SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 75
M O D U L – 3

PEMBUATAN DAN
PENGGUNAAN MEDIA
Standar Kompetensi:
Setelah mempelajari modul – 3 peserta diklat PLPG
diharapkan mampu membuat dan menggunakan media
pembelajaran yang dapat menunjang dalam proses
penyampaian materi.
Kompetensi Dasar:
1. Membuat media pembelajaran konvensional yang
sederhana dan menarik.
2. Menyebutkan beberapa prinsip penggunaan media.
3. Menggunakan media moderen dan konvensional
dalam proses penyampaian materi pembelajaran.
A.

Pembuatan Media Konvensional
Pembuatan media pembelajaran yang baik harus
memenuhi beberapa syarat, diantaranya adalah Media
pembelajaran harus dapat meningkatkan motivasi pembelajar,
karena media mempunyai tujuan memberikan motivasi
kepada pembelajar. Selain itu media yang dibuat juga harus
dapat merangsang pembelajar, seperti mengingat apa yang
sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru.
Media yang baik juga akan dapat mengaktifkan pembelajar
dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga
mendorong peserta didik untuk melakukan praktek-praktek
dengan benar.

34

Modul Media Pembelajaran
Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan
sebuah media yang dibuat. Hubbard mengusulkan sembilan
kriteria untuk menilainya (Hubbard, 1983), yaitu:
1. Biaya. Biaya memang harus dinilai dengan hasil yang
akan dicapai dengan penggunaan media itu.
2. Ketersedian fasilitas listrik.
3. Ketersediaan kelas yang cocok dengan ukuran media
yang dibuat.
4. Keringkasan media yang dibuat.
5. Media yang dibuat dapat dirubah atau dimodifikasi.
6. Ketersediaan waktu dan tenaga penyiapan untuk
menggunakan media.
7. Media yang dibuat memiliki pengaruh positif yang
ditimbulkan dari penggunaannya.
8. Media
yang
dibuat
sangat
rendahnya
tingkat
kerumitannya.
9. Media yang dibuat sangat epektif dan efesien untuk
digunakan.
Semakin banyak tujuan pembelajaran yang bisa
dicapai dengan menggunakan media, maka semakin baiklah
media itu.
Kriteria di atas lebih diperuntukkan bagi media
konvensional. Thorn mengajukan enam kriteria untuk menilai
multimedia interaktif (Thorn, 1995). Kriteria penilaian yang
pertama adalah kemudahan navigasi. Sebuah program harus
dirancang sesederhana mungkin sehingga pembelajar tidak
perlu belajar komputer lebih dahulu. Kriteria yang kedua
adalah kandungan kognisi. Kriteria yang ketiga adalah
pengetahuan dan presentasi informasi. Kedua kriteria ini
adalah untuk menilai isi dari program itu sendiri, apakah
program telah memenuhi kebutuhan pembelajaran si
pembelajar atau belum. Kriteria keempat adalah integrasi
media di mana media harus mengintegrasikan aspek dan
ketrampilan yang harus dipelajari. Kriteria yang kelima adalah
estetika. Untuk menarik minat peserta didik program harus

35

Modul Media Pembelajaran
mempunyai tampilan yang artistik maka estetika juga
merupakan sebuah kriteria. Kriteria penilaian yang keenam
adalah fungsi secara keseluruhan. Program yang
dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang
diinginkan oleh peserta didik. Sehingga pada waktu seorang
selesai menjalankan suatu program dia akan merasa telah
belajar sesuatu.
Pembuata media tidak bisa dilakukan secara
serampangan, tapi harus benar-benar memenuhi kriteria
pembuatan media. Di bawah ini dicontohkan pembuatan
media pembelajaran.

1.

FLIP CHART
Flipchart adalah lembaran-lembaran kertas yang menyerupai
kalender atau album yang berukuran 50×70 cm, atau ukuran
kecil 21×28 cm sebagai flipbook yang disusun dengan urutan
dan diikat pada bagian atasnya. Flipchart hanya cocok untuk
pembelajaran kelompok kecil yaitu 30 orang, sedangkan
flipbook untuk 4-5 orang. Penyajian informasi dalam flipchart
dapat berupa gambar, huruf, diagram, dan angka. Selanjutnya
Cara mendesain flipchart :
1. Tentukan tujuan pembelajaran
2. Tentukan bentuk flipchart
3. Membuat ringkasan materi
4. Merancang draf kasar
5. Memilih warna yang sesuai
6. Menentukan bentuk dan ukuran huruf yang sesuai

Pembuatan dan Penggunaan Media

36
2.

MICROSOFT POWERPOINT
Microsoft Powerpoint adalah program aplikasi
presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi di
bawah Microsoft Office, misalnya Microsoft Office 2000.
Keuntungan terbesar dari program ini adalah tidak perlunya
pembelian piranti lunak karena sudah berada di dalam
Microsoft Office. Jadi pada waktu penginstalan program
Microsoft Office dengan sendirinya program ini akan terinstal.
Hal ini akan mengurangi beban hambatan pengembangan
pembelajaran dengan komputer seperti dikemukakan oleh
Lee.
Keuntungan lain dari program ini adalah sederhananya
tampilan ikon-ikon. Ikon-ikon pembuatan presentasi kurang
lebih sama dengan ikon-ikon Microsoft Word yang sudah
dikenal oleh kebanyakan pemakai komputer. Pemakai tidak
harus mempelajari bahasa pemrograman. Dengan ikon yang
dikenal dan pengoprasian tanpa bahasa program maka
hambatan lain dari pembelajaran dengan komputer dapat
dikurangi yaitu hanbatan pengetahuan tehnis dan teori. Guru
dapat membuat sebuah program pembelajaran tanpa harus
belajar bahasa komputer terlebih dahulu.
Meskipun program aplikasi ini sebenarnya merupakan
program untuk membuat presentasi namun fasilitas yang ada
dapat dipergunakan untuk membuat program pembelajaran.
Program yang dihasilkanpun akan cukup menarik.
Keuntungan lainnya adalah bahwa program ini bisa
disambungkan ke jaringan internet.
Langkah-langkah pembuatannya sebagai berikut:
•
Memasukkan Teks, Gambar, Suara dan Video
Fasilitas yang penting dari program apliokasi ini
adalah fasilitas untuk menampilkan teks. Dengan fasilitas
ini pembuat program bisa menampilkan berbagai teks

37

Modul Media Pembelajaran
•

untuk berbagai keperluan misalnya untuk pembelajaran
menulis, membaca atau pembelajaran yang lain.
Cara memasukan teks ke dalam program aplikasi
ini cukuip sederhana. Sesudah pemakai menghidupkan
komputer dan masuk program Power point 2000 dan
sesudah memilih jenis tampilan layar maka pemakai dapat
menekan menu insert sesudah itu akan muncul berbagai
pilihan. Salah satu pilihan itu adalah insert textbox. Tekan
menu ini dan akan muncul kotak teks di dalam tampilan
presentasi. Langkah berikutnya adalah mengkopi teks
yang ingin dimasukkan dan kemudian menempelkannya
(paste) pada kotak yang tersedia. Apabila tidak ingin
mengkopi bisa juga menulis langsung dalan kotak teks
yang sudah tersedia.
Untuk memasukan gambar langkahnyapun sama
dengan cara memasukkan teks. Pertama tekan menu
insert sesudah itu pilih menu insert picture. Sesudah menu
ini dipilih akan muncul dua pilihan from file ... dan from clip
art... Apabila pemrogram ingin memasukkan gambar dari
file maka tekan pilihan pertama dan apabila ingin memakai
gambar dari clip art yang sudah ada di komputer maka
tekan pilihan yang kedua.
Suara dan video merupakan dua fasilitas yang
disediakan oleh Microsoft Powerpoint 2000 yang sangat
mendukung pemrograman pembelajaran bahasa. Untuk
memasukkan video tekan menu insert dan selanjutnya
tekan menu movies and sounds. Maka akan muncul dua
pilihan untuk masing-masing. Untuk suara (sounds) akan
muncul sounds from file dan sounds from Gallery demikian
pula untuk movies akan muncul pilihan Movies from file
atau Movies from Gallery. Pemrogram tinggal memilih
jenis file yang akan dimasukkan.
Membuat tampilan menarik
Ada beberapa fasilitas yang disediakan untuk
membuat tampilan menarik. Fasilitas yang pertama adalah

Pembuatan dan Penggunaan Media

38
background. Background akan memperindah tampilan
program. Ada beberapa jenis background yang
ditawarkan, yang pertama adalah dengan memberi warna,
yang kedua dengan memberi tekstur dan yang ketiga
adalah memasang gambar dari file sendiri.
Langkah pemasangan background adalah dengan
menekan menu format dan kemudian menekan menu
background. Sesudah itu akan muncul pilihan background
fill, more color dan fill effects. Apabila pemrogram ingin
memilih warna yang sudah ada maka tekan apply, apabila
ingin memilih warna sendiri tekan more color, pilih warna
dan tekan apply, dan apabila ingin memberi tekstur atau
gambar sendiri maka tekan fill effects, pilih tekstur atau
gambar dan tekan apply.
Fasilitas lain yang akan membuat tampilan lebih
menarik adalah fasilitas animasi. Dengan fasilitas ini
gambar-gambar dan teks akan muncul ke layar dengan
cara tampil yang bervariasi. Fasilitas animasi ini
memungkinkan gambar atau objek lain tampil dari arah
yang berbeda atau dengan cara yang berbeda. Objek bisa
melayang dari atas, bawah, kanan, kiri, atau dari sudut.
Objek juga bisa muncul dari tengah atau dari pinggir.
Dengan sedikit kreatifitas fasilitas ini bisa menghasilkan
language games yang menarik.
Pembuatan animasi dimulai dengan memilih objek
yang akan dibuat animasi dengan cara mengklik objek itu.
Sesudah itu pilih menu Slide Show dan kemudian memilih
menu Custom Animation. Sesudah menekan menu itu
akan muncul berbagai pilihan diantaranya order and timing
untuk mengatur urutan dan waktu tampil ke layar dan juga
pilihan effects untuk mengatur efek yang diinginkan.

39

Modul Media Pembelajaran
3.

FLASH CARD
Flashcard adalah media pembelajaran dalam bentuk
kartu bergambar yang berukuran 25×30 cm. Cara pembuatan
flash card sebagai berikut:
• Siapkan kertas tebal
•

Tandai kertas sehingga kertas berukuran 25×30 cm

•

Potong kertas

•

Tempelkan atau buat objek dikertas tersebut

•

Beri tulisan

4.

FLANEL GRAF
Flanelgraf adalah media pembelajaran berupa
guntingan-guntingan gambar atau tulisan yang pada bagian
belakangnya dilampisi ampelas atau boleh juga menggunakan
kain flanel. Adapun cara pembuatannya:
•
•
•
•

5.

Siapkan
papan
yang
berfungsi
untuk
menempelkan gambar-gambar, papan terbuat dari kayu
yang dilapisi karpet dengan ukuran 50×75 cm.
Siapkan gambar atau tulisan yang akan
digunting.
Pada gambar atau tulisan yang sudah digunting
dilampisi ampelas atau kain flanel dibelakangnya.
Maka gambar atau tulisan sudah siap untuk
digunakan.

PETA KONSEP
Peta Konsep adalah suatu diagram yang berdimensi dua,
yaitu analogi dengan sebuah peta jalan yang tidak hanya
mengidentifikasi butir-butir utama, tapi juga menggambarkan
hubungan antara konsep-konsep utama, misalnya:

Pembuatan dan Penggunaan Media

40
Fungsi Al-Qur’an Bagi Manusia
Fungsi Al-Qur’an Bagi Mns

Hudan

Basyiron wa Nadziro

Furqon

Cara pembuatannya:
• Pembuatannya menggunakan diagram
• Pengurutan diagram dari yang global atau umum ke yang
khusus
• Sebaiknya menggunakan kertas berwarna lebih menarik
• Yang ditulis hanya yang pokok-pokok saja.
6.

41

KARTU PASANGAN
Kartu pasangan adalah sejenis media dari kartu yang dibuat
menggunakan pasangan. Kartu ini bisa saja berisi pertanyaan
dan jawaban, tepi harus dibedakan antara kartu pertanyaan
dan kartu jawaban. Sementara dalam pembelajaran peserta
mencari pasangan kartu yang dimilikinya.
Cara pembuatannya:
•
Siapkan kerta berkualitas bagus, misalnya jenis kertas
yang dibuat untuk kartu song atau kartu remi.
•
Buat ukuran kertas tersebut 5.5 x 8.5 cm
•
Potong kertas tersebut sesui dengan ukuran.
•
Warna kartu atau kertas pertanyaan dan jawaban
harus sama.
•
Buatlah pertanyaan yang diinginkan guru dalam kartu
tersebut.
•
Buat juga kartu jawaban dalam kartu yang berbeda
dengan kualitas, ukuran, dan warna yang sama dengan
kartu pertanyaan.

Modul Media Pembelajaran
B.

Prinsip Penggunaan Media
Media pembelajaran, misalnya untuk materi pendidikan
agama Islam, dapat digunakan dalam rangka upaya
peningkatan interaksi belajar mengajar. Oleh karena itu harus
diperhatikan prinsip-prinsip penggunaannya. Menurut Asnawir
(2002: 19) prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1.
Pengunaan media pembelajaran hendaknya
dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu sistem
pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang
berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila
dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan bila sewaktuwaktu digunakan.
2.
Media pembelajaran hendaknya dipandang
sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha
memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses
belajar mengajar.
3.
Guru hendaknya dapat mengasai teknik-teknik dari
suatu media pembelajaran yang digunakan.
4.
Guru seharusnya memperhitungkan untung
ruginya pemanfaatan suatu media pembelajaran.
5.
Penggunaan
media
pembelajaran
harus
diorganisir secara sistematis.
6.
Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan
lebih dari beberapa macam media, maka guru dapat
memanfaatkan multimedia yang menguntungkan dan
memperlancar proses belajar mengajar dan dapat
merangsang motivasi belajar peserta didik sehingga dapat
meningkatkan interaksi belajar mengajar.
Menurut Arief Sukadi S.S dan Radikun (1998: 173174) prinsip-prinsip penggunaan media adalah sebagai
berikut:
1. Tidak ada satupun teknik atau strategi mengajar dan
media pembelajaran yang harus dipakai tanpa melibatkan

Pembuatan dan Penggunaan Media

42
2.

3.
4.

5.

6.

7.

43

strategi mengajar dan media lainnya. Oleh sebab itu
sebaiknya dalam proses belajar mengajar dipergunakan
teknik dan media pembelajaran sesuai dengan tujuan
belajar dan kebutuhan belajar.
Tidak ada satu mediapun yang sessuai dan cocok dengan
segala macam kegiatan belajar. Oleh karena itu sebaiknya
sebelum melaksanakan proses belajar mengajar dipilih
satu bentuk media yang cocok dan sesuai dengan tujuan
dan kebutuhan belajar.
Media tertentu lebih cepat dipakai untuk tujuan
pembelajaran tertentu dibanding media lain.
Pengunaan berbagai media secara berlebihan dan tidak
berdasarkan teori pemilihan media dalam tempo relatif
kurang akan menyebabkan kaburnya isi materi ini berarti
bukan pendekatan multi media.
Sebelum menggunakan suatu media dalam proses belajar
mengajar sebaiknya guru melakukan persiapan yang
cukup dan cermat. Karena hanya dengan cara demikian
guru dapat menguasai seluruh materi dan proses belajar
mengajar akan berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Bila dianggap perlu maka guru sebaiknya
mempersiapkan bahan tambahan agar dapat memperluas
dan memperdalam topik yang dibahasnya.
Selama belajar menggunakan media, sebaiknya siswa
juga dipersiapkan sebelumnya dan siswa juga harus
diperlakukan
sebaik-baiknya
sesuai
dengan
karakteristiknya sehingga dapat berperan sebagai siswa
yang berperan aktif dan bertangungjawab dalam proses
belajar mengajar dan juga dapat meningkatkan interaksi
belajar.
Media perlu diusahakan agar dapat menjadi bagian
intregal dari sistem pendidkan. Yakni media harus
diperlakukan secara tepat dan proposional, sehingga tidak
hanya sebagai alat Bantu mengajar tetapi betul- betul
merupakan satu mata rantai dalam sistem pendidikan.

Modul Media Pembelajaran
8. Jangan sekali-kali menggunakan media hanya untuk
mengisi waktu kosong dengan tujuan sebagai hiburan
semata, karena dengan demikian tanggapan siswa
selanjutnya terhadap media betul- betul sebagai hiburan.
Dan untuk mengubah situasi akan sulit sekali.
C.

Langkah-Langkah Penggunaan Media
Pembelajaran
Penggunaan media dalam proses pembelajaran perlu
memperhatihan empat tahapan, yaitu persiapan, penyajian,
penerapan, dan kelanjutan. Pada tahapan-tahapan tersebut
perlu adanya langkah-langkan yang dipesiapkan shingga pada
masing-masing tahapan jelas apa saja yang harus
dipersiapkan.
Pada tahap persiapan guru sebagai pengguna media
dalam proses penyampaian materi di kelas harus mempelajari
tujus, mempersiapkan materi ajar, selanjutnya memilih media
yang sesuai, berusaha melatih diri menggunakan media yang
akan dipakai sampai lancar, dan melakukan pemeriksaan
tempat mengajar untuk memastikan bisa atau tidak media
yang sudah dipilih untuk digunakan dalam ruangan yang akan
dipakai untuk menyampaikan materi.
Persiapan menghadapi tahap penyajian sebagai guru
yang akan menggunakan media mempersiapkan hal-hal
sebagai berikut:
1.
Menyusun kata pendahuluan agar punya
persiapan apa saja pengantar yang akan disampaikan
oleh guru kepada peserta didik. Hal ini perlu dilakukan
karena kata-kata awal dapat memotivasi peserta didik dan
mengetahui apa saja yang akan dibahas oleh guru dalam
penyampaian materi.
2.
Berusaha untuk menarik perhatian peserta
didik agar mereka pokus pada terhadap materi yang akan
disampaikan dengan menggunakan media.

Pembuatan dan Penggunaan Media

44
3.

Menyatakan tujuan yang akan dicapai
setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan.
Sehingga indikator-indikator yang ditetapkan guru dapat
dicapai.
4.
Berusaha untuk menggunakan media yang
sesuai dengan tujuan, materi, dan kondisi peserta didik.
5.
Penampilan yang bermutu juga menjadi
sangat urgen bagi guru. Guru tidak boleh berpenampilan
terlalu berlebihan dan tidak boleh juga terlalu ”kere”.
Pada tahap penerapan guru harus menggunakan
media yang sudah ditetapkan yang sudah melalui
pertimbangan yang sangat matang. Penggunaannya harus
diusahakan secara maksimal agar apa yang menjadi sasaran
dari penggunaan media itu dapat dircapai dengan sempurna.
Setelah materi disampaikan kepada peserta didik dalam
proses pembelajaran dengan menggunakan media, guru
harus mengevaluasi penggunaan media dengan cara
mengajukan pertanyaan baik kepada peserta didik maupun
guru seprofesi. Terakhir dari tahap ini adalah mendiskusikan
media yang digunakan dengan teman sejawat.
Tahap yang keempat adalah kelanjutan. Pada tahap ini
hendaknya guru terus menggunakan secara berkelanjutan
dan mendiskusikan media yang digunakan.
Berikut ini adalah contoh-contoh teknik menggunakan
media berdasarkan fungsi media yang berbeda di dalam suatu
pembelajaran kelompok, yaitu: sebagai alat berbagi
pengalaman, sebagai alat berbagi peran, sebagai alat
penyadaran dan motivasional, sebagai alat bantu penjelasan,
sebagai alat analisis, dan sebagainya. Walau jenis dan fungsi
media berbeda, namun secara umum penggunaan media
tetap mengacu pada daur pembelajaran berbasis pengalaman
peserta. Sebaiknya kita menghindari penggunaan media
sebagai bahan ceramah saja. Suatu media bisa mencakup
beberapa fungsi sekaligus, namun biasanya terdapat fungsi

45

Modul Media Pembelajaran
tertentu yang ditonjolkan. Berikut ini adalah contoh-contoh
teknik penggunaan media untuk berbagai fungsi berbeda.
1.
Media sebagai Alat Berbagi Pengalaman (Media
Diskusi)
Media sebagai alat berbagi pengalaman adalah
media yang bisa mendorong semua peserta untuk
berdiskusi dan bertukar pikiran/ informasi (dalam diskusi
kelompok atau pleno). Langkah penggunaannya sebagai
berikut:

Fasilitator membagikan media kepada
kelompok dan menjelaskan cara menggunakannya
sebagai bahan diskusi (misal: media gambar,
“fotonovela” atau komik foto, lembar kasus, dan
sebagainya).

Peserta melaksanakan diskusi kelompok
dengan menggunakan media tersebut.

Pada saat pleno, kelompok juga
menggunakan media untuk menampilkan hasil
kerjanya, misalnya:

Hasil diskusi ditampilkan dalam
bentuk visual (gambar, skema, tabel).

Hasil analisa kasus dirumuskan di
atas flipchart

Pelajaran-pelajaran ditulis di atas
kartu-kartu metaplan, dan sebagainya.
2.
Media sebagai Alat Berbagi Peran
Media sebagai alat berbagi peran adalah media
yang mendorong kegiatan bersama (melibatkan sesama
peserta
atau
peserta
dengan
fasilitator
untuk
melaksanakan kegiatan bersama).
• Fasilitator menjelaskan cara menggunakan media
untuk melaksanakan suatu kegiatan (tugas tim),
misalnya:

Lembar praktek/kerja kelompok;
Pembuatan dan Penggunaan Media

46
Panduan simulasi/bermain peran;
Media untuk melakukan permainan
(games).
• Peserta menggunakan media untuk melaksanakan
suatu kegiatan dan melakukan pembagian tugas di
antara mereka (siapa mengerjakan apa).
3.
Media sebagai Alat Penyadaran/Motivasional
Media penyadaran adalah media yang bersifat
menggugah perasaan dan mendorong peserta merefleksi
sikap-nilai mereka. Media motivasional adalah media yang
menimbulkan semangat untuk bertindak dan memecahkan
masalah yang terjadi dalam situasi nyata peserta. Langkah
penggunaannya sebagai berikut:
• Apabila media akan digunakan peserta, fasilitator
menjelaskan cara menggunakan media untuk
melakukan suatu kegiatan (poster, role-play, lembar
kasus, drama, permainan). Fasilitator bisa juga
menayangkan media yang menggugah (cuplikan film,
“dongeng dijital”) untuk dilanjutkan dengan diskusi
pembahasan.
• Untuk mengembangkan proses penyadaran, fasilitator
mempersiapkan pertanyaan kunci yang bersifat refleksi
sikapnilai (renungan). Peserta menarik pelajaran
(lesson learned) dari kegiatan/media tersebut dan
melakukan perenungan bersama.
• Untuk mengembangkan proses motivasional, fasilitator
menyiapkan pertanyaan kunci untuk mengembangkan
pendapat, gagasan tindakan terhadap situasi nyata
yang mereka alami yang serupa dengan situasi yang
ditampilkan dalam media.
4.
Media sebagai Alat Bantu Penjelasan
Media sebagai alat bantu adalah media yang bisa
digunakan oleh fasilitator maupun peserta untuk
menjelaskan sesuatu pembahasan (presentasi, ceramah,



47

Modul Media Pembelajaran
memberi penjelasan, dan sebagainya). Langkahnya
sebagai berikut:
• Guru/Fasilitator
menggunakan
media
untuk
menjelaskan, misalnya:
 Transparansi atau powerpoint slide untuk
menjelaskan materi belajar atau tugas kelompok
(metode ceramah)
 Flipchart untuk menjelaskan penugasan kepada
peserta
 Kartu-kartu
metaplan
untuk
menjelaskan
kesimpulan diskusi pleno, dan sebagainya.
• Media juga bisa digunakan oleh peserta untuk
menjelaskan sesuatu (misal: gambar, flipchart,
metaplan, transparansi, power point, dan sebagainya).
• Fasilitator kemudian meminta semua peserta untuk
memberikan tanggapan, masukan, komentar, atau
pertanyaan terhadap penjelasan.
5.
Media sebagai Alat Analisa Masalah
Media analisa masalah digunakan sebagai alat
bantu untuk melihat semua sudut pandang dan faktor yang
saling berkaitan terhadap suatu permasalahan. Media ini
harus bisa menggambarkan suatu kerangka atau sistem
pemikiran agar mudah dianalisa.
• Fasilitator menjelaskan cara menggunakan media
sebagai bahan diskusi analisis (misal: media
gambar, lembar kasus, panduan role play, format
analisa SWOT atau format analisa pohon masalah,
dsb.).
• Peserta menggunakan media untuk melakukan
analisa masalah, sebab-akibat masalah, dan
mengembangkan alternatif pemecahan masalah
dan pilihan tindakan.
D.

Penggunaan Media Pembelajaran

Pembuatan dan Penggunaan Media

48
1. Media dua dimensi pada bidang tidak transparan
Nana Sujana dan Ahmad Riva’i menyebutkan
media visual dua dimensi pada bidang tidak transparan ini
dengan sebutan media grafis13. Grafis berasal dari bahasa
Yunani “graphikos” yang artinya melukiskan atau
menggambarkan dengan garis-gari. Sebagai kata sifat,
grafik juga dapat diartikan penjelasan yang hidup, atau
penjelasan yang kuat, atau penyajian yang efektif. Media
ini juga dapat diartikan media yang mengkombinasikan
fakta dan gagasan dengan jelas, kuat dan terpadu melalui
kombinasi pengungkapan kata-kata dan gambar. Media
visual dua dimensi pada bidang tidak transparan ini antara
lain seperti gambar, gafik (termasuk diagram, bagan, peta
konsep), peta, poster, foto, karton dan lain-lain.

