SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 10
Downloaden Sie, um offline zu lesen
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER INDONESIA



            SISTEM BILANGAN DAN
               PENGKODEAN (2)
       Dosen            Albaar Rubhasy, S.Si., M.T.I.
       Mata Kuliah      Rangkaian Logika (MKK3403)
       Pertemuan        2
       Tanggal          28-09-2011



                        © STMIK-Indonesia 2010




                     Pembahasan
• Komplemen
• Bilangan Biner Bertanda
• Pengkodean Biner
Komplemen
• Komplemen digunakan untuk menyederhanakan
  operasi pengurangan dan manipulasi logikal
  biayanya menjadi lebih murah karena
  menyederhanakan implementasi sirkuit.
• Ada dua tipe komplemen untuk setiap sistem berbasis
  r:
   – radix complement (kompelemen r)
   – diminished radix complement (komplemen r – 1).
• Dalam sistem biner atau basis 2, kedua komplemen
  tersebut dinamakan 2 komplemen dan 1 komplemen.
  Pada sistem desimal dinamakan 10 komplemen dan 9
  komplemen.




  Diminished Radix Complement 1
• Diberikan suatu angka N pada basis r yang
  memiliki n digit, komplemen r – 1 dari N
  didefinisikan sebagai (rn – 1) – N.
• Pada bilangan desimal, r = 10 dan r – 1 = 9,
  sehingga 9 merupakan komplemen (r – 1) dari
  (10n – 1) – N.
• Contoh:
  N = 546700 yang memiliki 6 digit (n = 6),
  komplemen 9 dari 546700 adalah
  (106 – 1) – 546700 = 999999 – 546700 = 453299.
  Jadi, komplemen 9 dari 546700 adalah 453299.
Diminished Radix Complement 2
• Untuk bilangan biner, r = 2 dan r – 1 = 1, sehingga
  1 merupakan komplemen (r – 1) dari (2n – 1) – N.
• Contoh:
  N = 1011000 yang memiliki 7 digit (n = 7),
  komplemen 1 dari 1011000 adalah
  (27 – 1) – 1011000 = (10000000 – 1) – 1011000 =
  1111111 – 1011000 = 0100111.
  Jadi, komplemen 1 dari 1011000 adalah 0100111.




  Diminished Radix Complement 3
• Jika diperhatikan, komplemen 1 dari N
  merupakan kebalikan dari setiap digitnya,
  sehingga tinggal mengubah dari 0 menjadi 1
  dan 1 menjadi 0. Hal ini disebabkan karena
  hasil pengurangan biner hanya akan
  menghasilkan 0 dan satu, misalnya pada 1 – 0
  = 1 dan 1 – 1 = 0.
• Contoh:
  Komplemen 1 dari 1010 adalah 0101
Radix Complement
• Komplemen r dari n digit dari angka N pada basis r
  didefinisian dengan rn – N. Jika dibandingkan dengan
  komplemen r – 1, pada komplemen r ada penambahan
  dengan angka 1, sehingga dapat ditulis dengan [(rn – 1)
  – N] + 1.
• Contoh 1:
  Komplemen 10 dari 546700 adalah
  453299 + 1 = 453300.
• Contoh 2:
  Kemudian komplemen 2 dari 1011000 adalah
  0100111 + 1 = 0101000.




Pengurangan Menggunakan Komplemen 1

• Proses pengurangan bilangan tak bertanda
  (unsigned) M – N dengan menggunakan
  komplemen dapat dilakukan dengan proses
  berikut:
   – Jumlahkan M dengan komplemen r dari N. Secara
     matematis dapat ditulis, M + (rn – N) = M – N + rn.
   – Jika M ≥ N akan menghasilkan bilangan yang
     positif.
   – Jika M < N akan menghasilkan bilangan yang
     negatif.
Pengurangan Menggunakan Komplemen 2

• Contoh 1: (M ≥ N)
  Gunakan komplemen 10 untuk pengurangan 72532 – 3250

                                   M    =    72532
                  Komplemen 10 dari N   = + 96750
                              Jumlah    = 169282
               Pengurangan dengan 105   = – 100000
                                Hasil   =    69282




