SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 16
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sering kali kita mengalami kesulitan untuk menentukan kandungan
mineral suatu bahan hasil pertanian secara langsung dari bahan aslinya seperti apa
yang ada di dalam bahan pangan tersebut. Oleh karena itulah, perlu dicari suatu
alternatif untuk menganalisis kandungan mineral yang ada dalam bahan hasil
pertanian yaitu dengan cara pengabuan.
Pengabuan merupakan suatu proses pemanasan bahan dengan suhu sangat
tinggi selama beberapa waktu sehingga bahan akan habis terbakar dan hanya
tersisa zat anorganik berwarna putih keabu-abuan yang disebut abu. Abu
merupakan zat anorganik sisa hasil pembakaran bahan organik. Kadar abu dari
suatu bahan dapat menunjukkan kandungan mineral yang ada dalam bahan
tersebut.
Pengabuan dapat menyebabkan hilangnya bahan-bahan organik dan
anorganik sehingga terjadi perubahan radikal organik dan segera terbentuk
elemen logam dalam bentuk oksida atau bersenyawa dengan ion-ion negatif.
Kandungan abu dan komposisinya bergantung pada macam bahan dan
cara pengabuan yang digunakan. Ada dua macam cara pengabuan, yaitu cara
kering (langsung) dan cara basah (tidak langsung). Kedua cara pengabuan
tersebut memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Cara kering
dilakukan dengan mengoksidasikan zat-zat organik pada suhu 500-600oC
kemudian melakukan penimbangan zat-zat tertinggal. Sedangkan cara basah
dilakukan dengan menambahkan senyawa tertentu pada bahan yang diabukan
sepeti gliserol, alkohol asam sulfat atau asam nitrat.

1
Penentuan kadar abu total yang dilakukan terhadap bahan hasil pertanian
bertujuan untuk menentukan baik tidaknya suatu proses pengolahan, mengetahui
jenis bahan yang digunakan, serta dijadikan parameter nilai gizi bahan makanan.
Oleh karena begitu pentingnya peranan abu untuk menganalisis
kandungan komponen mineral yang terdapat dalam bahan hasil pertanian, maka
perlu kiranya untuk melakukan kegiatan praktikum penetapan kadar abu.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara analisis kadar abu bahan pangan dan hasil pertanian
2. Untuk mengukur kadar abu bahan pangan dan hasil pertanian dengan metode
pengabuan kering.

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Metode Pengabuan Kering dan Basah
Dalam proses pengabuan suatu bahan, ada dua macam metode yang dapat
dilakukan, yaitu cara kering (langsung) dan cara tidak langsung (cara basah). Cara
kering dilakukan dengan mengoksidasikan zat-zat organik pada suhu 500-600oC
kemudian melakukan penimbangan zat-zat tertinggal. Pengabuan cara kering
digunakan untuk penentuan total abu, abu larut, tidak larut air dan tidak larut asam.
Waktu pengabuan lama, suhu yang diperlukan tinggi, serta untuk analisis sampel
dalam jumlah banyak. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
pengabuan cara kering, yaitu mengusahakan suhu pengabuan sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi kehilangan elemen secara mekanis karena penggunaan suhu
yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya penguapan beberapa unsur, seperti
K, Na, S, Ca, Cl, dan P.
Sedangkan cara basah dilakukan dengan menambahkan senyawa tertentu pada
bahan yang diabukan sepeti gliserol, alkohol asam sulfat atau asam nitrat. Pengabuan
cara basah dilakukan untuk penentuan elemen mineral. Waktu pengabuan relatif
cepat, suhu yang dibutuhkan tidak terlalu tinggi, untuk analisis sampel dalam jumlah
sedikit, memakai reagen kimia yang sering berbahaya sehingga perlu koreksi
terhadap reagen yang digunakan (Wulandari, 2010).
2.2 Bahan Baku Praktikum
2.2.1 Tepung Tapioka
Tepung tapioca adalah salah satuhasil olahan dari ubi kayu. Tepung
tapioca umumnya berbentuk butiran pati yang banyak terdapat dalam sel

3
umbi singkong (Razif, 2006; Astawan, 2009). Kandungan nutisi pada
tepung tapioka :

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Pada tepung Tapioka (Soemarno, 2007)
Komposisi

Jumlah

Kalori (Per 100 gr)

363

Karbohidrat (%)

88.2

Kadar air (%)

9.0

Lemak (%)

0.5

Protein (%)

1.1

Ca (mg/100gr)

84

P (mg/100gr)

125

Fe (mg/100gr)

1.0

Vitamin B1 (mg/100gr)

0.4

Vitamin C (mg/100gr)

