SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 18
Oleh : H. Yahya Mustofa, SE




1
STATUS ORGANISASI
                                       Pasal 1

Himpunan Perajin Anyaman Indonesia atau disingkat HIPANDO adalah suatu organisasi
Perajin Anyaman Nasional serta wadah untuk memperjuangkan aspirasi para perajin
anyam Indonesia.

                                  Pasal 2
HIPANDO merupakan wadah berhimpun Perajin Anyaman yang berasal dari masyarakat
perajin Indonesia.

                                      BAB II
                                LAMBANG ORGANISASI
                                      Pasal 3
1. Arti Lambang HIPANDO :
   a. Lilitan simpul tali yang tidak terputus menunjukan lambang persatuan dan kesatuan
      antar perajin seluruh Indonesia.
   b. Persegi menunjukan simbol arah mata angin tempat asal seluruh anggota perajin
      anyaman Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
   c. Kotak bertuliskan HIPANDO melambangkan Pancasila
   d. Warna hitam melambangkan tekad untuk memajukan bangsa dan negara.
   e. Warna Hijau melambangkan Kesejahteraan dan kemakmuran bangsa.
   f. Warna Biru melambangkan Kedamaian antar anggota perajin anyaman Indonesia.

                                       BAB III
                                    KEANGGOTAAN
                                       Pasal 4

                             KETENTUAN KEANGGOTAN
Anggota HIPANDO adalah Perajin Anyaman Indonesia yang merupakan pemilik,
pimpinan, pengurus dan/atau penanggung jawab perusahaan, sebagaimana diatur dalam
Undang-undang yang berlaku.

                                     Pasal 5
                         TATA CARA PENERIMAAN ANGGOTA

1. Setiap calon anggota HIPANDO harus mengajukan permohonan dengan formulir yang
    disediakan untuk itu dan pernyataan tertulis dari pemohon bahwa pemohon tidak
    berada dalam keadaan terpidana atau dinyatakan pailit oleh pengadilan.
2. Setiap calon anggota HIPANDO, sebagaimana yang tertuang dalam pasal 5 diatas,
   harus diusulkan dan didukung secara tertulis oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang
   anggota badan pengurus setempat.
3. Sekretaris eksekutif memberitahukan secara tertulis lamaran calon anggota kepada
   para anggota badan pengurus selambat-lambatnya 5 (lima) hari sebelum rapat
   badan pengurus yang diselenggarakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah
   lamaran diterima, untuk diputuskan lamaran tersebut disetujui atau ditolak.

2
4. Hak penentuan penerimaan anggota berada tangan Badan Pengurus Daerah/Cabang
   dan setiap penerimaan anggota harus disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) anggota Badan
  Pengurus Daerah atau Cabang yang hadir dalam rapat.
5. Penolakan dan alasannya atas sesuatu lamaran keanggotaan harus diberitahukan pada
   pelamar maupun para pengusul dan pendukungnya dalam waktu 5(lima) Hri setelah
   diputuskan Badan Pengurus Daerah/Cabang, dan sekurang-kurangnya 2(dua) bulan
   setelah tanggal pemberitahuan para pengusul serta pendukung dapat mengajukan
   permohonan kembali.
6. Penolakan lamaran keanggotaan lebih dari 2(dua) Kali mengakibatkan yang
   bersangkutan tidak dapat mengajukan permohonan/lamaran keanggotaan dalam
   waktu 1(satu) tahun sesudah penolakan terakhir.
7. Calon anggota yang diterima sebagai anggota diberikan kartu dan atau sertifikat
   anggota sebagai tanda keanggotaan yang dikeluarkan Badan Pengurus Pusat HIPANDO
   dan ditandatangani oleh ketua umum dan Sekretaris Jendral Badan Pengurus Pusat.
8. Pengunduran diri dari keanggotaaan HIPANDO harus dinyatakan secara tertulis kepada
   Badan Pengurus.

                                      Pasal 6
                             KODE ETIK KEANGGOTAAN

1. Anggota HIPANDO berperilaku sebagai pribadi yang bermoral Pancasila dan wajib
    menjunjung tinggi nama baik serta reputasi keanggotaan didalam masyarakat dan
   dunia anyaman.
2. Anggota HIPANDO tidak akan secara sadar dan itikad jahat merusak nama baik atau
    reputasi usaha sesama anggota.
3. Anggota HIPANDO selalu berusaha menjalankan kegiatannya secara baik dan terpuji
   serta menghindari perbuatan yang menyesatkan langganannya baik dalam bentuk
   keterangan maupun informasi, promosi , dan iklan. Produksi.

                                     Pasal 7
                             KEWAJIBAN KEANGGOTAAN

1. Setiap anggota wajib melaksanakan dan menaati Anggaran Dasar dan Anggaran
    Rumah Tangga HIPANDO.
2. Setiap anggota wajib membayar uang pangkal dan iuran anggota dan memberi
    sumbangan untuk mendukung kelancaran kegiatan organisasi.
3. Setiap anggota yang melaksanakan aktifitas usaha berkewajiban secara moral
    memberikan kesempatan/prioritas kepada anggota lain untuk ikut berpartisipasi
   sesuai dengan prinsip dan aturan usaha yang berlaku.
4. Setiap anggota wajib menaati Peraturan Badan Pengurus sepanjang tidak
    bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIPANDO.




3
Pasal 8
                                  HAK ANGGOTA

1. Memperoleh bantuan dalam penigkatan dan pengembangan pengetahuan, serta
    keterampilan untuk kepentingan usahanya.
2. Memperoleh pelayanan informasi usaha dalam arti kata yang luas termasuk dalam
    bentuk penerbitan yang dikeluarkan oleh HIPANDO.
3. Memperoleh bantuan dalam hubungan/kontak usaha.
4. Memperoleh surat keterangan yang menyangkut bonafiditas atau surat keterangan
   lain dalam hubungan kelancaran usahanya dan tidak meninggalkan prinsip-prinsip
    objektifitas.
5. Turut serta dalam pertemuan-pertemuan dengan misi ekonomi, baik dalam maupun
    luar negeri, ataupun dalam rombongan misi ekonomi kealam atau luar negeri.
6. Hak-hak keanggotaan tidak dapat diserahkan kepada siapapun juga dan dengan jalan
    apapun juga.

                                    Pasal 9
                           PENGHENTIAN KEANGGOTAAN

1. Penghentian keanggotaan dapat diakibatkan oleh :
   a. Pelanggaran Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
   b. Pengenaan hukuman pidana karena kejhatan oleh pengadilan yang telah
      mempunyai kekuatan hukum yang pasti atau dinyatakan pailid oleh pengadilan.
   c. Karena meninggal dunia.
   d. Karena dihentikan Badan Pengurus
3. Penghentian Badan Keanggotaan adalah wewenang Badan Pengurus dan dapat
   dijalankan setelah yang bersangkutan diberi peringatan 3(tiga) kali, dimana pada
   peringatan yang kedua Badan Pengurus dapat memberhentikannya untuk sementara
   waktu.
4. Setiap anggota yang terkena sanksi penghentian sementara atau tetap, kehilangan
   haknya sebagai anggota.
5. Anggota yang terkena sanksi penghentian sementara dapat mengajukan pembelaan
   diri atau naik banding pada Badan Pengurus Pusat bagi Anggota daerah dan pada
   Badan Pengurus Daerah bagi anggota Cabang.




4
BAB IV
                             STRUKTUR KEANGGOTAAN

                                   Pasal 10
                             MUSYAWARAH NASIONAL

1. Musyawarah Nasional sebagai Badan Kekuasaan tertinggi organisasi tingkat nasional
     diselenggarakan sekali dalam 4 (empat) tahun oleh dan atas tanggung jwab Badan
     Pengurus Pusat selambat-lambatnya pada akhir masa bhaktinya.
2. Apabila 3 (tiga) bulan sesudah berakhirnya masa bhakti badan Pengurus Pusat tidak
      diselenggarakan musyawarah nasional tanpa alasan yang dapat dipertanggung-
      jawabkan, maka Badan Pengurus Pusat tersebut kehilangan hak dan wewenang
     untuk mengurus organisasi dan harus segera diadakan musyawarah nasional luar
     biasa sesuai dengan ketentuan dalam anggaran rumah tangga.
3. Tempat penyelenggaraan musyawarah nasional ditetapkan dalam sidang dewan
     pleno, selambat-lambatnya 6(enam)bulan sebelum MUNAS.
4. Prosedur dan tata laksana penyelenggaraan musyawarah nasional merupakan tugas
    dan tanggung jawab badan pengurus pusat. Kecuali apabila badan pengurus pusat
    telah kehilangan hak dan wewenang untuk mengurus organisasi sebagai mana
    disebut pada ayat 2(dua) diatas, maka dewan pleno akan mengambil alih tugas dan
    tanggung jawab tersebut.
5. Musyawarah nasional diselenggarakan oleh badan pengurus pusat dibantu Badan
     Pengurus Daerah setempat dimana musyawarah nasional diadakan.
6. Anggaran biaya penyelenggaraan musyawarah nasional disepakati antara Badan
    Pengurus Pusat dengan Badan pengurus daerah ditempat penyelenggaraan
    musyawarah nasional diselenggarakan, dan ditanggung oleh BPP.
7. Musyawarah nasional berwenang dan berhak :
   a. Mengubah dan menyempurnakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
   b. Menetapkan program umum organisasi
   c. Menilai untuk menerima atau menolak laporan pertanggung jawaban Badan
      Pengurus Pusat selama masa baktinya
   d. Memilih dan menetapkan Badan Pengurus Pusat Beserta Lembaga Kelengkapan
       Organisasi Tingkat Nasional
   e. Menyusun anggaran pendapatan dan pengeluaran Organisasi untuk satu masa bakti.
8. Menetapkan keputusan-keputusan lain yang dibutuhkan
9. Peserta Musyawarah Nasional terdiri dari :
   a. Utusan adalah Fungsionaris Badan Pengurus Daerah dengan jumlah sebanyak-
      banyaknya 5 (lima) orang setiap Daerah, yang mendapat mandat dari Badan
      Pengurus Daerah yang bersangkutan berdasarkan keputusan rapat.
   b. Peninjau adalah Fungsionaris Badan Pengurus Pusat dan Anggota Lembaga
      Kelengkapan Organisasi Tingkat Nasional, serta Fungsionaris Badan Pengurus
      Daerah dan Anggota HIPANDO daerah yang mendapat mandat dari Badan
      Pengurus Daerah yang bersangkutan.
   c. Undangan adalah peserta lainnya diluar Utusan dan Peninjau yang diundang oleh
      Badan Pengurus Daerah yang bersangkutan.




5
10. Hak Peserta Musyawarah Nasional :
    a. Utusan memiliki hak suara, hak bicara, hak memilih dan dipilih.
    b. Peninjau memiliki hak bicara, dan hak dipilih
    c. Undangan memiliki hak bicara.
11. Musyawarah
    a. Mengubah dan menyempurnakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
    b. Menetapkan program umum organisasi
    c. Menilai untuk menerima atau menolak laporan pertanggung jawaban Badan
       Pengurus Pusat selama masa baktinya
    d. Memilih dan menetapkan Badan Pengurus Pusat Beserta Lembaga Kelengkapan
       Organisasi Tingkat Nasional
    e. Menyusun anggaran pendapatan dan pengeluaran Organisasi untuk satu masa
       bakti.
    f. Menetapkan keputusan-keputusan lain yang dibutuhkan


                                    Pasal 11
                              MUSYAWARAH DAERAH

1. Musyawarah Daerah sebagai Badan kekuasaan tertinggi ditingkat Daerah
     diselenggarakan sekali dalam 4 (empat) tahun oleh atas tanggung jawab Badan
     Daerah selambat-lambatnya poada akhir Masa Baktinya.
2. Apabila setelah 3(tiga) bulan masa bakti Badan Pengurus Daerah berakhir tidak
     diselenggarakan Musyawarah Daerah tanpa alasan yang dapat dipertanggung
     jawabkan, maka Badan Pengurus Daerah kehilangan hak dan wewenang untuk
     mengurus organisasi harus segera diadakan Musyawarah Daerah Luar Biasa sesuai
     dengan ketentuan dalam Anggaran Rumah Tangga.
3. Tempat penyelengaraan Musyawarah Daerah ditetapkan dalam Rapat Pengurus
     Daerah.
4. Prosedur dan tatalaksana penyelenggaraan Musyawarah Daerah merupakan tugas
     dan tanggung jawab Badan Pengurus Daerah, kecuali Badan telah kehilangan hak dan
     wewenang untuk mengurus organisasi sebagaimana disebut pada ayat 2(dua) diatas,
     maka Badan Pengurus Pusat akan mengambil alih tugas dan tanggung jawab
     tersebut.
5. Musyawarah Daerah diselenggarakan oleh Badan Pengurus Daerah dibantu Badan
   Pengurus Cabang di tempat dimana Musyawarah Daerah diadakan.
6. Anggaran Biaya penyelengaraaan Musyawarah Daerah disepakati antara Badan
   Pengurus Daerah diselenggarakan dan ditanggung oleh BPD.
7. Musyawarah Daerah berwenang:
   a. Menetapkan Program Umum daerah dengan mengacu pada Program Umum
      Organisasi.
   b. Menilai dan menetapkan Laporan Pertanggungjawaban Badan Pengurus Daerah
      selama masa bakti.
   c. Memilih menetapkan Badan Pengurus Daerah beserta lembaga Kelengkapan
      organisasi tingkat daerah.
   d. Menetapakan keputusan-keputusan lain yang diperlukan.


