SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 4
UN : DILEMA DAN TANTANGAN<br />Oleh : Tri Tjandra M., M.Pd.<br />Wakil Kepala SMA Kesatrian 1 Semarang<br />Ujian Nasional sebentar lagi akan berlangsung di Indonesia. Kegiatan rutin tersebut senantiasa membawa kecemasan tidak hanya pada siswa, namun orang tua dan pejabat terkait pun turut terstimulasi akan hal tersebut. Ujian Nasional yang dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional, memang merupakan salah satu amanat Undang-Undang Nomer 3 tahun 2003 tentang SIsdiknas, khususnya bab XVI tentang Evaluasi, dimana pemerintah dan pemerintah daerah memiliki kewajiban dalam melakukan evaluasi terhadap pengelola, satuan, jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Diharapkan, evaluasi tersebut dapat mengendalikan mutu pendidikan secara nasional, dan juga merupakan bentuk akuntabilitas pendidikan kepada masyarakat.<br />Kritik dan saran berkaitan dengan pelaksanaan ujian nasional tahun lalu telah diterima pemerintah. Salah satu manifestasi akomodasi kritik dan saran terhadap pelaksanaan ujian nasional adalah dengan mengeluarkan Permen nomor 45 tahun 2010 tentang kriteria kelulusan peserta didik pada sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah, sekolah menengah pertama luar biasa, sekolah menengah atas/madrasah aliyah, sekolah menengah atas luar biasa, dan sekolah menengah kejuruan tahun pelajaran 2010/2011, dimana kriteria kelulusan siswa saat ini tidak hanya ditentukan oleh nilai ujian nasional, namun juga dipengaruhi oleh nilai raport maupun nilai ujian sekolah. Bertitik tolak dari keadaan tersebut, maka mari dikaji tentang kelebihan dan kekurangan sistem baru tersebut.<br />DIlema<br />Idealnya evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Evaluasi ini dilakukan juga untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran yang berlangsung. Idealisasi tersebut akan menjadi kabur jika dalam pelaksanaannya dicampuri oleh berbagai kepentingan, baik itu politik maupun masyarakat. <br />Ketika kepentingan politik ingin menunjukkan kewenangan atas nama kekuasaan atau quot;
supervisiquot;
, maka ia akan memberikan pengaruh, dimana pengaruh tersebut dapat bersifat positif atau pun negatif. Sebagai misal, seorang kepala sekolah yang diawasi oleh pengawas atas nama upaya peningkatan mutu dengan mencanangkan suatu target pencapaian hasil belajar, maka secara langsung atau pun tidak langsung akan mempengaruhi kinerja dari seorang guru. Idealnya, supervisi klinis misalnya, memang ditujukan untuk meningkatkan hasil belajar secara positif. Dalam rangka mencapai target tersebut, perlu ditempuh berbagai jalan konstruktif untuk mencapai target yang dimaksud.<br />Upaya pencapaian target hendaknya sesuai dengan koridor budaya, etika dan norma serta hukum yang berlaku. Melewati batas aturan dan norma yang seharusya dijaga di dunia pendidikan, merupakan suatu tindakan yang tidak diperkenankan atau dapat dikatakan sebagai quot;
mal praktek pendididikanquot;
. Suatu pertanyaan yang sering dilontarkan dalam kajian seperti ini adalah, sudah sanggupkah elemen-elemen di dunia pendidikan menunjukkan integritas dan loyalitan terhadap profesi yang mereka sandang ? Akankah norma, budaya, etika dan hukum yang berlaku dapat dikawal secara murni oleh semua guru yang bersertifikasi profesi ? Integritas inilah yang perlu dikaji lebih mendalam, seberapa besar kredibilitas dan akuntabilitas mereka ? Apakah ada jaminan tidak akan ada quot;
mal praktek pendidikanquot;
 dalam evaluasi yang telah dilakukan ?<br />Pertanyaan di atas akan lebih dipertanyakan lagi, jika masyarakat yang ada di lingkungan dunia pendidikan tidak tahu akan apa yang sebenarnya terjadi, karena sempitnya ruang pandang masyarakat, the low citizen understanding, terhadap pelaksanaan evaluasi di dunia pendidikan, sehingga mereka bisa salah paham terhadap evaluasi yang dilakukan. Adanya orang tua yang menuntut seorang pendidik karena anaknya tidak lulus ujian nasional disebabkan pihak sekolah menilai komponen yang rendah dari prestasi belajar siswa tersebut, yang pada hakekatnya adalah upaya dari siswa sendiri, merupakan suatu contoh sikap kontra produktif terhadap pelaksanaan evaluasi di sekolah. Pihak pendidik pada dasarnya hanyalah merekap dan mencatat perkembangan proses pembelajaran yang dialami siswa, sehingga berhasil atau gagalnya seorang siswa masih tergantung pada salah satu komponen yaitu diri siswa tersebut, disamping metode dan sarana yang ada.<br />Dua problematika tersebut kemudian coba diramu oleh pemerintah dengan menerbitkan POS (Prosedur Operasi Standar) ujian nasional melalui Badan Standar Nasional Pendidikan, yang menjabarkan Permen nomer 45 tahun 2010 tentang kriteria kelulusan peserta didik yang mengakomodir keinginan masyarakat bahwa kelulusan seorang siswa tidak hanya ditentukan oleh nilai ujian nasional, namun selama proses pendidikan komponen-komponen tersebut ikut menjadi rumusan nilai akhir (NA). Jika sebelumnya NA hanya dinyatakan oleh nilai ujian nasional, maka kini nilai NA dipengaruhi oleh nilai raport dan nilai ujian sekolah.