SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 60
KELOMPOK 3

             EKONOMI MIKRO ISLAMI
                BAB 7,8, dan 9
    Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
           Pengantar Ekonomi Syariah dengan dosen pengampu :
                           Masharyono, S.Pd., M.M.




                                 Anggota :
Dadan Setiawan         1104276          Hilmi Muttaqien         1104820
Indra Nugraha          1104839          Misbahudin              1104673
Paramita Desy C.W.     1104076          Rafiqi Zulhilmi         1104106
Rizqita Qiyaski B.     1104305          Rositah Permana         1104680
Sifa Siti Mukrimah     1104176          Silmy Amilia            1103720
Teori penawaran hakikatnya adalah
 derivasi dari perilaku individu-individu
    perusahaan dalam analisis biayanya.
Perusahaan bersedia berproduksi ketika
  tingkat harga yang berlaku lebih kecil
      daripada biaya variable rata-rata.
Gambar 7.1 hubungan antara kesediaan untuk berproduksi dengan kurva penawaran


   Pada gambar 7.1 tampak bahwa MC, MR, dan kurva
   biaya variable rata-rata (AVC).P>P1 maka berapapun
   penjualan yang dilakukan oleh produsen P>AVC
   sehingga produsen mendapatkan laba ekonomis positif.
Kurva penawaran jangka pendek dari suatu sector industri
secara keseluruhan dapat dirumuskan lewat penjumlahan
horizontal seluruh kurva penawaran jangka pendek masing-
masing perusahaan, kurva ii dapat dilihat pada gambar 7.2
Fungsi total cost menunjukan untuk setiap kombinasi input dan untuk
setiap tingkat output, minimum total cost yang muncul adalah
TC=TC(r,w,q). ada 2 konsep biaya perunit yang dikenal :

   • Average cost
Biaya per unit atau dapat ditulis dengan rumus :
ATC = ATC (r,w,q )= TC (r,w,q)/q

   • Marginal cost
Tambahan biaya yang muncul untuk setiap pnambahan output yang
dihasilkan atau dapat ditulis dengan rumus :
MC = MC (r,w,q) = δTC (r,w,q)/ δq
Kurva marginal cost akan
memotong dari bawah
kurva average total cost
pada titik minimalnya. Titik
Q2 = jumlah output pada
saat Vc mencapai titik
minimal        yang      juga
persinggungan kurva VC
dengan rental cost perunit (
r ). Q3 = jumlah output pada
saat ATC mencapai titik
minimal yang juga kurva
MC memotong dari bawah
kurva ATC. Titik Q1 = jumlah
output dimana kurva Mc
mencapai                  titik
minimalnya, yaitu pada
saat perubahan rturns to
scale kurva variable cost.
Perusahaan akan memaksimalkan labanya dengan memilih output
dimana P = MC, selama tingkat harga tersebut lebih besar daripada
AVC. Setiap tingkat harga dibawah minimum AVC jumlah yang
ditawarkan adalah nihil. Pada tingkat harga = AVC jumlah yang
ditawarkan digambarkan oleh kurva MC.

Perhatikan kurva penawaran, yaitu kurva marginal cost yang
dicetak tebal. Selisih antara kurva ATC dan kurva AVC yang
digambarkan dengan celah di antara kedua kurva
tersebut, menggambarkan AFC. Kurva penawaran yag berada
diantara kurva ATC dan AVC, untuk setiap tingkat harga diatas
AVC, namun dibawah ATC berarti perusahaan mengalami kerugian
setiap output yang dijual karena harga lebih kecil dibanding ATC.
Meskipun harga
lebih   kecil     di
banding
ATC,           bagi
perusahaan lebih
baik          tetap
menjual
outputnya karena
pada      tingkat
harga    tersebut
perusahaan telah
mampu
membayar AVC
nya.
Selisih antara total revenue dengan total variable
cost disebut dengan produser surplus atau quasi
rent. Producer surplus dapat dihitung dengan dua
cara, yaitu :
1. Cara Pertama
Secara matematis, total revenue adalah hasil kali P
dan Q. Sedangkan total variable cost adalah hasil
kali AVC dengan Q. Selisih antara keduanya
digambarkan dengan segi empat yang diarsir yaitu
hasil kali antara (P-AVC) dengan Q
Inilah Yang disebut producer surplus. Secara matematis ditulis:

Producer surplus       : TR – TVC
                       : (P x Q) – (AVC x Q)
                       : (P – AVC) x Q
2.  Cara Kedua
  Variable cost untuk memproduksi 1 unit output sama sengan marginal cost
  pada jumlah output 1 unit. Variable cost untuk memproduksi 2 unit
  ditambah marginal cost pada 2 unit, dan seterusnya. Sehingga :
                    VC(Q) = MC(1) + MC(2) +…+ MC(Q)




Secara grafis total variable cost ini digambarkan dengan daerah yang tidak diarsir yang
berada dibawah kurva MC. Sedangkan total revenue adalah hasil kali P dengan Q.
Sehingga producer surplus digambarkan dengan daerah yang diarsir, yaitu yang
dibawah P dan diatas kurva MC.
Pengenaan pajak penjualan atau pajak pertambahan nilai
sebesar, misalnya Rp 100 per liter bensin premium atau misalnya 10%
dari harga per unit, akan meningkatkan average total cost.
Peningkatan ATC secara langsung juga berarti peningkatan MC. Bila
harga tetap pada tingkat harga semula, maka peningkatan biaya ini
berarti penurunan profit. Dengan adanya pengenaan pajak
penjualan, tingkat profit menurun dari profit1 menjadi profit2.

Secara grafis keadaan tanpa adanya pajak penjualan digambarkan
pada diagram yang diatas oleh kurva average total cost ATC1 dan
kurva marginal cost MC1, harga berada pada tingkat P. Sedangkan
diagram bawah menggambarkan fungsi profit yang diturunkan dari
diagram atas.
Profit mencapai keadaan maksimum
ketika kurva MC2 = P, ini terjadi pada
tingkat produksi Q2. Secara paralel kita
dapat pula mengatakan bahwa
producer surplus dengan adanya pajak
penjualan lebih kecil dibandingkan
producer surplus tanpa adanya pajak
penjualan.

Jadi pengenaan pajak penjualan
membawa pengaruh:
Trunnya total profit1 menjadi profit2;
Turunnya tingkat profit maksimal yang
digambarkan oleh puncak gunung
kurva profit pada diagram bawah.
Secara grafis, puncak kurva profit1 lebih
tinggi daripada puncak kurva profit2;
Mengecilnya rentang skala produksi
dari Q1’Q1” menjadi Q2’Q2”. Dimana Q1’
< Q2’ dan Q1’Q2”.
Pengenaan zakat perniagaan memberikan pengaruh yang berbeda
dibandingkan dengan pengenaan pajak penjualan. Dalam konsep
islam, zakat perniagaan dikenakan bila telah terpenuhinya dua hal:
nisab (batas minimal harta yang menjadi objek zakat, yaitu setara 96
gram emas) dan haul (batas minimal waktu harta tersebut dimiliki
yaitu 1 tahun). Bila nisab dan haul telah terpenuhi, maka wajiblah
dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5%.

Objek zakat perniagaan adalah barang yang diperjualbelikan. Dalam
ilmu ekonomi, ini berarti yang menjadi objek zakat perniagaan adalah
revenue minus cost. Pengenaan zakat perniagaan juga sama sekali
tidak memberikan pengaruh terhadap MC, yang berarti pula tidak
memberikan pengaruh terhadap kurva penawaran.
Upaya memaksimalkan profit
berarti pula memaksimalkan
producer surplus, dan zakat yang
harus dibayar. Dengan adanya
pengenaan zakat perniagaan
perilaku memaksimalkan profit
berjalan sejalan dengan perilaku
memaksimalkan zakat.

Profit akan mencapai tingkat
maksimal ketika kurva MC1 = P
dan terjadi pada tingkat produksi
Q1. Pada titik Q1 pila tingkat
zakat      maksimal      tercapai.
Keadaan        ini  digambarkan
dengan puncak kurva profit dan
puncak kurva zakat yang terjadi
pada titik Q1.
Perilaku memaksimalkan profit seringkali mendorong produsen untuk
berlaku aniaya. Para produsen seringkali memindahkan biaya-biaya yang
seharusnya ditanggung mereka kepada pihak lain guna meningkatkan
profitnya. Tindakan produsen yang mendapatkan keuntungan dari proses
produksinya, namun tidak mau bertanggung jawab atas akibatnya inilah
yang dalam ilmu ekonomi disebut negative externalities.

Konsep adil dalam Ekonomi Islam diterjemahkan dalam empat
hal, yaitu :
     1. Dilarang melakukan Mafsadah
     2. Dilarang melakukan transaksi Gharar
     3. Dilarang melakukan transaksi Maisir
     4. Dilarang melakukan transaksi Riba
Secara grafis, upaya produsen melarikan diri dari tanggung jawab ini
digambarkan dengan turunnya ATC dari ATC1 menjadi ATC2, dan
marginal cost turun dari MC1 menjadi MC2. Dalam Ekonomi
Konvensional, MC1 disebut Marginal Social Cost (MSC), sedangkan MC2
disebut Marginal Private Cost (MC). Selisih antara MSC dengan MC
disebut Marginal External Cost (MEC).

                         MSC = MC + MEC

Dengan tingkat MC yang lebih rendah (MC2 < MC1) produsen akan
menawarkan banyak barang, sedangkan pada tingkat ATC yang
lebih rendah (ATC2 < ATC1) produsen akan menerima average
economic rent yan lebih besar pula. Dengan demikian proftit akan
naik dari profit1 menjadi profit2.

                      Profit + (P - ATC) x Q
 Karena (P - ATC) naik, dan Q naik, maka profit pun akan naik pula.
Dalam Islam, Marginal External Cost merupakan tanggung jawab
dari produsen, karena tanpa ada proses produksi tentu tidak akan
muncul External Cost. MEC harus diinternalisasi kedalam komponen
biaya produsen. Dalam Ekonomi Konvensional, negative externalities
masih dapat ditolerir dengan ketentuan-ketentuan tertentu. Dalam
Ekonomi Konvensional dikenal konsep Efficient Level Of Emissions
yaitu suatu tingkat dimana Marginal Social Cost Of Emissions (MSCe)
sama dengan benefitnya. Benefit ini diukur dengan Marginal Cost Of
Abating Emissions yaitu tambahan biaya bagi produsen untuk
memasang peralatan pengendalian polusi


                          Contoh ketentuan-ketentuan tertentu
                       untuk negative externalities, yaitu dengan
                              penentuan emissions standard dan
                                                    emissions fees.
Emissions Standard
adalah ketentuan hokum tentang batas
maksimal tingkat polusi yang masih
diperbolehkan. Jika produsen melampaui
batas maka akan dikenakan sanksi berupa
denda atau dianggap melakukan perbuatan
kriminal.

