SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 203
Downloaden Sie, um offline zu lesen
LAMPIRAN IV : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI 
NOMOR : 12 TAHUN 2007 
TANGGAL : 12 MARET 2007 
PANDUAN TEKNIS 
PENGOLAHAN DATA 
PROFIL DESA DAN 
KELURAHAN 
DIREKTORAT JENDERAL 
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA 
DEPARTEMEN DALAM NEGERI 
2009
Lampiran IV 
2 
BAB I 
PENGERTIAN 
a. Profil Desa/Kelurahan adalah gambaran menyeluruh tentang 
karakter Desa dan Kelurahan yang meliputi data dasar keluarga, 
potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan, 
prasarana dan sarana serta perkembangan kemajuan dan 
permasalahan yang dihadapi desa dan kelurahan. 
b. Penyusunan adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan dan 
publikasi data profil desa dan kelurahan yang meliputi data dasar 
keluarga, data potensi desa dan kelurahan serta tingkat 
perkembangan desa dan kelurahan. 
c. Pendayagunaan adalah berbagai upaya memanfaatkan data dasar 
keluarga, data potensi desa dan kelurahan serta tingkat 
perkembangan desa dan kelurahan dalam sistem perencanaan dan 
evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan 
pembinaan kemasyarakatan. 
d. Pendataan adalah kegiatan pengumpulan fakta dan informasi melalui 
pengisian daftar isian data dasar keluarga, potensi desa dan 
kelurahan serta tingkat perkembangan desa dan kelurahan. 
e. Pembangunan Desa dan Kelurahan adalah seluruh kegiatan 
pembangunan yang berlangsung di Desa dan Kelurahan yang 
dilaksanakan secara terpadu dengan mengembangkan swadaya 
gotong royong masyarakat. 
f. Potensi Desa/Kelurahan adalah keseluruhan sumber daya yang 
dimiliki atau digunakan oleh Desa dan Kelurahan baik sumber daya 
alam, sumber daya manusia dan kelembagaan maupun prasarana 
dan sarana untuk mendukung percepatan kesejahteraan masyarakat. 
g. Tingkat Perkembangan Desa/Kelurahan adalah status tertentu dari 
capaian hasil kegiatan pembangunan yang dapat mencerminkan 
tingkat kemajuan dan/atau keberhasilan masyarakat, pemerintahan 
Desa/Kelurahan serta pemerintahan daerah dalam melaksanakan 
pembangunan di Desa dan Kelurahan. 
h. Desa/Kelurahan Cepat Berkembang adalah Jika perolehan total skor 
pengukuran mencapai lebih dari 90% dari total skor maksimal tingkat 
perkembangan desa dan kelurahan tahunan. 
i. Desa/Kelurahan Berkembang adalah Jika perolehan total skor 
mencapai 60% sampai 90% dari total skor maksimal tingkat 
perkembangan desa dan kelurahan tahunan. 
j. Desa/Kelurahan Lamban Berkembang adalah Jika perolehan total 
skor mencapai 30% sampai 60% dari total skor maksimal tingkat 
perkembangan desa dan kelurahan tahunan. 
k. Desa/Kelurahan Kurang Berkembang adalah Jika perolehan total 
skor mencapai kurang dari 30% dari total skor maksimal tingkat 
perkembangan desa dan kelurahan tahunan. 
l. Desa/Kelurahan Swasembada adalah jika nilai total skor yang 
diperoleh mencapai lebih dari 80% dari skor maksimal tingkat 
perkembangan lima tahunan. 
m. Desa/Kelurahan Swakarya adalah jika nilai total skor yang diperoleh 
mencapai 60% sampai 80% dari skor maksimal tingkat perkembangan 
lima tahunan.
Lampiran IV 
n. Desa/Kelurahan Swadaya adalah jika nilai total skor yang diperoleh 
mencapai kurang dari 60% dari skor maksimal tingkat perkembangan 
lima tahunan. 
o. Kategori Mula adalah desa/kelurahan yang membutuhkan prioritas 
penanganan pada masalah pemenuhan kebutuhan dasar seperti 
ekonomi, pendidikan dan kesehatan. 
p. Kategori Madya adalah desa/kelurahan yang membutuhkan prioritas 
penanganan pada masalah keamanan dan ketertiban, kesadaran 
politik dan kebangsaan, peranserta masyarakat dalam pembangunan 
dan kinerja lembaga kemasyarakatan. 
q. Kategori Lanjut adalah desa/kelurahan yang membutuhkan prioritas 
penanganan masalah yang terkait dengan kinerja pemerintahan desa 
dan kelurahan serta pembinaan dan pengawasan dalam 
penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan. 
r. Desa/Kelurahan Miskin adalah desa/kelurahan yang potensi 
umumnya rendah, laju perkembangannya lamban dan kurang 
berkembang serta status perkembangannya berada pada tingkat 
swadaya dengan kategori mula, madya dan lanjut. 
s. Data dasar keluarga adalah gambaran menyeluruh potensi dan 
perkembangan keluarga yang meliputi potensi sumber daya manusia, 
perkembangan kesehatan dan pendidikan, penguasaan aset ekonomi 
dan sosial keluarga, partisipasi anggota keluarga dalam proses 
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta berbagai 
permasalahan kesejahteraan keluarga dan perkembangan keamanan 
dan ketertiban di lingkungannya. 
t. Registrasi ibu dan anak tingkat dusun/lingkungan yang 
selanjutnya disebut RIAD adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan 
dan analisis serta publikasi dan pendayagunaan data perkembangan 
ibu dan anak di tingkat dusun dan lingkungan berdasarkan data 
dasar keluarga di setiap dusun dan lingkungan. 
u. Tipologi Desa/Kelurahan adalah kondisi spesifik keunggulan potensi 
sumber daya alam, sumber daya manusia dan potensi kelembagaan 
serta potensi prasarana dan sarana dalam menentukan arah 
pengembangan dan pembinaan masyarakat berdasarkan karakteristik 
keunggulan komparatif dan kompetitif dari setiap desa dan 
kelurahan. 
3
Lampiran IV 
4 
BAB II 
PROFIL DESA DAN KELURAHAN 
Profil Desa dan Kelurahan adalah gambaran menyeluruh tentang 
karakter Desa dan Kelurahan yang meliputi data dasar keluarga, data 
potensi desa/kelurahan dan data tingkat perkembangan desa/kelurahan. 
Data dasar keluarga terdiri dari data potensi sosial ekonomi keluarga, 
kesehatan individua, kelompok dan lingkungan keluarga, data pendidikan, 
penguasaan aset ekonomi dan sosial budaya serta tingkat kesejahteraan 
keluarga dan perkembangan keamanan dan ketertiban keluarga. potensi 
desa dan kelurahan terdiri atas data potensi sumber daya alam, sumber 
daya manusia, kelembagaan, prasarana dan sarana. 
A. DATA DASAR KELUARGA 
Data dasar keluarga berisikan gambaran menyeluruh potensi dan 
perkembangan keluarga yang meliputi: 
1. potensi sumber daya manusia; 
2. perkembangan kesehatan; 
3. perkembangan pendidikan; 
4. penguasaan aset ekonomi dan sosial keluarga; 
5. partisipasi anggota keluarga dalam proses pemerintahan, pembangunan 
dan kemasyarakatan; 
6. berbagai permasalahan kesejahteraan keluarga; dan 
7. perkembangan keamanan dan ketertiban di lingkungannya. 
Daftar isian data dasar keluarga yang diisi oleh kepala keluarga 
selanjutnya di dihimpun dan diolah oleh Pokja Profil Desa/Kelurahan di 
tingkat Desa/Kelurahan. Pokja melaksanakan kegiatan tabulasi dan 
rekapitulasi data dasar keluarga dari tingkat RT, RW, Dusun/Lingkungan 
sampai tingkat Desa/Kelurahan. Data hasil rekapitulasi selanjutnya 
dijadikan input dalam mengisi daftar isian registrasi ibu dan anak tingkat 
dusun/lingkungan (RIAD) untuk mendata perkembangan kualitas hidup ibu 
dan anak dan lingkungannya di setiap Dasawisma di RT, RW, 
Dusun/Lingkungan. Data yang dikumpulkan melalui instrumen 
pengumpulan data RIAD dimaksud selanjutnya diolah dengan 
menggunakan cara manual maupun program aplikasi RIAD. Output 
pengolahan data RIAD dijadikan input analisis situasi ibu dan anak tingkat 
dusun/lingkungan dan desa/kelurahan (ASIA) tingkat Desa/Kelurahan. 
Data hasil ASIA dimaksud selanjutnya menjadi input bagi formulasi 
kebijakan intervensi perbaikan kualitas hidup ibu dan anak mulai di tingkat 
dusun/lingkungan. 
Output RIAD dan ASIA adalah data profil keluarga dari aspek 
kependudukan dan KB, kesehatan, pendidikan, ekonomi/pendapatan, sosial 
dan budaya, peranserta dalam proses politik dan pembangunan, 
penguasaan aset produksi, sumber daya alam dan lingkungan, serta 
permasalahan kesejahteraan keluarga lainnya di setiap rumah tangga. 
Berdasarkan profil permasalahan kualitas manusia di tingkat keluarga 
dimaksud, pemerintah, dunia usaha dan masyarakat akan memanfaatkan 
data dasar keluarga dimaksud dalam proses pilihan alternatif intervensi 
kebijakan bagi perbaikan kualitas manusia Indonesia seluruhnya. Program 
Keluarga Siaga, Keluarga Harapan, Desa Siaga, serta berbagai program 
pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat di tingkat 
keluarga, dusun/lingkungan bahkan sampai ke tingkat desa dan kelurahan 
diharapkan memanfaatkan data dari hasil olahan data dasar keluarga.
Lampiran IV 
5 
B. DATA POTENSI DESA DAN KELURAHAN 
Data potensi desa/kelurahan terdiri dari data potensi umum SDA, 
SDM, Prasarana dan Sarana serta Kelembagaan. Hubungan antara keempat 
variabel ini bersifat kausalitas. Sumber daya alam diciptakan Tuhan YME 
dan diserahkan pengelolaannya kepada Manusia sebagai puncak dari segala 
ciptaan untuk dikuasai, diolah, dimanfaatkan, dilindungi, dijaga, 
dikembangbiakkan dan dilestarikan serta dipertanggungjawabkan kembali 
kepada Pencipta, Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa. Output sinerjitas 
kausalitas SDM dan SDA tampak secara nyata dalam bentuk berbagai jenis 
prasarana dan sarana atau infrastruktur fisik dan non fisik. Prasarana dan 
sarana ini harus dijamin pelestariannya, pemenuhan nilai kemanfaatannya 
dan dilembagakan atau diinternalisasi dalam sistem sosial dan pranata 
lainnya sehingga tampak dalam bentuk kelembagaan atau institusi dalam 
segala dimensi kehidupan. Hal itu berarti interaksi kausalitas SDA dan SDM 
menghasilkan prasarana dan sarana yang nilai kemanfaatannya dilestarikan 
melalui sistem kelembagaan. Progresivitas interaksi kausalitas ini 
menghasilkan suatu potensi yang perlu dikelola dengan cermat agar mampu 
memberikan nilai aksiologis yang optimal bagi kesejahteraan manusia. 
Kumpulan data dimaksud dikelompokkan ke dalam Data Potensi 
Desa/Kelurahan. Dengan demikian, output dari interaksi antara SDM dan 
SDA berupa prasarana dan sarana serta kelembagaan merupakan ruang 
lingkup dan jenis data dari potensi desa/kelurahan. 
1. RUANG LINGKUP DATA POTENSI DESA DAN KELURAHAN 
Ruang lingkup data potensi Desa/Kelurahan terdiri dari 4 (empat) 
variabel yaitu: 
(1) Potensi Sumber Daya Alam; 
(2) Potensi Sumber Daya Manusia; 
(3) Potensi Kelembagaan; 
(4) Potensi Prasarana dan Sarana. 
POTENSI DESA/ 
KELURAHAN 
SUMBER 
DAYA 
MANUSIA 
SUMBER 
DAYA 
KELEMBAGAAN 
SUMBER 
DAYA 
ALAM 
PRASARANA 
DAN 
SARANA
Lampiran IV 
6 
2. JENIS DATA POTENSI DESA/KELURAHAN 
Ruang lingkup dan jenis data potensi desa dan kelurahan selengkapnya 
sebagaimana pada tabel berikut. 
Tabel 1 : Ruang Lingkup dan Jenis Data Potensi Desa/Kelurahan 
No Potensi No Jenis Data 
A SUMBER DAYA ALAM 
1 Potensi umum: batas dan luas 
wilayah, iklim, jenis dan 
kesuburan tanah, orbitasi, 
bentangan wilayah dan letak; 
2 Pertanian 
3 Perkebunan 
4 Kehutanan 
5 Peternakan 
6 Perikanan 
7 Bahan galian/Pertambangan 
8 Sumber daya air 
9 Kualitas Lingkungan 
10 Ruang Publik/Taman 
11 Wisata 
B SUMBER DAYA MANUSIA 
1 Jumlah 
2 Usia 
3 Pendidikan 
4 Mata Pencaharian Pokok 
5 Agama dan aliran kepercayaan 
6 Cacat Mental dan Fisik 
7 Kewarganegaraan 
8 Etnis/Suku Bangsa 
9 Tenaga Kerja 
C KELEMBAGAAN 
1 Lembaga pemerintahan desa/ 
kelurahan 
2 Lembaga kemasyarakatan 
3 Lembaga Sosial Kemasyarakatan 
4 Organisasi profesi 
5 Partai Politik 
6 Lembaga Perekonomian 
7 Lembaga Pendidikan 
8 Lembaga Adat 
9 Lembaga Keamanan/Ketertiban 
D PRASARANA DAN SARANA 
1 Transportasi 
2 Informasi dan Komunikasi 
3 Air bersih dan Sanitasi 
4 Prasarana dan Kondisi Irigasi 
5 Pemerintahan 
6 Kemasyarakatan 
7 Peribadatan 
8 Olah raga
Lampiran IV 
7 
9 Kesehatan 
10 Pendidikan 
11 Energi dan Penerangan 
12 Hiburan dan Wisata 
13 Kebersihan 
3. ANALISIS DATA POTENSI DESA/KELURAHAN 
Data SDA, SDM, Prasarana dan Sarana serta Kelembagaan yang telah 
dikumpulkan Pokja Profil di tingkat desa dan kelurahan selanjutnya perlu 
diolah dan dianalisis oleh Tim Pengolahan Data Profil di tingkat 
Desa/Kelurahan dan tingkatan selanjutnya. Tujuan analisis data potensi 
Desa/Kelurahan dimaksudkan untuk mengetahui perubahan potensi 
sumber daya alam, sumber daya manusia, potensi kelembagaan dan 
potensi sarana dan prasarana yang dimiliki Desa/Kelurahan. Dari potensi 
tersebut, dapat diketahui potensi pengembangannya pada masa mendatang. 
Selain itu, analisis potensi Desa dan Kelurahan juga ditujukan untuk 
mengetahui faktor penghambat pengembangan yang dihadapi Desa dan 
Kelurahan, baik faktor penghambat penduduk, faktor penghambat 
kelembagaan, faktor penghambat prasarana dan sarana maupun faktor 
penghambat sumber daya alam. Dari data potensi Desa dan Kelurahan 
dapat diketahui atau dirumuskan beberapa hal, yaitu : 
(1) Tingkatan Potensi Umum 
(2) Potensi pengembangan 
(3) Tipologi Desa/Kelurahan 
(4) Kendala­kendala 
pengembangan desa/kelurahan 
3.1. Analisis Potensi Umum 
Analisis Potensi umum dimulai dengan klarifikasi dan verifikasi data 
sumber daya alam, sumber daya manusia, prasarana dan sarana serta 
kelembagaan yang sudah dikumpulkan dalam daftar isian masing­masing. 
Data potensi yang valid dan reliabel itu selanjutnya diolah baik 
menggunakan program aplikasi maupun secara manual. Analisis data 
sumber daya alam didasarkan pada data potensi pertanian, potensi 
kehutanan, potensi lingkungan dan udara, potensi peternakan, potensi 
perkebunan, potensi bahan galian/pertambangan, potensi sumber daya air, 
potensi kelautan dan perikanan, potensi ruang publik/taman dan potensi 
wisata. 
Analisis Potensi Sumber Daya Manusia didasarkan pada data potensi 
jumlah penduduk dan jender, potensi umur dan jenis kelamin, potensi 
pendidikan dan mata pencaharian/pekerjaan, potensi agama, potensi 
keragaman etnis dan suku bangsa, tenaga kerja, dan jumlah penduduk 
menurut kecacatan. Analisis Potensi Kelembagaan didasarkan pada data 
potensi lembaga pemerintahan desa/kelurahan, lembaga kemasyarakatan 
desa dan kelurahan, lembaga sosial kemasyarakatan, organisasi profesi 
partai politik, lembaga perekonomian, lembaga pendidikan dan lembaga 
Adat. 
Sedangkan Analisis Potensi Sarana dan Prasarana didasarkan pada 
perkembangan data potensi sarana dan prasarana transportasi, informasi 
dan komunikasi, prasarana air bersih dan sanitasi, prasarana dan kondisi 
irigasi, prasarana dan sarana pemerintahan, prasarana dan sarana lembaga 
kemasyarakatan, prasarana peribadatan, prasarana olah raga, prasarana 
dan sarana kesehatan, prasarana dan sarana pendidikan, prasarana dan 
sarana energi dan penerangan serta prasarana dan sarana hiburan dan 
wisata.
Lampiran IV 
Setelah data dari setiap variabel diklarifikasi kebenarannya oleh Pokja, 
langkah selanjutnya adalah memberikan nilai atau skoring terhadap setiap 
jawaban terhadap daftar pertanyaan yang diisi oleh Tim Pengumpul tingkat 
desa/kelurahan. Jawaban terhadap setiap jenis data yang dipertanyakan 
dalam daftar isian data potensi desa/kelurahan selanjutnya diberikan skor 
standar nasional untuk mengukur tinggi rendahnya potensi yang diukur. 
Daftar skor bagi setiap pertanyaan sebagaimana pada tabel berikut. 
8 
Tabel 2 
Skor Potensi Desa dan Kelurahan 
I. POTENSI SUMBER DAYA ALAM 
No POTENSI SDA Ukuran Skor 
A BATAS WILAYAH Bila belum ada penataan batas 0 
Bila ada kesepakatan batas dalam 
Perdes/Perda tentang batas desa/kel. 
5 
Bila belum ada peta tetapi batasnya 
jelas 
8 
Bila ada peta dan batasnya sudah jelas 10 
B LUAS WILAYAH 
1 Luas Pemukiman Bila, luas pemukiman mencapai 
Kurang dari 50 ha 2 
50 – 100 ha 4 
100 – 500 ha 6 
500 – 1000 ha 8 
Lebih dari 1000 ha 10 
2 Luas Persawahan Bila, luas persawahan mencapai 
Kurang dari 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10 
3 Luas Perkebunan Bila, luas perkebunan mencapai 
Kurang dari 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10 
4 Luas Kuburan Bila, luas kuburan mencapai 
Kurang dari 0,1 ha 2 
0,1 – 1,0 ha 4 
1,0 – 5,0 ha 6 
5,0 – 10,0 ha 8 
> 10,0 ha 10 
5 Luas Pekarangan Bila, luas pekarangan mencapai 
Kurang dari 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10
Lampiran IV 
9 
6 Luas Taman Bila, luas taman mencapai 
Kurang dari 0,1 ha 2 
0,1 – 1,0 ha 4 
1,0 – 3,0 ha 6 
3,0 – 5,0 ha 8 
> 5,0 ha 10 
7 Perkantoran Bila, luas lahan perkantoran 
Kurang dari 0,1 ha 2 
0,1 – 1,0 ha 4 
1,0 – 3,0 ha 6 
3,0 – 5,0 ha 8 
> 5,0 ha 10 
8 Luas Prasarana umum 
lainnya 
Bila, luas tanah mencapai 
Kurang dari 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10 
C 
TANAH SAWAH 
1 Luas Sawah Irigasi 
Teknis 
Bila luas sawah irigasi teknis 
Kurang dari 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10 
2 Luas Sawah Irigasi ½ 
Teknis 
Bila luas sawah irigasi teknis 
Kurang dari 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10 
3 Luas Sawah Tadah 
Hujan 
Bila luas sawah tadah hujan 
Kurang dari 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10 
4 Luas Sawah Pasang 
Surut 
Bila luas sawah pasang surut 
Kurang dari 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10
Lampiran IV 
10 
D TANAH KERING 
1 Luas Tegal/Ladang Bila luas tegalan/ladang 
Kurang dari 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10 
2 Luas Pemukiman Bila luas pemukiman 
Kurang dari 50 ha 2 
50 – 100 ha 4 
100 – 500 ha 6 
500 – 1000 ha 8 
> 1000 ha 10 
3 Luas Pekarangan Bila luas pekarangan 
Kurang dari 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10 
E TANAH BASAH 
1 Luas Tanah Rawa Bila luas tanah rawa 
Kurang dari 10 ha 8 
10 – 50 ha 6 
50 – 100 ha 4 
100 – 500 ha 2 
> 500 ha 1 
2 Luas Pasang Surut Bila luas daerah pasang surut 
Kurang dari 10 ha 8 
10 – 50 ha 6 
50 – 100 ha 4 
100 – 500 ha 2 
> 500 ha 1 
3 Luas Lahan Gambut Bila luas lahan gambut 
Kurang dari 10 ha 8 
10 – 50 ha 6 
50 – 100 ha 4 
100 – 500 ha 2 
> 500 ha 1 
4 Luas Situ/Waduk/ 
Danau 
Bila luas situ/waduk/danau 
Kurang dari 1 ha 2 
1,0 – 5,0 ha 4 
5,0 – 10,0 ha 6 
10 – 15 ha 8 
Lebih dari 15 ha 10
Lampiran IV 
11 
F TANAH PERKEBUNAN 
1 Luas perkebunan rakyat Bila luas perkebunan rakyat 
Kurang dari 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10 
2 Luas perkebunan 
negara 
Bila luas perkebunan negara 
Kurang dari 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10 
3 Luas perkebunan 
swasta 
Bila luas perkebunan swasta 
Kurang dari 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10 
4 Luas perkebunan 
perorangan 
Bila luas perkebunan perorangan 
Kurang dari 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10 
G TANAH FASILITAS UMUM 
1 Luas tanah kas 
desa/kelurahan 
Bila luas tanah kas desa/kelurahan 
Kurang dari 1 ha 2 
1,0 – 5,0 ha 4 
5,0 – 10,0 ha 6 
10 – 15 ha 8 
Lebih dari 15 ha 10 
2 Luas Tanah Bengkok Bila luas tanah bengkok 
Kurang dari 1 ha 2 
1,0 – 5,0 ha 4 
5,0 – 10,0 ha 6 
10 – 15 ha 8 
Lebih dari 15 ha 10 
3 Luas tanah titi sara Bila luas tanah titi sara 
Kurang dari 1 ha 2 
1,0 – 5,0 ha 4 
5,0 – 10,0 ha 6 
10 – 15 ha 8 
Lebih dari 15 ha 10
Lampiran IV 
12 
4 Luas kebun desa Bila luas kebun desa 
Kurang dari 1 ha 2 
1,0 – 5,0 ha 4 
5,0 – 10,0 ha 6 
10 – 15 ha 8 
Lebih dari 15 ha 10 
5 Luas sawah desa Bila luas sawah desa 
Kurang dari 1 ha 2 
1,0 – 5,0 ha 4 
5,0 – 10,0 ha 6 
10 – 15 ha 8 
Lebih dari 15 ha 10 
6 Luas lapangan olahraga Bila luas lapangan olahraga 
Kurang dari 1 ha 8 
1,0 – 5,0 ha 6 
5,0 – 10,0 ha 4 
10 – 15 ha 2 
Lebih dari 15 ha 1 
7 Luas Perkantoran 
pemerintah 
Bila luas perkantoran pemerintah 
Kurang dari 1 ha 2 
1,0 – 5,0 ha 4 
5,0 – 10,0 ha 6 
10 – 15 ha 8 
Lebih dari 15 ha 10 
8 Luas ruang 
publik/taman kota 
Bila luas ruang publik/taman 
Kurang dari 1 ha 2 
1,0 – 5,0 ha 4 
5,0 – 10,0 ha 6 
10 – 15 ha 8 
Lebih dari 15 ha 10 
9 Luas tempat 
pemakaman umum 
Bila luas tempat pemakaman umum 
Kurang dari 1 ha 8 
1,0 – 5,0 ha 6 
5,0 – 10,0 ha 4 
10 – 15 ha 2 
Lebih dari 15 ha 1 
10 Luas tempat 
pembuangan sampah 
Bila luas tempat pembuangan sampah. 
Kurang dari 1 ha 2 
1,0 – 5,0 ha 4 
5,0 – 10,0 ha 6 
10 – 15 ha 8 
Lebih dari 15 ha 10 
11 Luas tanah bangunan 
sekolah/perguruan 
tinggi 
Bila luas bangunan sekolah/ perguruan 
tinggi
Lampiran IV 
Kurang dari 1 ha 2 
1,0 – 5,0 ha 4 
5,0 – 10,0 ha 6 
10 – 15 ha 8 
> 15 ha 10 
13 
12 Luas pertokohan Bila luas pertokohan 
Kurang dari 1 ha 2 
1,0 – 5,0 ha 4 
5,0 – 10,0 ha 6 
10 – 15 ha 8 
Lebih dari 15 ha 10 
13 Luas fasilitas pasar Bila luas fasilitas pasar 
Kurang dari 1 ha 2 
1,0 – 5,0 ha 4 
5,0 – 10,0 ha 6 
10 – 15 ha 8 
Lebih dari 15 ha 10 
14 Luas terminal Bila luas terminal 
Kurang dari 1 ha 8 
1,0 – 5,0 ha 6 
5,0 – 10,0 ha 4 
10 – 15 ha 2 
Lebih dari 15 ha 1 
15 Luas tanah utk jalan Bila luas jalan 
Kurang dari 10 ha 8 
10 – 50 ha 6 
50 – 100 ha 4 
100 – 500 ha 2 
> 500 ha 1 
16 Luas daerah tangkapan 
air 
Bila luas daerah tangkapan air 
Kurang dari 1 ha 8 
1,0 – 5,0 ha 6 
5,0 – 10,0 ha 4 
10 – 15 ha 2 
Lebih dari 15 ha 1 
17 Luas usaha perikanan Bila luas lahan usaha perikanan 
Kurang dari 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10 
18 Luas lahan aliran listrik 
tegangan tinggi 
Bila luas sutet/aliran listrik tegangan 
tinggi. 
Kurang dari 1 ha 8 
1,0 – 5,0 ha 6 
5,0 – 10,0 ha 4 
10 – 15 ha 2 
> 15 ha 1
Lampiran IV 
14 
H TANAH HUTAN 
1 Luas hutan lindung Bila luas hutan lindung 
Kurang dari 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10 
2 Luas hutan produksi Bila luas hutan produksi 
Kurang dari 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10 
3 Luas hutan produksi 
tetap 
Bila luas hutan produksi tetap 
Kurang dari 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10 
4 Luas hutan terbatas Bila luas hutan terbatas 
< 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10 
5 Luas hutan konservasi Bila luas hutan konservasi 
Kurang dari 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10 
6 Luas hutan adat Bila luas hutan adat 
Kurang dari 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10 
7 Luas hutan asli Bila luas hutan asli 
Kurang dari 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10 
8 Luas hutan sekunder Bila luas hutan sekunder 
Kurang dari 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6
Lampiran IV 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10 
15 
9 Luas hutan buatan Bila luas hutan buatan 
Kurang dari 10 ha 8 
10 – 50 ha 6 
50 – 100 ha 4 
100 – 500 ha 2 
> 500 ha 
10 Luas hutan mangrove Bila luas hutan mangrove 
Kurang dari 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10 
11 Luas hutan suaka alam Bila luas hutan suaka alam 
Kurang dari 10 ha 8 
10 – 50 ha 6 
50 – 100 ha 4 
100 – 500 ha 2 
> 500 ha 
12 Luas hutan suaka 
margasatwa 
Bila luas hutan suaka margasatwa 
Kurang dari 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10 
2 Luas hutan rakyat Bila luas hutan rakyat 
Kurang dari 10 ha 2 
10 – 50 ha 4 
50 – 100 ha 6 
100 – 500 ha 8 
> 500 ha 10 
I IKLIM 
1 Curah hujan 
Bila kurang dari 1500 mm/tahun 1 
1500 – 2500 mm/tahun 5 
Lebih dari 2500 mm/tahun 1 
2 Jumlah bulan hujan Bila rata­rata 
curah hujan 
Kurang dari 2 bulan 2 
2 – 4 bulan 5 
4 – 6 bulan 8 
> 6 bulan 3 
3 Kelembaban Bila rata­rata 
kelembaban 
Kurang dari 2 bulan 2 
2 – 4 bulan 5 
4 – 6 bulan 8 
> 6 bulan 3
Lampiran IV 
16 
4 Suhu harian rata­rata 
Bila suhu rata­rata 
Kurang dari 10 0C 2 
10 – 15 0C 4 
15 – 20 0C 6 
20 – 25 0C 8 
25 – 30 0C 10 
> 30 0C 2 
J KESUBURAN TANAH 
1 Warna tanah Bila warna tanah 
> 60 % Kuning 4 
> 60 % Merah 6 
> 60 % Abu­abu 
8 
> 60 % Hitam 10 
2 Tekstur tanah Bila tekstur tanah: 
Debuan 4 
Pasiran 6 
Lempungan 8 
3 Tingkat Kemiringan 
Tanah 
Bila kemiringan tanah antara 0 – 100 9 
10 ­250 
8 
25 ­500 
6 
50 ­750 
4 
> 750 2 
4 Lahan Kritis Bila luas lahan kritis 
Kurang dari 5% dari luas wilayah 8 
5 – 15 % dari luas wilayah 6 
15 – 30 % dari luas wilayah 4 
30 – 45 % dari luas wilayah 2 
> 45 % dari luas wilayah 1 
5 Lahan Terlantar Bila luas lahan terlantar 
Kurang dari 5% dari luas wilayah 8 
5 – 15 % dari luas wilayah 6 
15 – 30 % dari luas wilayah 4 
30 – 45 % dari luas wilayah 2 
> 45 % dari luas wilayah 1 
6 Tingkat erosi tanah Bila tidak pernah terjadi erosi 8 
Terjadi erosi ringan 4 
Terjadi erosi sedang 2 
Terjadi erosi berat 0 
K TOPOGRAFI 
Luas Bentangan Wilayah 
1 Bentangan dataran 
rendah 
Bila terdapat 
Kurang dari 10% dari luas wilayah 3 
10 – 40% dari luas wilayah 5 
