SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 35
ii
MODUL : MEDIA PEMBELAJARAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
FTIK/TARBIYAH/KI VI C
TAHUN
2015
OLEH :
VAIN HADRAMI HAMID
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt dan Shalawat kepada
Rasulullah saw, karena Modul untuk mata kuliah Media
Pembelajaran ini dapat terselesaikan.
Namun, karena yang menyusun modul ini adalah
manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, maka
mungkin modul ini banyak kekurangan ataupun
kesalahan baik dalam segi penulisan maupun
penyusunannya, hingga membuat modul ini kurang
sempurna, mohon maaf yang sebesar-besarnya1
.
Mudah-mudahan Ibu Dosen pembimbing dan
teman-teman sekalian dapat menerima dan mendapat
ilmu dari modul ini, kritik dan saran anda sangat
diharapkan demi kesempurnaan modul ini.
Demikian, semoga bermanfaat.
Kendari, 04-05-2015
Penulis,
Vain hadrami hamid
ModulProses terjadinyaHujan
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................. i
KATA PENGANTAR. .......................................... ii
DAFTAR IS........................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................. 1
B. Tujuan Penulisan Modul.............................. 3
C. Metodologi Penulisan Modul...................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hujan.......................................... 5
B. Proses Terjadinya Hujan.............................. 6
C. Pola Hujan di Indonesia............................... 8
D. Jenis-jenis Hujan di Indonesia ..................... 14
E. Alat Pengukur Curah Hujan......................... 17
F. Manfaat Hujan Bagi Kehidupan.................. 19
G. Hujan Buatan............................................... 20
H. Hujan Asam................................................. 22
I. Hujan Es...................................................... 26
BAB III PENETUP
A. Kesimpulan................................................... 28
B. Saran2
........................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA
ModulProses terjadinyaHujan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara yang
letaknya didaerah garis khatulistiwa. Oleh karena itu
Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan
musim kemarau. Kedua musim tersebut sangat
mempengaruhi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan
dinegara ini, baik itu pengaruh positif maupun pengaruh
negative. Disini saya akan membahas tentang hujan,
karena hujan sangat mempengaruhi aktivitas makhluk
hidup, terutama manusia. Hujan juga merupakan salah
satu sumber air dimuka bumi, dan makhluk hidup tidak
akan bisa hidup tanpa air. dengan adanya hujan,
ketersediaan air akan terpenuhi3
. Namun, jika hujan yang
terjadi secara berkepanjangan bia mengakibatkan
bencana bagi makhluk hidup dan lingkungan, contohnya
banjir, tanah longsor, pengikisan tanah (erosi) dan
dampak buruk lainnya.
ModulProses terjadinyaHujan
2
Menurut Prof. Dr. Ir. Arifin, MS Curah hujan ialah
jumlah air yang jatuh pada permukaan tanah selama
periode tertentu bila tidak terjadi penghilangan oleh
proses evaporasi, pengaliran dan peresapan, yang diukur
dalam satuan tinggi. Tinggi air hujan 1mm berarti air
hujan pada bidang seluas 1mm2 berisi 1 liter. Unsur-
unsur hujan yang harus diperhatikan dalam mempelajari
curah hujan ialah : jumlah curah hujan, dan intensitas
atau kekuatan tetesan hujan.
Teknologi modifikasi cuaca menjadi bagian dari
pengelolaan sumber daya air4
. Mendambakan turunnya
hujan pada musim kering seperti sekarang, sering
menjadi sebuah penantian panjang. Padahal, sumber-
sumber air telah mengering dan kebutuhan air untuk
beragam kebutuhan kian mendesak. Termasuk, misalnya,
untuk pembangkit listrik. Untuk mempercepat turunnya
hujan pada musim kering yang berkepanjangan, tak ada
jalan lain selain melakukan campur tangan terhadap alam
ModulProses terjadinyaHujan
3
yaitu dengan mempercepat terjadinya hujan yang sudah
secara luas dikenal sebagai hujan buatan.
B. Tujuan Penulisan Modul
Tujuan dari pembuatan Modul ini adalah untuk :
1. Mengetahui apa itu hujan
2. Mengetahui bagaimana proses terjadinya hujan
3. Mengetahui hujan apa saja yang terjadi di
Indonesia
4. Mengetahui alat apa yang dapat mengukur curah
hujan
5. Mengetahui bagaimana menciptakan hujan
buatan beserta dampaknya, dan
6. Mengetahui manfaat hujan bagi makhluk hidup5
.
ModulProses terjadinyaHujan
4
C. Metodelogi Penulisan Modul
Modul ini memakai metode penulisan :
1. Deskriptif
2. Media Internet dan Modul Praktikum
3. Tidak Berlebihan6
, dan
4. Sesuai Fakta dan Pendapat Para Ahli
Klimatologi.
ModulProses terjadinyaHujan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hujan
Alam (2011) menyatakan bahwa, Hujan adalah
peristiwa turunnya butir-butir air dari langit ke
permukaan bumi akibat terjadinya kondensasi. Hujan
diukur sebagai tinggi air yang jatuh dipermukaan bumi
yang datar dalam periode waktu tertentu7
.
Wikipedia, 2014 menyatakan bahwa Hujan
memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar
dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di
atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah
proses kondensasi uap air di atmosfer
menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan
biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin
terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh
menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau
ModulProses terjadinyaHujan
6
penambahan uap air ke udara. Virga adalah presipitasi
yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai
daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi
terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es
dengan awan. Butir hujan memiliki ukuran yang beragam
mulai dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga
bola kecil (butir kecil)
B. Proses Terjadinya Hujan
Alam (2011) menyatakan bahwa, Proses terjadinya
hujan adalah mula - mula sinar matahari menyinari bumi,
energi sinar matahari ini mengakibatkan terjadinya
evaporasi atau penguapan di lautan, samudra, sungai,
danau, dan sumber-sumber air lainnya.Uap - uap air yang
naik ini pada ketinggian tertentu akan mengalami
kondensasi. Peristiwa kondensasi ini diakibatkan oleh
suhu sekitar uap air lebih rendah daripada titik embun
uap air8
. Uap-uap air ini kemudian akan membentuk
awan. Kemudian, angin (yang terjadi karena perbedaan
ModulProses terjadinyaHujan
7
tekanan udara) akan membawa butir - butir air ini9
. Butir
- butir air ini menggabungkan diri (proses ini dinamakan
koalensi) dan semakin membesar akibat turbelensi udara,
butir - butir air ini akan tertarik oleh gaya gravitasi bumi
sehingga akan jatuh ke permukaan bumi.
Gbr. 1.1 prose terjadinyahujan
Saat jatuh ke permukaan bumi, butir - butir air akan
melewati lapisan yang lebih hangat di di bawahnya
sehingga butir - butir air sebagian kecil menguap lagi ke
atas dan sebagian lainnya jatuh ke permukaan bumi
sebagai hujan. Inilah yang dinamakan hujan.
ModulProses terjadinyaHujan
8
C. Pola hujan di indonesia
Tjasyono (1999) menyatakan Indonesia secara umum
dapat dibagi menjadi 3 pola iklim utama dengan melihat
pola curah hujan selama setahun. Hal ini didukung oleh
Aldrian dan Susanto (2003) yang telah mengklasifikasi
Iklim Indonesia sebagai berikut: Pola curah hujan di
wilayah Indonesia dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pola
Monsoon, pola ekuatorial dan pola lokal10
.
Pola Moonson dicirikan oleh bentuk pola hujan yang
bersifat unimodal (satu puncak musim hujan yaitu
sekitar Desember). Selama enam bulan curah hujan
relatif tinggi (biasanya disebut musim hujan) dan enam
bulan berikutnya rendah (bisanya disebut musim
kemarau). Secara umum musim kemarau berlangsung
dari April sampai September dan musim hujan dari
Oktober sampai Maret.
Pola equatorial dicirikan oleh pola hujan dengan
bentuk bimodal, yaitu dua puncak hujan yang
ModulProses terjadinyaHujan
9
biasanya terjadi sekitar bulan Maret dan Oktober
saat matahari berada dekat equator.
Pola lokal dicirikan oleh bentuk pola hujan unimodal
(satu puncak hujan) tapi bentuknya berlawanan dengan
pola hujan pada tipe moonson.
Wilayah Indonesia disepanjang garis khatulistiwa
sebagian besar mempunyai pola hujan equatorial,
sedangkan pola hujan moonson terdapat di pulau Jawa,
Bali, NTB, NTT, dan sebagian Sumatera. Sedangkan
salah satu wilayah mempunyai pola hujan lokal adalah
Ambon (Maluku).
Pola umum curah hujan di Indonesia antara lain
dipengaruhi oleh letak geografis11
. Secara rinci pola
umum hujan di Indonesia dapat diuraikan sebagai
berikut. Pantai sebelah barat setiap pulau memperoleh
jumlah hujan selalu lebih banyak daripada pantai sebelah
timur.
ModulProses terjadinyaHujan
10
Curah hujan di Indonesia bagian barat lebih besar
daripada Indonesia bagian timur. Sebagai contoh, deretan
pulau-pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT yang
dihubungkan oleh selat-selat sempit, jumlah curah hujan
yang terbanyak adalah Jawa Barat .
Curah hujan juga bertambah sesuai dengan
ketinggian tempat. Curah hujan terbanyak umumnya
