SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 25
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PENDAHULUAN
Selama dasawarsa terakhir ini, para ekonom semakin menyadari betapa pentingnya
implikasi-implikasi yang ditimbulkan oleh berbagai persoalan lingkungan hidup terhadap
keberhasilan upaya-upaya pembangunan ekonomi. Sekarang kita mengetahui bahwa interaksi
antara kemiskinan dan degradasi lingkungan itu dapat menjurus ke suatu proses perusakan tanpa
henti. Pemanfaatan sumber-sumber daya alam secara berlebihan tanpa memperhatikan
kelestariannya tersebut dengan sendirinya meningkatkan tekanan-tekanan terhadap kualitas
lingkungan hidup yang pada akhirnya pasti akan mengancam swasembada atau kecukupan
pangan segenap penduduk di negara terebut.
Kerusakan atau degradasi lingkungan juga dapat menyusutkan laju pembangunan
ekonomi. Hal ini dikarenakan kerusakan lingkungan hidup akan menurunkan tingkat
produktivitas sumber daya alam serta memunculkan berbagai masalah kesehatan dan gangguan
kenyamanan hidup. Dua puluh persen penduduk dunia yang paling miskin adalah kelompok
yang pertama dan yang paling banyak menanggung beban kerusakan lingkungan. Kelompok ini
memang merupakan kelompok yang rentan dan rawan. Mereka tidak mempunyai failitas-failitas
kesehatan yang memadai atau sanitasi dan persediaan air yang buruk. Karena pemecahan
masalah terebut dan berbagai bentuk persoalan lingkungan lainnya senantiasa menyaratkan
adanya upaya peningkatan kualitas sumber daya dan taraf hidup penduduk yang paling miskin,
maka pencapaian suatu pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan yang sekaligu ramah
terhadap lingkungan pada dasarnya merupakan suatu definsi yang paling fundamental dari istilah
atau konsep “pembangunan ekonomi” itu sendiri.
Berikutnya, kita akan memperluas jangkauan pembahasan mengenai lingkungan hidup ini
dengan melibatkan persoalan yang lainnya yang tidak kalah penting nya. Yang terakhir, kita
akan coba menarik kesimpulan-kesimpulan berdasarkan analisis yang sudah kita lakukan
mengenai prospek-prospek penciptaan suatu agenda lingkungan hidup internasional dalam
rangka mencapai pembangunan yang berkelanjutan bagi semua negara di dunia.
Setidaknya terdapat tujuh permasalahan yang paling mendasar yang berkaitan dengan
lingkungan hidup dan pembangunan
1) Konsep pembangunan yang berkelanjutan dan kaitannya dengan masalah lingkungan
hidup
2) Kependudukan dan sumber-sumber daya alam
Yuca Siahaan
3) Kemiskinan
4) Pertumbuhan ekonomi
5) Pembangunan daerah pedesaan
6) Urbanisasi
7) Perekonomian global

Sebelum membahasnya secara mendalam, terlebih dahulu kami berikan gambaran secara singkat
permasalahan-permasalahan tersebut.
1) Pembangunan yang Berkelanjutan dan Perhitungan Nilai Lingkungan Hidup
Istilah ini sebenarnya mengacu pada pemenuhan kebutuhan generasi sekarang tanpa
merugikan kebutuhan generasi mendatang. Hal ini penting bahwa pertumbuhan ekonomi di
masa mendatang dan kualitas kehidupan manusia secara keseluruhan ditentukan oleh kualitas
lingkungan hidup di masa sekarang.
2) Kependudukan dan umber-umber Daya Alam
Lonjakan jumlah penduduk di kawasan termiskin di dunia telah mengakibatkan semakin
parahnya degradasi lingkungan hidup atau pengikian umber-umber daya alam yang
jumlahnya sudah sangat terbatas, sehingga mengakibatkan penduduk di kawasan tersebut
harus menghadapi kesulitan sekedar untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
3) Kemiskinan dan Lingkungan Hidup
Meskipun jelas bahwa kerusakan lingkungan dan tingkat kelahiran yang tinggi berjalan
beriringan, akan tetapi bobot pengaruhnya terhadap faktor kemiskinan absolut tidak selalu
sama.
4) Pertumbuhan Ekonomi vs Kelestarian Lingkungan Hidup
Kenaikan tingkat pendapatan dan tingkat konsumi penduduk dari lapisan kaya ataupun
miskin sama sama akan membawa konsekuensi berupa kenaikan neto kerusakan lingkungan
hidup.
5) Pembangunan Daerah Pedesaan dan Lingkungan Hidup
Peningkatan input-input pokok pertanian dan diperkenalkannya metode pertanian yang
berkelanjutan akan dapat menciptakan alternatif-alternatif pola produksi yang lebih baik
daripada pola pemanfaatan yang cenderung tidak ramah lingkungan.
6) Pembangunan Perkotaan dan Lingkungan Hidup
Yuca Siahaan
Emisi dari kendaraan, rumah tangga, dan industri, buruknya fentilasi rumah tangga dapat
memperparah kondisi lingkungan perkotaan yang sudah sangat menyesakkan itu. Merosotnya
produktivitas karena pekerja sakit yang terkomtaminasi oleh sumber-sumber air tercemar,
rusaknya infrasturktur, baru sebagian kecil dari biaya sosial yang harus ditanggung
masyarakat karena buruknya lingkungan daerah perkotaan.
7) Lingkungan Hidup Global
Diperlukannya perhatian dan kerjasama Internasional dalam penyelesaian masalah
lingkungan hidup ini. Baik dari negara makmur dan negara yang sedang berkembang.

Yuca Siahaan
PEMBAHASAN

Selama dekade 1980-an tingkat kesuburan tanah perkapita merosot 1,9 persen per tahun.
Masalah ini pada gilirannya memperparah kelangkaan lahan subur yang kemudian akan
memaksa penduduk miskin di daerah pedesaan untuk mengandalkan hidupnya pada lahan-lahan
marjinal yang produktivitas dan kesuburannya sangat terbatas. Sejauh ini diperkirakan bahwa
lebih dari 60 persen penduduk termiskin di berbagai negara-negara berkembang harus
mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan mengandalkan lahan-lahan marjinal yang sulit
ditanami. Kecenderungan negatif ini juga semakin diperburuk oleh ketimpangan kepemilikan
lahan sehingga jumlah petani yang tidak memiliki lahan garapan sendiri semakin banyak. Itu
berarti semakin banyak orang yang mengandalkan hidupnya pada lahan yang ukuran luas dan
produktivitasnya semakin terbatas. Keterbatasan lahan juga mendorong mereka untuk merambah
ke lahan-lahan yang secara ekologis sangat sensitif. Hutan-hutan yang jumlahnya semakin
sedikit segera dibabat dan diolah menjadi lahan garapan dan kebanyakan dari lahan itu
mengalami pengikisan kualitas dan kesuburan secara cepat sebagai akibat dari metode-metode
pertanian yang sama sekali tidak efisien. Setiap tahunnya, dunia kehilangan sekitar 270.000
kilometer persegi lahan subur. Secara keseluruhan, 1,2 miliar are lahan telah kehilangan
kesuburannya. Perununan produktivitas pertanian ini menghilangkan 0,5 -1,5 % GNP dunia
setiap tahunnya.
Konsekuensi-konsekuensi Kesehatan serta produktivitas yang Utama atas Terjadinya
Kerusakan Lingkungan
Masalah Lingkungan
Polusi air dan kelangkaan
air bersih

Yuca Siahaan

Dampak Terhadap
Kesehatan
Lebih dari 2 juta orang mati
dan miliaran penyakit terjadi
setiap tahunnya sebagai dari
akibat tercemarnya air;
kondisi kesehatan setiap
keluarga sangat buruk dan
rapuh akibat dari kelangkaan
air bersih

Dampak Terhadap
Produktivitas
Kemerosotan hasil dari
budidaya perikanan; waktu
para penduduk di desa dan
kota banya yang terbuang
sekedar untuk mencari air;
sebagian kegiatan yang
produktif terpaksa ditunda
karena air bersih untuk
kebutuhan sehari-hari tidak
Polusi udara

Limbah padat dan limbah
yang berbahaya

Degradasi kualitas tanah

Pembabatan hutan atau
deforestasi

Kemerosotan biodiversitas

Yuca Siahaan

Aneka penyakit akut dan
kronis terutama saluran
pernafasan dan paru-paru;
300.000-700.000 manusia
khususnya anak-anak
meninggal secara dini per
tahun; 400 juta-700 juta
penduduk negara-negara
Dunia Ketiga, terutama wanita
dan anak-anak megalami
gangguan pernafasan karena
sistem ventilasi di rumahrumah yang sangat buruk dan
sering dipenuhi oleh kepulan
asap kotor yang sangat
menyesakkan
Aneka penyakit akibat banjir
dan limpahan sampah;
teracuninya air serta sumbersumbernya yang berskala
lokal tetapi sangat berbahaya
bagi kesehatan
Penyusutan kecukupan gizi
kalangan penduduk yang
paling miskin oleh karena
lahan mereka semaki tidak
mampu menyediakan bahanbahan pangan secara
memadai; kemungkinan
menjadi gurun pasir juga
semakin besar
Banjir yang akan banyak
merenggut harta serta jiwa
manusia; risiko penyebaran
penyakit

Sumber obat-obatan potensial
yang sangat berharga lenyap

tersedia
Penghentian aktifitas
transportasi dan industri pada
masa kritis; dampak hujan
asam terhadap hutan dan
sumber-sumber air di bawah
tanah, yang mengikis
kesuburan lahan dan segala
sesuatu yang terdapat di
atasnya

Pencemaran atas sumbersumber air di bawah
permukaan tanah

Penyusutan GNP antara 0,51,5 persen per tahun;
pengikisan sumber air di
bawah tanah; menyulitkan
kegiatan transportasi sungai;
dan memukul investasi
hidroelektrik

Lenyapnya sumber daya yang
sangat berharga, bukan hanya
kayu, tetapi juga produkproduk hutan lainnya yang
jenis dan nilainya tidak
terhitung besarnya
Penurunan kemampuan
adaptasi ekosistem dan
Perubahan kondisi atmosfer

hilangnya sejumlah besar
sumber daya lingkungan hidup
yang esensial, sehingga
perlindungan alam kian lemah
Kemungkinan penyebaran
Kenaikan permukaan air laut
bibit-bibit penyakit lama dan
yang merusakkan investasibaru; tekanan iklim, sinar
investasi di tepian dan daerah
matahari langsung dan
sekitar pantai; perubahanberbagai resiko mengerikan
perubahan produktivitas
akibat penipisan lapisan ozon ; pertanian secara tidak terduga;
300.000 kasus baru penyakit
gangguan mata rantai
dan kanker kulit per tahun ;
kehidupan laut
kasus katarak (penyakit mata)
akibat terpaan langsung sinar
ultraviolet

Sumber: World Bank, World Development Report, 1992: Development and the Environment
(New York’ Oxford University Press, 1992) Tabel 1
Salah satu masalah lingkungan yang sama-sama dialami oleh penduduk miskin di daerah
pedesaan dan daerah perkotaan adalah buruknya kondisi kesehatan lingkungan atau pemukiman
yang diakibatkan oleh terbatasnya air bersih dan fasilitas sanitasi. Seperti telah disebutkan diatas,
masalah ini mengakibatakan begitu mudahnya berbagai jenis wabah penyakit berjangkit.
Diperkirakan bibit-bibit penyakit dari air kotor dan kemudian menyebabkan penyakit tipus,
kolera, infeksi perut, disentri dan diare, telah menyebabkan 80 persen dari total penyakit yang
diderita penduduk Negara-negara Dunia Ketiga dan sekitar 90 persen kematian anak-anak yang
jumlahnya mencapai 13 juta jiwa tiap tahun. Meskipun begitu, jumlah oramg yang harus hidup
tanpa air bersihitasi ternyata justru meningkat. Pada periode antara tahun 1970-1984, jumlahnya
bertambah 135 juta jiwa. Kondisi- kondisi lingkungan hidup yang begitu buruk dipercaya
sebagai factor penyebab utama menyebarnya epidemic kolera di sejumlah Negara Amerika latin
dan Afrika pada tahun 1990-an.
Ledakan pertumbuhan penduduk dan migrasi desa-kota secara besar-besaran semakin
menyulitkan upaya perluasan jasa-jasa pelayanan social di daerah perkotaan. Sebagai contoh,
upaya untuk menyediakan air bersih bagi semua penduduk di berbagai daerah perkotaan di
Amerika Latin pada tahun 2030 mendatang boleh dikatakan merupakan suatu tugas yang
Yuca Siahaan
mustahil. Dikatakan mustahil karena jumlah orang yang harus dilayani meningkat 250 persen ,
padahak sekarang pun belum semua orang telah menikmati fasilitas atau jasa-jasa pelayanan
sosial tersebut. Angka tersebut sudah membuat kita tercengang, padahal masih ada 1,2 miliar
penduduk di daerah-daerah pedesaan yang kebutuhan sanitasinya juga harus dipenuhi. Untuk
memenuhi semua kebutuhan itu, pemerintah dituntut untuk melipatgandakan jasa pelayanan
sosialnya antara 400 persen hingga 900 persen. Rata-rata di seluruh Negara-negara Dunia Ketiga,
72 persen rumah tangga baru di daerah perkotaan harus hidup di daerah-daerah pemukiman
kumuh. Di Afrika proporsinya bahkan lebih besar lagi, yakni mencapai 92 persen dan sebagian
besar diantaranya tidak pernah menikmati jasa pelayanan dari pemerintah.
Unsur-unsur polusi yang memenuhi udara juga akan mengancam kesehatan penduduk
Negara-negara Dunia Ketiga. Ketergantungan penduduk Negara-negara Dunia Ketiga,
khususnya yang tinggal di daerah-daerah pedesaan, terhadap bahan bakar biomas (biomas fuel)
seperti kayu kering, ranting-ranring, kotoran ternak, dan sampah merupakan salah satu
penyebabnya. Ketergantungan itu sendiri sulit dihapuskan sehubungan dengan belum teratasinya
kemiskinan absolut yang menjerat leher mereka. Pembakaran bahan bakar biomas (termasuk
kotoran ternak) untuk memasak makanan dan merebus air tentu saja menimbulkan polusi dalam
ruangan rumah yang cukup tinggi. Pencemaran udara dalam ruangan itu mengancam kesehatan
400 juta hingga 700 juta manusia yang sebagian besar adalah kaum wanita dan anak-anak.
Di daerah-daerah perkotaan, sumber polusi yang mengancam kesehatan lebih banyak
lagi. Menurut laporan WHO (World Health Organization), 1,3 miliar manusia yang hidup di
daerah-daerah perkotaan menjalani kehidupan sehari-hari secara berdampingan dengan aneka
rupa polutan yang bebahaya. Di masa-masa mendatang, kondisinya akan semakin mengerikan
karena diperkirakan bahwa pada tahun 2030 nanti jumlah pabrik di daerah-daerah perkotaan di
Negara-negara berkembang akan meningkat 600% dari jumlah yang ada pada saat ini. Tentu saja
nanti sumber-sumber polutan juga akan berlipat ganda. Sekedar untuk mempertahankan standar
kualitas udara perkotaan yang ada pada saat ini sampai dengan tahun 2030 mendatang saja
tingkat rata-rata emisi industri-industri di Negara-negara berkembang termasuk generatorgenerator listriknya, harus diturunkan antara 90 % sampai 95% per unit output.