0

2.2.2 Kopi
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah
lama dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi.
Konsumsi kopi dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan
26% berasal dari spesies kopi robusta. Kopi bersal dari Afrika, yaitu daerah
pegunungan di Etopia. Namun, kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat
dnia setelah tanaman tersebut dikembangkan di luar daerah asalnya, yaitu
Yaman di bagian selatan Arab, melalui para saudagar Arab (Rahardjo,
2012)
Sistematika tanaman kopi robusta menurut Rahardjo, (2012) adalah
sebagai berikut :

4
Kingdom

: Plantae

Sub kingdom

: Tracheobiomita

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Sub Kelas

: Astridae

Ordo

: Rubiaceace

Genus

: Coffea

Spesies

: Coffea robusta

Menurut Aak (1980), tedapat empat jenis kopi yang telah dibudayakan,
yakni :
1. Kopi arabika
Kopi arabika merupakan kopi yang paling banyak di kembangkan
di dunia maupun di Indonesia khususnya. Kapi ini ditanam pada dataran
tinggi yang memiliki iklim kering sekitar 1350-1850 m dari permukaan
laut.
2. Kopi liberika
Jenis kopi ini berasl dari datran rendah Monrovia di daerah
Liberika. Pohon kopi liberika tumbuh dengan susbur didareah yang
memiliki tingkat kelembapan yang tinggi dan panas.
3. Kopi Robusta
Kopi robusta juga dipergunakan untuk tujuan perdagangan, Robusta
adalah nama botanis. Jenis kopi ini berasal dari Afrika, dari pantai barat
sampai Uganda.
4. Kopi hibrida
Kopi hibrida merupakan turunan pertama hasil perkawinan antara
dua spesies atau varietas sihingga mewarisi sifat unggul dari kedua
induknya.

5
2.3 Prinsip Analisa
Prinsip analisa yang dilakukan pada saat praktikum yaitu prinsip analisa
secara langsung (metode kering). Prinsip pengabuan secara langsung yaitu
menggunakan panas tinggi sekitar 500ᵒ C sampai 600ᵒ C dan dengan keberadaan
oksigen untuk bmengoksidasi semua zat organic yang berda di dalam bahan.
Mekanisme pengabuan secara lanngsung yang pertama kurs porselin dioven
terlebih dahulu selama 1 jam, kemudian diangkat dan didinginkan selama 30
menit dalam eksikator. Cawan kosong kumudian ditimbang sebagai a gram.
Satelah itu bahan sampel dimasukan kedalam kurs/cawan sebanyak 5 gram ,
kenudian ditimbang dan dicatat dalam sebagai b gram. Pengabuan dilakukan
dalam dua tahap yaitu pemanasan pada suhu 500ᵒ C agar kandungan bahan
volatile dan lemak terlindungi hingga kandungan asam hilang. Pemanasan
dilakukan hingga asam habis. Selanjutnya pemansan pada suhu bertahap hingga
600ᵒ

C

agar

perubahansuhu

secara

tiba-tiba

tidak

memecahkan

kurs/cawan(Apriyantono, 1889).
2.4 Pentingnya Pengabuan Bagi Produk Makanan
Pengabuan dilakukan untuk menentukan jumlah mineral yang terkandung
dalam bahan. Penentuan abu total dilakukan dengan tujuan untuk menentukan
baiktidaknya suatu proses pengolahan., mengetahui jenis makanan yang
digunakan, serta dijadikan para meter nilai gizi bahan makanan. Kandungan abu
dari suatu bahan menunujukan kadar mineral dalam bahan tersebut. Penentuan
abu juga digunakan sebagai parameter nilai gizi pada bahn makanan. Sebagai
contoh yaitu adanya kandungan abu yang tidak larut dalam asam yang cukup
tinggi menunujukan adanya pasir atau kotoran yang lain (Irawati, 2008)
Untuk mengetahui kandungan abu yang dapat larut dan tidak dapat larut,
perlu dilakukan tindakan berupa melarutkan sisa pengabuan dalam aquades,
kemudian disaring. Endapan yang terdapat di kertas saring merupakan abu yang
tidak dapat larut. Sedangkan yang ada dalam air merupakan abu yang mudah

6
larut. Untuk mengetahui jenis mineral yang terkandung di dalamnya, dapat
dilakukan dengan menggunakan metode titrasi atau serapan panjang gelombang
dengan spektrofotometer ( Fauzi, 1994).

7
BAB 3. METODO LOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Tanur pengabuan/muffle
2. Eksikator dan silikal gelnya
3. Kush proselin
4. Neraca analitik
5. Penjepit kurs
6. Spatula
3.1.2 Bahan
1. Tepung tapioka
2. Ikan asin
3. Kopi
4. Kacang tanah
3.2 Prosedur Analisa
Prosedur analisa kadar abu yang pertama bersihkan bahan sampel cuci bila
terdapat kotoran, kurs proselin oven selama 15 menit dengan suhu 100ᵒ C kenudian
eksikator selama 5 menit untuk menstabilkan kelembapan. Kurs proselin ditimbang
sebagai a gram, tambahkan bahan sampel yang telah dipersiapkan kemudian masukan
kedalam tanur dan atur suhunya dengan skala 30-40 selama 1 jam sampai asapnya
habis. Setelah 1 jam, naikan suhunya menjadi 60-80 selama 4 jam untuk
mendapatkan proses pengabuan yang sempurna dan timbang hasil pengabuannya
sebagai C gram.

