Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Ketenagakerjaan di Indonesia dihadapi berbagai tantangan seperti tingginya angka pengangguran yang mencapai 10,9 juta orang akibat faktor demografi, teknologi, dan ketidakmampuan pasar kerja dalam menciptakan lapangan kerja."
2. P e k e r ja
m e n d a p a tk a n
K om pensasi
tim b u l
b e rb a g a i
m a s a la h
K u a lit a s
T e n a g a K e r ja
d ia ta s i d e n g a n
d ih itu n g d e n g a n
m e m p e lih a tk a n
P e n g a n g g u ra n
N o rm a l
d ib a g i
m e n ja d i
K e tr a m p ila n
T e n a g a K e r ja
d ia ta s i d e n g a n
J a lu r F o r m a l
P e n g a n g g u ra n
T e r s e lu b u n g
P e n g a n g g u ra n
T e rb u k a
P e n g a n g g u ra n
d is e b a b k a n
o le h
b e rd a m p a k p a d a
O n th e jo b
tr a in in g
Ekonom i
S o s ia l
J a lu r In fo r m a l
O ff th e jo b
tr a in in g
In d iv id u d a n
K e lu a r g a
T in g k a t
K e b e r s a in g a n
S tru k tu r U p a h
P e rfo rm a
K a ry a w a n
P e n u ru n a n
P e r m in ta a n
T e n a g a K e r ja
K e m a ju a n
T e k n o lo g i
K e le m a h a n
Pasar Tenaga
K e r ja
3. DEFINISI KETENAGAKERJAAN
Tenaga Kerja (UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan)
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat.
Angkatan Kerja
Angkatan kerja merupakan bagian dari tenaga kerja yang aktif dalam
kegiatan ekonomi. Penduduk yang digolongkan sebagai angkatan kerja
adalah penduduk dalam usia kerja (15 tahun ke atas) baik yang bekerja
maupun yang mencari pekerjaan (pengangguran).Batas usia ini diatur
dalam UU No. 20 Tahun 1999 Pasal 2 Ayat 2. Sementara itu, menurut Bank
Dunia adalah antara 15-64 tahun.
4. Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja merupakan kebutuhan tenaga kerja yang kemudian
secara riil diperlukan oleh perusahaan atau lembaga penerima kerja pada
tingkat upah, posisi dan syarat kerja tertentu, yang diinformasikan melalui
iklan dan lain-lain. Kesempatan kerja sering disebut sebagai lowongan
pekerjaan.
Pekerja
Pekerja merupakan setiap orang yang menghasilkan barang atau jasa yang
mempunyai nilai ekonomis baik yang menerima gaji atau bekerja sendiri
yang terlibat dalam kegiatan manual.
Pekerja juga dapat didefinisikan sebagai tenaga kerja yang bekerja di dalam
hubungan kerja pada pengusaha dengan menerima upah dan atau imbalan
dalam bentuk lain
5. Pengangguran
Seseorang dapat dikatakan pengangguran bila memenuhi salah
satu kategori di bawah ini:
1. Sedang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan.
2. Sedang mempersiapkan suatu usaha baru.
3. Tidak memiliki pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapat
pekerjaan (discouraged worker)
4. Sudah mendapat pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
6. SISTEM UPAH
•
Sistem upah merupakan kebijakan dan strategi yang menentukan
kompensasi yang diterima pekerja.
•
Kompensasi sendiri merupakan bayaran atau upah yang diterima oleh
pekerja sebagai balas jasa atas hasil kerja mereka.
•
Bagi perusahaan sendiri, upah menjadi hal yang penting karena upah bisa
mencapai 80% dari biaya operasional perusahaan.
•
Sistem upah harus diatur dengan baik sehingga mampu memenuhi
kebutuhan pekerja namun tetap dengan menjaga pengeluaran perusahaan.
7. Perhitungan Upah
• Secara mendasar, permberian upah memiliki tiga tujuan sebagai berikut:
1. Menarik pekerja-pekerja berbakat agar masuk ke dalam perusahaan
tersebut.
