HBL, Naufal Alwan, Hapzi Ali,Moratorium Hutang (PKPU) dan BPR, Universitas Me...
Action plann 2
1. ACTION PLAN
Berikut ini merupakan contoh pembuatan Action Plan, pembuatan Analisis SWOT,
dan penyusunan Formula Strategi dengan mengambil studi kasus dari sebuah
Perusahaan Asuransi Allianz (berdasarkan hasil telaah dari informasi yang
bersumber dari beberapa referensi bacaan di internet, bukan hasil pengamatan
langsung di lapangan). Oleh karena itu, dengan tidak bermaksud untuk
mengurangi esensi dari Perusahaan Asuransi Allianz, kami mohon maaf apabila
ada isi yang kurang berkenan.
Sekali lagi kami tekankan, Ini hanya sekedar “contoh” sebagai bahan referensi
bagi teman-teman khususnya Mahasiswa yang ingin mendalami materi pada mata
kuliah Manajemen Strategi. Perlu disebutkan pula bahwa sebagian isi hanya fiktif
belaka dengan tujuan sebagai tambahan untuk memudahkan pemahaman materi.
Pembuatan Action Plan
1. Latar Belakang Perusahaan
Asuransi adalah sebuah sistem untuk merendahkan kehilangan finansial dengan
menyalurkan risiko kehilangan dari seseorang atau badan ke lainnya. Asuransi dalam
Undang-Undang No.2 Th 1992 tentang usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua
pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung
jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Allianz adalah penyedia jasa asuransi, perbankan dan aset manajemen
internasional. Didirikan di Jerman pada tahun 1890, Allianz kini beroperasi di lebih dari 70
negara melayani lebih dari 60 juta nasabah di seluruh dunia, termasuk hampir sebagian
besar perusahaan dalam daftar Fortnue 500.
Pada September 2006, kesepakatan merger telah ditanda tangani antara Allianz AG
dan RAS Holding S.p.A, dan kemudian Allianz AG merubah namanya menjadi Allianz SE
(Societas Europaea) suatu perusahaan Eropa. Menyusul prosedur pendaftaran di Itali dan
Jerman, pada 16 Oktober 2006 Allianz SE resmi menjadi perusahaan pertama yang
terdaftar di DJ EURO STOXX 50 Index.
Di Indonesia, Allianz hadir pada tahun 1981 dengan kantor perwakilan di Jakarta
yang kemudian pada tahun 1989 menjadi perusahaan asuransi umum patungan PT
Asuransi Allianz Utama Indonesia. Allianz kemudian memperluas usahanya dengan masuk
2. ke industri asuransi jiwa dengan mendirikan PT Asuransi Allianz Life Indonesia pada tahun
1996.
2. Visi Perusahaan
Visi perusahaan adalah "The First Choice” for customers, business partners and
employees. We build long term relationships based on "Mutual Trust" (Pilihan pertama untuk
nasabah, mitra usaha, dan para karyawan dengan menjalin hubungan jangka panjang yang
berlandaskan kepercayaan).
3. Misi Perusahaan
Misi perusahaan adalah untuk membangun sebuah organisasi pembelajaran melalui:
1) Competency Development
2) Learning Capability Improvement
3) Career & Business Attractiveness
4) Change Management
4. Strategi Perusahaan
Fokus kepada kebutuhan nasabah dan memberikan solusi yang tepat sesuai
kebutuhan merupakan prioritas yang utama bagi perusahaan Allianz. Allianz Indonesia
menerapkan beberapa strategi dengan megembangkan banyak produk asuransi jiwa dan
non jiwa yang sesuai untuk keluarga, perusahaan, dan individu. Pada Januari 2006 Allianz
meluncurkan produk asuransi yang berbasis syariah yaitu AlliSya.
Allianz juga meningkatkan pelayanan dengan mendirikan beberapa Allianz Center di
kota-kota besar. Allianz center ini didirikan untuk memberi pelayanan solusi asuransi dari A-
Z, yaitu baik untuk asuransi jiwa dan non jiwa. Dengan mengimplementasikan customer
focus dan operational excellence, dan dengan dukungan yang kuat dan komitmen yang
tinggi dari para mitra bisnis dalam memberikan jasa terbaik untuk mencapai goal menjadi
‟Pilihan Utama‟ bagi masyarakat dan perusahaan.
5. Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan adalah menjadi grup asuransi no.1 di Indonesia pada tahun 2010
atau “The number ONE Insurance Group in Indonesia by 2010”.
6. Action Plan
6.1.Pemasaran
Activity:
3. Meningkatkan pelayanan kepada nasabah (fokus kepada nasabah)
Latar Belakang:
Saat ini, Allianz Utama Indonesia memiliki 27 kantor di 21 kota di seluruh Indonesia
dengan 3.000 tenaga penjualan dan melayani lebih dari 38.000 nasabah individu dan
korporasi. Allianz Life Indonesia memiliki 80 kantor keagenan di 44 kota di Indonesia dan
didukung oleh 5.800 Financial Consultant yang melayani lebih dari 360.000 nasabah
individu dan korporasi.
Allianz dalam usahanya untuk mengenalkan diri pada masyarakat luas dilakukan
dengan berbagai bentuk promosi dan sponsor diantaranya melalui Allianz global campaign,
promo allianz, Allianz indonesia billboard, allianz quiz di internet, Allianz indonesia corporate
merchandise, dan flexi-violet package.
Pendapatan premi Allianz Life Indonesia 94% berasal dari unit link. Alasan untuk
investasi jangka panjang menjadi satu hal yang sangat mengemuka di masyarakat. Unit link
memberikan manfaat proteksi yang juga bersifat pasti (sama halnya dengan asuransi jiwa
murni) selama saldo investasi masih cukup untuk membayar biaya yang terjadi setiap
bulanannya. Bila saldo investasi tidak mencukupi untuk membayar biaya tersebut, maka
otomatis proteksi yang di rencanakan tidak bisa berlaku hingga kurun waktu tertentu sampai
customer yang bersangkutan menambahkan saldo investasinya kembali ke dalam program
unit link.
Jika unit link ataupun unit pelayanan tidak dapat maksimal sesuai tujuan, maka
nasabah akan merasa sangat kecewa dan menjadi tidak percaya dengan perusahaan
asuransi bersangkutan.
Tujuan:
1. Untuk memudahkan pemberian informasi kepada nasabah yang ingin mengetahui
bagaimana cara membayar premi dan terutama kemudahan pengajuan klaim.
2. Untuk menerima, memantau, dan menyelesaikan keluhan-keluhan dengan lebih baik.
3. Untuk memberikan informasi yang terlengkap, tuntas dan terbuka kepada masyarakat.
Mekanisme dan Rancangan:
1. Membangun manajemen bersama dengan membuka Allianz center khususnya di kota-kota
besar seluruh Indonesia, diantaranya Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Denpasar,
Medan, Balikpapan, dan Samarinda.
2. Membentuk unit penanganan keluhan dan menjalankan sistem manajemen keluhan yang
terstruktur.
4. 3. Membentuk unit link Allianz yang unggul dan terpercaya.
4. Meningkatkan area layanan.
Kebutuhan Sumber Daya:
1. Iklan di media massa
2. Telepon hotline service
3. Website (penjualan online)
4. Persiapan counter/ outlet di 8 kota besar (layanan offline)
Schedule:
Schedule
Tahun Tahun
Pengembangan
2009 2010 Cost Sumber Dana
Sumber Daya
I II I I II III
II
1. Iklan di media massa X X X Rp 500 juta Dana Bantuan dari
Allianz Pusat di Jerman
2. Telepon hotline X X X X X X Rp 1 M sda
Service
3. Website X X X X X X Rp 500 juta sda
4. Counter/ outlet X Rp 5 M sda
Indikator Kinerja:
Jangka Jangka Jangka
Indikator Kinerja
Pendek Menengah Panjang
1. Pertumbuhan premi baru 50% 80% 150%
2. Pertumbuhan jumlah polis 50% 80% 150%
3. Peningkatan jumlah nasabah Allianz 50% 80% 150%
Penanggung Jawab:
Presiden Direktur PT. Allianz
6.2.Produksi dan Operasi
Activity:
Menjalankan konsep one stop solution (Keuntungan untuk nasabah yaitu bisa
didapatkannya semua kebutuhan asuransi hanya melalui satu orang atau agen asuransi).
