Makalah ini membahas inovasi model pembelajaran bernama Viroes untuk materi trigonometri. Model ini merupakan kolaborasi dari beberapa metode seperti problem solving, TGT, dan lesson study. Model Viroes terdiri atas tiga tahap: pendahuluan (review dan motivasi), kegiatan inti (pembagian kelompok, masalah, presentasi solusi), dan penutup (kesimpulan, review, motivasi). Model ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa ter
Ppt pengaruh keaktifan siswa di jejaring sosial terhadap prestasi
Model Pembelajaran Viroes
1. Makalah
INOVASI PENDIDIKAN MATEMATIKA
MODEL PEMBELAJARAN VIROES PADA
MATERI TRIGONOMETRI
Guna Melengkapi Tugas Kelompok
Inovasi Pendidikan Matematika
Oleh :
1. Rohana Tri Astuti
2. Fitri Ariani Santosa
3. Seta Galih Permata
(A 410 090 116)
(A 410 090 178)
(A 410 090 207)
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKATA
2012
2. BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sekolah sebagai media pendidikan formal secara terus-menerus dan
bertahap dilakukan reformasi di berbagai sektor, hal itu dilakukan semata-mata
agar dapat mewujudkan sistem pendidikan yang baik yang dapat mengolah
sumber daya manusia sehingga dapat mencetak keluaran-keluaran peserta didik
yang baik dan berkompetensi tinggi. Salah satu bentuk dari upaya peningkatan
pendidikan yang baik dan bermutu yaitu dengan dimaksimalkanya sistem
pembelajaran yang merupakan dasar dari peningkatan mutu pendidikan secara
keseluruhan dan terpadu.
Dalam sistem pembelajaran terdapat tiga komponen penting yang
berkaitan satu sama lainnya, yaitu (1) kurikulum, (2) proses, (3) produk. Ketiga
aspek diatas merupakan komponen-komponen penting yang mendasar dari proses
pembangunan pendidikan. Merupakan suatu problematika yang klasik dalam
dunia pendidikan yaitu kurangnya pendekatan atau metode yang efektif dalam
menjalankan proses pembelajaran sehingga dihasilkan produk yang kurang
bahkan jauh dari harapan pendidikan itu sendiri, hal itu di karenakan selama ini
kita hanya terfokus pada meteri dan hasil belajar tanpa memikirkan dampak dari
pembelajaran tersebut.
Problematika klasik itu salah satunya adalah mata pelajaran matematika
yang dianggap sebagai momok oleh sebagian besar peserta didik. Pembelajaran
matematika tak akan mendapat point yang maksimal jika hanya terfokus pada
penyampaian materi tanpa memperhitungkan inovasi dalam penyampaian
tersebut. Pada dasarnya untuk mata pelajaran matematika jika hanya di sampaikan
tanpa memperhatikan cara yang benar dalam menyampaikan maka akan membuat
peserta didik semakin kesulitan dalam mempelajari materi selanjutnya yang
berkaitan.
Model serta metode pembelajaran yang ada saat ini semakin bervariasi dan
inovatif namun tidak semua metode atau model tersebut fleksibel untuk
3. diterapkan di semua konsep pembelajaran matematika. Oleh karena itu diperlukan
pengembangan serta kolaborasi dari beberapa metode agar bisa tercapai output
serta penyampaian yang maksimal dalam mata pelajaran matematika ini. Model
pembelajaran Viroes ini merupakan salah satu realisasi dari pengembangan serta
kolaborasi beberapa metode dan model pembelajaran yang efektif, seperti model
pembelajaran TGT, Jigsaw,dll
B. Tujuan
Model pembelajaran ini mempunyai tujuan antara lain:
1. Siswa mampu menerima materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel secara
maksimal.
2. Siswa mampu menerapkan VIROES method dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mampu mengidentifikasi masalah masalah yang bisa diselesaikan menggunakan
VIROES methods dan aplikasinya.
C. Manfaat
Metode ini mempunyai manfaat antara lain:
1. Memberikan inovasi dalam pembelajaran dan penyampaian materi Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel kepada siswa SMA.
2. Meningkatkan efektivitas penyampaian materi Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel.
3. Memberikan pembelajaran efektif dan efisien.
4. BAB II
Pembahasan
I.
