SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 34
PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

        oleh : Ahmad Sururi, S.Sos
   Pengertian Etika Politik
    merupakan cabang etika dan termasuk ke dalam
    lingkungan filsafat serta mempertanyakan
    praksis manusia.

    Etika berkaitan dengan norma moral
    Norma Moral yaitu yang berkaitan dengan
    tingkah laku manusia yang dapat diukur dari
    sudut pandang, baik atau buruk, sopan atau
    tidak sopan, dan susila atau tidak susila sebagai
    seorang manusia.
Fungsi dan tugas etika politik
   Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas
    pada penyediaan alat-alat teoritis untuk
    mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi
    politik (dukungan masyarakat terhadap sistem
    politik dan pemerintah) secara bertanggung
    jawab dan didasarkan pada aspek yang rasional,
    objektif dan argumentatif.
   Tugas etika politik adalah membantu agar
    pembahasan       masalah2     ideologis    dapat
    dijalankan secara objektif dan sebagai pegangan
    normatif bagi mereka yang ingin menilai kualitas
    tatanan kehidupan politik dengan tolak ukur
    martabat manusia dan legitimasi moral.
Pokok pembahasan etika politik
   Pokok pembahasan etika politik adalah
    hukum dan kekuasaan negara.
    hukum sebagai lembaga penata masyarakat
    yang normatif dan kekuasaan sebagai
    lembaga penata masyarakat yang berkuasa.
    hukum tanpa kekuasaan negara tidak dapat
    berbuat apa-apa, sifatnya normatif belaka
    artinya    hukum      tidak   mempunyai
    kemampuan untuk bertindak. Sedangkan
    kekuasaan negara tanpa hukum adalah buta,
    kekuasaan     negara     yang    memakai
    kekuasaannya tanpa hukum merupakan
    negara penindas.
Prinsip-prinsip etika politik
1.   Adanya cita-cita the rule of law
2.   Partisipasi demokratis masyarakat
3.   Jaminan hak-hak asasi manusia
4.   Struktur sosial budaya masyarakat
5.   Keadilan sosial
Pokok permasalahan etika politik
   Adalah legitimasi kekuasaan
    yang dirumuskan dengan pertanyaan dengan
    moral apa seseorang atau sekelompok orang
    memegang dan menggunakan kekuasaan
    yang mereka miliki? Betapapun besarnya
    kekuasaan seseorang, dia harus berhadapan
    dengan             tuntutan         untuk
    mempertanggungjawabkannya.

    secara etika politik, seorang penguasa yang
    sesungguhnya adalah keluhuran budinya.
Legitimasi kekuasaan meliputi :
1. Legitimasi etis yaitu pembenaran wewenang negara
   (kekuasaan negara berdasarkan prinsip-prinsip
   moral)
   legitimasi    etis    kekuasaan   mempersoalkan
   keabsahan kekuasaan politik dari segi norma-
   norma moral dengan tujuan agar kekuasaan itu
   mengarahkan kekuasaan ke pemakaian kebijakan
   dan cara-cara yang sesuai dengan tuntutan
   kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Legitimasi legalitas yaitu keabsahan kekuasaan
   yang berkaitan dengan fungsi2 kekuasaan negara
   dan menuntut fungsi2 kekuasaan negara itu
   dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku
Definisi Etika

   Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan
    mendasar   tentang  ajaran –   ajaran  dan
    pandangan-pandangan moral

   Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang
    bagaimana dan mengapa kita mengikuti ajaran
    tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil
    sikap yang bertanggung jawab berhadapan
    dengan pelbagai ajaran moral.
Pembagian Etika

   Etika umum yaitu yang mempertanyakan prinsip – prinsip
    yang berlaku bagi setiap tindakan manusia.
   Etika Khusus yaitu yang membahas prinsip – prinsip itu
    di dalam hubungannya dengan pelbagai aspek kehidupan
    manusia.
    Etika khusus meliputi beberapa hal :
    1. Etika Individual yaitu yang membahas kewajiban
    manusia terhadap dirinya sendiri

    2. Etika sosial yaitu yang membahas tentang kewajiban
    manusia terhadap manusia lain dalam hidup masyarakat,
    yang merupakan suatu bagian terbesar dari etika khusus.
Nilai, Norma dan Moral
   Nilai (Value) adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada
    suatu benda untuk memuaskan manusia ( nilai pada hakekatnya
    adalah sifat atau kualitas yang melekat pada objek, bukan objek itu
    sendiri)
   Menilai berarti menimbang suatu kegiatan manusia untuk
    menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain untuk kemudian
    mengambil keputusan.
   Keputusan tersebut merupakan keputusan nilai yang dapat
    menyatakan berguna atau ataidak berguna, benar atau tidak benar,
    baik atau tidak baik dan indah atau tidak indah.