Emissions Fees
adalah kompensasi yang harus dibayar untuk
setiap unit polusi yang dilakukan produsen.
Dalam sejarah perekonomian Amerika Serikat, Emissions
Standard merupakan pilihan dalam mengontrol negative
externalities. Sedangkan di Jerman, Emissions Fees yang
merupakan pilihan. Secara teoritis sebenarnya kedua instrument
ini dapat memberikan hasil yang sama. Namun dalam
praktiknya, standard dan fees memilki implikasi yang berbeda.
Secara umum dapat dikatakan bahwa penggunaan instrument
fees lebih disukai bila kurva marginal cost lebih curam dan kurva
marginal cost of abatement relative datar. Produsen yang
mempunyai MCA yang lebih rendah akan berproduksi dengan
tingkat polusi yang lebih rendah.
Semakin kecil tambahan biaya untuk mengurangi
   polusi, maka makin besar pengurangan tingkat
           polusi (makin besar benefit bagi
   masyarakat), sehingga semakin rendah tingkat
                       polusi.
Dalam konsep Islam, mencegah Mafsadah lebih diutamakan
daripada memperbaiki dampak buruk mafsadah, meskipun
dampak buruk tersebut timbul sebagai ekses dari suatu produksi
yang bermanfaat. Dalam kaidah fiqih disebutkan “Dar ul
mafasid aula min jalbi al manafi ” (mencegah kerusakan lebih
utama daripada mengambil manfaat). Itu sebabnya
penggunaan mekanisme recycling lebih diutamakan daripada
instrument standard dan fees.
Bila potensi terjadinya negative externalities
terdapat pada masyarakat, dalam system ini
masyarakat diberikan insentif untuk tidak
melakukan negative externalities, misalnya
tidak membuang kemasan bekas
sembarangan sehingga menimbulkan
mafsadah.

                                    Bila potensi negative externalities
                                              terdapat di lingkungan
                                    produsen, recycling dalam artian
                                 mendaur ulang untuk memproduksi
                                 output yang sama tidak selamanya
                                            dapat dilakukan. Namun
                                    demikian, recycling dalam artian
                                       mendaur-ulang limbah untuk
                                 dimanfaatkan memproduksi output
Abu Yusuf membantah kesan umum dari hubungan negative antara
            penawaran dan tingkat harga. Adalah dalam kenyataannya benar
               bahwa tingkat harga tidak hanya tergantung pada penawaran
         semata, dimana kekuatan permintaan juga sangat penting. Abu Yusuf
               mengatakan bahwa ada beberapa alasan lainnya, tapi ia tidak
              menyatakannya secara jelas Karena alasan-alasan penyingkatan.
Mengenai masalah pengaturan tingkat harga juga dibahas secara rinci
oleh ibn Taimiyah. Penjelasan Ibnu Taimiyah mengenai pengaturan
tingkat harga adalah lebih menyeluruh dibandingkan yang lainnya. Ibnu
Taimiyah mendukung penatapan harga dalam kasus dimana komoditas
kebutuhan pokok yang harganya telah naik akibat dimanipulasi. Lebih
lanjut, Ibnu Taimiyah menyarankan adanya suatu penyediaan industry-
industri tertentu oleh pemerintah atau negara, serta juga memperbaiki
tingkat pengupahan jika hal tersebut tidak terjadi secara memuaskan
(persaingan bebas) oleh kekuatan-kekutatan pasar.
Thomas Aquinas Vs Ibn Taimiyah
Permasalahan yang dibahas Aquinas berhubungan dengan
perniagaan, harga yang adil, kepemilikan, dan riba.

Aquinas mengadopsi sepenuh hatinya ide-ide dari Aristoteles, walaupun
  dalam beberapa kasus ia harus memodifikasi serta memperbaikinya
     sesuai dengan kebutuhan yang ada pada masa itu dalam rangka
                                    mensitesis dengan ajaran Nasrani

Ibn Taimiyah berpikiran bahwa Aristoteles salah atau keluar jalur, dan
mengkritiknya dalam tulisan-tulisannya, serta menolak mengikuti
pendapat-pendapat Aristoteles tersebut.
• Perlakuan Ibn Taimiyah terhadap permasalahan ini adalah jauh
  lebih komprehensif daripada Aquinas.
• Ibn Taimiyah tidak mengambil dasar pemikiriannya dari filsuf
  yunani melainkan dari beberapa hadis Nabi Saw , dan banyak
  terdapat dalam literatur mengenai fiqih islam.
• Bagi Ibn Taimiyah dan Aquinas , harga pasar haruslah terjadi
  dalam pasar yang kompetitif dan tidak boleh ada penipuan.
• Keduanya membela penetapan pagu harga pada waktu terjadi
  perbedaan pengenaan harga dari harga pasar.
• Dalam penetapan pagu harga, aquinas hanya
  mempertimbangkan nilai subjektif dari sebuah objek dari sisi
  penjual saja. Sementara, Ibn Taimiyah juga mempertimbangkan
  nilai subjektif objektif dari sisi pembeli sehingga menjadikan
  analisisnya lebih baik daripada Aquinas.
• Ibn Taimiyah adalah seorang pelopor dalam
  penjelasannya  tentan   penentuan    harga   dalam
  hubungannya dengan penawaran dan permintaan.
• Schumper menuliskan : “As regards the theory of the
 mechanism of pricing there is very little to report before the
 middle of the eighteen century.”
• Ibn Taimiyah melakukan pembahasan mengenai
  peraturan tingkat harga oleh pemerintah serta juga
  memberi perhatian pada monopoli, oligopoli, dan
  monopsoni. Selain itu membahas konsep keuntungan yang
  adil (just profit), upah yang adil (just wage) dan
  kompensasi yang adil (justcompensation).
• Masyarakat masa Ibn Taimiyah beranggapan bahwa peningkatan
  harga merupakan akibat dari ketidakadilan dan tindakan
  melanggar hukum dari penjual atau mugkin sebagai akibat
  manipulasi pasar. Kemudian dibantah keras, ia mengatakan bahwa
  harga ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran.
• Naik turunnya harga disebabkan tindakan tidak adil dari sebagian
  orang yang terlibat transaksi.
• Bisa jadi penyebabnya adalah penawaranyang menurun akibat
  inefisiensi produksi, penurunan jumlah impor barang-barang yang
  diminta atau juga tekanan pasar.
• Jika permintaan barang meningkat, sedangkan penawaran
  menurun , harga barang akan naik. Sebaliknya
• Kelangkaan dan melimpahnya barang mungkin disebabkan oleh
  tindakan yang adil atau mungkin juga tindakan yan tidak adil.
• Menurut Ibn Taimiyah penawaran bisa datang dari produksi
  domestik dan import.
• Perubahan dalam penawaran digambarkan sebagai peningkatan /
  penurunan dalam jumlah yang ditawarkan , sedangkan permintaan
  sangat ditentukan oleh selera dan pendapatan.
• Besar kecilnya kenaikan harga bergantung pada besarnya perubahan
  penawaran dan / permintaan.
• Dua faktor penyebab pergeseran kurva penawaran dan
  permintaan, yaitu tekanan pasar yang otomatis dan perbuatan
  melanggar hukum dari penjual, misalnya penimbunan.
• Faktor lain memengaruhi permintaan dan penawaran adalah
  intensitas, dan besarnya permintaan, kelangkaan atau melimpahnya
  barang, kondisi kepercayaan, serta diskonto dari pembayaran tunai.
• Perubahan permintaan bergantung pada jumlah penawaran, jumlah
  orang yang menginginkannya, kuat lemahnya dan besar kecilnya
  kebutuhan terhadap barang tbst.
• Ibn Taimiyah bukan saja menyadari kekuatan penawaran dan
  permintaan,              melainkan            juga          menyadari
  insentif, disinsentif, ketidakpastian, dan risiko yang terlibat dalam
Dalam bukunya Al-Muqaddimah, Ibnu Khaldun menulis secara
         khusus satu bab berjudul “Harga-Harga di Kota”. Ia membagi
          dua jenis barang menjadi dua jenis, yakni barang kebutuhan
           pokok dan barang pelengkap. Menurut dia, bila suatu kota
        berkembang dan selanjutnya populasinya bertambah banyak (
             kota besar), maka pengadaan barang-barang kebutuhan
                                  pokok akan mendapatkan prioritas.




Hal ini dapat diilustrasikan
pada gambar berikut :
Terjadi peningkatan disposable income dari penduduk kota-kota.
   Naiknya disposable income dapat meningkatkan marginal propensity
   to consume terhadap barang-barang mewah dari setiap penduduk
   kota tersebut,. Hal ini menciptakan permintaan baru atau
   peningkatan permintaan terhadap barang-barang mewah.
   Akibatnya harga barang mewah akan meningkat pula.
Secara grafis, pendapat Ibnu Khaldun tsb dapat digambarkan pada gambar berikut ini :




                                                      Gambar. Naiknya permintaan
                                                      terhadap barang mewah
                                                      karena kenaikan Disposable
                                                      Income menyebabkan
                                                      mahalnya barang mewah
Ibnu Khaldun juga menjelaskan mekasnisme permintaan dan
penawaran dalam menentukan harga keseimbangan. Secara lebih rinci, ia
menjabarkan pengaruh persaingan diantara konsumen untuk mendapatkan
barang pada sisi permintaan. Setelah itu, ia menjelaskan pula pengaruh
meningkatnya biaya produksi karena pajak dan pungutan-pungutan lain di
kota tersebut, pada sisi penawaran.
        Hal ini tejadi karena harga-harga barang di padang pasir tidak
memiliki kandungan pajak (karena barang di padang pasir tidak dikenakan
pajak), sementara harga-harga barang di kota memiliki kandungan
pajak, karenanya harga barang di kota lebih mahal daripada harga barang di
padang pasir. Ditinjau dari segi biaya produksi, pengenaan pajak ini akan
meningkatkan harga jual, sehingga pada gilirannya akan mengakibatkan
kenaikan harga.
        Dengan demikian, maka sebagaimana Ibnu Taimiyah, Ibnu Khaldun
juga sudah mengindentifisikasi kekuatan permintaan dan penawaran sebagai
penentu keseimbangan harga.
        Ketika menyinggung masalah laba, Ibnu Khaldun mengatakan bahwa
keuntungan yang wajar akan mendorong tumbuhnya perdagangan.
Namun, Ibnu Taimiyah yang hanya secara implisit membicarakan konsep
Dalam konsep Islam, pertemuan permintaan dan
penawaran haruslah terjadi secara rela sama rela, tidak
ada pihak yang merasa terpaksa untuk melakukan
transaksi pada tingkat harga tersebut. Dalam hal
harga, para ahli fiqih merumuskannya sebagai the price of
the equivalent. Konsep the price of the equivalent ini
mempunyai implikasi penting dalam ilmu ekonomi, yaitu
keadaan pasar yang kompetitif.
Dalam konsep islam, monopoly, duopoly, oligopoly dalam
artian hanya ada satu penjual, dua penjual, atau beberapa
penjual tidak dilarang keberadaannya, selama mereka tidak
megambil keuntungan di atas keuntungan normal. Produsen
yang beroperasi dengan positif profit akan mengundang
produsen lain untuk masuk kedalam bisnis tersebut, sehingga
kurva supply bergeser ke kanan, jumlah output yang
ditawarkan bertambah, dan harga akan turun. Produsen
baru akan terus memasuki bisnis tersebut sampai dengan
harga turun sedemikian sehingga economic profit nihil. Pada
keadaan ini produsen yang telah ada di pasar tidak
mempunyai insentif untuk keluar dari pasar, dan produsen
yang belu masuk ke pasar tidak mempunyai insentif untuk
masuk ke pasar.
Islam mengatur agar persaingan di pasar
dilakukan dengan adil. Setiap bentuk yang
dapat menimbulkan ketidakadilan dilarang.
• Talaqqi Rukban
• Mengurangi timbangan
• Menyembunyikan barang cacat
• Menukar kurma kering dengan kurma basah
• Menukar satu takar kurma kualitas bagus dengan
  dua takar kurma sedang
• Transaksi Najasy
• Ikhtikar
• Ghaban faa-hisy
Market Intervention diperkenalkan dalam ekonomi
Islam pada masa pemerintahan Umar Ibn Khattab.