<br />Peluang memberikan pengaruh nilai raport dan nilai ujian sekolah ke NA menjadi suatu dilema, dimana kesiapan sekolah atas sistem tersebut dirasa sangat mendadak. Laksana memutar jarum jam ke belakang, maka banyak sekolah yang merasa dirugikan dengan kebijakan tersebut, sebab tentu bagi sekolah-sekolah yang belum tergolong sekolah katagori mandiri, kriteria ketuntasan mengajar mereka masih banyak yang di bawah 7,5. Hal ini sangat berbeda dengan sekolah yang sudah tergolong sekolah kategori mandiri yang sudah memiliki nilai ketuntasan 7,5. Mengubah kebijakan yang sudah ditetapkan dua tahun kebelakang akan menjadi suatu dilema bagi mereka. Maka peluang yang paling memungkinkan adalah dengan merancang sistem penilaian ujian sekolah yang mempengaruhi 60% dari nilai sekolah, dimana nilai sekolah tersebut berasal dari 40% komponen rata-rata nilai raport dan 60% nilai ujian sekolah. Komponen nilai sekolah tersebut akan memberi kontribusi 40% dari nilai NA, dimana 60% nilai NA akan disumbang dari nilai ujian nasional.<br />Dilema kedua yang menghinggapi dunia pendidikan adalah, jika pelaksanaan ujian nasional ditujukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan, maka akan menjadi suatu tanda tanya bahwa seorang siswa yang tahun lalu memiliki nilai ujian nasional di bawah 4 dinyatakan tidak lulus, maka tahun ini hal itu dimungkinkan bagi sang anak untuk lulus. Sebagai misal seorang anak memiliki nilai ujian nasional 3,9 dan nilai ujian sekolah 8, serta rata-rata nilai raport 8, maka NA anak tersebut adalah 5,5. Jika tidak ada NA di bawah 4 dan rata-rata NA adalah 5,5 maka anak tersebut dinyatakan lulus ujian nasional. Dilema inilah yang menjadi tanda tanya, bagaimana dikatakan perbaikan hasil belajar peserta didik, jika dilihat secara parsial justru terjadi penurunan kualitas. Hal tersebut memang tidak dapat dilihat secara parsial, sebab mengakomodasi kepentingan publik dengan memperhatikan suara masyarakat untuk mempertimbangkan proses belajar sebagai bagian dari penentuan kelulusan juga merupakan hal yang bijak sana.<br />Tantangan<br />Tantangan kedepan dalam perbaikan hasil belajar peserta didik sebagai upaya pencapaian standar pendidikan juga tidak terlepas dari pendidikan karakter pada peserta didik. Evaluasi hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik dalam memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan akan selalu mendapat tantangan dalam menerapkan pendidikan karakter pada peserta didik. Tuntutan penguasaan materi hampir berseberangan atau berbatasan agak lebar dengan tuntutan pengedepanan pendidikan karakter. Penerapan pendidikan karakter memang sangat perlu, demi menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Ciri-ciri SDM yang berkualitas diantaranya adalah beriman, bertaqwa, mandiri, berwatak kerja keras, memiliki sikap enterpreneur, serta selalu proaktif dalam mencari solusi atas masalah yang dihadapi. Diharapkan dunia pendidikan mampu memberika karakter bagus bagi peserta didik, sehingga mampu membawa bangsa Indonesia menjadi negara besar, kuat dan bermartabat yang pada akhirnya terciptalah kemakmuran, kesejahteraan dan kemajuan.<br />Dalam menghadapi tantangan dari tuntutan dunia pendidikan, memang guru menjadi komponen utama dalam mengkreasikan metode pendidikan. Bila diibaratkan dalam dunia entertaint, para siswa laksana quot;
Tukul Arwanaquot;
, maka para guru adalah sutradara yang memberi masukan kepada sang artis agar acara dapat berlangsung dengan baik. Berhasil dan gagalnya seorang artis selain tergantung dari potensi dasar yang dibawa oleh si artis, juga tidak kurangnya adalah strategi yang diberikan guru dalam memberi arahan.  Namun perlu diingat disini adalah, bahwa sang sutradara tidak pernah akan tampil di depan kamera, tetap sang artislah yang tampil. Kesiapan mental peserta didik dalam berdamai dengan Ujian Nasional harus mendapat perhatian dari para guru, sehingga skenario yang sudah dirancang dapat terlaksana dengan baik.<br />Oleh karena pendidikan tidak hanya schooling maka keterkaitan dunia pendidikan dengan kehidupan nyata harus ada, sehingga pendidikan tidak akan terasing. Apabila tuntutan ujian nasional hanya dijadikan acuan, kemudian nilai, norma dan hukum terabaikan, atau dengan kata lain pendidikan karakter tidak ditumbuhkan, maka kehancuran dunia pendidikan akan terjadi, dan akan lebih buruk lagi akan merembet ke duni nyata. Korupsi, kolusi dan penipuan yang dilakukan oleh kalangan terdidik, merupakan suatu potret yang menggambarkan kegagalan dunia pendidikan memberikan karakter positif. Bila ini dijadikan tantangan, maka skenario apa yang harus diberikan kepada dunia pendidikan akan menjadi pertanyaan utama. Bahwa ujian nasional merupakan kewenangan yang ada pada pemerintah untuk mengevaluasi peserta didik secara berkala, menyeluruh, transparan dan sistemik dalam mencapai standar nasional pendidikan, namun perlu pula dipikirkan suatu jalan lain untuk membawa peserta didik memiliki kualitas tingga. Diharapkan semua komponen pendidikan bersama-sama memikirkan sistem pendidikan yang holistik dan komprehensif agar jatidiri bangsa akan tergores di hati para peserta didik. Selamat menjalankan ujian nasional. Semoga sukses<br />Pengirim :<br />Tri Tjandra Mucharam, M.Pd.<br />Praktisi Pendidikan <br />Wakil Kepala SMA Kesatrian 1 Semarang<br />Alamat Rumah :<br />Jl. Jatisari Indah II B5 No 19 BSB Mijen Semarang<br />Tlp. 024 - 76672227 HP : 08122556167<br />email : mas_tri_tjandra@yahoo.co.id<br />
Artikel  ujian nasional dilema dan tantangan
Artikel  ujian nasional dilema dan tantangan
Artikel  ujian nasional dilema dan tantangan