    Menurut Max Sceler nilai – nilai yang ada tidak sama tingginya
   Nilai kenikmatan, dalam tingkatan ini terdapat deretan nilai yang
    mengenakkan dan tidak mengenakkan yang menyebabkan orang lain senang
    dan tidak senang
   Nilai kehidupan, dalam tingkatan ini terdapat nilai – nilai yang penting bagi
    kegidupan manusia ( Misalnya kesehatan, kesegaran jasmani dan
    kesejahteraan umum)
   Nilai kejiwaan, dalam tingkatan ini terdapat nilai – nilai kejiwaan yang sama
    sekali tidak tergantung dari keadaan jasmani maupun lingkungan (Misalnya,
    keindahan, kebenaran dan pengetahuan murni yang dicapai dalam filsafat)
Notonagoro membagi nilai menjadi 3
: Nilai Material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
    kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan material
    ragawi manusia
   Nilai Vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
    manusia untuk dapat membedakan kegiatan atau
    aktivitas
   Nilai Kerohanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
    rohani manusia.
    Nilai rohani dibagi menjadi 3 :
       Nilai kebenaran yang bersumber dari akal yaitu ratio, budi dan cipta
        manusia
       Nilai keindahan atau estetis yaitu yang bersumber pada unsur
        perasaan atau esthetis dan rasa manusia
       Nilai kebaikan atau moral yang bersumber pada unsur kehendak
        atau Will dan Karsa manusia
       Nilai religius yaitu yang merupakan nilai ketrohanian tertinggi dan
        mutlak, yang bersumber pada kepercayaan dan keyakinan manusia.
Menurut Notonagoro bahwa Nilai-nilai Pancasila tergolong
nilai kerohanian, tetapi nilai-nilai kerohanian yang mengakui
adanya nilai-nilai material dan nilai vital merupakan ‘
SISTEMATIKA – HIERARKIS’ dari sila 1 – 5 sebagai tujuan.
Berkaitan dengan derivasi atau penjabarannya maka nilai
dikelompokkan menjadi 3 macam :
   Nilai dasar (Onotologis ) yaitu merupakan hakekat, esensi, intisari atau
    makna yang terdalam dari nilai-nilai tersebut (yang bersifat universal
    karena menyangkut hakekat kenyataan obyektif segala sesuatu misalnya
    hakekat Tuhan, hakekat manusia). Jika nilai dasar itu berkaitan dengan
    hakekat Tuhan, maka nilai itu bersifat mutlak karena hakekat Tuhan
    adalah kuasa prima, sehingga segala sesuatu diciptakan atau berasal dari
    Tuhan. Contoh nilai dasar bangsa Indonesia adalah Pancasila
   Nilai Instrumental yaitu sebagai pedoman yang dapat diukur dan
    diarahkan. Jika nilai instrumental ini berkaitan dengan tingkah laku
    manusia, maka hal itu akan merupakan suatu norma moral. Namun jika
    nilai instrumental itu berkaitan dengan organisasi atau negara, maka
    nilai instrumental itu merupakan suatu arahan, kebijaksanaan atau
    strategi yang bersumber pada nilai dasar. Contohnya pasal2 UUD 1945.
   Nilai praktis yaitu yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai
    instrumental dalam suatu kehidupan nyata. Contohnya semua
    perundangan dibawah UUD 1945 sampai dengan peraturan pelaksanaan
   Moral
    berasal dari kata mos (mores) = kesusilaan, tabiat,
    kelakuan yang berarti juga ajaran tentang hal yang
    baik dan buruk dan menyangkut perbuatan dan
    tingkah laku manusia. Dalam perwujudannya berupa
    peraturan, prinsip2 yang benar, baik dan terpuji dan
    dapat juga berupa kesetiaan, patuh terhadap nilai
    dan norma yang menyangkut kehidupan masyarakat,
    bangsa dan negara.
   Norma
    suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki
    oleh tata nilai untuk dipatuhi sebagai penuntun
    sikap dan tingkah laku manusia. Seperti norma
    agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, norma
    hukum.
HUBUNGAN NILAI, NORMA DAN MORAL

  Dalam kehidupan manusia nilai dijadikan landasan, alasan dan motivasi
  dalam bersikap dan bertingkahlaku, nilaipun bersifat abstrak karena hanya
  dapat dipahami, dimengerti dan dihayati oleh manusia,
  agar nilai tersebut menjadi berguna dalam menuntun sikap dan tingkah laku
  manusia, maka perlu dikongkritkan menjadi lebih objektif dan wujud yang
  kongkrit tersebut adalah norma.
  selanjutnya nilai dan norma tersebut berkaitan dengan moral dan etika,
  dimana moral seseorang menentukan derajat kepribadian seseorang yang
  tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya yaitu norma.