Market Intervention menjadi sangat penting dalam
menjamin pengadaan barang kebutuhan pokok. Dalam
keadaan       kekurangan     barang    kebutuhan
pokok, pemerintah dapat memaksa pedagang yang
menahan barangnya untuk menjual barangnya ke
pasar. Bila daya masyarakat lemah, pemerintah pun
dapat membeli barang kebutuhan pokok tersebut
dengan uang dari baitul maal, untuk selanjutnya
menjual dengan tangguh bayar seperti yang telah
dilakukan oleh Umar ra.
Adanya excess demand akan mendorong timbulnya
pasar gelap, yang selanjutnya menimbulkan korupsi dan
kolusi. Akibat selanjutnya adalah kredit program tidak akan
mencapai sasarannya, timbul penyalah-gunaan kredit (miss-
used atau side streaming).

        Islam jelas menentang intervensi harga. Pada kasus
ceiling price akan terjadi kelebihan permintaan sehingga
dapat menimbulkan pasar gelap, korupsi, dan kolusi. Inilah
indahnya Islam. Bukan saja korupsi dan kolusi yang dilarang
dalam islam, namun juga jalan ke arah korupsi dan kolusi
pun dilarang.
Dengan adanya ceiling price ini, konsumen mendapat
tambahan consumer surplus, namun kedua pihak baik
konsumen dan produsen akan kehilangan sejumlah surplus
yang tidak dapat dinikmati oleh keduanya. Penurunan total
surplus ini disebut dead weight loss.

Neto kenaikan consumer surplus:

      Kenaikan consumer surplus
      (akibat penurunan producer surplus)       :+A
      Hilangnya consumer surplus                :-B
      Kenaikan neto consumer surplus            : (A-B)
Gambar: penurunan producer surplus akibat ceiling price

Penurunan producer surplus
(yang dinikmati oleh konsumen)                          :-A
Penurunan producer surplus
(yang tidak dinikmati siapapun)                         :-C
Penurunan neto producer surplus                         : - (A-C)
Secara keseluruhan pengaruh ceiling price adalah:

       Hilangnya consumer surplus                     :-B
       Penurunan producer surplus
       (yang tidak dinikmati siapapun)                : - C___
       Total penurunan (dead weight loss)             : - (B+C)



Adanya ceiling price menyebabkan terjadinya transfer surplus
dari pridusen ke konsumen. Hal ini menunjukan adanya pihak
yang terzalimi. Total penurunan surplus (deadweight loss) yang
tidak dinikmati oleh siapapun adalah sebesar (B+C). Jelaslah
dalam penetapan ceiling price tidak saja terjadi transfer surplus
dari produsen ke konsumen, juga terjadi transfer surplus dari
positif menjadi negative.
Intervensi harga : Floor Price akan menimbulkan terjadinya excess supply
sebesar (Q2-Qf). adanya excess supply ini akan mendorong timbulnya
pasar gelap, yang selanjutnya menimbulkan korupsi dan kolusi.

 Dengan adanya floor price ini, Produsen mendapat tambahan producer
        surplus, namun kedua pihak baik konsumen dan produsen akan
kehilangan sejumlah surplus yang tidak dapat di nikmati oleh keduanya.
                    Penurunan totol surplus ini di sebut dead weight loss.

neto kenaikan producer surplus:
              Kenaikan producer surplus
              (akibat penurunan cosumer surplus)              : +D
              Hilangnya producer surplus                      : -C
              Kenaikan neto producer surplus                  : (D-C)
Bagi konsumen, penetapan floor price ini akan menurunkan
consumer surplus. Sebagian penurunan consumer surplus
dinikmati oleh produsen berupa kenaikan producer
surplus, dan sebagian lainnya tidak dapat dinikmati oleh
siapapun. Jadi secara neto penurunan consumer surplus :
      Penurunan consumer surplus                  : -D
      (yang dinikmati oleh produsen)
      Penurunan consumer surplus
      (yang tidak dinikmati siapapun)             : - B
      Penurunan neto consumer surplus             : - (D + B)
Adanya floor price menyebabkan terjadinya transfer surplus
dari konsumen ke produsen.Total penurunan surplus
(deadweight loss) yang tidak dinikmati oleh siapa pun adalah
sebesar (B + C)
Secara keseluruhan pengaruh floor price adalah:

Hilangnya consumer surplus                        :-C
Penurunan consumer surplus
(yang tidak dinikmati siapapun)                   :-B
Total penurunan (dead weight loss)                : - (B + C)

Dengan demikian, kita dapat memahami mengapa Rasullulah
Saw, menolak untuk melakukan Price intervention selama
kekuatan pasar berjalan rela sama rela tanpa ada yang
melakukan distorsi. Bila ternyata terjadi distorsi terhadap
kekuatan      pasar,  maka    distorsi tersebut     harus di
hilangkan, termasuk dengan melakukan price intervention.
Dalam ekonomi islam tidak di kenal sikap mendua itu. Siapapun boleh
berbisnis tanpa peduli apakah dia satu-satunya penjual(monopoli) atau
ada penjual lain. Jadi monopoli sah-sah saja namun, siapapun dia tidak
boleh melakukan ihtikar,yaitu mengambil keuntungan di atas
keuntungan normal dengan cara menjual lebih sedikit barang untuk
harga yang lebih tinggi atau istilah ekonominya monopolistic rent.

Nabi Muhamad bersabda : Tidaklah orang melakukan ihtikar itu kecuali
ia berdosa (HR Muslim, Ahmad, Abu Dawud). Itu membuktikan islam
menghargai hak penjual dan pembeli.

Dalam rangka melindungi hak pembeli dan penjual, islam membolehkan
bahkan mewajibkan pemerintah melakukan price intervention bila
kenaikan harga di sebabkan adanya distorsi terhadap genuine demand
and genuine supply.
• Price intervention manyangket kepentingan
  masyarakat, yaitu melindungi menjual dalam hal profit
  margin sekaligus melindungi pembeli dalam hal
  purchasing pawer
• Bila tidak di lakukan price intervention maka penjual
  dapat menaikan harga dengan cara ikhtikar atau
  ghaban faa-hisy. Dalam hal ini si penjual menzhalimi si
  pembeli
• Pembeli biasanya mewakili masyarakat yang lebih
  luas, sedangkan penjual mewakili kelumpok masyarakat
  yang lebih kecil. Sehingga price intervention berarti pula
  melindungi kepentingan masyarakat lebih luas.
• Price intervention yang zalim
  Suatu intervensi harga dianggap zalim bila harga
  atas (ceiling price) ditetapkan di bawah harga
  ekuilibrium yang terjadi melalui mekanisme
  pasar, yaitu atas dasar rela sama rela. Ssecara
  parallel dapat pula dikatakan bila floor price
  ditetapkan di atas competitive ekuilibrium price
  adalah zalim.
• Price intervention yang adil
  Suatu intervensi harga dianggap adil bila tidak
  menimbulkan aniaya terhadap penjual maupun
• Produsen tidak mau menjual barangnya kecuali pada harga yang lebih
  tinggi daripada regular market price, padahal konsuman membutuhkan
  barang tersebut. Dalam keadaan ini pemerintah dapat memaksa produsen
  untuk menjual barangnya dan menentuka harga (price intervention) yang
  adil
• Produsen menawarkan harga yang terlalu tinggi menurut
  konsumen, sedangkan konsumen meminta pada harga yang terlalu rendah
  menurut produsen. Dalam keadaan ini, maka price intervention harus
  dilakukan dengan musyawarah dari konsumen dan produsen yang difasilitasi
  oleh pemerintah. Pemerintah harus mendorong penjual dan pembeli unruk
  menentukan harga. Selanjutnya pemerintah menentukan harga tersebut
  sebagai harga yang berlaku.
• Pemilik jasa, misalnya tenaga kerja yang menolak bekerja kecuali pada
  harga yang lebih tinggi daripada harga pasar yang berlaku (the prevailing
  market price) padahal masyarakat membutuhkan jasa tersebut, maka
  pemerintah dapat menentukan harga yang wajar (reasonable price) dan
  memaksa pemilik jasa untuk memberikan jasanya
Struktur pasar dibedakan berdasarkan banyaknya penjual dan pembeli. Secara
mudah dikatakan pasar yang terdiri dari banyak penjual dengan barang yang
relative homogeny disebut pasar bersaing sempurna (perfect competition).
Sedangkan pasar yang terdiri dari banyak penjual dan barangnya berbeda satu
sama lain (terdiferensiasi) disebut pasar bersaing monopolistik (monopolistic).
Pasar yang yang ada satu penjual disebut pasar monopoli, pasar yang ada
beberapa penjual disebut pasar ologopoli.

            Secara teknis, alat ukur yang dipakai untuk mengukur struktur pasar
   berdasarkan banyaknya penjual dan pembeli serta seberapa berpengaruhnya
kegiatan mereka adalah rasio penguasaan pangsa pasar atau sering juga disebut
     concentration ratio (CR). Biasanya pangsa pasar empat perusahaan terbesar
  dijumlahkan kemudian dihitung persentasinya terhadap total pasar, ini disebut
       4-firm CR. Bila pangsa pasar delapan perusahaan terbesar terhadap total
     pasar, disebut 8-firm CR. Secara umum disebut N-firm CR, dimana N adalah
                     jumlah perusahaan terbesar yang dihitung pangsa pasarnya.

