ekspulsi, pengisian uretra oleh semen akan mengaktifkan kontraksi otot
rangka pada pangkal penis untuk mendorong cairan semen keluar dari penis.
3. Orgasme, terjadi ekspulsi semen disertai oleh denyut ritmik involunter otot
panggul dan memuncaki respon tubuh keseluruhan yang naik selama fase-fase
sebelumnya.
4. Resolusi, terjadinya impuls vasokontriksi yang menyebabkan aliran darah
menuju penis menjadi berkurang dan tubuh mengalami relaksasi dalam.
Siklus seks wanita hampir serupa seperti pada pria. Fase eksitasi dimulai ketika
wanita mendapatkan ransangan fisik maupun psikologis. Ransangan fisik wanita terdapat
pada klitoris dan daerah perineum sekitar. Ransangan ini memicu reflek spinal yang
menyebabkan vasodilatasi ke seluruh vagina dan genitalia eksterna, khususnya klitoris.
Vasokongesti pada kapiler vagine menyebabkan memaksa cairan keluar dari pembuluh
darah menuju lumen vagina, sehingga vagina terlubrikasi. Selama fase ini, puting payudara
menjadi membengkak dan payudara naik.
62
Pada fase plato, keadaan yang dialami pada pria hampir semua dijumpai pada
wanita. Vasokongesti berlanjut dengan mengurangi kapasitas vagina sehingga vagina
mengencang di sekitar penis yang masuk, sehingga meningkatkan sensasi yang dirasakan.
Terjadi efek balon atau tentting effect yang disebabkan oleh vasokongesti yang
menyebabkan uterus dan serviks terangkat dan memperbesar dua pertiga vagina.
2. Tahap Kehamilan (Tahapan Perkembangan Embrio)
Minggu ke-1: Proses pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan
informasi kepada tubuh bahwa telah ada calon bayi dalam rahim.
Minggu ke-2: Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari
sehingga pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu
blastocyst terpaut pada endometrium
Minggu ke-3: Embrio terbentuk sepanjang 0,08 inci / 2 mm.
Minggu ke-4: Janin mulai membentuk struktur manusia. Saat ini telah terjadi
pembentukan otak dan tulang belakang serta jantung dan aorta (urat besar yang
membawa darah ke jantung).
Minggu ke-5: Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm.
Ectoderm adalah lapisan yang paling atas yang akan membentuk system saraf pada
janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta
rambut. Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan membentuk
organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm
yaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas dan pundi
kencing.
Minggu ke-6: Terbentuk kepala dan badan.
Minggu ke-7: Bentuk bayi semakin jelas.
63
Minggu ke-8: Wajah bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang
hidung, bibir, mulut serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada di bawah
membran kulit yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun
belum sempurna.
Minggu ke-9: Penyempurnaan telinga dan bayi mulai menggerakkan anggota
badan.
Minggu ke-10: Payudara bayi perempuan akan sedikit membengkak karena sudah
terdapat hormon estrogen dan progesteron.
Minggu ke-11: Alat kelamin luar mulai terbentuk tetapi ukurannya masih kecil.
Minggu ke-12: Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar
beberapa millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk
telinga dan kelopak mata.
Minggu ke-13: Kepala bayi membesar dengan lebih cepat daripada yang lain.
Badannya juga semakin membesar untuk mengejar pembesaran kepala.
Minggu ke-14: Detak jantung bayi mulai menguat tetapi kulit bayi belum tebal
karena belum ada lapisan lemak.
Minggu ke-15: Bayi sudah mampu menggenggam tangannya dan mengisap ibu
jari. Kelopak matanya masih tertutup.
64
Minggu ke-16: Bayi telah terbentuk sepenuhnya dan membutuhkan nutrisi melalui
plasenta. Bayi telah mempunyai tulang yang kuat dan mulai bisa mendengar suara.
Dalam proses pembentukan ini sistem peredaran darah adalah yang pertama
terbentuk dan berfungsi.
Minggu ke-17: Rambut, kening, bulu mata bayi mulai tumbuh dan garis kulit pada
ujung jari mulai terbentuk. Sidik jari sudah mulai terbentuk.
Minggu ke-18: Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim
ibu. Hormon Estrogen dan Progesteron semakin meningkat.
Minggu ke-19: Bayi mengeluarkan verniks yang berfungsi untuk melindungi
kulitnya.
Minggu ke-20: Proses penyempurnaan paru-paru dan sistem pernafasan. Pigmen
kulit mulai terlihat.
Minggu ke-21: Bayi mulai membesar.
Minggu ke-22: Struktur gigi bayi mulai berkembang.
Minggu ke-23: Tangan dan kaki bayi telah terbentuk dengan sempurna, jari juga
terbentuk sempurna.
Minggu ke-24:Kulit bayi mulai menebal.
Minggu ke-25: Tulang bayi semakin mengeras dan bayi menjadi bayi yang
semakin kuat. Saluran darah di paru-paru bayi sudah semakin berkembang. Garis di
sekitar mulut bayi sudah mulai membentuk dan fungsi menelan sudah semakin
membaik. Indera penciuman bayi sudah semakin membaik karena di minggu ini
bagian hidung bayi (nostrils) sudah mulai berfungsi. Berat bayi sudah mencapai
650-670 gram dengan tinggi badan 34-37 cm.
65
Minggu ke-26: Bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina matanya
telah mulai terbentuk. Aktifitas otaknya yang berkaitan dengan pendengarannya
dan penglihatannya sudah berfungsi, bunda dapat memulai memperdengarkan lagu
yang ringan dan mencoba untuk memberi cahaya lebih di sekitar perut, mungkin
bunda akan merasakan anggukan kepala si kecil. Berat badan bayi sudah mencapai
750-780 gram, sedangkan tingginya 35-38 cm.
Minggu ke-27: Indra perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu
jari dan menelan air ketuban yang mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si
kecil 870-890 gram dengan tinggi badan 36-38 cm.
Minggu ke-28: Lemak dalam badan mulai bertambah. Walaupun gerakan bayi
sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya
sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya.
Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika
saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.
Minggu ke-29: Sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa
mengidentifikasi perubahan suara, cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah
bisa mengendalikan nafas dan mengatur suhu badan dari bayi. Postur dari bayi
sudah semakin sempurna sebagai seorang manusia, berat badannya 1100-1200
gram, dengan tinggi badan 37-39 cm.
Minggu ke-30: Mata indah bayi sudah mulai bergerak dari satu sisi ke sisi yang
lain dan dia sudah mulai belajar untuk membuka dan menutup matanya. Saat ini
waktu yang terbaik bagi bunda untuk menyenteri perut dan menggerak-gerakan
senter tersebut maka mata bayi sudah bisa mengikuti ke arah mana senter tersebut
bersinar.cairan ketuban (amniotic fluid) di rahim bunda semakin berkurang. Kini si
kecil pun sudah mulai memproduksi air mata. Berat badan bayi 1510-1550 gram,
dengan tinggi 39-40 cm.
66
Minggu ke-31: Perkembangan fisik bayi sudah mulai melambat pada fase ini,
hanya berat badan bayilah yang akan bertambah. Selain itu lapisan lemak akan
semakin bertambah di bawah jaringan kulitnya. Tulang pada tubuh bayi sudah
mulai mengeras, berkembang dan mulai memadat dengan zat-zat penting seperti
kalsium, zat besi, fosfor. Berkebalikan dengan perkembangan fisiknya, pada fase
ini perkembangan otaknyalah yang berkembang dengan sangat pesat dengan
menghasilkan bermilyar sel. Apabila diperdengarkan musik, bayi akan bergerak.
Berat badan bayi 1550-1560 gram dengan tinggi 41-43 cm.
Minggu ke-32: Kulit bayi semakin merah, kelopak matanya juga telah terbuka dan
sistem pendengaran telah terbentuk dengan sempurna. Kuku dari jari mungil tangan
dan kaki si kecil sudah lengkap dan sempurna. Rambutnya pun semakin banyak
dan semakin panjang. Bayi sudah mulai bisa bermimpi, Berat badan bayi sudah
mencapai 1700-1750 gram, dengan tinggi badan 40-42 cm.
Minggu ke-33: Bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan
ibunya. Otak bayi semakin pesat berkembang. Pada saat ini juga otak bayi sudah
mulai bisa berkoordinasi antara lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan sudah
bisa menelan. Walaupun tulang-tulang bayi sudah semakin mengeras tetapi otot-
otot bayi belum benar-benar bersatu. Bayi sudah bisa mengambil nafas dalam-
dalam walaupun nafasnya masih di dalam air. Apabila bayinya laki-laki maka testis
bayi sudah mulai turun dari perut menuju skrotum. Berat badan bayi 1800-1900
gram, dengan tinggi badan sekitar 43-45 cm.
Minggu ke-34: Kedudukan bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat
membuka dan menutup mata apabila mengantuk dan tidur, bayi juga sudah mulai
mengedipkan matanya. Tubuh bunda sedang mengirimkan antibodi melalui darah
67
bunda ke dalam darah bayi yang berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuhnya dan
proses ini akan tetap terus berlangsung bahkan lebih rinci pada saat bunda mulai
menyusui. Berat badan bayi 2000-2010 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-46
cm.
Minggu ke-35: Pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak dari
tubuh bayi sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak
ini berfungsi untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya. Bayi sudah semakin
membesar dan sudah mulai memenuhi rahim bunda. Apabila bayi bunda laki-laki
maka di bulan ini testisnya telah sempurna. Berat badan bayi 2300-2350 gram,
dengan tinggi badan sekitar 45-47 cm.
Minggu ke-36: Kulit bayi sudah semakin halus dan sudah menjadi kulit bayi.
Lapisan lemak sudah mulai mengisi bagian lengan dan betis dari bayi. Ginjal dari
bayi sudah bekerja dengan baik dan livernya pun telah memproduksi kotoran. Saat
ini paru-paru bayi sudah bekerja baik bahkan sudah siap bertemu dengan mama
dan papa. Berat badanbayi 2400-2450 gram, dengan tinggi badan 47-48 cm
Minggu ke-37: Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin membulat
dan kulitnya menjadi merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan
bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan sempurna. Bayi sudah bisa melihat adanya
cahaya di luar rahim. Bayi pada saat ini sedang belajar untuk mengenal aktifitas
harian, selain itu bayi juga sedang belajar untuk melakukan pernafasan walaupun
pernafasannya masih dilakukan di dalam air. Berat badan bayi di minggu ini 2700-
2800 gram, dengan tinggi 48-49 cm
Minggu ke-38 hingga minggu ke-40: Proses pembentukan telah berakhir dan bayi
siap dilahirkan.
68
3. Tanda-tanda Kehamilan
Ibu-ibu yang telah hamil biasanya memiliki tanda-tanda berikut:
3.1 Terjadi perubahan pada payudara
Hal ini dikarenakan oleh meningkatnya produksi hormon
esterogen dan progesteron. Selain itu kondisi payudara juga akan
terasa makin lembut, hal ini menimbulkan rasa sensitif yang lebih
tinggi, hingga payudara akan terasa sakit atau nyeri saat dipegang.
Puting susu akan membesar dan menghitam. Pembuluh vena pada
payudara juga akan terlihat akibat penegangan payudara. Selain itu
terjadi aktivitas hormon HPL (Human Placental Lactogen). Hormon
tersebut diproduksi oleh tubuh saat ibu mengalami kehamilan untuk
mempersiapkan ASI bagi bayi anda ketika terlahir ke dunia.
3.2 Munculnya bercak darah atau flek dan terjadi kram perut
Bercak darah ini disebabkan oleh implantasi (implantation bleeding)
atau menempelnya embrio pada dinding rahim. Munculnya bercak
darah pada saat kehamilan kadang disalah artikan sebagai menstruasi.
Selain itu, keluarnya bercak darah biasanya diikuti oleh kram perut.
Kram perut pada kondisi terjadinya kehamilan akan terjadi secara
teratur. Dan kondisi kram perut ini, akan terus berlanjut sampai
kehamilan trimester kedua, sampai letak uterus posisinya berada
ditengah dan disangga oleh panggul.
3.3 Mual dan Muntah (Morning Sickness)
Sekitar 50% wanita hamil akan mengalami kondisi ini. Kondisi ini
diakibatkan aktifnya hormon HCG (Human Chorionic
Gonadotrophin). Peningkatan hormon ini akan mengakibatkan efek
pedih pada lapisan perut dan menimbulkan rasa mual. Rasa mual ini
biasanya akan menghilang memasuki kehamilan trimester kedua.
Selain beredar dalam darah, hormon ini juga masuk ke dalam kandung
kemih. Oleh karena itu, tes kehamilan, khusunya dengan Test Pack,
dapat memberikan hasil positif jika ada hormon HCG di dalam air seni
wanita itu.
3.4 Sering Ingin Buang Air Kecil
69
Hal ini disebabkan endometrium yang membesar akibat perkembangan
janin, sehingga vesica urinaria menjadi tertekan.
3.5 Sering Pusing dan Sakit Kepala
Diakibatkan karena faktor fisik seperti, lelah, mual, lapar, dan tekanan
darah rendah. Dan juga dipengaruhi faktor psikis seperti, tegang dan
depresi.
3.6 Rasa Lelah dan Mengantuk Berlebihan
Hal ini diakibatkan organ-organ tubuh pada ibu hamil bekerja lebih
keras demi sang ibu dan juga janin yang dikandungnya.
4. Hidup Sehat Ibu Hamil
Berikut kiat-kiat sehat saat hamil:
4.1 Pada kehamilan, sang ibu membutuhkan lebih banyak konsumsi
protein, kalori (untuk energi), vitamin dan mineral seperti asam folat
dan zat besi untuk perkembangan bayi anda juga. Ingat anda
membutuhkan tambahan 300 kalori perhari.
4.2 Jangan diet pada saat hamil.
4.3 Hindari makan-makanan yang membahayakan janin seperti keju
lunak, telur mentah, alkohol, dan kafein.
4.4 Minumlah vitamin yang di butuhkan pada saat kehamilan seperti
tambahan asam folat, kalsium, protein, zat besi, dan lainnya.
4.5 Minum air yang cukup.
4.6 Banyak makan sayuran dan buah-buahan.
4.7 Periksakan kandungan ke dokter kandungan secara teratur.
4.8 Jangan lupakan olahraga yang dapat meningkatkan kekuatan otot
panggul.
4.9 Jaga hubungan mesra dengan suami.
5. Ancaman Abortus
Beberapa ancaman abortus yang mungkin bisa dialami ibu hamil
5.1 Jika sang ibu hamil mengandung ketika usianya di atas 35 tahun.
Wanita dengan usia yang lebih tua berisiko mengandung bayi dengan
kelainan kromosom dan besar kemungkinannya untuk keguguran.
Wanita yang hamil saat usia 40 tahun berisiko keguguran dua kali lipat
dibanding wanita berusia 20 tahun.
70
5.2 Wanita yang memiliki riwayat keguguran memiliki kemungkinan
keguguran yang lebih besar.
5.3 Penyakit keturunan seperti diabetes tidak terkontrol dan kelainan darah
tertentu yang diwariskan, gangguan autoimun (seperti sindrom
antifosfolipid atau lupus), dan gangguan hormonal (seperti sindrom
ovarium polikistik) adalah beberapa kondisi yang dapat meningkatkan
risiko keguguran.
5.4 Masalah rahim atau serviks yang memiliki kelainan tertentu pada
rahim bawaan, kondisi rahim yang parah (pita jaringan parut), atau
leher rahim yang lemah atau tidak normal (dikenal sebagai
insufisiensi serviks) adalah peluang untuk keguguran.
5.5 Infeksi dari bakteri atau virus PMS.
5.6 Gaya hidup tidak sehat seperti, merokok, alkohol, dan menggunakan
narkoba.
5.7 Kondisi sperma sang ayah yang terkontaminasi racun seperti pestisida,
merkuri, dan timbal.
6. Infertil
Batasan infertile:
Definisi infertilitas menurut WHO adalah tidak terjadinya kehamilan pada
pasangan yang telah berhubungan intim tanpa menggunakan kontrasepsi secara
teratur minmal 1-2 tahun. Lebih banyak terjadi di kota besar karena gaya hidup
yang penuh stress, emosional, kerja keras, serta pola makan yang tidak seimbang.
Pada perempuan dikenal infertilitas primer atau sekunder. Dikatakan
infertilitas primer bila ia belum pernah hamil sebelumnya. Keguguran termasuk
infertilitas karena yang bersangkutan terbukti belum pernah melahirkan. Sementara
bila perempuan hamil dan melahirkan bayi dinamakan fertil. Kalau seorang
perempuan pernah hamil dan melahirkan kemudian susah hamil untuk berikutnya
dinamakan infertilitas sekunder. Begitu pula pada pria. Kalau seorang pria belum
pernah menghamili disebut infertilitas primer; tetapi kalau dulu ia pernah
menghamili tapi sekarang tidak bisa, ia disebut infertil sekunder.
Tanda pasangan kurang subur bisa dilihat setelah 12 bulan melakukan
hubungan seks secara teratur dan tanpa memakai alat kontrasepsi masih belum
hamil. Tanda-tanda pasangan risiko tinggi infertil yakni:
71
a. Ketika menikah, istri sudah berusia lebih dari 35 tahun
b. Haidnya sudah tidak teratur dari dulu, atau tidak haid sama sekali
c. Pernah keguguran berulang
d. Pernah mengakami operasi berat di perut
e. Pernah mengalami infeksi di panggul
f. Mengalami kesulitan dalam melakukan hubungan seksual
Penyebab infertile:
Gangguan spesifik yang menyebabkan infertilitas adalah berbagai gangguan
yang melibatkan setiap peristiwa fisiologis utama yang diperlukan untuk
menghasilkan kehamilan: (i) produksi telur yang sehat. (ii) produksi sperma yang
sehat. (iii) transportasi sperma ke tempat fertilisasi (iv) transportasi zigot ke uterus
untuk implantasi (v) keberhasilan implantasi pada endometrium (vi) tidak adanya
faktor lain yang menggangu seperti masalah imunologis yang dapat mempengaruhi
salah satu atau lebih peristiwa lainnya.
Penyebab-penyebab infertilitas pada wanita:
 Kelainan oosit seperti kegagalan ovulasi secara teratur atau tidak terjadi
ovulasi sama sekali
 Penyakit tuba uterina yang biasanya merupakan akibat dari pembentukan
jaringan parut inflamasi pada tuba fallopi. Inflamasi tersebut dapat
disebabkan oleh penyakit peradangan pelvis, apendisitis dengan rupture,
aborsi septic, pascaoperasi, dan kadang-kadang, akibat penggunaan alat
kontrasepsi.
 Leomioma uterus, juga disebut sebagai fibroid atau mioma uterus,
merupakan tumor jinak otot polos uterus. Leiomioma yang mengubah
bentuk rongga uterus (yang berlokasi di submukosa) atau menyumbat tuba
fallopi sangat mungkin menurunkan kesuburan.
 Kelainan implantasi, salah satunya dapat disebabkan penyakit (Luteal
Phase Deficiency, LPD). Pada penyakit ini terjadi perkembangan folikel
dan ovulasi yang abnormal sehingga menyebabkan defisiensi relatif pada
produksi progesterone. Hal ini memperlambat atau mengurangi efek
progesteron dalam mengubah endometrium menjadi organ sekretorik yang
cocok untuk implantasi.
72
Penyebab-penyebab infertilitas pada pria:
 Varikokel, merupakan dilatasi pleksus vena pampiniformis yang
mengalirkan darah ke skrotum. Varikokel dapat menyebabkan testis
terpajan dalam suhu yang lebih tinggi dan terpajan pada konsentrasi zat
gonadotoksik yang secara abnormal tinggi.
 Penyumbatan vas deferens atau epididimis yang dapat disebabkan
kelainan congenital, jaringan parut akibat infeksi, atau operasi ligasi yang
kurang hati-hati pada pembedahan inguinal atau disebabkan vasektomi yang
secara sengaja.
 Kerusakan pada leher kandung kemih atau cedera pada nervus lumbal
yang terlibat pada reflex ejakulasi dapat menyebabkan ejakulasi retrograde.
pada keadaan ini, sperma mengalir ke kandung kemih saat ejakulasi dan
tidak keluar dari uretra penis.
 Kelainan sperma, seperti produksi sperma yang sedikit atau bahkan tidak
ada sama sekali akibat tidak cukupnya stimulus hormonal pada testis atau
kegagalan gonad.
7. Abortus
Penyebab:
1. Faktor janin, kelainan yang paling sering dijumpai pada abortus adalah
gangguan pertumbuhan zigot, embrio, janin atau plasenta. Kelainan
tersebut biasanya menyebabkan abortus pada trimester pertama, yakni:
a. Kelainan telur, telur kosong (blighted ovum), kerusakan embrio,
atau kelainan kromosom (monosomi, trisomi atau poliploidi)
b. Embrio dengan kelainan lokal
c. Abnormalitas pembentukan plasenta (hipoplasi trofoblas)
2. Faktor maternal
a. Infeksi, infeksi maternal dapat membawa risiko bagi janin yang
sedang berkembang, terutama pada akhir trimester pertama atau
awal trimester kedua. Tidak diketahui penyebab kematian janin
secara pasti, apakah janin yang terinfeksi ataukah toksin yang
dihasilkan oleh mikroorganisme penyebabnya.
73
Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan abortus:
i. Virus, misalnya rubella, sitomegalovirus, virus herpes
simpleks, varicella zoster,vaccinia, campak, hepatitis,
polio, dan ensefalomielitis
ii. Bakteri, misalnya Salmonella typhi
iii. Parasit, misalnya Taxoplasma gondii, Plasmodium
b. Penyakit vaskular, misalnya hipertensi vaskular
c. Kelainan endokrin, abortus spontan dapat terjadi bila produksi
progesteron tidak mencukupi atau pada penyakit disfungsi tiroid;
defisiensi insulin
d. Faktor imunologis, ketidakcocokan (inkompatibilitas) sistem
HLA (Human Leukocyte Antigen)
e. Trauma, kasus ini jarang terjadi, umumnya abortus terjadi segera
setelah trauma tersebut, misalnya trauma akibat pembedahan:
i. Pengangkatan ovarium yang mengandung korpus luteum
graviditatum sebelum minggu ke-8
ii. Pembedahan intraabdominal dan operasi pada uterus
pada saat hamil
f. Kelainan uterus, misalnya terdapat mioma, dan serviks
inkompeten
3. Faktor eksternal
a. Radiasi, dosis 1-10 rad bagi janin pada kehamilan 9 minggu
pertama dapat merusak janin dan dosis yang lebih tinggi dapat
menyebabkan keguguran
b. Obat-obatan, sebaiknya tidak menggunakan obat-obatan
sebelum kehamilan 16 minggu, kecuali telah dibuktikan bahwa
obat tersebut tidak membahayakan janin.
c. Bahan-bahan kimia lainnya, seperti bahan yang mengandung
arsen dan benzen.
8. HCG
Hormon HCG memiliki subunit alfa dan subunit beta. Subunit alfa HCG bersifat
tidak spesifik, juga dimiliki oleh hormon tropin lain seperti FSH, LH dan TSH. Subunit
beta HCG yang berbeda, spesifik dimiliki oleh HCG dan tidak terdapat pada hormon
74
tropin lain. Subunit beta bertanggung jawab terhadap aktivitas biologisnya. Oleh karena
itu, deteksi hormon HCG tidak lagi mengukur kadar HCG total namun mengukur kadar
HCG subunit beta agar hasilnya lebih menggambarkan kadar hormon HCG yang
sebenarnya.
Segera setelah implantasi, yaitu sekitar 7 hari setelah fertilisasi, HCG akan
terdeteksi di darah dan juga urin dalam rentang 50-250 mIU/ml kemudian meningkat
dengan cepat. Alat tes kehamilan urin dapat mendeteksi kadar HCG dengan sensitivitas 25
mIU/ml sehingga deteksi kehamilan dini dapat dilakukan sekitar seminggu setelah
fertilisasi. Bila berdasarkan hari pertama menstruasi terakhir (HPMT atau Last Menstrual
Period/LMP) maka deteksi kehamilan paling dini tergantung juga siklus menstruasi
bulanan.
Pada ibu hamil akan ditemukan peningkatan kadar β HCG pada urin dan darah.
Peningkatan HCG akan terjadi kurang lebih seminggu setelah ovulasi. Sehingga tes urin
ini sebaiknya dilakukan minimal tujuh hari setelah ovulasi. Jika kurang dari seminggu
kemungkinan besar hasil yang diperoleh tidak akurat.
9. Kram perut
A. Penyebab Kram Perut Saat Hamil
 Implantasi – Kram pada saat kehamilan awal dapat disebabkan oleh
implantasi embrio ke dalam dinding rahim dan perubahan yang perlu
dilakukan untuk mempersiapkan tubuh.
 Peregangan – Kram perut sering merupakan efek samping dari peregangan
otot dan ligament untuk membuka ruang perkembangan bayi.
 Gangguanpencernaan – Gangguan pencernaan dan sembelit merupakan
penyebab umum dari kram perut selama kehamilan.
 Orgasme – Orgasme kadang-kadang bias menyebabkan kram pada
punggung bagian bawah dan perut. Hal ini biasanya akan mereda setelah
beberapa menit.
 Stres – Stres dan ketegangan kadang-kadang dapat menyebabkan kram
perut. Hal ini karena stress dapat menyebabkan otot-otot seluruh tubuh
mengencang.
B. Akibat Kram Perut
ANATOMI GENITALIA
ANATOMI GENITALIA
ANATOMI GENITALIA
ANATOMI GENITALIA
ANATOMI GENITALIA
ANATOMI GENITALIA
ANATOMI GENITALIA
ANATOMI GENITALIA
ANATOMI GENITALIA
ANATOMI GENITALIA
ANATOMI GENITALIA
ANATOMI GENITALIA
ANATOMI GENITALIA
ANATOMI GENITALIA