40 – 70% dari luas wilayah 7 
> 70% dari luas wilayah 9
Lampiran IV 
17 
2 Bentangan daerah 
berbukit ­bukit 
Bila terdapat 
Kurang dari 10% dari luas wilayah 9 
10 – 40% dari luas wilayah 7 
40 – 70% dari luas wilayah 5 
> 70% dari luas wilayah 2 
3 Bentangan dataran 
tinggi 
Bila terdapat 
Kurang dari 10% dari luas wilayah 9 
10 – 40% dari luas wilayah 7 
40 – 70% dari luas wilayah 5 
> 70% dari luas wilayah 2 
4 Bentangan wilayah 
lereng 
Bila terdapat 
Kurang dari 10% dari luas wilayah 9 
10 – 40% dari luas wilayah 7 
40 – 70% dari luas wilayah 5 
> 70% dari luas wilayah 2 
5 Bentangan tepi pantai Bila terdapat 
Kurang dari 10% dari luas wilayah 9 
10 – 40% dari luas wilayah 7 
40 – 70% dari luas wilayah 5 
> 70% dari luas wilayah 2 
6 Bentangan kawasan 
rawa 
Bila terdapat bentangan rawa 
Kurang dari 10% dari luas wilayah 9 
10 – 40% dari luas wilayah 7 
40 – 70% dari luas wilayah 5 
> 70% dari luas wilayah 2 
7 Bentangan kawasan 
gambut 
Bila terdapat bentangan lahan gambut 
Kurang dari 10% dari luas wilayah 9 
10 – 40% dari luas wilayah 7 
40 – 70% dari luas wilayah 5 
> 70% dari luas wilayah 2 
8 Bentangan aliran 
sungai 
Bila desa/kelurahan berada dalam 
Kurang dari 10% dari luas bentangan 
sungai 
9 
10 – 40% dari luas bentangan sungai 7 
40 – 70% dari luas bentangan sungai 5 
> 70% dari luas bentangan sungai 3 
9 Bantaran sungai Bila desa / kelurahan berada di 
< 10% dari daerah bantaran sungai 9 
10 – 40% dari daerah bantaran sungai 7 
40 – 70% dari daerah bantaran sungai 5 
> 70% dari daerah bantaran sungai 2
Lampiran IV 
18 
L LETAK Bila letak wilayah desa/kelurahan 
Bukan di kawasan DAS, Bantara 
Sungai, rawan banjir, potensial tsunami 
dan rawan jalur gempa bumi & kawasan 
rawan gunung berapi 
10 
Di kawasan DAS, Bantara Sungai , 
rawan banjir, potensial tsunami, rawan 
jalur gempa bumi & kawasan rawan 
gunung berapi 
5 
M ORBITASI 
1 Jarak ke ibu kota 
kecamatan 
Bila, lama tempuh ke ibukota 
kecamatan lebih dari 3 jam 
2 
2 – 3 jam 4 
1 – 2 jam 6 
Kurang dari 1 jam 8 
Bila kendaraan umum ke ibu kota ada 
5 
tapi terbatas 
Bila kendaraan umum tidak ada 0 
2 Jarak ke ibu kota 
Kabupaten/kota 
Bila, lama tempuh ke ibukota lebih dari 
6 jam 
2 
3 – 6 jam 4 
1 – 3 jam 6 
Kurang dari 1 jam 8 
Bila kendaraan umum ke ibu kota ada 
5 
tapi terbatas 
Bila kendaraan umum tidak ada 0 
3 Jarak ke ibu kota 
provinsi 
Bila, lama tempuh ke ibukota lebih dari 
12 jam 
2 
6 – 12 jam 4 
4 – 6 jam 6 
2 – 4 jam 7 
1 – 2 jam 8 
Kurang dari 1 jam 9 
Bila kendaraan umum ke ibu kota ada 
3 
tapi terbatas 
Bila kendaraan umum banyak tersedia 5 
Bila kendaraan umum tidak ada 0 
N PERTANIAN 
N1 Tanaman Pangan 
1 Kepemilikan Lahan Pertanian tanaman pangan 
a Memiliki lahan pertanian 
kurang dari 50 ha 
Bila jumlah keluarga mencapai 
< 10 % dari jumlah total keluarga 2 
10 – 40 % dari jumlah total keluarga 4 
40 – 80 % dari jumlah total keluarga 6 
> 80 % dari jumlah total keluarga 8 
b Memiliki lahan pertanian 
lebih dari 50 ha 
Bila jumlah keluarga mencapai 
< 10 % dari jumlah total keluarga 2 
10 – 40 % dari jumlah total keluarga 4 
40 – 80 % dari jumlah total keluarga 6 
> 80 % dari jumlah total keluarga 8
Lampiran IV 
19 
c Tidak memiliki lahan 
pertanian 
Bila jumlah keluarga mencapai 
< 10 % dari jumlah total keluarga 2 
10 – 40 % dari jumlah total keluarga 4 
40 – 80 % dari jumlah total keluarga 6 
> 80 % dari jumlah total keluarga 8 
2 Produktivitas tanaman pangan 
a Jenis tanaman pangan Bila kurang dari 10 jenis 1 
Antara 10 – 20 jenis 5 
20 – 30 jenis 7 
Lebih dari 30 jenis 10 
b Luas tanaman pangan Bila luas tanaman kurang dari 10 ha 2 
10­50 
ha 4 
50­100 
ha 6 
100­500 
ha 8 
500­1000 
ha 9 
> 1000 ha 10 
c Total Produksi Tanaman 
pangan 
Bila tidak ada 
Bila kurang dari 100 ton 4 
100 – 500 ton 6 
500 – 1000 ton 8 
1000 – 10000 ton 9 
> 10.000 ton 10 
N2 Kepemilikan lahan untuk buah­buahan 
yang dibudidayakan 
1 Memiliki lahan untuk 
tanaman buah­buahan 
kurang dari 10 ha 
Bila jumlah keluarga mencapai 
< 10 % dari jumlah total keluarga 2 
10 – 40 % dari jumlah total keluarga 4 
40 – 80 % dari jumlah total keluarga 6 
> 80 % dari jumlah total keluarga 8 
2 Memiliki lahan tanaman 
buah­buahan 
lebih dari 
10 ha 
Bila jumlah keluarga mencapai 
< 10 % dari jumlah total keluarga 2 
10 – 40 % dari jumlah total keluarga 4 
40 – 80 % dari jumlah total keluarga 6 
> 80 % dari jumlah total keluarga 8 
3 Tidak memiliki lahan 
tanaman buah­buahan 
Bila jumlah keluarga mencapai 
< 10 % dari jumlah total keluarga 8 
10 – 40 % dari jumlah total keluarga 6 
40 – 80 % dari jumlah total keluarga 4 
> 80 % dari jumlah total keluarga 2 
4 Jenis tanaman buah­buahan 
Bila kurang dari 10 jenis 1 
Antara 10 – 20 jenis 5 
20 – 30 jenis 7 
Lebih dari 30 jenis 10
Lampiran IV 
5 Luas tanaman buah­buahan 
Bila luas tanaman kurang dari 10 ha 2 
10­50 
ha 4 
50­100 
ha 6 
100­500 
ha 8 
500­1000 
ha 9 
> 1000 ha 10 
6 Total Produksi buah­buahan 
Bila tidak ada 2 
Bila kurang dari 100 ton 4 
100 – 500 ton 6 
500 – 1000 ton 8 
1000 – 10000 ton 9 
> 10.000 ton 10 
20 
7 Mekanisme Pemasaran 
Tanaman Pangan dan 
Buah­buahan 
Bila 75% dijual langsung ke konsumen 3 
Bila dijual ke pasar 4 
Bila dijual melalui KUD 7 
Bila melalui tengkulak 1 
Bila melalui pengecer 3 
Bila dijual ke lumbung desa/kel 8 
Bila tidak dijual 6 
N3 TANAMAN APOTIK HIDUP DAN OBAT KELUARGA 
1 Jenis tanaman obat­obatan 
Bila kurang dari 10 jenis 1 
Antara 10 – 20 jenis 5 
20 – 30 jenis 7 
Lebih dari 30 jenis 10 
2 Luas tanaman obat­obatan 
Bila luas tanaman kurang dari 0,01 ha 2 
0,01 – 0,05 ha 4 
0,05 – 0,1ha 6 
0,1 – 1,0 ha 8 
>1,0 ha 10 
3 Total Produksi tanaman 
obat­obatan 
Bila tidak ada 0 
Bila kurang dari 1 ton 2 
1,0 – 1,5 ton 6 
1,5 – 2,5 ton 8 
2,5 – 5 ton 9 
> 5 ton 10 
4 Mekanisme Pemasaran 
Tanaman obat­obatan 
Bila dijual langsung ke konsumen 7 
Bila dijual ke pasar 4 
Bila dijual melalui Koperasi 5 
Bila melalui tengkulak 3 
Bila melalui pengecer 2 
Bila dijual ke lumbung desa/kelurahan 8 
Bila tidak dijual 6
Lampiran IV 
21 
O PERKEBUNAN 
O1 Pemilikan lahan perkebunan 
1 Keluarga yang memiliki 
lahan perkebunan <5 ha 
Bila jumlah keluarga mencapai 
<10% dari total jumlah keluarga 2 
10 – 20 % dari total jumlah keluarga 4 
20 – 40 % 6 
40 – 60 % 8 
>60% 10 
2 Keluarga yang tidak 
memiliki lahan 
perkebunan 
Bila jumlah keluarga mencapai 
<10% dari total jumlah keluarga 2 
10 – 20 % dari total jumlah keluarga 4 
20 – 40 % 6 
40 – 60 % 8 
> 60% 10 
3 Keluarga yang memiliki 
lahan perkebunan 5,0 – 
50,0 ha 
Bila jumlah keluarga mencapai 
<10% dari total jumlah keluarga 2 
10 – 20 % dari total jumlah keluarga 4 
20 – 40 % 6 
40 – 60 % 8 
>60% 10 
4 Keluarga yang memiliki 
lahan perkebunan >50ha 
Bila jumlah keluarga mencapai 
<10% dari total jumlah keluarga 2 
10 – 20 % dari total jumlah keluarga 4 
20 – 40 % 6 
40 – 60 % 8 
>60% 10 
5 Kepemilikan usaha 
perkebunan oleh negara 
Bila mencapai 
<10% dari total luas lahan usaha 3 
10 – 20 % dari total luas lahan usaha 4 
20 – 40 % dari total luas lahan usaha 5 
40 – 60 % dari total luas lahan usaha 6 
>60% dari total luas lahan usaha 7 
O2 Luas dan hasil perkebunan menurut jenis komoditas 
1 Jenis komoditas 
tanaman perkebunan 
Bila kurang dari 10 jenis 3 
Antara 10 – 20 jenis 5 
20 – 30 jenis 7 
Lebih dari 30 jenis 9 
2 Luas tanaman komoditas 
perkebunan 
Bila luas tanaman kurang dari 10 ha 4 
10­50 
ha 5 
50­100 
ha 6 
100­500 
ha 7 
500­1000 
ha 8 
> 1000 ha 9
Lampiran IV 
22 
3 Total Produksi tanaman 
perkebunan 
Bila tidak ada 0 
Bila kurang dari 1.000 ton 2 
1,000,0 – 5,000 ton 4 
5,000 – 10,000 ton 6 
10. 000 – 50000 ton 8 
> 50. 000 ton 10 
4 Mekanisme Pemasaran 
hasil perkebunan 
Bila 75% dijual langsung ke konsumen 7 
Bila 75% dijual ke pasar 4 
Bila 75% dijual melalui Koperasi 5 
Bila 75% melalui tengkulak 3 
Bila 75% melalui pengecer 2 
Bila dijual ke lumbung desa/kel 8 
Bila tidak dijual 6 
P KEHUTANAN 
P1 Luas lahan kehutanan menurut kepemilikan 
1 Milik negara Bila negara mempunyai lahan 
< 10% luas lahan 2 
10 – 40 % luas lahan 3 
40 – 60 % luas lahan 4 
60 – 80 % luas lahan rakyat 6 
> 80 % luas lahan 8 
2 Milik adat/ulayat Bila hak ulayat mempunyai lahan 
< 10% luas lahan 3 
10 – 40 % luas lahan 4 
40 – 60 % luas lahan 8 
60 – 80 % luas lahan 5 
> 80 % luas lahan 2 
3 Perhutani/Instansi 
sektoral 
Bila Perhutani mempunyai lahan 
< 10% luas lahan 2 
10 – 40 % luas lahan 3 
40 – 60 % luas lahan 4 
60 – 80 % luas lahan 6 
> 80 % luas lahan 8 
4 Milik masyarakat 
perorangan 
Bila perorangan mempunyai lahan 
< 10% luas lahan 8 
10 – 40 % luas lahan 6 
40 – 60 % luas lahan 4 
60 – 80 % luas lahan 3 
> 80 % luas lahan 2 
P2 Jenis dan produksi kehutanan 
1 Jenis komoditas hasil 
kehutanan 
Bila kurang dari 10 jenis 2 
Antara 10 – 20 jenis 4 
20 – 30 jenis 6 
Lebih dari 30 jenis 8 
2 Luas tanaman komoditas 
kehutanan 
Bila luas tanaman produksi kehutanan 
kurang dari 100 ha 
2 
100­500 
ha 3
Lampiran IV 
500­1000 
ha 5 
1000­5000 
ha 6 
5000­10000 
ha 7 
10000 – 100000 ha 8 
> 100000 ha 10 
23 
3 Total nilai produksi 
kehutanan 
Bila tidak ada 0 
Bila kurang dari 1.000 ton 2 
1,000,0 – 10,000 ton 4 
10000 – 50000 ton 6 
50000 – 100000 ton 8 
> 100000 ton 10 
4 Mekanisme Pemasaran 
hasil perkebunan 
Bila 75% dijual langsung ke konsumen 7 
Bila 75% dijual ke pasar 4 
Bila 75% dijual melalui Koperasi 5 
Bila 75% melalui tengkulak 3 
Bila 75% melalui pengecer 2 
Bila dijual ke lumbung desa/kel 8 
Bila tidak dijual 6 
P3 Kondisi Hutan 
1 Hutan Bakau/mangrove Bila kondisi hutan bakau 
< 10% rusak 4 
10 – 40 % rusak 3 
40 – 60 % rusak 2 
60 – 80 % rusak 1 
> 80 % rusak 0 
2 Hutan Produksi Bila kondisi hutan produksi 
< 10% rusak 4 
10 – 40 % rusak 3 
40 – 60 % rusak 2 
60 – 80 % rusak 1 
> 80 % rusak 0 
3 Hutan lindung Bila kondisi hutan lindung 
< 10% rusak 4 
10 – 40 % rusak 3 
40 – 60 % rusak 2 
60 – 80 % rusak 1 
> 80 % rusak 0 
4 Hutan margasatwa Bila kondisi hutan margasatwa 
< 10% rusak 4 
10 – 40 % rusak 3 
40 – 60 % rusak 2 
60 – 80 % rusak 1 
> 80 % rusak 0 
5 Hutan suaka alam Bila kondisi hutan suaka alam 
< 10% rusak 4 
10 – 40 % rusak 3 
40 – 60 % rusak 2 
60 – 80 % rusak 1
Lampiran IV 
> 80 % rusak 0 
24 
6 Hutan lainnya Bila kondisi hutan .................. 
< 10% rusak 4 
10 – 40 % rusak 3 
40 – 60 % rusak 2 
60 – 80 % rusak 1 
> 80 % rusak 0 
7 Hutan ....................... Bila kondisi hutan .................. 
< 10% rusak 4 
10 – 40 % rusak 3 
40 – 60 % rusak 2 
60 – 80 % rusak 1 
> 80 % rusak 0 
P4 Dampak yang timbul dari Pengolahan Hutan 
1 Pencemaran Udara Bila ada pencemaran udara 0 
Bila tidak ada pencemaran udara 10 
2 Pencemaran Air Bila ada pencemaran air 0 
Bila tidak ada pencemaran air 10 
3 Longsor/erosi/abrasi Bila ada longsor/erosi/abrasi 0 
Bila tidak ada 10 
4 Bising Bila ada kebisingan 0 
Bila tidak ada kebisingan 10 
5 Kerusakan Biota Bila ada kerusakan biota 
laut/sungai/danau/situ/waduk 
0 
Bila tidak ada 10 
6 Kemusnahan Flora Bila ada kemusnahan flora 0 
Bila tidak ada 10 
7 Hilangnya sumber mata 
air 
Bila terjadi hilangnya sumber mata air 0 
Bila tidak ada 10 
8 Kebakaran hutan Bila ada kebakaran hutan 0 
Bila tidak ada kebakaran hutan 10 
9 Terjadi kekeringan air Bila terjadi kekeringan sumber mata air 0 
Bila tidak ada 10 
10 Berubahnya fungsi hutan Bila ada perubahan fungsi hutan 0 
Bila tidak ada 10 
11 Terjadi lahan kritis Bila ada lahan kritis 0 
Bila tidak ada 10 
12 Hilangnya daerah 
tangkapan air. 
Bila hilangnya daerah tangkapan/ 
resapan air 
0 
Bila tidak ada 10
Lampiran IV 
25 
13 Musnahnya habitat 
Binatang Hutan 
Bila ada pemusnahan habitat binatang 
hutan 
0 
Bila tidak ada 10 
P5 Mekanisme Pemasaran Hasil Hutan 
1 Dijual langsung ke 
konsumen 
Bila 75% dijual langsung ke konsumen 7 
Bila 75% dijual ke pasar 4 
Bila 75% dijual melalui Koperasi 5 
Bila 75% melalui tengkulak 3 
Bila 75% melalui pengecer 2 
Bila dijual ke lumbung desa/kel 8 
Bila tidak dijual 6 
Q PETERNAKAN 
Q1 Kepemilikan dan Populasi ternak 
1 Sapi 
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki 
Tidak ada 0 
<10% dari total jumlah penduduk 1 
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 
>60% dari total jumlah penduduk 5 
b Populasi Bila perkembangan populasi 
Tidak ada 0 
Kurang dari 100 ekor 1 
100 – 500 ekor 2 
500 – 1000 ekor 3 
1000 – 5000 ekor 4 
Lebih dari 5000 ekor 5 
2 Babi 
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki 
Tidak ada 0 
<10% dari total jumlah penduduk 1 
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 
>60% dari total jumlah penduduk 5 
b Populasi Bila perkembangan populasi 
Tidak ada 0 
Kurang dari 500 ekor 1 
500 – 1000 ekor 2 
1000 – 5000 ekor 3 
5000 – 10000 ekor 4 
Lebih dari 10000 ekor 5 
3 Kerbau 
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki 
Tidak ada 0 
<10% dari total jumlah penduduk 1 
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3
Lampiran IV 
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 
>60% dari total jumlah penduduk 5 
26 
b Populasi Bila perkembangan populasi 
Tidak ada 0 
Kurang dari 100 ekor 1 
100 – 500 ekor 2 
500 – 1000 ekor 3 
1000 – 5000 ekor 4 
Lebih dari 5000 ekor 5 
4 Ayam Kampung 
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki 
Tidak ada 0 
<10% dari total jumlah penduduk 1 
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 
>60% dari total jumlah penduduk 5 
b Populasi Bila perkembangan populasi 
Tidak ada 0 
Kurang dari 1000 ekor 1 
1000 – 5000 ekor 2 
5000 – 10000 ekor 3 
10000 – 50000 ekor 4 
Lebih dari 50000 ekor 5 
5 Ayam Boiler 
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki 
Tidak ada 0 
<10% dari total jumlah penduduk 1 
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 
>60% dari total jumlah penduduk 5 
b Populasi Bila perkembangan populasi 
Tidak ada 0 
Kurang dari 5000 ekor 1 
5000 – 10000 ekor 2 
10000 – 50000 ekor 3 
50000 – 100000 ekor 4 
Lebih dari 100000 ekor 5 
6 Domba 
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki 
Tidak ada 0 
<10% dari total jumlah penduduk 1 
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 
>60% dari total jumlah penduduk 5 
b Populasi Bila perkembangan populasi 
Tidak ada 0 
Kurang dari 100 ekor 1 
100 – 500 ekor 2
Lampiran IV 
500 – 1000 ekor 3 
1000 – 5000 ekor 4 
Lebih dari 5000 ekor 5 
27 
7 Bebek 
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki 
Tidak ada 0 
<10% dari total jumlah penduduk 1 
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 
>60% dari total jumlah penduduk 5 
b Populasi Bila perkembangan populasi 
Tidak ada 0 
Kurang dari 500 ekor 1 
500 – 1000 ekor 2 
1000 – 5000 ekor 3 
5000 – 10000 ekor 4 
Lebih dari 10000 ekor 5 
8 Kuda 
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki 
Tidak ada 0 
<10% dari total jumlah penduduk 1 
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 
>60% dari total jumlah penduduk 5 
b Populasi Bila perkembangan populasi 
Tidak ada 0 
Kurang dari 100 ekor 1 
100 – 500 ekor 2 
500 – 1000 ekor 3 
1000 – 5000 ekor 4 
Lebih dari 5000 ekor 5 
9 Kambing 
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki 
Tidak ada 0 
<10% dari total jumlah penduduk 1 
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 
>60% dari total jumlah penduduk 5 
b Populasi Bila perkembangan populasi 
Tidak ada 0 
Kurang dari 500 ekor 1 
500 – 1000 ekor 2 
1000 – 5000 ekor 3 
5000 – 10000 ekor 4 
Lebih dari 10000 ekor 5 
10 Domba 
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki 
Tidak ada 0 
<10% dari total jumlah penduduk 1
Lampiran IV 
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 
>60% dari total jumlah penduduk 5 
28 
b Populasi Bila perkembangan populasi 
Tidak ada 0 
Kurang dari 500 ekor 1 
500 – 1000 ekor 2 
1000 – 5000 ekor 3 
5000 – 10000 ekor 4 
Lebih dari 10000 ekor 5 
11 Angsa 
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki 
Tidak ada 0 
<10% dari total jumlah penduduk 1 
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 
>60% dari total jumlah penduduk 5 
b Populasi Bila perkembangan populasi 
Tidak ada 0 
Kurang dari 500 ekor 1 
500 – 1000 ekor 2 
1000 – 5000 ekor 3 
5000 – 10000 ekor 4 
Lebih dari 10000 ekor 5 
12 Burung Puyuh 
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki 
Tidak ada 0 
<10% dari total jumlah penduduk 1 
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 
>60% dari total jumlah penduduk 5 
b Populasi Bila perkembangan populasi 
Tidak ada 0 
Kurang dari 500 ekor 1 
500 – 1000 ekor 2 
1000 – 5000 ekor 3 
5000 – 10000 ekor 4 
Lebih dari 10000 ekor 5 
13 Kelinci 
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki 
Tidak ada 0 
<10% dari total jumlah penduduk 1 
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 
>60% dari total jumlah penduduk 5 
b Populasi Bila perkembangan populasi 
Tidak ada 0
Lampiran IV 
Kurang dari 100 ekor 1 
100 – 500 ekor 2 
500 – 1000 ekor 3 
1000 – 5000 ekor 4 
Lebih dari 5000 ekor 5 
29 
14 Burung Walet 
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki 
Tidak ada 0 
<10% dari total jumlah penduduk 1 
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 
>60% dari total jumlah penduduk 5 
b Populasi Bila perkembangan populasi 
Tidak ada 0 
Kurang dari 1000 ekor 1 
1000 – 5000 ekor 2 
5000 – 7500 ekor 3 
7500 – 10000 ekor 4 
Lebih dari 10000 ekor 5 
15 Kucing 
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki 
Tidak ada 0 
<10% dari total jumlah penduduk 1 
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 
>60% dari total jumlah penduduk 5 
b Populasi Bila perkembangan populasi 
Tidak ada 0 
Kurang dari 100 ekor 1 
100 – 500 ekor 2 
500 – 1000 ekor 3 
1000 – 5000 ekor 4 
Lebih dari 5000 ekor 5 
16 Ular Kobra 
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki 
Tidak ada 5 
<10% dari total jumlah penduduk 4 
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 3 
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 2 
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 1 
>60% dari total jumlah penduduk 0 
b Populasi Bila perkembangan populasi 
Tidak ada 0 
Kurang dari 10 ekor 2 
10 – 50 ekor 3 
50 – 100 ekor 4 
100 – 500 ekor 5 
Lebih dari 500 ekor 6 
17 Ular Piton 
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki
Lampiran IV 
Tidak ada 5 
<10% dari total jumlah penduduk 4 
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 3 
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 2 
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 1 
>60% dari total jumlah penduduk 0 
30 
b Populasi Bila perkembangan populasi 
Tidak ada 0 
Kurang dari 10 ekor 2 
10 – 50 ekor 3 
50 – 100 ekor 4 
100 – 500 ekor 5 
Lebih dari 500 ekor 6 
18 Burung Cendrawasih 
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki 
Tidak ada 5 
<10% dari total jumlah penduduk 4 
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 3 
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 2 
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 1 
>60% dari total jumlah penduduk 0 
b Populasi Bila perkembangan populasi 
Tidak ada 0 
Kurang dari 10 ekor 2 
10 – 50 ekor 3 
50 – 100 ekor 4 
100 – 500 ekor 5 
Lebih dari 500 ekor 6 
19 Burung Beo 
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki 
Tidak ada 5 
<10% dari total jumlah penduduk 4 
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 3 
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 2 
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 1 
>60% dari total jumlah penduduk 0 
b Populasi Bila perkembangan populasi 
Tidak ada 0 
Kurang dari 10 ekor 2 
10 – 50 ekor 3 
50 – 100 ekor 4 
100 – 500 ekor 5 
Lebih dari 500 ekor 6 
20 Buaya 
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki 
Tidak ada 5 
<10% dari total jumlah penduduk 4 
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 3 
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 2 
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 1 
>60% dari total jumlah penduduk 0
Lampiran IV 
31 
b Populasi Bila perkembangan populasi 
Tidak ada 0 
Kurang dari 10 ekor 2 
10 – 50 ekor 3 
50 – 100 ekor 4 
100 – 500 ekor 5 
Lebih dari 500 ekor 6 
21 Hewan Ternak Lainnya 
a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki 
Tidak ada 0 
<10% dari total jumlah penduduk 2 
10 – 20 % dari total jumlah penduduk 3 
20 – 40 % dari total jumlah penduduk 4 
40 – 60 % dari total jumlah penduduk 5 
>60% dari total jumlah penduduk 6 
b Populasi Bila perkembangan populasi 
Tidak ada 0 
Kurang dari 1000 ekor 2 
1000 – 5000 ekor 4 
5000 – 10000 ekor 6 
10000 – 50000 ekor 8 
Lebih dari 50000 ekor 10 
Q2 Produksi Peternakan 
1 Susu Bila total produksi 
Tidak ada 0 
< 100 ton 2 
100 ­500 
ton 4 
500 – 1000 ton 6 
1000 – 10000 ton 8 
>10000 ton 10 
2 Kulit Bila total produksi 
Tidak ada 0 
< 1000 ton 2 
1000 ­5000 
ton 4 
5000 – 10000 ton 6 
10000 – 50000 ton 8 
>50000 ton 10 
3 Telur 
Bila total produksi 
Tidak ada 0 
< 1000 ton 2 
1000 ­5000 
ton 4 
5000 – 10000 ton 6 
10000 – 50000 ton 8 
>50000 ton 10 
4 Daging Bila total produksi 
Tidak ada 0 
< 100 ton 2 
100 ­500 
ton 4 
500 – 1000 ton 6
Lampiran IV 
1000 – 10000 ton 8 
>10000 ton 10 
32 
5 Madu Bila total produksi 
Tidak ada 0 
< 10 ton 2 
10 ­100 
ton 4 
100 – 500 ton 6 
500 – 1000 ton 8 
>1000 ton 10 
6 Bulu Bila total produksi 
Tidak ada 0 
< 10 ton 2 
10 ­100 
ton 4 
100 – 500 ton 6 
500 – 1000 ton 8 
>1000 ton 10 
7 Air liur burung walet Bila total produksi 
Tidak ada 0 
< 100 ton 2 
100 ­500 
ton 4 
500 – 1000 ton 6 
1000 – 10000 ton 8 
>10000 ton 10 
8 Minyak Bila total produksi 
Tidak ada 0 
< 100 ton 2 
100 ­500 
ton 4 
500 – 1000 ton 6 
1000 – 10000 ton 8 
>10000 ton 10 
9 Hiasan / Lukisan Bila total produksi 
Tidak ada 0 
<10 unit 2 
10 – 50 unit 4 
50 – 100 unit 6 
100 – 500 unit 8 
500 – 1000 unit 10 
<1000 unit 
10 Cindermata Bila total produksi 
Tidak ada 0 
< 100 unit 2 
100 ­500 
unit 4 
500 – 1000 unit 6 
1000 – 10000 unit 8 
>10000 unit 10 
Q3 Ketersediaan Hijauan Pakan Ternak 
1 Luas tanaman pakan Bila terdapat
Lampiran IV 
33 
ternak 
Tidak ada 0 
< 100 ha 2 
100 – 500 ha 4 
500 – 1000 ha 6 
1000 – 5000 ha 8 
>5000 ha 10 
2 Produksi hijauan untuk 
makanan ternak 
Bila hijauan makanan yang dihasilkan 
sebanyak 
< 100 ton 2 
100 – 500 ton 4 
500 – 1000 ton 6 
1000 – 5000 ton 8 
> 5000 ton 10 
3 Luas lahan gembalaan Bila terdapat 
Tidak ada 0 
<1000 ha 2 
1000 ­5000 
ha 4 
5000 – 10000 ha 6 
10000 – 50000 ha 8 
50000 ­100000 
ha 9 
>100000 ha 10 
4 Dipasok dari luar desa / 
kelurahan 
Bila terdapat 
Tidak ada 3 
< 100 ton 4 
100 – 500 ton 5 
500 – 1000 ton 6 
1000 – 5000 ton 7 
> 5000 ton 8 
5 Disubsidi pemerintah Bila terdapat 
Tiak ada 1 
< 100 ton 2 
100 – 500 ton 3 
500 – 1000 ton 4 
1000 – 5000 ton 5 
> 5000 ton 6 
Q4 Pemilik usaha pengolahan hasil ternak 
1 Dendeng Bila terdapat 
Tidak ada 0 
< 10 % jumlah penduduk 2 
10 – 40% jumlah penduduk 4 
40 – 60% jumlah penduduk 6 
60 – 80% jumlah penduduk 8 
> 80% jumlah penduduk 10 
2 Abon Bila terdapat 
Tidak ada 0 
< 10 % jumlah penduduk 2
Lampiran IV 
10 – 40% jumlah penduduk 4 
40 – 60% jumlah penduduk 6 
60 – 80% jumlah penduduk 8 
> 80% jumlah penduduk 10 
34 
3 Penyamakan kulit Bila terdapat 
Tidak ada 0 
< 10 % jumlah penduduk 2 
10 – 40% jumlah penduduk 4 
40 – 60% jumlah penduduk 6 
60 – 80% jumlah penduduk 8 
> 80% jumlah penduduk 10 
4 Madu lebah Bila terdapat 
Tidak ada 0 
< 10 % jumlah penduduk 2 
10 – 40% jumlah penduduk 4 
40 – 60% jumlah penduduk 6 
60 – 80% jumlah penduduk 8 
> 80% jumlah penduduk 10 
5 Biogas Bila terdapat 
Tidak ada 0 
< 10 % jumlah penduduk 2 
10 – 40% jumlah penduduk 4 
40 – 60% jumlah penduduk 6 
60 – 80% jumlah penduduk 8 
> 80% jumlah penduduk 10 
6 Telur asin Bila terdapat 
Tidak ada 0 
< 10 % jumlah penduduk 2 
10 – 40% jumlah penduduk 4 
40 – 60% jumlah penduduk 6 
60 – 80% jumlah penduduk 8 
> 80% jumlah penduduk 10 
7 Kerupuk kulit Bila terdapat 
Tidak ada 0 
< 10 % jumlah penduduk 2 
10 – 40% jumlah penduduk 4 
40 – 60% jumlah penduduk 6 
60 – 80% jumlah penduduk 8 
> 80% jumlah penduduk 10 
8 Penyamakan kulit Bila terdapat 
Tidak ada 0 
< 10 % jumlah penduduk 2 
10 – 40% jumlah penduduk 4 
40 – 60% jumlah penduduk 6 
