SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 60
 
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Syarat Kebahasaan a. Baku Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata/istilah, dan penulisan sesuai dengan kaidah ejaan. b. Logis Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
c. Kuantitatif Keterangan yang dikemukakan dalam tulisan dapat diukur secara pasti.  d. Tepat Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh penutur atau penulis dan tidak mengandung makna ganda. e. Denotatif Kata vang digunakan dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak melibatkan perasaan karena sifat ilmu itu objektif f. Ringkas Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan. tetapi isinya bernas.
g. Runtun Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam paragraf. Bahasa Indonesia Benar dengan Baik Bahasa vang digunakan akan dikatakan  baik  jika maksud yang diungkapkan dapat dipahami dengan tepat oleh orang yang menerima bahasa tersebut. Dengan kata lain, bahasa yang  baik  adalah bahasa vang efektif dalarn menvampaikan suatu maksud. Bahasa vang baik tidak selalu harus ragam baku. Keefektifan komunikasi lebih banyak ditentukan oleh keserasian bahasa itu dengan situasinva (waktu. tempat. dan orang yang diajak bicara). Bisa saja bahasa yang baik itu tidak benar kaidah‑kaidahnya. Sebaliknya, bahasa vang benar kaidah‑kaidahnya belum tentu bahasa. vang baik Sebab. misalnva akan janggal kedengarannya bila di kantin kita menggunakan ragam bahasa baku seperti bahasa seorang i1muwan yang sedang ceramah di dalam suatu seminar. Sebaliknva, akan janggal pula bila seorang ilmuwan yang sedang ceramah di dalam suatu seminar menggunakan bahasa seperti seorang awam yang sedang ngobrol di kantin. Dengan demikian,  bahasa yang benar dengan baik  itu adalah bahasa yang sesuai dengan  kaidah dan sesuai dengan situasi.
Pengertian Ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran melalui huruf, menetapkan tanda-tanda baca, memenggal kata, dan bagaimana menggabungkan kata. Jadi, bagaimana menuliskan bahasa lisan dengan aturan-aturan tersebut itulah yang berhubungan dengan ejaan. Dari segi bahasa, ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi bahasa (kata, kalimat) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf dan tanda baca). Lingkup Pembahasan Ejaan Lingkup pembahasan dalam ejaan meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. pemakaian huruf 2. pemakaian huruf kapital dan huruf miring 3. penulisan kata 4. penulisan unsur serapan 5. pemakaian tanda baca
Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring 1. Huruf Kapital Huruf kapital tidak identik dengan huruf besar meskipun istilah ini biasa diperlawankan dengan huruf kecil. Istilah huruf kapital digunakan untuk menandai satu bentuk huruf yang karena memiliki fungsi berbeda dalam kata atau kalimat menjadi berbeda dari bentuk huruf lain meskipun secara fonemis sebunyi. Huruf  A (kapital) secara fonemis sebunyi dengan a (kecil), tetapi karena fungsinya berlainan, penampilan grafisnya berbeda. Huruf kapital digunakan pada awal kalimat, nama tempat, nama orang, dan lain-lain. Secara umum, penggunaan huruf kapital tidak menimbulkan permasalahan. Kesalahan penulisan sering terjadi pada penulisan kata Anda. Kata Anda harus selalu ditulis dengan (A) kapital meskipun terletak di tengah atau di akhir kalimat.
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Penulisan Kata Beberapa hal yang termasuk ke dalam pembahasan tentang penulisan kata adalah penulisan (1) kata dasar, (2) kata turunan, (3) bentuk ulang, (4) gabungan kata, (4) kata ganti  ku, mu, kau , dan  nya , (5) partikel, (6) singkatan dan akronim, dan (7) angka dan lambang bilangan. Kecuali gabungan kata (3), penulisan kata umumnya tidak menimbulkan permasalahan  Kesalahan penulisan gabungan kata umumnya ditemukan pada istilah khusus yang salah satu unsurnya hanya digunakan dalam kombinasi. Unsur gabungan kata yang demikian sering ditulis terpisah, padahal seharusnya disatukan.
Penulisan Unsur Serapan Sebagaimana diketahui, bahasa Indonesia diangkat dari bahasa Melayu. Di dalam perkembangannya bahasa ini banyak menyerap dari bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun asing. Bahasa Sunda, Jawa, dan Batak adalah tiga contoh bahasa daerah yang banyak memperkaya bahasa Indonesia. Sementara itu, bahasa asing yang banyak diserap adalah bahasa Belanda, Inggris, Portugis, Sanskerta, Arab, dan Cina.  Kriteria penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia secara lebih terperinci bisa dilihat pada diktat kuliah (lampirannya). Secara umum bisa dikatakan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang  menulis bunyi . Artinya, pelafalan kita terhadap sebuah kata asing, itulah yang ditulis dalam bahasa Indonesia meskipun tidak sama sebunyi) betul.
Pemakaian Tanda Baca  Kalimat yang baik harus didukung oleh penggunaan tanda baca yang tepat. Para penulis sering tidak memperhatikan hal ini. Akibatnya, masih banyak ditemukan kesalahan dalam pemakaian tanda baca tersebut.  Pemakaian tanda baca dalam kalimat sangat penting bukan hanya untuk ketertiban gramatikal, melainkan juga bagaimana gagasan yang dikemukakan bisa tersampaikan dengan baik. Manusia memahami sesuatu dengan bahasa, tetapi karena bahasa pula manusia bisa salah paham. Pemakaian tanda baca adalah salah satu cara untuk menghindari kesalahpahaman tersebut.
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
1. Awalan  ber-  bervariasi menjadi  bel-  jika diserangkaikan dengan kata  ajar . 2. Awalan  ber-  dan  ter-  bervariasi menjadi be-dan te- jika  diserangkaikan dengan kata yang suku pertamanya berbunyi “er” Contoh: ber- + cermin : becermin ter- + percaya : tepercaya 3. Awalan me- bervariasi menjadi menge- jika diserangkaikan dengan  bentuk dasar yang terdiri atas satu suku kata. Contoh: me- + bom = mengebom me- + tik = mengetik me- + lap = mengelap
Peluluhan terjadi jika me-/pe-(N) diserangkaikan  pada kata dengan huruf pertama  k, t, p, s   (konsonan tidak punya suara) Contoh: me-/pe-(N)  + -kejar =  mengejar   + -tipu =  menipu   + -pukul =  memukul   + -sikut =  menyikut Catatan: pada kata kaji , kilat:  k  tidak luluh :    mengkaji, mengkilat
Kata yang diawali dengan dua konsonan berurutan ( kr, tr, pr , dan  sy ),  konsonan tersebut tidak luluh. Perhatikan: Me-/pe-(N) + kritik =  mengkritik + traktir =  mentraktir + program  =  memprogram )* + syarat =  mensyaratkan Catatan: khusus untuk pr, jika ditempeli pe-(N) bunyi  pr  luluh. Perhatikan :  memprogram : pemrogram   memproduksi : pemroduksi
