SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 27
Downloaden Sie, um offline zu lesen
TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH
BANTAR GEBANG
NAMA ANGGOTA:
1. Rika Sri Amalia (16309863)
2. Yogi Oktopianto (16309875)
3. Yurista Vipriyanti (16309876)
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Gunadarma
2012
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................i
Daftar Isi ............................................................................................................ii
Daftar Gambar .................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................1
1.2 Tujuan ......................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah......................................................................2
1.4 Batasan Masalah........................................................................3
BAB 2 PEMBANGUNAN TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH
TERPADU BANTARGEBANG
2.1 Uraian Umum............................................................................4
2.2 Hierarki Pengangkutan Sampah .................................................6
2.3 Dampak Sampah Di TPA Bantargebang ....................................9
2.4 Potensi Pengelolaan Sampah Menuju Zero Waste Dalam ............
Pengelolaan Sampah Perkotaan................................................ 14
iii
BAB 3 ANALISIS MASALAH
3.1 The Whole Story Of TPA Bantargebang ...................................19
3.2 Diagram Input-Output..............................................................20
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan .............................................................................21
4.2 Saran ....................................................................................... 21
Daftar Pustaka ..................................................................................................v
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pola Umum Pengelolaan Kebersihan ............................................7
Gambar 2.2 Paradigma Pengelolaan Sampah ...................................................7
Gambar 2.3 Sampah Di TPA Bantargebang ................................................... 11
Gambar 2.4 PLTSa ........................................................................................ 13
Gambar 2.5 Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle)..........................................14
Gambar 2.6 Komponen Sistem Pengelolaan Sampah Kota............................. 15
Gambar 2.7 Perubahan Paradigma Pengelolaan Sampah ................................ 16
Gambar 2.8 Flow Chart Pengelolaan Transformasi Sampah........................... 17
Gambar 2.9 Diagram Alir Proses Pemilahan .................................................. 18
Gambar 3.1 Diagram Story Board Pembangunan TPA Bantargebang.............19
Gambar 3.2 Diagram Input-Output Pembangunan TPA Bantargebang ...........20
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam mendukung program Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah DKI Jakarta Tahun 2007-2012 yang mencakup semua aspek kehidupan
mulai dari aspek ideologi, politik, perekonomian, pendidikan, kesehatan,
pekerjaan umum, perumahan rakyat, penataan ruang, perencanaan pembangunan,
perhubungan, pertanahan, sosial, kebudayaan hingga lingkungan hidup,
dibutuhkan kerjasama lintas sektor dan semua elemen pemerintahan dan
masyarakat.
Kota DKI Jakarta dengan jumlah dan kepadatan penduduk yang tinggi,
keterbatasan lahan dan laju pembangunan yang tinggi, menyebabkan menurunnya
daya dukung, fungsi dan kualitas lingkungan hidup kota yang juga memberi
dampak serius pada kesehatan penduduk dan terdegradasinya lingkungan dan
sumber daya alam.
Pencemaran lingkungan yang menonjol diantaranya :
1. Pencemaran air (sungai, waduk/situ, pantai, teluk, laut dan air tanah) yang
disebabkan oleh pembuangan limbah domestik dan limbah industri.
2. Pencemaran udara yang disebabkan antara lain oleh sektor industry,
transportasi dan aktivitas manusia sehari-hari.
3. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pengelolaan sampah dan
limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) yang beracun.
Kondisi pengelolaan persampahan DKI Jakarta cukup kompleks
mengingat tingginya timbulan sampah Jakarta, yaitu 26.945m3
/hari dan prediksi
2
kenaikan 5% pertahun, belum optimalnya penerapan 3R di sumber, masih
tercampurnya sampah dengan limbah B3 rumah tangga, tingkat pengangkutan
yang baru mencapai 91,51%, dan kurangnya fasilitas pengolahan sampah Jakarta.
Pada pasal 110 Bab VIII Peraturan Daerah tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah DKI tahun 2030 dijelaskan rencana tata ruang wilayah Kota
Administrasi dan Kabupaten Administrasi merupakan bagian untuk mencapai
tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten administrasi
yang terdiri dari : (a) pusat kegiatan, (b) prasarana transportasi, (c) prasarana
sumber daya air, (d) pengendalian daya rusak air, (e) prasarana sampah, dan (f)
prasarana listrik.
Berdasarkan peraturan tersebut, Pemerintah daerah menyediakan sarana
dan prasarana dalam pengelolaan sampah Jakarta. Saat ini Jakarta hanya
mempunyai 1 (satu) TPA, yaitu TPA Bantargebang yang letaknya di wilayah
Bekasi, dan 1 (satu) PDUK (Pusat Daur Ulang dan Kompos) milik swasta.
Kondisi ini sangat mempengaruhi kelancaran pengelolaan sampah di DKI Jakarta.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Menyusun hierarki proses pengangkutan sampah mulai dari
lingkungan hingga akhir di TPA Sampah Bantargebang
2. Mengidentifikasi dampak-dampak yang terjadi pada pengelolaan TPA
Sampah Bantargebang
3. Mengulas implementasi kebijakan pengelolaan TPA Sampah
Bantargebang
4. Mengulas potensi pengelolaan sampah menuju zero waste dalam
pengelolaan sampah perkotaan
3
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana hierarki dari proses pengangkutan sampah hingga berakhir
di TPA Sampah Bantargebang?
2. Apa saja dampak yang dihasilkan dari Pembangunan Tempat Sampah
Akhir Bantargebang, termasuk dampak yang dirasakan warga sekitar
akibat penumpukan sampah tersebut?
3. Apa saja kebijakan dari Pemerintah Daerah terhadap lingkungan hidup
di daerah pengolahan sampah seperti TPA Sampah Bantargebang?
4. Apa saja inovasi teknologi dalam upaya menihilkan limbah sampah?
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah diperlukan untuk menghindari penyimpangan
pembahasan terhadap permasalah yang diuraikan sebelumnya. Batasan-batasan
masalah yang digunakan dalam makalah ini adalah :
1. Hierarki proses pengangkutan sampah yang terdefinisikan dalam
gambar.
2. Dampak positif maupun negatif terhadap pembangunan TPA Sampah
yang mencakup aspek kesehatan, pendidikan, kebersihan dan aspek
tata ruang wilayah di sekitarnya.
3. Identifikasi masalah yang dituangkan dalam bentuk Diagram Story
Board, Diagram Input-Output dan Causal Loop Diagram.
4
BAB II
PEMBANGUNAN TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH
TERPADU BANTARGEBANG
2.1 Uraian Umum
Sebagai kota metropolitan, DKI Jakarta memiliki sejumlah permasalahan
yang perlu ditangani secara serius. Salah satunya, permasalahan sampah. Sebab,
volume sampah yang dihasilkan penduduk DKI Jakarta setiap tahun bertambah 5
persen. Tahun 2009, volume sampah di DKI Jakarta mencapai 6.400 ton per hari.
Artinya, volume bertambah 400 ton per hari atau meningkat 5 persen
dibandingkan volume sampah tahun 2008 yang hanya 6.000 ton per hari. Melihat
kondisi yang semakin komplek, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus
melakukan berbagai upaya untuk menangani sampah, termasuk pengolahannya
menjadi sumber energi yang dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat. Mulai
dari penambahan armada truk sampah, personel, pembangunan tempat
pengelolaan sampah terpadu (TPST) hingga pemberdayaan warga Jakarta untuk
tidak membuang sampah di kali.
Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Eko Bahruna, mengatakan,
penanganan sampah yang paling mendesak, yakni penyediaan tempat
pembuangan. Karena itu, Pemprov DKI Jakarta terus melakukan berbagai upaya
untuk mengatasi hal ini. Misalnya, dengan memperpanjang kontrak kerja sama
pemanfaatan lahan di TPA Bantargebang, Bekasi. Perjanjian tersebut telah
ditandatangani Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan Walikota Bekasi Mochtar
Mohammad pada Juli 2009 lalu di Balaikota DKI Jakarta. Dalam perjanjian
tersebut, tipping fee disepakati sebesar Rp 103 ribu per ton per bulan, dan 20
persen diantaranya atau sekitar Rp 20.600 per ton per bulan diserahkan kepada
Pemkot Bekasi sebagai pendapatan asli daerah (PAD). Dengan adanya perjanjian
5
itu, Pemprov DKI bisa memanfaatkan lahan TPST Bantergebang untuk 20 tahun
ke depan, yakni selama 2009-2028.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor
1221/2003 tentang Pemberian Bantuan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
kepada Pemerintah Kotamadya Bekasi Sebagai Kompensasi Atas
Pengelolaan Sampah dan Tempat Pembuangan Akhir Sampah di Kecamatan
Bantargebang Kota Bekasi Tahun Anggaran 2003, Pemerintah Daerah DKI
Jakarta memberikan bantuan sebagai kompensasi sebesar Rp. 8.000.000.000,00
(delapan milyar rupiah) dan proses monitoring atas penggunaan dan pemanfaatan
bantuan dilakukan oleh Tim Pemantauan dalam rangka Pengawasan dan
Pengendalian Pengelolaan Sampah danTPA di Kecamatan Bantargebang sesuai
dengan Keputusan Bersama antara Gubernur Provinsi DKI Jakarta dan
Walikotamadya Bekasi Nomor 2802/220 (659.1/Kep. 434A.HOR/XII/2002)
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Bantar Gebang mempunyai
areal seluas 108 ha. Luas areal kerja efektif kurang lebih 69 ha yang dibagi dalam
lima zona, masing-masing zona dikelilingi dengan jalan kerja yang kondisinya
cukup baik. Setiap zona tersebut dibagi menjadi beberapa bagian sub-zona.
Meski pemanfaatan lahan di TPA Bantargebang telah diperpanjang,
namun hal ini belum menuntaskan masalah sampah di DKI Jakarta. Sebab, TPA
Bantargebang memiliki keterbatasan daya tampung, yakni hanya mampu