1. GAMBAR
Gambar merupakan alat visual yang penting dan
mudah diperoleh. Dikatakan penting karena dapat
memberikan gambaran visual nyata tentang masalah yang
digambarkannya. Gambar dapat membuat peserta didik
dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di
dalamnya. Gambar dapat digunakan sebagai media
pembelajaran bahasa (Arab, Inggris), pendidikan amaga
Islam, sejarah, ekonomi, sosiologi dan lain-lain. Gambar
yang kehadirannya sebagai media visual bukan hanya
untuk dipandang-pandang atau sebagai hiasan dinding
saja. Sebagai media visual yang tidak boleh dilupakan
adalah bahwa pengertian peserta didik terhadap sebuah
gambar sangat berbeda dengan orang dewasa.
Penggunaan gambar harus sesuai dengan standar
kompetensi serta indikator yang sudah ditetapkan, ada
13

Lihat! Nana Sujana dan Ahmad Rifa’I, Media Pengajaran,Sinar Baru Bandung,

halaman:19

49

Modul Media Pembelajaran
hubungannya dengan materi pembelajaran yang sedang
disampaikan atau seseuai dengan masalah yang sedang
dihadapi. Penggunaan gambar harus pula dapat
membangkitkan motivasi peserta didik dalam proses
pembelajaran sehingga lahir pula minat belajar mereka.
Gambar diharapkan dapat membantu peserta didik untuk
menjawab pertanyaan yang timbul dalam pikirannya.
Contoh: mengenalkan jamal (‫)جم مل‬sebagai seekor
ٌ(s َ‫ٌلَ ٌل‬
hewan yang hidup di padang pasir tidak dengan
menyebutkan artinya dengan bahasa Indonesia sa’at
mengajarkan bahasa Arab, tapi cukup dengan
menunjukkan gambarnya.

‫جمل بسنـنام وحاحد‬
ِ‫اَ اَ ب ٌ اَ  ٍ اَ د‬

atau mengajarkan cara bertayamum yang baik kepada
peserta didik dengan urutan sebagai berikut:

Pembuatan dan Penggunaan Media

50
2

51

Modul Media Pembelajaran
3

TANGAN TEPUKKAN KEMBALI KE DEBU

4

Pembuatan dan Penggunaan Media

52
5

6
SEMPURNALAH ANDA
MELAKSANAKAN
TAYAMMUN
53

Modul Media Pembelajaran
Pemilihan gambar mempunyai kareteria agar
gambar benar-benar bermanfa’at bagi peserta didik,
diantara kareteria gambar yang dipilih sebagai berikut:
1. Gambar harus bagus, jelas, menarik, mudah
dimengerti, dan ukurannya dapat dijangkau oleh
penglihatan peserta didik dan dapat memperlihatkan
detail yang ada;
2. Apa yang tergambar harus cukup penting dan cocok
untuk hal yang sedang dipelajari atau masalah yang
sedang dihadapi;
3. Gambar
harus
benar
dan
autentik,
artinya
menggambarkan keadaan yang serupa jika dilihat
dalam keadaan yang sebenarnya;
4. Gambar harus sederhana. Gambar yang rumit sering
mengalihkan perhatian dari hal-hal yang penting;
5. Gambar harus sesuai dengan kecerdasan orang yang
melihat (peserta didik);
6. Warna gambar harus menarik perhatian peserta didik ;
7. Ukuran gambar dengan perbandingn jumlah peserta
didik harus seimbang.14
Memperlihatkan gambar kepada peserta didik
mempunyai cara-cara tertentu, namun demikian guru juga
kadang-kadang
mempuanyai
terik-terik
tersendiri.
Kemungkinan-kemungkinan cara yang dapat digunakan
guru dalam memperlihatkan gambar sebagai berikut:
1. Jika gambar yang akan ditampilkan itu besar cukup
dengan digantungkan atau dilengketkan di papan tulis
dengan menggunakan paku payung atau isolasi yang
kuat supaya tidak mudah lepas.
14

Lihat! Amir Hamzah, Media Audio – Visual Untuk Pengajaran, Penerangan dan
Penyuluhan, Gramedia Jakarta, 1988, hal.29

Pembuatan dan Penggunaan Media

54
2. Jika gambar yang akan ditampilkan itu berukuran kecil
maka gambar tersebut harus diedarkan untuk
diperlihatkan kapada peserta didik secara bergiliran.
3. Cara-cara lain yang mungkin dapat digunakan untuk
memperlihatkan gambar pada peserta didik.
Gambar sebagai media juga mempunyai kelebihan
dan kekurangan yang perlu diperhatikan oleh guru. Untuk
lebih jelasnya dapt dilihat pada table berikut:
KELEBIHAN GAMBAR
1.
Mudah digunakan
dalam proses
pembelajaran
2.
Harganya relatif
murah
3.
Mudah diperoleh
4.
Dapat digunakan
pada berbagai tingkat
dan jenjang
5.
Mudah
mengaturnya
6.
mudah
menyimpannya

KEKURANGAN GAMBAR
1.
Tidak cocok untuk
kelompok besar
2.
Sukar untuk
melukiskan yang
sebenarnya
3.
Mudah rusak
4.
Tidak bergerak

AYOLAH ! SAMA – SAMA
KITA MENYAKSIKAN
PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN

55

Modul Media Pembelajaran
2. GRAFIK
Grafik adalah gambar sederhana yang merupakan
penggambaran data kuantitatif yang akurat dalam bentuk
yang menarik dan mudah dimengerti. Biasanya grafik
digunakan untuk menerangkan perkembangan dan
perbandingan sesuatu yng diajarkan atau dibicarakan.
Media jenis ini sering digunakan dalam pembelajaran
geografi atau sejarah, ekonomi, sosiologi, matematika dan
lain-lain yang mungkin bisa menggunakan grafik.
Misalnya:
Diagram adalah susunan garis-garis dan lebih
menyerupai peta dari pada gambar. Misalnya diagram
ruang belajar selalu menunjukkan bagaimana dan dimana
posisi tempat duduk peserta didik, dimana letaknya atau
posisi guru, letak papan tulis, lemari dan lain-lain.
KEADAAN GURU DI SEBUAH SEKOLAH
BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN
80
70
60
50

D-3

40

S- 1

30

S- 2

20
10
0
Th.2001

Th.2002

Th.2004

Pembuatan dan Penggunaan Media

Th.2005

56
Diagram juga sering digunakan utnuk menjelaskan
letak bagian sebuah alat atau mesin serta hubungannya
antara satu bagian dengan bagian lainnya, misalnya:

Dalam pengajaran bahasa Arab juga diagram
kadang-kadang digunakan untuk menerangkan dimana
letak atau posisi makhorij al-huruf, misalnya:

57

Modul Media Pembelajaran
Bagan juga salah satu media sering digunakan
guru dalam menjelaskan materi pembelajaran, misalnya
pada mata pelajaran ekonomi yang menjelaskan sebuah
organisasi Badan Usaha Unit Desa (BUUD) atau Koperasi
Unit Desa (KUD):

Selain di atas ada lagi media yang sering
digunakan guru ketika menjelas materi pembelajaran
kepada peserta didik yaitu Peta Konsep. Peta Konsep
adalah suatu diagram yang berdimensi dua, yaitu analogi
dengan sebuah peta jalan yang tidak hanya
mengidentifikasi
butir-butir
utama,
tapi
juga
Pembuatan dan Penggunaan Media

58
menggambarkan hubungan antara konsep-konsep utama,
misalnya:

PETA KONSEP
KITAB-KITAB
ALLAH

TAURAT

ZABUR

INJIL

AL-QUR’AN
3. PETA
Peta adalah skala terkecil tentang gambaran dunia
yang sebenarnya. Secara langsung atau tidak peta dapat
mengungkapkan informasi yang sangat banyak misalnya
lokasi atau daerah, luas suatu daerah, bentuknya,
penyeberan penduduknya, daratan, perairan, iklim,
sumber ekonomi serta hubungan antara satu dengan yang

59

Modul Media Pembelajaran
lain15. Dengan menggunakan peta sebagai media orang
dapat memvisualisasikan suatu kejadian di suatu tempat,
apa yang ada di permukaan bumi, dapat menunjukkan dan
letak suatu tempat dan lain-lain.
Peta merupakan komposisi yang abstrak, mulai
dari titik-titik, garis-garis, symbol-simbol, bidang, warna
dan lain-lain. Peta sebagai media pembelajaran dapat
membingungkan peserta didik dalam mengartikannya.
Oleh karena itu peserta didik harus segra melihat makna
yang terkandung dalam peta yang dipelajarinya itu agar
mereka memiliki rasa kesanggupan untuk membaca dan
memahami peta dimaksud. Sebagai seorang pendidik,
guru harus dapat memberikan kesan yang baik kepada
peserta didik tentang penggunaan peta sehingga peserta
didik merasa mudah dan memiliki kepercayaan diri dalam
membaca, memahami dan menggunkan peta.
Selain hal tersebut, bahwa penggunaan peta juga
harus dimulai dari penggunaan peta yang sangat
sederhana. Misalnya sebuah garis yang menunjukkan
jalan yang menghubungkan peserta didik dangan sekolah
tempatnya belajar. Kemudian dilanjutkan dengan peta
yang menggambarkan sekolah tempat peserta didik
belajar dan pekarangannya. Selanjutnya peta yang
menggam-barkan tempat tinggal peserta didik dan
seterusnya.
Penggunaan peta tersebut peserta didik harus
diberikan waktu yang cukup untuk mengamatinya
sendirian, gunanya agar peserta didik dapat memusatkan
perhatiannya terlebih dahulu pada bagian-bagian yang
dianggap menarik menurut mereka. Perlu ditakankan
bahwa pengalaman pertama terhadap peta peserta didik
tidak boleh tergesa-gesa. Pendidik sebagai guru ketika
15

Ibid, halaman 57

Pembuatan dan Penggunaan Media

60
memahamkan sebuat peta kepada peserta didik tidak
ubahnya seperti mengajari peserta didik yang baru belajar
membaca rangkaian huruf-huruf menjadi kata-kata yang
pada akhirnya menjadi sebuah kalimat.
Peta sangat bermanfa’at digunakan untuk
mengajarkan geografi, bahasa dalam latihan dialog,
sejarah, matematika dan lain-lain. Lewat peta juga peserta
didik dapat mepelajari jalur lalu lintas darat, laut dan
udara. Lewat peta juga guru dapat bertukar pikiran dengan
peserta didik mana jalan yang lebih dekat untuk ditempuh
ketika menuju suatu tempat yang diinginkan. Lewat peta
juga guru dapat meninformasikan kepada peserta didik
tantang jarak suatu tempat dengan tempat yang lain. Jadi
peta dapat menggambarkan data lokasi dan menjadi
sumber informasi dari suatu lokasi. Peta juga dapat
menggambarkan keadaan permukaan bumi dan
hubungannya dengan manusia yang mendiami bumi ini,
sehingga memudahkan seseorang untuk melakukan
dialog tentang sesuatu yang berkaitan dengan bumi.

4. POSTER

61

Modul Media Pembelajaran
Poster adalah gambar berukuran besar yang
memberi penekanan pada satu atau dua ide pokok
sehingga dapat dimengerti dengan mudah walaupun
hanya dengan melihat sepintas saja. Poster yang baik
adalah poster yang dapat:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

dapat menarik perhatian orang atau peserta didik
melihatnya;
dapat menanamkan pesan yang terkandung dalam
poster itu kepada yang melihatnya, termasuk peserta
didik;
poster harus sederhana sehingga pengamat tidak
memerlukan
pemikiran
secara
rinci
untuk
memahaminya;
antara ilustrasi dan subyek harus serasi;
kalimatnya tidak boleh banyak dan tidak pula
panjang;
kata-katanya mudah dimengerti.

MARI BERKORBAN!
Pada tgl. 10, 11, 12, 13
Di bulan Zulhijjah.

Pembuatan dan Penggunaan Media

62
Poster dapat membantu peserta didik dalam
proses pembelajaran bahasa. Peserta didik dapat disuruh
untuk membuat cerita dari poster yang dilihatnya baik
dalam bahasa Arab, Indonesia, Inggris dan lain-lain.

5. KARTUN
Kartun salah satu media yang cukup unik untuk
mengkomunikasikan gagasan atau ide. Kartun adalah
penggambaran dalam bentuk lukisan karikatur tentang
manusia yang didesain untuk mempengaruhi opini
masyarakat atau peserta didik. Kartun mempunyai
manfaat penting dalam pembelajaran terutama dalam
menjelaskan rangkaian isi materi pembelajaran dalam satu
urutan yang logis atau memngandung makna.
Pemilihan kartun perlu dipikirkan oleh guru,
misalnya apakah sesuai untuk pembelajaran bahasa atau
tidak. Oleh sebab itu pemilihannya haruslah berdasarkan
hal-hal sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

6.

63

Kartun yang dipilih harus mempunyai hubungan
dengan peserta didik terutama hubungannya dengan
pengalaman mereka;
Kartun tersebut harus pula cocok dengan peserta
didik;
Kartun yang disajikan harus dapat menarik minat
peserta didik;
Kartun harus dapat membantu dan melatih
kecerdasan peserta didik;
Rangkaian kartun harus dapat dengan mudah
dipahami peserta didik, baik berdasarkan usia, alam
atau lingkungan, standar kompetensi, indikator dan
sebagainya;
Urutan kartun sebaiknya menggunakan angka urutan.

Modul Media Pembelajaran
Kartun: Tentang kebrsihan lingkungan

Kartun: bekerja hanya karena Allah
BUNG….!
IKUTI ATURAN

Kartun: lalu lintas jalan raya

Pembuatan dan Penggunaan Media

64
NAK…! BELAJAR
KELOMPOK ITU BAGUS

Kartun: pendidikan

WAH…!
SURAU INI
DIGEMBOK

Kartun: relegius

65

Modul Media Pembelajaran
Pak Dewan …
tolong kami pak

Makanya
dukung saya!

Kartun: politik
Disamping kartun digunakan sebagai sarana untuk
menumbuhkan minat peserta didik dalam menerima materi
pembelajaran kartun juga dapat digunakan sebagai ilustrasi
dalam kegiatan pembelajaran. Namun begitu, juga harus sangat
selektif dalam memilih kartun yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Kartun dapat digunaklan dalam menyampaikan
materi materi pembelajaran, misalnya dalam pembelajaran
bahasa, sosiologi, antropologi dan lain-lain.
Kartun sebagai salah satu media pembelajaran mempuanyai
kelebihan dan kekurangan sebagimana juga media-media yang
lain. Kelebihan dan kekurangan media kartun dapat dilihat pada
table berikut:

Pembuatan dan Penggunaan Media

66
1.
2.
3.
4.
5.
6.

MEDIA KARTUN
KELEBIHAN
KEKURANGAN
Disenangi oleh
1.
Guru yang tidak
a. Pengertian
peserta didik karena watak
pandai menggambar
lucunya sangat menghibur
menjadi kesulitan
Menarik minat baca
tersendiri
Sangat ekonomis
2.
Kartun yang sesuai
Dapat digunakan
untuk suatu materi jarang
menyampaiakan materi
tersedia dipasaran
yang bermacam-macam
Materi lebih mudah
dipahami
Mudah diperoleh dan
dibuat

2. Media visual dua dimensi pada bidang transparan
Pada bagian ini akan dibicarakan media
pembelajaran dua dimensi pada bidang transparan atau
media tembus cahaya. Pada bagian akan dibicarakan
beberapa media saja, yaitu slaid, filmstrip dan lembaran
transparan pada overhead proyektor (OHV).

Slaid
1. SLAID

adalah bidang transparan yang bergambar.
Bidang transparan itu bias terjadi dari kaca, plastik
jernih atau seluloid. Selanjutnya gambar yang
digunbakan itu bias dari hasil karya atau lukisan tangan
dan bias juga dari hasil pemotretan. Pada bagian ini
yang akan dijelaskan adalah seluloid. Seluloid
merupakan hasil pemotretan dengan ukuran lebih
kurang 36 mm x 24 mm dan diberi bingkai dengan
kadbod atau plastik. Oleh karena itu kamera yang

67

Modul Media Pembelajaran
digunakan seharusnya kamera yang menggunakan
filem berukuran 35 mm.
Slaid sebagai media pembelajaran visual sangat
mudah digunakan, mudah disimpan, sederhana dalam
pembuatan. Filem yang digunakan sebaiknya adalah
filem berwarna, hal ini dilakukan karena filem berwarna
akan lebih menarik perhatian peserta didik.
Filem yang digunakan untuk membuat slaid
berwarna adalah filem husus yang disebut dengan
“reversal” . Filem ini ada dua jenis:
1. Kodachrome, filem ini harus dicuci dan diproses
ditempat khusus yang akan dikembalikan sebagai
“filem slaid berwarna yang sudah lengkap dengan
bingkainya”.
2. Ektachrom, yaitu filem yang dapat diproses sendiri,
jika mempunyai kelengkapat alat dan kemahiran, tapi
juga dapat diproses di studio-studio yang biasa
ditemui.

Agar slaid dapat difungsikan sebagai media
pembelajaran penggunaannya memerlukan bantuan
alat yang disebut proyektor. Proyektor yang dapat
digunakan ada beberapa jenis diantara proyektor tanpa

Pembuatan dan Penggunaan Media

68
suara, proyektor bersuara, proyektor manual dan
proyektor otomatis.

Proyektor manual  otomatis
1.
3.
5.
7.

Swis pasang-tutup
Tempat letak slaid
Grill Udara
Pengalihan slaid
belakang
9. Penyambung remot

2. Tempat letak fius
4. enolak/pemilih slaid
6. Pengalihan slaid ke depan
8. Pemokus ke depan/ke
10.Penggerak focus manual

Proyektor otomatis tanpa audio/suara

69

Modul Media Pembelajaran
Proyektor otomatis dan bersuara

b.

Prinsip Penggunaan Slaid
Ada empat prinsip yang perlu diperhtikan dalam
menggunakan slaid dalam proses pembelajaran yaitu
persiapan guru, persiapan peserta didik, penyajian atau
penayangan dan hasil setelah penyajian atau
penayangan. Untuk lebih jelasnya perhatikan table
berikut ini.
a.
b.
1

PERSIAPAN
GURU

atur cahaya seperlunya
pastikan audio dapat
didengar dengan jelas dan mengikuti
tayangan
c.
pastikan bahwa peserta
didik dapat melihat dengan jelas
d.
usahakan menonton
lebih dahulu sebelum menyajikan

Pembuatan dan Penggunaan Media

70
a.
b.

2

PERSIAPKAN
PESERTA
DIDIK

c.
d.
e.
f.
a.

b.

3

PENYAJIAN/
PENAYANGAN

c.
d.

e.

71

peserta didik sudah siap
di ruangan sebelum penayangan
membicarakan persoalan
yang menarik perhatian harus
didahulukan dari tayangan
jelaskan dengan ringklas
isi kandungan yang akan ditayangkan
utarakan hal-hal yang
harus diperhatikan peserta didik
jelaskan mufradat atau
perbedaharan kata yang penting
(untuk pembelajaran bahasa)
hubungkan tayangan
dengan kehidupan sehari-hari
tayangan harus dianggap suatu
yang biasa saja dan merupakan
bagian dari proses pembelajaran
(bukan hanya sebagai tontonan tak
bermakna)
usahakan peserta didik dalam
keadaan tenang pada saat
penayangan
hentikan tayangan pada bagian
tertentu (jika memerlukan penjelasan
guru)
sebaiknya penayangan dalam kelas
sehingga peserta didik dapat
menggunakan buku dan alat tulis
lainnya
arahkan dan usahakn agar peserta
didik dapat mengambil hal-hal yang
berlawanan dengan fikirannya

Modul Media Pembelajaran
a.

4

SETELAH
PENAYANGAN

c.

tanya pada peserta didik apakah
ada persoalan atau ulasan untuk
dibicarakan
b.
ajukan pertanyaan persoalanpersoalan pada peserta didik yang
berhubungan dengan tayangan
tersebut
c.
jangan lupa memberikan
pekerjaan rumah sebagai aktivitas
tambahan setelah melihat tayangan
seperti membuat karangan atau
bacaan tambahan
d.
jelaskann hal-hal yang kurang
atau belum dipahami oleh peserta
didik dan betulkan jika mereka ada
kekliruan (jika sangat diperlukan
putar kembali slaidnya)

Keistimewaan dan kekurangan slaid

Keistimewaan menggunakan slaid sebagai media
dalam
proses
pembelajaran.
Disamping
keistimewaannya
adapula
kelemahan
atau
kekurangannya. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel
berikut ini.

Pembuatan dan Penggunaan Media

72
KEISTIMEWAAN
1.
2.

3.
4.
5.
6.

7.

urutan slaid dapat diatur
sesuai kebutuhan
rancangan
pembelajaran dapat
diperbaharui tan perubahan
besar dan peralatannya
sederhana
waktu penggunaan
diatur oleh guru
sepenuhnya
ukurannya kecil mudah
untuk dibawa atau disimpan
pertukaran slaid dapat
dilakukan otomatis dan
manual
slaid yang memiliki
audio dapat
menggabungkan dua dria
sekaligus
slaid dapat dibuat
dengan kanera berukuran
35 mm

KEKURANGAN
1.

penyedianaan bahan
agak mahal dan rumit
2.
gerakan bersambung
seperti dalam filem tidak
dapat ditunjukkan
3.
pertukaran slaid
otomatis akan tergendala
jika mengalamim kerusakan
4.
tidak dapat digunakan
tanpa proyektor.

d.

Khuthuwat/Langkah Pembuatan
Sebelum
membuat
slaid
terlebih
dahulu
pembuat/guru harus menggetahui beberapa hal penting
yaitu:
1)
2)
3)
4)

73

apa yang menjadi tujuan,
apa kompetensi dasar dan indikator ingin diperoleh
dengan slaid yang akan dibuatnya
apa yang harus divisualisasikan
bagaimana memvisualisasikannya

Modul Media Pembelajaran
5)
6)

berapa dana yang dibutuhkan untuk pembuatannya
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
membuatnya
Khuthuwat atau tahap-tahap pembuatannya sebagai
berikut:
1)
2)
3)

membuat plening atau perencanaan
melukukan riset dan survei
membuat skript (naskah) beserta komentar
4) membuat story-board16
5) membuat shoting skript
6) melakukan pemotretan di lapangan (tempat yang
diinginkan)
7) membuat
judul
dan
caption,
kemudian
memotretnya
8) membuat grafis, diagram atau bagan yang
diperlukan, kemudian memotretnya
9) mengirim filem ke laboratorium/pabrik untuk
pencucian
10) setelah dicuci, hasil pemotretan dipisah-pisahkan
dan diberi bingkai
11) numbering / memberi nomor pada tiap bingkai
sesuai dengan skript.
e.
1)
2)

Penggunaan Slaid dalam Proses Pembelajaran
berikan pengarahan kepada peserta didik agar
menumpukan perhatiannya pada materi yang akan
disajikan
mengingatkan peserta didik agar mencatat pokokpokok pikiran yang penting yang didapati dari
tayangan slaid

16

Story Board adalah papan tempat meletakkan sketsa-sketsa tentang bagaimana
kira-kira urutan salaid atau foto-foto dari awal sampai akhir beserta grafis dan sebagainya.

Pembuatan dan Penggunaan Media

74
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)

14)

75

tayangkan slaid melalui proyektor yang ada
buat pembagian waktu penayangan agar tidak
terlalu monoton peserta didik melihat slaid
tayangkan selaid dalam lima menit babak pertama
ajukan beberapa pertanyaan ringan yang terdapat
dalam slaid
tayangkan lagi sebagai lanjutan kurang lebih 20
menit pada babak ke dua
ajukan lagi beberapa pertanyaan yang terdapat
dalam slaid dan yang berhubungan dengan materi
pembelajaran
arahkan
jika
terjadi
perbedaan
pendapat
dikalangan peserta didik
tayangkan lagi slai itu sebagai lanjutan dalam 10
menit pada babak ke tiga
ajukan pertanyaan untuk mengetahui tingkat
pemahaman peserta didik terhadap materi yang
sudah disajikan
usahan agar peserta didik berusaha untuk
menjelaskan yang sudah mereka pahami dari
melihat slaid
pada 10 menit terakhir (babak ke empat) lakukan
dialog dengan peserta didik sambil memberikan
catatan penting kepada peserta didik tentang
materi yang dipelajarinya. Usahan peserta didik
memiliki keberanian untuk berdialog dengan
gurunya dalam proses pembelajaran
pada bagian penutup arahkan peserta didik untuk
membuat tugas yang berhubungan dengan materi
yang diberikan agar mereka lebih terampil, jika
materi bahasa mungkin saja dengan memberikan
tugas kepada peserta didik agar mereka membuat
karangan tertulis yang berhubungna dengan materi
yang dibahas.

Modul Media Pembelajaran
2. FILMSTRIPS

Gb. Filmstrip
Filmstrip adalah lajur film 35 mm yang panjangnya
1 sampai 1,5 meter. Dalam lajur film itu dicetak foto-foto
sehingga menjadi gambar-gamnbar yang positif diatas
bidang yang transparan. Semua gambar positif itu sama
besarnya. Setiap bidang gambar yang sama besarnya
disebut “frame”. Ukuran frame itu ada dua, yaitu ukuran
24 x 36 mm yang disebut dengan “double frame” dan
yng kedua setengah dari ukuran tersebut yang disebut
dengan “single frame”. Dalam filmstrip ini gambar
disusun haris berurutan dari nomor 1, 2, 3, 4, 5,
…….dan seterusnya samapi selesai dan merupakan
materi atau cerita yang lengkap. Foto-foto yang telah
ada dicetak dalam film itu harus diberi atau disertai
keterangan singkat di bawahnya yang disebut “caption”.

Pembuatan dan Penggunaan Media

76
Caption atau keterangan pendek itu dapat diganti
dengan komentar yang diucapkan atau dibacakan.
Komenter itu boleh juga direkam pada pita rekaman
yang disesuaikan dengan gambar-gambar yang
ditayangkan.
Membuat filmstrip lebih rumit dibandingkan dengan
membuat slaid. Membuat filemstrip disamping camera
dibutuhkan peralatan yang lain. Penyajiannya juga
harus menggunakan proyektor tersendiri tidak sama
dengan proyektor slaid. Harganya proyektornya relatif
lebih mahal. Alasan tersebut menjadi alas an bahwa
film
strip
jarang
digunakan
sebagai
media
pembelajaran.

