SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 83
MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan pendidikan selalu berlangsung di dalam suatu lingkungan. Dalam konteks
pendidikan, lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di luar diri
anak. Anak, dalam hal ini manusia tidak akan bisa dipisahkan dengan lingkungannya.
Sehingga terkadang, lingkungan pun akan berpengaruh pada sifat dan kepribadian anak,
serta salah satu faktor yang membentuk karakter anak. Lingkungan dapat berupa hal-hal
yang nyata, seperti tumbuhan, orang, keadaan, politik, kepercayaan dan upaya lain yang
dilakukan manusia, termasuk di dalamnya adalah pendidikan.


Di dalam konteks pembangunan manusia seutuhnya, keluarga, sekolah dan masyarakat
akan menjadi pusat-pusat kegiatan pendidikan yang akan menumbuhkan dan
mengembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila dan religius. Dengan
memperhatikan bahwa anak adalah individu yang berkembang, ia membutuhkan
pertolongan dari orang yang telah dewasa, anak harus dapat berkembang secara bebas,
tetapi terarah. Hal itulah yang disebut pendidikan. Pendidikan harus dapat memberikan
motivasi dalam mengaktifkan anak.
Melalui kegiatan pendidikan, gambaran tentang masyarakat yang ideal itu dituangkan
dalam alam pikiran peserta didik sehingga terjadi proses pembentukan dan perpindahan
budaya. Pemikiran ini mengandung makna bahwa lembaga pendidikan sebagai tempat
pembelajaran manusia memiliki fungsi sosial (agen perubahan di masyarakat).
Lantas apakah lembaga pendidikan kita, baik yang formal ataupu informal telah mampu
mengantarkan peserta didiknya sebagai agen perubahan sosial di masyarakat? Untuk Hal
ini masih perlu dipertanyakan. Lembaga pendidikan kita sepertinya kurang berhasil dalam
mengantarkan anak didiknya sebagai agen perubahan sosial di masyarakat, terbukti dengan
belum adanya perubahan yang signufikan dan menyeluruh terhadap masalah kebudayaan
dan keilmuan masyarakat kita, dan masih maraknya komersialisasi ilmu pengetahuan di
lembaga-lembaga pendidikan kita, mahalnya biaya pendidikan serta orientasi yang hanya
mempersiapkan peserta didik hanya untuk memenuhi bursa pasar kerja ketimbang
memandangnya sebagai objek yang dapat dibentuk untuk menjadi agen perubahan sosial di
masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian lingkungan pendidikan ?
2. Apakah fungsi dan peranan, serta tanggung jawab lembaga pendidikan keluarga ?
3. Seperti apakah klasifikasi dari Lembaga Pendidikan ?
4. Apa sajakah bentuk dari Lembaga Pendidikan ?
5. Bagaimanakah keterkaitan antara Lembaga Pendidikan Dan Perubahan Sosial ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lingkungan Pendidikan
Dalam arti luas, pendidikan adalah berusaha membangun seseorang untuk lebih dewasa.
Atau Pendidikan adalah suatu proses transformasi anak didik agar mencapai hal hal
tertentu sebagai akibat proses pendidikan yang diikutinya. Pendidikan adalah segala situasi
hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang
berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Lebih jelasnya pendidikan
adalah setiap proses di mana seseorang memperoleh pengetahuan, mengembangkan
kemampuan/keterampilan sikap atau mengubah sikap.
Secara garis besar, pendidikan mempunyai fungsi sosial dan individual. Fungsi sosialnya
adalah untuk membantu setiap individu menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif
dengan memberikan pengalaman kolektif masa lampau dan masa kini. Fungsi
individualnya adalah untuk memungkinkan seorang menempuh hidup yang lebih
memuaskan dan lebih produktif dengan menyiapkannya untuk menghadapi masa depan
(pengalaman baru). Proses pendidikan dapat berlangsung secara formal seperti yang terjadi
di berbagai lembaga pendidikan. Ia juga berlangsung secara informal lewat berbagai
kontak dengan media komunikasi seperti buku, surat kabar, majalah, TV, radio dan
sebagainya atau non formal seperti interaksi peserta didik dengan masyarakat sekitar.
Organisasi pendidikan mikra adalah organisasi pendidikan dilihat dengan titik tolak pada
unit-unit yang ada pada suatu sekolah atau lembaga penyelenggara langsung proses belajar
mengajar. Struktur organisasi di setiap sekolah tidak seluruhnya sama, disebabkan oleh
kompleks tidaknya kegiatan dan tenaga yang ada atau sarana lain.
Sedangkan lingkungan pendidikan adalah alam sekitar yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak dan peserta didik. Lingkungan pendidikan terbagi
tiga dimensi, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Tipologi pendidikan yang mempengaruhi pendidikan, antara lain:
1. Tipologi lingkungan keluarga
Seorang anak mulai mengenal hidup dan kehidupannya dimulai di dalam keluarga.
Seorang anak masuk dalam keluarga mulai dari kandungan hingga tumbuh berkembang
sampai anak sanggup melepaskan diri dari ikatan keluarga. Berdasarkan kenyataan dapat
disimpulkan bahwa pengaruh lingkungan keluarga sangat menentukan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Dasar-dasar perilaku akan ditentukan oleh adat istiadat orang tuanya,
juga sifat sikap hidup serta kebiasaan-kebiasaan orang tuanya.
2. Tipologi lingkungan sekolah
Sekolah merupakan lingkungan pendidikan kedua setelah lingkungan rumah. Sekolah
merupakan tempat latihan persahabatan dan persaudaraan. Suasana sekolah ditentukan oleh
petugas-petugas yang berbeda-beda sehingga dapat menghilangkan kejenuhan. Banyak
orang tua yang menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab pendidikan bagi anak-anaknya
itu kepada sekolah. Dengan demikian, guru di sekolah berperan sebagai pendidik
pengganti orang tua yang harus bertanggung jawab atas pendidikan.
3. Tipologi lingkungan masyarakat
Arti masyarakt menurut Cook adalah sekumpulan orang yang menempati suatu daerah,
diikat oleh kebiasaan dan pengalaman-pengalaman yang sama, serta memiliki sejumlah
persesuaian, kesatuan dan tindakan yang sama di dalam kehidupannya. Lingkungan
mayarakat sangat mempengaruhi perkembangan anak, seperti :
a. Perkembangan intelektual antara lain : tingkat kecerdasan, kecepatan reaksi, kapasitas
sintesa, kapasitas ingatan dan pengembangan bakat khusus.
b. Perkembangan emosi anak seperti : perasaan senagn, sedih, gembira, ramah, pendiam,
pemarah dan seterusnya
c. Perkembangan kepribadian seperti memilliki cita-cita yang teguh, memiliki rasa
tanggung jawab, mengetahui hak dan kewajiban, percaya diri dan sebagainya.

B. Pengertian dan Fungsi Lembaga Pendidikan

Secara bahasa lembaga adalah suatu organisasi sedangkan pendidikan adalah usaha
manusia dewasa dalam mengembangkan potensi anak yang sedang berkembang untuk
menjadi manusia yang berguna. Segala kegiatan yang diarahkan dalam rangka
mengembangkan potensi anak menuju kesempurnaannya secara terencana, terarah,
terpadu, dan berkesinambungan adalah menjadi hakikat pendidikan. Untuk mencapai
sasaran dan fungsi di maksud maka sistim persekolahan atau lembaga pendidikan menjadi
salah satu wahana strategis dalam membina sumber daya manusia berkualitas.
Tidak bisa kita pungkiri lagi bahwa lembaga pendidikan memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap corak dan karakter masyarakat. Belajar dari sejarah perkembanganya
lembaga pendidikan yang ada di indonesia memiliki beragam corak dan tujuan yang
berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang melingkupi, mulai dari zaman kerajaan dengan
bentuknya yang sangat sederhana dan zaman penjajahan yang sebagian memiliki corak ala
barat dan gereja, dan corak ketimuran ala pesantren sebagai penyeimbang, serta model dan
corak kelembagaan yang berkembang saat ini tentunya tidak terlepas dari kebutuhan dan
tujuan-tujuan tersebut.
Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, yaitu untuk mengejar
ketertinggalan di segala aspek kehidupan dan menyesuaikan dengan perubahan global serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bangsa Indonesia melalui DPR dan
Presiden pada tanggal 11 Juni 2003 telah mengesahkan Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional yang baru, sebagai pengganti Undang-undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun 1989.
Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 yang terdiri dari 22 Bab dan 77 pasal
tersebut juga merupakan pengejawantahan dari salah satu tuntutan reformasi yang marak
sejak tahun 1998.
Perubahan mendasar yang dicanangkan dalam Undang-undang Sisdiknas yang baru
tersebut antara lain adalah demokratisasi dan desentralisasi pendidikan, peran serta
masyarakat, tantangan globalisasi, kesetaraan dan keseimbangan, jalur pendidikan, dan
peserta didik.
Sebagai sistem sosial, lembaga pendidikan harus memiliki fungsi dan peran dalam
perubahan masyarakat menuju ke arah perbaikan dalam segala lini. Dalam hal ini lembaga
pendidikan memiliki dua karakter secara umum. Pertama, melaksanakan peranan fungsi
dan harapan untuk mencapai tujuan dari sebuah sistem. Kedua mengenali individu yang
berbeda-beda dalam peserta didik yang memiliki kepribadian dan disposisi kebutuhan.
Kemudian sebagai agen perubahan lembaga pendidikan berfungsi sebagai alat :
1) Pengembangan pribadi
2) Pengembangan warga
3) Pengembangan Budaya
4) Pengembangan bangsa

Peran sesungguhnya dari lembaga pendidikan adalah sebagai jembatan pengantar kita
untuk mecapai tujuan pendidika nasional, sebagaimana dinyatakan bahwa ―pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab‖.

C. Klasifikasi Lembaga Pendidikan
Upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat pada dasarnya merupakan cita-cita dari
pembangunan bangsa. Kesejahteraan dalam hal ini mencakup dimensi lahir batin, material
dan spiritual. Lebih dari itu pendidikan menghendaki agar peserta didiknya menjadi
individu yang menjalani kehidupan yang aman dan damai. Oleh karena itu pembangunan
lembaga pendidikan diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan
Indonesia yang aman, damai, dan sejahtera. Sejalan dengan realitas kehidupan sosial yang
berkembang di masyarakat, maka pengembangan nilai-nilai serta peningkatan mutu
pendidikan tentunya menjadi tema pokok dalam rencana kerja pemerintah dalam
membangun lembaga pendidikan.
Lembaga pendidikan di indonesia dalam UU bisa kita klasifikasikan menjadi dua
kelompok yaitu: sekolah dan luar sekolah, selanjutnya pembagian ini lebih rincinya
menjadi tiga bentuk:
1). Informal (keluarga)
Pendidikan informal, atau pendidikan pertama adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
oleh keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri, hal ini
adalah menjadi pendidikan primer bagi peserta dalam dalam pembentukan karakter dan
kepribadian
2). Formal (sekolah)
Jalur formal adalah lembaga pendidikan yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi dengan jenis pendidikan:
1). Umum
2). Kejuruan
3). Akademik
4). Profesi
5). Advokasi
6). Keagamaan.
Pendidikan formal dapat coraknya diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah (pusat), pemerintah daerah dan masyarakat
Pendidikan dasar yang merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan
menengah berbentuk lembaga sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau
bentuk lain yang sederajat, serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah
tsanawiyah (Mts) atau bentuk lain yang sederajad.
Sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar, bagi anak usia 0-6 tahun diselenggarakan
pendidikan anak usia dini, tetapi bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan
dasar. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur formal (TK, atau
Raudatul Athfal), sedangkan dalam nonformal bisa dalam bentuk ( TPQ, kelompok
bermain, taman/panti penitipan anak) dan/atau informal (pendidikan keluarga atau
pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan
Sedangkan Pendidikan menengah yang merupakan kelanjutan pendidikan dasar terdiri atas,
pendidikan umum dan pendidikan kejuruan yang berbentuk sekolah menengah atas
(SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah
kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajad.
Yang terakhir adalah pendidikan tinggi yang merupakan jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah, pendidikan ini mencakup program pendidikan
1). Diploma
2). Sarjana
3). Magister
4). Doktor,
Perguruan tinggi memiliki beberapa bentuk
1). Akademi
2). Politeknik
3). Sekolah tinggi
4). Institut atau universitas
yang secara umum lembaga-lembaga tinggi ini dibentuk dan diformat untuk
menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, serta
menyelenggarakan program akademik, profesi dan advokasi.
Semua lembaga formal di atas diberi hak dan wewenang oleh pemerintah untuk
memberikan gelar akademik kepada setiap peserta didik yang telah menempuh pendidikan
di lembaga tersebut. Khusus bagi perguruan tinggi yang memiliki program profesi sesuai
dengan program pendidikan yang diselenggarakan doktor berhak memberikan gelar doktor
kehormatan (doktor honoris causa) kepada individu yang layak memperoleh penghargaan
berkenaan dengan jasa-jasa yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi,
kemasyarakatan, keagamaan, kebudayaan, atau seni.
Untuk menanggulangi permasalahan yang cukup aktual dan meresahkan masyarakat saat
ini, seperti pemberian gelar-gelar instan, pembuatan skripsi atau tesis palsu, ijazah palsu
dan lain-lain, pemerintah telah mengatur dan mengancam sebagai tindak pidana dengan
sanksi yang juga telah ditetapkan dalam UU Sisdiknas yang baru (Bab XX Ketentuan
Pidana, pasal 67-71).
3). Nonformal (masyarakat)
Pendidikan nonformal, atau pendidikan kedua meliputi pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,
pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan
kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik. Satuan pendidikan nonformal meliputi lembaga kursus, lembaga pelatihan,
kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), dan majelis taklim, serta
satuan pendidikan yang sejenis. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan
hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh
lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah dengan mengacu
pada standard nasional pendidikan. Adapun pendidikan nonformal diselenggarakan bagi
warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai
pengganti, penambah, atau ingin melengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung
pendidikan sepanjang hayat, yang berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan
penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta
pengembangan sikap dan kepribadian profesional

a. Setiap lembaga pendidikan luar sekolah memiliki unsur-unsur sebagai berikut :
• Pimpinan/pengelola lembaga/kursus
• Sumber belajar
• Warga belajar
• Kurikulum/program belajar
• Prasarana belajar
• Sarana belajar
• Tata usaha lembaga belajar
• Dana belajar
• Rencana pengambangan
• Usaha-usaha bersifat pengabdian
• Hasil belajar
• Ragi blajar
b. Pendaftaran dan perizinan
Mendirikan lembaga pendidika luar sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat baik
perorangan, kelompok, agar mendapat pengakuan dari Dikmas tingkat kecamatan,
kotamadya/kabupaten harus mendaftarkan diri/lembaganya.
• Tahap pertama : Tercatat, yaitu suatu tahap lembaga PLS telah dicatat oleh penilik
pendidikan masyarakat setempat.
• Tahap kedua : Terdaftar, yaitu suatu tahap lembaga PLS telah terdaftar pada kepala seksi
Dikmas dengan petunjuk penilik Dikmas. Status terdaftar ini merupakan masa percobaan
dan berlaku paling lama 6 bulan.
• Tahap ketiga : Izin penyelenggara kursus PLS.
c. Kewenangan member dan mencabut izin penyelenggaraan kursus Diklusemas.
• Teguran lisan oleh kepala Kantor Depdikbud Kecamatan
• Peringatan tertulis I, II dan III dilakukan oleh kepala Kantor Depdikbud
Kabupaten/Kotamadya dengan tembusan Kepala Kanwil Depdikbud Propinsi dan Direktur
Pendidikan Masyarakat.
• Pencabutan izin untuk sementara dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah Depdikbud
Propinsi dengan tembusan Kepala Direktur Dikmas.
• Pencabutan izin sepenuhnya oleh Kakanwil Depdikbud Propinsi, bila dalam waktu 3
bulan berturut-turut setelah pencabutan izin sementara penyelenggara jursus
mengabaikannya.
Ketiga klasifikasi di atas dalam pergumulanya di masyarakat memiliki peran yang
berbeda-beda, lembaga pendidikan pertama, yaitu informal atau keluarga, ranah garapanya
adalah lebih banyak diarahkan dalam pembentukan karakter atau keyakinan dan norma.
Lembaga pendidikan kedua, yaitu formal atau sekolah, peran besarnya lebih banyak di
arahkan pada pengembangan penalaran murid. Yang terakhir lembaga pendidikan ketiga,
yaitu masyarakat, perannya lebih banyak pada pembentukan karakter sosial.
Ketiga pembagian di atas adalah merupakan perubahan mendasar, Dalam Sisdiknas yang
lama pendidikan informal (keluarga) tersebut sebenarnya juga telah diberlakukan, namun
masih termasuk dalam jalur pendidikan luar sekolah, dan ketentuan
penyelenggaraannyapun tidak konkrit.
D. Berbagai Bentuk Lembaga Pendidikan
1. Lembaga Pendidikan Keluarga
Sebagai transmisi pertama dan utama dalam pendidikan, keluarga memiliki tugas utama
dalam peletakan dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.
Dikatakan pertama karena keluarga adalah tempat dimana anak pertama kali mendapat
pendidikan. Sedangkan dikatakan utama karena hampir semua pendidikan awal yang
diterima anak adalah dalam keluarga. Karena itu, keluarga merupakan lembaga pendidikan
tertua, yang bersifat informal dan kodrat. Lahirnya keluarga sebagai pendidikan dimulai
sejak manusia itu ada. Ayah dan ibu sebagai pendidik, dan anak sebagai terdidik. Tugas
keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan anak berikutnya, agar anak
dapat berkembang secara baik.
Fungsi dan Peranan Pendidikan Keluarga
1) Pengalaman Pertama Masa Kanak-Kanak
Pengalaman ini merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan berikutnya,
khususnya dalam perkembangan pribadinya. Kehidupan keluarga sangat penting, sebab
pengalaman masa kanak-kanak akan memberi warna pada perkembangan selanjutnya.
2) Menjamin Kehidupan Emosional Anak
Tiga hal yang menjadi pokok dalam pembentukan emosional anak, adalah :
a) Pemberian perhatian yang tinggi terhadap anak, misalnya dengan menuruti kemauannya,
mengontrol kelakuannya, dan memberikan rasa perhatian yang lebih.
b) Pencurahan rasa cinta dan kasih sayang, yaitu dengan berucap lemah lembut, berbuat
yang menyenangkan dan selalu berusaha menyelipkan nilai pendidikan pada semua
tingkah laku kita.
c) Memberikan contoh kebiasaan hidup yang bermanfaat bagi anak, yang diharapkan akan
menumbuhkan sikap kemandirian anak dalam melaksanakan aktifitasnya sehari-hari.
3) Menanamkan Dasar Pendidikan Moral
Seperti pepatah ―Buah jatuh tak jauh dari pohonnya‖. Anak akan selalu berusaha
menirukan dan mencontoh perbuatan orang tuanya. Karenanya, orang tua harus mampu
menjadi suri tauladan yang baik. Misalnya dengan dengan mengajarkan tutur kata dan
perilaku yang baik bagi anak-anaknya.
4) Memberikan Dasar Pendidikan Sosial
Keluarga sebagai komunitas terkecil dalam kehidupan sosial merupakan satu tempat awal
bagi anak dalam mengenal nilai-nilai sosial. Di dalam keluarga, akan terjadi contoh kecil
pendidikan sosial bagi anak. Orang tua sebagai teladan, sudah semestinya memberikan
contoh yang baik bagi anak-anak. Misalnya memberikan pertolongan bagi anggota
keluarga yang lain, menjaga kebersihan dan keindahan dalam lingkungan sekitar.
5) Peletakkan Dasar-dasar Keagamaan
Masa kanak-kanak adalah masa paling baik dalam usaha menanamkan nilai dasar
keagamaan. Kehidupan keluarga yang penuh dengan suasana keagamaan akan memberikan
pengaruh besar kepada anak. Kebiasaan orang tua mengucapkan salam ketika akan masuk
rumah merupakan contoh langkah bijaksana dalam upaya penanaman dasar religius anak.
Dalam hal ini keluarga bertanggung jawab atas apa yang diajarkan kepada anak sebagai
peserta didik. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diberikan kepada peserta didik
(anak) oleh keluarga:
1) Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan
anak. Hubungan yang tidak didasari cinta kasih akan menimbulkan beberapa sifat negatif
bagi perkembangan anak. Begitu pula, tidak cukupnya kebutuhan anak akan kasih sayang
akan membuat anak selalu merasa tertekan dan ragu dalam menjalani kehidupan
selanjutnya.
2) Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua
terhadap keturunannya. Usia anak yang masih dini akan cukup membantu orang tua dalam
penanaman sikap-sikap hidup. Rasa ingin tahu anak akan menghasilkan pengetahuan yang
asli dan berakar bagi anak. Keluarga harus mampu menggunakan masa ini untuk betul-
betul membentuk kepribadian awal anak sebagai anggota keluarga.
3) Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga pada gilirannya akan menjadi
tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara. Masyarakat yang sejahtera dibentuk dari
keluarga-keluarga yang sejahtera pula. Keluarga merupakan awal perubahan dalam
kehidupan bermasyarakat, karena itu keluarga mempunyai tanggung jawab membentuk
masyarakat yang sejahtera.
4) Memelihara dan membesarkan anaknya. Ikatan darah dan batin antara orang tua dan
anak akan memberikan dorongan alami bagi orang tua untuk betul-betul mendidik anak
menjadi apa yang mereka inginkan.
5) Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila ia telah dewasa akan mampu mandiri.
2. Lembaga Pendidikan Sekolah
Akibat terbatasnya kemampuan orang tua dalam mendidik anaknya, maka dipercayakanlah
tugas mengajar itu kepada orang dewasa lain yang lebih ahli dalam lembaga pendidikan
formal, yaitu guru. Sekolah sebagai wahana pendidikan ini, menjadi produsen penghasil
individu yang berkemampuan secara intelektual dan skill. Karenanya, sekolah perlu
dirancang dan dikelola dengan baik. Karakteristik proses pendidikan di sekolah, antara lain
:
a. Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenis jenjang yang memiliki hubungan
hierarkis.
b. Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan relatif homogen
c. Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program pendidikan yang harus
diselesaikan
d. Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum
e. Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban kebutuhan di masa yang
akan datang.
Sekolah lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari, oleh dan untuk masyarakat.
Sekolah berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mendidik warga
negara.
a. Fungsi Lembaga Sekolah
1) Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan anak didik
2) Spesialisasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran
3) Efisiensi. Pendidikan dilakukan dalam program yang tertentu dan sistematis, juga
jumlah anak didik dalam jumlah besar akan memberikan efisiensi bagi pendidikan anak
dan juga bagi orang tua.
4) Sosialisasi, yaitu proses perkembangan individu menjadi makhluk sosial yang mampu
beradaptasi dengan masyarakat.
5) Konservasi dan transmisi kultural, yaitu pemeliharaan warisan budaya. Dapat dilakukan
dengan pencarian dan penyampaian budaya pada anak didik selaku generasi muda.
6) Transisi dari rumah ke masyarakat. Sekolah menjadi tempat anak untuk melatih berdiri
sendiri dan tanggung jawab anak sebagai persiapan untuk terjun ke masyarakat.
b. Peranan Lembaga Sekolah
1) Tempat anak didik belajar bergaul, baik sesamanya, dengan guru dan dengan karyawan.
2) Tempat anak didik belajar mentaati peraturan sekolah.
3) Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi
agama, bangsa dan agama.
c. Tanggung Jawab Sekolah
1) Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan
menurut ketentuan yang berlaku.
2) Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat pendidikan.
3) Tanggung jawab fungsional adalah tanggung jawab profesional pengelola dan pelaksana
pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan jabatannya.
d. Sifat-sifat Lembaga Pendidikan Sekolah
1) Tumbuh sesudah keluarga (pendidikan kedua), maksudnya sekolah memikul tanggung
jawab dari keluarga untuk mendidik anak-anak mereka.
2) Lembaga Pendidikan Formal, dalam arti memiliki program yang jelas, teratur dan resmi.
3) Lembaga pendidikan tidak bersifat kodrati. Maksudnya hubungan antara guru dan murid
bersifat dinas, bukan sebagai hubungan darah.
e. Macam-macam Sekolah
1) dari Segi yang Mengusahakan
a) Sekolah negeri, yaitu sekolah yang diusahakan oleh pemerintah, baik segi fasilitas,
keuangan maupun tenaga pengajar.
b) Sekolah swasta, yaitu sekolah yang diusahakan oleh badan-badan swasta. Terdiri atas 4
status yakni : Disamakan, Diakui, Terdaftar dan Tercatat.
2) Ditinjau dari Tingkatan
a) Pendidikan Pra Sekolah, yaitu pendidikan sebelum Sekolah Dasar.
b) Pendidikan Dasar, yaitu : Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah dan SLTP/ MTs.
c) Pendidikan Menengah, yaitu : SLTA & Kejuruan atau Madrasah Aliyah.
d) Pendidikan Tinggi, yaitu : Akademi, Institut, Sekolah Tinggi atau Universitas.
3) Ditinjau dari sifatnya
a) Sekolah Umum, yaitu sekolah yang belum mempersiapkan anak dalam spesialisasi pada
bidang pekerjaan tertentu. Misalnya : SD, SLTP dan SLTA.
b) Sekolah Kejuruan, yakni lembaga pendidikan sekolah yang mempersiapkan anak untuk
menguasai keahlian-keahlian tertentu. Misalnya : SMEA, MAK, SMK dan STM.
f. Sumbangsih Khas Sekolah Sebagai Lembaga Pendidikan
1) Sekolah Melaksanakan tugas mendidik maupun mengajar anak, serta memperbaiki,
memperluas tingkah laku si anak didik.
2) Sekolah mendidik maupun mengajar anak didik menerima dan memiliki kebudayaan
bangsa
3) Sekolah membantu anak didik mengembangkan kemampuan intelektual dan
keterampilan kerja.
3. Lembaga Pendidikan Masyarakat
Masyarakat sebagai lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan pribadi
seseorang. Dalam hal ini, masyarakat mempunyai peranan penting dalam upaya ikut serta
menyelenggarakan pendidikan, membantu pengadaan tenaga & biaya, sarana dan
prasarana dan menyediakan lapangan kerja. Karenanya, partisipasi masyarakat membantu
pemerintah dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa yang sangat diharapkan.
Pendidikan dalam masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Diselenggarakan dengan sengaja di luar sekolah
b. Peserta umumnya mereka yang tidak bersekolah atau drop out
c. Tidak mengenal jenjang dan program pendidikan untuk jangka waktu pendek
d. Peserta tidak perlu homogen
e. Ada waktu belajar dan metode formal, serta evaluasi yang sistematis
f. Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus
g. Keterampilan kerja sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan
meningkatkan taraf hidup
1. Beberapa Istilah Jalur Pendidikan Luar Sekolah
a. Pendidikan Sosial, yaitu proses yang diusahakan dengan sengaja di dalam masyarakat
untuk mendidik individu & lingkungan sosial, supaya bebas dan bertanggung jawab.
b. Pendidikan Masyarakat, merupakan pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa,
termasuk pemuda di luar batas umur tertinggi kewajiban belajar dan dilakukan di luar
lingkungan dan sistem persekolahan resmi.
c. Pendidikan Rakyat adalah tindakan-tindakan atau pengaruh yang terkadang mengenai
seluruh rakyat.
d. Pendidikan Luar Sekolah adalah pendidikan yang dilakukan di luar sistem persekolahan
biasa.
e. Mass Education adalah pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa di luar
lingkungan sekolah
f. Adult Education adalah pendidikan untuk orang dewasa yang mengambil umur batas
tertinggi dari masa kewajiban belajar.
g. Extension Education adalah suatu bentuk dari adult education, yaitu pendidikan yang
diselenggarakan di luar sekolah biasa, yang khusus dikelola oleh Perguruan Tinggi untuk
menyahuti hasrat masyarakat yang ingin masuk dunia Universitas, misalnya Univ. Terbuka
h. Fundamental Education ialah pendidikan yang bertujuan membantu masyarakat untuk
mencapai kemajuan sosial ekonomi, agar mereka dapat menempati posisi yang layak
2. Sasaran dan Program Pendidikan Jalur Luar Sekolah
a. Para buruh dan Petani
Kebanyakan berpendidikan rendah atau bahkan tidak sama sekali. Pendidikan yang
diberikan adalah pendidikan yang mampu menolong meningkatkan produktifitas dengan
mengajarkan keterampilan dan metode baru, yang mendidik mereka agar bisa memenuhi
kewajiban sebagai warga negara dan kepala keluarga serta mampu menggunakan waktu
secara efektif.
b. Para Remaja Putus Sekolah
Golongan remaja yang menganggur memerlukan pendidikan yang menarik, merangsang
dan relevan dengan kebutuhan hidupnya.
c. Para Pekerja yang Berketerampilan
Agar mampu menghadang berbagai tantangan masa depan, maka program pendidikan yang
diberikan kepada mereka hendaknya yang bersifat kejuruan dan teknik. Dengan tujuan
dapat menyelamatkan mereka dari bahaya keuangan, pengetahuan dan keterampilan yang
mereka miliki serta membuka jalan bagi mereka untuk naik ke jenjang hidup yang lebih
baik.
d. Golongan Teknisi dan Profesional
Mereka memegang peranan penting dalam kemajuan masyarakat. Karenanya, peran
mereka harus dioptimalkan dengan memperbaharui dan menambah pengetahuan serta
keterampilannya.
e. Para Pemimpin Masyarakat
Termasuk di dalamnya para pemimpin politisi, agama, sosial dan sebagainya. Mereka
dituntut mampu mengaplikasikan berbagai pengetahuan mereka dan berusaha untuk
memperbaharui sikap dan gagasan yang sesuai dengan kemajuan dan pembangunan.
f. Anggota Masyarakat yang Sudah Tua
Akibat perkembangan zaman, banyak ilmu pengetahuan yang tidak mereka dapatkan.
Karena itu pendidikan merupakan kesempatan yang berharga bagi mereka.
E. Keterkaitan antara Lembaga Pendidikan Dan Perubahan Sosial
Telah dipahami oleh para pendidik bahwa misi pendidikan adalah mewariskan ilmu dari
generasi ke generasi selanjutnya. Ilmu yang dimaksud antara lain: pengetahuan, tradisi, dan
nilai-nilai budaya (keberadaban). Secara umum penularan ilmu tersebut telah diemban oleh
orang-orang yang terbeban terhadap generasi selanjutnya. Mereka diwakili oleh orang
yang punya visi ke depan, yaitu menjadikan serta mencetak generasi yang lebih baik dan
beradab. Peradaban kuno mencatat methode penyampaian ajaran lewat tembang dan
kidung, puisi ataupun juga cerita sederhana yang biasanya tentang kepahlawanan
Perubahan sosial budaya masyarakat sebagaimana yang kita bicarakan di atas tidak akan
pernah bisa kita hindari, sehinga akan menuntut lembaga pendidikan sebagai agen
perubahan untuk menjawab segala permasalahan yang ada. Dalam permasalahan ini
lembaga pendidikan haruslah memiliki konsep dan prinsip yang jelas, baik dari lembaga
formal ataupun yang lainya, demi terwujudnya cita-cita tersebut, kiranya maka perlulah
diadakanya pembentukan kurikulum yang telah disesuaikan. Prinsip dasar pembentukan
tersebut adalah meliputi:
1. Perumusan tujuan institusional yang meliputi:
a. Orientasi pada pendidikan nasional
b. Kebutuhan dan perubahan masyarakat
c. Kebutuhan lembaga.
2. Menetapkan isi dan struktur progam
3. Penyusunan strategi penyusunan dan pelaksanaan kurikulum
4. Pengembangan progam
diharapkan nanti dengan persiapan dan orientasi yang jelas sebagaimana di atas,
diharapkan lembaga-lembaga pendidikan akan mampu mencetak kader-kader perubahan ke
arah perbaikan di masyarakat. Selanjutnya mengenai pengembangan kurikulum ada
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh lembaga pendidikan, yaitu:
1. relevansi dengan dengan pendidikan lingkungan hidup masyarakat
2. sesuai dengan perkembangan kehidupan masa sekarang dan akan datang
3. efektifitas waktu pengajar dan peserta didik
4. efisien, dengan usaha dan hasilnya sesuai
5. kesinambungan antara jenis, progam, dan tingkat pendidikan
6. fleksibelitas atau adanya kebebasan bertindak dalam memilih progam, pengembangan
progam, dan kurikulum pendidikan.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam sistem pendidikan nasional, pendidikan seumur hidup dikelola atas tanggung jawab
keluarga, sekolah dan masyarakat. Dimana masing-masing mempunyai tanggung jawab
yang terpadu dalam rangka pencapaian tujuan nasional.
1. Keluarga sebagai lingkungan pertama, bertanggung jawab untuk memberikan dasar
dalam menumbuh kembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila dan religius.
2. Sekolah sebagai lingkungan kedua bertugas mengembangkan potensi dasar yang
dimiliki masing-masing individu agar mempunyai kecerdasan intelektual dan mental. Dari
individu yang cerdas, akan lahir bangsa yang cerdas yang mampu memecahkan
masalahnya sendiri.
3. Masyarakat sebagai lembaga ketiga memberikan anak kemampuan penalaran,
keterampilan dan sikap. Juga menjadi ajang pengoptimalan perkembangan diri setiap
individu.
Dengan mehamami beberapa pembagian dan penjelasan tentang masalah-masalah yang
melingkupi lembaga pendidikan masing–masing, diharapkan adanya agen-agen yang
mampu merubah kondisi negeri ini dari keterpurukan nasional, tentunya hal ini juga
diperlukan adanya langkah nyata serta bantuan baik moril ataupun materil dari pemerintah
maupun masyarakat terhadap semua undang-undang yang telah dicanagkan agar bisa
terlaksan dengan sempurna. Walaupun dari beberapa undang-undang yang telah di
tetapkan oleh pemerintah tidak luput dari kritik dari beberapa tokoh liberal karena negara
telah memasukan pemahasan-pembahasan agama kedalam undang-undang yang berpotensi
menumbuhkan gesekan antar agama. Tentunya sebagai bangsa yang menjunjung tinggi
agama haruslah mengangap bahwa hal itu hanya sebagai salah satu koreksi ke arah yang
lebih baik atas peran lembaga pendidikan di masyarakat.
MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
A. Lembaga Pendidikan