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Materi assesmen pembelajaran (pps bag 2)
Materi assesmen pembelajaran  (pps bag 2)Materi assesmen pembelajaran  (pps bag 2)
Materi assesmen pembelajaran (pps bag 2)sadirun
 
Materi kuliah evaluasi reg 2013 (bagian 2)
Materi kuliah evaluasi reg 2013 (bagian 2)Materi kuliah evaluasi reg 2013 (bagian 2)
Materi kuliah evaluasi reg 2013 (bagian 2)sadirun
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiWira Sudewa
 
Permendikbud tahun2014 nomor 144 kriteria lulus ujian sekolah-ujian nasional
Permendikbud tahun2014 nomor 144 kriteria lulus ujian sekolah-ujian nasionalPermendikbud tahun2014 nomor 144 kriteria lulus ujian sekolah-ujian nasional
Permendikbud tahun2014 nomor 144 kriteria lulus ujian sekolah-ujian nasionalWinarto Winartoap
 
Assessmen pembelajaran
Assessmen pembelajaranAssessmen pembelajaran
Assessmen pembelajaranLuphly Bee
 
Proposal penelitian eksperime tes 2
Proposal penelitian eksperime tes 2Proposal penelitian eksperime tes 2
Proposal penelitian eksperime tes 2Nurjannah Harahap
 
Permendikbud no-57-tahun-2015
Permendikbud no-57-tahun-2015Permendikbud no-57-tahun-2015
Permendikbud no-57-tahun-2015Kahar Muzakkir
 
Perbandingan pp fix.doc
Perbandingan pp fix.docPerbandingan pp fix.doc
Perbandingan pp fix.docAlvi Fauziah
 
Kebijakan Ujian Nasional dan AKM Oleh BSNP
Kebijakan Ujian Nasional dan AKM Oleh BSNPKebijakan Ujian Nasional dan AKM Oleh BSNP
Kebijakan Ujian Nasional dan AKM Oleh BSNPSMP Negeri 1 Karanganyar
 
