SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 34
TUGAS PEMASARAN KOPERASI
PENELITIAN KOPERASI “ BUNGA MATAHARI “
DESA SITIAJI
KECAMATAN SUKOSEWU KABUPATEN BOJONEGORO
Disusun oleh :
1. AHMAD MUSTAQIM (102100 )
2. MOHAMMAD NUR KHOZIN (102100)
3. NASIKHUDIN (102100)
4. NOVI ASTUTIK (102100)
5. IMA FITRIA ARIZONA (102100)
6. WIJI SUKO LESTARI (10210055)
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
JURUSAN EKONOMI DAN KOPERASI
Tugas Pemasaran
Koperasi
IKIP PGRI BOJONEGORO
Alamat: Jln. Panglima Polim 46 Telp (0353) 881046 Bojonegoro
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Riset Koperasi “ Bunga
Matahari” .
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas untuk menyelesaikan tugas Mata
Kuliah Pemasaran Koperasi. Makalah ini diperoleh dari berbagai sumber yang dapat
dipercaya, dan dari berbagai referensi yang relevan dengan penelitian tersebut.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan, data penelitian yang diperoleh secara langsung dalam dari
penulis, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak
yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :
1. Ibu Fruri Stevani, S. Pd selaku dosen mata kuliah “pemasaran koperasi” yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan,
dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini
2. Bapak Syaiful selaku simpatisan dari Koperasi “ Bunga Matahari”, Bapak Sukiono selaku
Ketua koperasi beserta jajarannya yang telah memberikan izin dalam melakukan
penelitian ini
3. Rekan-rekan semua dari kelompok iii yang sudah berpartisipasi langsungdan meluangkan
waktunya dalam mengikuti penelitian
Tugas Pemasaran
Koperasi
4. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik
selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan
dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Bojonegoro, Juli 2012
(Penulis)
Tugas Pemasaran
Koperasi
VISI DAN MISI KOPERASI “BUNGA MATAHARI”
VISI
1. MENJADI KOPERASI YANG SEHAT BERKEMBANG SECARA WAJAR.
2. MEMILIKI MANAGEMEN DAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG
PROFESSIONAL.
MISI
1. MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT, DAN PENGRAJIN
KASUR KAPUK SECARA MANDIRI DAN BERKELANJUTAN
2. MENGEMBANGKAN, MENCIPTAKAN PRODUK UNGGULAN YANG PUNYA
DAYA SAING DENGAN MOEL KASUR YANG LAIN
ORGANISASI DAN MANAGEMEN
BIODATA
1. Nama koperasi : “ Bunga Matahari”
2. Alamat : Desa Sitiaji, Kec. Sukosewu, Kab. Bojonegoro
PENGURUS
Kepengurusan periode 2010 – 2012 dengan susunan sebagai berikut :
Ketua : Sukiono
Sekretaris : Juli
Tugas Pemasaran
Koperasi
Bendahara : Mualim
Pembina : 1. Surisjiono (Pegawai Dinas Koperasi & dosen UNSURI)
ANGGOTA
Anggota penuh : 13 orang
SARANA DAN PRASARANAN YANG ADA
Sekretariat : 1 unit milik sendiri/ dikontrakkan.
Mesin jahit : 5 unit milik sendiri
Sepeda motor : 5 unit swadaya dari warga
BAHAN
1. Bahan seprei dari kain katun
2. Kapuk randunya alami dari hasil penanaman warga
3. Jarum panjang dan benang bol
CATATAN
Koperasi ini belum berbadan hukum namun sudah berkembang dan telah beroperasi. Dari
informasi yang didapat dari peneliti bahwa legalitas Koperasi “Bunga Matahari” masih
dalam proses pengakuan oleh Dinas Koperasi dan akan sesegera mungkin ditindaklajuti.
Tugas Pemasaran
Koperasi
STRUKTUR ORGANISASI
= GARIS KOMANDO
= GARIS PELAYANAN
= GARIS PENGAWASAN
Tugas Pemasaran
Koperasi
RAPAT ANGGOTA
PEMBINA :
SURISJIONO
PENGURUS :
KETUA : SUKIONO
SEKERTARIS : JULI
BENDAHARA : MUALIMIN
UNIT
USAHA
UNIT
USAHA
UNIT
USAHA
ANGGOTA – ANGGOTA
KOPERASI “ BUNGA MATAHARI”
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seorang pengorganisir bersama masyarakat yang diorganisirnya dituntut untuk
mengagalang dukungan dari berbagai pihak jika mereka ingin mencapai tujuan
perjuangannya. Dalam hal ini, upaya yang dilakukan peneliti bersama masyarakat pengrajin
kasur adalah dengan membangun sistem pendukung dengan Dinas Koperasi Bojonegoro
melalui Sulis (51th) selaku Pegawai Dinas
Koperasi Bojonegoro.
Awal mulanya peneliti bersama salah
seorang pengrajin kasur bernama Kasim
(25th) berkunjung ke rumah Sulis dalam
rangka silaturahmi dengan menaruh harapan
dapat menggalang dukungan dengan Dinas
Koperasi Bojonegoro melalui perantara
orang tersebut. Dalam pertemuan ini
perbincangan banyak mengarah pada
evaluasi dan koreksi atas keberhasilan dan kegagalan koperasi simpan pinjam milik
pengrajin kasur yang dulu pernah berdiri di Desa Sitiaji. Menurut Sulis kegagalan koperasi
simpan pinjam memberikan banyak pelajaran dan pengalaman baru yang berharga pada
anggota pengrajin kasur. Oleh karena itu dirinya siap membantu untuk menghidupkan
kembali koperasi simpan pinjam milik pengrajin kasur di Desa Sitiaji.
Setelah peneliti menjelaskan tujuan dan maksud kegiatan peneliti di Desa Sitiaji
dan sejauhmana kegiatan yang telah dilakukan peneliti bersama masyarakat. Terlihat
ketertarikan dan respon yang positif dari Sulis, kemudian dirinya menawarkan siap
membantu dalam berbagai hal dalam rangka untuk membantu menyelesaikan masalah yang
Tugas Pemasaran
Koperasi
Foto 1: Juru runding, melibatkan
kelompok dalam urusan melobi Dinas
Koperasi
dihadapi masyarakat pengrajin kasur. Bukan maksud dia untuk memperkaya diri sendiri
melainkan murni untuk mengabdi pada masyarakat. Karena memang selama ini Sulis
semasa hidupnya sering kali membantu masyarakat salah satu cara yang ditempuh adalah
dengan membangun sebuah koperasi di daerah pedesaan. Diakhir pembicaraan Sulis titip
salam kepada kelompok pengrajin kasur di Desa Sitiaji dan meminta maaf atas kekhilafan
yang pernah dilakukan selama bergabung dengan kelompok pengrajin kasur. Dalam rangka
memperjuangkan atau mencapai tujuan-tujuan perubahan jangka panjang, peneliti akan
mulai berurusan dengan berbagai fihak, pemerintah, kalangan bisnis, termasuk dalam hal ini
adalah berurusan langsung dengan orang Dinas Koperasi Bojonegoro.
Selang satu minggu kemudian, peneliti mengajak tiga orang pengrajin kasur yaitu,
Nadir (25th), Sulistyo (42th) dan Lamtoro (48th). Kunjungan yang kedua ini dimaksudkan
untuk mempererat kembali tali silaturahmi yang sempat putus sekaligus menindaklanjuti
pertemuan kemarin secara lebih serius dan konkrit. Menurut Sulis, sebenarnya dia selama ini
berharap masyarakat pengrain kasur ada yang berkenan untuk berkunjung ke rumahnya,
namun kenyataannya tidak ada satupun orang yang singgah ke rumahnnya. Beruntung sekali
peneliti mempunyai iktikad yang baik untuk membangun kembali koperasi yang sekarang
berhenti total dan Sulis sendiri sangat senang dengan kedatangan peneliti bersama tiga
pengrajin kasur ke rumahnya. Sulis kembali menegaskan bahwa dirinya siap membantu
peneliti masyarakat pengrajin kasur Desa Sitiaji untuk menghidupkan kembali koperasi
demi kemajuan pengrajin kasur mendatang.
Dalam waktu dekat ini dirinya akan berusaha mencarikan dana pinjaman sebesar
Rp 3. 300. 000. Sebagai permulaan cara ini ditempuh untuk memberikan stimulus kepada
masyarakat pengrajin kasur supaya mereka kembali berkomitmen untuk membentuk
kelompok pra koperasi kembali. Sulis mengusulkan agar dana pinjaman tersebut nantinya
digunakan untuk membeli randu guna memenuhi kebutuhan kelompok sekaligus menjualnya
dalam bentuk kapuk supaya kelompok tersebut mendapatkan keuntungan. Di satu sisi
kebutuhan bahan produksi kelompok pengrajin dapat terpenuhi, di satu pihak kelompok juga
mendapatkan keuntungan.
Tanpa berfikir panjang tiga orang tersebut yang didampingi oleh Syaiful (salah satu
mahasiswa dari IAIN SUNAN AMPEL & sekarang aktif dalam koperasi tersebut) langsung
Tugas Pemasaran
Koperasi
mengiyakan meskipun didalam pikiran mereka terdapat sesuatu yang mengganjal. Karena
ketika atas nama kelompok membeli dan menimbun randu dalam jumlah yang banyak
terdapat pihak yang akan merasa dirugikan yaitu Fakih (38th) selaku bos randu/kapuk yang
lokasi rumahnya di RT 05 berdempetan dengan rumah-rumah pengrajin kasur kapuk.
Meskipun demikian, mereka tetap sepakat dengan Sulis tanpa menceritakan sepatah katapun
mengenai kondisi masyarakat yang sebenarnya. Mereka tidak berani untuk menjelaskan
keadaan yang sebenarnya karena kunjungan ini adalah mempererat kembali tali silaturahmi
yang sempat putus. Oleh karenanya untuk pertama kali ini mereka bertiga memilih untuk
berdiam diri, namun untuk pertemuan selanjutnya mereka mau tidak mau harus
menceritakan kondisi masyarakat pengrajin kasur yang sebenarnya.
Selang satu minggu kemudian, peneliti bersama Sukiono kembali menemui Sulis
guna membahas bagaimana nantinya kelompok pengrajin kasur menjalankan prosedur dan
mekanisme awal berdirinya koperasi simpan pinjam yang sekarang berhenti total. Dalam
pertemuan ini peneliti hanya bersama Sukiono, sedangkan Juwari dan Rokhim menolak
diajak oleh peneliti lantaran kelelahan setelah bekerja seharian. Prosedur dan mekanisme
yang dimaksud adalah mulai dari berapa jumlah anggota yang ikut untuk bergabung dalam
kelompok. Yang kedua bagaimana cara untuk mengembangkan dana pinjaman tersebut.
Apakah nantinya semua dana itu dibelikan randu ataukah kembali seperti yang dulu
dijadikan sebagai kelompok pra koperasi simpan pinjam.
Menurut Sulis dana pinjaman sebesar Rp. 3.300.000,- sudah berada ditangan dan
kapan pun siap diambil untuk digunakan kepentingan kelompok. Berdasarkan undang-
undang koperasi sekarang untuk membentuk koperasi yang syah secara hukum minimal
mempunyai anggota 20 anggota dan mempunyai administrasi yang lengkap seperti AD/ART
dan akta notaris. Saat ini yang perlu dilakukan adalah membentuk kelompok pengrajin kasur
terlebih dahulu. Nantinya kegiatan rutin yang berjalan adalah simpan pinjam. Awal mula
berdiskusi Sulis mengusulkan supaya dana pinjaman tersebut semuanya dibelikan randu
sebagai bahan dasar produksi kasur dalam rangka pemenuhan kebutuhan kelompok.
Pengelolahan dilakukan dengan cara pembelian bahan. Bagi anggota yang membuat kasur
diharuskan membeli randu kepada kelompok. Pengembangan modal kelompok dengan cara
mencari keuntungan dari setiap pembelian randu.
Tugas Pemasaran
Koperasi
Mendengar hal itu, Lamtoro secara halus menolak dengan beberapa pertimbangan.
Pertama, untuk memenuhi kebutuhan kelompok membutuhkan randu dalam jumlah ton-
tonan, minimal dana yang dibutuhkan adalah sebesar Rp 10. 000. 000. Sementara dana yang
tersedia hanya Rp 3.300. 000. Yang kedua, salah satu pengrajin yang nantinya masuk
sebagai anggota adalah pengepul (pemasok kapuk) apabila sekarang tiba-tiba kelompok
menjadi pengepul randu sama halnya menciptakan saingan baru. Apabila dipaksa dilakukan
dikhawatirkan akan terjadi kesalahpahaman dan perpecahan ditubuh internal kelompok.
Yang ketiga adalah sesuai paparan sebelumnya bahwa terjadinya pengusaan pembelian
randu secara besar-besaran, harga randu di Desa Sitiaji ditentukan oleh keluarga Mad Alim.
Setiap kali membeli randu keluarga Mad Alim selalu meninggikan harga diatas harga pada
umumnya.
Hal ini berakibat pada bakol/tengkulak randu hampir secara keseluruhan
berbondong-bondong menyetorkan randu kepada keluarga Mad Alim sehingga bagi
pengrajin kasur yang tidak mempunyai modal tidak mempunyai randu sebagai bahan
produksi kasur. Padahal mereka dapat memproduksi kasur apabila mempunyai bahan
produksi randu atau kapuk yang cukup. Mengetahui semua itu, Sulis menyadari bahwa
gagasan yang menurutnya sebagai jalan keluar yang terbaik ternyata adalah sesuatu yang
sulit dilaksanakan atau bahkan tidak mungkin untuk dijalankan. Akhirnya dirinya
menyetujui bahwa dana pinjaman digunakan sebagai simpan pinjam sebagai penguat modal
kelompok. Kemudian Sulis memberikan tugas kepada peneliti untuk membentuk kelompok
pengrajin kasur baru sekaligus memilih pengurus harian yang dilakukan secara demokratis
melalui jalan musyawarah mufakat. Dia menjelaskan bahwa apabila kelompok yang nanti
terbentuk ini dapat berjalan dengan baik, maka dirinya pasti akan menggalang dukungan
dari berbagai pihak.
Karena kenyataan yang terjadi dilapangan, tidak ada satu kelompok masyarakat
atau organisasi apapun yang mampu melakukan perubahan sosial secara sendirian. Mereka
selalu membutuhkan pihak lain untuk saling mendukung satu sama lain. Dalam dunia
pergerakan sosial, hal ini dikenal sebagai kebutuhan menggalang sekutu (aliansi). Karena
berbagai fihak tersebut menjalankan peran dan memiliki kepentingan yang berbeda dan
Tugas Pemasaran
Koperasi
khas, maka dibutuhkan berbagai cara berhubungan yang berbeda dan khas pula, mana yang
dapat dijadikan sebagai sekutu untuk hal yang bersifat sementara.1
Sejauh ini peneliti bersama masyarakat yang diorganisir melihat kemampuan dan
komitmen Sulis memang tidak dapat diragukan. Hal ini terbukti dari kesediaannya untuk
memberikan bimbingan secara intens selama satu bulan sekali tiap kali pembayaran
kelompok simpan pinjam tanpa mengharap uang pesangon dari kelompok. Selain itu dirinya
akan terus berusaha sekuat tenaga untuk mengembangkan dan memajukan kelompok
pengrajin kasur menjadi kelompok yang mandiri. Tentunya keberadaan peneliti sebagai
pendamping sangat membantu dalam mencapai tujuan kemandirian tersebut.
Selama ini terdapat banyak kasus yang menunjukkan bahwa kelompok-kelompok
masyarakat yang diorganisir oleh mereka yang mengatasnamakan lembaga atau organisasi
non pemerintah, ternyata hanyalah subordinasi dan terus bergantung kepada organisasi-
organisasi tersebut. Tidak pernah mencapai dimana masyarakat setempat benar-benar
mengambil-alih, mengelola dan mengendalikannya sendiri.2
Oleh karena itu, peneliti bersama kelompok pengrajin kasur telah bertekad untuk
membangun kelompok ini hingga pada akhirnya menjadi kelompok mandiri yang dikelola
dan dikendalikan oleh kelompok pengrajin kasur sendiri. Membangun dalam pengertian ini
adalah membangun dan menengembangkan suatu struktur dan mekanisme yang menjadikan
mereka sebagai pelaku utama semua kegiatan kelompok. Sejauh ini, dalam proses
pengorganisasian tidak pernah satu kalipun peneliti berjalan sendiri tanpa melibatkan peran
serta masyarakat pengrajin kasur setempat.
Dalam membangun partisispasi masyarakat pengrajin kasur sebelum malakukan
aksi tidak bermaksud untuk menumbuhkan partisipasi atas nama, partisipasi pasif, partisipasi
lewat konsultasi, partisipasi untuk insentif material ataupun partisipasi fungsional.
Melainkan partisipasi yang dibangun adalah partisipasi interaktif, dimana ide dalam
berbagai kegiatan mulai dari perencanaan, palsanaan sampai evaluasi melibatkan peran aktif
masyarakat. Sehingga diharapkan tumbuhnya mobilitas sendiri, masyarakat dapat
1
2
Tugas Pemasaran
Koperasi
mengambil inisiatif, melaksanakan kegiatan dalam berbagai tahap secara mandiri, dan
memobilisasi sumber daya yang dibutuhkan dari masyarakat sendiri.3
B. RUMUSAN MASALAH.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian kami
mahasiswa IKIP PGRI BOJONEGORO sebagai berikut:
1. Apakah yang menyebabkan terhambatnya produksi kasur dari kapuk dan upaya
apakah yang dilakukan oleh pengurus dan anggota tersebut agar koperasi ini tidak
stagnan kembali.
2. Apakah yang dilakukan oleh pengurus dan anggota dalam mengatasi kurangnya
pengetahuan anggotanya tentang koperasi
3. Bagaimanakah strategi pemasaran koperasi dalam memasarkan produknya tersebut
3
Tugas Pemasaran
Koperasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Terjadinya Krisis dan Kelangkaan Kapuk
Desa Sitiaji terkenal dengan sebutan desa pusat penghasil kasur kapuk. Pada masa
kejayaannya tahun 2000, Desa Sitiaji mampu memasarkan produknya hampir di seluruh
wilayah Kabupaten Bojonegoro. Keberadaan pengrajin kasur kapuk Desa Sitiaji mampu
bersaing dengan produksi kasur model lain seperti kasur limbah kain dan kasur busa. Jika
dibandingkan dengan kasur limbah kain, kasur kapuk produksi Desa Sitiaji lebih diminati
oleh masyarakat. Hal ini karena secara kualitas kasur kapuk lebih baik dari pada kasur
limbah kain.
Namun seiring perkembangannya, masa kejayaan tersebut berubah menjadi masa
kehancuran. Produksi kasur kapuk mengalami penurunan yang signifikan seiring munculnya
kasur limbah kain di Desa Sitiaji. Setelah kasur limbah kain mendominasi, produksi kasur
kapuk akhirnya tidak mampu bersaing dengan kasur model lain. Berikut adalah beberapa
permasalahan yang menyebabkan tergesernya pengrajin kasur kapuk oleh pengrajin kasur
model lain:
Pada awal berkembangnya jumlah pengrajin kasur di Desa Sitiaji. Harga randu
belum ada ajiny (tidak dipergunakan), sehingga harga randu terbilang sangat murah dan
Tugas Pemasaran
Koperasi
mudah sekali untuk didapatkan tidak seperti sekarang ini terjadi kelangkaan dan krisis
kapuk. Harga satu biji randu pada waktu itu hanya satu rupiah perbiji. Pencarian randu pada
masa ini bisa didapatkan di Desa Sitiaji sendiri atau di desa-desa tetangga. Pada waktu
panen, randu milik penduduk berjatuhan baik di depan, samping dan belakang rumah.
Ketika para pengrajin datang untuk membelinya, si pemilik pohon randu malah membiarkan
randu yang berjatuhan diambil pembeli tanpa mengawasi proses pengambilan randu.
Pada tahun 1997 para pengrajin kasur Desa Sitiaji dapat mencari dan mendapatkan
randu di wilayah desa-desa baik yang jaraknya dekat atau jaraknya jauh. Daerah yang sering
menjadi rujukan pencarian randu adalah di Desa Kumpul Rejo Kecamatan Kanor. Di desa
ini Hampir tiap rumah mempunyai pohon randu dengan ukuran yang besar. Apabila pohon
randu yang berukuran besar mampu
menghasilkan randu sejumlah 2000-
3000 biji randu. Apabila pohon randu
yang berukuran kecil menghasilkan
randu 750-1000 biji randu.
Perlu diketahui bahwa pohon
randu mempunyai banyak manfaat,
semua unsur yang ada di pohon randu
sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan produksi kasur atau kebutuhan
rumah tangga. Mulai dari kapuk dan jegol (hati randu) digunakan sebagai bahan dasar
produksi kasur. Biji randu digunakan sebagai bahan minyak wangi yang dari dulu selalu
diburu oleh tengkulak. Kulit randu yang garing selalu dimanfaatkan warga untuk bahan