8
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamtan
45
40
35
30
25
Series1

20
15
10
5
0
Tepung Tapioka

Kopi Fermen

Kopi non fermen

4.2 Pembahasan
Dari grafik tersebut menunjukan bahwa untuk sampel tepung tapioka
banyak sekali penyimpangan. Nilai kadar abunya jauh sekali dengan nilai
RSDnya. Untuk nilai SDnya tidak sesuai dengan

literature, karena nilainya

dibawah nilia satandar SD. Begitu pula untuk nilai RSDnya yang mana nilainya
lebi dari nilai RSD yaitu maksimal 5. Namun pada data hasil praktikum nilainya
40,9448 hal ini menunjukan adanya penyimpangan pada proses praktikum.
Penyebab kesalahan atau (error) pada hasil praktikum , yang pertama kesalahan
pada saat pembacaan skala meniscus.
Berdasarkan data grafik tersebut menunjukan bahwa nilai kadar abu
dengan RSD ada selisih nilai .Untuk nilai SD pada kopi fermentasi berada
dibawah nilai standar SD, hal ini menunjukan bahwa pada analisis abu pada kopi
fermentasi tidak ada penyimpangan, karena nilai RSDnya dibawah 5, yaitu
2,113%. Begitu pula pada analisis kadar abu kopi non fermentasi yang mana

9
nilai kadar abu dengan RSDnya tidak terjadi penyimpangan. Untuk nilai SDnya
tidak terjadi penyimpangan karena nilainya dibawah nilai SD yaitu 0 samapi
1yaitu 0, 173 sedangkan untuk nilai RSDnya juga tidak terjadi penyimpangan,
karena nilainya di bwawah nilai maksimal RSD yaitu 3,885%.

10
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum kadar abu dapat disimpulkan bahwa :
1. Komponen abu pada analisis proksimat tidak memberikan nilai makanan
yang penting karena abu tidak mengalami pembakaran sehingga tidak
menghasilkan energi.
2. Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang
terdapat pada suatu bahan pangan.Bahan pangan terdiri dari 96% bahan
anorganik dan air, sedangkan sisanya merupakan unsur-unsur mineral.
3. Metode yang digunakan dalam pengamatan kadar abu ada 2 yaitu metode
kering dan metode basah.
4. Analisa kadar abu untuk menganalisa kandungan mineral individu dan
kandungan mineral total pada bahan hasil pertanian.
5.2 Saran
1. Pada saat praktikum diharapakan dilakukan dengan hati-hati dan teliti,
sehingga didapatkan data yang akurat.
2. Terimakasih kepada asisten dosen yang telah membantu kegiatan praktikum
Analisa Hasil Pertanian.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aak.1980. Budidaya Tanaman Kopi. Yayasan Kanisius, Yogyakarta
Aprianto, Anton.1989. Analisa Pangan. Bogor : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, IPB
Fauzi, Mukhammad. 1994. Analisa Hasil Pangan.Jember: UNEJ.
Irawati.2008.Modul Prengujian Mutu I. Cianjur : DA PDPPTTKVDCA
Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan
Robusta. Penebar Swadaya. Jakarta
Sumarno. 2003. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Sinar Baru Algensindo.
Wulandari, Ria. 2010. Abu. http://www.scribd.com (27 april 2011)

12
LAMPIRAN

1. Kopi sangria tanpa fermentasi
Pengulangan

Berat
Berat
Berat
Berat Kurs
Kurs
Bahan
Kurs
Porselin +
Porselin
(gr)
Porselin
Bahan
(gr)
+ Bahan
Setelah
(gr)
Pengabuan
(gr)

Berat
Bahan
Setelah
Pengabuan
(gr)

Kadar
abu
(g/100 g,
%bb)

1

18,240

3,007

21,247

18,369

0,129

4,289

2

11,842

3,035

14,877

11,967

0,125

4,118

3

8,532

3,001

11,533

8,666

0,134

4,465

Rata – rata
SD

0,1735

RSD

2

4,291

3,885

Kopi sangria dengan fermentasi

Pengulangan

Berat
Kurs
Porselin
(gr)

Berat
Bahan
(gr)

Berat
Kurs
porselin
+ Bahan

Berat Kurs BeratBahan
Porselin +
Setelah
Bahan
Pengabuan
Setelah
(gr)
Pengabuan

Kadar abu
(g/100 g,
%;bb)

13
(gr)

(gr)

