Laporan kasus ini membahas tentang pasien laki-laki berusia 52 tahun dengan diagnosis penyakit ginjal kronik stadium akhir akibat diabetes melitus tipe 2 tidak terkontrol beserta komplikasi gagal jantung dan anemia. Laporan ini berisi riwayat keluhan pasien, pemeriksaan fisik, hasil laboratorium, diagnosa kerja, penatalaksanaan, dan prognosis pasien.
1. LAPORAN KASUS
PENYAKIT GINJAL DIABETIK
Pembimbing :
dr. Anggun Sangguna, Sp.PD
Disusun oleh :
Aditya Prabawa
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT TNI AL DR.MINTOHARDJO JAKARTA
PERIODE 18 APRIL 2011 – 26 JUNI 2011
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA
2. PENDAHULUAN
• WHO : diabetes melitus (DM) akan meningkat di seluruh dunia
• Sekitar 40% dari pasien DM terdapat keterlibatan ginjal
• Penyakit ginjal diabetik tercatat sebagai komponen terbanyak dari
pasien baru yang menjalani terapi pengganti ginjal.
• Penyakit ginjal diabetik penurunan fungsi ginjal progresif,
irreversibel GAGAL GINJAL KRONIK
4. ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS
Nama : Tn.O
No. CM : 04-30-27
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : Pria
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jalan Kampung Rawa No.13 RT 003/ RW 009, Kebayoran
Lama, Jakarta
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Tanggal masuk RS : 20 April 2011
5. ANAMNESIS
(AUTOANAMNESIS, Senin, 25 April 2011 pada pukul 13.15 WIB, P.Sangeang, RSAL dr.Mintohardjo)
Keluhan Utama
Sesak Nafas yang memberat sejak 2 hari SMRS
Keluhan Tambahan
- Bengkak di tungkai, lengan dan perut sejak 5 bulan
SMRS,
- Sering lapar, sering haus, sering BAK
- Berat badan menurun,
- Nyeri kepala hilang timbul
6. Riwayat Penyakit Sekarang
Demam, batuk, sakit tenggorokan, Nyeri dada, keringat
Nyeri dada, mual dan muntah (-) dingin, berdebar (-)
Buru sejak kecil (-)
5 BULAN
SMRS
• Bengkak
tungkai, lengan
• Sakit kepala
• Gatal,
kesemutan
• Sering lapar
• Sering haus,
• Sering BAK,
volume sedikit
• Bengkak >>
• Sesak nafas saat
aktivitas, PND(+),
orthopnu(+)
• Bengkak >>>>
•Sesak saat istirahat
• PND >>>, orthopnu
>>>
• Batuk (+)
•Mual, nyeri UH,
muntah 1x
•Lemas, mudah lelah
• Bengkak >>>
• Perut bengkak
• Sesak >>>
• PND>>,orthopnu
>>
• Mual(+),NyeriUH
• Nyeri pinggang
• Sakit kepala (+)
• BB turun
1 BULAN
SMRS
2 MINGGU
SMRS
1MINGGU
SMRS
7. Riwayat Penyakit Sekarang
2 HARI
SMRS
•Sesak berat
•Bengkak >>>>
• nyeri ulu hati,
mual (+)
•Sakit kepala
•3P
IGD RSAL
• Sesak berat >>
• Bengkak >>>>
MASUK RS
Riwayat berobat ke klinik 24 jam
Tidak ada perbaikan Riwayat DM sejak 18 tahun
TB (-)
8. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit jantung sejak 5 tahun yang lalu
riwayat Asthma (-)
Riwayat darah tinggi (-)
Riwayat alergi obat dan makanan (-)
Riwayat mendapat perawatan dan operasi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga yang memiliki
penyakit dengan gejala yang
sama (-)
Ibu DM (+)
Ayah Hipertensi, PJK (+)
Riwayat Kebiasaan
-Kebiasaan makan tidak teratur
-Jarang mengkonsumsi sayur dan
buah-buahan
-Merokok (+), minum alkohol
disangkal
-Jarang berolahraga.
9. PEMERIKSAAN FISIK
(25 April 2011)
Status Generalis
Keadaan Umum
Kesan sakit : Tampak sakit sedang, tampak oedem, sesak
Tingkat kesadaran : Compos Mentis /GCS: 15 (E4M6V5)
TB / BB : 165 cm / 60 kg ( BB Ideal : 58.5 kg)
BMI : 22,05 kg/m2
Tanda Vital
Tekanan Darah : 160/90 mmHg ( lengan atas kanan, posisi berbaring, saat istirahat)
Nadi : 102 x/menit, reguler
Suhu : 36 0C ( aksila)
Pernapasan : 32 x/menit, irreguler
10. PEMERIKSAAN FISIK
KULIT : ikterik (-), anemis
(-), sianosis (-), efloresensi
(-).