  Moral dan etika berkaitan erat
  setiap orang memiliki moralitasnya sendiri2, tidak demikian dengan etika,
  semua orang tidak perlu melakukan pemikiran yang kritis terhadap etika,
  ada kemungkinan seseorang mengikuti begitu saja pola-pola moralitas yang
  ada dalam suatu masyarakat tanpa perlu merefleksikannya secara kritis.
  etika tidak berwenang menentukan yang boleh dan tidak boleh dilakukan
  seseorang, wewenang ini berada di wilayah moral. Dalam hal ini terlihat
  kelemahan etika dibandingkan moral akan tetapi dalam etika seseorang
  dapat mengerti mengapa dan atas dasar apa manusia harus hidup menurut
  norma2 tertentu. Pada hakikatnya, etika membahas tentang prinsip2
  moralitas.
Dimensi Politik Manusia
   Manusia sebagai makhluk Individu dan makhluk
    sosial. Berbagai paham Antropologi filsafat
    memandang hakikat sifat kodrat manusia dari
    kacamata yang berbeda. Paham individualisme
    yang merupakan cikal bakal paham liberalisme
    memandang manusia sebagai makhluk individu
    yang bebas. Konsekuensinya        dalam setiap
    kehidupan masyarakat, bangsa maupun negara.
    Dasar ontologis ini merupakan dasar moral politik
    negara. Sedangkan paham kolektivisme yang
    merupakan cikal bakal sosialisme dan komunisme
    memandang manusia sebagai makhluk sosial saja.
Dimensi Politik kehidupan Manusia
   Dalam kehidupan manusia jaminan atas kebebasan manusia baik sebagai
    makhluk individu maupun sosial sulit untuk dilaksanakan, karena terjadinya
    benturan kepentingan diantara mereka sehingga terdapat suatu
    kemungkinan terjadinya anaarkisme dalam masyarakat. Dalam hubungan
    inilah manusia memerlukan suatu masyarakat hukum yang mampu
    menjamin hak-haknya, dan masyarakat itulah yang disebut sebagai Negara
   Pengertian dimensi politis manusia ini memiliki dua segi fundamental yaitu
    Pengertian dan kehendak untuk bertindak (inilah yang senantiasa
    berhadapn dengan tindakan moral manusia).
   Manusia mengerti dan memahami akan suatu kejadian atau akibat dari
    kejadian tertentu, akan tetapi hal itua dapat dihindarkan karena kesadaran
    moral akan tanggung jawabnya terhadap orang lain. Namun sebalikny jika
    manusia tidak bermoral maka ia tidak akan perduli dengan orang lain
Nilai-nilai Pancasila sebagai Sumber Etika Politik

   Sebagai dasar filsafat negara Pancasila tidak hanya merupakan sumber
    peraturan perundang-undangan melainkan juga sumber moralitas utama
    dalan hubungannya dengan legitiminasi kekuasaan, hukum serta berbagai
    kebijakan dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan.
   Ketuhanan Yang Maha Esa serta sila kedua Kemanusiaan yang adil dan
    beradab, adalah merupakan sumber nilai – nilai moral bagi kehidupan
    kebangsaan dan kenegaraan.
   Negara Indonesia yang berdasarkan sila pertama Ketuhanan Yang Maha
    Esa bukanlah negara Teokrasi yang mendasarkan kekuasaan dan
    penyelenggaraan negara pada ligitiminasi religius. Kekuasaan kepala
    negara tidak mendasarkan pada legitiminasi religius melainkan
    mendasarkan pada legitiminasi hukum dan demokrasi. Oleh karena itu asas
    sila pertama lebih berkaitan dengan legitiminasi moral. Inilah yang
    membedakan negara yang Berketuhanan yang Maha Esa dengan teokrasi.
    Walaupun dalam negara Indonesia tidak mendasarkan pada legitiminasi
    religius, namun secara moralitas kehiodupan negara harus sesuai dengan
    nilai-nilai yang berasal dari Tuhan, terutama hukum serta moral dalam
    kehidupan bernegara.
Etika Politik dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara
Pembangunan etika politik sangatlah urgent, perlu
adanya pemikiran dalam rangka menata kembali
kultur politik bangsa Indonesia.
Sebagai warga negara, kita telah memiliki hak2 politik
dan    hak2    politik  tersebut   bersosialisasi  dan
berkomunikasi dengan sesama warga negara dalam
wadah infra struktur dan supra struktur.
Wadah infra struktur = mimbar bebas, unjuk rasa,
bicara lisan dan tulisan, aktivitas organisasi politik,
kampanye pemilihan umum, penghitungan suara
dalam memilih anggota legislatif dan eksekutif.
Wadah supra struktur = mencakup semua lembaga
legislatif disemua tingkat, eksekutif dari presiden
sampai rt/rw, dan jajaran kekuasaan kehakiman (pusat
sampai daerah)
Etika politik tidak diatur dalam hukum tertulis secara
lengkap akan tetapi melalui moralitas yang bersumber
pada hati nurani, rasa malu kepada masyarakat dan rasa
takut kepada Tuhan yang Maha Esa.
Dalam kehidupan politik bangsa Indonesia banyak suara
masyarakat yang menuntut dibentuknya dewan
kehormatan       pada     institusi  kenegaraan    dan
kemasyarakatan dengan harapan etika politik dapat
terwujud dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Terwujudnya etika politik dengan baik dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara sangat ditentukan oleh
kejujuran dan keikhlasan hati nurani dari masing-masing
warga negara yang telah memiliki hak politiknya untuk
melaksanakan ajaran moral dan norma-norma aturan
berpolitik dalam negara.
Krisis etika politik (bagian 1)….
Krisis etika politik….(bagian 2)
Anggota DPR sedang rapat paripurna
Anggota DPR sedang rapat komisi…
Salah seorang anggota DPR sedang berdialog dengan masyarakat
yang sedang demonstrasi
Anggota DPR sedang memberikan bantuan kepada masyarakat
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etikapjj_kemenkes
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaFair Nurfachrizi
 