Review Tentang Trigonometri
Dalam rumus, terutama trigonometri Trigonometri kosinus untuk jumlah dan selisih
dua sudut, yang perlu Anda ingat kembali di ABC kebijakan yang tepat segitiga:
b
a
c
Sin α =
Cos α =
Tan α =
II.
Pengenalan Model Pembelajaran Viroes
`
Model Pembelajaran Viroes merupakan sebuah inovasi dalam model
pembelajaran yang dikembangkan oleh mahasiswa Pendidikan Matematika UMS.
Mereka adalah Fitri, Rohana, dan Seta yang merupakan mahasiswa semester 6. Metode
ini merupakan sebuah model yang mengadopsi dari beberapa metode yang sudah ada
antara lain metode problem solving, metode TGT, metode lesson study.
Model pembelajaran Viroes secara umum hampir sama dengan metode
pembelajaran problem solving yang terdiri dari tiga tahap pokok. Dalam tiap tahapan
tersebut, model pembelajaran ini memberikan sentuhan inovasi yang sangat bermanfaat
bagi penyampai materi serta siswa sebagai penerima materi. Tahapan tersebut adalah
pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.
1. Pendahuluan
Tahap pertama adalah pendahuluan, tahapan ini meretas pengetahuan siswa mengenai
materi pertemuan sebelumnya serta materi yang nantinya akan berkaitan dengan materi
yang akan dipelajari. Tahapan pendahuluan ini merupakan hasil akulturasi dari metode
pembelajaran problem solving serta lesson study yang telah teruji keefektifannya. Selain
review materi, tahapan ini juga mencakup apersepsi yang ada pada lesson study. Jadi
5. selain review materi, pada tahapan ini juga mencakup pemberian motivasi kepada siswa
dan penyampaian tujuan pembelajaran/ learning objectives. Karena model pembelajaran
ini juga mengadopsi model pembelajaran student facilitator and explaining sebagai
pelengkap, maka tahapan selanjutnya adalah penyampaian kompetensi yang akan
dicapai.
2. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti ini sudah mencakup unsur pokok dari siklus pengembangan
kurikulum, yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Model pembelajaran Viroes ini
juga merupakan model pembelajaran yang fleksibel untuk diterapkan diberbagai macam
materi, karena dilihat dari kegiatan intinya model pembelajaran ini termasuk kedalam
model pembelajaran interaksi social, model pembelajaran interaksi, dan model
pembelajaran modifikasi tingkah laku.
Penyampaian materi dasar mengenai pokok bahasan hari itu secara kontekstual,
dilanjutkan dengan pembagian kelompok yang heterogen oleh guru.
Pembagian kelompok heterogen ini bisa berdasarkan prestasi akademik atau jenis
kelamin. Pada langkah ini merupakan hasil adaptasi serta pengembangan dari model
pembelajaran Jigsaw serta metode pembelajaran TGT.
Selanjutnya pemberian masalah serta pencarian solusi dengan diskusi kelompok.
Langkah ini mengadopsi dari model pembelajaran problem solving. Jadi dalam langkah
ini siswa dituntut aktif mencari penyelesaian sendiri melalui berbagai sumber, tidak
hanya cukup dari materi yang disampaikan guru serta buku pegangan wajib di kelas.
Sebelum mencari penyelesaian masalah tersebut, siswa dituntut untuk memahami
persoalan lebih mendalam. Setelah pemahaman didapat serta materi pendukung untuk
pemecahan masalah terkumpul, siswa bisa menganalisisnya menjadi sebuah
penyelesaian. Di bagian ini siswa di tuntut untuk berfikir kritis.
Penyampaian solusi dari masalah yang diberikan guru di depan kelas secara
bergantian dengan cara mendemonstrasikannya secara singkat dan jelas serta
dilakukan pula sistem kompetisi.
Tahap ini berbeda dai tahap sebelumnya yang merupakan adopsi dari problem solving.
Tahapan ini pengembangan dari model pembelajaran TGT, dimana perwakilan siswa
dari tiap kelompok mempresentasikan penyelesaian masalah tadi dengan cara
demonstrasi. Karena tahapan bersifat kompetisi, maka saat mempresentasikan hasil
diskusinya siswa bersaing menunjukkan yang terbaik.
Semua siswa dari kelompok yang berbeda memperhatikan demonstrasi yang
diberikan lalu menganalisisnya kesesuaiannya untuk penyelesaian dari masalah
yang diberikan.