  Ubah berubah mengubah perubahan pengubahan pengubah : peubah ubahan Perhatikan bentuk: - permukiman/pemukiman - penatar/petatar - peninju/petinju - perajin/pengrajin - pelepasan/penglepasan
Perhatikan arti beberapa bentukan kata  berikut: pewaris/mewarisi/ahli waris menugasi/ditugasi menganugerahi/menganugrahkan membawahi/membawahkan mengatasi/mengataskan mencemari/mencemarkan berterima/keberterimaan
[object Object],[object Object],[object Object]
Fungsi kalimat : menyampaikan pesan. Unsur-Unsur Komunikasi: 1) Pengirim,  2) Penerima, 3) Sarana  Pengirim Penerima Pesan ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Transisi Transisi adalah penghubung antarparagraf. Penghubung ini bisa berupa kata,  kelompok kata, atau kalimat. Kata sambung antarkalimat seperti  akan tetapi,  dengan demikian, jadi , dan  oleh sebab itu  dapat digunakan sebagai transisi. Pikiran Utama (PU) Pikiran utama adalah inti persoalan atau gagasan  yang ingin disampaikan  dalam paragraf. Pikiran utama ini bisa terdapat secara tersurat dalam kalimat  tertentu, bisa juga tersirat dalam keseluruhan uraian dalam paragraf  bersangkutan.  Pikiran Penjelas (PP) Pikiran penjelas adalah rincian atau uraian pikiran yang menjelaskan gagasan atau inti  persoalan (PU). Karena merupakan penjelas, PP biasanya terdiri atas beberapa kalimat. Penegas Penegas adalah bagian paragraf yang menegaskan inti persoalan atau pikiran utama dalam paragraf. Fungsi penegas ada dua, yaitu sebagai pengulang atau penegas PU  dan sebagai unsur yang menambah daya tarik sebuah paragraf, menghindarkan  kejemuan pembaca (Tarigan, 1981: 20).
Catatan: (1) Unsur-unsur itu tidak selalu hadir    serempak; (2) Urutan tidak selalu sama dengan    skema Transisi PU PP Penegas
A. Berdasarkan Pola Pikir 1. Paragraf Deduktif Paragraf deduktif merupakan paragraf yang dimulai dengan inti  uraian yang kemudian diikuti penjelasan. Dengan kata lain, pikiran utamanya diletakkan di awal kemudian diikuti pikiran penjelas. Contoh: “ Akibat krisis ekonomi, harga sebagian bahan pokok  bergerak naik. Beras yang setahun lalu berharga Rp1.500,00/liter kini menjadi Rp 2000,00. Gula pasir yang semula Rp 3.000,00/kg  melonjak menjadi Rp 4.500,00/kg. Minyak kelapa yang dulu Rp  2.000,00/kg kini berubah menjadi Rp 4.500,00/kg. Demikian juga  bahan makanan pokok yang lain. Semua naik hampir mencapai  100%”
2. Paragraf Induktif Paragraf dengan pola induktif merupakan kebalikan dari deduktif,  yaitu keterangan atau pikiran penjelas diletakkan di awal  kemudian diakhiri dengan inti uraian atau pikiran utama.  Contoh: “ Dalam kehidupan bermasyarakat, apa yang dibutuhkan seseorang belum tentu sama dengan apa yang dibutuhkan orang lain. Di samping itu, suatu kebutuhan yang bisa dicapai oleh  seseorang belum tentu bisa dicapai orang lain. Dengan demikian, dari waktu ke waktu kenyataan seperti itu akan selalu ada Sehingga kemungkinan terjadinya konflik akibat perbedaan tersebut akan selalu ada.”
3. Paragraf Campuran Paragraf campuran atau deduktif-induktif dimulai dengan inti uraian (pikiran utama), diikuti penjelasan (pikiran penjelas), dan diakhiri dengan penegasan atau pengulangan inti uraian.  Contoh: “ Semua manusia pasti akan mati. Para penguasa yang disebut kaisar, sultan, raja, atau presiden meskipun hidup dengan  fasilitas yang serba melimpah, mereka mati juga. Begitu pula  para ahli bela diri yang setiap hari  memperkekar otot-otot  tubuhnya dengan macam-macam pelatihan dan menu  makanan  yang lengkap, akhirnya mati. Orang-orang suci mulai dari para  nabi  sampai kyai yang doanya selalu atau hampir dikabulkan  Tuhan, tetapi doa untuk tidak mati tidak pernah terkabul. Jadi,  manusia di dunia ini tidak ada  yang bisa hidup abadi”.
4. Paragraf Deskriptif Paragraf deskriptif merupakan paragraph yang inti uraian atau pikiran  utamanya tersirat di seluruh bagian. Dengan  demikian, inti uraian tersebut baru bisa ditemukan setelah  membaca seluruh bagian paragraf tersebut dan menyimpulkannya.  Contoh “ Letak kampus universitas itu kurang lebih seratus meter dari sebuah bukit yang di sekitar kakinya terhampar pepohonan yang rindang. Tepat di  tengah kampus itu menjulang gedung utama dengan gaya arsitektur khas  Indonesia lama. Berhadapan dengan gedung itu adalah perpustakaan yang  tampak dari luar seperti tanpa penghuni karena pengunjungnya asyik dengan bacaan masing-masing. Di setiap halaman gedung kuliah terdapat juga pohon- pohon rindang tempat mahasiswa bersantai”.
2. Paragraf Perbandingan Pikiran utama dijelaskan dengan membandingkan dua hal, persamaan dan perbedaannya.  Contoh “ Kedua orang itu selain memiliki persamaan, juga memiliki perbedaan. Aminah dan Hindun sama-sama menyukai olah raga bulu tangkis. Juga mereka sama menyukai piknik ke pantai atau menonton film humor. Namun, dalam memilih warna pakaian mereka berbeda. Aminah lebih menyukai warna merah, sedangkan Hindun menyukai warna biru”.
3. Paragraf Analogi Pikiran utama dijelaskan dengan mengibaratkan atau  memgumpamakan dengan sesuatu yang memiliki kesamaan sifat.  Contoh “ Kehidupan manusia ibarat roda yang sedang berputar,  kadang berada di atas kadang-kadang di bawah. Suatu waktu  mungkin juga roda itu meluncur cepat tanpa goncangan sebab  melaju di jalan tol. Pada waktu yang lain roda itu penuh  goncangan karena berjalan melalui batu-batu dan lubang-lubang  yang dalam. Adakalanya roda itu harus mendaki tanjakan yang  sangat tajam, namun tidak jarang juga harus meluncuri turunan yang licin”.
4. Paragraf Sebab-Akibat Pikiran utama dijelaskan dengan mengemukakan sebab atau akibat dari pernyataan-pernyataan.  Contoh “ Banjir dapat disebabkan faktor-faktor berikut: (1) sungai- sungai yang makin sempit dan dangkal, (2) hutan-hutan yang  makin kerdil, dan (3) sampah yang dibuang sembarangan. Semua faktor  itu selalu ada kaitannya dengan ulah manusia. Faktor  pertama merupakan akibat tepian sungai dijadikan permukiman.  Faktor kedua merupakan akibat keserakahan dalam meraup Keuntungan sehingga hutan ditebang sewenang-wenang. Faktor ketiga sebagai akibat rendahnya kesadaran lingkungan yang  mungkin pula disebabkan kurangnya pendidikan”.
