SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
TEORI BELAJAR SOSIAL ALBERT BANDURA

Disusun oleh
Alfiramita Hertanti (1111040151)
Syuhri Ramadhani (1111040169)

PENDIDIKAN MATEMATIKA ICP
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

1
ABSTRAK
Albert Bandura adalah seorang psikolog terkenal dengan mempelopori munculnya
teori belajar sosial (social learning theory) atau teori Observasional.Teori belajar sosial
menunjukkan bahwa pentingnya proses mengamati dan meniru prilaku, sikap dan reaksi
emosi orang lain, teori ini telah memberi penekanan tentang bagaimana prilaku manusia di
pengaruhi oleh lingkungan sekitar.
Bertolak dari uraian di atas, tentunya tujuan dari karya ilmiah ini adalah ;
mengetahui lebih dalam siapa Albert Bandura, bagaimana kajian teoritis tentang teori
belajar sosial, apa kekurangan dan kelebihan dari teori belajar sosial, dan seperti apa
aplikasi dari teori belajar sosial dalam proses pembelajaran.
Dalam teori belajar sosial, Albert bandura mengemukakan beberapa konsep utama
dari teori belajar sosial adalah sebagai berikut; (1).Pemodelan (modeling) (2).Belajar
Vicarious (3). Prilaku Diatur-sendiri (Selft Regulated Behaviour). Albert Bandura percaya
bahwa aplikasi dari teori belajar sosial sangat terbuka bagi berbagai disiplin ilmu seperti
ilmu matematika dan pendidik berperan penting dalam pengaplikasian teori ini. Aplikasi
dari teori belajar sosial dalam proses pembelajaran juga memiliki kelemahan dan
kelebihan, kelemahan dari teori ini di lihat dari konsep pemodelan atau peniruan tingkah
laku sedangkan kelebihan dari teori ini di lihat dari konsep penerapannya yang di nilai
kompleks dalam proses pendekatannya.

Kata kunci :Teori Belajar Sosial, Behavior, Kognitif, Observasional

2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat serta izinnyalah
sehingga makalah ini selesai tepat pada waktu pengumpulannya.
Penulisan makalah ini merupakan tugas kelompok yang diberikan dalam mata
kuliah Teaching and Learning Theory dengan judul Teori Belajar Sosial Albert
Bandura.
Kami menyadari makalah ini jauh dari sempurna,oleh karenanya kritik membangun
dan saran amat sangat kami harapkan dari para pembaca sekalian,untuk kami dapat
membenahi pada makalah-makalah kami selanjutnya.
Makassar, Desember 2012

Kelompok 9

3
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………………………………... 1
Abstrak ……………………………………………………………………………….2
Kata Pengantar ……………………………………………………………………….3
Daftar Isi ……………………………………………………………………………..4
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………………..5
BAB II. PEMBAHASAN ……………………………………………………………7
A. Biografi Albert Bandura ……………………………………………………..7
B. Teori Belajar Sosial……………………….……………………………….....8
C. Kelemahan dan Kelebihan Teori Belajar Sosial….…………………………14
D. Contoh Aplikasi Teori Belajar Sosial……….……………………………….15
E. Aplikasi Teori Belejar Sosial dalam Pembelajaran Matematika..…………..17
BAB III. PENUTUP …………………………………………………………………20
DAFTAR PUSATAKA ……………………………………………………………..22

4
BAB I
PENDAHULUAN

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan
belajar yang dialami oleh siswa sendiri. Dimyati dan Mujiono (1996:7) mengemukakan
siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Tiap ahli psikologi
memberi batasan yang berbeda tentang belajar, atau terdapat keragaman dalam cara
menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar.Belajar merupakan sesuatu yang sangat
penting sekali dalam rentang perkembangan pada diri seseorang, dengan belajar seseorang
telah mengalami suatu proses menuju kearah yang lebih baik.

Dalam kaitannya dengan belajar ini sangat banyak teori- teori yang membahas
tentang belajar.Dimana teori belajar merupakan unsur penting dalam pendidikan. Tanpa
teori pembelajaran tidak akan ada suatu kerangka kerja konseptual yang digunakan sebagai
dasar untuk melaksanakan pembelajaran. Dalam perkembangannya, terdapat banyak sekali
teori-teori yang berkembang dari tokoh-tokoh psikologi salah satunya adalah teori belajar
sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura.

Albert Bandura sangat terkenal dengan teori belajar sosial ( sociallearning theory ),
salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif
dari fikiran, pemahaman dan evaluasi terhadap lingkungan. Eksperimen yang sangat
terkenal dalam teori ini adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak – anak
meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.

Teori pembelajaran sosial (social learning theory) biasa juga disebut pembelajaran
observasional (observational learning), telah memberi penekanan tentang bagaimana
perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan sekitar melalui penguatan (reinforcement)
dan pembelajaran peniruan serta cara berfikir yang kita miliki terhadap sesuatu dan juga
sebaliknya, yaitu bagaimana tingkah laku kita mempengaruhi orang yang ada disekitar dan
menghasilkan penguatan (reinforcement) dan peluang untuk diperhatikan oleh orang lain
(observational opportunity).
5
Menurut Bandura, proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain
sebagai model merupakan tindakan belajar.Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia
dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan
pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola
belajar sosial jenis ini. Teori belajar ini juga dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana
seseorang belajar dalam keadaan atau lingkungan sebenarnya. Bandura (1977)
menghipotesiskan bahwa tingkah laku, lingkungan dan kejadian-kejadian internal pada
pelajar yang mempengaruhi persepsi dan aksi merupakan hubungan yang saling
berpengaruh atau berkaitan (interlocking). Menurut Albert Bandura lagi, tingkah laku
sering dievaluasi, yaitu bebas dari timbal balik sehingga boleh mengubah kesan-kesan
personal seseorang. Pengakuan sosial yang berbeda mempengaruhi konsepsi diri individu.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis menjabarkan tentang teori belajar sosial
oleh Albert Bandura. Untuk lebih spesifiknya maka penulis mendeskripsikan siapakah
Albert Bandura, bagaimana kajian teoritis tentang teori belajar sosial, apa kelebihan dan
kekurangan teori belajar sosial, dan aplikasi teori belajar sosial. Dengan pendeskripsian
tersebut maka kita akan mengetahui lebih lanjut mengenai teori belajar sosial Albert
Bandura.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Albert Bandura

Albert Bandura lahir pada 4 Desember 1925 di Mundare, kota kecil di Alberta,
Canada. Dia mendapat gelar B.A. dari University of British Columbia, kemudian M.A.
pada 1951, dan Ph.D. pada 1952 dari University of Iowa. Dia ikut magang pascadoktoral di
Wichita Guidance Center pada 1953 dan kemudian bergabung di Stanford University. Pada
1969-1970 dia sempat di Center for the Advanced Study in Behavioral Sciences. Bandura
kini menjabat sebagai David Starr Jordan Professor of Social Science di Fakultas Psikologi
Universitas Stanford.
Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (sosial learning
theory), salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen
kognitif dari pemikiran, pemahaman dan evaluasi. Albert Bandura menjabat sebagai ketua
APA (American Psychological Association) pada tahun 1974 dan pernah dianugerahi
penghargaan Distinguished Scientist Award pada tahun 1975.Pada tahun berikutnya,
Bandura bertemu dengan Robert Sears dan belajar tentang pengaruh keluarga dengan
tingkah laku sosial dan proses identifikasi. Sejak itu Bandura sudah mulai meneliti tentang
agresi pembelajaran sosial dan mengambil Richard Walters, muridnya yang pertama
7
mendapat gelar doktor sebagai pekerja di makmalnya. Bagi Bandura, walaupun prinsip
belajar cukup untuk menjelaskan dan meramalkan perubahan tingkah laku, prinsip itu harus
memperhatikan dua fenomena penting yang diabaikan atau ditolak oleh paradigma
behaviorisme.
B. Teori Belajar Sosial
Teori belajar sosial merupakan perluasan teori belajar perilaku yang tradisional
(behavioristik).Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1969).Prinsip

belajar

menurut Bandura adalah usaha menjelaskan belajar dalam situasi alami.Adapun pengertian
dari teori pembelajaran sosial (social learning theory) atau pembelajaran observasional
(observational learning) yaitu :


Pembelajaran observasional merupakan pembelajaran yang dilakukan ketika
seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain (John W.Santrock : 2008).



Pembelajaran observasional merupakan proses dimana informasi diperoleh dengan
memerhatikan kejadian-kejadian dalam lingkungan (B.R.Hergenhahn dan Matthew
HOlson : 2008.).

Studi Boneka Bobo Klasik
Dalam sebuah eksperimen yang dilakukan Bandura (1965) mengilustrasikan
bagaimana pembelajaran dapat dilakukan hanya dengan mengamati model yang bukan
sebagai penguat atau penghukum.Dalam eksperimen ini, anak – anak meniru seperti
perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.Eksperimen ini juga mengilustrasikan
perbedaan antara pembelajaran dan kinerja (performance).Sejumlah anak taman kanakkanak secara acak ditugaskan utuk melihat tiga film dimana ada seseorang (model) sedang
memukuli boneka plastik seukuran orang dewasa yang dinamakan boneka Bobo.

8
Dalam film pertama, penyerangnya diberi permen, minuman ringan dan dipuji
karena melakukan tindakan agresif.Dalam film kedua, si penyerang ditegur dan ditampar
karena bertindak agresif.Dalam film ketiga, tidak ada konsekuensi atas si penyerang
boneka.Kemudian masing-masing anak dibiarkan sendiri berada di ruangan penuh mainan,
termasuk boneka Bobo.Perilaku anak diamati melalui cermin satu arah.Anak yang
menonton film dimana perilaku penyerang diperkuat atau tidak dihukum apapun lebih
sering meniru tindakan model ketimbang anak yang menyaksikan si penyerang
dihukum.Seperti yang diduga, anak lelaki lebih agresif ketimbang anak perempuan.Namun,
poin penting dalam studi ini adalah bahwa pembelajaran observasional terjadi sama
ekstensifnya baik itu ketika perilaku agresif diperkuat maupun tidak diperkuat.