Bahan Sosialisasi UN 2015 2016
Bahan Sosialisasi UN 2015 2016Bahan Sosialisasi UN 2015 2016
Bahan Sosialisasi UN 2015 2016Darminto WS
 
Artikel penjaminan mutu pendidikan
Artikel penjaminan mutu pendidikanArtikel penjaminan mutu pendidikan
Artikel penjaminan mutu pendidikanZainuddin Jay
 
Permendikbud no-144-tahun-2014-ttg kriteria kululusan un 2015
Permendikbud no-144-tahun-2014-ttg kriteria kululusan un 2015Permendikbud no-144-tahun-2014-ttg kriteria kululusan un 2015
Permendikbud no-144-tahun-2014-ttg kriteria kululusan un 2015Ruhyat Yogaprana
 
Permen no 3 th 2013 un
Permen no 3 th 2013 unPermen no 3 th 2013 un
Permen no 3 th 2013 unAnsar Langnge
 
Konsep mutu dan paradigma penjaminan mutu
Konsep mutu dan paradigma penjaminan mutuKonsep mutu dan paradigma penjaminan mutu
Konsep mutu dan paradigma penjaminan mutuagus saefudin
 
Buku saku un
Buku saku unBuku saku un
Buku saku unRisou Kun
 

Was ist angesagt? (17)

5 rkas-1
5 rkas-15 rkas-1
5 rkas-1
 
Materi assesmen pembelajaran (pps bag 2)
Materi assesmen pembelajaran  (pps bag 2)Materi assesmen pembelajaran  (pps bag 2)
Materi assesmen pembelajaran (pps bag 2)
 
Materi kuliah evaluasi reg 2013 (bagian 2)
Materi kuliah evaluasi reg 2013 (bagian 2)Materi kuliah evaluasi reg 2013 (bagian 2)
Materi kuliah evaluasi reg 2013 (bagian 2)
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsi
 
Permendikbud tahun2014 nomor 144 kriteria lulus ujian sekolah-ujian nasional
Permendikbud tahun2014 nomor 144 kriteria lulus ujian sekolah-ujian nasionalPermendikbud tahun2014 nomor 144 kriteria lulus ujian sekolah-ujian nasional
Permendikbud tahun2014 nomor 144 kriteria lulus ujian sekolah-ujian nasional
 
Assessmen pembelajaran
Assessmen pembelajaranAssessmen pembelajaran
Assessmen pembelajaran
 
Proposal penelitian eksperime tes 2
Proposal penelitian eksperime tes 2Proposal penelitian eksperime tes 2
Proposal penelitian eksperime tes 2
 
Permendikbud no-57-tahun-2015
Permendikbud no-57-tahun-2015Permendikbud no-57-tahun-2015
Permendikbud no-57-tahun-2015
 
Perbandingan pp fix.doc
Perbandingan pp fix.docPerbandingan pp fix.doc
Perbandingan pp fix.doc
 
Kebijakan Ujian Nasional dan AKM Oleh BSNP
Kebijakan Ujian Nasional dan AKM Oleh BSNPKebijakan Ujian Nasional dan AKM Oleh BSNP
Kebijakan Ujian Nasional dan AKM Oleh BSNP
 
Bahan Sosialisasi UN 2015 2016
Bahan Sosialisasi UN 2015 2016Bahan Sosialisasi UN 2015 2016
Bahan Sosialisasi UN 2015 2016
 
Artikel penjaminan mutu pendidikan
Artikel penjaminan mutu pendidikanArtikel penjaminan mutu pendidikan
Artikel penjaminan mutu pendidikan
 
Permendikbud no-144-tahun-2014-ttg kriteria kululusan un 2015
Permendikbud no-144-tahun-2014-ttg kriteria kululusan un 2015Permendikbud no-144-tahun-2014-ttg kriteria kululusan un 2015
Permendikbud no-144-tahun-2014-ttg kriteria kululusan un 2015
 
Abstrak proposal
Abstrak proposalAbstrak proposal
Abstrak proposal
 
Permen no 3 th 2013 un
Permen no 3 th 2013 unPermen no 3 th 2013 un
Permen no 3 th 2013 un
 
Konsep mutu dan paradigma penjaminan mutu
Konsep mutu dan paradigma penjaminan mutuKonsep mutu dan paradigma penjaminan mutu
Konsep mutu dan paradigma penjaminan mutu
 
Buku saku un
Buku saku unBuku saku un
Buku saku un
 

Andere mochten auch

Andere mochten auch (9)