Pengurangan Menggunakan Komplemen 3

• Contoh 2: (M < N)
  Gunakan komplemen 10 untuk pengurangan 3250 – 72532

                                 M =        03250
                Komplemen 10 dari N = +     27468
                            Jumlah =        30718

     Hasil (–komplemen 10 dari 30718) = –   69282
Pengurangan Menggunakan Komplemen 4

    • Contoh 3:
      Diberikan bilangan biner X = 1010100 dan Y = 1000011.
      Lakukan pengurangan (a) X – Y dan (b) Y – X dengan
      menggunakan komplemen 2.
  (M ≥ N) (a)                          X   =    1010100
                      Komplemen 2 dari Y   = + 0111101
                                 Jumlah    = 10010001
                   Pengurangan dengan 28   = – 10000000
                                   Hasil   = 00010001




     Pengurangan Menggunakan Komplemen 5



(M < N) (b)                                   Y =       1000011
                             Komplemen 2 dari X = +     0101100
                                        Jumlah =        1101111

                Hasil (–komplemen 2 dari 1101111) = –   0010001
Pengurangan Menggunakan Komplemen 6

• Ulangi contoh 3, tetapi dengan menggunakan
  komplemen 1
   (a)                                X   =    1010100
                     Komplemen 2 dari Y   = + 0111100
                                Jumlah    =   10010000
                 Pengurangan dengan 108   = – 10000000
                                  Hasil   =   00010001


   (b)                                Y =       1000011
                     Komplemen 2 dari X = +     0101011
                                Jumlah =        1101110


         Hasil (komplemen 1 dari 1101110) = –   0010001




         Bilangan Biner Bertanda 1
• Bilangan bulat positif (termasuk nol) dapat
  direpresentasikan sebagai bilangan yang tak bertanda.
  Adapun, untuk merepresentasikan bilangan negatif,
  dibutuhkan suatu notasi.
• Pada aritmatika biasa, bilangan negatif ditandai dengan
  tanda negatif dan bilangan positif ditandai dengan
  tanda positif. Namun, karena keterbatasan komputer
  digital, seluruh informasi harus direpresentasikan
  dalam digit-digit biner yang terdiri dari 8 bit (1 byte).
  Pada bilangan biner, bilangan positif dan negatif dapat
  dilihat pada digit yang paling kiri.
Bilangan Biner Bertanda 2
• Secara konvensi, bit 0 digunakan untuk bilangan positif dan bit 1
  untuk bilangan negatif. Sebagai contoh, bit 01001 merupakan
  representasi angka 9 pada bilangan desimal yang tak bertanda,
  sedangkan bit 11001 merupakan representasi angka 25 pada
  bilangan desimal bertanda.Representasi ini dinamakan konvensi
  signed-magnitude.
• Ada konvensi lain yaitu dengan menggunakan komplemennya
  sebagai representasi bilangan positif dan negatif dalam bilangan
  biner yang disebut dengan konvensi signed-complement. Jika yang
  digunakan komplemen 1, representasinya disebut dengan signed-
  1’s-complement dan komplemen 2 disebut signed-2’s-complement.
  Dalam konvensi tersebut, penggunaan bit 0 dan 1 sebagai penanda
  bilangan positif dan negatif masih tetap digunakan.




Representasi Bilangan Biner Bertanda 1
• Berikut ini adalah beberapa cara untuk
  merepresentasikan angka –9:
   – Representasi signed-magnitude:      10001001
   – Representasi signed-1’s-complement: 11110110
   – Representasi signed-2’s-complement: 11110111
Representasi Bilangan Biner Bertanda 2
    Desimal      Signed-magnitude    Signed-1’s    Signed-2’s
                                    complement    complement
      +7              0111              0111          0111
      +6              0110              0110          0110
      +5              0101              0101          0101
      +4              0100              0100          0100
      +3              0011              0011          0011
      +2              0010              0010          0010
      +1              0001              0001          0001
      +0              0000              0000          0000
      –0              1000              1111
      –1              1001              1110         1111
      –2              1010              1101         1110
      –3              1011              1100         1101
      –4              1100              1011         1100
      –5              1101              1010         1011
      –6              1110              1001         1010
      –7              1111              1000         1001
      –8                                             1000




  Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bertanda 1

• Operasi penjumlahan mengikuti aturan aritmatika biasa.
  Jika kedua bilangan memiliki tanda yang berbeda, bilangan
  yang terkecil akan dikurangi dan diberi tanda yang berbeda.
  Sebagai contoh, (+25) + (–37) = –(37 – 25) = –12.
• Untuk melakukannya, dibutuhkan perbandingan antara
  kedua tanda dan nilai dari kedua bilangan. Prosedur ini juga
  berlaku pada representasi signed-magnitude pada bilangan
  biner.
• Namun, hal ini tidak berlaku untuk representasi signed-
  complement. Prosedurnya sangat sederhana karena hanya
  melibatkan penjumlahan dari dua bilangan biner, termasuk
  bit penandanya (bit yang paling kiri).
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bertanda 2

               + 6 00000110                   – 6 11111010
               +13 00001101                   +13 00001101
               +19 00010011                   +17 00000111

               + 6 00000110                   – 6 11111010
               –13 11110011                   –13 11110011
               – 7 11111001                   –19 11101101




  Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bertanda 3

• Prosedur pada operasi pengurangan bilangan biner bertanda dapat
  dilakukan dengan cara mengubahnya ke operasi penjumlahan,
  sehingga dapat dilakukan proses yang lebih sederhana, seperti yang
  telah dijelaskan sebelumnya.
• Berikut ini adalah ilustrasi bagaimana cara mengubah operasi
  pengurangan menjadi penjumlahan:
  (±A) – (+B) = (±A) + (–B)
  (±A) – (–B) = (±A) + (+B)
• Misalkan, untuk pengurangan (–6) – (–13) = (–6) + (+13) = +7. Pada
  bilangan biner 8 bit, operasi tersebut direpresentasikan dengan,
  (11111010 – 11110011) = (11111010 + 00001101) = 00000111 atau
  (+7).
• Dengan mengubah operasi pengurangan menjadi penjumlahan,
  komputer hanya membutuhkan satu sirkuit saja untuk menangani
  kedua jenis operasi aritmatika.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

pemodelan state space
pemodelan state spacepemodelan state space
pemodelan state spaceRumah Belajar
 
RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASAMuhammad Dany
 
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikModel Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikRumah Belajar
 
analisis sistem kendali 2
analisis sistem kendali 2analisis sistem kendali 2
analisis sistem kendali 2Rumah Belajar
 
Beberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuBeberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuRaden Maulana
 
Distribusi eksponensial
Distribusi eksponensialDistribusi eksponensial
Distribusi eksponensialPhe Phe
 
metode euler
metode eulermetode euler
metode eulerRuth Dian
 
RL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton TheoremsRL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton TheoremsMuhammad Dany
 
19. modul turunan (diferensial) pak sukani
19. modul turunan (diferensial) pak sukani19. modul turunan (diferensial) pak sukani
19. modul turunan (diferensial) pak sukanisukani
 
Bab iii transformasi z
Bab iii   transformasi zBab iii   transformasi z
Bab iii transformasi zRumah Belajar
 
Kalkulus diferensial integral
Kalkulus diferensial integralKalkulus diferensial integral
Kalkulus diferensial integraldwiprananto
 
Matematika 2 - Slide week 13 - Eigen
Matematika 2 - Slide week 13 - EigenMatematika 2 - Slide week 13 - Eigen
Matematika 2 - Slide week 13 - EigenBeny Nugraha
 
04 deret-fourier-gt
04 deret-fourier-gt04 deret-fourier-gt
04 deret-fourier-gtLukman Hakim
 
Bab ii discrete time
Bab ii   discrete timeBab ii   discrete time
Bab ii discrete timeRumah Belajar
 
