SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 123
MATERI INTI II I DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT DEPARTEMEN KESEHATAN  RI 10 LANGKAH TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
TUJUAN PEMBELAJARAN ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
POKOK BAHASAN  1. Alur pelayanan anak gizi buruk 2. Tatacara pemeriksaan anak gizi buruk 3. 4 (empat) fase pada perawatan dan pengobatan anak gizi buruk 4. 10 (sepuluh) langkah Tatalaksana Anak Gizi Buruk 5. Tindakan dan pengobatan penyakit penyerta/ penyulit pada anak gizi buruk
POKOK BAHASAN 1 ALUR PELAYANAN  ANAK GIZI BURUK
ALUR PELAYANAN ANAK GIZI BURUK DI RUMAH SAKIT/PUSKESMAS PERAWATAN   ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],RAWAT INAP Penerapan 10  langkah  dan  5 kondisi  T atalaksana  Anak   G izi  B uruk ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],P U L A N G POSYAND U / P os  Pemulihan Gizi ( PPG ) RUMAH TANGGA YANKES RUJUKAN ANAK P U S K E S M A S ( Buku Bagan Tata Laksana Gizi Buruk, Buku I, hal. 1)
POKOK BAHASAN 2 TATA CARA PEMERIKSAAN  ANAK GIZI BURUK
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],TATA CARA PEMERIKSAAN  ANAK GIZI BURUK
TATA CARA PEMERIKSAAN  ANAK GIZI BURUK  (lanjutan….)   ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
TATA CARA PEMERIKSAAN  ANAK GIZI BURUK  (lanjutan….) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK GIZI BURUK  (lanjutan…..) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK GIZI BURUK  (lanjutan….) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK GIZI BURUK  (lanjutan….) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
LATIHAN 1 Rudi (laki-laki) umur 1 tahun, BB   5   kg, PB 69 cm, datang ke Posyandu dan dirujuk ke Puskesmas. Rudi baru datang berobat ke puskesmas 3 hari kemudian dengan keluhan diare.  a. Apa status gizi anak ini? b. Apakah anak perlu dirawat inap di  Puskesmas? c. Jelaskan tatacara pemeriksaan anak ini? Jawaban ada di hal 93
POKOK BAHASAN 3 4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK  (Lanjutan ….) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
POKOK BAHASAN 4 10 (SEPULUH) LANGKAH TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
“ 10 langkah utama”  Tatalaksana Gizi buruk No   Tindakan     Stabilisasi  Transisi  Rehabilitasi  Tindak lanjut   H 1-2  H 3-7  H 8-14   mg 3-6   mg 7-26 1. Mencegah dan  mengatasi hipoglikemia 2.  Mencegah dan  mengatasi   hipotermia 3.  Mencegah dan  mengatasi   dehidrasi 4. Memperbaiki gang-   guan keseimbangan  elektrolit 5. Mengobati infeksi 6. Memperbaiki kekurangan tanpa Fe   + Fe   zat gizi mikro 7. Memberikan makanan  utk stab & trans 8. Memberikan makanan  utk Tumb.kejar 9. Memberikan stimulasi  utk Tumb.kembang 10. mempersiapkan utk tindak lanjut di rumah ( Buku I : Buku Bagan Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2006, hal. 3)
LANGKAH 1 MENCEGAH DAN MENGATASI HIPOGLIKEMIA
HIPOGLIKEMIA ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
HIPOGLIKEMIA  (lanjutan…) ,[object Object],[object Object],( Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II, hal. 3)
CARA MENGATASI HIPOGLIKEMIA  *) 5 gram gula pasir (= 1 sendok teh munjung) + air matang s/d 50 ml ( Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II, hal. 3) TANDA CARA  MENGATASI SADAR (TIDAK LETARGIS) ,[object Object],[object Object],[object Object],TIDAK SADAR (LETARGIS) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],RENJATAN (SYOK) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
LANGKAH 2 MENCEGAH DAN MENGATASI HIPOTERMIA
HIPOTERMIA ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],( Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II, hal. 4)
HIPOTERMIA  (lanjutan ….) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],( Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II, hal. 4)
Cara mempertahankan dan memulihkan suhu tubuh anak agar tidak hipotermia ( Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II, hal. 4) Suhu tubuh 36,5 – 37,0 ºC ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Cara mempertahankan dan memulihkan suhu tubuh anak agar tidak hipotermia  (lanjutan….) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],( Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II, hal. 4)
LANGKAH 3 MENCEGAH DAN MENGATASI DEHIDRASI
TANDA DEHIDRASI ( Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II, hal. 5) No TANDA CARA MELIHAT DAN MENENTUKAN 1 Letargis lemas, tidak waspada, tidak tertarik terhadap kejadian sekitar 2 Anak gelisah dan rewel terutama bila disentuh/dilakukan tindakan  3 Tidak ada air mata Tidak ada air mata saat anak menangis 4 Mata cekung Mata cekung tsb memang spt biasanya ataukah baru beberapa saat timbulnya  5 Mulut dan lidah kering Raba dengan jari yang kering dan bersih untuk menentukan apakah lidah dan mulutnya kering
TANDA DEHIDRASI  (lanjutan…) ( Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II, hal. 5) No TANDA CARA MELIHAT DAN MENENTUKAN 6 H a u s Apakah anak ingin meraih cangkir saat diberi ReSoMal. Saat cangkir itu disingkirkan, apakah anak masih ingin minum lagi? 7 Kembalinya cubitan/turgor kulit lambat Tarik lapisan kulit dan jaringan bawah kulit pelan-pelan.  Cubit  selama 1 detik  dan lepaskan. Jika kulit masih terlipat (belum balik rata selama > 2 detik)    kulit/turgor kulit lambat. (catatan: cubitan kulit biasanya lambat pada anak  “wasting” ) 8 Kencing terakhir Bila lebih dari 6 jam dicurigai ada dehidrasi
LANGKAH 4 MEMPERBAIKI GANGGUAN KESEIMBANGAN ELEKTROLIT
Memperbaiki gangguan keseimbangan elektrolit ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Memperbaiki gangguan keseimbangan elektrolit  (lanjutan …..) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],ReSoMal : Rehidration Solution for   Malnutrition
LATIHAN 2 (LANJUTAN KASUS RUDI) Setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan tanda-tanda: Letargis, nadi lemah, keringat dingin dan pucat, suhu aksiler 35,5  0 C dan ujung ekstremitas teraba dingin. Didapatkan mata cekung, turgor kulit menurun a. Tanda bahaya apakah yang anda temukan pada anak ini ? b. Jelaskan tindakan pada masing-masing tanda  bahaya diatas ! Jawaban pada hal  94 - 96
LANGKAH 5 MENGOBATI INFEKSI
PETUNJUK PEMBERIAN ANTIBIOTIKA ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
PETUNJUK PEMBERIAN ANTIBIOTIKA  (lanjutan…..) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Dosis dan jenis obat pada Bagan Tata Laksana Gizi Buruk,  Buku I , hal. 14 - 15)
LANGKAH 6 MEMPERBAIKI KEKURANGAN ZAT GIZI MIKRO
DOSIS TABLET BESI DAN SIRUP BESI  UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN (Bagan Tata Laksana Gizi Buruk, Buku I, hal. 15) Catatan: Fe diberikan setelah minggu ke2 (pada fase rehabilitasi) BENTUK FORMULA  Fe D O S I S TABLET BESI/FOLAT (sulfas ferosus 200 mg atau 60 mg besi elemental +  0,25 mg as folat) Bayi usia 6 – < 12 bln    1 x sehari ¼ tab Anak usia 1–5thn   1 x sehari ½ tablet  SIRUP BESI (sulfas ferosus 150 ml),  setiap 5 ml mengandung 30 mg besi elemental 10 mg ferosulfat setara dengan 3 mg besi elemental Bayi 6 – < 12 bulan    1 x sehari 2 ,5 ml  (½ sendok teh) Anak usia 1–5 thn    1 x sehari 5 ml  (1 sendok teh)
DOSIS KAPSUL VITAMIN A DOSIS TINGGI  UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Umur Dosis < 6 bulan 50.000 SI  ( ½ kapsul biru ) 6 – 11 bulan 100.000 SI  ( 1 kapsul biru ) 1 – 5 tahun 200.000 SI  ( 1 kapsul merah )
DOSIS VITAMIN DAN MINERAL  UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Dosis Vitamin C BB < 5 kg: 50 mg/hari  (1 tablet) BB  >  5 kg: 100 mg/hari (2 tablet)  Asam Folat Hari I: 5 mg/hari, selanjutnya 1  mg/hari Vitamin B compleks 1 tablet/hari Mineral Mix Zn, K, Mg, Cu (dalam Mineral Mix/larutan elektrolit)
LANGKAH 7  MEMBERIKAN MAKANAN UNTUK STABILISASI DAN TRANSISI
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK  (Lanjutan ….) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Jumlah dan frekwensi cairan yang diberikan sesuai dengan:  -Tabel Pedoman F-75 (buku I, hal.21) dan  - Jadwal pemberian makanan anak gizi buruk sesuai fase (buku II, hal 12)
MEMBERIKAN MAKANAN  UNTUK TUMBUH KEJAR LANGKAH 8
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK  (Lanjutan ….) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Jumlah dan frekwensi cairan yang diberikan sesuai dengan:  - Jadwal pemberian makanan anak gizi buruk sesuai fase (buku II, hal 12)
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK   (lanjutan …..) FASE STABILISASI RENCANA I RENCANA II RENCANA III RENCANA IV RENCANA V FASE TRANSISI FASE REHABILITASI Pemberian makanan berdasarkan rencana I, II, III, IV, V  akan dijelaskan lebih lanjut pada materi inti IV dan V
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK  (Lanjutan ….) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Jumlah dan cara pemberian makanan sesuai dengan:  - Jadwal pemberian makanan anak gizi buruk sesuai fase (buku II, hal 14)
LANGKAH 9 Memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang
Memberikan stimulasi untuk  tumbuh kembang ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