6
8. Peserta Musyawarah Daerah terdiri dari:
  a. Utusan adalah Fungsionaris Badan Pengurus Cabang dengan jumlah sebanyak
     banyaknya 5 (lima) orang setiap Cabang, yang mendapat Mandat dari Badan
     Pengurus Cabang yang bersangkutan.
  b. Peninjau adalah Fungsionaris Badan Pengurus Daerah dan Anggota Lembaga
     Kelengkapan Organisasi tingkat Daerah, serta Fungsionaris Badan Pengurus
     Cabang dan anggota HIPANDO Cabang yang mendapat Mandat dari Badan
     Pengurus Cabang yang bersangkutan.
  c. Undangan adalah peserta lainnya diluar Utusan dan Peninjau yang diundang oleh
     Badan Pengurus Daerah.
 9. Hak peserta Musyawarah Daerah :
  a. Utusan memiliki hak suara, hak bicara, hak memilih dan dipilih.
  b. Peninjau memiliki hak bicara, dan hak dipilih.
  c. Undangan memiliki hak bicara.
10. Musyawarah Daerah adalah sah bila memenuhi korum sebanyak ¾ (tiga
    perempat) dari peserta yang berhak hadir. Jika korum ini tidak tercapai, maka
    upacara pembukaan Musyawarah Cabang tetap dapat berlangsung menurut
    jadwal yang tercantum dalam surat undangan, tetapi persidangan Musyawarah
    Cabang ditunda selama 24 (dua puluh empat) jam. Apabila setelah waktu
    penundaan jumlah korum tidak tercapai, maka persidangan Musyawarah Cabang
    dapat berlangsung, dan adalah sah tanpa perlu mengindahkan korum.

                                  Pasal 13
                       MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA

1. Musyawarah Nasional Luar biasa diselenggarakan bila ada kebutuhan hal-hal yang
   tidak dapat ditunda sampai Musyawarah Nasional diselenggarakan, antara lain
   seperti :
   a. Terjadi Penyimpangan dan pelanggaran oleh Badan pengurus Pusat.
   b. Jika Badan Pengurus Pusat tidak menyelenggarakan Musyawarah Nasional
      setelah 3(tiga) bulan terakhir masa bakti Badan Pengurus Pusat tanpa alasan
      yang dapat dipertanggung jawabkan (pasal 12 ayat 2).
2. Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat diadakan atas permintaan 2/3 (dua per tiga)
   jumlah Anggota Badan Pengurus Pusat atau sebaliknya.
3. Ketentuan-ketentuan tentang penyelenggaraan Musyawarah Nasional dapat
   diberlakukan untuk menyelenggarakan Musyawarah Nasional Luar biasa.
4. Permasalahan yang akan dibahas harus disampaikan kepada para peserta bersama-
   sama Undangan menghadiri Musyawarah Nasional Luar Biasa paling lambat 15 (lima
   belas) hari sebelum tanggal penyelenggaraan.




7
Pasal 15
                        MUSYAWARAH CABANG LUAR BIASA

1. Musyawarah Cabang Luar Biasa diselenggarakan bila ada kebutuhan hal-hal yang
    Tidak dapat ditunda sampai Musyawarah Cabang diselenggarakan, antara lain
    seperti :
   a. Terjadi penyimpangan dan pelanggaran oleh Badan Pengurus Cabang.
   b. Jika Badan Pengurus Cabang tidak menyelenggarakan Musyawarah Cabang
      setelah 3 (tiga) bulan terakhir masa bakti Badan Pengurus Cabang tanpa alasan
      yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Musyawarah Cabang Luar Biasa dapat diadakan atas permintaan 2/3 (dua per tiga)
    jumlah anggota biasa Cabang bersama-sama dengan 2/3 (dua per tiga) jumlah
    anggota Badan Pengurus Cabang bersama-samadengan 2/3 (dua per tiga) jumlah
    Anggota Badan Pengurus Cabang atau sebaliknya. Kecuali dalam hal
    penyelenggaraan Musyawarah cabang Luar Biasa seperti yang dimaksud dalam pasal
    14 ayat (1) Anggaran Rumah Tangga.
3. Ketentuan-ketentuan tentang penyelenggaraan Musyawarah Cabang dapat
    diberlakukan untuk menyelenggarakan Musyawarah Cabang Luar Biasa.
4. Permasalahan yang akan dibahas harus disampaikan kepada para peserta bersama-
    sama undangan menghadiri Musyawarah Cabang Luar Biasa paling lambat 15 (lima
    belas) hari sebelum tanggal penyelenggaraan.

                                  Pasal 15
                        MUSYAWARAH CABANG LUAR BIASA

1. Musyawarah Cabang Luar Biasa diselenggarakan bila ada kebutuhan hal-hal yang
    Tidak dapat ditunda sampai Musyawarah Cabang diselenggarakan, antara lain
    seperti :
   a. Terjadi penyimpangan dan pelanggaran oleh Badan Pengurus Cabang.
   b. Jika Badan Pengurus Cabang tidak menyelenggarakan Musyawarah Cabang
      setelah 3 (tiga) bulan terakhir masa bakti Badan Pengurus Cabang tanpa alasan
      yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Musyawarah Cabang Luar Biasa dapat diadakan atas permintaan 2/3 (dua per tiga)
    jumlah anggota biasa Cabang bersama-sama dengan 2/3 (dua per tiga) jumlah
    anggota Badan Pengurus Cabang bersama-samadengan 2/3 (dua per tiga) jumlah
    Anggota Badan Pengurus Cabang atau sebaliknya. Kecuali dalam hal
    penyelenggaraan Musyawarah cabang Luar Biasa seperti yang dimaksud dalam pasal
    14 ayat (1) Anggaran Rumah Tangga.
3. Ketentuan-ketentuan tentang penyelenggaraan Musyawarah Cabang dapat
    diberlakukan untuk menyelenggarakan Musyawarah Cabang Luar Biasa.
4. Permasalahan yang akan dibahas harus disampaikan kepada para peserta
    bersama=sama undangan menghadiri Musyawarah Cabang Luar Biasa paling lambat
    15 (lima belas) hari sebelum tanggal penyelenggaraan.




8
Pasal 16
                          MUSYAWARAH NASIONAL KHUSUS

1. Musyawarah Nasional Khusus diselenggarakan :
   a. Untuk menyempurnakan Anggaran Dasar dan/atau Anggaran Rumah Tangga.
   b. Untuk membubarkan Organisasi
2. Untuk melaksanakan pembubaran organisasi, harus mendapat persetujuan terlebih
   dahulu dari seluruh Badan Pengurus Daerah yang ada.
3. Ketentuan-ketentuan tentang penyelenggaraan Musyawarah Nasional dapat
   diberlakukan untuk Musyawarah Nasional khusus.
4. Permasalahan yang akan dibahas harus disampaikan kepada para peserta bersama-
   sama undangan mengahadiri Musyawarah Nasional Khusus paling lambat 15(lima
   belas) hari sebelum tanggal penyelenggaraan.



                                      Pasal 17
                               BADAN PENGURUS PUSAT

    1. Badan Pengurus Pusat merupakan Pimpinan Tertinggi Organisasi di Tingkat
       Nasional yang mewakili organisasi ke luar maupun kedalam serta bertanggung
       jawab atas pengelolaan Organisasi.
    2. Badan Pengurus Dearah berkewajiban untuk :
       a. Menjalankan dan menegakkan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam
           Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
       b. Menjalankan dan menjabarkan Program umum Organisasi kedalam Program
           Kerja Badan Pengurus pusat yang dibagi per tahun program.
       c. Melaksanakan keputusan-keputusan organisasi.
       d. Mewakili organisasi di dalam dan di luar pengadilan.

    3. Badan Pengurus Pusat berwenang untuk mensahkan Badan Pengurus Daerah
       yang merupakan hasil dari Musyawarah Daerah.
    4. Badan Pengurus Pusat berwenang untuk ikut mempersiapkan penyelenggaraan
       Musyawarah Daerah Luar Biasa di Daerah yang Badan Pengurus Daerahnya telah
       melampaui 3 (tiga) bulan sesudah masa baktinya berakhir tanpa alasan yang dapat
       dipertanggungjawabkan dan oleh karenanya telah kehilangan hak dan wewenang
       menjalankan organisasi.
    5. Badan Pengurus Pusat berhak menetapkan tata laksana program serta meneliti
       pelaksanaannya, menetapkan peraturan-peraturan yang diperlukan guna
       kelancaran pengelolaan organisasi.
    6. Badan Pengurus Pusat berhak menetapkan dan membayar biaya operasional
       berdasarka program kerja yang ditetapkan maupun biaya-biaya lainnya yang
       diperlukan untuk melaksanakan tujuan dan usaha organisasi.
    7. Badan Pengurus Pusat mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Eksekutif
       beserta staf Sekretariat Eksekutif dan menetapkan gaji serta syarat-syarat kerja.
    8. Badan Pengurus Pusat bertanggungjawab kepada para anggota melalui forum
       Musyawarah Nasional.

9
Pasal 18
                                BADAN PENGURUS DAERAH
1.   Badan Pengurus Daerah merupakan Pimpinan Tertinggi Organisasi di Tingkat Daerah
     yang mewakili organisasi keluar maupun kedalam serta bertanggungjawab atas
     pengelolaan organisasi di Daerah bersangkutan.
2.   Badan Pengurus Daerah berkewajiban untuk :
     a. Menjalankan dan menegakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam
     b. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
     c. Melaksanakan program umum Daerah serta keputusan-keputusan Musyawarah
         Daerah.
     d. Menjalankan dan menjabarkan program umum Daerah kedalam program kerja
         Badan Pengurus Daerah yang dibagi per tahun program.
     e. Melaksanakan keputusan-keputusan organisasi.
     f. Mewakili organisasi didalam dan diluar pengadilan.
3.   Badan Pengurus Daerah berkewajiban untuk : mensahkan Badan Pengurus Cabang
     yang merupakan hasil dari Musyawarah Cabang.
4.   Badan pengurus Daerah berwenang untuk ikut mempersiapkan penyelenggaraan
     Musyawarah Cabang Luar Biasa di Cabang yang bersangkutan telah melampaui waktu
     3 (tiga) bulan sesudah masa baktinya berakhir tanpa adanya alasan dapat
     dipertanggungjawabkan dan oleh karenanya telah kehilangan hak dan wewenang
     menjalankan organisasi.
5.    Badan Pengurus Daerah berhak menetapkan tata laksana program serta meneliti
     pelaksanaannya, menetapkan peraturan-peraturan yang diperlukan guna kelancaran
     pengelolaan organisasi.
6.   Badan Pengurus Daerah berhak menetapkan dan membayar biaya operasional
     berdasarkan program kerja yang ditetapkan maupun biaya-biaya lainnya yang
     diperlukan guna kelancaran pengelolaan organisasi.
7.   Badan Pengurus Daerah mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Eksekutif
     beserta staf Sekretariat Eksekutif dan menetapkan gaji serta syarat-syarat kerja.
8.   Badan Pengurus Daerah bertanggung jawab kepada para anggota melalui forum
     Musyawarah Daerah.

                                      Pasal 19
                              BADAN PENGURUS CABANG

1. Badan Pengurus Cabang dapat dibentuk pada setiap Kota/Kabupaten/Kota
   Administratif, dengan jumlah anggota sekurang-kurangnya 21 (dua satu) orang.
2. Badan pengurus Cabang merupakan Pimpinan Tertinggi Organiasasi keluar maupun
   kedalam serta bertanggung jawab atas pengelolaan organisasi di cabang
   bersangkutan.
3. Badang pengurus cabang berkewajiban :
   a. Menjalankan dana menegakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam
      anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
   b. Melaksanakan program umum cabang serta keputusan-keputusan Musyawarah
      Cabang.


10
c. Menjalankan dan menjabarkan Program Umum Cabang kedalam Program kerja
        badan pengurus cabang yang dibagi pertahun program.
     d. Melaksanakan keputusan-keputusan organisasi.
     e. Mewakili organisasi didalam dan diluar pengadilan
4.   Badan Pengurus Cabang berhak menetapkan tata laksana program serta meneliti
     pelaksanaannya, menetapkan peraturan-peraturan yang diperlukan guna kelancaran
     pengelolaan organisasi.
5.   Badan Pengurus Cabang berhak menetapkan dan membayar biaya operasional
     berdasarkan program kerja yang ditetapkan maupun biaya-biaya lainnya yang
     diperlukan untuk melaksanakan tujuan dan usaha organisasi.
6.   Badan Pengurus Cabang mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Eksekutif
     beserta staf Sekretariat eksekutif dan menetapkan gaji serta syarat-syarat kerja.
7.   Badan Pengurus Cabang bertanggung jawab kepada para anggota melalui forum
     Musyawarah Daerah.

                                     Pasal 20
                        PARA FUNGSIONARIS BADAN PENGURUS

1. Para Fungsionaris Badan Pengurus Harian Pusat terdiri atas :
   a. Seorang Ketua Umum.
   b. Ketua yang jumlahnya sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.
   c. Sekretaris Jenderal.
   d. Wakil Sekretaris Jenderal.
   e. Bendahara Umum.
   f. Wakil Bendahara Umum.
   g. Kompartemen, sesuai kebutuhan.
2. Para Fungsionaris Badan Pengurus Lengkap Pusat terdiri dari Badan Pengurus Harian
   ditambah Ketua-ketua Departemen yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan.
3. Fungsionaris Badan Pengurus Daerah dan Badan Pengurus Cabang, sedapat mungkin
   struktur dan jumlahnya sesuai/sama dengan Badan Pengurus Pusat, namun tetap
   memperhatikan kebutuhan Daerah/Cabang yang bersangkutan.
4. Para Fungsionaris Badan Pengurus Harian Daerah atau Cabang terdiri dari :
   a. Seorang Ketua Umum.
   b. Ketua- Ketua yang jumlahnya sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.
   c. Sekretaris Umum untuk BPD dan Sekretaris untuk GPC
   d. Bendahara Umum untuk BPD dan Bendahara untuk BPC
   e. Kompartemen sesuai kebutuhan.
5. Para Fungsionaris Badan Pengurus Lengkap Daerah atau Cabang terdiri dari Badan
   Pengurus Harian ditambah Ketua-ketua Departemen yang jumlahnya sesuai dengan
   kebutuhan.