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Makalah Macam macam kehamilan
Makalah Macam macam kehamilanMakalah Macam macam kehamilan
Makalah Macam macam kehamilanKyoshiro Fitriadi
 
Pendokumentasian askeb ii
Pendokumentasian askeb iiPendokumentasian askeb ii
Pendokumentasian askeb iisiska delvia
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Operator Warnet Vast Raha
 
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil nycontoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil nyAnnisa Rabbani
 
Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis
Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis
Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis pjj_kemenkes
 
43395493 lp-ibu-persalinan-fisiologis
43395493 lp-ibu-persalinan-fisiologis43395493 lp-ibu-persalinan-fisiologis
43395493 lp-ibu-persalinan-fisiologisEllsha Ockthavianna
 
Kebutuhan dalam persalinan
Kebutuhan dalam persalinanKebutuhan dalam persalinan
Kebutuhan dalam persalinancahyatoshi
 
Manajemen Kebidanan Pada Ibu Nifas
Manajemen Kebidanan Pada Ibu NifasManajemen Kebidanan Pada Ibu Nifas
Manajemen Kebidanan Pada Ibu Nifaspjj_kemenkes
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensifManajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensifOperator Warnet Vast Raha
 
Asuhan kebidanan pada ny “n” dengan ketuban pecah dini
Asuhan kebidanan pada ny “n” dengan ketuban pecah diniAsuhan kebidanan pada ny “n” dengan ketuban pecah dini
Asuhan kebidanan pada ny “n” dengan ketuban pecah diniOperator Warnet Vast Raha
 
Manajemen kala I
Manajemen kala IManajemen kala I
Manajemen kala Icahyatoshi
 
Fasilitasi seksualitas
Fasilitasi seksualitasFasilitasi seksualitas
Fasilitasi seksualitasIman Sriyono
 

Was ist angesagt? (19)

Makalah Macam macam kehamilan
Makalah Macam macam kehamilanMakalah Macam macam kehamilan
Makalah Macam macam kehamilan
 
Bersalin
BersalinBersalin
Bersalin
 
Pendokumentasian askeb ii
Pendokumentasian askeb iiPendokumentasian askeb ii
Pendokumentasian askeb ii
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
 
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil nycontoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
 
Antenatal fisiologi linda charliye
Antenatal fisiologi linda charliyeAntenatal fisiologi linda charliye
Antenatal fisiologi linda charliye
 
Antenatal fisiologi hikmat
Antenatal fisiologi hikmatAntenatal fisiologi hikmat
Antenatal fisiologi hikmat
 
Anc kompre sari AKBID PARAMATA RAHA
Anc kompre sari AKBID PARAMATA RAHA Anc kompre sari AKBID PARAMATA RAHA
Anc kompre sari AKBID PARAMATA RAHA
 
Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis
Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis
Asuhan Keperawatan Postpartum Fisiologis
 
43395493 lp-ibu-persalinan-fisiologis
43395493 lp-ibu-persalinan-fisiologis43395493 lp-ibu-persalinan-fisiologis
43395493 lp-ibu-persalinan-fisiologis
 
Askeb Hamil
Askeb HamilAskeb Hamil
Askeb Hamil
 
Kebutuhan dalam persalinan
Kebutuhan dalam persalinanKebutuhan dalam persalinan
Kebutuhan dalam persalinan
 
Manajemen Kebidanan Pada Ibu Nifas
Manajemen Kebidanan Pada Ibu NifasManajemen Kebidanan Pada Ibu Nifas
Manajemen Kebidanan Pada Ibu Nifas
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensifManajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
 
Asuhan kebidanan pada ny “n” dengan ketuban pecah dini
Asuhan kebidanan pada ny “n” dengan ketuban pecah diniAsuhan kebidanan pada ny “n” dengan ketuban pecah dini
Asuhan kebidanan pada ny “n” dengan ketuban pecah dini
 
Tugas biokimia
Tugas biokimiaTugas biokimia
Tugas biokimia
 
Manajemen kala I
Manajemen kala IManajemen kala I
Manajemen kala I
 
Fasilitasi seksualitas
Fasilitasi seksualitasFasilitasi seksualitas
Fasilitasi seksualitas
 

Ähnlich wie ANATOMI GENITALIA

Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologisManajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologisOperator Warnet Vast Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensifManajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensifOperator Warnet Vast Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Manajemen asuhan kebidanan  AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Manajemen asuhan kebidanan  AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Manajemen asuhan kebidanan AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis  AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis  AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensifManajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensifOperator Warnet Vast Raha
 
222310 csr dr. nunik anggit rifa fixx
222310 csr dr. nunik anggit rifa fixx222310 csr dr. nunik anggit rifa fixx
222310 csr dr. nunik anggit rifa fixxelshazaskia11
 
Manajemen asuhan kebidanan intra natal fisiologi
Manajemen asuhan kebidanan intra natal fisiologiManajemen asuhan kebidanan intra natal fisiologi
Manajemen asuhan kebidanan intra natal fisiologiOperator Warnet Vast Raha
 
contoh dokumentasi nifas.pdf
contoh dokumentasi nifas.pdfcontoh dokumentasi nifas.pdf
contoh dokumentasi nifas.pdfMarayanAmanah
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
kelompok 7 COMC (1).pptx
kelompok 7 COMC (1).pptxkelompok 7 COMC (1).pptx
kelompok 7 COMC (1).pptxssuser3d9aa71
 
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis pada ny AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis pada ny AKBID PARAMATA RAHA Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis pada ny AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis pada ny AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan ante natal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan ante natal komprehensif AKBID  PARAMATA RAHA Manajemen asuhan kebidanan ante natal komprehensif AKBID  PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan ante natal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata Operator Warnet Vast Raha
 

Ähnlich wie ANATOMI GENITALIA (20)

Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologisManajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensifManajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
 
Manajemen asuhan kebidanan AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Manajemen asuhan kebidanan  AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Manajemen asuhan kebidanan  AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Manajemen asuhan kebidanan AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis  AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis  AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensifManajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif
 
222310 csr dr. nunik anggit rifa fixx
222310 csr dr. nunik anggit rifa fixx222310 csr dr. nunik anggit rifa fixx
222310 csr dr. nunik anggit rifa fixx
 
Manajemen asuhan kebidanan intra natal fisiologi
Manajemen asuhan kebidanan intra natal fisiologiManajemen asuhan kebidanan intra natal fisiologi
Manajemen asuhan kebidanan intra natal fisiologi
 
contoh dokumentasi nifas.pdf
contoh dokumentasi nifas.pdfcontoh dokumentasi nifas.pdf
contoh dokumentasi nifas.pdf
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
 
Askep anc fisiologis AKPER PEMDA MUNA
Askep anc fisiologis AKPER PEMDA MUNA Askep anc fisiologis AKPER PEMDA MUNA
Askep anc fisiologis AKPER PEMDA MUNA
 
Anc linda charlie
Anc linda charlieAnc linda charlie
Anc linda charlie
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan antenatal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
 
Anc linda charlie
Anc linda charlieAnc linda charlie
Anc linda charlie
 
kelompok 7 COMC (1).pptx
kelompok 7 COMC (1).pptxkelompok 7 COMC (1).pptx
kelompok 7 COMC (1).pptx
 
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis pada ny AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis pada ny AKBID PARAMATA RAHA Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis pada ny AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan ante natal fisiologis pada ny AKBID PARAMATA RAHA
 
Manajemen asuhan kebidanan ante natal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan ante natal komprehensif AKBID  PARAMATA RAHA Manajemen asuhan kebidanan ante natal komprehensif AKBID  PARAMATA RAHA
Manajemen asuhan kebidanan ante natal komprehensif AKBID PARAMATA RAHA
 
Anc sitti farina saputri
Anc sitti farina saputriAnc sitti farina saputri
Anc sitti farina saputri
 
Anc hasriani
Anc  hasrianiAnc  hasriani
Anc hasriani
 
Anc hasriani
Anc  hasrianiAnc  hasriani
Anc hasriani
 
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata
Manajemen asuhan kebidanan gangguan sistem reproduksi (2) akbid paramata
 

Mehr von Amanda Putri Utami

Skenario B blok 12 tahun 2013 (Decompensatio cordis)
Skenario B blok 12 tahun 2013 (Decompensatio cordis)Skenario B blok 12 tahun 2013 (Decompensatio cordis)
Skenario B blok 12 tahun 2013 (Decompensatio cordis)Amanda Putri Utami
 
Laporan tutorial skenario A (Malaria Falciparum)
Laporan tutorial skenario A (Malaria Falciparum)Laporan tutorial skenario A (Malaria Falciparum)
Laporan tutorial skenario A (Malaria Falciparum)Amanda Putri Utami
 
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)Amanda Putri Utami
 
Laporan tutorial A blok 8 (Anemia mikrositik hipokromik)
Laporan tutorial A blok 8 (Anemia mikrositik hipokromik)Laporan tutorial A blok 8 (Anemia mikrositik hipokromik)
Laporan tutorial A blok 8 (Anemia mikrositik hipokromik)Amanda Putri Utami
 
Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)
Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)
Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)Amanda Putri Utami
 
Laporan skenario E blok 6 (Bell's palsy)
Laporan skenario E blok 6 (Bell's palsy)Laporan skenario E blok 6 (Bell's palsy)
Laporan skenario E blok 6 (Bell's palsy)Amanda Putri Utami
 
Laporan skenario a blok 6 (Sirosis hepatis)
Laporan skenario a blok 6 (Sirosis hepatis)Laporan skenario a blok 6 (Sirosis hepatis)
Laporan skenario a blok 6 (Sirosis hepatis)Amanda Putri Utami
 
Laporan skenario b blok 7 (Hipoksia)
Laporan skenario b blok 7 (Hipoksia)Laporan skenario b blok 7 (Hipoksia)
Laporan skenario b blok 7 (Hipoksia)Amanda Putri Utami
 
Laporan Tutorial Skenario A Blok 4 (Sindrom Turner)
Laporan Tutorial Skenario A Blok 4 (Sindrom Turner)Laporan Tutorial Skenario A Blok 4 (Sindrom Turner)
Laporan Tutorial Skenario A Blok 4 (Sindrom Turner)Amanda Putri Utami
 
Tutorial Skenario b (Fraktur Clavicula)
Tutorial Skenario b (Fraktur Clavicula)Tutorial Skenario b (Fraktur Clavicula)
Tutorial Skenario b (Fraktur Clavicula)Amanda Putri Utami
 
Tutorial skenario c (Pneumothorax)
Tutorial skenario c (Pneumothorax)Tutorial skenario c (Pneumothorax)
Tutorial skenario c (Pneumothorax)Amanda Putri Utami
 

Mehr von Amanda Putri Utami (12)

Skenario B blok 12 tahun 2013 (Decompensatio cordis)
Skenario B blok 12 tahun 2013 (Decompensatio cordis)Skenario B blok 12 tahun 2013 (Decompensatio cordis)
Skenario B blok 12 tahun 2013 (Decompensatio cordis)
 
Laporan tutorial skenario A (Malaria Falciparum)
Laporan tutorial skenario A (Malaria Falciparum)Laporan tutorial skenario A (Malaria Falciparum)
Laporan tutorial skenario A (Malaria Falciparum)
 
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
 
Laporan tutorial A blok 8 (Anemia mikrositik hipokromik)
Laporan tutorial A blok 8 (Anemia mikrositik hipokromik)Laporan tutorial A blok 8 (Anemia mikrositik hipokromik)
Laporan tutorial A blok 8 (Anemia mikrositik hipokromik)
 
Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)
Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)
Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)
 
Laporan skenario E blok 6 (Bell's palsy)
Laporan skenario E blok 6 (Bell's palsy)Laporan skenario E blok 6 (Bell's palsy)
Laporan skenario E blok 6 (Bell's palsy)
 
Bell's palsy
Bell's palsyBell's palsy
Bell's palsy
 
Laporan skenario a blok 6 (Sirosis hepatis)
Laporan skenario a blok 6 (Sirosis hepatis)Laporan skenario a blok 6 (Sirosis hepatis)
Laporan skenario a blok 6 (Sirosis hepatis)
 