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesiaBab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesiaSyaiful Ahdan
 
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Belum Kerja
 
Pancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etikaPancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etikaZarevi1
 
Implementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
Implementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAMImplementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
Implementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAMKartic Muna
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaRiska Yuliatiningsih
 
Makalah Pancasila era Pra Kemerdekaan
Makalah Pancasila era Pra KemerdekaanMakalah Pancasila era Pra Kemerdekaan
Makalah Pancasila era Pra KemerdekaanSriwijaya University
 
Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa (tugas pancasila smt1)
Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa (tugas pancasila smt1)Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa (tugas pancasila smt1)
Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa (tugas pancasila smt1)Izmi KM
 
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan NegaraProblematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negaranita junita
 
Pancasila di era reformasi
Pancasila di era reformasiPancasila di era reformasi
Pancasila di era reformasiFathur Rohman
 
Pancasila sebagai Sistem Etika
Pancasila sebagai Sistem EtikaPancasila sebagai Sistem Etika
Pancasila sebagai Sistem EtikaDindaAnggita2
 
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Aisyah Turidho
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaSusanti Susanti
 
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan NasionalMakalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan NasionalFAJAR MENTARI
 
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesiaPancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesiaNena Puji
 
pengantar hukum ekonomi syariah
pengantar hukum ekonomi syariahpengantar hukum ekonomi syariah
pengantar hukum ekonomi syariahNeyna Fazadiq
 

Was ist angesagt? (20)

Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesiaBab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
Bab ii pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
 
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
 
Pancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etikaPancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etika
 
Implementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
Implementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAMImplementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
Implementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
 
PPT Pendidikan Pancasila
PPT Pendidikan PancasilaPPT Pendidikan Pancasila
PPT Pendidikan Pancasila
 
Makalah Pancasila era Pra Kemerdekaan
Makalah Pancasila era Pra KemerdekaanMakalah Pancasila era Pra Kemerdekaan
Makalah Pancasila era Pra Kemerdekaan
 
Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa (tugas pancasila smt1)
Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa (tugas pancasila smt1)Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa (tugas pancasila smt1)
Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa (tugas pancasila smt1)
 
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan NegaraProblematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
Problematika,Nilai,Moral,dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara
 
Ideologi
IdeologiIdeologi
Ideologi
 
Pancasila di era reformasi
Pancasila di era reformasiPancasila di era reformasi
Pancasila di era reformasi
 
Filsafat pancasila 1
Filsafat pancasila 1Filsafat pancasila 1
Filsafat pancasila 1
 
Pancasila sebagai Sistem Etika
Pancasila sebagai Sistem EtikaPancasila sebagai Sistem Etika
Pancasila sebagai Sistem Etika
 
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan NasionalMakalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
 
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesiaPancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
Pancasila sebagai sumber hukum dasar negara indonesia
 
pengantar hukum ekonomi syariah
pengantar hukum ekonomi syariahpengantar hukum ekonomi syariah
pengantar hukum ekonomi syariah
 

Ähnlich wie Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)

Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem EtikaMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etikanorma 28
 
Etika_dan_Tanggung_Jawab_Profesi_Hukum.pptx
Etika_dan_Tanggung_Jawab_Profesi_Hukum.pptxEtika_dan_Tanggung_Jawab_Profesi_Hukum.pptx
Etika_dan_Tanggung_Jawab_Profesi_Hukum.pptxAndyWarnet99
 
Manusia, nilai, moral dan hukum
Manusia, nilai, moral dan hukumManusia, nilai, moral dan hukum
Manusia, nilai, moral dan hukumFaishal Dany
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etikapjj_kemenkes
 
Pancasila sebagai Sistem Etika dan Etika Politik (Mata Kuliah Pendidikan Panc...
Pancasila sebagai Sistem Etika dan Etika Politik (Mata Kuliah Pendidikan Panc...Pancasila sebagai Sistem Etika dan Etika Politik (Mata Kuliah Pendidikan Panc...
Pancasila sebagai Sistem Etika dan Etika Politik (Mata Kuliah Pendidikan Panc...Rajabul Gufron
 
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA,ppt.pptx
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA,ppt.pptxPANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA,ppt.pptx
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA,ppt.pptxtupoen1
 
Pancasila sebagai sistem etika.ppt
Pancasila sebagai sistem etika.pptPancasila sebagai sistem etika.ppt
Pancasila sebagai sistem etika.pptMuhammadRamdhanFirda
 
6. PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_POLITIK.pptx
6. PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_POLITIK.pptx6. PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_POLITIK.pptx
6. PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_POLITIK.pptxFika753292
 
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKAPANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKARifin Sugiarto
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etikadimar aji
 
LK 1.1 PKN_.pdf
LK 1.1 PKN_.pdfLK 1.1 PKN_.pdf
LK 1.1 PKN_.pdfsupriadymr
 
Pancasila sebagai etika
Pancasila sebagai etikaPancasila sebagai etika
Pancasila sebagai etikaadekdewa
 