menampung sampah 4.500 ton per hari. Akibatnya, selama ini selalu terjadi
overload karena setiap hari selalu dipaksakan untuk menampung 6.400 ton
sampah per hari
TPA Sampah Bantar Gebang telah beroperasi sekitar 21 tahun yaitu sejak
tahun 1989 sampai sekarang. Berdasarkan rencana Pemerintah Daerah Khusus
Ibukota Jakarta Raya Tahun 1987, TPA Sampah Bantar Gebang akan beroperasi
20 tahun dengan metode pembuangan sampah secara sanitary landfill.
Berdasarkan rencana tersebut umur teknis tempat pembuangan sampah ini telah
6
dilewati. TPA Sampah Bantar Gebang sejak beroperasi sampai sekarang melayani
buangan sampah dari Kota Jakarta dan Kota Bekasi.
Pengelolaan persampahan yang terjadi di TPA Sampah Bantar Gebang
melibatkan masyarakat, pemerintah, dan pelaku usaha (produsen, penjual,
pedagang dan jasa). Pengelolaan sampah di masyarakat masih bermasalah karena
rendahnya peran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan
sampah. Dari sisi pemerintah, permasalahan terjadi karena kurangnya sarana,
prasarana, sumberdaya manusia dan keterbatasan dana, serta masih kurangnya
dukungan pemerintah terhadap upaya komunitas masyarakat yang telah berhasil
dalam pengelolaan sampah. Dukungan penghargaan, dukungan pendanaan, teknis,
manajemen, maupun bentuk dukungan lainnya, seperti adanya sistem insentif dan
disinsentif bagi pelaku usaha belum diberikan oleh pemerintah.
Rendahnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dan tidak
aktifnya pelaku usaha untuk memanfaatkan dan mengelola sampah menyebabkan
perlunya tempat pembuangan akhir sampah. TPA Sampah Bantar Gebang yang
tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dapat menimbulkan berbagai dampak baik
itu dampak positif maupun dampak negatif. Di TPA Sampah Bantar Gebang
terdapat + 4500 orang pemulung, + 300 orang lapak dan + 45 orang bandar (Dinas
Kebersihan DKI, 2005).
2.2 Hierarki Pengangkutan Sampah
Pengangkutan sampah adalah kegiatan pengangkutan sampah dengan
menggunakan truk sampah dari sumber sampah atau TPS ke lokasi Penampungan
Sampah Akhir atau TPA yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan pengangkutan
sampah tersebut diatas menggunakan 2 (dua) sistem angkutan sistem angkutan
langsung dan sistem angkutan tidak langsung. Secara umum pola pengakutan
sampah yang berasal dari berbagai sumber baik langsung maupun tak langsung
dapat dilihat pada Gambar 2.1.
7
Gambar 2.1 Pola Umum Pengelolaan Kebersihan
Gambar 2.2 Paradigma Pengelolaan Sampah
Sistem operasional pengangkutan sampah dari berbagai sumber diangkut
ke tempat pembuangan sementara (TPS), sebagian ada yang masuk ke stasiun
peralihan antara (SPA), sedangkan sebagian besar lainnya diangkut ke tempat
pembuangan akhir (TPA) di Bantargebang.
Tata cara pengelolaan sampah bersifat integral dan terpadu secara berantai
dengan urutan yang berkesinambungan yaitu :
8
1. Penampungan sampah/pewadahan
Adalah suatu cara penampungan sebelum dikumpulkan, dipindahkan,
diangkut dan dibuang ke TPA. Tujuannya adalah menghibdari agar
sampah tidak berserakan sehingga tidak mengganggu lingkungan (SNI
19-2454-2002)
2. Pengumpulan
Adalah cara atau proses pengambilan sampahmulai dari tempat
penampungan / pewadahansampai ke tempat pembuangan sementara.
Berdasarkan SNI 19-2454-2002 pola pengumpulan sampah
dikelompokkan dalam 2 yaitu:
a. Pola individual
Proses pengangkutan sampah dimulai dari sumber sampah
kemudian diangkut ke tempat TPS sebelum dibuang ke TPA.
b. Pola komunal
Pengumpulan sampah dilakukan olehpenghasil sampah ke tempat
penampungan sampah komunal yang telah disediakan / ke truk
sampah yang menangani titik pengumpuan kemudian diangkut ke
TPA tanpa proses pemindahan.
3. Pemindahan
Adalah memindahkan sampah hasil pengumpulan ke dalam alat
pengangkutan untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir. Tempat
yang digunakan untuk pemindahan sampah adalah depo pemindahan
sampah yang dilengkapi dengan container pengangkut (SNI 19-2454-
2002).
Sumber Pengumpulan Pengangkutan TPA
Sumber Wadah Pengangkut Tempat
Pembuangan
9
4. Pengangkutan
Kegiatan pengangkutan sampah yang telah dikumpulkan dari tempat
penampungan sementara ke tempat pembuangan akhir.
5. Pembuangan Akhir
Tempat pembuangan sampah akhir adalah sarana fisik untuk
berlangsungnya kegiatan pembuangan akhir sampah (SK SNI T-11-
1991-03).
Dengan luasan cakupan pelayanan DKI Jakarta yang sangat besar, serta
posisi TPA di belahan timur (Bantar Gebang),sistem pengangkutan menjadi
kurang efisien. Saat ini di DKI hanya ada 2 (dua) SPA (Stasiun Perantara) yaitu
SPA Cakung dan SPA Sunter.
Strategi pendekatan pengelolaan persampahan menyatakan bahwa : (i)
Pengelolaan sampah DKI Jakarta direncanakan berubah dari terpusat (polar) ke
sistem multisimpul (multi nodal); (ii) Wilayah Kota Jakarta dibagi menjadi 4
(empat) daerah pelayanan darat dan 1 (satu) daerah pelayanan pantai/laut ; (iii)
Setiap daerah pelayanan dilengkapi dengan fasilitas TPS, SPA dan ITF. Dengan
adanya pembagian daerah pelayanan menjadi 4 wilayah darat dan 1 (satu) daerah
pelayanan pantai/laut, maka diharapkan sistem pengelolaan sampah DKI Jakarta
akan menjadi lebih baik lagi.
2.3 Dampak Sampah di Kawasan TPA Bantargebang
Peningkatan jumlah penduduk di DKI Jakarta yang sangat pesat
memberikan dampak terhadap peningkatan volume sampah, setiap harinya Jakarta
menghasilkan ± 6.000 ton sampah dan akhirnya akan diterima oleh TPA
Bantargebang. Dengan volume sampah yang terus bertambah namun kapasitas
tempat pengelolaan sampah yang terbatas, tentunya akan menimbulkan dampak
terhadap berbagai aspek. Dampak yang ditimbulkan oleh sampah meliputi
10
dampak positif dan dampak negatif, berikut ini akan diuraikan mengenai dampak
yang ditimbulkan oleh sampah di TPA Bantargebang.
1. Dampak Negatif :
Berdasarkan UUD 1945 Pasal 28H ayat 1 menyebutkan “setiap orang berhak
hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan”, namun masih ada dampak negatif yang ditimbulkan oleh TPA
Bantargebang. Berikut ini dampak negatif yang ditimbulkan :
a. Aspek Kesehatan
Dengan bertambahnya volume sampah setiap harinya, tentunya
akan terjadi penumpukkan sampah. Sampah yang menumpuk lama akan
menjadi tempat bersarangnya hewan penyebar penyakit misalnya lalat,
nyamuk, tikus, dan bakteri patogen. Dengan adanya hewan-hewan
penyebar penyakit tersebut akan mudah tersebar dan menjalar ke
lingkungan sekitar. Penyakit yang ditimbulkan yaitu kolera, tipus, diare
dan malaria.
b. Aspek Pendidikan
Dampak negatif yang ditimbulkan dari kerusakan lingkungan juga
dialami oleh para murid SD Negeri 2 Sumur Batu yang bersekolah 500 m
tidak jauh dari tempat pembuangan sampah Bantargebang, dampak yang
ditimbulkan yaitu bau sampah yang tidak sedap yang menyebabkan
beberapa siswa terkena penyakit infeksi saluran pernafasan atas.
Pada pasal 115 ayat 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Jakarta
Tahun 2030 telah dijelaskan bahwa rencana pengembangan kawasan
pelayanan umum dan sosial berdasarkan pembangunan dan peningkatan
fasilitas pendidikan dengan prasarana dan sarana yang standar pelayanan
minimal. Namun, kondisi nyata di daerah sekitar TPA tersebut tidak
mencerminkan dari pasal diatas.
11
c. Aspek Kebersihan
Dengan menumpuknya sampah terlalu lama, bukan hanya sarang
penyakit yang ditimbulkan melainkan udara juga akan tercemari dengan
bau yang tidak sedap. Dari sejumlah kasus yang ada, penyakit infeksi
saluran pernafasan atas (ISPA) merupakan jenis penyakit yang menempati
urutan teratas. Penyakit tersebut banyak diderita warga di empat kelurahan
yang berada berdekatan dengan lokasi pembuangan sampah. Keempat
kelurahan tersebut adalah sumur batu, cikiwul, ciketing udik, dan bantar
gebang.
Selain keberadaan lokasi pembuangan sampah yang sangat
berdekatan dengan lokasi pemukiman warga, pengelolaan sampah yang
buruk juga menjadi salah satu penyebab tingginya perkembangan penyakit
ISPA di daerah tersebut. Hal ini terlihat dari masih mengalirnya air
sampah (air lindi) ke luar areal pembuangan dan bahkan ada yang
mengalir ke saluran-saluran air. Bau tak sedap yang setiap hari harus
dihirup warga di sekitar lokasi juga turut memperparah kondisi yang ada.
Pada peraturan daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
2030 pasal 77 ayat 3 dijelaskan pemanfaatan dan pengelolaan kawasan
permukiman di kawasan perlindungan, pencegahan dan pelarangan
pembangunan dalam rangka mempertahankan kelestarian lingkungan kota
dilaksanakan dengan menjaga kebersihan limbah dan keindahan
lingkungan dan selaras dengan tata bangunan perumahan yang ada
diatasnya.
Gambar 2.3 Sampah di TPA
Bantargebang
12
d. Aspek Tata Ruang
Berdasarkan SNI 03-3241-1994 tentang Tata Cara Pemilihan
Lokasi TPA Sampah menyebutkan bahwa jarak dari lapangan terbang
harus lebih besar dari 3000 meter untuk penerbangan turbo jet dan lebih
besar dari 1500 meter untuk jenis lainnya. Sedangkan pada TPA
Bantargebang dengan pemukiman warga di tiga desa yaitu Desa Ciketing
Udik, Sumur Batu dan Cikiwul masing-masing lebih kurang 200 m, 400
m, 600 m dan 800 m dari pinggir TPA. Dengan jarak TPA yang dekat
dengan pemukiman warga tentunya akan mempengaruhi kualitas air tanah
pada pemukiman warga tersebut.
Pada pasal 96 Rencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta
Tahun 2030 dijelaskan bahwa pengembangan kawasan strategis
dilaksanakan dengan membatasi perubahan fungsi kawasan permukiman
sekaligus melestarikan lingkungan.
2. Dampak Positif :
Dengan ide kreatif dari manusia, sampah yang menumpuk bisa menjadi lebih
berdaya guna. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta
Tahun 2030 dijelaskan bahwa kawasan strategis dan kawasan terbuka hijau
dapat dijadikan bahan konservasi/penelitian dan kegiatan pendidikan yang
nantinya bermanfaat bagi masyarakat luas. Berikut ini contoh dari dampak
positif dari sampah di TPA Bantargebang.
1. Sebagai Sumber Listrik Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)
Sebagian dari sampah ini digunakan untuk pembangkit listrik
tenaga sampah atau PLTSa Bantargebang. PLTSa bantargebang
dioperasikan tahun 2010. Daya listrik yang dihasilkan mencapai 10,5 MW