N-firm CR = (Pangsa pasar N-perusahaan terbesar/Total Pasar) x 100%
Untuk menyempurnakan rumus pangsa pasar
sebelumnya maka Herfindahl mengembangkan alat
ukur lain yang disebut Herfindahl Index. Herfindahl
Index menghitung jumlah kuadrat pangsa pasar. Secara
matematis ditulis:

Herfinhdahl Index = £I (Pangsa pasar masing-masing
perusahaan ke-i)2
Dalam pasar bersaing sempurna, secara toeritis penjual tidak
dapat menentukan harga atau disebut price taker, dimana
penjual akan menjual barangnya sesuai harga yang berlaku di
pasar. Dalam kenyataannya, pasar bersaing sempurna juga
memiliki derajat yang berbeda-beda. Derajat yang paling
ekstrem memang penjual tidak menentukan harga sama sekali.
Derajat akan semakin mendekati keekstreman bila hal-hal ini
terpenuhi:

  • Ada banyak penjual
  • Pembeli memandang barang sama saja (homogen, tidak
    terdiferensiasi)
  • Ada kelebihan kapasitas produksi
Bila asumsi pasar bersaing sempurna kita lepaskan, dalam
hal ini asumsi tentang barang homogen, maka kita akan
mendapatkanjenis pasar lain yaitu pasar bersaing
monopolistik. Secara lebih formal, Edward Chamberlin
memperkenalkan istilah monopolistik competition di tahun
1993 sebagai berikut :

  • Adanya banyak penjual
  • Setiap penjual menjual produk yang terdeferensiasi
Monopoli secara harfiah berarti di pasar hanya ada satu
penjual. Frank Fisher menjelaskan kekuatan monopoli
sebagai “ the ability to act in unconstrained way” artinya
kemampuan bertindak dengan caranya sendiri. Ihtikar
adalah mengambil keuntungan diatas keuntungan
normal dengan cara menjual lebih sedikit barang untuk
harga yang lebih tinggi. “Barang siapa yang untuk
merusak harga pasar melakukan ihtikar sehingga harga
naik secara tajam maka ia berdosa” (riwayat Ibnu
Majah dan Ahmad)
Permintaan D       :   P    =   a – bQ     → slove = - b
Total Revenue      :   TR   =   PxQ
                            =   aQ – bQ”
Average Revenue    :   AR   =   TR/Q
                            =   aQ – bQ”
                            =   a- bQ      → slove = - b
Marginal revenue   :   MR   =   d(PQ)/dQ
                            =   a- 2bQ     → slove = - 2b
Secara harfiah oligopoli berarti ada beberapa penjual di
pasar boleh dikatakan pertengahan monopoly dan
monopolistik competition. Dalam pasar oligopoli dimana ada
sedikit penjual yang menjual barang yang sama, maka
penjual harus memperhatikan reaksi penjual lain

Ada dua aksi yang dapat diambil yaitu:
1. Menentukan kuantitas barang yang diproduksi. Model
   yang menjelaskan hal ini adalah Cournout Quantity
   Competition
2. Menentukan berapa harga yang akan ditawarkannya.
   Model yang menjeladkan hal ini adalah Bertrand Price
   Competition
Model ini dikembangkan oleh Cournot pada tahun 1835 dengan asumsi
hanya ada dua penjual barang yang sama. Contoh di pasar ada dua
perusahaan yaitu Aqua dan Ades. Kedua perusahaan memproduksi
produk yang identik. Sehingga mereka terdorong untuk menawarkan
harga yang sama. Dalam model ini, pilihan bagi Aqua dan Ades
menentukan berapa banyak kuantitas yang akan diproduksi Aqua
(Q1), dan Ades (Q2). Setelah mereka menentukan berapa banyak Q1 dan
Q2 , mereka akan menentukan harga yang dapat diterima pasar
sehingga seluruh produksi (Q1 + Q2) habis diserap pasar. Keseimbangan
Cournot
(P. Q1, Q2) akan terjadi apabila :

1. Aqua dapat memaksimalkan keuntungannya
2. Ades dapat memaksimalkan keuntungannya
3. Seluruh produksi (Q1 + Q2 ) habis terserap pasar pada tingkat harga P*
Model Bertrand dikembangkan oleh Joseph
Bertrand pada tahun 1883. Dalam model ini
penjual menentukan harga untuk memperoleh
keuntungan maksimal, dengan memperhitungkan
harga yang ia duga akan ditetapkan oleh
pesaingnya. Dalam model ini, penjual tidak
memperhitungkan bahwa pesaingnya akan
bereaksi bila telah mengetahui harganya, jadi
setiap penjual menganggap harga pesaingnya
tetap.
Karim, Adiwarman A., (2010), Ekonomi Mikro
    Islami Edisi Ketiga, Jakarta: Raja Grafindo
    Persada
Follow Us On Twitter :
        @syifaaa10
         @sitaahh
      @MitaChandra
       @silmyamilia
      @rizqitaqiyash
        #FiqiRafiqi
       #SetiawanD
     #HilmiMuttaqien
      #IndraAktivis

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pengaruh Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap permintaan Agregat
Pengaruh Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap permintaan AgregatPengaruh Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap permintaan Agregat
Pengaruh Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap permintaan AgregatAgustina Hapsari
 
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Sejarah Pemikiran Ekonomi IslamSejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Sejarah Pemikiran Ekonomi IslamGus Alwy Muhammad
 
sejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamsejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamAbida Muttaqiena
 
Kebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaran
Kebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaranKebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaran
Kebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaranSelfia Dewi
 
5. perubahan struktur ekonomi
5. perubahan struktur ekonomi5. perubahan struktur ekonomi
5. perubahan struktur ekonomiFindi Rifa'i
 
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan PengangguranPenawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan PengangguranMuhammad Rafi Kambara
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeCut Endang Kurniasih
 
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurnaPerbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurnaQuinta Nursabrina
 
Biaya produksi
Biaya produksiBiaya produksi
Biaya produksiAhmad Rudi
 
Matematika ekonomi - pajak dan subsidi
Matematika ekonomi - pajak dan subsidiMatematika ekonomi - pajak dan subsidi
Matematika ekonomi - pajak dan subsidiHarya Wirawan
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsMuhammad Rafi Kambara
 
TEORI PERUSAHAAN / THEORY OF THE FIRM : KAJIAN TENTANG TEORI BAGI HASIL PERUS...
TEORI PERUSAHAAN / THEORY OF THE FIRM : KAJIAN TENTANG TEORI BAGI HASIL PERUS...TEORI PERUSAHAAN / THEORY OF THE FIRM : KAJIAN TENTANG TEORI BAGI HASIL PERUS...
TEORI PERUSAHAAN / THEORY OF THE FIRM : KAJIAN TENTANG TEORI BAGI HASIL PERUS...bennyagussetiono
 
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan NasionalKeseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan NasionalYesica Adicondro
 
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregatpengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregatHasnah Rhiriesad
 
pendapatan nasional
pendapatan nasionalpendapatan nasional
pendapatan nasionalEdo Setiawan
 

Was ist angesagt? (20)

Suku bunga
Suku bungaSuku bunga
Suku bunga
 
Pengaruh Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap permintaan Agregat
Pengaruh Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap permintaan AgregatPengaruh Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap permintaan Agregat
Pengaruh Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap permintaan Agregat
 
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Sejarah Pemikiran Ekonomi IslamSejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
 
Fluktuasi ekonomi
Fluktuasi ekonomiFluktuasi ekonomi
Fluktuasi ekonomi
 
sejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamsejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islam
 
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
 
Kebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaran
Kebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaranKebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaran
Kebijakan fiskal , kebijakan moneter , kebijakan penawaran
 
Analisis keputusan
Analisis keputusanAnalisis keputusan
Analisis keputusan
 
5. perubahan struktur ekonomi
5. perubahan struktur ekonomi5. perubahan struktur ekonomi
5. perubahan struktur ekonomi
 
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan PengangguranPenawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
 
Pasar oligopoli
Pasar oligopoliPasar oligopoli
Pasar oligopoli
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
 
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurnaPerbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
 
Biaya produksi
Biaya produksiBiaya produksi
Biaya produksi
 
Matematika ekonomi - pajak dan subsidi
Matematika ekonomi - pajak dan subsidiMatematika ekonomi - pajak dan subsidi
Matematika ekonomi - pajak dan subsidi
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
 
TEORI PERUSAHAAN / THEORY OF THE FIRM : KAJIAN TENTANG TEORI BAGI HASIL PERUS...
TEORI PERUSAHAAN / THEORY OF THE FIRM : KAJIAN TENTANG TEORI BAGI HASIL PERUS...TEORI PERUSAHAAN / THEORY OF THE FIRM : KAJIAN TENTANG TEORI BAGI HASIL PERUS...
TEORI PERUSAHAAN / THEORY OF THE FIRM : KAJIAN TENTANG TEORI BAGI HASIL PERUS...
 
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan NasionalKeseimbangan Pendapatan Nasional
Keseimbangan Pendapatan Nasional
 
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregatpengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
 
pendapatan nasional
pendapatan nasionalpendapatan nasional
pendapatan nasional
 

Andere mochten auch

penawaran dalam ekonomi islam
penawaran dalam ekonomi islampenawaran dalam ekonomi islam
penawaran dalam ekonomi islamJuliana Rahmawati
 
Kurva penawaran jangka panjang emik
Kurva penawaran jangka panjang emikKurva penawaran jangka panjang emik
Kurva penawaran jangka panjang emikFitri Hamasah
 
MAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHAR
MAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHARMAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHAR
MAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHARBiyah Djauhar
 
Permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan ppt
Permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan pptPermintaan, penawaran, dan harga keseimbangan ppt
Permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan pptIntan Saktia
 

Andere mochten auch (7)

penawaran dalam ekonomi islam
penawaran dalam ekonomi islampenawaran dalam ekonomi islam
penawaran dalam ekonomi islam
 
Kurva penawaran jangka panjang emik
Kurva penawaran jangka panjang emikKurva penawaran jangka panjang emik
Kurva penawaran jangka panjang emik
 
Materi 10 (pasar persaingan)
Materi 10 (pasar persaingan)Materi 10 (pasar persaingan)
Materi 10 (pasar persaingan)
 
Teori Penawaran
Teori PenawaranTeori Penawaran
Teori Penawaran
 
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
 
MAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHAR
MAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHARMAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHAR
MAKALAH TEORI PERMINTAAN OLEH BIYAH DJAUHAR
 
Permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan ppt
Permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan pptPermintaan, penawaran, dan harga keseimbangan ppt
Permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan ppt
 

Ähnlich wie EKONOMI MIKRO ISLAMI

Bab 6 micro ekonomi
Bab 6 micro ekonomi Bab 6 micro ekonomi
Bab 6 micro ekonomi Irma yanti
 
D5.mikro.043345727.Rokibi.pdf
D5.mikro.043345727.Rokibi.pdfD5.mikro.043345727.Rokibi.pdf
D5.mikro.043345727.Rokibi.pdfBoeyLastyan
 
Makalah memaksimalkan laba
Makalah memaksimalkan labaMakalah memaksimalkan laba
Makalah memaksimalkan labaDaniel Tumanken
 
Analisis Produksi.ppt
Analisis Produksi.pptAnalisis Produksi.ppt
Analisis Produksi.pptMrIsthafan
 
Analisis Biaya Produksi.ppt
Analisis Biaya Produksi.pptAnalisis Biaya Produksi.ppt
Analisis Biaya Produksi.pptMirnatulQinayah1
 
Analisis Biaya Produksi.ppt
Analisis Biaya Produksi.pptAnalisis Biaya Produksi.ppt
Analisis Biaya Produksi.pptKenBintangRafi
 
ppt ekonomi bab lll.pdf
ppt ekonomi bab lll.pdfppt ekonomi bab lll.pdf
ppt ekonomi bab lll.pdfMusaRajeksa
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Kristalina Dewi
 