bakar memasak sehari-hari. Yang terakhir batangan randu yang sering dimanfaatkan oleh
masyarakat sebagai bahan bangunan rumah. Pembuatan atap rumah yang paling bagus
adalah dengan menggunakan kayu randu, dengan menggunakan batangan randu hasil ngecor
atap rumah terlihat lebih rata dan halus.
Sehingga banyak sekali para tengkulak yang mengincar pohon randu yang dibeli
dengan harga yang murah. Untuk pohon randu yang berukuran besar satu pohon randu
Tugas Pemasaran
Koperasi
Foto 5 : Penebangan liar, seorang pengrajin
kasur kapuk sedang menebang pohon randu
mampu menghasilkan 2000-3000 biji randu atau kapuk sejumlah 30-40 KG kapuk. Dengan
tersedianya 30-40 KG kapuk dapat menghasilkan 6-8 kasur kapuk. Pada masa itu tidak
pernah bagi pengrajin kasur kapuk mencari randu sampai keluar wilayah daerah Bojonegoro
karena pasokan kapuk di Bojonegoro cukup untuk memenuhi kebutuhan pengrajin kasur
kapuk Desa Sitiaji.
Tabel: 1 Kondisi Lahan dan Penebangan Tanaman Randu
Tata guna lahan Pemukiman dan pekarangan
• Kondisi tanah
• Jenis tanaman
• Manfaat
• Masalah
• Tindakan yang dilakukan
• Harapan
• Potensi
• Krikil, warna tanah cokelat, keras dan subur
• Randu
• Sebagai bahan dasar produksi pembuatan kasur kapuk
• Terjadinya krisis dan kelangkaan kapuk
• Melakukan penebangan pohon randu
• Adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya
menanam dan merawat tanaman randu.
• Adanya bibit tanaman randu dan lahan kosong sebagai
lokasi tanam randu
Berbeda halnya dengan kondisi sekarang, masyarakat mengeluh kesah betapa sulitnya
mendapatkan randu di daerah Bojonegoro termasuk di wilayah pedesaan. Hal ini disebabkan
oleh penebangan pohon randu secara liar yang dilakukan oleh tengkulak pencari pohon
randu. Para tengkulak ini membutuhkan batangan randu yang nantinya dijual kepada pihak
yang membutuhkan untuk membangun rumah atau gedung.
Usaha pencarian pohon randu dilakukan dengan berkeliling desa sampai pada
pelosok-pelosok desa tidak terlewatkan. Khususnya adalah daerah-daerah yang banyak
terdapat pohon randu dan menjadi daerah pemasok kapuk bagi pengrajin kasur kapuk.
Penebangan yang dilakukan secara terus-menerus tanpa diimbangi dengan penanaman
Tugas Pemasaran
Koperasi
kembali tanaman randu membuat pohon randu yang ada di daerah Bojonegoro persediannya
semakain lama semakin berkurang.
Kondisi yang demikian sangat merugikan pengrajin kasur kapuk karena berdampak
buruk pada mahalnya harga randu sekaligus sulitnya mendapatkan kapuk seperti kondisi
sekarang ini. Dari tahun ke tahun pohon randu yang ada diseluruh wilayah Bojonegoro
semakin berkurang lantaran dilakukan penebangan secara terus menerus tanpa
memperdulikan nasib para pengrajin kasur kapuk sebagai pihak yang paling dirugikan atas
kondisi yang tidak adil tersebut.
Menurut Salam (50th) semakin berkurangnya pohon randu di Desa Sitiaji sendiri
bukan disebabkan oleh masuknya tengkulak yang melakukan penebangan randu, melainkan
karena masyarakat sendiri yang melakukannya. Sebagian di antaranya adalah pengrajin
kasur kapuk sendiri. Pada zaman dahulu, sebelum munculnya pengrajin kasur di Desa Sitiaji
jarang sekali terdapat tanaman randu. Mulai tumbuh dan berkembangnya tanaman randu
seiring dengan berkembangnya jumlah pengrajin kasur kapuk Desa Sitiaji. Semakin
bertambahnya jumlah pengrajin kasur kapuk maka semakin banyak pula tanaman randu
yang tumbuh dan berkembang. Tumbuhnya tanaman randu bermula pada saat pengrajin
kasur melakukan kocek randu atau menyelep randu, sehingga banyak biji randu yang
berjatuhan dan terbuang sia-sia karena pada waktu itu biji randu belum laku terjual. Biji
randu tersebut lama kelamaan tumbuh menyebar dan berkembang dimana-mana. Mulai dari
lokasi sekitar rumah pengrajin kasur
kapuk, sampai tumbuh menyebar pada
daerah persawahan bahkan dipemakaman.
Seiring tumbuh dan
berkembangnya tanaman randu hampir
secara keseluruhan tidak dirawat. Yang
mengherankan adalah masyarakat Desa
Sitiaji melakukan penebangan pohon
randu secara tidak terkendali baik pohon randu yang masih berukuran kecil atau besar.
Tugas Pemasaran
Koperasi
Foto 2: Gelondongan, hasil tebangan
pohon randu oleh tengkulak.
Setelah ditelusuri, untuk randu yang masih berukuran kecil sering ditebang batang atasnya
dan diambil daunnya sebagai makanan hewan ternak. Kondisi ini membuat tanaman randu
tidak dapat tumbuh menjadi besar. Suprayetno (40th), Mutasem (33th), Manan (32th),
Taslem (45th) adalah contoh orang yang dalam kesehariannya menebang randu untuk
dijadikan sebagai makanan hewan ternak. Mereka secara bergiliran menebang tanaman
randu. Lokasi yang banyak tumbuh tanaman randu sekaligus menjadi sasaran penebangan
adalah pemukiman warga, persawahan, pinggiran sungai dan kuburan.
Lebih ironis lagi, beberapa di antara pengrajin kasur kapuk seperti Mualim (35th),
Handoko (40th), Yaman (37th), Mariono (38th) menjadi pelaku penebangan pohon randu .
Mereka bekerja sama dengan tengkulak dan menjadi pemasok batangan pohon randu.
Apabila mendapatkan pesanan batangan randu, mereka menebang pohon randu yang
berukuran besar yang ada di Desa Sitiaji dan di wilayah pedesaan lainnya. Pembangunan
masjid, mushola dan TPQ yang ada di Desa Sitiaji semuanya menggunakan kayu randu.
Selain harganya murah, hasil pembangunan juga memuaskan.
Menurut Sukiono (48th) pada zaman orde baru jumlah KK yang ada di Desa Sitiaji
adalah 1970 KK. Sedangkan tiap KK jumlah pohon randu yang dimiliki secara umum adalah
3 pohon. Dengan demikian jumlah pohon randu secara keseluruhan adalah 5910 pohon
randu. Pada waktu itu, di Desa Sitiaji dalam 1 bulan pohon randu ukuran besar yang
berhasil ditebang kurang lebih 5-10 pohon randu. Jika dikalkulasi, dalam 1tahun jumlah
pohon randu yang berhasil ditebang adalah 60-120 pohon randu. Jadi dalam 5 tahun jumlah
menghabiskan 300-600 pohon randu.
Berikut adalah jumlah penebangan pohon randu yang dilakukan tiap tahun:
Tahun Jumlah randu yang
ditebang
Pemanfaatan
1990 60 pembangunan rumah, mushola, masjid
1991 80 pembangunan rumah, mushola, masjid
1992 100 Pembangunan masjid dan gedung sekolah
1993 60 Pembangunan rumah dan gedung sekolah
1994 30 Pembangunan rumah dan gedung sekolah
Tugas Pemasaran
Koperasi
Pola pikir masyarakat yang masih primitif, mereka belum bisa menganalisa dampak
buruk yang nantinya harus mereka tanggung khususnya adalah masyarakat pengrajin kasur
kapuk. Untuk memenuhi kebutuhan kapuk sebagai bahan produksi pengrajin kasur kapuk
menjadi ketergantungan dengan pihak luar yang pada umumnya berasal dari Lamongan
sebagai kota pusat penghasil kapuk randu alami.
Pada umumnya masyarakat setempat melakukan penebangan randu dengan beberapa
alasan. Pertama, masyarakat mempunyai kekhawatiran apabila pohon randu telah tumbuh
tinggi dan besar yang jaraknya dekat dengan rumah penduduk. Dikhawatirkan kalau roboh
pastinya mengenai rumah mereka. Kekhawatiran inilah yang menjadi pemicu penduduk
untuk menebang pohon randu. Padahal selama ini tidak pernah ada peristiwa pohon randu
roboh dan mengenai rumah penduduk.
Selain itu, masyarakat sendiri juga mengetahui bahwa banyak sekali di desa-desa lain
terdapat pohon-pohon randu yang besar berada dekat dengan rumah warga nyatanya aman-
aman saja. Sebagai contoh, di daerah Bojonegoro sendiri tepatnya di Desa Solo Agung
Kecamatan Kanor. Terdapat ratusan pohon randu yang tinggi dan besar yang lokasinya
dekat dengan rumah warga sekitar. Kenyataannya disana tidak ada satupun pohon randu
yang roboh dan mengenai rumah penduduk setempat.
Yang kedua adalah ketika musim panen tiba, randu yang sudah siap dipanen dapat
mengganggu pernafasan. Hal ini disebabkan oleh randu yang berada di pohon, kapuk yang
ada di dalam randu tersebut akan berjatuhan dan bertebrangan dibawa angin sehingga dapat
membuat lingkungan rumah sekitar menjadi kotor dan dikhawatirkan dapat menganggu
pernafasan warga yang lokasi rumahnya dekat dengan pohon randu. Alasan yang diutarakan
warga sebenarnya juga tidak beralasan karena kehkawatiran tersebut dapat diantisipasi.
Sebelum randu mengeluarkan kapuk yang dikhawatirkan menimbulkan sesak pernafasan.
Cara yang ditempuh adalah apabila randu dirasa sudah tua namun belum mengeluarkan
kapuk dapat segera dipanen karena penjualan randu sebelum dipanen jauh hari sebelumnya
sudah dipesan dan diberikan uang DP oleh tengkulak randu. Dengan demikian,
Tugas Pemasaran
Koperasi
kekhawatiran rumah menjadi kotor dan dapat menganggu pernafasan karena kapuk yang
berjatuhan dan bertebrangan tidak perlu dikhawatirkan lagi.
Terjadinya krisis dan kelangkaan kapuk bukan hanya disebabkan oleh penebangan
randu secara liar melainkan karena siklus perubahan musim randu dan pertanian yang
berpengaruh terhadap persediaan randu bagi masyarakat pengrajin kasur kapuk. Hal ini bisa
diketahui dari analisa kalender musim beikut ini :
Gambar: 2 Kalender Musim Panen Randu
Des Jan Feb Mrt Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov
Musim Hujan Kemarau Hujan
Pertani
an
Panen - Tanam Panen Panen - - Tanam Tanam Panen - Tanam
Randu - - Semi
daun
Semi
daun
Gugur
daun
Bung
a
Pentil Randu
muda
Randu
tua
Panen Panen Panen
Produk
si kasur
kapuk
tinggi tinggi Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Menurun
Produk
si kasur
limbah
kain
tinggi tinggi Sedang sedang Sedang Rendah tinggi tinggi Tinggi Renda
h
rendah Sedang
Pada bulan Juli produksi kasur kapuk mulai meningkat dari pada bulan sebelumnya
karena harga kasur kapuk mulai menurun namun masih dalam taraf yang rendah. Pada
bulan ini sebagian randu yang berumur tua siap untuk dipanen oleh tengkulak dan diedarkan
kepada pengrajin kasur. Meskipun permintaan meningkat, namun pengrajin kasur tidak
berani meladeni pelanggan lantaran harga kapuk masih tinggi. Oleh karena itu, pengrajin
kasur mengantisipasi pesanan yang diperoleh dikerjakan pada bulan September yang
merupakan puncak panen randu. Pengrajin kasur merasa gembira karena pasokan randu
meningkat pesat yang berimbas pada harga randu yang murah. Secara otomatis, harga kasur
kapuk menjadi lebih murah sehingga memicu masyarakat untuk membeli kasur kapuk.
Masyarakat pengrajin kasur berbondong-bondong membeli randu dari para tengkulak
yang berdatangan di Desa Sitiaji. Dengan meningkatnya pasokan kapuk dengan diimbangi
harga randu yang murah membuat harga kasur kapuk menjadi lebih murah dari bulan-bulan
sebelumnya sehingga membuat produksi permintaan kasur mengalami peningkatan. Selain
Tugas Pemasaran
Koperasi
Foto 3: Pembuatan kalender musim
panen randu
itu, panen tembakau pada bulan ini juga ikut berperan dalam peningkatan produksi kasur
kapuk yang notabenya masyarakat pedesaan bekerja sebagai petani. Apabila pendapatan
petani tinggi bisa dipastikan produksi kasur juga meningkat.
Pada bulan Oktober dan November panen raya randu mulai berkurang. Sehingga
harga randu mulai beranjak naik namun masih dalam tingkat yang rendah. Semisal, pada
waktu panen bulan September harga randu Rp 90 - Rp 100 kemudian bulan Oktober dan
November harga randu terus beranjak naik sampai Rp 150 per biji. Meskipun biaya
produksi terus naik namun permintaan kasur kapuk tidak mengalami penurunan. Pada masa
ini produksi kasur kapuk mampu bersaing dengan produksi kasur limbah kain.4
Menurut Winarti (37th) pada masa panen randu, pada umumnya dalam seminggu satu
pengrajin kasur mampu memproduksi 2-4 kasur kapuk. Rata-rata harga satu kasur kapuk
adalah Rp. 500.000,- Rp. 1.000.000 besar
kecilnya harga kasur ditentukan oleh besar
kecilnya ukuran kasur dan kain kasur yang
diinginkan konsumen. Dari hasil penjualan
kasur laba bersih yang diperoleh berkisar
30% - 40%. Apabila satu harga kasur Rp.
500.000,- laba bersih yang diperoleh adalah
Rp. 150.000,- Rp. 200.000,-. Jika
dikalkulasi pada masa panen pendapatan
pengrajin kasur selama satu bulan adalah
Rp. 1.200.000,- Rp. 3.200.000,-. Di Desa Sitiaji terdapat 60-70 keluarga pengrajin kasur
kapuk. Berdasarkan rincian kalkulasi di atas, pendapatan masyarakat Desa Sitiaji dapat
diketahui sebagai berikut: jumlah pengrajin kasur kapuk di Desa Sitiaji dikalikan rata-rata
pendapatan dalam satu bulan. Jadi pendapatan masyarakat pengrajin kasur kapuk pada masa
panen adalah Rp. 72.000.000 – Rp. 224.000.000,-.
Permintaan kasur kapuk pada bulan Januari dan Februari mulai menurun. Pada
bulan-bulan ini satu pengrajin kasur dalam sebulan hanya mampu memproduksi 2-4 kasur
4
Peserta yang mengikuti diskusi tersebut adalah sebagai berikut : Rohman (33th), Rokhim (25th), Sukiono (48th),
Mualim (34th), Munajat (35th), Erkhamni (30th), Wajeh (34th), Patah (34th) Khasanah (27th), Ima (25th)
Tugas Pemasaran
Koperasi
kapuk. Hal ini karena pendapatan petani terkuras habis untuk biaya musim tanam. Mulai
dari pengeluaran ongkos buruh, pestisida, bibit dan pupuk. Namun bulan Maret produksi
kasur meningkat kembali sayangnya peningkatan permintaan berupa hutang. Hutang petani
kepada pengrajin kasur akan dilunasi pada saat panen padi.
Laba yang diperoleh dari hasil penjualan kasur selalu mereka sisihkan untuk
membeli randu dan menimbun kapuk supaya produksi kasur kapuk tetap berlangsung
meskipun pada musim krisis dan kelangkaan kapuk. Namun kenyataanya tidak demikian,
kebanyakan pengrajin kasur pada bulan Mei pasokan randu mereka mulai habis. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya modal yang digunakan untuk menimbun randu.
Semakin lama harga randu semakin mahal karena semakin menipisnya persediaan
randu. Puncaknya adalah bulan Juli persediaan randu atau kapuk di Desa Sitiaji habis.
Akibatnya terjadi kelangkaan dan krisis kapuk. Harga kapuk melambung tinggi yang
diimbangi dengan harga kasur yang lebih mahal. Masyarakat pada umumnya mengetahui
pada bulan Juli adalah puncak krisis dan kelangkaan kapuk. Sehingga produksi kasur kapuk
menurun. Selain itu, pendapatan masyarakat petani telah banyak terkuras untuk biaya
pengeluaran musim tanam. hal ini tentunya berpengaruh terhadap menurunnya produksi
kasur.
Kondisi pengrajin kasur kapuk yang serba sulit ini justru malah menguntungkan bagi
pengrajin kasur limbah kain. Dimana produksi kasur limbah kain pada saat terjadi krisis dan
kelangkaan kapuk meningkat tajam. Seles limbah kain ketika keliling mejual kasur limbah
kain pasti terjual. Harga kasur limbah kain yang amat murah Rp. 125.000,- membuat
masyarakat lebih memilih kasur limbah kain dari pada kasur kapuk. Harga kasur kapuk pada
saat terjadi krisis dan kelangkaan kapuk adalah Rp. 550.000 – Rp. 600.000.
Terjadinya krisis dan kelngkaan kapuk membuat pemasaran kasur limbah kain
semakin meningkat karena produksi kasur kapuk yang merosot tajam. Sehingga tingkat
persaingan dua model pengrajin kasur pada masa ini lebih dikuasai oleh pengrajin limbah
kain. Hal ini bisa dibuktikan dari satu-satunya pengusaha ternama dari Desa Sitiaji Sendiri
yang bernama Yairi seminggu satu kali membeli kain kasur berbagai merek dengan harga
Tugas Pemasaran
Koperasi
yang sama sebanyak 4-8 pis. 1 pis kain kasur merek akatek seharga Rp. 207.500.00,- Jadi,
apabila membeli 8 pis kain kasur seharga Rp. 1.660.000.00,-5
Menurut Munir (51th) Pengusaha limbah kain ini merupakan pembeli kain kasur
yang paling banyak membeli kain kasur dengan jumlah kasur yang besar. Pada umumnya
pengrajin kasur kapuk membeli kain kasur 3-15 meter saja sesuai dengan ukuran pesanan
yang diterima dengan merek kain kasur yang berbeda-beda sesuai dengan minat para
pembeli. Sungguh perbedaan yang sangat tajam.
Untuk mensiasati supaya dapat memproduksi kasur kapuk, di antara mereka
membeli kapuk bekas dari kasur yang sudah tidak terpakai yang harganya lebih murah yakni
Rp. 18.000,-. Namun usaha mencari pengganti dari kapuk bekas ini hanya dapat menolong
beberapa pengrajin kasur saja, pasalnya mencari kapuk bekas itupun tidak mudah karena
tidak banyak keluarga yang menjual kapuk bekas. Singkat kata, pencarian dan persedian
kapuk bekas yang terbatas sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat
pengrajin kasur kapuk di Desa Sitiaji.
Sehingga para pengrajin kasur yang tidak mempunyai kapuk bekas terpaksa
menganggur. Tidak jarang di antara mereka yang mendapatkan pesanan kasur kapuk namun
apalah daya mereka dengan berat hati menolak pesanan tersebut karena tidak mempunyai
pasokan kapuk atau persediaan kapuk tidak mencukupi untuk meladeni pesanan kasur.
Mualim (34th) adalah salah satu contoh di antara pengrajin kasur kapuk yang mendapatkan
pesanan kasur namun tidak dapat meladeni pasalnya persediaan kapuk tidak mencukupi
untuk membuat kasur sesuai ukuran pemesanan.
B. STRATEGI PEMASARAN
Dalam pemasaran produk kasur dari kapuk yang diproduksi oleh Koperasi “Bunga
Matahari” mengutamakan ke anggota dalam arti dari anggota, oleh anggota dan untuk
anggota. Jadi segala sesuatu digali dari anggota, dikelola oleh anggota, dan sebesar-
besarnya untuk anggota. Koperasi “Bunga Matahari” mengutamakan anggotanya
tercukupi kebutuhannya, jika lebih baru keluar anggota. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pemasaran usaha antara lain:
5
Munir adalah pengusaha kain kasur kapuk dan kain kasur limbah kain yang berlokasi di Desa Sugih Waras.
Tugas Pemasaran
Koperasi
a. Berprinsip lebih baik memberi dari pada menerima.
b. Anggota akan diberikan pinjaman tanpa adanya bunga, karena koperasi ini memang
tujuannya benar – benaringin mensejahterakan masyarakat
Dalam memberikan pinjaman diutamakan kepada anggota supaya tercukupi terlebih
dahulu, jika ada kelebihannya barulah dipinjamkan ke selain anggota. Syarat untuk
menjadi anggota Koperasi “Bunga Matahari” meliputi:
a. Mempunyai simpanan pokok ketika menggabungkan diri kedalam koperasi.
b. Rajin menyimpan di koperasi (simpanan wajib), sehubungan dengan penghasilan
yang tidak setiap bulan , maka dapat dibayarkan pada saat musiman.
C. Pendidikan Usaha Kecil Menengah (UKM)
Setelah terbentuk kelompok pengrajin kasur, upaya selanjutnya yang dilakukan
adalah menyelenggarakan pendidikan usaha kecil menengah (UKM). Pengadaan pendidikan