Laporan skenario b blok 7 (Hipoksia)
Laporan skenario b blok 7 (Hipoksia)Laporan skenario b blok 7 (Hipoksia)
Laporan skenario b blok 7 (Hipoksia)
 
Laporan Tutorial Skenario A Blok 4 (Sindrom Turner)
Laporan Tutorial Skenario A Blok 4 (Sindrom Turner)Laporan Tutorial Skenario A Blok 4 (Sindrom Turner)
Laporan Tutorial Skenario A Blok 4 (Sindrom Turner)
 
Tutorial Skenario b (Fraktur Clavicula)
Tutorial Skenario b (Fraktur Clavicula)Tutorial Skenario b (Fraktur Clavicula)
Tutorial Skenario b (Fraktur Clavicula)
 
Tutorial skenario c (Pneumothorax)
Tutorial skenario c (Pneumothorax)Tutorial skenario c (Pneumothorax)
Tutorial skenario c (Pneumothorax)
 

ANATOMI GENITALIA

  • 1. 2 KATA PENGANTAR Pertama-tama marilah kita mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga kami dapat meyusun laporan tutorial ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan ini merupakan tugas hasil kegiatan tutorial kedua dalam blok 6 Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya tahun 2013. Di sini kami membahas sebuah kasus kemudian dipecahkan secara kelompok berdasarkan sistematikanya mulai dari klarifikasi istilah, identifikasi masalah, menganalisis masalah, meninjau ulang dan menyusun keterkaitan antarmasalah, serta mengidentifikasi topik pembelajaran. Bahan laporan ini kami dapatkan dari hasil diskusi antaranggota kelompok dan bahan ajar dari dosen-dosen pembimbing. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT, orangtua, tutor Drs. Sadakata sinulingga, Apt., M.Kes, dan para anggota kelompok yang telah mendukung baik moril maupun materil dalam penyelesaian kasus dan pembuatan laporan ini. Kami mengakui dalam penulisan laporan ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca demi kesempurnaan laporan kami di kesempatan mendatang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih. Palembang, April 2013 Penulis
  • 2. 3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 2 DAFTAR ISI 3 PETUGAS KELOMPOK 4 SKENARIO C : Ny. Pregnita 5 I. Klarifikasi Istilah 5 II. Identifikasi Masalah 6 III. Analisis Masalah 7 IV. Keterkaitan Antar Masalah 8 V. Topik Pembelajaran 9 VI. Kerangka Konsep 9 VII. Merumuskan Keterbatasan dan Learning Issues 10 VIII. Sintesis 11 IX. Kesimpulan 87 DAFTAR PUSTAKA 88
  • 3. 4 PETUGAS KELOMPOK L8 Tutor : Drs. Sadakata Sinulingga, Apt., M.Kes Moderator : Fauzan Ditiaharman (04121001128) Sekretaris : Amanda Putri Utami (04121001051) Anggota : Risma Arnis Putri (04121001030) Ismel Tria Pratiwi (04121001031) Lidya Puspitasari (04121001052) Nurfitria Rahman (04121001059) S. Ali Ar Ridha M (04121001066) M. Nafil Fauzan (04121001067) Nisa Auliya (04121001071) Retno Widyastuti (04121001085) Siti Nurul Badriyah (04111001086) M. Arief R.H (04111001090) Giovianto Ryelcius (04111001097) Alvin Halim Senabu (04111001133)
  • 4. 5 SKENARIO C (BLOK 6) Tahun 2013 Ny. Pregnita berusia 37 tahun dating ke klinik keluarga menyatakan sudah 2 bulan tidak dating haid. Tiba-tiba, pagi ini, keluar flek darah di celana dalam disertai kram perut. Menurut Ny. Pregnita, ia mengira dirinya hamil karena adanya keluhan sering mual dan pusing, kadang muntah, sering kali buang air kecil dan dada terasa kencang. Ia sudah 3 tahun menikah tetapi belum jugadapat keturunan, takut infertile, tidak merokok, tidak minum alcohol, tidak sedang makan obat, tidak pernah sakit menahun. Riwayat haid teratur menarche usia 13 tahun, siklus menstruasi rata-rata 28 hari teratur. Semua saudaranya mempunyai keturunan dan suaminya berusia 40 tahun, jarang pulang karena bekerja sebagai ABK antarbenua. Hasil pemeriksaan fisik: TD 130/85 mmHg, RR 18/mnt, BB 55 kg, TB 155 cm, ukuran panggul normal, perut datar, hyperpigmentasi areola dan niple. Pemeriksaan labor: tes urine β HCG (+) Menurut dokter keluarga, Ny. Pregnita hamil 8 minggu dengan ancaman abortus. I. KLARIFIKASI ISTILAH Haid : Sekret fisiologi darah dan jaringan mukosa serta bersiklus yang melalui vagina dari uterus tidak hamil (Dorland: 662) Kram : Kejang otot (KBBI), Kontraksi muscular spasmodic yang nyeri (Dorland: 264) Flek darah : Bercak-bercak darah (Dorland: 447) Infertile : Kurang atau hilangnya kemampuan menghasilkan keturunan (Dorland: 565) Menarche : Pembentukan/permulaan fungsi mentruasi (Dorland: 664) Hyperpigmentasi areola : Peningkatan pigmentasi yang abnormal pada daerah sirkuler yang memiliki warna berbeda pada suatu titik pusat seperti yang mengelilingi puting susu (Dorland: 538, 86)
  • 5. 6 Hyperpigmentasi niple : Peningkatan abnormal terhadap pengendapan zat warna di tonjolan anterior payudara (Dorland: 538, 760) Tes urine β HCG (+) : Tes kehamilan yang bersifat biologis Abortus : Janin dengan berat kurang dari 500gr atau memiliki usia gestasional kurang dari 20 minggu pada waktu dikeluarkan dari uterus sehingga tidak memiliki harapan hidup (Dorland: 04) II. IDENTIFIKASI MASALAH Kalimat Kesesuaian Concern Ny. Pregnita (37 tahun) menyatakan sudah 2 bulan tidak datang haid - ** Keluar flek darah di celana dalam disertai kram perut - *** Ny. Pregnita mempunyai keluhan sering mual dan pusing, kadang muntah, sering kali buang air kecil, dan dada terasa kencang - ** Ia sudah 3 tahun menikah tetapi belum juga dapat keturunan dan suaminya (40 tahun) jarang pulang karena bekerja sebagai ABK antarbenua - ** Hasil pemeriksaan fisik: TD 130/85 mmHg, RR 18/mnt, BB 55 kg, TB 155 cm, ukuran panggul normal, perut datar, hyperpigmentasi + *
  • 6. 7 areola dan niple Pemeriksaan labor: Tes urine β HCG (+) + * Menurut dokter keluarga, Ny. Pregnita hamil 8 minggu dengan ancaman abortus - ** III. ANALISIS MASALAH A. Ny. Pregnita (37 tahun) menyatakan sudah 2 bulan tidak datang haid. 1. Bagaimana siklus haid normal? 2. Apa yang menyebabkan keterlambatan haid? 3. Apasaja yang mempengaruhi kelancaran siklus haid? 4. Bagaimana struktur anatomi organ yang terkait dengan siklus haid? 5. Bagaimana struktur histofisiologi organ yang terkait dengan siklus haid? (ovulasi, infertile) 6. Mengapa tidak terjadi haid pada ibu hamil? B. Keluar flek darah di celana dalam disertai kram perut. 7. Apasaja yang dapat menyebabkan keluarnya flek darah? 8. Apa yang menyebabkan kram perut? 9. Bagaimana hubungan keluarnya flek darah & kram perut dengan tidak datangnya haid? 10. Bagaimana sistem vaskularisasi sistem genitalia feminina? C. Ny. Pregnita mempunyai keluhan sering mual dan pusing, kadang muntah, sering kali buang air kecil, dan dada terasa kencang. 11. Apasaja tanda-tanda kehamilan yang dapat dirasakan oleh pasien? 12. Bagaimana mekanisme hubungan munculnya tanda-tanda itu pada saat telat haid selama 2 bulan? D. Ia sudah 3 tahun menikah tetapi belum juga dapat keturunan, suaminya (40 tahun) jarang pulang karena bekerja sebagai ABK antarbenua. 13. Apa batasan infertile? (male & female)
  • 7. 8 14. Apasaja yang menyebabkan infertile? (male & female) 15. Apa hubungan usia dengan tidak mendapatkan keturunan? 16. Adakah hubungan genetik dengan tidak mendapatkan keturunan? E. Hasil pemeriksaan fisik: TD 130/85 mmHg, RR 18/mnt, BB 55 kg, TB 155 cm, ukuran panggul normal, perut datar, hyperpigmentasi areola dan niple. 17. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik? (hyperpigmentasi areola dan niple) 18. Mengapa terjadi hyperpigmentasi areola dan niple? 19. Bagaimana struktur anatomi glandula mamae dan panggul? 20. Bagaimana struktur histologi glandula mamae? F. Pemeriksaan labor: tes urine β HCG (+). 21. Bagaimana interpretasi tes urine β HCG (+)? 22. Apa kandungan urine yang bisa menyebabkan β HCG menjadi (+)? G. Menurut dokter keluarga, Ny. Pregnita hamil 8 minggu dengan ancaman abortus. 23. Apasaja penyebab abortus? 24. Mengapa kandungan Ny. Pregnita terancam abortus? 25. Bagaimana histofisiologi kehamilan? (dari fertilisasi sampai minggu ke-8) IV. KETERKAITAN ANTARMASALAH Ny. Pregnita ( 37 tahun) 3 tahun menikah belum dapat keturunan 2 bulan tidak haid Faktor usia Faktor psikologis Takut infertile hamil Kandungan lemah Terjadi fluktuasi hormon Suami jarang pulang Pemeriksaan fisik Keluhan: Sering mual & pusing Kadang muntah Sering kencing Dada terasa kencang Keluar flek darah & kram perut Frekuensi kopulasi kecil/kurang Hamil anak pertama Terancam abortus β HCG (+) Hiperpigmentasi areola dan niple
  • 8. 9 V. TOPIK PEMBELAJARAN 1. Anatomi organ genita feminina dan aksesorius 2. Histofisiologi organ genita feminina dan aksesorius 3. Anatomi organ genita maskulina 4. Histofisiologi organ genita maskulina 5. Anatomi pelvis wanita 6. Kehamilan 7. Menstruasi VI. KERANGKA KONSEP
  • 9. 10 VII. MERUMUSKAN KETERBATASAN DAN LEARNING ISSUE No Topik What I know What I don’t know What I have to prove How I learn 1 Anatomi organ genita feminina dan aksesorius Organ-organ yang termasuk genita feminina dan aksesorius, struktur makroskopisnya secara umum Kondisi organ saat proses kehamilan Text Book, Jurnal, artikel ilmiah, internet. 2 Histofisiologi organ genita feminina dan aksesorius Struktur mikroskopis genitalia interna secara umum Struktur penyusun plasenta,struktur mikroskopis organ secara mendetil 3 Anatomi organ genita maskulina Organ-organ yang termasuk genita maskulina, struktur makroskopisnya secara umum Posisi dari tiap organ dan duktus-duktus pada genitalia maskulina 4 Histofisiologi organ genita maskulina Struktur mikroskopis organ secara umum Struktur mikroskopis pembentukan spermatozoa 5 Anatomi pelvis wanita Tulang penyusun panggul Ukuran panggul wanita Bentuk panggul wanita 6 Pregnancy Abortus,tanda- tanda kehamilan, tahap-tahap perkembangan embrio, batasan infertile, kopulasi, tes urine β HCG, Hormon yang berkaitan dengan kehamilan, hubungan antara usia ibu dengan kehamilan 7 Menstruasi Pengertian Flek darah, terjadinya kram, Siklus menstruasi
  • 10. 11 VIII. SINTESIS 1. ANATOMI ORGAN GENITALIA FEMININA DAN AKSESORIS Genitalia feminina terdiri atas dua, yaitu bagian eksterna dan interna. Organ-organ pada genitalia eksterna adalah vulva, perineum, dan glandula mamae. Sedangkan pada genitalia interna adalah ovarium, tuba uterina, uterus, dan vagina. A. GENITALIA EKSTERNA 1. Vulva Vulva mengacu pada bagian-bagian yang secara lahiriah terlihat. Yang termasuk vulva adalah mons pubis, labia majora, labia minora, klitoris, pembukaan uretra (urethral opening), dan pembukaan vagina (vaginal opening). MONS PUBIS Mons pubis adalah jaringan lemak di bawah kulit yang berbentuk seperti gunung segitiga yang melindungi symphisis pubis. Di bagian inilah yang akan ditumbuhi rambut yang disebabkan oleh pengaruh hormone saat pubertas. Bervariasi dalam jumlah, warna, ketebalan, dan konsistensi (kasar/halus). LABIA MAJORA
  • 11. 12 Labia majora sama dengan skrotum pada pria. Berupa jaringan kulit yang terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (penghasil minyak) dan rambut. Setelah pubertas, labium mayor akan ditumbuhi rambut. Labia majora juga disebut sebagai bibir luar (outer lips). Struktur ini berfungsi untuk melindungi introitus vagina dan meatus urethrae. Struktur ini juga cenderung melunak seiring dengan semakin bertambahnya usia. LABIA MINORA Labia minora dikenal sebagai bibir dalam (inner lips). Struktur ini terdiri dari jaringan erektil, jaringan ikat yang akan berubah warna dan menebal saat rangsangan seksual. Bagian ini terletak di sebelah dalam labia majora. Labia minora lebih sensitif dan responsif saat disentuh jika dibandingkan dengan labia majora. Labia minora mengencang selama berhubungan seksual. Karena kaya akan pembuluh darah, maka labium minora dan vagina tambak berwarna merah muda. KLITORIS Labium minora kiri dan kanan bertemu di depan dan membentuk klitoris, yang merupakan penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada pria). Klitoris dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit depan pada ujung penis pria). Klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa mengalami ereksi. Klitoris terdiri dari banyak jaringan syaraf, pembuluh darah, dan jaringan erektil. Pembukaan urethra terletak tepat di bawah klitoris. INTROITUS VAGINAE Vagina adalah saluran pada wanita yang berfungsi sebagai tempat masuknya penis pada saat kopulasi. Lubang masuk vagina dilapisi oleh lapisan tipis yang disebut hymen. Hymen biasanya digunakan untuk menentukan virginity. Namun, beberapa wanita ada yang lahir tanpa mempunyai hymen. Hymen dapat robek oleh beberapa sebab selain aktivitas seksual, contohnya karena adanya trauma saat bersepeda, dll. Kekuatan hymen pada setiap wanita bervariasi, karena itu pada saat pertama kali melakukan hubungan seksual, hymen bisa robek atau bisa juga tidak. 2. Perineum Perineum adalah jaringan fibromuskuler diantara vagina dan anus. Kulit yang membungkus perineum dan labium major sama dengan kulit di bagian tubuh lainnya.
  • 12. 13 Perineum berfungsi untuk melindungi bagian bawah dari organ urinarius dan traktus digestivus. Perineum terdiri dari banyak jaringan syaraf tepi sehingga sensitif bila disentuh. Perineum juga sebagai lokasi episiotomy saat proses pelahirkan guna memperlebar jalan lahir. 3. Glandula mamae Glandula mammae merupakan kelenjar aksesoris kulit yang berfungsi untuk menghasilkan susu. Kelenjar ini terdapat pada laki-laki dan perempuan. Bentuk mammae sama pada laki-laki dan perempuan yang belum dewasa. Papilla mamaria kecil dan dikelilingi oleh daerah kulit yang berwarna lebih gelap, disebut areola mamma. Jaringan tersusun atas sekelompok kecil sistem saluran yang terdapat didalam jaringan penyambung dan bermuara di daerah areola. Pada masa pubertas, glandula mamaria perempuan lambat laun membesar dan akan berbentuk setengah lingkaran. Pembesaran ini diduga disebabkan oleh pengaruh hormon- hormon ovarium. Salurannya memanjang meskipun demikian pembesaran kelenjar terutama disebabkan karena penimbunan lemak. Dasar mamma terbentang dari iga ke-2 sampai ke-6 dan dari pinggir lateral sternum sampai linea axillaries media. Sebagian besar glandula mamaria terletak didalam fascia superficialis. Sebagian kecil yang disebut processus axilaris meluas ke atas dan lateral, menembus fascia profunda pada pinggir caudal musculus pectoralis major dan sampai ke axilla. Setiap payudara terdiri dari 15-20 lobus yang tersusun radier dan berpusat pada papilla mamaria. Saluran utama dari setiap lobus bermuara di papilla mamaria, dan mempunyai ampulla yang melebar tepat sebelum ujungnya. Dasar papilla mamaria dikelilingi oleh areola. Tonjolan-tonjolan halus pada areola disebabkan oleh kelenjar areola dibawahnya. Lobus-lobus kelenjar dipisahkan oleh septa fibrosa. Septa dibagian atas kelenjar berkembang dengan baik dan terbentang dari kulit sampai ke fascia profunda dan berfungsi sebagai ligamentum suspensorium. Glandula mamaria dipisahkan dari fascia profunda yang membungkus otot-otot dibawahnya oleh spatium retromamariayang berisi jaringan ikat yang jarang. Pada perempuan muda, payudara cenderung menonjol kedepan dari dasar yang sirkular; pada perempuan yang lebih tua payudara cenderung menggantung. Payudara mencapai ukuran maksimal selama masa laktasi.
  • 13. 14 VASKULARISASI Arteriae Mamma mendapatkan darah dari rami perforans arteriae thoracicae internae dan arteriae intercostales. Arteria axillaris juga mengalirkan darah ke glandula mammaria, yaitu melalui cabang-cabangnya, arteria thoracica lateralis dan arteria thoracoacromialis. Venae Venae mengikuti arteriae. B. GENITALIA INTERNA
  • 14. 15 Genitalia interna terdiri dari vagina, cerviks, uterus, tuba uterine, dan ovarium. VAGINA Vagina adalah tabung berdinding tipis yang menghubungkan leher rahim ke alat kelamin eksternal. Vagina terletak antara kandung kemih dan rectum. Vagina berfungsi sebagai jalan untuk aliran keluar darah menstruasi selama sekresi rahim ke introitus vagina, sebagai jalan lahir selama persalinan, dan sebagai organ kopulasi (dengan bantuan dari dua kelenjar Bartholin menjadi terlumasi selama berhubungan seksual). Dinding vagina terdiri dari tiga lapisan, yaitu fibroelastik adventitia, serat otot polos, dan mukosa squamous berlapis. Mukosa dekat lubang vagina membentuk partisi lengkap yang disebut hymen. Forniks vagina - ujung atas vagina sekitar serviks.
  • 15. 16 CERVIX Cervix menghubungkan vagina dan uterus. Pembukaan serviks ke vagina berukuran kecil (ini bertindak sebagai tindakan pencegahan keamanan terhadap benda asing memasuki rahim). Selama persalinan, leher rahim berdilatasi untuk mengakomodasi bagian dari janin. Pelebaran ini adalah tanda bahwa persalinan telah dimulai.