pada 1 Mei 2012. Sampah yang dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga
listrik berasal dari sampah organik. Tujuan sitem pemanfaatan sampah
ialah dengan mengkonversi sampah tersebut menjadi bahan yang berguna
secara efisien dan ekonomis dengan dampak lingkungan yang minimal.
Pada dasarnya ada dua alternatif proses pengolahan sampah menjadi
13
energi, yakni proses biologis yang menghasilkan gas-bio dan
proses thermal yang menghasilkan panas.
Pada kedua proses tersebut, hasilnya dapat langsung dimanfaatkan
untuk menggerakkan generator listrik. PLTSa Bantargebang Bekasi
merupakan pembangkit listrik tenaga sampah kedua di Indonesia setelah di
Bali. Namun, daya yang dihasilkan oleh PLTSa Bantargebang masih lebih
besar dibandingkan PLTSa Bali yang hanya menghasilkan daya 9,6 Mega
Watt. Rencananya, hasil produksi listrik PLTSa Bantargebang akan
dipakai untuk memenuhi kebutuhan listrik di jaringan Jawa-Bali. Dengan
pemanfaatan sampah sebagai energi pembangkit listrik, penggunaan BBM
dapat dihemat hingga 34,5 juta liter per tahun. Penghematan BBM tersebut
setara dengan Rp 8 miliar per tahun.
Gambar 2.4 PLTSa
2. Menjadikan Sampah Organik Sebagai Pupuk Kompos
Sampah di Bantargebang juga akan menghasilkan keuntungan ganda yang
bernilai ekonomis, salah satunya bahan baku pupuk organik (kompos).
3. Bahan baku produk daur ulang plastik
14
2.4 Potensi Pengelolaan Sampah Menuju Zero Waste Dalam Pengelolaan
Sampah Perkotaan
Zero Waste adalah mulai dari produksi sampai berakhirnya suatu proses
produksi dapat dihindari terjadi produksi sampah atau diminimalisir terjadinya
sampah, ( Urip Santoso, 2009). Konsep Zero Waste ini salah satunya dengan
menerapkan prinsip 3 R (Reduce, Reuse, Recycle). Pemikiran konsep zero waste
adalah pendekatan serta penerapan sistem dan teknologi pengolahan sampah
perkotaan skala individual dan skala kawasan secara terpadu dengan sasaran
untuk dapat mengurangi volume sampah sesedikit mungkin. Konsep 3R adalah
merupakan dasar dari berbagai usaha untuk mengurangi limbah sampah dan
mengoptimalkan proses produksi sampah. Pola operasional pengolahan sampah
dengan konsep 3R :
Sumber Sampah
Timbulan Sampah
Pewadahan
Pemilihan
Pengumpulan Pewadahan Pengangkutan
Pengolahan
Pembuangan
Akhir
Gambar 2.5 Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
15
Gambar 2.6 Komponen Sistem Pengelolaan Sampah Kota
Paradigma umum yang dijumpai sampai saat ini dalam pengelolaan
sampah kota adalah :
1. KUMPUL – ANGKUT – BUANG
Merupakan sistem pengelolaan konvensional dimana pengelolahan
sampah yang dilakukan hanya berupa tiga tahap yaitu kumpul, angkut dan buang
tanpa melalui rangkaian proses pengolahan.
2. KUMPUL – OLAH – ANGKUT – OLAH – BUANG
Pola yang dikembangkan dalam pengelolaan persampahan pertama dengan
memasukkan kegiatan pengolahan sampah mulai dari hulu sampai hilir.
Pergeseran pola pengelolaan persampahan perlu dilakukan seperti Pola
Transformasi Waste to Source dan perlu dikembangkan sehingga sampah yang
saat ini kita anggap sebagai sesuatu yang tidak berguna akan menjadi sesuatu
yang memiliki nilai guna yang tinggi.
Penanganan sampah yang terintegrasi bertujuan untuk meminimalkan atau
mengurangi sampah yang terangkut menuju pemrosesan akhir. Pengelolaan
sampah yang hanya mengandalkan proses Kumpul-Angkut-Buang dan proses
Kumpul – Olah – Angkut – Olah – Buang akan menyisakan permasalahan dan
16
kendala, antara lain untuk pembuangan akhir, maka salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan konsep Transformasi Sampah melalui reduksi volume
sampah dan penyediaan sarana fasilitas sampah untuk menghasilkan sumber daya
yang bermanfaat seerti kompos dan metan sebagai bahan baku sumber energi.
Melalui Transformasi Sampah selain hasil akhir dari pengelolaan yang diharapkan
akan menghasilkan zero waste juga akan menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi.
Melalui Transformasi Sampah selain hasil akhir dari pengelolaan yang
diharapkan akan menghasilkan zero waste juga akan menghasilkan nilai ekonomi
yang tinggi.
Gambar 2.7 Perubahan Paradigma Pengelolaan Sampah
Dilihat dari komposisinya, maka sebagian sampah kota di Indonesia
adalah tergolong sampah hayati, atau secara umum dikenal sebagai sampah
organik alamiah, atau sampah basah. Rata-rata sampah yang tergolong hayati ini
adalah di atas 65 % dari total sampah.
17
Gambar 2.8 Flow Chart Pengelolaan Transformasi Sampah
18
Gambar 2.9 Diagram Alir Proses Pemilahan
Sampah hasil organik hasil pemilahan akan diolah menjadi kompos pada
Instalasi pengomposan, sedangkan sampah anorganik berupa plastik akan diolah
pada Instalasi daur ulang plastik dan sampah yang tidak dapat didaur ulang akan
diolah pada Sanitary Landfill.
19
BAB III
ANALISIS MASALAH
3.1 The Whole Story Of TPA Bantargebang
PEMBANGUNAN TPA
BANTAR GEBANG
Pendidikan
Kesehatan Hukum
Tata Ruang
Sarana dan Prasara
pendidikan Tidak Layak
Konsentrasi
Jarak TPA Dekat
Dengan Pemukiman
Warga
Pengembangan Kawasan
Strategis
RTRW Jakartaa Tahun
2030
Keputusan Gub. DKI
Jakarta No.1221/2003
Polusi Udara
Penyebaran Penyakit
Keputusan Bersama
Antara Gub. Jakarta
Dan Walikotamadya
Bekasi N0. 2802/220
RPJM DKI Jakarta Tahun
2007-2012
Gambar 3.1 Diagram Story Board Pembangunan TPA Bantargebang
Dalam pemanfaatan kawasan Bantargebang sebagai tempat pembuangan
akhir sampah untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, ada 4 aspek yang
diperhatikan. Aspek itu meliputi : aspek hukum, aspek pendidikan, aspek
kesehatan, dan aspek tata ruang. Dalam aspek lingkungan (kesehatan dan
kebersihan) dengan adanya pembangunan TPA Bantargebang, pemerintah harus
memperhatikan kesehatan lingkungan dari warga setempat. Dampak terburuk
yang akan mereka alami adalah timbulnya wadah penyakit mulai dari infeksi
saluran pernapasan hingga pencemaran air bersih.
20
Aspek pendidikan sama pentingnya dengan aspek lingkungan. Adanya
tumpukan sampah di wilayah tempat pendidikan dapat mempengaruhi proses
belajar-mengajar bagi anak didik kawasan tersebut. Kawasan TPA Bantargebang
diharapkan dapat menjadi bahan konservasi penelitian. Pemerintah perlu
menerapkan tata ruang wilayah TPA tersebut dengan efektif dan efisien, sehingga
tidak adanya pihak yang merasa dirugikan dengan adanya kebijakan tempat
pengolahan sampah di kawasan Bantargebang. Kebijakan tersebut harus didukung
dengan RPJM dan RTRW Jakarta serta Keputusan Gubernur DKI Jakarta dan
Walikotamadya Bekasi.
3.2 Diagram Input-Output
Berdasarkan identifikasi masalah dijelaskan sebelumnya, maka dapat
dibuat diagram input-output yang berfungsi untuk identifikasi penyebab masalah-
masalah yang ada. Adapun diagramnya dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut.
Pembangunan TPA Bantar
Gebang
Input Tak Terkendali
Peningkatan Jumlah Sampah
Keterbatasan Kemampuan
Pengolahan Sampah
Input Terkendali
RTRWN Jakarta 2030
RPJM DKI Jakarta 207-2012
Keputusan bersama antara Gub.
Jalarta dan Walikotamadya Bekasi
No.2802/220
Keputusan Gub. DKI Jakarta
No.1221/2003
Output yang Diharapkan
Pertumbuhan Ekonomi Di
Kawasan TPA Bantar Gebang
Pengolahan Sampah Zero Waste
Kota Yang Bersih Dan
Berkelanjutan
Output Tak Diharapkan
Alih Fungsi Lahan
Tidak Tercapainya Pemerataan
Pembangunan
Manajemen Risiko
Pengolahan Sampah
Penataan Ruang
Input Lingkungan
UU No. 18/2008 Tentang
Pengolahan Samah
Peraturan Pemerintah No.27 tahun
1999 tentang analisis mengenai
dampak lingkungan
Keputusan Mentri Lingkungan
Hidup No.17 Tahun 2001
Gambar 3.2 Diagram Input-Output Pembangunan TPA Bantargebang
21
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pemanfaatan kawasan Bantargebang sebagai
Tempat Pembuangan Akhir Sampah dapat disimpulkan bahwa:
1. Kawasan TPA Bantargebang menjadi salah satu rencana tata ruang
prasarana sampah yang telah dicantumkan dalam RPJM DKI Jakarta
tahun 2007-2012 dan RTRW Jakarta tahun 2030.
2. Dampak negatif bagi warga sekitar dengan adanya tumpukan sampah
sangat besar, mulai dari aspek kesehatan, kebersihan lingkungan
sekitar hingga terganggunya proses belajar-mengajar di sekolah
wilayah sekitar.
3. Tata ruang wilayah Bantargebang menjadi semakin semrawut, karena
penataan ruang yang tidak berjalan dengan baik.
4. Terpilihnya kawasan Bantargebang menjadi kawasan TPA Sampah
untuk warga Jakarta telah tercantum jelas dalam Keputusan Bersama
antara Gubernur DKI Jakarta dan Waikotamadya Bekasi Nomor
2802/220.
5. Pengelolaan sampah menuju zero waste menjadi salah satu alternatif
yang penulis berikan dalam pengolahan sampah yang ada.
4.2 Saran
1. Dengan meningkatnya produksi sampah tiap hari, Pemerintah Daerah
perlu meninjau kembali rencana pembangunan wilayah yang dapat
dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan sampah akhir dengan
memperhatikan aspek-aspek kehidupan masyarakat sekitarnya.
22
2. Perlu adanya pengolahan sampah menuju zero waste yang dapat
menihilkan sampah di lingkungan masyarakat sekitar.
3. Pemerintah Daerah perlu mempertegas dan mengawasi pelaksanaan pihak
pengelola sampah dalam menjalankan amanah sesuai UU No. 18 Tahun
2008 Pasal 7 tentang wewenang pemerintah dalam pengelolaan sampah
adalah sebagai berikut :
a. Menetapkan kebijakan dan strategi nasional pengelolaan sampah
b. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria pengelolaan
sampah
c. Memfasilitasi dan mengembangkan kerja sama antardaerah, kemitraan,
dan jejaring dalam pengelolaan sampah
d. Menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, dan pengawasan kinerja
pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah
e. Menetapkan kebijakan penyelesaian perselisihan antar daerah dalam
pengelolaan sampah.
4. Sebagai masyarakat memiliki peran penting dalam pengelolaan sampah
yaitu dengan mengurangi atau meniadakan sampai yang dihasilkan. Sesuai
dengan UU No. 18 Tahun 2008 Pasal 20 ayat 1, pengurangan sampah
dapat dilakukan dengan :
a. Pembatasan timbulan sampah;
b. Pendauran ulang sampah; dan/atau
c. Pemanfaatan kembali sampah.
v
DAFTAR PUSTAKA
http://bappedajakarta.go.id
http://www.tpstbantargebang.com/
http://www.jakarta.go.id/birohukumv2/
http://megapolitan.kompas.com/
http://www.poskotanews.com/
http://sains.kompas.com/
http://www.poskota.co.id/