Yuca Siahaan
Model-model Lingkungan Hidup dari Ilmu Ekonomi Tradisional
1. Sumber- Sumber Daya Milik Pribadi
Dalam model- model ini, teori neoklasik diterapkan untuk mencari pemecahan yang
dianggap paling baik guna mengatasi segala macam inefisiensi yang muncul.Teori-teori
neoklasik yang diterapkan terhadap masalah- masalah lingkungan hidup tersebut juga
menentukan syarat- syarat apa yang harus dipenuhi demi terciptanya alokasi sumber- sumber
daya secara efisien. Teori ini menguraikan pula bagaimana kegagalan- kegagalan pasar akan
menimbulkan berbagai bentuk inefesiensi lebih lanjut lebih parah. Yang terakhir, teori- teori
tersebut juga menyodorkan sejumlah usulan cara dalam rangka mengoreksi distorsi- distorsi
tersebut.Para pendukung teori pasar bebas neoklasik mengingatkan akan adanya berbagai bentuk
inefisiensi dalam alokasi sumber daya yang akan diakibatkan oleh berbagai hambatan terhadap
operasi mekanisme pasar secara bebas ataupun oleh masih bertahannya berbagai ketidak
sempurnaan dalam sistem hak kepemilikan. Selama semua benar daya dimiliki oleh pribadi,
maka para penganut teori ini berkeyakinan tidak akan ada distorsi pasar, sehingga segenap
sumber daya akan dialokasikan secara efisien. Pasar hak milik (property rights) yang sempurna
itu ditandai oleh empat karakteristik pokok sebagai berikut:
a. Universalitas (universality): semua sumber daya yang ada di dalam satu
perekonomian yang dimiliki oleh perorangan.
b. Ekslusivitas (exclusivity): setiap orang yang bukan merupakan pemilik suatu
sumber daya tidak akan diperkenankan untuk memenfaatkan begitu saja.
c. Tranferabilitas (transferability): pihak pemilik sumber daya bisa saja menjual
sumber- sumber daya miliknya apabila ia memang menghendakinya.
d. Enforsabilitas (enforceability): pengaturan distibusi pasar atau segenap manfaat
dari sumber- sumber daya tersebut yang harus ditegakkan secara hukum.
Berdasarkan karakteristik tersebut, pemilik suatu semberdaya yang langka akan
senantiasa mendapat suatu intensif ekonomi untuk memaksimalkan manfaat neto dari penjualan
atau pemanfaatan sumberdaya tersebut. Para penganut teori pasar bebas neoklasik itu juga
mengingatkan bahwa jika keempat karakteristik tersebut tidak terpenuhi secara serentak, maka
akan timbul inefisiensi. Dengan demikian, cara yang mereka pilih untuk mengoreksi misalokasi

Yuca Siahaan
sumberdaya adalah dengan mengenyahkan setiap distorsi pasar. Sejumlah model telah
dikembangkan untuk menjelaskan proses terjadinya inefisiensi dalam aloksi sumberdaya.
2. Sumber- Sumber Daya Milik Umum
Jika sebuah sumberdaya langka dimiliki oleh masyarakat secara keseluruhan sehingga
bisa dimanfaatkan oleh siapa saja, maka sebutannya adalah sumberdaya milik umum (common
property resource). Dalam hal ini tidak tersedia laba potensial ataupun rente kelangkaan yang
bisa dipungut. Namun, perlu dikemukakan bahwa model- model neoklasik tersebut terlalu
memusatkan perhatiannya pada masalah efisiensi dan kurang memperhatikan hal- hal lain yang
sebenarnya tidak kalah penting, misalnya saja aspek pemerataan atas hasil- hasil yang diperoleh.
Distribusi pendapatan bahkan dianggap bukan merupakan suatu hal yang relevan dalam teori
tersebut. Akibatnya teori ini sebenarnya telah membutakan mata atas terciptanya distribusu
pendapatan yang sangat timpang, dimana hampir semua rente kelangkaan dan manfaa- manfaat
ekonomi hanya diterima oleh segelintir orang yang memiliki sumberdaya.
3. Kritik- kritik Terhadap Model Kepemilikan Umum Neoklasik
Model kepemilikan umum mengasumsikan bahwa penyerapan tenaga kerja secara penuh
telah tercipta dan bahwa setiap tambahan pekerja akan senantiasa meningkatkan total
produktivitas sehingga tingkat produktivitas marjinal mereka setidak- tidaknya sama besarnya
dengan upah yang ia terima. Namun, jika kita menyimak kenyataan perekonomian di negaranegara masih banyak terdapat pengangguran di daerah perkotaan maupun pedesaan, maka kita
harus menolak asumsi tersebut. Jika pekerja baru datang dari sebuah keluarga petani yang
produk marjinalnya berada dibawah tingkat upah sedangkan lapangan kerja alternatif (diluar
pekerjaan yang tengah mereka geluti) tidak tersedia, maka produk marjinalnya memang bisa
meningkat, sehingga dengan sendirinya hal tersebut akan menaikkan produk rata-rata tenaga
kerja dan tingkat kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Asumsi yang tidak realitis berikutnya dari model ini adalah bahwasanya pemilik tanah
cenderung memaksimalkan laba sehingga ia akan selalu berusaha mencapai tingkat yang
optimal. Pada kenyataannya, para pemilik lahan yang luas justru seringkali tidak begitu efisien
dalam menggarap lahannya karena mereka cenderung menggunakan lahan- lahan tersebut untuk
mendapatkan kekuasaan atau prestise. Dengan demikian jelas bahwa pasar hak kepemilikan
(property market) yang sempurna bukan merupakan syarat yang penting bagi terciptanya
penggunaan lahan secara efisien. Hal yang sama juga berlaku terhadap faktor- faktor produksi
Yuca Siahaan
sumberdaya lainnya. Selain itu seandainya petani harus berkumpul pada lahan marjinal
sebagaimana yang diisyaratkan oleh model tersebut, konsolidasi kepemilikan lahan ketangan
segelintir tuan tanah justru akan memeperparah tekanan populasi yang sudah terlampau berat
terhadap lahan- lahan yang telah kehilangan kesuburan sebagai akibat dari proses deforestasi
(penggundulan hutan) atau desertifikasi (pengubahan lahan menjadi padang yang gersang).
Kelemahan yang paling mendasar dari model tersebut ditinjau dari perspektif
pembangunan, adalah kegagalan dalam memperhatikan masalah- masalah yang sangat penting
seperti pemerataan pendapatan dan pemenuhan kebutuhan- kebutuhan dasar bagi semua anggota
masyarkat secara adil. Jadi singkatnya, efisiensi pasar neoklasik kalaupun tercapai akan
menimbulkan banyak korban terutama dalam bentuk kemiskinan absolut yang sangat luas dan
ketimpangan kesejahteraan yang sangat mecolok. Dan meskipun para teoritisi neoklasik
terkadang menyatakan bahwa distribusi bisa diperbaiki melalui perpajakan dan redistribusi
pendapatan “secara langsung” (melalui mekanisme kebijakan pemerintah tertentu) yang akan
mengalihkan sebagian kekayaan dari kelompok penduduk yang paling makmur kelapisan
penduduk yang paling miskin tidak pernah terwujud secara memuaskan. Dengan demikian
swastanisasi komersial secara besar- besarpan tidaklah menjadi jaminan akan membaiknya
standar hidup mayoritas penduduk yang miskin.
4. Barang Publik dan Penyakit Publik: Degradasi Lingkungan Hidup Nasional dan Masalah
Penunggang Bebas
Disini barang publik diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan keuntungan
bagi setiap orang, dan kepuasan yang didapat oleh masing- masing orang tidaklah berkurang
meskipun barang publik tersebut dinilkmati secara bersama- sama. Contohnya adalah udara yang
bersih. Sedangkan yang dimaksud denang menurugan penyakit adalah setiap produk atau kondisi
yang menurunkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya secara terus- terus. Contohnya
adalah pencemaran udara.
Perbedaan yang paling mencolok antara konsumsi barang publik dan barang normal
(yang dimiliki oleh perorangan) adalah permintaan agregat terhadap sumberdaya publik tersebut
ditentukan oleh penjumlahan segenap kurva individu secara vertikal, bukan secara horisontal
seperti untuk barang- barang privat atau normal.

Yuca Siahaan
D

B
Harga

Harga

A
c

PM
PB

b
PA
0

MC
(penawaran)

a
QA

QB Q*

A

A+B

0

Kuantitas
(a)Barang publik (penjumlahan secara vertikal)

B

Kuantitas
(b)Barang normal (penjumlahan

secara horisontal)

Perbedaan itu bersumber dari kenyataan bahwa banyak individu yang bisa menikmati
sebuah barang publik secara bersama- sama dan semua orang akan memperoleh kepuasan yang
besarnya sama. Tetapi kita tidak mungkin menikmati sebuah barang privat bersama dengan
orang lain dan dalam waktu bersama kita memperoleh kepuasan yang sama besarnya. Jadi,
penjumlahan secara vertikal tersebut pada dasarnya menunjukkan bahwa kita dapat menikmati
seluruh manfaat yang disediakan oleh sebuah barang publik secara bersama- sama dengan orang
lain. Misalnya, biaya marjinal yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan usaha pelestarian
terhadap setiap tambahan pohon, sama bengan biaya pemeliharaan hutan plus biaya oportunitas
(yakni, segala manfaat atau keuntungan dari pohon yang akan hilang jika pohon tersebut
ditebang, misalnya untuk kayu bakar, makan ternak, bahan bangunan, dsb) kurva diatas
mengilustrasikan penentuan harga barang- barang publik.
5. Kelemahan- Kelemahan Kerangka Analisis Barang Publik
Masalah utama yang meliputi mekanisme penentuan harga barang publik, tentu saja,
adalah bagaimana mengetahui tingkat harga yang harus dikenakan kepada masing- masing
anggota masyarakat. Masyarakat sendiri tidak memiliki insentif untuk repot- repot memikirkan
Yuca Siahaan
berapa banyak kontribusi yang mereka berikan untuk mengadakan suatu barang publik, karena
mereka bisa menikmati dan memanfaatkannya secara cuma- cuma. Pemerintah bisa mengurangi
inefisiensi pasar, namun akan sulit untuk menciptakan alokasi sumberdaya yang sempurna
sehubungan dengan begitu terbatasnya informasi yang tersedia. Bagaimana mungkin pemerintah
bisa mengumpulkan pungutan dari masyarakat yang masih miskin dan banyak diantaranya tidak
memiliki pendapatan tetap secara memadai.
Teori-teori neoklasik memang bermanfaat untuk menjelaskan mengapa kegagalan pasar
menjurus pada terciptanya alokasi sumberdaya yang tidak efisien dalam perekonomian komersial
yang sudah maju. Akan tetapi, aplikasi teori-teori tersebut sangatlah terbatas seandainya
dihadapkan pada masalah- masalah didalam perekonomian pasar campuran, apalagi
perekonomian yang sama sekali tidak mengenal pasar (perekonomian sosialialis yang serba
terencana). Teori tersebut juga tidak bisa diterapkan dikawasan yang penduduknya masih miskin
dan tidak memiliki sumberdaya lain kecuali sumberdaya alam yang ada disekeliling mereka.
Pembangunan Perkotaan dan Lingkungan Hidup
1. Ekologi Pemukiman Kumuh di Perkotaan
Kehidupan penduduk miskin di daerah pemukiman kumuh di kota mirip dengan
penduduk miskin di daerah pedesaan. Masing-masing keluarga harus bekerja sepanjang hari,
pendapatan serba tidak pasti, sulit mendapatkan gizi, pelayanan kesehatan dan pendidikan yang
kurang memadai.
Di berbagai pusat pemukiman kumuh di kawasan Asia, polutan yang mengancam
kesehatan bertebaran dimana-mana, baik di dalam maupun di luar rumah. Para wanita tidak
menyadari akan ancaman berbagai polusi dari kompor-kompor mereka bagi anak-anak. Dan
kalaupun para wanita menyadarinya, mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena kondisi ekonomi
yang buruk memaksa mereka untuk menggunakan bahan bakar yang mudah dan terjangkau.
Atau kadang asap rokok suami terhadap anak-anak dan istrinya juga.
Di lingkungan kerja juga para penghuni daerah kumuh menghadapi polutan yang
sangat berbahaya dari pabrik. Karena gizi yang tidak memadai, daya tahan tubuh mereka pun
sangat rendah. Penyakit diare menjadi hal yang biasa bagi mereka. Di keluarga paling miskin,
hanya anak laki-laki saja yang akan memperoleh perawatan ketika jatuh sakit. Hal ini

Yuca Siahaan
berdasarkan pertimbangan bahwa semakin cepat sembuh, mereka semakin cepat dapat kembali
membantu orang tua mencari tambahan penghasilan. Sehingga tingkat kematian anak-anak
perempuan jauh lebih tinggi daripada laki-laki.
Tempat bermain di jalanan juga dipenuhi oleh emisi polutan dari mobil atau
kendaraan lain. Kondisi lingkungan fisik dan mental yang demikian buruk menyebabkan anakanak miskin tidak dapat memenuhi standar dasar akademis. Masa depan yang lebih cerah hanya
ada di awing-awang.
Pusat-pusat pemukiman kumuh di berbgai negara-negara Dunia Ketiga tersebut
menyerap lebih dari 80% lonjakan penduduk dunia.Awalnya implikasi terberat dari degradasi
lingkungan memang dialami daerah pedesaan. Namun dengan derasnya arus urbanisasi, ancaman
lingkungan paling berbahaya nantinya justru ada di daerah perkotaan. Proporsi penduduk yang
menghuni pemukiman kumuh kini telah mencapai 60%. Akan meningkat seiring terus
berlangsungnya migrasi.
Penyakit-penyakit seperti bronchitis dan diare, yang banyak di derita oleh negara
berkembang, akan memperberat beban hidup masyarakat miskin.Faktor penyebab lingkungan
hidup di daerah perkotaan yang sangat buruk dibagi menjadi 2 kategori pokok, yaitu: pertama,
faktor-faktor penyebab yang bersumber atau berkaitan dengan urbanisasi dan pertumbuhan
industri. Kedua, keterbatasan pengelolaan kawasan-kawasan pemukiman di daerah perkotaan itu
sendiri.
2. Industrialisasi dan Pencemaran Udara di Daerah-daerah Perkotaan
Analisis cross-sectional atas sejumlah negara pada berbagai tingkat pendapatan
memberikan hasil-hasil yang mirip dengan survey yang didasarkan pada koefisien Indeks Gini.
Studi itu mengungkapkan bahwa pencemaran di daerha perkotaan pada awalnya akan terus
meningkat seiring dengan kenaikan tingkat pendapatan nasional, untuk kemudian menurun
(dengan adanya pengembangan clean technologies).
Sumber utama pencemaran udara adalah penggunaan energy secara berlebihan,
emisi kendaraan, dan pencemaran limbah produksi industri. Industrialisasi selalu meningkatkan
buangan limbah baik dalam bentuk emisi langsung maupun melalui pengubahan pola konsumsi
Yuca Siahaan
dan perlonjakan permintaan terhadap barang-barang manufaktur. Parah tidaknya, adalah
tergantung cara pembuangannya. Maka perlu peranan pemerintah dalam mengawasinya agar
pengusaha tidak seenaknya membuang limbah tanpa memerdulikan kesehatan penduduk sekitar.
Penanggung utama biaya kerusakan lingkungan hidup justru mereka yang
sebenarnya tidak terlibat atas tersebarnya polutan (eksternalitas). Dalam eksternalitas dikenal
beberapa istilah seperti “private cost,” “pollution tax,” “social cost.”

Sampai batas tertentu, lingkungan memiliki daya tahan atau absorptive capacity
yang memungkinkannya untuk menyerap sejumlah polutan secara aman.