                                    Pasal 21
                      PERSYARATAN ANGGOTA BADAN PENGURUS

1. Persyaratan umum bagi calon Pengurus adalah :
   a. Anggota Biasa yang aktif.
   b. Setia kepada Pancasila dan undang-undang Dasar 1945

11
c. Setia kepada cita-cita usaha dan tujuan HIPANDO.
   d. Berpandangan luas, bersikap/bermoral baik dan terpandang masyarakat terutama
       masyarakat dunia usaha
   e. Tidak berada dalam keadaan terpidana atau dinyatakan pailit oleh pengadilan.
   f. Menyatakan kesediaan aktif dan bersedia mundur jika dinilai tidak aktif.
2. Persyaratan khusus bagi calon fungsionaris Badan Pengurus Harian Pusat adalah
   anggota biasa yang pernah dan/atau sedang menjalani kepengurusan satu masa bakti
   penuh di BPD, mnimal pada jenjang/tingkat jabatan dibawahnya.
3. Persyaratan khusus bagi calon ketua umum adalah :
    a. Memenuhi persyaratan umum bagi calon pengurus.
    b. Untuk calon Ketua Umum Pusat pernah menjadi fungsionaris Badan Pengurus
       Pusat/Harian Daerah sekurang-kurangnya 1 (satu) masa bakti penuh sebagaimana
       diatur dalam pasal 26.
    c. Bersedia bertempat tinggal dimana Badan Pengurus berkedudukan.
    d. Mencalonkan diri sebagai Ketua Umum secara tertulis sekurang-kurangnya 1
       (satu) bulan sebelum tanggal pelaksanaan Musyawarah Nasional, 14 (empat belas)
       hari sebelum tanggal pelaksanaan MUSDA dan 7 (tujuh) hari sebelumtanggal
       pelaksanaan MUSCAB, yang ditetapkan oleh masing-masing tingkatan
       (BPP,BPD,BPC).


                               Pasal 22
TATA CARA PEMILIHAN KETUA UMUM DAN PEMBENTUKAN BADAN PENGURUS PUSAT

1. Pemilihan Ketua Umum Badan pengurus pusat dilaksanakan dengan asas LUBER
    (Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia) dan JURDIL (jujur dan adil), yang langsung
    dalam 3 (tiga) tahap :
    a. Tahap Nominasi
    b. Tahap Kampanye
    c. Tahap Pemilihan
2. Tahap Nominasi :
   a. Bakal calon Ketua Umum mencalonkan diri secara tertulis dengan mendaftarkan
       pada panitia Pemilihan yang dibentuk oleh Badan Pengurus Pusat, selambat-
       lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tanggal pelaksanaan Musyawarah Nasional
       yang telah ditetapkan dan ditembuskan kepada BPD-BPD HIPANDO.
   b. Calon Ketua Umum mempresentasikan pokok-pokok pikirannya kepada komite
       pembekalan Calon Ketua Umum yang terdiri dari 2 (dua) orang Panitia Pengarah.
       (SC)
   c. Tahap Kampanye
   d. Setelah melewati Tahap Nominasi, bakal calon diwajibkan mengikuti Tahap
       Kampanye Tertulis, Kampanye lisan, Debat antar calon, dan presentasi pokok-
       pokok pikiran yang dinilai Tim Nominasi dalam forum yang disediakan oleh panitia
       pemilihan.
   e. Tahap Kampanye berlangsung hingga saat penyelenggaraan Musyawarah
       Nasional.




12
3. Tahap Pemilihan, dengan prosedur :
   a. Setiap utusan memilih 3 (tiga) calon formatur yang telah memenuhi peryaratan
      sebagai Calon Ketua Umum sebagaimana ditetapkan pasal 23 ayat (3) Anggaran
      Rumah Tangga, diatas kertas suara yang disediakan oleh panitia Pengarah
      Musyawarah Nasional.
   b. Sebelum pemilihan formatur diadakan, setiap calon formatur diharuskan
      memperkenalkan diri sekaligus menjabarkan program umum Nasionl HIPANDO
      yang diputuskan oleh Musyawarah Nasional.
   c. Pemilhan melakukan ditempat yang disediakan oleh panitia Pelaksana
      Musyawarah Nasional.
   d. Dari hasil perhitungan suara, ditentukan 3 (tiga) orang pengumpul suara
      terbanyak dan berhak ikut dalam tahap pemilihan Ketua Umum.
   e. Apabila hanya terdapat 3 (tiga) calon Ketua umum, maka langsung diadakan
      pemilihan Ketua Umum/Ketua Formatur.
   f. Sebelum pemeilihan Ketua Umum diadakan, setiap calon ketua Umum diharuskan
      kembali menyatakan kesediaannya dipilih menjadi Ketua Umum dan melakukan
      tanya jawab dengan peserta.
   g. Pada saat pemilihan ketua umum, setiap utusan memilih 1 (satu) diantara 3 (tiga)
      nama calon-calon ketua umum diatas kertas suara yang disediakan oleh panitia
      pengarah Musyawarah Nasional.
   h. Setelah memilih, kertas suara dimasukan kedalam kotak suara yang disediakan di
      tempat yang sama.
   i. Perhutungan suara dilakukan secara terbuka dipimpin oleh ketua sidang dibantu
      oleh 3 (tiga) orang utusan daerah.
   j. Calon yang memperoleh suara terbanyak menjadi Ketua Umum Badan Pengurus
      Pusat terpilih, dan sekaligus menjadi Ketua Formatur dan lainnya menjadi mede
      formatur.
   k. Ketua Umum terpilih yang sekligus Ketua Formatur didampingi oleh dua orang
      mede formatur menyusun kepengurusan untuk masa bakti berikutnya.

                                  Pasal 23
                          PEMILIHAN KETUA UMUM
              DAN PEMBENTUKAN BADAN PENGURUSDAERAH/CABANG

Tata cara dan prosedur pemilihan Ketua Umum dan pembentukan Badan Pengurus
Daerah/Cabang dilakukan sesuai dengan ketentuan pasal 24 Anggaran Rumah Tangga.

                                    Pasal 24
                           MASA BAKTI BADAN PENGURUS

1. Masa bakti Badan Pengurus adalah 4 (empat) tahun terhitung mulai disahkan oleh
   Musyawarah Nasional / Daerah / Cabang.
2. Seorang Fungsionaris Badan Pengurus harian yang bukan ketua Umum, setelah
   1(satu) masa bakti dapat dipilih kembali.
3. Setelah menjalankan 1 (satu) masa bakti, seorang Ketua Umum Badan Pengurus tidak
   dapat mencalonkan diri dan dipilih kembali


13
Pasal 25
                               DEWAN KEHORMATAN

1. Dewan Kehormatan merupakan Lembaga Kelengkapan Organisasi ditingkat
   Nasional/Daerah/Cabang dan terutama terdiri pendiri, para beklas Ketua Umum/
   Ketua dan bekas Anggota Badan Pengurus HIPANDO lainnya yang jelas jasanya dalam
   memajukan dan mengembangkan HIPANDO.
2. Dewan Kehormatan diuangkat melalui Musyawrah Nasional/Daerah/Cabang untuk
   masa jabatan4 (empat) tahun mulai saat diputuskan dalam Musywarah dan berakhir
   pada Musyawarah berikutnya.
3. Dewan kehormatan bertugas dan berwenang untuk memberi nasihat/saran dan
   gagasaan dibidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya terutama yang berkaitan
   dengan pembangunan ekonomi nasional, baik diminta maupun tidak, khususnya
   dalam rangka pengembangan organisasi HIPANDO.

                                    Pasal 26
                                 DEWAN PEMBINA

1. Dewan Pembina merupakan lembaga Kelengkapan Organisasi di tingkat
   Nasional/Daerah/Cabang dan sebanyak-banyaknya terdiri dari 9(sembilan) orang,
   yaitu seorang Mantan Ketua umum sekaligus sebagai Ketua dan 8 (delapan) orang
   mantan Fungsionaris Badan Pengurus yang baru menyelesaikan masa baktinya.
2. Dewan Pembina diangkat melalui Musyawarah Nasional/Daerah/Cabang untuk masa
   bakti 4 (empat) tahun mulai diputuskan dalam musyawarah dan berahir pada
   musyawarah berikutnya.
3. Dewan Pembina bertugas dan berwenang untuk memberikan pengarahan, saran,
   gagasan serta nasihat baik diminta maupun tidak kepada Badan Pengurus setiap saat
   apabila diperlukan.
4. Mengawasi pelaksanaan Kode Etik Keanggotaan dengan tugas :
    a. Mempelajari pengaduan tertulis dari pihak manapun tentang pelanggaran kode
       etik oleh anggota HIPANDO serta mengadakan penelitian seperlunya.
    b. Jika terbukti adanya pelanggaran kode etik oleh anggota HIPANDO, Dewan
       Pembina melaporkan kepada Badan Pengurus dengan menjelaskan timbangan
       apa, untuk menjalankan sanksi bagi pelanggar.
    c. Badan Pengurus berhak mengambil keputusan sanksi bagi pelanggar berdasarkan
       Pasal 11 Anggaran Rumah Tangga.

                                    Pasal 27
                                  DEWAN PLENO

1. Dewan Pleno merupakan Lembaga Kelengkapan Organisasi yang ada ditingkat pusat.
2. Dewan pleno bertugas dan berfungsi untuk membahas masalah-masalah yang
   berkaitan dengan pelaksanaan dan pengembangan program kerja, saling tukar
   menukar informasi antara Pusat dan Daerah.
3. Dewan Pleno berwenang untuk mempersiapkan penyelenggaraan Musyawarah
   Nasional Luar Biasa bilamana Badan Pengurus Pusat telah melampaui waktu 4
   (empat) bulan sesudah Masa Baktinya berakhir tanpa alasan yang dapat

14
dipertanggungjawabkan dan oleh karenanya telah kehilangan hak dan wewenang
   untuk menjalankan organisasi.
4. Dewan Pleno beranggotakan :
    a. Para Ketua Umum, Para Ketua, Sekretaris, Bendahara dan para Ketua
       Kompartemen atau yang memegang mandat Badan Pengurus Daerah.
    b. Ketua Umum, Para Ketua, Sekretaris Jendral, Wakil Sekretaris Jendaral,
       Bendahara Umum, Wakil Bendahara Umum, Para Ketua Kompartemen Badan
       Pengurus Pusat.
    c. Ketua Dewan Pembina dan Ketua Dewan kehormatan tingkat pusat.
5. Rapat Dewan Pleno diselenggarakan oleh dan atas beban Badan Pengurus Pusat.
6. Dewan Pleno bersidang sebanyak 2 (dua) kali dan dilakukan 6 (enam) bulan sesudah
   MUNAS dan 6 (enam) bulan sebelum MUNAS.

                                      Pasal 28
                               SEKRETARIAT EKSEKUTIF

1. Sekretariat Eksekutif bertugas melaksanakan dan mengelola segala urusan
   administrasi dan berbagai tugas lainnya.
2. Sekretariat Eksekutif dipimpin oleh Sekretaris Eksekutif dan dibantu oleh beberapa
   Staf lainnya.
3. Sektretaris Eksekutif diangkat dan diberhentikan oleh Badan Pengurus Harian dan
   dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Sekretaris Eksekutif bertanggung jawab
   kepada Badan Pengurus Harian melalui Sekretaris Jenderal.
4. Sekretaris Eksekutif beserta Staf lainnya adalah tenaga profesional yang bekerja
   secara penuh. Oleh sebab itu, mereka mendapat gaji sebagai karyawan yang diatur
   dan ditetapkan oleh Badan Pengurus Harian.
5. Rangkap jabatan :
   a. Jabatan Sekretaris Eksekutif tidak boleh dirangkap oleh salah seorang Badan
      Pengurus.
   b. Sekretaris Eksekutif bukan seorang pengusaha.
6. Pengangkatan dan pemberhentian tenaga staf Sekretariat Eksekutif dilaksanakan
   sesuai dengan norma peraturan atau perundang-undangan ketenaga kerjaan yang
   berlaku.

                                      Pasal 29
                                    SEKRETARIAT

1. Badan Pengurus Daerah/Cabang memiliki Kantor Sekretariat yang dikepalai atau
   dipimpin oleh seorang sekretaris Eksekutif yang bertanggung jawab kepada Badan
   Pengurus Harian Daerah/Cabang melalui Sekretaris Badan Pengurus.
2. Uraian tugas, Jabatan dan wewenang Sekretaris Eksekutif Badan
   PengurusDaerah/Cabang pada prinsipnya sama dengan sekretaris Eksekutif Badan
   Pengurus Pusat sebagaimana diatur pada pasal 30 Anggaran Rumah Tangga.