60 – 80% jumlah penduduk 8 
> 80% jumlah penduduk 10 
9 Kerajinan tangan Bila perkembangan pengrajin 
Tidak ada 0
Lampiran IV 
< 10 % dari jumlah penduduk 2 
10 – 40% dari jumlah penduduk 4 
40 – 60% jumlah penduduk 6 
60 – 80% jumlah penduduk 8 
> 80% jumlah penduduk 10 
35 
10 Usaha pengolahan hasil 
peternakan lainnya 
Apabila perkembangan kepemilikan 
usaha pengolahan 
Tidak ada 0 
< 10 % dari jumlah penduduk 2 
10 – 40% jumlah penduduk 4 
40 – 60% jumlah penduduk 6 
60 – 80% jumlah penduduk 8 
> 80% jumlah penduduk 10 
Q5 Ketersediaan lahan pemeliharaan ternak/padang gembalaan 
1 Milik masyarakat umum Bila potensi ketersediaan 
Tidak ada 0 
<1000 ha 2 
1000 ­5000 
ha 3 
5000 – 10000 ha 4 
10000 – 50000 ha 5 
50000 – 100000 ha 6 
>50000 ha 7 
2 Milik perusahaan 
peternakan 
Bila terdapat 
Tidak ada 0 
<1000 ha 4 
1000 ­5000 
ha 6 
5000 – 10000 ha 8 
10000 – 50000 ha 9 
>50000 ha 10 
3 Milik perorangan Bila terdapat 
Tidak ada 0 
<1000 ha 4 
1000 ­5000 
ha 6 
5000 – 10000 ha 8 
10000 – 50000 ha 9 
>50000 ha 10 
4 Sewa pakai Bila terdapat 
Tidak ada 0 
<1000 ha 4 
1000 ­5000 
ha 6 
5000 – 10000 ha 8 
10000 – 50000 ha 9 
>50000 ha 10 
5 Milik pemerintah Bila terdapat 
Tidak ada 2 
<1000 ha 4 
1000 ­5000 
ha 6 
5000 – 10000 ha 8
Lampiran IV 
10000 – 50000 ha 10 
>50000 ha 
36 
6 Milik Masyarakat adat Bila terdapat 
Tidak ada 0 
<1000 ha 2 
1000 ­5000 
ha 4 
5000 – 10000 ha 5 
10000 – 50000 ha 
50000 ­100000 
ha 7 
>100000 ha 8 
R PERIKANAN 
R1 Jenis dan alat produksi budi daya ikan laut, payau & air tawar 
1 Jenis alat produksi Bila jumlah alat produksi 
Tidak ada 0 
1 – 3 jenis 2 
3 – 6 jenis 4 
6 – 10 jenis 6 
Lebih dari 10 jenis 3­6 
jenis 8 
2 Jenis Ikan tangkapan 
dan panenan 
Bila jumlah total jenis ikan 
Tidak ada 0 
Kurang dari 10 jenis 2 
10 – 20 jenis 4 
20 – 30 jenis 6 
30 – 50 jenis 8 
Lebih dari 50 jenis 8 
3 Produksi Perikanan Bila 
Tidak ada 0 
Kurang dari 10 ton 2 
10 – 50 ton 4 
50 – 100 ton 6 
100 – 500 ton 8 
500 – 1000 ton 9 
Lebih dari 1000 ton 10 
4 Pemasaran Hasil 
Bila 75% dijual langsung ke konsumen 7 
Bila 75% dijual ke pasar 8 
Bila 75% dijual melalui Koperasi 6 
Bila 75% melalui tengkulak 2 
Bila 75% melalui pelelangan ikan 9 
Bila dijual ke lumbung desa/kel 5 
Bila tidak dijual 4 
S BAHAN GALIAN 
S1 Jenis dan deposit bahan galian 
1 Jenis bahan galian Bila jumlah jenis bahan tambang/galian 
Tidak ada 0 
Kurang dari 5 jenis 4 
5 – 10 jenis 5 
10 – 20 jenis 6 
20 – 40 jenis 7
Lampiran IV 
Lebih dari 40 jenis 8 
37 
2 Produksi bahan 
tambang/galian 
Bila jumlah total rata­rata 
potensi 
produksi bahan tambang/galian 
Tidak ada 0 
Kecil 4 
Sedang 6 
Besar 8 
S2 Kepemilikan dan 
pengelolaan 
Bila pemilik dan pengelola bahan 
tambang 
a Pemerintah Tidak ada 0 
Kurang dari 10 % 2 
10 – 25% 3 
25 – 50 % 4 
50 – 75% 5 
75­100% 
7 
b Swasta Tidak ada 0 
Kurang dari 10 % 2 
10 – 25% 3 
25 – 50 % 4 
50 – 75% 5 
75­100% 
7 
c Perorangan 
Tidak ada 0 
Kurang dari 10 % 2 
10 – 25% 3 
25 – 50 % 4 
50 – 75% 5 
75 – 100% 7 
d Masyarakat adat Tidak ada 0 
Kurang dari 10 % 2 
10 – 25% 3 
25 – 50 % 4 
50 – 75% 5 
75 – 100% 7 
S3 Pemasaran Hasil Tambang/Galian 
Bila 75% dijual langsung ke konsumen 3 
Bila 75% dijual ke pasar 4 
Bila 75% dijual melalui Koperasi 6 
Bila 75% melalui tengkulak 2 
Bila dijual ke lumbung desa/kel 7 
Bila tidak dijual 1 
T SUMBER DAYA AIR 
T1 Potensi air dan Sumber Daya air 
1 Jenis potensi Bila total jumlah jenis potensi 
Tidak ada 0 
1 – 2 jenis 2 
2 – 4 jenis 4
Lampiran IV 
4 – 7 jenis 6 
7 – 10 jenis 8 
Lebih dari 10 jenis 10 
38 
2 Debit dan volume air Bila debit/volume/kapasitas 
Kecil 5 
Sedang 6 
Besar 8 
3 Sumber air bersih 
Jumlah jenis sumber air Bila total jumlah jenis sumber 
Tidak ada 0 
1 – 2 jenis 2 
2 – 4 jenis 4 
4 – 7 jenis 6 
7 – 10 jenis 8 
Lebih dari 10 jenis 10 
T2 Pemanfaat sumber air Bila jumlah KK pemanfaat 
1 Mata air Tidak ada 7 
< 10 % dari jumlah KK 5 
10 – 40 % 4 
40 – 60 % 3 
60 – 80 % 2 
80 – 100% 1 
2 Sumur Gali Tidak ada 7 
< 10 % dari jumlah KK 5 
10 – 40 % 4 
40 – 60 % 3 
60 – 80 % 2 
80 – 100% 1 
3 Sumur pompa Tidak ada 7 
< 10 % dari jumlah KK 5 
10 – 40 % 4 
40 – 60 % 3 
60 – 80 % 2 
80 – 100% 1 
4 Hidran umum Tidak ada 0 
< 10 % dari jumlah KK 2 
10 – 40 % 4 
40 – 60 % 6 
60 – 80 % 8 
80 – 100% 9 
5 PAM Tidak ada 0 
< 10 % dari jumlah KK 2 
10 – 40 % 4 
40 – 60 % 6 
60 – 80 % 8 
80 – 100% 9
Lampiran IV 
5 Pipa Tidak ada 0 
< 10 % dari jumlah KK 2 
10 – 40 % 4 
40 – 60 % 6 
60 – 80 % 8 
80 – 100% 9 
6 Sungai Tidak ada 10 
< 10 % dari jumlah KK 8 
10 – 40 % 6 
40 – 60 % 4 
60 – 80 % 3 
80 – 100% 2 
7 Embung Tidak ada 10 
< 10 % dari jumlah KK 8 
10 – 40 % 6 
40 – 60 % 4 
60 – 80 % 3 
80 – 100% 2 
39 
8 Bak penampung air 
hujan 
Tidak ada 10 
< 10 % dari jumlah KK 8 
10 – 40 % 6 
40 – 60 % 4 
60 – 80 % 3 
80 – 100% 2 
9 Beli tangki swasta Tidak ada 1 
< 10 % dari jumlah KK 2 
10 – 40 % 4 
40 – 60 % 6 
60 – 80 % 8 
80 – 100% 10 
10 Depot isi ulang Tidak ada 1 
< 10 % dari jumlah KK 2 
10 – 40 % 4 
40 – 60 % 6 
60 – 80 % 8 
80 – 100% 10 
11 Sumber lain Tidak ada 1 
< 10 % dari jumlah KK 2 
10 – 40 % 3 
40 – 60 % 4 
60 – 80 % 5 
80 – 100% 6 
T3 Kondisi sumber air 
bersih 
Bila kondisi sumber air bersih 
1 Mata air Baik 10 
Rusak 0
Lampiran IV 
2 Sumur Gali Baik 10 
Rusak 0 
3 Sumur pompa Baik 10 
Rusak 0 
4 Hidran umum Baik 10 
Rusak 0 
5 PAM Baik 10 
Rusak 0 
6 Pipa Baik 10 
Rusak 0 
7 Sungai Baik 10 
Rusak 0 
8 Embung Baik 10 
Rusak 0 
40 
9 Bak penampung air 
hujan 
Baik 10 
Rusak 0 
10 Beli tangki swasta Baik 10 
Rusak 0 
11 Depot isi ulang Baik 10 
Rusak 0 
12 Sumber lain Baik 10 
Rusak 0 
T4 Kualitas air minum Bila kualitas air minum dari sumber 
1 Mata air Berbau 0 
Berwarna 0 
Berasa 0 
Baik 10 
2 Sumur gali Berbau 0 
Berwarna 0 
Berasa 0 
Baik 10 
3 Sumur pompa Berbau 0 
Berwarna 0 
Berasa 0 
Baik 10 
4 Hidran umum Berbau 0 
Berwarna 1 
Berasa 2 
Baik 10
Lampiran IV 
5 PAM Berbau 0 
Berwarna 0 
Berasa 0 
Baik 10 
6 Pipa Berbau 0 
Berwarna 0 
Berasa 0 
Baik 10 
7 Sungai Tercemar 0 
Pendangkalan 0 
Baik 0 
41 
10 
8 Bak penampung air 
hujan 
Berbau 0 
Berwarna 0 
Berasa 0 
Baik 10 
9 Tangki swasta Berbau 0 
Berwarna 0 
Berasa 0 
Baik 10 
10 Depot isi ulang Berbau 0 
Berwarna 0 
Berasa 0 
Baik 10 
T5 Kondisi Sungai 
Tercemar 0 
Pendangkalan/pengendapan lumpur 1 
Keruh 1 
Jernih/tidak tercemar/memenuhi baku 
mutu air sungai 
10 
Berkurangnya biota sungai 1 
Kering 1 
T6 Pemanfaatan Rawa Tidak dimanfaatkan 1 
Usaha perikanan 5 
Air minum 3 
Cuci dan mandi 4 
Irigasi 6 
Buang air besar 0 
Tanaman Sayuran/buah­buahan 
2 
Budi daya mangrove/sejenis 7 
T7 Pemanfaatan dan kondisi danau/waduk/situ 
a Pemanfaatan 
1 Perikanan 
Tidak 1 
Usaha perikanan 5
Lampiran IV 
2 Air minum/air baku Tidak 1 
Air minum 5 
3 Cuci dan mandi Tidak 1 
Cuci dan mandi 2 
4 Irigasi Tidak 1 
Usaha irigasi 5 
5 Buang air besar Tidak 5 
Buang air besar/kecil 0 
6 Pembangkit listrik Tidak 1 
Usaha pembangkit tenaga listrik 5 
7 Prasarana transportasi Tidak 2 
Usaha transportasi 5 
8 Pariwisata Tidak 2 
Usaha wisata 5 
42 
b Kondisi 
Bila kondisinya 
1 Tercemar Tidak tercemar 10 
Tercemar 0 
Pendangkalan Tidak 10 
Pendangkalan 0 
2 Keruh Tidak 10 
Keruh 0 
Berlumpur Tidak 10 
Berlumpur 0 
T8 Air Panas 
1 Sumber Tidak ada 1 
Gunung berapi 2 
Geiser 2 
2 Pemanfaatan Tidak dimanfaatkan 0 
Dimanfaatkan 5 
3 Kepemilikan 
Bila sumber air panas dikelola 
a Pemerintah Kurang dari 25% 4 
25­50% 
5 
50 – 100% 6 
b Swasta Kurang dari 25% 4 
25­50% 
5 
50 – 100% 8 
c Perorangan/Masyarakat 
adat 
Kurang dari 25% 4 
25­50% 
5 
50 – 100% 6 
U KUALITAS UDARA 
U1 Kondisi udara Bila udara tidak tercemar 10 
Bila Tercemar 0
Lampiran IV 
a Sumber 
1 Pabrik Milik pemerintah 0 
Milik swasta 0 
Milik masyarakat 1 
2 Kendaraan bermotor Kurang dari 25% 1 
25 ­100% 
0 
43 
3 Pembakaran hutan/ 
lahan gambut 
Kurang dari 25% 2 
25 ­50% 
1 
5 – 100% 0 
V KEBISINGAN 
1 Tingkat kebisingan Tidak ada kebisingan 10 
Kebisingan rendah 5 
Kebisingan sedang 3 
Kebisingan tinggi 1 
2 Ekses kebisingan Ada 0 
Tidak 10 
3 Sumber kebisingan Kendaraan bermotor lebih dari 50% 5 
Pabrik lebih dari 50% 5 
Pelabuhan lebih dari 50% 4 
Hiburan dan wisata lebih dari 50% 6 
Lainnya lebih dari 50% 5 
W RUANG PUBLIK/TAMAN 
1 Keberadaan dan jumlah 
total jenis ruang publik/ 
taman 
Tidak ada 0 
Kurang dari 2 jenis 2 
2 – 5 jenis 4 
5 – 10 jenis 6 
Lebih dari 10 jenis 8 
2 Pemanfaatan Dimanfaatkan secara pasif 4 
Dimanfaatkan secara aktif 8 
X POTENSI WISATA 
1 Keberadaan dan jumlah 
total jenis lokasi/area 
wisata 
Tidak ada 0 
Kurang dari 10 jenis 3 
10 – 25 jenis 5 
25 – 50 jenis 7 
Lebih dari 50 jenis 9 
2 Tingkat Pemanfaatan Dimanfaatkan secara pasif 5 
Dimanfaatkan secara aktif 8
Lampiran IV 
II. SKOR POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA 
No POTENSI SDM Ukuran Skore 
A KEPADATAN 
Bila kurang dari 100 jiwa/km2 2 
100 – 250 3 
250 – 500 4 
500 ­750 
5 
750­1000 
6 
Lebih dari 1000 jiwa/km2 8 
44 
B Perkembangan Usia Bila 25 – 50 % penduduk usia 
0 – 7 tahun 2 
7 – 18 tahun 3 
18 – 56 tahun 8 
Di atas 56 tahun 4 
C TINGKAT PENDIDIKAN 
1 Jumlah usia 7 – 18 
tahun yang tidak 
sekolah 
Bila kurang dari 10% dari jumlah 
penduduk dari usia 7 – 18 tahun 
3 
10 – 25% 2 
25% ­50% 
1 
Lebih dari 75% 0 
2 Jumlah usia 12 – 56 
tahun yang tidak pernah 
sekolah 
Bila kurang dari 10% dari jumlah 
penduduk usia 12 – 56 tahun 
3 
10 – 25% 2 
25% ­50% 
1 
Lebih dari 75% 0 
3 Jumlah usia 12 – 56 
tahun tidak tamat SD 
Bila kurang dari 10% dari jumlah 
penduduk usia 12 – 56 tahun 
3 
10 – 25% 2 
25% ­50% 
1 
Lebih dari 75% 0 
4 Jumlah usia 12 – 56 
tahun tidak tamat SLTP 
Bila kurang dari 10% dari jumlah 
penduduk usia 12 – 56 tahun 
4 
10 – 25% 3 
25% ­50% 
2 
Lebih dari 75% 1 
5 Jumlah usia 18 – 56 
tahun tidak tamat SLTA 
Bila kurang dari 10% dari jumlah 
penduduk usia 18 – 56 tahun 
5 
Bila mencapai 10 – 25% 4 
Bila mencapai 25% ­50% 
3 
Lebih dari 75% 2 
5 
6 Tamat SLB Bila kurang dari 10% dari jumlah 
penduduk yang cacat 
10 – 25% 7 
25% ­50% 
9 
Lebih dari 75% 10
Lampiran IV 
45 
D MATA PENCARIAN POKOK 
Jumlah jenis mata 
pencaharian pokok 
Bila sebaran jenis matapencaharian 
pokok penduduk kurang dari 5 jenis 
3 
5 – 10 jenis 4 
10 – 15 jenis 5 
15 – 20 jenis 6 
20 – 25 jenis 7 
25 – 30 jenis 8 
30 – 35 jenis 9 
Lebih dari 35 jenis 10 
E AGAMA 
1 Jumlah agama yang 
dianut 
Bila sebaran penganut agama hanya 1 5 
1 – 2 agama 6 
2 – 3 agama 7 
3 – 4 agama 8 
4 – 5 agama 9 
5 – 6 agama 10 
2 Jumlah penganut aliran 
kepercayaan 
Jika jumlah penganut mencapai 
kurang dari 1% jumlah penduduk 
4 
1 – 5% 3 
5 – 10% 2 
Lebih dari 10% dari jumlah penduduk 1 
F KEWARGANEGARAAN 
Bila semua penduduk WNI 5 
Bila penduduk WNA kurang dari 5% 2 
Bila penduduk WNA 5 – 10% 3 
Bila penduduk WNA lebih dari 15% 4 
Bila ada penduduk yang 
6 
Dwikewarganegaraan 
G ETNIS 
Pembauran Masyarakat Bila penduduk berasal dari 1 (satu) 
kelompok etnis/suku bangsa 
1 
2 – 5 etnis/suku bangsa 2 
5 – 10 etnis/suku bangsa 4 
10 – 15 etnis/sukubangsa 6 
15 – 20 etnis/suku bangsa 8 
Lebih dari 20 etnis/suku bangsa 10 
H 
CACAT MENTAL DAN FISIK 
Jumlah penderita cacat Bila penduduk cacat fisik dan mental 
mencapai kurang dari 0,1% dari 
jumlah penduduk 
5 
0,1 – 0,5% 4 
0,5 – 1% 3 
1 – 5% 2 
Lebih dari 5% 1
Lampiran IV 
46 
I TENAGA KERJA 
1 Penduduk usia 18 ­56 
Bila mencapai 
yang tidak bekerja < 5% dari jumlah penduduk 5 
5 – 10% 4 
10 – 25% 3 
25 – 50% 2 
Lebih dari 50% 1 
2 Penduduk usia 18 – 56 
tahun yang bekerja 
Bila sebanyak 
< 5% dari jumlah penduduk 1 
5 – 10% 3 
10 – 25% 5 
25 – 50% 7 
Lebih dari 50% 10 
3 Angka Ketergantungan 
kerja 
Rasio jumlah penduduk 18 – 56 tahun 
yang bekerja dengan penduduk usia 0­56 
tahun ke atas yang tidak bekerja, 
bila mencapai 
Kurang dari 5% 10 
5 – 10% 8 
10 – 25% 6 
25 – 50% 4 
50 – 75% 2 
Lebih dari 75% 1 
J KUALITAS ANGKATAN KERJA 
1 Penduduk usia 18­56 
yang buta aksara dan 
huruf/angka latin 
Bila penduduk usia 18 – 56 yang buta 
aksara sebanyak 
< 10 % 4 
10 – 25 % 3 
25 – 50 % 2 
50 – 75 % 1 
> 75% 0 
2 Penduduk usia 18­56 
yang tidak tamat SD 
Bila penduduk usia 18 – 56 yang tidak 
tamat SD sebanyak 
< 10 % 4 
10 – 25 % 3 
25 – 50 % 2 
50 – 75 % 1 
> 75% 0 
3 Penduduk usia 18­56 
yang tamat SD 
Bila penduduk usia 18 – 56 yang tamat 
SD sebanyak 
< 10 % 1 
10 – 25 % 2 
25 – 50 % 3 
50 – 75 % 4 
> 75% 5 
4 Penduduk usia 18­56 
tahun yang tamat SLTP 
Bila penduduk usia 18 – 56 yang tamat 
SLTP sebanyak 
< 10 % 2 
10 – 25 % 3 
25 – 50 % 4 
50 – 75 % 5 
> 75% 6
Lampiran IV 
47 
5 Penduduk usia 18­56 
yang tamat SLTA 
Bila penduduk usia 18 – 56 yang tamat 
SLTA sebanyak 
< 10 % 4 
10 – 25 % 5 
25 – 50 % 6 
50 – 75 % 7 
> 75% 8 
6 Penduduk usia 18­56 
yang tamat perguruan 
tinggi 
Bila penduduk usia 18 – 56 yang tamat 
perguruan tinggi sebanyak 
< 10 % 6 
10 – 25 % 7 
25 – 50 % 8 
50 – 75 % 9 
> 75% 10 
III. SKORING POTENSI KELEMBAGAAN 
No POTENSI KELEMBAGAAN Penilaian Skore 
A LEMBAGA PEMERINTAHAN 
A1 Pemerintah Desa/Kelurahan 
1 Dasar hukum pembentukan Pemerintah Desa/Kelurahan 
Bila pembentukan organisasi 
pemerintah desa dan kelurahan 
berdasarkan Perda Kab/Kota 
10 
Berdasarkan Keputusan Bupati/ 
Walikota 
2 
Berdasarkan Keputusan Camat 1 
Tidak/belum ada dasar hukum 0 
2 Dasar hukum pembentukan 
BPD 
Bila pembentukan organisasi BPD 
berdasarkan Perda Kab/Kota 
10 
Berdasarkan Keputusan Bupati/ 
Walikota 
2 
Berdasarkan Keputusan Camat 1 
Tidak/belum ada dasar hukum 0 
3 Jumlah aparat 
pemerintahan 
Bila jumlah aparat kurang dari 5 
orang 
3 
5 – 7 orang 4 
7 – 10 orang 5 
10 – 15 orang 6 
15 – 25 orang 8 
Lebih dari 25 orang 10 
4 Jumlah perangkat 
desa/kelurahan 
Bila jumlah unit kerja perangkat 
desa/kelurahan 
Sampai 3 unit kerja 5 
4 – 5 unit kerja 7 
6 – 7 unit kerja 8 
Lebih dari 7 unit kerja 9
Lampiran IV 
5 Kepala desa/lurah Bila ada 5 
Bila tidak ada 0 
6 Perangkat Desa/Kelurahan 
a Sekretaris Bila ada 5 
Bila tidak ada 0 
48 
b Kepala Urusan Bila kurang dari 50% Kepala Urusan 
tidak ada/belum terisi 
2 
Bila lebih dari 50% ada tetapi tidak 
aktif 
3 
Bila ada semua dan aktif 10 
c Jumlah staf pemerintahan 
desa/kelurahan 
Bila staf berjumlah kurang dari 5 
orang 
1 
5 – 7 orang 2 
7 – 10 orang 3 
10 – 15 orang 5 
15 – 25 orang 8 
Lebih dari 25 orang 10 
7 Jumlah dusun/lingkungan Bila dusun/lingkungan sebagai 
unsur lini pemerintahan 
desa/kelurahan tidak ada 
0 
Bila ada organisasi dusun/ 
lingkungan 
5 
Bila ada tetapi tidak aktif 6 
Bila ada dan aktif 9 
8 Tingkat Pendidikan Aparat 
a Kepala Desa/Lurah Tidak sekolah 1 
Bila SD ­SLTP 
3 
SLTA 5 
Diploma 6 
S­1 
8 
S­2 
atau S3 9 
b Sekretaris Desa/Kelurahan Tidak sekolah 0 
Bila SD ­SLTP 
3 
SLTA 5 
Diploma 8 
S­1 
9 
S­2 
atau S3 10 
c Kepala­kepala 
urusan Tidak sekolah 0 
Bila SD – SLTP kurang dari 10% 4 
SLTA lebih dari 50% 7 
Diploma lebih dari 10% 8 
S­1 
kurang dari 10% 9 
S­2 
atau S3 kurang dari 10% 10 
B BADAN PERMUSYAWARATAN DESA 
1 Keberadaan BPD Bila BPD ada tetapi tidak aktif aktif 5 
Bila tidak ada BPD 0 
Bila ada dan aktif 10
Lampiran IV 
49 
2 Jumlah anggota BPD Bila anggota BPD sejumlah kurang 
dari 5 orang 
5 
5 – 7 orang 6 
7 – 9 orang 7 
9 – 11 orang 8 
Lebih dari 11 orang 9 
3 Pendidikan ketua BPD Tidak sekolah 0 
Bila SD ­SLTP 
4 
SLTA 6 
Diploma 8 
S­1 
9 
S­2 
atau S3 10 
4 Wakil Ketua Tidak sekolah 0 
Bila SD ­SLTP 
3 
SLTA 4 
Diploma 5 
S­1 
6 
S­2 
atau S3 8 
5 Sekretaris Tidak sekolah 0 
Bila SD ­SLTP 
2 
SLTA 5 
Diploma 7 
S­1 
8 
S­2 
atau S3 10 
6 Anggota Tidak sekolah 0 
Bila SD – SLTP kurang dari 10% 5 
SLTA lebih dari 50% 7 
Diploma lebih dari 10% 8 
S­1 
kurang dari 10% 9 
S­2 
atau S3 kurang dari 10% 10 
C LEMBAGA KEMASYARAKATAN 
1 Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan (LKD/LKK) 
a Keberadaan LKD/LKK Bila Belum ada organisasi LKD/LKK 0 
Bila pembentukan LKD/LKK 
berdasarkan Perdes dan Perda 
Kab/Kota 
10 
Berdasarkan Keputusan Bupati/ 
Wali kota 
2 
Berdasarkan Keputusan Camat 1 
Tidak/belum ada dasar hukum 0 
b Jumlah pengurus Bila berjumlah kurang dari 5 orang 2 
5 – 10 orang 3 
10 – 15 orang 4 
15 – 20 orang 5 
20 – 25 orang 6 
Lebih dari 25 orang 7 
c Kantor Bila ada kantor yang jelas 5 
Jika tidak mempunyai kantor 0
Lampiran IV 
50 
d Ruang Lingkup Kegiatan Bila jumlah kegiatan kurang dari 3 
jenis 
5 
3 – 5 jenis 6 
5 – 10 jenis 7 
10 – 15 jenis 8 
Lebih dari 15 jenis 9 
2 Keberadaan Organisasi 
anggota LKD/ LKK 
Bila tidak ada organisasi anggota 
LKD/LKK 
0 
Bila terdiri dari PKK, LKMD/LPM 
atau Sebutan Lain, RT, RW, Karang 
Taruna, dan lainnya 
10 
Bila hanya terdiri dari 
LKMD/LKMK/LPM atau sebutan lain 
1 
3 Jumlah organisasi lain yang 
potensial menjadi anggota 
LKD/LKK 
Kurang dari 5 unit organisasi 4 
5 – 10 unit organisasi 5 
10 – 15 unit organisasi 6 
15 ­25 
unit organisasi 7 
Lebih dari 25 unit organisasi 8 
4 Pembentukan organisasi 
anggota LKD/LKK 
Bila pembentukan dan dasar hukum 
organisasi anggota LKD/ LKK 
seperti ketentuan peraturan 
pemerintah 
10 
Bila tidak sesuai 0 
a Kantor dan kepengurusan Bila tidak ada kantor 0 
Bila ada kantor 5 
Bila ada pengurus tetap dan aktif 10 
b Kegiatan organisasi anggota 
LKD/LKK 
Bila tidak mempunyai kegiatan 1 
Bila 2 – 5 kegiatan 5 
5 – 7 kegiatan 8 
7 – 10 kegiatan 9 
Lebih dari 10 kegiatan 10 
D LEMBAGA POLITIK 
D1 Partai Politik 
1 Jumlah partai politik lokal Bila jumlah partai politik lokal 
Kurang dari 10% dari total jumlah 
parpol lokal yang ada di desa/kel ini 
3 
10 – 40 % dari jumlah parpol 4 
40 – 60% dari jumlah parpol 5 
60 – 80% dari jumlah parpol 6 
Lebih dari 80% dari jumlah parpol 7 
2 Jumlah partai politik 
nasional 
Bila jumlah partai politik nasional 
Kurang dari 10% dari jumlah parpol 
tingkat nasional 
3 
10 – 40% dari jumlah parpol 4 
40 – 60% dari jumlah parpol 5 
60 – 80% dari jumlah parpol 6 
Lebih dari 80% dari jumlah parpol 7 
3 Jumlah pengurus Bila jumlah pengurus partai politik
Lampiran IV 
51 
berasal dari penduduk desa/ 
kelurahan ini mencapai: 
Kurang dari 10% dari jumlah 
pengurus parpol seluruhnya 
2 
10 – 40% dari jumlah pengurus 
parpol seluruhnya 
4 
40 – 60% dari jumlah pengurus 
parpol seluruhnya 
6 
60 – 80% dari jumlah pengurus 
parpol seluruhnya 
8 
Lebih dari 80% dari jumlah 
pengurus parpol seluruhnya 
10 
4 Jumlah Anggota Parpol Bila jumlah penduduk yang jadi 
anggota tetap partai politik 
Kurang dari 10% dari total jumlah 
penduduk desa/kelurahan 
2 
10 – 40 % 4 
40 – 60% 6 
60 – 80% 8 
Lebih dari 80% 10 
5 Jumlah pemilih pada pemilu 
terakhir 
Bila jumlah pemilih pada pemilihan 
terakhir dari desa/kelurahan ini 
Kurang dari 10% dari total jumlah 
penduduk 
2 
10 – 40 % 4 
40 – 60% 6 
60 – 80% 8 
Lebih dari 80% jumlah penduduk 10 
6 Kantor dan kegiatan partai 
politik 
Jika kurang dari 50% dari jumlah 
partai yang ada tidak ada kantor di 
desa/kelurahan ini 
5 
Lebih dari 50% partai yang ada 
mempunyai kantor di desa/kel ini 
7 
7 Dasar hukum pembentukan Jika ada dasar hukum 10 
Tidak belum ada dasar hukum 0 
8 Ruang lingkup kegiatan Jika lebih dari 80% partai yang ada 
mempunyai kegiatan di desa/kel ini 
10 
Kurang dari 80% partai yang ada 
tidak mempunyai kegiatan di 
desa/kel ini 
5 
D2 Organisasi Underbow Jumlah partai yang mempunyai 
underbow di desa/kelurahan ini: 
1 Keberadaan Bila kurang dari 10% dari jumlah 
partai yang ada mempunyai 
underbow di desa/kelurahan ini 
3 
10 – 40% 4 
40 – 60% 5 
60 – 80% 6 
Lebih dari 80% 7 
2 Dasar hukum underbow Bila jumlah underbow partai politik
Lampiran IV 
52 
yang tidak mempunyai dasar hukum 
pembentukan mencapai 
Kurang dari 10% dari total underbow 
di desa/kelurahan ini 
4 
10 – 40% 3 
40 – 60% 2 
60 – 80% 1 
Lebih dari 80% 0 
E LEMBAGA EKONOMI 
E1 Lembaga Ekonomi dan unit Usaha Desa/Kelurahan 
1a Jenis Koperasi Unit Desa Bila jumlah jenis lembaga koperasi 
dan simpan pinjam di desa/kel 
Tidak ada 0 
Kurang dari 2 unit 4 
2 – 4 unit 5 
4 – 6 unit 6 
6 – 8 unit 7 
Lebih dari 8 unit 8 
1b Jumlah kegiatan Jika setiap jenis lembaga koperasi 
mempunyai kegiatan 
Kurang dari 2 jenis 4 
2 – 4 jenis 5 
4 – 6 jenis 6 
6 – 10 jenis 7 
Lebih dari 10 jenis 8 
1c Jumlah pengurus dan 
anggota 
Jika ada lembaga koperasi yang 
tidak mempunyai anggota 
0 
Jika semua lembaga koperasi yang 
ada mempunyai anggota dan 
pengurus yang memadai 
10 
E2 Jenis lembaga jasa 
keuangan 
Jika jumlah jenis lembaga jasa 
keuangan di desa/kelurahan 
Tidak ada 0 
Kurang dari 2 jenis 4 
2 – 5 jenis 5 
5 – 7 jenis 6 
7 – 10 jenis 7 
Lebih dari 10 jenis 8 
Jumlah kegiatan Jika setiap jenis lembaga jasa 
keuangan di desa/kelurahan ini 
mempunyai kegiatan 
Kurang dari 2 jenis 4 
2 – 4 jenis 5 
4 – 6 jenis 6 
6 – 10 jenis 7 
Lebih dari 10 jenis 8 
Jumlah pengurus dan 
anggota 
Jika ada lembaga jasa keuangan 
yang tidak jelas keanggotaannya 
0 
Jika semua lembaga jasa keuangan 
yang ada mempunyai anggota dan 
10
Lampiran IV 
53 
pengurus yang memadai 
E3 Industri Kecil dan 
Menengah 
Jenis industri kecil dan 
menengah 
Bila jumlah jenis usaha industri 
kecil dan menengah di desa/kel ini 
Tidak ada 0 
Kurang dari 5 jenis usaha 4 
5 – 10 jenis usaha 5 
10 – 15 jenis usaha 6 
15 – 20 jenis usaha 7 
Lebih dari 20 jenis usaha 8 
Jumlah kegiatan Jika setiap jenis usaha industri yang 
ada mempunyai kegiatan produksi 
Kurang dari 5 unit kegiatan 4 
5 – 10 kegiatan 5 
10 – 15 kegiatan 6 
15 – 20 kegiatan 7 
Lebih dari 20 kegiatan 8 
Jumlah pengelola Jika setiap jenis kegiatan 
melibatkan 
1 – 4 tenaga kerja pengelola 5 
4 – 9 orang 6 
9 – 15 orang 7 
Lebih dari 15 orang 8 
E4 Usaha Jasa Pengangkutan 
1 Jumlah pemilik angkutan 
darat, sungai, laut, udara, 
ekspedisi 
Bila kepemilikan usaha jasa 
pengangkutan orang dan barang di 
desa/kelurahan ini 
Tidak ada 0 
Kurang dari 1% dari jumlah 
2 
keluarga 
1 – 5% 3 
5 – 10% 4 
10 – 15% 5 
Lebih dari 15% 6 
2 Kapasitas angkut jasa 
pengangkutan darat, 
sungai, laut dan udara 
Bila kapasitas angkut usaha jasa 
pengangkutan yang ada di 
desa/kelurahan ini kurang dari 10 
orang 
5 
10 – 50 orang 6 
50 – 100 orang 7 
100 – 200 orang 8 
200 – 500 orang 9 
Lebih dari 500 orang 10 
3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari 
semua usaha jasa pengangkutan 
yang ada kurang dari 50 orang 
5 
50 – 75 orang 6 
75 – 100 orang 7
Lampiran IV 
100 – 200 orang 8 
Lebih dari 200 orang 9 
54 
E5 Usaha Jasa dan Perdagangan 
1 Jumlah usaha jasa 
perdagangan 
Bila jumlah usaha jasa dan 
perdagangan di desa/kelurahan ini 
Tidak ada 0 
Kurang dari 5 unit usaha 1 
5 – 15 unit usaha 3 
15 – 30 unit usaha 5 
30 ­60 
unit usaha 7 
60 – 100 unit usaha 8 
Lebih dari 100 unit usaha 9 
2 Jenis produksi yang 
diperdagangkan 
Bila jumlah jenis produk dari setiap 
unit usaha yang diperdagangkan 
Kurang dari 10 jenis 1 
10 – 20 jenis 3 
20 – 30 jenis 5 
30 – 50 jenis 7 
50 – 100 jenis 8 
Lebih dari 100 jenis 9 
3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari 
semua unit usaha perdagangan 
yang ada kurang dari 100 orang 
4 
100 – 200 orang 5 
200 – 300 orang 6 
300 –500 orang 7 
Lebih dari 500 orang 8 
E6 Usaha Jasa Hiburan 
1 Jumlah usaha jasa hiburan Bila jumlah usaha jasa hiburan di 
desa/kelurahan ini 
Kurang dari 5 unit usaha 1 
5 – 15 unit usaha 3 
15 – 30 unit usaha 5 
30 ­60 
unit usaha 7 
60 – 100 unit usaha 8 
Lebih dari 100 unit usaha 9 
2 Jenis jasa hiburan yang 
diusahakan 
Bila jumlah jenis kegiatan dari 
setiap unit usaha jasa hiburan 
Kurang dari 10 jenis 1 
10 – 20 jenis 3 
20 – 30 jenis 5 
30 – 50 jenis 7 
50 – 100 jenis 8 
Lebih dari 100 jenis 9 
3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari 
semua unit usaha jasa hiburan 
yang ada kurang dari 100 orang 
3 
100 – 200 orang 5 
200 – 300 orang 7
Lampiran IV 
300 –500 orang 8 
Lebih dari 500 orang 9 
55 
E7 Usaha Jasa Gas, Listrik, BBM dan Air 
1 Jumlah usaha jasa gas, 
listrik, BBM dan Air Minum 
Bila jumlah semua usaha yang ada 
di desa/kelurahan ini 
Kurang dari 5 unit usaha 1 
5 – 15 unit usaha 3 
15 – 30 unit usaha 5 
30 ­60 
unit usaha 7 
60 – 100 unit usaha 8 
Lebih dari 100 unit usaha 9 
2 Jenis jasa yang diusahakan Bila jumlah jenis kegiatan dari 
setiap unit usaha yang ada 
Kurang dari 10 jenis 1 
10 – 20 jenis 3 
20 – 30 jenis 5 
30 – 50 jenis 7 