HAL-HAL PENTING  YANG HARUS DIPERHATIKAN 1. Jangan berikan Fe sebelum minggu ke 2  (Fe diberikan pada fase rehabilitasi) 2. Jangan berikan cairan intra vena, kecuali syok atau dehidrasi berat 3. Jangan berikan protein terlalu tinggi 4. Jangan berikan diuretik pada penderita kwashiorkor
LANGKAH 10 Mempersiapkan untuk  tindak lanjut dirumah
MEMPERSIAPKAN TINDAK LANJUT DI RUMAH ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
MEMPERSIAPKAN TINDAK LANJUT DI RUMAH  (lanjutan….) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
KRITERIA PEMULANGAN ANAK GIZI BURUK ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
KRITERIA PEMULANGAN  ANAK GIZI BURUK  (lanjutan…..) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Institusi lapangan: Puskesmas/Pos Pemulihan Gizi /Posyandu  telah siap  menerima rujukan paska perawatan
Jadual Pemberian Imunisasi Pada Bayi  Dengan Menggunakan Vaksin DPT dan HB 1   Dalam Bentuk Terpisah, Menurut Tempat Lahir Bayi Sumber:  Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2005, Keputusan Menkes RI No. 1611/ MENKES/ SK/ XI/ 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan imunisasi. U MUR VAKSIN TEMPAT Bayi lahir di rumah: 0 bulan HB1 Rumah 1 bulan BCG, Polio1 Posyandu atau tempat pelayanan lain 2 bulan DPT1, HB2, Polio2 Posyandu atau tempat pelayanan lain 3 bulan DPT2, HB3, Polio3 Posyandu atau tempat pelayanan lain 4 bulan DPT3, Polio4 Posyandu atau tempat pelayanan lain 9 bulan Campak Posyandu atau tempat pelayanan lain
Jadual Pemberian Imunisasi Pada Bayi  Dengan Menggunakan Vaksin DPT dan HB 1   Dalam Bentuk Terpisah, Menurut Tempat Lahir Bayi Sumber:  Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2005, Keputusan Menkes RI No. 1611/ MENKES/ SK/ XI/ 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan imunisasi. U MUR VAKSIN TEMPAT Bayi lahir di RS/ RB/ Bidan Praktek: 0 bulan HB1, Polio1, BCG RS/ RB/ Bidan  2 bulan DPT1, HB2, Polio2 RS/ RB/ Bidan  atau Posyandu 3 bulan DPT2, HB3, Polio3 RS/ RB/ Bidan  atau Posyandu 4bulan DPT3, Polio4 RS/ RB/ Bidan  atau Posyandu 9bulan Campak RS/ RB/ Bidan  atau Posyandu
Jadual Pemberian Imunisasi Pada Bayi Dengan Menggunakan Vaksin DPT dan HB Dalam Bentuk Terpisah Menurut Frekuensi dan Selang Waktu dan Umur Pemberian Sumber:   Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2005, Keputusan Menkes RI No. 1611/   MENKES/ SK/ XI/ 2005  tentang Pedoman Penyelenggaraan imunisasi. VAKSIN PEMBERIAN IMUNISASI SELANG WAKTU PEMBERIAN MINIMAL UMUR KETERANGAN BCG 1x - 0-11 bulan DPT 3x  (DPT 1, 2, 3) 4 minggu 2-11 bulan Polio 4x  (Polio 1, 2, 3, 4) 4 minggu 0-11 bulan Campak 1x - 9-11 bulan HB 3x  (HB 1, 2, 3) 4 minggu 0-11 bulan Untuk bayi lahir di RS/ puskesmas oleh tenaga kesehatan pelaksana HB segera diberikan dalam 24 jam pertama kelahiran, vaksin BCG dan Polio diberikan sebelum bayi pulang ke rumah.
POKOK BAHASAN 5 TINDAKAN DAN PENGOBATAN  PENYAKIT PENYERTA/PENYULIT  PADA ANAK GIZI BURUK
PENYAKIT PENYERTA/PENYULIT a.   Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA)/Pneumonia  b. Diare Persisten c. Cacingan d. Tuberkulosis (TB) e. Malaria f. Gangguan pada mata Akibat Kekurangan Vitamin A (KVA) g. Gangguan pada kulit (dermatosis) h. Anemia berat i.  HIV/AIDS
[object Object],[object Object],Infeksi yang mengenai saluran pernapasan mulai dari: hidung, telinga tengah, faring,  laring, bronkhi, bronkhioli dan paru Untuk pengobatan penyakit ISPA/Pneumonia dapat dilihat pada Petunjuk pemberian Antibiotika untuk anak gizi buruk: Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk, buku I, hal.14-15
Diare pada anak gizi buruk sering berlanjut menjadi  diare persisten    waspadai dehidrasi Rehidrasi: pemberian cairan tidak secara iv (kecuali  Syok)    supaya tidak terjadi overload (gagal jantung  dan kematian mendadak) b. Diare Persisten ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
b.   Diare Persisten  (lanjutan….) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
c. Cacingan ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
d. Tuberkulosis  BILA    3  POSITIF DIANGGAP TB  Beri OAT Observasi 2 bulan MEMBAIK MEMBURUK / TETAP TB Bukan TB TB Kebal Obat (MDR) OAT diteruskan RUJUK KE RUMAH SAKIT
OAT   diteruskan RUJUK KE  RS ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],d. Tuberkulosis  (Lanjutan…..)
Penegakan diagnosis dengan sistem skoring. Alur tatalaksana pasien TB pada unit pelayanan kesehatan dasar: Terapi TB diteruskan   Teruskan terapi TB sambil    mencari penyebabnya (Sumber: Depkes, RI, 2006,  Pedoman Nasional  Pen anggulangan  Tuberkulosis ) Skor  >  6 Beri OAT  selama 2 bulan dan dievaluasi Respon (+) Respon (-) d. Tuberkulosis  (Lanjutan…..)
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],d. Tuberkulosis  (Lanjutan…..)
JENIS DAN DOSIS OBAT ANTI TUBERKULOSIS  (OAT)   d. Tuberkulosis  (Lanjutan…..) Bila BB < 5 kg    rujuk ke RS RHZ (2 bulan setiap hari), dilanjutkan RH (4 bulan setiap hari)  JENIS OBAT BB 5 - < 10 kg BB 10 - < 20 kg BB 20- 33 kg Isoniasid (H) 50 mg 100 mg 200 mg Rifampicin (R) 75 mg 150 mg 300 mg Pyrazinamid (Z) 150 mg 300 mg 600 mg
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],d. Tuberkulosis  (Lanjutan…..)
LATIHAN  3 Ani (perempuan), umur 11 bulan, BB 5 kg, PB 66 cm, datang ke Puskesmas dengan keluhan belum bisa duduk. Dari anamnesa tidak mendapat ASI eksklusif sejak umur 2 bulan, hanya mendapatkan susu formula saja.  Informasi lanjutan ternyata anak berat badan tidak naik dan sering demam tanpa sebab yang jelas a. Apa pemeriksaan tambahan yang diperlukan? b. Apa status gizi anak ini? c. Apa kemungkinan penyakit penyerta/penyulitnya? d. Bagaimana pengobatannya ? Jawaban pada hal  97- 98
e. Malaria ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
e.  Malaria  (lanjutan…..) A. Pengobatan Malaria tanpa komplikasi: -  Berdasarkan Pemeriksaan Mikroskopik   (Radikal    Membunuh semua parasit dalam tubuh) -  Berdasarkan Pemeriksaan Klinis Dilakukan di daerah yang belum memungkinkan untuk  pemeriksaan laboratorium baik dengan mikroskop maupun  dengan RDT ( Rapid Diagnostic Test )
e. Malaria  (lanjutan……) Pencegahan (Kemoprofilaksis) Mengurangi risiko terinfeksi malaria dan bila  terinfeksi gejala klinis tidak berat Plasmodium Vivaks    Klorokuin Plasmodium Falsiparum    Doksisiklin Resisten Klorokuin    Doksisiklin (Sumber: Pedoman Tatalaksana Kasus Malaria di Indonesia, Ditjen Pemberantasan Peny. Menular & Penyehatan Lingkungan, Depkes RI, 2005)
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN  PADA TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK  DENGAN MALARIA ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN  PADA TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK DENGAN MALARIA  (lanjutan ……) 2. G izi buruk dengan malaria berat (cerebral malaria) segera transfusi dengan packed red cell 10 ml/kgBB/  3-4 jam,  jangan diberi  furosemid sebelum  transfusi (lihat rencana I, Buku I hal 7) dan berikan  obat malaria melalui iv.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN  PADA TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK  DENGAN MALARIA  (Lanjutan…….) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
f. Gangguan pada Mata akibat Kekurangan Vitamin A ,[object Object],[object Object],[object Object],JIKA MATA MENGALAMI: TINDAKAN ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
LATIHAN 4 (LANJUTAN KASUS ANI) Ternyata Ani selama ini tidak mendapatkan asupan makanan yang cukup. Hanya mendapatkan susu formula 2 gelas sehari @ 2 sendok makan full cream dengan 1 sendok teh gula pasir + nasi tim   1 mangkok kecil (25 g beras)  sekali/hari a. Bagaimana terapi gizinya ? b. Berapakah kebutuhan sehari untuk kalori dan   protein Ani?   Jawaban pada hal 99 - 104
JADWAL DAN DOSIS PEMBERIAN VITAMIN  A   f. Gangguan pada Mata akibat Kekurangan Vitamin A  (Lanjutan …..) Gejala Hari ke –1 Hari  ke – 2 Hari ke – 15 Tidak ada gejala mata atau tidak pernah sakit Campak dlm 3 bulan terakhir Beri kapsul dgn dosis sesuai umur Tdk diberi kapsul Tdk diberi kapsul ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Beri kapsul dengan dosis sesuai umur Beri kapsul dengan dosis sesuai umur Beri kapsul dengan dosis sesuai umur
DOSIS PEMBERIAN VITAMIN  A   f. Gangguan pada Mata akibat Kekurangan Vitamin A  (Lanjutan …..) Umur Dosis < 6 bulan 50.000 SI  ( ½ kapsul biru ) 6 – 11 bulan 100.000 SI  ( 1 kapsul biru ) 1 – 5 tahun 200.000 SI  ( 1 kapsul merah )
g.  Gangguan pada Kulit  (Dermatosis) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
h. Anemia Berat ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
i. HIV/AIDS   Terapi : -  Antiretroviral (ARV)  -  Obat untuk mengatasi nyeri  -  Tatalaksana anoreksia, mual dan muntah    -  Small & frequent feeding   -  makanan dingin lebih baik daripada panas -  hindari makanan asin & berbumbu (merangsang) -  Bila perlu enteral/parenteral feeding -  Pencegahan dan pengobatan luka dekubitus -  Perawatan mulut -  Tatalaksana jalan nafas -  Dukungan psikososial
PERANAN TIM DUKUNGAN GIZI ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],mencegah mengobati Gizi buruk Gizi baik