15
BAB V
                        PEMBAGIAN WEWENANG PENGURUS
                                    Pasal 30
                       TUGAS DAN KEWAJIBAN FUNGSIONARIS
                            BADAN PENGURUS HARIAN

1. Ketua Umum mengetahui Badan Pengurus, secara umum mengkoordinir tugas dan
   kewajiban seluruh anggota Badan Pengurus.
2. Ketua umum bersama-sama sekretaris Jenderal memimpin siding-sidang Badan
   Pengurus dan apabila berhalangan, wajib menunjuk salah seorang Ketua. Dalam hal
   Ketua Juga berhalangan maka salah seorang Ketua Kompartemen wajib
   menghentikannya.
3. Apabila Ketua Umum berhalangan untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari dapat
   diwakili oleh salah seorang ketua yang ditunjuk. Sedangkan apabila Ketua Umum.
   karena satu dan lain hal tidak dapat diteruskan sama sekali jabatannya sampai
   berakhir, maka Badan Pengurus Harian dapat menetapkan dan mengangkat salah
   seorang Ketua sebagai Pejabat Ketua Umum dan diperkenankan memegang jabatan
   rangkap.
4. Jika lamanya sisa masa bakti kepengurusan yang lowong sebagai akibat yang disebut
   pada ayat (3) diatas itu 1 ½ (satu setengah) tahun atau lebih, maka Ketua yang
   menjadi Pejabat Ketua Umum tersebut dapat disebut Ketua Umum (definitive) dan
   masa jabatan yang dipakainya sampai akhir masa baktinya kepengurusan yang sedang
   berjalan itu dinilai satu masa bakti atau satu masa jabat kepengurusan. Sedangkan
   kalau kurang dari 1 ½ (satu setangah) tahun, tidak dianggap sebagai satu masa bakti
   dan Pejabat yang bersangkutan disebut Pejabat ketua Umum.
5. Ketua Umum Badan Pengurus Pusat melantik Badan Pengurus Daerah didaerahnya.
6. Ketua bertugas mengkoordinir kompartemen-kompartemen yang dibawahinya.
7. Sekretaris Jenderal bertugas melaksanakan semua kebijakan ketetapan dan tugas
   lainnya yang dilimpahkan oleh Badan Pengurus Harian, mengelola segala urusan
   administrasi, manajemen, personalia, harta benda organisasi dan berbagai tugas
   lainnya.
8. Bendahara Umum bertanggung jawab atas pencarian sumber dana, mengelola dan
   penguasaan kekayaan serta keuangan organisasi, perakunan dan menyampaikan
   neraca tahunan yang telah diperiksa akuntan terdaftar kepada Badan Pengurus
   selambat-lambatnya pada tanggal 31 Maret setiap tahun.
9. Kompartemen bertugas mengkoordinir Departemen-Departemen yang dibawahinya.


                                      BAB VI
                               RAPAT DAN KEPUTUSAN
                                      Pasal 31
                               RAPAT KERJA HIPANDO

1. Rapat Kerja HIPANDO terdiri dari :
   a. Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ditingkat pusat /nasional
   b. Rapat Kerja Daerah (Rakerda) ditingkat Daerah
   c. Rapat Kerja Cabang ( Rakercab) ditingkat Cabang

16
2. Rapat Kerja HIPANDO diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab Badan Pengurus
   Pusat/Daerah/Cabang pada waktu setengah masa baktinya berlalu.
3. Rapat Kerja HIPANDO diselenggarakan dengan tujuan untuk mengevaluasi program
   kerja yang telah dan akan dilaksanakan, menetapkan keputusan-keputusan yang
   menunjang pelaksanaan keputusan-keputusan Musyawarah Nasional/Daerah/Cabang.
4. Rapat HIPANDO dihadiri :
   a. Ditingkat Pusat/Nasional , oleh Badan Pengurus Pusat, Dewan Pembina, Dewan
      Kehormatan dan para utusan Badan Pengurus Daerah sebagai peserta.
   b. Ditingkat Daerah, oleh Badan Pengurus Daerah, Dewan Pembina, Dewan
      Kehormatan dan para utusan Badan Pengurus Daerah sebagai peserta.
   c. Ditingkat Cabang, oleh Badan Pengurus Daerah, Dewan Pembina, Dewan
      Kehormatan dan para anggota sebagai peserta.



                                       Pasal 32
                              RAPAT BADAN PENGURUS
1. Rapat Badan Pengurus Lengkap diselenggarakan setiap dua bulan sekali, sedangkan
    rapat Badan Pengurus Harian diselenggarakan sebulan sekali.
2. Rapat Badan Pengurus adalah sah bila dihadiri 2/3 (dua per tiga) jumlah anggota
    badan pengurus.
3. Para Ketua dapat mengadakan rapat dengan kompartemen-kompartemen yang ada
    dibawah koordinasinya.
4. Para Ketua Kompartemen/Departemen dapat mengadakan rapat didalam
  lingkungannya sendiri atau antar kompartemen/Departemen setiap kali diperlukan.

                                    Pasal 33
                                KEPUTUSAN RAPAT

1. Keputusan Rapat pada dasarnya dilakukan secara Musyawarah untuk Mufakat.
2. Apabila Keputusan secara Musyawarah umtuk Mufakat tidak berhasil maka
   keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak

                            KEUANGAN DAN KEKAYAAN
                                   Pasal 34
                                  KEUANGAN

1. Badan Pengurus menetapkan besarnya uang pangkal, iuran, pungutan maupun
   sumbangan, gibah.
2. Semua lalulintas atau mutilasi keuangan harus dicatat disertai bukti-bukti sah
   menurut kaidah peraturan yang lazim yang berlaku.
3. Tahun buku HIPANDO adalah 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
4. Pada setiap tanggal 1 Desember, oleh bendahara dibuat Rancangan Anggaran
   pendapatan dan belanja organisasi (RAPBO) tahunan yang disahkan oleh pengurus.
5. Untuk membantu keuangan Badan Pengurus Pusat, maka 10 % hasil iuran anggota
   diserahkan kepada Badan Pengrus Pusat. Sedangkan untuk membantu keuangan


17
Badan Pengurus Daerah, maka 30 % hasil iuran anggota diserahkan kepada Badan
   Pengurus Daerah.
6. Untuk memperkuat posisi keuangan organisasi maka Badan Pengurus mengadakan
   usaha tersendiri yang sah, halal dan tidak bertentangan dengan Anggaran
   Dasar/Anggaran Rumah Tangga.

                                      Pasal 35
                                     KEKAYAAN

1. Badan Pengurus bertanggung jawab atas harta kekayaan organisasi baik yang
   bergerak mapun yang tetap dari segi pemeliharaan dan cara penggunaannya.
2. ata cara likuidasi atas kekayaan organisasi karena pembubaran ditetapkan oleh
   musyawarah.
                                           BAB VIII

                                        PENUTUP

                                         Pasal 36

Hal-hal yang belum atau tidak cukup diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini, diatur
oleh Badan Pengurus Pusat dalam peraturan-peraturan tersendiri yang tidak boleh
bertentangan dengan jiwa dan semangat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
HIPANDO.

                                         Pasal 37

Anggaran Rumah Tangga ini merupakan penyempurnaan Anggaran Rumah Tangga yang
disahkan pada tanggal 11 September 2009.




18

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Was ist angesagt? (20)

Ad art smi
Ad art smiAd art smi
Ad art smi
 
Pokdakan gelanggang ikan
Pokdakan gelanggang ikanPokdakan gelanggang ikan
Pokdakan gelanggang ikan
 
Ad art-yayasan
Ad art-yayasanAd art-yayasan
Ad art-yayasan
 
Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga IKASUM JAYA
Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga IKASUM JAYAAnggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga IKASUM JAYA
Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga IKASUM JAYA
 
Kelompok budidaya ikan sukapura
Kelompok budidaya ikan sukapuraKelompok budidaya ikan sukapura
Kelompok budidaya ikan sukapura
 
Contoh AD ART Ikatan ALumni
Contoh AD ART Ikatan ALumniContoh AD ART Ikatan ALumni
Contoh AD ART Ikatan ALumni
 
CONTOH Ad art forum
CONTOH Ad art forumCONTOH Ad art forum
CONTOH Ad art forum
 
Anggaran Dasar KOKOPI
Anggaran Dasar KOKOPIAnggaran Dasar KOKOPI
Anggaran Dasar KOKOPI
 
Peraturan organisasi
Peraturan organisasiPeraturan organisasi
Peraturan organisasi
 
Anggaran Rumah Tangga KOKOPI
Anggaran Rumah Tangga KOKOPIAnggaran Rumah Tangga KOKOPI
Anggaran Rumah Tangga KOKOPI
 
Anggaran Dasar PERMAHI
Anggaran Dasar PERMAHIAnggaran Dasar PERMAHI
Anggaran Dasar PERMAHI
 
Adart yayasan ja 011
Adart yayasan ja 011Adart yayasan ja 011
Adart yayasan ja 011
 
Anggaran Rumah Tangga PERMAHI
Anggaran Rumah Tangga PERMAHIAnggaran Rumah Tangga PERMAHI
Anggaran Rumah Tangga PERMAHI
 
Ikatan alumni kimia industri
Ikatan alumni kimia industriIkatan alumni kimia industri
Ikatan alumni kimia industri
 
Ad art fokus
Ad art fokusAd art fokus
Ad art fokus
 
Ad art himpaudi
Ad art himpaudiAd art himpaudi
Ad art himpaudi
 
ANGGARAN DASAR HIMPAUDI MUNAS III di Bali
ANGGARAN DASAR HIMPAUDI MUNAS III di BaliANGGARAN DASAR HIMPAUDI MUNAS III di Bali
ANGGARAN DASAR HIMPAUDI MUNAS III di Bali
 
Anggaran rumah tangga nu
Anggaran rumah tangga nuAnggaran rumah tangga nu
Anggaran rumah tangga nu
 
Contoh Draft A D A R T
Contoh Draft  A D  A R TContoh Draft  A D  A R T
Contoh Draft A D A R T
 
Peraturan organisasi
Peraturan organisasiPeraturan organisasi
Peraturan organisasi
 

Andere mochten auch (20)

Weisskopf1983
Weisskopf1983Weisskopf1983
Weisskopf1983
 
IMBA Business Trip to Japan 2011
IMBA Business Trip to Japan 2011IMBA Business Trip to Japan 2011
IMBA Business Trip to Japan 2011
 
Embarcadero's Connected Development
Embarcadero's Connected DevelopmentEmbarcadero's Connected Development
Embarcadero's Connected Development
 
Web & Sostenibilità
Web & SostenibilitàWeb & Sostenibilità
Web & Sostenibilità
 
浙江省成人教育與職業教育協會參訪本校農場牧場
浙江省成人教育與職業教育協會參訪本校農場牧場浙江省成人教育與職業教育協會參訪本校農場牧場
浙江省成人教育與職業教育協會參訪本校農場牧場
 
Twenty Eleven 詳説 WordBench Osaka #02
Twenty Eleven 詳説 WordBench Osaka #02Twenty Eleven 詳説 WordBench Osaka #02
Twenty Eleven 詳説 WordBench Osaka #02
 
Dutt1992 indian
Dutt1992 indianDutt1992 indian
Dutt1992 indian
 
Sergio martinez
Sergio martinezSergio martinez
Sergio martinez
 
ELCM 390 orientation
ELCM 390 orientationELCM 390 orientation
ELCM 390 orientation
 
Материалы выступления Н. Кузиной
Материалы выступления Н. КузинойМатериалы выступления Н. Кузиной
Материалы выступления Н. Кузиной
 
Материалы выступления Колесникова
Материалы выступления КолесниковаМатериалы выступления Колесникова
Материалы выступления Колесникова
 
Harrod1974
Harrod1974Harrod1974
Harrod1974
 
Timmy's Tea Shop Photo Essay
Timmy's Tea Shop Photo EssayTimmy's Tea Shop Photo Essay
Timmy's Tea Shop Photo Essay
 
Watchmen
WatchmenWatchmen
Watchmen
 
It's not just about Apps
It's not just about AppsIt's not just about Apps
It's not just about Apps
 
Bridge Masuk Sekolah
Bridge Masuk SekolahBridge Masuk Sekolah
Bridge Masuk Sekolah
 
Sinterklaas ahoi
Sinterklaas ahoi Sinterklaas ahoi
Sinterklaas ahoi
 
Harrod1938
Harrod1938Harrod1938
Harrod1938
 
Scramble3
Scramble3Scramble3
Scramble3
 
So long andthanksforallthefish
So long andthanksforallthefishSo long andthanksforallthefish
So long andthanksforallthefish
 

Ähnlich wie Organisasi Anyaman

Draft ad hasil kongnas v
Draft ad hasil kongnas vDraft ad hasil kongnas v
Draft ad hasil kongnas vswirawan
 
Anggaran Dasar Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017
Anggaran Dasar Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017Anggaran Dasar Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017
Anggaran Dasar Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017IPeKBKota
 
PPT PENGUATAN ORGANISASI PPNI JAKUT.ppt
PPT PENGUATAN ORGANISASI PPNI JAKUT.pptPPT PENGUATAN ORGANISASI PPNI JAKUT.ppt
PPT PENGUATAN ORGANISASI PPNI JAKUT.pptIwAn927910
 
AD_ART_LSM_SOLIDARITAS_SUARA_RAKYAT_ANGG.docx
AD_ART_LSM_SOLIDARITAS_SUARA_RAKYAT_ANGG.docxAD_ART_LSM_SOLIDARITAS_SUARA_RAKYAT_ANGG.docx
AD_ART_LSM_SOLIDARITAS_SUARA_RAKYAT_ANGG.docxGafurKroos
 
Anggaran Rumah Tangga Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017
Anggaran Rumah Tangga Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017Anggaran Rumah Tangga Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017
Anggaran Rumah Tangga Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017IPeKBKota
 
Ad art himpunan perawat manajer indonesia
Ad art himpunan perawat manajer  indonesiaAd art himpunan perawat manajer  indonesia
Ad art himpunan perawat manajer indonesiaResdi Budaya
 