50 – 100 jenis 8 
Lebih dari 100 jenis 9 
3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari 
semua unit usaha yang ada kurang 
dari 100 orang 
5 
100 – 200 orang 7 
200 – 300 orang 8 
300 –500 orang 9 
Lebih dari 500 orang 10 
E8 Usaha jasa keterampilan 
1 Jumlah usaha jasa 
keterampilan 
Bila jumlah semua usaha jasa 
keterampilan di desa/kelurahan ini 
Tidak ada 0 
Kurang dari 5 unit usaha 1 
5 – 15 unit usaha 3 
15 – 30 unit usaha 5 
30 ­60 
unit usaha 7 
60 – 100 unit usaha 8 
Lebih dari 100 unit usaha 9 
2 Jenis usaha jasa 
keterampilan 
Bila jumlah jenis produk dari setiap 
unit usaha jasa keterampilan 
Kurang dari 10 jenis 1 
10 – 20 jenis 3 
20 – 30 jenis 5 
30 – 50 jenis 7 
50 – 100 jenis 8 
Lebih dari 100 jenis 9 
3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari 
semua unit usaha jasa keterampilan 
yang ada kurang dari 100 orang 
2 
100 – 200 orang 4 
200 – 300 orang 6
Lampiran IV 
300 –500 orang 7 
Lebih dari 500 orang 8 
56 
E9 Usaha jasa Hukum dan Konsultasi 
1 Jumlah usaha jasa hukum 
dan konsultasi 
Bila jumlah semua usaha jasa 
hukum dan konsultasi di 
desa/kelurahan ini 
Tidak ada 0 
Kurang dari 5 unit usaha 1 
5 – 15 unit usaha 3 
15 – 30 unit usaha 5 
30 ­60 
unit usaha 7 
60 – 100 unit usaha 8 
Lebih dari 100 unit usaha 9 
2 Jenis usaha jasa hukum 
dan konsultasi 
Bila jumlah jenis produk dari setiap 
unit usaha jasa hukum dan 
konsultasi 
Kurang dari 10 jenis 1 
10 – 20 jenis 3 
20 – 30 jenis 5 
30 – 50 jenis 7 
50 – 100 jenis 8 
Lebih dari 100 jenis 9 
3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari 
semua unit usaha jasa hukum dan 
konsultasi yang ada kurang dari 100 
orang 
2 
100 – 200 orang 3 
200 – 300 orang 5 
300 –500 orang 7 
Lebih dari 500 orang 8 
E10 Usaha Penginapan 
1 Jumlah usaha jasa 
penginapan 
Bila jumlah semua usaha jasa 
penginapan di desa/kelurahan ini 
Tidak ada 0 
Kurang dari 5 unit usaha 4 
5 – 15 unit usaha 5 
15 – 30 unit usaha 6 
30 ­60 
unit usaha 7 
60 – 100 unit usaha 8 
Lebih dari 100 unit usaha 9 
2 Jenis usaha jasa 
penginapan 
Bila jumlah jenis produk dari setiap 
unit usaha jasa penginapan 
Kurang dari 10 jenis 1 
10 – 20 jenis 3 
20 – 30 jenis 5 
30 – 50 jenis 7 
50 – 100 jenis 8 
Lebih dari 100 jenis 9
Lampiran IV 
57 
3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari 
semua unit usaha jasa penginapan 
yang ada kurang dari 100 orang 
3 
100 – 200 orang 4 
200 – 300 orang 5 
300 –500 orang 6 
Lebih dari 500 orang 7 
E11 Lembaga Pendidikan 
1 Jenis lembaga pendidikan 
formal 
Bila jumlah semua lembaga 
pendidikan yang ada di 
desa/kelurahan ini 
Tidak ada lembaga pendidikan 0 
Kurang dari 2 lembaga 5 
2 – 4 lembaga 7 
Lebih dari 4 lembaga 9 
2 Jumlah tenaga pengajar Bila setiap jenis lembaga pendidikan 
yang ada mempunyai tenaga 
pengajar 
Kurang dari 6 orang 3 
6 – 10 orang 4 
10 – 15 orang 5 
15 – 20 orang 6 
Lebih dari 20 orang 7 
3 Kepemilikan lembaga 
pendidikan formal 
Bila dari semua lembaga pendidikan 
yang ada di desa/kelurahan 
a Milik pemerintah Tidak ada 0 
Kurang dari 10% 2 
10 – 50% 3 
Lebih dari 50% 5 
b Milik swasta Tidak ada 0 
Kurang dari 10% 4 
10 – 50% 6 
Lebih dari 50% 8 
c Milik desa/kelurahan atau 
lembaga kemasyarakatan 
desa/ kelurahan 
Tidak ada 
Kurang dari 10% 8 
10 – 50% 9 
Lebih dari 50% 10 
4 Lembaga pendidikan formal keagamaan 
a Jumlah lembaga keagamaan Bila jumlah lembaga pendidikan 
keagamaan yang ada di desa/ 
kelurahan ini 
Tidak ada 0 
Ada 1 jenis lembaga pendidikan 
4 
keagamaan 
2 jenis lembaga 5 
3 jenis lembaga 6 
Lebih dari 3 jenis lembaga 
7 
keagamaan
Lampiran IV 
58 
b Lembaga pendidikan formal 
keagamaan milik lembaga 
agama 
Bila setiap lembaga keagamaan yang 
ada di desa/kelurahan ini memiliki 
lembaga pendidikan 
Tidak ada lembaga pendidikan milik 
agama tertentu 
0 
Milik 1 lembaga agama 4 
Milik 2 lembaga agama 6 
Milik 3 lembaga agama 8 
Milik lebih dari 3 lembga agama 10 
c Jumlah tenaga pengajar Bila setiap jenis lembaga pendidikan 
formal keagamaan yang ada 
mempunyai tenaga pengajar 
Kurang dari 6 orang 3 
6 – 10 orang 5 
10 – 15 orang 7 
15 – 20 orang 8 
Lebih dari 20 orang 9 
5 Kepemilikan lembaga pendidikan formal keagamaan 
a Milik pemerintah Bila kepemilikan dari semua 
lembaga pendidikan yang ada di 
desa/kelurahan 
Tidak ada 0 
Kurang dari 10% dari jumlah 
2 
lembaga pendidikan keagamaan 
yang ada di desa/kelurahan 
10 – 50% 3 
Lebih dari 50% 5 
b Milik swasta/yayasan Kurang dari 10% 4 
10 – 50% 8 
Lebih dari 50% 9 
c Milik desa/kelurahan atau 
lembaga kemasyarakatan 
desa/kelurahan 
Tidak ada 0 
Kurang dari 10% dari jumlah 
7 
lembaga pendidikan keaagamaan 
yang ada di desa/kelurahan 
10 – 50% 8 
Lebih dari 50% 10 
6 Pendidikan non Formal/Kursus 
a Jenis lembaga pendidikan 
non formal/kursus 
Bila jumlah semua lembaga 
pendidikan non formal/kursus yang 
ada di desa/kelurahan ini 
Tidak ada 0 
Kurang dari 2 lembaga 5 
2 – 5 lembaga 7 
5 – 10 lembaga 8 
Lebih dari 10 lembaga 9 
b Jumlah tenaga pengajar Bila setiap jenis lembaga pendidikan 
yang ada mempunyai tenaga 
pengajar
Lampiran IV 
Kurang dari 6 orang 3 
6 – 10 orang 5 
10 – 15 orang 7 
15 – 20 orang 8 
Lebih dari 20 orang 9 
59 
c Kepemilikan lembaga 
pendidikan formal 
Bila dari semua lembaga pendidikan 
yang ada di desa/kelurahan 
c1 Milik pemerintah Tidak ada 0 
Kurang dari 10% 2 
10 – 50% 3 
Lebih dari 50% 5 
c2 Milik swasta Tidak ada 0 
Kurang dari 10% 4 
10 – 50% 8 
Lebih dari 50% 9 
c3 Milik desa/kelurahan atau 
lembaga kemasyarakatan 
desa/ kelurahan 
Tidak ada 0 
Kurang dari 10% 7 
10 – 50% 8 
Lebih dari 50% 10 
E12 LEMBAGA ADAT 
1 Keberadaan lembaga adat Bila lembaga adat di desa/kel ini 
Tidak ada 0 
Ada 5 
2 Simbol lembaga adat Bila simbol lembaga dan kekuasaan 
adat di desa/kelurahan ini 
Tidak ada 0 
Kurang dari 3 jenis 5 
3 – 5 jenis 7 
Lebih dari 5 jenis 9 
3 Jenis kegiatan lembaga adat Bila jumlah jenis kegiatan adat 
Tidak ada 0 
Kurang dari 2 jenis 4 
2 – 5 jenis 6 
5 – 10 jenis 8 
Lebih dari 10 jenis 9 
E13 LEMBAGA KEAMAMAAN 
1 Hansip dan Linmas 
a Keberadaan Hansip dan 
Linmas 
Bila Hansip dan Limas di desa/kel 
Tidak ada 0 
Ada dan pasif 5 
Ada dan aktif 10
Lampiran IV 
b Jumlah anggota Hansip Bila Tidak ada 0 
Kurang dari 1% jumlah penduduk 4 
1 – 5% 5 
5 – 10% 6 
Lebih dari 10% jumlah penduduk 7 
60 
c Jumlah anggota Satgas 
Linmas 
Bila Tidak ada 0 
Kurang dari 1% jumlah penduduk 3 
1 – 5% 5 
5 – 10% 7 
Lebih dari 10% jumlah penduduk 9 
2 Pelaksanaan SISKAMLING 
Bila Siskamling Tidak ada/tidak 
aktif 
0 
Ada dan aktif 8 
3 Jumlah Pos Kamling Bila jumlah Poskamling di 
desa/kelurahan Tidak ada 
0 
Kurang dari 2 unit 4 
2 – 5 unit 6 
5 – 10 unit 8 
Lebih dari 10 unit 9 
4 Satpam Swakarsa 
a Keberadaan Satpam 
Swakarsa 
Bila tidak ada Satpam Swakarsa 2 
Bila ada Satpam Swakarsa 5 
b Kepemilikan dan induk 
oganisasi Satpam Swakarsa 
Pemerintah 5 
Perusahaan swasta 4 
Perorangan 1 
Bila tidak ada induk organisasinya 0 
Bila ada organisasi induknya 2 
5 Keberadaan organisasi 
kemanan dan ketertiban 
masyarakat lainnya 
Bila tidak ada 2 
Bila ada dan pasif 5 
Bila ada dan aktif 8 
6 Kerjasama Trantiblinmas 
Jenis kerjasama 
a Kerjasama dengan TNI Bila tidak ada 1 
Bila ada kerjasama antara Kepala 
Desa/Lurah dengan Danramil 
3 
1 ­4 
jenis kegiatan 5 
4 – 10 jenis kegiatan 6 
Lebih dari 10 jenis kegiatan 7 
b Kerjasama dengan Polri Bila tidak ada 1 
Bila ada kerjasama antara Kepala 3
Lampiran IV 
Desa/Lurah dengan Kapolsek 
1 – 2 jenis kegiatan 5 
2 – 4 jenis kegiatan 6 
Lebih dari 4 jenis kegiatan 7 
61
Lampiran IV 
62 
III. SKORING POTENSI PRASARANA DAN SARANA 
No POTENSI SARANA DAN 
PRASARANA 
Cara Penilaian Skore 
A TRANSPORTASI 
A1 Transportasi darat 
1 Jalan Desa/Kelurahan Jika total panjang semua jenis 
permukaan jalan desa/ 
kelurahan yang rusak 
Kurang dari 1% total panjang 
jalan 
7 
1 – 5% 6 
5 – 10% 5 
10 – 25% 4 
25 – 50% 3 
Lebih dari 50% total panjang 
2 
jalan 
2 Jalan antar desa/kelurahan Jika total panjang semua jenis 
permukaan jalan antar desa/ 
kelurahan yang rusak 
Kurang dari 1% total panjang 
jalan 
5 
1 – 5% 4 
5 – 10% 3 
10 – 25% 2 
25 – 50% 1 
Lebih dari 50% total panjang 
0 
jalan 
3 Jalan kabupaten/kota yang 
melewati desa/kelurahan 
Jika total panjang semua jenis 
permukaan jalan 
kabupaten/kota yang melewati 
desa/ kelurahan yang rusak: 
Kurang dari 1% total panjang 
jalan 
5 
1 – 5% 4 
5 – 10% 3 
10 – 25% 2 
25 – 50% 1 
Lebih dari 50% total panjang 
0 
jalan 
4 Jalan provinsi yang 
melewati desa/kelurahan 
Jika total panjang semua jenis 
permukaan jalan provinsi yang 
melewati desa/kelurahan 
dalam kondisi rusak 
Kurang dari 1% total panjang 
jalan 
5 
1 – 5% 4 
5 – 10% 3 
10 – 25% 2 
25 – 50% 1 
Lebih dari 50% total panjang 
0 
jalan
Lampiran IV 
63 
5 Jalan negara yang melewati 
desa/kelurahan 
Jika kondisi total panjang 
semua jenis permukaan jalan 
negara yang melewati 
desa/kelurahan yang rusak 
Kurang dari 1% total panjang 
jalan 
5 
1 – 5% 4 
5 – 10% 3 
10 – 25% 2 
25 – 50% 1 
Lebih dari 50% total panjang 
0 
jalan 
5 Jembatan desa/kelurahan 
Bila total jumlah jembatan yang 
ada di desa/kelurahan dalam 
kondisi rusak 
Kurang dari 1% total jumlah 
jembatan 
5 
1 – 5% 4 
5 – 10% 3 
10 – 25% 2 
25 – 50% 1 
Lebih dari 50% total jumlah 
0 
jembatan 
6 Prasarana dan sarana 
angkutan darat 
Bila total jumlah terminal. 
pelabuhan, stasiun, pangkalan 
yang ada di wilayah 
desa/kelurahan dalam kondisi 
rusak: 
Kurang dari 1% total jumlah 
prasarana dan sarana sejenis 
ayang ada 
5 
1 – 5% 4 
5 – 10% 3 
10 – 25% 2 
25 – 50% 1 
Lebih dari 50% total jumlah 
0 
prasarana sejenis yang ada 
7 Sarana Transportasi darat 
a Jenis sarana transportasi 
darat 
Bila jumlah total jenis sarana 
transportasi darat di desa/ 
kelurahan 
Tidak ada 0 
Kurang dari 2 jenis 3 
2 – 5 jenis 6 
5 – 7 jenis 8 
Lebih dari 7 jenis sarana 
9 
angkutan 
b Jumlah sarana transportasi 
darat 
Bila setiap jenis sarana 
transportasi darat memiliki 
jumlah armada pengangkutan
Lampiran IV 
64 
Tidak ada 0 
Kurang dari 5 unit 5 
5 – 25 unit 6 
25 – 50 unit 7 
50 – 100 unit 8 
Lebih dari 100 unit 9 
A2 Transportasi Sungai/Laut 
1 Jenis prasarana dan sarana 
transportasi sungai/laut 
Bila jumlah total jenis sarana 
transportasi sungai/laut di 
desa/ kelurahan 
Tidak ada 0 
Kurang dari 2 jenis 2 
2 – 5 jenis 4 
5 – 7 jenis 6 
Lebih dari 7 jenis sarana 
8 
angkutan 
2 Jumlah prasarana dan 
sarana dan transportasi 
sungai/laut 
Bila jumlah armada 
pengangkutan dari setiap jenis 
prasarana dan sarana 
transportasi sungai/laut 
Tidak ada 
Kurang dari 5 unit 0 
5 – 25 unit 2 
25 – 50 unit 4 
50 – 100 unit 6 
Lebih dari 100 unit 8 
A3 Prasarana dan Sarana transportasi Udara 
1 Jenis prasarana dan sarana 
transportasi udara 
Bila jumlah total jenis sarana 
transportasi udara di wilayah 
desa/ kelurahan 
Tidak ada 0 
Kurang dari 2 jenis 6 
2 – 5 jenis 7 
5 – 7 jenis 8 
Lebih dari 7 jenis sarana 
9 
angkutan 
2 Jumlah prasarana dan 
sarana transportasi udara 
Bila jumlah armada 
pengangkutan dari setiap jenis 
prasarana dan sarana 
transportasi udara 
Tidak ada 0 
Kurang dari 2 unit 5 
2 – 5 unit 6 
5 – 10 unit 7 
10 – 50 unit 8 
Lebih dari 50 unit 9 
B PRASARANA SARANA KOMUNIKASI DAN INFORMASI 
1 Jenis prasarana telepon Bila jumlah jenis prasarana
Lampiran IV 
65 
umum, Warnet dan Wartel telepon di desa/kelurahan 
Tidak ada 0 
Kurang dari 2 unit 5 
2 – 4 unit 6 
4 – 7 unit 7 
7 – 10 unit 8 
Lebih dari 10 unit 9 
2 Jumlah pelanggan Telkom, 
GSM, CDMA 
Bila total jumlah pelanggan di 
desa/kelurahan 
Tidak ada 0 
Kurang dari 250 pelanggan 3 
250 ­500 
pelanggan 4 
500 – 1000 pelanggan 5 
1000 – 5000 pelanggan 6 
5000 – 10000 7 
Lebih dari 10000 pelanggan 8 
3 Sinyal telepon seluler Bila Ada 10 
Bila Tidak ada 0 
4 Kantor Pos Bila ada 10 
Bila tidak ada 0 
5 Pegawai pos Bila pegawai/tukang pos di 
desa/kelurahan tidak ada 
0 
Ada 5 
6 Radio dan TV 
a Milik umum Bila tidak ada 0 
Bila ada 5 
b Milik pribadi 
c Jumlah TV Bila tidak ada TV 0 
Bila jumlahnya kurang dari 
10% dari jumlah keluarga 
5 
10 – 25% 6 
25 – 50% 7 
50 – 75% 8 
Lebih dari 75% 9 
d Jumlah radio Bila tidak ada radio 0 
Bila jumlahnya kurang dari 
10% dari jumlah keluarga 
5 
10 – 25% 6 
25 – 50% 7 
50 – 75% 8 
Lebih dari 75% 9 
e Antene parabola Bila tidak ada 0 
Bila jumlahnya kurang dari 
10% dari jumlah keluarga 
5 
10 – 25% 6 
25 – 50% 7 
50 – 75% 8 
Lebih dari 75% 9
Lampiran IV 
66 
7 Koran, majalah, buletin 
Bila tidak ada 0 
Bila ada 5 
8 Papan iklan/pengumuman Bila tidak ada 0 
Bila ada 5 
C PRASARANA AIR BERSIH DAN SANITASI 
C1 Prasarana air bersih 
1 Jumlah sumur pompa, 
sumur gali dan penampung 
air hujan, mata air 
Bila jumlahnya di desa/ 
kelurahan 
Tidak ada 0 
Kurang dari 1% dari total 
2 
prasarana air bersih 
1 ­10% 
3 
10 ­15% 
4 
15 ­25% 
5 
Lebih dari 25% 6 
2 Jumlah hidran umum, 
tangki air bersih dan 
bangunan/depot 
pengolahan air minum 
Bila jumlahnya di desa/ 
kelurahan 
Tidak ada 0 
Kurang dari 1% dari total 
3 
prasarana air bersih 
1 ­10% 
4 
10 ­15% 
5 
15 ­25% 
6 
Lebih dari 25% 7 
C2 Sanitasi 
1 Saluran drainase/saluran 
pembuangan air limbah 
Bila tidak ada 0 
Bila ada 5 
2 Sumur resapan air rumah 
tangga 
Bila tidak ada 0 
Kurang dari 10% dari total 
2 
keluarga 
10 – 25% 4 
25 – 50% 6 
50 – 75% 8 
Lebih dari 75% 10 
3 Jumlah MCK umum Bila tidak ada 0 
Kurang dari 5 unit 2 
5 – 10 unit 4 
10 –20 unit 6 
Lebih dari 20 unit 8 
4 Jamban keluarga Bila jumlah jamban keluarga di 
desa/kelurahan 
Tidak ada 0
Lampiran IV 
67 
Kurang dari 10% dari jumlah 
keluarga 
2 
10 – 25% 4 
25 – 50% 6 
50 – 75% 8 
Lebih dari 75% 10 
5 Kondisi saluran drainase/ 
saluran pembuang limbah 
Bila kondisi saluran drainase 
atau Saluran pembuangan air 
limbah rusak: 
Kurang dari 10% dari jumlah 
saluran yang ada 
4 
10 – 25% 3 
25 – 50% 2 
Lebih dari 50% 1 
Bila kondisi saluran drainase 
atau Saluran pembuangan air 
limbah baik: 
Kurang dari 10% dari jumlah 
2 
saluran yang ada 
10 – 25% 3 
25 – 50% 4 
Lebih dari 50% dalam keadaan 
5 
baik dari jumlah saluran yang 
ada 
D PRASARANA DAN KONDISI IRIGASI 
Kondisi 
1 Kondisi saluran primer Bila kondisinya baik 5 
Bila kondisi saluran primer 
yang rusak: 
Kurang dari 10% total panjang 
saluran primer: 
4 
10 – 25% total panjang saluran 3 
25 – 50 % total panjang saluran 2 
Lebih dari 50% total panjang 
1 
saluran 
2 Panjang saluran sekunder Bila kondisinya baik 5 
Bila kondisi saluran sekunder 
yang rusak: 
Kurang dari 10% total panjang 
saluran primer 
4 
10 – 25% total panjang saluran 3 
25 – 50 % total panjang saluran 2 
Lebih dari 50% total panjang 
1 
saluran 
3 Panjang saluran tersier Bila kondisinya baik 5 
Bila kondisi saluran tesier yang 
rusak: 
Kurang dari 10% total panjang 
saluran primer 
4 
10 – 25% total panjang saluran 3
Lampiran IV 
68 
25 – 50 % total panjang saluran 2 
Lebih dari 50% total panjang 
1 
saluran 
4 Jumlah pintu sadap Bila kondisinya baik 5 
Bila kondisi pintu yang rusak: 
Kurang dari 10% total jumlah 
pintu 
4 
10 – 25% total jumlah pintu 3 
25 – 50 % total jumlah pintu 2 
Lebih dari 50% total jumlah 
1 
pintu 
5 Jumlah pintu pembagi air Bila kondisinya baik 5 
Bila kondisi pintu pembagi 
yang rusak: 
Kurang dari 10% total pintu 
pembagi air 
4 
10 – 25% total pintu pembagi 
air 
3 
25 – 50 % total pintu pembagi 
air 
2 
Lebih dari 50% total pintu 
pembagi air 
1 
E PRASARANA DAN SARANA PEMERINTAHAN 
E1 Prasarana dan Sarana Pemerintahan Desa/Kelurahan 
1 Gedung kantor 
a Kondisi gedung kantor Bila tidak ada gedung kantor 0 
Bila ada, kondisinya 
Rusak 1 
Baik 5 
b Jumlah ruang kerja Bila jumlah ruang kantor, 
Kurang dari 3 ruang 3 
3 – 5 ruang 4 
5 – 7 ruang 5 
Lebih dari 7 ruangan 6 
c Balai desa/kelurahan Bila tidak ada balai desa 0 
Bila ada 5 
2 Listrik Bila tidak ada listrik 0 
Bila ada 5 
3 Air bersih Bila tidak ada air bersih 0 
Bila ada 
Rusak 1 
Baik 5 
4 Telepone Bila tidak ada telepone 0 
Bila ada 5 
5a Rumah dinas kepala desa / 
lurah 
Bila tidak ada rumah dinas 
kepala desa/lurah 
1
Lampiran IV 
69 
Bila ada 10 
5b Rumah dinas perangkat 
desa/kelurahan 
Bila tidak ada 0 
Bila ada 10 
6 Inventaris dan alat tulis 
kantor 
6a Jumlah jenis inventaris dan 
alat tulis kantor 
Bila tidak ada 0 
Bila jumlah semua jenis 
inventaris dan ATK 
Kurang dari 2 jenis 2 
2 – 5 buah 4 
6 – 8 buah 6 
9 – 15 buah 8 
Lebih dari 15 jenis 10 
6b Jumlah alat kerja perjenis 
inventaris 
Bila tidak ada 0 
Bila total semua jenis 
mempunyai: 
Kurang dari 2 unit 2 
3 – 5 unit 4 
5 – 10 unit 6 
Lebih dari 10 unit untuk setiap 
8 
jenis 
E2 Administrasi desa dan Kelurahan 
1 Jumlah jenis buku 
administrasi 
desa/kelurahan 
Bila tidak ada buku 
administrasi desa/kelurahan 
0 
Bila ada tetapi tidak diisi 1 
Bila ada dan diisi: 
Kurang dari 10 jenis buku 5 
11 – 15 jenis buku 6 
16 – 20 jenis buku 7 
21 – 25 jenis buku 8 
26 – 30 jenis buku 9 
Lebih dari 30 jenis buku 10 
2 Keberadaan buku data 
profil desa/kelurahan 
Bila tidak ada buku data profil 0 
Bila ada 10 
E3 Prasarana dan sarana badan permusyawaratan desa / BPD 
1 Gedung kantor 
a Kondisi gedung kantor Bila tidak ada gedung kantor 0 
Bila ada, kondisinya 
Rusak 1 
Baik 5 
b Jumlah ruang kerja Bila jumlah ruang kantor, 
Kurang dari 3 ruang 3
Lampiran IV 
70 
3 – 5 ruang 4 
5 – 7 ruang 5 
Lebih dari 7 ruangan 6 
c Balai BPD Bila tidak ada 0 
Bila ada 5 
2 Listrik Bila tidak ada listrik 0 
Bila ada 5 
3 Air bersih Bila tidak ada air bersih 0 
Bila ada 
Rusak 1 
Baik 5 
4 Telepone Bila tidak ada telepone 0 
Bila ada 5 
5 Inventaris dan alat tulis kantor 
5a Jenis inventaris dan alat 
tulis kantor (ATK) 
Bila tidak ada 0 
Bila jumlah semua jenis 
inventaris dan ATK: 
Kurang dari 2 jenis 3 
3– 5 jenis 4 
6 – 8 jenis 5 
9 – 10 jenis 6 
Lebih dari 10 jenis 7 
5b Jumlah inventaris dan ATK Bila tidak ada 0 
Bila jumlah total setiap jenis 
mempunyai: 
Kurang dari 2 unit 3 
3 – 5 unit 4 
5 – 10 unit 5 
Lebih dari 10 unit untuk setiap 
6 
jenis 
6 Administrasi BPD 
Jumlah jenis buku 
administrasi 
desa/kelurahan 
Bila tidak ada buku 
administrasi desa/kelurahan 
0 
Bila ada tetapi tidak diisi 1 
Bila ada dan diisi: 
Kurang dari 3 jenis buku 4 
4 – 6 jenis buku 5 
7 – 10 jenis buku 6 
Lebih dari 10 buku 7 
E4 Prasarana dan sarana Dusun/Lingkungan atau sebutan 
Lain 
1 Gedung kantor/balai Tidak ada 0 
Ada 5
Lampiran IV 
71 
2 Alat Tulis Kantor (ATK) Tidak ada 0 
Ada 5 
3 Barang inventaris kantor Tidak ada 0 
Ada 5 
4 Buku administrasi Tidak ada 0 
Ada dan tidak terisi 1 
Ada dan terisi 5 
5 Kegiatan Tidak ada 0 
Ada 5 
6 Jumlah pengurus Tidak ada pengurus 0 
Bila ada, kurang dari 3 orang 3 
4 – 6 orang 4 
7 – 10 orang 5 
Lebih dari 10 orang 6 
F Prasarana dan sarana Lembaga Kemasyarakatan 
F1 Prasarana dan sarana Lembaga Kemasyarakatan 
Desa/Kelurahan (LKD/LKK) 
1 Gedung/kantor LKD/LKK Bila tidak memiliki gedung 0 
Bila ada 5 
2 Peralatan kantor, komputer, 
fax, mesin tik, kardek, meja 
dan kursi 
Jika tidak ada 0 
Jika ada 5 
3 Buku administrasi 
LKD/LKK 
Bila tidak ada 0 
Jika ada, jumlah buku yang 
tersedia 
> 3 buah 2 
4– 6 buah 4 
7 – 10 buah 6 
Lebih dari 10 buah 8 
F2 LKMD/LPM atau sebutan lain 
1 Gedung/kantor LKMD Bila tidak memiliki gedung 0 
Bila ada 5 
2 Peralatan kantor, komputer, 
fax, mesin tik, kardek, meja 
dan kursi 
Jika tidak ada 0 
Jika ada 5 
3 Buku administrasi lembaga 
kemasyarakatan 
Bila tidak ada 0 
Jika ada, jumlah buku yang 
tersedia 
> 3 buah 2 
4– 6 buah 4 
7 – 10 buah 6 
Lebih dari 10 buah 8
Lampiran IV 
72 
F4 PKK 
1 Keberadaan organisasi Tidak ada 0 
Ada 5 
2 Gedung/kantor LKD/LKK Bila tidak memiliki gedung 0 
Ada 5 
3 Peralatan kantor, komputer, 
fax, mesin tik, kardek, meja 
dan kursi 
Jika tidak ada 0 
Jika ada 5 
4 Kepengurusan Bila tidak ada kepengurusan 0 
Bila ada dan tidak aktif 1 
Bila ada dan aktif 5 
5 Buku administrasi PKK Bila tidak ada 0 
Jika ada, jumlah buku yang 
ada 
Kurang dari 10 jenis 5 
11 – 15 jenis 6 
15 – 20 jenis 7 
21 – 25 jenis 8 
Lebih dari 25 jenis 9 
6 Jenis kegiatan Bila tidak ada kegiatan 0 
Jika ada, jumlah kegiatan: 
Kurang dari 10 jenis 5 
11 – 15 jenis 6 
16 – 20 jenis 7 
21 – 25 jenis 8 
Lebih dari 25 jenis 9 
F5 Karang taruna 
1 Kepengurusan Bila tidak ada kepengurusan 0 
Bila ada dan tidak aktif 1 
Bila ada dan aktif 5 
2 Buku administrasi Bila tidak ada 0 
Jika ada kurang dari 2 jenis 2 
2 – 4 jenis 4 
5 – 7 jenis 6 
8 – 10 jenis 8 
Lebih dari 10 jenis 10 
3 Jumlah kegiatan Bila tidak ada kegiatan 0 
Jika jumlah kegiatan: 
Kurang dari 5 jenis 2 
6 – 10 jenis 4 
11 – 15 jenis 6 
Lebih dari 15 jenis 8 
F6 RT 
1 Kepengurusan Bila tidak ada kepengurusan 0 
Bila ada dan tidak aktif 1 
Bila ada dan aktif 5
Lampiran IV 
73 
2 Buku administrasi Bila tidak ada buku 0 
Bila jumlahnya: 
Kurang dari 5 jenis 2 
6 – 10 4 
11 – 15 6 
16 – 20 8 
Lebih dari 20 jenis 10 
3 Jumlah kegiatan Bila tidak ada kegiatan 0 
Jika ada kegiatan maka 
banyaknya kegiatan : 
Kurang dari 10 jenis 2 
11 – 15 jenis 4 
16 – 20 jenis 6 
Lebih dari 20 jenis 8 
F7 RW 
1 Kepengurusan Bila tidak ada kepengurusan 0 
Bila ada dan tidak aktif 1 
Bila ada dan aktif 5 
2 Buku administrasi Bila tidak ada buku 0 
Bila jumlahnya: 
Kurang dari 5 jenis 2 
6 – 10 4 
11 – 15 6 
16 – 20 8 
Lebih dari 20 jenis 10 
3 Jumlah kegiatan Bila tidak ada kegiatan 0 
Jika ada, banyaknya kegiatan: 
Kurang dari 10 jenis 2 
11 – 15 jenis 4 
16 – 20 jenis 6 
Lebih dari 20 jenis 8 
F8 Lembaga Adat 
1 Keberadaan Tidak ada 0 
Ada 5 
2 Memiliki gedung / kantor Bila tidak memiliki gedung 0 
Bila ada 5 
3 Kepengurusan Bila tidak ada kepengurusan 0 
Bila ada dan tidak aktif 1 
Bila ada dan aktif 5 
4 Buku administrasi Bila tidak ada buku 0 
Bila jumlahnya: 
Kurang dari 2 jenis 4 
3 – 5 5 
6 – 10 6 
Lebih dari 10 jenis 7 
5 Jumlah kegiatan Bila tidak ada kegiatan 0 
Jika ada, banyaknya kegiatan:
Lampiran IV 
74 
Kurang dari 10 jenis 5 
11 – 15 jenis 6 
16 – 20 jenis 7 
Lebih dari 20 jenis 8 
F9 BUMDES 
1 Keberadaan Tidak ada 0 
Ada 10 
2 Memiliki gedung / kantor Bila tidak memiliki gedung 0 
Bila ada 5 
3 Kepengurusan Bila tidak ada kepengurusan 1 
Bila ada dan tidak aktif 2 
Bila ada dan aktif 5 
4 Buku administrasi Bila tidak ada buku 0 
Bila jumlahnya: 
Kurang dari 2 jenis 2 
3 – 5 3 
6 – 10 4 
Lebih dari 10 jenis 5 
5 Jumlah kegiatan Bila tidak ada kegiatan 0 
Jika ada banyaknya kegiatan: 
Kurang dari 10 jenis 5 
11 – 15 jenis 6 
16 – 20 jenis 7 
Lebih dari 20 jenis 8 
F10 Organisasi Anggota Lembaga Kemasyarakatan 
Desa/Kelurahan Lainnya yang ada di Desa/Kelurahan 
1 Jenis organisasi anggota 
Lembaga Kemasyarakatan 
Desa/Kelurahan lainnya 
Bila tidak ada 0 
Bila ada jumlahnya 
Kurang dari 5 jenis 5 
6 ­10 
jenis 6 
Lebih dari 10 jenis 7 
2 Jenis kegiatan Jika tidak ada kegiatan 0 
Jika setiap jenis organisasi 
anggota lembaga 
kemasyarakatan desa/ 
kelurahan mempunyai 
Kurang dari 2 kegiatan 3 
3 – 5 kegiatan 4 
5 – 10 kegiatan 5 
Lebih dari 10 kegiatan 6 
G Prasarana Peribadatan 
1 Jumlah Masjid Bila tidak ada 0 
Jika ada, jumlahnya 
Kurang dari 2 buah 2
Lampiran IV 
75 
3 – 5 buah 3 
5 – 10 buah 4 
Lebih dari 10 buah 5 
2 Jumlah Langgar Bila tidak ada 0 
Jika ada, jumlahnya 
Kurang dari 2 buah 2 
3 – 5 buah 3 
5 – 10 buah 4 
Lebih dari 10 buah 5 
3 Jumlah Gereja Kristen Bila tidak ada 0 
Jika ada, jumlahnya 
Kurang dari 2 buah 3 
3 – 5 buah 4 
Lebih dari 5 buah 5 
4 Jumlah Gereja Katolik Bila tidak ada 0 
Jika ada, jumlahnya 
Kurang dari 2 buah 3 
3 – 5 buah 4 
Lebih dari 5 buah 5 
5 Jumlah Wihara Bila tidak ada 0 
Jika ada, jumlahnya 
Kurang dari 2 buah 3 
3 – 5 buah 4 
Lebih dari 5 buah 5 
6 Jumlah Pura Bila tidak ada 0 
Jika ada, jumlahnya 
Kurang dari 2 buah 3 
3 – 5 buah 4 
Lebih dari 5 buah 5 
7 Jumlah Klenteng Bila tidak ada 0 
Jika ada, jumlahnya 
Kurang dari 2 buah 3 
3 – 5 buah 4 
Lebih dari 5 buah 5 
H Prasarana Olahraga 
1 Lapangan sepak bola Bila tidak ada 0 
Bila ada, berjumlah 
1 unit 2 
2 unit 4 
3 unit 6 
Lebih dari 3 unit 8 
2 Lapangan bulu tangkis Bila tidak ada 0 
Jika ada, jumlahnya 
Kurang dari 2 buah 2 
2 – 4 buah 4 
4 – 8 buah 6 
8 – 10 buah 8
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)
Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Eka Saputra
 