5. Paragraf Kronologi Pikiran utama dijelaskan dengan memberikan keterangan secara terperinci dari A sampai Z.  Contoh: Proses kejadian manusia menurut ahli antropologi adalah sebagai berikut. Sejenis makhluk yang disebut  primat , muncul  pertama kali dari mamalia kira-kira tujuh puluh juta tahun yang lalu. Setelah berevolusi kurang lebih selama empat puluh juta tahun makhluk primat itu bercabang-cabang di antaranya sejenis cabang yang disebut  hominoid . Setelah menempuh waktu selama lima belas juta tahun, dari  hominoid  itu lahirlah sejenis kera yang disebut  pongid . Setelah menempuh kurun waktu lima belas juta tahun lagi, dari  pongid  lahirlah makhluk baru yang disebut  hominid (manusia).
6. Paragraf Perincian Pikiran utama dijelaskan dengan memberikan uraian  secara rinci.  Contoh “ Alat indra adalah alat yang dimiliki manusia untuk mengenal sesuatu. Alat tersebut ada lima: mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Mata berfungsi untuk  mengenal rupa atau warna, telinga untuk mengenal  suara, hidung untuk mengenal bau-bauan, lidah untuk  mengenal rasa, dan kulit untuk mengenal halus atau  kasarnya sesuatu”.
7. Paragraf Definisi Sebuah istilah atau pengertian yang terkandung dalam pikiran utama  memerlukan penjelasan yang definitif. Paragraf yang mengandung uraian  demikian disebut paragraf definitisi.  Contoh “ Etika mengkaji tindak-tanduk manusia yang dilakukan  secara sadar, sengaja, dan bebas. Sadar artinya dalam keadaan jaga, tidak  sedang mengigau, pingsan, atau lupa. Sengaja berarti direncanakan, bukan  secara kebetulan. Bebas maksudnya dalam keadaan boleh memilih antara  dilakukan atau tidak. Semua perilaku itu kemudian dinilai baik buruknya  menurut norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan demikian, dapat  didefinisikan bahwa etika adalah ilmu yang mempelajari tindak-tanduk manusia yang dilakukan secara sadar, sengaja, dan bebas untuk dinilai baik buruknya menurut norma yang berlaku dalam suatu masyarakat”.
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Silogisme Silogisme adalah menarik simpulan dari dua pernyataan. Simpulan itu dapat dibuat apabila persyaratan berikut  terpenuhi. a. Kedua pemyataan atau salah satu dari kedua  pernyataan  itu berlaku umum. Secara   eksplisit,  pernyataan umum itu biasanya menggunakan kata  semua  atau yang searti dengan  semua. b. Kedua pernyataan atau  s alah satu dari kedua  pernyataan itu positif c. Kedua pernyataan itu mempunyai bagian yang sama
Contoh:  (1)  Semua manusia normal  tahu tentang baik dan buruk.  (umum, positif) (2) Pada umumnya  manusia normal  tidak menyukai kecurangan. (sebagian, negatif) Yang bercetak miring adalah bagian yang sama.  Perangkat pemyataan di atas memenuhi pernyataan  silogisme. (1) Semua orang yang berakhlak luhur tidak suka minuman keras.(umum, negatif) (2) Semua yang suka minuman keras tidak baik menjadi pendidik.(umum, negatif) Perangkat pemyataan di atas tidak menenuhi  persyaratan silogisme.
Dalam menarik simpulan, harus diperhatikan hal‑hal  berikut. (1) simpulan harus positif jika kedua pernyataan itu positif; (2) simpulan harus negatif jika salah satu dari pernyataan itu negatif; (3) simpulan berlaku untuk sebagian jika salah satu dari  pernyataan itu berlaku  untuk sebagian;  (4) bagian yang sama dari kedua pernyataan itu tidak  dicantumkan dalam simpulan. Contoh: (1) Setiap warga negara Indonesia tahu tentang Pancasila . (2) Beberapa orang dari kelompok itu tidak   tahu tentang Pancasila. Simpulan:  Beberapa orang dari kelompok itu bukan  warga negara Indonesia
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Topik adalah pokok masalah yang akan dibahas dengan syarat berikut ini. Problematis  artinya menuntut pemecahan masalah, tidak hanya membicarakan sesuatu tetapi harus mencari pemecahan masalah. Dengan kata lain, sebuah topik tidak hanya dideskripsikan, tetapi dianalisis dan dicari solusinya sampai pada akhirnya ditegaskan pada simpulan dan bila perlu diusulkan dengan saran. Misalnya, topik  pengembangan industri kayu.  Di sini kita tidak hanya berbicara apa dan bagaimana perkembangan  industri kayu  itu. Akan tetapi, kita harus mencari upaya apa yang harus ditempuh untuk mengembangkan industri kayu sebagai salah satu kegiatan ekonomi masyarakat.
Terbatas  maksudnya pokok bahasan tidak terlalu melebar jauh sehingga penulis tidak mungkin mengkajinya dan data tak mungkin diperoleh. Topik yang terlalu luas harus dibatasi dengan pembatasan substansi, lokasi, waktu dsb. Misalnya, urusan  penanggulangan pencemaran  harus dibatasi pencemaran apa , misalnya,  limbah,  lalu  limbah  apa misalnya  limbah rumah sakit.  Pada judul dapat dibatasi lagi dengan menambahkan lokasinya dimana. Dengan pembatasan demikian, penulis dapat mengkaji dan membahas masalah tersebut secara mendalam dan tuntas dengan data yang jelas dapat diperoleh. Dengan demikian, karangan itu memenuhi salah satu ciri karangan ilmiah. Syarat lain yang tak kurang pentingnya adalah topik itu menarik, penting, aktual, dan data dapat diperoleh baik data literatur maupun lapangan.
Tema Tema adalah topik yang sudah jelas mengandung tujuan. Contoh: jika topik  penanggulangan pencemaran udara  disertai tujuan  menanggulangi pencemaran udara dengan mengurangi emisi kendaraan bermotor  maka temanya :  penanggulangan pencemaran udara melalui pengurangan emisi kendaraan bermotor  Dari topik dan tema dapat diangkat menjadi judul karangan ilmiah. Judul karangan ilmiah  harus memenuhi syarat (a) menggambarkan isi, (b) singkat, (c) menarik minat pembaca, dan (d) tidak provokatif. Contoh : Upaya menurunkan risiko bahaya gempa bumi
Kerangka karangan adalah rencana karangan secara garis besar yang memuat pokok-pokok bahasan yang disusun menurut tingkat kepentingan dan relevansinya. Fungsi kerangka  bagi penulis agar ia dapat mengungkapkan idenya secara terinci, sistematis, dan lengkap.  Ada tiga tahap penyusunan kerangka yang dapat dijadikan pedoman yaitu: 1.  curah ide atau inventarisasi ide, maksudnya semua ide yang berkaitan   ditulis tanpa penyaringan secara cermat. 2. pengoreksian dan penyempurnaan ide, maksudnya ide yang ditulis   dikoreksi ditambah, dikurang, diganti dsb. sesuai dengan ide baru yang    lebih baik. 3. pengelompokan ide, artinya semua ide dikelompokkan menurut jenis  dan tingkatannya dan disusun menurut bab, pasal, subpasal dst .
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Tabung pitot baru2
Tabung pitot baru2Tabung pitot baru2
Tabung pitot baru2Iin Khoerani
 