2. Mempertahankan karyawan terbaik agar tidak pindah ke perusahaan lain.
3. Memotivasi karyawan tersebut dalam bekerja.
1.
2.
3.
4.
• Sebuah sistem pengupahan dapat dikatakan baik jika sistem pengupahan
itu:
Mampu memuaskan kebutuhan dasar pekerja.
Sebanding dengan perusahaan lain di bidang yang sama.
Memiliki sifat adil dalam perusahaan.
Menyadari fakta bahwa kebutuhan setiap orang adalah berbeda.
8. Tiga hal yang dijadikan pertimbangan dalam memberikan
jumlah upah kepada karyawan
•
Tingkat Kebersaingan
Sebuah perusahaan dalam memberikan gaji kepada karyawannya harus
melihat bagaimana perusahaan serupa atau perusahaan dengan industri
sejenis di pasar memberikan gaji kepada karyawannya.
•
Struktur Upah
Perusahaan juga harus menentukan tingkat upah bagi semua posisi di
dalam perusahaan. Struktur upah biasanya dibangun berdasarkan evaluasi
pekerjaan.
•
Performa Karyawan
Dasar pemberian bayaran berdasarkan hasil kerja pegawai adalah masalah
pertambahan nilai.
9. Berbagai Macam Bentuk Kompensasi Pekerja
•
Upah. Upah merupakan balas jasa yang diterima oleh pekerja berdasarkan
berapa lama waktu yang ia habiskan untuk menyelesaikan pekerjaannya
atau seberapa banyak hasil produksi yang ia hasilkan. Upah biasanya
diberikan kepada buruh produksi atau pekerja tidak tetap.
•
Gaji. Gaji merupakan kompensasi pekerja yang dihitung berdasarkan basis
tahunan, bulanan, atau bahkan mingguan. Gaji biasanya diterima oleh
pegawai negeri, pegawai tetap perusahaan baik swasta maupun BUMN,
anggota TNI/POLRI.
10. Macam-Macam Bentuk Upah
•
Upah Berdasarkan Waktu. Upah berdasarkan waktu terdiri dari upah per jam,
per minggu, atau per bulan. Upah ini dihitung berdasarkan banyaknya jam kerja.
•
Upah Berdasarkan Hasil. Upah berdasarkan hasil digunakan untuk menghargai
hasil kerja berdasarkan berapa banyak telah dihasilkan secara individu atau secara
kelompok.
•
Komisi. Komisi merupakan bayaran yang diterima berdasarkan presentase hasil
penjualan. Bagian pemasaran dan manajer pemasaran
berdasarkan komisi atau kombinasi antara gaji dan komisi.
•
biasanya
dibayar
Bonus. Bonus merupakan upah tanbahan yang diberikan kepada karyawan di
samping gaji tetap yang sudah diterima sebagai penghargaan. Bonus biasanya
diberikan apabila perusahaan mendapatkan keuntungan lebih.
•
Pembagian Keuntungan. Ide pembagian keuntungan yang diterima perusahaan
digunakan untuk meningkatkan motivasi kerja para pekerjanya.beberapa perusahaan
memasukkan pembagian keuntungan pada program pensiun.
11. Penetapan Upah Minimum
Pemerintah mengatur pengupahan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja
N0. 05/Men/1989 tanggal 29 Mei 1989 tentang Upah Minimum. Pada
peraturan menteri ini, upah minimum dibagi dalam 3 kriteria, yaitu Upah
Minimum Regional, Upah Minimum Sektor Regional dan Upah Minimum
Sub Sektor Regional.
PP No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Propinsi sebagai Daerah Otonom mengubah pemberlakuan Upah Minimum
Regional (UMR) menjadi Upah Minimum Propinsi (UMP) atau Upah
Minimum Kabupaten/Kota (UMK). UMP dan UMK ditetapkan setahun sekali
dengan SK Gubernur.