Policy Paper: Aksesibilitas dan Kesetaraan dalam Pelayanan Publik
Policy Paper: Aksesibilitas dan Kesetaraan dalam Pelayanan PublikPolicy Paper: Aksesibilitas dan Kesetaraan dalam Pelayanan Publik
Policy Paper: Aksesibilitas dan Kesetaraan dalam Pelayanan Publik
 
International task force on assessment center guidelines (2009)
International task force on assessment center guidelines  (2009)International task force on assessment center guidelines  (2009)
International task force on assessment center guidelines (2009)
 
Assessment center process
Assessment center processAssessment center process
Assessment center process
 
Presentasi pengembangan karakter
Presentasi pengembangan karakterPresentasi pengembangan karakter
Presentasi pengembangan karakter
 
Islamic Ethics : Character building personal strength
Islamic Ethics : Character building personal strengthIslamic Ethics : Character building personal strength
Islamic Ethics : Character building personal strength
 
Character building
Character buildingCharacter building
Character building
 
Sv ugm cv interview 270216
Sv ugm cv interview 270216Sv ugm cv interview 270216
Sv ugm cv interview 270216
 
Pelatihan Pengembangan Kepribadian
Pelatihan Pengembangan Kepribadian Pelatihan Pengembangan Kepribadian
Pelatihan Pengembangan Kepribadian
 
Pelatihan Membangun Karakter & Nilai-nilai Moral
Pelatihan Membangun Karakter & Nilai-nilai MoralPelatihan Membangun Karakter & Nilai-nilai Moral
Pelatihan Membangun Karakter & Nilai-nilai Moral
 

Ähnlich wie Artikel ujian nasional dilema dan tantangan

4.vina serevina fitri savitri
4.vina serevina fitri savitri4.vina serevina fitri savitri
4.vina serevina fitri savitrivinaserevina
 
Dampak un padaualitas pendidikan
Dampak un padaualitas pendidikanDampak un padaualitas pendidikan
Dampak un padaualitas pendidikanMastudiar Daryus
 
Dampak un padaualitas pendidikan
Dampak un padaualitas pendidikanDampak un padaualitas pendidikan
Dampak un padaualitas pendidikanMastudiar Daryus
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiaswitopalopo
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiSri Thayank
 
Dampak ujian nasional terhadap kualitas pendidikan
Dampak ujian nasional terhadap kualitas pendidikanDampak ujian nasional terhadap kualitas pendidikan
Dampak ujian nasional terhadap kualitas pendidikanMastudiar Daryus
 
Dampak ujian nasional terhadap kualitas pendidikan
Dampak ujian nasional terhadap kualitas pendidikanDampak ujian nasional terhadap kualitas pendidikan
Dampak ujian nasional terhadap kualitas pendidikanMastudiar Daryus
 
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdfs_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdfMyData19
 
19337443 kajian-tindakan-oum-gejala-ponteng-sekolah
19337443 kajian-tindakan-oum-gejala-ponteng-sekolah19337443 kajian-tindakan-oum-gejala-ponteng-sekolah
19337443 kajian-tindakan-oum-gejala-ponteng-sekolahNoorhayati Yusop
 
Kapita selekta pendidikan islam
Kapita selekta pendidikan islamKapita selekta pendidikan islam
Kapita selekta pendidikan islamPhujie FaHrani
 
Artikel jurnal pendidikan bagi isu
Artikel jurnal pendidikan bagi isuArtikel jurnal pendidikan bagi isu
Artikel jurnal pendidikan bagi isuCik BaCo
 
8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto hvinaserevina
 
MENJAWAB TANTANGAN GLOBALISASI DENGAN UJIAN NASIONAL DALAM STANDARISASI PENDI...
MENJAWAB TANTANGAN GLOBALISASI DENGAN UJIAN NASIONAL DALAM STANDARISASI PENDI...MENJAWAB TANTANGAN GLOBALISASI DENGAN UJIAN NASIONAL DALAM STANDARISASI PENDI...
MENJAWAB TANTANGAN GLOBALISASI DENGAN UJIAN NASIONAL DALAM STANDARISASI PENDI...Yekti Hanani
 
Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...
Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...
Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...Rosdi Ramli
 
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...Yee Ivy
 
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...Yee Ivy
 

Ähnlich wie Artikel ujian nasional dilema dan tantangan (20)

Tugasan 7
Tugasan 7Tugasan 7
Tugasan 7
 
4.vina serevina fitri savitri
4.vina serevina fitri savitri4.vina serevina fitri savitri
4.vina serevina fitri savitri
 
Dampak un padaualitas pendidikan
Dampak un padaualitas pendidikanDampak un padaualitas pendidikan
Dampak un padaualitas pendidikan
 
Dampak un padaualitas pendidikan
Dampak un padaualitas pendidikanDampak un padaualitas pendidikan
Dampak un padaualitas pendidikan
 
