1. ISSN 2089-4554
Diterbitkan Oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Gresik
e- JURNAL Vol. 1 No. I Hlm. Gresik ISSN
PENDIDIKAN 1-66 Juni -
Nopember
2. e- JURNAL JENDELA PENDIDIKAN
JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Di Terbitkan oleh :
Ketua Penyuting
Rektor Universitas Gresik
Wakil Penyuting
Dekan FKIP
Penyuting Pelaksana
Dra. Eka Sri Rahayu, M.Pd
Dra. Adrijanti, M.Pd
Etiyasningsih, S.Pd., M.Pd
Sri Sundari, S.Pd.,M.Pd
Drs. Agus Tri Sulaksono, M.Pd
Penyuting Ahli
Prof. Dr. H. Sukiyat.SH.,M.Si
Dra. Hj. Bariroh, M.Pd
Drs. Syaiful Khafid, M.Pd
Mitra Bestari
Prof. Dr. Marhamah, M.Pd (Universitas Islam Jakarta)
Prof. Dr. Willem Mantja, M.Pd (Universitas Negeri Malang)
Prof. Dr. H. Sukiyat, SH.,M.Si (Universitas Gresik )
Pelaksana
Ahmad Faizin, SS
Alamat Penerbit/Redaksi
Kampus Universitas Gresik
Jl. Arif Rahman Hakim No. 2B Gresik
Telp /Fax (031) 3978628
Terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Nopember . Berisi tulisan yang diangkat dari hasil
penelitian dan kajian analitis-kritis di bidang administrasi pendidikan
3. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah, sehingga Jurnal Jendela Pendidikan versi elektronik bisa hadir di Masyarakat
khususnya kalangan pemerhati dan pemangku pendidikan.
Jurnal Jendela Pendidikan versi elektronik ( e-Journal) akan mendampingi Jurnal
Jendela Pendidikan versi cetak yang lebih dulu hadir, Jurnal Jendela Pendidikan ini berisi
tentang sejumlah artikel penelitian baik artikel bersifat empiris atau laporan penelitian
maupun artikel yang bersifat kajian teori atau artikel konseptual. Penulis artikel berasal dari
kalangan akademisi atau dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik
yang akan dipublish masyarakat luas khususnya para pemerhati pendidikan. Hal ini sesuai
dengan misi utama keberadaan e-Journal Pendidikan sebagai media komunikasi dan
informasi yang bersifat ilmiah.
Kami berharap partisipasi berbagai kalangan baik akademisi, praktisi, maupun
birokrasi untuk menulis dalam jurnal ini, sehingga berbagai temuan, pemikiran dan ide serta
gagasan dapat terkomunikasi dalam jurnal ini semoga terbitan pertama Jurnal Jendela
Pendidikan versi elektronik bermanfaat bagi kita semua.
Gresik, Desember 2011
Tim Redaksi
4. ISSN 2089-4554
DAFTAR ARTIKEL
SUPERVISI PENGAJARAN SEBAGAI PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU 1-09
Rochmanu Fauzi
PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI SISWA PADA BIDANG
STUDI BAHASA INDONESIA DI SDN BANGSAL SURABAYA 10 - 18
Etiyasningsih
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP
PEMAHAMAN UNIFLYING GEOGRAPHY 19-29
Syaiful Khafid
IKLIM KERJA LEMBAGA DI PONDOK PESANTREN AL FUTUHIYAH GENDONGKULON
BABAT LAMONGAN 30-38
Sri Sundari
PENDIDIKAN KARAKTER : WACANA KONSEP DAN IMPLEMENTASINYA 39 - 59
Soesetijo
PENGARUH DISIPLIN GURU TERHADAP PRESTASI SISWA DI SDN BANJARSARI
GRESIK 60 - 78
Etiyasningsih
STUDI TENTANG PENGARUH PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
TERHADAP KEDISIPLINAN GURU DALAM PELAKSANAAN PROSES BELAJAR
MENGAJAR DI SDN NGAGELREJO SURABAYA 79 - 87
Sri Sundari
TELAAH KRITIS PENDIDIKAN UNTUK SEMUA (EDUCATION FOR ALL)DALAM
KONTEKS MANAJEMEN PENDIDIKAN 88 - 106
Soesetijo
E - Jurnal Vol. No. Hlm. Gresik ISSN
JENDELA 01 01 1 - 106 Juni - 2089-4554
PENDIDIKAN Nopember
5.
6. Supervisi Pengajaran sebagai Pembinaan
Profesionalisme Guru
Oleh Rochmanu Fauzi
Abstrak
supervisi pengajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sehari -hari yaitu
mengajar. Ada tiga pendekatan dalam supervisi pengajaran, yaitu (1)
pendekatan langsung, (2) pendekatan tidak langsung, dan (3) kolaboratif.
Teknik-teknik supervisi pengajaran yang paling bermanfaat adalah
kunjungan kelas, pembicaraan individual, Diskusi kelompok,
demonstrasi mengajar, dan sebagainya. Para guru lebih menghargai
supervisor yang hangat dan menghargai guru. Dalam praktiknya
supervisi pengajaran masih berorientasi pada aspek administratif saja.
Berdasarkan uraian tersebut disarankan para supervisor perlu ada
penyegaran secara rutin, dalam pelaksanaan supervisi pengajaran para
supervisor sebaiknya menggunakan pendekatan supervisi klinis, perlu
ada pertemuan seusai supervisi yang telah dilakukan oleh Kepala Sekolah
atau Pengawas Sekolah, sebagai upaya untuk tindak lanjut setelah
pelaksanaan supervisi dilaksanakan.
Kata kunci: mutu pendidikan, supervisi pengajaran.
7.
8. Cara hidup suatu bangsa sangat terkait satu sama lain dan
erat kaitannya dengan tingkat seyogyanya ini dijadikan acuan
pendidikannya, Pendidikan bukan dalam proses peningkatan mutu
hanya sekedar melestaiikan pendidikan. Oleh karena itu,
kebudayaan dan meneruskan dari mutu sebagai salah satu
generasi ke generasi. Akan tetapi paradigma yang harus ditata
juga diharapkan akan dapat secara terus menerus dan
mengubah dan mengembangkan berkelanjutan. Menurut Mastuhu
pengetahuan. (2003) dalam pengelolaan suatu
unit pendidikan, mutu dapat
Sementara itu, salah satu
dilihat dari "masukan", "proses",
fenomena di bidang pendidikan
dan "hasil".
yang banyak disoroti oleh para
Permasalahan pendidikan
pemerhati, cendekiawan maupun
yang diidentifikasi (Depdikbud,
masyarakat pada umumnya
1983), sampai saat ini,
adalah masalah mutu pendidikan.