kepada kelompok yang baru terbentuk penting untuk dilakukan supaya kelompok yang baru
terbentuk ini mempunyai arah tujuan yang jelas dan mempunyai bekal pengetahuan dan
keterampilan yang cukup untuk mengelola dan mengembangkan kelompok pengrajin kasur.
Menurut Sulis (51th) persyaratan pertama kali yang harus dipenuhi untuk
mengawali membentuk koperasi adalah anggota kelompok diwajibkan mempunyai
simpanan pokok. Ibarat orang yang menikah harus mempunyai mahar tanpa mahar
perkawinan yang diselenggarakan menurut syariah Islam tidak syah. Sama halnya dengan
koperasi tanpa adanya simpanan pokok maka koperasi menurut hukum negara juga tidak
syah.
Pada diskusi kali ini, metode bimbingan yang digunakan Sulis adalah dengan
diskusi interaktif dengan bahasa lokal biar masyarakat terlibat aktif dalam penyampaian
materi tersebut. Peserta yang hadir terlihat antusias dan fokus memperhatikan selama materi
berlangsung. Pada sesi tanya jawab, Sukiono (48th) selaku ketua kelompok mengajukan
pertanyaan. Bagaimana aturan main dalam pembayaran kelompok. Yang kedua pertanyaan
Tugas Pemasaran
Koperasi
diajukan oleh Juli (35th) (selaku bendahara). Apakah setelah terkumpul uang kelompok
diserahkan kepada Dinas Koperasi Bojonegoro atau terus dibawa oleh kelompok.6
Sulis menjelaskan bahwa terkait aturan main pembayaran sepenuhnya diserahkan
kepada kelompok karena yang menjalankan kelompok (Pra koperasi) simpan pinjam adalah
kelompok sendiri. Cuman biar modal kelompok bisa berkembang maka anggota diwajibkan
membayar uang jasa sebesar 2 % tiap satu bulan sekali. Uang jasa tersebut memang milik
anggota yang bersangkutan namun tidak boleh merasa memiliki. Karena bagaimana pun
juga uang jasa yang telah masuk dalam kelompok digunakan sepenuhnya untuk kepentingan
kelompok bukan kepentingan individu sesuai dengan prinsip koperasi yaitu dari kelompok,
oleh kelompok dan untuk kelompok. Sedangkan uang pinjaman yang telah diterima oleh
kelompok sekarang dan seterusnya selalu berada dan dikelola oleh kelompok tanpa harus
mengembalikan kepada Dinas Koperasi Bojonegoro pada waktu akhir pelunasan
pembayaran.
Terkait uang yang diterima oleh
kelompok sebesar Rp 3. 300. 000, Sulis
mengusulkan supaya dibagikan kepada 6
orang dengan rincian tiap anggota kelompok
mendapatkan Rp 500.000 sisanya adalah
uang kas kelompok. Namun karena uang
pinjaman tersebut telah dibagikan dengan
rincian tiap anggota mendapatkan Rp
300.000. Menurut Sulis uang pinjaman yang
diterima oleh anggota sebesar Rp 300.000
masih terbilang jauh dari standart. Oleh karena itu, kelompok harus mengembangkan uang
pinjaman yang diterima anggota sebesar Rp 300. 000 menjadi Rp. 500.000. Mengenai aturan
main sepenuhnya diserahkan kepada kelompok. Mendengar hal itu, kelompok sepakat akan
mengikuti saran yang disampaikan oleh Sulis karena kelompok percaya dengan kemampuan
yang dimiliki Sulis untuk mengembangkan kelompok.
6
Peserta yang mengikuti pendidikan UKM adalah sebagai berikut : Rohman (33th), Rokhim (25th), Arie (22th),
Fakih (40th), Salam (50th), Sukiono (48th), Mualim (34th), Munajat (35th), Erkhamni (30th), Wajeh (34th), Morlan
(35th), Taslim (40th), Patah (34th), Samijo (42th,) Khasanah (27th).
Tugas Pemasaran
Koperasi
Foto 4: Pendidikan UKM, oleh
Pegawai Dinas Koperasi Bojonegoro
Tiap satu bulan sekali dalam tiap pembayaran dirinya akan selalu memantau
perkembangan kelompok. Apabila kelompok bunga randu ini kedepannya bisa berjalan
dengan baik, dirinya dengan dibantu oleh peneliti akan berusaha semaksimal mungkin
mencarikan bantuan pinjaman dana dengan jumlah pinjaman uang yang lebih besar dari
pada yang sekarang. Sebenarnya banyak sekali lembaga-lembaga, baik lembaga pemerintah
maupun lembaga swasta yang ingin memberikan bantuan pinjaman dana. Namun tidak
adanya kepercayaan membuat lembaga-lembaga yang ada tidak berani memberikan bantuan.
Apabila ke depannya kelompok ini mampu membangun kepercayaan pastinya akan ada
lembaga yang memberikan pinjaman dana. Singkatnya, maju mundurnya suatu kelom-pok
semuanya tergantung kelompok sendiri.
Pemberian bantuan modal kepada
kelompok di satu sisi terkesan masih
mempunyai ketergantungan dari pihak luar
(donatur). Tetapi di satu pihak mulai tumbuh
kemandirian kelompok. Hal ini bisa diketahui
atas kesediaan tiap anggota kelompok untuk
membayar simpanan pokok sebesar Rp
50.000. Jika dikalikan dengan sebelas
anggota, maka jumlah keseluruhan simpanan
pokok yang dimiliki kelompok adalah Rp
550.000. Selain itu, Menurut Sukiono
sebenarnya kelompok terdahulu masih mempunyai simpanan uang sebesar Rp 3.000.000.
Oleh karenanya, dia berkomitmen ke depannya uang simpanan tersebut akan ditambahkan
sebagai tambahan modal kelompok yang sekarang. Sudah jelas kiranya bahwa kelompok
yang baru terbentuk ini mencerminkan bentuk kemandirian kelompok dari pada hanya
menggantungan dari pihak luar.
Aspek kemandirian adalah salah satu prinsip pneting dalam koperasi. kemandirian
mengandung pengertian dapat berdiri sendiri, tanpa tergantung dengan pihak lain yang
dilandasi oleh kepercayaan, keputusan, kemampuan dan usaha sendiri. Untuk mencapai
kemandirian, koperasi harus berdiri di atas organisasi bisnis yang berakar kuat. Agar kperasi
Tugas Pemasaran
Koperasi
Foto 5: Kain katun seperei, sebagai
pembeda dengan kasur limbah kain
mengakar kuat dalam diri masyarakat, maka keberadaan koperasi harus dapat diterima oleh
masyarakat. Untuk bisa ditreima oleh masyarakat, koperasi harus menunjukkan dirinya
mampu memperjuangkan kepentingan dan meningkatkan ekonomi kesejahteraan
masyarakat. 7
Sebenarnya jumlah dana pinjaman yang diterima oleh tiap anggota sebesar Rp
300.000 masih jauh dari standart modal yang dibutuhkan. Menurut Fakih (35th) minimal
modal yang dibutuhkan tiap anggota untuk memperkuat kelompok adalah Rp 1. 000.000.
Jumlah uang tersebut apabila dibelikan randu mendapatkan 10.000 randu dengan mengikuti
harga randu sekarang Rp 100-Rp 120 per biji. Satu kasur kapuk minimal membutuhkan
2500 randu. Jadi, apabila tiap anggota mendapatkan pinjaman satu juta mereka dapat
menimbun randu untuk memenuhi kebutuhan produksi tiap hari.
Meskipun demikian, kelompok menyadari bahwa semua ini adalah tahap awal
pembentukan kelompok. Tidak mungkin baru berdiri langsung mempunyai modal yang
besar. Yang paling penting adalah bagaimana memajukan kelompok pengrajin kasur dengan
mendayagunakan seluruh potensi yang dimiliki, tentunya tidak terlepas dari dukungan dari
berbagai pihak.
Tanpa sepengetahuan peneliti, Juwari (42th) mengundang Yairi (48th) (bos kasur
limbah kain) untuk mengikuti bimbingan kelompok. Seharusnya Juwari meminta izin dahulu
kepada pengurus kelompok karena Yairi bukanlah merupakan anggota kelompok pra
koperasi. Peneliti khawatir apabila Yairi diundang nanti dirinya akan menggangu
keberadaan kelompok. Ternyata kekhawatiran peneliti menjadi kenyataan, seperti biasanya
selesai bimbingan oramg-orang sebagian cangkru’an terlebih dahulu. Sementara peneliti
mengantarkan Sulis pulang kerumahnya. Waktu yang dibutuhkan kembali ke lokasi adalah
setengah jam. Kondisi ini segera dimanfaatkan Yairi untuk menghasut kelompok bahwa gak
popo nek bayar simpanan pokok tapi ojo gelem membayar iuran tabungan anggota
sejumlah 2% tiap pembayaran. Iku podo wae ngaboti kelompok. Beruntung sebagain besar
anggota kelompok tidak terpengaruh hasutan Yairi. Mereka tetap konsisiten dengan
kesepakatan awal kelompok. Sedangkan sebagian anggota kecil lain yang sempat
terpengaruh kembali berkomitmen dengan kesepakatan awal kelompok.
7
Tugas Pemasaran
Koperasi
Sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, selang satu bulan pasca pembentukan
kelompok pengrajin kasur pra koperasi. Kelompok mengadakan pertemuan yang
dimaksudkan untuk pembayaran angsuran rutin tiap satu bulan sekali sekaligus pengadaan
bimbingan kepada anggota dan pengurus. Berhubung Sulis berhalangan hadir maka posisi
pembimbing langsung digantikan oleh Sukiono selaku ketua kelompok. Pada saat acara
dimulai Sukiono memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menggantikan posisi Sulis
sebagai pembimbing. Peneliti mengetahui bahwa sebenarnya Sukiono mampu memberikan
pengarahan kepada kelompok mengingat pengalaman kelompok sebelumnya Sukiono adalah
ketua kelompok yang biasanya juga memberikan bimbingan kepada kelompok.
Oleh karena itu, demi kebaikan kelompok sendiri peneliti menolak dan meminta
Sukiono untuk memberikan bimbingan kepada kelompok. Pada akhirnya Sukiono bersedia
menggantikan posisi Sulis dan langsung memberikan pengarahan kepada kelompok. Dia
menjelaskan bahwa dalam membangun kelompok ini harus didasari oleh rasa kepercayaan
masing-masing anggota. Apabila ke depannya terdapat anggota yang balelo dirinya berharap
supaya saling menutupi antar satu sama lain. Bukan justru sebaliknya mengikuti anggota
yang balelo dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Pembayaran angsuran pertama ini,
semua anggota kelompok membayar angsuran pinjaman, simpanan pokok dan simpanan
sukarela terkecuali Narto yang berhalangan hadir karena ada urusan keluarga yang tidak
dapat ditinggalkan. Untuk sementara waktu, uang pembayaran Narto terlebih dahulu
ditanggung oleh Sukiono. Ketidakhadiran Narto tidak berpengaruh apapun terhadap kondisi
Tugas Pemasaran
Koperasi
Foto 28: Produksi kasur kapuk
milik kelompok pengrajin kasur
kapuk
kelompok. Karena semua anggota kelompok mengetahui bahwa Narto yang dulunya
menjabat sebagai bendahara kelompok tergolong orang yang jujur dan dapat dipercaya.
Sesuai kesepakatan kelompok pada bimbingan pertama bersama Sulis bahwa
kelompok akan mengembangkan uang pinjaman yang diterima anggota sebesar Rp 300. 000
menjadi Rp 500. 000. Cara yang ditempuh adalah uang yang diterima oleh kelompok tiap
satu bulan pembayaran pinjaman langsung dibagikan kepada anggota hingga pinjaman
menjadi Rp 500. 000.
Pada pertemuan per-tama ini, jumlah uang yang diterima oleh kelompok se-besar Rp
450. 000 dan langsung dibagikan kepada anggota yang membutuhkan. Juli (35th) dan
Salam (50th) adalah anggota yang menerima pinjaman sebesar Rp 200.000. Sedangkan sisa
uang sebesar Rp 50.000 sementara menjadi kas kelompok. Tidak disangka, Jumani (43th)
pada pertemuan kedua ini telah menabungkan uangnya sebesar Rp 100.000 ditambah lagi
Erkhami (34th) uang yang ditabung sebesar Rp 20.000. Padahal kedua anggota ini pada
pertemuan pertama telah melunasi uang simpanan pokok sebesar Rp 50.000. Menurut
pengakuan Jumani, dirinya baru saja memanen tembakau dengan hasil yang cukup
memuaskan. Mumpung masih mempunyai simpanan uang di rumah lebih baik sebagian
ditabung. Sedangkan Erkhami dalam sehari ini mendapatkan upah menjadi buruh tani
sebesar Rp 75.000.
Pada pertemuan kedua ini, jumlah uang yang diterima oleh kelompok sebesar Rp
700. 000 meliputi pinjaman angsuran, simpanan pokok dan simpanan sukarela. Kemudian
langsung dibagikan kepada tiga anggota yaitu Salam, Jumani dan Juli. Dengan demikian,
jumlah pinjaman yang diterima tiga anggota tersebut adalah Rp 500. 000. Sedangkan sisa
uang tersebut dimasukkan ke dalam kas kelompok. Prinsip ini mencerminkan jiwa tolong-
menolong pada diri setiap anggota koperasi sekaligus mendorong tumbuhnya rasa
kesetiakawanan antar sesama anggota koperasi. dengan demikian, setiap anggota koperasi
memiliki peluang yang sama untuk memperbesar volume bisnisnya.
Pada pertemuan ke tiga ini, kelompok mengadakan pertemuan guna pembayaran
angsuran pinjaman. Pada kesempatan kali ini Sulis berhalangan hadir lantaran sakit sehingga
pertemuan hanya sebatas pembayaran angsuran pinjaman. Semua anggota kelompok hadir
dan membayar angsuran sesuai kesepakatan yang telah dijalankan. Terkecuali Narto (37th)
Tugas Pemasaran
Koperasi
yang berhalangan hadir karena ada urusan keluarga yang harus diselesaikan. Ketidakhadiran
Narto tidak berpengaruh terhadap anggota yang hadir karena mereka menganggap Narto
adalah orang yang bertanggung jawab dan tergolong keluarga yang serba kecukupan.
Seperti biasanya, jumlah uang yang diterima oleh kelompok sebesar Rp 550. 000
meliputi pinjaman angsuran, simpanan pokok dan simpanan sukarela. Kemudian langsung
dibagikan kepada anggota yaitu Rohman (33th) dan Erkhami (34th). Sisa uang sebesar Rp
150. 000 dimasukkan ke dalam kas kelompok. Dengan demikian, sudah 5 anggota yang
menerima pinjaman sebesar Rp 500. 000. Menurut Sukiono selaku ketua kelompok
mengatakan bahwa 2 bulan kemudian semua pinjaman anggota akan menjadi Rp 500. 000.
Perjalanan kelompok pra koperasi selama 2 bulan ini berhasil mengembangkan modal
sebesar Rp 1. 470. 000.
Pada pertemuan ke empat ini, kembali kelompok mengadakan pembayaran angsuran
tiap satu bulan sekali. Selain itu, pertemuan ini juga dimaksudkan untuk mengadakan
pendidikan rutin kepada kelompok bunga matahari yang dalam hal ini disampaikan oleh
Sulis. Dalam kesempatan ini, semua anggota hadir kecuali Jumani karena mengikuti acara
tahlilan di keluarganya.
Dalam penyampaiannya, Sulis memaparkan bahwa Dinas Koperasi Bojonegoro
sangat bangga dengan kelompok pengrajin kasur bunga matahari. Meskipun kelompok ini
dulunya gagal namun Dinas Koperasi Bojonegoro tetap menganggap kelompok bunga
matahari adalah kelompok yang baik dan berprestasi. Hal ini karena kelompok pengrajin
kasur masih berkomitmen untuk membangun koperasi dengan belajar dari pengalaman
kegagalan dan keberhasilan sebelumnya.
Menurut pengakuannya, dirinya akan berusaha semaksimal mungkin untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas kelompok bunga matahari agar kelompok ini terus
bersinar terang sesuai dengan namanya. Tentunya dukungan arus bawah dari kelompok yang
sangat diharapkannya. Sulis meminta pengurus untuk mencatat semua pengeluaran dan
pemasukan kas kelompok. Baik pengeluaran biaya administrasi dan konsumsi tiap
pertemuan maupun pemasukan dana dari simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan
sukarela.
Tugas Pemasaran
Koperasi
Kelompok yang baik adalah kelompok yang mandiri tidak menggantungkan
siapapun meskipun dari hal sepele seperti biaya konsumsi tiap pertemuan harus berasal dari
kelompok sendiri. Dirinya menambahkan, jangan ragu-ragu untuk menabung dikelompok
meskipun kecil. Apabila kita tidak percaya dengan kelompok apalagi dengan orang lain.
Tiap kali pendidikan Pegawai Dinas Koperasi sekaligus Dosen UNSURI tidak lupa untuk
memberikan motifasi dan bimbingan moral kepada kelompok agar memiliki kepekaan dan
kesadaran untuk mengembangkan kelompoknya.
Pada pertemuan ini, semua anggota hadir kecuali Jumani. Di luar kesepakatan,
jumlah uang yang diterima kelompok sebesar Rp 505.000 tidak dibagikan kepada 3 anggota
yang pinjamannya masih Rp 300.000. Hal ini karena terdapat calon anggota baru bernama
Fakih, maka uang Rp 500.000 dipinjamkan kepadanya. Dengan dipotong simpanan pokok
Rp 40.000 dan uang administrasi Rp 10.000.
Sebuah aturan baru yang digunakan kelompok yaitu tiap ada anggota baru maka
persyaratan yang harus dipenuhi adalah dengan memberikan uang simpanan pokok sebesar
Rp 40.000 dan uang administrasi Rp 10.000. Berbeda dengan pembentukan kelompok dulu
membayar simpanan pokok sebesar Rp 10.000 yang diangsur selama 5 bulan.
Pada pertemuan ke lima ini, kelompok bunga matahari menambah anggota baru
bernama Wadak. Jumlah angsuran pinjaman yang diterima kelompok sebesar Rp 500.000
langsung dipinjamkan kepada Wadak. Pinjaman tersebut dipotong simpanan pokok sebesar
Rp 30.000 dan uang administrasi sebesar Rp 10.000. Menurut Wadak, dirinya masuk
menjadi anggota bunga matahari atas dasar keinginan sendiri bukan karena pamaksaan dari
siapapun. Keinginan masuk menjadi anggota karena dana pinjaman kelompok bunga
matahari tidak dikenakan bunga. Dari pada pinjam ke bank lebih baik pinjam di kelompok
bunga matahari yang notabenya milik masyarakat.
Selesai pembayaran angsuran, kelompok mengadakan diskusi bersama untuk
melahirkan beberapa kesepakatan. Pertama, modal yang dimiliki kelompok sebesar Rp
400.000 bisa dipinjamkan anggota dengan syarat maksimal jarak satu minggu harus
dikembalikan kepada bendahara kelompok. Hal ini dilakukan untuk membantu anggota yang
tidak mempunyai modal untuk memproduksi kasur kapuk. Kedua, pada waktu panen padi
dan tembakau setiap anggota diwajibkan untuk menabung sebesar Rp 50.000. Aspek
Tugas Pemasaran
Koperasi
pertanian menjadi pertimbangan tersendiri mengingat semua anggota kelompok juga bekerja
sebagai petani.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Berdirinya Koperasi “ Bunga Matahari” dilatar belakangi karena masyarakat Desa
Sitiaji yang ingin merintis kembali koperasi yang pernah berdiri ditempat itu dengan
jenis koperasinya yaitu Koperasi “Simpan Pinjam”. Sempat fakumnya koperasi
simpan pinjam ini menjadi evaluasi dan koreksi atas keberhasilan dan kegagalan
koperasi simpan pinjam milik pengrajin kasur yang dulu pernah berdiri di Desa
Sitiaji.
2. Sumber dana/ Modal Koperasi “ Bunga Matahari” diperoleh dari :
a. Anggota Koperasi “ Bunga Matahari” yang meliputi : simpanan pokok, simpanan
wajib, dan simpanan sukarela.
b. Dana cadangan (dari SHU) dan dana penyisihan dari keuntungan usaha.
Tugas Pemasaran
Koperasi
3. Permasalahan dan Solusinya.
Permasalahan yang muncul dalam ruang lingkup intern seperti:
a. Bahan :
Terjadinya krisis dan kelangkaan kapuk. Solusinya warga Desa Sitiaji bisa
menanam pohon randu sendiri sebagai upaya dalam mengatasi kelangkaan kapuk
akibat penebangan pohon secara liar dan harga kapuk yang semakin menjulang
tinggi.
4. Jenis Koperasi “ Bunga Matahari”
Dalam hal usaha tentulah usaha tersebut mempunyai jenis usaha, dan Koperasi “
Bunga Matahari” merupakan jenis koperasi “simpan pinjam”. Usaha yang dirintis
Koperasi “ Bunga Matahari” meliputi:
a. Pembuatan kasur yang isinya kapuk bukan kain bekas.
FOTO – FOTO PENDUKUNG LAINYA
Tugas Pemasaran
Koperasi
Tugas Pemasaran
Koperasi
Tugas Pemasaran
Koperasi