Pentaksiran autentik
Pentaksiran autentikPentaksiran autentik
Pentaksiran autentik
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsi
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsi
 
Dampak ujian nasional terhadap kualitas pendidikan
Dampak ujian nasional terhadap kualitas pendidikanDampak ujian nasional terhadap kualitas pendidikan
Dampak ujian nasional terhadap kualitas pendidikan
 
Dampak ujian nasional terhadap kualitas pendidikan
Dampak ujian nasional terhadap kualitas pendidikanDampak ujian nasional terhadap kualitas pendidikan
Dampak ujian nasional terhadap kualitas pendidikan
 
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdfs_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
 
19337443 kajian-tindakan-oum-gejala-ponteng-sekolah
19337443 kajian-tindakan-oum-gejala-ponteng-sekolah19337443 kajian-tindakan-oum-gejala-ponteng-sekolah
19337443 kajian-tindakan-oum-gejala-ponteng-sekolah
 
AKM2021.docx
AKM2021.docxAKM2021.docx
AKM2021.docx
 
Kapita selekta pendidikan islam
Kapita selekta pendidikan islamKapita selekta pendidikan islam
Kapita selekta pendidikan islam
 
Artikel jurnal pendidikan bagi isu
Artikel jurnal pendidikan bagi isuArtikel jurnal pendidikan bagi isu
Artikel jurnal pendidikan bagi isu
 
8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h
 
PEMBENTANG 4
PEMBENTANG 4PEMBENTANG 4
PEMBENTANG 4
 
MENJAWAB TANTANGAN GLOBALISASI DENGAN UJIAN NASIONAL DALAM STANDARISASI PENDI...
MENJAWAB TANTANGAN GLOBALISASI DENGAN UJIAN NASIONAL DALAM STANDARISASI PENDI...MENJAWAB TANTANGAN GLOBALISASI DENGAN UJIAN NASIONAL DALAM STANDARISASI PENDI...
MENJAWAB TANTANGAN GLOBALISASI DENGAN UJIAN NASIONAL DALAM STANDARISASI PENDI...
 
Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...
Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...
Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...
 