  • 16. 17 UTERUS Uterus sering disebut sebagai rahim. Uterus adalah sebuah organ berbentuk buah pir seukuran kepalan tinju. Dindng uterus ini terdiri dari endometrium, miometrium, dan perimetrium. Uterus terdiri dari darah diperkaya jaringan yang meluruh setiap bulan selama siklus menstruasi. Otot-otot yang kuat dari rahim memperluas untuk mengakomodasi pertumbuhan janin dan mendorong janin keluar melalui jalan kelahiran. Uterus terletak di pelvis anterior ke rektum dan posterosuperior ke vesika urinaria. Bagian-bagian dari uterus adalah korpus, fundus, dan isthmus. Korpus adalah bagian utama dari uterus. Fundus adalah daerah bulat superior ke pintu masuk dari tabung uterus. Isthmus adalah daerah menyempit antara korpus dan cervix. Pendukung uterus:  Mesometrium - bagian dari ligamentum yang luas yang mendukung uterus di bagian lateral.
  • 17. 18  Ligamen serviks lateral - memperpanjang dari bagian serviks dan unggul dari vagina pada dinding lateral panggul  Ligamen uterosakral (kardinal) – sepasang ligamen yang menahan rahim ke sakrum  Round ligaments - mengikat dinding anterior ke labia majora Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan, yaitu perimetrium, miometrium, dan endometrium. Perimetrium adalah lapisan serosa terluar; peritoneum visceral. Miometrium adalah lapisan tengah yang terdiri dari otot polos. Endometrium adalah lapisan mukosa dari cavitas uterina. A. Endometrium Endometrium memiliki banyak kelenjar rahim yang berubah sepanjang perubahan ketebalan endometrium. Bagian dari endometrium adalah stratum fungsional dan stratum basalis. Stratum fungsional:  Mengalami perubahan siklik dalam menanggapi hormon ovarium  Stratum fungsional adalah gudang saat menstruasi. Stratum basalis:  Membentuk bagian fungsional baru setelah menstruasi berakhir  Tidak merespon hormon ovarium VASKULARISASI  Arteri uterina - timbul dari iliacs internal, naik sisi rahim dan mengirim cabang- cabang ke dalam dinding rahim.  Arteri arcuata - cabang arteri uterus pada miometrium yang menimbulkan cabang radial.  Cabang radial - turun ke endometrium dan memberikan: 1. Arteri spiral ke stratum fungsional. 2. Straight arteries ke stratum basalis.  Degenerasi dan regenerasi dari arteri spiral menyebabkan stratum fungsional meluruh saat menstruasi.  Vena endometrium yang berdinding tipis dengan pembesaran sinusoidal sesekali.
  • 18. 19 TUBA UTERINA Tuba uterina mempunyai 4 bagian, yaitu infundibulum, ampulla, isthmus, dan pars uterina. Tuba uterina tidak memiliki kontak dengan ovarium dan oosit berovulasi dilemparkan ke dalam rongga peritoneal. Mengalahkan silia pada fimbriae menciptakan arus untuk membawa oosit ke dalam tuba uterina. Oosit dibawa ke arah uterus oleh peristaltik dan tindakan ciliary. Sel tidak bersilia menjaga oosit dan sperma yang bernutrisi dan lembab. Mesosalpinx - peritoneum visceral yang mendukung tuba uterina. OVARIUM Ovarium adalah kelenjar gonad pada wanita atau kelenjar seks. Ovarium mengembangkan dan melepas ovum setiap bulannya. Seorang wanita dilahirkan dengan sekitar 400.000 telur yang belum matang disebut folikel. Selama hidup seorang wanita, ovarium melepaskan 400–500 folikel matur untuk fertilisasi. Folikel di ovarium menghasilkan hormone seks wanita, yaitu progesterone dan estrogen. Hormon-hormon tersebut berfungsi untuk menyiapkan uterus untuk implantasi zigot. 2. HISTOFISIOLOGI ORGAN GENITALIA FEMININA DAN AKSESORIS 2.1. GENITALIA EKSTERNA Genitalia eksterna wanita atau vulva, terdiri atas klitoris, labia minor, labia major, dan beberapa kelenjar yang bermuara ke dalam vestibulum, yakni suatu ruang yang di kelilingi oleh labia minor.
  • 19. 20 Urethra dan duktus kelenjar vestibularis bermuara ke dalam vestibulum. Kedua glandula vestibularis major, atau kelenjar Bartholini, terletak di kedua sisi vestibulum. Kelenjar ini homolog dengan kelenjar bulbouretra pada pria. Wanita sering mengalami peradangan pada kelenjar ini dan pembentukan krista yang sangat nyeri. Terdapat sebaran glandula vestibularis minor yang lebih banyak, yang lebih sering ditemukan di sekitar urethra dan klitoris. Semua glandula vestibularis menyekresikan mukus. Asal klitoris dan penis homolog secara embriologis dan struktur histology. Klitoris dibentuk oleh 2 badan erektil yang berakhir pada glans klitoris rudimenter dan sebuah prepusium. Klitoris dilapisi epitel gepeng berlapis. Labia minor merupakan lipatan kulit dengan jaringan ikat mirip spons di bagian pusat, dengan serat-serat elastin. Epitel gepeng berlapis yang membungkusnya memiliki lapisan tipis sel berlapis tanduk pada permukaannya. Kelenjar sebasea dan kelenjar sudorifera terdapat pada permukaan dalam dan luar labia minor. Labia major merupakan lipatan kulit yang mengandung banyak jaringan lemak dan lapisan tipis otot polos. Permukaan dalamnya memiliki struktur histologi yang serupa dengan struktur labia minor. Permukaan luarnya ditutupi kulit dengan rambut kasar dan keriting. Kelenjar sebasea dan kelenjar keringat banyak terdapat pada kedua permukaannya. Genitalia eksterna disuplai banyak ujung syaraf sensorik taktil, termasuk badan Meissner dan badan Paccini, yang berperan pada fisiologi rangsangan seksual. 2.2. OVARIUM Ovarium merupakan struktur berbentuk buah kenari dengan panjang sekitar 3 cm, lebar 1,5 cm, dan tebal 1 cm. Permukaannya ditutupi epitel selapis gepeng atau selapis kuboid, yaitu epitel germinativum. Di bawah epitel germinativum terdapat selapis jaringan ikaat padat, yakni tunika albugenia, yang menyebabkan warna ovarium menjadi keputihan. Di bawah tunika albugenia terdapat daerah korteks, yang terutama ditempati folikel ovarium dengan oositnya. Folikel ini terbenam dalam jaringan ikat (stroma) di daerah korteks. Stroma ini terdiri atas fibroblast berbentuk kumparan khas yang merespon dengan berbagai cara terhadap rangsangan hormone dari fibroblast organ lain. Bagian terdalam
  • 20. 21 ovarium adalah daerah medulla, dengan anyaman vaskular luas di dalam jaringan ikat longgar. Tidak ada batas tegas antara daerah korteks dengan medulla. 1. CORTEX OVARII Stroma (interstitial compartment):  Jaringan ikat collagenous  Sel interstitial (sel stroma seperti fibroblast)  Folikel ovarii 1. Folikel primordial 2. Folikel primer 3. Folikel sekunder 4. Folikel D’graafian FOLIKEL OVARIUM Cortex Medulla
  • 21. 22 Sebuah folikel ovarium terdiri atas sebuah oosit yang dikelilingi oleh satu atau lebih sel folikel, atau sel granulosa. Folikel yang terbentuk selama kehidupan janin-folikel primordial-terdiri atas sebuah oosit primer yang dibungkus selapis sel folikel gepeng. Folikel ini terdapat di lapisan superficial di daerah korteks. Oosit dalam folikel primordial adalah suatu sel bulat berdiameter sekitar 25 μm. Intinya besar dengan anak inti besar. Sel ini berada dalam tahap profase pertama dari meiosis. Kromosomnya kebanyakan terurai dan tidak terpulas nyata. Organel dalam sitoplasmanya cenderung berkelompok di dekat inti. Terdapat banyak mitokondria, beberapa kompleks Golgi, dan sisterna reticulum endoplasma. Di bawah sel folikel terdapat lamina basalis dan menjadi batas di antara folikel dan stroma sekitarnya. Sejak pubertas, sekelompok kecil folikel primordial memulai proses harian yang disebut pertumbuhan folikel. Proses ini meliputi modifikasi oosit, sel granulosa, dan fibroblast stroma yang mengelilingi folikel ini. Tidak diketahui mengenai cara pemilihan folikel khusus dari populasi besar folikel primordial yang ada untuk memasuki tahap pertumbuhan. PERKEMBANGAN FOLIKEL 1. Folikel primordial  Oosit primer (istirahat pada stadium prophase meiosis I)  Selapis sel folikuler pipih 2. Folikel primer unilaminar multilaminar  Oosit  activin  proliferatie sel Follicular (unilaminar  multilaminar)  Oosit  Zona pellucida: glycoproteins ZP1, ZP2, ZP3,  Gap junction Filopodia sel follikel & plasmalemma oosit  Sel stroma membentuk theca Theca interna, lapisan selular vascular - Reseptor LH - Androstenedione dalam sel granulosa  estrogen estradiol (enzym aromatase) Theca externa, jaringan ikat fibrosa 3. Folikel sekunder  Oosit primer
  • 22. 23  Sel Granulosa (sel follikel), berlapis banyak - Proliferasi bergantung FSH.  cairan follikel (Antrum) - Sintese glycosaminoglycans, proteoglycans, steroid-binding proteins - progesterone , estradiol , inhibin, folliostatin (folliculostatin), dan activin,  mengatur release LH and FSH. - Corona radiata : selapis sel granulosa cells kontak plasmalemma oosit. - Membrana basalis antara sel granulosa dan theca interna . 4. Folikel graafian (matur)  Diameter 2.5 cm (ovulasi).  Sel Granulosa membentuk Cumulus oophorus (Oosit primary, corona radiata) yang terapung dalam cairan folikel.
  • 23. 24 2. MEDULLA OVARII  Jaringan ikat fibroelastik kaya vascular (vasa darah besar, vasa lymphatic, syaraf)  Sel interstitial, klaster-klaster kecil sel epitheloid mensekresi estrogen.  Sel hilus, kelompok sel epitheloid (konfigurasi dan substansi dalam sitoplasma = sel leydik) mensekresi androgen. OVULASI Proses ovulasi meliputi pecahnya sebagian dinding folikel matang dan pelepasan oosit, yang ditangkap oleh bagian tuba uterina yang melebar. Proses ini berlangsung kira- kira di pertengahan siklus menstruasi, yakni sekitar hari ke-14 dari satu siklus 28 hari. Pada manusia, biasanya hanya satu oosit yang dibebaskan ovarium selama satu siklus, namun kadang-kadang tidak ada oosit yang dibebaskan sama sekali (siklus amovulatori). Kadang-kadang 2 atau lebih oosit dilepaskan secara serentak, dan bila oosit-oosit tersebut dibuahi, akan terbentuk 2 atau lebih fetus.
  • 24. 25 Ovulasi: Ovum yang dilepaskan (tanda panah) Stimulus untuk ovulasi adalah lonjakan kadar LH yang disekresi hipofisis anterior sebagai respons terhadap tingginya kadar estrogen dalam sirkulasi, yang dihasilkan folikel yang tumbuh. Dalam beberapa menit setelah peningkatan kadar LH darah, aliran darah melalui ovarium meningkat dan protein plasma merembes keluar dari kapiler dan venula pascakapiler, yang menimbulkan edema. Terjadi pelepasan prostaglandin, histamine, vasopressin, dan kolagenase setempat. Sel-sel granulosa menghasilkan lebih banyak asam hialuronat dan menjadi longgar. Sebagian kecil daerah dinding folikel menjadi lemah akibat degradasi kolagen tunika albugenia, iskemia, dan kematian sejumlah sel. Kelemahan tersebut, ditambah peningkatan tekanan cairan folikel dan mungkin kontraksi sel-sel otot polos, berakibat pecahnya dinding bagian luar folikel dan terjadinya ovulasi. Indikasi akan terjadinya ovulasi adalah munculnya stigma pada permukaan folikel, yaitu daerah pucat dan translusens pada dinding folikel akibat terhentinya aliran darah setempat. KORPUS LUTEUM Setelah ovulasi, sel-sel granulosa dan sel-sel teka interna folikel menyusun diri membentuk suatu kelenjar endokrin sementara yang disebut korpus luteum, yang terbenam di daerah korteks. Keluarnya cairan folikel berakibat kolapsnya dinding folikel sehingga dinding menjadi terlipat. Sejumlah darah mengalir masuk ke rongga folikel dan membeku di dalamnya, yang kemudian disusupi oleh jaringan ikat. Jaringan ikat ini, dengan sisa bekuan darah yang berangsur-angur menghilang, tetap menempati bagian pusat korpus luteum.
  • 25. 26 Korpus luteum Meskipun sel-sel granulosa tidak membelah setelah ovulasi, sel-sel ini bertambah besar (diameter20-35 μm). Sel granulosa menempati sekitar 80% dari parenkim korpus luteum dan kini disebut sel lutein granulosa, dengan cirri-ciri sel penghasil-steroid.Hal ini berbeda dengan struktur sel tersebut dalam folikel praovulasi, saat sel granulose tampak sebagai sel penghasil-protein. Sel-sel teka interna juga ikut membentuk korpus luteum dengan menghasilkan sel lutein teka. Sel-sel ini memiliki struktur mirip sel lutein granulosa namun lebih kecil (kira- kira berdiameter 15μm) dan terpulas lebih kuat. Sel lutein teka menempati lipatan dinding korpus luteum. Kapiler darah dan limfe yang terdapat di teka interna kini tumbuh ke dalam korpus luteum dan membentuk jalinan vaskular luas di struktur ini. Reorganisasi folikel setelah ovulasi dan perkembangan korpus luteum terjadi akibat rangsangan LH yang dilepaskan sebelum ovulasi. Masih dalam pengaruh LH, sel-sel koprus luteum mengubah enzimnya dan mulai menyekresikan progesterone dan estrogen. Nasib korpus luteum ditentukan oleh ada tidaknya kehamilan. Setelah dirangsang LH, korpus luteum terprogram untuk bersekresi selama 10-12 hari. Jika tidak ada rangsangan hormone lain dan tidak ada kehamilan, sel-sel korpus luteum akan berdegenerasi melalui apoptosis. Setelah korpus luteum berdegenerasi, konsentrasi steroid darah menurun dan hormone perangsang-folikel dibebaskan, yang akan merangsang pertumbuhan sekelompok folikel lain, dan memulai siklus menstruasi berikutnya. Korpus
  • 26. 27 luteum yang hanya bertahan sebagian dari siklus menstruasi disebut korpus luteum menstruasi. Sisa selnya akan difagositosis oleh makrofag. Fibroblas di dekatnya memasuki daerah ini dan membentuk parut jaringan ikat padat yang disebut korpus albikans (“badan putih”, karena banyaknya kolagen). Jika kehamilan terjadi, mukosa uterus tidak boleh terlepas. Jika hal ini terjadi, embrio yang tertanam akan mati dan kehamilan berakhir dengan aborsi. Suatu sinyal disampaikan oleh embrio yang berimplantasi ke korpus luteum dengan sel-sel trofoblas yang menyekresikan hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin). Kerja HCG serupa dengan LH. Jadi, HCG melindungi korpus luteum dari degenerasi, dan menyebabkan pertumbuhan selanjutnya dari kelenjar endokrin, serta merangsang sekresi progesterone (yang akan mempertahankan mukosa uterus selama kehamilan). Selain mempertahankan mukosa uterus, progesterone juga merangsang sekresi kelenjar uterus, yang diduga penting untuk nutrisi embrio sebelum berfungsinya plasenta. Korpus inilah yang terkenal sebagai korpus luteum kehamilan (gravididatis). Korpus tersebut bertahan 4-5 bulan dan kemudian berdegenerasi dan digantikan oleh korpus albikans yang jauh lebih besar daripada korpus albikans menstruasi. SEL INTERSTISIAL Meskipun sel-sel granulosa dan oosit mengalami degenerasi selama atresia folikel (atresia yaitu sel-sel folikel dan oositnya mati dan dihancurkan oleh sel-sel fagositik), sel- sel teka interna seringkali bertahan dalam kelompok kecil atau terisolasi di stroma korteks dan disebut sel-sel interstitial. Sel interstitial ini ada sejak masa kanak-kanak sampai menopause, dan aktif menyekresikan steroid, yang dirngsang oleh LH. 2.3. TUBA UTERINA Tuba uterina adalah 2 tabung berotot dengan mobilitas tinggi, dan masing-masing sepanjang lebih kurang 12 cm. Salah satu ujungnya, yaitu infundibulum, terbuka kea rah rongga peritoneum di samping ovarium dan memiliki tepi dengan juluran mirip jari-jari yang disebut fimbriae; ujung yang lain, yakni bagian intramural, menembus dinding uterus dan bermuara ke bagian dalam organ ini.
  • 27. 28 Dinding tuba uterina terdiri atas tiga lapisan: (1) mukosa, (2) lapisan otot tebal yang terdiri atas otot polos sebagai lapisan sirkular atau spiral di dalam dan lapisan longitudinal diluar, (3) dan serosa yang terdiri atas peritoneum viseral. Mukosa tuba memiliki lipatan panjang yang paling banyak dijumpai di bagian ampula. Pada potongan melintang, lumen bagian ampula menyerupai labirin. Lipatan ini makin mengecil pada egmen tuba yang berada lebih dekat ke uterus. Di bagian intramural, lipatan tersebut hanya berupa tonjolan kecil didalam lumen sehingga permukaan dalamnya hampir rata. Mukosa tuba terdiri atas epitel selapis silindris dan lamina propria yang terdiri atas jeringan ikat longgar. Epitelnya mengandung 2 jenis sel: satu dengan silia, yang lain bersifat sekretoris. Silia melecut ke arah uterus, dan menggerakan lapisan tipis cairan kental yang menutupi permukaanya. Cairan ini terutama terdiri atas produk sel sekretoris yang tersebar di antara sel-sel bersilia. Saat terjadi ovulasi, oviduk menimbulkan pergerakan aktif. Ujung tuba yang mirip corong (dengan banyak fimbriae) sangat mendekati permukaan ovarium. Hal ini mempermudah transpor oosit yang diovulasi ke dalam tuba uterina. Dengan bantuan gerak peristaltic otot dan lecutan silia, oosit memasuki infundibulum tuba uterina. Sekret epitel tuba memiliki zat nutrisi dan bersifat protektif bagi oosit. Jika tidak dibuahi, oosit akan bertahan hidup maksimum 24 jam. Sekret juga memudahkan aktivasi (kapasitas) spermatozoa.