berada pada ketinggian antara 600-900 M di atas
permukaan laut. Di daerah pedalaman, di semua pulau
musim hujan jatuh pada musim pancaroba12
. Demikian
juga halnya di daerah-daerah rawa yang besar. Bulan
maksimum hujan sesuai dengan letak DKAT.
Saat mulai turunnya hujan bergeser dari barat ke timur
seperti:
1. Pantai barat pulau Sumatera sampai ke Bengkulu
mendapat hujan terbanyak pada bulan November.
2. Lampung-Bangka yang letaknya ke timur
mendapat hujan terbanyak pada bulan Desember.
ModulProses terjadinyaHujan
11
3. Jawa bagian utara, Bali, NTB, dan NTT pada
bulan Januari – Februari.
Di Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi
Tenggara, Maluku Tengah, musim hujannya berbeda,
yaitu bulan Mei-Juni. Pada saat itu, daerah lain sedang
mengalami musim kering. Batas daerah hujan Indonesia
barat dan timur terletak pada kira-kira 120( Bujur Timur.
Grafik perbandingan empat pola curah hujan di Indonesia
dapat Anda lihat pada gambar dibawah ini.
Rata-rata curah hujan di Indonesia untuk setiap
tahunnya tidak sama. Namun masih tergolong cukup
banyak, yaitu rata-rata 2000 – 3000 MM/tahun13
. Begitu
pula antara tempat yang satu dengan tempat yang lain
rata-rata curah hujannya tidak sama.
Ada beberapa daerah yang mendapat curah hujan
sangat rendah dan ada pula daerah yang mendapat curah
hujan tinggi:
ModulProses terjadinyaHujan
12
Daerah yang mendapat curah hujan rata-rata per
tahun kurang dari 1000 MM, meliputi 0,6% dari luas
wilayah Indonesia, di antaranya Nusa Tenggara, dan 2
daerah di Sulawesi (lembah Palu dan Luwuk)14
.
Daerah yang mendapat curah hujan antara 1000-2000
MM per tahun di antaranya sebagian Nusa Tenggara,
daerah sempit di Merauke, Kepulauan Aru, dan Tanibar.
Daerah yang mendapat curah hujan antara 2000-3000
mm per tahun, meliputi Sumatera Timur, Kalimantan
Selatan, dan Timur sebagian besar Jawa Barat dan Jawa
Tengah, sebagian Irian Jaya, Kepulauan Maluku dan
sebagaian besar Sulawesi.
Daerah yang mendapat curah hujan tertinggi lebih
dari 3000 mm per tahun meliputi dataran tinggi di
Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, dataran tinggi Irian
bagian tengah, dan beberapa daerah di Jawa, Bali,
Lombok, dan Sumba.
ModulProses terjadinyaHujan
13
Perlu ketahui pula bahwa hujan terbanyak di
Indonesia terdapat di Baturaden Jawa Tengah, yaitu
curah hujan mencapai 7,069 MM/tahun. Hujan paling
sedikit di Palu Sulawesi Tengah, merupakan daerah yang
paling kering dengan curah hujan sekitar 547 MM/tahun.
Sebagai bahan perbandingan curah hujan di daerah
lain : 540 mm/tahun di Eropa sedangkan dipedalaman
1250 mm/tahun, di Pegunungan Rocky 3400 MM/tahun,
di pedalaman Amerika 400 mm/tahun15
. Daerah yang
memiliki curah hujan tertinggi di Cherrapunji 10820
MM/tahun ( selama 1860-Juli 1861 memiliki curah hujan
2646,12 MM/tahun dan selama 5 hari berturut-turut
dibulan Agustus 1841 sebesar 38000 mm/tahun atau
setara dengan curah hujan selama 4 tahun di New York),
sedangkan di Puncak Gunung Waialeale di Kanai
Tengah, Kepulauan Hawaii sebesar 1175,84 MM/tahun.
ModulProses terjadinyaHujan
14
D. Jenis-jenis hujan di indonesia
Untuk kepentingan kajian atau praktis, hujan
dibedakan menurut terjadinya, ukuran butirannya, atau
curah hujannya.
Jenis-jenis hujan berdasarkan terjadinya diantaranya
sebagai berikut :
1. Hujan Siklonal
Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi karena udara
panas yang naik disertai dengan angin berputar.
2. Hujan zenithal
Hujan zenithal, yaitu hujan yang sering terjadi di
daerah sekitar ekuator, akibat pertemuan Angin Pasat
Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara16
.
ModulProses terjadinyaHujan
15
Gbr. 1.2 Hujan Zenithal
Kemudian angin tersebut naik dan membentuk
gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang
berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.
3. Hujan Orografis
Hujan orografis, yaitu hujan yang terjadi karena
angin yang mengandung uap air yang bergerak
horisontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan,
suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi17
.
Terjadilah hujan di sekitar pegunungan.
ModulProses terjadinyaHujan
16
4. Hujan Frontal
Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa
udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang
panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut
bidang front. Karena lebih berat massa udara dingin lebih
berada di bawah. Di sekitar bidang front inilah sering
terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal.
5. Hujan Muson atau Hujan Musiman
Hujan muson atau hujan musiman, yaitu hujan yang
terjadi karena Angin Musim (Angin Muson). Penyebab
terjadinya Angin Muson adalah karena adanya
pergerakan semu tahunan Matahari antara Garis Balik
Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, hujan
muson terjadi bulan Oktober sampai April. Sementara di
kawasan Asia Timur terjadi bulan Mei sampai Agustus.
Siklus muson inilah yang menyebabkan adanya musim
penghujan dan musim kemarau18
.
ModulProses terjadinyaHujan
17
Jenis-jenis hujan berdasarkan ukuran
butirnya:
 Hujan gerimis/drizzle, diameter butirannya
kurang dari 0,5 mm
 Hujan salju, terdiri dari kristal-kristal es yang
suhunya berada dibawah 0° Celsius
 Hujan batu es, curahan batu es yang turun dalam
cuaca panas dari awan yang suhunya dibawah 0°
Celsius
 Hujan deras/rain, curahan air yang turun dari
awan dengan suhu diatas 0° Celsius dengan
diameter ±7 mm.
Jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan
(definisi BMKG)
 Hujan sedang, 20 - 50 mm per hari
 Hujan lebat, 50-100 mm per hari
 Hujan sangat lebat, di atas 100 mm per hari
E. Alat Pengukur Curah Hujan
Hidayat dan Cahyadi (2013) menyatakan bahwa,
Secara umum alat pengukur curah hujan dinamakan
18
penakar hujan. Penakar curah hujan dibagi menjadi 2
golongan besar, yaitu Tipe Manual dan Tipe Otomatis19
.
Contoh alat pengukur curah hujan tipe manual antara lain
adalah tipe observatorium (ombrometer), sedangkan alat
ukur tipe otomatis seperti Tipe Hellman, Tipe Tilting
Siphon dan Tipe Bendix.
Alat pencatat curah hujan dapat memberikan
informasi selain jumlah juga lama dan intensitas hujan.
Sebagian besar alat pencatat curah hujan ini mempunya
tipe atau prinsip, yaitu :
a. Pelampung atau Sipon, contohnya pada penakar
hujan tipe Hellmann
b. Bejana berjungkat atau tipe tipping bucket
c. Timbangan, contohnya pada penakar hujan tipe
Bendix
Tipe pelampung dan tipe bejana mengukur curah
hujan secara terbatas, sementara setiap jenis hujan dapat
ModulProses terjadinyaHujan
19
diukur dengan alat yang menggunakan prinsip
timbangan. Total hujan dapat dibaca dari grafik20
. Dengan
mengukur kemiringan grafik, intensitas hujan dapat
ditentukan dalam 10 menit atau lebih lama lagi. Grafik
dapat digantisetiap hari dan untuk daerah yang sulit
dijangkau kecepatan putarannya dapat diperlambat
sehingga dapat dioperasikan untuk mingguan atau
bulanan atau lebih lama lagi.
F. Manfaat Hujan Bagi Kehidupan
Caramanfaat (2013) menyatakan bahwa,
meskipun air hujan, bisa menyebabkan flu, batuk, dan
meriang. Air hujan memiliki suhu dibawah rata-rata
dari air tawar lainnya itu membuat badan menggigil
kedinginan. Air hujan pun juga memiliki
manfaat, Manfaat Air hujan bagi manusia adalah
Menghilangkan bau amis Kalau kita habis makan ikan
atau daging,seringkali tangan kita masih bau walaupun
sudah dicuci dengan sabun. Cobalah cuci tangan yang
ModulProses terjadinyaHujan
20
bau ikan dengan air hujan21
. Manfaat air hujan bagi tubuh
adalah air hujan mampu menghilangkan toksin/racun
pada tubuh, caranya dengan melarutkan garam dengan
air hujan segar, kemudian rendam telapak kaki kita
selama ± 15 menit. Lakukan secara rutin.Air hujan harus
langsung ditampung tanpa melewati genteng melalui
talang. Kemudian selain bermanfaat bagi manusia Air
Hujan juga bermanfaat bagi tumbuhan. Manfaat Air
hujan bagi tanaman lebih baik daripada kita
menyiramnya denga air tanah biasa. Dengan adanya
hujan kebutuhan air pada tanaman pun akan terpenuhi.
G. Hujan Buatan
Diary, 2012 menyatakan bahwa Hujan buatan
adalah hujan yang dibuat oleh campur tangan manusia
dengan membuat hujan dari bibit-bibit awan yang
memiliki kandungan air yang cukup, memiliki kecepatan
angin rendah yaitu sekitar di bawah 20 knot, serta syarat
lainnya. Ujan buatan dibuat dengan menaburkan banyak
ModulProses terjadinyaHujan
21
garam khusus yang halus dan dicampur bibit / seeding ke
awan agar mempercepat terbentuknya awan
jenuh22
. Untuk menyemai/membentuk hujan deras,
biasanya dibutuhkan garam sebanyak 3 ton yang disemai
ke awan potensial selama 30 hari. Hujan buatan saja bisa
gagal dibuat atau jatuh di tempat yang salah serta
memakan biaya yang besar dalam pembuatannya.
Hujan Buatan umumnya diciptakan dengan tujuan
untuk membantu daerah yang sangat kering akibat sudah
lama tidak turun hujan sehingga dapat mengganggu
kehidupan di darat mulai dari sawah kering, gagal panen,
sumur kering, sungai atau danau kering, tanah retak-
retak, kesulitan air bersih, hewan dan tumbuhan pada
mati dan lain sebagainya. Dengan adanya hujan buatan