98095193 pancasila-sebagai-sistem-etika-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernega...
98095193 pancasila-sebagai-sistem-etika-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernega...98095193 pancasila-sebagai-sistem-etika-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernega...
98095193 pancasila-sebagai-sistem-etika-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernega...Fazry Nurokhman
 
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)feggyernes
 

Ähnlich wie Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7) (20)

Bab iii
Bab  iiiBab  iii
Bab iii
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem EtikaMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
 
Etika politik
Etika politikEtika politik
Etika politik
 
Etika_dan_Tanggung_Jawab_Profesi_Hukum.pptx
Etika_dan_Tanggung_Jawab_Profesi_Hukum.pptxEtika_dan_Tanggung_Jawab_Profesi_Hukum.pptx
Etika_dan_Tanggung_Jawab_Profesi_Hukum.pptx
 
Manusia, nilai, moral dan hukum
Manusia, nilai, moral dan hukumManusia, nilai, moral dan hukum
Manusia, nilai, moral dan hukum
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5
 
Pancasila sebagai Sistem Etika dan Etika Politik (Mata Kuliah Pendidikan Panc...
Pancasila sebagai Sistem Etika dan Etika Politik (Mata Kuliah Pendidikan Panc...Pancasila sebagai Sistem Etika dan Etika Politik (Mata Kuliah Pendidikan Panc...
Pancasila sebagai Sistem Etika dan Etika Politik (Mata Kuliah Pendidikan Panc...
 
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA,ppt.pptx
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA,ppt.pptxPANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA,ppt.pptx
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA,ppt.pptx
 
Pancasila sebagai sistem etika.ppt
Pancasila sebagai sistem etika.pptPancasila sebagai sistem etika.ppt
Pancasila sebagai sistem etika.ppt
 
6. PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_POLITIK.pptx
6. PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_POLITIK.pptx6. PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_POLITIK.pptx
6. PANCASILA_SEBAGAI_ETIKA_POLITIK.pptx
 
Etika 1.ppt
Etika 1.pptEtika 1.ppt
Etika 1.ppt
 
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKAPANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
LK 1.1 PKN_.pdf
LK 1.1 PKN_.pdfLK 1.1 PKN_.pdf
LK 1.1 PKN_.pdf
 
Pancasila sebagai etika
Pancasila sebagai etikaPancasila sebagai etika
Pancasila sebagai etika
 
98095193 pancasila-sebagai-sistem-etika-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernega...
98095193 pancasila-sebagai-sistem-etika-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernega...98095193 pancasila-sebagai-sistem-etika-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernega...
98095193 pancasila-sebagai-sistem-etika-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernega...
 
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
 
Kajia2
Kajia2Kajia2
Kajia2
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 

Mehr von ahmad sururi

Pancasila sebagai ideologi nasional (lanjutan materi pertemuan ke 10)
Pancasila sebagai ideologi nasional (lanjutan materi pertemuan ke 10)Pancasila sebagai ideologi nasional (lanjutan materi pertemuan ke 10)
Pancasila sebagai ideologi nasional (lanjutan materi pertemuan ke 10)ahmad sururi
 
Pancasila sebagai Ideologi Nasional (Materi Pertemuan ke 10)
Pancasila sebagai Ideologi Nasional (Materi Pertemuan ke 10)Pancasila sebagai Ideologi Nasional (Materi Pertemuan ke 10)
Pancasila sebagai Ideologi Nasional (Materi Pertemuan ke 10)ahmad sururi
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERASoal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERAahmad sururi
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester GanjilSoal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjilahmad sururi
 
Soal uts sem ganjil mk pancasila kelas reg 1 a ane
Soal uts sem ganjil mk pancasila kelas reg 1 a aneSoal uts sem ganjil mk pancasila kelas reg 1 a ane
Soal uts sem ganjil mk pancasila kelas reg 1 a aneahmad sururi
 
Pancasila sebagai-sistem-filsafat (p5)
Pancasila sebagai-sistem-filsafat (p5)Pancasila sebagai-sistem-filsafat (p5)
Pancasila sebagai-sistem-filsafat (p5)ahmad sururi
 
Pancasila di masa orde baru (p3)
Pancasila di masa orde baru (p3)Pancasila di masa orde baru (p3)
Pancasila di masa orde baru (p3)ahmad sururi
 
Pancasila di masa orde baru (p3)
Pancasila di masa orde baru (p3)Pancasila di masa orde baru (p3)
Pancasila di masa orde baru (p3)ahmad sururi
 
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa (p2)
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa (p2)Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa (p2)
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa (p2)ahmad sururi
 
Kontrak perkuliahan p1
Kontrak perkuliahan p1Kontrak perkuliahan p1
Kontrak perkuliahan p1ahmad sururi
 

Mehr von ahmad sururi (10)

Pancasila sebagai ideologi nasional (lanjutan materi pertemuan ke 10)
Pancasila sebagai ideologi nasional (lanjutan materi pertemuan ke 10)Pancasila sebagai ideologi nasional (lanjutan materi pertemuan ke 10)
Pancasila sebagai ideologi nasional (lanjutan materi pertemuan ke 10)
 