Formulir pendaftaran pilkades panjalu
Formulir pendaftaran pilkades panjaluFormulir pendaftaran pilkades panjalu
Formulir pendaftaran pilkades panjalu
Aji Sahdi Sutisna
 
Surat peryataan penyerahan tanah oleh ahli waris
Surat peryataan penyerahan tanah oleh ahli warisSurat peryataan penyerahan tanah oleh ahli waris
Surat peryataan penyerahan tanah oleh ahli waris
Operator Warnet Vast Raha
 
Petunjuk Pelaksanaan Pelantikan BPD
Petunjuk Pelaksanaan Pelantikan BPDPetunjuk Pelaksanaan Pelantikan BPD
Petunjuk Pelaksanaan Pelantikan BPD
Yudhi Aldriand
 
Contoh dokumen pilkades
Contoh dokumen pilkadesContoh dokumen pilkades
Contoh dokumen pilkades
Yudhi Aldriand
 
Arah Kebijakan Dana Desa TA 2023_Sosialisasi Permendes 2023.pptx
Arah Kebijakan Dana Desa TA 2023_Sosialisasi Permendes 2023.pptxArah Kebijakan Dana Desa TA 2023_Sosialisasi Permendes 2023.pptx
Arah Kebijakan Dana Desa TA 2023_Sosialisasi Permendes 2023.pptx
deivie rondonuwu
 
Pedoman penyusunan profil desa
Pedoman penyusunan profil desaPedoman penyusunan profil desa
Pedoman penyusunan profil desa
Mochamad Syahidu
 

Was ist angesagt? (20)

Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
 
FORM PEMILIHAN KETUA RT
FORM PEMILIHAN KETUA RTFORM PEMILIHAN KETUA RT
FORM PEMILIHAN KETUA RT
 
Formulir pendaftaran pilkades panjalu
Formulir pendaftaran pilkades panjaluFormulir pendaftaran pilkades panjalu
Formulir pendaftaran pilkades panjalu
 
Surat peryataan penyerahan tanah oleh ahli waris
Surat peryataan penyerahan tanah oleh ahli warisSurat peryataan penyerahan tanah oleh ahli waris
Surat peryataan penyerahan tanah oleh ahli waris
 
Contoh berkas pelantikan panitia inti pilkades
Contoh berkas pelantikan panitia inti pilkadesContoh berkas pelantikan panitia inti pilkades
Contoh berkas pelantikan panitia inti pilkades
 
03 persyaratan perangkat desa
03 persyaratan perangkat desa03 persyaratan perangkat desa
03 persyaratan perangkat desa
 
Surat rekom pemberhentian
Surat rekom pemberhentianSurat rekom pemberhentian
Surat rekom pemberhentian
 
Paparan profil desa
Paparan profil desaPaparan profil desa
Paparan profil desa
 
Petunjuk Pelaksanaan Pelantikan BPD
Petunjuk Pelaksanaan Pelantikan BPDPetunjuk Pelaksanaan Pelantikan BPD
Petunjuk Pelaksanaan Pelantikan BPD
 
Panduan aplikasi prodeskel v3
Panduan aplikasi prodeskel v3Panduan aplikasi prodeskel v3
Panduan aplikasi prodeskel v3
 
Contoh dokumen pilkades
Contoh dokumen pilkadesContoh dokumen pilkades
Contoh dokumen pilkades
 
Strategi Perencanaan Desa
Strategi Perencanaan Desa Strategi Perencanaan Desa
Strategi Perencanaan Desa
 
Contoh surat keterangan tempat tinggal dari kepal desa
Contoh surat keterangan tempat tinggal dari kepal desaContoh surat keterangan tempat tinggal dari kepal desa
Contoh surat keterangan tempat tinggal dari kepal desa
 
Arah Kebijakan Dana Desa TA 2023_Sosialisasi Permendes 2023.pptx
Arah Kebijakan Dana Desa TA 2023_Sosialisasi Permendes 2023.pptxArah Kebijakan Dana Desa TA 2023_Sosialisasi Permendes 2023.pptx
Arah Kebijakan Dana Desa TA 2023_Sosialisasi Permendes 2023.pptx
 
Notulensi pelatihan kampung kb hotel anggraeni 2019
Notulensi pelatihan kampung kb hotel anggraeni 2019Notulensi pelatihan kampung kb hotel anggraeni 2019
Notulensi pelatihan kampung kb hotel anggraeni 2019
 
05 berita acara &amp; laporan kepada kepala desa
05 berita acara &amp; laporan kepada kepala desa05 berita acara &amp; laporan kepada kepala desa
05 berita acara &amp; laporan kepada kepala desa
 
Permendagri No. 12 Tahun 2007
Permendagri No. 12 Tahun 2007 Permendagri No. 12 Tahun 2007
Permendagri No. 12 Tahun 2007
 
Pedoman penyusunan profil desa
Pedoman penyusunan profil desaPedoman penyusunan profil desa
Pedoman penyusunan profil desa
 
Modul format buku register
Modul format buku registerModul format buku register
Modul format buku register
 
BUM Desa : Analisa Usaha Berbasis Data
BUM Desa :  Analisa Usaha Berbasis DataBUM Desa :  Analisa Usaha Berbasis Data
BUM Desa : Analisa Usaha Berbasis Data
 

Ähnlich wie Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)

Sosialisasi Pendataan Desa (IDM berbasis SDGs Desa) 2021.pptx
Sosialisasi Pendataan Desa (IDM berbasis SDGs Desa) 2021.pptxSosialisasi Pendataan Desa (IDM berbasis SDGs Desa) 2021.pptx
Sosialisasi Pendataan Desa (IDM berbasis SDGs Desa) 2021.pptx
rifqiansarist
 
anaslisis pengembangan potensi desa berbasis indeks desa membangun
anaslisis pengembangan potensi desa berbasis indeks desa membangunanaslisis pengembangan potensi desa berbasis indeks desa membangun
anaslisis pengembangan potensi desa berbasis indeks desa membangun
DebbyPuspitaSari1
 

Ähnlich wie Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4) (20)

Lampiran4 Permendagri NO 12 THN 2007
Lampiran4 Permendagri NO 12 THN 2007Lampiran4 Permendagri NO 12 THN 2007
Lampiran4 Permendagri NO 12 THN 2007
 
Permendagri_No._12_Th_._2007_Ttg_._Pedoman_Penyusunan_Dan_Pendayagunaan_Data_...
Permendagri_No._12_Th_._2007_Ttg_._Pedoman_Penyusunan_Dan_Pendayagunaan_Data_...Permendagri_No._12_Th_._2007_Ttg_._Pedoman_Penyusunan_Dan_Pendayagunaan_Data_...
Permendagri_No._12_Th_._2007_Ttg_._Pedoman_Penyusunan_Dan_Pendayagunaan_Data_...
 
Permendagri Nomor 12 Tahun 2007
Permendagri Nomor 12 Tahun 2007Permendagri Nomor 12 Tahun 2007
Permendagri Nomor 12 Tahun 2007
 
PENDAYAGUNAAN PROFIL DESA Fix.pptx
PENDAYAGUNAAN PROFIL DESA Fix.pptxPENDAYAGUNAAN PROFIL DESA Fix.pptx
PENDAYAGUNAAN PROFIL DESA Fix.pptx
 
Instrumen Prodeskel.pptx
Instrumen Prodeskel.pptxInstrumen Prodeskel.pptx
Instrumen Prodeskel.pptx
 
Perencanaan BUM Desa
Perencanaan BUM DesaPerencanaan BUM Desa
Perencanaan BUM Desa
 
Propil desa beraban
Propil desa berabanPropil desa beraban
Propil desa beraban
 
Profil monografi
Profil monografiProfil monografi
Profil monografi
 
Sosialisasi Pendataan Desa (IDM berbasis SDGs Desa) 2021.pptx
Sosialisasi Pendataan Desa (IDM berbasis SDGs Desa) 2021.pptxSosialisasi Pendataan Desa (IDM berbasis SDGs Desa) 2021.pptx
Sosialisasi Pendataan Desa (IDM berbasis SDGs Desa) 2021.pptx
 
Sosialisasi Pendataan Desa (IDM berbasis SDGs Desa) 2021.pptx
Sosialisasi Pendataan Desa (IDM berbasis SDGs Desa) 2021.pptxSosialisasi Pendataan Desa (IDM berbasis SDGs Desa) 2021.pptx
Sosialisasi Pendataan Desa (IDM berbasis SDGs Desa) 2021.pptx
 
Kebijakan Pemerintah Desa Ramah Perempuan dan Anak.pptx
Kebijakan Pemerintah Desa Ramah Perempuan dan Anak.pptxKebijakan Pemerintah Desa Ramah Perempuan dan Anak.pptx
Kebijakan Pemerintah Desa Ramah Perempuan dan Anak.pptx
 
PB 2.3Strategi dan Teknik Manajemen Data Desa.pptx
PB 2.3Strategi dan  Teknik Manajemen Data Desa.pptxPB 2.3Strategi dan  Teknik Manajemen Data Desa.pptx
PB 2.3Strategi dan Teknik Manajemen Data Desa.pptx
 
RPJMDES & TATA KELOLA PEMERINTAH DESA
RPJMDES & TATA KELOLA PEMERINTAH DESARPJMDES & TATA KELOLA PEMERINTAH DESA
RPJMDES & TATA KELOLA PEMERINTAH DESA
 
0. SOTK Pemerintah Desa_By Sahar.pptx
0. SOTK Pemerintah Desa_By Sahar.pptx0. SOTK Pemerintah Desa_By Sahar.pptx
0. SOTK Pemerintah Desa_By Sahar.pptx
 
anaslisis pengembangan potensi desa berbasis indeks desa membangun
anaslisis pengembangan potensi desa berbasis indeks desa membangunanaslisis pengembangan potensi desa berbasis indeks desa membangun
anaslisis pengembangan potensi desa berbasis indeks desa membangun
 
TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASAR
TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASARTRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASAR
TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASAR
 
TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASAR
TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASARTRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASAR
TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PELAYANAN DASAR
 
Lapdal profil jembrana
Lapdal profil jembranaLapdal profil jembrana
Lapdal profil jembrana
 
PPT Bahan Seminar Proposal tesis.pptx
PPT Bahan Seminar Proposal tesis.pptxPPT Bahan Seminar Proposal tesis.pptx
PPT Bahan Seminar Proposal tesis.pptx
 
Masukan untuk RPJPD Kabupaten Tanah Bumbu 2025-2045
Masukan untuk RPJPD Kabupaten Tanah Bumbu 2025-2045Masukan untuk RPJPD Kabupaten Tanah Bumbu 2025-2045
Masukan untuk RPJPD Kabupaten Tanah Bumbu 2025-2045
 

Mehr von Muliadin Forester

Tugas Terstruktur Mandiri Semester vi
Tugas Terstruktur Mandiri Semester viTugas Terstruktur Mandiri Semester vi
Tugas Terstruktur Mandiri Semester vi
Muliadin Forester
 

Mehr von Muliadin Forester (20)

Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSSPanduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
Panduan Analisis Korelasi Berganda Dengan SPSS
 
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSSPanduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
 
Panduan aplikasi spss
Panduan aplikasi spssPanduan aplikasi spss
Panduan aplikasi spss
 
Pembuatan kambewe
Pembuatan kambewePembuatan kambewe
Pembuatan kambewe
 
Tugas Terstruktur Mandiri Semester vi
Tugas Terstruktur Mandiri Semester viTugas Terstruktur Mandiri Semester vi
Tugas Terstruktur Mandiri Semester vi
 
Jenis dan Proses Evaluasi
Jenis dan Proses EvaluasiJenis dan Proses Evaluasi
Jenis dan Proses Evaluasi
 
Contoh Rekomendasi Calon Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (umum/Non PNS))
Contoh Rekomendasi Calon Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (umum/Non PNS))Contoh Rekomendasi Calon Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (umum/Non PNS))
Contoh Rekomendasi Calon Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (umum/Non PNS))
 
Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015
Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015
Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015
 
Formulir Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (Umum/Non PNS)
Formulir Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (Umum/Non PNS)Formulir Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (Umum/Non PNS)
Formulir Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (Umum/Non PNS)
 
Formulir Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (PNS)
Formulir Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (PNS) Formulir Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (PNS)
Formulir Pendaftaran Mahasiswa Baru STPP Malang 2015 (PNS)
 
Proposal PKL III TA 2014/2015
Proposal PKL III TA 2014/2015Proposal PKL III TA 2014/2015
Proposal PKL III TA 2014/2015
 
Analisa Usaha Tani Budidaya Kacang Panjang
Analisa Usaha Tani Budidaya Kacang PanjangAnalisa Usaha Tani Budidaya Kacang Panjang
Analisa Usaha Tani Budidaya Kacang Panjang
 
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok TaniPetunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani
 
Click to Edit
Click to EditClick to Edit
Click to Edit
 
Juklak Penilaian Kemampuan Poktan
Juklak Penilaian Kemampuan PoktanJuklak Penilaian Kemampuan Poktan
Juklak Penilaian Kemampuan Poktan
 
Budidaya Brokoli
Budidaya BrokoliBudidaya Brokoli
Budidaya Brokoli
 
Penyakit Utama Tanaman Jagung
Penyakit Utama Tanaman JagungPenyakit Utama Tanaman Jagung
Penyakit Utama Tanaman Jagung
 
Skenario film manfaat pestisida nabati
Skenario film manfaat pestisida nabatiSkenario film manfaat pestisida nabati
Skenario film manfaat pestisida nabati
 
Membangun Profesionalisme Penyuluh Pertanian
Membangun Profesionalisme Penyuluh PertanianMembangun Profesionalisme Penyuluh Pertanian
Membangun Profesionalisme Penyuluh Pertanian
 
Laporan PKL II Mahasiswa STPP Malang TA 2014
Laporan PKL II Mahasiswa STPP Malang TA 2014Laporan PKL II Mahasiswa STPP Malang TA 2014
Laporan PKL II Mahasiswa STPP Malang TA 2014
 

Permendagri no. 12 tahun 2007 (lampiran 4)

