Termokimia mempelajari perubahan panas pada reaksi kimia dan perubahan fisika. Besaran panas reaksi ditentukan menggunakan kalorimeter pada tekanan atau volume tetap. Panas reaksi dipengaruhi oleh jumlah zat, keadaan, suhu, tekanan, dan jenis reaksi. Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir, tidak pada jalur reaksinya.
1. TERMOKIMIA
Termokimia mempelajari perubahan panas yang mengikuti
reaksi kimia dan perubahan-perubahan fisika (pelarutan,
peleburan dsb )
satuan tenaga panas = kalori ; joule (1 joule = 0.24
kal);KJ ; Kkal
Untuk menentukan perubahan panas yang terjadi pada
reaksi-reaksi kimia dipakai kalorimeter
Besarnya panas reaksi bisa dunyatakan pada :
• tekanan tetap ; qp = ∆H
• volume tetap ; qv = ∆ U
Hubungan ∆ H dan ∆ U : ∆ H = ∆ U+P ∆V
∆H
= + maka panas diserap, reaksi endoterm
∆U
∆H
= - maka panas dilepaskan, reaksi eksoterm
∆U
2. Panas reaksi dipengaruhi oleh :
- jumlah zat yang bereaksi
- Keadaan fisika
- Temperatur
- Tekanan
- Jenis reaksi (P tetap atau V tetap)
Dalam menuliskan reaksi kimia harus dituliskan wujud,
koefisien dan kondisi percobaan.
Misalnya :
reaksi pebentukan CO2 pada 1 atm dan 298 K
C(grafit)+ 2O2(g) CO2 (g) +393,515 kj
3. perubahan energi dilakukan pada tekanan tetap
(tekanan atmosfir) sehingga berlaku :
∆ H = qp
Tinjau Reaksi : aA + bB cC + dD + x kJ
jika entalpi pereaksi = H1
entalpi hasil reaksi = H2
Maka :
H1 = H2 + x kJ
H2-H1 = -x kJ
∆H = -x kJ
4. Keadaan Standar
Fase Keadaan Standar
Gas Gas ideal, 1 atm, 250 C
Cair Cairan murni, 1 atm, 250 C
Padat Kristal murni, 1 atm , 250 C
5. Hukum Hess
Hukum Hess : Entalpi merupakan fungsi keadaan, karena
itu perubahannya tidak tergantung pada jalannya proses,
tetapi hanya tergantung pada keadaan awal dan keadaan
akhir
Reaksi:
C + O2 CO ∆H1
CO + O2 CO2 ∆H2
C + O2 CO2 ∆H3
Berdasarkan hukum Hess maka :
∆ H3 = ∆ H1+ ∆ H2
6. Macam-macam Panas /Perub entalpi
Panas atomisasi : Panas yang diperlukan untuk menghasilkan 1
mol zat dalam bentuk gas dari keadaan yang paling stabil pada
keadaan standar . Contoh :
C grafit C(g) ∆ H = 716,68 Kj
Panas penguapan standar : panas yang diperlukan untuk
menguapkan 1 mol zat cair menjadi upanya pada keadaan standar
contoh :
H2O(l) H2O(g) ∆ H=44,01 Kj
Panas peleburan standar : panas yang diperlukan atau dilepas pada
peleburan .
Contoh :
H2O(s) H2O(l) ∆ H = 6,0 Kj
Panas pelarutan integral: Panas yang timbul atau diserap pada
pelarutan suatu zat dalam suatu pelarut. Besarnya tergantung
jumlah zat pelarut dan zat terlarut.
7. Panas pengenceran integral : panas yang timbul atau diserap jika
suatu larutan dengan konsentrasi tertentu diencerkan lebih lanjut
dengan menambahkan pelarut
Panas pelarutan diferensial = panas yang timbul atau diserap jika 1
molzat terlarut ditambahkan ke dalam sejumlah besar larutan tanpa
me- ngubah konsentrasi larutan.
Panas Pengenceran diferensial : Panas yang timbul atau diserap jika 1
mol pelarut ditambahkan ke dalam sejumlah larutan tanpa mengubah
konsentrasi larutan tersebut.
Panas netralisasi : panas yang diserap atau dilepaskan jika 1 mol
ekivalen asam kuat tepat dinetralkan oleh 1 mol ekivalen basa kuat.
Panas Hidrasi : panas yang timbul atau diperlukan pada pembentukan
hidrat.
Contoh :
CaCl2 (s) + 2H2O (l) CaCl2 .2H2O (s) ∆ H = -7960 kal
8. ENERGI IKATAN
Energi disosiasi ikatan : energi yang diperlukan untuk
memutuskan satu buah ikatan pada suatu molekul .
Contoh :
H2 (g) 2H (g) ∆H 298 K=435,9 kJ/mol
Energi ikatan : rata-rata dari energi disosiasi ikatan total
Data energi ikat dapat digunakan untuk meramalkan panas
reaksi pada pembentukan molekul sederhana
Contoh :
C2H2 (g) + 2H2 (g) C2H6 (g) ∆ H= ?
∆Hr = ∑ ∆H pemecahan + ∑ ∆H pembentukan
dengan: ∆H pemecahan selalu (+)
∆H pemecahan selalu (-)
9. Pengaruh suhu terhadap ∆H
Cp = ∂H( ∂T
)p
d ∆H = ∆Cp
dT
T2
∆H 2 = ∆H1 + ∫ ∆CpdT
T1 `
Untuk Cp konstan
∆H 2 = ∆H1 + ∆Cp (T2 − T1 )
Untuk reaksi : A + B C + D
∆H = H hasil − H reak tan
10. (∂∆H ∂T ) p = ∂H hasil P − ∂H reaksi P
∂T
∂T
= Cphasil − Cpreak tan = ∆Cp
Sehingga T2 d∆H T2
∫T1 d∆T
= ∫ ∆Cp
T1
∆H = ∆H + ∫ ∆CpdT
0
T2
0
T1
11. Persamaan Kirchoff
Jika kapasitas panas pada tekanan tetap
sebagai fungsi suhu, maka:
T2
∆H = ∆H + ∫ ∆Cp (T )dT
0
T2
0
T1
T1
Hubungan Cp dengan suhu dapat ditulis:
Cp = a+bT+cT2+dT3
a,b,c,d adalah tetapan
∆Cp = ∆a+ ∆bT+ ∆cT2+ ∆dT3
12. Contoh soal
Cp dari n-butana/JK-1mol-1= 19,41+ 0,233 T
Hitung q untuk menaikkan suhu 1 mol dari 25 oC ke
300 oC pada tekanan tetap
Jawab:
rumus yang digunakan:
T2
qP = ∫ nC P (T )dT
T1