Weitere ähnliche Inhalte

Andere mochten auch

Andere mochten auch (10)

Bab 9 koperasi
Bab 9 koperasiBab 9 koperasi
Bab 9 koperasi
 
Success
SuccessSuccess
Success
 
Success Unmasked (English Version)
Success Unmasked (English Version)Success Unmasked (English Version)
Success Unmasked (English Version)
 
Sales Success Formula
Sales Success FormulaSales Success Formula
Sales Success Formula
 
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)
Koperasi (permasalahan koperasi & solusi)
 
Biologi - Filum Echinodermata
Biologi - Filum EchinodermataBiologi - Filum Echinodermata
Biologi - Filum Echinodermata
 
What contributes to success
What contributes to successWhat contributes to success
What contributes to success
 
Luck or Hard Work?
Luck or Hard Work?Luck or Hard Work?
Luck or Hard Work?
 
Hard work – a key to success
Hard work – a key to successHard work – a key to success
Hard work – a key to success
 
Prior to Your Pitch - 4 things to consider before presenting your #Startups t...
Prior to Your Pitch - 4 things to consider before presenting your #Startups t...Prior to Your Pitch - 4 things to consider before presenting your #Startups t...
Prior to Your Pitch - 4 things to consider before presenting your #Startups t...
 

Ähnlich wie Tugas pemasaran koperasi

Makalah perkoperasian di indonesia
Makalah perkoperasian di indonesiaMakalah perkoperasian di indonesia
Makalah perkoperasian di indonesiaReyy193
 
Tugas eko12 rekhan muhammad iqbal,bu ranti pusriana,materi Ekonomi koprasi Sm...
Tugas eko12 rekhan muhammad iqbal,bu ranti pusriana,materi Ekonomi koprasi Sm...Tugas eko12 rekhan muhammad iqbal,bu ranti pusriana,materi Ekonomi koprasi Sm...
Tugas eko12 rekhan muhammad iqbal,bu ranti pusriana,materi Ekonomi koprasi Sm...rekhan iqbal
 
Tugas Eko 12, Arrasyid Alfathsyah, Ranti Pusriana S.pd, Koperasi, SMAN 12 Kot...
Tugas Eko 12, Arrasyid Alfathsyah, Ranti Pusriana S.pd, Koperasi, SMAN 12 Kot...Tugas Eko 12, Arrasyid Alfathsyah, Ranti Pusriana S.pd, Koperasi, SMAN 12 Kot...
Tugas Eko 12, Arrasyid Alfathsyah, Ranti Pusriana S.pd, Koperasi, SMAN 12 Kot...arrasyidalfathsyah
 
Tugas Ekonomi 12, Basa Richard M.B, Ranti Pusriana S.pd, Koperasi, X MIPA 1, ...
Tugas Ekonomi 12, Basa Richard M.B, Ranti Pusriana S.pd, Koperasi, X MIPA 1, ...Tugas Ekonomi 12, Basa Richard M.B, Ranti Pusriana S.pd, Koperasi, X MIPA 1, ...
Tugas Ekonomi 12, Basa Richard M.B, Ranti Pusriana S.pd, Koperasi, X MIPA 1, ...Basarichard
 
Laporan praktek perkoperasian
Laporan praktek perkoperasianLaporan praktek perkoperasian
Laporan praktek perkoperasianDarmin Ly
 
Buku-Dokumentasi-CSR-SBI-2020-1.pdf
Buku-Dokumentasi-CSR-SBI-2020-1.pdfBuku-Dokumentasi-CSR-SBI-2020-1.pdf
Buku-Dokumentasi-CSR-SBI-2020-1.pdfFajarKurniawan341103
 
koperasi kelompok tani
koperasi kelompok tanikoperasi kelompok tani
koperasi kelompok taniMitha Nith
 
KIPRAH KELOMPOK WANITA TANI MENJADI WIRAUSAHA
KIPRAH KELOMPOK WANITA TANI MENJADI WIRAUSAHAKIPRAH KELOMPOK WANITA TANI MENJADI WIRAUSAHA
KIPRAH KELOMPOK WANITA TANI MENJADI WIRAUSAHAermawidiana
 
15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB
15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB
15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BABRisky Saputra
 
Be & gg, m,yusuf ar rasyid uts, hapzi ali, nilai budaya pt surya toto indones...
Be & gg, m,yusuf ar rasyid uts, hapzi ali, nilai budaya pt surya toto indones...Be & gg, m,yusuf ar rasyid uts, hapzi ali, nilai budaya pt surya toto indones...
Be & gg, m,yusuf ar rasyid uts, hapzi ali, nilai budaya pt surya toto indones...yusuf Arrasyid
 
TUGAS EKONOMI KOPERASI - KREATIVITAS
TUGAS EKONOMI KOPERASI - KREATIVITASTUGAS EKONOMI KOPERASI - KREATIVITAS
TUGAS EKONOMI KOPERASI - KREATIVITASRisky Saputra
 
CONTOH MAKALAH P2KM
CONTOH MAKALAH P2KMCONTOH MAKALAH P2KM
CONTOH MAKALAH P2KMAsri Yunita
 
Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian
Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanianSosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian
Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanianSarjan Alatas
 
Makalah Manajemen
Makalah ManajemenMakalah Manajemen
Makalah Manajemenbeduu
 
Laporan Akhir KKN Samigaluh Kulonprogo Unit 157 UII Tahun 2012
Laporan Akhir KKN Samigaluh Kulonprogo Unit 157 UII Tahun 2012Laporan Akhir KKN Samigaluh Kulonprogo Unit 157 UII Tahun 2012
Laporan Akhir KKN Samigaluh Kulonprogo Unit 157 UII Tahun 2012Bagus Prayoga
 
Apa saja perbedaan antara Koperasi dan Badan Usaha lainnya?
Apa saja perbedaan antara Koperasi dan Badan Usaha lainnya?Apa saja perbedaan antara Koperasi dan Badan Usaha lainnya?
Apa saja perbedaan antara Koperasi dan Badan Usaha lainnya?Kanaidi Ken Part II
 

Ähnlich wie Tugas pemasaran koperasi (20)

Makalah perkoperasian di indonesia
Makalah perkoperasian di indonesiaMakalah perkoperasian di indonesia
Makalah perkoperasian di indonesia
 
Tugas eko12 rekhan muhammad iqbal,bu ranti pusriana,materi Ekonomi koprasi Sm...
Tugas eko12 rekhan muhammad iqbal,bu ranti pusriana,materi Ekonomi koprasi Sm...Tugas eko12 rekhan muhammad iqbal,bu ranti pusriana,materi Ekonomi koprasi Sm...
Tugas eko12 rekhan muhammad iqbal,bu ranti pusriana,materi Ekonomi koprasi Sm...
 