  • 1. LAMPIRAN IV : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 12 TAHUN 2007 TANGGAL : 12 MARET 2007 PANDUAN TEKNIS PENGOLAHAN DATA PROFIL DESA DAN KELURAHAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA DEPARTEMEN DALAM NEGERI 2009
  • 2. Lampiran IV 2 BAB I PENGERTIAN a. Profil Desa/Kelurahan adalah gambaran menyeluruh tentang karakter Desa dan Kelurahan yang meliputi data dasar keluarga, potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan, prasarana dan sarana serta perkembangan kemajuan dan permasalahan yang dihadapi desa dan kelurahan. b. Penyusunan adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan dan publikasi data profil desa dan kelurahan yang meliputi data dasar keluarga, data potensi desa dan kelurahan serta tingkat perkembangan desa dan kelurahan. c. Pendayagunaan adalah berbagai upaya memanfaatkan data dasar keluarga, data potensi desa dan kelurahan serta tingkat perkembangan desa dan kelurahan dalam sistem perencanaan dan evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan. d. Pendataan adalah kegiatan pengumpulan fakta dan informasi melalui pengisian daftar isian data dasar keluarga, potensi desa dan kelurahan serta tingkat perkembangan desa dan kelurahan. e. Pembangunan Desa dan Kelurahan adalah seluruh kegiatan pembangunan yang berlangsung di Desa dan Kelurahan yang dilaksanakan secara terpadu dengan mengembangkan swadaya gotong royong masyarakat. f. Potensi Desa/Kelurahan adalah keseluruhan sumber daya yang dimiliki atau digunakan oleh Desa dan Kelurahan baik sumber daya alam, sumber daya manusia dan kelembagaan maupun prasarana dan sarana untuk mendukung percepatan kesejahteraan masyarakat. g. Tingkat Perkembangan Desa/Kelurahan adalah status tertentu dari capaian hasil kegiatan pembangunan yang dapat mencerminkan tingkat kemajuan dan/atau keberhasilan masyarakat, pemerintahan Desa/Kelurahan serta pemerintahan daerah dalam melaksanakan pembangunan di Desa dan Kelurahan. h. Desa/Kelurahan Cepat Berkembang adalah Jika perolehan total skor pengukuran mencapai lebih dari 90% dari total skor maksimal tingkat perkembangan desa dan kelurahan tahunan. i. Desa/Kelurahan Berkembang adalah Jika perolehan total skor mencapai 60% sampai 90% dari total skor maksimal tingkat perkembangan desa dan kelurahan tahunan. j. Desa/Kelurahan Lamban Berkembang adalah Jika perolehan total skor mencapai 30% sampai 60% dari total skor maksimal tingkat perkembangan desa dan kelurahan tahunan. k. Desa/Kelurahan Kurang Berkembang adalah Jika perolehan total skor mencapai kurang dari 30% dari total skor maksimal tingkat perkembangan desa dan kelurahan tahunan. l. Desa/Kelurahan Swasembada adalah jika nilai total skor yang diperoleh mencapai lebih dari 80% dari skor maksimal tingkat perkembangan lima tahunan. m. Desa/Kelurahan Swakarya adalah jika nilai total skor yang diperoleh mencapai 60% sampai 80% dari skor maksimal tingkat perkembangan lima tahunan.
  • 3. Lampiran IV n. Desa/Kelurahan Swadaya adalah jika nilai total skor yang diperoleh mencapai kurang dari 60% dari skor maksimal tingkat perkembangan lima tahunan. o. Kategori Mula adalah desa/kelurahan yang membutuhkan prioritas penanganan pada masalah pemenuhan kebutuhan dasar seperti ekonomi, pendidikan dan kesehatan. p. Kategori Madya adalah desa/kelurahan yang membutuhkan prioritas penanganan pada masalah keamanan dan ketertiban, kesadaran politik dan kebangsaan, peranserta masyarakat dalam pembangunan dan kinerja lembaga kemasyarakatan. q. Kategori Lanjut adalah desa/kelurahan yang membutuhkan prioritas penanganan masalah yang terkait dengan kinerja pemerintahan desa dan kelurahan serta pembinaan dan pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan. r. Desa/Kelurahan Miskin adalah desa/kelurahan yang potensi umumnya rendah, laju perkembangannya lamban dan kurang berkembang serta status perkembangannya berada pada tingkat swadaya dengan kategori mula, madya dan lanjut. s. Data dasar keluarga adalah gambaran menyeluruh potensi dan perkembangan keluarga yang meliputi potensi sumber daya manusia, perkembangan kesehatan dan pendidikan, penguasaan aset ekonomi dan sosial keluarga, partisipasi anggota keluarga dalam proses pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta berbagai permasalahan kesejahteraan keluarga dan perkembangan keamanan dan ketertiban di lingkungannya. t. Registrasi ibu dan anak tingkat dusun/lingkungan yang selanjutnya disebut RIAD adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan dan analisis serta publikasi dan pendayagunaan data perkembangan ibu dan anak di tingkat dusun dan lingkungan berdasarkan data dasar keluarga di setiap dusun dan lingkungan. u. Tipologi Desa/Kelurahan adalah kondisi spesifik keunggulan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan potensi kelembagaan serta potensi prasarana dan sarana dalam menentukan arah pengembangan dan pembinaan masyarakat berdasarkan karakteristik keunggulan komparatif dan kompetitif dari setiap desa dan kelurahan. 3
  • 4. Lampiran IV 4 BAB II PROFIL DESA DAN KELURAHAN Profil Desa dan Kelurahan adalah gambaran menyeluruh tentang karakter Desa dan Kelurahan yang meliputi data dasar keluarga, data potensi desa/kelurahan dan data tingkat perkembangan desa/kelurahan. Data dasar keluarga terdiri dari data potensi sosial ekonomi keluarga, kesehatan individua, kelompok dan lingkungan keluarga, data pendidikan, penguasaan aset ekonomi dan sosial budaya serta tingkat kesejahteraan keluarga dan perkembangan keamanan dan ketertiban keluarga. potensi desa dan kelurahan terdiri atas data potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan, prasarana dan sarana. A. DATA DASAR KELUARGA Data dasar keluarga berisikan gambaran menyeluruh potensi dan perkembangan keluarga yang meliputi: 1. potensi sumber daya manusia; 2. perkembangan kesehatan; 3. perkembangan pendidikan; 4. penguasaan aset ekonomi dan sosial keluarga; 5. partisipasi anggota keluarga dalam proses pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan; 6. berbagai permasalahan kesejahteraan keluarga; dan 7. perkembangan keamanan dan ketertiban di lingkungannya. Daftar isian data dasar keluarga yang diisi oleh kepala keluarga selanjutnya di dihimpun dan diolah oleh Pokja Profil Desa/Kelurahan di tingkat Desa/Kelurahan. Pokja melaksanakan kegiatan tabulasi dan rekapitulasi data dasar keluarga dari tingkat RT, RW, Dusun/Lingkungan sampai tingkat Desa/Kelurahan. Data hasil rekapitulasi selanjutnya dijadikan input dalam mengisi daftar isian registrasi ibu dan anak tingkat dusun/lingkungan (RIAD) untuk mendata perkembangan kualitas hidup ibu dan anak dan lingkungannya di setiap Dasawisma di RT, RW, Dusun/Lingkungan. Data yang dikumpulkan melalui instrumen pengumpulan data RIAD dimaksud selanjutnya diolah dengan menggunakan cara manual maupun program aplikasi RIAD. Output pengolahan data RIAD dijadikan input analisis situasi ibu dan anak tingkat dusun/lingkungan dan desa/kelurahan (ASIA) tingkat Desa/Kelurahan. Data hasil ASIA dimaksud selanjutnya menjadi input bagi formulasi kebijakan intervensi perbaikan kualitas hidup ibu dan anak mulai di tingkat dusun/lingkungan. Output RIAD dan ASIA adalah data profil keluarga dari aspek kependudukan dan KB, kesehatan, pendidikan, ekonomi/pendapatan, sosial dan budaya, peranserta dalam proses politik dan pembangunan, penguasaan aset produksi, sumber daya alam dan lingkungan, serta permasalahan kesejahteraan keluarga lainnya di setiap rumah tangga. Berdasarkan profil permasalahan kualitas manusia di tingkat keluarga dimaksud, pemerintah, dunia usaha dan masyarakat akan memanfaatkan data dasar keluarga dimaksud dalam proses pilihan alternatif intervensi kebijakan bagi perbaikan kualitas manusia Indonesia seluruhnya. Program Keluarga Siaga, Keluarga Harapan, Desa Siaga, serta berbagai program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat di tingkat keluarga, dusun/lingkungan bahkan sampai ke tingkat desa dan kelurahan diharapkan memanfaatkan data dari hasil olahan data dasar keluarga.
  • 5. Lampiran IV 5 B. DATA POTENSI DESA DAN KELURAHAN Data potensi desa/kelurahan terdiri dari data potensi umum SDA, SDM, Prasarana dan Sarana serta Kelembagaan. Hubungan antara keempat variabel ini bersifat kausalitas. Sumber daya alam diciptakan Tuhan YME dan diserahkan pengelolaannya kepada Manusia sebagai puncak dari segala ciptaan untuk dikuasai, diolah, dimanfaatkan, dilindungi, dijaga, dikembangbiakkan dan dilestarikan serta dipertanggungjawabkan kembali kepada Pencipta, Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa. Output sinerjitas kausalitas SDM dan SDA tampak secara nyata dalam bentuk berbagai jenis prasarana dan sarana atau infrastruktur fisik dan non fisik. Prasarana dan sarana ini harus dijamin pelestariannya, pemenuhan nilai kemanfaatannya dan dilembagakan atau diinternalisasi dalam sistem sosial dan pranata lainnya sehingga tampak dalam bentuk kelembagaan atau institusi dalam segala dimensi kehidupan. Hal itu berarti interaksi kausalitas SDA dan SDM menghasilkan prasarana dan sarana yang nilai kemanfaatannya dilestarikan melalui sistem kelembagaan. Progresivitas interaksi kausalitas ini menghasilkan suatu potensi yang perlu dikelola dengan cermat agar mampu memberikan nilai aksiologis yang optimal bagi kesejahteraan manusia. Kumpulan data dimaksud dikelompokkan ke dalam Data Potensi Desa/Kelurahan. Dengan demikian, output dari interaksi antara SDM dan SDA berupa prasarana dan sarana serta kelembagaan merupakan ruang lingkup dan jenis data dari potensi desa/kelurahan. 1. RUANG LINGKUP DATA POTENSI DESA DAN KELURAHAN Ruang lingkup data potensi Desa/Kelurahan terdiri dari 4 (empat) variabel yaitu: (1) Potensi Sumber Daya Alam; (2) Potensi Sumber Daya Manusia; (3) Potensi Kelembagaan; (4) Potensi Prasarana dan Sarana. POTENSI DESA/ KELURAHAN SUMBER DAYA MANUSIA SUMBER DAYA KELEMBAGAAN SUMBER DAYA ALAM PRASARANA DAN SARANA
  • 6. Lampiran IV 6 2. JENIS DATA POTENSI DESA/KELURAHAN Ruang lingkup dan jenis data potensi desa dan kelurahan selengkapnya sebagaimana pada tabel berikut. Tabel 1 : Ruang Lingkup dan Jenis Data Potensi Desa/Kelurahan No Potensi No Jenis Data A SUMBER DAYA ALAM 1 Potensi umum: batas dan luas wilayah, iklim, jenis dan kesuburan tanah, orbitasi, bentangan wilayah dan letak; 2 Pertanian 3 Perkebunan 4 Kehutanan 5 Peternakan 6 Perikanan 7 Bahan galian/Pertambangan 8 Sumber daya air 9 Kualitas Lingkungan 10 Ruang Publik/Taman 11 Wisata B SUMBER DAYA MANUSIA 1 Jumlah 2 Usia 3 Pendidikan 4 Mata Pencaharian Pokok 5 Agama dan aliran kepercayaan 6 Cacat Mental dan Fisik 7 Kewarganegaraan 8 Etnis/Suku Bangsa 9 Tenaga Kerja C KELEMBAGAAN 1 Lembaga pemerintahan desa/ kelurahan 2 Lembaga kemasyarakatan 3 Lembaga Sosial Kemasyarakatan 4 Organisasi profesi 5 Partai Politik 6 Lembaga Perekonomian 7 Lembaga Pendidikan 8 Lembaga Adat 9 Lembaga Keamanan/Ketertiban D PRASARANA DAN SARANA 1 Transportasi 2 Informasi dan Komunikasi 3 Air bersih dan Sanitasi 4 Prasarana dan Kondisi Irigasi 5 Pemerintahan 6 Kemasyarakatan 7 Peribadatan 8 Olah raga
  • 7. Lampiran IV 7 9 Kesehatan 10 Pendidikan 11 Energi dan Penerangan 12 Hiburan dan Wisata 13 Kebersihan 3. ANALISIS DATA POTENSI DESA/KELURAHAN Data SDA, SDM, Prasarana dan Sarana serta Kelembagaan yang telah dikumpulkan Pokja Profil di tingkat desa dan kelurahan selanjutnya perlu diolah dan dianalisis oleh Tim Pengolahan Data Profil di tingkat Desa/Kelurahan dan tingkatan selanjutnya. Tujuan analisis data potensi Desa/Kelurahan dimaksudkan untuk mengetahui perubahan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, potensi kelembagaan dan potensi sarana dan prasarana yang dimiliki Desa/Kelurahan. Dari potensi tersebut, dapat diketahui potensi pengembangannya pada masa mendatang. Selain itu, analisis potensi Desa dan Kelurahan juga ditujukan untuk mengetahui faktor penghambat pengembangan yang dihadapi Desa dan Kelurahan, baik faktor penghambat penduduk, faktor penghambat kelembagaan, faktor penghambat prasarana dan sarana maupun faktor penghambat sumber daya alam. Dari data potensi Desa dan Kelurahan dapat diketahui atau dirumuskan beberapa hal, yaitu : (1) Tingkatan Potensi Umum (2) Potensi pengembangan (3) Tipologi Desa/Kelurahan (4) Kendala­kendala pengembangan desa/kelurahan 3.1. Analisis Potensi Umum Analisis Potensi umum dimulai dengan klarifikasi dan verifikasi data sumber daya alam, sumber daya manusia, prasarana dan sarana serta kelembagaan yang sudah dikumpulkan dalam daftar isian masing­masing. Data potensi yang valid dan reliabel itu selanjutnya diolah baik menggunakan program aplikasi maupun secara manual. Analisis data sumber daya alam didasarkan pada data potensi pertanian, potensi kehutanan, potensi lingkungan dan udara, potensi peternakan, potensi perkebunan, potensi bahan galian/pertambangan, potensi sumber daya air, potensi kelautan dan perikanan, potensi ruang publik/taman dan potensi wisata. Analisis Potensi Sumber Daya Manusia didasarkan pada data potensi jumlah penduduk dan jender, potensi umur dan jenis kelamin, potensi pendidikan dan mata pencaharian/pekerjaan, potensi agama, potensi keragaman etnis dan suku bangsa, tenaga kerja, dan jumlah penduduk menurut kecacatan. Analisis Potensi Kelembagaan didasarkan pada data potensi lembaga pemerintahan desa/kelurahan, lembaga kemasyarakatan desa dan kelurahan, lembaga sosial kemasyarakatan, organisasi profesi partai politik, lembaga perekonomian, lembaga pendidikan dan lembaga Adat. Sedangkan Analisis Potensi Sarana dan Prasarana didasarkan pada perkembangan data potensi sarana dan prasarana transportasi, informasi dan komunikasi, prasarana air bersih dan sanitasi, prasarana dan kondisi irigasi, prasarana dan sarana pemerintahan, prasarana dan sarana lembaga kemasyarakatan, prasarana peribadatan, prasarana olah raga, prasarana dan sarana kesehatan, prasarana dan sarana pendidikan, prasarana dan sarana energi dan penerangan serta prasarana dan sarana hiburan dan wisata.
  • 8. Lampiran IV Setelah data dari setiap variabel diklarifikasi kebenarannya oleh Pokja, langkah selanjutnya adalah memberikan nilai atau skoring terhadap setiap jawaban terhadap daftar pertanyaan yang diisi oleh Tim Pengumpul tingkat desa/kelurahan. Jawaban terhadap setiap jenis data yang dipertanyakan dalam daftar isian data potensi desa/kelurahan selanjutnya diberikan skor standar nasional untuk mengukur tinggi rendahnya potensi yang diukur. Daftar skor bagi setiap pertanyaan sebagaimana pada tabel berikut. 8 Tabel 2 Skor Potensi Desa dan Kelurahan I. POTENSI SUMBER DAYA ALAM No POTENSI SDA Ukuran Skor A BATAS WILAYAH Bila belum ada penataan batas 0 Bila ada kesepakatan batas dalam Perdes/Perda tentang batas desa/kel. 5 Bila belum ada peta tetapi batasnya jelas 8 Bila ada peta dan batasnya sudah jelas 10 B LUAS WILAYAH 1 Luas Pemukiman Bila, luas pemukiman mencapai Kurang dari 50 ha 2 50 – 100 ha 4 100 – 500 ha 6 500 – 1000 ha 8 Lebih dari 1000 ha 10 2 Luas Persawahan Bila, luas persawahan mencapai Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 3 Luas Perkebunan Bila, luas perkebunan mencapai Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 4 Luas Kuburan Bila, luas kuburan mencapai Kurang dari 0,1 ha 2 0,1 – 1,0 ha 4 1,0 – 5,0 ha 6 5,0 – 10,0 ha 8 > 10,0 ha 10 5 Luas Pekarangan Bila, luas pekarangan mencapai Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10
  • 9. Lampiran IV 9 6 Luas Taman Bila, luas taman mencapai Kurang dari 0,1 ha 2 0,1 – 1,0 ha 4 1,0 – 3,0 ha 6 3,0 – 5,0 ha 8 > 5,0 ha 10 7 Perkantoran Bila, luas lahan perkantoran Kurang dari 0,1 ha 2 0,1 – 1,0 ha 4 1,0 – 3,0 ha 6 3,0 – 5,0 ha 8 > 5,0 ha 10 8 Luas Prasarana umum lainnya Bila, luas tanah mencapai Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 C TANAH SAWAH 1 Luas Sawah Irigasi Teknis Bila luas sawah irigasi teknis Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 2 Luas Sawah Irigasi ½ Teknis Bila luas sawah irigasi teknis Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 3 Luas Sawah Tadah Hujan Bila luas sawah tadah hujan Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 4 Luas Sawah Pasang Surut Bila luas sawah pasang surut Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10
  • 10. Lampiran IV 10 D TANAH KERING 1 Luas Tegal/Ladang Bila luas tegalan/ladang Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 2 Luas Pemukiman Bila luas pemukiman Kurang dari 50 ha 2 50 – 100 ha 4 100 – 500 ha 6 500 – 1000 ha 8 > 1000 ha 10 3 Luas Pekarangan Bila luas pekarangan Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 E TANAH BASAH 1 Luas Tanah Rawa Bila luas tanah rawa Kurang dari 10 ha 8 10 – 50 ha 6 50 – 100 ha 4 100 – 500 ha 2 > 500 ha 1 2 Luas Pasang Surut Bila luas daerah pasang surut Kurang dari 10 ha 8 10 – 50 ha 6 50 – 100 ha 4 100 – 500 ha 2 > 500 ha 1 3 Luas Lahan Gambut Bila luas lahan gambut Kurang dari 10 ha 8 10 – 50 ha 6 50 – 100 ha 4 100 – 500 ha 2 > 500 ha 1 4 Luas Situ/Waduk/ Danau Bila luas situ/waduk/danau Kurang dari 1 ha 2 1,0 – 5,0 ha 4 5,0 – 10,0 ha 6 10 – 15 ha 8 Lebih dari 15 ha 10
  • 11. Lampiran IV 11 F TANAH PERKEBUNAN 1 Luas perkebunan rakyat Bila luas perkebunan rakyat Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 2 Luas perkebunan negara Bila luas perkebunan negara Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 3 Luas perkebunan swasta Bila luas perkebunan swasta Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 4 Luas perkebunan perorangan Bila luas perkebunan perorangan Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 G TANAH FASILITAS UMUM 1 Luas tanah kas desa/kelurahan Bila luas tanah kas desa/kelurahan Kurang dari 1 ha 2 1,0 – 5,0 ha 4 5,0 – 10,0 ha 6 10 – 15 ha 8 Lebih dari 15 ha 10 2 Luas Tanah Bengkok Bila luas tanah bengkok Kurang dari 1 ha 2 1,0 – 5,0 ha 4 5,0 – 10,0 ha 6 10 – 15 ha 8 Lebih dari 15 ha 10 3 Luas tanah titi sara Bila luas tanah titi sara Kurang dari 1 ha 2 1,0 – 5,0 ha 4 5,0 – 10,0 ha 6 10 – 15 ha 8 Lebih dari 15 ha 10
  • 12. Lampiran IV 12 4 Luas kebun desa Bila luas kebun desa Kurang dari 1 ha 2 1,0 – 5,0 ha 4 5,0 – 10,0 ha 6 10 – 15 ha 8 Lebih dari 15 ha 10 5 Luas sawah desa Bila luas sawah desa Kurang dari 1 ha 2 1,0 – 5,0 ha 4 5,0 – 10,0 ha 6 10 – 15 ha 8 Lebih dari 15 ha 10 6 Luas lapangan olahraga Bila luas lapangan olahraga Kurang dari 1 ha 8 1,0 – 5,0 ha 6 5,0 – 10,0 ha 4 10 – 15 ha 2 Lebih dari 15 ha 1 7 Luas Perkantoran pemerintah Bila luas perkantoran pemerintah Kurang dari 1 ha 2 1,0 – 5,0 ha 4 5,0 – 10,0 ha 6 10 – 15 ha 8 Lebih dari 15 ha 10 8 Luas ruang publik/taman kota Bila luas ruang publik/taman Kurang dari 1 ha 2 1,0 – 5,0 ha 4 5,0 – 10,0 ha 6 10 – 15 ha 8 Lebih dari 15 ha 10 9 Luas tempat pemakaman umum Bila luas tempat pemakaman umum Kurang dari 1 ha 8 1,0 – 5,0 ha 6 5,0 – 10,0 ha 4 10 – 15 ha 2 Lebih dari 15 ha 1 10 Luas tempat pembuangan sampah Bila luas tempat pembuangan sampah. Kurang dari 1 ha 2 1,0 – 5,0 ha 4 5,0 – 10,0 ha 6 10 – 15 ha 8 Lebih dari 15 ha 10 11 Luas tanah bangunan sekolah/perguruan tinggi Bila luas bangunan sekolah/ perguruan tinggi
  • 13. Lampiran IV Kurang dari 1 ha 2 1,0 – 5,0 ha 4 5,0 – 10,0 ha 6 10 – 15 ha 8 > 15 ha 10 13 12 Luas pertokohan Bila luas pertokohan Kurang dari 1 ha 2 1,0 – 5,0 ha 4 5,0 – 10,0 ha 6 10 – 15 ha 8 Lebih dari 15 ha 10 13 Luas fasilitas pasar Bila luas fasilitas pasar Kurang dari 1 ha 2 1,0 – 5,0 ha 4 5,0 – 10,0 ha 6 10 – 15 ha 8 Lebih dari 15 ha 10 14 Luas terminal Bila luas terminal Kurang dari 1 ha 8 1,0 – 5,0 ha 6 5,0 – 10,0 ha 4 10 – 15 ha 2 Lebih dari 15 ha 1 15 Luas tanah utk jalan Bila luas jalan Kurang dari 10 ha 8 10 – 50 ha 6 50 – 100 ha 4 100 – 500 ha 2 > 500 ha 1 16 Luas daerah tangkapan air Bila luas daerah tangkapan air Kurang dari 1 ha 8 1,0 – 5,0 ha 6 5,0 – 10,0 ha 4 10 – 15 ha 2 Lebih dari 15 ha 1 17 Luas usaha perikanan Bila luas lahan usaha perikanan Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 18 Luas lahan aliran listrik tegangan tinggi Bila luas sutet/aliran listrik tegangan tinggi. Kurang dari 1 ha 8 1,0 – 5,0 ha 6 5,0 – 10,0 ha 4 10 – 15 ha 2 > 15 ha 1
  • 14. Lampiran IV 14 H TANAH HUTAN 1 Luas hutan lindung Bila luas hutan lindung Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 2 Luas hutan produksi Bila luas hutan produksi Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 3 Luas hutan produksi tetap Bila luas hutan produksi tetap Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 4 Luas hutan terbatas Bila luas hutan terbatas < 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 5 Luas hutan konservasi Bila luas hutan konservasi Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 6 Luas hutan adat Bila luas hutan adat Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 7 Luas hutan asli Bila luas hutan asli Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 8 Luas hutan sekunder Bila luas hutan sekunder Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6
  • 15. Lampiran IV 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 15 9 Luas hutan buatan Bila luas hutan buatan Kurang dari 10 ha 8 10 – 50 ha 6 50 – 100 ha 4 100 – 500 ha 2 > 500 ha 10 Luas hutan mangrove Bila luas hutan mangrove Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 11 Luas hutan suaka alam Bila luas hutan suaka alam Kurang dari 10 ha 8 10 – 50 ha 6 50 – 100 ha 4 100 – 500 ha 2 > 500 ha 12 Luas hutan suaka margasatwa Bila luas hutan suaka margasatwa Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 2 Luas hutan rakyat Bila luas hutan rakyat Kurang dari 10 ha 2 10 – 50 ha 4 50 – 100 ha 6 100 – 500 ha 8 > 500 ha 10 I IKLIM 1 Curah hujan Bila kurang dari 1500 mm/tahun 1 1500 – 2500 mm/tahun 5 Lebih dari 2500 mm/tahun 1 2 Jumlah bulan hujan Bila rata­rata curah hujan Kurang dari 2 bulan 2 2 – 4 bulan 5 4 – 6 bulan 8 > 6 bulan 3 3 Kelembaban Bila rata­rata kelembaban Kurang dari 2 bulan 2 2 – 4 bulan 5 4 – 6 bulan 8 > 6 bulan 3
  • 16. Lampiran IV 16 4 Suhu harian rata­rata Bila suhu rata­rata Kurang dari 10 0C 2 10 – 15 0C 4 15 – 20 0C 6 20 – 25 0C 8 25 – 30 0C 10 > 30 0C 2 J KESUBURAN TANAH 1 Warna tanah Bila warna tanah > 60 % Kuning 4 > 60 % Merah 6 > 60 % Abu­abu 8 > 60 % Hitam 10 2 Tekstur tanah Bila tekstur tanah: Debuan 4 Pasiran 6 Lempungan 8 3 Tingkat Kemiringan Tanah Bila kemiringan tanah antara 0 – 100 9 10 ­250 8 25 ­500 6 50 ­750 4 > 750 2 4 Lahan Kritis Bila luas lahan kritis Kurang dari 5% dari luas wilayah 8 5 – 15 % dari luas wilayah 6 15 – 30 % dari luas wilayah 4 30 – 45 % dari luas wilayah 2 > 45 % dari luas wilayah 1 5 Lahan Terlantar Bila luas lahan terlantar Kurang dari 5% dari luas wilayah 8 5 – 15 % dari luas wilayah 6 15 – 30 % dari luas wilayah 4 30 – 45 % dari luas wilayah 2 > 45 % dari luas wilayah 1 6 Tingkat erosi tanah Bila tidak pernah terjadi erosi 8 Terjadi erosi ringan 4 Terjadi erosi sedang 2 Terjadi erosi berat 0 K TOPOGRAFI Luas Bentangan Wilayah 1 Bentangan dataran rendah Bila terdapat Kurang dari 10% dari luas wilayah 3 10 – 40% dari luas wilayah 5 40 – 70% dari luas wilayah 7 > 70% dari luas wilayah 9
  • 17. Lampiran IV 17 2 Bentangan daerah berbukit ­bukit Bila terdapat Kurang dari 10% dari luas wilayah 9 10 – 40% dari luas wilayah 7 40 – 70% dari luas wilayah 5 > 70% dari luas wilayah 2 3 Bentangan dataran tinggi Bila terdapat Kurang dari 10% dari luas wilayah 9 10 – 40% dari luas wilayah 7 40 – 70% dari luas wilayah 5 > 70% dari luas wilayah 2 4 Bentangan wilayah lereng Bila terdapat Kurang dari 10% dari luas wilayah 9 10 – 40% dari luas wilayah 7 40 – 70% dari luas wilayah 5 > 70% dari luas wilayah 2 5 Bentangan tepi pantai Bila terdapat Kurang dari 10% dari luas wilayah 9 10 – 40% dari luas wilayah 7 40 – 70% dari luas wilayah 5 > 70% dari luas wilayah 2 6 Bentangan kawasan rawa Bila terdapat bentangan rawa Kurang dari 10% dari luas wilayah 9 10 – 40% dari luas wilayah 7 40 – 70% dari luas wilayah 5 > 70% dari luas wilayah 2 7 Bentangan kawasan gambut Bila terdapat bentangan lahan gambut Kurang dari 10% dari luas wilayah 9 10 – 40% dari luas wilayah 7 40 – 70% dari luas wilayah 5 > 70% dari luas wilayah 2 8 Bentangan aliran sungai Bila desa/kelurahan berada dalam Kurang dari 10% dari luas bentangan sungai 9 10 – 40% dari luas bentangan sungai 7 40 – 70% dari luas bentangan sungai 5 > 70% dari luas bentangan sungai 3 9 Bantaran sungai Bila desa / kelurahan berada di < 10% dari daerah bantaran sungai 9 10 – 40% dari daerah bantaran sungai 7 40 – 70% dari daerah bantaran sungai 5 > 70% dari daerah bantaran sungai 2
  • 18. Lampiran IV 18 L LETAK Bila letak wilayah desa/kelurahan Bukan di kawasan DAS, Bantara Sungai, rawan banjir, potensial tsunami dan rawan jalur gempa bumi & kawasan rawan gunung berapi 10 Di kawasan DAS, Bantara Sungai , rawan banjir, potensial tsunami, rawan jalur gempa bumi & kawasan rawan gunung berapi 5 M ORBITASI 1 Jarak ke ibu kota kecamatan Bila, lama tempuh ke ibukota kecamatan lebih dari 3 jam 2 2 – 3 jam 4 1 – 2 jam 6 Kurang dari 1 jam 8 Bila kendaraan umum ke ibu kota ada 5 tapi terbatas Bila kendaraan umum tidak ada 0 2 Jarak ke ibu kota Kabupaten/kota Bila, lama tempuh ke ibukota lebih dari 6 jam 2 3 – 6 jam 4 1 – 3 jam 6 Kurang dari 1 jam 8 Bila kendaraan umum ke ibu kota ada 5 tapi terbatas Bila kendaraan umum tidak ada 0 3 Jarak ke ibu kota provinsi Bila, lama tempuh ke ibukota lebih dari 12 jam 2 6 – 12 jam 4 4 – 6 jam 6 2 – 4 jam 7 1 – 2 jam 8 Kurang dari 1 jam 9 Bila kendaraan umum ke ibu kota ada 3 tapi terbatas Bila kendaraan umum banyak tersedia 5 Bila kendaraan umum tidak ada 0 N PERTANIAN N1 Tanaman Pangan 1 Kepemilikan Lahan Pertanian tanaman pangan a Memiliki lahan pertanian kurang dari 50 ha Bila jumlah keluarga mencapai < 10 % dari jumlah total keluarga 2 10 – 40 % dari jumlah total keluarga 4 40 – 80 % dari jumlah total keluarga 6 > 80 % dari jumlah total keluarga 8 b Memiliki lahan pertanian lebih dari 50 ha Bila jumlah keluarga mencapai < 10 % dari jumlah total keluarga 2 10 – 40 % dari jumlah total keluarga 4 40 – 80 % dari jumlah total keluarga 6 > 80 % dari jumlah total keluarga 8
  • 19. Lampiran IV 19 c Tidak memiliki lahan pertanian Bila jumlah keluarga mencapai < 10 % dari jumlah total keluarga 2 10 – 40 % dari jumlah total keluarga 4 40 – 80 % dari jumlah total keluarga 6 > 80 % dari jumlah total keluarga 8 2 Produktivitas tanaman pangan a Jenis tanaman pangan Bila kurang dari 10 jenis 1 Antara 10 – 20 jenis 5 20 – 30 jenis 7 Lebih dari 30 jenis 10 b Luas tanaman pangan Bila luas tanaman kurang dari 10 ha 2 10­50 ha 4 50­100 ha 6 100­500 ha 8 500­1000 ha 9 > 1000 ha 10 c Total Produksi Tanaman pangan Bila tidak ada Bila kurang dari 100 ton 4 100 – 500 ton 6 500 – 1000 ton 8 1000 – 10000 ton 9 > 10.000 ton 10 N2 Kepemilikan lahan untuk buah­buahan yang dibudidayakan 1 Memiliki lahan untuk tanaman buah­buahan kurang dari 10 ha Bila jumlah keluarga mencapai < 10 % dari jumlah total keluarga 2 10 – 40 % dari jumlah total keluarga 4 40 – 80 % dari jumlah total keluarga 6 > 80 % dari jumlah total keluarga 8 2 Memiliki lahan tanaman buah­buahan lebih dari 10 ha Bila jumlah keluarga mencapai < 10 % dari jumlah total keluarga 2 10 – 40 % dari jumlah total keluarga 4 40 – 80 % dari jumlah total keluarga 6 > 80 % dari jumlah total keluarga 8 3 Tidak memiliki lahan tanaman buah­buahan Bila jumlah keluarga mencapai < 10 % dari jumlah total keluarga 8 10 – 40 % dari jumlah total keluarga 6 40 – 80 % dari jumlah total keluarga 4 > 80 % dari jumlah total keluarga 2 4 Jenis tanaman buah­buahan Bila kurang dari 10 jenis 1 Antara 10 – 20 jenis 5 20 – 30 jenis 7 Lebih dari 30 jenis 10
  • 20. Lampiran IV 5 Luas tanaman buah­buahan Bila luas tanaman kurang dari 10 ha 2 10­50 ha 4 50­100 ha 6 100­500 ha 8 500­1000 ha 9 > 1000 ha 10 6 Total Produksi buah­buahan Bila tidak ada 2 Bila kurang dari 100 ton 4 100 – 500 ton 6 500 – 1000 ton 8 1000 – 10000 ton 9 > 10.000 ton 10 20 7 Mekanisme Pemasaran Tanaman Pangan dan Buah­buahan Bila 75% dijual langsung ke konsumen 3 Bila dijual ke pasar 4 Bila dijual melalui KUD 7 Bila melalui tengkulak 1 Bila melalui pengecer 3 Bila dijual ke lumbung desa/kel 8 Bila tidak dijual 6 N3 TANAMAN APOTIK HIDUP DAN OBAT KELUARGA 1 Jenis tanaman obat­obatan Bila kurang dari 10 jenis 1 Antara 10 – 20 jenis 5 20 – 30 jenis 7 Lebih dari 30 jenis 10 2 Luas tanaman obat­obatan Bila luas tanaman kurang dari 0,01 ha 2 0,01 – 0,05 ha 4 0,05 – 0,1ha 6 0,1 – 1,0 ha 8 >1,0 ha 10 3 Total Produksi tanaman obat­obatan Bila tidak ada 0 Bila kurang dari 1 ton 2 1,0 – 1,5 ton 6 1,5 – 2,5 ton 8 2,5 – 5 ton 9 > 5 ton 10 4 Mekanisme Pemasaran Tanaman obat­obatan Bila dijual langsung ke konsumen 7 Bila dijual ke pasar 4 Bila dijual melalui Koperasi 5 Bila melalui tengkulak 3 Bila melalui pengecer 2 Bila dijual ke lumbung desa/kelurahan 8 Bila tidak dijual 6
  • 21. Lampiran IV 21 O PERKEBUNAN O1 Pemilikan lahan perkebunan 1 Keluarga yang memiliki lahan perkebunan <5 ha Bila jumlah keluarga mencapai <10% dari total jumlah keluarga 2 10 – 20 % dari total jumlah keluarga 4 20 – 40 % 6 40 – 60 % 8 >60% 10 2 Keluarga yang tidak memiliki lahan perkebunan Bila jumlah keluarga mencapai <10% dari total jumlah keluarga 2 10 – 20 % dari total jumlah keluarga 4 20 – 40 % 6 40 – 60 % 8 > 60% 10 3 Keluarga yang memiliki lahan perkebunan 5,0 – 50,0 ha Bila jumlah keluarga mencapai <10% dari total jumlah keluarga 2 10 – 20 % dari total jumlah keluarga 4 20 – 40 % 6 40 – 60 % 8 >60% 10 4 Keluarga yang memiliki lahan perkebunan >50ha Bila jumlah keluarga mencapai <10% dari total jumlah keluarga 2 10 – 20 % dari total jumlah keluarga 4 20 – 40 % 6 40 – 60 % 8 >60% 10 5 Kepemilikan usaha perkebunan oleh negara Bila mencapai <10% dari total luas lahan usaha 3 10 – 20 % dari total luas lahan usaha 4 20 – 40 % dari total luas lahan usaha 5 40 – 60 % dari total luas lahan usaha 6 >60% dari total luas lahan usaha 7 O2 Luas dan hasil perkebunan menurut jenis komoditas 1 Jenis komoditas tanaman perkebunan Bila kurang dari 10 jenis 3 Antara 10 – 20 jenis 5 20 – 30 jenis 7 Lebih dari 30 jenis 9 2 Luas tanaman komoditas perkebunan Bila luas tanaman kurang dari 10 ha 4 10­50 ha 5 50­100 ha 6 100­500 ha 7 500­1000 ha 8 > 1000 ha 9