Gb.Proyektor Filmstrip
Kelebihan dan kekurangan filmstrip dapat dilihat
pada tabel berikut:

77

Modul Media Pembelajaran
KELEBIHAN FILMSTRIP
1.

2.

3.
4.
5.

Framenya sudah
diatur terlebih dahulu,
bersambung menjadi selajur
film
tiap frame dapat
ditunjukkan selama
dibutuhkan untuk
menerangkan materi
pembelajaran
film yang terlewat
dapat diulang dengan mudah
Menyimpannya relatif
mudah
Proyektornya mudah
dioperasionalkan.

KEKURANGAN FILMSTRIP
1.

jika satu frame saja ada
yang cacat, berarti semua
filmstrip rusak
2.
tidak bias mengambil
yang penting-penting saja
3.
satu gambar saja tidak
cocok berarti sumua
gambar menjadi
ketinggalan
4.
proyektornya sulit untuk
mendapatkan.

3. OVERHEAD PROYEKTOR

Overhead proyektor adalah sejenis perangkat
keras yang sangat sederhana yang mempunyai pentas
permukaan kaca sebagai pentas transparan tempat
meletakkan benda transparan yang akan ditampilkan.
Overhead Proyektor lebih dikenal orang dengan OHP.
OHP merupakan salah satu media pembelajaran
yang dirancang khusus untuk memancarkan imej dari
lutsiner dan bahan-bahan tembus cahaya lainnya. OHP
digunakan diruang penerangannya atau cahayanya
Pembuatan dan Penggunaan Media

78
harus diatur sehingga hasil yang ditampilkan melalui
OHP akan nampak lebih jelas.
Mekanisme OHP juga sangat sederhana. Pada
OHP terdapat sebuah bola lampu yang berkapasitas
tinggi. Di bagian atas bola lampu terdapat selembar
cermin dan sebuah system lensa objektif. Satu system
lensa kondenser (fresnel) mengarahkan cahaya dari
lampu melalui pentas transparan ke lensa objektif yang
memnacarkan cahaya melalui sudut 90º ke atas skrim.
Satu system pendingin berupa kipas yang berfungsi
untuk mendinginkan lampu yang terdapat dalam OHP.

Cara menggunakan sangat sedrhana yaitu cukup
meletakkan
benda transparan sebagai
media
pembelajaran yang sudah dirancang dengan materi
pembelajaran, selanjutnya tekan power untuk
menghidupkan OHP, setelah itu gambar akan muncul
pada layar skrim. Setelah itu stel kecerahannya agar
dapat dengan mudah dan jelas dilihat peserta didik.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar berikut:

79

Modul Media Pembelajaran
Gb.OHP Model: 5088

Seperti
media-media
lainnya,
OHP
juga
mempunyai kelebuhan dan kekurangan yang dapat
dilihat pada table berikut:
KELEBIHAN OHP

Pembuatan dan Penggunaan Media

KEKURANGAN OHP

80
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

praktis untuk semua
ukuran kelas
dapat mengamati
respon peserta didik
peserta didik mudah
mencatat
kombinasi warna
menjadi lebih menarik
teknik penyajian
materi menjadi
bervariasi
dapat digunakan
berulang kali
penyusunan kembali
lebih mudah
dapat dihentikan
sesuai kebutuhan
tidak membutuhkan
operator

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

setiap OHP harus ada
benda transparan
membutuhkan
persiapan terencana
memakainya
membutuhkan
keterampilan husus
memerlukan
penataan ruang yang
baik
menuntut perhatian
untuk menghilangkan
distorsi proyeksi
menuntut cara kerja
yang sistimatis dan
terarah
membutuhkan
keterampilan penulisan
materi.

3. Media visual tiga dimensi
Media visual tiga dimensi yang paling sering
digunakan adalah model dan boneka. Benda-benda
seperti
ini
digunakan
karena
sangat
mudah
mengadakannya dan mudah untuk dibawa-bawa. Pada
bagian ini akan dibahas beberapa media visual tiga
dimensi.

1. BENDA ASLI
Benda asli adalah benda yang sebenarnya yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran sebagai
media. Benda asli merupakan media yang paling efektif
untuk mrngikutkan serta berbagai indera dalam proses
pembelajaran. Hal ini dikarenakan bahwa benda asli

81

Modul Media Pembelajaran
memiliki ukuran besar, tekstur, berat, warna dan
adakalanya disertai gerak dan bunyi di samping
keasliannya. Amir Hamzah Suleiman menyatakan bahwa
benda asli adalah benda dalam keadaan sebenarnya dan
seutuhnya .17
Jika dibandingkan antara guru menjelaskan
dengan peserta didik melakukan eksprimen dan
mengamati sendiri ternyata peserta didik lebih antusias
melaksanakan pengamatan. Misalnya ketika guru
menjelaskan tentang urat, daun, batang dan lainnya pada
tumbuhan kacang, ternyata anak akan lebih senang dan
tertarik jika mengamati langsung terhadap benda asli yaitu
kacang yang tumbuh dan terus berkembang. Seorang
peserta didik yang hobi beternak ikan, dia akan lebih
senang ikut orang yang beternak ikan dan melihat serta
mengamati langsung bentuk-bentuk makanan dan vitamin
yang dikonsumsi oleh ikan, di samping itu peserta didik
akan dapat membedakan bermacam-macam ikan,
makanan dan vitamin yang harus dikonsumsinya. Jika
hanya mendengarkan penjelasan guru terus mungkin
peserta didik akan cepat bosan, tapi dengan melakukan
pengamatan dan melihat benda aslinya peserta didik akan
lebih bergairah dalam belajarnya.
Dalam bidang bahasa juga peserta didik akan lebih
mudah mengenal makna mufradat atau jumlah melalui
benda asli yang ditampilkan. Misalnya peserta didik
diminta untuk membedakan antara “‫ ”كراسة‬dan “‫ ”كتاب‬atau
membedakan antara “‫ ”حـقـيــبـــــة‬dan “‫.”محفظة‬
‫هذه كراسة جميلة‬
‫ذلك كتاب جديد‬
‫الكراسة فى الحقيبـة‬
ّ‫ا‬

.1
.2
.3

17

Amir Hamzah Suleiman, Media Audio-Visual untuk pengajaran, penerangan dan
penyuluhan, Gramedia, Jakarta, 1988, hal.135

Pembuatan dan Penggunaan Media

82
‫4. الكتاب الجديد والقاموس والشريط فى المحفظة‬
Dalam hal seperti itu guru harus menunjukkan benda asli
kepada peserta didik makna mufradat yang bergaris
bawah. Semua benda tersebut didapati di sekolah.
Seluruh materi pelajaran akan lebih mudah dimengerti
oleh peserta didik dan lebih baik dan sempurna tinggal
dalam ingatan jika dipelajari melalui hubungannya dengan
benda yang sebenarnya atau benda asli18.

2. MODEL
Model adalah benda yang dibuat dalam bentuk tiga
dimensi sehingga menyerupai benda asli yang digunakan
untuk menjelaskan materi pembelajaran tentang hal-hal
yang tidak diperoleh dari benda sebenarnya. Mengapa
dibuat model? Karena bebrapa hal misalnya karena
besarnya benda asli yang sangat sulit untuk dibawa ke
sekolah, atau memang tidak mungkin untuk dibawa ke
sekolah. Atau juga benda yang akan dikenalkan kepada
peserta didik ukuran sangat kecil sehingga sulit peserta
didik untuk melihat dan memahaminya. Atau juga benda
aslinya sangat berbahaya untuk dibawa ke sekolah.
Untuk mempelajari materi sain biologi misalnya
yang berkaitan dengan anatomi tubuh manusia, guru
cukup membawa model kerangka tubuh seprti bagian
kerangka dada, bagian kepala, atau mata dan lain
sebagainya. Sehingga dengan model tersebut peserta
didik akan lebih terkesan dalam menerima materi
pembelajaran. Begitu juga halnya dalam mata pelajaran
lainnya seperti bahasa, matematika, sejarah, antropologi,
pendidikan agama Islam dan sebagainya.
Pengalaman sensoris dalam belajar sangat
penting, pengalaman sensori yang ada pada peserta didik
18

83

lihat! Amir Hamzah Suleiman, Ibid, halaman 135.

Modul Media Pembelajaran
perlu mendapatkan perhatian dari para pendidik. Untuk
membantu mengembangakan pengalaman sensoris
peserta didik itu maka model merupakan media visual
yang efektif untuk membantu menyampaikan materi
pembelajaran kepada peserta didik. Mengapa model
merupakan media visual yang efektif untuk menyampaikan
materi pembelajaran? Jawabannya adalah sebagai
berikut:
Pertama, Model merupakan media tiga dimensi, ini
merupakan suatu kelebihan dibandingkan dengan gambar
yang merupakan dua dimensi. Model lebih mendekatkan
peserta didik utnuk mengenal yang lebih realita. Media ini
bukan saja dapat dilihat tapi juga dapat diraba. Misalkan
saja guru mengenalkan model kapal dan bagianbagiannya pasti lebih mudah dicerna oleh peserta didik
untuk memahaminya, baik mengenalkan kapal tersebut
pada SMK maupun dalam mengenalkan benda-benda
atau bagian-bagian dari kapal dalam pembelajaran
bahasa. Contoh lain dalam mengenalkan anggota tubuh
manusia, baik untuk mata pelajaran biologi maupun mata
pelajaran bahasa.
Kedua, Model dapat merupakan benda dalam ukuran lebih
kecil atau ukuran yang lebih besar dari benda sebenarnya
sehingga suatu benda tersebut menjadi lebih dipelajari.
Misalnya mengenalkan bumi yang begitu besar dan luas
cukup dengan model yang lebih kecil dan mudan untuk
dipahami yaitu globe, dalam bahasa Arab disebut ‫الكــرة‬
‫الضرضية‬
Contoh lain untuk binatang yang memiliki satu sel, karena
binatang tersebut terlalu kecil maka dapat dibuatkan
modelnya yang lebih besar.
Ketiga, model dapat memperlihatkan bagian-bagian
penting dari sebuah benda yang asli yang berada pada
bagian yang tertutup. Misalnya mengenalkan gigi manisia
Pembuatan dan Penggunaan Media

84
atau gigi hewan, atau mengenalkan paru-paru manusia,
jantungnya, usus besar dan kecilnya dan lain-lain
sehingga yang dikenalkan itu lebih mudah untuk dicerna
peserta didik.
Keempat, model ada yang dapat dibongkar pasang
misalnya torso atau model manusia. Media model seperti
torso ini memudahkan peserta didik untuk mengetahui
tempat letak bagian-bagian dalam tubuh manusia.
Kelima, model dapat dibuat bagian-bagin tertentu saja
atau seluruhnya tergantung bagian yang mau dijelaskan
kepada peserta didik, misalnya seorang guru di STM ingin
mengenalkan satuy bagian atau satu sisi dari mesin cukup
membawa model bagian yang akan dikenalkan saja tidak
perlu membawa bagian yang lain.
Keenam, pewarnaan pada bagian yang penting agar
peserta didik mempunyai perhatian khusus dapat
dilakukan guru dengan mudah. Hal itu dilakukan agar
peserta didik lebih jelas dalam memahaminya dan lebih
manarik perhatiannya.
Dalam penggunaan model sebagai media
pembelajaran guru harus melihat apa yang menjadi
kompetnsi dasar dan indikator yang ingin capai dari proses
pembelajaran yang dilaksanakan, disamping dia juga
harus memperhatikan materi, strategi dan metode yang
akan digunakan. Keadaan dan kondisi peserta didik selalu
mengharuskan guru menggunakan media dan metode
yang sangat bervariasi yang dibantu oleh strategi dalam
menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik.

3.
SPECIMEN salam bahasa Indonesia disebut barang
Specimen
contoh. Specimen atau barang contoh adalah sebahagian
dari sejenis atau sebagian dari sekelompok yang sama
untuk dijadikan contoh. Misalnya mengambil seekor kupu-

85

Modul Media Pembelajaran
kupu dari sekian banyak kupu-kupu lalu diawetkan untuk
dijadikan media sebagai contoh dari sekian banyak kupukupu yang akan dijelsakan. Bank Indonesia sering
menunjukkan specimen uang kertas setiap kali pertukaran.
Bianya uang kertas yang dujadikan contoh ada tulisan
kata specimen.

SPECIMEN

SPECIMEN

Ket. Hanya sebagai contoh, bukan alat tukar
Peserta didik dapat disuruh mengumpulkan
beberapa lembar daun, kemudian mereka disuruh untuk
mengawetkannya, ketika belajar perintahkan mereka
untuk membedakan antara daun yang satu dengan
lainnya. Perintahkan pada peserta didik agar memberikan
tempat yang baik untuk specimen sehingga mudah untuk
dibawa ke mana-mana atau dibawa ke kelas untuk
digunakan sebagai media pembelajaran.

4. MOCK-UP
Mock-up adalah alat tiruan sederhana dari benda
yang sebenarnya. Alat ini selalu digunakan dalam
menyajikan materi yang berkaitan dengan otomotif. Dalam
pendidikan kemeliteran juga alat tiruan sederhana ini
Pembuatan dan Penggunaan Media

86
sering digunakan untuk menjelaskan fungsi dari bagianbagian senjata. Alat tiruan sederhana ini sebagai media
pembelajaran mempermudah guru dalam menjelaskan
materi pembelajaran dan memudahkan peserta didik
menerima penjelasan materi karena dapat dilihat dengan
jelas. Media pembelajaran ini sangat efektif untuk belajar
dan dapat menambah realitas. Misalnya mengajari peserta
didik membaca waktu, maka guru dapat membuat mockup atau alat tiruan sederhana yaitu membuat jam dari
karton tebal sehingga perputaran jarum jam dapat dibaca
oleh peserta didik dengan mudah, menyenangkan dan
bergembira.
Pembuatan mock-up ini dapat diajarkan kepada
peserta didik. Misalnya, pearalatan untuk membuat
sebuah jam sangat sederhana yaitu karton 3mm atau
papan triplek 3mm dengan ukuran 30 cm x 30 cm,
penggaris, pisau, gergaji triplek, cat, gunting kertas.
Selanjutnya ajarilah peserta didik membuat media
tersebut, tapi yang sebaiknya adalah guru yang
membuatnya sehingga di sekolah hanya tinggal
menggunakan saja.

5. BAK PASIR
Bak pasir tidak saja cocok untuk belajar di taman
kanak-kanak, kenyataannya juga sangat bagus untuk
menvisualisasikan suatu keadaan untuk diperhatikan
untuk usia sekolah pada tingkat dasar, menengah,
perguruan tinggi dan lain-lain. Norman Bel Geddes adalah
seorang berbangsa Amerika pernah memvisualisasikan
peperangan di Midway dan Laut Koreal di bak pasir, hal itu
dilakukan saat perang dunia kedua sedang berkecamuk.
Orang menganggap bahwa gambar yang dibuat dalam
bak pasir itu adalah hasil dari pemotretan sebuat fhoto

87

Modul Media Pembelajaran
oleh seorang fotografer ternama, setelah dilihat dengan
teliti ternyata bukan hasil pemotretan seorang fotografer,
tapi adalah buatan tangan manusia.
Menggunakan model-model kecil, pemandangan
dan suatu tempat dengan menggunakan bak pasir bisa
menjadi sangat hidup. Cermin diletakkan di bak pasir akan
kelihatan seperti danau. Benda-benda dapat dibuat dari
karton atau balok-balok kayu kecil. Bagian belakang bak
pasir dapat ditegakkan triplek yang diberi gambar gunung,
langit biru, awan, pesawat, maka kelihatanlah seperti
sebuah pentas.
Bak pasir dapat digunakan untuk untuk penyuluhan
pertanian, pembelajaran hortikultura, pembelajaran
dekorasi exterior, untuk menjelaskan akibat terjadinya
erosi yang disebabkan oleh banjir, abrasi yang disebabkan
penebangan hutan. Juga dapat digunakan untuk
menjelaskan bagaimana menyalurkan air untuk irigasi,
pemeliharaan ikan di kolam dan memberi gambaran
bagaimana orang harus menebang hutan dan menanam
kembali pohon-pohon keras yang dapat tumbuh dengan
cepat dan lain sebagainya.
Pembuatan bak pasir tersebut sangat sederhana
dan dapat dilakukan dengan gotong royong. Ukuran yang
ingin dibuat tergantung dari tempat yang tersedia,
misalnya dibuat dengan ukuran 2 x 3 meter dengan
ketebalan 15 cm atau lebih.

Pembuatan dan Penggunaan Media

88
Gb. Bak Pasir
Kelebihan bak pasir adalah dapat digunakan
berulang kali dikarenakan mudah menysunnya kembali
dan dapat langsung dilakukan oleh peserta didik, dapat
dilihat dari segala sudut. Namun demikian punya
kelemahan yang tidak dapat dielakkan yaitu rumah-rumah
dan pohon-pohon mudah roboh. Yang terdapat dalam bak
pasir itu tidak permanen.
4. Penggunaan Media Audio Visual
edia audio-visual adalah media yang dapat
menghasilak suara dan gambar dalam satu unit. Jika
filmstrip diikuti dengan suara yang bersumber dari pita
rekaman maka tidak disebut media audio-visual karena
gambar dan suara tidak sama sumbernya. Yang akan
dibahas pada bagian ini adalah televisi, VCD dan film
bersuara. Secara lebih spesipik akan dibicarakan satu
persatu.

1. TELEVISI
Televisi adalah satu sistem elektronik untuk
memancarkan gambar-gambar bergerak atau tidak

89

Modul Media Pembelajaran
bergerak yang disertai bunyi melalui kawat pancaran atau
lapisan udara19. Sistem ini terdiri dari alat yang dapat
menukarkan cahaya dan bunyi melalui tenaga eletrik,
selanjutnya tenaga eletrik ditukarkan balik ke cahaya yang
dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar. Bila siaran
televisi
itu
menyiarkan
atau
mempersembahkan
rancangan pendidikan maka disebut dengan televisi
pendidikan. Dengan televisi pendidikan peserta didik dapat
menggunakan dria lihat (mata) dan dria dengarnya
(telinga) secara bersamaan. Penggunaan dua dria
tersebut tentunya akan lebih baik bagi peserta didik dalam
menerima materi pembelajaran. Hasilnya juga dapat
diserap dengan lebih baik dan sempurna peserta didik bila
dibandingkan dengan menggunakan satu dria saja. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa prosentase terbesar
seseorang menerima sesuatu adalah melalui dria lihat dan
dria dengar.
Televisi memberikan pengaruh social yang sangat
besar terhadap masyarakat, baik di kalangan anak-anak,
remaja maupun dewasa. Pengaruh ini dapat dilihat antara
lain dalam percakapan dan perbuatan sehari-hari.
Kemajuan berbicara sangat kentara setelah melihat
televisi dan sangat kuat ingatan yang diperoleh dari
menonton televisi tersebut.

19

Mat Nor Husein dan Abd. Rahman Abd. Rasyid, Alat Bantu Mengajar Dalam
pengajaran Bahasa, Malaysia: Longman Sdn. Bhd., tahun 1990, hal. 181

Pembuatan dan Penggunaan Media

90
Pada masyarakat kita Indonesia sekarang televisi
tidak lagi merupakan barang mewah. Hampir seluruh
masyarakat mempunyai televisi, berbeda dengan 15 atau
20 tahun yang lalu televisi merupakan salah satu barang
mewah yang sulit untuk dijangkau masyarakat pada
umumnya. Jadi sudah sangat layak jika televi sekaramg ini
memproduk dan memancarkan siaran pendidikan secara
rutin, sehingga siaran tersebut dapat sampai kepada
peserta didik di sekolah, sehingga sebutan televisi menjadi
televisi pendidikan.
Langkah-langkah penggunaan televisi sebagai
televisi pendidikan yaitu harus adanya persiapan dan
pelaksanaan, kegiatan lanjutan.
1. Langkah persiapan meliputi persiapan guru dan peserta
didik. Pada langkah ini guru menetapkan penggunaan
televisi pendidikan dalam proses pembelajaran, guru
menyiapkan jenis program, waktu penayangan,
menghubungi stasiun yang akan memancarkannya, nilai
pendidikan yang akan diberikan, jenjang dan tingkatan
peserta didik dan para pelaku. Selain itu guru juga harus
mempersiapkan peserta didik yang akan mengkonsumsi
siaran yang dipancarkan supaya mereka dalam keadaan
siap. Selanjut peserta didik mempesiapkan pula
perlengkapan belajar yang diperlukan agar mereka
mudah untuk membuat catatan dan lain sebagainya.
2. Pada langkah pelaksanaan ini peserta didik menonton
atau melihat dan mendengar, mengikuti proses yang
berlangsung dengan penuh konsentrasi dan membuat
catatan-catatan penting yang ditemukan dalam siaran
tersebut.

91

Modul Media Pembelajaran
3. Kegiatan lanjutan dilakukan dalam bentuk diskusi kelas
yang bertujuan untuk menilai program yang dipancarkan,
menjelaskan hal-hal yang kurang atau belum dimengerti
oleh peserta didik, membuat resume atau kesimpulan
dan membantu mendiskriminasikan persoalan-persoalan.
Jenis siaran yang dapat ditampilkan melalui televisi
siaran pendidikan dapat dilakukan dengan bermacammacam cara misalnya ceramah biasa, ceramah dengan
menggunakan alat peraga, wawancara, diskusi, program
kuis, drama atau sinetron, dan lain-lain.
Coba tuan-tuan cari kelebihan  kekurangan
penggunaan televisi pendidikan sebagai
media pembelajaran !

2. V C D / DVD
VCD set sekarang sudah menjamur dan tersebar di
kalangan masyarakat Indonesia sebagai pengganti vidio
kaset set. Penggunaa dan pengoperasionalan VCD jauh
lebih mudah dibandingkan dengan vidio kaset.
Perancangan materi dapat dilakukan oleh guru bersama
dengan guru sefrofesi, atau membeli yang sudah jadi.
VCD dapat menarik perhatian peserta didik jika digunakan
untuk menyajikan materi pembelajaran karena bergambar
dan besuara.
Pembuatan materi pembelajaran yang dirancang
dalam VCD terlebih dahulu guru harus membuatnya
melalui kamera tangan atau menggunakan kamera
shoting. Setelah dishoting dengan menggunakan kamera
Pembuatan dan Penggunaan Media

92
lalu diolah melalui komputer dengan program khusus.
Sehingga semua yang sudah di shoting tadi dapat
dipindakan dalam sekeping CD yang siap untuk diputar.
Materi dapat dirancang sedemikian rupa misalnya
dengan mengadakan diskusi sambil santai, materi diolah
melalui sebuah drama, ceramah, dan lain sebagainya
yang mungkin dapat ditampilkan. Materi yang mungkin
dianggap peserta didik sulit akan dapat disenangi oleh
mereka jika disajikan dalam bentuk tontonan, misalnya
saja materi bahasa Arab, bahasa Inggeri, matematika,
fisika, kimia dan lain-lain.

3. FILM BERSUARA
Film yang dimaksud akan digunakan sebagai
media pembelajaran bukanlah film yang diproduksi oleh
Hollywood yang belakang banyak ditantang oleh
masyarakat Indonesia karena pornografi dan fornoaksinya.
Film Bersuara adalah film yang sakaligus menghasilkan
gambar dan suara yang diproduksi untuk penyuluhan
masyarakat dan peserta didik di sekolah-sekolah misalnya
film Janur Kuning, Keluarga Berencana, Salah Asuhan,
anak tiri dan lain-lain yang sesuai dengan dunia
pendidikan.
Film digunakan dalam proses pembelajaran
memang bagus dan sangat menarik perhatian peserta
didik karena film bukan memberikan fakta-fakta tapi juga
menjawab berbagai persoalan dan belajar untuk mengerti
terhadap diri sendiri, lingkungan dan sebagainya. Selain
dari itu melalui film ini juga peserta didik dapat
memperoleh kecakapan, sikap dan pemahaman yang
akan membantu mereka hidup dalam satu tatanan
masyarakat. Jadi film tidak lagi dianggap sebagai alat
supplementer saja, tapi merupakan media yang

93

Modul Media Pembelajaran
pundamental untuk dipelajari secara ilmiah dan dinilai
secara lebih kritis.
Film ini merupakan perkembangan dari gambar
biasa (gambar tidak bergerak). Pada sebuah film tiap
gambar disebut dengan frame. Film diproyeksikan melalui
lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar
terlihat gambar yang hidup. Film itu bergerak frame demi
frame di depan lensa dan terlihat pada layar. Gambargambar tersebut dengan cepat bergantian dan
memberikan proses visual yang kontinu sehingga secara
berurutan dapat melukiskan suatu peristiwa, cerita, bendabenda murni seperti kejadian sebenarnya.
Pembuatan film yang sesuai untuk dunia
pendidikan tidak dapat dibuat oleh orang sembarangan,
tapi membutuhkan tenaga-tenaga professional dalam
bidang perfileman dan bekerjasama dengan tenaga
kependidikan. Sehingga benar-benar film pendidikan itu
dapat dikonsumsi oleh peserta didik sesuai dengan tingkat
dan jenjang pendidikan.
BANG-BANG YOK
KITE CARI YOK !,
APE KELEBIHAN
DAN KELEMAHAN
FILM SEBAGAI
MEDIA
PEMBELAJARAN?