   Secara bahasa lembaga adalah suatu organisasi dan pendidikan adalah usaha
manusia dewasa dalam mengembangkan potensi anak yang sedang berkembang untuk
menjadi manusia yang berguna. Segala kegiatan yang diarahkan dalam rangka
mengembangkan potensi anak menuju kesempurnaannya secara terencana, terarah,
terpadu, dan berkesinambungan adalah menjadi hakikat pendidikan. Untuk mencapai
sasaran dan fungsi di maksud maka sistim persekolahan atau lembaga pendidikan
menjadi salah satu wahana strategis dalam membina sumber daya manusia berkualitas.

   Pendidikan islam merupakan sub sistem dari sistem pendidikan nasional.Karena itu
sebagian sub sistem, maka masing- masing lembaga pendidikan islam yang ada
berfungsi untuk mencapai tujuan lembaga yang ditetapkan. Keberadaan lembaga-
lembaga pendidikan islam baik pesantren, madrasah atau sekolah-sekolah agama dan
perguruan tinggi agama islam memiliki peranan yang besar bagi pencapaian tujuan
pendidikan nasional.

   Peran yang dijalankan dalam rangka mencapi fungsi dan tujuan pendidikan
nasional. Sebagaimana dinyatakan bahwa : ―pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab‖[1].

a. Sekolah

             Sekolah merupakan salah satu lembaga penyelenggara pendidikan secara
   formal di Indonesia. Di dalamnya berlangsung proses pendidikan sebagai usaha
   sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
   agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri , kepribadian, kecerdasan, akhlak
       mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

   b. Madrasah

              Keberadaan madrasah sudah ada sejak agama Islam berkembang di
       Indonesia. Madrasah tumbuh dan berkembang dari bawah dalam arti (umat islam)
       sendiri yang didorong oleh rasa tanggung jawab untuk mengamalkan ajaran agam
       islam kepada generasi muda. Oleh sebab itu, madrasah pada waktu itu lebih
       ditekankan pada pendalaman ilmu-ilmu islam.

              Pada saat ini kebijakan baru pemerintah menetapkan keberadaan madrasah
       telah dipandang sebagai sekolah umum yang bercirikan agama islam dengan
       tanggung jawabnya mencakup: 1) Sebagai lembaga pencerdasan kehidupan
       masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat muslim, 2) Sebagai lembaga
       pelestarian budaya keislaman, 3) Sebagai lembaga pelopor bagi peningkatan
       kualitas masyarakat Indonesia.

   c. Pesantren

              Pesantren merupakan lembaga pendidikan islam tertua di Indonesia.
       Pesantren difungsikan sebagai suatu lembaga yang dipergunakan untuk penyebaran
       agama, tempat mempelajari agama islam, mengusahakan pembinaan tenaga-tenaga
       bagi pengembangan agama. Kemampuan pondok pesantren bukan hanya dalam
       pembinaan pribadi muslim, melainkan dalam usaha mengadakan perubahan social
       dan kemasyarakatan. Sebagai lembaga sosial pesantren menampung anak-anak dari
       segala lapisan masyarakat muslim, tanpa membeda-bedakan tingkat sosial ekonomi
       orang tuanya.

B. Lembaga Sosial dan Lembaga Profit

1.) Pengertian lembaga sosial

       Lembaga sosial adalah suatu lembaga yang lebih menekankan kepada suatu
sistematau kompleks nilai dan norma. Pengertian lain dari lembaga sosial juga lebih
dikenal dengan lembaga kemasyarakatan. Sistem nilai dan norma atau tata kelakuan ini
berpusat di sekitar kepentingan atau tujuan tertentu.didalam perkembangan selanjutnya,
norma-norma tersebut berkelompok-kelompok pada berbagai keperluan pokok kehidupan
manusia.                                                Misalnya     kebutuhan    akan    pendidikan     menimbulkan       lembaga-lembaga
pendidikan                                          .




Sumber dana lembaga sosial




                             1.   pertukaran jasa




                             2.   hibah




                             3.   donor




                             4.   pendapatan




Ciri-ciri umum lembaga sosial

                             1. suatu lembaga kemasyarakatan adalah organisasi pola-pola pemikiran dan pola-
                                  pola perilaku yang terwujud melalui aktifitas-aktifitas kemasyarakatan dan hasil-
                                  hasilnya.
                             2. suatu                      tingkat    kekekalan    tertentu     merupakan    ciri   dari   semua   lembaga
                                  kemasyarakatan.
                             3. lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu
                             4. lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan
                                  untuk mencapai tujuan lembaga bersangkutan.
                             5. lambing-lambang biasanya juga merupakan ciri khas dari lembaga kemasyarakatan.
                             6. suatu lembaga mempunyai tradisi tertulis ataupun yang tidak tertulis.

Tipe-tipe lembaga kemasyarakatan

                             1. lembaga primer, lembaga-lembaga yang secara tidak sengaja tumbuh dari adapt
                                  istiadat masyarakat
                             2. lembaga                       kemasyarakatan       yang       sangat   penting   untuk     memelihara   dan
                                  mempertahankan tata tertib dalam masyarakat
                             3. lembaga-lembaga yang diterima masyarakat

2.) Lembaga Profit

                             Lembaga profit adalah suatu lembaga yang menghimpun dana, sumberdaya, dan
memperkuat organisasi, dengan tujuan mencapai keuntungan di akhir kegiatan.

                             Sumber dana lembaga profit:
1. Pertukaran barang
     2. Pertukaran jasa
     3. Keuntungan
     4. Investasi

     Prinsip-prinsip lembaga profit

     1. Keadilan, yakni berbagi keuntungan atas dasar penjualan riil
     2. Kemitraan, yakni kesejajaran sebagai mitra usaha yang saling bersinergi untuk
           memperoleh keuntungan
     3. Transparansi
     4. Universal, tidak ada perbedaan yang khususnya didasarkan atas perbedaan suku,
           agama, golongan

 Lingkungan Pendidikan, Dimensi dan Tipologi Lingkungan
C.




     Pengertian lingkungan pendidikan adalah alam sekitar yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak didik. Lingkungan pendidikan terbagi tiga dimensi,
yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Tipologi
pendidikan yang mempengaruhi pendidikan, antara lain:

      a.Tipologi lingkungan keluarga

            Seorang anak mulai mengenal hidup dan kehidupannya dimulai di dalam
            keluarga. Seorang anak masuk dalam keluarga mulai dari kandungan hingga
            tumbuh berkembang sampai anak sanggup melepaskan diri dari ikatan keluarga.
            Berdasarkan kenyataan dapat disimpulkan bahwa pengaruh lingkungan keluarga
            sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak. Dasar-dasar perilaku
            akan ditentukan oleh adat istiadat orang tuanya, juga sifat sikap hidup serta
            kebiasaan-kebiasaan orang tuanya.[2]

      b.Tipologi lingkungan sekolah

            Sekolah merupakan lingkungan pendiidkan kedua setelah lingkungan rumah.
            Sekolah merupakan tempat latihan persahabatan dan persaudaraan. Suasana
            sekolah ditentukan oleh petugas-petugas yang berbeda-beda sehingga dapat
menghilangkan kejenuhan. Banyak orang tua yang menyerahkan sepenuhnya
        tanggung jawab pendidikan bagi anak-anaknya itu kepada sekolah. Dengan
        demikian, guru di sekolah berperan sebagai pendidik pengganti orang tua yang
        harus bertanggung jawab atas pendidikan.

  Tipologi lingkungan masyarakat
 c.




        Arti masyarakt menurut Cook adalah sekumpulan orang yang menempati suatu
        daerah, diikat oleh kebiasaan dan pengalaman-pengalaman yang sama, serta
        memiliki sejumlah persesuaian, kesatuan dan tindakan yang sama di dalam
        kehidupannya. Lingkungan mayarakat sangat mempengaruhi perkembangan
        anak, seperti :

                     a)   Perkembangan intelektual antara lain : tingkat kecerdasan, kecepatan
                             reaksi, kapasitas sintesa, kapasitas ingatan dan pengembangan
                             bakat khusus.

                     b)   Perkembangan emosi anak seperti : perasaan senagn, sedih, gembira,
                             ramah, pendiam, pemarah dan seterusnya

                     c)   Perkembangan kepribadian seperti memilliki cita-cita yang teguh,
                             memiliki rasa tanggung jawab, mengetahui hak dan kewajiban,
                             percaya diri dan sebagainya.

D. Sistim Pendidikan Nasional

              Sistem pendidikan nasional (sisdiknas) adalah suatu keseluruhan yang
      terpadu dari semua sistem dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan
      yang lainnya untuk mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. (UU No.
      2/1989, pasal 1 ayat 3)

      Dengan lahirnya UU no. 2 tahun 1989 tersebut segala sesuatu yang berkaitan
      dengan pendidikan harus dilaksanakan dan bersumber pada undang-undang
      tersebut[3].

      Sisdiknas menjamin dan memberikan kepada masyarakat dan bangsa Indonesia dua
      hal yang sangat penting:
1.Dari segi akademik memberikan kesempatan kepada warga Negara Indonesia
       untuk memperoleh pendidikan dalam arti kegiatan belajar yang seluas-luasnya
       sehingga terbentuknya manusia pancasila sebagai manusia pembangunan yang
       berkualitas dan mandiri.

2.Dari segi pengelolaan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut
       serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional, sehingga tercapai efisiensi
       pengadaan dan penggunaan sumber daya.

           Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, MSc., Ed., mengemukakan 10 kecenderungan
pengembangan megatrend Sisdiknas :

1.Pendidikan Dasar

2.Kurikulum

3.Proses belajar mengajar

4.Tenaga pendidik

5.Pendidikan, pelatihan, dan tenaga kerja

6.Pendidikan Tinggi

7.Pendidikan berkelanjutan

8.Pembiayaan pendidikan

9.Desentralisasi pendidikan dan partisipasi masyarakat

10.  Manajemen pendidikan

           Berlandaskan GBHN 1993 dan GBHN 1998, departemen pendidikan dan
kebudayaan telah menetapkan empat dasar pendidikan, yaitu : pemerataan
kesempatan untuk memperoleh pendidikan, relevansi, peningkatan kualitas
pendidikan, dan efisiensi.
Fungsi Sisdiknas menurut Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, MSc., Ed., membaginya
       dalam dua bagian[4]:

       1.Fungsi umum Sisdiknas, meliputi dua kategori politik dan kebudayaan

               a.   Kategori Politik

               Menekankan kepada pertumbuhan nasionalisme yang sehat pada setiap
               sikap dan cara berfikir anak Indonesia. Erat kaitannya dengan nasionalisme
               yang sehat ialah fungsi budaya pendidikan nasional, tumbuhnya rasa bangga
               atas kepemilikan suatu budaya nasional sebagai suatu identitas bangsa.

               b.   Kategori kebudayaan

               Dalam kategori ini ditekankan tentang pembudayaan nilai-nilai nasional
               termasuk inti kebudayaan daerah.

       2.Fungsi khusus Sisdiknas, meliputi dua dimensi, yaitu dimensi teknis dan dimensi
            pembangunan

               a.   Fungsi dimensi teknis

               dimensi ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan anak luar biasa, anak
               cerdas, pendidikan keluarga, hak-hak peserta didik, anak cacat, dan
               pentingnya bahasa daerah bagi pembentukan intelek serta kepribadian
               peserta didik.

               b.   Dimensi pembangunan

               dimensi ini meliputi kaitan pendidikan dengan lingkungan sosial,
               pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat, biaya ditanggung oleh
               bersama antara pemerintah dan mesyarakat.

Dengan mengacu kepada kategorisasi Jeanne Bellatien, fungsi Sisdiknas dapat
dikategorikan dalam :

   1. fungsi sosial, memerangi segala keterbelakangan dan kebodohan
   2. fungsi pembaharuan dan inovasi, meningkatkan kehidupan dan martabat manusia
3. fungsi pengembangan sosial dan pribadi, menigkatkan rasa persatuan dan kesatuan
      berdasarkan kebudayaan bangsa.
   4. fungsi seleksi, mengembangkan kemampuan manusia Indonesia.

E. School Based Management

      School based management adalah suatu manajemen yang memberikan otonomi
lebih luas ke sekolah-sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif kepada
komponen-komponen sekolah seperti guru, murid, kepala sekolah, staff, orang tua dan
masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional.
Dengan otonomi yang lebih besar, maka sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar
dalam mengelola sekolahnya, sehingga sekolah lebih mandiri. Dengan kemandiriannya,
sekolah lebih berdaya dalam mengembangkan program–program.

      Tujuan based management, antara lain:

      1.Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
           mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.

      2.Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan
           pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama

      3.Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan
           pemerintah dalam penyelenggaraan program sekolah

      4.Meningkatkan kompetensi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang
           akan dicapai

              Sekolah yang mandiri memiliki ciri-ciri, sebagai berikut; tingkat
      kemandirian tinggi/tingkat ketergantungan rendah ; bersifat adaptif dan
      antisipatif/proaktif sekaligus ; memiliki jiwa kewirausahaan tinggi (ulet, inovatif,
      gigih, berani mengambil resiko) ; bertanggung jawab terhadap kinerja sekolah ;
      memiliki kontrol yang kuat terhadap input manajemen dan sumberdaya ; memiliki
      kontrol yang kuat terhadap kondisi kerja ; komitmen yang tinggi pada dirinya dan
      prestasi merupakan acuan utama
Manajemen Lembaga Pendidikan Islam
Pengertian Manajemen

Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur.[2] Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan
diterima secara universal.[3] Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen
sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa
seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi.[4] Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat
dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada
dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.[5]

C. Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam
proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan
untuk mencapai tujuan.Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang
industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia
menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah,
mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas
menjadi tiga, yaitu:

   1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan
      sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan
      secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer
      mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan
      kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk
      memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari
      semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak
      dapat berjalan.
   2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan
      besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah
      manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan
      untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian
      dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa
      yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa
      yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus
      diambil.
   3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
      anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
      manajerial dan usaha.
D. Sarana Manajemen

Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools
merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut
dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.

Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam
manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat
tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada
manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh
karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk
mencapai tujuan.

Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur
dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan/lembaga. Oleh karena itu uang
merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus
diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus
disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli
serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.

Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha
untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga
harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan
manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.

Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan
yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.

Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer.
Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas
dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-
fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat
meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak
mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan
utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.

Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan (memasarkan)
produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang
diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja
tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil
produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai
maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli
(kemampuan) konsumen

E. Pengertian Organisasi dan Pengorganisasian

Organisasi (organization) dan pengorganisasion (organizing) memiliki hubungan yang erat
dengan manajemen. Organisasi merupakan alat dan wadah atau tempat manejer melakukan
kegiatan-kegiatannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sementara Pengorganisasian
merupakan salah satu fungsi organik dari manajemen dan ditempatkan sebagai fungsi
kedua setelah perencanaan (planning). Dengan demikian, antara organisasi dan
pengorganisasian memiliki pengertian yang berbeda.

James L. Gibson c.s., sebagaimana yang dikutip oleh Winardi, berpendapat bahwa:[6]
―…organisasi-organisasi merupakan entitas-entitas yang memungkinkan masyarakat
mencapai hasil-hasil tertentu, yang tidak mungkin dilaksanakan oleh individu-individu
yang bertidak secara sendiri‖

Organisasi-organisasi yang dibentuk oleh sekelompok orang pada dasarnya menginginkan
terwujudnya suatu hasil atau tujuan tertentu. Tujuan yang diinginkan tersebut tidak dapat
diperoleh secara individu tetapi perlu dilakukan upaya secara bersama dan terpadu.
Stephen R. Robbins memberikan rumusan pengertian organisasi sebagai berikut:
―… An organization is a consciously coordinated social entity, with a relatively
identifiable boundary, that functions on a relatively continuous basis to achieve a common
goal or set of goals‖.

Entitas sosial yang dikemukakan dalam definisi di atas berarti bahwa kesatuan tersebut
terdiri dari orang-orang atau kelompok orang yang saling berinteraksi. Pola-pola interaksi
yang diikuti orang-orang di dalam suatu organisasi tidak muncul begitu saja, akan tetapi
mereka dipertimbangkan sebelumnya. Mengingat bahwa organisasi-organisasi merupakan
entitas-entitas sosial, maka pola-pola interaksi para anggotanya perlu dipertimbangkan pula
serta diharmonisasi guna tercapainya tujuan yang diinginkan.

Prajudi Atmosudirdjo menyatakan bahwa organisasi adalah struktur tata pembagian kerja
dan struktur hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama
untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.[7]

Barnad, seperti yang dikutip Asnawir, organisasi adalah suatu sistem mengenai usaha
kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu.[8]
Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa organisasi adalah tempat atau wadah
berkumpulnya beberapa orang yang secara sadar berinteraksi dan saling bekerja sama
untuk mewujudkan tujuan yang telah disepakati bersama. Meskipun terdapat perbedaan
definisi tentang organisasi, akan tetapi secara umum organisasi itu memiliki ciri-ciri yang
sama. Edgar H. Schein, seorang psikolog keorganisasian terkemuka berpendapat bahwa
semua organisasi memiliki empat macam ciri atau karakteristik sebagai berikut.[9]

1. Koordinasi Upaya; Para individu yang bekerja sama dan mengkoordinasi upaya mental
atau fisikal mereka dapat mencapai banyak hal yang hebat dan yang menakjubkan.