Teori biaya
Teori biayaTeori biaya
Teori biayamaribak
 
Cost Theory by James L Pappas
Cost Theory by James L PappasCost Theory by James L Pappas
Cost Theory by James L PappasBatara Siahaan
 
Chapter 7 - cost theory - james l pappas
Chapter 7  - cost theory - james l pappasChapter 7  - cost theory - james l pappas
Chapter 7 - cost theory - james l pappasBatara Siahaan
 
PPT TEORI PRODUKSI.pptx
PPT TEORI PRODUKSI.pptxPPT TEORI PRODUKSI.pptx
PPT TEORI PRODUKSI.pptxtrendaardianti
 
Pasar Persaingan Sempurna
Pasar Persaingan SempurnaPasar Persaingan Sempurna
Pasar Persaingan SempurnaZombie Black
 
Compilation microeconomics
Compilation microeconomicsCompilation microeconomics
Compilation microeconomicsVessakhWilliam
 
Compilation microeconomics
Compilation microeconomicsCompilation microeconomics
Compilation microeconomicsshanti dewi
 
Economies of scale, imperfect competition, and international trade
Economies of scale, imperfect competition, and international tradeEconomies of scale, imperfect competition, and international trade
Economies of scale, imperfect competition, and international trademhanifhidayat
 

Ähnlich wie EKONOMI MIKRO ISLAMI (20)

Bab 6 micro ekonomi
Bab 6 micro ekonomi Bab 6 micro ekonomi
Bab 6 micro ekonomi
 
D5.mikro.043345727.Rokibi.pdf
D5.mikro.043345727.Rokibi.pdfD5.mikro.043345727.Rokibi.pdf
D5.mikro.043345727.Rokibi.pdf
 
Makalah memaksimalkan laba
Makalah memaksimalkan labaMakalah memaksimalkan laba
Makalah memaksimalkan laba
 
Analisis Produksi.ppt
Analisis Produksi.pptAnalisis Produksi.ppt
Analisis Produksi.ppt
 
Analisis Biaya Produksi.ppt
Analisis Biaya Produksi.pptAnalisis Biaya Produksi.ppt
Analisis Biaya Produksi.ppt
 
Analisis Biaya Produksi.ppt
Analisis Biaya Produksi.pptAnalisis Biaya Produksi.ppt
Analisis Biaya Produksi.ppt
 
ppt ekonomi bab lll.pdf
ppt ekonomi bab lll.pdfppt ekonomi bab lll.pdf
ppt ekonomi bab lll.pdf
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
 
Teori biaya
Teori biayaTeori biaya
Teori biaya
 
Cost Theory by James L Pappas
Cost Theory by James L PappasCost Theory by James L Pappas
Cost Theory by James L Pappas
 
Chapter 7 - cost theory - james l pappas
Chapter 7  - cost theory - james l pappasChapter 7  - cost theory - james l pappas
Chapter 7 - cost theory - james l pappas
 
PPT TEORI PRODUKSI.pptx
PPT TEORI PRODUKSI.pptxPPT TEORI PRODUKSI.pptx
PPT TEORI PRODUKSI.pptx
 
Pasar Persaingan Sempurna
Pasar Persaingan SempurnaPasar Persaingan Sempurna
Pasar Persaingan Sempurna
 
Compilation microeconomics
Compilation microeconomicsCompilation microeconomics
Compilation microeconomics
 
Compilation microeconomics
Compilation microeconomicsCompilation microeconomics
Compilation microeconomics
 
Materi teori produksi
Materi teori produksiMateri teori produksi
Materi teori produksi
 
Ppt teori biaya
Ppt teori biayaPpt teori biaya
Ppt teori biaya
 
Materi 9 (teori biaya produksi)
Materi 9 (teori biaya produksi)Materi 9 (teori biaya produksi)
Materi 9 (teori biaya produksi)
 
Harga barang publik
Harga barang publikHarga barang publik
Harga barang publik
 
Economies of scale, imperfect competition, and international trade
Economies of scale, imperfect competition, and international tradeEconomies of scale, imperfect competition, and international trade
Economies of scale, imperfect competition, and international trade
 

Mehr von Sifa Siti Mukrimah

Nissan Leaf - Market Driven Strategy by syifamukrimaa
Nissan Leaf - Market Driven Strategy by syifamukrimaaNissan Leaf - Market Driven Strategy by syifamukrimaa
Nissan Leaf - Market Driven Strategy by syifamukrimaaSifa Siti Mukrimah
 
Out of the box ekonomi kreatif berbasis syariah by syifamukrimaa
Out of the box   ekonomi kreatif berbasis syariah by syifamukrimaaOut of the box   ekonomi kreatif berbasis syariah by syifamukrimaa
Out of the box ekonomi kreatif berbasis syariah by syifamukrimaaSifa Siti Mukrimah
 
Buku Strategi Pembelajaran KWU (microteaching)
Buku Strategi Pembelajaran KWU (microteaching)Buku Strategi Pembelajaran KWU (microteaching)
Buku Strategi Pembelajaran KWU (microteaching)Sifa Siti Mukrimah
 
53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)Sifa Siti Mukrimah
 
Prinsip prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip prinsip pengembangan kurikulumPrinsip prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip prinsip pengembangan kurikulumSifa Siti Mukrimah
 
Landasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulumLandasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulumSifa Siti Mukrimah
 
Konsep kepemilikan dalam islam
Konsep kepemilikan dalam islamKonsep kepemilikan dalam islam
Konsep kepemilikan dalam islamSifa Siti Mukrimah
 
VERB AS COMPLEMENT - SYIFA SM (UPI)
VERB AS COMPLEMENT - SYIFA SM (UPI)VERB AS COMPLEMENT - SYIFA SM (UPI)
VERB AS COMPLEMENT - SYIFA SM (UPI)Sifa Siti Mukrimah
 

Mehr von Sifa Siti Mukrimah (19)

Nissan Leaf - Market Driven Strategy by syifamukrimaa
Nissan Leaf - Market Driven Strategy by syifamukrimaaNissan Leaf - Market Driven Strategy by syifamukrimaa
Nissan Leaf - Market Driven Strategy by syifamukrimaa
 
Out of the box ekonomi kreatif berbasis syariah by syifamukrimaa
Out of the box   ekonomi kreatif berbasis syariah by syifamukrimaaOut of the box   ekonomi kreatif berbasis syariah by syifamukrimaa
Out of the box ekonomi kreatif berbasis syariah by syifamukrimaa
 
Buku Strategi Pembelajaran KWU (microteaching)
Buku Strategi Pembelajaran KWU (microteaching)Buku Strategi Pembelajaran KWU (microteaching)
Buku Strategi Pembelajaran KWU (microteaching)
 
53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)
 
Reference letter
Reference letterReference letter
Reference letter
 
Changing letter
Changing letterChanging letter
Changing letter
 
Media Pembelajaran
Media PembelajaranMedia Pembelajaran
Media Pembelajaran
 
Tata Letak (Layout)
Tata Letak (Layout)Tata Letak (Layout)
Tata Letak (Layout)
 
Analisis pasar bisnis
Analisis pasar bisnisAnalisis pasar bisnis
Analisis pasar bisnis
 
Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum Berbasis KompetensiKurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum Berbasis Kompetensi
 
Prinsip prinsip pembelajaran
Prinsip prinsip pembelajaranPrinsip prinsip pembelajaran
Prinsip prinsip pembelajaran
 
Belajar Membuat Heading Surat
Belajar Membuat Heading SuratBelajar Membuat Heading Surat
Belajar Membuat Heading Surat
 
Media pembelajaran video
Media pembelajaran videoMedia pembelajaran video
Media pembelajaran video
 
Media audio visual(tv)
Media audio visual(tv)Media audio visual(tv)
Media audio visual(tv)
 
Media pembelajaran
Media pembelajaranMedia pembelajaran
Media pembelajaran
 
Prinsip prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip prinsip pengembangan kurikulumPrinsip prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip prinsip pengembangan kurikulum
 
Landasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulumLandasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulum
 
Konsep kepemilikan dalam islam
Konsep kepemilikan dalam islamKonsep kepemilikan dalam islam
Konsep kepemilikan dalam islam
 
VERB AS COMPLEMENT - SYIFA SM (UPI)
VERB AS COMPLEMENT - SYIFA SM (UPI)VERB AS COMPLEMENT - SYIFA SM (UPI)
VERB AS COMPLEMENT - SYIFA SM (UPI)
 