Pancasila sebagai Ideologi Nasional (Materi Pertemuan ke 10)
Pancasila sebagai Ideologi Nasional (Materi Pertemuan ke 10)Pancasila sebagai Ideologi Nasional (Materi Pertemuan ke 10)
Pancasila sebagai Ideologi Nasional (Materi Pertemuan ke 10)
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERASoal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Sem. Ganjil Prodi Komunikasi UNSERA
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester GanjilSoal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
 
Soal uts sem ganjil mk pancasila kelas reg 1 a ane
Soal uts sem ganjil mk pancasila kelas reg 1 a aneSoal uts sem ganjil mk pancasila kelas reg 1 a ane
Soal uts sem ganjil mk pancasila kelas reg 1 a ane
 
Pancasila sebagai-sistem-filsafat (p5)
Pancasila sebagai-sistem-filsafat (p5)Pancasila sebagai-sistem-filsafat (p5)
Pancasila sebagai-sistem-filsafat (p5)
 
Pancasila di masa orde baru (p3)
Pancasila di masa orde baru (p3)Pancasila di masa orde baru (p3)
Pancasila di masa orde baru (p3)
 
Pancasila di masa orde baru (p3)
Pancasila di masa orde baru (p3)Pancasila di masa orde baru (p3)
Pancasila di masa orde baru (p3)
 
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa (p2)
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa (p2)Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa (p2)
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa (p2)
 
Kontrak perkuliahan p1
Kontrak perkuliahan p1Kontrak perkuliahan p1
Kontrak perkuliahan p1
 

Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)