LATIHAN 5 Galo (laki-laki), 18 bulan, PB: 67 cm, BB: 4,8 kg, ke rumah sakit  karena batuk sejak 2 hari yang lalu. Galo tampak letargis dan pucat.  Pemeriksaan fisik: pernapasan 50 x/ menit, nadi 160 x/ menit,  Suhu 38,5 °C, cuping hidung kembang kempis, iga kelihatan menonjol, terdapat tarikan dinding dada dan ada edema di kedua punggung kaki. Anamnesis: hanya mendapat ASI sampai 4 bulan dan sejak lahir sudah diberikan pisang serta makanan lain seperti biskuit dan roti. Anamnesis diet: rata-rata makan sehari 3x, hanya 4-5 sendok makan (lauk, kuah sayur, tempe atau tahu), jarang makan buah, tidak suka makan ikan dan daging. Makan ayam dan telur (sebulan sekali) dan sering jajan permen, es, kerupuk, biskuit dan kadang-kadang makan bakso keliling. Jawaban pada hal 105 -117
LATIHAN 5  (lanjutan ……) Food recall satu hari sebelum sakit sebagai berikut: Pagi : biskuit 4 keping, teh manis ½ gelas (gula 1 sdm) Snak pagi : permen gulas 2 buah Siang : nasi ½ piring (50 g), kuah sup ½ mangkok, tahu    goreng 1 potong (50 g), teh manis ½ gelas (gula    1 sendok makan). Malam : lontong isi ukuran kecil (50 g), tahu goreng 1    potong  (50 g), teh manis ½ gelas (gula 1    sendok makan). Jawaban pada hal 105-117
LATIHAN 5  (lanjutan …..) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Jawaban pada hal 105 -117
TERIMA KASIH
JAWABAN LATIHAN SOAL
Jawaban Latihan 1 ,[object Object],b. Semua anak gizi buruk perlu dirawat inap.  Jadi Rudi harus dirawat inap di Puskesmas. c. Tatacara pemeriksaan anak gizi buruk meliputi  anamnesis (awal,lanjutan), pemeriksaan fisik (klinis,  antropometri, laboratorium, radiologi untuk  menegakkan diagnosis,menentukan tindakan, terapi  dan pengobatan (Lihat Buku Petunjuk Teknis  Tatalaksana Anak Gizi Buruk/Buku II hal. 1)
Jawaban Latihan 2 ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Jawaban Latihan 2  (lanjutan….) b. Rudi dalam kondisi I, sehingga tatalaksananya  mengikuti Rencana I, yaitu :  - Cara mengatasi syok, letargis dan diare/dehidrasi:  1. Berikan Oksigen 1-2 l/m 2. Berikan infus RLG 5 %, 5 kg x 15 ml = 75 ml/jam (25 tts  makro/m) atau (75 tts mikro/m) 3. Berikan glukosa 10% iv bolus, 5 kg x 5 ml = 25 ml  4. Berikan ReSoMal 5 kg x 5 ml = 25 ml NGT Lihat buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk/  Buku I hal. 7, 8
Jawaban Latihan 2  (lanjutan….) -  Cara mengatasi hipotermia:  Penghangatan tubuh ; 1. Cara “Kanguru” 2. Lampu 40 watt dengan jarak 50 cm 3. Monitor tiap 30 menit, hentikan suhu mencapai 37 ° C  Lihat buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk/  Buku II hal. 4  -   Cara mengatasi dehidrasi: 1.   ReSoMal diteruskan sampai 2 jam pertama (bila anak  sadar melalui oral),  2. 10 jam berikut, ReSomal setiap 1 jam selang seling dgn F75  Lihat Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk/Buku I  hal 7, 8 dan buku II hal hal.5 & 17
Jawaban Latihan 3 a. Pemeriksaan tambahan yang diperlukan:  uji tuberkulin dan foto rontgen paru bila memungkinkan  serta pemeriksaan laboratorium darah tepi b. Status gizi Ani dengan PB 66 cm dan BB 5 kg:  < - 3 SD. Ani menderita  gizi buruk (marasmus) (Lihat tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Laki-laki dan  Perempuan menurut berat badan & tinggi badan/panjang badan  (BB/TB-PB) pada Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk/Buku I hal.22)
Jawaban Latihan 3  (lanjutan…..) c. Kemungkinan penyakit penyerta/penyulit: Tuberkulosis  (BB  tidak naik, sering demam tanpa sebab yang jelas) d. Pengobatan penyakit penyerta/penyulit TB: OAT (Obat Anti Tuberkulosis) dengan dosis  (Lihat buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku II hal. 8) RHZ (2 bulan setiap hari), dilanjutkan RH (4 bulan setiap hari)  JENIS OBAT BB 5 - < 10 kg BB 10 - < 20 kg BB 20- 33 kg Isoniasid (H) 50 mg 100 mg 200 mg Rifampicin (R) 75 mg 150 mg 300 mg Pyrazinamid (Z) 150 mg 300 mg 600 mg
Jawaban Latihan 4 ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Jawaban Latihan 4  (lanjutan …..) Selanjutnya 10 jam berikutnya pemberian 55 ml setiap 2 jam dan dinaikkan menjadi 80 ml setiap 3 jam lalu 110 ml setiap 4 jam sesuai dengan keadaan dan kondisi pasien.  Setelah lewat fase stabilisasi lanjutkan ke fase transisi dengan F100 tetapi dosis masih 110 ml setiap 3 jam, pertahankan selama 2 hari. Pada hari ke tiga pemberian F100 menjadi 125 ml, naikkan 10 ml setiap 3 jam sampai dosis maksimal 200 ml setiap pemberian Setelah kondisi anak membaik masuk dalam fase rehabilitasi anak dapat diberikan F135 dan makanan bayi serta sari buah. (lihat pemberian cairan dan makanan rencana V pada buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku I hal. 12, 13).
Jawaban Latihan 4  (lanjutan ……) b. Selama ini Ani mendapat susu formula 2 gelas sehari @ 2 sendok makan full cream dengan 1 sendok teh gula pasir + nasi tim 1 mangkok kecil (25 g beras) sekali/hari Kalori yang didapat oleh Ani sebelum dirawat:  (lihat daftar penukar bahan makanan, Buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku II hal. 55 - 57) 2 sendok makan full cream (30 g) : 150 kalori 1 sendok teh gula pasir (5 g) :  25 kalori Nasi tim 1 mangkok kecil (25 g beras) :  90 kalori  Total kalori yang didapat Ani selama 1 hari 265 kalori
Jawaban Latihan 4  (lanjutan …….) Protein yang didapat oleh Ani sebelum dirawat: (lihat daftar penukar bahan makanan) 2 sendok makan full cream (30 g)  : 7 g Nasi tim 1 mangkok kecil (25 g beras)  : 2 g Total protein yang didapat oleh Ani selama 1 hari: 9 g Menurut Angka Kecukupan Gizi untuk Ani dengan  BB 5 kg, minimal harus mendapat 12,5 g protein sehari (5 kg x 2,5 g)
Jawaban Latihan 4  (lanjutan …..) Menurut Angka Kecukupan Gizi untuk Ani dengan BB 5 kg, minimal harus mendapat 525  (5 kg x 105 kalori) kalori/hari.  Berarti makanan yang dikonsumsi Ani selama ini kurang mencukupi, hanya 50% dari Angka kecukupan Gizi. (lihat lampiran 4: kebutuhan energi dan protein sehari pada Buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi  Buruk/Buku II hal. 53).
Jawaban Latihan 4  (lanjutan ……) Berarti protein yang dikonsumsi Ani selama ini kurang  mencukupi, hanya 72% dari Angka Kecukupan Gizi. (lihat lampiran 4: Kebutuhan energi dan protein sehari  pada Buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku II hal. 53)
Jawaban Latihan 5 ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Jawaban Latihan 5  (lanjutan ……) 3. Pola makan: - kebutuhan sehari  +  1000 Kkal - sejak lahir sudah diberi pisang - setiap kali makan dengan lauk-pauk, kuah sayur, tempe/tahu -  Tidak suka makan ikan dan daging -  Makan ayam dan telur kadang-kadang (sebulan sekali) Pola makan  “tidak baik”  (mendapatkan makanan padat secara dini, makanan tidak seimbang, hanya sumber karbo hidrat, kurang sumber protein, vitamin dan mineral)
Jawaban Latihan 5  (lanjutan …….) Asupan makanan: Food recall 24 jam: Bahan makanan URT Berat (g) Kalori Protein biskuit 4 keping 40 175 4 Gula pasir 3 sdm 39 150 - Permen (gula pasir) 2 buah 10 36 - Beras (nasi lontong) ½ piring  50 87,5 2 tahu 1 potong sedang 50 34,5 2,27 wortel 5 2,1 0,6 kentang 5 4,16 0,1 buncis 5 1,25 0,05 asupan 490,51 9,02
Jawaban Latihan 5  (lanjutan ……) 4. Pemeriksaan yang dianjurkan untuk menunjang  diagnosa: - rutin: darah, urin, feses - Hb apakah ada anemia - hitung jenis lekosit untuk mengetahui adanya    lekositosis - apusan darah untuk mengetahui morfologi    darah tepi (misalnya mikrositik hipokromik    pada penderita kekurangan zat besi) - LED apakah meningkat - feses kemungkinan cacing - foto toraks dan uji tuberkulin kemungkinan TB  paru
Jawaban Latihan 5  (lanjutan …….) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Jawaban Latihan 5  (lanjutan …….) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Jawaban Latihan 5  (lanjutan …….) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Jawaban Latihan 5  (lanjutan …….) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Jawaban Latihan 5  (lanjutan …….) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Jawaban Latihan 5  (lanjutan …….) III. Fase rehabilitasi F 135: 3 x 100 ml 3 x 135 Kkal 405 Kkal Bubur breda: 3 x ½ mangkuk 3 x 150 Kkal 450 Kkal Sari buah jeruk 3 x ½ gelas belimbing 3 x 50 Kkal 150 Kkal Jumlah 1005 Kkal
Jawaban Latihan 5  (lanjutan ……) ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Jawaban Latihan 5  (lanjutan …….) IV. Kriteria pulang - selera makan sudah bagus dan makanan sudah   dihabiskan - keadaan umum anak sudah baik, tidak sesak lagi - suhu tubuh 36,5 – 37,5  °C - kenaikan berat badan anak  >  24 g/hari selama  3 hari berturut- turut atau  >  240 g/minggu  selama 2 minggu berturut-turut - sudah berada pada kondisi gizi kurang, yaitu  mencapai berat badan lebih dari 5,5 kg - ibu sudah dapat membuat makanan sesuai dengan  nasihat nutrisionis.
Jawaban Latihan 5  (lanjutan …….) V. Fase tindak lanjut - rawat jalan sampai BB anak mencapai – 1 SD ( +  6  bulan) - PMT-P: 350 – 400 Kkal per hari, protein 15 g - kontrol teratur ke puskesmas dan penimbangan ke  posyandu setiap bulan
Villi usus normal Villi usus atrofi
CONTOH GAMBAR RICKETS VDDR type 2 (Vitamin D Dependent rickets type 2) Gangguan reseptor Vit D pada sel
JUMRIANI/PR/5 TH/ BB 7,0 KG/ PB 84 CM JUNAFA/PR/10 TH/ 10 KG
JUMRIANI JUNAFA
JUMRIANI JUNAFA
JUMRIANI JUNAFA