Latar Belakang:
Allianz Indonesia menawarkan perlindungan asuransi yang luas, lengkap dan
ekonomis untuk semua nasabah. Allianz memiliki produk yang sangat beragam, lengkap
dan sangat unggul. Allianz Life Indonesia dengan bangga menghadirkan produk asuransi
5. jiwa individu. Harapan untuk masa depan yang lebih baik sekarang tidak lagi sulit dicapai,
karena Allianz hadir membantu Anda dalam mengelola dan menyiapkan dana yang Anda
butuhkan. Dengan produk ini Anda dapat memberikan perlindungan yang menyeluruh bagi
Anda, keluarga, dan orang-orang yang Anda cintai. Hingga pada saatnya nanti Anda dapat
melihat buah hati Anda menerima pendidikan yang baik, atau bersama keluarga pergi
keliling Eropa, atau menikmati masa pensiun yang tenang. Allianz Indonesia juga masuk ke
bisnis asuransi syariah sejak April 2006, menawarkan produk-produk asuransi yang sesuai
dengan prinsip syariah. AlliSya Protection, produk asuransi jiwa unit-link syariah
memperlihatkan pertumbuhan permintaan sejauh ini dengan 7.200 polis dan 52 milliar GWP
sejak diluncurkan di April 2006. Allianz juga akan meluncurkan produk asuransi jiwa syariah
pertama di awal tahun 2008 ini dengan nama AlliSya Care. Hal ini semakin memperkokoh
posisi Allianz sebagai penyedia program asuransi terlengkap di Indonesia.
Allianz melakukan investasi dalam bidang teknologi sebesar US$ 1,6 juta. Pada
pers, Presiden Direktur Allianz Life mengatakan berkomitmen untuk mengembangkan
operasinya di bidang asuransi di Indonesia. Allianz Life adalah perusahaan asuransi
patungan yang saat ini berada dalam peringkat 10 besar dari sepuluh perusahaan asuransi
jiwa di Indonesia. Perusahaan ini memiliki lebih 200 cabang di 70 lokasi yang tersebar di 35
kota yang menangani 250 ribu nasabah individu maupun korporasi. Perusahaan ini
berkembang di Asia Pasifik dan pada 2002 Allianz grup mencapai total penjualan sebesar
2,3 miliar euro dari bidang asuransi jiwa dan kesehatan. Sedangkan premi kotor sebesar 1,6
miliar euro didapatkan dari operasinya di bidang asuransi umum di Asia Pasifik.
Tujuan:
1. Untuk memudahkan seluruh agen untuk menjual produk-produk baik dari Allianz life maupun
Allianz utama.
2. Untuk memudahkan nasabah dalam mengenal produk.
3. Untuk memudahkan nasabah dalam bertransaksi.
Mekanisme dan Rancangan:
1. Memperluas jajaran produk-produk asuransi syariah
2. Membuat katalog produk asuransi.
3. Mengembangkan allianz financial planner network
Kebutuhan Sumber Daya:
1. Periklanan 2 arah (adanya pesan penjualan dan pengetahuan mengenai keuntungan
produk).
2. Gambar produk.
6. 3. Tim penyusun katalog.
Schedule:
Schedule
Pengembangan
Tahun 2009 Tahun 2010 Cost Sumber Dana
sumber Daya
I II III IV I II III IV
1. Kampanye Iklan X X X X Rp 100 juta Dana Bantuan
dari Allianz
Pusat di Jerman
2. Pengambilan gambar X Rp 10 juta sda
produk
3. Penyusunan dan X Rp 50 juta sda
editing katalog
4. Penerbitan katalog X Rp 200 juta sda
Indikator Kinerja:
Jangka Jangka Jangka
Indikator kinerja
pendek menengah panjang
1. Peningkatan penjualan produk 50% 80% 150%
2. Peningkatan jumlah nasabah 50% 80% 150%
Penanggung Jawab:
Presiden Direktur PT. Allianz
6.3.Keuangan
Activity:
Mempertahankan kinerja keuangan perusahaan.