Agama Islam
Agama IslamAgama Islam
Agama IslamIin Dina
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaWaQhyoe Arryee
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiAli Hasimi Pane
 
2. st anak timbangan
2. st anak timbangan2. st anak timbangan
2. st anak timbangandelevar
 
Lesson plan 3 sampel rpp b.inggris sma berkarakter kls xii smt1
Lesson plan 3 sampel rpp b.inggris sma berkarakter kls xii smt1Lesson plan 3 sampel rpp b.inggris sma berkarakter kls xii smt1
Lesson plan 3 sampel rpp b.inggris sma berkarakter kls xii smt1Khairul Ikhsan
 
Bahasa baku
Bahasa bakuBahasa baku
Bahasa bakumbanarti
 
MATERI PELAJARAN PERUBAHAN MAKNA KATA
MATERI PELAJARAN PERUBAHAN MAKNA KATAMATERI PELAJARAN PERUBAHAN MAKNA KATA
MATERI PELAJARAN PERUBAHAN MAKNA KATAAmin Eko Wulandari
 
Makalah Fungsi Manajemen Pendidikan
Makalah Fungsi Manajemen PendidikanMakalah Fungsi Manajemen Pendidikan
Makalah Fungsi Manajemen PendidikanDavid Rosidi
 
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiahBahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiahNanda Saragih
 
Contoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualContoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualUwes Chaeruman
 
Laporan now
Laporan nowLaporan now
Laporan nowNykm
 
Interferensi morfologi dan sintaksis
Interferensi morfologi dan sintaksisInterferensi morfologi dan sintaksis
Interferensi morfologi dan sintaksisArdyPurnama1
 

Was ist angesagt? (20)

makalah fotometer
makalah fotometermakalah fotometer
makalah fotometer
 
Peralatan pabrik
Peralatan pabrikPeralatan pabrik
Peralatan pabrik
 
Tabung pitot baru2
Tabung pitot baru2Tabung pitot baru2
Tabung pitot baru2
 
Agama Islam
Agama IslamAgama Islam
Agama Islam
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesia
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
 
2. st anak timbangan
2. st anak timbangan2. st anak timbangan
2. st anak timbangan
 
Lesson plan 3 sampel rpp b.inggris sma berkarakter kls xii smt1
Lesson plan 3 sampel rpp b.inggris sma berkarakter kls xii smt1Lesson plan 3 sampel rpp b.inggris sma berkarakter kls xii smt1
Lesson plan 3 sampel rpp b.inggris sma berkarakter kls xii smt1
 
Klasifikasi dan penamaan mikroorganisme
Klasifikasi dan penamaan mikroorganismeKlasifikasi dan penamaan mikroorganisme
Klasifikasi dan penamaan mikroorganisme
 
Bab 5 faktor gesekan
Bab 5 faktor gesekanBab 5 faktor gesekan
Bab 5 faktor gesekan
 
Bahasa baku
Bahasa bakuBahasa baku
Bahasa baku
 
MATERI PELAJARAN PERUBAHAN MAKNA KATA
MATERI PELAJARAN PERUBAHAN MAKNA KATAMATERI PELAJARAN PERUBAHAN MAKNA KATA
MATERI PELAJARAN PERUBAHAN MAKNA KATA
 
Makalah Fungsi Manajemen Pendidikan
Makalah Fungsi Manajemen PendidikanMakalah Fungsi Manajemen Pendidikan
Makalah Fungsi Manajemen Pendidikan
 
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiahBahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
 
Artikel Ilmiah Non Penelitian
Artikel Ilmiah Non PenelitianArtikel Ilmiah Non Penelitian
Artikel Ilmiah Non Penelitian
 
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbakuPpt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
 
Contoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualContoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel Konseptual
 
manajemen risiko
manajemen  risikomanajemen  risiko
manajemen risiko
 
Laporan now
Laporan nowLaporan now
Laporan now
 
Interferensi morfologi dan sintaksis
Interferensi morfologi dan sintaksisInterferensi morfologi dan sintaksis
Interferensi morfologi dan sintaksis
 

Andere mochten auch

Kuis pelajaran 6 7
Kuis pelajaran 6 7Kuis pelajaran 6 7
Kuis pelajaran 6 7Tian Sarwoyo
 
LKS Kosakata dan Kata Baku
LKS Kosakata dan Kata BakuLKS Kosakata dan Kata Baku
LKS Kosakata dan Kata BakuTian Sarwoyo
 
Fungsi dan ragam bahasa indonesia
Fungsi dan ragam bahasa indonesiaFungsi dan ragam bahasa indonesia
Fungsi dan ragam bahasa indonesiaage46
 
Latihan Soal Bahasa Indonesia
Latihan Soal Bahasa IndonesiaLatihan Soal Bahasa Indonesia
Latihan Soal Bahasa IndonesiaTian Sarwoyo
 

Andere mochten auch (7)