diharapkan mampu menyuplai kebutuhan air makhluk
hidup di bawahnya dan membuat masyarakat hidup
bahagia dan sejahtera.
ModulProses terjadinyaHujan
22
Hujan yang berlebih pada suatu lokasi dapat
menimbulkan bencana pada kehidupan di bawahnya.
Banjir dan tanah longsor adalah salah satu akibat dari
hujan yang berlebihan23
. Perubahan iklim di bumi akhir-
akhir ini juga mendukung persebaran hujan yang tidak
merata sehingga menimbulkan berbagai masalah di bumi.
Untuk itu kita sudah semestinya membantu menormalkan
iklim yang berubah akibat ulah manusia agar anak cucu
kita kelak tidak menderita dan terbunuh akibat kesalahan
yang kita lakukan saat ini.
H. Hujan Asam
Landsberg, dalam Geomorphologys,2011
menyatakan bahwa Hujan asam merupakan salah satu
dampak dari pencemaran udara yang mempengaruhi
kegiatan ekonomi, social dan politik. Kejadian hujan
asam yang sering terjadi beberapa decade ini menjadi isu
yang cukup penting untuk dibahas. Pemahaman akan
femonena hujan asam diharapkan mampu menggugah
ModulProses terjadinyaHujan
23
perhatian masyarakat tentang upaya-upaya untuk
menghadapinya serta mengetahui cara-cara untuk
menanggulanginya24
. Hubungan antara emisi kimia ke
atmosfer dengan dampak yang ditimbulkan akibat hujan
asam sangat kompleks baik dari segi lingkungan
ekosistem, kesehatan manusia maupun pada benda-
benda.
Laras, dalam Geomorphologys,2011 menyatakan
bahwa Hujan asam adalah suatu masalah lingkungan
yang serius yang harus benar-benar difikirkan oleh umat
manusia. Hujan asam merupakan istilah umum untuk
menggambarkan turunnya asam dari atmosfir ke bumi.
Sebenarnya turunnya asam dari atmosfir ke bumi bukan
hanya dalam kondisi “basah” Tetapi juga “kering”.
Sehingga dikenal pula dengan istilah deposisi
(pengendapan) basah dan deposisi kering25
. Hujan asam
dapat terjadi ketika ada reaksi antara air, oksigen dan zat-
zat asam lainnya di atmosfer. Sinar matahari akan
mempercepat terjadinya reaksi antar zat-zat tersebut.
Deposisi basah mengacu pada hujan asam , kabut dan
ModulProses terjadinyaHujan
ModulProses terjadinyaHujan
24
salju. Ketika hujan asam ini mengenai tanah, ia dapat
berdampak buruk bagi tumbuhan dan hewan , tergantung
dari konsentrasi asamnya, kandungan kimia tanah ,
buffering capacity ( kemampuan air atau tanah untuk
menahan perubahan pH ), dan jenis tumbuhan/hewan
yang terkena. Deposisi kering mengacu pada gas dan
partikel yang mengandung asam. Sekitar 50% keasaman
di atmosfir jatuh kembali ke bumi melalui deposisi
kering. Kemudian angin membawa gas dan partikel asam
tersebut mengenai bangunan, mobil, rumah dan pohon.
Ketika hujan turun ,partikel asam yang menempel di
bangunan atau pohon tersebut akan terbilas,
menghasilkan air permukaan (runoff) yang asam. Angin
dapat membawa material asam pada deposisi kering dan
basah melintasi batas kota dan Negara sampai ratusan
kilometer26
. Untuk mengukur keasaman hujan
asam igunakan pH meter. Hujan dikatakan hujan asam
jika telah memiliki pH dibawah 5,0 ( Air murni
ModulProses terjadinyaHujan
25
mempunyai pH 7 ). Makin rendah pH air hujan tersebut ,
makin berat dampaknya bagi mahluk hidup.
Geomorphologys,2011 menyatakan bahwa Hujan
asam diukur menggunakan skala pH, air murni memiliki
pH sekitar 7 sedangkan hujan yang normal bersifat agak
asam karena adanya kandungan karbon dioksida yang
terlarut didalamnya sehingga pH-nya sekitar 5,5.
Pengukuran hujan asam dapat menggunakan botol,
kemudian air hujan ditampung dalam botol tersebut.
Dengan menggunakan indicator pH maka tingkat
kebasaan maupun keasaman hujan dapat diketahui. Jika
ingin mengetahui pengaruh hujan asam pada batuan
sesuatu yang dapat dilakukan adalah menampung air
hujan pada botol dengan corong terbalik, kemudian air
yang tertampung diteteskan pada batuan yang diuji.
Pengujian dapat dilakukaan pada batuan beku dan batuan
sedimen. Sebagai contoh batuan beku yang diambil
untuk sampel adalah batu andesit sedangkan batu
sedimen berupa batu gamping27
. Sifat batu granit yang
sudah asam maka ketika terkena tetes air hujan yang
ModulProses terjadinyaHujan
26
asam, batu tersebut tidak ikut terlarut. Sebaliknya, pada
batu gamping yang memiliki sifat basa, maka batu
gamping akan terlarut dan air yang melarutkan batu
tersebut menjadi keruh.
I. Hujan Es
Wikipedia, 2014 menyatakan bahwa Hujan es, dalam
ilmu meteorologi disebut juga hail
adalah presipitasi yang terdiri dari bola-bola es. Salah
satu proses pembentukannya adalah melalui
kondensasi uap air lewat pendinginan di atmosfer pada
lapisan di atas level beku. Es yang terjadi dengan proses
ini biasanya berukuran besar28
. Karena ukurannya,
walaupun telah turun ke aras yang lebih rendah dengan
suhu yang relatif hangat, tidak semua es mencair. Hujan
es tidak hanya terjadi di negarasubtropis, tapi bisa juga
terjadi di daerah ekuator.
ModulProses terjadinyaHujan
27
Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah
pembekuan, di mana uap air lewat dingin tertarik ke
permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan
yang mendadak maka terjadilah es dengan ukuran yang
besar.
Hujan es disertai puting beliung berasal dari jenis
awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) di dekat
permukaan bumi, dapat juga berasal dari awan multisel,
dan pertumbuhannya secara vertikal, dengan luasan area
horizontalnya sekitar 3-5 km dan kejadiannya singkat
berkisar antara 3-5 menit atau bisa juga 10 menit tapi
jarang, jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat lokal
dan tidak merata, jenis awan berlapis-lapis ini menjulang
kearah vertikal sampai dengan ketinggian 30.000 kaki
lebih. Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga
kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus (CB)29
.
ModulProses terjadinyaHujan
28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah beserta isi dan penjelasannya
diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan :
1. Hujan adalah peristiwa turunnya butir-butir air dari
langit ke permukaan bumi akibat terjadinya
kondensasi
2. Hujan merupakan sebuah siklus, dan akan terus
seperti itu30
3. Di Indonesia terdapat 3 jenis hujan, yaitu hujan
frontal, hujan orografis dan hujan zenith
4. Curah hujan dapat diukur dengan menggunakan
alat yang disebut Penakar Hujan
5. Sebagian besar alat pencatat curah hujan ini
mempunya tipe atau prinsip, yaitu Pelampung atau
Sipon, contohnya pada penakar hujan tipe
ModulProses terjadinyaHujan
29
Hellmann, Bejana berjungkat atau tipe tipping
bucket, dan Timbangan, contohnya pada penakar
hujan tipe Bendix
6. Hujan memiliki manfaat tersendiri bagi setiap
makhluk hidup
7. Hujan buatan adalah hujan yang dibuat oleh
campur tangan manusia dengan membuat hujan
dari bibit-bibit awan yang memiliki kandungan air
yang cukup, memiliki kecepatan angin rendah yaitu
sekitar di bawah 20 knot, serta syarat lainnya
8. Hujan Buatan merupakan modifikasi cuaca
9. Hujan asam merupakan salah satu dampak dari
pencemaran udara yang mempengaruhi kegiatan
ekonomi, social dan politik31
.
10. Hujan asam merupakan istilah umum untuk
menggambarkan turunnya asam dari atmosfir ke
bumi
11. Hujan es, dalam ilmu meteorologi disebut
juga hail adalah presipitasi yang terdiri dari bola-
bola es. Salah satu proses pembentukannya adalah
ModulProses terjadinyaHujan
30
melalui kondensasi uap air lewat pendinginan
di atmosfer pada lapisan di atas level beku.
B. Saran
Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada
saat musim hujan beberapa adalah masalah yang timbul
dari kita, sebaiknya kita menyadari itu dan merubah
perbuatan itu kearah yang lebih baik. Dan juga beberapa
permasalahan itu timbul sesuai kehendak alam tetapi
jangan membuat kita tidak bersemangat dan berputus
asa, maka jalanilah hidup sesuai aturan alam32
. Kita
sebagai manusia yang diberkahi pengetahuan oleh Tuhan
Yang Maha Kuasa, sebaiknya berfikir untuk menciptakan
cara mencegah dampak dampak buruk dari alam
terutama hujan, seperti hujan asam. Kita dapat
mengurangi penggunaan barang yang dapat
menimbulkan bencana tersebut, karena mencegah lebih
baik dari pada mengobati.
ModulProses terjadinyaHujan
31
Sekian Modul ini, semoga dapat dipergunakan
dan bermanfaat bagi anda33
.
Terimakasih,
ModulProses terjadinyaHujan
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Ir. Arifin, MS. Modul klimatologi. Fakultas
pertanian: Universitas brawijaya, 2010.
Prof. Dr. Ir. Syamsul Bahri, MS, Modul klimatologi.
Faklutas pertanian : Universitas brawijaya, 2010.
http://klastik.wordpress.com/2006/12/03/pola-umum-
curah-hujan-di-indonesia/
Diakses pada tanggal 25 April 2015.
http://organisasi.org/proses-terbentuknya-terjadinya-
hujan-alami-dan-buatan-ilmu-pengetahuan-fisika
Diakses pada tanggal 25 April 2015.
http://kadarsah.wordpress.com/2007/06/29/tiga-daerah-
iklim-indonesia/
Diakses pada tanggal 25 April 2015.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan_asam
Diakses pada tanggal 25 April 2015.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbLaporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbHealth Polytechnic of Bandung
 