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Muh Saleh
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAISeascape Surveys
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi burukMateri iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi burukJoni Iswanto
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsiaJoni Iswanto
 
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja Shela Rizky Tarinda
 
Perbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortPerbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortLisa Prihastari
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungADam Raeyoo
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengueJoni Iswanto
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidFais PPT
 
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)NajMah Usman
 
Anemia power point 2
Anemia power point 2Anemia power point 2
Anemia power point 2Warnet Raha
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikAulia Amani
 

Was ist angesagt? (20)

Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
 
Ppt stunting niken
Ppt stunting nikenPpt stunting niken
Ppt stunting niken
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi burukMateri iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia
 
Mandala of health paul
Mandala of health   paulMandala of health   paul
Mandala of health paul
 
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
PPT Promosi Kesehatan Anemia pada Remaja
 
Perbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortPerbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohort
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
 
Anemia power point 2
Anemia power point 2Anemia power point 2
Anemia power point 2
 
Keseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolitKeseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolit
 
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAHMATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 

Andere mochten auch

Materi i deteksi gizi buruk
Materi i deteksi gizi burukMateri i deteksi gizi buruk
Materi i deteksi gizi burukJoni Iswanto
 
Gizi buruk pada balita
Gizi buruk pada balitaGizi buruk pada balita
Gizi buruk pada balitawina_syafar
 
Gizi Buruk Bada Balita
Gizi Buruk Bada BalitaGizi Buruk Bada Balita
Gizi Buruk Bada Balitabarkah1933
 
Gizi buruk
Gizi burukGizi buruk
Gizi burukdwiarini
 
GIZIBURUK(MARASMUS,KWASHIORKOR,MARASMIK-KWASHIORKOR)
GIZIBURUK(MARASMUS,KWASHIORKOR,MARASMIK-KWASHIORKOR)GIZIBURUK(MARASMUS,KWASHIORKOR,MARASMIK-KWASHIORKOR)
GIZIBURUK(MARASMUS,KWASHIORKOR,MARASMIK-KWASHIORKOR)Anggita Nahda
 
Hipoglikemia dan Penanganan
Hipoglikemia dan PenangananHipoglikemia dan Penanganan
Hipoglikemia dan PenangananFatin Cassie
 
196910295 sl-ff-diare-pada-balita
196910295 sl-ff-diare-pada-balita196910295 sl-ff-diare-pada-balita
196910295 sl-ff-diare-pada-balitahomeworkping3
 
24025699 limfoma-hodgkin
24025699 limfoma-hodgkin24025699 limfoma-hodgkin
24025699 limfoma-hodgkinIrahmal Irahmal
 
presentasi penyakit kwasiorkhor (Biokimia II)
presentasi penyakit kwasiorkhor (Biokimia II)presentasi penyakit kwasiorkhor (Biokimia II)
presentasi penyakit kwasiorkhor (Biokimia II)ZuhriyatusSholichah
 