2. Tujuan Umum Bersama; Koordinasi upaya tidak mungkin terjadi, kecuali apabila pihak
yang telah bersatu, mencapai persetujuan untuk berupaya mencapai sesuatu yang
merupakan kepentingan bersama. Sebuah tujuan umum bersama memberikan anggota
organisasi sebuah rangsangan untuk bertindak.

3. Pembagian Kerja; Dengan jalan membagi-bagi tugas-tugas kompleks menjadi
pekerjaan-pekerjaan yang terspesialisasi, maka sesuatu organisasi dapat memanfaatkan
sumber-sumber daya manusianya secara efisien. Pembagian kerja memungkinkan para
anggota organisasi-organisasi menjadi lebih terampil dan mampu karena tugas-tugas
terspesialisasi dilaksanakan berulang-ulang.
4. Hierarki Otoritas; Para teoretisi organisasi telah merumuskan otoritas sebagai hak untuk
mengarahkan dan memimpin kegiatan-kegiatam pihak lain. Tanpa hierarki otoritas yang
jelas, koordinasi upaya akam mengalami kesulitan, bahkan kadang-kadang tidak mungkin
diilaksanakan. Akuntabilitas juga dibantu apabila orang-orang bekerja dalam rantai
komando ((he chain of command).

Lebih lanjut, Malayu S.P. Hasibuan menyimpulkan bahwa aspek-aspek penting dari
berbagai definisi organisasi adalah:[10]

1. adanya tujuan tertentu yang ingin dicapai;

2. adanya sistem kerja sama yang terstruktur dari sekelompok orang;

3. adanya pembagian kerja dan hubungan kerja antara sesama karya wan;

4. adanya penetapan dan pengelompokan pekerjaan yang terintegrasi;

5. adanya keterikatan formal dan tata tertib yang harus ditaati;

6. adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas;

7. adanya unsur-unsur dan alat-alat organisasi;

8. adanya penempatan orang-orang yang akan melakukan pekerjaan.

Untuk lebih memahami hakikat organisasi, perlu diketahui pula unsur-unsurnya, yaitu:

1. Manusia (human factor), artinya organisasi baru ada jika ada unsur manusia yang
bekerja sama, ada pemimpin dan ada yang dipimpin (bawahan).

2. Tempat Kedudukan, artinya organisasi baru ada, jika ada tempat kedudukannya.

3. Tujuan, artinya organisasi baru ada jika ada tujuan yang ingin dicapai.

4. Pekerjaan, artinya organisasi baru ada, jika ada pekerjaan yang akan dikerjakan serta
adanya pembagian pekerjaan.

5. Struktur, artinya organisasi baru ada, jika ada hubungan dan kerja sama antara manusia
yang satu dengan yang lainnya.

6. Teknologi, artinya organisasi baru ada, jika terdapat unsur teknis.

7. Lingkungan (Environment External Social System), artinya organisasi baru ada, jika ada
lingkungan yang saling mempengaruhi mi-salnya ada sistem kerja sama sosial.

Adapun pengorganisasian, juga didefinisikan oleh para pakarnya. Asnawir mengemukakan
bahwa istitah ―organizing[11] mempunyai arti yaitu berusaha untuk menciptakan suatu
struktur dan bagian untuk dapat berinteraksi dan saling pengaruh-mempengaruhi antara
satu sama lainnya. Pengorganisasian tersebut juga dapat diartikan sebagai penyusunan
tugas dan tanggung jawab para personil dalam organisasi.
George R. Terry, seperti yang dikutip Malayu S.P. Hasibuan, menuliskan: Organizing is
the establishing of effective behavioral relationships among persons so that they may work
together efficiently and gain personal satisfaction in doing selected tasks under given
environmental conditions for the purpose of achieving some goal or objective.[12]

Dari dua definisi di atas jelaslah bahwa pengorganisasian merupakan salah satu fungsi
manajemen setelah fungsi perencanaan sehingga masing-masing anggota organisasi
mendapat tugas dan tanggung jawab tertentu sesuai dengan yang direncanakan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.

Kemudian, proses pengorganisasian juga mencakup kegiatan-kegiatan berikut:

1. Pembagian kerja yang harus dilakukan oleh individu atau kelompok-kelompok tertentu.

2. Pernbagian aktivitas menurut level kekuasaan dan tanggungjawab.

3. Pengelompokan tugas menurut tipe dan jenisnya.

4. Penggunaan mekanisme koordinasi kegiatan individu /kelompok.

5. Pengaturan hubungan kerja antara anggota organisasi.

Adapun langkah-langkah pengorganisasian dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Tujuan, manajer harus mengetahui tujuan organisasi yang ingin dicapai; apa profit
motive atau service motive.

2. Penentuan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengetahui, merumuskan dan
mengspesifikasikan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi
dan menyusun daftar kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.

3. Pengelompokan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengelompokkan kegiatan-
kegiatan ke dalam beberapa kelompok atas dasar tujuan yang sama; kegiatan-kegiatan
yang bersamaan dan berkaitan erat disatukan ke dalam satu departemen atau satu bagian.

4. Pendelegasian wewenang, artinya manajer harus menetapkan besarnya wewenang yang
akan didelegasikan kepada setiap departemen.

5. Rentang kendali, artinya manajer harus menetapkan jumlah karyawan pada setiap
departemen atau bagian.

6. Perincian peranan perorangan, artinya manajer harus menetapkan dengan jelas tugas-
tugas setiap individu karyawan, supaya tumpang-tindih tugas terhindarkan.

7. Tipe organisasi, artinya manajer harus menetapkan tipe organisasi apa yang akan
dipakai, apakah ―line organization, line and staff organization ataukah function
organization‖.

8. Struktur organisasi (organization chart = bagan organisasi), artinya manajer harus
menetapkan struktur organisasi yang bagaimana yang akan dipergunakan, apa struktur
organisasi ―segitiga vertikal, segitiga horizontal, berbentuk lingkaran, berbentuk setengah
lingkaran, berbentuk kerucut vertikal/horizontal ataukah berbentuk oval‖.

Jika proses pengorganisasian dalam suatu organisasi di atas dilakukan dengan baik dan
berdasarkan ilmiah, maka organisasi yang disusun akan baik, efektif, efisien dan sesuai
dengan kebutuhan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Dengan demikian, antara organisasi (organization) dengan pengorganisasian (organizing)
memiliki hubungan yang sangat erat. Pengorganisasian yang baik akan menghasilkan
organisasi yang baik pula. Pengorganisasian diproses oleh organisator (manajer) sehingga
pengorganisasian itu bersifat dinamis dan hasilnya adalah organisasi yang bersifat statis.

Akan tetapi, hakikat organisasi juga bisa dipandang sebagai statis dan dinamis. Statis bila
organisasi sebagai wadah, tempat kegiatan administrasi dan manajemen. Sedangkan
dinamis ketika organisasi sebagai suatu proses, interaksi hubungan, formal (nampak di
bagan organisasi) dan informal (tidak diatur, tidak nampak dalam struktur). Hubungan
informal timbul, karena hubungan pribadi, kesamaan kepentingan, dan kesamaan interest
dengan kegiatan di luar.

Berangkat dari pengertian di atas maka dalam perkembangannya dan karena tuntutan
globalisasi muncul berbagai hal berkenaan dengan pengorganisasian, seperti struktur
organisasi yaitu pola formal bagaimana orang dan pekerja dikelompokkan dalam suatu
organisasi yang biasa digambarkan dengan bagan organisasi. Perilaku organisasi, yang
ditekankan pada perilaku manusia dalam kelompok, iklim organisasi yaitu serangkaian
sifat lingkungan kerja, kultur organisasi yaitu sistem yang dapat menembus nilai-nilai,
kepercayaan dan norma-norma di setiap organisasi, desain organisasi yaitu struktur
organisasi spesifik yang dihasilkan dari keputusan dan tindakan manajer, pengembangan
organisasi, politik organisasi, proses organisasi yaitu aktivitas yang memberi nafas pada
kehidupan struktur organisasi, dan profil organisasi yaitu suatu diagram yang menunjukkan
respons anggota organisasi.

Berkaitan dengan pengertian organisasi, dalam Alquran dicontohkan beberapa surat yang
berkaitan dengan organisasi, sebagaimana Firman Allah SWT yang berkaitan dengan:

a. perlunya persatuan, dalam surat: 2:43, 4:71, 37:1,

b. perlunya berbangsa-bangsa, dalam surat: 5:48, 22:34,67, 49:13

c. perlunya bersatu dan mengikuti jalan yang lurus, dalam surat: 30:31,32, 2:103,105, 6:59,
8:46 dan

d. perlunya saling tolong-menolong dan kerja sama, dalam surat: 5:2, 8:74, 9:71.
Jadi, organisasi ada karena untuk mendapatkan sesuatu. Sesuatu ini merupakan tujuan
organisasi.

Demikian pula dalam pendidikan Islam, organisasi juga dibutuhkan. Organisasi pendidikan
Islam dapat dipahami sebagai wadah berkumpulnya beberapa orang yang saling bekerja
sama dan beriteraksi dalam menerapkan dan mewujudkan tujuan pendidikan Islam dengan
tetap berlandaskan kepada nilai-nilai ajaran Islam itu sendiri.
C. Sejarah Perkembangan Organisasi

Sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Hal ini turut mendorong manusia membentuk organisasi untuk mewujudkan cita-citanya.
Karena itu, organisasi muncul ketika manusia itu berkumpul dua orang atau lebih.

Bahkan, sebelum manusia terlahir ke muka bumi ini, benih-benih organisasi juga telah
tersirat sejak awal proses penciptaan manusia di alam rahim. Seperti yang dijelaskan oleh
ilmu kedokteran, sel sperma seorang laki-laki dikatakan normal apabila berjumlah minimal
20 juta sel sperma. Padahal, hanya satu sel yang dibutuhkan untuk melakukan pembuahan
dengan sel telur milik sang istri. Peristiwa ini mengisyaratkan bahwa manusia memang
ditakdirkan untuk berorganisasi dalam mencapai tujuan.

Demikian pula kisah nabi Adam as sebagai manusia pertama yang diungkap dalam al-
Qur‘an, ia juga membentuk kelurga bersama istrinya Hawa. Ketika mereka memiliki anak,
maka anak-anak tersebut mereka dididik dan diorganisir sedemikian rupa dengan pekerjaan
yang berbeda sesuai dengan bakat dan minat mereka. Seperti Qabil bekerja sebagai petani,
sedangkan Habil sebagai peternak. Hal ini terungkap dalam firman Allah SWT:

Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang
sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang
dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil):
―Aku pasti membunuhmu‖. berkata Habil: ―Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban)
dari orang-orang yang bertakwa‖. (Qs. al-Maidah/5: 27)

Sepanjang sejarah perkembangan manusia, juga ditemukan bukti-bukti bahwa organisasi
itu telah muncul di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan orang-orang Yunani, kerajaan-
kerajaan yang telah dibangun pada masa Romawi juga menunjukkan bahwa mereka telah
membentuk dan membangun organisasi yang baik.

Dengan demikian, manusia dan organisasi serta aktivitasnya telah berlangsung lama sejak
ribuan tahun silam, tapi yang dibutuhkan dan perlu untuk diketahui adalah akar
perkembangan organisasi pada abad ke-18 dan ke-19, yaitu:

1. Masa Praktik Awal

Ada tiga nama penting yang mempunyai pengaruh besar dalam menentukan arah dan
batasan dari perilaku organisasi, mereka itu adalah Adam Smith, Charles Babbage, dan
Robert Owen.

1. Adam Smith, 1776; Adam Smith telah memberikan kontribusi yang sangat penting
dengan doktrin ekonominya, yaitu spesialisasi bidang kerja atau pembagian tugas dengan
berbagai argumentasi yang sangat dalam. Adam Smith memberikan contoh pembagian
tugas dengan spesialisasi bidang kerja tertentu dalam pabrik pembuatan peniti. Ada
sepuluh orang pekerja dalam pabrik tersebut, setiap orang mempunyai tugas tertentu
dengan mengerjakan suatu bagian kerja tertentu. Sepuluh orang pekerja tersebut dapat
membuat 48.000 buah peniti tiap harinya. Selanjutnya, jika setiap pekerja mengambil
kawat sendiri-sendiri kemudian meluruskannya, membuatkan ujung batangnya, hasilnya
setiap pekerja mampu membuat satu peniti dalam satu hari. Kalau ada sepuluh pekerja
maka dapat membuat sepuluh peniti setiap hari. Dan spesialisasi bidang pekerjaan tertentu
pada masa sekarang ini sudah barang tentu termotivasi oleh keuntungan yang berlipat
ganda dari doktrin Adam Smith pada 2 abad silam.

2. Charles Babbage, 1832; Charles Babbage adalah seorang profesor matematika dari
Inggris yang telah mengembangkan sistem pembagian tugas yang telah diartikulasikan
pertama kali oleh Adam Smith. Babbage menambahkan beberapa keuntungan dengan
sistem pembagian tugas, yang telah dikemukakan oleh Adam Smith. Selain keterampilan,
menghemat waktu yang terkadang sering disia-siakan terbuang ketika penggantian tugas
satu ke tugas yang lain.

Keuntungan tersebut yaitu:

a. Mempersingkat waktu yang diperlukan untuk belajar suatu pekerjaan.

b. Menghemat pemborosan material yang diperlukan dalam pelajaran pada tiap tingkatan.

c. Memungkinkan untuk menghasilkan tingkat keterampilan yang tinggi.

d. Memungkinkan kemampuan untuk membandingkan keterampilan seseorang dan bakat
fisik dengan tugas-tugas tertentu.

3. Robert Owen, 1825; Robert Owen adalah orang periling dan berjasa dalam sejarah
perilaku organisasi karena ia adalah seorang industrialis pertama yang mengingatkan
bagaimana sistem pabrik yang sedang tumbuh dan berkembang telah merendahkan para
pekerja. Ia menolak praktik-praktik kekerasan yang ia lihat di pabrik-pabrik, seperti anak
yang bekerja di bawah umur 10 tahun, 13 jam kerja tiap hari dengan kondisi kerja yang
menyedihkan. Owen menjadi seorang reformer, ia mencek para pemilik pabrik yang
memperlakukan peralatan lebih baik dibandingkan dengan para karyawannya, ia
mengkritik mereka yang membeli mesin dengan harga mahal sementara membayar para
pekerja yang menjalankan mesin tersebut dengan harga sangat murah. Owen mengatakan
bahwa mempergunakan uang untuk meningkatkan para pekerja merupakan salah satu
investasi terbaik yang menjadi pilihan para eksekutif bisnis, ia mengklaim bahwa
memperlihatkan concern kepada para karyawan akan sangat menguntungkan untuk
manajemen dan membebaskan kesengsaraan manusia. Untuk ukuran zaman Owen ia tentu
sangat idealis tapi seratus tahun setelah tahun 1825 ditetapkan jam kerja untuk semua,
undang-undang perburuhan anak, pendidikan untuk umum, perusahaan memberikan makan
pada waktu kerja.

2. Masa Klasik

Masa Klasik meliputi tahun 1900-1930. Selama periode ini, untuk pertama kali teori-teori
manajemen secara umum mulai dikembangkan, pada masa ini yang banyak kontribusi
dalam perilaku organisasi, mereka itu adalah Frederick W. Taylor, Henry Fayol, Max
Weber, Mary Panther Follet, dan Chester Bernard telah meletakkan dasar praktik-praktik
manajemen sekarang.

Manajemen secara Ilmiah

1. Frederick W Taylor; Frederick W Taylor menggambarkan prinsip-prinsip manajemen
secara ilmiah menampilkan tiga bab sebagai tujuan dari gerakannya:[13]
a. Untuk menegaskan bahwa Amerika Serikat telah dirugikan karena tidak adanya
efisiensi.

b. Maka solusi terletak pada manajemen yang sistematis bukan pada usaha mencari orang
yang istimewa.

c. Untuk membuktikan bahwa manajemen yang baik adalah suatu ilmu yang tepat yang
berdasarkan pada hukum-hukum yang jelas, aturan-aturan, dan prinsip-prinsip. Awal
penggunaan manajemen yang ilmiah membuahkan hasil yang gemilang. Perusahaan motor
Ford berusaha melaksanakan prinsip-prinsip manajemen ilmiah di tahun 1908 dan berhasil
merakit suatu mobil hanya dalam waktu 14 menit. Dari pandangan ilmu perilaku,
pelaksanaan manajemen ilmiah mencoba memadukan asumsi-asumsi mekanik terhadap
ilmu-ilmu perilaku organisasi.

2. Teori Administratif dari Henry Fayol; Henry Fayol seorang industriawan Perancis
menerbitkan bukunya pada tahun 1919 yakni General and Industrial Administration. Yang
banyak mempengaruhi pemikiran-pemikiran manajemen di Eropa. Pandangan-
pandangannya dianggap sebagai suatu pemikiran tentang organisasi administratif. Fayol
berpendapat bahwa semua organisasi terdiri dari unit atau subsistem sebagai berikut:

a. Aspek teknik dan komersial dan dari kegiatan pembelian, produksi dan penjualan.

b. Kegiatan-kegiatan keuangan.

c. Unit-unit keamanan dan perlindungan

d. Fungsi perhitungan

e. Fungsi administratif dari perencanaan, organisasi, pengarahan, koordinasi, dan
pengendalian.

3. Teori Struktural dari Max Weber; Max Weber adalah pemikir dalam ilmu sosial dari
Jerman. Dua aspek kerja Weber yang relevan dengan perilaku organisasi yaitu:
Pcrtama, seorang ahli ilmu sosial, ia tertarik untuk menjelas-kan preskripsi dari
pertumbuhan organisasi yang besar.

Kedua, ia terkesan akan kelemahan-kelemahan manusia dan pertimbangan yang kadang-
kadang tidak realistis bahwa manusia mempunyai rasa emosi.
Teori Max Weber memiliki sifat:

a. Adanya spesialisasi atau pembagian kerja

b. Adanya hierarki yang berkembang

c. Adanya suatu sistem atau aturan dari suatu prosedur

d. Adanya hubungan kelompok yang impersonalitas

e. Adanya promosi dan jabatan yang berdasarkan kecakapan.
3.Gerakan Hubungan Kemanusiaan

Raymond Miles menyatakan bahwa pendekatan hubungan kemanusiaan secara sederhana
menempatkan karyawan sebagai manusia, tidak sebagai mesin yang dipergunakan dalam
berproduksi. Pada sejarah hubungan kemanusiaan ini terdapat tiga kejadian yang
memberikan kontribusi dalam penelaahan ilmu perilaku organisasi. Tiga kejadian itu
antara lain sam masa-masa depresi yang hebat, gerakan kaum buruh, dan basil penemuan
Howthorne.

a. Masa depresi; depresi yang terjadi pada tahun 1930-an menyebabkan goncangan yang
hebat di bidang keuangan. dan perekonomian pada umumnya. Penyebab depresi pada
umumnya antara lain:

a) Akumulasi stok barang yang baru yang besar di tangan konsumen

b) Konsumen menolak naiknya harga

c) Jarang investasi dalam skala usaha

d) Melemahnya kepercayaan dan harapan-harapan

e) Akumulasi yang besar dari kemampuan produksi sebagai basil pengembangan
teknologi.

Ledakan depresi menyadarkan manajemen untuk menghayati bahwa produksi tidak akan
bertahan lama sebagai unsur yang bertanggung jawab dalam manajemen. Di saat itu lalu
timbul gagasan untuk meletakkan unsur manusia sebagai unsur yang amat dominan dalam
manajemen, sebagai basil dari depresi hubungan kemanusiaan dan perilaku organisasi
mendapatkan tempat yang dominan dan perhatian yang seksama.

b. Gerakan Serikat Buruh; di tahun 1935 serikat buruh secara sah diakui (legally
entranced), banyak para manajer menjadi sadar dan mulai banyak memberikan
perhatiannya kepada buruh. Gerakan serikat buruh ini secara langsung ataupun tidak
langsung memberikan dampak yang besar terhadap studi perilaku organisasi individu-
individu yang mendukung kerja sama dalam suatu organisasi tertentu. Gerakan serikat
buruh tercatat dalam sejarah pengembangan studi perilaku organisasi, sebagai titik awal
dalam masa embrio berkembang gerakan kemanusiaan.

c. Penemuan Howthorne; Howthome mengadakan penelitian dengan tujuan untuk mencari
sampai di mana pengaruh hubungan antara kondisi fisik lingkungan kerja dengan
produktivitas karyawan. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa langkah. Langkah
pertama, percobaan tentang cahaya lampu antara tahun 1924-1927, hasilnya bahwa cahaya
penerangan lampu pada tempat kerja hanyalah salah satu faktor yang mempengaruhi hasil
kerja dan pengaruhnya kecil sekali. Langkah kedua, Howthorne menyediakan ruang
istirahat bagi karyawan. Hasilnya dari fase ini hampir sama dengan fase pertama. Langkah
ketiga, studi tentang ruang bank tilgram. Tujuannya untuk melakukan analisis pengamatan
terhadap kelompok pekerja informal.
Ternyata dalam fase ketiga ini tidak ada kenaikan produktivitas yang tinggi. Implikasi
penemuan Howthorne terhadap pengembangan tentang ilmu perilaku organisasi ternyata
amat besar dan penting sekali. Usaha-usaha penemuan ini merupakan satu dasar yang amat
berharga terhadap pendekatan perilaku di dalam segala aspek manajemen.

4. Organisasi Modern

Asumsi dasar tentang sifat manusia menurut ilmu organisasi modern adalah bukan baik
dan bukan buruk. Beberapa orang beranggapan bahwa manusia mempunyai keunikan
dalam perilaku hal yang terarah, lainnya beranggapan bahwa perilaku manusia dalam
banyak hal menunjukkan sebagai sasaran yang tidak teratur.

Pendekatan yang dipakai untuk menganalisis perilaku manusia menurut ahli perilaku
organisasi modern, yaitu pada hakikatnya juga menggunakan metode eksperimen, dengan
memberikan penekanan pada observasi terkendali dan generalisasi data. Pengharapan-
pengharapan pada manajemen modern, yaitu pemahaman-pemahaman dari perilaku
manusia yang selalu bertambah dengan pemahaman ilmiah yang akan membawa ke arah
penyempurnaan kerja.

Selain dari sejarah perkembangan organisasi sebagai suatu ilmu yang terjadi di kalangan
ilmu barat, jauh sebelumnya juga ditemukan tokoh-tokoh dari Timur (baca: Islam) dalam
mengemukakan berbagai teori yang berkenaan dengan organisasi. Salah satu di antaranya
yang terkenal adalah Ibn Khaldun (1332 – 1406 M/732 – 808 H) diakui oleh para sarjana
baik muslim maupun non-muslim di Barat sebagai seorang sosiolog ternama. Dalam kitab
magnum opusnya, Muqaddimah, Ibn Khaldun banyak berbicara tentang teori masyarakat,
peradaban, perkembangan profesi, serta pentingnya berkumpul (organisasi) dalam
mewujudkan cita-cita bersama. Dalam Muqaddimah-nya,[14] Ibn Khaldun mengutip
pendapat para filosof—di sini Ibn Khaldun tidak menyebutkan nama-nama filosof
tersebut—―manusia adalah makhluk sosial‖ (al-insānu madaniyyun bit thab‘i). Pernyataan
ini menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan
orang lain dalam kehidupannya. Lebih lanjut, ia menuliskan;

Pernyataan ini mengandung makna bahwa seorang manusia tidak bisa hidup sendirian, dan
eksistensinya tidaklah terlaksana kecuali dengan kehidupan bersama. Dia tidak akan
mampu menyempurnakan eksistensi dan mengatur kehidupannya dengan sempurna secara
sendiri. Benar-benar sudah menjadi wataknya, apabila manusia butuh bantuan dalam
memenuhi kebutuhannya. Mula-mula, bantuan itu berupa konsultasi, lalu kemudian
berserikat serta hal-hal lain sesudahnya. Berserikat dengan orang lain, bila ada kesatuan
tujuan, akan membawa kepada sikap saling membantu. Tapi jika tujuannya berbeda, akan
menimbulkan perselisihan dan pertengkaran, sehingga muncullah sikap saling membenci,
saling berselisih. Ini yang membawa peperangan atau perdamaian di kalangan bangsa-
bangsa.

Dalam pernyataan di atas, Ibn Khaldun menyebutkan sebagai makhluk sosial, manusia
selala berserikat (berorganisasi) jika memang ada kesatuan tujuan. Tampak jelas bahwa Ibn
Khaldun—yang hidup sekitar empat abad sebelum Adam Smith (1776)—telah memahami
teori organisasi. Dengan demikian, konsep organisasi sebenarnya telah dikemukakan oleh
para tokoh intelektual Islam ketika masa kejayaannya sebelum berkembangnya peradaban
Barat. Semua itu tidak terlepas dari isyarat-isyarat yang dikemukakan dalam al-Qur‘an
maupun Hadis sehingga melahirkan berbagai pemikiran yang brilliant dari generasi muslim
pada masa-masa selanjutnya.
D. Prinsip-prinsip, Fungsi dan Manfaat Organisasi

Agar terwujudnya suatu organisasi yang baik, efektif, efisien serta sesuai dengan
kebutuhan, secara selektif harus didasarkan pada prinsip-prinsip organisasi sebagai berikut.

1. Principle of Organizational Objective (prinsip tujuan organisasi). Menurut prinsip ini
tujuan organisasi harus jelas dan rasional, apakah bertujuan untuk mendapatkan laba
(business organization) ataukah untuk memberikan pelayanan (public organization). Hal
ini merupakan bagian penting dalam menentukan struktur organisasi.

2. Principle of Unity of Objective (prinsip kesatuan tujuan). Menurut prinsip ini, di dalam
suatu organisasi harus ada kesatuan tujuan yang ingin dicapai. Organisasi secara
keseluruhan dan tiap-tiap bagiannya harus berusaha untuk mencapai tujuan tersebut.
Organisasi akan kacau, jika tidak ada kesatuan.