formulasinya tetap sama, yaitu
Membahas masalah mutu
masalah (1) masalah kuantitatif,
pendidikan, sebenarnya
(2) masalah kualitatif, (3)
membahas masalah yang sangat
masalah relevansi, (4) masalah
kompleks. Oleh karena masalah
efisiensi, (5) masalah efektivitas,
mutu pendidikan selalu kait-
dan (6) masalah khusus.
mengkait dengan indikator-
Uraian secara singkat
indikator lainnya. Salah satu
masalah-masalah tersebut adalah
instrumen yang dianggap cukup
sebagai berikut ini.
efektif untuk meningkatkan mutu
pendidikan adalah dengan
1. Masalah Kuantitatif
supervisi pengajaran oleh Kepala
Masalah kuantitatif adalah
Sekolah maupun Pengawas.
masalah yang timbul sebagai
Untuk itu perlu adanya
akibat hubungan antara
pergeseran dari paradigma lama
pertumbuhan sistem pendidikan
menuju ke paradigma yang baru.
pada satu pihak dan pertumbuhan
Paradigma baru manajemen
penduduk Indonesia pada pihak
pendidikan tinggi, terdiri dari
lain. Untuk mengatasi masalah ini
akreditasi, akuntabilitas,
perlu adanya suatu sistem
evaluasi, otonomi dan mutu.
pendidikan nasional yang
Kelima paradigma baru
memungkinkan setiap warga
pendidikan tersebut saling
ncgara Indonesia memperoleh
9. pendidikan yang layak sebagai peningkatan kualitas tidak sampai
bekal dasar kehidupannya sebagai menghambat peningkatan
warga negara. Dalam rangka kuantitas dan sebaliknya.
pemerataan pendidikan ini, perlu
dilaksanakan kewajiban belajar 3. Masalah relevansi
dengan segala konsekuensinya Masalah relevansi adalah
dalam bidang pembiayaan, masalah yang timbul dari
ketenagaan, dan peralatan. hubungan antara sistem
pendidikan dan pembangunan
2. Masalah kualitatif nasional serta antara kepentingan
Masalah kualitatif adalah perorangan, keluarga, dan
masalah bagaimana peningkatan masyarakat, baik dalam jangka
kualitas sumber daya manusia pendek maupun dalam jangka
Indonesia gara bangsa Indonesia panjang. Hal ini meminta adanya
dapat meinpertahankan keterpaduan di dalam
eksistcnsinya. Dalam masalah ini perencanaan dan pelaksanaan
tercakup pula masalah pembangunan nasional agar
ketinggalan bangsa Indonesia dan pendidikan merupakan wahana
perkembangan modern. Ditinjau penunjang yang efektif bagi
dari latar bclakang ini, masalah proses pembangunan dan
kualitas pendidikan merupakan ketahanan nasional. Masalah ini
masalah yang memprihatinkan dengan sendirinya mempunyai
dalam rangka kelangsungan hidup kaitan pula dengan masalah
bangsa dan negara. Dalam sistem pokok di dalam pembangunan
pendidikan ini sendiri, masalah nasional, seperti masalah tata
kualitas menyangkut nilai, industri. pembangunan
banyak hal, antara lain pertanian, perencanaan tenaga
kualitas calon anak didik, guru kerja, dan pertumbuhan wilayah.
dan tenaga kependidikan lainnya,
4. Masalah efisiensi
prasarana, dan sarana.
Masalah efisiensi pada
Penanganan aspek kualitatif ini
hakikatnya adalah masalah
berhubungan erat dengan
pengelolaan pendidikan nasional.
penanganan aspek kuantitatif
Adanya keterbalasan dana dan
sehingga perlu sekali adanya
daya manusia sungguh-sungguh
keseimbangan yang dinamis
memerlukan adanya sistem
dalam proses pengembangan
pengelolaan efisien dan terpadu.
pendidikan nasional, sehingga
Keterpaduan pengelolaan tidak
10. hanya tercermin di dalam menyangkut soal pengadaan di
hubungan antara negeri dan lembaga-lembaga pendidikan
swasta, antara pendidikan guru, pembinaan sistem karir dan
sekolah dan pendidikan luar prestasi kerja, pengangkatan,
sekolah, antara departemen yang pemerataan dan penyebaran
satu dan departemen yang lain, di menurut wilayah dan bidang
dalam lingkungan jajaran studi, pembinaan karir dan
Departemen Pendidikan Nasional prestasi, status, dan
sendiri, tetapi juga di antara kesejahteraan. Masalah yang
semua unsur dan unit lersebut. kompleks ini menyangkut banyak
lembaga dan unit serta koordinasi
5. Masalah efektifitas dan kerjasama antara lembaga
Masalah efektifitas adalah dan unit tersebut.
masalah yang menyangkut Esensi dari permasalahan-
keampuhan pelaksanaan permasalahan pendidikan pada
pendidikan nasional. Dalam hakekatnya adalah bermuara
hubungan dengan permasalahan pada satu istilah yaitu kualitas
keseimbangan yang dinamis pendidikan atau mutu
antara kualitas dan kuantitas, di pendidikan. Mastuhu (2003)
samping keterbalasan sumber mengemukakan bahwa kata kunci
dana dan tenaga, efektivitas untuk menggambarkan Sistem
proses pendidikan amat penting. Pendidikan Nasional yang
Hal ini berkaitan dengan bagaimana yang diperlukan dalam
kurikulum, termasuk aspek abad-abad mendatang ialah
metodologi dan evaluasi, serta pendidikan yang bermutu.
masalah guru, pengawas, dan Selanjutnya, Mastuhu
masukan instrumental lainnya. mengatakan bahwa mutu
6. Masalah khusus (quality) merupakan suatu
Di samping masalah- istilah yang dinamis yang turus
masalah umum yang telah bergerak; jika bergerak maju
dibicarakan di atas, perlu dikatakan mutunya bertambah
dibicarakan pula beberapa baik, sebaliknya jika bergerak
masalah khusus sebagai berikut. mundur dikatakan mutunya
Guru sebagai pelaksana merosot. Mutu dapat berarti
pendidikan faktor kunci di dalam superiority atau excellence
pelaksanaan sistem pendidikan yaitu melebihi standar umum
nasional. Masalah guru yang berlaku. Sedangkan sesuatu
11. dikatakan bermutu jika terdapat oleh Watson (dalam Taroeratjeka,
kecocokan antara syarat-syarat 2000) bahwa suatu upaya pencarian
yang dimiliki oleh benda yang mutu secara terus-menerus demi
dikehendaki dengan maksud dari mendapatkan cara kerja yang lebih
orang yang menghendakinya baik agar mampu tampil bersaing
(Idrus, dkk., 2002). melampui standar umum.