Kekurangan gizi
Kekurangan giziKekurangan gizi
Kekurangan gizimateri-x2
 
Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis cet 8 (2002)
Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis cet 8 (2002)Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis cet 8 (2002)
Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis cet 8 (2002)Mamang Bagiansah
 

Andere mochten auch (20)

Materi i deteksi gizi buruk
Materi i deteksi gizi burukMateri i deteksi gizi buruk
Materi i deteksi gizi buruk
 
Materi inti v jan-2013
Materi inti v  jan-2013Materi inti v  jan-2013
Materi inti v jan-2013
 
Materi iii jan-2013
Materi iii jan-2013Materi iii jan-2013
Materi iii jan-2013
 
Gizi buruk pada balita
Gizi buruk pada balitaGizi buruk pada balita
Gizi buruk pada balita
 
Gizi Buruk Bada Balita
Gizi Buruk Bada BalitaGizi Buruk Bada Balita
Gizi Buruk Bada Balita
 
Materi inti iv jan-2013
Materi inti iv  jan-2013Materi inti iv  jan-2013
Materi inti iv jan-2013
 
Gizi buruk
Gizi burukGizi buruk
Gizi buruk
 
FORMULA KEP
FORMULA KEPFORMULA KEP
FORMULA KEP
 
GIZIBURUK(MARASMUS,KWASHIORKOR,MARASMIK-KWASHIORKOR)
GIZIBURUK(MARASMUS,KWASHIORKOR,MARASMIK-KWASHIORKOR)GIZIBURUK(MARASMUS,KWASHIORKOR,MARASMIK-KWASHIORKOR)
GIZIBURUK(MARASMUS,KWASHIORKOR,MARASMIK-KWASHIORKOR)
 
Hipoglikemia dan Penanganan
Hipoglikemia dan PenangananHipoglikemia dan Penanganan
Hipoglikemia dan Penanganan
 
Gizi buruk
Gizi burukGizi buruk
Gizi buruk
 
Buku saku lintas diare
Buku saku lintas diareBuku saku lintas diare
Buku saku lintas diare
 
196910295 sl-ff-diare-pada-balita
196910295 sl-ff-diare-pada-balita196910295 sl-ff-diare-pada-balita
196910295 sl-ff-diare-pada-balita
 
24025699 limfoma-hodgkin
24025699 limfoma-hodgkin24025699 limfoma-hodgkin
24025699 limfoma-hodgkin
 
presentasi penyakit kwasiorkhor (Biokimia II)
presentasi penyakit kwasiorkhor (Biokimia II)presentasi penyakit kwasiorkhor (Biokimia II)
presentasi penyakit kwasiorkhor (Biokimia II)
 
Kekurangan Gizi
Kekurangan GiziKekurangan Gizi
Kekurangan Gizi
 
Kekurangan gizi
Kekurangan giziKekurangan gizi
Kekurangan gizi
 
Materi inti ii jan-2013
Materi inti ii  jan-2013Materi inti ii  jan-2013
Materi inti ii jan-2013
 
Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis cet 8 (2002)
Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis cet 8 (2002)Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis cet 8 (2002)
Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis cet 8 (2002)
 
Indikator Gizi Yusni
Indikator Gizi YusniIndikator Gizi Yusni
Indikator Gizi Yusni
 

Ähnlich wie Materi iii tatalaksana gizi buruk

Ähnlich wie Materi iii tatalaksana gizi buruk (20)

Tx gizi buruk
Tx gizi burukTx gizi buruk
Tx gizi buruk
 
3. Tatalaksana Gizi Buruk.pdf
3. Tatalaksana Gizi Buruk.pdf3. Tatalaksana Gizi Buruk.pdf
3. Tatalaksana Gizi Buruk.pdf
 
GTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdf
GTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdfGTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdf
GTsiompah_ Diet pada Bayi_Balita Malnutrisi_ NCP.pdf
 
K03 Penilaian Status Gizi old - Copy.pptx
K03 Penilaian Status Gizi old - Copy.pptxK03 Penilaian Status Gizi old - Copy.pptx
K03 Penilaian Status Gizi old - Copy.pptx
 
Tatalaksana Gizi Buruk Terbaru.pdf
Tatalaksana Gizi Buruk Terbaru.pdfTatalaksana Gizi Buruk Terbaru.pdf
Tatalaksana Gizi Buruk Terbaru.pdf
 
197431179 case-diare-rotasi-2
197431179 case-diare-rotasi-2197431179 case-diare-rotasi-2
197431179 case-diare-rotasi-2
 
PENATALAKSANAAN-GIZI-BURUK-s.ppt
PENATALAKSANAAN-GIZI-BURUK-s.pptPENATALAKSANAAN-GIZI-BURUK-s.ppt
PENATALAKSANAAN-GIZI-BURUK-s.ppt
 
Modul 4 kb 2
Modul 4 kb 2Modul 4 kb 2
Modul 4 kb 2
 
Dr. suparyanto, m.kes
Dr. suparyanto, m.kesDr. suparyanto, m.kes
Dr. suparyanto, m.kes
 
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
 
NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK
NUTRASETIKA untuk PEDIATRIKNUTRASETIKA untuk PEDIATRIK
NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK
 
Prematur
PrematurPrematur
Prematur
 
THYPOID PADA ANAK
THYPOID PADA ANAKTHYPOID PADA ANAK
THYPOID PADA ANAK
 
Hiperbilirubinemia
HiperbilirubinemiaHiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia
 
Ikterus Neonatus
Ikterus NeonatusIkterus Neonatus
Ikterus Neonatus
 
mamuju tengah.pptx
mamuju tengah.pptxmamuju tengah.pptx
mamuju tengah.pptx
 
Askep bayi bblr
Askep bayi bblrAskep bayi bblr
Askep bayi bblr
 
Askep bayi bblr
Askep bayi bblrAskep bayi bblr
Askep bayi bblr
 
BST BBLR REVISI.pptx
BST BBLR REVISI.pptxBST BBLR REVISI.pptx
BST BBLR REVISI.pptx
 
book reading Gizi buruk.pptx
book reading Gizi buruk.pptxbook reading Gizi buruk.pptx
book reading Gizi buruk.pptx
 

Mehr von Joni Iswanto

Protap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaProtap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaJoni Iswanto
 
Modul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resikoModul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resikoJoni Iswanto
 
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratanModul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratanJoni Iswanto
 
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.Joni Iswanto
 
Manajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanManajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanJoni Iswanto
 
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang NyamukPemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang NyamukJoni Iswanto
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiJoni Iswanto
 
Manajemen logistik imunisasi
Manajemen logistik imunisasiManajemen logistik imunisasi
Manajemen logistik imunisasiJoni Iswanto
 
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iPenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iJoni Iswanto
 
Pelayanan imunisasi
Pelayanan  imunisasiPelayanan  imunisasi
Pelayanan imunisasiJoni Iswanto
 
Rencana kontinjensi
Rencana kontinjensiRencana kontinjensi
Rencana kontinjensiJoni Iswanto
 
Nutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaNutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaJoni Iswanto
 
Standard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanStandard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanJoni Iswanto
 
Dasar perilaku individual
Dasar perilaku individualDasar perilaku individual
Dasar perilaku individualJoni Iswanto
 
Pengembangan program uks
Pengembangan program uksPengembangan program uks
Pengembangan program uksJoni Iswanto
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaJoni Iswanto
 

Mehr von Joni Iswanto (20)

Protap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencanaProtap penanggulangan bencana
Protap penanggulangan bencana
 
Modul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resikoModul 4 analisis resiko
Modul 4 analisis resiko
 
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratanModul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
Modul 3 konsepsi bencana dan kedaruratan
 
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
Modul 1 pengantar rencana kontijensi.
 
Manajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatanManajemen bencana bidang kesehatan
Manajemen bencana bidang kesehatan
 
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang NyamukPemberantasan Sarang Nyamuk
Pemberantasan Sarang Nyamuk
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
 
Manajemen logistik imunisasi
Manajemen logistik imunisasiManajemen logistik imunisasi
Manajemen logistik imunisasi
 
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iPenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
 
Pelayanan imunisasi
Pelayanan  imunisasiPelayanan  imunisasi
Pelayanan imunisasi
 
Napza
NapzaNapza
Napza
 
Mtbs
MtbsMtbs
Mtbs
 
Rencana kontinjensi
Rencana kontinjensiRencana kontinjensi
Rencana kontinjensi
 
Nutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaNutrisi anak balita
Nutrisi anak balita
 
Standard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanStandard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidan
 
Dasar perilaku individual
Dasar perilaku individualDasar perilaku individual
Dasar perilaku individual
 
Pengembangan program uks
Pengembangan program uksPengembangan program uks
Pengembangan program uks
 
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remaja
 
Higiene industri
Higiene industriHigiene industri
Higiene industri
 
Info gender
Info genderInfo gender
Info gender
 

Materi iii tatalaksana gizi buruk

  • 1. MATERI INTI II I DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT DEPARTEMEN KESEHATAN RI 10 LANGKAH TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
  • 2.
  • 3. POKOK BAHASAN 1. Alur pelayanan anak gizi buruk 2. Tatacara pemeriksaan anak gizi buruk 3. 4 (empat) fase pada perawatan dan pengobatan anak gizi buruk 4. 10 (sepuluh) langkah Tatalaksana Anak Gizi Buruk 5. Tindakan dan pengobatan penyakit penyerta/ penyulit pada anak gizi buruk
  • 4. POKOK BAHASAN 1 ALUR PELAYANAN ANAK GIZI BURUK
  • 5.
  • 6. POKOK BAHASAN 2 TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK GIZI BURUK
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13. LATIHAN 1 Rudi (laki-laki) umur 1 tahun, BB 5 kg, PB 69 cm, datang ke Posyandu dan dirujuk ke Puskesmas. Rudi baru datang berobat ke puskesmas 3 hari kemudian dengan keluhan diare. a. Apa status gizi anak ini? b. Apakah anak perlu dirawat inap di Puskesmas? c. Jelaskan tatacara pemeriksaan anak ini? Jawaban ada di hal 93
  • 14. POKOK BAHASAN 3 4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 18. POKOK BAHASAN 4 10 (SEPULUH) LANGKAH TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
  • 19. “ 10 langkah utama” Tatalaksana Gizi buruk No Tindakan Stabilisasi Transisi Rehabilitasi Tindak lanjut H 1-2 H 3-7 H 8-14 mg 3-6 mg 7-26 1. Mencegah dan mengatasi hipoglikemia 2. Mencegah dan mengatasi hipotermia 3. Mencegah dan mengatasi dehidrasi 4. Memperbaiki gang- guan keseimbangan elektrolit 5. Mengobati infeksi 6. Memperbaiki kekurangan tanpa Fe + Fe zat gizi mikro 7. Memberikan makanan utk stab & trans 8. Memberikan makanan utk Tumb.kejar 9. Memberikan stimulasi utk Tumb.kembang 10. mempersiapkan utk tindak lanjut di rumah ( Buku I : Buku Bagan Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2006, hal. 3)
  • 20. LANGKAH 1 MENCEGAH DAN MENGATASI HIPOGLIKEMIA
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24. LANGKAH 2 MENCEGAH DAN MENGATASI HIPOTERMIA
  • 25.
  • 26.
  • 27.
  • 28.
  • 29. LANGKAH 3 MENCEGAH DAN MENGATASI DEHIDRASI
  • 30. TANDA DEHIDRASI ( Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II, hal. 5) No TANDA CARA MELIHAT DAN MENENTUKAN 1 Letargis lemas, tidak waspada, tidak tertarik terhadap kejadian sekitar 2 Anak gelisah dan rewel terutama bila disentuh/dilakukan tindakan 3 Tidak ada air mata Tidak ada air mata saat anak menangis 4 Mata cekung Mata cekung tsb memang spt biasanya ataukah baru beberapa saat timbulnya 5 Mulut dan lidah kering Raba dengan jari yang kering dan bersih untuk menentukan apakah lidah dan mulutnya kering
  • 31. TANDA DEHIDRASI (lanjutan…) ( Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II, hal. 5) No TANDA CARA MELIHAT DAN MENENTUKAN 6 H a u s Apakah anak ingin meraih cangkir saat diberi ReSoMal. Saat cangkir itu disingkirkan, apakah anak masih ingin minum lagi? 7 Kembalinya cubitan/turgor kulit lambat Tarik lapisan kulit dan jaringan bawah kulit pelan-pelan. Cubit selama 1 detik dan lepaskan. Jika kulit masih terlipat (belum balik rata selama > 2 detik)  kulit/turgor kulit lambat. (catatan: cubitan kulit biasanya lambat pada anak “wasting” ) 8 Kencing terakhir Bila lebih dari 6 jam dicurigai ada dehidrasi
  • 32. LANGKAH 4 MEMPERBAIKI GANGGUAN KESEIMBANGAN ELEKTROLIT
  • 33.
  • 34.
  • 35. LATIHAN 2 (LANJUTAN KASUS RUDI) Setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan tanda-tanda: Letargis, nadi lemah, keringat dingin dan pucat, suhu aksiler 35,5 0 C dan ujung ekstremitas teraba dingin. Didapatkan mata cekung, turgor kulit menurun a. Tanda bahaya apakah yang anda temukan pada anak ini ? b. Jelaskan tindakan pada masing-masing tanda bahaya diatas ! Jawaban pada hal 94 - 96
  • 37.
  • 38.
  • 39. LANGKAH 6 MEMPERBAIKI KEKURANGAN ZAT GIZI MIKRO
  • 40. DOSIS TABLET BESI DAN SIRUP BESI UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN (Bagan Tata Laksana Gizi Buruk, Buku I, hal. 15) Catatan: Fe diberikan setelah minggu ke2 (pada fase rehabilitasi) BENTUK FORMULA Fe D O S I S TABLET BESI/FOLAT (sulfas ferosus 200 mg atau 60 mg besi elemental + 0,25 mg as folat) Bayi usia 6 – < 12 bln  1 x sehari ¼ tab Anak usia 1–5thn  1 x sehari ½ tablet SIRUP BESI (sulfas ferosus 150 ml), setiap 5 ml mengandung 30 mg besi elemental 10 mg ferosulfat setara dengan 3 mg besi elemental Bayi 6 – < 12 bulan  1 x sehari 2 ,5 ml (½ sendok teh) Anak usia 1–5 thn  1 x sehari 5 ml (1 sendok teh)
  • 41. DOSIS KAPSUL VITAMIN A DOSIS TINGGI UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Umur Dosis < 6 bulan 50.000 SI ( ½ kapsul biru ) 6 – 11 bulan 100.000 SI ( 1 kapsul biru ) 1 – 5 tahun 200.000 SI ( 1 kapsul merah )
  • 42. DOSIS VITAMIN DAN MINERAL UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Dosis Vitamin C BB < 5 kg: 50 mg/hari (1 tablet) BB > 5 kg: 100 mg/hari (2 tablet) Asam Folat Hari I: 5 mg/hari, selanjutnya 1 mg/hari Vitamin B compleks 1 tablet/hari Mineral Mix Zn, K, Mg, Cu (dalam Mineral Mix/larutan elektrolit)
  • 43. LANGKAH 7 MEMBERIKAN MAKANAN UNTUK STABILISASI DAN TRANSISI
  • 44.
  • 45.
  • 46. MEMBERIKAN MAKANAN UNTUK TUMBUH KEJAR LANGKAH 8
  • 47.
  • 48. KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (lanjutan …..) FASE STABILISASI RENCANA I RENCANA II RENCANA III RENCANA IV RENCANA V FASE TRANSISI FASE REHABILITASI Pemberian makanan berdasarkan rencana I, II, III, IV, V akan dijelaskan lebih lanjut pada materi inti IV dan V
  • 49.
  • 50. LANGKAH 9 Memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang
  • 51.
  • 52. HAL-HAL PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN 1. Jangan berikan Fe sebelum minggu ke 2 (Fe diberikan pada fase rehabilitasi) 2. Jangan berikan cairan intra vena, kecuali syok atau dehidrasi berat 3. Jangan berikan protein terlalu tinggi 4. Jangan berikan diuretik pada penderita kwashiorkor