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Sistem pengelolaan persampahan
Sistem pengelolaan persampahanSistem pengelolaan persampahan
Sistem pengelolaan persampahanJoy Irman
 
Teknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPA
Teknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPATeknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPA
Teknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPAOswar Mungkasa
 
Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
Landasan Hukum Pengelolaan Air LimbahLandasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
Landasan Hukum Pengelolaan Air LimbahJoy Irman
 
Pengantar rekayasa-lingkungan
Pengantar rekayasa-lingkunganPengantar rekayasa-lingkungan
Pengantar rekayasa-lingkunganthiarramadhan
 
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampahPerhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampahNurul Angreliany
 
Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA Sampah
Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA SampahTata Cara Pemilihan Lokasi TPA Sampah
Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA SampahJoy Irman
 
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaPemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaJoy Irman
 
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat   on-site systemSistem pengolahan air limbah setempat   on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site systemJoy Irman
 
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Joy Irman
 
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahPersyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahJoy Irman
 
Aspek Kelembagaan, Pembiayaan, Peraturan, dan Peran Masyarakat dalam Pengelol...
Aspek Kelembagaan, Pembiayaan, Peraturan, dan Peran Masyarakat dalam Pengelol...Aspek Kelembagaan, Pembiayaan, Peraturan, dan Peran Masyarakat dalam Pengelol...
Aspek Kelembagaan, Pembiayaan, Peraturan, dan Peran Masyarakat dalam Pengelol...Joy Irman
 
Opsi Teknologi Pengelolaan Persampahan
Opsi Teknologi Pengelolaan PersampahanOpsi Teknologi Pengelolaan Persampahan
Opsi Teknologi Pengelolaan Persampahaninfosanitasi
 
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbahDasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbahinfosanitasi
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganPerencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganJoy Irman
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaJoy Irman
 
Penanganan Sampah
Penanganan SampahPenanganan Sampah
Penanganan SampahJoy Irman
 
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIKIDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIKChristian Solas
 
Kriteria Pengelolaan Air Limbah
Kriteria Pengelolaan Air LimbahKriteria Pengelolaan Air Limbah
Kriteria Pengelolaan Air LimbahJoy Irman
 
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan SampahPersyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan SampahJoy Irman
 

Was ist angesagt? (20)

Sistem pengelolaan persampahan
Sistem pengelolaan persampahanSistem pengelolaan persampahan
Sistem pengelolaan persampahan
 
Teknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPA
Teknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPATeknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPA
Teknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPA
 
Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
Landasan Hukum Pengelolaan Air LimbahLandasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
 
Pengantar rekayasa-lingkungan
Pengantar rekayasa-lingkunganPengantar rekayasa-lingkungan
Pengantar rekayasa-lingkungan
 
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampahPerhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
 
Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA Sampah
Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA SampahTata Cara Pemilihan Lokasi TPA Sampah
Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA Sampah
 
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaPemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
 
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat   on-site systemSistem pengolahan air limbah setempat   on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
 
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
 
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahPersyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
 
Aspek Kelembagaan, Pembiayaan, Peraturan, dan Peran Masyarakat dalam Pengelol...
Aspek Kelembagaan, Pembiayaan, Peraturan, dan Peran Masyarakat dalam Pengelol...Aspek Kelembagaan, Pembiayaan, Peraturan, dan Peran Masyarakat dalam Pengelol...
Aspek Kelembagaan, Pembiayaan, Peraturan, dan Peran Masyarakat dalam Pengelol...
 
Opsi Teknologi Pengelolaan Persampahan
Opsi Teknologi Pengelolaan PersampahanOpsi Teknologi Pengelolaan Persampahan
Opsi Teknologi Pengelolaan Persampahan
 
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbahDasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganPerencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
 
Penanganan Sampah
Penanganan SampahPenanganan Sampah
Penanganan Sampah
 
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIKIDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL DAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK
 
Kriteria Pengelolaan Air Limbah
Kriteria Pengelolaan Air LimbahKriteria Pengelolaan Air Limbah
Kriteria Pengelolaan Air Limbah
 
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan SampahPersyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
Persyaratan Teknis Pemilahan dan Pewadahan Sampah
 
Lumpur aktif
Lumpur aktifLumpur aktif
Lumpur aktif
 

Andere mochten auch

Pemrosesan akhir sampah
Pemrosesan akhir sampahPemrosesan akhir sampah
Pemrosesan akhir sampahinfosanitasi
 
Makalah Pengelolaan Kegiatan Layanan TPA
Makalah Pengelolaan Kegiatan Layanan TPAMakalah Pengelolaan Kegiatan Layanan TPA
Makalah Pengelolaan Kegiatan Layanan TPAEko Oke
 
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Oswar Mungkasa
 
09 makalah-sampah-untuk-dies-th-20081
09 makalah-sampah-untuk-dies-th-2008109 makalah-sampah-untuk-dies-th-20081
09 makalah-sampah-untuk-dies-th-20081Asep Humaedi Aasseepp
 
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatanKeterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatanCITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK
 
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK
 
Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...
Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...
Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK
 
Makalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum Singaraja
Makalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum SingarajaMakalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum Singaraja
Makalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum SingarajaLaksmi_Perwira
 
Manfaat dan dampak dalam penggunaan incinerator
Manfaat dan dampak dalam penggunaan incineratorManfaat dan dampak dalam penggunaan incinerator
Manfaat dan dampak dalam penggunaan incineratorNurul Yeollipop
 
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...Oswar Mungkasa
 
Spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir Sampah
Spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir  SampahSpesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir  Sampah
Spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir SampahOswar Mungkasa
 
Dasar-dasar sistem pengelolaan sampah
Dasar-dasar sistem pengelolaan sampahDasar-dasar sistem pengelolaan sampah
Dasar-dasar sistem pengelolaan sampahinfosanitasi
 
Pengangkutan sampah
Pengangkutan sampahPengangkutan sampah
Pengangkutan sampahinfosanitasi
 

Andere mochten auch (20)

Pemrosesan akhir sampah
Pemrosesan akhir sampahPemrosesan akhir sampah
Pemrosesan akhir sampah
 
Makalah Pengelolaan Kegiatan Layanan TPA
Makalah Pengelolaan Kegiatan Layanan TPAMakalah Pengelolaan Kegiatan Layanan TPA
Makalah Pengelolaan Kegiatan Layanan TPA
 
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
 
09 makalah-sampah-untuk-dies-th-20081
09 makalah-sampah-untuk-dies-th-2008109 makalah-sampah-untuk-dies-th-20081
09 makalah-sampah-untuk-dies-th-20081
 
Pembangunan irigasi rejang lebong
Pembangunan irigasi rejang lebongPembangunan irigasi rejang lebong
Pembangunan irigasi rejang lebong
 
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatanKeterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
 
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...
 
Reklamasi dan revitalisasi
Reklamasi   dan  revitalisasiReklamasi   dan  revitalisasi
Reklamasi dan revitalisasi
 
Kebutuhan pencahayaan pabrik plastik pt astra otoparts
Kebutuhan pencahayaan pabrik plastik pt astra otopartsKebutuhan pencahayaan pabrik plastik pt astra otoparts
Kebutuhan pencahayaan pabrik plastik pt astra otoparts
 
Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...
Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...
Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...
 