Departemen koprasi dan usaha kecil dan menengah
Departemen koprasi dan usaha kecil dan menengahDepartemen koprasi dan usaha kecil dan menengah
Departemen koprasi dan usaha kecil dan menengahaliffya_irlandha
 
PPT Penguatan Organisasi Jaksel Pak Koko.ppt
PPT Penguatan Organisasi Jaksel Pak Koko.pptPPT Penguatan Organisasi Jaksel Pak Koko.ppt
PPT Penguatan Organisasi Jaksel Pak Koko.pptIwAn927910
 
Anggaran rumah tangga koperasi aman mandiri
Anggaran rumah tangga koperasi aman mandiriAnggaran rumah tangga koperasi aman mandiri
Anggaran rumah tangga koperasi aman mandiriAkademi Bahasa
 
Akta dan ad kompas
Akta dan ad kompasAkta dan ad kompas
Akta dan ad kompasfadillah_
 
Peraturan Pokok Keanggotaan PBMTI MPD Purbalingga
Peraturan Pokok Keanggotaan PBMTI MPD PurbalinggaPeraturan Pokok Keanggotaan PBMTI MPD Purbalingga
Peraturan Pokok Keanggotaan PBMTI MPD PurbalinggaBudi Rahardjo
 
Angaran rumah tangga (autosaved)
Angaran rumah tangga (autosaved)Angaran rumah tangga (autosaved)
Angaran rumah tangga (autosaved)Strobillus Found
 
Perkoperasian (uu 14_thn_1965)_14
Perkoperasian (uu 14_thn_1965)_14Perkoperasian (uu 14_thn_1965)_14
Perkoperasian (uu 14_thn_1965)_14Ilham Mustafa
 
AD-ART koperasi.docx
AD-ART koperasi.docxAD-ART koperasi.docx
AD-ART koperasi.docxsuprinuryadin
 

Ähnlich wie Organisasi Anyaman (20)

Draft ad hasil kongnas v
Draft ad hasil kongnas vDraft ad hasil kongnas v
Draft ad hasil kongnas v
 
Peraturan dasa1
Peraturan dasa1Peraturan dasa1
Peraturan dasa1
 
Anggaran Dasar Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017
Anggaran Dasar Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017Anggaran Dasar Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017
Anggaran Dasar Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017
 
Anggaran rumah tangga afpmi.fix
Anggaran rumah tangga afpmi.fixAnggaran rumah tangga afpmi.fix
Anggaran rumah tangga afpmi.fix
 
PPT PENGUATAN ORGANISASI PPNI JAKUT.ppt
PPT PENGUATAN ORGANISASI PPNI JAKUT.pptPPT PENGUATAN ORGANISASI PPNI JAKUT.ppt
PPT PENGUATAN ORGANISASI PPNI JAKUT.ppt
 
AD_ART_LSM_SOLIDARITAS_SUARA_RAKYAT_ANGG.docx
AD_ART_LSM_SOLIDARITAS_SUARA_RAKYAT_ANGG.docxAD_ART_LSM_SOLIDARITAS_SUARA_RAKYAT_ANGG.docx
AD_ART_LSM_SOLIDARITAS_SUARA_RAKYAT_ANGG.docx
 
Anggaran Rumah Tangga Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017
Anggaran Rumah Tangga Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017Anggaran Rumah Tangga Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017
Anggaran Rumah Tangga Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) Indonesia Tahun 2017
 
Ad art himpunan perawat manajer indonesia
Ad art himpunan perawat manajer  indonesiaAd art himpunan perawat manajer  indonesia
Ad art himpunan perawat manajer indonesia
 
ADRT GAPOKTAN
ADRT GAPOKTANADRT GAPOKTAN
ADRT GAPOKTAN
 
Departemen koprasi dan usaha kecil dan menengah
Departemen koprasi dan usaha kecil dan menengahDepartemen koprasi dan usaha kecil dan menengah
Departemen koprasi dan usaha kecil dan menengah
 
PPT Penguatan Organisasi Jaksel Pak Koko.ppt
PPT Penguatan Organisasi Jaksel Pak Koko.pptPPT Penguatan Organisasi Jaksel Pak Koko.ppt
PPT Penguatan Organisasi Jaksel Pak Koko.ppt
 
Anggaran rumah tangga koperasi aman mandiri
Anggaran rumah tangga koperasi aman mandiriAnggaran rumah tangga koperasi aman mandiri
Anggaran rumah tangga koperasi aman mandiri
 
Akta dan ad kompas
Akta dan ad kompasAkta dan ad kompas
Akta dan ad kompas
 
Anggaran dasar afpm.fix
Anggaran dasar afpm.fixAnggaran dasar afpm.fix
Anggaran dasar afpm.fix
 
Peraturan Pokok Keanggotaan PBMTI MPD Purbalingga
Peraturan Pokok Keanggotaan PBMTI MPD PurbalinggaPeraturan Pokok Keanggotaan PBMTI MPD Purbalingga
Peraturan Pokok Keanggotaan PBMTI MPD Purbalingga
 
Angaran rumah tangga (autosaved)
Angaran rumah tangga (autosaved)Angaran rumah tangga (autosaved)
Angaran rumah tangga (autosaved)
 
Perkoperasian (uu 14_thn_1965)_14
Perkoperasian (uu 14_thn_1965)_14Perkoperasian (uu 14_thn_1965)_14
Perkoperasian (uu 14_thn_1965)_14
 
Dasar2_Koperasi.ppt
Dasar2_Koperasi.pptDasar2_Koperasi.ppt
Dasar2_Koperasi.ppt
 
AD-ART koperasi.docx
AD-ART koperasi.docxAD-ART koperasi.docx
AD-ART koperasi.docx
 
ADRT koperasi kompas
ADRT koperasi kompasADRT koperasi kompas
ADRT koperasi kompas
 

Mehr von Toto Wirjosoemarto

Kerangka Acuan (TOR) Kegiatan Karya Bakti untuk Negeri di Kebumen 2014
Kerangka Acuan (TOR) Kegiatan Karya Bakti untuk Negeri di Kebumen 2014Kerangka Acuan (TOR) Kegiatan Karya Bakti untuk Negeri di Kebumen 2014
Kerangka Acuan (TOR) Kegiatan Karya Bakti untuk Negeri di Kebumen 2014Toto Wirjosoemarto
 
Mr. Tatsuya Yanagi presentation on OVOP - Yogyakarta Workshop 2014
Mr. Tatsuya Yanagi presentation on OVOP - Yogyakarta Workshop 2014Mr. Tatsuya Yanagi presentation on OVOP - Yogyakarta Workshop 2014
Mr. Tatsuya Yanagi presentation on OVOP - Yogyakarta Workshop 2014Toto Wirjosoemarto
 
Revisi Buku Kenangan Monumen Pena
Revisi Buku Kenangan Monumen PenaRevisi Buku Kenangan Monumen Pena
Revisi Buku Kenangan Monumen PenaToto Wirjosoemarto
 
Berita acara pendirian hipando
Berita acara pendirian hipandoBerita acara pendirian hipando
Berita acara pendirian hipandoToto Wirjosoemarto
 

Mehr von Toto Wirjosoemarto (9)

Lomba blogging untuk ksr
Lomba blogging untuk ksrLomba blogging untuk ksr
Lomba blogging untuk ksr
 
Kerangka Acuan (TOR) Kegiatan Karya Bakti untuk Negeri di Kebumen 2014
Kerangka Acuan (TOR) Kegiatan Karya Bakti untuk Negeri di Kebumen 2014Kerangka Acuan (TOR) Kegiatan Karya Bakti untuk Negeri di Kebumen 2014
Kerangka Acuan (TOR) Kegiatan Karya Bakti untuk Negeri di Kebumen 2014
 
Mr. Tatsuya Yanagi presentation on OVOP - Yogyakarta Workshop 2014
Mr. Tatsuya Yanagi presentation on OVOP - Yogyakarta Workshop 2014Mr. Tatsuya Yanagi presentation on OVOP - Yogyakarta Workshop 2014
Mr. Tatsuya Yanagi presentation on OVOP - Yogyakarta Workshop 2014
 
#RUUKepalangmerahan
#RUUKepalangmerahan #RUUKepalangmerahan
#RUUKepalangmerahan
 
Uu no 59_1958
Uu no 59_1958Uu no 59_1958
Uu no 59_1958
 
Revisi Buku Kenangan Monumen Pena
Revisi Buku Kenangan Monumen PenaRevisi Buku Kenangan Monumen Pena
Revisi Buku Kenangan Monumen Pena
 
Bridge presentation1
Bridge presentation1Bridge presentation1
Bridge presentation1
 
Rancangan anggaran dasar
Rancangan anggaran dasarRancangan anggaran dasar
Rancangan anggaran dasar
 
Berita acara pendirian hipando
Berita acara pendirian hipandoBerita acara pendirian hipando
Berita acara pendirian hipando
 

Kürzlich hochgeladen

Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiPanduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiHaseebBashir5
 
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88KangGunawan2
 
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelmenang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelHaseebBashir5
 
Analisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptx
Analisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptxAnalisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptx
Analisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptxEvita50
 
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdekaLaporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdekajohan effendi
 
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxPraktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxEndah261450
 
381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx
381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx
381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptxSahlimaHutagalung
 
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwdfurinews
 
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online""Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"HaseebBashir5
 
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang MenarikSkintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang MenarikHaseebBashir5
 

Kürzlich hochgeladen (10)

Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiPanduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
 
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
 
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelmenang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
 
Analisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptx
Analisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptxAnalisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptx
Analisa_data_berkala_dengan_metode_semi.pptx
 
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdekaLaporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
 
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxPraktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
 
381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx
381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx
381311118-Contoh-biodata-diri-PowerPoint.pptx
 
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
1000 hari alm KUSWADI aslkdjalksjdlkajdqwd
 
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online""Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
 
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang MenarikSkintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
 