Dalam pengelolaan suatu Menurut Supriadi (2000) kita
unit pendidikan, mutu dapat tidak perlu dipusingkan oleh
dilihat dari: "masukan", "proses", pertanyaan-pertanyaan mengenai
dan "hasil". 'Masukan" meliputi: validitas metodologisnya atau berusaha
siswa. Tenaga pengajar, mencari excuse apabila ternyata ada
administrator, dana, sarana, hasil-hasil studi yang tidak sesuai
prasarana, kurikulum, buku-buku dengan harapan kita. Sikap optimis
perpustakaan, laboratorium, dan perlu untuk dikembangkan bagi
alat-alat pembelajaran, baik pendidikan di Indonesia, walaupun
perangkat keras maupun hasil surveinya tidak menyenangkan
perangkat lunak. "Proses" sesuai dengan yang diharapkan.
meliputi, pengelolaan lembaga, langkah selanjutnya membuat visi ke
pengelolaan program studi, depan untuk meningkatkan kualitas
pengelolaan program studi. manajemen pendidikan.
pengelolaan kegiatan belajar- Suatu saran yang dikemukakan
mengajar, interaksi akademik oleh Supriadi dalam menghadapi
antara civitas akademika, seminar permasalahan rendahnya kualitas
dialog, penelitian, wisata ilmiah, pendidikan di Indonesia adalah
evaluasi dan akreditasi. Sedangkan memiliki visi global dan kehendak
"hasil": meliputi lulusan. penerbitan- untuk bersaing secara internasional,
penerbitan, temuan-temuan ilmiah, maka insan pendidikan mulai para
dan hasil-hasil kinerja lainnya. pengajar dan peneliti di lembaga
Ketiga unsur di atas (input, pendidikan tenaga kependidikan di
proses, dan output) terus berproses perguruan tinggi dan pengambil
atau berubah-ubah. Oleh karena itu, keputusan dituntut untuk membuka
pengelola unit pendidikan atau sekolah wacana terhadap studi-studi
perlu menetapkan patokan atau internasional.
benchmark, yaitu standar target yang
KONSEP DASAK SUPERVISI
harus dicapai dalam suatu periode
PENGAJARAIN DI SEKOLAH
waktu tertentu dan terus berusaha
Di antara masalah-masalah
melampuinya. Seperti dikemukakan
pendidikan yang sedang mendapat
12. pcrhatian pemerintuh salah salunya melaksanakan pembinaan
adalah puningkatan mutu pendidikan terhadap guru agar lebih
(Benly, IW2). Dalam PROPENAS profesional, maka instrumen yang
(2002) dijelaskan bahwa sampai sangat relevan dan tepat adalah
dengan awal abad ke-21 pembangunan dengan melalui supervisi
pendidikan masih menghadapi krisis pengajaran. Oleh karena supervisi
ekonomi berbagai bidang kcliidupan. pengajaran pada hakikatnya
Walaupun sejak tahun 2000, ekonomi adalah untuk meningkatkan
Indonesia telah mulai tumbuh positif kemampuan dan keterampilan
(4,8 persen), akibat krisis dalam guru dalam melaksanakan tugas
kehidupan sosial, politik dan pokoknya sehari-hari yaitu
kepercayaan dikawatirkan masih akan mengajar para peserta didik di
memberi yang kurang kelas.
menguntungkan terutama bagi Dari berbagai kajian
upaya peningkatan kualitas SDM. mengenai rumusan definisi
Program peningkatan mutu mengenai supervisi, Mantja
pendidikan di sekolah dasar dapat (1998) menuliskan formulasi
dicapai manakala proses belajar tentang supervisi pengajaran
mengajar dapat berlangsung adalah semua usaha yang sifatnya
dengan baik. berdayaguna dan membantu guru atau melayani
berhasil guna. guru agar ia dapat memperbaiki,
Dalam mengkaji risalah mengembangkan, dan bahkan
mutu pendidikan, tidak dapat meningkatkan pengajarannya,
lepas dari penyelenggaraan serta dapat pula menyediakan
sistem pendidikan. Dari berbagai kondisi belajar murid yang efek'if
faktor penyebab rendahnya mutu dan efisien demi pertumbuhan
pendidikan, ditinjau dari aspek jabatannya untuk mencapai
manajemen pendidikan dapat tujuan pendidikan dan
dikelompokkan ke dalam tiga meningkatkan mutu pendidikan.
faktor, yaitu: (a) faktor Definisi yang dirumuskan oleh
instrumental sistem pendidikan, Mantja ini sudah mewakili konsep
(b) faktor sistem manajemen supervisi pengajaran.
pendidikan, termasuk di Apabila dikaji dari
dalamnya sistem pembinaan tujuannya supervisi pada
profesional guru, dan (c) faktor hakikatnya adalah untuk
substansi manajemen pendidikan membantu guru untuk
(Mantja, 1998). Untuk dapat meningkatkan kualitas proses
13. belajar mengajarnya. proses belajar mengajar yang tepat.
Harsosandjojo (1999) Tujuan tersebut ditambah dengan (4)
mengemukakan tujuan supervisi tujuan perantara ialah membina guru-
yaitu membantu guru dalam hal guru agar dapat mendidik para siswa
(1) membimbing pengalaman dengan baik, atau menegakkan disiplin
belajar sisvva, (2) menggunakan kerja secara manusiawi.
sumber-sumber pengalaman Dalam kaitannya dengan tugas-
belajar, (3) menggunakan metode- tugas supervisor, secara lebih khusus
metode yang baru dan alat-alal Nurtain (1989) membagi 10 (sepuluh)
pelajaran modern, (4) memenuhi bidang tugas supervisor yang dirinci
kebutuhan belajar para siswa, (5) sebagai berikut ini. Tugas
menilai proses pembelajaran dan I , pengembangan kurikulum. Tugas
hasil belajar siswa, (6) mcmbina 2, pengorganisasian pengajaran.
reaksi mental atau moral kerja Tujuan 3, pengadaan staf. Tugas 4,
guru-guru dalam rangka penyediaan fasilitas. Tugas 5,
pertumbuhan pribadi dan jabatan pcnycdiaan bahan-bahan. Tugas 6,
mereka, (7) melihat dengan jelas penyusunan penataran pendidikan.
tujuan-tujuan pendidikan, dan (8) Tugas 7, pemberian orientasi
mengguaakan waktu dan tenaga anggota-anggota staf. Tugas 8,
mereka dalam pembinaan sekolah. berkaitan dengan pelayanan murid
Tujuan supervisi ini pada akhirnya khusus. Tugas 9, pengembangan
adalah ditujukan untuk meningkatkan hubungan masyarakat. Dan yang
kualitas para siswa. Hal ini terakhir tugas 10, penilaian
sebagaimana dikemukakan oleh pengajaran.