1

10,702

3,021

13,723

10,851

0,149

4,932

2

10,972

3,043

14,015

11,116

0,144

4,732

3

7,994

3,039

11,033

8,142

0,148

4,870

Rata – rata

4,844

SD

0,1024

RSD

2,113

2. Tepung tapioka
Pengulangan

Berat
Kurs
Porselin
(gr)

Berat
Bahan
(gr)

Berat
Kurs
porselin
+ Bahan
(gr)

Berat Kurs
Porselin +
Bahan
Setelah
Pengabuan
(gr)

Kadar abu
(%, bb)

Kadar abu
(%;bk)

1

13,871

3,016

16,887

13,872

0,0331 %

0,0387 %

2

12,952

3

15,952

12,953

0,0333 %

0,0389 %

3

14,825

3,012

17,837

14,827

0,0641 %

0,0749 %

Rata – rata

13,882

3,009

16,892

13,884

0,0435 %

0,0508 %

0,942 %

0,937

0,0178 %

0,0208 %

5,576 %

6,748

40,9195 %

40,9448

SD

RSD

0,936 %

6,742 %

0,008
%
0,265

14
%

%

1. Cara Perhitungan
1. Kadar Abu (%, bb)
(Berat kurs porselen + bahan setelah pengabuan – berat kurs porselen) / berat bahan x
100%
- Pengulangan I :

rata-rata X = 0,0331+0,0333+0,0641/3

13,872 – 13,871/3,016 x 100% = 0,0331%

= 0,0435 %

- Pengulangan II :
12,953 – 12,952/3 x 100% = 0,0333 %
- Pengulangan III :
14,827 – 14,825/3,012 x 100% = 0,0641 %
2. Kadar Abu (%, bk)
(Kadar abu %bb) / (100-kadar air bb) x 100%
- Pengulangan I :
0,0331 / (100 – 14,5) x 100% = 0,0387 %
- Pengulangan II :

rata-rata X = 0,0387+0,0389+0,0749/3
= 0,0508%

0,0333 / (100 – 14,5) x 100% = 0,0389 %
- Pengulangan III :
0,0641 / (100 – 14,5) x 100% = 0,0749 %

15
Kadar abu (%bb)
SD = √(0,0331-0,0435)2 + (0,0333-0,0435) 2 + (0,0641-0,0435) 2
2
= √0,00031828 = 0,0178 %
RSD = SD/ X x 100
= 0,0178/ 0,0435 x 100 = 40,9195 %
Kadar abu (%bk)
SD = √ (0,0387-0,0508)2+(0,0389-0,0508)2+(0,0749-0,0508)2
2
= √0,000434415 = 0,0208 %
RSD = SD/ X x 100
= 40,9448 %

16

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cqlp
 
Analisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif KarbohidratAnalisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif Karbohidratvinsencius guntur
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi FungiRukmana Suharta
 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixbintangdamayanti
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airTidar University
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...UNESA
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan MikroorganismeRukmana Suharta
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti MikrobaRukmana Suharta
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroFransiska Puteri
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiwd_amaliah
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGIEDIS BLOG
 

Was ist angesagt? (20)

Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
 
Analisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif KarbohidratAnalisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif Karbohidrat
 
Uji barfoed
Uji barfoedUji barfoed
Uji barfoed
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Uji Ninhydrin
Uji NinhydrinUji Ninhydrin
Uji Ninhydrin
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fix
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar air
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
 
Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 
Uji Millon
Uji MillonUji Millon
Uji Millon
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
 
Uji Moore
Uji MooreUji Moore
Uji Moore
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 

Ähnlich wie JUDUL

Analisis abu
Analisis abuAnalisis abu
Analisis abuAisAisyah
 
Laporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganLaporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganErnalia Rosita
 
LAPORAN KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
LAPORAN KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKANLAPORAN KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
LAPORAN KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKANHasanuddin University
 
Hasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorinHasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorinmuhlisun_azim
 
Manfaat Belerang di gunung tangkuban perahu
Manfaat Belerang di gunung tangkuban perahuManfaat Belerang di gunung tangkuban perahu
Manfaat Belerang di gunung tangkuban perahuAchmad Faizhal
 
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Biokimia Pangan - Uji barfoed
Biokimia Pangan - Uji barfoedBiokimia Pangan - Uji barfoed
Biokimia Pangan - Uji barfoedanishamidah
 
Biogas dengan pemanfaatan limbah pertanian (jerami padi2003
Biogas dengan pemanfaatan limbah pertanian (jerami padi2003Biogas dengan pemanfaatan limbah pertanian (jerami padi2003
Biogas dengan pemanfaatan limbah pertanian (jerami padi2003raharjo_kusuma
 
Laporan lengkap
Laporan lengkapLaporan lengkap
Laporan lengkapmongolcs
 
Minyak goreng dan bekas
Minyak goreng dan bekasMinyak goreng dan bekas
Minyak goreng dan bekasIbenk Hallen
 