5. Penggunaan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran
a.

Pengertian
Media-media grafis, tiga dimensi, dan proyeksi seperti
telah dikemukakan diatas pada dasarnya memvisualkan
fakta, gagasan, kejadian, peristiwa dalam bentuk tiruan
Pembuatan dan Penggunaan Media

94
dari keadaan yang sebenarnya untuk dibahas di ruang
kelas dan membantu proses pembelajran dalam kelas. Hal
tersbut membuat peserta didik tidak pernah menyentuh
dan
mengalaminya
langsung,
berbeda
dengan
lingkungan yang berada di luar kelas peserta didik
berhadapan atau berhubungan langsung secara aktual
untuk dipelajari dan diamati dalam proses pembelajaran.
Cara ini tentunya dapat membuat meteri pembelajaran
lebih bermakna bagi peserta didik, dimana pserta didik
mendapat pengalaman secara langsung, pengalaman
peserta didik lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Membawa peserta didik belajar ke luar kelas membuat
waktu belajar menjadi tak terbatas. Artinya bias jadi
peserta didik membutuhkan waktu yang lama atau juga
menggunakan waktu yang relativ singkat.
b.

Kelebihan Dan Kekurangan Lingkungan Sebagai
Media
Memang sangat bagus proses pembelajaran yang
menggunakan lingkungan sebagai media, namun demikian
kita perlu juga mengetahui atau melihat kelebihan dan
kekurangannya, karena pada semua media selalu saja ada
kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan Lingkungan

95

Kekurangan yang sering
terjadi dalam Lingkungan

Modul Media Pembelajaran
1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.

kegiatan pembelajaran
lebih menarik perhatian
peserta didik
materi yang disajikan
menjadi tidak
membosankan
belajar akan lebih
bermakna bagi peserta
didik
materi belajar akan
lebih dapat diperkaya
kegiatan belajar
peserta didik lebih
komprehensif dan lebih
aktif
sumber belajar
menjadi lebih kaya
peserta didik dapat
memahami dan
menghayati aspek-aspek
kehidupan yang ada di
lingkungannya

1.

pembelajaran kurang
dipersiapkan
2.
tujuan dan
indikatornya selalu kurang
terdesain dengan baik
3.
guru yang tidak siap
akan menghabiskan waktu
yang cukup lama
4.
guru yang mengajar
masih menggunakan ala
tradisional menganggap
pembelajaran
menggunakan lingkungan
selalu sia-sia

Oleh karena itu guru atau pendidik harus benar-benar
profesional dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah,
khususnya dalam penggunaan media pembelajaran dan
pemilihan metode yang digunakan disamping guru harus
sering berlatih menggunakan media.
c.

Tekhnik Penggunaan Lingkungan
Penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber
belajar memerlukan tekhnik-tekhnik yang jitu. Ada bebrapa

Pembuatan dan Penggunaan Media

96
tekhnik menggunakan lingkungan sebagai media dan
sumber belajar, antara lain:
1) Survey, yaitu dengan cara peserta didik mengunjungi
lingkungan misalnya mengunjungi suatu kelompok
masyarakat untuk mempelajari proses sosial, budaya,
ekonomi, kependudukan dan lain-lain. Pembelajaran
yang dilakukan melalui observasi atau wawancara
dengan berbagai pihak yang diperlukan, mempelajari
data-data yang ada secara riil, kemudian hasilnya
dicatat dan dibuat laporan tertulis dan dilaporkan
kepada guru di sekolah pasti hasilnya akan lebih baik.
Cara ini sangat cocok untuk mata pelajaran ilmu sosial
dan kemasyarakatan, misalnya sejarah, ekonomi,
geografi dan kependudukan, hukum, sosiologi,
antropologi, bahasa dan kesenian.
        
Katakanlah: Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu
perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang
berdosa.

2)

97

Dari ayat tersebut ada isyarat bahwa kita disuruh
memperhatikan selanjutnya mengambil pelajaranpelajaran dari akibat yang dilakukan oleh orang-orang
yang berdosa. Kita dapat mempelajari sejarah
kehiupan orang lain, sistim ekonominya dan lain-lain.
Kemping atau berkemah, yaitu dengan cara peserta
didik mengunjungi lingkungan dan memerlukan waktu
untuk bermalam di lingkungan tersebut dengan
membuata tenda darurat. Berkemah memerlukan waktu
cukup karena peserta didik harus dapat menghayati
bagaimana kehidupan dan siatuasi alam, misalnya
untuk mengetahui iklim, suhu, suasana dan lain-lain.
Berkemah atau kemping ini cocok untuk beberpa mata
pelajaran atau bidang studi seperti ilmu pengetahuan
alam, ekologi, fisika, kimia, biologi, bahasa (khusunya

Modul Media Pembelajaran
berbicara) dan lain-lain. Melaui cara ini peserta didik
dituntut untuk merekam apa yang dialami, dirasakan,
dilihat, dikerjakan dan membica-rakan dengan temanteman selama perkemahan berlangsung. Hasilnya di
bawa kesekolah untuk dibicarakan lebih lanjut atau
didiskusikan bersama-sama.
       
          

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tandatanda (kekuasaan) kami di segala wilayah bumi dan
pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka
bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup
bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas
segala sesuatu? (QS. Al-Fushshilat:53)
3) Field Trip atau Karyawisata, yaitu proses pembelajaran
yang dilakukan denga tekhnik atau cara melakukan
kunjungan ke luar sekolah. Hal tersebut dilakukan untuk
mempelaari objek tertentu sebagai bagian integral dari
bagian kurikuler di sekolah. Sebaiknya sebelum
melakukan karyawisata peserta didik bersama guru
merencanakan objek yang akan dipelajari dan cara
mempelajarinya selanjutnya kapan sebaiknya dipelajari.
Perlu diperhatikan bahwa objek karyawisata harus
relevan dengan materi pembelajaran misalnya
karyawisata dengan mengunjungi mesium untuk mata
pelajaran sejarah, kebun binatan (hadiqah haiwanat)
untuk mata pelajaran biologi, taman mini untuk mata
pelajaran ilmu bumi dan kebudayaan, peneropongan
bintang untuk mata pelajaran fisika dan astronomi dan
lain-lain. Jangan sekali-kali memaksakan materi atau
dicocok-cocokan saja, hal itu dapat berakibat fatal
dalam proses pembelajaran.

Pembuatan dan Penggunaan Media

98
     
          
 
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatangbinatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang
bermacam-macam
warnanya
(dan
jenisnya).
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama[orang-orang yang
mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah].
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun. (QS. Fathir: 28)
4)

5)

6)

99

Praktek Lapangan, cara ini dilakukan peserta didik
untuk mendapatkan keterampilan dan kecakapan
khusus. Misalnya mahasiswa jurusan Pendidikan
Bahasa Arab diterjunkan ke madrasah atau pesantren
untuk memperoleh ketermpila mengajarkan bahasa
Arab kepada peserta didik. Siswa STM jurusan mesin
diterjunkan ke show room untuk mendapatkan
keterampilan otomotif. Mahasiswa fakultas Ekonomi
jurusan akutansi diterjunkan ke instansi terkait untuk
mendapatkan keterampilan di bidang akuntan dan lainlain.
Pelayanan dan Pengabdian pada Masyarakat, cara
atau tekhnik ini dilakukan dalam rangka memberikan
bantuan, bakti sosial, penyuluhan dan lain sebagainya.
Cara ini guru dan peserta didik secara bersama-sama
terjun langsung di masyarakat.
Mendatangkan Nara Sumber, cara ini dilakukan dengan
mengundang orang atau pakar atau tokoh masyarakat
ke sekolah yang terkait dengan mata pelajaran. Pakar
tersebut diminta untuk menjelskan materi secara
langsung
kepada
peserta
didik,
misalnya
mendatangkan dokter untuk menjelaskan masalah yang
berkaitan dengan kesehatan, mendatang orang asing
Modul Media Pembelajaran
(Arab – Inggris) untuk latihan berbicara secara
langsung, dan lain-lain. Perlu diingat bahwa dalam
mendatangkan nara sumber ini yang diperlukan adalah
keahliannya bukan jabatannya.
      
Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali
orang-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada
mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,
(QS.al-Nahl:43)
Suatu keharusan bahwa sebelum mengundang atau
mendatangkan pakar terlebih dahulu harus dipersiapkan
topik yang akan dibahas atau dibicarakan, siapa yang paling
tepat didatangkan sebagai nara sumber, kapan waktu yang
cocok untuk membahasnya, bagaimana menghubunginya
dan apa yang harus dilkukan oleh peserta didik dalam
proses pembelajaran.
Tekhnik-tekhnik di atas sangat menarik untuk kegiatan
belajar peserta didik, selain itu tekhnik-tekhnik tersebut juga
dapat digunakan untuk belajar berkelompok. Selanjutnya
tekhnik-tekhnik tersebut dapat dijadikn media kerjasama
antara sekolah dan masyarakat. Hubungan sekolan dengan
masyarakat sangat penting dalam dunia pendidikan. Oleh
karena itu hubungan tersebut harus dilakukan, karena
masukan-masukan dari masyarakat sangat besar maknanya
bagi dunia pendidikan terutama di sekolah. Disamping itu
masukan-masukan masyarakat tersebut dapat menunjang
program-program pendidikan di sekolah agar lebih relevan
dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan sekaligus
dapat memperkaya media dan sumber belajar bagi peserta
didik di sekolah.
d.

Kategorisasi Lingkungan Belajar

Pembuatan dan Penggunaan Media

100
Lingkungan masyarakat dapat digunakan sebagai
media dan sumber beajar di sekolah dapat dikategorikan
menjadi tiga yaitu lingkungan sosial, lingkungan alam dan
lingkungan buatan.
1) Lingkungan Sosial, yaitu tempat peserta didik
melakuka interaksi dengan kehidupan masyarakat.
Lingkungan soaial sebagai media dan sumber belajar
berkaitan dengan interaksi sesama manusia dan
kehidupan masyarakat sangat tepat digunakan untuk
mempelajari ilmu sosial dan kemanusiaan seperti
organisasi sosial, adat istiadat, mata pencarian,
kebudayaan,
penidikan,
kependuukan,
struktur
pemerintah, agama dan sistm nilai. Dalam proses
pembelajaran penggunaan lingkungan sosial sebagai
media dan sumber belajar seharusnya dimulai dari
lingkungan yang sangat dekat dengan peserta didik,
misalnya lingkungan keluarga, ligkungan tetangga,
rukun tetangga, lingkungan rukun warga, kelurahan,
kecamatan dan seterusnya. Tentunya hal tersebut
harus pula disesuaikan dengan kurikulum di sekolah,
sesuai dengan tingkat satuan pendidikan, dan sesuai
pula dengan tingkat perkembangan peserta didik.
Misalnya, dalam pembelajaran ilmu bumi dan
kependudukan (geografi) peserta didik ditugaskan
untuk mempelajari asfek kependudukan di tingkat
Rukun Tetangga. Peserta didik diminta untuk
mempelajari jumlah penduduk, jumlah Kepala Keluarga,
kategori penduduk berdasarkan usia, jenis kelamin,
jenjang pendidikan, mata pencarian, peserta KB,
pertambahan penduduk rata-rata setiap tahun, dan lainlain. Untuk mencari hal tersebut peserta didik harus
menjumpai dan mewawancarai Ketua RT setempat.
Selanjutnya peserta didik melaporkan hasil yang
diperoleh di lapangan kepada pihak guru atau sekolah.

101

Modul Media Pembelajaran
2)

3)

Yakinlah bahwa hal itu dapat membuat peserta didik
lebih aktif dan kreatif dan produktif.
Lingkungan Alam, yaitu lingkungan yang berkaitan
dengan sesuatu yang bersifat alami misalnya geografis,
iklim, suhu udara, musim, curah hujan flora (tumbuhan),
fauna (hewan), sumber daya alam (air, hutan, tanah,
batu-batuan dan lain-lain). Lingan ini sangat tepat untuk
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Mengingat
gejala alam yang bersifat relatif maka akan lebih mudah
dipelajari para peserta didik. Gejala-gejala lain yang
dapat dipelajari adalah kerusakan lingkungan alam
yang disebbkan oleh erosi, penggundulan Hutan,
pencemaran air, tanah, udara, dan sebagainya.
Dengan mempelajari lingkungan alam ini diharapkan
para peserta didik lebih memahami materi pelajaran di
sekolah serta dapat menumbuhkan cinta alam di
kalangan peserta didik. Misalnya dalam rangka
mempelajari IPA peserta didik diminta mempelajari
lingkungan alam di sekitar tempat tinggalnya. Peserta
didik diminta untuk mencatat dan mempelajari suhu
udara, jenis tumbuan, hewan, batu-batuan, kerusakan
lingkungan, pencemaran dan lain-lain, baik secara
individu maupun kelompok. Pasti peserta didik akan
mendapatkan sesuatu yang sangat berharga baginya
dan pengalamannya bertambah pula.
Lingkungan Buatan, yaitu lingkungan yang sengaja
diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan
tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Contoh lingkungan buatan diantaranya adalah irigasi
atau pengairan, bendungan, pertamanan, kebun
binatang, perkebunan, penghijauan dan pembangkit
tenaga listrik. Peserta didik dapat mempelajari
lingkungan buatan dari berbagai asfek misalnya
prosesnya,
pemanfaatannya,
fungsinya,
pemeliharaannya, daya dukungnya serta asfek-asfek

Pembuatan dan Penggunaan Media

102
lain yang berkaitan dengan pembangunan dan
kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya.
Lingkungan buatan
dapat dikaitkan dengan
kepentingan berbagai bidang studi yang diberikan di
sekolah.
Jelaslah bahwa penggunaan lingkungan dalam proses
pembelajaran dapat dilaksanakan dalam jam pelajaran atau
di luar jam pelajaran dalam bentuk penugasan kepada
peserta didik dalam waktu khusus yang sengaja disiapkan
pada akhir atau pertengahan semester.
e.

Prosedur Penggunaan Lingkungan
Menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber
belajar dalam proses pembelajaran sangat memerlukan
persiapan dan perencanaan yang matang oleh para guru.
Tanpa adanya persiapan dan perencanaan akan membuat
kerja menjadi sia-sia, tak terkendali, tujuan menjadi kabur,
dan kerja peserta didik menjadi tak terarah. Oleh karena itu
ada beberpa prosedur atau langkah yang harus ditempuh
dalam menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber
belajar. Langkah-langkah atau proseur yang harus
dipersiapkan meliputi persiapan, pelaksanaan dan tindak
lanjut.
Persiapan, ada beberpa prosedur yang harus dilalui pada
langkah persiapan ini, yaitu:
1) guru menentukan standar kompetensi yang ingin
dicapai diri penggunaan lingkungan yang ditetapkan
sebagai media dan sumber belajar, misalnya peserta
didik dapat menjelaskan sistim kerja mesin
penggilingan padi;
2) guru menentukan objek yang harus dikunjungi. Perlu
juga dipertimbangkan jauh atau dekatnya lokasi yang
akan dikunjungi, kemudahan jangkauannya, tidak
memerlukan waktu yang lama, dan lain-lain;

103

Modul Media Pembelajaran
3)
4)
5)

guru menentukan cara belajar peserta didik pada saat
kunjungan dilaksanakan, misalnya mencatat yang
terjadi, atau mengamati kejadian, dan lain-lain;
guru dan peserta didik menyiapkan perizinan jika
diperlukan;
guru membuat persiapan teknis yang diperlukan untuk
kegiatan belajar, misalnya tata tertib perjalanan dan di
tempat tujuan, perlengkapan, dan lain-lain;

Pelaksanaan, yaitu melakukan kegiatan belajar di tempat
tujuan sesuai dengan rencana yang telah disiapkan,
proseurnya sebgai berikut:
1) petugas menjelaskan objek yang dikunjungi sesuai
dengan permintaan sebelumnya;
2) peserta didik dibenarkan mengajukan beberapa
pertanyaan melalui kelompoknya masing-masing agar
lebih hemat waktu;
3) peserta didik mencatat informasi yang diperoleh dari
penjelasan petugas;
4) peserta didik dibimbing petugas untuk melihat dan
mengamati objek yang sedang dipelajari;
5) dalam proses ini, petugas memberikan penjelasan
kepada peserta didik berkenaan dengan cara kerja atau
proses kerja, mekanisme suatu objek (alat) yang
sedang diamati atau dipelajari;
6) peserta didik boleh bertanya lebih rinci atau juga boleh
mempraktekkan jika memungkinkan serta mencatatnya;
7) peserta didik mendiskusikan hasil belajarnya dalam
kelompoknya masing-masing agar lebih lengkap dan
paham materi yang dipelajari itu.
Apabila objek kunjungan bersifat bebas dan tidak perlu
ada tugas mendampinginya maka peserta didik langsung
saja mempelajari objek kajian dengan mencatat,
mengamati, atau wawancara dengan siapa saja yang
menguasai persoalan tersebut. Objek kunjungan bersifat
Pembuatan dan Penggunaan Media

104
bebas itu seperti mempelajari lingkungan sosial dengan
berkemah dan lain sebagainya.
Tindak Lanjut, adalah kegiatan belajar di kelas untuk
membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari lingkungan.
Yang harus dilakukan peserta didik adalah:
1) setiap kelompok harus melaporkan hasil belajar di
lingkungan untuk dibahas secara bersama;
2) guru meminta agar para peserta didik mengemukakan
kesan-kesan kegiatan belajar yang diperoleh dari
lingkungan;
3) peserta didik menyimpulkan materi yang diperoleh dan
dihubungkan dengan materi pembelajaran bidang studi;
4) guru memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar
peserta didik dan menjelaskan hasil-hasil yang
dicapainya;
5) guru memberika tugas PR berbentuk membuat atau
menyusun laporan yang lebih sempurna, atau membuat
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan hasil
kunjungan, atau membuat karangan yang berkaitan
dengan kesan-kesan yang diperoleh peserta didik dari
hasil kegiatan beljarnya;
6) Pembelajaran dengan menggunakan lingkungan
sebagai media dan sumber belajar seperti di atas
biasanya
disebut
dengan
pembelajaran
yang
menggunakan pendekatan e k o l o g i atau
pendekatan lingkungan. Dalam upaya pembaharuan
atau pengembangan kurikulum pendekatan ekologi ini
muthlak dibutuhkan sehingga lingkungan yang ada di
sekita sekolah dan peserta didik betul-betul menjadi
sasaran, media dan sumber belajar peserta didik dalam
proses pendidikan dan pembelajaran.

EVALUASI

105

Modul Media Pembelajaran
1.

Tuliskan 5 dari 9 kriteria media yang efektif
menurut Hubbard!
2.
Buatkan media peta konsep untuk materi
Pendidikan Agama Islam!
3.
Tuliskan tahapan penggunaan media!

Pembuatan dan Penggunaan Media

106
DAFTAR PUSTAKA
Abu Anwar, Media Pembelajaran, Suska Press, (Pekanbaru –
Riau: 2007)
Alan

Chute Thomson.M dan Hancock, The McGraw-Hill
Handbook of Distence Learning, (New York: The
McGraw-Hill, 1999)

Amir Hamzah Sulaiman,Media Audio Visual, (Jakarta: Gramedia,
1988)
Arief Sardiman dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1990)
Dasim

Budimansyah, Model Pembelajaran dan
Portopolio, (Bandung: Genesindo, 2002)

Penilaian

J.P. Chaplin, Dictionary of Psychology, terj. Kartini Kartono,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999)
Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:
Rajawali Press, 1999)
Kamrani

Buseri, Antologi Pendidikan
(Jogjakarta: UII Press, 2003)

Islam

dan

Dakwah,

Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Jogjakarta:
Prisma Shophie, 2004)
Mukhtar,

Desain Pembelajaran Pendidikan
(Jakarta: Misaka Galiza, 2003)

Agama

Islam,

Mulyasa, Menejemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003)

107

Modul Media Pembelajaran
Nana Sujana dan Ahmad Rifa’I, Media Pengajaran, (Bandung:
Sinar Baru, tt)
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Bandung: Alumni, 1986
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara,
2004)
UU-RI No.20 Tahun 2003, Sistim Pendidikan Nasional, (Jakarta:
Kaldera Pustaka Nusantara, 2003)

Pembuatan dan Penggunaan Media

108

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Modul Pembelajaran Berbasis Multimedia Presentase
Modul Pembelajaran Berbasis Multimedia PresentaseModul Pembelajaran Berbasis Multimedia Presentase
Modul Pembelajaran Berbasis Multimedia PresentaseNur Amalia
 
Makalah pembelajaran berbasis komputer pdf
Makalah pembelajaran berbasis komputer pdfMakalah pembelajaran berbasis komputer pdf
Makalah pembelajaran berbasis komputer pdflia_ashura
 
Pembelajaran komputer
Pembelajaran komputerPembelajaran komputer
Pembelajaran komputerambarlestari
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerFKIP UHO
 
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTERMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTERSyaifuljihad
 
Pembelajaran berbasis komputer
Pembelajaran berbasis komputerPembelajaran berbasis komputer
Pembelajaran berbasis komputerrima sakinah
 
Model model pembelajaran berbasis komputer
Model model pembelajaran berbasis komputerModel model pembelajaran berbasis komputer
Model model pembelajaran berbasis komputerridha hutami
 
Makalah media berbasis komputer
Makalah media berbasis komputerMakalah media berbasis komputer
Makalah media berbasis komputerHeri Sucipto
 
Vol2 no11 pengembangan media berbasis komputer, ekka pujo, m. taufik
Vol2 no11 pengembangan media berbasis komputer, ekka pujo, m. taufikVol2 no11 pengembangan media berbasis komputer, ekka pujo, m. taufik
Vol2 no11 pengembangan media berbasis komputer, ekka pujo, m. taufikDidik Purwiyanto Vay
 
Makalah Pembelajaran Berbasis Komputer Kelompok 2
Makalah Pembelajaran Berbasis Komputer Kelompok 2Makalah Pembelajaran Berbasis Komputer Kelompok 2
Makalah Pembelajaran Berbasis Komputer Kelompok 2Talithafatin
 
11 media pembelajaran berbasisi komputer
11 media pembelajaran berbasisi komputer11 media pembelajaran berbasisi komputer
11 media pembelajaran berbasisi komputersulaiman297
 
Media berbasis komputer
Media berbasis komputerMedia berbasis komputer
Media berbasis komputerabdsalam20
 
KOMPUTER DAN PENDIDIKAN
KOMPUTER DAN PENDIDIKANKOMPUTER DAN PENDIDIKAN
KOMPUTER DAN PENDIDIKANboyhokage
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaranasrani1
 
Modul media pembelajaran kel.5
Modul media pembelajaran kel.5Modul media pembelajaran kel.5
Modul media pembelajaran kel.5anisakusuma10
 
Modul media pembelajaran kel.5
Modul media pembelajaran kel.5Modul media pembelajaran kel.5
Modul media pembelajaran kel.5AniAnggraeni3
 

Was ist angesagt? (20)

Modul Pembelajaran Berbasis Multimedia Presentase
Modul Pembelajaran Berbasis Multimedia PresentaseModul Pembelajaran Berbasis Multimedia Presentase
Modul Pembelajaran Berbasis Multimedia Presentase
 
Makalah pembelajaran berbasis komputer pdf
Makalah pembelajaran berbasis komputer pdfMakalah pembelajaran berbasis komputer pdf
Makalah pembelajaran berbasis komputer pdf
 
Pembelajaran komputer
Pembelajaran komputerPembelajaran komputer
Pembelajaran komputer
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputer
 
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTERMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER
 
Pembelajaran berbasis komputer
Pembelajaran berbasis komputerPembelajaran berbasis komputer
Pembelajaran berbasis komputer
 
Model model pembelajaran berbasis komputer
Model model pembelajaran berbasis komputerModel model pembelajaran berbasis komputer
Model model pembelajaran berbasis komputer
 
Makalah media berbasis komputer
Makalah media berbasis komputerMakalah media berbasis komputer
Makalah media berbasis komputer
 
Vol2 no11 pengembangan media berbasis komputer, ekka pujo, m. taufik
Vol2 no11 pengembangan media berbasis komputer, ekka pujo, m. taufikVol2 no11 pengembangan media berbasis komputer, ekka pujo, m. taufik
Vol2 no11 pengembangan media berbasis komputer, ekka pujo, m. taufik
 
Makalah Pembelajaran Berbasis Komputer Kelompok 2
Makalah Pembelajaran Berbasis Komputer Kelompok 2Makalah Pembelajaran Berbasis Komputer Kelompok 2
Makalah Pembelajaran Berbasis Komputer Kelompok 2
 
Media komputer
Media komputerMedia komputer
Media komputer
 
11 media pembelajaran berbasisi komputer
11 media pembelajaran berbasisi komputer11 media pembelajaran berbasisi komputer
11 media pembelajaran berbasisi komputer
 
Media berbasis komputer
Media berbasis komputerMedia berbasis komputer
Media berbasis komputer
 
KOMPUTER DAN PENDIDIKAN
KOMPUTER DAN PENDIDIKANKOMPUTER DAN PENDIDIKAN
KOMPUTER DAN PENDIDIKAN
 
Rpp tik-sma-xii-sem2
Rpp tik-sma-xii-sem2Rpp tik-sma-xii-sem2
Rpp tik-sma-xii-sem2
 
Modul pembelajaran tutorial
Modul pembelajaran tutorialModul pembelajaran tutorial
Modul pembelajaran tutorial
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
Modul media pembelajaran kel.5
Modul media pembelajaran kel.5Modul media pembelajaran kel.5
Modul media pembelajaran kel.5
 
Modul media pembelajaran kel.5
Modul media pembelajaran kel.5Modul media pembelajaran kel.5
Modul media pembelajaran kel.5
 

Ähnlich wie Media Pembelajaran Konvensional

Bahan Ajar Microsoft Powerpoint
Bahan Ajar Microsoft PowerpointBahan Ajar Microsoft Powerpoint
Bahan Ajar Microsoft Powerpointjoedhy kristianto
 
Definisi computer, manfaat kmoputer sebagai media,.pptx
Definisi computer, manfaat kmoputer sebagai media,.pptxDefinisi computer, manfaat kmoputer sebagai media,.pptx
Definisi computer, manfaat kmoputer sebagai media,.pptxDeliaNur3
 
9 g = 8 mashadi arif dwi armawan
9 g = 8 mashadi   arif dwi armawan9 g = 8 mashadi   arif dwi armawan
9 g = 8 mashadi arif dwi armawanEka Dhani
 