Yuca Siahaan
Menurut standar-standar dan penelitian WHO, diperkirakan pada dekade 1980-an, 1,3
miliar manusia yang hidup di kota harus menghirup udara yang penuh polutan, dan bahkan 1
miliar orang diantaranya bahkan harus mengisi paru-parunya dengan udara yang dipenuhi oleh
sulfur dioksida. Zat kimia lainnya juga meningkat. Semua limbah yang dihasilkan dari industri
mengancam kesejahteraan dan kesehatan manusia, sehingga jika tidak segera diatasi maka pada
akhirnya dampak negatif itu akan mengikis segenap mamfaat yang diberikan sector industry
tersebut bagi kemakmuran dan kemajuan ekonomi.
Sejumlah studi kasus menunjukkan bahwa polusi industri di banyak negara berkembang
telah mencapai taraf yang sangat membahayakan. Seperti keterbelakangan mental anak-anak di
Bangkok, tekanan darah tinggi di 70% anak-anak Mexico City, dan paru-paru kronis di 12,5%
penduduk Cubato-Brazil (1980).
Risiko pencemaran di Dunia Ketiga lebih tinggi karena daya tahan penduduk
lebih rendah sebagai akibat dari buruknya nutrisi dan pelayanan kesehatan pada umumnya. Yang
paling menderita adalah anak-anak karena menghirup polutan 2x lebih banyak daripada orangorang dewasa.
3. Masalah-masalah Pemukiman serta Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi
Keterbatasan air bersih dan fasilitas sanitasi juga menjadi penyebab utama atas
memburuknya kondisi kesehatan penduduk perkotaan di negara berkembang. Sekitar 1 m
orang di dunia tidak menikmati air bersih dan 1 m lagi harus hidup dengan hanya beberapa
tetes air per harinya. Di samping itu masih ada 1,7 m manusia lainnya hidup tanpa sanitasi.
Antara tahun 1970-1988, jumlah rumah tangga di Dunia Ketiga yang tidak dilengkapi
dengan sarana sanitasi telah melonjak sampai 247% dan keluarga yang tidak dilengkapi
dengan air bersih meningkat 56% dari total penghuni perkotaan di dunia harus hidup tanpa
air bersih dan fasilitas sanitasi. Mereka terpaksa meminum air dari danau atau sungai yang
semakin tidak memenuhi syarat kesehatan karena tercemar.
Biaya kesehatan dan ekonomi menjaga salah satu hambatan besar dalam upaya
perbaikan standar hidup, khususnya bagi masyarakat miskin. Berjangkitnya penyakit dan
epidemic berkaitan erat dengan ketersediaan air bersih dan kemampuan masyarakat

Yuca Siahaan
tersebut dalam membatasi sumber-sumber penyakit itu sendiri. Penyediaan air bersih dan
sanitasi dapat menurunkan tingkat kematian.
Aneka biaya ekonomi yang sangat besar akibat lenyapnya sebagian produktivitas
dan biaya pengobatan bisa menyurutkan upaya pembangunan ekonomi. Orang miskin tidak
dapat menyekolahkan anaknya dan tidak bisa meningkatkan produktivitas kerjanya
sehingga mereka tidak bisa diharapkan memberi sumbangan yang berarti bagi kemajuan
ekonomi. Jika penyediaan air bersih dan sanitasi diperbaiki, sumber-sumber penyakit akan
jauh berkurang sehingga dana yang ada bisa digunakan untuk hal-hal lain yang akan lebih
produktif.
Status ilegal atas pemukiman yang dimiliki oleh masyarakat miskin / “pemukiman
liar” menidakmungkinkan kehadiran jasa-jasa pelayanan pemerintah, sementara swasta
merasa terlalu riskan untuk masuk ke situ. Akibatnya, penduduk miskin di pemukimanpemukiman tersebut terpaksa membeli air minum yang elah terkontaminasi, itu pun dengan
harga sepuluh kali lipat lebih mahal daripada air PAM. Ironisnya, pengeluaran untuk
membeli air minum itu masih harus ditambah lagi dengan biaya merebusnya dengan lebih
lama karena kualitas air yang lebih rendah. Di Jakarta sekitar $ 50 juta habis per tahun
hanya untuk biaya merebus air. Total belanja untuk air bisa diturunkan jika semua
masyarakat bisa mendapat air bersih dari pemerintah atau perusahaan swasta.
Para pengamat mengatakan bahwa biaya-biaya pencegahan kerusakan sumber air
(upaya preventif) itu sebenarnya jauh lebih murah daripada biaya rehabilitasi sumbersumber pendapatan, sumber daya, dan sarana-sarana infrastruktur yang rusak akibat
keterlambatan usaha preventif tersebut. Sehingga usaha-usaha untuk menyediakan fasilitasfasilitas yang diperlukan demi berlangsungnya perbaikan kondisi hidup perkotaan
(khususnya air bersih dan sanitasi) harus segera dilaksanakan.

Yuca Siahaan
Perlunya Reformasi Kebijakan
Hampir semua pihak menyadari bahwa tindakan-tindakan yang sudah dilakukan dalam
rangka menanggulangi dampak-dampak negatif kerusakan lingkungan hidup belum
memadai.Penyediaan fasilitas kesehatan,pendidikan dan jasa penunjang kehidupan sehari-hari
seperti sanitasi dan air bersih juga masih memadai.Menurut suatu sumber,sekedar untuk
mempertahan kondisi yang ada pada saat ini saja,pembelanjaan untuk program-program itu harus
dilipatgandakan dalam waktu beberapa tahun mendatang.Namun,yang tidak kalah
pentingnya,struktur dasar dari sebagian program yang sudah ada itu sebenarnya bersifat anti
kemajuan.Dewasa ini sedikit sekali anggaran dana yang digunakan untuk penyediaan berbagai
bentuk pelayanan sosial yang benar-benar mengakar kepada kepentingan masyarakat luas.Setiap
tahunnya,sekitar US$ 10 miliar atau sekitar 0.5 persen dari total GDP negaa-negara
berkembang,dihabiskan untuk membiayai penyediaan sanitasi dan air bersih.80% diantarannya
digunakan untuk membiayai program-program yang kurang efisien dan hanya 20 % yang
efektif,yakni dengan biaya US$30 per kapita.Pola serupa juga dapat ditemui pada sektor
anggaran kesehatan.Berarti program-program bantuan dan pelayanan sosial hanya menjangkau
kelompok-kelompok tertentu saja.Sedangkan mayoritas penduduk miskin yang lebih
membutuhkannya justru terabaikan.Situasinya nampak makin ironis jika kita ingat bahwa
penduduk miskin itulah yang paling banyak terkena dampak negatif akibat kerusakan
lingkungan.
Guna memenuhi berbagai target pembenahan di tengah kelangkaan sumber
finansial,pemerintah harus mampu dan mau melaksanakan sejumlah perubahan radikal terhadap
pola pengelolaan sumber-sumber daya langka yang tersedia.Bila sumber daya yang langka
tersebut disajikan kepada para penerima dengan tarif yang sesungguhnya (misalnya pada kasus
penyediaan air PAM),maka berbagai macam kelangkaan artifisial negatif lainnya
bermunculan.Sebagai contoh,pada negara-negara berkembang,harga yang dibayarkan untuk air
PAM hanya meliputi 35 persen dari total biaya pengadaannya.Karena kapasitas terpasang PAM
sangat terbatas,maka subsidi pemerintah tersebut pada akhirnya justru jatuh ke orang yang
berpenghasilan tinggi.Kelompok penduduk miskin yang sebenarnya lebih membutuhkan
akhirnya justru terpaksa membeli air pada para penjaja yang harganya sepuluh kali lipat.Bahkan
banyak pemerintahan negara-negara berkembang menyediakan air PAM itu secara cumaYuca Siahaan
cuma,termasuk di daerah yang sumber airnya sangat terbatas.Niat baik ini justru mengakibatkan
pemborosan sumber-sumber daya yang sangat berharga tersebut.Biaya pengadaan air untuk
irigasi juga demikian.Ironisnya,sementara 2 miliar manusia kekurangan air tiap tahunnya,bahkan
di beberapa tempat terjadi kelebihan air.
Pola permasalahan serupa juga dapat dilihat dari penyediaan energi serta input-input
pertanian.Harga rata-rata yang dibayarkan oleh para konsumen untuk listrik di berbagai negara
kurang dari separuh pengadaannya.Selebihnya pemerintah yang menanggungnya.Sebagian besar
konsumen itu,lagi – lagi adalah yang berpenghasilan tinggi.Selain itu,pencurian sambungan
listrik masih sulit diberantas.
Pengaturan harga yang lebih baik serta serangkaian upaya peningkatan efisiensi mutlak
dilakukan demi memperbaiki alokasi sumber-sumber daya dan menghemat devisa ynag semula
digunakan untuk mengimpor energi.Kebijakan subsidi pupuk dan pestisida yng biasanya hanya
menguntugkan petani-petani besar selain memboroskan dana anggaran pemerintah juga
cenderung mempromosikan pertanian monokultur yang mengikis kesuburan tanah dan
menyisihkan digunakannya metode-metode pertanian yang berkelanjutan seperti manajemen
pengendalian hama secara integratif.
Faktor berikutnya yang memerlukan pertimbangan lebih masak dalam penyusunan
rencana kebijakan lingkungan adalah peranan penting yang dimainkan kaum wanita dalam
manajemen sumber daya.Sehubungan dengan peran-peran penting yang mereka lakukan sebagai
pengelola sumber-sumber air dan bahan bakar,produsen pertanian khususnya bahan pangan dan
pelindung kesehatan keluarga,maka pada dasarnya kaum wanita lah yang mengendalikan atau
menentukan nasib sejumlah besar sumber daya ini.Sayangnya peran mereka yang sedemikian
pentng dan luas sering sekali tidak mendapatkan perhatian dan cenderung diabaikan.Kondisi dan
peluang untuk maju yang sangat timpang tersebut selamanya tidak akan berubah,kecuali
seandainya kaum wanita memang dimungkinkn dan dibantu untuk itu.
Lingkungan Hidup Global : Kerusakan Hutan Hujan dan Efek Rumah Kaca
Meskipun prediksi prediksi Malthus yang meramalkan akan terjadinya kerusakan
lingkungan hidup akan total tidak akan terjadi pada kenyataannya.Namun kita belum bisa
menarik nafas lega,karena pada kenyaataannya baru-baru ini dikemukakan bahwa daya dukung
Yuca Siahaan
bumi bagi kelangsungan hidup manusia kini terancam.Banyak aspek-aspek ekosistem telah rusak
dan regenerasinya kini terbatas.Terjadinya penipisan lapisan ozon (ozone depletion) dan terus
berlangsungya pemanasan global (global warming) yang mengisyaratkan bahwa iklim global
telah berada dalam bahaya.
Perubahan pola penggunaan tanah di banyak negara berkembang itu sendiri lah yang
menyebabkan terjadinya efek rumah kaca (greenhouse gases).Diperkirakan proses
penggundulan hutan bertanggung jawab atas 25 persen dari total kenaikan emisi CO2 di seluruh
dunia.Penggundulan hutan pada dasarnya merupakan pengikisan sumber oksigen terbesar di
dunia.
Sebagian besar hutan hujan di dunia ini sudah terkikis.Sekitar 60 persennya telah di babat
untuk membuka lahan baru oleh para petani kecil.Setiap tahun 4,5 juta hektar gutan hanya untuk
ditebang dan dibakar sementara untuk membuka ladang baru.Sembilan puluh persen diantaranya
ulahan yang tidak begitu subur,dan hanya dimanfaatkan beberapa musim panen saja.Setelah
tidak ditanami lahan-lahan tersebut dibiarkan begitu saja hingga kemudian dipenuhi oleh alanglang dan kemudian disewakan sekedar untuk tempat menggembalakan ternak.Pihak pemerintah
sendiri pun,kadang-kadang turut memperburuk masalah dengan menyediakan subsidi.Jika pada
akhirnya rumput ilalang pada lahan tersebut habis,maka petani-petani tersebut akan merambah
hutan lagi dan membuka lahan baru.Sejak beberapa saat yang lalu pemerintah negara Dunia
Ketiga (negara-negara di Asia,Afrika dan Amerika Latin) telah menjalankan program
penghijauan yang sering kali ditunjang oleh bantuan finansial dari bank-bank pembangunan
internasional.Sebuah kajian yang dilakukan oleh Bank Dunia untuk mengevaluasi program
bantuannya sendiri untuk melakukan penghijauan tersebut sangatlah mahal.Rata-rata rumah
tangga peladang menghabiskan US$10.000 dan itu pun tidak akan menjamin bahwa perilaku
untuk tidak merusak lingkungan berhenti secara permanen.
Karena biaya politik dan ekonomi atas upaya pelestarian hutan seringkali tidak nampak
jelas atau bahkan ambivalen,maka upaya tersebut kelihataannya bisa dilakukan tanpa memakan
banyak biaya.Pada kenyataanya karena peran hutan hujan tropis yang begitu penting,dalam
menjalankan perekonomian domestik negara-negara berkembang,biaya pelestarian hutan itu
sebenarnya sangat tinggi (apalagi jika diperhitungkan biaya oportunitasnya).Biaya oportunitas
yang muncul dari dari upaya pelestarian hutan hujan selain sangat besar nilainya juga bervariasi
Yuca Siahaan
bentuknya yakni mulai dari hilangnya salah satu sumber terpenting bahan bakar
domestik,berkurangnya sumber pendapatan devisa dari ekspor kayu dan produk-produk hutan
lainnya serta hilangnya solusi yang cukup efektif dalam masalah kelangkaan lahan garapan dan
tekanan-tekanan populasi.
Beberapa langkah nyata yang harus segera dilakukan dalam rangka melestarikan hutan
hujan.Negara-negara Dunia Ketiga perlu meningkatkan efisiensi pemanfaatan ekonomi hutan
hujan melalui penyempurnaan pengelolaannya.Pemerintah juga harus berusaha mencari berbagai
macam produk alternatif dari hutan yang bsa menghasilkan secara teruss-menerus tanpa perlu
merusak hutan.Masyarakat Internasional harus berusaha membantu upaya-upaya
tersebut.Banyak cara yang bisa dilakukan oleh negara-negara maju dalam rangka membantu
negara-negara berkembang dalam rangka menyelamatkan hutan antara lain,adalah pengurangan
hambatan-hambatan perdagangan terhadap produk-produk alternatif yang disebutkan
diatas,penyediaaan bantuan finansial tambahan agar negara-negara berkembang tersebut lepas
dari metode-metode produksi yang tidak berlanjut.Masyarakat dunia khususnya melalui
lembaga-lembaga internasional perlu membentuk dana khusus bagi keperluan reservasi dan
pemeliharaan hutan hujan tropis.
Di banyak negara Dunia Ketiga yang utang luar negerinya sedemikian besarnya tentu saja
pihak pemerintah sulit untuk menyelengggarakan program pelestarian hutan.Karena hampir
semua perhatiannya tertuju pada upaya-upaya untuk membayar utang.Penurunan tingkat fertilitas
di sejumlah negara hanya berlangsung sesaat karena begitu dana anggaran untuk keluarga
berencana dan kesehatan umum dikurangi,fertilitas mulai merayap naik lagi.Pemotongan sektorsektor anggaran tersebut dikarenakan untuk disisihkan demi membayar utang ke luar
negeri.Penanggulangan kemiskinan terabaikan dan tekanan ppulasi dan praktek pemanfaatan
lingkungan yang cenderung merusak lingkungan pun terus berlanjut pula.Kerja keras negara
berkembang yang ingin membayar kembali utang-utangnya pun justru menurunkan kepercayaan
kreditor untuk memberi pinjaman baru.
Kebijakan-kebijakan stabilisasi dan program penyesuaian perekonomian secara struktural
dilakukan oleh negara-negara pengutang atas saran IMF dan Bank Dunia yang mengharuskan
dikuranginya dana anggaran untuk berbagai bantuan pelayanan sosial secara besarbesaran.Dalam beberapa tahun terakhir ini sejunlah lembaga pemberi bantuan internasional telah
Yuca Siahaan
membentuk divisi khusus lingkungan hidup yang bertujuan untuk mempromosikan penyediaaan
pinjaman khusus untuk upaya-upaya pelestarian lingkungan.
Pilihan-pilihan kebijakan bagi negara-negara maju dan negara-negara berkembang