Transformasi laplace (bag. kedua)
Transformasi laplace (bag. kedua)Transformasi laplace (bag. kedua)
Transformasi laplace (bag. kedua)Heni Widayani
 

Was ist angesagt? (20)

Matriks dan operasinya
Matriks dan operasinyaMatriks dan operasinya
Matriks dan operasinya
 
pemodelan state space
pemodelan state spacepemodelan state space
pemodelan state space
 
RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASA
 
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikModel Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
 
Laporan Modulo Counter
Laporan Modulo CounterLaporan Modulo Counter
Laporan Modulo Counter
 
analisis sistem kendali 2
analisis sistem kendali 2analisis sistem kendali 2
analisis sistem kendali 2
 
Beberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuBeberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinu
 
angka penting
angka pentingangka penting
angka penting
 
Distribusi eksponensial
Distribusi eksponensialDistribusi eksponensial
Distribusi eksponensial
 
metode euler
metode eulermetode euler
metode euler
 
RL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton TheoremsRL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton Theorems
 
19. modul turunan (diferensial) pak sukani
19. modul turunan (diferensial) pak sukani19. modul turunan (diferensial) pak sukani
19. modul turunan (diferensial) pak sukani
 
Transformasi Laplace
Transformasi LaplaceTransformasi Laplace
Transformasi Laplace
 
Bab iii transformasi z
Bab iii   transformasi zBab iii   transformasi z
Bab iii transformasi z
 
Kalkulus diferensial integral
Kalkulus diferensial integralKalkulus diferensial integral
Kalkulus diferensial integral
 
routh hurwitz
routh hurwitzrouth hurwitz
routh hurwitz
 
Matematika 2 - Slide week 13 - Eigen
Matematika 2 - Slide week 13 - EigenMatematika 2 - Slide week 13 - Eigen
Matematika 2 - Slide week 13 - Eigen
 
04 deret-fourier-gt
04 deret-fourier-gt04 deret-fourier-gt
04 deret-fourier-gt
 
Bab ii discrete time
Bab ii   discrete timeBab ii   discrete time
Bab ii discrete time
 
Transformasi laplace (bag. kedua)
Transformasi laplace (bag. kedua)Transformasi laplace (bag. kedua)
Transformasi laplace (bag. kedua)
 

Andere mochten auch

Andere mochten auch (8)

Tugas1 ai
Tugas1 aiTugas1 ai
Tugas1 ai
 
Se legal foss makassar
Se legal foss makassarSe legal foss makassar
Se legal foss makassar
 
Ai 20111024
Ai 20111024Ai 20111024
Ai 20111024
 
Tugas1 rangkaian logika
Tugas1 rangkaian logikaTugas1 rangkaian logika
Tugas1 rangkaian logika
 
Softwarelegal dirjenaptika-sholeh
Softwarelegal dirjenaptika-sholehSoftwarelegal dirjenaptika-sholeh
Softwarelegal dirjenaptika-sholeh
 
Kerangka Strategis Indonesia National Cybersecurity
Kerangka Strategis Indonesia National CybersecurityKerangka Strategis Indonesia National Cybersecurity
Kerangka Strategis Indonesia National Cybersecurity
 
Web Application Hacking
Web Application HackingWeb Application Hacking
Web Application Hacking
 
Ooo writer
Ooo writerOoo writer
Ooo writer
 

Ähnlich wie RL_20110928

Ähnlich wie RL_20110928 (20)

Kuliah 1 sistem_bilangan
Kuliah 1 sistem_bilanganKuliah 1 sistem_bilangan
Kuliah 1 sistem_bilangan
 
Sistem_bilangan.ppt
Sistem_bilangan.pptSistem_bilangan.ppt
Sistem_bilangan.ppt
 
15. representasi data 3 jul2
15. representasi data 3   jul215. representasi data 3   jul2
15. representasi data 3 jul2
 