Poin penting kedua dalam studi ini difokuskan pada perbedaan antara pembelajaran
dan kinerja.Karena murid tidak melakukan respons bukan berarti mereka tidak
mempelajarinya. Dalam sudi Bandura, saat anak diberi insentif ( dengan stiker atau jus
buah) untuk meniru model, perbedaan dalam perilaku imitatif anak dalam tiga kondisi itu
hilang. Bandura percaya bahwa ketika anak mengamati perilaku tetapi tidak memberikan
respons yang dapat diamati, anak itu mungkin masih mendapatkan respons model dalam
bentuk kognitif.

Studi ini menarik karena ia menunjukkan bahwa perilaku anak dipengaruhi oleh
pengalaman tak lansung atau pengalaman pengganti. Dengan kata lain, apa yang mereka
lihat dilakukan atau dialami orang lain akan mempengaruhi perilaku mereka. Anak-anak di
kelompok pertama mendapatkan penguatan dari pengamatan (vicarious reinforcement) dan
mereka difasilitasi untuk keagresifan mereka. Sedangkan anak-anak di kelompok kedua
mendapatkan ancaman pengamatan (vicarious punishment), dan mereka dihalangi perilaku
agresifnya. Meskipun anak-anak tidak mendapatkan pengalaman penguatan maupun
ancaman secara langsung, mereka memodifikasi perilakunya secara sama (Hergenhahn dan
Olson, 1997).
Determinisme Resiprokal (Reciprocal Determinism)

9
Bandura mengembangkan model Determinisme Resiprokalyang terdiri dari tiga
faktor utama, yaitu perilaku, person / kognitif, dan lingkungan. Seperti dalam gambar,
faktor-faktor ini bisa saling berinteraksi untuk mempengaruhi pembelajaran, yakni faktor
lingkungan memengaruhi perilaku, perilaku memengaruhi lingkungan, faktor person
(orang/kognitif) memengaruhi perilaku dan sebagainya.Bandura menggunakan istilah
person, tapi memodifikasi menjadi person (cognitive) karena banyak faktor orang yang
dideskripsikannya adalah faktor kognitif.

Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peran
penting. Faktor person (kognitif) yang ditekankan Bandura (1997,2001) pada masa
belakangan ini adalah self-efficiacy, yakni keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai
situasi dan menhasilkan hasil positif. Bandura mengatakan bahwa self-efficiacy
berpengaruh besar terhadap perilaku. Misalnya, seorang murid yang self-efficiacy-nya
rendah mungkin tidak mau berusaha belajar untuk mengerjakan ujian karena dia tidak
percaya bahwa belajar akan bisa membantunya mengerjakan soal.Adapun konsep utama
dari teori belajar Albert Bandura adalah sebagai berikut :
a. Pemodelan
Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar sosial Albert Bandura. Menurut
Bandura sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan
mengingat tingkah laku orang lain. (Arends, 1997:67).

Seseorang belajar menurut teori ini dilakukan dengan mengamati tingkah laku orang lain
(model), hasil pengamatan itu kemudian dimantapkan dengan cara menghubungkan
pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya atau mengulang-mengulang
10
kembali.Dengan jalan ini memberi kesempatan kepada orang tersebut untuk
mengekspresikan tingkah laku yang dipelajari.
Berdasarkan pola perilaku tersebut, selanjutnya Bandura mengklasifikasi empat fase
belajar dari pemodelan, yaitu :
1.

Fase Atensi
Fase pertama dalam belajar pemodelan adalah memberikan perhatian pada
suatu model.Pada umumnya seseorang memberikan perhatian pada modelmodel yang menarik, popular atau yang dikagumi.Dalam pembelajaran guru
yang bertindak sebagai model bagi siswanya harus dapat menjamin agar siswa
dapat memberikan perhatian kepada bagan-bagian penting dari pelajaran. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara menyajikan materi pelajaran secara jelas dan
menarik, memberikan penekanan pada bagian-bagian penting, atau dengan
mendemonstrasikan suatu kegiatan. Di samping itu suatu model harus
memiliki daya tarikn (Woolfolk, 1993).Misalnya untuk menjelaskan bagianbagian bola mata guru seharusnya menggunakan gambar model mata, dengan
variasi warna yang bermacam-macam sehingga bagian-bagian mata tersebut
tampak jelas dan siswa termotivasi untuk mempelajarinya.

2.

Fase Retensional
Menurut Gredler, (dalam Sudibyo, E. 2001:5), fase ini bertanggung jawab atas
pengkodean tingkah laku model dan menyimpan kode-kode itu di dalam
ingatan (memori jangka panjang). Pengkodean adalah proses pengubahan
pengalaman yang diamati menjadi kode memori. Arti penting dari fase ini
adalah bahwa si pengamat tidak akan dapat memperoleh manfaat dari tingkah
laku yang diamati ketika model tidak hadir, kecuali apabila tingkah laku itu
dikode dan disimpan dalam ingatan untuk digunakan pada waktu kemudian.

Untuk memastikan terjadinya retensi jangka panjang guru dapat menyediakan
waktu pelatihan, yang memungkinkan siswa mengulang keterampilan baru
secara bergiliran, baik secara fisik maupun secara mental.Misalnya mereka
dapat menvisualisasikan sendiri tahap-tahap yang telah didemonstrasikan
dalam

menggunakan

busur,

melakukannya.
11

atau

penggaris

sebelum

benar-benar
3. Fase Reproduksi
Dalam fase ini kode-kode dalam memori membimbing penampilan yang
sebenarnya dari tingkah laku yang baru diamati. Derajat ketelitian yang
tertinggi dalam belajar mengamati adalah apabila tindakan terbuka mengikuti
pengulangan secara mental. Fase reproduksi dipengaruhi oleh tingkat
perkembangan individu.
Fase reproduksi mengizinkan model untuk melihat apakah komponenkomponen

urutan

tingkah

laku

sudah

dikuasai

oleh

si

pengamat

(pebelajar).Pada fase ini juga si model hendaknya memberikan umpan balik
terhadap aspek-aspek yang sudah benar ataupun pada hal-hal yang masih
salah dalam penampilan.
4. Fase Motivasional
Pada fase ini si pengamat akan termotivasi untuk meniru model, sebab mereka
merasa bahwa dengan berbuat seperti model, mereka akan memperoleh
penguatan. Memerikan penguatan untuk suatu tingkah laku tertentu akan
memotivasi pengamat (pebelajar) untuk berunjuk perbuatan. Aplikasi fase
motivasi di dalam kelas dalam pembelajaran pemodelan sering berupa pujian
atau pemberian nilai.

b. Belajar Vicarious
Sebagian besar belajar observasional termotivasi oleh harapan bahwa meniru model
dengan baik akan menuju pada pada reinforcement. Akan tetapi, akan ada orang yang
belajar dengan melihat orang diberi reinforcement atau dihukum waktu terlibat dalam
perilaku-perilaku tertentu. Inilah yang disebut belajar “vicarious”.
Guru-guru dalam kelas selalu menggunakan prinsip belajar vicarious.Bila seorang murid
berkelakuan tidak baik, guru memperhatikan anak-anak yang bekerja dengan baik dan
memuji mereka karena pekerjaan mereka yang baik itu. Anak yang nakal itu melihat
bahwa bekerja memperoleh reinforcement sehingga ia pun kembali.

c. Perilaku Diatur-Sendiri (Self-Regulated Behavior)

12
Bandura mengatakan bahwa perilaku manusia sebagian besar merupakan perilaku yang
diatur oleh dirinya sendiri (self-regulated behavior). Manusia belajar suatu standar
performa (performance standards), yang menjadi dasar evaluasi diri. Apabila tindakan
seseorang bisa sesuai atau bahkan melebihi standar performa, maka ia akan dinilai
positif, tetapi sebaliknya, bila dia tidak mampu berperilaku sesuai standar, dengan kata
lain performanya dibawah standar, maka ia akan dinilai negatif.

Bandura

berhipotesis

bahwa

manusia

mengamati

perilakunya

sendiri,

mempertimbangkan perilaku terhadap kriteria yang disusunnya sendiri, kemudian
memberi reinforcement atau hukuman pada dirinya sendiri.Kita semua mengetahui bila
kita berbuat kurang daripada yang sebenarnya.Untuk dapat membuat pertimbanganpertimbangan ini, kita harus mempunyai harapan tentang penampilan kita sendiri.
Seorang siswa mungkin sudah merasa senang sekali memperoleh 90% betul dalam suatu
tes, tetapi anak yang lain mungkin masih kecewa.

Hal yang menjadi pertanyaan ialah dimana kita memperoleh kriteria yang kita gunakan
untuk mempertimbangkan penampilan kita?Kadang-kadang pertimbangan-pertimbangan
ini kelihatannya timbul sendiri, seperti seorang pelukis, seorang penulis, atau seorang
guru, bekerja berulang kali untuk memperoleh sebuah lukisan, suatu karangan, atau
suatu pelajaran yang baik.Namun, teori belajar sosial mengemukakan bahwa sebagian
besar dari kriteria yang kita miliki untuk penampilan kita, kita pelajari, seperti banyak
hal-hal yang lain, dari model-model dalam dunia sosial kita.

Kita belajar banyak dengan dihadapkan pada model-model. Bila kita memperhatikan
perilaku model, dan menciptakan kode-kode verbal atau kode-kode khayalan bagi apa
yang telah kita amati, kita akan belajar dari model itu. Baik pengulangan terbuka
maupun pengulangan tertutup menolong kita untuk dapat memiliki perilaku baru yang
kita pelajari.Pada suatu saat kita harus mencoba mereproduksi perilaku model
itu.Umpan balik untuk memperbaiki diberikan jauh sebelum fase reproduksi belajar dari
model-model, memunyai efek yang kuat terhadap perilaku.Reinforcement dan hukuman
yang ditimbulkan sendiri secara lansung dan dialami secara vicarious, menentukan
sejauh mana perilaku yang baru ituakan ditampilkan.