  • 28. 29 Fertilisasi biasanya terjadi di ampula dan menghasilkan jumlah diploid kromosom yang khas bagi spesies manusia. Fertilisasi juga berguna sebagai stimulus bagi oosit untuk menyelesaikan pembelahan meiosis keduanya. Hanya pada saat inilah, oosit primer bertansformasi menjadi oosit sekunder. Korona radiata biasanya tetap ada ketika spermatozoa membuahi oosit; lapisan ini bertahan untuk beberapa waktu sewaktu oosit melalui tuba uterina. Bila pembuahan tidak terjadi, oosit akan mengalami autolysis di dalam tuba uterine tanpa menyelesaikan pembelahan meiosis keduanya. Begitu dibuahi, oosti tumbuh, yang kini dinamai zigot, mulai membelah dan diangkut ke uterus, suatu proses yang berlangsung sekitar 5 hari. Gerakan lapisan tipis penutup mukosa tuba, bersama kontraksi lapisan ototnya, membantu mengangkut oosit atau hasil konsepsi ke arah uterus. Gerakan ini juga menghalangi perpindahan mikroorganisme dari uterus ke rongga peritoneum. Akan tetapi, transpor oosit atau hasil konsepsi ke uterus pada wanita dengan sindrom silia immotile dapat berjalan normal, yang menunjukan bahwa aktivitas silia tidak esensial untuk proses transpor. 2.4. UTERUS Uterus adalah organ berbentuk pir yang terdiri atas suatu badan (korpus), yang terletak di atas penyempitan rongga uterus (orifisium internum uteri), dan suatu struktur silindris di bawah, yakni serviks, yang terletak di bawah orifisium internum uteri. Bagian mirip kubah di korpus uteri disebut fundus. Dinding uterus relative tebal dan terdiri atas tiga lapisan. Bergantung pada bagian uterus, lapisan serosa (jaringan ikat dan mesotel) atau adventisia (jaringan ikat) dapat dijumpai di bagian luarnya. Lapisan uterus yang lainnya adalah miometrium, yakni suatu lapisan otot polos tebal, dan endometrium, atau mukosa uterus. Miometrium Ukuran sel dalam miometrium tergantung esterogen yang disekresi ovarium. Panjang sel otot polos bervariasi dari 40-90 mikrometer pada fase siklus menstruasi yang berbeda, dengan serat yang memendek segera setelah menstruasi. Pada keadaan tidak adanya esterogen, otot polos uterus mengalami atrofi. Kadar tinggi hormon yang disekresi selama kehamilan menyebabkan panjang serat meningkat 10 kali lipat dan volume uterus keseluruhan meningkat 24 kali lipat.
  • 29. 30 Pada uterus yang tidak dalam keadaan hamil terdapat kontraksi dangkal intermiten yang disertai oleh semua sensasi subjektif. Kontraksi yang lebih kuat terjadi selama stimulasi seksual dan selama menstruasi, menyebabkan nyeri abdominal menyerupai keram. Aktivitas kontraktil miometrium spontan berkurang selama kehamilan. Hal tersebut dihambat oleh progesteron yang disekresi korpus luteum pada kehamilan dan bahwa kontraksi uterus pada saat melahirkan dimulai dengan mengurangi inhibisi ini. Produksi esterogen yang meningkat oleh plasenta dan aktivitas kelenjar adrenal fetal untuk melepaskan hormon kortikopik tampaknya terlibat dan menyebabkan produksi prostaglandin pada membran fetal dan miometrium yg memulai kontraksi uterus. Gambar: miometrium dan endometrium Endometrium Endometrium adalah istilah deskriptif untuk mukosa yang melapisi rongga uterus. Tebalnya sekitar 4-5 mm, pada puncak perkembangannya, dan terdiri dari epitel kolumnar selapis. Fungsi utama endometrium adalah mempersiapkan resepsi blastokista, untuk berperan dalam implantasi dan nutrisinnya dan untuk membentuk bagian dari maternal plasenta. Dari pubertas sampai menopause, endometrium melalui perubahan siklus bulanan pada strukturnya, pada respon terhadap kadar hormon ovarium melalui darah yang berfluktuasi. Pada akhir setiap siklus, tidak ada ovum yang di buahi , bagian
  • 30. 31 ketebalan endometrium mengelupas, disertai ekstravassasi darah dari pembuluh darah pada stromanya. Produk perubahan degeneratif ini tampak sebagai aliran menstrual, yang berlangsung selama 3-5 hari. Terdapat 2 zona dalam endometrium yaitu lapisan fungsional yang dipengaruhi oleh hormon progesteron dan esterogen, tebal dan terletak pada permukaan , bagian ini yang akan terkelupas saat terjadi menstruasi . bagian ini terdiri atas lapisan kompactum dan lapisan spongiosum. Lapisan ke dua yakni lapisan basale . lapisan basal ini tipis dan bersifat regeneratif . lapisan ini memiliki pasokan arteri sendiri. Plasenta Plasenta adalah organ sementara dan merupakan tempat berlangsungnya pertukaran fisiologis antara ibu dan fetus. Organ ini terdiri atas bagian fetus (korion) dan bagian maternal (desidua basalis). Jadi, plasenta terdiri atas sel-sel yang berasal dari dua individu yang berbeda secara genetik. Desidua basalis menyuplai darah arteri maternal ke, dan menerima darah vena dari, celah-celah yang berada di dalam plasenta. Plasenta juga merupakan organ endokrin, yang menghasilkan hormone seperti HCG, tirotropin korionik, kortikotropin korionik, estrogen, dan progesterone. Organ tersebut juga menyekresi suatu hormone protein yang disebut somatomamotropin korionik manusia, yang mempunyai aktivitas laktogenik dan merangsang pertumbuhan. Serviks Uteri Serviks adalah bagian bawah uterus yang silindris dan struktur histologinya berbeda dari bagian lain uterus. Lapisannya terdiri atas epitel selapis silindris penghasil- mukus. Serviks memiliki sedikit serabut otot polos dan terutama (85%) terdiri atas jaringan ikat padat. Bagian luar serviks yang menonjol ke dalam lumen vagina dilapisi epitel gepeng berlapis. Mukosa serviks mengandung kelenjar serviks berisi mucus, yang banyak bercabang. Mukosanya tidak banyak berubah selama siklus menstruasi dan tidak terlepas selama menstruasi. Selama kehamilan, kelenjar mucus serviks berproliferasi dan menyekresi lebih banyak mucus yang lebih kental.
  • 31. 32 Sekret serviks berperan penting pada pembuahan oosit. Saat ovulasi terjadi, secret mukosanya menjadi encer dan memungkinkan masuknya soerma ke dalam uterus. Pada fase luteal atau selama kehamilan, kadar progesterone mengubah sekret mukosa sehingga menjadi lebih kental dan mencegah masuknya sperma berserta mikroorganisme ke dalam korpus uterus. Pelebaran serviks yang mendahului kelahiran disebabkan oleh kolagenolisis hebat, yang memudahkan perlunakannya. 2.5. VAGINA Dinding vagina tidak memiliki kelenjar dan terdiri atas tiga lapisan: mukosa, lapisan muskularis, dan adventitia. Mukus yang terdapat di dalam lumen vagina berasal dari kelenjar serviks uterus. Epitel mukosa vagina seorang wanita dewasa merupakan epitel berlapis gepeng dengan ketebalan 150-200 μm. Sel-selnya dapat mengandung sedikit keratohialin. Akan tetapi, keratinisasi hebat yang mengubah sel-sel menjadi lempeng-lempeng keratin seperti pada epitel berlapis tanduk, tidak terjadi di vagina. Dalam pengaruh estrogen, epitel vagina menyintesis dan mengumpulkan banyak glikogen, yang ditimbun di lumen vagina bila sel- sel vagina terlepas. Bakteri dalam vagina memetabolisme glikogen dan membentuk asam laktat, yang menyebabkan rendahnya pH dalam vagina. Lingkungan asam vagina ini menciptakan lingkungan yang protektif terhadap beberapa mikroorganisme pathogen. Lamina propria mukosa vagina terdiri atas jaringan ikat longgar dengan banyak serat elastin. Di antara sel-sel yang ada, terdapat cukup banyak limfosit dan neutrofil. Selama fase tertentu dari siklus menstuasi, kedua jenis sel leukosit ini menerobos epitel dan masuk ke dalam lumen vagina. Mukosa vagina sebenarnya tidak memiliki ujung syaraf bebas yang ada agaknya merupakan serabut nyeri. Lapisan otot di vagina terutama terdiri atas berkas otot polos memanjang. Terdapat beberapa berkas otot sirkular, khususnya di lapisan terdalam (yang bersebelahan dengan mukosa). Di luar lapisan otot, selapis jaringan ikat padat, yaitu adventisia, yang kaya akan serat elastin tebal, menyatukan vagina dengan jaringan sekitar. Vagina yang sangat lentur itu disebabkan banyaknya serat elastin di jaringan ikat dindingnya. Di jaringan ikat ini terdapat sejumlah besar pleksus vena, berkas syaraf, dan kelompok sel saraf.
  • 32. 33 2.6. GLANDULA MAMMAE Kelenjar Mammae yang tidak aktif ditandai oleh banyaknya jaringan ikat dan sedikit unsur kelenjar. Lobulus kelenjar terdiri dari tubulus kecil atau duktus intralobularis yang dilapisi oleh epitel kuboid atau kolumnar rendah. Di dasar epitel adalah sel mioepitel kontraktil. Duktus interlobularis yang besar mengelilingi lobules dan duktus intralobularis. Duktus intralobularis dikelilingi oleh jaringan ikat longgar intralobularis yang mengandung fibroblast, limfosit, sel plasma, dan eosinofil. Lobulus dikelilingi oleh jaringan ikat padat interlobularis yang mengandung pembuluh darah, venula, dan arteriol. Kelenjar mammae terdiri dari 15-20 lobus, yang masing-masing adalah kelenjar campuran tubuloalveolar. Setiap lobus dipisahkan oleh jaringan ikat padat interlobaris. Duktus laktiferus muncul dari setiap lobus di permukaan papilla mamma. Kelenjar mammae selama proliferasi dan kehamilan awal mengalami banyak perubahan structural. Selama paruh pertama kehamilan, duktus intralobularis mengalami proliferasi yang cepat dan membentuk terminal bud yang berdiferensiasi menjadi alveoli. Pada tahap ini, kebanyakan alveoli kosong dan sulit dibedakan antara duktus ekskretorius intralobularis kecil dan alveoli. Duktus ekskretorius intralobularis tampak lebih teratur dengan lapisan epitel yang lebih jelas. Duktus ekskretorius intralobularis dan alveoli dilapisi oleh dua lapisan sel, epitel luminal dan lapisan basal sel mioepitel gepeng. Jaringan ikat longgar intralobularis mengelilingi alveoli dan duktus. Jaringan ikat yang lebih padat dengan sel adipose mengelilingi masing-masing lobules dan membentuk septum jaringan ikat interlobularis. Duktus ekskretorius interlobularis, dilapisi oleh sel kolumnar tinggi, berjalan di septum jaringan ikat interlobularis untuk menyatu dengan
  • 33. 34 duktus laktiferus lebih besar yang biasanya dilapisi oleh epitel bertingkat semu silindris pendek. Setiap duktus laktiferus mengumpulkan produk sekretorik dari lobus dan mengangkutnya ke papilla mamma. 3. ANATOMI ORGAN GENITALIA MASKULINA Organa genitalia masculina selain berfungsi memproduksi spermatozoa dan hormon juga dipakai untuk mengalirkan urine keluar melalui urethra. Dibagi menjadi organa genitalis masculina interna dan organa genitalia masculina externa. Organa genitalia masculina interna terdiri dari : 1. Testis 2. Epididymis 3. Ductus deferens 4. Vesicula seminalis 5. Funiculus spermaticus 6. Prostata 7. Glandula bulbourethralis. Organa genitalia masculina externa terdiri atas : 1. Penis 2. Urethra masculina 3. Scrotum TESTIS
  • 34. 35 Testis terletak di scrotum. Ukuran testis pada orang dewasa adalah panjang 4 cm, anterior-posterior 3 cm dan lebar 2,5 cm, berbentuk ovoid dengan volume 15-25 ml dan berat 10-14 gram. Setiap testis mempunyai facies medialis dan facies lateralis yang berbentuk konveks, bertemu di bagian anterior dan posterior membentuk margo anterior dan margo posterior yang juga berbentuk konveks bulat. Ujung-ujungnya berbentuk bulat dan disebut extremitas superior dan extremitas inferior. Testis mempunyai capsula yang terdiri atas tiga lembar lapisan, dan superficial ke profunda, yakni : 1. Tunica vaginalis, merupakan bagian dari peritoneum, terdiri dari lamina parietalis dan lamina visceralis. 2. Tunica albuginea, dibentuk oleh jaringan ikat, berwarna putih. Dibungkus oleh tunica vaginalis, kecuali permukaan testis yang ditempati oleh epididymis. Di bagian dorsal tunica albuginea menebal, membentuk mediatinum testis (corpus Highmori ). 3. Tunica vasculosa, dibentuk oleh anyaman pembuluh darah dan jaringan Ikat. Gambar 1 . Struktur testis dan sekitarnya. Dari mediatinum testis terdapat beberapa septula testis ke arah tunica albuginea, membagi testis kedalam 250 buah rongga-rongga kecil (lobuli testis). Di dalam setiap
  • 35. 36 rongga tersebut terdapat dua buah tubuli seminiferi contorti atau lebih. Setiap tubuli tadi mempunyai ukuran dua feet (60 cm). Ke arah mediatinum testis tubuli tadi saling berhubungan dan berbentuk lurus, disebut tubuli seminiferi recti. Di dalam mediatinum testis tubuli seminiferi recti mengadakan anastomose membentuk rete testis. Dari rete testis terdapat 6 – 12 buah ductuli efferentes testis yang mengadakan hubungan dengan epididymis. Di dalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel spermatogonia dan sel sertoli, sedangkan di antara tubuli seminiferi terdapat sel-sel Leydig. Sel-sel spermatogonium dan proses spermatogenesis menjadi spermatozoa. Sel-sel sertoli berfungsi memberi makan dan bakal sperma, sedangkan sel-sel Leydig atau disebut sel-sel interstisial testis berfungsi dalam menghasilkan hormone testosteron. Sel-sel spermatozoa yang diproduksi di tubuli seminiferi testis disimpan dan mengalami pematangan/maturasi di epididimis dan vas deferens disalurkan menuju ke ampula vas deferens. Sel-sel setelah bercampur dengan cairan-cairan dari epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, serta cairan prostate membentuk cairan semen (mani). Vaskularisasi Testis mendapat darah dari beberapa cabang arteri, yaitu : 1. Arteri spermatika interna, yang merupakan cabang dari aorta. 2. Arteri deferensialis cabang dari arteri vesikalis inferior, dan 3. Arteri kremasterika yang merupakan cabang dari epigastrica. Arteria testicularis memberi beberapa percabangan, menuju ke margo posterior, menembusi tunica albuginea, berjalan mengikuti septula testis menuju ke mediastinum testis. Arteria testicularis mengadakan anastomose dengan arteria deferentialis dan arteria spermatica externa, dan bersumber pada aorta abdominalis. Pembuluh-pembuluh vena berjalan ke posterior menuju ke margo posterior, menembusi tunica albuginea dan bergabung dengan plexus pampiniformis. Selanjutnya plexus pampiniformis menjadi vena testicularis di dekat anulus inguinalis internus. Vena testicularis dextra bermuara kedalam vena cava inferior, dan vena testicularis sinistra bermuara kedalam vena renalis sinistra. Innervasi Testis dipersarafi oleh serabut-serabut saraf dari plexus nervosus testicularis. Plexus ini dibentuk oleh nervus spinalis thoracalis 6 - 9 dan nervus thoracalis 10 - 12, yang turut mempersarafi dinding abdomen di sekitar umbilicus. Plexus nervosus
  • 36. 37 testicularis juga menerima serabut-serabut saraf yang dipercabangkan oleh nervus genitofemoralis dan nervus scrotalis posterior. Serabut-serabut saraf sympathies membawa komponen vasomotoris. Referred pain (rasa nyeri) pada testis menyebar ke daerah inguinalis dan daerah bagian caudal dinding abdomen. EPIDIDIMIS Epididimis adalah organ yang berupa saluran berkelok-kelok dengan panjang kira- kira 5-6 meter, terdiri atas caput, corpus, dan cauda epididimis. Caput epididymis berada di bagian cranial, corpus epididymis berada di bagian medial dan cauda epididymis berada di bagian caudal. Cauda epididymis melanjutkan diri menjadi ductus deferens, berjalan ascendens pada sisi medial epididymis. Caput epididymis dihubungkan oleh ductus efferentes testis dengan testis. Setiap ductuli efferentes testis membentuk lobuli epdidymis. Lobuli ini bersatu membentuk caput epididymis, dan selanjutnya bermuara kedalam ductus epididymidis. Ductus epididymidis membentuk corpus dan cauda epididymidis. Cauda epididymidis berakhir pada ductus deferens. Sel-sel spermatozoa setelah diproduksi di dalam testis dialirkan ke epididimis. Di sini spermatozoa mengalami maturasi menjadi motil (dapat bergerak) dan disimpan di dalam cauda epididimis sebelum dialirkan ke vas deferens. Vaskularisasi Epididymis mendapat suplai darah dari cabang-cabang arteria testicularis dan arteri deferensialis. Pembuluh vena bermuara kedalam plexus pampiniformis. Innervasi Diperoleh dari cabang-cabang plexus hypogastricus inferior. VAS DEFEREN / DUKTUS DEFEREN Organ berbentuk tabung kecil dengan panjang 30 – 35 cm, bermula dari cauda epididimis dan berakhir pada duktus ejakulatorius di uretra posterior. Berfungsi sebagai saluran tempat mengalirkan spermatozoa dari epididimis sampai ke uretra. Berisi fructose yang memebri nutrisi kepada spermatozoa. Ujung terminal ductus deferens membesar dan berkelok-kelok, disebut ampulla ductus deferentis.
  • 37. 38 Dalam perjalanannya menuju duktus ejakulatorius, duktus deferens dibagi dalam beberapa bagian, yaitu : 1. Pars tunika vaginalis, 2. Pars skrotalis 3. Pars iguinalis 4. Pars pelvikum, dan 5. Pars ampularis. Vaskularisasi Arteria deferentialis merupakan salah satu cabang dari arteria vesicalis superior yang memberi suplai darah kepada epididymis dan ductus deferens (vas deferens). Arteria deferentialis mengadakan anastomose dengan arteria testicularis. Ada sebagian dari vena bermuara kedalam vena testicularis dan ada sebagian lagi yang menuju ke plexus pampiniformis. Innervasi Kontraksi ductus deferens berada di bawah pengaruh serabut-serabut saraf sympathis. Serabut-serabut parasympathis dibawa oleh nervi erigentes, yang berasal dari medulla spinalis sacralis. Vesicula Seminalis Terletak di dasar vesika urinaria dan di sebelah cranial dari kelenjar prostat. Ada dua buah yang terletak simetris, berada diantara vesica urinaria dan rectum. Berupa kantong dengan ukuran 5-6 cm. Ujung cranial berbentuk bulat, buntu, dan ujung caudal kecil, membentuk ductus excretorius. Volume dari vesicula kira- kira 1,5 – 5 cc. Gambar 12. Struktur vesicula seminalis Di antara kedua vesicula seminalis terdapat kedua ampulla dari ductus deferens yang letaknya saling berdekatan pada linea mediana. Ampulla ductus deferentis bergabung