  • 53. LANGKAH 10 Mempersiapkan untuk tindak lanjut dirumah
  • 54.
  • 55.
  • 56.
  • 57.
  • 58. Jadual Pemberian Imunisasi Pada Bayi Dengan Menggunakan Vaksin DPT dan HB 1 Dalam Bentuk Terpisah, Menurut Tempat Lahir Bayi Sumber: Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2005, Keputusan Menkes RI No. 1611/ MENKES/ SK/ XI/ 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan imunisasi. U MUR VAKSIN TEMPAT Bayi lahir di rumah: 0 bulan HB1 Rumah 1 bulan BCG, Polio1 Posyandu atau tempat pelayanan lain 2 bulan DPT1, HB2, Polio2 Posyandu atau tempat pelayanan lain 3 bulan DPT2, HB3, Polio3 Posyandu atau tempat pelayanan lain 4 bulan DPT3, Polio4 Posyandu atau tempat pelayanan lain 9 bulan Campak Posyandu atau tempat pelayanan lain
  • 59. Jadual Pemberian Imunisasi Pada Bayi Dengan Menggunakan Vaksin DPT dan HB 1 Dalam Bentuk Terpisah, Menurut Tempat Lahir Bayi Sumber: Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2005, Keputusan Menkes RI No. 1611/ MENKES/ SK/ XI/ 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan imunisasi. U MUR VAKSIN TEMPAT Bayi lahir di RS/ RB/ Bidan Praktek: 0 bulan HB1, Polio1, BCG RS/ RB/ Bidan 2 bulan DPT1, HB2, Polio2 RS/ RB/ Bidan atau Posyandu 3 bulan DPT2, HB3, Polio3 RS/ RB/ Bidan atau Posyandu 4bulan DPT3, Polio4 RS/ RB/ Bidan atau Posyandu 9bulan Campak RS/ RB/ Bidan atau Posyandu
  • 60. Jadual Pemberian Imunisasi Pada Bayi Dengan Menggunakan Vaksin DPT dan HB Dalam Bentuk Terpisah Menurut Frekuensi dan Selang Waktu dan Umur Pemberian Sumber: Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2005, Keputusan Menkes RI No. 1611/ MENKES/ SK/ XI/ 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan imunisasi. VAKSIN PEMBERIAN IMUNISASI SELANG WAKTU PEMBERIAN MINIMAL UMUR KETERANGAN BCG 1x - 0-11 bulan DPT 3x (DPT 1, 2, 3) 4 minggu 2-11 bulan Polio 4x (Polio 1, 2, 3, 4) 4 minggu 0-11 bulan Campak 1x - 9-11 bulan HB 3x (HB 1, 2, 3) 4 minggu 0-11 bulan Untuk bayi lahir di RS/ puskesmas oleh tenaga kesehatan pelaksana HB segera diberikan dalam 24 jam pertama kelahiran, vaksin BCG dan Polio diberikan sebelum bayi pulang ke rumah.
  • 61. POKOK BAHASAN 5 TINDAKAN DAN PENGOBATAN PENYAKIT PENYERTA/PENYULIT PADA ANAK GIZI BURUK
  • 62. PENYAKIT PENYERTA/PENYULIT a. Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA)/Pneumonia b. Diare Persisten c. Cacingan d. Tuberkulosis (TB) e. Malaria f. Gangguan pada mata Akibat Kekurangan Vitamin A (KVA) g. Gangguan pada kulit (dermatosis) h. Anemia berat i. HIV/AIDS
  • 63.
  • 64.
  • 65.
  • 66.
  • 67. d. Tuberkulosis BILA  3 POSITIF DIANGGAP TB Beri OAT Observasi 2 bulan MEMBAIK MEMBURUK / TETAP TB Bukan TB TB Kebal Obat (MDR) OAT diteruskan RUJUK KE RUMAH SAKIT
  • 68.
  • 69. Penegakan diagnosis dengan sistem skoring. Alur tatalaksana pasien TB pada unit pelayanan kesehatan dasar: Terapi TB diteruskan Teruskan terapi TB sambil mencari penyebabnya (Sumber: Depkes, RI, 2006, Pedoman Nasional Pen anggulangan Tuberkulosis ) Skor > 6 Beri OAT selama 2 bulan dan dievaluasi Respon (+) Respon (-) d. Tuberkulosis (Lanjutan…..)
  • 70.
  • 71. JENIS DAN DOSIS OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) d. Tuberkulosis (Lanjutan…..) Bila BB < 5 kg  rujuk ke RS RHZ (2 bulan setiap hari), dilanjutkan RH (4 bulan setiap hari) JENIS OBAT BB 5 - < 10 kg BB 10 - < 20 kg BB 20- 33 kg Isoniasid (H) 50 mg 100 mg 200 mg Rifampicin (R) 75 mg 150 mg 300 mg Pyrazinamid (Z) 150 mg 300 mg 600 mg
  • 72.
  • 73. LATIHAN 3 Ani (perempuan), umur 11 bulan, BB 5 kg, PB 66 cm, datang ke Puskesmas dengan keluhan belum bisa duduk. Dari anamnesa tidak mendapat ASI eksklusif sejak umur 2 bulan, hanya mendapatkan susu formula saja. Informasi lanjutan ternyata anak berat badan tidak naik dan sering demam tanpa sebab yang jelas a. Apa pemeriksaan tambahan yang diperlukan? b. Apa status gizi anak ini? c. Apa kemungkinan penyakit penyerta/penyulitnya? d. Bagaimana pengobatannya ? Jawaban pada hal 97- 98
  • 74.
  • 75. e. Malaria (lanjutan…..) A. Pengobatan Malaria tanpa komplikasi: - Berdasarkan Pemeriksaan Mikroskopik (Radikal  Membunuh semua parasit dalam tubuh) - Berdasarkan Pemeriksaan Klinis Dilakukan di daerah yang belum memungkinkan untuk pemeriksaan laboratorium baik dengan mikroskop maupun dengan RDT ( Rapid Diagnostic Test )
  • 76. e. Malaria (lanjutan……) Pencegahan (Kemoprofilaksis) Mengurangi risiko terinfeksi malaria dan bila terinfeksi gejala klinis tidak berat Plasmodium Vivaks  Klorokuin Plasmodium Falsiparum  Doksisiklin Resisten Klorokuin  Doksisiklin (Sumber: Pedoman Tatalaksana Kasus Malaria di Indonesia, Ditjen Pemberantasan Peny. Menular & Penyehatan Lingkungan, Depkes RI, 2005)
  • 77.
  • 78. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK DENGAN MALARIA (lanjutan ……) 2. G izi buruk dengan malaria berat (cerebral malaria) segera transfusi dengan packed red cell 10 ml/kgBB/ 3-4 jam, jangan diberi furosemid sebelum transfusi (lihat rencana I, Buku I hal 7) dan berikan obat malaria melalui iv.
  • 79.
  • 80.
  • 81. LATIHAN 4 (LANJUTAN KASUS ANI) Ternyata Ani selama ini tidak mendapatkan asupan makanan yang cukup. Hanya mendapatkan susu formula 2 gelas sehari @ 2 sendok makan full cream dengan 1 sendok teh gula pasir + nasi tim 1 mangkok kecil (25 g beras) sekali/hari a. Bagaimana terapi gizinya ? b. Berapakah kebutuhan sehari untuk kalori dan protein Ani? Jawaban pada hal 99 - 104
  • 82.
  • 83. DOSIS PEMBERIAN VITAMIN A f. Gangguan pada Mata akibat Kekurangan Vitamin A (Lanjutan …..) Umur Dosis < 6 bulan 50.000 SI ( ½ kapsul biru ) 6 – 11 bulan 100.000 SI ( 1 kapsul biru ) 1 – 5 tahun 200.000 SI ( 1 kapsul merah )
  • 84.
  • 85.
  • 86. i. HIV/AIDS Terapi : - Antiretroviral (ARV) - Obat untuk mengatasi nyeri - Tatalaksana anoreksia, mual dan muntah - Small & frequent feeding - makanan dingin lebih baik daripada panas - hindari makanan asin & berbumbu (merangsang) - Bila perlu enteral/parenteral feeding - Pencegahan dan pengobatan luka dekubitus - Perawatan mulut - Tatalaksana jalan nafas - Dukungan psikososial
  • 87.
  • 88. LATIHAN 5 Galo (laki-laki), 18 bulan, PB: 67 cm, BB: 4,8 kg, ke rumah sakit karena batuk sejak 2 hari yang lalu. Galo tampak letargis dan pucat. Pemeriksaan fisik: pernapasan 50 x/ menit, nadi 160 x/ menit, Suhu 38,5 °C, cuping hidung kembang kempis, iga kelihatan menonjol, terdapat tarikan dinding dada dan ada edema di kedua punggung kaki. Anamnesis: hanya mendapat ASI sampai 4 bulan dan sejak lahir sudah diberikan pisang serta makanan lain seperti biskuit dan roti. Anamnesis diet: rata-rata makan sehari 3x, hanya 4-5 sendok makan (lauk, kuah sayur, tempe atau tahu), jarang makan buah, tidak suka makan ikan dan daging. Makan ayam dan telur (sebulan sekali) dan sering jajan permen, es, kerupuk, biskuit dan kadang-kadang makan bakso keliling. Jawaban pada hal 105 -117