Manajemen SDM
Manajemen SDMManajemen SDM
Manajemen SDM
 
Micro Teaching
Micro TeachingMicro Teaching
Micro Teaching
 
Kuis pelajaran 6 7
Kuis pelajaran 6 7Kuis pelajaran 6 7
Kuis pelajaran 6 7
 
LKS Puisi
LKS PuisiLKS Puisi
LKS Puisi
 
LKS Kosakata dan Kata Baku
LKS Kosakata dan Kata BakuLKS Kosakata dan Kata Baku
LKS Kosakata dan Kata Baku
 
Fungsi dan ragam bahasa indonesia
Fungsi dan ragam bahasa indonesiaFungsi dan ragam bahasa indonesia
Fungsi dan ragam bahasa indonesia
 
Latihan Soal Bahasa Indonesia
Latihan Soal Bahasa IndonesiaLatihan Soal Bahasa Indonesia
Latihan Soal Bahasa Indonesia
 

Ähnlich wie Tata Tulis Karya Ilmiah

Bab ii ejaan bahasa indonesia
Bab ii ejaan bahasa indonesiaBab ii ejaan bahasa indonesia
Bab ii ejaan bahasa indonesiamudanp.com
 
Bahasa indonesia makalaah
Bahasa indonesia makalaahBahasa indonesia makalaah
Bahasa indonesia makalaahSri Fauzia Smrt
 
Ejaan Bahasa Indonesia.ppt
Ejaan Bahasa Indonesia.pptEjaan Bahasa Indonesia.ppt
Ejaan Bahasa Indonesia.pptAbdul Hamid
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaBram Agus Leonardo
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxArisSusanto47
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxArisSusanto47
 
Pengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi EjaanPengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi Ejaanariffikri12
 
Kesantunan_Ejaan_dan_Istilah.docx
Kesantunan_Ejaan_dan_Istilah.docxKesantunan_Ejaan_dan_Istilah.docx
Kesantunan_Ejaan_dan_Istilah.docxPutriNovitaSari46
 
Ejaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docxEjaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docxZukét Printing
 
Ejaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdfEjaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdfZukét Printing
 
2. [ejaan, pungtuasi dan istilah]
2. [ejaan, pungtuasi dan istilah]2. [ejaan, pungtuasi dan istilah]
2. [ejaan, pungtuasi dan istilah]Dini Prianti
 
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptx
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptxTeknik Penulisan Karya Ilmiah.pptx
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptxDistaTri
 
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAH
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAHPENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAH
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAHHanik Hidayah
 

Ähnlich wie Tata Tulis Karya Ilmiah (20)

Ejaan
EjaanEjaan
Ejaan
 
Tpki materi 1
Tpki materi 1Tpki materi 1
Tpki materi 1
 
Bab ii ejaan bahasa indonesia
Bab ii ejaan bahasa indonesiaBab ii ejaan bahasa indonesia
Bab ii ejaan bahasa indonesia
 
Bahasa indonesia makalaah
Bahasa indonesia makalaahBahasa indonesia makalaah
Bahasa indonesia makalaah
 
Ejaan Bahasa Indonesia.ppt
Ejaan Bahasa Indonesia.pptEjaan Bahasa Indonesia.ppt
Ejaan Bahasa Indonesia.ppt
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
 
Pengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi EjaanPengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi Ejaan
 
Tugas bindo
Tugas bindoTugas bindo
Tugas bindo
 
Kesantunan_Ejaan_dan_Istilah.docx
Kesantunan_Ejaan_dan_Istilah.docxKesantunan_Ejaan_dan_Istilah.docx
Kesantunan_Ejaan_dan_Istilah.docx
 
Ejaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docxEjaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docx
 
Ejaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdfEjaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdf
 
2. [ejaan, pungtuasi dan istilah]
2. [ejaan, pungtuasi dan istilah]2. [ejaan, pungtuasi dan istilah]
2. [ejaan, pungtuasi dan istilah]
 
bahasa indonesia
bahasa indonesiabahasa indonesia
bahasa indonesia
 
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptx
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptxTeknik Penulisan Karya Ilmiah.pptx
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptx
 
Kaidah & penerapan ejaan
Kaidah & penerapan ejaanKaidah & penerapan ejaan
Kaidah & penerapan ejaan
 
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAH
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAHPENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAH
PENULISAN EJAAN DAN ISTILAH BAHASA INDONESIA YANG SANTUN DAN SESUAI KAIDAH
 
Kalimat Efektif
Kalimat EfektifKalimat Efektif
Kalimat Efektif
 
kel.1.pptx
kel.1.pptxkel.1.pptx
kel.1.pptx
 

Mehr von Tian Sarwoyo

Mehr von Tian Sarwoyo (7)

Try Out B.Indonesia SD
Try Out B.Indonesia SDTry Out B.Indonesia SD
Try Out B.Indonesia SD
 
Cooperative learning
Cooperative learning Cooperative learning
Cooperative learning
 
Evaluasi Kinerja
Evaluasi KinerjaEvaluasi Kinerja
Evaluasi Kinerja
 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
 
PUISI
PUISIPUISI
PUISI
 
Teknik Membaca SQ3R
Teknik Membaca SQ3RTeknik Membaca SQ3R
Teknik Membaca SQ3R
 
Surat menyurat
Surat menyuratSurat menyurat
Surat menyurat
 

Kürzlich hochgeladen

PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdfAfriYani29
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024panyuwakezia
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 