  • 38. 39 dengan ductus ejaculatorius. Di antara pars caudalis vesicula seminalis dan prostata di satu pihak dan rectum di pihak lainnya terdapat penebalan jaringan ikat yang dinamakan fascia Denonvilliers. Fascia ini adalah modifikasi dari peritoneum. Vesikula seminalis menghasilkan cairan alkaline yang mengandung fruktosa dan choline, yang merupakan bagian dari semen (mani), dan berfungsi memberi nutrisi pada sperma. Vaskularisasi Suplai darah diperoleh dari cabang-cabang arteria vesicalis inferior dan arteria vesicalis media. Pembuluh vena bermuara kedalam plexus venosus vesicoprostaticus. Innervasi Vesicula seminalis dipersarafi oleh serabut-serabut sympathis dan para sympathis. Pengosongna vesicula seminalis dipengaruhi oleh persarafan sympathis. FENICULUS SPERMATICUS Dibentuk oleh : 1. Ductus deferens, bersama-sama dengan vasa deferentialis dan serabut-serabut saraf yang menuju ke epididymis; ductus deferens terletak di bagian posterior didalam funiculus spermaticus, dan di dalam canalis inguinalis berada di baian caudal ; 2. Arteria testicularis, terletak di sebelah ventral ductus deferens, bersama-sama dengan serabut-serabut saraf yang menuju ke testis; 3. Plexus pampiniformis, suatu anyaman pembuluh-pembuluh vena yang berasal dari testis, epididymis dan ductus deferens; 4. Pembuluh-pembuluh lymphe; 5. Arteria cremasterica; 6. Ramus genitalis, suatu cabang dari nervus genitofemoralis; 7. Processus vaginalis peritonei. Funiculus spermaticus dibungkus dari superficial ke profunda oleh : 1. Fascia spermatica externa berbentuk tipis, melekat pada crus inferius (anulus inguinalis externus), merupakan lanjutan dari fascia yang menutupi m.obliquus externus abdominis; 2. Fascia cremasterica bersama-sama dengan m.cremaster ;
  • 39. 40 3. Fascia spermatica interna, tipis, berasal dari fascia transversalis abdominis, berada bersama-sama dengan jaringan extra peritoneal. M.cremaster merupakan myofibril dari m.obliquus internus abdominis. Mendapat vascularisasi dari arteria cremasterica, dan innervasi dari ramus genitalis genitofemoralis. Stimulus di bagian cranial facies medialis region femoris dapat menimbulkan kontraksi m.cremaster sehingga testis terangkat, ini yang dinamakan reflex cremaster. Arteria cremasterica (a.spermatica externa) adalah salah satu cabang dari arteria epigastrica inferior. Mengadakan anastomose dengan arteria spermatica interna. PROSTAT Terdiri atas kelenjar (50 %) dan jaringan ikat fibromuscular (25 % myofibril otot polos dan 25 % jaringan ikat), membungkus urethra pars prostatica, dan terbagi atas 5 lobus: 1. Lobus anterior, di depan uretra dan tidak mempunyai jaringan kelenjar 2. Lobus medius atau lobus medianus, dianatara urethra dan ductus ejaculatorius dan mengandung kelenjar 3. Lobus posterior, dibelakang urethra dan dibawah ductus ejaculatorius, mengandung kelenjar 4. Lobus prostatae dexter et sinister, mengandung banayk kelennjar. Mempunyai bentuk seperti piramid terbalik dengan basis (basis prostatae) menghadap ke arah collum vesicae dan apex (apex prostatae) yang menghadap ke arah diaphragma urogenitale. Ukuran prostata adalah tinggi 3 cm, lebar 4 cm dan lebar anterior- posterior sebesar 2,5 cm, dan beratnya sekitar 20 gram. Prostat menghasilkan suatu cairan yang merupakan salah satu komponen dari cairan ejakulat (semen). Volume cairan prostate merupakan ± 25% dari seluruh volume ejakulat. Hypertrophi lobus medius dapat menghalangi pengeluaran urine. Vaskularisasi Cabang arteria vesicalis inferior, arteria rectalis superior. Ramus prostaticus memasuki prostata pada celah antara prostata dengan vesica urinaria. Pembuluh vena berjalan memasuki plexus venosus prostaticus, yang selanjutnya bergabung dengan plexus venosus vesicalis, kemudian bermuara ke dalam vena iliaca interna.
  • 40. 41 Innervasi Menerima serabut-serabut saraf sympathies dan parasympathis dari plexus nervosus prostaticus. Serabut-serabut parasympathis berasal dari medulla spinalis segmental sacralis. Plexus prostaticus (plexus pelvikus) menerima masukan serabut parasipatis dari korda spinalis S2-4 dan simpatis dari nervus hipogastricus (T10-L2). Stimulasi parasimpatis meningkatkan sekresi kelenjar pada epitel prostate, sedangkan rangsangan simpatis menyebabkan pengeluaran cairan prostate ke dalam uretra posterior, seperti pada saat ejakulasi. GLANDULA BULBOURETHRALIS Kelenjar ini disebut juga glandula Cowperi. Ada 2 buah yang terletak disebelah kiri dan kanan linea mediana, berada didalam spatium perineum profundus, di antara pars caudalis prostata dan bulbus penis. Terletak di sebelah dorsal urethra pars membranacea. Mempunyai diameter 0,5 - 1,5 cm. Dibungkus oleh m.sphincter urethrae membranaceae. Saluran keluar dari kelenjar ini berjalan menembusi fascia inferior diaphragmatis urogenitalis, masuk di bagian caudal urethra pars spongiosa pada dinding posterior. Berfungsi mengeluarkan secret yang belum jelas fungsinya. Mendapat suplai darah dari cabang-cabang arteria bulbi penis. PENIS
  • 41. 42 Gambar . potongan melintang penis Radix Penis Radix penis dibentuk oleh tiga massa jaringan erektil yang dinamakan bubus penis dan crus penis dextra dan sinistra. Bulbus penis terletak di garis tengah dan melekat pada permukaan bawah diaphragma urogenitale. Bulbus penis ditembus oleh urethra dan perukaan luarnya ditutupi oleh musculus spongiosus. Masing – masing crus penis melekat pada pinggir arcus pubicus dan permukaan luarnya ditutupi oleh musculus ischiocavernosus. Bulbus melanjutkan diri ke depan sebagai corpus penis dan membentuk corpus spongiosum penis, Di anterior kedua crus penis saling mendekati di bagian dorsal corpus penis terletak berdampingan membentuk corpus cavernosum penis. Corpus Penis Corpus penis terdiri dari tiga jaringan erektil yang diliputi sarung fascia tubular (fascia buck). Jaringan erektil dibentuk dari dua corpora cavernosa penis yang terletak di dorsal (saling berhubungan satu dengan yang lain) dan satu corpus spongiosum penis yang terletak pada permukaan ventralnya. Pada bagian distal corpus spongiosum penis melebar membentuk glans penis yang meliputi ujung distal corpora cavernosa penis. Pada ujung glans penis terdapat celah muara urethra disebut ostium urethrae externum.
  • 42. 43 Preputium penis merupakan lipatan kulit seperti kerudung yang menutupi glans penis. Preputium dihubungkan dengan glans penis oleh frenulum preputii. Corpus penis disokong oleh dua buah kondensasi fascia profunda yang berjalan ke bawah dari linea alba dan symphysis pubica untuk melekat pada fascia penis. Vaskularisasi Arteriae:  Corpora cavernosa : A. Profunda penis  Corpus spongiosum penis: A. Bulbi penis Vena:  Bermuara ke vena pudenda interna Aliran Limfa Cairan kulit penis dialirkan ke nodi superomedialis dari nodi inguinales superficiales. Struktur profunda penis mengalirkan cairan limfanya ke nodi iliaci interni. Innervasi Persarafan berasal dari nervus pudendus dan plexus pelvicus. Penis dipersarafi oleh : 1. Nervus dorsalis penis 2. Ramus profundus nervi perinealis, 3. Nervus ilioinguinalis, 4. Nervus cavernosus penis (major et minor) Saraf-saraf tersebut di atas berfungsi membawa stimulus sensibel, termasuk rasa nyeri dari kulit dan urethra, dan mengontrol circulasi darah penis.
  • 43. 44 SKROTUM Scrotum adalah sebuah kantong yang terbagi menjadi dua bagian oleh septum scroti, ditempati oleh testis, epididymis dan bagian caudal funiculus sparmaticus beserta pembungkusnya. Terletak di sebelah caudal dari radix penis dan symphysis osseum pubis. Scrotum dibentuk oleh lapisan-lapisan dari superficial ke profunda, sebagai berikut : 1. Kulit, tipis, mengandung banyak pigmen, sedikit rambut, banyak kelenjar sebacea dan kelenjar keringat. Pada linea mediana terdapat raphe scroti, yang ke arah anterior menjadi raphe penis dan ke arah posterior menjadi raphe perinealis. 2. Tunica dartos, mengandung serabut-serabut otot polos, yang dinamakan m.dartos. lapisan ini melekat pada kulit, tidak mengandung jaringan lemak dan banyak mengadung pembuluh darah. Lapisan ini membentuk septum scroti. 3. Tunica vaginalis, yang merupakan bagian dari peritoneum, turut bersama-sama dengan testis masuk kedalam scrotum. 4. Fascia spermatica externa, suatu lembaran tipis yang membungkus funiculus spermaticus dan testis. Pada anulus inguinalis externus lapisan ini melanjutkan diri dengan fascia yang membungkus m.obliquus externus abdominis. 5. Lamina cremasterica yang terdiri atas fascia cremasterica dan serabut-serabut m.cremaster, mempunyai hubungan dengan m.obliquus internus abdominis bersama dengan fascianya.
  • 44. 45 6. Fascia spermatica interna, suatu lembaran yang tipis, sukar dipisahkan dari lamina cremasterica, tetapi mudah dilepaskan dan funiculus spermaticus dan testis yang dibungkusnya. Bentuk dan ukuran scrotum bervariasi antar individu, dan berubah menurut kondisi. Pada waktu udara dingin, m.dartos berkontraksi membuat kulit scrotum berkeriput. Sebaliknya pada suhu udara panas kulit scrotum menjadi longgar. Keadaan ini berkaitan dengan fungsi scrotum untuk mempertahankan suhu yang optimal sehingga proses spermatogenesis dapat berlangsung dengan baik dan sempurna. Vaskularisasi Ada beberapa arteri yang memberi suplai darah kepada scrotum, sebagai berikut : 1. Arteria pudenda externa, memberi vascularisasi ke bagian anterior scrotum. 2. Ramus scrotalis arteriae pudendae internae, mensuplai scrotum bagian posterior. 3. Cabang-cabang arteria testicularis. 4. Cabang-cabang arteria cremasterica. Innervasi Scrotum dipersarafi oleh : 1. Nervus ilioinguinalis, mempersarafi scrotum bagian ventral. 2. Ramus genitalis nervi genitofemoralis, juga mempersarafi bagian anterior scrotum. 3. Ramus scrotales mediales et laterales sebagai cabang dari nervus perinealis, mempersarafi scrotum bagian posterior. 4. Ramus perinealis n.cutaneus femoris posterior. 4. HISTOFISIOLOGI ORGAN GENITALIA MASKULINA Sistem reprouksi pria terdiri atas testis, saluran kelamin, kelenjar tambahan, dan penis. Fungsi ganda testis adalah menghasilkan hormon dan spermatozoa. A. Testis
  • 45. 46 Setiap lobulus dihuni oleh 1-4 tubulus seminiferus. Yang terpendam dalam dasar jaringan ikat longgar yang banyak mengandung pembuluh darah dan limfe, saraf, dan sel intestinal (Leydig). Tubulus seminiferus menghasilkan sel kelamin pria yaitu spermatozoa, sedangkan sel interstisial menyekresikan
  • 46. 47 androgen testis. Androgen adalah keseluruhan hormon pria yang meliputi testosteron, dihidrotestosteron, dan androstenedion Testis terletak di dalam skrotum. Fungsi skrotum adalah memelihara testis pada suhu di bawah suhu intraabdomen. Epitel tubulus seminiferus terdiri atas dua jenis sel: sel Sertoli (sel penyokong) dan sel-sel yang membentuk garis keturunan spermatogenik (kaitannya dengan spermatogenesis). Ser sertoli memiliki beberapa fungsi dan yang paling utama adalah menunjang, meilindungi, dan mengatur nutrtisi spermatozoa yang sedang berkembang. Fungsi lainnya adalah fagositosit, menyekresikan cairan yang berguna untuk mengangut sperma, produksi hormon anti-mullerian, dan sawar testis darah. Fungsi testis : 1. Spermatogenesis 2. Produksi androgen Spermatogenesis terjadi dalam tubulus seminiferus. Produksi androgen berlangsung di dalam kantung dari sel khusus yang terdapat di daerah interstitsial antara tubulus. Tubulus seminiferus di kelilingi oleh membrana basalis. Disisi medial membrana basalis terdapat sel progenitor
  • 47. 48 untuk memproduksi sperma. Epitel yang mengandung spermatozoa yang sedang berkembang di sepanjang tubulus disebut sebagai epitel seminiferus atau epitel germinal. Pada potongan melintang testis, spermatozoit dalam tubulus berada dalam berbagai tahapan pematangan. Diantara spermatozoit terdapat sel sertoli. Sel ini berperan secara metabolik dan struktural untuk melindungi serta member nutrisi kepada spermatozoa yang sedang berkembang. Terdapat juga sel Leydig yang memiliki fungsi utama lain yakni memproduksi androgen testis. Sel Leydig homolog dengan sel teka ovarium. Sel yang paling mudah rusak pada testis adalah spermatogonium. Perubahan degeneratif yang cepat pada spermatogonium dapat disebabkan oleh radiasi, alkohol,defisiensi makanan, radang lokal serta suhu panas. Spermatogenesis dapat dibagi menjadi 3 fase : 1. Proliferasi mitosis untuk menghasilkan banyak sel 2. Pembelahan meiosis untuk menghasilkan perbedaan genetik 3. Pematangan Fase yang terakhir diatas meliputi remodeling morfologi seluler yang luas dengan tujuan untuk memfasilitasi perpindahan dan penetrasi sperma ke oosit didalam saluran reproduksi wanita. Sel stem spermatogonium primitif tetap dorman dalam testis sampai saat pubertas. Saat pubertas, sel tersebut diaktivasi dan dipelihara dalam lingkaran mitosis pada membrana basalis tubulus seminuferus
  • 48. 49 Mekanisme pembentukkan spermatozoa: 1. Pada saat pubertas spermatogonia membelah secara mitosis menjadi spermatogonia yang lebih banyak. 2. Sebagian spermatogonia (2n) kembali mengalami mitosis sebagian yanglain berkembang menjadi spermatosit primer. 3. Spermatosit primer(2n) mengalami meiosis I menjadi dua buah spermatosit sekunder(n) 4. Tiap-tiap spermatosit sekunder mengalami meiosis II menghasilkan dua buah spermatid (n). sehingga didapatkan empat buah spermatid 5. Tiap-tiap spermatid berkembang menjadi spermatozoa dengan mengalami remodeling sitoplasma yang luar biasa dimana terjadi perkembangan ekor, bagian tengah mitochondria dan akrosom. Proses spermatogenesis berlangsung selama 74 hari, setiap harinya dihasilkan sekitar 300 sel sperma baru. B. Duktus Genitalia Intratestis Duktus genitalia intratestis adalah tubulus rektus, rete testis, dan duktuli eferentes. Duktus-duktus tersebut membawa spermatozoa dan cairan dari
  • 49. 50 tubulus seminiferus ke duktus epididimis. Duktuli eferentes memiliki epitel yang terdiri atas kelompok sel kuboid tak bersilia yang diselingi sel bersilia yang melecut ke arah epididimis. Sel tak berselia mengabsorpsi banyak cairan yang disekresikan oleh tubulus seminiferus. Duktus eferentes berangsur-angsur bergabung membentuk duktus epididimis di epididimis. C. Saluran Keluar Genitalia Saluran keluar genitalia yang mengangkut spermatozoa yang dihasilkan di testis sampai ke meatus penis adalah duktus epididimis, duktus deferens (vas deferens), dan uretra. Duktus epididimis adalah saluran tunggal yang sangat berkelok dengan panjang sekitar 4-6 cm. Bersama dengan jaringan ikat dan pembuluh darah di sekitarnya membentuk bagian badan dan ekor epididimis. Duktus ini dilapisi epitel bertingkat silindris bersilia yang terdiri atas sel-sel basal berbentuk bulat dan sel silindris. Gambar halaman 426. Sel-sel ini ditunjang oleh lamina basalis yang dikelilingi oleh sel otot polos dengan kontraksi peristaltik yang membantu mendorong sperma di sepanjang saluran, dan dikelilingi oleh jaringan ikat longgar dengan banyak kapiler darah. Dari epididimis keluar duktus vas deferens yaitu suatu saluran berdinding otot tebal yang berlanjut dan mencurahkan isinya ke dalam uretra pars prostatika. Kelenjar-kelenjar prostat menghasilkan cairan prostat dan menyimpannya untuk dikeluarkan saat ejakulasi.
  • 50. 51 D. Penis Di sepanjang uretra penis terdapat kelenjar Littre untuk menyekresi lendir. Ereksi penis adalah peristiwa hemodinamik yang dikendalikan input saraf otot arteri dan otot polos pada dinding rongga vaskular dalam penis; dalam keadaan lemas terdapat sangat sedikit aliran darah dalam penis. Keadaan nonereksi dipertahankan oleh tonus intrinsik otot polos penis dan tonus yang diinduksi oleh input simpatis yang terus menerus. Ereksi terjadi bila ransangan vasodilator dari sistem parasimpatis menimbulkan relaksasi pembuluh-pembuluh penis dan otot polos kavernosa. Vasodilatasi juga melibatkan hambatan impuls vasokonstriksi simpatis di jaringan penis. Pembukaan arteri penis dan ruang kavernosa menyebabkan peningkatan aliran darah, pengisian ruang-ruang kavernosa, dan kekakuan penis. Setelah ejakulasi dan orgasme tercapai, aktivitas parasimpatis akan menurun dan penis kembali menjadi lemas. 5. ANATOMI PELVIS WANITA Anatomi Panggul Wanita