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
 
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
 

Artikel ujian nasional dilema dan tantangan

  • 1. UN : DILEMA DAN TANTANGAN<br />Oleh : Tri Tjandra M., M.Pd.<br />Wakil Kepala SMA Kesatrian 1 Semarang<br />Ujian Nasional sebentar lagi akan berlangsung di Indonesia. Kegiatan rutin tersebut senantiasa membawa kecemasan tidak hanya pada siswa, namun orang tua dan pejabat terkait pun turut terstimulasi akan hal tersebut. Ujian Nasional yang dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional, memang merupakan salah satu amanat Undang-Undang Nomer 3 tahun 2003 tentang SIsdiknas, khususnya bab XVI tentang Evaluasi, dimana pemerintah dan pemerintah daerah memiliki kewajiban dalam melakukan evaluasi terhadap pengelola, satuan, jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Diharapkan, evaluasi tersebut dapat mengendalikan mutu pendidikan secara nasional, dan juga merupakan bentuk akuntabilitas pendidikan kepada masyarakat.<br />Kritik dan saran berkaitan dengan pelaksanaan ujian nasional tahun lalu telah diterima pemerintah. Salah satu manifestasi akomodasi kritik dan saran terhadap pelaksanaan ujian nasional adalah dengan mengeluarkan Permen nomor 45 tahun 2010 tentang kriteria kelulusan peserta didik pada sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah, sekolah menengah pertama luar biasa, sekolah menengah atas/madrasah aliyah, sekolah menengah atas luar biasa, dan sekolah menengah kejuruan tahun pelajaran 2010/2011, dimana kriteria kelulusan siswa saat ini tidak hanya ditentukan oleh nilai ujian nasional, namun juga dipengaruhi oleh nilai raport maupun nilai ujian sekolah. Bertitik tolak dari keadaan tersebut, maka mari dikaji tentang kelebihan dan kekurangan sistem baru tersebut.<br />DIlema<br />Idealnya evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Evaluasi ini dilakukan juga untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran yang berlangsung. Idealisasi tersebut akan menjadi kabur jika dalam pelaksanaannya dicampuri oleh berbagai kepentingan, baik itu politik maupun masyarakat. <br />Ketika kepentingan politik ingin menunjukkan kewenangan atas nama kekuasaan atau quot; supervisiquot; , maka ia akan memberikan pengaruh, dimana pengaruh tersebut dapat bersifat positif atau pun negatif. Sebagai misal, seorang kepala sekolah yang diawasi oleh pengawas atas nama upaya peningkatan mutu dengan mencanangkan suatu target pencapaian hasil belajar, maka secara langsung atau pun tidak langsung akan mempengaruhi kinerja dari seorang guru. Idealnya, supervisi klinis misalnya, memang ditujukan untuk meningkatkan hasil belajar secara positif. Dalam rangka mencapai target tersebut, perlu ditempuh berbagai jalan konstruktif untuk mencapai target yang dimaksud.<br />Upaya pencapaian target hendaknya sesuai dengan koridor budaya, etika dan norma serta hukum yang berlaku. Melewati batas aturan dan norma yang seharusya dijaga di dunia pendidikan, merupakan suatu tindakan yang tidak diperkenankan atau dapat dikatakan sebagai quot; mal praktek pendididikanquot; . Suatu pertanyaan yang sering dilontarkan dalam kajian seperti ini adalah, sudah sanggupkah elemen-elemen di dunia pendidikan menunjukkan integritas dan loyalitan terhadap profesi yang mereka sandang ? Akankah norma, budaya, etika dan hukum yang berlaku dapat dikawal secara murni oleh semua guru yang bersertifikasi profesi ? Integritas inilah yang perlu dikaji lebih mendalam, seberapa besar kredibilitas dan akuntabilitas mereka ? Apakah ada jaminan tidak akan ada quot; mal praktek pendidikanquot; dalam evaluasi yang telah dilakukan ?<br />Pertanyaan di atas akan lebih dipertanyakan lagi, jika masyarakat yang ada di lingkungan dunia pendidikan tidak tahu akan apa yang sebenarnya terjadi, karena sempitnya ruang pandang masyarakat, the low citizen understanding, terhadap pelaksanaan evaluasi di dunia pendidikan, sehingga mereka bisa salah paham terhadap evaluasi yang dilakukan. Adanya orang tua yang menuntut seorang pendidik karena anaknya tidak lulus ujian nasional disebabkan pihak sekolah menilai komponen yang rendah dari prestasi belajar siswa tersebut, yang pada hakekatnya adalah upaya dari siswa sendiri, merupakan suatu contoh sikap kontra produktif terhadap pelaksanaan evaluasi di sekolah. Pihak pendidik pada dasarnya hanyalah merekap dan mencatat perkembangan proses pembelajaran yang dialami siswa, sehingga berhasil atau gagalnya seorang siswa masih tergantung pada salah satu komponen yaitu diri siswa tersebut, disamping metode dan sarana yang ada.<br />Dua problematika tersebut kemudian coba diramu oleh pemerintah dengan menerbitkan POS (Prosedur Operasi Standar) ujian nasional melalui Badan Standar Nasional Pendidikan, yang menjabarkan Permen nomer 45 tahun 2010 tentang kriteria kelulusan peserta didik yang mengakomodir keinginan masyarakat bahwa kelulusan seorang siswa tidak hanya ditentukan oleh nilai ujian nasional, namun selama proses pendidikan komponen-komponen tersebut ikut menjadi rumusan nilai akhir (NA). Jika sebelumnya NA hanya dinyatakan oleh nilai ujian nasional, maka kini nilai NA dipengaruhi oleh nilai raport dan nilai ujian sekolah.