Proposal Tesis Nashrul Chanief Hidayat.pptx
Proposal Tesis Nashrul Chanief Hidayat.pptxProposal Tesis Nashrul Chanief Hidayat.pptx
Proposal Tesis Nashrul Chanief Hidayat.pptxnashrul chanief hidayat
 

Ähnlich wie JUDUL (20)

Analisis abu
Analisis abuAnalisis abu
Analisis abu
 
Laporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganLaporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum Penepungan
 
Ppt krbon aktif
Ppt krbon aktifPpt krbon aktif
Ppt krbon aktif
 
PPT jurnal kimia (1).pptx
PPT jurnal kimia (1).pptxPPT jurnal kimia (1).pptx
PPT jurnal kimia (1).pptx
 
ANALISIS MINERAL.pptx
ANALISIS MINERAL.pptxANALISIS MINERAL.pptx
ANALISIS MINERAL.pptx
 
Analisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineralAnalisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineral
 
LAPORAN KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
LAPORAN KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKANLAPORAN KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
LAPORAN KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
 
Terpadu
TerpaduTerpadu
Terpadu
 
Analisis Kadar Abu
Analisis Kadar AbuAnalisis Kadar Abu
Analisis Kadar Abu
 
Hasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorinHasil review jurnal klorin
Hasil review jurnal klorin
 
Manfaat Belerang di gunung tangkuban perahu
Manfaat Belerang di gunung tangkuban perahuManfaat Belerang di gunung tangkuban perahu
Manfaat Belerang di gunung tangkuban perahu
 
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Evaporator
EvaporatorEvaporator
Evaporator
 
Lap.yeast
Lap.yeastLap.yeast
Lap.yeast
 
Biokimia Pangan - Uji barfoed
Biokimia Pangan - Uji barfoedBiokimia Pangan - Uji barfoed
Biokimia Pangan - Uji barfoed
 
Biogas dengan pemanfaatan limbah pertanian (jerami padi2003
Biogas dengan pemanfaatan limbah pertanian (jerami padi2003Biogas dengan pemanfaatan limbah pertanian (jerami padi2003
Biogas dengan pemanfaatan limbah pertanian (jerami padi2003
 
Laporan lengkap
Laporan lengkapLaporan lengkap
Laporan lengkap
 
Minyak goreng dan bekas
Minyak goreng dan bekasMinyak goreng dan bekas
Minyak goreng dan bekas
 
Proposal Tesis Nashrul Chanief Hidayat.pptx
Proposal Tesis Nashrul Chanief Hidayat.pptxProposal Tesis Nashrul Chanief Hidayat.pptx
Proposal Tesis Nashrul Chanief Hidayat.pptx
 