Tahapan ini adaptasi dari model pembelajaran TGT serta lesson plan. Jadi pada tahapan
ini merupakan bagian penilaian langsung dari kelompok lainnya. Sehingga ketika dari
6. hasil analisis dari kelompok lainnya menyatakan bahwa penyelesaian ini lebih efektif
dari penyelesaian lain maka kelompok tersebut akan memenangkan kompetisi.
Mengecek pemahaman siswa mellalui kesempatan Tanya jawab
Pada tahapan ini siswa memeliki kesempatan untuk bertanya pada kelompok yang
sedang mempresentasikan penyelesaiannya. Disini siswa yang menganalisis
penyelesaian mampu lebih kritis serta lebih mengerti lebih jauh mengenai penyelesaian
semua kelompok sehingga semua siswa juga bisa menyimpulkan inti dari semua
penyelesaian. Disamping itu siswa juga bisa menyimpulkan kelompok mana yang lebih
efektif penyelesaiannya serta lebih layak memenangkan kompetisi.
3. Penutup
Pada bagian penutup ini merupakan tahap refleksi dari model pembelajaran Viroes.
Bagian ini mengadopsi dari metode lesson study. Tahapan pada bagian penutup ini
meliputi:
Guru memberikan kesimpulan dari masalah yang diberikan serta inti dari solusisolusi yang dipresentasikan siswa.
Review atas materi yang baru saja diberikan dengan memberikan beberapa soal
pretest
Memberikan motivasi dan semangat belajar untuk siswa terhadap materi yang akan
ditempuh pada pertemuan selanjutnya ( motivasi mempelajari materi yang akan
datang) serta menjabarkan manfaat mempelajari materi- materi tersebut.
Model pembelajaran viroes merupakan penyempurna model pembelajaran
serta metode yang sudah ada, dimana dari beberapa model pembelajaran serta
metode diambil langkah-langkah yang paling penting dan dominan. Dengan
demikian, metode ini mancakup semua aspek yang dianggap penting dari setiap
langkah. Disamping itu metode Viroes juga merupakan pengembangan dari semua
model pembelajaran serta metode yang memiliki tujuan untuk mempermudah guru
dalam penyampaian materi dan mempermudah siswa menerima materi, khususnya
materi yang dianggap sulit oleh siswa.
III.
Langkah-Langkah Metode Viroes
Metode Viroes mempunyai 3 tahap pokok. Dalam setiap tahap mempunyai langkahlangkah yang dapat membantu anda dalam penyampaian materi dengan
menggunakan Metode Viroes.
I.
Pendahuluan
Aperseption dan pemberian motivasi
Learning objective ( tujuan Pembelajaran)
Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Review materi yang berkaitan serta pengkontekstualan materi yang akan
dibahas secara eksplisit
II.
Kegiatan Inti
Dalam materi Trigonometri
7. A + B + C = 180°
C = 1800 – (A + B)
C = 900
Sin A = sin 300 =
a 1
= c 2 => c = 2a
B
0
60
c
a
Karena telah diketahui bahwa
a + c = 6 => a + 2a = 6
3a = 6 , a = 2
c = 2a , So c = 4
0
C
30
b
A
dari segitiga siku- siku diatas, a = 2, c = 4 dengan rumus
phytagoras, kita dapat mendapatkan bahwa
b=
42
22
12
2 3
panjang dari b = ( 2 3 ) =
3
Pembagian kelompok heterogen oleh guru (seperti metode pembelajaran
TGT),
Pengelompokan ini didasarkan pada prestasi akademik dan gender to peer
sistem guru yang akan menjelaskan materi berulang juga efektif.
Pemberian masalah dan pencarian solusi (seperti mengajar Soal metode
Solving)
contoh:
Sebuah tangga yang tinggi 5 m tegak lurus dengan tanah. Ada Sebuah
papan selancar di tangga dengan kemiringan 450.
Lihat gambar di bawah.
Tentukan jarak dari papan selancar bawah dengan tangga dan panjang papan
selancar!
Setiap kelompok menyampaikan solusi dari masalah dalam
demonstrasi dan penilaian dalam kompetisi (TGT metode
penelitian)
8. Pada tahap ini, siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan
pendapat sekelompok dari solusi masalah yang diberikan sebelumnya.
Setiap kelompok memberikan perwakilan untuk ekspresi kelompok.
Tetapi anggota lain juga membantu memberikan solusi untuk masalah.