13
Respon-respon kognitif kita terhadap perilaku kita sendiri mengizinkan kita untuk
mengatur perilaku kita sendiri.Dengan mengamati, kita mengumpulkan data tentang
respons-respons kita.Melalui standar-standar penampilan yang sudah diinternalisasi,
kerap kali dipelajari melalui observasi, kita pertimbangkan perilaku kita.Dengan
memberi hadiah atau menghukum kita sendiri, kita dapat mengendalikan perilaku kita
secara efektif.Kita tidak perlu dikendalikan oleh kekuatan lingkungan atau keinginan
yang

dating

dari

dalam.Kita

dapat

belajar

menjadi

manusia

sosial

yang

berkepribadian.Dengan menerapkan gagasan-gagasan teori belajar sosial pada diri kita
sendiri, kita dapat menjadi guru dan siswa yang lebih baik.

Selain itu, anggapan mengenai kecakapan diri (perceived self-efficacy) juga berperan
besar dalam perilaku yang diatur sendiri.Anggapan tentang kecakapan diri ini adalah
keyakinan seseorang bahwa dia mampu untuk melakukan sesuatu.Dari anggapan ini,
muncul motivasi orang untuk berprestasi (apabila anggapannya positif) atau bahkan
dimotivasi untuk melakukan suatu hal (apabila anggapannya negatif).
Terkadang, anggapan mengenai kecakapan diri seseorang tidak sesuai dengan kecakapan
diri sesungguhnya (real self-efficacy).Seseorang terlalu yakin dia dapat melakukan
sesuatu, tetapi pada kenyataannya sebenarnya dia tidak mampu. Bila hal ini terjadi,
maka orang akan merasa frustasi dan rendah diri.

C. Kelemahan dan Kelebihan Teori Belajar Sosial Albert Bandura

a. Kelemahan Teori Belajar Sosial Albert Bandura

Teori pembelajaran Sosial Bandura sangat sesuai jika diklasifikasikan
dalam teori behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan Albert Bandura adalah
mengenai peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan
pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.
Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya
dengan hanya melalui peniruan ( modeling ), sudah pasti terdapat sebagian individu
yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang
negative , termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.
14
b. Kelebihan Teori Belajar Sosial Albert Bandura

Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya ,
karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan
melalui system kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia
bukan semata – mata reflex atas stimulus ( S-R bond), melainkan juga akibat reaksi
yang timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.

Pendekatan teori belajar social lebih ditekankan pada perlunya conditioning
( pembiasan merespon ) dan imitation ( peniruan ). Selain itu pendekatan belajar
social

menekankan

pentingnya

penelitian

empiris

dalam

mempelajari

perkembangan anak – anak. Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan
perkembangan anak – anak, faktor social dan kognitif.

D. CONTOH APLIKASI TEORI BELAJAR SOSIAL
Bandura menyatakan bahwa seseorang dapat belajar dari pengalaman tak langsung
atau pengalaman pengganti dan belajar dengan mengamati konsekuensi dari perilakunya
sendiri.Bandura mendefenisikan model sebagai segala sesuatu yang menyampaikan
informasi. Jadi koran, majalah, televisi, dan sebagainya merupakan model. Dan tentu saja
informasi berita yang disampaikan dapat membawa pengaruh positif maupun dapat
memunculkan proses kognitif yang salah pada individu. Bandura menyatakan bahwa anakanak dan orang dewasa mendapatkan sikap, emosi tanggapan, dan gaya baru melalui
modeling.
Contoh aplikasi teori belajar Bandura adalah ketika seorang anak belajar untuk
mengendarai sepeda. Ditahap perhatian, si anak akan tertarik mengamati para pengendara
sepeda dibanding dengan orang yang melakukan aktifitas lain yang dia anggap kurang
menarik. Oleh karena itu, ia akan mengamati bagaimana seseorang mengayuh sepeda.
Selanjutnya pada tahap penyimpanan dalam ingatan si anak akan tersimpan bahwa
bersepeda itu menyenangkan dan suatu saat jika waktunya tepat ia akan meminta ayahnya
15
(semisal) untuk mengajarinya mengendarai sepeda. Semuanya itu kemudian dilaksanakan
pada tahap reproduksi di mana si anak kemudian benar-benar belajar mengendarai sepeda
bersama sang ayah. Ketika anak itu sudah berhasil, di sinilah tugas sang ayah untuk
memberi reward sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan sang anak sekaligus merupakan
tahap motivasi.Beberapa contoh lain dijelaskan dalam poin-poin berikut:
Iklan mie instan, di iklan tersebut diperlihatkan seseorang yang sedang melihat
orang lain makan mie instan dengan nikmatnya, membuatnya pada akhirnya makan
mie instan yang sama.
Melihat kecelakaan di konser sebuah band nasional yang mengakibatkan seseorang
meninggal, seorang pemudi yang tadinya hendak menonton konser band tersebut di
kotanya menggagalkan niatnya.
Iklan sebuah pasta gigi memperlihatkan seorang anak yang meniru kebiasaan
ayahnya makan, ribut sendiri karena menonton bola, dan cara ayahnya menggosok
gigi.
Seorang balita yang kecanduan rokok dan berkata kasar karena lingkungan (orangorang dewasa) sekitar terbiasa merokok dan berkata kasar.
Seorang anak melompat dari lantai 4 sebuah rumah susun dengan menggunakan
seprai setelah melihat film superhero.
Sosialisasi penggunaan helm dan mengendarai motor yang baik menggunakan suatu
film pendek yang mengilustrasikan seorang pemuda yang naik motor ugal-ugalan
dan tidak memakai helm, berakibat fatal; kaum muda yang melihatnya
menggunakan helm dan berkendara aman tak hanya untuk menghindari ditilang
polisi, tetapi untuk mengamankan dirinya.
Serangkaian novel yang bercerita tentang percintaan vampir dengan manusia
menjadi bestseller, memacu penulis lain untuk menulis novel-novel yang bercerita
tentang percintaan vampir-manusia.
Seorang selebritis mulai berkecimpung di dunia politik, menambah kesuksesannya,
selebritis lain juga akhirnya banyak yang terjun ke dunia politik.
Belakangan ini, ada aktor/aktris yang mencoba peruntungan di dunia tarik suara,
dan cukup sukses. Melihat hal ini banyak aktor/aktris lain yang mulai ikut-ikutan
terjun di dunia tarik suara.

16
Sinetron-sinetron yang memiliki high rating saat ini adalah bercerita tentang cinta
dan judul sinetronnya adalah nama sang tokoh utama. Banyak sinetron-sinetron
baru yang bermunculan bertema cinta dan judulnya pun adalah nama sang tokoh
utama.
Memenuhi kebutuhan transportasi anak muda, sebuah perusahaan mobil ternama
mendesain sebuah mobil yang berjiwa muda, dengan ciri mobil kecil (untuk 4
orang) dan berbentuk kapsul dengan lekukan-lekukan di bodi mobilnya. Melihat
jumlah penjualannya, kini banyak produsen mobil yang memproduksi mobil dengan
bentuk yang mirip.
Sebuah perusahaan telekomunikasi di sebuah negara yang memiliki jumlah
penduduk terbanyak di Asia memproduksi secara massal ponsel murah dengan
tombol QWERTY. Karena jumlah penjualannya, banyak produsen di negara yang
sama, bahkan Indonesia sendiri memproduksi ponsel dengan bentuk yang sama.
Seorang anak melihat temannya yang terluka karena terkena petasan, anak itu pun
menghindari main petasan.
Seorang pemuda melihat kesuksesan seorang bintang sepak bola dunia, memacunya
untuk berlatih sepak bola sebaik mungkin, berharap bisa mengikuti jejak bintang
sepak bola tersebut.
Seorang remaja melihat sekelompok remaja lain perform dance dengan gemilang,
remaja ini pun mulai belajar dan berlatih dance serupa.
Ada seorang yang kecopetan ponselnya yang dia taruh di tasnya, mengetahui hal
tersebut, seseorang mengindari menaruh ponsel di tas.
Seorang anak melihat ibunya makan bakso, dia juga ingin memakannya dan
meminta pada ibunya. Namun, sang ibu menunjukkan ekspresi kepedasan dan
akhirnya si anak tidak mau memakan bakso tersebut.