3. Principle of Unity of Command (prinsip kesatuan perintah) Menurut prinsip ini,
hendaknya setiap bawahan menerima perintah ataupun memberikan pertanggungjawaban
hanya kepada satu orang atasan, tetapi seorang atasan dapat memerintah beberapa orang
bawahan.

4. Principle of the Span of Management (prinsip rentang kendali). Menurut prinsip ini,
seorang manajer hanya dapat memimpin secara efektif sejumlah bawahan tertentu,
misalnya 3 sampai 9 orang. Jumlah bawahan ini tergantung kecakapan dan kemampuan
manajer bersangkutan.

5. Principle of Delegation of Authority (prinsip pendelegasian wewenang) Menurut prinsip
ini, hendaknya pendelegasian wewenang dari seseorang atau sekelompok orang kepada
orang lain jelas dan efektif, sehingga ia mengetahui wewenangnya.

6. Principle of Parity of Authority and Responsibility (prinsip keseimbangan wewenang
dan tanggung jawab) Menurut prinsip ini, hendaknya wewenang dan tanggung jawab harus
seimbang. Wewenang yang didelegasikan dengan tanggung jawab yang timbul karenanya
harus samabesarnya, hendaknya wewenang yang didelegasikan tidak meminta
pertanggungja wabany ang lebih besar dari wewenang itu sendiri atau sebaliknya.
Misalnya, jika wewenang sebesar X, tanggung jawabnya pun harus sebesar X pula.

7. Principle of Responsibility (prinsip tanggung jawab). Menurut prinsip ini, hendaknya
pertanggungjawaban dari bawahan terhadap atasan harus sesuai dengan garis wewenang
(line authority) dan pelimpahan wewenang; seseorang hanya bertanggung jawab kepada
orang yang melimpahkan wewenang tersebut.

8. Principle of Departmentation (principle of devision of work-prinsip pembagian kerja).
Menurut prinsip ini, pengelompokan tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-
kegiatan yang sama ke dalam satu unit kerja (departemen) hendaknya didasarkan atas
eratnya hubungan pekerjaan tersebut.

9. Principle of Personnel Placement (prinsip penempatan personalia). Menurut prinsip ini,
hendaknya penempatan orang-orang pada setiap jabatan harus didasarkan atas kecakapan,
keahlian dan keterampilannya (the right men, in the right job); mismanajemen penempatan
harus dihindarkan. Efektivitas organisasi yang optimal memerlukan penempatan karyawan
yang tepat. Untuk itu harus dilakukan seleksi yang objektif dan berpedoman atas job
specification dari jabatan yang akan diisinya.

10. Principle of Scalar Chain (prinsip jenjang berangkai). Menurut prinsip ini, hendaknya
saluran perintah/wewenang dari atas ke bawah harus merupakan mata rantai vertikal yang
jelas dan tidak terputus-putus serta menempuh jarak terpendek. Sebaliknya
pertanggungjawaban dari bawahan ke atasan juga melalui mata rantai vertikal, jelas dan
menempuh jarak terpendeknya. Hal ini penting, karena dasar organisasi yang fundamental
adalah rangkaian wewenang dari atas ke bawah; tindakan dumping hendaknya
dihindarkan.

11. Principle of Efficiency (prinsip efisiensi). Menurut prinsip ini, suatu organisasi dalam
mencapai tujuannya harus dapat mencapai hasil yang optimal dengan pengorbanan yang
minimal.

12. Principle of Continuity (prinsip kesinambungan). Organisasi harus mengusahakan cara-
cara untuk menjamin kelangsungan hidupnya.

13. Principle of Coordination (prinsip koordinasi). Prinsip ini merupakan tindak lanjut dari
prinsip-prinsip organisasi lainnya. Koordinasi dimaksudkan untuk mensinkronkan dan
mengintegrasikan segala tindakan, supaya terarah kepada sasaran yang ingin dicapai.

Dalam konteks pendidikan Islam, prinsip-prinsip ini haruslah berlandaskan kepada
landasan ajaran Islam itu sendiri, yaitu al-Qur‘an dan Sunnah. Di antara prinsip organisasi
yang tersirat dalam al-Qur‘an dan Hadis adalah sebagai berikut:

1. Tujuan organisasi secara umum harus mencari dan menemukan keridhaan Allah SWT.
Meskipun tujuan lain dibangun bernuansa duniawi, akan tetapi hal-hal yang bersifat
duniawi tersebut adalah sesuatu yang diridhai oleh Allah SWT. Firman-Nya:
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, yang demikian itu
lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, Maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-
banyak supaya kamu beruntung. (Qs. al-Jumuah: 9-10)

2. Kerja sama yang dilakukan dalam suatu organisasi—termasuk segala proses yang
dijalankan—hanya dalam kebaikan, bukan dalam hal kemaksiatan, keburukan, atau
kemungkaran. Firman-Nya:

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (Qs. Al-Maidah/5: 2)

3. Pemberian tugas dan wewenang kepada anggota organisasi berdasarkan kemampuan
yang mereka miliki. Dalam ajaran Islam, banyak hal hukum yang diterapkan berdasarkan
kemampuannya, seperti shalat duduk atau berbaring bagi orang yang sakit, mengganti
puasanya dengan fidyah bagi yang sakit dan sulit akan sembuh, dan sebagainya.

Demikian pula perintah memberi nafkah, juga berdasarkan kemampuan seseorang,
sebagaimana firman-Nya:
Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. dan orang yang
disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah
kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang
Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.
(Qs. ath-Thalaq/65: 7)

Dalam hal ini, juga diperlukan penyerahan tugas sesuai dengan keahliannya.

Rasulullah SAW bersabda:



Apabila suatu perkara/urusan diserahkan bukan pada ahlinya, maka tunggulah saat
kehancurannya. (HR. Bukhari).

4. Masing-masing anggota organisasi harus menjalankan tugasnya dengan baik dan
mempertanggungjawabkan setiap tugas yang diembannya. Rasulullah SAW bersabda:

                           …

Kalian semua adalah pemimpin, dan akan diminta pertanggungjawaban tentang
kepemimpinannya… (muttafaq ‗alaih).

Mengenai tanggung jawab ini, juga dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam al-Qur‘an
surat ar-Ra‘du/13 ayat 11:



Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apa yang terdapat pada (keadaan) satu
kaum (masyarakat), sehingga mereka mengubah apa yang terdapat dalam diri (sikap
mental) mereka.

5. Seluruh anggota organisasi secara kolektif bertanggung jawab terhadap individu-
individu yang ada dalam organisasi tersebut sehingga diperlukan adanya pembinaan
(supervisi), pendidikan, dan perhatian kepada mereka. Jika tidak, maka kesalahan yang
dilakukan oleh individu tertentu bisa merusak citra organisasi. Hal ini tersirat dalam firman
Allah SWT dalam surat al-Anfal/8 ayat 25:

Artinya: dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-
orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-
Nya.

6. Komunikasi yang digunakan dalam organisasi hendaklah dengan lemah lembut, tegas,
perkataan yang benar serta mengandung keselamatan, sesuai dengan kondisi yang
dibutuhkan. Mengenai pentingnya berkomunikasi dengan baik dan lemah lembut ini Allah
SWT berfirman:

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. (Qs. Ali Imran/3: 159)
Dalam al-Qur‘an juga ditemukan beberapa istilah komunikasi seperti:

a. qaulan sadida/perkataan yang benar (Qs. an-Nisa‘/4: 9 dan al-Ahzab/33: 70);

b. qaulan karima/perkataan yang mulia (Qs. al-Isra‘/17: 23);

c. qaulun ma‘rufun atau qaulan ma‘rufa/perkataan yang baik (Qs. al-Baqarah/2: 2235 dan
263; Muhammad/47: 21 juga al-Ahzab/33: 32 dan an-Nisa‘/4: 8);

d. qaula al-haq/perkataan yang benar (Qs. Maryam/19: 34); dan

e. qaulan baligha/perkataan yang sampai berbekas pada jiwa mereka (Qs. an-Nisa‘/4: 63).

Berbagai bentuk kata yang menunjukkan etika dan cara komunikasi tersebut dilakukan
sesuai dengan kondisi lawan bicara dan materi yang dibicarakan. Penerapan komunikasi
seperti ini akan sangat efektif dalam membangun organisasi yang profesional dan
menyenangkan.

7. Selain menggunakan kata-kata yang baik, hendaklah saling memberi nasehat di jalan
yang benar, sebagaimana dijelaskan dalam surat al-‘Ashr ayat 1-3:


Artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati (saling
berwasiat) supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati (saling berwasiat) supaya
menetapi kesabaran.

8. Dalam pengambilan kebijakan dan keputusan, hendaklah dilakukan dengan prinsip
musyawarah dan diiringi dengan sifat tawakal. Sebagaimana firman-Nya:
Dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Qs. Ali Imran/3: 159)

9. Menegakkan prinsip keadilan. Islam sangat menekankan pentingnya menegakkan
keadilan, termasuk dalam urusan kemasyarakat dan berorganisasi. Bahkan Ali ibn Abi
Thalib kw. pernah berkata: ―Tuhan akan menegakkan negara yang adil meskipun kafir dan
akan menghancurkan negara yang zhalim meskipun Islam‖. Al-Qur‘an juga banyak
membicarakan tentang prinsip keadilan, salah satu di antaranya adalah:
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-
kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. surat al-Maidah/5
ayat 8)

10. Jabatan dan tugas yang diberikan dalam organisasi pada hakikatnya sebagai amanah
yang harus dijalankan dengan sifat amanah (dapat dipercaya) pula. Pentingnya sifat
amanah ini juga ditegaskan dalam al-Qur‘an bahwa watak manusia memang suka
menerima amanah, akan tetapi agar tidak termasuk orang yang zalim lagi bodoh, harus
mampu mengemban amanah tersebut sebagaimana mestinya. Dalam konteks berorganisasi,
maka setiap anggota organisasi harus menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
sesuai dengan job description yang diberikan. Firman-Nya:

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-
gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu
Amat zalim dan Amat bodoh, (Qs. al-Ahzab/33: 72)

11. Dalam menjalankan organisasi pendidikan Islam hendaklah dilakukan dengan cara
yang baik, jujur, tranparan, dan sifat-sifat terpuji lainnya sebagaimana yang dituntun dalam
ajaran Islam, khususnya yang berkenaan dengan ajaran akhlaqul Islam.

Adapun yang menjadi fungsi dari sasaran organisasi tersebut antara lain:

1. Dapat merumuskan serta memusatkan perhatian atau mengarahkan para manajer dalam
usaha memperoleh dan mempergunakan sumber daya organisasi.

2. Dapat digunakan sebagai dasar dan alasan peng-orgairisasian.

3. Sebagai suatu standar penilaian terhadap organisasi, dan daprt dijadikau sebagai ukuran
terhadap derajat efektivitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuannya.

4. Sebagai sumber legitimasi yang membenarkan kegi¬atan dan eksistensinya terliadap
kelornpok-kelompok yang beraneka ragam seperti para penanaman modal, anggota,
pelanggan dan masyarakat secara keseluruhan dan sebagainya.

5. Dapat membantu organisasi untuk memperoleh suinberdaya manusia yang dibutuhkan.

Fungsi yang menjadi sasaran bagi para anggota perseorangan dalam suatu organisasi
adalah:

1. Dapat memberikan pengarahan kerja sehingga mendorong para pekerja untuk
memusatkan perhatian dan usahanya secara lebih ielas ke arah tujuan yang telah
ditetapkan.

2. Memberikan alasan sebagai dasar untuk bekerja dan dapat memberikan arti pada
pekerjaan yang kelihatannya tidak terarah.

3. Dapat dijadikan sebagai sasaran pencapaian keinginan pribadi.

4. Dapat membantu individu merasa terjarnin bahwa Organisasi akan tenis berjalan untuk
masa selanjut-nya.

5. Dapat memberikan identifikasi dan status bagi para pekerjanya

Sementara manfaat dari adanya organisasi adalah:

1. Organisasi sebagai penuntun pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan akan lebih efektif
dengan adanya organisasi yang baik.
2. Organisasi dapat mengubah kehidupan masyarakat. Jika organisasi itu di bidang
pendidikan, maka akan turut mencerdaskan masyarakat serta membimbing masyarakat
agar tetap menerapkan nilai-nilai ajaran Islam.

3. Organisasi menawarkan karier. Karier berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan. Jika kita menginginkan karier untuk kemajuan hidup, berorganisasi dapat
menjadi solusi.

4. Organisasi sebagai cagar ilmu pengetahuan. Organisasi selalu berkembang seiring dengn
munculnya fenomena-fenomena organisasi tertentu. Peran penelitian dan pengembangan
sangat dibutuhkan sebagai dokumentasi yang nanti akan mengukir sejarah ilmu
pengetahuan.

Dalam ajaran Islam, juga diperlukan organisasi. Rasulullah SAW bersabda bahwa Shalat
berjama‘ah lebih utama daripada shalat sendirian 27 derajat. Hadis ini mengisyaratkan
tentang:

a. Keutamaan shalat berjamaah

b. Aplikasinya dalam kehidupan bermasyarakat bahwa hidup secara berjamaah atau
berorganisasi dengan dipimpin oleh seorang pemimpm/imam lebih besar keuntungannya
daripada tanpa berorganisasi atau berjamaah.

Begitu pula pernyataan Ali bin Abi Thalib: “al-haqqu bila nizhamin sayaghlibuhu al-
bathil bi nizhamin”, (Kebenaran yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kebatilan
yang terorganisir). Pernyataan ini menunjukkan begitu pentingnya organisasi untuk
mewujudkan suatu tujuan, termasuk dalam menerapkan kebenaran.

E. Bentuk-bentuk Organisasi

Bentuk-bentuk organisasi dapat dilihat dari beberapa segi, di antaranya:

1. Berdasarkan tipe-tipe strukturnya.

2. Berdasarkan proses pembentukannya;

3. Berdasarkan kaitan hubungannya dengan pemerintah;

4. Berdasarkan skala (ukuran) besar-kecilnya;

5. Berdasarkan tujuannya;

6. Berdasarkan organization chartnya;

Bentuk-bentuk organisasi di atas akan dijelaskan berikut ini:

1. Berdasarkan Tipe-tipe Struktur Organisasi

Jika dilihat dari strukturnya, organisasi dapat dibagi kepada beberapa tipe, yaitu: (1)
organisasi dalam bentuk lini (line organization), (2) organisasi dalam bentuk lini dan staf
(line and staf organization), (3) organisasi dalam bentuk fungsional {functional,
organization), dan (4) organisasi dalam bentuk panitia (committe organization). Untuk
lebih jelasnya pemahaman mengenai bentuk-bentuk orgaisasi tersebut dapai dilihat pada
uraian berikut ini.

a. Organisasi dalam bentuk lini (line Organization)

Bentuk lini juga disebut ―bentuk lurus‖, ―bentuk jalur‖, atau ―bentuk militer‖. Bentuk ini
adalah bentuk yang dianggap paling tua dan digunakan secara luas pada masa
perkembangan industri pertama. Organisasi Lini ini diciptakan oleh Henry Fayol dan
biasanya orga¬nisasi ini dipakai oleh militer dan perusahaan-perusahaan kecil saja.

Dalam organisasi lini ini pendelegasian wewenang dilakukan secara vertikal melalui garis
terpendek dari seorang atasan kepada bawahannya. Pelaporan tanggung jawab dari
bawahan kepada atasannya juga dilakukan melalui garis vertikal yang terpendek. Perintah-
perintah hanya diberikan seorang atasan saja dan pelaporan tanggung jawab hanya kepada
atasan bersangkutan.

Adapun ciri-ciri dari organisasi dalam bentuk ini adalah:

1) Garis komando langsung dari atasan ke bawahan atau dari pimpinan tertinggi kepada
berbagai tingkat operasional.

2) Masing-masing pekerja bertanggungjawab penuh terhadap semua kegiatannya.

3) Otoritas dan tanggung jawab tertinggi terletak pada pimpinan puncak (top
Management).

4) Ruang lingkup Organisasinya lebih kecil dan jumlah anggota juga sedikit.

5) Hubuilgan kerja antara atasan dan bawahan berbsifat langsung.

6) Tujuan. alat-alat yang digunakan dan struktur organisasi bersifat sederhana.

7) Pemilik organisasi biasanya menjadi pimpinan yang tertinggi.

8) Tingkat spesialisasi yang dibiltuhkan masih sangat rendah.

9) Semua anggota organisasi masih kenal antara satu sama lainnya.

10) Produksi yang dihasilkatt belum beraneka ragam (defersified).

Organisasi bentuk lini ini mengandung beberapa keuntungan, di samping itu juga
mengandung beberapa kelemahan. Di antara keuntungan dari organisasi dalam bentuk lini
ini antara lain:

1) Kekuatan dan tanggung-jawab dapat ditetapkan secara pasti.

2) Orang-orang yang mempunyai kekuasaan dan tanggung-jawab diketahui oleh semua
pihak.
3) Proses pengambilan kepuiusan berjalan dengan tepat karena jumlah orang yang perlu
diajak berkonsultasi tidak banyak.

4) Disiplin kerja mudah dipertahankan dan pengawasan dari pimpinan mudah
dilaksanakan.

5) Besarnya solidaritas para anggota karena satu sama lainnya saling kenal-mengenal.

6) Tersedianya kesempatan yang banyak bagi pimpinan organisasi untuk melatih bakat-
bakat yang dipunyai bawahan.

7) Kesempatan bagi para anggota organisasi untuk mengembangkan spesialisasinya sangat
terbatas.

Di samping itu beberapa kelemahan dari organisasi dalam bentuk lini tersebut antara lain:

1) Tujuan organisasi cenderung sama, atau paling tidak didasarkan atas tujuan pribadi
pimpinan tertinggi dari organisasi dimaksud.

2) Pimpinan organisasi cenderung bertindak otoriter, karena organisasi dipandang milik
pribadi.

3) Seluruh kegiatan organsasi tertalu tergantung kepada seseorang, dan kelangsungan
hidup organisasi sangat ditentukan oleh orang bersangkutan.

4) Kesempatan bagi para anggota organisasi untuk mengembangkan spesialisasinya sangat
terbatas.

b. Organisasi dalam bentuk staf (Staff Organization)

Organisasi dalam bentuk staf hanya mempunyai hubungan dengan pucuk pimpinan dan
berfungsi memberikan bantuan baik berupa pikiran maupun bantuan lain demi kelancaran
tugas pimpinan dalam mencapai tujuan secara keseluruhan. Bentuk ini tidak mempunyai
garis komando ke bawah.

c. Organisasi dalam bentuk lini dan staf (tine and staf organization

Organisasi Lini dan Staf (Line and Staff Organization) ini pada dasarnya merupakan
kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Kombinasi ini dilakukan dengan
cara memanfaatkan kebaikan-kebaikannya dan meniadakan keburukan-keburukannya.

Biasanya organisasi bentuk lini dan staf ini terjadi pada organisasi yang lebih besar, di
mana penyediaan tenaga spesialis sudah semakin dirasakan untuk memberikan nasehat-
nasehat atau saran-saran teknis dan memberikan jasa-jasa kepada unit-unit operasional.
Tenaga semacam itu biasanya disebut ―staff personnel‖ yaitu orang yang melaksanakan
fungsi staf (staff function), yang dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu: para
penasehat (advisor) dan personil yang melakukan kegiatan penunjang (auxiliary personnel)
demi lancarnya mekanisme organisasi. Ada beberapa karakteristik atau ciri utama; dari
organisasi yang berbentuk lini dan staf ini adalah:
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasaraudiasls
 
Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar Pendidikan
Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar PendidikanPengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar Pendidikan
Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar PendidikanAnita Julia
 
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIATAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIALutfi Koto
 
Dimensi dan struktur pendidikan ips
Dimensi dan struktur pendidikan ipsDimensi dan struktur pendidikan ips
Dimensi dan struktur pendidikan ipsAhmad Zainuddin
 
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah Pendidikan Nasion...
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah  Pendidikan Nasion...Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah  Pendidikan Nasion...
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah Pendidikan Nasion...Rahma Siska Utari
 
Konsep pembelajaran berbasis tik
Konsep pembelajaran berbasis tikKonsep pembelajaran berbasis tik
Konsep pembelajaran berbasis tikbiru_na
 
Ppt SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BY NURUL ILMI USFADILA.pptx
Ppt SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BY NURUL ILMI USFADILA.pptxPpt SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BY NURUL ILMI USFADILA.pptx
Ppt SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BY NURUL ILMI USFADILA.pptxIlmiUsfadila
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
 
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaanPancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaanNur Pratiwi
 
Materi lingkungan pendidikan
Materi lingkungan pendidikanMateri lingkungan pendidikan
Materi lingkungan pendidikanMumun Mulyana
 
Aliran aliran pendidikan
Aliran aliran pendidikanAliran aliran pendidikan
Aliran aliran pendidikanOlivia Tifani
 
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikMakalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikPutriMeka
 
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanMini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanHariyatunnisa Ahmad
 
Sumber daya manusia pada lembaga pendidikan islam
Sumber daya manusia pada lembaga pendidikan islamSumber daya manusia pada lembaga pendidikan islam
Sumber daya manusia pada lembaga pendidikan islamarfian kurniawan
 
Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...
Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...
Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...Nia Khusnul Chotimah
 
Aditya hadi s
Aditya hadi sAditya hadi s
Aditya hadi staufiq99
 
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam Asnita Meydelia C K
 
Makalah kebudayaan
Makalah kebudayaanMakalah kebudayaan
Makalah kebudayaanPastime.net
 

Was ist angesagt? (20)

Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasar
 
Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar Pendidikan
Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar PendidikanPengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar Pendidikan
Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar Pendidikan
 
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIATAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
 
Dimensi dan struktur pendidikan ips
Dimensi dan struktur pendidikan ipsDimensi dan struktur pendidikan ips
Dimensi dan struktur pendidikan ips
 
makalh pengantar pendidikan
makalh pengantar pendidikanmakalh pengantar pendidikan
makalh pengantar pendidikan
 
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah Pendidikan Nasion...
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah  Pendidikan Nasion...Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah  Pendidikan Nasion...
Penerapan Asas Tut Wuri Handayani Sebagai Landasan Sejarah Pendidikan Nasion...
 
Konsep pembelajaran berbasis tik
Konsep pembelajaran berbasis tikKonsep pembelajaran berbasis tik
Konsep pembelajaran berbasis tik
 
Ppt SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BY NURUL ILMI USFADILA.pptx
Ppt SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BY NURUL ILMI USFADILA.pptxPpt SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BY NURUL ILMI USFADILA.pptx
Ppt SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL BY NURUL ILMI USFADILA.pptx
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
 
Dimensi dan struktur ips
Dimensi dan struktur ips Dimensi dan struktur ips
Dimensi dan struktur ips
 
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaanPancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
Pancasila dalam penjajahan, zaman proklamasi dan kemerdekaan
 
Materi lingkungan pendidikan
Materi lingkungan pendidikanMateri lingkungan pendidikan
Materi lingkungan pendidikan
 
Aliran aliran pendidikan
Aliran aliran pendidikanAliran aliran pendidikan
Aliran aliran pendidikan
 
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikMakalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
 
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanMini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
 
Sumber daya manusia pada lembaga pendidikan islam
Sumber daya manusia pada lembaga pendidikan islamSumber daya manusia pada lembaga pendidikan islam
Sumber daya manusia pada lembaga pendidikan islam
 
Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...
Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...
Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...
 