Sergiovanni (1983) bahwa tujuan Mengkaji tugas-tugas supervisi
supervisi ialah (1) tujuan akhir adalah pengajaran tersebut di atas, dapat
untuk mencapai pertumbuhan dan ditelaah dari tujuan supervisi
perkembangan para siswa (yang pengajaran itu sendiri. Sesuai dengan
bersifat total). Dengan demikian fungsi pokok supervisi, yaitu
sekaligus akan dapat memperbaiki memperbaiki dan mengembangkan
masyarakat, (2) tujuan kedua ialah situasi belajar mengajar dalam rangka
membantu kepala sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan nasional,
menyesuaikan program pendidikan maka tujuan supervisi pendidikan
dari waktu ke waktu secara kontinyu mencakup tujuan dasar, tujuan umum
(dalam rangka menghadapi tantangan dan tujuan khusus.
perubahan zaman), (3) tujuan dekat Tujuan dasar supervisi
ialah bekerjasama mengembangkan pendidikan, adalah membantu
14. tercapainya tujuan pendidikan nasional (coordinating), dan (4) kegiatan
dan tujuan pendidikan institusional. pengawasan (controlling).
Tujuan pendidikan nasional secara Berdasarkan uraian
rinci dan jelas dirumuskan dalam tersebut di atas, dapat
GBHN. Sedangkan tujuan institusional dikemukakan bahwa untuk
dapat dilihat di dalam kurikulum yang meningkatkan kualitas belajar
memuat landasan, program dan mengajar, guru adalah faktor
pengembangan. sentral yang perlu mendapatkan
Tujuan umum supervisi perhatian secara optimal. Media
pendidikan, adalah membantu untuk meningkatkan
memperbaiki dan profesionalisme guru adalah
mengembangkan administrasi melalui supervisi pengajaran.
pendidikan. Administrasi yang Supervisi pengajaran pada
dimaksud adalah meliputi baik hakikatnya adalah ditujukan
administrasi sebagai substansi untuk meningkatkan kualitas
maupun administrasi sebagai pembelajaran yang dilakukan oleh
proses. guru di kelas, sehingga tujuan
Administrasi sebagai akhirnya adalah kualitas hash
substansi meliputi hal-hal sebagai belajar siswa dapat ditingkatkan
berikut: (1) administrasi secara optimal.
kesiswaan, (2) administrasi
ketenagaan, (3) administrasi SUPERVISI PENGAJARAN
kurikulum, (4) administrasi Dalam pemakaiannya secara
keuangan, (5) administrasi umum supervisi diberi arti sama
sarana/prasarana, dan (6) dengan director, manager. Dalam
administrasi hubungan bahasa umum ini ada
masyarakat. Sedangkan kecenderungan untuk membatasi
administrasi sebagai proses pemakaian istilah supervisor
meliputi hal-hal terkait dengan kepada orang-orang yang berada
unsur-unsur manajemen, antara dalam kedudukan yang lebih
lain (1) kegiatan perencanaan bawah dalam hicrarkhi
(planning), (2) kegiatan manajemen.
pengorganisasian (organizing), (3) Dalam sistem sekolah,
kegiatan pengarahan (actuating) khususnya dalam sistem sckolah
yang meliputi kegiatan yang ialah berkembang,
pengarahan (directing) dan situasinya agak lain. Dalam Good
kegiatan pengkoordinasian (1976) supervisi didefinisikan
15. sebagai segala usaha dari para Memperhatikan penting dan
pejabat sekolah yang diangkat peranannya pendidikan dasar dan
yang diarahkan kepada menengah yang demikian besar, maka
penyediaan kepemimpinan bagi pendidikan dasar dan menengah harus
para guru dan tenaga dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.
kependidikan lain dalam Oleh karena itu, pembinaan terhadap
perbaikan pengajaran, melihat para guru di sekolah dasar merupakan
stimulasi pertumbuhan suatu kebutuhan yang tidak dapat
professional dan perkembangan ditunda-tunda lagi. Pembinaan
dari para guru, seleksi dan revisi terhadap guru sekolah dasar, terutama
tujuan-tujuan peudidikan, bahan diarahkan pada pembinaan proses
pengajaran, dan metoda-metoda belajar mengajar. Pembinaan proses
mengajar, dan evaluasi pengajaran. belajar mengajar adalah usaha
Wiles (1982) menjelaskan bahwa memberi bantuan pada guru untuk
supervisi sebagai bantuan dalam memperluas pengetahuan,
pengembangan situasi belajar- meningkatkan keterampilan mengajar
mengajar yang lebih baik; ia adalah dan menumbuhkan sikap profesional,
suatu kegiatan pelajaran yang schingga guru menjadi lebih ahli dalam
disediakan untuk membantu para guru mengelola KBM untuk membclajarkan
menjalankan pekerjaan mereka dengan anak didik dalam rangka mencapai
lebih baik. Peranan supervisor adalah tujuan pembelajaran dan tujuan
mendukung, membantu, dan membagi, pendidikan di SD (Depdikbud,
bukan menyuruh. Wiles (1982) 1999/2000).
selanjutnya mengatakan bahwa Supervisi pendidikan di sekolah
supervisi yang baik hendaknya dasar lebih diarahkan untuk
mengembangkan kepemimpinan di meningkatkan kemampuan guru
dalam kelompok, membangun program sekolah dasar dalam rangka
latihan dalam jabatan untuk peningkatan kualitas proses belajar
meningkatkan keterampilan guru, dan mengajar. Supervisi ini dapat
membantu guru meningkatkan dilakukan oleh siapa saja, baik Kepala
kemampuannya dalam menilai hasil Sekolah maupun Pengawas Sekolah
pekerjaannya. yang bertugas sebagai supervisor
melalui pemberian bantuan yang
bercorak pelayanan dan bimbingan
SUPERVISI PENGAJARAN
profesional, sehingga guru dapat
SEBAGAI PEMBINAAN
melaksanakan tugasnya dalam proses
PROFESIONAL GURU
16. belajar mengajar dengan lebih baik meningkatkan proses belajar -
dari prestasi sebelumnya. mengajar di kelas. Supervisor
Supervisi pendidikan di atau pembina, yaitu Peng awas
sekolah pada hakekatnya Sekolah, Kepala Sekolah, atau
adalah dalam rangka semua pejabat yang terlibat
pembinaan terhadap para guru. dalam layanan supervisi,
Adapun sasaran pembinaannya, adalah pihak yang selama i ni
antara lain (1) merencanakan dipandang berwe wenang, dan
kegiatan belajar mengajar karena itu pula di anggap paling
sesuai dengan st rategi belajar bertanggung jawab dalam
aktif, (2) menge lola kegiatan kegiatan supervisi.