Sengketa jual beli tanah adat
Sengketa jual beli tanah adatSengketa jual beli tanah adat
Sengketa jual beli tanah adat
 
Makalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum Singaraja
Makalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum SingarajaMakalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum Singaraja
Makalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum Singaraja
 
Documents.tips brosur peri-pd-8
Documents.tips brosur peri-pd-8Documents.tips brosur peri-pd-8
Documents.tips brosur peri-pd-8
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskill
 
Manfaat dan dampak dalam penggunaan incinerator
Manfaat dan dampak dalam penggunaan incineratorManfaat dan dampak dalam penggunaan incinerator
Manfaat dan dampak dalam penggunaan incinerator
 
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTA
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTAPERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTA
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTA
 
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
 
Spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir Sampah
Spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir  SampahSpesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir  Sampah
Spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir Sampah
 
Dasar-dasar sistem pengelolaan sampah
Dasar-dasar sistem pengelolaan sampahDasar-dasar sistem pengelolaan sampah
Dasar-dasar sistem pengelolaan sampah
 
Pengangkutan sampah
Pengangkutan sampahPengangkutan sampah
Pengangkutan sampah
 

Ähnlich wie TPA Bantargebang

Diseminasi Pergub 122thn2005 Jan
Diseminasi  Pergub 122thn2005  JanDiseminasi  Pergub 122thn2005  Jan
Diseminasi Pergub 122thn2005 JanYose Rizal
 
Teknis konstruksi sistem pengelolaan persampahan
Teknis konstruksi sistem pengelolaan persampahanTeknis konstruksi sistem pengelolaan persampahan
Teknis konstruksi sistem pengelolaan persampahanOswar Mungkasa
 
Kebijakan dan Strategi Pembangunan Persampahan Dit Sanitasi status Juli 2023 ...
Kebijakan dan Strategi Pembangunan Persampahan Dit Sanitasi status Juli 2023 ...Kebijakan dan Strategi Pembangunan Persampahan Dit Sanitasi status Juli 2023 ...
Kebijakan dan Strategi Pembangunan Persampahan Dit Sanitasi status Juli 2023 ...persampahanpuprdsulu
 
Sampah metropolitan terhadap perubahan iklim
Sampah metropolitan terhadap perubahan iklimSampah metropolitan terhadap perubahan iklim
Sampah metropolitan terhadap perubahan iklimVika Sarastya Prastiwi
 
Sumber Pendanaan Hibah untuk Program Sanitasi Kota dan Kabupaten
Sumber Pendanaan Hibah untuk Program Sanitasi Kota dan KabupatenSumber Pendanaan Hibah untuk Program Sanitasi Kota dan Kabupaten
Sumber Pendanaan Hibah untuk Program Sanitasi Kota dan Kabupateninfosanitasi
 
Paparan Pelaksanaan Proyek Reklamasi Pulau C dan D di Teluk Jakarta
Paparan Pelaksanaan Proyek Reklamasi Pulau C dan D di Teluk JakartaPaparan Pelaksanaan Proyek Reklamasi Pulau C dan D di Teluk Jakarta
Paparan Pelaksanaan Proyek Reklamasi Pulau C dan D di Teluk JakartaDidi Sadili
 
Contoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi Jambi
Contoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi JambiContoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi Jambi
Contoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi JambiPanembahan Senopati Sudarmanto
 
Perdadkijakartano1tahun2012tentangrencanatataruangwilayah2030 140602130906-ph...
Perdadkijakartano1tahun2012tentangrencanatataruangwilayah2030 140602130906-ph...Perdadkijakartano1tahun2012tentangrencanatataruangwilayah2030 140602130906-ph...
Perdadkijakartano1tahun2012tentangrencanatataruangwilayah2030 140602130906-ph...Iwan Kurus
 
PERDA DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2030
PERDA DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2030PERDA DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2030
PERDA DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2030joihot
 
Jakarta kolaps materi presentasi
Jakarta kolaps materi presentasiJakarta kolaps materi presentasi
Jakarta kolaps materi presentasiSatuDunia
 
Sampah Jakarta tambah info, diskusi publik 030817 ut slideshare
Sampah Jakarta tambah info, diskusi publik 030817 ut slideshareSampah Jakarta tambah info, diskusi publik 030817 ut slideshare
Sampah Jakarta tambah info, diskusi publik 030817 ut slideshareBiotani & Bahari Indonesia
 
Amdal pembangunan-permukiman
Amdal pembangunan-permukimanAmdal pembangunan-permukiman
Amdal pembangunan-permukimanKurniawan Yusril
 
Retribusi Persampahan.pptx
Retribusi Persampahan.pptxRetribusi Persampahan.pptx
Retribusi Persampahan.pptxannaprimadona
 
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARABANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARAFitri Indra Wardhono
 

Ähnlich wie TPA Bantargebang (20)

Diseminasi Pergub 122thn2005 Jan
Diseminasi  Pergub 122thn2005  JanDiseminasi  Pergub 122thn2005  Jan
Diseminasi Pergub 122thn2005 Jan
 
Teknis konstruksi sistem pengelolaan persampahan
Teknis konstruksi sistem pengelolaan persampahanTeknis konstruksi sistem pengelolaan persampahan
Teknis konstruksi sistem pengelolaan persampahan
 
Kebijakan dan Strategi Pembangunan Persampahan Dit Sanitasi status Juli 2023 ...
Kebijakan dan Strategi Pembangunan Persampahan Dit Sanitasi status Juli 2023 ...Kebijakan dan Strategi Pembangunan Persampahan Dit Sanitasi status Juli 2023 ...
Kebijakan dan Strategi Pembangunan Persampahan Dit Sanitasi status Juli 2023 ...
 
Sampah metropolitan terhadap perubahan iklim
Sampah metropolitan terhadap perubahan iklimSampah metropolitan terhadap perubahan iklim
Sampah metropolitan terhadap perubahan iklim
 
jurnal 1.pdf
jurnal 1.pdfjurnal 1.pdf
jurnal 1.pdf
 
Buku hutan kota
Buku hutan kotaBuku hutan kota
Buku hutan kota
 
Lap.awal riset aksi tpst 2014 edited 01
Lap.awal riset aksi tpst 2014 edited 01Lap.awal riset aksi tpst 2014 edited 01
Lap.awal riset aksi tpst 2014 edited 01
 
Sumber Pendanaan Hibah untuk Program Sanitasi Kota dan Kabupaten
Sumber Pendanaan Hibah untuk Program Sanitasi Kota dan KabupatenSumber Pendanaan Hibah untuk Program Sanitasi Kota dan Kabupaten
Sumber Pendanaan Hibah untuk Program Sanitasi Kota dan Kabupaten
 
Paparan Pelaksanaan Proyek Reklamasi Pulau C dan D di Teluk Jakarta
Paparan Pelaksanaan Proyek Reklamasi Pulau C dan D di Teluk JakartaPaparan Pelaksanaan Proyek Reklamasi Pulau C dan D di Teluk Jakarta
Paparan Pelaksanaan Proyek Reklamasi Pulau C dan D di Teluk Jakarta
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
File
FileFile
File
 
Contoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi Jambi
Contoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi JambiContoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi Jambi
Contoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi Jambi
 
Perdadkijakartano1tahun2012tentangrencanatataruangwilayah2030 140602130906-ph...
Perdadkijakartano1tahun2012tentangrencanatataruangwilayah2030 140602130906-ph...Perdadkijakartano1tahun2012tentangrencanatataruangwilayah2030 140602130906-ph...
Perdadkijakartano1tahun2012tentangrencanatataruangwilayah2030 140602130906-ph...
 
PERDA DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2030
PERDA DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2030PERDA DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2030
PERDA DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2030
 
tabel tatanan 1.pdf
tabel tatanan 1.pdftabel tatanan 1.pdf
tabel tatanan 1.pdf
 
Jakarta kolaps materi presentasi
Jakarta kolaps materi presentasiJakarta kolaps materi presentasi
Jakarta kolaps materi presentasi
 
Sampah Jakarta tambah info, diskusi publik 030817 ut slideshare
Sampah Jakarta tambah info, diskusi publik 030817 ut slideshareSampah Jakarta tambah info, diskusi publik 030817 ut slideshare
Sampah Jakarta tambah info, diskusi publik 030817 ut slideshare
 
Amdal pembangunan-permukiman
Amdal pembangunan-permukimanAmdal pembangunan-permukiman
Amdal pembangunan-permukiman
 
Retribusi Persampahan.pptx
Retribusi Persampahan.pptxRetribusi Persampahan.pptx
Retribusi Persampahan.pptx
 
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARABANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
BANTEK PELAKSANAAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
 

Mehr von CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK

ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS...
ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI  DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS...ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI  DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS...
ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS...CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK
 

Mehr von CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK (13)

2. analisis pembljr peta cp
2. analisis pembljr peta cp2. analisis pembljr peta cp
2. analisis pembljr peta cp
 
Sistem utilitas bangunan tinggi
Sistem utilitas bangunan tinggiSistem utilitas bangunan tinggi
Sistem utilitas bangunan tinggi
 
Perancangan dan pemasangan sistem sprinkler pada gedung perkantoran
Perancangan dan pemasangan sistem sprinkler pada gedung perkantoranPerancangan dan pemasangan sistem sprinkler pada gedung perkantoran
Perancangan dan pemasangan sistem sprinkler pada gedung perkantoran
 
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasirEvaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
 
Jawaban geoteknik
Jawaban geoteknikJawaban geoteknik
Jawaban geoteknik
 
Stabilitas Lereng Menggunakan Metode Fellenius Dan SLOPE/W 2007
Stabilitas Lereng Menggunakan Metode Fellenius Dan SLOPE/W 2007Stabilitas Lereng Menggunakan Metode Fellenius Dan SLOPE/W 2007
Stabilitas Lereng Menggunakan Metode Fellenius Dan SLOPE/W 2007
 
Geotextile
GeotextileGeotextile
Geotextile
 
ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS...
ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI  DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS...ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI  DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS...
ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS...
 
Perbaikan Tanah Gambut
Perbaikan Tanah Gambut Perbaikan Tanah Gambut
Perbaikan Tanah Gambut
 
Yogi oktopianto (16309875)
Yogi oktopianto (16309875)   Yogi oktopianto (16309875)
Yogi oktopianto (16309875)
 
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatanMetode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
 
Stabilitas lereng-menggunakan-metode-fellenius-dan-slope-w-2007
Stabilitas lereng-menggunakan-metode-fellenius-dan-slope-w-2007Stabilitas lereng-menggunakan-metode-fellenius-dan-slope-w-2007
Stabilitas lereng-menggunakan-metode-fellenius-dan-slope-w-2007
 
01.cover
01.cover01.cover
01.cover
 

Kürzlich hochgeladen

Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxKualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxSelviPanggua1
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxProduct Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxKaista Glow
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Abdiera
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfSBMNessyaPutriPaulan
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxRPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxSyifaDzikron
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Abdiera
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiOviLarassaty1
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxKualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxProduct Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxRPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 