06 kebutuhan air tanaman
06   kebutuhan air tanaman06   kebutuhan air tanaman
06 kebutuhan air tanamanKharistya Amaru
 
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiMateri Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
05 hubungan air, tanah dan tanaman
05   hubungan air, tanah dan tanaman05   hubungan air, tanah dan tanaman
05 hubungan air, tanah dan tanamanKharistya Amaru
 
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah HidrlogiMateri Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah HidrlogiNurul Afdal Haris
 
Buku panduan saringan keramik tcm
Buku panduan saringan keramik tcmBuku panduan saringan keramik tcm
Buku panduan saringan keramik tcmRisyana Sukarma
 
Karakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawaKarakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawaBoaz Salosa
 
Ppt kerusakan flora dan fauna dan usaha konsrvasi alam
Ppt kerusakan flora dan fauna dan usaha konsrvasi alamPpt kerusakan flora dan fauna dan usaha konsrvasi alam
Ppt kerusakan flora dan fauna dan usaha konsrvasi alamAnas Arif Shodiqin
 
Perencanaan bangunan air
Perencanaan bangunan airPerencanaan bangunan air
Perencanaan bangunan airEpri Hartono
 

Was ist angesagt? (20)

Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbLaporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
 
Curah Hujan
Curah HujanCurah Hujan
Curah Hujan
 
Makalah erosi
Makalah erosiMakalah erosi
Makalah erosi
 
Siklus hidrologi
Siklus hidrologiSiklus hidrologi
Siklus hidrologi
 
Bentang Alam Eolian
Bentang Alam EolianBentang Alam Eolian
Bentang Alam Eolian
 
06 kebutuhan air tanaman
06   kebutuhan air tanaman06   kebutuhan air tanaman
06 kebutuhan air tanaman
 
Geografi sungai
Geografi sungaiGeografi sungai
Geografi sungai
 
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiMateri Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
 
Evaporasi (Penguapan)
Evaporasi (Penguapan)Evaporasi (Penguapan)
Evaporasi (Penguapan)
 
Evapotranspirasi dan curah hujan
Evapotranspirasi dan curah hujanEvapotranspirasi dan curah hujan
Evapotranspirasi dan curah hujan
 
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan Bagian Kedua Mata Kuliah Hidrologi
 
05 hubungan air, tanah dan tanaman
05   hubungan air, tanah dan tanaman05   hubungan air, tanah dan tanaman
05 hubungan air, tanah dan tanaman
 
Psda 5
Psda 5  Psda 5
Psda 5
 
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah HidrlogiMateri Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
 
Siklus hidrologi
Siklus hidrologiSiklus hidrologi
Siklus hidrologi
 
Buku panduan saringan keramik tcm
Buku panduan saringan keramik tcmBuku panduan saringan keramik tcm
Buku panduan saringan keramik tcm
 
Karakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawaKarakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawa
 
TANAH LONGSOR
TANAH LONGSORTANAH LONGSOR
TANAH LONGSOR
 
Ppt kerusakan flora dan fauna dan usaha konsrvasi alam
Ppt kerusakan flora dan fauna dan usaha konsrvasi alamPpt kerusakan flora dan fauna dan usaha konsrvasi alam
Ppt kerusakan flora dan fauna dan usaha konsrvasi alam
 
Perencanaan bangunan air
Perencanaan bangunan airPerencanaan bangunan air
Perencanaan bangunan air
 

Andere mochten auch

Animasi siklus hujan by anisa
Animasi siklus hujan by anisaAnimasi siklus hujan by anisa
Animasi siklus hujan by anisaSiti A'la
 
Tugas Bahan Ajar "Siklus Hidrologi"
Tugas Bahan Ajar "Siklus Hidrologi"Tugas Bahan Ajar "Siklus Hidrologi"
Tugas Bahan Ajar "Siklus Hidrologi"umink
 
Proses kejadian hujan
Proses kejadian hujanProses kejadian hujan
Proses kejadian hujanEbayLuna
 
Animasi siklus hujan by selly
Animasi siklus hujan by sellyAnimasi siklus hujan by selly
Animasi siklus hujan by sellySiti A'la
 
Materi Pembelajaran Kelas 4 SD
Materi Pembelajaran Kelas 4 SDMateri Pembelajaran Kelas 4 SD
Materi Pembelajaran Kelas 4 SDLavitaSari
 
Power Point (Perubahan Lingkungan Fisik)
Power Point (Perubahan Lingkungan Fisik)Power Point (Perubahan Lingkungan Fisik)
Power Point (Perubahan Lingkungan Fisik)CumaUnickGitchu
 
Badan air dan siklus hidrologi ppt
Badan air dan siklus hidrologi pptBadan air dan siklus hidrologi ppt
Badan air dan siklus hidrologi pptSitimeymeii
 
Agroklimatologi Pembentukan awan dan hujan
Agroklimatologi Pembentukan awan dan hujanAgroklimatologi Pembentukan awan dan hujan
Agroklimatologi Pembentukan awan dan hujanJoel mabes
 
Pengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Sektor Industri
Pengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Sektor IndustriPengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Sektor Industri
Pengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Sektor IndustriSuciani Saputri
 
Makalah studi islam 4 ayat ayat sains al qur an
Makalah studi islam 4 ayat ayat sains al qur anMakalah studi islam 4 ayat ayat sains al qur an
Makalah studi islam 4 ayat ayat sains al qur anReny Isro'is Wulandari
 
Makalah hujan asam
Makalah hujan asamMakalah hujan asam
Makalah hujan asamsubnis
 
Perubahan lingkungan fisik
Perubahan lingkungan fisikPerubahan lingkungan fisik
Perubahan lingkungan fisikokejelly
 

Andere mochten auch (20)

Proses terjadinya hujan
Proses terjadinya hujanProses terjadinya hujan
Proses terjadinya hujan
 
Animasi siklus hujan by anisa
Animasi siklus hujan by anisaAnimasi siklus hujan by anisa
Animasi siklus hujan by anisa
 
Tugas Bahan Ajar "Siklus Hidrologi"
Tugas Bahan Ajar "Siklus Hidrologi"Tugas Bahan Ajar "Siklus Hidrologi"
Tugas Bahan Ajar "Siklus Hidrologi"
 
Proses kejadian hujan
Proses kejadian hujanProses kejadian hujan
Proses kejadian hujan
 
Daur air
Daur airDaur air
Daur air
 
Daur air
Daur airDaur air
Daur air
 
Animasi siklus hujan by selly
Animasi siklus hujan by sellyAnimasi siklus hujan by selly
Animasi siklus hujan by selly
 
Proses terjadinya hujan
Proses terjadinya hujanProses terjadinya hujan
Proses terjadinya hujan
 
Siklus daur air
Siklus daur airSiklus daur air
Siklus daur air
 
Materi Pembelajaran Kelas 4 SD
Materi Pembelajaran Kelas 4 SDMateri Pembelajaran Kelas 4 SD
Materi Pembelajaran Kelas 4 SD
 
Siklus air
Siklus airSiklus air
Siklus air
 
Power Point (Perubahan Lingkungan Fisik)
Power Point (Perubahan Lingkungan Fisik)Power Point (Perubahan Lingkungan Fisik)
Power Point (Perubahan Lingkungan Fisik)
 
Badan air dan siklus hidrologi ppt
Badan air dan siklus hidrologi pptBadan air dan siklus hidrologi ppt
Badan air dan siklus hidrologi ppt
 
Agroklimatologi Pembentukan awan dan hujan
Agroklimatologi Pembentukan awan dan hujanAgroklimatologi Pembentukan awan dan hujan
Agroklimatologi Pembentukan awan dan hujan
 
Pengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Sektor Industri
Pengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Sektor IndustriPengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Sektor Industri
Pengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Sektor Industri
 
Gerhana matahari (Makalah)
Gerhana matahari (Makalah)Gerhana matahari (Makalah)
Gerhana matahari (Makalah)
 
Makalah studi islam 4 ayat ayat sains al qur an
Makalah studi islam 4 ayat ayat sains al qur anMakalah studi islam 4 ayat ayat sains al qur an
Makalah studi islam 4 ayat ayat sains al qur an
 
Rpp bahasa inggris berkarakter sd kelas iv sms 1
Rpp bahasa inggris berkarakter sd kelas iv sms 1Rpp bahasa inggris berkarakter sd kelas iv sms 1
Rpp bahasa inggris berkarakter sd kelas iv sms 1
 
Makalah hujan asam
Makalah hujan asamMakalah hujan asam
Makalah hujan asam
 
Perubahan lingkungan fisik
Perubahan lingkungan fisikPerubahan lingkungan fisik
Perubahan lingkungan fisik
 

Ähnlich wie PolaHujan

Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoShinta R Naibaho
 
modul media pembelajaran siklus hujan
modul media pembelajaran  siklus hujanmodul media pembelajaran  siklus hujan
modul media pembelajaran siklus hujannirmaratulebah
 
Laporan 8
Laporan 8Laporan 8
Laporan 8isanuri
 
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah HidrologiMateri Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Laporan 7
Laporan 7Laporan 7
Laporan 7isanuri
 
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferliLaporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferliFerli Dian SAputra
 
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
tugas geografi kelas X
tugas geografi kelas Xtugas geografi kelas X
tugas geografi kelas XNurul Nuraini
 
geografi kelas 11- hidrologi
geografi kelas 11- hidrologi geografi kelas 11- hidrologi
geografi kelas 11- hidrologi ranjana putri
 
Kelompok 9 makalah siklus air
Kelompok 9 makalah siklus airKelompok 9 makalah siklus air
Kelompok 9 makalah siklus airNanda Reda
 
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.ppt
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.pptMATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.ppt
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.pptAmbar Widuri
 

Ähnlich wie PolaHujan (20)

Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
 
modul media pembelajaran siklus hujan
modul media pembelajaran  siklus hujanmodul media pembelajaran  siklus hujan
modul media pembelajaran siklus hujan
 
My modul
My modulMy modul
My modul
 
My modul
My modulMy modul
My modul
 
Laporan 8
Laporan 8Laporan 8
Laporan 8
 
Chintia
ChintiaChintia
Chintia
 
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah HidrologiMateri Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
 
Laporan 7
Laporan 7Laporan 7
Laporan 7
 
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferliLaporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
 
Karya tulis longsor di purworejo
Karya tulis  longsor di purworejoKarya tulis  longsor di purworejo
Karya tulis longsor di purworejo
 
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah HidrologiMateri Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hujan bagian Pertama Mata Kuliah Hidrologi
 
Materi Geografi SMA
Materi Geografi SMAMateri Geografi SMA
Materi Geografi SMA
 
Hidrologi
HidrologiHidrologi
Hidrologi
 
tugas geografi kelas X
tugas geografi kelas Xtugas geografi kelas X
tugas geografi kelas X
 
geografi kelas 11- hidrologi
geografi kelas 11- hidrologi geografi kelas 11- hidrologi
geografi kelas 11- hidrologi
 
Kelompok 9 makalah siklus air
Kelompok 9 makalah siklus airKelompok 9 makalah siklus air
Kelompok 9 makalah siklus air
 
Air dalam Kehidupan Manusia
Air dalam Kehidupan ManusiaAir dalam Kehidupan Manusia
Air dalam Kehidupan Manusia
 
Makalah geo banjir
Makalah geo banjirMakalah geo banjir
Makalah geo banjir
 
Siklus hidrologi
Siklus hidrologiSiklus hidrologi
Siklus hidrologi
 
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.ppt
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.pptMATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.ppt
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.ppt
 