Mengenai pajak penghasilan yang berhubungan dengan upah minimum
propinsi atau upah minimum kabupaten/kota, diatur pemerintah melalui PP
No. 5 Tahun 2003 mengenai Pajak Penghasilan atas Penghasilan yang
Diterima oleh Pekerja sampai dengan Sebesar Upah Minimum Propinsi atau
Upah Minimum Kabupaten/Kota.
12. Fasilitas dan Tunjangan Pekerja
•
Tunjangan dan fasilitas merupakan kompensasi tidak langsung yang
diberikan kepada pekerja.
•
Rata-rata tunjangan yang diterima pekerja bernilai sepertiga dari total upah
dan gaji.
•
Jenis bentuk tunjangan pekerja bervariasi, mulai dari asuransi, tunjangan
kesehatan, tunjangan transportasi, tunjangan pulsa telepon, THR
(tunjangan hari raya), keanggotaan club, kredit rumah, kredit mobil,
pinjaman lunak dari koperasi, potongan harga untuk produk perusahaan,
dan lain-lain.
13. Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja
Pemerintah dapat meningkatkan kualitas kerja melalui dua jalur:
•Jalur Formal.
Melalui jalur formal antara lain dengan menyelenggarakan sekolah
berjenjang mulai dari SD hingga perguruan tinggi.
•Jalur Informal.
Melalui jalur informal antara lain dengan menyelenggarakan kursuskursus yang murah, pelatihan lokakarya, dan lain sebagainya.
14. Cara untuk meningkatkan keterampilan pekerja:
On-The-Job Training.
On-the-job training merupakan program pelatihan yang diselenggarakan
oleh perusahaan di mana pekerja belajar mempelajari pekerjaannya
langsung di bawah bimbingan atasannya yang lebih berpengalaman. Variasi
lainnya adalah apprenticeship training di mana seorang pekerja baru
mempelajari pekerjaan barunya dengan menjadi asisten dari pekerja yang
lebih berpengalaman untuk waktu yang relatif panjang.
Off-The-Job Training.
Pada saat melakukan pekerjaan yang relatif sulit, kursus mungkin
diperlukan. Pegawai dapat mempelajri pekerjaan tanpa adanya tekanan dari
lingkunganpekerjaan. Kursus dapat menggunakan metode ceramah,
konferensi, film atau alat bantu audio visual lainnya, atau bahkan mesin
khusus.
15. PENGANGGURAN
Penyebab pengangguran:
Penurunan permintaan tenaga kerja.
Menurunnya permintaan akan barang dan jasa dapat berpengaruh terhadap
hasil prodiksi, tenaga dan pendapatan. Pengangguran besar-besaran bisa
terjadi bila terjadi penurunan besar-besaran pada jumlah pembelanjaan
dalam perekonomian, atau dengan kata lain jatuhnya permintaan karena
adanya pengangguran yang meluas.
Kemajuan teknologi.
Kemajuan teknologi telah membuat mesin-mesin semakin kompleks,
semakin mudah digunakan, dan semakin mampu melakukan banyak
pekerjaan.
Kelemahan pasar tenaga kerja
Serikat pekerja dan pemerintah seringkali dianggap terlalu ikut campur
dalam pasar tenaga kerja sehingga menyebabkan munculnya
pengangguran.
16. Alasan-alasan kelemahan pasar tenaga kerja:
1. Serikat pekerja meminta upah terlalu tinggi.
2. Keberadaan tunjangan pengangguran justru menurunkan niat
untuk bekerja.
3. Asuransi pekerja terlalu ketat bagi perusahaan.
4. Informasi mengenai lowongan kerja kurang.
5. Ketidakmampuan pekerja untuk mencari perusahaan.
17. Jenis Pengangguran
Pengangguran normal.
Golongan angkatan kerja yang yang betul-betul tidak mendapatkan
pekerjaan karena pendidikan dan keterampilan tidak memadai.
Pengangguran terselubung ( Under Employment).
Golongan angkatan kerja yang kurang dimanfaatkan dalambekerja
atau golongan yang melakukan pekerjaan tetapi hasilnya tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan, atau golongan yang bekerja di
bawah kemampuan intelektualnya (disguise employment).
