The stakeholder theory is a theory of organizational management and business ethics that addresses morals and values in managing an organization.
It was originally detailed by R. Edward Freeman in the book Strategic Management: A Stakeholder Approach, and identifies and models the groups which are stakeholders of a corporation, and both describes and recommends methods by which management can give due regard to the interests of those groups. In short, it attempts to address the "Principle of Who or What Really Counts."
1. Corporate
Social
Responsibility:
Pembinaan
Hubungan
dengan
Pemangku
Kepen;ngan,
dan
Kesukarelawanan
Pekerja
Presented for :
2nd Volunteer Idea Exchange
Monday,
30
January
2012
PT.
Coca-‐Cola
Indonesia
Wisma
GKBI,
18th
floor
Presented by :
Jalal
Volunteer Architect @ Volunteer-ID
3. Makna
Tanggung
Jawab
Sosial
“Responsibility
of
an
organizaKon
for
the
impacts
of
its
decisions
and
acKviKes
on
society
and
the
environment,
through
transparent
and
ethical
behavior
that
contributes
to
sustainable
development,
health
and
the
welfare
of
society;
takes
into
account
the
expecta;ons
of
stakeholders;
is
in
compliance
with
applicable
law
and
consistent
with
internaKonal
norms
of
behavior;
and
is
integrated
throughout
the
organizaKon
and
pracKced
in
its
relaKonships.”
(ISO
26000:
2010
Guidance
on
Social
Responsibility)
4. CSR
dan
Pembangunan
Berkelanjutan
Corporate Social Responsibility
Corporate Social Stakeholder
Responsibility
Theory
Corporate Social
Responsiveness
Corporate
Issues Social
Management
Performance
Implementation
Process
• Harmonization
• Merging of
Social &
Environmental
Goals
• Stakeholder
Corporate Oriented Issue
Sustainability
Management
World
Conservation
Strategy
Rio
1st Environmental
Conference
Program (FRG)
Brundtland Agenda Joburg
Environmental
Report
Debate
21
Summit
Sustainable Development
Sumber: Loew, 2004
195 196 197 198 199 200 201
0
0
0
0
0
0
0
6. Dimensi
CSR
Alexander
Dahlsrud
telah
mengumpulkan
seluruh
definisi
yang
popular,
kemudian
mengujinya
secara
staKsKk
(JCSREM
15/2008)
Hasilnya
adalah
bahwa
37
definisi
CSR
paling
popular
memiliki
konsistensi
dalam
lima
dimensi:
ekonomi,
sosial,
lingkungan,
pemangku
kepenKngan
dan
Perbedaan
yang
ada
di
antara
ke-‐37
sifat
voluntari.
definisi
hanyalah
soal
ar;kulasi,
bukan
substansi.
9. Definisi
Pemangku
Kepen;ngan
Freeman
dan
Reed,
1983
(definisi
sempit):
Kelompok
dan
individu
kepada
siapa
sebuah
organisasi
bergantung
untuk
mempertahankan
keberadaannya
Freeman,
1984
(definisi
luas):
Kelompok
dan
individu
yang
dapat
mempengaruhi
dan
atau
dipengaruhi
oleh
pencapaian
tujuan
dari
sebuah
organisasi
10. Konteks
Teori
Pemangku
Kepen;ngan
1. Timbulnya
gerakan
sosial,
terutama
gerakan
konsumen
dan
gerakan
lingkungan.
2. Peran
pemerintah
yang
semakin
luas
dalam
mengawasi
kinerja
perusahaan.
3. Pasar
global,
yang
meningkatkan
persaingan
di
antara
perusahaan-‐perusahaan
parKsipan,
dan
supply
chain-‐nya.
4. Media
massa
yang
semakin
kasar.
5. Semakin
menipisnya
kepercayaan
terhadap
bisnis.
11. Mengapa
Melakukan
Manajemen
Pemangku
Kepen;ngan
• Keperluan
terkait
pelaksanaan
tanggung
jawab
sosial
perusahaan
(penentuan
beneficiaries,
dsb.).
• Keperluan
manajemen
yang
efekKf.
• Keperluan
mendapatkan
kapital
dari
lembaga
keuangan
yang
memiliki
investment
screening
terkait
aspek
sosial
dan
lingkungan—kepatuhan
kepada
the
Equator
Principles.
• Kepatuhan
terhadap
ISO
26000:2010.
• Kepatuhan
terhadap
IFC
Performance
Standards.
• Kepatuhan
terhadap
Standard
Disclosure
GRI
G3.1.
• Kepatuhan
terhadap
AA1000
Stakeholder
Engagement
Standard.
12. Tingkat
dan
Metode
Pembinaan
Hubungan
(AA1000
SES)
14. Makna
Kesukarelawanan
Butcher
(2010)
“Volunteering
means
conduc=ng
work
with
no
pay.”
(Hodgkinson,
2003)
Walaupun
“tanpa
bayaran”
adalah
ciri
yang
sudah
disepakaK,
namun
masih
ada
Kga
hal
penKng
lagi:
• Atas
kemauan
pekerja
sendiri,
• Melampaui
tanggung
jawab
normal
(sebagai
pekerja,
sebagai
anggota
keluarga),
dan
• Berkontribusi
pada
masyarakat
luas
–
walaupun
keuntungan
internal
boleh
saja
diperoleh.
15. Kesukarelawanan
:
Dengan
atau
Tanpa
Pengelolaan
Butcher
(2010)
“...
it
can
be
unmanaged,
as
in
sporadic
help
that
takes
place
between
neighbors
and
friends;
or
managed
volunteering,
which
takes
place
through
organiza=ons
in
the
nonprofit,
private,
and
public
sectors.”
16. Peran
Kesukarelawanan
Dalam
Masyarakat
dan
Pembangunan
Butcher
(2010)
“...
not
only
to
add
to
the
crea*on
of
social
capital
(Putnam,
2000)
or
to
promote
social
cohesion
and
the
strengthening
of
democracy
(Olvera,
2001),
but
also
as
a
mechanism
to
channel
differences
and
dissent
among
the
popula=on.”
18. CSR
dan
Pembinaan
Hubungan
dengan
Pemangku
Kepen;ngan
• CSR
adalah
tanggung
jawab
perusahaan
dalam
mencapai
tujuan
pembangunan
berkelanjutan.
• CSR
ditujukan
kepada
pemangku
kepenKngan—yaitu
mereka
yang
bisa
mempengaruhi
dan
(utamanya)
terpengaruh
oleh
pencapaian
tujuan
perusahaan.
• Dalam
menjalankan
tanggung
jawab
itu,
perusahaan
melakukan
pembinaan
hubungan
dengan
pemangku
kepenKngan
(stakeholder
engagement).
19. Pembinaan
Hubungan
dengan
Pemangku
Kepen;ngan
dan
Kesukarelawanan
Pekerja
• Selain
sebagai
wujud
tanggung
jawab
sosial,
pembinaan
hubungan
dengan
pemangku
kepenKngan
memiliki
berbagai
fungsi
lain,
termasuk
kepatuhan
terhadap
berbagai
standar.
• Kesukarelawanan
pekerja
bisa
menjadi
bagian
pembinaan
hubungan
dengan
pemangku
kepenKngan
eksternal
di
banyak
Kngkat,
terutama
di
konsultasi,
pelibatan,
dan
kolaborasi.
• Kesukarelawanan
pekerja
juga
bisa
dihitung
sebagai
bentuk
pembinaan
hubungan
dengan
pemangku
kepenKngan
internal.