  • 1. PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK oleh : Ahmad Sururi, S.Sos
  • 2. Pengertian Etika Politik merupakan cabang etika dan termasuk ke dalam lingkungan filsafat serta mempertanyakan praksis manusia. Etika berkaitan dengan norma moral Norma Moral yaitu yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut pandang, baik atau buruk, sopan atau tidak sopan, dan susila atau tidak susila sebagai seorang manusia.
  • 3. Fungsi dan tugas etika politik  Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat-alat teoritis untuk mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik (dukungan masyarakat terhadap sistem politik dan pemerintah) secara bertanggung jawab dan didasarkan pada aspek yang rasional, objektif dan argumentatif.  Tugas etika politik adalah membantu agar pembahasan masalah2 ideologis dapat dijalankan secara objektif dan sebagai pegangan normatif bagi mereka yang ingin menilai kualitas tatanan kehidupan politik dengan tolak ukur martabat manusia dan legitimasi moral.
  • 4. Pokok pembahasan etika politik  Pokok pembahasan etika politik adalah hukum dan kekuasaan negara. hukum sebagai lembaga penata masyarakat yang normatif dan kekuasaan sebagai lembaga penata masyarakat yang berkuasa. hukum tanpa kekuasaan negara tidak dapat berbuat apa-apa, sifatnya normatif belaka artinya hukum tidak mempunyai kemampuan untuk bertindak. Sedangkan kekuasaan negara tanpa hukum adalah buta, kekuasaan negara yang memakai kekuasaannya tanpa hukum merupakan negara penindas.
  • 5. Prinsip-prinsip etika politik 1. Adanya cita-cita the rule of law 2. Partisipasi demokratis masyarakat 3. Jaminan hak-hak asasi manusia 4. Struktur sosial budaya masyarakat 5. Keadilan sosial
  • 6. Pokok permasalahan etika politik  Adalah legitimasi kekuasaan yang dirumuskan dengan pertanyaan dengan moral apa seseorang atau sekelompok orang memegang dan menggunakan kekuasaan yang mereka miliki? Betapapun besarnya kekuasaan seseorang, dia harus berhadapan dengan tuntutan untuk mempertanggungjawabkannya. secara etika politik, seorang penguasa yang sesungguhnya adalah keluhuran budinya.
  • 7. Legitimasi kekuasaan meliputi : 1. Legitimasi etis yaitu pembenaran wewenang negara (kekuasaan negara berdasarkan prinsip-prinsip moral) legitimasi etis kekuasaan mempersoalkan keabsahan kekuasaan politik dari segi norma- norma moral dengan tujuan agar kekuasaan itu mengarahkan kekuasaan ke pemakaian kebijakan dan cara-cara yang sesuai dengan tuntutan kemanusiaan yang adil dan beradab. 2. Legitimasi legalitas yaitu keabsahan kekuasaan yang berkaitan dengan fungsi2 kekuasaan negara dan menuntut fungsi2 kekuasaan negara itu dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku
  • 8. Definisi Etika  Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran – ajaran dan pandangan-pandangan moral  Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti ajaran tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan pelbagai ajaran moral.
  • 9. Pembagian Etika  Etika umum yaitu yang mempertanyakan prinsip – prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia.  Etika Khusus yaitu yang membahas prinsip – prinsip itu di dalam hubungannya dengan pelbagai aspek kehidupan manusia. Etika khusus meliputi beberapa hal : 1. Etika Individual yaitu yang membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri 2. Etika sosial yaitu yang membahas tentang kewajiban manusia terhadap manusia lain dalam hidup masyarakat, yang merupakan suatu bagian terbesar dari etika khusus.
  • 10. Nilai, Norma dan Moral  Nilai (Value) adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia ( nilai pada hakekatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada objek, bukan objek itu sendiri)  Menilai berarti menimbang suatu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain untuk kemudian mengambil keputusan.  Keputusan tersebut merupakan keputusan nilai yang dapat menyatakan berguna atau ataidak berguna, benar atau tidak benar, baik atau tidak baik dan indah atau tidak indah. Menurut Max Sceler nilai – nilai yang ada tidak sama tingginya  Nilai kenikmatan, dalam tingkatan ini terdapat deretan nilai yang mengenakkan dan tidak mengenakkan yang menyebabkan orang lain senang dan tidak senang  Nilai kehidupan, dalam tingkatan ini terdapat nilai – nilai yang penting bagi kegidupan manusia ( Misalnya kesehatan, kesegaran jasmani dan kesejahteraan umum)  Nilai kejiwaan, dalam tingkatan ini terdapat nilai – nilai kejiwaan yang sama sekali tidak tergantung dari keadaan jasmani maupun lingkungan (Misalnya, keindahan, kebenaran dan pengetahuan murni yang dicapai dalam filsafat)
  • 11. Notonagoro membagi nilai menjadi 3 : Nilai Material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan material ragawi manusia  Nilai Vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat membedakan kegiatan atau aktivitas  Nilai Kerohanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai rohani dibagi menjadi 3 :  Nilai kebenaran yang bersumber dari akal yaitu ratio, budi dan cipta manusia  Nilai keindahan atau estetis yaitu yang bersumber pada unsur perasaan atau esthetis dan rasa manusia  Nilai kebaikan atau moral yang bersumber pada unsur kehendak atau Will dan Karsa manusia  Nilai religius yaitu yang merupakan nilai ketrohanian tertinggi dan mutlak, yang bersumber pada kepercayaan dan keyakinan manusia.
  • 12. Menurut Notonagoro bahwa Nilai-nilai Pancasila tergolong nilai kerohanian, tetapi nilai-nilai kerohanian yang mengakui adanya nilai-nilai material dan nilai vital merupakan ‘ SISTEMATIKA – HIERARKIS’ dari sila 1 – 5 sebagai tujuan. Berkaitan dengan derivasi atau penjabarannya maka nilai dikelompokkan menjadi 3 macam :  Nilai dasar (Onotologis ) yaitu merupakan hakekat, esensi, intisari atau makna yang terdalam dari nilai-nilai tersebut (yang bersifat universal karena menyangkut hakekat kenyataan obyektif segala sesuatu misalnya hakekat Tuhan, hakekat manusia). Jika nilai dasar itu berkaitan dengan hakekat Tuhan, maka nilai itu bersifat mutlak karena hakekat Tuhan adalah kuasa prima, sehingga segala sesuatu diciptakan atau berasal dari Tuhan. Contoh nilai dasar bangsa Indonesia adalah Pancasila  Nilai Instrumental yaitu sebagai pedoman yang dapat diukur dan diarahkan. Jika nilai instrumental ini berkaitan dengan tingkah laku manusia, maka hal itu akan merupakan suatu norma moral. Namun jika nilai instrumental itu berkaitan dengan organisasi atau negara, maka nilai instrumental itu merupakan suatu arahan, kebijaksanaan atau strategi yang bersumber pada nilai dasar. Contohnya pasal2 UUD 1945.  Nilai praktis yaitu yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam suatu kehidupan nyata. Contohnya semua perundangan dibawah UUD 1945 sampai dengan peraturan pelaksanaan