Kürzlich hochgeladen

Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 

PolaHujan

  • 1. ii MODUL : MEDIA PEMBELAJARAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) FTIK/TARBIYAH/KI VI C TAHUN 2015 OLEH : VAIN HADRAMI HAMID
  • 2. iii KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah swt dan Shalawat kepada Rasulullah saw, karena Modul untuk mata kuliah Media Pembelajaran ini dapat terselesaikan. Namun, karena yang menyusun modul ini adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, maka mungkin modul ini banyak kekurangan ataupun kesalahan baik dalam segi penulisan maupun penyusunannya, hingga membuat modul ini kurang sempurna, mohon maaf yang sebesar-besarnya1 . Mudah-mudahan Ibu Dosen pembimbing dan teman-teman sekalian dapat menerima dan mendapat ilmu dari modul ini, kritik dan saran anda sangat diharapkan demi kesempurnaan modul ini. Demikian, semoga bermanfaat. Kendari, 04-05-2015 Penulis, Vain hadrami hamid ModulProses terjadinyaHujan
  • 3. iv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.............................................. i KATA PENGANTAR. .......................................... ii DAFTAR IS........................................................... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang............................................. 1 B. Tujuan Penulisan Modul.............................. 3 C. Metodologi Penulisan Modul...................... 4 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Hujan.......................................... 5 B. Proses Terjadinya Hujan.............................. 6 C. Pola Hujan di Indonesia............................... 8 D. Jenis-jenis Hujan di Indonesia ..................... 14 E. Alat Pengukur Curah Hujan......................... 17 F. Manfaat Hujan Bagi Kehidupan.................. 19 G. Hujan Buatan............................................... 20 H. Hujan Asam................................................. 22 I. Hujan Es...................................................... 26 BAB III PENETUP A. Kesimpulan................................................... 28 B. Saran2 ........................................................... 30 DAFTAR PUSTAKA ModulProses terjadinyaHujan
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang letaknya didaerah garis khatulistiwa. Oleh karena itu Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Kedua musim tersebut sangat mempengaruhi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan dinegara ini, baik itu pengaruh positif maupun pengaruh negative. Disini saya akan membahas tentang hujan, karena hujan sangat mempengaruhi aktivitas makhluk hidup, terutama manusia. Hujan juga merupakan salah satu sumber air dimuka bumi, dan makhluk hidup tidak akan bisa hidup tanpa air. dengan adanya hujan, ketersediaan air akan terpenuhi3 . Namun, jika hujan yang terjadi secara berkepanjangan bia mengakibatkan bencana bagi makhluk hidup dan lingkungan, contohnya banjir, tanah longsor, pengikisan tanah (erosi) dan dampak buruk lainnya. ModulProses terjadinyaHujan
  • 5. 2 Menurut Prof. Dr. Ir. Arifin, MS Curah hujan ialah jumlah air yang jatuh pada permukaan tanah selama periode tertentu bila tidak terjadi penghilangan oleh proses evaporasi, pengaliran dan peresapan, yang diukur dalam satuan tinggi. Tinggi air hujan 1mm berarti air hujan pada bidang seluas 1mm2 berisi 1 liter. Unsur- unsur hujan yang harus diperhatikan dalam mempelajari curah hujan ialah : jumlah curah hujan, dan intensitas atau kekuatan tetesan hujan. Teknologi modifikasi cuaca menjadi bagian dari pengelolaan sumber daya air4 . Mendambakan turunnya hujan pada musim kering seperti sekarang, sering menjadi sebuah penantian panjang. Padahal, sumber- sumber air telah mengering dan kebutuhan air untuk beragam kebutuhan kian mendesak. Termasuk, misalnya, untuk pembangkit listrik. Untuk mempercepat turunnya hujan pada musim kering yang berkepanjangan, tak ada jalan lain selain melakukan campur tangan terhadap alam ModulProses terjadinyaHujan
  • 6. 3 yaitu dengan mempercepat terjadinya hujan yang sudah secara luas dikenal sebagai hujan buatan. B. Tujuan Penulisan Modul Tujuan dari pembuatan Modul ini adalah untuk : 1. Mengetahui apa itu hujan 2. Mengetahui bagaimana proses terjadinya hujan 3. Mengetahui hujan apa saja yang terjadi di Indonesia 4. Mengetahui alat apa yang dapat mengukur curah hujan 5. Mengetahui bagaimana menciptakan hujan buatan beserta dampaknya, dan 6. Mengetahui manfaat hujan bagi makhluk hidup5 . ModulProses terjadinyaHujan
  • 7. 4 C. Metodelogi Penulisan Modul Modul ini memakai metode penulisan : 1. Deskriptif 2. Media Internet dan Modul Praktikum 3. Tidak Berlebihan6 , dan 4. Sesuai Fakta dan Pendapat Para Ahli Klimatologi. ModulProses terjadinyaHujan
  • 8. 5 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Hujan Alam (2011) menyatakan bahwa, Hujan adalah peristiwa turunnya butir-butir air dari langit ke permukaan bumi akibat terjadinya kondensasi. Hujan diukur sebagai tinggi air yang jatuh dipermukaan bumi yang datar dalam periode waktu tertentu7 . Wikipedia, 2014 menyatakan bahwa Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau ModulProses terjadinyaHujan
  • 9. 6 penambahan uap air ke udara. Virga adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es dengan awan. Butir hujan memiliki ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga bola kecil (butir kecil) B. Proses Terjadinya Hujan Alam (2011) menyatakan bahwa, Proses terjadinya hujan adalah mula - mula sinar matahari menyinari bumi, energi sinar matahari ini mengakibatkan terjadinya evaporasi atau penguapan di lautan, samudra, sungai, danau, dan sumber-sumber air lainnya.Uap - uap air yang naik ini pada ketinggian tertentu akan mengalami kondensasi. Peristiwa kondensasi ini diakibatkan oleh suhu sekitar uap air lebih rendah daripada titik embun uap air8 . Uap-uap air ini kemudian akan membentuk awan. Kemudian, angin (yang terjadi karena perbedaan ModulProses terjadinyaHujan
  • 10. 7 tekanan udara) akan membawa butir - butir air ini9 . Butir - butir air ini menggabungkan diri (proses ini dinamakan koalensi) dan semakin membesar akibat turbelensi udara, butir - butir air ini akan tertarik oleh gaya gravitasi bumi sehingga akan jatuh ke permukaan bumi. Gbr. 1.1 prose terjadinyahujan Saat jatuh ke permukaan bumi, butir - butir air akan melewati lapisan yang lebih hangat di di bawahnya sehingga butir - butir air sebagian kecil menguap lagi ke atas dan sebagian lainnya jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan. Inilah yang dinamakan hujan. ModulProses terjadinyaHujan
  • 11. 8 C. Pola hujan di indonesia Tjasyono (1999) menyatakan Indonesia secara umum dapat dibagi menjadi 3 pola iklim utama dengan melihat pola curah hujan selama setahun. Hal ini didukung oleh Aldrian dan Susanto (2003) yang telah mengklasifikasi Iklim Indonesia sebagai berikut: Pola curah hujan di wilayah Indonesia dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pola Monsoon, pola ekuatorial dan pola lokal10 . Pola Moonson dicirikan oleh bentuk pola hujan yang bersifat unimodal (satu puncak musim hujan yaitu sekitar Desember). Selama enam bulan curah hujan relatif tinggi (biasanya disebut musim hujan) dan enam bulan berikutnya rendah (bisanya disebut musim kemarau). Secara umum musim kemarau berlangsung dari April sampai September dan musim hujan dari Oktober sampai Maret. Pola equatorial dicirikan oleh pola hujan dengan bentuk bimodal, yaitu dua puncak hujan yang ModulProses terjadinyaHujan
  • 12. 9 biasanya terjadi sekitar bulan Maret dan Oktober saat matahari berada dekat equator. Pola lokal dicirikan oleh bentuk pola hujan unimodal (satu puncak hujan) tapi bentuknya berlawanan dengan pola hujan pada tipe moonson. Wilayah Indonesia disepanjang garis khatulistiwa sebagian besar mempunyai pola hujan equatorial, sedangkan pola hujan moonson terdapat di pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, dan sebagian Sumatera. Sedangkan salah satu wilayah mempunyai pola hujan lokal adalah Ambon (Maluku). Pola umum curah hujan di Indonesia antara lain dipengaruhi oleh letak geografis11 . Secara rinci pola umum hujan di Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut. Pantai sebelah barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu lebih banyak daripada pantai sebelah timur. ModulProses terjadinyaHujan