Aditya hadi s
Aditya hadi sAditya hadi s
Aditya hadi s
 
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam
 
Makalah kebudayaan
Makalah kebudayaanMakalah kebudayaan
Makalah kebudayaan
 

Andere mochten auch

Pengertian Manajemen Lembaga Pendidikan
Pengertian Manajemen Lembaga PendidikanPengertian Manajemen Lembaga Pendidikan
Pengertian Manajemen Lembaga PendidikanAzhar Musthafa
 
Managemen lembaga penddikan (new)
Managemen lembaga penddikan (new)Managemen lembaga penddikan (new)
Managemen lembaga penddikan (new)Edwarn Abazel
 
Makalah Manajemen Pendidikan Islam pdf
Makalah Manajemen Pendidikan Islam pdfMakalah Manajemen Pendidikan Islam pdf
Makalah Manajemen Pendidikan Islam pdfMythaChan
 
Makalah Manajemen Pendidikan Islam
Makalah Manajemen Pendidikan IslamMakalah Manajemen Pendidikan Islam
Makalah Manajemen Pendidikan IslamMythaChan
 
Makalah keterampilan mengadakan variasi
Makalah keterampilan mengadakan variasiMakalah keterampilan mengadakan variasi
Makalah keterampilan mengadakan variasiMellya Silaban
 
Makalah konsep dan fungsi manajemen pendidikan
Makalah konsep dan fungsi manajemen pendidikanMakalah konsep dan fungsi manajemen pendidikan
Makalah konsep dan fungsi manajemen pendidikanarsita_alazhari
 
Manajemen pendidikan islam
Manajemen pendidikan islamManajemen pendidikan islam
Manajemen pendidikan islamSummer Rain
 
MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAMMANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAMNGIZATUL KHUSNA17
 
pengertian Manajemen Lembaga Pendidikan Islam
pengertian Manajemen Lembaga Pendidikan Islampengertian Manajemen Lembaga Pendidikan Islam
pengertian Manajemen Lembaga Pendidikan Islamazhar musthafa
 
Rencana kerja pelaksanaan copy
Rencana kerja pelaksanaan   copyRencana kerja pelaksanaan   copy
Rencana kerja pelaksanaan copydanpoetra
 
Konsep manajemen sekolah
Konsep manajemen sekolahKonsep manajemen sekolah
Konsep manajemen sekolahsugimulyani
 
Week 11 semester review
Week 11 semester reviewWeek 11 semester review
Week 11 semester reviewrskslides
 
Diccionario informatico
Diccionario informaticoDiccionario informatico
Diccionario informaticoKarol Cruz
 
Pengantar filsafat pwr poit
Pengantar filsafat pwr poitPengantar filsafat pwr poit
Pengantar filsafat pwr poitEdwarn Abazel
 
Week 5 print + résumé 2014
Week 5 print + résumé 2014 Week 5 print + résumé 2014
Week 5 print + résumé 2014 rskslides
 
Managemen lembaga penddikan (new)
Managemen lembaga penddikan (new)Managemen lembaga penddikan (new)
Managemen lembaga penddikan (new)Edwarn Abazel
 
Website design technology
Website design technologyWebsite design technology
Website design technologyJins Joseph Seo
 
Punishment and reinforcers
Punishment and reinforcersPunishment and reinforcers
Punishment and reinforcersjessefarr
 

Andere mochten auch (20)

Pengertian Manajemen Lembaga Pendidikan
Pengertian Manajemen Lembaga PendidikanPengertian Manajemen Lembaga Pendidikan
Pengertian Manajemen Lembaga Pendidikan
 
Managemen lembaga penddikan (new)
Managemen lembaga penddikan (new)Managemen lembaga penddikan (new)
Managemen lembaga penddikan (new)
 
Makalah Manajemen Pendidikan Islam pdf
Makalah Manajemen Pendidikan Islam pdfMakalah Manajemen Pendidikan Islam pdf
Makalah Manajemen Pendidikan Islam pdf
 
Makalah Manajemen Pendidikan Islam
Makalah Manajemen Pendidikan IslamMakalah Manajemen Pendidikan Islam
Makalah Manajemen Pendidikan Islam
 
Makalah keterampilan mengadakan variasi
Makalah keterampilan mengadakan variasiMakalah keterampilan mengadakan variasi
Makalah keterampilan mengadakan variasi
 
Makalah konsep dan fungsi manajemen pendidikan
Makalah konsep dan fungsi manajemen pendidikanMakalah konsep dan fungsi manajemen pendidikan
Makalah konsep dan fungsi manajemen pendidikan
 
Manajemen pendidikan islam
Manajemen pendidikan islamManajemen pendidikan islam
Manajemen pendidikan islam
 
Makalah mnjmn pnddkn
Makalah mnjmn pnddknMakalah mnjmn pnddkn
Makalah mnjmn pnddkn
 
MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAMMANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
 
pengertian Manajemen Lembaga Pendidikan Islam
pengertian Manajemen Lembaga Pendidikan Islampengertian Manajemen Lembaga Pendidikan Islam
pengertian Manajemen Lembaga Pendidikan Islam
 
Rencana kerja pelaksanaan copy
Rencana kerja pelaksanaan   copyRencana kerja pelaksanaan   copy
Rencana kerja pelaksanaan copy
 
Konsep manajemen sekolah
Konsep manajemen sekolahKonsep manajemen sekolah
Konsep manajemen sekolah
 
Week 11 semester review
Week 11 semester reviewWeek 11 semester review
Week 11 semester review
 
Diccionario informatico
Diccionario informaticoDiccionario informatico
Diccionario informatico
 
Pengantar filsafat pwr poit
Pengantar filsafat pwr poitPengantar filsafat pwr poit
Pengantar filsafat pwr poit
 
Week 5 print + résumé 2014
Week 5 print + résumé 2014 Week 5 print + résumé 2014
Week 5 print + résumé 2014
 
Managemen lembaga penddikan (new)
Managemen lembaga penddikan (new)Managemen lembaga penddikan (new)
Managemen lembaga penddikan (new)
 
Website design technology
Website design technologyWebsite design technology
Website design technology
 
Cocaine
CocaineCocaine
Cocaine
 
Punishment and reinforcers
Punishment and reinforcersPunishment and reinforcers
Punishment and reinforcers
 

Ähnlich wie Manajemen lembaga pendidikan

Peranan dan tanggungjawab sekolah terhadap masyarakat
Peranan dan tanggungjawab sekolah terhadap masyarakatPeranan dan tanggungjawab sekolah terhadap masyarakat
Peranan dan tanggungjawab sekolah terhadap masyarakatUniversiti Brunei Darussalam
 
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYAPENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYAimam shofwan
 
Ilmu pendidikan 5
Ilmu pendidikan 5Ilmu pendidikan 5
Ilmu pendidikan 5FENY DYAH
 
Lingkungan dan Lembaga Pendidikan
Lingkungan dan Lembaga PendidikanLingkungan dan Lembaga Pendidikan
Lingkungan dan Lembaga PendidikanHoshi Hikaru
 
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-penting
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-pentingRevisi pendidikan-dan-masyarakat-penting
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-pentingNailal Annisa
 
RESUME HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM.docx
RESUME HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM.docxRESUME HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM.docx
RESUME HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM.docxAnnisaFajri3
 
MAKALH KLP 1 JADI.docx
MAKALH KLP 1 JADI.docxMAKALH KLP 1 JADI.docx
MAKALH KLP 1 JADI.docxpauddrivefile
 
Makalah lingkungan pendidikan
Makalah lingkungan pendidikanMakalah lingkungan pendidikan
Makalah lingkungan pendidikanWarnet Raha
 
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan PendidikanPengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan PendidikanHariyatunnisa Ahmad
 
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)setyawatiDK
 
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfnyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfNyokap Toto
 
Konsep lingkungan pendidikan kel 4.pptx
Konsep lingkungan pendidikan kel 4.pptxKonsep lingkungan pendidikan kel 4.pptx
Konsep lingkungan pendidikan kel 4.pptxHasanAgil
 
PENGANTAR PENDIDIKAN kel 7.pptx
PENGANTAR PENDIDIKAN kel 7.pptxPENGANTAR PENDIDIKAN kel 7.pptx
PENGANTAR PENDIDIKAN kel 7.pptxMonicaAndriani8
 
P.p bab 11 created nila rahmadhani
P.p bab 11 created nila rahmadhaniP.p bab 11 created nila rahmadhani
P.p bab 11 created nila rahmadhaninilarahmadhani
 
Makna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusiaMakna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusiaSugeng Riadi
 

Ähnlich wie Manajemen lembaga pendidikan (20)

Peranan dan tanggungjawab sekolah terhadap masyarakat
Peranan dan tanggungjawab sekolah terhadap masyarakatPeranan dan tanggungjawab sekolah terhadap masyarakat
Peranan dan tanggungjawab sekolah terhadap masyarakat
 
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYAPENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
 
Ilmu pendidikan 5
Ilmu pendidikan 5Ilmu pendidikan 5
Ilmu pendidikan 5
 
Lingkungan dan Lembaga Pendidikan
Lingkungan dan Lembaga PendidikanLingkungan dan Lembaga Pendidikan
Lingkungan dan Lembaga Pendidikan
 
Makalah lingkungan pendidikan
Makalah lingkungan pendidikanMakalah lingkungan pendidikan
Makalah lingkungan pendidikan
 
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-penting
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-pentingRevisi pendidikan-dan-masyarakat-penting
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-penting
 
RESUME HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM.docx
RESUME HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM.docxRESUME HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM.docx
RESUME HAKIKAT PENDIDIK DALAM ISLAM.docx
 
MAKALH KLP 1 JADI.docx
MAKALH KLP 1 JADI.docxMAKALH KLP 1 JADI.docx
MAKALH KLP 1 JADI.docx
 
Makalah lingkungan pendidikan
Makalah lingkungan pendidikanMakalah lingkungan pendidikan
Makalah lingkungan pendidikan
 
Makalah lingkungan pendidikan
Makalah lingkungan pendidikanMakalah lingkungan pendidikan
Makalah lingkungan pendidikan
 
Tugas pp
Tugas ppTugas pp
Tugas pp
 
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan PendidikanPengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
 
Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Fungsi dan Jenis Lingkungan PendidikanFungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
 
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
 
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfnyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
 
Konsep lingkungan pendidikan kel 4.pptx
Konsep lingkungan pendidikan kel 4.pptxKonsep lingkungan pendidikan kel 4.pptx
Konsep lingkungan pendidikan kel 4.pptx
 
PENGANTAR PENDIDIKAN kel 7.pptx
PENGANTAR PENDIDIKAN kel 7.pptxPENGANTAR PENDIDIKAN kel 7.pptx
PENGANTAR PENDIDIKAN kel 7.pptx
 
P.p bab 11 created nila rahmadhani
P.p bab 11 created nila rahmadhaniP.p bab 11 created nila rahmadhani
P.p bab 11 created nila rahmadhani
 
Makna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusiaMakna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusia
 
Makalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakterMakalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakter
 

Mehr von Edwarn Abazel

Faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Faktor yang mempengaruhi kepemimpinanFaktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Faktor yang mempengaruhi kepemimpinanEdwarn Abazel
 
Paradigma manajemen pendidikan islam
Paradigma manajemen pendidikan islamParadigma manajemen pendidikan islam
Paradigma manajemen pendidikan islamEdwarn Abazel
 
Dasar dasar manajemen
Dasar dasar manajemenDasar dasar manajemen
Dasar dasar manajemenEdwarn Abazel
 
Pengertian Manajemen Mutu Terpadu
Pengertian Manajemen Mutu TerpaduPengertian Manajemen Mutu Terpadu
Pengertian Manajemen Mutu TerpaduEdwarn Abazel
 
filosofi mutu kinerja dan arti mmt
 filosofi mutu kinerja dan arti mmt filosofi mutu kinerja dan arti mmt
filosofi mutu kinerja dan arti mmtEdwarn Abazel
 
Pengembangan lembaga pendidikan islam
Pengembangan lembaga pendidikan islamPengembangan lembaga pendidikan islam
Pengembangan lembaga pendidikan islamEdwarn Abazel
 
Manajemen pendidikan madrasah ppt
Manajemen pendidikan madrasah pptManajemen pendidikan madrasah ppt
Manajemen pendidikan madrasah pptEdwarn Abazel
 
Pengertian metodologi studi islam
Pengertian metodologi studi islamPengertian metodologi studi islam
Pengertian metodologi studi islamEdwarn Abazel
 
Manajemen pendidikan islam gm
Manajemen pendidikan islam gmManajemen pendidikan islam gm
Manajemen pendidikan islam gmEdwarn Abazel
 

Mehr von Edwarn Abazel (20)

Faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Faktor yang mempengaruhi kepemimpinanFaktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
 
Paradigma manajemen pendidikan islam
Paradigma manajemen pendidikan islamParadigma manajemen pendidikan islam
Paradigma manajemen pendidikan islam
 
Dasar dasar manajemen
Dasar dasar manajemenDasar dasar manajemen
Dasar dasar manajemen
 
Pengertian Manajemen Mutu Terpadu
Pengertian Manajemen Mutu TerpaduPengertian Manajemen Mutu Terpadu
Pengertian Manajemen Mutu Terpadu
 
filosofi mutu kinerja dan arti mmt
 filosofi mutu kinerja dan arti mmt filosofi mutu kinerja dan arti mmt
filosofi mutu kinerja dan arti mmt
 
Perilaku pemimpin
Perilaku pemimpinPerilaku pemimpin
Perilaku pemimpin
 
Pengembangan lembaga pendidikan islam
Pengembangan lembaga pendidikan islamPengembangan lembaga pendidikan islam
Pengembangan lembaga pendidikan islam
 
Geostrategi ppt
Geostrategi pptGeostrategi ppt
Geostrategi ppt
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Geopolitik ppt
Geopolitik pptGeopolitik ppt
Geopolitik ppt
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
 
Filsafat manusia
Filsafat manusiaFilsafat manusia
Filsafat manusia
 
Manajemen pendidikan madrasah ppt
Manajemen pendidikan madrasah pptManajemen pendidikan madrasah ppt
Manajemen pendidikan madrasah ppt
 
analisis swot
analisis swotanalisis swot
analisis swot
 
Bab3revisi
Bab3revisiBab3revisi
Bab3revisi
 
Bab2revisi
Bab2revisiBab2revisi
Bab2revisi
 
Bab 1revisi
Bab 1revisiBab 1revisi
Bab 1revisi
 
Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustaka
 
Pengertian metodologi studi islam
Pengertian metodologi studi islamPengertian metodologi studi islam
Pengertian metodologi studi islam
 
Manajemen pendidikan islam gm
Manajemen pendidikan islam gmManajemen pendidikan islam gm
Manajemen pendidikan islam gm
 