Latar Belakang:
Menurut Agung Darmawan (Media Konsumen; 2007) menyatakan salah satu
indikator untuk menilai baik atau tidak baiknya kesehatan keuangan perusahaan asuransi
adalah dengan melihat 3 rasio yaitu ROA, ROE, RBS (Risk Based Capital).
PT Allianz Life Indonesia membukukan perolehan premi sebesar Rp 1,7 triliun pada
September 2008. Angka ini naik 11% dari posisi yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp
1,53 triliun. Perinciannya, perolehan premi ini berasal dari produk unitlink sebesar Rp 1,1
triliun, produk konvensional Rp 430 miliar, dan selebihnya berasal dari produk asuransi
syariah Rp 170 miliar.
Sementara itu, Allianz Life berhasil membukukan laba bersih Rp 50 miliar, turun
11,1% atau Rp 5 miliar dari posisi yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp 45 miliar.
Penurunan laba bersih ini terjadi karena penurunan hasil investasi, terutama dari sisi
investasi di portofolio saham.
7. Diantara 10 (sepuluh) perusahaan Asuransi Jiwa di Indonesia, Unit Link Allianz
Indonesia menduduki Peringkat terbaik dengan pertumbuhan premi baru yang sangat luar
biasa, yaitu Rp 65,94 M pada kuartal 2 tahun 2006 menjadi Rp 863,35 M pada kuartal 2
tahun 2007.
Sebagai lanjutan dari pencatatan prestasi Allianz Indonesia (Allianz Life dan Allianz
Utama), pendapatan premi gabungan (Asuransi Jiwa, Kesehatan dan Kerugian) telah
mencapai 2,3 Trilliun sampai pada kuartal ke 3 tahun 2007. Kedua perusahaan allianz di
Indonesia ini juga mencatat pertumbuhan yang signifikan dalam jumlah polis dan nasabah.
PT. Asuransi Allianz Utama Indonesia telah membukukan Rp 482,3 M premi, yaitu
meningkat 3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Meskipun telah
mengalami klaim bencana banjir di Jakarta yang sangat besar di awal tahun 2006, Namun
hasil perolehan premi masih tetap sesuai rencana. Sementara PT. Asuransi Allianz Life
Indonesia telah mencapai pertumbuhan monumental 185% dalam pencapaian Gross Written
premium (GWP), yaitu dari 637 M pada kuartal ke 3 tahun yang lalu menjadi Rp 1,8 T pada
kuartal ke-3 di tahun 2007.
Di bisnis asuransi umum, kinerja Allianz Utama Indonesia berasal dari asuransi
property (39,2%) dan kendaraan bermotor (27,1%). Sementara sisa portofolionya di dapat
dari asuransi rekayasa engineering (13,8%), asuransi aneka/casualty (13,1%) dan asuransi
pengangkutan/marine (6,8%). Bisnis asuransi kendaraan bermotor allianz telah berkembang
dengan signifikan di tahun 2007 ini, walau dengan menghadapi perang tarif di pasaran
asuransi kerugian. Allianz Utama juga melaporkan peningkatan signifikan pada jumlah polis
yang diterbitkan yaitu 24% menjadi lebih dari 79.000 polis dibandingkan tahun sebelumnya
dan dengan tingkat solvabilitas (RBC) Allianz Utama yang tetap kuat di level 158.6%.
Sesuai dengan Pasal 43 Ayat 2 Keputusan Menteri Keuangan No. 424/KMK.06/2003
tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan
Reasuransi, rasio pencapaian tingkat solvabilitas sekurang-kurangnya adalah 120%.
Dengan demikian, keuangan Allianz Utama dapat dikatakan sehat.