Suhu raba kulit hangat,
kelembapan cukup, turgor
kulit menurun
Kelenjar Getah
Bening (KGB) :
tidak ada
pembesaran KGB
Kepala: normocephali, tidak
ada deformitas
Palpebra : tampak oedema,
tidak tampak ptosis dan
eksoftalmus.
Konjungtiva: tampak
anemis dan tidak ada injeksi
siliaris
Leher
JVP: 5 +0
cmH2O
KGB: tidak
membesar
Trakea: tidak
tampak deviasi
trakea
Tidak terdapat
pembesaran
kelenjar tiroid
THORAKS
Dada
Tampak adanya
retraksi sela iga.
Iktus cordis: teraba
pada ICS V 1 cm
lateral dari garis
midclavicularis kiri
Batas jantung kiri
pada ICS V lateral
dari garis
midclavicularis kiri
Suara napas vesikuler
melemah kanan dan
kiri, tidak ada
wheezing, terdapat
ronki basah halus di
kedua lapang paru
bunyi jantung III (+)
Abdomen : tampak
buncit, smiling
umbilicus (+),
nyeri tekan epigastrium
(+),
ascites (+), undulasi (+),
shifting dullness (+)
Ekstremitas :
Tampak oedem di
keempat
ekstremitas,
Teraba oedem
pitting setelah
dilakukan
penekanan di
pretibia
12. Foto Thoraks PA Deskripsi :
- Pulmo :
-Tampak bercak kesuraman tersebar merata
dikedua lapang paru terutama di paru kanan,
- tampak gambaran cranialisasi, kavitas di
apex paru (-), dan infiltrat (-)
- Cor :
-CTR> 50%. Tampak batas kiri jantug
melebihi dua per tiga hemitoraks kiri, dengan
apeks jantung tertanam.
-Pinggang jantung masih landai
- Aorta dan mediastinum superior tidak
melebar.
-Trakea di tengah, hilus kiri tidak melebar.
Kesan : Kardiomegali dengan oedema
interstitial paru terutama di kedua basal paru
13. ELEKTROKARDIOGRAFI
Deskripsi :
Irama : sinus rhytm
Irama : 100 x/menit
Axis : sumbu jantung normal
Regularitas : reguler
Gelombang P : ada pada setiap kompleks, normal 0.04 s
Interval PR : 0.12-0.20 s normal
Kompleks QRS : 0.08 s’ normal
Perfusi : Tampak Q wave di sandapan V1-V3, tidak ada ST elevasi, ST
depresi, maupun T inverted.
Dilatasi dan hipertrofi: deviasi aksis normal , tampak LVH ( tinggi
gelombang R di V5-V6 = 28 mm) tidak tampak RVH, RAH maupun
LAH
Interpretasi :
Old infark anteroseptal dengan hipertrofi ventrikel kiri.
14. DIAGNOSIS KERJA
1. Penyakit ginjal kronik derajat 5 e.c. diabetes melitus tipe II tidak terkontrol
2. Gagal jantung kongestif functional class IV e.c infark lama anteroseptal
3. Diabetes melitus tipe II
4. Hipertensi sekunder e.c. penyakit ginjal kronik
5. Anemia e.c penyakit ginjal kronik derajat 5
DIAGNOSIS BANDING
1. a. Penyakit ginjal kronik derajat 5 e.c. hipertensi essensial derajat II tidak terkontrol
1. b. Penyakit ginjal kronik derajat 5 e.c. glomerulonefritis
2. Gagal jantung kongestif e.c. penyakit jantung hipertensi
3. –
4. Hipertensi essensial derajat II
5. Anemia e.c. defisiensi besi
16. PENATALAKSANAAN
A. Non-farmakologis
Oksigen nasal 3-4L/menit
Tirah baring dengan posisi setengah duduk atau kepala lebih tinggi
Dipasang foley kateter untuk mengukur volume urin 24 jam, hitung diuresis dan balans
cairan
PENGATURAN DIET
Membatasi konsumsi air minum yaitu sebanyak jumlah urin/24 jam ditambah
pengeluaran cairan melalui keringat dan udara pernafasan ( 500 mL).
Diet rendah protein II: 35 g/ hari (0.6 x BB ideal/hari)
Diet rendah garam ( 1 gr/hari)
Diet rendah Natrium ( 200-400 mg Na)
Diet rendah Kalium (40-70 mEq/hari). Mencegah makanan tinggi Kalium (sayur dan
buah-buahan)
Diet rendah fosfat: 480- 720 mg/hari (8-12 mg/kgBB/hari), dan menghindari susu,
daging, telur dan soft drink
Diet tinggi Kalsium 1200-1600 mg/hari
Suplementasi vitamin C dan D serta asam folat
Diet DM 1900 Kkal/hari
17. PENATALAKSANAAN ( FARMAKOLOGIS )
Koreksi asidosis metabolik dengan
NaHCO3 8.4 %. 200 mL (100mL bolus IV,
100 mL drip IV), bic nat tab 3 x1
Lasix 2 x 40 mg I.V.