Tata Tulis Karya Ilmiah

  • 1.  
  • 2.
  • 3. Syarat Kebahasaan a. Baku Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata/istilah, dan penulisan sesuai dengan kaidah ejaan. b. Logis Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
  • 4. c. Kuantitatif Keterangan yang dikemukakan dalam tulisan dapat diukur secara pasti. d. Tepat Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh penutur atau penulis dan tidak mengandung makna ganda. e. Denotatif Kata vang digunakan dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak melibatkan perasaan karena sifat ilmu itu objektif f. Ringkas Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan. tetapi isinya bernas.
  • 5. g. Runtun Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam paragraf. Bahasa Indonesia Benar dengan Baik Bahasa vang digunakan akan dikatakan baik jika maksud yang diungkapkan dapat dipahami dengan tepat oleh orang yang menerima bahasa tersebut. Dengan kata lain, bahasa yang baik adalah bahasa vang efektif dalarn menvampaikan suatu maksud. Bahasa vang baik tidak selalu harus ragam baku. Keefektifan komunikasi lebih banyak ditentukan oleh keserasian bahasa itu dengan situasinva (waktu. tempat. dan orang yang diajak bicara). Bisa saja bahasa yang baik itu tidak benar kaidah‑kaidahnya. Sebaliknya, bahasa vang benar kaidah‑kaidahnya belum tentu bahasa. vang baik Sebab. misalnva akan janggal kedengarannya bila di kantin kita menggunakan ragam bahasa baku seperti bahasa seorang i1muwan yang sedang ceramah di dalam suatu seminar. Sebaliknva, akan janggal pula bila seorang ilmuwan yang sedang ceramah di dalam suatu seminar menggunakan bahasa seperti seorang awam yang sedang ngobrol di kantin. Dengan demikian, bahasa yang benar dengan baik itu adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah dan sesuai dengan situasi.
  • 6. Pengertian Ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran melalui huruf, menetapkan tanda-tanda baca, memenggal kata, dan bagaimana menggabungkan kata. Jadi, bagaimana menuliskan bahasa lisan dengan aturan-aturan tersebut itulah yang berhubungan dengan ejaan. Dari segi bahasa, ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi bahasa (kata, kalimat) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf dan tanda baca). Lingkup Pembahasan Ejaan Lingkup pembahasan dalam ejaan meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. pemakaian huruf 2. pemakaian huruf kapital dan huruf miring 3. penulisan kata 4. penulisan unsur serapan 5. pemakaian tanda baca
  • 7. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring 1. Huruf Kapital Huruf kapital tidak identik dengan huruf besar meskipun istilah ini biasa diperlawankan dengan huruf kecil. Istilah huruf kapital digunakan untuk menandai satu bentuk huruf yang karena memiliki fungsi berbeda dalam kata atau kalimat menjadi berbeda dari bentuk huruf lain meskipun secara fonemis sebunyi. Huruf A (kapital) secara fonemis sebunyi dengan a (kecil), tetapi karena fungsinya berlainan, penampilan grafisnya berbeda. Huruf kapital digunakan pada awal kalimat, nama tempat, nama orang, dan lain-lain. Secara umum, penggunaan huruf kapital tidak menimbulkan permasalahan. Kesalahan penulisan sering terjadi pada penulisan kata Anda. Kata Anda harus selalu ditulis dengan (A) kapital meskipun terletak di tengah atau di akhir kalimat.
  • 8.
  • 9. Penulisan Kata Beberapa hal yang termasuk ke dalam pembahasan tentang penulisan kata adalah penulisan (1) kata dasar, (2) kata turunan, (3) bentuk ulang, (4) gabungan kata, (4) kata ganti ku, mu, kau , dan nya , (5) partikel, (6) singkatan dan akronim, dan (7) angka dan lambang bilangan. Kecuali gabungan kata (3), penulisan kata umumnya tidak menimbulkan permasalahan Kesalahan penulisan gabungan kata umumnya ditemukan pada istilah khusus yang salah satu unsurnya hanya digunakan dalam kombinasi. Unsur gabungan kata yang demikian sering ditulis terpisah, padahal seharusnya disatukan.
  • 10. Penulisan Unsur Serapan Sebagaimana diketahui, bahasa Indonesia diangkat dari bahasa Melayu. Di dalam perkembangannya bahasa ini banyak menyerap dari bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun asing. Bahasa Sunda, Jawa, dan Batak adalah tiga contoh bahasa daerah yang banyak memperkaya bahasa Indonesia. Sementara itu, bahasa asing yang banyak diserap adalah bahasa Belanda, Inggris, Portugis, Sanskerta, Arab, dan Cina. Kriteria penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia secara lebih terperinci bisa dilihat pada diktat kuliah (lampirannya). Secara umum bisa dikatakan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang menulis bunyi . Artinya, pelafalan kita terhadap sebuah kata asing, itulah yang ditulis dalam bahasa Indonesia meskipun tidak sama sebunyi) betul.
  • 11. Pemakaian Tanda Baca Kalimat yang baik harus didukung oleh penggunaan tanda baca yang tepat. Para penulis sering tidak memperhatikan hal ini. Akibatnya, masih banyak ditemukan kesalahan dalam pemakaian tanda baca tersebut. Pemakaian tanda baca dalam kalimat sangat penting bukan hanya untuk ketertiban gramatikal, melainkan juga bagaimana gagasan yang dikemukakan bisa tersampaikan dengan baik. Manusia memahami sesuatu dengan bahasa, tetapi karena bahasa pula manusia bisa salah paham. Pemakaian tanda baca adalah salah satu cara untuk menghindari kesalahpahaman tersebut.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15. 1. Awalan ber- bervariasi menjadi bel- jika diserangkaikan dengan kata ajar . 2. Awalan ber- dan ter- bervariasi menjadi be-dan te- jika diserangkaikan dengan kata yang suku pertamanya berbunyi “er” Contoh: ber- + cermin : becermin ter- + percaya : tepercaya 3. Awalan me- bervariasi menjadi menge- jika diserangkaikan dengan bentuk dasar yang terdiri atas satu suku kata. Contoh: me- + bom = mengebom me- + tik = mengetik me- + lap = mengelap
  • 16. Peluluhan terjadi jika me-/pe-(N) diserangkaikan pada kata dengan huruf pertama k, t, p, s (konsonan tidak punya suara) Contoh: me-/pe-(N) + -kejar = mengejar + -tipu = menipu + -pukul = memukul + -sikut = menyikut Catatan: pada kata kaji , kilat: k tidak luluh : mengkaji, mengkilat