1. Apa yang bisa dilakukan oleh negara-negara berkembang
Ada sejumlah pilihan kebijakan yang tersediabagi pemerintahan di negara negara
berkembang, dianataranya :
a) Penentuan harga sumber daya secara memadai
Bidang yang paling menuntut reformasi agaknya adalah kebijakan penentuan sumbersumber daya dari pemerintah. Selama ini kebijakan-kebijakan pengaturan harga yang ada justru
cenderung memboroskan sumber-sumber daya yang langka dan mendorong pula metode-metode
industri produksi yang tidak berkelanjutan (tidak ramah lingkungan).
b) Partisipasi masyarakat
Efektifitas program perbaikan kondisi lingkungan hidup akan mencapai taraf optimal
apabila didukung oleh masyarakat secara keseluruhan. Dukungan semacan ini sangat penting,
karena selain dapat menghemat biaya juga akan lebih menjamin tercapainya hasil yang
diinginkan.
c) Hak milik dan kepemilikan sumber daya yang lebih jelas
Apabila hak milik dan kepemilikan atas sumber daya itu tidak dilindungi maka akibat
yang ditimbulkan akan sangat buruk. Hilangnya sumber daya yang telah diperjuangkan selama
bertahun-tahun tentu saja merupakan pukulan berat bagi keluarga atau rumah tangga yang
bersangkutan.
d) Program-program untuk memperbaiki dan meningkatkan alternatif-alternatif ekonomi bagi
penduduk miskin
Rusaknya lingkungan di daerah-daerahpedesaan sebenarnya dapat dihindari melalui
investasi sarana-sarana infrastruktur pertanian seperti pembangunan saluran irigasi dan
pengenalan teknik-teknik pertanian yang berkelanjutan
e) Peningkatan status ekonomi kaum wanita

Yuca Siahaan
Perbaikan pendidikan bagi kaum wanitaseperti upaya peningkatan alternatif-alternatif dan
status ekonomi merekaakan meningkatkan biaya oprtunitas waktu kaum wanita itu sendiri,
sehingga pada gilirannya akan meneurunkan jumlah anak per keluarga
f) Kebijakan penanggulangan emisi indudtri
Kebijakan ini perlu dipertimbangkan oleh pemerintah negara-negara berkembang dalam
rangka melestarikan lingkungan hidup.
2. Apa yang bisa dilakukan oleh negara-negara maju untuk membantu negara-negara
berkembang
Negara-negara industri dapat membantu negara-negara dunia ketiga dalam rangka
memperbaiki lingkungan hidup, diantaranya yaitu :
a) Kebijakan perdagangan negara-negara dunia pertama
Fokus dari sejumlah besar diskusi mengenai upaya penyelamatan lingkungan hidup
bertumpu pada kebutuhan-kebutuhan yang mendesak guna menyelamatkan lingkungan hidup
dan penaggulangan kemisikan di negara-negara berkembang.
b) Pemberian keringanan utang
Penghapusan atau paling tidak peringanan beban kembali utang luar negeri sangat
dibutuhkan demi memberi keleluasan yang lebih besar kepada pemerintahan negara-negara
berkembang guna melakukan serangkaian perubahan dan penyesuaiaan dalam rangka mencapai
pembangunan yang berkelanjutan
c) Bantuan dari negara-negara dunia pertama
Dana bantuan yang berupa investasi diperlukan bagi negara-negara berkembang untuk
membiayai program-program pengentasan kemiskinan, usaha peningkatan pelayanan sosial, serta
mempromosikan pola-pola produksi yang berkelanjutan atau ramah lingkungan hidup

3. Apa yang bisa dilakukan oleh negara-negara maju untuk menyelamatkan lingkungan
hidup
Langkah nyata yang dapat dilakuakan oleh negara-negara maju untuk menyelamatkan
lingkungan hidup adalah :
a) Pengendalian emisi

Yuca Siahaan
Kontribusi terbesar yang dapat dilakukan oleh negara-negara maju untuk menyelamatkan
lingkungan hidup adalah dengan membuktikan komitmen mereka dalam mencapai lingkungan
hidup yang lebih sehat.
b) Penelitian dan Pengembangan (R&D)
Negara-negara

maju

juga

harus

menjalankan

peran

kepemimpinannya

dalam

melangsungkan kegiatan-kegiatan penelitian dan pengembangan. Inovasi yang bersumber dari
kegiatan penelitian dan pengembanganakan membantu negara-negara berkembang guna
mengurangi emisi.
c) P embatasan Impor
Melalui impor yang dihasilkan melalui metode yang tidak berkelanjutan dari negaranegara berkembang, negara-negara maju telah menciptakan dampak secara tidak langsung
namun sangat besar pengaruhnya terhadap lingkungan hidup. Kerusakan hutan tidak akan terjadi
apabila permintaan negara-negara maju terhadap produk yang sensitif terhadap kondisi
lingkungan.

Yuca Siahaan
PENUTUP
Degradasi lingkungan hidup yang terjadi semakin parah dan meluas, di wilayah
perkotaan, pedesaan dan wilayah hutan. Beberapa indikator, di wilayah kota, semakin kotornya
air sungai, semakin meluasnya daerah kumuh (Stum areas), tak terkendalinya penggunaan ruang
kota (City Space), tercemarnya air tanah/sumur dan semakin meningkatnya kadar CO2 di udara.
Di daerah pedesaan; semakin meluasnya penggunaan tanah negara untuk pertanian (secara
ilegal), semakin banyaknya species flora dan fauna yang hilang/punah dan semakin meluasnya
tanah miskin (semak belukar dan tanah gundul) serta bencana longsor dan banjir..
Bila kita menggunakan segenap sumber daya alam secara lebih efisien, kondisi
lingkungan hidup akan lebih terjaga dan tentu saja merupakan penghematan secara ekonomis.
Sebenarnya dalam taraf individual banyak yang bisa kita lakukan tanpa harus mengeluarkan
biaya ekstra demi menyelamatkan lingkungan. Namun dalam skala besar dibutuhkan sejumlah
investasi pengembangan teknologi antipolusi dan penyempurnaan manajemen sumber daya.

Yuca Siahaan
DAFTAR PUSTAKA
Todaro,Michael.2000.Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Edisi Ketujuh.Jakarta:Erlangga

Yuca Siahaan

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi
Pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomiPertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi
Pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomiLucky Maharani Safitri
 
Barang publik dan klasifikasi barang
Barang publik dan klasifikasi barangBarang publik dan klasifikasi barang
Barang publik dan klasifikasi barangBasuki Rahmat
 
Urbanisasi dan migrasi desa kota
Urbanisasi dan migrasi desa kotaUrbanisasi dan migrasi desa kota
Urbanisasi dan migrasi desa kotaReza Ardyan
 
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...Arthur Semseviera Rontini
 
KAITAN ANTARA KEMISKINAN INDUSTRIALISASI DAN PENGAMBILAN SUMBER DAYA ALAM
KAITAN ANTARA KEMISKINAN INDUSTRIALISASI DAN PENGAMBILAN SUMBER DAYA ALAMKAITAN ANTARA KEMISKINAN INDUSTRIALISASI DAN PENGAMBILAN SUMBER DAYA ALAM
KAITAN ANTARA KEMISKINAN INDUSTRIALISASI DAN PENGAMBILAN SUMBER DAYA ALAMAndini Sulvyah R
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3natal kristiono
 
ekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alamekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alamFirman Ferdian
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanDadang Solihin
 
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunanKemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunanArief Anzarullah
 
Contoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap Produsen
Contoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap ProdusenContoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap Produsen
Contoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap ProdusenYuca Siahaan
 
Rasio modal output (cor), materi ekonomi makro
Rasio modal output (cor), materi ekonomi makroRasio modal output (cor), materi ekonomi makro
Rasio modal output (cor), materi ekonomi makroEnci Funcky
 
Presentasi bab 3 ekonomi pembangunan teori klasik pertumbuhan ekonomi dan pem...
Presentasi bab 3 ekonomi pembangunan teori klasik pertumbuhan ekonomi dan pem...Presentasi bab 3 ekonomi pembangunan teori klasik pertumbuhan ekonomi dan pem...
Presentasi bab 3 ekonomi pembangunan teori klasik pertumbuhan ekonomi dan pem...Basuki Rahmat
 
Sistem Moneter (Bab 29 dan 30)
Sistem Moneter (Bab 29 dan 30)Sistem Moneter (Bab 29 dan 30)
Sistem Moneter (Bab 29 dan 30)gifariwk
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahmona munawaroh
 
Tugas 5 .perubahan struktur ekonomi
Tugas 5 .perubahan struktur ekonomiTugas 5 .perubahan struktur ekonomi
Tugas 5 .perubahan struktur ekonomisiti aisah
 
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasiPengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasiSugeng Budiharsono
 

Was ist angesagt? (20)

Pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi
Pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomiPertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi
Pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi
 
Barang publik dan klasifikasi barang
Barang publik dan klasifikasi barangBarang publik dan klasifikasi barang
Barang publik dan klasifikasi barang
 
Analisis input output
Analisis input outputAnalisis input output
Analisis input output
 
Urbanisasi dan migrasi desa kota
Urbanisasi dan migrasi desa kotaUrbanisasi dan migrasi desa kota
Urbanisasi dan migrasi desa kota
 
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
 
KAITAN ANTARA KEMISKINAN INDUSTRIALISASI DAN PENGAMBILAN SUMBER DAYA ALAM
KAITAN ANTARA KEMISKINAN INDUSTRIALISASI DAN PENGAMBILAN SUMBER DAYA ALAMKAITAN ANTARA KEMISKINAN INDUSTRIALISASI DAN PENGAMBILAN SUMBER DAYA ALAM
KAITAN ANTARA KEMISKINAN INDUSTRIALISASI DAN PENGAMBILAN SUMBER DAYA ALAM
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
 
analisis input output
 analisis input output analisis input output
analisis input output
 
ekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alamekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alam
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
 
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunanKemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
Kemiskinan, ketimpangan, dan pembangunan
 
Contoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap Produsen
Contoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap ProdusenContoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap Produsen
Contoh Kasus Eksternalitas Konsumen terhadap Produsen
 
Rasio modal output (cor), materi ekonomi makro
Rasio modal output (cor), materi ekonomi makroRasio modal output (cor), materi ekonomi makro
Rasio modal output (cor), materi ekonomi makro
 
Presentasi bab 3 ekonomi pembangunan teori klasik pertumbuhan ekonomi dan pem...
Presentasi bab 3 ekonomi pembangunan teori klasik pertumbuhan ekonomi dan pem...Presentasi bab 3 ekonomi pembangunan teori klasik pertumbuhan ekonomi dan pem...
Presentasi bab 3 ekonomi pembangunan teori klasik pertumbuhan ekonomi dan pem...
 
Sistem Moneter (Bab 29 dan 30)
Sistem Moneter (Bab 29 dan 30)Sistem Moneter (Bab 29 dan 30)
Sistem Moneter (Bab 29 dan 30)
 
Ekonomi Industri BAB 1
Ekonomi Industri BAB 1Ekonomi Industri BAB 1
Ekonomi Industri BAB 1
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerah
 
Tugas 5 .perubahan struktur ekonomi
Tugas 5 .perubahan struktur ekonomiTugas 5 .perubahan struktur ekonomi
Tugas 5 .perubahan struktur ekonomi
 
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasiPengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
 

Andere mochten auch

Tugas perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerah
Tugas perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerahTugas perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerah
Tugas perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerahMuhamadFajar IndraJaya
 
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl uplPergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl uplDewi Hadiwinoto
 
Isu-isu Strategis dan Tantangan bagi Pembangunan Air Bersih dan Sanitasi
Isu-isu Strategis dan Tantangan bagi Pembangunan Air Bersih dan SanitasiIsu-isu Strategis dan Tantangan bagi Pembangunan Air Bersih dan Sanitasi
Isu-isu Strategis dan Tantangan bagi Pembangunan Air Bersih dan SanitasiJoy Irman
 
Contoh surat gugatan hukum acara perdata
Contoh surat gugatan hukum acara perdataContoh surat gugatan hukum acara perdata
Contoh surat gugatan hukum acara perdatasuiggetsu
 
Power point ips Negara maju dan berkembang
Power point ips Negara maju dan berkembangPower point ips Negara maju dan berkembang
Power point ips Negara maju dan berkembangdina_mala22
 
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran LingkunganPencemaran Lingkungan
Pencemaran Lingkunganchruis
 
surat gugatan
surat gugatansurat gugatan
surat gugatanNakano
 

Andere mochten auch (10)

Tugas perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerah
Tugas perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerahTugas perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerah
Tugas perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerah
 
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl uplPergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
 
Isu-isu Strategis dan Tantangan bagi Pembangunan Air Bersih dan Sanitasi
Isu-isu Strategis dan Tantangan bagi Pembangunan Air Bersih dan SanitasiIsu-isu Strategis dan Tantangan bagi Pembangunan Air Bersih dan Sanitasi
Isu-isu Strategis dan Tantangan bagi Pembangunan Air Bersih dan Sanitasi
 
Surat gugatan
Surat gugatanSurat gugatan
Surat gugatan
 
Surat gugatan
Surat gugatanSurat gugatan
Surat gugatan
 
Contoh surat gugatan hukum acara perdata
Contoh surat gugatan hukum acara perdataContoh surat gugatan hukum acara perdata
Contoh surat gugatan hukum acara perdata
 
Power point ips Negara maju dan berkembang
Power point ips Negara maju dan berkembangPower point ips Negara maju dan berkembang
Power point ips Negara maju dan berkembang
 
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran LingkunganPencemaran Lingkungan
Pencemaran Lingkungan
 
surat gugatan
surat gugatansurat gugatan
surat gugatan
 
MAKALAH EKOLOGI DAN EKOLOGI LINGKUNGAN
MAKALAH EKOLOGI DAN EKOLOGI LINGKUNGANMAKALAH EKOLOGI DAN EKOLOGI LINGKUNGAN
MAKALAH EKOLOGI DAN EKOLOGI LINGKUNGAN
 

Ähnlich wie Lingkungan dan Permasalahannya (dalam Ekonomi Pembangunan)

Water scarcity and food security
Water scarcity and food securityWater scarcity and food security
Water scarcity and food securityAila Yumeko
 
Contribution of ocean sectors to the green economy
Contribution of ocean sectors to the green economyContribution of ocean sectors to the green economy
Contribution of ocean sectors to the green economyAndino Maseleno
 
Kepadatan populasi manusia
Kepadatan populasi manusiaKepadatan populasi manusia
Kepadatan populasi manusiaAnggunW
 
PTT Permasalahan Kesehatan Lingkungan di Masyarakat.pptx
PTT Permasalahan Kesehatan Lingkungan di Masyarakat.pptxPTT Permasalahan Kesehatan Lingkungan di Masyarakat.pptx
PTT Permasalahan Kesehatan Lingkungan di Masyarakat.pptxAldieMunandar
 
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYAPERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYAmaya safitri
 
alam sekitar
alam sekitar alam sekitar
alam sekitar Aziz Mus
 
Lingkungan hidup dan permasalahannya
Lingkungan hidup dan permasalahannyaLingkungan hidup dan permasalahannya
Lingkungan hidup dan permasalahannyayaserhendrawan
 
rangkuman IPS kelas 8 permasalahan lingkungan hidup
rangkuman IPS kelas 8 permasalahan lingkungan hiduprangkuman IPS kelas 8 permasalahan lingkungan hidup
rangkuman IPS kelas 8 permasalahan lingkungan hidupArini Dina Hanifa
 
