Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Perumusan Masalah dan Hipotesis
1. Perumusan Masalah dan Hipotesis
18 Oktober 2011 (Kuliah 4)
Metodologi Penelitian
Dosen: Albaar Rubhasy, S.Si, MTI
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN
TEKNIK KOMPUTER (STMIK) INDONESIA
Perumusan Masalah dan Hipotesis 2
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN
TEKNIK KOMPUTER (STMIK) INDONESIA
Perumusan Masalah
• Perumusan masalah merupakan salah satu langkah
dalam metodologi penelitian.
• Merupakan sumber utama dari penelitian karena
penelitian tidak akan berjalan tanpa adanya
permasalahan yang jelas.
• Tujuannya adalah untuk:
▫ Memuaskan perhatian serta keingintahuan seseorang
akan hal-hal yang baru
▫ Meletakkan dasar untuk memecahkan beberapa
penemuan penelitian sebelumnya
▫ Memenuhi keinginan sosial dan meyediakan sesuatu
yang bermanfaat
2. Perumusan Masalah dan Hipotesis 3
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN
TEKNIK KOMPUTER (STMIK) INDONESIA
Proses Perumusan Masalah
Identifikasi
Masalah
Pembatasan
Ruang Lingkup
HIPOTESIS
Penetapan
Research Question
Identifikasi Tujuan
Perumusan Masalah dan Hipotesis 4
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN
TEKNIK KOMPUTER (STMIK) INDONESIA
1. Identifikasi Masalah
• Identifikasi masalah dapat dikaji dari bacaan,
observasi, pengalaman pribadi, dan hasil
pertemuan ilmiah.
• Dalam pencarian topik hendaknya ada
pemahaman terhadap objek yang ingin diteliti.
• Permasalahan yang baik akan memberikan nilai
kontribusi bagi kehidupan manusia.
3. Perumusan Masalah dan Hipotesis 5
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN
TEKNIK KOMPUTER (STMIK) INDONESIA
Contoh Identifikasi Masalah
Adapun permasalahan yang terjadi pada penggunaan akhir
untuk menggunakan sistem baru, dalam hal ini sistem core
banking.Tampaknya pengguna akhir tidak begitu tertarik
untuk menggunakan ssitem baru yang menggantikan sistem
legacy. Hal tersebut mungkin ada hubungannya dengan
perceived usefulness, perceived ease of use, relavansi
pekerjaan, norma subyektif, dan computer self-efficacy yang
dimiliki pengguna akhir. Untuk membuktikan kebenaran
pendapat tersebut maka dilakukanlah penelitian ini sehingga
dapat diketahui apakah benar faktor-faktor tersebut
berhubungan dengan kepuasan pengguna akhir untuk
menggunakan sistem core banking.
Perumusan Masalah dan Hipotesis 6
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN
TEKNIK KOMPUTER (STMIK) INDONESIA
2. Pembatasan Ruang Lingkup
• Permasalahan yang ingin dikaji sebaiknya
diuraikan dari permasalahan secara umum ke
yang lebih spesifik pada bidang tertentu.
• Dengan demikian hasil penelitian dapat
digunakan sebagai pengembangan dari teori
yang ada sebelumnya.
• Untuk itu perlu dilakukan pembatasan ruang
lingkup penelitian agar penelitian kita lebih
spesifik.
4. Perumusan Masalah dan Hipotesis 7
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN
TEKNIK KOMPUTER (STMIK) INDONESIA
Contoh Pembatasan Masalah
Masalah utama yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah
kepuasan pengguna akhir terhadap sistem core banking
masih rendah. Hal ini diduga disebabkan karena penerimaan
atas sistem masih rendah yang antara lain dipengaruhi oleh
computer self-efficacy, norma subyektif, perceived
usefulness, perceived ease of use, dan relavansi pekerjaan
yang masih rendah pula. Bedasarkan pernyataan masalah
yang ada dapat dilihat bahwa subyek dari penelitian adalah
pengguna akhir sistem dan penelitian dilakukan pada tahap
implementasi sistem saja.
Perumusan Masalah dan Hipotesis 8
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN
TEKNIK KOMPUTER (STMIK) INDONESIA
3. Penetapan Research Question
• Dalam mencari pemecahan suatu masalah, peneliti
biasanya menyampaikannya dalam bentuk kalimat
tanya.
• Kalimat-kalimat sejenis itu disebut dengan
pertanyaan penelitian atau research question.
• Contoh:
▫ Seberapa besar tingkat efisiensi yang dihasilkan dari
pemanfaatan Teknologi?
▫ Seberapa besar peningkatan optimalisasi pemanfaatan
aplikasi CRM pasca pembentukan proses bisnis
tersebut?
5. Perumusan Masalah dan Hipotesis 9
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN
TEKNIK KOMPUTER (STMIK) INDONESIA
4. Identifikasi Tujuan
• Masalah perlu dirumuskan dengan tujuan agar
permasalahan jelas dan tidak menimbulkan
kesalahan dalam menafsir keadaan yang sedang
diteliti.
• Tujuan harus dikaitkan dengan pemecahan
permasalahan.