TEKNOLOGI_MEDIA_PEMBELAJARAN_SEJARAH_MEL.pdf
TEKNOLOGI_MEDIA_PEMBELAJARAN_SEJARAH_MEL.pdfTEKNOLOGI_MEDIA_PEMBELAJARAN_SEJARAH_MEL.pdf
TEKNOLOGI_MEDIA_PEMBELAJARAN_SEJARAH_MEL.pdfparani3
 
Materi Kuliah Ke-6 (Manfaat ICT Media).ppt
Materi Kuliah Ke-6 (Manfaat ICT Media).pptMateri Kuliah Ke-6 (Manfaat ICT Media).ppt
Materi Kuliah Ke-6 (Manfaat ICT Media).pptMuhamadArfanAdDifuky
 
12. optimalisasi flash
12. optimalisasi flash12. optimalisasi flash
12. optimalisasi flashFajar Apriadi
 
MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIFMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIFboyhokage
 
Modul diklat Nasional Membuat Media Pembelajaran dengan Lectora
Modul diklat Nasional Membuat Media Pembelajaran dengan LectoraModul diklat Nasional Membuat Media Pembelajaran dengan Lectora
Modul diklat Nasional Membuat Media Pembelajaran dengan LectoraIswati Kuskandar
 
Powerpoint Wiwit
Powerpoint WiwitPowerpoint Wiwit
Powerpoint WiwitFKIP UHO
 
pembelajaran multimedia berbasis persentasi
pembelajaran multimedia berbasis persentasipembelajaran multimedia berbasis persentasi
pembelajaran multimedia berbasis persentasiimranali725
 
Rizkinia zela kartika media pembelajaran 1
Rizkinia zela kartika media pembelajaran 1Rizkinia zela kartika media pembelajaran 1
Rizkinia zela kartika media pembelajaran 1Zeladot Zeladot
 
Modul animasi flash 8 bpmp kemdikbud
Modul animasi flash 8   bpmp kemdikbudModul animasi flash 8   bpmp kemdikbud
Modul animasi flash 8 bpmp kemdikbudnuzul liana
 
2007 modul diklat mpi power point
2007 modul diklat mpi power point2007 modul diklat mpi power point
2007 modul diklat mpi power pointuswatun1509
 
Modul 4 pembuatan ppt
Modul 4 pembuatan pptModul 4 pembuatan ppt
Modul 4 pembuatan pptFakhri Cool
 

Ähnlich wie Media Pembelajaran Konvensional (20)

Tugas-PRESENTASI PROJEK
Tugas-PRESENTASI PROJEKTugas-PRESENTASI PROJEK
Tugas-PRESENTASI PROJEK
 
Bahan Ajar Microsoft Powerpoint
Bahan Ajar Microsoft PowerpointBahan Ajar Microsoft Powerpoint
Bahan Ajar Microsoft Powerpoint
 
Macromedia flash 8
Macromedia flash 8Macromedia flash 8
Macromedia flash 8
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Definisi computer, manfaat kmoputer sebagai media,.pptx
Definisi computer, manfaat kmoputer sebagai media,.pptxDefinisi computer, manfaat kmoputer sebagai media,.pptx
Definisi computer, manfaat kmoputer sebagai media,.pptx
 
9 g = 8 mashadi arif dwi armawan
9 g = 8 mashadi   arif dwi armawan9 g = 8 mashadi   arif dwi armawan
9 g = 8 mashadi arif dwi armawan
 
TEKNOLOGI_MEDIA_PEMBELAJARAN_SEJARAH_MEL.pdf
TEKNOLOGI_MEDIA_PEMBELAJARAN_SEJARAH_MEL.pdfTEKNOLOGI_MEDIA_PEMBELAJARAN_SEJARAH_MEL.pdf
TEKNOLOGI_MEDIA_PEMBELAJARAN_SEJARAH_MEL.pdf
 
Materi Kuliah Ke-6 (Manfaat ICT Media).ppt
Materi Kuliah Ke-6 (Manfaat ICT Media).pptMateri Kuliah Ke-6 (Manfaat ICT Media).ppt
Materi Kuliah Ke-6 (Manfaat ICT Media).ppt
 
12. optimalisasi flash
12. optimalisasi flash12. optimalisasi flash
12. optimalisasi flash
 
MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIFMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
 
Modul diklat Nasional Membuat Media Pembelajaran dengan Lectora
Modul diklat Nasional Membuat Media Pembelajaran dengan LectoraModul diklat Nasional Membuat Media Pembelajaran dengan Lectora
Modul diklat Nasional Membuat Media Pembelajaran dengan Lectora
 
TIK DIKONVERSI
TIK DIKONVERSITIK DIKONVERSI
TIK DIKONVERSI
 
Powerpoint Wiwit
Powerpoint WiwitPowerpoint Wiwit
Powerpoint Wiwit
 
pembelajaran multimedia berbasis persentasi
pembelajaran multimedia berbasis persentasipembelajaran multimedia berbasis persentasi
pembelajaran multimedia berbasis persentasi
 
Rizkinia zela kartika media pembelajaran 1
Rizkinia zela kartika media pembelajaran 1Rizkinia zela kartika media pembelajaran 1
Rizkinia zela kartika media pembelajaran 1
 
Jurnal ilmiah 5235125319-jumat-3
Jurnal ilmiah 5235125319-jumat-3Jurnal ilmiah 5235125319-jumat-3
Jurnal ilmiah 5235125319-jumat-3
 
Media interaktif
Media interaktifMedia interaktif
Media interaktif
 
Modul animasi flash 8 bpmp kemdikbud
Modul animasi flash 8   bpmp kemdikbudModul animasi flash 8   bpmp kemdikbud
Modul animasi flash 8 bpmp kemdikbud
 
2007 modul diklat mpi power point
2007 modul diklat mpi power point2007 modul diklat mpi power point
2007 modul diklat mpi power point
 
Modul 4 pembuatan ppt
Modul 4 pembuatan pptModul 4 pembuatan ppt
Modul 4 pembuatan ppt
 

Mehr von Amrizal Ahmad

Skripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirSkripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirAmrizal Ahmad
 
Sharaf presentation (i'lal)
Sharaf presentation (i'lal)Sharaf presentation (i'lal)
Sharaf presentation (i'lal)Amrizal Ahmad
 
Sharaf presentation (idgham)
Sharaf presentation (idgham)Sharaf presentation (idgham)
Sharaf presentation (idgham)Amrizal Ahmad
 
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Amrizal Ahmad
 
Tahzib akhlak (miskaweh)
Tahzib akhlak (miskaweh)Tahzib akhlak (miskaweh)
Tahzib akhlak (miskaweh)Amrizal Ahmad
 
Lampiran v-pedoman-evaluasi-kurikulum
Lampiran v-pedoman-evaluasi-kurikulumLampiran v-pedoman-evaluasi-kurikulum
Lampiran v-pedoman-evaluasi-kurikulumAmrizal Ahmad
 
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaranLampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaranAmrizal Ahmad
 
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)Amrizal Ahmad
 
Lampiran iii-pedoman-kegiatan-ekstrakurikuler
Lampiran iii-pedoman-kegiatan-ekstrakurikulerLampiran iii-pedoman-kegiatan-ekstrakurikuler
Lampiran iii-pedoman-kegiatan-ekstrakurikulerAmrizal Ahmad
 
Lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal
Lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokalLampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal
Lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokalAmrizal Ahmad
 
Lampiran i-pedoman-pengembangan-kurikulum-tingkat-satuan-pendidikan
Lampiran i-pedoman-pengembangan-kurikulum-tingkat-satuan-pendidikanLampiran i-pedoman-pengembangan-kurikulum-tingkat-satuan-pendidikan
Lampiran i-pedoman-pengembangan-kurikulum-tingkat-satuan-pendidikanAmrizal Ahmad
 
Permendikbud nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum
Permendikbud nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulumPermendikbud nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum
Permendikbud nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulumAmrizal Ahmad
 
Tarbiyah tarbiyah aulad -
Tarbiyah   tarbiyah aulad -Tarbiyah   tarbiyah aulad -
Tarbiyah tarbiyah aulad -Amrizal Ahmad
 
Tarbiyah al-hady nabawi fi tarbiyah -
Tarbiyah   al-hady nabawi fi tarbiyah -Tarbiyah   al-hady nabawi fi tarbiyah -
Tarbiyah al-hady nabawi fi tarbiyah -Amrizal Ahmad
 
Tarbiyah al-hady nabawi fi tarbiyah -
Tarbiyah   al-hady nabawi fi tarbiyah -Tarbiyah   al-hady nabawi fi tarbiyah -
Tarbiyah al-hady nabawi fi tarbiyah -Amrizal Ahmad
 
0113 الاعراب الميسر و النحو
0113   الاعراب الميسر و النحو0113   الاعراب الميسر و النحو
0113 الاعراب الميسر و النحوAmrizal Ahmad
 
0133 الاساليب الانشائيه فى النحو العربى
0133   الاساليب الانشائيه فى النحو العربى0133   الاساليب الانشائيه فى النحو العربى
0133 الاساليب الانشائيه فى النحو العربىAmrizal Ahmad
 
11. b. salinan lampiran permendikbud no. 69 th 2013 ttg kurikulum sma ma
11. b. salinan lampiran permendikbud no. 69 th 2013 ttg kurikulum sma ma11. b. salinan lampiran permendikbud no. 69 th 2013 ttg kurikulum sma ma
11. b. salinan lampiran permendikbud no. 69 th 2013 ttg kurikulum sma maAmrizal Ahmad
 

Mehr von Amrizal Ahmad (20)

Skripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirSkripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhir
 
Sharaf presentation (i'lal)
Sharaf presentation (i'lal)Sharaf presentation (i'lal)
Sharaf presentation (i'lal)
 
Sharaf presentation (idgham)
Sharaf presentation (idgham)Sharaf presentation (idgham)
Sharaf presentation (idgham)
 
Bab ii modul media
Bab ii modul mediaBab ii modul media
Bab ii modul media
 
Bab i modul media
Bab i modul mediaBab i modul media
Bab i modul media
 
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
 
Tahzib akhlak (miskaweh)
Tahzib akhlak (miskaweh)Tahzib akhlak (miskaweh)
Tahzib akhlak (miskaweh)
 
Lampiran v-pedoman-evaluasi-kurikulum
Lampiran v-pedoman-evaluasi-kurikulumLampiran v-pedoman-evaluasi-kurikulum
Lampiran v-pedoman-evaluasi-kurikulum
 
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaranLampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
 
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)
 
Lampiran iii-pedoman-kegiatan-ekstrakurikuler
Lampiran iii-pedoman-kegiatan-ekstrakurikulerLampiran iii-pedoman-kegiatan-ekstrakurikuler
Lampiran iii-pedoman-kegiatan-ekstrakurikuler
 
Lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal
Lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokalLampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal
Lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal
 
Lampiran i-pedoman-pengembangan-kurikulum-tingkat-satuan-pendidikan
Lampiran i-pedoman-pengembangan-kurikulum-tingkat-satuan-pendidikanLampiran i-pedoman-pengembangan-kurikulum-tingkat-satuan-pendidikan
Lampiran i-pedoman-pengembangan-kurikulum-tingkat-satuan-pendidikan
 
Permendikbud nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum
Permendikbud nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulumPermendikbud nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum
Permendikbud nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum
 
Tarbiyah tarbiyah aulad -
Tarbiyah   tarbiyah aulad -Tarbiyah   tarbiyah aulad -
Tarbiyah tarbiyah aulad -
 
Tarbiyah al-hady nabawi fi tarbiyah -
Tarbiyah   al-hady nabawi fi tarbiyah -Tarbiyah   al-hady nabawi fi tarbiyah -
Tarbiyah al-hady nabawi fi tarbiyah -
 
Tarbiyah al-hady nabawi fi tarbiyah -
Tarbiyah   al-hady nabawi fi tarbiyah -Tarbiyah   al-hady nabawi fi tarbiyah -
Tarbiyah al-hady nabawi fi tarbiyah -
 
0113 الاعراب الميسر و النحو
0113   الاعراب الميسر و النحو0113   الاعراب الميسر و النحو
0113 الاعراب الميسر و النحو
 
0133 الاساليب الانشائيه فى النحو العربى
0133   الاساليب الانشائيه فى النحو العربى0133   الاساليب الانشائيه فى النحو العربى
0133 الاساليب الانشائيه فى النحو العربى
 
11. b. salinan lampiran permendikbud no. 69 th 2013 ttg kurikulum sma ma
11. b. salinan lampiran permendikbud no. 69 th 2013 ttg kurikulum sma ma11. b. salinan lampiran permendikbud no. 69 th 2013 ttg kurikulum sma ma
11. b. salinan lampiran permendikbud no. 69 th 2013 ttg kurikulum sma ma
 