Manajemen lembaga pendidikan

  • 1. MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pendidikan selalu berlangsung di dalam suatu lingkungan. Dalam konteks pendidikan, lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di luar diri anak. Anak, dalam hal ini manusia tidak akan bisa dipisahkan dengan lingkungannya. Sehingga terkadang, lingkungan pun akan berpengaruh pada sifat dan kepribadian anak, serta salah satu faktor yang membentuk karakter anak. Lingkungan dapat berupa hal-hal yang nyata, seperti tumbuhan, orang, keadaan, politik, kepercayaan dan upaya lain yang dilakukan manusia, termasuk di dalamnya adalah pendidikan. Di dalam konteks pembangunan manusia seutuhnya, keluarga, sekolah dan masyarakat akan menjadi pusat-pusat kegiatan pendidikan yang akan menumbuhkan dan mengembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila dan religius. Dengan memperhatikan bahwa anak adalah individu yang berkembang, ia membutuhkan pertolongan dari orang yang telah dewasa, anak harus dapat berkembang secara bebas, tetapi terarah. Hal itulah yang disebut pendidikan. Pendidikan harus dapat memberikan motivasi dalam mengaktifkan anak. Melalui kegiatan pendidikan, gambaran tentang masyarakat yang ideal itu dituangkan dalam alam pikiran peserta didik sehingga terjadi proses pembentukan dan perpindahan budaya. Pemikiran ini mengandung makna bahwa lembaga pendidikan sebagai tempat pembelajaran manusia memiliki fungsi sosial (agen perubahan di masyarakat). Lantas apakah lembaga pendidikan kita, baik yang formal ataupu informal telah mampu mengantarkan peserta didiknya sebagai agen perubahan sosial di masyarakat? Untuk Hal ini masih perlu dipertanyakan. Lembaga pendidikan kita sepertinya kurang berhasil dalam mengantarkan anak didiknya sebagai agen perubahan sosial di masyarakat, terbukti dengan belum adanya perubahan yang signufikan dan menyeluruh terhadap masalah kebudayaan dan keilmuan masyarakat kita, dan masih maraknya komersialisasi ilmu pengetahuan di lembaga-lembaga pendidikan kita, mahalnya biaya pendidikan serta orientasi yang hanya mempersiapkan peserta didik hanya untuk memenuhi bursa pasar kerja ketimbang memandangnya sebagai objek yang dapat dibentuk untuk menjadi agen perubahan sosial di masyarakat. B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian lingkungan pendidikan ? 2. Apakah fungsi dan peranan, serta tanggung jawab lembaga pendidikan keluarga ? 3. Seperti apakah klasifikasi dari Lembaga Pendidikan ? 4. Apa sajakah bentuk dari Lembaga Pendidikan ? 5. Bagaimanakah keterkaitan antara Lembaga Pendidikan Dan Perubahan Sosial ?
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Lingkungan Pendidikan Dalam arti luas, pendidikan adalah berusaha membangun seseorang untuk lebih dewasa. Atau Pendidikan adalah suatu proses transformasi anak didik agar mencapai hal hal tertentu sebagai akibat proses pendidikan yang diikutinya. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Lebih jelasnya pendidikan adalah setiap proses di mana seseorang memperoleh pengetahuan, mengembangkan kemampuan/keterampilan sikap atau mengubah sikap. Secara garis besar, pendidikan mempunyai fungsi sosial dan individual. Fungsi sosialnya adalah untuk membantu setiap individu menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif dengan memberikan pengalaman kolektif masa lampau dan masa kini. Fungsi individualnya adalah untuk memungkinkan seorang menempuh hidup yang lebih memuaskan dan lebih produktif dengan menyiapkannya untuk menghadapi masa depan (pengalaman baru). Proses pendidikan dapat berlangsung secara formal seperti yang terjadi di berbagai lembaga pendidikan. Ia juga berlangsung secara informal lewat berbagai kontak dengan media komunikasi seperti buku, surat kabar, majalah, TV, radio dan sebagainya atau non formal seperti interaksi peserta didik dengan masyarakat sekitar. Organisasi pendidikan mikra adalah organisasi pendidikan dilihat dengan titik tolak pada unit-unit yang ada pada suatu sekolah atau lembaga penyelenggara langsung proses belajar mengajar. Struktur organisasi di setiap sekolah tidak seluruhnya sama, disebabkan oleh kompleks tidaknya kegiatan dan tenaga yang ada atau sarana lain. Sedangkan lingkungan pendidikan adalah alam sekitar yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak dan peserta didik. Lingkungan pendidikan terbagi tiga dimensi, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Tipologi pendidikan yang mempengaruhi pendidikan, antara lain: 1. Tipologi lingkungan keluarga Seorang anak mulai mengenal hidup dan kehidupannya dimulai di dalam keluarga. Seorang anak masuk dalam keluarga mulai dari kandungan hingga tumbuh berkembang sampai anak sanggup melepaskan diri dari ikatan keluarga. Berdasarkan kenyataan dapat disimpulkan bahwa pengaruh lingkungan keluarga sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak. Dasar-dasar perilaku akan ditentukan oleh adat istiadat orang tuanya, juga sifat sikap hidup serta kebiasaan-kebiasaan orang tuanya. 2. Tipologi lingkungan sekolah Sekolah merupakan lingkungan pendidikan kedua setelah lingkungan rumah. Sekolah merupakan tempat latihan persahabatan dan persaudaraan. Suasana sekolah ditentukan oleh petugas-petugas yang berbeda-beda sehingga dapat menghilangkan kejenuhan. Banyak orang tua yang menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab pendidikan bagi anak-anaknya itu kepada sekolah. Dengan demikian, guru di sekolah berperan sebagai pendidik pengganti orang tua yang harus bertanggung jawab atas pendidikan. 3. Tipologi lingkungan masyarakat Arti masyarakt menurut Cook adalah sekumpulan orang yang menempati suatu daerah, diikat oleh kebiasaan dan pengalaman-pengalaman yang sama, serta memiliki sejumlah persesuaian, kesatuan dan tindakan yang sama di dalam kehidupannya. Lingkungan mayarakat sangat mempengaruhi perkembangan anak, seperti : a. Perkembangan intelektual antara lain : tingkat kecerdasan, kecepatan reaksi, kapasitas sintesa, kapasitas ingatan dan pengembangan bakat khusus. b. Perkembangan emosi anak seperti : perasaan senagn, sedih, gembira, ramah, pendiam,
  • 3. pemarah dan seterusnya c. Perkembangan kepribadian seperti memilliki cita-cita yang teguh, memiliki rasa tanggung jawab, mengetahui hak dan kewajiban, percaya diri dan sebagainya. B. Pengertian dan Fungsi Lembaga Pendidikan Secara bahasa lembaga adalah suatu organisasi sedangkan pendidikan adalah usaha manusia dewasa dalam mengembangkan potensi anak yang sedang berkembang untuk menjadi manusia yang berguna. Segala kegiatan yang diarahkan dalam rangka mengembangkan potensi anak menuju kesempurnaannya secara terencana, terarah, terpadu, dan berkesinambungan adalah menjadi hakikat pendidikan. Untuk mencapai sasaran dan fungsi di maksud maka sistim persekolahan atau lembaga pendidikan menjadi salah satu wahana strategis dalam membina sumber daya manusia berkualitas. Tidak bisa kita pungkiri lagi bahwa lembaga pendidikan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap corak dan karakter masyarakat. Belajar dari sejarah perkembanganya lembaga pendidikan yang ada di indonesia memiliki beragam corak dan tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang melingkupi, mulai dari zaman kerajaan dengan bentuknya yang sangat sederhana dan zaman penjajahan yang sebagian memiliki corak ala barat dan gereja, dan corak ketimuran ala pesantren sebagai penyeimbang, serta model dan corak kelembagaan yang berkembang saat ini tentunya tidak terlepas dari kebutuhan dan tujuan-tujuan tersebut. Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, yaitu untuk mengejar ketertinggalan di segala aspek kehidupan dan menyesuaikan dengan perubahan global serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bangsa Indonesia melalui DPR dan Presiden pada tanggal 11 Juni 2003 telah mengesahkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yang baru, sebagai pengganti Undang-undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun 1989. Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 yang terdiri dari 22 Bab dan 77 pasal tersebut juga merupakan pengejawantahan dari salah satu tuntutan reformasi yang marak sejak tahun 1998. Perubahan mendasar yang dicanangkan dalam Undang-undang Sisdiknas yang baru tersebut antara lain adalah demokratisasi dan desentralisasi pendidikan, peran serta masyarakat, tantangan globalisasi, kesetaraan dan keseimbangan, jalur pendidikan, dan peserta didik. Sebagai sistem sosial, lembaga pendidikan harus memiliki fungsi dan peran dalam perubahan masyarakat menuju ke arah perbaikan dalam segala lini. Dalam hal ini lembaga pendidikan memiliki dua karakter secara umum. Pertama, melaksanakan peranan fungsi dan harapan untuk mencapai tujuan dari sebuah sistem. Kedua mengenali individu yang berbeda-beda dalam peserta didik yang memiliki kepribadian dan disposisi kebutuhan. Kemudian sebagai agen perubahan lembaga pendidikan berfungsi sebagai alat : 1) Pengembangan pribadi 2) Pengembangan warga 3) Pengembangan Budaya 4) Pengembangan bangsa Peran sesungguhnya dari lembaga pendidikan adalah sebagai jembatan pengantar kita untuk mecapai tujuan pendidika nasional, sebagaimana dinyatakan bahwa ―pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
  • 4. dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab‖. C. Klasifikasi Lembaga Pendidikan Upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat pada dasarnya merupakan cita-cita dari pembangunan bangsa. Kesejahteraan dalam hal ini mencakup dimensi lahir batin, material dan spiritual. Lebih dari itu pendidikan menghendaki agar peserta didiknya menjadi individu yang menjalani kehidupan yang aman dan damai. Oleh karena itu pembangunan lembaga pendidikan diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan Indonesia yang aman, damai, dan sejahtera. Sejalan dengan realitas kehidupan sosial yang berkembang di masyarakat, maka pengembangan nilai-nilai serta peningkatan mutu pendidikan tentunya menjadi tema pokok dalam rencana kerja pemerintah dalam membangun lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan di indonesia dalam UU bisa kita klasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu: sekolah dan luar sekolah, selanjutnya pembagian ini lebih rincinya menjadi tiga bentuk: 1). Informal (keluarga) Pendidikan informal, atau pendidikan pertama adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri, hal ini adalah menjadi pendidikan primer bagi peserta dalam dalam pembentukan karakter dan kepribadian 2). Formal (sekolah) Jalur formal adalah lembaga pendidikan yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dengan jenis pendidikan: 1). Umum 2). Kejuruan 3). Akademik 4). Profesi 5). Advokasi 6). Keagamaan. Pendidikan formal dapat coraknya diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah (pusat), pemerintah daerah dan masyarakat Pendidikan dasar yang merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah berbentuk lembaga sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat, serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (Mts) atau bentuk lain yang sederajad. Sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar, bagi anak usia 0-6 tahun diselenggarakan pendidikan anak usia dini, tetapi bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur formal (TK, atau Raudatul Athfal), sedangkan dalam nonformal bisa dalam bentuk ( TPQ, kelompok bermain, taman/panti penitipan anak) dan/atau informal (pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan Sedangkan Pendidikan menengah yang merupakan kelanjutan pendidikan dasar terdiri atas, pendidikan umum dan pendidikan kejuruan yang berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajad. Yang terakhir adalah pendidikan tinggi yang merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah, pendidikan ini mencakup program pendidikan 1). Diploma 2). Sarjana 3). Magister
  • 5. 4). Doktor, Perguruan tinggi memiliki beberapa bentuk 1). Akademi 2). Politeknik 3). Sekolah tinggi 4). Institut atau universitas yang secara umum lembaga-lembaga tinggi ini dibentuk dan diformat untuk menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, serta menyelenggarakan program akademik, profesi dan advokasi. Semua lembaga formal di atas diberi hak dan wewenang oleh pemerintah untuk memberikan gelar akademik kepada setiap peserta didik yang telah menempuh pendidikan di lembaga tersebut. Khusus bagi perguruan tinggi yang memiliki program profesi sesuai dengan program pendidikan yang diselenggarakan doktor berhak memberikan gelar doktor kehormatan (doktor honoris causa) kepada individu yang layak memperoleh penghargaan berkenaan dengan jasa-jasa yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kemasyarakatan, keagamaan, kebudayaan, atau seni. Untuk menanggulangi permasalahan yang cukup aktual dan meresahkan masyarakat saat ini, seperti pemberian gelar-gelar instan, pembuatan skripsi atau tesis palsu, ijazah palsu dan lain-lain, pemerintah telah mengatur dan mengancam sebagai tindak pidana dengan sanksi yang juga telah ditetapkan dalam UU Sisdiknas yang baru (Bab XX Ketentuan Pidana, pasal 67-71). 3). Nonformal (masyarakat) Pendidikan nonformal, atau pendidikan kedua meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Satuan pendidikan nonformal meliputi lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah dengan mengacu pada standard nasional pendidikan. Adapun pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau ingin melengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat, yang berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional a. Setiap lembaga pendidikan luar sekolah memiliki unsur-unsur sebagai berikut : • Pimpinan/pengelola lembaga/kursus • Sumber belajar • Warga belajar • Kurikulum/program belajar • Prasarana belajar • Sarana belajar • Tata usaha lembaga belajar • Dana belajar • Rencana pengambangan • Usaha-usaha bersifat pengabdian • Hasil belajar
  • 6. • Ragi blajar b. Pendaftaran dan perizinan Mendirikan lembaga pendidika luar sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat baik perorangan, kelompok, agar mendapat pengakuan dari Dikmas tingkat kecamatan, kotamadya/kabupaten harus mendaftarkan diri/lembaganya. • Tahap pertama : Tercatat, yaitu suatu tahap lembaga PLS telah dicatat oleh penilik pendidikan masyarakat setempat. • Tahap kedua : Terdaftar, yaitu suatu tahap lembaga PLS telah terdaftar pada kepala seksi Dikmas dengan petunjuk penilik Dikmas. Status terdaftar ini merupakan masa percobaan dan berlaku paling lama 6 bulan. • Tahap ketiga : Izin penyelenggara kursus PLS. c. Kewenangan member dan mencabut izin penyelenggaraan kursus Diklusemas. • Teguran lisan oleh kepala Kantor Depdikbud Kecamatan • Peringatan tertulis I, II dan III dilakukan oleh kepala Kantor Depdikbud Kabupaten/Kotamadya dengan tembusan Kepala Kanwil Depdikbud Propinsi dan Direktur Pendidikan Masyarakat. • Pencabutan izin untuk sementara dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi dengan tembusan Kepala Direktur Dikmas. • Pencabutan izin sepenuhnya oleh Kakanwil Depdikbud Propinsi, bila dalam waktu 3 bulan berturut-turut setelah pencabutan izin sementara penyelenggara jursus mengabaikannya. Ketiga klasifikasi di atas dalam pergumulanya di masyarakat memiliki peran yang berbeda-beda, lembaga pendidikan pertama, yaitu informal atau keluarga, ranah garapanya adalah lebih banyak diarahkan dalam pembentukan karakter atau keyakinan dan norma. Lembaga pendidikan kedua, yaitu formal atau sekolah, peran besarnya lebih banyak di arahkan pada pengembangan penalaran murid. Yang terakhir lembaga pendidikan ketiga, yaitu masyarakat, perannya lebih banyak pada pembentukan karakter sosial. Ketiga pembagian di atas adalah merupakan perubahan mendasar, Dalam Sisdiknas yang lama pendidikan informal (keluarga) tersebut sebenarnya juga telah diberlakukan, namun masih termasuk dalam jalur pendidikan luar sekolah, dan ketentuan penyelenggaraannyapun tidak konkrit. D. Berbagai Bentuk Lembaga Pendidikan 1. Lembaga Pendidikan Keluarga Sebagai transmisi pertama dan utama dalam pendidikan, keluarga memiliki tugas utama dalam peletakan dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Dikatakan pertama karena keluarga adalah tempat dimana anak pertama kali mendapat pendidikan. Sedangkan dikatakan utama karena hampir semua pendidikan awal yang diterima anak adalah dalam keluarga. Karena itu, keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, yang bersifat informal dan kodrat. Lahirnya keluarga sebagai pendidikan dimulai sejak manusia itu ada. Ayah dan ibu sebagai pendidik, dan anak sebagai terdidik. Tugas keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan anak berikutnya, agar anak dapat berkembang secara baik. Fungsi dan Peranan Pendidikan Keluarga 1) Pengalaman Pertama Masa Kanak-Kanak Pengalaman ini merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan berikutnya, khususnya dalam perkembangan pribadinya. Kehidupan keluarga sangat penting, sebab pengalaman masa kanak-kanak akan memberi warna pada perkembangan selanjutnya. 2) Menjamin Kehidupan Emosional Anak Tiga hal yang menjadi pokok dalam pembentukan emosional anak, adalah : a) Pemberian perhatian yang tinggi terhadap anak, misalnya dengan menuruti kemauannya,
  • 7. mengontrol kelakuannya, dan memberikan rasa perhatian yang lebih. b) Pencurahan rasa cinta dan kasih sayang, yaitu dengan berucap lemah lembut, berbuat yang menyenangkan dan selalu berusaha menyelipkan nilai pendidikan pada semua tingkah laku kita. c) Memberikan contoh kebiasaan hidup yang bermanfaat bagi anak, yang diharapkan akan menumbuhkan sikap kemandirian anak dalam melaksanakan aktifitasnya sehari-hari. 3) Menanamkan Dasar Pendidikan Moral Seperti pepatah ―Buah jatuh tak jauh dari pohonnya‖. Anak akan selalu berusaha menirukan dan mencontoh perbuatan orang tuanya. Karenanya, orang tua harus mampu menjadi suri tauladan yang baik. Misalnya dengan dengan mengajarkan tutur kata dan perilaku yang baik bagi anak-anaknya. 4) Memberikan Dasar Pendidikan Sosial Keluarga sebagai komunitas terkecil dalam kehidupan sosial merupakan satu tempat awal bagi anak dalam mengenal nilai-nilai sosial. Di dalam keluarga, akan terjadi contoh kecil pendidikan sosial bagi anak. Orang tua sebagai teladan, sudah semestinya memberikan contoh yang baik bagi anak-anak. Misalnya memberikan pertolongan bagi anggota keluarga yang lain, menjaga kebersihan dan keindahan dalam lingkungan sekitar. 5) Peletakkan Dasar-dasar Keagamaan Masa kanak-kanak adalah masa paling baik dalam usaha menanamkan nilai dasar keagamaan. Kehidupan keluarga yang penuh dengan suasana keagamaan akan memberikan pengaruh besar kepada anak. Kebiasaan orang tua mengucapkan salam ketika akan masuk rumah merupakan contoh langkah bijaksana dalam upaya penanaman dasar religius anak. Dalam hal ini keluarga bertanggung jawab atas apa yang diajarkan kepada anak sebagai peserta didik. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diberikan kepada peserta didik (anak) oleh keluarga: 1) Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak. Hubungan yang tidak didasari cinta kasih akan menimbulkan beberapa sifat negatif bagi perkembangan anak. Begitu pula, tidak cukupnya kebutuhan anak akan kasih sayang akan membuat anak selalu merasa tertekan dan ragu dalam menjalani kehidupan selanjutnya. 2) Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya. Usia anak yang masih dini akan cukup membantu orang tua dalam penanaman sikap-sikap hidup. Rasa ingin tahu anak akan menghasilkan pengetahuan yang asli dan berakar bagi anak. Keluarga harus mampu menggunakan masa ini untuk betul- betul membentuk kepribadian awal anak sebagai anggota keluarga. 3) Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara. Masyarakat yang sejahtera dibentuk dari keluarga-keluarga yang sejahtera pula. Keluarga merupakan awal perubahan dalam kehidupan bermasyarakat, karena itu keluarga mempunyai tanggung jawab membentuk masyarakat yang sejahtera. 4) Memelihara dan membesarkan anaknya. Ikatan darah dan batin antara orang tua dan anak akan memberikan dorongan alami bagi orang tua untuk betul-betul mendidik anak menjadi apa yang mereka inginkan. 5) Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila ia telah dewasa akan mampu mandiri. 2. Lembaga Pendidikan Sekolah Akibat terbatasnya kemampuan orang tua dalam mendidik anaknya, maka dipercayakanlah tugas mengajar itu kepada orang dewasa lain yang lebih ahli dalam lembaga pendidikan formal, yaitu guru. Sekolah sebagai wahana pendidikan ini, menjadi produsen penghasil individu yang berkemampuan secara intelektual dan skill. Karenanya, sekolah perlu
  • 8. dirancang dan dikelola dengan baik. Karakteristik proses pendidikan di sekolah, antara lain : a. Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenis jenjang yang memiliki hubungan hierarkis. b. Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan relatif homogen c. Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan program pendidikan yang harus diselesaikan d. Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum e. Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban kebutuhan di masa yang akan datang. Sekolah lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari, oleh dan untuk masyarakat. Sekolah berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mendidik warga negara. a. Fungsi Lembaga Sekolah 1) Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan anak didik 2) Spesialisasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran 3) Efisiensi. Pendidikan dilakukan dalam program yang tertentu dan sistematis, juga jumlah anak didik dalam jumlah besar akan memberikan efisiensi bagi pendidikan anak dan juga bagi orang tua. 4) Sosialisasi, yaitu proses perkembangan individu menjadi makhluk sosial yang mampu beradaptasi dengan masyarakat. 5) Konservasi dan transmisi kultural, yaitu pemeliharaan warisan budaya. Dapat dilakukan dengan pencarian dan penyampaian budaya pada anak didik selaku generasi muda. 6) Transisi dari rumah ke masyarakat. Sekolah menjadi tempat anak untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab anak sebagai persiapan untuk terjun ke masyarakat. b. Peranan Lembaga Sekolah 1) Tempat anak didik belajar bergaul, baik sesamanya, dengan guru dan dengan karyawan. 2) Tempat anak didik belajar mentaati peraturan sekolah. 3) Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa dan agama. c. Tanggung Jawab Sekolah 1) Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan yang berlaku. 2) Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat pendidikan. 3) Tanggung jawab fungsional adalah tanggung jawab profesional pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan jabatannya. d. Sifat-sifat Lembaga Pendidikan Sekolah 1) Tumbuh sesudah keluarga (pendidikan kedua), maksudnya sekolah memikul tanggung jawab dari keluarga untuk mendidik anak-anak mereka. 2) Lembaga Pendidikan Formal, dalam arti memiliki program yang jelas, teratur dan resmi. 3) Lembaga pendidikan tidak bersifat kodrati. Maksudnya hubungan antara guru dan murid bersifat dinas, bukan sebagai hubungan darah. e. Macam-macam Sekolah 1) dari Segi yang Mengusahakan a) Sekolah negeri, yaitu sekolah yang diusahakan oleh pemerintah, baik segi fasilitas, keuangan maupun tenaga pengajar. b) Sekolah swasta, yaitu sekolah yang diusahakan oleh badan-badan swasta. Terdiri atas 4 status yakni : Disamakan, Diakui, Terdaftar dan Tercatat. 2) Ditinjau dari Tingkatan a) Pendidikan Pra Sekolah, yaitu pendidikan sebelum Sekolah Dasar.
  • 9. b) Pendidikan Dasar, yaitu : Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah dan SLTP/ MTs. c) Pendidikan Menengah, yaitu : SLTA & Kejuruan atau Madrasah Aliyah. d) Pendidikan Tinggi, yaitu : Akademi, Institut, Sekolah Tinggi atau Universitas. 3) Ditinjau dari sifatnya a) Sekolah Umum, yaitu sekolah yang belum mempersiapkan anak dalam spesialisasi pada bidang pekerjaan tertentu. Misalnya : SD, SLTP dan SLTA. b) Sekolah Kejuruan, yakni lembaga pendidikan sekolah yang mempersiapkan anak untuk menguasai keahlian-keahlian tertentu. Misalnya : SMEA, MAK, SMK dan STM. f. Sumbangsih Khas Sekolah Sebagai Lembaga Pendidikan 1) Sekolah Melaksanakan tugas mendidik maupun mengajar anak, serta memperbaiki, memperluas tingkah laku si anak didik. 2) Sekolah mendidik maupun mengajar anak didik menerima dan memiliki kebudayaan bangsa 3) Sekolah membantu anak didik mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan kerja. 3. Lembaga Pendidikan Masyarakat Masyarakat sebagai lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan pribadi seseorang. Dalam hal ini, masyarakat mempunyai peranan penting dalam upaya ikut serta menyelenggarakan pendidikan, membantu pengadaan tenaga & biaya, sarana dan prasarana dan menyediakan lapangan kerja. Karenanya, partisipasi masyarakat membantu pemerintah dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa yang sangat diharapkan. Pendidikan dalam masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Diselenggarakan dengan sengaja di luar sekolah b. Peserta umumnya mereka yang tidak bersekolah atau drop out c. Tidak mengenal jenjang dan program pendidikan untuk jangka waktu pendek d. Peserta tidak perlu homogen e. Ada waktu belajar dan metode formal, serta evaluasi yang sistematis f. Isi pendidikan bersifat praktis dan khusus g. Keterampilan kerja sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan meningkatkan taraf hidup 1. Beberapa Istilah Jalur Pendidikan Luar Sekolah a. Pendidikan Sosial, yaitu proses yang diusahakan dengan sengaja di dalam masyarakat untuk mendidik individu & lingkungan sosial, supaya bebas dan bertanggung jawab. b. Pendidikan Masyarakat, merupakan pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa, termasuk pemuda di luar batas umur tertinggi kewajiban belajar dan dilakukan di luar lingkungan dan sistem persekolahan resmi. c. Pendidikan Rakyat adalah tindakan-tindakan atau pengaruh yang terkadang mengenai seluruh rakyat. d. Pendidikan Luar Sekolah adalah pendidikan yang dilakukan di luar sistem persekolahan biasa. e. Mass Education adalah pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa di luar lingkungan sekolah f. Adult Education adalah pendidikan untuk orang dewasa yang mengambil umur batas tertinggi dari masa kewajiban belajar. g. Extension Education adalah suatu bentuk dari adult education, yaitu pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah biasa, yang khusus dikelola oleh Perguruan Tinggi untuk menyahuti hasrat masyarakat yang ingin masuk dunia Universitas, misalnya Univ. Terbuka h. Fundamental Education ialah pendidikan yang bertujuan membantu masyarakat untuk mencapai kemajuan sosial ekonomi, agar mereka dapat menempati posisi yang layak 2. Sasaran dan Program Pendidikan Jalur Luar Sekolah
  • 10. a. Para buruh dan Petani Kebanyakan berpendidikan rendah atau bahkan tidak sama sekali. Pendidikan yang diberikan adalah pendidikan yang mampu menolong meningkatkan produktifitas dengan mengajarkan keterampilan dan metode baru, yang mendidik mereka agar bisa memenuhi kewajiban sebagai warga negara dan kepala keluarga serta mampu menggunakan waktu secara efektif. b. Para Remaja Putus Sekolah Golongan remaja yang menganggur memerlukan pendidikan yang menarik, merangsang dan relevan dengan kebutuhan hidupnya. c. Para Pekerja yang Berketerampilan Agar mampu menghadang berbagai tantangan masa depan, maka program pendidikan yang diberikan kepada mereka hendaknya yang bersifat kejuruan dan teknik. Dengan tujuan dapat menyelamatkan mereka dari bahaya keuangan, pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki serta membuka jalan bagi mereka untuk naik ke jenjang hidup yang lebih baik. d. Golongan Teknisi dan Profesional Mereka memegang peranan penting dalam kemajuan masyarakat. Karenanya, peran mereka harus dioptimalkan dengan memperbaharui dan menambah pengetahuan serta keterampilannya. e. Para Pemimpin Masyarakat Termasuk di dalamnya para pemimpin politisi, agama, sosial dan sebagainya. Mereka dituntut mampu mengaplikasikan berbagai pengetahuan mereka dan berusaha untuk memperbaharui sikap dan gagasan yang sesuai dengan kemajuan dan pembangunan. f. Anggota Masyarakat yang Sudah Tua Akibat perkembangan zaman, banyak ilmu pengetahuan yang tidak mereka dapatkan. Karena itu pendidikan merupakan kesempatan yang berharga bagi mereka. E. Keterkaitan antara Lembaga Pendidikan Dan Perubahan Sosial Telah dipahami oleh para pendidik bahwa misi pendidikan adalah mewariskan ilmu dari generasi ke generasi selanjutnya. Ilmu yang dimaksud antara lain: pengetahuan, tradisi, dan nilai-nilai budaya (keberadaban). Secara umum penularan ilmu tersebut telah diemban oleh orang-orang yang terbeban terhadap generasi selanjutnya. Mereka diwakili oleh orang yang punya visi ke depan, yaitu menjadikan serta mencetak generasi yang lebih baik dan beradab. Peradaban kuno mencatat methode penyampaian ajaran lewat tembang dan kidung, puisi ataupun juga cerita sederhana yang biasanya tentang kepahlawanan Perubahan sosial budaya masyarakat sebagaimana yang kita bicarakan di atas tidak akan pernah bisa kita hindari, sehinga akan menuntut lembaga pendidikan sebagai agen perubahan untuk menjawab segala permasalahan yang ada. Dalam permasalahan ini lembaga pendidikan haruslah memiliki konsep dan prinsip yang jelas, baik dari lembaga formal ataupun yang lainya, demi terwujudnya cita-cita tersebut, kiranya maka perlulah diadakanya pembentukan kurikulum yang telah disesuaikan. Prinsip dasar pembentukan tersebut adalah meliputi: 1. Perumusan tujuan institusional yang meliputi: a. Orientasi pada pendidikan nasional b. Kebutuhan dan perubahan masyarakat c. Kebutuhan lembaga. 2. Menetapkan isi dan struktur progam 3. Penyusunan strategi penyusunan dan pelaksanaan kurikulum 4. Pengembangan progam diharapkan nanti dengan persiapan dan orientasi yang jelas sebagaimana di atas, diharapkan lembaga-lembaga pendidikan akan mampu mencetak kader-kader perubahan ke