  • 22. Lampiran IV 22 3 Total Produksi tanaman perkebunan Bila tidak ada 0 Bila kurang dari 1.000 ton 2 1,000,0 – 5,000 ton 4 5,000 – 10,000 ton 6 10. 000 – 50000 ton 8 > 50. 000 ton 10 4 Mekanisme Pemasaran hasil perkebunan Bila 75% dijual langsung ke konsumen 7 Bila 75% dijual ke pasar 4 Bila 75% dijual melalui Koperasi 5 Bila 75% melalui tengkulak 3 Bila 75% melalui pengecer 2 Bila dijual ke lumbung desa/kel 8 Bila tidak dijual 6 P KEHUTANAN P1 Luas lahan kehutanan menurut kepemilikan 1 Milik negara Bila negara mempunyai lahan < 10% luas lahan 2 10 – 40 % luas lahan 3 40 – 60 % luas lahan 4 60 – 80 % luas lahan rakyat 6 > 80 % luas lahan 8 2 Milik adat/ulayat Bila hak ulayat mempunyai lahan < 10% luas lahan 3 10 – 40 % luas lahan 4 40 – 60 % luas lahan 8 60 – 80 % luas lahan 5 > 80 % luas lahan 2 3 Perhutani/Instansi sektoral Bila Perhutani mempunyai lahan < 10% luas lahan 2 10 – 40 % luas lahan 3 40 – 60 % luas lahan 4 60 – 80 % luas lahan 6 > 80 % luas lahan 8 4 Milik masyarakat perorangan Bila perorangan mempunyai lahan < 10% luas lahan 8 10 – 40 % luas lahan 6 40 – 60 % luas lahan 4 60 – 80 % luas lahan 3 > 80 % luas lahan 2 P2 Jenis dan produksi kehutanan 1 Jenis komoditas hasil kehutanan Bila kurang dari 10 jenis 2 Antara 10 – 20 jenis 4 20 – 30 jenis 6 Lebih dari 30 jenis 8 2 Luas tanaman komoditas kehutanan Bila luas tanaman produksi kehutanan kurang dari 100 ha 2 100­500 ha 3
  • 23. Lampiran IV 500­1000 ha 5 1000­5000 ha 6 5000­10000 ha 7 10000 – 100000 ha 8 > 100000 ha 10 23 3 Total nilai produksi kehutanan Bila tidak ada 0 Bila kurang dari 1.000 ton 2 1,000,0 – 10,000 ton 4 10000 – 50000 ton 6 50000 – 100000 ton 8 > 100000 ton 10 4 Mekanisme Pemasaran hasil perkebunan Bila 75% dijual langsung ke konsumen 7 Bila 75% dijual ke pasar 4 Bila 75% dijual melalui Koperasi 5 Bila 75% melalui tengkulak 3 Bila 75% melalui pengecer 2 Bila dijual ke lumbung desa/kel 8 Bila tidak dijual 6 P3 Kondisi Hutan 1 Hutan Bakau/mangrove Bila kondisi hutan bakau < 10% rusak 4 10 – 40 % rusak 3 40 – 60 % rusak 2 60 – 80 % rusak 1 > 80 % rusak 0 2 Hutan Produksi Bila kondisi hutan produksi < 10% rusak 4 10 – 40 % rusak 3 40 – 60 % rusak 2 60 – 80 % rusak 1 > 80 % rusak 0 3 Hutan lindung Bila kondisi hutan lindung < 10% rusak 4 10 – 40 % rusak 3 40 – 60 % rusak 2 60 – 80 % rusak 1 > 80 % rusak 0 4 Hutan margasatwa Bila kondisi hutan margasatwa < 10% rusak 4 10 – 40 % rusak 3 40 – 60 % rusak 2 60 – 80 % rusak 1 > 80 % rusak 0 5 Hutan suaka alam Bila kondisi hutan suaka alam < 10% rusak 4 10 – 40 % rusak 3 40 – 60 % rusak 2 60 – 80 % rusak 1
  • 24. Lampiran IV > 80 % rusak 0 24 6 Hutan lainnya Bila kondisi hutan .................. < 10% rusak 4 10 – 40 % rusak 3 40 – 60 % rusak 2 60 – 80 % rusak 1 > 80 % rusak 0 7 Hutan ....................... Bila kondisi hutan .................. < 10% rusak 4 10 – 40 % rusak 3 40 – 60 % rusak 2 60 – 80 % rusak 1 > 80 % rusak 0 P4 Dampak yang timbul dari Pengolahan Hutan 1 Pencemaran Udara Bila ada pencemaran udara 0 Bila tidak ada pencemaran udara 10 2 Pencemaran Air Bila ada pencemaran air 0 Bila tidak ada pencemaran air 10 3 Longsor/erosi/abrasi Bila ada longsor/erosi/abrasi 0 Bila tidak ada 10 4 Bising Bila ada kebisingan 0 Bila tidak ada kebisingan 10 5 Kerusakan Biota Bila ada kerusakan biota laut/sungai/danau/situ/waduk 0 Bila tidak ada 10 6 Kemusnahan Flora Bila ada kemusnahan flora 0 Bila tidak ada 10 7 Hilangnya sumber mata air Bila terjadi hilangnya sumber mata air 0 Bila tidak ada 10 8 Kebakaran hutan Bila ada kebakaran hutan 0 Bila tidak ada kebakaran hutan 10 9 Terjadi kekeringan air Bila terjadi kekeringan sumber mata air 0 Bila tidak ada 10 10 Berubahnya fungsi hutan Bila ada perubahan fungsi hutan 0 Bila tidak ada 10 11 Terjadi lahan kritis Bila ada lahan kritis 0 Bila tidak ada 10 12 Hilangnya daerah tangkapan air. Bila hilangnya daerah tangkapan/ resapan air 0 Bila tidak ada 10
  • 25. Lampiran IV 25 13 Musnahnya habitat Binatang Hutan Bila ada pemusnahan habitat binatang hutan 0 Bila tidak ada 10 P5 Mekanisme Pemasaran Hasil Hutan 1 Dijual langsung ke konsumen Bila 75% dijual langsung ke konsumen 7 Bila 75% dijual ke pasar 4 Bila 75% dijual melalui Koperasi 5 Bila 75% melalui tengkulak 3 Bila 75% melalui pengecer 2 Bila dijual ke lumbung desa/kel 8 Bila tidak dijual 6 Q PETERNAKAN Q1 Kepemilikan dan Populasi ternak 1 Sapi a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 100 ekor 1 100 – 500 ekor 2 500 – 1000 ekor 3 1000 – 5000 ekor 4 Lebih dari 5000 ekor 5 2 Babi a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 500 ekor 1 500 – 1000 ekor 2 1000 – 5000 ekor 3 5000 – 10000 ekor 4 Lebih dari 10000 ekor 5 3 Kerbau a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3
  • 26. Lampiran IV 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 26 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 100 ekor 1 100 – 500 ekor 2 500 – 1000 ekor 3 1000 – 5000 ekor 4 Lebih dari 5000 ekor 5 4 Ayam Kampung a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 1000 ekor 1 1000 – 5000 ekor 2 5000 – 10000 ekor 3 10000 – 50000 ekor 4 Lebih dari 50000 ekor 5 5 Ayam Boiler a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 5000 ekor 1 5000 – 10000 ekor 2 10000 – 50000 ekor 3 50000 – 100000 ekor 4 Lebih dari 100000 ekor 5 6 Domba a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 100 ekor 1 100 – 500 ekor 2
  • 27. Lampiran IV 500 – 1000 ekor 3 1000 – 5000 ekor 4 Lebih dari 5000 ekor 5 27 7 Bebek a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 500 ekor 1 500 – 1000 ekor 2 1000 – 5000 ekor 3 5000 – 10000 ekor 4 Lebih dari 10000 ekor 5 8 Kuda a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 100 ekor 1 100 – 500 ekor 2 500 – 1000 ekor 3 1000 – 5000 ekor 4 Lebih dari 5000 ekor 5 9 Kambing a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 500 ekor 1 500 – 1000 ekor 2 1000 – 5000 ekor 3 5000 – 10000 ekor 4 Lebih dari 10000 ekor 5 10 Domba a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1
  • 28. Lampiran IV 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 28 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 500 ekor 1 500 – 1000 ekor 2 1000 – 5000 ekor 3 5000 – 10000 ekor 4 Lebih dari 10000 ekor 5 11 Angsa a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 500 ekor 1 500 – 1000 ekor 2 1000 – 5000 ekor 3 5000 – 10000 ekor 4 Lebih dari 10000 ekor 5 12 Burung Puyuh a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 500 ekor 1 500 – 1000 ekor 2 1000 – 5000 ekor 3 5000 – 10000 ekor 4 Lebih dari 10000 ekor 5 13 Kelinci a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0
  • 29. Lampiran IV Kurang dari 100 ekor 1 100 – 500 ekor 2 500 – 1000 ekor 3 1000 – 5000 ekor 4 Lebih dari 5000 ekor 5 29 14 Burung Walet a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 1000 ekor 1 1000 – 5000 ekor 2 5000 – 7500 ekor 3 7500 – 10000 ekor 4 Lebih dari 10000 ekor 5 15 Kucing a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 1 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 2 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 3 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 4 >60% dari total jumlah penduduk 5 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 100 ekor 1 100 – 500 ekor 2 500 – 1000 ekor 3 1000 – 5000 ekor 4 Lebih dari 5000 ekor 5 16 Ular Kobra a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 5 <10% dari total jumlah penduduk 4 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 3 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 2 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 1 >60% dari total jumlah penduduk 0 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 10 ekor 2 10 – 50 ekor 3 50 – 100 ekor 4 100 – 500 ekor 5 Lebih dari 500 ekor 6 17 Ular Piton a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki
  • 30. Lampiran IV Tidak ada 5 <10% dari total jumlah penduduk 4 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 3 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 2 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 1 >60% dari total jumlah penduduk 0 30 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 10 ekor 2 10 – 50 ekor 3 50 – 100 ekor 4 100 – 500 ekor 5 Lebih dari 500 ekor 6 18 Burung Cendrawasih a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 5 <10% dari total jumlah penduduk 4 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 3 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 2 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 1 >60% dari total jumlah penduduk 0 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 10 ekor 2 10 – 50 ekor 3 50 – 100 ekor 4 100 – 500 ekor 5 Lebih dari 500 ekor 6 19 Burung Beo a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 5 <10% dari total jumlah penduduk 4 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 3 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 2 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 1 >60% dari total jumlah penduduk 0 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 10 ekor 2 10 – 50 ekor 3 50 – 100 ekor 4 100 – 500 ekor 5 Lebih dari 500 ekor 6 20 Buaya a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 5 <10% dari total jumlah penduduk 4 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 3 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 2 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 1 >60% dari total jumlah penduduk 0
  • 31. Lampiran IV 31 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 10 ekor 2 10 – 50 ekor 3 50 – 100 ekor 4 100 – 500 ekor 5 Lebih dari 500 ekor 6 21 Hewan Ternak Lainnya a Kepemilikan Bila jumlah penduduk yang memiliki Tidak ada 0 <10% dari total jumlah penduduk 2 10 – 20 % dari total jumlah penduduk 3 20 – 40 % dari total jumlah penduduk 4 40 – 60 % dari total jumlah penduduk 5 >60% dari total jumlah penduduk 6 b Populasi Bila perkembangan populasi Tidak ada 0 Kurang dari 1000 ekor 2 1000 – 5000 ekor 4 5000 – 10000 ekor 6 10000 – 50000 ekor 8 Lebih dari 50000 ekor 10 Q2 Produksi Peternakan 1 Susu Bila total produksi Tidak ada 0 < 100 ton 2 100 ­500 ton 4 500 – 1000 ton 6 1000 – 10000 ton 8 >10000 ton 10 2 Kulit Bila total produksi Tidak ada 0 < 1000 ton 2 1000 ­5000 ton 4 5000 – 10000 ton 6 10000 – 50000 ton 8 >50000 ton 10 3 Telur Bila total produksi Tidak ada 0 < 1000 ton 2 1000 ­5000 ton 4 5000 – 10000 ton 6 10000 – 50000 ton 8 >50000 ton 10 4 Daging Bila total produksi Tidak ada 0 < 100 ton 2 100 ­500 ton 4 500 – 1000 ton 6
  • 32. Lampiran IV 1000 – 10000 ton 8 >10000 ton 10 32 5 Madu Bila total produksi Tidak ada 0 < 10 ton 2 10 ­100 ton 4 100 – 500 ton 6 500 – 1000 ton 8 >1000 ton 10 6 Bulu Bila total produksi Tidak ada 0 < 10 ton 2 10 ­100 ton 4 100 – 500 ton 6 500 – 1000 ton 8 >1000 ton 10 7 Air liur burung walet Bila total produksi Tidak ada 0 < 100 ton 2 100 ­500 ton 4 500 – 1000 ton 6 1000 – 10000 ton 8 >10000 ton 10 8 Minyak Bila total produksi Tidak ada 0 < 100 ton 2 100 ­500 ton 4 500 – 1000 ton 6 1000 – 10000 ton 8 >10000 ton 10 9 Hiasan / Lukisan Bila total produksi Tidak ada 0 <10 unit 2 10 – 50 unit 4 50 – 100 unit 6 100 – 500 unit 8 500 – 1000 unit 10 <1000 unit 10 Cindermata Bila total produksi Tidak ada 0 < 100 unit 2 100 ­500 unit 4 500 – 1000 unit 6 1000 – 10000 unit 8 >10000 unit 10 Q3 Ketersediaan Hijauan Pakan Ternak 1 Luas tanaman pakan Bila terdapat
  • 33. Lampiran IV 33 ternak Tidak ada 0 < 100 ha 2 100 – 500 ha 4 500 – 1000 ha 6 1000 – 5000 ha 8 >5000 ha 10 2 Produksi hijauan untuk makanan ternak Bila hijauan makanan yang dihasilkan sebanyak < 100 ton 2 100 – 500 ton 4 500 – 1000 ton 6 1000 – 5000 ton 8 > 5000 ton 10 3 Luas lahan gembalaan Bila terdapat Tidak ada 0 <1000 ha 2 1000 ­5000 ha 4 5000 – 10000 ha 6 10000 – 50000 ha 8 50000 ­100000 ha 9 >100000 ha 10 4 Dipasok dari luar desa / kelurahan Bila terdapat Tidak ada 3 < 100 ton 4 100 – 500 ton 5 500 – 1000 ton 6 1000 – 5000 ton 7 > 5000 ton 8 5 Disubsidi pemerintah Bila terdapat Tiak ada 1 < 100 ton 2 100 – 500 ton 3 500 – 1000 ton 4 1000 – 5000 ton 5 > 5000 ton 6 Q4 Pemilik usaha pengolahan hasil ternak 1 Dendeng Bila terdapat Tidak ada 0 < 10 % jumlah penduduk 2 10 – 40% jumlah penduduk 4 40 – 60% jumlah penduduk 6 60 – 80% jumlah penduduk 8 > 80% jumlah penduduk 10 2 Abon Bila terdapat Tidak ada 0 < 10 % jumlah penduduk 2
  • 34. Lampiran IV 10 – 40% jumlah penduduk 4 40 – 60% jumlah penduduk 6 60 – 80% jumlah penduduk 8 > 80% jumlah penduduk 10 34 3 Penyamakan kulit Bila terdapat Tidak ada 0 < 10 % jumlah penduduk 2 10 – 40% jumlah penduduk 4 40 – 60% jumlah penduduk 6 60 – 80% jumlah penduduk 8 > 80% jumlah penduduk 10 4 Madu lebah Bila terdapat Tidak ada 0 < 10 % jumlah penduduk 2 10 – 40% jumlah penduduk 4 40 – 60% jumlah penduduk 6 60 – 80% jumlah penduduk 8 > 80% jumlah penduduk 10 5 Biogas Bila terdapat Tidak ada 0 < 10 % jumlah penduduk 2 10 – 40% jumlah penduduk 4 40 – 60% jumlah penduduk 6 60 – 80% jumlah penduduk 8 > 80% jumlah penduduk 10 6 Telur asin Bila terdapat Tidak ada 0 < 10 % jumlah penduduk 2 10 – 40% jumlah penduduk 4 40 – 60% jumlah penduduk 6 60 – 80% jumlah penduduk 8 > 80% jumlah penduduk 10 7 Kerupuk kulit Bila terdapat Tidak ada 0 < 10 % jumlah penduduk 2 10 – 40% jumlah penduduk 4 40 – 60% jumlah penduduk 6 60 – 80% jumlah penduduk 8 > 80% jumlah penduduk 10 8 Penyamakan kulit Bila terdapat Tidak ada 0 < 10 % jumlah penduduk 2 10 – 40% jumlah penduduk 4 40 – 60% jumlah penduduk 6 60 – 80% jumlah penduduk 8 > 80% jumlah penduduk 10 9 Kerajinan tangan Bila perkembangan pengrajin Tidak ada 0
  • 35. Lampiran IV < 10 % dari jumlah penduduk 2 10 – 40% dari jumlah penduduk 4 40 – 60% jumlah penduduk 6 60 – 80% jumlah penduduk 8 > 80% jumlah penduduk 10 35 10 Usaha pengolahan hasil peternakan lainnya Apabila perkembangan kepemilikan usaha pengolahan Tidak ada 0 < 10 % dari jumlah penduduk 2 10 – 40% jumlah penduduk 4 40 – 60% jumlah penduduk 6 60 – 80% jumlah penduduk 8 > 80% jumlah penduduk 10 Q5 Ketersediaan lahan pemeliharaan ternak/padang gembalaan 1 Milik masyarakat umum Bila potensi ketersediaan Tidak ada 0 <1000 ha 2 1000 ­5000 ha 3 5000 – 10000 ha 4 10000 – 50000 ha 5 50000 – 100000 ha 6 >50000 ha 7 2 Milik perusahaan peternakan Bila terdapat Tidak ada 0 <1000 ha 4 1000 ­5000 ha 6 5000 – 10000 ha 8 10000 – 50000 ha 9 >50000 ha 10 3 Milik perorangan Bila terdapat Tidak ada 0 <1000 ha 4 1000 ­5000 ha 6 5000 – 10000 ha 8 10000 – 50000 ha 9 >50000 ha 10 4 Sewa pakai Bila terdapat Tidak ada 0 <1000 ha 4 1000 ­5000 ha 6 5000 – 10000 ha 8 10000 – 50000 ha 9 >50000 ha 10 5 Milik pemerintah Bila terdapat Tidak ada 2 <1000 ha 4 1000 ­5000 ha 6 5000 – 10000 ha 8
  • 36. Lampiran IV 10000 – 50000 ha 10 >50000 ha 36 6 Milik Masyarakat adat Bila terdapat Tidak ada 0 <1000 ha 2 1000 ­5000 ha 4 5000 – 10000 ha 5 10000 – 50000 ha 50000 ­100000 ha 7 >100000 ha 8 R PERIKANAN R1 Jenis dan alat produksi budi daya ikan laut, payau & air tawar 1 Jenis alat produksi Bila jumlah alat produksi Tidak ada 0 1 – 3 jenis 2 3 – 6 jenis 4 6 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 3­6 jenis 8 2 Jenis Ikan tangkapan dan panenan Bila jumlah total jenis ikan Tidak ada 0 Kurang dari 10 jenis 2 10 – 20 jenis 4 20 – 30 jenis 6 30 – 50 jenis 8 Lebih dari 50 jenis 8 3 Produksi Perikanan Bila Tidak ada 0 Kurang dari 10 ton 2 10 – 50 ton 4 50 – 100 ton 6 100 – 500 ton 8 500 – 1000 ton 9 Lebih dari 1000 ton 10 4 Pemasaran Hasil Bila 75% dijual langsung ke konsumen 7 Bila 75% dijual ke pasar 8 Bila 75% dijual melalui Koperasi 6 Bila 75% melalui tengkulak 2 Bila 75% melalui pelelangan ikan 9 Bila dijual ke lumbung desa/kel 5 Bila tidak dijual 4 S BAHAN GALIAN S1 Jenis dan deposit bahan galian 1 Jenis bahan galian Bila jumlah jenis bahan tambang/galian Tidak ada 0 Kurang dari 5 jenis 4 5 – 10 jenis 5 10 – 20 jenis 6 20 – 40 jenis 7
  • 37. Lampiran IV Lebih dari 40 jenis 8 37 2 Produksi bahan tambang/galian Bila jumlah total rata­rata potensi produksi bahan tambang/galian Tidak ada 0 Kecil 4 Sedang 6 Besar 8 S2 Kepemilikan dan pengelolaan Bila pemilik dan pengelola bahan tambang a Pemerintah Tidak ada 0 Kurang dari 10 % 2 10 – 25% 3 25 – 50 % 4 50 – 75% 5 75­100% 7 b Swasta Tidak ada 0 Kurang dari 10 % 2 10 – 25% 3 25 – 50 % 4 50 – 75% 5 75­100% 7 c Perorangan Tidak ada 0 Kurang dari 10 % 2 10 – 25% 3 25 – 50 % 4 50 – 75% 5 75 – 100% 7 d Masyarakat adat Tidak ada 0 Kurang dari 10 % 2 10 – 25% 3 25 – 50 % 4 50 – 75% 5 75 – 100% 7 S3 Pemasaran Hasil Tambang/Galian Bila 75% dijual langsung ke konsumen 3 Bila 75% dijual ke pasar 4 Bila 75% dijual melalui Koperasi 6 Bila 75% melalui tengkulak 2 Bila dijual ke lumbung desa/kel 7 Bila tidak dijual 1 T SUMBER DAYA AIR T1 Potensi air dan Sumber Daya air 1 Jenis potensi Bila total jumlah jenis potensi Tidak ada 0 1 – 2 jenis 2 2 – 4 jenis 4
  • 38. Lampiran IV 4 – 7 jenis 6 7 – 10 jenis 8 Lebih dari 10 jenis 10 38 2 Debit dan volume air Bila debit/volume/kapasitas Kecil 5 Sedang 6 Besar 8 3 Sumber air bersih Jumlah jenis sumber air Bila total jumlah jenis sumber Tidak ada 0 1 – 2 jenis 2 2 – 4 jenis 4 4 – 7 jenis 6 7 – 10 jenis 8 Lebih dari 10 jenis 10 T2 Pemanfaat sumber air Bila jumlah KK pemanfaat 1 Mata air Tidak ada 7 < 10 % dari jumlah KK 5 10 – 40 % 4 40 – 60 % 3 60 – 80 % 2 80 – 100% 1 2 Sumur Gali Tidak ada 7 < 10 % dari jumlah KK 5 10 – 40 % 4 40 – 60 % 3 60 – 80 % 2 80 – 100% 1 3 Sumur pompa Tidak ada 7 < 10 % dari jumlah KK 5 10 – 40 % 4 40 – 60 % 3 60 – 80 % 2 80 – 100% 1 4 Hidran umum Tidak ada 0 < 10 % dari jumlah KK 2 10 – 40 % 4 40 – 60 % 6 60 – 80 % 8 80 – 100% 9 5 PAM Tidak ada 0 < 10 % dari jumlah KK 2 10 – 40 % 4 40 – 60 % 6 60 – 80 % 8 80 – 100% 9
  • 39. Lampiran IV 5 Pipa Tidak ada 0 < 10 % dari jumlah KK 2 10 – 40 % 4 40 – 60 % 6 60 – 80 % 8 80 – 100% 9 6 Sungai Tidak ada 10 < 10 % dari jumlah KK 8 10 – 40 % 6 40 – 60 % 4 60 – 80 % 3 80 – 100% 2 7 Embung Tidak ada 10 < 10 % dari jumlah KK 8 10 – 40 % 6 40 – 60 % 4 60 – 80 % 3 80 – 100% 2 39 8 Bak penampung air hujan Tidak ada 10 < 10 % dari jumlah KK 8 10 – 40 % 6 40 – 60 % 4 60 – 80 % 3 80 – 100% 2 9 Beli tangki swasta Tidak ada 1 < 10 % dari jumlah KK 2 10 – 40 % 4 40 – 60 % 6 60 – 80 % 8 80 – 100% 10 10 Depot isi ulang Tidak ada 1 < 10 % dari jumlah KK 2 10 – 40 % 4 40 – 60 % 6 60 – 80 % 8 80 – 100% 10 11 Sumber lain Tidak ada 1 < 10 % dari jumlah KK 2 10 – 40 % 3 40 – 60 % 4 60 – 80 % 5 80 – 100% 6 T3 Kondisi sumber air bersih Bila kondisi sumber air bersih 1 Mata air Baik 10 Rusak 0
  • 40. Lampiran IV 2 Sumur Gali Baik 10 Rusak 0 3 Sumur pompa Baik 10 Rusak 0 4 Hidran umum Baik 10 Rusak 0 5 PAM Baik 10 Rusak 0 6 Pipa Baik 10 Rusak 0 7 Sungai Baik 10 Rusak 0 8 Embung Baik 10 Rusak 0 40 9 Bak penampung air hujan Baik 10 Rusak 0 10 Beli tangki swasta Baik 10 Rusak 0 11 Depot isi ulang Baik 10 Rusak 0 12 Sumber lain Baik 10 Rusak 0 T4 Kualitas air minum Bila kualitas air minum dari sumber 1 Mata air Berbau 0 Berwarna 0 Berasa 0 Baik 10 2 Sumur gali Berbau 0 Berwarna 0 Berasa 0 Baik 10 3 Sumur pompa Berbau 0 Berwarna 0 Berasa 0 Baik 10 4 Hidran umum Berbau 0 Berwarna 1 Berasa 2 Baik 10
  • 41. Lampiran IV 5 PAM Berbau 0 Berwarna 0 Berasa 0 Baik 10 6 Pipa Berbau 0 Berwarna 0 Berasa 0 Baik 10 7 Sungai Tercemar 0 Pendangkalan 0 Baik 0 41 10 8 Bak penampung air hujan Berbau 0 Berwarna 0 Berasa 0 Baik 10 9 Tangki swasta Berbau 0 Berwarna 0 Berasa 0 Baik 10 10 Depot isi ulang Berbau 0 Berwarna 0 Berasa 0 Baik 10 T5 Kondisi Sungai Tercemar 0 Pendangkalan/pengendapan lumpur 1 Keruh 1 Jernih/tidak tercemar/memenuhi baku mutu air sungai 10 Berkurangnya biota sungai 1 Kering 1 T6 Pemanfaatan Rawa Tidak dimanfaatkan 1 Usaha perikanan 5 Air minum 3 Cuci dan mandi 4 Irigasi 6 Buang air besar 0 Tanaman Sayuran/buah­buahan 2 Budi daya mangrove/sejenis 7 T7 Pemanfaatan dan kondisi danau/waduk/situ a Pemanfaatan 1 Perikanan Tidak 1 Usaha perikanan 5
  • 42. Lampiran IV 2 Air minum/air baku Tidak 1 Air minum 5 3 Cuci dan mandi Tidak 1 Cuci dan mandi 2 4 Irigasi Tidak 1 Usaha irigasi 5 5 Buang air besar Tidak 5 Buang air besar/kecil 0 6 Pembangkit listrik Tidak 1 Usaha pembangkit tenaga listrik 5 7 Prasarana transportasi Tidak 2 Usaha transportasi 5 8 Pariwisata Tidak 2 Usaha wisata 5 42 b Kondisi Bila kondisinya 1 Tercemar Tidak tercemar 10 Tercemar 0 Pendangkalan Tidak 10 Pendangkalan 0 2 Keruh Tidak 10 Keruh 0 Berlumpur Tidak 10 Berlumpur 0 T8 Air Panas 1 Sumber Tidak ada 1 Gunung berapi 2 Geiser 2 2 Pemanfaatan Tidak dimanfaatkan 0 Dimanfaatkan 5 3 Kepemilikan Bila sumber air panas dikelola a Pemerintah Kurang dari 25% 4 25­50% 5 50 – 100% 6 b Swasta Kurang dari 25% 4 25­50% 5 50 – 100% 8 c Perorangan/Masyarakat adat Kurang dari 25% 4 25­50% 5 50 – 100% 6 U KUALITAS UDARA U1 Kondisi udara Bila udara tidak tercemar 10 Bila Tercemar 0
  • 43. Lampiran IV a Sumber 1 Pabrik Milik pemerintah 0 Milik swasta 0 Milik masyarakat 1 2 Kendaraan bermotor Kurang dari 25% 1 25 ­100% 0 43 3 Pembakaran hutan/ lahan gambut Kurang dari 25% 2 25 ­50% 1 5 – 100% 0 V KEBISINGAN 1 Tingkat kebisingan Tidak ada kebisingan 10 Kebisingan rendah 5 Kebisingan sedang 3 Kebisingan tinggi 1 2 Ekses kebisingan Ada 0 Tidak 10 3 Sumber kebisingan Kendaraan bermotor lebih dari 50% 5 Pabrik lebih dari 50% 5 Pelabuhan lebih dari 50% 4 Hiburan dan wisata lebih dari 50% 6 Lainnya lebih dari 50% 5 W RUANG PUBLIK/TAMAN 1 Keberadaan dan jumlah total jenis ruang publik/ taman Tidak ada 0 Kurang dari 2 jenis 2 2 – 5 jenis 4 5 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 8 2 Pemanfaatan Dimanfaatkan secara pasif 4 Dimanfaatkan secara aktif 8 X POTENSI WISATA 1 Keberadaan dan jumlah total jenis lokasi/area wisata Tidak ada 0 Kurang dari 10 jenis 3 10 – 25 jenis 5 25 – 50 jenis 7 Lebih dari 50 jenis 9 2 Tingkat Pemanfaatan Dimanfaatkan secara pasif 5 Dimanfaatkan secara aktif 8
  • 44. Lampiran IV II. SKOR POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA No POTENSI SDM Ukuran Skore A KEPADATAN Bila kurang dari 100 jiwa/km2 2 100 – 250 3 250 – 500 4 500 ­750 5 750­1000 6 Lebih dari 1000 jiwa/km2 8 44 B Perkembangan Usia Bila 25 – 50 % penduduk usia 0 – 7 tahun 2 7 – 18 tahun 3 18 – 56 tahun 8 Di atas 56 tahun 4 C TINGKAT PENDIDIKAN 1 Jumlah usia 7 – 18 tahun yang tidak sekolah Bila kurang dari 10% dari jumlah penduduk dari usia 7 – 18 tahun 3 10 – 25% 2 25% ­50% 1 Lebih dari 75% 0 2 Jumlah usia 12 – 56 tahun yang tidak pernah sekolah Bila kurang dari 10% dari jumlah penduduk usia 12 – 56 tahun 3 10 – 25% 2 25% ­50% 1 Lebih dari 75% 0 3 Jumlah usia 12 – 56 tahun tidak tamat SD Bila kurang dari 10% dari jumlah penduduk usia 12 – 56 tahun 3 10 – 25% 2 25% ­50% 1 Lebih dari 75% 0 4 Jumlah usia 12 – 56 tahun tidak tamat SLTP Bila kurang dari 10% dari jumlah penduduk usia 12 – 56 tahun 4 10 – 25% 3 25% ­50% 2 Lebih dari 75% 1 5 Jumlah usia 18 – 56 tahun tidak tamat SLTA Bila kurang dari 10% dari jumlah penduduk usia 18 – 56 tahun 5 Bila mencapai 10 – 25% 4 Bila mencapai 25% ­50% 3 Lebih dari 75% 2 5 6 Tamat SLB Bila kurang dari 10% dari jumlah penduduk yang cacat 10 – 25% 7 25% ­50% 9 Lebih dari 75% 10
  • 45. Lampiran IV 45 D MATA PENCARIAN POKOK Jumlah jenis mata pencaharian pokok Bila sebaran jenis matapencaharian pokok penduduk kurang dari 5 jenis 3 5 – 10 jenis 4 10 – 15 jenis 5 15 – 20 jenis 6 20 – 25 jenis 7 25 – 30 jenis 8 30 – 35 jenis 9 Lebih dari 35 jenis 10 E AGAMA 1 Jumlah agama yang dianut Bila sebaran penganut agama hanya 1 5 1 – 2 agama 6 2 – 3 agama 7 3 – 4 agama 8 4 – 5 agama 9 5 – 6 agama 10 2 Jumlah penganut aliran kepercayaan Jika jumlah penganut mencapai kurang dari 1% jumlah penduduk 4 1 – 5% 3 5 – 10% 2 Lebih dari 10% dari jumlah penduduk 1 F KEWARGANEGARAAN Bila semua penduduk WNI 5 Bila penduduk WNA kurang dari 5% 2 Bila penduduk WNA 5 – 10% 3 Bila penduduk WNA lebih dari 15% 4 Bila ada penduduk yang 6 Dwikewarganegaraan G ETNIS Pembauran Masyarakat Bila penduduk berasal dari 1 (satu) kelompok etnis/suku bangsa 1 2 – 5 etnis/suku bangsa 2 5 – 10 etnis/suku bangsa 4 10 – 15 etnis/sukubangsa 6 15 – 20 etnis/suku bangsa 8 Lebih dari 20 etnis/suku bangsa 10 H CACAT MENTAL DAN FISIK Jumlah penderita cacat Bila penduduk cacat fisik dan mental mencapai kurang dari 0,1% dari jumlah penduduk 5 0,1 – 0,5% 4 0,5 – 1% 3 1 – 5% 2 Lebih dari 5% 1
  • 46. Lampiran IV 46 I TENAGA KERJA 1 Penduduk usia 18 ­56 Bila mencapai yang tidak bekerja < 5% dari jumlah penduduk 5 5 – 10% 4 10 – 25% 3 25 – 50% 2 Lebih dari 50% 1 2 Penduduk usia 18 – 56 tahun yang bekerja Bila sebanyak < 5% dari jumlah penduduk 1 5 – 10% 3 10 – 25% 5 25 – 50% 7 Lebih dari 50% 10 3 Angka Ketergantungan kerja Rasio jumlah penduduk 18 – 56 tahun yang bekerja dengan penduduk usia 0­56 tahun ke atas yang tidak bekerja, bila mencapai Kurang dari 5% 10 5 – 10% 8 10 – 25% 6 25 – 50% 4 50 – 75% 2 Lebih dari 75% 1 J KUALITAS ANGKATAN KERJA 1 Penduduk usia 18­56 yang buta aksara dan huruf/angka latin Bila penduduk usia 18 – 56 yang buta aksara sebanyak < 10 % 4 10 – 25 % 3 25 – 50 % 2 50 – 75 % 1 > 75% 0 2 Penduduk usia 18­56 yang tidak tamat SD Bila penduduk usia 18 – 56 yang tidak tamat SD sebanyak < 10 % 4 10 – 25 % 3 25 – 50 % 2 50 – 75 % 1 > 75% 0 3 Penduduk usia 18­56 yang tamat SD Bila penduduk usia 18 – 56 yang tamat SD sebanyak < 10 % 1 10 – 25 % 2 25 – 50 % 3 50 – 75 % 4 > 75% 5 4 Penduduk usia 18­56 tahun yang tamat SLTP Bila penduduk usia 18 – 56 yang tamat SLTP sebanyak < 10 % 2 10 – 25 % 3 25 – 50 % 4 50 – 75 % 5 > 75% 6
  • 47. Lampiran IV 47 5 Penduduk usia 18­56 yang tamat SLTA Bila penduduk usia 18 – 56 yang tamat SLTA sebanyak < 10 % 4 10 – 25 % 5 25 – 50 % 6 50 – 75 % 7 > 75% 8 6 Penduduk usia 18­56 yang tamat perguruan tinggi Bila penduduk usia 18 – 56 yang tamat perguruan tinggi sebanyak < 10 % 6 10 – 25 % 7 25 – 50 % 8 50 – 75 % 9 > 75% 10 III. SKORING POTENSI KELEMBAGAAN No POTENSI KELEMBAGAAN Penilaian Skore A LEMBAGA PEMERINTAHAN A1 Pemerintah Desa/Kelurahan 1 Dasar hukum pembentukan Pemerintah Desa/Kelurahan Bila pembentukan organisasi pemerintah desa dan kelurahan berdasarkan Perda Kab/Kota 10 Berdasarkan Keputusan Bupati/ Walikota 2 Berdasarkan Keputusan Camat 1 Tidak/belum ada dasar hukum 0 2 Dasar hukum pembentukan BPD Bila pembentukan organisasi BPD berdasarkan Perda Kab/Kota 10 Berdasarkan Keputusan Bupati/ Walikota 2 Berdasarkan Keputusan Camat 1 Tidak/belum ada dasar hukum 0 3 Jumlah aparat pemerintahan Bila jumlah aparat kurang dari 5 orang 3 5 – 7 orang 4 7 – 10 orang 5 10 – 15 orang 6 15 – 25 orang 8 Lebih dari 25 orang 10 4 Jumlah perangkat desa/kelurahan Bila jumlah unit kerja perangkat desa/kelurahan Sampai 3 unit kerja 5 4 – 5 unit kerja 7 6 – 7 unit kerja 8 Lebih dari 7 unit kerja 9
  • 48. Lampiran IV 5 Kepala desa/lurah Bila ada 5 Bila tidak ada 0 6 Perangkat Desa/Kelurahan a Sekretaris Bila ada 5 Bila tidak ada 0 48 b Kepala Urusan Bila kurang dari 50% Kepala Urusan tidak ada/belum terisi 2 Bila lebih dari 50% ada tetapi tidak aktif 3 Bila ada semua dan aktif 10 c Jumlah staf pemerintahan desa/kelurahan Bila staf berjumlah kurang dari 5 orang 1 5 – 7 orang 2 7 – 10 orang 3 10 – 15 orang 5 15 – 25 orang 8 Lebih dari 25 orang 10 7 Jumlah dusun/lingkungan Bila dusun/lingkungan sebagai unsur lini pemerintahan desa/kelurahan tidak ada 0 Bila ada organisasi dusun/ lingkungan 5 Bila ada tetapi tidak aktif 6 Bila ada dan aktif 9 8 Tingkat Pendidikan Aparat a Kepala Desa/Lurah Tidak sekolah 1 Bila SD ­SLTP 3 SLTA 5 Diploma 6 S­1 8 S­2 atau S3 9 b Sekretaris Desa/Kelurahan Tidak sekolah 0 Bila SD ­SLTP 3 SLTA 5 Diploma 8 S­1 9 S­2 atau S3 10 c Kepala­kepala urusan Tidak sekolah 0 Bila SD – SLTP kurang dari 10% 4 SLTA lebih dari 50% 7 Diploma lebih dari 10% 8 S­1 kurang dari 10% 9 S­2 atau S3 kurang dari 10% 10 B BADAN PERMUSYAWARATAN DESA 1 Keberadaan BPD Bila BPD ada tetapi tidak aktif aktif 5 Bila tidak ada BPD 0 Bila ada dan aktif 10
  • 49. Lampiran IV 49 2 Jumlah anggota BPD Bila anggota BPD sejumlah kurang dari 5 orang 5 5 – 7 orang 6 7 – 9 orang 7 9 – 11 orang 8 Lebih dari 11 orang 9 3 Pendidikan ketua BPD Tidak sekolah 0 Bila SD ­SLTP 4 SLTA 6 Diploma 8 S­1 9 S­2 atau S3 10 4 Wakil Ketua Tidak sekolah 0 Bila SD ­SLTP 3 SLTA 4 Diploma 5 S­1 6 S­2 atau S3 8 5 Sekretaris Tidak sekolah 0 Bila SD ­SLTP 2 SLTA 5 Diploma 7 S­1 8 S­2 atau S3 10 6 Anggota Tidak sekolah 0 Bila SD – SLTP kurang dari 10% 5 SLTA lebih dari 50% 7 Diploma lebih dari 10% 8 S­1 kurang dari 10% 9 S­2 atau S3 kurang dari 10% 10 C LEMBAGA KEMASYARAKATAN 1 Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan (LKD/LKK) a Keberadaan LKD/LKK Bila Belum ada organisasi LKD/LKK 0 Bila pembentukan LKD/LKK berdasarkan Perdes dan Perda Kab/Kota 10 Berdasarkan Keputusan Bupati/ Wali kota 2 Berdasarkan Keputusan Camat 1 Tidak/belum ada dasar hukum 0 b Jumlah pengurus Bila berjumlah kurang dari 5 orang 2 5 – 10 orang 3 10 – 15 orang 4 15 – 20 orang 5 20 – 25 orang 6 Lebih dari 25 orang 7 c Kantor Bila ada kantor yang jelas 5 Jika tidak mempunyai kantor 0
  • 50. Lampiran IV 50 d Ruang Lingkup Kegiatan Bila jumlah kegiatan kurang dari 3 jenis 5 3 – 5 jenis 6 5 – 10 jenis 7 10 – 15 jenis 8 Lebih dari 15 jenis 9 2 Keberadaan Organisasi anggota LKD/ LKK Bila tidak ada organisasi anggota LKD/LKK 0 Bila terdiri dari PKK, LKMD/LPM atau Sebutan Lain, RT, RW, Karang Taruna, dan lainnya 10 Bila hanya terdiri dari LKMD/LKMK/LPM atau sebutan lain 1 3 Jumlah organisasi lain yang potensial menjadi anggota LKD/LKK Kurang dari 5 unit organisasi 4 5 – 10 unit organisasi 5 10 – 15 unit organisasi 6 15 ­25 unit organisasi 7 Lebih dari 25 unit organisasi 8 4 Pembentukan organisasi anggota LKD/LKK Bila pembentukan dan dasar hukum organisasi anggota LKD/ LKK seperti ketentuan peraturan pemerintah 10 Bila tidak sesuai 0 a Kantor dan kepengurusan Bila tidak ada kantor 0 Bila ada kantor 5 Bila ada pengurus tetap dan aktif 10 b Kegiatan organisasi anggota LKD/LKK Bila tidak mempunyai kegiatan 1 Bila 2 – 5 kegiatan 5 5 – 7 kegiatan 8 7 – 10 kegiatan 9 Lebih dari 10 kegiatan 10 D LEMBAGA POLITIK D1 Partai Politik 1 Jumlah partai politik lokal Bila jumlah partai politik lokal Kurang dari 10% dari total jumlah parpol lokal yang ada di desa/kel ini 3 10 – 40 % dari jumlah parpol 4 40 – 60% dari jumlah parpol 5 60 – 80% dari jumlah parpol 6 Lebih dari 80% dari jumlah parpol 7 2 Jumlah partai politik nasional Bila jumlah partai politik nasional Kurang dari 10% dari jumlah parpol tingkat nasional 3 10 – 40% dari jumlah parpol 4 40 – 60% dari jumlah parpol 5 60 – 80% dari jumlah parpol 6 Lebih dari 80% dari jumlah parpol 7 3 Jumlah pengurus Bila jumlah pengurus partai politik
  • 51. Lampiran IV 51 berasal dari penduduk desa/ kelurahan ini mencapai: Kurang dari 10% dari jumlah pengurus parpol seluruhnya 2 10 – 40% dari jumlah pengurus parpol seluruhnya 4 40 – 60% dari jumlah pengurus parpol seluruhnya 6 60 – 80% dari jumlah pengurus parpol seluruhnya 8 Lebih dari 80% dari jumlah pengurus parpol seluruhnya 10 4 Jumlah Anggota Parpol Bila jumlah penduduk yang jadi anggota tetap partai politik Kurang dari 10% dari total jumlah penduduk desa/kelurahan 2 10 – 40 % 4 40 – 60% 6 60 – 80% 8 Lebih dari 80% 10 5 Jumlah pemilih pada pemilu terakhir Bila jumlah pemilih pada pemilihan terakhir dari desa/kelurahan ini Kurang dari 10% dari total jumlah penduduk 2 10 – 40 % 4 40 – 60% 6 60 – 80% 8 Lebih dari 80% jumlah penduduk 10 6 Kantor dan kegiatan partai politik Jika kurang dari 50% dari jumlah partai yang ada tidak ada kantor di desa/kelurahan ini 5 Lebih dari 50% partai yang ada mempunyai kantor di desa/kel ini 7 7 Dasar hukum pembentukan Jika ada dasar hukum 10 Tidak belum ada dasar hukum 0 8 Ruang lingkup kegiatan Jika lebih dari 80% partai yang ada mempunyai kegiatan di desa/kel ini 10 Kurang dari 80% partai yang ada tidak mempunyai kegiatan di desa/kel ini 5 D2 Organisasi Underbow Jumlah partai yang mempunyai underbow di desa/kelurahan ini: 1 Keberadaan Bila kurang dari 10% dari jumlah partai yang ada mempunyai underbow di desa/kelurahan ini 3 10 – 40% 4 40 – 60% 5 60 – 80% 6 Lebih dari 80% 7 2 Dasar hukum underbow Bila jumlah underbow partai politik
  • 52. Lampiran IV 52 yang tidak mempunyai dasar hukum pembentukan mencapai Kurang dari 10% dari total underbow di desa/kelurahan ini 4 10 – 40% 3 40 – 60% 2 60 – 80% 1 Lebih dari 80% 0 E LEMBAGA EKONOMI E1 Lembaga Ekonomi dan unit Usaha Desa/Kelurahan 1a Jenis Koperasi Unit Desa Bila jumlah jenis lembaga koperasi dan simpan pinjam di desa/kel Tidak ada 0 Kurang dari 2 unit 4 2 – 4 unit 5 4 – 6 unit 6 6 – 8 unit 7 Lebih dari 8 unit 8 1b Jumlah kegiatan Jika setiap jenis lembaga koperasi mempunyai kegiatan Kurang dari 2 jenis 4 2 – 4 jenis 5 4 – 6 jenis 6 6 – 10 jenis 7 Lebih dari 10 jenis 8 1c Jumlah pengurus dan anggota Jika ada lembaga koperasi yang tidak mempunyai anggota 0 Jika semua lembaga koperasi yang ada mempunyai anggota dan pengurus yang memadai 10 E2 Jenis lembaga jasa keuangan Jika jumlah jenis lembaga jasa keuangan di desa/kelurahan Tidak ada 0 Kurang dari 2 jenis 4 2 – 5 jenis 5 5 – 7 jenis 6 7 – 10 jenis 7 Lebih dari 10 jenis 8 Jumlah kegiatan Jika setiap jenis lembaga jasa keuangan di desa/kelurahan ini mempunyai kegiatan Kurang dari 2 jenis 4 2 – 4 jenis 5 4 – 6 jenis 6 6 – 10 jenis 7 Lebih dari 10 jenis 8 Jumlah pengurus dan anggota Jika ada lembaga jasa keuangan yang tidak jelas keanggotaannya 0 Jika semua lembaga jasa keuangan yang ada mempunyai anggota dan 10
  • 53. Lampiran IV 53 pengurus yang memadai E3 Industri Kecil dan Menengah Jenis industri kecil dan menengah Bila jumlah jenis usaha industri kecil dan menengah di desa/kel ini Tidak ada 0 Kurang dari 5 jenis usaha 4 5 – 10 jenis usaha 5 10 – 15 jenis usaha 6 15 – 20 jenis usaha 7 Lebih dari 20 jenis usaha 8 Jumlah kegiatan Jika setiap jenis usaha industri yang ada mempunyai kegiatan produksi Kurang dari 5 unit kegiatan 4 5 – 10 kegiatan 5 10 – 15 kegiatan 6 15 – 20 kegiatan 7 Lebih dari 20 kegiatan 8 Jumlah pengelola Jika setiap jenis kegiatan melibatkan 1 – 4 tenaga kerja pengelola 5 4 – 9 orang 6 9 – 15 orang 7 Lebih dari 15 orang 8 E4 Usaha Jasa Pengangkutan 1 Jumlah pemilik angkutan darat, sungai, laut, udara, ekspedisi Bila kepemilikan usaha jasa pengangkutan orang dan barang di desa/kelurahan ini Tidak ada 0 Kurang dari 1% dari jumlah 2 keluarga 1 – 5% 3 5 – 10% 4 10 – 15% 5 Lebih dari 15% 6 2 Kapasitas angkut jasa pengangkutan darat, sungai, laut dan udara Bila kapasitas angkut usaha jasa pengangkutan yang ada di desa/kelurahan ini kurang dari 10 orang 5 10 – 50 orang 6 50 – 100 orang 7 100 – 200 orang 8 200 – 500 orang 9 Lebih dari 500 orang 10 3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari semua usaha jasa pengangkutan yang ada kurang dari 50 orang 5 50 – 75 orang 6 75 – 100 orang 7
  • 54. Lampiran IV 100 – 200 orang 8 Lebih dari 200 orang 9 54 E5 Usaha Jasa dan Perdagangan 1 Jumlah usaha jasa perdagangan Bila jumlah usaha jasa dan perdagangan di desa/kelurahan ini Tidak ada 0 Kurang dari 5 unit usaha 1 5 – 15 unit usaha 3 15 – 30 unit usaha 5 30 ­60 unit usaha 7 60 – 100 unit usaha 8 Lebih dari 100 unit usaha 9 2 Jenis produksi yang diperdagangkan Bila jumlah jenis produk dari setiap unit usaha yang diperdagangkan Kurang dari 10 jenis 1 10 – 20 jenis 3 20 – 30 jenis 5 30 – 50 jenis 7 50 – 100 jenis 8 Lebih dari 100 jenis 9 3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari semua unit usaha perdagangan yang ada kurang dari 100 orang 4 100 – 200 orang 5 200 – 300 orang 6 300 –500 orang 7 Lebih dari 500 orang 8 E6 Usaha Jasa Hiburan 1 Jumlah usaha jasa hiburan Bila jumlah usaha jasa hiburan di desa/kelurahan ini Kurang dari 5 unit usaha 1 5 – 15 unit usaha 3 15 – 30 unit usaha 5 30 ­60 unit usaha 7 60 – 100 unit usaha 8 Lebih dari 100 unit usaha 9 2 Jenis jasa hiburan yang diusahakan Bila jumlah jenis kegiatan dari setiap unit usaha jasa hiburan Kurang dari 10 jenis 1 10 – 20 jenis 3 20 – 30 jenis 5 30 – 50 jenis 7 50 – 100 jenis 8 Lebih dari 100 jenis 9 3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari semua unit usaha jasa hiburan yang ada kurang dari 100 orang 3 100 – 200 orang 5 200 – 300 orang 7
  • 55. Lampiran IV 300 –500 orang 8 Lebih dari 500 orang 9 55 E7 Usaha Jasa Gas, Listrik, BBM dan Air 1 Jumlah usaha jasa gas, listrik, BBM dan Air Minum Bila jumlah semua usaha yang ada di desa/kelurahan ini Kurang dari 5 unit usaha 1 5 – 15 unit usaha 3 15 – 30 unit usaha 5 30 ­60 unit usaha 7 60 – 100 unit usaha 8 Lebih dari 100 unit usaha 9 2 Jenis jasa yang diusahakan Bila jumlah jenis kegiatan dari setiap unit usaha yang ada Kurang dari 10 jenis 1 10 – 20 jenis 3 20 – 30 jenis 5 30 – 50 jenis 7 50 – 100 jenis 8 Lebih dari 100 jenis 9 3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari semua unit usaha yang ada kurang dari 100 orang 5 100 – 200 orang 7 200 – 300 orang 8 300 –500 orang 9 Lebih dari 500 orang 10 E8 Usaha jasa keterampilan 1 Jumlah usaha jasa keterampilan Bila jumlah semua usaha jasa keterampilan di desa/kelurahan ini Tidak ada 0 Kurang dari 5 unit usaha 1 5 – 15 unit usaha 3 15 – 30 unit usaha 5 30 ­60 unit usaha 7 60 – 100 unit usaha 8 Lebih dari 100 unit usaha 9 2 Jenis usaha jasa keterampilan Bila jumlah jenis produk dari setiap unit usaha jasa keterampilan Kurang dari 10 jenis 1 10 – 20 jenis 3 20 – 30 jenis 5 30 – 50 jenis 7 50 – 100 jenis 8 Lebih dari 100 jenis 9 3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari semua unit usaha jasa keterampilan yang ada kurang dari 100 orang 2 100 – 200 orang 4 200 – 300 orang 6
  • 56. Lampiran IV 300 –500 orang 7 Lebih dari 500 orang 8 56 E9 Usaha jasa Hukum dan Konsultasi 1 Jumlah usaha jasa hukum dan konsultasi Bila jumlah semua usaha jasa hukum dan konsultasi di desa/kelurahan ini Tidak ada 0 Kurang dari 5 unit usaha 1 5 – 15 unit usaha 3 15 – 30 unit usaha 5 30 ­60 unit usaha 7 60 – 100 unit usaha 8 Lebih dari 100 unit usaha 9 2 Jenis usaha jasa hukum dan konsultasi Bila jumlah jenis produk dari setiap unit usaha jasa hukum dan konsultasi Kurang dari 10 jenis 1 10 – 20 jenis 3 20 – 30 jenis 5 30 – 50 jenis 7 50 – 100 jenis 8 Lebih dari 100 jenis 9 3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari semua unit usaha jasa hukum dan konsultasi yang ada kurang dari 100 orang 2 100 – 200 orang 3 200 – 300 orang 5 300 –500 orang 7 Lebih dari 500 orang 8 E10 Usaha Penginapan 1 Jumlah usaha jasa penginapan Bila jumlah semua usaha jasa penginapan di desa/kelurahan ini Tidak ada 0 Kurang dari 5 unit usaha 4 5 – 15 unit usaha 5 15 – 30 unit usaha 6 30 ­60 unit usaha 7 60 – 100 unit usaha 8 Lebih dari 100 unit usaha 9 2 Jenis usaha jasa penginapan Bila jumlah jenis produk dari setiap unit usaha jasa penginapan Kurang dari 10 jenis 1 10 – 20 jenis 3 20 – 30 jenis 5 30 – 50 jenis 7 50 – 100 jenis 8 Lebih dari 100 jenis 9
  • 57. Lampiran IV 57 3 Penyerapan tenaga kerja Jika penyerapan tenaga kerja dari semua unit usaha jasa penginapan yang ada kurang dari 100 orang 3 100 – 200 orang 4 200 – 300 orang 5 300 –500 orang 6 Lebih dari 500 orang 7 E11 Lembaga Pendidikan 1 Jenis lembaga pendidikan formal Bila jumlah semua lembaga pendidikan yang ada di desa/kelurahan ini Tidak ada lembaga pendidikan 0 Kurang dari 2 lembaga 5 2 – 4 lembaga 7 Lebih dari 4 lembaga 9 2 Jumlah tenaga pengajar Bila setiap jenis lembaga pendidikan yang ada mempunyai tenaga pengajar Kurang dari 6 orang 3 6 – 10 orang 4 10 – 15 orang 5 15 – 20 orang 6 Lebih dari 20 orang 7 3 Kepemilikan lembaga pendidikan formal Bila dari semua lembaga pendidikan yang ada di desa/kelurahan a Milik pemerintah Tidak ada 0 Kurang dari 10% 2 10 – 50% 3 Lebih dari 50% 5 b Milik swasta Tidak ada 0 Kurang dari 10% 4 10 – 50% 6 Lebih dari 50% 8 c Milik desa/kelurahan atau lembaga kemasyarakatan desa/ kelurahan Tidak ada Kurang dari 10% 8 10 – 50% 9 Lebih dari 50% 10 4 Lembaga pendidikan formal keagamaan a Jumlah lembaga keagamaan Bila jumlah lembaga pendidikan keagamaan yang ada di desa/ kelurahan ini Tidak ada 0 Ada 1 jenis lembaga pendidikan 4 keagamaan 2 jenis lembaga 5 3 jenis lembaga 6 Lebih dari 3 jenis lembaga 7 keagamaan
  • 58. Lampiran IV 58 b Lembaga pendidikan formal keagamaan milik lembaga agama Bila setiap lembaga keagamaan yang ada di desa/kelurahan ini memiliki lembaga pendidikan Tidak ada lembaga pendidikan milik agama tertentu 0 Milik 1 lembaga agama 4 Milik 2 lembaga agama 6 Milik 3 lembaga agama 8 Milik lebih dari 3 lembga agama 10 c Jumlah tenaga pengajar Bila setiap jenis lembaga pendidikan formal keagamaan yang ada mempunyai tenaga pengajar Kurang dari 6 orang 3 6 – 10 orang 5 10 – 15 orang 7 15 – 20 orang 8 Lebih dari 20 orang 9 5 Kepemilikan lembaga pendidikan formal keagamaan a Milik pemerintah Bila kepemilikan dari semua lembaga pendidikan yang ada di desa/kelurahan Tidak ada 0 Kurang dari 10% dari jumlah 2 lembaga pendidikan keagamaan yang ada di desa/kelurahan 10 – 50% 3 Lebih dari 50% 5 b Milik swasta/yayasan Kurang dari 10% 4 10 – 50% 8 Lebih dari 50% 9 c Milik desa/kelurahan atau lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan Tidak ada 0 Kurang dari 10% dari jumlah 7 lembaga pendidikan keaagamaan yang ada di desa/kelurahan 10 – 50% 8 Lebih dari 50% 10 6 Pendidikan non Formal/Kursus a Jenis lembaga pendidikan non formal/kursus Bila jumlah semua lembaga pendidikan non formal/kursus yang ada di desa/kelurahan ini Tidak ada 0 Kurang dari 2 lembaga 5 2 – 5 lembaga 7 5 – 10 lembaga 8 Lebih dari 10 lembaga 9 b Jumlah tenaga pengajar Bila setiap jenis lembaga pendidikan yang ada mempunyai tenaga pengajar
  • 59. Lampiran IV Kurang dari 6 orang 3 6 – 10 orang 5 10 – 15 orang 7 15 – 20 orang 8 Lebih dari 20 orang 9 59 c Kepemilikan lembaga pendidikan formal Bila dari semua lembaga pendidikan yang ada di desa/kelurahan c1 Milik pemerintah Tidak ada 0 Kurang dari 10% 2 10 – 50% 3 Lebih dari 50% 5 c2 Milik swasta Tidak ada 0 Kurang dari 10% 4 10 – 50% 8 Lebih dari 50% 9 c3 Milik desa/kelurahan atau lembaga kemasyarakatan desa/ kelurahan Tidak ada 0 Kurang dari 10% 7 10 – 50% 8 Lebih dari 50% 10 E12 LEMBAGA ADAT 1 Keberadaan lembaga adat Bila lembaga adat di desa/kel ini Tidak ada 0 Ada 5 2 Simbol lembaga adat Bila simbol lembaga dan kekuasaan adat di desa/kelurahan ini Tidak ada 0 Kurang dari 3 jenis 5 3 – 5 jenis 7 Lebih dari 5 jenis 9 3 Jenis kegiatan lembaga adat Bila jumlah jenis kegiatan adat Tidak ada 0 Kurang dari 2 jenis 4 2 – 5 jenis 6 5 – 10 jenis 8 Lebih dari 10 jenis 9 E13 LEMBAGA KEAMAMAAN 1 Hansip dan Linmas a Keberadaan Hansip dan Linmas Bila Hansip dan Limas di desa/kel Tidak ada 0 Ada dan pasif 5 Ada dan aktif 10
  • 60. Lampiran IV b Jumlah anggota Hansip Bila Tidak ada 0 Kurang dari 1% jumlah penduduk 4 1 – 5% 5 5 – 10% 6 Lebih dari 10% jumlah penduduk 7 60 c Jumlah anggota Satgas Linmas Bila Tidak ada 0 Kurang dari 1% jumlah penduduk 3 1 – 5% 5 5 – 10% 7 Lebih dari 10% jumlah penduduk 9 2 Pelaksanaan SISKAMLING Bila Siskamling Tidak ada/tidak aktif 0 Ada dan aktif 8 3 Jumlah Pos Kamling Bila jumlah Poskamling di desa/kelurahan Tidak ada 0 Kurang dari 2 unit 4 2 – 5 unit 6 5 – 10 unit 8 Lebih dari 10 unit 9 4 Satpam Swakarsa a Keberadaan Satpam Swakarsa Bila tidak ada Satpam Swakarsa 2 Bila ada Satpam Swakarsa 5 b Kepemilikan dan induk oganisasi Satpam Swakarsa Pemerintah 5 Perusahaan swasta 4 Perorangan 1 Bila tidak ada induk organisasinya 0 Bila ada organisasi induknya 2 5 Keberadaan organisasi kemanan dan ketertiban masyarakat lainnya Bila tidak ada 2 Bila ada dan pasif 5 Bila ada dan aktif 8 6 Kerjasama Trantiblinmas Jenis kerjasama a Kerjasama dengan TNI Bila tidak ada 1 Bila ada kerjasama antara Kepala Desa/Lurah dengan Danramil 3 1 ­4 jenis kegiatan 5 4 – 10 jenis kegiatan 6 Lebih dari 10 jenis kegiatan 7 b Kerjasama dengan Polri Bila tidak ada 1 Bila ada kerjasama antara Kepala 3
  • 61. Lampiran IV Desa/Lurah dengan Kapolsek 1 – 2 jenis kegiatan 5 2 – 4 jenis kegiatan 6 Lebih dari 4 jenis kegiatan 7 61
  • 62. Lampiran IV 62 III. SKORING POTENSI PRASARANA DAN SARANA No POTENSI SARANA DAN PRASARANA Cara Penilaian Skore A TRANSPORTASI A1 Transportasi darat 1 Jalan Desa/Kelurahan Jika total panjang semua jenis permukaan jalan desa/ kelurahan yang rusak Kurang dari 1% total panjang jalan 7 1 – 5% 6 5 – 10% 5 10 – 25% 4 25 – 50% 3 Lebih dari 50% total panjang 2 jalan 2 Jalan antar desa/kelurahan Jika total panjang semua jenis permukaan jalan antar desa/ kelurahan yang rusak Kurang dari 1% total panjang jalan 5 1 – 5% 4 5 – 10% 3 10 – 25% 2 25 – 50% 1 Lebih dari 50% total panjang 0 jalan 3 Jalan kabupaten/kota yang melewati desa/kelurahan Jika total panjang semua jenis permukaan jalan kabupaten/kota yang melewati desa/ kelurahan yang rusak: Kurang dari 1% total panjang jalan 5 1 – 5% 4 5 – 10% 3 10 – 25% 2 25 – 50% 1 Lebih dari 50% total panjang 0 jalan 4 Jalan provinsi yang melewati desa/kelurahan Jika total panjang semua jenis permukaan jalan provinsi yang melewati desa/kelurahan dalam kondisi rusak Kurang dari 1% total panjang jalan 5 1 – 5% 4 5 – 10% 3 10 – 25% 2 25 – 50% 1 Lebih dari 50% total panjang 0 jalan
  • 63. Lampiran IV 63 5 Jalan negara yang melewati desa/kelurahan Jika kondisi total panjang semua jenis permukaan jalan negara yang melewati desa/kelurahan yang rusak Kurang dari 1% total panjang jalan 5 1 – 5% 4 5 – 10% 3 10 – 25% 2 25 – 50% 1 Lebih dari 50% total panjang 0 jalan 5 Jembatan desa/kelurahan Bila total jumlah jembatan yang ada di desa/kelurahan dalam kondisi rusak Kurang dari 1% total jumlah jembatan 5 1 – 5% 4 5 – 10% 3 10 – 25% 2 25 – 50% 1 Lebih dari 50% total jumlah 0 jembatan 6 Prasarana dan sarana angkutan darat Bila total jumlah terminal. pelabuhan, stasiun, pangkalan yang ada di wilayah desa/kelurahan dalam kondisi rusak: Kurang dari 1% total jumlah prasarana dan sarana sejenis ayang ada 5 1 – 5% 4 5 – 10% 3 10 – 25% 2 25 – 50% 1 Lebih dari 50% total jumlah 0 prasarana sejenis yang ada 7 Sarana Transportasi darat a Jenis sarana transportasi darat Bila jumlah total jenis sarana transportasi darat di desa/ kelurahan Tidak ada 0 Kurang dari 2 jenis 3 2 – 5 jenis 6 5 – 7 jenis 8 Lebih dari 7 jenis sarana 9 angkutan b Jumlah sarana transportasi darat Bila setiap jenis sarana transportasi darat memiliki jumlah armada pengangkutan
  • 64. Lampiran IV 64 Tidak ada 0 Kurang dari 5 unit 5 5 – 25 unit 6 25 – 50 unit 7 50 – 100 unit 8 Lebih dari 100 unit 9 A2 Transportasi Sungai/Laut 1 Jenis prasarana dan sarana transportasi sungai/laut Bila jumlah total jenis sarana transportasi sungai/laut di desa/ kelurahan Tidak ada 0 Kurang dari 2 jenis 2 2 – 5 jenis 4 5 – 7 jenis 6 Lebih dari 7 jenis sarana 8 angkutan 2 Jumlah prasarana dan sarana dan transportasi sungai/laut Bila jumlah armada pengangkutan dari setiap jenis prasarana dan sarana transportasi sungai/laut Tidak ada Kurang dari 5 unit 0 5 – 25 unit 2 25 – 50 unit 4 50 – 100 unit 6 Lebih dari 100 unit 8 A3 Prasarana dan Sarana transportasi Udara 1 Jenis prasarana dan sarana transportasi udara Bila jumlah total jenis sarana transportasi udara di wilayah desa/ kelurahan Tidak ada 0 Kurang dari 2 jenis 6 2 – 5 jenis 7 5 – 7 jenis 8 Lebih dari 7 jenis sarana 9 angkutan 2 Jumlah prasarana dan sarana transportasi udara Bila jumlah armada pengangkutan dari setiap jenis prasarana dan sarana transportasi udara Tidak ada 0 Kurang dari 2 unit 5 2 – 5 unit 6 5 – 10 unit 7 10 – 50 unit 8 Lebih dari 50 unit 9 B PRASARANA SARANA KOMUNIKASI DAN INFORMASI 1 Jenis prasarana telepon Bila jumlah jenis prasarana
  • 65. Lampiran IV 65 umum, Warnet dan Wartel telepon di desa/kelurahan Tidak ada 0 Kurang dari 2 unit 5 2 – 4 unit 6 4 – 7 unit 7 7 – 10 unit 8 Lebih dari 10 unit 9 2 Jumlah pelanggan Telkom, GSM, CDMA Bila total jumlah pelanggan di desa/kelurahan Tidak ada 0 Kurang dari 250 pelanggan 3 250 ­500 pelanggan 4 500 – 1000 pelanggan 5 1000 – 5000 pelanggan 6 5000 – 10000 7 Lebih dari 10000 pelanggan 8 3 Sinyal telepon seluler Bila Ada 10 Bila Tidak ada 0 4 Kantor Pos Bila ada 10 Bila tidak ada 0 5 Pegawai pos Bila pegawai/tukang pos di desa/kelurahan tidak ada 0 Ada 5 6 Radio dan TV a Milik umum Bila tidak ada 0 Bila ada 5 b Milik pribadi c Jumlah TV Bila tidak ada TV 0 Bila jumlahnya kurang dari 10% dari jumlah keluarga 5 10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 9 d Jumlah radio Bila tidak ada radio 0 Bila jumlahnya kurang dari 10% dari jumlah keluarga 5 10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 9 e Antene parabola Bila tidak ada 0 Bila jumlahnya kurang dari 10% dari jumlah keluarga 5 10 – 25% 6 25 – 50% 7 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 9
  • 66. Lampiran IV 66 7 Koran, majalah, buletin Bila tidak ada 0 Bila ada 5 8 Papan iklan/pengumuman Bila tidak ada 0 Bila ada 5 C PRASARANA AIR BERSIH DAN SANITASI C1 Prasarana air bersih 1 Jumlah sumur pompa, sumur gali dan penampung air hujan, mata air Bila jumlahnya di desa/ kelurahan Tidak ada 0 Kurang dari 1% dari total 2 prasarana air bersih 1 ­10% 3 10 ­15% 4 15 ­25% 5 Lebih dari 25% 6 2 Jumlah hidran umum, tangki air bersih dan bangunan/depot pengolahan air minum Bila jumlahnya di desa/ kelurahan Tidak ada 0 Kurang dari 1% dari total 3 prasarana air bersih 1 ­10% 4 10 ­15% 5 15 ­25% 6 Lebih dari 25% 7 C2 Sanitasi 1 Saluran drainase/saluran pembuangan air limbah Bila tidak ada 0 Bila ada 5 2 Sumur resapan air rumah tangga Bila tidak ada 0 Kurang dari 10% dari total 2 keluarga 10 – 25% 4 25 – 50% 6 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 10 3 Jumlah MCK umum Bila tidak ada 0 Kurang dari 5 unit 2 5 – 10 unit 4 10 –20 unit 6 Lebih dari 20 unit 8 4 Jamban keluarga Bila jumlah jamban keluarga di desa/kelurahan Tidak ada 0
  • 67. Lampiran IV 67 Kurang dari 10% dari jumlah keluarga 2 10 – 25% 4 25 – 50% 6 50 – 75% 8 Lebih dari 75% 10 5 Kondisi saluran drainase/ saluran pembuang limbah Bila kondisi saluran drainase atau Saluran pembuangan air limbah rusak: Kurang dari 10% dari jumlah saluran yang ada 4 10 – 25% 3 25 – 50% 2 Lebih dari 50% 1 Bila kondisi saluran drainase atau Saluran pembuangan air limbah baik: Kurang dari 10% dari jumlah 2 saluran yang ada 10 – 25% 3 25 – 50% 4 Lebih dari 50% dalam keadaan 5 baik dari jumlah saluran yang ada D PRASARANA DAN KONDISI IRIGASI Kondisi 1 Kondisi saluran primer Bila kondisinya baik 5 Bila kondisi saluran primer yang rusak: Kurang dari 10% total panjang saluran primer: 4 10 – 25% total panjang saluran 3 25 – 50 % total panjang saluran 2 Lebih dari 50% total panjang 1 saluran 2 Panjang saluran sekunder Bila kondisinya baik 5 Bila kondisi saluran sekunder yang rusak: Kurang dari 10% total panjang saluran primer 4 10 – 25% total panjang saluran 3 25 – 50 % total panjang saluran 2 Lebih dari 50% total panjang 1 saluran 3 Panjang saluran tersier Bila kondisinya baik 5 Bila kondisi saluran tesier yang rusak: Kurang dari 10% total panjang saluran primer 4 10 – 25% total panjang saluran 3
  • 68. Lampiran IV 68 25 – 50 % total panjang saluran 2 Lebih dari 50% total panjang 1 saluran 4 Jumlah pintu sadap Bila kondisinya baik 5 Bila kondisi pintu yang rusak: Kurang dari 10% total jumlah pintu 4 10 – 25% total jumlah pintu 3 25 – 50 % total jumlah pintu 2 Lebih dari 50% total jumlah 1 pintu 5 Jumlah pintu pembagi air Bila kondisinya baik 5 Bila kondisi pintu pembagi yang rusak: Kurang dari 10% total pintu pembagi air 4 10 – 25% total pintu pembagi air 3 25 – 50 % total pintu pembagi air 2 Lebih dari 50% total pintu pembagi air 1 E PRASARANA DAN SARANA PEMERINTAHAN E1 Prasarana dan Sarana Pemerintahan Desa/Kelurahan 1 Gedung kantor a Kondisi gedung kantor Bila tidak ada gedung kantor 0 Bila ada, kondisinya Rusak 1 Baik 5 b Jumlah ruang kerja Bila jumlah ruang kantor, Kurang dari 3 ruang 3 3 – 5 ruang 4 5 – 7 ruang 5 Lebih dari 7 ruangan 6 c Balai desa/kelurahan Bila tidak ada balai desa 0 Bila ada 5 2 Listrik Bila tidak ada listrik 0 Bila ada 5 3 Air bersih Bila tidak ada air bersih 0 Bila ada Rusak 1 Baik 5 4 Telepone Bila tidak ada telepone 0 Bila ada 5 5a Rumah dinas kepala desa / lurah Bila tidak ada rumah dinas kepala desa/lurah 1
  • 69. Lampiran IV 69 Bila ada 10 5b Rumah dinas perangkat desa/kelurahan Bila tidak ada 0 Bila ada 10 6 Inventaris dan alat tulis kantor 6a Jumlah jenis inventaris dan alat tulis kantor Bila tidak ada 0 Bila jumlah semua jenis inventaris dan ATK Kurang dari 2 jenis 2 2 – 5 buah 4 6 – 8 buah 6 9 – 15 buah 8 Lebih dari 15 jenis 10 6b Jumlah alat kerja perjenis inventaris Bila tidak ada 0 Bila total semua jenis mempunyai: Kurang dari 2 unit 2 3 – 5 unit 4 5 – 10 unit 6 Lebih dari 10 unit untuk setiap 8 jenis E2 Administrasi desa dan Kelurahan 1 Jumlah jenis buku administrasi desa/kelurahan Bila tidak ada buku administrasi desa/kelurahan 0 Bila ada tetapi tidak diisi 1 Bila ada dan diisi: Kurang dari 10 jenis buku 5 11 – 15 jenis buku 6 16 – 20 jenis buku 7 21 – 25 jenis buku 8 26 – 30 jenis buku 9 Lebih dari 30 jenis buku 10 2 Keberadaan buku data profil desa/kelurahan Bila tidak ada buku data profil 0 Bila ada 10 E3 Prasarana dan sarana badan permusyawaratan desa / BPD 1 Gedung kantor a Kondisi gedung kantor Bila tidak ada gedung kantor 0 Bila ada, kondisinya Rusak 1 Baik 5 b Jumlah ruang kerja Bila jumlah ruang kantor, Kurang dari 3 ruang 3
  • 70. Lampiran IV 70 3 – 5 ruang 4 5 – 7 ruang 5 Lebih dari 7 ruangan 6 c Balai BPD Bila tidak ada 0 Bila ada 5 2 Listrik Bila tidak ada listrik 0 Bila ada 5 3 Air bersih Bila tidak ada air bersih 0 Bila ada Rusak 1 Baik 5 4 Telepone Bila tidak ada telepone 0 Bila ada 5 5 Inventaris dan alat tulis kantor 5a Jenis inventaris dan alat tulis kantor (ATK) Bila tidak ada 0 Bila jumlah semua jenis inventaris dan ATK: Kurang dari 2 jenis 3 3– 5 jenis 4 6 – 8 jenis 5 9 – 10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 5b Jumlah inventaris dan ATK Bila tidak ada 0 Bila jumlah total setiap jenis mempunyai: Kurang dari 2 unit 3 3 – 5 unit 4 5 – 10 unit 5 Lebih dari 10 unit untuk setiap 6 jenis 6 Administrasi BPD Jumlah jenis buku administrasi desa/kelurahan Bila tidak ada buku administrasi desa/kelurahan 0 Bila ada tetapi tidak diisi 1 Bila ada dan diisi: Kurang dari 3 jenis buku 4 4 – 6 jenis buku 5 7 – 10 jenis buku 6 Lebih dari 10 buku 7 E4 Prasarana dan sarana Dusun/Lingkungan atau sebutan Lain 1 Gedung kantor/balai Tidak ada 0 Ada 5
  • 71. Lampiran IV 71 2 Alat Tulis Kantor (ATK) Tidak ada 0 Ada 5 3 Barang inventaris kantor Tidak ada 0 Ada 5 4 Buku administrasi Tidak ada 0 Ada dan tidak terisi 1 Ada dan terisi 5 5 Kegiatan Tidak ada 0 Ada 5 6 Jumlah pengurus Tidak ada pengurus 0 Bila ada, kurang dari 3 orang 3 4 – 6 orang 4 7 – 10 orang 5 Lebih dari 10 orang 6 F Prasarana dan sarana Lembaga Kemasyarakatan F1 Prasarana dan sarana Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan (LKD/LKK) 1 Gedung/kantor LKD/LKK Bila tidak memiliki gedung 0 Bila ada 5 2 Peralatan kantor, komputer, fax, mesin tik, kardek, meja dan kursi Jika tidak ada 0 Jika ada 5 3 Buku administrasi LKD/LKK Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlah buku yang tersedia > 3 buah 2 4– 6 buah 4 7 – 10 buah 6 Lebih dari 10 buah 8 F2 LKMD/LPM atau sebutan lain 1 Gedung/kantor LKMD Bila tidak memiliki gedung 0 Bila ada 5 2 Peralatan kantor, komputer, fax, mesin tik, kardek, meja dan kursi Jika tidak ada 0 Jika ada 5 3 Buku administrasi lembaga kemasyarakatan Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlah buku yang tersedia > 3 buah 2 4– 6 buah 4 7 – 10 buah 6 Lebih dari 10 buah 8
  • 72. Lampiran IV 72 F4 PKK 1 Keberadaan organisasi Tidak ada 0 Ada 5 2 Gedung/kantor LKD/LKK Bila tidak memiliki gedung 0 Ada 5 3 Peralatan kantor, komputer, fax, mesin tik, kardek, meja dan kursi Jika tidak ada 0 Jika ada 5 4 Kepengurusan Bila tidak ada kepengurusan 0 Bila ada dan tidak aktif 1 Bila ada dan aktif 5 5 Buku administrasi PKK Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlah buku yang ada Kurang dari 10 jenis 5 11 – 15 jenis 6 15 – 20 jenis 7 21 – 25 jenis 8 Lebih dari 25 jenis 9 6 Jenis kegiatan Bila tidak ada kegiatan 0 Jika ada, jumlah kegiatan: Kurang dari 10 jenis 5 11 – 15 jenis 6 16 – 20 jenis 7 21 – 25 jenis 8 Lebih dari 25 jenis 9 F5 Karang taruna 1 Kepengurusan Bila tidak ada kepengurusan 0 Bila ada dan tidak aktif 1 Bila ada dan aktif 5 2 Buku administrasi Bila tidak ada 0 Jika ada kurang dari 2 jenis 2 2 – 4 jenis 4 5 – 7 jenis 6 8 – 10 jenis 8 Lebih dari 10 jenis 10 3 Jumlah kegiatan Bila tidak ada kegiatan 0 Jika jumlah kegiatan: Kurang dari 5 jenis 2 6 – 10 jenis 4 11 – 15 jenis 6 Lebih dari 15 jenis 8 F6 RT 1 Kepengurusan Bila tidak ada kepengurusan 0 Bila ada dan tidak aktif 1 Bila ada dan aktif 5
  • 73. Lampiran IV 73 2 Buku administrasi Bila tidak ada buku 0 Bila jumlahnya: Kurang dari 5 jenis 2 6 – 10 4 11 – 15 6 16 – 20 8 Lebih dari 20 jenis 10 3 Jumlah kegiatan Bila tidak ada kegiatan 0 Jika ada kegiatan maka banyaknya kegiatan : Kurang dari 10 jenis 2 11 – 15 jenis 4 16 – 20 jenis 6 Lebih dari 20 jenis 8 F7 RW 1 Kepengurusan Bila tidak ada kepengurusan 0 Bila ada dan tidak aktif 1 Bila ada dan aktif 5 2 Buku administrasi Bila tidak ada buku 0 Bila jumlahnya: Kurang dari 5 jenis 2 6 – 10 4 11 – 15 6 16 – 20 8 Lebih dari 20 jenis 10 3 Jumlah kegiatan Bila tidak ada kegiatan 0 Jika ada, banyaknya kegiatan: Kurang dari 10 jenis 2 11 – 15 jenis 4 16 – 20 jenis 6 Lebih dari 20 jenis 8 F8 Lembaga Adat 1 Keberadaan Tidak ada 0 Ada 5 2 Memiliki gedung / kantor Bila tidak memiliki gedung 0 Bila ada 5 3 Kepengurusan Bila tidak ada kepengurusan 0 Bila ada dan tidak aktif 1 Bila ada dan aktif 5 4 Buku administrasi Bila tidak ada buku 0 Bila jumlahnya: Kurang dari 2 jenis 4 3 – 5 5 6 – 10 6 Lebih dari 10 jenis 7 5 Jumlah kegiatan Bila tidak ada kegiatan 0 Jika ada, banyaknya kegiatan:
  • 74. Lampiran IV 74 Kurang dari 10 jenis 5 11 – 15 jenis 6 16 – 20 jenis 7 Lebih dari 20 jenis 8 F9 BUMDES 1 Keberadaan Tidak ada 0 Ada 10 2 Memiliki gedung / kantor Bila tidak memiliki gedung 0 Bila ada 5 3 Kepengurusan Bila tidak ada kepengurusan 1 Bila ada dan tidak aktif 2 Bila ada dan aktif 5 4 Buku administrasi Bila tidak ada buku 0 Bila jumlahnya: Kurang dari 2 jenis 2 3 – 5 3 6 – 10 4 Lebih dari 10 jenis 5 5 Jumlah kegiatan Bila tidak ada kegiatan 0 Jika ada banyaknya kegiatan: Kurang dari 10 jenis 5 11 – 15 jenis 6 16 – 20 jenis 7 Lebih dari 20 jenis 8 F10 Organisasi Anggota Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan Lainnya yang ada di Desa/Kelurahan 1 Jenis organisasi anggota Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan lainnya Bila tidak ada 0 Bila ada jumlahnya Kurang dari 5 jenis 5 6 ­10 jenis 6 Lebih dari 10 jenis 7 2 Jenis kegiatan Jika tidak ada kegiatan 0 Jika setiap jenis organisasi anggota lembaga kemasyarakatan desa/ kelurahan mempunyai Kurang dari 2 kegiatan 3 3 – 5 kegiatan 4 5 – 10 kegiatan 5 Lebih dari 10 kegiatan 6 G Prasarana Peribadatan 1 Jumlah Masjid Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlahnya Kurang dari 2 buah 2
  • 75. Lampiran IV 75 3 – 5 buah 3 5 – 10 buah 4 Lebih dari 10 buah 5 2 Jumlah Langgar Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlahnya Kurang dari 2 buah 2 3 – 5 buah 3 5 – 10 buah 4 Lebih dari 10 buah 5 3 Jumlah Gereja Kristen Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlahnya Kurang dari 2 buah 3 3 – 5 buah 4 Lebih dari 5 buah 5 4 Jumlah Gereja Katolik Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlahnya Kurang dari 2 buah 3 3 – 5 buah 4 Lebih dari 5 buah 5 5 Jumlah Wihara Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlahnya Kurang dari 2 buah 3 3 – 5 buah 4 Lebih dari 5 buah 5 6 Jumlah Pura Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlahnya Kurang dari 2 buah 3 3 – 5 buah 4 Lebih dari 5 buah 5 7 Jumlah Klenteng Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlahnya Kurang dari 2 buah 3 3 – 5 buah 4 Lebih dari 5 buah 5 H Prasarana Olahraga 1 Lapangan sepak bola Bila tidak ada 0 Bila ada, berjumlah 1 unit 2 2 unit 4 3 unit 6 Lebih dari 3 unit 8 2 Lapangan bulu tangkis Bila tidak ada 0 Jika ada, jumlahnya Kurang dari 2 buah 2 2 – 4 buah 4 4 – 8 buah 6 8 – 10 buah 8