2. Definisi dan Kriteria
Framework IASB mendefinisikan sebagai:
○ Penurunan manfaat ekonomi, selama periode
akuntansi
○ Dalam bentuk arus keluar, berkurangnya aset,
timbulnya liabilitas yang menyebabkan
penurunan dalam ekuitas
○ Selain yang berkaitan dengan pemilik
2
3. Definisi dan Kriteria
Framework IASB tidak lagi memisahkan
antara expense dengan loss seperti
tradisi di FASB
IAS 1 / AASB 101: “Entitas tidak lagi
menyajikan item-item income atau
expense sebagai extraordinary”
Contoh: HPP, beban gaji, beban
depresiasi, dsb
3
4. Cost vs expense
Cost = di neraca sebagai aset
Expense = di laporan laba rugi sebagai
beban
Cost = pengorbanan ekonomi yang kita
keluarkan untuk mendatangkan manfaat
Expense sebagai cost yang masa
manfaatnya sudah kita nikmati / sudah
terserap habis
“if there is no cost, there is no expense”
4
6. Cost vs expense
CONTOH:
Membeli mobil kemudian didepresiasi
Asuransi dibayar dimuka
persediaan
Beli ATK
6
7. Expense Recognition
1. Probable, jika kemungkinan besar
manfaat ekonomi masa depan akan
mengalir dari entitas
2. Dapat diukur dengan handal
Rule base vs principal base
7
8. Expense Measurement
Terkait dengan proses penandingan
(matching concept)
“masalah utama adalah mencari dasar penandingan
yang tepat antara pendapatan dan biaya yang
berhubungan langsung dengan pendapatan
tersebut....” (Ghozali, 2000).
“.... Apabila hubungan pendapatan dan biaya dapat
ditelusuri secara langsung, hal ini tidak akan
menimbulkan masalah, tetapi bagaimana jika sulit?
Karena tidak semua biaya berkaitan secara langsung
dengan pendapatan..” (Ghozali, 2000).
8
9. Expense Measurement
Ada beberapa pendekatan yang digunakan
dalam mengukur berapa expense yang akan
kita akui dalam suatu periode tertentu:
1. Hubungan sebab-akibat
2. Alokasi sistematik dan rasional
3. Pengakuan segera
9
10. Hubungan sebab-akibat
Penandingan dilakukan apabila terdapat hubungan
yang rasional antara pendapatan dengan bebannya
(dengan menghubungakan antara pendapatan dan
beban yang saling terkait), sehingga pengakuan biaya
akan dilaporkan dalam periode yang sama dengan
pengakuan pendapatannya.
Metode ini adalah yang ideal, sehingga sejauh mungkin
kita mengusahakan metode ini
Contoh: beban gaji, HPP.
10
11. Alokasi sistematik dan rasional
Metode ini digunakan apabila dengan metode hubungan
sebab-akibat tidak dapat dilakukan
Ini lebih ke periode terjadinya, apabila manfaat dari cost
suatu aset lebih dari 1 periode, maka cost tersebut
dialokasikan secara sistematis pada periode yang
menikmati manfaat tersebut
Contoh: beban depresiasi
Permasalahan metode ini adalah terlalu banyak asumsi,
alokasi, dan metode alokasi yang diijinkan, misal depresiasi
bisa dengan berbagai metode (garis lurus, saldo menurun,
jumlah angka tahun, dsb).
11
12. Pengakuan segera
Apabila tidak ada alasan yang kuat menggunakan 2
metode yang sebelumnya, maka cost dapat langsung
dibebankan segera pada periode terjadinya
Hanya masalah kepraktisan saja
Contoh: biaya iklan, karena sulit untuk dihubungkan, maka
diakui segera sebagai beban iklan. (Konsumen bisa saja
membeli produk perusahaan karena membaca iklan yang
sudah diketahui 2 tahun yang lalu),
Biaya penelitian dan pengembangan (FASB No. 2), karena
manfaat penelitian dan pengembangan dimasa mendatang
tidak dapat ditentukan dengan tepat, maka cost tersebut
langsung dibebankan sebagai biaya pada periode
terjadinya.
12
13. Kritikan terhadap alokasi
Bahwa dengan prinsip matching
membuat seolah-olah laporan L/R lebih
penting dari neraca
Kritikan dari Thomas “accountants report rubbish
because accounting information is based mostly on allocation”
Alokasi bias dibenarkan jika memenuhi 3
syarat yaitu: additivity, tidak ambigu, dan
defensibility.
13