Pengangguran terbuka (Open Unemployment).
Golongan angkatan kerja yang betul-betul tidak mendapatkan
kesempatan bekerja sehingga tidak mendapatkan penghasilan.
18. Jenis pengangguran terbuka terbagi atas:
•
•
•
•
Pengangguran friksional (frictional unemployment).
Pengangguran temporer yang terjadi karena perubahan dan
dinamika ekonomi.
Pengangguran musiman (seasonal unemployment).
Penganguguran yang terjadi karena pergantian musim sehingga
mempengaruhi jumlah pekerjaan yang tersedia di beberapa
industri, misalnya pada sektor pertanian.
Pengangguran konjungtural (cyclical unemployment).
Pengangguran yang terjadi karena berkurangnya permintaan
barang dan jasa, terutama pada saat resesi atau depresi ekonomi
sehingga prusahaan terpaksa mengurangi tenaga kerja dan
berhenti mempekerjakan orang baru.
Pengangguran struktural (structural unemployment).
Pengangguran ini muncul akibat perubahan struktur ekonomi,
misalnya dari struktur agraris berubah menjadi industri.
19. •
•
•
Pengangguran sukarela (voluntary unemployment).
Pengangguran ini terjadi karena adanya orang yang sesungguhnya
masih dapat bekerja, tetapi dengan sukarela dia tidak mau bekerja,
karena mungkin sudah cukup dengan kekayaan yang dimiliki.
Pengangguran deflasioner (deflationary unemployment).
Pengangguran yang disebabkan lowongan pekerjaan tidak cukup
untuk menampung pencari kerja.
Pengangguran teknologi.
Pengangguran teknologi disebabkan karena kemajuan teknologi,
yakni penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin.
20. Kondisi Pengangguran Indonesia
•
•
•
•
•
Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sangat besar dan kompleks.
Dikatakan besar, karena menyangkut jutaan jiwa, dan kompleks, karena
masalahnya mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh banyak faktor yang
saling berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami.
Faktor demografis mempengaruhi jumlah dan komposisi angkatan kerja.
Indonesia cukup berhasil dalam menurunkan angka kelahiran dan kematian
secara berkesinambungan. Hal ini justru berdampak pada pertumbuhan
penduduk usia kerja yang jauh leih cepat daripada pertumbuhan penduduk
secara keseluruhan.
Pada saat ini, pengangguran di Indonesia telah mencapai tahap yang
mengkhawatirkan.
Tingkat pengangguran tetrbuka berjumlah sekitar 10,9 juta, atau dengan
kata lain sebanyak 10,9 juta penduduk Indonesia tidak mempunyai
pekerjaan.
21. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2001-2005 (Persen)
No
Lapangan Usaha
2001
2002
2003
2004
2005
1
Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan
1,68
2,01
2,48
4,04
2,49
2
Pertambangan & Penggalian
1,30
2,25
0,46
-4,61
1,59
3
Industri Pengolahan
3,13
3,43
3,50
6,19
4,63
4
Listrik, Gas & Air Bersih
8,17
6,00
6,82
5,91
6,49
5
Bangunan
4,42
4,86
6,70
8,17
7,34
6
Perdagangan, Hotel & Restoran
3,66
3,81
3,74
5,80
8,59
7
Pengangkutan dan Komunikasi
7,80
8,03
10,69
12,70
12,97
8
Keuangan,Persewaaan & Jasa Perusahaan
5,40
5,73
6,28
7,72
7,12
9
Jasa-Jasa
3,14
2,13
3,44
4,91
5,16
Produk Domestik Bruto
3,45
3,69
4,10
5,13
5,60
Produk Domestik Bruto tanpa Migas
4,20
4,09
4,60
6,17
6,48
22. Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin 2005
Golongan Umur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
15 – 24
3.442.919
3,154.214
6.597.133
25 – 34
1.169.128
1,151.445
2.320.573
35 – 44
274.284
340.187
614.471
45 – 54
197.539
232.068
429.607
55 +
399.427
493.043
892.470
Jumlah
5.483.297
5.370.957
10.854.254
23. Dampak Pengangguran
•
Dampak Ekonomi.