belajar mengajar yang Kilas balik kaji historis
menantang dan menarik, (3) supervisi pengajaran, pada
menilai kemajuan anak belajar, awalnya istilah yang
(4) memberikan umpan balik dimunculkan adalah supervisi
yang bermakna, (5) pendidikan (Kuri kulum 1975).
memanfaatkan lingkungan Kemudian. pada Kurikul um
sebagai sumber dan media 1984 dan 1994 digunakan
pengajaran, (6) membimbing istilah pembinaan profesional
dan melayani siswa yang guiu atau pembinaan guru
mengalami kesul itan belajar, untuk jenjang sekolah dasar.
terutama bagi anak lamban dan Walaupun demi kian istilah
anak pandai, (7) mengelola supervisi pendidikan dalam
kelas sehingga tercipta Kurikulum SMU 1994 masih
lingkungan be lajar yang tetap digunakan. Dengan
menyenangkan, dan (8) demikian dapat disimpulkan
menyusun dan mengelola bahwa kegiatan supervisi
catatan kemajuan anak (record pendidikan maup un pembinaan
keeping) (Depdikbud, profesional merupakan nama
1999/2000). layanan yang digunakan secara
Menurut Mantja (1990) bergantian dal am praktik
supervisi atau pembinaan pendidikan pada sek olah-
profesional adalah bantuan sekolah di Indonesia.
atau layanan yang diberikan Dengan de mikian dapat
kepada guru, agar ia belajar dikemukakan bahwa supervisi
bagaimana mengembangkan (pembinaan profe sional guru )
kemampuannya untuk dimaksudkan untuk
17. meningkatkan ke mampuan dan approach), (2) pendekatan tidak
keterampilan guru dalam langsung (non directive approach),
melaksanakan tugas pokoknya dan (3) pendekatan kolaboratif
sehari-hari yaitu mengel ola (collaborative approach).
proses belajar -mengajar Pendekatan langsung adal ah
dengan segala aspek sebuah pendekatan supervisi,
pendukungnya sehingga di mana dalam upaya
berjalan dengan baik peningkatan ke mampuan guru
khususnya dalam kegiatan peran kepala sekolah dasar,
belajar mengajar, sehingga pengawas TK/SD, dan pembina
tujuan pendidikan dasar dapat lainnya lebih besar dari pada
tercapai secara optimal. peran guru yang bersangkutan.
Pada hakikatnya kegiatan Pendekatan tidak langsung
pembinaan menyangkut dua adalah sebuah pendekatan
belah pihak yaitu pihak yang supervisi, di mana dalam upaya
dilayani atau pihak yang dibina peningkatan ke mampuan guru
dan pihak yang melayani atau peran kepala sekolah,
yang membina (Ekosusilo, pengawas TK/SD, dan Pembina
2003). Baik yang dibina lainnya lebih kecil daripada
maupun pembina harus sama - peran guru yang bersangkutan.
sama me miliki kemampuan Pendekatan kolaboratif adalah
yang berkembang secara serasi sebuah pendekatan supervisi,
sesuai dengan ke dudukan dan di mana dalam upaya
peran masing-masing. Oleh peningkatan ke mampua n guru
sebab itu, sasaran pembi naan peran kepala sekolah,
profesional ini adalah kedua pengawas TK/SD, dan pembina
belah pihak yaitu guru sebagai lainnya sama besarnya dengan
pihak yang dibina dan kepala peran guru yang bersangkutan.
sekolah atau pengawas sekolah Penggunaan pendekatan
sebagai pihak yang membina. tersebut disesuaikan dengan
dua karakteristik guru yang
BEBERAPA PENDEKATAN akan diberi supervisi, yaitu
DALAM SUPERVISI PENDIDIKAN tingkat abstraksi guru (level of
Secara garis be sar ada teacher abstraction) dan tingkat
tiga pendekatan dalam komitme n guru (level of teacher
supervisi pendidikan, yaitu (1) commitment). Daya abstraksi guru
pendekatan langsung (directive bisa tinggi, sedang, dan bisa
18. juga rendah. D emikian pula mengenal dan mempraktekkan
dengan komitme n guru bisa teknik-teknik supervisi
tinggi, sedang, dan rendah. pendidikan yang lazim
Pendekatan sup ervisi yang digunakan dalam pelaksanaan
digunakan harus dises uaikan supervisi pengajaran. Ada
dengan tinggi -re ndahnya daya tersedia sejumlah teknik
abstraksi dan komitmen guru supervisi yang dipandang
yang disupervisi. bermanlaat untuk merangsang
1. Guru yang memiliki daya dan me ngarahkan perhatian
abstraksi dan komitmm yang guru-guru terhadap kurikulum
rendah sebai knya dan pengajaran, untuk
disupervisi dengan mengidentifikasi masalah -
pendekatan langsung. masalah yang ber talian dengan
2. Guru yang memiliki daya mengajar dan belajar, dan
abstraksi yang rendah, untuk menganal isis kondisi -
tetapi komitmennya tinggi, kondisi yang mengelilingi
sebaiknya disupervisi mengajar dan belajar. Yang
dengan pendekatan berikut ini pada umumnya
kolaboiatif. dipandang teknik yang paling
3. Guru yang memiliki daya bermanfaat bagi supervisi.
abstraksi yang tinggi tetapi
komitme nnya rendah, 1. Kunjungan kolas.
sebaiknya disupervisi Kunjungan kelas (sering
dengan pendekatan disebut kunjungan supervisi)
kolaboratif. yang dilakukan kepala sekolah
4. Guru yang memiliki daya (atau pengawas/p enilik) adalah
abstraksi dan komitme n teknik paling efektif untuk
yang tinggi sebaiknya mengamati guru bekerja, alat,
disupervisi dengan metode, dan teknik mengajar
pendekatan tidak langsung tertentu yang dipakainya, dan
(Bafadal, 2003). untuk me m-pelajari situasi
belajar secara keseluruhan
dengan memperhatikan semua
TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI
faktor yang mempengaruhi
Bagaimana Kepala
pertumbuhan murid. Dengan
Sekolah dalam mensupervisi
menggunakan h asil analisis
para guru ?. Dalam konteks ini,
observasinya, ia bersama
maka Kepala Sekolah perlu
19. dengan guru dapat menyusun membantu guru mengembangkan arah
suatu program yang baik unt uk diri dan tumbuh dalam pekerjaan.
memperbaiki kondisi yang
melingkari menga jar-belajar d i 3. Diskusi Kclompok
kelas tertentu. Sudan tentu, Dengan diskusi kelompok (atau
kunjungan kelas, agar efektif, sering pula disebut pertemuan
hendaknya dipersiapkan kelompok) dimaksud sualu kegiatan
dengan teliti dan dilaksanakan dimana sekelompok orang berkumpul
dengan sangat berhati -hati dalam situasi bcrlatap muka dan
dengan disertai budi bahasa melalui interaksi lisan bertukar
yang baik pula. informasi atau berusaha untuk
mencapai suatu keputusan tentang
Pada umumnya kunjungan kelas
masalah-masalah bersama. Kegiatan
hendaknya diikuti oleh pembicaraan
diskusi ini dapal mengambil beberapa
individual antara kepada sekolah
bentuk pertemuan staf pengajar,
dengan guru.