<br />Peluang memberikan pengaruh nilai raport dan nilai ujian sekolah ke NA menjadi suatu dilema, dimana kesiapan sekolah atas sistem tersebut dirasa sangat mendadak. Laksana memutar jarum jam ke belakang, maka banyak sekolah yang merasa dirugikan dengan kebijakan tersebut, sebab tentu bagi sekolah-sekolah yang belum tergolong sekolah katagori mandiri, kriteria ketuntasan mengajar mereka masih banyak yang di bawah 7,5. Hal ini sangat berbeda dengan sekolah yang sudah tergolong sekolah kategori mandiri yang sudah memiliki nilai ketuntasan 7,5. Mengubah kebijakan yang sudah ditetapkan dua tahun kebelakang akan menjadi suatu dilema bagi mereka. Maka peluang yang paling memungkinkan adalah dengan merancang sistem penilaian ujian sekolah yang mempengaruhi 60% dari nilai sekolah, dimana nilai sekolah tersebut berasal dari 40% komponen rata-rata nilai raport dan 60% nilai ujian sekolah. Komponen nilai sekolah tersebut akan memberi kontribusi 40% dari nilai NA, dimana 60% nilai NA akan disumbang dari nilai ujian nasional.<br />Dilema kedua yang menghinggapi dunia pendidikan adalah, jika pelaksanaan ujian nasional ditujukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan, maka akan menjadi suatu tanda tanya bahwa seorang siswa yang tahun lalu memiliki nilai ujian nasional di bawah 4 dinyatakan tidak lulus, maka tahun ini hal itu dimungkinkan bagi sang anak untuk lulus. Sebagai misal seorang anak memiliki nilai ujian nasional 3,9 dan nilai ujian sekolah 8, serta rata-rata nilai raport 8, maka NA anak tersebut adalah 5,5. Jika tidak ada NA di bawah 4 dan rata-rata NA adalah 5,5 maka anak tersebut dinyatakan lulus ujian nasional. Dilema inilah yang menjadi tanda tanya, bagaimana dikatakan perbaikan hasil belajar peserta didik, jika dilihat secara parsial justru terjadi penurunan kualitas. Hal tersebut memang tidak dapat dilihat secara parsial, sebab mengakomodasi kepentingan publik dengan memperhatikan suara masyarakat untuk mempertimbangkan proses belajar sebagai bagian dari penentuan kelulusan juga merupakan hal yang bijak sana.<br />Tantangan<br />Tantangan kedepan dalam perbaikan hasil belajar peserta didik sebagai upaya pencapaian standar pendidikan juga tidak terlepas dari pendidikan karakter pada peserta didik. Evaluasi hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik dalam memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan akan selalu mendapat tantangan dalam menerapkan pendidikan karakter pada peserta didik. Tuntutan penguasaan materi hampir berseberangan atau berbatasan agak lebar dengan tuntutan pengedepanan pendidikan karakter. Penerapan pendidikan karakter memang sangat perlu, demi menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Ciri-ciri SDM yang berkualitas diantaranya adalah beriman, bertaqwa, mandiri, berwatak kerja keras, memiliki sikap enterpreneur, serta selalu proaktif dalam mencari solusi atas masalah yang dihadapi. Diharapkan dunia pendidikan mampu memberika karakter bagus bagi peserta didik, sehingga mampu membawa bangsa Indonesia menjadi negara besar, kuat dan bermartabat yang pada akhirnya terciptalah kemakmuran, kesejahteraan dan kemajuan.<br />Dalam menghadapi tantangan dari tuntutan dunia pendidikan, memang guru menjadi komponen utama dalam mengkreasikan metode pendidikan. Bila diibaratkan dalam dunia entertaint, para siswa laksana quot; Tukul Arwanaquot; , maka para guru adalah sutradara yang memberi masukan kepada sang artis agar acara dapat berlangsung dengan baik. Berhasil dan gagalnya seorang artis selain tergantung dari potensi dasar yang dibawa oleh si artis, juga tidak kurangnya adalah strategi yang diberikan guru dalam memberi arahan. Namun perlu diingat disini adalah, bahwa sang sutradara tidak pernah akan tampil di depan kamera, tetap sang artislah yang tampil. Kesiapan mental peserta didik dalam berdamai dengan Ujian Nasional harus mendapat perhatian dari para guru, sehingga skenario yang sudah dirancang dapat terlaksana dengan baik.<br />Oleh karena pendidikan tidak hanya schooling maka keterkaitan dunia pendidikan dengan kehidupan nyata harus ada, sehingga pendidikan tidak akan terasing. Apabila tuntutan ujian nasional hanya dijadikan acuan, kemudian nilai, norma dan hukum terabaikan, atau dengan kata lain pendidikan karakter tidak ditumbuhkan, maka kehancuran dunia pendidikan akan terjadi, dan akan lebih buruk lagi akan merembet ke duni nyata. Korupsi, kolusi dan penipuan yang dilakukan oleh kalangan terdidik, merupakan suatu potret yang menggambarkan kegagalan dunia pendidikan memberikan karakter positif. Bila ini dijadikan tantangan, maka skenario apa yang harus diberikan kepada dunia pendidikan akan menjadi pertanyaan utama. Bahwa ujian nasional merupakan kewenangan yang ada pada pemerintah untuk mengevaluasi peserta didik secara berkala, menyeluruh, transparan dan sistemik dalam mencapai standar nasional pendidikan, namun perlu pula dipikirkan suatu jalan lain untuk membawa peserta didik memiliki kualitas tingga. Diharapkan semua komponen pendidikan bersama-sama memikirkan sistem pendidikan yang holistik dan komprehensif agar jatidiri bangsa akan tergores di hati para peserta didik. Selamat menjalankan ujian nasional. Semoga sukses<br />Pengirim :<br />Tri Tjandra Mucharam, M.Pd.<br />Praktisi Pendidikan <br />Wakil Kepala SMA Kesatrian 1 Semarang<br />Alamat Rumah :<br />Jl. Jatisari Indah II B5 No 19 BSB Mijen Semarang<br />Tlp. 024 - 76672227 HP : 08122556167<br />email : mas_tri_tjandra@yahoo.co.id<br />