Bilangan biner
Bilangan binerBilangan biner
Bilangan biner
 
operasi arithematik
operasi arithematik operasi arithematik
operasi arithematik
 
OPERASI SISTEM BILANGAN.ppt
OPERASI SISTEM BILANGAN.pptOPERASI SISTEM BILANGAN.ppt
OPERASI SISTEM BILANGAN.ppt
 
Aritmatika biner
Aritmatika binerAritmatika biner
Aritmatika biner
 
RL_20110921
RL_20110921RL_20110921
RL_20110921
 
Aritmatika biner
Aritmatika binerAritmatika biner
Aritmatika biner
 
Bilangan Biner.doc
Bilangan Biner.docBilangan Biner.doc
Bilangan Biner.doc
 
Teori Bilangan Biner
Teori Bilangan BinerTeori Bilangan Biner
Teori Bilangan Biner
 
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4 Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
Organisasi Komputer Materi 3 dan 4
 
Ch03 indonesia
Ch03 indonesiaCh03 indonesia
Ch03 indonesia
 
Sistem digital ii
Sistem digital iiSistem digital ii
Sistem digital ii
 
Sistem bilangan dan konversi bilangan.pptx
Sistem bilangan dan konversi bilangan.pptxSistem bilangan dan konversi bilangan.pptx
Sistem bilangan dan konversi bilangan.pptx
 
Elektronika Digital.pptx
Elektronika Digital.pptxElektronika Digital.pptx
Elektronika Digital.pptx
 
bil
bilbil
bil
 
Pertemuan 10 sistem bilangan
Pertemuan 10 sistem bilanganPertemuan 10 sistem bilangan
Pertemuan 10 sistem bilangan
 
02 aritmetika cara komputer
02 aritmetika cara komputer02 aritmetika cara komputer
02 aritmetika cara komputer
 
Sistem bilangan
Sistem bilanganSistem bilangan
Sistem bilangan
 

Mehr von Albaar Rubhasy

Satuan acara perkuliahan rl
Satuan acara perkuliahan rlSatuan acara perkuliahan rl
Satuan acara perkuliahan rlAlbaar Rubhasy
 
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi InformasiMetodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi InformasiAlbaar Rubhasy
 
Indonesia E-Agriculture Strategic Framework: A Direction of ICT Usage as Enab...
Indonesia E-Agriculture Strategic Framework: A Direction of ICT Usage as Enab...Indonesia E-Agriculture Strategic Framework: A Direction of ICT Usage as Enab...
Indonesia E-Agriculture Strategic Framework: A Direction of ICT Usage as Enab...Albaar Rubhasy
 
Model kms v1-snati_2011 v3.0
Model kms v1-snati_2011 v3.0Model kms v1-snati_2011 v3.0
Model kms v1-snati_2011 v3.0Albaar Rubhasy
 
Multidimensional approach in cbmmirs full paper v4.0
Multidimensional approach in cbmmirs  full paper  v4.0Multidimensional approach in cbmmirs  full paper  v4.0
Multidimensional approach in cbmmirs full paper v4.0Albaar Rubhasy
 
Panduan Penelitian Strategis Nasional 2011
Panduan Penelitian Strategis Nasional 2011Panduan Penelitian Strategis Nasional 2011
Panduan Penelitian Strategis Nasional 2011Albaar Rubhasy
 
Panduan Penelitian Kerjasama luar negeri dan publikasi internasional 2011
Panduan Penelitian Kerjasama luar negeri dan publikasi internasional 2011Panduan Penelitian Kerjasama luar negeri dan publikasi internasional 2011
Panduan Penelitian Kerjasama luar negeri dan publikasi internasional 2011Albaar Rubhasy
 
Panduan Penelitian Hibah Kompetensi 2011
Panduan Penelitian Hibah Kompetensi 2011Panduan Penelitian Hibah Kompetensi 2011
Panduan Penelitian Hibah Kompetensi 2011Albaar Rubhasy
 

Mehr von Albaar Rubhasy (20)

Mp 20111101
Mp 20111101Mp 20111101
Mp 20111101
 
RL_20111005
RL_20111005RL_20111005
RL_20111005
 
RL_20111019
RL_20111019RL_20111019
RL_20111019
 
Satuan acara perkuliahan rl
Satuan acara perkuliahan rlSatuan acara perkuliahan rl
Satuan acara perkuliahan rl
 