seperti: diskusi panel, seminar,
2. Pembicaraan individual lokakarya, konperensi, kelompok studi,
Pembicaraan individual pekerjaan komisi, dan kegiatan lain
merupakan teknik supervisi yang yang bertujuan untuk bersama-sama
sangat penting karena kesempatan membicarakan dan menilai masalah-
yang diciptakannya bagi kepala sekolah masalah tentang pendidikan dan
(pengawas/penilik) untuk bekerja pengajaran. Pertemuan-pertemuan
secara individual dengan guru serupa ini dipadang suatu kegiatan
sehubungan dengan masalah-masalah yang begitu penting dalam program
profesional pribadinya. Masalah- supervisi modern, sehingga guru
masalah yang mungkin dipecahkan sebenarnya hidup dalam suasana
melalui pembicaraan individual bisa pelbagai jenis pertemuan kelompok.
macam-macam: masalah-masalah yang
4. Demonstrasi mengajar
bertalian dengan mengajar, dengan
Demonstrasi mengajar
kebutuhan yang dirasakan oleh guru,
merupakan teknik yang berharga pula.
dengan pilihan dan pemakaian alat
Rencana demonstrasi yang telah
pengajaran, teknik dan prosedur, atau
disusun dengan teliti dan dicetak lebih
bahkan masalah-masalah yang oleh
dulu, dengan menekankan pada hal-hal
kepala sekolah dipandang perlu untuk
yang dianggap penting atau pada nilai
dimintakan pendapat guru. Apapun
teknik mengajar
yang dijadikan pokok pembicaraan, ia
mewakili teknik yang sangat baik untuk
20. tertentu, akan sangat membantu. sekolah untuk menciptakan
Pembicaraan sehabis demonstrasi perhatian dan keinginan bagi
bisa menjelaskan banyak aspek. pekerjaan penting dan terus-
Suatu analisis observasi adalah menerus itu. Penyesuaian dan
perlu. pengembangan kurikulum
dilakukan di sekolah dengan
5. Kunjungan kelas antar guru mengembangkan materi muatan
Sejumlah studi telah lokal. Muatan lokal ini sesuai
mengungkapkan bahwa dengan potensi lingkungan
kunjungan kelas yang dilakukan sekitar sekolah.
guru-guru di antara mereka
6. Buletin supervisi
sendiri adalah efektif dan disukai.
Buletin supervisi
Kunjungan ini biasanya
merupakan alat komunikasi yang
direncanakan atas permintaan
efektif. Ia bisa berisi
guru-guru. Teknik ini akan lebih
pengumuman-pengumuman,
efektif lagi jika tiap observasi
ikhtisar tentang penelitian-
diikuti oleh suatu analisis yang
penelitian, analisis presentasi
berhati-hati.
dalam pertemuan-pertemuan
6. Pengembangan kurikulum organisasi professional, dan
Perencanaan penyesuaian perkembangan dalam berbagai
dan pengembangan kurikulum bidang studi.
menyediakan kesempatan yang
sangat baik bagi partisipasi guru.
Pentingnya relevansi kurikulum 7. Perpustakaan Profesional
dengan kebutuhan murid dan Perpustakaan professional
masyarakat bagi pemeliharaan sekolah merupakan sumber
dan peningkatan kualitas informasi yang sangat membantu
pendidikan di negara kita diakui. kepada peitumbuhan professional
Tetapi dalam prakteknya, personil pengajar di sekolah.
sekolah-sekolah secara individual Perpustakaan professional
tidak banyak melakukan usaha menyediakan tidak saja suatu
untuk menyesuaikan dan sumber informasi, tapi ia juga
mengembangkan kurikulum suatu rangsangan bagi kepuasan
standar itu dengan kebutuhan pribadi. Buku-buku tentang
murid dan masyarakat terus pandangan professional, bacaan
berubah. Terserah kepada kepala suplementer yang lebih baru, dan
majalah professional yang banyak
21. jumlah-nya itu hendaknya akan memenuhi kebutuhan dan
tersedia bagi semua guru. Juga kepentingan murid.
sumbangan-sumbangan dari guru Sebenarnya ada teknik-
dapat menjadi bagian dari teknik lain, tetapi yang
"gudang" informasi ini. diterapkan di atas dengan singkat
adalah teknik-teknik yang dalam
8. Lokakarya sejumlah penelitian dipandang
Lokakarya menyediakan telah menunjukkan manfaatnya
kesempatan untuk Kerjasama, bagi supervisi. Untuk pembahasan
untuk memperteukan ide-ide, yang lebih terurai pembaca
untuk mendiskusikan masalah- disarankan untuk membaca
masalah bersama alau khuais, dan sumber-sumber lain.
untuk pertumbuhan pribadi dan Pada hakekatnya tidak ada
professional dalam berbagai satu teknik tunggal yang bisa
bidang studi. Ada banyak jenis memenuhi segala kebutuhan; dan
lokakarya itu. Dalam lokakarya bahwa sualu teknik tidaklah baik
seni, barangkali sebagian bcsar alau buruk pada umumnya,
waktu akan diisi dengan melainkan dalam kondisi
partisipasi sungguh dengan tertentu. Masalah yang utama
mempelajari keterampilan dan adalah menetapkan kebutuhan.