EKONOMI MIKRO ISLAMI

  • 1. KELOMPOK 3 EKONOMI MIKRO ISLAMI BAB 7,8, dan 9 Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Syariah dengan dosen pengampu : Masharyono, S.Pd., M.M. Anggota : Dadan Setiawan 1104276 Hilmi Muttaqien 1104820 Indra Nugraha 1104839 Misbahudin 1104673 Paramita Desy C.W. 1104076 Rafiqi Zulhilmi 1104106 Rizqita Qiyaski B. 1104305 Rositah Permana 1104680 Sifa Siti Mukrimah 1104176 Silmy Amilia 1103720
  • 2.
  • 3. Teori penawaran hakikatnya adalah derivasi dari perilaku individu-individu perusahaan dalam analisis biayanya. Perusahaan bersedia berproduksi ketika tingkat harga yang berlaku lebih kecil daripada biaya variable rata-rata.
  • 4. Gambar 7.1 hubungan antara kesediaan untuk berproduksi dengan kurva penawaran Pada gambar 7.1 tampak bahwa MC, MR, dan kurva biaya variable rata-rata (AVC).P>P1 maka berapapun penjualan yang dilakukan oleh produsen P>AVC sehingga produsen mendapatkan laba ekonomis positif.
  • 5. Kurva penawaran jangka pendek dari suatu sector industri secara keseluruhan dapat dirumuskan lewat penjumlahan horizontal seluruh kurva penawaran jangka pendek masing- masing perusahaan, kurva ii dapat dilihat pada gambar 7.2
  • 6. Fungsi total cost menunjukan untuk setiap kombinasi input dan untuk setiap tingkat output, minimum total cost yang muncul adalah TC=TC(r,w,q). ada 2 konsep biaya perunit yang dikenal : • Average cost Biaya per unit atau dapat ditulis dengan rumus : ATC = ATC (r,w,q )= TC (r,w,q)/q • Marginal cost Tambahan biaya yang muncul untuk setiap pnambahan output yang dihasilkan atau dapat ditulis dengan rumus : MC = MC (r,w,q) = δTC (r,w,q)/ δq
  • 7. Kurva marginal cost akan memotong dari bawah kurva average total cost pada titik minimalnya. Titik Q2 = jumlah output pada saat Vc mencapai titik minimal yang juga persinggungan kurva VC dengan rental cost perunit ( r ). Q3 = jumlah output pada saat ATC mencapai titik minimal yang juga kurva MC memotong dari bawah kurva ATC. Titik Q1 = jumlah output dimana kurva Mc mencapai titik minimalnya, yaitu pada saat perubahan rturns to scale kurva variable cost.
  • 8. Perusahaan akan memaksimalkan labanya dengan memilih output dimana P = MC, selama tingkat harga tersebut lebih besar daripada AVC. Setiap tingkat harga dibawah minimum AVC jumlah yang ditawarkan adalah nihil. Pada tingkat harga = AVC jumlah yang ditawarkan digambarkan oleh kurva MC. Perhatikan kurva penawaran, yaitu kurva marginal cost yang dicetak tebal. Selisih antara kurva ATC dan kurva AVC yang digambarkan dengan celah di antara kedua kurva tersebut, menggambarkan AFC. Kurva penawaran yag berada diantara kurva ATC dan AVC, untuk setiap tingkat harga diatas AVC, namun dibawah ATC berarti perusahaan mengalami kerugian setiap output yang dijual karena harga lebih kecil dibanding ATC.
  • 9. Meskipun harga lebih kecil di banding ATC, bagi perusahaan lebih baik tetap menjual outputnya karena pada tingkat harga tersebut perusahaan telah mampu membayar AVC nya.
  • 10. Selisih antara total revenue dengan total variable cost disebut dengan produser surplus atau quasi rent. Producer surplus dapat dihitung dengan dua cara, yaitu : 1. Cara Pertama Secara matematis, total revenue adalah hasil kali P dan Q. Sedangkan total variable cost adalah hasil kali AVC dengan Q. Selisih antara keduanya digambarkan dengan segi empat yang diarsir yaitu hasil kali antara (P-AVC) dengan Q
  • 11. Inilah Yang disebut producer surplus. Secara matematis ditulis: Producer surplus : TR – TVC : (P x Q) – (AVC x Q) : (P – AVC) x Q
  • 12. 2. Cara Kedua Variable cost untuk memproduksi 1 unit output sama sengan marginal cost pada jumlah output 1 unit. Variable cost untuk memproduksi 2 unit ditambah marginal cost pada 2 unit, dan seterusnya. Sehingga : VC(Q) = MC(1) + MC(2) +…+ MC(Q) Secara grafis total variable cost ini digambarkan dengan daerah yang tidak diarsir yang berada dibawah kurva MC. Sedangkan total revenue adalah hasil kali P dengan Q. Sehingga producer surplus digambarkan dengan daerah yang diarsir, yaitu yang dibawah P dan diatas kurva MC.
  • 13. Pengenaan pajak penjualan atau pajak pertambahan nilai sebesar, misalnya Rp 100 per liter bensin premium atau misalnya 10% dari harga per unit, akan meningkatkan average total cost. Peningkatan ATC secara langsung juga berarti peningkatan MC. Bila harga tetap pada tingkat harga semula, maka peningkatan biaya ini berarti penurunan profit. Dengan adanya pengenaan pajak penjualan, tingkat profit menurun dari profit1 menjadi profit2. Secara grafis keadaan tanpa adanya pajak penjualan digambarkan pada diagram yang diatas oleh kurva average total cost ATC1 dan kurva marginal cost MC1, harga berada pada tingkat P. Sedangkan diagram bawah menggambarkan fungsi profit yang diturunkan dari diagram atas.
  • 14. Profit mencapai keadaan maksimum ketika kurva MC2 = P, ini terjadi pada tingkat produksi Q2. Secara paralel kita dapat pula mengatakan bahwa producer surplus dengan adanya pajak penjualan lebih kecil dibandingkan producer surplus tanpa adanya pajak penjualan. Jadi pengenaan pajak penjualan membawa pengaruh: Trunnya total profit1 menjadi profit2; Turunnya tingkat profit maksimal yang digambarkan oleh puncak gunung kurva profit pada diagram bawah. Secara grafis, puncak kurva profit1 lebih tinggi daripada puncak kurva profit2; Mengecilnya rentang skala produksi dari Q1’Q1” menjadi Q2’Q2”. Dimana Q1’ < Q2’ dan Q1’Q2”.
  • 15. Pengenaan zakat perniagaan memberikan pengaruh yang berbeda dibandingkan dengan pengenaan pajak penjualan. Dalam konsep islam, zakat perniagaan dikenakan bila telah terpenuhinya dua hal: nisab (batas minimal harta yang menjadi objek zakat, yaitu setara 96 gram emas) dan haul (batas minimal waktu harta tersebut dimiliki yaitu 1 tahun). Bila nisab dan haul telah terpenuhi, maka wajiblah dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5%. Objek zakat perniagaan adalah barang yang diperjualbelikan. Dalam ilmu ekonomi, ini berarti yang menjadi objek zakat perniagaan adalah revenue minus cost. Pengenaan zakat perniagaan juga sama sekali tidak memberikan pengaruh terhadap MC, yang berarti pula tidak memberikan pengaruh terhadap kurva penawaran.
  • 16. Upaya memaksimalkan profit berarti pula memaksimalkan producer surplus, dan zakat yang harus dibayar. Dengan adanya pengenaan zakat perniagaan perilaku memaksimalkan profit berjalan sejalan dengan perilaku memaksimalkan zakat. Profit akan mencapai tingkat maksimal ketika kurva MC1 = P dan terjadi pada tingkat produksi Q1. Pada titik Q1 pila tingkat zakat maksimal tercapai. Keadaan ini digambarkan dengan puncak kurva profit dan puncak kurva zakat yang terjadi pada titik Q1.
  • 17. Perilaku memaksimalkan profit seringkali mendorong produsen untuk berlaku aniaya. Para produsen seringkali memindahkan biaya-biaya yang seharusnya ditanggung mereka kepada pihak lain guna meningkatkan profitnya. Tindakan produsen yang mendapatkan keuntungan dari proses produksinya, namun tidak mau bertanggung jawab atas akibatnya inilah yang dalam ilmu ekonomi disebut negative externalities. Konsep adil dalam Ekonomi Islam diterjemahkan dalam empat hal, yaitu : 1. Dilarang melakukan Mafsadah 2. Dilarang melakukan transaksi Gharar 3. Dilarang melakukan transaksi Maisir 4. Dilarang melakukan transaksi Riba
  • 18. Secara grafis, upaya produsen melarikan diri dari tanggung jawab ini digambarkan dengan turunnya ATC dari ATC1 menjadi ATC2, dan marginal cost turun dari MC1 menjadi MC2. Dalam Ekonomi Konvensional, MC1 disebut Marginal Social Cost (MSC), sedangkan MC2 disebut Marginal Private Cost (MC). Selisih antara MSC dengan MC disebut Marginal External Cost (MEC). MSC = MC + MEC Dengan tingkat MC yang lebih rendah (MC2 < MC1) produsen akan menawarkan banyak barang, sedangkan pada tingkat ATC yang lebih rendah (ATC2 < ATC1) produsen akan menerima average economic rent yan lebih besar pula. Dengan demikian proftit akan naik dari profit1 menjadi profit2. Profit + (P - ATC) x Q Karena (P - ATC) naik, dan Q naik, maka profit pun akan naik pula.
  • 19. Dalam Islam, Marginal External Cost merupakan tanggung jawab dari produsen, karena tanpa ada proses produksi tentu tidak akan muncul External Cost. MEC harus diinternalisasi kedalam komponen biaya produsen. Dalam Ekonomi Konvensional, negative externalities masih dapat ditolerir dengan ketentuan-ketentuan tertentu. Dalam Ekonomi Konvensional dikenal konsep Efficient Level Of Emissions yaitu suatu tingkat dimana Marginal Social Cost Of Emissions (MSCe) sama dengan benefitnya. Benefit ini diukur dengan Marginal Cost Of Abating Emissions yaitu tambahan biaya bagi produsen untuk memasang peralatan pengendalian polusi Contoh ketentuan-ketentuan tertentu untuk negative externalities, yaitu dengan penentuan emissions standard dan emissions fees.
  • 20. Emissions Standard adalah ketentuan hokum tentang batas maksimal tingkat polusi yang masih diperbolehkan. Jika produsen melampaui batas maka akan dikenakan sanksi berupa denda atau dianggap melakukan perbuatan kriminal. Emissions Fees adalah kompensasi yang harus dibayar untuk setiap unit polusi yang dilakukan produsen.
  • 21. Dalam sejarah perekonomian Amerika Serikat, Emissions Standard merupakan pilihan dalam mengontrol negative externalities. Sedangkan di Jerman, Emissions Fees yang merupakan pilihan. Secara teoritis sebenarnya kedua instrument ini dapat memberikan hasil yang sama. Namun dalam praktiknya, standard dan fees memilki implikasi yang berbeda. Secara umum dapat dikatakan bahwa penggunaan instrument fees lebih disukai bila kurva marginal cost lebih curam dan kurva marginal cost of abatement relative datar. Produsen yang mempunyai MCA yang lebih rendah akan berproduksi dengan tingkat polusi yang lebih rendah.
  • 22. Semakin kecil tambahan biaya untuk mengurangi polusi, maka makin besar pengurangan tingkat polusi (makin besar benefit bagi masyarakat), sehingga semakin rendah tingkat polusi. Dalam konsep Islam, mencegah Mafsadah lebih diutamakan daripada memperbaiki dampak buruk mafsadah, meskipun dampak buruk tersebut timbul sebagai ekses dari suatu produksi yang bermanfaat. Dalam kaidah fiqih disebutkan “Dar ul mafasid aula min jalbi al manafi ” (mencegah kerusakan lebih utama daripada mengambil manfaat). Itu sebabnya penggunaan mekanisme recycling lebih diutamakan daripada instrument standard dan fees.