E. APLIKASI TEORI

BELAJAR

SOSIAL

TERHADAP

PEMBELAJARAN

MATEMATIKA

Bandura percaya bahwa segala sesuatu yang dapat dipelajari melalui pengalaman
langsung juga bisa dipelajari secara tidak langsung melalui observasi. Bandura juga
percaya bahwa model akan sangat efektif apabila dilihat sebagai seseorang yang memiliki
kehormatan, kompetensi, status tinggi atau kekuasaan. Dan dalam hal ini sebagian besar
17
guru memiliki kriteria tersebut sehingga dapat menjadi model yang berpengaruh besar.
Guru dapat menjadi model untuk suatu keahlian, strategi pemecahan masalah, kode moral,
standar performa, aturan dan prinsip umum, dan kreativitas. Guru juga dapat menjadi
model
tindakan, yang akan diinternalisasi siswa dan karenanya menjadi standar evaluasi diri.
Fase belajar observasional diatur oleh empat variabel yang harus diperhatikan oleh
guru. Fase yang pertama yaitu atensional (perhatian), dimana siswa harus menaruh
perhatian terhadap sesuatu yang menurutnya menarik, popular, kompeten, atau dikagumi,
dan proses itu akan bervariasi seiring dengan pendewasaan dan pengalaman belajar
sebelumnya. Yang kedua yaitu retensi, agar dapat meniru perilaku suatu model siswa harus
mengingat perilaku itu. Pada fase retensi ini, latihan sangat membantu siswa untuk
mengingat elemen-elemen perilaku yang dikehendaki. Yang ketiga produksi, suatu proses
pembelajaran dengan memberikan latihan-latihan agar membantu siswa lancer dan ahli
dalam menguasai materi pelajaran. Yang terakhir yaitu motivasi. Suatu cara agar dapat
mendorong kinerja dan mempertahankan tetap dilakukannya keterampilan yang baru
diperoleh dengan memberikan penguatan (bisa berupa nilai dan penghargaan).
Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran menurut teori sosial
Albert Bandura, seorang guru harus dapat menghadirkan model yang baik. Model yang
baik harus dapat mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembelajar sehingga dapat
memberi perhatian kepada si pembelajar. Model disini tidak harus dari guru, namun
tergantung apa yang akan diajarkan. Teori sosial belajar ini cocok untuk mengajarkan
materi yang berupa aspek psikomotorik dan afektif, karena pembelajar langsung dapat
memperhatikan, mengingat dan meniru dari model yang dihadirkan.
Namun dalam belajar matematika yang diajarkan adalah berupa konsep sehingga
guru harus dapat menghadirkan model yang menarik perhatian dan dapat mudah diingat
oleh si pembelajar. Penulis berusaha memberi suatu contoh dalam pembelajarn
matematika. Misalnya seorang guru akan mengajarkan bagaimana menemukan volume dari
balok. Disini dihadirkan/disediakan balok dan kubus yang berukuran 1 satuan kubik
sebagai model. Dengan dipraktekkan oleh guru dan ditirukan oleh siswa guru
memperagakan bagaimana menentukan volume balok kemudian menentukan rumus
volume balok. Dengan demikian diharapkan siswa dapat memperhatikan model dan
18
menirukan bagaimana menentukan rumus volume balok, dan pembelajar harus
mengingatnya. Selanjutnya pembelajar dituntut untuk dapat mampu meniru pemodelan
tersebut. Beberapa proses ini akan lebih berhasil jika ada motivasi yang kuat dari
pembelajar untuk mempelajarinya.

19
BAB III
PENUTUP

Teori belajar sosial atau teori observasional dikembangkan oleh Albert Bandura
(1969), seorang tokoh psikologi yang menganut aliran Behaviorisme.Bandura kini
menjabat sebagai David Starr Jordan Professor of Social Science di Fakultas Psikologi
Universitas Stanford.
Teori belajar sosial adalah pembelajaran yang terjadi ketika seseorang mengamati
dan meniru perilaku orang lain. Dengan kata lain, informasi diperoleh dengan
memerhatikan kejadian-kejadian dalam lingkungan. Dalam percobaan boneka Bobo,
Bandura mengilustrasikan bagaimana pembelajaran sosial dapat terjadi bahkan dengan
menyaksikan seorang model yang tidak diperkuat atau dihukum.Dalam eksperimen
tersebut,

anak

–

anak

meniru

seperti

perilaku

agresif

dari

orang

dewasa

disekitarnya.Eksperimen tersebut juga menunjukkan perbedaan pembelajaran dan
kinerja.Model determinisme pembelajaran resiprokal Albert Bandura mencakup tiga faktor
utama : person/kognisi, perilaku, dan lingkungannya. Faktor person (kognitif) yang
ditekankan Bandura belakangan ini adalah self-efficiacy, keyakinan bahwa seseorang bisa
menguasai dan menghasilkan hasil positif.
Konsep utama dari teori belajar Albert Bandura adalah pemodelan, belajar
vicarious, dan perilaku diatur-sendiri.Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar
sosial.Bandura mengklasifikasi empat fase belajar dari pemodelan, yaitufase atensi yang
merupakan fasememberikan perhatian pada suatu model, faseretensional yang merupakan
fase pengkodean tingkah laku model dan menyimpan kode-kode itu di dalam ingatan
(memori jangka panjang), fase reproduksi yang merupakan fase dimana kode-kode dalam
memori membimbing penampilan yang sebenarnya dari tingkah laku yang baru diamati,
dan yang terakhir adalah fasemotivasional yang merupakan fase dimana si pengamat akan
termotivasi untuk meniru model, sebab mereka merasa bahwa dengan berbuat seperti
model, mereka akan memperoleh penguatan.Belajar Vicarious, merupakan cara belajar
dengan melihat orang diberi reinforcement atau dihukum waktu terlibat dalam perilakuperilaku tertentu.Perilaku diatur-sendiri, Bandura mengatakan bahwa perilaku manusia

20
sebagian besar merupakan perilaku yang diatur oleh dirinya sendiri (self-regulated
behavior).
Teori belajarsosial Albert Bandura memiliki kekurangan dan kelebihan sebagai
teori belajar. Aplikasi dari teori belajar ini telah banyak contohnya dan utamanya teori
belajar sosial dapat diaplikasikan terhadap pembelajaran Matematika. Dalam proses
pembelajaran menurut teori sosial Albert Bandura, seorang guru harus dapat menghadirkan
model yang baik. Model yang baik harus dapat mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
pembelajar sehingga dapat memberi perhatian kepada si pembelajar.

21
DAFTAR PUSTAKA

Santrock, John. W. 2008. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua .Jakarta : Kencana
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : PT Bumi Aksara
Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga

Hergenhahn, B.R., Olson, Matthew H. 2008. Theories of Learning (Teori Belajar), edisi
ke-7. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

22

More Related Content

What's hot

TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSIlma Urrutyana
 
Teori perkembangan moral
Teori perkembangan moralTeori perkembangan moral
Teori perkembangan moralfara dillah
 
Teori belajar vygotsky
Teori belajar vygotskyTeori belajar vygotsky
Teori belajar vygotskyhasanah sn
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
 
Teori Ekologi Bronfenbrenner
Teori Ekologi BronfenbrennerTeori Ekologi Bronfenbrenner
Teori Ekologi Bronfenbrennersmk changlun
 
Social Learning Theory
Social Learning TheorySocial Learning Theory
Social Learning Theorymankoma2012
 
Slide teori belajar sosial
Slide teori belajar sosialSlide teori belajar sosial
Slide teori belajar sosialAdryan Dan
 
teori pembelajaran sosial
teori pembelajaran sosialteori pembelajaran sosial
teori pembelajaran sosialFirdaus Zailan
 
Teori behaviorisme
Teori behaviorismeTeori behaviorisme
Teori behaviorismeNor Saroni
 
Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistikRinatun4e
 
Jelaskan empat pendekatan motivasi
Jelaskan empat pendekatan motivasi Jelaskan empat pendekatan motivasi
Jelaskan empat pendekatan motivasi firo HAR
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungRatih Aini
 
Teori Konstruktivisme oleh Vygotsky
Teori Konstruktivisme oleh VygotskyTeori Konstruktivisme oleh Vygotsky
Teori Konstruktivisme oleh Vygotskyartyschatz
 
Model Tyler (PPT)
Model Tyler (PPT)Model Tyler (PPT)
Model Tyler (PPT)khai naem
 
Kaedah pnyelidikan-dlm-psikologi
Kaedah pnyelidikan-dlm-psikologiKaedah pnyelidikan-dlm-psikologi
Kaedah pnyelidikan-dlm-psikologiShamsuddin Frans
 

What's hot (20)

TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
 
Teori Belajar Albert Bandura
Teori Belajar Albert BanduraTeori Belajar Albert Bandura
Teori Belajar Albert Bandura
 
Teori perkembangan moral
Teori perkembangan moralTeori perkembangan moral
Teori perkembangan moral
 
Teori belajar vygotsky
Teori belajar vygotskyTeori belajar vygotsky
Teori belajar vygotsky
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
 
Teori Ekologi Bronfenbrenner
Teori Ekologi BronfenbrennerTeori Ekologi Bronfenbrenner
Teori Ekologi Bronfenbrenner
 
Social Learning Theory
Social Learning TheorySocial Learning Theory
Social Learning Theory
 
Slide teori belajar sosial
Slide teori belajar sosialSlide teori belajar sosial
Slide teori belajar sosial
 
TEORI KOGNITIVISME
TEORI KOGNITIVISMETEORI KOGNITIVISME
TEORI KOGNITIVISME
 
ALBERT BANDURA
ALBERT BANDURAALBERT BANDURA
ALBERT BANDURA
 
teori pembelajaran sosial
teori pembelajaran sosialteori pembelajaran sosial
teori pembelajaran sosial
 
Teori behaviorisme
Teori behaviorismeTeori behaviorisme
Teori behaviorisme
 
Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistik
 
Jelaskan empat pendekatan motivasi
Jelaskan empat pendekatan motivasi Jelaskan empat pendekatan motivasi
Jelaskan empat pendekatan motivasi
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
Teori belajar b.f skinner
Teori belajar b.f skinnerTeori belajar b.f skinner
Teori belajar b.f skinner
 
Teori pembelajaran
Teori pembelajaranTeori pembelajaran
Teori pembelajaran
 
Teori Konstruktivisme oleh Vygotsky
Teori Konstruktivisme oleh VygotskyTeori Konstruktivisme oleh Vygotsky
Teori Konstruktivisme oleh Vygotsky
 
Model Tyler (PPT)
Model Tyler (PPT)Model Tyler (PPT)
Model Tyler (PPT)
 
Kaedah pnyelidikan-dlm-psikologi
Kaedah pnyelidikan-dlm-psikologiKaedah pnyelidikan-dlm-psikologi
Kaedah pnyelidikan-dlm-psikologi
 

Similar to Teori Belajar Sosial Albert Bandura

kelompok 6 teori pembelajaran.docx
kelompok 6 teori pembelajaran.docxkelompok 6 teori pembelajaran.docx
kelompok 6 teori pembelajaran.docxThasyaMonika
 
Teori kepribadian albert bandura new 1
Teori kepribadian albert bandura new 1Teori kepribadian albert bandura new 1
Teori kepribadian albert bandura new 1miaparamita95
 