teknik-teknik kegiatan scni. Beberapa teknik hubungan antara
Dalam lokakarya matematika sekolah dengan masyarakat yang
lebih banyak tckanan mungkin diperkenalkan oleh Sahertian
diberikan kepada menganalisis (1989) antara lain adalah seperti:
dan memilih pengalaman belajar (1) laporan kepada orang tua
yang sesuai, menemukan bahan murid, (2) majalah sekolah, (3)
teknologi pengajaran dan metode- surat kabar sekolah, (4) pameran
metode presentasi ini, dan sekolah, (5) open house, (6)
menilai program-program baru. kunjungan ke sekolah, (7)
kunjungan ke rumah murid, (8)
9. Survey sekolah-masyarakat melalui penjelasan yang
Suatu studi yang diberikan ole h personil
komprehensif tentang masyarakat sekolah, (9) gambaran keadaan
akan membantu guru dan kepala sekolah melalui murid -murid,
sekolah untuk memahami dengan (10) melalui radio dan televisi,
lebih jelas program sekolah yang (11) laporan tahunan, (12)
organisasi perkumpulan alumni
22. sekolah, (13) melalui kegiatan dengan baik, supervisor
ekstra kurikulum, dan (14) menunjukkan sifat membantu
pendekatan secara akrab. dan menyediakan model -model
pengajaran yang efektif, (7)
supervisor memberikan peran
RESPON DAN SIKAP GURU
serta yang cukup tinggi kepada
TERHADAP SUPERVISI
guru unt uk pengambilan
PENGAJARAN
keputusan dalam wawancara
Kajian tentang si kap guru
supervisi, (8) supervisor
terhadap supervisi menjadi
mengutamakan p engembangan
perhatian Neagley & Evans
keterampilan hubungan insani ,
(dalam Mantja, 1998) dengan
seperti halnya dengan
merujuk sejumlah hasil
keterampilan teknis dan (9)
penelitian beberapa pakar
supervisor seharusnya
supervisi pengajaran. Te muan -
menciptakan iklim
temuan yang dilaporkan,
organisasional yang t erbuka,
antara lain (1) supervisi yang
yang memungkinkan
efektif harus didasarkan atas
pemantapan hubungan yang
prinsip-prinsip yang sesuai
saling menunjang (supportive).
dengan perubahan sosial dan
Dalam praktiknya
dinamika kelompok, (2) para
supervisi pengajaran yang
guru menghendaki supervisi
dilaksanakan selama ini masih
dari kepala sekolah,
cenderung berorientasi pada
sebagaimana yang seharusnya
administratif saja. Walaupun
dikerjakan ol eh tenaga
sudah dirumuskan dalam
personel yang berjabatan
kegiatan supervisi ba hwa aspek
supervisor, (3) kepala sekolah
yang disupervisi adalah
tidak melakukan supervisi
administratif dan edukatif,
dengan baik, (4) semua guru
namun pada kenyataannya
membutuhkan supervisi dan
masih cenderung le bih
mengharapkan untuk
domi nan aspek administratif.
disupervisi, (5) p ara guru le bih
Fenome na ini dikaji secara
menghargai dan menilai secara
khusus dalam Konferensi
positif perilaku supervisi yang
Pendidikan di Indonesia:
"hangat", saling mempercayai,
Mengatasi Kri sis Menuju
bersahabat, dan menghargai
Pembaruan, yang dii kuti para
guru, (6) supervisi dianggap
pakar yang kompclen. Salali
bermanfaat bila direncanakan
23. satu rekomendasi dari konferensi saja dan monoton itu-itu saja,
ini, khusu'snya yang berkaitan bahkan nampak diacuhkan.
langsung dengan masalah Namun guru tidak menampakkan
supervisi dikemukakan sebagai ketidak-setujuannya di hadapan
berikut ini. supervisor, karena dilandasi rasa
Rekomendasi 23 hormat sekaligus tidak ingin
Fungsi-fungsi pengawasan menimbulkan konflik. Penelitian
pada semua jenjang yang dilakukan Mantja (1989)
pendidikan dioptimalkan juga menyimpulkan bahwa respon
seba-gai sarana untuk dan sikap guru terhadap supervisi
memacu mutu pendidikan. ditentukan oleh kemanfaatan,
Pengawasan dimaksud data pengamatan yang obyektif,
dengan mengutamakan kesempatan menanggapi balikan,
aspek-aspek akademik perhatian supervisor terhadap
daripada administratif gagasan guru. Supervisi yang
sebagaimana berlaku teratur dan hubungan yang
selama ini (Jalal & Supriadi, diciptakan dapal mengurangi
2001). ketegangan emosional guru. Guru
Keefektifan penerapan lebih menyukai pendekatan
orientasi dan pendekptan supervisi kolaboratif atau non
supervisi di atas, tidak hanya direktif.
tergangung pada supervisor saja,
melainkan juga sangat
KENDALA-KENDALA PELAKSANAAN
dipengaruhi oleh persepsi,
SUPERVISI PENGAJARAN
respon, dan sikap guru terhadap
Dalam pelaksanaannya,
orientasi dan supervisi yang
supervisi pengajaran di sekolah
dilakukan oleh supervisor.
banyak menghadapi kendala.
Penelitian mengenai sikap guru
Mantja (1990) dalam temuan
terhadap supervisi dikemukakan
disertasinya meuyalakan bahwa
oleh Ekosusilo (2003) bahwa guru
kendala-kendala yang kurang
tidak terlalu positif terhadap
menunjang keefektifan supervisi,
supervisi yang dilakukan
antara lain: sikap personil
supervisor. Selanjutnya
sekolah yang kurang positif
dikemukakan oleh Ekosusilo
terhadap supervisi pengelola
dalam simpulan penelitiannya
teknis edukatif; kurangnya
bahwa supervisi yang dilakukan
keterampilan supervisi kepala
supervisor dianggap biasa-biasa
24. sekolah; pengendalian emosional kepada para guru sebagai subyek
supervisor dalam menerima supervisi, (2) fokus supervisi
respons guru; kepala sekolah yang hanya terarah pada aspek
karena kurangnya tenaga guru administrasi, kurang menyentuh
haras memegang kelas atau pada pengembangan kemampuan
bidang studi tertentu, sehingga guru dalam mengelola proses
supervisi menjadi kurang efektif; belajar mengajar, (3) supervisor
dan adanya guru yang tingkat tidak melaksanakan kunjungan
pendidikannya lebih tinggi dari kelas secara serius, (4) supervisor
kepala sekolahnya. Temuan mendominasi pembicaraan dan
Mantja ini, nampaknya berjalan satu arah, (5) tidak ada
mempunyai kadar transferabilitas penilaian umpan balik, dan (6)
yang cukup tinggi, karena supervisor tidak pernah meminta
kendala-kendala di jenjang pada guru untuk meminta pada
pendidikan dasar berkisar pada guru untuk memberikan
permasalahan-permasalahan komentar maupun penilaian
temuan tersebut di atas. Isvanto terhadap supervisi yang telah
(1999) mengemukakan bahwa dilaksanakan. Kendala-kendala
permasalahan pendidikan, antara inilah yang mengakibatkan
lain adalah manajemen sekolah supervisi pengajaran yang
yang tidak efektif, dan dilaksanakan oleh Pengawas
kemampuan manajemen kepala Sekolah di sekolah dasar tidak
sekolah pada umumnya rendah dapat optimal, sehingga tujuan
terutama di sekolah negeri dan pokok pelaksanaan supervisi
pembinaan karier dan untuk meningkatkan kualitas
kesejahteraan guru yang tidak kegiatan belajar mengajar tidak
konsisten. dapat tercapai. Temuan Ekosusilo
Mengkaji perihal kendala- (2003) ini memberikan gambaran
kendala dalam pelaksanaan bahwa pembinaan profesional
supervisi, temuan Ekosusilo guru masih perlu ditingkatkan
(2003) menarik untuk lebih lanjut.