Di bisnis asuransi jiwa, kinerja Allianz Life Indonesia untuk semua lini bisnis asuransi
jiwa individu dan grup, asuransi kesehatan dan juga program dana pensiun melaporkan
pertumbuhan yang pesat dalam jumlah polis inforce maupun jumlah anggota. Jumlah
nasabah Allianz Life tumbuh 25% menjadi lebih dari 543.000, Hal ini sebagai bukti
kepercayaan yang tinggi untuk mencapai kesetiaan customer yang kuat dan juga customer
baru di saat yang bersamaan. Allianz Life Indonesia juga melaporkan jumlah asset yang
dikelola kini berlipat ganda menjadi lebih dari 3,6 triliun dibanding periode sama tahun
sebelumnya dengan bisnis unit link sebagai penggerak utamanya. Tingkat solvabilitas Risk
Based Capital (RBC) PT. Asuransi Allianz Life Indonesia kini tercatat sebesar 254% jauh
diatas persyaratan pemerintah 120%.
8. Rasio likuiditas pada Allianz Life mengalami peningkatan dari 239% menjadi 296%.
Sedangkan untuk Allianz utama juga mengalami peningkatan dari 141% menjadi
163%. Rasio ini bermanfaat untuk mengetahui sampai seberapa jauh perusahaan dapat
melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin besar rasio yang diperoleh, semakin lancar
hutang pembayaran jangka pendeknya.
Untuk rasio beban (klaim, usaha dan komisi) terhadap pendapatan premi netto pada
Allianz Life turun dari 110% menjadi 107%. Allianz utama meningkat dari 99% menjadi
105%, hal ini dikarenakan besarnya jumlah klaim yang dibayarkan Allianz utama sebesar Rp
158 M dari total klaim sebanyak Rp 148 M merupakan klaim banjir, sedangkan sisanya
adalah klaim kendaraan bermotor sebesar Rp 10 M.
Keuntungan atas modal sendiri disebut juga dengan ROE. Rasio ini digunakan untuk
mengukur tingkat keuntungan dari investasi pemilik modal dan dihitung berdasarkan
pembagian atas laba bersih. Nilai ROE pada Allianz Life tahun 2007 adalah sebesar 0,009
atau 0,9% artinya perusahaan menggunakan hutang dalam proporsi yang kecil
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain. Untuk nilai ROE pada Allianz utama
tahun 2007 sebesar 10%.
Berdasarkan publikasi Standard & Poor‟s (S&P) tanggal 10 November 2008, S&P
memastikan bahwa rating Allianz SE tidak mengalami perubahan: „AA‟ longterm
counterparty credit and insurer financial strength rating dengan prospek kedepan yang stabil
untuk semua entitasnya. Ini merupakan sebuah kabar yang positif untuk Allianz, karena
bahkan di saat-saat sulit ini, Standard & Poor‟s, salah satu rating agency terkemuka dan
terpercaya di dunia, melihat Allianz dalam posisi yang stabil dan sangat kuat dalam
permodalan.
Tujuan:
1. Untuk mempertahankan posisi Allianz dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat
dan terjadinya inflasi.
2. Untuk memudahkan pembayaran hutang jangka pendek perusahaan.
3. Untuk mengurangi proporsi penggunaan hutang jangka panjang.
4. Untuk mempermudah dan mempercepat pembayaran klaim kepada nasabah.
Mekanisme dan Rancangan:
1. Meningkatkan investasi portofolio saham.
2. Melakukan kerjasama preferred strategic partners.
3. Meningkatkan pertumbuhan bisnis non organik dengan melakukan akuisisi dengan
perusahaan yang mempunyai portofolio yang sama.