• Dengan kata lain, tujuan penelitian harus dapat
menjawab pertanyaan penelitian yang telah
diuraikan.
Perumusan Masalah dan Hipotesis 10
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN
TEKNIK KOMPUTER (STMIK) INDONESIA
5. Pembuatan Hipotesa
• Perumusan masalah dapat dilakukan dengan
menggunakan hipotesis.
• Hipotesis merupakan salah satu bentuk konkrit dari
perumusan masalah karena ujung dari setiap
permasalahan adalah adanya hipotesis yang akan
kita buktikan.
• Dengan adanya hipotesis, pelaksanaan penelitian
diarahkan untuk membenarkan atau menolak
hipotesis.
• Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
permasalahan yang sedang diteliti dimana
kebenarannya harus diuji secara empiris.
6. Perumusan Masalah dan Hipotesis 11
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN
TEKNIK KOMPUTER (STMIK) INDONESIA
5. Pembuatan Hipotesa..
• Hipotesis yang dirumuskan biasanya diambil
berdasarkan kumpulan teori yang sesuai dengan
topik penelitian serta hasil dari penelitian-
penelitian terdahulu.
• Hipotesis dapat berupa:
▫ hipotetical statement, misalnya investasi TI dapat
meningkatkan kinerja perusahaan.
▫ statistical hipotesis, misalnya (H0): rata-rata
pengunjung sebelum dan sesudahnya sama.
Perumusan Masalah dan Hipotesis 12
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN
TEKNIK KOMPUTER (STMIK) INDONESIA
5. Pembuatan Hipotesa...
• Hipotesis mempunyai peranan memberikan arah
dan tujuan pelaksanaan penelitian, dan memandu
ke arah penyelesaiannya secara lebih efisien.
• Hipotesis yang baik akan menghindarkan penelitian
tanpa tujuan, dan pengumpulan data yang tidak
relevan.
• Perlu diingat, bahwa tidak semua penelitian
memerlukan hipotesa. Misalnya pada penelitian
yang bersifat deskriptif, penelitian eksploratif dan
penelitian yang bersifat kualitatif.
7. Perumusan Masalah dan Hipotesis 13
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN
TEKNIK KOMPUTER (STMIK) INDONESIA
Manfaat Penggunaan Hipotesa
• Untuk mejelaskan permasalahan yang diangkat
dalam penelitian
• Untuk mejelaskan variabel-variabel yang akan
diuji kebenarannya
• Untuk membantu dalam memilih metode
analisa data
• Sebagai pedoman dalam menarik sebuah
kesimpulan
Perumusan Masalah dan Hipotesis 14
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN
TEKNIK KOMPUTER (STMIK) INDONESIA
Permasalahan yang Baik
• Permasalahan yang baik memiliki tiga ciri:
▫ Mempunyai nilai penelitian, dalam arti bahwa
permasalahan tersebut masih bersifat asli/original,
menyatakan suatau hubungan dengan bidang lain,
serta dapat diuji kebenarannya.
▫ Fisible, artinya permasalah tersebut dapat dipecahkan,
tersedianya data dan metode untuk memecahkan
masalah, tersedianya biaya, dan dapat diselesaikan
dalam waktu yang wajar.
▫ Sesuai dengan kualifikasi peneliti, artinya bahwa
permasalahan yang diangkat menarik minat bagi si
peneliti, serta sesuai dengan kualifikasi yang ada.
8. Perumusan Masalah dan Hipotesis 15
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN
TEKNIK KOMPUTER (STMIK) INDONESIA
Studi Kasus 1
• Sebuah perusahaan XYZ telah mengeluarkan
investasi untuk TI sebanyak lebih dari 1 milyar
rupiah. Akan tetapi kinerja perusahaan relatif
tidak meningkat. Sedangkan telah dibuktikan
dalam berbagai penelitian bahwa TI merupakan
sebuah enabler (pemungkin) yang dapat
membantu pencapaian sasaran suatu organisasi.
Perumusan Masalah dan Hipotesis 16
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN
TEKNIK KOMPUTER (STMIK) INDONESIA
Studi Kasus 2
• Sebuah rumah sakit XYZ selama ini selalu
mengalami hambatan dalam pelayanan pasien
rawat jalan karena banyaknya pasien yang
mengunjungi rumah sakit. Setiap hari,
setidaknya rumah sakit melayani sekitar 1000
pasien sehingga selalu menyebabkan antrian di
loket pendaftaran.
9. Perumusan Masalah dan Hipotesis 17
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN
TEKNIK KOMPUTER (STMIK) INDONESIA
Studi Kasus 3
• Sebuah lembaga hukum XYZ merupakan salah
satu lembaga hukum terbesar di Indonesia.
Kasus yang ditangani setiap bulannya mencapai
lebih dari 100 kasus. Hal ini mengakibatkan
membludaknya dokumen serta arsip klien yang
dikelola oleh lembaga tersebut. Selain itu juga
menyulitkan staf dalam mengelola serta mencari
arsip yang diperlukan. Jika tidak ditangani
dengan segera, maka seluruh ruang kantor akan
dipenuhi oleh berkas-berkas klien dan
mempersempit ruang gerak.