Tugas Eko 12, Arrasyid Alfathsyah, Ranti Pusriana S.pd, Koperasi, SMAN 12 Kot...
Tugas Eko 12, Arrasyid Alfathsyah, Ranti Pusriana S.pd, Koperasi, SMAN 12 Kot...Tugas Eko 12, Arrasyid Alfathsyah, Ranti Pusriana S.pd, Koperasi, SMAN 12 Kot...
Tugas Eko 12, Arrasyid Alfathsyah, Ranti Pusriana S.pd, Koperasi, SMAN 12 Kot...
 
Tugas Ekonomi 12, Basa Richard M.B, Ranti Pusriana S.pd, Koperasi, X MIPA 1, ...
Tugas Ekonomi 12, Basa Richard M.B, Ranti Pusriana S.pd, Koperasi, X MIPA 1, ...Tugas Ekonomi 12, Basa Richard M.B, Ranti Pusriana S.pd, Koperasi, X MIPA 1, ...
Tugas Ekonomi 12, Basa Richard M.B, Ranti Pusriana S.pd, Koperasi, X MIPA 1, ...
 
Laporan praktek perkoperasian
Laporan praktek perkoperasianLaporan praktek perkoperasian
Laporan praktek perkoperasian
 
Buku-Dokumentasi-CSR-SBI-2020-1.pdf
Buku-Dokumentasi-CSR-SBI-2020-1.pdfBuku-Dokumentasi-CSR-SBI-2020-1.pdf
Buku-Dokumentasi-CSR-SBI-2020-1.pdf
 
koperasi kelompok tani
koperasi kelompok tanikoperasi kelompok tani
koperasi kelompok tani
 
KIPRAH KELOMPOK WANITA TANI MENJADI WIRAUSAHA
KIPRAH KELOMPOK WANITA TANI MENJADI WIRAUSAHAKIPRAH KELOMPOK WANITA TANI MENJADI WIRAUSAHA
KIPRAH KELOMPOK WANITA TANI MENJADI WIRAUSAHA
 
15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB
15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB
15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB
 
Gotong Royong pkn
Gotong Royong pknGotong Royong pkn
Gotong Royong pkn
 
KOPERASI
KOPERASIKOPERASI
KOPERASI
 
Be & gg, m,yusuf ar rasyid uts, hapzi ali, nilai budaya pt surya toto indones...
Be & gg, m,yusuf ar rasyid uts, hapzi ali, nilai budaya pt surya toto indones...Be & gg, m,yusuf ar rasyid uts, hapzi ali, nilai budaya pt surya toto indones...
Be & gg, m,yusuf ar rasyid uts, hapzi ali, nilai budaya pt surya toto indones...
 
TUGAS EKONOMI KOPERASI - KREATIVITAS
TUGAS EKONOMI KOPERASI - KREATIVITASTUGAS EKONOMI KOPERASI - KREATIVITAS
TUGAS EKONOMI KOPERASI - KREATIVITAS
 
CONTOH MAKALAH P2KM
CONTOH MAKALAH P2KMCONTOH MAKALAH P2KM
CONTOH MAKALAH P2KM
 
Buku cd 2007
Buku cd 2007Buku cd 2007
Buku cd 2007
 
Profil CFoCS.pptx
Profil CFoCS.pptxProfil CFoCS.pptx
Profil CFoCS.pptx
 
Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian
Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanianSosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian
Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian
 
Makalah Manajemen
Makalah ManajemenMakalah Manajemen
Makalah Manajemen
 
Laporan Akhir KKN Samigaluh Kulonprogo Unit 157 UII Tahun 2012
Laporan Akhir KKN Samigaluh Kulonprogo Unit 157 UII Tahun 2012Laporan Akhir KKN Samigaluh Kulonprogo Unit 157 UII Tahun 2012
Laporan Akhir KKN Samigaluh Kulonprogo Unit 157 UII Tahun 2012
 
Apa saja perbedaan antara Koperasi dan Badan Usaha lainnya?
Apa saja perbedaan antara Koperasi dan Badan Usaha lainnya?Apa saja perbedaan antara Koperasi dan Badan Usaha lainnya?
Apa saja perbedaan antara Koperasi dan Badan Usaha lainnya?
 