Teori sosial kognitif
Teori sosial kognitifTeori sosial kognitif
Teori sosial kognitifShintasari
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab iibabebo
 
TEORI BELAJAR SOSIAL.pdf
TEORI BELAJAR SOSIAL.pdfTEORI BELAJAR SOSIAL.pdf
TEORI BELAJAR SOSIAL.pdfAkhina3
 
Teori belajar sosial
Teori belajar sosialTeori belajar sosial
Teori belajar sosialTamami Kece
 
Social Learning Theory
Social Learning TheorySocial Learning Theory
Social Learning Theorymankoma2013
 
lianiaulia-140508081256-phpapp02.pdf
lianiaulia-140508081256-phpapp02.pdflianiaulia-140508081256-phpapp02.pdf
lianiaulia-140508081256-phpapp02.pdf01669230007
 
Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosialPuryanto SS
 
Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosialPuryanto SS
 
Ppt_TEORI BELAJAR SOSIAL_ MODUL 4 UT
Ppt_TEORI BELAJAR SOSIAL_ MODUL 4 UTPpt_TEORI BELAJAR SOSIAL_ MODUL 4 UT
Ppt_TEORI BELAJAR SOSIAL_ MODUL 4 UTnurul huriyah
 
Makalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialMakalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialistiyuliawati
 
Social Learning Theory
Social Learning TheorySocial Learning Theory
Social Learning Theorymankoma2012
 
Makalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
Makalah metode penelitian dalam Psikologi SosialMakalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
Makalah metode penelitian dalam Psikologi SosialAnis Qurli
 
Teori belajar bandura
Teori belajar banduraTeori belajar bandura
Teori belajar banduraJeny Hardiah
 
teori belajar sosial dan humanistik
teori belajar sosial dan humanistikteori belajar sosial dan humanistik
teori belajar sosial dan humanistikQuratul Aini
 
Behavioral (and Social Cognitive) by Maulana Husada
Behavioral (and Social Cognitive) by Maulana HusadaBehavioral (and Social Cognitive) by Maulana Husada
Behavioral (and Social Cognitive) by Maulana HusadaMaulana Husada
 
Perspektif dalam psikologi sosial
Perspektif dalam psikologi sosialPerspektif dalam psikologi sosial
Perspektif dalam psikologi sosialDian Bunga Lestari
 

Similar to Teori Belajar Sosial Albert Bandura (20)

kelompok 6 teori pembelajaran.docx
kelompok 6 teori pembelajaran.docxkelompok 6 teori pembelajaran.docx
kelompok 6 teori pembelajaran.docx
 
Teori kepribadian albert bandura new 1
Teori kepribadian albert bandura new 1Teori kepribadian albert bandura new 1
Teori kepribadian albert bandura new 1
 
Belajar Sosial
Belajar SosialBelajar Sosial
Belajar Sosial
 
Teori sosial kognitif
Teori sosial kognitifTeori sosial kognitif
Teori sosial kognitif
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
TEORI BELAJAR SOSIAL.pdf
TEORI BELAJAR SOSIAL.pdfTEORI BELAJAR SOSIAL.pdf
TEORI BELAJAR SOSIAL.pdf
 
Teori belajar sosial
Teori belajar sosialTeori belajar sosial
Teori belajar sosial
 
Social Learning Theory
Social Learning TheorySocial Learning Theory
Social Learning Theory
 
lianiaulia-140508081256-phpapp02.pdf
lianiaulia-140508081256-phpapp02.pdflianiaulia-140508081256-phpapp02.pdf
lianiaulia-140508081256-phpapp02.pdf
 
Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosial
 
Rumusan artikel 1
Rumusan artikel 1Rumusan artikel 1
Rumusan artikel 1
 
Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosial
 
Ppt_TEORI BELAJAR SOSIAL_ MODUL 4 UT
Ppt_TEORI BELAJAR SOSIAL_ MODUL 4 UTPpt_TEORI BELAJAR SOSIAL_ MODUL 4 UT
Ppt_TEORI BELAJAR SOSIAL_ MODUL 4 UT
 
Makalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialMakalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosial
 
Social Learning Theory
Social Learning TheorySocial Learning Theory
Social Learning Theory
 
Makalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
Makalah metode penelitian dalam Psikologi SosialMakalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
Makalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
 
Teori belajar bandura
Teori belajar banduraTeori belajar bandura
Teori belajar bandura
 
teori belajar sosial dan humanistik
teori belajar sosial dan humanistikteori belajar sosial dan humanistik
teori belajar sosial dan humanistik
 
Behavioral (and Social Cognitive) by Maulana Husada
Behavioral (and Social Cognitive) by Maulana HusadaBehavioral (and Social Cognitive) by Maulana Husada
Behavioral (and Social Cognitive) by Maulana Husada
 
Perspektif dalam psikologi sosial
Perspektif dalam psikologi sosialPerspektif dalam psikologi sosial
Perspektif dalam psikologi sosial
 

More from Alfiramita Hertanti

More from Alfiramita Hertanti (9)

Trigonometri for Microteaching
Trigonometri for MicroteachingTrigonometri for Microteaching
Trigonometri for Microteaching
 
Exponential moving average (EMA)
Exponential moving average (EMA)Exponential moving average (EMA)
Exponential moving average (EMA)
 
PERNIKAHAN
PERNIKAHANPERNIKAHAN
PERNIKAHAN
 
Makalah penelitian survei
Makalah penelitian surveiMakalah penelitian survei
Makalah penelitian survei
 
History of hindu arabic numerals
History of hindu arabic numeralsHistory of hindu arabic numerals
History of hindu arabic numerals
 
Problem Solving
Problem Solving Problem Solving
Problem Solving
 
properties of invers trigonometric function
properties of invers trigonometric functionproperties of invers trigonometric function
properties of invers trigonometric function
 
The inverse trigonometric functions
The inverse trigonometric functionsThe inverse trigonometric functions
The inverse trigonometric functions
 
FUNGSI ANALITIK
FUNGSI ANALITIKFUNGSI ANALITIK
FUNGSI ANALITIK
 

Recently uploaded

Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 

Recently uploaded (20)

Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 

Teori Belajar Sosial Albert Bandura

  • 1. TEORI BELAJAR SOSIAL ALBERT BANDURA Disusun oleh Alfiramita Hertanti (1111040151) Syuhri Ramadhani (1111040169) PENDIDIKAN MATEMATIKA ICP FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 1
  • 2. ABSTRAK Albert Bandura adalah seorang psikolog terkenal dengan mempelopori munculnya teori belajar sosial (social learning theory) atau teori Observasional.Teori belajar sosial menunjukkan bahwa pentingnya proses mengamati dan meniru prilaku, sikap dan reaksi emosi orang lain, teori ini telah memberi penekanan tentang bagaimana prilaku manusia di pengaruhi oleh lingkungan sekitar. Bertolak dari uraian di atas, tentunya tujuan dari karya ilmiah ini adalah ; mengetahui lebih dalam siapa Albert Bandura, bagaimana kajian teoritis tentang teori belajar sosial, apa kekurangan dan kelebihan dari teori belajar sosial, dan seperti apa aplikasi dari teori belajar sosial dalam proses pembelajaran. Dalam teori belajar sosial, Albert bandura mengemukakan beberapa konsep utama dari teori belajar sosial adalah sebagai berikut; (1).Pemodelan (modeling) (2).Belajar Vicarious (3). Prilaku Diatur-sendiri (Selft Regulated Behaviour). Albert Bandura percaya bahwa aplikasi dari teori belajar sosial sangat terbuka bagi berbagai disiplin ilmu seperti ilmu matematika dan pendidik berperan penting dalam pengaplikasian teori ini. Aplikasi dari teori belajar sosial dalam proses pembelajaran juga memiliki kelemahan dan kelebihan, kelemahan dari teori ini di lihat dari konsep pemodelan atau peniruan tingkah laku sedangkan kelebihan dari teori ini di lihat dari konsep penerapannya yang di nilai kompleks dalam proses pendekatannya. Kata kunci :Teori Belajar Sosial, Behavior, Kognitif, Observasional 2
  • 3. KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat serta izinnyalah sehingga makalah ini selesai tepat pada waktu pengumpulannya. Penulisan makalah ini merupakan tugas kelompok yang diberikan dalam mata kuliah Teaching and Learning Theory dengan judul Teori Belajar Sosial Albert Bandura. Kami menyadari makalah ini jauh dari sempurna,oleh karenanya kritik membangun dan saran amat sangat kami harapkan dari para pembaca sekalian,untuk kami dapat membenahi pada makalah-makalah kami selanjutnya. Makassar, Desember 2012 Kelompok 9 3
  • 4. DAFTAR ISI Halaman Judul ……………………………………………………………………... 1 Abstrak ……………………………………………………………………………….2 Kata Pengantar ……………………………………………………………………….3 Daftar Isi ……………………………………………………………………………..4 BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………………..5 BAB II. PEMBAHASAN ……………………………………………………………7 A. Biografi Albert Bandura ……………………………………………………..7 B. Teori Belajar Sosial……………………….……………………………….....8 C. Kelemahan dan Kelebihan Teori Belajar Sosial….…………………………14 D. Contoh Aplikasi Teori Belajar Sosial……….……………………………….15 E. Aplikasi Teori Belejar Sosial dalam Pembelajaran Matematika..…………..17 BAB III. PENUTUP …………………………………………………………………20 DAFTAR PUSATAKA ……………………………………………………………..22 4
  • 5. BAB I PENDAHULUAN Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan belajar yang dialami oleh siswa sendiri. Dimyati dan Mujiono (1996:7) mengemukakan siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Tiap ahli psikologi memberi batasan yang berbeda tentang belajar, atau terdapat keragaman dalam cara menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar.Belajar merupakan sesuatu yang sangat penting sekali dalam rentang perkembangan pada diri seseorang, dengan belajar seseorang telah mengalami suatu proses menuju kearah yang lebih baik. Dalam kaitannya dengan belajar ini sangat banyak teori- teori yang membahas tentang belajar.Dimana teori belajar merupakan unsur penting dalam pendidikan. Tanpa teori pembelajaran tidak akan ada suatu kerangka kerja konseptual yang digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan pembelajaran. Dalam perkembangannya, terdapat banyak sekali teori-teori yang berkembang dari tokoh-tokoh psikologi salah satunya adalah teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura. Albert Bandura sangat terkenal dengan teori belajar sosial ( sociallearning theory ), salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi terhadap lingkungan. Eksperimen yang sangat terkenal dalam teori ini adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak – anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya. Teori pembelajaran sosial (social learning theory) biasa juga disebut pembelajaran observasional (observational learning), telah memberi penekanan tentang bagaimana perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan sekitar melalui penguatan (reinforcement) dan pembelajaran peniruan serta cara berfikir yang kita miliki terhadap sesuatu dan juga sebaliknya, yaitu bagaimana tingkah laku kita mempengaruhi orang yang ada disekitar dan menghasilkan penguatan (reinforcement) dan peluang untuk diperhatikan oleh orang lain (observational opportunity). 5
  • 6. Menurut Bandura, proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar.Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial jenis ini. Teori belajar ini juga dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang belajar dalam keadaan atau lingkungan sebenarnya. Bandura (1977) menghipotesiskan bahwa tingkah laku, lingkungan dan kejadian-kejadian internal pada pelajar yang mempengaruhi persepsi dan aksi merupakan hubungan yang saling berpengaruh atau berkaitan (interlocking). Menurut Albert Bandura lagi, tingkah laku sering dievaluasi, yaitu bebas dari timbal balik sehingga boleh mengubah kesan-kesan personal seseorang. Pengakuan sosial yang berbeda mempengaruhi konsepsi diri individu. Berdasarkan uraian di atas maka penulis menjabarkan tentang teori belajar sosial oleh Albert Bandura. Untuk lebih spesifiknya maka penulis mendeskripsikan siapakah Albert Bandura, bagaimana kajian teoritis tentang teori belajar sosial, apa kelebihan dan kekurangan teori belajar sosial, dan aplikasi teori belajar sosial. Dengan pendeskripsian tersebut maka kita akan mengetahui lebih lanjut mengenai teori belajar sosial Albert Bandura. 6
  • 7. BAB II PEMBAHASAN A. Biografi Albert Bandura Albert Bandura lahir pada 4 Desember 1925 di Mundare, kota kecil di Alberta, Canada. Dia mendapat gelar B.A. dari University of British Columbia, kemudian M.A. pada 1951, dan Ph.D. pada 1952 dari University of Iowa. Dia ikut magang pascadoktoral di Wichita Guidance Center pada 1953 dan kemudian bergabung di Stanford University. Pada 1969-1970 dia sempat di Center for the Advanced Study in Behavioral Sciences. Bandura kini menjabat sebagai David Starr Jordan Professor of Social Science di Fakultas Psikologi Universitas Stanford. Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (sosial learning theory), salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari pemikiran, pemahaman dan evaluasi. Albert Bandura menjabat sebagai ketua APA (American Psychological Association) pada tahun 1974 dan pernah dianugerahi penghargaan Distinguished Scientist Award pada tahun 1975.Pada tahun berikutnya, Bandura bertemu dengan Robert Sears dan belajar tentang pengaruh keluarga dengan tingkah laku sosial dan proses identifikasi. Sejak itu Bandura sudah mulai meneliti tentang agresi pembelajaran sosial dan mengambil Richard Walters, muridnya yang pertama 7
  • 8. mendapat gelar doktor sebagai pekerja di makmalnya. Bagi Bandura, walaupun prinsip belajar cukup untuk menjelaskan dan meramalkan perubahan tingkah laku, prinsip itu harus memperhatikan dua fenomena penting yang diabaikan atau ditolak oleh paradigma behaviorisme. B. Teori Belajar Sosial Teori belajar sosial merupakan perluasan teori belajar perilaku yang tradisional (behavioristik).Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1969).Prinsip belajar menurut Bandura adalah usaha menjelaskan belajar dalam situasi alami.Adapun pengertian dari teori pembelajaran sosial (social learning theory) atau pembelajaran observasional (observational learning) yaitu :  Pembelajaran observasional merupakan pembelajaran yang dilakukan ketika seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain (John W.Santrock : 2008).  Pembelajaran observasional merupakan proses dimana informasi diperoleh dengan memerhatikan kejadian-kejadian dalam lingkungan (B.R.Hergenhahn dan Matthew HOlson : 2008.). Studi Boneka Bobo Klasik Dalam sebuah eksperimen yang dilakukan Bandura (1965) mengilustrasikan bagaimana pembelajaran dapat dilakukan hanya dengan mengamati model yang bukan sebagai penguat atau penghukum.Dalam eksperimen ini, anak – anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.Eksperimen ini juga mengilustrasikan perbedaan antara pembelajaran dan kinerja (performance).Sejumlah anak taman kanakkanak secara acak ditugaskan utuk melihat tiga film dimana ada seseorang (model) sedang memukuli boneka plastik seukuran orang dewasa yang dinamakan boneka Bobo. 8
  • 9. Dalam film pertama, penyerangnya diberi permen, minuman ringan dan dipuji karena melakukan tindakan agresif.Dalam film kedua, si penyerang ditegur dan ditampar karena bertindak agresif.Dalam film ketiga, tidak ada konsekuensi atas si penyerang boneka.Kemudian masing-masing anak dibiarkan sendiri berada di ruangan penuh mainan, termasuk boneka Bobo.Perilaku anak diamati melalui cermin satu arah.Anak yang menonton film dimana perilaku penyerang diperkuat atau tidak dihukum apapun lebih sering meniru tindakan model ketimbang anak yang menyaksikan si penyerang dihukum.Seperti yang diduga, anak lelaki lebih agresif ketimbang anak perempuan.Namun, poin penting dalam studi ini adalah bahwa pembelajaran observasional terjadi sama ekstensifnya baik itu ketika perilaku agresif diperkuat maupun tidak diperkuat. Poin penting kedua dalam studi ini difokuskan pada perbedaan antara pembelajaran dan kinerja.Karena murid tidak melakukan respons bukan berarti mereka tidak mempelajarinya. Dalam sudi Bandura, saat anak diberi insentif ( dengan stiker atau jus buah) untuk meniru model, perbedaan dalam perilaku imitatif anak dalam tiga kondisi itu hilang. Bandura percaya bahwa ketika anak mengamati perilaku tetapi tidak memberikan respons yang dapat diamati, anak itu mungkin masih mendapatkan respons model dalam bentuk kognitif. Studi ini menarik karena ia menunjukkan bahwa perilaku anak dipengaruhi oleh pengalaman tak lansung atau pengalaman pengganti. Dengan kata lain, apa yang mereka lihat dilakukan atau dialami orang lain akan mempengaruhi perilaku mereka. Anak-anak di kelompok pertama mendapatkan penguatan dari pengamatan (vicarious reinforcement) dan mereka difasilitasi untuk keagresifan mereka. Sedangkan anak-anak di kelompok kedua mendapatkan ancaman pengamatan (vicarious punishment), dan mereka dihalangi perilaku agresifnya. Meskipun anak-anak tidak mendapatkan pengalaman penguatan maupun ancaman secara langsung, mereka memodifikasi perilakunya secara sama (Hergenhahn dan Olson, 1997). Determinisme Resiprokal (Reciprocal Determinism) 9