Organisasi Anyaman

  • 1. Oleh : H. Yahya Mustofa, SE 1
  • 2. STATUS ORGANISASI Pasal 1 Himpunan Perajin Anyaman Indonesia atau disingkat HIPANDO adalah suatu organisasi Perajin Anyaman Nasional serta wadah untuk memperjuangkan aspirasi para perajin anyam Indonesia. Pasal 2 HIPANDO merupakan wadah berhimpun Perajin Anyaman yang berasal dari masyarakat perajin Indonesia. BAB II LAMBANG ORGANISASI Pasal 3 1. Arti Lambang HIPANDO : a. Lilitan simpul tali yang tidak terputus menunjukan lambang persatuan dan kesatuan antar perajin seluruh Indonesia. b. Persegi menunjukan simbol arah mata angin tempat asal seluruh anggota perajin anyaman Indonesia dari Sabang sampai Merauke. c. Kotak bertuliskan HIPANDO melambangkan Pancasila d. Warna hitam melambangkan tekad untuk memajukan bangsa dan negara. e. Warna Hijau melambangkan Kesejahteraan dan kemakmuran bangsa. f. Warna Biru melambangkan Kedamaian antar anggota perajin anyaman Indonesia. BAB III KEANGGOTAAN Pasal 4 KETENTUAN KEANGGOTAN Anggota HIPANDO adalah Perajin Anyaman Indonesia yang merupakan pemilik, pimpinan, pengurus dan/atau penanggung jawab perusahaan, sebagaimana diatur dalam Undang-undang yang berlaku. Pasal 5 TATA CARA PENERIMAAN ANGGOTA 1. Setiap calon anggota HIPANDO harus mengajukan permohonan dengan formulir yang disediakan untuk itu dan pernyataan tertulis dari pemohon bahwa pemohon tidak berada dalam keadaan terpidana atau dinyatakan pailit oleh pengadilan. 2. Setiap calon anggota HIPANDO, sebagaimana yang tertuang dalam pasal 5 diatas, harus diusulkan dan didukung secara tertulis oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota badan pengurus setempat. 3. Sekretaris eksekutif memberitahukan secara tertulis lamaran calon anggota kepada para anggota badan pengurus selambat-lambatnya 5 (lima) hari sebelum rapat badan pengurus yang diselenggarakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah lamaran diterima, untuk diputuskan lamaran tersebut disetujui atau ditolak. 2
  • 3. 4. Hak penentuan penerimaan anggota berada tangan Badan Pengurus Daerah/Cabang dan setiap penerimaan anggota harus disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) anggota Badan Pengurus Daerah atau Cabang yang hadir dalam rapat. 5. Penolakan dan alasannya atas sesuatu lamaran keanggotaan harus diberitahukan pada pelamar maupun para pengusul dan pendukungnya dalam waktu 5(lima) Hri setelah diputuskan Badan Pengurus Daerah/Cabang, dan sekurang-kurangnya 2(dua) bulan setelah tanggal pemberitahuan para pengusul serta pendukung dapat mengajukan permohonan kembali. 6. Penolakan lamaran keanggotaan lebih dari 2(dua) Kali mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat mengajukan permohonan/lamaran keanggotaan dalam waktu 1(satu) tahun sesudah penolakan terakhir. 7. Calon anggota yang diterima sebagai anggota diberikan kartu dan atau sertifikat anggota sebagai tanda keanggotaan yang dikeluarkan Badan Pengurus Pusat HIPANDO dan ditandatangani oleh ketua umum dan Sekretaris Jendral Badan Pengurus Pusat. 8. Pengunduran diri dari keanggotaaan HIPANDO harus dinyatakan secara tertulis kepada Badan Pengurus. Pasal 6 KODE ETIK KEANGGOTAAN 1. Anggota HIPANDO berperilaku sebagai pribadi yang bermoral Pancasila dan wajib menjunjung tinggi nama baik serta reputasi keanggotaan didalam masyarakat dan dunia anyaman. 2. Anggota HIPANDO tidak akan secara sadar dan itikad jahat merusak nama baik atau reputasi usaha sesama anggota. 3. Anggota HIPANDO selalu berusaha menjalankan kegiatannya secara baik dan terpuji serta menghindari perbuatan yang menyesatkan langganannya baik dalam bentuk keterangan maupun informasi, promosi , dan iklan. Produksi. Pasal 7 KEWAJIBAN KEANGGOTAAN 1. Setiap anggota wajib melaksanakan dan menaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIPANDO. 2. Setiap anggota wajib membayar uang pangkal dan iuran anggota dan memberi sumbangan untuk mendukung kelancaran kegiatan organisasi. 3. Setiap anggota yang melaksanakan aktifitas usaha berkewajiban secara moral memberikan kesempatan/prioritas kepada anggota lain untuk ikut berpartisipasi sesuai dengan prinsip dan aturan usaha yang berlaku. 4. Setiap anggota wajib menaati Peraturan Badan Pengurus sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIPANDO. 3
  • 4. Pasal 8 HAK ANGGOTA 1. Memperoleh bantuan dalam penigkatan dan pengembangan pengetahuan, serta keterampilan untuk kepentingan usahanya. 2. Memperoleh pelayanan informasi usaha dalam arti kata yang luas termasuk dalam bentuk penerbitan yang dikeluarkan oleh HIPANDO. 3. Memperoleh bantuan dalam hubungan/kontak usaha. 4. Memperoleh surat keterangan yang menyangkut bonafiditas atau surat keterangan lain dalam hubungan kelancaran usahanya dan tidak meninggalkan prinsip-prinsip objektifitas. 5. Turut serta dalam pertemuan-pertemuan dengan misi ekonomi, baik dalam maupun luar negeri, ataupun dalam rombongan misi ekonomi kealam atau luar negeri. 6. Hak-hak keanggotaan tidak dapat diserahkan kepada siapapun juga dan dengan jalan apapun juga. Pasal 9 PENGHENTIAN KEANGGOTAAN 1. Penghentian keanggotaan dapat diakibatkan oleh : a. Pelanggaran Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga. b. Pengenaan hukuman pidana karena kejhatan oleh pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang pasti atau dinyatakan pailid oleh pengadilan. c. Karena meninggal dunia. d. Karena dihentikan Badan Pengurus 3. Penghentian Badan Keanggotaan adalah wewenang Badan Pengurus dan dapat dijalankan setelah yang bersangkutan diberi peringatan 3(tiga) kali, dimana pada peringatan yang kedua Badan Pengurus dapat memberhentikannya untuk sementara waktu. 4. Setiap anggota yang terkena sanksi penghentian sementara atau tetap, kehilangan haknya sebagai anggota. 5. Anggota yang terkena sanksi penghentian sementara dapat mengajukan pembelaan diri atau naik banding pada Badan Pengurus Pusat bagi Anggota daerah dan pada Badan Pengurus Daerah bagi anggota Cabang. 4
  • 5. BAB IV STRUKTUR KEANGGOTAAN Pasal 10 MUSYAWARAH NASIONAL 1. Musyawarah Nasional sebagai Badan Kekuasaan tertinggi organisasi tingkat nasional diselenggarakan sekali dalam 4 (empat) tahun oleh dan atas tanggung jwab Badan Pengurus Pusat selambat-lambatnya pada akhir masa bhaktinya. 2. Apabila 3 (tiga) bulan sesudah berakhirnya masa bhakti badan Pengurus Pusat tidak diselenggarakan musyawarah nasional tanpa alasan yang dapat dipertanggung- jawabkan, maka Badan Pengurus Pusat tersebut kehilangan hak dan wewenang untuk mengurus organisasi dan harus segera diadakan musyawarah nasional luar biasa sesuai dengan ketentuan dalam anggaran rumah tangga. 3. Tempat penyelenggaraan musyawarah nasional ditetapkan dalam sidang dewan pleno, selambat-lambatnya 6(enam)bulan sebelum MUNAS. 4. Prosedur dan tata laksana penyelenggaraan musyawarah nasional merupakan tugas dan tanggung jawab badan pengurus pusat. Kecuali apabila badan pengurus pusat telah kehilangan hak dan wewenang untuk mengurus organisasi sebagai mana disebut pada ayat 2(dua) diatas, maka dewan pleno akan mengambil alih tugas dan tanggung jawab tersebut. 5. Musyawarah nasional diselenggarakan oleh badan pengurus pusat dibantu Badan Pengurus Daerah setempat dimana musyawarah nasional diadakan. 6. Anggaran biaya penyelenggaraan musyawarah nasional disepakati antara Badan Pengurus Pusat dengan Badan pengurus daerah ditempat penyelenggaraan musyawarah nasional diselenggarakan, dan ditanggung oleh BPP. 7. Musyawarah nasional berwenang dan berhak : a. Mengubah dan menyempurnakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga b. Menetapkan program umum organisasi c. Menilai untuk menerima atau menolak laporan pertanggung jawaban Badan Pengurus Pusat selama masa baktinya d. Memilih dan menetapkan Badan Pengurus Pusat Beserta Lembaga Kelengkapan Organisasi Tingkat Nasional e. Menyusun anggaran pendapatan dan pengeluaran Organisasi untuk satu masa bakti. 8. Menetapkan keputusan-keputusan lain yang dibutuhkan 9. Peserta Musyawarah Nasional terdiri dari : a. Utusan adalah Fungsionaris Badan Pengurus Daerah dengan jumlah sebanyak- banyaknya 5 (lima) orang setiap Daerah, yang mendapat mandat dari Badan Pengurus Daerah yang bersangkutan berdasarkan keputusan rapat. b. Peninjau adalah Fungsionaris Badan Pengurus Pusat dan Anggota Lembaga Kelengkapan Organisasi Tingkat Nasional, serta Fungsionaris Badan Pengurus Daerah dan Anggota HIPANDO daerah yang mendapat mandat dari Badan Pengurus Daerah yang bersangkutan. c. Undangan adalah peserta lainnya diluar Utusan dan Peninjau yang diundang oleh Badan Pengurus Daerah yang bersangkutan. 5
  • 6. 10. Hak Peserta Musyawarah Nasional : a. Utusan memiliki hak suara, hak bicara, hak memilih dan dipilih. b. Peninjau memiliki hak bicara, dan hak dipilih c. Undangan memiliki hak bicara. 11. Musyawarah a. Mengubah dan menyempurnakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga b. Menetapkan program umum organisasi c. Menilai untuk menerima atau menolak laporan pertanggung jawaban Badan Pengurus Pusat selama masa baktinya d. Memilih dan menetapkan Badan Pengurus Pusat Beserta Lembaga Kelengkapan Organisasi Tingkat Nasional e. Menyusun anggaran pendapatan dan pengeluaran Organisasi untuk satu masa bakti. f. Menetapkan keputusan-keputusan lain yang dibutuhkan Pasal 11 MUSYAWARAH DAERAH 1. Musyawarah Daerah sebagai Badan kekuasaan tertinggi ditingkat Daerah diselenggarakan sekali dalam 4 (empat) tahun oleh atas tanggung jawab Badan Daerah selambat-lambatnya poada akhir Masa Baktinya. 2. Apabila setelah 3(tiga) bulan masa bakti Badan Pengurus Daerah berakhir tidak diselenggarakan Musyawarah Daerah tanpa alasan yang dapat dipertanggung jawabkan, maka Badan Pengurus Daerah kehilangan hak dan wewenang untuk mengurus organisasi harus segera diadakan Musyawarah Daerah Luar Biasa sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Rumah Tangga. 3. Tempat penyelengaraan Musyawarah Daerah ditetapkan dalam Rapat Pengurus Daerah. 4. Prosedur dan tatalaksana penyelenggaraan Musyawarah Daerah merupakan tugas dan tanggung jawab Badan Pengurus Daerah, kecuali Badan telah kehilangan hak dan wewenang untuk mengurus organisasi sebagaimana disebut pada ayat 2(dua) diatas, maka Badan Pengurus Pusat akan mengambil alih tugas dan tanggung jawab tersebut. 5. Musyawarah Daerah diselenggarakan oleh Badan Pengurus Daerah dibantu Badan Pengurus Cabang di tempat dimana Musyawarah Daerah diadakan. 6. Anggaran Biaya penyelengaraaan Musyawarah Daerah disepakati antara Badan Pengurus Daerah diselenggarakan dan ditanggung oleh BPD. 7. Musyawarah Daerah berwenang: a. Menetapkan Program Umum daerah dengan mengacu pada Program Umum Organisasi. b. Menilai dan menetapkan Laporan Pertanggungjawaban Badan Pengurus Daerah selama masa bakti. c. Memilih menetapkan Badan Pengurus Daerah beserta lembaga Kelengkapan organisasi tingkat daerah. d. Menetapakan keputusan-keputusan lain yang diperlukan. 6
  • 7. 8. Peserta Musyawarah Daerah terdiri dari: a. Utusan adalah Fungsionaris Badan Pengurus Cabang dengan jumlah sebanyak banyaknya 5 (lima) orang setiap Cabang, yang mendapat Mandat dari Badan Pengurus Cabang yang bersangkutan. b. Peninjau adalah Fungsionaris Badan Pengurus Daerah dan Anggota Lembaga Kelengkapan Organisasi tingkat Daerah, serta Fungsionaris Badan Pengurus Cabang dan anggota HIPANDO Cabang yang mendapat Mandat dari Badan Pengurus Cabang yang bersangkutan. c. Undangan adalah peserta lainnya diluar Utusan dan Peninjau yang diundang oleh Badan Pengurus Daerah. 9. Hak peserta Musyawarah Daerah : a. Utusan memiliki hak suara, hak bicara, hak memilih dan dipilih. b. Peninjau memiliki hak bicara, dan hak dipilih. c. Undangan memiliki hak bicara. 10. Musyawarah Daerah adalah sah bila memenuhi korum sebanyak ¾ (tiga perempat) dari peserta yang berhak hadir. Jika korum ini tidak tercapai, maka upacara pembukaan Musyawarah Cabang tetap dapat berlangsung menurut jadwal yang tercantum dalam surat undangan, tetapi persidangan Musyawarah Cabang ditunda selama 24 (dua puluh empat) jam. Apabila setelah waktu penundaan jumlah korum tidak tercapai, maka persidangan Musyawarah Cabang dapat berlangsung, dan adalah sah tanpa perlu mengindahkan korum. Pasal 13 MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA 1. Musyawarah Nasional Luar biasa diselenggarakan bila ada kebutuhan hal-hal yang tidak dapat ditunda sampai Musyawarah Nasional diselenggarakan, antara lain seperti : a. Terjadi Penyimpangan dan pelanggaran oleh Badan pengurus Pusat. b. Jika Badan Pengurus Pusat tidak menyelenggarakan Musyawarah Nasional setelah 3(tiga) bulan terakhir masa bakti Badan Pengurus Pusat tanpa alasan yang dapat dipertanggung jawabkan (pasal 12 ayat 2). 2. Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat diadakan atas permintaan 2/3 (dua per tiga) jumlah Anggota Badan Pengurus Pusat atau sebaliknya. 3. Ketentuan-ketentuan tentang penyelenggaraan Musyawarah Nasional dapat diberlakukan untuk menyelenggarakan Musyawarah Nasional Luar biasa. 4. Permasalahan yang akan dibahas harus disampaikan kepada para peserta bersama- sama Undangan menghadiri Musyawarah Nasional Luar Biasa paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum tanggal penyelenggaraan. 7