Kürzlich hochgeladen

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 

JUDUL

  • 1. BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sering kali kita mengalami kesulitan untuk menentukan kandungan mineral suatu bahan hasil pertanian secara langsung dari bahan aslinya seperti apa yang ada di dalam bahan pangan tersebut. Oleh karena itulah, perlu dicari suatu alternatif untuk menganalisis kandungan mineral yang ada dalam bahan hasil pertanian yaitu dengan cara pengabuan. Pengabuan merupakan suatu proses pemanasan bahan dengan suhu sangat tinggi selama beberapa waktu sehingga bahan akan habis terbakar dan hanya tersisa zat anorganik berwarna putih keabu-abuan yang disebut abu. Abu merupakan zat anorganik sisa hasil pembakaran bahan organik. Kadar abu dari suatu bahan dapat menunjukkan kandungan mineral yang ada dalam bahan tersebut. Pengabuan dapat menyebabkan hilangnya bahan-bahan organik dan anorganik sehingga terjadi perubahan radikal organik dan segera terbentuk elemen logam dalam bentuk oksida atau bersenyawa dengan ion-ion negatif. Kandungan abu dan komposisinya bergantung pada macam bahan dan cara pengabuan yang digunakan. Ada dua macam cara pengabuan, yaitu cara kering (langsung) dan cara basah (tidak langsung). Kedua cara pengabuan tersebut memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Cara kering dilakukan dengan mengoksidasikan zat-zat organik pada suhu 500-600oC kemudian melakukan penimbangan zat-zat tertinggal. Sedangkan cara basah dilakukan dengan menambahkan senyawa tertentu pada bahan yang diabukan sepeti gliserol, alkohol asam sulfat atau asam nitrat. 1
  • 2. Penentuan kadar abu total yang dilakukan terhadap bahan hasil pertanian bertujuan untuk menentukan baik tidaknya suatu proses pengolahan, mengetahui jenis bahan yang digunakan, serta dijadikan parameter nilai gizi bahan makanan. Oleh karena begitu pentingnya peranan abu untuk menganalisis kandungan komponen mineral yang terdapat dalam bahan hasil pertanian, maka perlu kiranya untuk melakukan kegiatan praktikum penetapan kadar abu. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui cara analisis kadar abu bahan pangan dan hasil pertanian 2. Untuk mengukur kadar abu bahan pangan dan hasil pertanian dengan metode pengabuan kering. 2
  • 3. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Pengabuan Kering dan Basah Dalam proses pengabuan suatu bahan, ada dua macam metode yang dapat dilakukan, yaitu cara kering (langsung) dan cara tidak langsung (cara basah). Cara kering dilakukan dengan mengoksidasikan zat-zat organik pada suhu 500-600oC kemudian melakukan penimbangan zat-zat tertinggal. Pengabuan cara kering digunakan untuk penentuan total abu, abu larut, tidak larut air dan tidak larut asam. Waktu pengabuan lama, suhu yang diperlukan tinggi, serta untuk analisis sampel dalam jumlah banyak. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengabuan cara kering, yaitu mengusahakan suhu pengabuan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kehilangan elemen secara mekanis karena penggunaan suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya penguapan beberapa unsur, seperti K, Na, S, Ca, Cl, dan P. Sedangkan cara basah dilakukan dengan menambahkan senyawa tertentu pada bahan yang diabukan sepeti gliserol, alkohol asam sulfat atau asam nitrat. Pengabuan cara basah dilakukan untuk penentuan elemen mineral. Waktu pengabuan relatif cepat, suhu yang dibutuhkan tidak terlalu tinggi, untuk analisis sampel dalam jumlah sedikit, memakai reagen kimia yang sering berbahaya sehingga perlu koreksi terhadap reagen yang digunakan (Wulandari, 2010). 2.2 Bahan Baku Praktikum 2.2.1 Tepung Tapioka Tepung tapioca adalah salah satuhasil olahan dari ubi kayu. Tepung tapioca umumnya berbentuk butiran pati yang banyak terdapat dalam sel 3
  • 4. umbi singkong (Razif, 2006; Astawan, 2009). Kandungan nutisi pada tepung tapioka : Tabel 1. Kandungan Nutrisi Pada tepung Tapioka (Soemarno, 2007) Komposisi Jumlah Kalori (Per 100 gr) 363 Karbohidrat (%) 88.2 Kadar air (%) 9.0 Lemak (%) 0.5 Protein (%) 1.1 Ca (mg/100gr) 84 P (mg/100gr) 125 Fe (mg/100gr) 1.0 Vitamin B1 (mg/100gr) 0.4 Vitamin C (mg/100gr) 0 2.2.2 Kopi Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Konsumsi kopi dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26% berasal dari spesies kopi robusta. Kopi bersal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di Etopia. Namun, kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dnia setelah tanaman tersebut dikembangkan di luar daerah asalnya, yaitu Yaman di bagian selatan Arab, melalui para saudagar Arab (Rahardjo, 2012) Sistematika tanaman kopi robusta menurut Rahardjo, (2012) adalah sebagai berikut : 4