Tugas pemasaran koperasi

  • 1. TUGAS PEMASARAN KOPERASI PENELITIAN KOPERASI “ BUNGA MATAHARI “ DESA SITIAJI KECAMATAN SUKOSEWU KABUPATEN BOJONEGORO Disusun oleh : 1. AHMAD MUSTAQIM (102100 ) 2. MOHAMMAD NUR KHOZIN (102100) 3. NASIKHUDIN (102100) 4. NOVI ASTUTIK (102100) 5. IMA FITRIA ARIZONA (102100) 6. WIJI SUKO LESTARI (10210055) FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN EKONOMI DAN KOPERASI Tugas Pemasaran Koperasi
  • 2. IKIP PGRI BOJONEGORO Alamat: Jln. Panglima Polim 46 Telp (0353) 881046 Bojonegoro KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Riset Koperasi “ Bunga Matahari” . Penulisan makalah merupakan salah satu tugas untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah Pemasaran Koperasi. Makalah ini diperoleh dari berbagai sumber yang dapat dipercaya, dan dari berbagai referensi yang relevan dengan penelitian tersebut. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan, data penelitian yang diperoleh secara langsung dalam dari penulis, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada : 1. Ibu Fruri Stevani, S. Pd selaku dosen mata kuliah “pemasaran koperasi” yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini 2. Bapak Syaiful selaku simpatisan dari Koperasi “ Bunga Matahari”, Bapak Sukiono selaku Ketua koperasi beserta jajarannya yang telah memberikan izin dalam melakukan penelitian ini 3. Rekan-rekan semua dari kelompok iii yang sudah berpartisipasi langsungdan meluangkan waktunya dalam mengikuti penelitian Tugas Pemasaran Koperasi
  • 3. 4. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini 5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin. Wassalamualaikum Wr. Wb Bojonegoro, Juli 2012 (Penulis) Tugas Pemasaran Koperasi
  • 4. VISI DAN MISI KOPERASI “BUNGA MATAHARI” VISI 1. MENJADI KOPERASI YANG SEHAT BERKEMBANG SECARA WAJAR. 2. MEMILIKI MANAGEMEN DAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG PROFESSIONAL. MISI 1. MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT, DAN PENGRAJIN KASUR KAPUK SECARA MANDIRI DAN BERKELANJUTAN 2. MENGEMBANGKAN, MENCIPTAKAN PRODUK UNGGULAN YANG PUNYA DAYA SAING DENGAN MOEL KASUR YANG LAIN ORGANISASI DAN MANAGEMEN BIODATA 1. Nama koperasi : “ Bunga Matahari” 2. Alamat : Desa Sitiaji, Kec. Sukosewu, Kab. Bojonegoro PENGURUS Kepengurusan periode 2010 – 2012 dengan susunan sebagai berikut : Ketua : Sukiono Sekretaris : Juli Tugas Pemasaran Koperasi
  • 5. Bendahara : Mualim Pembina : 1. Surisjiono (Pegawai Dinas Koperasi & dosen UNSURI) ANGGOTA Anggota penuh : 13 orang SARANA DAN PRASARANAN YANG ADA Sekretariat : 1 unit milik sendiri/ dikontrakkan. Mesin jahit : 5 unit milik sendiri Sepeda motor : 5 unit swadaya dari warga BAHAN 1. Bahan seprei dari kain katun 2. Kapuk randunya alami dari hasil penanaman warga 3. Jarum panjang dan benang bol CATATAN Koperasi ini belum berbadan hukum namun sudah berkembang dan telah beroperasi. Dari informasi yang didapat dari peneliti bahwa legalitas Koperasi “Bunga Matahari” masih dalam proses pengakuan oleh Dinas Koperasi dan akan sesegera mungkin ditindaklajuti. Tugas Pemasaran Koperasi
  • 6. STRUKTUR ORGANISASI = GARIS KOMANDO = GARIS PELAYANAN = GARIS PENGAWASAN Tugas Pemasaran Koperasi RAPAT ANGGOTA PEMBINA : SURISJIONO PENGURUS : KETUA : SUKIONO SEKERTARIS : JULI BENDAHARA : MUALIMIN UNIT USAHA UNIT USAHA UNIT USAHA ANGGOTA – ANGGOTA KOPERASI “ BUNGA MATAHARI”
  • 7. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seorang pengorganisir bersama masyarakat yang diorganisirnya dituntut untuk mengagalang dukungan dari berbagai pihak jika mereka ingin mencapai tujuan perjuangannya. Dalam hal ini, upaya yang dilakukan peneliti bersama masyarakat pengrajin kasur adalah dengan membangun sistem pendukung dengan Dinas Koperasi Bojonegoro melalui Sulis (51th) selaku Pegawai Dinas Koperasi Bojonegoro. Awal mulanya peneliti bersama salah seorang pengrajin kasur bernama Kasim (25th) berkunjung ke rumah Sulis dalam rangka silaturahmi dengan menaruh harapan dapat menggalang dukungan dengan Dinas Koperasi Bojonegoro melalui perantara orang tersebut. Dalam pertemuan ini perbincangan banyak mengarah pada evaluasi dan koreksi atas keberhasilan dan kegagalan koperasi simpan pinjam milik pengrajin kasur yang dulu pernah berdiri di Desa Sitiaji. Menurut Sulis kegagalan koperasi simpan pinjam memberikan banyak pelajaran dan pengalaman baru yang berharga pada anggota pengrajin kasur. Oleh karena itu dirinya siap membantu untuk menghidupkan kembali koperasi simpan pinjam milik pengrajin kasur di Desa Sitiaji. Setelah peneliti menjelaskan tujuan dan maksud kegiatan peneliti di Desa Sitiaji dan sejauhmana kegiatan yang telah dilakukan peneliti bersama masyarakat. Terlihat ketertarikan dan respon yang positif dari Sulis, kemudian dirinya menawarkan siap membantu dalam berbagai hal dalam rangka untuk membantu menyelesaikan masalah yang Tugas Pemasaran Koperasi Foto 1: Juru runding, melibatkan kelompok dalam urusan melobi Dinas Koperasi
  • 8. dihadapi masyarakat pengrajin kasur. Bukan maksud dia untuk memperkaya diri sendiri melainkan murni untuk mengabdi pada masyarakat. Karena memang selama ini Sulis semasa hidupnya sering kali membantu masyarakat salah satu cara yang ditempuh adalah dengan membangun sebuah koperasi di daerah pedesaan. Diakhir pembicaraan Sulis titip salam kepada kelompok pengrajin kasur di Desa Sitiaji dan meminta maaf atas kekhilafan yang pernah dilakukan selama bergabung dengan kelompok pengrajin kasur. Dalam rangka memperjuangkan atau mencapai tujuan-tujuan perubahan jangka panjang, peneliti akan mulai berurusan dengan berbagai fihak, pemerintah, kalangan bisnis, termasuk dalam hal ini adalah berurusan langsung dengan orang Dinas Koperasi Bojonegoro. Selang satu minggu kemudian, peneliti mengajak tiga orang pengrajin kasur yaitu, Nadir (25th), Sulistyo (42th) dan Lamtoro (48th). Kunjungan yang kedua ini dimaksudkan untuk mempererat kembali tali silaturahmi yang sempat putus sekaligus menindaklanjuti pertemuan kemarin secara lebih serius dan konkrit. Menurut Sulis, sebenarnya dia selama ini berharap masyarakat pengrain kasur ada yang berkenan untuk berkunjung ke rumahnya, namun kenyataannya tidak ada satupun orang yang singgah ke rumahnnya. Beruntung sekali peneliti mempunyai iktikad yang baik untuk membangun kembali koperasi yang sekarang berhenti total dan Sulis sendiri sangat senang dengan kedatangan peneliti bersama tiga pengrajin kasur ke rumahnya. Sulis kembali menegaskan bahwa dirinya siap membantu peneliti masyarakat pengrajin kasur Desa Sitiaji untuk menghidupkan kembali koperasi demi kemajuan pengrajin kasur mendatang. Dalam waktu dekat ini dirinya akan berusaha mencarikan dana pinjaman sebesar Rp 3. 300. 000. Sebagai permulaan cara ini ditempuh untuk memberikan stimulus kepada masyarakat pengrajin kasur supaya mereka kembali berkomitmen untuk membentuk kelompok pra koperasi kembali. Sulis mengusulkan agar dana pinjaman tersebut nantinya digunakan untuk membeli randu guna memenuhi kebutuhan kelompok sekaligus menjualnya dalam bentuk kapuk supaya kelompok tersebut mendapatkan keuntungan. Di satu sisi kebutuhan bahan produksi kelompok pengrajin dapat terpenuhi, di satu pihak kelompok juga mendapatkan keuntungan. Tanpa berfikir panjang tiga orang tersebut yang didampingi oleh Syaiful (salah satu mahasiswa dari IAIN SUNAN AMPEL & sekarang aktif dalam koperasi tersebut) langsung Tugas Pemasaran Koperasi
  • 9. mengiyakan meskipun didalam pikiran mereka terdapat sesuatu yang mengganjal. Karena ketika atas nama kelompok membeli dan menimbun randu dalam jumlah yang banyak terdapat pihak yang akan merasa dirugikan yaitu Fakih (38th) selaku bos randu/kapuk yang lokasi rumahnya di RT 05 berdempetan dengan rumah-rumah pengrajin kasur kapuk. Meskipun demikian, mereka tetap sepakat dengan Sulis tanpa menceritakan sepatah katapun mengenai kondisi masyarakat yang sebenarnya. Mereka tidak berani untuk menjelaskan keadaan yang sebenarnya karena kunjungan ini adalah mempererat kembali tali silaturahmi yang sempat putus. Oleh karenanya untuk pertama kali ini mereka bertiga memilih untuk berdiam diri, namun untuk pertemuan selanjutnya mereka mau tidak mau harus menceritakan kondisi masyarakat pengrajin kasur yang sebenarnya. Selang satu minggu kemudian, peneliti bersama Sukiono kembali menemui Sulis guna membahas bagaimana nantinya kelompok pengrajin kasur menjalankan prosedur dan mekanisme awal berdirinya koperasi simpan pinjam yang sekarang berhenti total. Dalam pertemuan ini peneliti hanya bersama Sukiono, sedangkan Juwari dan Rokhim menolak diajak oleh peneliti lantaran kelelahan setelah bekerja seharian. Prosedur dan mekanisme yang dimaksud adalah mulai dari berapa jumlah anggota yang ikut untuk bergabung dalam kelompok. Yang kedua bagaimana cara untuk mengembangkan dana pinjaman tersebut. Apakah nantinya semua dana itu dibelikan randu ataukah kembali seperti yang dulu dijadikan sebagai kelompok pra koperasi simpan pinjam. Menurut Sulis dana pinjaman sebesar Rp. 3.300.000,- sudah berada ditangan dan kapan pun siap diambil untuk digunakan kepentingan kelompok. Berdasarkan undang- undang koperasi sekarang untuk membentuk koperasi yang syah secara hukum minimal mempunyai anggota 20 anggota dan mempunyai administrasi yang lengkap seperti AD/ART dan akta notaris. Saat ini yang perlu dilakukan adalah membentuk kelompok pengrajin kasur terlebih dahulu. Nantinya kegiatan rutin yang berjalan adalah simpan pinjam. Awal mula berdiskusi Sulis mengusulkan supaya dana pinjaman tersebut semuanya dibelikan randu sebagai bahan dasar produksi kasur dalam rangka pemenuhan kebutuhan kelompok. Pengelolahan dilakukan dengan cara pembelian bahan. Bagi anggota yang membuat kasur diharuskan membeli randu kepada kelompok. Pengembangan modal kelompok dengan cara mencari keuntungan dari setiap pembelian randu. Tugas Pemasaran Koperasi
  • 10. Mendengar hal itu, Lamtoro secara halus menolak dengan beberapa pertimbangan. Pertama, untuk memenuhi kebutuhan kelompok membutuhkan randu dalam jumlah ton- tonan, minimal dana yang dibutuhkan adalah sebesar Rp 10. 000. 000. Sementara dana yang tersedia hanya Rp 3.300. 000. Yang kedua, salah satu pengrajin yang nantinya masuk sebagai anggota adalah pengepul (pemasok kapuk) apabila sekarang tiba-tiba kelompok menjadi pengepul randu sama halnya menciptakan saingan baru. Apabila dipaksa dilakukan dikhawatirkan akan terjadi kesalahpahaman dan perpecahan ditubuh internal kelompok. Yang ketiga adalah sesuai paparan sebelumnya bahwa terjadinya pengusaan pembelian randu secara besar-besaran, harga randu di Desa Sitiaji ditentukan oleh keluarga Mad Alim. Setiap kali membeli randu keluarga Mad Alim selalu meninggikan harga diatas harga pada umumnya. Hal ini berakibat pada bakol/tengkulak randu hampir secara keseluruhan berbondong-bondong menyetorkan randu kepada keluarga Mad Alim sehingga bagi pengrajin kasur yang tidak mempunyai modal tidak mempunyai randu sebagai bahan produksi kasur. Padahal mereka dapat memproduksi kasur apabila mempunyai bahan produksi randu atau kapuk yang cukup. Mengetahui semua itu, Sulis menyadari bahwa gagasan yang menurutnya sebagai jalan keluar yang terbaik ternyata adalah sesuatu yang sulit dilaksanakan atau bahkan tidak mungkin untuk dijalankan. Akhirnya dirinya menyetujui bahwa dana pinjaman digunakan sebagai simpan pinjam sebagai penguat modal kelompok. Kemudian Sulis memberikan tugas kepada peneliti untuk membentuk kelompok pengrajin kasur baru sekaligus memilih pengurus harian yang dilakukan secara demokratis melalui jalan musyawarah mufakat. Dia menjelaskan bahwa apabila kelompok yang nanti terbentuk ini dapat berjalan dengan baik, maka dirinya pasti akan menggalang dukungan dari berbagai pihak. Karena kenyataan yang terjadi dilapangan, tidak ada satu kelompok masyarakat atau organisasi apapun yang mampu melakukan perubahan sosial secara sendirian. Mereka selalu membutuhkan pihak lain untuk saling mendukung satu sama lain. Dalam dunia pergerakan sosial, hal ini dikenal sebagai kebutuhan menggalang sekutu (aliansi). Karena berbagai fihak tersebut menjalankan peran dan memiliki kepentingan yang berbeda dan Tugas Pemasaran Koperasi
  • 11. khas, maka dibutuhkan berbagai cara berhubungan yang berbeda dan khas pula, mana yang dapat dijadikan sebagai sekutu untuk hal yang bersifat sementara.1 Sejauh ini peneliti bersama masyarakat yang diorganisir melihat kemampuan dan komitmen Sulis memang tidak dapat diragukan. Hal ini terbukti dari kesediaannya untuk memberikan bimbingan secara intens selama satu bulan sekali tiap kali pembayaran kelompok simpan pinjam tanpa mengharap uang pesangon dari kelompok. Selain itu dirinya akan terus berusaha sekuat tenaga untuk mengembangkan dan memajukan kelompok pengrajin kasur menjadi kelompok yang mandiri. Tentunya keberadaan peneliti sebagai pendamping sangat membantu dalam mencapai tujuan kemandirian tersebut. Selama ini terdapat banyak kasus yang menunjukkan bahwa kelompok-kelompok masyarakat yang diorganisir oleh mereka yang mengatasnamakan lembaga atau organisasi non pemerintah, ternyata hanyalah subordinasi dan terus bergantung kepada organisasi- organisasi tersebut. Tidak pernah mencapai dimana masyarakat setempat benar-benar mengambil-alih, mengelola dan mengendalikannya sendiri.2 Oleh karena itu, peneliti bersama kelompok pengrajin kasur telah bertekad untuk membangun kelompok ini hingga pada akhirnya menjadi kelompok mandiri yang dikelola dan dikendalikan oleh kelompok pengrajin kasur sendiri. Membangun dalam pengertian ini adalah membangun dan menengembangkan suatu struktur dan mekanisme yang menjadikan mereka sebagai pelaku utama semua kegiatan kelompok. Sejauh ini, dalam proses pengorganisasian tidak pernah satu kalipun peneliti berjalan sendiri tanpa melibatkan peran serta masyarakat pengrajin kasur setempat. Dalam membangun partisispasi masyarakat pengrajin kasur sebelum malakukan aksi tidak bermaksud untuk menumbuhkan partisipasi atas nama, partisipasi pasif, partisipasi lewat konsultasi, partisipasi untuk insentif material ataupun partisipasi fungsional. Melainkan partisipasi yang dibangun adalah partisipasi interaktif, dimana ide dalam berbagai kegiatan mulai dari perencanaan, palsanaan sampai evaluasi melibatkan peran aktif masyarakat. Sehingga diharapkan tumbuhnya mobilitas sendiri, masyarakat dapat 1 2 Tugas Pemasaran Koperasi
  • 12. mengambil inisiatif, melaksanakan kegiatan dalam berbagai tahap secara mandiri, dan memobilisasi sumber daya yang dibutuhkan dari masyarakat sendiri.3 B. RUMUSAN MASALAH. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian kami mahasiswa IKIP PGRI BOJONEGORO sebagai berikut: 1. Apakah yang menyebabkan terhambatnya produksi kasur dari kapuk dan upaya apakah yang dilakukan oleh pengurus dan anggota tersebut agar koperasi ini tidak stagnan kembali. 2. Apakah yang dilakukan oleh pengurus dan anggota dalam mengatasi kurangnya pengetahuan anggotanya tentang koperasi 3. Bagaimanakah strategi pemasaran koperasi dalam memasarkan produknya tersebut 3 Tugas Pemasaran Koperasi
  • 13. BAB II PEMBAHASAN A. Terjadinya Krisis dan Kelangkaan Kapuk Desa Sitiaji terkenal dengan sebutan desa pusat penghasil kasur kapuk. Pada masa kejayaannya tahun 2000, Desa Sitiaji mampu memasarkan produknya hampir di seluruh wilayah Kabupaten Bojonegoro. Keberadaan pengrajin kasur kapuk Desa Sitiaji mampu bersaing dengan produksi kasur model lain seperti kasur limbah kain dan kasur busa. Jika dibandingkan dengan kasur limbah kain, kasur kapuk produksi Desa Sitiaji lebih diminati oleh masyarakat. Hal ini karena secara kualitas kasur kapuk lebih baik dari pada kasur limbah kain. Namun seiring perkembangannya, masa kejayaan tersebut berubah menjadi masa kehancuran. Produksi kasur kapuk mengalami penurunan yang signifikan seiring munculnya kasur limbah kain di Desa Sitiaji. Setelah kasur limbah kain mendominasi, produksi kasur kapuk akhirnya tidak mampu bersaing dengan kasur model lain. Berikut adalah beberapa permasalahan yang menyebabkan tergesernya pengrajin kasur kapuk oleh pengrajin kasur model lain: Pada awal berkembangnya jumlah pengrajin kasur di Desa Sitiaji. Harga randu belum ada ajiny (tidak dipergunakan), sehingga harga randu terbilang sangat murah dan Tugas Pemasaran Koperasi
  • 14. mudah sekali untuk didapatkan tidak seperti sekarang ini terjadi kelangkaan dan krisis kapuk. Harga satu biji randu pada waktu itu hanya satu rupiah perbiji. Pencarian randu pada masa ini bisa didapatkan di Desa Sitiaji sendiri atau di desa-desa tetangga. Pada waktu panen, randu milik penduduk berjatuhan baik di depan, samping dan belakang rumah. Ketika para pengrajin datang untuk membelinya, si pemilik pohon randu malah membiarkan randu yang berjatuhan diambil pembeli tanpa mengawasi proses pengambilan randu. Pada tahun 1997 para pengrajin kasur Desa Sitiaji dapat mencari dan mendapatkan randu di wilayah desa-desa baik yang jaraknya dekat atau jaraknya jauh. Daerah yang sering menjadi rujukan pencarian randu adalah di Desa Kumpul Rejo Kecamatan Kanor. Di desa ini Hampir tiap rumah mempunyai pohon randu dengan ukuran yang besar. Apabila pohon randu yang berukuran besar mampu menghasilkan randu sejumlah 2000- 3000 biji randu. Apabila pohon randu yang berukuran kecil menghasilkan randu 750-1000 biji randu. Perlu diketahui bahwa pohon randu mempunyai banyak manfaat, semua unsur yang ada di pohon randu sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan produksi kasur atau kebutuhan rumah tangga. Mulai dari kapuk dan jegol (hati randu) digunakan sebagai bahan dasar produksi kasur. Biji randu digunakan sebagai bahan minyak wangi yang dari dulu selalu diburu oleh tengkulak. Kulit randu yang garing selalu dimanfaatkan warga untuk bahan bakar memasak sehari-hari. Yang terakhir batangan randu yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan bangunan rumah. Pembuatan atap rumah yang paling bagus adalah dengan menggunakan kayu randu, dengan menggunakan batangan randu hasil ngecor atap rumah terlihat lebih rata dan halus. Sehingga banyak sekali para tengkulak yang mengincar pohon randu yang dibeli dengan harga yang murah. Untuk pohon randu yang berukuran besar satu pohon randu Tugas Pemasaran Koperasi Foto 5 : Penebangan liar, seorang pengrajin kasur kapuk sedang menebang pohon randu