  • 17. Kata yang diawali dengan dua konsonan berurutan ( kr, tr, pr , dan sy ), konsonan tersebut tidak luluh. Perhatikan: Me-/pe-(N) + kritik = mengkritik + traktir = mentraktir + program = memprogram )* + syarat = mensyaratkan Catatan: khusus untuk pr, jika ditempeli pe-(N) bunyi pr luluh. Perhatikan : memprogram : pemrogram memproduksi : pemroduksi
  • 18. Ubah berubah mengubah perubahan pengubahan pengubah : peubah ubahan Perhatikan bentuk: - permukiman/pemukiman - penatar/petatar - peninju/petinju - perajin/pengrajin - pelepasan/penglepasan
  • 19. Perhatikan arti beberapa bentukan kata berikut: pewaris/mewarisi/ahli waris menugasi/ditugasi menganugerahi/menganugrahkan membawahi/membawahkan mengatasi/mengataskan mencemari/mencemarkan berterima/keberterimaan
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26.
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32.
  • 33. Transisi Transisi adalah penghubung antarparagraf. Penghubung ini bisa berupa kata, kelompok kata, atau kalimat. Kata sambung antarkalimat seperti akan tetapi, dengan demikian, jadi , dan oleh sebab itu dapat digunakan sebagai transisi. Pikiran Utama (PU) Pikiran utama adalah inti persoalan atau gagasan yang ingin disampaikan dalam paragraf. Pikiran utama ini bisa terdapat secara tersurat dalam kalimat tertentu, bisa juga tersirat dalam keseluruhan uraian dalam paragraf bersangkutan. Pikiran Penjelas (PP) Pikiran penjelas adalah rincian atau uraian pikiran yang menjelaskan gagasan atau inti persoalan (PU). Karena merupakan penjelas, PP biasanya terdiri atas beberapa kalimat. Penegas Penegas adalah bagian paragraf yang menegaskan inti persoalan atau pikiran utama dalam paragraf. Fungsi penegas ada dua, yaitu sebagai pengulang atau penegas PU dan sebagai unsur yang menambah daya tarik sebuah paragraf, menghindarkan kejemuan pembaca (Tarigan, 1981: 20).
  • 34. Catatan: (1) Unsur-unsur itu tidak selalu hadir serempak; (2) Urutan tidak selalu sama dengan skema Transisi PU PP Penegas
  • 35. A. Berdasarkan Pola Pikir 1. Paragraf Deduktif Paragraf deduktif merupakan paragraf yang dimulai dengan inti uraian yang kemudian diikuti penjelasan. Dengan kata lain, pikiran utamanya diletakkan di awal kemudian diikuti pikiran penjelas. Contoh: “ Akibat krisis ekonomi, harga sebagian bahan pokok bergerak naik. Beras yang setahun lalu berharga Rp1.500,00/liter kini menjadi Rp 2000,00. Gula pasir yang semula Rp 3.000,00/kg melonjak menjadi Rp 4.500,00/kg. Minyak kelapa yang dulu Rp 2.000,00/kg kini berubah menjadi Rp 4.500,00/kg. Demikian juga bahan makanan pokok yang lain. Semua naik hampir mencapai 100%”
  • 36. 2. Paragraf Induktif Paragraf dengan pola induktif merupakan kebalikan dari deduktif, yaitu keterangan atau pikiran penjelas diletakkan di awal kemudian diakhiri dengan inti uraian atau pikiran utama. Contoh: “ Dalam kehidupan bermasyarakat, apa yang dibutuhkan seseorang belum tentu sama dengan apa yang dibutuhkan orang lain. Di samping itu, suatu kebutuhan yang bisa dicapai oleh seseorang belum tentu bisa dicapai orang lain. Dengan demikian, dari waktu ke waktu kenyataan seperti itu akan selalu ada Sehingga kemungkinan terjadinya konflik akibat perbedaan tersebut akan selalu ada.”
  • 37. 3. Paragraf Campuran Paragraf campuran atau deduktif-induktif dimulai dengan inti uraian (pikiran utama), diikuti penjelasan (pikiran penjelas), dan diakhiri dengan penegasan atau pengulangan inti uraian. Contoh: “ Semua manusia pasti akan mati. Para penguasa yang disebut kaisar, sultan, raja, atau presiden meskipun hidup dengan fasilitas yang serba melimpah, mereka mati juga. Begitu pula para ahli bela diri yang setiap hari memperkekar otot-otot tubuhnya dengan macam-macam pelatihan dan menu makanan yang lengkap, akhirnya mati. Orang-orang suci mulai dari para nabi sampai kyai yang doanya selalu atau hampir dikabulkan Tuhan, tetapi doa untuk tidak mati tidak pernah terkabul. Jadi, manusia di dunia ini tidak ada yang bisa hidup abadi”.
  • 38. 4. Paragraf Deskriptif Paragraf deskriptif merupakan paragraph yang inti uraian atau pikiran utamanya tersirat di seluruh bagian. Dengan demikian, inti uraian tersebut baru bisa ditemukan setelah membaca seluruh bagian paragraf tersebut dan menyimpulkannya. Contoh “ Letak kampus universitas itu kurang lebih seratus meter dari sebuah bukit yang di sekitar kakinya terhampar pepohonan yang rindang. Tepat di tengah kampus itu menjulang gedung utama dengan gaya arsitektur khas Indonesia lama. Berhadapan dengan gedung itu adalah perpustakaan yang tampak dari luar seperti tanpa penghuni karena pengunjungnya asyik dengan bacaan masing-masing. Di setiap halaman gedung kuliah terdapat juga pohon- pohon rindang tempat mahasiswa bersantai”.
  • 39. 2. Paragraf Perbandingan Pikiran utama dijelaskan dengan membandingkan dua hal, persamaan dan perbedaannya. Contoh “ Kedua orang itu selain memiliki persamaan, juga memiliki perbedaan. Aminah dan Hindun sama-sama menyukai olah raga bulu tangkis. Juga mereka sama menyukai piknik ke pantai atau menonton film humor. Namun, dalam memilih warna pakaian mereka berbeda. Aminah lebih menyukai warna merah, sedangkan Hindun menyukai warna biru”.
  • 40. 3. Paragraf Analogi Pikiran utama dijelaskan dengan mengibaratkan atau memgumpamakan dengan sesuatu yang memiliki kesamaan sifat. Contoh “ Kehidupan manusia ibarat roda yang sedang berputar, kadang berada di atas kadang-kadang di bawah. Suatu waktu mungkin juga roda itu meluncur cepat tanpa goncangan sebab melaju di jalan tol. Pada waktu yang lain roda itu penuh goncangan karena berjalan melalui batu-batu dan lubang-lubang yang dalam. Adakalanya roda itu harus mendaki tanjakan yang sangat tajam, namun tidak jarang juga harus meluncuri turunan yang licin”.
  • 41. 4. Paragraf Sebab-Akibat Pikiran utama dijelaskan dengan mengemukakan sebab atau akibat dari pernyataan-pernyataan. Contoh “ Banjir dapat disebabkan faktor-faktor berikut: (1) sungai- sungai yang makin sempit dan dangkal, (2) hutan-hutan yang makin kerdil, dan (3) sampah yang dibuang sembarangan. Semua faktor itu selalu ada kaitannya dengan ulah manusia. Faktor pertama merupakan akibat tepian sungai dijadikan permukiman. Faktor kedua merupakan akibat keserakahan dalam meraup Keuntungan sehingga hutan ditebang sewenang-wenang. Faktor ketiga sebagai akibat rendahnya kesadaran lingkungan yang mungkin pula disebabkan kurangnya pendidikan”.