  • 51. 52 Tulang – tulang panggul terdiri dari Os Coxae, Os Saccrum, dan Os Coccyx. Os Coxae dapat dibagi menjadi Os Ilium, Os Ischium, dan Os Pubis. Tulang – tulang ini satu dengan lainnya berhubungan. Di depan terdapat hubungan antara kedua os pubis kanan dan kiri, disebut symphisis pubis. Dibelakang terdapat artikulasio sacro-iliaca yang menghubungkan os sacrum dengan os ilium. Dibawah terdapat artikulasio sacro-coccyx yang menghubungkan os sacrum dan os coccyx. Pada wanita, di luar kehamilan articulatio ini hanya memungkinkan pergeseran sedikit, tetapi pada kehamilan dan waktu persalinan dapat bergeser lebih jauh dan lebih longgar, Setiap wanita memiliki anatomi panggul yang unik dan berbeda satu sama lain. Panggul terdiri atas bagian keras panggul (dibentuk oleh tulang) dan bagian lunak panggul (dibentuk otot, jaringan dan ligamen). Fungsi bagian keras panggul wanita adalah sebagai berikut mempunyai:  Pelvis mayor untuk menyangga isi abdomen  Pelvis minor untuk membentuk jalan lahir dan tempat alat genetalia Sedangkan fungsi bagian lunak panggul wanita adalah sebagai berikut:  Membentuk lapisan dalan jalan lahir  Menyangga alat genetalia agar tetap dalam posisi normal saat hamil maupun nifas  Saat persalinan, berperan dalam proses kelahiran Secara fungsional, panggul terdiri dari dua bagian yaitu pelvis mayor dan pelvis minor. Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak diatas linea
  • 52. 53 terminalis, disebut juga dengan false pelvis. Bagian yang terletak dibawah linea terminalis disebut pelvis minor atau true pelvis. Pada ruang yang dibentuk oleh pelvis mayor terdapat organ –organ abdominal, selain itu pelvis mayor merupakan tempat perlekatan otot – otot dan ligamen ke dinding tubuh. Sedangkan pada ruang yang dibentuk oleh pelvis minor terdapat bagian dari kolon, rectum, kandung kemih, dan pada wanita terdapat uterus dan ovarium. Pada ruang pelvis juga kita temui diafragma pelvis yang dibentuk oleh M. Levator Ani dan M. Coccyx. Panggul wanita dan pria juga memiliki perbedaan, seperti: Wanita Pria Ruangnya luas , dangkal Inlet pelvis oval, outlet bulat Tulang lebih ringan dan tipis Sudut pubis lebih besar Coccygeus lebih fleksibel Tuberositas ischium lebih pendek Ruangnya sempit, dalam Inlet lebih kecil Tulang lebih berat dan tebal Sudut pubis lebih besar Coccygeus kurang fleksibel Tuberositas ischium lebih panjang SENDI PELVIS Terdapat 4 sendi pelvis yaitu : - 2 Articulatio Sacroiliaca - Symphisis Pubis - Articulatio Sacrococygea Dalam kehamilan dan persalinan, articulatio ini dapat bergeser sedikit dan lebih longgar.. 1. Articulatio Sacroiliaca · Sebagai penghubung antara Os Sacrum dengan Os Ilium, memungkinkan gerakan terbatas ke depan dan ke belakang. · Pergeseran yang terlalu lebar pada articulatio ini sering menimbulkan rasa nyeri dibagian persendian. 2. Symphisis Pubis · Terbentuk dari hubungan 2 os pubis.
  • 53. 54 · Merupakan articulatio cartilagenia dan sendi amphiarthrosis yang pergerakan sendinya lebih sedikit. · Longgarnya hubungan symphisis pubis ini dapat menimbulkan simfisiolisis yang terasa sangat nyeri. 3. Articulatio Sacroocygea · Memiliki hubungan dengan os sacrum dan os coccygeus. · Adanya sendi ini memungkinkan os coccygeus tertekan ke belakang pada waktu kepala janin lahir. LIGAMEN-LIGAMEN PELVIS Ligamen yang menghubungkan os sacrum dengan os ilium pada articulatio sacroiliaca merupakan yang terkuat di seluruh tubuh. Ligamen Sacrotuberosum mengikat sacrum dengan tuber ischii, sedang ligamen sacrospinosum menghubungkan sacrum dengan spina ischiadika. Kedua ligamen ini membentuk dinding posterior dari pintu bawah panggul. BAGIAN-BAGIAN PELVIS Secara fungsional panggul terdiri atas 2 bagian yang disebut pelvis mayor dan pelvis minor. 1. Pelvis Mayor : Bagian pelvis di atas linea terminalis, yang tidak banyak kepentingannya dalam obsetri. 2. Pelvis Minor - Dibatasi oleh pintu atas panggul (inlet) dan pintu bawah panggul (outlet). - Pelvis minor berbentuk saluran yang mempunyai sumbu lengkung ke depan Pintu atas pelvis (inlet) Merupakan satu bidang yang dibatasi sebelah posterior oleh promontrium, di lateral oleh linea terminalis dan anterior oleh pinggir atas symphisis pubis. Ukuran pintu atas pelvis, yaitu : a. Diameter anteroposterior atau Conjugata Vera yaitu jarak pinggir atas symphisis dengan promontorium diperoleh dengan mengurangi conjugata
  • 54. 55 diagonalis dengan 1,5 cm. tidak dapat diukur secara klinik melalui pemeriksaan fisik. normalnya sekitar 11 cm b. Conjugata diagonalis yaitu jarak bagian bawah symphisis sampai ke promontorium, yang dapat diukur dengan memasukkan jari tengah dan telunjuk ke dalam vagina dan mencoba meraba promontorium. Pada panggul normal promontorium tidak teraba dengan jari yang panjangya sekitar 11-12 cm. c. Diameter tranversa adalah jarak terjauh garis lintang (kiri ke kanan) pintu atas panggul, biasanya sekitar 12,5 - 13 cm. d. Diameter Oblikua, yaitu garis yang dibuat antara persilangan conjugata vera dengan diameter tranversa ke articulatio sacroiliaca yang panjangnya sekitar 13 cm. atau dari sakroilliaca sampai ke tonjolan pektineal sisi kontralateralnya Ruang Pelvis  Merupakan saluran di antara pintu atas panggul dan pintu bawah panggul.
  • 55. 56  Dinding anteriornya sekitar 4 cm terdiri atas os pubis dengan symphisisnya  Dinding posteriornya dibentuk oleh os sacrum dan os coccygeus, sepanjang kurang lebih 12 cm, Karena itu ruang panggul berbentuk saluran denagn sumbu melengkung ke depan. Pintu bawah pelvis (outlet)  Batas atas pintu bawah panngul adalah segitiga spina ischiadika. Jarak antara kedua spina ini disebut diameter bispinosum adalah sekitar 9.5 – 10 cm.  Batas bawah pintu bawah panggul berbentuk diamond, di sebelah anterior dibatasi oleh arkus pubis, di lateral oleh tuber ischii, dan di posterior oleh os coccygeus dan ligamen sacrotuberosum.  Diameter anteroposterior pintu bawah panggul diukur dari aspeks arkus pubis ke ujung os coccygeus. Ibu bertubuh pendek < 150 cm yang biasanya berkaitan dengan malnutrisi dan terjadinya deformitas panggul merupakan risiko tinggi dalam persalinan, tinggi badan <150 cm berkaitan dengan kemungkinan panggul sempit.
  • 56. 57 Tinggi badan Ibu <145 cm terjadi ketidakseimbangan antara luas panggul dan besar kepala janin. Sebagian besar kasus partus tidak maju disebabkan oleh tulang panggul ibu terlalu sempit sehingga tidak mudah dilintasi kepala bayi waktu bersalin. Proporsi wanita dengan rongga panggul yang sempit menurun dengan meningkatnya tinggi badan, persalinan dapat terhambat yang disebabkan panggul sempit jarang terjadi pada wanita bertubuh tinggi. Kesempitan panggul dibagi sebagai berikut : 1. Kesempitan pintu atas panggul Pintu atas panggul dianggap sempit bila conjugata vera kurang dari 10 cm atau bila diameter transversa kurang dari 12 cm. Pembagian tingkatan panggul sempit 1) tingkat I : CV = 9 – 10 cm = borderline 2) tingkat II : CV = 8 – 9 cm = relatif 3) tingkat III : CV = 6 – 8 cm = ekstrim 4) tingkat IV : CV = 6 cm = mutlak (absolut) 2. Kesempitan bidang tengah panggul Bidang tengah panggul terbentang antara pinggir bawah symphysis dan spinae ossis ischii dan memotong sacrum kira-kira pada pertemuan ruas sacral ke 4 dan ke 5. Terjadi bila diameter interspinorum 9 cm. Kesempitan midpelvis hanya dapat dipastikan dengan rontgen pelvinometri. 3. Kesempitan pintu bawah panggul Pintu bawah panggul dikatakan sempit bila diameter tranversal dan diameter sagitalis posterior kurang dari 15 cm, maka besar sudut arcus pubis meruncing, besarnya arcus pubis dapat dipergunakan untuk menentukan kesempitan pintu bawah panggul. Pemeriksaan ukuran panggul a. Pelvimetri Klinis
  • 57. 58 pada pemeriksaan klinis pada panggul dapat dilakaku dengan vaginal toucher. hal hal yang perlu diperiksa adalah: a. promontorium b. linea spina ischiadica c. linea innominata d. deiding lateral pelvis dan vagina e. kurva sacrum f. ujung coccygis g. arcus pubis Dari pemeriksaan klinis tersebut akan didapatkan conjugate diagonalis yaitu dengan memasukkan dua jarinya (jari telunjuk dan tengah) menyusuri keatas sampai seluruh permukaan anterior sacrum. dengan menekan pergelangan tangan dengan kuat, promontorium teraba sebagai penonjolan tepi tulang. bagian tangan yang berada pada vagina diangkat sampai menempel pada arcus pubis; titik yang paling dekat dengan dengan jari telunjuk ditandai dan jari ditarik keluar. jarak antara ujung jari tengah dengan titk yang ditandai diukur sebagai conjugate diagonalis Panggul tengah di ukur dengan cara memeriksa spina ischiadika atau tonjolan tulang panggul yang teraba menonjol atau tidak. dinilai sempit jika spina sichiadica menonjol, dinding samping terasa melengkung dan bidang sacrum tidak terlalu konkaf. Dinilai normal jika sudut tulang kemaluan lebih dari 90 derajat dan intertuberosum lebih dari 8 cm
  • 58. 59 b. Pemeriksaan Radiologi/ rontgen. Dilakukan dengan cara memotret panggul ibu, menggunakan alat rontgen. Hasil foto kemudian dianalisa untuk mengetahui ukuran panggul. Mulai dari pintu atas panggul, pintu tengah panggul, dan pintu bawah panggul. Bentuk-bentuk Panggul Wanita Menurut Caldwell-Moloy ada 4 bentuk panggul : a. Panggul Gynecoid : bentuk panggul ideal, bulat dan merupakan jenis panggul tipikal wanita b. Panggul Android : bentuk PAP seperti segitiga, merupakan jenis jenis panggul tipikal pria c. Panggul Antropoid : bentuk PAP seperti elips, agak lonjong seperti telur d. Panggul Platipeloid : bentuk PAP seperti kacang atau ginjal, picak, menyempit arah muka belakang.
  • 59. 60 6. KEHAMILAN (PREGNANCY) 1. Kopulasi Kopulasi, yang bisa disebut dengan sanggama atau Making Love bagi orang awam, merupakan suatu proses yang dilakukan oleh dua makhluk hidup yang sejenis dengan menggabungkan atau menyentuhkan alat kelamin satu organisme dengan alat kelamin pasangannya. Kopulasi merupakan proses penting dalam fertilisasi agar memungkinkan terjadinya proses pembuahan dalam tubuh (betina). Siklus respon seks pria dibagi dalam 4 fase: 1. Fase eksitasi, yang mencakup ereksi dan ransangan seksual 2. Fase plato, ditandai oleh intensifikasi renpons yang lebih menyeluruh, seperti meningkatkan denyut jantung, pernapasan, dan kontraksi otot 3. Fase orgasme, ditandai dengan terjadinya ejakulasi dan kenikmatan fisik
  • 60. 61 4. Fase resolusi, ditandai dengan kembalinya kondisi genitalia ke keadaan semula sebelum terjadinya ransangan. Tindakan seks pria ditandai dengan terjadinya ereksi dan ejakulasi. Ereksi pada pria terjadi karena adanya pembengkakan pembuluh darah pada penis yang diakibatan adanya ransangan seksual pada penis, khususnya pada glans penis. Ketika penis mendapatkan ransangan, pusat pembentuk ereksi pada medulla spinalis memberikan stimulus yang memicu peningkatan vasodilatasi pada penis yang arteriolnya dipersarafi oleh saraf parasimpatetis. Pada saat yang sama, impuls saraf parasimpatetis mendorong sekresi mukus pelumas dari kelenjar bulbouretra dan kelenjar uretra sebagai persiapan koitus. Penis dapat menjaga kondisi ereksinya dikarenakan aliran darah pada vena terhambat karena terjadi vasodilatasi pada penis. Ejakulasi juga merupakan suatu refleks spinal. Ejakulasi terjadi ketika tingkat eksitasi meningkat mencapai puncaknya. Respon ejakulasi dibagi menjadi 4: 1. Emisi, impuls simpatis yang menyebabkan rangkaian kontraksi otot polos di prostat, saluran reproduksi, dan vesikula seminalis. Hal ini menyebabkan keluarnya cairan prostat, reproduksi, dan vesikula seminalis (cairan semen) ke dalam uretra. Selama waktu ini, sfingter pada kandung kemih akan tertutup rapat, sehingga tidak ada urin yang bercampur dengan kumpulan cairan di atas. 2. Ekspulsi, pengisian uretra oleh semen akan mengaktifkan kontraksi otot rangka pada pangkal penis untuk mendorong cairan semen keluar dari penis. 3. Orgasme, terjadi ekspulsi semen disertai oleh denyut ritmik involunter otot panggul dan memuncaki respon tubuh keseluruhan yang naik selama fase-fase sebelumnya. 4. Resolusi, terjadinya impuls vasokontriksi yang menyebabkan aliran darah menuju penis menjadi berkurang dan tubuh mengalami relaksasi dalam. Siklus seks wanita hampir serupa seperti pada pria. Fase eksitasi dimulai ketika wanita mendapatkan ransangan fisik maupun psikologis. Ransangan fisik wanita terdapat pada klitoris dan daerah perineum sekitar. Ransangan ini memicu reflek spinal yang menyebabkan vasodilatasi ke seluruh vagina dan genitalia eksterna, khususnya klitoris. Vasokongesti pada kapiler vagine menyebabkan memaksa cairan keluar dari pembuluh darah menuju lumen vagina, sehingga vagina terlubrikasi. Selama fase ini, puting payudara menjadi membengkak dan payudara naik.
  • 61. 62 Pada fase plato, keadaan yang dialami pada pria hampir semua dijumpai pada wanita. Vasokongesti berlanjut dengan mengurangi kapasitas vagina sehingga vagina mengencang di sekitar penis yang masuk, sehingga meningkatkan sensasi yang dirasakan. Terjadi efek balon atau tentting effect yang disebabkan oleh vasokongesti yang menyebabkan uterus dan serviks terangkat dan memperbesar dua pertiga vagina. 2. Tahap Kehamilan (Tahapan Perkembangan Embrio) Minggu ke-1: Proses pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan informasi kepada tubuh bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Minggu ke-2: Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst terpaut pada endometrium Minggu ke-3: Embrio terbentuk sepanjang 0,08 inci / 2 mm. Minggu ke-4: Janin mulai membentuk struktur manusia. Saat ini telah terjadi pembentukan otak dan tulang belakang serta jantung dan aorta (urat besar yang membawa darah ke jantung). Minggu ke-5: Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang paling atas yang akan membentuk system saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas dan pundi kencing. Minggu ke-6: Terbentuk kepala dan badan. Minggu ke-7: Bentuk bayi semakin jelas.
  • 62. 63 Minggu ke-8: Wajah bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada di bawah membran kulit yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun belum sempurna. Minggu ke-9: Penyempurnaan telinga dan bayi mulai menggerakkan anggota badan. Minggu ke-10: Payudara bayi perempuan akan sedikit membengkak karena sudah terdapat hormon estrogen dan progesteron. Minggu ke-11: Alat kelamin luar mulai terbentuk tetapi ukurannya masih kecil. Minggu ke-12: Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga dan kelopak mata. Minggu ke-13: Kepala bayi membesar dengan lebih cepat daripada yang lain. Badannya juga semakin membesar untuk mengejar pembesaran kepala. Minggu ke-14: Detak jantung bayi mulai menguat tetapi kulit bayi belum tebal karena belum ada lapisan lemak. Minggu ke-15: Bayi sudah mampu menggenggam tangannya dan mengisap ibu jari. Kelopak matanya masih tertutup.
  • 63. 64 Minggu ke-16: Bayi telah terbentuk sepenuhnya dan membutuhkan nutrisi melalui plasenta. Bayi telah mempunyai tulang yang kuat dan mulai bisa mendengar suara. Dalam proses pembentukan ini sistem peredaran darah adalah yang pertama terbentuk dan berfungsi. Minggu ke-17: Rambut, kening, bulu mata bayi mulai tumbuh dan garis kulit pada ujung jari mulai terbentuk. Sidik jari sudah mulai terbentuk. Minggu ke-18: Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu. Hormon Estrogen dan Progesteron semakin meningkat. Minggu ke-19: Bayi mengeluarkan verniks yang berfungsi untuk melindungi kulitnya. Minggu ke-20: Proses penyempurnaan paru-paru dan sistem pernafasan. Pigmen kulit mulai terlihat. Minggu ke-21: Bayi mulai membesar. Minggu ke-22: Struktur gigi bayi mulai berkembang. Minggu ke-23: Tangan dan kaki bayi telah terbentuk dengan sempurna, jari juga terbentuk sempurna. Minggu ke-24:Kulit bayi mulai menebal. Minggu ke-25: Tulang bayi semakin mengeras dan bayi menjadi bayi yang semakin kuat. Saluran darah di paru-paru bayi sudah semakin berkembang. Garis di sekitar mulut bayi sudah mulai membentuk dan fungsi menelan sudah semakin membaik. Indera penciuman bayi sudah semakin membaik karena di minggu ini bagian hidung bayi (nostrils) sudah mulai berfungsi. Berat bayi sudah mencapai 650-670 gram dengan tinggi badan 34-37 cm.
  • 64. 65 Minggu ke-26: Bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina matanya telah mulai terbentuk. Aktifitas otaknya yang berkaitan dengan pendengarannya dan penglihatannya sudah berfungsi, bunda dapat memulai memperdengarkan lagu yang ringan dan mencoba untuk memberi cahaya lebih di sekitar perut, mungkin bunda akan merasakan anggukan kepala si kecil. Berat badan bayi sudah mencapai 750-780 gram, sedangkan tingginya 35-38 cm. Minggu ke-27: Indra perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan menelan air ketuban yang mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si kecil 870-890 gram dengan tinggi badan 36-38 cm. Minggu ke-28: Lemak dalam badan mulai bertambah. Walaupun gerakan bayi sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup. Minggu ke-29: Sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa mengidentifikasi perubahan suara, cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa mengendalikan nafas dan mengatur suhu badan dari bayi. Postur dari bayi sudah semakin sempurna sebagai seorang manusia, berat badannya 1100-1200 gram, dengan tinggi badan 37-39 cm. Minggu ke-30: Mata indah bayi sudah mulai bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain dan dia sudah mulai belajar untuk membuka dan menutup matanya. Saat ini waktu yang terbaik bagi bunda untuk menyenteri perut dan menggerak-gerakan senter tersebut maka mata bayi sudah bisa mengikuti ke arah mana senter tersebut bersinar.cairan ketuban (amniotic fluid) di rahim bunda semakin berkurang. Kini si kecil pun sudah mulai memproduksi air mata. Berat badan bayi 1510-1550 gram, dengan tinggi 39-40 cm.