Session 6: Mainstreaming resilience in projects - Medrilzam - Bappenas
Session 6: Mainstreaming resilience in projects -  Medrilzam - BappenasSession 6: Mainstreaming resilience in projects -  Medrilzam - Bappenas
Session 6: Mainstreaming resilience in projects - Medrilzam - BappenasOECD Environment
 
Presentasi hukum lingkungan
Presentasi hukum lingkunganPresentasi hukum lingkungan
Presentasi hukum lingkunganYuli Aulia
 
Pencemaran dan penyakit penyakit yang mungkin timbul
Pencemaran dan penyakit penyakit yang mungkin timbulPencemaran dan penyakit penyakit yang mungkin timbul
Pencemaran dan penyakit penyakit yang mungkin timbulRiska_21
 
Makalah lingkungan hidup 2
Makalah lingkungan hidup 2Makalah lingkungan hidup 2
Makalah lingkungan hidup 2Net Break
 
Air selintas info di nusantara pada Hari Air Sedunia, 220317
Air selintas info di nusantara pada Hari Air Sedunia, 220317Air selintas info di nusantara pada Hari Air Sedunia, 220317
Air selintas info di nusantara pada Hari Air Sedunia, 220317Biotani & Bahari Indonesia
 
Krisis air bersih di indonesia
Krisis air bersih di indonesiaKrisis air bersih di indonesia
Krisis air bersih di indonesiaHeru Prasetya
 
Dampak masalah kependudukan dan lingkungan hidup
Dampak masalah kependudukan dan lingkungan hidupDampak masalah kependudukan dan lingkungan hidup
Dampak masalah kependudukan dan lingkungan hidupsintiadjafar
 
Bab V. Masalah Lingkungan (B)
Bab V. Masalah Lingkungan (B)Bab V. Masalah Lingkungan (B)
Bab V. Masalah Lingkungan (B)Universitas PGRI
 
Biosand water filter
Biosand water filterBiosand water filter
Biosand water filterWisma Morgans
 

Ähnlich wie Lingkungan dan Permasalahannya (dalam Ekonomi Pembangunan) (20)

Water scarcity and food security
Water scarcity and food securityWater scarcity and food security
Water scarcity and food security
 
Contribution of ocean sectors to the green economy
Contribution of ocean sectors to the green economyContribution of ocean sectors to the green economy
Contribution of ocean sectors to the green economy
 
Kepadatan populasi manusia
Kepadatan populasi manusiaKepadatan populasi manusia
Kepadatan populasi manusia
 
PTT Permasalahan Kesehatan Lingkungan di Masyarakat.pptx
PTT Permasalahan Kesehatan Lingkungan di Masyarakat.pptxPTT Permasalahan Kesehatan Lingkungan di Masyarakat.pptx
PTT Permasalahan Kesehatan Lingkungan di Masyarakat.pptx
 
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYAPERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
 
alam sekitar
alam sekitar alam sekitar
alam sekitar
 
Lingkungan hidup dan permasalahannya
Lingkungan hidup dan permasalahannyaLingkungan hidup dan permasalahannya
Lingkungan hidup dan permasalahannya
 
rangkuman IPS kelas 8 permasalahan lingkungan hidup
rangkuman IPS kelas 8 permasalahan lingkungan hiduprangkuman IPS kelas 8 permasalahan lingkungan hidup
rangkuman IPS kelas 8 permasalahan lingkungan hidup
 
Session 6: Mainstreaming resilience in projects - Medrilzam - Bappenas
Session 6: Mainstreaming resilience in projects -  Medrilzam - BappenasSession 6: Mainstreaming resilience in projects -  Medrilzam - Bappenas
Session 6: Mainstreaming resilience in projects - Medrilzam - Bappenas
 
Presentasi hukum lingkungan
Presentasi hukum lingkunganPresentasi hukum lingkungan
Presentasi hukum lingkungan
 
Pencemaran dan penyakit penyakit yang mungkin timbul
Pencemaran dan penyakit penyakit yang mungkin timbulPencemaran dan penyakit penyakit yang mungkin timbul
Pencemaran dan penyakit penyakit yang mungkin timbul
 
Makalah lingkungan hidup 2
Makalah lingkungan hidup 2Makalah lingkungan hidup 2
Makalah lingkungan hidup 2
 
Air selintas info di nusantara pada Hari Air Sedunia, 220317
Air selintas info di nusantara pada Hari Air Sedunia, 220317Air selintas info di nusantara pada Hari Air Sedunia, 220317
Air selintas info di nusantara pada Hari Air Sedunia, 220317
 
Krisis air bersih di indonesia
Krisis air bersih di indonesiaKrisis air bersih di indonesia
Krisis air bersih di indonesia
 
Dampak masalah kependudukan dan lingkungan hidup
Dampak masalah kependudukan dan lingkungan hidupDampak masalah kependudukan dan lingkungan hidup
Dampak masalah kependudukan dan lingkungan hidup
 
Krisis air bersih
Krisis air bersihKrisis air bersih
Krisis air bersih
 
Bab V. Masalah Lingkungan (B)
Bab V. Masalah Lingkungan (B)Bab V. Masalah Lingkungan (B)
Bab V. Masalah Lingkungan (B)
 
Sumber
SumberSumber
Sumber
 
Biosand water filter
Biosand water filterBiosand water filter
Biosand water filter
 
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di chinaDampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
 

Mehr von Yuca Siahaan

Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...
Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...
Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...Yuca Siahaan
 
Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral RI: Sebuah Pengantar"
Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral  RI: Sebuah Pengantar"Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral  RI: Sebuah Pengantar"
Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral RI: Sebuah Pengantar"Yuca Siahaan
 
Contoh Proposal Penelitian
Contoh Proposal PenelitianContoh Proposal Penelitian
Contoh Proposal PenelitianYuca Siahaan
 
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifBeberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifYuca Siahaan
 
Analytic hierarchy process
Analytic hierarchy processAnalytic hierarchy process
Analytic hierarchy processYuca Siahaan
 
Indikator makroekonomi indonesia
Indikator makroekonomi indonesiaIndikator makroekonomi indonesia
Indikator makroekonomi indonesiaYuca Siahaan
 
Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)
Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)
Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)Yuca Siahaan
 
Aliran aliran makro ekonomi
Aliran aliran makro ekonomiAliran aliran makro ekonomi
Aliran aliran makro ekonomiYuca Siahaan
 
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNS
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNSWawancara Koperasi Mahasiswa UNS
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNSYuca Siahaan
 
Analisis swot koperasi
Analisis swot koperasiAnalisis swot koperasi
Analisis swot koperasiYuca Siahaan
 
Exchange rate dan neraca pembayaran
Exchange rate dan neraca pembayaranExchange rate dan neraca pembayaran
Exchange rate dan neraca pembayaranYuca Siahaan
 
Indeks Demokrasi Indonesia
Indeks Demokrasi IndonesiaIndeks Demokrasi Indonesia
Indeks Demokrasi IndonesiaYuca Siahaan
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanYuca Siahaan
 
Resensi buku utang pemerintah mencekik rakyat
Resensi buku utang pemerintah mencekik rakyatResensi buku utang pemerintah mencekik rakyat
Resensi buku utang pemerintah mencekik rakyatYuca Siahaan
 
Commen currency area analysis kel.11 (2)
Commen currency area analysis kel.11 (2) Commen currency area analysis kel.11 (2)
Commen currency area analysis kel.11 (2) Yuca Siahaan
 
Analisis pasar by kel 11
Analisis pasar by kel 11Analisis pasar by kel 11
Analisis pasar by kel 11Yuca Siahaan
 
kriteria investasi
kriteria investasikriteria investasi
kriteria investasiYuca Siahaan
 
Investasi sdm melalui program magang
Investasi sdm melalui program magangInvestasi sdm melalui program magang
Investasi sdm melalui program magangYuca Siahaan
 
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdm
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdmRuang lingkup dan pentingnya eko sdm
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdmYuca Siahaan
 

Mehr von Yuca Siahaan (20)

Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...
Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...
Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...
 
Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral RI: Sebuah Pengantar"
Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral  RI: Sebuah Pengantar"Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral  RI: Sebuah Pengantar"
Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral RI: Sebuah Pengantar"
 
Contoh Proposal Penelitian
Contoh Proposal PenelitianContoh Proposal Penelitian
Contoh Proposal Penelitian
 
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifBeberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
 
Analytic hierarchy process
Analytic hierarchy processAnalytic hierarchy process
Analytic hierarchy process
 
Indikator makroekonomi indonesia
Indikator makroekonomi indonesiaIndikator makroekonomi indonesia
Indikator makroekonomi indonesia
 
Fenomena pilkada
Fenomena pilkadaFenomena pilkada
Fenomena pilkada
 
Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)
Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)
Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)
 
Aliran aliran makro ekonomi
Aliran aliran makro ekonomiAliran aliran makro ekonomi
Aliran aliran makro ekonomi
 
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNS
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNSWawancara Koperasi Mahasiswa UNS
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNS
 
Analisis swot koperasi
Analisis swot koperasiAnalisis swot koperasi
Analisis swot koperasi
 
Exchange rate dan neraca pembayaran
Exchange rate dan neraca pembayaranExchange rate dan neraca pembayaran
Exchange rate dan neraca pembayaran
 
Indeks Demokrasi Indonesia
Indeks Demokrasi IndonesiaIndeks Demokrasi Indonesia
Indeks Demokrasi Indonesia
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
 
Resensi buku utang pemerintah mencekik rakyat
Resensi buku utang pemerintah mencekik rakyatResensi buku utang pemerintah mencekik rakyat
Resensi buku utang pemerintah mencekik rakyat
 
Commen currency area analysis kel.11 (2)
Commen currency area analysis kel.11 (2) Commen currency area analysis kel.11 (2)
Commen currency area analysis kel.11 (2)
 
Analisis pasar by kel 11
Analisis pasar by kel 11Analisis pasar by kel 11
Analisis pasar by kel 11
 
kriteria investasi
kriteria investasikriteria investasi
kriteria investasi
 
Investasi sdm melalui program magang
Investasi sdm melalui program magangInvestasi sdm melalui program magang
Investasi sdm melalui program magang
 
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdm
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdmRuang lingkup dan pentingnya eko sdm
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdm
 

Kürzlich hochgeladen

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 

Lingkungan dan Permasalahannya (dalam Ekonomi Pembangunan)