  • 89. LATIHAN 5 (lanjutan ……) Food recall satu hari sebelum sakit sebagai berikut: Pagi : biskuit 4 keping, teh manis ½ gelas (gula 1 sdm) Snak pagi : permen gulas 2 buah Siang : nasi ½ piring (50 g), kuah sup ½ mangkok, tahu goreng 1 potong (50 g), teh manis ½ gelas (gula 1 sendok makan). Malam : lontong isi ukuran kecil (50 g), tahu goreng 1 potong (50 g), teh manis ½ gelas (gula 1 sendok makan). Jawaban pada hal 105-117
  • 90.
  • 93.
  • 94.
  • 95. Jawaban Latihan 2 (lanjutan….) b. Rudi dalam kondisi I, sehingga tatalaksananya mengikuti Rencana I, yaitu : - Cara mengatasi syok, letargis dan diare/dehidrasi: 1. Berikan Oksigen 1-2 l/m 2. Berikan infus RLG 5 %, 5 kg x 15 ml = 75 ml/jam (25 tts makro/m) atau (75 tts mikro/m) 3. Berikan glukosa 10% iv bolus, 5 kg x 5 ml = 25 ml 4. Berikan ReSoMal 5 kg x 5 ml = 25 ml NGT Lihat buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk/ Buku I hal. 7, 8
  • 96. Jawaban Latihan 2 (lanjutan….) - Cara mengatasi hipotermia: Penghangatan tubuh ; 1. Cara “Kanguru” 2. Lampu 40 watt dengan jarak 50 cm 3. Monitor tiap 30 menit, hentikan suhu mencapai 37 ° C Lihat buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk/ Buku II hal. 4 - Cara mengatasi dehidrasi: 1. ReSoMal diteruskan sampai 2 jam pertama (bila anak sadar melalui oral), 2. 10 jam berikut, ReSomal setiap 1 jam selang seling dgn F75 Lihat Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk/Buku I hal 7, 8 dan buku II hal hal.5 & 17
  • 97. Jawaban Latihan 3 a. Pemeriksaan tambahan yang diperlukan: uji tuberkulin dan foto rontgen paru bila memungkinkan serta pemeriksaan laboratorium darah tepi b. Status gizi Ani dengan PB 66 cm dan BB 5 kg: < - 3 SD. Ani menderita gizi buruk (marasmus) (Lihat tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Laki-laki dan Perempuan menurut berat badan & tinggi badan/panjang badan (BB/TB-PB) pada Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk/Buku I hal.22)
  • 98. Jawaban Latihan 3 (lanjutan…..) c. Kemungkinan penyakit penyerta/penyulit: Tuberkulosis (BB tidak naik, sering demam tanpa sebab yang jelas) d. Pengobatan penyakit penyerta/penyulit TB: OAT (Obat Anti Tuberkulosis) dengan dosis (Lihat buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku II hal. 8) RHZ (2 bulan setiap hari), dilanjutkan RH (4 bulan setiap hari) JENIS OBAT BB 5 - < 10 kg BB 10 - < 20 kg BB 20- 33 kg Isoniasid (H) 50 mg 100 mg 200 mg Rifampicin (R) 75 mg 150 mg 300 mg Pyrazinamid (Z) 150 mg 300 mg 600 mg
  • 99.
  • 100. Jawaban Latihan 4 (lanjutan …..) Selanjutnya 10 jam berikutnya pemberian 55 ml setiap 2 jam dan dinaikkan menjadi 80 ml setiap 3 jam lalu 110 ml setiap 4 jam sesuai dengan keadaan dan kondisi pasien. Setelah lewat fase stabilisasi lanjutkan ke fase transisi dengan F100 tetapi dosis masih 110 ml setiap 3 jam, pertahankan selama 2 hari. Pada hari ke tiga pemberian F100 menjadi 125 ml, naikkan 10 ml setiap 3 jam sampai dosis maksimal 200 ml setiap pemberian Setelah kondisi anak membaik masuk dalam fase rehabilitasi anak dapat diberikan F135 dan makanan bayi serta sari buah. (lihat pemberian cairan dan makanan rencana V pada buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku I hal. 12, 13).
  • 101. Jawaban Latihan 4 (lanjutan ……) b. Selama ini Ani mendapat susu formula 2 gelas sehari @ 2 sendok makan full cream dengan 1 sendok teh gula pasir + nasi tim 1 mangkok kecil (25 g beras) sekali/hari Kalori yang didapat oleh Ani sebelum dirawat: (lihat daftar penukar bahan makanan, Buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku II hal. 55 - 57) 2 sendok makan full cream (30 g) : 150 kalori 1 sendok teh gula pasir (5 g) : 25 kalori Nasi tim 1 mangkok kecil (25 g beras) : 90 kalori Total kalori yang didapat Ani selama 1 hari 265 kalori
  • 102. Jawaban Latihan 4 (lanjutan …….) Protein yang didapat oleh Ani sebelum dirawat: (lihat daftar penukar bahan makanan) 2 sendok makan full cream (30 g) : 7 g Nasi tim 1 mangkok kecil (25 g beras) : 2 g Total protein yang didapat oleh Ani selama 1 hari: 9 g Menurut Angka Kecukupan Gizi untuk Ani dengan BB 5 kg, minimal harus mendapat 12,5 g protein sehari (5 kg x 2,5 g)
  • 103. Jawaban Latihan 4 (lanjutan …..) Menurut Angka Kecukupan Gizi untuk Ani dengan BB 5 kg, minimal harus mendapat 525 (5 kg x 105 kalori) kalori/hari. Berarti makanan yang dikonsumsi Ani selama ini kurang mencukupi, hanya 50% dari Angka kecukupan Gizi. (lihat lampiran 4: kebutuhan energi dan protein sehari pada Buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk/Buku II hal. 53).
  • 104. Jawaban Latihan 4 (lanjutan ……) Berarti protein yang dikonsumsi Ani selama ini kurang mencukupi, hanya 72% dari Angka Kecukupan Gizi. (lihat lampiran 4: Kebutuhan energi dan protein sehari pada Buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku II hal. 53)
  • 105.
  • 106. Jawaban Latihan 5 (lanjutan ……) 3. Pola makan: - kebutuhan sehari + 1000 Kkal - sejak lahir sudah diberi pisang - setiap kali makan dengan lauk-pauk, kuah sayur, tempe/tahu - Tidak suka makan ikan dan daging - Makan ayam dan telur kadang-kadang (sebulan sekali) Pola makan “tidak baik” (mendapatkan makanan padat secara dini, makanan tidak seimbang, hanya sumber karbo hidrat, kurang sumber protein, vitamin dan mineral)
  • 107. Jawaban Latihan 5 (lanjutan …….) Asupan makanan: Food recall 24 jam: Bahan makanan URT Berat (g) Kalori Protein biskuit 4 keping 40 175 4 Gula pasir 3 sdm 39 150 - Permen (gula pasir) 2 buah 10 36 - Beras (nasi lontong) ½ piring 50 87,5 2 tahu 1 potong sedang 50 34,5 2,27 wortel 5 2,1 0,6 kentang 5 4,16 0,1 buncis 5 1,25 0,05 asupan 490,51 9,02
  • 108. Jawaban Latihan 5 (lanjutan ……) 4. Pemeriksaan yang dianjurkan untuk menunjang diagnosa: - rutin: darah, urin, feses - Hb apakah ada anemia - hitung jenis lekosit untuk mengetahui adanya lekositosis - apusan darah untuk mengetahui morfologi darah tepi (misalnya mikrositik hipokromik pada penderita kekurangan zat besi) - LED apakah meningkat - feses kemungkinan cacing - foto toraks dan uji tuberkulin kemungkinan TB paru
  • 109.
  • 110.
  • 111.
  • 112.
  • 113.
  • 114. Jawaban Latihan 5 (lanjutan …….) III. Fase rehabilitasi F 135: 3 x 100 ml 3 x 135 Kkal 405 Kkal Bubur breda: 3 x ½ mangkuk 3 x 150 Kkal 450 Kkal Sari buah jeruk 3 x ½ gelas belimbing 3 x 50 Kkal 150 Kkal Jumlah 1005 Kkal
  • 115.
  • 116. Jawaban Latihan 5 (lanjutan …….) IV. Kriteria pulang - selera makan sudah bagus dan makanan sudah dihabiskan - keadaan umum anak sudah baik, tidak sesak lagi - suhu tubuh 36,5 – 37,5 °C - kenaikan berat badan anak > 24 g/hari selama 3 hari berturut- turut atau > 240 g/minggu selama 2 minggu berturut-turut - sudah berada pada kondisi gizi kurang, yaitu mencapai berat badan lebih dari 5,5 kg - ibu sudah dapat membuat makanan sesuai dengan nasihat nutrisionis.
  • 117. Jawaban Latihan 5 (lanjutan …….) V. Fase tindak lanjut - rawat jalan sampai BB anak mencapai – 1 SD ( + 6 bulan) - PMT-P: 350 – 400 Kkal per hari, protein 15 g - kontrol teratur ke puskesmas dan penimbangan ke posyandu setiap bulan
  • 118. Villi usus normal Villi usus atrofi
  • 119. CONTOH GAMBAR RICKETS VDDR type 2 (Vitamin D Dependent rickets type 2) Gangguan reseptor Vit D pada sel
  • 120. JUMRIANI/PR/5 TH/ BB 7,0 KG/ PB 84 CM JUNAFA/PR/10 TH/ 10 KG