  • 65. 66 Minggu ke-31: Perkembangan fisik bayi sudah mulai melambat pada fase ini, hanya berat badan bayilah yang akan bertambah. Selain itu lapisan lemak akan semakin bertambah di bawah jaringan kulitnya. Tulang pada tubuh bayi sudah mulai mengeras, berkembang dan mulai memadat dengan zat-zat penting seperti kalsium, zat besi, fosfor. Berkebalikan dengan perkembangan fisiknya, pada fase ini perkembangan otaknyalah yang berkembang dengan sangat pesat dengan menghasilkan bermilyar sel. Apabila diperdengarkan musik, bayi akan bergerak. Berat badan bayi 1550-1560 gram dengan tinggi 41-43 cm. Minggu ke-32: Kulit bayi semakin merah, kelopak matanya juga telah terbuka dan sistem pendengaran telah terbentuk dengan sempurna. Kuku dari jari mungil tangan dan kaki si kecil sudah lengkap dan sempurna. Rambutnya pun semakin banyak dan semakin panjang. Bayi sudah mulai bisa bermimpi, Berat badan bayi sudah mencapai 1700-1750 gram, dengan tinggi badan 40-42 cm. Minggu ke-33: Bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan ibunya. Otak bayi semakin pesat berkembang. Pada saat ini juga otak bayi sudah mulai bisa berkoordinasi antara lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan sudah bisa menelan. Walaupun tulang-tulang bayi sudah semakin mengeras tetapi otot- otot bayi belum benar-benar bersatu. Bayi sudah bisa mengambil nafas dalam- dalam walaupun nafasnya masih di dalam air. Apabila bayinya laki-laki maka testis bayi sudah mulai turun dari perut menuju skrotum. Berat badan bayi 1800-1900 gram, dengan tinggi badan sekitar 43-45 cm. Minggu ke-34: Kedudukan bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan menutup mata apabila mengantuk dan tidur, bayi juga sudah mulai mengedipkan matanya. Tubuh bunda sedang mengirimkan antibodi melalui darah
  • 66. 67 bunda ke dalam darah bayi yang berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuhnya dan proses ini akan tetap terus berlangsung bahkan lebih rinci pada saat bunda mulai menyusui. Berat badan bayi 2000-2010 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-46 cm. Minggu ke-35: Pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak dari tubuh bayi sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya. Bayi sudah semakin membesar dan sudah mulai memenuhi rahim bunda. Apabila bayi bunda laki-laki maka di bulan ini testisnya telah sempurna. Berat badan bayi 2300-2350 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-47 cm. Minggu ke-36: Kulit bayi sudah semakin halus dan sudah menjadi kulit bayi. Lapisan lemak sudah mulai mengisi bagian lengan dan betis dari bayi. Ginjal dari bayi sudah bekerja dengan baik dan livernya pun telah memproduksi kotoran. Saat ini paru-paru bayi sudah bekerja baik bahkan sudah siap bertemu dengan mama dan papa. Berat badanbayi 2400-2450 gram, dengan tinggi badan 47-48 cm Minggu ke-37: Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin membulat dan kulitnya menjadi merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan sempurna. Bayi sudah bisa melihat adanya cahaya di luar rahim. Bayi pada saat ini sedang belajar untuk mengenal aktifitas harian, selain itu bayi juga sedang belajar untuk melakukan pernafasan walaupun pernafasannya masih dilakukan di dalam air. Berat badan bayi di minggu ini 2700- 2800 gram, dengan tinggi 48-49 cm Minggu ke-38 hingga minggu ke-40: Proses pembentukan telah berakhir dan bayi siap dilahirkan.
  • 67. 68 3. Tanda-tanda Kehamilan Ibu-ibu yang telah hamil biasanya memiliki tanda-tanda berikut: 3.1 Terjadi perubahan pada payudara Hal ini dikarenakan oleh meningkatnya produksi hormon esterogen dan progesteron. Selain itu kondisi payudara juga akan terasa makin lembut, hal ini menimbulkan rasa sensitif yang lebih tinggi, hingga payudara akan terasa sakit atau nyeri saat dipegang. Puting susu akan membesar dan menghitam. Pembuluh vena pada payudara juga akan terlihat akibat penegangan payudara. Selain itu terjadi aktivitas hormon HPL (Human Placental Lactogen). Hormon tersebut diproduksi oleh tubuh saat ibu mengalami kehamilan untuk mempersiapkan ASI bagi bayi anda ketika terlahir ke dunia. 3.2 Munculnya bercak darah atau flek dan terjadi kram perut Bercak darah ini disebabkan oleh implantasi (implantation bleeding) atau menempelnya embrio pada dinding rahim. Munculnya bercak darah pada saat kehamilan kadang disalah artikan sebagai menstruasi. Selain itu, keluarnya bercak darah biasanya diikuti oleh kram perut. Kram perut pada kondisi terjadinya kehamilan akan terjadi secara teratur. Dan kondisi kram perut ini, akan terus berlanjut sampai kehamilan trimester kedua, sampai letak uterus posisinya berada ditengah dan disangga oleh panggul. 3.3 Mual dan Muntah (Morning Sickness) Sekitar 50% wanita hamil akan mengalami kondisi ini. Kondisi ini diakibatkan aktifnya hormon HCG (Human Chorionic Gonadotrophin). Peningkatan hormon ini akan mengakibatkan efek pedih pada lapisan perut dan menimbulkan rasa mual. Rasa mual ini biasanya akan menghilang memasuki kehamilan trimester kedua. Selain beredar dalam darah, hormon ini juga masuk ke dalam kandung kemih. Oleh karena itu, tes kehamilan, khusunya dengan Test Pack, dapat memberikan hasil positif jika ada hormon HCG di dalam air seni wanita itu. 3.4 Sering Ingin Buang Air Kecil
  • 68. 69 Hal ini disebabkan endometrium yang membesar akibat perkembangan janin, sehingga vesica urinaria menjadi tertekan. 3.5 Sering Pusing dan Sakit Kepala Diakibatkan karena faktor fisik seperti, lelah, mual, lapar, dan tekanan darah rendah. Dan juga dipengaruhi faktor psikis seperti, tegang dan depresi. 3.6 Rasa Lelah dan Mengantuk Berlebihan Hal ini diakibatkan organ-organ tubuh pada ibu hamil bekerja lebih keras demi sang ibu dan juga janin yang dikandungnya. 4. Hidup Sehat Ibu Hamil Berikut kiat-kiat sehat saat hamil: 4.1 Pada kehamilan, sang ibu membutuhkan lebih banyak konsumsi protein, kalori (untuk energi), vitamin dan mineral seperti asam folat dan zat besi untuk perkembangan bayi anda juga. Ingat anda membutuhkan tambahan 300 kalori perhari. 4.2 Jangan diet pada saat hamil. 4.3 Hindari makan-makanan yang membahayakan janin seperti keju lunak, telur mentah, alkohol, dan kafein. 4.4 Minumlah vitamin yang di butuhkan pada saat kehamilan seperti tambahan asam folat, kalsium, protein, zat besi, dan lainnya. 4.5 Minum air yang cukup. 4.6 Banyak makan sayuran dan buah-buahan. 4.7 Periksakan kandungan ke dokter kandungan secara teratur. 4.8 Jangan lupakan olahraga yang dapat meningkatkan kekuatan otot panggul. 4.9 Jaga hubungan mesra dengan suami. 5. Ancaman Abortus Beberapa ancaman abortus yang mungkin bisa dialami ibu hamil 5.1 Jika sang ibu hamil mengandung ketika usianya di atas 35 tahun. Wanita dengan usia yang lebih tua berisiko mengandung bayi dengan kelainan kromosom dan besar kemungkinannya untuk keguguran. Wanita yang hamil saat usia 40 tahun berisiko keguguran dua kali lipat dibanding wanita berusia 20 tahun.
  • 69. 70 5.2 Wanita yang memiliki riwayat keguguran memiliki kemungkinan keguguran yang lebih besar. 5.3 Penyakit keturunan seperti diabetes tidak terkontrol dan kelainan darah tertentu yang diwariskan, gangguan autoimun (seperti sindrom antifosfolipid atau lupus), dan gangguan hormonal (seperti sindrom ovarium polikistik) adalah beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko keguguran. 5.4 Masalah rahim atau serviks yang memiliki kelainan tertentu pada rahim bawaan, kondisi rahim yang parah (pita jaringan parut), atau leher rahim yang lemah atau tidak normal (dikenal sebagai insufisiensi serviks) adalah peluang untuk keguguran. 5.5 Infeksi dari bakteri atau virus PMS. 5.6 Gaya hidup tidak sehat seperti, merokok, alkohol, dan menggunakan narkoba. 5.7 Kondisi sperma sang ayah yang terkontaminasi racun seperti pestisida, merkuri, dan timbal. 6. Infertil Batasan infertile: Definisi infertilitas menurut WHO adalah tidak terjadinya kehamilan pada pasangan yang telah berhubungan intim tanpa menggunakan kontrasepsi secara teratur minmal 1-2 tahun. Lebih banyak terjadi di kota besar karena gaya hidup yang penuh stress, emosional, kerja keras, serta pola makan yang tidak seimbang. Pada perempuan dikenal infertilitas primer atau sekunder. Dikatakan infertilitas primer bila ia belum pernah hamil sebelumnya. Keguguran termasuk infertilitas karena yang bersangkutan terbukti belum pernah melahirkan. Sementara bila perempuan hamil dan melahirkan bayi dinamakan fertil. Kalau seorang perempuan pernah hamil dan melahirkan kemudian susah hamil untuk berikutnya dinamakan infertilitas sekunder. Begitu pula pada pria. Kalau seorang pria belum pernah menghamili disebut infertilitas primer; tetapi kalau dulu ia pernah menghamili tapi sekarang tidak bisa, ia disebut infertil sekunder. Tanda pasangan kurang subur bisa dilihat setelah 12 bulan melakukan hubungan seks secara teratur dan tanpa memakai alat kontrasepsi masih belum hamil. Tanda-tanda pasangan risiko tinggi infertil yakni:
  • 70. 71 a. Ketika menikah, istri sudah berusia lebih dari 35 tahun b. Haidnya sudah tidak teratur dari dulu, atau tidak haid sama sekali c. Pernah keguguran berulang d. Pernah mengakami operasi berat di perut e. Pernah mengalami infeksi di panggul f. Mengalami kesulitan dalam melakukan hubungan seksual Penyebab infertile: Gangguan spesifik yang menyebabkan infertilitas adalah berbagai gangguan yang melibatkan setiap peristiwa fisiologis utama yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan: (i) produksi telur yang sehat. (ii) produksi sperma yang sehat. (iii) transportasi sperma ke tempat fertilisasi (iv) transportasi zigot ke uterus untuk implantasi (v) keberhasilan implantasi pada endometrium (vi) tidak adanya faktor lain yang menggangu seperti masalah imunologis yang dapat mempengaruhi salah satu atau lebih peristiwa lainnya. Penyebab-penyebab infertilitas pada wanita:  Kelainan oosit seperti kegagalan ovulasi secara teratur atau tidak terjadi ovulasi sama sekali  Penyakit tuba uterina yang biasanya merupakan akibat dari pembentukan jaringan parut inflamasi pada tuba fallopi. Inflamasi tersebut dapat disebabkan oleh penyakit peradangan pelvis, apendisitis dengan rupture, aborsi septic, pascaoperasi, dan kadang-kadang, akibat penggunaan alat kontrasepsi.  Leomioma uterus, juga disebut sebagai fibroid atau mioma uterus, merupakan tumor jinak otot polos uterus. Leiomioma yang mengubah bentuk rongga uterus (yang berlokasi di submukosa) atau menyumbat tuba fallopi sangat mungkin menurunkan kesuburan.  Kelainan implantasi, salah satunya dapat disebabkan penyakit (Luteal Phase Deficiency, LPD). Pada penyakit ini terjadi perkembangan folikel dan ovulasi yang abnormal sehingga menyebabkan defisiensi relatif pada produksi progesterone. Hal ini memperlambat atau mengurangi efek progesteron dalam mengubah endometrium menjadi organ sekretorik yang cocok untuk implantasi.
  • 71. 72 Penyebab-penyebab infertilitas pada pria:  Varikokel, merupakan dilatasi pleksus vena pampiniformis yang mengalirkan darah ke skrotum. Varikokel dapat menyebabkan testis terpajan dalam suhu yang lebih tinggi dan terpajan pada konsentrasi zat gonadotoksik yang secara abnormal tinggi.  Penyumbatan vas deferens atau epididimis yang dapat disebabkan kelainan congenital, jaringan parut akibat infeksi, atau operasi ligasi yang kurang hati-hati pada pembedahan inguinal atau disebabkan vasektomi yang secara sengaja.  Kerusakan pada leher kandung kemih atau cedera pada nervus lumbal yang terlibat pada reflex ejakulasi dapat menyebabkan ejakulasi retrograde. pada keadaan ini, sperma mengalir ke kandung kemih saat ejakulasi dan tidak keluar dari uretra penis.  Kelainan sperma, seperti produksi sperma yang sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali akibat tidak cukupnya stimulus hormonal pada testis atau kegagalan gonad. 7. Abortus Penyebab: 1. Faktor janin, kelainan yang paling sering dijumpai pada abortus adalah gangguan pertumbuhan zigot, embrio, janin atau plasenta. Kelainan tersebut biasanya menyebabkan abortus pada trimester pertama, yakni: a. Kelainan telur, telur kosong (blighted ovum), kerusakan embrio, atau kelainan kromosom (monosomi, trisomi atau poliploidi) b. Embrio dengan kelainan lokal c. Abnormalitas pembentukan plasenta (hipoplasi trofoblas) 2. Faktor maternal a. Infeksi, infeksi maternal dapat membawa risiko bagi janin yang sedang berkembang, terutama pada akhir trimester pertama atau awal trimester kedua. Tidak diketahui penyebab kematian janin secara pasti, apakah janin yang terinfeksi ataukah toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme penyebabnya.
  • 72. 73 Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan abortus: i. Virus, misalnya rubella, sitomegalovirus, virus herpes simpleks, varicella zoster,vaccinia, campak, hepatitis, polio, dan ensefalomielitis ii. Bakteri, misalnya Salmonella typhi iii. Parasit, misalnya Taxoplasma gondii, Plasmodium b. Penyakit vaskular, misalnya hipertensi vaskular c. Kelainan endokrin, abortus spontan dapat terjadi bila produksi progesteron tidak mencukupi atau pada penyakit disfungsi tiroid; defisiensi insulin d. Faktor imunologis, ketidakcocokan (inkompatibilitas) sistem HLA (Human Leukocyte Antigen) e. Trauma, kasus ini jarang terjadi, umumnya abortus terjadi segera setelah trauma tersebut, misalnya trauma akibat pembedahan: i. Pengangkatan ovarium yang mengandung korpus luteum graviditatum sebelum minggu ke-8 ii. Pembedahan intraabdominal dan operasi pada uterus pada saat hamil f. Kelainan uterus, misalnya terdapat mioma, dan serviks inkompeten 3. Faktor eksternal a. Radiasi, dosis 1-10 rad bagi janin pada kehamilan 9 minggu pertama dapat merusak janin dan dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan keguguran b. Obat-obatan, sebaiknya tidak menggunakan obat-obatan sebelum kehamilan 16 minggu, kecuali telah dibuktikan bahwa obat tersebut tidak membahayakan janin. c. Bahan-bahan kimia lainnya, seperti bahan yang mengandung arsen dan benzen. 8. HCG Hormon HCG memiliki subunit alfa dan subunit beta. Subunit alfa HCG bersifat tidak spesifik, juga dimiliki oleh hormon tropin lain seperti FSH, LH dan TSH. Subunit beta HCG yang berbeda, spesifik dimiliki oleh HCG dan tidak terdapat pada hormon
  • 73. 74 tropin lain. Subunit beta bertanggung jawab terhadap aktivitas biologisnya. Oleh karena itu, deteksi hormon HCG tidak lagi mengukur kadar HCG total namun mengukur kadar HCG subunit beta agar hasilnya lebih menggambarkan kadar hormon HCG yang sebenarnya. Segera setelah implantasi, yaitu sekitar 7 hari setelah fertilisasi, HCG akan terdeteksi di darah dan juga urin dalam rentang 50-250 mIU/ml kemudian meningkat dengan cepat. Alat tes kehamilan urin dapat mendeteksi kadar HCG dengan sensitivitas 25 mIU/ml sehingga deteksi kehamilan dini dapat dilakukan sekitar seminggu setelah fertilisasi. Bila berdasarkan hari pertama menstruasi terakhir (HPMT atau Last Menstrual Period/LMP) maka deteksi kehamilan paling dini tergantung juga siklus menstruasi bulanan. Pada ibu hamil akan ditemukan peningkatan kadar β HCG pada urin dan darah. Peningkatan HCG akan terjadi kurang lebih seminggu setelah ovulasi. Sehingga tes urin ini sebaiknya dilakukan minimal tujuh hari setelah ovulasi. Jika kurang dari seminggu kemungkinan besar hasil yang diperoleh tidak akurat. 9. Kram perut A. Penyebab Kram Perut Saat Hamil  Implantasi – Kram pada saat kehamilan awal dapat disebabkan oleh implantasi embrio ke dalam dinding rahim dan perubahan yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan tubuh.  Peregangan – Kram perut sering merupakan efek samping dari peregangan otot dan ligament untuk membuka ruang perkembangan bayi.  Gangguanpencernaan – Gangguan pencernaan dan sembelit merupakan penyebab umum dari kram perut selama kehamilan.  Orgasme – Orgasme kadang-kadang bias menyebabkan kram pada punggung bagian bawah dan perut. Hal ini biasanya akan mereda setelah beberapa menit.  Stres – Stres dan ketegangan kadang-kadang dapat menyebabkan kram perut. Hal ini karena stress dapat menyebabkan otot-otot seluruh tubuh mengencang. B. Akibat Kram Perut