  • 13. 10 Curah hujan di Indonesia bagian barat lebih besar daripada Indonesia bagian timur. Sebagai contoh, deretan pulau-pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT yang dihubungkan oleh selat-selat sempit, jumlah curah hujan yang terbanyak adalah Jawa Barat . Curah hujan juga bertambah sesuai dengan ketinggian tempat. Curah hujan terbanyak umumnya berada pada ketinggian antara 600-900 M di atas permukaan laut. Di daerah pedalaman, di semua pulau musim hujan jatuh pada musim pancaroba12 . Demikian juga halnya di daerah-daerah rawa yang besar. Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak DKAT. Saat mulai turunnya hujan bergeser dari barat ke timur seperti: 1. Pantai barat pulau Sumatera sampai ke Bengkulu mendapat hujan terbanyak pada bulan November. 2. Lampung-Bangka yang letaknya ke timur mendapat hujan terbanyak pada bulan Desember. ModulProses terjadinyaHujan
  • 14. 11 3. Jawa bagian utara, Bali, NTB, dan NTT pada bulan Januari – Februari. Di Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Tengah, musim hujannya berbeda, yaitu bulan Mei-Juni. Pada saat itu, daerah lain sedang mengalami musim kering. Batas daerah hujan Indonesia barat dan timur terletak pada kira-kira 120( Bujur Timur. Grafik perbandingan empat pola curah hujan di Indonesia dapat Anda lihat pada gambar dibawah ini. Rata-rata curah hujan di Indonesia untuk setiap tahunnya tidak sama. Namun masih tergolong cukup banyak, yaitu rata-rata 2000 – 3000 MM/tahun13 . Begitu pula antara tempat yang satu dengan tempat yang lain rata-rata curah hujannya tidak sama. Ada beberapa daerah yang mendapat curah hujan sangat rendah dan ada pula daerah yang mendapat curah hujan tinggi: ModulProses terjadinyaHujan
  • 15. 12 Daerah yang mendapat curah hujan rata-rata per tahun kurang dari 1000 MM, meliputi 0,6% dari luas wilayah Indonesia, di antaranya Nusa Tenggara, dan 2 daerah di Sulawesi (lembah Palu dan Luwuk)14 . Daerah yang mendapat curah hujan antara 1000-2000 MM per tahun di antaranya sebagian Nusa Tenggara, daerah sempit di Merauke, Kepulauan Aru, dan Tanibar. Daerah yang mendapat curah hujan antara 2000-3000 mm per tahun, meliputi Sumatera Timur, Kalimantan Selatan, dan Timur sebagian besar Jawa Barat dan Jawa Tengah, sebagian Irian Jaya, Kepulauan Maluku dan sebagaian besar Sulawesi. Daerah yang mendapat curah hujan tertinggi lebih dari 3000 mm per tahun meliputi dataran tinggi di Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, dataran tinggi Irian bagian tengah, dan beberapa daerah di Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba. ModulProses terjadinyaHujan
  • 16. 13 Perlu ketahui pula bahwa hujan terbanyak di Indonesia terdapat di Baturaden Jawa Tengah, yaitu curah hujan mencapai 7,069 MM/tahun. Hujan paling sedikit di Palu Sulawesi Tengah, merupakan daerah yang paling kering dengan curah hujan sekitar 547 MM/tahun. Sebagai bahan perbandingan curah hujan di daerah lain : 540 mm/tahun di Eropa sedangkan dipedalaman 1250 mm/tahun, di Pegunungan Rocky 3400 MM/tahun, di pedalaman Amerika 400 mm/tahun15 . Daerah yang memiliki curah hujan tertinggi di Cherrapunji 10820 MM/tahun ( selama 1860-Juli 1861 memiliki curah hujan 2646,12 MM/tahun dan selama 5 hari berturut-turut dibulan Agustus 1841 sebesar 38000 mm/tahun atau setara dengan curah hujan selama 4 tahun di New York), sedangkan di Puncak Gunung Waialeale di Kanai Tengah, Kepulauan Hawaii sebesar 1175,84 MM/tahun. ModulProses terjadinyaHujan
  • 17. 14 D. Jenis-jenis hujan di indonesia Untuk kepentingan kajian atau praktis, hujan dibedakan menurut terjadinya, ukuran butirannya, atau curah hujannya. Jenis-jenis hujan berdasarkan terjadinya diantaranya sebagai berikut : 1. Hujan Siklonal Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik disertai dengan angin berputar. 2. Hujan zenithal Hujan zenithal, yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator, akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara16 . ModulProses terjadinyaHujan
  • 18. 15 Gbr. 1.2 Hujan Zenithal Kemudian angin tersebut naik dan membentuk gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan. 3. Hujan Orografis Hujan orografis, yaitu hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air yang bergerak horisontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi17 . Terjadilah hujan di sekitar pegunungan. ModulProses terjadinyaHujan
  • 19. 16 4. Hujan Frontal Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut bidang front. Karena lebih berat massa udara dingin lebih berada di bawah. Di sekitar bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal. 5. Hujan Muson atau Hujan Musiman Hujan muson atau hujan musiman, yaitu hujan yang terjadi karena Angin Musim (Angin Muson). Penyebab terjadinya Angin Muson adalah karena adanya pergerakan semu tahunan Matahari antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, hujan muson terjadi bulan Oktober sampai April. Sementara di kawasan Asia Timur terjadi bulan Mei sampai Agustus. Siklus muson inilah yang menyebabkan adanya musim penghujan dan musim kemarau18 . ModulProses terjadinyaHujan
  • 20. 17 Jenis-jenis hujan berdasarkan ukuran butirnya:  Hujan gerimis/drizzle, diameter butirannya kurang dari 0,5 mm  Hujan salju, terdiri dari kristal-kristal es yang suhunya berada dibawah 0° Celsius  Hujan batu es, curahan batu es yang turun dalam cuaca panas dari awan yang suhunya dibawah 0° Celsius  Hujan deras/rain, curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0° Celsius dengan diameter ±7 mm. Jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan (definisi BMKG)  Hujan sedang, 20 - 50 mm per hari  Hujan lebat, 50-100 mm per hari  Hujan sangat lebat, di atas 100 mm per hari E. Alat Pengukur Curah Hujan Hidayat dan Cahyadi (2013) menyatakan bahwa, Secara umum alat pengukur curah hujan dinamakan
  • 21. 18 penakar hujan. Penakar curah hujan dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu Tipe Manual dan Tipe Otomatis19 . Contoh alat pengukur curah hujan tipe manual antara lain adalah tipe observatorium (ombrometer), sedangkan alat ukur tipe otomatis seperti Tipe Hellman, Tipe Tilting Siphon dan Tipe Bendix. Alat pencatat curah hujan dapat memberikan informasi selain jumlah juga lama dan intensitas hujan. Sebagian besar alat pencatat curah hujan ini mempunya tipe atau prinsip, yaitu : a. Pelampung atau Sipon, contohnya pada penakar hujan tipe Hellmann b. Bejana berjungkat atau tipe tipping bucket c. Timbangan, contohnya pada penakar hujan tipe Bendix Tipe pelampung dan tipe bejana mengukur curah hujan secara terbatas, sementara setiap jenis hujan dapat ModulProses terjadinyaHujan
  • 22. 19 diukur dengan alat yang menggunakan prinsip timbangan. Total hujan dapat dibaca dari grafik20 . Dengan mengukur kemiringan grafik, intensitas hujan dapat ditentukan dalam 10 menit atau lebih lama lagi. Grafik dapat digantisetiap hari dan untuk daerah yang sulit dijangkau kecepatan putarannya dapat diperlambat sehingga dapat dioperasikan untuk mingguan atau bulanan atau lebih lama lagi. F. Manfaat Hujan Bagi Kehidupan Caramanfaat (2013) menyatakan bahwa, meskipun air hujan, bisa menyebabkan flu, batuk, dan meriang. Air hujan memiliki suhu dibawah rata-rata dari air tawar lainnya itu membuat badan menggigil kedinginan. Air hujan pun juga memiliki manfaat, Manfaat Air hujan bagi manusia adalah Menghilangkan bau amis Kalau kita habis makan ikan atau daging,seringkali tangan kita masih bau walaupun sudah dicuci dengan sabun. Cobalah cuci tangan yang ModulProses terjadinyaHujan
  • 23. 20 bau ikan dengan air hujan21 . Manfaat air hujan bagi tubuh adalah air hujan mampu menghilangkan toksin/racun pada tubuh, caranya dengan melarutkan garam dengan air hujan segar, kemudian rendam telapak kaki kita selama ± 15 menit. Lakukan secara rutin.Air hujan harus langsung ditampung tanpa melewati genteng melalui talang. Kemudian selain bermanfaat bagi manusia Air Hujan juga bermanfaat bagi tumbuhan. Manfaat Air hujan bagi tanaman lebih baik daripada kita menyiramnya denga air tanah biasa. Dengan adanya hujan kebutuhan air pada tanaman pun akan terpenuhi. G. Hujan Buatan Diary, 2012 menyatakan bahwa Hujan buatan adalah hujan yang dibuat oleh campur tangan manusia dengan membuat hujan dari bibit-bibit awan yang memiliki kandungan air yang cukup, memiliki kecepatan angin rendah yaitu sekitar di bawah 20 knot, serta syarat lainnya. Ujan buatan dibuat dengan menaburkan banyak ModulProses terjadinyaHujan
  • 24. 21 garam khusus yang halus dan dicampur bibit / seeding ke awan agar mempercepat terbentuknya awan jenuh22 . Untuk menyemai/membentuk hujan deras, biasanya dibutuhkan garam sebanyak 3 ton yang disemai ke awan potensial selama 30 hari. Hujan buatan saja bisa gagal dibuat atau jatuh di tempat yang salah serta memakan biaya yang besar dalam pembuatannya. Hujan Buatan umumnya diciptakan dengan tujuan untuk membantu daerah yang sangat kering akibat sudah lama tidak turun hujan sehingga dapat mengganggu kehidupan di darat mulai dari sawah kering, gagal panen, sumur kering, sungai atau danau kering, tanah retak- retak, kesulitan air bersih, hewan dan tumbuhan pada mati dan lain sebagainya. Dengan adanya hujan buatan diharapkan mampu menyuplai kebutuhan air makhluk hidup di bawahnya dan membuat masyarakat hidup bahagia dan sejahtera. ModulProses terjadinyaHujan