Rl intro rev
Rl intro revRl intro rev
Rl intro rev
 
Rl 20111005
Rl 20111005Rl 20111005
Rl 20111005
 
AI_20111003
AI_20111003AI_20111003
AI_20111003
 
AI_20111010
AI_20111010AI_20111010
AI_20111010
 
MP_20111004
MP_20111004MP_20111004
MP_20111004
 
MP_20111018
MP_20111018MP_20111018
MP_20111018
 
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi InformasiMetodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
 
Ai 20110926
Ai 20110926Ai 20110926
Ai 20110926
 
Ai 20110919
Ai 20110919Ai 20110919
Ai 20110919
 
MP 20110927
MP 20110927MP 20110927
MP 20110927
 
Indonesia E-Agriculture Strategic Framework: A Direction of ICT Usage as Enab...
Indonesia E-Agriculture Strategic Framework: A Direction of ICT Usage as Enab...Indonesia E-Agriculture Strategic Framework: A Direction of ICT Usage as Enab...
Indonesia E-Agriculture Strategic Framework: A Direction of ICT Usage as Enab...
 
Model kms v1-snati_2011 v3.0
Model kms v1-snati_2011 v3.0Model kms v1-snati_2011 v3.0
Model kms v1-snati_2011 v3.0
 
Multidimensional approach in cbmmirs full paper v4.0
Multidimensional approach in cbmmirs  full paper  v4.0Multidimensional approach in cbmmirs  full paper  v4.0
Multidimensional approach in cbmmirs full paper v4.0
 
Panduan Penelitian Strategis Nasional 2011
Panduan Penelitian Strategis Nasional 2011Panduan Penelitian Strategis Nasional 2011
Panduan Penelitian Strategis Nasional 2011
 
Panduan Penelitian Kerjasama luar negeri dan publikasi internasional 2011
Panduan Penelitian Kerjasama luar negeri dan publikasi internasional 2011Panduan Penelitian Kerjasama luar negeri dan publikasi internasional 2011
Panduan Penelitian Kerjasama luar negeri dan publikasi internasional 2011
 
Panduan Penelitian Hibah Kompetensi 2011
Panduan Penelitian Hibah Kompetensi 2011Panduan Penelitian Hibah Kompetensi 2011
Panduan Penelitian Hibah Kompetensi 2011
 

Kürzlich hochgeladen

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 

Kürzlich hochgeladen (20)

