SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 11
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
LANSIA DENGAN RETENSI URINE



              By :
      Prodalima, S.Kep, Ners
PENGERTIAN
       Adalah kesulitan miksi karena kegagalan urine
dari fesika urinaria. (Kapita Selekta Kedokteran).
       Adalah ketidakmampuan untuk melakukan
urinasi meskipun terdapat keinginan atau dorongan
terhadap hal tersebut. (Brunner & Suddarth).
       Adalah tertahannya urine di dalam kandung
kemih, dapat terjadi secara akut maupun kronis.
(Depkes RI).
ETIOLOGI
• Supra vesikal berupa kerusakan pada pusat miksi di
  medulla spinallis.
• Vesikal berupa kelemahan otot detrusor karena lama
  teregang, atoni pada pasien DM atau penyakit
  neurologist, divertikel yang besar.
• Intravesikal berupa pembesaran prostate, kekakuan
  leher vesika, striktur, batu kecil, tumor pada leher
  vesika, atau fimosis.
• Dapat disebabkan oleh kecemasan, pembesaran
  porstat,         kelainan        patologi        urethra
  (infeksi, tumor, kalkulus), trauma, disfungsi neurogenik
  kandung kemih.
TANDA & GEJALA
a.Diawali dengan urine mengalir lambat.
b.Kemudian terjadi poliuria yang makin lama
   menjadi parah karena pengosongan kandung
   kemih tidak efisien.
c.Terjadi distensi abdomen akibat dilatasi kandung
   kemih.
d.Terasa ada tekanan, kadang terasa nyeri dan
   merasa ingin BAK.
e.Pada retensi berat bisa mencapai 2000 -3000 cc.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
- Identitas klien dan penanggung jawab
- Pemeriksaan fisik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan radang
   urethra, distensi bladder.
2. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan
   infeksi bladder, gangguan neurology.
3. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan.
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, kebutuhan
   pengobatan berhubungan dengan tidak
   mengenal informasi masalah tentang area
   sensitive.
5. Resiko infeksi berhubungan dengan terpasangnya
   kateter urethra.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx. I
Tujuan: Pasien menyatakan nyeri hilang dan mampu
  untuk melakukan istirahat dengan tenang.
Intervensi :
* Kaji nyeri, lokasi dan intensitas.
* Perhatikan tirah baring bila diindikasikan.
* Pasang kateter untuk kelancaran drainase.
* Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai
  indikasi, contoh eperidin.
NexT...
Dx. II
Tujuan: Setelah intervensi diharapkan berkemih dengan
        jumlah yang normal dan tanpa adanya retensi.
Intervensi:
   * Kaji pengeluaran urine dan system kateter.
   * Perhatikan waktu, jumlah berkemih, dan ukuran aliran..
   * Dorong pasien untuk berkemih bila terasa adanya
        dorongan.
   * Dorong pemasukan cairan sesuai toleransi..
   *Intruksikan pasien untuk latihan perineal, contoh
        mengencangkan bokong, menghentikan dan memulai
        aliran urine.
NexT...
Dx. III
Tujuan:
* Tampak rileks, menyatakan pengetahuan yang akurat tentang situasi.
• Menunjukkan rentang tepat tentang perasaan dan penurunan rasa
   takutnya.
Intervensi:
* Berikan informasi tentang prosedur dan apa yang akan
   terjadi, contoh kateter, iritasi kandung kemih..
* Pertahankan perilaku nyata dalam melakukan prosedur atau
   menerima pasien..
* Dorong pasien atau orang terdekat untuk menyatakan masalah /
   perasaan
NexT...
Dx. IV
Tujuan:
* Pasien menyatakan pemahaman proses penyakit.
* Pasien dapat melakukan perubahan perilaku yang perlu.
• Pasien dapat berpartisipasi dalam program pengobatan.
Intervensi:
* Dorong pasien untuk menyatakan rasa takut dan atau perasaan
   perhatian.
* Kaji ulang tanda atau gejala yang memerlukan tindakan atau evaluasi
   medik.
* Berikan informasi bahwa kondisi pasien tidak ditularkan secara
   seksual.
* Anjurkan menghindari makanan berbumbu, kopi, dan minuman
   mengandung alkohol.
NexT...
Dx. V
Tujuan:
   Mencapai waktu penyembuhan dan tidak mengalami
   tanda infeksi.
Intervensi:
* Pertahankan system kateter steril, berikan perawatan
   kateter regular dengan sabun dan air, berikan salep
   antibiotic di sekitar sisi kateter.
* Awasi tanda tanda vital, perhatikan demam
   ringan, menggigil, nadi dan pernafasan cepat, gelisah.
* Observasi sekitar kateter.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Was ist angesagt? (20)