  • 23. Bila potensi terjadinya negative externalities terdapat pada masyarakat, dalam system ini masyarakat diberikan insentif untuk tidak melakukan negative externalities, misalnya tidak membuang kemasan bekas sembarangan sehingga menimbulkan mafsadah. Bila potensi negative externalities terdapat di lingkungan produsen, recycling dalam artian mendaur ulang untuk memproduksi output yang sama tidak selamanya dapat dilakukan. Namun demikian, recycling dalam artian mendaur-ulang limbah untuk dimanfaatkan memproduksi output
  • 24.
  • 25. Abu Yusuf membantah kesan umum dari hubungan negative antara penawaran dan tingkat harga. Adalah dalam kenyataannya benar bahwa tingkat harga tidak hanya tergantung pada penawaran semata, dimana kekuatan permintaan juga sangat penting. Abu Yusuf mengatakan bahwa ada beberapa alasan lainnya, tapi ia tidak menyatakannya secara jelas Karena alasan-alasan penyingkatan. Mengenai masalah pengaturan tingkat harga juga dibahas secara rinci oleh ibn Taimiyah. Penjelasan Ibnu Taimiyah mengenai pengaturan tingkat harga adalah lebih menyeluruh dibandingkan yang lainnya. Ibnu Taimiyah mendukung penatapan harga dalam kasus dimana komoditas kebutuhan pokok yang harganya telah naik akibat dimanipulasi. Lebih lanjut, Ibnu Taimiyah menyarankan adanya suatu penyediaan industry- industri tertentu oleh pemerintah atau negara, serta juga memperbaiki tingkat pengupahan jika hal tersebut tidak terjadi secara memuaskan (persaingan bebas) oleh kekuatan-kekutatan pasar.
  • 26. Thomas Aquinas Vs Ibn Taimiyah Permasalahan yang dibahas Aquinas berhubungan dengan perniagaan, harga yang adil, kepemilikan, dan riba. Aquinas mengadopsi sepenuh hatinya ide-ide dari Aristoteles, walaupun dalam beberapa kasus ia harus memodifikasi serta memperbaikinya sesuai dengan kebutuhan yang ada pada masa itu dalam rangka mensitesis dengan ajaran Nasrani Ibn Taimiyah berpikiran bahwa Aristoteles salah atau keluar jalur, dan mengkritiknya dalam tulisan-tulisannya, serta menolak mengikuti pendapat-pendapat Aristoteles tersebut.
  • 27. • Perlakuan Ibn Taimiyah terhadap permasalahan ini adalah jauh lebih komprehensif daripada Aquinas. • Ibn Taimiyah tidak mengambil dasar pemikiriannya dari filsuf yunani melainkan dari beberapa hadis Nabi Saw , dan banyak terdapat dalam literatur mengenai fiqih islam. • Bagi Ibn Taimiyah dan Aquinas , harga pasar haruslah terjadi dalam pasar yang kompetitif dan tidak boleh ada penipuan. • Keduanya membela penetapan pagu harga pada waktu terjadi perbedaan pengenaan harga dari harga pasar. • Dalam penetapan pagu harga, aquinas hanya mempertimbangkan nilai subjektif dari sebuah objek dari sisi penjual saja. Sementara, Ibn Taimiyah juga mempertimbangkan nilai subjektif objektif dari sisi pembeli sehingga menjadikan analisisnya lebih baik daripada Aquinas.
  • 28. • Ibn Taimiyah adalah seorang pelopor dalam penjelasannya tentan penentuan harga dalam hubungannya dengan penawaran dan permintaan. • Schumper menuliskan : “As regards the theory of the mechanism of pricing there is very little to report before the middle of the eighteen century.” • Ibn Taimiyah melakukan pembahasan mengenai peraturan tingkat harga oleh pemerintah serta juga memberi perhatian pada monopoli, oligopoli, dan monopsoni. Selain itu membahas konsep keuntungan yang adil (just profit), upah yang adil (just wage) dan kompensasi yang adil (justcompensation).
  • 29. • Masyarakat masa Ibn Taimiyah beranggapan bahwa peningkatan harga merupakan akibat dari ketidakadilan dan tindakan melanggar hukum dari penjual atau mugkin sebagai akibat manipulasi pasar. Kemudian dibantah keras, ia mengatakan bahwa harga ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. • Naik turunnya harga disebabkan tindakan tidak adil dari sebagian orang yang terlibat transaksi. • Bisa jadi penyebabnya adalah penawaranyang menurun akibat inefisiensi produksi, penurunan jumlah impor barang-barang yang diminta atau juga tekanan pasar. • Jika permintaan barang meningkat, sedangkan penawaran menurun , harga barang akan naik. Sebaliknya • Kelangkaan dan melimpahnya barang mungkin disebabkan oleh tindakan yang adil atau mungkin juga tindakan yan tidak adil. • Menurut Ibn Taimiyah penawaran bisa datang dari produksi domestik dan import.
  • 30. • Perubahan dalam penawaran digambarkan sebagai peningkatan / penurunan dalam jumlah yang ditawarkan , sedangkan permintaan sangat ditentukan oleh selera dan pendapatan. • Besar kecilnya kenaikan harga bergantung pada besarnya perubahan penawaran dan / permintaan. • Dua faktor penyebab pergeseran kurva penawaran dan permintaan, yaitu tekanan pasar yang otomatis dan perbuatan melanggar hukum dari penjual, misalnya penimbunan. • Faktor lain memengaruhi permintaan dan penawaran adalah intensitas, dan besarnya permintaan, kelangkaan atau melimpahnya barang, kondisi kepercayaan, serta diskonto dari pembayaran tunai. • Perubahan permintaan bergantung pada jumlah penawaran, jumlah orang yang menginginkannya, kuat lemahnya dan besar kecilnya kebutuhan terhadap barang tbst. • Ibn Taimiyah bukan saja menyadari kekuatan penawaran dan permintaan, melainkan juga menyadari insentif, disinsentif, ketidakpastian, dan risiko yang terlibat dalam
  • 31. Dalam bukunya Al-Muqaddimah, Ibnu Khaldun menulis secara khusus satu bab berjudul “Harga-Harga di Kota”. Ia membagi dua jenis barang menjadi dua jenis, yakni barang kebutuhan pokok dan barang pelengkap. Menurut dia, bila suatu kota berkembang dan selanjutnya populasinya bertambah banyak ( kota besar), maka pengadaan barang-barang kebutuhan pokok akan mendapatkan prioritas. Hal ini dapat diilustrasikan pada gambar berikut :
  • 32. Terjadi peningkatan disposable income dari penduduk kota-kota. Naiknya disposable income dapat meningkatkan marginal propensity to consume terhadap barang-barang mewah dari setiap penduduk kota tersebut,. Hal ini menciptakan permintaan baru atau peningkatan permintaan terhadap barang-barang mewah. Akibatnya harga barang mewah akan meningkat pula. Secara grafis, pendapat Ibnu Khaldun tsb dapat digambarkan pada gambar berikut ini : Gambar. Naiknya permintaan terhadap barang mewah karena kenaikan Disposable Income menyebabkan mahalnya barang mewah
  • 33. Ibnu Khaldun juga menjelaskan mekasnisme permintaan dan penawaran dalam menentukan harga keseimbangan. Secara lebih rinci, ia menjabarkan pengaruh persaingan diantara konsumen untuk mendapatkan barang pada sisi permintaan. Setelah itu, ia menjelaskan pula pengaruh meningkatnya biaya produksi karena pajak dan pungutan-pungutan lain di kota tersebut, pada sisi penawaran. Hal ini tejadi karena harga-harga barang di padang pasir tidak memiliki kandungan pajak (karena barang di padang pasir tidak dikenakan pajak), sementara harga-harga barang di kota memiliki kandungan pajak, karenanya harga barang di kota lebih mahal daripada harga barang di padang pasir. Ditinjau dari segi biaya produksi, pengenaan pajak ini akan meningkatkan harga jual, sehingga pada gilirannya akan mengakibatkan kenaikan harga. Dengan demikian, maka sebagaimana Ibnu Taimiyah, Ibnu Khaldun juga sudah mengindentifisikasi kekuatan permintaan dan penawaran sebagai penentu keseimbangan harga. Ketika menyinggung masalah laba, Ibnu Khaldun mengatakan bahwa keuntungan yang wajar akan mendorong tumbuhnya perdagangan. Namun, Ibnu Taimiyah yang hanya secara implisit membicarakan konsep
  • 34. Dalam konsep Islam, pertemuan permintaan dan penawaran haruslah terjadi secara rela sama rela, tidak ada pihak yang merasa terpaksa untuk melakukan transaksi pada tingkat harga tersebut. Dalam hal harga, para ahli fiqih merumuskannya sebagai the price of the equivalent. Konsep the price of the equivalent ini mempunyai implikasi penting dalam ilmu ekonomi, yaitu keadaan pasar yang kompetitif.
  • 35. Dalam konsep islam, monopoly, duopoly, oligopoly dalam artian hanya ada satu penjual, dua penjual, atau beberapa penjual tidak dilarang keberadaannya, selama mereka tidak megambil keuntungan di atas keuntungan normal. Produsen yang beroperasi dengan positif profit akan mengundang produsen lain untuk masuk kedalam bisnis tersebut, sehingga kurva supply bergeser ke kanan, jumlah output yang ditawarkan bertambah, dan harga akan turun. Produsen baru akan terus memasuki bisnis tersebut sampai dengan harga turun sedemikian sehingga economic profit nihil. Pada keadaan ini produsen yang telah ada di pasar tidak mempunyai insentif untuk keluar dari pasar, dan produsen yang belu masuk ke pasar tidak mempunyai insentif untuk masuk ke pasar.
  • 36. Islam mengatur agar persaingan di pasar dilakukan dengan adil. Setiap bentuk yang dapat menimbulkan ketidakadilan dilarang. • Talaqqi Rukban • Mengurangi timbangan • Menyembunyikan barang cacat • Menukar kurma kering dengan kurma basah • Menukar satu takar kurma kualitas bagus dengan dua takar kurma sedang • Transaksi Najasy • Ikhtikar • Ghaban faa-hisy
  • 37. Market Intervention diperkenalkan dalam ekonomi Islam pada masa pemerintahan Umar Ibn Khattab. Market Intervention menjadi sangat penting dalam menjamin pengadaan barang kebutuhan pokok. Dalam keadaan kekurangan barang kebutuhan pokok, pemerintah dapat memaksa pedagang yang menahan barangnya untuk menjual barangnya ke pasar. Bila daya masyarakat lemah, pemerintah pun dapat membeli barang kebutuhan pokok tersebut dengan uang dari baitul maal, untuk selanjutnya menjual dengan tangguh bayar seperti yang telah dilakukan oleh Umar ra.
  • 38. Adanya excess demand akan mendorong timbulnya pasar gelap, yang selanjutnya menimbulkan korupsi dan kolusi. Akibat selanjutnya adalah kredit program tidak akan mencapai sasarannya, timbul penyalah-gunaan kredit (miss- used atau side streaming). Islam jelas menentang intervensi harga. Pada kasus ceiling price akan terjadi kelebihan permintaan sehingga dapat menimbulkan pasar gelap, korupsi, dan kolusi. Inilah indahnya Islam. Bukan saja korupsi dan kolusi yang dilarang dalam islam, namun juga jalan ke arah korupsi dan kolusi pun dilarang.
  • 39. Dengan adanya ceiling price ini, konsumen mendapat tambahan consumer surplus, namun kedua pihak baik konsumen dan produsen akan kehilangan sejumlah surplus yang tidak dapat dinikmati oleh keduanya. Penurunan total surplus ini disebut dead weight loss. Neto kenaikan consumer surplus: Kenaikan consumer surplus (akibat penurunan producer surplus) :+A Hilangnya consumer surplus :-B Kenaikan neto consumer surplus : (A-B)