Digoxin inj 0,25 mg/mL I.V. Jika HR<
100x/menit: diganti Digoxin tab 1 x
0,25mg PO
Blopress ( Candesartan cilexetil) 1 x 8 mg
p.o.
Fasorbid 3 x 5 mg p.o. a.c ( 30 menit
sebelum makan )
Bisoprolol 1 x 5 mg p.o
Captopril 2 x 25 mg p.o.
Allopurinol 3 x 100 mg p.o
Aminoral 3 x 2 tab p.o. d.c.
Asam folat 3 x 1 tab p.o
Biocurliv 3 x 1 tab p.o.
Calcium carbonate tab 3 x 800mg/hari p.o.
Leschicol 2 x 600 mg p.o.
Ambroksol 3 x 30 mg p.o.
Actrapid 3 x 5 IU s.c.
Cefixime 2 x 100 mg
Eritropoietin 3000IU (50IU/kgBB) 3x
seminggu IV
Fe glukonat 1 x 250 mg/ hari tab p.o. jika
hasil pemeriksaan Ferritin <12mg/dL
Persiapan Hemodialisis / Transplantasi
ginjal
18. PROGNOSIS
Ad vitam : Dubia Ad Malam
Ad sanationam : Dubia Ad Malam
Ad fungsionam : Dubia Ad Malam
20. PENYAKIT GINJAL DIABETIK
A. ANATOMI GINJAL
Gambar 1. Struktur Anatomi Ginjal ( from : Vianda. Kidney Anatomy. 2010. Avalaible at : http://www.newsperuvian.com/anatomy/kidney-
anatomy-2/. Accesed on : May 7,2011.)
21. B.FISIOLOGI GINJAL
Gambar 2. Fisiologi Ginjal ( from : Brown AC. Renal
Physiology Electrolyte Regulation. Available at :
http://www.acbrown.com/kidney/Lectures/RnElct/RnE
lctRenl.htm. Accessed on : May 7,2011)
22. C. DEFINISI
Penyakit Ginjal Diabetik kerusakan ginjal yang terjadi akibat perubahan struktur
dan fungsi dari pembuluh darah kecil ginjal karena hiperglikemia persisten gagal ginjal
Terapi pengganti ginjal ( renal replacement therapy ).
Progresifitas kerusakan ginjal dapat terjadi di tahun pertama pada diabetes melitus tipe 2,
dan membutuhkan waktu sekitar 10-20 untuk menimbulkan gagal ginjal kronik.
Batasan penyakit ginjal kronik:
1. Kerusakan ginjal > 3 bulan, yaitu kelainan struktur atau fungsi ginjal, dengan atau tanpa
penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan:
Kelainan patologik
Petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria atau kelainan pada pemeriksaan pencitraan
radiologi
2. Laju filtrasi glomerulus < 60 ml/menit/1,73m² selama > 3 bulan dengan atau tanpa kerusakan
ginjal.
23. D. KLASIFIKASI
Tabel 4. Tahapan nefropati diabetik oleh Mogensen ( Dari : Hendromartono. Nefropati Diabetik. Dalam : Sudoyo
AW, Setyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed. 4 Jilid III.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. Hlm 1898).
24. E. PATOFISIOLOGI
Gambar 3. Patofisiologi nefropati diabetik ( Dari : Hendromartono. Nefropati Diabetik. Dalam : Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed. 4 Jilid III. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007.
Hlm 1899)
25. F. GAMBARAN KLINIK
Gagal ginjal kronik berat disertai sindrom azotemia sangat kompleks, meliputi kelainan-
kelainan berbagai organ seperti:
- kelainan hemopoeisis,
- saluran cerna,
- mata,
- kulit,
- selaput serosa,
- kelainan neuropsikiatri dan
- kelainan kardiovaskular.
26. G. DIAGNOSIS
Anamnesis,
Pemeriksaan fisik,
Pemeriksaan Penunjang,
Gambaran radiologis, dan
Gambaran histopatologis.
27. H.PENATALAKSANAAN
1. Terapi konservatif
Peranan diet rendah protein
Kebutuhan jumlah kalori mempertahankan keseimbangan positif nitrogen, memelihara
status nutrisi dan memelihara status gizi.
Kebutuhan cairan diuresis mencapai 2 L per hari.
Kebutuhan elektrolit dan mineral
28. H.PENATALAKSANAAN
2. Terapi simptomatik
Asidosis metabolik (sodium bicarbonat) harus segera diberikan intravena bila pH ≤
7,35 atau serum bikarbonat ≤ 20 mEq/L.
Anemia eritropoetin 50 u/kg IV 3 kali dalam seminggu atau Packed Red Cell (PRC)
Keluhan gastrointestinal Dialisis adekuat dan simptomatik
Kelainan kulit
Kelainan neuromuskular hemodialisis reguler yang adekuat, medikamentosa atau
operasi subtotal paratiroidektomi.
Hipertensi ACE inhibitor, ARB, CCB, beta-blocker
Kelainan sistem kardiovaskular
Terapi pengganti ginjal ( HEMODIALISIS)