Askep retensio urine
Askep retensio urineAskep retensio urine
Askep retensio urine
 
pathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhfpathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhf
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Deni lp eliminasi
Deni lp eliminasiDeni lp eliminasi
Deni lp eliminasi
 
Sp rpk
Sp rpkSp rpk
Sp rpk
 
Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA
Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA
Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Pathways ggk
Pathways ggkPathways ggk
Pathways ggk
 
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
 
PPT macam-macam syok
PPT macam-macam syokPPT macam-macam syok
PPT macam-macam syok
 
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
 
Askep batu ginjal
Askep batu ginjalAskep batu ginjal
Askep batu ginjal
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanAsuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
 
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
 
hipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanhipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilan
 
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITISASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
Colic abdomen
Colic abdomenColic abdomen
Colic abdomen
 

Andere mochten auch

Retensi urine
Retensi urineRetensi urine
Retensi urinenoriiaja
 
Pengkajian Data Subjektif
Pengkajian Data SubjektifPengkajian Data Subjektif
Pengkajian Data Subjektifpjj_kemenkes
 
Obstruksi distal
Obstruksi distalObstruksi distal
Obstruksi distalSun Siregar
 
Skenario B blok 12 tahun 2013 (Decompensatio cordis)
Skenario B blok 12 tahun 2013 (Decompensatio cordis)Skenario B blok 12 tahun 2013 (Decompensatio cordis)
Skenario B blok 12 tahun 2013 (Decompensatio cordis)Amanda Putri Utami
 
Penerapan Sosial Budaya dalam Rumah Sakit
Penerapan Sosial Budaya dalam Rumah SakitPenerapan Sosial Budaya dalam Rumah Sakit
Penerapan Sosial Budaya dalam Rumah SakitFitria Anwarawati
 
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasusAsuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasusheri damanik
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Sistem PerkemihanWidya Puspitasari
 

Andere mochten auch (8)

Retensi urine
Retensi urineRetensi urine
Retensi urine
 
Pengkajian Data Subjektif
Pengkajian Data SubjektifPengkajian Data Subjektif
Pengkajian Data Subjektif
 
Obstruksi distal
Obstruksi distalObstruksi distal
Obstruksi distal
 
Skenario B blok 12 tahun 2013 (Decompensatio cordis)
Skenario B blok 12 tahun 2013 (Decompensatio cordis)Skenario B blok 12 tahun 2013 (Decompensatio cordis)
Skenario B blok 12 tahun 2013 (Decompensatio cordis)
 
Penerapan Sosial Budaya dalam Rumah Sakit
Penerapan Sosial Budaya dalam Rumah SakitPenerapan Sosial Budaya dalam Rumah Sakit
Penerapan Sosial Budaya dalam Rumah Sakit
 
TRAUMA SISTEM PERKEMIHAN
TRAUMA SISTEM PERKEMIHAN TRAUMA SISTEM PERKEMIHAN
TRAUMA SISTEM PERKEMIHAN
 
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasusAsuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
 
Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan
 

Ähnlich wie Askep retensi urine (3) (20)

Retensi urine
Retensi urineRetensi urine
Retensi urine
 
Askep inkontinensia urine (2)
Askep inkontinensia urine (2)Askep inkontinensia urine (2)
Askep inkontinensia urine (2)
 
Rentensi urine
Rentensi urineRentensi urine
Rentensi urine
 
Askep isk
Askep iskAskep isk
Askep isk
 
Inkontenensia urin
Inkontenensia urinInkontenensia urin
Inkontenensia urin
 
Inkontinensia urin AKPER PEMKAB MUNA
Inkontinensia urin AKPER PEMKAB MUNA Inkontinensia urin AKPER PEMKAB MUNA
Inkontinensia urin AKPER PEMKAB MUNA
 
striktur uretra
striktur uretrastriktur uretra
striktur uretra
 
Askep uretritis
Askep uretritisAskep uretritis
Askep uretritis
 
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASIPEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
 