  • 10. Bandura mengembangkan model Determinisme Resiprokalyang terdiri dari tiga faktor utama, yaitu perilaku, person / kognitif, dan lingkungan. Seperti dalam gambar, faktor-faktor ini bisa saling berinteraksi untuk mempengaruhi pembelajaran, yakni faktor lingkungan memengaruhi perilaku, perilaku memengaruhi lingkungan, faktor person (orang/kognitif) memengaruhi perilaku dan sebagainya.Bandura menggunakan istilah person, tapi memodifikasi menjadi person (cognitive) karena banyak faktor orang yang dideskripsikannya adalah faktor kognitif. Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peran penting. Faktor person (kognitif) yang ditekankan Bandura (1997,2001) pada masa belakangan ini adalah self-efficiacy, yakni keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai situasi dan menhasilkan hasil positif. Bandura mengatakan bahwa self-efficiacy berpengaruh besar terhadap perilaku. Misalnya, seorang murid yang self-efficiacy-nya rendah mungkin tidak mau berusaha belajar untuk mengerjakan ujian karena dia tidak percaya bahwa belajar akan bisa membantunya mengerjakan soal.Adapun konsep utama dari teori belajar Albert Bandura adalah sebagai berikut : a. Pemodelan Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar sosial Albert Bandura. Menurut Bandura sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain. (Arends, 1997:67). Seseorang belajar menurut teori ini dilakukan dengan mengamati tingkah laku orang lain (model), hasil pengamatan itu kemudian dimantapkan dengan cara menghubungkan pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya atau mengulang-mengulang 10
  • 11. kembali.Dengan jalan ini memberi kesempatan kepada orang tersebut untuk mengekspresikan tingkah laku yang dipelajari. Berdasarkan pola perilaku tersebut, selanjutnya Bandura mengklasifikasi empat fase belajar dari pemodelan, yaitu : 1. Fase Atensi Fase pertama dalam belajar pemodelan adalah memberikan perhatian pada suatu model.Pada umumnya seseorang memberikan perhatian pada modelmodel yang menarik, popular atau yang dikagumi.Dalam pembelajaran guru yang bertindak sebagai model bagi siswanya harus dapat menjamin agar siswa dapat memberikan perhatian kepada bagan-bagian penting dari pelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyajikan materi pelajaran secara jelas dan menarik, memberikan penekanan pada bagian-bagian penting, atau dengan mendemonstrasikan suatu kegiatan. Di samping itu suatu model harus memiliki daya tarikn (Woolfolk, 1993).Misalnya untuk menjelaskan bagianbagian bola mata guru seharusnya menggunakan gambar model mata, dengan variasi warna yang bermacam-macam sehingga bagian-bagian mata tersebut tampak jelas dan siswa termotivasi untuk mempelajarinya. 2. Fase Retensional Menurut Gredler, (dalam Sudibyo, E. 2001:5), fase ini bertanggung jawab atas pengkodean tingkah laku model dan menyimpan kode-kode itu di dalam ingatan (memori jangka panjang). Pengkodean adalah proses pengubahan pengalaman yang diamati menjadi kode memori. Arti penting dari fase ini adalah bahwa si pengamat tidak akan dapat memperoleh manfaat dari tingkah laku yang diamati ketika model tidak hadir, kecuali apabila tingkah laku itu dikode dan disimpan dalam ingatan untuk digunakan pada waktu kemudian. Untuk memastikan terjadinya retensi jangka panjang guru dapat menyediakan waktu pelatihan, yang memungkinkan siswa mengulang keterampilan baru secara bergiliran, baik secara fisik maupun secara mental.Misalnya mereka dapat menvisualisasikan sendiri tahap-tahap yang telah didemonstrasikan dalam menggunakan busur, melakukannya. 11 atau penggaris sebelum benar-benar
  • 12. 3. Fase Reproduksi Dalam fase ini kode-kode dalam memori membimbing penampilan yang sebenarnya dari tingkah laku yang baru diamati. Derajat ketelitian yang tertinggi dalam belajar mengamati adalah apabila tindakan terbuka mengikuti pengulangan secara mental. Fase reproduksi dipengaruhi oleh tingkat perkembangan individu. Fase reproduksi mengizinkan model untuk melihat apakah komponenkomponen urutan tingkah laku sudah dikuasai oleh si pengamat (pebelajar).Pada fase ini juga si model hendaknya memberikan umpan balik terhadap aspek-aspek yang sudah benar ataupun pada hal-hal yang masih salah dalam penampilan. 4. Fase Motivasional Pada fase ini si pengamat akan termotivasi untuk meniru model, sebab mereka merasa bahwa dengan berbuat seperti model, mereka akan memperoleh penguatan. Memerikan penguatan untuk suatu tingkah laku tertentu akan memotivasi pengamat (pebelajar) untuk berunjuk perbuatan. Aplikasi fase motivasi di dalam kelas dalam pembelajaran pemodelan sering berupa pujian atau pemberian nilai. b. Belajar Vicarious Sebagian besar belajar observasional termotivasi oleh harapan bahwa meniru model dengan baik akan menuju pada pada reinforcement. Akan tetapi, akan ada orang yang belajar dengan melihat orang diberi reinforcement atau dihukum waktu terlibat dalam perilaku-perilaku tertentu. Inilah yang disebut belajar “vicarious”. Guru-guru dalam kelas selalu menggunakan prinsip belajar vicarious.Bila seorang murid berkelakuan tidak baik, guru memperhatikan anak-anak yang bekerja dengan baik dan memuji mereka karena pekerjaan mereka yang baik itu. Anak yang nakal itu melihat bahwa bekerja memperoleh reinforcement sehingga ia pun kembali. c. Perilaku Diatur-Sendiri (Self-Regulated Behavior) 12
  • 13. Bandura mengatakan bahwa perilaku manusia sebagian besar merupakan perilaku yang diatur oleh dirinya sendiri (self-regulated behavior). Manusia belajar suatu standar performa (performance standards), yang menjadi dasar evaluasi diri. Apabila tindakan seseorang bisa sesuai atau bahkan melebihi standar performa, maka ia akan dinilai positif, tetapi sebaliknya, bila dia tidak mampu berperilaku sesuai standar, dengan kata lain performanya dibawah standar, maka ia akan dinilai negatif. Bandura berhipotesis bahwa manusia mengamati perilakunya sendiri, mempertimbangkan perilaku terhadap kriteria yang disusunnya sendiri, kemudian memberi reinforcement atau hukuman pada dirinya sendiri.Kita semua mengetahui bila kita berbuat kurang daripada yang sebenarnya.Untuk dapat membuat pertimbanganpertimbangan ini, kita harus mempunyai harapan tentang penampilan kita sendiri. Seorang siswa mungkin sudah merasa senang sekali memperoleh 90% betul dalam suatu tes, tetapi anak yang lain mungkin masih kecewa. Hal yang menjadi pertanyaan ialah dimana kita memperoleh kriteria yang kita gunakan untuk mempertimbangkan penampilan kita?Kadang-kadang pertimbangan-pertimbangan ini kelihatannya timbul sendiri, seperti seorang pelukis, seorang penulis, atau seorang guru, bekerja berulang kali untuk memperoleh sebuah lukisan, suatu karangan, atau suatu pelajaran yang baik.Namun, teori belajar sosial mengemukakan bahwa sebagian besar dari kriteria yang kita miliki untuk penampilan kita, kita pelajari, seperti banyak hal-hal yang lain, dari model-model dalam dunia sosial kita. Kita belajar banyak dengan dihadapkan pada model-model. Bila kita memperhatikan perilaku model, dan menciptakan kode-kode verbal atau kode-kode khayalan bagi apa yang telah kita amati, kita akan belajar dari model itu. Baik pengulangan terbuka maupun pengulangan tertutup menolong kita untuk dapat memiliki perilaku baru yang kita pelajari.Pada suatu saat kita harus mencoba mereproduksi perilaku model itu.Umpan balik untuk memperbaiki diberikan jauh sebelum fase reproduksi belajar dari model-model, memunyai efek yang kuat terhadap perilaku.Reinforcement dan hukuman yang ditimbulkan sendiri secara lansung dan dialami secara vicarious, menentukan sejauh mana perilaku yang baru ituakan ditampilkan. 13
  • 14. Respon-respon kognitif kita terhadap perilaku kita sendiri mengizinkan kita untuk mengatur perilaku kita sendiri.Dengan mengamati, kita mengumpulkan data tentang respons-respons kita.Melalui standar-standar penampilan yang sudah diinternalisasi, kerap kali dipelajari melalui observasi, kita pertimbangkan perilaku kita.Dengan memberi hadiah atau menghukum kita sendiri, kita dapat mengendalikan perilaku kita secara efektif.Kita tidak perlu dikendalikan oleh kekuatan lingkungan atau keinginan yang dating dari dalam.Kita dapat belajar menjadi manusia sosial yang berkepribadian.Dengan menerapkan gagasan-gagasan teori belajar sosial pada diri kita sendiri, kita dapat menjadi guru dan siswa yang lebih baik. Selain itu, anggapan mengenai kecakapan diri (perceived self-efficacy) juga berperan besar dalam perilaku yang diatur sendiri.Anggapan tentang kecakapan diri ini adalah keyakinan seseorang bahwa dia mampu untuk melakukan sesuatu.Dari anggapan ini, muncul motivasi orang untuk berprestasi (apabila anggapannya positif) atau bahkan dimotivasi untuk melakukan suatu hal (apabila anggapannya negatif). Terkadang, anggapan mengenai kecakapan diri seseorang tidak sesuai dengan kecakapan diri sesungguhnya (real self-efficacy).Seseorang terlalu yakin dia dapat melakukan sesuatu, tetapi pada kenyataannya sebenarnya dia tidak mampu. Bila hal ini terjadi, maka orang akan merasa frustasi dan rendah diri. C. Kelemahan dan Kelebihan Teori Belajar Sosial Albert Bandura a. Kelemahan Teori Belajar Sosial Albert Bandura Teori pembelajaran Sosial Bandura sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru. Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan ( modeling ), sudah pasti terdapat sebagian individu yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negative , termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat. 14
  • 15. b. Kelebihan Teori Belajar Sosial Albert Bandura Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya , karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata – mata reflex atas stimulus ( S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri. Pendekatan teori belajar social lebih ditekankan pada perlunya conditioning ( pembiasan merespon ) dan imitation ( peniruan ). Selain itu pendekatan belajar social menekankan pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak – anak. Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak – anak, faktor social dan kognitif. D. CONTOH APLIKASI TEORI BELAJAR SOSIAL Bandura menyatakan bahwa seseorang dapat belajar dari pengalaman tak langsung atau pengalaman pengganti dan belajar dengan mengamati konsekuensi dari perilakunya sendiri.Bandura mendefenisikan model sebagai segala sesuatu yang menyampaikan informasi. Jadi koran, majalah, televisi, dan sebagainya merupakan model. Dan tentu saja informasi berita yang disampaikan dapat membawa pengaruh positif maupun dapat memunculkan proses kognitif yang salah pada individu. Bandura menyatakan bahwa anakanak dan orang dewasa mendapatkan sikap, emosi tanggapan, dan gaya baru melalui modeling. Contoh aplikasi teori belajar Bandura adalah ketika seorang anak belajar untuk mengendarai sepeda. Ditahap perhatian, si anak akan tertarik mengamati para pengendara sepeda dibanding dengan orang yang melakukan aktifitas lain yang dia anggap kurang menarik. Oleh karena itu, ia akan mengamati bagaimana seseorang mengayuh sepeda. Selanjutnya pada tahap penyimpanan dalam ingatan si anak akan tersimpan bahwa bersepeda itu menyenangkan dan suatu saat jika waktunya tepat ia akan meminta ayahnya 15