  • 11. arah perbaikan di masyarakat. Selanjutnya mengenai pengembangan kurikulum ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh lembaga pendidikan, yaitu: 1. relevansi dengan dengan pendidikan lingkungan hidup masyarakat 2. sesuai dengan perkembangan kehidupan masa sekarang dan akan datang 3. efektifitas waktu pengajar dan peserta didik 4. efisien, dengan usaha dan hasilnya sesuai 5. kesinambungan antara jenis, progam, dan tingkat pendidikan 6. fleksibelitas atau adanya kebebasan bertindak dalam memilih progam, pengembangan progam, dan kurikulum pendidikan. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Dalam sistem pendidikan nasional, pendidikan seumur hidup dikelola atas tanggung jawab keluarga, sekolah dan masyarakat. Dimana masing-masing mempunyai tanggung jawab yang terpadu dalam rangka pencapaian tujuan nasional. 1. Keluarga sebagai lingkungan pertama, bertanggung jawab untuk memberikan dasar dalam menumbuh kembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila dan religius. 2. Sekolah sebagai lingkungan kedua bertugas mengembangkan potensi dasar yang dimiliki masing-masing individu agar mempunyai kecerdasan intelektual dan mental. Dari individu yang cerdas, akan lahir bangsa yang cerdas yang mampu memecahkan masalahnya sendiri. 3. Masyarakat sebagai lembaga ketiga memberikan anak kemampuan penalaran, keterampilan dan sikap. Juga menjadi ajang pengoptimalan perkembangan diri setiap individu. Dengan mehamami beberapa pembagian dan penjelasan tentang masalah-masalah yang melingkupi lembaga pendidikan masing–masing, diharapkan adanya agen-agen yang mampu merubah kondisi negeri ini dari keterpurukan nasional, tentunya hal ini juga diperlukan adanya langkah nyata serta bantuan baik moril ataupun materil dari pemerintah maupun masyarakat terhadap semua undang-undang yang telah dicanagkan agar bisa terlaksan dengan sempurna. Walaupun dari beberapa undang-undang yang telah di tetapkan oleh pemerintah tidak luput dari kritik dari beberapa tokoh liberal karena negara telah memasukan pemahasan-pembahasan agama kedalam undang-undang yang berpotensi menumbuhkan gesekan antar agama. Tentunya sebagai bangsa yang menjunjung tinggi agama haruslah mengangap bahwa hal itu hanya sebagai salah satu koreksi ke arah yang lebih baik atas peran lembaga pendidikan di masyarakat.
  • 12. MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM A. Lembaga Pendidikan Secara bahasa lembaga adalah suatu organisasi dan pendidikan adalah usaha manusia dewasa dalam mengembangkan potensi anak yang sedang berkembang untuk menjadi manusia yang berguna. Segala kegiatan yang diarahkan dalam rangka mengembangkan potensi anak menuju kesempurnaannya secara terencana, terarah, terpadu, dan berkesinambungan adalah menjadi hakikat pendidikan. Untuk mencapai sasaran dan fungsi di maksud maka sistim persekolahan atau lembaga pendidikan menjadi salah satu wahana strategis dalam membina sumber daya manusia berkualitas. Pendidikan islam merupakan sub sistem dari sistem pendidikan nasional.Karena itu sebagian sub sistem, maka masing- masing lembaga pendidikan islam yang ada berfungsi untuk mencapai tujuan lembaga yang ditetapkan. Keberadaan lembaga- lembaga pendidikan islam baik pesantren, madrasah atau sekolah-sekolah agama dan perguruan tinggi agama islam memiliki peranan yang besar bagi pencapaian tujuan pendidikan nasional. Peran yang dijalankan dalam rangka mencapi fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Sebagaimana dinyatakan bahwa : ―pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab‖[1]. a. Sekolah Sekolah merupakan salah satu lembaga penyelenggara pendidikan secara formal di Indonesia. Di dalamnya berlangsung proses pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
  • 13. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri , kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. b. Madrasah Keberadaan madrasah sudah ada sejak agama Islam berkembang di Indonesia. Madrasah tumbuh dan berkembang dari bawah dalam arti (umat islam) sendiri yang didorong oleh rasa tanggung jawab untuk mengamalkan ajaran agam islam kepada generasi muda. Oleh sebab itu, madrasah pada waktu itu lebih ditekankan pada pendalaman ilmu-ilmu islam. Pada saat ini kebijakan baru pemerintah menetapkan keberadaan madrasah telah dipandang sebagai sekolah umum yang bercirikan agama islam dengan tanggung jawabnya mencakup: 1) Sebagai lembaga pencerdasan kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat muslim, 2) Sebagai lembaga pelestarian budaya keislaman, 3) Sebagai lembaga pelopor bagi peningkatan kualitas masyarakat Indonesia. c. Pesantren Pesantren merupakan lembaga pendidikan islam tertua di Indonesia. Pesantren difungsikan sebagai suatu lembaga yang dipergunakan untuk penyebaran agama, tempat mempelajari agama islam, mengusahakan pembinaan tenaga-tenaga bagi pengembangan agama. Kemampuan pondok pesantren bukan hanya dalam pembinaan pribadi muslim, melainkan dalam usaha mengadakan perubahan social dan kemasyarakatan. Sebagai lembaga sosial pesantren menampung anak-anak dari segala lapisan masyarakat muslim, tanpa membeda-bedakan tingkat sosial ekonomi orang tuanya. B. Lembaga Sosial dan Lembaga Profit 1.) Pengertian lembaga sosial Lembaga sosial adalah suatu lembaga yang lebih menekankan kepada suatu sistematau kompleks nilai dan norma. Pengertian lain dari lembaga sosial juga lebih dikenal dengan lembaga kemasyarakatan. Sistem nilai dan norma atau tata kelakuan ini
  • 14. berpusat di sekitar kepentingan atau tujuan tertentu.didalam perkembangan selanjutnya, norma-norma tersebut berkelompok-kelompok pada berbagai keperluan pokok kehidupan manusia. Misalnya kebutuhan akan pendidikan menimbulkan lembaga-lembaga pendidikan . Sumber dana lembaga sosial 1. pertukaran jasa 2. hibah 3. donor 4. pendapatan Ciri-ciri umum lembaga sosial 1. suatu lembaga kemasyarakatan adalah organisasi pola-pola pemikiran dan pola- pola perilaku yang terwujud melalui aktifitas-aktifitas kemasyarakatan dan hasil- hasilnya. 2. suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri dari semua lembaga kemasyarakatan. 3. lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu 4. lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga bersangkutan. 5. lambing-lambang biasanya juga merupakan ciri khas dari lembaga kemasyarakatan. 6. suatu lembaga mempunyai tradisi tertulis ataupun yang tidak tertulis. Tipe-tipe lembaga kemasyarakatan 1. lembaga primer, lembaga-lembaga yang secara tidak sengaja tumbuh dari adapt istiadat masyarakat 2. lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat 3. lembaga-lembaga yang diterima masyarakat 2.) Lembaga Profit Lembaga profit adalah suatu lembaga yang menghimpun dana, sumberdaya, dan memperkuat organisasi, dengan tujuan mencapai keuntungan di akhir kegiatan. Sumber dana lembaga profit:
  • 15. 1. Pertukaran barang 2. Pertukaran jasa 3. Keuntungan 4. Investasi Prinsip-prinsip lembaga profit 1. Keadilan, yakni berbagi keuntungan atas dasar penjualan riil 2. Kemitraan, yakni kesejajaran sebagai mitra usaha yang saling bersinergi untuk memperoleh keuntungan 3. Transparansi 4. Universal, tidak ada perbedaan yang khususnya didasarkan atas perbedaan suku, agama, golongan Lingkungan Pendidikan, Dimensi dan Tipologi Lingkungan C. Pengertian lingkungan pendidikan adalah alam sekitar yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak didik. Lingkungan pendidikan terbagi tiga dimensi, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Tipologi pendidikan yang mempengaruhi pendidikan, antara lain: a.Tipologi lingkungan keluarga Seorang anak mulai mengenal hidup dan kehidupannya dimulai di dalam keluarga. Seorang anak masuk dalam keluarga mulai dari kandungan hingga tumbuh berkembang sampai anak sanggup melepaskan diri dari ikatan keluarga. Berdasarkan kenyataan dapat disimpulkan bahwa pengaruh lingkungan keluarga sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak. Dasar-dasar perilaku akan ditentukan oleh adat istiadat orang tuanya, juga sifat sikap hidup serta kebiasaan-kebiasaan orang tuanya.[2] b.Tipologi lingkungan sekolah Sekolah merupakan lingkungan pendiidkan kedua setelah lingkungan rumah. Sekolah merupakan tempat latihan persahabatan dan persaudaraan. Suasana sekolah ditentukan oleh petugas-petugas yang berbeda-beda sehingga dapat
  • 16. menghilangkan kejenuhan. Banyak orang tua yang menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab pendidikan bagi anak-anaknya itu kepada sekolah. Dengan demikian, guru di sekolah berperan sebagai pendidik pengganti orang tua yang harus bertanggung jawab atas pendidikan. Tipologi lingkungan masyarakat c. Arti masyarakt menurut Cook adalah sekumpulan orang yang menempati suatu daerah, diikat oleh kebiasaan dan pengalaman-pengalaman yang sama, serta memiliki sejumlah persesuaian, kesatuan dan tindakan yang sama di dalam kehidupannya. Lingkungan mayarakat sangat mempengaruhi perkembangan anak, seperti : a) Perkembangan intelektual antara lain : tingkat kecerdasan, kecepatan reaksi, kapasitas sintesa, kapasitas ingatan dan pengembangan bakat khusus. b) Perkembangan emosi anak seperti : perasaan senagn, sedih, gembira, ramah, pendiam, pemarah dan seterusnya c) Perkembangan kepribadian seperti memilliki cita-cita yang teguh, memiliki rasa tanggung jawab, mengetahui hak dan kewajiban, percaya diri dan sebagainya. D. Sistim Pendidikan Nasional Sistem pendidikan nasional (sisdiknas) adalah suatu keseluruhan yang terpadu dari semua sistem dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lainnya untuk mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. (UU No. 2/1989, pasal 1 ayat 3) Dengan lahirnya UU no. 2 tahun 1989 tersebut segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan harus dilaksanakan dan bersumber pada undang-undang tersebut[3]. Sisdiknas menjamin dan memberikan kepada masyarakat dan bangsa Indonesia dua hal yang sangat penting:
  • 17. 1.Dari segi akademik memberikan kesempatan kepada warga Negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan dalam arti kegiatan belajar yang seluas-luasnya sehingga terbentuknya manusia pancasila sebagai manusia pembangunan yang berkualitas dan mandiri. 2.Dari segi pengelolaan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional, sehingga tercapai efisiensi pengadaan dan penggunaan sumber daya. Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, MSc., Ed., mengemukakan 10 kecenderungan pengembangan megatrend Sisdiknas : 1.Pendidikan Dasar 2.Kurikulum 3.Proses belajar mengajar 4.Tenaga pendidik 5.Pendidikan, pelatihan, dan tenaga kerja 6.Pendidikan Tinggi 7.Pendidikan berkelanjutan 8.Pembiayaan pendidikan 9.Desentralisasi pendidikan dan partisipasi masyarakat 10. Manajemen pendidikan Berlandaskan GBHN 1993 dan GBHN 1998, departemen pendidikan dan kebudayaan telah menetapkan empat dasar pendidikan, yaitu : pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, relevansi, peningkatan kualitas pendidikan, dan efisiensi.
  • 18. Fungsi Sisdiknas menurut Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, MSc., Ed., membaginya dalam dua bagian[4]: 1.Fungsi umum Sisdiknas, meliputi dua kategori politik dan kebudayaan a. Kategori Politik Menekankan kepada pertumbuhan nasionalisme yang sehat pada setiap sikap dan cara berfikir anak Indonesia. Erat kaitannya dengan nasionalisme yang sehat ialah fungsi budaya pendidikan nasional, tumbuhnya rasa bangga atas kepemilikan suatu budaya nasional sebagai suatu identitas bangsa. b. Kategori kebudayaan Dalam kategori ini ditekankan tentang pembudayaan nilai-nilai nasional termasuk inti kebudayaan daerah. 2.Fungsi khusus Sisdiknas, meliputi dua dimensi, yaitu dimensi teknis dan dimensi pembangunan a. Fungsi dimensi teknis dimensi ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan anak luar biasa, anak cerdas, pendidikan keluarga, hak-hak peserta didik, anak cacat, dan pentingnya bahasa daerah bagi pembentukan intelek serta kepribadian peserta didik. b. Dimensi pembangunan dimensi ini meliputi kaitan pendidikan dengan lingkungan sosial, pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat, biaya ditanggung oleh bersama antara pemerintah dan mesyarakat. Dengan mengacu kepada kategorisasi Jeanne Bellatien, fungsi Sisdiknas dapat dikategorikan dalam : 1. fungsi sosial, memerangi segala keterbelakangan dan kebodohan 2. fungsi pembaharuan dan inovasi, meningkatkan kehidupan dan martabat manusia
  • 19. 3. fungsi pengembangan sosial dan pribadi, menigkatkan rasa persatuan dan kesatuan berdasarkan kebudayaan bangsa. 4. fungsi seleksi, mengembangkan kemampuan manusia Indonesia. E. School Based Management School based management adalah suatu manajemen yang memberikan otonomi lebih luas ke sekolah-sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif kepada komponen-komponen sekolah seperti guru, murid, kepala sekolah, staff, orang tua dan masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional. Dengan otonomi yang lebih besar, maka sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengelola sekolahnya, sehingga sekolah lebih mandiri. Dengan kemandiriannya, sekolah lebih berdaya dalam mengembangkan program–program. Tujuan based management, antara lain: 1.Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia. 2.Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama 3.Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam penyelenggaraan program sekolah 4.Meningkatkan kompetensi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai Sekolah yang mandiri memiliki ciri-ciri, sebagai berikut; tingkat kemandirian tinggi/tingkat ketergantungan rendah ; bersifat adaptif dan antisipatif/proaktif sekaligus ; memiliki jiwa kewirausahaan tinggi (ulet, inovatif, gigih, berani mengambil resiko) ; bertanggung jawab terhadap kinerja sekolah ; memiliki kontrol yang kuat terhadap input manajemen dan sumberdaya ; memiliki kontrol yang kuat terhadap kondisi kerja ; komitmen yang tinggi pada dirinya dan prestasi merupakan acuan utama
  • 20. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Pengertian Manajemen Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.[2] Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal.[3] Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.[4] Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.[5] C. Fungsi Manajemen Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu: 1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan. 2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil. 3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
  • 21. D. Sarana Manajemen Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets. Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan. Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan/lembaga. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi. Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki. Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja. Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas- fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri. Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan (memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen E. Pengertian Organisasi dan Pengorganisasian Organisasi (organization) dan pengorganisasion (organizing) memiliki hubungan yang erat dengan manajemen. Organisasi merupakan alat dan wadah atau tempat manejer melakukan kegiatan-kegiatannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sementara Pengorganisasian
  • 22. merupakan salah satu fungsi organik dari manajemen dan ditempatkan sebagai fungsi kedua setelah perencanaan (planning). Dengan demikian, antara organisasi dan pengorganisasian memiliki pengertian yang berbeda. James L. Gibson c.s., sebagaimana yang dikutip oleh Winardi, berpendapat bahwa:[6] ―…organisasi-organisasi merupakan entitas-entitas yang memungkinkan masyarakat mencapai hasil-hasil tertentu, yang tidak mungkin dilaksanakan oleh individu-individu yang bertidak secara sendiri‖ Organisasi-organisasi yang dibentuk oleh sekelompok orang pada dasarnya menginginkan terwujudnya suatu hasil atau tujuan tertentu. Tujuan yang diinginkan tersebut tidak dapat diperoleh secara individu tetapi perlu dilakukan upaya secara bersama dan terpadu. Stephen R. Robbins memberikan rumusan pengertian organisasi sebagai berikut: ―… An organization is a consciously coordinated social entity, with a relatively identifiable boundary, that functions on a relatively continuous basis to achieve a common goal or set of goals‖. Entitas sosial yang dikemukakan dalam definisi di atas berarti bahwa kesatuan tersebut terdiri dari orang-orang atau kelompok orang yang saling berinteraksi. Pola-pola interaksi yang diikuti orang-orang di dalam suatu organisasi tidak muncul begitu saja, akan tetapi mereka dipertimbangkan sebelumnya. Mengingat bahwa organisasi-organisasi merupakan entitas-entitas sosial, maka pola-pola interaksi para anggotanya perlu dipertimbangkan pula serta diharmonisasi guna tercapainya tujuan yang diinginkan. Prajudi Atmosudirdjo menyatakan bahwa organisasi adalah struktur tata pembagian kerja dan struktur hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.[7] Barnad, seperti yang dikutip Asnawir, organisasi adalah suatu sistem mengenai usaha kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu.[8] Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa organisasi adalah tempat atau wadah berkumpulnya beberapa orang yang secara sadar berinteraksi dan saling bekerja sama untuk mewujudkan tujuan yang telah disepakati bersama. Meskipun terdapat perbedaan definisi tentang organisasi, akan tetapi secara umum organisasi itu memiliki ciri-ciri yang sama. Edgar H. Schein, seorang psikolog keorganisasian terkemuka berpendapat bahwa semua organisasi memiliki empat macam ciri atau karakteristik sebagai berikut.[9] 1. Koordinasi Upaya; Para individu yang bekerja sama dan mengkoordinasi upaya mental atau fisikal mereka dapat mencapai banyak hal yang hebat dan yang menakjubkan. 2. Tujuan Umum Bersama; Koordinasi upaya tidak mungkin terjadi, kecuali apabila pihak yang telah bersatu, mencapai persetujuan untuk berupaya mencapai sesuatu yang merupakan kepentingan bersama. Sebuah tujuan umum bersama memberikan anggota organisasi sebuah rangsangan untuk bertindak. 3. Pembagian Kerja; Dengan jalan membagi-bagi tugas-tugas kompleks menjadi pekerjaan-pekerjaan yang terspesialisasi, maka sesuatu organisasi dapat memanfaatkan sumber-sumber daya manusianya secara efisien. Pembagian kerja memungkinkan para anggota organisasi-organisasi menjadi lebih terampil dan mampu karena tugas-tugas terspesialisasi dilaksanakan berulang-ulang.
  • 23. 4. Hierarki Otoritas; Para teoretisi organisasi telah merumuskan otoritas sebagai hak untuk mengarahkan dan memimpin kegiatan-kegiatam pihak lain. Tanpa hierarki otoritas yang jelas, koordinasi upaya akam mengalami kesulitan, bahkan kadang-kadang tidak mungkin diilaksanakan. Akuntabilitas juga dibantu apabila orang-orang bekerja dalam rantai komando ((he chain of command). Lebih lanjut, Malayu S.P. Hasibuan menyimpulkan bahwa aspek-aspek penting dari berbagai definisi organisasi adalah:[10] 1. adanya tujuan tertentu yang ingin dicapai; 2. adanya sistem kerja sama yang terstruktur dari sekelompok orang; 3. adanya pembagian kerja dan hubungan kerja antara sesama karya wan; 4. adanya penetapan dan pengelompokan pekerjaan yang terintegrasi; 5. adanya keterikatan formal dan tata tertib yang harus ditaati; 6. adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas; 7. adanya unsur-unsur dan alat-alat organisasi; 8. adanya penempatan orang-orang yang akan melakukan pekerjaan. Untuk lebih memahami hakikat organisasi, perlu diketahui pula unsur-unsurnya, yaitu: 1. Manusia (human factor), artinya organisasi baru ada jika ada unsur manusia yang bekerja sama, ada pemimpin dan ada yang dipimpin (bawahan). 2. Tempat Kedudukan, artinya organisasi baru ada, jika ada tempat kedudukannya. 3. Tujuan, artinya organisasi baru ada jika ada tujuan yang ingin dicapai. 4. Pekerjaan, artinya organisasi baru ada, jika ada pekerjaan yang akan dikerjakan serta adanya pembagian pekerjaan. 5. Struktur, artinya organisasi baru ada, jika ada hubungan dan kerja sama antara manusia yang satu dengan yang lainnya. 6. Teknologi, artinya organisasi baru ada, jika terdapat unsur teknis. 7. Lingkungan (Environment External Social System), artinya organisasi baru ada, jika ada lingkungan yang saling mempengaruhi mi-salnya ada sistem kerja sama sosial. Adapun pengorganisasian, juga didefinisikan oleh para pakarnya. Asnawir mengemukakan bahwa istitah ―organizing[11] mempunyai arti yaitu berusaha untuk menciptakan suatu struktur dan bagian untuk dapat berinteraksi dan saling pengaruh-mempengaruhi antara satu sama lainnya. Pengorganisasian tersebut juga dapat diartikan sebagai penyusunan tugas dan tanggung jawab para personil dalam organisasi.
  • 24. George R. Terry, seperti yang dikutip Malayu S.P. Hasibuan, menuliskan: Organizing is the establishing of effective behavioral relationships among persons so that they may work together efficiently and gain personal satisfaction in doing selected tasks under given environmental conditions for the purpose of achieving some goal or objective.[12] Dari dua definisi di atas jelaslah bahwa pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen setelah fungsi perencanaan sehingga masing-masing anggota organisasi mendapat tugas dan tanggung jawab tertentu sesuai dengan yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kemudian, proses pengorganisasian juga mencakup kegiatan-kegiatan berikut: 1. Pembagian kerja yang harus dilakukan oleh individu atau kelompok-kelompok tertentu. 2. Pernbagian aktivitas menurut level kekuasaan dan tanggungjawab. 3. Pengelompokan tugas menurut tipe dan jenisnya. 4. Penggunaan mekanisme koordinasi kegiatan individu /kelompok. 5. Pengaturan hubungan kerja antara anggota organisasi. Adapun langkah-langkah pengorganisasian dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Tujuan, manajer harus mengetahui tujuan organisasi yang ingin dicapai; apa profit motive atau service motive. 2. Penentuan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengetahui, merumuskan dan mengspesifikasikan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi dan menyusun daftar kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. 3. Pengelompokan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengelompokkan kegiatan- kegiatan ke dalam beberapa kelompok atas dasar tujuan yang sama; kegiatan-kegiatan yang bersamaan dan berkaitan erat disatukan ke dalam satu departemen atau satu bagian. 4. Pendelegasian wewenang, artinya manajer harus menetapkan besarnya wewenang yang akan didelegasikan kepada setiap departemen. 5. Rentang kendali, artinya manajer harus menetapkan jumlah karyawan pada setiap departemen atau bagian. 6. Perincian peranan perorangan, artinya manajer harus menetapkan dengan jelas tugas- tugas setiap individu karyawan, supaya tumpang-tindih tugas terhindarkan. 7. Tipe organisasi, artinya manajer harus menetapkan tipe organisasi apa yang akan dipakai, apakah ―line organization, line and staff organization ataukah function organization‖. 8. Struktur organisasi (organization chart = bagan organisasi), artinya manajer harus menetapkan struktur organisasi yang bagaimana yang akan dipergunakan, apa struktur
  • 25. organisasi ―segitiga vertikal, segitiga horizontal, berbentuk lingkaran, berbentuk setengah lingkaran, berbentuk kerucut vertikal/horizontal ataukah berbentuk oval‖. Jika proses pengorganisasian dalam suatu organisasi di atas dilakukan dengan baik dan berdasarkan ilmiah, maka organisasi yang disusun akan baik, efektif, efisien dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dengan demikian, antara organisasi (organization) dengan pengorganisasian (organizing) memiliki hubungan yang sangat erat. Pengorganisasian yang baik akan menghasilkan organisasi yang baik pula. Pengorganisasian diproses oleh organisator (manajer) sehingga pengorganisasian itu bersifat dinamis dan hasilnya adalah organisasi yang bersifat statis. Akan tetapi, hakikat organisasi juga bisa dipandang sebagai statis dan dinamis. Statis bila organisasi sebagai wadah, tempat kegiatan administrasi dan manajemen. Sedangkan dinamis ketika organisasi sebagai suatu proses, interaksi hubungan, formal (nampak di bagan organisasi) dan informal (tidak diatur, tidak nampak dalam struktur). Hubungan informal timbul, karena hubungan pribadi, kesamaan kepentingan, dan kesamaan interest dengan kegiatan di luar. Berangkat dari pengertian di atas maka dalam perkembangannya dan karena tuntutan globalisasi muncul berbagai hal berkenaan dengan pengorganisasian, seperti struktur organisasi yaitu pola formal bagaimana orang dan pekerja dikelompokkan dalam suatu organisasi yang biasa digambarkan dengan bagan organisasi. Perilaku organisasi, yang ditekankan pada perilaku manusia dalam kelompok, iklim organisasi yaitu serangkaian sifat lingkungan kerja, kultur organisasi yaitu sistem yang dapat menembus nilai-nilai, kepercayaan dan norma-norma di setiap organisasi, desain organisasi yaitu struktur organisasi spesifik yang dihasilkan dari keputusan dan tindakan manajer, pengembangan organisasi, politik organisasi, proses organisasi yaitu aktivitas yang memberi nafas pada kehidupan struktur organisasi, dan profil organisasi yaitu suatu diagram yang menunjukkan respons anggota organisasi. Berkaitan dengan pengertian organisasi, dalam Alquran dicontohkan beberapa surat yang berkaitan dengan organisasi, sebagaimana Firman Allah SWT yang berkaitan dengan: a. perlunya persatuan, dalam surat: 2:43, 4:71, 37:1, b. perlunya berbangsa-bangsa, dalam surat: 5:48, 22:34,67, 49:13 c. perlunya bersatu dan mengikuti jalan yang lurus, dalam surat: 30:31,32, 2:103,105, 6:59, 8:46 dan d. perlunya saling tolong-menolong dan kerja sama, dalam surat: 5:2, 8:74, 9:71. Jadi, organisasi ada karena untuk mendapatkan sesuatu. Sesuatu ini merupakan tujuan organisasi. Demikian pula dalam pendidikan Islam, organisasi juga dibutuhkan. Organisasi pendidikan Islam dapat dipahami sebagai wadah berkumpulnya beberapa orang yang saling bekerja sama dan beriteraksi dalam menerapkan dan mewujudkan tujuan pendidikan Islam dengan tetap berlandaskan kepada nilai-nilai ajaran Islam itu sendiri.
  • 26. C. Sejarah Perkembangan Organisasi Sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya bahwa manusia adalah makhluk sosial. Hal ini turut mendorong manusia membentuk organisasi untuk mewujudkan cita-citanya. Karena itu, organisasi muncul ketika manusia itu berkumpul dua orang atau lebih. Bahkan, sebelum manusia terlahir ke muka bumi ini, benih-benih organisasi juga telah tersirat sejak awal proses penciptaan manusia di alam rahim. Seperti yang dijelaskan oleh ilmu kedokteran, sel sperma seorang laki-laki dikatakan normal apabila berjumlah minimal 20 juta sel sperma. Padahal, hanya satu sel yang dibutuhkan untuk melakukan pembuahan dengan sel telur milik sang istri. Peristiwa ini mengisyaratkan bahwa manusia memang ditakdirkan untuk berorganisasi dalam mencapai tujuan. Demikian pula kisah nabi Adam as sebagai manusia pertama yang diungkap dalam al- Qur‘an, ia juga membentuk kelurga bersama istrinya Hawa. Ketika mereka memiliki anak, maka anak-anak tersebut mereka dididik dan diorganisir sedemikian rupa dengan pekerjaan yang berbeda sesuai dengan bakat dan minat mereka. Seperti Qabil bekerja sebagai petani, sedangkan Habil sebagai peternak. Hal ini terungkap dalam firman Allah SWT: Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): ―Aku pasti membunuhmu‖. berkata Habil: ―Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa‖. (Qs. al-Maidah/5: 27) Sepanjang sejarah perkembangan manusia, juga ditemukan bukti-bukti bahwa organisasi itu telah muncul di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan orang-orang Yunani, kerajaan- kerajaan yang telah dibangun pada masa Romawi juga menunjukkan bahwa mereka telah membentuk dan membangun organisasi yang baik. Dengan demikian, manusia dan organisasi serta aktivitasnya telah berlangsung lama sejak ribuan tahun silam, tapi yang dibutuhkan dan perlu untuk diketahui adalah akar perkembangan organisasi pada abad ke-18 dan ke-19, yaitu: 1. Masa Praktik Awal Ada tiga nama penting yang mempunyai pengaruh besar dalam menentukan arah dan batasan dari perilaku organisasi, mereka itu adalah Adam Smith, Charles Babbage, dan Robert Owen. 1. Adam Smith, 1776; Adam Smith telah memberikan kontribusi yang sangat penting dengan doktrin ekonominya, yaitu spesialisasi bidang kerja atau pembagian tugas dengan berbagai argumentasi yang sangat dalam. Adam Smith memberikan contoh pembagian tugas dengan spesialisasi bidang kerja tertentu dalam pabrik pembuatan peniti. Ada sepuluh orang pekerja dalam pabrik tersebut, setiap orang mempunyai tugas tertentu dengan mengerjakan suatu bagian kerja tertentu. Sepuluh orang pekerja tersebut dapat membuat 48.000 buah peniti tiap harinya. Selanjutnya, jika setiap pekerja mengambil kawat sendiri-sendiri kemudian meluruskannya, membuatkan ujung batangnya, hasilnya setiap pekerja mampu membuat satu peniti dalam satu hari. Kalau ada sepuluh pekerja maka dapat membuat sepuluh peniti setiap hari. Dan spesialisasi bidang pekerjaan tertentu