  • 5. Kingdom : Plantae Sub kingdom : Tracheobiomita Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Astridae Ordo : Rubiaceace Genus : Coffea Spesies : Coffea robusta Menurut Aak (1980), tedapat empat jenis kopi yang telah dibudayakan, yakni : 1. Kopi arabika Kopi arabika merupakan kopi yang paling banyak di kembangkan di dunia maupun di Indonesia khususnya. Kapi ini ditanam pada dataran tinggi yang memiliki iklim kering sekitar 1350-1850 m dari permukaan laut. 2. Kopi liberika Jenis kopi ini berasl dari datran rendah Monrovia di daerah Liberika. Pohon kopi liberika tumbuh dengan susbur didareah yang memiliki tingkat kelembapan yang tinggi dan panas. 3. Kopi Robusta Kopi robusta juga dipergunakan untuk tujuan perdagangan, Robusta adalah nama botanis. Jenis kopi ini berasal dari Afrika, dari pantai barat sampai Uganda. 4. Kopi hibrida Kopi hibrida merupakan turunan pertama hasil perkawinan antara dua spesies atau varietas sihingga mewarisi sifat unggul dari kedua induknya. 5
  • 6. 2.3 Prinsip Analisa Prinsip analisa yang dilakukan pada saat praktikum yaitu prinsip analisa secara langsung (metode kering). Prinsip pengabuan secara langsung yaitu menggunakan panas tinggi sekitar 500ᵒ C sampai 600ᵒ C dan dengan keberadaan oksigen untuk bmengoksidasi semua zat organic yang berda di dalam bahan. Mekanisme pengabuan secara lanngsung yang pertama kurs porselin dioven terlebih dahulu selama 1 jam, kemudian diangkat dan didinginkan selama 30 menit dalam eksikator. Cawan kosong kumudian ditimbang sebagai a gram. Satelah itu bahan sampel dimasukan kedalam kurs/cawan sebanyak 5 gram , kenudian ditimbang dan dicatat dalam sebagai b gram. Pengabuan dilakukan dalam dua tahap yaitu pemanasan pada suhu 500ᵒ C agar kandungan bahan volatile dan lemak terlindungi hingga kandungan asam hilang. Pemanasan dilakukan hingga asam habis. Selanjutnya pemansan pada suhu bertahap hingga 600ᵒ C agar perubahansuhu secara tiba-tiba tidak memecahkan kurs/cawan(Apriyantono, 1889). 2.4 Pentingnya Pengabuan Bagi Produk Makanan Pengabuan dilakukan untuk menentukan jumlah mineral yang terkandung dalam bahan. Penentuan abu total dilakukan dengan tujuan untuk menentukan baiktidaknya suatu proses pengolahan., mengetahui jenis makanan yang digunakan, serta dijadikan para meter nilai gizi bahan makanan. Kandungan abu dari suatu bahan menunujukan kadar mineral dalam bahan tersebut. Penentuan abu juga digunakan sebagai parameter nilai gizi pada bahn makanan. Sebagai contoh yaitu adanya kandungan abu yang tidak larut dalam asam yang cukup tinggi menunujukan adanya pasir atau kotoran yang lain (Irawati, 2008) Untuk mengetahui kandungan abu yang dapat larut dan tidak dapat larut, perlu dilakukan tindakan berupa melarutkan sisa pengabuan dalam aquades, kemudian disaring. Endapan yang terdapat di kertas saring merupakan abu yang tidak dapat larut. Sedangkan yang ada dalam air merupakan abu yang mudah 6
  • 7. larut. Untuk mengetahui jenis mineral yang terkandung di dalamnya, dapat dilakukan dengan menggunakan metode titrasi atau serapan panjang gelombang dengan spektrofotometer ( Fauzi, 1994). 7
  • 8. BAB 3. METODO LOGI PRAKTIKUM 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat 1. Tanur pengabuan/muffle 2. Eksikator dan silikal gelnya 3. Kush proselin 4. Neraca analitik 5. Penjepit kurs 6. Spatula 3.1.2 Bahan 1. Tepung tapioka 2. Ikan asin 3. Kopi 4. Kacang tanah 3.2 Prosedur Analisa Prosedur analisa kadar abu yang pertama bersihkan bahan sampel cuci bila terdapat kotoran, kurs proselin oven selama 15 menit dengan suhu 100ᵒ C kenudian eksikator selama 5 menit untuk menstabilkan kelembapan. Kurs proselin ditimbang sebagai a gram, tambahkan bahan sampel yang telah dipersiapkan kemudian masukan kedalam tanur dan atur suhunya dengan skala 30-40 selama 1 jam sampai asapnya habis. Setelah 1 jam, naikan suhunya menjadi 60-80 selama 4 jam untuk mendapatkan proses pengabuan yang sempurna dan timbang hasil pengabuannya sebagai C gram. 8