  • 1. PENDAHULUAN Selama dasawarsa terakhir ini, para ekonom semakin menyadari betapa pentingnya implikasi-implikasi yang ditimbulkan oleh berbagai persoalan lingkungan hidup terhadap keberhasilan upaya-upaya pembangunan ekonomi. Sekarang kita mengetahui bahwa interaksi antara kemiskinan dan degradasi lingkungan itu dapat menjurus ke suatu proses perusakan tanpa henti. Pemanfaatan sumber-sumber daya alam secara berlebihan tanpa memperhatikan kelestariannya tersebut dengan sendirinya meningkatkan tekanan-tekanan terhadap kualitas lingkungan hidup yang pada akhirnya pasti akan mengancam swasembada atau kecukupan pangan segenap penduduk di negara terebut. Kerusakan atau degradasi lingkungan juga dapat menyusutkan laju pembangunan ekonomi. Hal ini dikarenakan kerusakan lingkungan hidup akan menurunkan tingkat produktivitas sumber daya alam serta memunculkan berbagai masalah kesehatan dan gangguan kenyamanan hidup. Dua puluh persen penduduk dunia yang paling miskin adalah kelompok yang pertama dan yang paling banyak menanggung beban kerusakan lingkungan. Kelompok ini memang merupakan kelompok yang rentan dan rawan. Mereka tidak mempunyai failitas-failitas kesehatan yang memadai atau sanitasi dan persediaan air yang buruk. Karena pemecahan masalah terebut dan berbagai bentuk persoalan lingkungan lainnya senantiasa menyaratkan adanya upaya peningkatan kualitas sumber daya dan taraf hidup penduduk yang paling miskin, maka pencapaian suatu pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan yang sekaligu ramah terhadap lingkungan pada dasarnya merupakan suatu definsi yang paling fundamental dari istilah atau konsep “pembangunan ekonomi” itu sendiri. Berikutnya, kita akan memperluas jangkauan pembahasan mengenai lingkungan hidup ini dengan melibatkan persoalan yang lainnya yang tidak kalah penting nya. Yang terakhir, kita akan coba menarik kesimpulan-kesimpulan berdasarkan analisis yang sudah kita lakukan mengenai prospek-prospek penciptaan suatu agenda lingkungan hidup internasional dalam rangka mencapai pembangunan yang berkelanjutan bagi semua negara di dunia. Setidaknya terdapat tujuh permasalahan yang paling mendasar yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan pembangunan 1) Konsep pembangunan yang berkelanjutan dan kaitannya dengan masalah lingkungan hidup 2) Kependudukan dan sumber-sumber daya alam Yuca Siahaan
  • 2. 3) Kemiskinan 4) Pertumbuhan ekonomi 5) Pembangunan daerah pedesaan 6) Urbanisasi 7) Perekonomian global Sebelum membahasnya secara mendalam, terlebih dahulu kami berikan gambaran secara singkat permasalahan-permasalahan tersebut. 1) Pembangunan yang Berkelanjutan dan Perhitungan Nilai Lingkungan Hidup Istilah ini sebenarnya mengacu pada pemenuhan kebutuhan generasi sekarang tanpa merugikan kebutuhan generasi mendatang. Hal ini penting bahwa pertumbuhan ekonomi di masa mendatang dan kualitas kehidupan manusia secara keseluruhan ditentukan oleh kualitas lingkungan hidup di masa sekarang. 2) Kependudukan dan umber-umber Daya Alam Lonjakan jumlah penduduk di kawasan termiskin di dunia telah mengakibatkan semakin parahnya degradasi lingkungan hidup atau pengikian umber-umber daya alam yang jumlahnya sudah sangat terbatas, sehingga mengakibatkan penduduk di kawasan tersebut harus menghadapi kesulitan sekedar untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. 3) Kemiskinan dan Lingkungan Hidup Meskipun jelas bahwa kerusakan lingkungan dan tingkat kelahiran yang tinggi berjalan beriringan, akan tetapi bobot pengaruhnya terhadap faktor kemiskinan absolut tidak selalu sama. 4) Pertumbuhan Ekonomi vs Kelestarian Lingkungan Hidup Kenaikan tingkat pendapatan dan tingkat konsumi penduduk dari lapisan kaya ataupun miskin sama sama akan membawa konsekuensi berupa kenaikan neto kerusakan lingkungan hidup. 5) Pembangunan Daerah Pedesaan dan Lingkungan Hidup Peningkatan input-input pokok pertanian dan diperkenalkannya metode pertanian yang berkelanjutan akan dapat menciptakan alternatif-alternatif pola produksi yang lebih baik daripada pola pemanfaatan yang cenderung tidak ramah lingkungan. 6) Pembangunan Perkotaan dan Lingkungan Hidup Yuca Siahaan
  • 3. Emisi dari kendaraan, rumah tangga, dan industri, buruknya fentilasi rumah tangga dapat memperparah kondisi lingkungan perkotaan yang sudah sangat menyesakkan itu. Merosotnya produktivitas karena pekerja sakit yang terkomtaminasi oleh sumber-sumber air tercemar, rusaknya infrasturktur, baru sebagian kecil dari biaya sosial yang harus ditanggung masyarakat karena buruknya lingkungan daerah perkotaan. 7) Lingkungan Hidup Global Diperlukannya perhatian dan kerjasama Internasional dalam penyelesaian masalah lingkungan hidup ini. Baik dari negara makmur dan negara yang sedang berkembang. Yuca Siahaan
  • 4. PEMBAHASAN Selama dekade 1980-an tingkat kesuburan tanah perkapita merosot 1,9 persen per tahun. Masalah ini pada gilirannya memperparah kelangkaan lahan subur yang kemudian akan memaksa penduduk miskin di daerah pedesaan untuk mengandalkan hidupnya pada lahan-lahan marjinal yang produktivitas dan kesuburannya sangat terbatas. Sejauh ini diperkirakan bahwa lebih dari 60 persen penduduk termiskin di berbagai negara-negara berkembang harus mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan mengandalkan lahan-lahan marjinal yang sulit ditanami. Kecenderungan negatif ini juga semakin diperburuk oleh ketimpangan kepemilikan lahan sehingga jumlah petani yang tidak memiliki lahan garapan sendiri semakin banyak. Itu berarti semakin banyak orang yang mengandalkan hidupnya pada lahan yang ukuran luas dan produktivitasnya semakin terbatas. Keterbatasan lahan juga mendorong mereka untuk merambah ke lahan-lahan yang secara ekologis sangat sensitif. Hutan-hutan yang jumlahnya semakin sedikit segera dibabat dan diolah menjadi lahan garapan dan kebanyakan dari lahan itu mengalami pengikisan kualitas dan kesuburan secara cepat sebagai akibat dari metode-metode pertanian yang sama sekali tidak efisien. Setiap tahunnya, dunia kehilangan sekitar 270.000 kilometer persegi lahan subur. Secara keseluruhan, 1,2 miliar are lahan telah kehilangan kesuburannya. Perununan produktivitas pertanian ini menghilangkan 0,5 -1,5 % GNP dunia setiap tahunnya. Konsekuensi-konsekuensi Kesehatan serta produktivitas yang Utama atas Terjadinya Kerusakan Lingkungan Masalah Lingkungan Polusi air dan kelangkaan air bersih Yuca Siahaan Dampak Terhadap Kesehatan Lebih dari 2 juta orang mati dan miliaran penyakit terjadi setiap tahunnya sebagai dari akibat tercemarnya air; kondisi kesehatan setiap keluarga sangat buruk dan rapuh akibat dari kelangkaan air bersih Dampak Terhadap Produktivitas Kemerosotan hasil dari budidaya perikanan; waktu para penduduk di desa dan kota banya yang terbuang sekedar untuk mencari air; sebagian kegiatan yang produktif terpaksa ditunda karena air bersih untuk kebutuhan sehari-hari tidak
  • 5. Polusi udara Limbah padat dan limbah yang berbahaya Degradasi kualitas tanah Pembabatan hutan atau deforestasi Kemerosotan biodiversitas Yuca Siahaan Aneka penyakit akut dan kronis terutama saluran pernafasan dan paru-paru; 300.000-700.000 manusia khususnya anak-anak meninggal secara dini per tahun; 400 juta-700 juta penduduk negara-negara Dunia Ketiga, terutama wanita dan anak-anak megalami gangguan pernafasan karena sistem ventilasi di rumahrumah yang sangat buruk dan sering dipenuhi oleh kepulan asap kotor yang sangat menyesakkan Aneka penyakit akibat banjir dan limpahan sampah; teracuninya air serta sumbersumbernya yang berskala lokal tetapi sangat berbahaya bagi kesehatan Penyusutan kecukupan gizi kalangan penduduk yang paling miskin oleh karena lahan mereka semaki tidak mampu menyediakan bahanbahan pangan secara memadai; kemungkinan menjadi gurun pasir juga semakin besar Banjir yang akan banyak merenggut harta serta jiwa manusia; risiko penyebaran penyakit Sumber obat-obatan potensial yang sangat berharga lenyap tersedia Penghentian aktifitas transportasi dan industri pada masa kritis; dampak hujan asam terhadap hutan dan sumber-sumber air di bawah tanah, yang mengikis kesuburan lahan dan segala sesuatu yang terdapat di atasnya Pencemaran atas sumbersumber air di bawah permukaan tanah Penyusutan GNP antara 0,51,5 persen per tahun; pengikisan sumber air di bawah tanah; menyulitkan kegiatan transportasi sungai; dan memukul investasi hidroelektrik Lenyapnya sumber daya yang sangat berharga, bukan hanya kayu, tetapi juga produkproduk hutan lainnya yang jenis dan nilainya tidak terhitung besarnya Penurunan kemampuan adaptasi ekosistem dan
  • 6. Perubahan kondisi atmosfer hilangnya sejumlah besar sumber daya lingkungan hidup yang esensial, sehingga perlindungan alam kian lemah Kemungkinan penyebaran Kenaikan permukaan air laut bibit-bibit penyakit lama dan yang merusakkan investasibaru; tekanan iklim, sinar investasi di tepian dan daerah matahari langsung dan sekitar pantai; perubahanberbagai resiko mengerikan perubahan produktivitas akibat penipisan lapisan ozon ; pertanian secara tidak terduga; 300.000 kasus baru penyakit gangguan mata rantai dan kanker kulit per tahun ; kehidupan laut kasus katarak (penyakit mata) akibat terpaan langsung sinar ultraviolet Sumber: World Bank, World Development Report, 1992: Development and the Environment (New York’ Oxford University Press, 1992) Tabel 1 Salah satu masalah lingkungan yang sama-sama dialami oleh penduduk miskin di daerah pedesaan dan daerah perkotaan adalah buruknya kondisi kesehatan lingkungan atau pemukiman yang diakibatkan oleh terbatasnya air bersih dan fasilitas sanitasi. Seperti telah disebutkan diatas, masalah ini mengakibatakan begitu mudahnya berbagai jenis wabah penyakit berjangkit. Diperkirakan bibit-bibit penyakit dari air kotor dan kemudian menyebabkan penyakit tipus, kolera, infeksi perut, disentri dan diare, telah menyebabkan 80 persen dari total penyakit yang diderita penduduk Negara-negara Dunia Ketiga dan sekitar 90 persen kematian anak-anak yang jumlahnya mencapai 13 juta jiwa tiap tahun. Meskipun begitu, jumlah oramg yang harus hidup tanpa air bersihitasi ternyata justru meningkat. Pada periode antara tahun 1970-1984, jumlahnya bertambah 135 juta jiwa. Kondisi- kondisi lingkungan hidup yang begitu buruk dipercaya sebagai factor penyebab utama menyebarnya epidemic kolera di sejumlah Negara Amerika latin dan Afrika pada tahun 1990-an. Ledakan pertumbuhan penduduk dan migrasi desa-kota secara besar-besaran semakin menyulitkan upaya perluasan jasa-jasa pelayanan social di daerah perkotaan. Sebagai contoh, upaya untuk menyediakan air bersih bagi semua penduduk di berbagai daerah perkotaan di Amerika Latin pada tahun 2030 mendatang boleh dikatakan merupakan suatu tugas yang Yuca Siahaan
  • 7. mustahil. Dikatakan mustahil karena jumlah orang yang harus dilayani meningkat 250 persen , padahak sekarang pun belum semua orang telah menikmati fasilitas atau jasa-jasa pelayanan sosial tersebut. Angka tersebut sudah membuat kita tercengang, padahal masih ada 1,2 miliar penduduk di daerah-daerah pedesaan yang kebutuhan sanitasinya juga harus dipenuhi. Untuk memenuhi semua kebutuhan itu, pemerintah dituntut untuk melipatgandakan jasa pelayanan sosialnya antara 400 persen hingga 900 persen. Rata-rata di seluruh Negara-negara Dunia Ketiga, 72 persen rumah tangga baru di daerah perkotaan harus hidup di daerah-daerah pemukiman kumuh. Di Afrika proporsinya bahkan lebih besar lagi, yakni mencapai 92 persen dan sebagian besar diantaranya tidak pernah menikmati jasa pelayanan dari pemerintah. Unsur-unsur polusi yang memenuhi udara juga akan mengancam kesehatan penduduk Negara-negara Dunia Ketiga. Ketergantungan penduduk Negara-negara Dunia Ketiga, khususnya yang tinggal di daerah-daerah pedesaan, terhadap bahan bakar biomas (biomas fuel) seperti kayu kering, ranting-ranring, kotoran ternak, dan sampah merupakan salah satu penyebabnya. Ketergantungan itu sendiri sulit dihapuskan sehubungan dengan belum teratasinya kemiskinan absolut yang menjerat leher mereka. Pembakaran bahan bakar biomas (termasuk kotoran ternak) untuk memasak makanan dan merebus air tentu saja menimbulkan polusi dalam ruangan rumah yang cukup tinggi. Pencemaran udara dalam ruangan itu mengancam kesehatan 400 juta hingga 700 juta manusia yang sebagian besar adalah kaum wanita dan anak-anak. Di daerah-daerah perkotaan, sumber polusi yang mengancam kesehatan lebih banyak lagi. Menurut laporan WHO (World Health Organization), 1,3 miliar manusia yang hidup di daerah-daerah perkotaan menjalani kehidupan sehari-hari secara berdampingan dengan aneka rupa polutan yang bebahaya. Di masa-masa mendatang, kondisinya akan semakin mengerikan karena diperkirakan bahwa pada tahun 2030 nanti jumlah pabrik di daerah-daerah perkotaan di Negara-negara berkembang akan meningkat 600% dari jumlah yang ada pada saat ini. Tentu saja nanti sumber-sumber polutan juga akan berlipat ganda. Sekedar untuk mempertahankan standar kualitas udara perkotaan yang ada pada saat ini sampai dengan tahun 2030 mendatang saja tingkat rata-rata emisi industri-industri di Negara-negara berkembang termasuk generatorgenerator listriknya, harus diturunkan antara 90 % sampai 95% per unit output. Yuca Siahaan
  • 8. Model-model Lingkungan Hidup dari Ilmu Ekonomi Tradisional 1. Sumber- Sumber Daya Milik Pribadi Dalam model- model ini, teori neoklasik diterapkan untuk mencari pemecahan yang dianggap paling baik guna mengatasi segala macam inefisiensi yang muncul.Teori-teori neoklasik yang diterapkan terhadap masalah- masalah lingkungan hidup tersebut juga menentukan syarat- syarat apa yang harus dipenuhi demi terciptanya alokasi sumber- sumber daya secara efisien. Teori ini menguraikan pula bagaimana kegagalan- kegagalan pasar akan menimbulkan berbagai bentuk inefesiensi lebih lanjut lebih parah. Yang terakhir, teori- teori tersebut juga menyodorkan sejumlah usulan cara dalam rangka mengoreksi distorsi- distorsi tersebut.Para pendukung teori pasar bebas neoklasik mengingatkan akan adanya berbagai bentuk inefisiensi dalam alokasi sumber daya yang akan diakibatkan oleh berbagai hambatan terhadap operasi mekanisme pasar secara bebas ataupun oleh masih bertahannya berbagai ketidak sempurnaan dalam sistem hak kepemilikan. Selama semua benar daya dimiliki oleh pribadi, maka para penganut teori ini berkeyakinan tidak akan ada distorsi pasar, sehingga segenap sumber daya akan dialokasikan secara efisien. Pasar hak milik (property rights) yang sempurna itu ditandai oleh empat karakteristik pokok sebagai berikut: a. Universalitas (universality): semua sumber daya yang ada di dalam satu perekonomian yang dimiliki oleh perorangan. b. Ekslusivitas (exclusivity): setiap orang yang bukan merupakan pemilik suatu sumber daya tidak akan diperkenankan untuk memenfaatkan begitu saja. c. Tranferabilitas (transferability): pihak pemilik sumber daya bisa saja menjual sumber- sumber daya miliknya apabila ia memang menghendakinya. d. Enforsabilitas (enforceability): pengaturan distibusi pasar atau segenap manfaat dari sumber- sumber daya tersebut yang harus ditegakkan secara hukum. Berdasarkan karakteristik tersebut, pemilik suatu semberdaya yang langka akan senantiasa mendapat suatu intensif ekonomi untuk memaksimalkan manfaat neto dari penjualan atau pemanfaatan sumberdaya tersebut. Para penganut teori pasar bebas neoklasik itu juga mengingatkan bahwa jika keempat karakteristik tersebut tidak terpenuhi secara serentak, maka akan timbul inefisiensi. Dengan demikian, cara yang mereka pilih untuk mengoreksi misalokasi Yuca Siahaan