  • 15. mampu menghasilkan 2000-3000 biji randu atau kapuk sejumlah 30-40 KG kapuk. Dengan tersedianya 30-40 KG kapuk dapat menghasilkan 6-8 kasur kapuk. Pada masa itu tidak pernah bagi pengrajin kasur kapuk mencari randu sampai keluar wilayah daerah Bojonegoro karena pasokan kapuk di Bojonegoro cukup untuk memenuhi kebutuhan pengrajin kasur kapuk Desa Sitiaji. Tabel: 1 Kondisi Lahan dan Penebangan Tanaman Randu Tata guna lahan Pemukiman dan pekarangan • Kondisi tanah • Jenis tanaman • Manfaat • Masalah • Tindakan yang dilakukan • Harapan • Potensi • Krikil, warna tanah cokelat, keras dan subur • Randu • Sebagai bahan dasar produksi pembuatan kasur kapuk • Terjadinya krisis dan kelangkaan kapuk • Melakukan penebangan pohon randu • Adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menanam dan merawat tanaman randu. • Adanya bibit tanaman randu dan lahan kosong sebagai lokasi tanam randu Berbeda halnya dengan kondisi sekarang, masyarakat mengeluh kesah betapa sulitnya mendapatkan randu di daerah Bojonegoro termasuk di wilayah pedesaan. Hal ini disebabkan oleh penebangan pohon randu secara liar yang dilakukan oleh tengkulak pencari pohon randu. Para tengkulak ini membutuhkan batangan randu yang nantinya dijual kepada pihak yang membutuhkan untuk membangun rumah atau gedung. Usaha pencarian pohon randu dilakukan dengan berkeliling desa sampai pada pelosok-pelosok desa tidak terlewatkan. Khususnya adalah daerah-daerah yang banyak terdapat pohon randu dan menjadi daerah pemasok kapuk bagi pengrajin kasur kapuk. Penebangan yang dilakukan secara terus-menerus tanpa diimbangi dengan penanaman Tugas Pemasaran Koperasi
  • 16. kembali tanaman randu membuat pohon randu yang ada di daerah Bojonegoro persediannya semakain lama semakin berkurang. Kondisi yang demikian sangat merugikan pengrajin kasur kapuk karena berdampak buruk pada mahalnya harga randu sekaligus sulitnya mendapatkan kapuk seperti kondisi sekarang ini. Dari tahun ke tahun pohon randu yang ada diseluruh wilayah Bojonegoro semakin berkurang lantaran dilakukan penebangan secara terus menerus tanpa memperdulikan nasib para pengrajin kasur kapuk sebagai pihak yang paling dirugikan atas kondisi yang tidak adil tersebut. Menurut Salam (50th) semakin berkurangnya pohon randu di Desa Sitiaji sendiri bukan disebabkan oleh masuknya tengkulak yang melakukan penebangan randu, melainkan karena masyarakat sendiri yang melakukannya. Sebagian di antaranya adalah pengrajin kasur kapuk sendiri. Pada zaman dahulu, sebelum munculnya pengrajin kasur di Desa Sitiaji jarang sekali terdapat tanaman randu. Mulai tumbuh dan berkembangnya tanaman randu seiring dengan berkembangnya jumlah pengrajin kasur kapuk Desa Sitiaji. Semakin bertambahnya jumlah pengrajin kasur kapuk maka semakin banyak pula tanaman randu yang tumbuh dan berkembang. Tumbuhnya tanaman randu bermula pada saat pengrajin kasur melakukan kocek randu atau menyelep randu, sehingga banyak biji randu yang berjatuhan dan terbuang sia-sia karena pada waktu itu biji randu belum laku terjual. Biji randu tersebut lama kelamaan tumbuh menyebar dan berkembang dimana-mana. Mulai dari lokasi sekitar rumah pengrajin kasur kapuk, sampai tumbuh menyebar pada daerah persawahan bahkan dipemakaman. Seiring tumbuh dan berkembangnya tanaman randu hampir secara keseluruhan tidak dirawat. Yang mengherankan adalah masyarakat Desa Sitiaji melakukan penebangan pohon randu secara tidak terkendali baik pohon randu yang masih berukuran kecil atau besar. Tugas Pemasaran Koperasi Foto 2: Gelondongan, hasil tebangan pohon randu oleh tengkulak.
  • 17. Setelah ditelusuri, untuk randu yang masih berukuran kecil sering ditebang batang atasnya dan diambil daunnya sebagai makanan hewan ternak. Kondisi ini membuat tanaman randu tidak dapat tumbuh menjadi besar. Suprayetno (40th), Mutasem (33th), Manan (32th), Taslem (45th) adalah contoh orang yang dalam kesehariannya menebang randu untuk dijadikan sebagai makanan hewan ternak. Mereka secara bergiliran menebang tanaman randu. Lokasi yang banyak tumbuh tanaman randu sekaligus menjadi sasaran penebangan adalah pemukiman warga, persawahan, pinggiran sungai dan kuburan. Lebih ironis lagi, beberapa di antara pengrajin kasur kapuk seperti Mualim (35th), Handoko (40th), Yaman (37th), Mariono (38th) menjadi pelaku penebangan pohon randu . Mereka bekerja sama dengan tengkulak dan menjadi pemasok batangan pohon randu. Apabila mendapatkan pesanan batangan randu, mereka menebang pohon randu yang berukuran besar yang ada di Desa Sitiaji dan di wilayah pedesaan lainnya. Pembangunan masjid, mushola dan TPQ yang ada di Desa Sitiaji semuanya menggunakan kayu randu. Selain harganya murah, hasil pembangunan juga memuaskan. Menurut Sukiono (48th) pada zaman orde baru jumlah KK yang ada di Desa Sitiaji adalah 1970 KK. Sedangkan tiap KK jumlah pohon randu yang dimiliki secara umum adalah 3 pohon. Dengan demikian jumlah pohon randu secara keseluruhan adalah 5910 pohon randu. Pada waktu itu, di Desa Sitiaji dalam 1 bulan pohon randu ukuran besar yang berhasil ditebang kurang lebih 5-10 pohon randu. Jika dikalkulasi, dalam 1tahun jumlah pohon randu yang berhasil ditebang adalah 60-120 pohon randu. Jadi dalam 5 tahun jumlah menghabiskan 300-600 pohon randu. Berikut adalah jumlah penebangan pohon randu yang dilakukan tiap tahun: Tahun Jumlah randu yang ditebang Pemanfaatan 1990 60 pembangunan rumah, mushola, masjid 1991 80 pembangunan rumah, mushola, masjid 1992 100 Pembangunan masjid dan gedung sekolah 1993 60 Pembangunan rumah dan gedung sekolah 1994 30 Pembangunan rumah dan gedung sekolah Tugas Pemasaran Koperasi
  • 18. Pola pikir masyarakat yang masih primitif, mereka belum bisa menganalisa dampak buruk yang nantinya harus mereka tanggung khususnya adalah masyarakat pengrajin kasur kapuk. Untuk memenuhi kebutuhan kapuk sebagai bahan produksi pengrajin kasur kapuk menjadi ketergantungan dengan pihak luar yang pada umumnya berasal dari Lamongan sebagai kota pusat penghasil kapuk randu alami. Pada umumnya masyarakat setempat melakukan penebangan randu dengan beberapa alasan. Pertama, masyarakat mempunyai kekhawatiran apabila pohon randu telah tumbuh tinggi dan besar yang jaraknya dekat dengan rumah penduduk. Dikhawatirkan kalau roboh pastinya mengenai rumah mereka. Kekhawatiran inilah yang menjadi pemicu penduduk untuk menebang pohon randu. Padahal selama ini tidak pernah ada peristiwa pohon randu roboh dan mengenai rumah penduduk. Selain itu, masyarakat sendiri juga mengetahui bahwa banyak sekali di desa-desa lain terdapat pohon-pohon randu yang besar berada dekat dengan rumah warga nyatanya aman- aman saja. Sebagai contoh, di daerah Bojonegoro sendiri tepatnya di Desa Solo Agung Kecamatan Kanor. Terdapat ratusan pohon randu yang tinggi dan besar yang lokasinya dekat dengan rumah warga sekitar. Kenyataannya disana tidak ada satupun pohon randu yang roboh dan mengenai rumah penduduk setempat. Yang kedua adalah ketika musim panen tiba, randu yang sudah siap dipanen dapat mengganggu pernafasan. Hal ini disebabkan oleh randu yang berada di pohon, kapuk yang ada di dalam randu tersebut akan berjatuhan dan bertebrangan dibawa angin sehingga dapat membuat lingkungan rumah sekitar menjadi kotor dan dikhawatirkan dapat menganggu pernafasan warga yang lokasi rumahnya dekat dengan pohon randu. Alasan yang diutarakan warga sebenarnya juga tidak beralasan karena kehkawatiran tersebut dapat diantisipasi. Sebelum randu mengeluarkan kapuk yang dikhawatirkan menimbulkan sesak pernafasan. Cara yang ditempuh adalah apabila randu dirasa sudah tua namun belum mengeluarkan kapuk dapat segera dipanen karena penjualan randu sebelum dipanen jauh hari sebelumnya sudah dipesan dan diberikan uang DP oleh tengkulak randu. Dengan demikian, Tugas Pemasaran Koperasi
  • 19. kekhawatiran rumah menjadi kotor dan dapat menganggu pernafasan karena kapuk yang berjatuhan dan bertebrangan tidak perlu dikhawatirkan lagi. Terjadinya krisis dan kelangkaan kapuk bukan hanya disebabkan oleh penebangan randu secara liar melainkan karena siklus perubahan musim randu dan pertanian yang berpengaruh terhadap persediaan randu bagi masyarakat pengrajin kasur kapuk. Hal ini bisa diketahui dari analisa kalender musim beikut ini : Gambar: 2 Kalender Musim Panen Randu Des Jan Feb Mrt Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Musim Hujan Kemarau Hujan Pertani an Panen - Tanam Panen Panen - - Tanam Tanam Panen - Tanam Randu - - Semi daun Semi daun Gugur daun Bung a Pentil Randu muda Randu tua Panen Panen Panen Produk si kasur kapuk tinggi tinggi Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Menurun Produk si kasur limbah kain tinggi tinggi Sedang sedang Sedang Rendah tinggi tinggi Tinggi Renda h rendah Sedang Pada bulan Juli produksi kasur kapuk mulai meningkat dari pada bulan sebelumnya karena harga kasur kapuk mulai menurun namun masih dalam taraf yang rendah. Pada bulan ini sebagian randu yang berumur tua siap untuk dipanen oleh tengkulak dan diedarkan kepada pengrajin kasur. Meskipun permintaan meningkat, namun pengrajin kasur tidak berani meladeni pelanggan lantaran harga kapuk masih tinggi. Oleh karena itu, pengrajin kasur mengantisipasi pesanan yang diperoleh dikerjakan pada bulan September yang merupakan puncak panen randu. Pengrajin kasur merasa gembira karena pasokan randu meningkat pesat yang berimbas pada harga randu yang murah. Secara otomatis, harga kasur kapuk menjadi lebih murah sehingga memicu masyarakat untuk membeli kasur kapuk. Masyarakat pengrajin kasur berbondong-bondong membeli randu dari para tengkulak yang berdatangan di Desa Sitiaji. Dengan meningkatnya pasokan kapuk dengan diimbangi harga randu yang murah membuat harga kasur kapuk menjadi lebih murah dari bulan-bulan sebelumnya sehingga membuat produksi permintaan kasur mengalami peningkatan. Selain Tugas Pemasaran Koperasi Foto 3: Pembuatan kalender musim panen randu
  • 20. itu, panen tembakau pada bulan ini juga ikut berperan dalam peningkatan produksi kasur kapuk yang notabenya masyarakat pedesaan bekerja sebagai petani. Apabila pendapatan petani tinggi bisa dipastikan produksi kasur juga meningkat. Pada bulan Oktober dan November panen raya randu mulai berkurang. Sehingga harga randu mulai beranjak naik namun masih dalam tingkat yang rendah. Semisal, pada waktu panen bulan September harga randu Rp 90 - Rp 100 kemudian bulan Oktober dan November harga randu terus beranjak naik sampai Rp 150 per biji. Meskipun biaya produksi terus naik namun permintaan kasur kapuk tidak mengalami penurunan. Pada masa ini produksi kasur kapuk mampu bersaing dengan produksi kasur limbah kain.4 Menurut Winarti (37th) pada masa panen randu, pada umumnya dalam seminggu satu pengrajin kasur mampu memproduksi 2-4 kasur kapuk. Rata-rata harga satu kasur kapuk adalah Rp. 500.000,- Rp. 1.000.000 besar kecilnya harga kasur ditentukan oleh besar kecilnya ukuran kasur dan kain kasur yang diinginkan konsumen. Dari hasil penjualan kasur laba bersih yang diperoleh berkisar 30% - 40%. Apabila satu harga kasur Rp. 500.000,- laba bersih yang diperoleh adalah Rp. 150.000,- Rp. 200.000,-. Jika dikalkulasi pada masa panen pendapatan pengrajin kasur selama satu bulan adalah Rp. 1.200.000,- Rp. 3.200.000,-. Di Desa Sitiaji terdapat 60-70 keluarga pengrajin kasur kapuk. Berdasarkan rincian kalkulasi di atas, pendapatan masyarakat Desa Sitiaji dapat diketahui sebagai berikut: jumlah pengrajin kasur kapuk di Desa Sitiaji dikalikan rata-rata pendapatan dalam satu bulan. Jadi pendapatan masyarakat pengrajin kasur kapuk pada masa panen adalah Rp. 72.000.000 – Rp. 224.000.000,-. Permintaan kasur kapuk pada bulan Januari dan Februari mulai menurun. Pada bulan-bulan ini satu pengrajin kasur dalam sebulan hanya mampu memproduksi 2-4 kasur 4 Peserta yang mengikuti diskusi tersebut adalah sebagai berikut : Rohman (33th), Rokhim (25th), Sukiono (48th), Mualim (34th), Munajat (35th), Erkhamni (30th), Wajeh (34th), Patah (34th) Khasanah (27th), Ima (25th) Tugas Pemasaran Koperasi
  • 21. kapuk. Hal ini karena pendapatan petani terkuras habis untuk biaya musim tanam. Mulai dari pengeluaran ongkos buruh, pestisida, bibit dan pupuk. Namun bulan Maret produksi kasur meningkat kembali sayangnya peningkatan permintaan berupa hutang. Hutang petani kepada pengrajin kasur akan dilunasi pada saat panen padi. Laba yang diperoleh dari hasil penjualan kasur selalu mereka sisihkan untuk membeli randu dan menimbun kapuk supaya produksi kasur kapuk tetap berlangsung meskipun pada musim krisis dan kelangkaan kapuk. Namun kenyataanya tidak demikian, kebanyakan pengrajin kasur pada bulan Mei pasokan randu mereka mulai habis. Hal ini disebabkan oleh kurangnya modal yang digunakan untuk menimbun randu. Semakin lama harga randu semakin mahal karena semakin menipisnya persediaan randu. Puncaknya adalah bulan Juli persediaan randu atau kapuk di Desa Sitiaji habis. Akibatnya terjadi kelangkaan dan krisis kapuk. Harga kapuk melambung tinggi yang diimbangi dengan harga kasur yang lebih mahal. Masyarakat pada umumnya mengetahui pada bulan Juli adalah puncak krisis dan kelangkaan kapuk. Sehingga produksi kasur kapuk menurun. Selain itu, pendapatan masyarakat petani telah banyak terkuras untuk biaya pengeluaran musim tanam. hal ini tentunya berpengaruh terhadap menurunnya produksi kasur. Kondisi pengrajin kasur kapuk yang serba sulit ini justru malah menguntungkan bagi pengrajin kasur limbah kain. Dimana produksi kasur limbah kain pada saat terjadi krisis dan kelangkaan kapuk meningkat tajam. Seles limbah kain ketika keliling mejual kasur limbah kain pasti terjual. Harga kasur limbah kain yang amat murah Rp. 125.000,- membuat masyarakat lebih memilih kasur limbah kain dari pada kasur kapuk. Harga kasur kapuk pada saat terjadi krisis dan kelangkaan kapuk adalah Rp. 550.000 – Rp. 600.000. Terjadinya krisis dan kelngkaan kapuk membuat pemasaran kasur limbah kain semakin meningkat karena produksi kasur kapuk yang merosot tajam. Sehingga tingkat persaingan dua model pengrajin kasur pada masa ini lebih dikuasai oleh pengrajin limbah kain. Hal ini bisa dibuktikan dari satu-satunya pengusaha ternama dari Desa Sitiaji Sendiri yang bernama Yairi seminggu satu kali membeli kain kasur berbagai merek dengan harga Tugas Pemasaran Koperasi
  • 22. yang sama sebanyak 4-8 pis. 1 pis kain kasur merek akatek seharga Rp. 207.500.00,- Jadi, apabila membeli 8 pis kain kasur seharga Rp. 1.660.000.00,-5 Menurut Munir (51th) Pengusaha limbah kain ini merupakan pembeli kain kasur yang paling banyak membeli kain kasur dengan jumlah kasur yang besar. Pada umumnya pengrajin kasur kapuk membeli kain kasur 3-15 meter saja sesuai dengan ukuran pesanan yang diterima dengan merek kain kasur yang berbeda-beda sesuai dengan minat para pembeli. Sungguh perbedaan yang sangat tajam. Untuk mensiasati supaya dapat memproduksi kasur kapuk, di antara mereka membeli kapuk bekas dari kasur yang sudah tidak terpakai yang harganya lebih murah yakni Rp. 18.000,-. Namun usaha mencari pengganti dari kapuk bekas ini hanya dapat menolong beberapa pengrajin kasur saja, pasalnya mencari kapuk bekas itupun tidak mudah karena tidak banyak keluarga yang menjual kapuk bekas. Singkat kata, pencarian dan persedian kapuk bekas yang terbatas sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat pengrajin kasur kapuk di Desa Sitiaji. Sehingga para pengrajin kasur yang tidak mempunyai kapuk bekas terpaksa menganggur. Tidak jarang di antara mereka yang mendapatkan pesanan kasur kapuk namun apalah daya mereka dengan berat hati menolak pesanan tersebut karena tidak mempunyai pasokan kapuk atau persediaan kapuk tidak mencukupi untuk meladeni pesanan kasur. Mualim (34th) adalah salah satu contoh di antara pengrajin kasur kapuk yang mendapatkan pesanan kasur namun tidak dapat meladeni pasalnya persediaan kapuk tidak mencukupi untuk membuat kasur sesuai ukuran pemesanan. B. STRATEGI PEMASARAN Dalam pemasaran produk kasur dari kapuk yang diproduksi oleh Koperasi “Bunga Matahari” mengutamakan ke anggota dalam arti dari anggota, oleh anggota dan untuk anggota. Jadi segala sesuatu digali dari anggota, dikelola oleh anggota, dan sebesar- besarnya untuk anggota. Koperasi “Bunga Matahari” mengutamakan anggotanya tercukupi kebutuhannya, jika lebih baru keluar anggota. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemasaran usaha antara lain: 5 Munir adalah pengusaha kain kasur kapuk dan kain kasur limbah kain yang berlokasi di Desa Sugih Waras. Tugas Pemasaran Koperasi