TPA Bantargebang

  • 1. TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH BANTAR GEBANG NAMA ANGGOTA: 1. Rika Sri Amalia (16309863) 2. Yogi Oktopianto (16309875) 3. Yurista Vipriyanti (16309876) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma 2012
  • 2. ii DAFTAR ISI Halaman Judul....................................................................................................i Daftar Isi ............................................................................................................ii Daftar Gambar .................................................................................................iv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..........................................................................1 1.2 Tujuan ......................................................................................2 1.3 Rumusan Masalah......................................................................2 1.4 Batasan Masalah........................................................................3 BAB 2 PEMBANGUNAN TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH TERPADU BANTARGEBANG 2.1 Uraian Umum............................................................................4 2.2 Hierarki Pengangkutan Sampah .................................................6 2.3 Dampak Sampah Di TPA Bantargebang ....................................9 2.4 Potensi Pengelolaan Sampah Menuju Zero Waste Dalam ............ Pengelolaan Sampah Perkotaan................................................ 14
  • 3. iii BAB 3 ANALISIS MASALAH 3.1 The Whole Story Of TPA Bantargebang ...................................19 3.2 Diagram Input-Output..............................................................20 BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan .............................................................................21 4.2 Saran ....................................................................................... 21 Daftar Pustaka ..................................................................................................v
  • 4. iv DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Pola Umum Pengelolaan Kebersihan ............................................7 Gambar 2.2 Paradigma Pengelolaan Sampah ...................................................7 Gambar 2.3 Sampah Di TPA Bantargebang ................................................... 11 Gambar 2.4 PLTSa ........................................................................................ 13 Gambar 2.5 Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle)..........................................14 Gambar 2.6 Komponen Sistem Pengelolaan Sampah Kota............................. 15 Gambar 2.7 Perubahan Paradigma Pengelolaan Sampah ................................ 16 Gambar 2.8 Flow Chart Pengelolaan Transformasi Sampah........................... 17 Gambar 2.9 Diagram Alir Proses Pemilahan .................................................. 18 Gambar 3.1 Diagram Story Board Pembangunan TPA Bantargebang.............19 Gambar 3.2 Diagram Input-Output Pembangunan TPA Bantargebang ...........20
  • 5. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mendukung program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah DKI Jakarta Tahun 2007-2012 yang mencakup semua aspek kehidupan mulai dari aspek ideologi, politik, perekonomian, pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan rakyat, penataan ruang, perencanaan pembangunan, perhubungan, pertanahan, sosial, kebudayaan hingga lingkungan hidup, dibutuhkan kerjasama lintas sektor dan semua elemen pemerintahan dan masyarakat. Kota DKI Jakarta dengan jumlah dan kepadatan penduduk yang tinggi, keterbatasan lahan dan laju pembangunan yang tinggi, menyebabkan menurunnya daya dukung, fungsi dan kualitas lingkungan hidup kota yang juga memberi dampak serius pada kesehatan penduduk dan terdegradasinya lingkungan dan sumber daya alam. Pencemaran lingkungan yang menonjol diantaranya : 1. Pencemaran air (sungai, waduk/situ, pantai, teluk, laut dan air tanah) yang disebabkan oleh pembuangan limbah domestik dan limbah industri. 2. Pencemaran udara yang disebabkan antara lain oleh sektor industry, transportasi dan aktivitas manusia sehari-hari. 3. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pengelolaan sampah dan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) yang beracun. Kondisi pengelolaan persampahan DKI Jakarta cukup kompleks mengingat tingginya timbulan sampah Jakarta, yaitu 26.945m3 /hari dan prediksi
  • 6. 2 kenaikan 5% pertahun, belum optimalnya penerapan 3R di sumber, masih tercampurnya sampah dengan limbah B3 rumah tangga, tingkat pengangkutan yang baru mencapai 91,51%, dan kurangnya fasilitas pengolahan sampah Jakarta. Pada pasal 110 Bab VIII Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah DKI tahun 2030 dijelaskan rencana tata ruang wilayah Kota Administrasi dan Kabupaten Administrasi merupakan bagian untuk mencapai tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten administrasi yang terdiri dari : (a) pusat kegiatan, (b) prasarana transportasi, (c) prasarana sumber daya air, (d) pengendalian daya rusak air, (e) prasarana sampah, dan (f) prasarana listrik. Berdasarkan peraturan tersebut, Pemerintah daerah menyediakan sarana dan prasarana dalam pengelolaan sampah Jakarta. Saat ini Jakarta hanya mempunyai 1 (satu) TPA, yaitu TPA Bantargebang yang letaknya di wilayah Bekasi, dan 1 (satu) PDUK (Pusat Daur Ulang dan Kompos) milik swasta. Kondisi ini sangat mempengaruhi kelancaran pengelolaan sampah di DKI Jakarta. 1.2 Tujuan Tujuan dari penulisan ini adalah : 1. Menyusun hierarki proses pengangkutan sampah mulai dari lingkungan hingga akhir di TPA Sampah Bantargebang 2. Mengidentifikasi dampak-dampak yang terjadi pada pengelolaan TPA Sampah Bantargebang 3. Mengulas implementasi kebijakan pengelolaan TPA Sampah Bantargebang 4. Mengulas potensi pengelolaan sampah menuju zero waste dalam pengelolaan sampah perkotaan
  • 7. 3 1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah : 1. Bagaimana hierarki dari proses pengangkutan sampah hingga berakhir di TPA Sampah Bantargebang? 2. Apa saja dampak yang dihasilkan dari Pembangunan Tempat Sampah Akhir Bantargebang, termasuk dampak yang dirasakan warga sekitar akibat penumpukan sampah tersebut? 3. Apa saja kebijakan dari Pemerintah Daerah terhadap lingkungan hidup di daerah pengolahan sampah seperti TPA Sampah Bantargebang? 4. Apa saja inovasi teknologi dalam upaya menihilkan limbah sampah? 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah diperlukan untuk menghindari penyimpangan pembahasan terhadap permasalah yang diuraikan sebelumnya. Batasan-batasan masalah yang digunakan dalam makalah ini adalah : 1. Hierarki proses pengangkutan sampah yang terdefinisikan dalam gambar. 2. Dampak positif maupun negatif terhadap pembangunan TPA Sampah yang mencakup aspek kesehatan, pendidikan, kebersihan dan aspek tata ruang wilayah di sekitarnya. 3. Identifikasi masalah yang dituangkan dalam bentuk Diagram Story Board, Diagram Input-Output dan Causal Loop Diagram.
  • 8. 4 BAB II PEMBANGUNAN TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH TERPADU BANTARGEBANG 2.1 Uraian Umum Sebagai kota metropolitan, DKI Jakarta memiliki sejumlah permasalahan yang perlu ditangani secara serius. Salah satunya, permasalahan sampah. Sebab, volume sampah yang dihasilkan penduduk DKI Jakarta setiap tahun bertambah 5 persen. Tahun 2009, volume sampah di DKI Jakarta mencapai 6.400 ton per hari. Artinya, volume bertambah 400 ton per hari atau meningkat 5 persen dibandingkan volume sampah tahun 2008 yang hanya 6.000 ton per hari. Melihat kondisi yang semakin komplek, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus melakukan berbagai upaya untuk menangani sampah, termasuk pengolahannya menjadi sumber energi yang dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat. Mulai dari penambahan armada truk sampah, personel, pembangunan tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) hingga pemberdayaan warga Jakarta untuk tidak membuang sampah di kali. Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Eko Bahruna, mengatakan, penanganan sampah yang paling mendesak, yakni penyediaan tempat pembuangan. Karena itu, Pemprov DKI Jakarta terus melakukan berbagai upaya untuk mengatasi hal ini. Misalnya, dengan memperpanjang kontrak kerja sama pemanfaatan lahan di TPA Bantargebang, Bekasi. Perjanjian tersebut telah ditandatangani Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan Walikota Bekasi Mochtar Mohammad pada Juli 2009 lalu di Balaikota DKI Jakarta. Dalam perjanjian tersebut, tipping fee disepakati sebesar Rp 103 ribu per ton per bulan, dan 20 persen diantaranya atau sekitar Rp 20.600 per ton per bulan diserahkan kepada Pemkot Bekasi sebagai pendapatan asli daerah (PAD). Dengan adanya perjanjian
  • 9. 5 itu, Pemprov DKI bisa memanfaatkan lahan TPST Bantergebang untuk 20 tahun ke depan, yakni selama 2009-2028. Berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1221/2003 tentang Pemberian Bantuan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kepada Pemerintah Kotamadya Bekasi Sebagai Kompensasi Atas Pengelolaan Sampah dan Tempat Pembuangan Akhir Sampah di Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi Tahun Anggaran 2003, Pemerintah Daerah DKI Jakarta memberikan bantuan sebagai kompensasi sebesar Rp. 8.000.000.000,00 (delapan milyar rupiah) dan proses monitoring atas penggunaan dan pemanfaatan bantuan dilakukan oleh Tim Pemantauan dalam rangka Pengawasan dan Pengendalian Pengelolaan Sampah danTPA di Kecamatan Bantargebang sesuai dengan Keputusan Bersama antara Gubernur Provinsi DKI Jakarta dan Walikotamadya Bekasi Nomor 2802/220 (659.1/Kep. 434A.HOR/XII/2002) Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Bantar Gebang mempunyai areal seluas 108 ha. Luas areal kerja efektif kurang lebih 69 ha yang dibagi dalam lima zona, masing-masing zona dikelilingi dengan jalan kerja yang kondisinya cukup baik. Setiap zona tersebut dibagi menjadi beberapa bagian sub-zona. Meski pemanfaatan lahan di TPA Bantargebang telah diperpanjang, namun hal ini belum menuntaskan masalah sampah di DKI Jakarta. Sebab, TPA Bantargebang memiliki keterbatasan daya tampung, yakni hanya mampu menampung sampah 4.500 ton per hari. Akibatnya, selama ini selalu terjadi overload karena setiap hari selalu dipaksakan untuk menampung 6.400 ton sampah per hari TPA Sampah Bantar Gebang telah beroperasi sekitar 21 tahun yaitu sejak tahun 1989 sampai sekarang. Berdasarkan rencana Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya Tahun 1987, TPA Sampah Bantar Gebang akan beroperasi 20 tahun dengan metode pembuangan sampah secara sanitary landfill. Berdasarkan rencana tersebut umur teknis tempat pembuangan sampah ini telah