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 

RL_20110928

  • 1. SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER INDONESIA SISTEM BILANGAN DAN PENGKODEAN (2) Dosen Albaar Rubhasy, S.Si., M.T.I. Mata Kuliah Rangkaian Logika (MKK3403) Pertemuan 2 Tanggal 28-09-2011 © STMIK-Indonesia 2010 Pembahasan • Komplemen • Bilangan Biner Bertanda • Pengkodean Biner
  • 2. Komplemen • Komplemen digunakan untuk menyederhanakan operasi pengurangan dan manipulasi logikal biayanya menjadi lebih murah karena menyederhanakan implementasi sirkuit. • Ada dua tipe komplemen untuk setiap sistem berbasis r: – radix complement (kompelemen r) – diminished radix complement (komplemen r – 1). • Dalam sistem biner atau basis 2, kedua komplemen tersebut dinamakan 2 komplemen dan 1 komplemen. Pada sistem desimal dinamakan 10 komplemen dan 9 komplemen. Diminished Radix Complement 1 • Diberikan suatu angka N pada basis r yang memiliki n digit, komplemen r – 1 dari N didefinisikan sebagai (rn – 1) – N. • Pada bilangan desimal, r = 10 dan r – 1 = 9, sehingga 9 merupakan komplemen (r – 1) dari (10n – 1) – N. • Contoh: N = 546700 yang memiliki 6 digit (n = 6), komplemen 9 dari 546700 adalah (106 – 1) – 546700 = 999999 – 546700 = 453299. Jadi, komplemen 9 dari 546700 adalah 453299.
  • 3. Diminished Radix Complement 2 • Untuk bilangan biner, r = 2 dan r – 1 = 1, sehingga 1 merupakan komplemen (r – 1) dari (2n – 1) – N. • Contoh: N = 1011000 yang memiliki 7 digit (n = 7), komplemen 1 dari 1011000 adalah (27 – 1) – 1011000 = (10000000 – 1) – 1011000 = 1111111 – 1011000 = 0100111. Jadi, komplemen 1 dari 1011000 adalah 0100111. Diminished Radix Complement 3 • Jika diperhatikan, komplemen 1 dari N merupakan kebalikan dari setiap digitnya, sehingga tinggal mengubah dari 0 menjadi 1 dan 1 menjadi 0. Hal ini disebabkan karena hasil pengurangan biner hanya akan menghasilkan 0 dan satu, misalnya pada 1 – 0 = 1 dan 1 – 1 = 0. • Contoh: Komplemen 1 dari 1010 adalah 0101
  • 4. Radix Complement • Komplemen r dari n digit dari angka N pada basis r didefinisian dengan rn – N. Jika dibandingkan dengan komplemen r – 1, pada komplemen r ada penambahan dengan angka 1, sehingga dapat ditulis dengan [(rn – 1) – N] + 1. • Contoh 1: Komplemen 10 dari 546700 adalah 453299 + 1 = 453300. • Contoh 2: Kemudian komplemen 2 dari 1011000 adalah 0100111 + 1 = 0101000. Pengurangan Menggunakan Komplemen 1 • Proses pengurangan bilangan tak bertanda (unsigned) M – N dengan menggunakan komplemen dapat dilakukan dengan proses berikut: – Jumlahkan M dengan komplemen r dari N. Secara matematis dapat ditulis, M + (rn – N) = M – N + rn. – Jika M ≥ N akan menghasilkan bilangan yang positif. – Jika M < N akan menghasilkan bilangan yang negatif.
  • 5. Pengurangan Menggunakan Komplemen 2 • Contoh 1: (M ≥ N) Gunakan komplemen 10 untuk pengurangan 72532 – 3250 M = 72532 Komplemen 10 dari N = + 96750 Jumlah = 169282 Pengurangan dengan 105 = – 100000 Hasil = 69282 Pengurangan Menggunakan Komplemen 3 • Contoh 2: (M < N) Gunakan komplemen 10 untuk pengurangan 3250 – 72532 M = 03250 Komplemen 10 dari N = + 27468 Jumlah = 30718 Hasil (–komplemen 10 dari 30718) = – 69282
  • 6. Pengurangan Menggunakan Komplemen 4 • Contoh 3: Diberikan bilangan biner X = 1010100 dan Y = 1000011. Lakukan pengurangan (a) X – Y dan (b) Y – X dengan menggunakan komplemen 2. (M ≥ N) (a) X = 1010100 Komplemen 2 dari Y = + 0111101 Jumlah = 10010001 Pengurangan dengan 28 = – 10000000 Hasil = 00010001 Pengurangan Menggunakan Komplemen 5 (M < N) (b) Y = 1000011 Komplemen 2 dari X = + 0101100 Jumlah = 1101111 Hasil (–komplemen 2 dari 1101111) = – 0010001