Media Pembelajaran Konvensional

  • 1. M O D U L – 3 PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN MEDIA Standar Kompetensi: Setelah mempelajari modul – 3 peserta diklat PLPG diharapkan mampu membuat dan menggunakan media pembelajaran yang dapat menunjang dalam proses penyampaian materi. Kompetensi Dasar: 1. Membuat media pembelajaran konvensional yang sederhana dan menarik. 2. Menyebutkan beberapa prinsip penggunaan media. 3. Menggunakan media moderen dan konvensional dalam proses penyampaian materi pembelajaran. A. Pembuatan Media Konvensional Pembuatan media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya adalah Media pembelajaran harus dapat meningkatkan motivasi pembelajar, karena media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu media yang dibuat juga harus dapat merangsang pembelajar, seperti mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan dapat mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong peserta didik untuk melakukan praktek-praktek dengan benar. 34 Modul Media Pembelajaran
  • 2. Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media yang dibuat. Hubbard mengusulkan sembilan kriteria untuk menilainya (Hubbard, 1983), yaitu: 1. Biaya. Biaya memang harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai dengan penggunaan media itu. 2. Ketersedian fasilitas listrik. 3. Ketersediaan kelas yang cocok dengan ukuran media yang dibuat. 4. Keringkasan media yang dibuat. 5. Media yang dibuat dapat dirubah atau dimodifikasi. 6. Ketersediaan waktu dan tenaga penyiapan untuk menggunakan media. 7. Media yang dibuat memiliki pengaruh positif yang ditimbulkan dari penggunaannya. 8. Media yang dibuat sangat rendahnya tingkat kerumitannya. 9. Media yang dibuat sangat epektif dan efesien untuk digunakan. Semakin banyak tujuan pembelajaran yang bisa dicapai dengan menggunakan media, maka semakin baiklah media itu. Kriteria di atas lebih diperuntukkan bagi media konvensional. Thorn mengajukan enam kriteria untuk menilai multimedia interaktif (Thorn, 1995). Kriteria penilaian yang pertama adalah kemudahan navigasi. Sebuah program harus dirancang sesederhana mungkin sehingga pembelajar tidak perlu belajar komputer lebih dahulu. Kriteria yang kedua adalah kandungan kognisi. Kriteria yang ketiga adalah pengetahuan dan presentasi informasi. Kedua kriteria ini adalah untuk menilai isi dari program itu sendiri, apakah program telah memenuhi kebutuhan pembelajaran si pembelajar atau belum. Kriteria keempat adalah integrasi media di mana media harus mengintegrasikan aspek dan ketrampilan yang harus dipelajari. Kriteria yang kelima adalah estetika. Untuk menarik minat peserta didik program harus 35 Modul Media Pembelajaran
  • 3. mempunyai tampilan yang artistik maka estetika juga merupakan sebuah kriteria. Kriteria penilaian yang keenam adalah fungsi secara keseluruhan. Program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh peserta didik. Sehingga pada waktu seorang selesai menjalankan suatu program dia akan merasa telah belajar sesuatu. Pembuata media tidak bisa dilakukan secara serampangan, tapi harus benar-benar memenuhi kriteria pembuatan media. Di bawah ini dicontohkan pembuatan media pembelajaran. 1. FLIP CHART Flipchart adalah lembaran-lembaran kertas yang menyerupai kalender atau album yang berukuran 50×70 cm, atau ukuran kecil 21×28 cm sebagai flipbook yang disusun dengan urutan dan diikat pada bagian atasnya. Flipchart hanya cocok untuk pembelajaran kelompok kecil yaitu 30 orang, sedangkan flipbook untuk 4-5 orang. Penyajian informasi dalam flipchart dapat berupa gambar, huruf, diagram, dan angka. Selanjutnya Cara mendesain flipchart : 1. Tentukan tujuan pembelajaran 2. Tentukan bentuk flipchart 3. Membuat ringkasan materi 4. Merancang draf kasar 5. Memilih warna yang sesuai 6. Menentukan bentuk dan ukuran huruf yang sesuai Pembuatan dan Penggunaan Media 36
  • 4. 2. MICROSOFT POWERPOINT Microsoft Powerpoint adalah program aplikasi presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office, misalnya Microsoft Office 2000. Keuntungan terbesar dari program ini adalah tidak perlunya pembelian piranti lunak karena sudah berada di dalam Microsoft Office. Jadi pada waktu penginstalan program Microsoft Office dengan sendirinya program ini akan terinstal. Hal ini akan mengurangi beban hambatan pengembangan pembelajaran dengan komputer seperti dikemukakan oleh Lee. Keuntungan lain dari program ini adalah sederhananya tampilan ikon-ikon. Ikon-ikon pembuatan presentasi kurang lebih sama dengan ikon-ikon Microsoft Word yang sudah dikenal oleh kebanyakan pemakai komputer. Pemakai tidak harus mempelajari bahasa pemrograman. Dengan ikon yang dikenal dan pengoprasian tanpa bahasa program maka hambatan lain dari pembelajaran dengan komputer dapat dikurangi yaitu hanbatan pengetahuan tehnis dan teori. Guru dapat membuat sebuah program pembelajaran tanpa harus belajar bahasa komputer terlebih dahulu. Meskipun program aplikasi ini sebenarnya merupakan program untuk membuat presentasi namun fasilitas yang ada dapat dipergunakan untuk membuat program pembelajaran. Program yang dihasilkanpun akan cukup menarik. Keuntungan lainnya adalah bahwa program ini bisa disambungkan ke jaringan internet. Langkah-langkah pembuatannya sebagai berikut: • Memasukkan Teks, Gambar, Suara dan Video Fasilitas yang penting dari program apliokasi ini adalah fasilitas untuk menampilkan teks. Dengan fasilitas ini pembuat program bisa menampilkan berbagai teks 37 Modul Media Pembelajaran
  • 5. • untuk berbagai keperluan misalnya untuk pembelajaran menulis, membaca atau pembelajaran yang lain. Cara memasukan teks ke dalam program aplikasi ini cukuip sederhana. Sesudah pemakai menghidupkan komputer dan masuk program Power point 2000 dan sesudah memilih jenis tampilan layar maka pemakai dapat menekan menu insert sesudah itu akan muncul berbagai pilihan. Salah satu pilihan itu adalah insert textbox. Tekan menu ini dan akan muncul kotak teks di dalam tampilan presentasi. Langkah berikutnya adalah mengkopi teks yang ingin dimasukkan dan kemudian menempelkannya (paste) pada kotak yang tersedia. Apabila tidak ingin mengkopi bisa juga menulis langsung dalan kotak teks yang sudah tersedia. Untuk memasukan gambar langkahnyapun sama dengan cara memasukkan teks. Pertama tekan menu insert sesudah itu pilih menu insert picture. Sesudah menu ini dipilih akan muncul dua pilihan from file ... dan from clip art... Apabila pemrogram ingin memasukkan gambar dari file maka tekan pilihan pertama dan apabila ingin memakai gambar dari clip art yang sudah ada di komputer maka tekan pilihan yang kedua. Suara dan video merupakan dua fasilitas yang disediakan oleh Microsoft Powerpoint 2000 yang sangat mendukung pemrograman pembelajaran bahasa. Untuk memasukkan video tekan menu insert dan selanjutnya tekan menu movies and sounds. Maka akan muncul dua pilihan untuk masing-masing. Untuk suara (sounds) akan muncul sounds from file dan sounds from Gallery demikian pula untuk movies akan muncul pilihan Movies from file atau Movies from Gallery. Pemrogram tinggal memilih jenis file yang akan dimasukkan. Membuat tampilan menarik Ada beberapa fasilitas yang disediakan untuk membuat tampilan menarik. Fasilitas yang pertama adalah Pembuatan dan Penggunaan Media 38
  • 6. background. Background akan memperindah tampilan program. Ada beberapa jenis background yang ditawarkan, yang pertama adalah dengan memberi warna, yang kedua dengan memberi tekstur dan yang ketiga adalah memasang gambar dari file sendiri. Langkah pemasangan background adalah dengan menekan menu format dan kemudian menekan menu background. Sesudah itu akan muncul pilihan background fill, more color dan fill effects. Apabila pemrogram ingin memilih warna yang sudah ada maka tekan apply, apabila ingin memilih warna sendiri tekan more color, pilih warna dan tekan apply, dan apabila ingin memberi tekstur atau gambar sendiri maka tekan fill effects, pilih tekstur atau gambar dan tekan apply. Fasilitas lain yang akan membuat tampilan lebih menarik adalah fasilitas animasi. Dengan fasilitas ini gambar-gambar dan teks akan muncul ke layar dengan cara tampil yang bervariasi. Fasilitas animasi ini memungkinkan gambar atau objek lain tampil dari arah yang berbeda atau dengan cara yang berbeda. Objek bisa melayang dari atas, bawah, kanan, kiri, atau dari sudut. Objek juga bisa muncul dari tengah atau dari pinggir. Dengan sedikit kreatifitas fasilitas ini bisa menghasilkan language games yang menarik. Pembuatan animasi dimulai dengan memilih objek yang akan dibuat animasi dengan cara mengklik objek itu. Sesudah itu pilih menu Slide Show dan kemudian memilih menu Custom Animation. Sesudah menekan menu itu akan muncul berbagai pilihan diantaranya order and timing untuk mengatur urutan dan waktu tampil ke layar dan juga pilihan effects untuk mengatur efek yang diinginkan. 39 Modul Media Pembelajaran
  • 7. 3. FLASH CARD Flashcard adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar yang berukuran 25×30 cm. Cara pembuatan flash card sebagai berikut: • Siapkan kertas tebal • Tandai kertas sehingga kertas berukuran 25×30 cm • Potong kertas • Tempelkan atau buat objek dikertas tersebut • Beri tulisan 4. FLANEL GRAF Flanelgraf adalah media pembelajaran berupa guntingan-guntingan gambar atau tulisan yang pada bagian belakangnya dilampisi ampelas atau boleh juga menggunakan kain flanel. Adapun cara pembuatannya: • • • • 5. Siapkan papan yang berfungsi untuk menempelkan gambar-gambar, papan terbuat dari kayu yang dilapisi karpet dengan ukuran 50×75 cm. Siapkan gambar atau tulisan yang akan digunting. Pada gambar atau tulisan yang sudah digunting dilampisi ampelas atau kain flanel dibelakangnya. Maka gambar atau tulisan sudah siap untuk digunakan. PETA KONSEP Peta Konsep adalah suatu diagram yang berdimensi dua, yaitu analogi dengan sebuah peta jalan yang tidak hanya mengidentifikasi butir-butir utama, tapi juga menggambarkan hubungan antara konsep-konsep utama, misalnya: Pembuatan dan Penggunaan Media 40
  • 8. Fungsi Al-Qur’an Bagi Manusia Fungsi Al-Qur’an Bagi Mns Hudan Basyiron wa Nadziro Furqon Cara pembuatannya: • Pembuatannya menggunakan diagram • Pengurutan diagram dari yang global atau umum ke yang khusus • Sebaiknya menggunakan kertas berwarna lebih menarik • Yang ditulis hanya yang pokok-pokok saja. 6. 41 KARTU PASANGAN Kartu pasangan adalah sejenis media dari kartu yang dibuat menggunakan pasangan. Kartu ini bisa saja berisi pertanyaan dan jawaban, tepi harus dibedakan antara kartu pertanyaan dan kartu jawaban. Sementara dalam pembelajaran peserta mencari pasangan kartu yang dimilikinya. Cara pembuatannya: • Siapkan kerta berkualitas bagus, misalnya jenis kertas yang dibuat untuk kartu song atau kartu remi. • Buat ukuran kertas tersebut 5.5 x 8.5 cm • Potong kertas tersebut sesui dengan ukuran. • Warna kartu atau kertas pertanyaan dan jawaban harus sama. • Buatlah pertanyaan yang diinginkan guru dalam kartu tersebut. • Buat juga kartu jawaban dalam kartu yang berbeda dengan kualitas, ukuran, dan warna yang sama dengan kartu pertanyaan. Modul Media Pembelajaran
  • 9. B. Prinsip Penggunaan Media Media pembelajaran, misalnya untuk materi pendidikan agama Islam, dapat digunakan dalam rangka upaya peningkatan interaksi belajar mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaannya. Menurut Asnawir (2002: 19) prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Pengunaan media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan bila sewaktuwaktu digunakan. 2. Media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. 3. Guru hendaknya dapat mengasai teknik-teknik dari suatu media pembelajaran yang digunakan. 4. Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pembelajaran. 5. Penggunaan media pembelajaran harus diorganisir secara sistematis. 6. Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari beberapa macam media, maka guru dapat memanfaatkan multimedia yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan dapat merangsang motivasi belajar peserta didik sehingga dapat meningkatkan interaksi belajar mengajar. Menurut Arief Sukadi S.S dan Radikun (1998: 173174) prinsip-prinsip penggunaan media adalah sebagai berikut: 1. Tidak ada satupun teknik atau strategi mengajar dan media pembelajaran yang harus dipakai tanpa melibatkan Pembuatan dan Penggunaan Media 42
  • 10. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 43 strategi mengajar dan media lainnya. Oleh sebab itu sebaiknya dalam proses belajar mengajar dipergunakan teknik dan media pembelajaran sesuai dengan tujuan belajar dan kebutuhan belajar. Tidak ada satu mediapun yang sessuai dan cocok dengan segala macam kegiatan belajar. Oleh karena itu sebaiknya sebelum melaksanakan proses belajar mengajar dipilih satu bentuk media yang cocok dan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan belajar. Media tertentu lebih cepat dipakai untuk tujuan pembelajaran tertentu dibanding media lain. Pengunaan berbagai media secara berlebihan dan tidak berdasarkan teori pemilihan media dalam tempo relatif kurang akan menyebabkan kaburnya isi materi ini berarti bukan pendekatan multi media. Sebelum menggunakan suatu media dalam proses belajar mengajar sebaiknya guru melakukan persiapan yang cukup dan cermat. Karena hanya dengan cara demikian guru dapat menguasai seluruh materi dan proses belajar mengajar akan berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Bila dianggap perlu maka guru sebaiknya mempersiapkan bahan tambahan agar dapat memperluas dan memperdalam topik yang dibahasnya. Selama belajar menggunakan media, sebaiknya siswa juga dipersiapkan sebelumnya dan siswa juga harus diperlakukan sebaik-baiknya sesuai dengan karakteristiknya sehingga dapat berperan sebagai siswa yang berperan aktif dan bertangungjawab dalam proses belajar mengajar dan juga dapat meningkatkan interaksi belajar. Media perlu diusahakan agar dapat menjadi bagian intregal dari sistem pendidkan. Yakni media harus diperlakukan secara tepat dan proposional, sehingga tidak hanya sebagai alat Bantu mengajar tetapi betul- betul merupakan satu mata rantai dalam sistem pendidikan. Modul Media Pembelajaran
  • 11. 8. Jangan sekali-kali menggunakan media hanya untuk mengisi waktu kosong dengan tujuan sebagai hiburan semata, karena dengan demikian tanggapan siswa selanjutnya terhadap media betul- betul sebagai hiburan. Dan untuk mengubah situasi akan sulit sekali. C. Langkah-Langkah Penggunaan Media Pembelajaran Penggunaan media dalam proses pembelajaran perlu memperhatihan empat tahapan, yaitu persiapan, penyajian, penerapan, dan kelanjutan. Pada tahapan-tahapan tersebut perlu adanya langkah-langkan yang dipesiapkan shingga pada masing-masing tahapan jelas apa saja yang harus dipersiapkan. Pada tahap persiapan guru sebagai pengguna media dalam proses penyampaian materi di kelas harus mempelajari tujus, mempersiapkan materi ajar, selanjutnya memilih media yang sesuai, berusaha melatih diri menggunakan media yang akan dipakai sampai lancar, dan melakukan pemeriksaan tempat mengajar untuk memastikan bisa atau tidak media yang sudah dipilih untuk digunakan dalam ruangan yang akan dipakai untuk menyampaikan materi. Persiapan menghadapi tahap penyajian sebagai guru yang akan menggunakan media mempersiapkan hal-hal sebagai berikut: 1. Menyusun kata pendahuluan agar punya persiapan apa saja pengantar yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik. Hal ini perlu dilakukan karena kata-kata awal dapat memotivasi peserta didik dan mengetahui apa saja yang akan dibahas oleh guru dalam penyampaian materi. 2. Berusaha untuk menarik perhatian peserta didik agar mereka pokus pada terhadap materi yang akan disampaikan dengan menggunakan media. Pembuatan dan Penggunaan Media 44
  • 12. 3. Menyatakan tujuan yang akan dicapai setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Sehingga indikator-indikator yang ditetapkan guru dapat dicapai. 4. Berusaha untuk menggunakan media yang sesuai dengan tujuan, materi, dan kondisi peserta didik. 5. Penampilan yang bermutu juga menjadi sangat urgen bagi guru. Guru tidak boleh berpenampilan terlalu berlebihan dan tidak boleh juga terlalu ”kere”. Pada tahap penerapan guru harus menggunakan media yang sudah ditetapkan yang sudah melalui pertimbangan yang sangat matang. Penggunaannya harus diusahakan secara maksimal agar apa yang menjadi sasaran dari penggunaan media itu dapat dircapai dengan sempurna. Setelah materi disampaikan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media, guru harus mengevaluasi penggunaan media dengan cara mengajukan pertanyaan baik kepada peserta didik maupun guru seprofesi. Terakhir dari tahap ini adalah mendiskusikan media yang digunakan dengan teman sejawat. Tahap yang keempat adalah kelanjutan. Pada tahap ini hendaknya guru terus menggunakan secara berkelanjutan dan mendiskusikan media yang digunakan. Berikut ini adalah contoh-contoh teknik menggunakan media berdasarkan fungsi media yang berbeda di dalam suatu pembelajaran kelompok, yaitu: sebagai alat berbagi pengalaman, sebagai alat berbagi peran, sebagai alat penyadaran dan motivasional, sebagai alat bantu penjelasan, sebagai alat analisis, dan sebagainya. Walau jenis dan fungsi media berbeda, namun secara umum penggunaan media tetap mengacu pada daur pembelajaran berbasis pengalaman peserta. Sebaiknya kita menghindari penggunaan media sebagai bahan ceramah saja. Suatu media bisa mencakup beberapa fungsi sekaligus, namun biasanya terdapat fungsi 45 Modul Media Pembelajaran
  • 13. tertentu yang ditonjolkan. Berikut ini adalah contoh-contoh teknik penggunaan media untuk berbagai fungsi berbeda. 1. Media sebagai Alat Berbagi Pengalaman (Media Diskusi) Media sebagai alat berbagi pengalaman adalah media yang bisa mendorong semua peserta untuk berdiskusi dan bertukar pikiran/ informasi (dalam diskusi kelompok atau pleno). Langkah penggunaannya sebagai berikut:  Fasilitator membagikan media kepada kelompok dan menjelaskan cara menggunakannya sebagai bahan diskusi (misal: media gambar, “fotonovela” atau komik foto, lembar kasus, dan sebagainya).  Peserta melaksanakan diskusi kelompok dengan menggunakan media tersebut.  Pada saat pleno, kelompok juga menggunakan media untuk menampilkan hasil kerjanya, misalnya:  Hasil diskusi ditampilkan dalam bentuk visual (gambar, skema, tabel).  Hasil analisa kasus dirumuskan di atas flipchart  Pelajaran-pelajaran ditulis di atas kartu-kartu metaplan, dan sebagainya. 2. Media sebagai Alat Berbagi Peran Media sebagai alat berbagi peran adalah media yang mendorong kegiatan bersama (melibatkan sesama peserta atau peserta dengan fasilitator untuk melaksanakan kegiatan bersama). • Fasilitator menjelaskan cara menggunakan media untuk melaksanakan suatu kegiatan (tugas tim), misalnya:  Lembar praktek/kerja kelompok; Pembuatan dan Penggunaan Media 46
  • 14. Panduan simulasi/bermain peran; Media untuk melakukan permainan (games). • Peserta menggunakan media untuk melaksanakan suatu kegiatan dan melakukan pembagian tugas di antara mereka (siapa mengerjakan apa). 3. Media sebagai Alat Penyadaran/Motivasional Media penyadaran adalah media yang bersifat menggugah perasaan dan mendorong peserta merefleksi sikap-nilai mereka. Media motivasional adalah media yang menimbulkan semangat untuk bertindak dan memecahkan masalah yang terjadi dalam situasi nyata peserta. Langkah penggunaannya sebagai berikut: • Apabila media akan digunakan peserta, fasilitator menjelaskan cara menggunakan media untuk melakukan suatu kegiatan (poster, role-play, lembar kasus, drama, permainan). Fasilitator bisa juga menayangkan media yang menggugah (cuplikan film, “dongeng dijital”) untuk dilanjutkan dengan diskusi pembahasan. • Untuk mengembangkan proses penyadaran, fasilitator mempersiapkan pertanyaan kunci yang bersifat refleksi sikapnilai (renungan). Peserta menarik pelajaran (lesson learned) dari kegiatan/media tersebut dan melakukan perenungan bersama. • Untuk mengembangkan proses motivasional, fasilitator menyiapkan pertanyaan kunci untuk mengembangkan pendapat, gagasan tindakan terhadap situasi nyata yang mereka alami yang serupa dengan situasi yang ditampilkan dalam media. 4. Media sebagai Alat Bantu Penjelasan Media sebagai alat bantu adalah media yang bisa digunakan oleh fasilitator maupun peserta untuk menjelaskan sesuatu pembahasan (presentasi, ceramah,   47 Modul Media Pembelajaran
  • 15. memberi penjelasan, dan sebagainya). Langkahnya sebagai berikut: • Guru/Fasilitator menggunakan media untuk menjelaskan, misalnya:  Transparansi atau powerpoint slide untuk menjelaskan materi belajar atau tugas kelompok (metode ceramah)  Flipchart untuk menjelaskan penugasan kepada peserta  Kartu-kartu metaplan untuk menjelaskan kesimpulan diskusi pleno, dan sebagainya. • Media juga bisa digunakan oleh peserta untuk menjelaskan sesuatu (misal: gambar, flipchart, metaplan, transparansi, power point, dan sebagainya). • Fasilitator kemudian meminta semua peserta untuk memberikan tanggapan, masukan, komentar, atau pertanyaan terhadap penjelasan. 5. Media sebagai Alat Analisa Masalah Media analisa masalah digunakan sebagai alat bantu untuk melihat semua sudut pandang dan faktor yang saling berkaitan terhadap suatu permasalahan. Media ini harus bisa menggambarkan suatu kerangka atau sistem pemikiran agar mudah dianalisa. • Fasilitator menjelaskan cara menggunakan media sebagai bahan diskusi analisis (misal: media gambar, lembar kasus, panduan role play, format analisa SWOT atau format analisa pohon masalah, dsb.). • Peserta menggunakan media untuk melakukan analisa masalah, sebab-akibat masalah, dan mengembangkan alternatif pemecahan masalah dan pilihan tindakan. D. Penggunaan Media Pembelajaran Pembuatan dan Penggunaan Media 48
  • 16. 1. Media dua dimensi pada bidang tidak transparan Nana Sujana dan Ahmad Riva’i menyebutkan media visual dua dimensi pada bidang tidak transparan ini dengan sebutan media grafis13. Grafis berasal dari bahasa Yunani “graphikos” yang artinya melukiskan atau menggambarkan dengan garis-gari. Sebagai kata sifat, grafik juga dapat diartikan penjelasan yang hidup, atau penjelasan yang kuat, atau penyajian yang efektif. Media ini juga dapat diartikan media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan dengan jelas, kuat dan terpadu melalui kombinasi pengungkapan kata-kata dan gambar. Media visual dua dimensi pada bidang tidak transparan ini antara lain seperti gambar, gafik (termasuk diagram, bagan, peta konsep), peta, poster, foto, karton dan lain-lain. 1. GAMBAR Gambar merupakan alat visual yang penting dan mudah diperoleh. Dikatakan penting karena dapat memberikan gambaran visual nyata tentang masalah yang digambarkannya. Gambar dapat membuat peserta didik dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya. Gambar dapat digunakan sebagai media pembelajaran bahasa (Arab, Inggris), pendidikan amaga Islam, sejarah, ekonomi, sosiologi dan lain-lain. Gambar yang kehadirannya sebagai media visual bukan hanya untuk dipandang-pandang atau sebagai hiasan dinding saja. Sebagai media visual yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa pengertian peserta didik terhadap sebuah gambar sangat berbeda dengan orang dewasa. Penggunaan gambar harus sesuai dengan standar kompetensi serta indikator yang sudah ditetapkan, ada 13 Lihat! Nana Sujana dan Ahmad Rifa’I, Media Pengajaran,Sinar Baru Bandung, halaman:19 49 Modul Media Pembelajaran
  • 17. hubungannya dengan materi pembelajaran yang sedang disampaikan atau seseuai dengan masalah yang sedang dihadapi. Penggunaan gambar harus pula dapat membangkitkan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga lahir pula minat belajar mereka. Gambar diharapkan dapat membantu peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang timbul dalam pikirannya. Contoh: mengenalkan jamal (‫)جم مل‬sebagai seekor ٌ(s َ‫ٌلَ ٌل‬ hewan yang hidup di padang pasir tidak dengan menyebutkan artinya dengan bahasa Indonesia sa’at mengajarkan bahasa Arab, tapi cukup dengan menunjukkan gambarnya. ‫جمل بسنـنام وحاحد‬ ِ‫اَ اَ ب ٌ اَ ٍ اَ د‬ atau mengajarkan cara bertayamum yang baik kepada peserta didik dengan urutan sebagai berikut: Pembuatan dan Penggunaan Media 50
  • 19. 3 TANGAN TEPUKKAN KEMBALI KE DEBU 4 Pembuatan dan Penggunaan Media 52
  • 21. Pemilihan gambar mempunyai kareteria agar gambar benar-benar bermanfa’at bagi peserta didik, diantara kareteria gambar yang dipilih sebagai berikut: 1. Gambar harus bagus, jelas, menarik, mudah dimengerti, dan ukurannya dapat dijangkau oleh penglihatan peserta didik dan dapat memperlihatkan detail yang ada; 2. Apa yang tergambar harus cukup penting dan cocok untuk hal yang sedang dipelajari atau masalah yang sedang dihadapi; 3. Gambar harus benar dan autentik, artinya menggambarkan keadaan yang serupa jika dilihat dalam keadaan yang sebenarnya; 4. Gambar harus sederhana. Gambar yang rumit sering mengalihkan perhatian dari hal-hal yang penting; 5. Gambar harus sesuai dengan kecerdasan orang yang melihat (peserta didik); 6. Warna gambar harus menarik perhatian peserta didik ; 7. Ukuran gambar dengan perbandingn jumlah peserta didik harus seimbang.14 Memperlihatkan gambar kepada peserta didik mempunyai cara-cara tertentu, namun demikian guru juga kadang-kadang mempuanyai terik-terik tersendiri. Kemungkinan-kemungkinan cara yang dapat digunakan guru dalam memperlihatkan gambar sebagai berikut: 1. Jika gambar yang akan ditampilkan itu besar cukup dengan digantungkan atau dilengketkan di papan tulis dengan menggunakan paku payung atau isolasi yang kuat supaya tidak mudah lepas. 14 Lihat! Amir Hamzah, Media Audio – Visual Untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan, Gramedia Jakarta, 1988, hal.29 Pembuatan dan Penggunaan Media 54
  • 22. 2. Jika gambar yang akan ditampilkan itu berukuran kecil maka gambar tersebut harus diedarkan untuk diperlihatkan kapada peserta didik secara bergiliran. 3. Cara-cara lain yang mungkin dapat digunakan untuk memperlihatkan gambar pada peserta didik. Gambar sebagai media juga mempunyai kelebihan dan kekurangan yang perlu diperhatikan oleh guru. Untuk lebih jelasnya dapt dilihat pada table berikut: KELEBIHAN GAMBAR 1. Mudah digunakan dalam proses pembelajaran 2. Harganya relatif murah 3. Mudah diperoleh 4. Dapat digunakan pada berbagai tingkat dan jenjang 5. Mudah mengaturnya 6. mudah menyimpannya KEKURANGAN GAMBAR 1. Tidak cocok untuk kelompok besar 2. Sukar untuk melukiskan yang sebenarnya 3. Mudah rusak 4. Tidak bergerak AYOLAH ! SAMA – SAMA KITA MENYAKSIKAN PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN 55 Modul Media Pembelajaran
  • 23. 2. GRAFIK Grafik adalah gambar sederhana yang merupakan penggambaran data kuantitatif yang akurat dalam bentuk yang menarik dan mudah dimengerti. Biasanya grafik digunakan untuk menerangkan perkembangan dan perbandingan sesuatu yng diajarkan atau dibicarakan. Media jenis ini sering digunakan dalam pembelajaran geografi atau sejarah, ekonomi, sosiologi, matematika dan lain-lain yang mungkin bisa menggunakan grafik. Misalnya: Diagram adalah susunan garis-garis dan lebih menyerupai peta dari pada gambar. Misalnya diagram ruang belajar selalu menunjukkan bagaimana dan dimana posisi tempat duduk peserta didik, dimana letaknya atau posisi guru, letak papan tulis, lemari dan lain-lain. KEADAAN GURU DI SEBUAH SEKOLAH BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN 80 70 60 50 D-3 40 S- 1 30 S- 2 20 10 0 Th.2001 Th.2002 Th.2004 Pembuatan dan Penggunaan Media Th.2005 56
  • 24. Diagram juga sering digunakan utnuk menjelaskan letak bagian sebuah alat atau mesin serta hubungannya antara satu bagian dengan bagian lainnya, misalnya: Dalam pengajaran bahasa Arab juga diagram kadang-kadang digunakan untuk menerangkan dimana letak atau posisi makhorij al-huruf, misalnya: 57 Modul Media Pembelajaran
  • 25. Bagan juga salah satu media sering digunakan guru dalam menjelaskan materi pembelajaran, misalnya pada mata pelajaran ekonomi yang menjelaskan sebuah organisasi Badan Usaha Unit Desa (BUUD) atau Koperasi Unit Desa (KUD): Selain di atas ada lagi media yang sering digunakan guru ketika menjelas materi pembelajaran kepada peserta didik yaitu Peta Konsep. Peta Konsep adalah suatu diagram yang berdimensi dua, yaitu analogi dengan sebuah peta jalan yang tidak hanya mengidentifikasi butir-butir utama, tapi juga Pembuatan dan Penggunaan Media 58
