Dokumen tersebut membahas terapi komplementer dan mobilisasi dini. Terapi komplementer merupakan pengobatan pendukung untuk pengobatan medis konvensional dan mencakup akupunktur, terapi hiperbarik, dan terapi herbal. Mobilisasi dini bertujuan mempertahankan kemandirian dengan membimbing pasien untuk bergerak dan berjalan seawal mungkin guna mencegah komplikasi kesehatan.
3. COMPLEMENTARY THERAPY
Definisi
Adalah cara penanggulangan penyakit yang
dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan
medis konvensional atau sebagai pengobatan
pilihan lain diluar pengobatan medis.
4. Jenis-Jenis Terapi Komplementer
Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan
komplementer yang telah ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam
pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut :
1.Akupunktur medik
yang dilakukan oleh dokter umum berdasarkan kompetensinya.
Metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat
dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga
sebagai analgesi (pereda nyeri).
5. NeXt...
2. Terapi hiperbarik
yaitu suatu metode terapi dimana pasien
dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang
memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar
daripada tekanan udara atmosfer normal (1
atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni
(100%). Selama terapi, pasien boleh membaca,
minum, atau makan untuk menghindari trauma
pada telinga akibat tingginya tekanan udara.
6. nExT...
3. Terapi herbal medik
yaitu terapi dengan menggunakan
obat bahan alam, baik berupa herbal
terstandar dalam kegiatan pelayanan
penelitian maupun berupa
fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu
herbal yang telah melalui uji preklinik
pada cell line atau hewan coba, baik
terhadap keamanan maupun
efektivitasnya.
7. Persyaratan yang harus dimiliki
sebelum melakukan terapi
komplementer
• Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter
gigi yang sudah memiliki kompetensi
• Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan
dalam bentuk sediaan farmasi.
• Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian
harus telah mendapat izin dari Departemen Kesehatan
Republik Indonesia dan akan dilakukan pemantauan terus –
menerus
8. MOBILITAS DINI
Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin
membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan
membimbingnya selekas mungkin berjalan.
(Soelaiman,1993).
Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting
pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk
mempertahankan kemandirian.
(Carpenito, 2000).
9. nExT..
• Dari Kedua definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mobilisasi dini
adalah suatu upaya mempertahankan
kemandirian sedini mungkin dengan
cara membimbing penderita untuk
mempertahankan fungsi fisiologis.
10. Rentang Gerak Dalam Mobilisasi
Menurut Carpenito (2000) dalam mobilisasi terdapat tiga
rentang gerak yaitu :
1) Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga
kelenturan otot-otot dan persendian dengan
menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya
perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
2) Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta
sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara
aktif misalnya pasien berbaring menggerakkan kakinya.
3) Rentang gerak fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan
melakukan aktifitas yang diperlukan.
11. Manfaat Mobilisasi Dini
Menurut Mochtar (1995), manfaat mobilisasi
adalah :
Penderita merasa lebih sehat dan kuat
dengan early ambulation.
Mobilisasi dini memungkinkan kita
mengajarkan segera untuk merawat
klien.
Mencegah terjadinya trombosis dan
tromboemboli.
12. Tahap-Tahap Mobilisasi Dini
Menurut Kasdu (2003) mobilisasi dini dilakukan
secara bertahap :
o Setelah operasi, pada beberapa jam pertama, harus tirah
baring dulu. Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah
menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki
dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit,
menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki.
o Setelah 6-10 jam, diharuskan untuk dapat miring kekiri dan
kekanan mencegah trombosis dan trombo emboli.
o Setelah 24 jam, dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk
duduk.
o Setelah dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan.
13. Kerugian Bila TIDAK Melakukan
Mobilisasi
1) Peningkatan suhu tubuh
Contoh. Karena adanya involusi uterus yang tidak baik
sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan
menyebabkan infeksi dan salah satu dari tanda infeksi
adalah peningkatan suhu tubuh.
2) Perdarahan yang abnormal
Contoh. Dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik
sehingga fundus uteri keras, maka resiko perdarahan yang
abnormal dapat dihindarkan, karena kontraksi
membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka.
3) Involusi uterus yang tidak baik
Contoh. Tidak dilakukan mobilisasi secara dini akan
menghambat pengeluaran darah dan sisa plasenta
sehingga menyebabkan terganggunya kontraksi uterus.
14. Kata_Kata Bijak Hari Ini...
Kebanyakan orang mengatakan
kesempatan itu hanya datang satu kali, Itu
tidak benar. Kesempatan itu selalu
datang, tetapi anda harus siap
menanggapinya...
Ta k a d a r a h a s i a u n t u k
me n g g a p a i s u k s e s .
Su k s e s i t u d a p a t
t e r j a d i k a r n a