Lp appendisitis
Lp appendisitisLp appendisitis
Lp appendisitis
 
Benign prostate hyperplasia
Benign prostate hyperplasiaBenign prostate hyperplasia
Benign prostate hyperplasia
 
askep intususepsi
askep intususepsiaskep intususepsi
askep intususepsi
 
ujian
ujianujian
ujian
 
Askep appendix 1
Askep appendix 1Askep appendix 1
Askep appendix 1
 
Pp sirosis hepatis
Pp sirosis hepatisPp sirosis hepatis
Pp sirosis hepatis
 
Askep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAskep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Askep bph
Askep bphAskep bph
Askep bph
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan bph (5)
Asuhan keperawatan pada klien dengan bph (5)Asuhan keperawatan pada klien dengan bph (5)
Asuhan keperawatan pada klien dengan bph (5)
 
A AKPER PEMDA MUNA
A AKPER PEMDA MUNA A AKPER PEMDA MUNA
A AKPER PEMDA MUNA
 
Askep husna 2 b AKPER PEMKAB MUNA
Askep husna  2 b  AKPER PEMKAB MUNA Askep husna  2 b  AKPER PEMKAB MUNA
Askep husna 2 b AKPER PEMKAB MUNA
 

Mehr von Prodalima Sinulingga, M.Kep

Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical InjuryEmergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical InjuryProdalima Sinulingga, M.Kep
 
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan BinjaiPresentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan BinjaiProdalima Sinulingga, M.Kep
 
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013Prodalima Sinulingga, M.Kep
 
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikanProdalima Sinulingga, M.Kep
 
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalahProdalima Sinulingga, M.Kep
 
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerAsuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerProdalima Sinulingga, M.Kep
 
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )Prodalima Sinulingga, M.Kep
 

Mehr von Prodalima Sinulingga, M.Kep (20)

Emergancy Concept Of Cerebral Injury
Emergancy Concept Of Cerebral InjuryEmergancy Concept Of Cerebral Injury
Emergancy Concept Of Cerebral Injury
 
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical InjuryEmergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
Emergancy Concept Of Macsofacial and Servical Injury
 
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan BinjaiPresentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
Presentasi Jenjang Karir Perawat Di RS. PTPN II (Persero) Bangkatan Binjai
 
Time Value Of Money
Time Value Of MoneyTime Value Of Money
Time Value Of Money
 
Benefit Cost Analysis
Benefit Cost AnalysisBenefit Cost Analysis
Benefit Cost Analysis
 
Manajemen Resiko Di Rumah Sakit
Manajemen Resiko Di Rumah SakitManajemen Resiko Di Rumah Sakit
Manajemen Resiko Di Rumah Sakit
 
Holistic nursing theory
Holistic nursing theoryHolistic nursing theory
Holistic nursing theory
 
Desai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
Desai Penelitian Kualitatif : FenomenologiDesai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
Desai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
 
Focus group discussion
Focus group discussionFocus group discussion
Focus group discussion
 
Paradigma keperawatan
Paradigma keperawatanParadigma keperawatan
Paradigma keperawatan
 
Leadership in nursing
Leadership in nursingLeadership in nursing
Leadership in nursing
 
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
Seminar Lokakarya Mini Mahasiswa PSIK STIKes Nurul Hasanah Kutacane 2013
 
(5). program pembinaan kesehatan komunitas
(5). program pembinaan kesehatan komunitas(5). program pembinaan kesehatan komunitas
(5). program pembinaan kesehatan komunitas
 
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
(4). metode & media pembelajaran dlm standar proses pendidikan
 
(3). proses pembelajaran di komunitas
(3). proses pembelajaran di komunitas(3). proses pembelajaran di komunitas
(3). proses pembelajaran di komunitas
 
(2). konsep keperawatan komunitas
(2). konsep keperawatan komunitas(2). konsep keperawatan komunitas
(2). konsep keperawatan komunitas
 
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
(1). program pemerintah dalam penanggulangan masalah
 
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskulerAsuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem kardiovaskuler
 
Asuhan keperawatan pada anak dengan thalasemia
Asuhan keperawatan pada anak dengan thalasemiaAsuhan keperawatan pada anak dengan thalasemia
Asuhan keperawatan pada anak dengan thalasemia
 
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
Bahaya mengguncang bayi (shaken baby sindrome (sbs) )
 

Askep retensi urine (3)