  • 42. 5. Paragraf Kronologi Pikiran utama dijelaskan dengan memberikan keterangan secara terperinci dari A sampai Z. Contoh: Proses kejadian manusia menurut ahli antropologi adalah sebagai berikut. Sejenis makhluk yang disebut primat , muncul pertama kali dari mamalia kira-kira tujuh puluh juta tahun yang lalu. Setelah berevolusi kurang lebih selama empat puluh juta tahun makhluk primat itu bercabang-cabang di antaranya sejenis cabang yang disebut hominoid . Setelah menempuh waktu selama lima belas juta tahun, dari hominoid itu lahirlah sejenis kera yang disebut pongid . Setelah menempuh kurun waktu lima belas juta tahun lagi, dari pongid lahirlah makhluk baru yang disebut hominid (manusia).
  • 43. 6. Paragraf Perincian Pikiran utama dijelaskan dengan memberikan uraian secara rinci. Contoh “ Alat indra adalah alat yang dimiliki manusia untuk mengenal sesuatu. Alat tersebut ada lima: mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Mata berfungsi untuk mengenal rupa atau warna, telinga untuk mengenal suara, hidung untuk mengenal bau-bauan, lidah untuk mengenal rasa, dan kulit untuk mengenal halus atau kasarnya sesuatu”.
  • 44. 7. Paragraf Definisi Sebuah istilah atau pengertian yang terkandung dalam pikiran utama memerlukan penjelasan yang definitif. Paragraf yang mengandung uraian demikian disebut paragraf definitisi. Contoh “ Etika mengkaji tindak-tanduk manusia yang dilakukan secara sadar, sengaja, dan bebas. Sadar artinya dalam keadaan jaga, tidak sedang mengigau, pingsan, atau lupa. Sengaja berarti direncanakan, bukan secara kebetulan. Bebas maksudnya dalam keadaan boleh memilih antara dilakukan atau tidak. Semua perilaku itu kemudian dinilai baik buruknya menurut norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan demikian, dapat didefinisikan bahwa etika adalah ilmu yang mempelajari tindak-tanduk manusia yang dilakukan secara sadar, sengaja, dan bebas untuk dinilai baik buruknya menurut norma yang berlaku dalam suatu masyarakat”.
  • 45.
  • 46. Silogisme Silogisme adalah menarik simpulan dari dua pernyataan. Simpulan itu dapat dibuat apabila persyaratan berikut terpenuhi. a. Kedua pemyataan atau salah satu dari kedua pernyataan itu berlaku umum. Secara eksplisit, pernyataan umum itu biasanya menggunakan kata semua atau yang searti dengan semua. b. Kedua pernyataan atau s alah satu dari kedua pernyataan itu positif c. Kedua pernyataan itu mempunyai bagian yang sama
  • 47. Contoh: (1) Semua manusia normal tahu tentang baik dan buruk. (umum, positif) (2) Pada umumnya manusia normal tidak menyukai kecurangan. (sebagian, negatif) Yang bercetak miring adalah bagian yang sama. Perangkat pemyataan di atas memenuhi pernyataan silogisme. (1) Semua orang yang berakhlak luhur tidak suka minuman keras.(umum, negatif) (2) Semua yang suka minuman keras tidak baik menjadi pendidik.(umum, negatif) Perangkat pemyataan di atas tidak menenuhi persyaratan silogisme.
  • 48. Dalam menarik simpulan, harus diperhatikan hal‑hal berikut. (1) simpulan harus positif jika kedua pernyataan itu positif; (2) simpulan harus negatif jika salah satu dari pernyataan itu negatif; (3) simpulan berlaku untuk sebagian jika salah satu dari pernyataan itu berlaku untuk sebagian; (4) bagian yang sama dari kedua pernyataan itu tidak dicantumkan dalam simpulan. Contoh: (1) Setiap warga negara Indonesia tahu tentang Pancasila . (2) Beberapa orang dari kelompok itu tidak tahu tentang Pancasila. Simpulan: Beberapa orang dari kelompok itu bukan warga negara Indonesia
  • 49.
  • 50.
  • 51.
  • 52. Topik adalah pokok masalah yang akan dibahas dengan syarat berikut ini. Problematis artinya menuntut pemecahan masalah, tidak hanya membicarakan sesuatu tetapi harus mencari pemecahan masalah. Dengan kata lain, sebuah topik tidak hanya dideskripsikan, tetapi dianalisis dan dicari solusinya sampai pada akhirnya ditegaskan pada simpulan dan bila perlu diusulkan dengan saran. Misalnya, topik pengembangan industri kayu. Di sini kita tidak hanya berbicara apa dan bagaimana perkembangan industri kayu itu. Akan tetapi, kita harus mencari upaya apa yang harus ditempuh untuk mengembangkan industri kayu sebagai salah satu kegiatan ekonomi masyarakat.
  • 53. Terbatas maksudnya pokok bahasan tidak terlalu melebar jauh sehingga penulis tidak mungkin mengkajinya dan data tak mungkin diperoleh. Topik yang terlalu luas harus dibatasi dengan pembatasan substansi, lokasi, waktu dsb. Misalnya, urusan penanggulangan pencemaran harus dibatasi pencemaran apa , misalnya, limbah, lalu limbah apa misalnya limbah rumah sakit. Pada judul dapat dibatasi lagi dengan menambahkan lokasinya dimana. Dengan pembatasan demikian, penulis dapat mengkaji dan membahas masalah tersebut secara mendalam dan tuntas dengan data yang jelas dapat diperoleh. Dengan demikian, karangan itu memenuhi salah satu ciri karangan ilmiah. Syarat lain yang tak kurang pentingnya adalah topik itu menarik, penting, aktual, dan data dapat diperoleh baik data literatur maupun lapangan.
  • 54. Tema Tema adalah topik yang sudah jelas mengandung tujuan. Contoh: jika topik penanggulangan pencemaran udara disertai tujuan menanggulangi pencemaran udara dengan mengurangi emisi kendaraan bermotor maka temanya : penanggulangan pencemaran udara melalui pengurangan emisi kendaraan bermotor Dari topik dan tema dapat diangkat menjadi judul karangan ilmiah. Judul karangan ilmiah harus memenuhi syarat (a) menggambarkan isi, (b) singkat, (c) menarik minat pembaca, dan (d) tidak provokatif. Contoh : Upaya menurunkan risiko bahaya gempa bumi
  • 55. Kerangka karangan adalah rencana karangan secara garis besar yang memuat pokok-pokok bahasan yang disusun menurut tingkat kepentingan dan relevansinya. Fungsi kerangka bagi penulis agar ia dapat mengungkapkan idenya secara terinci, sistematis, dan lengkap. Ada tiga tahap penyusunan kerangka yang dapat dijadikan pedoman yaitu: 1. curah ide atau inventarisasi ide, maksudnya semua ide yang berkaitan ditulis tanpa penyaringan secara cermat. 2. pengoreksian dan penyempurnaan ide, maksudnya ide yang ditulis dikoreksi ditambah, dikurang, diganti dsb. sesuai dengan ide baru yang lebih baik. 3. pengelompokan ide, artinya semua ide dikelompokkan menurut jenis dan tingkatannya dan disusun menurut bab, pasal, subpasal dst .
  • 56.
  • 57.
  • 58.
  • 59.
  • 60.