  • 9. sumberdaya adalah dengan mengenyahkan setiap distorsi pasar. Sejumlah model telah dikembangkan untuk menjelaskan proses terjadinya inefisiensi dalam aloksi sumberdaya. 2. Sumber- Sumber Daya Milik Umum Jika sebuah sumberdaya langka dimiliki oleh masyarakat secara keseluruhan sehingga bisa dimanfaatkan oleh siapa saja, maka sebutannya adalah sumberdaya milik umum (common property resource). Dalam hal ini tidak tersedia laba potensial ataupun rente kelangkaan yang bisa dipungut. Namun, perlu dikemukakan bahwa model- model neoklasik tersebut terlalu memusatkan perhatiannya pada masalah efisiensi dan kurang memperhatikan hal- hal lain yang sebenarnya tidak kalah penting, misalnya saja aspek pemerataan atas hasil- hasil yang diperoleh. Distribusi pendapatan bahkan dianggap bukan merupakan suatu hal yang relevan dalam teori tersebut. Akibatnya teori ini sebenarnya telah membutakan mata atas terciptanya distribusu pendapatan yang sangat timpang, dimana hampir semua rente kelangkaan dan manfaa- manfaat ekonomi hanya diterima oleh segelintir orang yang memiliki sumberdaya. 3. Kritik- kritik Terhadap Model Kepemilikan Umum Neoklasik Model kepemilikan umum mengasumsikan bahwa penyerapan tenaga kerja secara penuh telah tercipta dan bahwa setiap tambahan pekerja akan senantiasa meningkatkan total produktivitas sehingga tingkat produktivitas marjinal mereka setidak- tidaknya sama besarnya dengan upah yang ia terima. Namun, jika kita menyimak kenyataan perekonomian di negaranegara masih banyak terdapat pengangguran di daerah perkotaan maupun pedesaan, maka kita harus menolak asumsi tersebut. Jika pekerja baru datang dari sebuah keluarga petani yang produk marjinalnya berada dibawah tingkat upah sedangkan lapangan kerja alternatif (diluar pekerjaan yang tengah mereka geluti) tidak tersedia, maka produk marjinalnya memang bisa meningkat, sehingga dengan sendirinya hal tersebut akan menaikkan produk rata-rata tenaga kerja dan tingkat kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Asumsi yang tidak realitis berikutnya dari model ini adalah bahwasanya pemilik tanah cenderung memaksimalkan laba sehingga ia akan selalu berusaha mencapai tingkat yang optimal. Pada kenyataannya, para pemilik lahan yang luas justru seringkali tidak begitu efisien dalam menggarap lahannya karena mereka cenderung menggunakan lahan- lahan tersebut untuk mendapatkan kekuasaan atau prestise. Dengan demikian jelas bahwa pasar hak kepemilikan (property market) yang sempurna bukan merupakan syarat yang penting bagi terciptanya penggunaan lahan secara efisien. Hal yang sama juga berlaku terhadap faktor- faktor produksi Yuca Siahaan
  • 10. sumberdaya lainnya. Selain itu seandainya petani harus berkumpul pada lahan marjinal sebagaimana yang diisyaratkan oleh model tersebut, konsolidasi kepemilikan lahan ketangan segelintir tuan tanah justru akan memeperparah tekanan populasi yang sudah terlampau berat terhadap lahan- lahan yang telah kehilangan kesuburan sebagai akibat dari proses deforestasi (penggundulan hutan) atau desertifikasi (pengubahan lahan menjadi padang yang gersang). Kelemahan yang paling mendasar dari model tersebut ditinjau dari perspektif pembangunan, adalah kegagalan dalam memperhatikan masalah- masalah yang sangat penting seperti pemerataan pendapatan dan pemenuhan kebutuhan- kebutuhan dasar bagi semua anggota masyarkat secara adil. Jadi singkatnya, efisiensi pasar neoklasik kalaupun tercapai akan menimbulkan banyak korban terutama dalam bentuk kemiskinan absolut yang sangat luas dan ketimpangan kesejahteraan yang sangat mecolok. Dan meskipun para teoritisi neoklasik terkadang menyatakan bahwa distribusi bisa diperbaiki melalui perpajakan dan redistribusi pendapatan “secara langsung” (melalui mekanisme kebijakan pemerintah tertentu) yang akan mengalihkan sebagian kekayaan dari kelompok penduduk yang paling makmur kelapisan penduduk yang paling miskin tidak pernah terwujud secara memuaskan. Dengan demikian swastanisasi komersial secara besar- besarpan tidaklah menjadi jaminan akan membaiknya standar hidup mayoritas penduduk yang miskin. 4. Barang Publik dan Penyakit Publik: Degradasi Lingkungan Hidup Nasional dan Masalah Penunggang Bebas Disini barang publik diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan keuntungan bagi setiap orang, dan kepuasan yang didapat oleh masing- masing orang tidaklah berkurang meskipun barang publik tersebut dinilkmati secara bersama- sama. Contohnya adalah udara yang bersih. Sedangkan yang dimaksud denang menurugan penyakit adalah setiap produk atau kondisi yang menurunkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya secara terus- terus. Contohnya adalah pencemaran udara. Perbedaan yang paling mencolok antara konsumsi barang publik dan barang normal (yang dimiliki oleh perorangan) adalah permintaan agregat terhadap sumberdaya publik tersebut ditentukan oleh penjumlahan segenap kurva individu secara vertikal, bukan secara horisontal seperti untuk barang- barang privat atau normal. Yuca Siahaan
  • 11. D B Harga Harga A c PM PB b PA 0 MC (penawaran) a QA QB Q* A A+B 0 Kuantitas (a)Barang publik (penjumlahan secara vertikal) B Kuantitas (b)Barang normal (penjumlahan secara horisontal) Perbedaan itu bersumber dari kenyataan bahwa banyak individu yang bisa menikmati sebuah barang publik secara bersama- sama dan semua orang akan memperoleh kepuasan yang besarnya sama. Tetapi kita tidak mungkin menikmati sebuah barang privat bersama dengan orang lain dan dalam waktu bersama kita memperoleh kepuasan yang sama besarnya. Jadi, penjumlahan secara vertikal tersebut pada dasarnya menunjukkan bahwa kita dapat menikmati seluruh manfaat yang disediakan oleh sebuah barang publik secara bersama- sama dengan orang lain. Misalnya, biaya marjinal yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan usaha pelestarian terhadap setiap tambahan pohon, sama bengan biaya pemeliharaan hutan plus biaya oportunitas (yakni, segala manfaat atau keuntungan dari pohon yang akan hilang jika pohon tersebut ditebang, misalnya untuk kayu bakar, makan ternak, bahan bangunan, dsb) kurva diatas mengilustrasikan penentuan harga barang- barang publik. 5. Kelemahan- Kelemahan Kerangka Analisis Barang Publik Masalah utama yang meliputi mekanisme penentuan harga barang publik, tentu saja, adalah bagaimana mengetahui tingkat harga yang harus dikenakan kepada masing- masing anggota masyarakat. Masyarakat sendiri tidak memiliki insentif untuk repot- repot memikirkan Yuca Siahaan
  • 12. berapa banyak kontribusi yang mereka berikan untuk mengadakan suatu barang publik, karena mereka bisa menikmati dan memanfaatkannya secara cuma- cuma. Pemerintah bisa mengurangi inefisiensi pasar, namun akan sulit untuk menciptakan alokasi sumberdaya yang sempurna sehubungan dengan begitu terbatasnya informasi yang tersedia. Bagaimana mungkin pemerintah bisa mengumpulkan pungutan dari masyarakat yang masih miskin dan banyak diantaranya tidak memiliki pendapatan tetap secara memadai. Teori-teori neoklasik memang bermanfaat untuk menjelaskan mengapa kegagalan pasar menjurus pada terciptanya alokasi sumberdaya yang tidak efisien dalam perekonomian komersial yang sudah maju. Akan tetapi, aplikasi teori-teori tersebut sangatlah terbatas seandainya dihadapkan pada masalah- masalah didalam perekonomian pasar campuran, apalagi perekonomian yang sama sekali tidak mengenal pasar (perekonomian sosialialis yang serba terencana). Teori tersebut juga tidak bisa diterapkan dikawasan yang penduduknya masih miskin dan tidak memiliki sumberdaya lain kecuali sumberdaya alam yang ada disekeliling mereka. Pembangunan Perkotaan dan Lingkungan Hidup 1. Ekologi Pemukiman Kumuh di Perkotaan Kehidupan penduduk miskin di daerah pemukiman kumuh di kota mirip dengan penduduk miskin di daerah pedesaan. Masing-masing keluarga harus bekerja sepanjang hari, pendapatan serba tidak pasti, sulit mendapatkan gizi, pelayanan kesehatan dan pendidikan yang kurang memadai. Di berbagai pusat pemukiman kumuh di kawasan Asia, polutan yang mengancam kesehatan bertebaran dimana-mana, baik di dalam maupun di luar rumah. Para wanita tidak menyadari akan ancaman berbagai polusi dari kompor-kompor mereka bagi anak-anak. Dan kalaupun para wanita menyadarinya, mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena kondisi ekonomi yang buruk memaksa mereka untuk menggunakan bahan bakar yang mudah dan terjangkau. Atau kadang asap rokok suami terhadap anak-anak dan istrinya juga. Di lingkungan kerja juga para penghuni daerah kumuh menghadapi polutan yang sangat berbahaya dari pabrik. Karena gizi yang tidak memadai, daya tahan tubuh mereka pun sangat rendah. Penyakit diare menjadi hal yang biasa bagi mereka. Di keluarga paling miskin, hanya anak laki-laki saja yang akan memperoleh perawatan ketika jatuh sakit. Hal ini Yuca Siahaan
  • 13. berdasarkan pertimbangan bahwa semakin cepat sembuh, mereka semakin cepat dapat kembali membantu orang tua mencari tambahan penghasilan. Sehingga tingkat kematian anak-anak perempuan jauh lebih tinggi daripada laki-laki. Tempat bermain di jalanan juga dipenuhi oleh emisi polutan dari mobil atau kendaraan lain. Kondisi lingkungan fisik dan mental yang demikian buruk menyebabkan anakanak miskin tidak dapat memenuhi standar dasar akademis. Masa depan yang lebih cerah hanya ada di awing-awang. Pusat-pusat pemukiman kumuh di berbgai negara-negara Dunia Ketiga tersebut menyerap lebih dari 80% lonjakan penduduk dunia.Awalnya implikasi terberat dari degradasi lingkungan memang dialami daerah pedesaan. Namun dengan derasnya arus urbanisasi, ancaman lingkungan paling berbahaya nantinya justru ada di daerah perkotaan. Proporsi penduduk yang menghuni pemukiman kumuh kini telah mencapai 60%. Akan meningkat seiring terus berlangsungnya migrasi. Penyakit-penyakit seperti bronchitis dan diare, yang banyak di derita oleh negara berkembang, akan memperberat beban hidup masyarakat miskin.Faktor penyebab lingkungan hidup di daerah perkotaan yang sangat buruk dibagi menjadi 2 kategori pokok, yaitu: pertama, faktor-faktor penyebab yang bersumber atau berkaitan dengan urbanisasi dan pertumbuhan industri. Kedua, keterbatasan pengelolaan kawasan-kawasan pemukiman di daerah perkotaan itu sendiri. 2. Industrialisasi dan Pencemaran Udara di Daerah-daerah Perkotaan Analisis cross-sectional atas sejumlah negara pada berbagai tingkat pendapatan memberikan hasil-hasil yang mirip dengan survey yang didasarkan pada koefisien Indeks Gini. Studi itu mengungkapkan bahwa pencemaran di daerha perkotaan pada awalnya akan terus meningkat seiring dengan kenaikan tingkat pendapatan nasional, untuk kemudian menurun (dengan adanya pengembangan clean technologies). Sumber utama pencemaran udara adalah penggunaan energy secara berlebihan, emisi kendaraan, dan pencemaran limbah produksi industri. Industrialisasi selalu meningkatkan buangan limbah baik dalam bentuk emisi langsung maupun melalui pengubahan pola konsumsi Yuca Siahaan
  • 14. dan perlonjakan permintaan terhadap barang-barang manufaktur. Parah tidaknya, adalah tergantung cara pembuangannya. Maka perlu peranan pemerintah dalam mengawasinya agar pengusaha tidak seenaknya membuang limbah tanpa memerdulikan kesehatan penduduk sekitar. Penanggung utama biaya kerusakan lingkungan hidup justru mereka yang sebenarnya tidak terlibat atas tersebarnya polutan (eksternalitas). Dalam eksternalitas dikenal beberapa istilah seperti “private cost,” “pollution tax,” “social cost.” Sampai batas tertentu, lingkungan memiliki daya tahan atau absorptive capacity yang memungkinkannya untuk menyerap sejumlah polutan secara aman. Yuca Siahaan
  • 15. Menurut standar-standar dan penelitian WHO, diperkirakan pada dekade 1980-an, 1,3 miliar manusia yang hidup di kota harus menghirup udara yang penuh polutan, dan bahkan 1 miliar orang diantaranya bahkan harus mengisi paru-parunya dengan udara yang dipenuhi oleh sulfur dioksida. Zat kimia lainnya juga meningkat. Semua limbah yang dihasilkan dari industri mengancam kesejahteraan dan kesehatan manusia, sehingga jika tidak segera diatasi maka pada akhirnya dampak negatif itu akan mengikis segenap mamfaat yang diberikan sector industry tersebut bagi kemakmuran dan kemajuan ekonomi. Sejumlah studi kasus menunjukkan bahwa polusi industri di banyak negara berkembang telah mencapai taraf yang sangat membahayakan. Seperti keterbelakangan mental anak-anak di Bangkok, tekanan darah tinggi di 70% anak-anak Mexico City, dan paru-paru kronis di 12,5% penduduk Cubato-Brazil (1980). Risiko pencemaran di Dunia Ketiga lebih tinggi karena daya tahan penduduk lebih rendah sebagai akibat dari buruknya nutrisi dan pelayanan kesehatan pada umumnya. Yang paling menderita adalah anak-anak karena menghirup polutan 2x lebih banyak daripada orangorang dewasa. 3. Masalah-masalah Pemukiman serta Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Keterbatasan air bersih dan fasilitas sanitasi juga menjadi penyebab utama atas memburuknya kondisi kesehatan penduduk perkotaan di negara berkembang. Sekitar 1 m orang di dunia tidak menikmati air bersih dan 1 m lagi harus hidup dengan hanya beberapa tetes air per harinya. Di samping itu masih ada 1,7 m manusia lainnya hidup tanpa sanitasi. Antara tahun 1970-1988, jumlah rumah tangga di Dunia Ketiga yang tidak dilengkapi dengan sarana sanitasi telah melonjak sampai 247% dan keluarga yang tidak dilengkapi dengan air bersih meningkat 56% dari total penghuni perkotaan di dunia harus hidup tanpa air bersih dan fasilitas sanitasi. Mereka terpaksa meminum air dari danau atau sungai yang semakin tidak memenuhi syarat kesehatan karena tercemar. Biaya kesehatan dan ekonomi menjaga salah satu hambatan besar dalam upaya perbaikan standar hidup, khususnya bagi masyarakat miskin. Berjangkitnya penyakit dan epidemic berkaitan erat dengan ketersediaan air bersih dan kemampuan masyarakat Yuca Siahaan
  • 16. tersebut dalam membatasi sumber-sumber penyakit itu sendiri. Penyediaan air bersih dan sanitasi dapat menurunkan tingkat kematian. Aneka biaya ekonomi yang sangat besar akibat lenyapnya sebagian produktivitas dan biaya pengobatan bisa menyurutkan upaya pembangunan ekonomi. Orang miskin tidak dapat menyekolahkan anaknya dan tidak bisa meningkatkan produktivitas kerjanya sehingga mereka tidak bisa diharapkan memberi sumbangan yang berarti bagi kemajuan ekonomi. Jika penyediaan air bersih dan sanitasi diperbaiki, sumber-sumber penyakit akan jauh berkurang sehingga dana yang ada bisa digunakan untuk hal-hal lain yang akan lebih produktif. Status ilegal atas pemukiman yang dimiliki oleh masyarakat miskin / “pemukiman liar” menidakmungkinkan kehadiran jasa-jasa pelayanan pemerintah, sementara swasta merasa terlalu riskan untuk masuk ke situ. Akibatnya, penduduk miskin di pemukimanpemukiman tersebut terpaksa membeli air minum yang elah terkontaminasi, itu pun dengan harga sepuluh kali lipat lebih mahal daripada air PAM. Ironisnya, pengeluaran untuk membeli air minum itu masih harus ditambah lagi dengan biaya merebusnya dengan lebih lama karena kualitas air yang lebih rendah. Di Jakarta sekitar $ 50 juta habis per tahun hanya untuk biaya merebus air. Total belanja untuk air bisa diturunkan jika semua masyarakat bisa mendapat air bersih dari pemerintah atau perusahaan swasta. Para pengamat mengatakan bahwa biaya-biaya pencegahan kerusakan sumber air (upaya preventif) itu sebenarnya jauh lebih murah daripada biaya rehabilitasi sumbersumber pendapatan, sumber daya, dan sarana-sarana infrastruktur yang rusak akibat keterlambatan usaha preventif tersebut. Sehingga usaha-usaha untuk menyediakan fasilitasfasilitas yang diperlukan demi berlangsungnya perbaikan kondisi hidup perkotaan (khususnya air bersih dan sanitasi) harus segera dilaksanakan. Yuca Siahaan