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN RETENSI URINE By : Prodalima, S.Kep, Ners
  • 2. PENGERTIAN Adalah kesulitan miksi karena kegagalan urine dari fesika urinaria. (Kapita Selekta Kedokteran). Adalah ketidakmampuan untuk melakukan urinasi meskipun terdapat keinginan atau dorongan terhadap hal tersebut. (Brunner & Suddarth). Adalah tertahannya urine di dalam kandung kemih, dapat terjadi secara akut maupun kronis. (Depkes RI).
  • 3. ETIOLOGI • Supra vesikal berupa kerusakan pada pusat miksi di medulla spinallis. • Vesikal berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang, atoni pada pasien DM atau penyakit neurologist, divertikel yang besar. • Intravesikal berupa pembesaran prostate, kekakuan leher vesika, striktur, batu kecil, tumor pada leher vesika, atau fimosis. • Dapat disebabkan oleh kecemasan, pembesaran porstat, kelainan patologi urethra (infeksi, tumor, kalkulus), trauma, disfungsi neurogenik kandung kemih.
  • 4. TANDA & GEJALA a.Diawali dengan urine mengalir lambat. b.Kemudian terjadi poliuria yang makin lama menjadi parah karena pengosongan kandung kemih tidak efisien. c.Terjadi distensi abdomen akibat dilatasi kandung kemih. d.Terasa ada tekanan, kadang terasa nyeri dan merasa ingin BAK. e.Pada retensi berat bisa mencapai 2000 -3000 cc.
  • 5. ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian - Identitas klien dan penanggung jawab - Pemeriksaan fisik
  • 6. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri akut berhubungan dengan radang urethra, distensi bladder. 2. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan infeksi bladder, gangguan neurology. 3. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan. 4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal informasi masalah tentang area sensitive. 5. Resiko infeksi berhubungan dengan terpasangnya kateter urethra.
  • 7. INTERVENSI KEPERAWATAN Dx. I Tujuan: Pasien menyatakan nyeri hilang dan mampu untuk melakukan istirahat dengan tenang. Intervensi : * Kaji nyeri, lokasi dan intensitas. * Perhatikan tirah baring bila diindikasikan. * Pasang kateter untuk kelancaran drainase. * Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi, contoh eperidin.
  • 8. NexT... Dx. II Tujuan: Setelah intervensi diharapkan berkemih dengan jumlah yang normal dan tanpa adanya retensi. Intervensi: * Kaji pengeluaran urine dan system kateter. * Perhatikan waktu, jumlah berkemih, dan ukuran aliran.. * Dorong pasien untuk berkemih bila terasa adanya dorongan. * Dorong pemasukan cairan sesuai toleransi.. *Intruksikan pasien untuk latihan perineal, contoh mengencangkan bokong, menghentikan dan memulai aliran urine.
  • 9. NexT... Dx. III Tujuan: * Tampak rileks, menyatakan pengetahuan yang akurat tentang situasi. • Menunjukkan rentang tepat tentang perasaan dan penurunan rasa takutnya. Intervensi: * Berikan informasi tentang prosedur dan apa yang akan terjadi, contoh kateter, iritasi kandung kemih.. * Pertahankan perilaku nyata dalam melakukan prosedur atau menerima pasien.. * Dorong pasien atau orang terdekat untuk menyatakan masalah / perasaan
  • 10. NexT... Dx. IV Tujuan: * Pasien menyatakan pemahaman proses penyakit. * Pasien dapat melakukan perubahan perilaku yang perlu. • Pasien dapat berpartisipasi dalam program pengobatan. Intervensi: * Dorong pasien untuk menyatakan rasa takut dan atau perasaan perhatian. * Kaji ulang tanda atau gejala yang memerlukan tindakan atau evaluasi medik. * Berikan informasi bahwa kondisi pasien tidak ditularkan secara seksual. * Anjurkan menghindari makanan berbumbu, kopi, dan minuman mengandung alkohol.
  • 11. NexT... Dx. V Tujuan: Mencapai waktu penyembuhan dan tidak mengalami tanda infeksi. Intervensi: * Pertahankan system kateter steril, berikan perawatan kateter regular dengan sabun dan air, berikan salep antibiotic di sekitar sisi kateter. * Awasi tanda tanda vital, perhatikan demam ringan, menggigil, nadi dan pernafasan cepat, gelisah. * Observasi sekitar kateter.