  • 27. pada masa sekarang ini sudah barang tentu termotivasi oleh keuntungan yang berlipat ganda dari doktrin Adam Smith pada 2 abad silam. 2. Charles Babbage, 1832; Charles Babbage adalah seorang profesor matematika dari Inggris yang telah mengembangkan sistem pembagian tugas yang telah diartikulasikan pertama kali oleh Adam Smith. Babbage menambahkan beberapa keuntungan dengan sistem pembagian tugas, yang telah dikemukakan oleh Adam Smith. Selain keterampilan, menghemat waktu yang terkadang sering disia-siakan terbuang ketika penggantian tugas satu ke tugas yang lain. Keuntungan tersebut yaitu: a. Mempersingkat waktu yang diperlukan untuk belajar suatu pekerjaan. b. Menghemat pemborosan material yang diperlukan dalam pelajaran pada tiap tingkatan. c. Memungkinkan untuk menghasilkan tingkat keterampilan yang tinggi. d. Memungkinkan kemampuan untuk membandingkan keterampilan seseorang dan bakat fisik dengan tugas-tugas tertentu. 3. Robert Owen, 1825; Robert Owen adalah orang periling dan berjasa dalam sejarah perilaku organisasi karena ia adalah seorang industrialis pertama yang mengingatkan bagaimana sistem pabrik yang sedang tumbuh dan berkembang telah merendahkan para pekerja. Ia menolak praktik-praktik kekerasan yang ia lihat di pabrik-pabrik, seperti anak yang bekerja di bawah umur 10 tahun, 13 jam kerja tiap hari dengan kondisi kerja yang menyedihkan. Owen menjadi seorang reformer, ia mencek para pemilik pabrik yang memperlakukan peralatan lebih baik dibandingkan dengan para karyawannya, ia mengkritik mereka yang membeli mesin dengan harga mahal sementara membayar para pekerja yang menjalankan mesin tersebut dengan harga sangat murah. Owen mengatakan bahwa mempergunakan uang untuk meningkatkan para pekerja merupakan salah satu investasi terbaik yang menjadi pilihan para eksekutif bisnis, ia mengklaim bahwa memperlihatkan concern kepada para karyawan akan sangat menguntungkan untuk manajemen dan membebaskan kesengsaraan manusia. Untuk ukuran zaman Owen ia tentu sangat idealis tapi seratus tahun setelah tahun 1825 ditetapkan jam kerja untuk semua, undang-undang perburuhan anak, pendidikan untuk umum, perusahaan memberikan makan pada waktu kerja. 2. Masa Klasik Masa Klasik meliputi tahun 1900-1930. Selama periode ini, untuk pertama kali teori-teori manajemen secara umum mulai dikembangkan, pada masa ini yang banyak kontribusi dalam perilaku organisasi, mereka itu adalah Frederick W. Taylor, Henry Fayol, Max Weber, Mary Panther Follet, dan Chester Bernard telah meletakkan dasar praktik-praktik manajemen sekarang. Manajemen secara Ilmiah 1. Frederick W Taylor; Frederick W Taylor menggambarkan prinsip-prinsip manajemen secara ilmiah menampilkan tiga bab sebagai tujuan dari gerakannya:[13]
  • 28. a. Untuk menegaskan bahwa Amerika Serikat telah dirugikan karena tidak adanya efisiensi. b. Maka solusi terletak pada manajemen yang sistematis bukan pada usaha mencari orang yang istimewa. c. Untuk membuktikan bahwa manajemen yang baik adalah suatu ilmu yang tepat yang berdasarkan pada hukum-hukum yang jelas, aturan-aturan, dan prinsip-prinsip. Awal penggunaan manajemen yang ilmiah membuahkan hasil yang gemilang. Perusahaan motor Ford berusaha melaksanakan prinsip-prinsip manajemen ilmiah di tahun 1908 dan berhasil merakit suatu mobil hanya dalam waktu 14 menit. Dari pandangan ilmu perilaku, pelaksanaan manajemen ilmiah mencoba memadukan asumsi-asumsi mekanik terhadap ilmu-ilmu perilaku organisasi. 2. Teori Administratif dari Henry Fayol; Henry Fayol seorang industriawan Perancis menerbitkan bukunya pada tahun 1919 yakni General and Industrial Administration. Yang banyak mempengaruhi pemikiran-pemikiran manajemen di Eropa. Pandangan- pandangannya dianggap sebagai suatu pemikiran tentang organisasi administratif. Fayol berpendapat bahwa semua organisasi terdiri dari unit atau subsistem sebagai berikut: a. Aspek teknik dan komersial dan dari kegiatan pembelian, produksi dan penjualan. b. Kegiatan-kegiatan keuangan. c. Unit-unit keamanan dan perlindungan d. Fungsi perhitungan e. Fungsi administratif dari perencanaan, organisasi, pengarahan, koordinasi, dan pengendalian. 3. Teori Struktural dari Max Weber; Max Weber adalah pemikir dalam ilmu sosial dari Jerman. Dua aspek kerja Weber yang relevan dengan perilaku organisasi yaitu: Pcrtama, seorang ahli ilmu sosial, ia tertarik untuk menjelas-kan preskripsi dari pertumbuhan organisasi yang besar. Kedua, ia terkesan akan kelemahan-kelemahan manusia dan pertimbangan yang kadang- kadang tidak realistis bahwa manusia mempunyai rasa emosi. Teori Max Weber memiliki sifat: a. Adanya spesialisasi atau pembagian kerja b. Adanya hierarki yang berkembang c. Adanya suatu sistem atau aturan dari suatu prosedur d. Adanya hubungan kelompok yang impersonalitas e. Adanya promosi dan jabatan yang berdasarkan kecakapan.
  • 29. 3.Gerakan Hubungan Kemanusiaan Raymond Miles menyatakan bahwa pendekatan hubungan kemanusiaan secara sederhana menempatkan karyawan sebagai manusia, tidak sebagai mesin yang dipergunakan dalam berproduksi. Pada sejarah hubungan kemanusiaan ini terdapat tiga kejadian yang memberikan kontribusi dalam penelaahan ilmu perilaku organisasi. Tiga kejadian itu antara lain sam masa-masa depresi yang hebat, gerakan kaum buruh, dan basil penemuan Howthorne. a. Masa depresi; depresi yang terjadi pada tahun 1930-an menyebabkan goncangan yang hebat di bidang keuangan. dan perekonomian pada umumnya. Penyebab depresi pada umumnya antara lain: a) Akumulasi stok barang yang baru yang besar di tangan konsumen b) Konsumen menolak naiknya harga c) Jarang investasi dalam skala usaha d) Melemahnya kepercayaan dan harapan-harapan e) Akumulasi yang besar dari kemampuan produksi sebagai basil pengembangan teknologi. Ledakan depresi menyadarkan manajemen untuk menghayati bahwa produksi tidak akan bertahan lama sebagai unsur yang bertanggung jawab dalam manajemen. Di saat itu lalu timbul gagasan untuk meletakkan unsur manusia sebagai unsur yang amat dominan dalam manajemen, sebagai basil dari depresi hubungan kemanusiaan dan perilaku organisasi mendapatkan tempat yang dominan dan perhatian yang seksama. b. Gerakan Serikat Buruh; di tahun 1935 serikat buruh secara sah diakui (legally entranced), banyak para manajer menjadi sadar dan mulai banyak memberikan perhatiannya kepada buruh. Gerakan serikat buruh ini secara langsung ataupun tidak langsung memberikan dampak yang besar terhadap studi perilaku organisasi individu- individu yang mendukung kerja sama dalam suatu organisasi tertentu. Gerakan serikat buruh tercatat dalam sejarah pengembangan studi perilaku organisasi, sebagai titik awal dalam masa embrio berkembang gerakan kemanusiaan. c. Penemuan Howthorne; Howthome mengadakan penelitian dengan tujuan untuk mencari sampai di mana pengaruh hubungan antara kondisi fisik lingkungan kerja dengan produktivitas karyawan. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa langkah. Langkah pertama, percobaan tentang cahaya lampu antara tahun 1924-1927, hasilnya bahwa cahaya penerangan lampu pada tempat kerja hanyalah salah satu faktor yang mempengaruhi hasil kerja dan pengaruhnya kecil sekali. Langkah kedua, Howthorne menyediakan ruang istirahat bagi karyawan. Hasilnya dari fase ini hampir sama dengan fase pertama. Langkah ketiga, studi tentang ruang bank tilgram. Tujuannya untuk melakukan analisis pengamatan terhadap kelompok pekerja informal. Ternyata dalam fase ketiga ini tidak ada kenaikan produktivitas yang tinggi. Implikasi penemuan Howthorne terhadap pengembangan tentang ilmu perilaku organisasi ternyata
  • 30. amat besar dan penting sekali. Usaha-usaha penemuan ini merupakan satu dasar yang amat berharga terhadap pendekatan perilaku di dalam segala aspek manajemen. 4. Organisasi Modern Asumsi dasar tentang sifat manusia menurut ilmu organisasi modern adalah bukan baik dan bukan buruk. Beberapa orang beranggapan bahwa manusia mempunyai keunikan dalam perilaku hal yang terarah, lainnya beranggapan bahwa perilaku manusia dalam banyak hal menunjukkan sebagai sasaran yang tidak teratur. Pendekatan yang dipakai untuk menganalisis perilaku manusia menurut ahli perilaku organisasi modern, yaitu pada hakikatnya juga menggunakan metode eksperimen, dengan memberikan penekanan pada observasi terkendali dan generalisasi data. Pengharapan- pengharapan pada manajemen modern, yaitu pemahaman-pemahaman dari perilaku manusia yang selalu bertambah dengan pemahaman ilmiah yang akan membawa ke arah penyempurnaan kerja. Selain dari sejarah perkembangan organisasi sebagai suatu ilmu yang terjadi di kalangan ilmu barat, jauh sebelumnya juga ditemukan tokoh-tokoh dari Timur (baca: Islam) dalam mengemukakan berbagai teori yang berkenaan dengan organisasi. Salah satu di antaranya yang terkenal adalah Ibn Khaldun (1332 – 1406 M/732 – 808 H) diakui oleh para sarjana baik muslim maupun non-muslim di Barat sebagai seorang sosiolog ternama. Dalam kitab magnum opusnya, Muqaddimah, Ibn Khaldun banyak berbicara tentang teori masyarakat, peradaban, perkembangan profesi, serta pentingnya berkumpul (organisasi) dalam mewujudkan cita-cita bersama. Dalam Muqaddimah-nya,[14] Ibn Khaldun mengutip pendapat para filosof—di sini Ibn Khaldun tidak menyebutkan nama-nama filosof tersebut—―manusia adalah makhluk sosial‖ (al-insānu madaniyyun bit thab‘i). Pernyataan ini menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Lebih lanjut, ia menuliskan; Pernyataan ini mengandung makna bahwa seorang manusia tidak bisa hidup sendirian, dan eksistensinya tidaklah terlaksana kecuali dengan kehidupan bersama. Dia tidak akan mampu menyempurnakan eksistensi dan mengatur kehidupannya dengan sempurna secara sendiri. Benar-benar sudah menjadi wataknya, apabila manusia butuh bantuan dalam memenuhi kebutuhannya. Mula-mula, bantuan itu berupa konsultasi, lalu kemudian berserikat serta hal-hal lain sesudahnya. Berserikat dengan orang lain, bila ada kesatuan tujuan, akan membawa kepada sikap saling membantu. Tapi jika tujuannya berbeda, akan menimbulkan perselisihan dan pertengkaran, sehingga muncullah sikap saling membenci, saling berselisih. Ini yang membawa peperangan atau perdamaian di kalangan bangsa- bangsa. Dalam pernyataan di atas, Ibn Khaldun menyebutkan sebagai makhluk sosial, manusia selala berserikat (berorganisasi) jika memang ada kesatuan tujuan. Tampak jelas bahwa Ibn Khaldun—yang hidup sekitar empat abad sebelum Adam Smith (1776)—telah memahami teori organisasi. Dengan demikian, konsep organisasi sebenarnya telah dikemukakan oleh para tokoh intelektual Islam ketika masa kejayaannya sebelum berkembangnya peradaban Barat. Semua itu tidak terlepas dari isyarat-isyarat yang dikemukakan dalam al-Qur‘an maupun Hadis sehingga melahirkan berbagai pemikiran yang brilliant dari generasi muslim pada masa-masa selanjutnya.
  • 31. D. Prinsip-prinsip, Fungsi dan Manfaat Organisasi Agar terwujudnya suatu organisasi yang baik, efektif, efisien serta sesuai dengan kebutuhan, secara selektif harus didasarkan pada prinsip-prinsip organisasi sebagai berikut. 1. Principle of Organizational Objective (prinsip tujuan organisasi). Menurut prinsip ini tujuan organisasi harus jelas dan rasional, apakah bertujuan untuk mendapatkan laba (business organization) ataukah untuk memberikan pelayanan (public organization). Hal ini merupakan bagian penting dalam menentukan struktur organisasi. 2. Principle of Unity of Objective (prinsip kesatuan tujuan). Menurut prinsip ini, di dalam suatu organisasi harus ada kesatuan tujuan yang ingin dicapai. Organisasi secara keseluruhan dan tiap-tiap bagiannya harus berusaha untuk mencapai tujuan tersebut. Organisasi akan kacau, jika tidak ada kesatuan. 3. Principle of Unity of Command (prinsip kesatuan perintah) Menurut prinsip ini, hendaknya setiap bawahan menerima perintah ataupun memberikan pertanggungjawaban hanya kepada satu orang atasan, tetapi seorang atasan dapat memerintah beberapa orang bawahan. 4. Principle of the Span of Management (prinsip rentang kendali). Menurut prinsip ini, seorang manajer hanya dapat memimpin secara efektif sejumlah bawahan tertentu, misalnya 3 sampai 9 orang. Jumlah bawahan ini tergantung kecakapan dan kemampuan manajer bersangkutan. 5. Principle of Delegation of Authority (prinsip pendelegasian wewenang) Menurut prinsip ini, hendaknya pendelegasian wewenang dari seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain jelas dan efektif, sehingga ia mengetahui wewenangnya. 6. Principle of Parity of Authority and Responsibility (prinsip keseimbangan wewenang dan tanggung jawab) Menurut prinsip ini, hendaknya wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Wewenang yang didelegasikan dengan tanggung jawab yang timbul karenanya harus samabesarnya, hendaknya wewenang yang didelegasikan tidak meminta pertanggungja wabany ang lebih besar dari wewenang itu sendiri atau sebaliknya. Misalnya, jika wewenang sebesar X, tanggung jawabnya pun harus sebesar X pula. 7. Principle of Responsibility (prinsip tanggung jawab). Menurut prinsip ini, hendaknya pertanggungjawaban dari bawahan terhadap atasan harus sesuai dengan garis wewenang (line authority) dan pelimpahan wewenang; seseorang hanya bertanggung jawab kepada orang yang melimpahkan wewenang tersebut. 8. Principle of Departmentation (principle of devision of work-prinsip pembagian kerja). Menurut prinsip ini, pengelompokan tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan- kegiatan yang sama ke dalam satu unit kerja (departemen) hendaknya didasarkan atas eratnya hubungan pekerjaan tersebut. 9. Principle of Personnel Placement (prinsip penempatan personalia). Menurut prinsip ini, hendaknya penempatan orang-orang pada setiap jabatan harus didasarkan atas kecakapan, keahlian dan keterampilannya (the right men, in the right job); mismanajemen penempatan harus dihindarkan. Efektivitas organisasi yang optimal memerlukan penempatan karyawan
  • 32. yang tepat. Untuk itu harus dilakukan seleksi yang objektif dan berpedoman atas job specification dari jabatan yang akan diisinya. 10. Principle of Scalar Chain (prinsip jenjang berangkai). Menurut prinsip ini, hendaknya saluran perintah/wewenang dari atas ke bawah harus merupakan mata rantai vertikal yang jelas dan tidak terputus-putus serta menempuh jarak terpendek. Sebaliknya pertanggungjawaban dari bawahan ke atasan juga melalui mata rantai vertikal, jelas dan menempuh jarak terpendeknya. Hal ini penting, karena dasar organisasi yang fundamental adalah rangkaian wewenang dari atas ke bawah; tindakan dumping hendaknya dihindarkan. 11. Principle of Efficiency (prinsip efisiensi). Menurut prinsip ini, suatu organisasi dalam mencapai tujuannya harus dapat mencapai hasil yang optimal dengan pengorbanan yang minimal. 12. Principle of Continuity (prinsip kesinambungan). Organisasi harus mengusahakan cara- cara untuk menjamin kelangsungan hidupnya. 13. Principle of Coordination (prinsip koordinasi). Prinsip ini merupakan tindak lanjut dari prinsip-prinsip organisasi lainnya. Koordinasi dimaksudkan untuk mensinkronkan dan mengintegrasikan segala tindakan, supaya terarah kepada sasaran yang ingin dicapai. Dalam konteks pendidikan Islam, prinsip-prinsip ini haruslah berlandaskan kepada landasan ajaran Islam itu sendiri, yaitu al-Qur‘an dan Sunnah. Di antara prinsip organisasi yang tersirat dalam al-Qur‘an dan Hadis adalah sebagai berikut: 1. Tujuan organisasi secara umum harus mencari dan menemukan keridhaan Allah SWT. Meskipun tujuan lain dibangun bernuansa duniawi, akan tetapi hal-hal yang bersifat duniawi tersebut adalah sesuatu yang diridhai oleh Allah SWT. Firman-Nya: Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak- banyak supaya kamu beruntung. (Qs. al-Jumuah: 9-10) 2. Kerja sama yang dilakukan dalam suatu organisasi—termasuk segala proses yang dijalankan—hanya dalam kebaikan, bukan dalam hal kemaksiatan, keburukan, atau kemungkaran. Firman-Nya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (Qs. Al-Maidah/5: 2) 3. Pemberian tugas dan wewenang kepada anggota organisasi berdasarkan kemampuan yang mereka miliki. Dalam ajaran Islam, banyak hal hukum yang diterapkan berdasarkan kemampuannya, seperti shalat duduk atau berbaring bagi orang yang sakit, mengganti puasanya dengan fidyah bagi yang sakit dan sulit akan sembuh, dan sebagainya. Demikian pula perintah memberi nafkah, juga berdasarkan kemampuan seseorang, sebagaimana firman-Nya:
  • 33. Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. (Qs. ath-Thalaq/65: 7) Dalam hal ini, juga diperlukan penyerahan tugas sesuai dengan keahliannya. Rasulullah SAW bersabda: Apabila suatu perkara/urusan diserahkan bukan pada ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya. (HR. Bukhari). 4. Masing-masing anggota organisasi harus menjalankan tugasnya dengan baik dan mempertanggungjawabkan setiap tugas yang diembannya. Rasulullah SAW bersabda: … Kalian semua adalah pemimpin, dan akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya… (muttafaq ‗alaih). Mengenai tanggung jawab ini, juga dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam al-Qur‘an surat ar-Ra‘du/13 ayat 11: Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apa yang terdapat pada (keadaan) satu kaum (masyarakat), sehingga mereka mengubah apa yang terdapat dalam diri (sikap mental) mereka. 5. Seluruh anggota organisasi secara kolektif bertanggung jawab terhadap individu- individu yang ada dalam organisasi tersebut sehingga diperlukan adanya pembinaan (supervisi), pendidikan, dan perhatian kepada mereka. Jika tidak, maka kesalahan yang dilakukan oleh individu tertentu bisa merusak citra organisasi. Hal ini tersirat dalam firman Allah SWT dalam surat al-Anfal/8 ayat 25: Artinya: dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang- orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan- Nya. 6. Komunikasi yang digunakan dalam organisasi hendaklah dengan lemah lembut, tegas, perkataan yang benar serta mengandung keselamatan, sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan. Mengenai pentingnya berkomunikasi dengan baik dan lemah lembut ini Allah SWT berfirman: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. (Qs. Ali Imran/3: 159)
  • 34. Dalam al-Qur‘an juga ditemukan beberapa istilah komunikasi seperti: a. qaulan sadida/perkataan yang benar (Qs. an-Nisa‘/4: 9 dan al-Ahzab/33: 70); b. qaulan karima/perkataan yang mulia (Qs. al-Isra‘/17: 23); c. qaulun ma‘rufun atau qaulan ma‘rufa/perkataan yang baik (Qs. al-Baqarah/2: 2235 dan 263; Muhammad/47: 21 juga al-Ahzab/33: 32 dan an-Nisa‘/4: 8); d. qaula al-haq/perkataan yang benar (Qs. Maryam/19: 34); dan e. qaulan baligha/perkataan yang sampai berbekas pada jiwa mereka (Qs. an-Nisa‘/4: 63). Berbagai bentuk kata yang menunjukkan etika dan cara komunikasi tersebut dilakukan sesuai dengan kondisi lawan bicara dan materi yang dibicarakan. Penerapan komunikasi seperti ini akan sangat efektif dalam membangun organisasi yang profesional dan menyenangkan. 7. Selain menggunakan kata-kata yang baik, hendaklah saling memberi nasehat di jalan yang benar, sebagaimana dijelaskan dalam surat al-‘Ashr ayat 1-3: Artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati (saling berwasiat) supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati (saling berwasiat) supaya menetapi kesabaran. 8. Dalam pengambilan kebijakan dan keputusan, hendaklah dilakukan dengan prinsip musyawarah dan diiringi dengan sifat tawakal. Sebagaimana firman-Nya: Dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Qs. Ali Imran/3: 159) 9. Menegakkan prinsip keadilan. Islam sangat menekankan pentingnya menegakkan keadilan, termasuk dalam urusan kemasyarakat dan berorganisasi. Bahkan Ali ibn Abi Thalib kw. pernah berkata: ―Tuhan akan menegakkan negara yang adil meskipun kafir dan akan menghancurkan negara yang zhalim meskipun Islam‖. Al-Qur‘an juga banyak membicarakan tentang prinsip keadilan, salah satu di antaranya adalah: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali- kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. surat al-Maidah/5 ayat 8) 10. Jabatan dan tugas yang diberikan dalam organisasi pada hakikatnya sebagai amanah yang harus dijalankan dengan sifat amanah (dapat dipercaya) pula. Pentingnya sifat amanah ini juga ditegaskan dalam al-Qur‘an bahwa watak manusia memang suka menerima amanah, akan tetapi agar tidak termasuk orang yang zalim lagi bodoh, harus mampu mengemban amanah tersebut sebagaimana mestinya. Dalam konteks berorganisasi,
  • 35. maka setiap anggota organisasi harus menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing sesuai dengan job description yang diberikan. Firman-Nya: Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung- gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh, (Qs. al-Ahzab/33: 72) 11. Dalam menjalankan organisasi pendidikan Islam hendaklah dilakukan dengan cara yang baik, jujur, tranparan, dan sifat-sifat terpuji lainnya sebagaimana yang dituntun dalam ajaran Islam, khususnya yang berkenaan dengan ajaran akhlaqul Islam. Adapun yang menjadi fungsi dari sasaran organisasi tersebut antara lain: 1. Dapat merumuskan serta memusatkan perhatian atau mengarahkan para manajer dalam usaha memperoleh dan mempergunakan sumber daya organisasi. 2. Dapat digunakan sebagai dasar dan alasan peng-orgairisasian. 3. Sebagai suatu standar penilaian terhadap organisasi, dan daprt dijadikau sebagai ukuran terhadap derajat efektivitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuannya. 4. Sebagai sumber legitimasi yang membenarkan kegi¬atan dan eksistensinya terliadap kelornpok-kelompok yang beraneka ragam seperti para penanaman modal, anggota, pelanggan dan masyarakat secara keseluruhan dan sebagainya. 5. Dapat membantu organisasi untuk memperoleh suinberdaya manusia yang dibutuhkan. Fungsi yang menjadi sasaran bagi para anggota perseorangan dalam suatu organisasi adalah: 1. Dapat memberikan pengarahan kerja sehingga mendorong para pekerja untuk memusatkan perhatian dan usahanya secara lebih ielas ke arah tujuan yang telah ditetapkan. 2. Memberikan alasan sebagai dasar untuk bekerja dan dapat memberikan arti pada pekerjaan yang kelihatannya tidak terarah. 3. Dapat dijadikan sebagai sasaran pencapaian keinginan pribadi. 4. Dapat membantu individu merasa terjarnin bahwa Organisasi akan tenis berjalan untuk masa selanjut-nya. 5. Dapat memberikan identifikasi dan status bagi para pekerjanya Sementara manfaat dari adanya organisasi adalah: 1. Organisasi sebagai penuntun pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan akan lebih efektif dengan adanya organisasi yang baik.
  • 36. 2. Organisasi dapat mengubah kehidupan masyarakat. Jika organisasi itu di bidang pendidikan, maka akan turut mencerdaskan masyarakat serta membimbing masyarakat agar tetap menerapkan nilai-nilai ajaran Islam. 3. Organisasi menawarkan karier. Karier berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan. Jika kita menginginkan karier untuk kemajuan hidup, berorganisasi dapat menjadi solusi. 4. Organisasi sebagai cagar ilmu pengetahuan. Organisasi selalu berkembang seiring dengn munculnya fenomena-fenomena organisasi tertentu. Peran penelitian dan pengembangan sangat dibutuhkan sebagai dokumentasi yang nanti akan mengukir sejarah ilmu pengetahuan. Dalam ajaran Islam, juga diperlukan organisasi. Rasulullah SAW bersabda bahwa Shalat berjama‘ah lebih utama daripada shalat sendirian 27 derajat. Hadis ini mengisyaratkan tentang: a. Keutamaan shalat berjamaah b. Aplikasinya dalam kehidupan bermasyarakat bahwa hidup secara berjamaah atau berorganisasi dengan dipimpin oleh seorang pemimpm/imam lebih besar keuntungannya daripada tanpa berorganisasi atau berjamaah. Begitu pula pernyataan Ali bin Abi Thalib: “al-haqqu bila nizhamin sayaghlibuhu al- bathil bi nizhamin”, (Kebenaran yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir). Pernyataan ini menunjukkan begitu pentingnya organisasi untuk mewujudkan suatu tujuan, termasuk dalam menerapkan kebenaran. E. Bentuk-bentuk Organisasi Bentuk-bentuk organisasi dapat dilihat dari beberapa segi, di antaranya: 1. Berdasarkan tipe-tipe strukturnya. 2. Berdasarkan proses pembentukannya; 3. Berdasarkan kaitan hubungannya dengan pemerintah; 4. Berdasarkan skala (ukuran) besar-kecilnya; 5. Berdasarkan tujuannya; 6. Berdasarkan organization chartnya; Bentuk-bentuk organisasi di atas akan dijelaskan berikut ini: 1. Berdasarkan Tipe-tipe Struktur Organisasi Jika dilihat dari strukturnya, organisasi dapat dibagi kepada beberapa tipe, yaitu: (1) organisasi dalam bentuk lini (line organization), (2) organisasi dalam bentuk lini dan staf
  • 37. (line and staf organization), (3) organisasi dalam bentuk fungsional {functional, organization), dan (4) organisasi dalam bentuk panitia (committe organization). Untuk lebih jelasnya pemahaman mengenai bentuk-bentuk orgaisasi tersebut dapai dilihat pada uraian berikut ini. a. Organisasi dalam bentuk lini (line Organization) Bentuk lini juga disebut ―bentuk lurus‖, ―bentuk jalur‖, atau ―bentuk militer‖. Bentuk ini adalah bentuk yang dianggap paling tua dan digunakan secara luas pada masa perkembangan industri pertama. Organisasi Lini ini diciptakan oleh Henry Fayol dan biasanya orga¬nisasi ini dipakai oleh militer dan perusahaan-perusahaan kecil saja. Dalam organisasi lini ini pendelegasian wewenang dilakukan secara vertikal melalui garis terpendek dari seorang atasan kepada bawahannya. Pelaporan tanggung jawab dari bawahan kepada atasannya juga dilakukan melalui garis vertikal yang terpendek. Perintah- perintah hanya diberikan seorang atasan saja dan pelaporan tanggung jawab hanya kepada atasan bersangkutan. Adapun ciri-ciri dari organisasi dalam bentuk ini adalah: 1) Garis komando langsung dari atasan ke bawahan atau dari pimpinan tertinggi kepada berbagai tingkat operasional. 2) Masing-masing pekerja bertanggungjawab penuh terhadap semua kegiatannya. 3) Otoritas dan tanggung jawab tertinggi terletak pada pimpinan puncak (top Management). 4) Ruang lingkup Organisasinya lebih kecil dan jumlah anggota juga sedikit. 5) Hubuilgan kerja antara atasan dan bawahan berbsifat langsung. 6) Tujuan. alat-alat yang digunakan dan struktur organisasi bersifat sederhana. 7) Pemilik organisasi biasanya menjadi pimpinan yang tertinggi. 8) Tingkat spesialisasi yang dibiltuhkan masih sangat rendah. 9) Semua anggota organisasi masih kenal antara satu sama lainnya. 10) Produksi yang dihasilkatt belum beraneka ragam (defersified). Organisasi bentuk lini ini mengandung beberapa keuntungan, di samping itu juga mengandung beberapa kelemahan. Di antara keuntungan dari organisasi dalam bentuk lini ini antara lain: 1) Kekuatan dan tanggung-jawab dapat ditetapkan secara pasti. 2) Orang-orang yang mempunyai kekuasaan dan tanggung-jawab diketahui oleh semua pihak.
  • 38. 3) Proses pengambilan kepuiusan berjalan dengan tepat karena jumlah orang yang perlu diajak berkonsultasi tidak banyak. 4) Disiplin kerja mudah dipertahankan dan pengawasan dari pimpinan mudah dilaksanakan. 5) Besarnya solidaritas para anggota karena satu sama lainnya saling kenal-mengenal. 6) Tersedianya kesempatan yang banyak bagi pimpinan organisasi untuk melatih bakat- bakat yang dipunyai bawahan. 7) Kesempatan bagi para anggota organisasi untuk mengembangkan spesialisasinya sangat terbatas. Di samping itu beberapa kelemahan dari organisasi dalam bentuk lini tersebut antara lain: 1) Tujuan organisasi cenderung sama, atau paling tidak didasarkan atas tujuan pribadi pimpinan tertinggi dari organisasi dimaksud. 2) Pimpinan organisasi cenderung bertindak otoriter, karena organisasi dipandang milik pribadi. 3) Seluruh kegiatan organsasi tertalu tergantung kepada seseorang, dan kelangsungan hidup organisasi sangat ditentukan oleh orang bersangkutan. 4) Kesempatan bagi para anggota organisasi untuk mengembangkan spesialisasinya sangat terbatas. b. Organisasi dalam bentuk staf (Staff Organization) Organisasi dalam bentuk staf hanya mempunyai hubungan dengan pucuk pimpinan dan berfungsi memberikan bantuan baik berupa pikiran maupun bantuan lain demi kelancaran tugas pimpinan dalam mencapai tujuan secara keseluruhan. Bentuk ini tidak mempunyai garis komando ke bawah. c. Organisasi dalam bentuk lini dan staf (tine and staf organization Organisasi Lini dan Staf (Line and Staff Organization) ini pada dasarnya merupakan kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Kombinasi ini dilakukan dengan cara memanfaatkan kebaikan-kebaikannya dan meniadakan keburukan-keburukannya. Biasanya organisasi bentuk lini dan staf ini terjadi pada organisasi yang lebih besar, di mana penyediaan tenaga spesialis sudah semakin dirasakan untuk memberikan nasehat- nasehat atau saran-saran teknis dan memberikan jasa-jasa kepada unit-unit operasional. Tenaga semacam itu biasanya disebut ―staff personnel‖ yaitu orang yang melaksanakan fungsi staf (staff function), yang dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu: para penasehat (advisor) dan personil yang melakukan kegiatan penunjang (auxiliary personnel) demi lancarnya mekanisme organisasi. Ada beberapa karakteristik atau ciri utama; dari organisasi yang berbentuk lini dan staf ini adalah: