SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 16
Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika
                                        Oleh
                             Joko Sulianto, S.Pd., M.Pd

6.1. Media dalam Pembelajaran
Dalam bukannya Instructional Media and Technology for Learning, Heinich dkk.
(1996) menyatakan bahwa keseluruhan sejarah, media dan teknologi telah
mempengaruhi pendidikan. Pada masa kini misalnya computer telah memberikan
pengaruh yang sangat kuat terhadap seting pembelajaran. Alat – alat yang
demikian menawarkan kemungkinan untuk menjadi lebih baik dalam proses
belajar mengajar, namun guru akan menjadi berbeda ketika mengintegrasikan
media dalam pembelajarannya.
Peranan guru dan siswa jelas menjadi berubah karena pengaruh media dan
teknologi di dalam kelas. Kini guru dan buku bukan lagi menjadi satu-satunya
sumber belajar atau sumber ilmu pengetahuan. Guru menjadi pengarah untuk
akses ke dalam ilmu pengetahuan.
Heinich dkk. (1996) menyatakan bahwa pembelajran merupakan susunan dari
informasi dan lingkungan untuk menfasilitasi belajar. Penggunaan lingkungan ini
dimaksudkan bukan hanya di mana pembelajaran berlangsung, melainkan juga
metode, media, peralatan yang diperlukan untuk memberikan informassi, dan
membimbing siswa belajar. Penyusunan informasi dan pembenahan lingkungan
belajar umumnya menjadi tanggung jawab dari pengajar dan pendesain media.
Pemilihan strategi pembelajaran menentukan lingkungan (metode, media,
peralatan, dan fasilitas) serta cara informasi itu dirakit dan digunakan.
Sebagaimanan akan didiskusikan kemudian bahwa pendekatan pembelajaran
dapat terbentang dari belajar yang dikontrol oleh siswa sendiri sampai ke
pendekatan yang dikontrol oleh guru. Namun perann guru dalam hal ini sangat
dominant. Guru senantiasa merencanakan proses pembelajaran, bekerja sama
dengan guru – guru lain dan ahli media, guru dapAt mengintegrasikan media ke
dalam proses pembelajran sehingga dapat memperbesar perolehan (hasil
mengajar) yang berdampak pada peningkatan prestasi siswa.
Belajar merupakan pengembangan pengetahuan baru, keterampilan dan sikap
ketika seorang individu berineraksi dengan informasi dan lingkungan. Belajar
terjadi setiap saat. Kita belajar sesuatu hanya dengan berjalan menelusuri jalan
raya, menonton TV, berbincang – bincang dengan orang lain, atau hanya dengan
cara menganmati lingkungan sekitar kita. Tipe belajar incidental di atas bukan
menjadi daya tarik utama dari tugas profesi kependidikan kita, namun kita akan
peduli terutama kepada belajar yang berlangsung di dalam merespons apa yang
kita usahakan dan kita tawarkan. Bagaimana kita mendesain dan menyusun
perencanan pembelajaran menjadi suatu perhatian utama kita bukan hanya dengan
apa kita pelajari melainkan juga bagaimana siswa menggunkana ap ayg mereka
pelajari.
Proses pembelajaran melibatkan pemilihan penyusunan dan pengiriman informasi
dalam suatu lingkungan yang sesuai dan cara siswa berinteraksi dengan informasi
tersebut. Sedikit pada bagian ini akan dibahas tentang media, metode dan pesan.
Media (merupakan jamak dari kata medium) adalah suatu saluran untuk
komunikasi. Diturunkan dari bahasa Latin yang berarti “antara”. Istilah ini
menrujuk kepada sesuatu yang membawa informasi dari pengirim informasi ke
pernerimka informasi. Masuk di dalamnya antara lain : film, televise, diagram,
materi cetakan, computer, dan instruktur. Yang demikian ini dipandang sebagai
media ketika mereka membawa pesan dengan suatu maksud pembelajaran.
Beberapa media yang dikenal dalam pembelajaran antara lain : (1) Media non
projected seperti : fotografi, diagram, sajian (display) dan model – model, (2)
Media projected seperti : slide, filmstrip, transparansi, dan computer proyektor.
(3) Media dengan seperti : Kaset, compact disk, (4) Media gerak seperti : video,
dan film, (5) computer, multimedia, (6) serta media yang digunakan untuk belajar
untuk belajar jarak jauh seperti radio dan televise, serta internet (computer).
Namun pada dasarnya media terkelompokan ke dalam dua bagian, yaitu media
sebagai pembawa informasi (ilmu pengetahuan), dan media yang sekaligus
merupakan alat untuk menanamkan konsep seperti alat – alat peraga pendidikan
matematikan. Dalam bab ini dibahas dua hal yaitu media sebagai alat pembawa
pedan dan alat peraga matematika.
Pesan
Dalam suatu pembelajran terdapat suatu pesan untuk dikomunikasikan. Ini
mungkin berupa materi subjek khusus, arahan bagi siswa bagaimana perolehan
terbaik bagi belajar siswa, pertanyaan tentang isi yang dipelajari, umpan balik
untuk membantu siswa, atau informasi lain. Hubungan antara pesan dan medium
adalah bahwa medium membawa pesan. Adalah merupakan hal yang sangat
esensial bahwa guru berhati – hati memilih medium (media) untuk menjamin
bahwa pedan yang diterima siswa jelas dan akurat.
Secara tradisional metode pembelajaran telah dijelaskan sebagai “bentuk
presentasi” seperti kuliah (ceramah) dan diskusi. Di sini dibedakan antara metode
pembelajaran dan media pembelajaran. Metode adalah prosedur pembelajaran
yang dipilih untuk membantu para siswa mencapai tujuan atau untuk
menginternalisasikan isi atau pesan, sedangkan media pembelajaran sebagai mana
telah dijelaskan, adalah pembawa informasi dari pemberi pesan ke penerima
pedan.
Beberapa metode pembelajaran antara lain, presentasi, demonstrasi, diskusi, drill
dan laithan, tutorial, cooperative learning group, permainan, simulasi, penemuan
dan problem solving.

Gb. Hubungan antara media, pesan, dan metode dalam pembelajaran

Beberapa contoh pembelajaran dijabarkan di bawah ini :
Presentasi. Pada metode presentasi, sumber menceritakan, mendramatisasikan,
atau mendiseminasikan informasi kepada para siswa. Ini berupa komunikasi satu
arah yang dikontrol oleh sumber dengan tanpa interaksi dengan para siswa.
Sumber ini mungkin berupa buku, audiotape, video, atau film. Membaca buku,
mendengarkan sebuah audiotape, menonton videotape, atau menghadiri kuliah
adalah contoh – contoh metode presntasi.
Demonstrasi dalam metode demonstrasi, para siswa menonton suatu tampilan
yang nyata, atau seperti contoh hidup dari suatu keterampilan atau prosedur yang
harus dipelajari siswa. Demonstrasi mungkin direkam atua dimainkan kembali
dengan menggunakan media seperti film atua video. Jika interaksi dua arah atau
terjadi latihan oleh siswa dan umpan balik diharapkan maka diperlukan pengajar
langsung atau seorang tutor. Tujuannya bagi siswa adalah untuk menirukan
langsung tampilan fisik atau mengadopsi perilaku dan menilai contoh yang
diperankan.
Diskusi. Metode diskusi melibatkan petukaran ide serta perasaan antara siswa
dengan siswa dan antara para siswa dengan guru. Ini dpt digunakan pada berbagai
tahpan dalam proses belajar mengajar, apakah itu dalam tutorialm, dalam
kelompok kecil, ataupun dalam kelompok besar.
Drill dan latihan dengan menggunakan metode ini para siswa diarahkan melalui
sederetan latihan yang didesain untuk meningkatkan kefasihan dalam suatu skill
baru atau membangkitkan atua menyegarkan kembali keterampilan yang telah
dimiliki. Penggunaan metode ini berasumsi bahwa sebelumnya siswa telah
memperoleh pengajaran pada konsep, prinsip atua prosedur yang harus dilatihkan.
Untuk efektifnya drill dan latihan harus memasukkan unsure umpan balik untuk
mengoreksi dan meremidiasi kesalahan – kesalahan yang dibuat siswa.
Tutorial. Sebuah tutor dalam bentuk orang, atau computer, atau materi cetakan
khusus, menyajikan isi, memperagakan pertanyaan atau masalah, meminta siswa
untuk menjawab, menganalisis jawaban, menyediakan umpan balik yang sesuai,
dan menyediakan latihan sampai siswa mendemontrasikan kompetensi yang
diharapkan. Tutorial sering dijalankan dengan berbasis satu – satu atau sering
digunakan untuk mengajar keterampilan dasar seperti membaca atau aritmetika.
Susunan tutorial dpt berupa : guru siswa, siswa – siswa, computer – siswa, atua
bahan cetakan – siswa.
Cooperative Learning Group. Banyak hasil penelitian yang mengklaim bahwa
para siswa bias saling belajar dari yang lain ketika mereka bekerja dalam tim
untuk mengerjakan suatu projek. Pembelajaran dengan Cooperative Learning
Group sebagai reaksi dari belajar kompetitif mempunyai alas an bahwa siswa
perlu mengembangkan keterampilan dalam belajar dan bekerja bersama, karena
pada akhirnya di tempat kerja nanti mereka perlu mengembangkan teamwork.
Para ahli menyayangkan bahwa pada umumnya para siswa tdk mempunyai
pengalaman bagaimana melakukan kerja kelompok. Oleh karena itulah kerja
kelompok menjadi semakin penting. Siswa dpt belajar secara bersama – sama
bukan hanya dengan mendiskusikan teks dan menyaksikan media melainkan juga
dengan cara memproduksi media. Misalkan mendesain sebuah video atau slide
dalam pembelajaran matematika. Dalam hal ini guru berperan sebagai partner
dalam belajar. Sebagian ahli ada yang membedakan antara cooperative learning
dan collaborative learning. Dalam collaborative learning gure bekerja dengan
siswa dan peranan guru sebagai partner, sedangkan pada cooperative learning
yang belajar bersama – sama hnaya siswa.
Permainan. Permainan menyediakan lingkungan belajar yang penuh dengan
mainan di mana para siswa mengikuti aturan – aturan yang telah digariskan
karena mereka tertarik untuk mendapatkan tantangan. Permainan ini merupakan
teknik yang dpt memotivasi para siswa, khususnya untuk materi yang berulang –
ulang dan mebosankan. Permainan mungkin hanya melibatkan satu orang, atua
sekelompok siswa. Permainan sering kali mensyarakan siswa untuk menggunakan
keterampilan problem solving atua untuk mendemonstrasikan kemampuan khusus
dalam tingkat akurasi dan efisiensi yang tinggi. Salah satu bentuk pembelajaran
menggunakan metode permainan berkaitan dengan belajar tentang bisnis. Peserta
membentuk tim management untuk membuat suatu keputusan tentang
perusahaannya, tim yang memperoleh keuntungan paling tinggi adalah tim yang
menang.
Simulasi. Simulasi melibatkan siswa mendkonfrontasikan antara teiri dengan
kehidupan sesungguhnya, simulasi ini membolehkan latihan nyata tanpa
melibatkan biaya atau resiko. Simulasi boleh jadi melibatkan peserta dialog,
manipulasi material dan peralatan atau interaksi dengan computer. Dalam
beberapa simulasi siswa memanipulasi model – model matematika untuk
menentukan perubahan pengaruh variable tertentu seperti halnya mengontrol
energi nuklir terhadap tumbuhan. Bermain peran adalah contoh lain dari metode
simulasi.
Penentuan. Metode penemuan menggunakan pendekatan induktif atau inquiry.
Metode ini menyajikan masalah untuk diselesaikan menggunakan trial and errors.
Tujuan dari metode penemuan adalah untuk menawarkan pengertian yang
mendalam tentang isi atau materi dengan melibhatkan proses penemuan. Aturan
atua prosedur yang ditemukan siswa mungkin diturunkan dari pengalaman
terdahulu, berdasarkan informasi buku rujukan atua basis data yang tersimpan.
Media pembelajaran dapat membantu mempromosikan temuan atau unquiry,
misalnya videotape atau videodisc bias digunakan untuk pembelajaran penemuan
tentang fisika. Siswa melihat video untuk mengamati hubungan yang dinyatakan
secara visual dan mencoba menemukan prinsip yang menjelaskan hubungan –
hubungan itu. Misalkan dengan melihat sesuatu yang sederhana yaitu balloon
ditimbang sebelum dan sesudah diisi udara untuk menemukan bahwa udara
memiliki berat.
Metode problem solving. Dengan melalui problem solving, para siswa
menggunakan keterampilan yang dimiliki sebelumnya untuk mencapai
pemecahan tantangan suatu masalah. Siswa harus mendefinisikan masalah secara
lebih jelas (mungkin membuat suatu hipotesis atau conjecture) menguji data
(mungkin dengan bantua : Komputer) dan membuat suatu penyelesaian. Melalui
proses problem solving siswa diharapkan dapat sampai kepada pemahaman yang
lebih tinggi tentang berbagai gejala terjadi melalui belajar.
Baik media pembelajaran matematika maupun alat peraga pembelajran
matematika digunakan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa dalam
matematika.

6.2. Alat Peraga Pembelajaran Matematika
Pada dasarnya anak belajar melalui benda / objek kongkrit. Untuk memahami
konsep abstrak anak memerlukan benda – benda kongkrit (riil) sebagai perantara
atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai melalui tongkat – tingkat belajar
yang berbeda – beda. Bahkan, orang dewasapun yang pada umumnya sudah dpt
memahami konsep abstrak, pada keadaan tertentu, sering memerlukan visualisasi.
Belajar anak akan meningkat bila ada motivasi. Karena itu dalam pengajaran
diperlukan factor – factor yang dapat memotivasi anak belajar, bahkan untuk
pengajar. Misalnya : pengajarabn supaya menarik, dapat menimbulkan minat,
sikap guru dan penilaian baik; suasana sekolah bagi guru menyenangkan, ada
imbalan bagi guru yang baik, dan lain – lain.
Selanjutnya konsep abstrak yang baru dipahami siswa itu akan mengendap,
melekat, dan tahan lama bila siswa belajar melalui perbuatan dan dapat dimengerti
siswa, bukan hanya melalui mengingat – ingat fakta.
Karena itulah, dlm pembelajaran matematika kita sering menggunakan alat
peraga. Dengan menggunakan alat peraga maka :
a. Proses belajar mengajar termotivasi. Baik siswa maupun guru, dan terutama
siswa, minatnya akan timbul. Ia akan senang, terangsang, tertarik, dan karena itu
akan bersikap positif terhadap pengajaran matematika.
b. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk kongkrit dan karena itu
lebih dapat dipahami dan dimengerti, dan dapat ditanamkan pada tingkat – tingkat
yang lebih rendah.
c. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda – benda di alam
sekitar akan dapat dipahami.
d. Konsep – konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkrit yaitu dalam
bentuk model matematik yang dapat dipakai sbg objek penelitian maupun sebgai
alat untuk meneliti ide – ide baru dan relasi baru menjadi bertambah banyak.
Selain dari fungsi atau faedah tersebut diatas, penggunaan alat peraga itu dapat
dikaitkan dan dihubungakan dengan salah satu atau beberapa dari :
a. Pembentukan konsep
b. Pemahaman konsep
c. Latihan dan penguatan
d. Pelayanan terhadap perbedaan individual; termasuk pelayanan terhadap anak
lemah dan anak berbakat
e. Pengukuran; alat peraga dipakai sbg alat ukur
f. Pengamatan dan penemuan sendiri ide – ide dan relasi baru serta
penyimpulannya secara umum; alat peraga sbg obyek penelitian maupun sbg alat
untuk meneliti.
g. Pemecahan masalah pada umumnya.
h. Pengundangan untuk berfikir
i. Pengundangan untuk berdiskusi
j. Pengundangan partisipasi aktif
Alat peraga itu dapat berupa benda riil, gambarnya atau diagramnya. Keuntungan
alat peraga benda riil adalah benda – benda itu dapat dipindah – pindahkan
(dimanipulasikan), sedangkan kelemahannya tdk dapat disajikan dalam buku
(tulisan). Oleh karena itu untuk bentuk tulisannya kita buat gambarnya atua
diagramnya, tetapi kelemahannya ialah tdk dapat dimanipulasikan.
Bila anda membuat alat peraga, supaya diperhatikan agar alat peraga itu :
a. Tahan lama (dibuat dari bahan – bahan yang cukup kuat)
b. Bentuk dan warnanya menarik
c. Sederhana dan mudah dilola (tdk rumit)
d. Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak
e. Dapat menyajikan (dalam bentuk riil, gambar atau diagram) konsep matematika
f. Sesuai dengan konsep (catatan : bila anda membuat alat peraga seperti : sgitiga
berdaerah atua bola massif, mungkin anak beranggapan segitiga itu bukan hanya
rusuk – rusuknya saja tetapi berdaerah, bahwa bola itu massif, bukan hanya
kulitnya saja; jelas ini tdk susuai dengan konsep segitiga dan konsep bola).
g. Dapat menunjukkan konsep matematika dengan jelas
h. Peragaan itu supaya merupakan dasar bagi tumbuhnya konsep abstrak
i. Bila kita juga mengharapkan agar siswa belajar aktif (sendiri atau berkelompok)
alat peraga itu supaya dapat dimanipulasikan, yaitu dapat diraba, dipegang,
dipindahkan dan diutak – atik, atau dipasangkan dan dicopot, dan lain – lain.
j. Bila mungkin dapat berfaedah lipat (banyak).
Dengan demikian, penggunaan alat peraga itu gagal bila misalnya : generalisasi
konsep abstrak dari representasi kongkrit itu tdk tercapai, hanya sekedar sajian
yang tdk memiliki nilai – nilai ( konsep – konsep ) maematika, tdk disajikan pada
saat yang tepat, memboroskan waktu, diberikan kepada anak yang sebenarnya tdk
memerlukannya, tdk menarik, rumit, sedikit terganggu menjadi rusak, dan lain –
lain.

Macam – macam Alat Peraga Pembelajaran Matematika
a. Alat Peraga Kekekalan Luas
Luas daerah persegipanjang, luas daerah bujursangkar, luas daerah jajaran
genjang, luas daerah segitiga, luas daerah trapezium, luas daerah belah ketupat,
luas daerah laying – laying, luas daerah laying – laying, luas daerah segienam
beraturan, luas daerah lingkaran, dalil phytagoras, luas permukaan kubus, luas
permukaan balok, luas permukaan limas luas permukaan prisma, luas permukaan
kerucut, luas permukaan tabung, luas permukaanbola, uraian a(b+c), uraian (x +
a) (x + b), uraian (a+b)2, uraian a2 – b2, jumlah ukuran sudut dalam segitiga,
jumlah ukuran sudut dalam segiempat, jumlah ukuran sudut dalam segi-n,
tanggram, linggram mini, pentamino, dan kartu nilai tempat.
b. Alat Peraga Kekekalan Panjang
Tangga garis bilangan, pita garis bilangan, neraca bilangan, mistar hitung, dan
batang Cuisenaire.
c. Alat Peraga Kekekalan Volume
Uraian (a+b)3, blok dienes, volume kubus, volume balok, volume prisma segitiga,
volume tabung, volume limas segiempat beraturan, volume kerucut, dan volume
bola.
d. Alat Peraga Kekekalan Banyak
Abacus biji (Romawi, Rusia dan Cina/Jepang) lidi, dan kartu nilai tempat
e. Alat Peraga untuk Percobaan dalam Teori Kemungkinan
Uang logam, dadu (bermata dan berwarna), bidang empat ( bermata dan
berwarna) bidang delapan (bermata dan berwarna), gangsingan (segitiga,
bujursangkar, segilima, segienam, dan segi – n), palu paying, kartu (domino dan
bridge), bola berwarna dan distribusi Galton (sesatan Hexagon)
f. Alat Peraga untuk Pengukuran dalam Matekatika
Meteran, busur derajat, roda meteran, kapak tomahawk, jepit bola, sperometer,
jangka sorong (segmat), hypsometer, dan klinometer.
g. Bangun – bangun Geometri
Macam – macam daerah segitiga, macam – macam daerah segiempat, pengubahan
daerah segibanyak, daerah ellips, pengubinan daerah segitiga, pengubinan daerah
segiempat, pengubinan daerah segi banyak, pengubinan daerah lingkaran,
pengubinan daerah ellips, pengubinan huruf abjad latin, kerangka benda ruang,
dan benda – benda ruang.
h. Alat Peraga untuk Permainan dalam Matematika
Mesin fungsi, saringan Eratosthenes, bujursangkar ajaib, menara Hanoi, mobiles,
perkalian tulang Napier (bermacam – macam basis) nomograf, kartu domino, pita
mobius, aritmetika jam, blok logic, kode rahasia, menyusun kartu, kartu penebak
angka, kartu penebak bulan, kartu penebak “hati”, alat kalkulasi, pita gulung dan
perkalian dengan jari (untuk fakta dasar 9, untuk perkalian dua bilangan antara 6
dan 10, dan untuk perkalian bilangan puluhan dengan angka 9).
Contoh :
1. Menunjukkan kebenaran dalil Pythagoras.
Pada setiap segitiga siku – siku berlaku :”kuadrat sisi miring sama dengan jumlah
kuadrat sisi siku – sikunya.”

Untuk menunjukkan kebenaran dalil phytagoras dapat digunakan peragaan yang
menggunakan konsep luas.
§ Sediakan papan berbingkai berbentuk daerah bujursangkar yang sisinya (a+b),
dimana a dan b masing – masing sisi – sisi siku – siku dari segitiga siku – siku.
Buatlah empat daerah segitiga siku – siku§ yang sisi siku –sikunya a dan b, daerah
bujursangkar yang sisinya b, dan daerah bujur sangkar yang sisinya c.
Mula – mula letakkan§ empat daerah segitiga siku – siku, daerah bujursangkar
yang sisinya a dan daerah bujursangkar yang sisinya b pada papan berbingkai
seperti berikut :

Kemudian letakkan pula empat daerah segitiga dan daerah bujursangkar yang
sisinya c pada papan berbingkai seperti berikut§

Dari dua kejadian tersebut didapat kesimpulan bahwa :§
Luas daerah bujursangkar yang sisinya c = luas daerah bujusangkar yang sisinya a
+ luas daerah bujursankar yang sisinya b.
Jadi c2 = a2 + b2
2. Menentukan Keliling Lingkaran
K=2xπxR
K = keliling lingkaran, R = Jari – jari lingkaran
Atau karena dua kali jari–jari adalah merupakan garis tengah, maka :
K=πxd
Dengan K = keliling lingkaran, dan d = diameter atau panjang garis tengah

Menetapkan nilai π dan menentukan panjang keliling lingkaran
Untuk menetapkan nilai π siswa diminta untuk mengukur beraneka macam benda
berbentuk lingkaran seperti : kaleng susu, gelas, kaleng kue, mata uang, drum,
roda sepeda, dan lain – lain.
Siswa dalam satu kelas dikelompokkan ke dalam kelompok – kelompok kecil
terdiri atas empat orang, dan diberi nama kelompok 1, 2, 3,……
Setiap kelopok ditugaskan untuk mengukur dan mecatat panjang keliling
lingkaran dan panjang diameternya dengan pembagian tugas sebagai berikut :
seorang mengukur panjang keliling lingkaran dan garis tengahnya, seorang
mencatat hasil pengukuran tadi, dan dua orang menyaksikan pengukuran dan
pencatatannya.
Setalah selesai setiap kelompok diminta untuk membuat laporan berbentuk seperti
table berikut ini dan mendiskusikan serta menghitung nilai K/d untuk setiap
benda.
Benda ke Panjang Keliling Lingkaran (K) Panjang Diameter Lingkaran (d)
Perbandingan
I 24,50 cm 7,8 cm 3,1410
II 32,00 cm 10,2 cm 3,1373
III 49,00 cm 15,6 cm 3,1410
IV 88,00 cm 28,00 cm 3,1429
V 17,30 cm 5,5 cm 3,1455

Setelah setiap kelompok mengisi harga perbandingan K/d untuk masing – masing
benda, ternyata diperoleh harga yang hamper sama yaitu sekitar 3,14…..
Setiap kelompok diminta untuk menghitung rata – rata nilai K/d untuk seluruh
benda yang ditelitinya dan bila nilai rata – ratanya dinyatakan dengan π, maka
untuk data pada table 1 diperoleh :
Dari seluruh kelompok yang ada dalam kelas tersebut masing – masing diminta
nilai rata – rata π, kemudian dibandingkan satu dengan yang lainnya. Kalau siswa
memperhatikan ternyata nilai K/d bersanya tetap yaitu 3,14….(untuk sampai dua
tempat decimal nilai π bias didekati dengan 3,14). Sehingga K = π x d atau K = 2
πR. Kemampuan siswa mencari nilai π dapat diulang dengan mengukur diameter
dan keliling lingkaran – lingkaran berikut ini dengan bantuan benang.

Tugas :
1. Buatlah suatu alat peraga untuk menjelaskan konsep penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan bulat.
2. Buatlah suatu alat peraga untuk menjelaskan luas daerah lingkaran
L = π x R2 atau L = 22/7 x jari – jari x jari – jari
Dengan L adalah luas daerah lingkaran dan R jari – jarinya.
3. Dekatilah luasnya menggunakan persegipanjang ataupun menggunakan
segitiga?
4. Berikan kebebasan kepada siswa untuk mencari menggunakan bangun lain

6.3. Laboratorium Pembelajaran Matematika
Matematika mempunyai obyek abstrak berupa fakta abstrak, konsep abstrak,
operasi abastrak serta prinsip dan asas abstrak. Obyek yang abstrak tersebut dalam
pendidikan matematika diusahakan agar mudah dipahami oleh anak didik. Salah
satu usaha adalah menggunakan benda – benda kongkrit termasuk ilustrasi –
ilustrasi untuk menggambarkan atau mewakili objek abstrak tersebut. Ini akan
dilakukan di dalam laboratorium pembelajaran matematika. Laboratorium
pembelajaran matematika merupakan suatu lingkungan dimana siswa belajar
matematika dengan mengeksplorasi konsep – konsep matematika, menemukan
prinsip – prinsip matematika dalam situasi kongkrit. Bagaimana model
pembelajaran laboratorium matematika ?
Model pembelajaran laboratorium matematika adalah perlengkapan dari strategi
mengajar dan belajar dimana siswa mengeksplorasikan ide matematika melalui
banyak car adan aktivitas pengontrolan siswa dalam laboratorium matematika.
Aktivitas eksplorasi ini dapat dibawakan oleh guru atua dengan demonstrasi
siswa, individu atau kelompok, dengan metode inkuiri dan discovery, atau
aktivitas problem solving.
Lebih jauh kegiatan laboratorium pembelajaran matematika yang dapat dilakukan
di dalam laboratorium pendidika matematika antara lain :
a. Mengecek dan memahami konsep – konsep serta prinsip – prinsip matematika,
misalnya melalui :

1) Pengkajian benda – benda ruang/geometri yaitu :
- Simetri dalam kubus, balok, kerucut, dan sebagainya
- Isi, luas, jarring – jarring benda ruang
- Pembentukan segitiga melalui segitiga siku – siku
- Irisan benda dengan benda
- Dalil Pythagoras
- Nilai π dan sebagainya
2) Pengkajian transformasi geometri, yaitu :
- Translasi, dilatasi, refleksi, rotasi, inverse, reganga, gusuran, transformasi
topologi.
- Hubungan transformasi geometri dengan matrik
- Transformasi ruang
3) Pengkajian berbagi tempat kedudukan, yaitu :
- Lingkaran, parabola, ellips, hyperbola, sikloida, asteroida
- Bola, bumi sebagai bola, ellipsoida, paraboloida, hiperboloida antara lain
melalui koordinat.
4) Pengkajian hunungan aljabar dengan geometri, seperti :
b. Merncanakan dan membuat alat matematika / alat pengajaran, seprti :
- Pelukis parabola
- Pelukis hyperbola
- Pelukis inverse garis

c. Merencanakan dan menyusun penerapan berbagai metode pengajaran untuk
suatu topic pelajaran, seperti
- Paket belajar untuk matriks
- Kartu kerja untuk vector
- Berprogram untuk dalil sisa
- Gabungan berbagai metode
- Kartu berlubang untuk operasi himpunan
d. Mengolah dara kuantitatif / statistika
e. Melukis berbagai proyeksi
f. Memanfaatkan berbagai permainan matematika, seperti :
- Tangram
- Empat segaris
- Bujur sangkar ajaib
- Lintas persamaan
- Sirkuit perkalian dan pembagian
- Menara Hanoi
- Kombinasi operasi

Dalam setiap kegiatan laboratorium harus disediakan lembar kegiatan praktikum
Pokok – pokok isi lembar kegiatan praktikum meliputi :
a. Tujuan :
Di bagian ini disebutkan tujuan atau perubahan tingkah laku yang diharpkan, baik
lpgnitif, mungkin afektif atau psikomotor.
b. Alat dan bahan :
Di bagian ini disebutkan alat dan bahan yang diperlukan dengan memperhatikan
rancangan kegiatan untuk individu atau kelompok.
c. Diskusi pengarahan/teori :
Di bagian ini disebutkan/dijelaskan bahasa teori dari kegiatan yang bersangkutan,
dapat diselingi pertanyaan yang perlu didiskusikan sebelum praktikum dilakukan.
d. Cara kerja :
Di bagian ini harus dijelaskan apakah alat sudah tersedia dan tinggal
menggunakan ataukah alat masih dibuat baru kemudian kegiatan baru dimulai.
Setial langkah kerja harus disebutkan dengan jelas, dapat digunakan teknik
penemuan untuk menumbuhkan kemampuan melakukan generalisasi.
e. Diskusi hasil kerja :
Di bagian ini diharapkan dapat diungkapkan masalah – masalah yang timbul seatu
praktikum dilakukan. Selah satu upaya untuk menumbuhkan masalah yaitu
dengan memberikan beberapa pertanyaan yang antara lain dapat digunakan untuk
memacing atau melakukan kritik terhadap kegiatan praktikum baik sgi alat
maupun segi kerjanya.
f. Pengembagan :
Di bagian ini dapat diajukan pertanyakan – pertanyaan yang merupakan
kelanjutan dari butir e dan mengarah kepada kemungkinan pengembangan
praktikum. Dengan ini dimungkinkan mahasiswa tergugah oleh pertanyaan –
pertanyaan yang sifatnya pengembangan dari kegiatan yang baru saja dilakukan.

Contoh :
Merencahakan dan membuat permainan geometri, misalnya permainan “tangram”
untuk menunjukkan kekekalan luas.
Tujuan :
• Memahami sifat – sifat dasar dari bentuk – bentuk geometri
• Membentuk bangun – bangun geometri dari bangun – bangun dasar
• Menunjukkan hokum kekekalan luas
Alat dan bahan :
• Persegi berisi 15 cm dan persegi berisi 60 cm terbuat dari karton, tripleks atau
mika
• Alat tulis
• Alat pemotong
Diskusi pengarahan / dasar teori :

Mengingat kembali sifat – sifat dasar bangun Geometri :
• Bujursangkar
• Persegi panjang
• Jajargenajang
• Trapezium samakaki
• Segitiga siku – siku
• Luas dari bangun datar di atas

Cara kerja
• Potong persegi yang berisi 15 cm menjadi tujuh bagian missal seperti pada
gambar di bawah

• Dengan ketujuh bagian pada persegi tersebut bentuklah sebuah persegi panjang,
jajaran genjang, segitiga siku – siku dan trapezium samakaki. Sengagao
kombinasi dari dua bangun atau lebih.
• Hitunglah luas masing – masing bangun datar yang terbentuk
• Jiplaklah bangunan – bangunan datar yang diperoleh pada persegi dengan sisi 60
cm. kemudian lubagi jiplakan tersebut. Dapatkah anda memasang potongan –
potongan palalubang?

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Rencana pelaksanaan pembelajaran Make a Match
Rencana pelaksanaan pembelajaran Make a MatchRencana pelaksanaan pembelajaran Make a Match
Rencana pelaksanaan pembelajaran Make a MatchUniversitas Negeri Medan
 
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 20131. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013Drs Sukarma
 
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloom
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloomKata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloom
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloomSukayono Fawwaz
 
Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranrestya21
 
Resume sejarah dan perkembangan bilangan
Resume sejarah dan perkembangan bilanganResume sejarah dan perkembangan bilangan
Resume sejarah dan perkembangan bilanganAndriani Widi Astuti
 
Contoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbDContoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbDUwes Chaeruman
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Nia Piliang
 
PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran Naily Mulyono
 
Materi ajar b.ind ide pokok kls 4
Materi ajar b.ind ide pokok kls 4Materi ajar b.ind ide pokok kls 4
Materi ajar b.ind ide pokok kls 4Arita Rahmadhani
 
Kemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikKemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikFitri Yusmaniah
 
Pedoman wawancara
Pedoman wawancaraPedoman wawancara
Pedoman wawancaraAlby Alyubi
 
Rubrik penilaian mind map
Rubrik penilaian mind mapRubrik penilaian mind map
Rubrik penilaian mind mapEka Kurniati
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docxMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docxModul Guruku
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by DesignSMK Negeri 6 Malang
 
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docxCONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docxFriscaDwiSeptianaPut
 
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaKuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaMading KS
 
Penalaran Deduktif dan Indukitf untuk pembelajaran matematika dasar progam PGSD
Penalaran Deduktif dan Indukitf untuk pembelajaran matematika dasar progam PGSDPenalaran Deduktif dan Indukitf untuk pembelajaran matematika dasar progam PGSD
Penalaran Deduktif dan Indukitf untuk pembelajaran matematika dasar progam PGSDRosyidah L
 

Was ist angesagt? (20)

Rencana pelaksanaan pembelajaran Make a Match
Rencana pelaksanaan pembelajaran Make a MatchRencana pelaksanaan pembelajaran Make a Match
Rencana pelaksanaan pembelajaran Make a Match
 
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 20131. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
 
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloom
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloomKata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloom
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloom
 
Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaran
 
Resume sejarah dan perkembangan bilangan
Resume sejarah dan perkembangan bilanganResume sejarah dan perkembangan bilangan
Resume sejarah dan perkembangan bilangan
 
Contoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbDContoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbD
 
Kasus pembelajaran tap
Kasus pembelajaran tapKasus pembelajaran tap
Kasus pembelajaran tap
 
Tema 3, kegiatanku (kelas 1)
Tema 3, kegiatanku (kelas 1)Tema 3, kegiatanku (kelas 1)
Tema 3, kegiatanku (kelas 1)
 
Daya pembeda & tingkat kesukaran
Daya pembeda & tingkat kesukaranDaya pembeda & tingkat kesukaran
Daya pembeda & tingkat kesukaran
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013
 
PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran
 
Materi ajar b.ind ide pokok kls 4
Materi ajar b.ind ide pokok kls 4Materi ajar b.ind ide pokok kls 4
Materi ajar b.ind ide pokok kls 4
 
Kemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikKemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta Didik
 
Pedoman wawancara
Pedoman wawancaraPedoman wawancara
Pedoman wawancara
 
Rubrik penilaian mind map
Rubrik penilaian mind mapRubrik penilaian mind map
Rubrik penilaian mind map
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docxMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
 
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docxCONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
 
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaKuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
 
Penalaran Deduktif dan Indukitf untuk pembelajaran matematika dasar progam PGSD
Penalaran Deduktif dan Indukitf untuk pembelajaran matematika dasar progam PGSDPenalaran Deduktif dan Indukitf untuk pembelajaran matematika dasar progam PGSD
Penalaran Deduktif dan Indukitf untuk pembelajaran matematika dasar progam PGSD
 

Andere mochten auch

MEDIA DAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MEDIA DAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKAMEDIA DAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MEDIA DAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKAAna Safrida
 
Pemanfaatan Alat Peraga Sebagai Media Pembelajaran
Pemanfaatan Alat Peraga Sebagai Media PembelajaranPemanfaatan Alat Peraga Sebagai Media Pembelajaran
Pemanfaatan Alat Peraga Sebagai Media PembelajaranNASuprawoto Sunardjo
 
Praktikum menemukan-luas-permuaan-bola manarul huda
Praktikum menemukan-luas-permuaan-bola manarul hudaPraktikum menemukan-luas-permuaan-bola manarul huda
Praktikum menemukan-luas-permuaan-bola manarul hudamasawanwinanto
 
Alat Peraga Matematika "Math Domino"
Alat Peraga Matematika "Math Domino"Alat Peraga Matematika "Math Domino"
Alat Peraga Matematika "Math Domino"Novi Suryani
 
Media Konvensional " Papan Pintar "
Media Konvensional " Papan Pintar "Media Konvensional " Papan Pintar "
Media Konvensional " Papan Pintar "Fitri Indahsari
 
Sejarah tulang-tulang napie
Sejarah tulang-tulang napieSejarah tulang-tulang napie
Sejarah tulang-tulang napiedinifebriani12
 
Tugas presentasi nilai tempat menggunakan konsep PMRI
Tugas presentasi nilai tempat menggunakan konsep PMRITugas presentasi nilai tempat menggunakan konsep PMRI
Tugas presentasi nilai tempat menggunakan konsep PMRIMardi Ndolu
 
Transformasi elektrik
Transformasi elektrikTransformasi elektrik
Transformasi elektrikananda100
 
Bab xxi transformasi geometri
Bab xxi transformasi geometriBab xxi transformasi geometri
Bab xxi transformasi geometrihimawankvn
 
Modul Matematika SMP KK E
Modul Matematika SMP KK EModul Matematika SMP KK E
Modul Matematika SMP KK EEdris Zahroini
 
Penjumlahan dan pengurangan bil. bulat dengan mistar bilangan
Penjumlahan dan pengurangan bil. bulat dengan mistar bilanganPenjumlahan dan pengurangan bil. bulat dengan mistar bilangan
Penjumlahan dan pengurangan bil. bulat dengan mistar bilanganMoch Hasanudin
 
Permainan Matematika Kelompok 8
Permainan Matematika Kelompok 8Permainan Matematika Kelompok 8
Permainan Matematika Kelompok 8fadillahalw
 
MODEL JARING JARING BANGUN RUANG FERO YARANGGA-GEOMETRI SUHITO-UNNES
MODEL JARING JARING BANGUN RUANG FERO YARANGGA-GEOMETRI SUHITO-UNNESMODEL JARING JARING BANGUN RUANG FERO YARANGGA-GEOMETRI SUHITO-UNNES
MODEL JARING JARING BANGUN RUANG FERO YARANGGA-GEOMETRI SUHITO-UNNES1401512029
 
Permainan tradisional dalam matematika yeni aprodita pmt 4 d
Permainan  tradisional dalam matematika yeni aprodita pmt 4 dPermainan  tradisional dalam matematika yeni aprodita pmt 4 d
Permainan tradisional dalam matematika yeni aprodita pmt 4 dYeni Aprodita
 
Modul Matematika SMP KK B
Modul Matematika SMP KK BModul Matematika SMP KK B
Modul Matematika SMP KK BEdris Zahroini
 

Andere mochten auch (20)

Macam macam alat peraga matematika
Macam macam alat peraga matematikaMacam macam alat peraga matematika
Macam macam alat peraga matematika
 
MEDIA DAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MEDIA DAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKAMEDIA DAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MEDIA DAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
 
Pemanfaatan Alat Peraga Sebagai Media Pembelajaran
Pemanfaatan Alat Peraga Sebagai Media PembelajaranPemanfaatan Alat Peraga Sebagai Media Pembelajaran
Pemanfaatan Alat Peraga Sebagai Media Pembelajaran
 
Praktikum menemukan-luas-permuaan-bola manarul huda
Praktikum menemukan-luas-permuaan-bola manarul hudaPraktikum menemukan-luas-permuaan-bola manarul huda
Praktikum menemukan-luas-permuaan-bola manarul huda
 
Alat Peraga Matematika "Math Domino"
Alat Peraga Matematika "Math Domino"Alat Peraga Matematika "Math Domino"
Alat Peraga Matematika "Math Domino"
 
Media Konvensional " Papan Pintar "
Media Konvensional " Papan Pintar "Media Konvensional " Papan Pintar "
Media Konvensional " Papan Pintar "
 
Sejarah tulang-tulang napie
Sejarah tulang-tulang napieSejarah tulang-tulang napie
Sejarah tulang-tulang napie
 
Geometri
GeometriGeometri
Geometri
 
Tugas presentasi nilai tempat menggunakan konsep PMRI
Tugas presentasi nilai tempat menggunakan konsep PMRITugas presentasi nilai tempat menggunakan konsep PMRI
Tugas presentasi nilai tempat menggunakan konsep PMRI
 
1 silabus
1 silabus1 silabus
1 silabus
 
rumus dan sifat bangun datar
rumus dan sifat bangun datarrumus dan sifat bangun datar
rumus dan sifat bangun datar
 
Transformasi elektrik
Transformasi elektrikTransformasi elektrik
Transformasi elektrik
 
Bab xxi transformasi geometri
Bab xxi transformasi geometriBab xxi transformasi geometri
Bab xxi transformasi geometri
 
Modul Matematika SMP KK E
Modul Matematika SMP KK EModul Matematika SMP KK E
Modul Matematika SMP KK E
 
Penjumlahan dan pengurangan bil. bulat dengan mistar bilangan
Penjumlahan dan pengurangan bil. bulat dengan mistar bilanganPenjumlahan dan pengurangan bil. bulat dengan mistar bilangan
Penjumlahan dan pengurangan bil. bulat dengan mistar bilangan
 
Permainan Matematika Kelompok 8
Permainan Matematika Kelompok 8Permainan Matematika Kelompok 8
Permainan Matematika Kelompok 8
 
MODEL JARING JARING BANGUN RUANG FERO YARANGGA-GEOMETRI SUHITO-UNNES
MODEL JARING JARING BANGUN RUANG FERO YARANGGA-GEOMETRI SUHITO-UNNESMODEL JARING JARING BANGUN RUANG FERO YARANGGA-GEOMETRI SUHITO-UNNES
MODEL JARING JARING BANGUN RUANG FERO YARANGGA-GEOMETRI SUHITO-UNNES
 
Permainan tradisional dalam matematika yeni aprodita pmt 4 d
Permainan  tradisional dalam matematika yeni aprodita pmt 4 dPermainan  tradisional dalam matematika yeni aprodita pmt 4 d
Permainan tradisional dalam matematika yeni aprodita pmt 4 d
 
Materi transformasi
Materi transformasiMateri transformasi
Materi transformasi
 
Modul Matematika SMP KK B
Modul Matematika SMP KK BModul Matematika SMP KK B
Modul Matematika SMP KK B
 

Ähnlich wie Media dan alat peraga dalam pembelajaran matematika

UTS Mona Suci Oktaviana
UTS Mona Suci OktavianaUTS Mona Suci Oktaviana
UTS Mona Suci OktavianaMahasiswa
 
Peran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Peran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar MengajarPeran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Peran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajaryazidramdhani1
 
Makalah Pemanfaatan dan Penggunaan Media Pembelajaran
Makalah Pemanfaatan dan Penggunaan Media Pembelajaran Makalah Pemanfaatan dan Penggunaan Media Pembelajaran
Makalah Pemanfaatan dan Penggunaan Media Pembelajaran Dewi Zulaeva
 
Mediapembelajaranlelilestari 111223211219-phpapp02
Mediapembelajaranlelilestari 111223211219-phpapp02Mediapembelajaranlelilestari 111223211219-phpapp02
Mediapembelajaranlelilestari 111223211219-phpapp02Mviw Novita
 
Hafsa shabrina 1172020092
Hafsa shabrina 1172020092Hafsa shabrina 1172020092
Hafsa shabrina 1172020092HafsaShabrina
 
Modul klasifikasi dan karakteristik media pembelajaran
Modul klasifikasi dan karakteristik media pembelajaranModul klasifikasi dan karakteristik media pembelajaran
Modul klasifikasi dan karakteristik media pembelajaranImayaMurtina
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajarannurahdiantidian
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaranrisnawatijune
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaranfirman_pai
 
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3Mahasiswa
 
Media dan pemanfaatan sumber belajar ips kelas 5 dan 6
Media dan pemanfaatan sumber belajar ips kelas 5 dan 6Media dan pemanfaatan sumber belajar ips kelas 5 dan 6
Media dan pemanfaatan sumber belajar ips kelas 5 dan 6Yanwar Sudartono
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerFKIP UHO
 
Harun makalah kantasia
Harun makalah kantasiaHarun makalah kantasia
Harun makalah kantasiaharun_tarbiyah
 
Harun makalah kantasia
Harun makalah kantasiaHarun makalah kantasia
Harun makalah kantasiaharun_tarbiyah
 
Modul media pembelajaran kelompok 1 PAI 4/D
Modul media pembelajaran kelompok 1 PAI 4/DModul media pembelajaran kelompok 1 PAI 4/D
Modul media pembelajaran kelompok 1 PAI 4/DMohamadMiftah1
 
Modul Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media Pembelajaran
Modul Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media PembelajaranModul Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media Pembelajaran
Modul Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media PembelajaranMuhamadNurAlAmin
 
Penggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Penggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan KewarganegaraanPenggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Penggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan KewarganegaraanSMP Negeri 5 Lahat
 

Ähnlich wie Media dan alat peraga dalam pembelajaran matematika (20)

UTS Mona Suci Oktaviana
UTS Mona Suci OktavianaUTS Mona Suci Oktaviana
UTS Mona Suci Oktaviana
 
Peran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Peran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar MengajarPeran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Peran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
 
Media pembelajaran leli lestari
Media pembelajaran leli lestariMedia pembelajaran leli lestari
Media pembelajaran leli lestari
 
Makalah Pemanfaatan dan Penggunaan Media Pembelajaran
Makalah Pemanfaatan dan Penggunaan Media Pembelajaran Makalah Pemanfaatan dan Penggunaan Media Pembelajaran
Makalah Pemanfaatan dan Penggunaan Media Pembelajaran
 
Mediapembelajaranlelilestari 111223211219-phpapp02
Mediapembelajaranlelilestari 111223211219-phpapp02Mediapembelajaranlelilestari 111223211219-phpapp02
Mediapembelajaranlelilestari 111223211219-phpapp02
 
Hafsa shabrina 1172020092
Hafsa shabrina 1172020092Hafsa shabrina 1172020092
Hafsa shabrina 1172020092
 
Modul klasifikasi dan karakteristik media pembelajaran
Modul klasifikasi dan karakteristik media pembelajaranModul klasifikasi dan karakteristik media pembelajaran
Modul klasifikasi dan karakteristik media pembelajaran
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3
 
Media dan pemanfaatan sumber belajar ips kelas 5 dan 6
Media dan pemanfaatan sumber belajar ips kelas 5 dan 6Media dan pemanfaatan sumber belajar ips kelas 5 dan 6
Media dan pemanfaatan sumber belajar ips kelas 5 dan 6
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputer
 
Harun makalah kantasia
Harun makalah kantasiaHarun makalah kantasia
Harun makalah kantasia
 
Harun makalah kantasia
Harun makalah kantasiaHarun makalah kantasia
Harun makalah kantasia
 
Modul media pembelajaran kelompok 1 PAI 4/D
Modul media pembelajaran kelompok 1 PAI 4/DModul media pembelajaran kelompok 1 PAI 4/D
Modul media pembelajaran kelompok 1 PAI 4/D
 
Modul Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media Pembelajaran
Modul Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media PembelajaranModul Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media Pembelajaran
Modul Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media Pembelajaran
 
Penggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Penggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan KewarganegaraanPenggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Penggunaan Media Tik Dalam Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan
 