  • 7. Pengurangan Menggunakan Komplemen 6 • Ulangi contoh 3, tetapi dengan menggunakan komplemen 1 (a) X = 1010100 Komplemen 2 dari Y = + 0111100 Jumlah = 10010000 Pengurangan dengan 108 = – 10000000 Hasil = 00010001 (b) Y = 1000011 Komplemen 2 dari X = + 0101011 Jumlah = 1101110 Hasil (komplemen 1 dari 1101110) = – 0010001 Bilangan Biner Bertanda 1 • Bilangan bulat positif (termasuk nol) dapat direpresentasikan sebagai bilangan yang tak bertanda. Adapun, untuk merepresentasikan bilangan negatif, dibutuhkan suatu notasi. • Pada aritmatika biasa, bilangan negatif ditandai dengan tanda negatif dan bilangan positif ditandai dengan tanda positif. Namun, karena keterbatasan komputer digital, seluruh informasi harus direpresentasikan dalam digit-digit biner yang terdiri dari 8 bit (1 byte). Pada bilangan biner, bilangan positif dan negatif dapat dilihat pada digit yang paling kiri.
  • 8. Bilangan Biner Bertanda 2 • Secara konvensi, bit 0 digunakan untuk bilangan positif dan bit 1 untuk bilangan negatif. Sebagai contoh, bit 01001 merupakan representasi angka 9 pada bilangan desimal yang tak bertanda, sedangkan bit 11001 merupakan representasi angka 25 pada bilangan desimal bertanda.Representasi ini dinamakan konvensi signed-magnitude. • Ada konvensi lain yaitu dengan menggunakan komplemennya sebagai representasi bilangan positif dan negatif dalam bilangan biner yang disebut dengan konvensi signed-complement. Jika yang digunakan komplemen 1, representasinya disebut dengan signed- 1’s-complement dan komplemen 2 disebut signed-2’s-complement. Dalam konvensi tersebut, penggunaan bit 0 dan 1 sebagai penanda bilangan positif dan negatif masih tetap digunakan. Representasi Bilangan Biner Bertanda 1 • Berikut ini adalah beberapa cara untuk merepresentasikan angka –9: – Representasi signed-magnitude: 10001001 – Representasi signed-1’s-complement: 11110110 – Representasi signed-2’s-complement: 11110111
  • 9. Representasi Bilangan Biner Bertanda 2 Desimal Signed-magnitude Signed-1’s Signed-2’s complement complement +7 0111 0111 0111 +6 0110 0110 0110 +5 0101 0101 0101 +4 0100 0100 0100 +3 0011 0011 0011 +2 0010 0010 0010 +1 0001 0001 0001 +0 0000 0000 0000 –0 1000 1111 –1 1001 1110 1111 –2 1010 1101 1110 –3 1011 1100 1101 –4 1100 1011 1100 –5 1101 1010 1011 –6 1110 1001 1010 –7 1111 1000 1001 –8 1000 Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bertanda 1 • Operasi penjumlahan mengikuti aturan aritmatika biasa. Jika kedua bilangan memiliki tanda yang berbeda, bilangan yang terkecil akan dikurangi dan diberi tanda yang berbeda. Sebagai contoh, (+25) + (–37) = –(37 – 25) = –12. • Untuk melakukannya, dibutuhkan perbandingan antara kedua tanda dan nilai dari kedua bilangan. Prosedur ini juga berlaku pada representasi signed-magnitude pada bilangan biner. • Namun, hal ini tidak berlaku untuk representasi signed- complement. Prosedurnya sangat sederhana karena hanya melibatkan penjumlahan dari dua bilangan biner, termasuk bit penandanya (bit yang paling kiri).
  • 10. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bertanda 2 + 6 00000110 – 6 11111010 +13 00001101 +13 00001101 +19 00010011 +17 00000111 + 6 00000110 – 6 11111010 –13 11110011 –13 11110011 – 7 11111001 –19 11101101 Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bertanda 3 • Prosedur pada operasi pengurangan bilangan biner bertanda dapat dilakukan dengan cara mengubahnya ke operasi penjumlahan, sehingga dapat dilakukan proses yang lebih sederhana, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. • Berikut ini adalah ilustrasi bagaimana cara mengubah operasi pengurangan menjadi penjumlahan: (±A) – (+B) = (±A) + (–B) (±A) – (–B) = (±A) + (+B) • Misalkan, untuk pengurangan (–6) – (–13) = (–6) + (+13) = +7. Pada bilangan biner 8 bit, operasi tersebut direpresentasikan dengan, (11111010 – 11110011) = (11111010 + 00001101) = 00000111 atau (+7). • Dengan mengubah operasi pengurangan menjadi penjumlahan, komputer hanya membutuhkan satu sirkuit saja untuk menangani kedua jenis operasi aritmatika.