  • 9. BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamtan 45 40 35 30 25 Series1 20 15 10 5 0 Tepung Tapioka Kopi Fermen Kopi non fermen 4.2 Pembahasan Dari grafik tersebut menunjukan bahwa untuk sampel tepung tapioka banyak sekali penyimpangan. Nilai kadar abunya jauh sekali dengan nilai RSDnya. Untuk nilai SDnya tidak sesuai dengan literature, karena nilainya dibawah nilia satandar SD. Begitu pula untuk nilai RSDnya yang mana nilainya lebi dari nilai RSD yaitu maksimal 5. Namun pada data hasil praktikum nilainya 40,9448 hal ini menunjukan adanya penyimpangan pada proses praktikum. Penyebab kesalahan atau (error) pada hasil praktikum , yang pertama kesalahan pada saat pembacaan skala meniscus. Berdasarkan data grafik tersebut menunjukan bahwa nilai kadar abu dengan RSD ada selisih nilai .Untuk nilai SD pada kopi fermentasi berada dibawah nilai standar SD, hal ini menunjukan bahwa pada analisis abu pada kopi fermentasi tidak ada penyimpangan, karena nilai RSDnya dibawah 5, yaitu 2,113%. Begitu pula pada analisis kadar abu kopi non fermentasi yang mana 9
  • 10. nilai kadar abu dengan RSDnya tidak terjadi penyimpangan. Untuk nilai SDnya tidak terjadi penyimpangan karena nilainya dibawah nilai SD yaitu 0 samapi 1yaitu 0, 173 sedangkan untuk nilai RSDnya juga tidak terjadi penyimpangan, karena nilainya di bwawah nilai maksimal RSD yaitu 3,885%. 10
  • 11. BAB 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum kadar abu dapat disimpulkan bahwa : 1. Komponen abu pada analisis proksimat tidak memberikan nilai makanan yang penting karena abu tidak mengalami pembakaran sehingga tidak menghasilkan energi. 2. Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang terdapat pada suatu bahan pangan.Bahan pangan terdiri dari 96% bahan anorganik dan air, sedangkan sisanya merupakan unsur-unsur mineral. 3. Metode yang digunakan dalam pengamatan kadar abu ada 2 yaitu metode kering dan metode basah. 4. Analisa kadar abu untuk menganalisa kandungan mineral individu dan kandungan mineral total pada bahan hasil pertanian. 5.2 Saran 1. Pada saat praktikum diharapakan dilakukan dengan hati-hati dan teliti, sehingga didapatkan data yang akurat. 2. Terimakasih kepada asisten dosen yang telah membantu kegiatan praktikum Analisa Hasil Pertanian. 11
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Aak.1980. Budidaya Tanaman Kopi. Yayasan Kanisius, Yogyakarta Aprianto, Anton.1989. Analisa Pangan. Bogor : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, IPB Fauzi, Mukhammad. 1994. Analisa Hasil Pangan.Jember: UNEJ. Irawati.2008.Modul Prengujian Mutu I. Cianjur : DA PDPPTTKVDCA Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta. Penebar Swadaya. Jakarta Sumarno. 2003. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Sinar Baru Algensindo. Wulandari, Ria. 2010. Abu. http://www.scribd.com (27 april 2011) 12
  • 13. LAMPIRAN 1. Kopi sangria tanpa fermentasi Pengulangan Berat Berat Berat Berat Kurs Kurs Bahan Kurs Porselin + Porselin (gr) Porselin Bahan (gr) + Bahan Setelah (gr) Pengabuan (gr) Berat Bahan Setelah Pengabuan (gr) Kadar abu (g/100 g, %bb) 1 18,240 3,007 21,247 18,369 0,129 4,289 2 11,842 3,035 14,877 11,967 0,125 4,118 3 8,532 3,001 11,533 8,666 0,134 4,465 Rata – rata SD 0,1735 RSD 2 4,291 3,885 Kopi sangria dengan fermentasi Pengulangan Berat Kurs Porselin (gr) Berat Bahan (gr) Berat Kurs porselin + Bahan Berat Kurs BeratBahan Porselin + Setelah Bahan Pengabuan Setelah (gr) Pengabuan Kadar abu (g/100 g, %;bb) 13
  • 14. (gr) (gr) 1 10,702 3,021 13,723 10,851 0,149 4,932 2 10,972 3,043 14,015 11,116 0,144 4,732 3 7,994 3,039 11,033 8,142 0,148 4,870 Rata – rata 4,844 SD 0,1024 RSD 2,113 2. Tepung tapioka Pengulangan Berat Kurs Porselin (gr) Berat Bahan (gr) Berat Kurs porselin + Bahan (gr) Berat Kurs Porselin + Bahan Setelah Pengabuan (gr) Kadar abu (%, bb) Kadar abu (%;bk) 1 13,871 3,016 16,887 13,872 0,0331 % 0,0387 % 2 12,952 3 15,952 12,953 0,0333 % 0,0389 % 3 14,825 3,012 17,837 14,827 0,0641 % 0,0749 % Rata – rata 13,882 3,009 16,892 13,884 0,0435 % 0,0508 % 0,942 % 0,937 0,0178 % 0,0208 % 5,576 % 6,748 40,9195 % 40,9448 SD RSD 0,936 % 6,742 % 0,008 % 0,265 14
  • 15. % % 1. Cara Perhitungan 1. Kadar Abu (%, bb) (Berat kurs porselen + bahan setelah pengabuan – berat kurs porselen) / berat bahan x 100% - Pengulangan I : rata-rata X = 0,0331+0,0333+0,0641/3 13,872 – 13,871/3,016 x 100% = 0,0331% = 0,0435 % - Pengulangan II : 12,953 – 12,952/3 x 100% = 0,0333 % - Pengulangan III : 14,827 – 14,825/3,012 x 100% = 0,0641 % 2. Kadar Abu (%, bk) (Kadar abu %bb) / (100-kadar air bb) x 100% - Pengulangan I : 0,0331 / (100 – 14,5) x 100% = 0,0387 % - Pengulangan II : rata-rata X = 0,0387+0,0389+0,0749/3 = 0,0508% 0,0333 / (100 – 14,5) x 100% = 0,0389 % - Pengulangan III : 0,0641 / (100 – 14,5) x 100% = 0,0749 % 15
  • 16. Kadar abu (%bb) SD = √(0,0331-0,0435)2 + (0,0333-0,0435) 2 + (0,0641-0,0435) 2 2 = √0,00031828 = 0,0178 % RSD = SD/ X x 100 = 0,0178/ 0,0435 x 100 = 40,9195 % Kadar abu (%bk) SD = √ (0,0387-0,0508)2+(0,0389-0,0508)2+(0,0749-0,0508)2 2 = √0,000434415 = 0,0208 % RSD = SD/ X x 100 = 40,9448 % 16