Bahan Ajar Media
Bahan Ajar MediaBahan Ajar Media
Bahan Ajar Media
 

Kürzlich hochgeladen

PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 

Media dan alat peraga dalam pembelajaran matematika

  • 1. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika Oleh Joko Sulianto, S.Pd., M.Pd 6.1. Media dalam Pembelajaran Dalam bukannya Instructional Media and Technology for Learning, Heinich dkk. (1996) menyatakan bahwa keseluruhan sejarah, media dan teknologi telah mempengaruhi pendidikan. Pada masa kini misalnya computer telah memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap seting pembelajaran. Alat – alat yang demikian menawarkan kemungkinan untuk menjadi lebih baik dalam proses belajar mengajar, namun guru akan menjadi berbeda ketika mengintegrasikan media dalam pembelajarannya. Peranan guru dan siswa jelas menjadi berubah karena pengaruh media dan teknologi di dalam kelas. Kini guru dan buku bukan lagi menjadi satu-satunya sumber belajar atau sumber ilmu pengetahuan. Guru menjadi pengarah untuk akses ke dalam ilmu pengetahuan. Heinich dkk. (1996) menyatakan bahwa pembelajran merupakan susunan dari informasi dan lingkungan untuk menfasilitasi belajar. Penggunaan lingkungan ini dimaksudkan bukan hanya di mana pembelajaran berlangsung, melainkan juga metode, media, peralatan yang diperlukan untuk memberikan informassi, dan membimbing siswa belajar. Penyusunan informasi dan pembenahan lingkungan belajar umumnya menjadi tanggung jawab dari pengajar dan pendesain media. Pemilihan strategi pembelajaran menentukan lingkungan (metode, media, peralatan, dan fasilitas) serta cara informasi itu dirakit dan digunakan. Sebagaimanan akan didiskusikan kemudian bahwa pendekatan pembelajaran dapat terbentang dari belajar yang dikontrol oleh siswa sendiri sampai ke pendekatan yang dikontrol oleh guru. Namun perann guru dalam hal ini sangat dominant. Guru senantiasa merencanakan proses pembelajaran, bekerja sama dengan guru – guru lain dan ahli media, guru dapAt mengintegrasikan media ke dalam proses pembelajran sehingga dapat memperbesar perolehan (hasil mengajar) yang berdampak pada peningkatan prestasi siswa.
  • 2. Belajar merupakan pengembangan pengetahuan baru, keterampilan dan sikap ketika seorang individu berineraksi dengan informasi dan lingkungan. Belajar terjadi setiap saat. Kita belajar sesuatu hanya dengan berjalan menelusuri jalan raya, menonton TV, berbincang – bincang dengan orang lain, atau hanya dengan cara menganmati lingkungan sekitar kita. Tipe belajar incidental di atas bukan menjadi daya tarik utama dari tugas profesi kependidikan kita, namun kita akan peduli terutama kepada belajar yang berlangsung di dalam merespons apa yang kita usahakan dan kita tawarkan. Bagaimana kita mendesain dan menyusun perencanan pembelajaran menjadi suatu perhatian utama kita bukan hanya dengan apa kita pelajari melainkan juga bagaimana siswa menggunkana ap ayg mereka pelajari. Proses pembelajaran melibatkan pemilihan penyusunan dan pengiriman informasi dalam suatu lingkungan yang sesuai dan cara siswa berinteraksi dengan informasi tersebut. Sedikit pada bagian ini akan dibahas tentang media, metode dan pesan. Media (merupakan jamak dari kata medium) adalah suatu saluran untuk komunikasi. Diturunkan dari bahasa Latin yang berarti “antara”. Istilah ini menrujuk kepada sesuatu yang membawa informasi dari pengirim informasi ke pernerimka informasi. Masuk di dalamnya antara lain : film, televise, diagram, materi cetakan, computer, dan instruktur. Yang demikian ini dipandang sebagai media ketika mereka membawa pesan dengan suatu maksud pembelajaran. Beberapa media yang dikenal dalam pembelajaran antara lain : (1) Media non projected seperti : fotografi, diagram, sajian (display) dan model – model, (2) Media projected seperti : slide, filmstrip, transparansi, dan computer proyektor. (3) Media dengan seperti : Kaset, compact disk, (4) Media gerak seperti : video, dan film, (5) computer, multimedia, (6) serta media yang digunakan untuk belajar untuk belajar jarak jauh seperti radio dan televise, serta internet (computer). Namun pada dasarnya media terkelompokan ke dalam dua bagian, yaitu media sebagai pembawa informasi (ilmu pengetahuan), dan media yang sekaligus merupakan alat untuk menanamkan konsep seperti alat – alat peraga pendidikan matematikan. Dalam bab ini dibahas dua hal yaitu media sebagai alat pembawa pedan dan alat peraga matematika.
  • 3. Pesan Dalam suatu pembelajran terdapat suatu pesan untuk dikomunikasikan. Ini mungkin berupa materi subjek khusus, arahan bagi siswa bagaimana perolehan terbaik bagi belajar siswa, pertanyaan tentang isi yang dipelajari, umpan balik untuk membantu siswa, atau informasi lain. Hubungan antara pesan dan medium adalah bahwa medium membawa pesan. Adalah merupakan hal yang sangat esensial bahwa guru berhati – hati memilih medium (media) untuk menjamin bahwa pedan yang diterima siswa jelas dan akurat. Secara tradisional metode pembelajaran telah dijelaskan sebagai “bentuk presentasi” seperti kuliah (ceramah) dan diskusi. Di sini dibedakan antara metode pembelajaran dan media pembelajaran. Metode adalah prosedur pembelajaran yang dipilih untuk membantu para siswa mencapai tujuan atau untuk menginternalisasikan isi atau pesan, sedangkan media pembelajaran sebagai mana telah dijelaskan, adalah pembawa informasi dari pemberi pesan ke penerima pedan. Beberapa metode pembelajaran antara lain, presentasi, demonstrasi, diskusi, drill dan laithan, tutorial, cooperative learning group, permainan, simulasi, penemuan dan problem solving. Gb. Hubungan antara media, pesan, dan metode dalam pembelajaran Beberapa contoh pembelajaran dijabarkan di bawah ini : Presentasi. Pada metode presentasi, sumber menceritakan, mendramatisasikan, atau mendiseminasikan informasi kepada para siswa. Ini berupa komunikasi satu arah yang dikontrol oleh sumber dengan tanpa interaksi dengan para siswa. Sumber ini mungkin berupa buku, audiotape, video, atau film. Membaca buku, mendengarkan sebuah audiotape, menonton videotape, atau menghadiri kuliah adalah contoh – contoh metode presntasi. Demonstrasi dalam metode demonstrasi, para siswa menonton suatu tampilan yang nyata, atau seperti contoh hidup dari suatu keterampilan atau prosedur yang harus dipelajari siswa. Demonstrasi mungkin direkam atua dimainkan kembali dengan menggunakan media seperti film atua video. Jika interaksi dua arah atau
  • 4. terjadi latihan oleh siswa dan umpan balik diharapkan maka diperlukan pengajar langsung atau seorang tutor. Tujuannya bagi siswa adalah untuk menirukan langsung tampilan fisik atau mengadopsi perilaku dan menilai contoh yang diperankan. Diskusi. Metode diskusi melibatkan petukaran ide serta perasaan antara siswa dengan siswa dan antara para siswa dengan guru. Ini dpt digunakan pada berbagai tahpan dalam proses belajar mengajar, apakah itu dalam tutorialm, dalam kelompok kecil, ataupun dalam kelompok besar. Drill dan latihan dengan menggunakan metode ini para siswa diarahkan melalui sederetan latihan yang didesain untuk meningkatkan kefasihan dalam suatu skill baru atau membangkitkan atua menyegarkan kembali keterampilan yang telah dimiliki. Penggunaan metode ini berasumsi bahwa sebelumnya siswa telah memperoleh pengajaran pada konsep, prinsip atua prosedur yang harus dilatihkan. Untuk efektifnya drill dan latihan harus memasukkan unsure umpan balik untuk mengoreksi dan meremidiasi kesalahan – kesalahan yang dibuat siswa. Tutorial. Sebuah tutor dalam bentuk orang, atau computer, atau materi cetakan khusus, menyajikan isi, memperagakan pertanyaan atau masalah, meminta siswa untuk menjawab, menganalisis jawaban, menyediakan umpan balik yang sesuai, dan menyediakan latihan sampai siswa mendemontrasikan kompetensi yang diharapkan. Tutorial sering dijalankan dengan berbasis satu – satu atau sering digunakan untuk mengajar keterampilan dasar seperti membaca atau aritmetika. Susunan tutorial dpt berupa : guru siswa, siswa – siswa, computer – siswa, atua bahan cetakan – siswa. Cooperative Learning Group. Banyak hasil penelitian yang mengklaim bahwa para siswa bias saling belajar dari yang lain ketika mereka bekerja dalam tim untuk mengerjakan suatu projek. Pembelajaran dengan Cooperative Learning Group sebagai reaksi dari belajar kompetitif mempunyai alas an bahwa siswa perlu mengembangkan keterampilan dalam belajar dan bekerja bersama, karena pada akhirnya di tempat kerja nanti mereka perlu mengembangkan teamwork. Para ahli menyayangkan bahwa pada umumnya para siswa tdk mempunyai pengalaman bagaimana melakukan kerja kelompok. Oleh karena itulah kerja
  • 5. kelompok menjadi semakin penting. Siswa dpt belajar secara bersama – sama bukan hanya dengan mendiskusikan teks dan menyaksikan media melainkan juga dengan cara memproduksi media. Misalkan mendesain sebuah video atau slide dalam pembelajaran matematika. Dalam hal ini guru berperan sebagai partner dalam belajar. Sebagian ahli ada yang membedakan antara cooperative learning dan collaborative learning. Dalam collaborative learning gure bekerja dengan siswa dan peranan guru sebagai partner, sedangkan pada cooperative learning yang belajar bersama – sama hnaya siswa. Permainan. Permainan menyediakan lingkungan belajar yang penuh dengan mainan di mana para siswa mengikuti aturan – aturan yang telah digariskan karena mereka tertarik untuk mendapatkan tantangan. Permainan ini merupakan teknik yang dpt memotivasi para siswa, khususnya untuk materi yang berulang – ulang dan mebosankan. Permainan mungkin hanya melibatkan satu orang, atua sekelompok siswa. Permainan sering kali mensyarakan siswa untuk menggunakan keterampilan problem solving atua untuk mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam tingkat akurasi dan efisiensi yang tinggi. Salah satu bentuk pembelajaran menggunakan metode permainan berkaitan dengan belajar tentang bisnis. Peserta membentuk tim management untuk membuat suatu keputusan tentang perusahaannya, tim yang memperoleh keuntungan paling tinggi adalah tim yang menang. Simulasi. Simulasi melibatkan siswa mendkonfrontasikan antara teiri dengan kehidupan sesungguhnya, simulasi ini membolehkan latihan nyata tanpa melibatkan biaya atau resiko. Simulasi boleh jadi melibatkan peserta dialog, manipulasi material dan peralatan atau interaksi dengan computer. Dalam beberapa simulasi siswa memanipulasi model – model matematika untuk menentukan perubahan pengaruh variable tertentu seperti halnya mengontrol energi nuklir terhadap tumbuhan. Bermain peran adalah contoh lain dari metode simulasi. Penentuan. Metode penemuan menggunakan pendekatan induktif atau inquiry. Metode ini menyajikan masalah untuk diselesaikan menggunakan trial and errors. Tujuan dari metode penemuan adalah untuk menawarkan pengertian yang
  • 6. mendalam tentang isi atau materi dengan melibhatkan proses penemuan. Aturan atua prosedur yang ditemukan siswa mungkin diturunkan dari pengalaman terdahulu, berdasarkan informasi buku rujukan atua basis data yang tersimpan. Media pembelajaran dapat membantu mempromosikan temuan atau unquiry, misalnya videotape atau videodisc bias digunakan untuk pembelajaran penemuan tentang fisika. Siswa melihat video untuk mengamati hubungan yang dinyatakan secara visual dan mencoba menemukan prinsip yang menjelaskan hubungan – hubungan itu. Misalkan dengan melihat sesuatu yang sederhana yaitu balloon ditimbang sebelum dan sesudah diisi udara untuk menemukan bahwa udara memiliki berat. Metode problem solving. Dengan melalui problem solving, para siswa menggunakan keterampilan yang dimiliki sebelumnya untuk mencapai pemecahan tantangan suatu masalah. Siswa harus mendefinisikan masalah secara lebih jelas (mungkin membuat suatu hipotesis atau conjecture) menguji data (mungkin dengan bantua : Komputer) dan membuat suatu penyelesaian. Melalui proses problem solving siswa diharapkan dapat sampai kepada pemahaman yang lebih tinggi tentang berbagai gejala terjadi melalui belajar. Baik media pembelajaran matematika maupun alat peraga pembelajran matematika digunakan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa dalam matematika. 6.2. Alat Peraga Pembelajaran Matematika Pada dasarnya anak belajar melalui benda / objek kongkrit. Untuk memahami konsep abstrak anak memerlukan benda – benda kongkrit (riil) sebagai perantara atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai melalui tongkat – tingkat belajar yang berbeda – beda. Bahkan, orang dewasapun yang pada umumnya sudah dpt memahami konsep abstrak, pada keadaan tertentu, sering memerlukan visualisasi. Belajar anak akan meningkat bila ada motivasi. Karena itu dalam pengajaran diperlukan factor – factor yang dapat memotivasi anak belajar, bahkan untuk pengajar. Misalnya : pengajarabn supaya menarik, dapat menimbulkan minat, sikap guru dan penilaian baik; suasana sekolah bagi guru menyenangkan, ada
  • 7. imbalan bagi guru yang baik, dan lain – lain. Selanjutnya konsep abstrak yang baru dipahami siswa itu akan mengendap, melekat, dan tahan lama bila siswa belajar melalui perbuatan dan dapat dimengerti siswa, bukan hanya melalui mengingat – ingat fakta. Karena itulah, dlm pembelajaran matematika kita sering menggunakan alat peraga. Dengan menggunakan alat peraga maka : a. Proses belajar mengajar termotivasi. Baik siswa maupun guru, dan terutama siswa, minatnya akan timbul. Ia akan senang, terangsang, tertarik, dan karena itu akan bersikap positif terhadap pengajaran matematika. b. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk kongkrit dan karena itu lebih dapat dipahami dan dimengerti, dan dapat ditanamkan pada tingkat – tingkat yang lebih rendah. c. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda – benda di alam sekitar akan dapat dipahami. d. Konsep – konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkrit yaitu dalam bentuk model matematik yang dapat dipakai sbg objek penelitian maupun sebgai alat untuk meneliti ide – ide baru dan relasi baru menjadi bertambah banyak. Selain dari fungsi atau faedah tersebut diatas, penggunaan alat peraga itu dapat dikaitkan dan dihubungakan dengan salah satu atau beberapa dari : a. Pembentukan konsep b. Pemahaman konsep c. Latihan dan penguatan d. Pelayanan terhadap perbedaan individual; termasuk pelayanan terhadap anak lemah dan anak berbakat e. Pengukuran; alat peraga dipakai sbg alat ukur f. Pengamatan dan penemuan sendiri ide – ide dan relasi baru serta penyimpulannya secara umum; alat peraga sbg obyek penelitian maupun sbg alat untuk meneliti. g. Pemecahan masalah pada umumnya. h. Pengundangan untuk berfikir i. Pengundangan untuk berdiskusi
  • 8. j. Pengundangan partisipasi aktif Alat peraga itu dapat berupa benda riil, gambarnya atau diagramnya. Keuntungan alat peraga benda riil adalah benda – benda itu dapat dipindah – pindahkan (dimanipulasikan), sedangkan kelemahannya tdk dapat disajikan dalam buku (tulisan). Oleh karena itu untuk bentuk tulisannya kita buat gambarnya atua diagramnya, tetapi kelemahannya ialah tdk dapat dimanipulasikan. Bila anda membuat alat peraga, supaya diperhatikan agar alat peraga itu : a. Tahan lama (dibuat dari bahan – bahan yang cukup kuat) b. Bentuk dan warnanya menarik c. Sederhana dan mudah dilola (tdk rumit) d. Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak e. Dapat menyajikan (dalam bentuk riil, gambar atau diagram) konsep matematika f. Sesuai dengan konsep (catatan : bila anda membuat alat peraga seperti : sgitiga berdaerah atua bola massif, mungkin anak beranggapan segitiga itu bukan hanya rusuk – rusuknya saja tetapi berdaerah, bahwa bola itu massif, bukan hanya kulitnya saja; jelas ini tdk susuai dengan konsep segitiga dan konsep bola). g. Dapat menunjukkan konsep matematika dengan jelas h. Peragaan itu supaya merupakan dasar bagi tumbuhnya konsep abstrak i. Bila kita juga mengharapkan agar siswa belajar aktif (sendiri atau berkelompok) alat peraga itu supaya dapat dimanipulasikan, yaitu dapat diraba, dipegang, dipindahkan dan diutak – atik, atau dipasangkan dan dicopot, dan lain – lain. j. Bila mungkin dapat berfaedah lipat (banyak). Dengan demikian, penggunaan alat peraga itu gagal bila misalnya : generalisasi konsep abstrak dari representasi kongkrit itu tdk tercapai, hanya sekedar sajian yang tdk memiliki nilai – nilai ( konsep – konsep ) maematika, tdk disajikan pada saat yang tepat, memboroskan waktu, diberikan kepada anak yang sebenarnya tdk memerlukannya, tdk menarik, rumit, sedikit terganggu menjadi rusak, dan lain – lain. Macam – macam Alat Peraga Pembelajaran Matematika a. Alat Peraga Kekekalan Luas
  • 9. Luas daerah persegipanjang, luas daerah bujursangkar, luas daerah jajaran genjang, luas daerah segitiga, luas daerah trapezium, luas daerah belah ketupat, luas daerah laying – laying, luas daerah laying – laying, luas daerah segienam beraturan, luas daerah lingkaran, dalil phytagoras, luas permukaan kubus, luas permukaan balok, luas permukaan limas luas permukaan prisma, luas permukaan kerucut, luas permukaan tabung, luas permukaanbola, uraian a(b+c), uraian (x + a) (x + b), uraian (a+b)2, uraian a2 – b2, jumlah ukuran sudut dalam segitiga, jumlah ukuran sudut dalam segiempat, jumlah ukuran sudut dalam segi-n, tanggram, linggram mini, pentamino, dan kartu nilai tempat. b. Alat Peraga Kekekalan Panjang Tangga garis bilangan, pita garis bilangan, neraca bilangan, mistar hitung, dan batang Cuisenaire. c. Alat Peraga Kekekalan Volume Uraian (a+b)3, blok dienes, volume kubus, volume balok, volume prisma segitiga, volume tabung, volume limas segiempat beraturan, volume kerucut, dan volume bola. d. Alat Peraga Kekekalan Banyak Abacus biji (Romawi, Rusia dan Cina/Jepang) lidi, dan kartu nilai tempat e. Alat Peraga untuk Percobaan dalam Teori Kemungkinan Uang logam, dadu (bermata dan berwarna), bidang empat ( bermata dan berwarna) bidang delapan (bermata dan berwarna), gangsingan (segitiga, bujursangkar, segilima, segienam, dan segi – n), palu paying, kartu (domino dan bridge), bola berwarna dan distribusi Galton (sesatan Hexagon) f. Alat Peraga untuk Pengukuran dalam Matekatika Meteran, busur derajat, roda meteran, kapak tomahawk, jepit bola, sperometer, jangka sorong (segmat), hypsometer, dan klinometer. g. Bangun – bangun Geometri Macam – macam daerah segitiga, macam – macam daerah segiempat, pengubahan daerah segibanyak, daerah ellips, pengubinan daerah segitiga, pengubinan daerah segiempat, pengubinan daerah segi banyak, pengubinan daerah lingkaran, pengubinan daerah ellips, pengubinan huruf abjad latin, kerangka benda ruang,
  • 10. dan benda – benda ruang. h. Alat Peraga untuk Permainan dalam Matematika Mesin fungsi, saringan Eratosthenes, bujursangkar ajaib, menara Hanoi, mobiles, perkalian tulang Napier (bermacam – macam basis) nomograf, kartu domino, pita mobius, aritmetika jam, blok logic, kode rahasia, menyusun kartu, kartu penebak angka, kartu penebak bulan, kartu penebak “hati”, alat kalkulasi, pita gulung dan perkalian dengan jari (untuk fakta dasar 9, untuk perkalian dua bilangan antara 6 dan 10, dan untuk perkalian bilangan puluhan dengan angka 9). Contoh : 1. Menunjukkan kebenaran dalil Pythagoras. Pada setiap segitiga siku – siku berlaku :”kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi siku – sikunya.” Untuk menunjukkan kebenaran dalil phytagoras dapat digunakan peragaan yang menggunakan konsep luas. § Sediakan papan berbingkai berbentuk daerah bujursangkar yang sisinya (a+b), dimana a dan b masing – masing sisi – sisi siku – siku dari segitiga siku – siku. Buatlah empat daerah segitiga siku – siku§ yang sisi siku –sikunya a dan b, daerah bujursangkar yang sisinya b, dan daerah bujur sangkar yang sisinya c. Mula – mula letakkan§ empat daerah segitiga siku – siku, daerah bujursangkar yang sisinya a dan daerah bujursangkar yang sisinya b pada papan berbingkai seperti berikut : Kemudian letakkan pula empat daerah segitiga dan daerah bujursangkar yang sisinya c pada papan berbingkai seperti berikut§ Dari dua kejadian tersebut didapat kesimpulan bahwa :§ Luas daerah bujursangkar yang sisinya c = luas daerah bujusangkar yang sisinya a + luas daerah bujursankar yang sisinya b. Jadi c2 = a2 + b2 2. Menentukan Keliling Lingkaran K=2xπxR
  • 11. K = keliling lingkaran, R = Jari – jari lingkaran Atau karena dua kali jari–jari adalah merupakan garis tengah, maka : K=πxd Dengan K = keliling lingkaran, dan d = diameter atau panjang garis tengah Menetapkan nilai π dan menentukan panjang keliling lingkaran Untuk menetapkan nilai π siswa diminta untuk mengukur beraneka macam benda berbentuk lingkaran seperti : kaleng susu, gelas, kaleng kue, mata uang, drum, roda sepeda, dan lain – lain. Siswa dalam satu kelas dikelompokkan ke dalam kelompok – kelompok kecil terdiri atas empat orang, dan diberi nama kelompok 1, 2, 3,…… Setiap kelopok ditugaskan untuk mengukur dan mecatat panjang keliling lingkaran dan panjang diameternya dengan pembagian tugas sebagai berikut : seorang mengukur panjang keliling lingkaran dan garis tengahnya, seorang mencatat hasil pengukuran tadi, dan dua orang menyaksikan pengukuran dan pencatatannya. Setalah selesai setiap kelompok diminta untuk membuat laporan berbentuk seperti table berikut ini dan mendiskusikan serta menghitung nilai K/d untuk setiap benda. Benda ke Panjang Keliling Lingkaran (K) Panjang Diameter Lingkaran (d) Perbandingan I 24,50 cm 7,8 cm 3,1410 II 32,00 cm 10,2 cm 3,1373 III 49,00 cm 15,6 cm 3,1410 IV 88,00 cm 28,00 cm 3,1429 V 17,30 cm 5,5 cm 3,1455 Setelah setiap kelompok mengisi harga perbandingan K/d untuk masing – masing benda, ternyata diperoleh harga yang hamper sama yaitu sekitar 3,14….. Setiap kelompok diminta untuk menghitung rata – rata nilai K/d untuk seluruh benda yang ditelitinya dan bila nilai rata – ratanya dinyatakan dengan π, maka untuk data pada table 1 diperoleh :
  • 12. Dari seluruh kelompok yang ada dalam kelas tersebut masing – masing diminta nilai rata – rata π, kemudian dibandingkan satu dengan yang lainnya. Kalau siswa memperhatikan ternyata nilai K/d bersanya tetap yaitu 3,14….(untuk sampai dua tempat decimal nilai π bias didekati dengan 3,14). Sehingga K = π x d atau K = 2 πR. Kemampuan siswa mencari nilai π dapat diulang dengan mengukur diameter dan keliling lingkaran – lingkaran berikut ini dengan bantuan benang. Tugas : 1. Buatlah suatu alat peraga untuk menjelaskan konsep penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam bilangan bulat. 2. Buatlah suatu alat peraga untuk menjelaskan luas daerah lingkaran L = π x R2 atau L = 22/7 x jari – jari x jari – jari Dengan L adalah luas daerah lingkaran dan R jari – jarinya. 3. Dekatilah luasnya menggunakan persegipanjang ataupun menggunakan segitiga? 4. Berikan kebebasan kepada siswa untuk mencari menggunakan bangun lain 6.3. Laboratorium Pembelajaran Matematika Matematika mempunyai obyek abstrak berupa fakta abstrak, konsep abstrak, operasi abastrak serta prinsip dan asas abstrak. Obyek yang abstrak tersebut dalam pendidikan matematika diusahakan agar mudah dipahami oleh anak didik. Salah satu usaha adalah menggunakan benda – benda kongkrit termasuk ilustrasi – ilustrasi untuk menggambarkan atau mewakili objek abstrak tersebut. Ini akan dilakukan di dalam laboratorium pembelajaran matematika. Laboratorium pembelajaran matematika merupakan suatu lingkungan dimana siswa belajar matematika dengan mengeksplorasi konsep – konsep matematika, menemukan prinsip – prinsip matematika dalam situasi kongkrit. Bagaimana model pembelajaran laboratorium matematika ? Model pembelajaran laboratorium matematika adalah perlengkapan dari strategi mengajar dan belajar dimana siswa mengeksplorasikan ide matematika melalui banyak car adan aktivitas pengontrolan siswa dalam laboratorium matematika. Aktivitas eksplorasi ini dapat dibawakan oleh guru atua dengan demonstrasi
  • 13. siswa, individu atau kelompok, dengan metode inkuiri dan discovery, atau aktivitas problem solving. Lebih jauh kegiatan laboratorium pembelajaran matematika yang dapat dilakukan di dalam laboratorium pendidika matematika antara lain : a. Mengecek dan memahami konsep – konsep serta prinsip – prinsip matematika, misalnya melalui : 1) Pengkajian benda – benda ruang/geometri yaitu : - Simetri dalam kubus, balok, kerucut, dan sebagainya - Isi, luas, jarring – jarring benda ruang - Pembentukan segitiga melalui segitiga siku – siku - Irisan benda dengan benda - Dalil Pythagoras - Nilai π dan sebagainya 2) Pengkajian transformasi geometri, yaitu : - Translasi, dilatasi, refleksi, rotasi, inverse, reganga, gusuran, transformasi topologi. - Hubungan transformasi geometri dengan matrik - Transformasi ruang 3) Pengkajian berbagi tempat kedudukan, yaitu : - Lingkaran, parabola, ellips, hyperbola, sikloida, asteroida - Bola, bumi sebagai bola, ellipsoida, paraboloida, hiperboloida antara lain melalui koordinat. 4) Pengkajian hunungan aljabar dengan geometri, seperti : b. Merncanakan dan membuat alat matematika / alat pengajaran, seprti : - Pelukis parabola - Pelukis hyperbola - Pelukis inverse garis c. Merencanakan dan menyusun penerapan berbagai metode pengajaran untuk suatu topic pelajaran, seperti - Paket belajar untuk matriks
  • 14. - Kartu kerja untuk vector - Berprogram untuk dalil sisa - Gabungan berbagai metode - Kartu berlubang untuk operasi himpunan d. Mengolah dara kuantitatif / statistika e. Melukis berbagai proyeksi f. Memanfaatkan berbagai permainan matematika, seperti : - Tangram - Empat segaris - Bujur sangkar ajaib - Lintas persamaan - Sirkuit perkalian dan pembagian - Menara Hanoi - Kombinasi operasi Dalam setiap kegiatan laboratorium harus disediakan lembar kegiatan praktikum Pokok – pokok isi lembar kegiatan praktikum meliputi : a. Tujuan : Di bagian ini disebutkan tujuan atau perubahan tingkah laku yang diharpkan, baik lpgnitif, mungkin afektif atau psikomotor. b. Alat dan bahan : Di bagian ini disebutkan alat dan bahan yang diperlukan dengan memperhatikan rancangan kegiatan untuk individu atau kelompok. c. Diskusi pengarahan/teori : Di bagian ini disebutkan/dijelaskan bahasa teori dari kegiatan yang bersangkutan, dapat diselingi pertanyaan yang perlu didiskusikan sebelum praktikum dilakukan. d. Cara kerja : Di bagian ini harus dijelaskan apakah alat sudah tersedia dan tinggal menggunakan ataukah alat masih dibuat baru kemudian kegiatan baru dimulai. Setial langkah kerja harus disebutkan dengan jelas, dapat digunakan teknik penemuan untuk menumbuhkan kemampuan melakukan generalisasi.
  • 15. e. Diskusi hasil kerja : Di bagian ini diharapkan dapat diungkapkan masalah – masalah yang timbul seatu praktikum dilakukan. Selah satu upaya untuk menumbuhkan masalah yaitu dengan memberikan beberapa pertanyaan yang antara lain dapat digunakan untuk memacing atau melakukan kritik terhadap kegiatan praktikum baik sgi alat maupun segi kerjanya. f. Pengembagan : Di bagian ini dapat diajukan pertanyakan – pertanyaan yang merupakan kelanjutan dari butir e dan mengarah kepada kemungkinan pengembangan praktikum. Dengan ini dimungkinkan mahasiswa tergugah oleh pertanyaan – pertanyaan yang sifatnya pengembangan dari kegiatan yang baru saja dilakukan. Contoh : Merencahakan dan membuat permainan geometri, misalnya permainan “tangram” untuk menunjukkan kekekalan luas. Tujuan : • Memahami sifat – sifat dasar dari bentuk – bentuk geometri • Membentuk bangun – bangun geometri dari bangun – bangun dasar • Menunjukkan hokum kekekalan luas Alat dan bahan : • Persegi berisi 15 cm dan persegi berisi 60 cm terbuat dari karton, tripleks atau mika • Alat tulis • Alat pemotong Diskusi pengarahan / dasar teori : Mengingat kembali sifat – sifat dasar bangun Geometri : • Bujursangkar • Persegi panjang • Jajargenajang • Trapezium samakaki
  • 16. • Segitiga siku – siku • Luas dari bangun datar di atas Cara kerja • Potong persegi yang berisi 15 cm menjadi tujuh bagian missal seperti pada gambar di bawah • Dengan ketujuh bagian pada persegi tersebut bentuklah sebuah persegi panjang, jajaran genjang, segitiga siku – siku dan trapezium samakaki. Sengagao kombinasi dari dua bangun atau lebih. • Hitunglah luas masing – masing bangun datar yang terbentuk • Jiplaklah bangunan – bangunan datar yang diperoleh pada persegi dengan sisi 60 cm. kemudian lubagi jiplakan tersebut. Dapatkah anda memasang potongan – potongan palalubang?