  • 26. menggambarkan hubungan antara konsep-konsep utama, misalnya: PETA KONSEP KITAB-KITAB ALLAH TAURAT ZABUR INJIL AL-QUR’AN 3. PETA Peta adalah skala terkecil tentang gambaran dunia yang sebenarnya. Secara langsung atau tidak peta dapat mengungkapkan informasi yang sangat banyak misalnya lokasi atau daerah, luas suatu daerah, bentuknya, penyeberan penduduknya, daratan, perairan, iklim, sumber ekonomi serta hubungan antara satu dengan yang 59 Modul Media Pembelajaran
  • 27. lain15. Dengan menggunakan peta sebagai media orang dapat memvisualisasikan suatu kejadian di suatu tempat, apa yang ada di permukaan bumi, dapat menunjukkan dan letak suatu tempat dan lain-lain. Peta merupakan komposisi yang abstrak, mulai dari titik-titik, garis-garis, symbol-simbol, bidang, warna dan lain-lain. Peta sebagai media pembelajaran dapat membingungkan peserta didik dalam mengartikannya. Oleh karena itu peserta didik harus segra melihat makna yang terkandung dalam peta yang dipelajarinya itu agar mereka memiliki rasa kesanggupan untuk membaca dan memahami peta dimaksud. Sebagai seorang pendidik, guru harus dapat memberikan kesan yang baik kepada peserta didik tentang penggunaan peta sehingga peserta didik merasa mudah dan memiliki kepercayaan diri dalam membaca, memahami dan menggunkan peta. Selain hal tersebut, bahwa penggunaan peta juga harus dimulai dari penggunaan peta yang sangat sederhana. Misalnya sebuah garis yang menunjukkan jalan yang menghubungkan peserta didik dangan sekolah tempatnya belajar. Kemudian dilanjutkan dengan peta yang menggambarkan sekolah tempat peserta didik belajar dan pekarangannya. Selanjutnya peta yang menggam-barkan tempat tinggal peserta didik dan seterusnya. Penggunaan peta tersebut peserta didik harus diberikan waktu yang cukup untuk mengamatinya sendirian, gunanya agar peserta didik dapat memusatkan perhatiannya terlebih dahulu pada bagian-bagian yang dianggap menarik menurut mereka. Perlu ditakankan bahwa pengalaman pertama terhadap peta peserta didik tidak boleh tergesa-gesa. Pendidik sebagai guru ketika 15 Ibid, halaman 57 Pembuatan dan Penggunaan Media 60
  • 28. memahamkan sebuat peta kepada peserta didik tidak ubahnya seperti mengajari peserta didik yang baru belajar membaca rangkaian huruf-huruf menjadi kata-kata yang pada akhirnya menjadi sebuah kalimat. Peta sangat bermanfa’at digunakan untuk mengajarkan geografi, bahasa dalam latihan dialog, sejarah, matematika dan lain-lain. Lewat peta juga peserta didik dapat mepelajari jalur lalu lintas darat, laut dan udara. Lewat peta juga guru dapat bertukar pikiran dengan peserta didik mana jalan yang lebih dekat untuk ditempuh ketika menuju suatu tempat yang diinginkan. Lewat peta juga guru dapat meninformasikan kepada peserta didik tantang jarak suatu tempat dengan tempat yang lain. Jadi peta dapat menggambarkan data lokasi dan menjadi sumber informasi dari suatu lokasi. Peta juga dapat menggambarkan keadaan permukaan bumi dan hubungannya dengan manusia yang mendiami bumi ini, sehingga memudahkan seseorang untuk melakukan dialog tentang sesuatu yang berkaitan dengan bumi. 4. POSTER 61 Modul Media Pembelajaran
  • 29. Poster adalah gambar berukuran besar yang memberi penekanan pada satu atau dua ide pokok sehingga dapat dimengerti dengan mudah walaupun hanya dengan melihat sepintas saja. Poster yang baik adalah poster yang dapat: 1. 2. 3. 4. 5. 6. dapat menarik perhatian orang atau peserta didik melihatnya; dapat menanamkan pesan yang terkandung dalam poster itu kepada yang melihatnya, termasuk peserta didik; poster harus sederhana sehingga pengamat tidak memerlukan pemikiran secara rinci untuk memahaminya; antara ilustrasi dan subyek harus serasi; kalimatnya tidak boleh banyak dan tidak pula panjang; kata-katanya mudah dimengerti. MARI BERKORBAN! Pada tgl. 10, 11, 12, 13 Di bulan Zulhijjah. Pembuatan dan Penggunaan Media 62
  • 30. Poster dapat membantu peserta didik dalam proses pembelajaran bahasa. Peserta didik dapat disuruh untuk membuat cerita dari poster yang dilihatnya baik dalam bahasa Arab, Indonesia, Inggris dan lain-lain. 5. KARTUN Kartun salah satu media yang cukup unik untuk mengkomunikasikan gagasan atau ide. Kartun adalah penggambaran dalam bentuk lukisan karikatur tentang manusia yang didesain untuk mempengaruhi opini masyarakat atau peserta didik. Kartun mempunyai manfaat penting dalam pembelajaran terutama dalam menjelaskan rangkaian isi materi pembelajaran dalam satu urutan yang logis atau memngandung makna. Pemilihan kartun perlu dipikirkan oleh guru, misalnya apakah sesuai untuk pembelajaran bahasa atau tidak. Oleh sebab itu pemilihannya haruslah berdasarkan hal-hal sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 63 Kartun yang dipilih harus mempunyai hubungan dengan peserta didik terutama hubungannya dengan pengalaman mereka; Kartun tersebut harus pula cocok dengan peserta didik; Kartun yang disajikan harus dapat menarik minat peserta didik; Kartun harus dapat membantu dan melatih kecerdasan peserta didik; Rangkaian kartun harus dapat dengan mudah dipahami peserta didik, baik berdasarkan usia, alam atau lingkungan, standar kompetensi, indikator dan sebagainya; Urutan kartun sebaiknya menggunakan angka urutan. Modul Media Pembelajaran
  • 31. Kartun: Tentang kebrsihan lingkungan Kartun: bekerja hanya karena Allah BUNG….! IKUTI ATURAN Kartun: lalu lintas jalan raya Pembuatan dan Penggunaan Media 64
  • 32. NAK…! BELAJAR KELOMPOK ITU BAGUS Kartun: pendidikan WAH…! SURAU INI DIGEMBOK Kartun: relegius 65 Modul Media Pembelajaran
  • 33. Pak Dewan … tolong kami pak Makanya dukung saya! Kartun: politik Disamping kartun digunakan sebagai sarana untuk menumbuhkan minat peserta didik dalam menerima materi pembelajaran kartun juga dapat digunakan sebagai ilustrasi dalam kegiatan pembelajaran. Namun begitu, juga harus sangat selektif dalam memilih kartun yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Kartun dapat digunaklan dalam menyampaikan materi materi pembelajaran, misalnya dalam pembelajaran bahasa, sosiologi, antropologi dan lain-lain. Kartun sebagai salah satu media pembelajaran mempuanyai kelebihan dan kekurangan sebagimana juga media-media yang lain. Kelebihan dan kekurangan media kartun dapat dilihat pada table berikut: Pembuatan dan Penggunaan Media 66
  • 34. 1. 2. 3. 4. 5. 6. MEDIA KARTUN KELEBIHAN KEKURANGAN Disenangi oleh 1. Guru yang tidak a. Pengertian peserta didik karena watak pandai menggambar lucunya sangat menghibur menjadi kesulitan Menarik minat baca tersendiri Sangat ekonomis 2. Kartun yang sesuai Dapat digunakan untuk suatu materi jarang menyampaiakan materi tersedia dipasaran yang bermacam-macam Materi lebih mudah dipahami Mudah diperoleh dan dibuat 2. Media visual dua dimensi pada bidang transparan Pada bagian ini akan dibicarakan media pembelajaran dua dimensi pada bidang transparan atau media tembus cahaya. Pada bagian akan dibicarakan beberapa media saja, yaitu slaid, filmstrip dan lembaran transparan pada overhead proyektor (OHV). Slaid 1. SLAID adalah bidang transparan yang bergambar. Bidang transparan itu bias terjadi dari kaca, plastik jernih atau seluloid. Selanjutnya gambar yang digunbakan itu bias dari hasil karya atau lukisan tangan dan bias juga dari hasil pemotretan. Pada bagian ini yang akan dijelaskan adalah seluloid. Seluloid merupakan hasil pemotretan dengan ukuran lebih kurang 36 mm x 24 mm dan diberi bingkai dengan kadbod atau plastik. Oleh karena itu kamera yang 67 Modul Media Pembelajaran
  • 35. digunakan seharusnya kamera yang menggunakan filem berukuran 35 mm. Slaid sebagai media pembelajaran visual sangat mudah digunakan, mudah disimpan, sederhana dalam pembuatan. Filem yang digunakan sebaiknya adalah filem berwarna, hal ini dilakukan karena filem berwarna akan lebih menarik perhatian peserta didik. Filem yang digunakan untuk membuat slaid berwarna adalah filem husus yang disebut dengan “reversal” . Filem ini ada dua jenis: 1. Kodachrome, filem ini harus dicuci dan diproses ditempat khusus yang akan dikembalikan sebagai “filem slaid berwarna yang sudah lengkap dengan bingkainya”. 2. Ektachrom, yaitu filem yang dapat diproses sendiri, jika mempunyai kelengkapat alat dan kemahiran, tapi juga dapat diproses di studio-studio yang biasa ditemui. Agar slaid dapat difungsikan sebagai media pembelajaran penggunaannya memerlukan bantuan alat yang disebut proyektor. Proyektor yang dapat digunakan ada beberapa jenis diantara proyektor tanpa Pembuatan dan Penggunaan Media 68
  • 36. suara, proyektor bersuara, proyektor manual dan proyektor otomatis. Proyektor manual otomatis 1. 3. 5. 7. Swis pasang-tutup Tempat letak slaid Grill Udara Pengalihan slaid belakang 9. Penyambung remot 2. Tempat letak fius 4. enolak/pemilih slaid 6. Pengalihan slaid ke depan 8. Pemokus ke depan/ke 10.Penggerak focus manual Proyektor otomatis tanpa audio/suara 69 Modul Media Pembelajaran
  • 37. Proyektor otomatis dan bersuara b. Prinsip Penggunaan Slaid Ada empat prinsip yang perlu diperhtikan dalam menggunakan slaid dalam proses pembelajaran yaitu persiapan guru, persiapan peserta didik, penyajian atau penayangan dan hasil setelah penyajian atau penayangan. Untuk lebih jelasnya perhatikan table berikut ini. a. b. 1 PERSIAPAN GURU atur cahaya seperlunya pastikan audio dapat didengar dengan jelas dan mengikuti tayangan c. pastikan bahwa peserta didik dapat melihat dengan jelas d. usahakan menonton lebih dahulu sebelum menyajikan Pembuatan dan Penggunaan Media 70
  • 38. a. b. 2 PERSIAPKAN PESERTA DIDIK c. d. e. f. a. b. 3 PENYAJIAN/ PENAYANGAN c. d. e. 71 peserta didik sudah siap di ruangan sebelum penayangan membicarakan persoalan yang menarik perhatian harus didahulukan dari tayangan jelaskan dengan ringklas isi kandungan yang akan ditayangkan utarakan hal-hal yang harus diperhatikan peserta didik jelaskan mufradat atau perbedaharan kata yang penting (untuk pembelajaran bahasa) hubungkan tayangan dengan kehidupan sehari-hari tayangan harus dianggap suatu yang biasa saja dan merupakan bagian dari proses pembelajaran (bukan hanya sebagai tontonan tak bermakna) usahakan peserta didik dalam keadaan tenang pada saat penayangan hentikan tayangan pada bagian tertentu (jika memerlukan penjelasan guru) sebaiknya penayangan dalam kelas sehingga peserta didik dapat menggunakan buku dan alat tulis lainnya arahkan dan usahakn agar peserta didik dapat mengambil hal-hal yang berlawanan dengan fikirannya Modul Media Pembelajaran
  • 39. a. 4 SETELAH PENAYANGAN c. tanya pada peserta didik apakah ada persoalan atau ulasan untuk dibicarakan b. ajukan pertanyaan persoalanpersoalan pada peserta didik yang berhubungan dengan tayangan tersebut c. jangan lupa memberikan pekerjaan rumah sebagai aktivitas tambahan setelah melihat tayangan seperti membuat karangan atau bacaan tambahan d. jelaskann hal-hal yang kurang atau belum dipahami oleh peserta didik dan betulkan jika mereka ada kekliruan (jika sangat diperlukan putar kembali slaidnya) Keistimewaan dan kekurangan slaid Keistimewaan menggunakan slaid sebagai media dalam proses pembelajaran. Disamping keistimewaannya adapula kelemahan atau kekurangannya. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut ini. Pembuatan dan Penggunaan Media 72
  • 40. KEISTIMEWAAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. urutan slaid dapat diatur sesuai kebutuhan rancangan pembelajaran dapat diperbaharui tan perubahan besar dan peralatannya sederhana waktu penggunaan diatur oleh guru sepenuhnya ukurannya kecil mudah untuk dibawa atau disimpan pertukaran slaid dapat dilakukan otomatis dan manual slaid yang memiliki audio dapat menggabungkan dua dria sekaligus slaid dapat dibuat dengan kanera berukuran 35 mm KEKURANGAN 1. penyedianaan bahan agak mahal dan rumit 2. gerakan bersambung seperti dalam filem tidak dapat ditunjukkan 3. pertukaran slaid otomatis akan tergendala jika mengalamim kerusakan 4. tidak dapat digunakan tanpa proyektor. d. Khuthuwat/Langkah Pembuatan Sebelum membuat slaid terlebih dahulu pembuat/guru harus menggetahui beberapa hal penting yaitu: 1) 2) 3) 4) 73 apa yang menjadi tujuan, apa kompetensi dasar dan indikator ingin diperoleh dengan slaid yang akan dibuatnya apa yang harus divisualisasikan bagaimana memvisualisasikannya Modul Media Pembelajaran
  • 41. 5) 6) berapa dana yang dibutuhkan untuk pembuatannya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuatnya Khuthuwat atau tahap-tahap pembuatannya sebagai berikut: 1) 2) 3) membuat plening atau perencanaan melukukan riset dan survei membuat skript (naskah) beserta komentar 4) membuat story-board16 5) membuat shoting skript 6) melakukan pemotretan di lapangan (tempat yang diinginkan) 7) membuat judul dan caption, kemudian memotretnya 8) membuat grafis, diagram atau bagan yang diperlukan, kemudian memotretnya 9) mengirim filem ke laboratorium/pabrik untuk pencucian 10) setelah dicuci, hasil pemotretan dipisah-pisahkan dan diberi bingkai 11) numbering / memberi nomor pada tiap bingkai sesuai dengan skript. e. 1) 2) Penggunaan Slaid dalam Proses Pembelajaran berikan pengarahan kepada peserta didik agar menumpukan perhatiannya pada materi yang akan disajikan mengingatkan peserta didik agar mencatat pokokpokok pikiran yang penting yang didapati dari tayangan slaid 16 Story Board adalah papan tempat meletakkan sketsa-sketsa tentang bagaimana kira-kira urutan salaid atau foto-foto dari awal sampai akhir beserta grafis dan sebagainya. Pembuatan dan Penggunaan Media 74
  • 42. 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) 75 tayangkan slaid melalui proyektor yang ada buat pembagian waktu penayangan agar tidak terlalu monoton peserta didik melihat slaid tayangkan selaid dalam lima menit babak pertama ajukan beberapa pertanyaan ringan yang terdapat dalam slaid tayangkan lagi sebagai lanjutan kurang lebih 20 menit pada babak ke dua ajukan lagi beberapa pertanyaan yang terdapat dalam slaid dan yang berhubungan dengan materi pembelajaran arahkan jika terjadi perbedaan pendapat dikalangan peserta didik tayangkan lagi slai itu sebagai lanjutan dalam 10 menit pada babak ke tiga ajukan pertanyaan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang sudah disajikan usahan agar peserta didik berusaha untuk menjelaskan yang sudah mereka pahami dari melihat slaid pada 10 menit terakhir (babak ke empat) lakukan dialog dengan peserta didik sambil memberikan catatan penting kepada peserta didik tentang materi yang dipelajarinya. Usahan peserta didik memiliki keberanian untuk berdialog dengan gurunya dalam proses pembelajaran pada bagian penutup arahkan peserta didik untuk membuat tugas yang berhubungan dengan materi yang diberikan agar mereka lebih terampil, jika materi bahasa mungkin saja dengan memberikan tugas kepada peserta didik agar mereka membuat karangan tertulis yang berhubungna dengan materi yang dibahas. Modul Media Pembelajaran
  • 43. 2. FILMSTRIPS Gb. Filmstrip Filmstrip adalah lajur film 35 mm yang panjangnya 1 sampai 1,5 meter. Dalam lajur film itu dicetak foto-foto sehingga menjadi gambar-gamnbar yang positif diatas bidang yang transparan. Semua gambar positif itu sama besarnya. Setiap bidang gambar yang sama besarnya disebut “frame”. Ukuran frame itu ada dua, yaitu ukuran 24 x 36 mm yang disebut dengan “double frame” dan yng kedua setengah dari ukuran tersebut yang disebut dengan “single frame”. Dalam filmstrip ini gambar disusun haris berurutan dari nomor 1, 2, 3, 4, 5, …….dan seterusnya samapi selesai dan merupakan materi atau cerita yang lengkap. Foto-foto yang telah ada dicetak dalam film itu harus diberi atau disertai keterangan singkat di bawahnya yang disebut “caption”. Pembuatan dan Penggunaan Media 76
  • 44. Caption atau keterangan pendek itu dapat diganti dengan komentar yang diucapkan atau dibacakan. Komenter itu boleh juga direkam pada pita rekaman yang disesuaikan dengan gambar-gambar yang ditayangkan. Membuat filmstrip lebih rumit dibandingkan dengan membuat slaid. Membuat filemstrip disamping camera dibutuhkan peralatan yang lain. Penyajiannya juga harus menggunakan proyektor tersendiri tidak sama dengan proyektor slaid. Harganya proyektornya relatif lebih mahal. Alasan tersebut menjadi alas an bahwa film strip jarang digunakan sebagai media pembelajaran. Gb.Proyektor Filmstrip Kelebihan dan kekurangan filmstrip dapat dilihat pada tabel berikut: 77 Modul Media Pembelajaran
  • 45. KELEBIHAN FILMSTRIP 1. 2. 3. 4. 5. Framenya sudah diatur terlebih dahulu, bersambung menjadi selajur film tiap frame dapat ditunjukkan selama dibutuhkan untuk menerangkan materi pembelajaran film yang terlewat dapat diulang dengan mudah Menyimpannya relatif mudah Proyektornya mudah dioperasionalkan. KEKURANGAN FILMSTRIP 1. jika satu frame saja ada yang cacat, berarti semua filmstrip rusak 2. tidak bias mengambil yang penting-penting saja 3. satu gambar saja tidak cocok berarti sumua gambar menjadi ketinggalan 4. proyektornya sulit untuk mendapatkan. 3. OVERHEAD PROYEKTOR Overhead proyektor adalah sejenis perangkat keras yang sangat sederhana yang mempunyai pentas permukaan kaca sebagai pentas transparan tempat meletakkan benda transparan yang akan ditampilkan. Overhead Proyektor lebih dikenal orang dengan OHP. OHP merupakan salah satu media pembelajaran yang dirancang khusus untuk memancarkan imej dari lutsiner dan bahan-bahan tembus cahaya lainnya. OHP digunakan diruang penerangannya atau cahayanya Pembuatan dan Penggunaan Media 78
  • 46. harus diatur sehingga hasil yang ditampilkan melalui OHP akan nampak lebih jelas. Mekanisme OHP juga sangat sederhana. Pada OHP terdapat sebuah bola lampu yang berkapasitas tinggi. Di bagian atas bola lampu terdapat selembar cermin dan sebuah system lensa objektif. Satu system lensa kondenser (fresnel) mengarahkan cahaya dari lampu melalui pentas transparan ke lensa objektif yang memnacarkan cahaya melalui sudut 90º ke atas skrim. Satu system pendingin berupa kipas yang berfungsi untuk mendinginkan lampu yang terdapat dalam OHP. Cara menggunakan sangat sedrhana yaitu cukup meletakkan benda transparan sebagai media pembelajaran yang sudah dirancang dengan materi pembelajaran, selanjutnya tekan power untuk menghidupkan OHP, setelah itu gambar akan muncul pada layar skrim. Setelah itu stel kecerahannya agar dapat dengan mudah dan jelas dilihat peserta didik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar berikut: 79 Modul Media Pembelajaran
  • 47. Gb.OHP Model: 5088 Seperti media-media lainnya, OHP juga mempunyai kelebuhan dan kekurangan yang dapat dilihat pada table berikut: KELEBIHAN OHP Pembuatan dan Penggunaan Media KEKURANGAN OHP 80
  • 48. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. praktis untuk semua ukuran kelas dapat mengamati respon peserta didik peserta didik mudah mencatat kombinasi warna menjadi lebih menarik teknik penyajian materi menjadi bervariasi dapat digunakan berulang kali penyusunan kembali lebih mudah dapat dihentikan sesuai kebutuhan tidak membutuhkan operator 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. setiap OHP harus ada benda transparan membutuhkan persiapan terencana memakainya membutuhkan keterampilan husus memerlukan penataan ruang yang baik menuntut perhatian untuk menghilangkan distorsi proyeksi menuntut cara kerja yang sistimatis dan terarah membutuhkan keterampilan penulisan materi. 3. Media visual tiga dimensi Media visual tiga dimensi yang paling sering digunakan adalah model dan boneka. Benda-benda seperti ini digunakan karena sangat mudah mengadakannya dan mudah untuk dibawa-bawa. Pada bagian ini akan dibahas beberapa media visual tiga dimensi. 1. BENDA ASLI Benda asli adalah benda yang sebenarnya yang digunakan guru dalam proses pembelajaran sebagai media. Benda asli merupakan media yang paling efektif untuk mrngikutkan serta berbagai indera dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan bahwa benda asli 81 Modul Media Pembelajaran
  • 49. memiliki ukuran besar, tekstur, berat, warna dan adakalanya disertai gerak dan bunyi di samping keasliannya. Amir Hamzah Suleiman menyatakan bahwa benda asli adalah benda dalam keadaan sebenarnya dan seutuhnya .17 Jika dibandingkan antara guru menjelaskan dengan peserta didik melakukan eksprimen dan mengamati sendiri ternyata peserta didik lebih antusias melaksanakan pengamatan. Misalnya ketika guru menjelaskan tentang urat, daun, batang dan lainnya pada tumbuhan kacang, ternyata anak akan lebih senang dan tertarik jika mengamati langsung terhadap benda asli yaitu kacang yang tumbuh dan terus berkembang. Seorang peserta didik yang hobi beternak ikan, dia akan lebih senang ikut orang yang beternak ikan dan melihat serta mengamati langsung bentuk-bentuk makanan dan vitamin yang dikonsumsi oleh ikan, di samping itu peserta didik akan dapat membedakan bermacam-macam ikan, makanan dan vitamin yang harus dikonsumsinya. Jika hanya mendengarkan penjelasan guru terus mungkin peserta didik akan cepat bosan, tapi dengan melakukan pengamatan dan melihat benda aslinya peserta didik akan lebih bergairah dalam belajarnya. Dalam bidang bahasa juga peserta didik akan lebih mudah mengenal makna mufradat atau jumlah melalui benda asli yang ditampilkan. Misalnya peserta didik diminta untuk membedakan antara “‫ ”كراسة‬dan “‫ ”كتاب‬atau membedakan antara “‫ ”حـقـيــبـــــة‬dan “‫.”محفظة‬ ‫هذه كراسة جميلة‬ ‫ذلك كتاب جديد‬ ‫الكراسة فى الحقيبـة‬ ّ‫ا‬ .1 .2 .3 17 Amir Hamzah Suleiman, Media Audio-Visual untuk pengajaran, penerangan dan penyuluhan, Gramedia, Jakarta, 1988, hal.135 Pembuatan dan Penggunaan Media 82
  • 50. ‫4. الكتاب الجديد والقاموس والشريط فى المحفظة‬ Dalam hal seperti itu guru harus menunjukkan benda asli kepada peserta didik makna mufradat yang bergaris bawah. Semua benda tersebut didapati di sekolah. Seluruh materi pelajaran akan lebih mudah dimengerti oleh peserta didik dan lebih baik dan sempurna tinggal dalam ingatan jika dipelajari melalui hubungannya dengan benda yang sebenarnya atau benda asli18. 2. MODEL Model adalah benda yang dibuat dalam bentuk tiga dimensi sehingga menyerupai benda asli yang digunakan untuk menjelaskan materi pembelajaran tentang hal-hal yang tidak diperoleh dari benda sebenarnya. Mengapa dibuat model? Karena bebrapa hal misalnya karena besarnya benda asli yang sangat sulit untuk dibawa ke sekolah, atau memang tidak mungkin untuk dibawa ke sekolah. Atau juga benda yang akan dikenalkan kepada peserta didik ukuran sangat kecil sehingga sulit peserta didik untuk melihat dan memahaminya. Atau juga benda aslinya sangat berbahaya untuk dibawa ke sekolah. Untuk mempelajari materi sain biologi misalnya yang berkaitan dengan anatomi tubuh manusia, guru cukup membawa model kerangka tubuh seprti bagian kerangka dada, bagian kepala, atau mata dan lain sebagainya. Sehingga dengan model tersebut peserta didik akan lebih terkesan dalam menerima materi pembelajaran. Begitu juga halnya dalam mata pelajaran lainnya seperti bahasa, matematika, sejarah, antropologi, pendidikan agama Islam dan sebagainya. Pengalaman sensoris dalam belajar sangat penting, pengalaman sensori yang ada pada peserta didik 18 83 lihat! Amir Hamzah Suleiman, Ibid, halaman 135. Modul Media Pembelajaran
  • 51. perlu mendapatkan perhatian dari para pendidik. Untuk membantu mengembangakan pengalaman sensoris peserta didik itu maka model merupakan media visual yang efektif untuk membantu menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Mengapa model merupakan media visual yang efektif untuk menyampaikan materi pembelajaran? Jawabannya adalah sebagai berikut: Pertama, Model merupakan media tiga dimensi, ini merupakan suatu kelebihan dibandingkan dengan gambar yang merupakan dua dimensi. Model lebih mendekatkan peserta didik utnuk mengenal yang lebih realita. Media ini bukan saja dapat dilihat tapi juga dapat diraba. Misalkan saja guru mengenalkan model kapal dan bagianbagiannya pasti lebih mudah dicerna oleh peserta didik untuk memahaminya, baik mengenalkan kapal tersebut pada SMK maupun dalam mengenalkan benda-benda atau bagian-bagian dari kapal dalam pembelajaran bahasa. Contoh lain dalam mengenalkan anggota tubuh manusia, baik untuk mata pelajaran biologi maupun mata pelajaran bahasa. Kedua, Model dapat merupakan benda dalam ukuran lebih kecil atau ukuran yang lebih besar dari benda sebenarnya sehingga suatu benda tersebut menjadi lebih dipelajari. Misalnya mengenalkan bumi yang begitu besar dan luas cukup dengan model yang lebih kecil dan mudan untuk dipahami yaitu globe, dalam bahasa Arab disebut ‫الكــرة‬ ‫الضرضية‬ Contoh lain untuk binatang yang memiliki satu sel, karena binatang tersebut terlalu kecil maka dapat dibuatkan modelnya yang lebih besar. Ketiga, model dapat memperlihatkan bagian-bagian penting dari sebuah benda yang asli yang berada pada bagian yang tertutup. Misalnya mengenalkan gigi manisia Pembuatan dan Penggunaan Media 84
  • 52. atau gigi hewan, atau mengenalkan paru-paru manusia, jantungnya, usus besar dan kecilnya dan lain-lain sehingga yang dikenalkan itu lebih mudah untuk dicerna peserta didik. Keempat, model ada yang dapat dibongkar pasang misalnya torso atau model manusia. Media model seperti torso ini memudahkan peserta didik untuk mengetahui tempat letak bagian-bagian dalam tubuh manusia. Kelima, model dapat dibuat bagian-bagin tertentu saja atau seluruhnya tergantung bagian yang mau dijelaskan kepada peserta didik, misalnya seorang guru di STM ingin mengenalkan satuy bagian atau satu sisi dari mesin cukup membawa model bagian yang akan dikenalkan saja tidak perlu membawa bagian yang lain. Keenam, pewarnaan pada bagian yang penting agar peserta didik mempunyai perhatian khusus dapat dilakukan guru dengan mudah. Hal itu dilakukan agar peserta didik lebih jelas dalam memahaminya dan lebih manarik perhatiannya. Dalam penggunaan model sebagai media pembelajaran guru harus melihat apa yang menjadi kompetnsi dasar dan indikator yang ingin capai dari proses pembelajaran yang dilaksanakan, disamping dia juga harus memperhatikan materi, strategi dan metode yang akan digunakan. Keadaan dan kondisi peserta didik selalu mengharuskan guru menggunakan media dan metode yang sangat bervariasi yang dibantu oleh strategi dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik. 3. SPECIMEN salam bahasa Indonesia disebut barang Specimen contoh. Specimen atau barang contoh adalah sebahagian dari sejenis atau sebagian dari sekelompok yang sama untuk dijadikan contoh. Misalnya mengambil seekor kupu- 85 Modul Media Pembelajaran
  • 53. kupu dari sekian banyak kupu-kupu lalu diawetkan untuk dijadikan media sebagai contoh dari sekian banyak kupukupu yang akan dijelsakan. Bank Indonesia sering menunjukkan specimen uang kertas setiap kali pertukaran. Bianya uang kertas yang dujadikan contoh ada tulisan kata specimen. SPECIMEN SPECIMEN Ket. Hanya sebagai contoh, bukan alat tukar Peserta didik dapat disuruh mengumpulkan beberapa lembar daun, kemudian mereka disuruh untuk mengawetkannya, ketika belajar perintahkan mereka untuk membedakan antara daun yang satu dengan lainnya. Perintahkan pada peserta didik agar memberikan tempat yang baik untuk specimen sehingga mudah untuk dibawa ke mana-mana atau dibawa ke kelas untuk digunakan sebagai media pembelajaran. 4. MOCK-UP Mock-up adalah alat tiruan sederhana dari benda yang sebenarnya. Alat ini selalu digunakan dalam menyajikan materi yang berkaitan dengan otomotif. Dalam pendidikan kemeliteran juga alat tiruan sederhana ini Pembuatan dan Penggunaan Media 86