  • 17. Perlunya Reformasi Kebijakan Hampir semua pihak menyadari bahwa tindakan-tindakan yang sudah dilakukan dalam rangka menanggulangi dampak-dampak negatif kerusakan lingkungan hidup belum memadai.Penyediaan fasilitas kesehatan,pendidikan dan jasa penunjang kehidupan sehari-hari seperti sanitasi dan air bersih juga masih memadai.Menurut suatu sumber,sekedar untuk mempertahan kondisi yang ada pada saat ini saja,pembelanjaan untuk program-program itu harus dilipatgandakan dalam waktu beberapa tahun mendatang.Namun,yang tidak kalah pentingnya,struktur dasar dari sebagian program yang sudah ada itu sebenarnya bersifat anti kemajuan.Dewasa ini sedikit sekali anggaran dana yang digunakan untuk penyediaan berbagai bentuk pelayanan sosial yang benar-benar mengakar kepada kepentingan masyarakat luas.Setiap tahunnya,sekitar US$ 10 miliar atau sekitar 0.5 persen dari total GDP negaa-negara berkembang,dihabiskan untuk membiayai penyediaan sanitasi dan air bersih.80% diantarannya digunakan untuk membiayai program-program yang kurang efisien dan hanya 20 % yang efektif,yakni dengan biaya US$30 per kapita.Pola serupa juga dapat ditemui pada sektor anggaran kesehatan.Berarti program-program bantuan dan pelayanan sosial hanya menjangkau kelompok-kelompok tertentu saja.Sedangkan mayoritas penduduk miskin yang lebih membutuhkannya justru terabaikan.Situasinya nampak makin ironis jika kita ingat bahwa penduduk miskin itulah yang paling banyak terkena dampak negatif akibat kerusakan lingkungan. Guna memenuhi berbagai target pembenahan di tengah kelangkaan sumber finansial,pemerintah harus mampu dan mau melaksanakan sejumlah perubahan radikal terhadap pola pengelolaan sumber-sumber daya langka yang tersedia.Bila sumber daya yang langka tersebut disajikan kepada para penerima dengan tarif yang sesungguhnya (misalnya pada kasus penyediaan air PAM),maka berbagai macam kelangkaan artifisial negatif lainnya bermunculan.Sebagai contoh,pada negara-negara berkembang,harga yang dibayarkan untuk air PAM hanya meliputi 35 persen dari total biaya pengadaannya.Karena kapasitas terpasang PAM sangat terbatas,maka subsidi pemerintah tersebut pada akhirnya justru jatuh ke orang yang berpenghasilan tinggi.Kelompok penduduk miskin yang sebenarnya lebih membutuhkan akhirnya justru terpaksa membeli air pada para penjaja yang harganya sepuluh kali lipat.Bahkan banyak pemerintahan negara-negara berkembang menyediakan air PAM itu secara cumaYuca Siahaan
  • 18. cuma,termasuk di daerah yang sumber airnya sangat terbatas.Niat baik ini justru mengakibatkan pemborosan sumber-sumber daya yang sangat berharga tersebut.Biaya pengadaan air untuk irigasi juga demikian.Ironisnya,sementara 2 miliar manusia kekurangan air tiap tahunnya,bahkan di beberapa tempat terjadi kelebihan air. Pola permasalahan serupa juga dapat dilihat dari penyediaan energi serta input-input pertanian.Harga rata-rata yang dibayarkan oleh para konsumen untuk listrik di berbagai negara kurang dari separuh pengadaannya.Selebihnya pemerintah yang menanggungnya.Sebagian besar konsumen itu,lagi – lagi adalah yang berpenghasilan tinggi.Selain itu,pencurian sambungan listrik masih sulit diberantas. Pengaturan harga yang lebih baik serta serangkaian upaya peningkatan efisiensi mutlak dilakukan demi memperbaiki alokasi sumber-sumber daya dan menghemat devisa ynag semula digunakan untuk mengimpor energi.Kebijakan subsidi pupuk dan pestisida yng biasanya hanya menguntugkan petani-petani besar selain memboroskan dana anggaran pemerintah juga cenderung mempromosikan pertanian monokultur yang mengikis kesuburan tanah dan menyisihkan digunakannya metode-metode pertanian yang berkelanjutan seperti manajemen pengendalian hama secara integratif. Faktor berikutnya yang memerlukan pertimbangan lebih masak dalam penyusunan rencana kebijakan lingkungan adalah peranan penting yang dimainkan kaum wanita dalam manajemen sumber daya.Sehubungan dengan peran-peran penting yang mereka lakukan sebagai pengelola sumber-sumber air dan bahan bakar,produsen pertanian khususnya bahan pangan dan pelindung kesehatan keluarga,maka pada dasarnya kaum wanita lah yang mengendalikan atau menentukan nasib sejumlah besar sumber daya ini.Sayangnya peran mereka yang sedemikian pentng dan luas sering sekali tidak mendapatkan perhatian dan cenderung diabaikan.Kondisi dan peluang untuk maju yang sangat timpang tersebut selamanya tidak akan berubah,kecuali seandainya kaum wanita memang dimungkinkn dan dibantu untuk itu. Lingkungan Hidup Global : Kerusakan Hutan Hujan dan Efek Rumah Kaca Meskipun prediksi prediksi Malthus yang meramalkan akan terjadinya kerusakan lingkungan hidup akan total tidak akan terjadi pada kenyataannya.Namun kita belum bisa menarik nafas lega,karena pada kenyaataannya baru-baru ini dikemukakan bahwa daya dukung Yuca Siahaan
  • 19. bumi bagi kelangsungan hidup manusia kini terancam.Banyak aspek-aspek ekosistem telah rusak dan regenerasinya kini terbatas.Terjadinya penipisan lapisan ozon (ozone depletion) dan terus berlangsungya pemanasan global (global warming) yang mengisyaratkan bahwa iklim global telah berada dalam bahaya. Perubahan pola penggunaan tanah di banyak negara berkembang itu sendiri lah yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca (greenhouse gases).Diperkirakan proses penggundulan hutan bertanggung jawab atas 25 persen dari total kenaikan emisi CO2 di seluruh dunia.Penggundulan hutan pada dasarnya merupakan pengikisan sumber oksigen terbesar di dunia. Sebagian besar hutan hujan di dunia ini sudah terkikis.Sekitar 60 persennya telah di babat untuk membuka lahan baru oleh para petani kecil.Setiap tahun 4,5 juta hektar gutan hanya untuk ditebang dan dibakar sementara untuk membuka ladang baru.Sembilan puluh persen diantaranya ulahan yang tidak begitu subur,dan hanya dimanfaatkan beberapa musim panen saja.Setelah tidak ditanami lahan-lahan tersebut dibiarkan begitu saja hingga kemudian dipenuhi oleh alanglang dan kemudian disewakan sekedar untuk tempat menggembalakan ternak.Pihak pemerintah sendiri pun,kadang-kadang turut memperburuk masalah dengan menyediakan subsidi.Jika pada akhirnya rumput ilalang pada lahan tersebut habis,maka petani-petani tersebut akan merambah hutan lagi dan membuka lahan baru.Sejak beberapa saat yang lalu pemerintah negara Dunia Ketiga (negara-negara di Asia,Afrika dan Amerika Latin) telah menjalankan program penghijauan yang sering kali ditunjang oleh bantuan finansial dari bank-bank pembangunan internasional.Sebuah kajian yang dilakukan oleh Bank Dunia untuk mengevaluasi program bantuannya sendiri untuk melakukan penghijauan tersebut sangatlah mahal.Rata-rata rumah tangga peladang menghabiskan US$10.000 dan itu pun tidak akan menjamin bahwa perilaku untuk tidak merusak lingkungan berhenti secara permanen. Karena biaya politik dan ekonomi atas upaya pelestarian hutan seringkali tidak nampak jelas atau bahkan ambivalen,maka upaya tersebut kelihataannya bisa dilakukan tanpa memakan banyak biaya.Pada kenyataanya karena peran hutan hujan tropis yang begitu penting,dalam menjalankan perekonomian domestik negara-negara berkembang,biaya pelestarian hutan itu sebenarnya sangat tinggi (apalagi jika diperhitungkan biaya oportunitasnya).Biaya oportunitas yang muncul dari dari upaya pelestarian hutan hujan selain sangat besar nilainya juga bervariasi Yuca Siahaan
  • 20. bentuknya yakni mulai dari hilangnya salah satu sumber terpenting bahan bakar domestik,berkurangnya sumber pendapatan devisa dari ekspor kayu dan produk-produk hutan lainnya serta hilangnya solusi yang cukup efektif dalam masalah kelangkaan lahan garapan dan tekanan-tekanan populasi. Beberapa langkah nyata yang harus segera dilakukan dalam rangka melestarikan hutan hujan.Negara-negara Dunia Ketiga perlu meningkatkan efisiensi pemanfaatan ekonomi hutan hujan melalui penyempurnaan pengelolaannya.Pemerintah juga harus berusaha mencari berbagai macam produk alternatif dari hutan yang bsa menghasilkan secara teruss-menerus tanpa perlu merusak hutan.Masyarakat Internasional harus berusaha membantu upaya-upaya tersebut.Banyak cara yang bisa dilakukan oleh negara-negara maju dalam rangka membantu negara-negara berkembang dalam rangka menyelamatkan hutan antara lain,adalah pengurangan hambatan-hambatan perdagangan terhadap produk-produk alternatif yang disebutkan diatas,penyediaaan bantuan finansial tambahan agar negara-negara berkembang tersebut lepas dari metode-metode produksi yang tidak berlanjut.Masyarakat dunia khususnya melalui lembaga-lembaga internasional perlu membentuk dana khusus bagi keperluan reservasi dan pemeliharaan hutan hujan tropis. Di banyak negara Dunia Ketiga yang utang luar negerinya sedemikian besarnya tentu saja pihak pemerintah sulit untuk menyelengggarakan program pelestarian hutan.Karena hampir semua perhatiannya tertuju pada upaya-upaya untuk membayar utang.Penurunan tingkat fertilitas di sejumlah negara hanya berlangsung sesaat karena begitu dana anggaran untuk keluarga berencana dan kesehatan umum dikurangi,fertilitas mulai merayap naik lagi.Pemotongan sektorsektor anggaran tersebut dikarenakan untuk disisihkan demi membayar utang ke luar negeri.Penanggulangan kemiskinan terabaikan dan tekanan ppulasi dan praktek pemanfaatan lingkungan yang cenderung merusak lingkungan pun terus berlanjut pula.Kerja keras negara berkembang yang ingin membayar kembali utang-utangnya pun justru menurunkan kepercayaan kreditor untuk memberi pinjaman baru. Kebijakan-kebijakan stabilisasi dan program penyesuaian perekonomian secara struktural dilakukan oleh negara-negara pengutang atas saran IMF dan Bank Dunia yang mengharuskan dikuranginya dana anggaran untuk berbagai bantuan pelayanan sosial secara besarbesaran.Dalam beberapa tahun terakhir ini sejunlah lembaga pemberi bantuan internasional telah Yuca Siahaan
  • 21. membentuk divisi khusus lingkungan hidup yang bertujuan untuk mempromosikan penyediaaan pinjaman khusus untuk upaya-upaya pelestarian lingkungan. Pilihan-pilihan kebijakan bagi negara-negara maju dan negara-negara berkembang 1. Apa yang bisa dilakukan oleh negara-negara berkembang Ada sejumlah pilihan kebijakan yang tersediabagi pemerintahan di negara negara berkembang, dianataranya : a) Penentuan harga sumber daya secara memadai Bidang yang paling menuntut reformasi agaknya adalah kebijakan penentuan sumbersumber daya dari pemerintah. Selama ini kebijakan-kebijakan pengaturan harga yang ada justru cenderung memboroskan sumber-sumber daya yang langka dan mendorong pula metode-metode industri produksi yang tidak berkelanjutan (tidak ramah lingkungan). b) Partisipasi masyarakat Efektifitas program perbaikan kondisi lingkungan hidup akan mencapai taraf optimal apabila didukung oleh masyarakat secara keseluruhan. Dukungan semacan ini sangat penting, karena selain dapat menghemat biaya juga akan lebih menjamin tercapainya hasil yang diinginkan. c) Hak milik dan kepemilikan sumber daya yang lebih jelas Apabila hak milik dan kepemilikan atas sumber daya itu tidak dilindungi maka akibat yang ditimbulkan akan sangat buruk. Hilangnya sumber daya yang telah diperjuangkan selama bertahun-tahun tentu saja merupakan pukulan berat bagi keluarga atau rumah tangga yang bersangkutan. d) Program-program untuk memperbaiki dan meningkatkan alternatif-alternatif ekonomi bagi penduduk miskin Rusaknya lingkungan di daerah-daerahpedesaan sebenarnya dapat dihindari melalui investasi sarana-sarana infrastruktur pertanian seperti pembangunan saluran irigasi dan pengenalan teknik-teknik pertanian yang berkelanjutan e) Peningkatan status ekonomi kaum wanita Yuca Siahaan
  • 22. Perbaikan pendidikan bagi kaum wanitaseperti upaya peningkatan alternatif-alternatif dan status ekonomi merekaakan meningkatkan biaya oprtunitas waktu kaum wanita itu sendiri, sehingga pada gilirannya akan meneurunkan jumlah anak per keluarga f) Kebijakan penanggulangan emisi indudtri Kebijakan ini perlu dipertimbangkan oleh pemerintah negara-negara berkembang dalam rangka melestarikan lingkungan hidup. 2. Apa yang bisa dilakukan oleh negara-negara maju untuk membantu negara-negara berkembang Negara-negara industri dapat membantu negara-negara dunia ketiga dalam rangka memperbaiki lingkungan hidup, diantaranya yaitu : a) Kebijakan perdagangan negara-negara dunia pertama Fokus dari sejumlah besar diskusi mengenai upaya penyelamatan lingkungan hidup bertumpu pada kebutuhan-kebutuhan yang mendesak guna menyelamatkan lingkungan hidup dan penaggulangan kemisikan di negara-negara berkembang. b) Pemberian keringanan utang Penghapusan atau paling tidak peringanan beban kembali utang luar negeri sangat dibutuhkan demi memberi keleluasan yang lebih besar kepada pemerintahan negara-negara berkembang guna melakukan serangkaian perubahan dan penyesuaiaan dalam rangka mencapai pembangunan yang berkelanjutan c) Bantuan dari negara-negara dunia pertama Dana bantuan yang berupa investasi diperlukan bagi negara-negara berkembang untuk membiayai program-program pengentasan kemiskinan, usaha peningkatan pelayanan sosial, serta mempromosikan pola-pola produksi yang berkelanjutan atau ramah lingkungan hidup 3. Apa yang bisa dilakukan oleh negara-negara maju untuk menyelamatkan lingkungan hidup Langkah nyata yang dapat dilakuakan oleh negara-negara maju untuk menyelamatkan lingkungan hidup adalah : a) Pengendalian emisi Yuca Siahaan
  • 23. Kontribusi terbesar yang dapat dilakukan oleh negara-negara maju untuk menyelamatkan lingkungan hidup adalah dengan membuktikan komitmen mereka dalam mencapai lingkungan hidup yang lebih sehat. b) Penelitian dan Pengembangan (R&D) Negara-negara maju juga harus menjalankan peran kepemimpinannya dalam melangsungkan kegiatan-kegiatan penelitian dan pengembangan. Inovasi yang bersumber dari kegiatan penelitian dan pengembanganakan membantu negara-negara berkembang guna mengurangi emisi. c) P embatasan Impor Melalui impor yang dihasilkan melalui metode yang tidak berkelanjutan dari negaranegara berkembang, negara-negara maju telah menciptakan dampak secara tidak langsung namun sangat besar pengaruhnya terhadap lingkungan hidup. Kerusakan hutan tidak akan terjadi apabila permintaan negara-negara maju terhadap produk yang sensitif terhadap kondisi lingkungan. Yuca Siahaan
  • 24. PENUTUP Degradasi lingkungan hidup yang terjadi semakin parah dan meluas, di wilayah perkotaan, pedesaan dan wilayah hutan. Beberapa indikator, di wilayah kota, semakin kotornya air sungai, semakin meluasnya daerah kumuh (Stum areas), tak terkendalinya penggunaan ruang kota (City Space), tercemarnya air tanah/sumur dan semakin meningkatnya kadar CO2 di udara. Di daerah pedesaan; semakin meluasnya penggunaan tanah negara untuk pertanian (secara ilegal), semakin banyaknya species flora dan fauna yang hilang/punah dan semakin meluasnya tanah miskin (semak belukar dan tanah gundul) serta bencana longsor dan banjir.. Bila kita menggunakan segenap sumber daya alam secara lebih efisien, kondisi lingkungan hidup akan lebih terjaga dan tentu saja merupakan penghematan secara ekonomis. Sebenarnya dalam taraf individual banyak yang bisa kita lakukan tanpa harus mengeluarkan biaya ekstra demi menyelamatkan lingkungan. Namun dalam skala besar dibutuhkan sejumlah investasi pengembangan teknologi antipolusi dan penyempurnaan manajemen sumber daya. Yuca Siahaan
  • 25. DAFTAR PUSTAKA Todaro,Michael.2000.Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Edisi Ketujuh.Jakarta:Erlangga Yuca Siahaan