dikemukakan di sink Temuan
penelitian Ekosusilo tentang
pelaksanaan supervisi antara
lain: (1) supervisor tidak
mengkomunikasikan
rencana/program supervisinya
25. (b) pembicaraan individual, (c)
diskusi kelompok, (d)
SIMPULAN DAN SARAN
demonstrasi mengajar, (e)
Simpulan kunjungan kelas antar guru, (1)
Berdasarkan uraian tentang pengembangan kurikulum, (g)
peningkatan mutu pendidikan bulletin supervisi, (h)
melalui supervisi pengajaran di perpustakaan profcsioml, (i)
atas, maka dapatlah disimpulkan lokakarya, (j) survey sekolah-
hal-hal sebagai berikut: (1) masyarakat; (6) para guru lebih
masalah-masalah dalam bidang menghargai dan menilai secara
pendidikan adalah (a) masalah positif perilaku supervisi yang
kuantitatif, (b) masalah kualitatif, "hangat", saling mempercayai,
(e) masalah relevansi, (d) bersahabat, dan menghargai
masalah efisiensi, (e) masalah guru; dan (7) dalam praktiknya
efektivitas, dan (f) masalah supervisi pengajaran yang
khusus; (2) supervisi pengajaran dilaksanakan selama ini masih
pada hakikatnya adalah untuk cenderung berorientasi pada
meningkatkan kemampuan dan administratif saja.
keterampilan guru dalam Saran-saran
melaksanakan tugas pokoknya Berdasarkan simpulan di
sehari-hari yaitu mengajar para atas, maka dapatlah dikemukakan
peserta didik di kelas; (3) saran-saran sebagai berikut: (1)
supervisor atau pembina, yaitu untuk meningkatkan kemampuan
Pengawas Sekolah, Kepala supervisor, maka perlu secara
Sekolah, atau semua pejabat yang rutin ada program penyegaran
terlibat dalam layanan supervisi, bagi para supervisor, sehingga
adalah pihak yang dianggap dalam melaksanakan tugasnya
paling bertanggung jawab dalam sesuai dengan tujuau supervisi
kegiatan supervisi; (4) ada tiga dan sesuai dengan keinginan para
pendekatan dalam supervisi guru; (2) arah supervisi perlu
pengajaran, yaitu (a) pendekatan difokuskan/ditekankan kepada
langsung, (b) pendekatan tidak aspek akademik tanpa
langsung, dan (c) pendekatan mengabaikan faktor administratif
kolaboratif; (5) teknik-teknik sebagai pelengkap pelaksanaan
supervisi pendidikan yang paling supervisi tcrhadap para guru di
bermanfaat bagi supervisi antara sekolah; (3) dalam pelaksanaan
lain adalah: (a) kunjungan kelas, supervisi di sekolah, para
26. supervisor perlu membekali merekam dan mencatat kegiatan
format dokumen yang dapat guru dalam melaksanakan tugas-
tugasnya di sekolah; (4)
dalam melaksanakan supervisi
pengajaran disarankan untuk
menggunakan prosedur supervisi
klinis, dan (5) perlu ada
pertemuan sesuai supervisi untuk
mendiskusikan hasil supervisi
yang telah dilakukan oleh Kepala
Sekolah atau Pengawas Sekolah,
sebagai upaya tindak lanjut
setelah pelaksanaan supervisi
dilaksanakan.
27. DAFTAR RUJUKAN
Bafadal, I. 2003. Seri Manajemen Peningkatan Mut u Berbasis Sekolah,
Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar, Dalam
Kerangka Manaje men Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Benty, D.D.N. 1992. Kemampuan Kepi 'la Sekolah Dasar Membantu Guru
dalam Mengembangkan Pengajaran Menurut Persepsi Guru -Guru
SD Negeri di Kecamatan Lowokwaru Kodya Mal nng. Tesis tidak
diterbitkan. Malang: Program Pasa Sarjana, Institut Keguruan dan Ilmu
pendidikan Malang.
Depdikbud. 1976. Kurikulum Sekolah Dasar 1975, Garis -Garis Besar
Program Pengajaran Buku III D Pedoman Admi nistrasi dan
Supervisi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Depdikbud. 1994/1995. Pedoman Kerja Pelaksanaan Supe rvisi. Jakarta: Proyek
Peningkatan Mutu SD, TK dan SLB, Direktorat Pendidikan Dasar, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menenga,'., Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Depdikbud. 1995. Pedoman Pembi naan Profesional Guru Sekolah Dasar.
Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Depdiknas. 2000. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Ekosusilo, M. 2003. Iiasil Penelitian Kualitatif, Supervisi Pengajaran Dalam
Latar Budaya Jawa, Studi Kasus Pembinaan Guru SD di Kralon
Surakarta. Sukoharjo: Penerbit Uvitet Bantara Press.
Indrafachrudi, S.(Koordinator). 1989. Administrasi Pendidikan. Malang: Penerbit
IKIP Malang.
Idrus, N., dkk. 2000. Quality Assurance, Handbook. 3 -Edition. Jakarta:
Engineering Education Development Project, Du Malcomlm Jones (ed)., Director
General of Higher Education.
Iswanto, B. 1999. Olonomi Daerah: Implikasi bagi Pengel olaan Pendidikan.
Makalah disajikan dalam seminar nasional Formula Manajemen Pendidikan dalam
Kerangka Otonomi Daerah di Bidang Pendidikan pada tanggal 23 Aeustus 1999 di
Universitas Neseri Malane.
Jalal, F. & Supriadi, D. 2001. Reformasi Penclidikan Dalam Konteks Otonomi
Daerah. Jakarta: Diterbitkan atas kerjasama Depdiknas-Bappenas-Adicita Karya
Nusa.
Mantja, W. 1998. Manajemen Pembinaan Profesional Guru Berwawasan
Pengembangan Sumber Daya Manusia: Suatu Kajian Ko.tseptual-
historik dan Empirik. Pidalo Pengukuhan Guru Besar [KIP Malang. Making:
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
28. Mastuhu. 2003. Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional dalam
Abad 21 (The New Mind Set of National Education in the 21 s ' Century).
Yogyakarta: Safiria Insania Press bekerjasama dengan Magister Studi Islam
Universitas Islam Indonesia (MSI UII).
Sahertian, P.A. & Mataheru, F. 1982. Prinsip & Tehnik Supervisi Pendidikan.
Surabaya: Usaha Nasional.
Supriadi, D. 2004. Satuan Biaya Pendidikan, Dasar dan Menengah: Rujukan
Bagi Penetapan Kebijakan Pendidikan Pada Era Otonomi dan
Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Lemadja Rosdakarya.