Fase ini diharapkan setiap kelompok berani dalam ekspresi. Jadi
kereta api bisa menjadi percaya diri saat di depan kelas.
Semua siswa dari kelompok yang berbeda mempertimbangkan
demonstrasi
kelompok
lain
dan
menganalisis
Pada tahap ini, kelompok lain dianalisis. Setiap siswa yang bukan
anggota kelompok yang berada di depan kelas untuk menganalisis
pendapat setiap kelompok benar atau salah. Tapi mereka tidak
memberikan secara langsung kepada kelompok tersebut, namun hanya
merangkum poin-poin penting.
Memeriksa pemahaman siswa melalui pertanyaan dan jawaban
peluang (sebaiknya sebagai bentuk guru peer to lanjutan)
Pada tahap ini, kelompok lain dianalisis. Setiap siswa yang bukan
anggota kelompok yang berada di depan kelas untuk menganalisis
pendapat setiap kelompok benar atau salah. Tapi mereka tidak
memberikan secara langsung kepada kelompok tersebut, namun hanya
merangkum poin-poin penting.
Berikan
hadiah
untuk
semua
kelompok
Pada tahap ini, guru memberikan penghargaan untuk keberaniannya
untuk mengekspresikan pendapat mereka di depan kelas. Penghargaan
ini mungkin bervariasi. dapat menjadi hadiah barang, atau bahkan
hanya
tepuk
tangan
juga
termasuk
penghargaan.
III.
IV.
Penutup (Tahap Refleksi / pengembangan metode lesson study)
Guru memberikan kesimpulan dari masalah serta solusi yang telah
diberikan oleh siswa
Review dengan memberikan pretest
Memberikan motivasi dan semangat belajar untuk siswa terhadap
materi yang telah diberikan serta manfaatnya di kehidupan seharihari.
Penggunaan Metode Viroes Dalam Materi Trigonometri
9. BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada langkah serta paparan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
dengan strategi pembelajaran yang menggunakan Model pembelajaran Viroes
didapatkan hasil yang lebih baik dibanding dengan model pembelajaran yang sudah
ada sebelumnya. Hal itu dapat dibuktikan dengan hasil penilaian baik dalam proses
pembelajaran maupun penilaian dari hasil tes yang kami berikan karena model
pembelajaran Viroes fleksibel dengan semua mata pelajaran dan semua materi
bahasan. Bahkan untuk materi trigonometri yang dianggap sulit oleh sebagian besar
peserta didik.
Kesimpulan secara teoritis
a. Belajar merupakan suatu kegitan yang dilakukan secara sadar dan bersifat
kontinyu (berkesinambungan)
b. Dibutuhkan metode pembelajaran yang tepat dan efektif dalam membantu siswa
guna mencapai hasil belajar yang maksimal serta memuaskan
c. Proses pembelajarn dengan menggunkan model pembelajaran Viroes dapat
menumbuhkan keaktifan serta kreatifitas siswa dalam menangkap pembelajaran
matematika itu sendiri. Sehingga didapatkan hasil belajar yaitu prestasi siswa
yang memuaskan serta sesuai dari tujuan pembelajaran itu sendiri.
B. Saran
Berdasarkan hasil diatas maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai
berikut:
Kepada Guru
10. Diharapkan kepada guru untuk dapat memilih suatu metode atau strategi
pembelajaran yang tepat dan efektif dalam proses pembelajarannya, sehingga materi
yang disampaikan dapat dipahimi dengan mudah olah siwa. Dalam proses
pembelajaran
model pembeljaran dengan model pembelajaran Viroes dapat
dijadikan suatu model dan cara pembelajaran khususnya dalam pelajaran
matematika.
Kepada Siswa
Diharapkan kepada siswa untuk selalu berlatih dalam memecahkan setipa
permasalahan-permasalahan khususnya dalam pelajaran matematika, dan diharpakan
pula siswa dapat membuka imajinasi maisng-masing dalam menangkap setiap materi
yang disampaikan.
11. DAFTAR PUSTAKA
Fitria. 2006. Strategi pembelajaran Matematika di Sekolah Berprestasi Dalam Peningkatan
Mutu Hasil Belajar. Skripsi UMS
Jumali, M. Surtikani. Ali Taurat, SA. Sundari. 2004. Landasan Pendidikan. Surakarta.
Muhammadiyah University Press