9. Kebutuhan Sumber Daya:
1. Financial Consultant yang handal.
2. Analis Keuangan.
3. Allianz Agency.
4. Sarana Komunikasi dan Komputer.
Schedule:
Schedule
Pengembangan
Tahun 2009 Tahun 2010 Cost Sumber Dana
Sumber Daya
I II III IV I II III IV
1. Pelayanan oleh X X X X X X X X Rp 400 juta Dana Bantuan
Financial Consultant dari Allianz
Pusat di
Jerman
2. Laporan Analis X X X X X X X X Rp 600 juta sda
Keuangan dan
perencanaan program
3. Penyebaran Allianz X X X X Rp 400 juta sda
agency
4. Sarana komunikasi dan X Rp 30 juta sda
komputer
Indikator Kinerja:
Jangka Jangka
Indikator Kinerja Jangka Pendek
Menengah Panjang
1. Peningkatan income 30% 50% ≥ 80%
2. Peningkatan profit 30% 50% ≥ 80%
3. Peningkatan aset 45% 75% ≥ 100%
4. RBC (Risk Based Capital) ≥ 120% > 120% > 120%
optimum
Penanggung Jawab:
Presiden Direktur PT. Allianz
6.4.Sumber Daya Manusia (SDM)
Activity:
Mengembangkan suatu organisasi pembelajaran terpadu dan berkelanjutan.
Latar Belakang:
Sumber daya manusia (SDM) adalah aset utama perusahaan untuk mencapai cita-
citanya. Allianz dalam mencanangkan pembangunan SDM karyawan dan bisnis partner
melalui Allianz Corporate University. Allianz Indonesia Corporate University merupakan
sebuah payung strategis untuk menyatukan dan menyelaraskan segala upaya pembelajaran
10. di dalam perusahaan demi tercapainya visi Allianz Indonesia serta meletakkan dasar demi
terwujudnya Allianz Indonesia sebagai sebuah learning organization.
Allianz Indonesia Corporate University terdiri dari 3 (tiga) pilar utama yaitu:
a. Allianz Agency Academy
b. Allianz Bancassurance Academy
c. Allianz Management Academy
Allianz Indonesia Corporate University menyediakan berbagai kurikulum baik
kurikulum wajib maupun kurikulum berdasarkan fungsi untuk seluruh “Allianz Citizen” atau
warga Allianz yang mencakup karyawan dan mitra usaha. Semua hal itu menjadikan
karyawan dan seluruh bisnis partner lainnya menjadi semakin yakin dan berlomba untuk
ambil bagian dalam perjalanan menuju puncak SUKSES. Selain itu keberadaan agen
profesional dan nerkomitmen di tengah kesibukan kerja, kemacetan kota, perubahan
perencanaan, sampai fluktuasi terhadap kinerja investasi sangat dibutuhkan karena
fleksibilitas program unit link.
Tujuan:
1. Untuk menciptakan SDM yang profesional handal dan dinamis
2. Untuk membangun komitmen dan kepercayaan perusahaan.
Mekanisme dan Rancangan:
1. Pelatihan peningkatan diri dan karir untuk seluruh warga Allianz baik untuk karyawan
maupun mitra usaha.
2. Promosi jabatan.
3. Pemberian kompensasi.
4. Pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan secara terpisah untuk masing-masing
channel.
Kebutuhan Sumber Daya:
1. Tenaga audit internal dan eksternal.
2. Trainer peningkatan diri dan karir.
3. Tenaga pelaksana program pendidikan dan pelatihan.
4. Gedung pelatihan/ pendidikan beserta sarana pendukung.
11. Schedule:
Schedule
Pengembangan
Tahun 2009 Tahun 2010 Cost Sumber Dana
Sumber Daya
I II III IV I II III IV
1. Auditing X X X X Rp 400 juta Dana Bantuan
dari Allianz
Pusat di Jerman
2. Training Rp 300 juta sda
3. Program X X X X Rp 300 juta sda
Pendidikan
4. Gedung dan X Rp 3 M sda
sarana
pendukung
Indikator Kinerja:
Jangka Jangka
Indikator kinerja Jangka pendek
menengah panjang
1. Peningkatan Produktivitas kerja 75% ≥ 100% > 100%
2. Profit perusahaan 50% 100% > 100%
3. Kompeten dalam menyelesaikan Karyawan Karyawan Karyawan
tugas dan tanggung jawabnya berprestasi ≥ 30% berprestasi ≥ berprestasi
50% 100%
4. Behavior (perilaku) Loyalitas yang Loyalitas yang Loyalitas yang
cukup tinggi tinggi terhadap sangat tinggi
terhadap perusahaan terhadap
perusahaan perusahaan
Penanggung Jawab:
Presiden Direktur PT. Allianz