  • 16. (semisal) untuk mengajarinya mengendarai sepeda. Semuanya itu kemudian dilaksanakan pada tahap reproduksi di mana si anak kemudian benar-benar belajar mengendarai sepeda bersama sang ayah. Ketika anak itu sudah berhasil, di sinilah tugas sang ayah untuk memberi reward sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan sang anak sekaligus merupakan tahap motivasi.Beberapa contoh lain dijelaskan dalam poin-poin berikut: Iklan mie instan, di iklan tersebut diperlihatkan seseorang yang sedang melihat orang lain makan mie instan dengan nikmatnya, membuatnya pada akhirnya makan mie instan yang sama. Melihat kecelakaan di konser sebuah band nasional yang mengakibatkan seseorang meninggal, seorang pemudi yang tadinya hendak menonton konser band tersebut di kotanya menggagalkan niatnya. Iklan sebuah pasta gigi memperlihatkan seorang anak yang meniru kebiasaan ayahnya makan, ribut sendiri karena menonton bola, dan cara ayahnya menggosok gigi. Seorang balita yang kecanduan rokok dan berkata kasar karena lingkungan (orangorang dewasa) sekitar terbiasa merokok dan berkata kasar. Seorang anak melompat dari lantai 4 sebuah rumah susun dengan menggunakan seprai setelah melihat film superhero. Sosialisasi penggunaan helm dan mengendarai motor yang baik menggunakan suatu film pendek yang mengilustrasikan seorang pemuda yang naik motor ugal-ugalan dan tidak memakai helm, berakibat fatal; kaum muda yang melihatnya menggunakan helm dan berkendara aman tak hanya untuk menghindari ditilang polisi, tetapi untuk mengamankan dirinya. Serangkaian novel yang bercerita tentang percintaan vampir dengan manusia menjadi bestseller, memacu penulis lain untuk menulis novel-novel yang bercerita tentang percintaan vampir-manusia. Seorang selebritis mulai berkecimpung di dunia politik, menambah kesuksesannya, selebritis lain juga akhirnya banyak yang terjun ke dunia politik. Belakangan ini, ada aktor/aktris yang mencoba peruntungan di dunia tarik suara, dan cukup sukses. Melihat hal ini banyak aktor/aktris lain yang mulai ikut-ikutan terjun di dunia tarik suara. 16
  • 17. Sinetron-sinetron yang memiliki high rating saat ini adalah bercerita tentang cinta dan judul sinetronnya adalah nama sang tokoh utama. Banyak sinetron-sinetron baru yang bermunculan bertema cinta dan judulnya pun adalah nama sang tokoh utama. Memenuhi kebutuhan transportasi anak muda, sebuah perusahaan mobil ternama mendesain sebuah mobil yang berjiwa muda, dengan ciri mobil kecil (untuk 4 orang) dan berbentuk kapsul dengan lekukan-lekukan di bodi mobilnya. Melihat jumlah penjualannya, kini banyak produsen mobil yang memproduksi mobil dengan bentuk yang mirip. Sebuah perusahaan telekomunikasi di sebuah negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di Asia memproduksi secara massal ponsel murah dengan tombol QWERTY. Karena jumlah penjualannya, banyak produsen di negara yang sama, bahkan Indonesia sendiri memproduksi ponsel dengan bentuk yang sama. Seorang anak melihat temannya yang terluka karena terkena petasan, anak itu pun menghindari main petasan. Seorang pemuda melihat kesuksesan seorang bintang sepak bola dunia, memacunya untuk berlatih sepak bola sebaik mungkin, berharap bisa mengikuti jejak bintang sepak bola tersebut. Seorang remaja melihat sekelompok remaja lain perform dance dengan gemilang, remaja ini pun mulai belajar dan berlatih dance serupa. Ada seorang yang kecopetan ponselnya yang dia taruh di tasnya, mengetahui hal tersebut, seseorang mengindari menaruh ponsel di tas. Seorang anak melihat ibunya makan bakso, dia juga ingin memakannya dan meminta pada ibunya. Namun, sang ibu menunjukkan ekspresi kepedasan dan akhirnya si anak tidak mau memakan bakso tersebut. E. APLIKASI TEORI BELAJAR SOSIAL TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA Bandura percaya bahwa segala sesuatu yang dapat dipelajari melalui pengalaman langsung juga bisa dipelajari secara tidak langsung melalui observasi. Bandura juga percaya bahwa model akan sangat efektif apabila dilihat sebagai seseorang yang memiliki kehormatan, kompetensi, status tinggi atau kekuasaan. Dan dalam hal ini sebagian besar 17
  • 18. guru memiliki kriteria tersebut sehingga dapat menjadi model yang berpengaruh besar. Guru dapat menjadi model untuk suatu keahlian, strategi pemecahan masalah, kode moral, standar performa, aturan dan prinsip umum, dan kreativitas. Guru juga dapat menjadi model tindakan, yang akan diinternalisasi siswa dan karenanya menjadi standar evaluasi diri. Fase belajar observasional diatur oleh empat variabel yang harus diperhatikan oleh guru. Fase yang pertama yaitu atensional (perhatian), dimana siswa harus menaruh perhatian terhadap sesuatu yang menurutnya menarik, popular, kompeten, atau dikagumi, dan proses itu akan bervariasi seiring dengan pendewasaan dan pengalaman belajar sebelumnya. Yang kedua yaitu retensi, agar dapat meniru perilaku suatu model siswa harus mengingat perilaku itu. Pada fase retensi ini, latihan sangat membantu siswa untuk mengingat elemen-elemen perilaku yang dikehendaki. Yang ketiga produksi, suatu proses pembelajaran dengan memberikan latihan-latihan agar membantu siswa lancer dan ahli dalam menguasai materi pelajaran. Yang terakhir yaitu motivasi. Suatu cara agar dapat mendorong kinerja dan mempertahankan tetap dilakukannya keterampilan yang baru diperoleh dengan memberikan penguatan (bisa berupa nilai dan penghargaan). Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran menurut teori sosial Albert Bandura, seorang guru harus dapat menghadirkan model yang baik. Model yang baik harus dapat mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembelajar sehingga dapat memberi perhatian kepada si pembelajar. Model disini tidak harus dari guru, namun tergantung apa yang akan diajarkan. Teori sosial belajar ini cocok untuk mengajarkan materi yang berupa aspek psikomotorik dan afektif, karena pembelajar langsung dapat memperhatikan, mengingat dan meniru dari model yang dihadirkan. Namun dalam belajar matematika yang diajarkan adalah berupa konsep sehingga guru harus dapat menghadirkan model yang menarik perhatian dan dapat mudah diingat oleh si pembelajar. Penulis berusaha memberi suatu contoh dalam pembelajarn matematika. Misalnya seorang guru akan mengajarkan bagaimana menemukan volume dari balok. Disini dihadirkan/disediakan balok dan kubus yang berukuran 1 satuan kubik sebagai model. Dengan dipraktekkan oleh guru dan ditirukan oleh siswa guru memperagakan bagaimana menentukan volume balok kemudian menentukan rumus volume balok. Dengan demikian diharapkan siswa dapat memperhatikan model dan 18
  • 19. menirukan bagaimana menentukan rumus volume balok, dan pembelajar harus mengingatnya. Selanjutnya pembelajar dituntut untuk dapat mampu meniru pemodelan tersebut. Beberapa proses ini akan lebih berhasil jika ada motivasi yang kuat dari pembelajar untuk mempelajarinya. 19
  • 20. BAB III PENUTUP Teori belajar sosial atau teori observasional dikembangkan oleh Albert Bandura (1969), seorang tokoh psikologi yang menganut aliran Behaviorisme.Bandura kini menjabat sebagai David Starr Jordan Professor of Social Science di Fakultas Psikologi Universitas Stanford. Teori belajar sosial adalah pembelajaran yang terjadi ketika seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain. Dengan kata lain, informasi diperoleh dengan memerhatikan kejadian-kejadian dalam lingkungan. Dalam percobaan boneka Bobo, Bandura mengilustrasikan bagaimana pembelajaran sosial dapat terjadi bahkan dengan menyaksikan seorang model yang tidak diperkuat atau dihukum.Dalam eksperimen tersebut, anak – anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.Eksperimen tersebut juga menunjukkan perbedaan pembelajaran dan kinerja.Model determinisme pembelajaran resiprokal Albert Bandura mencakup tiga faktor utama : person/kognisi, perilaku, dan lingkungannya. Faktor person (kognitif) yang ditekankan Bandura belakangan ini adalah self-efficiacy, keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai dan menghasilkan hasil positif. Konsep utama dari teori belajar Albert Bandura adalah pemodelan, belajar vicarious, dan perilaku diatur-sendiri.Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar sosial.Bandura mengklasifikasi empat fase belajar dari pemodelan, yaitufase atensi yang merupakan fasememberikan perhatian pada suatu model, faseretensional yang merupakan fase pengkodean tingkah laku model dan menyimpan kode-kode itu di dalam ingatan (memori jangka panjang), fase reproduksi yang merupakan fase dimana kode-kode dalam memori membimbing penampilan yang sebenarnya dari tingkah laku yang baru diamati, dan yang terakhir adalah fasemotivasional yang merupakan fase dimana si pengamat akan termotivasi untuk meniru model, sebab mereka merasa bahwa dengan berbuat seperti model, mereka akan memperoleh penguatan.Belajar Vicarious, merupakan cara belajar dengan melihat orang diberi reinforcement atau dihukum waktu terlibat dalam perilakuperilaku tertentu.Perilaku diatur-sendiri, Bandura mengatakan bahwa perilaku manusia 20
  • 21. sebagian besar merupakan perilaku yang diatur oleh dirinya sendiri (self-regulated behavior). Teori belajarsosial Albert Bandura memiliki kekurangan dan kelebihan sebagai teori belajar. Aplikasi dari teori belajar ini telah banyak contohnya dan utamanya teori belajar sosial dapat diaplikasikan terhadap pembelajaran Matematika. Dalam proses pembelajaran menurut teori sosial Albert Bandura, seorang guru harus dapat menghadirkan model yang baik. Model yang baik harus dapat mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembelajar sehingga dapat memberi perhatian kepada si pembelajar. 21
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Santrock, John. W. 2008. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua .Jakarta : Kencana Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : PT Bumi Aksara Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga Hergenhahn, B.R., Olson, Matthew H. 2008. Theories of Learning (Teori Belajar), edisi ke-7. Jakarta: Kencana Prenada Media Group 22