  • 25. 22 Hujan yang berlebih pada suatu lokasi dapat menimbulkan bencana pada kehidupan di bawahnya. Banjir dan tanah longsor adalah salah satu akibat dari hujan yang berlebihan23 . Perubahan iklim di bumi akhir- akhir ini juga mendukung persebaran hujan yang tidak merata sehingga menimbulkan berbagai masalah di bumi. Untuk itu kita sudah semestinya membantu menormalkan iklim yang berubah akibat ulah manusia agar anak cucu kita kelak tidak menderita dan terbunuh akibat kesalahan yang kita lakukan saat ini. H. Hujan Asam Landsberg, dalam Geomorphologys,2011 menyatakan bahwa Hujan asam merupakan salah satu dampak dari pencemaran udara yang mempengaruhi kegiatan ekonomi, social dan politik. Kejadian hujan asam yang sering terjadi beberapa decade ini menjadi isu yang cukup penting untuk dibahas. Pemahaman akan femonena hujan asam diharapkan mampu menggugah ModulProses terjadinyaHujan
  • 26. 23 perhatian masyarakat tentang upaya-upaya untuk menghadapinya serta mengetahui cara-cara untuk menanggulanginya24 . Hubungan antara emisi kimia ke atmosfer dengan dampak yang ditimbulkan akibat hujan asam sangat kompleks baik dari segi lingkungan ekosistem, kesehatan manusia maupun pada benda- benda. Laras, dalam Geomorphologys,2011 menyatakan bahwa Hujan asam adalah suatu masalah lingkungan yang serius yang harus benar-benar difikirkan oleh umat manusia. Hujan asam merupakan istilah umum untuk menggambarkan turunnya asam dari atmosfir ke bumi. Sebenarnya turunnya asam dari atmosfir ke bumi bukan hanya dalam kondisi “basah” Tetapi juga “kering”. Sehingga dikenal pula dengan istilah deposisi (pengendapan) basah dan deposisi kering25 . Hujan asam dapat terjadi ketika ada reaksi antara air, oksigen dan zat- zat asam lainnya di atmosfer. Sinar matahari akan mempercepat terjadinya reaksi antar zat-zat tersebut. Deposisi basah mengacu pada hujan asam , kabut dan ModulProses terjadinyaHujan ModulProses terjadinyaHujan
  • 27. 24 salju. Ketika hujan asam ini mengenai tanah, ia dapat berdampak buruk bagi tumbuhan dan hewan , tergantung dari konsentrasi asamnya, kandungan kimia tanah , buffering capacity ( kemampuan air atau tanah untuk menahan perubahan pH ), dan jenis tumbuhan/hewan yang terkena. Deposisi kering mengacu pada gas dan partikel yang mengandung asam. Sekitar 50% keasaman di atmosfir jatuh kembali ke bumi melalui deposisi kering. Kemudian angin membawa gas dan partikel asam tersebut mengenai bangunan, mobil, rumah dan pohon. Ketika hujan turun ,partikel asam yang menempel di bangunan atau pohon tersebut akan terbilas, menghasilkan air permukaan (runoff) yang asam. Angin dapat membawa material asam pada deposisi kering dan basah melintasi batas kota dan Negara sampai ratusan kilometer26 . Untuk mengukur keasaman hujan asam igunakan pH meter. Hujan dikatakan hujan asam jika telah memiliki pH dibawah 5,0 ( Air murni ModulProses terjadinyaHujan
  • 28. 25 mempunyai pH 7 ). Makin rendah pH air hujan tersebut , makin berat dampaknya bagi mahluk hidup. Geomorphologys,2011 menyatakan bahwa Hujan asam diukur menggunakan skala pH, air murni memiliki pH sekitar 7 sedangkan hujan yang normal bersifat agak asam karena adanya kandungan karbon dioksida yang terlarut didalamnya sehingga pH-nya sekitar 5,5. Pengukuran hujan asam dapat menggunakan botol, kemudian air hujan ditampung dalam botol tersebut. Dengan menggunakan indicator pH maka tingkat kebasaan maupun keasaman hujan dapat diketahui. Jika ingin mengetahui pengaruh hujan asam pada batuan sesuatu yang dapat dilakukan adalah menampung air hujan pada botol dengan corong terbalik, kemudian air yang tertampung diteteskan pada batuan yang diuji. Pengujian dapat dilakukaan pada batuan beku dan batuan sedimen. Sebagai contoh batuan beku yang diambil untuk sampel adalah batu andesit sedangkan batu sedimen berupa batu gamping27 . Sifat batu granit yang sudah asam maka ketika terkena tetes air hujan yang ModulProses terjadinyaHujan
  • 29. 26 asam, batu tersebut tidak ikut terlarut. Sebaliknya, pada batu gamping yang memiliki sifat basa, maka batu gamping akan terlarut dan air yang melarutkan batu tersebut menjadi keruh. I. Hujan Es Wikipedia, 2014 menyatakan bahwa Hujan es, dalam ilmu meteorologi disebut juga hail adalah presipitasi yang terdiri dari bola-bola es. Salah satu proses pembentukannya adalah melalui kondensasi uap air lewat pendinginan di atmosfer pada lapisan di atas level beku. Es yang terjadi dengan proses ini biasanya berukuran besar28 . Karena ukurannya, walaupun telah turun ke aras yang lebih rendah dengan suhu yang relatif hangat, tidak semua es mencair. Hujan es tidak hanya terjadi di negarasubtropis, tapi bisa juga terjadi di daerah ekuator. ModulProses terjadinyaHujan
  • 30. 27 Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah pembekuan, di mana uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang mendadak maka terjadilah es dengan ukuran yang besar. Hujan es disertai puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) di dekat permukaan bumi, dapat juga berasal dari awan multisel, dan pertumbuhannya secara vertikal, dengan luasan area horizontalnya sekitar 3-5 km dan kejadiannya singkat berkisar antara 3-5 menit atau bisa juga 10 menit tapi jarang, jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat lokal dan tidak merata, jenis awan berlapis-lapis ini menjulang kearah vertikal sampai dengan ketinggian 30.000 kaki lebih. Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus (CB)29 . ModulProses terjadinyaHujan
  • 31. 28 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari makalah beserta isi dan penjelasannya diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan : 1. Hujan adalah peristiwa turunnya butir-butir air dari langit ke permukaan bumi akibat terjadinya kondensasi 2. Hujan merupakan sebuah siklus, dan akan terus seperti itu30 3. Di Indonesia terdapat 3 jenis hujan, yaitu hujan frontal, hujan orografis dan hujan zenith 4. Curah hujan dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut Penakar Hujan 5. Sebagian besar alat pencatat curah hujan ini mempunya tipe atau prinsip, yaitu Pelampung atau Sipon, contohnya pada penakar hujan tipe ModulProses terjadinyaHujan
  • 32. 29 Hellmann, Bejana berjungkat atau tipe tipping bucket, dan Timbangan, contohnya pada penakar hujan tipe Bendix 6. Hujan memiliki manfaat tersendiri bagi setiap makhluk hidup 7. Hujan buatan adalah hujan yang dibuat oleh campur tangan manusia dengan membuat hujan dari bibit-bibit awan yang memiliki kandungan air yang cukup, memiliki kecepatan angin rendah yaitu sekitar di bawah 20 knot, serta syarat lainnya 8. Hujan Buatan merupakan modifikasi cuaca 9. Hujan asam merupakan salah satu dampak dari pencemaran udara yang mempengaruhi kegiatan ekonomi, social dan politik31 . 10. Hujan asam merupakan istilah umum untuk menggambarkan turunnya asam dari atmosfir ke bumi 11. Hujan es, dalam ilmu meteorologi disebut juga hail adalah presipitasi yang terdiri dari bola- bola es. Salah satu proses pembentukannya adalah ModulProses terjadinyaHujan
  • 33. 30 melalui kondensasi uap air lewat pendinginan di atmosfer pada lapisan di atas level beku. B. Saran Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada saat musim hujan beberapa adalah masalah yang timbul dari kita, sebaiknya kita menyadari itu dan merubah perbuatan itu kearah yang lebih baik. Dan juga beberapa permasalahan itu timbul sesuai kehendak alam tetapi jangan membuat kita tidak bersemangat dan berputus asa, maka jalanilah hidup sesuai aturan alam32 . Kita sebagai manusia yang diberkahi pengetahuan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, sebaiknya berfikir untuk menciptakan cara mencegah dampak dampak buruk dari alam terutama hujan, seperti hujan asam. Kita dapat mengurangi penggunaan barang yang dapat menimbulkan bencana tersebut, karena mencegah lebih baik dari pada mengobati. ModulProses terjadinyaHujan
  • 34. 31 Sekian Modul ini, semoga dapat dipergunakan dan bermanfaat bagi anda33 . Terimakasih, ModulProses terjadinyaHujan
  • 35. DAFTAR PUSTAKA Prof. Dr. Ir. Arifin, MS. Modul klimatologi. Fakultas pertanian: Universitas brawijaya, 2010. Prof. Dr. Ir. Syamsul Bahri, MS, Modul klimatologi. Faklutas pertanian : Universitas brawijaya, 2010. http://klastik.wordpress.com/2006/12/03/pola-umum- curah-hujan-di-indonesia/ Diakses pada tanggal 25 April 2015. http://organisasi.org/proses-terbentuknya-terjadinya- hujan-alami-dan-buatan-ilmu-pengetahuan-fisika Diakses pada tanggal 25 April 2015. http://kadarsah.wordpress.com/2007/06/29/tiga-daerah- iklim-indonesia/ Diakses pada tanggal 25 April 2015. http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan_asam Diakses pada tanggal 25 April 2015.