  • 54. sering digunakan untuk menjelaskan fungsi dari bagianbagian senjata. Alat tiruan sederhana ini sebagai media pembelajaran mempermudah guru dalam menjelaskan materi pembelajaran dan memudahkan peserta didik menerima penjelasan materi karena dapat dilihat dengan jelas. Media pembelajaran ini sangat efektif untuk belajar dan dapat menambah realitas. Misalnya mengajari peserta didik membaca waktu, maka guru dapat membuat mockup atau alat tiruan sederhana yaitu membuat jam dari karton tebal sehingga perputaran jarum jam dapat dibaca oleh peserta didik dengan mudah, menyenangkan dan bergembira. Pembuatan mock-up ini dapat diajarkan kepada peserta didik. Misalnya, pearalatan untuk membuat sebuah jam sangat sederhana yaitu karton 3mm atau papan triplek 3mm dengan ukuran 30 cm x 30 cm, penggaris, pisau, gergaji triplek, cat, gunting kertas. Selanjutnya ajarilah peserta didik membuat media tersebut, tapi yang sebaiknya adalah guru yang membuatnya sehingga di sekolah hanya tinggal menggunakan saja. 5. BAK PASIR Bak pasir tidak saja cocok untuk belajar di taman kanak-kanak, kenyataannya juga sangat bagus untuk menvisualisasikan suatu keadaan untuk diperhatikan untuk usia sekolah pada tingkat dasar, menengah, perguruan tinggi dan lain-lain. Norman Bel Geddes adalah seorang berbangsa Amerika pernah memvisualisasikan peperangan di Midway dan Laut Koreal di bak pasir, hal itu dilakukan saat perang dunia kedua sedang berkecamuk. Orang menganggap bahwa gambar yang dibuat dalam bak pasir itu adalah hasil dari pemotretan sebuat fhoto 87 Modul Media Pembelajaran
  • 55. oleh seorang fotografer ternama, setelah dilihat dengan teliti ternyata bukan hasil pemotretan seorang fotografer, tapi adalah buatan tangan manusia. Menggunakan model-model kecil, pemandangan dan suatu tempat dengan menggunakan bak pasir bisa menjadi sangat hidup. Cermin diletakkan di bak pasir akan kelihatan seperti danau. Benda-benda dapat dibuat dari karton atau balok-balok kayu kecil. Bagian belakang bak pasir dapat ditegakkan triplek yang diberi gambar gunung, langit biru, awan, pesawat, maka kelihatanlah seperti sebuah pentas. Bak pasir dapat digunakan untuk untuk penyuluhan pertanian, pembelajaran hortikultura, pembelajaran dekorasi exterior, untuk menjelaskan akibat terjadinya erosi yang disebabkan oleh banjir, abrasi yang disebabkan penebangan hutan. Juga dapat digunakan untuk menjelaskan bagaimana menyalurkan air untuk irigasi, pemeliharaan ikan di kolam dan memberi gambaran bagaimana orang harus menebang hutan dan menanam kembali pohon-pohon keras yang dapat tumbuh dengan cepat dan lain sebagainya. Pembuatan bak pasir tersebut sangat sederhana dan dapat dilakukan dengan gotong royong. Ukuran yang ingin dibuat tergantung dari tempat yang tersedia, misalnya dibuat dengan ukuran 2 x 3 meter dengan ketebalan 15 cm atau lebih. Pembuatan dan Penggunaan Media 88
  • 56. Gb. Bak Pasir Kelebihan bak pasir adalah dapat digunakan berulang kali dikarenakan mudah menysunnya kembali dan dapat langsung dilakukan oleh peserta didik, dapat dilihat dari segala sudut. Namun demikian punya kelemahan yang tidak dapat dielakkan yaitu rumah-rumah dan pohon-pohon mudah roboh. Yang terdapat dalam bak pasir itu tidak permanen. 4. Penggunaan Media Audio Visual edia audio-visual adalah media yang dapat menghasilak suara dan gambar dalam satu unit. Jika filmstrip diikuti dengan suara yang bersumber dari pita rekaman maka tidak disebut media audio-visual karena gambar dan suara tidak sama sumbernya. Yang akan dibahas pada bagian ini adalah televisi, VCD dan film bersuara. Secara lebih spesipik akan dibicarakan satu persatu. 1. TELEVISI Televisi adalah satu sistem elektronik untuk memancarkan gambar-gambar bergerak atau tidak 89 Modul Media Pembelajaran
  • 57. bergerak yang disertai bunyi melalui kawat pancaran atau lapisan udara19. Sistem ini terdiri dari alat yang dapat menukarkan cahaya dan bunyi melalui tenaga eletrik, selanjutnya tenaga eletrik ditukarkan balik ke cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar. Bila siaran televisi itu menyiarkan atau mempersembahkan rancangan pendidikan maka disebut dengan televisi pendidikan. Dengan televisi pendidikan peserta didik dapat menggunakan dria lihat (mata) dan dria dengarnya (telinga) secara bersamaan. Penggunaan dua dria tersebut tentunya akan lebih baik bagi peserta didik dalam menerima materi pembelajaran. Hasilnya juga dapat diserap dengan lebih baik dan sempurna peserta didik bila dibandingkan dengan menggunakan satu dria saja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosentase terbesar seseorang menerima sesuatu adalah melalui dria lihat dan dria dengar. Televisi memberikan pengaruh social yang sangat besar terhadap masyarakat, baik di kalangan anak-anak, remaja maupun dewasa. Pengaruh ini dapat dilihat antara lain dalam percakapan dan perbuatan sehari-hari. Kemajuan berbicara sangat kentara setelah melihat televisi dan sangat kuat ingatan yang diperoleh dari menonton televisi tersebut. 19 Mat Nor Husein dan Abd. Rahman Abd. Rasyid, Alat Bantu Mengajar Dalam pengajaran Bahasa, Malaysia: Longman Sdn. Bhd., tahun 1990, hal. 181 Pembuatan dan Penggunaan Media 90
  • 58. Pada masyarakat kita Indonesia sekarang televisi tidak lagi merupakan barang mewah. Hampir seluruh masyarakat mempunyai televisi, berbeda dengan 15 atau 20 tahun yang lalu televisi merupakan salah satu barang mewah yang sulit untuk dijangkau masyarakat pada umumnya. Jadi sudah sangat layak jika televi sekaramg ini memproduk dan memancarkan siaran pendidikan secara rutin, sehingga siaran tersebut dapat sampai kepada peserta didik di sekolah, sehingga sebutan televisi menjadi televisi pendidikan. Langkah-langkah penggunaan televisi sebagai televisi pendidikan yaitu harus adanya persiapan dan pelaksanaan, kegiatan lanjutan. 1. Langkah persiapan meliputi persiapan guru dan peserta didik. Pada langkah ini guru menetapkan penggunaan televisi pendidikan dalam proses pembelajaran, guru menyiapkan jenis program, waktu penayangan, menghubungi stasiun yang akan memancarkannya, nilai pendidikan yang akan diberikan, jenjang dan tingkatan peserta didik dan para pelaku. Selain itu guru juga harus mempersiapkan peserta didik yang akan mengkonsumsi siaran yang dipancarkan supaya mereka dalam keadaan siap. Selanjut peserta didik mempesiapkan pula perlengkapan belajar yang diperlukan agar mereka mudah untuk membuat catatan dan lain sebagainya. 2. Pada langkah pelaksanaan ini peserta didik menonton atau melihat dan mendengar, mengikuti proses yang berlangsung dengan penuh konsentrasi dan membuat catatan-catatan penting yang ditemukan dalam siaran tersebut. 91 Modul Media Pembelajaran
  • 59. 3. Kegiatan lanjutan dilakukan dalam bentuk diskusi kelas yang bertujuan untuk menilai program yang dipancarkan, menjelaskan hal-hal yang kurang atau belum dimengerti oleh peserta didik, membuat resume atau kesimpulan dan membantu mendiskriminasikan persoalan-persoalan. Jenis siaran yang dapat ditampilkan melalui televisi siaran pendidikan dapat dilakukan dengan bermacammacam cara misalnya ceramah biasa, ceramah dengan menggunakan alat peraga, wawancara, diskusi, program kuis, drama atau sinetron, dan lain-lain. Coba tuan-tuan cari kelebihan kekurangan penggunaan televisi pendidikan sebagai media pembelajaran ! 2. V C D / DVD VCD set sekarang sudah menjamur dan tersebar di kalangan masyarakat Indonesia sebagai pengganti vidio kaset set. Penggunaa dan pengoperasionalan VCD jauh lebih mudah dibandingkan dengan vidio kaset. Perancangan materi dapat dilakukan oleh guru bersama dengan guru sefrofesi, atau membeli yang sudah jadi. VCD dapat menarik perhatian peserta didik jika digunakan untuk menyajikan materi pembelajaran karena bergambar dan besuara. Pembuatan materi pembelajaran yang dirancang dalam VCD terlebih dahulu guru harus membuatnya melalui kamera tangan atau menggunakan kamera shoting. Setelah dishoting dengan menggunakan kamera Pembuatan dan Penggunaan Media 92
  • 60. lalu diolah melalui komputer dengan program khusus. Sehingga semua yang sudah di shoting tadi dapat dipindakan dalam sekeping CD yang siap untuk diputar. Materi dapat dirancang sedemikian rupa misalnya dengan mengadakan diskusi sambil santai, materi diolah melalui sebuah drama, ceramah, dan lain sebagainya yang mungkin dapat ditampilkan. Materi yang mungkin dianggap peserta didik sulit akan dapat disenangi oleh mereka jika disajikan dalam bentuk tontonan, misalnya saja materi bahasa Arab, bahasa Inggeri, matematika, fisika, kimia dan lain-lain. 3. FILM BERSUARA Film yang dimaksud akan digunakan sebagai media pembelajaran bukanlah film yang diproduksi oleh Hollywood yang belakang banyak ditantang oleh masyarakat Indonesia karena pornografi dan fornoaksinya. Film Bersuara adalah film yang sakaligus menghasilkan gambar dan suara yang diproduksi untuk penyuluhan masyarakat dan peserta didik di sekolah-sekolah misalnya film Janur Kuning, Keluarga Berencana, Salah Asuhan, anak tiri dan lain-lain yang sesuai dengan dunia pendidikan. Film digunakan dalam proses pembelajaran memang bagus dan sangat menarik perhatian peserta didik karena film bukan memberikan fakta-fakta tapi juga menjawab berbagai persoalan dan belajar untuk mengerti terhadap diri sendiri, lingkungan dan sebagainya. Selain dari itu melalui film ini juga peserta didik dapat memperoleh kecakapan, sikap dan pemahaman yang akan membantu mereka hidup dalam satu tatanan masyarakat. Jadi film tidak lagi dianggap sebagai alat supplementer saja, tapi merupakan media yang 93 Modul Media Pembelajaran
  • 61. pundamental untuk dipelajari secara ilmiah dan dinilai secara lebih kritis. Film ini merupakan perkembangan dari gambar biasa (gambar tidak bergerak). Pada sebuah film tiap gambar disebut dengan frame. Film diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar yang hidup. Film itu bergerak frame demi frame di depan lensa dan terlihat pada layar. Gambargambar tersebut dengan cepat bergantian dan memberikan proses visual yang kontinu sehingga secara berurutan dapat melukiskan suatu peristiwa, cerita, bendabenda murni seperti kejadian sebenarnya. Pembuatan film yang sesuai untuk dunia pendidikan tidak dapat dibuat oleh orang sembarangan, tapi membutuhkan tenaga-tenaga professional dalam bidang perfileman dan bekerjasama dengan tenaga kependidikan. Sehingga benar-benar film pendidikan itu dapat dikonsumsi oleh peserta didik sesuai dengan tingkat dan jenjang pendidikan. BANG-BANG YOK KITE CARI YOK !, APE KELEBIHAN DAN KELEMAHAN FILM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN? 5. Penggunaan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran a. Pengertian Media-media grafis, tiga dimensi, dan proyeksi seperti telah dikemukakan diatas pada dasarnya memvisualkan fakta, gagasan, kejadian, peristiwa dalam bentuk tiruan Pembuatan dan Penggunaan Media 94
  • 62. dari keadaan yang sebenarnya untuk dibahas di ruang kelas dan membantu proses pembelajran dalam kelas. Hal tersbut membuat peserta didik tidak pernah menyentuh dan mengalaminya langsung, berbeda dengan lingkungan yang berada di luar kelas peserta didik berhadapan atau berhubungan langsung secara aktual untuk dipelajari dan diamati dalam proses pembelajaran. Cara ini tentunya dapat membuat meteri pembelajaran lebih bermakna bagi peserta didik, dimana pserta didik mendapat pengalaman secara langsung, pengalaman peserta didik lebih dapat dipertanggungjawabkan. Membawa peserta didik belajar ke luar kelas membuat waktu belajar menjadi tak terbatas. Artinya bias jadi peserta didik membutuhkan waktu yang lama atau juga menggunakan waktu yang relativ singkat. b. Kelebihan Dan Kekurangan Lingkungan Sebagai Media Memang sangat bagus proses pembelajaran yang menggunakan lingkungan sebagai media, namun demikian kita perlu juga mengetahui atau melihat kelebihan dan kekurangannya, karena pada semua media selalu saja ada kelebihan dan kekurangan. Kelebihan Lingkungan 95 Kekurangan yang sering terjadi dalam Lingkungan Modul Media Pembelajaran
  • 63. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. kegiatan pembelajaran lebih menarik perhatian peserta didik materi yang disajikan menjadi tidak membosankan belajar akan lebih bermakna bagi peserta didik materi belajar akan lebih dapat diperkaya kegiatan belajar peserta didik lebih komprehensif dan lebih aktif sumber belajar menjadi lebih kaya peserta didik dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya 1. pembelajaran kurang dipersiapkan 2. tujuan dan indikatornya selalu kurang terdesain dengan baik 3. guru yang tidak siap akan menghabiskan waktu yang cukup lama 4. guru yang mengajar masih menggunakan ala tradisional menganggap pembelajaran menggunakan lingkungan selalu sia-sia Oleh karena itu guru atau pendidik harus benar-benar profesional dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah, khususnya dalam penggunaan media pembelajaran dan pemilihan metode yang digunakan disamping guru harus sering berlatih menggunakan media. c. Tekhnik Penggunaan Lingkungan Penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber belajar memerlukan tekhnik-tekhnik yang jitu. Ada bebrapa Pembuatan dan Penggunaan Media 96
  • 64. tekhnik menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber belajar, antara lain: 1) Survey, yaitu dengan cara peserta didik mengunjungi lingkungan misalnya mengunjungi suatu kelompok masyarakat untuk mempelajari proses sosial, budaya, ekonomi, kependudukan dan lain-lain. Pembelajaran yang dilakukan melalui observasi atau wawancara dengan berbagai pihak yang diperlukan, mempelajari data-data yang ada secara riil, kemudian hasilnya dicatat dan dibuat laporan tertulis dan dilaporkan kepada guru di sekolah pasti hasilnya akan lebih baik. Cara ini sangat cocok untuk mata pelajaran ilmu sosial dan kemasyarakatan, misalnya sejarah, ekonomi, geografi dan kependudukan, hukum, sosiologi, antropologi, bahasa dan kesenian.          Katakanlah: Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa. 2) 97 Dari ayat tersebut ada isyarat bahwa kita disuruh memperhatikan selanjutnya mengambil pelajaranpelajaran dari akibat yang dilakukan oleh orang-orang yang berdosa. Kita dapat mempelajari sejarah kehiupan orang lain, sistim ekonominya dan lain-lain. Kemping atau berkemah, yaitu dengan cara peserta didik mengunjungi lingkungan dan memerlukan waktu untuk bermalam di lingkungan tersebut dengan membuata tenda darurat. Berkemah memerlukan waktu cukup karena peserta didik harus dapat menghayati bagaimana kehidupan dan siatuasi alam, misalnya untuk mengetahui iklim, suhu, suasana dan lain-lain. Berkemah atau kemping ini cocok untuk beberpa mata pelajaran atau bidang studi seperti ilmu pengetahuan alam, ekologi, fisika, kimia, biologi, bahasa (khusunya Modul Media Pembelajaran
  • 65. berbicara) dan lain-lain. Melaui cara ini peserta didik dituntut untuk merekam apa yang dialami, dirasakan, dilihat, dikerjakan dan membica-rakan dengan temanteman selama perkemahan berlangsung. Hasilnya di bawa kesekolah untuk dibicarakan lebih lanjut atau didiskusikan bersama-sama.                     Kami akan memperlihatkan kepada mereka tandatanda (kekuasaan) kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (QS. Al-Fushshilat:53) 3) Field Trip atau Karyawisata, yaitu proses pembelajaran yang dilakukan denga tekhnik atau cara melakukan kunjungan ke luar sekolah. Hal tersebut dilakukan untuk mempelaari objek tertentu sebagai bagian integral dari bagian kurikuler di sekolah. Sebaiknya sebelum melakukan karyawisata peserta didik bersama guru merencanakan objek yang akan dipelajari dan cara mempelajarinya selanjutnya kapan sebaiknya dipelajari. Perlu diperhatikan bahwa objek karyawisata harus relevan dengan materi pembelajaran misalnya karyawisata dengan mengunjungi mesium untuk mata pelajaran sejarah, kebun binatan (hadiqah haiwanat) untuk mata pelajaran biologi, taman mini untuk mata pelajaran ilmu bumi dan kebudayaan, peneropongan bintang untuk mata pelajaran fisika dan astronomi dan lain-lain. Jangan sekali-kali memaksakan materi atau dicocok-cocokan saja, hal itu dapat berakibat fatal dalam proses pembelajaran. Pembuatan dan Penggunaan Media 98
  • 66.                    Dan demikian (pula) di antara manusia, binatangbinatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama[orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Fathir: 28) 4) 5) 6) 99 Praktek Lapangan, cara ini dilakukan peserta didik untuk mendapatkan keterampilan dan kecakapan khusus. Misalnya mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab diterjunkan ke madrasah atau pesantren untuk memperoleh ketermpila mengajarkan bahasa Arab kepada peserta didik. Siswa STM jurusan mesin diterjunkan ke show room untuk mendapatkan keterampilan otomotif. Mahasiswa fakultas Ekonomi jurusan akutansi diterjunkan ke instansi terkait untuk mendapatkan keterampilan di bidang akuntan dan lainlain. Pelayanan dan Pengabdian pada Masyarakat, cara atau tekhnik ini dilakukan dalam rangka memberikan bantuan, bakti sosial, penyuluhan dan lain sebagainya. Cara ini guru dan peserta didik secara bersama-sama terjun langsung di masyarakat. Mendatangkan Nara Sumber, cara ini dilakukan dengan mengundang orang atau pakar atau tokoh masyarakat ke sekolah yang terkait dengan mata pelajaran. Pakar tersebut diminta untuk menjelskan materi secara langsung kepada peserta didik, misalnya mendatangkan dokter untuk menjelaskan masalah yang berkaitan dengan kesehatan, mendatang orang asing Modul Media Pembelajaran
  • 67. (Arab – Inggris) untuk latihan berbicara secara langsung, dan lain-lain. Perlu diingat bahwa dalam mendatangkan nara sumber ini yang diperlukan adalah keahliannya bukan jabatannya.        Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, (QS.al-Nahl:43) Suatu keharusan bahwa sebelum mengundang atau mendatangkan pakar terlebih dahulu harus dipersiapkan topik yang akan dibahas atau dibicarakan, siapa yang paling tepat didatangkan sebagai nara sumber, kapan waktu yang cocok untuk membahasnya, bagaimana menghubunginya dan apa yang harus dilkukan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran. Tekhnik-tekhnik di atas sangat menarik untuk kegiatan belajar peserta didik, selain itu tekhnik-tekhnik tersebut juga dapat digunakan untuk belajar berkelompok. Selanjutnya tekhnik-tekhnik tersebut dapat dijadikn media kerjasama antara sekolah dan masyarakat. Hubungan sekolan dengan masyarakat sangat penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu hubungan tersebut harus dilakukan, karena masukan-masukan dari masyarakat sangat besar maknanya bagi dunia pendidikan terutama di sekolah. Disamping itu masukan-masukan masyarakat tersebut dapat menunjang program-program pendidikan di sekolah agar lebih relevan dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan sekaligus dapat memperkaya media dan sumber belajar bagi peserta didik di sekolah. d. Kategorisasi Lingkungan Belajar Pembuatan dan Penggunaan Media 100
  • 68. Lingkungan masyarakat dapat digunakan sebagai media dan sumber beajar di sekolah dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu lingkungan sosial, lingkungan alam dan lingkungan buatan. 1) Lingkungan Sosial, yaitu tempat peserta didik melakuka interaksi dengan kehidupan masyarakat. Lingkungan soaial sebagai media dan sumber belajar berkaitan dengan interaksi sesama manusia dan kehidupan masyarakat sangat tepat digunakan untuk mempelajari ilmu sosial dan kemanusiaan seperti organisasi sosial, adat istiadat, mata pencarian, kebudayaan, penidikan, kependuukan, struktur pemerintah, agama dan sistm nilai. Dalam proses pembelajaran penggunaan lingkungan sosial sebagai media dan sumber belajar seharusnya dimulai dari lingkungan yang sangat dekat dengan peserta didik, misalnya lingkungan keluarga, ligkungan tetangga, rukun tetangga, lingkungan rukun warga, kelurahan, kecamatan dan seterusnya. Tentunya hal tersebut harus pula disesuaikan dengan kurikulum di sekolah, sesuai dengan tingkat satuan pendidikan, dan sesuai pula dengan tingkat perkembangan peserta didik. Misalnya, dalam pembelajaran ilmu bumi dan kependudukan (geografi) peserta didik ditugaskan untuk mempelajari asfek kependudukan di tingkat Rukun Tetangga. Peserta didik diminta untuk mempelajari jumlah penduduk, jumlah Kepala Keluarga, kategori penduduk berdasarkan usia, jenis kelamin, jenjang pendidikan, mata pencarian, peserta KB, pertambahan penduduk rata-rata setiap tahun, dan lainlain. Untuk mencari hal tersebut peserta didik harus menjumpai dan mewawancarai Ketua RT setempat. Selanjutnya peserta didik melaporkan hasil yang diperoleh di lapangan kepada pihak guru atau sekolah. 101 Modul Media Pembelajaran
  • 69. 2) 3) Yakinlah bahwa hal itu dapat membuat peserta didik lebih aktif dan kreatif dan produktif. Lingkungan Alam, yaitu lingkungan yang berkaitan dengan sesuatu yang bersifat alami misalnya geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan flora (tumbuhan), fauna (hewan), sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan dan lain-lain). Lingan ini sangat tepat untuk pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Mengingat gejala alam yang bersifat relatif maka akan lebih mudah dipelajari para peserta didik. Gejala-gejala lain yang dapat dipelajari adalah kerusakan lingkungan alam yang disebbkan oleh erosi, penggundulan Hutan, pencemaran air, tanah, udara, dan sebagainya. Dengan mempelajari lingkungan alam ini diharapkan para peserta didik lebih memahami materi pelajaran di sekolah serta dapat menumbuhkan cinta alam di kalangan peserta didik. Misalnya dalam rangka mempelajari IPA peserta didik diminta mempelajari lingkungan alam di sekitar tempat tinggalnya. Peserta didik diminta untuk mencatat dan mempelajari suhu udara, jenis tumbuan, hewan, batu-batuan, kerusakan lingkungan, pencemaran dan lain-lain, baik secara individu maupun kelompok. Pasti peserta didik akan mendapatkan sesuatu yang sangat berharga baginya dan pengalamannya bertambah pula. Lingkungan Buatan, yaitu lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Contoh lingkungan buatan diantaranya adalah irigasi atau pengairan, bendungan, pertamanan, kebun binatang, perkebunan, penghijauan dan pembangkit tenaga listrik. Peserta didik dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai asfek misalnya prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungnya serta asfek-asfek Pembuatan dan Penggunaan Media 102
  • 70. lain yang berkaitan dengan pembangunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya. Lingkungan buatan dapat dikaitkan dengan kepentingan berbagai bidang studi yang diberikan di sekolah. Jelaslah bahwa penggunaan lingkungan dalam proses pembelajaran dapat dilaksanakan dalam jam pelajaran atau di luar jam pelajaran dalam bentuk penugasan kepada peserta didik dalam waktu khusus yang sengaja disiapkan pada akhir atau pertengahan semester. e. Prosedur Penggunaan Lingkungan Menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber belajar dalam proses pembelajaran sangat memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang oleh para guru. Tanpa adanya persiapan dan perencanaan akan membuat kerja menjadi sia-sia, tak terkendali, tujuan menjadi kabur, dan kerja peserta didik menjadi tak terarah. Oleh karena itu ada beberpa prosedur atau langkah yang harus ditempuh dalam menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber belajar. Langkah-langkah atau proseur yang harus dipersiapkan meliputi persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Persiapan, ada beberpa prosedur yang harus dilalui pada langkah persiapan ini, yaitu: 1) guru menentukan standar kompetensi yang ingin dicapai diri penggunaan lingkungan yang ditetapkan sebagai media dan sumber belajar, misalnya peserta didik dapat menjelaskan sistim kerja mesin penggilingan padi; 2) guru menentukan objek yang harus dikunjungi. Perlu juga dipertimbangkan jauh atau dekatnya lokasi yang akan dikunjungi, kemudahan jangkauannya, tidak memerlukan waktu yang lama, dan lain-lain; 103 Modul Media Pembelajaran
  • 71. 3) 4) 5) guru menentukan cara belajar peserta didik pada saat kunjungan dilaksanakan, misalnya mencatat yang terjadi, atau mengamati kejadian, dan lain-lain; guru dan peserta didik menyiapkan perizinan jika diperlukan; guru membuat persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar, misalnya tata tertib perjalanan dan di tempat tujuan, perlengkapan, dan lain-lain; Pelaksanaan, yaitu melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan rencana yang telah disiapkan, proseurnya sebgai berikut: 1) petugas menjelaskan objek yang dikunjungi sesuai dengan permintaan sebelumnya; 2) peserta didik dibenarkan mengajukan beberapa pertanyaan melalui kelompoknya masing-masing agar lebih hemat waktu; 3) peserta didik mencatat informasi yang diperoleh dari penjelasan petugas; 4) peserta didik dibimbing petugas untuk melihat dan mengamati objek yang sedang dipelajari; 5) dalam proses ini, petugas memberikan penjelasan kepada peserta didik berkenaan dengan cara kerja atau proses kerja, mekanisme suatu objek (alat) yang sedang diamati atau dipelajari; 6) peserta didik boleh bertanya lebih rinci atau juga boleh mempraktekkan jika memungkinkan serta mencatatnya; 7) peserta didik mendiskusikan hasil belajarnya dalam kelompoknya masing-masing agar lebih lengkap dan paham materi yang dipelajari itu. Apabila objek kunjungan bersifat bebas dan tidak perlu ada tugas mendampinginya maka peserta didik langsung saja mempelajari objek kajian dengan mencatat, mengamati, atau wawancara dengan siapa saja yang menguasai persoalan tersebut. Objek kunjungan bersifat Pembuatan dan Penggunaan Media 104
  • 72. bebas itu seperti mempelajari lingkungan sosial dengan berkemah dan lain sebagainya. Tindak Lanjut, adalah kegiatan belajar di kelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari lingkungan. Yang harus dilakukan peserta didik adalah: 1) setiap kelompok harus melaporkan hasil belajar di lingkungan untuk dibahas secara bersama; 2) guru meminta agar para peserta didik mengemukakan kesan-kesan kegiatan belajar yang diperoleh dari lingkungan; 3) peserta didik menyimpulkan materi yang diperoleh dan dihubungkan dengan materi pembelajaran bidang studi; 4) guru memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar peserta didik dan menjelaskan hasil-hasil yang dicapainya; 5) guru memberika tugas PR berbentuk membuat atau menyusun laporan yang lebih sempurna, atau membuat pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan hasil kunjungan, atau membuat karangan yang berkaitan dengan kesan-kesan yang diperoleh peserta didik dari hasil kegiatan beljarnya; 6) Pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber belajar seperti di atas biasanya disebut dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan e k o l o g i atau pendekatan lingkungan. Dalam upaya pembaharuan atau pengembangan kurikulum pendekatan ekologi ini muthlak dibutuhkan sehingga lingkungan yang ada di sekita sekolah dan peserta didik betul-betul menjadi sasaran, media dan sumber belajar peserta didik dalam proses pendidikan dan pembelajaran. EVALUASI 105 Modul Media Pembelajaran
  • 73. 1. Tuliskan 5 dari 9 kriteria media yang efektif menurut Hubbard! 2. Buatkan media peta konsep untuk materi Pendidikan Agama Islam! 3. Tuliskan tahapan penggunaan media! Pembuatan dan Penggunaan Media 106
  • 74. DAFTAR PUSTAKA Abu Anwar, Media Pembelajaran, Suska Press, (Pekanbaru – Riau: 2007) Alan Chute Thomson.M dan Hancock, The McGraw-Hill Handbook of Distence Learning, (New York: The McGraw-Hill, 1999) Amir Hamzah Sulaiman,Media Audio Visual, (Jakarta: Gramedia, 1988) Arief Sardiman dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1990) Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran dan Portopolio, (Bandung: Genesindo, 2002) Penilaian J.P. Chaplin, Dictionary of Psychology, terj. Kartini Kartono, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999) Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 1999) Kamrani Buseri, Antologi Pendidikan (Jogjakarta: UII Press, 2003) Islam dan Dakwah, Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Jogjakarta: Prisma Shophie, 2004) Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan (Jakarta: Misaka Galiza, 2003) Agama Islam, Mulyasa, Menejemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003) 107 Modul Media Pembelajaran
  • 75. Nana Sujana dan Ahmad Rifa’I, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru, tt) Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Bandung: Alumni, 1986 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) UU-RI No.20 Tahun 2003, Sistim Pendidikan Nasional, (Jakarta: Kaldera Pustaka Nusantara, 2003) Pembuatan dan Penggunaan Media 108