  • 10. 6 dilewati. TPA Sampah Bantar Gebang sejak beroperasi sampai sekarang melayani buangan sampah dari Kota Jakarta dan Kota Bekasi. Pengelolaan persampahan yang terjadi di TPA Sampah Bantar Gebang melibatkan masyarakat, pemerintah, dan pelaku usaha (produsen, penjual, pedagang dan jasa). Pengelolaan sampah di masyarakat masih bermasalah karena rendahnya peran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan sampah. Dari sisi pemerintah, permasalahan terjadi karena kurangnya sarana, prasarana, sumberdaya manusia dan keterbatasan dana, serta masih kurangnya dukungan pemerintah terhadap upaya komunitas masyarakat yang telah berhasil dalam pengelolaan sampah. Dukungan penghargaan, dukungan pendanaan, teknis, manajemen, maupun bentuk dukungan lainnya, seperti adanya sistem insentif dan disinsentif bagi pelaku usaha belum diberikan oleh pemerintah. Rendahnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dan tidak aktifnya pelaku usaha untuk memanfaatkan dan mengelola sampah menyebabkan perlunya tempat pembuangan akhir sampah. TPA Sampah Bantar Gebang yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dapat menimbulkan berbagai dampak baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Di TPA Sampah Bantar Gebang terdapat + 4500 orang pemulung, + 300 orang lapak dan + 45 orang bandar (Dinas Kebersihan DKI, 2005). 2.2 Hierarki Pengangkutan Sampah Pengangkutan sampah adalah kegiatan pengangkutan sampah dengan menggunakan truk sampah dari sumber sampah atau TPS ke lokasi Penampungan Sampah Akhir atau TPA yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan pengangkutan sampah tersebut diatas menggunakan 2 (dua) sistem angkutan sistem angkutan langsung dan sistem angkutan tidak langsung. Secara umum pola pengakutan sampah yang berasal dari berbagai sumber baik langsung maupun tak langsung dapat dilihat pada Gambar 2.1.
  • 11. 7 Gambar 2.1 Pola Umum Pengelolaan Kebersihan Gambar 2.2 Paradigma Pengelolaan Sampah Sistem operasional pengangkutan sampah dari berbagai sumber diangkut ke tempat pembuangan sementara (TPS), sebagian ada yang masuk ke stasiun peralihan antara (SPA), sedangkan sebagian besar lainnya diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Bantargebang. Tata cara pengelolaan sampah bersifat integral dan terpadu secara berantai dengan urutan yang berkesinambungan yaitu :
  • 12. 8 1. Penampungan sampah/pewadahan Adalah suatu cara penampungan sebelum dikumpulkan, dipindahkan, diangkut dan dibuang ke TPA. Tujuannya adalah menghibdari agar sampah tidak berserakan sehingga tidak mengganggu lingkungan (SNI 19-2454-2002) 2. Pengumpulan Adalah cara atau proses pengambilan sampahmulai dari tempat penampungan / pewadahansampai ke tempat pembuangan sementara. Berdasarkan SNI 19-2454-2002 pola pengumpulan sampah dikelompokkan dalam 2 yaitu: a. Pola individual Proses pengangkutan sampah dimulai dari sumber sampah kemudian diangkut ke tempat TPS sebelum dibuang ke TPA. b. Pola komunal Pengumpulan sampah dilakukan olehpenghasil sampah ke tempat penampungan sampah komunal yang telah disediakan / ke truk sampah yang menangani titik pengumpuan kemudian diangkut ke TPA tanpa proses pemindahan. 3. Pemindahan Adalah memindahkan sampah hasil pengumpulan ke dalam alat pengangkutan untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir. Tempat yang digunakan untuk pemindahan sampah adalah depo pemindahan sampah yang dilengkapi dengan container pengangkut (SNI 19-2454- 2002). Sumber Pengumpulan Pengangkutan TPA Sumber Wadah Pengangkut Tempat Pembuangan
  • 13. 9 4. Pengangkutan Kegiatan pengangkutan sampah yang telah dikumpulkan dari tempat penampungan sementara ke tempat pembuangan akhir. 5. Pembuangan Akhir Tempat pembuangan sampah akhir adalah sarana fisik untuk berlangsungnya kegiatan pembuangan akhir sampah (SK SNI T-11- 1991-03). Dengan luasan cakupan pelayanan DKI Jakarta yang sangat besar, serta posisi TPA di belahan timur (Bantar Gebang),sistem pengangkutan menjadi kurang efisien. Saat ini di DKI hanya ada 2 (dua) SPA (Stasiun Perantara) yaitu SPA Cakung dan SPA Sunter. Strategi pendekatan pengelolaan persampahan menyatakan bahwa : (i) Pengelolaan sampah DKI Jakarta direncanakan berubah dari terpusat (polar) ke sistem multisimpul (multi nodal); (ii) Wilayah Kota Jakarta dibagi menjadi 4 (empat) daerah pelayanan darat dan 1 (satu) daerah pelayanan pantai/laut ; (iii) Setiap daerah pelayanan dilengkapi dengan fasilitas TPS, SPA dan ITF. Dengan adanya pembagian daerah pelayanan menjadi 4 wilayah darat dan 1 (satu) daerah pelayanan pantai/laut, maka diharapkan sistem pengelolaan sampah DKI Jakarta akan menjadi lebih baik lagi. 2.3 Dampak Sampah di Kawasan TPA Bantargebang Peningkatan jumlah penduduk di DKI Jakarta yang sangat pesat memberikan dampak terhadap peningkatan volume sampah, setiap harinya Jakarta menghasilkan ± 6.000 ton sampah dan akhirnya akan diterima oleh TPA Bantargebang. Dengan volume sampah yang terus bertambah namun kapasitas tempat pengelolaan sampah yang terbatas, tentunya akan menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek. Dampak yang ditimbulkan oleh sampah meliputi
  • 14. 10 dampak positif dan dampak negatif, berikut ini akan diuraikan mengenai dampak yang ditimbulkan oleh sampah di TPA Bantargebang. 1. Dampak Negatif : Berdasarkan UUD 1945 Pasal 28H ayat 1 menyebutkan “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”, namun masih ada dampak negatif yang ditimbulkan oleh TPA Bantargebang. Berikut ini dampak negatif yang ditimbulkan : a. Aspek Kesehatan Dengan bertambahnya volume sampah setiap harinya, tentunya akan terjadi penumpukkan sampah. Sampah yang menumpuk lama akan menjadi tempat bersarangnya hewan penyebar penyakit misalnya lalat, nyamuk, tikus, dan bakteri patogen. Dengan adanya hewan-hewan penyebar penyakit tersebut akan mudah tersebar dan menjalar ke lingkungan sekitar. Penyakit yang ditimbulkan yaitu kolera, tipus, diare dan malaria. b. Aspek Pendidikan Dampak negatif yang ditimbulkan dari kerusakan lingkungan juga dialami oleh para murid SD Negeri 2 Sumur Batu yang bersekolah 500 m tidak jauh dari tempat pembuangan sampah Bantargebang, dampak yang ditimbulkan yaitu bau sampah yang tidak sedap yang menyebabkan beberapa siswa terkena penyakit infeksi saluran pernafasan atas. Pada pasal 115 ayat 4 Rencana Tata Ruang Wilayah Jakarta Tahun 2030 telah dijelaskan bahwa rencana pengembangan kawasan pelayanan umum dan sosial berdasarkan pembangunan dan peningkatan fasilitas pendidikan dengan prasarana dan sarana yang standar pelayanan minimal. Namun, kondisi nyata di daerah sekitar TPA tersebut tidak mencerminkan dari pasal diatas.
  • 15. 11 c. Aspek Kebersihan Dengan menumpuknya sampah terlalu lama, bukan hanya sarang penyakit yang ditimbulkan melainkan udara juga akan tercemari dengan bau yang tidak sedap. Dari sejumlah kasus yang ada, penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) merupakan jenis penyakit yang menempati urutan teratas. Penyakit tersebut banyak diderita warga di empat kelurahan yang berada berdekatan dengan lokasi pembuangan sampah. Keempat kelurahan tersebut adalah sumur batu, cikiwul, ciketing udik, dan bantar gebang. Selain keberadaan lokasi pembuangan sampah yang sangat berdekatan dengan lokasi pemukiman warga, pengelolaan sampah yang buruk juga menjadi salah satu penyebab tingginya perkembangan penyakit ISPA di daerah tersebut. Hal ini terlihat dari masih mengalirnya air sampah (air lindi) ke luar areal pembuangan dan bahkan ada yang mengalir ke saluran-saluran air. Bau tak sedap yang setiap hari harus dihirup warga di sekitar lokasi juga turut memperparah kondisi yang ada. Pada peraturan daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2030 pasal 77 ayat 3 dijelaskan pemanfaatan dan pengelolaan kawasan permukiman di kawasan perlindungan, pencegahan dan pelarangan pembangunan dalam rangka mempertahankan kelestarian lingkungan kota dilaksanakan dengan menjaga kebersihan limbah dan keindahan lingkungan dan selaras dengan tata bangunan perumahan yang ada diatasnya. Gambar 2.3 Sampah di TPA Bantargebang
  • 16. 12 d. Aspek Tata Ruang Berdasarkan SNI 03-3241-1994 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA Sampah menyebutkan bahwa jarak dari lapangan terbang harus lebih besar dari 3000 meter untuk penerbangan turbo jet dan lebih besar dari 1500 meter untuk jenis lainnya. Sedangkan pada TPA Bantargebang dengan pemukiman warga di tiga desa yaitu Desa Ciketing Udik, Sumur Batu dan Cikiwul masing-masing lebih kurang 200 m, 400 m, 600 m dan 800 m dari pinggir TPA. Dengan jarak TPA yang dekat dengan pemukiman warga tentunya akan mempengaruhi kualitas air tanah pada pemukiman warga tersebut. Pada pasal 96 Rencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta Tahun 2030 dijelaskan bahwa pengembangan kawasan strategis dilaksanakan dengan membatasi perubahan fungsi kawasan permukiman sekaligus melestarikan lingkungan. 2. Dampak Positif : Dengan ide kreatif dari manusia, sampah yang menumpuk bisa menjadi lebih berdaya guna. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta Tahun 2030 dijelaskan bahwa kawasan strategis dan kawasan terbuka hijau dapat dijadikan bahan konservasi/penelitian dan kegiatan pendidikan yang nantinya bermanfaat bagi masyarakat luas. Berikut ini contoh dari dampak positif dari sampah di TPA Bantargebang. 1. Sebagai Sumber Listrik Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Sebagian dari sampah ini digunakan untuk pembangkit listrik tenaga sampah atau PLTSa Bantargebang. PLTSa bantargebang dioperasikan tahun 2010. Daya listrik yang dihasilkan mencapai 10,5 MW pada 1 Mei 2012. Sampah yang dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga listrik berasal dari sampah organik. Tujuan sitem pemanfaatan sampah ialah dengan mengkonversi sampah tersebut menjadi bahan yang berguna secara efisien dan ekonomis dengan dampak lingkungan yang minimal. Pada dasarnya ada dua alternatif proses pengolahan sampah menjadi