  • 40. Gambar: penurunan producer surplus akibat ceiling price Penurunan producer surplus (yang dinikmati oleh konsumen) :-A Penurunan producer surplus (yang tidak dinikmati siapapun) :-C Penurunan neto producer surplus : - (A-C)
  • 41. Secara keseluruhan pengaruh ceiling price adalah: Hilangnya consumer surplus :-B Penurunan producer surplus (yang tidak dinikmati siapapun) : - C___ Total penurunan (dead weight loss) : - (B+C) Adanya ceiling price menyebabkan terjadinya transfer surplus dari pridusen ke konsumen. Hal ini menunjukan adanya pihak yang terzalimi. Total penurunan surplus (deadweight loss) yang tidak dinikmati oleh siapapun adalah sebesar (B+C). Jelaslah dalam penetapan ceiling price tidak saja terjadi transfer surplus dari produsen ke konsumen, juga terjadi transfer surplus dari positif menjadi negative.
  • 42. Intervensi harga : Floor Price akan menimbulkan terjadinya excess supply sebesar (Q2-Qf). adanya excess supply ini akan mendorong timbulnya pasar gelap, yang selanjutnya menimbulkan korupsi dan kolusi. Dengan adanya floor price ini, Produsen mendapat tambahan producer surplus, namun kedua pihak baik konsumen dan produsen akan kehilangan sejumlah surplus yang tidak dapat di nikmati oleh keduanya. Penurunan totol surplus ini di sebut dead weight loss. neto kenaikan producer surplus: Kenaikan producer surplus (akibat penurunan cosumer surplus) : +D Hilangnya producer surplus : -C Kenaikan neto producer surplus : (D-C)
  • 43. Bagi konsumen, penetapan floor price ini akan menurunkan consumer surplus. Sebagian penurunan consumer surplus dinikmati oleh produsen berupa kenaikan producer surplus, dan sebagian lainnya tidak dapat dinikmati oleh siapapun. Jadi secara neto penurunan consumer surplus : Penurunan consumer surplus : -D (yang dinikmati oleh produsen) Penurunan consumer surplus (yang tidak dinikmati siapapun) : - B Penurunan neto consumer surplus : - (D + B) Adanya floor price menyebabkan terjadinya transfer surplus dari konsumen ke produsen.Total penurunan surplus (deadweight loss) yang tidak dinikmati oleh siapa pun adalah sebesar (B + C)
  • 44. Secara keseluruhan pengaruh floor price adalah: Hilangnya consumer surplus :-C Penurunan consumer surplus (yang tidak dinikmati siapapun) :-B Total penurunan (dead weight loss) : - (B + C) Dengan demikian, kita dapat memahami mengapa Rasullulah Saw, menolak untuk melakukan Price intervention selama kekuatan pasar berjalan rela sama rela tanpa ada yang melakukan distorsi. Bila ternyata terjadi distorsi terhadap kekuatan pasar, maka distorsi tersebut harus di hilangkan, termasuk dengan melakukan price intervention.
  • 45. Dalam ekonomi islam tidak di kenal sikap mendua itu. Siapapun boleh berbisnis tanpa peduli apakah dia satu-satunya penjual(monopoli) atau ada penjual lain. Jadi monopoli sah-sah saja namun, siapapun dia tidak boleh melakukan ihtikar,yaitu mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan cara menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi atau istilah ekonominya monopolistic rent. Nabi Muhamad bersabda : Tidaklah orang melakukan ihtikar itu kecuali ia berdosa (HR Muslim, Ahmad, Abu Dawud). Itu membuktikan islam menghargai hak penjual dan pembeli. Dalam rangka melindungi hak pembeli dan penjual, islam membolehkan bahkan mewajibkan pemerintah melakukan price intervention bila kenaikan harga di sebabkan adanya distorsi terhadap genuine demand and genuine supply.
  • 46. • Price intervention manyangket kepentingan masyarakat, yaitu melindungi menjual dalam hal profit margin sekaligus melindungi pembeli dalam hal purchasing pawer • Bila tidak di lakukan price intervention maka penjual dapat menaikan harga dengan cara ikhtikar atau ghaban faa-hisy. Dalam hal ini si penjual menzhalimi si pembeli • Pembeli biasanya mewakili masyarakat yang lebih luas, sedangkan penjual mewakili kelumpok masyarakat yang lebih kecil. Sehingga price intervention berarti pula melindungi kepentingan masyarakat lebih luas.
  • 47. • Price intervention yang zalim Suatu intervensi harga dianggap zalim bila harga atas (ceiling price) ditetapkan di bawah harga ekuilibrium yang terjadi melalui mekanisme pasar, yaitu atas dasar rela sama rela. Ssecara parallel dapat pula dikatakan bila floor price ditetapkan di atas competitive ekuilibrium price adalah zalim. • Price intervention yang adil Suatu intervensi harga dianggap adil bila tidak menimbulkan aniaya terhadap penjual maupun
  • 48. • Produsen tidak mau menjual barangnya kecuali pada harga yang lebih tinggi daripada regular market price, padahal konsuman membutuhkan barang tersebut. Dalam keadaan ini pemerintah dapat memaksa produsen untuk menjual barangnya dan menentuka harga (price intervention) yang adil • Produsen menawarkan harga yang terlalu tinggi menurut konsumen, sedangkan konsumen meminta pada harga yang terlalu rendah menurut produsen. Dalam keadaan ini, maka price intervention harus dilakukan dengan musyawarah dari konsumen dan produsen yang difasilitasi oleh pemerintah. Pemerintah harus mendorong penjual dan pembeli unruk menentukan harga. Selanjutnya pemerintah menentukan harga tersebut sebagai harga yang berlaku. • Pemilik jasa, misalnya tenaga kerja yang menolak bekerja kecuali pada harga yang lebih tinggi daripada harga pasar yang berlaku (the prevailing market price) padahal masyarakat membutuhkan jasa tersebut, maka pemerintah dapat menentukan harga yang wajar (reasonable price) dan memaksa pemilik jasa untuk memberikan jasanya
  • 49.
  • 50. Struktur pasar dibedakan berdasarkan banyaknya penjual dan pembeli. Secara mudah dikatakan pasar yang terdiri dari banyak penjual dengan barang yang relative homogeny disebut pasar bersaing sempurna (perfect competition). Sedangkan pasar yang terdiri dari banyak penjual dan barangnya berbeda satu sama lain (terdiferensiasi) disebut pasar bersaing monopolistik (monopolistic). Pasar yang yang ada satu penjual disebut pasar monopoli, pasar yang ada beberapa penjual disebut pasar ologopoli. Secara teknis, alat ukur yang dipakai untuk mengukur struktur pasar berdasarkan banyaknya penjual dan pembeli serta seberapa berpengaruhnya kegiatan mereka adalah rasio penguasaan pangsa pasar atau sering juga disebut concentration ratio (CR). Biasanya pangsa pasar empat perusahaan terbesar dijumlahkan kemudian dihitung persentasinya terhadap total pasar, ini disebut 4-firm CR. Bila pangsa pasar delapan perusahaan terbesar terhadap total pasar, disebut 8-firm CR. Secara umum disebut N-firm CR, dimana N adalah jumlah perusahaan terbesar yang dihitung pangsa pasarnya. N-firm CR = (Pangsa pasar N-perusahaan terbesar/Total Pasar) x 100%
  • 51. Untuk menyempurnakan rumus pangsa pasar sebelumnya maka Herfindahl mengembangkan alat ukur lain yang disebut Herfindahl Index. Herfindahl Index menghitung jumlah kuadrat pangsa pasar. Secara matematis ditulis: Herfinhdahl Index = £I (Pangsa pasar masing-masing perusahaan ke-i)2
  • 52. Dalam pasar bersaing sempurna, secara toeritis penjual tidak dapat menentukan harga atau disebut price taker, dimana penjual akan menjual barangnya sesuai harga yang berlaku di pasar. Dalam kenyataannya, pasar bersaing sempurna juga memiliki derajat yang berbeda-beda. Derajat yang paling ekstrem memang penjual tidak menentukan harga sama sekali. Derajat akan semakin mendekati keekstreman bila hal-hal ini terpenuhi: • Ada banyak penjual • Pembeli memandang barang sama saja (homogen, tidak terdiferensiasi) • Ada kelebihan kapasitas produksi
  • 53. Bila asumsi pasar bersaing sempurna kita lepaskan, dalam hal ini asumsi tentang barang homogen, maka kita akan mendapatkanjenis pasar lain yaitu pasar bersaing monopolistik. Secara lebih formal, Edward Chamberlin memperkenalkan istilah monopolistik competition di tahun 1993 sebagai berikut : • Adanya banyak penjual • Setiap penjual menjual produk yang terdeferensiasi
  • 54. Monopoli secara harfiah berarti di pasar hanya ada satu penjual. Frank Fisher menjelaskan kekuatan monopoli sebagai “ the ability to act in unconstrained way” artinya kemampuan bertindak dengan caranya sendiri. Ihtikar adalah mengambil keuntungan diatas keuntungan normal dengan cara menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi. “Barang siapa yang untuk merusak harga pasar melakukan ihtikar sehingga harga naik secara tajam maka ia berdosa” (riwayat Ibnu Majah dan Ahmad)
  • 55. Permintaan D : P = a – bQ → slove = - b Total Revenue : TR = PxQ = aQ – bQ” Average Revenue : AR = TR/Q = aQ – bQ” = a- bQ → slove = - b Marginal revenue : MR = d(PQ)/dQ = a- 2bQ → slove = - 2b
  • 56. Secara harfiah oligopoli berarti ada beberapa penjual di pasar boleh dikatakan pertengahan monopoly dan monopolistik competition. Dalam pasar oligopoli dimana ada sedikit penjual yang menjual barang yang sama, maka penjual harus memperhatikan reaksi penjual lain Ada dua aksi yang dapat diambil yaitu: 1. Menentukan kuantitas barang yang diproduksi. Model yang menjelaskan hal ini adalah Cournout Quantity Competition 2. Menentukan berapa harga yang akan ditawarkannya. Model yang menjeladkan hal ini adalah Bertrand Price Competition
  • 57. Model ini dikembangkan oleh Cournot pada tahun 1835 dengan asumsi hanya ada dua penjual barang yang sama. Contoh di pasar ada dua perusahaan yaitu Aqua dan Ades. Kedua perusahaan memproduksi produk yang identik. Sehingga mereka terdorong untuk menawarkan harga yang sama. Dalam model ini, pilihan bagi Aqua dan Ades menentukan berapa banyak kuantitas yang akan diproduksi Aqua (Q1), dan Ades (Q2). Setelah mereka menentukan berapa banyak Q1 dan Q2 , mereka akan menentukan harga yang dapat diterima pasar sehingga seluruh produksi (Q1 + Q2) habis diserap pasar. Keseimbangan Cournot (P. Q1, Q2) akan terjadi apabila : 1. Aqua dapat memaksimalkan keuntungannya 2. Ades dapat memaksimalkan keuntungannya 3. Seluruh produksi (Q1 + Q2 ) habis terserap pasar pada tingkat harga P*
  • 58. Model Bertrand dikembangkan oleh Joseph Bertrand pada tahun 1883. Dalam model ini penjual menentukan harga untuk memperoleh keuntungan maksimal, dengan memperhitungkan harga yang ia duga akan ditetapkan oleh pesaingnya. Dalam model ini, penjual tidak memperhitungkan bahwa pesaingnya akan bereaksi bila telah mengetahui harganya, jadi setiap penjual menganggap harga pesaingnya tetap.
  • 59. Karim, Adiwarman A., (2010), Ekonomi Mikro Islami Edisi Ketiga, Jakarta: Raja Grafindo Persada
  • 60. Follow Us On Twitter : @syifaaa10 @sitaahh @MitaChandra @silmyamilia @rizqitaqiyash #FiqiRafiqi #SetiawanD #HilmiMuttaqien #IndraAktivis