  • 13. Moral berasal dari kata mos (mores) = kesusilaan, tabiat, kelakuan yang berarti juga ajaran tentang hal yang baik dan buruk dan menyangkut perbuatan dan tingkah laku manusia. Dalam perwujudannya berupa peraturan, prinsip2 yang benar, baik dan terpuji dan dapat juga berupa kesetiaan, patuh terhadap nilai dan norma yang menyangkut kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.  Norma suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi sebagai penuntun sikap dan tingkah laku manusia. Seperti norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, norma hukum.
  • 14. HUBUNGAN NILAI, NORMA DAN MORAL Dalam kehidupan manusia nilai dijadikan landasan, alasan dan motivasi dalam bersikap dan bertingkahlaku, nilaipun bersifat abstrak karena hanya dapat dipahami, dimengerti dan dihayati oleh manusia, agar nilai tersebut menjadi berguna dalam menuntun sikap dan tingkah laku manusia, maka perlu dikongkritkan menjadi lebih objektif dan wujud yang kongkrit tersebut adalah norma. selanjutnya nilai dan norma tersebut berkaitan dengan moral dan etika, dimana moral seseorang menentukan derajat kepribadian seseorang yang tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya yaitu norma. Moral dan etika berkaitan erat setiap orang memiliki moralitasnya sendiri2, tidak demikian dengan etika, semua orang tidak perlu melakukan pemikiran yang kritis terhadap etika, ada kemungkinan seseorang mengikuti begitu saja pola-pola moralitas yang ada dalam suatu masyarakat tanpa perlu merefleksikannya secara kritis. etika tidak berwenang menentukan yang boleh dan tidak boleh dilakukan seseorang, wewenang ini berada di wilayah moral. Dalam hal ini terlihat kelemahan etika dibandingkan moral akan tetapi dalam etika seseorang dapat mengerti mengapa dan atas dasar apa manusia harus hidup menurut norma2 tertentu. Pada hakikatnya, etika membahas tentang prinsip2 moralitas.
  • 15. Dimensi Politik Manusia  Manusia sebagai makhluk Individu dan makhluk sosial. Berbagai paham Antropologi filsafat memandang hakikat sifat kodrat manusia dari kacamata yang berbeda. Paham individualisme yang merupakan cikal bakal paham liberalisme memandang manusia sebagai makhluk individu yang bebas. Konsekuensinya dalam setiap kehidupan masyarakat, bangsa maupun negara. Dasar ontologis ini merupakan dasar moral politik negara. Sedangkan paham kolektivisme yang merupakan cikal bakal sosialisme dan komunisme memandang manusia sebagai makhluk sosial saja.
  • 16. Dimensi Politik kehidupan Manusia  Dalam kehidupan manusia jaminan atas kebebasan manusia baik sebagai makhluk individu maupun sosial sulit untuk dilaksanakan, karena terjadinya benturan kepentingan diantara mereka sehingga terdapat suatu kemungkinan terjadinya anaarkisme dalam masyarakat. Dalam hubungan inilah manusia memerlukan suatu masyarakat hukum yang mampu menjamin hak-haknya, dan masyarakat itulah yang disebut sebagai Negara  Pengertian dimensi politis manusia ini memiliki dua segi fundamental yaitu Pengertian dan kehendak untuk bertindak (inilah yang senantiasa berhadapn dengan tindakan moral manusia).  Manusia mengerti dan memahami akan suatu kejadian atau akibat dari kejadian tertentu, akan tetapi hal itua dapat dihindarkan karena kesadaran moral akan tanggung jawabnya terhadap orang lain. Namun sebalikny jika manusia tidak bermoral maka ia tidak akan perduli dengan orang lain
  • 17. Nilai-nilai Pancasila sebagai Sumber Etika Politik  Sebagai dasar filsafat negara Pancasila tidak hanya merupakan sumber peraturan perundang-undangan melainkan juga sumber moralitas utama dalan hubungannya dengan legitiminasi kekuasaan, hukum serta berbagai kebijakan dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan.  Ketuhanan Yang Maha Esa serta sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah merupakan sumber nilai – nilai moral bagi kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.  Negara Indonesia yang berdasarkan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa bukanlah negara Teokrasi yang mendasarkan kekuasaan dan penyelenggaraan negara pada ligitiminasi religius. Kekuasaan kepala negara tidak mendasarkan pada legitiminasi religius melainkan mendasarkan pada legitiminasi hukum dan demokrasi. Oleh karena itu asas sila pertama lebih berkaitan dengan legitiminasi moral. Inilah yang membedakan negara yang Berketuhanan yang Maha Esa dengan teokrasi. Walaupun dalam negara Indonesia tidak mendasarkan pada legitiminasi religius, namun secara moralitas kehiodupan negara harus sesuai dengan nilai-nilai yang berasal dari Tuhan, terutama hukum serta moral dalam kehidupan bernegara.
  • 18. Etika Politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Pembangunan etika politik sangatlah urgent, perlu adanya pemikiran dalam rangka menata kembali kultur politik bangsa Indonesia. Sebagai warga negara, kita telah memiliki hak2 politik dan hak2 politik tersebut bersosialisasi dan berkomunikasi dengan sesama warga negara dalam wadah infra struktur dan supra struktur. Wadah infra struktur = mimbar bebas, unjuk rasa, bicara lisan dan tulisan, aktivitas organisasi politik, kampanye pemilihan umum, penghitungan suara dalam memilih anggota legislatif dan eksekutif. Wadah supra struktur = mencakup semua lembaga legislatif disemua tingkat, eksekutif dari presiden sampai rt/rw, dan jajaran kekuasaan kehakiman (pusat sampai daerah)
  • 19. Etika politik tidak diatur dalam hukum tertulis secara lengkap akan tetapi melalui moralitas yang bersumber pada hati nurani, rasa malu kepada masyarakat dan rasa takut kepada Tuhan yang Maha Esa. Dalam kehidupan politik bangsa Indonesia banyak suara masyarakat yang menuntut dibentuknya dewan kehormatan pada institusi kenegaraan dan kemasyarakatan dengan harapan etika politik dapat terwujud dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Terwujudnya etika politik dengan baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sangat ditentukan oleh kejujuran dan keikhlasan hati nurani dari masing-masing warga negara yang telah memiliki hak politiknya untuk melaksanakan ajaran moral dan norma-norma aturan berpolitik dalam negara.
  • 20. Krisis etika politik (bagian 1)….
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25. Anggota DPR sedang rapat paripurna
  • 26. Anggota DPR sedang rapat komisi…
  • 27. Salah seorang anggota DPR sedang berdialog dengan masyarakat yang sedang demonstrasi
  • 28. Anggota DPR sedang memberikan bantuan kepada masyarakat