  • 8. Pasal 15 MUSYAWARAH CABANG LUAR BIASA 1. Musyawarah Cabang Luar Biasa diselenggarakan bila ada kebutuhan hal-hal yang Tidak dapat ditunda sampai Musyawarah Cabang diselenggarakan, antara lain seperti : a. Terjadi penyimpangan dan pelanggaran oleh Badan Pengurus Cabang. b. Jika Badan Pengurus Cabang tidak menyelenggarakan Musyawarah Cabang setelah 3 (tiga) bulan terakhir masa bakti Badan Pengurus Cabang tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. 2. Musyawarah Cabang Luar Biasa dapat diadakan atas permintaan 2/3 (dua per tiga) jumlah anggota biasa Cabang bersama-sama dengan 2/3 (dua per tiga) jumlah anggota Badan Pengurus Cabang bersama-samadengan 2/3 (dua per tiga) jumlah Anggota Badan Pengurus Cabang atau sebaliknya. Kecuali dalam hal penyelenggaraan Musyawarah cabang Luar Biasa seperti yang dimaksud dalam pasal 14 ayat (1) Anggaran Rumah Tangga. 3. Ketentuan-ketentuan tentang penyelenggaraan Musyawarah Cabang dapat diberlakukan untuk menyelenggarakan Musyawarah Cabang Luar Biasa. 4. Permasalahan yang akan dibahas harus disampaikan kepada para peserta bersama- sama undangan menghadiri Musyawarah Cabang Luar Biasa paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum tanggal penyelenggaraan. Pasal 15 MUSYAWARAH CABANG LUAR BIASA 1. Musyawarah Cabang Luar Biasa diselenggarakan bila ada kebutuhan hal-hal yang Tidak dapat ditunda sampai Musyawarah Cabang diselenggarakan, antara lain seperti : a. Terjadi penyimpangan dan pelanggaran oleh Badan Pengurus Cabang. b. Jika Badan Pengurus Cabang tidak menyelenggarakan Musyawarah Cabang setelah 3 (tiga) bulan terakhir masa bakti Badan Pengurus Cabang tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. 2. Musyawarah Cabang Luar Biasa dapat diadakan atas permintaan 2/3 (dua per tiga) jumlah anggota biasa Cabang bersama-sama dengan 2/3 (dua per tiga) jumlah anggota Badan Pengurus Cabang bersama-samadengan 2/3 (dua per tiga) jumlah Anggota Badan Pengurus Cabang atau sebaliknya. Kecuali dalam hal penyelenggaraan Musyawarah cabang Luar Biasa seperti yang dimaksud dalam pasal 14 ayat (1) Anggaran Rumah Tangga. 3. Ketentuan-ketentuan tentang penyelenggaraan Musyawarah Cabang dapat diberlakukan untuk menyelenggarakan Musyawarah Cabang Luar Biasa. 4. Permasalahan yang akan dibahas harus disampaikan kepada para peserta bersama=sama undangan menghadiri Musyawarah Cabang Luar Biasa paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum tanggal penyelenggaraan. 8
  • 9. Pasal 16 MUSYAWARAH NASIONAL KHUSUS 1. Musyawarah Nasional Khusus diselenggarakan : a. Untuk menyempurnakan Anggaran Dasar dan/atau Anggaran Rumah Tangga. b. Untuk membubarkan Organisasi 2. Untuk melaksanakan pembubaran organisasi, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari seluruh Badan Pengurus Daerah yang ada. 3. Ketentuan-ketentuan tentang penyelenggaraan Musyawarah Nasional dapat diberlakukan untuk Musyawarah Nasional khusus. 4. Permasalahan yang akan dibahas harus disampaikan kepada para peserta bersama- sama undangan mengahadiri Musyawarah Nasional Khusus paling lambat 15(lima belas) hari sebelum tanggal penyelenggaraan. Pasal 17 BADAN PENGURUS PUSAT 1. Badan Pengurus Pusat merupakan Pimpinan Tertinggi Organisasi di Tingkat Nasional yang mewakili organisasi ke luar maupun kedalam serta bertanggung jawab atas pengelolaan Organisasi. 2. Badan Pengurus Dearah berkewajiban untuk : a. Menjalankan dan menegakkan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. b. Menjalankan dan menjabarkan Program umum Organisasi kedalam Program Kerja Badan Pengurus pusat yang dibagi per tahun program. c. Melaksanakan keputusan-keputusan organisasi. d. Mewakili organisasi di dalam dan di luar pengadilan. 3. Badan Pengurus Pusat berwenang untuk mensahkan Badan Pengurus Daerah yang merupakan hasil dari Musyawarah Daerah. 4. Badan Pengurus Pusat berwenang untuk ikut mempersiapkan penyelenggaraan Musyawarah Daerah Luar Biasa di Daerah yang Badan Pengurus Daerahnya telah melampaui 3 (tiga) bulan sesudah masa baktinya berakhir tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan oleh karenanya telah kehilangan hak dan wewenang menjalankan organisasi. 5. Badan Pengurus Pusat berhak menetapkan tata laksana program serta meneliti pelaksanaannya, menetapkan peraturan-peraturan yang diperlukan guna kelancaran pengelolaan organisasi. 6. Badan Pengurus Pusat berhak menetapkan dan membayar biaya operasional berdasarka program kerja yang ditetapkan maupun biaya-biaya lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tujuan dan usaha organisasi. 7. Badan Pengurus Pusat mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Eksekutif beserta staf Sekretariat Eksekutif dan menetapkan gaji serta syarat-syarat kerja. 8. Badan Pengurus Pusat bertanggungjawab kepada para anggota melalui forum Musyawarah Nasional. 9
  • 10. Pasal 18 BADAN PENGURUS DAERAH 1. Badan Pengurus Daerah merupakan Pimpinan Tertinggi Organisasi di Tingkat Daerah yang mewakili organisasi keluar maupun kedalam serta bertanggungjawab atas pengelolaan organisasi di Daerah bersangkutan. 2. Badan Pengurus Daerah berkewajiban untuk : a. Menjalankan dan menegakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam b. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga c. Melaksanakan program umum Daerah serta keputusan-keputusan Musyawarah Daerah. d. Menjalankan dan menjabarkan program umum Daerah kedalam program kerja Badan Pengurus Daerah yang dibagi per tahun program. e. Melaksanakan keputusan-keputusan organisasi. f. Mewakili organisasi didalam dan diluar pengadilan. 3. Badan Pengurus Daerah berkewajiban untuk : mensahkan Badan Pengurus Cabang yang merupakan hasil dari Musyawarah Cabang. 4. Badan pengurus Daerah berwenang untuk ikut mempersiapkan penyelenggaraan Musyawarah Cabang Luar Biasa di Cabang yang bersangkutan telah melampaui waktu 3 (tiga) bulan sesudah masa baktinya berakhir tanpa adanya alasan dapat dipertanggungjawabkan dan oleh karenanya telah kehilangan hak dan wewenang menjalankan organisasi. 5. Badan Pengurus Daerah berhak menetapkan tata laksana program serta meneliti pelaksanaannya, menetapkan peraturan-peraturan yang diperlukan guna kelancaran pengelolaan organisasi. 6. Badan Pengurus Daerah berhak menetapkan dan membayar biaya operasional berdasarkan program kerja yang ditetapkan maupun biaya-biaya lainnya yang diperlukan guna kelancaran pengelolaan organisasi. 7. Badan Pengurus Daerah mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Eksekutif beserta staf Sekretariat Eksekutif dan menetapkan gaji serta syarat-syarat kerja. 8. Badan Pengurus Daerah bertanggung jawab kepada para anggota melalui forum Musyawarah Daerah. Pasal 19 BADAN PENGURUS CABANG 1. Badan Pengurus Cabang dapat dibentuk pada setiap Kota/Kabupaten/Kota Administratif, dengan jumlah anggota sekurang-kurangnya 21 (dua satu) orang. 2. Badan pengurus Cabang merupakan Pimpinan Tertinggi Organiasasi keluar maupun kedalam serta bertanggung jawab atas pengelolaan organisasi di cabang bersangkutan. 3. Badang pengurus cabang berkewajiban : a. Menjalankan dana menegakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga. b. Melaksanakan program umum cabang serta keputusan-keputusan Musyawarah Cabang. 10
  • 11. c. Menjalankan dan menjabarkan Program Umum Cabang kedalam Program kerja badan pengurus cabang yang dibagi pertahun program. d. Melaksanakan keputusan-keputusan organisasi. e. Mewakili organisasi didalam dan diluar pengadilan 4. Badan Pengurus Cabang berhak menetapkan tata laksana program serta meneliti pelaksanaannya, menetapkan peraturan-peraturan yang diperlukan guna kelancaran pengelolaan organisasi. 5. Badan Pengurus Cabang berhak menetapkan dan membayar biaya operasional berdasarkan program kerja yang ditetapkan maupun biaya-biaya lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tujuan dan usaha organisasi. 6. Badan Pengurus Cabang mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Eksekutif beserta staf Sekretariat eksekutif dan menetapkan gaji serta syarat-syarat kerja. 7. Badan Pengurus Cabang bertanggung jawab kepada para anggota melalui forum Musyawarah Daerah. Pasal 20 PARA FUNGSIONARIS BADAN PENGURUS 1. Para Fungsionaris Badan Pengurus Harian Pusat terdiri atas : a. Seorang Ketua Umum. b. Ketua yang jumlahnya sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang. c. Sekretaris Jenderal. d. Wakil Sekretaris Jenderal. e. Bendahara Umum. f. Wakil Bendahara Umum. g. Kompartemen, sesuai kebutuhan. 2. Para Fungsionaris Badan Pengurus Lengkap Pusat terdiri dari Badan Pengurus Harian ditambah Ketua-ketua Departemen yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan. 3. Fungsionaris Badan Pengurus Daerah dan Badan Pengurus Cabang, sedapat mungkin struktur dan jumlahnya sesuai/sama dengan Badan Pengurus Pusat, namun tetap memperhatikan kebutuhan Daerah/Cabang yang bersangkutan. 4. Para Fungsionaris Badan Pengurus Harian Daerah atau Cabang terdiri dari : a. Seorang Ketua Umum. b. Ketua- Ketua yang jumlahnya sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang. c. Sekretaris Umum untuk BPD dan Sekretaris untuk GPC d. Bendahara Umum untuk BPD dan Bendahara untuk BPC e. Kompartemen sesuai kebutuhan. 5. Para Fungsionaris Badan Pengurus Lengkap Daerah atau Cabang terdiri dari Badan Pengurus Harian ditambah Ketua-ketua Departemen yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan. Pasal 21 PERSYARATAN ANGGOTA BADAN PENGURUS 1. Persyaratan umum bagi calon Pengurus adalah : a. Anggota Biasa yang aktif. b. Setia kepada Pancasila dan undang-undang Dasar 1945 11
  • 12. c. Setia kepada cita-cita usaha dan tujuan HIPANDO. d. Berpandangan luas, bersikap/bermoral baik dan terpandang masyarakat terutama masyarakat dunia usaha e. Tidak berada dalam keadaan terpidana atau dinyatakan pailit oleh pengadilan. f. Menyatakan kesediaan aktif dan bersedia mundur jika dinilai tidak aktif. 2. Persyaratan khusus bagi calon fungsionaris Badan Pengurus Harian Pusat adalah anggota biasa yang pernah dan/atau sedang menjalani kepengurusan satu masa bakti penuh di BPD, mnimal pada jenjang/tingkat jabatan dibawahnya. 3. Persyaratan khusus bagi calon ketua umum adalah : a. Memenuhi persyaratan umum bagi calon pengurus. b. Untuk calon Ketua Umum Pusat pernah menjadi fungsionaris Badan Pengurus Pusat/Harian Daerah sekurang-kurangnya 1 (satu) masa bakti penuh sebagaimana diatur dalam pasal 26. c. Bersedia bertempat tinggal dimana Badan Pengurus berkedudukan. d. Mencalonkan diri sebagai Ketua Umum secara tertulis sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sebelum tanggal pelaksanaan Musyawarah Nasional, 14 (empat belas) hari sebelum tanggal pelaksanaan MUSDA dan 7 (tujuh) hari sebelumtanggal pelaksanaan MUSCAB, yang ditetapkan oleh masing-masing tingkatan (BPP,BPD,BPC). Pasal 22 TATA CARA PEMILIHAN KETUA UMUM DAN PEMBENTUKAN BADAN PENGURUS PUSAT 1. Pemilihan Ketua Umum Badan pengurus pusat dilaksanakan dengan asas LUBER (Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia) dan JURDIL (jujur dan adil), yang langsung dalam 3 (tiga) tahap : a. Tahap Nominasi b. Tahap Kampanye c. Tahap Pemilihan 2. Tahap Nominasi : a. Bakal calon Ketua Umum mencalonkan diri secara tertulis dengan mendaftarkan pada panitia Pemilihan yang dibentuk oleh Badan Pengurus Pusat, selambat- lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tanggal pelaksanaan Musyawarah Nasional yang telah ditetapkan dan ditembuskan kepada BPD-BPD HIPANDO. b. Calon Ketua Umum mempresentasikan pokok-pokok pikirannya kepada komite pembekalan Calon Ketua Umum yang terdiri dari 2 (dua) orang Panitia Pengarah. (SC) c. Tahap Kampanye d. Setelah melewati Tahap Nominasi, bakal calon diwajibkan mengikuti Tahap Kampanye Tertulis, Kampanye lisan, Debat antar calon, dan presentasi pokok- pokok pikiran yang dinilai Tim Nominasi dalam forum yang disediakan oleh panitia pemilihan. e. Tahap Kampanye berlangsung hingga saat penyelenggaraan Musyawarah Nasional. 12