Biaya paling besar yangdisebabkan adanya pengangguran adalah biaya
peluang yang timbul karena hilangnya pendapatan dan menurunnya hasil
produksi. Nilai GDP (Gross Domestic Product) akan menurun dan pendapatan
nasional akan berkurang bersamaan dengan turunnya standar hidup.
•
Dampak Sosial.
Pengangguran seringkali dihubungkan dengan naiknya tingkat kejahatan,
ketergantungan narkoba dan alkohol, masalah kesehatan para pengangguran,
angka bunuh diri yang lebih tinggi, retaknya keluarga, dan hilangnya harga diri
serta kepercayaan diri para pengangguran.
•
Dampak Individu dan Keluarga.
Orang yang menganggur akan mengalami kesulitan ekonomi dan menghadapi
masalah sosial karena pendapatn mereka akan hilang dan mereka harus
menghadapi penilaian buruk dari masyarakat setempat karena pengangguran
biasany dinilai buruk oleh lignkungannya.
24. CARA MENGATASI PENGANGGURAN
Mengatasi Pengangguran Friksional dan Pengangguran Sukarela:
1.
Proyek padat karya untuk menambah kesempatan kerja dengan mendirikan
industri baru, pembangunan jalan raya, jembatan, dan lain-lain.
Menarik investor baru dengan cara deregulasi dan debirokratisasi.
Pengembangan transmigrasi untuk menambah lapangan kerja baru di bidang
agraris dan sektor lain.
Memberikan bantuan pinjaman lunak dan bantuan lain untuk memacu
kehidupan industri kecil.
2.
3.
4.
25. Mengatasi Pengangguran Konjungtural:
Pemerintah harus menjaga kestabilan ekonomi melalui cara-cara sebagai
berikut:
1. Meningkatkan daya beli masyarakat sehingga pasar menjadi ramai dan akan
meningkatkan jumlah permintaan. Dengan demikian, perusahaan harus
meningkatkan produksi dengan menambah tenaga kerjanya.
2. Mengatur bunga bank agar tidak terlalu tinggi sehingga para investor lebih suka
menginvestasikan uangnya dalam bidang usaha untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar.
Mengatasi Pengangguran Struktural:
1. Menyediakan lapangan kerja untuk menampung kelebihan tenaga kerja di
sektor ekonomi lain pada suatu daerah yang mengalami perubahan sektor
ekonomi.
2. Pelatihan tenaga kerja untuk mengisi yang masih membutuhkan.
3. Menarik investor, khususnya merangsang berdirinya industri baru.
26. Mengatasi Pengangguran Musiman:
1. Pelatihan keterampilan lain, selain bidang yang sudah digeluti. Hal tersebut
dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan lain pada saat musim-musim
tertentu (biasanya saat petani menunggu panen).
2. Menginfotmasikan lowongan pekerjaan yang ada di sektor lain kepada
masyarakat.
Mengatasi Pengangguran Deflasioner:
1. Pelatihan tenaga kerja, terutama diarahkan untuk tenaga kerja yang akan di
kirim ke luar negeri, supaya mereka tidak hanya menjadi tenaga kasar, tetapi
minimal menjadi tenaga terampil atau bahkan tenaga ahli.
2. Sebagaimana cara untuk mengatasi pengangguran lain, menarik investor baru
sangat perlu dilakukan.
27.
Mengatasi Pengangguran Teknologi:
1.
Mempersiapkan masyarakat untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi
dengan cara memasukkan materi kurikulum pelatihan teknologi pada ekolahsekolah. Dengan demikian, siswa dibekali dengan keterampilan menjalankan
atau mengoperasikan mesin-mesin berteknologi tinggi.
Pengenalan teknologi yang ada sejak usia dini.
Pelatihan tenaga pendidik untuk menguasai teknologi baru yang harus
disampaian pada anak.
2.
3.