  • 17. 13 energi, yakni proses biologis yang menghasilkan gas-bio dan proses thermal yang menghasilkan panas. Pada kedua proses tersebut, hasilnya dapat langsung dimanfaatkan untuk menggerakkan generator listrik. PLTSa Bantargebang Bekasi merupakan pembangkit listrik tenaga sampah kedua di Indonesia setelah di Bali. Namun, daya yang dihasilkan oleh PLTSa Bantargebang masih lebih besar dibandingkan PLTSa Bali yang hanya menghasilkan daya 9,6 Mega Watt. Rencananya, hasil produksi listrik PLTSa Bantargebang akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan listrik di jaringan Jawa-Bali. Dengan pemanfaatan sampah sebagai energi pembangkit listrik, penggunaan BBM dapat dihemat hingga 34,5 juta liter per tahun. Penghematan BBM tersebut setara dengan Rp 8 miliar per tahun. Gambar 2.4 PLTSa 2. Menjadikan Sampah Organik Sebagai Pupuk Kompos Sampah di Bantargebang juga akan menghasilkan keuntungan ganda yang bernilai ekonomis, salah satunya bahan baku pupuk organik (kompos). 3. Bahan baku produk daur ulang plastik
  • 18. 14 2.4 Potensi Pengelolaan Sampah Menuju Zero Waste Dalam Pengelolaan Sampah Perkotaan Zero Waste adalah mulai dari produksi sampai berakhirnya suatu proses produksi dapat dihindari terjadi produksi sampah atau diminimalisir terjadinya sampah, ( Urip Santoso, 2009). Konsep Zero Waste ini salah satunya dengan menerapkan prinsip 3 R (Reduce, Reuse, Recycle). Pemikiran konsep zero waste adalah pendekatan serta penerapan sistem dan teknologi pengolahan sampah perkotaan skala individual dan skala kawasan secara terpadu dengan sasaran untuk dapat mengurangi volume sampah sesedikit mungkin. Konsep 3R adalah merupakan dasar dari berbagai usaha untuk mengurangi limbah sampah dan mengoptimalkan proses produksi sampah. Pola operasional pengolahan sampah dengan konsep 3R : Sumber Sampah Timbulan Sampah Pewadahan Pemilihan Pengumpulan Pewadahan Pengangkutan Pengolahan Pembuangan Akhir Gambar 2.5 Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
  • 19. 15 Gambar 2.6 Komponen Sistem Pengelolaan Sampah Kota Paradigma umum yang dijumpai sampai saat ini dalam pengelolaan sampah kota adalah : 1. KUMPUL – ANGKUT – BUANG Merupakan sistem pengelolaan konvensional dimana pengelolahan sampah yang dilakukan hanya berupa tiga tahap yaitu kumpul, angkut dan buang tanpa melalui rangkaian proses pengolahan. 2. KUMPUL – OLAH – ANGKUT – OLAH – BUANG Pola yang dikembangkan dalam pengelolaan persampahan pertama dengan memasukkan kegiatan pengolahan sampah mulai dari hulu sampai hilir. Pergeseran pola pengelolaan persampahan perlu dilakukan seperti Pola Transformasi Waste to Source dan perlu dikembangkan sehingga sampah yang saat ini kita anggap sebagai sesuatu yang tidak berguna akan menjadi sesuatu yang memiliki nilai guna yang tinggi. Penanganan sampah yang terintegrasi bertujuan untuk meminimalkan atau mengurangi sampah yang terangkut menuju pemrosesan akhir. Pengelolaan sampah yang hanya mengandalkan proses Kumpul-Angkut-Buang dan proses Kumpul – Olah – Angkut – Olah – Buang akan menyisakan permasalahan dan
  • 20. 16 kendala, antara lain untuk pembuangan akhir, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan konsep Transformasi Sampah melalui reduksi volume sampah dan penyediaan sarana fasilitas sampah untuk menghasilkan sumber daya yang bermanfaat seerti kompos dan metan sebagai bahan baku sumber energi. Melalui Transformasi Sampah selain hasil akhir dari pengelolaan yang diharapkan akan menghasilkan zero waste juga akan menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi. Melalui Transformasi Sampah selain hasil akhir dari pengelolaan yang diharapkan akan menghasilkan zero waste juga akan menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi. Gambar 2.7 Perubahan Paradigma Pengelolaan Sampah Dilihat dari komposisinya, maka sebagian sampah kota di Indonesia adalah tergolong sampah hayati, atau secara umum dikenal sebagai sampah organik alamiah, atau sampah basah. Rata-rata sampah yang tergolong hayati ini adalah di atas 65 % dari total sampah.
  • 21. 17 Gambar 2.8 Flow Chart Pengelolaan Transformasi Sampah
  • 22. 18 Gambar 2.9 Diagram Alir Proses Pemilahan Sampah hasil organik hasil pemilahan akan diolah menjadi kompos pada Instalasi pengomposan, sedangkan sampah anorganik berupa plastik akan diolah pada Instalasi daur ulang plastik dan sampah yang tidak dapat didaur ulang akan diolah pada Sanitary Landfill.
  • 23. 19 BAB III ANALISIS MASALAH 3.1 The Whole Story Of TPA Bantargebang PEMBANGUNAN TPA BANTAR GEBANG Pendidikan Kesehatan Hukum Tata Ruang Sarana dan Prasara pendidikan Tidak Layak Konsentrasi Jarak TPA Dekat Dengan Pemukiman Warga Pengembangan Kawasan Strategis RTRW Jakartaa Tahun 2030 Keputusan Gub. DKI Jakarta No.1221/2003 Polusi Udara Penyebaran Penyakit Keputusan Bersama Antara Gub. Jakarta Dan Walikotamadya Bekasi N0. 2802/220 RPJM DKI Jakarta Tahun 2007-2012 Gambar 3.1 Diagram Story Board Pembangunan TPA Bantargebang Dalam pemanfaatan kawasan Bantargebang sebagai tempat pembuangan akhir sampah untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, ada 4 aspek yang diperhatikan. Aspek itu meliputi : aspek hukum, aspek pendidikan, aspek kesehatan, dan aspek tata ruang. Dalam aspek lingkungan (kesehatan dan kebersihan) dengan adanya pembangunan TPA Bantargebang, pemerintah harus memperhatikan kesehatan lingkungan dari warga setempat. Dampak terburuk yang akan mereka alami adalah timbulnya wadah penyakit mulai dari infeksi saluran pernapasan hingga pencemaran air bersih.
  • 24. 20 Aspek pendidikan sama pentingnya dengan aspek lingkungan. Adanya tumpukan sampah di wilayah tempat pendidikan dapat mempengaruhi proses belajar-mengajar bagi anak didik kawasan tersebut. Kawasan TPA Bantargebang diharapkan dapat menjadi bahan konservasi penelitian. Pemerintah perlu menerapkan tata ruang wilayah TPA tersebut dengan efektif dan efisien, sehingga tidak adanya pihak yang merasa dirugikan dengan adanya kebijakan tempat pengolahan sampah di kawasan Bantargebang. Kebijakan tersebut harus didukung dengan RPJM dan RTRW Jakarta serta Keputusan Gubernur DKI Jakarta dan Walikotamadya Bekasi. 3.2 Diagram Input-Output Berdasarkan identifikasi masalah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dibuat diagram input-output yang berfungsi untuk identifikasi penyebab masalah- masalah yang ada. Adapun diagramnya dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut. Pembangunan TPA Bantar Gebang Input Tak Terkendali Peningkatan Jumlah Sampah Keterbatasan Kemampuan Pengolahan Sampah Input Terkendali RTRWN Jakarta 2030 RPJM DKI Jakarta 207-2012 Keputusan bersama antara Gub. Jalarta dan Walikotamadya Bekasi No.2802/220 Keputusan Gub. DKI Jakarta No.1221/2003 Output yang Diharapkan Pertumbuhan Ekonomi Di Kawasan TPA Bantar Gebang Pengolahan Sampah Zero Waste Kota Yang Bersih Dan Berkelanjutan Output Tak Diharapkan Alih Fungsi Lahan Tidak Tercapainya Pemerataan Pembangunan Manajemen Risiko Pengolahan Sampah Penataan Ruang Input Lingkungan UU No. 18/2008 Tentang Pengolahan Samah Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1999 tentang analisis mengenai dampak lingkungan Keputusan Mentri Lingkungan Hidup No.17 Tahun 2001 Gambar 3.2 Diagram Input-Output Pembangunan TPA Bantargebang
  • 25. 21 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis pemanfaatan kawasan Bantargebang sebagai Tempat Pembuangan Akhir Sampah dapat disimpulkan bahwa: 1. Kawasan TPA Bantargebang menjadi salah satu rencana tata ruang prasarana sampah yang telah dicantumkan dalam RPJM DKI Jakarta tahun 2007-2012 dan RTRW Jakarta tahun 2030. 2. Dampak negatif bagi warga sekitar dengan adanya tumpukan sampah sangat besar, mulai dari aspek kesehatan, kebersihan lingkungan sekitar hingga terganggunya proses belajar-mengajar di sekolah wilayah sekitar. 3. Tata ruang wilayah Bantargebang menjadi semakin semrawut, karena penataan ruang yang tidak berjalan dengan baik. 4. Terpilihnya kawasan Bantargebang menjadi kawasan TPA Sampah untuk warga Jakarta telah tercantum jelas dalam Keputusan Bersama antara Gubernur DKI Jakarta dan Waikotamadya Bekasi Nomor 2802/220. 5. Pengelolaan sampah menuju zero waste menjadi salah satu alternatif yang penulis berikan dalam pengolahan sampah yang ada. 4.2 Saran 1. Dengan meningkatnya produksi sampah tiap hari, Pemerintah Daerah perlu meninjau kembali rencana pembangunan wilayah yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan sampah akhir dengan memperhatikan aspek-aspek kehidupan masyarakat sekitarnya.
  • 26. 22 2. Perlu adanya pengolahan sampah menuju zero waste yang dapat menihilkan sampah di lingkungan masyarakat sekitar. 3. Pemerintah Daerah perlu mempertegas dan mengawasi pelaksanaan pihak pengelola sampah dalam menjalankan amanah sesuai UU No. 18 Tahun 2008 Pasal 7 tentang wewenang pemerintah dalam pengelolaan sampah adalah sebagai berikut : a. Menetapkan kebijakan dan strategi nasional pengelolaan sampah b. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria pengelolaan sampah c. Memfasilitasi dan mengembangkan kerja sama antardaerah, kemitraan, dan jejaring dalam pengelolaan sampah d. Menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, dan pengawasan kinerja pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah e. Menetapkan kebijakan penyelesaian perselisihan antar daerah dalam pengelolaan sampah. 4. Sebagai masyarakat memiliki peran penting dalam pengelolaan sampah yaitu dengan mengurangi atau meniadakan sampai yang dihasilkan. Sesuai dengan UU No. 18 Tahun 2008 Pasal 20 ayat 1, pengurangan sampah dapat dilakukan dengan : a. Pembatasan timbulan sampah; b. Pendauran ulang sampah; dan/atau c. Pemanfaatan kembali sampah.