  • 23. a. Berprinsip lebih baik memberi dari pada menerima. b. Anggota akan diberikan pinjaman tanpa adanya bunga, karena koperasi ini memang tujuannya benar – benaringin mensejahterakan masyarakat Dalam memberikan pinjaman diutamakan kepada anggota supaya tercukupi terlebih dahulu, jika ada kelebihannya barulah dipinjamkan ke selain anggota. Syarat untuk menjadi anggota Koperasi “Bunga Matahari” meliputi: a. Mempunyai simpanan pokok ketika menggabungkan diri kedalam koperasi. b. Rajin menyimpan di koperasi (simpanan wajib), sehubungan dengan penghasilan yang tidak setiap bulan , maka dapat dibayarkan pada saat musiman. C. Pendidikan Usaha Kecil Menengah (UKM) Setelah terbentuk kelompok pengrajin kasur, upaya selanjutnya yang dilakukan adalah menyelenggarakan pendidikan usaha kecil menengah (UKM). Pengadaan pendidikan kepada kelompok yang baru terbentuk penting untuk dilakukan supaya kelompok yang baru terbentuk ini mempunyai arah tujuan yang jelas dan mempunyai bekal pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mengelola dan mengembangkan kelompok pengrajin kasur. Menurut Sulis (51th) persyaratan pertama kali yang harus dipenuhi untuk mengawali membentuk koperasi adalah anggota kelompok diwajibkan mempunyai simpanan pokok. Ibarat orang yang menikah harus mempunyai mahar tanpa mahar perkawinan yang diselenggarakan menurut syariah Islam tidak syah. Sama halnya dengan koperasi tanpa adanya simpanan pokok maka koperasi menurut hukum negara juga tidak syah. Pada diskusi kali ini, metode bimbingan yang digunakan Sulis adalah dengan diskusi interaktif dengan bahasa lokal biar masyarakat terlibat aktif dalam penyampaian materi tersebut. Peserta yang hadir terlihat antusias dan fokus memperhatikan selama materi berlangsung. Pada sesi tanya jawab, Sukiono (48th) selaku ketua kelompok mengajukan pertanyaan. Bagaimana aturan main dalam pembayaran kelompok. Yang kedua pertanyaan Tugas Pemasaran Koperasi
  • 24. diajukan oleh Juli (35th) (selaku bendahara). Apakah setelah terkumpul uang kelompok diserahkan kepada Dinas Koperasi Bojonegoro atau terus dibawa oleh kelompok.6 Sulis menjelaskan bahwa terkait aturan main pembayaran sepenuhnya diserahkan kepada kelompok karena yang menjalankan kelompok (Pra koperasi) simpan pinjam adalah kelompok sendiri. Cuman biar modal kelompok bisa berkembang maka anggota diwajibkan membayar uang jasa sebesar 2 % tiap satu bulan sekali. Uang jasa tersebut memang milik anggota yang bersangkutan namun tidak boleh merasa memiliki. Karena bagaimana pun juga uang jasa yang telah masuk dalam kelompok digunakan sepenuhnya untuk kepentingan kelompok bukan kepentingan individu sesuai dengan prinsip koperasi yaitu dari kelompok, oleh kelompok dan untuk kelompok. Sedangkan uang pinjaman yang telah diterima oleh kelompok sekarang dan seterusnya selalu berada dan dikelola oleh kelompok tanpa harus mengembalikan kepada Dinas Koperasi Bojonegoro pada waktu akhir pelunasan pembayaran. Terkait uang yang diterima oleh kelompok sebesar Rp 3. 300. 000, Sulis mengusulkan supaya dibagikan kepada 6 orang dengan rincian tiap anggota kelompok mendapatkan Rp 500.000 sisanya adalah uang kas kelompok. Namun karena uang pinjaman tersebut telah dibagikan dengan rincian tiap anggota mendapatkan Rp 300.000. Menurut Sulis uang pinjaman yang diterima oleh anggota sebesar Rp 300.000 masih terbilang jauh dari standart. Oleh karena itu, kelompok harus mengembangkan uang pinjaman yang diterima anggota sebesar Rp 300. 000 menjadi Rp. 500.000. Mengenai aturan main sepenuhnya diserahkan kepada kelompok. Mendengar hal itu, kelompok sepakat akan mengikuti saran yang disampaikan oleh Sulis karena kelompok percaya dengan kemampuan yang dimiliki Sulis untuk mengembangkan kelompok. 6 Peserta yang mengikuti pendidikan UKM adalah sebagai berikut : Rohman (33th), Rokhim (25th), Arie (22th), Fakih (40th), Salam (50th), Sukiono (48th), Mualim (34th), Munajat (35th), Erkhamni (30th), Wajeh (34th), Morlan (35th), Taslim (40th), Patah (34th), Samijo (42th,) Khasanah (27th). Tugas Pemasaran Koperasi Foto 4: Pendidikan UKM, oleh Pegawai Dinas Koperasi Bojonegoro
  • 25. Tiap satu bulan sekali dalam tiap pembayaran dirinya akan selalu memantau perkembangan kelompok. Apabila kelompok bunga randu ini kedepannya bisa berjalan dengan baik, dirinya dengan dibantu oleh peneliti akan berusaha semaksimal mungkin mencarikan bantuan pinjaman dana dengan jumlah pinjaman uang yang lebih besar dari pada yang sekarang. Sebenarnya banyak sekali lembaga-lembaga, baik lembaga pemerintah maupun lembaga swasta yang ingin memberikan bantuan pinjaman dana. Namun tidak adanya kepercayaan membuat lembaga-lembaga yang ada tidak berani memberikan bantuan. Apabila ke depannya kelompok ini mampu membangun kepercayaan pastinya akan ada lembaga yang memberikan pinjaman dana. Singkatnya, maju mundurnya suatu kelom-pok semuanya tergantung kelompok sendiri. Pemberian bantuan modal kepada kelompok di satu sisi terkesan masih mempunyai ketergantungan dari pihak luar (donatur). Tetapi di satu pihak mulai tumbuh kemandirian kelompok. Hal ini bisa diketahui atas kesediaan tiap anggota kelompok untuk membayar simpanan pokok sebesar Rp 50.000. Jika dikalikan dengan sebelas anggota, maka jumlah keseluruhan simpanan pokok yang dimiliki kelompok adalah Rp 550.000. Selain itu, Menurut Sukiono sebenarnya kelompok terdahulu masih mempunyai simpanan uang sebesar Rp 3.000.000. Oleh karenanya, dia berkomitmen ke depannya uang simpanan tersebut akan ditambahkan sebagai tambahan modal kelompok yang sekarang. Sudah jelas kiranya bahwa kelompok yang baru terbentuk ini mencerminkan bentuk kemandirian kelompok dari pada hanya menggantungan dari pihak luar. Aspek kemandirian adalah salah satu prinsip pneting dalam koperasi. kemandirian mengandung pengertian dapat berdiri sendiri, tanpa tergantung dengan pihak lain yang dilandasi oleh kepercayaan, keputusan, kemampuan dan usaha sendiri. Untuk mencapai kemandirian, koperasi harus berdiri di atas organisasi bisnis yang berakar kuat. Agar kperasi Tugas Pemasaran Koperasi Foto 5: Kain katun seperei, sebagai pembeda dengan kasur limbah kain
  • 26. mengakar kuat dalam diri masyarakat, maka keberadaan koperasi harus dapat diterima oleh masyarakat. Untuk bisa ditreima oleh masyarakat, koperasi harus menunjukkan dirinya mampu memperjuangkan kepentingan dan meningkatkan ekonomi kesejahteraan masyarakat. 7 Sebenarnya jumlah dana pinjaman yang diterima oleh tiap anggota sebesar Rp 300.000 masih jauh dari standart modal yang dibutuhkan. Menurut Fakih (35th) minimal modal yang dibutuhkan tiap anggota untuk memperkuat kelompok adalah Rp 1. 000.000. Jumlah uang tersebut apabila dibelikan randu mendapatkan 10.000 randu dengan mengikuti harga randu sekarang Rp 100-Rp 120 per biji. Satu kasur kapuk minimal membutuhkan 2500 randu. Jadi, apabila tiap anggota mendapatkan pinjaman satu juta mereka dapat menimbun randu untuk memenuhi kebutuhan produksi tiap hari. Meskipun demikian, kelompok menyadari bahwa semua ini adalah tahap awal pembentukan kelompok. Tidak mungkin baru berdiri langsung mempunyai modal yang besar. Yang paling penting adalah bagaimana memajukan kelompok pengrajin kasur dengan mendayagunakan seluruh potensi yang dimiliki, tentunya tidak terlepas dari dukungan dari berbagai pihak. Tanpa sepengetahuan peneliti, Juwari (42th) mengundang Yairi (48th) (bos kasur limbah kain) untuk mengikuti bimbingan kelompok. Seharusnya Juwari meminta izin dahulu kepada pengurus kelompok karena Yairi bukanlah merupakan anggota kelompok pra koperasi. Peneliti khawatir apabila Yairi diundang nanti dirinya akan menggangu keberadaan kelompok. Ternyata kekhawatiran peneliti menjadi kenyataan, seperti biasanya selesai bimbingan oramg-orang sebagian cangkru’an terlebih dahulu. Sementara peneliti mengantarkan Sulis pulang kerumahnya. Waktu yang dibutuhkan kembali ke lokasi adalah setengah jam. Kondisi ini segera dimanfaatkan Yairi untuk menghasut kelompok bahwa gak popo nek bayar simpanan pokok tapi ojo gelem membayar iuran tabungan anggota sejumlah 2% tiap pembayaran. Iku podo wae ngaboti kelompok. Beruntung sebagain besar anggota kelompok tidak terpengaruh hasutan Yairi. Mereka tetap konsisiten dengan kesepakatan awal kelompok. Sedangkan sebagian anggota kecil lain yang sempat terpengaruh kembali berkomitmen dengan kesepakatan awal kelompok. 7 Tugas Pemasaran Koperasi
  • 27. Sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, selang satu bulan pasca pembentukan kelompok pengrajin kasur pra koperasi. Kelompok mengadakan pertemuan yang dimaksudkan untuk pembayaran angsuran rutin tiap satu bulan sekali sekaligus pengadaan bimbingan kepada anggota dan pengurus. Berhubung Sulis berhalangan hadir maka posisi pembimbing langsung digantikan oleh Sukiono selaku ketua kelompok. Pada saat acara dimulai Sukiono memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menggantikan posisi Sulis sebagai pembimbing. Peneliti mengetahui bahwa sebenarnya Sukiono mampu memberikan pengarahan kepada kelompok mengingat pengalaman kelompok sebelumnya Sukiono adalah ketua kelompok yang biasanya juga memberikan bimbingan kepada kelompok. Oleh karena itu, demi kebaikan kelompok sendiri peneliti menolak dan meminta Sukiono untuk memberikan bimbingan kepada kelompok. Pada akhirnya Sukiono bersedia menggantikan posisi Sulis dan langsung memberikan pengarahan kepada kelompok. Dia menjelaskan bahwa dalam membangun kelompok ini harus didasari oleh rasa kepercayaan masing-masing anggota. Apabila ke depannya terdapat anggota yang balelo dirinya berharap supaya saling menutupi antar satu sama lain. Bukan justru sebaliknya mengikuti anggota yang balelo dan saling mempengaruhi satu sama lain. Pembayaran angsuran pertama ini, semua anggota kelompok membayar angsuran pinjaman, simpanan pokok dan simpanan sukarela terkecuali Narto yang berhalangan hadir karena ada urusan keluarga yang tidak dapat ditinggalkan. Untuk sementara waktu, uang pembayaran Narto terlebih dahulu ditanggung oleh Sukiono. Ketidakhadiran Narto tidak berpengaruh apapun terhadap kondisi Tugas Pemasaran Koperasi Foto 28: Produksi kasur kapuk milik kelompok pengrajin kasur kapuk
  • 28. kelompok. Karena semua anggota kelompok mengetahui bahwa Narto yang dulunya menjabat sebagai bendahara kelompok tergolong orang yang jujur dan dapat dipercaya. Sesuai kesepakatan kelompok pada bimbingan pertama bersama Sulis bahwa kelompok akan mengembangkan uang pinjaman yang diterima anggota sebesar Rp 300. 000 menjadi Rp 500. 000. Cara yang ditempuh adalah uang yang diterima oleh kelompok tiap satu bulan pembayaran pinjaman langsung dibagikan kepada anggota hingga pinjaman menjadi Rp 500. 000. Pada pertemuan per-tama ini, jumlah uang yang diterima oleh kelompok se-besar Rp 450. 000 dan langsung dibagikan kepada anggota yang membutuhkan. Juli (35th) dan Salam (50th) adalah anggota yang menerima pinjaman sebesar Rp 200.000. Sedangkan sisa uang sebesar Rp 50.000 sementara menjadi kas kelompok. Tidak disangka, Jumani (43th) pada pertemuan kedua ini telah menabungkan uangnya sebesar Rp 100.000 ditambah lagi Erkhami (34th) uang yang ditabung sebesar Rp 20.000. Padahal kedua anggota ini pada pertemuan pertama telah melunasi uang simpanan pokok sebesar Rp 50.000. Menurut pengakuan Jumani, dirinya baru saja memanen tembakau dengan hasil yang cukup memuaskan. Mumpung masih mempunyai simpanan uang di rumah lebih baik sebagian ditabung. Sedangkan Erkhami dalam sehari ini mendapatkan upah menjadi buruh tani sebesar Rp 75.000. Pada pertemuan kedua ini, jumlah uang yang diterima oleh kelompok sebesar Rp 700. 000 meliputi pinjaman angsuran, simpanan pokok dan simpanan sukarela. Kemudian langsung dibagikan kepada tiga anggota yaitu Salam, Jumani dan Juli. Dengan demikian, jumlah pinjaman yang diterima tiga anggota tersebut adalah Rp 500. 000. Sedangkan sisa uang tersebut dimasukkan ke dalam kas kelompok. Prinsip ini mencerminkan jiwa tolong- menolong pada diri setiap anggota koperasi sekaligus mendorong tumbuhnya rasa kesetiakawanan antar sesama anggota koperasi. dengan demikian, setiap anggota koperasi memiliki peluang yang sama untuk memperbesar volume bisnisnya. Pada pertemuan ke tiga ini, kelompok mengadakan pertemuan guna pembayaran angsuran pinjaman. Pada kesempatan kali ini Sulis berhalangan hadir lantaran sakit sehingga pertemuan hanya sebatas pembayaran angsuran pinjaman. Semua anggota kelompok hadir dan membayar angsuran sesuai kesepakatan yang telah dijalankan. Terkecuali Narto (37th) Tugas Pemasaran Koperasi
  • 29. yang berhalangan hadir karena ada urusan keluarga yang harus diselesaikan. Ketidakhadiran Narto tidak berpengaruh terhadap anggota yang hadir karena mereka menganggap Narto adalah orang yang bertanggung jawab dan tergolong keluarga yang serba kecukupan. Seperti biasanya, jumlah uang yang diterima oleh kelompok sebesar Rp 550. 000 meliputi pinjaman angsuran, simpanan pokok dan simpanan sukarela. Kemudian langsung dibagikan kepada anggota yaitu Rohman (33th) dan Erkhami (34th). Sisa uang sebesar Rp 150. 000 dimasukkan ke dalam kas kelompok. Dengan demikian, sudah 5 anggota yang menerima pinjaman sebesar Rp 500. 000. Menurut Sukiono selaku ketua kelompok mengatakan bahwa 2 bulan kemudian semua pinjaman anggota akan menjadi Rp 500. 000. Perjalanan kelompok pra koperasi selama 2 bulan ini berhasil mengembangkan modal sebesar Rp 1. 470. 000. Pada pertemuan ke empat ini, kembali kelompok mengadakan pembayaran angsuran tiap satu bulan sekali. Selain itu, pertemuan ini juga dimaksudkan untuk mengadakan pendidikan rutin kepada kelompok bunga matahari yang dalam hal ini disampaikan oleh Sulis. Dalam kesempatan ini, semua anggota hadir kecuali Jumani karena mengikuti acara tahlilan di keluarganya. Dalam penyampaiannya, Sulis memaparkan bahwa Dinas Koperasi Bojonegoro sangat bangga dengan kelompok pengrajin kasur bunga matahari. Meskipun kelompok ini dulunya gagal namun Dinas Koperasi Bojonegoro tetap menganggap kelompok bunga matahari adalah kelompok yang baik dan berprestasi. Hal ini karena kelompok pengrajin kasur masih berkomitmen untuk membangun koperasi dengan belajar dari pengalaman kegagalan dan keberhasilan sebelumnya. Menurut pengakuannya, dirinya akan berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kelompok bunga matahari agar kelompok ini terus bersinar terang sesuai dengan namanya. Tentunya dukungan arus bawah dari kelompok yang sangat diharapkannya. Sulis meminta pengurus untuk mencatat semua pengeluaran dan pemasukan kas kelompok. Baik pengeluaran biaya administrasi dan konsumsi tiap pertemuan maupun pemasukan dana dari simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela. Tugas Pemasaran Koperasi
  • 30. Kelompok yang baik adalah kelompok yang mandiri tidak menggantungkan siapapun meskipun dari hal sepele seperti biaya konsumsi tiap pertemuan harus berasal dari kelompok sendiri. Dirinya menambahkan, jangan ragu-ragu untuk menabung dikelompok meskipun kecil. Apabila kita tidak percaya dengan kelompok apalagi dengan orang lain. Tiap kali pendidikan Pegawai Dinas Koperasi sekaligus Dosen UNSURI tidak lupa untuk memberikan motifasi dan bimbingan moral kepada kelompok agar memiliki kepekaan dan kesadaran untuk mengembangkan kelompoknya. Pada pertemuan ini, semua anggota hadir kecuali Jumani. Di luar kesepakatan, jumlah uang yang diterima kelompok sebesar Rp 505.000 tidak dibagikan kepada 3 anggota yang pinjamannya masih Rp 300.000. Hal ini karena terdapat calon anggota baru bernama Fakih, maka uang Rp 500.000 dipinjamkan kepadanya. Dengan dipotong simpanan pokok Rp 40.000 dan uang administrasi Rp 10.000. Sebuah aturan baru yang digunakan kelompok yaitu tiap ada anggota baru maka persyaratan yang harus dipenuhi adalah dengan memberikan uang simpanan pokok sebesar Rp 40.000 dan uang administrasi Rp 10.000. Berbeda dengan pembentukan kelompok dulu membayar simpanan pokok sebesar Rp 10.000 yang diangsur selama 5 bulan. Pada pertemuan ke lima ini, kelompok bunga matahari menambah anggota baru bernama Wadak. Jumlah angsuran pinjaman yang diterima kelompok sebesar Rp 500.000 langsung dipinjamkan kepada Wadak. Pinjaman tersebut dipotong simpanan pokok sebesar Rp 30.000 dan uang administrasi sebesar Rp 10.000. Menurut Wadak, dirinya masuk menjadi anggota bunga matahari atas dasar keinginan sendiri bukan karena pamaksaan dari siapapun. Keinginan masuk menjadi anggota karena dana pinjaman kelompok bunga matahari tidak dikenakan bunga. Dari pada pinjam ke bank lebih baik pinjam di kelompok bunga matahari yang notabenya milik masyarakat. Selesai pembayaran angsuran, kelompok mengadakan diskusi bersama untuk melahirkan beberapa kesepakatan. Pertama, modal yang dimiliki kelompok sebesar Rp 400.000 bisa dipinjamkan anggota dengan syarat maksimal jarak satu minggu harus dikembalikan kepada bendahara kelompok. Hal ini dilakukan untuk membantu anggota yang tidak mempunyai modal untuk memproduksi kasur kapuk. Kedua, pada waktu panen padi dan tembakau setiap anggota diwajibkan untuk menabung sebesar Rp 50.000. Aspek Tugas Pemasaran Koperasi
  • 31. pertanian menjadi pertimbangan tersendiri mengingat semua anggota kelompok juga bekerja sebagai petani. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Berdirinya Koperasi “ Bunga Matahari” dilatar belakangi karena masyarakat Desa Sitiaji yang ingin merintis kembali koperasi yang pernah berdiri ditempat itu dengan jenis koperasinya yaitu Koperasi “Simpan Pinjam”. Sempat fakumnya koperasi simpan pinjam ini menjadi evaluasi dan koreksi atas keberhasilan dan kegagalan koperasi simpan pinjam milik pengrajin kasur yang dulu pernah berdiri di Desa Sitiaji. 2. Sumber dana/ Modal Koperasi “ Bunga Matahari” diperoleh dari : a. Anggota Koperasi “ Bunga Matahari” yang meliputi : simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela. b. Dana cadangan (dari SHU) dan dana penyisihan dari keuntungan usaha. Tugas Pemasaran Koperasi
  • 32. 3. Permasalahan dan Solusinya. Permasalahan yang muncul dalam ruang lingkup intern seperti: a. Bahan : Terjadinya krisis dan kelangkaan kapuk. Solusinya warga Desa Sitiaji bisa menanam pohon randu sendiri sebagai upaya dalam mengatasi kelangkaan kapuk akibat penebangan pohon secara liar dan harga kapuk yang semakin menjulang tinggi. 4. Jenis Koperasi “ Bunga Matahari” Dalam hal usaha tentulah usaha tersebut mempunyai jenis usaha, dan Koperasi “ Bunga Matahari” merupakan jenis koperasi “simpan pinjam”. Usaha yang dirintis Koperasi “ Bunga Matahari” meliputi: a. Pembuatan kasur yang isinya kapuk bukan kain bekas. FOTO – FOTO PENDUKUNG LAINYA Tugas Pemasaran Koperasi