  • 13. 3. Tahap Pemilihan, dengan prosedur : a. Setiap utusan memilih 3 (tiga) calon formatur yang telah memenuhi peryaratan sebagai Calon Ketua Umum sebagaimana ditetapkan pasal 23 ayat (3) Anggaran Rumah Tangga, diatas kertas suara yang disediakan oleh panitia Pengarah Musyawarah Nasional. b. Sebelum pemilihan formatur diadakan, setiap calon formatur diharuskan memperkenalkan diri sekaligus menjabarkan program umum Nasionl HIPANDO yang diputuskan oleh Musyawarah Nasional. c. Pemilhan melakukan ditempat yang disediakan oleh panitia Pelaksana Musyawarah Nasional. d. Dari hasil perhitungan suara, ditentukan 3 (tiga) orang pengumpul suara terbanyak dan berhak ikut dalam tahap pemilihan Ketua Umum. e. Apabila hanya terdapat 3 (tiga) calon Ketua umum, maka langsung diadakan pemilihan Ketua Umum/Ketua Formatur. f. Sebelum pemeilihan Ketua Umum diadakan, setiap calon ketua Umum diharuskan kembali menyatakan kesediaannya dipilih menjadi Ketua Umum dan melakukan tanya jawab dengan peserta. g. Pada saat pemilihan ketua umum, setiap utusan memilih 1 (satu) diantara 3 (tiga) nama calon-calon ketua umum diatas kertas suara yang disediakan oleh panitia pengarah Musyawarah Nasional. h. Setelah memilih, kertas suara dimasukan kedalam kotak suara yang disediakan di tempat yang sama. i. Perhutungan suara dilakukan secara terbuka dipimpin oleh ketua sidang dibantu oleh 3 (tiga) orang utusan daerah. j. Calon yang memperoleh suara terbanyak menjadi Ketua Umum Badan Pengurus Pusat terpilih, dan sekaligus menjadi Ketua Formatur dan lainnya menjadi mede formatur. k. Ketua Umum terpilih yang sekligus Ketua Formatur didampingi oleh dua orang mede formatur menyusun kepengurusan untuk masa bakti berikutnya. Pasal 23 PEMILIHAN KETUA UMUM DAN PEMBENTUKAN BADAN PENGURUSDAERAH/CABANG Tata cara dan prosedur pemilihan Ketua Umum dan pembentukan Badan Pengurus Daerah/Cabang dilakukan sesuai dengan ketentuan pasal 24 Anggaran Rumah Tangga. Pasal 24 MASA BAKTI BADAN PENGURUS 1. Masa bakti Badan Pengurus adalah 4 (empat) tahun terhitung mulai disahkan oleh Musyawarah Nasional / Daerah / Cabang. 2. Seorang Fungsionaris Badan Pengurus harian yang bukan ketua Umum, setelah 1(satu) masa bakti dapat dipilih kembali. 3. Setelah menjalankan 1 (satu) masa bakti, seorang Ketua Umum Badan Pengurus tidak dapat mencalonkan diri dan dipilih kembali 13
  • 14. Pasal 25 DEWAN KEHORMATAN 1. Dewan Kehormatan merupakan Lembaga Kelengkapan Organisasi ditingkat Nasional/Daerah/Cabang dan terutama terdiri pendiri, para beklas Ketua Umum/ Ketua dan bekas Anggota Badan Pengurus HIPANDO lainnya yang jelas jasanya dalam memajukan dan mengembangkan HIPANDO. 2. Dewan Kehormatan diuangkat melalui Musyawrah Nasional/Daerah/Cabang untuk masa jabatan4 (empat) tahun mulai saat diputuskan dalam Musywarah dan berakhir pada Musyawarah berikutnya. 3. Dewan kehormatan bertugas dan berwenang untuk memberi nasihat/saran dan gagasaan dibidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya terutama yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi nasional, baik diminta maupun tidak, khususnya dalam rangka pengembangan organisasi HIPANDO. Pasal 26 DEWAN PEMBINA 1. Dewan Pembina merupakan lembaga Kelengkapan Organisasi di tingkat Nasional/Daerah/Cabang dan sebanyak-banyaknya terdiri dari 9(sembilan) orang, yaitu seorang Mantan Ketua umum sekaligus sebagai Ketua dan 8 (delapan) orang mantan Fungsionaris Badan Pengurus yang baru menyelesaikan masa baktinya. 2. Dewan Pembina diangkat melalui Musyawarah Nasional/Daerah/Cabang untuk masa bakti 4 (empat) tahun mulai diputuskan dalam musyawarah dan berahir pada musyawarah berikutnya. 3. Dewan Pembina bertugas dan berwenang untuk memberikan pengarahan, saran, gagasan serta nasihat baik diminta maupun tidak kepada Badan Pengurus setiap saat apabila diperlukan. 4. Mengawasi pelaksanaan Kode Etik Keanggotaan dengan tugas : a. Mempelajari pengaduan tertulis dari pihak manapun tentang pelanggaran kode etik oleh anggota HIPANDO serta mengadakan penelitian seperlunya. b. Jika terbukti adanya pelanggaran kode etik oleh anggota HIPANDO, Dewan Pembina melaporkan kepada Badan Pengurus dengan menjelaskan timbangan apa, untuk menjalankan sanksi bagi pelanggar. c. Badan Pengurus berhak mengambil keputusan sanksi bagi pelanggar berdasarkan Pasal 11 Anggaran Rumah Tangga. Pasal 27 DEWAN PLENO 1. Dewan Pleno merupakan Lembaga Kelengkapan Organisasi yang ada ditingkat pusat. 2. Dewan pleno bertugas dan berfungsi untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan dan pengembangan program kerja, saling tukar menukar informasi antara Pusat dan Daerah. 3. Dewan Pleno berwenang untuk mempersiapkan penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luar Biasa bilamana Badan Pengurus Pusat telah melampaui waktu 4 (empat) bulan sesudah Masa Baktinya berakhir tanpa alasan yang dapat 14
  • 15. dipertanggungjawabkan dan oleh karenanya telah kehilangan hak dan wewenang untuk menjalankan organisasi. 4. Dewan Pleno beranggotakan : a. Para Ketua Umum, Para Ketua, Sekretaris, Bendahara dan para Ketua Kompartemen atau yang memegang mandat Badan Pengurus Daerah. b. Ketua Umum, Para Ketua, Sekretaris Jendral, Wakil Sekretaris Jendaral, Bendahara Umum, Wakil Bendahara Umum, Para Ketua Kompartemen Badan Pengurus Pusat. c. Ketua Dewan Pembina dan Ketua Dewan kehormatan tingkat pusat. 5. Rapat Dewan Pleno diselenggarakan oleh dan atas beban Badan Pengurus Pusat. 6. Dewan Pleno bersidang sebanyak 2 (dua) kali dan dilakukan 6 (enam) bulan sesudah MUNAS dan 6 (enam) bulan sebelum MUNAS. Pasal 28 SEKRETARIAT EKSEKUTIF 1. Sekretariat Eksekutif bertugas melaksanakan dan mengelola segala urusan administrasi dan berbagai tugas lainnya. 2. Sekretariat Eksekutif dipimpin oleh Sekretaris Eksekutif dan dibantu oleh beberapa Staf lainnya. 3. Sektretaris Eksekutif diangkat dan diberhentikan oleh Badan Pengurus Harian dan dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Sekretaris Eksekutif bertanggung jawab kepada Badan Pengurus Harian melalui Sekretaris Jenderal. 4. Sekretaris Eksekutif beserta Staf lainnya adalah tenaga profesional yang bekerja secara penuh. Oleh sebab itu, mereka mendapat gaji sebagai karyawan yang diatur dan ditetapkan oleh Badan Pengurus Harian. 5. Rangkap jabatan : a. Jabatan Sekretaris Eksekutif tidak boleh dirangkap oleh salah seorang Badan Pengurus. b. Sekretaris Eksekutif bukan seorang pengusaha. 6. Pengangkatan dan pemberhentian tenaga staf Sekretariat Eksekutif dilaksanakan sesuai dengan norma peraturan atau perundang-undangan ketenaga kerjaan yang berlaku. Pasal 29 SEKRETARIAT 1. Badan Pengurus Daerah/Cabang memiliki Kantor Sekretariat yang dikepalai atau dipimpin oleh seorang sekretaris Eksekutif yang bertanggung jawab kepada Badan Pengurus Harian Daerah/Cabang melalui Sekretaris Badan Pengurus. 2. Uraian tugas, Jabatan dan wewenang Sekretaris Eksekutif Badan PengurusDaerah/Cabang pada prinsipnya sama dengan sekretaris Eksekutif Badan Pengurus Pusat sebagaimana diatur pada pasal 30 Anggaran Rumah Tangga. 15
  • 16. BAB V PEMBAGIAN WEWENANG PENGURUS Pasal 30 TUGAS DAN KEWAJIBAN FUNGSIONARIS BADAN PENGURUS HARIAN 1. Ketua Umum mengetahui Badan Pengurus, secara umum mengkoordinir tugas dan kewajiban seluruh anggota Badan Pengurus. 2. Ketua umum bersama-sama sekretaris Jenderal memimpin siding-sidang Badan Pengurus dan apabila berhalangan, wajib menunjuk salah seorang Ketua. Dalam hal Ketua Juga berhalangan maka salah seorang Ketua Kompartemen wajib menghentikannya. 3. Apabila Ketua Umum berhalangan untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari dapat diwakili oleh salah seorang ketua yang ditunjuk. Sedangkan apabila Ketua Umum. karena satu dan lain hal tidak dapat diteruskan sama sekali jabatannya sampai berakhir, maka Badan Pengurus Harian dapat menetapkan dan mengangkat salah seorang Ketua sebagai Pejabat Ketua Umum dan diperkenankan memegang jabatan rangkap. 4. Jika lamanya sisa masa bakti kepengurusan yang lowong sebagai akibat yang disebut pada ayat (3) diatas itu 1 ½ (satu setengah) tahun atau lebih, maka Ketua yang menjadi Pejabat Ketua Umum tersebut dapat disebut Ketua Umum (definitive) dan masa jabatan yang dipakainya sampai akhir masa baktinya kepengurusan yang sedang berjalan itu dinilai satu masa bakti atau satu masa jabat kepengurusan. Sedangkan kalau kurang dari 1 ½ (satu setangah) tahun, tidak dianggap sebagai satu masa bakti dan Pejabat yang bersangkutan disebut Pejabat ketua Umum. 5. Ketua Umum Badan Pengurus Pusat melantik Badan Pengurus Daerah didaerahnya. 6. Ketua bertugas mengkoordinir kompartemen-kompartemen yang dibawahinya. 7. Sekretaris Jenderal bertugas melaksanakan semua kebijakan ketetapan dan tugas lainnya yang dilimpahkan oleh Badan Pengurus Harian, mengelola segala urusan administrasi, manajemen, personalia, harta benda organisasi dan berbagai tugas lainnya. 8. Bendahara Umum bertanggung jawab atas pencarian sumber dana, mengelola dan penguasaan kekayaan serta keuangan organisasi, perakunan dan menyampaikan neraca tahunan yang telah diperiksa akuntan terdaftar kepada Badan Pengurus selambat-lambatnya pada tanggal 31 Maret setiap tahun. 9. Kompartemen bertugas mengkoordinir Departemen-Departemen yang dibawahinya. BAB VI RAPAT DAN KEPUTUSAN Pasal 31 RAPAT KERJA HIPANDO 1. Rapat Kerja HIPANDO terdiri dari : a. Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ditingkat pusat /nasional b. Rapat Kerja Daerah (Rakerda) ditingkat Daerah c. Rapat Kerja Cabang ( Rakercab) ditingkat Cabang 16
  • 17. 2. Rapat Kerja HIPANDO diselenggarakan oleh dan atas tanggungjawab Badan Pengurus Pusat/Daerah/Cabang pada waktu setengah masa baktinya berlalu. 3. Rapat Kerja HIPANDO diselenggarakan dengan tujuan untuk mengevaluasi program kerja yang telah dan akan dilaksanakan, menetapkan keputusan-keputusan yang menunjang pelaksanaan keputusan-keputusan Musyawarah Nasional/Daerah/Cabang. 4. Rapat HIPANDO dihadiri : a. Ditingkat Pusat/Nasional , oleh Badan Pengurus Pusat, Dewan Pembina, Dewan Kehormatan dan para utusan Badan Pengurus Daerah sebagai peserta. b. Ditingkat Daerah, oleh Badan Pengurus Daerah, Dewan Pembina, Dewan Kehormatan dan para utusan Badan Pengurus Daerah sebagai peserta. c. Ditingkat Cabang, oleh Badan Pengurus Daerah, Dewan Pembina, Dewan Kehormatan dan para anggota sebagai peserta. Pasal 32 RAPAT BADAN PENGURUS 1. Rapat Badan Pengurus Lengkap diselenggarakan setiap dua bulan sekali, sedangkan rapat Badan Pengurus Harian diselenggarakan sebulan sekali. 2. Rapat Badan Pengurus adalah sah bila dihadiri 2/3 (dua per tiga) jumlah anggota badan pengurus. 3. Para Ketua dapat mengadakan rapat dengan kompartemen-kompartemen yang ada dibawah koordinasinya. 4. Para Ketua Kompartemen/Departemen dapat mengadakan rapat didalam lingkungannya sendiri atau antar kompartemen/Departemen setiap kali diperlukan. Pasal 33 KEPUTUSAN RAPAT 1. Keputusan Rapat pada dasarnya dilakukan secara Musyawarah untuk Mufakat. 2. Apabila Keputusan secara Musyawarah umtuk Mufakat tidak berhasil maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak KEUANGAN DAN KEKAYAAN Pasal 34 KEUANGAN 1. Badan Pengurus menetapkan besarnya uang pangkal, iuran, pungutan maupun sumbangan, gibah. 2. Semua lalulintas atau mutilasi keuangan harus dicatat disertai bukti-bukti sah menurut kaidah peraturan yang lazim yang berlaku. 3. Tahun buku HIPANDO adalah 1 Januari sampai dengan 31 Desember. 4. Pada setiap tanggal 1 Desember, oleh bendahara dibuat Rancangan Anggaran pendapatan dan belanja organisasi (RAPBO) tahunan yang disahkan oleh pengurus. 5. Untuk membantu keuangan Badan Pengurus Pusat, maka 10 % hasil iuran anggota diserahkan kepada Badan Pengrus Pusat. Sedangkan untuk membantu keuangan 17
  • 18. Badan Pengurus Daerah, maka 30 % hasil iuran anggota diserahkan kepada Badan Pengurus Daerah. 6. Untuk memperkuat posisi keuangan organisasi maka Badan Pengurus mengadakan usaha tersendiri yang sah, halal dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga. Pasal 35 KEKAYAAN 1. Badan Pengurus bertanggung jawab atas harta kekayaan organisasi baik yang bergerak mapun yang tetap dari segi pemeliharaan dan cara penggunaannya. 2. ata cara likuidasi atas kekayaan organisasi karena pembubaran ditetapkan oleh musyawarah. BAB VIII PENUTUP Pasal 36 Hal-hal yang belum atau tidak cukup diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini, diatur oleh Badan Pengurus Pusat dalam peraturan-peraturan tersendiri yang tidak boleh bertentangan dengan jiwa dan semangat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIPANDO. Pasal 37 Anggaran Rumah Tangga ini merupakan penyempurnaan Anggaran Rumah Tangga yang disahkan pada tanggal 11 September 2009. 18